operating system android

advertisement
OPERATING SYSTEM ANDROID
PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER
KELOMPOK :
ARDHIAN GUMILAR M
(1501150016)
SWANDARI REZA
(1501154106)
MUHAMMAD INDRA N
(1501150088)
LUDI LAZUARDI L
(1501150097)
REXHY PUTRA AMANDA
(1501150079)
KELAS
: AB 39-07
PRODI
: ADMINITRASI BISNIS
0
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “SYSTEM OPERASI ANDROID”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah “OPERATING SYSTEM
ANDROID” dapat memberikan manfaatnya untuk masyarakan dan dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................................4
1.3 Ruang Lingkup..................................................................................................4
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Android............................................................................................5
2.2 Sejarah Operating System Android....................................................................6
2.3 HTC Dream, ponsel Android pertama...............................................................7
2.4 Fitur di Android........................................................................................8
2.5 Pengembangan perangkat lunak Android dan Google Play............................9
2.6 Pengembangan..........................................................................................9
2.7 Jadwal Pembaruan Android........................................................................11
2.8 Komunitas Sumber Terbuka.....................................................................12
2.9 Keamanan dan Privasi......................................................................................13
2.9 Lisensi........................................................................................................15
2.10 Penerimaan..............................................................................................15
2.11 Tablet...................................................................................................17
2.12 Pangsa Pasar dan Tingkat Pengadopsian...................................................17
2.13 Pembajakan Aplikasi..............................................................................18
2.14 Masalah Kekayaan Intelektual.................................................................19
2
2.15 Selain Telepon Pintar dan Tablet.............................................................20
2.16 Sejarah Penamaan Versi Android............................................................20
2.17 Kelebihan Android........................................................................................22
2.18 Gambar Menu Android.........................................................................24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................25
3.2 Lampiran.........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kurun beberapa tahun terakhir hampir setiap hari kita mendengar
tentang kata Android, baik di TV, Koran dan juga situs-situs internet. Umumnya
pembicaraan atau pemberitaan yang menyangkut tentang Android tidak akan
terlepas dari ponsel atau Smartphone, serta PC Tablet. Apa sebenarnya pengertian
dari Android tersebut dan apa fungsi Android sehingga kata ini selalu melekat
terhadap produk-produk gadget, baik smartphone dan juga PC Tablet yang akhirakhir ini semakin diminati oleh banyak kalangan masyarakat?
1.2 Apa itu operating system android?
Pengertian Android sendiri adalah sistem operasi berbasis Linux yang
dipergunakan sebagai pengelola sumber daya perangkat keras, baik untuk ponsel,
smartphone dan juga PC tablet. Secara umum Android adalah platform yang
terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk
digunakan oleh berbagai piranti bergerak.
Semenjak kehadirannya pada 9 Maret 2009, Android telah hadir dengan
versi 1.1, yaitu sistem operasi yang sudah dilengkapi dengan pembaruan estetis
pada apalikasinya, seperti jam alarm, voice search, pengiriman pesan dengan
Gmail, dan pemberitahuan email. Hingga sekarang ini versi terbaru yang
dikeluarkan android adalah versi 6.0 marshmallow.
1.3 Tujuan penulisan
a. Sebagai suatu sarana yang dapat digunakan pembaca untuk mengetaui apa
itu android
b. Sebagai suatu sarana yang dapat digunakan pembaca untuk mengetahui
apa fungsi serta kelebihan dan kelemahan android
c. Dalam rangka rangka menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah
pengantar aplikasi komputer pada semester 2 jurusan administrasi bisnis
Telkom University
1.4 Ruang lingkup
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang operating system
android. Mulai dari pengertian sistem operasi android secara lengkap, spesifikasi
android, fungsi android, kelebihan dan kekurangan android serta kami akan
menampilkan capture dari system operasi android itu sendiri.
4
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Android
Android ( /ˈæn.drɔɪd/; AN-droyd) adalah sistem operasi berbasis Linux yang
dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh seperti telepon pintar dan
komputer tablet.Android awalnya dikembangkan oleh Android, Inc., dengan
dukungan finansial dari Google, yang kemudian membelinya pada tahun 2005.
Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan
didirikannya Open Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-perusahaan
perangkat keras, perangkat lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan
untuk memajukan standar terbuka perangkat seluler. Ponsel Android pertama
mulai dijual pada bulan Oktober 2008.
Android adalah sistem operasi dengan sumber terbuka, dan Google merilis
kodenya di bawah Lisensi Apache. Kode dengan sumber terbuka dan lisensi
perizinan pada Android memungkinkan perangkat lunak untuk dimodifikasi
secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat, operator nirkabel,
dan pengembang aplikasi. Selain itu, Android memiliki sejumlah besar komunitas
pengembang aplikasi (apps) yang memperluas fungsionalitas perangkat,
umumnya ditulis dalam versi kustomisasi bahasa pemrograman Java. Pada bulan
Oktober 2012, ada sekitar 700.000 aplikasi yang tersedia untuk Android, dan
sekitar 25 juta aplikasi telah diunduh dari Google Play, toko aplikasi utama
Android. Sebuah survey pada bulan April-Mei 2013 menemukan bahwa Android
adalah platform paling populer bagi para pengembang, digunakan oleh 71%
pengembang aplikasi seluler.
Faktor-faktor di atas telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan
Android, menjadikannya sebagai sistem operasi telepon pintar yang paling banyak
digunakan di dunia, mengalahkan Symbian pada tahun 2010. Android juga
menjadi pilihan bagi perusahaan teknologi yang menginginkan sistem operasi
berbiaya rendah, bisa dikustomisasi, dan ringan untuk perangkat berteknologi
tinggi tanpa harus mengembangkannya dari awal. Akibatnya, meskipun pada
awalnya sistem operasi ini dirancang khusus untuk telepon pintar dan
tablet, Android juga dikembangkan menjadi aplikasi tambahan di televisi, konsol
permainan, kamera digital, dan perangkat elektronik lainnya. Sifat Android yang
terbuka telah mendorong munculnya sejumlah besar komunitas pengembang
aplikasi untuk menggunakan kode sumber terbuka sebagai dasar proyek
pembuatan aplikasi, dengan menambahkan fitur-fitur baru bagi pengguna tingkat
lanjut atau mengoperasikan Android pada perangkat yang secara resmi dirilis
dengan menggunakan sistem operasi lain.
5
Android menguasai pangsa pasar telepon pintar global, yang dipimpin oleh
produk-produk Samsung, dengan persentase 64% pada bulan Maret 2013. Pada
Juli 2013, terdapat 11.868 perangkat Android berbeda dengan beragam versi.
Keberhasilan sistem operasi ini juga menjadikannya sebagai target ligitasi paten
"perang telepon pintar" antar perusahaan- perusahaan teknologi. Hingga bulan
Mei 2013, total 900 juta perangkat Android telah diaktifkan di seluruh dunia, dan
48 miliar aplikasi telah dipasang dari Google Play.
2.2 Sejarah Operating System Android
Android, Inc. didirikan di Palo Alto, California, pada bulan Oktober 2003 oleh
Andy Rubin (pendiri Danger), Rich Miner (pendiri Wildfire Communications,
Inc.), Nick Sears (mantan VP T-Mobile), dan Chris White (kepala desain dan
pengembangan antarmuka WebTV) untuk mengembangkan "perangkat seluler
pintar yang lebih sadar akan lokasi dan preferensi penggunanya". Tujuan awal
pengembangan Android adalah untuk mengembangkan sebuah sistem operasi
canggih yang diperuntukkan bagi kamera digital, namun kemudian disadari
bahwa pasar untuk perangkat tersebut tidak cukup besar, dan pengembangan
Android lalu dialihkan bagi pasar telepon pintar untuk menyaingi Symbian dan
Windows Mobile (iPhone Apple belum dirilis pada saat itu). Meskipun para
pengembang Android adalah pakar-pakar teknologi yang berpengalaman, Android
Inc. dioperasikan secara diam-diam, hanya diungkapkan bahwa para pengembang
sedang menciptakan sebuah perangkat lunak yang diperuntukkan bagi telepon
seluler. Masih pada tahun yang sama, Rubin kehabisan uang. Steve Perlman,
seorang teman dekat Rubin, meminjaminya $10.000 tunai dan menolak tawaran
saham di perusahaan.
