ISSN 1979-8911 Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 Analisis Kandungan Vitamin C Makroalga serta Potensinya bagi Masyarakat di Kawasan Pantai Timur Cagar Alam Pananjung Pangandaran 1, 2 Tia Setiawati1, Maitala Sari2 Departemen Biologi, Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km.21 Jatinangor ABSTRAK Makroalga merupakan sumber terbaharukan yang potensial. Makroalga memiliki kandungan nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, serat, lemak, mineral dan berbagai vitamin. Salah satu vitamin yang terkandung adalah vitamin C yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan vitamin C makroalga serta potensinya bagi masyarakat di kawasan Pantai Timur Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode jelajah dengan bantuan garis transek, analisis kandungan vitamin C makroalga menggunakan metode iodometri dan kajian potensi makroalga menggunakan metode wawancara. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan kandungan vitamin c pada delapan jenis makroalga yang ditemukan yaitu: Gracillaria eucheumioides 0,0401 mg/g, Halimeda macroloba 0,077 mg/g, Halymenia harveyana 0,036 mg/g, Gracillaria salicornia 0,0559 mg/g, Valoniopsis pachynema 0,0529 mg/g, Gracillaria coronipifolia 0,0478 mg/g, Borgesinia forbesii 0,1121 mg/g, Acanthophora spicifera 0,0459 mg/g. Berdasarkan pengetahuan masyarakat setempat potensi makroalga sebagai bahan pangan (agar), bahan obat dan bahan pakan abalon. Dapat disimpulkan bahwa kandungan vitamin C tertinggi terdapat pada Borgesinia forbesii 0,1121 mg/g dan terendah terdapat pada Halymenia harveyana 0,036 mg/g serta kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai potensi makroalga. Kata kunci: Makroalga, Vitamin C, Potensi Makroalga Indonesia menduduki posisi penting PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan termasuk negara maritim yang terbesar di dunia. Wilayah suatu negara maritim meliputi wilayah daratan dan wilayah perairan laut. Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 81.000 kilometer dan terdiri dari sekitar 17.500 buah pulau yang tersebar di sekitar (Adisasmita, 2006). garis khatulistiwa sebagai produsen makroalga dunia. rumput laut atau Produksi makroalga Indonesia berasal dari pengambilan di laut dan pembudidayaan. Di samping potensi lahan yang luas, kebutuhan makroalga yang terus menunjukkan peningkatan, baik pasar domestik maupun pasar dunia, merupakan suatu prospek bagi pengembangan makroalga di Indonesia (Kordi, 2011). 212 ISSN 1979-8911 Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 Rumput laut atau makroalga laut merupakan sumber terbaharukan menetralkan singlet oksigen yang sangat yang reaktif, berperan dalam pertumbuhan sel, potensial dalam lingkungan laut. Sekitar berfungsi seperti hormon, dan ikut berperan 6000 spesies rumput laut telah diidentifikasi dalam proses fotosintesis (Davey, 2006). dan dikelompokkan sebagai alga hijau Vitamin C hanya dapat dibentuk oleh (Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta) dan tumbuhan dan terdapat pada sayuran serta alga merah (Rhodophyta). Produksi rumput buah-buahan dalam jumlah yang besar. Hal laut secara global di dunia pada tahun 2004 ini disebabkan tumbuhan memiliki enzim lebih dari 15 juta ton, yaitu 1,3 juta ton mikrosomal panen bebas dan 14,8 juta ton hasil sebagai komponen dalam pembentukan aquakultur (FAO, 2007). asam askorbat (Padayatty et al., 2003). Rumput laut sebagai bahan baku diet L-gulonolakton Penelitian C mengenai makroalga oksidase, kandungan telah diketahui sejak dahulu