Edisi Juni 2017 Volume X No. 2

advertisement
ISSN 1979-8911
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2
Analisis Kandungan Vitamin C Makroalga serta Potensinya bagi Masyarakat
di Kawasan Pantai Timur Cagar Alam Pananjung Pangandaran
1, 2
Tia Setiawati1, Maitala Sari2
Departemen Biologi, Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang Km.21 Jatinangor
ABSTRAK
Makroalga merupakan sumber terbaharukan yang potensial. Makroalga memiliki kandungan
nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, serat, lemak, mineral dan berbagai vitamin. Salah
satu vitamin yang terkandung adalah vitamin C yang memiliki banyak manfaat bagi manusia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan vitamin C makroalga serta
potensinya bagi masyarakat di kawasan Pantai Timur Cagar Alam Pananjung Pangandaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode jelajah dengan bantuan garis transek, analisis
kandungan vitamin C makroalga menggunakan metode iodometri dan kajian potensi makroalga
menggunakan metode wawancara. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan kandungan
vitamin c pada delapan jenis makroalga yang ditemukan yaitu: Gracillaria eucheumioides
0,0401 mg/g, Halimeda macroloba 0,077 mg/g, Halymenia harveyana 0,036 mg/g, Gracillaria
salicornia 0,0559 mg/g, Valoniopsis pachynema 0,0529 mg/g, Gracillaria coronipifolia 0,0478
mg/g, Borgesinia forbesii 0,1121 mg/g, Acanthophora spicifera 0,0459 mg/g. Berdasarkan
pengetahuan masyarakat setempat potensi makroalga sebagai bahan pangan (agar), bahan obat
dan bahan pakan abalon. Dapat disimpulkan bahwa kandungan vitamin C tertinggi terdapat pada
Borgesinia forbesii 0,1121 mg/g dan terendah terdapat pada Halymenia harveyana 0,036 mg/g
serta kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai potensi makroalga.
Kata kunci: Makroalga, Vitamin C, Potensi Makroalga
Indonesia menduduki posisi penting
PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan
salah
satu
negara kepulauan termasuk negara maritim
yang terbesar di dunia. Wilayah suatu
negara maritim meliputi wilayah daratan dan
wilayah perairan laut. Indonesia memiliki
garis pantai sepanjang 81.000 kilometer dan
terdiri dari sekitar 17.500 buah pulau yang
tersebar
di
sekitar
(Adisasmita, 2006).
garis
khatulistiwa
sebagai
produsen
makroalga
dunia.
rumput
laut
atau
Produksi
makroalga
Indonesia berasal dari pengambilan di laut
dan pembudidayaan. Di samping potensi
lahan yang luas, kebutuhan makroalga yang
terus menunjukkan peningkatan, baik pasar
domestik maupun pasar dunia, merupakan
suatu
prospek
bagi
pengembangan
makroalga di Indonesia (Kordi, 2011).
212
ISSN 1979-8911
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2
Rumput laut atau makroalga laut
merupakan
sumber
terbaharukan
menetralkan singlet oksigen yang sangat
yang
reaktif, berperan dalam pertumbuhan sel,
potensial dalam lingkungan laut. Sekitar
berfungsi seperti hormon, dan ikut berperan
6000 spesies rumput laut telah diidentifikasi
dalam proses fotosintesis (Davey, 2006).
dan dikelompokkan sebagai alga hijau
Vitamin C hanya dapat dibentuk oleh
(Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta) dan
tumbuhan dan terdapat pada sayuran serta
alga merah (Rhodophyta). Produksi rumput
buah-buahan dalam jumlah yang besar. Hal
laut secara global di dunia pada tahun 2004
ini disebabkan tumbuhan memiliki enzim
lebih dari 15 juta ton, yaitu 1,3 juta ton
mikrosomal
panen bebas dan 14,8 juta ton hasil
sebagai komponen dalam pembentukan
aquakultur (FAO, 2007).
asam askorbat (Padayatty et al., 2003).
Rumput laut sebagai bahan baku diet
L-gulonolakton
Penelitian
C
mengenai
makroalga
oksidase,
kandungan
telah diketahui sejak dahulu di daerah
vitamin
masih
terbatas
oriental karena bahan tersebut bergizi dan
dilakukan, khususnya di kawasan Pantai
merupakan sumber vitamin, dietary fibre,
Timur Cagar Alam Pananjung Pangandaran,
mineral dan protein yang sangat baik.