Google mengakuisisi Android Inc. pada tanggal 17 Agustus 2005, menjadikannya
sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Google. Pendiri Android
Inc. seperti Rubin, Miner dan White tetap bekerja di perusahaan setelah diakuisisi
oleh Google. Setelah itu, tidak banyak yang diketahui tentang perkembangan
Android Inc., namun banyak anggapan yang menyatakan bahwa Google
berencana untuk memasuki pasar telepon seluler dengan tindakannya ini. Di
Google, tim yang dipimpin oleh Rubin mulai mengembangkan
platform perangkat seluler dengan menggunakan kernel Linux. Google
memasarkan platform tersebut kepada produsen perangkat seluler dan operator
nirkabel, dengan janji bahwa mereka menyediakan sistem yang fleksibel dan bisa
diperbarui. Google telah memilih beberapa mitra perusahaan perangkat lunak dan
perangkat keras, serta mengisyaratkan kepada operator seluler bahwa kerjasama
ini terbuka bagi siapapun yang ingin berpartisipasi.
6
2.3 HTC Dream, ponsel Android pertama
Spekulasi tentang niat Google untuk memasuki pasar komunikasi seluler terus
berkembang hingga bulan Desember 2006. BBC dan Wall Street Journal
melaporkan bahwa Google sedang bekerja keras untuk menyertakan aplikasi dan
mesin pencarinya di perangkat seluler. Berbagai media cetak dan media daring
mengabarkan bahwa Google sedang mengembangkan perangkat seluler dengan
merek Google. Beberapa di antaranya berspekulasi bahwa Google telah
menentukan spesifikasi teknisnya, termasuk produsen telepon seluler dan operator
jaringan. Pada bulan Desember 2007, InformationWeek melaporkan bahwa
Google telah mengajukan beberapa aplikasi paten di bidang telepon seluler.
Pada tanggal 5 November 2007, Open Handset Alliance (OHA) didirikan. OHA
adalah konsorsium dari perusahaan-perusahaan teknologi seperti Google,
produsen perangkat seluler seperti HTC, Sony dan Samsung, operator nirkabel
seperti Sprint Nextel dan T-Mobile, serta produsen chipset seperti Qualcomm dan
Texas Instruments. OHA sendiri bertujuan untuk mengembangkan standar
terbuka bagi perangkat seluler. Saat itu, Android diresmikan sebagai produk
pertamanya; sebuah platform perangkat seluler yang menggunakan kernel
Linux versi 2.6. Telepon seluler komersial pertama yang menggunakan sistem
operasi Android adalah HTC Dream, yang diluncurkan pada 22 Oktober 2008.
Sejak tahun 2008, Android secara bertahap telah melakukan sejumlah pembaruan
untuk meningkatkan kinerja sistem operasi, menambahkan fitur baru, dan
memperbaiki bug yang terdapat pada versi sebelumnya. Setiap versi utama yang
dirilis dinamakan secara alfabetis berdasarkan nama-nama makanan pencuci
mulut atau cemilan bergula; misalnya, versi 1.5 bernama Cupcake, yang
kemudian diikuti oleh versi 1.6 Donut. Versi terbaru adalah 4.3 Jelly Bean. Pada
tahun 2010, Google merilis seri Nexus; perangkat telepon pintar dan tablet
dengan sistem operasi Android yang diproduksi oleh mitra produsen telepon
seluler seperti HTC, LG, dan Samsung. HTC bekerjasama dengan Google dalam
merilis produk telepon pintar Nexus pertama, yakni Nexus One. Seri ini telah
diperbarui dengan perangkat yang lebih baru, misalnya telepon pintar Nexus 4 dan
tablet Nexus 10 yang diproduksi oleh LG dan Samsung.
Pada 13 Maret 2013, Larry Page mengumumkan dalam postingan blognya bahwa
Andy Rubin telah pindah dari divisi Android untuk mengerjakan proyek-proyek
baru di Google. Ia digantikan oleh Sundar Pichai, yang sebelumnya menjabat
sebagai kepala divisi Google Chrome yang mengembangkan Chrome OS.
7
2.4 Fitur di Android
Antarmuka pengguna pada Android didasarkan pada manipulasi langsung,
menggunakan masukan sentuh yang serupa dengan tindakan di dunia nyata,
misalnya menggesek (swiping), mengetuk (tapping), dan mencubit (pinching),
untuk memanipulasi obyek di layar. Masukan pengguna direspon dengan cepat
dan juga tersedia antarmuka sentuh layaknya permukaan air, seringkali
menggunakan kemampuan getaran perangkat untuk memberikan umpan balik
haptik kepada pengguna. Perangkat keras internal seperti akselerometer, giroskop,
dan sensor proksimitas digunakan oleh beberapa aplikasi untuk merespon
tindakan pengguna, misalnya untuk menyesuaikan posisi layar dari potret ke
lanskap, tergantung pada bagaimana perangkat diposisikan, atau memungkinkan
pengguna untuk mengarahkan kendaraan saat bermain balapan dengan memutar
perangkat sebagai simulasi kendali setir.
Ketika dihidupkan, perangkat Android akan boot pada layar depan (homescreen),
yakni navigasi utama dan pusat informasi pada perangkat, serupa dengan desktop
pada komputer pribadi. Layar depan Android biasanya terdiri dari ikon aplikasi
dan widget; ikon aplikasi berfungsi untuk menjalankan aplikasi terkait, sedangkan
widget menampilkan konten secara langsung dan terbarui otomatis, misalnya
prakiraan cuaca, kotak masuk surel pengguna, atau menampilkan tiker berita
secara langsung dari layar depan. Layar depan bisa terdiri dari beberapa halaman,
pengguna dapat menggeser bolak balik antara satu halaman ke halaman lainnya,
yang memungkinkan pengguna Android untuk mengatur tampilan
perangkat sesuai dengan selera mereka. Beberapa aplikasi pihak ketiga yang
tersedia di Google Play dan di toko aplikasi lainnya secara ekstensif mampu
mengatur kembali tema layar depan Android, dan bahkan bisa meniru tampilan
sistem operasi lain, misalnya Windows Phone. Kebanyakan produsen telepon
seluler dan operator nirkabel menyesuaikan tampilan perangkat Android buatan
mereka untuk membedakannya dari pesaing mereka.
Di bagian atas layar terdapat status bar, yang menampilkan informasi tentang
perangkat dan konektivitasnya. Status bar ini bisa "ditarik" ke bawah untuk
membuka layar notifikasi yang menampilkan informasi penting atau pembaruan
aplikasi, misalnya surel diterima atau SMS masuk, dengan cara tidak mengganggu
kegiatan pengguna pada perangkat. Pada versi awal Android, layar notifikasi ini
bisa digunakan untuk membuka aplikasi yang relevan, namun setelah diperbarui,
fungsi ini semakin disempurnakan, misalnya kemampuan untuk memanggil
kembali nomor telepon dari notifikasi panggilan tak terjawab tanpa harus
membuka aplikasi utama. Notifikasi ini akan tetap ada sampai pengguna
melihatnya, atau dihapus dan di nonaktifkan oleh pengguna.
8
2.5 Pengembangan perangkat lunak Android dan Google Play
Android memungkinkan penggunanya untuk memasang aplikasi pihak ketiga,
baik yang diperoleh dari toko aplikasi seperti Google Play, Amazon Appstore,
ataupun dengan mengunduh dan memasang berkas APK dari situs pihak ketiga.