di daerah vitamin masih terbatas oriental karena bahan tersebut bergizi dan dilakukan, khususnya di kawasan Pantai merupakan sumber vitamin, dietary fibre, Timur Cagar Alam Pananjung Pangandaran, mineral dan protein yang sangat baik. Ciamis, Jawa Barat. Untuk itu perlu Produk hidrokoloid yang dihasilkan rumput dilakukan penggalian informasi mengenai laut juga telah digunakan sebagai bahan kandungan vitamin C makroalga serta kosmetik, farmasi dan industri pangan potensinya. (Padayatty et al., 2003). Makroalga memiliki kandungan nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, serat, lemak, mineral dan berbagai vitamin. METODE Bahan Bahan yang digunakan dalam Vitamin C adalah nutrisi yang dibutuhkan penelitian ini adalah akuades, larutan standar oleh tubuh manusia. Salah satu vitamin yang iodin 0,01 N, larutan amilum 1%, serta terkandung dalam makroalga adalah vitamin sampel makroalga. C. Vitamin C diproduksi oleh tumbuhan dalam jumlah yang besar. Makroalga Metode Penelitian termasuk dalam jenis tumbuhan tingkat Metode penelitian yang digunakan rendah. Fungsi vitamin C bagi tumbuhan dalam penelitian ini adalah metode jelajah adalah sebagai agen antioksidan yang dapat dibantu dengan garis transek. Garis transek 213 ISSN 1979-8911 Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 yang digunakan sebanyak 5 garis, masing- stasiun pengamatan pada 5 garis transek masing memiliki panjang 20 meter dengan adalah jarak ke kanan dan kiri 5 meter dari garis diambil pantai ke arah laut. Pada tiap garis transek dimasukan dalam kantong zip lock. 20 di stasiun. setiap Sampel stasiun makroalga kemudian dibuat 4 stasiun dengan panjang masingmasing stasiun sebesar 5 meter. Total stasiun pada kelima transek adalah 20 Analisis Kandungan Vitamin C Analisis kandungan vitamin C stasiun. Sedangkan uji kandungan vitamin C dilakukan dengan metode titrasi iodometri. dengan metode iodometri, serta metode Sampel makroalga digerus dengan mortar. wawancara potensi Bahan yang sudah digerus (slurry) diambil makroalga bagi masyarakat di kawasan sebanyak 30 g dan dimasukkan dalam labu penelitian. ukur 100 mL. Akuades ditambahkan sampai untuk mengetahui volume mencapai 100 mL, lalu disaring Prosedur Kerja dengan kertas saring. Filtrat diambil 20 mL Pengambilan Sampel Makroalga dan dimasukkan dalam labu Erlenmeyer 125 Pengambilan sampel dilakukan di Pantai Timur Pananjung amilum 1%. Tahap selanjutnya adalah titrasi Pangandaran menggunakan metode transek dengan larutan iodin standar 0,01 N yang garis. Lima garis transek dibuat dengan dibuat dari bahan KI dan yodium sampai panjang tiap garis transek adalah 20 m dan larutan berwarna biru. Sudarmaji (1989) jarak ke kanan dan kiri sepanjang 5 meter menyatakan dalam 1 mL larutan iodin yang dari garis pantai ke arah laut. Penentuan terpakai setara dengan 0.88 mg vitamin C, lokasi garis transek 1, 2, 3, 4, dan 5 dipilih sehingga penghitungan kandungan vitamin berdasarkan terhadap C dapat dilakukan dengan mengalikan keragaman makroalga yang ada di kawasan volume larutan iodin yang terpakai dalam Pantai proses titrasi dengan 0,88 mg. Timur Cagar Alam mL kemudian ditambahkan 2 mL larutan pengamatan Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Pada setiap garis transek dibuat stasiun Potensi Makroalga bagi Masyarakat di pengamatan sepanjang 5 meter sehingga Kawasan Pantai Timur Cagar Alam pada tiap satu garis transek memiliki 4 Pananjung Pangandaran stasiun pengamatan, total keseluruhan 214 ISSN 1979-8911 Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 