1 POTENSI TUMBUHAN BERGUNA PADA AREAL HCV (High Conservation Value) DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KABUPATEN KAPUAS HULU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT (Studi Kasus di PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama dan PT Persada Graha Mandiri) NAYUNDA PRADMA WIDYANINGGAR DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 5 RINGKASAN NAYUNDA PRADMA WIDYANINGGAR. E34070082. Potensi Tumbuhan Berguna pada Areal HCV (High Conservation Value) di Perkebunan Kelapa Sawit, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Studi Kasus di PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama dan PT Persada Graha Mandiri). Dibawah Bimbingan: (1) Siswoyo dan (2) Ervizal A.M. Zuhud. Berdasarkan hasil kajian High Conservation Value (HCV) yang dilakukan oleh Tim Terpadu (2010a, 2010b, 2010c) di PT Sawit Kapuas Kencana (PT SKK), PT Paramitra Internusa Pratama (PT PIP) dan PT Persada Graha Mandiri (PT PGM) di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, ditemukan jumlah jenis berturut-turut sebanyak 259, 225 dan 149 jenis tumbuhan. Namun data dan informasi mengenai potensi tumbuhan berguna belum diketahui. Dalam rangka mendukung upaya pelestarian dan pemanfaatannya, data dan informasi tentang potensi tumbuhan berguna sangat dibutuhkan, sehingga perlu dilakukan penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi potensi tumbuhan berguna pada areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Perpustakaan Fakultas Kehutanan IPB dan perpustakaan LSI IPB pada bulan April sampai Juni 2011. Jenis data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dengan metode observasi dan studi pustaka, sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka. Berdasarkan hasil identifikasi, ditemukan jumlah jenis tumbuhan berguna sebanyak 355 jenis yang dikelompokkan kedalam 88 famili, dengan rincian: PT SKK (255 jenis dan 77 famili), PT PIP (208 jenis dan 65 famili) dan PT PGM (140 jenis dan 46 famili). Jenis tumbuhan berguna yang ditemukan pada areal studi dapat dikelompokkan kedalam 13 kelompok kegunaan, yaitu: obat (PT SKK: 100 jenis, PT PIP: 60 jenis dan PT PGM: 38 jenis), hias (PT SKK: 25 jenis, PT PIP: 22 jenis dan PT PGM: 9 jenis), aromatik (PT SKK: 12 jenis, PT PIP: 12 jenis dan PT PGM: 8 jenis), pangan (PT SKK: 62 jenis, PT PIP: 44 jenis dan PT PGM: 35 jenis), pakan ternak dan satwaliar (PT SKK: 21 jenis, PT PIP: 14 jenis dan PT PGM: 6 jenis), pestisida nabati (PT SKK: 4 jenis, PT PIP: 4 jenis dan PT PGM: 3 jenis), serat (PT SKK: 6 jenis, PT PIP: 5 jenis dan PT PGM: 1 jenis), pewarna dan tanin (PT SKK: 24 jenis, PT PIP: 17 jenis dan PT PGM: 13 jenis), bahan bangunan (PT SKK: 69 jenis, PT PIP: 58 jenis dan PT PGM: 35 jenis), upacara adat (PT SKK: 13 jenis, PT PIP: 11 jenis dan PT PGM: 10 jenis), tali, anyaman dan kerajinan (PT SKK: 21 jenis, PT PIP: 22 jenis dan PT PGM: 16 jenis), bahan bakar (PT SKK: 23 jenis, PT PIP: 17 jenis dan PT PGM: 16 jenis) dan tumbuhan lainnya (PT SKK: 21 jenis, PT PIP: 18 jenis dan PT PGM: 12 jenis). Kata kunci : Potensi tumbuhan, kekayaan jenis, pemanfaatan tumbuhan, tumbuhan berguna 6 SUMMARY NAYUNDA PRADMA WIDYANINGGAR. E34070082. Potential of Useful Plants of HCV (High Conservation Value) Area in Palm Plantation Areas at Kapuas Hulu District, West Kalimantan Province (Case Study at PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama and PT Persada Graha Mandiri). Under Supervision of: (1) Siswoyo and (2) Ervizal A.M. Zuhud. Based on the result of High Conservation Value (HCV) study, which performed by Tim Terpadu (2010a, 2010b, 2010c) in PT Sawit Kapuas Kencana (PT SKK), PT Paramitra Internusa Pratama (PT PIP) and PT Persada Graha Mandiri (PT PGM), there has been found respectively 259, 225 and 149 plant species. Nevertheless, data and information about the potential of useful plants were unknown yet. In order to support its conservation and utilization efforts, all data and information about potential of useful plants was critically required, thus this research was required. The objective of this research was to identify the potential of useful plants in palm plantation area in Kapuas Hulu district, West Kalimantan province. This research performed at Section of Plants Diversity Conservation, Department of Forest Resource Conservation and Ecotourism, Forestry Faculty of Bogor Agricultural University (BAU), library of Forestry Faculty and LSI library of BAU at April to June 2011. Collected data and information in this research included primary and secondary data. Primary data collected by observation and literature review, while secondary data collected by literature review. Result identification shows that 355 species of useful plants, which classified into 88 families, found in study area with detail: PT SKK (225 species and 77 families), PT PIP (208 species and 65 families) and PT PGM (140 species and 46 families). Useful plants, in this research, was classified into 13 groups; those are: medicine (PT SKK: 100 species, PT PIP: 60 species and PT PGM: 38 species), ornament (PT SKK: 25 species, PT PIP: 22 species and PT PGM: 9 species), aromatic (PT SKK: 12 species, PT PIP: 12 species and PT PGM: 8 species), food (PT SKK: 62 species, PT PIP: 44 species and PT PGM: 35 species), feed (PT SKK: 21 species, PT PIP: 14 species and PT PGM: 6 species), herbal pesticide (PT SKK: 4 species, PT PIP: 4 species and PT PGM: 3 species), fibre (PT SKK: 6 species, PT PIP: 5 species and PT PGM: 1 species), colour and tannin (PT SKK: 24 species, PT PIP: 17 species and PT PGM: 13 species), construction material (PT SKK: 69 species, PT PIP: 58 species and PT PGM: 35 species), traditional custom material (PT SKK: 13 species, PT PIP: 11 species and PT PGM: 10 species), rope, plait and handicraft material (PT SKK: 21 species, PT PIP: 22 species and PT PGM: 16 species), fuel (PT SKK: 23 species, PT PIP: 17 species and PT PGM: 16 species) and others (PT SKK: 21 species, PT PIP: 18 species and PT PGM: 12 species). Keywords: Plants potential, species richness, plants utilization, useful plants 2 POTENSI TUMBUHAN BERGUNA PADA AREAL HCV (High Conservation Value) DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KABUPATEN KAPUAS HULU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT (Studi Kasus di PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama dan PT Persada Graha Mandiri) NAYUNDA PRADMA WIDYANINGGAR Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 3 Judul Penelitian : Potensi Tumbuhan Berguna pada Areal HCV (High Conservation Value) di Perkebunan Kelapa Sawit, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Studi Kasus di PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama dan PT Persada Graha Mandiri) Nama Mahasiswa : Nayunda Pradma Widyaninggar NRP : E34070082 Departemen : Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas : Kehutanan Menyetujui, Komisi Pembimbing Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II, Ir. Siswoyo, M.Si Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS NIP. 19650208 199203 1 003 NIP. 19590618 198503 1 003 Mengetahui, Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS NIP. 19580915 1984030 1 003 Tanggal Lulus : 4 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Potensi Tumbuhan Berguna pada Areal HCV (High Conservation Value) di Perkebunan Kelapa Sawit, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Studi Kasus di PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama dan PT Persada Graha Mandiri)” adalah benar-benar hasil karya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai Karya Ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Agustus 2011 Nayunda Pradma W NRP E34070082 i KATA PENGANTAR Puji syukur penulis penjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan anugerah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Potensi Tumbuhan Berguna pada Areal HCV (High Conservation Value) di Perkebunan Kelapa Sawit, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Studi Kasus di PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama dan PT Persada Graha Mandiri)” dapat diselesaikan. Karya tulis ini merupakan hasil pemikiran yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya dan mudah-mudahan dapat dijadikan rujukan atau acuan adanya suatu perubahan dalam pengelolaan sumberdaya alam sehingga nantinya diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Disamping itu, dengan adanya pemanfaatan sumberdaya alam sebagai alternatif penunjang kebutuhan hidup manusia diharapkan dapat meningkatkan upaya efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi upaya pelestarian dan pemanfaatan tumbuhan berguna pada areal perkebunan kelapa sawit. Bogor, Agustus 2011 Penulis i ii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah pada 09 Desember 1989 sebagai putri pasangan Drs. Bhakti Prasetiyo Utomo dan Dra. Rini Nurwulandini. Pendidikan formal yang ditempuh penulis yaitu; pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Kutoharjo 02 Rembang, lulus pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 1 Rembang, lulus pada tahun 2004 dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Rembang, lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) yang selanjutnya memilih bidang minat Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan. Selama masa perkuliahan penulis aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan yaitu anggota Agriaswara IPB (2007-2010), anggota Kelompok Pemerhati Burung (KPB “Perenjak”) HIMAKOVA (2008-2011) dan anggota Organisasi Himpunan Keluarga Rembang di Bogor (2007-2011). Penulis melakukan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Taman Wisata Alam (TWA) Kamojang-Cagar Alam (CA) Sancang, Jawa Barat (2009) dan Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) di Gunung Walat (2010). Selain itu, penulis juga telah melakukan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur (2011). Kegiatan lapang HIMAKOVA yang diikuti penulis diantaranya, Eksplorasi Flora, Fauna dan Ekowisata Indonesia di Cagar Alam Rawa Danau di Kabupaten Serang, Provinsi Banten tahun 2008 dan Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) Himokava IPB di Taman Nasional Manupeu Tanadaru (Sumba, Nusa Tenggara Timur) tahun 2009. Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Potensi Tumbuhan Berguna pada Areal HCV (High Conservation Value) di Perkebunan Kelapa Sawit, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Studi Kasus di PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama dan PT Persada Graha Mandiri)” di bawah bimbingan Ir. Siswoyo, M.Si dan Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS. ii iii UCAPAN TERIMA KASIH Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan, dan bimbingan oleh berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Ibu, bapak, mayang dan seluruh keluarga besar atas nasehat, doa, perhatian dan dorongan baik moril maupun spiritual serta segala-galanya, 2. Bapak Ir. Siswoyo, M.Si. dan Bapak Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, pengetahuan dan nasehat yang begitu berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, 3. Bapak Soni Trison, S.Hut, M.Si selaku dosen penguji dari Fakultas Manajemen Hutan dan Bapak Dr. Ir. Agus Priyono Kartono, M.Si sebagai Ketua Sidang, yang telah menguji dan memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini, 4. Mbak Ellyn, Pak Santa, Umi dan Dzikri serta para staff di Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata yang telah memberikan dorongan, semangat dan menyediakan tempat selama penelitian ini berlangsung, 5. Bapak dan ibu dosen di Fakultas Kehutanan yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis, 6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Kehutanan dan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata yang telah banyak membantu dalam administrasi dan pelaksanaan penelitian, 7. Oman, Dinar, Neneng, Aci, Fela, Shinta, Anna, Nia, Nindi, Ii’, Gita, Icha, Ado, Ebel, Anbon, Anabella, Rona, Iqbal, keluarga besar Villa Cempaka dan HKRB yang telah memberikan segala bantuan, perhatian, semangat dan doanya selama ini, 8. Keluarga besar KSHE’44 (Koak), HIMAKOVA dan Fahutan ’44 atas tawa, canda, suka dan duka yang telah dilalui bersama, iii iv 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mencurahkan segala tenaga, waktu maupun pikirannya kepada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat-Nya dan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis, baik yang tersebutkan maupun yang tidak tersebutkan, Amin. iv v DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................. i RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... ii UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................ v DAFTAR TABEL . ...................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN . .............................................................................. ix BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................ 2 1.3 Manfaat Penelitian ...................................................................... 2 1.4 Kerangka Pemikiran .................................................................... 2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Kebun Kelapa Sawit .................................................... 4 2.2 Tumbuhan Berguna ..................................................................... 4 2.2.1 Definisi Tumbuhan Berguna ............................................. 4 2.2.2 Potensi Tumbuhan Berguna di Indonesia ......................... 5 2.3 Budaya Suku Dayak .................................................................... 14 2.4 Tipe Ekosistem ............................................................................ 16 2.4.1 Hutan Dataran Rendah ...................................................... 16 2.4.2 Hutan Kerangas ................................................................. 17 2.4.3 Hutan Rawa Gambut ......................................................... 17 2.4.4 Hutan Rawa Air Tawar ..................................................... 18 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu ....................................................................... 19 3.2 Alat dan Bahan ............................................................................ 19 3.3 Metode Penelitian ........................................................................ 19 BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 PT Sawit Kapuas Kencana .......................................................... 26 v vi 4.2 PT Paramitra Internusa Pratama .................................................. 28 4.3 PT Persada Graha Mandiri .......................................................... 30 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna ........................................... 33 5.1.1 PT Sawit Kapuas Kencana ................................................ 34 5.1.2 PT Paramitra Internusa Pratama ........................................ 42 5.1.3 PT Persada Graha Mandiri ................................................ 49 5.2 Pemanfaatan Tumbuhan .............................................................. 56 5.2.1 Kelompok Kegunaan ......................................................... 57 1. Tumbuhan Obat.............................................................. 57 2. Tumbuhan Hias .............................................................. 61 3. Tumbuhan Aromatik ...................................................... 63 4. Tumbuhan Penghasil Pangan ......................................... 64 5. Tumbuhan Penghasil Pakan Ternak ............................... 65 6. Tumbuhan Penghasil Pestisida nabati ............................ 67 7. Tumbuhan Penghasil Serat............................................. 68 8. Tumbuhan Bahan Pewarna dan Tanin ........................... 69 9. Tumbuhan Penghasil Bahan Bangunan ......................... 70 10. Tumbuhan Untuk Upacara Adat .................................... 71 11. Tumbuhan Penghasil Tali, Anyaman, dan Kerajinan .... 73 12. Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar.................................. 74 13. Kegunaan Lainnya ......................................................... 75 5.2.2 Keterkaitan Budaya Masyarakat Dayak terhadap Hutan dan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit ........................... 76 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ................................................................................. 79 6.2 Saran ............................................................................................ 79 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 81 LAMPIRAN ................................................................................................. 85 vi vii DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Metode pengumpulan data dan informasi .............................................. 20 2. Klasifikasi kelompok kegunaan jenis tumbuhan ................................... 23 3. Klasifikasi kelompok penyakit dan macam penyakit/penggunaan ........ 24 4. Rekapitulasi jenis tumbuhan berguna di areal studi .............................. 33 5. Sebaran jenis tumbuhan di PT Sawit Kapuas Kencana ......................... 35 6. Daftar jenis tumbuhan di areal ijin PT Sawit Kapuas Kencana berdasarkan status tumbuhannya ............................................................ 39 7. Sebaran jenis tumbuhan di PT Paramitra Internusa Pratama ................. 42 8. Daftar jenis tumbuhan di areal ijin PT Paramitra Internusa Pratama 9. berdasarkan status tumbuhan ................................................................. 46 Sebaran jenis tumbuhan di PT Persada Graha Mandiri ......................... 50 10. Daftar jenis tumbuhan di areal ijin PT Persada Graha Mandiri berdasarkan status tumbuhan ................................................................. 54 11. Klasifikasi kegunaan tumbuhan di areal studi ....................................... 56 12. Beberapa jenis tumbuhan obat yang berada di areal studi ..................... 58 13. Rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan obat pada areal studi berdasarkan kelompok penyakit atau penggunaannya ................................................ 59 14. Beberapa jenis tumbuhan hias ............................................................... 62 15. Beberapa jenis tumbuhan aromatik ......................................................... 63 16. Beberapa jenis tumbuhan penghasil pangan .......................................... 65 17. Beberapa jenis tumbuhan penghasil pakan ternak ................................. 66 18. Daftar jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati .................................. 67 19. Daftar jenis tumbuhan penghasil serat ................................................... 68 20. Beberapa jenis tumbuhan penghasil pewarna dan tanin ........................ 70 21. Beberapa jenis tumbuhan penghasil bahan bangunan ........................... 70 22. Beberapa jenis tumbuhan untuk upacara adat ........................................ 72 23. Beberapa jenis tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan .......... 73 24. Beberapa jenis tumbuhan penghasil kayu bakar .................................... 75 25. Daftar jenis tumbuhan penghasil lainnya ............................................... 76 vii viii DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Kerangka pemikiran penelitian kajian potensi dan perumusan strategi pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan berguna pada areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat ........................ 3 2. Persentase jumlah lima famili terbanyak di areal studi ............................... 34 3. Diagram jumlah enam famili terbanyak di areal ijin PT SKK ..................... 37 4. Kekayaan habitus tumbuhan berguna di PT SKK ....................................... 38 5. Diagram jumlah enam famili terbanyak di areal ijin PT PIP ....................... 45 6. Kekayaan habitus tumbuhan berguna di PT PIP .......................................... 45 7. Diagram jumlah enam famili terbanyak di areal ijin PT PGM .................... 52 8. Kekayaan habitus tumbuhan berguna di PT PGM ....................................... 53 viii ix DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Peta lokasi areal ijin PT SKK ................................................................. 86 2. Peta lokasi areal ijin PT PIP .................................................................... 87 3. Peta lokasi areal ijin PT PGM ................................................................. 88 4. Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi .......................................... 89 5. Rekapitulasi nama famili pada setiap areal studi .................................... 98 6. Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi ......................... 100 7. Lokasi pengamatan pada areal studi ....................................................... 140 8. Kekayaan jenis berdasarkan tipe ekosistem di PT SKK ......................... 146 9. Kekayaan jenis berdasarkan tipe ekosistem di PT PIP ........................... 152 10. Kekayaan jenis berdasarkan tipe ekosistem di PT PGM ........................ 158 11. Rekapitulasi jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan Etnis Dayak ........ 162 12. Beberapa dokumentasi gambar jenis tumbuhan berguna ........................ 163 ix 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Kapuas Hulu merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat, yang memiliki luas wilayah 29.842 km². Menurut Disbun (2009), daerah kabupaten ini memiliki luas areal perkebunan yang cukup luas yaitu 356.100 ha. Luasan tersebut merupakan jumlah luasan dari 23 perusahaan perkebunan yang terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu. Perusahaanperusahaan tersebut, diantaranya PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama dan PT Persada Graha Mandiri. Kajian High Conservation Value (HCV) telah dilakukan pada ketiga areal tersebut oleh Tim Terpadu (2010a), Tim Terpadu (2010b) dan Tim Terpadu (2010c). Hasil kajian HCV ini akan menjadi rujukan formal bagi ketiga perusahaan tersebut untuk menetapkan, mengelola dan memonitor areal-areal HCV, sebagai wujud nyata komitmen perusahaan untuk melakukan praktek pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang lestari. Hasil kajian HCV menunjukkan bahwa jumlah jenis tumbuhan yang ditemukan di PT Sawit Kapuas Kencana sebanyak 259 jenis, PT Paramitra Internusa Pratama sebanyak 225 jenis dan PT Persada Graha Mandiri sebanyak 149 jenis. Dalam rangka mendukung upaya pelestarian dan pemanfaatannya, data dan informasi tentang potensi tumbuhan berguna sangat dibutuhkan, namun data tentang potensi tumbuhan berguna saat ini belum tersedia. Sehingga penelitian yang berkaitan dengan ini penting untuk dilakukan. Di samping itu, pemanfaatan tak terkendali yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar kawasan menjadi sebuah masalah tersendiri bagi upaya pelestariannya. Tingginya pemanfaatan jenis tumbuhan oleh masyarakat tidak diimbangi dengan usaha budidaya yang dilakukan, sehingga tingkat keterancaman dan kelangkaan pada jenis tumbuhan juga akan semakin meningkat. Di sisi lain, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian jenis tumbuhan juga masih kurang. Apabila hal tersebut terus dibiarkan maka dikhawatirkan jenis tumbuhan berguna akan berkurang baik 2 dari segi kuantitas maupun kualitasnya sehingga ancaman kepunahan akan semakin meningkat. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi potensi tumbuhan berguna pada areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. 1.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rekomendasi bagi pihak pengelola dalam rangka upaya pelestarian dan pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat di areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. 1.4 Kerangka Pemikiran Keberhasilan dalam pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan berguna pada areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) Potensi tumbuhan berguna (tumbuhan obat, tumbuhan hias, tumbuhan aromatik, tumbuhan penghasil pangan, tumbuhan penghasil pakan ternak, tumbuhan penghasil pestisida nabati, tumbuhan penghasil bahan pewarna dan tanin, tumbuhan penghasil serat, tumbuhan penghasil kayu bakar, tumbuhan untuk upacara adat, tumbuhan penghasil bahan bangunan, tumbuhan penghasil bahan tali, anyaman dan kerajinan serta tumbuhan penghasil lainnya), (2) Ketersediaan informasi tentang teknik budidaya tumbuhan dan (3) Budaya masyarakat setempat. Faktor-faktor di atas dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan berguna pada areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, sehingga perlu dilakukan kajian dan analisis terhadap: (1) Identifikasi potensi tumbuhan berguna, (2) Identifikasi teknik budidaya tumbuhan dan (3) Budaya masyarakat Dayak. Secara skematis kerangka pemikiran kajian potensi dan perumusan strategi pemanfaatan dan pelestarian 3 tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat disajikan pada Gambar 1. KONDISI SAAT INI x x x x Berdasarkan kajian HCV yang dilakukan oleh Tim Terpadu (2010a), Tim Terpadu (2010b) dan Tim Terpadu (2010c) diperoleh jumlah jenis tumbuhan di PT Sawit Kapuas Kencana sebanyak 259 jenis, PT Paramitra Internusa Pratama sebanyak 225 jenis dan PT Persada Graha Mandiri sebanyak 149 jenis. Potensi tumbuhan berguna belum diketahui. Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat belum dilakukan secara lestari dan data serta informasi tentang teknik budidaya jenis tumbuhan juga belum diketahui. Kesadaran masyarakat terhadap ti l t i t b h ih KONDISI AKAN DATANG x x x x Data dan informasi tentang potensi tumbuhan berguna tersedia. Pemanfaatan tumbuhan berguna dapat dilakukan secara lestari oleh masyarakat karena tersedianya data dan informasi tentang teknik budidaya tumbuhan berguna. Keberadaan tumbuhan dilindungi dan langka terjamin di masa yang akan datang. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian tumbuhan. Ancaman kelangkaan dan Upaya pelestarian dan kepunahan tumbuhan berguna. pemanfaatan Identifikasi potensi tumbuhan berguna Kekayaan jenis tumbuhan berguna Identifikasi teknik Identifikasi budaya budidaya tumbuhan masyarakat Dayak Pemanfaatan jenis tumbuhan berguna Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian kajian potensi dan perumusan strategi pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan berguna pada areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Kebun Kelapa Sawit Di dalam UU No. 18 Tahun 2004 Pasal 1 disebutkan bahwa Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat (Anonim 2009). Menurut Badrun (1996), pembangunan atau pengembangan perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk mencapai beberapa sasaran, antara lain: a) Meningkatkan pendapatan masyarakat yang berpendapatan rendah melalui keikutsertaannya sebagai pemilik kebun plasma dengan harapan mampu menerapkan teknologi yang sesuai, sehingga kebun tersebut berada pada tingkat produktivitas yang tinggi. b) Sebagai upaya pendistribusian kekayaan nasional kepada masyarakat, melalui pendistribusian kredit untuk pembangunan kebun dan pendistribusian lahan melalui pemberian sertifikat tanah. c) Sebagai upaya penyebaran pembangunan ke berbagai wilayah baru yang belum terjamah pembangunan teristimewa daerah terpencil dengan prasarana yang sangat tidak memadai sekaligus berperan sebagai pusat pertumbuhan. d) Memadukan perusahaan besar sebagai inti dari perkebunan rakyat, serta sebagai plasma untuk mentransfer teknologi dan pertumbuhan kelembagaankelembagaan baru di kalangan masyarakat yang lebih maju. 2.2 Tumbuhan Berguna 2.2.1 Definisi Tumbuhan Berguna Menurut Kamus Bahasa Indonesia dalam Frankistoro (2006), tumbuhan adalah segala sesuatu yang tumbuh, hidup, berbatang, berakar, berdaun dan lainlain (seperti rumput, pohon, bambu, dan lain-lain), sedangkan berguna memiliki persamaan kata yaitu berfaedah, bermanfaat, ada gunanya dan mendatangkan 5 kebaikan atau keuntungan. Jadi, arti dari tumbuhan berguna adalah sesuatu yang hidup dan tumbuh serta berbatang, berakar, berdaun dan lain-lain (seperti rumput, pohon, bambu, dan lain-lain) yang memiliki manfaat bagi kesejahteraan manusia. 2.2.2 Potensi Tumbuhan Berguna di Indonesia Indonesia merupakan Negara yang sangat kaya akan jenis tumbuhan dan satwanya. Menurut Anonim (1994) dalam Frankistoro (2006), jumlah total jenis tumbuhan di Indonesia belum diketahui pasti, tetapi diperkirakan memiliki jenis tumbuhan berbunga sebanyak 27.500 jenis (11%), jenis lumut sebanyak 1.500 jenis (9%), tumbuhan paku sebanyak 1.500 jenis (13%) dan 19% tumbuhan Gymnospermae, sedangkan menurut Sastrapradja et al. (1977), jenis tumbuhan yang telah diketahui potensi dan manfaatnya untuk bahan pangan, sandang, papan dan industri hanya sekitar 6.000 jenis. Keadaan ini terjadi karena keterbatasan pengetahuan kekayaan tumbuhan Indonesia. Lemmens dan Soetjipto (1999) membagi jenis pemanfaatan tumbuhan berdasarkan komoditas untuk berbagai keperluan yang meliputi pemanfaatan secara primer dan sekunder, seperti kacang-kacangan, buah-buahan, pewarna, pakan, kayu, rotan, bambu, sayur-sayuran, sumber karbohidrat, sereal, tumbuhan obat dan tanaman hias. 2.2.2.1 Tumbuhan Obat Menurut Departemen Kesehatan RI dalam Surat Keputusan Mentri Kesehatan No.149/SK/Menkes/IV/1978 dalam Kartikawati (2004), definisi tumbuhan obat adalah tumbuhan atau bagian dari tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu, sebagai bahan pemula bahan baku obat atau tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut digunakan sebagai obat. Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika tidak mengandung zat aktif tertentu tetapi mengandung efek resultan atau sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati (Esha 2008). Sedangkan menurut Zuhud, Ekarelawan dan Riswan (1994), tumbuhan obat 6 adalah seluruh jenis tumbuhan obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat, yang dikelompokkan menjadi : a. Tumbuhan obat tradisional, yaitu jenis tumbuhan yang diketahui atau dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. b. Tumbuhan obat modern, yaitu jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat sebagai obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis. c. Tumbuhan obat potensial, yaitu jenis tumbuhan yang diduga mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara ilmiah atau medis dan penggunaannya sebagai bahan obat tradisional sulit untuk ditelusuri. 2.2.2.2 Tumbuhan Hias Tumbuhan dan tanaman memiliki definisi yang berbeda. Pada Tumbuhan berarti segala sesuatu yang tumbuh, hidup, berbatang, berakar, berdaun dan sebagainya (seperti rumput, pohon, bambu dan sebagainya), sedangkan tanaman adalah tumbuhan yang sudah dibudidayakan. Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, baik berbentuk terna, merambat, semak, perdu ataupun pohon, yang sengaja ditanam manusia sebagai komponen taman, kebun rumah, penghias ruangan, upacara, komponen riasan dan busana atau sebagai komponen karangan bunga. Bunga potong pun dapat dimasukkan sebagai tanaman hias. Dalam konteks umum, tanaman hias adalah salah satu dari pengelompokan berdasarkan fungsi dari tanaman hortikultura. Bagian yang dimanfaatkan orang tidak semata bunga, tetapi kesan keindahan yang dimunculkan oleh tanaman ini. Selain bunga (warna dan aroma), daun, buah, batang bahkan pepagan dapat menjadi komponen yang dimanfaatkan. Sebagai contoh, beberapa ranting tumbuhan yang mengeluarkan aroma segar dapat diletakkan di ruangan untuk mengharumkan ruangan dan dapat dijadikan sebagai tanaman hias. Tanaman hias dikelompokkan berdasarkan fungsinya, tidak menutup kemungkinan bahwa tanaman sayuran, tanaman obat atau tanaman buah dapat menjadi tanaman hias dan sebaliknya (Ramadhany 2004). 7 2.2.2.3 Tumbuhan Aromatik Tumbuhan aromatik dapat juga disebut tumbuhan penghasil minyak atsiri. Tumbuhan penghasil minyak atsiri memiliki ciri bau dan aroma karena fungsinya yang paling luas dan umum diminati yaitu sebagai pengharum, baik sebagai parfum, kosmetik, pengharum ruangan, pengharum pada sabun, pasta gigi, pemberi rasa pada makanan maupun pada produk rumah tangga lainnya. Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara ekstraksi atau penyulingan dari bagian-bagian tumbuhan (Agusta 2000 dalam Arafah 2005). Menurut Heyne (1987), tumbuhan yang menghasilkan minyak atsiri antara lain dari famili Poaceae, misalnya akar wangi (Andropogon zizinioides); Lauraceae, misalnya kulit kayu manis (Cinnamomum burmanii); Zingiberaceae, misalnya jahe (Zingiber officinale); Piperaceae, misalnya sirih (Piper betle); Santalaceae, misalnya cendana (Santalum album); Anonaceae, misalnya kenanga (Canangium odoratum) dan sebagainya. Minyak atsiri bersumber dari setiap bagian tanaman yaitu daun, bunga, buah, biji, batang, kulit, akar atau umbi (rhizoma), yang merupakan bahan baku untuk produk farmasi dan kosmetik alamiah disamping digunakan sebagai kandungan dalam bumbu maupun pewangi (flavour and fragrance ingredients). 2.2.2.4 Tumbuhan Penghasil Pangan Tumbuhan pangan adalah segala sesuatu yang tumbuh, segala sesuatu yang hidup dan berbatang, berakar, berdaun dan dapat dimakan atau dikonsumsi oleh makhluk hidup. Menurut Lembaga Biologi Nasional-LIPI (1997) dalam Frankistoro (2006), tumbuhan pangan ini meliputi, karbohidrat (contohnya ubiubian, talas, sagu dan nasi), protein (contohnya kecipir dan kacang-kacangan), vitamin (contohnya pisang, rambutan dan markisa), dan lemak (contohnya kemiri, tengkawang dan alpukat). 2.2.2.5 Tumbuhan Penghasil Pakan Ternak Menurut Mannetje dan Jones (1992) dalam Kartikawati (2004), tanaman pakan ternak merupakan tanaman yang mempunyai konsentrasi nutrisi rendah dan mudah dicerna yang merupakan penghasil pakan bagi satwa herbivora. Tanaman pakan dapat diolah dan dibudidayakan, meskipun seringkali dapat muncul sebagai 8 tumbuhan liar seperti yang terdapat pada padang rumput, contohnya yaitu alangalang. Pakan yang diberikan kepada ternak berkaki empat terdiri atas bermacammacam jenis rumput dan dedaunan yang lain (Sastrapradja, Afriastini dan Sutarno 1983). 2.2.2.6 Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati Menurut Astutik (2010), pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan dan dapat digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan. Pestisida nabati ini dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya. Salah satu alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan penggunaan pestisida nabati. Prinsip penggunaan pestisida nabati tersebut hanya untuk mengurangi, bukan untuk meninggalkan pemakaian pestisida kimia, karena efektivitasnya juga masih di bawah pestisida kimia. Indonesia memiliki flora yang sangat beragam, mengandung cukup banyak jenis tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber bahan insektisida yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Lebih dari 1.500 jenis tumbuhan di dunia telah dilaporkan dapat berpengaruh buruk terhadap serangga. Di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan penghasil racun. Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati adalah Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan Rutaceae. Anggota Meliaceae yang paling banyak diteliti adalah nimbi atau mimba (Azadirachta indica A. Juss) dengan bahan aktif utama azadirachtin (limonoid). Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan sumber bahan pestisida (pestisida nabati) yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Tumbuhan ini tersebar di daratan India. Di Indonesia tanaman ini banyak ditemukan di sekitar Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan NTB. Dataran rendah dan lahan kering dengan ketinggian tempat 0-800 m dpl merupakan habitat yang terbaik untuk pertumbuhan mimba. Bagian dari tumbuhan mimba yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun dan bijinya. Ekstrak daun dan biji mimba mengandung senyawa aktif utama azadiraktin. Selain bersifat sebagai insektisida, mimba juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida dan akarisida (Astutik 2010). 9 Menurut Asdyanasari (2009), tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok, yaitu: 1. Kelompok tumbuhan insektisida nabati adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama insekta. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: piretrium, aglaia, babadotan, bengkuang, bitung, jaringau, saga, serai, sirsak dan srikaya. 2. Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat adalah tumbuhan yang menghasilkan suatu bahan kimia yang menyerupai sex pheromon pada serangga betina. Bahan kimia tersebut akan menarik serangga jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah daun wangi dan selasih. 3. Kelompok tumbuhan rodentisida nabati adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama rodentia. Tumbuh-tumbuhan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai penekan kelahiran (efek aborsi atau kontrasepsi) dan penekan populasi dengan cara meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok penekan kelahiran umumnya mengandung steroid, sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya mengandung alkaloid. Dua jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai rodentisida nabati adalah jenis gadung KB dan gadung racun. 