POTENSI TUMBUHAN BERGUNA PADA AREAL HCV (High

advertisement
1
POTENSI TUMBUHAN BERGUNA PADA AREAL
HCV (High Conservation Value) DI PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT, KABUPATEN KAPUAS HULU,
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
(Studi Kasus di PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa
Pratama dan PT Persada Graha Mandiri)
NAYUNDA PRADMA WIDYANINGGAR
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
5
RINGKASAN
NAYUNDA PRADMA WIDYANINGGAR. E34070082. Potensi Tumbuhan
Berguna pada Areal HCV (High Conservation Value) di Perkebunan Kelapa
Sawit, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Studi Kasus di
PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama dan PT
Persada Graha Mandiri). Dibawah Bimbingan: (1) Siswoyo dan (2) Ervizal
A.M. Zuhud.
Berdasarkan hasil kajian High Conservation Value (HCV) yang dilakukan
oleh Tim Terpadu (2010a, 2010b, 2010c) di PT Sawit Kapuas Kencana (PT
SKK), PT Paramitra Internusa Pratama (PT PIP) dan PT Persada Graha Mandiri
(PT PGM) di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, ditemukan
jumlah jenis berturut-turut sebanyak 259, 225 dan 149 jenis tumbuhan. Namun
data dan informasi mengenai potensi tumbuhan berguna belum diketahui. Dalam
rangka mendukung upaya pelestarian dan pemanfaatannya, data dan informasi
tentang potensi tumbuhan berguna sangat dibutuhkan, sehingga perlu dilakukan
penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi potensi tumbuhan
berguna pada areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi
Kalimantan Barat.
Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Konservasi Keanekaragaman
Tumbuhan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Perpustakaan Fakultas Kehutanan IPB
dan perpustakaan LSI IPB pada bulan April sampai Juni 2011. Jenis data dan
informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder. Data primer dikumpulkan dengan metode observasi dan studi pustaka,
sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka. Berdasarkan hasil
identifikasi, ditemukan jumlah jenis tumbuhan berguna sebanyak 355 jenis yang
dikelompokkan kedalam 88 famili, dengan rincian: PT SKK (255 jenis dan 77
famili), PT PIP (208 jenis dan 65 famili) dan PT PGM (140 jenis dan 46 famili).
Jenis tumbuhan berguna yang ditemukan pada areal studi dapat
dikelompokkan kedalam 13 kelompok kegunaan, yaitu: obat (PT SKK: 100 jenis,
PT PIP: 60 jenis dan PT PGM: 38 jenis), hias (PT SKK: 25 jenis, PT PIP: 22 jenis
dan PT PGM: 9 jenis), aromatik (PT SKK: 12 jenis, PT PIP: 12 jenis dan PT
PGM: 8 jenis), pangan (PT SKK: 62 jenis, PT PIP: 44 jenis dan PT PGM: 35
jenis), pakan ternak dan satwaliar (PT SKK: 21 jenis, PT PIP: 14 jenis dan PT
PGM: 6 jenis), pestisida nabati (PT SKK: 4 jenis, PT PIP: 4 jenis dan PT PGM: 3
jenis), serat (PT SKK: 6 jenis, PT PIP: 5 jenis dan PT PGM: 1 jenis), pewarna dan
tanin (PT SKK: 24 jenis, PT PIP: 17 jenis dan PT PGM: 13 jenis), bahan
bangunan (PT SKK: 69 jenis, PT PIP: 58 jenis dan PT PGM: 35 jenis), upacara
adat (PT SKK: 13 jenis, PT PIP: 11 jenis dan PT PGM: 10 jenis), tali, anyaman
dan kerajinan (PT SKK: 21 jenis, PT PIP: 22 jenis dan PT PGM: 16 jenis), bahan
bakar (PT SKK: 23 jenis, PT PIP: 17 jenis dan PT PGM: 16 jenis) dan tumbuhan
lainnya (PT SKK: 21 jenis, PT PIP: 18 jenis dan PT PGM: 12 jenis).
Kata kunci : Potensi tumbuhan, kekayaan jenis, pemanfaatan tumbuhan,
tumbuhan berguna
6
SUMMARY
NAYUNDA PRADMA WIDYANINGGAR. E34070082. Potential of Useful
Plants of HCV (High Conservation Value) Area in Palm Plantation Areas at
Kapuas Hulu District, West Kalimantan Province (Case Study at PT Sawit
Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama and PT Persada Graha
Mandiri). Under Supervision of: (1) Siswoyo and (2) Ervizal A.M. Zuhud.
Based on the result of High Conservation Value (HCV) study, which
performed by Tim Terpadu (2010a, 2010b, 2010c) in PT Sawit Kapuas Kencana
(PT SKK), PT Paramitra Internusa Pratama (PT PIP) and PT Persada Graha
Mandiri (PT PGM), there has been found respectively 259, 225 and 149 plant
species. Nevertheless, data and information about the potential of useful plants
were unknown yet. In order to support its conservation and utilization efforts, all
data and information about potential of useful plants was critically required, thus
this research was required. The objective of this research was to identify the
potential of useful plants in palm plantation area in Kapuas Hulu district, West
Kalimantan province.
This research performed at Section of Plants Diversity Conservation,
Department of Forest Resource Conservation and Ecotourism, Forestry Faculty of
Bogor Agricultural University (BAU), library of Forestry Faculty and LSI library
of BAU at April to June 2011. Collected data and information in this research
included primary and secondary data. Primary data collected by observation and
literature review, while secondary data collected by literature review. Result
identification shows that 355 species of useful plants, which classified into 88
families, found in study area with detail: PT SKK (225 species and 77 families),
PT PIP (208 species and 65 families) and PT PGM (140 species and 46 families).
Useful plants, in this research, was classified into 13 groups; those are:
medicine (PT SKK: 100 species, PT PIP: 60 species and PT PGM: 38 species),
ornament (PT SKK: 25 species, PT PIP: 22 species and PT PGM: 9 species),
aromatic (PT SKK: 12 species, PT PIP: 12 species and PT PGM: 8 species), food
(PT SKK: 62 species, PT PIP: 44 species and PT PGM: 35 species), feed (PT
SKK: 21 species, PT PIP: 14 species and PT PGM: 6 species), herbal pesticide
(PT SKK: 4 species, PT PIP: 4 species and PT PGM: 3 species), fibre (PT SKK: 6
species, PT PIP: 5 species and PT PGM: 1 species), colour and tannin (PT SKK:
24 species, PT PIP: 17 species and PT PGM: 13 species), construction material
(PT SKK: 69 species, PT PIP: 58 species and PT PGM: 35 species), traditional
custom material (PT SKK: 13 species, PT PIP: 11 species and PT PGM: 10
species), rope, plait and handicraft material (PT SKK: 21 species, PT PIP: 22
species and PT PGM: 16 species), fuel (PT SKK: 23 species, PT PIP: 17 species
and PT PGM: 16 species) and others (PT SKK: 21 species, PT PIP: 18 species and
PT PGM: 12 species).
Keywords: Plants potential, species richness, plants utilization, useful plants
2
POTENSI TUMBUHAN BERGUNA PADA AREAL
HCV (High Conservation Value) DI PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT, KABUPATEN KAPUAS HULU,
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
(Studi Kasus di PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa
Pratama dan PT Persada Graha Mandiri)
NAYUNDA PRADMA WIDYANINGGAR
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
3
Judul Penelitian
: Potensi Tumbuhan Berguna pada Areal HCV (High
Conservation Value) di Perkebunan Kelapa Sawit,
Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat
(Studi Kasus di PT Sawit Kapuas Kencana, PT
Paramitra Internusa Pratama dan PT Persada Graha
Mandiri)
Nama Mahasiswa : Nayunda Pradma Widyaninggar
NRP
: E34070082
Departemen
: Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas
: Kehutanan
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
Ir. Siswoyo, M.Si
Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS
NIP. 19650208 199203 1 003
NIP. 19590618 198503 1 003
Mengetahui,
Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata,
Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor,
Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS
NIP. 19580915 1984030 1 003
Tanggal Lulus :
4
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Potensi Tumbuhan
Berguna pada Areal HCV (High Conservation Value) di Perkebunan Kelapa
Sawit, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Studi Kasus di
PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama dan PT
Persada Graha Mandiri)” adalah benar-benar hasil karya sendiri dengan
bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai Karya Ilmiah
pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2011
Nayunda Pradma W
NRP E34070082
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan
anugerah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Potensi Tumbuhan Berguna pada
Areal HCV (High Conservation Value) di Perkebunan Kelapa Sawit, Kabupaten
Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Studi Kasus di PT Sawit Kapuas
Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama dan PT Persada Graha Mandiri)” dapat
diselesaikan.
Karya tulis ini merupakan hasil pemikiran yang belum pernah
dipublikasikan sebelumnya dan mudah-mudahan dapat dijadikan rujukan atau
acuan adanya suatu perubahan dalam pengelolaan sumberdaya alam sehingga
nantinya diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pengelolaan perkebunan
kelapa sawit di Indonesia. Disamping itu, dengan adanya pemanfaatan
sumberdaya alam sebagai alternatif penunjang kebutuhan hidup manusia
diharapkan dapat meningkatkan upaya efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan
manusia.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih belum
sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi upaya pelestarian dan pemanfaatan
tumbuhan berguna pada areal perkebunan kelapa sawit.
Bogor, Agustus 2011
Penulis
i
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah
pada 09 Desember 1989 sebagai putri pasangan Drs. Bhakti Prasetiyo Utomo dan
Dra. Rini Nurwulandini. Pendidikan formal yang ditempuh penulis yaitu;
pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Kutoharjo 02 Rembang, lulus pada tahun
2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 1 Rembang, lulus pada
tahun 2004 dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Rembang, lulus pada
tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor di
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan
melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) yang selanjutnya memilih
bidang minat Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan.
Selama
masa
perkuliahan
penulis
aktif
di
berbagai
organisasi
kemahasiswaan yaitu anggota Agriaswara IPB (2007-2010), anggota Kelompok
Pemerhati Burung (KPB “Perenjak”) HIMAKOVA (2008-2011) dan anggota
Organisasi Himpunan Keluarga Rembang di Bogor (2007-2011). Penulis
melakukan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Taman Wisata Alam
(TWA) Kamojang-Cagar Alam (CA) Sancang, Jawa Barat (2009) dan Praktek
Pengelolaan Hutan (P2H) di Gunung Walat (2010). Selain itu, penulis juga telah
melakukan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru, Jawa Timur (2011). Kegiatan lapang HIMAKOVA yang diikuti
penulis diantaranya, Eksplorasi Flora, Fauna dan Ekowisata Indonesia di Cagar
Alam Rawa Danau di Kabupaten Serang, Provinsi Banten tahun 2008 dan Studi
Konservasi Lingkungan (SURILI) Himokava IPB di Taman Nasional Manupeu
Tanadaru (Sumba, Nusa Tenggara Timur) tahun 2009. Untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan di IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Potensi
Tumbuhan Berguna pada Areal HCV (High Conservation Value) di Perkebunan
Kelapa Sawit, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Studi Kasus
di PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama dan PT Persada
Graha Mandiri)” di bawah bimbingan Ir. Siswoyo, M.Si dan Prof. Dr. Ir. Ervizal
A.M. Zuhud, MS.
ii
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Hal ini tidak
terlepas dari dukungan, bantuan, dan bimbingan oleh berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu, bapak, mayang dan seluruh keluarga besar atas
nasehat, doa,
perhatian dan dorongan baik moril maupun spiritual serta segala-galanya,
2. Bapak Ir. Siswoyo, M.Si. dan Bapak Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud,
MS. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan,
arahan, pengetahuan dan nasehat yang begitu berharga sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini,
3. Bapak Soni Trison, S.Hut, M.Si selaku dosen penguji dari Fakultas
Manajemen Hutan dan Bapak Dr. Ir. Agus Priyono Kartono, M.Si sebagai
Ketua Sidang, yang telah menguji dan memberikan masukan dalam
penyempurnaan skripsi ini,
4. Mbak Ellyn, Pak Santa, Umi dan Dzikri serta para staff di Bagian
Konservasi
Keanekaragaman
Tumbuhan
Departemen
Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata yang telah memberikan dorongan,
semangat dan menyediakan tempat selama penelitian ini berlangsung,
5. Bapak dan ibu dosen di Fakultas Kehutanan yang telah memberikan
banyak ilmu kepada penulis,
6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Kehutanan dan Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata yang telah banyak
membantu dalam administrasi dan pelaksanaan penelitian,
7. Oman, Dinar, Neneng, Aci, Fela, Shinta, Anna, Nia, Nindi, Ii’, Gita, Icha,
Ado, Ebel, Anbon, Anabella, Rona, Iqbal, keluarga besar Villa Cempaka
dan HKRB yang telah memberikan segala bantuan, perhatian, semangat
dan doanya selama ini,
8. Keluarga besar KSHE’44 (Koak), HIMAKOVA dan Fahutan ’44 atas
tawa, canda, suka dan duka yang telah dilalui bersama,
iii
iv
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
mencurahkan segala tenaga, waktu maupun pikirannya kepada penulis
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat-Nya dan membalas
kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis, baik yang tersebutkan
maupun yang tidak tersebutkan, Amin.
iv
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................
i
RIWAYAT HIDUP .....................................................................................
ii
UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................
iii
DAFTAR ISI ................................................................................................
v
DAFTAR TABEL . ......................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN . ..............................................................................
ix
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................
1
1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................
2
1.3 Manfaat Penelitian ......................................................................
2
1.4 Kerangka Pemikiran ....................................................................
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kawasan Kebun Kelapa Sawit ....................................................
4
2.2 Tumbuhan Berguna .....................................................................
4
2.2.1 Definisi Tumbuhan Berguna .............................................
4
2.2.2 Potensi Tumbuhan Berguna di Indonesia .........................
5
2.3 Budaya Suku Dayak ....................................................................
14
2.4 Tipe Ekosistem ............................................................................
16
2.4.1 Hutan Dataran Rendah ......................................................
16
2.4.2 Hutan Kerangas .................................................................
17
2.4.3 Hutan Rawa Gambut .........................................................
17
2.4.4 Hutan Rawa Air Tawar .....................................................
18
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu .......................................................................
19
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................
19
3.3 Metode Penelitian ........................................................................
19
BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 PT Sawit Kapuas Kencana ..........................................................
26
v
vi
4.2 PT Paramitra Internusa Pratama ..................................................
28
4.3 PT Persada Graha Mandiri ..........................................................
30
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna ...........................................
33
5.1.1 PT Sawit Kapuas Kencana ................................................
34
5.1.2 PT Paramitra Internusa Pratama ........................................
42
5.1.3 PT Persada Graha Mandiri ................................................
49
5.2 Pemanfaatan Tumbuhan ..............................................................
56
5.2.1 Kelompok Kegunaan .........................................................
57
1. Tumbuhan Obat..............................................................
57
2. Tumbuhan Hias ..............................................................
61
3. Tumbuhan Aromatik ......................................................
63
4. Tumbuhan Penghasil Pangan .........................................
64
5. Tumbuhan Penghasil Pakan Ternak ...............................
65
6. Tumbuhan Penghasil Pestisida nabati ............................
67
7. Tumbuhan Penghasil Serat.............................................
68
8. Tumbuhan Bahan Pewarna dan Tanin ...........................
69
9. Tumbuhan Penghasil Bahan Bangunan .........................
70
10. Tumbuhan Untuk Upacara Adat ....................................
71
11. Tumbuhan Penghasil Tali, Anyaman, dan Kerajinan ....
73
12. Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar..................................
74
13. Kegunaan Lainnya .........................................................
75
5.2.2 Keterkaitan Budaya Masyarakat Dayak terhadap Hutan
dan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit ...........................
76
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .................................................................................
79
6.2 Saran ............................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
81
LAMPIRAN .................................................................................................
85
vi
vii
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1.
Metode pengumpulan data dan informasi ..............................................
20
2.
Klasifikasi kelompok kegunaan jenis tumbuhan ...................................
23
3.
Klasifikasi kelompok penyakit dan macam penyakit/penggunaan ........
24
4.
Rekapitulasi jenis tumbuhan berguna di areal studi ..............................
33
5.
Sebaran jenis tumbuhan di PT Sawit Kapuas Kencana .........................
35
6.
Daftar jenis tumbuhan di areal ijin PT Sawit Kapuas Kencana
berdasarkan status tumbuhannya ............................................................
39
7.
Sebaran jenis tumbuhan di PT Paramitra Internusa Pratama .................
42
8.
Daftar jenis tumbuhan di areal ijin PT Paramitra Internusa Pratama
9.
berdasarkan status tumbuhan .................................................................
46
Sebaran jenis tumbuhan di PT Persada Graha Mandiri .........................
50
10. Daftar jenis tumbuhan di areal ijin PT Persada Graha Mandiri
berdasarkan status tumbuhan .................................................................
54
11. Klasifikasi kegunaan tumbuhan di areal studi .......................................
56
12. Beberapa jenis tumbuhan obat yang berada di areal studi .....................
58
13. Rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan obat pada areal studi berdasarkan
kelompok penyakit atau penggunaannya ................................................
59
14. Beberapa jenis tumbuhan hias ...............................................................
62
15. Beberapa jenis tumbuhan aromatik .........................................................
63
16. Beberapa jenis tumbuhan penghasil pangan ..........................................
65
17. Beberapa jenis tumbuhan penghasil pakan ternak .................................
66
18. Daftar jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati ..................................
67
19. Daftar jenis tumbuhan penghasil serat ...................................................
68
20. Beberapa jenis tumbuhan penghasil pewarna dan tanin ........................
70
21. Beberapa jenis tumbuhan penghasil bahan bangunan ...........................
70
22. Beberapa jenis tumbuhan untuk upacara adat ........................................
72
23. Beberapa jenis tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan ..........
73
24. Beberapa jenis tumbuhan penghasil kayu bakar ....................................
75
25. Daftar jenis tumbuhan penghasil lainnya ...............................................
76
vii
viii
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1. Kerangka pemikiran penelitian kajian potensi dan perumusan strategi
pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan berguna pada areal perkebunan
kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat ........................
3
2. Persentase jumlah lima famili terbanyak di areal studi ...............................
34
3. Diagram jumlah enam famili terbanyak di areal ijin PT SKK .....................
37
4. Kekayaan habitus tumbuhan berguna di PT SKK .......................................
38
5. Diagram jumlah enam famili terbanyak di areal ijin PT PIP .......................
45
6. Kekayaan habitus tumbuhan berguna di PT PIP ..........................................
45
7. Diagram jumlah enam famili terbanyak di areal ijin PT PGM ....................
52
8. Kekayaan habitus tumbuhan berguna di PT PGM .......................................
53
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Peta lokasi areal ijin PT SKK .................................................................
