SEMINAR NASION L · LINGKUNGAN HIDUP · Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Hidup "STRATEGI ADAPTASI DAN MITIGASI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM" Editor: Ir. Daniel Rohi, M.Eng.Sc drh. Wahyu Astjarjo Rini, M.A. Hak Cipta 2009 pada Departemen Matakuliah Umum - Universitas Kristen Petra Dilarang memperbanyak sebagaian atau seluruh buku ini dalam bentuk apapun tanpa ijin penyelenggara seminar Dicetak dan dipublikasikan oleh: DEPARTMEN MATAKULIAH UMUM UNIVERSIT AS KRISTEN PETRA JI. Siwalankerto 121-131 Surabaya 60263 ii KATA PENGANTAR Persoalan lingkungan hidup atau keutuhan ciptaan (integrated creation) tela11 menjadi isu global selain, persolan keadilan dan perdamaian dunia. Persolan lingkungan hidup menmik perhatian banyak negara dan kalangan, karena jangkauan penyebab dm1 dmnpak dari persoalannya menyentuh semua umat manusia. Salah satu masalah lingkungan hidup yang sedm1g mengancam eksistensi kehidupan makluk di bumi adalah fenomena pemanasan global yang mengakiba1kan perubahan iklim .. Pemanasan global adalah salah satu fenomena meningkatnya suhu dipennukaan bmni yang disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas nlllla11 kaca di At:mosfer. Dampak dari kondisi ini adala11 terjadi fenomena alam seperti mencaimya es di kutub utara, perubahan i.klim dan berbagai bencana yang kerap muucul secara tak terduga seperti naikuya pennukaan air laut. Hal ini kalau dibiarkan berakibat pada menurllilllya kualitas kehidupan maltluk hidup tennasuk umat manusia di muka bumi. Penyebab utama pemanasan global adalah intervensi manusia yang berlebihan sehingga terjadi ketidakseimbangan alam. Faktor dominan yang mempengarnhi adalal1 indust:tialisasi dengan berbagai aktivitas yang menye1tainya seperti ketenagalist:tikan dan transportasi. Kedua sektor tersebut mengguuakan bal1an bakm· fosil yang menghasilkan emisi gas bumig yakni CO, yang akan meningkatkan konsent:t1lSi gas 1Ulllab kaca di Atniosfer. Pencegahan perubaban iklim yang merusak membut:ttllkan tindakmi nyata lliltuk menstabilkan tingkat gas rumal1 kaca di udm·a sesegera mm1gkin; salal1 satmiya dengan mengurangi emisi gas rumal1 kaca sebesar 50%. Keadaan genting dari plm1et kita sekarang ini disebabkan oleh konsumsi berlebihan, bukan oleh 80% penduduk miskin di 2/3 belahmi bumi, tetapi oleh 20% penduduk kaya yang mengkonsumsi 86% dmi seluruh stunber alam duuia. Pe1ilaku konsumsi baban bakar fosil, secara signifikan meningkatkan polusi udara dan efek rllillal1 kaca. Jika kita bersama tidak bertindak cepat, dunia ekonomi akan mengalarni kemunduran serius. Berangkat dari kondisi ini, maka pergmumi tinggi sebagai bagian integral dari masyarakat dan tentunya bersama-sama masyarakat bertangglllgjawab m1tuk melakukan langkal1-langka11 konstruktif bagi memitigasi penyebab pemanasan global. Lewaf fonun seminar yang mengambil tema" StrategiAdaprosi dan Mitigasi terhadap Perubahan Iklim" diharapkan terlontar pemikiran kritis, konseptual dan praktis dari berbagai disiplin ilmu yakni ekonomi, teknik dan humaniora, dalam rangka memberikmi antisipasi dan tillltfuian didalam mencari soh1~i m1tuk kebaikan bersama. Akhimya kami menyadmi bahwa penyelenggaraan kegiatan ini masihjaul1 dan kesempumaan. Untuk itu, berbagai masukan berupa saran dm1 kritik akan riiefubantu kami dalam penyempumaan penyelenggarami even serupa dimasa mendatang. Atas segala kekurangan dan kelemahan kami Calam penyelenggaraan ini, kami mohon maaf Selamat Berdiskusi. Tuhm1 Memberkati ! Surabaya, 16 Mei 2009 Ketua Departemen Matakuliah Umum Universitas Kristen Petra Ir. Daniel Rohi,M.Eng.Sc iii SUSUNAN PANITIA PENASEHAT : Ir. Daniel Rohi, M.Eng, S.c PENGARAH : Wahyu A Rini, drh., M.A KETUA : Eddy Wijayanto 23405001 SEKRETARIS : 1. Jessica Pricilia S. 2. Yessica Pricillia 42408005 (Koor) 42408006 BENDAHARA : 1. Amelia Yunita K. 2. Felicia Ivane 42408031 (Koor) 42408029 DIVIS! ACARA : 1. Glenn Karela 2. Donald Tri 3. Lidya 4. Irene 42408019 21407137 (Koor) 22406011 22406015 DIVIS! PUBDEKDOK : I. Hueynie H. 2. Fenny A L. 3. Philip CS 42408004 (Koor) 42408003 42408018 DIVIS! PERLENGKAP AN : 1. TeddyD. 