Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011 ISOLASI BAKTERI TERMOFILIK DARI SUMBER AIR PANAS DI SONGGORITI Karina Buditianingsih*, Prof. Dr. Surya Rosa Putra, MS , Herdayanto Sulistyo Putro, S.Si, M.Si Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Penelitian mengenai isolasi dan karakterisasi bakteri termofilik dari sumber mata air panas Songgoriti, Malang telah dilakukan di Laboratorium Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Sepuluh Nopember. Penelitian ini bertujuan untuk isolasi dan karakterisasi bakteri termofilik, serta mengetahui biodiversitas bakteri termofilik di sumber mata air panas Songgoriti. Bakteri termofilik diisolasi setelah inkubasi hari pertama, yaitu S1, S2, S3, and S4. Bakteri tersebut merupakan bakteri gram negatif dan bakteri berbentuk batang. Karakterisasi bakteri diperoleh dengan berbagai tes, yaitu: tes oksidasi, fermentasi glukosa, dan tes Na+. Menurut morfologi dan fisiologinya, S1 dan S4 diidentifikasi sebagai Pseudomonas sp, sedangkan S2 dan S4 diidentifikasi sebagai Vibrio sp. Kata kunci: sumber mata air panas, bakteri termofilik, Pseudomonas sp, Vibrio sp 1.Pendahuluan Indonesia merupakan negara kepulauan yang beriklim tropis sehingga memiliki banyak daerah pegunungan berapi dengan aktivitas vulkanik yang tinggi. Kondisi geografis ini mendukung untuk eksplorasi bakteri penghasil enzim termostabil. Banyaknya sumber air panas, daerah hidrotermal di dasar lautan, pengomposan limbah, sumur pengeboran minyak bumi dan gas alam menggambarkan banyaknya potensi yang dapat diberdayakan (Christina, 2008). Di Indonesia, penelitian mengenai bakteri termofilik mulai mendapatkan perhatian. Beberapa bakteri termofilik isolat lokal telah berhasil diisolasi dari sejumlah tempat (Asnawi, 2006; Christina, 2008). Namun, hingga saat ini belum ada informasi yang dapat diperoleh dari karakterisasi dan biodiversitas bakteri yang terkandung di dalam sumber mata air panas Songgoriti. Biodiversitas dari beberapa tempat di Indonesia telah diketahui. Informasi mengenai biodiversitas ini diperoleh melalui beberapa penelitian, salah satunya oleh Muharni (2010) yang menemukan bakteri Bacillus sp dalam sampel air panas Danau Ranau Sumatera Selatan dan Asnawi (2006) yang menemukan 8 genus bakteri dalam sampel air panas Pacet, yaitu Bacillus sp, Acetogenium sp, Thermus sp, Pseudomonas sp, Thermodesulfobacterium sp, Thermotrix sp, Sulfobacillus sp, dan Thermomicrobium sp. Biodiversitas ini dipengaruhi oleh perbedaan kondisi seperti pH, temperatur, ketersediaan air, cahaya dan oksigen, serta jenis dan jumlah nutrien dalam suatu habitat (Madigan dan Martinko, 2006). Tidak adanya informasi mengenai biodiversitas bakteri yang terkandung di dalam sumber mata air panas Songgoriti mendorong dilakukannya penelitian untuk mengetahui keragaman dalam wilayah tersebut. Informasi ini selanjutnya dapat digunakan untuk mencari bakteri yang berpotensial dikembangkan secara aplikatif. Beberapa produk yang dihasilkan oleh bakteri termofilik adalah enzim amylase dari Geobacillus sp (Tayyab, 2010), enzim lipase dari Pseudomonas sp (Ghosh, 2005), dan selulase dari Anoxybacillus flavithermus (Ibrahim, 2007). Selain itu, beberapa bakteri diketahui memiliki potensi sebagai agen bioremidiasi, seperti Vibrio sp yang mempunyai kemampuan untuk memineralisasi komponen aromatik, sedangkan Pseudomonas sp mempunyai kemampuan untuk mendegradasi komponen xenobiotik, seperti pestisida dan bahan toksik lainnya. Pada penelitian ini, karakterisasi bakteri termofilik dalam sampel air panas Songgoriti ditentukan sampai tingkat genus. Genus bakteri ditentukan sesuai dengan second edition of Bergeys Manual. Karakterisasi bakteri ditentukan melalui pengamatan secara mikroskopis dan disertai dengan beberapa uji biokimia, seperti uji oksidasi, uji fermentasi glukosa, dan uji Na+. * Corresponding author Phone : 085749413653 e-mail: [email protected] 1 Alamat sekarang : Jur Kimia, Fak. MIPA,Institut Teknologi 10 Nopember, Surabaya. Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman hayati dari bakteri termofilik yang terkandung di dalam sumber air panas Songgoriti, dan mencari bakteri termofilik yang berpotensial untuk dikembangkan secara aplikatif dengan mengacu pada sejumlah referensi yang ada. 2. Metodologi 2.1 Pengambilan Sampel Air Panas Sampel diambil pada sumber air panas di Songgoriti. Sebelum sampel air diambil, pengukuran parameter fisika dan kimia lebih dahulu dilakukan. Parameter pertama adalah suhu air pada lokasi pengambilan sampel. Pengukuran dilakukan menggunakan termometer yang dicelupkan selama 1 menit. Parameter kedua adalah pH air di lokasi pengambilan sampel. Penentuan pH air dilakukan dengan mencelupkan pH meter ke permukaan air. Sampel diambil pada bagian kolam dengan kedalaman 50 cm dari permukaan air dan dimasukkan ke dalam termos agar suhunya tetap terjaga. Selanjutnya sampel air dibawa ke Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia FMIPA, ITS untuk dilakukan isolasi. 2.2 Pembuatan Media 2.2.1 Media Biakan Bakteri Media yang digunakan untuk biakan bakteri ada 2 jenis, yaitu Nutrient Agar (NA) sebagai media padat dan Thermus broth sebagai media cair. 2.2.1.1Media NA Media padat NA dibuat dengan cara melarutkan NA sebanyak 2 gram dalam 100 mL aquades. Larutan dipanaskan sambil diaduk agar bubuk NA dapat larut sempurna. Setelah larut, media ini dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan cawan petri. Untuk tabung reaksi, mulut tabung ditutup dengan kapas berlemak yang telah dibungkus dengan kasa steril. Media tersebut kemudian disterilkan dengan autoclave pada 121 °C selama 15 menit. Media padat disimpan dalam incubator sampai memadat. 2.2.1.2 Media Thermus Broth Media cair dibuat dengan cara melarutkan 0,2 gram yeast ekstrak; 0,5 gram NaCl; dan 0,8 gram NB ke dalam 100 ml aquades. Larutan diautoclave secara terpisah untuk menghindari terjadinya karamelisasi. Setelah diautoclave, larutan dicampur menjadi satu dalam Laminary Flow dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan volume 5 mL untuk tiap-tiap tabung reaksi. Media disimpan di dalam oven pada suhu 55 °C. 2.2.2 Media Uji Biokimia 2.2.2.1 Media Phenol Red Broth Glucose Media Phenol red broth glucose dibuat dengan cara melarutkan 1,5 gram phenol red broth base dan 0,5 gram glukosa ke dalam 100 mL aquades kemudian dipanaskan agar larut sempurna. Larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan volume 5 mL untuk tiap-tiap tabung reaksi. Larutan kemudian diautoclave selama 15 menit. 2.2.2.2 Media Uji Na+ Media uji Na+ dibuat dengan melarutkan 2 gram NA dan 6 gram NaCl ke dalam 100 mL aquades kemudian dipanaskan sambil diaduk agar semua bahan larut sempurna. 5 mL larutan dimasukkan ke dalam tiap-tiap tabung reaksi kemudian diautoclave selama 15 menit. 