4. Kelompok tumbuhan moluskisida adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama moluska. Beberapa tanaman menimbulkan pengaruh moluskisida, diantaranya: daun sembung, akar tuba, patah tulang dan tefrosia (kacang babi). 5. Kelompok tumbuhan pestisida serba guna adalah kelompok tumbuhan yang tidak berfungsi hanya satu jenis saja, misalnya insektisida saja, tetapi juga berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, moluskisida, nematisida dan lainnya. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah jambu mete, lada, mimba, mindi, tembakau dan cengkih. Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu : 1. Merusak perkembangan telur, larva dan pupa, 10 2. Menghambat pergantian kulit, 3. Mengganggu komunikasi serangga, 4. Menyebabkan serangga menolak makan, 5. Menghambat reproduksi serangga betina, 6. Mengurangi nafsu makan, 7. Memblokir kemampuan makan serangga, 8. Mengusir serangga, 9. Menghambat perkembangan patogen penyakit. 2.2.2.7 Tumbuhan Penghasil Serat Indonesia sebagai negara dengan kekayaan hayati yang tinggi memiliki peluang yang besar untuk mengeksplorasi pemanfaatan bahan serat alam sebagai penguat material komposit. Karena sifat kekuatan serat alam ini bervariasi, maka pemanfaatannya akan bervariasi mulai dari bahan komposit untuk penggunaan yang ringan dan tidak terlalu memerlukan kekuatan tinggi sampai bahan komposit untuk penggunaan yang memerlukan kekuatan dan ketangguhan tinggi. Menurut Vendy (2010), sepanjang kebudayaan manusia penggunaan serat alam sebagai salah satu material pendukung kehidupan, mulai dari serat ijuk sebagai bahan bangunan, serat nanas atau tumbuhan kayu sebagai bahan sandang dan serat alam yang dapat digunakan untuk membuat tambang. Seiring dengan perkembangan teknologi bahan, peran serat-serat alam mulai tergantikan oleh jenis bahan serat sintetik seperti serat gelas atau serat karbon. Seiring dengan inovasi yang dilakukan dalam bidang material, serat alam kembali “dilirik” oleh peneliti untuk dijadikan sebagai bahan penguat komposit. Elastis, kuat, melimpah, ramah lingkungan dan biaya produksi yang lebih rendah merupakan kelebihan yang dimiliki oleh serat alam. Selain itu juga terdapat kekurangan dari jenis serat ini terutama kekuatan yang tidak selalu merata. Jenis-jenis serat alam seperti Sisal, Flex, Hemp, Jute, Rami dan Kelapa, mulai digunakan sebagai bahan penguat untuk komposit polimer. Bahan komposit merupakan hasil penggabungan dari dua jenis atau lebih bahan yang memberikan sifat berbeda dari pada bahan-bahan tersebut jika dalam keadaan terpisah. Filosofinya adalah efek kombinasi dari bahan-bahan penyusunnya. 11 Tumbuhan rami (Boehmeria nivea, L. Gaud) merupakan salah satu tumbuhan penghasil serat alam yang dapat menjadi sumber bahan baku produk tekstil seperti halnya kapas karena memiliki kemiripan dengan kapas, bedanya kapas merupakan serat pendek, sedangkan rami adalah serat panjang. Dibanding dengan kapas, serat rami lebih kuat, mudah menyerap keringat dan tidak mudah kena bakteri atau jamur. Selain diambil serat dari kulit batangnya, semua bagian tanaman rami dapat dimanfaatkan. Akar tanaman (rhizome) dapat digunakan sebagai bahan tanaman (bibit) untuk pengembangan rami, daunnya dapat digunakan sebagai pakan ternak, sedangkan kulit batang dan kayunya dapat digunakan untuk bahan baku pulp maupun kompos. Prospek pengembangan pasar untuk serat rami sangat baik karena harga jual yang relatif tinggi. Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan rami karena memiliki lahan yang relatif luas dan iklim yang cocok untuk tumbuhan rami. Rami sangat cocok dikembangkan di Indonesia bagian barat yang beriklim basah karena jenis tumbuhan ini memerlukan curah hujan sepanjang tahun (Anonim 2010). 2.2.2.8 Tumbuhan Penghasil Bahan Pewarna dan Tanin Pewarna nabati adalah bahan pewarna yang berasal dari tumbuhan, bahanbahan ini diekstrak dengan jalan fermentasi, direbus atau secara kimiawi, dari sejumlah kecil zat kimia tertentu yang terkandung di dalam jaringan tumbuhan. Suatu zat dapat dikatakan berwarna apabila zat tersebut dapat menyerap cahaya yang dapat dilihat manusia yang panjang gelombangnya 400-800 nm. Sebagian besar warna dapat diperoleh dari produk tumbuhan, seperti warna biru dari Indigofera spp. dan Haemetoxylon campechianum L., warna kuning dari Crocus sativa L., warna coklat dari Peltophorum pterocarpum, warna merah dari Rubia cardifolia L., dan warna hitam dari Macaranga tanarius (L.), sedangkan untuk warna hijau biasanya diperoleh dari campuran pewarna nabati yang berwarna biru dan kuning (Lemmens dan Soetjipto 1999). Pewarna alami memiliki segi positif namun tidak luput dari keterbatasan, sehingga harus ada usaha ke arah penggalian potensi sumber pewarna alami dan perbaikan ekstraksi ataupun teknologi prosesing untuk menghasilkan pewarna alami yang berkualitas baik (Rostiana et al. 1992). 12 Menurut Lemmens dan Soetjipto (1999), tanin nabati merupakan bahan dari tumbuhan, rasanya pahit dan kelat, seringkali berupa ekstrak dari pepagan atau bagian lain terutama daun, buah, dan puru. Hasil dari penyamakan kulit dengan tanin berupa kulit samak yang banyak manfaatnya, selain samak kulit juga dapat menyamak jala, tali dan layar. Tanin juga digunakan sebagai perekat, bahan pewarna dan mordan. 2.2.2.9 Tumbuhan Penghasil Kayu Bangunan Haygreen dan Bowyer (1989) dalam Purnawan (2006) mengemukakan bahan bangunan kayu merupakan salah satu produk yang paling sederhana, paling mudah digunakan, kayu dapat dipotong dan dibentuk dengan mudah, digunakan dan mudah dipasang. Pada saat yang sama, kayu adalah salah satu bahan yang sangat kompleks. Kayu tersusun atas sel-sel yang mungil, masing-masing memiliki struktur lubang-lubang kecil, selaput dan dinding-dinding yang berlapislapis rumit. Unsur-unsur penyusunan kayu tergabung dalam jumlah senyawa organik, yaitu: selulosa, hemiselulosa dan lignin. 2.2.2.10 Tumbuhan untuk Upacara Adat Diantara pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat tentang tumbuhan, ada yang bersifat spiritual, magis dan ritual. Demikian pula tentang pemanfaatannya, salah satunya yaitu pemanfaatan di bidang upacara. Indonesia yang terdiri kurang lebih 350 etnis dapat memberikan gambaran pemanfaatan tumbuhan di masingmasing tempat yang khususnya dipakai dalam berbagai upacara. Dalam upacaraupacara adat yang dilakukan, terutama yang berkenaan dengan upacara daur hidup, tumbuhan banyak dipakai (Kartikawati dan Wahyono 1992). Salah satu contoh kegiatan upacara adat yang cukup penting di Bali adalah ‘Ngaben’ atau ‘Pelebon’ (pembakaran mayat) merupakan ‘Pitra Yadnya’ (pengorbanan pada roh manusia) dimaksud agar unsur jasad dan roh manusia yang meninggal dapat kembali dengan cepat ke asalnya. Terdapat 39 jenis tumbuhan yang dipakai untuk keperluan ngaben. Dari identifikasi dan analisis jenis-jenis yang digunakan tercatat banyak diantaranya yang tergolong dalam tumbuhan penghasil minyak atsiri dengan bau harum seperti cendana, kenanga, sirih dan pandan. Beberapa jenis yang sudah agak sulit ditemukan yaitu majegau 13 (Dysoxyllum densiflorum) dan cendana (Santalum album). Majegau dulu banyak dijumpai di hutan namun sekarang sudah banyak ditebang. Dari segi pemanfaatannya, kedua jenis tersebut termasuk ke dalam jenis utama untuk upacara ngaben. 2.2.2.11 Tumbuhan Penghasil Tali, Anyaman, dan Kerajinan Tanaman yang termasuk dalam kelompok sumber bahan sandang, tali temali dan anyaman antara lain: kapas (Gossypium hirsutum), kenaf (Hibiscus cannabinus), rosella (Hibiscus sabdariffa), yute (Corchorus capsularis dan C. olitoris), rami (Boehmeria nivea), abaca (Musa textilis), dan agave atau sisal (Agave sisalana dan A. cantula) (Isdijoso 1992). Widjaya, Mahyar, dan Utama (1989) dalam Frankistoro (2006) mengemukakan bahwa diantara jenis tumbuhan penghasil bahan kerajinan, rotan merupakan bahan baku utama kerajinan anyaman di Indonesia. Hasil kerajinan tangan yang terbuat dari rotan banyak dijumpai di daerah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Karena di pulau-pulau tersebut merupakan pusat tempat rotan tumbuh. Tumbuhan kedua yang berpotensi tinggi adalah bambu. Hasil kerajinan bambu umumnya berasal dari Bali, Jawa dan Sulawesi; sedangkan untuk di daerah Sumatera dan Kalimantan produksinya lebih sedikit. Selanjutnya yaitu pandan, merupakan bahan baku yang juga berpotensi, hanya saja hasil kerajinannya tidak begitu tinggi apabila dibandingkan dengan rotan dan bambu. Tumbuhan ini biasanya hanya dibuat di dataran-dataran rendah dimana banyak tumbuhan pandan yang cocok sebagai bahan baku anyaman. 2.2.2.12 Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar Kepentingan internasional kayu sebagai pemanas rumah dan bahan bakar untuk memasak harus diakui. Secara menyeluruh di dunia, penggunaan kayu untuk bahan bakar merupakan penggunaan tunggal terbesar dari kayu dan masih tetap demikian hingga sekarang. Diperkirakan bahwa 45% kayu yang dikonsumsi di dunia digunakan untuk pemanasan rumah dan memasak (Heygreen dan Bowyer 1989 dalam Purnawan 2006). Sutarno (1996) mengemukakan jenis pohon yang ditujukan untuk pemenuhan kayu bakar, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a) Beradaptasi pada rentangan kondisi lingkungan yang luas, 14 b) Pertumbuhan cepat, volume hasil kayu maksimal tercapai dalam waktu yang singkat, c) Tidak merusak tanah dan menjaga kesuburannya, d) Tahan penyakit dan hama, e) Waktu pengelolaannya singkat, f) Tahan terhadap kekeringan dan toleran terhadap iklim yang lain, g) Pertumbuhan tajuk baik, siap tumbuh pertunasan yang baru, h) Memiliki manfaat lain yang menguntungkan pertanian, i) Menghasilkan percabangan dengan diameter yang cukup kecil untuk dipotong dengan peralatan tangan dan mudah pengangkutannya, j) Menghasilkan kayu yang mudah dibelah, k) Kadar air rendah dan relatif cepat dikeringkan, l) Menghasilkan sedikit asap dan tidak beracun apabila dibakar. 2.3 Budaya Suku Dayak yang Berkaitan dengan Pemanfaatan Tumbuhan Suku Dayak merupakan suku asli yang menetap dan tinggal di pulau Kalimantan, salah satu wilayah penyebarannya yaitu di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Menurut Arman (1989), salah satu faktor permasalahan dalam pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan berguna pada beberapa areal perkebunan di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat adalah kurangnya kesadaran masyarakat di sekitar kawasan khususnya Suku Dayak terhadap pentingnya pelestarian tumbuhan berguna yang terdapat di areal perkebunan tersebut. Salah satu kegiatan suku Dayak yang dapat mengganggu kelestarian tumbuhan berguna adalah budaya kegiatan berladang. Ukur dalam Widjono (1995) mengemukakan bahwa sistem perladangan merupakan salah satu ciri pokok kebudayaan Dayak. Atas dasar inilah Widjono (1998) secara tegas menyatakan bahwa orang Dayak yang tidak bisa berladang boleh diragukan kedayakannya, karena mereka telah tercabut dari akar kebudayaan leluhurnya. Ave dan King dalam Arman (1994), mengemukakan bahwa tradisi berladang orang Dayak sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang mereka dan merupakan kegiatan mata pencaharian utama. Sellato (1989) dalam 15 Soedjito (1999), memperkirakan sistem perladangan yang dilakukan orang Dayak sudah dimulai dua abad yang lalu. Dalam konteks pengelolaan sumberdaya hutan berwawasan kearifan tradisional, pada dasarnya di kalangan orang Dayak memiliki cara-cara tertentu dalam memperlakukan kawasan hutan. Menurut Bamba (1996), orang Dayak memandang alam tidak sebagai aset atau kekayaan, melainkan sebagai rumah bersama. Konsep rumah bersama ini terlihat dalam setiap upacara yang mendahului kegiatan tertentu yang berkaitan dengan memanfaatkan hutan, dimana selalu terdapat unsur permisi atau minta izin dari penghuni hutan yang akan digarap. Suara burung atau binatang tertentu menjadi sarana komunikasi antara manusia dengan penghuni alam. Berbagai kepercayaan sebagaimana yang digambarkan tersebut, menandakan bahwa orang Dayak memiliki persentuhan yang mendalam terhadap mitos, yaitu suatu kejadian yang dipandang suci atau peristiwa yang dialami langsung oleh para leluhur, meskipun waktu terjadinya peristiwa itu tidak dapat dipastikan secara historis, namun sejarah kejadian itu bagi orang Dayak berfungsi sebagai norma kehidupan. Pemikiran seperti itu melahirkan suatu persepsi mereka tentang kearifan pengelolaan sumberdaya hutan (Widjono 1995). Dalam berladang, Suku Dayak umumnya yang mejadi prioritas utama bukan produktivitas tetapi adanya kekayaan tanaman yang ditanam. Hal ini dapat dipahami karena suku Dayak bersifat subsisten. Kekayaan ini diberlakukan dalam semua jenis usaha pertanian termasuk juga dalam usaha kebun karet. Dalam kegiatan berladang yang ditanam tidak hanya tanaman padi, tetapi juga ditanam berbagai jenis sayur-mayur yang umurnya relatif pendek dibandingkan dengan umur padi. Di samping menanam berbagai jenis sayur-mayur di tanah ladang, mereka juga menyempatkan untuk menanam berbagai jenis pohon buah-buahan di sekitar pondok. Jenis tanaman yang ditanami antara lain tengkawang, durian, langsat, nangka, rambai, rambutan, kelapa, pinang dan pisang. Pohon-pohon itu juga merupakan pertanda bahwa hutan tersebut sudah ada yang mengolahnya dan jika orang lain ingin membuka ladang di tempat itu, haruslah minta izin kepada yang pertama kali membuka hutan itu. Setelah seluruh tahapan dalam kegiatan 16 berladang itu dilakukan hingga selesai panen, sebagian bekas ladang itu mereka tanam kembali dengan pohon karet, sedangkan bagian lain dibiarkan tumbuh menjadi hutan kembali agar suatu saat dapat dibuka menjadi ladang. Secara tradisional sistem dan pola pengelolaan sumberdaya hutan di Kalimantan masih dapat kita temukan, dimana masing-masing memiliki karakteristik yang belum tentu dapat diduplikasi di tempat lain, misalnya di Kalimatan Barat kita kenal adanya sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang disebut dengan istilah tembawang, sedangkan di Kalimantan Timur dikenal dengan istilah Simpukng Munan dan ragam simpukng lainnya. Sistem pengelolaan sumberdaya hutan oleh orang Dayak tersebut secara ekonomis terbukti mampu memberikan konstribusi untuk pendapatan keluarga sekaligus melestarikan sumberdaya hutan. 2.4 Tipe Ekosistem Menurut Soemarwoto (1983) dalam Indriyanto (2008), ekosistem merupakan konsep sentral dalam ekologi karena ekosistem (sistem ekologi) itu terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga dapat dikatakan sebagai unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik) dan di antara keduanya saling mempengaruhi (Odum 1993). Menurut Odum (1993), ekosistem dikatakan sebagai suatu unit fungsional dasar dalam ekologi karena merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen secara lengkap, memiliki relung ekologi secara lengkap, serta terdapat proses ekologi secara lengkap, sehingga di dalam unit ini siklus materi dan arus energi terjadi sesuai dengan kondisi ekosistemnya. 2.4.1 Hutan Dataran Rendah Menurut Vickery (1984) dalam Indriyanto (2008), hutan dataran rendah merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi banyak lahan yang terletak pada 10°LU dan 10°LS. Ekosistem hutan dataran rendah terbentuk oleh vegetasi klimaks pada daerah dengan curah hujan 2.000-4.000 mm per tahun, 17 rata-rata temperatur 25°C dengan perbedaan temperatur yang kecil sepanjang tahun, rata-rata kelembapan udara 80%. Hutan dataran rendah merupakan ekosistem yang memiliki kekayaan jenis dan tingkat endemisitas tertinggi dibandingkan dengan tipe ekosistem lainnya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuswanda dan Antoko (2008) mengenai kekayaan hutan dataran rendah, yang menyebutkan bahwa sebagian besar jenis tumbuhan endemis Sumatera ditemukan di hutan-hutan dataran rendah dengan ketinggian tempat dibawah 500 m dpl. 2.4.2 Hutan Kerangas Kissinger (2002) menyatakan bahwa hutan kerangas merupakan suatu tipe ekosistem hutan yang berada pada tanah miskin hara, mosaik-mosaik kanopi hutan yang memiliki warna hijau kelabu dengan permukaan yang seragam, dan bila dibandingkan dengan hutan dataran rendah maka pohon-pohonnya relatif lebih rendah dan berukuran kecil, sedikit memiliki liana dan rotan serta memiliki jumlah vegetasi tingkat pohon yang lebih sedikit. Komposisi floristik hutan kerangas bervariasi dari suatu tempat ke tempat lain, tetapi biasanya terdapat jenis tertentu yang secara konsisten selalu ada dan mencirikan tipe hutan ini terutama dengan tipe tanah podosol (Riswan 1987 dalam Kissinger 2002). Hutan kerangas merupakan bentuk tipe hutan yang menggambarkan suatu komunitas tumbuhan yang tumbuh pada kondisi habitat yang relatif stabil dan serba terbatas. Didalamnya terkandung suatu mekanisme proses pertumbuhan dan perkembangan suatu organism yang tumbuh pada kondisi lingkungan yang khusus (Kissinger 2002). 2.4.3 Hutan Rawa Gambut Hutan gambut adalah hutan yang tumbuh di atas kawasan yang digenangi air dalam keadaan asam dengan pH 3,5-4,0 (Arief 1994). Hal tersebut tentunya menjadikan tanah sangat miskin hara. Sedangkan menurut Indriyanto (2008), hutan gambut didefinisikan sebagai hutan yang terdapat pada daerah bergambut adalah daerah yang digenangi air tawar dalam keadaan asam dan di dalamnya terdapat penumpukan bahan-bahan tanaman yang telah mati. 18 Menurut Santoso 1996 dalam Indriyanto (2008), ekosistem hutan gambut merupakan suatu tipe ekosistem hutan yang cukup unik karena tumbuh di atas tumpukan bahan organik yang melimpah. Daerah gambut pada umumnya mengalami genangan air tawar secara periodik dan lahannya memiliki topografi bergelombang kecil sehingga menciptakan bagian-bagian cekungan tergenang air tawar. 2.4.4 Hutan Rawa Air Tawar Beberapa ciri dari tipe ekosistem hutan rawa air tawar adalah ekosistem hutan yang tidak terpengaruh oleh iklim, terdapat pada daerah dengan kondisi tanah yang selalu tergenang air tawar, pada daerah yang terletak di belakang hutan payau (mangrove) dengan jenis tanah alluvial dan kondisi aerasinya buruk (Arief 1994). Jenis tumbuhan sungkai (Peronema canescens Jack.) merupakan salah satu jenis khas yang terdapat di tipe ekosistem hutan rawa air tawar. Jenis ini ditemukan di kawasan Sempadan Sungai Putat. Karakteristik jenis tumbuhan ini dapat tumbuh di tanah alluvial, hidup di hutan jati, hutan sekunder, kebun, ladang, dan di hutan rakyat pada ketinggian tempat 25-300 m dpl. Indriyanto (2008) menambahkan bahwa beberapa jenis tumbuhan yang biasa ditemukan pada ekosistem hutan rawa air tawar adalah Palaquium leiocarpum, Shorea uliginosa, Campnosperma macrophylla, Garcinia spp., Eugenia spp., Canarium spp., Koompassia spp., Calophyllum spp., Xylopia spp. Pada umumnya jenis tumbuhan yang ada didalam ekosistem ini cenderung berkelompok membentuk komunitas tumbuhan yang miskin jenis. Dengan kata lain penyebaran pada sistem ekosistem ini tidak merata. 19 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Perpustakaan Fakultas Kehutanan IPB dan perpustakaan LSI IPB serta pengambilan dokumentasi gambar dilakukan di Kebun Raya Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juni 2011. 3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: laptop merk Lenovo ideaPad S10-2 dengan program Microsoft Excel dan Microsoft Word serta perlengkapannya, buku panduan lapang tumbuhan berguna Indonesia, kamera digital dan alat tulis-menulis. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: dokumen hasil penelitian dan dokumen analisis vegetasi yang telah dilakukan pada areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, yaitu di PT Sawit Kapuas Kencana (PT SKK), PT Paramitra Internusa Pratama (PT PIP) dan PT Persada Graha Mandiri (PT PGM). 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Jenis Data yang Dikumpulkan Jenis data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data utama yang akan diolah, terdiri dari: data jenis tumbuhan, data jenis tumbuhan berguna, kekayaan jenis tumbuhan berguna dan budaya masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan tumbuhan di areal studi serta dokumentasi gambar atau foto jenis tumbuhan berguna. Data sekunder merupakan data pendukung penelitian yang terdiri dari: kondisi umum lokasi, data kependudukan dan data kondisi sosial ekonomi masyarakat di areal studi. 20 Tabel 1 Metode pengumpulan data dan informasi No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Data dan Informasi yang dikumpulkan Jenis tumbuhan di areal studi: a. Nama lokal b. Nama Ilmiah c. Nama famili d. Habitus Jenis tumbuhan berguna di areal studi: a. Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan b. Habitus c. Habitat d. Status tumbuhan e. Kegunaan f. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan g. Budidaya tumbuhan Kekayaan jenis tumbuhan berguna di areal studi: a. Kawasan yang dilindungi b. Tipe ekosistem c. Famili d. Habitus e. Status tumbuhan Budaya Suku Dayak yang berkaitan dengan pemanfaatan tumbuhan Dokumentasi gambar atau foto jenis tumbuhan Kondisi umum lokasi penelitian: a. Letak geografis b. Luas areal c. Batas wilayah d. Topografi e. Iklim f. Kondisi sosial ekonomi masyarakat Metode Pengumpulan Data Studi pustaka (Data diolah dari Laporan Tim Terpadu (2010a, 2010b, 2010c) Studi pustaka Studi pustaka Studi pustaka Observasi lapang Studi pustaka Sumber : Purwanti dan Walujo (1992) dalam Kartikawati (2004) 3.3.2.Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan mencari pustaka dan literatur serta foto atau gambar dari jenis yang terdapat pada areal studi. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai pustaka dengan rincian sebagai berikut: 1. Tim Terpadu. 2010a. Laporan Akhir Identifikasi dan Analisis Keberadaan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di Areal Ijin PT Paramitra Internusa Pratama, Provinsi Kalimantan Barat. Kerjasama PT Paramitra Internusa Pratama dengan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. 2. Tim Terpadu. 2010b. Laporan Akhir Identifikasi dan Analisis Keberadaan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di Areal Ijin PT Persada Graha Mandiri, 21 Provinsi Kalimantan Barat. Kerjasama PT Persada Graha Mandiri dengan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. 3. Tim Terpadu. 2010c. Laporan Akhir Identifikasi dan Analisis Keberadaan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di Areal Ijin PT Sawit Kapuas Kencana, Provinsi Kalimantan Barat. Kerjasama PT Sawit Kapuas Kencana dengan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. 4. Bamba. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Alam: Menurut Budaya Dayak dan Tantangan yang Dihadapi, dalam Kalimantan Review, Nomor 15 Tahun V, Maret-April 1996, Pontianak. 5. Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I-IV. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan RI, Jakarta. 6. [IKAPI] Ikatan Penerbit Indonesia. 1990. Mengenal Tanaman Langka Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya. 7. Rudjiman, Andriyanti DT, Indriyanto, Wiyono, Fauzie L, Nuranida I dan Saraswati R. 2003. Buku Acuan Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I-V. Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada dengan Yayasan Sarana Wanajaya. Jakarta. 8. Sangat HM, EAM Zuhud, dan EK Damayanti. 2000. Etnofitomedika Indonesia I. Laboratorium Konservasi Tumbuhan Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. 9. Verheij EWM, Coronel RE, editor. 1992. PROSEA No. 2: Edible Fruits and Nuts. Prosea Foundation. Bogor. 10. Zuhud EAM, Siswoyo, Hikmat A, Sandra E, Adhiyanto E. 2003. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Jilid VI-X. Kerjasama Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor dengan Yayasan Sarana Wanajaya. Jakarta. 11. Zuhud EAM, Ekarelawan. Dan S Riswan. 1994. Hutan Tropika Indonesia sebagai Sumber Kekayaan Plasma Nutfah Tumbuhan Obat dalam Pelestarian Pemanfaatan Kekayaan Tanaman Obat Hutan Tropika Indonesia. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB-Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). Bogor. 22 3.3.3 Pengolahan dan Analisis Data Data primer dan sekunder yang diperoleh dari studi literatur kemudian diolah baik secara manual maupun komputerisasi untuk memperoleh data tentang nama jenis lokal dan ilmiah, famili, habitus, bagian yang dimanfaatkan, kegunaan, budidaya dan ekologi. Secara lengkap hasil identifikasi disusun berdasarkan famili dan jenis tumbuhan berguna dilanjutkan dengan analisis kekayaan jenis dan pemanfaatan jenis tumbuhan berguna. Dalam pengolahan data diperlukan adanya proses penyuntingan dan pengkodean data yang dilakukan melalui program Microsoft Excel dan Microsoft Word. Keduanya memiliki fungsi untuk memudahkan di dalam pengklasifikasian data lebih lanjut. x Penyuntingan Data Kegiatan penyuntingan data bertujuan untuk menyunting kembali catatan guna mengetahui apakah catatan tersebut sudah cukup baik untuk keperluan proses berikutnya. Data yang disunting merupakan data-data yang diperoleh dari studi pustaka. x Pengkodean Data Pengkodean data dilakukan untuk klasifikasi terhadap data-data yang diperoleh menurut macamnya dengan memberi kode tertentu pada catatan atau informasi tertentu. Tujuan dari kegiatan pengkodean data ini yaitu untuk mempermudah penyusunan hasil penelitian. 3.3.3.1 Pengolahan Data A. Identifikasi Tumbuhan Berguna Identifikasi jenis tumbuhan berguna dilakukan dengan cek silang melalui program Microsoft Excel (penyuntingan dan pengkodean data) yang kemudian dicocokkan dengan berbagai buku atau literatur tentang tumbuhan berguna yang ada, meliputi: nama lokal, nama ilmiah, famili, habitus, kegunaan, dan bagian yang digunakan. Literatur yang digunakan dalam mengidentifikasi jenis tumbuhan berguna yaitu, Heyne (1987), Zuhud et al. (1994), Zuhud et al. (2003), Rudjiman et al. (2003), IKAPI (1987) dan PROSEA (1992). 23 B. Identifikasi Teknik Budidaya Identifikasi teknik budidaya dilakukan melalui cek silang data yang diperoleh dari hasil identifikasi tumbuhan berguna. Data tersebut kemudian diklasifikasikan lebih lanjut kedalam teknik budidayanya. Cek silang diperoleh melalui berbagai buku atau literatur tentang teknik budidaya jenis tumbuhan. Literatur yang digunakan antara lain Rudjiman et al. (2003), Zuhud et al. (1994), dan Zuhud et al. (2003). C. Identifikasi Karakteristik Budaya Masyarakat Dayak Identifikasi dilakukan dengan melakukan penelusuran berbagai buku atau literatur mengenai karakteristik budaya masyarakat Dayak pada areal studi. Buku dan literatur yang digunakan yaitu, Tim Terpadu (2010a, 2010b, 2010c), Sangat et al. (2000) dan Bamba (1996). 3.3.3.2 Analisis Data Hasil identifikasi tumbuhan yang telah diperoleh kemudian disusun berdasarkan jenis dan familinya untuk dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Setiap jenis tumbuhan dianalisis mengenai kekayaan jenis dan pemanfaatan jenis tumbuhan berguna. A. Pengklasifikasian Kelompok Kegunaan Tumbuhan memiliki berbagai manfaat atau kegunaan. Agar mempermudah dalam penyajiannya, perlu dilakukan pengelompokkan berdasarkan kelompok kegunaan dalam menyaring dari tiap-tiap kegunaan jenis tumbuhan (Tabel 2). Tabel 2 Klasifikasi kelompok kegunaan jenis tumbuhan No. Kelompok Kegunaan 1. Tumbuhan obat 2. Tumbuhan hias 3. Tumbuhan aromatik 4. Tumbuhan penghasil pangan 5. Tumbuhan penghasil pakan ternak 6. Tumbuhan penghasil pestisida nabati 7. Tumbuhan penghasil serat 8. Tumbuhan penghasil bahan pewarna dan tanin 9. Tumbuhan penghasil bahan bangunan 10. Tumbuhan keperluan upacara adat 11. Tumbuhan penghasil bahan tali, anyaman dan kerajinan 12. Tumbuhan penghasil kayu bakar Sumber : Purwanti dan Walujo (1992) dalam Kartikawati (2004) 24 Perkembangan pengembangan tumbuhan obat kini semakin maju. Banyak dari satu jenis tumbuhan yang multifungsi. Khusus untuk tumbuhan obat, dilakukan pengklasifikasian lebih lanjut berdasarkan kelompok penyakit atau kegunaannya (Tabel 3). Tabel No. 3 Klasifikasi kelompok penyakit/penggunaan Kelompok Penyakit/Penggunaan 1. Gangguan Peredaran Darah 2. Keluarga Berencana (KB) 3. Penawar Racun 4. Pengobatan Luka 5. Penyakit diabetes 6. Penyakit gangguan urat syaraf 7. Penyakit gigi 8. Penyakit ginjal 9. Penyakit Jantung 10. Penyakit Kanker/Tumor 11. Penyakit Kelamin 12. Penyakit Khusus Wanita 13. Penyakit Kulit 14. Penyakit Kuning penyakit/penggunaan dan macam Macam Penyakit/Penggunaan Darah kotor, kanker darah, kurang darah, pembersih darah, penasak dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan darah. Keluarga Berencana (KB), membatasi kelahiran, menjarangi kehamilan, pencegahan kehamilan, dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan KB. Digigit lipan, digigit serangga, keracunan jengkol, keracunan makanan, penawar racun dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan keracunan. Luka, luka bakar, luka baru, luka memar, luka bernanah, infeksi luka dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan luka. Kencing manis (diabetes), menurunkan kadar gula darah, sakit gula dan penyakit lainnya yang penggunaan dengan penyakit diabetes. Lemah urat syaraf, susah tidur (insomnia) dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan gangguan urat syaraf. Gigi rusak, penguat gigi, sakit gigi dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan gigi. Ginjal, sakit ginjal, gagal ginjal, batu ginjal, kencing batu dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan ginjal. Sakit jantung, stroke, jantung berdebar-debar, tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan jantung. Kanker rahim, kanker payudara, tumor rahim, tumor payudara dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan tumor dan kanker. Beser mani (spermatorea), gatal di sekitar alat kelamin, impoten, infeksi kelamin, kencing nanah, lemah syahwat (psikoneurosis), rajasinga/sifilis, sakit kelamin dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan kelamin. Keputihan, terlambat haid, haid terlalu banyak, tidak datang haid dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan penyakit khusus wanita. Koreng, bisul, panu, kadas, kurap, eksim, cacar, campak, borok, kudis, gatal, bengkak, luka bernanah, kutu air dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan kulit. Liver, sakit kuning, hati, hati bengkak dan pengunaan lainnya yang berhubungan dengan penyakit kuning. 25 No. 15. Kelompok Penyakit/Penggunaan Penyakit Malaria Macam Penyakit/Penggunaan Malaria, demam malaria dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan penyakit malaria. 16. Penyakit Mata Radang mata, sakit mata, trakoma, rabun senja dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan penyakit mata. 17. Penyakit Mulut Gusi bengkak, gusi berdarah, mulut bau dan mengelupas, sariawan dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan penyakit mulut. 18. Penyakit Otot dan Persendian Asam urat, bengkak kelenjar, kejang perut, kejangkejang, keseleo, nyeri otot, rematik dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan otot dan persendian. 19. Penyakit Telinga Congek, radang anak telinga, radang telinga, sakit telinga, telinga berair dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan penyakit telinga. 20. Penyakit Tulang Patah tulang, sakit tulang dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan penyakit tulang. 21. Penyakit Saluran Pembuangan Ambeien, gangguan prostat, kencing darah, keringat malam, peluruh kencing, peluruh keringat, sakit saluran kemih dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan penyakit pada saluran pembuangan. 22. Penyakit Saluran Pencernaan Maag, kembung, masuk angin, sakit perut dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan penyakit saluran pencernaan. 23. Penyakit Saluran Pernafasan/THT Asma, batuk, influenza, pilek, sesak nafas, sakit tenggorokan dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan penyakit saluran pernafasan. 24. Perawatan Kehamilan dan Persalinan Keguguran, perawatan sebelum/sesudah melahirkan, penyubur kandungan dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan perawatan kehamilan dan persalinan. 25. Perawatan Organ Tubuh Wanita Kegemukan, memperbesar payudara, mengencangkan vagina, pelangsing, peluruh lemak dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan perawatan organ tubuh wanita. 26. Perawatan Rambut, Muka Kulit Penyubur rambut, penghalus kulit, menghilangkan ketombe, perawatan muka dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan perawatan rambut, muka dan kulit. 27. Sakit kepala dan demam Sakit kepala, pusing, pening, demam, demam pada anak-anak, demam pada orang dewasa dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan sakit kepala dan demam. 28. Tonikum Obat kuat, tonik, tonikum, penambah nafasu makan, kurang nafsu makan, meningkatkan enzim pencernaan dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan dengan tonikum. 29. Lain-lain Limpa bengkak, beri-beri, sakit sabun, obat tidur, obat gosok, penenang dan penggunaan lainnya yang tidak tercantum di atas. Sumber: Zuhud (2004) dalam Frankistoro (2006) 26 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 PT Sawit Kapuas Kencana 4.1.1 Sejarah Kawasan PT Sawit Kapuas Kencana (PT SKK) telah mendapatkan ijin lokasi pengembangan perkebunan kelapa sawit tahun 2007, melalui Surat Bupati Kapuas Hulu No.525/1063/BAPPEDA/PE-A tanggal 30 Agustus 2007 tentang Pengarahan Lahan Perkebunan Kelapa Sawit seluas 22.000 ha. Selanjutnya berdasarkan Surat Bupati Kapuas Hulu No. 525/1322/BAPPEDA/PE-A tanggal 06 Nopember 2007 tentang Penambahan Pengarahan Lahan Perkebunan Kelapa Sawit seluas 27.000 ha. PT SKK telah melakukan Studi Analisis Dampak Lingkungan Hidup Perkebunan Kelapa Sawit dan telah mendapat persetujuan pada tahun 2008. 4.1.2 Letak dan Batas Wilayah Perkebunan PT SKK terletak di Desa Seridan dan Laja Sadang (Kecamatan Empanang), serta Desa Kantuk Asam, Kantuk Bunut, Merakai Panjang dan Sungai Mawang (Kecamatan Puring Kencana), Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Areal ijin lokasi PT SKK secara geografis terletak di koordinat 111°37’12,59” BT sampai 111°49’37,31”; dan 1°0’8,02” LU sampai 1°0”54,65 LU kemudian 111°37’39,39” BT sampai 111°49’14,7”; dan 0°51’4,51” LU sampai 0°51’8,36” LU. Sedangkan untuk batas wilayahnya yaitu: a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kawasan Hutan Lindung Bukit Patuk dan Bukit Tuga, Kawasan Budidaya Pertanian Desa Sungai Mawang dan Perbatasan Negara Malaysia, b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kawasan perbatasan Negara Malaysia, Hutan Lindung Bukit Patau dan Perkebunan PT Sentra Karya Manungga, c) Sebelah Selatan berbatasan HL Bukit Melapi, HL Bukit Tuga, dan HL Bukit Tutup, perkebunan PT Sentra Karya Manunggal, PT Kapuasindo Palm Industry; hutan produksi; dan Kawasan Budidaya Pertanian Desa Nanga Kantuk, Desa Seridan dan Desa Laja Sadang, 27 d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kawasan Hutan Lindung Bukit Melapi dan Bukit Tutup, PT Anugerah Borneo Perkasa dan hutan produksi. 4.1.3 Iklim Curah hujan rata-rata PT SKK di Kabupaten Kapuas Hulu tahun 1998-2007 sebesar 3.959,3 mm/tahun, dengan rata-rata jumlah hari hujan adalah 265,3 hari hujan per tahun. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidth dan Ferguson dalam Tim Terpadu (2010a), tipe iklim di areal ijin lokasi PT SKK termasuk ke dalam tipe A (sangat basah). Sedangkan menurut Koppen dalam Tim Terpadu (2010a), termasuk tipe iklim Af (daerah hujan tropika) dengan suhu bulanan terendah 21,9oC, suhu rata-rata tahunan 26,9oC dengan kisaran 24,3oC sampai 31,7 oC, intensitas penyinaran matahari rata-rata per bulan 67,2%/hari. Sedangkan kelembaban rata-rata tahunan 85,8% dengan kisaran 82,10 – 89,10%. Kecepatan angin rata-rata per tahun 2,6 knot/jam, dan kecepatan angin terbesar 4,9 knot/jam yang disertai hujan lebat. 4.1.4 Topografi Lahan Kondisi topografi areal PT SKK di Kabupaten Kapuas Hulu, sebagian besar merupakan lahan berelombang 4.699,00 ha, agak curam 3.796,59 dan datar 3.694,37 ha. Ketinggian tempat berkisar antara 25-300 m dpl. Areal ijin ini dikelilingi oleh 5 bukit, yaitu bukit Melapi, Bukit Tuga, Bukit Besar, Bukit Patuk dan Bukit Perapu. 4.1.5 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Keadaan penduduk yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Empanang dan Puring Kencana Tahun 2006 berjumlah 5.289 jiwa. Sedangkan untuk mata pencaharian utama penduduk di wilayah tersebut adalah bertani, terutama areal ijin lokasi karet, berladang dan perikanan. Rata-rata luas areal ijin lokasi karet yang dimiliki yaitu seluas 1 ha. Areal tersebut menghasilkan karet rata-rata 5-10 kg/hari karet basah, dengan harga antara Rp. 42.000 – Rp. 84.000/hari. Penghasilan selain dari usaha tani karet, penerimaan tidak tunai diperoleh dari usaha tani padi dan palawija. Mata pencaharian penduduk umumnya sebagai 28 petani, buruh bangunan dan hanya sebagian kecil saja yang menjadi pegawai kantor kecamatan atau Perangkat Desa dan guru (pegawai negeri/swasta). 