2 . Ifan Nanda 3. BudiJ 4. Ivan C 5. Hendra 41405084 (Koor) 25407109 31407144 22406066 DIVIS! KEAMANAN : 1. Handry W 2. Meldrick 3. Cynthia Njoto 4. Stephanie G. 5. Enike 6. Devina S. 51407160 (Koor) 42408168 42408027 42408033 42408016 42408008 DIVIS! TRANSAKOM : 1. Ryan 21406105 (Koor) DIVIS! KONSUMSI : 1. Lindawati P. 2. Lucy Evanti 3. Lenny A 4. Levina 5. Shinta 6. Riska 42408026 (Koor) 42408025 42408024 42408037 25407108 25407019 lV TIM PENYUNTING AHLI •!• •!• •!• •!• •!• •!• •!• Prof. Dr. Lilanny Sigit Arifin, M.A (UK Petra) Dr. S. Pantja Djati, M.Si., M.A Min (UK Petra) Dr. Juliana Anggono (UK Petra) Prof. Dr. L. Dyson, M.A (UNAIR) Drs. Kris Nugroho, M.A (UNAIR) Dr. Ir. lndarto (ITS) Drs. Ronny H. Mustamu (LEAD & CEC/IUCN) TIM PENYUNTING NASKAH •!• Ir. Daniel Rohi, M.Eng.Sc •!• drh. Wahju Astjarjo Rini, M.A v DAFTARISI Cover KATA PENGANTAR Susunan Panitia Susunan Tim Reviewer & Editor DAFTARISI MAKALAH UTAMA : 1. Strategi Adaptasi dan Mitigasi terhadap Perubahan Iklim, Sekretaris Menteri Lingkungan Hidup Jakarta................................... 2. Konversi dan Diversifikasi Energi sebagai Alternatif dalam Mengatasi Dampak Perubahan Iklim, AtmonobudiSoebagio (UK.I Jakarta) ········1!1:. .. ..................................... ..... .................. .... ................ 3. Kebijakan "11ulti-Track" yang Pro Rakyat dan Berkelanjutan, Drs. Ronny H. Mustamu, M.Mgt, (UK- Petra).......................................... 4. Peluang dan Tantangan Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia, Prof. Dr. Jony Hermana (ITS) ........... ........... ................................ ...... ..................................... 5. Belajar Dari Kearifan Nilai Lokal I Budaya Untuk Mengatasi Dampak Perubahan Iklim, Prof. Dr. Lilianny Sigit Arifin, M.A. (UK Petra) ........ ..................................................................... ...... ..... MAKALAH BIDANG EKONOMI : 1. Insentif Pajak Bumi dan Bangunan Bagi Perbaikan Lingkungan Hidup, Arja Sadjiarto (UK Petra) ............................... ...................... 2. Efek Kombinasi Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Keunggulan Lokal terhadap Penyelamatan Lingkungan/Bumi, Elizabeth T. Manurung (UNPAR) ............................ ..... ...... ..... ...... ....................... 3. Strategi Mitigasi Lingkungan: Penerapan Sosial Audit ·untuk Membuat Polluter Pays Principle, Yeni Mangoting (UK Petra)....... 4. Peran Pemerintah, Industri Ritel, dan Masyarakat Dalam Membatasi Penggunaan Kantong Plastik sebagai Salah Satu Upaya Pelestarian Lingkungan, Michael Adiwijaya (UK Petra).................. 5. Dampak Polusi Penerbangan Terhadap Efek Rumah Kaea, Leonid Julivan Rumambi. (UK Petra)................ ...................................... .. .... MAKALAH BIDANG HUMANIORA : 1. Desain Interior : Strategi Terapan Ruang Pembentuk Perilaku Efisiensi Energi, Yusita Kusumarini (UK Petra)............................... 2. Kearifan Lokal dalam Menyikapi Lingkungan dan Alam (Studi kasus pada Tanean Lanjang di Madura), Lintu Tulistyantoro, (UK Petra)............................ ......... ........................ ..................... ................ 3. Strategi Pemilihan Material 3R Rumah Tinggal dalam Desain Interior Sebagai Adaptasi & Mitigasi Perubahan Iklim, Mariana Wibowo (UK Petra).... .. .......... ..................................................... ........ 4. Mendorong Partisipasi Perempuan dalam Adaptasi dan Mitigasi Terhadap Perubahan Iklim, Wahju Astjarjo Rini, (UK Petra).... ....... Vl iii iv v vi 1-01 1-04 1-19 1-34 1-67 A-01 A-10 A-16 A-24 A-30 B-01 B-10 B-16 B-26 1\1 5. Media Dan Perubahan Iklim : Aplikasi Medium Komunikasi Terkini dalam Mengkomunikasikan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim, J.E. Luik (UK Petra).............................................. B-36 MAKALAH BIDANG TEKNIK: I. Penyejukan Fisiologis Sebuah Peluang Adaptasi Perilaku Termal Menuju Lingkungan Perkotaan Tropis Berkelanjutan, Ima Defiana, (ITS).................................................................................................... 