TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.13/29

advertisement
TANYA JAWAB
SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.13/29/DPNP TANGGAL 9 DESEMBER 2011
PERIHAL PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK UMUM YANG MELAKUKAN
LAYANAN NASABAH PRIMA
1. Apa yang dimaksud dengan produk dan/atau aktivitas dalam Surat Edaran (SE) Layanan Nasabah
Prima (LNP)?
Istilah produk dan/atau aktivitas mengacu pada angka II.A SE No.11/35/DPNP perihal Pelaporan
Produk atau Aktivitas Baru, dimana yang dimaksud dengan produk Bank adalah instrumen
keuangan yang diterbitkan oleh Bank, sedangkan yang dimaksud dengan aktivitas Bank adalah
jasa yang disediakan oleh Bank kepada nasabah, antara lain jasa keagenan dan/atau kustodian.
2. Apakah Nasabah Prima dalam peraturan ini juga mencakup nasabah korporasi?
Sesuai dengan definisinya, Nasabah Prima dalam peraturan ini hanya mencakup nasabah
perseorangan.
3. Apa yang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangan lain yang mengatur mengenai produk
dan/atau aktivitas yang ditawarkan oleh Bank”?
Dari segi ketentuan Bank Indonesia, yang terkait produk dan/atau aktivitas antara lain seperti
structured product, bancassurance, dan Reksa Dana, termasuk pula ketentuan terkait kegiatan alat
pembayaran yang menggunakan kartu, contohnya kartu kredit. Selain itu, hal ini mencakup pula
pengaturan dari otoritas lain, contohnya pengaturan agen Reksa Dana oleh Bapepam dan LK.
4. Dapatkah Bank menambah persyaratan menjadi Nasabah Prima?
Persyaratan yang dikemukakan dalam pedoman SE LNP merupakan persyaratan minimal
sehingga Bank dapat menambahkan persyaratan lainnya jika dipandang perlu, misalnya jabatan
atau pekerjaan tertentu yang boleh mengajukan aplikasi menjadi Nasabah Prima.
5. Produk dan/atau aktivitas seperti apa yang dapat ditawarkan kepada Nasabah Prima?
Sesuai dengan pedoman SE LNP, mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. produk dan/atau aktivitas tradisional perbankan;
b. produk dan/atau aktivitas non tradisional perbankan; dan
c. produk-produk keuangan non bank.
Namun produk-produk yang ditawarkan tersebut telah memenuhi ketentuan dan telah memperoleh
izin/persetujuan/penegasan dari Bank Indonesia.
6. Cakupan keistimewaan baik untuk layanan terkait transaksi keuangan maupun layanan non
keuangan dapatkah ditetapkan berbeda antara Nasabah Prima yang satu dengan yang lain
meskipun berada dikelompok nasabah yang sama?
Ya. Bank menetapkan cakupan keistimewaan yang paling kurang meliputi keistimewaan yang
diberikan, waktu pemberian, dan kriteria untuk mendapatkan keistimewaan tersebut.
7. Sampai seberapa jauh cakupan keistimewaan dapat diberikan kepada Nasabah Prima?
Dari aspek prudential, pemberian keistimewaan harus memperhitungkan potensi benefit dan biaya
Bank terhadap masing-masing nasabah, dimana salah satu wujudnya adalah menghindarkan risiko
yang tidak terukur, contohnya dengan tidak memberikan fasilitas “unlimited” dalam kartu kredit.
Selain itu, penetapan prosedur khusus pada LNP harus memenuhi ketentuan yang mengatur
mengenai penerapan manajemen risiko terutama pada aspek pengendalian intern dan ketentuan
yang mengatur mengenai anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme (APU dan
PPT).
8. Dalam hal bank memiliki 3 kelompok Nasabah Prima, apakah nama layanan telah ditetapkan
terlebih dahulu dan kemudian baru menetapkan nama untuk masing-masing kelompok? Ataukah
bank dapat langsung menetapkan nama masing-masing kelompok Nasabah Prima sebagai nama
layanan?
Hal tersebut diserahkan kepada Bank sehingga kedua alternatif tersebut diperkenankan.
9. Apa yang dimaksud dengan “ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai manajemen
risiko” dalam heading Bab II SE LNP?