Ciamis, Jawa Barat. Untuk itu perlu
Produk hidrokoloid yang dihasilkan rumput
dilakukan penggalian informasi mengenai
laut juga telah digunakan sebagai bahan
kandungan vitamin C makroalga serta
kosmetik, farmasi dan industri pangan
potensinya.
(Padayatty et al., 2003).
Makroalga memiliki kandungan nutrisi
penting seperti karbohidrat, protein, serat,
lemak,
mineral
dan
berbagai
vitamin.
METODE
Bahan
Bahan
yang
digunakan
dalam
Vitamin C adalah nutrisi yang dibutuhkan
penelitian ini adalah akuades, larutan standar
oleh tubuh manusia. Salah satu vitamin yang
iodin 0,01 N, larutan amilum 1%, serta
terkandung dalam makroalga adalah vitamin
sampel makroalga.
C. Vitamin C diproduksi oleh tumbuhan
dalam
jumlah
yang
besar.
Makroalga
Metode Penelitian
termasuk dalam jenis tumbuhan tingkat
Metode penelitian yang digunakan
rendah. Fungsi vitamin C bagi tumbuhan
dalam penelitian ini adalah metode jelajah
adalah sebagai agen antioksidan yang dapat
dibantu dengan garis transek. Garis transek
213
ISSN 1979-8911
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2
yang digunakan sebanyak 5 garis, masing-
stasiun pengamatan pada 5 garis transek
masing memiliki panjang 20 meter dengan
adalah
jarak ke kanan dan kiri 5 meter dari garis
diambil
pantai ke arah laut. Pada tiap garis transek
dimasukan dalam kantong zip lock.
20
di
stasiun.
setiap
Sampel
stasiun
makroalga
kemudian
dibuat 4 stasiun dengan panjang masingmasing stasiun sebesar 5 meter. Total
stasiun pada kelima transek adalah 20
Analisis Kandungan Vitamin C
Analisis
kandungan
vitamin
C
stasiun. Sedangkan uji kandungan vitamin C
dilakukan dengan metode titrasi iodometri.
dengan metode iodometri, serta metode
Sampel makroalga digerus dengan mortar.
wawancara
potensi
Bahan yang sudah digerus (slurry) diambil
makroalga bagi masyarakat di kawasan
sebanyak 30 g dan dimasukkan dalam labu
penelitian.
ukur 100 mL. Akuades ditambahkan sampai
untuk
mengetahui
volume mencapai 100 mL, lalu disaring
Prosedur Kerja
dengan kertas saring. Filtrat diambil 20 mL
Pengambilan Sampel Makroalga
dan dimasukkan dalam labu Erlenmeyer 125
Pengambilan sampel dilakukan di
Pantai
Timur
Pananjung
amilum 1%. Tahap selanjutnya adalah titrasi
Pangandaran menggunakan metode transek
dengan larutan iodin standar 0,01 N yang
garis. Lima garis transek dibuat dengan
dibuat dari bahan KI dan yodium sampai
panjang tiap garis transek adalah 20 m dan
larutan berwarna biru. Sudarmaji (1989)
jarak ke kanan dan kiri sepanjang 5 meter
menyatakan dalam 1 mL larutan iodin yang
dari garis pantai ke arah laut. Penentuan
terpakai setara dengan 0.88 mg vitamin C,
lokasi garis transek 1, 2, 3, 4, dan 5 dipilih
sehingga penghitungan kandungan vitamin
berdasarkan
terhadap
C dapat dilakukan dengan mengalikan
keragaman makroalga yang ada di kawasan
volume larutan iodin yang terpakai dalam
Pantai
proses titrasi dengan 0,88 mg.
Timur
Cagar
Alam
mL kemudian ditambahkan 2 mL larutan
pengamatan
Cagar
Alam
Pananjung
Pangandaran.
Pada setiap garis transek dibuat stasiun
Potensi Makroalga bagi Masyarakat di
pengamatan sepanjang 5 meter sehingga
Kawasan Pantai Timur Cagar Alam
pada tiap satu garis transek memiliki 4
Pananjung Pangandaran
stasiun
pengamatan,
total
keseluruhan
214
ISSN 1979-8911
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2
Kajian
potensi
makroalga
berdasarkan pada pengetahuan masyarakat
di
sekitar
kawasan
Pantai
Timur
Pangandaran, dilakukan dengan metode
wawancara pada 5 informan kunci.
E
F
G
H
HASIL
Berdasarkan
ditemukan
hasil
sebanyak
pengamatan,
delapan
jenis
makroalga di kawasan Pantai Timur Cagar
Alam Pananjung Pangandaran, Ciamis, Jawa
Barat seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Jenis makroalga yang ditemukan
di kawasan Pantai Timur Cagar Alam
Pananjung Pangandaran, Ciamis Jawa Barat.