2. Green Concrete : Porous Concrete Pelajaran dari LKTB 2008, Antoni, (UK Petra)............................................................................. Vil C-01 C-08 EFEK KOMBINASI PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL TERHADAP PENYELAMATAN LINGKUNGAN/BUMI ELIZABETH T. MANURUNG Full time lecturer at Accounting Department of Economics Faculty Parahyangan Catholic University, Bandung – INDONESIA Jl. Ciumbuluit No. 94 Bandung 40141 – West Java, Indonesia http://www.unpar.ac.id [email protected] Abstract The increasing consumption in using domestic product by our society, will result in the well developing competitive local product or services, increasing in prosperous society, beside also will support the country’s higher economic growth. In the other side, the consumption of product from abroad could increase unnecessary nature exploitation. For example, when a gas producer country import goods from a non gas producer country, the demand for fuel will increase in the non gas producer country. This non-gas producer country will seek an alternative for the fuel and might decide to produce fuel from plant/bio oil. Such case could increase unnecessary nature exploitation. That means, economic growth strategies based this local competitive product, will produced the impact (1) in decreasing the level of the dependability on foreign currency ($) because the import of consumption goods decreased drastically and will reduced the global financial crisis that was felt by us; the combination impact (2) is that was caused by this strategy is increasingly the maintenance of the environment and nature in this country, because of nature were used in accordance with its ecosystem/function as a natural valve tropical agricultural, accompanied by guarding of his conservation. Because of each activity focused in continued to maintenance environmental and social responsibility without reducing benefit to the next generation. Pendahuluan Meningkatnya kesadaran masyarakat dunia akan usaha untuk mengurangi kerusakan alam dan lingkungan, telah mendorong berbagai pihak termasuk masyarakat Indonesia untuk berupaya lebih bersikap ramah terhadap lingkungan, serta lebih menjaga kelestarian alam. Parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini, seringkali ditengarai sebagai akibat ulah dunia bisnis yang umumnya menghalalkan segala cara dalam mengeksplorasi alam dan lingkungan. Selain itu, masyarakat umumpun dianggap belum menerapkan budaya yang lebih ramah lingkungan dalam menjalani 1 kehidupannya sehari-hari. Masyarakat masih bergaya hidup boros bahan bakar yang tidak terbarukan, melakukan kegiatan yang tidak efisien, tidak sadar akan pengelolaan sampah, dan senang dengan pola hidup konsumsitif yang tidak berorientasi produktif Dunia bisnis memang telah pula dianggap memarginalkan kehidupan masyarakat di lingkungan bisnis tersebut, karena seringkali melakukan eksploitasi alam dan lingkungan tanpa melakukan peremajaan atau tanpa memperbaharui lingkungan tersebut. Kini, telah terjadi pula bergantinya fungsi hutan lindung menjadi pensupplai komoditi perdagangan, semakin banyak pula pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh limbah perusahaan, dan hal ini semakin diperparah dengan maraknya illegal loging, pengikisan ozon, yang dampaknya semakin terasa yaitu timbulnya global warming. Inilah pemanasan bumi secara menyeluruh dan kompleks, yang tidak mustahil membahayakan kehidupan peradaban manusia Dampak negatif atas kerusakan lingkungan yang diuraikan sebelumnya, telah menyebabkan masyarakat tidak dapat memberdayakan dirinya sendiri karena tidak dapat mendayagunakan alam lingkungannya sendiri. Lingkungan sekitar masyarakat tersebut telah terkikis, gersang, sumber daya airpun tidak sehat, sehingga masyarakat sekitar tidak dapat memanfaatkan lingkungan untuk menopang kehidupan sehari-hari, hal ini menyebabkan semakin banyaknya masyarakat yang memiliki kualitas hidup yang menurun dan semakin tidak dapat memberdayakan diri. Hal ini bertentangan dengan itikad pemerintah yang menginginkan, bahwa