BAB II TINJAUAN UMUM PIALANG DALAM KEGIATAN BURSA EFEK

advertisement
20
BAB II
TINJAUAN UMUM
PIALANG DALAM KEGIATAN BURSA EFEK
2.1.
Pengertian Pialang / Perantara pedagang Efek dalam Kegiatan Bursa
Efek
Salah satu ciri yang membedakan perdagangan di pasar modal dengan
perdagangan di pasar barang (sektor riil) adalah penggunaan pialang atau broker.
Dalam bahasa sehari-hari orang biasa menyebutnya sebagai makelar. Karena di pasar
modal Indonesia sudah digunakan istilah pialang, maka istilah ini yang digunakan. 14
Yang mana masyarakat lebih mengenal istilah pialang atau broker dibandingkan
dengan istilah Perantara Pedagang Efek yang tertera pada Undang-Undang No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pasar
Modal istilah Perantara Pedagang Efek mengandung dua makna yaitu: (1) Perantara
dalam Jual Beli Efek, artinya bertindak sebagai perantara dalam aktivitas jual beli
efek, karena investor tidak boleh melakukan kegiatan jual beli secara langsung tanpa
melalui perantara atau broker atau pialang. Jadi setiap transaksi jual dan beli harus
melalui perantara. Untuk jasa sebagai perantara tersebut maka perantara mendapatkan
14
Sawidji widoatmodjo, 2012, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, PT. Elex Media Komputindo,
Jakarta, h.21.
20
21
komisi dari investor baik untuk kegiatan jual ataupun beli. (2) Pedagang Efek, artinya
disamping bertindak sebagai perantara maka perusahaan efek juga dapat melakukan
aktivitas jual beli saham untuk kepentingan perusahaan efek tersebut. Oleh karena itu
proses transaksi yang terjadi antara pihak penjual dan pembeli dilakukan melalui
perantara pedagang efek yang dikenal dengan sebutan pialang. 15
Dalam Pasal 1 angka (18) Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, disebutkan Perantara Pedagang Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan
usaha jual beli Efek untuk kepentingan sendiri atau Pihak lain.
Dalam Pasal 1 angka (2) Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, dirumuskan :
“Anggota Bursa Efek adalah Perantara Pedagang Efek yang telah memperoleh
izin usaha dari Bapepam dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem
dan atau sarana Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa Efek”.
Menurut Kamus Bank Indonesia menyatakan bahwa, ”pialang adalah
perantara dalam perdagangan yang diangkat dan disumpah, dalam mengadakan
perjanjian perantara bertindak untuk dan atas nama pengamanat dengan menerima
provisi, ia tidak mempunyai hubungan kerja yang tetap dengan pengamanat”.16
15
16
Jusuf Anwar, loc.cit.
Kamus Bank Indonesia, (dikutip 17 agustus 2012), tersedia dari : URL
http://www.bi.go.id/web/id/Kamus.htm?id=P&start=1&curpage=10&search=False&rule=last .
:
22
Adapun pengertian pialang yang diperoleh dalam Wikipedia Ensiklopidia
bebas menyebutkan, Pialang saham adalah seseorang atau firma yang melakukan
transaksi di instrumen finansial di pasar saham seperti agen dari klientnya yang tidak
dapat atau tidak ingin berdagang untuk dirinya sendiri. 17
Jadi, pialang sangat besar peranannya dalam jual beli efek karena merupakan
perantara langsung setiap efek yang diperdagangkan dengan investor yang akan
membeli efek tersebut.
2.2.
Pengaturan Pialang / Perantara pedagang Efek dalam Kegiatan Bursa
Efek
Dalam Undang-Undang Pasar Modal digunakan istilah Perantara Pedagang
Efek untuk pialang, pengertian Perantara Pedagang Efek yang termuat dalam Pasal 1
angka (18) Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 yang berbunyi Perantara Pedagang
Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli Efek untuk kepentingan
sendiri atau Pihak lain. Perantara Pedagang Efek merupakan Anggota Bursa Efek
tercantum dalam Pasal 1 angka (2) Undang-Undang No. 8 Tahun 1995. Tanggung
jawab pialang dalam lingkupya sebagai wali amanat diatur dalam Pasal 53 UndangUndang No. 8 Tahun 1995, dijelaskan pula pialang dalam fungsinya sebagai pihak
yang menawarkan atau menjual efek pada Pasal 81 angka (1) Undang-Undang No. 8
17
Wikipedia Ensiklopidia bebas, (17
http://id.wikipedia.org/wiki/Pialang_saham .