A
B
Keterangan
A
Gracillaria E
eucheumioides
B
C
D
salicornia
Gracillaria
coronipifolia
Halimeda G
macroloba
D
pachynema
Halymenia F
harveyana
C
Valoniopsis
Acanthophora
spicifera
Gracillaria H
Borgesinia
forbesii
215
ISSN 1979-8911
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2
Hasil analisis kandungan vitamin C
makroalga di kawasan Pantai Timur Cagar
Barat dapat dilihat pada Gambar 2 berikut
ini:
kandungan vitamin C (mg/ g)
Alam Pananjung Pangandaran, Ciamis, Jawa
0.12
0.1121
0.1
0.077
0.08
0.0559
0.06
0.0401
0.0529
0.0478
0.0459
0.036
0.04
0.02
0
jenis makroalga
Gambar 2. Hasil analisis kandungan vitamin C pada delapan jenis makroalga yang ditemukan di
kawasan Pantai Timur Cagar Alam Pananjung Pangandaran
Pada
Gambar
2
Halimeda
macroloba
0,077
mg/g,
kandungan vitamin C yang dimiliki oleh
Halymenia
harveyana
0,036
mg/g,
makrolaga yang diujikan masing-masing
Gracillaria
salicornia
0,0559
mg/g,
berbeda.
analisis
Valoniopsis
pachynema
0,0529
mg/g,
kandungan vitamin C pada delapan jenis
Gracillaria
coronipifolia
0,0478
mg/g,
makoalga
Borgesinia
Berdasarkan
yang
terlihat
hasil
ditemukan
bahwa
yaitu:
Gracillaria eucheumioides 0,0401 mg/g,
Acanthophora
forbesii
spicifera
0,1121
0,0459
mg/g,
mg/g.
Tabel 1. Hasil kajian potensi makroalga kawasan Pantai Timur Cagar Alam Pananjung
Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat.
No
1
Responden
Staff BPAPL (Budidaya
Pengembangan Budidaya Air
Hasil wawancara
Alga digunakan sebagai bahan pakan abalon. Jenis alga
yang dipakai adalah Gracillaria coronipifolia. dan
216
ISSN 1979-8911
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2
2
Payau dan Laut)
Nelayan
3
Penjual Agar dari Alga Merah
4
Sesepuh/Tetua
5
Staff BKSDA
Ulva sp.
Alga Gracillaria sp. di Pangandaran dimanfaatkan
sebagai bahan pangan yaitu agar-agar.
Alga Gracillaria sp. di Pangandaran digunakan sebagai
bahan agar dan obat.
Alga Gracillaria sp. digunakan hanya sebagai bahan
pangan saja yakni sebagai bahan agar-agar
Alga Gracillaria sp. di Pangandaran hanya digunakan
sebagai bahan pangan saja yaitu agar-agar.
padat
PEMBAHASAN
berwarna hijau
atau hijau tua.
Memiliki cabang yang tidak teratur di
Jenis makroalga yang ditemukan di
kawasan
Pantai
dan
melengkung
membentuk tandan padat (Tampubolon,
Pananjung Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat
2013). Borgesinia forbesii (Gambar 1H)
sebanyak delapan spesies makroalga, yang
memiliki ciri-ciri thallus membentuk seperti
termasuk
kelas
yaitu
balon,
Rodhopyceae.
Jenis
transparan, bagian dalamnya berisi cairan
makroalga yang termasuk ke dalam kelas
dan terlihat mengkilap. Thallus berwarna
Chloropyceae terlihat pada Gambar 1 (C, E
hijau
dan H). Halimeda macroloba (Gambar 1)
Borgessenia
memiliki ciri-ciri thallus rimbun, blade kaku
(Tampubolon, 2013).
Chloropyceae
dalam
dan
dua
Cagar
terminal
Alam
ke
Timur
bagian
silindris,
muda,
berdinding
holdfast
forbesii
tipis
rhizoid.
dan
Habitat
pada substrat batu
dan berkapur, holdfast seperti umbi yang
Sedangkan yang termasuk ke dalam
memanjang. Thallus alga ini berwarna hijau
kelas Rhodopyceae terlihat pada Gambar 1
dan pada saat kering memiliki warna hijau
(A,
kekuningan, habitatnya berada pada substrat
eucheumioides (Gambar 1A) mempunyai
berpasir (Tampubolon, 2013). Valoniopsis
ciri umum yaitu thallus gepeng, halus,
pachynema (Gambar 1E) merupakan alga
pinggir bergerigi, membentuk rumpun radial
hijau berserabut yang mempunyai bentuk
seperti umbi tanaman jahe, oleh karena itu di
yang kaku yang menempel pada substrat
Pulau Seribu lebih dikenal dengan sebutan
batu karang mati atau pada substrat yang
agar-agar jahe. Thallus jenis alga ini
keras. Thallus nya membentuk agregasi
memiliki ciri percabangan dichotomous,
B,
D,
F
dan
G).