Indonesia pada tahun 2020 “dapat mengelola kekayaan alam kita dengan baik oleh bangsa kita sendiri” (Miranda Gultom: Mei 2008). Bila kekayaan alam kita dikelola dengan baik oleh kita sendiri, maka semua manfaat yang dihasilkan kekayaan alam tersebut dinikmati oleh masyarakat kita sendiri, sehingga masyarakat lebih mandiri, dengan kualitas hidup yang lebih baik. Kalau hal ini tercapai maka kita memiliki competitive advantage yang tidak dimiliki negara lain, dan persaingan pasar dengan negara lain dapat kita menangkan. Seperti ungkapan dari Peter Drucker yang menyatakan bahwa hal terpenting dalam sebuah negara bukanlah kondisi perekonomiannya tetapi kualitas masyarakatnya. Kerusakan lingkungan yang semakin parah ini haruslah diatasi sesegera mungkin dan oleh seluruh masyarakat, termasuk dunia usaha baik agro industri, perdagangan, manufaktur, jasa dan lain-lain. Bila seluruh lapisan masyarakat berupaya bersama-sama melakukan perlindungan terhadap lingkungan, maka secara makro seluruh alam bumi ini pada akhirnya akan terselamatkan Indonesia memiliki sumber daya alam dan lingkungan yang sangat kaya. Penduduknya dapat memanfaatkan sumber daya tersebut secara optimum untuk dikonsumsi memenuhi kebutuhan masyarakat sendiri. Pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan memanfaatkan alam tersebut, hendaknya dibarengi dengan sikap bagaimana turut berkontribusi untuk menunjang kelestarian alam Indonesia. Kita menyadari pula bahwa jumlah penduduk Indonesia meningkat secara terus menerus, tentunya kebutuhan akan sandang, pangan dan papan akan meningkat secara signifikan. Bila kebutuhan penduduk negeri ini dapat dipenuhi oleh produk dalam negeri, maka seluruh sumber daya alam akan diproses untuk menghasilkan jumlah yang sangat besar yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan tersebut. Hal ini menyiratkan bahwa proses pengolahan yang dilakukan akan memenuhi economics of 2 scale yang semakin besar, yang pada gilirannya akan menghasilkan efisiensi yang semakin baik. Dengan kata lain, produk-produk yang dihasilkan melalui operasi usaha yang lebih efisien akan muncul sebagai produk lokal yang memiliki competitive advantage yang tinggi, serta kemungkinan dapat bersaing dalam pasar global Pemanfaatan atas sumber alam dan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat tersebut, haruslah berlandaskan kesadaran untuk menjaga kelestariannya, terutama untuk sumber alam yang tidak terbarukan. Kesadaran semacam ini akan menimbulkan sikap-sikap atau budaya hati-hati dalam memanfaatkan alam, dengan kesadaran senantiasa melakukan peremajaan, natural recovery, sehingga di masa yang akan datang alam dapat dimanfaatkan oleh generasinya saat itu. Karena masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidup/konsumsinya melalui hasil produk dan jasa yang berasal dari dalam negeri. Hal ini akan menghindarkan ketergantungan ekonomi terhadap luar negeri, disamping dampak multiplier ekonomi yang akan terjadi ke dalam negeri dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Berkurangnya impor terhadap barang/jasa luar negeri, akan berdampak berkurangnya jumlah barang/jasa yang diproduksi di luar negeri. Turunnya jumlah produksi akan mengakibatkan turunnya konsumsi atas bahan bakar. Kondisi ini sangat penting bagi negara produsen terutama yang tidak memiliki sumber tambang minyak, karena akan mengakibatkan turunnya impor atas biji-bijian (jagung atau kedelai) yang akan digunakan sebagai alternatif bio-fuel. Umumnya negara agraris (termasuk Indonesia) adalah negara pengekspor biji-bijian tersebut, sehingga bila ekspor bahan alternative bio-fuel tersebut menurun, maka pada akhirnya kerusakan alam di negara ini akan berkurang. Di pihak lain, pemanfaatan alam kita untuk kepentingan kita sendiri, sesuai dengan kebutuhan bagi penduduk agraris dengan lingkungan tropis (kembali menggunakan sandang, pangan, papan yang sesuai dengan budaya bangsa sendiri), akan membantu alam kembali ke-ekosistemnya sendiri. Alam akan terhindar dari pencemaran, pengikisan, dan kerusakan, sehingga kelestariannya pada akhirnya dapat dijaga dengan