Di Google Play, pengguna bisa menjelajah, mengunduh, dan memperbarui
aplikasi yang diterbitkan oleh Google dan pengembang pihak ketiga, sesuai
dengan persyaratan kompatibilitas Google. Google Play akan menyaring daftar
aplikasi yang tersedia berdasarkan kompatibilitasnya dengan perangkat pengguna,
dan pengembang dapat membatasi aplikasi ciptaan mereka bagi operator atau
negara tertentu untuk alasan bisnis. Pembelian aplikasi yang tidak sesuai dengan
keinginan pengguna dapat dikembalikan dalam waktu 15 menit setelah
pengunduhan. Beberapa operator seluler juga menawarkan tagihan langsung
untuk pembelian aplikasi di Google Play dengan cara menambahkan harga
pembelian aplikasi pada tagihan bulanan pengguna. Pada bulan September 2012,
ada lebih dari 675.000 aplikasi yang tersedia untuk Android, dan perkiraan jumlah
aplikasi yang diunduh dari Play Store adalah 25 miliar.
Aplikasi Android dikembangkan dalam bahasa pemrograman Java dengan
menggunakan kit pengembangan perangkat lunak Android (SDK). SDK ini terdiri
dari seperangkat perkakas pengembangan, termasuk debugger, perpustakaan
perangkat lunak, emulator handset yang berbasis QEMU, dokumentasi, kode
sampel, dan tutorial. Didukung secara resmi oleh lingkungan pengembangan
terpadu (IDE) Eclipse, yang menggunakan plugin Android Development Tools
(ADT). Perkakas pengembangan lain yang tersedia di antaranya adalah Native
Development Kit untuk aplikasi atau ekstensi dalam C atau C++, Google App
Inventor, lingkungan visual untuk pemrogram pemula, dan berbagai kerangka
kerja aplikasi web seluler lintas platform.
2.6 Pengembangan
Android dikembangkan secara pribadi oleh Google sampai perubahan terbaru dan
pembaruan siap untuk dirilis, dan informasi mengenai kode sumber juga mulai
diungkapkan kepada publik. Kode sumber ini hanya akan berjalan tanpa
modifikasi pada perangkat tertentu, biasanya pada seri Nexus. Ada binari
tersendiri yang disediakan oleh produsen agar Android bisa beroperasi. Logo
Android yang berwarna hijau dirancang oleh desainer grafis Irina Blok.
Android terdiri dari kernel yang berbasis kernel Linux versi 3.x (versi 2.6 pada
Android 4.0 Ice Cream Sandwich dan pendahulunya). Peranti tengah,
perpustakaan perangkat lunak, dan API ditulis dalam C, dan perangkat lunak
aplikasi berjalan pada kerangka kerja aplikasi, termasuk perpustakan kompatibelJava yang berbasis Apache Harmony. Android menggunakan mesin virtual
9
Dalvik dengan kompilasi tepat waktu untuk menjalankan 'dex-code' Dalvik
(Dalvik
Executable),
biasanya
diterjemahkan
dari
kodebit
Java.
Platform perangkat keras utama pada Android adalah arsitektur ARM. Ada juga
dukungan untuk x86 dari proyek Android-x86, dan Google TV menggunakan
versi x86 khusus Android. Pada tahun 2013, Freescale mengumumkan
melibatkan Android dalam prosesor i.MX buatannya, yakni seri i.MX5X dan
i.MX6X. Pada 2012, prosesor Intel juga mulai muncul pada platform
utama Android, misalnya pada telepon seluler.
Arsitektur kernel Linux pada Android telah diubah oleh Google, berbeda dengan
siklus pengembangan kernel Linux biasa. Secara standar, Android tidak memiliki
X Window System asli ataupun dukungan set lengkap dari perpustakaan GNU
standar. Oleh sebab itu, sulit untuk memporting perpustakaan atau aplikasi Linux
pada Android. Dukungan untuk aplikasi simpel C dan SDL bisa dilakukan
dengan cara menginjeksi shim Java dan menggunakan JNI, misalnya pada port
Jagged Alliance 2 untuk Android.
Salah satu fitur yang coba disumbangkan oleh Google untuk kernel Linux adalah
fitur manajemen daya yang disebut "wakelocks", namun fitur ini ditolak oleh
pengembang kernel utama karena mereka merasa bahwa Google tidak
menunjukkan niatnya untuk mengembangkan kodenya sendiri. Pada bulan April
2010, Google mengumumkan bahwa mereka akan menyewa dua karyawan untuk
mengembangkan komunitas kernel Linux, namun, Greg Kroah-Hartman,
pengelola kernel Linux versi stabil, menyatakan pada bulan Desember 2010; ia
khawatir bahwa Google tak lagi berusaha untuk mengubah kode utama Linux.
Beberapa pengembang Android di Google mengisyaratkan bahwa "tim Android
sudah mulai jenuh dengan proses ini", karena mereka hanyalah tim kecil dan
dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang mendesak demi keberlangsungan
Android.
Pada Agustus 2011, Linus Torvalds menyatakan: "akhirnya Android dan Linux
akan kembali pada kernel umum, tapi mungkin hanya untuk empat atau lima
tahun kedepan". Pada Desember 2011, Greg Kroah-Hartman mengumumkan
dimulainya Android Mainlining Project, yang bertujuan untuk mengembalikan
beberapa pemacu, patch, dan fitur Android pada kernel Linux, yang dimulai
dengan Linux 3.3. Setelah upaya sebelumnya gagal, Linux akhirnya menyertakan
fitur wakelocks dan autosleep pada kernel 3.5. Antarmukanya masih sama, namun
implementasi Linux yang baru memiliki dua mode suspend berbeda: suspend ke
penyimpanan (suspend tradisional yang digunakan oleh Android), dan ke cakram
(hibernasi, serupa dengan fitur yang ada pada desktop). Penyertaan fitur baru ini
akan rampung pada Kernel 3.8, Google telah membuka repositori kode publik
yang berisi karya eksperimental mereka untuk mendesain ulang Android dengan
Kernel 3.8.
10
Memori kilat (flash storage) pada perangkat Android dibagi menjadi beberapa
partisi, misalnya "/system" untuk sistem operasi, dan "/data" untuk pemasangan
aplikasi dan data pengguna. Berbeda dengan distribusi desktop Linux, pemilik
perangkat Android tidak diberikan akses root pada sistem operasi, dan partisi
sensitif seperti /system bersifat read- only. Namun, akses root dapat diperoleh
dengan cara memanfaatkan kelemahan keamanan pada Android, cara ini sering
digunakan oleh komunitas sumber terbuka untuk meningkatkan kinerja perangkat
mereka, namun juga bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab
untuk menyebarkan virus dan perangkat perusak.
Karena perangkat Android umumnya bertenaga baterai, Android dirancang untuk
mengelola memori (RAM) guna menjaga konsumsi daya minimal, berbeda
dengan sistem operasi desktop yang bisa terhubung pada sumber daya listrik tak
terbatas. Ketika sebuah aplikasi Android tidak lagi digunakan, sistem secara
otomatis akan menangguhkannya (suspend) dalam memori – secara teknis
aplikasi tersebut masih "terbuka", namun dengan ditangguhkan, aplikasi tidak
akan mengkonsumsi sumber daya (misalnya daya baterai atau daya pemrosesan),
dan akan "diam" di latar belakang hingga aplikasi tersebut digunakan kembali.
Cara ini memiliki manfaat ganda, tidak hanya meningkatkan respon perangkat
Android karena aplikasi tidak perlu ditutup dan dibuka kembali dari awal setiap
saat, tetapi juga memastikan bahwa aplikasi yang berjalan di latar belakang tidak
menghabiskan daya secara sia-sia.
Android mengelola aplikasi yang tersimpan di memori secara otomatis: ketika
memori lemah, sistem akan menonaktifkan aplikasi dan proses yang tidak aktif
untuk sementara waktu, aplikasi akan dinonaktifkan dalam urutan terbalik,
dimulai dari yang terakhir digunakan. Proses ini tidak terlihat oleh pengguna, jadi
pengguna tidak perlu mengelola memori atau menonaktifkan aplikasi secara
manual. Namun, kebingungan pengguna atas pengelolaan memori pada Android
telah menyebabkan munculnya beberapa aplikasi task killer pihak ketiga yang
populer di Google Play.