Gracillaria
217
ISSN 1979-8911
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2
ukuran panjang 10 cm, lebar 1 cm dengan
ideal berkisar 20-28 per mil (Birsyam,
warna hijau-coklat. Alga ini tumbuh melekat
1992). Gracillaria coronipifolia (Gambar
pada substrat batu, urnurnnya di daerah
1F) memiliki ciri umum bentuk thallus
rataan terurnbu karang. Jenis alga ini
silindris, licin, warna coklat-hijau atau
sebaran turnbuh tidak begitu meluas di
coklat kuning (pirang), menempel pada
perairan Indonesia, kelimpahannya tidak
substrat dengan cakram kecil. Percabangan
begitu tinggi, dan tidak termasuk jenis yang
thallus
umum
umumnya rimbun pada bagian atas rumpun,
didapat
Halymenia
(Tampubolon,
harveyana
(Gambar
2013).
1B)
dichotomous
berwarna
berulang-ulang,
hijau-pirang.
Alga
jenis
ini
memiliki ciri umum thallus gepeng, pinggir
tumbuh pada batu di daerah terumbu karang
bergerigi, holdfast bentuk cakram. Thallus
(Tampubolon,
memiliki percabangan alternate atau pinnate,
spicifera memiliki ciri-ciri thallus berbentuk
menyudut tegak dan bentuknya mengecil ke
silindris,
arah bagian atas dengan ujung percabangan
berkapur. Thallus memiliki percabangan
memanjang agak silindris (Saroyo, 2011).
dichotomous,
Alga ini tumbuh di bagian sisi luar terumbu
Acanthophora
yang selalu tergenang air dan terkena ombak
memiliki panjang batang 1.5 mm, dengan
langsung, menempel pada substrat karang
jarak percabangan 2.29 mm. Ukuran luas
batu bidup atau karang mati. Gracillaria
penampang
salicornia (Gambar 1D) memiliki ciri umum
permukaan terdiri dari 1-2 korteks dengan
bentuk thallus silindris atau gepeng dengan
diameter
percabangan mulai dari yang sederhana
memanjang. Sel kortikal pada permukaan
sampai yang paling rumit dan rimbun, di
bentuknya memanjang dengan diameter 2.57
atas
mm. Habitat alga ini berada pada substrat
percabangannya
umumnya
bentuk
thallus (kerangka tubuh tanaman) agak
mengecil,
permukaannya
halus
2013).
tinggi
11
cm,
warna
2.72
padat,
hijau
spicifera
sel
Acanthophora
kecoklatan.
(Gambar
41.59
mm,
blade
mm,
bentuk
1G)
bagian
korteks
berpasir (Tampubolon, 2013).
atau
Pada Gambar 2 terlihat bahwa terdapat
berbintil-bintil, diameternya berkisar antara
perbedaan kandungan vitamin C yang
0,5-2 mm dengan panjang thallus dapat
dimiliki oleh makrolaga yang diujikan.
mencapai 30 cm atau lebih. Gracilaria
Berdasarkan
salicornia tumbuh di rataan terumbu karang
vitamin C terendah terdapat pada spesies
dengan air jernih dan arus cukup, salinitas
Halymenia harveyana sebanyak 0,036 mg/g
hasil
analisis,
kandungan
218
ISSN 1979-8911
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2
dan kandungan vitamin C tertinggi pada
penangkapan radikal bebas dan regenerasi
spesies Borgesenia forbesii sebanyak 0,1121
vitamin E (Almatsier, 2003).
mg/g. Menurut Suparmi (2009) kadar
Vitamin C merupakan salah satu
vitamin C dapat mencapai 500-3000 mg/kg
komponen nutrisi bebentuk kristal putih
berat kering dari rumput laut hijau dan
yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
coklat, 100-800 mg/kg pada rumput laut
kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam
merah. Perbedaan kandungan vitamin C
keadaan larut, vitamin C sudah rusak karena
antar spesies dapat disebabkan oleh adanya
bersentuhan
faktor
terutama
genetis.