Kajian potensi makroalga berdasarkan pada pengetahuan masyarakat di sekitar kawasan Pantai Timur Pangandaran, dilakukan dengan metode wawancara pada 5 informan kunci. E F G H HASIL Berdasarkan ditemukan hasil sebanyak pengamatan, delapan jenis makroalga di kawasan Pantai Timur Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Jenis makroalga yang ditemukan di kawasan Pantai Timur Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Ciamis Jawa Barat. A B Keterangan A Gracillaria E eucheumioides B C D salicornia Gracillaria coronipifolia Halimeda G macroloba D pachynema Halymenia F harveyana C Valoniopsis Acanthophora spicifera Gracillaria H Borgesinia forbesii 215 ISSN 1979-8911 Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 Hasil analisis kandungan vitamin C makroalga di kawasan Pantai Timur Cagar Barat dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini: kandungan vitamin C (mg/ g) Alam Pananjung Pangandaran, Ciamis, Jawa 0.12 0.1121 0.1 0.077 0.08 0.0559 0.06 0.0401 0.0529 0.0478 0.0459 0.036 0.04 0.02 0 jenis makroalga Gambar 2. Hasil analisis kandungan vitamin C pada delapan jenis makroalga yang ditemukan di kawasan Pantai Timur Cagar Alam Pananjung Pangandaran Pada Gambar 2 Halimeda macroloba 0,077 mg/g, kandungan vitamin C yang dimiliki oleh Halymenia harveyana 0,036 mg/g, makrolaga yang diujikan masing-masing Gracillaria salicornia 0,0559 mg/g, berbeda. analisis Valoniopsis pachynema 0,0529 mg/g, kandungan vitamin C pada delapan jenis Gracillaria coronipifolia 0,0478 mg/g, makoalga Borgesinia Berdasarkan yang terlihat hasil ditemukan bahwa yaitu: Gracillaria eucheumioides 0,0401 mg/g, Acanthophora forbesii spicifera 0,1121 0,0459 mg/g, mg/g. Tabel 1. Hasil kajian potensi makroalga kawasan Pantai Timur Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat. No 1 Responden Staff BPAPL (Budidaya Pengembangan Budidaya Air Hasil wawancara Alga digunakan sebagai bahan pakan abalon. Jenis alga yang dipakai adalah Gracillaria coronipifolia. dan 216 ISSN 1979-8911 Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 2 Payau dan Laut) Nelayan 3 Penjual Agar dari Alga Merah 4 Sesepuh/Tetua 5 Staff BKSDA Ulva sp. Alga Gracillaria sp. di Pangandaran dimanfaatkan sebagai bahan pangan yaitu agar-agar. Alga Gracillaria sp. di Pangandaran digunakan sebagai bahan agar dan obat. Alga Gracillaria sp. digunakan hanya sebagai bahan pangan saja yakni sebagai bahan agar-agar Alga Gracillaria sp. di Pangandaran hanya digunakan sebagai bahan pangan saja yaitu agar-agar. padat PEMBAHASAN berwarna hijau atau hijau tua. Memiliki cabang yang tidak teratur di Jenis makroalga yang ditemukan di kawasan Pantai dan melengkung membentuk tandan padat (Tampubolon, Pananjung Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat 2013). Borgesinia forbesii (Gambar 1H) sebanyak delapan spesies makroalga, yang memiliki ciri-ciri thallus membentuk seperti termasuk kelas yaitu balon, Rodhopyceae. Jenis transparan, bagian dalamnya berisi cairan makroalga yang termasuk ke dalam kelas dan terlihat mengkilap. Thallus berwarna Chloropyceae terlihat pada Gambar 1 (C, E hijau dan H). Halimeda macroloba (Gambar 1) Borgessenia memiliki ciri-ciri thallus rimbun, blade kaku (Tampubolon, 2013). Chloropyceae dalam dan dua Cagar terminal Alam ke Timur bagian silindris, muda, berdinding holdfast forbesii tipis rhizoid. dan Habitat pada substrat batu dan berkapur, holdfast seperti umbi yang Sedangkan yang termasuk ke dalam memanjang. Thallus alga ini berwarna hijau kelas Rhodopyceae terlihat pada Gambar 1 dan pada