agustus
2012),
tersedia
dari
:
URL
:
23
Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan dalam Pasal 111 Undang-Undang No. 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal, bahwa Setiap Pihak yang menderita kerugian sebagai
akibat dari pelanggaran atas Undang-Undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya
dapat menuntut ganti rugi.
Pengaturan pialang / perantara pedagang efek juga diatur dalam Keputusan
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Nomor Kep-
548/Bl/2010 tentang Pengendalian Internal Perusahaan Efek yang Melakukan
Kegiatan Usaha
sebagai Perantara Pedagang Efek. Dalam angka 1 huruf (a)
Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Nomor Kep-548/Bl/2010 mengenai pengertian perantara pedagang efek. Dalam
angka 7 huruf (c) Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor Kep-548/Bl/2010 diatur tanggung jawab pialang sebagai
penerima pesanan dan/atau instruksi untuk kepentingan nasabah.
Pengaturan mengenai perizinan terdapat dalam Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-547/Bl/2010 tentang
Perizinan Wakil Perusahaan Efek. Untuk mengatur perusahaan efek pada saat
melakukan kegiatan perantara pedagang efek diatur dalam Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-29/Pm/1996 tentang Perilaku Perusahaan Efek
yang Melakukan Kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek. Dan tata cara penagihan
sanksi administratif berupa denda diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal Nomor: Kep- 21 /Pm/1999.
24
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 153 /Pmk.010/2010 tentang
Kepemilikan Saham dan Permodalan Perusahaan Efek dengan Rahmat Tuhan Yang
Maha Esa juga diatur pengertian perantara pedagang efek pada Pasal 1 angka (6)
yang memiliki pengertian sejalan dengan Undang-Undang Pasar modal. dalam Pasal
4 mengatur modal minimal yang wajib dimiliki perusahaan efek yang menjalankan
kegiatan sebagai perantara pedagang efek. Menteri keuangan Republik Indonesia juga
mengeluarkan standar prosedur operasi (standard operating procedure) layanan
unggulan bidang pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan kementerian
keuangan, yang pada angka (2) mengatur Pelayanan Perizinan Wakil Penjamin Emisi
Efek/Wakil Perantara Pedagang Efek.
2.3.
Fungsi Pialang / Perantara Pedagang Efek dalam Kegiatan Bursa Efek
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 menggunakan istilah perantara pedagang
efek untuk sebutan pialang, yang dari istilah perantara pedagang efek tersebut telah
dapat terlihat bahwa fungsi pialang dalam pasar modal sebagai perantara dalam jual
beli efek karena investor tidak boleh melakukan kegiatan jual beli secara langsung
tanpa melalui perantara, Pedagang Efek artinya disamping bertindak sebagai
perantara maka perusahaan efek juga dapat melakukan aktivitas jual beli saham untuk
kepentingan perusahaan efek tersebut. Fungsi tambahan yang dimiliki pialang yaitu
25
memberikan informasi tentang emiten termasuk penjual surat-surat berharga.18
Fungsi lainnya dari pialang yaitu membubuhi jam, hari, dan tanggal atas semua
pesanan nasabah pada formulir pemesanan. Memeberikan konfirmasi kepada nasabah
sebelum berakhirnya hari bursa setelah dilakukan transaksi, menerbitkan tanda terima
setelah menerima Efek atau uang dari nasabah, menyelesaikan amanat jual/beli dari
pemberi amanat, membantu mengelola dana bagi kepentingan para pemodal,
memberikan saran kepada para pemodal. 19
Fungsi pialang dapat ditemukan dalam Lampiran Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Kep-548/Bl/2010 tentang
Pengendalian Internal Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha
sebagai
perantara pedagang efek, dikatakan perantara pedagang efek wajib mempunyai dan
melaksanakan paling kurang 6 (enam) fungsi, yaitu ; fungsi pemasaran, fungsi
manajemen risiko, fungsi pembukuan, fungsi kustodian, fungsi teknologi informasi,
dan fungsi kepatuhan, yang mana fungsi tersebut dapat ditemukan dalam angka (3)
Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Nomor Kep-548/Bl/2010.