Biosintesis
vitamin
C
dengan
bila
udara
terkena
(oksidasi)
panas.
Oksidasi
diregulasi oleh adanya gen-gen penyandi
dipercepat dengan kehadiran tembaga dan
enzim yang berperan didalamnya. Zadeh et
besi. Vitamin C tidak stabil dalam larutan
al. (2007) menyebutkan ada enam enzim
alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan
yang disandi oleh gen-gen dalam biosintesis
asam. Vitamin C adalah vitamin yang paling
vitamin C, diantaranya mio-inositol oksidase
labil.
(MIO),
GDP-Manosa-3’,5’-epimerase
kandungan vitamin C-nya baik digunakan
(GME),
L-galaktono-gamma-lakton
sebagai bahan pangan, karena beberapa jenis
dehidrogenase
berdasarkan
makroalgae tertentu juga sudah banyak
L-
digunakan sebagai bahan pangan baik
Galaktosa-1-fosfate fosfatase (GalPase), dan
dikonsumsi langsung maupun olahannnya
LGalaktosa
seperti
reduktase
asam
makroalga
D-
galakturonic
(GLDH),
Potensi
(GalUA),
dehidrogenase
(GalDH).
agar-agar.
Vitamin
C
sendiri
Keragaman inilah yang dapat menyebabkan
memiliki banyak fungsi didalam tubuh
perbedaan kandungan vitamin C pada setiap
(Almatsier, 2003).
spesies.
Potensi makroalga bagi masyarakat di
Rumput laut menyediakan sumber
kawasan
Pantai
Timur
Cagar
Alam
vitamin C yang sangat bermanfaat untuk
Pananjung Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat
memperkuat
berdasarkan
sistem
kekebalan
tubuh,
pengetahuan
masyarakat
meningkatkan aktivitas penyerapan usus
setempat seperti yang tercantun pada Tabel
terhadap
pengendalian
1 merupakan hasil wawancara dengan lima
pembentukan jaringan dan matriks tulang,
responden. Menurut responden makroalga
dan juga berperan sebagai antioksidan dalam
memiliki potensi sebagai bahan pangan
zat
besi,
219
ISSN 1979-8911
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2
yaitu agar, bahan obat dan bahan pakan
mikroba, jamur, yeast, dan mikroalga, serta
Abalon.
rekombinasi DNA dan elektroforesis.
Menurut
Suparmi
(2009)
agar
Agar adalah senyawa karbohidrat
merupakan produk utama yang dihasilkan
netral
dari rumput laut terutama dari kelas
molekul-molekul asam, bersifat koloid dan
Rhodopycea. Makroalga yang dipakai oleh
membentuk gel dalam air (Aslan 1998).
masyarakat setempat untuk bahan agar yaitu
Menurut Susanto, dkk. (2001), bahwa agar
dari jenis Gracillaria sp. Rumput laut
merupakan
mengandung agar-agar,
kompleks, terdapat pada bagian dinding sel
alginat.
Agar
keraginan, dan
merupakan
suatu
asam
dari
yang
terdiri
suatu
beberapa
jenis
dari
satuan-satuan
polisakarida
ganggang
yang
merah.
sulfanik yaitu ester dari galakto linier yang
Sedangkan menurut Effendi (2003), bahwa
diperoleh dari ekstrak ganggang. Makroalga
agar merupakan suatu polisakarida yang
penghasil agar antara lain: Gracilaria,
bersifat hidrofilik yang dihasilkan dari
Gelidum,
proses ekstrasi dari rumput laut kelas
Pterocladia,
dan
dari
jenis
Acanthopeltis.
Agar
Rhodophyceae. Dalam molekul agar-agar
memiliki
kemampuan
terdapat Ca dan Mg yang terbentuk dari
membentuk lapisan gel atau film, sehingga
estem asam sulfat dengan rumus R-R
banyak
bahan
(SO2O)2M dimana M adalah Ca dan Mg.
penstabil
Agar tidak larut dalam air dingin tetapi larut
(stabilizer), pembentuk gel, pensuspensi,
dalam air panas. Pada suhu 32-39o C
pelapis, dan inhibitor. Pemanfaatan agar
berbentuk bekuan (solid) dan tidak mencair
dalam bidang industri antra lain: industri
pada suhu di bawah 85oC (Aslan 1998).
makanan dan minuman, farmasi, kosmetik,
Menurut Poncomulyo, dkk. (2006), dari 3 kg
pakan ternak, keramik, cat, tekstil, kertas,
rumput laut kering akan dihasilkan sekitar
fotografi. Dalam industri makanan, agar
780 g agar-agar.