86
2. Peta lokasi areal ijin PT PIP ....................................................................
87
3. Peta lokasi areal ijin PT PGM .................................................................
88
4. Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi ..........................................
89
5. Rekapitulasi nama famili pada setiap areal studi ....................................
98
6. Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi .........................
100
7. Lokasi pengamatan pada areal studi .......................................................
140
8. Kekayaan jenis berdasarkan tipe ekosistem di PT SKK .........................
146
9. Kekayaan jenis berdasarkan tipe ekosistem di PT PIP ...........................
152
10. Kekayaan jenis berdasarkan tipe ekosistem di PT PGM ........................
158
11. Rekapitulasi jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan Etnis Dayak ........
162
12. Beberapa dokumentasi gambar jenis tumbuhan berguna ........................
163
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Kapuas Hulu merupakan salah satu kabupaten yang terletak di
Provinsi Kalimantan Barat, yang memiliki luas wilayah 29.842 km². Menurut
Disbun (2009), daerah kabupaten ini memiliki luas areal perkebunan yang cukup
luas yaitu 356.100 ha. Luasan tersebut merupakan jumlah luasan dari 23
perusahaan perkebunan yang terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu. Perusahaanperusahaan tersebut, diantaranya PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra
Internusa Pratama dan PT Persada Graha Mandiri.
Kajian High Conservation Value (HCV) telah dilakukan pada ketiga areal
tersebut oleh Tim Terpadu (2010a), Tim Terpadu (2010b) dan Tim Terpadu
(2010c). Hasil kajian HCV ini akan menjadi rujukan formal bagi ketiga
perusahaan tersebut untuk menetapkan, mengelola dan memonitor areal-areal
HCV, sebagai wujud nyata komitmen perusahaan untuk melakukan praktek
pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang lestari. Hasil kajian HCV
menunjukkan bahwa jumlah jenis tumbuhan yang ditemukan di PT Sawit Kapuas
Kencana sebanyak 259 jenis, PT Paramitra Internusa Pratama sebanyak 225 jenis
dan PT Persada Graha Mandiri sebanyak 149 jenis.
Dalam rangka mendukung upaya pelestarian dan pemanfaatannya, data dan
informasi tentang potensi tumbuhan berguna sangat dibutuhkan, namun data
tentang potensi tumbuhan berguna saat ini belum tersedia. Sehingga penelitian
yang berkaitan dengan ini penting untuk dilakukan. Di samping itu, pemanfaatan
tak terkendali yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar kawasan menjadi sebuah
masalah tersendiri bagi upaya pelestariannya. Tingginya pemanfaatan jenis
tumbuhan oleh masyarakat tidak diimbangi dengan usaha budidaya yang
dilakukan, sehingga tingkat keterancaman dan kelangkaan pada jenis tumbuhan
juga akan semakin meningkat. Di sisi lain, kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya pelestarian jenis tumbuhan juga masih kurang. Apabila hal tersebut
terus dibiarkan maka dikhawatirkan jenis tumbuhan berguna akan berkurang baik
2
dari segi kuantitas maupun kualitasnya sehingga ancaman kepunahan akan
semakin meningkat.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi potensi tumbuhan berguna
pada areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi
Kalimantan Barat.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rekomendasi bagi pihak
pengelola
dalam
rangka
upaya
pelestarian
dan
pemanfaatannya
untuk
kesejahteraan masyarakat di areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas
Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.
1.4 Kerangka Pemikiran
Keberhasilan dalam pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan berguna pada
areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) Potensi tumbuhan berguna (tumbuhan
obat, tumbuhan hias, tumbuhan aromatik, tumbuhan penghasil pangan, tumbuhan
penghasil pakan ternak, tumbuhan penghasil pestisida nabati, tumbuhan penghasil
bahan pewarna dan tanin, tumbuhan penghasil serat, tumbuhan penghasil kayu
bakar, tumbuhan untuk upacara adat, tumbuhan penghasil bahan bangunan,
tumbuhan penghasil bahan tali, anyaman dan kerajinan serta tumbuhan penghasil
lainnya), (2) Ketersediaan informasi tentang teknik budidaya tumbuhan dan (3)
Budaya masyarakat setempat.
Faktor-faktor di atas dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pemanfaatan
dan pelestarian tumbuhan berguna pada areal perkebunan kelapa sawit di
Kabupaten Kapuas Hulu, sehingga perlu dilakukan kajian dan analisis terhadap:
(1) Identifikasi potensi tumbuhan berguna, (2) Identifikasi teknik budidaya
tumbuhan dan (3) Budaya masyarakat Dayak. Secara skematis kerangka
pemikiran kajian potensi dan perumusan strategi pemanfaatan dan pelestarian
3
tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
disajikan pada Gambar 1.
KONDISI SAAT INI
x
x
x
x
Berdasarkan kajian HCV yang dilakukan
oleh Tim Terpadu (2010a), Tim Terpadu
(2010b) dan Tim Terpadu (2010c)
diperoleh jumlah jenis tumbuhan di PT
Sawit Kapuas Kencana sebanyak 259
jenis, PT Paramitra Internusa Pratama
sebanyak 225 jenis dan PT Persada Graha
Mandiri sebanyak 149 jenis.
Potensi tumbuhan berguna belum
diketahui.
Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat
belum dilakukan secara lestari dan data
serta informasi tentang teknik budidaya
jenis tumbuhan juga belum diketahui.
Kesadaran
masyarakat
terhadap
ti
l t i
t b h
ih
KONDISI AKAN DATANG
x
x
x
x
Data dan informasi tentang potensi
tumbuhan berguna tersedia.
Pemanfaatan tumbuhan berguna dapat
dilakukan secara lestari oleh masyarakat
karena tersedianya data dan informasi
tentang teknik budidaya tumbuhan
berguna.
Keberadaan tumbuhan dilindungi dan
langka terjamin di masa yang akan datang.
Meningkatnya kesadaran masyarakat
terhadap
pentingnya
pelestarian
tumbuhan.
Ancaman kelangkaan dan
Upaya pelestarian dan
kepunahan tumbuhan berguna.
pemanfaatan
Identifikasi potensi
tumbuhan berguna
Kekayaan jenis
tumbuhan berguna
Identifikasi teknik
Identifikasi budaya
budidaya tumbuhan
masyarakat Dayak
Pemanfaatan jenis
tumbuhan berguna
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian kajian potensi dan perumusan strategi
pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan berguna pada areal
perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan
Barat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kawasan Kebun Kelapa Sawit
Di dalam UU No. 18 Tahun 2004 Pasal 1 disebutkan bahwa Perkebunan
adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah atau
media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan
barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi
pelaku usaha perkebunan dan masyarakat (Anonim 2009).
Menurut Badrun (1996), pembangunan atau pengembangan perkebunan
kelapa sawit bertujuan untuk mencapai beberapa sasaran, antara lain:
a) Meningkatkan pendapatan masyarakat yang berpendapatan rendah melalui
keikutsertaannya sebagai pemilik kebun plasma dengan harapan mampu
menerapkan teknologi yang sesuai, sehingga kebun tersebut berada pada
tingkat produktivitas yang tinggi.
b) Sebagai upaya pendistribusian kekayaan nasional kepada masyarakat, melalui
pendistribusian kredit untuk pembangunan kebun dan pendistribusian lahan
melalui pemberian sertifikat tanah.
c) Sebagai upaya penyebaran pembangunan ke berbagai wilayah baru yang
belum terjamah pembangunan teristimewa daerah terpencil dengan prasarana
yang sangat tidak memadai sekaligus berperan sebagai pusat pertumbuhan.
d) Memadukan perusahaan besar sebagai inti dari perkebunan rakyat, serta
sebagai plasma untuk mentransfer teknologi dan pertumbuhan kelembagaankelembagaan baru di kalangan masyarakat yang lebih maju.
2.2
Tumbuhan Berguna
2.2.1 Definisi Tumbuhan Berguna
Menurut Kamus Bahasa Indonesia dalam Frankistoro (2006), tumbuhan
adalah segala sesuatu yang tumbuh, hidup, berbatang, berakar, berdaun dan lainlain (seperti rumput, pohon, bambu, dan lain-lain), sedangkan berguna memiliki
persamaan kata yaitu berfaedah, bermanfaat, ada gunanya dan mendatangkan
5
kebaikan atau keuntungan. Jadi, arti dari tumbuhan berguna adalah sesuatu yang
hidup dan tumbuh serta berbatang, berakar, berdaun dan lain-lain (seperti rumput,
pohon, bambu, dan lain-lain) yang memiliki manfaat bagi kesejahteraan manusia.
2.2.2 Potensi Tumbuhan Berguna di Indonesia
Indonesia merupakan Negara yang sangat kaya akan jenis tumbuhan dan
satwanya. Menurut Anonim (1994) dalam Frankistoro (2006), jumlah total jenis
tumbuhan di Indonesia belum diketahui pasti, tetapi diperkirakan memiliki jenis
tumbuhan berbunga sebanyak 27.500 jenis (11%), jenis lumut sebanyak 1.500
jenis (9%), tumbuhan paku sebanyak 1.500 jenis (13%) dan 19% tumbuhan
Gymnospermae, sedangkan menurut Sastrapradja et al. (1977), jenis tumbuhan
yang telah diketahui potensi dan manfaatnya untuk bahan pangan, sandang, papan
dan industri hanya sekitar 6.000 jenis. Keadaan ini terjadi karena keterbatasan
pengetahuan kekayaan tumbuhan Indonesia.
Lemmens dan Soetjipto (1999) membagi jenis pemanfaatan tumbuhan
berdasarkan komoditas untuk berbagai keperluan yang meliputi pemanfaatan
secara primer dan sekunder, seperti kacang-kacangan, buah-buahan, pewarna,
pakan, kayu, rotan, bambu, sayur-sayuran, sumber karbohidrat, sereal, tumbuhan
obat dan tanaman hias.
2.2.2.1 Tumbuhan Obat
Menurut Departemen Kesehatan RI dalam Surat Keputusan Mentri
Kesehatan No.149/SK/Menkes/IV/1978 dalam Kartikawati (2004), definisi
tumbuhan obat adalah tumbuhan atau bagian dari tumbuhan yang digunakan
sebagai bahan obat tradisional atau jamu, sebagai bahan pemula bahan baku obat
atau tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut digunakan sebagai
obat.
Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang memiliki khasiat obat dan digunakan
sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian
berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit
tertentu atau jika tidak mengandung zat aktif tertentu tetapi mengandung efek
resultan atau sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati (Esha 2008).
Sedangkan menurut Zuhud, Ekarelawan dan Riswan (1994), tumbuhan obat
6
adalah seluruh jenis tumbuhan obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai
khasiat obat, yang dikelompokkan menjadi :
a. Tumbuhan obat tradisional, yaitu jenis tumbuhan yang diketahui atau dipercaya
masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku
obat tradisional.
b. Tumbuhan obat modern, yaitu jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah
dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat sebagai
obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
c. Tumbuhan obat potensial, yaitu jenis tumbuhan yang diduga mengandung
senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan
secara ilmiah atau medis dan penggunaannya sebagai bahan obat tradisional
sulit untuk ditelusuri.
2.2.2.2 Tumbuhan Hias
Tumbuhan dan tanaman memiliki definisi yang berbeda. Pada Tumbuhan
berarti segala sesuatu yang tumbuh, hidup, berbatang, berakar, berdaun dan
sebagainya (seperti rumput, pohon, bambu dan sebagainya), sedangkan tanaman
adalah tumbuhan yang sudah dibudidayakan.
Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, baik berbentuk terna, merambat,
semak, perdu ataupun pohon, yang sengaja ditanam manusia sebagai komponen
taman, kebun rumah, penghias ruangan, upacara, komponen riasan dan busana
atau sebagai komponen karangan bunga. Bunga potong pun dapat dimasukkan
sebagai tanaman hias. Dalam konteks umum, tanaman hias adalah salah satu dari
pengelompokan berdasarkan fungsi dari tanaman hortikultura. Bagian yang
dimanfaatkan orang tidak semata bunga, tetapi kesan keindahan yang
dimunculkan oleh tanaman ini. Selain bunga (warna dan aroma), daun, buah,
batang bahkan pepagan dapat menjadi komponen yang dimanfaatkan. Sebagai
contoh, beberapa ranting tumbuhan yang mengeluarkan aroma segar dapat
diletakkan di ruangan untuk mengharumkan ruangan dan dapat dijadikan sebagai
tanaman hias. Tanaman hias dikelompokkan berdasarkan fungsinya, tidak
menutup kemungkinan bahwa tanaman sayuran, tanaman obat atau tanaman buah
dapat menjadi tanaman hias dan sebaliknya (Ramadhany 2004).
7
2.2.2.3 Tumbuhan Aromatik
Tumbuhan aromatik dapat juga disebut tumbuhan penghasil minyak atsiri.
Tumbuhan penghasil minyak atsiri memiliki ciri bau dan aroma karena fungsinya
yang paling luas dan umum diminati yaitu sebagai pengharum, baik sebagai
parfum, kosmetik, pengharum ruangan, pengharum pada sabun, pasta gigi,
pemberi rasa pada makanan maupun pada produk rumah tangga lainnya. Minyak
atsiri dapat diperoleh dengan cara ekstraksi atau penyulingan dari bagian-bagian
tumbuhan (Agusta 2000 dalam Arafah 2005).
Menurut Heyne (1987), tumbuhan yang menghasilkan minyak atsiri antara
lain dari famili Poaceae, misalnya akar wangi (Andropogon zizinioides);
Lauraceae, misalnya kulit kayu manis (Cinnamomum burmanii); Zingiberaceae,
misalnya jahe (Zingiber officinale); Piperaceae, misalnya sirih (Piper betle);
Santalaceae, misalnya cendana (Santalum album); Anonaceae, misalnya kenanga
(Canangium odoratum) dan sebagainya. Minyak atsiri bersumber dari setiap
bagian tanaman yaitu daun, bunga, buah, biji, batang, kulit, akar atau umbi
(rhizoma), yang merupakan bahan baku untuk produk farmasi dan kosmetik
alamiah disamping digunakan sebagai kandungan dalam bumbu maupun pewangi
(flavour and fragrance ingredients).
2.2.2.4 Tumbuhan Penghasil Pangan
Tumbuhan pangan adalah segala sesuatu yang tumbuh, segala sesuatu yang
hidup dan berbatang, berakar, berdaun dan dapat dimakan atau dikonsumsi oleh
makhluk hidup. Menurut Lembaga Biologi Nasional-LIPI (1997) dalam
Frankistoro (2006), tumbuhan pangan ini meliputi, karbohidrat (contohnya ubiubian, talas, sagu dan nasi), protein (contohnya kecipir dan kacang-kacangan),
vitamin (contohnya pisang, rambutan dan markisa), dan lemak (contohnya kemiri,
tengkawang dan alpukat).
2.2.2.5 Tumbuhan Penghasil Pakan Ternak
Menurut Mannetje dan Jones (1992) dalam Kartikawati (2004), tanaman
pakan ternak merupakan tanaman yang mempunyai konsentrasi nutrisi rendah dan
mudah dicerna yang merupakan penghasil pakan bagi satwa herbivora. Tanaman
pakan dapat diolah dan dibudidayakan, meskipun seringkali dapat muncul sebagai
8
tumbuhan liar seperti yang terdapat pada padang rumput, contohnya yaitu alangalang. Pakan yang diberikan kepada ternak berkaki empat terdiri atas bermacammacam jenis rumput dan dedaunan yang lain (Sastrapradja, Afriastini dan Sutarno
1983).
2.2.2.6 Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati
Menurut Astutik (2010), pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau
majemuk yang berasal dari tumbuhan dan dapat digunakan untuk mengendalikan
organisme pengganggu tumbuhan. Pestisida nabati ini dapat berfungsi sebagai
penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya.
Salah satu alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah
dengan penggunaan pestisida nabati. Prinsip penggunaan pestisida nabati tersebut
hanya untuk mengurangi, bukan untuk meninggalkan pemakaian pestisida kimia,
karena efektivitasnya juga masih di bawah pestisida kimia.
Indonesia memiliki flora yang sangat beragam, mengandung cukup banyak
jenis tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber bahan insektisida yang dapat
dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Lebih dari 1.500 jenis tumbuhan di dunia
telah dilaporkan dapat berpengaruh buruk terhadap serangga. Di Indonesia
terdapat 50 famili tumbuhan penghasil racun. Famili tumbuhan yang dianggap
merupakan sumber potensial insektisida nabati adalah Meliaceae, Annonaceae,
Asteraceae, Piperaceae dan Rutaceae.
Anggota Meliaceae yang paling banyak diteliti adalah nimbi atau mimba
(Azadirachta indica A. Juss) dengan bahan aktif utama azadirachtin (limonoid).
Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan sumber bahan pestisida (pestisida
nabati) yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Tumbuhan ini
tersebar di daratan India. Di Indonesia tanaman ini banyak ditemukan di sekitar
Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan NTB. Dataran rendah dan lahan
kering dengan ketinggian tempat 0-800 m dpl merupakan habitat yang terbaik
untuk pertumbuhan mimba. Bagian dari tumbuhan mimba yang dapat digunakan
sebagai pestisida nabati adalah daun dan bijinya. Ekstrak daun dan biji mimba
mengandung senyawa aktif utama azadiraktin. Selain bersifat sebagai insektisida,
mimba juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida dan
akarisida (Astutik 2010).
9
Menurut Asdyanasari (2009), tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi
menjadi lima kelompok, yaitu:
1.
Kelompok tumbuhan insektisida nabati adalah kelompok tumbuhan yang
menghasilkan pestisida pengendali hama insekta. Contoh tumbuhan dari
kelompok ini adalah: piretrium, aglaia, babadotan, bengkuang, bitung,
jaringau, saga, serai, sirsak dan srikaya.
2.
Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat adalah tumbuhan yang
menghasilkan suatu bahan kimia yang menyerupai sex pheromon pada
serangga betina. Bahan kimia tersebut akan menarik serangga jantan,
khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Contoh tumbuhan
dari kelompok ini adalah daun wangi dan selasih.
3.
Kelompok tumbuhan rodentisida nabati adalah kelompok tumbuhan yang
menghasilkan pestisida pengendali hama rodentia. Tumbuh-tumbuhan ini
terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai penekan kelahiran (efek aborsi atau
kontrasepsi) dan penekan populasi dengan cara meracuninya. Tumbuhan yang
termasuk kelompok penekan kelahiran umumnya mengandung steroid,
sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya mengandung alkaloid.