4.2 PT Paramitra Internusa Pratama 4.2.1 Sejarah Kawasan PT Paramitra Internusa Pratama (PT PIP) pada saat ini sudah melakukan kegiatan operasional di lapangan dan sudah memperoleh Surat Perizinan lokasi pengusahaan dari Kabupaten Kapuas Hulu No: 525/993/BANG-I-A Tanggal 4 Agustus 2006, dengan luas areal secara keseluruhan seluas 20.000 ha. 4.2.2 Letak dan Batas Wilayah Perkebunan PT PIP terletak di Kelurahan Desa Sentabai, Kecamatan Silat Hilir, serta Desa Nanga Seberuang dan Tua Abang, Kecamatan Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Areal ijin lokasi PT PIP secara geografis terletak di koordinat 111°42’52,41”–111°54’1,52” BT dan 0°34’29,03” – 0°32’21,82” LU. Sedangkan untuk batas wilayahnya yaitu: a) Sebelah Utara berbatasan dengan Areal Hutan Produksi, b) Sebelah Timur berbatasan dengan Areal Penggunaan Lain dan Sungai Kapuas, c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Kapuas dan PT Persada Graha Mandiri, d) Sebelah Barat berbatasan dengan Areal Penggunaan Lain. 4.2.3 Iklim Secara umum iklim di areal dan sekitar areal ijin PT PIP menurut Schmidt dan Fergusson dalam Tim Terpadu (2010b), termasuk dalam tipe iklim A yaitu iklim tropika basah tanpa bulan kering yang nyata dengan vegetasi alami hutan hujan tropis dengan rata-rata curah hujan tahunan 4.059 mm dan rata-rata jumlah hari hujan tahunan 274 hari. 1) Curah Hujan dan Hari Hujan Curah hujan tertinggi adalah sebesar 4.846 mm pada tahun 1999 dan terendah adalah sebesar 3.483 mm pada tahun 2004. Curah hujan bulanan tertinggi adalah sebesar 1.082 mm pada bulan Oktober 1999 dan terendah adalah 29 56 mm pada bulan Juni 2004. Secara agronomis curah hujan ini masih sesuai untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit. 2) Suhu Udara Suhu udara rata-rata berkisar antara 26,6 - 27,5ËšC. Suhu udara maksimum berkisar antara 31,1 – 34,0ËšC dan suhu udara minimum adalah sekitar 21,9 23,8ËšC. Pada tahun 2006 suhu rata-rata adalah 27,2ËšC, suhu minimum tercatat pada bulan Agustus (22,6ËšC) dan suhu maksimum rata-rata tercatat pada bulan Juli (33,3ËšC). 3) Kelembaban Udara Kelembaban udara di areal studi tergolong lembab sepanjang tahun. Kelembaban udara relatif rata-rata tahunan 83,4%. Kelembaban relatif rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 87,0% dan terendah pada bulan Agustus adalah 81,0%. 4) Intensitas Penyinaran Matahari Lama penyinaran surya rata-rata bulanan adalah 79,8% (9,6 jam/hari) dengan kisaran 67,5% (8,1 jam /hari) hingga 86,3% (10,4 jam/hari). 4.2.4 Topografi dan Kelerengan Areal ijin PT PIP berada pada ketinggian tempat 18 sampai 498 mdpl. Berdasarkan Peta Kelerengan, areal ijin PT Paramitra Internusa Pratama bertopografi dari datar sampai sangat curam, namun sebagian besar berada pada kelas lereng datar sampai sangat curam (0 - >40%) 4.2.5 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Areal perusahaan PT PIP masuk wilayah administrasi Desa Tua Abang, Nanga Seberuang dan Sentabai. Di sekitar wilayah perkebunan kelapa sawit masih terdapat suku asli, yaitu Suku Dayak Tanju dengan komposisi sebesar +90% dari seluruh penduduk di ketiga desa tersebut. Suku Melayu hanya dijumpai di Desa Sentabai, Kecamatan Silat Hilir. Jumlah penduduk yang terdapat di Desa Sentabai sebanyak 1218 jiwa, Desa Tua Abang sekitar 920 jiwa dan Desa Nanga Seberuang sekitar 1141 jiwa, totalnya yaitu sebanyak 3279 jiwa. Mata pencaharian pokok masyarakat Desa Sentabai antara lain petani (340 orang), nelayan (293 orang), buruh tani (132 orang). Sedangkan di Desa Tua 30 Abang umumnya bermatapencaharian sebagai petani ladang berpindah dan penyadap karet (793 orang). Ladang padi yang sudah selesai dipanen akan di tanam dengan tanaman karet. Rata-rata jumlah hasil penyadapan karet anatara 5-6 kg/hari dengan rata-rata 14 hari kerja per bulan. Pada Desa Nanga Seberuang sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani padi ladang berpindah, kebun karet dan nelayan. 4.3 PT Persada Graha Mandiri 4.3.1 Sejarah Kawasan PT Persada Graha Mandiri (PT PGM) pada saat ini sudah melakukan kegiatan operasional di lapangan dan sudah memperoleh Surat Perijinan lokasi pengusahaan dari Kabupaten Kapuas Hulu No: 525/992/BANG-I-A Tanggal 4 Agustus 2006, dengan luas areal secara keseluruhan seluas 19.750 ha. 4.3.2 Letak dan Batas Batas Wilayah Perkebunan PT PGM terletak di Kelurahan Desa Pulau Bergerak, Desa Baru, Desa Perigi dan Putat, Kecamatan Silat Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Areal ijin PT PGM secara geografis terletak di koordinat 111°42’52.41”–111°54’1.52” BT dan 0°34’29.03”–0°32’21.82” LU. Sedangkan untuk batas wilayah yaitu: a) Sebelah Utara berbatasan dengan Perkebunan PT Paramitra Internusa Pratama, b) Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Kapuas dan Perkebunan PT Anugerah Makmur Sejati, c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Kapuas dan Areal Penggunaan Lain (APL), d) Sebelah Barat berbatasan dengan Perkebunan PT Pembangunan Sintang Jaya. 4.3.3 Iklim Secara umum iklim di areal ijin PT PGM menurut sistem klasifikasi Oldeman (1975) dalam Tim Terpadu (2010c), mempunyai 10 bulan basah (ratarata curah hujan >200 mm/bulan), 2 bulan lembab (rata-rata curah hujan 100-200 mm/bulan) dan tidak memiliki bulan kering (rata-rata curah hujan <100 mm/bulan), termasuk tipe curah hujan A2. Sedangkan menurut sistem klasifikasi 31 Schmidt-Ferguson (1951) dalam Tim Terpadu (2010c), tanah Kebun PT PGM mempunyai 12 bulan basah (rata-rata curah hujan >100 mm/bulan), tidak mempunyai bulan lembab (rata-rata curah hujan 60-100 mm/bulan) dan bulan kering (rata-rata curah hujan <60 mm/bulan), termasuk tipe curah hujan A yaitu iklim tropika basah tanpa bulan kering yang nyata dengan vegetasi alami hutan hujan tropis. Curah hujan rata-rata paling tinggi pada tanah Kebun PT Persada Graha Mandiri terdapat pada bulan November (382 mm/bulan) dan rata-rata jumlah hari hujan tahunan 271 hari. 1) Curah Hujan dan Hari Hujan Curah hujan rata-rata tahunan pada areal Kebun PT PGM sebesar 3.163 mm/tahun. Curah hujan rata-rata bulanan paling tinggi terdapat pada bulan November (382 mm/bulan) dan curah hujan bulanan maksimum juga terjadi pada bulan November (631 mm/bulan) dengan rata-rata jumlah hari hujan tahunan 271 hari. Secara agronomis curah hujan ini masih sesuai untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit. 2) Suhu Udara Suhu udara rata-rata berkisar antara 26,6-27,5ËšC. Suhu udara maksimum berkisar antara 31,1-34,0ËšC dan suhu udara minimum adalah sekitar 21,9 -23,8ËšC. Pada tahun 2006 suhu rata-rata adalah 27,2ËšC, suhu minimum tercatat pada bulan Agustus (22,6ËšC) dan suhu maksimum rata-rata tercatat pada bulan Juli (33,3ËšC). 3) Kelembaban Udara Kelembaban udara di areal studi tergolong lembab sepanjang tahun. Kelembaban udara relatif rata-rata tahunan 83,4%. Kelembaban relatif rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 87,0% dan terendah pada bulan Agustus adalah 81%. 4) Intensitas Penyinaran Matahari Lama penyinaran surya rata-rata bulanan adalah 79,8% (9,6 jam/hari) dengan kisaran 67,5% (8,1 jam /hari) hingga 86,3% (10,4 jam/hari). 4.3.4 Topografi dan Kelerengan Areal ijin PT PGM berada pada ketinggian tempat 18-498 m dpl. Berdasarkan Peta Kelerengan, areal ini memiliki topografi dari datar sampai agak curam (0-25%), namun sebagian besar berada pada kelas lereng datar (0-5%). 32 4.3.5 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Terdapat 4 desa yang berada di dalam dan di sekitar areal ijin PT PGM yaitu, Desa Sentabai, Desa PB. Penai, Desa Prigi dan Desa Baru. Jumlah penduduk di Desa Sentabai berjumlah 793 jiwa, Desa PB. Penai 2164 jiwa, Desa Prigi 1802 jiwa dan untuk Desa Baru berjumlah 1504 jiwa. Total jumlah penduduknya yaitu 6263 jiwa. Mayoritas masyarakat di keempat desa tersebut mempunyai pekerjaan utama sebagai petani peladang, dengan jenis tanaman yang di budidayakan adalah padi dan karet. Perbedaannya di Desa Prigi dan Desa Baru, jenis tanaman yang dibudidayakan hanya karet. Kemudian di Desa Baru terdapat mata pencaharian utama lainnya selain petani ladang yaitu nelayan. Pendapatan rata-rata masyarakat di keempat desa tersebut antara Rp. 1.700.000-Rp. 2.000.000 per bulan. 33 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Jumlah jenis tumbuhan berguna yang terdapat di areal studi (PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama dan PT Persada Graha Mandiri) tercatat sebanyak 355 jenis yang dapat dikelompokkan kedalam 88 famili (Tabel 4). Berdasarkan lokasinya, pada PT Sawit Kapuas Kencana (PT SKK) tercatat sebanyak 255 jenis tumbuhan berguna atau sebesar 71,83% dari total jenis yang terdapat di areal studi; PT Paramitra Internusa Pratama (PT PIP) sebanyak 208 jenis atau sebesar 58,59%; dan PT Persada Graha Mandiri tercatat sebanyak 140 jenis atau sebesar 39,44%. Daftar lengkap jenis tumbuhan berguna pada areal studi dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 4 Rekapitulasi jenis tumbuhan berguna di areal studi No Jumlah Perusahaan Jenis 1 PT Sawit Kapuas Kencana 255 2 PT Paramitra Internusa Pratama 208 3 PT Persada Graha Mandiri 140 Sumber: Hasil Rekapitulasi dari Pustaka Tim Terpadu (2010a, 2010b, 2010c) Famili 77 65 46 Berdasarkan familinya, jenis tumbuhan berguna yang terdapat di areal studi dikelompokkan kedalam 88 famili. Famili dengan jumlah jenis terbanyak yaitu Myrtaceae (26 jenis) dan Dipterocarpaceae (25 jenis), diikuti famili Euphorbiaceae (24 jenis), Arecaceae (19 jenis) dan Poaceae (18 jenis). Persentase jumlah famili terbanyak di areal studi dapat dilihat pada Gambar 2. Kelompok famili terbanyak berasal dari famili Myrtaceae (26 jenis). Hal ini menunjukkan bahwa famili Myrtaceae memiliki tingkat kekayaan jenis tertinggi dibandingkan dengan famili lainnya. Selain itu, famili Myrtaceae memiliki kecocokan dengan titik sebaran di areal studi. Salah satu contoh anggota dari famili ini yang mampu bertahan di tanah kritis dan terganggu yaitu kubalik (Syzygium aqueum (Burm.f.) Alst). Jenis ini ditemukan hampir di berbagai tipe habitat, yaitu di kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar mata air, tembawai, areal lereng dan hutan kerangas. Jenis ini dapat tumbuh pada daerah tropik lembab dengan ketinggian tempat 1-700 m dpl. Selain memiliki kegunaan sebagai 34 tumbuhan pangan, jenis ini juga dapat digunakan sebagai tumbuhan obat (sakit perut) dengan daun sebagai bagian yang dimanfaatkan. 16% 23% Myrtaceae Dipterocarpaceae 17% Euphorbiaceae Arecaceae 22% Poaceae 22% Gambar 2 Persentase jumlah lima famili terbanyak di areal studi 5.1.1 PT Sawit Kapuas Kencana Kekayaan jenis tumbuhan berguna pada areal ijin PT SKK tercatat sebanyak 255 jenis atau sebesar 71,83% yang dikelompokkan kedalam 77 famili. Kekayaan jenis tumbuhan berguna pada areal ijin ini dikelompokkan kedalam empat kajian, yaitu berdasarkan tipe ekosistem dan tipe habitat (areal HCV), famili, habitus dan status tumbuhannya. Tipe ekosistem yang terdapat di areal ijin PT SKK terdiri dari dua tipe, yaitu ekosistem hutan dataran rendah dan ekosistem hutan kerangas (Tabel 5). Hutan dataran rendah memiliki kekayaan jenis sebanyak 248 jenis atau sebesar 97,25%. Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan jenis tumbuhan berguna pada hutan dataran rendah sangat tinggi, sedangkan untuk ekosistem hutan kerangas ditemukan sebanyak 152 jenis atau sebesar 59,61%. Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, ekosistem hutan dataran rendah yang terdapat di PT SKK memiliki tingkat kekayaan jenis tumbuhan berguna yang sangat tinggi, terbukti tipe ekosistem ini ditemukan hampir dari keseluruhan jumlah jenis yang terdapat di areal ijin PT SKK (97,25%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Haeruman (1980) yang mengemukakan bahwa hutan daratan rendah yang masih utuh memiliki jumlah jenis tumbuhan yang sangat banyak. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Kuswanda dan Antoko 35 (2008) mengemukakan bahwa sebagian besar jenis tumbuhan endemis Sumatera ditemukan di hutan-hutan dataran rendah dengan ketinggian tempat di bawah 500 m dpl. Tabel 5 Sebaran jenis tumbuhan di PT Sawit Kapuas Kencana Jumlah Jenis berdasarkan Status Tumbuhan (Jenis) Tipe Jumlah Jumlah No Tipe Habitat PP No. 7 Ekosistem Jenis Famili Tahun CITES IUCN 1999 1 Hutan - Sempadan Sungai 203 69 3 2 13 Dataran - Kawasan Sekitar 148 34 2 12 3 Mata air Rendah 2 153 38 1 10 - Buffer Zone Hutan Lindung - Areal Lainnya 5 201 68 3 13 29 6 2 Hutan - Sempadan Sungai 90 20 6 Kerangas - Kawasan Sekitar 43 Mata air 31 4 - Buffer Zone 100 Hutan Lindung - Areal Lainnya 27 4 85 Sumber: Hasil rekapitulasi dari pustaka Tim Terpadu (2010a) Salah satu contoh jenis tumbuhan berguna yang ditemukan di tipe ekosistem hutan dataran rendah yaitu medang keladi (Cryptocarya crassinervia). Jenis ini memiliki karakteristik dapat tumbuh di hutan primer, hutan sekunder pada dataran rendah dengan ketinggian tempat di bawah 800 m dpl. Terdapat beberapa jenis khas atau satu-satunya jenis tumbuhan yang ditemukan pada lokasi pengamatan di tipe ekosistem hutan dataran rendah. Jenis khas tersebut diantaranya, grintingan (Cynodon dactylon), jenis tersebut ditemukan di areal Tembawai Kenjalang (Kantuk Bunut). Kemudian terdapat juga jenis merambang (Santiria tomentosa) yang ditemukan di areal Tembawai Empran (Kedumbik). Ekosistem hutan kerangas yang terdapat di PT SKK memiliki tingkat kekayaan jenis tumbuhan berguna yang cukup rendah apabila dibandingkan dengan ekosistem hutan dataran rendah. Jenis tumbuhan berguna yang ditemukan sebanyak 152 jenis atau sebesar 59,60%. Hal ini dikarenakan hanya jenis-jenis tertentu saja yang dapat tumbuh pada kondisi tanah yang miskin miskin hara yang merupakan ciri khas ekosistem ini. Hutan kerangas merupakan bentuk tipe hutan yang menggambarkan suatu komunitas tumbuhan yang tumbuh pada kondisi habitat yang relatif stabil dan serba terbatas. Didalamnya terkandung suatu 36 mekanisme proses pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme yang tumbuh pada kondisi lingkungan yang khusus (Kissinger 2002). Terdapat beberapa jenis tumbuhan khas yang ditemukan pada ekosistem hutan kerangas yaitu, bayur (Pterospermum diversifolium), plenjan atau rumput lumut (Selaginella doederleinii), rumput panieh (Sida rhombifolia) dan entepung (Vernonia arborea). Jenis tumbuhan bayur ditemukan di areal Kerapararong (hutan kerangas Kantuk Asam), sedangkan untuk jenis rumput lumut, rumput panieh dan entepung ditemukan di areal Hutan Kerangas (bukit Besar) Blok I. Keempat jenis tersebut memiliki karakteristik yang sesuai dengan karakteristik yang dimiliki tipe ekosistem hutan kerangas. Salah satu contohnya yaitu jenis rumput lumut (Selaginella doederleinii) yang memiliki karakteristik ekologi dapat tumbuh di tebing-tebing yang basah, tepi sungai, batu-batu basah dan tempattempat teduh yang berhawa dingin, dari ketinggian tempat 400-750 m dpl. Terdapat empat kelompok tipe habitat yang merupakan titik sebaran jenis tumbuhan berguna pada areal ijin PT SKK, yaitu Sempadan Sungai (SS), Kawasan Sekitar Mata Air (KSMA), Buffer Zone Hutan Lindung (HL) dan Areal Lainnya. Kawasan sempadan sungai memiliki jumlah titik sebaran sebanyak 39 titik. Sedangkan untuk KSMA tercatat sebanyak 13 titik sebaran, kemudian kawasan buffer zone HL tercatat sebanyak 5 titik dan untuk areal lainnya sebanyak 19 titik sebaran. Untuk habitat areal lainnya terdiri dari areal lereng, tembawai, hutan kerangas dan kubur tunggal. Kawasan sempadan sungai memiliki jumlah titik sebaran terbanyak dibandingkan dengan titik sebaran lainnya. Jenis tumbuhan berguna yang hanya ditemukan pada kawasan ini salah satunya adalah enau (Arenga pinnata), jenis ini memiliki kegunaan sebagai penghasil obat, yaitu untuk peluruh air seni, peluruh haid, sariawan, urus-urus dan radang paru. Selain itu jenis ini dapat digunakan sebagai tumbuhan pangan, pakan ternak, aksesoris untuk upacara adat, bahan kerajinan dan bahan bakar. Bagian yang digunakannya yaitu akar, batang, getah sadapan dan buah. Melihat dari segi kegunaan dan kelangkaannya, jenis ini patut untuk dibudidayakan agar tidak terjadi kelangkaan di kemudian hari. Enau dapat dibudidayakan dengan cara perbanyakan pada bijinya. Budidaya dilakukan di lokasi yang belum ditemukan adanya jenis ini namun sesuai dengan karakteristik 37 ekologinya yaitu di daerah yang bertanah subur pada ketinggian tempat 500-800 m dpl, di daerah beriklim sedang sampai agak basah. Tipe ekosistem baik dari tipe hutan dataran rendah dan hutan kerangas yang telah diidentifikasi di PT SKK dapat dijadikan sebagai informasi bagi pengelola dan masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui keberadaan jenis tumbuhan berguna di areal ijin PT SKK. Selain itu diperlukan adanya informasi mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan. 5.1.1.1 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Famili Berdasarkan familinya, jenis-jenis tumbuhan berguna yang terdapat pada areal ijin PT SKK dikelompokkan kedalam 77 famili. Jumlah jenis yang paling banyak ditemukan terdapat pada famili Myrtaceae dan Euphorbiaceae (Gambar 3), yaitu sebanyak 18 jenis. Hal ini menunjukkan bahwa famili Myrtaceae dan Euphorbiaceae memiliki kekayaan jenis tertinggi dibandingkan famili lainnya. Rekapitulasi nama famili dan jumlah jenis tumbuhan berguna pada areal studi secara lebih rinci disajikan pada Lampiran 5. Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, famili terbanyak (Myrtaceae dan Euphorbiaceae) dapat ditemukan di lokasi sempadan sungai dan areal lereng. Sedangkan untuk tipe ekosistemnya, famili terbanyak ditemukan di tipe ekosistem hutan dataran rendah. Poaceae 16 Famili Myrtaceae 18 Moraceae 14 Euphorbiaceae 18 Dipterocarpaceae 14 Arecaceae 13 0 5 10 Jumlah Jenis 15 20 Gambar 3 Diagram jumlah enam famili terbanyak di areal ijin PT SKK 38 5.1.1.2 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Habitus Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan habitusnya dapat dikelompokkan kedalam 7 jenis, yaitu herba, epifit, liana, perdu, bambu, palem dan pohon. Rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan berguna berdasarkan habitusnya pada areal ijin PT SKK tersaji pada Gambar 4. 140 130 Jumlah Jenis 120 100 80 60 54 40 26 13 20 20 9 3 0 Herba Epifit Liana Perdu Bambu Pohon Palem Habitus Gambar 4 Kekayaan habitus tumbuhan berguna di PT SKK Habitus pohon merupakan habitus terbanyak yang ditemukan di areal ijin PT SKK. Sedangkan untuk habitus terkecil yaitu palem. Kelompok famili dan habitus yang telah teridentifikasi di PT SKK dapat dijadikan sebagai informasi bagi pengelola dan masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui keberadaan jenis tumbuhan berguna di areal ijin PT SKK. Selain itu diperlukan juga informasi mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan. 5.1.1.3 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Status Tumbuhan Jenis tumbuhan yang ditemukan di areal ijin lokasi PT Sawit Kapuas Kencana yang dilindungi (PP No. 7 Tahun 1999) sebanyak 6 jenis dan termasuk dalam daftar CITES (Appendix II) sebanyak 3 jenis. Di areal tersebut ditemukan sebanyak 19 jenis tumbuhan yang termasuk dalam Daftar Red List IUCN, dengan rincian; 9 jenis termasuk LC/Least Concern (Beresiko Rendah), 4 jenis termasuk 39 VU/Vulnerable (rawan) dan 3 jenis termasuk CR/Critically Endangered (Terancam hampir punah), seperti disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Daftar jenis tumbuhan di areal ijin PT Sawit Kapuas Kencana berdasarkan status tumbuhannya No. Nama Ilmiah Nama Lokal 1 Alangium javanicum Meranti putih 2 Alstonia angustifolia Pelai pipit 3 Aquilaria microcarpa Garu 4 Durio kutejensis Pekawai 5 Eusideroxylon zwageri 6 Lokasi 58, 78, 83, 84, 85, 87, 90, 92, 96 10, 11, 12, 14, 16, 18, 38, 47, 53, 59, 73, 74, 75, 76, 77, 94, 95 18, 23, 24, 25, 27, 53, 56, 58 Status Tumbuhan PP No. 7 Tahun CITES IUCN 1999 TD TT LC Ver 2.3 (2009) TD TT LC Ver 2.3 (2010) TD App. II 81, 82 TD TT Belian 58, 81, 82, 94 TD TT Hopea pachycarpa Merkuyung 83 TD TT 7 Knema conferta Kumpang darah 18, 22, 26, 48, 53, 79, 95 TD TT 8 Mangifera caesia Asam lembawang 31, 35, 52, 97 TD TT 9 Mangifera foetida Asam kemantan, mbacang 24, 25, 35, 52, 58, 95, TD TT 10 Nepenthes ampullaria Akar entuyut 18, 23, 27, 31, 53, 56, 97 18, 22, 53, 84 26, 48, D App. II 11 Nepenthes gracilis Akar entuyut 18, 32, 51, 53, 78 D App. II 12 Octomeles sumatrana Benuang daun besar 79, 84, 85, 87 TD TT 13 Santiria tomentosa Merambang 10, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 35, 47, 52, 53, 71, TD TT VU A1d ver 2.3 (2009) VU A1c ver 2.3 (2009) VU A1cd+ 2cd ver 2.3 (2009) VU A1c+2 c ver 2.3 (2009) LC Ver 2.3 (2009) LC Ver 2.3 (2009) LC Ver 2.3 (2009) LC Ver 2.3 (2009) LC Ver 2.3 (2009) LC Ver 2.3 (2009) LC Ver 2.3 (2009) 40 No. Nama Ilmiah Nama Lokal 14 Shorea palembanica Mengkabang 15 Shorea peltata Kayu bubuk 16 Shorea pinanga Engkabang 17 Shorea seminis Tenggelam 18 Shorea stenoptera 19 Vatica rassak Engkabang tukung Resak Keterangan Lokasi: 1 = SS Empanang 3 = SS Jerangau 5 = SS Serunti 7 = SS Nih 9 = SS Anak Empanang-1 11 = SS Anak Selindung-1 13 = SS Anak Empanang-2 15 = SS Riyan 17 = SS Jangkang 19 = SS Sekumpang 21 = SS Kopi 23 = SS Kersik Bungai 25 = SS Sebungau 27 = SS Anak Titik Urat (Bagian Timur) 29 = SS Anak Curir Status Tumbuhan PP No. 7 Tahun CITES IUCN 1999 Lokasi 72, 73, 74, 75, 76, 77 36, 37, 55, 66, 67, 68, 69, 70 D TT 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 87, 88, 89, 90, 92, 93, 96 TD TT 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 97 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 54, 81, 82, 92 31, 79, 81, 82, 97 30, 48, 49, 50 D TT D TT CR A1cd ver 2.3 (2010) D TT TT TD TT LC Ver 2.3 (2010) 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 = = = = = = = = = = = = = = = CR A1cd ver 2.3 (2010) CR A1cd, C2a ver 2.3 (2010) TT SS Empanang Deras SS Anak Empanang Deras SS Titi Urat (Bagian Barat) SS Seridan SS Selindung SS Anak Selindung-2 SS Merau SS Lengsat SS Asam SS Kantuk Antu SS Tai SS Mumban SS Titi Urat (Bagian Timur) SS Curir SS Lencat 41 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 87 89 91 93 95 97 = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = SS Kedondong 32 = SS Aping 34 = SS Kantuk Balau 36 = SS Empurung 38 = SS Daun 40 = KSMA S. Jerangau 42 = KSMA S. Serunti 44 = KSMA S. Anak Empanang-2 46 = KSMA S. Lengsat 48 = KSMA S. Curir 50 = KSMA S. Kebiyah 52 = Bufer Zone HL Bukit Tugar Blok I 54 = Bufer Zone HL Bukit Patek 56 = Bufer Zone HL Bukit Patau Blok II 58 = Areal Lereng > 40% Blok-21 60 = Areal Lereng > 40% Blok-23 62 = Areal Lereng > 40% Blok-25 64 = Areal Lereng > 40% Blok-27 66 = Areal Lereng > 40% Blok-34 68 = Areal Lereng > 40% Blok-36 70 = Areal Lereng > 40% Blok-58 72 = Areal Lereng > 40% Blok-75 74 = Areal Lereng > 40% Blok-77 76 = Areal Lereng > 40% Blok-79 78 = Tembawai Kiding (kedumbik) 80 = Tembawai Garung I (Merakai Pendek) 82 = Tembawai Tetak Tangga (Kantuk Balau) 84 = Tembawai Anji (Kantuk Bunut) 86 = Tembawai Begedat (Kantuk Bunut) 88 = Tembawai Bunut (Kantuk Bunut) 90 = Tembawai Ijok (Kantuk Bunut) 92 = Tembawai Nanga Pecah Pril (Telutuk) 94 = Kerapararong (hutan kerangas Kantuk Asam) 96 = Hutan Kerangas (BRW) (bukit Besar) Blok II SS Kebiyah SS Tapang Layang SS Gerenjang SS Tapang Sembung KSMA S. Empanang KSMA S. Anak Empanang Deras KSMA S. Titi Urat (Bagian Barat) KSMA S. Riyan KSMA S. Tai KSMA S. Anak Curir KSMA S. Kantuk Balau Bufer Zone HL Bukit Tugar BlokII Bufer Zone HL Bukit Patau Blok I Hutan Kerangas (BRW) Blok I Areal Lereng > 40% Blok-22 Areal Lereng > 40% Blok-24 Areal Lereng > 40% Blok-26 Areal Lereng > 40% Blok-33 Areal Lereng > 40% Blok-35 Areal Lereng > 40% Blok-37 Areal Lereng > 40% Blok-59 Areal Lereng > 40% Blok-76 Areal Lereng > 40% Blok-78 Tembawai Empran (Kedumbik) Tembawai Tingting (Kedumbik) Tembawai Garung II Tembawai Melebo (Kantuk Balau) Tembawai Kunang (Kantuk Bunut) Tembawai Lumuk (Kantuk Bunut) Tembawai Kenjalang Tembawai Sungai Tai Tembawai Empanang Kubur Tunggal Keterangan Status Tumbuhan: D = Dilindungi TD = Tidak dilindungi TT = Tidak Terdaftar App. = Appendix LC = Least Concern (Beresiko rendah) VU = Vulnerable (Rawan) CR = Critically Endangered (Terancam hampir punah) Sumber: Tim Terpadu (2010a) Salah satu jenis tumbuhan yang termasuk kedalam jenis dilindungi (PP No. 7 Tahun 1999) dan masuk kedalam daftar CITES (Appendix II) adalah jenis akar entuyut (Nepenthes ampullaria). Berdasarkan hasil identifikasi, jenis ini cukup langka ditemukan di areal ijin PT SKK, terbukti hanya ditemukan di 6 lokasi pengamatan. Lokasi-lokasi tersebut terdiri dari, tiga kawasan sempadan sungai, dua kawasan sekitar mata air dan satu areal tembawai. Sedangkan untuk salah satu contoh jenis tumbuhan yang termasuk kedalam daftar IUCN yaitu jenis tenggelam (Shorea seminis). Didalam IUCN, jenis ini berstatus Critically Endangered (terancam hampir punah). 42 Jenis tumbuhan berguna berdasarkan status kelangkaannya yang telah teridentifikasi di PT SKK dapat dijadikan sebagai informasi bagi pengelola dan masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui keberadaan jenis tumbuhan berguna di areal ijin PT SKK. Selain itu diperlukan juga informasi mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin keberadaan jenis tumbuhan berguna yang masuk kedalam kategori langka dan keberlanjutan pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan. 5.1.2 PT Paramitra Internusa Pratama Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, jumlah jenis tumbuhan berguna yang berada di areal ijin PT Paramitra Internusa Pratama tercatat sebanyak 208 jenis atau sebesar 58,59% dari total jenis yang ditemukan pada areal ijin ini. Jumlah famili yang ditemukan adalah sebanyak 65 famili tumbuhan berguna. Areal ijin PT PIP terdiri dari tiga tipe ekosistem, yaitu ekosistem hutan dataran rendah, hutan rawa gambut dan hutan kerangas. Hutan dataran rendah memiliki kekayaan jenis sebanyak 199 jenis atau sebesar 95,67%. Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan jenis tumbuhan berguna pada hutan dataran rendah sangat tinggi. Sedangkan untuk ekosistem hutan rawa gambut sebanyak 139 jenis atau sebesar 66,82%. Kemudian pada ekosistem hutan kerangas ditemukan sebanyak 22 jenis atau sebesar 10,28%. Tabel 7 Sebaran jenis tumbuhan di PT Paramitra Internusa Pratama No Tipe Ekosistem 1 Hutan Dataran Rendah 2 Hutan Rawa Gambut 3 Hutan Kerangas Jumlah Jenis berdasarkan Status Tumbuhan (Jenis) Jumlah Jumlah Tipe Habitat PP No. 7 Jenis Famili Tahun CITES IUCN 1999 - Sempadan Sungai 154 59 5 3 18 - Kawasan Sekitar 130 56 3 3 10 Mata air 4 47 21 2 - Bukit 4 2 128 55 3 - Areal Lainnya 4 14 57 5 5 9 - Sempadan Sungai 136 15 1 1 2 - Bukit 27 19 5 5 6 - Areal Lainnya 35 13 Sempadan Sungai 22 Sumber: Hasil rekapitulasi dari pustaka Tim Terpadu (2010b) 43 Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, ekosistem hutan dataran rendah yang terdapat di PT PIP memiliki tingkat kekayaan jenis tumbuhan berguna yang sangat tinggi, terbukti tipe ekosistem ini ditemukan hampir dari keseluruhan jumlah jenis yang terdapat di areal ijin PT PIP (95,67%). Seperti halnya dengan PT SKK, ekosistem di PT PIP ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan seluruh jenis tumbuhan yang ditemukan di tiga areal studi, sehingga tingkat kekayaan tipe ekosistem ini sangat tinggi. Salah satu contoh jenis tumbuhan berguna yang ditemukan di tipe ekosistem hutan dataran rendah dan memiliki karakteristik sesuai dengan tipe ekosistem ini yaitu engkabang (Shorea pinanga). Jenis ini memiliki karakteristik dapat tumbuh pada hutan dataran rendah dengan ketinggian tempat hingga 500 m dpl. Terdapat beberapa jenis khas atau satu-satunya jenis tumbuhan yang ditemukan pada lokasi pengamatan di tipe ekosistem hutan dataran rendah. Jenis khas tersebut diantaranya yaitu, puak (Baccaurea stipulata), jenis tersebut ditemukan di kawasan Sempadan Sungai Tekedan. Kemudian terdapat juga jenis kayu kedang (Sterculia rubiginosa) yang ditemukan di areal Gupung Dampak Temunik. Ekosistem hutan rawa gambut yang terdapat di areal ijin PT PIP memiliki tingkat kekayaan jenis tumbuhan berguna yang tidak terlalu tinggi apabila dibandingkan dengan ekosistem hutan dataran rendah. Jenis tumbuhan berguna yang ditemukan sebanyak 139 jenis atau sebesar 66,82% dari jumlah keseluruhan jenis tumbuhan berguna yang ditemukan pada areal ijin PT PIP. Jenis tumbuhan akar entuyut (Nepenthes alata) merupakan salah satu jenis khas yang terdapat di tipe ekosistem hutan rawa gambut. Jenis ini ditemukan lokasi Areal Perlindungan Nepenthes. Selain itu terdapat jenis akar entuyut lain yaitu jenis Nepenthes bracheata yang juga merupakan satu-satunya jenis tumbuhan yang hanya ditemukan di suatu lokasi pengamatan. Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, semua jenis tumbuhan berguna di ekosistem hutan kerangas yang terdapat di PT PIP hanya ditemukan di lokasi kawasan sempadan sungai, sehingga memiliki tingkat kekayaan jenis tumbuhan berguna yang paling rendah apabila dibandingkan dengan tipe ekosistem lainnya. Jenis tumbuhan berguna yang ditemukan sebanyak 22 jenis atau hanya sebesar 44 10,57% dari jumlah keseluruhan jenis tumbuhan berguna yang ditemukan pada areal ijin PT PIP. Tidak terdapat jenis tumbuhan khas yang ditemukan pada ekosistem hutan kerangas. Salah satu jenis tumbuhan berguna yang ditemukan di tipe ekosistem ini yaitu kitolod (Isotoma longiflora). Jenis ini memiliki karakteristik yang sesuai dengan karakteristik yang dimiliki tipe ekosistem hutan kerangas yaitu dapat tumbuh di tempat-tempat yang lembab dan terbuka, ditemukan pada ketinggian tempat 1 - 110 m dpl. Tipe ekosistem baik dari tipe hutan dataran rendah sampai hutan kerangas yang telah teridentifikasi di PT PIP dapat dijadikan sebagai informasi bagi pengelola dan masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui keberadaan jenis tumbuhan berguna di areal ijin PT PIP. Selain itu diperlukan adanya informasi mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan. 5.1.2.1 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Famili Berdasarkan familinya, jenis-jenis tumbuhan berguna yang terdapat di areal ijin PT PIP dikelompokkan kedalam 65 famili. Jenis yang paling banyak ditemukan berasal dari famili Myrtaceae, yaitu sebanyak 20 jenis. Hal ini menunjukkan bahwa famili Myrtaceae memiliki kekayaan jenis tertinggi dibandingkan famili lainnya. Famili yang ditemukan terbanyak kedua dan ketiga berturut-turut yaitu Dipterocarpaceae (18 jenis) dan Euphorbiaceae (13 jenis) (Gambar 5). Berdasarkan hasil identifikasi, famili terbanyak (Myrtaceae) dapat ditemukan di hampir semua tipe habitat, mulai dari kawasan SS, KSMA, bukit hingga areal lainnya. Sedangkan untuk tipe ekosistemnya, famili terbanyak ditemukan di tipe ekosistem hutan dataran rendah. 45 Arecaceae 9 Famili Myrtaceae 20 Moraceae 12 Euphorbiaceae 13 Dipterocarpaceae 18 Anacardiaceae 10 0 5 10 15 Jumlah Jenis 20 25 Gambar 5 Diagram jumlah enam famili terbanyak di areal ijin PT PIP 5.1.2.2 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Habitus Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan habitusnya dapat dikelompokkan kedalam 7 jenis, yaitu; herba, epifit, liana, perdu, bambu, palem dan pohon. Rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan berguna berdasarkan habitusnya pada areal ijin PT PIP tersaji pada Gambar 6. 140 126 Jumlah Jenis 120 100 80 60 40 33 21 20 12 11 3 2 0 Herba Epifit Liana Perdu Bambu Pohon Palem Habitus Gambar 6 Kekayaan habitus tumbuhan berguna di PT PIP Sama halnya dengan PT SKK, habitus pohon merupakan habitus terbanyak yang ditemukan di areal ijin PT PIP. Sedangkan untuk habitus terkecil yaitu palem. Kelompok famili dan habitus yang telah diidentifikasi dapat dijadikan sebagai informasi bagi pengelola dan masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui keberadaan jenis tumbuhan berguna di areal ijin PT PIP. Selain 46 itu diperlukan juga informasi mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan. 5.1.2.3 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Status Tumbuhan Jenis tumbuhan yang ditemukan di areal ijin PT PIP yang dilindungi (PP No. 7 Tahun 1999) sebanyak 9 jenis dan termasuk kedalam daftar CITES sebanyak 7 jenis (semuanya termasuk Appendix II). Di areal tersebut ditemukan sebanyak 26 jenis tumbuhan yang termasuk dalam Daftar Red List IUCN, dengan rincian; 13 jenis termasuk LC/Least Concern (Beresiko Rendah), 2 jenis termasuk VU/Vulnerable (rawan) dan 7 jenis termasuk CR/Critically Endangered (Terancam hampir punah), dan seperti disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Daftar jenis tumbuhan di areal ijin PT Paramitra Internusa Pratama berdasarkan status tumbuhan No Nama Ilmiah Nama Lokal Lokasi 1 Alangium javanicum Meranti putih 30, 48, 49, 50 2 Alstonia angustifolia Pelai pipit 3 Aquilaria malaccensis Garu, kayu garu, gaharu 1, 9, 10, 26, 27, 33, 34, 37, 40, 43, 44, 53, 65 31, 42, 64 4 Combretocarpus rotundatus Perepat 5 Cratoxylum arborescens Gerunggang 6 Dryobalanops aromatica Keladan 7 Hopea mengerawan Emang 11, 29, 35, 41, 47, 63, Status Tumbuhan PP No. 7 CITES IUCN Tahun 1999 TD TT LC Ver 2.3 (2010) TD TT LC Ver 2.3 (2010) TD App. II 29 TD TT 1, 26, 27, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 37, 40, 41, 42, 43, 44, 48, 49, 50, 54 30, 48, 49, 50, 53 TD TT TD TT 32, 38, 39 TD TT VU A1cd ver 2.3 (2009) VU A1cd ver 2.3 (2009) LR/lc ver 2.3 (2010) CR A1cd+2c d, B1+2c ver 2.3 (2010) CR A1cd, B1+2c ver 2.3 47 No Nama Ilmiah Nama Lokal Lokasi 8 Mangifera caesia Asam lembawang 30, 48, 49, 50 9 Mangifera foetida Asam mantan 30, 48, 49, 50, 57, 61 10 Myristica iners Empang kelasi 32, 38, 39 11 Nepenthes alata Akar entuyut 47 12 Nepenthes ampullaria Akar entuyut 13 Nepenthes bracheata 14 Nepenthes gracilis Akar entuyut Akar entuyut 1, 5, 26, 35, 37, 47, 48, 49, 50 47 15 Nepenthes rafflesiana Akar entuyut 16 Nepenthes reinwardtiana Akar entuyut 17 Santiria tomentosa Merambang 18 Shorea balangeran Kawi 19 Shorea foxworthyi Tekam 20 Shorea palembanica 21 Shorea pallidifolia Status Tumbuhan PP No. 7 Tahun CITES IUCN 1999 (2010) TD TT LC Ver 2.3 (2010) TD TT LC Ver 2.3 (2010) TD TT LC Ver 2.3 (2010) D App. II LC Ver 2.3 (2010) D App. II LC Ver 2.3 (2010) D App. II TT 1, 2, 4, 10, 26, 32, 35, 37, 38, 39, 47, 53, 56, 59, 61, 65 1 D App. II LC Ver 2.3 (2010) D App. II 1, 5, 8, 9, 10, 11, 15, 18, 22, 25, 26, 27, 33, 34, 35, 36, 37, 40, 41, 44, 47 1, 26, 35, 37 D App. II LC Ver 2.3 (2010) LC Ver 2.3 (2010) TD TT 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 35, 36, 46 30, 48, 49, 50, 63 TD TT TD TT Engkabang anjing 30, 48, 49, 50 D TT Meranti batu 1, 35, 43, 57, 58, 59, 61 TD TT LC Ver 2.3 (2010) CR A1cd ver 2.3 (2010) CR A1cd ver 2.3 (2010) CR A1cd ver 2.3 (2010) CR A1cd, C2a ver 2.3 48 No Nama Ilmiah Nama Lokal Lokasi 22 Shorea peltata Kayu bubuk 30, 48, 49, 50 23 Shorea pinanga Cerindap, tengkawang 24 Shorea stenoptera 25 Vatica rassak Tengkawang tukul Resak 27, 29, 33, 34, 41, 44, 49, 50, 58, 60, 64 31, 42 30, 40, 48, 57, 62, 30, 48, 49, 50 Status Tumbuhan PP No. 7 Tahun CITES IUCN 1999 (2010) TD TT CR A1cd, C2a ver 2.3 (2010) D TT TT D TT TT TD TT LC Ver 2.3 (2010) Keterangan Lokasi: 1 = SS Jentu 3 = SS Pinta Sawa 5 = SS Rusa 7 = SS Rampui 9 = SS Bujun 11 = SS Liut 13 = SS Rukam Hulu 15 = SS Atin 17 = SS Anyang 19 = SS Peniti Tayan 21 = SS Ketau 23 = SS Bakul Hilir 25 = SS Penumpang 27 = SS Tawang Biyu 29 = SS Tekedan 31 = SS Sentabai 33 = SS Angar Nyala 35 = KSMA S. Jentu 37 = KSMA S. Jalang 39 = KSMA S. Penyengat-2 41 = KSMA S. Anggar Nyala 43 = Bukit Sekedau (Desa Sekedau) 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = 45 47 49 = Bukit Kedang (Desa Sentabai) = Areal Perlindungan Nepenthes = Hutan Adat Mungguk Linsum 46 48 50 = = = 51 53 55 57 59 61 63 65 = = = = = = = = 52 54 56 58 60 62 64 = = = = = = = Hutan Cadangan Simpang Kedang Areal Lebah Madu Tembawang Sungai Entimut Gupung dan Tembawang Sungai Tepuak Gupung Nanga Bungo Gupung Temunik Sungai Bungo Gupung Mawang Kuburan Jentu SS Lebak Tembawai SS Semelanga SS Melaban SS Besar SS Pagung SS Rukam Hilir SS Lebak Kera SS Ribut SS Lemedak SS Balai Boyan SS Lantang Nanga SS Bakul Hulu SS Jalang SS Tekalong SS Linsum SS Penyengat SS Antu KSMA S. Lemedak KSMA S. Penyengat-1 KSMA S. Tawang Biyu Bukit Kenepai (Desa Sekedau) Bukit Lebur Api (Desa Sekedau) Rawa Dusun Lemedak Habitat Orang Hutan Hutan Adat Mungguk Tanah Nyala Tembawai Langko Tembawai Tanah Burak Gupung Langai Lalong Gupung Kerintak Gupung Dampak Temunik Gupung Puyau Samboi Gupung Lalau Putat 49 Keterangan Status Tumbuhan: TD = Tidak dilindungi TT = Un. = Unidentified App. = LC = Least Concern (Beresiko rendah) VU = CR = Critically Endangered (Terancam hampir punah) Sumber: Tim Terpadu (2010b) Tidak Terdaftar Appendix Vulnerable (Rawan) Salah satu jenis tumbuhan yang termasuk kedalam jenis dilindungi (PP No. 7 Tahun 1999) dan masuk kedalam daftar CITES (Appendix II) adalah jenis akar entuyut (Nepenthes rafflesiana). Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, jenis ini cukup langka ditemukan di areal ijin PT PIP, terbukti hanya ditemukan di satu (1) lokasi pengamatan yaitu, di kawasan SS Jentu. Sedangkan untuk salah satu contoh jenis tumbuhan yang termasuk kedalam daftar IUCN yaitu jenis kayu bubuk (Shorea peltata). Didalam IUCN, jenis ini berstatus Critically Endangered (Terancam hampir punah). Jenis tumbuhan berguna berdasarkan status kelangkaannya yang telah teridentifikasi di PT PIP dapat dijadikan sebagai informasi bagi pengelola dan masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui keberadaan jenis tumbuhan berguna di areal ijin PT PIP. Selain itu diperlukan juga informasi mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin keberadaan jenis tumbuhan berguna yang masuk kedalam kategori langka dan keberlanjutan pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan. 5.1.3 PT Persada Graha Mandiri Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, jumlah jenis tumbuhan berguna yang berada di areal ijin PT Persada Graha Mandiri tercatat sebanyak 140 jenis atau sebesar 39,44% dari total jenis yang ditemukan pada areal ijin ini. Jumlah famili yang ditemukan adalah sebanyak 46 famili tumbuhan berguna. Areal ijin PT PGM terdiri dari tiga tipe ekosistem, yaitu ekosistem hutan dataran rendah, hutan rawa gambut dan hutan rawa air tawar. Hutan dataran rendah memiliki kekayaan jenis sebanyak 132 jenis atau sebesar 94,29%. Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan jenis tumbuhan berguna pada hutan dataran rendah sangat tinggi. Sedangkan untuk ekosistem hutan rawa gambut hanya sebanyak 19 jenis atau sebesar 13,57%. Kemudian pada ekosistem hutan rawa air tawar ditemukan sebanyak 33 jenis atau sebesar 23,57%. 50 Tabel 9 Sebaran jenis tumbuhan di PT Persada Graha Mandiri No 1 Tipe Ekosistem Hutan Dataran Rendah - 2 Hutan Rawa Gambut - 3 Hutan Rawa Air Tawar - Jumlah Jenis berdasarkan Jumlah Jumlah Status Tumbuhan (Jenis) Tipe Habitat Jenis Famili PP No. 7 CITES IUCN Tahun 1999 Sempadan Sungai 70 39 3 2 7 2 Kawasan Sekitar 36 19 2 4 Mata air 33 15 2 2 Rawa 2 Gupung 3 10 7 3 13 57 31 1 4 Areal Lainnya 1 8 1 Sempadan Sungai 15 1 3 Kawasan Sekitar 4 Mata Air 8 1 6 Sempadan Sungai 17 6 1 1 Kawasan Sekitar 17 Mata Air Sumber: Hasil rekapitulasi dari pustaka Tim Terpadu (2010c) Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, sama halnya dengan areal ijin sebelumnya (PT SKK dan PT PIP) ekosistem hutan dataran rendah yang terdapat di PT PGM memiliki tingkat kekayaan jenis tumbuhan berguna yang sangat tinggi, terbukti ditemukannya hampir dari keseluruhan jumlah jenis yang terdapat di areal ijin PT PGM (94,29%). Pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Vickery (1984) dalam Indriyanto (2008) menyatakan bahwa jumlah jenis pohon yang ditemukan dalam hutan dataran rendah lebih banyak dibandingkan dengan yang ditemukan pada ekosistem yang lainnya. Salah satu contoh jenis tumbuhan berguna yang ditemukan di tipe ekosistem hutan dataran rendah dan memiliki karakteristik sesuai dengan tipe ekosistem ini yaitu rotan lemak (Calamus manicatus). Jenis ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai tinggi dengan ketinggian tempat 1.800 m dpl. Terdapat beberapa jenis tumbuhan khas yang ditemukan pada ekosistem hutan dataran rendah, salah satunya yaitu empelung (Aporusa lunata). Jenis tersebut ditemukan di kawasan Gupung Mentawak. Kemudian terdapat juga jenis tanduh (Arenga pinnata) yang ditemukan di kawasan Gupung Pepanjalih. Ekosistem hutan rawa gambut yang terdapat di areal ijin PT PGM memiliki tingkat kekayaan jenis tumbuhan berguna yang paling rendah apabila dibandingkan dengan ekosistem hutan dataran rendah dan hutan rawa air tawar. Jenis tumbuhan berguna yang ditemukan sebanyak 19 jenis atau hanya sebesar 51 13,57% dari jumlah keseluruhan jenis tumbuhan berguna yang ditemukan pada areal ijin PT PGM. Jenis tumbuhan ribu-ribu (Anisophyllea disticha) merupakan salah satu jenis khas yang terdapat di tipe ekosistem hutan rawa gambut. Jenis ini ditemukan di kawasan SS Keladan. Selain itu terdapat jenis jamu kubu (Eugenia ap.) yang juga merupakan satu-satunya jenis tumbuhan berguna yang ditemukan di suatu lokasi pengamatan. Beberapa ciri dari tipe ekosistem hutan rawa air tawar adalah ekosistem hutan yang tidak terpengaruh oleh iklim, terdapat pada daerah dengan kondisi tanah yang selalu tergenang air tawar, pada daerah yang terletak di belakang hutan payau (mangrove) dengan jenis tanah aluvial dan kondisi aerasinya buruk (Arief 1994). Jenis tumbuhan sungkai (Peronema canescens) merupakan salah satu jenis khas yang terdapat di tipe ekosistem hutan rawa air tawar. Jenis ini ditemukan di kawasan Sempadan Sungai Putat. Karakteristik jenis tumbuhan ini dapat tumbuh di tanah aluvial, hidup di hutan jati, hutan sekunder, kebun, ladang, dan di hutan rakyat pada ketinggian tempat 25-300 m dpl Ekosistem hutan rawa air tawar yang terdapat di areal ijin PT PGM memiliki tingkat kekayaan jenis tumbuhan berguna yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan ekosistem hutan rawa gambut. Jenis tumbuhan berguna yang ditemukan sebanyak 33 jenis atau sebesar 23,57% dari jumlah keseluruhan jenis tumbuhan berguna yang ditemukan pada areal ijin PT PGM. Tipe ekosistem yang telah teridentifikasi di PT PGM mulai dari tipe hutan dataran rendah hingga hutan rawa air tawar dapat dijadikan sebagai informasi bagi pengelola dan masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui keberadaan jenis tumbuhan berguna di areal ijin PT PGM. Selain itu diperlukan adanya informasi mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan. 5.1.3.1 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Famili Berdasarkan familinya, jenis-jenis tumbuhan berguna yang ada pada areal ijin PT PGM dikelompokkan kedalam 46 famili. Jenis yang paling banyak ditemukan berasal dari famili Myrtaceae sebanyak 18 jenis. Hal ini menunjukkan 52 bahwa famili Myrtaceae memiliki kekayaan jenis tertinggi dibandingkan famili lainnya. Famili yang ditemukan terbanyak kedua dan ketiga berturut-turut yaitu Dipterocarpaceae (11 jenis) dan Moraceae (8 jenis). Persentase jumlah famili terbanyak di areal ijin PT PGM dapat dilihat pada Gambar 7. Myrtaceae 18 Famili Moraceae 8 Euphorbiaceae 6 Dipterocarpaceae 11 Clusiaceae 6 Arecaceae 6 0 5 10 Jumlah Jenis 15 20 Gambar 7 Diagram jumlah enam famili terbanyak di areal ijin PT PGM Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, famili terbanyak (Myrtaceae) ditemukan di berbagai tipe habitat, sedangkan untuk tipe ekosistemnya, famili terbanyak ditemukan di tipe ekosistem hutan dataran rendah. 5.1.3.2 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Habitus Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan habitusnya dapat dikelompokkan kedalam 5 jenis, yaitu herba, epifit, liana, perdu dan pohon. Rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan berguna berdasarkan habitusnya pada areal ijin PT PGM tersaji pada Gambar 8. Habitus pohon merupakan habitus terbanyak yang ditemukan di areal ijin PT PGM. Sedangkan untuk habitus terkecil yaitu epifit. Kelompok famili dan habitus yang telah teridentifikasi di PT PGM dapat dijadikan sebagai informasi bagi pengelola dan masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui keberadaan jenis tumbuhan berguna di areal ijin PT PGM. Selain itu diperlukan juga informasi mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan. 53 120 111 Jumlah Jenis 100 80 60 40 20 12 9 6 Liana Habitus Perdu 2 0 Herba Epifit Pohon Gambar 8 Kekayaan habitus tumbuhan berguna di PT PGM 5.1.3.3 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Status Tumbuhan Jenis tumbuhan yang ditemukan di areal ijin PT PGM yang dilindungi (PP No. 7 Tahun 1999) sebanyak 4 jenis dan termasuk dalam daftar CITES sebanyak 3 jenis. Di areal tersebut ditemukan sebanyak 26 jenis tumbuhan yang termasuk dalam Daftar Red List IUCN, dengan rincian: 9 jenis termasuk LR/Low Risk (Resiko Rendah), 3 jenis termasuk VU/Vulnerable (rawan) dan lima 5 jenis termasuk CR/Critically Endangered (Terancam hampir punah), seperti disajikan pada Tabel 10. Salah satu jenis tumbuhan yang termasuk kedalam jenis dilindungi (PP No. 7 Tahun 1999) dan masuk kedalam daftar CITES (Appendix II) adalah mentuyut (Nepenthes reinwardtiana). Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, jenis ini cukup langka ditemukan di areal ijin PT PGM, terbukti hanya ditemukan di dua (2) lokasi pengamatan yaitu, di Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Sentabai dan Gupung Tembawang Kota. Sedangkan untuk salah satu contoh jenis tumbuhan yang termasuk kedalam daftar IUCN yaitu jenis tekam penyau (Hopea sangal). Didalam IUCN, jenis ini berstatus punah). Critically Endangered (Terancam hampir 54 Tabel 10 No. 1 3 4 6 7 8 9 11 12 13 14 18 19 20 21 22 24 Daftar jenis tumbuhan di areal ijin PT Persada Graha Mandiri berdasarkan status tumbuhan Status Tumbuhan PP No. 7 Nama Lokal Lokasi CITES IUCN Tahun 1999 Alstonia Pelai pipit 5, 21, 25 TD TT LC Ver 2.3 angustifolia (2010) Aquilaria Garu, kayu 1, 7, 8, 10, TD App. II VU A1cd malaccensis garu, gaharu 11, 13, 18, ver 2.3 (2010) 23, 27, 29, 30, 38, 43, 44 Cratoxylum Gerunggung 8 TD TT LC Ver 2.3 arborescens (2010) Eusideroxylon Ulin 7, 39 TD TT VU zwageri A1cd+2cd ver 2.3 (2009) Hopea Emang 6, 12, 30, 35, TD TT CR A1cd, mangerawan 37 B1+2c ver 2.3 (2010) Hopea pachycarpa Merkayong, 17, 18 TD TT VU merkuyong A1c+2c ver 2.3 (2010) Hopea sangal Tekam penyau 7 TD TT CR A1cd, B1+2c, C1, D ver 2.3 (2010) Mangifera foetida Asam mantan, 2, 7, 9, 45 TD TT LC Ver 2.3 kemantan (2010) Myristica iners Empang kelasi 6, 12, 35, 37 TD TT LC Ver 2.3 (2010) Nepenthes gracilis Entuyut 6, 12, 14, 18, D App. II LC Ver 2.3 26, 27, 32, (2010) 33, 34, 37 Nepenthes Mentuyut 13, 23 D App. II LC Ver 2.3 reinwardtiana (2010) Santiria griffithii Bumbun 18 TD TT LC Ver 2.3 (2010) Santiria tomentosa Kayu aru 15 TD TT LC Ver 2.3 (2010) Shorea balangeran Kawi 37 TD TT CR A1cd ver 2.3 (2010) Shorea foxworthyi Tekam 31, 38, 43 TD TT CR A1cd ver 2.3 (2010) Shorea pallidifolia Meranti batu 2, 7, 9, 18 TD TT CR A1cd, C2a ver 2.3 (2010) Shorea pinanga Tengkawang 1, 3, 9, 10, D TT TT 11, 15, 25, 27, 28, 29, 31, 32, 33, Kelompok/ Nama Ilmiah 55 Kelompok/ Nama Ilmiah No. 25 Shorea stenoptera 26 Vatica rassak Nama Lokal Lokasi Status Tumbuhan PP No. 7 Tahun CITES IUCN 1999 36, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 45 8 D Tengkawang tukul Resak, kayu 5, 7, 17, 18, TD resak 32, 36 Keterangan Lokasi: 1 = SS Berandanan 3 = SS Burak Air 5 = SS Keladan 7 = SS Putat 9 = SS Tepuak 11 = KSMA S. Berandanan-2 13 = Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Sentabai 2 4 6 8 10 12 14 = = = = = = = 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 = = = = = = = = = = = Gupung Sepan perahu (Hutan Kerangas) Gupung Pepanjalih Gupung Kripit (Dusun Penai) Gupung Rasit Gupung Tembawang Kota Gupung Tinting Kajang Gupung Cempedak Gupung Tengkawang Gupung Ketugan Gupung Telur Gupung Danau Landuk 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 = = = = = = = = = = = 37 39 = = Gupung Pendam Pangkal Pentek Pendam Titi Urat 38 40 = = 41 43 45 = = = Gupung Menyatuk Mungguk Kawah Mungguk Keladan 42 44 = = Keterangan Status Tumbuhan: D = Dilindungi TT = Tidak Terdaftar LS = Least Concern (Beresiko rendah) CR = Critically Endangered (Terancam hampir punah) TT TT TT LC Ver 2.3 (2010) SS Bungo SS Entimut SS Penyengat SS Sentabai KSMA S. Berandanan-1 KSMA S. Penyengat Bawah Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Penyengat Gupung Pendam Besar Gupung Engkuni Gupung Sibau Gupung Kertung Gupung Mentawak Gupung Pendam Titipudu Gupung Tembawai Gupung Atap Jawung Gupung Terindak Gupung Kenoleng Gupung dan Tembawang Buaya Gupung Tekam Tembawang Lubuk Pun Tengkawang Tembawang Buah Blok 35 Mungguk Kapit TD = Tidak dilindungi App.= Appendix VU = Vulnerable (Rawan) Sumber: Tim Terpadu (2010c) Jenis tumbuhan berguna berdasarkan status kelangkaannya yang telah teridentifikasi di PT PGM dapat dijadikan sebagai informasi bagi pengelola dan masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui keberadaan jenis tumbuhan berguna di areal ijin PT PGM. Selain itu diperlukan juga informasi mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin keberadaan jenis 56 tumbuhan berguna yang masuk kedalam kategori langka dan keberlanjutan pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan. 5.2 Pemanfaatan Tumbuhan Dari hasil cek silang studi literatur didapatkan data tumbuhan yang berhasil diidentifikasi kegunaannya, yaitu pada PT SKK sebanyak 255 jenis tumbuhan, PT PIP sebanyak 208 jenis tumbuhan, dan PT PGM sebanyak 140 jenis tumbuhan. Berdasarkan kelompok kegunaannya, jenis tumbuhan pada areal studi dapat dikelompokkan kedalam 13 kelompok kegunaan. Rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan berdasarkan kelompok kegunaannya disajikan dalam Tabel 11. Tabel 11 Klasifikasi kegunaan tumbuhan di areal studi No Kelompok Kegunaan Jumlah Jenis PT SKK PT PIP PT PGM Tumbuhan Obat 100 60 38 Tumbuhan Hias 25 22 9 Tumbuhan Aromatik 12 12 8 Tumbuhan Penghasil Pangan 62 44 35 Tumbuhan Penghasil Pakan 21 14 6 Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati 4 4 3 Tumbuhan Penghasil Serat 6 5 1 Tumbuhan Penghasil Bahan Pewarna dan 24 17 13 Tanin 9 Tumbuhan Penghasil Bahan Bangunan 69 58 35 10 Tumbuhan untuk Upacara Adat 13 11 10 11 Tumbuhan Penghasil Tali, Anyaman, dan 21 22 16 Kerajinan 12 Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar 23 17 16 13 Lainnya 21 18 12 401 304 202 Jumlah Sumber: Hasil Rekapitulasi dari Pustaka Heyne (1987), IKAPI (1987), PROSEA (1992), Rudjiman et al. (2003) dan Zuhud et al. (2003), 1 2 3 4 5 6 7 8 Dari Tabel 11 terlihat bahwa jumlah jenis tumbuhan terbanyak pada ketiga areal studi terdapat pada kelompok tumbuhan obat sebanyak 100 jenis pada PT SKK, 60 jenis pada PT PIP dan 38 jenis pada PT PGM. Sedangkan jumlah jenis terendah terdapat pada kelompok tumbuhan penghasil pestisida nabati sebanyak 4 jenis untuk masing-masing perusahaan, yaitu PT SKK dan PT PIP. Kemudian pada PT PGM, jumlah jenis terendah terdapat pada kelompok tumbuhan penghasil serat yaitu hanya ditemukan satu 1 jenis pada perusahaan tersebut. Untuk data klasifikasi tumbuhan disajikan secara deskriptif dan tabulatif berdasarkan potensi kegunaannya. 57 5.2.1 Kelompok Kegunaan 1. Tumbuhan Obat Berdasarkan kelompok kegunaannya, tumbuhan obat di tiga titik sebaran memiliki jumlah jenis terbanyak yaitu sebanyak 116 jenis atau sebesar 32,68%. Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan jenis tumbuhan obat di tiga lokasi tersebut masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan penelitian yang serupa. Penelitian Nopriadi (1997) pada masyarakat Dayak di sekitar Areal HPH PT Berkat Cahaya Timber Kalimantan Tengah hanya menemukan 69 jenis tumbuhan obat. Tumbuhan obat masih mendominasi kelompok kegunaan tumbuhan di masing-masing areal studi. Jenis yang tercatat memiliki khasiat sebagai obat pada PT Sawit Kapuas Kencana adalah 100 jenis yang dikelompokkan kedalam 47 famili tumbuhan. Famili dengan jenis tumbuhan obat terbanyak berasal dari kelompok famili Moraceae yaitu sebanyak 10 jenis, disusul oleh famili Poaceae yaitu 7 jenis, serta famili Araceae dan Euphorbiaceae yang masing-masing terdiri dari 6 jenis tumbuhan obat. Tumbuhan seperti tabat barito (Ficus deltoidea) yang termasuk kedalam famili Moraceae memiliki kegunaan sebagai obat untuk keputihan pada wanita. Pasak bumi (Eurycoma longifolia) yang merupakan anggota dari kelompok famili Simaroubaceae telah dikenal oleh masyarakat untuk digunakan sebagai obat malaria, penambah stamina dan aprodisiak pada laki-laki. Jenis tumbuhan berguna di PT Paramitra Internusa Pratama di dominasi oleh tumbuhan obat yaitu sebanyak 60 jenis. Tumbuhan yang berasal dari famili Poaceae seperti sereh (Cymbopogon citratus) dapat dimanfaatkan akarnya untuk obat demam, obat kumur dan pencegah muntah. Selain itu dapat dimanfaatkan daunnya sebagai tumbuhan aromatik. Contoh tumbuhan obat yang ditemukan di areal studi dapat ditampilkan pada Tabel 15. Daftar lengkap tumbuhan obat di areal studi tersaji pada Lampiran 6. Areal ijin PT Persada Graha Mandiri tercatat memiliki jumlah jenis tumbuhan obat sebanyak 38 jenis. Jika dilihat dari jumlah jenisnya, areal ini dapat dikatakan memiliki jumlah jenis terendah dibandingkan dua areal ijin lainnya. Namun di areal PT PGM, tumbuhan obat merupakan jenis kelompok kegunaan paling tinggi dibandingkan kelompok kegunaan lainnya. Beberapa tumbuhan obat 58 yang ditemukan di areal studi dapat dilihat pada Tabel 12. Daftar lengkap tumbuhan obat di areal studi tersaji pada Lampiran 6. Tabel 12 Beberapa jenis tumbuhan obat yang terdapat pada areal studi No. Bagian yang Penyakit dimanfaatkan yang diobati Nama Ilmiah Nama Lokal 1 Bambusa vulgaris Bambu kuning Rebung 2 Chrysopogon aciculatus Cymbopogon citratus Rumput jarum Sereh Akar daun Daun Imperata cylindrica Drynaria sparsisora Lalang Akar Rejang Akar 6 Selaginella doederleinii Plenjan, rumput lumut Batang, tangkai 7 Eurycoma longifolia Pasak bumi Kulit akar 8 Embelia ribes Akar asam, kacam Jambu biji Akar temperingat Pinang 3 4 5 9 10 11 Psidium guajava Buettneria reinwardtii Areca catechu Perusahaan 1 Getah Sakit kuning, bengkak Kanker, tumor Demam, obat kumur, dan pencegah muntah. Peluruh air seni Obat sakit mata, diare, maag, demam, bengkak Obat pemerah, bengkak Demam, borok di mulut, dan cacingan batuk murus Daun Akar Diare Sakit kepala 1, 2 1 dan 1 1 1, 2, 3 1, 2 1, 2, 3 2, 3 1 Biji Obat cacing, 1, 2, 3 luka baru, batuk, peluruh haid, pelangsing tubuh, peluruh air seni dan urus-urus Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada Graha Mandiri Sumber : Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987), IKAPI (1987), Rudjiman et al. (2003), Zuhud et al. (2003) Jumlah jenis tumbuhan obat yang berhasil diidentifikasi sebanyak 100 jenis (39%) pada PT SKK, 60 jenis (29%) pada PT PIP dan 38 jenis (28%) pada PT PGM. Untuk kategori tumbuhan obat dilakukan identifikasi lebih lanjut mengenai bagian tumbuhan yang digunakan serta identifikasi kegunaan lanjutannya dalam menyembuhkan penyakit yang ada. Berdasarkan kelompok penyakit atau 59 penggunaannya, jenis tumbuhan obat pada ketiga perusahaan tersebut dapat dikelompokkan kedalam 26 kelompok penyakit atau penggunaannya (Tabel 13). Daftar jenis tumbuhan obat di areal studi beserta kegunaannya disajikan pada Lampiran 6. Tabel 13 Rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan obat pada areal studi berdasarkan kelompok penyakit atau penggunaannya No Kelompok Penyakit/Penggunaan Jumlah Jenis PT SKK PT PIP PT PGM Gangguan Peredaran Darah 5 3 3 Penawar Racun 7 3 3 Pengobatan Luka 21 19 9 Penyakit Diabetes 2 1 Penyakit Gangguan Urat Syaraf 1 Penyakit Gigi 1 2 Penyakit Ginjal 1 1 Penyakit Jantung 1 Penyakit Kanker 3 2 2 Penyakit Kelamin 17 2 1 Penyakit Khusus Wanita 15 7 5 Penyakit Kulit 5 3 1 Penyakit Kuning 3 3 1 Penyakit Malaria 5 2 1 Penyakit Mata 3 1 1 Penyakit Mulut 10 6 7 Penyakit Otot dan Persendian 12 9 6 Penyakit Tulang 1 Penyakit Saluran Pembuangan 31 25 18 Penyakit Saluran Pencernaan 23 15 8 Penyakit Saluran Pernafasan/THT 20 13 7 Perawatan kehamilan dan 7 3 2 persalinan 23 Perawatan Organ Tubuh Wanita 3 2 1 24 Sakit Kepala dan Demam 24 17 14 25 Tonikum 3 2 26 Lain-lain 5 4 8 Sumber: Heyne (1987), IKAPI (1987), Rudjiman et al. (2003), Zuhud et al. (1994), Zuhud et al. (2003) dan PROSEA (1992) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Kelompok penyakit pada saluran pembuangan memiliki jumlah jenis tumbuhan obat terbanyak. PT SKK memiliki jumlah jenis tumbuhan obat untuk kelompok penyakit pada saluran pembuangan sebanyak 31 jenis, Sedangkan untuk PT PIP dan PT PGM berturut-turut memiliki jumlah jenis sebanyak 25 jenis dan 18 jenis tumbuhan obat. Kelompok penyakit terbanyak kedua yaitu untuk obat sakit kepala dan demam di PT SKK sebanyak 24 jenis, PT PGM 14 jenis. sedangkan di PT PIP terbanyak keduanya yaitu tumbuhan obat untuk pengobatan luka sebanyak 19 jenis. Jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat untuk pengobatan luka di PT SKK dan PT PGM merupakan urutan terbanyak ketiga, 60 berturut-turut sebanyak 21 jenis dan 9 jenis tumbuhan obat. Sedangkan untuk PT PIP, urutan terbanyak ketiga adalah jenis tumbuhan untuk obat sakit kepala dan demam, yaitu sebanyak 17 jenis, untuk sisanya terbagi kedalam berbagai kelompok penyakit yang terdapat di Tabel 12. Jenis tumbuhan tersebut mempunyai manfaat yang banyak bagi dunia kesehatan manusia. Pada umumnya setiap jenis tumbuhan mempunyai kegunaan menyembuhkan lebih dari satu penyakit dan kelompok penyakit atau penggunaannya, namun terdapat jenis yang hanya untuk satu kelompok penyakit atau penggunaannya. Terdapatnya jenis yang memiliki lebih dari satu kegunaan dalam menyembuhkan penyakit merupakan hal yang perlu diutamakan dan mendapat perhatian. Hal ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk pemilihan jenis potensial yang dapat dikembangkan oleh masyarakat. Salah satunya yaitu jenis gaharu (Aquilaria malaccensis) selain digunakan sebagai obat penyembuh penyakit asma, jenis ini juga dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit stress, liver, ginjal, radang lambung, radang usus, rhematik, tumor dan kanker. Selain sebagai tumbuhan obat, gaharu memiliki kegunaan lainnya, yaitu sebagai tumbuhan aromatik, untuk upacara adat dan bahan baku untuk sabun atau sampo Selain itu terdapat jenis akar kempas (Ficus ampelas) yang juga memiliki lebih dari satu kegunaan, yaitu sebagai obat diare dan pelancar air seni. Jenis tumbuhan ini juga dapat ditemukan di ketiga areal studi. Selain itu, terdapat juga jenis-jenis tumbuhan yang lain, seperti; Kelapa (Cocos nucifera), pinang (Areca catechu), pacing (Costus speciosus), rejang (Asplenium nidus), pelai pipit (Alstonia angustifolia), sembung (Blumea balsamifera) dan lain-lain, yang masing-masing memiliki lebih dari satu kegunaan. Terdapat jenis-jenis yang dipilih karena berkhasiat untuk mengobati penyakit yang sulit untuk disembuhkan atau beresiko tinggi, seperti kelompok penyakit diabetes, ginjal, jantung, gangguan peredaran darah, kuning dan malaria, diantaranya yaitu, sirih merah (Piper porphyrophyllum) kayu garu (Aquilaria malaccensis), pelai (Alstonia scholaris), bungur (Lagerstroemia speciosa), kayu ambus (Baeckea frutescens) dan akar kuning (Arcangelisia flava). 61 Pada aspek bagian tumbuhan yang dimanfaatkan, biasanya bagian yang bermanfaat adalah daun, akar, kulit batang, tunas muda, getah, buah, biji, dan bunga. Masing-masing jenis memiliki kekhasan tersendiri untuk bagian mana yang bisa dimanfaatkan. Beberapa jenis tumbuhan ada yang memiliki lebih dari satu bagian yang dimanfaatkan, bahkan ada yang seluruh bagian tumbuhannya dapat dimanfaatkan sebagai obat. Hal ini merupakan informasi yang cukup penting dan berharga bagi upaya pengembangan lebih lanjut. Jenis tumbuhan obat yang telah teridentifikasi pada areal studi dapat dijadikan sebagai informasi bagi kemandirian kesehatan masyarakat di sekitar kawasan areal studi, mengingat adanya keterbatasan fasilitas berupa puskesmas dan dokter atau bidan yang ada di wilayah masing-masing desa di sekitar perusahaan. 2. Tumbuhan Hias Secara umum tumbuhan hias didefinisikan sebagai tumbuhan yang memiliki bagian tumbuhan yang menarik pandangan. Karena tidak ada batasan secara ilmiah, maka setiap ada tumbuhan yang menarik pandangan bisa dikatakan tumbuhan hias (Purnawan 2006). Jenis tumbuhan yang ditemukan di areal studi yang tergolong sebagai tumbuhan hias yaitu sebanyak 25 jenis di PT SKK, 22 jenis di PT PIP dan 9 jenis di PT PGM. Beberapa jenis tumbuhan hias yang terdapat di areal studi dapat dilihat pada Tabel 14. Berdasarkan hasil identifikasi tumbuhan hias yang telah ditemukan di areal studi, jenis terbanyak di PT SKK yaitu dari famili Araceae, Blechnaceae, Nepenthaceae dan Orchidaceae, yang masing-masing berjumlah 2 jenis tumbuhan. Jumlah jenis terbanyak di PT PIP yaitu dari famili Nepenthaceae (6 jenis) dan Polypodiaceae (3 jenis). Sedangkan untuk PT PGM, jumlah jenis terbanyak yaitu dari suku Nepenthaceae (2 jenis). Dari daftar jenis tumbuhan hias di areal studi didominasi oleh kelompok famili Nepenthaceae. Daftar jenis tumbuhan hias yang terdapat di areal studi secara rinci terdapat pada Lampiran 6. 62 Tabel 14 Beberapa jenis tumbuhan hias di areal studi No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang dimanfaatkan Herba Herba Herba Herba Penggunaan Perusahaan Alocasia sp. Tembang Hias 1 Licuala spinosa Isang Hias 1, 2 Blechnum orientale Paku gajah darat Hias 1, 2 Blechnum Paku gunung Hias 1 vulcanicum 5 Nepenthes alata Akar entuyut Herba Hias 2 6 Nepenthes Akar entuyut Herba Hias 1, 2 ampullaria 7 Nepenthes bracheata Akar entuyut Herba Hias 2 8 Nepenthes gracilis Akar entuyut Herba Hias 1, 2, 3 9 Nepenthes rafflesiana Akar entuyut Herba Hias 2 10 Nepenthes Akar entuyut Herba Hias 2, 3 reinwardtiana 11 Bromheadia Anggrek tanah Herba Hias 1, 2, 3 finlaysoniana 12 Gleichenia Demam Herba Hias 1, 2, 3 microphylla 13 Platycerium Paku kijang Herba Hias 3 bifurcatum 14 Ixora coccinea Engkerebae Herba Hias 1, 2, 3 Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada Graha Mandiri Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987) 1 2 3 4 Famili Nepenthaceae merupakan tumbuhan unik dari hutan yang belakangan menjadi trend sebagai tanaman khas komersil di Indonesia. Karena bentuknya yang unik, sehingga tanaman ini mulai diperjualbelikan oleh masyarakat. Namun, jenis yang diperjualbelikan masih merupakan jenis-jenis yang diambil langsung dari alam, bukan dari hasil penangkaran atau budidaya. Hal tersebut sangatlah memprihatinkan mengingat habitat asli mereka juga terancam oleh kebakaran, pembalakan, pembukaan lahan, dan konversi lahan. Beberapa jenis tumbuhan hias ini termasuk kedalam appendix II CITES. Agar terhindar dari kepunahan maka perdagangan untuk jenis-jenis yang masuk appendix II CITES ini diatur oleh negara. Beberapa contoh jenis yang masuk kedalam appendix II CITES, yaitu; Nepenthes alata, Nepenthes ampullaria Jack, Nepenthes bracheata, Nepenthes gracilis, Nepenthes rafflesiana dan Nepenthes reinwardtiana. Kategori famili selain Nepenthaceae yaitu jenis tumbuhan hias terbanyak kedua yang mudah dijumpai di semua areal studi, yaitu dari kelompok famili Orchidaceae. Jenis tumbuhan tersebut adalah anggrek tanah (Bromheadia finlaysoniana). 63 3. Tumbuhan Aromatik Minyak atsiri merupakan minyak yang diperoleh dengan cara ekstraksi atau penyulingan dari daun, akar, batang, kulit, getah dan bunga tumbuhan (Anonimous 1991 dalam Kartikawati 2004). Tumbuhan penghasil minyak atsiri mempunyai ciri bau dan aroma, karena fungsi minyak atsiri yang paling luas dan paling umum diminati adalah sebagai pengharum, baik itu parfum, kosmetik, pengharum ruangan, pengharum sabun, pasta gigi, pemberi rasa pada makanan, maupun produk rumah tangga lainnya. Pada areal studi, yaitu PT SKK, PT PIP dan PT PGM ditemukan masingmasing 12 jenis, 12 jenis dan 8 jenis yang termasuk kedalam kelompok tumbuhan berguna sebagai penghasil aromatik. Berikut merupakan beberapa jenis tumbuhan penghasil aromatik yang terdapat di areal studi. Tabel 15 Beberapa jenis tumbuhan aromatik di areal studi No Nama Famili 1 Blechnum orientale 2 Cyperus compressus 3 Macaranga conifera 4 5 Knema laurina Pandanus tectorius Nama lokal Paku gajah darat Teki rawa Purang serang, tarak Mendarahan Pandan bengkuang Beruas Bagian yang dimanfaatkan Rimpang Asam salisil 1, 2 Umbi-umbi kecil Batang Minyak atsiri Anti nyamuk 1, 2 Penggunaan Perusahaan 1, 2, 3 Daun Daun Minyak pala 1 Pengharum 1 masakan 6 Cinnamomum Kulit batang Penyedap 2 macrophyllum rasa 7 Freycinetia Ming Daun Minyak 1, 2, 3 angustifolia atsiri 8 Aquilaria malaccensis Garu, kayu Kulit batang Pengharum 2, 3 garu, gaharu atau parfum 9 Aquilaria sp. Gaharu tulang Rimpang Minyak 3 atsiri 10 Amomum coccineum Tepus Rimpang Minyak 2, 3 atsiri Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada Graha Mandiri Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987) Areal ijin PT SKK memiliki potensi tumbuhan aromatik sebanyak 12 jenis tumbuhan. Jenis yang paling banyak ditemukan yaitu dari kelompok famili Pandanaceae sebanyak tiga jenis. Contohnya yaitu pandan bengkuang (Pandanus tectorius). Jenis tumbuhan berhabitus herba ini memiliki fungsi sebagai pengharum ruangan dan bahan pembuat minyak wangi dengan daun sebagai bagian yang dimanfaatkannya. Bunga majemuknya, terdiri dari beberapa daun 64 putih yang masing-masing mengandung sesuatu yang menyerupai telur ikan, Apabila daun-daun bunganya telah mekar, maka benda seperti telur ikan itu akan bertambah panjang hingga 1,5 kali, dan zat yang berbutir itu akan menjadi benang-benang tebal yang bercabang dan tertutup semacam tepung kering. Bagian bawah daun pelindung itu sangat harum, dan jika bunga itu diletakkan di suatu ruangan, akan mengharumi ruangan tersebut. Pada umumnya, wanita mempergunakannya untuk mengharumkan pakaian dan pembuatan minyak wangi (Heyne 1987). Sama halnya dengan PT SKK, areal ijin PT PIP juga memiliki potensi tumbuhan aromatik sebanyak 12 jenis. Jenis terbanyak ditemukan pada kelompok famili Euphorbiaceae, yaitu sebanyak dua jenis tumbuhan. Salah satunya yaitu jenis kesinduh (Aleurites moluccana). Jenis tumbuhan berhabitus pohon ini memiliki kegunaan sebagai tumbuhan penghasil minyak kemiri, dengan biji sebagai bagian yang dimanfaatkannya. Inti bijinya mengandung 60-66% minyak, bila diperas secara dingin akan menjadi berwarna kuning dengan bau dan rasa menyenangkan, namun bila diperas panas maka akan berwarna gelap dan bau serta rasanya menjadi tidak enak atau memuakkan (Heyne 1987). Pada areal ijin PT PGM, potensi tumbuhan aromatik yang diidentifikasi sebanyak delapan jenis. Jenis terbanyak ditemukan pada kelompok famili Thymelaeaceae (2 jenis). Sebagai contoh yaitu jenis gaharu (Aquilaria malaccensis), yang memiliki fungsi sebagai pengharum dengan kulit batang sebagai bagian yang dimanfaatkan. 4. Tumbuhan Penghasil Pangan Secara umum tumbuhan pangan merupakan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Sastrapradja et al. (1977) dalam Purnawan (2006) membagi tumbuhan pangan berdasarkan kandungannya, yaitu (1) tumbuhan mengandung karbohidrat, (2) tumbuhan mengandung protein, (3) tumbuhan mengandung vitamin dan (4) tumbuhan mengandung lemak. Tumbuhan yang memiliki kegunaan sebagai penghasil pangan pada PT Sawit Kapuas Kencana (PT SKK), PT Paramitra Internusa Pratama (PT PIP) dan PT Persada Graha Mandiri (PT PGM) berturut-turut yaitu sebanyak 63 jenis, 45 jenis dan 35 jenis tumbuhan, dan ketiganya didomisili oleh famili Anacardiaceae. 65 Untuk habitus cukup bervariasi dari tingkat pohon, perdu, herba dan liana. Informasi lebih lanjut mengenai beberapa jenis tumbuhan untuk kategori penghasil pangan ini dapat dilihat di Tabel 16. Sedangkan untuk daftar lengkap jenis tumbuhan penghasil bahan pangan dapat dilihat di Lampiran 6. Tabel 16 Beberapa jenis tumbuhan penghasil pangan di areal studi No Nama Ilmiah 1 2 Gluta renghas Mangifera caesia 3 Mangifera foetida 4 Mangifera indica 5 Pentaspadon motley Ananas comosus 6 Nama Lokal Rengeh Asam lembawang Asam kemantan, mbacang Asam pelam Bagian yang dimanfaatkan Buah Biji Kemang Makanan Bahan makanan 1, 2, 3 1, 2 Buah Bahan makanan 1, 2, 3 Buah Penghasil vitamin Bahan makanan 1, 2 Empelanjau Biji Nanas Buah Penggunaan Perusahaan 1, 2, 3 Bahan makanan 1, 2 dan penghasil vitamin 7 Colocasia Tales Buah Penghasil 2 esculenta karbohidrat 8 Manihot Singkong Daun dan Penghasil 1, 2 utilissima umbi karbohidrat dan sayur-sayuran 9 Durio zibethinus Durian Buah Penghasil lemak 1, 3 dan vitamin 10 Parkia speciosa Petai Biji Bahan makanan 1, 3 11 Artocarpus Cempedak Buah Bahan makanan 1, 2, 3 integer dan buahbuahan 12 Cocos nucifera Kelapa Buah Minuman dan 3 dapat dimakan daging buahnya Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada Graha Mandiri Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987), Zuhud (1994) dan PROSEA (1992) Aspek pemanfaatan dari jenis tumbuh-tumbuhan ini bermacam-macam. Nanas (Ananas comosus) merupakan contoh jenis dengan pemanfaatan pada bagian buahnya yang dapat dimakan langsung saat matang dan berguna sebagai penghasil vitamin. Terdapat juga jenis tumbuhan yang dimanfaatkan pada bagian daun, seperti ketela (Manihot utilisima). Selain itu untuk jenis-jenis yang lain pemanfaatannya pada bagian umbi dan batang. 5. Tumbuhan Penghasil Pakan Ternak atau Satwaliar Mannetje dan Jones (1992) dalam Kartikawati (2004) mengemukakan bahwa tanaman pakan merupakan tanaman yang mempunyai konsentrasi nutrisi 66 rendah dan mudah dicerna yang merupakan penghasil pakan bagi satwa herbivora. Tanaman pakan dapat diolah dan dibudidayakan, meskipun seringkali dapat muncul sebagai tumbuhan liar seperti yang terdapat di padang rumput, contohnya yaitu alang-alang. Terdapat 21 jenis tumbuhan di PT SKK, 14 jenis di PT PIP dan 6 jenis di PT PGM, yang merupakan potensi tumbuhan penghasil pakan ternak atau satwaliar. Beberapa jenis tumbuhan penghasil pakan ternak atau satwaliar disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Beberapa jenis tumbuhan penghasil pakan ternak atau satwaliar di areal studi No Nama Ilmiah 1 Mangifera indica 2 4 Ageratum conyzoides Cyperus compressus Cyperus rotundus 5 Manihot utilissima 6 Imperata cylindrica 3 Nama Lokal Asam mempelam Rumput mawai Teki rawa Bagian yang Dimanfaatkan Daun Herba Herba Rumput empada Singkong Herba Lalang Herba Daun Penggunaan Perusahaan Pakan Sapi 1, 2 Pakan sapi, kerbau, kambing Pakan sapi, kerbau, kambing Pakan sapi, kerbau, kambing Pakan Sapi, domba, kambing Pakan sapi, kambing, domba, kerbau Pakan Sapi 1, 2 1, 2 1, 2 1, 2 1, 2, 3 Colocasia Tales Daun 2 esculenta 8 Zea mays Jagung Biji Pakan unggas 2 9 Monocarpia Akar rarah Daun Pakan ternak 1, 3 euneura Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada Graha Mandiri Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987) 7 Tumbuhan penghasil pakan ternak atau satwaliar yang berhasil diidentifkasi sebanyak 21 jenis tumbuhan pada PT SKK, 14 jenis pada PT PIP dan 6 jenis pada PT PGM. Pada ketiga perusahaan, jumlah jenis yang paling banyak berasal dari kelompok famili Poaceae, dengan jumlah tujuh jenis di PT SKK, enam jenis di PT PIP dan dua jenis di PT PGM. Sebagian besar jenis ini didominasi oleh habitus tumbuhan bawah (herba), sedangkan sebagian kecilnya dari habitus pohon dan perdu. Kelompok tumbuhan bawah merupakan kelompok yang biasa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Terdapat jenis rumput mawai (Ageratum conyzoides), teki rawa (Cyperus compressus) dan rumput empada (Cyperus rotundus). Selain itu juga terdapat jenis singkong, lalang dan rumput paitan yang 67 dimanfaatkan bagian daunnya. Selain rumput-rumputan terdapat pula jenis dari kelompok ficus, yaitu lengkan (Ficus hirta), yang dimanfaatkan bagian buahnya sebagai penghasil pakan untuk sapi, kerbau dan kambing. 6. Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati Secara umum pestisida nabati dapat diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam karena terbuat dari bahan alami atau nabati, sehingga tidak mencemari lingkungan, dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang (Anonimous 2005 dalam Frankistoro 2006). Dari hasil verifikasi tumbuhan berguna di areal studi terdapat 4 jenis tumbuhan di PT SKK, 4 jenis di PT PIP dan 3 jenis di PT PGM yang berpotensi sebagai penghasil pestisida nabati (Tabel 18). Tabel 18 Daftar jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati di areal studi 1 Gluta renghas Rengeh Bagian yang Dimanfaatkan Getah 2 Derris elliptica Akar tuba Akar No Nama ilmiah Nama lokal Penggunaan Memberi rasa terbakar Insektisida (ulat) Insektisida Insektisida Perusahaan 1, 2, 3 1 Barringtonia sp. Langkung, Daun 1, 2, 3 Pleomele Suji hutan Daun 1 angustifolia 5 Melanorrhea Rengas manuk Getah Memberi rasa 2 wallichii terbakar 6 Artocarpus Pudu Getah Memberi rasa 2, 3 kemando terbakar Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada Graha Mandiri Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987) 3 4 Berdasarkan hasil identifikasi, diperoleh sebanyak empat jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati di PT SKK, empat jenis di PT PIP dan tiga jenis di PT PGM. Gluta renghas atau rengeh merupakan salah satu jenis tumbuhan yang memiliki potensi sebagai tumbuhan penghasil pestisida nabati. Jenis ini termasuk ke dalam kelompok famili Anacardiaceae dengan habitusnya yaitu berupa pohon. Di daerah Kalimantan, jenis ini sering disebut sebagai raksasa rimba, karena memiliki postur fisik yang sangat besar dan kuat ketika dewasa. Kayunya digambarkan berwarna kuning tua, berkurai merah, berat, agak keras dan awet. 68 Pohonnya dapat mengeluarkan uap yang berbahaya dan mengandung getah yang dapat dimanfaatkan sebagai pemberi rasa terbakar untuk membunuh gulma dan hama. Namun, mesti berhati-hati dalam mengolahnya karena dapat menyebabkan gatal dan panas pada kulit. 