saat kering memiliki warna hijau (A, kekuningan, habitatnya berada pada substrat eucheumioides (Gambar 1A) mempunyai berpasir (Tampubolon, 2013). Valoniopsis ciri umum yaitu thallus gepeng, halus, pachynema (Gambar 1E) merupakan alga pinggir bergerigi, membentuk rumpun radial hijau berserabut yang mempunyai bentuk seperti umbi tanaman jahe, oleh karena itu di yang kaku yang menempel pada substrat Pulau Seribu lebih dikenal dengan sebutan batu karang mati atau pada substrat yang agar-agar jahe. Thallus jenis alga ini keras. Thallus nya membentuk agregasi memiliki ciri percabangan dichotomous, B, D, F dan G). Gracillaria 217 ISSN 1979-8911 Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ukuran panjang 10 cm, lebar 1 cm dengan ideal berkisar 20-28 per mil (Birsyam, warna hijau-coklat. Alga ini tumbuh melekat 1992). Gracillaria coronipifolia (Gambar pada substrat batu, urnurnnya di daerah 1F) memiliki ciri umum bentuk thallus rataan terurnbu karang. Jenis alga ini silindris, licin, warna coklat-hijau atau sebaran turnbuh tidak begitu meluas di coklat kuning (pirang), menempel pada perairan Indonesia, kelimpahannya tidak substrat dengan cakram kecil. Percabangan begitu tinggi, dan tidak termasuk jenis yang thallus umum umumnya rimbun pada bagian atas rumpun, didapat Halymenia (Tampubolon, harveyana (Gambar 2013). 1B) dichotomous berwarna berulang-ulang, hijau-pirang. Alga jenis ini memiliki ciri umum thallus gepeng, pinggir tumbuh pada batu di daerah terumbu karang bergerigi, holdfast bentuk cakram. Thallus (Tampubolon, memiliki percabangan alternate atau pinnate, spicifera memiliki ciri-ciri thallus berbentuk menyudut tegak dan bentuknya mengecil ke silindris, arah bagian atas dengan ujung percabangan berkapur. Thallus memiliki percabangan memanjang agak silindris (Saroyo, 2011). dichotomous, Alga ini tumbuh di bagian sisi luar terumbu Acanthophora yang selalu tergenang air dan terkena ombak memiliki panjang batang 1.5 mm, dengan langsung, menempel pada substrat karang jarak percabangan 2.29 mm. Ukuran luas batu bidup atau karang mati. Gracillaria penampang salicornia (Gambar 1D) memiliki ciri umum permukaan terdiri dari 1-2 korteks dengan bentuk thallus silindris atau gepeng dengan diameter percabangan mulai dari yang sederhana memanjang. Sel kortikal pada permukaan sampai yang paling rumit dan rimbun, di bentuknya memanjang dengan diameter 2.57 atas mm. Habitat alga ini berada pada substrat percabangannya umumnya bentuk thallus (kerangka tubuh tanaman) agak mengecil, permukaannya halus 2013). tinggi 11 cm, warna 2.72 padat, hijau spicifera sel Acanthophora kecoklatan. (Gambar 41.59 mm, blade mm, bentuk 1G) bagian korteks berpasir (Tampubolon, 2013). atau Pada Gambar 2 terlihat bahwa terdapat berbintil-bintil, diameternya berkisar antara perbedaan kandungan vitamin C yang 0,5-2 mm dengan panjang thallus dapat dimiliki oleh makrolaga yang diujikan. mencapai 30 cm atau lebih. Gracilaria Berdasarkan salicornia tumbuh di rataan terumbu karang vitamin C terendah terdapat pada spesies dengan air jernih dan arus cukup, salinitas Halymenia harveyana sebanyak 0,036 mg/g hasil analisis, kandungan 218 ISSN 1979-8911 Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 dan kandungan vitamin C tertinggi pada penangkapan radikal bebas dan regenerasi spesies Borgesenia forbesii sebanyak 0,1121 vitamin E (Almatsier, 2003). mg/g. Menurut Suparmi (2009) kadar Vitamin C merupakan salah satu vitamin C dapat mencapai 500-3000 mg/kg komponen nutrisi bebentuk kristal putih berat kering dari rumput