2.7 Jadwal pembaruan Android
Google menyediakan pembaruan utama bagi versi Android, dengan jangka waktu
setiap enam sampai sembilan bulan. Sebagian besar perangkat mampu menerima
pembaruan melalui udara (OTA). Pembaruan utama terbaru adalah Android 6.0
Marshmallow.
Dibandingkan dengan sistem operasi seluler saingan utamanya, yaitu iOS,
pembaruan Android biasanya lebih lambat diterima oleh perangkat penggunanya.
Untuk perangkat selain merek Nexus, pembaruan biasanya baru bisa diterima
dalam waktu berbulan-bulan setelah dirilisnya versi resmi. Hal ini disebabkan
oleh banyaknya variasi perangkat keras Android, sehingga setiap pembaruan
11
harus disesuaikan secara khusus, misalnya: kode sumber resmi Google hanya
berjalan pada perangkat Nexus. Porting Android pada perangkat keras
tertentu yang dilakukan oleh produsen telepon seluler membutuhkan waktu dan
proses, para produsen ini umumnya mengutamakan perangkat terbaru mereka
untuk menerima pembaruan, dan mengenyampingkan perangkat lama. Oleh
sebab itu, telepon pintar lama seringkali tidak diperbarui jika produsen
memutuskan
bahwa
itu
hanya
menghabiskan
waktu,
meskipun
sebenarnya perangkat tersebut mampu menerima pembaruan. Masalah ini
diperparah ketika produsen menyesuaikan Android dengan antarmuka dan
aplikasi ciptaan mereka, yang mana ini harus diterapkan kembali untuk setiap
perilisan terbaru. Penundaan lainnya juga bisa disebabkan oleh operator nirkabel;
setelah
menerima
pembaruan
dari
produsen
ponsel,
operator
akan menyesuaikannya dengan kebutuhan mereka, misalnya melakukan
pengujian ekstensif terhadap jaringan sebelum mengirim pembaruan kepada
pengguna.
Kurangnya dukungan pasca-penjualan dari produsen ponsel dan operator telah
menimbulkan kritikan dari para konsumen dan media teknologi. Beberapa
pengkritik menyatakan bahwa industri memiliki motif keuangan untuk tidak
memperbarui perangkat mereka, seperti tidak adanya pembaruan bagi perangkat
lama dan memperbarui perangkat yang baru dengan tujuan meningkatkan
penjualan, sikap yang mereka sebut "menghina". The Guardian melaporkan
bahwa metode pembaruan yang rumit terjadi karena produsen ponsel dan
operator-lah yang telah merancangnya seperti itu. Pada 2011, Google, yang
bekerjasama dengan sejumlah perusahaan industri, membentuk "Android Update
Alliance", dengan janji bahwa mereka akan memberikan pembaruan secara tepat
waktu bagi setiap perangkat dalam jangka 18 bulan setelah dirilisnya versi resmi.
Sejak didirikan hingga tahun 2013, aliansi ini tak pernah disebut-sebut lagi.
2.8 Komunitas sumber terbuka
Android memiliki komunitas pengembang dan penggemar aktif yang
menggunakan kode sumber Android untuk mengembangkan dan mendistribusikan
versi modifikasi Android buatan mereka. Komunitas pengembang ini seringkali
memberikan pembaruan dan fitur-fitur baru bagi perangkat lebih cepat jika
dibandingkan dengan produsen/operator, meskipun pembaruan tersebut tidak
menjalani pengujian ekstensif atau tidak memiliki jaminan kualitas. Mereka
berupaya untuk terus memberikan dukungan bagi perangkat-perangkat lama yang
tak lagi menerima pembaruan resmi, ataupun memodifikasi perangkat Android
agar bisa berjalan dengan menggunakan sistem operasi lain, misalnya HP
TouchPad. Komunitas ini seringkali merilis pembaruan bagi perangkat prarooted, dan berisi modifikasi yang tidak cocok bagi pengguna non-teknis,
misalnya kemampuan untuk overclock atau over/undervolt prosesor
12
perangkat. CyanogenMod adalah perangkat tegar (firmware) komunitas yang
paling banyak digunakan, dan menjadi dasar bagi sejumlah firmware lainnya.
Secara historis, produsen perangkat dan operator seluler biasanya tidak
mendukung pengembangan firmware oleh pihak ketiga. Produsen khawatir bahwa
akan muncul fungsi yang tidak sesuai jika perangkat menggunakan perangkat
lunak yang tidak resmi, sehingga akan menyebabkan munculnya biaya tambahan.
Selain itu, firmware modifikasi seperti CyanogenMod kadang-kadang
menawarkan fitur yang membuat operator harus mengeluarkan biaya premium,
misalnya tethering. Akibatnya, kendala teknis seperti terkuncinya bootloader
dan terbatasnya akses untuk root umumnya bisa ditemui di kebanyakan perangkat
Android. Namun, perangkat lunak buatan komunitas pengembang semakin
populer, dan setelah Kongres Pustakawan Amerika Serikat mengijinkan
"jailbreaking" perangkat seluler, produsen ponsel dan operator mulai
memperlunak
sikap
mereka
terhadap
pengembang pihak
ketiga.
Beberapa produsen ponsel, termasuk HTC, Motorola, Samsung dan Sony, mulai
memberikan dukungan dan mendorong pengembangan perangkat lunak pihak
ketiga. Sebagai hasilnya, kendala pembatasan perangkat keras untuk memasang
firmware tidak resmi mulai berkurang secara bertahap setelah meningkatnya
jumlah perangkat yang memiliki kemampuan untuk membuka bootloader, sama
dengan seri ponsel Nexus, meskipun pengguna harus kehilangan garansi
perangkat mereka jika melakukannya. Akan tetapi, meskipun produsen ponsel
telah menyetujui pengembangan perangkat lunak pihak ketiga, beberapa operator
seluler di Amerika Serikat masih mewajibkan ponsel penggunanya untuk
"dikunci".
2.9 Keamanan dan privasi
Aplikasi Android berjalan di sandbox, sebuah area terisolasi yang tidak memiliki
akses pada sistem, kecuali izin akses yang secara eksplisit diberikan oleh
pengguna ketika memasang aplikasi. Sebelum memasang aplikasi, Play Store
akan menampilkan semua izin yang diperlukan, misalnya: sebuah permainan perlu
mengaktifkan getaran atau menyimpan data pada Kartu SD, tapi tidak perlu izin
untuk membaca SMS atau mengakses buku telepon. Setelah meninjau izin
tersebut, pengguna dapat memilih untuk menerima atau menolaknya, dan bisa
memasang aplikasi hanya jika mereka menerimanya.
Sistem sandbox dan perizinan pada Android bisa mengurangi dampak kerentanan
terhadap bug pada aplikasi, namun ketidaktahuan pengembang dan terbatasnya
dokumentasi telah menghasilkan aplikasi yang secara rutin meminta izin yang
tidak perlu, sehingga mengurangi efektivitasnya. Beberapa perusahaan keamanan
perangkat lunak seperti Avast, Lookout Mobile Security, AVG Technologies, dan
McAfee, telah merilis perangkat lunak antivirus ciptaan mereka untuk perangkat
13
Android. Perangkat lunak ini sebenarnya tidak bekerja secara efektif karena
sandbox juga bekerja pada aplikasi tersebut, sehingga membatasi kemampuannya
untuk memindai sistem secara lebih mendalam.
Hasil penelitian perusahaan keamanan Trend Micro menunjukkan bahwa
penyalahgunaan layanan premium adalah tipe perangkat perusak (malware) paling
umum yang menyerang Android; pesan teks akan dikirim dari ponsel yang telah
terinfeksi ke nomor telepon premium tanpa persetujuan atau sepengetahuan
pengguna. Perangkat perusak lainnya akan menampilkan iklan yang tidak
diinginkan pada perangkat, atau mengirim informasi pribadi pada pihak ketiga
yang tak berwenang. Ancaman keamanan pada Android dilaporkan tumbuh
secara eksponensial, namun teknisi di Google menyatakan bahwa perangkat
perusak dan ancaman virus pada Android hanya dibesar-besarkan oleh perusahaan
antivirus untuk alasan komersial, dan menuduh industri antivirus memanfaatkan
situasi tersebut untuk menjual produknya kepada pengguna. Google menegaskan
bahwa keberadaan perangkat perusak berbahaya pada Android sebenarnya sangat
jarang, dan survei yang dilakukan oleh F-Secure menunjukkan bahwa hanya 0,5%
dari perangkat perusak Android yang berasal dari Google Play.