18
Anonim, 2009, Pasar Modal (Bursa Efek),(dikutip 9 Januari 2013), Tersedia dari : URL :
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/09/pasar-modal-bursa-efek.html
19
Vania Putri Rahmanto, 2011, Tugas Aspek Hukum dalam Ekonomi (Pasar Modal), (dikutip 9
Januari 2013), Tersedia dari : URL : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/tugas-aspek-hukumdalam-ekonomi-pasar-modal/
26
Dalam Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor Kep-548/Bl/2010 angka 7 huruf (a) disebutkan bahwa
fungsi pemasaran yang dilakukan perantara pedagang efek yaitu menerapkan prinsip
mengenal nasabah yang akan menginvestasikan modalnya di bursa efek, membuat
kontrak pembukaan rekening Efek reguler dengan nasabah, membuat kontrak
pembukaan rekening Efek pembiayaan dengan nasabah untuk nasabah yang
menerima fasilitas pembiayaan, menerima pesanan dan/atau instruksi untuk
kepentingan
nasabah,
melakukan
komunikasi
dengan
nasabah
termasuk
memberitahukan kepada nasabah setelah mendapat pemberitahuan dari fungsi
teknologi informasi dalam hal sistem komunikasi online mengalami kelambatan atau
tidak berfungsi.
Dalam Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor Kep-548/Bl/2010 angka 8 huruf (a) dijelaskan fungsi
manajemen risiko perantara pedagang efek yaitu menyusun dan memastikan
pelaksanaan parameter batasan transaksi (trading limit) baik untuk kepentingan
nasabah maupun untuk kepentingan Perantara Pedagang Efek, melakukan verifikasi
bahwa rekening Efek nasabah telah dibuka dan disetujui oleh unit kerja yang
melakukan fungsi pemasaran, melakukan verifikasi sebelum melaksanakan pesanan
dan/atau instruksi nasabah untuk memastikan ketersediaan dana dan/atau Efek dalam
rekening Efek nasabah dalam rangka penyelesaian transaksi Efek tersebut.
27
Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan
Nomor Kep-548/Bl/2010 angka (9) dijelaskan fungsi pembukuan
perantara pedagang efek yaitu Perantara Pedagang Efek wajib mencatat seluruh
transaksi yang dilaksanakannya setiap hari sesuai dengan standar akuntansi keuangan
yang berlaku dan Peraturan Bapepam dan LK yang berkaitan dengan hal tersebut,
unit kerja yang melakukan fungsi pembukuan wajib bertanggung jawab atas
pemeliharaan catatan dan buku perusahaan, antara lain meliputi buku besar (general
ledger) yang secara rinci berisi aset, liabilitas, modal dan pendapatan dan biaya, unit
kerja yang menjalankan fungsi pembukuan wajib menyimpan catatan tambahan dan
dokumen pendukung lainnya, antara lain: bukti pengeluaran cek, rekening bank,
pembatalan cek (jika ada), rekonsiliasi rekening bank, pemberitahuan debet dan
kredit rekening Efek, saldo semua akun dalam buku besar (general ledger) dalam
bentuk neraca saldo, sekurang-kurangnya setiap bulan, catatan harian yang
merupakan bukti dari semua pendebetan dan pengkreditan kas untuk hari tersebut dan
rekonsiliasi harian antara buku besar (general ledger) dengan buku pembantu Efek
(securities ledger), dan Informasi tentang nasabah termasuk aktivitas transaksi wajib
disimpan secara rahasia oleh Perantara Pedagang Efek dan pegawainya, kecuali atas
izin nasabah atau atas permintaan Pihak yang berwenang berdasarkan UndangUndang.
Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor Kep-548/Bl/2010 angka (10) dijelaskan fungsi kustodian yang
28
dimiliki perantara pedagang efek yaitu bertanggung jawab atas pemeliharaan catatan
dan buku perusahaan, antara lain meliputi rekening Efek (securities accounts), buku
pembantu Efek (securities ledger), buku pembantu dana (fund ledger), buku
pembantu transaksi (transaction
ledger). Perantara pedagang efek harus
mendapatkan catatan dan/atau rekaman pembicaraan atas transaksi Efek untuk
melakukan pemeliharaan dan penyelenggaraan catatan dan buku perusahaan,
perantara pedagang efek wajib bertanggung jawab atas penerimaan, penyerahan, dan
penyimpanan dana, Efek, dan/atau dokumen yang berkaitan dengan Efek, perantara
pedagang efek bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelesaian transaksi Efek.
Dalam Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor Kep-548/Bl/2010 angka (11) dikatakan fungsi teknologi
informasi yang dimiliki perantara pedagang efek yaitu Perantara Pedagang Efek yang
menggunakan Sistem Perdagangan Online wajib menyajikan informasi melalui laman
(website) Perantara Pedagang Efek mengenai penjelasan mengenai risiko atas
transaksi Efek, contoh kontrak pembukaan rekening Efek bagi nasabahnya,
pernyataan mengenai keamanan dan kerahasiaan atas setiap data dan informasi,
pernyataan dan informasi umum mengenai bagaimana order diterima, diproses, dan
dilaksanakan melalui media komunikasi elektronik, pernyataan mengenai kebijakan
penanganan sistem apabila terjadi masalah dan penjelasan mengenai sistem pengganti
yang dapat digunakan oleh nasabah, pemberitahuan secara tepat waktu mengenai
terjadinya permasalahan sistem baik melalui surat elektronik (email), laman (website)
29
atau media lainnya, penjelasan mengenai prosedur penanganan pesanan dan/atau
instruksi yang tertunda ketika terjadinya permasalahan atas Sistem Perdagangan
Online.
Dalam Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor Kep-548/Bl/2010 angka (12) yang menjelaskan fungsi
kepatuhan perantara pedagang efek yaitu bertanggung jawab untuk mengidentifikasi
kebijakan, prosedur operasi standar, dan peraturan perUndang-Undangan yang terkait
dengan Perantara Pedagang Efek, menyusun kebijakan dan prosedur tugas pokok dan
fungsi unit kepatuhan, memastikan kepatuhan Perantara Pedagang Efek terhadap
kebijakan dan prosedur operasi standar, memastikan kepatuhan Perantara Pedagang
Efek terhadap ketentuan mengenai perizinan, memastikan kepatuhan Perantara
Pedagang Efek terhadap ketentuan mengenai pelaksanaan pengawasan pegawai,
memastikan kepatuhan Perantara Pedagang Efek terhadap ketentuan mengenai
pengendalian internal, memastikan kepatuhan Perantara Pedagang Efek terhadap
ketentuan mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
dan pendanaan kegiatan terorisme, memastikan kepatuhan Perantara Pedagang Efek
terhadap ketentuan mengenai perdagangan Efek.
2.4.
Bentuk-bentuk Kesalahan yang Dilakukan Pialang dalam Kegiatan
Bursa Efek
Bentuk-bentuk kesalahan yang dapat dilakukan pialang dalam kegiatan bursa
efek, antara lain :
30
1. Wanprestasi
Menurut Subekti, wanprestasi (kelalaian atau kealpaan) seseorang dapat
berupa empat macam :
1) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan;
2) Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan;
3) Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat;
4) Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.20
Menurut Munir Fuady, wanprestasi adalah “tidak dilaksanakannya prestasi
atas kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap pihakpihak tertentu seperti disebutkan dalam kontrak yang bersagkutan.” 21 Sedangkan
Komariah, menyebutkan wanprestasi adalah “keadaan dimana seseorang telah lalai
untuk memenuhi kewajiban yang diharuskan oleh Undang-Undang”. 22
Pada hakekatnya perikatan yang bersumber dari Undang-Undang maupun
yang bersumber dari perjanjian bertujuan untuk mendapatkan prestasi sesuai apa yang
diperjanjikan antara kreditur dengan debitur. Menurut Pasal 1234 KUH Perdata,
prestasi tersebut berupa memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat
sesuatu. Pada saat tidak terpenuhinya prestasi tersebut yang disebabkan kesalahan
20
Subekti, 2001, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, h. 45.