2.3 Isolasi dan Pemurnian Bakteri 100 µL sampel air ditambahkan ke dalam 10 mL media Thermus broth dan diinkubasi 1 hari di dalam oven dengan suhu 55 °C. Setelah 1 hari, media yang telah mengandung bakteri diambil 10 µL dan diencerkan sampai pengenceran 10-12 dengan menggunakan aquades steril. Hasil pengenceran diambil 10 µL dan disebar pada permukaan media agar dengan menggunakan stik L kemudian diinkubasi 1 hari. Setelah 1 hari, koloni bakteri yang nampak diambil dan digoreskan ke permukaan agar yang steril. Isolat bakteri diberi nama S1, S2, S3, dan S4. 2.4 Identifikasi dan Karakterisasi Isolat Bakteri 2.4.1 Pewarnaan Gram Isolat bakteri S1 diambil 1 ose dan digores-goreskan pada permukaan preparat steril kemudian dilakukan fiksasi. 1 tetes kristal violet ditambahkan ke permukaan preparat yang terdapat lapisan bakteri tersebut dan didiamkan selama 1 menit. Setelah 1 menit, preparat dibilas dengan air sampai zat warna luntur. Preparat dikeringkan di atas api spiritus. Setelah kering, 1 tetes iod ditambahkan ke permukaan preparat tersebut dan didiamkan selama 1 menit. Setelah 1 menit, preparat dibilas dengan air. Preparat dibilas dengan alkohol 96% sampai semua zat warna luntur kemudian dicuci dengan air. Preparat dikeringkan di atas api spiritus. Setelah kering, 1 tetes safranin ditambahkan ke permukaan preparat dan didiamkan selama 45 detik. Preparat dicuci dengan air dan dikeringkan. Preparat diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000x. Pewarnaan diulang untuk isolat bakteri S2, S3, dan S4. 2.4.2 Uji Oksidasi Reagen oksidasi dituang ke kertas saring. Isolat bakteri S1 diambil dan digoreskan ke kertas saring tersebut. Pengambilan isolat bakteri tidak boleh menggunakan alat yang berasal dari logam (harus dari kayu atau plastik). Reaksi ditunggu selama 30 detik. Hasil positif ditandai dengan munculnya warna ungu, sedangkan hasil negatif ditandai dengan munculnya warna merah muda. Uji diulang untuk isolat bakteri S2, S3, dan S4. Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011 2.4.2 Uji Fermentasi Glukosa Isolat bakteri S1 diambil 1 ose dan dimasukkan ke dalam media Phenol red broth glucose lalu diaduk. Media yang telah berisi isolat, diinkubasi selama 2 hari. Perubahan warna yang terjadi diamati. Warna merah mengindikasikan tidak adanya asam, sedangkan warna kuning mengindikasikan adanya asam. Uji diulang untuk isolat bakteri S2, S3, dan S4. 2.4.3 Uji Na+ Uji Na+ hanya dilakukan untuk isolat S2 dan S3. Isolat S2 diambil 1 ose dan digoreskan ke dalam tabung reaksi yang berisi media uji Na+ kemudian diinkubasi 1 hari. Hasil positif ditandai dengan adanya pertumbuhan bakteri pada media Na+, sedangkan hasil negatif ditandai dengan tidak adanya pertumbuhan bakteri. Uji diulang untuk isolat bakteri S4. Isolat S3 berwarna merah melalui pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Isolat ini diidentifikasi sebagai bakteri Gram negatif, seperti isolat sebelumnya. Isolat ini juga mempunyai bentuk sel batang dan dinyatakan sebagai koloni tunggal. Isolat S4 menunjukkan warna merah yang diidentifikasi sebagai bakteri Gram negatif. Berdasarkan bentuk koloni yang telah diamati, isolat ini dinyatakan sebagai koloni tunggal yang berbentuk batang. Walaupun bentuk keempat isolat tersebut adalah batang, namun secara morfologi keempat isolat tersebut dinyatakan sebagai koloni yang berbeda dan tidak berasal dari spesies yang sama. Hasil pewarnaan Gram dari keempat isolat disajikan pada gambar di bawah ini: 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Isolasi Bakteri Termofilik Sampel diperoleh dari sumber mata air Songgoriti dengan pH 5,5 dan suhu 45 °C. 4 koloni diperoleh setelah inkubasi hari pertama dari media NA. Isolat murni diperoleh setelah dilakukan pemisahan berkali-kali pada media padat NA. Isolat yang diperoleh ditandai dengan S1, S2, S3, dan S4. 