7. Tumbuhan Penghasil Serat Menurut Haygreen dan Bowyer (1989), produk-produk serat kayu, meliputi; kertas, papan isolasi dan papan serat kerapatan sedang. Semua produk- produk ini dibuat dari kayu yang telah dipecah menjadi serat-serat individual, berkas-berkas serat kecil atau bagian-bagian serat. Tumbuhan berguna penghasil serat yang berhasil diidentifikasi terdapat sebanyak enam jenis tumbuhan di PT SKK, lima jenis di PT PIP dan satu jenis di PT PGM. Daftar jenis tumbuhan penghasil serat di tiga areal studi dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Daftar jenis tumbuhan penghasil serat di areal studi No 1 2 Nama Ilmiah Ceiba pentandra Macaranga gigantea Nama Lokal Kabu-kabu Kubung, kuwung Lembak Pisang Bagian yang dimanfaatkan Buah Daun Penggunaan Perusahaan Buah kapok 1 Bahan 1, 2, 3 pembungkus 3 Curculigo capitulata Daun Bahan atap 1, 2, 3 4 Musa sp. Daun Bahan 1, 2 pembungkus 5 Nepenthes ampullaria Akar entuyut Batang Bahan 1, 2 pengikat 6 Pandanus tectorius Pandan Akar Bahan 1 bengkuang pengikat (sulur pandan) 7 Endospermum Sengkubung Daun Bahan 2 diadenum pembungkus 8 Nepenthes alata Akar entuyut Batang Bahan 2 pengikat Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada Graha Mandiri Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987) Areal ijin PT SKK memiliki potensi tumbuhan penghasil serat sebanyak enam jenis tumbuhan. Salah satu contohnya yaitu kabu-kabu (Ceiba pentandra), jenis ini termasuk kedalam famili Bombacaceae yang memiliki kegunaan sebagai bahan kapok pada buahnya. Untuk pengolahannya, diperlukan 15.000 butir buah untuk memperoleh jumlah satu pikul kapok murni, biasanya dikupas sendiri oleh pemetik. Jika kulit buahnya yang keras belum merekah sendiri, maka pemecahan 69 buah itu dilakukan dengan cara memukulnya ringan-ringan dengan palu kayu (Heyne 1987). Pada areal ijin PT PIP, memiliki potensi tumbuhan penghasil serat sebanyak lima jenis dan tiga kelompok famili. Contohnya yaitu pada jenis sengkubung (Endospermum diadenum) yang memiliki kegunaan sebagai bahan pembungkus dengan daun sebagai bagian yang dimanfaatkan. Sedangkan pada areal ijin PT PGM hanya memiliki satu jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai tumbuhan penghasil serat, yaitu merkubung (Macaranga gigantea). Jenis ini termasuk kedalam famili Euphorbiaceae dengan pohon sebagai habitusnya. Merkubung memiliki kegunaan sebagai bahan pembungkus dengan daun sebagai bagian yang dimanfaatkan. 8. Tumbuhan Penghasil Bahan Pewarna dan Tanin Di Indonesia orang telah banyak menggunakan tumbuhan sebagai bahan pewarna nabati dan sudah lama mengenal pewarna alami tetumbuhan untuk makanan, seperti daun suji untuk warna hijau, rimpang kunir atau kunyit (Curcuma domestica) untuk warna kuning, dan daun Iresine herbstii untuk mewarnai merah pada agar-agar, kulit kayu soga sebagai bahan pewarna coklat yang penting untuk pewarna batik (Heyne 1987). Tanin nabati merupakan bahan dari tumbuhan, rasanya pahit dan kelat, seringkali berupa ekstrak dari pepagan atau bagian lain (terutama daun, buah dan puru). Terdapat 24 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai penghasil bahan pewarna dan tanin di PT SKK, 17 jenis di PT PIP dan 6 jenis di PT PGM. Beberapa jenis tumbuhan penghasil pewarna dan tanin di areal studi disajikan pada Tabel 20. Jenis tumbuhan terbanyak sebagai penghasil pewarna dan tanin adalah dari kelompok famili Myrtaceae yang banyak memanfaatkan bagian kulit kayunya sebagai penghasil zat pewarna hitam. Contoh jenis yaitu merpisa (Rhodamnia cinerea), jenis ini selain memiliki fungsi sebagai bahan bangunan, juga dapat digunakan sebagai tumbuhan penghasil pewarna, di Jawa dulu kulitnya dipergunakan untuk mengecat hitam, dan di Sumatera menurut Van Hasselt untuk mengecat (coklat) jala (Heyne 1987). Jenis-jenis tumbuhan penghasil pewarna dan nabati yang telah diidentifikasi di areal studi ini dapat dijadikan informasi dan pengetahuan lebih bagi masyarakat di sekitar kawasan areal studi. 70 Tabel 20 Beberapa jenis tumbuhan penghasil pewarna dan tanin di areal studi No 1 2 3 Nama Ilmiah Arcangelisia flava Knema cinerea Rhodamnia cinerea Nama lokal Akar kuning Kumpang kemuju Merpisa, merkisa Bagian yang Dimanfaatkan Batang Kulit buah Penggunaan Pemberi warna kuning Mewarnai kapas Perusahaan 1, 2 1 Kulit kayu Untuk mengubar 1, 2 dan mencat (hitam dan coklat pada jala) 4 Myristica iners Empang kelasi Kulit kayu Pewarna kapas 2, 3 5 Duabanga Benuang, sawa Kulit kayu Pemberi warna 1, 3 moluccana hitam pada bahan anyaman 6 Vitex pubescens Papak Kulit kayu Pemberi warna 1, 2, 3 hijau Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada Graha Mandiri Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987) 9. Tumbuhan Penghasil Bahan Bangunan Pada umumnya bagian batang kayu digunakan sebagai bahan tiang, rangka, atap, rangka lantai dan daun pintu. Bagian lain dari tumbuhan seperti daun dan ranting juga dapat digunakan sebagai atap rumah. Jenis tumbuhan berguna yang berpotensi sebagai bahan bangunan di tiga areal studi sebanyak 69 jenis tumbuhan di PT SKK, 58 jenis di PT PIP dan 35 jenis di PT PGM. Beberapa jenis tumbuhan penghasil bahan bangunan di areal studi disajikan dalam tabel berikut (Tabel 21). Daftar lengkap jenis tumbuhan penghasil bahan bangunan dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 21 Beberapa jenis tumbuhan penghasil bahan bangunan di areal studi No 1 2 3 4 5 Dipterocarpus warbugii Hopea sangal Keladan Bagian yang Dimanfaatkan Batang Tekam payau Batang Antidesma neurocarpum Hopea mangerawan Dryobalanops aromatic Berenai Batang Emang Keladan Batang Batang Nama Ilmiah Nama Lokal Penggunaan Perusahaan Bahan papan 1, 2 Bahan pembuat perahu lesung Bahan papan 3 Bahan papan Bahan papan dan perabot rumah tangga Bahan papan 2, 3 2 1, 3 Cryptocarya Medang keladi Batang 1, 2, 3 crassinervia Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada Graha Mandiri Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987) 6 71 Areal ijin PT SKK memiliki potensi tumbuhan penghasil bahan bangunan sebanyak 69 jenis tumbuhan. Jenis yang paling banyak ditemukan yaitu dari kelompok famili Dipterocarpaceae sebanyak 14 jenis. Salah satu contoh yaitu jenis tumbuhan keladan (Dipterocarpus warbugii). Jenis ini memiliki kayu yang mudah dikembangkan untuk papan pada bangunan rumah dan untuk perabot rumah tangga (Heyne 1987). Jenis tumbuhan yang lain yaitu merkuyung (Hopea pachycarpa) dan meranti kuning (Shorea brunescens). Sedangkan pada areal ijin PT PIP, memiliki potensi tumbuhan penghasil bahan bangunan sebanyak 58 jenis. Sama halnya dengan PT SKK, jenis tumbuhan yang paling banyak terdapat pada kelompok famili Dipterocarpaceae. Salah satu contoh yaitu jenis emang (Hopea mengerawan). Bagian yang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan pada jenis ini adalah batang dan kulit kayunya. Kayunya memiliki sifat agak keras, padat dan halus, jika baru ditebang, biasanya berurat sangat lurus tetapi kadang berombak-ombak dengan kilaunya yang indah membuat menjadi efek bagus. Kayunya pantas dipakai untuk bangunan bagian luar dan biasa dipakai sebagai bahan pembuat perahu. Sedangkan untuk kulit kayunya, telah banyak dipakai untuk dinding atau kasau setelah di buat pias-pias selebar 5-6 cm (Heyne 1987). Pada PT PGM memiliki potensi tumbuhan penghasil bahan bangunan sebanyak 35 jenis. Jenis terbanyak juga terdapat dalam kelompok famili Dipterocarpaceae. Salah satu contohnya yaitu tekam peyau (Hopea sangal). Menurut heyne (1987), jenis ini cocok digunakan sebagai bahan pembuat perahu lesung dan penggilingan padi karena kayunya yang awet dan tidak mudah terbelah. 10. Tumbuhan untuk Upacara Adat Suku Dayak Iban dan Dayak Tanju yang terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat mempunyai tradisi dan nilai kebudayaan yang tinggi. Tumbuhan erat kaitannya dengan upacara adat atau ritual-ritual lainnya. Karena unsur tumbuhan selalu dipakai dalam hampir seluruh kegiatan tersebut, mengingat sebagian dari masyarakatnya percaya akan hal-hal ghaib. Jenis tumbuhan berguna yang berpotensi sebagai tumbuhan untuk upacara adat di tiga areal studi sebanyak 72 13 jenis di PT SKK, 11 jenis di PT PIP dan 10 jenis di PT PGM. Beberapa jenis tumbuhan untuk upacara adat di areal studi disajikan pada Tabel 22. Tabel 22 Beberapa jenis tumbuhan untuk upacara adat di areal studi No 1 Nama Ilmiah Dracontomelon mangiferum Areca catechu Nama Lokal Benduo, penduo Pinang Bagian yang dimanfaatkan Batang Penggunaan Perusahaan Perlengkapan 1, 2 upacara 2 Daun Aksesoris saat 1, 2, 3 upacara 3 Arenga pinnata Enau, daun ijuk Daun Aksesoris saat 1 upacara 4 Metroxylon sp. Rambai Daun Aksesoris saat 1, 2, 3 upacara 5 Macaranga Engkawung, Daun dan kulit Aromatik saat 1, 2 pruinosa purang batang upacara 6 Dracontomelon Benduo, Batang Perlengkapan 1, 2 mangiferum penduo upacara 7 Curculigo Lembak Batang Perlengkapan 1, 2, 3 capitulata upacara 8 Shorea balangeran Kawi Batang Perlengkapan 2, 3 upacara 9 Koompassia Kempas Batang Perlengkapan 2, 3 malaccensis upacara 10 Aquilaria Garu, kayu Daun dan kulit Aromatik saat 2, 3 malaccensis garu, gaharu batang upacara Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada Graha Mandiri Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987) Areal ijin PT SKK memiliki potensi tumbuhan untuk upacara adat sebanyak 13 jenis tumbuhan. Jenis yang paling banyak ditemukan yaitu dari kelompok famili Araceae (3 jenis), salah satu contohnya yaitu pinang (Areca catechu). Jenis ini biasa dimanfaatkan saat upacara adat sebagai pelengkap upacara (aksesoris). Bagian pada tumbuhan yang dimanfaatkan yaitu daun. Pada areal ijin PT PIP jenis tumbuhan untuk upacara adat yang paling banyak ditemukan juga terdapat pada kelompok famili Araceae yaitu sebanyak dua jenis. Salah satu jenis tumbuhannya yaitu rambai (Metroxylon sp), yang daunnya juga dimanfaatkan sebagai pelengkap aksesoris saat upacara adat. Sedangkan pada PT PGM, jenis tumbuhan untuk upacara adat yang paling banyak ditemukan terdapat pada kelompok famili Thymelaeaceae (2 jenis). Salah satu contohnya yaitu garu (Aquilaria malaccensis). Jenis ini dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pelengkap aromatik saat upacara adat. Jenis-jenis tumbuhan untuk upacara adat yang telah diidentifikasi pada areal studi dapat dijadikan informasi dan pengetahuan lebih bagi masyarakat di sekitar kawasan areal studi. 73 11. Tumbuhan Penghasil Tali, Anyaman dan Kerajinan Menurut Isdijoso (1992), tanaman yang termasuk dalam kelompok sumber bahan sandang, tali-temali dan anyaman antara lain kapas (Gossypium hirsutum), kenaf (Hibiscus sp), rosella (Hibiscus sp), yute (Corchorus sp), rami (Boehmeria sp), abaca (Musa sp.), dan agave atau sisal (Agave sp.). Jenis-jenis tersebut dapat menghasilkan serat dengan kualitas bagus. Namun ada pula jenis lain di tiga areal studi yang berpotensi sebagai penghasil tali, anyaman dan kerajinan. Jenis tumbuhan berguna yang berpotensi sebagai penghasil tali, anyaman dan kerajinan di tiga areal studi sebanyak 21 jenis di PT SKK, 22 jenis di PT PIP dan 16 jenis di PT PGM. Beberapa jenis tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan di tiga areal studi disajikan pada Tabel 23. Tabel 23 Beberapa jenis tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan di areal studi No Nama Ilmiah Nama lokal 1 2 Xylopia sp. Calamus caesius Suluh Rotan duduk 3 Licuala spinosa Isang 4 Salacca zalacca Salak 5 Eusideroxylon zwageri Pandanus tectorius Belian 6 Bagian yang dimanfaatkan Kulit batang Kulit batang Kulit batang dan daun Kulit batang dan daun Batang Penggunaan Perusahaan Tikar kulit kayu Kerajinan perabot rumah tangga Teras 1, 2, 3 1, 2 Teras 1 Anyaman 1, 3 1, 2 Pandan bengkuang Bambu lecau Daun Anyaman 1 Batang 1, 2 Ranting Ranting Daun dan kulit batang Batang Kerajinan perabot rumah tangga Tali Tali Anyaman dan tali Perabot rumah tangga dari rotan Anyaman 7 Dinochloa scandens 8 9 10 Gluta renghas Dyera lowii Cocos nucifera Rengeh Jelutung Kelapa 11 Plectocomiopsis borneensis Rotan bambu 1, 2, 3 2, 3 3 3 Eusideroxylon Belian Batang 1, 3 zwageri Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada Graha Mandiri Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987) 12 Areal ijin PT SKK memiliki potensi tumbuhan penghasil penghasil tali, anyaman dan kerajinan sebanyak 21 jenis. Jenis yang paling banyak ditemukan yaitu dari kelompok famili Araceae sebanyak 8 jenis. Salah satu contohnya yaitu 74 enau atau daun ijuk (Arenga pinata). Jenis tumbuhan berhabitus pohon ini memiliki kegunaan sebagai bahan pembuat anyaman, sapu dan tali dengan akar sebagai bagian yang dimanfaatkan. Akar-akarnya yang direndam dalam air hingga kulitnya mengelupas menghasilkan suatu material anyaman yang mudah dibelahbelah serta awet. Pada areal ijin PT PIP memiliki potensi tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan sebanyak 22 jenis. Sama halnya dengan PT SKK, famili terbanyak yaitu dari kelompok Arecaceae. Salah satu contoh jenisnya yaitu rotan tunggal (Calamus retrophyllus). Jenis tumbuhan berhabitus liana ini memiliki kegunaan sebagai bahan pembuat anyaman yang halus, seperti bakul, serba serkap ikan, barang-barang rumah tangga dan sebagainya. Rotan jenis ini luar biasa liatnya dan mudah dipintal menjadi tali, yang digunakan untuk menambat ternak dan sebagai tali pengekang (Heyne 1987). Sedangkan untuk areal ijin PT PGM, memiliki potensi tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan sebanyak 16 jenis. Sama seperti PT SKK dan PT PIP, famili terbanyak yaitu dari kelompok Arecaceae. Salah satu contoh jenis yang terdapat pada areal ini adalah kelapa (Cocos nucifera). Daun dan serabutnya memiliki kegunaan sebagai bahan pembuat berbagai anyaman dan tali. Sirip pada daun baik muda maupun yang tua, digunakan untuk bermacam anyaman keperluan rumah tangga yang bersifat sementara saja. Lidi-lidinya dibuat sapu dan anyaman seperti halnya lidi-lidi arenga dan nipa, bedanya lidi-lidi ini lebih halus dan lebih pendek. Sedangkan untuk membuat bermacam-macam tali, dibutuhkan bahan baku berupa serabut tua pada kelapa. 12. Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar Kayu bakar merupakan bahan yang sangat penting terutama bagi masyarakat pedesaan, dengan alasan ekonomi. Karena harga minyak tanah atau sumber bahan bakar lain yang kurang terjangkau dan kemudahan memperoleh kayu bakar tanpa harus mengeluarkan biaya, merupakan hal termudah yang dapat mereka lakukan. Pada umumnya, hampir semua jenis kayu dapat digunakan sebagai bahan kayu bakar, namun sebenarnya hanya beberapa jenis saja yang berpotensi sebagai bahan kayu bakar yang baik karena memiliki sifat nyalanya yang bagus, awet dan 75 memberikan bara yang cukup. Jenis tumbuhan berguna yang berpotensi sebagai penghasil kayu bakar di areal studi sebanyak 23 jenis tumbuhan di PT SKK, 17 jenis di PT PIP dan 16 jenis di PT PGM. Beberapa jenis tumbuhan penghasil kayu bakar di areal studi disajikan pada Tabel 24. Tabel 24 Beberapa jenis tumbuhan penghasil kayu bakar di areal studi No Nama Ilmiah 2 Dracontomelon mangiferum Mangifera foetida 3 Swintonia glauca 4 Arenga pinnata 5 6 Metroxylon sp. Durio zibethinus 1 Nama Lokal Benduo, penduo Asam kemantan, mbacang Raba Enau, daun ijuk Rambai Durian Bagian yang Dimanfaatkan Batang dan ranting Batang Batang ranting Batang dan Penggunaan Perusahaan Kayu bakar 1, 2 Kayu bakar 1, 2, 3 Kayu bakar 1 Kayu bakar 1 Batang Kayu bakar 1, 2, 3 Batang dan Kayu bakar 1, 3 ranting 7 Artocarpus Entawa, Batang dan Kayu bakar 1, 2, 3 anisophyllus mentawa ranting 8 Eugenia ap. Jambu Batang dan Kayu bakar 2, 3 ranting 9 Tristania obovata Melaban Batang dan Kayu bakar 1, 2, 3 merah ranting 10 Gigantochloa apus Munti Batang dan Kayu bakar 1, 2 ranting 11 Nephelium Sibao, sibau Batang dan Kayu bakar 1, 2, 3 lappaceum ranting Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada Graha Mandiri Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987) Jenis-jenis tumbuhan penghasil kayu bakar yang telah diidentifikasi di areal studi dapat dijadikan informasi dan pengetahuan lebih bagi masyarakat di sekitar kawasan areal studi. 13. Tumbuhan Penghasil Lain-lain Dari 12 kategori pengklasifikasian tumbuhan berdasarkan kegunaannya, terdapat 20 jenis di PT SKK, 18 jenis di PT PIP dan 12 jenis tumbuhan di PT PGM yang belum masuk dalam klasifikasi kegunaan. Jenis-jenis ini memiliki spesialisasi kegunaan tersendiri. Ada yang berguna sebagai tumbuhan pencegah erosi, terdapat pada jenis serang (Cratoxylum glaucum) dari famili Hypericaceae. Jenis ini terkenal dengan nama lokal serang, ditemukan pada lokasi PT SKK dan PT PIP. Ada juga yang digunakan sebagai bahan pembuat dayung, yaitu pada 76 jenis melaban putih (Tristania maingayi) dari famili Myrtaceae. Jenis ini ditemukan di setiap lokasi areal studi. Kemudian terdapat jenis simpur daun besar (Dillenia grandifolia) dari famili Dilleniaceae yang bermanfaat sebagai bahan pembuat pentul korek api. Untuk deskripsi lebih lanjut mengenai detail kategori ini dapat dilihat di Tabel 25. Tabel 25 Daftar jenis tumbuhan penghasil lain-lain di areal studi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Nama Ilmiah Erechthites valerianifolia Dillenia grandifolia Hevea brasiliensis Tristania maingayi Coffea robusta Trema orientalis Vitex pubescens Elaeis guneensis Calophyllum pulcherrimum Combretocarpus rotundatus Ficus benjamina Aquilaria malaccensis Nama Lokal Sentrong, sintrong Simpur daun besar Getah Melaban putih Kopi Meregang Papak, kepapa Sawit Bintangur Bagian yang dimanfaatkan Pohon Batang Pohon Batang Biji Pohon Pohon Palem Pohon Perepat Pohon Kayu ara Garu, kayu garu, gaharu Pohon Akar Penggunaan Perusahaan Tanaman Pagar 1 Pentul korek api Pencegah erosi Dayung Minuman Pohon peneduh Tanaman Pagar Minyak nabati Pencegah erosi tanah Fungsi ekologi 1, 2, 3 1, 2, 3 1, 2, 3 1 1, 2 1, 2, 3 1, 2 2, 3 2 Pohon peneduh 1, 2, 3 Bahan baku 2, 3 sabun dan shampo 13 Dyera lowii Jelutung Getah Bahan permen 2, 3 karet Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada Graha Mandiri Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987) Jenis-jenis tumbuhan penghasil lain-lain yang telah diidentifikasi di areal studi ini dapat dijadikan sebagai informasi dan pengetahuan lebih bagi masyarakat di sekitar areal studi 5.2.2 Keterkaitan Budaya Masyarakat Dayak terhadap Hutan dan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit Suku Dayak merupakan suku asli yang menetap dan tinggal di pulau Kalimantan, salah satu wilayah penyebarannya yaitu di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Suku dayak yang ditemukan pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu digolongkan kedalam empat suku yaitu: 1) Dayak Iban yang terdapat di Kecamatan Empanang, Puring Kencana (PT SKK) dan Kecamatan Silat hilir (PT PGM), 2) Dayak Tanju yang tersebar di Kecamatan Semitau (PT 77 PIP), 3) Dayak Kantuk yang terdapat di Kecamatan Puring Kencana (PT SKK), Kecamatan Silat hilir dan Semitau (PT PIP), dan 4) Dayak Sebaru yang tersebar di Kecamatan Silat hilir (PT PGM). Keberadaan hutan pada masing-masing kawasan dijaga oleh masyarakat, karena disadari bahwa ketersediaan air pada sungai tersebut sangat dipengaruhi oleh keutuhan hutan. Selain untuk kebutuhan air, masyarakat suku dayak yang terdapat di areal studi juga memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan untuk keperluan kesehatan mereka, karena tempat tinggal yang terletak di bukit-bukit dan daya beli masyarakat terhadap obat-obat modern yang rendah. Beberapa jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh Etnis Dayak di sekitar areal studi yaitu jenis tumbuhan rugan (Cassia alata L.), gerunggang (Cratoxylum arborescens (Vahl.) BI.), kemalai (Leea indica (Burm.f.) Merr.), rumput mawai (Ageratum conyzoides L.), dan jambu beras (Psidium guajava L.). Jenis tumbuhan rugan (Cassia alata L.) digunakan untuk mengobati penyakit gatal, kudis dan kurap dengan daun sebagai bagian yang dimanfaatkan. Kemudian jenis gerunggang (Cratoxylum arborescens (Vahl.) BI.) digunakan untuk mengobati penyakit koreng dan luka dengan akar sebagai bagian yang dimanfaatkan (Sangat et al. 2000). Jenis tumbuhan obat lainnya yang dimanfaatkan oleh masyarakat Dayak di areal studi secara lengkap disajikan pada Lampiran 11. Salah satu kegiatan Suku Dayak yang dapat mengganggu kelestarian tumbuhan berguna adalah budaya kegiatan berladang. Ukur dalam Widjono (1995) menjelaskan bahwa sistem perladangan merupakan salah satu ciri pokok kebudayaan Dayak. Ave dan King dalam Arman (1994), mengemukakan bahwa tradisi berladang (siffing cultivation atau swidden) orang Dayak sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang mereka dan merupakan kegiatan mata pencaharian utama. Dalam konteks pengelolaan sumberdaya hutan berwawasan kearifan tradisional, pada dasarnya di kalangan orang Dayak memiliki cara-cara tertentu dalam memperlakukan kawasan hutan. Menurut Bamba (1996), orang Dayak memandang alam tidak sebagai aset atau kekayaan, melainkan sebagai rumah bersama. Konsep rumah bersama ini terlihat dalam setiap upacara yang mendahului kegiatan tertentu yang berkaitan dengan memanfaatkan hutan, dimana 78 selalu terdapat unsur permisi atau minta izin dari penghuni hutan yang akan digarap. Dalam berladang, Suku Dayak umumnya yang mejadi prioritas utama bukan produktivitas tetapi adanya keanekaragaman tanaman yang ditanam. Hal ini dapat dipahami karena suku Dayak bersifat subsisten. Keanekaragaman ini diberlakukan dalam semua jenis usaha pertanian termasuk juga dalam usaha kebun karet. Dalam kegiatan berladang yang ditanam tidak hanya tanaman padi, tetapi juga ditanam berbagai jenis sayur-mayur yang umurnya relatif pendek dibandingkan dengan umur padi. Jenis tanaman lainnya yang ditanami yaitu tengkawang, durian, langsat, nangka, rambai, rambutan, kelapa, pinang dan pisang. Pohonpohon itu juga merupakan pertanda bahwa hutan tersebut sudah ada yang mengolahnya dan jika orang lain ingin membuka ladang di tempat itu, haruslah minta izin kepada yang pertama kali membuka hutan itu. Setelah seluruh tahapan dalam kegiatan berladang itu dilakukan hingga selesai panen, sebagian bekas ladang itu mereka tanam kembali dengan pohon karet, sedangkan bagian lain dibiarkan tumbuh menjadi hutan kembali agar suatu saat dapat dibuka menjadi ladang. Rata-rata masyarakat di sekitar areal studi sangat mengharapkan adanya pembangunan areal ijin lokasi kelapa sawit, karena terdapat beberapa posisi dusun di sekitar areal studi yang terisolir (aksesibilitas rendah, sumber pendapatan terbatas, dan fasilitas sosial sangat minim). Dengan pembangunan areal ijin lokasi kelapa sawit masyarakat mengharapkan adanya peningkatan dibidang transportasi, komunikasi, pendidikan, lapangan kerja dan pendapatan. Terdapat beberapa masalah tentang kepemilikan lahan oleh masyarakat di sekitar areal studi yang berhubungan dengan lahan lokasi perkebunan kelapa sawit. Sebagian besar lahan masyarakat yang terdapat di areal studi tidak dilengkapi dengan surat-surat kepemilikan, karena merupakan lahan adat yang telah diwariskan secara turun menurun. Batas antar lahan pada umumnya berupa batas alam seperti sungai atau pohon. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Tim Terpadu (2010a, 2010b, 2010c), sangat jarang terjadi konflik batas lahan antar pemilik lahan maupun dengan pihak lain. 79 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Jumlah jenis tumbuhan berguna yang diidentifikasi pada areal studi sebanyak 355 jenis, yang dikelompokkan kedalam 88 famili, dengan rincian: PT SKK (255 jenis dan 77 famili), PT PIP (208 jenis dan 65 famili) dan PT PGM (140 jenis dan 46 famili). 2. Jenis tumbuhan berguna yang ditemukan pada areal studi dapat dikelompokkan kedalam 13 kelompok kegunaan, yaitu: tumbuhan obat (PT SKK: 100 jenis, PT PIP: 60 jenis dan PT PGM: 38 jenis), tumbuhan hias (PT SKK: 25 jenis, PT PIP: 22 jenis dan PT PGM: 9 jenis), tumbuhan aromatik (PT SKK: 12 jenis, PT PIP: 12 jenis dan PT PGM: 8 jenis), tumbuhan penghasil pangan (PT SKK: 62 jenis, PT PIP: 44 jenis dan PT PGM: 35 jenis), tumbuhan penghasil pakan ternak dan satwaliar (PT SKK: 21 jenis, PT PIP: 14 jenis dan PT PGM: 6 jenis), tumbuhan penghasil pestisida nabati (PT SKK: 4 jenis, PT PIP: 4 jenis dan PT PGM: 3 jenis), tumbuhan penghasil serat (PT SKK: 6 jenis, PT PIP: 5 jenis dan PT PGM: 1 jenis), tumbuhan penghasil bahan pewarna dan tanin (PT SKK: 24 jenis, PT PIP: 17 jenis dan PT PGM: 13 jenis), tumbuhan penghasil bahan bangunan (PT SKK: 69 jenis, PT PIP: 58 jenis dan PT PGM: 35 jenis), tumbuhan untuk upacara adat (PT SKK: 13 jenis, PT PIP: 11 jenis dan PT PGM: 10 jenis), tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan (PT SKK: 21 jenis, PT PIP: 22 jenis dan PT PGM: 16 jenis), tumbuhan penghasil kayu bakar (PT SKK: 23 jenis, PT PIP: 17 jenis dan PT PGM: 16 jenis) dan tumbuhan penghasil lainnya (PT SKK: 21 jenis, PT PIP: 18 jenis dan PT PGM: 12 jenis). 6.2 Saran 1. Dokumen skripsi ini dapat digunakan sebagai acuan penyusunan dan pengelolaan pada areal HCV yang dikaitkan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat lokal. 80 2. Perlu adanya pelestarian terhadap jenis-jenis yang memiliki nilai kegunaan tinggi dan keberadaanya terancam punah, khususnya jenis tumbuhan yang masuk kedalam status dilindungi, Appendix II CITES dan IUCN (VU, EN dan CR) serta memiliki kegunaan yang tinggi. 3. Dilakukan penelitian lanjutan tentang teknik pemanenan yang lestari, sehingga kekayaan tumbuhan berguna yang terdapat di tiga areal studi dapat terjaga. 4. Dilakukan pendampingan kegiatan budidaya jenis tumbuhan berguna bagi masyarakat dayak di sekitar areal ijin perusahaan. 81 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Study Analisis Dampak dan Manfaat Perkebunan Sawit terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat sekitar Perkebunan. http://pangean.wordpress.com/2009/11/09/study-analisis-dampak-danmanfaat-perkebunan-sawit-terhadap-tingkat-kesejahteraanmasyarakat-sekitar-perkebunan-kelapa-sawit/. [28 November 2010]. Anonim. 2010. Komoditas Tanaman Rami. http://ditjenbun.deptan.go.id/budtansim/images/pdf/komoditi%20rami. pdf . [28 November 2010]. Arafah D. 2005. Studi Potensi Tumbuhan Berguna di Kawasan Taman Nasional Bali Barat. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. [Tidak Diterbitkan]. Arief A. 1994. Hutan Hakikat dan Pengaruhnya Terhadap lingkungan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Arman. 1989. Perladangan Berpindah Dan Kedudukannya Dalam Kebudayaan Suku-Suku Dayak Di Kalimantan Barat, Pontianak: Makalah disampaikan dalam Dies Natalis XXX dan Lustrum VI Universitas Tanjungpura. Arman S. 1994. Analisa Budaya Dayak, dalam Paulus Floruf (Ed), Kebudayaan Dayak: Aktualisasi dan Transformasi, Jakarta: Grashindo Utama. Asdyanasari F. 2009. Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati. http://fiksa0926.blogspot.com/2009/12/tumbuhan-penghasil-pestisidanabati.html. [29 November 2010]. Astutik, S. 2010. Pemanfaatan Tanaman Mimba sebagai Alternatif Pestisida Nabati. http://ksupointer.com/2010/pemanfaatan-tanaman-mimbasebagai-alternatif-pestisida-nabati. [29 Novenber 2010]. Badrun M. 1996 Perusahaan Inti Rakyar Perkebunan (PIR-BUN) Kemitraan Usaha Besar dalam Agribisnis Perkebunan, Yayasana Gramedia. Bamba. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Alam: Menurut Budaya Dayak dan Tantangan yang Dihadapi, dalam Kalimantan Review, Nomor 15 Tahun V, Maret-April 1996, Pontianak. [Disbun] Dinas Perkebunan, Provinsi Kalimantan Barat. 2009. Perkembangan Perizinan Perusahaan Perkebunan Besar di Kalimantan Barat. Pontianak: Disbun. Esha F. 2008. Tanaman Obat Indonesia untuk Pengobatan. http://indonesianherbal.blogspot.com/2008/11/tanaman-obat-indonesia-untukpengobatan.html. [25 November 2010]. 82 Frankistoro F. 2006. Potensi Kekayaan Jenis Tumbuhan di Taman Nasional Kerinci Seblat (Studi Kasus di Resort Gunung Tujuh dan Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi). Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. [Tidak diterbitkan]. Haeruman H. 1980. Hutan Sebagai Lingkungan Hidup. Jakarta: Kantor Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup. Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I-IV. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan RI, Jakarta. [IKAPI] Ikatan Penerbit Indonesia. 1990. Mengenal Tanaman Langka Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya. Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Isdijoso SH. 1992. Tumbuhan sebagai Sumber Bahan Sandang, Tali Temali dan Anyam-anyaman. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Departemen Pertanian RI, LIPI, Perpustakaan Nasional RI. Bogor. Hal: 328-334. Kartikawati SM. 2004. Pemanfaatan Sumberdaya Tumbuhan oleh Masyarakat Dayak Meratus di Kawasan Hutan Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tesis pada Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. [Tidak diterbitkan]. Kartikawati S dan Wahyono. 1992. Hubungan Antara Tumbuhan dan Manusia dalam Upacara Adat di Indonesia. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Departemen Pertanian RI, LIPI, Perpustakaan Nasional RI. Bogor. Hal: 149-155. Kissinger. 2002. Kekayaan Jenis Tumbuhan, Struktur tegakan dan Pola Sebaran Spasial beberapa Jenis Pohon Tertentu di Hutan Kerangas [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Kuswanda W dan Antoko BS. 2008. Kekayaan Jenis Tumbuhan Pada Berbagai Tipe Hutan Untuk Mendukung Pengelolaan Zona Rimba di Taman Nasional Batang Gadis. Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 5(4): 337-354. Lemmens RHMJ dan NW Soetjipto. 1999. Sumberdaya Nabati Asia Tenggara 3. Tumbuh-tumbuhan Penghasil Pewarna dan Tanin. PROSEA. Balai Pustaka Bekerjasama dengan PROSEA Indonesia. Bogor. Nopriadi E. 1997. Pemanfaatan Tradisional Tumbuhan Obat oleh Suku Dayak di Areal HPH PT Berkat Cahaya Timber Kalimantan Tengah. [Skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB: Bogor. [Tidak dipublikasikan] 83 Odum EHLM. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan oleh Tjahjono Samingan dari buku Fundamentals of Ecology. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Purnawan BI. 2006. Inventarisasi Kekayaan Jenis Tumbuhan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. [Tidak diterbitkan]. Ramadhany P. 2004. Keragaman Manajemen Pemasaran pada Usaha Sewa Pakai Tanaman Hias (Studi Kasus di PT PROSIDIA DIVISI Pengembangan Agribisnis Tribur, JKT). Skripsi pada Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Tidak diterbitkan. Rostiana O, Endang, dan A Abdullah. 1992. Potensi Bahan Pewarna Alami di Indonesia. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Departemen Pertanian RI, LIPI, Perpustakaan Nasaonal RI. Bogor. Hal: 127-131. Rudjiman, Andriyanti DT, Indriyanto, Wiyono, Fauzie L, Nuranida I, Saraswati R. 2003. Buku Acuan Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I-V. Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada dengan Yayasan Sarana Wanajaya. Jakarta. Sangat HM, EAM Zuhud, dan EK Damayanti. 2000. Etnofitomedika Indonesia I. Laboratorium Konservasi Tumbuhan Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Sastrapradja S, JJ Afriastini dan H Sutarno. 1983. Makanan Ternak. Lembaga Biologi Nasional-LIPI. Bogor. Sastrapradja S, S Brotonegoro, S Adisoemarto, S Kadarsan, K Kartawinata, MA Rifai, S Saono, D Sastrapradja dan S Soenarko. 1977. Sumberdaya Hayati Indonesia. Lembaga Biologi Nasional-LIPI. Bogor. Soedjito. 1999. Masyarakat Dayak: Peladang Berpindah dan Pelestarian Plasma Nutfah, dalam Kusnaka Adimihardja (editor), Petani Merajut Tradisi Era Globalisasi, Pendayagunaan Sistem Pengetahuan Lokal dalam Pembangunan, Bandung: Humaniora Utama Press. Sutarno H. 1996. Paket Modul Partisipasif: Pemberdayaan Jenis Pohon dalam Sistem Wanatani. Prosea Indonesia-Yayasan Prosea. Bogor. Tim Terpadu. 2010a. Laporan Akhir Identifikasi dan Analisis Keberadaan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di Areal Ijin PT Paramitra Internusa Pratama, Provinsi Kalimantan Barat. Kerjasama PT Paramitra Internusa Pratama dengan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. __________. 2010b. Laporan Akhir Identifikasi dan Analisis Keberadaan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di Areal Ijin PT Persada Graha Mandiri, 84 Provinsi Kalimantan Barat. Kerjasama PT Persada Graha Mandiri dengan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. __________. 2010c. Laporan Akhir Identifikasi dan Analisis Keberadaan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di Areal Ijin PT Sawit Kapuas Kencana, Provinsi Kalimantan Barat. Kerjasama PT Sawit Kapuas Kencana dengan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Vendy. 2010. Komposit Material Tangguh Berbasis Serat Alam. http://vendy17.blog.uns.ac.id/2010/05/05/komposit-material-tangguhberbasis-serat-alam/. [28 November 2010]. Verheij EWM, Coronel RE, editor. 1992. PROSEA No. 2 : Edible Fruits and Nuts. Prosea Foundation. Bogor. Widjono RH. 1995. Simpakng Munan Dayak Benuang, Suatu Kearifan Tradisional Pengelolaan Sumberdaya Hutan, Pontianak: dalam Kalimantan Review, Nomor 13 Tahun IV, Oktober-Desember. Widjono RH. 1998. Masyarakat Dayak Menatap Hari Esok, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Zuhud EAM, Siswoyo, Hikmat A, Sandra E, Adhiyanto E. 2003. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Jilid VI-X. Kerjasama Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor dengan Yayasan Sarana Wanajaya. Jakarta. Zuhud EAM, Ekarelawan dan S Riswan. 1994. Hutan Tropika Indonesia sebagai Sumber Kekayaan Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. dalam Pelestarian Pemanfaatan Kekayaan Tanaman Obat Hutan Tropika Indonesia. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPBLembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). Bogor. 85 LAMPIRAN 86 Lampiran 1 Peta lokasi areal ijin PT Sawit Kapuas Kencana Sumber : Tim Terpadu (2010a) 87 Lampiran 2 Peta lokasi areal ijin PT Paramitra Internusa Pratama Sumber : Tim Terpadu (2010b) 88 Lampiran 3 Peta lokasi areal ijin PT Persada Graha Mandiri Sumber : Tim Terpadu (2010c) 89 Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi No Famili/Nama Ilmiah 6 7 8 Acanthaceae Gandarusa vulgaris Nees. Alangiaceae Alangium javanicum (Bl.) Wang. Anacardiaceae Campnosperma auriculata Hook.f. Campnosperma macrophylla Hk. Campnosperma coriaceum (Jack.) Hallier ex Steenis Dracontomelon mangiferum Bl. Gluta renghas L. Mangifera caesia Jack. 9 Mangifera foetida Lour. 10 11 Mangifera havilandii Mangifera indica L. 12 13 14 Mangifera longipes Griffith Melanorrhea wallichii Hk.f. Parishia maingayi Hook.f. 15 Pentaspadon motleyi Hook.f. 16 Swintonia glauca Engl. Anisophylleaceae Anisophyllea disticha (Jack.) Baill. Annonaceae Monocarpia euneura Miq. Polyathia subcordata (Bl.) Bl. 1 2 3 4 5 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Xylopia sp. Xylopia sp. Apocynaceae Alstonia angustifolia Miq. Alstonia scholaris (L.) R.Br. Dyera lowii Hk. F. Araceae Alocasia sp. Pothos sp. 29 30 31 32 33 34 35 36 Colocasia esculenta Schott. Homalomena alba Hassk. Arecaceae Calamus manicatus T. & B. Calamus schistoacanthus Bl. Cocos nucifera L. Daemonorops longipes Mart. Flagellaria indica Linn. Areca catechu L. Arenga pinnata Merr. Calamus caesius Bl. 37 38 Calamus mattanensis Becc. Calamus retrophyllus Becc. 39 40 41 Calamus sp. Elaeis guneensis Jacq. Licuala spinosa Thunb. 27 28 Nama Lokal H. Habitus 1* Perusahaan 2** 3*** Penabar burung Perdu √ Meranti putih Perdu √ √ Terentang Terentang Terentang kiat Pohon Pohon Pohon √ √ √ Benduo, penduo Rengeh Asam lembawang, mbawang Asam kemantan, mbacang Kayu taun Asam mempelam, empelam, pelam Asam pawuh Rengas manuk Merampak, merempak Empelanjau, melanjau, empit Raba Pohon Pohon Pohon √ √ √ √ √ √ √ √ Pohon √ Ribu-ribu Perdu √ Akar rarah Merkantung, mergantung Suluh Suluh batu Liana Pohon √ √ √ √ Pohon Pohon √ √ √ √ √ √ Pelai pipit Pelai Jelutung Pohon Pohon Pohon √ √ √ √ √ √ √ √ Tembang, keladi Akar ngamalueng, muyang Tales Kelemunyang Herba Epifit √ Rotan lemak Rotan danan Kelapa Rotan duduk Rotan tikus Pinang Enau, daun ijuk Rotan duduk, rotan sega Duri tibu Uwe tunggal, rotan tunggal, rotan irit Rotan buntak Sawit Isang Liana Liana Pohon Liana Liana Pohon Pohon Liana Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Herba Herba √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Liana Liana √ √ √ Liana Pohon Herba √ √ √ √ √ Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri √ √ √ √ 90 Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi No Famili/Nama Ilmiah Nama Lokal Habitus 1* √ √ Perusahaan 2** 3*** Metroxylon sagu Rottboel Metroxylon sp. Plectocomiopsis borneensis Becc. Plectocomia elongata Bl. Salacca zalacca (Gaertener) Voss Zalacca blumeana Mart. Asclepiadaceae Hoya sp. Aspleniaceae Mulung Rambai Rotan bambu Rotan badak Salak Asam masam, ridan Pohon Pohon Liana Liana Herba Herba Anggrek kancing Epifit √ 49 Asplenium nidus L. Rejang, rajang Epifit √ √ 50 51 52 53 54 55 Asteraceae Ageratum conyzoides L. Blumea balsamifera (L.) DC. Emilia sonchifolia (Linn.) DC. Eupatorium odoratum L.f. Mikania scandens Willd. Vernonia arborea Buch.-Ham. Rumput mawai Sembung Tempuh wiyang Runai, kirinyuh Jelitak Kayu empetung, sentepung Herba Perdu Herba Perdu Liana Pohon √ √ √ √ Begonia Herba √ Paku gajah darat Paku gunung Herba Herba √ √ √ Nanas Kabu-kabu Tabut Pekawai Merantung Durian hutan Durian Herba Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon √ √ √ √ √ Dabai Kayu buah Kemayau Pohon Pohon Pohon √ Ubah batu 42 43 44 45 46 47 48 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 Begoniaceae Begonia glabra Kurz. ex Pav. Blechnaceae Blechnum orientale L. Blechnum vulcanicumKuhn. Bombacaceae Ananas comosus (L.) Merr. Ceiba pentandra Gaertn. Coelostegia kostermansii Soeg.Reksod Durio kutejensis (Hassk.) Beccari Durio oxleyanus Griff. Durio sp Durio zibethinus Murr. Burseraceae Canarium odontophyllum Miq. Dacryodes costata (A.W.Benn.) H.J.Lam Dacryodes rubiginosa (A.W.Benn.) H.J.Lam Dacryodes microcarpa (A.W.Benn.) H.J.Lam Dacryodes rostrata (Blume) H.J. Lam. Dacryodes rugosa (Blume) H.J.Lam Santiria griffithii (Hk.f.) Engl. Santiria tomentosa Blume Triomma malaccensis Hook. f. Campanulaceae Isotoma longiflora Presl. Celastraceae Kokoona ovatolanceolata Ridl. Lophopethalum beccarianum Pierre Clusiaceae Baccaurea stipulate Calophyllum grandiflorum J.J.Sm. Calophyllum macrocarpum Hook.f. Calophyllum rigidum Miq. Calophyllum pulcherrimum Wallich ex Choisy Calophyllum sclerophyllum Vesque Calophyllum soulatri Burm.f. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pohon √ √ Kayu buah Maram Bumbun Merambang Sala Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon √ Kitolod Herba Keranji pelawa Kayu kapas Pohon Pohon Puak Penaga, entangur daun besar Bunut Bintangur kunyit Bintangur Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon √ Entangur Entangur-1 Pohon Pohon √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri 91 Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi No Famili/Nama Ilmiah 85 Calophyllum sp. 86 87 Cratoxylon arborescens Bl. Garcinia diocia Bl. 88 89 90 Garcinia mangostana L. Garcinia parvifolia Miq. Garcinia sp. Combretaceae 91 Combretocarpus rotundatus (Miq.) Compositae Erechthites valerianifolia Raf. Vernonia arborea Ham Convolvulaceae Merremia umbellata (L.) H. Hallier Crypteroniaceae Crypteronia griffithii C.B. Clarke 92 93 94 95 107 108 109 110 111 112 Cyperaceae Cyperus compressus L. Cyperus rotundus L. Kyllinga monocephala Rottb. Lepironia mucronata L.C. Richard Scleria laevis Retzius Datiscaceae Octomeles sumatrana Miq. Dilleniaceae Dillenia excelsa (Jack) Gilg. Dillenia grandifolia Wall. ex Hook. f. & Thomson Dillenia pulchella (Jack.) Gilg. Dillenia sp. Tetracera fagifolia Bl. Dipterocarpaceae Dipterocarpus warbugii Brandis. Dryobalanops aromatica Gaertn. Dryobalanops oblongifolia Dyer. Hopea mengerawan Miq. Hopea pachycarpa (F. Heim) Symington Hopea pachycarpa (Heim) Sym 113 114 115 Hopea sangal Korth. Hopea sp. Shorea argentifolia 116 117 118 119 120 121 122 123 124 Shorea balangeran (Korth.) Burck Shorea brunescens P.S. Ashton Shorea foxworthyi Sym. Shorea pallidifolia Ashton Shorea palembanica Miq. Shorea parvistipulata Heim. Shorea pauciflora King Shorea peltata Sym. Shorea pinanga Scheff., Nat. Tijd. N.I. 31 (1870) Shorea scaberrima Burck. Shorea scabrida Sym. Shorea seminis (de Vriese) Slooten Shorea sp. 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 125 126 127 128 Nama Lokal Habitus 1* Entangur kunyit, mentangur kunyit Gerunggang Sikup, manggis hutan Cikup Kandis, asam kandis Sikup hutan Pohon Perepat Pohon Sentrong, sintrong Entepung Herba Pohon √ √ Akar jelayuk Liana √ Rembai, ubah semut Pohon √ Teki rawa Rumput empada Rumput kenop Rumput purun Kejuru, kejuruh Herba Herba Herba Herba Herba √ √ √ Benuang daun besar Pohon √ Buan, peru Simpur daun besar Pohon Pohon √ √ Pudu Tempurau sengit Akar kemedu Pohon Pohon Liana √ Keladan Keladan Pelansau Emang Merkuyung Merkayong, kayu merkuyong Tekam penyau Merawan Sengkajang, engkajang Kawi Meranti kuning Tekam Meranti batu Mengkabang Meranti merah Tengkawang rambai Kayu bubuk Engkabang Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon √ Engkabang bintang Pengerawan Tenggelam Tengkawang kerapa Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon √ Pohon Pohon Pohon √ √ √ Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Perusahaan 2** 3*** √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri √ 92 Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi No 129 130 131 132 133 Famili/Nama Ilmiah Shorea stenoptera Burck. Shorea teysmanniana Dyer Vatica rassak Bl. Ebenaceae Diospyros sumatrana Miq. Elaeocarpaceae Elaeocarpus floribundus Blume 148 Elaeocarpus stipularis Blume. Erythroxylaceae Erythroxylum cuneatum (Miq.) Kurz Euphorbiaceae Antidesma ghaesembilla Gaertner Antidesma neurocarpum Miq. Aleurites moluccana (L.) Willd. Chaetocarpus castanocarpus (Roxburgh) Thwaites Coccoceras borneense J.J.S. Croton argyratus Blume. Baccaurea dulcis Muell. Arg. Baccaurea racemosa (Reinw.) Muell. Arg. Elateriospermum tapos Blume. Endospermum diadenum (Miq.) Airy Shaw Euphorbia hirta L. Hevea brasiliensis (Willd. ex A. Jussieu) Muell. Arg. Homalanthus populneus (Giesel.) Pax 149 Macaranga conifera Muell. Arg. 150 Macaranga gigantea (Reichb.f. & Zoll.) Muell. Arg. 151 Macaranga hypoleuca (Reichb.f. & Zoll.) Muell.Arg. Macaranga pruinosa (Miq.) Muell. Arg. Macaranga rhizinoides Muell. Arg. 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 152 153 167 168 169 Macaranga triloba (Bl.) Muell. Arg. Mallotus macrostachyus (Miquel) Muell. Arg. Manihot utilissima Pohl. Phyllanthus niruri L. Sauropus androgynus (L.) Merr. Trigonopleura malayana Hk. f. Fabaceae Bauhinia sp. Cassia alata L. Derris elliptica (Roxb.) Bth. Dialium hydnocarpioides De Wit. Dialium platysepalum Baker. Koompassia malaccensis Maing. ex Benth. Parkia intermedia Hassk. Ex Hoeven & de Vriese Parkia speciosa Hassk. Pithecollobium lobatum Benth. Sindora brugemanii DC. 170 Spatholobus ferrugineus (Zoll.) Benth. 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 Nama Lokal Habitus Engkabang tukung Bangkirai Resak Pohon Pohon Pohon Kayu sarang elang Pohon Ubah lesung, ubah lesu, ubah luso Kesiak Pohon Piling Pohon Manyam Berenai Kesinduh, kesinduh Kayu asam, kayu masam, ubah rawa Belanti Ngemberasan Kejirah Pangkal, pengkal Kelempai Sengkubung Patikan kebo Getah Pohon Pohon Pohon Pohon Engkali, ensali, entali, enteli, kerumai, tangkum Purang serang, tarak nanda Kubung, kuwung, merkubung, pengkuwung Purang semut 1* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Perusahaan 2** 3*** √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pohon √ √ Pohon √ √ √ Pohon √ √ √ Pohon √ Engkawung, purang Ketubung, tutup waru Mahang damar Entupak, mandiang, manding Singkong Gado Cengkuak mani Gambir Pohon Pohon √ √ √ √ Pohon Pohon √ √ √ Herba Perdu Perdu Pohon √ √ √ Daun dawut Rugan Akar tuba Keranji Keranji Kempas Petai hutan Liana Perdu Liana Pohon Pohon Pohon Pohon √ √ √ √ Petai Jering Tampar, tampar Kemedu, √ √ kayu Pohon Pohon Pohon empedu Liana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri 93 Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi No Famili/Nama Ilmiah Nama Lokal Habitus 1* Perusahaan 2** 3*** layat 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 Fagaceae Castanopsis argentea (Blume) A.DC Castanopsis tunggurrut (Blume) A.DC Flacourtiaceae Homalium caryophyllaceum (Z. & M.) Benth., J. Linn. Soc. 4 (1860) Hydnocarpus anthelmintica Pierre. Gleicheniaceae Dicranopteris dichotoma (Thunb.) Bernh Gleichenia microphylla R. Br. Gnetaceae Gnetum cuspidatum Blume Hypericaceae Cratoxylum arborescens (Vahl.) Bl. Cratoxylum glaucum Korth. Cratoxylon glaucum Korth Hypoxidaceae Curculigo capitulata (L.) O.K. Icacinaceae Cantleya corniculata Howard. Stemonurus secundiflorus Blume 185 186 187 188 189 190 Lamiaceae (Labitae) Hyptis brevipes Poit. Lauraceae Alseodaphne sp. Cinnamomum macrophyllum Miq. Cinnamomum culilawan Bl. Cryptocarya crassinervia Miq. Eusideroxylon zwageri T. & B. Litsea tuberculata Boerl. 191 192 Lecythidaceae Barringtonia acutangulata Cert. Barringtonia sp. 193 Planchonia grandis Ridley 184 194 195 196 197 198 199 200 Leeaceae Leea indica (Burm. f.) Merr. Liliaceae Cordyline fruticosa (Linn.) A. Cheval Hanguana malayana Merrill Pleomele angustifolia (Roxb.) N.E. Brown. Linnaceae Ixonanthes petiolaris Blume Loganiaceae Fragraea fragrans Roxb. Fragraea racemosa Jack ex Wall. Berangan Berangan pipit Pohon Pohon √ √ Kayu tulang ular Pohon Mrica-mricaan Perdu √ Lemiding Demam Epifit Herba √ √ Semabong, melinjo hutan Perdu √ Gerunggang Serang Kayu selang Pohon Pohon Pohon √ Lembak Herba √ Bedarau Saba bubu, sabar bubu, ensurai Pohon Pohon √ Ayur, ruyung Herba √ Medang Beruas Lawang Medang keladi Belian Kayu antu, libah, libas Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon √ √ √ Putat Langkung, rangkung Jenggo, jinggo Pohon Pohon √ √ √ √ √ √ √ √ √ 202 203 204 Lycopodium cernuum L. Lythraceae Lagerstroemia speciosa L. Malvaceae Sida rhombifolia L. Urena lobata L. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pohon √ √ √ Kemalai Perdu √ Sabang Bakung Suji hutan Herba Herba Herba √ Jengkong, jengkung Pohon √ Tembesu Sukung, kayu sukong, dawun Pohon Pohon Remat Liana Bungur Pohon Rumput panieh Jelumpang Perdu Perdu √ √ √ √ √ Lycopodiaceae 201 √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri √ √ 94 Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi No 205 206 207 Famili/Nama Ilmiah Maranthaceae Donax cannaeformis (G. Forst.) K. Schum. Amaranthus sp. Melastomataceae Bellucia axinanthera Triana 213 214 215 216 217 218 Dissochaeta gracilis Bl. Melastoma malabathricum Linn. Meliaceae Dysoxylum macrocarpum Bl. Lansium domesticum Corr. Menispermeaceae Arcangelisia flava (L.) Merr. Moraceae Artocarpus anisophyllus Miq. Artocarpus elasticus Reinw. Artocarpus integer (Thund.) Merr. Artocarpus integra Merr. Artocarpus kemando Miq. Artocarpus lanceifolius Roxburgh 219 220 Artocarpus odoratissimus Blanco Ficus ampelas Burm. f. 221 Ficus benjamina L. 222 223 224 225 226 227 228 Ficus callosa Willd. Ficus deltoidea Jack. Ficus hirta Vahl. Ficus hispida Linn. Ficus pumila L. Ficus sp. Ficus variegata Bl. 208 209 210 211 212 238 239 240 241 242 Musaceae Musa sp. Musa sp. Myristicaceae Knema cinerea Warb. Knema conferta (King) Warb. Knema laurina (Blume) Warb. Knema perconacea Sinch. Myristica iners Blume. Myrsinaceae Embelia ribes Burm.f. Labisia pumila (Bl.) F. Vill. Myrtaceae Baeckea frutescens Linn. Eugenia ap. Eugenia cerina M.R. Henderson Eugenia malaccensis L. Eugenia muellerii 243 244 245 246 Eugenia sp. Eugenia sp. Eugenia sp. Eugenia sp. 229 230 231 232 233 234 235 236 237 Nama Lokal Habitus 1* Perusahaan 2** 3*** Bemban Bayam Herba Herba √ √ Jambu aka, jambu monyet, jambu tuan Kemunting sekeli Kemunting Pohon √ √ √ Liana Perdu √ √ √ √ √ Mata kucing Langsat, lengsat Pohon Pohon √ √ √ √ Akar kuning Liana √ √ Entawa, mentawa Pedalai, kupuok Cempedak Nangka Pudu Kalong, lumuk, lumoh Pingan Akar kempas, akar kemplas, akar kempelah Kayu antu semlawung, kayu ara Kayu karak Tabat barito Lengkan Luwingan Daun dolar Akar ara Engkeruruh, kundang, sinsap Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pohon Liana √ √ √ √ √ √ Pohon √ √ √ Pohon Epifit Perdu Pohon Epifit Liana Pohon √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengki Pisang Herba Herba √ √ Kumpang kemuju Kumpang darah Mendarahan Kumpang Empang kelasi Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon √ √ √ √ Kacam Sabang antu Liana Herba √ √ √ Kayu ambus Jambu Kayu besi Jambu bol Gelam tikus, entemau, entemo Ubah Ubah lingko Ubah putih Ubah tebelian Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pohon Pohon Pohon Pohon √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri √ √ √ 95 Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi No Famili/Nama Ilmiah 247 248 249 250 251 252 253 254 255 Eugenia sp. Eugenia sp. Knema sp. Knema sp. Knema sp. Melaleuca leucadendron (L.) L. Rhodamnia cinerea Jack. Syzygium laxiflorum DC. Syzygium lineatum (DC.) Merrill & Perry 256 257 258 259 260 261 262 263 Syzygium muelleri Miq. Tristania maingayi Duthi Tristania obovata R.Br. Eugenia sp. Eugenia sp. Psidium guajava L. Syzygium aqueum (Burm.f.) Alst. Syzygium polyanthum (Wight.) Walp. Nepenthaceae Nepenthes alata Blanco. Nepenthes ampullaria Jack. Nepenthes bracheata L. Nepenthes gracilis Korth. Nepenthes rafflesiana Jack. Nepenthes reinwardtiana Miq. Neprolepidaceae Nephrolepis exavata (Bory ex Willd.) Olacaceae Ochanostachys amentacea Masters Scorodocarpus borneensis (Baillon) Beccari Strombosia ceylanica Gardner Orchidaceae Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) Miq. Pholidota chinensis Lindl. Oxalidaceae Dapania racemosa Korth. 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 Sarcotheca macrophylla Blume. Pandanaceae Freycinetia angustifolia Bl. Pandanus sp. Pandanus tectorius Sol. Passifloraceae Passiflora foetida L. Piperaceae Piper caninum Bl. Piper nigrum L. Piper porphyrophyllum N.E. Br. Poaceae Axonopus compressus P.B. Bambusa vulgaris Schard. ex Wendland, Chrysopogon aciculatus (Retz.) Trin. Cymbopogon citratus (DC.) Stapf. Cynodon dactylon Pers. Digitaria adscendens (Kunth) Henrard. Dindrocalamus asper (Schult.) Backer ex Heyne. Dinochloa scandens (Bl. ex Nees) Nama Lokal Habitus Perusahaan 2** 3*** √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1* √ √ Ubar hitam Jambu hutan Kumpang balik Kumpang dara Kumpang pulai Galam Merpisa, merkisa Bar Ubah merah, ubar merah Temau, entemau Melaban putih Melaban merah Kubang Kumbang Jambu beras Kubal, kubalik Bungkang Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Akar entuyut Akar entuyut Akar entuyut Akar entuyut Akar entuyut Akar entuyut Liana Liana Liana Liana Liana Liana Klindang Herba √ Ketikal, bakai Kayu bawang Pohon Pohon √ Lagan Pohon √ Anggrek tanah Anggrek bawang Herba Epifit √ √ Kumpang batang Pengau Pohon putih Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pohon √ Ming Pandan hutan Pandan bengkuang Epifit Herba Herba √ √ √ √ √ Letup Herba Akar limai hantu Lada Sirih merah Epifit Liana Epifit √ √ √ Rumput laut Bambu kuning Rumput jarum Sereh Grintingan Grintingan-2 Bambu petung Herba Bambu Herba Herba Herba Herba Bambu √ √ √ √ √ √ √ √ Bambu lecau Bambu √ √ √ √ √ √ Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri √ 96 Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi No 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 Famili/Nama Ilmiah O.Kuntze. Gigantochloa apus (J.A. & J.H. Schults.) Kurz., Imperata cylindrica (L.) Beauv. Oryza sativa L. Paspalum conjugatum Berg. Pennisetum purpureum Seumach. Pogonarherum paniceum (Lamk.) Hack. Saccharum officinarum L. Schizostachyum longispiculatum Kurz. Zea mays L. Podocarpaceae Podocarpus motley (Parl.) Polypodiaceae Drynaria sparsisora Moore. Lecanopteris carnosa (Reinw.) Bl. Stenoclaena palustris Bedd. 309 310 311 Platycerium bifurcatum C. Chr. Vittaria elongata Sw. Rosaceae Parastemon urophyllus (Wallich ex A. DC) A. DC Rubiaceae Borreria latifolia (Aubl.) K. Schum. Coffea robusta Linden ex de Wildem Ixora coccinea L. 312 313 314 315 316 Morinda brachteata Roxb. Myrmecodia sp. Paederia foetida L. Psychotria sarmentosa Blume Tricalysia singularis Korth. 317 Uncaria glabrata (Bl.) DC 306 307 308 318 319 Rutaceae Citrus aurantifolia (Christm. & Panz.) Swingle. Sapindaceae Nephelium cuspidatum Bl. 329 Nephelium lappaceum L. Pometia pinnata J.R. & G. Forst. Sapotaceae Palaquium cochleariifolium P.Royen Palaquium hexandrum (Griffith.) Baillon Palaquium microphyllum King & Gamble Payena obscura Burck. Planchonia valida Bl. Schizaeaceae Lygodium japonicum (Thunvb.) Sw. Schizaea digitata (L.) Sw. Selaginellaceae Selaginella doederleinii Hieron. 330 Simaroubaceae Eurycoma longifolia Jack. 320 321 322 323 324 325 326 327 328 Nama Lokal Habitus 1* Perusahaan 2** 3*** Munti Bambu √ √ Lalang Padi Rumput paitan Kening, lendang Rumput bambu Tebu Engkalak Jagung Herba Herba Herba Herba Herba Herba Herba Herba √ √ √ √ √ √ √ √ Kayu pagi Pohon Rejang Rejang, rajang Pakis kerjai, rumput kerjai, paku kawat Paku kijang Pakis laung Epifit Epifit Herba Milas Pohon √ Boreria Kopi Engkerebae, engkerebai, kerebai Bengkudu hutan Sarang semut Mertai Pakar pohon Kondung, kwandong, kwandung, pudo Akar engkelait, akar kelewait Herba Perdu Perdu √ √ √ Pohon Epifit Liana Epifit Perdu √ √ √ √ √ √ Liana √ √ Jeruk nipis Perdu Sibao hutan, sibau antu Sibao, sibau Kasai Pohon √ √ √ Pohon Pohon √ √ √ √ √ Nyatoh temiang Nyatoh Nyatoh darah Nyatoh engkelit Ipil Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon √ √ √ √ √ Remat Paku kucai Liana Herba √ √ Plenjan, rumput lumut, selap padi Herba √ Pasak bumi Perdu √ √ √ √ √ √ √ √ Herba Epifit √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri 97 Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi No 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 Famili/Nama Ilmiah Solanaceae Solanum indicum L. Sonneratiaceae Duabanga moluccana Blume Sterculiaceae Buettneria reinwardtii Kosterm. Pterospermum diversifolium Bl. Sterculia rubiginosa Ventenat Streblus asper Lour. Theobroma cacao L. Symplocaceae Symplocos celastrifolia Griff. Symplocos polyandra (Blanco) Brand. Symplocos sp Theaceae Schima wallichii Korth. Thymelaeaceae Aquilaria microcarpa Baill. Aquilaria malaccensis Lamk. Aquilaria sp. Gonystylus velutinus Airy Shaw, Kew Bull. (1950) Ulmaceae Trema orientalis (L.) Bl. Verbenaceae Peronema canescens Jack. Vitex glabrata R.Br. Vitex pubescens Vahl. Vitaceae Tetrastigma sp. Vittariaceae Vittaria scolopendrina (Borry) Thw. 353 Smilacaceae Smilax zeylanica L. Zingiberaceae Alpinia sp. 354 355 Amomum coccineum (Bl.) K. Schum. Costus speciosus (Koenig) J.E. Smith 352 Nama Lokal Habitus 1* Perusahaan 2** 3*** Terong duri Perdu √ Benuang, sawa Pohon √ Akar temperingat, emperingat Bayur Kayu gedang Serut Kako Liana √ Pohon Pohon Perdu Perdu √ √ √ √ Jirak Temesuk Tawi, towi Pohon Pohon Pohon √ Puspa Pohon √ Garu Garu, kayu garu, gaharu, engkeras Gaharu tulang Medang semak Pohon Pohon √ Meregang, mergang Pohon Sungkai Pohon Kepepak laut Papak, kepapa Pohon Pohon √ √ Tetrastigma Liana √ Paku ahaka Herba √ √ Akar canar Liana √ √ Herba √ √ Herba Herba √ Empuyeng, timbang Tepus Pacing tepuh, √ √ √ √ √ √ √ √ Pohon Perdu √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri Sumber: Tim Terpadu (2010) √ √ 98 Lampiran 5 Rekapitulasi nama famili pada setiap areal studi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 Nama Famili Acanthaceae Alangiaceae Anacardiaceae Anisophylleaceae Annonaceae Apocynaceae Araceae Arecaceae Asclepiadaceae Aspleniaceae Asteraceae Begoniaceae Blechnaceae Bombacaceae Burseraceae Campanulaceae Celastraceae Clusiaceae Combretaceae Compositae Convolvulaceae Crypteroniaceae Cyperaceae Datiscaceae Dilleniaceae Dipterocarpaceae Ebenaceae Elaeocarpaceae Erythroxylaceae Euphorbiaceae Fabaceae Fagaceae Flacourtiaceae Gleicheniaceae Gnetaceae Hypericaceae Hypoxidaceae Icacinaceae Lamiaceae (Labitae) Lauraceae Lecythidaceae Leeaceae Liliaceae Linnaceae Loganiaceae Lythraceae Lycopodiaceae Malvaceae Maranthaceae Melastomataceae Meliaceae Menispermeaceae Moraceae Musaceae Myristicaceae Myrsinaceae Myrtaceae Jumlah Jenis 1* 1 1 10 1 4 2 3 13 1 1 3 1 2 5 4 1 8 2 1 1 4 1 4 14 1 18 8 2 1 2 1 1 1 1 1 3 2 1 2 1 1 2 2 3 2 1 14 2 4 2 18 2** 1 10 1 3 3 2 9 1 4 1 1 4 1 6 1 4 4 18 1 1 13 6 1 1 2 2 1 1 4 3 1 2 1 1 1 3 1 1 12 3 1 20 3*** 5 1 4 3 6 4 3 6 1 6 1 2 11 1 1 1 6 3 1 1 1 1 5 3 2 2 1 8 2 18 Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri 99 Lampiran 5 Rekapitulasi nama famili pada setiap areal studi No Nama Famili 58 Nepenthaceae 59 Neprolepidaceae 60 Olacaceae 61 Orchidaceae 62 Oxalidaceae 63 Pandanaceae 64 Passifloraceae 65 Piperaceae 66 Poaceae 67 Podocarpaceae 68 Polypodiaceae 69 Rosaceae 70 Rubiaceae 71 Rutaceae 72 Sapindaceae 73 Sapotaceae 74 Schizaeaceae 75 Selaginellaceae 76 Simaroubaceae 77 Smilacaceae 78 Solanaceae 79 Sonneratiaceae 80 Sterculiaceae 81 Symplocaceae 82 Theaceae 83 Thymelaeaceae 84 Ulmaceae 85 Verbenaceae 86 Vitaceae 87 Vittariaceae 88 Zingiberaceae Jumlah Jumlah Spesies 1* 2 1 2 2 3 3 16 2 1 8 3 4 2 1 1 1 1 5 2 1 1 1 2 1 1 2 255 2** 6 1 1 2 1 2 1 8 4 5 1 3 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 208 3*** 2 1 1 2 3 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 1 140 Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri Sumber : Hasil Rekapitulasi dari Pustaka Tim Terpadu (2010a, 2010b, 2010c) √ √ Gluta renghas Mangifera caesia 8 √ √ 7 6 5 Campnosperma macrophylla Campnosperma coriaceum Dracontomelon mangiferum 4 √ √ √ SKK √ √ √ √ √ √ PIP √ √ PGM PERUSAHAAN Campnosperma auriculata Anacardiaceae Alangium javanicum Alangiaceae Gandarusa vulgaris Acanthaceae FAMILI/NAMA ILMIAH 3 2 1 NO 4 4, 6, 9, 11 10, 12 9 9 9 9 1 KELOMPOK KEGUNAAN Memberi rasa terbakar, buahnya dimakan setelah dibakar di atas api, bahan bangunan dan untuk tali Sayuran dan buah-buahan Aksesoris upacara adat dan kayu bakar Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan Obat (memar, patah tulang, reumatik, bisul dan koreng) MANFAAT Daun, buah dan biji Getah, buah dan batang Batang Batang Batang Batang Batang Daun BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Diperbanyak dengan benih Benih Diperbanyak dengan benih Diperbanyak dengan benih Diperbanyak dengan benih Diperbanyak dengan benih Biji, stek Stek pucuk dan stek akar BUDIDAYA Tumbuh terbatas pada dataran rendah tropik basah, umumnya di bawah 400 mdpl Tersebar di seluruh nusantara, pada ketinggian tempat dari 300 mdpl Tumbuh baik di hutan rawa-rawa gambut Tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian tempat 900 mdpl Tumbuh baik di hutan rawa gambut Tumbuh baik di hutan rawa-rawa gambut Tumbuh di hutan primer maupun sekunder Hidup liar di halaman dan di ladangladang yang tanahnya tidak lembab atau ditanam sebagai pagar hidup, di hutan-hutan dan di tepi sungai EKOLOGI 101 100 √ √ Melanorrhea wallichii Parishia maingayi Pentaspadon motleyi Swintonia glauca 13 14 15 16 Anisophylleaceae √ Mangifera longipes 12 √ √ √ Mangifera indica 11 √ √ Mangifera havilandii PIP √ 10 SKK √ √ √ PGM √ PERUSAHAAN Mangifera foetida FAMILI/NAMA ILMIAH 9 NO 12 4 9 6, 9 4 1, 4, 5, 8, 12 9 1, 4, 12 KELOMPOK KEGUNAAN Kayu bakar Dimakan mentah atau dapat direbus sebagai makanan kecil Memberi rasa terbakar dan bahan bangunan Bahan bangunan Obat (obat cacing), pangan, pakan ternak, bahan pewarna coklat, lilin serangga dan kayu bakar Buah-buahan Bahan bangunan Obat (obat cacing), pangan dan kayu bakar MANFAAT Batang, ranting Biji Batang cabang Getah dan batang buah dan Biji, buah, daun dan batang Batang Biji, buah dan batang BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Benih Benih Benih _ Diperbanyak dengan benih Cangkok, okulasi, dan melalui bijinya Diperbanyak dengan benih Cangkok, okulasi, dan melalui bijinya BUDIDAYA Tumbuh baik di daerah tropis dengan ketinggian tempat sampai 1.300 mdpl, dengan curah hujan 2.500-3.500 mm/th Tumbuh pada tanah yang selama musim hujan terendam air, tetapi tidak terjadi pembentukan gambut _ Tumbuh di hutan rawa-rawa gambut yang tidak asin Tumbuh terbatas pada dataran rendah tropik basah, umumnya di bawah 400 mdpl Tumbuh terbatas pada dataran rendah tropik basah, umumnya di bawah 400 mdpl Tumbuh baik di daerah tropis dengan ketinggian tempat sampai 1.300 mdpl, dengan curah hujan 2.500-3.500 mm/th Tumbuh baik di daerah tropis dengan ketinggian tempat sampai 1.500 mdpl, dengan curah hujan 2.500-3.500 mm/th EKOLOGI 102 101 √ √ Alstonia angustifolia Alstonia scholaris Dyera lowii 22 23 24 25 Alocasia sp. Araceae √ Xylopia sp. Apocynaceae 21 √ √ √ Polyathia subcordata Xylopia sp. 19 20 √ SKK √ √ √ √ √ √ √ PIP √ √ √ √ √ √ √ √ PGM √ PERUSAHAAN Monocarpia euneura Annonaceae Anisophyllea disticha FAMILI/NAMA ILMIAH 18 17 NO 1, 2 11, 13 1 1 11 11 9 5, 13 4,13 KELOMPOK KEGUNAAN demam, darah Obat (obat cacing, luka baru, batuk, peluruh haid, pelangsing tubuh, peluruh air seni, urus-urus) dan hias Bahan kerajinan dan bahan permen karet Obat tekanan tinggi Obat demam dan beri-beri Tikar kulit kayu Tikar kulit kayu Pakan ternak dan tempat tinggal orang utan Bahan bangunan Bahan makanan, rabun padi dan jerat kancil MANFAAT Daun, biji dan herba Getah, batang Kulit batang Daun, kulit batang Batang Batang Batang Batang dan pohon Daun BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Stek batang Biji Biji Biji − − − _ Stek batang atau anakan BUDIDAYA Tumbuh liar di tempat bersemak dengan ketinggian tempat 5-1.300 m dpl Tumbuh di hutan tropis dengan ketinggian tempat 20-80 m dpl Tumbuh di daerah terbuka pada ketinggian tempat 50 - 1.500 m dpl Tumbuh di daerah terbuka di hutan tropis − Tumbuh pada ketinggian tempat 40700 m dpl − _ Tumbuhan liar di hutan, tepi-tepi jalan dan di kebun dengan ketinggian tempat 1.500 m dpl EKOLOGI 103 102 Colocasia esculenta Homalomena alba 27 28 33 Daemonorops longipes Flagellaria indica 32 √ √ Cocos nucifera 31 √ √ Calamus schistoacanthus 30 PGM √ √ √ PIP √ Calamus manicatus √ SKK √ PERUSAHAAN 29 Arecaceae Pothos sp. FAMILI/NAMA ILMIAH 26 NO 11 11 1, 4, 11, 10, 13 11 11 1 4, 5 1 KELOMPOK KEGUNAAN seni, haid, urusparu- rumah rumah Obat (obat demam, mencret dan penambah kekuatan), bahan makanan, bahan pembuat anyaman, aksesoris upacara adat dan bahan minuman Perabot rumah tangga Perabot rumah tangga Perabot tangga Perabot tangga Perangsang nafsu seks lelaki Bahan makanan dan Pakan sapi Peluruh air peluruh sariawan, urus, radang paru. MANFAAT sadapan Batang rotan Batang rotan Buah, batang, daun, akar dan air buah Batang rotan Batang rotan Biji dan umbi Daun Akar, getah dan batang BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat _ _ Buah Stek rhizoma dan pemisahan batang muda Stek rhizoma dan pemisahan batang muda Biji, umbi _ BUDIDAYA _ _ Tumbuh di dataran rendah sampai tinggi dengan ketinggian tempat 1.800 m dpl, Tumbuh di dataran rendah sampai tinggi dengan ketinggian tempat 1.800 m dpl, tumbuh dengan baik di pinggir Tumbuh di daerah pantai sampai dengan ketinggian tempat 1.300 m dpl Tumbuh di pinggiran air sungai, rawa, tanah tandus, dengan ketinggian tempat 250-2.000 m dpl Tumbuh liar di tebing-tebing tanah EKOLOGI 104 103 √ √ √ √ √ Arenga pinnata Calamus caesius Calamus mattanensis Calamus retrophyllus Calamus sp. 35 36 37 38 39 SKK √ √ √ PIP √ PGM √ PERUSAHAAN Areca catechu FAMILI/NAMA ILMIAH 34 NO 11 11 11 11 1, 4, 5, 10, 11, 12, 13 1, 4, 9, 10 KELOMPOK KEGUNAAN rumah rumah Kerajinan dan perabot rumah tangga Perabot tangga Perabot tangga Obat (obat cacing, luka baru, batuk, peluruh haid, pelangsing tubuh, peluruh air seni, urus-urus), bahan makanan bahan bangunan dan aksesoris upacara adat Obat (peluruh air seni, peluruh haid, Sariawan, urusurus, radang paru), bahan makanan, pakan ternak, tali dan anyaman, untuk upacara adat, kayu bakar dan pupuk Perabot rumah tangga MANFAAT Akar Batang Batang Batang Akar, batang, getah sadapan, daun dan buah Biji, daun dan batang BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Stek rhizoma dan pemisahan batang muda Stek rhizoma dan pemisahan batang muda Biji Stek rhizoma dan pemisahan batang muda Biji Biji BUDIDAYA Tumbuh di dataran rendah sampai tinggi dengan ketinggian tempat 1.800 m dpl Tumbuh di hutan tropis di tempat terlindungi matahari Tumbuh di dataran rendah sampai tinggi dengan ketinggian tempat 1.800 m dpl, tumbuh dengan baik di pinggir-pinggir sungai Tumbuh pada ketinggian tempat 50600 m dpl di pinggir-pinggir sungai Di daerah yang tanahnya subur pada ketinggian tempat 500-800 m dpl,di daerah beriklim sedang sampai agak basah Hidup di dataran rendah sampai daerah tinggi dengan ketinggian tempat mencapai 1.500 mdpl EKOLOGI 105 104 √ √ √ Plectocomiopsis borneensis Plectocomia elongate Salacca zalacca Zalacca blumeana 44 45 46 47 Aspleniaceae Hoya sp. √ √ Metroxylon sp. 43 48 √ Metroxylon sagu 42 Asclepiadaceae √ Licuala spinosa 41 SKK √ √ √ PIP √ √ √ PGM PERUSAHAAN Elaeis guneensis FAMILI/NAMA ILMIAH 40 NO 2 4 1, 4, 11 11 11 4, 5, 10. 12 4 2, 11 13 KELOMPOK KEGUNAAN rumah rumah Tumbuhan hias Obat mencret, buah-buahan dan bahan anyaman dan kerajinan Bahan makanan Perabot tangga Perabot tangga Bahan makanan, pakan ternak, aksesoris upacara adat dan kayu bakar Bahan makanan Hias dan teras Minyak nabati MANFAAT Bunga Buah Daging buah, daun dan kulit kayu Batang rotan Batang rotan Batang, buah, pelepah, dan daun Batang dan buah Daun Buah BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji dan spora Biji Biji dan cangkokan Biji Biji Biji Biji Biji Biji BUDIDAYA Tumbuh baik di tempat terlindung dan lembab, pada ketinggian tempat 800-2.300 m dpl Tumbuh di dataran rendah tropik basah (<500 mdpl) tumbuh liar di seluruh Indonesia - Tumbuh pada ketinggian tempat 0500 m dpl dengan curah hujan 2.0002.500 mm/tahun Tumbuh di dataran rendah dekat pantai Tumbuh di daerah rawa yang berair tawar atau daerah rawa yang bergambut dan di daerah sepanjang aliran sungai, sekitar sumber air Tumbuh di daerah rawa yang berair tawar atau daerah rawa yang bergambut dan di daerah sepanjang aliran sungai, sekitar sumber air, atau di hutan rawa yang kadar garamnya tidak terlalu tinggi - EKOLOGI 106 105 √ √ Eupatorium odoratum Mikania scandens Vernonia arborea 53 54 55 Begoniaceae √ Emilia sonchifolia 52 √ √ Blumea balsamifera √ PIP √ 51 √ SKK √ √ √ √ √ PGM PERUSAHAAN Ageratum conyzoides Asteraceae Asplenium nidus FAMILI/NAMA ILMIAH 50 49 NO 1 2 1 1, 4 1 1, 5 1, 2 KELOMPOK KEGUNAAN Obat luka, bisul luar pada terpukul, Tumbuhan hias Obat (Peluruh air seni, sariawan, batuk, demam, obat mencret) dan bahan makanan Peluruh air seni Obat (demam, batuk, melancarkan keluarnya keringat, anti nyamuk) Obat (luka baru, wasir) dan bahan makanan Obat (bengkak, obat luka memar) dan hias MANFAAT Daun, akar Seluruh bagian Daun Daun, akar Daun Daun Daun BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji Stek batang, biji Biji atau stek akar Biji Biji Biji ditanam sebagai tumbuhan hias BUDIDAYA Tumbuh merambat pada pohon, dengan ketinggian tempat hingga 700 m dpl Tumbuh di hutan primer dan belukar, di tanah rendah sampai ke pegunungan dengan ketinggian tempat sampai kurang lebih 2.500 mdpl Dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.600 m dpl Tumbuh di tempat yang cukup mendapat sinar matahari mulai dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.700 m dpl Dapat ditemukan di pekarangan rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar saluran air, pada ketinggian tempat 12.100 m dpl Tumbuh di ketinggian tempat 1-220 m dpl. Tumbuh di tempat terbuka sampai tempat yang agak terlindungi Banyak ditemukan di akar tunjang, tunggang atau di batang pohon hutan rawa gambut/di daerah basah, sampai ketinggian tempat 2.000 m pdl EKOLOGI 107 106 √ Blechnum vulcanicum 58 √ Coelostegia kostermansii Durio kutejensis 61 √ √ Ceiba pentandra 60 62 √ Ananas comosus 59 Bombacaceae √ SKK √ √ √ PIP PGM PERUSAHAAN Blechnum orientale Blechnaceae Begonia glabra FAMILI/NAMA ILMIAH 57 56 NO 4 4 4, 7 1, 4 2 1, 2, 3, 4 1, 2 KELOMPOK KEGUNAAN Bahan makanan Bahan makanan Obat (obat cacing, demam, pelancar air seni, memperbaiki pencernaan) dan bahan makanan Bahan makanan dan buah kapok Obat (bisul dan gangguan saluran kencing), hias, pengharum (aromatik) dan bahan makanan Tumbuhan hias Obat (luka baru) dan hias MANFAAT Daun, buah Daun Kulit batang, buah Buah Herba Akar Rimpang, herba dan daun Daun BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji, cangkokan, okulasi − Biji atau stek batang Stek batang − − Belum dibudidayakan secara intensif, hanya ditanam di pekaranganpekarangan sebagi tanaman hias BUDIDAYA Tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian tempat 230- 500 m dpl − Tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat di bawah 500 m dpl Tumbuh dimana-mana, di tanah datar dan pegunungan yang berhawa dingin, di semua jenis tanah Di temukan di daerah yang tidak terlalu kering, pada ketinggian tempat 20 - 1.800 m dpl Di temukan di daerah yang tidak terlalu kering, pada ketinggian tempat 20 - 1.800 m dpl Tumbuh di hutan primer, hutan sekunder dan di bawah tegakan hutan jati, dengan curah hujan 1.500-3.000 mm/th dan ketinggian tempat 1-1.500 mdpl EKOLOGI 108 107 √ √ Santiria griffithii Santiria tomentosa 73 √ √ √ 72 √ √ √ √ √ Dacryodes rugosa √ 71 √ Dacryodes rostrata 69 67 68 70 √ Canarium odontophyllum Dacryodes costata Dacryodes rubiginosa Dacryodes microcarpa 66 Burseraceae √ Durio zibethinus 65 √ √ PGM √ Durio sp PIP 64 SKK PERUSAHAAN Durio oxleyanus FAMILI/NAMA ILMIAH 63 NO 4 4, 11 4, 11 9 9 9 12 4, 5 1, 4, 12 1, 4 1, 4, 5 KELOMPOK KEGUNAAN Bahan makanan Bahan makanan dan bahan anyaman Bahan makanan dan kerajinan Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan makanan dan pakan sapi Bahan bangunan Bahan bakar Obat (obat sakit demam, sakit kulit, penghangat badan), bahan makanan dan kayu bakar Obat (obat sakit demam), bahan makanan, buahbuahan dan pakan ternak Obat (obat sakit demam) dan bahan makanan MANFAAT cabang Buah, batang Buah, batang Buah Batang Batang Batang, ranting Batang Daun dan Akar dan daging buah akar Daun, buah BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji Biji Benih − − − − − Biji, okulasi Biji, okulasi Biji BUDIDAYA Tumbuh dengan baik mulai dataran rendah sampai dengan ketinggian tempat 800 m dpl Tumbuh dengan baik pada dataran rendah kering, ketinggian tempat mencapai 700 m dpl Tumbuh di hutan dataran rendah − Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian tempat 400 m dpl Tumbuh baik dari mulai ketinggian tempat 0-400 m dpl − − Tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian tempat 1.000 m dpl, curah hujan ideal 1.500-2.500 mm/tahun Tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian tempat 1.000 m dpl, curah hujan ideal 1500-2500 mm/tahun Tumbuh liar di tempat terbuka dengan ketinggian tempat 200-500 m dpl EKOLOGI 109 108 Lopopethalum beccarianum 77 √ √ √ √ Calophyllum macrocarpum Calophyllum rigidum Calophyllum pulcherrimum Calophyllum sclerophyllum Calophyllum soulatri 80 81 82 83 84 √ √ √ √ Calophyllum grandiflorum 79 √ √ PGM √ √ PIP Baccaurea stipulate √ SKK √ PERUSAHAAN 78 Clusiaceae Kokoona ovatolanceolata Celastraceae Isotoma longiflora Campanulaceae Triomma malaccensis FAMILI/NAMA ILMIAH 76 75 74 NO 8 8 13 1, 9 4 12, 13 4 9 10, 12 1 8 KELOMPOK KEGUNAAN Pewarna hitam Pewarna hitam Obat (urus-urus, rematik) dan bahan makanan Pencegah erosi tanah Bahan makanan Kayu bakar dan dan pohon peneduh Bahan makanan Aksesoris untuk upacara adat dan bahan kayu bakar Bahan bangunan Anti bakteri, tonikum, batuk Harsa untuk obor MANFAAT Biji Biji Batang Biji Daun Daun, batang dan pohon Daun Batang Daun dan batang Daun Batang BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat stek tergolong liar dan belum Biji Biji Biji Biji Biji Biji Biji − Biji dan batang − BUDIDAYA Hutan hujan dataran rendah atau hutan hujan pegunungan bawah, pada Tumbuh di daerah pantai sampai dataran rendah dengan ketinggian tempat 200 m dpl − − − Tumbuh di hutan dataran rendah sampai hutan dataran tinggi dengan ketinggian tempat 1.300 m dpl − Tumbuh di tepi-tepi sungai, tanah berawa, dengan ketinggian tempat 0-5 m dpl − Tumbuh di tempat-tempat yang lembab dan terbuka, ditemukan pada ketinggian tempat 1 - 110 m dpl − EKOLOGI 110 109 √ Garcinia parvifolia Garcinia sp. 89 90 94 Merremia umbellate √ √ Vernonia arborea 93 Convolvulaceae √ Erechthites valerianifolia 92 Compositae Combretocarpus rotundatus Combretaceae √ Garcinia mangostana 88 91 √ Garcinia diocia 87 √ SKK √ √ √ √ PIP √ √ √ PGM PERUSAHAAN Calophyllum sp. Cratoxylon arborescens FAMILI/NAMA ILMIAH 85 86 NO 1 9 2, 13 13 4 4 4 9 8 8 KELOMPOK KEGUNAAN Bisul, bengkak Bahan bangunan Hias dan tanaman pagar Fungsi ekologi Bahan makanan Bahan makanan Bahan makanan Bahan bangunan Pewarna hitam Pewarna MANFAAT Daun Batang Bunga dan seluruh bagian tumbuhan Pohon Buah Buah Buah Batang Biji Batang BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat _ − Stek batang atau stek umbi Biji Biji Biji Biji Biji Biji dibudidayakan BUDIDAYA Jenis ini tumbuh baik di daerah dari dataran rendah sampai ketinggian Tumbuh di tempat terbuka sampai agak terlindung di tepi sungai _ _ Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian tempat 700 m dpl dengan kelembaban yang tinggi Tumbuh dengan baik pada tanah yang beraerasi baik, tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian tempat dibawah 1.000 m dpl Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian tempat 700 m dpl dengan kelembaban yang tinggi Tumbuh di dataran rendah sampai dengan ketinggian tempat di bawah 1.200 m dpl − − ketinggian tempat 1.700 m dpl EKOLOGI 111 110 Dilleniaceae Octomeles sumatrana Datiscaceae Scleria laevis 100 101 √ Lepironia mucronata 99 √ √ √ √ Kyllinga monocephala 98 √ √ Cyperus rotundus 97 √ PIP √ √ SKK √ PGM PERUSAHAAN Cyperus compressus Cyperaceae Crypteronia griffithii Crypteroniaceae FAMILI/NAMA ILMIAH 96 95 NO 8, 9 1 11 1, 5 1, 2, 5 3, 5 4 KELOMPOK KEGUNAAN Pemberi warna merah pada rotan dan bahan bangunan Demam, penyakit mulut Minyak atsiri dan pakan unggas Obat (obat kejang perut, peluruh air seni, bahan), hias dan pakan unggas kosmetika Obat (anti radang, anti nyeri, pembersih darah, obat sakit kepala, obat bronchitis) dan pakan ternak Bahan anyaman untuk tikar Bahan makanan MANFAAT dan seluruh Kulit kayu dan batang Herba Batang Herba Umbi bagian Hertba Buah BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat atau Biji _ Rimpang, rumpun Pemisahan individu yang baru Rimpang biji Biji Biji BUDIDAYA Hidup di Iklim basah hingga agak kering pada ketinggian tempat sampai 600 m dpl, merupakan komponen aluvial sepanjang sungai Tumbuh di lokasi rawa terbuka, padang lumut terbuka, terdapat pada ketinggian tempat 1.000 m dpl _ Tumbuh di pinggir jalan, kebun atau hutan terutama di tempat yang lembab Tumbuh di tempat terbuka dari ketinggian tempat 1 - 1.000 m dpl Tempat terbuka Tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian tempat 750 m dpl, tanah liat kuning berpasir tempat 250 m dpl EKOLOGI 112 111 Tetracera fagifolia 106 √ √ Dryobalanops oblongifolia Hopea mengerawan Hopea pachycarpa Hopea pachycarpa Hopea sangal 109 110 111 112 113 √ √ Dryobalanops aromatica √ 108 √ Dipterocarpus warbugii 107 Dipterocarpaceae √ Dillenia sp. 105 √ √ √ Dillenia pulchella 104 √ √ Dillenia grandifolia PIP √ 103 SKK √ √ √ √ √ PGM √ PERUSAHAAN Dillenia excelsa FAMILI/NAMA ILMIAH 102 NO 9 9 9 9 9 3, 9 9 1 13 9 13 1, 9 KELOMPOK KEGUNAAN Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan Minyak atsiri dan bahan bangunan Bahan bangunan Malaria Konservasi Bahan bangunan Obat (malaria dan sakit gigi, demam dan sakit kepala, mengobati mata) dan bahan bangunan Pentul korek api MANFAAT Batang Batang Batang Batang Batang Batang Pohon Daun Pohon Batang Batang Kulit batang, daun, dan getah BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji Biji Biji Biji Biji Biji Biji Biji Biji _ − _ BUDIDAYA memanjat pada batang Tumbuh pada tempat dengan ketinggian tempat sampai 700 m dpl, ditemukan pada tanah yang berdrainase baik _ _ _ Tumbuh pada tanah-tanah dataran rendah dan daerah pegunungan rendah dengan ketinggian tempat sampai 400 m dpl _ _ Tumbuh pohon Tumbuh liar di hutan primer dan sekunder _ Tumbuh pada lahan datar hingga bergelombang di hutan dataran rendah Hidup pada ketinggian tempat di bawah 400 m dpl EKOLOGI 113 112 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Shorea brunescens Shorea foxworthyi Shorea pallidifolia Shorea palembanica Shorea parvistipulata Shorea pauciflora Shorea peltata Shorea pinanga Shorea scaberrima Shorea scabrida Shorea seminis Shorea sp. 