Dua jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai rodentisida nabati adalah
jenis gadung KB dan gadung racun.
4.
Kelompok tumbuhan moluskisida adalah kelompok tumbuhan yang
menghasilkan pestisida pengendali hama moluska. Beberapa tanaman
menimbulkan pengaruh moluskisida, diantaranya: daun sembung, akar tuba,
patah tulang dan tefrosia (kacang babi).
5.
Kelompok tumbuhan pestisida serba guna adalah kelompok tumbuhan yang
tidak berfungsi hanya satu jenis saja, misalnya insektisida saja, tetapi juga
berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, moluskisida, nematisida dan lainnya.
Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah jambu mete, lada, mimba, mindi,
tembakau dan cengkih.
Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan
penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai
cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :
1.
Merusak perkembangan telur, larva dan pupa,
10
2.
Menghambat pergantian kulit,
3.
Mengganggu komunikasi serangga,
4.
Menyebabkan serangga menolak makan,
5.
Menghambat reproduksi serangga betina,
6.
Mengurangi nafsu makan,
7.
Memblokir kemampuan makan serangga,
8.
Mengusir serangga,
9.
Menghambat perkembangan patogen penyakit.
2.2.2.7 Tumbuhan Penghasil Serat
Indonesia sebagai negara dengan kekayaan hayati yang tinggi memiliki
peluang yang besar untuk mengeksplorasi pemanfaatan bahan serat alam sebagai
penguat material komposit. Karena sifat kekuatan serat alam ini bervariasi, maka
pemanfaatannya akan bervariasi mulai dari bahan komposit untuk penggunaan
yang ringan dan tidak terlalu memerlukan kekuatan tinggi sampai bahan komposit
untuk penggunaan yang memerlukan kekuatan dan ketangguhan tinggi. Menurut
Vendy (2010), sepanjang kebudayaan manusia penggunaan serat alam sebagai
salah satu material pendukung kehidupan, mulai dari serat ijuk sebagai bahan
bangunan, serat nanas atau tumbuhan kayu sebagai bahan sandang dan serat alam
yang dapat digunakan untuk membuat tambang. Seiring dengan perkembangan
teknologi bahan, peran serat-serat alam mulai tergantikan oleh jenis bahan serat
sintetik seperti serat gelas atau serat karbon. Seiring dengan inovasi yang
dilakukan dalam bidang material, serat alam kembali “dilirik” oleh peneliti untuk
dijadikan sebagai bahan penguat komposit.
Elastis, kuat, melimpah, ramah lingkungan dan biaya produksi yang lebih
rendah merupakan kelebihan yang dimiliki oleh serat alam. Selain itu juga
terdapat kekurangan dari jenis serat ini terutama kekuatan yang tidak selalu
merata. Jenis-jenis serat alam seperti Sisal, Flex, Hemp, Jute, Rami dan Kelapa,
mulai digunakan sebagai bahan penguat untuk komposit polimer. Bahan komposit
merupakan hasil penggabungan dari dua jenis atau lebih bahan yang memberikan
sifat berbeda dari pada bahan-bahan tersebut jika dalam keadaan terpisah.
Filosofinya adalah efek kombinasi dari bahan-bahan penyusunnya.
11
Tumbuhan rami (Boehmeria nivea, L. Gaud) merupakan salah satu
tumbuhan penghasil serat alam yang dapat menjadi sumber bahan baku produk
tekstil seperti halnya kapas karena memiliki kemiripan dengan kapas, bedanya
kapas merupakan serat pendek, sedangkan rami adalah serat panjang. Dibanding
dengan kapas, serat rami lebih kuat, mudah menyerap keringat dan tidak mudah
kena bakteri atau jamur. Selain diambil serat dari kulit batangnya, semua bagian
tanaman rami dapat dimanfaatkan. Akar tanaman (rhizome) dapat digunakan
sebagai bahan tanaman (bibit) untuk pengembangan rami, daunnya dapat
digunakan sebagai pakan ternak, sedangkan kulit batang dan kayunya dapat
digunakan untuk bahan baku pulp maupun kompos. Prospek pengembangan pasar
untuk serat rami sangat baik karena harga jual yang relatif tinggi. Indonesia
memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan rami karena memiliki
lahan yang relatif luas dan iklim yang cocok untuk tumbuhan rami. Rami sangat
cocok dikembangkan di Indonesia bagian barat yang beriklim basah karena jenis
tumbuhan ini memerlukan curah hujan sepanjang tahun (Anonim 2010).
2.2.2.8 Tumbuhan Penghasil Bahan Pewarna dan Tanin
Pewarna nabati adalah bahan pewarna yang berasal dari tumbuhan, bahanbahan ini diekstrak dengan jalan fermentasi, direbus atau secara kimiawi, dari
sejumlah kecil zat kimia tertentu yang terkandung di dalam jaringan tumbuhan.
Suatu zat dapat dikatakan berwarna apabila zat tersebut dapat menyerap cahaya
yang dapat dilihat manusia yang panjang gelombangnya 400-800 nm. Sebagian
besar warna dapat diperoleh dari produk tumbuhan, seperti warna biru dari
Indigofera spp. dan Haemetoxylon campechianum L., warna kuning dari Crocus
sativa L., warna coklat dari Peltophorum pterocarpum, warna merah dari Rubia
cardifolia L., dan warna hitam dari Macaranga tanarius (L.), sedangkan untuk
warna hijau biasanya diperoleh dari campuran pewarna nabati yang berwarna biru
dan kuning (Lemmens dan Soetjipto 1999).
Pewarna alami memiliki segi positif namun tidak luput dari keterbatasan,
sehingga harus ada usaha ke arah penggalian potensi sumber pewarna alami dan
perbaikan ekstraksi ataupun teknologi prosesing untuk menghasilkan pewarna
alami yang berkualitas baik (Rostiana et al. 1992).
12
Menurut Lemmens dan Soetjipto (1999), tanin nabati merupakan bahan dari
tumbuhan, rasanya pahit dan kelat, seringkali berupa ekstrak dari pepagan atau
bagian lain terutama daun, buah, dan puru. Hasil dari penyamakan kulit dengan
tanin berupa kulit samak yang banyak manfaatnya, selain samak kulit juga dapat
menyamak jala, tali dan layar. Tanin juga digunakan sebagai perekat, bahan
pewarna dan mordan.
2.2.2.9 Tumbuhan Penghasil Kayu Bangunan
Haygreen dan Bowyer (1989) dalam Purnawan (2006) mengemukakan
bahan bangunan kayu merupakan salah satu produk yang paling sederhana, paling
mudah digunakan, kayu dapat dipotong dan dibentuk dengan mudah, digunakan
dan mudah dipasang. Pada saat yang sama, kayu adalah salah satu bahan yang
sangat kompleks. Kayu tersusun atas sel-sel yang mungil, masing-masing
memiliki struktur lubang-lubang kecil, selaput dan dinding-dinding yang berlapislapis rumit. Unsur-unsur penyusunan kayu tergabung dalam jumlah senyawa
organik, yaitu: selulosa, hemiselulosa dan lignin.
2.2.2.10 Tumbuhan untuk Upacara Adat
Diantara pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat tentang tumbuhan, ada
yang bersifat spiritual, magis dan ritual. Demikian pula tentang pemanfaatannya,
salah satunya yaitu pemanfaatan di bidang upacara. Indonesia yang terdiri kurang
lebih 350 etnis dapat memberikan gambaran pemanfaatan tumbuhan di masingmasing tempat yang khususnya dipakai dalam berbagai upacara. Dalam upacaraupacara adat yang dilakukan, terutama yang berkenaan dengan upacara daur
hidup, tumbuhan banyak dipakai (Kartikawati dan Wahyono 1992).
Salah satu contoh kegiatan upacara adat yang cukup penting di Bali adalah
‘Ngaben’ atau ‘Pelebon’ (pembakaran mayat) merupakan ‘Pitra Yadnya’
(pengorbanan pada roh manusia) dimaksud agar unsur jasad dan roh manusia
yang meninggal dapat kembali dengan cepat ke asalnya. Terdapat 39 jenis
tumbuhan yang dipakai untuk keperluan ngaben. Dari identifikasi dan analisis
jenis-jenis yang digunakan tercatat banyak diantaranya yang tergolong dalam
tumbuhan penghasil minyak atsiri dengan bau harum seperti cendana, kenanga,
sirih dan pandan. Beberapa jenis yang sudah agak sulit ditemukan yaitu majegau
13
(Dysoxyllum densiflorum) dan cendana (Santalum album). Majegau dulu banyak
dijumpai di hutan namun sekarang sudah banyak ditebang. Dari segi
pemanfaatannya, kedua jenis tersebut termasuk ke dalam jenis utama untuk
upacara ngaben.
2.2.2.11 Tumbuhan Penghasil Tali, Anyaman, dan Kerajinan
Tanaman yang termasuk dalam kelompok sumber bahan sandang, tali temali
dan anyaman antara lain: kapas (Gossypium hirsutum), kenaf (Hibiscus
cannabinus), rosella (Hibiscus sabdariffa), yute (Corchorus capsularis dan C.
olitoris), rami (Boehmeria nivea), abaca (Musa textilis), dan agave atau sisal
(Agave sisalana dan A. cantula) (Isdijoso 1992). Widjaya, Mahyar, dan Utama
(1989) dalam Frankistoro (2006) mengemukakan bahwa diantara jenis tumbuhan
penghasil bahan kerajinan, rotan merupakan bahan baku utama kerajinan
anyaman di Indonesia. Hasil kerajinan tangan yang terbuat dari rotan banyak
dijumpai di daerah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Karena di pulau-pulau
tersebut merupakan pusat tempat rotan tumbuh. Tumbuhan kedua yang berpotensi
tinggi adalah bambu. Hasil kerajinan bambu umumnya berasal dari Bali, Jawa dan
Sulawesi; sedangkan untuk di daerah Sumatera dan Kalimantan produksinya lebih
sedikit. Selanjutnya yaitu pandan, merupakan bahan baku yang juga berpotensi,
hanya saja hasil kerajinannya tidak begitu tinggi apabila dibandingkan dengan
rotan dan bambu. Tumbuhan ini biasanya hanya dibuat di dataran-dataran rendah
dimana banyak tumbuhan pandan yang cocok sebagai bahan baku anyaman.
2.2.2.12 Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar
Kepentingan internasional kayu sebagai pemanas rumah dan bahan bakar
untuk memasak harus diakui. Secara menyeluruh di dunia, penggunaan kayu
untuk bahan bakar merupakan penggunaan tunggal terbesar dari kayu dan masih
tetap demikian hingga sekarang. Diperkirakan bahwa 45% kayu yang dikonsumsi
di dunia digunakan untuk pemanasan rumah dan memasak (Heygreen dan Bowyer
1989 dalam Purnawan 2006).
Sutarno (1996) mengemukakan jenis pohon yang ditujukan untuk
pemenuhan kayu bakar, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Beradaptasi pada rentangan kondisi lingkungan yang luas,
14
b) Pertumbuhan cepat, volume hasil kayu maksimal tercapai dalam waktu yang
singkat,
c) Tidak merusak tanah dan menjaga kesuburannya,
d) Tahan penyakit dan hama,
e) Waktu pengelolaannya singkat,
f) Tahan terhadap kekeringan dan toleran terhadap iklim yang lain,
g) Pertumbuhan tajuk baik, siap tumbuh pertunasan yang baru,
h) Memiliki manfaat lain yang menguntungkan pertanian,
i) Menghasilkan percabangan dengan diameter yang cukup kecil untuk dipotong
dengan peralatan tangan dan mudah pengangkutannya,
j) Menghasilkan kayu yang mudah dibelah,
k) Kadar air rendah dan relatif cepat dikeringkan,
l) Menghasilkan sedikit asap dan tidak beracun apabila dibakar.
2.3 Budaya Suku Dayak yang Berkaitan dengan Pemanfaatan Tumbuhan
Suku Dayak merupakan suku asli yang menetap dan tinggal di pulau
Kalimantan, salah satu wilayah penyebarannya yaitu di Kabupaten Kapuas Hulu,
Kalimantan Barat. Menurut Arman (1989), salah satu faktor permasalahan dalam
pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan berguna pada beberapa areal perkebunan
di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat adalah kurangnya kesadaran
masyarakat di sekitar kawasan khususnya Suku Dayak terhadap pentingnya
pelestarian tumbuhan berguna yang terdapat di areal perkebunan tersebut. Salah
satu kegiatan suku Dayak yang dapat mengganggu kelestarian tumbuhan berguna
adalah budaya kegiatan berladang.
Ukur dalam Widjono (1995) mengemukakan bahwa sistem perladangan
merupakan salah satu ciri pokok kebudayaan Dayak. Atas dasar inilah Widjono
(1998) secara tegas menyatakan bahwa orang Dayak yang tidak bisa berladang
boleh diragukan kedayakannya, karena mereka telah tercabut dari akar
kebudayaan leluhurnya. Ave dan King dalam Arman (1994), mengemukakan
bahwa tradisi berladang orang Dayak sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang
mereka dan merupakan kegiatan mata pencaharian utama. Sellato (1989) dalam
15
Soedjito (1999), memperkirakan sistem perladangan yang dilakukan orang Dayak
sudah dimulai dua abad yang lalu.
Dalam konteks pengelolaan sumberdaya hutan berwawasan kearifan
tradisional, pada dasarnya di kalangan orang Dayak memiliki cara-cara tertentu
dalam memperlakukan kawasan hutan. Menurut Bamba (1996), orang Dayak
memandang alam tidak sebagai aset atau kekayaan, melainkan sebagai rumah
bersama. Konsep rumah bersama ini terlihat dalam setiap upacara yang
mendahului kegiatan tertentu yang berkaitan dengan memanfaatkan hutan, dimana
selalu terdapat unsur permisi atau minta izin dari penghuni hutan yang akan
digarap. Suara burung atau binatang tertentu menjadi sarana komunikasi antara
manusia dengan penghuni alam.
Berbagai
kepercayaan
sebagaimana
yang
digambarkan
tersebut,
menandakan bahwa orang Dayak memiliki persentuhan yang mendalam terhadap
mitos, yaitu suatu kejadian yang dipandang suci atau peristiwa yang dialami
langsung oleh para leluhur, meskipun waktu terjadinya peristiwa itu tidak dapat
dipastikan secara historis, namun sejarah kejadian itu bagi orang Dayak berfungsi
sebagai norma kehidupan. Pemikiran seperti itu melahirkan suatu persepsi mereka
tentang kearifan pengelolaan sumberdaya hutan (Widjono 1995).
Dalam berladang, Suku Dayak umumnya yang mejadi prioritas utama bukan
produktivitas tetapi adanya kekayaan tanaman yang ditanam. Hal ini dapat
dipahami karena suku Dayak bersifat subsisten. Kekayaan ini diberlakukan dalam
semua jenis usaha pertanian termasuk juga dalam usaha kebun karet. Dalam
kegiatan berladang yang ditanam tidak hanya tanaman padi, tetapi juga ditanam
berbagai jenis sayur-mayur yang umurnya relatif pendek dibandingkan dengan
umur padi.
Di samping menanam berbagai jenis sayur-mayur di tanah ladang, mereka
juga menyempatkan untuk menanam berbagai jenis pohon buah-buahan di sekitar
pondok. Jenis tanaman yang ditanami antara lain tengkawang, durian, langsat,
nangka, rambai, rambutan, kelapa, pinang dan pisang. Pohon-pohon itu juga
merupakan pertanda bahwa hutan tersebut sudah ada yang mengolahnya dan jika
orang lain ingin membuka ladang di tempat itu, haruslah minta izin kepada yang
pertama kali membuka hutan itu. Setelah seluruh tahapan dalam kegiatan
16
berladang itu dilakukan hingga selesai panen, sebagian bekas ladang itu mereka
tanam kembali dengan pohon karet, sedangkan bagian lain dibiarkan tumbuh
menjadi hutan kembali agar suatu saat dapat dibuka menjadi ladang.
Secara tradisional sistem dan pola pengelolaan sumberdaya hutan di
Kalimantan masih dapat kita temukan, dimana masing-masing memiliki
karakteristik yang belum tentu dapat diduplikasi di tempat lain, misalnya di
Kalimatan Barat kita kenal adanya sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang
disebut dengan istilah tembawang, sedangkan di Kalimantan Timur dikenal
dengan istilah Simpukng Munan dan ragam simpukng lainnya. Sistem pengelolaan
sumberdaya hutan oleh orang Dayak tersebut secara ekonomis terbukti mampu
memberikan konstribusi untuk pendapatan keluarga sekaligus melestarikan
sumberdaya hutan.
2.4 Tipe Ekosistem
Menurut Soemarwoto (1983) dalam
Indriyanto (2008), ekosistem
merupakan konsep sentral dalam ekologi karena ekosistem (sistem ekologi) itu
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem juga dapat dikatakan sebagai unit fungsional dasar
dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya
(lingkungan biotik dan abiotik) dan di antara keduanya saling mempengaruhi
(Odum 1993).
Menurut Odum (1993), ekosistem dikatakan sebagai suatu unit fungsional
dasar dalam ekologi karena merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen
secara lengkap, memiliki relung ekologi secara lengkap, serta terdapat proses
ekologi secara lengkap, sehingga di dalam unit ini siklus materi dan arus energi
terjadi sesuai dengan kondisi ekosistemnya.
2.4.1 Hutan Dataran Rendah
Menurut Vickery (1984) dalam Indriyanto (2008), hutan dataran rendah
merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi banyak lahan
yang terletak pada 10°LU dan 10°LS. Ekosistem hutan dataran rendah terbentuk
oleh vegetasi klimaks pada daerah dengan curah hujan 2.000-4.000 mm per tahun,
17
rata-rata temperatur 25°C dengan perbedaan temperatur yang kecil sepanjang
tahun, rata-rata kelembapan udara 80%.
Hutan dataran rendah merupakan ekosistem yang memiliki kekayaan jenis
dan tingkat endemisitas tertinggi dibandingkan dengan tipe ekosistem lainnya. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuswanda dan Antoko (2008)
mengenai kekayaan hutan dataran rendah, yang menyebutkan bahwa sebagian
besar jenis tumbuhan endemis Sumatera ditemukan di hutan-hutan dataran rendah
dengan ketinggian tempat dibawah 500 m dpl.