baik. Pertumbuhan Ekonomi Seluruh total barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dalam suatu Negara umumnya disebut Gross Domestic Product (GDP). Dan kenaikan GDP suatu negara setiap tahun akan menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu faktor penting yang menggambarkan kemampuan suatu negara dalam mempertahankan diri dari perubahan lingkungan makro yang sangat pesat. Pertumbuhan ekonomi juga dapat digunakan sebagai indikator pengukur kemajuan pembangunan Suatu negara yang dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi seperti yang direncanakannya, dapatlah dikatakan negara tersebut telah berhasil mengimplementasikan kebijaksanaan ekonominya dengan baik. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari turunnya angka inflasi, turunnya penganggurann serta meingkatnya produktivitas. Oleh sebab itu setiap negara akan mengupayakan pertumbuhan 3 ekonomi yang optimal melalui berbagai kebijakan ekonomi yang relevan, dan disertai tumbuhnya sektor-sektor yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi Saat ini, posisi ekonomi Indonesia dalam ekonomi global berdasarkan GDP tahun 2007 sebesar $ 432.8 milyar dibandingkan total GDP dunia sebesar $ 54,347 milyar, atau sebesar pangsa 0.8%. Dibandingkan dengan pangsa GDP China sebesar 9.94% maka proporsi GDP Indonesia terhadap dunia dapat dikatakan sangat kecil. Dari angka GDP yang dihasilkan tersebut, melalui struktur ekonomi Indonesia terlihat bahwa sebagian besar GDP dihasilkan oleh sektor industri manufaktur, karena menghasilkan pangsa sebesar 27,01% pada tahun 2007. Profil industri pengolahan Indonesia, tabel 1, menunjukkan bahwa kelompok industri makanan, kelompok industri kertas, kelompok industri kimia termasuk pupuk, industri semen, dan industri alat angkutan mencatat kinerja pertumbuhan relatif tinggi selama kurun waktu 2005 – 2007. Dari kelompok tersebut yang mencatat kontribusi ekspor relatif tinggi adalah industri kimia dan industri alat angkutan. Tabel 1 disajikan di bawah ini. Tabel 1 Struktur Industri Manufaktur Indonesia Tahun 2005 – 2007 (dalam persen) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Subsektor Industri Manufaktur 2005 2006 2007 Makanan, minuman, dan tembakau Tekstil, barang kulit dan alas kaki Barang kayu dan hasil hutan lainya Kertas dan barang cetakan Pupuk, kimia, dan brg dari karet Semen dan brg galian bukan logam Logam dasar besi dan baja Alat angkutan, mesin dan peralatannya Barang lainnya 28.18 12.20 5.55 5.41 12.26 3.89 2.88 28.72 27.95 11.91 5.82 5.24 12.56 3.80 2.69 29.09 29.43 10.74 6.02 5.10 12.49 3.67 2.53 29.15 0.92 0.94 0.86 Industri manufaktur nonmigas Sumber: Departemen Perindustrian: 2008 Hanya mengimpor Barang Modal dan IPTEK Mengingat upaya igin mengurangi ketergantungan akan barang/jasa luar negeri, serta mengupayakan dengan sungguh-sungguh pemenuhan kebutuhan masyarakat dari dalam negeri, maka impor barang konsumsi dari luar negeri akan menurun drastis, sehingga ketergantungan terhadap barang luar negeri berkurang secara drastis pula, dan ketergantungan terhadap mata uang asing ($) pun akan berkurang. Dengan kata lain, impor yang dilakukan hanyalah dikhususkan bagi barang-barang modal yang belum dapat diproduksi di dalam negeri. Di samping itu pemerintah tetap dapat memfokuskan perhatian untuk meningkatkan ekspor barang unggulan yaitu industri kimia dan industri alat-alat mesin (seperti pada tabel 1) dengan syarat proses produksi barang olahan tersebut tidak mengganggu lingkungan 4 serta kebutuhan lokal telah tercukupi, sehingga devisa yang dihasilkan akan masuk ke negara kita dengan baik dan dapat menghindarkan defisit transaksi perdagangan . hal ini dikemudian hari akan meningkatkan kemakmuran masyarakat. Menurunnya impor atas barang/jasa secara signifikan, bukan berarti tidak melakukan impor sama sekali. Sebab, umumnya masyarakatpun telah memahami bahwa IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi) kita belumlah semaju negara-negara yang telah maju dan modern, alhasil, kita tidak dapat pungkiri bahwa kita masih harus berguru kepada para akhli di negara-negara