21
Munir Fuady, 2001, Hukum Kontrak dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Citra Aditya Bakti,
Bandung, h. 87.
22
Komariah, 2003, Hukum Perdata, UMM Press, Malang, h. 154.
31
oleh pihak yang wajib melakukan atau memberikan prestasi tersebut, maka pihak
tersebut dikatakan telah melakukan wanprestasi.
Dalam kegiatan pasar modal kerugian pada investor akibat pialang melakukan
wanprestasi timbul pada saat pialang mendapat amanat jual ataupun beli dari investor
dan menyanggupinya, namun tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan
tersebut, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak sebagaimana dijanjikan,
melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat, melakukan sesuatu yang menurut
perjanjian tidak boleh dilakukannya yang pada akhirnya menimbulkan kerugian pada
pihak investor.
2. Informasi yang Tidak Benar atau Menyesatkan
Di dalam kegiatan pasar modal tentunya tidak dapat dihindarkan terhadap
adanya pelaku curang. Salah satunya pemberian informasi yang tidak benar dan
menyesatkan kepada investor. Pengertian Informasi atau Fakta Material itu sendiri
termuat dalam Pasal 1 angka 7 UU No.8 Tahun 1995 merumuskan “informasi atau
fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat
mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon
pemodal, atau Pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut”.
Informasi yang tidak benar atau menyesatkan termuat dalam Pasal 80 UU No. 8
Tahun 1995 merumuskan “jika Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran
Umum memuat informasi yang tidak benar tentang Fakta Material atau tidak memuat
informasi tentang Fakta Material sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini dan
32
atau peraturan pelaksanaannya sehingga informasi dimaksud menyesatkan, maka
wajib bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat perbuatan dimaksud”.
Akibat dari informasi yang tidak benar dari pialang kepada investor tentunya
berdampak pada kerugian yang timbul dari investor itu sendiri, baik yang ditimbulkan
akibat kelalaian pialang, memang tidak mengetahui informasi sebenarnya ataupun
dengan tujuan menguntungkan diri sendiri.
3.
Penipuan dalam Pasar Modal
Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 90
dijelaskan mengenai penipuan dalam kegiatan perdagangan efek merumuskan, setiap
pihak dilarang secara langsung atau tidak langsung menipu atau mengelabui pihak
lain dengan menggunakan sarana dan atau cara apapun, turut serta menipu atau
mengelabui pihak lain dan membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang
material atau tidak mengungkapkan fakta yang material agar pernyataan yang dibuat
tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat
dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian diri sendiri atau
pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual
efek.
Karena tidak ada pengertian dan batasan yang diberikan secara jelas terhadap
istilah “penipuan” oleh Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, maka
sangat logis jika ditafsirkan kata penipuan tersebut seperti penafsiran kata penipuan
33
yang berlaku bagi hukum pidana umum berdasarkan KUH Pidana 23. Pasal 378 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana merumuskan penipuan yaitu “tindakan untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan cara melawan hukum, memakai
nama palsu atau martabat palsu, tipu muslihat, rangkaian kebohongan, membujuk
orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya member utang
atau menghapuskan piutang”.
Dengan tetap memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Kitab UndangUndang Hukum Pidana, dalam kegiatan pasar modal penipuan yang dilakukan
pialang terbatas dalam kegiatan perdagangan efek yang meliputi kegiatan penawaran,
pembelian, dan/atau penjualan efek yang terjadi dalam rangka penawaran umum, atau
terjadi di bursa efek maupun diluar bursa atas efek emiten atau perusahaan publik.24
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 menegaskan bahwa hal tersebut termasuk
membuat pernyataan yang tidak benar mengenai fakta material atau tidak
mengungkapkan fakta yang material. Penipuan oleh pialang ini hanya berdampak
pada pihak yang ditipu, tanpa mempengaruhi harga pasar ataupun pihak lain yang
ikut dalam kegiatan pasar modal.
4. Manipulasi Pasar dalam Pasar Modal
Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Pasal 91 dijelaskan mengenai
manipulasi pasar, merumuskan “Setiap Pihak dilarang melakukan tindakan, baik
23
Munir fuady, 2001, Pasar Modal Modern, Citra Aditya Bakti, Bandung, h.149.