2.4.2 Hutan Kerangas
Kissinger (2002) menyatakan bahwa hutan kerangas merupakan suatu tipe
ekosistem hutan yang berada pada tanah miskin hara, mosaik-mosaik kanopi
hutan yang memiliki warna hijau kelabu dengan permukaan yang seragam, dan
bila dibandingkan dengan hutan dataran rendah maka pohon-pohonnya relatif
lebih rendah dan berukuran kecil, sedikit memiliki liana dan rotan serta memiliki
jumlah vegetasi tingkat pohon yang lebih sedikit. Komposisi floristik hutan
kerangas bervariasi dari suatu tempat ke tempat lain, tetapi biasanya terdapat
jenis tertentu yang secara konsisten selalu ada dan mencirikan tipe hutan ini
terutama dengan tipe tanah podosol (Riswan 1987 dalam Kissinger 2002).
Hutan kerangas merupakan bentuk tipe hutan yang menggambarkan suatu
komunitas tumbuhan yang tumbuh pada kondisi habitat yang relatif stabil dan
serba terbatas. Didalamnya terkandung suatu mekanisme proses pertumbuhan dan
perkembangan suatu organism yang tumbuh pada kondisi lingkungan yang khusus
(Kissinger 2002).
2.4.3 Hutan Rawa Gambut
Hutan gambut adalah hutan yang tumbuh di atas kawasan yang digenangi
air dalam keadaan asam dengan pH 3,5-4,0 (Arief 1994). Hal tersebut tentunya
menjadikan tanah sangat miskin hara. Sedangkan menurut Indriyanto (2008),
hutan gambut didefinisikan sebagai hutan yang terdapat pada daerah bergambut
adalah daerah yang digenangi air tawar dalam keadaan asam dan di dalamnya
terdapat penumpukan bahan-bahan tanaman yang telah mati.
18
Menurut Santoso 1996 dalam Indriyanto (2008), ekosistem hutan gambut
merupakan suatu tipe ekosistem hutan yang cukup unik karena tumbuh di atas
tumpukan bahan organik yang melimpah. Daerah gambut pada umumnya
mengalami genangan air tawar secara periodik dan lahannya memiliki topografi
bergelombang kecil sehingga menciptakan bagian-bagian cekungan tergenang air
tawar.
2.4.4 Hutan Rawa Air Tawar
Beberapa ciri dari tipe ekosistem hutan rawa air tawar adalah ekosistem
hutan yang tidak terpengaruh oleh iklim, terdapat pada daerah dengan kondisi
tanah yang selalu tergenang air tawar, pada daerah yang terletak di belakang hutan
payau (mangrove) dengan jenis tanah alluvial dan kondisi aerasinya buruk (Arief
1994). Jenis tumbuhan sungkai (Peronema canescens Jack.) merupakan salah satu
jenis khas yang terdapat di tipe ekosistem hutan rawa air tawar. Jenis ini
ditemukan di kawasan Sempadan Sungai Putat. Karakteristik jenis tumbuhan ini
dapat tumbuh di tanah alluvial, hidup di hutan jati, hutan sekunder, kebun, ladang,
dan di hutan rakyat pada ketinggian tempat 25-300 m dpl.
Indriyanto (2008) menambahkan bahwa beberapa jenis tumbuhan yang
biasa ditemukan pada ekosistem hutan rawa air tawar adalah Palaquium
leiocarpum, Shorea uliginosa, Campnosperma macrophylla, Garcinia spp.,
Eugenia spp., Canarium spp., Koompassia spp., Calophyllum spp., Xylopia spp.
Pada umumnya jenis tumbuhan yang ada didalam ekosistem ini cenderung
berkelompok membentuk komunitas tumbuhan yang miskin jenis. Dengan kata
lain penyebaran pada sistem ekosistem ini tidak merata.
19
BAB III
METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Konservasi Keanekaragaman
Tumbuhan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Perpustakaan Fakultas Kehutanan IPB
dan perpustakaan LSI IPB serta pengambilan dokumentasi gambar dilakukan di
Kebun Raya Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juni 2011.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: laptop merk
Lenovo ideaPad S10-2 dengan program Microsoft Excel dan Microsoft Word serta
perlengkapannya, buku panduan lapang tumbuhan berguna Indonesia, kamera
digital dan alat tulis-menulis. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain: dokumen hasil penelitian dan dokumen analisis vegetasi yang telah
dilakukan pada areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu,
Kalimantan Barat, yaitu di PT Sawit Kapuas Kencana (PT SKK), PT Paramitra
Internusa Pratama (PT PIP) dan PT Persada Graha Mandiri (PT PGM).
3.3
Metode Penelitian
3.3.1 Jenis Data yang Dikumpulkan
Jenis data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari
data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data utama yang akan
diolah, terdiri dari: data jenis tumbuhan, data jenis tumbuhan berguna, kekayaan
jenis tumbuhan berguna dan budaya masyarakat yang berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan di areal studi serta dokumentasi gambar atau foto jenis
tumbuhan berguna. Data sekunder merupakan data pendukung penelitian yang
terdiri dari: kondisi umum lokasi, data kependudukan dan data kondisi sosial
ekonomi masyarakat di areal studi.
20
Tabel 1 Metode pengumpulan data dan informasi
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Data dan Informasi yang dikumpulkan
Jenis tumbuhan di areal studi:
a. Nama lokal
b. Nama Ilmiah
c. Nama famili
d. Habitus
Jenis tumbuhan berguna di areal studi:
a. Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan
b. Habitus
c. Habitat
d. Status tumbuhan
e. Kegunaan
f. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan
g. Budidaya tumbuhan
Kekayaan jenis tumbuhan berguna di areal studi:
a. Kawasan yang dilindungi
b. Tipe ekosistem
c. Famili
d. Habitus
e. Status tumbuhan
Budaya Suku Dayak yang berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan
Dokumentasi gambar atau foto jenis tumbuhan
Kondisi umum lokasi penelitian:
a. Letak geografis
b. Luas areal
c. Batas wilayah
d. Topografi
e. Iklim
f. Kondisi sosial ekonomi masyarakat
Metode Pengumpulan
Data
Studi pustaka
(Data diolah dari
Laporan Tim Terpadu
(2010a, 2010b, 2010c)
Studi pustaka
Studi pustaka
Studi pustaka
Observasi lapang
Studi pustaka
Sumber : Purwanti dan Walujo (1992) dalam Kartikawati (2004)
3.3.2.Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mencari pustaka dan literatur serta foto
atau gambar dari jenis yang terdapat pada areal studi. Data-data tersebut diperoleh
dari berbagai pustaka dengan rincian sebagai berikut:
1. Tim Terpadu. 2010a. Laporan Akhir Identifikasi dan Analisis Keberadaan
Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di Areal Ijin PT Paramitra Internusa
Pratama, Provinsi Kalimantan Barat. Kerjasama PT Paramitra Internusa
Pratama dengan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
2. Tim Terpadu. 2010b. Laporan Akhir Identifikasi dan Analisis Keberadaan
Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di Areal Ijin PT Persada Graha Mandiri,
21
Provinsi Kalimantan Barat. Kerjasama PT Persada Graha Mandiri dengan
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
3. Tim Terpadu. 2010c. Laporan Akhir Identifikasi dan Analisis Keberadaan
Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di Areal Ijin PT Sawit Kapuas Kencana,
Provinsi Kalimantan Barat. Kerjasama PT Sawit Kapuas Kencana dengan
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
4. Bamba. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Alam: Menurut Budaya Dayak
dan Tantangan yang Dihadapi, dalam Kalimantan Review, Nomor 15
Tahun V, Maret-April 1996, Pontianak.
5. Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I-IV. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan RI, Jakarta.
6. [IKAPI] Ikatan Penerbit Indonesia. 1990. Mengenal Tanaman Langka
Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya.
7. Rudjiman, Andriyanti DT, Indriyanto, Wiyono, Fauzie L, Nuranida I dan
Saraswati R. 2003. Buku Acuan Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I-V.
Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada dengan Yayasan
Sarana Wanajaya. Jakarta.
8. Sangat HM, EAM Zuhud, dan EK Damayanti. 2000. Etnofitomedika
Indonesia I. Laboratorium Konservasi Tumbuhan Jurusan Konservasi
Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
9. Verheij EWM, Coronel RE, editor. 1992. PROSEA No. 2: Edible Fruits
and Nuts. Prosea Foundation. Bogor.
10. Zuhud EAM, Siswoyo, Hikmat A, Sandra E, Adhiyanto E. 2003. Buku
Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Jilid VI-X. Kerjasama Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor dengan Yayasan Sarana Wanajaya.
Jakarta.
11. Zuhud EAM, Ekarelawan. Dan S Riswan. 1994. Hutan Tropika Indonesia
sebagai Sumber Kekayaan Plasma Nutfah Tumbuhan Obat dalam
Pelestarian Pemanfaatan Kekayaan Tanaman Obat Hutan Tropika
Indonesia. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan
IPB-Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). Bogor.
22
3.3.3 Pengolahan dan Analisis Data
Data primer dan sekunder yang diperoleh dari studi literatur kemudian
diolah baik secara manual maupun komputerisasi untuk memperoleh data tentang
nama jenis lokal dan ilmiah, famili, habitus, bagian yang dimanfaatkan, kegunaan,
budidaya dan ekologi. Secara lengkap hasil identifikasi disusun berdasarkan
famili dan jenis tumbuhan berguna dilanjutkan dengan analisis kekayaan jenis dan
pemanfaatan jenis tumbuhan berguna.
Dalam pengolahan data diperlukan adanya proses penyuntingan dan
pengkodean data yang dilakukan melalui program Microsoft Excel dan Microsoft
Word. Keduanya memiliki fungsi untuk memudahkan di dalam pengklasifikasian
data lebih lanjut.
x Penyuntingan Data
Kegiatan penyuntingan data bertujuan untuk menyunting kembali catatan
guna mengetahui apakah catatan tersebut sudah cukup baik untuk keperluan
proses berikutnya. Data yang disunting merupakan data-data yang diperoleh dari
studi pustaka.
x Pengkodean Data
Pengkodean data dilakukan untuk klasifikasi terhadap data-data yang
diperoleh menurut macamnya dengan memberi kode tertentu pada catatan atau
informasi tertentu. Tujuan dari kegiatan pengkodean data ini yaitu untuk
mempermudah penyusunan hasil penelitian.
3.3.3.1 Pengolahan Data
A.
Identifikasi Tumbuhan Berguna
Identifikasi jenis tumbuhan berguna dilakukan dengan cek silang melalui
program Microsoft Excel (penyuntingan dan pengkodean data) yang kemudian
dicocokkan dengan berbagai buku atau literatur tentang tumbuhan berguna yang
ada, meliputi: nama lokal, nama ilmiah, famili, habitus, kegunaan, dan bagian
yang digunakan. Literatur yang digunakan dalam mengidentifikasi jenis tumbuhan
berguna yaitu, Heyne (1987), Zuhud et al. (1994), Zuhud et al. (2003), Rudjiman
et al. (2003), IKAPI (1987) dan PROSEA (1992).
23
B. Identifikasi Teknik Budidaya
Identifikasi teknik budidaya dilakukan melalui cek silang data yang
diperoleh dari hasil identifikasi tumbuhan berguna. Data tersebut kemudian
diklasifikasikan lebih lanjut kedalam teknik budidayanya. Cek silang diperoleh
melalui berbagai buku atau literatur tentang teknik budidaya jenis tumbuhan.
Literatur yang digunakan antara lain Rudjiman et al. (2003), Zuhud et al. (1994),
dan Zuhud et al. (2003).
C. Identifikasi Karakteristik Budaya Masyarakat Dayak
Identifikasi dilakukan dengan melakukan penelusuran berbagai buku atau
literatur mengenai karakteristik budaya masyarakat Dayak pada areal studi. Buku
dan literatur yang digunakan yaitu, Tim Terpadu (2010a, 2010b, 2010c), Sangat
et al. (2000) dan Bamba (1996).
3.3.3.2 Analisis Data
Hasil identifikasi tumbuhan yang telah diperoleh kemudian disusun
berdasarkan jenis dan familinya untuk dianalisis secara deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Setiap jenis tumbuhan dianalisis mengenai kekayaan jenis dan
pemanfaatan jenis tumbuhan berguna.
A. Pengklasifikasian Kelompok Kegunaan
Tumbuhan memiliki berbagai manfaat atau kegunaan. Agar mempermudah
dalam penyajiannya, perlu dilakukan pengelompokkan berdasarkan kelompok
kegunaan dalam menyaring dari tiap-tiap kegunaan jenis tumbuhan (Tabel 2).
Tabel 2 Klasifikasi kelompok kegunaan jenis tumbuhan
No.
Kelompok Kegunaan
1.
Tumbuhan obat
2.
Tumbuhan hias
3.
Tumbuhan aromatik
4.
Tumbuhan penghasil pangan
5.
Tumbuhan penghasil pakan ternak
6.
Tumbuhan penghasil pestisida nabati
7.
Tumbuhan penghasil serat
8.
Tumbuhan penghasil bahan pewarna dan tanin
9.
Tumbuhan penghasil bahan bangunan
10. Tumbuhan keperluan upacara adat
11. Tumbuhan penghasil bahan tali, anyaman dan kerajinan
12. Tumbuhan penghasil kayu bakar
Sumber : Purwanti dan Walujo (1992) dalam Kartikawati (2004)
24
Perkembangan pengembangan tumbuhan obat kini semakin maju. Banyak
dari satu jenis tumbuhan yang multifungsi. Khusus untuk tumbuhan obat,
dilakukan pengklasifikasian lebih lanjut berdasarkan kelompok penyakit atau
kegunaannya (Tabel 3).
Tabel
No.
3
Klasifikasi kelompok
penyakit/penggunaan
Kelompok Penyakit/Penggunaan
1.
Gangguan Peredaran Darah
2.
Keluarga Berencana (KB)
3.
Penawar Racun
4.
Pengobatan Luka
5.
Penyakit diabetes
6.
Penyakit gangguan urat syaraf
7.
Penyakit gigi
8.
Penyakit ginjal
9.
Penyakit Jantung
10.
Penyakit Kanker/Tumor
11.
Penyakit Kelamin
12.
Penyakit Khusus Wanita
13.
Penyakit Kulit
14.
Penyakit Kuning
penyakit/penggunaan
dan
macam
Macam Penyakit/Penggunaan
Darah kotor, kanker darah, kurang darah,
pembersih darah, penasak dan penyakit lainnya
yang berhubungan dengan darah.
Keluarga Berencana (KB), membatasi kelahiran,
menjarangi kehamilan, pencegahan kehamilan, dan
penggunaan lainnya yang berhubungan dengan KB.
Digigit lipan, digigit serangga, keracunan jengkol,
keracunan makanan, penawar racun dan
penggunaan lainnya yang berhubungan dengan
keracunan.
Luka, luka bakar, luka baru, luka memar, luka
bernanah, infeksi luka dan penggunaan lainnya
yang berhubungan dengan luka.
Kencing manis (diabetes), menurunkan kadar gula
darah, sakit gula dan penyakit lainnya yang
penggunaan dengan penyakit diabetes.
Lemah urat syaraf, susah tidur (insomnia) dan
penggunaan lainnya yang berhubungan dengan
gangguan urat syaraf.
Gigi rusak, penguat gigi, sakit gigi dan penggunaan
lainnya yang berhubungan dengan gigi.
Ginjal, sakit ginjal, gagal ginjal, batu ginjal,
kencing batu dan penggunaan lainnya yang
berhubungan dengan ginjal.
Sakit jantung, stroke, jantung berdebar-debar,
tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penggunaan
lainnya yang berhubungan dengan jantung.
Kanker rahim, kanker payudara, tumor rahim,
tumor payudara dan penggunaan lainnya yang
berhubungan dengan tumor dan kanker.
Beser mani (spermatorea), gatal di sekitar alat
kelamin, impoten, infeksi kelamin, kencing nanah,
lemah syahwat (psikoneurosis), rajasinga/sifilis,
sakit kelamin dan penggunaan lainnya yang
berhubungan dengan kelamin.
Keputihan, terlambat haid, haid terlalu banyak,
tidak datang haid dan penggunaan lainnya yang
berhubungan dengan penyakit khusus wanita.
Koreng, bisul, panu, kadas, kurap, eksim, cacar,
campak, borok, kudis, gatal, bengkak, luka
bernanah, kutu air dan penggunaan lainnya yang
berhubungan dengan kulit.
Liver, sakit kuning, hati, hati bengkak dan
pengunaan lainnya yang berhubungan dengan
penyakit kuning.
25
No.
15.
Kelompok Penyakit/Penggunaan
Penyakit Malaria
Macam Penyakit/Penggunaan
Malaria, demam malaria dan penggunaan lainnya
yang berhubungan dengan penyakit malaria.
16. Penyakit Mata
Radang mata, sakit mata, trakoma, rabun senja dan
penggunaan lainnya yang berhubungan dengan
penyakit mata.
17. Penyakit Mulut
Gusi bengkak, gusi berdarah, mulut bau dan
mengelupas, sariawan dan penggunaan lainnya
yang berhubungan dengan penyakit mulut.
18. Penyakit Otot dan Persendian
Asam urat, bengkak kelenjar, kejang perut, kejangkejang, keseleo, nyeri otot, rematik dan
penggunaan lainnya yang berhubungan dengan otot
dan persendian.
19. Penyakit Telinga
Congek, radang anak telinga, radang telinga, sakit
telinga, telinga berair dan penggunaan lainnya yang
berhubungan dengan penyakit telinga.
20. Penyakit Tulang
Patah tulang, sakit tulang dan penggunaan lainnya
yang berhubungan dengan penyakit tulang.
21. Penyakit Saluran Pembuangan
Ambeien, gangguan prostat, kencing darah,
keringat malam, peluruh kencing, peluruh keringat,
sakit saluran kemih dan penggunaan lainnya yang
berhubungan dengan penyakit pada saluran
pembuangan.
22. Penyakit Saluran Pencernaan
Maag, kembung, masuk angin, sakit perut dan
penggunaan lainnya yang berhubungan dengan
penyakit saluran pencernaan.
23. Penyakit Saluran Pernafasan/THT
Asma, batuk, influenza, pilek, sesak nafas, sakit
tenggorokan dan penggunaan lainnya yang
berhubungan dengan penyakit saluran pernafasan.
24. Perawatan Kehamilan dan Persalinan Keguguran,
perawatan
sebelum/sesudah
melahirkan, penyubur kandungan dan penggunaan
lainnya yang berhubungan dengan perawatan
kehamilan dan persalinan.
25. Perawatan Organ Tubuh Wanita
Kegemukan,
memperbesar
payudara,
mengencangkan vagina, pelangsing, peluruh lemak
dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan
perawatan organ tubuh wanita.
26. Perawatan Rambut, Muka Kulit
Penyubur rambut, penghalus kulit, menghilangkan
ketombe, perawatan muka dan penggunaan lainnya
yang berhubungan dengan perawatan rambut, muka
dan kulit.