3.2 Identifikasi dan Karakterisasi Bakteri Termofilik 3.2.1 Pewarnaan Gram Isolat S1 menunjukkan warna merah melalui pengamatan secara mikroskopis. Warna merah ini mengindikasikan bahwa isolat S1 termasuk kelompok bakteri Gram negatif. Selain itu, isolat S1 diketahui merupakan koloni tunggal dengan bentuk sel batang. Informasi ini diperoleh melalui pengamatan secara mikroskopis. Berdasarkan referensi yang telah diperoleh, isolat S1 termasuk dalam filum Proteobakter, yang seluruh anggotanya merupakan bakteri Gram negatif . Informasi ini masih belum mencukupi karena masih terdapat banyak kemungkinan genus dari isolat S1 ini, di antaranya adalah Alteromonas sp, Pseudoalteromonas sp, Glaciecola sp, Vibrio sp, Thermophilic sp (Bergeys, 2001). Isolat S2 menunjukkan warna merah melalui pengamatan secara mikroskopis yang diidentifikasi sebagai bakteri Gram negatif. Informasi lebih lanjut diketahui bahwa isolat ini mempunyai bentuk sel berupa batang seperti isolat sebelumnya. Walaupun memiliki bentuk sel yang sama, yaitu batang, isolat S2 ini berasal dari jenis yang berbeda bila dibandingkan dengan isolat S2. Hal ini dapat diamati berdasarkan bentuk morfologinya, bentuk batang dan warna yang ditunjukkan oleh isolat S2 tidak tepat sama dengan isolat S1. S1 S2 S3 S4 Gambar 3.1: Hasil Pewarnaan Gram dari Isolat S1, S2 , S3, dan S4 Penemuan isolat Gram negatif pada sumber air panas Songgoriti, dapat dihubungkan dengan kondisi lingkungan. Bakteri Gram negatif memerlukan nutrisi yang relatif lebih sederhana dibandingkan dengan bakteri Gram positif (Pelczar, 1978). Hal ini berarti kemampuan kelompok bakteri ini untuk tumbuh pada suatu lingkungan lebih besar dibandingkan bakteri Gram positif. 3.2.2 Uji Oksidasi Hasil uji oksidasi untuk isolat S1 menunjukkan hasil positif, yang ditandai dengan munculnya warna ungu pada permukaan kertas saring. Hal ini berarti isolat termasuk kelompok bakteri yang mempunyai enzim sitokrom c oksidasi. Menurut second edition of Bergeys Manual, isolat ini kemungkinan berasal dari Vibrio sp, Pseudomonas sp, Aeromonas sp. Isolat ini tidak mungkin berasal dari Enterobacter sp karena bakteri dari kelompok tersebut diketahui tidak memiliki enzim sitokrom c oksidasi dan memberikan hasil negatif pada uji oksidasi. Hasil Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011 uji oksidasi pada isolat S1 ditunjukkan pada gambar 4.2 Gambar 3.5: Hasil Uji Oksidasi pada Isolat S4 Gambar 3.2: Hasil Uji Oksidasi pada Isolat S1 Isolat S2 menunjukkan hasil positif dengan munculnya warna ungu pada permukaan kertas setelah 30 detik. Berdasarkan hasil tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa isolat S2 dan isolat S1 berasal dari genus yang sama. Hasil uji oksidasi ditunjukkan oleh gambar 4.3 Gambar 3.3: Hasil Uji Oksidasi pada Isolat S2 Hasil uji oksidasi untuk isolat S3 menunjukkan hasil positif. Isolat ini memberikan warna ungu pada permukaan kertas saring. Hal ini berarti isolat termasuk kelompok bakteri yang mempunyai enzim sitokrom c oksidasi, seperti isolat sebelumnya yaitu S1 dan S2. Hasil uji oksidasi ditunjukkan pada gambar 4.4 Gambar 3.4: Hasil Uji Oksidasi pada Isolat S3 Hasil yang sama juga diperoleh dari hasil oksidasi isolat S4. Isolat memberikan hasil positif pada uji oksidasi, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 4.5. Berdasarkan informasi yang