dimanfaatkan
pengemulsi
sebagai
(emulsifier),
banyak dimanfaatkan pada industri es krim,
Selain sebagai bahan agar, menurut
keju, permen, jelly, dan susu coklat, serta
responden, makroalga terkadang digunakan
pengalengan ikan dan daging, Agar juga
sebagai obat kolesterol dan diabetes. Hal ini
banyak
bidang
sesuai dengan pernyataan Ren et al. (1994)
bioteknologi sebagai media pertumbuhan
bahwa rumput laut yang mengandung
digunakan
dalam
komponen agar, karaginan, dan alginat
220
ISSN 1979-8911
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2
memiliki
potensi
dalam
menurunkan
sebagai
bahan
obat,
alga
sering
kolesterol plasma. Komponen agar diketahui
dimanfaatkan sebagai bahan pangan (agar).
dapat menurunkan kolesterol darah hingga
Agar dari Gracillaria sp. dibuat dengan cara
39%. Alginat mempunyai potensi dalam
merendam
menurunkan
melalui
dikeringkan dan dibersihkan dengan air
penghambatan absorpsi kolesterol di usus
beras selama satu malam lalu dicuci bersih,
(Suzuki et al. 1993 dalam Dwiyitno, 2011).
kemudian direbus dengan air dan diberi
Penelitian
bahwa
pemanis. Satu bungkus Gracillaria kering
pemberian natrium alginat 200 mg/ekor/hari
sebanyak satu kepal orang dewasa dijual
pada tikus selama 4 minggu mampu
dengan harga Rp 5000,00.
kolesterol
sejenis
darah
menunjukkan
makroalga
yang
sudah
menurunkan kadar kolesterol total darah
Selain sebagai bahan pangan dan obat,
secara efektif signifikan (Wikanta et al.
Gracillaria sp. ini digunakan sebagai bahan
2003). Penelitian lain yang dilakukan oleh
pakan abalon di Balai Pengembangan
Astawan et al. (2005) menunjukkan bahwa
Budidaya Air Payau dan Laut (BPAPL).
penambahan 5% tepung makroalga E.
Menurut responden, abalon yang diberi
cottonii pada ransum mampu menurunkan
pakan Gracillaria pertumbuhannya lebih
kadar LDL tikus hiperkolesterolemia. Begitu
cepat
pula penelitian pada manusia menunjukkan
ditimbang setiap minggunya. Hal ini sesuai
pemberian serat sebanyak 20 gram/hari pada
hasil penelitian Susanto et al. (2008) yang
pasien
menyatakan
hiperkolesterolemia
mampu
dilihat
dari
berat
bahwa
abalon
abalon
yang
jenis
H.
menurunkan total kolesterol, LDL, serta
squamata lebih menyukai pakan rumput laut
rasio LDL/HDL plasma, masing-masing
jenis
sebesar 6, 8, dan 9% (Hunninghake et al.
Nybakken (1992) dalam Nurfajri (2014) ,
1994).
bentuk dan tekstur pakan seperti batang
Menurut
setempat,
pengetahuan
makroalga
masyarakat
yang
berpotensi
Gracillaria.
Selain
itu
menurut
yang berukuran kecil dan halus dari G.
verrucosa
dapat
mempermudah
sebagai obat kolesterol dan diabetes adalah
dalam
Gracillaria
merebus
Menurut Effendy (2007) pakan rumput laut
makroalga yang sudah dikeringkan dan
jenis G. verucosa memperlihatkan laju
dibersihkan. Air rebusan kemudian disaring
pertumbuhan abalon yang lebih tinggi
dan diminum air hasil saringannya. Selain
dibandingkan menggunakan pakan lain.
sp.
dengan
cara
mengkonsumsi
pakan
abalon
tersebut.
221
ISSN 1979-8911
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2
Sementara menurut Capinpin dan Corre
tidak lebih dari 40 cm. Ombak yang terlalu
(1996) dengan menggunakan Gracilaria sp.
besar
sebagai pakan dapat memacu pertumbuhan
perairan
dan dianggap cocok untuk budidaya abalon.
fotosintesis, selain itu ombak yang besar
Knauer et al. (1996) menyatakan bahwa
dapat menyulitkan tanaman untuk menyerap
Pakan alami abalon yang baik untuk
nutrisi
pertumbuhannya adalah walaupun rendah
pertumbuhan. Kerugian yang ditimbulkan
lemak tetapi kaya cadangan karbohidrat.