Google baru-baru ini menggunakan pemindai perangkat perusak Google Bouncer
untuk mengawasi dan memindai aplikasi di Google Play. Tindakan ini bertujuan
untuk menandai aplikasi yang mencurigakan dan memperingatkan pengguna atas
potensi masalah pada aplikasi sebelum mereka mengunduhnya. Android versi 4.2
Jelly Bean dirilis pada tahun 2012 dengan fitur keamanan yang ditingkatkan,
termasuk pemindai perangkat perusak yang disertakan dalam sistem; pemindai ini
tidak hanya memeriksa aplikasi yang dipasang dari Google Play, namun juga bisa
memindai aplikasi yang diunduh dari situs-situs pihak ketiga. Sistem akan
memberikan peringatan yang memberitahukan pengguna ketika aplikasi mencoba
mengirim pesan teks premium, dan memblokir pesan tersebut, kecuali jika
pengguna mengijinkannya.
Telepon pintar Android memiliki kemampuan untuk melaporkan lokasi titik akses
Wi-Fi, terutama jika pengguna sedang bepergian, untuk menciptakan basis data
yang berisi lokasi fisik dari ratusan juta titik akses tersebut. Basis data ini
membentuk peta elektronik yang bisa memosisikan lokasi telepon pintar. Hal ini
memungkinkan pengguna untuk menjalankan aplikasi seperti Foursquare, Google
Latitude, Facebook Places, dan untuk mengirimkan iklan berbasis lokasi.
Beberapa perangkat lunak pemantau pihak ketiga juga bisa mendeteksi saat
informasi pribadi dikirim dari aplikasi ke server jarak jauh. Sifat sumber terbuka
Android memungkinkan kontraktor keamanan untuk menyesuaikan perangkat
dengan penggunaan yang sangat aman. Misalnya, Samsung bekerjasama dengan
General Dynamics melalui proyek "Knox" Open Kernel Labs.
14
2.9 Lisensi
Kode sumber untuk Android tersedia di bawah lisensi perangkat lunak sumber
terbuka dan bebas. Google menerbitkan sebagian besar kode (termasuk kode
jaringan dan telepon) di bawah Lisensi Apache versi 2.0. Sisanya, perubahan
kernel Linux berada di bawah GNU General Public License versi 2. Open
Handset Alliance mengembangkan perubahan kernel Linux dengan kode sumber
terbuka yang dipubikasikan setiap saat. Selebihnya, Android dikembangkan
secara pribadi oleh Google, dengan kode sumber yang diterbitkan untuk umum
ketika versi baru diluncurkan. Biasanya Google bekerjasama dengan produsen
perangkat keras untuk mengembangkan sebuah perangkat "andalan" (misalnya
seri Google Nexus) yang disertai dengan versi baru Android, kemudian
menerbitkan kode sumbernya setelah perangkat tersebut dirilis.
Pada awal 2011, Google memilih untuk menahan sementara kode sumber Android
untuk tablet yang dirilis dengan versi 3.0 Honeycomb. Menurut Andy Rubin
dalam sebuah posting blog resmi Android, alasannya karena Honeycomb dirilis
untuk berjalan pada produk Motorola Xoom, dan Google tidak ingin pihak ketiga
"memperburuk pengalaman pengguna" dengan mencoba mengoperasikan versi
Android yang ditujukan untuk tablet pada telepon pintar. Kode sumber tersebut
akhirnya dipublikasikan pada bulan November 2011 dengan dirilisnya Android
4.0 Ice Cream Sandwich.
Meskipun bersifat terbuka, produsen perangkat tidak bisa menggunakan merek
dagang Android Google seenaknya, kecuali Google menyatakan bahwa perangkat
tersebut sesuai dengan Compatibility Definition Document (CDD) mereka.
Perangkat juga harus memenuhi lisensi persyaratan aplikasi sumber tertutup
Google, termasuk Google Play. Richard Stallman dan Free Software Foundation
telah mengkritik mengenai rumitnya permasalahan merek Android ini, dan
merekomendasikan sistem operasi alternatif seperti Replicant. Mereka
berpendapat bahwa pemacu peranti dan perangkat tegar yang diperlukan untuk
mengoperasikan Android bersifat eksklusif, dan Google Play juga menawarkan
perangkat lunak berbayar
2.10 Penerimaan
Android disambut dengan hangat ketika diresmikan pada tahun 2007. Meskipun
para analis terkesan dengan perusahaan teknologi ternama yang bermitra dengan
Google untuk membentuk Open Handset Alliance, masih diragukan apakah para
produsen ponsel akan bersedia mengganti sistem operasinya dengan Android.
Gagasan mengenai sumber terbuka dan platform pengembangan berbasis Linux
telah menarik minat para pakar teknologi, tapi juga muncul kekhawatiran
mengenai persaingan ketat yang akan dihadapi Android dengan pemain mapan
15
di pasar telepon pintar seperti Nokia dan Microsoft. Nokia menanggapinya
dengan menyatakan: "kami tidak melihat ini sebagai ancaman," sementara salah
satu anggota tim Windows Mobile Microsoft menyatakan: "Saya tidak mengerti,
dampak apa yang akan mereka hasilkan."
Android dengan cepat tumbuh menjadi sistem operasi telepon pintar yang paling
banyak digunakan, dan menjadi "salah satu sistem operasi seluler tercepat yang
pernah ada." Para peninjau memuji sifat sumber terbuka Android sebagai salah
satu kekuatan yang menentukan keberhasilannya, memungkinkan perusahaanperusahaan seperti Amazon (Kindle Fire), Barnes & Noble (Nook), Ouya, Baidu,
dan yang lainnya, untuk berbondong-bondong merilis perangkat lunak dan
perangkat keras yang bisa beroperasi pada versi Android. Alhasil, situs teknologi
Ars Technica menyebut Android sebagai "sistem operasi standar untuk
meluncurkan perangkat keras baru" bagi perusahaan tanpa harus memiliki
platform seluler sendiri. Sifat Android yang terbuka dan fleksibel juga dinikmati
oleh pengguna: Android memungkinkan penggunanya untuk mengkustomisasi
perangkatnya secara ekstensif, dan aplikasi juga tersedia bebas di toko aplikasi
non-Google dan di situs-situs pihak ketiga. Faktor ini menjadi salah satu
keunggulan yang dimiliki oleh ponsel Android jika dibandingkan dengan ponsel
lainnya.
Meskipun Android sangat populer, dengan tingkat aktivasi perangkat tiga kali
lipat lebih tinggi dari iOS, ada laporan yang menyatakan bahwa Google belum
mampu memanfaatkan produk mereka secara maksimal, dan layanan web pada
akhirnya mengubah Android menjadi penghasil uang, seperti yang telah
diperkirakan oleh para analis sebelumnya. The Verge berpendapat bahwa Google
telah kehilangan kontrol terhadap Android karena luasnya kustomisasi yang bisa
dilakukan oleh pengembang dan pengguna, juga karena tingginya
proliferasi aplikasi dan layanan non-Google – misalnya Amazon Kindle Fire
mengarahkan pengguna untuk mengunjungi Amazon app store, yang bersaing
langsung dengan Google Play. SVP Google, Andy Rubin, yang posisinya sebagai
kepala divisi Android digantikan pada bulan Maret 2013, disalahkan karena gagal
dalam membangun kemitraan yang sehat dengan para produsen ponsel.
Pemimpin utama produk-produk Android di pasar global adalah Samsung; salah
satu produknya, Galaxy, berperan penting dalam pengenalan merek Android sejak
tahun 2011. Sedangkan produsen ponsel Android lainnya seperti LG, HTC, dan
Motorola Mobility milik Google, telah berjuang keras untuk memasarkan
produknya sejak tahun 2011. Ironisnya, di saat Google tidak mendapatkan
apapun dari hasil penjualan produk Android secara langsung, Microsoft dan
Apple malah berhasil memenangkan gugatan atas pembayaran royalti paten dari
produsen perangkat Android.