diperoleh, kemungkinan isolat yang diperoleh berasal dari Vibrio sp, Pseudomonas sp, atau Aeromonas sp. Keempat isolat tidak mungkin berasal dari Enterobacter sp. 3.2.3 Uji Fermentasi Glukosa Media fermentasi dari S1 menunjukkan warna merah setelah inkubasi selama 2 hari. Warna merah mengindikasikan bahwa isolat tidak menghasilkan asam pada fermentasi glukosa. Menurut second edition of Bergeys Manual, kelompok bakteri Gram negatif yang tidak menghasilkan asam dalam proses fermentasi gula sederhana (glukosa) hanya berasal dari Pseudomonas sp. Informasi lain yang diperoleh menunjukkan bahwa Pseudomonas sp memiliki kharakteristik sbb: positif pada uji oksidasi, bakteri Gram negatif berbentuk batang lurus atau keriting, dan tidak menghasilkan gas dan asam pada proses fermentasi gula sederhana (Kim, 2008). Semua informasi yang diperoleh sesuai dengan sifat yang dimiliki oleh isolat S1 sehingga dapat disimpulkan bahwa isolat berasal dari Pseudomonas sp. Pada media fermentasi S2, terjadi perubahan warna merah menjadi kuning setelah inkubasi selama 2 hari. Warna kuning ini mengindikasikan telah terbentuknya asam dari proses fermentasi glukosa. Kelompok bakteri batang Gram negatif (Gram positif rod) yang dapat memproduksi asam dalam fermentasi glukosa berasal dari Aeromonas sp dan Vibrio sp (Bergeys, 2001). Isolat S3 juga diindikasikan sebagai bakteri dari kelompok Aeromonas sp atau Vibrio sp. Informasi ini diperoleh berdasarkan hasil fermentasi glukosa. Terjadi perubahan warna merah menjadi kuning pada media fermentasi S 3 setelah 2 hari inkubasi. Media fermentasi dari S4 menunjukkan warna merah setelah inkubasi selama 2 hari. Warna ini mengindikasikan bahwa isolat tidak menghasilkan asam pada fermentasi glukosa seperti halnya dengan isolat S1. Isolat ini diidentifikasi sebagai bakteri Pseudomonas sp. Isolat S1 dan S4 merupakan bakteri dari genus yang sama, yaitu Pseudomonas sp namun kedua isolat tersebut tidak berasal dari spesies yang sama. Hasil uji fermentasi glukosa dari keempat isolat ditunjukkan oleh gambar 4.6 Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011 Gambar 3.6 : Uji Fermentasi Glukosa Isolat S1, S2, S3, dan S4 secara berurutan dari kiri ke kanan Uji Na+ Isolat S1 dan S4 telah diidentifikasi sebagai bakteri Pseudomonas sp berdasarkan pewarnaan Gram, uji oksidasi, dan uji fermentasi glukosa. Isolat yang lain,yaitu S2 dan S3 mempunyai kemungkinan sebagai Vibrio sp atau Aeromonas sp. Penentuan genus dari kedua isolat dilakukan melalui uji Na+. Isolat S2 ditumbuhkan pada media yang mengandung 6% NaCl. Hasil yang diperoleh setelah 1 hari inkubasi, isolat S2 dinyatakan dapat tumbuh dengan ditandai munculnya koloni berwarna putih. Isolat diidentifikasi sebagai Vibrio sp. Sebagian besar anggota dari Vibrio sp mempunyai habitat alami pada daerah yang mengandung garam dengan kadar cukup tinggi. Kemampuan bakteri Vibrio sp untuk tumbuh pada lingkungan dengan kadar 1-10% NaCl juga dijelaskan oleh Yang, 2003. Perlakuan yang sama juga diberikan pada isolat S3. Isolat ini ditumbuhkan pada media yang mengandung 6% NaCl. Hasil yang diperoleh setelah 1 hari inkubasi, isolat S2 mempunyai kemampuan untuk tumbuh pada lingkungan dengan kadar garam yang cukup tinggi. Isolat ini diidentifikasi sebagai bakteri Vibrio sp. Hasil uji Na+ pada kedua isolat ditunjukkan oleh gambar 4.7. Isolat S2 dan S3 merupakan bakteri dari genus yang sama, yaitu Vibrio sp namun kedua isolat tersebut merupakan spesies yang berbeda 3.2.4 sp. Sebagian besar anggota