27. Sakit kepala dan demam
Sakit kepala, pusing, pening, demam, demam pada
anak-anak, demam pada orang dewasa dan
penggunaan lainnya yang berhubungan dengan
sakit kepala dan demam.
28. Tonikum
Obat kuat, tonik, tonikum, penambah nafasu
makan, kurang nafsu makan, meningkatkan enzim
pencernaan dan penggunaan lainnya yang
berhubungan dengan dengan tonikum.
29. Lain-lain
Limpa bengkak, beri-beri, sakit sabun, obat tidur,
obat gosok, penenang dan penggunaan lainnya
yang tidak tercantum di atas.
Sumber: Zuhud (2004) dalam Frankistoro (2006)
26
BAB IV
KONDISI UMUM
4.1
PT Sawit Kapuas Kencana
4.1.1 Sejarah Kawasan
PT Sawit Kapuas Kencana (PT SKK) telah mendapatkan ijin lokasi
pengembangan perkebunan kelapa sawit tahun 2007, melalui Surat Bupati Kapuas
Hulu
No.525/1063/BAPPEDA/PE-A
tanggal
30
Agustus
2007
tentang
Pengarahan Lahan Perkebunan Kelapa Sawit seluas 22.000 ha. Selanjutnya
berdasarkan Surat Bupati Kapuas Hulu No. 525/1322/BAPPEDA/PE-A tanggal
06 Nopember 2007 tentang Penambahan Pengarahan Lahan Perkebunan Kelapa
Sawit seluas 27.000 ha. PT SKK telah melakukan Studi Analisis Dampak
Lingkungan Hidup Perkebunan Kelapa Sawit dan telah mendapat persetujuan
pada tahun 2008.
4.1.2 Letak dan Batas Wilayah
Perkebunan PT SKK terletak di Desa Seridan dan Laja Sadang (Kecamatan
Empanang), serta Desa Kantuk Asam, Kantuk Bunut, Merakai Panjang dan
Sungai Mawang (Kecamatan Puring Kencana), Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi
Kalimantan Barat. Areal ijin lokasi PT SKK secara geografis terletak di koordinat
111°37’12,59” BT sampai 111°49’37,31”; dan 1°0’8,02” LU sampai 1°0”54,65
LU kemudian 111°37’39,39” BT sampai 111°49’14,7”; dan 0°51’4,51” LU
sampai 0°51’8,36” LU. Sedangkan untuk batas wilayahnya yaitu:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kawasan Hutan Lindung Bukit Patuk dan
Bukit Tuga, Kawasan Budidaya Pertanian Desa Sungai Mawang dan
Perbatasan Negara Malaysia,
b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kawasan perbatasan Negara Malaysia,
Hutan Lindung Bukit Patau dan Perkebunan PT Sentra Karya Manungga,
c) Sebelah Selatan berbatasan HL Bukit Melapi, HL Bukit Tuga, dan HL Bukit
Tutup, perkebunan PT Sentra Karya Manunggal, PT Kapuasindo Palm
Industry; hutan produksi; dan Kawasan Budidaya Pertanian Desa Nanga
Kantuk, Desa Seridan dan Desa Laja Sadang,
27
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kawasan Hutan Lindung Bukit Melapi dan
Bukit Tutup, PT Anugerah Borneo Perkasa dan hutan produksi.
4.1.3 Iklim
Curah hujan rata-rata PT SKK di Kabupaten Kapuas Hulu tahun 1998-2007
sebesar 3.959,3 mm/tahun, dengan rata-rata jumlah hari hujan adalah 265,3 hari
hujan per tahun. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidth dan Ferguson dalam Tim
Terpadu (2010a), tipe iklim di areal ijin lokasi PT SKK termasuk ke dalam tipe A
(sangat basah). Sedangkan menurut Koppen dalam Tim Terpadu (2010a),
termasuk tipe iklim Af (daerah hujan tropika) dengan suhu bulanan terendah
21,9oC, suhu rata-rata tahunan 26,9oC dengan kisaran 24,3oC sampai 31,7 oC,
intensitas penyinaran matahari rata-rata per bulan 67,2%/hari. Sedangkan
kelembaban rata-rata tahunan 85,8% dengan kisaran 82,10 – 89,10%. Kecepatan
angin rata-rata per tahun 2,6 knot/jam, dan kecepatan angin terbesar 4,9 knot/jam
yang disertai hujan lebat.
4.1.4 Topografi Lahan
Kondisi topografi areal PT SKK di Kabupaten Kapuas Hulu, sebagian besar
merupakan lahan berelombang 4.699,00 ha, agak curam 3.796,59 dan datar
3.694,37 ha. Ketinggian tempat berkisar antara 25-300 m dpl. Areal ijin ini
dikelilingi oleh 5 bukit, yaitu bukit Melapi, Bukit Tuga, Bukit Besar, Bukit Patuk
dan Bukit Perapu.
4.1.5 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Keadaan penduduk yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Empanang
dan Puring Kencana Tahun 2006 berjumlah 5.289 jiwa. Sedangkan untuk mata
pencaharian utama penduduk di wilayah tersebut adalah bertani, terutama areal
ijin lokasi karet, berladang dan perikanan. Rata-rata luas areal ijin lokasi karet
yang dimiliki yaitu seluas 1 ha. Areal tersebut menghasilkan karet rata-rata 5-10
kg/hari karet basah, dengan harga antara Rp. 42.000 – Rp. 84.000/hari.
Penghasilan selain dari usaha tani karet, penerimaan tidak tunai diperoleh
dari usaha tani padi dan palawija. Mata pencaharian penduduk umumnya sebagai
28
petani, buruh bangunan dan hanya sebagian kecil saja yang menjadi pegawai
kantor kecamatan atau Perangkat Desa dan guru (pegawai negeri/swasta).
4.2
PT Paramitra Internusa Pratama
4.2.1 Sejarah Kawasan
PT Paramitra Internusa Pratama (PT PIP) pada saat ini sudah melakukan
kegiatan operasional di lapangan dan sudah memperoleh Surat Perizinan lokasi
pengusahaan dari Kabupaten Kapuas Hulu No: 525/993/BANG-I-A Tanggal 4
Agustus 2006, dengan luas areal secara keseluruhan seluas 20.000 ha.
4.2.2 Letak dan Batas Wilayah
Perkebunan PT PIP terletak di Kelurahan Desa Sentabai, Kecamatan Silat
Hilir, serta Desa Nanga Seberuang dan Tua Abang, Kecamatan Semitau,
Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Areal ijin lokasi PT PIP secara
geografis terletak di koordinat 111°42’52,41”–111°54’1,52” BT dan 0°34’29,03”
– 0°32’21,82” LU. Sedangkan untuk batas wilayahnya yaitu:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Areal Hutan Produksi,
b) Sebelah Timur berbatasan dengan Areal Penggunaan Lain dan Sungai Kapuas,
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Kapuas dan PT Persada Graha
Mandiri,
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Areal Penggunaan Lain.
4.2.3 Iklim
Secara umum iklim di areal dan sekitar areal ijin PT PIP menurut Schmidt
dan Fergusson dalam Tim Terpadu (2010b), termasuk dalam tipe iklim A yaitu
iklim tropika basah tanpa bulan kering yang nyata dengan vegetasi alami hutan
hujan tropis dengan rata-rata curah hujan tahunan 4.059 mm dan rata-rata jumlah
hari hujan tahunan 274 hari.
1) Curah Hujan dan Hari Hujan
Curah hujan tertinggi adalah sebesar 4.846 mm pada tahun 1999 dan
terendah adalah sebesar 3.483 mm pada tahun 2004. Curah hujan bulanan
tertinggi adalah sebesar 1.082 mm pada bulan Oktober 1999 dan terendah adalah
29
56 mm pada bulan Juni 2004. Secara agronomis curah hujan ini masih sesuai
untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit.
2) Suhu Udara
Suhu udara rata-rata berkisar antara 26,6 - 27,5ËšC. Suhu udara maksimum
berkisar antara 31,1 – 34,0ËšC dan suhu udara minimum adalah sekitar 21,9 23,8ËšC. Pada tahun 2006 suhu rata-rata adalah 27,2ËšC, suhu minimum tercatat
pada bulan Agustus (22,6ËšC) dan suhu maksimum rata-rata tercatat pada bulan
Juli (33,3ËšC).
3) Kelembaban Udara
Kelembaban udara di areal studi tergolong lembab sepanjang tahun.
Kelembaban udara relatif rata-rata tahunan 83,4%. Kelembaban relatif rata-rata
bulanan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 87,0% dan terendah pada bulan
Agustus adalah 81,0%.
4) Intensitas Penyinaran Matahari
Lama penyinaran surya rata-rata bulanan adalah 79,8% (9,6 jam/hari)
dengan kisaran 67,5% (8,1 jam /hari) hingga 86,3% (10,4 jam/hari).
4.2.4 Topografi dan Kelerengan
Areal ijin PT PIP berada pada ketinggian tempat 18 sampai 498 mdpl.
Berdasarkan Peta Kelerengan, areal ijin PT Paramitra Internusa Pratama
bertopografi dari datar sampai sangat curam, namun sebagian besar berada pada
kelas lereng datar sampai sangat curam (0 - >40%)
4.2.5 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Areal perusahaan PT PIP masuk wilayah administrasi Desa Tua Abang,
Nanga Seberuang dan Sentabai. Di sekitar wilayah perkebunan kelapa sawit masih
terdapat suku asli, yaitu Suku Dayak Tanju dengan komposisi sebesar +90% dari
seluruh penduduk di ketiga desa tersebut. Suku Melayu hanya dijumpai di Desa
Sentabai, Kecamatan Silat Hilir. Jumlah penduduk yang terdapat di Desa Sentabai
sebanyak 1218 jiwa, Desa Tua Abang sekitar 920 jiwa dan Desa Nanga Seberuang
sekitar 1141 jiwa, totalnya yaitu sebanyak 3279 jiwa.
Mata pencaharian pokok masyarakat Desa Sentabai antara lain petani (340
orang), nelayan (293 orang), buruh tani (132 orang). Sedangkan di Desa Tua
30
Abang umumnya bermatapencaharian sebagai petani ladang berpindah dan
penyadap karet (793 orang). Ladang padi yang sudah selesai dipanen akan di
tanam dengan tanaman karet. Rata-rata jumlah hasil penyadapan karet anatara 5-6
kg/hari dengan rata-rata 14 hari kerja per bulan. Pada Desa Nanga Seberuang
sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani padi
ladang berpindah, kebun karet dan nelayan.
4.3
PT Persada Graha Mandiri
4.3.1 Sejarah Kawasan
PT Persada Graha Mandiri (PT PGM) pada saat ini sudah melakukan
kegiatan operasional di lapangan dan sudah memperoleh Surat Perijinan lokasi
pengusahaan dari Kabupaten Kapuas Hulu No: 525/992/BANG-I-A Tanggal 4
Agustus 2006, dengan luas areal secara keseluruhan seluas 19.750 ha.
4.3.2 Letak dan Batas Batas Wilayah
Perkebunan PT PGM terletak di Kelurahan Desa Pulau Bergerak, Desa
Baru, Desa Perigi dan Putat, Kecamatan Silat Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu,
Kalimantan Barat. Areal ijin PT PGM secara geografis terletak di koordinat
111°42’52.41”–111°54’1.52” BT dan 0°34’29.03”–0°32’21.82” LU. Sedangkan
untuk batas wilayah yaitu:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Perkebunan PT Paramitra Internusa Pratama,
b) Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Kapuas dan Perkebunan PT
Anugerah Makmur Sejati,
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Kapuas dan Areal Penggunaan Lain
(APL),
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Perkebunan PT Pembangunan Sintang Jaya.
4.3.3 Iklim
Secara umum iklim di areal ijin PT PGM menurut sistem klasifikasi
Oldeman (1975) dalam Tim Terpadu (2010c), mempunyai 10 bulan basah (ratarata curah hujan >200 mm/bulan), 2 bulan lembab (rata-rata curah hujan 100-200
mm/bulan) dan tidak memiliki bulan kering (rata-rata curah hujan <100
mm/bulan), termasuk tipe curah hujan A2. Sedangkan menurut sistem klasifikasi
31
Schmidt-Ferguson (1951) dalam Tim Terpadu (2010c), tanah Kebun PT PGM
mempunyai 12 bulan basah (rata-rata curah hujan >100 mm/bulan), tidak
mempunyai bulan lembab (rata-rata curah hujan 60-100 mm/bulan) dan bulan
kering (rata-rata curah hujan <60 mm/bulan), termasuk tipe curah hujan A yaitu
iklim tropika basah tanpa bulan kering yang nyata dengan vegetasi alami hutan
hujan tropis. Curah hujan rata-rata paling tinggi pada tanah Kebun PT Persada
Graha Mandiri terdapat pada bulan November (382 mm/bulan) dan rata-rata
jumlah hari hujan tahunan 271 hari.
1) Curah Hujan dan Hari Hujan
Curah hujan rata-rata tahunan pada areal Kebun PT PGM sebesar 3.163
mm/tahun. Curah hujan rata-rata bulanan paling tinggi terdapat pada bulan
November (382 mm/bulan) dan curah hujan bulanan maksimum juga terjadi pada
bulan November (631 mm/bulan) dengan rata-rata jumlah hari hujan tahunan 271
hari. Secara agronomis curah hujan ini masih sesuai untuk pertumbuhan tanaman
kelapa sawit.
2) Suhu Udara
Suhu udara rata-rata berkisar antara 26,6-27,5ËšC. Suhu udara maksimum
berkisar antara 31,1-34,0ËšC dan suhu udara minimum adalah sekitar 21,9 -23,8ËšC.
Pada tahun 2006 suhu rata-rata adalah 27,2ËšC, suhu minimum tercatat pada bulan
Agustus (22,6ËšC) dan suhu maksimum rata-rata tercatat pada bulan Juli (33,3ËšC).
3) Kelembaban Udara
Kelembaban udara di areal studi tergolong lembab sepanjang tahun.
Kelembaban udara relatif rata-rata tahunan 83,4%. Kelembaban relatif rata-rata
bulanan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 87,0% dan terendah pada bulan
Agustus adalah 81%.
4) Intensitas Penyinaran Matahari
Lama penyinaran surya rata-rata bulanan adalah 79,8% (9,6 jam/hari)
dengan kisaran 67,5% (8,1 jam /hari) hingga 86,3% (10,4 jam/hari).
4.3.4 Topografi dan Kelerengan
Areal ijin PT PGM berada pada ketinggian tempat 18-498 m dpl.
Berdasarkan Peta Kelerengan, areal ini memiliki topografi dari datar sampai agak
curam (0-25%), namun sebagian besar berada pada kelas lereng datar (0-5%).
32
4.3.5 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Terdapat 4 desa yang berada di dalam dan di sekitar areal ijin PT PGM
yaitu, Desa Sentabai, Desa PB. Penai, Desa Prigi dan Desa Baru. Jumlah
penduduk di Desa Sentabai berjumlah 793 jiwa, Desa PB. Penai 2164 jiwa, Desa
Prigi 1802 jiwa dan untuk Desa Baru berjumlah 1504 jiwa. Total jumlah
penduduknya yaitu 6263 jiwa. Mayoritas masyarakat di keempat desa tersebut
mempunyai pekerjaan utama sebagai petani peladang, dengan jenis tanaman yang
di budidayakan adalah padi dan karet. Perbedaannya di Desa Prigi dan Desa Baru,
jenis tanaman yang dibudidayakan hanya karet. Kemudian di Desa Baru terdapat
mata pencaharian utama lainnya selain petani ladang yaitu nelayan. Pendapatan
rata-rata masyarakat di keempat desa tersebut antara Rp. 1.700.000-Rp. 2.000.000
per bulan.
33
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna
Jumlah jenis tumbuhan berguna yang terdapat di areal studi (PT Sawit
Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama dan PT Persada Graha Mandiri)
tercatat sebanyak 355 jenis yang dapat dikelompokkan kedalam 88 famili (Tabel
4). Berdasarkan lokasinya, pada PT Sawit Kapuas Kencana (PT SKK) tercatat
sebanyak 255 jenis tumbuhan berguna atau sebesar 71,83% dari total jenis yang
terdapat di areal studi; PT Paramitra Internusa Pratama (PT PIP) sebanyak 208
jenis atau sebesar 58,59%; dan PT Persada Graha Mandiri tercatat sebanyak 140
jenis atau sebesar 39,44%. Daftar lengkap jenis tumbuhan berguna pada areal
studi dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 4 Rekapitulasi jenis tumbuhan berguna di areal studi
No
Jumlah
Perusahaan
Jenis
1
PT Sawit Kapuas Kencana
255
2
PT Paramitra Internusa Pratama
208
3
PT Persada Graha Mandiri
140
Sumber: Hasil Rekapitulasi dari Pustaka Tim Terpadu (2010a, 2010b, 2010c)
Famili
77
65
46
Berdasarkan familinya, jenis tumbuhan berguna yang terdapat di areal studi
dikelompokkan kedalam 88 famili. Famili dengan jumlah jenis terbanyak yaitu
Myrtaceae
(26
jenis)
dan
Dipterocarpaceae
(25
jenis),
diikuti
famili
Euphorbiaceae (24 jenis), Arecaceae (19 jenis) dan Poaceae (18 jenis). Persentase
jumlah famili terbanyak di areal studi dapat dilihat pada Gambar 2.
Kelompok famili terbanyak berasal dari famili Myrtaceae (26 jenis). Hal ini
menunjukkan bahwa famili Myrtaceae memiliki tingkat kekayaan jenis tertinggi
dibandingkan dengan famili lainnya. Selain itu, famili Myrtaceae memiliki
kecocokan dengan titik sebaran di areal studi. Salah satu contoh anggota dari
famili ini yang mampu bertahan di tanah kritis dan terganggu yaitu kubalik
(Syzygium aqueum (Burm.f.) Alst). Jenis ini ditemukan hampir di berbagai tipe
habitat, yaitu di kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar mata air, tembawai,
areal lereng dan hutan kerangas. Jenis ini dapat tumbuh pada daerah tropik lembab
dengan ketinggian tempat 1-700 m dpl. Selain memiliki kegunaan sebagai
34
tumbuhan pangan, jenis ini juga dapat digunakan sebagai tumbuhan obat (sakit
perut) dengan daun sebagai bagian yang dimanfaatkan.