lain, terkait dengan iptek yang kita butuhkan. Hasil pembelajaran dan pengalaman berguru di negeri orang ini, hendaknya diamalkan kembali di tanah air untuk kemajuan bersama bangsa dan negara. Salah satu upaya yang dapat dilakukan setelah berhasil memperoleh pengetahuan dan teknologi yang lebih maju itu, adalah dengan mengembangkan keunggulan produk dalam negeri yang dihasilkan oleh keunggulan daerah tertentu sehingga menghasilkan kualitas lebih baik dengan harga yang kompetitif. Sehingga pada gilirannya surplus produk unggulan yang dihasilkan dapat diekspor untuk meningkatkan devisa negara, serta meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi negara. Corporate Social Responsibility Melonjaknya demand terhadap produk/jasa dalam negeri, akan mengakibatkan sektor bisnis berkembang lebih besar. Operasi usaha setiap perusahaan akan meningkat dengan pesat, sehingga dapat menciptakan kenaikan profit yang signifikan dalam dunia usaha. Pesatnya pertumbuhan dunia usaha hendaknya diikuti pula dengan kesadaran dunia usaha untuk melakukan tanggung jawab sosialnya. Sebab kewajiban suatu perusahaan untuk turut menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya, disamping turut juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya, telah diatur sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Corporate social responsibility (CSR) bertujuan melestarikan lingkungan sekitar perusahaan, serta mensejahterakan komunitas di sekitar wilayah perusahaan. Artinya, setiap keuntungan yang diperoleh perusahaan, sebagiannya wajib disisihkan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas sekitar perusahaan. Dasar hukum yang mengatur tentang tanggungjawab sosial perusahaan untuk memulihkan lingkungan, telah diatur dengan jelas, diantaranya pada Undang-Undang RI No. 23 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup tahun 1997 ps. 5, 6, dan 7 yang menyatakan mengenai hak, kewajiban, dan peran masyarakat termasuk dunia usaha atas lingkungan hidup. Peraturan Pemerintah RI No. 27 tahun 1999 ps 33 dan 34 mengatur tentang Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan menguraikan tentang keterbukaan informasi dan peran masyarakat dalam melestarikan lingkungan hidup. UndangUndang No. 40 tahun 2007, merupakan undang-undang terbaru tentang Perseroan Terbatas khususnya tanggung jawab sosial dan lingkungan Menurut Bank Dunia (SWA; 2006: 48) dinyatakan “CSR is the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development CSR mulai dikenal pada era awal tahun 1970, seiring meningkatnya kemajuan teknologi dan informasi, telah dianggap sebagai tanggung jawab perusahaan baik 5 sesuai dengan aspek ekonomi, tanggung jawab legal (hukum), serta tanggung jawab perusahaan atas etika moral, dan yang terakhir merupakan tanggung jawab perusahaan yang terkait dengan lingkungan dan sosial. Dengan demikian sudah sepatutnyalah semua perusahaan dengan sadar melakukan csr-nya masing-masing, sehingga dapat diharapkan bahwa semua perusahaan akan mengoperasikan usahanya dengan ramah lingkungan, tidak mengeksploitasi sumber daya manusia, tidak menimbulkan kerusakan lingkungan dengan mengupayakan peremajaan lingkungan, serta lingkungan sekitar dan masyarakat sosial sekitar perusahaan akan terberdayakan. Jangan lupa bahwa eksploitasi alam, ditekankan bukan untuk menguntungkan segelintir pihak tertentu, tetapi sesuai dengan amanat dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945 bahwa Sumber Daya Alam dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Bila semua perusahaan bersama-sama melakukan hal ini, niscaya dapat kita buktikan bahwa alam lingkungan, serta kehidupan bersosial di masyarakat luas akan terjaga kelestarian dan keselamatannya. Salah satu aktivitas csr yang juga dapat dilakukan oleh perusahaanperusahaan, diantaranya adalah berkontribusi dalam meningkatkan pemberdayaan kehidupan masyarakat/sosial tertentu. Perusahaan dapat memilih suatu sentra masyarakat tertentu yang potensial untuk diberdayakan. Masyarakat yang memiliki kompetensi/keunggulan tertentu tersebut, dapat dibantu oleh perusahaan dengan penyediaan