16
2.11 Tablet
Meskipun sukses di telepon pintar, pengadopsian Android untuk komputer tablet
awalnya berjalan lambat. Salah satu penyebab utamanya adalah adanya situasi
yang dikenal dengan "ayam atau telur", di mana konsumen ragu-ragu untuk
membeli tablet Android karena kurangnya aplikasi tablet yang berkualitas tinggi,
di sisi lain, para pengembang juga ragu-ragu untuk menghabiskan waktu dan
sumber daya mereka untuk mengembangkan aplikasi tablet sampai tersedianya
pasar yang signifikan bagi produk tersebut. Konten dan "ekosistem" aplikasi
terbukti lebih penting jika dibandingkan dengan spesifikasi perangkat keras
setelah dimulainya penjualan tablet. Karena kurangnya aplikasi untuk tablet pada
2011, tablet Android awalnya terpaksa harus memasang aplikasi yang
diperuntukkan bagi telepon pintar, sehingga ukuran layarnya tidak cocok dengan
layar tablet yang besar. Selain itu, lambannya pertumbuhan tablet Android juga
disebabkan oleh dominasi iPad Apple yang memiliki banyak aplikasi iOS yang
kompatibel dengan tablet.
Pertumbuhan aplikasi tablet Android perlahan-lahan mulai meningkat, namun, di
saat yang bersamaan, sejumlah besar tablet yang menggunakan sistem operasi lain
seperti HP TouchPad dan BlackBerry PlayBook juga dirilis ke pasaran untuk
memanfaatkan keberhasilan iPad. InfoWorld menjuluki bisnis ini dengan sebutan
"bisnis Frankenphone"; suatu peluang investasi rendah jangka pendek yang
memaksakan penggunaan OS telepon pintar Android yang dioptimalkan (sebelum
Android
3.0
Honeycomb
untuk
tablet
dirilis)
pada
perangkat
dengan mengabaikan antarmuka pengguna. Pendekatan ini gagal meraih traksi
pasar dengan konsumen serta memperburuk reputasi tablet Android. Terlebih lagi,
beberapa tablet Android seperti Motorola Xoom dibanderol dengan harga yang
sama, atau lebih mahal dari iPad, yang semakin memperburuk penjualan.
Pengecualian ada pada Kindle Fire Amazon, yang dijual dengan harga lebih
murah dan kemampuan untuk mengakses konten dan "ekosistem" aplikasi
Amazon.
Hal ini mulai berubah pada tahun 2012 dengan dirilisnya Nexus 7, dan adanya
dorongan dari Google kepada para pengembang untuk menciptakan aplikasi tablet
yang lebih baik. Pangsa pasar tablet Android akhirnya berhasil menyalip iPad
pada pertengahan 2012
2.12 Pangsa pasar dan tingkat pengadopsian
Perusahaan riset Canalys memperkirakan bahwa pada kuartal kedua 2009,
Android memiliki pangsa penjualan telepon pintar sebesar 2,8% di seluruh dunia.
Pada kuartal keempat 2010, jumlah ini melonjak menjadi 33%, menjadi platform
telepon pintar terlaris di dunia. Hingga kuartal ketiga 2011, Gartner
17
memperkirakan lebih dari setengah (52,5%) pasar telepon pintar global dikuasai
oleh Android. Menurut IDC, pada kuartal ketiga 2012, Android menguasai 75%
pangsa pasar telepon pintar global.
Pada bulan Juli 2011, Google mengungkapkan bahwa terdapat 550.000 perangkat
Android baru yang diaktifkan setiap harinya, meningkat dari 400.000 per hari
pada bulan Mei, dan secara total, lebih dari 100 juta perangkat Android telah
diaktifkan di seluruh dunia, dengan pertumbuhan 4,4% per minggu. Pada bulan
September 2012, 500 juta perangkat Android telah diaktifkan, dengan 1,3 juta
aktivasi per hari. Pada Mei 2013, di Google I/O, Sundar Pichai mengumumkan
bahwa total perangkat Android yang telah diaktifkan berjumlah 900 juta.
Pangsa pasar Android bervariasi menurut lokasi. Pada bulan Juli 2012, pangsa
pasar Android di Amerika Serikat adalah 52%, dan meningkat hingga 90 % di
RRC. Selama kuartal ketiga 2012, pangsa pasar telepon pintar Android di seluruh
dunia adalah 75%, dengan total perangkat yang diaktifkan berjumlah 750 juta dan
1,5 juta aktivasi per hari.
Pada bulan Maret 2013, pangsa Android di pasar telepon pintar global dipimpin
oleh produk-produk Samsung, yakni sebesar 64%. Perusahaan riset pasar, Kantar,
melaporkan bahwa platform besutan Google menyumbang lebih dari 70% dari
seluruh penjualan perangkat telepon pintar di RRC selama periode ini. Masih pada
periode yang sama, tingkat loyalitas terhadap penggunaan produk-produk
Samsung di Inggris (59%) adalah yang tertinggi kedua setelah Apple (79%).
2.13 Pembajakan aplikasi
Ada beberapa kekhawatiran mengenai mudahnya aplikasi berbayar Android untuk
dibajak. Pada bulan Mei 2012, Eurogamer, pengembang Football Manager,
menyatakan bahwa rasio pemain bajakan vs pemain asli adalah 9:1 pada
permainan buatan mereka. Namun, tidak semua pengembang mempermasalahkan
tingkat pembajakan ini; pada Juli 2012, pengembang permainan Wind -up Knight
mengungkapkan bahwa tingkat pembajakan pada permainan mereka hanya 12%,
dan sebagian besarnya berasal dari Cina, negara yang pengguna Androidnya tidak
bisa membeli aplikasi dari Google Play.
Pada 2010, Google merilis sebuah alat yang berfungsi memvalidasi pembelian
resmi untuk digunakan dalam aplikasi, tetapi pengembang mengeluh bahwa hal
itu tidak cukup efisien. Google menjawab bahwa alat tersebut dimaksudkan
sebagai kerangka sampel bagi para pengembang untuk memodifikasi dan
mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan mereka, bukan sebagai solusi
untuk mengakhiri pembajakan. Pada tahun 2012, Google merilis sebuah fitur
dalam Android 4.1 yang mengenskripsikan aplikasi berbayar sehingga aplikasi
18
tersebut hanya bisa berjalan pada perangkat tempat mereka dibeli, namun fitur ini
dinonaktifkan untuk sementara karena masalah teknis.
2.14 Masalah kekayaan intelektual
Baik Android maupun produsen ponsel Android telah terlibat dalam berbagai
kasus hukum paten. Pada tanggal 12 Agustus 2010, Oracle menggugat Google
atas tuduhan pelanggaran hak cipta dan paten yang berhubungan dengan bahasa
pemrograman Java. Oracle awalnya menuntut ganti rugi sebesar $6,1 miliar,
namun tuntutan ini ditolak oleh pengadilan federal Amerika Serikat, yang
meminta Oracle untuk merevisi gugatannya. Sebagai tanggapan, Google
mengajukan beberapa pembelaan, mengklaim bahwa Android tidak melanggar
paten atau hak cipta Oracle, bahwa paten Oracle tidak valid, dan beberapa
pembelaan lainnya. Pihak Oracle menyatakan bahwa Android berbasis pada
Apache Harmony, implementasi clean room perpustakaan kelas Java, dan secara
independen mengembangkan mesin virtual yang disebut Dalvik. Pada bulan Mei
2012, juri dalam kasus ini menemukan bahwa Google tidak melanggar paten
Oracle, dan hakim memutuskan bahwa struktur API Java yang digunakan oleh
Google tidak memiliki hak cipta.