bila ombak cukup deras menurut Aslan
Di kawasan Pangandaran belum ada
yang membudidayakan makroalga sehingga
masyarakat tidak terlalu tertarik dengan
makroalga
dan
pengetahuan
mengenai
makroalga masih sangat terbatas. Menurut
dapat
menyebabkan
sehingga
dapat
sehingga
kekeruhan
menghambat
dapat
menghambat
(1991), yaitu :
1.Tanaman
kesulitan
menyerap
nutrisi
(makan) yang berguna bagi pertumbuhan
2.Perairan
akan
keruh
sehingga
akan
menghalangi fotosintesis
responden tidak adanya pembudidayaan
3.Thallus dari rumput laut akan patah
makroalga
4.Ombak yang tinggi akan menghalangi
dikarenakan
Pangandaran
yang
perairan
memiliki
Pantai
arus
dan
penanganan
tanaman,
baik
sebelum
gelombang yang besar sehingga tidak cocok
pemanenan maupun setelah pemanenan,
untuk Makroalga. Menurut Winarno (1990)
perawatan dan saat panen
faktor
utama
penunjang
keberhasilan
Arus merupakan faktor yang harus
budidaya rumput laut adalah pemilihan
diutamakan
lokasi untuk budidaya. Pertumbuhan rumput
budidaya rumput laut karena arus akan
laut ditentukan kondisi ekologi setempat.
mempengaruhi sedimentasi dalam perairan,
Penentuan lokasi yang telah ditetapkan
yang
harus sesuai dengan metode yang akan
intensitas cahaya (Doty, 1985). Menurut
digunakan. Penentuan lokasi yang salah
Sidjabat (1976), proses pertukaran oksigen
akan berakibat fatal bagi usaha yang
antara
dilakukan.
turbulensi karena adanya arus. Adanya
Gelombang
akhirnya
yang
lokasi
mempengaruhi
terjadi
pada
saat
ketersediaan oksigen yang cukup dalam
budidaya
perairan maka rumput laut dapat melakukan
rumput laut. Menurut Aslan (1991), untuk
respirasi dengan baik secara optimal pada
kegiatan budidaya rumput laut, tinggi ombak
malam hari. Arus dianggap penting di antara
dalam
ombak
udara
pemilihan
sangat
berpengaruh
atau
pada
dalam
kegiatan
222
ISSN 1979-8911
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2
faktor-faktor oseanografi lainnya karena
terendah terdapat pada spesies Halymenia
massa air dapat menjadi homogen dan
harveyana 0,036 mg/g dan kandungan
pengangkutan
vitamin
zat-zat
hara
berlangsung
C
tertinggi
pada
spesies
dengan baik dan lancar. Pergerakan air dapat
Borgesenia forbesii yaitu 0,1121 mg/g.
menghalangi butiran-butiran sedimen dan
3. Potensi makroalga di kawasan Pantai
epifit
pada
thallus
mengganggu
sehingga
pertumbuhan
tidak
Timur
tanaman.
Cagar
Alam
Pananjung
Pangandaran yaitu sebagai bahan agar,
Menurut Indriani dan Sumiarsih (1991) arus
bahan obat dan bahan pakan Abalon.
yang baik untuk budidaya rumput laut
berkisar antara 0,2 –0,4 m/detik, bila arus
yang tinggi dapat dimungkinkan terjadi
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Adisasmita
kerusakan tanaman budidaya, seperti dapat
Pedesaan
patah,
Graha Ilmu
robek,
ataupun
terlepas
dari
subtratnya. Selain itu penyerapan zat hara
akan
terhambat
karena
belum
sempat
terserap.
dan
R.
2006.
Perkotaan.
Pembangunan
Yokyakarta:
[2] Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi.
PT.
Jakarta:
Gramedia
Pustaka
Utama.
[3] Aslan LM. 1991. Budidaya Rumput
Laut. Yogyakarta: Kanisius.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
[4] Aslan LM. 1998. Budidaya Rumput
disimpulkan bahwa :
Laut. Yogyakarta: Kanisius.
1. Jenis makroalgae yang ditemukan di
[5]
Asriyana
dan
Yuliana.
kawasan Pantai Timur Cagar Alam
Produktivitas
Pananjung Pangandaran, Ciamis, Jawa
Jakarta. Bumi Aksara.
Barat terdapat delapan spesies, tiga
Perairan.
[6] Birsyam I. 1992. Botani Tumbuhan
Rendah. Bandung: ITB.
spesies diantaranya termasuk ke dalam
kelas Chlorophyceae dan lima lainnya
2012.