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 √ √ √ √ √ Shorea balangeran 116 √ √ Shorea argentifolia PIP 115 SKK √ √ √ √ √ √ √ PGM PERUSAHAAN Hopea sp. FAMILI/NAMA ILMIAH 114 NO 9 9 9 9 9, 13 9 9 9 9 12 9 9, 12 9, 10 9 9 KELOMPOK KEGUNAAN Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan dan ijuk untuk resapan air Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan kayu bakar Bahan bangunan dan aksesoris untuk upacara adat Bahan bangunan dan bahan kayu bakar Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan MANFAAT Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji Biji Biji Biji Biji Biji Biji Biji Biji Biji dan anakan Biji Biji Biji Biji Biji BUDIDAYA Tumbuh pada hutan dipterocarpaceae campuran dengan ketinggian tempat sampai 700 m dpl _ _ Tumbuh pada hutan dataran rendah dengan ketinggian tempat sampai 500 m dpl _ _ Tumbuh pada hutan dipterocarpaceae campuran dengan ketinggian tempat sampai 700 m dpl _ Tumbuh pada tanah-tanah yang berdrainase baik atau tanah berawarawa di hutan dataran rendah Tumbuh di hutan dipterocarpaceae campuran dan hutan dataran rendah Tumbuh di tanah berawa pada tanah lempung, di hutan dipterocarpaceae campuran _ Tumbuh pada hutan dipterocarpaceae campuran dengan ketinggian tempat sampai 700 m dpl _ _ EKOLOGI 114 113 √ √ Antidesma ghaesembilla Antidesma neurocarpum Aleurites moluccana 137 138 Euphorbiaceae Erythroxylum cuneatum Erythroxylaceae 136 135 134 Elaeocarpus floribundus Elaeocarpus stipularis √ Ebenaceae Diospyros sumatrana 132 133 √ Vatica rassak 131 Elaeocarpaceae √ Shorea teysmanniana 130 SKK √ √ √ √ √ PIP √ √ √ √ √ √ √ PGM √ PERUSAHAAN Shorea stenoptera FAMILI/NAMA ILMIAH 129 NO 1, 3, 4 9 1, 4 1 12 1 9 9 9 9 KELOMPOK KEGUNAAN Obat (urus-urus anti nyamuk), aromatik dan bahan makanan Obat (Tonikum, diare) dan bahan makanan Bahan bangunan Tendon, sakit otot, beriberi, neuropati Bahan kayu bakar Tonik, sariawan Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan MANFAAT Daging biji, batang bagian dalam, Kulit batang Batang kulit kayu, daun kulit batang Daun, batang Kulit batang, daun Batang Batang Batang Biji, batang BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji Biji Biji Biji Biji − − − − Biji dan batang stek BUDIDAYA tempat Ditemukan di bawah tegakan hutan primer atau sekunder, dataran rendah dan hutan hujan pegunungan sampai ketinggian tempat 1.800 m dpl Tumbuh di ketinggian tempat 150 – 1.000 m dpl di hutan campuran Tumbuh pada ketinggian kurang dari 1.000 m dpl − Jenis ini tumbuh pada ketinggian tempat 500-1.000 mdpl Tumbuh di hutan primer dan sekunder pada ketinggian tempat rendah sampai menengah _ Tumbuh sampai ketinggian tempat 350 m dpl Terdapat di hutan dipterocarpaceae dan dataran rendah Ditemukan di hutan kerangas pada tanah berpasir yang kering EKOLOGI 115 114 √ √ √ √ √ √ Croton argyratus Baccaurea dulcis Baccaurea racemosa Elateriospermum tapos Endospermum diadenum Euphorbia hirta Hevea brasiliensis Homalanthus populneus 142 143 144 145 146 147 148 140 141 SKK √ √ √ √ PIP √ √ √ PGM PERUSAHAAN Chaetocarpus castanocarpus Coccoceras borneense FAMILI/NAMA ILMIAH 139 NO 9 4, 12, 13 1, 4 7, 11 4, 9 8, 9 9, 13 1 9 9 KELOMPOK KEGUNAAN Bahan bangunan dan pohon peneduh Lembayung pada kapas dan bahan bangunan Bahan makanan dan bahan bangunan Bahan pembungkus dan anyaman Obat (penyakit mata, diuretik, anti inflamasi, bronkitis, asma) dan bahan makanan Bahan makanan, bahan kayu bakar dan pencegah erosi Bahan bangunan Obat demam. Urus-urus Bahan bangunan Bahan bangunan MANFAAT Batang Getah, buah, daun Daun dan getah daun Akar, kulit batang Buah dan batang Daun, batang Batang dan tajuk yang bagus Akar, daun Batang Batang BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji Biji Biji Biji Biji − − Biji dan batang − − stek BUDIDAYA Tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat 30-750 m dpl dengan curah hujan tahunan rata-rata 1.250-2.500 mm Tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian tempat 1-600 m dpl Tumbuh di hutan sekunder tua atau di tempat terbuka di hutan primer, pada tanah berpasir atau kering Tumbuh di lahan- lahan atau tanah yang terganggu − Tumbuh liar dan kadang-kadang dibudidayakan di pekarangan untuk keperluan pribadi Tumbuh pada tempat yang tergenang dengan ketinggian tempat 1.0001.800 m dpl Hutan dataran rendah sampai pegunungan rendah − − EKOLOGI 116 115 √ √ √ √ √ √ √ Macaranga gigantea Macaranga hypoleuca Macaranga pruinosa Macaranga rhizinoides Macaranga triloba Mallotus macrostachyus Manihot utilissima Phyllanthus niruri Sauropus androgynus 150 151 153 154 155 156 157 158 √ √ Macaranga conifera 149 152 SKK √ FAMILI/NAMA ILMIAH NO √ √ √ √ √ PIP √ √ √ PGM √ PERUSAHAAN 1 1 1, 4, 5 1 9 9 10 9 7, 8 3 KELOMPOK KEGUNAAN Memperbanyak air susu, demam, bisul Tumbuhan obat (obat borok, beriberi, penurun panas), bahan makanan dan pakan ternak Peluruh air seni, demam Batuk, demam Bahan bangunan Bahan bangunan Aksesoris upacara adat Bahan bangunan Cat dan bahan pembungkus Anti nyamuk MANFAAT Daun Herba Umbi dan daun Daun Kulit batang, batang Batang Ranting Ranting Kulit batang dan daun Batang BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Stek batang Biji Stek batang Biji Biji Biji Biji Biji Biji Biji BUDIDAYA Ditemukan di sepanjang jalan pada pagar-pagar dan sering ditanam Tumbuh liar di lahan atau tanah yang terganggu Tumbuh di hutan sekunder tua, padang terbuka, dan hutan primer terbuka dengan ketinggian tempat sampai 100 m dpl Tumbuh pada tanah datar dengan iklim panas dan di daerah pegunungan, pada ketinggian tempat 50-1.800 m dpl Dapat tumbuh pada ketinggian tempat 5-1.300 m dpl Tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat sampai 2.400 m dpl Tumbuh di tempat-tempat terbuka dalam hutan primer dan hutan sekunder Tumbuh di hutan-hutan sekunder dan di dataran rendah sebagai jenis pionir Tumbuh di hutan-hutan sekunder dan di dataran rendah sebagai jenis pionir Tumbuh di padang terbuka di pada hutan sekunder EKOLOGI 117 116 √ √ √ √ √ √ √ Derris elliptica Dialium hydnocarpioides Dialium platysepalum Koompassia malaccensis Parkia intermedia Parkia speciosa Pithecollobium lobatum 162 163 164 165 166 167 168 √ √ Cassia alata 161 √ PIP √ √ SKK √ √ √ PGM PERUSAHAAN Bauhinia sp. Fabaceae Trigonopleura malayana FAMILI/NAMA ILMIAH 160 159 NO 9, 13 1, 4, 12 4, 12 10 4, 11 11 1, 6 1, 4 4 2 KELOMPOK KEGUNAAN upacara Bahan makanan dan bakan kayu bakar Obat (obat cacing kremi, peluruh air seni, kencing manis), bahan makanan dan kayu bakar Campuran penghitam rotan Untuk adat Bahan makanan dan anyaman Obat (kudis, malaria) dan bahan makanan Digigit serangga dan pestisida nabati Anyaman Bahan makanan Tumbuhan hias MANFAAT Daun, buah Daun dan biji Buah Batang, buah Buah dan Kulit batang Kulit batang, daun Akar Daun Daun Bunga BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji Biji Biji Biji Biji Biji Biji Biji dan batang Biji _ stek BUDIDAYA Tumbuh di tempat dengan musim kemarau yang sedang sampai keras Tumbuh di tanah berlempung dengan drainase yang baik pada ketinggian tempat sampai 1.000 m dpl Tumbuh pada tanah rawa, sering pula tumbuh di tanah kering pada kaki bukit, tanah liat maupun berpasir, pada ketinggian tempat 0-600 m dpl Tumbuh pada dataran rendah yang memiliki kemarau panjang _ Tumbuh di tempat yang mendapat sinar matahari penuh atau agak terlindungi Tumbuhan liar yang dapat ditemukan di tepi sungai, selokan, dan hutan terbuka Tumbuh di tempati curah hujan tinggi, dengan ketinggian tampat sampai 1.000 m dpl Tumbuh di ketinggian tempat di bawah 400 m dpl _ EKOLOGI 118 117 Sindora brugemanii Spatholobus ferrugineus 169 170 Hydnocarpus anthelmintica 174 177 Gnetum cuspidatum √ √ Gleichenia microphylla 176 Gnetaceae √ Dicranopteris dichotoma 175 Gleicheniaceae Homalium caryophyllaceum 173 √ √ Castanopsis tunggurrut 172 Flacourtiaceae √ Castanopsis argentea √ SKK √ √ √ √ √ PIP √ √ √ PGM PERUSAHAAN 171 Fagaceae FAMILI/NAMA ILMIAH NO 4 2 1 1 10, 11 9 9 11 9 KELOMPOK KEGUNAAN Bahan makanan Tumbuhan hias Obat infeksi salurang kencing, batuk, luka memar, pemecah bisul Anti malaria, penurun panas Kayu bakar dan anyaman Bahan bangunan Bahan bangunan Anyaman Bahan bangunan MANFAAT Buah dan daun Bunga Akar dan batang Daun dan biji Ranting Batang Batang Seluruh bagian Kulit batang BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat − − − Benih atau cangkokan dan stek atau sambungan Biji Biji Biji Biji Biji BUDIDAYA Tumbuh liar di hutan hujan, pada ketinggian tempat sampai 1.200 m dpl − Tumbuh di ketinggian tempat 5002.500 m dpl Tumbuh liar di hutan primer dengan ketinggian tempat 10-200 m dpl − _ _ Tumbuh di tepi hutan dan di semak belukar pada ketinggian tempat 1501.200 m dpl Hutan primer pada tanah berpasir dan berliat EKOLOGI 119 118 Cratoxylon glaucum 180 Cinnamomum macrophyllum 185 186 Lauraceae Alseodaphne sp. 184 Stemonurus secundiflorus 183 Lamiaceae (Labitae) Hyptis brevipes Cantleya corniculata Icacinaceae Curculigo capitulata 182 181 Cratoxylum glaucum 179 Hypoxidaceae Cratoxylum arborescens Hypericaceae FAMILI/NAMA ILMIAH 178 NO √ √ √ √ SKK √ √ √ √ √ √ PIP √ √ √ PGM PERUSAHAAN 3 9 1 1 4 2, 4, 7 13 13 1, 9 KELOMPOK KEGUNAAN erosi erosi Penyedap rasa Bahan bangunan Penyakit dalam Sakit perut Bahan makanan Tumbuhan hias, bahan makanan dan bahan atap Pencegah tanah Pencegah tanah Obat (obat koreng, luka) dan bahan bangunan MANFAAT Getah Batang Daun Daun Daun dan buah Seluruh bagian Akar dan pohon Akar dan pohon Akar BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji Biji Biji − − − − − Biji dan anakan BUDIDAYA Tumbuh pada hutan-hutan basah, baik dataran rendah maupun dataran tinggi pada ketinggian tempat 300-1.500 m dpl − Tumbuh dengan ketinggian tempat di bawah 900 m dpl Tumbuh di hutan tropis di tempat terlindungi matahari − Tumbuh pada ketinggian tempat 51.300 m dpl. di tempat bersemak Tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian tempat dibawah 140 m dpl Di temui di hutan rawa gambut dan hutan daratan, seperti hutan primer campuran, hutan kerangas, dan belukar, pada ketinggian tempat sampai 1.700 m dpl _ EKOLOGI 120 119 √ √ Eusideroxylon zwageri Litsea tuberculata 189 190 Cordyline fruticosa Hanguana malayana 195 196 Liliaceae Leea indica Leeaceae √ √ √ Planchonia grandis 193 194 √ √ Barringtonia sp. 192 √ √ √ Barringtonia acutangulata √ √ PIP 191 Lecythidaceae √ Cryptocarya crassinervia 188 SKK √ √ √ √ √ √ PGM √ PERUSAHAAN Cinnamomum culilawan FAMILI/NAMA ILMIAH 187 NO 2 1, 2 9 9 2, 6 9 1 9, 10, 11 9 9, 13 KELOMPOK KEGUNAAN Tumbuhan hias Obat (obat luka, wasir) dan hias Bahann bangunan Bahan bangunan Tumbuhan hias dan Insektisida Bahan bangunan Penawar racun Bahan bangunan, untuk upacara adat dan anyaman Bahan bangunan dan pencegah erosi tanah Bahan bangunan MANFAAT dan Seluruh bagian Daun bagian Daun Batang Bunga dan daun Batang Daun Biji, batang Batang Daun, getah seluruh BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat − − Biji Stek batang dan biji Biji Biji Biji Biji Biji Biji BUDIDAYA Tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian tempat 1.900 m dpl Tumbuh di hutan hujan tropis Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.700 m dpl − − Tumbuh pada dataran rendah Tumbuh dihutan primer, hutan sekunder pada dataran rendah dengan ketinggian tempat di bawah 800 m dpl Hidup memencar di hutan primer tua dan hutan dipterocarpaceae campuran, tumbuh baik di lahan datar maupun miring dengan ketinggian tempat 20-600 m dpl Tumbuh di ketinggian tempat 700 2.300 m dpl Tumbuh di hutan-hutan dengan ketinggian tempat 700-1.700 m dpl EKOLOGI 121 120 202 201 199 200 198 197 NO Malvaceae Lagerstroemia speciosa Lythraceae Lycopodium cernuum Lycopodiaceae Fragraea fragrans Fragraea racemosa Loganiaceae Ixonanthes petiolaris Linnaceae Pleomele angustifolia FAMILI/NAMA ILMIAH √ √ SKK √ √ √ √ √ PIP √ √ PGM PERUSAHAAN 1 1 9 9 9 1, 4, 6, 8 KELOMPOK KEGUNAAN Obat (obat eksim, penurun tekanan darah tinggi) Obat batuk, kulit, bisul Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan Obat (obat beriberi, kencing nanah), bahan makanan, pestisida nabati dan pemberi warna hijau pada bahan makanan dan minyak MANFAAT Biji Daun bagian Batang Batang Batang dan Daun dan akar seluruh BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji Spora − − Stek batang BUDIDAYA Dapat ditemukan di hutan jati, baik di tanah gersang maupun di tanah subur hutan heterogen Dapat ditemukan di tebing-tebing atau semak yang basah dan tersebar pada ketinggian tempat 1.000-2.000 m dpl − − − Tumbuh liar pada ketinggian tempat 500 - 1.000 m dpl EKOLOGI 122 121 Urena lobata 204 √ Amaranthus sp. 206 √ √ Bellucia axinanthera Dissochaeta gracilis 207 208 Melastomataceae √ Donax cannaeformis √ SKK √ √ √ √ PIP √ PGM PERUSAHAAN 205 Maranthaceae Sida rhombifolia FAMILI/NAMA ILMIAH 203 NO 9 4 1, 4 11 1 1, 5 KELOMPOK KEGUNAAN Bahan bangunan Bahan makanan Obat (Memperbaiki pencernaan, mengurangi pendarahan waktu haid) dan bahan makanan Bahan anyaman untuk tikar Peluruh dahak, mencret, obat luka baru, sakit kuning obat demam, perut nyeri. bisul dan borok Obat (kulit gatal, bisul, borok, kudis, cacing, eksim. sariawan, bengkak, sengatan serangga berbisa) dan pakan ternak MANFAAT Batang Buah Daun, bunga dan akar Daun dan batang Daun, akar dan bunga Daun, akar BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat − − Biji, cangkok, okulasi Biji Biji Biji BUDIDAYA Tumbuh di hutan dataran rendah dengan ketinggian tempat di bawah 1.200 m dpl − Dataran rendah dengan ketinggian tempat sampai 1.400 mdpl Banyak tumbuh di hutan dan tepi jalan Tumbuh liar di tanah datar dan pegunungan hingga ketinggian tempat 750 m dpl Tumbuh liar di tanah datar hingga ketinggian tempat 1.500 m dpl EKOLOGI 123 122 √ √ √ √ Artocarpus anisophyllus Artocarpus elasticus Artocarpus integer Artocarpus integra 214 215 216 √ 213 Moraceae Arcangelisia flava Menispermeaceae √ Lansium domesticum 211 212 √ SKK √ √ √ √ √ PIP √ √ √ √ PGM √ PERUSAHAAN Dysoxylum macrocarpum Meliaceae Melastoma malabathricum FAMILI/NAMA ILMIAH 210 209 NO 1, 4, 12 1, 4 1, 9 10, 12 1, 8 1, 4 5 1 KELOMPOK KEGUNAAN obat Untuk upacara adat dan kayu bakar Obat (Obat sakit perut, sakit mencret) dan bahan bangunan Obat (Melancarkan ASI, obat koreng) dan bahan makanan Obat (melancarkan ASI, obat koreng), Obat (Penyakit kuning, hati) dan pemberi warna kuning Obat (obat cacing, demam, mencret) dan bahan makanan Pakan ternak Disentri, kumur MANFAAT Kulit batang, daun buah dan biji Buah, kulit batang dan getah Kulit batang, getah Batang Rimpang Biji Daun Daun BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat − Biji Biji Biji Biji Biji dan batang stek Biji yang telah dikeringkan Biji BUDIDAYA Tumbuh di ketinggian tempat 400 1.200 m dpl dengan curah hujan 1.500 mm atau lebih Tumbuh liar di hutan dengan ketinggian tempat di bawah 1.200 m dpl Tumbuh di daerah tropika basah, tumbuh baik pada tanah aluvial yang kaya humus dan berdrainase baik Tumbuh di hutan dengan ketinggian tempat di bawah 1.200 m dpl Dapat ditemukan pada daerah pantai berbatu atau hutan primer atau sekunder dengan ketinggian tempat 100-1.000 m dpl Dapat tumbuh di ketinggian tempat di bawah 1.200 m dpl, tetapi kebanyakan pada ketinggian tempat antara 1-600 m dpl − Tumbuh di tempat-tempat yang terkena banyak sinar matahari sampai dengan ketinggian tempat 1.650 m dpl EKOLOGI 124 123 √ √ √ √ √ √ √ √ Artocarpus lanceifolius Artocarpus odoratissimus Ficus ampelas Ficus benjamina Ficus callosa Ficus deltoidea Ficus hirta Ficus hispida Ficus pumila 218 220 221 222 223 224 225 226 219 √ Artocarpus kemando √ √ √ √ √ √ √ √ √ PIP 217 SKK FAMILI/NAMA ILMIAH NO √ √ √ √ √ √ PGM PERUSAHAAN 1, 2, 13 1 4, 5 1 1 13 1 1 4 4, 6 KELOMPOK KEGUNAAN Obat (diare), tumbuhan hias dan pelembab kulit Bahan makanan dan pakan ternak Obat demam Keputihan Obat bisul Melancarkan air seni, obat sakit mencret Pencegah erosi Melancarkan ASI, obat koreng Bahan makanan Bahan makanan dan insektisida (memberi rasa terbakar) bahan makanan dan kayu bakar MANFAAT Batang, daun Kulit batang Daun Daun Getah batang Akar Daun, getah Kulit batang, getah Buah Buah dan getah BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat − Stek batang − − Biji atau stek batang Biji Biji Biji Biji Biji BUDIDAYA tempat Epifit yang hidupnya menempel di pohon-pohon atau sengaja ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pot dan biasanya dirambatkan di − Tumbuh terbatas pada tempat-tempat tertentu, seperti pada tanah liat, tanah karang, tanah yang mengandung kapur dan bekas endapan lava tua − Banyak ditemukan di dataran rendah Banyak ditemukan di tepi jalan, pinggiran kota atau tumbuh di tepi jurang Banyak ditemukan di dataran rendah Tumbuh pada tanah aluvial yang berdrainase baik − Tumbuh di ketinggian dibawah 1.200 mdpl EKOLOGI 125 124 Ficus variegata 228 √ Musa sp. 230 √ √ √ √ Knema cinerea Knema conferta Knema laurina Knema perconacea Myrustica iners Myrsinaceae 231 232 233 234 235 Myristicaceae √ Musa sp. √ SKK √ √ √ √ PIP √ √ PGM PERUSAHAAN 229 Musaceae Ficus sp. FAMILI/NAMA ILMIAH 227 NO 8 3 9 9 1, 8 1, 4, 7 1, 4 1, 9 1, 2 KELOMPOK KEGUNAAN Pewarna kapas Minyak pala Bahan bangunan Obat (rematik) dan mewarnai kapas Bahan bangunan Obat (peluruh ASI), buahbuahan dan bahan pembungkus Obat (Peluruh ASI) dan bahan makanan Obat (Obat mencret dan eksim) dan bahan bangunan Obat (obat sakit sawanan pada anak) dan tumbuhan hias MANFAAT dan seluruh Kulit kayu Daun Batang Batang Kulit batang Buah, daun dan batang Buah dan batang Buah Daun bagian BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji Biji Biji _ _ Anakan, batang bawah tanah yang bertunas Anakan, batang bawah tanah yang bertunas − Stek batang BUDIDAYA _ _ Tumbuh di hutan, bukit-bukit Tumbuh di dataran rendah pada tanah yang berdrainase baik _ Tumbuh di daerah tropik basah pada dataran rendah hingga dataran tinggi, dengan ketinggian tempat 2.200 m dpl Tumbuh di daerah tropik basah pada dataran rendah hingga dataran tinggi, dengan ketinggian tempat 2.200 m dpl Epifit yang hidupnya menempel di pohon-pohon atau sengaja ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pot dan biasanya dirambatkan di tembok pagar rumah Tumbuh di hutan, semak, pada ketinggian tempat 1-1.200 m dpl tembok pagar rumah EKOLOGI 126 125 Labisia pumila 237 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Eugenia ap. Eugenia cerina Eugenia malaccensis Eugenia muellerii Eugenia sp. Eugenia sp. Eugenia sp. Eugenia sp. 239 240 241 242 243 244 245 246 √ √ √ √ √ √ PIP Baeckea frutescens √ SKK √ √ √ √ √ √ √ √ √ PGM PERUSAHAAN 238 Myrtaceae Embelia ribes FAMILI/NAMA ILMIAH 236 NO 8 8 8 8 4 4 9 4, 8, 12 1 1 1 KELOMPOK KEGUNAAN darah Pewarna hitam Pewarna hitam Pewarna hitam Pewarna hitam Bahan makanan Bahan makanan Bahan makanan, pewarna hitam dan kayu bakar Bahan bangunan Tekanan tinggi Penyakit sabun Batuk murus MANFAAT Kulit kayu Kulit kayu Kulit kayu Kulit kayu Buah Buah Batang Buah, daun dan batang Daun Akar Getah BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat − − − Biji, cangkok, okulasi Biji, cangkok, okulasi Biji, cangkok, okulasi Biji, cangkok, okulasi Biji dan okulasi Biji Biji, cangkok, okulasi Biji BUDIDAYA Tumbuh di hutan dataran dengan ketinggian tempat di 1.200 m dpl Tumbuh di hutan dataran dengan ketinggian tempat di 1.200 m dpl Tumbuh di hutan dataran dengan ketinggian tempat di 1.200 m dpl Tumbuh di hutan dataran dengan ketinggian tempat di 1.200 m dpl rendah bawah rendah bawah rendah bawah rendah bawah Tumbuh di daerah tropik lembab, dengan ketinggian tempat 1-1.200 m dpl Tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian tempat 500 m dpl − Tumbuh di padang alang-alang pada ketinggian tempat lebih dari 3.000 kaki − Tumbuh di daerah pantai sampai dengan pegunungan (1.500 m dpl) Banyak ditemukan di gunung berapi EKOLOGI 127 126 √ √ √ √ √ √ √ √ Knema sp. Knema sp. Knema sp. Melaleuca leucadendron Rhodamnia cinerea Syzygium laxiflorum Syzygium lineatum Syzygium muelleri Tristania maingayi 250 251 252 253 254 255 256 257 √ √ √ 249 √ Eugenia sp. PIP √ 248 SKK √ √ √ √ √ √ √ PGM √ PERUSAHAAN Eugenia sp. FAMILI/NAMA ILMIAH 247 NO 13 8 8 8, 9 4, 8, 9 3 11 11 11 8 8 KELOMPOK KEGUNAAN kayu Dayung Untuk mengubar dan mencat Bahan makanan, Cat dan bahan bangunan Untuk mengubar dan mencat Untuk mengubar dan mencat Minyak putih Bahan penyamak Bahan penyamak Bahan penyamak Pewarna hitam Pewarna hitam MANFAAT Batang Kulit kayu Ranting dan kulit kayu Kulit kayu Kulit kayu dan batang Daun, getah Kulit kayu Kulit kayu Kulit kayu Kulit kayu Kulit kayu BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji Biji dan tunas akar Biji dan tunas akar Biji dan stek batang − Biji dan tunas akar Biji, cangkok, okulasi Biji, cangkok, okulasi Biji, cangkok, okulasi Biji, cangkok, okulasi Biji, cangkok, okulasi BUDIDAYA Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian tempat di bawah 900 m dpl − Tumbuh di daerah yang banyak hujan maupun daerah beriklim kering dan berbagai macam tanah, pada ketinggian tempat 5-1.800 m dpl − Tumbuh di hutan dataran rendah dengan ketinggian tempat di bawah 1.200 m dpl Tumbuh di hutan dataran rendah dengan ketinggian tempat di bawah 1.200 m dpl Tumbuh di hutan dataran rendah dengan ketinggian tempat di bawah 1.200 m dpl Tumbuh di hutan dataran rendah dengan ketinggian tempat di bawah 1.200 m dpl Tumbuh di hutan dataran rendah dengan ketinggianb tempat di bawah 1.200 m dpl Tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian tempat 0-1.000 m dpl Tumbuh di hutan tropik lembab dengan ketinggian tempat 500 m dpl EKOLOGI 128 127 √ √ √ Psidium guajava Syzygium aqueum Syzygium polyanthum 261 262 263 √ √ Nepenthes bracheata Nepenthes gracilis Nepenthes rafflesiana 266 267 268 √ √ Nepenthes ampullaria Jack. 265 √ √ Nepenthes alata √ √ √ PIP √ 264 √ √ Eugenia sp. 260 Nepenthaceae √ Eugenia sp. 259 SKK √ √ √ √ PGM √ PERUSAHAAN Tristania obovata FAMILI/NAMA ILMIAH 258 NO 2 2 2 2, 7 2, 7 1, 3 1, 4 1, 4 8 8 12 KELOMPOK KEGUNAAN Tumbuhan hias Tumbuhan hias Tumbuhan hias dan bahan pengikat Tumbuhan hias dan bahan pengikat Tumbuhan hias Obat (Kolesterol, diare) dan minyak atsiri Obat (Sakit perut) dan bahan makanan Obat (Tipes, demam berdarah) dan bahan makanan Pewarna hitam Pewarna hitam Kayu bakar MANFAAT Umbi Umbi Umbi Seluruh bagian Bunga dan batang Daun Daun Daun, buah Kulit kayu Kulit kayu Batang BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji Biji Biji Biji − Biji, cangkokan, stek batang Biji, okulasi, sambung pucuk, cangkok, stek batang dan stek akar Biji, okulasi, dan cangkok Biji, cangkok, okulasi Biji, cangkok, okulasi Biji BUDIDAYA Tumbuh di dataran tinggi dan di lereng-lereng bukit Tumbuh di dataran tinggi dan di lereng-lereng bukit Tumbuh di dataran tinggi dan di lereng-lereng bukit Tumbuh di dataran tinggi dan di lereng-lereng bukit Tumbuh di dataran tinggi dan di lereng-lereng bukit Tumbuh pada daerah tropik lembab dengan ketinggian tempat 1-700 m dpl. Tanah lempung dan bersolum tebal Tumbuh di tempat dengan ketinggian tempat 5-1.800 m dpl Tumbuh di hutan dataran rendah dengan ketinggian tempat di bawah 1.200 m dpl Tumbuh di hutan dataran rendah dengan ketinggian tempat di bawah 1.200 m dpl Tumbuh pada daerah tropik dengan ketinggian tempat 1.500 m dpl, tahan terhadap kekeringan Tumbuh pada tanah yang berdrainase baik EKOLOGI 129 128 Nephrolepis exavata 270 √ Scorodocarpus borneensis Strombosia ceylanica 272 273 √ Pholidota chinensis 275 √ Freycinetia angustifolia Pandanus sp. 278 279 √ √ √ √ Sartotheca macrophylla Pandanaceae √ √ Dapania racemosa √ PGM √ 277 √ √ √ √ √ PIP √ 276 Oxalidaceae √ Bromheadia finlaysoniana 274 Orchidaceae √ Ochanostachys amentacea √ SKK PERUSAHAAN 271 Olacaceae Nepenthes reinwardtiana Neprolepidaceae FAMILI/NAMA ILMIAH 269 NO 1, 3, 4 3 4 9 2 2 9 4, 9 9 2 2 KELOMPOK KEGUNAAN Obat (Pusing), pengharus masakan dan Minyak atsiri Bahan makanan Bahan bangunan Tumbuhan hias Tumbuhan hias Bahan makanan dan bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan Tumbuhan hias Tumbuhan hias MANFAAT Daun muda Daun Daun Batang Seluruh bagian Seluruh bagian Batang Buah, daun Batang Daun Bunga BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat − Stek akar dan anakan Stek batang dan anakan Biji Biji dan spora Biji − Biji dan anakan − Anakan Biji BUDIDAYA Tumbuh baik di kondisi tanah yang gembur dan arasi tanah yang baik, ketinggian tempat hingga 1.700 m dpl Tumbuh dengan baik di ketinggian tempat hingga 500 m dpl − − Tumbuh baik di tempat terlindung dan lembab, pada ketinggian tempat 800-2.300 m dpl Tumbuh di ketinggian tempat sampai 500 m dpl Tumbuh di hutan hujan tropis primer, pada tanah kering liat atau berpasir pada ketinggian tempat 300 m dpl − − Tumbuh di hutan pegunungan bawah baik di hutan primer maupun hutan yang telah terganggu Tumbuh di dataran tinggi dan di lereng-lereng bukit EKOLOGI 130 129 √ √ Piper nigrum Piper porphyrophyllum 283 284 √ √ √ Axonopus compressus Bambusa vulgaris Chrysopogon aciculatus 285 286 287 Poaceae √ Piper caninum 282 Piperaceae Passiflora foetida Passifloraceae √ Pandanus tectorius 280 281 SKK FAMILI/NAMA ILMIAH NO √ √ PIP √ PGM PERUSAHAAN 1 1, 9 5 1 4 1, 13 1 1, 3, 7, 11 KELOMPOK KEGUNAAN Obat (sakit kuning, bengkak) dan bahan bangunan Kanker, tumor Pakan ternak Kanker, diabetes Bahan makanan Obat (diabetes) dan penguat gigi Obat luka Obat (Pusing), pengharum masakan, penyamak dan bahan tali bahan makanan MANFAAT bagian Akar dan daun Rebung Seluruh bagian Daun Biji Daun Seluruh daun Daun muda dan BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Rimpang akar Stek batang maupun anakan Stek akar Biji dan stek − Biji dan stek Biji, stek batang, cangkok Stek akar dan anakan. BUDIDAYA ketinggian Hidup pada tempat yang ternaungi hingga sedikit terbuka pada ketinggian tempat 1 – 1.650 m dpl Banyak tumbuh liar di hutan, di tepitepi jalan dan di kebun dengan ketinggian tempat hingga 1.500 mdpl Tumbuh di tempat terbuka yang tidak ternaungi Iklim panas, lembab, curah hujan tinggi dengan ketinggian tempat lebih dari 500 m dpl − Iklim lembab dengan tempat 300 m dpl Tumbuh di daerah terbuka dengan penyinaran matahari penuh, ketinggian tempat mencapai 1.000 m dpl Tumbuh di daerah tropik basah dan menghendaki tempat yang terbuka, cukup air dan subur EKOLOGI 131 130 √ √ √ √ √ √ √ √ Cynodon dactylon Digitaria adscendens Dindrocalamus asper Dinochloa scandens Gigantochloa apus Imperata cylindrica Oryza sativa Paspalum conjugatum 289 290 291 292 293 294 295 296 SKK √ √ √ √ √ √ PIP √ PGM PERUSAHAAN Cymbopogon citratus FAMILI/NAMA ILMIAH 288 NO 5 4, 5, 11 1, 5, 10 9, 11, 12 9, 11 9 5 5, 13 1, 3 KELOMPOK KEGUNAAN Obat (obat demam, peluruh air seni), kerajinan dan kayu bakar Obat (Peluruh air seni), pakan ternak dan untuk aksesoris upacara adat Bahan makanan, pakan ternak dan kerajinan Pakan ternak Bahan bangunan dan kerajinan Bahan bangunan Pakan ternak Obat (demam, obat kumur, dan pencegah muntah) dan bahan pewangi maskaan Pakan ternak, mengendalikan erosi dan sebagai rumput tanah MANFAAT Seluruh bagian Batang dan gabah Akar Batang dan rebung Tunas muda Tunas muda Seluruh bagian Rimpang daun BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat atau Biji − Biji rimpang dan Stek batang atau anakan Biji rimpang Stek batang atau anakan − − Tunas dan potongan rhizoma/akar BUDIDAYA Tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian tempat 230- 500 m dpl − Tumbuh pada tempat-tempat terbuka atau sedikit ternaungi, dengan ketinggian tempat 1 - 2.700 m dpl Tumbuh di tepi-tepi sungai dengan ketinggian tempat hingga 1.500 m dpl Tumbuh liar di hutan-hutan tepi sungai dan kebun dengan ketinggian tempat hingga 1.500 mdpl Tumbuh di hutan-hutan pada ketinggian tempat 200-1.200 m dpl Tumbuh di tempat terbuka yang tidak ternaungi Dapat ditemukan di padang rumput savana dan hutan musim pada ketinggian tempat 1-2.100 m dpl Tumbuh di daerah tropis, dataran rendah hingga dataran tinggi atau pegunungan, dengan ketinggian tempat mencapai 200 m dpl EKOLOGI 132 131 √ Schizostachyum longispiculatum Zea mays 300 301 √ √ Drynaria sparsisora Lecanopteris carnosa Stenoclaena palustris 303 304 305 Polypodiaceae Podocarpus motleyi Podocarpaceae √ Saccharum officinarum 299 302 √ Pogonarherum paniceum 298 SKK √ √ √ √ √ PIP √ √ √ PGM PERUSAHAAN Pennisetum purpureum FAMILI/NAMA ILMIAH 297 NO 11 2 1 9 4, 5 11 1, 3, 4 1 5 KELOMPOK KEGUNAAN Kerajinan Obat sakit mata, diare, maag, demam, bengkak Tumbuhan hias Bahan bangunan Bahan makanan dan pakan ternak Obat (batuk, pegal linu, obat kuat), bahan pewangi masakan Kerajinan Pelancar air seni, obat demam anakanak Pakan ternak MANFAAT bagian Batang Daun Akar Batang Daun dan buah Batang Akar dan batang Seluruh daun Seluruh bagian dan BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dan Spora dan akar Rimpang Anakan spora Biji Biji Stek batang Anakan dan stek batang − Stek batang BUDIDAYA Tumbuh di pohon dan di cabang pohon, pada ketinggian tempat 12.000 m dpl Tumbuh dengan baik pada segala jenis tanah dengan ketinggian tempat 1-1.500 m dpl Tumbuh pada hutan primer maupun sekunder dengan ketinggian tempat sampai 800 m dpl − Tumbuh liar di hutan dan tepi sungai dengan ketinggian tempat sampai 1.500 m dpl − Tumbuh di daerah tropik basah dengan curah hujan minimum 1.0002.000 mm/th Tumbuh pada daerah tropik basah hingga iklim sedang dengan sinar matahari yang cukup, banyak ditemukan di tepi sungai dengan ketinggian tempat hingga 1.500 m dpl Tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian tempat 1.500 m dpl EKOLOGI 133 132 √ √ √ √ √ √ √ Vittaria elongata Rosaceae Parastemon urophyllus Rubiaceae Borreria latifolia Coffea robusta Ixora coccinea Morinda brachteata Myrmecodia sp. Paederia foetida Psychotria sarmentosa 307 308 309 310 311 312 313 314 315 SKK √ √ √ √ PIP √ √ PGM √ PERUSAHAAN Platycerium bifurcatum FAMILI/NAMA ILMIAH 306 NO 1 1 1 1 2 1, 12, 13 1, 5 2 2 1, 2 KELOMPOK KEGUNAAN Demam, batuk Diare, Lambung, usus Obat pencahar dan menormalkan tekanan darah Keluhan rematik dan asam urat Obat (Sakit gigi) dan pakan ternak Obat (malaria, tipes), bahan bakar dan bahan minuman Tumbuhan hias Tumbuhan hias Obat (antibiotik, anti radang, penurun panas, peluruh air seni) dan tumbuhan hias Tumbuhan hias MANFAAT Daun Daun Daging umbi Buah Seluruh bagian Biji dan daun Daun Bunga Seluruh bagian Daun BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji Biji Biji − Biji, sambungan, di tempel, atau di cangkok Stek batang, cangkok, biji Biji − − − BUDIDAYA Tumbuh di dataran tinggi sampai dataran rendah dengan iklim tropik, ketinggian tempat maksimum 7001.200 m dpl Tumbuh liar di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian tempat 1.800 mdpl − − Tumbuh dengan baik di berbagai jenis tanah, pada ketinggian tempat 500-1.700 m dpl Tumbuh di dinding pantai pada ketinggian tempat sampai 500 m dpl Iklim tropis dengan suhu 20-22° dan ketinggian tempat 500-1.300 m dpl − − Tumbuh baik pada daerah iklim yang panas dan curah hujan yang cukup tinggi. EKOLOGI 134 133 Uncaria glabrata 317 √ √ Nephelium lappaceum Pometia pinnata 320 321 √ √ Palaquium cochleariifolium Palaquium hexandrum 322 323 Sapotaceae √ Nephelium cuspidatum Sapindaceae Citrus aurantifolia √ SKK √ √ √ √ √ √ √ √ PIP √ √ √ √ PGM PERUSAHAAN 319 318 Tricalysia singularis 316 Rutaceae FAMILI/NAMA ILMIAH NO 9 9 1, 4, 9 4, 12 4 1, 4 1 13 KELOMPOK KEGUNAAN Bahan bangunan Bahan bangunan Obat (Tonikum), bahan makanan dan bahan bangunan Bahan makanan dan bahan kayu bakar Bahan makanan Obat (batuk, penurun panas, pegal linu), bahan makanan Penangkal racun Minuman MANFAAT Batang Batang Biji dan batang Buah dan batang Buah Buah Seluruh bagian Biji BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat − − Biji cangkok dan Biji, cangkok Biji, okulasi, dan cangkok Cangkokan atau okulasi dan biji Biji, sambungan, di tempel, atau di cangkok Biji BUDIDAYA − − Tumbuh dengan baik pada berbagai kondisi tanah tropik, dengan ketinggian tempat hingga 1.000 m dpl Tumbuh di berbagai pada berbagai kondisi tanah tropik, memerlukan iklim lembab dengan curah hujan tahunan 2.000 mm/tahun Tumbuh di hutan sekunder pada berbagai jenis tanah dengan ketinggian tempat 1-1.200 m dpl Hidup dalam berbentuk semak, tinggi beberapa meter saja, tumbuh dengan baik di tempat yang panas dengan kondisi tanah yang gembur dan aerasi tanah yang baik, dengan ketinggiantempat tumbuh hingga 1.000 mdpl Tumbuhan liar di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian tempat 1.800 m dpl iklim tropis dengan suhu 20-22° dan ketinggian tempat 500-1.300 m dpl EKOLOGI 135 134 √ Selaginella doederleinii 329 331 Sonneratiaceae Solanum indicum Solanaceae Eurycoma longifolia √ √ Schizaea digitata Selaginellaceae 328 Simaroubaceae √ Lygodium japonicum 327 330 √ √ Payena obscura Planchonia valida Schizaeaceae 325 326 SKK √ √ PIP √ √ √ PGM PERUSAHAAN Palaquium microphyllum FAMILI/NAMA ILMIAH 324 NO 4 1 1 2 1 9 9 8, 9 KELOMPOK KEGUNAAN Bahan makanan Demam, borok di mulut, dan cacingan Obat pemerah, bengkak Obat luka digigit ular, obat infeksi saluran kencing. Tumbuhan hias Bahan bangunan dan pewarna merah Bahan bangunan Bahan bangunan MANFAAT Buah Kulit akar Batang, tangkai Herba Herba Batang Batang Batang BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji Biji Biji, ditanam secara vegetatif dengan stek − Spora dan biji − − − BUDIDAYA Tumbuh di tempat yang mendapatkan cahaya matahari penuh, tumbuh pada dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian tempat 1.200 m dpl Banyak ditemui di hutan dataran rendah, di hutan primer, hutan sekunder, hutan pantai, hutan kerangas dan hutan dipterocarpaceae campuran dengan ketinggian tempat dari 0-700 m dpl Tumbuh di tebing-tebing yang basah, di tepi sungai, batu-batu basah dan tempat-tempat teduh yang berhawa dingin, dari ketinggian tempat 400750 m dpl − Tumbuh liar di hutan-hutan pada ketinggian tempat 300-2.300 m dpl − − − EKOLOGI 136 135 √ √ √ Sterculia rubiginosa Streblus asper Theobroma cacao 335 336 337 Theaceae Symplocos polyandra Symplocos sp 339 340 Symplocos celastrifolia 338 √ √ √ Pterospermum diversifolium 334 Symplocaceae √ SKK √ √ √ PIP √ √ PGM √ PERUSAHAAN Buettneria reinwardtii Sterculiaceae Duabanga moluccana FAMILI/NAMA ILMIAH 333 332 NO 9 9 9 1, 4 1, 9 9 8 1 8 KELOMPOK KEGUNAAN Bahan bangunan Bahan bangunan Bahan bangunan Obat (memperbanyak ASI) dan bahan bangunan Obat (obat pusing, wasir, tekanan darah rendah, obat cacing, perangsang syaraf) dan bahan makanan Bahan bangunan Pewarna kuning Sakit kepala Pewarna hitam MANFAAT Batang Batang Batang Akar dan biji Daun Batang Daun dan kulit kayu Akar Batang dan kulit kayu BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji, batang, cabang Biji Biji Biji − − − − − stek stek BUDIDAYA Tumbuh liar di hutan pada ketinggian tempat 700-1.200 m dpl Tumbuh liar di hutan pada ketinggian tempat 700-1.200 m dpl Tumbuh liar di hutan pada ketinggian tempat 700-1.200 m dpl Tumbuh di ketinggian tempat 500 m dpl Tumbuh dengan baik pada segala macam jenis tanah dengan ketinggian tempat mencapai 1.500 m dpl − Tumbuh liar di hutan-hutan, di ladang dengan ketinggiian tempat hingga 500 m dpl Tumbuh di ketinggian tempat 5-900 m dpl Tumbuh pada dataran tinggi lembab pada ketinggian tempat 300-1.200 m dpl EKOLOGI 137 136 Aquilaria sp. Gonystylus velutinus 344 345 Verbenaceae Trema orientalis Ulmaceae Aquilaria malaccensis 343 346 Aquilaria microcarpa Thymelaeaceae Schima wallichii FAMILI/NAMA ILMIAH 342 341 NO √ √ SKK √ √ √ √ PIP √ √ PGM PERUSAHAAN 8, 11, 12, 13 9 3, 10 1, 3, 10, 13 3, 10 9 KELOMPOK KEGUNAAN Tali, pewarna coklat, kayu bakar dan pohon peneduh Pengharum atau parfum dan untuk aksesoris upacara adat Obat (penyakit stress, asma, liver, ginjal, radang lambung, rhematik, tumor, dan kanker), pengharum, untuk upacara adat dan bahan sabun atau sampo Pengharum atau parfum dan untuk aksesoris upacara adat Bahan bangunan Bahan bangunan MANFAAT Daun, batang Batang Kulit kayu Kulit batang dan akar Kulit kayu Batang BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Biji Biji Biji Biji Biji − BUDIDAYA Tumbuh di hutan sekunder, hutan primer, hutan jati, di dataran rendah sampai pegunungan, dengan ketinggian tempat sampai 2.400 m dpl Tumbuh di hutan primer pada tanah berpasir atau tanah liat dengan ketinggian tempat rendah sampai 500 m dpl − Tumbuh di hutan primer pada tanah berpasir atau tanah liat dengan ketinggian tempat rendah sampai 500 m dpl Tumbuh di hutan primer pada tanah berpasir atau tanah liat dengan ketinggian tempat rendah sampai 500 m dpl Tumbuh baik di daerah rawa dan tepian sungai, bisa hidup di ketinggian tempat