Selain tuntutan secara langsung terhadap Google, berbagai "perang proksi" juga
dilancarkan terhadap Android secara tidak langsung dengan menargetkan
produsen perangkat Android, dengan tujuan untuk memperkecil peluang
produsen tersebut mengadopsi platform Android dan meningkatkan biaya
peluncuran produk Android ke pasaran. Apple dan Microsoft
menggugat beberapa produsen perangkat Android terkait masalah pelanggaran
paten; tuntutan Apple yang berkepanjangan terhadap Samsung menjadi kasus
yang sangat terpublikasi. Pada Oktober 2011, Microsoft mengungkapkan bahwa
mereka telah menandatangani perjanjian lisensi paten dengan sepuluh produsen
ponsel yang produk-produknya menguasai 55% pasar global perangkat Android,
termasuk Samsung dan HTC. Kasus pelanggaran paten antara Samsung dan
Microsoft berakhir dengan kesepakatan bahwa Samsung akan mengalokasikan
lebih banyak sumber daya untuk mengembangkan dan memasarkan ponsel
dengan sistem operasi Windows Phone besutan Microsoft.
Google secara terbuka menyatakan kefrustrasiannya dalam menghadapi gugatan
pelanggaran paten di Amerika Serikat, menuduh bahwa Apple, Oracle, dan
Microsoft sedang berupaya untuk melemahkan kedigjayaan Android melalui
litigasi paten, alih-alih berinovasi dan bersaing dengan cara menciptakan produk
dan layanan yang lebih baik. Pada 2011-2012, Google membeli Motorola
Mobility seharga $12,5 miliar. Upaya ini dipandang sebagai langkah pertahanan
Google untuk melindungi Android, karena Motorola Mobility memegang lebih
19
dari 17.000 hak paten. Pada Desember 2011, Google juga membeli lebih dari
seribu paten dari IBM.
2.15 Selain telepon pintar dan tablet
Sifat Android yang terbuka dan bisa dikustomisasi menyebabkan sistem operasi
ini juga digunakan pada perangkat elektronik lainnya, termasuk laptop dan
netbook, smartbook, Smart TV (Google TV), dan kamera (Nikon Coolpix S800c
dan Galaxy Camera). Selain itu, sistem operasi Android juga mengembangkan
aplikasinya pada kacamata pintar (Google Glass), jam tangan, penyuara kuping,
CD mobil dan pemutar DVD, cermin, pemutar media portabel, jaringan tetap, dan
telepon VoIP. Ouya, sebuah konsol permainan video yang menggunakan
sistem operasi Android, menjadi salah satu kampanye Kickstarter paling sukses,
didanai sebesar $8,5 juta untuk pengembangannya, yang kemudian diikuti oleh
konsol permainan video berbasis Android lainnya seperti Project Shield dari
Nvidia.
Pada tahun 2011, Google memperkenalkan "Android@Home", teknologi otomatis
baru yang memanfaatkan Android untuk mengontrol beberapa alat-alat rumah
tangga seperti kontak lampu, soket listrik, dan termostat. Mengontrol lampu
dikatakan dapat dikendalikan dari ponsel atau tablet Android. Pimpinan Android
Andy Rubin menegaskan bahwa "menyalakan dan mematikan lampu bukanlah
hal yang baru, Google berpikir lebih ambisius dan tujuannya adalah untuk
menggunakan posisinya sebagai penyedia jasa awan guna membawa produkproduk Google ke rumah pelanggan."
2.16 Sejarah penamaan versi android
1. Tanpa nama ( Android versi 1.0 1.1 )
Sistem android versi 1.0 ini pertama kali hadir di tahun 2008, tepatnya
pada oktober 2008. Ponsel pertama yang menggunakan sistem android
adalah HTC. Pada bulan Februari 2009 rilis update pertama android versi
1.1 yang masih belum memiliki nama. Dan untuk android versi
selanjutnya google memutuskan untuk member nama versi android dengan
nama makanan ringan, tujuannya adalah agar mudah di ingat oleh para
pengguna dan pecinta android.
2. Cupcake (Android versi 1.2 – 1.5)
Nama Cupcake diambil dari sebuah makanan ringan berupa kue kecil yang
di kemas dalam sebuah wadah yang biasanya di sajikan dengan frosting
diatasnya. Dengan penamaan Cupcake ini maka penamaan dari versi
Android dimulai.
3. Donut ( Android versi 1.6 )
Versi selanjutnya adalah Donut, versi ini dirilis pada bulan september
2009 tentu donut sudah tak asing lagi bagi telinga orang Indonesia. Donut
adalah sebuah makanan ringan berbentuk bulat yang terdapat lubang di
tengahnya ( berbentuk seperti cincin ). Versi android ini memiliki fitur
20
4.
5.
6.
7.
8.
9.
foto dan video dari kamera antarmuka dan integrasi pencarian yang lebih
baik. Selain itu ditambahkan juga dukungan untuk ukuran layar yang lebih
besar, dan diberi versi awal fitur navigasi turn-by-turn besutan Google.
Eclair ( android 2.0 - 2.1 )
Éclair adalah makanan penutup yakni kue yang biasanya berbentuk
persegi panjang yang dibuat dengan krim di tengah dan lapisan cokelat di
atasnya. Di rilis pada bulan oktober 2009, dengan rilisnya android versi ini
google menambahkan fitur Bluetooth 2.1, flash dan kamera dengan digital
zoom, multi-touch, live wallpaper dan lainnya.
Froyo ( Android 2.2 - 2.2.3 )
Nama Froyo diambil dari kependekan dari Frozen Yoghurt yaitu yoghurt
yang telah mengalami proses pendinginan sehingga terlihat seperti es
krim. Versi ini dirilis pada bulan Mei 2010 dengan update memperbaiki
segi kecepatan dan pengadopsian Javascript dari browser Google Chrome
dengan fitur-fiturnya.
Gingerbread ( Android 2.3 - 2.4 )
Nama Gingerbread diambil dari jahe atau cookie dengan rasa khas jahe
yang biasanya berbentuk boneka mirip manusia . versi ini dirilis pada
bulan desember 2010. Smartphone pertama yang memakai versi android
ini adalah Nexus S yang dikeluarkan oleh produsen Samsung. Android 2.3
Gingerbread ini merupakan OS Android yang paling lama berkuasa
bahkan sampai sekarangpun beberapa vendor masih mengeluarkan ponsel
dengan versi ini. Adapun perbaikan di versi Gingerbread ini adalah
tambahan fitur dukungan untuk SIP internet calling, kemampuan nirkabel
NFC, dukungan untuk dual kamera, dukungan untuk sensor giroskop dan
sensor lainnya, fitur download manager, sejumlah tweak untuk
penggunaan di Tablet, dan lainnya.
Honeycomb ( Android 3.0 - 3.2 )
Nama Honeycomb diambildari nama sereal manis yang terbuat dari jagung
dengan rasa madu yang berbentuk sarang lebah, makanan ini yang populer
sejak tahun 1965. Untuk versi ini merupakan versi yang ditujukan untuk
gadget Tablet. Android Honeycomb rilis pada Februari 2011, kemudian
upgrade ke versi 3.1 dan 3.2.
Ice Cream Sandwich ( Android 4.0 )
Android Ice Cream Sandwich atau biasa dikenal dengan nama Android 4.0
ICS adalah versi terbaru Android yang sangat mendukung baik untuk
smartphone, tablet, dan lainnya. Android ini rilis pada 19 October 2011.
Yang baru dalam android ini adalah perubahan interface dari android
sebelumnya, antara lain pengoptimalan multitasking, variasi layar beranda
yang bisa disesuaikan dan interaktivitas mendalam serta cara baru yang
ampuh untuk berkomunikasi dan berbagi konten. Nama Ice Cream
Sandwich diambil dari makanan dimana lapisan es krim yang biasanya
berupa vanila yang terjepit antara dua cookies coklat, dan biasanya
berbentuk persegi panjang.
Jelly Bean ( Android 4.1 - 4.3 )
Android 4.1 Jelly Bean diumumkan pada 27 Juni 2012 pada konferensi
Google l/O yang secara resmi dikenalkan ke publik sekitar Oktober 2012.