laut hijau dan yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan coklat, 100-800 mg/kg pada rumput laut kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam merah. Perbedaan kandungan vitamin C keadaan larut, vitamin C sudah rusak karena antar spesies dapat disebabkan oleh adanya bersentuhan faktor terutama genetis. Biosintesis vitamin C dengan bila udara terkena (oksidasi) panas. Oksidasi diregulasi oleh adanya gen-gen penyandi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan enzim yang berperan didalamnya. Zadeh et besi. Vitamin C tidak stabil dalam larutan al. (2007) menyebutkan ada enam enzim alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan yang disandi oleh gen-gen dalam biosintesis asam. Vitamin C adalah vitamin yang paling vitamin C, diantaranya mio-inositol oksidase labil. (MIO), GDP-Manosa-3’,5’-epimerase kandungan vitamin C-nya baik digunakan (GME), L-galaktono-gamma-lakton sebagai bahan pangan, karena beberapa jenis dehidrogenase berdasarkan makroalgae tertentu juga sudah banyak L- digunakan sebagai bahan pangan baik Galaktosa-1-fosfate fosfatase (GalPase), dan dikonsumsi langsung maupun olahannnya LGalaktosa seperti reduktase asam makroalga D- galakturonic (GLDH), Potensi (GalUA), dehidrogenase (GalDH). agar-agar. Vitamin C sendiri Keragaman inilah yang dapat menyebabkan memiliki banyak fungsi didalam tubuh perbedaan kandungan vitamin C pada setiap (Almatsier, 2003). spesies. Potensi makroalga bagi masyarakat di Rumput laut menyediakan sumber kawasan Pantai Timur Cagar Alam vitamin C yang sangat bermanfaat untuk Pananjung Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat memperkuat berdasarkan sistem kekebalan tubuh, pengetahuan masyarakat meningkatkan aktivitas penyerapan usus setempat seperti yang tercantun pada Tabel terhadap pengendalian 1 merupakan hasil wawancara dengan lima pembentukan jaringan dan matriks tulang, responden. Menurut responden makroalga dan juga berperan sebagai antioksidan dalam memiliki potensi sebagai bahan pangan zat besi, 219 ISSN 1979-8911 Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 yaitu agar, bahan obat dan bahan pakan mikroba, jamur, yeast, dan mikroalga, serta Abalon. rekombinasi DNA dan elektroforesis. Menurut Suparmi (2009) agar Agar adalah senyawa karbohidrat merupakan produk utama yang dihasilkan netral dari rumput laut terutama dari kelas molekul-molekul asam, bersifat koloid dan Rhodopycea. Makroalga yang dipakai oleh membentuk gel dalam air (Aslan 1998). masyarakat setempat untuk bahan agar yaitu Menurut Susanto, dkk. (2001), bahwa agar dari jenis Gracillaria sp. Rumput laut merupakan mengandung agar-agar, kompleks, terdapat pada bagian dinding sel alginat. Agar keraginan, dan merupakan suatu asam dari yang terdiri suatu beberapa jenis dari satuan-satuan polisakarida ganggang yang merah. sulfanik yaitu ester dari galakto linier yang Sedangkan menurut Effendi (2003), bahwa diperoleh dari ekstrak ganggang. Makroalga agar merupakan suatu polisakarida yang penghasil agar antara lain: Gracilaria, bersifat hidrofilik yang dihasilkan dari Gelidum, proses ekstrasi dari rumput laut kelas Pterocladia, dan dari jenis Acanthopeltis. Agar Rhodophyceae. Dalam molekul agar-agar memiliki kemampuan terdapat Ca dan Mg yang terbentuk dari membentuk lapisan gel atau film, sehingga estem asam sulfat dengan rumus R-R banyak bahan (SO2O)2M dimana M adalah Ca dan Mg. penstabil Agar tidak larut dalam air dingin tetapi larut (stabilizer), pembentuk gel, pensuspensi, dalam air panas. Pada suhu 32-39o C pelapis, dan