24
M. Irsan Nasarudin,Et Al., op.cit.,h.262
34
langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu
atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek di
Bursa Efek”. Pasal 92 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995, yaitu Setiap Pihak baik
sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan Pihak lain dilarang melakukan 2 (dua)
transaksi Efek atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga
menyebabkan harga Efek di Bursa Efek tetap, naik, atau turun dengan tujuan
mempengaruhi Pihak lain untuk membeli, menjual, atau menahan Efek. Sedangkan
Pasal 93 Undang-Undang No.8 Tahun 1995 yaitu Setiap Pihak dilarang, dengan cara
apa pun, membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material
tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di Bursa Efek.
Beberapa ancaman tindakan yang dapat digolongkan tindak pidana maipulasi
pasar menurut Undang-Undang Pasar Modal adalah:
Pertama, menciptakan gambaran pasar modal yang semu, misalnya dengan
jalan; melakukan transaksi efek yang tidak mengakibatkan perubahan pemilikan.
Kemudian melakukan penawaran jual atau penawaran beli efek pada harga tertentu,
sedangkan pihak lain yang merupakan sekongkolannya juga melakukan penawaran
beli atau penawaran jual pada harga yang kurang lebih sama.
Kedua, melakukan dua atau lebih transaksi efek di Bursa Efek sehingga
menyebabkan harga efek tetap, naik atau turun, dengan tujuan agar pihak lain
terpengaruh untuk membeli, menjual atau menahan efek tersebut. Akibatnya, harga
efek tersebut tidak berdasarkan permintaan jual atau beli yang sesusungguhnya.
35
Ketiga, membuat pernyataan atau memberi keterangan yang secara material
tidak benar, yang dapat mempengaruhi harga efek atau dengan tujuan untuk
mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek. 25
Dalam kegiatan pasar modal manipulasi pasar oleh pialang dilakukan dengan
menyebarkan informasi palsu mengenai emiten dengan tujuan mempengaruhi harga
efek perusahaan yang dimaksud di bursa efek (false information). Misalnya, suatu
pihak menyebarkan kabar bahwa emiten A akan segera dilikuidasi, pasar merespon
kemudian harga efeknya jatuh tajam di bursa, menyebarkan informasi yang
menyesatkan atau tidak
lengkap
(misinformation).
Misalnya,
suatu pihak
menyebarkan kabar bahwa emiten B tidak termasuk perusahaan yang akan dilikuidasi
oleh pemerintah, padahal emiten B termasuk yang diambil alih oleh pemerintah.
Contoh lainnya manipulasi harga saham atau perdagangan semu dengan teknik
penjualan saham dengan hanya satu lot saham pada akhir sesi perdagangan sehingga
besoknya, ketika perdagangan dibuka kembali, muncul harga yang murah. 26
Tindakan penipuan dan manipulasi pasar perbedaannya terletak pada akibat
perbuatan tersebut, jika manipulasi pasar dilakukan sudah jelas bahwa pasar akan
termanipulasi sehingga akibatnya harga saham menjadi semu dan setiap pihak yang
ikut dalam kegiatan pasar modal tersebut akan menerima akibat dari manipulasi pasar
25
Imam Sjahputra Tunggal, 2000, Aspek Hukum Pasar Modal di Indonesia, Harvariondo, Jakarta,
h.110.
26
Adrian Sutedi, 2009, Segi-segi Hukum Pasar Modal, Ghalia Indonesia, Jakarta, h.130.