[7] Capinpin EC and Corre KG. 1996.
termasuk ke dalam kelas Rodhopyceae.
Growth Rate of the Philippine Abalone,
2. Kandungan vitamin C yang dimiliki oleh
Haliotis asinina Fed an Artificial Diet
delapan jenis makroalgae menunjukkan
and Macroalgae. Aqua-culture, 144:81-
perbedaan.
89
Kandungan
vitamin
C
223
ISSN 1979-8911
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2
[8] Davey P. 2006. At a Glance Medicine.
Alih
bahasa
:
Pemasaran Rumput Laut. Jakarta:
Anissa
Racmalia. Jakarta : Erlangga
Penebar Swadaya.
[16] Knauer JP, Britz and Hecht T. 1996.
[9] Doty MS. 1985. Eucheuma alvarezii
Comparative Growth Performance and
sp.nov (Gigartinales, Rhodophyta) from
Digestive Enzyme Activity of Juvenile
Malaysia. In: Abbot I.A. and J.N. Norris
South Africa Abalone, Haliotis midae,
(editors).
Fed on Diatoms and A Practical Diet.
Taxonomy
of
Economic
Seaweeds. California Sea Grant College
Program.
Aquaculture, 140: 75-85.
[17] Kordi MGH. 2011. Kiat Sukses
[11] Dwiyitno. 2011. Rumput Laut sebagai
Budidaya Rumput Laut di laut dan
Sumber Serat Pangan Potensial. Jurnal
Squalen. 6 (1).
Tambak. Yogyakarta: Andi Offset.
[18] Nybakken JW. 1988. Biologi Laut.
[12] Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air
Bagi Pengolahan Sumberdaya Hayati
Lingkungan
Perairan.
Jakarta: PT Gramedia.
[19] Padayatty SJ, Katz A, Wang Y, Eck P,
Yogyakarta:
Kwon O, Lee JH, Chen S, Corpe C,
Kanisius.
[13]
[FAO]
Dutta A, Dutta SK, and Levine M.
Food
Organization.
and
Agricultural
2003. Vitamin C as an antioxidant:
Seafood
evaluation of its role in disease
2007.
production and international trade:
Global
trends.
prevention. Pulmed. Gov
[20] Poncomulyo K, Maryani H dan
http://www.globefish.org/filedownload
Kristiani
. php?fileId=560[29-3-2008]
Pengelokan
[14] Hunninghake DB, Miller VT, LaRosa
L.
2006.
Rumput
Budidaya
Laut.
dan
Jakarta:
Agromedia.
JC, Kinosian B, Brown K, Howard
[21] Ren D, Noda H, Amano H, Nishino T,
WJ, Diserio FJ, and O’Connor RR.
and Nishizawa K. 1994. Study on
1994. Hypocholesterolemic effect of a
antihypertensive and hyperlipidemic
dietary fiber supplement. Am. J. Clin.
effects of marine algae. J. Fisheries
Nutr. 59: 1050–1054.
Sci. 60: 83–88.
[15] Indriani, H. dan E. Sumiarsih. 1991.
Budidaya,
Pengelolaan
dan
[22]
Sidjabat
Oseanografi.
MM.
Bogor:
1976.
Pengantar
Institut
Pertanian
Bogor.
224
ISSN 1979-8911
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2
[23] Suparmi dan Sahri A. 2009. Mengenal
Potensi
Rumput
Pembesaran
Abalon
Kajian
(Haliotis squamata) dalam Menunjang
Pemanfaatan Sumber Daya Rumput
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir.
Laut
Bali. Balai Besar Riset Perikanan
dari
Kesehatan.
Aspek
Laut:
Teknologi
Industri
Semarang:
dan
Universitas
Diponegoro.
Budidaya Laut.Gondol.
[26] Tampubolon, A. 2013. Biodiversitas
[24] Susanto. Sarjito. Djunaedi A dan
Alga Makro di Lagun Pulau Pasige,
Saafuan. 2001. Studi Aplikasi Tehnik
Kecamatan Tagulandang, Kapubaten
Semprot Dengan Penambahan Nutrien
Sitaro. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis.
Dalam
2(1).
Budidaya
Gracilaria
Rumput
Verucosa.
Universitas
Laut
Semarang:
Diponegoro..
http://Pandu.dhs.org/
Sutarmat
T.
Winarno,
FG.
2010.
1990.
Pengolahan
Jakarta:
[25] Susanto B, Rusdi I, Rahmawati R, Giri
NA,
[27]
Teknologi
Rumput
Pustaka
Laut.
Sinar
Harapan.
Aplikasi
225
Download