inhibitor. Pemanfaatan agar berbentuk bekuan (solid) dan tidak mencair dalam bidang industri antra lain: industri pada suhu di bawah 85oC (Aslan 1998). makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, Menurut Poncomulyo, dkk. (2006), dari 3 kg pakan ternak, keramik, cat, tekstil, kertas, rumput laut kering akan dihasilkan sekitar fotografi. Dalam industri makanan, agar 780 g agar-agar. dimanfaatkan pengemulsi sebagai (emulsifier), banyak dimanfaatkan pada industri es krim, Selain sebagai bahan agar, menurut keju, permen, jelly, dan susu coklat, serta responden, makroalga terkadang digunakan pengalengan ikan dan daging, Agar juga sebagai obat kolesterol dan diabetes. Hal ini banyak bidang sesuai dengan pernyataan Ren et al. (1994) bioteknologi sebagai media pertumbuhan bahwa rumput laut yang mengandung digunakan dalam komponen agar, karaginan, dan alginat 220 ISSN 1979-8911 Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 memiliki potensi dalam menurunkan sebagai bahan obat, alga sering kolesterol plasma. Komponen agar diketahui dimanfaatkan sebagai bahan pangan (agar). dapat menurunkan kolesterol darah hingga Agar dari Gracillaria sp. dibuat dengan cara 39%. Alginat mempunyai potensi dalam merendam menurunkan melalui dikeringkan dan dibersihkan dengan air penghambatan absorpsi kolesterol di usus beras selama satu malam lalu dicuci bersih, (Suzuki et al. 1993 dalam Dwiyitno, 2011). kemudian direbus dengan air dan diberi Penelitian bahwa pemanis. Satu bungkus Gracillaria kering pemberian natrium alginat 200 mg/ekor/hari sebanyak satu kepal orang dewasa dijual pada tikus selama 4 minggu mampu dengan harga Rp 5000,00. kolesterol sejenis darah menunjukkan makroalga yang sudah menurunkan kadar kolesterol total darah Selain sebagai bahan pangan dan obat, secara efektif signifikan (Wikanta et al. Gracillaria sp. ini digunakan sebagai bahan 2003). Penelitian lain yang dilakukan oleh pakan abalon di Balai Pengembangan Astawan et al. (2005) menunjukkan bahwa Budidaya Air Payau dan Laut (BPAPL). penambahan 5% tepung makroalga E. Menurut responden, abalon yang diberi cottonii pada ransum mampu menurunkan pakan Gracillaria pertumbuhannya lebih kadar LDL tikus hiperkolesterolemia. Begitu cepat pula penelitian pada manusia menunjukkan ditimbang setiap minggunya. Hal ini sesuai pemberian serat sebanyak 20 gram/hari pada hasil penelitian Susanto et al. (2008) yang pasien menyatakan hiperkolesterolemia mampu dilihat dari berat bahwa abalon abalon yang jenis H. menurunkan total kolesterol, LDL, serta squamata lebih menyukai pakan rumput laut rasio LDL/HDL plasma, masing-masing jenis sebesar 6, 8, dan 9% (Hunninghake et al. Nybakken (1992) dalam Nurfajri (2014) , 1994). bentuk dan tekstur pakan seperti batang Menurut setempat, pengetahuan makroalga masyarakat yang berpotensi Gracillaria. Selain itu menurut yang berukuran kecil dan halus dari G. verrucosa dapat mempermudah sebagai obat kolesterol dan diabetes adalah dalam Gracillaria merebus Menurut Effendy (2007) pakan rumput laut makroalga yang sudah dikeringkan dan jenis G. verucosa memperlihatkan laju dibersihkan. Air rebusan kemudian disaring pertumbuhan abalon yang lebih tinggi dan diminum air hasil saringannya. Selain dibandingkan menggunakan pakan lain. sp. dengan cara mengkonsumsi pakan abalon tersebut. 