Versi ini adalah yang tercepat dan terhalus dari semua versi Android. Fitur
21
baru yang terapat di versi ini adalah meningkatkan kemudahan dan
keindahan tampilan dari Ice Cream Sandwich dan memperkenalkan
pengalaman pencarian Google yang baru di Android. Android 4.2 Jelly
Bean juga menawarkan peningkatkan kecepatan dan kemudahan Android
4.1 serta mencakup semua fitur baru seperti Photo Sphere dan desain baru
aplikasi kamera, keyboard Gesture Typing, Google Now dan lainnya.
Untuk nama Jelly Bean pasti semua tahu kan, ya nama ini diambil dari
sejenis permen yang juga populer disebut kacang jeli.
10. KitKat ( Android 4.4 )
Awalnya android versi ini di isukan bernama Key Lime Pie. Namun pada
tanggal oktober 2013 google merilis kitkat sebagai generasi android
berikutnya. Android versi ini memiliki banyak fitur & semakin
memanjakan para pengguna android. Diantaranya : Immersive mode,
Akses kontak langsung dari aplikasi telepon, google now launcher, dan
pastinya memiliki interface UI yang baru.
11. Lollipop ( Android 5.X )
Android Lollipop adalah versi stabil terbaru dengan versi antara 5.0 dan
5.1. Diresmikan pada 25 Juni 2014 saat Google I / O, dan tersedia secara
resmi melalui over-the-air (OTA) update pada tanggal 12 November 2014,
untuk memilih perangkat yang menjalankan distribusi Android dilayani
oleh Google (seperti perangkat Nexus dan Google Play edition).
Salah satu perubahan yang paling menonjol dalam rilis Lollipop adalah
user interface yang didesain ulang dan dibangun dengan yang dalam
bahasa desain disebut sebagai “material design”. Perubahan lain termasuk
perbaikan pemberitahuan, yang dapat diakses dari lockscreen dan
ditampilkan pada banner di bagian atas screen. Google juga membuat
perubahan internal untuk platform, dengan Android Runtime (ART) secara
resmi menggantikan Dalvik untuk meningkatkan kinerja aplikasi, dan
dengan perubahan yang ditujukan untuk meningkatkan dan
mengoptimalkan penggunaan baterai, yang dikenal secara internal sebagai
Project Volta.
2.17 Kelebihan Android





Android bersifat terbuka, karena berbasis linux yang memang open source
jadi bisa dikembangkan oleh siapa saja
Akses mudah ke Android App Market : Pemilik android adalah orang
yang gemar utak atik handphone, dengan Google Android App Market
anda bisa mendownload berbagai aplikasi dengan gratis
Sistem Operasi Merakyat : Ponsel Android, beda sekali dengan iOS yang
terbatas pada iphone dari Apple, maka Android punya banyak produsen,
dengan gadget andalan masing masing mulai HTC hingga Samsung
Fasilitas penuh USB. Anda bisa mengganti baterai, mass storage,
diskdrive, dan USB tethering
Mudah dalam hal notifikasi : sistem operasi ini bisa memberitahukan Anda
tentang adanya SMS, Email, atau bahkan artikel terbaru dari RSS Reader.
Bahkan anda tidak akan terlewat dalam hal misscall sekalipun
22


Mendukung semua layanan Google : sistem operasi Android mendukung
semua layanan dari google mulai dari Gmail sampai Google reader. semua
layanan google bisa anda miliki dengan satu sistem operasi yaitu Android
Install ROM modifikasi : kita kadang mendapati ROM yang tidak resmi.
Maksudnya adalah versi yang telah rilis tidak sesuai dengan spesifikasi
ponsel kita, jalan terakhir kita adalah modifikasi. Jangan khawatir ada
banyak custom ROM yang bisa Anda pakai di ponsel Android, dan
dijamin tidak akan membahayakan perangkat anda.
Kekurangan Android






Terhubung dengan internet : Android bisa dibilang sangat memerlukan
koneksi internet yang aktif. Setidaknya harus ada koneksi internet GPRS
di daerah anda, agar perangkat siap untuk online sesuai dengan kebutuhan
kita.
Perusahaan perangkat kadang lambat mengeluarkan versi resmi dari
Android milik anda. Meskipun kadang tidak ada perbedaan mencolok
dalam hal UI.
Android Market kurang kontrol dari pengelola, kadang masih terdapat
malware.
Sebagai penyedia layanan langsung, terkadang pengguna sangat sulit
sekali terhubung dengan pihak Google.
Kadang sering terdapat iklan : karena mudah dan gratis, kadang sering
diboncengi iklan. Secara tampilan memang tidak mengganggu kinerja
aplikasi itu sendiri, karena memang kadang berada di bagian atas atau
bawah aplikasi.
Boros Baterai, ya memang android lebih boros dibandingkan dengan OS
yang lain. hal ini karena memang OS ini banyak “process” di background
yang mengakibatkan baterai cepat habis
23
2.18 Gambar menu Android
24
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Terima Kasih pada semua pihak yang membantu. Teman-teman, telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini juga sumber-sumber yang
telah membantu kami dalam melengkapi materi makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini
dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.
3.1 KESIMPULAN
Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk
perangkat seluler layar sentuh seperti telepon pintar, komputer tablet dan televisi
pintar. Pada tahun 2005 sistem ini dikembangkan pertama kali oleh android.inc,
namun dibeli kepemilikannya oleh google dan google sendiri langsung merilisnya
secara resmi pada 2007, dan mulai dipasarkan pertama kali pada oktober 2008
Dan ponsel pertama yang berbasis android adalah HTC Dream yang
pertama kali diluncurkan pada 22 oktober 2008 dengan fitur unggulannya, yaitu
fitur antarmuka atau serupa dengan di dunia nyata tanpa tombol (touch screen)
Dengan meningkatnya respon baik dari masyarakat luas google
mengenmbangkan dengan bekerja sama dengan pihak ke tiga (appstore, google
play, amazon dll) dan mereka memiliki fungsi sebagai took applikasi yang
menyediakan fitur yang lebih banyak dalam menggunakan sistem operasi ini
Perkembangan zaman seperti saat ini menyebabkan google bergerak cepat
dengan menambah fitur lain dalam pengoperasian sistem ini dengan dapat pula
sistem operasi android ini dapat di gunakan di Smartphone, Computer, Tablet dan
Smart tv
25
Dengan perkembangan fitur dan cara pengoperasiannya maka akan
menimbulkan system menjadi slow respon atau lemot maka google selalu
melakukan pembaharuan sistem setiap 6-9 bulan sekali agar system operasi dapat
berfungsi maksimal
Tetapi dalam pembaharuan sistem ini user pun harus setidaknya mendaftar
sebagai member atau memiliki akun pribadi yang dimana dalam akun tersebut
akan menjamin keamanan dan privasi data si pengguna dalam mengoperasikan
sistem ini
3.2 LAMPIRAN
NAMA
NIM
TUGAS
TANDA
TANGAN
REXHY PUTRA 1501150079 PENDAHULUAN
AMANDA
(KETUA)
ARDHIAN
GUMILAR M
1501150016 ISI
MUHAMMAD
INDRA NUR
1501150088 ISI
LUDI
LAZUARDI L
1501150097 PENUTUP
SWANDANI
REZA
1501154106 PENUTUP
26
DAFTAR PUSTAKA
http://b32121019.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-dan-fungsi-android.html
http://www.duniagadget558.com/2015/09/urutan-versi-nama-android.html
http://usamahcomp.blogspot.co.id/2013/09/operating-system-android-sejarahdan.html
https://iskandargroup.wordpress.com/tugas-sistem-operasi/sejarah-perkembanganandroid/
http://www.kompasiana.com/fariseiffel/sejarah-lahirnyaandroid_54f963e8a33311b6078b4e82
http://umardanny.com/sejarah-android-dan-perkembangannya-dari-masa-ke-masa/
http://saiful-jais.blog.ugm.ac.id/2012/03/11/kelebihan-dan-kekurangan-sistemoperasi-android/
27
28
Download