mencapai 3.900 m dpl EKOLOGI 138 137 Vitex pubescens 349 Alpinia sp. Amomum coccineum 354 Zingiberaceae Smilax zeylanica Smilacaceae Vittaria scolopendrina 353 352 351 Vittariaceae Tetrastigma sp. Vitaceae √ Vitex glabrata 348 350 √ Peronema canescens 347 √ √ √ √ SKK FAMILI/NAMA ILMIAH NO √ √ √ √ √ PIP √ √ PGM √ PERUSAHAAN 1, 3 3, 4 1, 13 2 10 1, 4, 8, 12, 13 9 1, 9 KELOMPOK KEGUNAAN Obat (obat batuk, perut kembung) dan minyak Minyak dan bahan makanan Obat (obat rematik, kencing nanah dan disentri) dan tanaman pagar Tumbuhan hias Kayu bakar Obat (luka), bahan makanan, pemberi warna hijau pada kapas, bahan kayu bakar dan sebagai tanaman pagar Obat (obat kumur, sakit gigi) dan bahan bangunan Bahan bangunan MANFAAT Rimpang dan buah Rimpang Akar Daun Seluruh bagian Kulit batang, daun, batang seluruh bagian Batang Daun buah, dan BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat − Rimpang anakan Rimpang anakan Biji dan batang Biji Biji − Stek batang dan dan stek BUDIDAYA Tumbuh dengan baik pada tanahtanah kering, di dataran yang ditumbuhi rumput dengan ketinggian tempat 1.500 m dpl Banyak ditanam di tanah lempung berdebu, lempung liat berpasir, ketinggian tempat 400-750 m dpl Tumbuh di hutan sekunder, di hutan bambu, dan di hutan jati Tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian tempat sampai 650 m dpl Tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat di bawah 1.600 m dpl Tumbuh di daerah bukit, pantai, di batu-batu gunung berapi dan di batu kapur Tumbuh di hutan jati, hutan sekunder, kebun, ladang, dan di hutan rakyat. Pada ketinggian tempat 25-300 m dpl − EKOLOGI 139 138 Costus speciosus FAMILI/NAMA ILMIAH SKK √ PIP PGM PERUSAHAAN KELOMPOK KEGUNAAN 1, 2, 4, 10 Obat (urus-urus, kencing nanah, sipilis), hias, bahan makanan dan aksesoris untuk upacara adat MANFAAT Batang dan rimpang BAGIAN YANG DIMANFAATKAN Biji rimpang dan BUDIDAYA EKOLOGI Tumbuh dengan baik pada jenis tanah latosol dan menyukai tempat terbuka, pada ketinggian tempat 1-1.000 m dpl Sumber : Hasil Rekapitulasi dari Pustaka Heyne (1987), Zuhud et al. (1994), Zuhud et al. (2003), Rudjiman et al. (2003) dan PROSEA (1992) Keterangan : 1 : Tumbuhan penghasil obat 2 : Tumbuhan hias 3 : Tumbuhan aromatik 4 : Tumbuhan penghasil pangan 5 : Tumbuhan penghasil pakan ternak dan satwaliar 6 : Tumbuhan penghasil pestisida nabati 7 : Tumbuhan penghasil serat 8 : Tumbuhan penghasil bahan pewarna dan tanin 9 : Tumbuhan penghasil bahan bangunan 10 : Tumbuhan untuk upacara adat 11 : Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan 12 : Tumbuhan penghasil kayu bakar 13 : Tumbuhan penghasil lainnya 355 NO Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat 140 139 1 No Areal studi PT Sawit Kapuas Kencana Hutan Dataran Rendah Ekosistem Lampiran 7 Lokasi pengamatan pada areal studi Areal Lainnya Bufeer Zone Hutan Lindung (HL) Kawasan Sekitar Mata Air (KSMA) Sempadan Sungai (SS) Habitat Hutan Kerangas (BRW) (bukit Besar) Blok I, Areal Lereng > 40% Blok-21, Areal Lereng > 40% Blok-22, Areal Lereng > 40% Blok-23, Areal Lereng > 40% Blok24, Areal Lereng > 40% Blok-25, Areal Lereng > 40% Blok-26, Areal Lereng > 40% Blok-27, Areal Lereng > 40% Blok-33, Areal Lereng > 40% Blok-34, Areal Lereng > 40% Blok-35, Areal Lereng > 40% Blok-36, Areal Lereng > 40% Blok37, Areal Lereng > 40% Blok-58, Areal Lereng > 40% Blok-59, Areal Lereng > 40% Blok-75, Areal Lereng > 40% Blok-76, Areal Lereng > 40% Blok-77, Areal Lereng > 40% Blok-78, Areal Lereng > 40% Blok-79, Tembawai Empran (Kedumbik), Tembawai Kiding (kedumbik), Tembawai Tingting (Kedumbik), Tembawai Garung I (Merakai Pendek), Tembawai Garung II (Merakai Pendek), Tembawai Tetak Tangga (Kantuk Balau), Tembawai Melebo (Kantuk Balau), Tembawai Anji (Kantuk Bunut), Tembawai Kunang (Kantuk Bunut), Tembawai Begedat (Kantuk Bunut), Tembawai Lumuk (Kantuk Bunut), Tembawai Bunut (Kantuk Bunut), Tembawai Kenjalang (Kantuk Bunut), Tembawai Ijok (Kantuk Bunut), Tembawai Sungai Tai (Kantuk Asam), Tembawai Nanga Pecah Pril (Telutuk), Tembawai Empanang, Kerapararong (hutan kerangas Kantuk Asam), Kubur Tunggal (Desa Kantuk Asam) Hutan Kerangas (BRW) (bukit Besar) Blok II Lokasi SS Empanang, SS Empanang Deras, SS Jerangau, SS Anak Empanang Deras, SS Serunti, SS Titi Urat (Bagian Barat), SS Nih, SS Seridan, SS Anak Empanang -1, SS Selindung, SS Anak Selindung-1, SS Anak Selindung-2, SS Anak Empanang-2, SS Merayu, SS Riyan, SS Lengsat, SS Jangkang, SS Asam, SS Sekumpang, SS Kantuk Antu, SS Kopi, SS Tai, SS Kersik Bungai, SS Mumban, SS Sebungau, SS Titi Urat (Bagian Timur), SS Anak Titi Urat (Bagian Timur), SS Curir, SS Anak Curir, SS Lencat, SS Kedondong, SS Kebiyah, SS Aping, SS Tapang Layang, SS Kantuk Balau, SS Gerenjang, SS Empurung, SS Tapang Sembung, SS Daun KSMA S. Empanang, KSMA S. Jerangau, KSMA S. Anak Empanang Deras, KSMA S. Serunti, KSMA S. Titi Urat (Bagian Barat), KSMA S. Anak Empanang2, KSMA S. Riyan, KSMA S. Lengsat, KSMA S. Tai, KSMA S. Curir, KSMA S. Anak Curir, KSMA S. Kebiyah, KSMA S. Kantuk Balau Bufer Zone HL Bukit Tugar Blok I, Bufer Zone HL Bukit Tugar Blok II, Bufer Zone HL Bukit Patek, Bufer Zone HL Bukit Patau Blok I, Bufer Zone HL Bukit Patau Blok II 141 140 No Areal studi Hutan Kerangas Ekosistem Lampiran 7 Lokasi pengamatan pada areal studi Areal Lainnya Buffer Zone Hutan Lindung (HL) Kawasan Sekitar Mata Air (KSMA) Sempadan Sungai (SS) Habitat Lokasi SS Empanang, SS Empanang Deras , SS Jerangau, SS Anak Empanang Deras, SS Serunti, SS Titi Urat (Bagian Barat), SS Nih, SS Seridan, SS Anak Empanang -1, SS Selindung, SS Anak Selindung-1, SS Anak Selindung-2, SS Anak Empanang-2, SS Merayu, SS Riyan, SS Lengsat, SS Jangkang, SS Asam, SS Sekumpang, SS Kantuk Antu, SS Kopi, SS Tai, SS Kersik Bungai, SS Mumban, SS Sebungau, SS Titi Urat (Bagian Timur), SS Anak Titi Urat (Bagian Timur), SS Curir, SS Anak Curir, SS Lencat, SS Kedondong, SS Kebiyah, SS Aping, SS Tapang Layang, SS Kantuk Balau, SS Gerenjang, SS Empurung, SS Tapang Sembung, SS Daun KSMA S. Empanang, KSMA S. Jerangau, KSMA S. Anak Empanang Deras, KSMA S. Serunti, KSMA S. Titi Urat (Bagian Barat), KSMA S. Anak Empanang2, KSMA S. Riyan, KSMA S. Lengsat, KSMA S. Tai, KSMA S. Curir, KSMA S. Anak Curir, KSMA S. Kebiyah, KSMA S. Kantuk Balau Bufer Zone HL Bukit Tugar Blok I, Bufer Zone HL Bukit Tugar Blok II, Bufer Zone HL Bukit Patek, Bufer Zone HL Bukit Patau Blok I, Bufer Zone HL Bukit Patau Blok II Hutan Kerangas (BRW) (bukit Besar) Blok I, Areal Lereng > 40% Blok-21, Areal Lereng > 40% Blok-22, Areal Lereng > 40% Blok-23, Areal Lereng > 40% Blok24, Areal Lereng > 40% Blok-25, Areal Lereng > 40% Blok-26, Areal Lereng > 40% Blok-27, Areal Lereng > 40% Blok-33, Areal Lereng > 40% Blok-34, Areal Lereng > 40% Blok-35, Areal Lereng > 40% Blok-36, Areal Lereng > 40% Blok37, Areal Lereng > 40% Blok-58, Areal Lereng > 40% Blok-59, Areal Lereng > 40% Blok-75, Areal Lereng > 40% Blok-76, Areal Lereng > 40% Blok-77, Areal Lereng > 40% Blok-78, Areal Lereng > 40% Blok-79, Tembawai Empran (Kedumbik), Tembawai Kiding (kedumbik), Tembawai Tingting (Kedumbik), Tembawai Garung I (Merakai Pendek), Tembawai Garung II (Merakai Pendek), Tembawai Tetak Tangga (Kantuk Balau), Tembawai Melebo (Kantuk Balau), Tembawai Anji (Kantuk Bunut), Tembawai Kunang (Kantuk Bunut), Tembawai Begedat (Kantuk Bunut), Tembawai Lumuk (Kantuk Bunut), Tembawai Bunut (Kantuk Bunut), Tembawai Kenjalang (Kantuk Bunut), Tembawai Ijok (Kantuk Bunut), Tembawai Sungai Tai (Kantuk Asam), Tembawai Nanga Pecah Pril (Telutuk), Tembawai Empanang, Kerapararong (hutan kerangas Kantuk Asam), Kubur Tunggal (Desa Kantuk Asam), Hutan Kerangas (BRW) (bukit Besar) Blok II 142 141 2 No Areal studi PT Paramitra Internusa Pratama Hutan Rawa Gambut Hutan Dataran Rendah Ekosistem Lampiran 7 Lokasi pengamatan pada areal studi KSMA S. Jentu, KSMA S. Lemedak, KSMA S. JalangKSMA S. Penyengat-1, KSMA S. Penyengat-2, KSMA S. Tawang Biyu, KSMA S. Anggar Nyala Bukit Kenepai (Desa Sekedau), Bukit Sekedau (Desa Sekedau), Bukit Lebur Api (Desa Sekedau), Bukit Kedang (Desa Sentabai) Rawa Dusun Lemedak, Areal Perlindungan Nepenthes, Habitat Orang Hutan, Hutan Adat Mungguk Linsum, Hutan Adat Mungguk Tanah Nyala, Hutan Cadangan Simpang Kedang, Tembawai Langko, Areal Lebah Madu, Tembawai Tanah Burak, Tembawang Sungai Entimut, Gupung Langai Lalong, Gupung dan Tembawang Sungai Tepuak, Gupung Kerintak, Gupung Nanga Bungo, Gupung Bukit Areal Lainnya Rawa Dusun Lemedak, Areal Perlindungan Nepenthes, Habitat Orang Hutan, Hutan Adat Mungguk Linsum, Hutan, Adat Mungguk Tanah Nyala, Hutan Cadangan Simpang Kedang, Tembawai Langko, Areal Lebah Madu, Tembawai Tanah Burak, Tembawang Sungai Entimut, Gupung Langai Lalong, Gupung dan Tembawang Sungai Tepuak, Gupung Kerintak, Gupung Nanga Bungo, Gupung Dampak Temunik, Gupung Temunik Sungai Bungo, Gupung Puyau Samboi, Gupung Mawang, Gupung Lalau Putat, Kuburan Jentu SS Jentu, SS Lebak Tembawai, SS Pinta Sawa, SS Semelanga, SS Rusa, SS Melaban, SS Rampui, SS Besar, SS Bujun, SS Pagung, SS Liut, SS Rukam Hilir, SS Rukam Hulu, SS Lebak Kera, SS Atin, SS Ribut, SS Anyang, SS Lemedak, SS Peniti Tayan, SS Balai Boyan, SS Ketau, SS Lantang Nanga, SS Bakul Hilir, SS Bakul Hulu, SS Penumpang, SS Jalang, SS Tawang Biyu, SS Tekalong, SS Tekedan, SS Linsum, SS Sentabai, SS Penyengat, SS Angar Nyala, SS Antu Bukit Kenepai (Desa Sekedau), Bukit Sekedau (Desa Sekedau), Bukit Lebur Api (Desa Sekedau), Bukit Kedang (Desa Sentabai) Lokasi SS Jentu, SS Lebak Tembawai, SS Pinta Sawa, SS Semelanga, SS Rusa, SS Melaban, SS Rampui, SS Besar, SS Bujun, SS Pagung, SS Liut, SS Rukam Hilir, SS Rukam Hulu, SS Lebak Kera, SS Atin, SS Ribut, SS Anyang, SS Lemedak, SS Peniti Tayan, SS Balai Boyan, SS Ketau, SS Lantang Nanga, SS Bakul Hilir, SS Bakul Hulu, SS Penumpang, SS Jalang, SS Tawang Biyu, SS Tekalong, SS Tekedan, SS Linsum, SS Sentabai, SS Penyengat, SS Angar Nyala, SS Antu KSMA S. Jentu, KSMA S. Lemedak, KSMA S. Jalang, KSMA S. Penyengat-1, KSMA S. Penyengat-2, KSMA S. Tawang Biyu, KSMA S. Anggar Nyala Kawasan Sekitar Mata Air (KSMA) Sempadan Sungai (SS) Areal Lainnya Bukit Kawasan Sekitar Mata Air (KSMA) Sempadan Sungai (SS) Habitat 143 142 Areal studi PT Persada Graha Mandiri No 3 Hutan Dataran Rendah Hutan Kerangas Ekosistem Lampiran 7 Lokasi pengamatan pada areal studi Gupung Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Kawasan Sekitar Mata Air (KSMA) Sempadan Sungai (SS) Areal Lainnya Gupung Sepan perahu (Hutan Kerangas), Gupung Pendam Besar, Gupung Pepanjalih, Gupung Engkuni, Gupung Kripit (Dusun Penai), Gupung Sibau, Gupung Rasit, Gupung Kertung, Gupung Tembawang Kota, Gupung Mentawak, Gupung Tinting Kajang, Gupung Pendam Titipudu, Gupung Cempedak, Gupung Tembawai, Gupung Tengkawang, Gupung Atap Jawung, Gupung Ketugan, Gupung Terindak, Gupung Telur, Gupung Kenoleng, Gupung Danau Landuk, Gupung dan Tembawang Buaya, Gupung Pendam Pangkal Pentek, Gupung Tekam Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Sentabai, Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Penyengat KSMA S. Berandanan-1, KSMA S. Berandanan-2, KSMA S. Penyengat Bawah Rawa Dusun Lemedak, Areal Perlindungan Nepenthes, Habitat Orang Hutan, Hutan Adat Mungguk Linsum, Hutan Adat Mungguk Tanah Nyala, Hutan Cadangan Simpang Kedang, Tembawai Langko, Areal Lebah Madu, Tembawai Tanah Burak, Tembawang Sungai Entimut, Gupung Langai Lalong, Gupung dan Tembawang Sungai Tepuak, Gupung Kerintak, Gupung Nanga Bungo, Gupung Dampak Temunik, Gupung Temunik Sungai Bungo, Gupung Puyau Samboi, Gupung Mawang, Gupung Lalau Putat, Kuburan Jentu SS Berandanan, SS Bungo, SS Burak Air, SS Entimut, SS Keladan, SS Penyengat, SS Putat, SS Sentabai, SS Tepuak Bukit Kenepai (Desa Sekedau), Bukit Sekedau (Desa Sekedau), Bukit Lebur Api (Desa Sekedau), Bukit Kedang (Desa Sentabai) Kawasan Sekitar Mata Air (KSMA) Bukit KSMA S. Jentu, KSMA S. Lemedak, KSMA S. Jalang, KSMA S. Penyengat-1, KSMA S. Penyengat-2, KSMA S. Tawang Biyu, KSMA S. Anggar Nyala Sempadan Sungai (SS) Dampak Temunik, Gupung Temunik Sungai Bungo, Gupung Puyau Samboi, Gupung Mawang, Gupung Lalau Putat, Kuburan Jentu Lokasi SS Jentu, SS Lebak Tembawai, SS Pinta Sawa, SS Semelanga, SS Rusa, SS Melaban, SS Rampui, SS Besar, SS Bujun, SS Pagung, SS Liut, SS Rukam Hilir, SS Rukam Hulu, SS Lebak Kera, SS Atin, SS Ribut, SS Anyang, SS Lemedak, SS Peniti Tayan, SS Balai Boyan, SS Ketau, SS Lantang Nanga, SS Bakul Hilir, SS Bakul Hulu, SS Penumpang, SS Jalang, SS Tawang Biyu, SS Tekalong, SS Tekedan, SS Linsum, SS Sentabai, SS Penyengat, SS Angar Nyala, SS Antu Habitat 144 143 No Areal studi Hutan Rawa Air Tawar Hutan Rawa Gambut Ekosistem Lampiran 7 Lokasi pengamatan pada areal studi Gupung Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Sentabai, Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Penyengat Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Gupung Sepan perahu (Hutan Kerangas), Gupung Pendam Besar, Gupung Pepanjalih, Gupung Engkuni, Gupung Kripit (Dusun Penai), Gupung Sibau, Gupung Rasit, Gupung Kertung, Gupung Tembawang Kota, Gupung Mentawak, Gupung Tinting Kajang, Gupung Pendam Titipudu, Gupung Cempedak, Gupung Tembawai, Gupung Tengkawang, Gupung Atap Jawung, Gupung Ketugan, Gupung Terindak, Gupung Telur, Gupung Kenoleng, Gupung Danau Landuk, Gupung dan Tembawang Buaya, Gupung Pendam Pangkal Pentek, Gupung Tekam KSMA S. Berandanan-1, KSMA S. Berandanan-2, KSMA S. Penyengat Bawah SS Berandanan, SS Bungo, SS Burak Air, SS Entimut, SS Keladan, SS Penyengat, SS Putat, SS Sentabai, SS Tepuak Kawasan Sekitar Mata Air (KSMA) Sempadan Sungai (SS) Areal lainnya Gupung Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Sentabai, Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Penyengat Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Gupung Sepan perahu (Hutan Kerangas), Gupung Pendam Besar, Gupung Pepanjalih, Gupung Engkuni, Gupung Kripit (Dusun Penai), Gupung Sibau, Gupung Rasit, Gupung Kertung, Gupung Tembawang Kota, Gupung Mentawak, Gupung Tinting Kajang, Gupung Pendam Titipudu, Gupung Cempedak, Gupung Tembawai, Gupung Tengkawang, Gupung Atap Jawung, Gupung Ketugan, Gupung Terindak, Gupung Telur, Gupung Kenoleng, Gupung Danau Landuk, Gupung dan Tembawang Buaya, Gupung Pendam Pangkal Pentek, Gupung Tekam Pendam Titi Urat, Tembawang Lubuk Pun Tengkawang, Gupung Menyatuk, Tembawang Buah Blok 35, Mungguk Kawah, Mungguk Kapit, Mungguk Keladan KSMA S. Berandanan-1, KSMA S. Berandanan-2, KSMA S. Penyengat Bawah SS Berandanan, SS Bungo, SS Burak Air, SS Entimut, SS Keladan, SS Penyengat, SS Putat, SS Sentabai, SS Tepuak Lokasi Pendam Titi Urat, Tembawang Lubuk Pun Tengkawang, Gupung Menyatuk, Tembawang Buah Blok 35, Mungguk Kawah, Mungguk Kapit, Mungguk Keladan Kawasan Sekitar Mata Air (KSMA) Sempadan Sungai (SS) Areal Lainnya Habitat 145 144 No Areal studi Ekosistem Lampiran 7 Lokasi pengamatan pada areal studi Areal lainnya Habitat Lokasi Pendam Titi Urat, Tembawang Lubuk Pun Tengkawang, Gupung Menyatuk, Tembawang Buah Blok 35, Mungguk Kawah, Mungguk Kapit, Mungguk Keladan 146 145 146 Lampiran 8 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Sawit Kapuas Kencana Hutan Dataran Rendah Hutan Kerangas Nama Ilmiah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Alangium javanicum Alocasia sp. Alpinia sp. Alstonia angustifolia Alstonia scholaris Amaranthus sp. Ananas comosus Anisophyllea disticha Antidesma ghaesembilla Antidesma neurocarpum Aquilaria microcarpa Arcangelisia flava Areca catechu Arenga pinnata Artocarpus anisophyllus Artocarpus elasticus Artocarpus integer Artocarpus integra Artocarpus lanceifolius Artocarpus odoratissimus Asplenium nidus Axonopus compressus Baccaurea dulcis Baccaurea racemosa Bambusa vulgaris Barringtonia sp. Bauhinia sp. Begonia glabra Bellucia axinanthera Blechnum orientale Blechnum vulcanicum Borreria latifolia Bromheadia finlaysoniana Buettneria reinwardtii Calamus caesius Calamus mattanensis Calamus retrophyllus Calamus sp. Calophyllum grandiflorum Calophyllum macrocarpum Calophyllum sclerophyllum Calophyllum soulatri Campnosperma auriculata Campnosperma coriaceum Canarium odontophyllum Cassia alata Castanopsis argentea Buffer Zone AL HL √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ SS KSMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ KSMA √ √ Buffer Zone HL AL √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ SS √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, Buffer Zone HL = Buffer Zone Hutan Lindung, AL = Areal lainnya 147 Lampiran 8 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Sawit Kapuas Kencana Hutan Dataran Rendah Hutan Kerangas Nama Ilmiah 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 Castanopsis tunggurrut Ceiba pentandra Chrysopogon aciculatus Coelostegia kostermansii Coffea robusta Cordyline fruticosa Costus speciosus Cratoxylon arborescens Cratoxylum glaucum Crypteronia griffithii Cryptocarya crassinervia Curculigo capitulata Cymbopogon citratus Cynodon dactylon Cyperus compressus Cyperus rotundus Dacryodes rubiginosa Derris elliptica Dialium hydnocarpioides Dicranopteris dichotoma Digitaria adscendens Dillenia excelsa Dillenia grandifolia Dillenia pulchella Dindrocalamus asper Dinochloa scandens Dipterocarpus warbugii Dissochaeta gracilis Donax cannaeformis Dracontomelon mangiferum Drynaria sparsisora Duabanga moluccana Durio kutejensis Durio zibethinus Dysoxylum macrocarpum Elaeis guneensis Elaeocarpus floribundus Elateriospermum tapos Embelia ribes Erechthites valerianifolia Erythroxylum cuneatum Eugenia muellerii Eugenia sp. Eugenia sp. Eugenia sp. Eugenia sp. Eugenia sp. Eugenia sp. Eugenia sp. Eugenia sp. Eupatorium odoratum SS KSMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Buffer Zone AL HL √ √ √ √ √ √ √ SS KSMA √ √ Buffer Zone HL √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ AL √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, Buffer Zone HL = Buffer Zone Hutan Lindung, AL = Areal lainnya 148 Lampiran 8 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Sawit Kapuas Kencana Hutan Dataran Rendah Hutan Kerangas Nama Ilmiah 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 Euphorbia hirta Eusideroxylon zwageri Ficus ampelas Ficus benjamina Ficus callosa Ficus deltoidea Ficus hirta Ficus hispida Ficus pumila Ficus variegate Freycinetia angustifolia Gandarusa vulgaris Garcinia mangostana Garcinia parvifolia Garcinia sp. Gigantochloa apus Gleichenia microphylla Gluta renghas Gnetum cuspidatum Hevea brasiliensis Homalanthus populneus Homalomena alba Hopea pachycarpa Hopea sp. Hoya sp. Hydnocarpus anthelmintica Hyptis brevipes Imperata cylindrica Ixonanthes petiolaris Ixora coccinea Knema cinerea Knema conferta Knema laurina Knema perconacea Kokoona ovatolanceolata Kyllinga monocephala Labisia pumila Lansium domesticum Lecanopteris carnosa Leea indica Licuala spinosa Litsea tuberculata Lycopodium cernuum Lygodium japonicum Macaranga conifera Macaranga gigantea Macaranga hypoleuca Macaranga pruinosa Macaranga rhizinoides Macaranga triloba Mallotus macrostachyus Buffer Zone AL HL √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ SS KSMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ SS KSMA √ √ √ √ √ √ Buffer Zone HL √ √ √ √ √ AL √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, Buffer Zone HL = Buffer Zone Hutan Lindung, AL = Areal lainnya 149 Lampiran 8 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Sawit Kapuas Kencana Hutan Dataran Rendah Hutan Kerangas Nama Ilmiah 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 Mangifera caesia Mangifera foetida Mangifera indica Manihot utilissima Melastoma malabathricum Merremia umbellate Metroxylon sagu Metroxylon sp. Mikania scandens Monocarpia euneura Morinda brachteata Musa sp. Musa sp. Nepenthes ampullaria Nepenthes gracilis Nephelium cuspidatum Nephelium lappaceum Nephrolepis exavata Octomeles sumatrana Oryza sativa Paederia foetida Palaquium cochleariifolium Palaquium hexandrum Pandanus sp. Pandanus tectorius Parastemon urophyllus Parishia maingayi Parkia intermedia Parkia speciosa Paspalum conjugatum Passiflora foetida Payena obscura Pennisetum purpureum Pentaspadon motleyi Pholidota chinensis Phyllanthus niruri Piper caninum Piper nigrum Piper porphyrophyllum Pithecollobium lobatum Planchonia grandis Planchonia valida Plectocomia elongata Pleomele angustifolia Pogonarherum paniceum Polyathia subcordata Pometia pinnata Pothos sp. Psidium guajava Psychotria sarmentosa SS KSMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ Buffer Zone AL HL √ √ √ √ SS KSMA √ √ √ √ √ Buffer Zone HL √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ AL √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, Buffer Zone HL = Buffer Zone Hutan Lindung, AL = Areal lainnya 150 Lampiran 8 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Sawit Kapuas Kencana Hutan Dataran Rendah Hutan Kerangas Nama Ilmiah SS 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 Pterospermum diversifolium Rhodamnia cinerea Saccharum officinarum Salacca zalacca Santiria tomentosa Sauropus androgynus Schima wallichii Schizaea digitata Schizostachyum longispiculatum Scleria laevis Scorodocarpus borneensi Selaginella doederleinii Shorea brunescens Shorea palembanica Shorea pauciflora Shorea peltata Shorea pinanga Shorea scabrida Shorea seminis Shorea sp. Shorea stenoptera Shorea teysmanniana Sida rhombifolia Smilax zeylanica Solanum indicum Spatholobus ferrugineus Stemonurus secundiflorus Sterculia rubiginosa Streblus asper Strombosia ceylanica Swintonia glauca Symplocos celastrifolia Symplocos sp Syzygium aqueum Syzygium laxiflorum Syzygium lineatum Syzygium muelleri Syzygium polyanthum Tetracera fagifolia Tetrastigma sp. Theobroma cacao Trema orientalis Tricalysia singularis Triomma malaccensis Tristania maingayi Tristania obovata Uncaria glabrata Urena lobata Vatica rassak Vernonia arborea KSMA Buffer Zone AL HL SS KSMA Buffer Zone HL AL √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, Buffer Zone HL = Buffer Zone Hutan Lindung, AL = Areal lainnya 151 Lampiran 8 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Sawit Kapuas Kencana Hutan Dataran Rendah Hutan Kerangas Nama Ilmiah 250 251 252 253 254 255 Jumlah Vitex glabrata Vitex pubescens Vittaria scolopendrina Xylopia sp. Xylopia sp. Zalacca blumeana SS KSMA √ √ √ √ √ √ 203 √ √ √ 148 Buffer Zone AL HL √ √ √ √ √ √ √ √ √ 153 209 √ Buffer Zone HL √ √ √ √ √ √ 100 85 SS 90 KSMA 43 AL Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, Buffer Zone HL = Buffer Zone Hutan Lindung, AL = Areal lainnya Sumber : Hasil Rekapitulasi dari Pustaka Tim Terpadu (2010a) 152 Lampiran 9 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Paramitra Internusa Pratama Hutan Dataran Rendah No Hutan Rawa Gambut Nama Ilmiah SS KSMA 1 Ageratum conyzoides Bukit AL √ √ 2 Alangium javanicum √ 3 Aleurites moluccana √ √ √ 4 Alpinia sp. √ √ √ 5 Alseodaphne sp. √ √ 6 Alstonia angustifolia √ √ 7 Alstonia scholaris √ √ 8 Amomum coccineum √ √ SS Bukit AL √ Hutan Kerangas SS √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 Ananas comosus √ √ 10 Anisophyllea disticha √ √ 11 Aquilaria malaccensis 12 Arcangelisia flava √ 13 14 Areca catechu Artocarpus anisophyllus √ √ √ √ √ √ √ 15 Artocarpus integer √ √ √ 16 Artocarpus kemando √ √ 17 Artocarpus lanceifolius 18 Artocarpus odoratissimus √ √ 19 Asplenium nidus √ √ 20 Axonopus compressus √ √ 21 Baccaurea stipulate √ 22 Baeckea frutescens 23 Barringtonia acutangulata 24 25 Barringtonia sp. Bauhinia sp. √ √ 26 Bellucia axinanthera √ √ √ 27 Blechnum orientale √ √ √ 28 Blumea balsamifera √ √ 29 Bromheadia finlaysoniana √ √ √ √ 30 Calamus caesius √ √ √ √ 31 Calamus retrophyllus √ √ 32 Calamus schistoacanthus √ √ 33 Calophyllum grandiflorum √ √ 34 Calophyllum pulcherrimum √ √ √ 35 Calophyllum sp. √ √ √ 36 Campnosperma auriculata 37 Campnosperma macrophylla 38 Cantleya corniculata √ 39 Castanopsis argentea √ 40 Chaetocarpus castanocarpus √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, AL = Areal lainnya √ √ 153 Lampiran 9 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Paramitra Internusa Pratama Hutan Dataran Rendah No Hutan Rawa Gambut Nama Ilmiah SS KSMA 41 Cinnamomum macrophyllum Bukit AL SS Bukit AL √ √ √ 42 Citrus aurantifolia √ √ √ 43 Coccoceras borneense √ √ √ 44 Colocasia esculenta √ 45 Combretocarpus rotundatus √ 46 Cratoxylon glaucum 47 Cratoxylum arborescens 48 Cryptocarya crassinervia 49 Curculigo capitulata √ √ 50 Cynodon dactylon √ 51 Cyperus compressus √ 52 Cyperus rotundus 53 Dacryodes microcarpa 54 Dacryodes rostrata 55 Dacryodes rubiginosa 56 Daemonorops longipes 57 58 Dapania racemosa Dialium platysepalum 59 Dicranopteris dichotoma √ √ √ √ √ √ 60 Dillenia excelsa √ √ √ √ √ √ 61 Dillenia grandifolia √ √ √ 62 Dillenia sp. 63 Dinochloa scandens 64 Diospyros sumatrana 65 Dipterocarpus warbugii 66 Dissochaeta gracilis √ 67 Dracontomelon mangiferum √ √ 68 Drynaria sparsisora √ √ 69 Dryobalanops aromatica √ √ 70 Dryobalanops oblongifolia √ √ 71 Dyera lowii √ √ 72 Elaeis guneensis 73 Elaeocarpus stipularis √ √ 74 Emilia sonchifolia √ √ 75 Endospermum diadenum 76 Eugenia ap. 77 Eugenia cerina 78 Eugenia malaccensis 79 Eugenia muellerii √ √ 80 Eugenia sp. √ √ Hutan Kerangas SS √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, AL = Areal lainnya √ 154 Lampiran 9 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Paramitra Internusa Pratama Hutan Dataran Rendah No Hutan Rawa Gambut Nama Ilmiah SS KSMA 81 Eugenia sp. √ 82 Eugenia sp. 83 Eugenia sp. 84 Bukit AL SS √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Eugenia sp. √ √ √ √ 85 Eugenia sp. √ √ √ √ 86 Eugenia sp. √ √ √ √ 87 Eugenia sp. √ √ √ √ 88 Eurycoma longifolia √ 89 Ficus ampelas 90 Ficus benjamina √ 91 Ficus callosa √ 92 Ficus deltoidea 93 Ficus hirta √ 94 Ficus hispida √ 95 Ficus sp. √ √ 96 Flagellaria indica 97 Fragraea fragrans √ √ 98 99 Fragraea racemosa Freycinetia angustifolia √ 100 Garcinia diocia √ 101 Garcinia parvifolia √ √ 102 Gigantochloa apus √ √ √ √ √ 103 Gleichenia microphylla √ √ √ √ √ √ 104 Gluta renghas √ √ √ √ √ 105 Gonystylus velutinus √ √ 106 Hanguana malayana √ √ 107 Hevea brasiliensis. √ √ 108 Homalanthus populneus √ √ 109 Homalium caryophyllaceum √ 110 Hopea mengerawan √ √ 111 Imperata cylindrica √ √ 112 Isotoma longiflora 113 Ixora coccinea √ √ √ 114 Knema perconacea √ √ √ 115 Knema sp. √ √ 116 Knema sp. √ √ 117 Knema sp. √ √ 118 Koompassia malaccensis 119 Labisia pumila 120 Lagerstroemia speciosa √ Bukit AL Hutan Kerangas SS √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, AL = Areal lainnya 155 Lampiran 9 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Paramitra Internusa Pratama Hutan Dataran Rendah No Hutan Rawa Gambut Nama Ilmiah SS KSMA Bukit AL SS Bukit AL Hutan Kerangas SS 121 Lansium domesticum 122 Lecanopteris carnosa √ 123 Lepironia mucronata √ 124 Licuala spinosa √ 125 Litsea tuberculata √ 126 Lycopodium cernuum √ √ 127 Lygodium japonicum √ √ 128 Macaranga conifera √ √ √ 129 Macaranga gigantea √ √ √ 130 Macaranga pruinosa 131 Macaranga rhizinoides √ √ 132 Mallotus macrostachyus √ √ 133 Mangifera caesia √ √ 134 Mangifera foetida √ √ 135 Mangifera havilandii √ √ 136 Mangifera indica √ √ 137 Manihot utilissima √ √ √ 138 Melanorrhea wallichii √ √ √ 139 Melastoma malabathricum √ √ 140 Metroxylon sp. 141 Musa sp. 142 Myrmecodia sp. 143 Myrustica iners 144 Nepenthes alata 145 Nepenthes ampullaria 146 Nepenthes bracheata 147 Nepenthes gracilis 148 Nepenthes rafflesiana 149 Nepenthes reinwardtiana √ √ √ 150 Nephelium cuspidatum √ √ √ 151 Nephelium lappaceum 152 Nephrolepis exavata √ 153 Ochanostachys amentacea √ 154 Palaquium cochleariifolium √ 155 Palaquium hexandrum √ 156 Palaquium microphyllum 157 Pandanus sp. √ √ 158 Paspalum conjugatum √ √ √ √ 159 Passiflora foetida √ √ √ √ √ 160 Pennisetum purpureum √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, AL = Areal lainnya √ 156 Lampiran 9 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Paramitra Internusa Pratama Hutan Dataran Rendah No Hutan Rawa Gambut Nama Ilmiah SS KSMA Bukit AL SS Bukit AL √ √ 161 Pentaspadon motleyi 162 Pholidota chinensis √ √ 163 Planchonia grandis √ √ √ √ √ 164 Polyathia subcordata √ √ √ √ √ 165 Pometia pinnata √ √ √ √ 166 Pothos sp. √ √ √ 167 Psidium guajava. √ √ √ 168 Psychotria sarmentosa √ 169 Rhodamnia cinerea √ √ 170 Santiria tomentosa √ √ 171 Scleria laevis √ √ √ √ √ √ 172 Selaginella doederleinii √ √ √ √ √ √ 173 Shorea argentifolia √ √ √ √ √ 174 Shorea balangeran √ √ 175 Shorea foxworthyi √ √ 176 Shorea palembanica √ √ 177 Shorea pallidifolia 178 Shorea parvistipulata √ 179 Shorea pauciflora √ 180 Shorea peltata √ 181 Shorea pinanga √ 182 Shorea scaberrima √ 183 Shorea scabrida 184 Shorea sp. 185 Shorea stenoptera 186 Sindora brugemanii √ √ 187 Smilax zeylanica √ √ 188 Spatholobus ferrugineus √ √ 189 Stenoclaena palustris √ √ 190 Sterculia rubiginosa 191 Symplocos celastrifolia √ 192 Tetracera fagifolia √ √ 193 Trema orientalis √ √ 194 Tricalysia singularis √ √ 195 Trigonopleura malayana √ √ 196 Triomma malaccensis 197 Tristania maingayi √ √ 198 Tristania obovata √ √ √ √ √ 199 Uncaria glabrata √ √ √ √ √ Hutan Kerangas SS √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, AL = Areal lainnya √ √ √ √ 157 Lampiran 9 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Paramitra Internusa Pratama Hutan Dataran Rendah No Hutan Rawa Gambut Nama Ilmiah SS KSMA Bukit AL SS 200 Urena lobata 201 Vatica rassak √ √ 202 Vernonia arborea √ √ 203 Vitex pubescens √ √ 204 Vittaria elongata √ √ √ 205 Vittaria scolopendrina √ √ √ 206 Xylopia sp. √ 207 Xylopia sp. √ 208 Zea mays Jumlah √ 130 AL √ √ √ 154 Bukit 128 √ √ √ √ 136 √ 27 35 Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, AL = Areal lainnya Sumber : Hasil Rekapitulasi dari Pustaka Tim Terpadu (2010b) SS √ √ 47 Hutan Kerangas 22 158 Lampiran 10 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Persada Graha Mandiri No Hutan Dataran Rendah Nama Ilmiah SS KSMA Rawa Gupung 1 Aleurites moluccana √ √ 2 Alseodaphne sp. √ √ 3 Alstonia angustifolia 4 Alstonia scholaris √ 5 Amomum coccineum √ 6 Anisophyllea disticha 7 Antidesma neurocarpum √ 8 Aquilaria malaccensis √ 9 Aquilaria sp. 10 Areca catechu 11 Arenga pinnata 12 Artocarpus anisophyllus √ 13 Artocarpus integer √ 14 Artocarpus kemando 15 Artocarpus lanceifolius 16 Artocarpus odoratissimus √ 17 Axonopus compressus √ 18 Baeckea frutescens 19 Barringtonia acutangulata √ 20 Barringtonia sp. √ 21 Bellucia axinanthera √ 22 Blumea balsamifera √ 23 Bromheadia finlaysoniana √ 24 Calamus manicatus 25 Calamus schistoacanthus √ 26 Calophyllum grandiflorum √ 27 Calophyllum pulcherrimum √ 28 Calophyllum rigidum √ 29 Calophyllum sp. 30 Campnosperma auriculata 31 Castanopsis argentea 32 Chaetocarpus castanocarpus 33 Cinnamomum culilawan 34 Cocos nucifera √ 35 Cratoxylum arborescens √ 36 Croton argyratus 37 Cryptocarya crassinervia √ 38 Curculigo capitulata √ 39 Dacryodes costata √ 40 Dacryodes microcarpa √ AL Hutan Rawa Air Tawar SS SS KSMA √ √ KSMA √ √ √ √ √ Hutan Rawa Gambut √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : SS : Sempadan Sungai, KSMA : Kawasan Sekitar Mata Air, AL : Areal lainnya √ √ 159 Lampiran 10 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Persada Graha Mandiri No Hutan Dataran Rendah Nama Ilmiah SS KSMA Rawa Gupung AL Hutan Rawa Gambut Hutan Rawa Air Tawar SS SS KSMA KSMA 41 Dacryodes rubiginosa 42 Dacryodes rugosa √ 43 Dialium platysepalum √ 44 Dillenia excelsa √ 45 Dillenia grandifolia √ 46 Diospyros sumatrana √ 47 Duabanga moluccana √ 48 Durio oxleyanus √ 49 Durio sp √ 50 Durio zibethinus 51 Dyera lowii 52 Elaeocarpus stipularis 53 Erythroxylum cuneatum 54 Eugenia ap. 55 Eugenia cerina 56 Eugenia muellerii √ √ √ √ 57 Eugenia sp. √ √ √ √ √ √ 58 Eugenia sp. √ √ √ √ √ √ 59 Eugenia sp. √ √ √ √ √ √ 60 Eugenia sp. √ √ √ √ √ √ 61 Eugenia sp. √ √ √ √ √ √ 62 Eugenia sp. √ √ √ √ √ √ 63 Eugenia sp. √ √ √ √ √ √ 64 Eugenia sp. √ √ √ √ √ √ 65 Eurycoma longifolia √ √ √ 66 Eusideroxylon zwageri √ √ 67 Ficus ampelas √ 68 Ficus benjamina √ 69 Ficus hirta 70 Fragraea fragrans √ √ 71 Fragraea racemosa √ √ 72 Freycinetia angustifolia 73 Garcinia diocia 74 Garcinia mangostana 75 Garcinia parvifolia 76 Gleichenia microphylla √ √ √ √ 77 Gluta renghas √ √ √ √ 78 Hevea brasiliensis √ 79 Hopea mengerawan √ √ √ 80 Hopea pachycarpa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : SS : Sempadan Sungai, KSMA : Kawasan Sekitar Mata Air, AL : Areal lainnya √ 160 Lampiran 10 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Persada Graha Mandiri No Hutan Dataran Rendah Nama Ilmiah SS KSMA Rawa Gupung 81 Hopea sangal 82 83 84 Imperata cylindrica Ixora coccinea Knema perconacea √ 85 Knema sp. 86 Knema sp. 87 Knema sp. √ 88 Koompassia malaccensis 89 Lansium domesticum 90 Lepironia mucronata √ 91 Litsea tuberculata √ 92 Lopopethalum beccarianum √ 93 Macaranga conifera √ 94 Macaranga gigantea √ 95 Macaranga hypoleuca √ 96 Mangifera foetida 97 Mangifera longipes √ 98 Melaleuca leucadendron √ AL Hutan Rawa Gambut Hutan Rawa Air Tawar SS SS KSMA KSMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 99 Melastoma malabathricum 100 Metroxylon sp. 101 Mikania scandens 102 Monocarpia euneura √ √ 103 Myrmecodia sp. √ √ 104 Myrustica iners √ √ 105 Nepenthes gracilis √ √ 106 Nepenthes reinwardtiana 107 Nephelium cuspidatum √ 108 Nephelium lappaceum √ 109 Pandanus sp. 110 Parkia intermedia √ 111 Parkia speciosa √ √ 112 Pentaspadon motleyi √ √ √ 113 Peronema canescens 114 Planchonia grandis √ √ √ 115 Platycerium bifurcatum 116 Plectocomiopsis borneensis √ 117 Podocarpus motleyi √ 118 Polyathia subcordata √ 119 Santiria griffithii √ 120 Santiria tomentosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : SS : Sempadan Sungai, KSMA : Kawasan Sekitar Mata Air, AL : Areal lainnya √ 161 Lampiran 10 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Persada Graha Mandiri No Hutan Dataran Rendah Nama Ilmiah SS KSMA Rawa Gupung 121 Sartotheca macrophylla 122 123 124 Schizostachyum longispiculatum 125 Shorea foxworthyi 126 Shorea pallidifolia √ 127 Shorea pauciflora √ 128 Shorea pinanga √ 129 Shorea sp. 130 Shorea stenoptera √ 131 Symplocos celastrifolia √ 132 Symplocos polyandra 133 Tristania maingayi 134 Tristania obovata √ 135 Uncaria glabrata √ 136 Vatica rassak 137 Vernonia arborea 138 Vitex pubescens 139 Xylopia sp. √ 140 Xylopia sp. √ Hutan Rawa Air Tawar SS SS KSMA KSMA √ Selaginella doederleinii Shorea balangeran Jumlah AL Hutan Rawa Gambut √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 70 36 33 100 57 15 4 Keterangan : SS : Sempadan Sungai, KSMA : Kawasan Sekitar Mata Air, AL : Areal lainnya Sumber : Hasil Rekapitulasi dari Pustaka Tim Terpadu (2010c) 17 17 162 Lampiran 11 Rekapitulasi jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh Etnis Dayak di Kalimantan Barat Jenis Tumbuhan No Penyakit Nama Lokal 1 2 Gatal Kencing Batu Rugan Kapuk 3 Koreng Gerunggang 4 5 6 Kudis Kurap Luka Rugan Rugan - Gerunggang - Kemalai 7 Luka Baru - Rumput mawai - Runai - Nangka 8 Mencret - Jambu beras - Cikup 9 Mual Kemunting 10 Panas - Akar engkelait - Kemunting - Kepapak 11 Panu Petai 12 Sakit Gigi Akar tuba 13 14 15 Sakit Kuning Jelumpang Sariawan Lada Tekanan Darah Bengkudu Tinggi Hitam - Bayam 16 17 Menyegarkan Sabang antu Badan Setelah Melahirkan Terkena Ulat Akar ara Bulu Sumber : Sangat et al. (2000) Cassia alata L. Ceiba pentandra (L.) Gaertn. Cratoxylum arborescens (Vahl.) BI.) Cassia alata L. Cassia alata L. Cratoxylum arborescens (Vahl.) BI.) Leea indica (Burm.f.) Merr.) Ageratum conyzoides L. Eupatorium odoratum L.f. Artocarpus integra Psidium guajava Garcinia mangostana L. Melastoma malabathricum L. Uncaria glabrata Fabaceae Bombacaceae Bagian yang dimanfaatkan Daun (tunggal) Kulit batang Hypericaceae Getah Fabaceae Fabaceae Hypericaceae Daun (ramuan) Daun (ramuan) Getah Vitaceae Daun (tunggal) Asteraceae Asteraceae Daun (tunggal) Daun (tunggal) Getah Moraceae Myrtaceae Daun Clusiaceae Melastomataceae Kulit batang Buah Rubiaceae Daun (tunggal) Buah Melastoma malabathricum L. Vitex pubescens Vahl. Parkia speciosa Hassk. Derris eliptica (Roxb.) Bth. Urena lobata L. Piper nigrum L. Morinda brachteata Roxb, Amaranthus sp. Melastomataceae Labisia pumila (BI.) F. Vill.) Ficus sp. Nama Ilmiah Famili Daun Verbenaceae Fabaceae Kulit batang Fabaceae Akar Malvaceae Piperaceae Rubiaceae Daun (tunggal) Daun (tunggal) Akar Amaranthaceae Myrsinaceae Batang dan daun (tunggal) Daun (tunggal) Moraceae Daun (tunggal) 163 Lampiran 12 Beberapa dokumentasi gambar jenis tumbuhan berguna (a) (e) (i) (m) (b) (c) (f) (d) (h) (g) (j) (k) (n) Sumber: Dokumentasi oleh Nayunda Pradma W (o) (l) (p) 164 Lampiran 12 Beberapa dokumentasi gambar jenis tumbuhan berguna (Lanjutan) (q) (r) (t) (w) (s) (u) (x) Keterangan : (a) Ageratum conyzoides (b) Alangium javanicum (c) Bromheadia finlaysoniana (d) Artocarpus elasticus (e) Bambusa vulgaris (f) Dacryodes costata (g) Cocos nucifera (h) Ficus deltoidea (i) Gluta renghas (j) Eugenia sp. (k) Selaginella doederleinii (l) Zea mays (m) Imperata cylindrica Sumber: Dokumentasi oleh Nayunda Pradma W (v) (y) (n) Mangifera foetida Lour. (o) Mangifera indica (p) Musa sp. (q) Manihot utilissima (r) Artocarpus integra (s) Pandanus tectorius (t) Eurycoma longifolia (u) Pentaspadon motleyi (v) Psidium guajava (w) Licuala spinosa (x) Salacca zalacca (y) Blechnum orientale (z) Citrus aurantifoli (z) 165