dana bergulir (misalnya) dengan tidak lupa pula memberikan tambahan pengetahuan melalui pendidikan serta pelatihan yang dibutuhkan. Sehingga masyarakat tersebut dapat memberdayakan dirinya sendiri, dengan memanfaatkan sumber daya lingkungannya, disamping dapat memperoleh/menghasilkan pendapatannya sendiri. Contoh lain, seperti yang dilakukan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral yang membuat pembangkit tanaga listrik skala kecil/ pembangkit listrik tenaga mikro hidro untuk melayani listrik suatu desa tertentu (Bisnis Indonesia: 2009, 8) Bila model ini digunakan berkelanjutan, maka multiplier effect yang ditimbulkannya akan menghasilkan rantai yang panjang, yang berdampak meningkatnya kemakmuran masyarakat . Semakin banyak perusahaan yang melaksanakan kegiatan csr ini akan menghasilkan lebih banyak masarakat yang dapat hidup lebih makmur; sehingga secara makro tingkat kehidupan masyarakat umum akan naik serta menyokong tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yang meningkat. Dengan kata lain, bila setiap perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya, maka selain perusahaan mentaati hukum dengan melaksanakan kewajibannya, akan dihasilkan pula manfaat yang besar bagi lingkungan dan sosial sekitar perusahaan. Tidak mustahil lingkungan sosial disekitar perusahaan (atau lingkungan lainnya) menghasilkan masyarakat yang lebih berdaya, dengan alam lingkungan yang lebih terjaga kelestariannya. Efek Kombinasi atas Pertumbuhan Ekonomi berbasis keuanggulan lokal terhadap Kelestarian lingkungan 6 Budaya masyarakat untuk hidup lebih ramah terhadap lingkungan haruslah dipupuk terus menerus. Kebutuhan masyarakat yang harus dicukupi, baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier bila dapat dipenuhi dari hasil alam kita sendiri dengan itikad tanpa merusak lingkungan dan tanpa mengurangi manfaatnya pada generasi yang akan datang, akan memberi dampak yang positif bagi negara serta alam lingkungannya . Kebutuhan hidup masyarakat Indonesia yang berjumlah semakin besar, baik sandang, pangan, maupun papan haruslah mulai diarahkan kepada produk yang tidak mengganggu lingkungan. Bila masyarakat umum sebagai konsumen akhir lebih mengkonsumsi produk yang dihasilkan dalam negeri oleh alam kita sendiri (bukan produk hasil impor), maka mau tidak mau sektor industripun akan lebih berfokus pada produk dalam negeri dan ramah terhadap lingkungan. Artinya mulai dari input content, internal business process, output akhir yang dihasilkan, kesemuanya akan bernuansa ramah lingkungan. Maka keinginan melestarikan lingkungan akan tercapai Selain itu, bila seluruh kebutuhan masyarakat Indonesia, dapat dipenuhi oleh produk dan jasa dari dalam negeri, maka seluruh lapisan masyarakat akan didorong untuk kembali memberdayakan lahan-lahan produktif, agar dapat dihasilkan baik produk pertanian, agro bisnis, serta produk hasil olahan pada sektor lainnya yang dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Sehingga setiap lahan diharapkan akan difungsikan kembali sebagaimana mestinya. Dengan mengoptimumkan semua sektor, baik pertanian, industri maupun jasa untuk diprioritaskan memenuhi kebutuhan dalam negeri, dan semua sektor tersebut akan berupaya memaksimumkan skala usahanya yang akan menghasilkan harga pokok produk yang lebih rendah, inilah cikal bakal terjadinya efisiensi dalam dunia usaha. Kebutuhan masyarakat yang sebagian besar dicukupi oleh barang dan jasa dari dalam negeri tersebut, akan menghasilkan multiplier effect yang panjang juga di dalam negeri, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemakmuran masyarakat serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang berbasis keunggulan lokal yang kompetitif. Dampak lainnya adalah bahwa negara tidak akan tergantung pada mata uang luar negeri ($) sehingga dampak krisis keuangan globalpun dapat ditekan serendah-rendahnya. Bahkan produk kompetitif yang dihasilkan tersebut dapat pula diekspor ke negara lain yang membutuhkan, sehingga menghasilkan devisa yang masuk ke Indonesia Salah satu contoh untuk memperjelas hubungan menurunnya