16%
23%
Myrtaceae
Dipterocarpaceae
17%
Euphorbiaceae
Arecaceae
22%
Poaceae
22%
Gambar 2 Persentase jumlah lima famili terbanyak di areal studi
5.1.1 PT Sawit Kapuas Kencana
Kekayaan jenis tumbuhan berguna pada areal ijin PT SKK tercatat sebanyak
255 jenis atau sebesar 71,83% yang dikelompokkan kedalam 77 famili. Kekayaan
jenis tumbuhan berguna pada areal ijin ini dikelompokkan kedalam empat kajian,
yaitu berdasarkan tipe ekosistem dan tipe habitat (areal HCV), famili, habitus dan
status tumbuhannya.
Tipe ekosistem yang terdapat di areal ijin PT SKK terdiri dari dua tipe, yaitu
ekosistem hutan dataran rendah dan ekosistem hutan kerangas (Tabel 5). Hutan
dataran rendah memiliki kekayaan jenis sebanyak 248 jenis atau sebesar 97,25%.
Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan jenis tumbuhan berguna pada hutan dataran
rendah sangat tinggi, sedangkan untuk ekosistem hutan kerangas ditemukan
sebanyak 152 jenis atau sebesar 59,61%.
Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, ekosistem hutan dataran rendah
yang terdapat di PT SKK memiliki tingkat kekayaan jenis tumbuhan berguna
yang sangat tinggi, terbukti tipe ekosistem ini ditemukan hampir dari keseluruhan
jumlah jenis yang terdapat di areal ijin PT SKK (97,25%). Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Haeruman (1980) yang mengemukakan bahwa
hutan daratan rendah yang masih utuh memiliki jumlah jenis tumbuhan yang
sangat banyak. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Kuswanda dan Antoko
35
(2008) mengemukakan bahwa sebagian besar jenis tumbuhan endemis Sumatera
ditemukan di hutan-hutan dataran rendah dengan ketinggian tempat di bawah 500
m dpl.
Tabel 5 Sebaran jenis tumbuhan di PT Sawit Kapuas Kencana
Jumlah Jenis berdasarkan
Status Tumbuhan (Jenis)
Tipe
Jumlah Jumlah
No
Tipe Habitat
PP
No. 7
Ekosistem
Jenis
Famili
Tahun
CITES IUCN
1999
1
Hutan
- Sempadan Sungai
203
69
3
2
13
Dataran
- Kawasan Sekitar
148
34
2
12
3
Mata air
Rendah
2
153
38
1
10
- Buffer Zone
Hutan Lindung
- Areal Lainnya
5
201
68
3
13
29
6
2
Hutan
- Sempadan Sungai
90
20
6
Kerangas
- Kawasan Sekitar
43
Mata air
31
4
- Buffer Zone
100
Hutan Lindung
- Areal Lainnya
27
4
85
Sumber: Hasil rekapitulasi dari pustaka Tim Terpadu (2010a)
Salah satu contoh jenis tumbuhan berguna yang ditemukan di tipe ekosistem
hutan dataran rendah yaitu medang keladi (Cryptocarya crassinervia). Jenis ini
memiliki karakteristik dapat tumbuh di hutan primer, hutan sekunder pada dataran
rendah dengan ketinggian tempat di bawah 800 m dpl.
Terdapat beberapa jenis khas atau satu-satunya jenis tumbuhan yang
ditemukan pada lokasi pengamatan di tipe ekosistem hutan dataran rendah. Jenis
khas tersebut diantaranya, grintingan (Cynodon dactylon), jenis tersebut
ditemukan di areal Tembawai Kenjalang (Kantuk Bunut). Kemudian terdapat juga
jenis merambang (Santiria tomentosa) yang ditemukan di areal Tembawai
Empran (Kedumbik).
Ekosistem hutan kerangas yang terdapat di PT SKK memiliki tingkat
kekayaan jenis tumbuhan berguna yang cukup rendah apabila dibandingkan
dengan ekosistem hutan dataran rendah. Jenis tumbuhan berguna yang ditemukan
sebanyak 152 jenis atau sebesar 59,60%. Hal ini dikarenakan hanya jenis-jenis
tertentu saja yang dapat tumbuh pada kondisi tanah yang miskin miskin hara yang
merupakan ciri khas ekosistem ini. Hutan kerangas merupakan bentuk tipe hutan
yang menggambarkan suatu komunitas tumbuhan yang tumbuh pada kondisi
habitat yang relatif stabil dan serba terbatas. Didalamnya terkandung suatu
36
mekanisme proses pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme yang tumbuh
pada kondisi lingkungan yang khusus (Kissinger 2002).
Terdapat beberapa jenis tumbuhan khas yang ditemukan pada ekosistem
hutan kerangas yaitu, bayur (Pterospermum diversifolium), plenjan atau rumput
lumut (Selaginella doederleinii), rumput panieh (Sida rhombifolia) dan entepung
(Vernonia arborea). Jenis tumbuhan bayur ditemukan di areal Kerapararong
(hutan kerangas Kantuk Asam), sedangkan untuk jenis rumput lumut, rumput
panieh dan entepung ditemukan di areal Hutan Kerangas (bukit Besar) Blok I.
Keempat jenis tersebut memiliki karakteristik yang sesuai dengan karakteristik
yang dimiliki tipe ekosistem hutan kerangas. Salah satu contohnya yaitu jenis
rumput lumut (Selaginella doederleinii) yang memiliki karakteristik ekologi dapat
tumbuh di tebing-tebing yang basah, tepi sungai, batu-batu basah dan tempattempat teduh yang berhawa dingin, dari ketinggian tempat 400-750 m dpl.
Terdapat empat kelompok tipe habitat yang merupakan titik sebaran jenis
tumbuhan berguna pada areal ijin PT SKK, yaitu Sempadan Sungai (SS),
Kawasan Sekitar Mata Air (KSMA), Buffer Zone Hutan Lindung (HL) dan Areal
Lainnya. Kawasan sempadan sungai memiliki jumlah titik sebaran sebanyak 39
titik. Sedangkan untuk KSMA tercatat sebanyak 13 titik sebaran, kemudian
kawasan buffer zone HL tercatat sebanyak 5 titik dan untuk areal lainnya
sebanyak 19 titik sebaran. Untuk habitat areal lainnya terdiri dari areal lereng,
tembawai, hutan kerangas dan kubur tunggal.
Kawasan sempadan sungai memiliki jumlah titik sebaran terbanyak
dibandingkan dengan titik sebaran lainnya. Jenis tumbuhan berguna yang hanya
ditemukan pada kawasan ini salah satunya adalah enau (Arenga pinnata), jenis ini
memiliki kegunaan sebagai penghasil obat, yaitu untuk peluruh air seni, peluruh
haid, sariawan, urus-urus dan radang paru. Selain itu jenis ini dapat digunakan
sebagai tumbuhan pangan, pakan ternak, aksesoris untuk upacara adat, bahan
kerajinan dan bahan bakar. Bagian yang digunakannya yaitu akar, batang, getah
sadapan dan buah. Melihat dari segi kegunaan dan kelangkaannya, jenis ini patut
untuk dibudidayakan agar tidak terjadi kelangkaan di kemudian hari. Enau dapat
dibudidayakan dengan cara perbanyakan pada bijinya. Budidaya dilakukan di
lokasi yang belum ditemukan adanya jenis ini namun sesuai dengan karakteristik
37
ekologinya yaitu di daerah yang bertanah subur pada ketinggian tempat 500-800
m dpl, di daerah beriklim sedang sampai agak basah.
Tipe ekosistem baik dari tipe hutan dataran rendah dan hutan kerangas yang
telah diidentifikasi di PT SKK dapat dijadikan sebagai informasi bagi pengelola
dan masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui keberadaan jenis
tumbuhan berguna di areal ijin PT SKK. Selain itu diperlukan adanya informasi
mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin keberlanjutan
pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan.
5.1.1.1 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Famili
Berdasarkan familinya, jenis-jenis tumbuhan berguna yang terdapat pada
areal ijin PT SKK dikelompokkan kedalam 77 famili. Jumlah jenis yang paling
banyak ditemukan terdapat pada famili Myrtaceae dan Euphorbiaceae (Gambar
3), yaitu sebanyak 18 jenis. Hal ini menunjukkan bahwa famili Myrtaceae dan
Euphorbiaceae memiliki kekayaan jenis tertinggi dibandingkan famili lainnya.
Rekapitulasi nama famili dan jumlah jenis tumbuhan berguna pada areal studi
secara lebih rinci disajikan pada Lampiran 5.
Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, famili terbanyak (Myrtaceae dan
Euphorbiaceae) dapat ditemukan di lokasi sempadan sungai dan areal lereng.
Sedangkan untuk tipe ekosistemnya, famili terbanyak ditemukan di tipe ekosistem
hutan dataran rendah.
Poaceae
16
Famili
Myrtaceae
18
Moraceae
14
Euphorbiaceae
18
Dipterocarpaceae
14
Arecaceae
13
0
5
10
Jumlah Jenis
15
20
Gambar 3 Diagram jumlah enam famili terbanyak di areal ijin PT SKK
38
5.1.1.2 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Habitus
Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan habitusnya dapat dikelompokkan
kedalam 7 jenis, yaitu herba, epifit, liana, perdu, bambu, palem dan pohon.
Rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan berguna berdasarkan habitusnya pada areal
ijin PT SKK tersaji pada Gambar 4.
140
130
Jumlah Jenis
120
100
80
60
54
40
26
13
20
20
9
3
0
Herba
Epifit
Liana
Perdu Bambu Pohon Palem
Habitus
Gambar 4 Kekayaan habitus tumbuhan berguna di PT SKK
Habitus pohon merupakan habitus terbanyak yang ditemukan di areal ijin
PT SKK. Sedangkan untuk habitus terkecil yaitu palem. Kelompok famili dan
habitus yang telah teridentifikasi di PT SKK dapat dijadikan sebagai informasi
bagi pengelola dan masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui
keberadaan jenis tumbuhan berguna di areal ijin PT SKK. Selain itu diperlukan
juga informasi mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin
keberlanjutan pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar
kawasan.
5.1.1.3 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Status Tumbuhan
Jenis tumbuhan yang ditemukan di areal ijin lokasi PT Sawit Kapuas
Kencana yang dilindungi (PP No. 7 Tahun 1999) sebanyak 6 jenis dan termasuk
dalam daftar CITES (Appendix II) sebanyak 3 jenis. Di areal tersebut ditemukan
sebanyak 19 jenis tumbuhan yang termasuk dalam Daftar Red List IUCN, dengan
rincian; 9 jenis termasuk LC/Least Concern (Beresiko Rendah), 4 jenis termasuk
39
VU/Vulnerable (rawan) dan 3 jenis termasuk CR/Critically Endangered
(Terancam hampir punah), seperti disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6
Daftar jenis tumbuhan di areal ijin PT Sawit Kapuas Kencana
berdasarkan status tumbuhannya
No.
Nama Ilmiah
Nama Lokal
1
Alangium javanicum
Meranti
putih
2
Alstonia angustifolia
Pelai pipit
3
Aquilaria
microcarpa
Garu
4
Durio kutejensis
Pekawai
5
Eusideroxylon
zwageri
6
Lokasi
58, 78, 83, 84,
85, 87, 90, 92,
96
10, 11, 12, 14,
16, 18, 38, 47,
53, 59, 73, 74,
75, 76, 77, 94,
95
18, 23, 24, 25,
27, 53, 56, 58
Status Tumbuhan
PP No. 7
Tahun
CITES
IUCN
1999
TD
TT
LC Ver
2.3
(2009)
TD
TT
LC Ver
2.3
(2010)
TD
App. II
81, 82
TD
TT
Belian
58, 81, 82, 94
TD
TT
Hopea pachycarpa
Merkuyung
83
TD
TT
7
Knema conferta
Kumpang
darah
18, 22, 26, 48,
53, 79, 95
TD
TT
8
Mangifera caesia
Asam
lembawang
31, 35, 52, 97
TD
TT
9
Mangifera foetida
Asam
kemantan,
mbacang
24, 25,
35, 52,
58, 95,
TD
TT
10
Nepenthes
ampullaria
Akar entuyut
18, 23,
27, 31,
53, 56,
97
18, 22,
53, 84
26, 48,
D
App. II
11
Nepenthes gracilis
Akar entuyut
18, 32, 51, 53,
78
D
App. II
12
Octomeles
sumatrana
Benuang
daun besar
79, 84, 85, 87
TD
TT
13
Santiria tomentosa
Merambang
10, 11, 12, 14,
16, 17, 18, 35,
47, 52, 53, 71,
TD
TT
VU
A1d
ver 2.3
(2009)
VU
A1c
ver 2.3
(2009)
VU
A1cd+
2cd
ver 2.3
(2009)
VU
A1c+2
c
ver 2.3
(2009)
LC Ver
2.3
(2009)
LC Ver
2.3
(2009)
LC Ver
2.3
(2009)
LC Ver
2.3
(2009)
LC Ver
2.3
(2009)
LC Ver
2.3
(2009)
LC Ver
2.3
(2009)
40
No.
Nama Ilmiah
Nama Lokal
14
Shorea palembanica
Mengkabang
15
Shorea peltata
Kayu bubuk
16
Shorea pinanga
Engkabang
17
Shorea seminis
Tenggelam
18
Shorea stenoptera
19
Vatica rassak
Engkabang
tukung
Resak
Keterangan Lokasi:
1
= SS Empanang
3
= SS Jerangau
5
= SS Serunti
7
= SS Nih
9
= SS Anak Empanang-1
11
= SS Anak Selindung-1
13
= SS Anak Empanang-2
15
= SS Riyan
17
= SS Jangkang
19
= SS Sekumpang
21
= SS Kopi
23
= SS Kersik Bungai
25
= SS Sebungau
27
= SS Anak Titik Urat (Bagian Timur)
29
= SS Anak Curir
Status Tumbuhan
PP No. 7
Tahun
CITES
IUCN
1999
Lokasi
72, 73, 74, 75,
76, 77
36, 37, 55, 66,
67, 68, 69, 70
D
TT
78, 79, 80, 81,
82, 83, 84, 87,
88, 89, 90, 92,
93, 96
TD
TT
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 16,
17, 18, 23, 24,
25, 27, 28, 29,
30, 32, 33, 34,
35, 36, 37, 38,
39, 40, 41, 42,
43, 44, 45, 47,
49, 50, 51, 52,
53, 54, 55, 56,
58, 59, 60, 61,
62, 63, 64, 65,
66, 67, 68, 69,
70, 71, 72, 73,
74, 75, 76, 77,
97
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 13, 40,
41, 42, 43, 44,
45, 54, 81, 82,
92
31, 79, 81, 82,
97
30, 48, 49, 50
D
TT
D
TT
CR
A1cd
ver 2.3
(2010)
D
TT
TT
TD
TT
LC Ver
2.3
(2010)
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
CR
A1cd
ver 2.3
(2010)
CR
A1cd,
C2a
ver 2.3
(2010)
TT
SS Empanang Deras
SS Anak Empanang Deras
SS Titi Urat (Bagian Barat)
SS Seridan
SS Selindung
SS Anak Selindung-2
SS Merau
SS Lengsat
SS Asam
SS Kantuk Antu
SS Tai
SS Mumban
SS Titi Urat (Bagian Timur)
SS Curir
SS Lencat
41
31
33
35
37
39
41
43
45
47
49
51
53
55
57
59
61
63
65
67
69
71
73
75
77
79
81
83
85
87
89
91
93
95
97
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
SS Kedondong
32 =
SS Aping
34 =
SS Kantuk Balau
36 =
SS Empurung
38 =
SS Daun
40 =
KSMA S. Jerangau
42 =
KSMA S. Serunti
44 =
KSMA S. Anak Empanang-2
46 =
KSMA S. Lengsat
48 =
KSMA S. Curir
50 =
KSMA S. Kebiyah
52 =
Bufer Zone HL Bukit Tugar Blok I
54 =
Bufer Zone HL Bukit Patek
56 =
Bufer Zone HL Bukit Patau Blok II
58 =
Areal Lereng > 40% Blok-21
60 =
Areal Lereng > 40% Blok-23
62 =
Areal Lereng > 40% Blok-25
64 =
Areal Lereng > 40% Blok-27
66 =
Areal Lereng > 40% Blok-34
68 =
Areal Lereng > 40% Blok-36
70 =
Areal Lereng > 40% Blok-58
72 =
Areal Lereng > 40% Blok-75
74 =
Areal Lereng > 40% Blok-77
76 =
Areal Lereng > 40% Blok-79
78 =
Tembawai Kiding (kedumbik)
80 =
Tembawai Garung I (Merakai Pendek)
82 =
Tembawai Tetak Tangga (Kantuk Balau)
84 =
Tembawai Anji (Kantuk Bunut)
86 =
Tembawai Begedat (Kantuk Bunut)
88 =
Tembawai Bunut (Kantuk Bunut)
90 =
Tembawai Ijok (Kantuk Bunut)
92 =
Tembawai Nanga Pecah Pril (Telutuk)
94 =
Kerapararong (hutan kerangas Kantuk Asam) 96 =
Hutan Kerangas (BRW) (bukit Besar) Blok II
SS Kebiyah
SS Tapang Layang
SS Gerenjang
SS Tapang Sembung
KSMA S. Empanang
KSMA S. Anak Empanang Deras
KSMA S. Titi Urat (Bagian Barat)
KSMA S. Riyan
KSMA S. Tai
KSMA S. Anak Curir
KSMA S. Kantuk Balau
Bufer Zone HL Bukit Tugar BlokII
Bufer Zone HL Bukit Patau Blok I
Hutan Kerangas (BRW) Blok I
Areal Lereng > 40% Blok-22
Areal Lereng > 40% Blok-24
Areal Lereng > 40% Blok-26
Areal Lereng > 40% Blok-33
Areal Lereng > 40% Blok-35
Areal Lereng > 40% Blok-37
Areal Lereng > 40% Blok-59
Areal Lereng > 40% Blok-76
Areal Lereng > 40% Blok-78
Tembawai Empran (Kedumbik)
Tembawai Tingting (Kedumbik)
Tembawai Garung II
Tembawai Melebo (Kantuk Balau)
Tembawai Kunang (Kantuk Bunut)
Tembawai Lumuk (Kantuk Bunut)
Tembawai Kenjalang
Tembawai Sungai Tai
Tembawai Empanang
Kubur Tunggal
Keterangan Status Tumbuhan:
D = Dilindungi
TD = Tidak dilindungi
TT = Tidak Terdaftar
App. = Appendix
LC = Least Concern (Beresiko rendah) VU = Vulnerable (Rawan)
CR = Critically Endangered (Terancam hampir punah)
Sumber: Tim Terpadu (2010a)
Salah satu jenis tumbuhan yang termasuk kedalam jenis dilindungi (PP No.