221 ISSN 1979-8911 Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 Sementara menurut Capinpin dan Corre tidak lebih dari 40 cm. Ombak yang terlalu (1996) dengan menggunakan Gracilaria sp. besar sebagai pakan dapat memacu pertumbuhan perairan dan dianggap cocok untuk budidaya abalon. fotosintesis, selain itu ombak yang besar Knauer et al. (1996) menyatakan bahwa dapat menyulitkan tanaman untuk menyerap Pakan alami abalon yang baik untuk nutrisi pertumbuhannya adalah walaupun rendah pertumbuhan. Kerugian yang ditimbulkan lemak tetapi kaya cadangan karbohidrat. bila ombak cukup deras menurut Aslan Di kawasan Pangandaran belum ada yang membudidayakan makroalga sehingga masyarakat tidak terlalu tertarik dengan makroalga dan pengetahuan mengenai makroalga masih sangat terbatas. Menurut dapat menyebabkan sehingga dapat sehingga kekeruhan menghambat dapat menghambat (1991), yaitu : 1.Tanaman kesulitan menyerap nutrisi (makan) yang berguna bagi pertumbuhan 2.Perairan akan keruh sehingga akan menghalangi fotosintesis responden tidak adanya pembudidayaan 3.Thallus dari rumput laut akan patah makroalga 4.Ombak yang tinggi akan menghalangi dikarenakan Pangandaran yang perairan memiliki Pantai arus dan penanganan tanaman, baik sebelum gelombang yang besar sehingga tidak cocok pemanenan maupun setelah pemanenan, untuk Makroalga. Menurut Winarno (1990) perawatan dan saat panen faktor utama penunjang keberhasilan Arus merupakan faktor yang harus budidaya rumput laut adalah pemilihan diutamakan lokasi untuk budidaya. Pertumbuhan rumput budidaya rumput laut karena arus akan laut ditentukan kondisi ekologi setempat. mempengaruhi sedimentasi dalam perairan, Penentuan lokasi yang telah ditetapkan yang harus sesuai dengan metode yang akan intensitas cahaya (Doty, 1985). Menurut digunakan. Penentuan lokasi yang salah Sidjabat (1976), proses pertukaran oksigen akan berakibat fatal bagi usaha yang antara dilakukan. turbulensi karena adanya arus. Adanya Gelombang akhirnya yang lokasi mempengaruhi terjadi pada saat ketersediaan oksigen yang cukup dalam budidaya perairan maka rumput laut dapat melakukan rumput laut. Menurut Aslan (1991), untuk respirasi dengan baik secara optimal pada kegiatan budidaya rumput laut, tinggi ombak malam hari. Arus dianggap penting di antara dalam ombak udara pemilihan sangat berpengaruh atau pada dalam kegiatan 222 ISSN 1979-8911 Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 faktor-faktor oseanografi lainnya karena terendah terdapat pada spesies Halymenia massa air dapat menjadi homogen dan harveyana 0,036 mg/g dan kandungan pengangkutan vitamin zat-zat hara berlangsung C tertinggi pada spesies dengan baik dan lancar. Pergerakan air dapat Borgesenia forbesii yaitu 0,1121 mg/g. menghalangi butiran-butiran sedimen dan 3. Potensi makroalga di kawasan Pantai epifit pada thallus mengganggu sehingga pertumbuhan tidak Timur tanaman. Cagar Alam Pananjung Pangandaran yaitu sebagai bahan agar, Menurut Indriani dan Sumiarsih (1991) arus bahan obat dan bahan pakan Abalon. yang baik untuk budidaya rumput laut berkisar antara 0,2 –0,4 m/detik, bila arus yang tinggi dapat dimungkinkan terjadi DAFTAR PUSTAKA [1] Adisasmita kerusakan tanaman budidaya, seperti dapat Pedesaan patah, Graha Ilmu robek, ataupun terlepas dari subtratnya. Selain itu penyerapan zat hara akan terhambat karena belum sempat terserap. dan R. 2006. Perkotaan. Pembangunan Yokyakarta: [2] Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. [3] Aslan LM. 1991. Budidaya Rumput Laut. Yogyakarta: Kanisius. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat [4] Aslan LM. 1998. Budidaya Rumput disimpulkan bahwa : Laut. Yogyakarta: Kanisius. 