Vibrio sp mempunyai habitat alami dalam air laut atau daerah yang mengandung Na+ dengan kadar cukup tinggi, seperti daerah pegunungan. Kemungkinan besar bakteri Vibrio sp yang diperoleh adalah kelompok halotoleran yang dapat tumbuh tanpa adanya NaCl. Bakteri halotoleran tidak memerlukan garam untuk pertumbuhannya, tetapi dapat mentoleransi adanya garam dengan konsentrasi tertentu. Beberapa spesies termofilik halotoleran dari Bacillus dapat mentoleransi adanya garam pada konsentrasi 2-7% (Yang, 1993). Lain halnya dengan kelompok bakteri halofilik yang tidak dapat tumbuh jika lingkungannya tidak mengandung kadar mineral yang tinggi. Isolat S1 dan S4 yang diidentifikasi sebagai Pseudomonas sp dan isolat S2 dan S3 yang diidentifikasi sebagai Vibrio sp merupakan kelompok bakteri yang memiliki potensial sebagai agen bioremidiasi. Menurut informasi yang diperoleh, Vibrio sp diketahui mempunyai kemampuan untuk memineralisasi komponen aromatik, sedangkan Pseudomonas sp diketahui mempunyai kemampuan untuk mendegradasi komponen xenobiotik, seperti pestisida dan bahan toksik lainnya. Potensi lain dari Pseudomonas sp adalah kemampuannya untuk memproduksi enzim lipase (Ghosh, 2004). 4. Kesimpulan 4 koloni bakteri telah diperoleh dari sampel air panas Songgoriti pada 1 hari inkubasi (S1, S2, S3, dan S4). Koloni ini diperlakukan lebih lanjut untuk menentukan genus dari tiap-tiap koloni. Perlakuan yang dilakukan pada tiap-tiap koloni meliputi: pewarnaan gram, uji oksidasi, uji fermentasi glukosa, dan uji Na+. Berdasarkan uji yang telah dilakukan, diperoleh informasi bahwa S1 dan S4 diidentifikasi berasal dari genus yang sama, yaitu Pseudomonas sp dengan karakteristik sbb: termasuk bakteri gram negatif, sel berbentuk batang, positif terhadap uji oksidasi, dan negatif terhadap uji fermentasi. Selain itu, S2 dan S3 juga diidentifikasi berasal dari genus yang sama, yaitu Vibrio sp dengan karakteristik sbb: termasuk bakteri gram negatif, sel berbentuk batang, positif terhadap uji oksidasi, positif terhadap uji fermentasi, dan positif terhadap uji Na+. DAFTAR PUSTAKA Gambar 4.7: Uji Na untuk Isolat S2 dan S3 secara berturut-turut dari kiri ke kanan Adams, M.W.W & R.M. Kelly, (1995), “Enzymes From Microorganisms In Extreme Environments”, Chemical & Engineering News Kondisi lingkungan dari Songgoriti yang merupakan daerah pegunungan sangat memungkinkan untuk ditemukannya bakteri Vibrio Asnawi, Hafid, (2006), “Keanekaragaman Bakteri Termofilik yang Terdapat Dalam Sumber Mata Air Panas di Taman Wisata Padusan + Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011 Environments”. Open University, Oxford, P 1-32. Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur”, Jurusan Biologi FMIPA, UM Baumann, P, and L. Baumann, (1981), “The Marine Gram-negative Eubacteria: Genera Photobacterium, Beneckea, Alteromonas, Pseudomonas, and Alcaligenes, P 1302-1331 Ghosh, Baumann P, Baumann L, (1984), “Genus Photobacterium. In: Krieg NR (ed) Bergey's Manual Of Systematic Bacteriology, 9th edn”, Williams and Wilkins Co, Baltimore, P 539- 545 Huber, B. T., MacLeod, K. G. & Wing, S. L. (2000), “Warm Climates in Earth History”, pp. 462. Cambridge, UK: Cambridge University Press. Ibrahim, Baumann P, Furniss AL, Lee JV, (1984), “Genus Vibrio. In: Krieg NR (ed), Bergey's Manual Of Systematic Bacteriology”, 9th edn. Williams and Wilkins Co, Baltimore, P 518- 538 Baumann P & Schubert RHW, (1984), “Family II Vibrionaceae Veron 1965, 5245 AL. In: Krieg NR (Ed) Bergey's Manual