36
tersebut, sementara itu jika tindakan penipuan dilakukan maka dengan informasi atau
keadaan yang tidak sebenarnya tersebut jelas akan ada satu pihak yang dirugikan
tanpa mesti mempunyai akibat terhadap semua pihak yang ikut dalam pasar modal
tersebut.27
5. Perdagangan Orang Dalam / Insider trading
Menurut Adrian Sutedi, ”insider trading adalah praktek yang dilakukan oleh
orang dalam yang memanfaatkan informasi penting untuk melakukan pembelian atau
penjualan atas efek perusahaan yang dimaksud atau perusahaan lain yang melakukan
transaksi dengan perusahaan bersangkutan”. 28 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
Pasal 95 menjelaskan yang dimaksud perdagangan orang dalam yaitu orang dalam
dari emiten atau perusahaan publik yang mempunyai informasi orang dalam dilarang
melakukan pembelian atau penjualan atas efek emiten atau perusahaan publik
dimaksud atau perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan emiten atau
perusahaan publik yang bersangkutan. Pasal 96 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
dikatakan orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dilarang
mempengaruhi pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek
dimaksud atau memberi informasi orang dalam kepada pihak mana pun yang patut
diduganya dapat menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atau
27
Munir fuady, op.cit., h.48.
28
Adrian Sutedi, op.cit., h.124.
37
penjualan atas Efek. Pasal 97 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 menyatakan setiap
pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam dari orang dalam
secara melawan hukum dan kemudian memperolehnya dikenakan larangan yang
sama dengan larangan yang berlaku bagi orang dalam sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 95 dan Pasal 96, dan setiap pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi
orang dalam dan kemudian memperolehnya tanpa melawan hukum tidak dikenakan
larangan yang berlaku bagi orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dan
Pasal 96, sepanjang informasi tersebut disediakan oleh Emiten atau Perusahaan
Publik tanpa pembatasan. Pasal 98 Undang – Undang No.8 Tahun 1995 yang
berbunyi perusahaan efek yang memiliki informasi orang dalam mengenai emiten
atau perusahaan publik dilarang melakukan transaksi efek emiten atau perusahaan
publik
tersebut,
kecuali
apabila
transaksi
tersebut
dilakukan bukan atas
tanggungannya sendiri, tetapi atas perintah nasabahnya dan perusahaan efek tersebut
tidak
memberikan
rekomendasi
kepada
nasabahnya
mengenai
efek
yang
bersangkutan.
Terjadinya perdagangan dengan menggunakan informasi orang dalam antara
lain dapat dideteksi dari ada atau tidaknya orang dalam yang melakukan transaksi
atas efek perusahaan di mana yang bersangkutan menjadi orang dalam. Selain itu,
dapat pula dideteksi dari adanya peningkatan atau penurunan harga dan volume
perdagangan yang tidak wajar. Perdagangan orang dalam mengandung beberapa
unsur, yaitu:
38
1) Adanya perdagangan efek.
2) Dilakukan oleh orang-orang perusahaan.
3) Adanya inside information.
4) Information itu belum diungkap dan terbuka untuk umum.
5) Perdagangan tersebut dimotivasi oleh informasi tersebut.
6) Tujuan untuk mendapatkan keuntungan. 29
Pelaku perdagangan orang dalam dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
pihak pertama yang mengemban kepercayaan secara langsung maupun tidak dari
emiten atau perusahaan publik atau disebut juga pihak yang berada dalam fiduciary
position, dan pihak kedua yang menerima informasi orang dalam dari pihak pertama
(tippees). Pihak yang termasuk golongan pertama, antara lain: komisaris, direktur,
pegawai, pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik, orang perseorangan
yang karena kedudukan atau profesi atau hubungan usahanya dengan emiten
memungkinkan orang tersebut memperoleh informasi orang dalam yang dalam hal ini
pialang termasuk di dalamnya. Pihak kedua merupakan investor yang akan
berinvestasi di pasar modal. 30
Pialang sebagai perantara perdagangan efek dengan mudah dapat mencari
informasi terhadap emiten yang akan melakukan penwaran umum. Dalam hal
tersebut pialang dapat memberikan informasi yang didapatkannya kepada investor
29
M. Irsan Nasarudin,Et Al., op.cit.,h.269.
30
M. Irsan Nasarudin,Et Al., op.cit.,h.268.
39
untuk mempengaruhinya melakukan penjualan atau pembelian efek yang sebenarnya
hal tersebut merupakan perbuatan melanggar hukum. Karena setiap pihak
yang
memiliki informasi orang dalam dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas
efek emiten atau dilarang mempengaruhi pihak lain untuk melakukan pembelian atau
penjualan atas efek dimaksud, sesuai dengan Pasal 95 dan Pasal 96 Undang-Undang
No. 8 Tahun 1995.
Download