1. Jenis makroalgae yang ditemukan di [5] Asriyana dan Yuliana. kawasan Pantai Timur Cagar Alam Produktivitas Pananjung Pangandaran, Ciamis, Jawa Jakarta. Bumi Aksara. Barat terdapat delapan spesies, tiga Perairan. [6] Birsyam I. 1992. Botani Tumbuhan Rendah. Bandung: ITB. spesies diantaranya termasuk ke dalam kelas Chlorophyceae dan lima lainnya 2012. [7] Capinpin EC and Corre KG. 1996. termasuk ke dalam kelas Rodhopyceae. Growth Rate of the Philippine Abalone, 2. Kandungan vitamin C yang dimiliki oleh Haliotis asinina Fed an Artificial Diet delapan jenis makroalgae menunjukkan and Macroalgae. Aqua-culture, 144:81- perbedaan. 89 Kandungan vitamin C 223 ISSN 1979-8911 Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 [8] Davey P. 2006. At a Glance Medicine. Alih bahasa : Pemasaran Rumput Laut. Jakarta: Anissa Racmalia. Jakarta : Erlangga Penebar Swadaya. [16] Knauer JP, Britz and Hecht T. 1996. [9] Doty MS. 1985. Eucheuma alvarezii Comparative Growth Performance and sp.nov (Gigartinales, Rhodophyta) from Digestive Enzyme Activity of Juvenile Malaysia. In: Abbot I.A. and J.N. Norris South Africa Abalone, Haliotis midae, (editors). Fed on Diatoms and A Practical Diet. Taxonomy of Economic Seaweeds. California Sea Grant College Program. Aquaculture, 140: 75-85. [17] Kordi MGH. 2011. Kiat Sukses [11] Dwiyitno. 2011. Rumput Laut sebagai Budidaya Rumput Laut di laut dan Sumber Serat Pangan Potensial. Jurnal Squalen. 6 (1). Tambak. Yogyakarta: Andi Offset. [18] Nybakken JW. 1988. Biologi Laut. [12] Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumberdaya Hayati Lingkungan Perairan. Jakarta: PT Gramedia. [19] Padayatty SJ, Katz A, Wang Y, Eck P, Yogyakarta: Kwon O, Lee JH, Chen S, Corpe C, Kanisius. [13] [FAO] Dutta A, Dutta SK, and Levine M. Food Organization. and Agricultural 2003. Vitamin C as an antioxidant: Seafood evaluation of its role in disease 2007. production and international trade: Global trends. prevention. Pulmed. Gov [20] Poncomulyo K, Maryani H dan http://www.globefish.org/filedownload Kristiani . php?fileId=560[29-3-2008] Pengelokan [14] Hunninghake DB, Miller VT, LaRosa L. 2006. Rumput Budidaya Laut. dan Jakarta: Agromedia. JC, Kinosian B, Brown K, Howard [21] Ren D, Noda H, Amano H, Nishino T, WJ, Diserio FJ, and O’Connor RR. and Nishizawa K. 1994. Study on 1994. Hypocholesterolemic effect of a antihypertensive and hyperlipidemic dietary fiber supplement. Am. J. Clin. effects of marine algae. J. Fisheries Nutr. 59: 1050–1054. Sci. 60: 83–88. [15] Indriani, H. dan E. Sumiarsih. 1991. Budidaya, Pengelolaan dan [22] Sidjabat Oseanografi. MM. Bogor: 1976. Pengantar Institut Pertanian Bogor. 224 ISSN 1979-8911 Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 [23] Suparmi dan Sahri A. 2009. Mengenal Potensi Rumput Pembesaran Abalon Kajian (Haliotis squamata) dalam Menunjang Pemanfaatan Sumber Daya Rumput Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Laut Bali. Balai Besar Riset Perikanan dari Kesehatan. Aspek Laut: Teknologi Industri Semarang: dan Universitas Diponegoro. Budidaya Laut.Gondol. [26] Tampubolon, A. 2013. Biodiversitas [24] Susanto. Sarjito. Djunaedi A dan Alga Makro di Lagun Pulau Pasige, Saafuan. 2001. Studi Aplikasi Tehnik Kecamatan Tagulandang, Kapubaten Semprot Dengan Penambahan Nutrien Sitaro. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. Dalam 2(1). Budidaya Gracilaria Rumput Verucosa. Universitas Laut Semarang: Diponegoro.. http://Pandu.dhs.org/ Sutarmat T. Winarno, FG. 2010. 1990. Pengolahan Jakarta: [25] Susanto B, Rusdi I, Rahmawati R, Giri NA, [27] Teknologi Rumput Pustaka Laut. Sinar Harapan. Aplikasi 225