of Systematic Bacteriology”, The Williams & Wilkins Co., Baltimore Vol 1, P 516517 (2005), “Production of Lipase and Phospholipase Enzymes from Pseudomonas sp and Their Action on Phospholipids”. Journal of Oleo Science, Vol 54, No 7, P 407-411 Abdelnasser Salah Sheble, (2007), “Isolation and Identification of New Cellulases Producing Thermophilic Bacteria from an Egyptian Hot Spring and Some Properties of the Crude Enzyme”, Australian Journal of Basic and Applied Sciences, P 473-478 Kapper, J.B., Lockman, H., Remmers, E.F., Kristensen, K., and Colwell, R.R, (1983), “Numerical Taxonomy of Vibrios Isolated From Estuarine Environment”, International J. Syst. Bacteriol, 33: P 229255. Bergey's manual of Systematic Bacteriology, Second Edition, Volume 2, (2001), dr Boone, rw Castenholz & gm Garrity, eds, Springer-Verlag, New York, Berlin Kim, Byung Hong, (2008), “Bacterial Physiology and Metabolism”, Cambridge University Press Brenner, Liu, D.J., 1984. Order Lactobacillales, Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology, Vol. 1, Williams 7 Wilkins, Baltimore, Md Chen, W.-M., Chang, J.-S., Chiu, C.-H., Chang, S.C., Chen, W.-C. & Jiang, C.-M. (2005). Caldimonas taiwanensis sp. nov., a Amylase Producing Bacterium Isolated From A Hot Spring. Syst Appl Microbiol 28, 415–420. Christina, Dessy, (2008), “Isolasi Bakteri dan Uji Aktivitas Amilase Termofil Kasar Dari Sumber Air Panas Penen Sibirubiru Sumatera Utara”, Jurusan Biologi, Universitas Sumatera Utara, Medan Dawes, E. A. 1986, “Microbial Energetics”, P 158164, Blackie & Son, Glasgow, Scotland (1986), “N,N,N’-N’-Tetramethyl-pPhenylenediamine-DependenCt ytochrome Oxidase Analyses of Bacillus Species”, International Jurnal of Systematic Bacteriologi, Vol 3, No 1 Madigan TM, Martinko JM. 2006. Biology of Microorganisms, 11th edition. Prentice Hall, International, Inc, London. Muharni, (2010), “Isolasi dan Identifikasi Bakteri penghasil Kitinase dari Sumber Air Panas Danau Ranau Sumatera Selatan”, Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Utara. Pelczar, Michael., Reid, Roger D., Chan, (1977), “Microbiology”, Fourth Edition, Tata McGraw-Hill Publishing Company LTD. DeLong Jr., D.C., (1996). “Defining Biodiversity. Wildlife Society Bulletin”, P 738–749. Reicheltj., L. & Baumannp., (1974), “Effect of sodium chloride on growth of heterotrophic marine bacteria”, Archires of' Microbiology, P 329-345 Edwards C, (1990), “Thermophiles. In: Edwards C (ed) Microbiology of Extreme Stanier, (1944), “The Nature of the Aeromonas Fermentation” Division of Applied Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011 Biology, National Ottawa, Canada. Tayyab, Research Council, Muhammad, (2010), “Isolation and identification of lipase producing thermophilic Geobacillus sp. SBS4S:Cloning and characterization of the lipase”, Journal of Bioscience and Bioengineering, Vol. 111 No. 3, P 272– 278 Yang, Wung, (1993), “A Halophilic Thermophilic Bacterium Isolated from a Coastal Hot Spring in Lutao, Taiwan”, Journal of General Microbiology, P 2505-2510 Yang, Wung, (2003), “Vibrio ruber sp. nov., a Red, Facultatively Anaerobic, Marine Bacterium Isolated From Sea Water”, International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology, P 479–484 Ucapan Terimakasih 1. Ibu dan Alm. Bapak yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis 2. Bapak Surya Rosa Putra dan Herdayanto Sulistyo Putro selaku dosen pembimbing 3. Teman-teman angkatan 2007 4. Serta pihak-pihak yang telah membantu