7 Tahun 1999) dan masuk kedalam daftar CITES (Appendix II) adalah jenis akar
entuyut (Nepenthes ampullaria). Berdasarkan hasil identifikasi, jenis ini cukup
langka ditemukan di areal ijin PT SKK, terbukti hanya ditemukan di 6 lokasi
pengamatan. Lokasi-lokasi tersebut terdiri dari, tiga kawasan sempadan sungai,
dua kawasan sekitar mata air dan satu areal tembawai. Sedangkan untuk salah satu
contoh
jenis tumbuhan yang termasuk kedalam daftar IUCN yaitu
jenis
tenggelam (Shorea seminis). Didalam IUCN, jenis ini berstatus Critically
Endangered (terancam hampir punah).
42
Jenis tumbuhan berguna berdasarkan status kelangkaannya yang telah
teridentifikasi di PT SKK dapat dijadikan sebagai informasi bagi pengelola dan
masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui keberadaan jenis
tumbuhan berguna di areal ijin PT SKK. Selain itu diperlukan juga informasi
mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin keberadaan jenis
tumbuhan berguna yang masuk kedalam kategori langka dan keberlanjutan
pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan.
5.1.2 PT Paramitra Internusa Pratama
Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, jumlah jenis tumbuhan
berguna yang berada di areal ijin PT Paramitra Internusa Pratama tercatat
sebanyak 208 jenis atau sebesar 58,59% dari total jenis yang ditemukan pada areal
ijin ini. Jumlah famili yang ditemukan adalah sebanyak 65 famili tumbuhan
berguna. Areal ijin PT PIP terdiri dari tiga tipe ekosistem, yaitu ekosistem hutan
dataran rendah, hutan rawa gambut dan hutan kerangas.
Hutan dataran rendah memiliki kekayaan jenis sebanyak 199 jenis atau
sebesar 95,67%. Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan jenis tumbuhan berguna
pada hutan dataran rendah sangat tinggi. Sedangkan untuk ekosistem hutan rawa
gambut sebanyak 139 jenis atau sebesar 66,82%. Kemudian pada ekosistem hutan
kerangas ditemukan sebanyak 22 jenis atau sebesar 10,28%.
Tabel 7 Sebaran jenis tumbuhan di PT Paramitra Internusa Pratama
No
Tipe
Ekosistem
1
Hutan
Dataran
Rendah
2
Hutan Rawa
Gambut
3
Hutan
Kerangas
Jumlah Jenis berdasarkan
Status Tumbuhan (Jenis)
Jumlah Jumlah
Tipe Habitat
PP
No. 7
Jenis
Famili
Tahun CITES IUCN
1999
- Sempadan Sungai
154
59
5
3
18
- Kawasan Sekitar
130
56
3
3
10
Mata air
4
47
21
2
- Bukit
4
2
128
55
3
- Areal Lainnya
4
14
57
5
5
9
- Sempadan Sungai
136
15
1
1
2
- Bukit
27
19
5
5
6
- Areal Lainnya
35
13
Sempadan Sungai
22
Sumber: Hasil rekapitulasi dari pustaka Tim Terpadu (2010b)
43
Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, ekosistem hutan dataran rendah
yang terdapat di PT PIP memiliki tingkat kekayaan jenis tumbuhan berguna yang
sangat tinggi, terbukti tipe ekosistem ini ditemukan hampir dari keseluruhan
jumlah jenis yang terdapat di areal ijin PT PIP (95,67%). Seperti halnya dengan
PT SKK, ekosistem di PT PIP ini memiliki karakteristik yang hampir sama
dengan seluruh jenis tumbuhan yang ditemukan di tiga areal studi, sehingga
tingkat kekayaan tipe ekosistem ini sangat tinggi. Salah satu contoh jenis
tumbuhan berguna yang ditemukan di tipe ekosistem hutan dataran rendah dan
memiliki karakteristik sesuai dengan tipe ekosistem ini yaitu engkabang (Shorea
pinanga). Jenis ini memiliki karakteristik dapat tumbuh pada hutan dataran rendah
dengan ketinggian tempat hingga 500 m dpl.
Terdapat beberapa jenis khas atau satu-satunya jenis tumbuhan yang
ditemukan pada lokasi pengamatan di tipe ekosistem hutan dataran rendah. Jenis
khas tersebut diantaranya yaitu, puak (Baccaurea stipulata), jenis tersebut
ditemukan di kawasan Sempadan Sungai Tekedan. Kemudian terdapat juga jenis
kayu kedang (Sterculia rubiginosa) yang ditemukan di areal Gupung Dampak
Temunik.
Ekosistem hutan rawa gambut yang terdapat di areal ijin PT PIP memiliki
tingkat kekayaan jenis tumbuhan berguna yang tidak terlalu tinggi apabila
dibandingkan dengan ekosistem hutan dataran rendah. Jenis tumbuhan berguna
yang ditemukan sebanyak 139 jenis atau sebesar 66,82% dari jumlah keseluruhan
jenis tumbuhan berguna yang ditemukan pada areal ijin PT PIP. Jenis tumbuhan
akar entuyut (Nepenthes alata) merupakan salah satu jenis khas yang terdapat di
tipe ekosistem hutan rawa gambut. Jenis ini ditemukan lokasi Areal Perlindungan
Nepenthes. Selain itu terdapat jenis akar entuyut lain yaitu jenis Nepenthes
bracheata yang juga merupakan satu-satunya jenis tumbuhan yang hanya
ditemukan di suatu lokasi pengamatan.
Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, semua jenis tumbuhan berguna
di ekosistem hutan kerangas yang terdapat di PT PIP hanya ditemukan di lokasi
kawasan sempadan sungai, sehingga memiliki tingkat kekayaan jenis tumbuhan
berguna yang paling rendah apabila dibandingkan dengan tipe ekosistem lainnya.
Jenis tumbuhan berguna yang ditemukan sebanyak 22 jenis atau hanya sebesar
44
10,57% dari jumlah keseluruhan jenis tumbuhan berguna yang ditemukan pada
areal ijin PT PIP.
Tidak terdapat jenis tumbuhan khas yang ditemukan pada ekosistem hutan
kerangas. Salah satu jenis tumbuhan berguna yang ditemukan di tipe ekosistem ini
yaitu kitolod (Isotoma longiflora). Jenis ini memiliki karakteristik yang sesuai
dengan karakteristik yang dimiliki tipe ekosistem hutan kerangas yaitu dapat
tumbuh di tempat-tempat yang lembab dan terbuka, ditemukan pada ketinggian
tempat 1 - 110 m dpl.
Tipe ekosistem baik dari tipe hutan dataran rendah sampai hutan kerangas
yang telah teridentifikasi di PT PIP dapat dijadikan sebagai informasi bagi
pengelola dan masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui
keberadaan jenis tumbuhan berguna di areal ijin PT PIP. Selain itu diperlukan
adanya informasi mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin
keberlanjutan pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar
kawasan.
5.1.2.1 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Famili
Berdasarkan familinya, jenis-jenis tumbuhan berguna yang terdapat di areal
ijin PT PIP dikelompokkan kedalam 65 famili. Jenis yang paling banyak
ditemukan berasal dari famili Myrtaceae, yaitu sebanyak 20 jenis. Hal ini
menunjukkan bahwa famili Myrtaceae memiliki kekayaan jenis tertinggi
dibandingkan famili lainnya. Famili yang ditemukan terbanyak kedua dan ketiga
berturut-turut yaitu Dipterocarpaceae (18 jenis) dan Euphorbiaceae (13 jenis)
(Gambar 5).
Berdasarkan hasil identifikasi, famili terbanyak (Myrtaceae) dapat
ditemukan di hampir semua tipe habitat, mulai dari kawasan SS, KSMA, bukit
hingga areal lainnya. Sedangkan untuk tipe ekosistemnya, famili terbanyak
ditemukan di tipe ekosistem hutan dataran rendah.
45
Arecaceae
9
Famili
Myrtaceae
20
Moraceae
12
Euphorbiaceae
13
Dipterocarpaceae
18
Anacardiaceae
10
0
5
10
15
Jumlah Jenis
20
25
Gambar 5 Diagram jumlah enam famili terbanyak di areal ijin PT PIP
5.1.2.2 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Habitus
Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan habitusnya dapat dikelompokkan
kedalam 7 jenis, yaitu; herba, epifit, liana, perdu, bambu, palem dan pohon.
Rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan berguna berdasarkan habitusnya pada areal
ijin PT PIP tersaji pada Gambar 6.
140
126
Jumlah Jenis
120
100
80
60
40
33
21
20
12
11
3
2
0
Herba
Epifit
Liana
Perdu Bambu Pohon Palem
Habitus
Gambar 6 Kekayaan habitus tumbuhan berguna di PT PIP
Sama halnya dengan PT SKK, habitus pohon merupakan habitus terbanyak
yang ditemukan di areal ijin PT PIP. Sedangkan untuk habitus terkecil yaitu
palem. Kelompok famili dan habitus yang telah diidentifikasi dapat dijadikan
sebagai informasi bagi pengelola dan masyarakat di sekitar kawasan areal studi
guna mengetahui keberadaan jenis tumbuhan berguna di areal ijin PT PIP. Selain
46
itu diperlukan juga informasi mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk
menjamin keberlanjutan pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat
di sekitar kawasan.
5.1.2.3 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Status Tumbuhan
Jenis tumbuhan yang ditemukan di areal ijin PT PIP yang dilindungi (PP
No. 7 Tahun 1999) sebanyak 9 jenis dan termasuk kedalam daftar CITES
sebanyak 7 jenis (semuanya termasuk Appendix II). Di areal tersebut ditemukan
sebanyak 26 jenis tumbuhan yang termasuk dalam Daftar Red List IUCN, dengan
rincian; 13 jenis termasuk LC/Least Concern (Beresiko Rendah), 2 jenis termasuk
VU/Vulnerable (rawan) dan 7 jenis termasuk CR/Critically Endangered
(Terancam hampir punah), dan seperti disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Daftar jenis tumbuhan di areal ijin PT Paramitra Internusa Pratama
berdasarkan status tumbuhan
No
Nama Ilmiah
Nama
Lokal
Lokasi
1
Alangium
javanicum
Meranti
putih
30, 48, 49,
50
2
Alstonia angustifolia
Pelai pipit
3
Aquilaria
malaccensis
Garu, kayu
garu, gaharu
1, 9, 10,
26, 27,
33, 34,
37, 40,
43, 44,
53, 65
31, 42,
64
4
Combretocarpus
rotundatus
Perepat
5
Cratoxylum
arborescens
Gerunggang
6
Dryobalanops
aromatica
Keladan
7
Hopea mengerawan
Emang
11,
29,
35,
41,
47,
63,
Status Tumbuhan
PP No. 7
CITES
IUCN
Tahun
1999
TD
TT
LC Ver
2.3
(2010)
TD
TT
LC Ver
2.3
(2010)
TD
App. II
29
TD
TT
1, 26, 27, 29,
30, 31, 33,
34, 35, 37,
40, 41, 42,
43, 44, 48,
49, 50, 54
30, 48, 49,
50, 53
TD
TT
TD
TT
32, 38, 39
TD
TT
VU A1cd
ver 2.3
(2009)
VU A1cd
ver 2.3
(2009)
LR/lc
ver 2.3
(2010)
CR
A1cd+2c
d, B1+2c
ver 2.3
(2010)
CR
A1cd,
B1+2c
ver 2.3
47
No
Nama Ilmiah
Nama
Lokal
Lokasi
8
Mangifera caesia
Asam
lembawang
30, 48, 49,
50
9
Mangifera foetida
Asam
mantan
30, 48, 49,
50, 57, 61
10
Myristica iners
Empang
kelasi
32, 38, 39
11
Nepenthes alata
Akar
entuyut
47
12
Nepenthes
ampullaria
Akar
entuyut
13
Nepenthes bracheata
14
Nepenthes gracilis
Akar
entuyut
Akar
entuyut
1, 5, 26, 35,
37, 47, 48,
49, 50
47
15
Nepenthes
rafflesiana
Akar
entuyut
16
Nepenthes
reinwardtiana
Akar
entuyut
17
Santiria tomentosa
Merambang
18
Shorea balangeran
Kawi
19
Shorea foxworthyi
Tekam
20
Shorea palembanica
21
Shorea pallidifolia
Status Tumbuhan
PP No. 7
Tahun
CITES
IUCN
1999
(2010)
TD
TT
LC Ver
2.3
(2010)
TD
TT
LC Ver
2.3
(2010)
TD
TT
LC Ver
2.3
(2010)
D
App. II LC Ver
2.3
(2010)
D
App. II LC Ver
2.3
(2010)
D
App. II TT
1, 2, 4, 10,
26, 32, 35,
37, 38, 39,
47, 53, 56,
59, 61, 65
1
D
App. II
LC Ver
2.3
(2010)
D
App. II
1, 5, 8, 9, 10,
11, 15, 18,
22, 25, 26,
27, 33, 34,
35, 36, 37,
40, 41, 44,
47
1, 26, 35, 37
D
App. II
LC Ver
2.3
(2010)
LC Ver
2.3
(2010)
TD
TT
1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, 11,
15, 16, 18,
19, 20, 21,
22, 24, 25,
35, 36, 46
30, 48, 49,
50, 63
TD
TT
TD
TT
Engkabang
anjing
30, 48, 49,
50
D
TT
Meranti batu
1, 35, 43, 57,
58, 59, 61
TD
TT
LC Ver
2.3
(2010)
CR
A1cd
ver 2.3
(2010)
CR
A1cd
ver 2.3
(2010)
CR
A1cd
ver 2.3
(2010)
CR
A1cd,
C2a
ver 2.3
48
No
Nama Ilmiah
Nama
Lokal
Lokasi
22
Shorea peltata
Kayu bubuk
30, 48, 49,
50
23
Shorea pinanga
Cerindap,
tengkawang
24
Shorea stenoptera
25
Vatica rassak
Tengkawang
tukul
Resak
27, 29,
33, 34,
41, 44,
49, 50,
58, 60,
64
31, 42
30,
40,
48,
57,
62,
30, 48, 49,
50
Status Tumbuhan
PP No. 7
Tahun
CITES
IUCN
1999
(2010)
TD
TT
CR
A1cd,
C2a
ver 2.3
(2010)
D
TT
TT
D
TT
TT
TD
TT
LC Ver
2.3
(2010)
Keterangan Lokasi:
1
= SS Jentu
3
= SS Pinta Sawa
5
= SS Rusa
7
= SS Rampui
9
= SS Bujun
11
= SS Liut
13
= SS Rukam Hulu
15
= SS Atin
17
= SS Anyang
19
= SS Peniti Tayan
21
= SS Ketau
23
= SS Bakul Hilir
25
= SS Penumpang
27
= SS Tawang Biyu
29
= SS Tekedan
31
= SS Sentabai
33
= SS Angar Nyala
35
= KSMA S. Jentu
37
= KSMA S. Jalang
39
= KSMA S. Penyengat-2
41
= KSMA S. Anggar Nyala
43
= Bukit Sekedau (Desa Sekedau)
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
45
47
49
= Bukit Kedang (Desa Sentabai)
= Areal Perlindungan Nepenthes
= Hutan Adat Mungguk Linsum
46
48
50
=
=
=
51
53
55
57
59
61
63
65
=
=
=
=
=
=
=
=
52
54
56
58
60
62
64
=
=
=
=
=
=
=
Hutan Cadangan Simpang Kedang
Areal Lebah Madu
Tembawang Sungai Entimut
Gupung dan Tembawang Sungai Tepuak
Gupung Nanga Bungo
Gupung Temunik Sungai Bungo
Gupung Mawang
Kuburan Jentu
SS Lebak Tembawai
SS Semelanga
SS Melaban
SS Besar
SS Pagung
SS Rukam Hilir
SS Lebak Kera
SS Ribut
SS Lemedak
SS Balai Boyan
SS Lantang Nanga
SS Bakul Hulu
SS Jalang
SS Tekalong
SS Linsum
SS Penyengat
SS Antu
KSMA S. Lemedak
KSMA S. Penyengat-1
KSMA S. Tawang Biyu
Bukit Kenepai (Desa Sekedau)
Bukit Lebur Api (Desa
Sekedau)
Rawa Dusun Lemedak
Habitat Orang Hutan
Hutan Adat Mungguk Tanah
Nyala
Tembawai Langko
Tembawai Tanah Burak
Gupung Langai Lalong
Gupung Kerintak
Gupung Dampak Temunik
Gupung Puyau Samboi
Gupung Lalau Putat
49
Keterangan Status Tumbuhan:
TD = Tidak dilindungi
TT
=
Un. = Unidentified
App. =
LC = Least Concern (Beresiko rendah)
VU =
CR = Critically Endangered (Terancam hampir punah)
Sumber: Tim Terpadu (2010b)
Tidak Terdaftar
Appendix
Vulnerable (Rawan)
Salah satu jenis tumbuhan yang termasuk kedalam jenis dilindungi (PP No.
7 Tahun 1999) dan masuk kedalam daftar CITES (Appendix II) adalah jenis akar
entuyut (Nepenthes rafflesiana). Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, jenis
ini cukup langka ditemukan di areal ijin PT PIP, terbukti hanya ditemukan di satu
(1) lokasi pengamatan yaitu, di kawasan SS Jentu. Sedangkan untuk salah satu
contoh jenis tumbuhan yang termasuk kedalam daftar IUCN yaitu jenis kayu
bubuk (Shorea peltata). Didalam IUCN, jenis ini berstatus Critically Endangered
(Terancam hampir punah).
Jenis tumbuhan berguna berdasarkan status kelangkaannya yang telah
teridentifikasi di PT PIP dapat dijadikan sebagai informasi bagi pengelola dan
masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui keberadaan jenis
tumbuhan berguna di areal ijin PT PIP. Selain itu diperlukan juga informasi
mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin keberadaan jenis
tumbuhan berguna yang masuk kedalam kategori langka dan keberlanjutan
pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan.
5.1.3 PT Persada Graha Mandiri
Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, jumlah jenis tumbuhan
berguna yang berada di areal ijin PT Persada Graha Mandiri tercatat sebanyak 140
jenis atau sebesar 39,44% dari total jenis yang ditemukan pada areal ijin ini.
Jumlah famili yang ditemukan adalah sebanyak 46 famili tumbuhan berguna.
Areal ijin PT PGM terdiri dari tiga tipe ekosistem, yaitu ekosistem hutan dataran
rendah, hutan rawa gambut dan hutan rawa air tawar.
Hutan dataran rendah memiliki kekayaan jenis sebanyak 132 jenis atau
sebesar 94,29%. Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan jenis tumbuhan berguna
pada hutan dataran rendah sangat tinggi. Sedangkan untuk ekosistem hutan rawa
gambut hanya sebanyak 19 jenis atau sebesar 13,57%. Kemudian pada ekosistem
hutan rawa air tawar ditemukan sebanyak 33 jenis atau sebesar 23,57%.