Selain mencakup PBI mengenai Manajemen Risiko Bank termasuk SE yang merupakan turunan
dari PBI ini, seperti mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum dan pedoman standar
sistem pengendalian intern bagi bank umum, mencakup pula PBI dan SE lain yang terkait,
misalnya tentang: (1) Penerapan Manajemen Risiko pada Penggunaan Teknologi Informasi oleh
Bank Umum; dan (2) Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product bagi
Bank Umum, dll.
10. Dalam pemenuhan aspek sumber daya manusia, apakah Bank perlu membentuk struktur
organisasi tersendiri yang menangani LNP?
Struktur organisasi disesuaikan dengan kompleksitas kegiatan LNP sehingga hal ini diserahkan
kepada kebijakan Bank.
11. Sehubungan dengan angka II.1.b dimana “Bank wajib memiliki prosedur tertulis untuk kegiatan
operasional LNP yang mencakup setiap produk dan/atau aktivitas yang ditawarkan kepada
Nasabah Prima”, apakah berarti Bank harus memiliki prosedur khusus LNP secara tersendiri
dengan mencakup seluruh produk dan/atau aktivitas yang ditawarkan, ataukah prosedur tersebut
dapat disediakan namun tidak khusus tersendiri?
Hal tersebut diserahkan kepada Bank, apakah akan menyusun prosedur khusus LNP secara
tersendiri yang mencakup seluruh produk dan aktivitas yang ditawarkan di LNP, ataukah prosedur
tersebut tidak perlu dibuat secara khusus melainkan membuat dokumen yang isinya: (1) penetapan
bahwa prosedur yang digunakan sama dengan prosedur untuk nasabah regular apabila tidak
terdapat keistimewaan; dan (2) prosedur yang disusun berbeda dari prosedur yang digunakan
untuk nasabah regular apabila terdapat keistimewaan yang dapat diberikan kepada kelompok
Nasabah Prima tertentu atau Nasabah Prima dengan profil risiko/kriteria tertentu.
12. Sehubungan dengan penyediaan teknologi informasi yang terintegrasi, apa yang menjadi fokus
dalam hal ini?
Secara umum yang menjadi fokus dalam dukungan teknologi informasi adalah kemampuan
teknologi informasi yang digunakan bank untuk menghasilkan informasi posisi dan eksposur
Nasabah Prima secara akurat dan tepat waktu setiap saat dibutuhkan oleh Bank maupun Nasabah
Prima.
13. Apa yang dimaksud dengan “ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai transparansi
informasi produk bank, edukasi, dan perlindungan nasabah” dalam angka II.2. SE LNP?
Selain mencakup PBI mengenai transparansi informasi produk bank dan penggunaan data
nasabah, mencakup pula PBI dan SE lain yang terkait misalnya tentang: (1) Penerapan
Manajemen Risiko pada Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum; dan (2) Prinsip
Kehati-hatian dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product bagi Bank Umum, dll. Keterkaitan
tersebut dapat dilihat dari penjelasan atau pengaturan yang ada di dalam ketentuan-ketentuan
tersebut yang memuat hal-hal tertentu mengenai produk bank, edukasi, dan perlindungan nasabah.
14. Apakah dimungkinkan apabila Nasabah Prima memilih untuk tidak menerima informasi berkala
mengenai posisi atau eksposurnya serta tidak menginginkan adanya konfirmasi atau notifikasi atas
transaksi yang dilakukannya?
Hal tersebut dimungkinkan sepanjang telah menjadi kesepakatan antara Nasabah Prima dan Bank
serta dituangkan secara tertulis. Kesepakatan mengenai tidak perlunya pengiriman informasi
berkala, konfirmasi, atau notifikasi sebaiknya diperbaharui secara berkala.
15. Apabila suatu bank akan melakukan LNP, ketentuan Bank Indonesia mana yang harus dirujuk?
Bagi bank umum konvensional, laporan rencana pelaksanaan aktivitas baru, diatur dalam SE
mengenai pelaporan produk atau aktivitas baru. Sedangkan untuk bank umum syariah, laporan
rencana pelaksanaan aktivitas baru mengacu pada SE mengenai Produk Bank Syariah dan UUS.
DPNP/DPbS
Download