impor barang/jasa luar negeri terhadap kelestarian alam negara kita, dapat dijelaskan sebagai berikut. Merunnya impor terhadap barang/jasa luar negeri, menyebabkan menurun pula produksi atas barang/jasa di luar negeri tersebut. Penurunan produksi di luar negeri menyebabkan berkurangnya kebutuhan akan bahan bakar, sehingga upaya untuk mencari bahan bakar alternatif yang berasal dari hasil alam biji-bijian akan berkurang pula. Umumnya impor hasil pertanian didatangkan dari negara agraris (termasuk Indonesia), bagi negara kita, bila ekspor hasil pertanian berkurang (sebenarnya termasuk ekspor hasil alam lainnya) karena impor yang diminta oleh luar negeri berkurang, maka akan terjadi peturunan eksplorasi atas alam untuk menghasilkan produk tersebut. Tentu hal ini sedikit banyak dapat menjaga kelestarian alam kita. 7 Simpulan Kesadaran masyarakat yang semakin tinggi dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya dengan menggunakan hasil produk dalam negeri, akan mengakibatkan berkembangkan keunggulan produk dan jasa lokal dengan lebih baik, dan multiplier effect yang dihasilkan akan menurunkan tingkat masyarakat yang kurang berdaya/sejahtera, disamping akan menunjang makin tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi negara. Artinya strategi pertumbuhan ekonomi negara berbasis keuanggulan lokal tersebut, menghasilkan dampak (1) masuknya devisa luar negeri ke Indonesia, yang akan menurunkan tingkat ketergantungan terhadap mata uang luar negeri ($) karena impor barang konsumsi menurun secara drastis dan menurunkan imbas krisis keuangan global yang kita rasakan; disertai efek kombinasinya (2) yang ditimbulkan oleh strategi ini adalah semakin terselamatkannya/terjaganya lingkungan dan alam di negeri ini karena alam dimanfaatkan sesuai dengan ekosistemnya/fungsinya sebagai alam agraris berudara tropis disertai penjagaan kelestariannya karena setiap kegiatan berfokuskan pada tetap terjaganya tanggung jawab lingkungan dan sosial tanpa mengurangi manfaatnya untuk generasi berikutnya Daftar Pustaka [1] Belkaoui, AR, (2003) “The Impact of Corporate Social Responsibility on The Informativeness of Earning and Accounting Choices” Advances in Environment Accounting and Management, Vol 2, pp. 121-136 [2]Burke, L and Logsdon M, (1996) “ How Corporate Social Responsibility pays off”, Long Range Planning, Vol. 29, No. 4, pp 495-502 [3] Elizabeth T Manurung (2008), Menyelamatkan lingkungan/Bumi melalui Pengambilan Keputusan Kredit berdasarkan Analisis Laporan Lingkungan, pp 178 – 185 dalam Prosiding SEMNAS LPPM – Univ. Djuanda, Bogor [4] Gultom, Miranda, ”Bagaimana Globalisasi bermanfaat bagi kita – Dari sisi Peningkatan Pengetahuan”, presentasi di UNPAR , 10 Mei 2008, Bandung [5] Harian Bisnis Indonesia, Gunakan CSR untuk pembangkit, Hal. 8, Rabu 6 mei 2009 [6] Hermawan Thaheer (2008), Studi Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah – Studi Kasus Kabupaten Enkareng, Sulawesi Selatan. Pp 235 – 247 dalam prosiding SEMNAS LPPM – Univ Djuanda Bogor [7] Hubbard, R. Glenndan O’Brien , Anthony Patrick. “Economics” , Pearson Education, 2006 8 [8]Hussain, Md. Mostaque (2206) “The Role of Management Accounting in Corporate Social Responsibility Measures: Experience with The Financial Service Industry” , Int. Journal of Business and Ethics Vol. 2 [9] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang Lingkungan Hidup [10] Peraturan Bank Indonesia N0.7/2/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum dan upaya debitur dalam memelihara lingkungan hidup [11] Peter, Drucker, seperti dikutip oleh Miranda Gultom, dalam presentasi: Bagaimana Globalisasi Bermanfaat bagi kita – Dari sisi Peningkatan Pengetahuan”, UNPAR, 10 mei 2008, Bandung [12] Rina Indiastuti (2009), Mitigasi Risiko Pasar Global untuk Penguatan Daya Saing Industri Pengolahan Indonesia, Orasio Ilmiah Guru Besar FE UNPAD, Bandung [13] Samuelson, Paul A, and Nordhaus, William D (2005), “Economics” McgrawHill, U.S.A. [14] Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup [15] Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas [16] SWA: 2006 9