50
Tabel 9 Sebaran jenis tumbuhan di PT Persada Graha Mandiri
No
1
Tipe
Ekosistem
Hutan
Dataran
Rendah
-
2
Hutan Rawa
Gambut
-
3
Hutan Rawa
Air Tawar
-
Jumlah Jenis berdasarkan
Jumlah Jumlah Status Tumbuhan (Jenis)
Tipe Habitat
Jenis
Famili PP No. 7
CITES IUCN
Tahun
1999
Sempadan Sungai
70
39
3
2
7
2
Kawasan Sekitar
36
19
2
4
Mata air
33
15
2
2
Rawa
2
Gupung
3
10
7
3
13
57
31
1
4
Areal Lainnya
1
8
1
Sempadan Sungai
15
1
3
Kawasan Sekitar
4
Mata Air
8
1
6
Sempadan Sungai
17
6
1
1
Kawasan Sekitar
17
Mata Air
Sumber: Hasil rekapitulasi dari pustaka Tim Terpadu (2010c)
Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, sama halnya dengan areal ijin
sebelumnya (PT SKK dan PT PIP) ekosistem hutan dataran rendah yang terdapat
di PT PGM memiliki tingkat kekayaan jenis tumbuhan berguna yang sangat
tinggi, terbukti ditemukannya hampir dari keseluruhan jumlah jenis yang terdapat
di areal ijin PT PGM (94,29%). Pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Vickery (1984) dalam Indriyanto (2008) menyatakan bahwa
jumlah jenis pohon yang ditemukan dalam hutan dataran rendah lebih banyak
dibandingkan dengan yang ditemukan pada ekosistem yang lainnya. Salah satu
contoh jenis tumbuhan berguna yang ditemukan di tipe ekosistem hutan dataran
rendah dan memiliki karakteristik sesuai dengan tipe ekosistem ini yaitu rotan
lemak (Calamus manicatus). Jenis ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai
tinggi dengan ketinggian tempat 1.800 m dpl.
Terdapat beberapa jenis tumbuhan khas yang ditemukan pada ekosistem
hutan dataran rendah, salah satunya yaitu empelung (Aporusa lunata). Jenis
tersebut ditemukan di kawasan Gupung Mentawak. Kemudian terdapat juga jenis
tanduh (Arenga pinnata) yang ditemukan di kawasan Gupung Pepanjalih.
Ekosistem hutan rawa gambut yang terdapat di areal ijin PT PGM memiliki
tingkat kekayaan jenis tumbuhan berguna yang paling rendah apabila
dibandingkan dengan ekosistem hutan dataran rendah dan hutan rawa air tawar.
Jenis tumbuhan berguna yang ditemukan sebanyak 19 jenis atau hanya sebesar
51
13,57% dari jumlah keseluruhan jenis tumbuhan berguna yang ditemukan pada
areal ijin PT PGM.
Jenis tumbuhan ribu-ribu (Anisophyllea disticha) merupakan salah satu jenis
khas yang terdapat di tipe ekosistem hutan rawa gambut. Jenis ini ditemukan di
kawasan SS Keladan. Selain itu terdapat jenis jamu kubu (Eugenia ap.) yang juga
merupakan satu-satunya jenis tumbuhan berguna yang ditemukan di suatu lokasi
pengamatan.
Beberapa ciri dari tipe ekosistem hutan rawa air tawar adalah ekosistem
hutan yang tidak terpengaruh oleh iklim, terdapat pada daerah dengan kondisi
tanah yang selalu tergenang air tawar, pada daerah yang terletak di belakang hutan
payau (mangrove) dengan jenis tanah aluvial dan kondisi aerasinya buruk (Arief
1994). Jenis tumbuhan sungkai (Peronema canescens) merupakan salah satu jenis
khas yang terdapat di tipe ekosistem hutan rawa air tawar. Jenis ini ditemukan di
kawasan Sempadan Sungai Putat. Karakteristik jenis tumbuhan ini dapat tumbuh
di tanah aluvial, hidup di hutan jati, hutan sekunder, kebun, ladang, dan di hutan
rakyat pada ketinggian tempat 25-300 m dpl
Ekosistem hutan rawa air tawar yang terdapat di areal ijin PT PGM
memiliki tingkat kekayaan jenis tumbuhan berguna yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan ekosistem hutan rawa gambut. Jenis tumbuhan berguna
yang ditemukan sebanyak 33 jenis atau sebesar 23,57% dari jumlah keseluruhan
jenis tumbuhan berguna yang ditemukan pada areal ijin PT PGM.
Tipe ekosistem yang telah teridentifikasi di PT PGM mulai dari tipe hutan
dataran rendah hingga hutan rawa air tawar dapat dijadikan sebagai informasi bagi
pengelola dan masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui
keberadaan jenis tumbuhan berguna di areal ijin PT PGM. Selain itu diperlukan
adanya informasi mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin
keberlanjutan pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar
kawasan.
5.1.3.1 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Famili
Berdasarkan familinya, jenis-jenis tumbuhan berguna yang ada pada areal
ijin PT PGM dikelompokkan kedalam 46 famili. Jenis yang paling banyak
ditemukan berasal dari famili Myrtaceae sebanyak 18 jenis. Hal ini menunjukkan
52
bahwa famili Myrtaceae memiliki kekayaan jenis tertinggi dibandingkan famili
lainnya. Famili yang ditemukan terbanyak kedua dan ketiga berturut-turut yaitu
Dipterocarpaceae (11 jenis) dan Moraceae (8 jenis). Persentase jumlah famili
terbanyak di areal ijin PT PGM dapat dilihat pada Gambar 7.
Myrtaceae
18
Famili
Moraceae
8
Euphorbiaceae
6
Dipterocarpaceae
11
Clusiaceae
6
Arecaceae
6
0
5
10
Jumlah Jenis
15
20
Gambar 7 Diagram jumlah enam famili terbanyak di areal ijin PT PGM
Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, famili terbanyak (Myrtaceae)
ditemukan di berbagai tipe habitat, sedangkan untuk tipe ekosistemnya, famili
terbanyak ditemukan di tipe ekosistem hutan dataran rendah.
5.1.3.2 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Habitus
Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan habitusnya dapat dikelompokkan
kedalam 5 jenis, yaitu herba, epifit, liana, perdu dan pohon. Rekapitulasi jumlah
jenis tumbuhan berguna berdasarkan habitusnya pada areal ijin PT PGM tersaji
pada Gambar 8.
Habitus pohon merupakan habitus terbanyak yang ditemukan di areal ijin
PT PGM. Sedangkan untuk habitus terkecil yaitu epifit. Kelompok famili dan
habitus yang telah teridentifikasi di PT PGM dapat dijadikan sebagai informasi
bagi pengelola dan masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui
keberadaan jenis tumbuhan berguna di areal ijin PT PGM. Selain itu diperlukan
juga informasi mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin
keberlanjutan pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar
kawasan.
53
120
111
Jumlah Jenis
100
80
60
40
20
12
9
6
Liana
Habitus
Perdu
2
0
Herba
Epifit
Pohon
Gambar 8 Kekayaan habitus tumbuhan berguna di PT PGM
5.1.3.3 Kekayaan Jenis Tumbuhan Berguna Berdasarkan Status Tumbuhan
Jenis tumbuhan yang ditemukan di areal ijin PT PGM yang dilindungi (PP
No. 7 Tahun 1999) sebanyak 4 jenis dan termasuk dalam daftar CITES sebanyak
3 jenis. Di areal tersebut ditemukan sebanyak 26 jenis tumbuhan yang termasuk
dalam Daftar Red List IUCN, dengan rincian: 9 jenis termasuk LR/Low Risk
(Resiko Rendah), 3 jenis termasuk VU/Vulnerable (rawan) dan lima 5 jenis
termasuk CR/Critically Endangered (Terancam hampir punah), seperti disajikan
pada Tabel 10.
Salah satu jenis tumbuhan yang termasuk kedalam jenis dilindungi (PP No.
7 Tahun 1999) dan masuk kedalam daftar CITES (Appendix II) adalah mentuyut
(Nepenthes reinwardtiana). Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, jenis ini
cukup langka ditemukan di areal ijin PT PGM, terbukti hanya ditemukan di dua
(2) lokasi pengamatan yaitu, di Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Sentabai dan
Gupung Tembawang Kota. Sedangkan untuk salah satu contoh jenis tumbuhan
yang termasuk kedalam daftar IUCN yaitu jenis tekam penyau (Hopea sangal).
Didalam IUCN, jenis ini berstatus
punah).
Critically Endangered (Terancam hampir
54
Tabel 10
No.
1
3
4
6
7
8
9
11
12
13
14
18
19
20
21
22
24
Daftar jenis tumbuhan di areal ijin PT Persada Graha Mandiri
berdasarkan status tumbuhan
Status Tumbuhan
PP No. 7
Nama Lokal
Lokasi
CITES
IUCN
Tahun
1999
Alstonia
Pelai pipit
5, 21, 25
TD
TT
LC Ver 2.3
angustifolia
(2010)
Aquilaria
Garu,
kayu 1, 7, 8, 10, TD
App. II VU A1cd
malaccensis
garu, gaharu
11, 13, 18,
ver 2.3
(2010)
23, 27, 29,
30, 38, 43, 44
Cratoxylum
Gerunggung
8
TD
TT
LC Ver 2.3
arborescens
(2010)
Eusideroxylon
Ulin
7, 39
TD
TT
VU
zwageri
A1cd+2cd
ver
2.3
(2009)
Hopea
Emang
6, 12, 30, 35, TD
TT
CR A1cd,
mangerawan
37
B1+2c
ver 2.3
(2010)
Hopea pachycarpa Merkayong,
17, 18
TD
TT
VU
merkuyong
A1c+2c
ver 2.3
(2010)
Hopea sangal
Tekam penyau 7
TD
TT
CR A1cd,
B1+2c, C1,
D ver 2.3
(2010)
Mangifera foetida Asam mantan, 2, 7, 9, 45
TD
TT
LC Ver 2.3
kemantan
(2010)
Myristica iners
Empang kelasi 6, 12, 35, 37
TD
TT
LC Ver 2.3
(2010)
Nepenthes gracilis Entuyut
6, 12, 14, 18, D
App. II LC Ver 2.3
26, 27, 32,
(2010)
33, 34, 37
Nepenthes
Mentuyut
13, 23
D
App. II LC Ver 2.3
reinwardtiana
(2010)
Santiria griffithii
Bumbun
18
TD
TT
LC Ver 2.3
(2010)
Santiria tomentosa Kayu aru
15
TD
TT
LC Ver 2.3
(2010)
Shorea balangeran Kawi
37
TD
TT
CR A1cd
ver 2.3
(2010)
Shorea foxworthyi Tekam
31, 38, 43
TD
TT
CR A1cd
ver 2.3
(2010)
Shorea pallidifolia Meranti batu
2, 7, 9, 18
TD
TT
CR A1cd,
C2a
ver 2.3
(2010)
Shorea pinanga
Tengkawang
1, 3, 9, 10, D
TT
TT
11, 15, 25,
27, 28, 29,
31, 32, 33,
Kelompok/
Nama Ilmiah
55
Kelompok/
Nama Ilmiah
No.
25
Shorea stenoptera
26
Vatica rassak
Nama Lokal
Lokasi
Status Tumbuhan
PP No. 7
Tahun
CITES
IUCN
1999
36, 38, 39,
40, 42, 43,
44, 45
8
D
Tengkawang
tukul
Resak,
kayu 5, 7, 17, 18, TD
resak
32, 36
Keterangan Lokasi:
1
= SS Berandanan
3
= SS Burak Air
5
= SS Keladan
7
= SS Putat
9
= SS Tepuak
11
= KSMA S. Berandanan-2
13
= Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Sentabai
2
4
6
8
10
12
14
=
=
=
=
=
=
=
15
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Gupung Sepan perahu (Hutan Kerangas)
Gupung Pepanjalih
Gupung Kripit (Dusun Penai)
Gupung Rasit
Gupung Tembawang Kota
Gupung Tinting Kajang
Gupung Cempedak
Gupung Tengkawang
Gupung Ketugan
Gupung Telur
Gupung Danau Landuk
16
18
20
22
24
26
28
30
32
34
36
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
37
39
=
=
Gupung Pendam Pangkal Pentek
Pendam Titi Urat
38
40
=
=
41
43
45
=
=
=
Gupung Menyatuk
Mungguk Kawah
Mungguk Keladan
42
44
=
=
Keterangan Status Tumbuhan:
D
= Dilindungi
TT
= Tidak Terdaftar
LS
= Least Concern (Beresiko rendah)
CR
= Critically Endangered (Terancam hampir punah)
TT
TT
TT
LC Ver 2.3
(2010)
SS Bungo
SS Entimut
SS Penyengat
SS Sentabai
KSMA S. Berandanan-1
KSMA S. Penyengat Bawah
Rawa dan Kawasan
Sekitar Rawa Penyengat
Gupung Pendam Besar
Gupung Engkuni
Gupung Sibau
Gupung Kertung
Gupung Mentawak
Gupung Pendam Titipudu
Gupung Tembawai
Gupung Atap Jawung
Gupung Terindak
Gupung Kenoleng
Gupung dan
Tembawang Buaya
Gupung Tekam
Tembawang Lubuk Pun
Tengkawang
Tembawang Buah Blok 35
Mungguk Kapit
TD = Tidak dilindungi
App.= Appendix
VU = Vulnerable (Rawan)
Sumber: Tim Terpadu (2010c)
Jenis tumbuhan berguna berdasarkan status kelangkaannya yang telah
teridentifikasi di PT PGM dapat dijadikan sebagai informasi bagi pengelola dan
masyarakat di sekitar kawasan areal studi guna mengetahui keberadaan jenis
tumbuhan berguna di areal ijin PT PGM. Selain itu diperlukan juga informasi
mengenai teknik budidaya jenis tumbuhan untuk menjamin keberadaan jenis
56
tumbuhan berguna yang masuk kedalam kategori langka dan keberlanjutan
pemanfaatan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan.
5.2 Pemanfaatan Tumbuhan
Dari hasil cek silang studi literatur didapatkan data tumbuhan yang berhasil
diidentifikasi kegunaannya, yaitu pada PT SKK sebanyak 255 jenis tumbuhan, PT
PIP sebanyak 208 jenis tumbuhan, dan PT PGM sebanyak 140 jenis tumbuhan.
Berdasarkan kelompok kegunaannya, jenis tumbuhan pada areal studi dapat
dikelompokkan kedalam 13 kelompok kegunaan. Rekapitulasi jumlah jenis
tumbuhan berdasarkan kelompok kegunaannya disajikan dalam Tabel 11.
Tabel 11 Klasifikasi kegunaan tumbuhan di areal studi
No
Kelompok Kegunaan
Jumlah Jenis
PT SKK
PT PIP
PT PGM
Tumbuhan Obat
100
60
38
Tumbuhan Hias
25
22
9
Tumbuhan Aromatik
12
12
8
Tumbuhan Penghasil Pangan
62
44
35
Tumbuhan Penghasil Pakan
21
14
6
Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati
4
4
3
Tumbuhan Penghasil Serat
6
5
1
Tumbuhan Penghasil Bahan Pewarna dan
24
17
13
Tanin
9
Tumbuhan Penghasil Bahan Bangunan
69
58
35
10
Tumbuhan untuk Upacara Adat
13
11
10
11
Tumbuhan Penghasil Tali, Anyaman, dan
21
22
16
Kerajinan
12
Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar
23
17
16
13
Lainnya
21
18
12
401
304
202
Jumlah
Sumber: Hasil Rekapitulasi dari Pustaka Heyne (1987), IKAPI (1987), PROSEA (1992),
Rudjiman et al. (2003) dan Zuhud et al. (2003),
1
2
3
4
5
6
7
8
Dari Tabel 11 terlihat bahwa jumlah jenis tumbuhan terbanyak pada ketiga
areal studi terdapat pada kelompok tumbuhan obat sebanyak 100 jenis pada PT
SKK, 60 jenis pada PT PIP dan 38 jenis pada PT PGM. Sedangkan jumlah jenis
terendah terdapat pada kelompok tumbuhan penghasil pestisida nabati sebanyak 4
jenis untuk masing-masing perusahaan, yaitu PT SKK dan PT PIP. Kemudian
pada PT PGM, jumlah jenis terendah terdapat pada kelompok tumbuhan penghasil
serat yaitu hanya ditemukan satu 1 jenis pada perusahaan tersebut. Untuk data
klasifikasi tumbuhan disajikan secara deskriptif dan tabulatif berdasarkan potensi
kegunaannya.
57
5.2.1 Kelompok Kegunaan
1.
Tumbuhan Obat
Berdasarkan kelompok kegunaannya, tumbuhan obat di tiga titik sebaran
memiliki jumlah jenis terbanyak yaitu sebanyak 116 jenis atau sebesar 32,68%.
Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan jenis tumbuhan obat di tiga lokasi tersebut
masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan penelitian yang serupa.
Penelitian Nopriadi (1997) pada masyarakat Dayak di sekitar Areal HPH PT
Berkat Cahaya Timber Kalimantan Tengah hanya menemukan 69 jenis tumbuhan
obat.
Tumbuhan obat masih mendominasi kelompok kegunaan tumbuhan di
masing-masing areal studi. Jenis yang tercatat memiliki khasiat sebagai obat pada
PT Sawit Kapuas Kencana adalah 100 jenis yang dikelompokkan kedalam 47
famili tumbuhan. Famili dengan jenis tumbuhan obat terbanyak berasal dari
kelompok famili Moraceae yaitu sebanyak 10 jenis, disusul oleh famili Poaceae
yaitu 7 jenis, serta famili Araceae dan Euphorbiaceae yang masing-masing terdiri
dari 6 jenis tumbuhan obat. Tumbuhan seperti tabat barito (Ficus deltoidea) yang
termasuk kedalam famili Moraceae memiliki kegunaan sebagai obat untuk
keputihan pada wanita. Pasak bumi (Eurycoma longifolia) yang merupakan
anggota dari kelompok famili Simaroubaceae telah dikenal oleh masyarakat untuk
digunakan sebagai obat malaria, penambah stamina dan aprodisiak pada laki-laki.
Jenis tumbuhan berguna di PT Paramitra Internusa Pratama di dominasi
oleh tumbuhan obat yaitu sebanyak 60 jenis. Tumbuhan yang berasal dari famili
Poaceae seperti sereh (Cymbopogon citratus) dapat dimanfaatkan akarnya untuk
obat demam, obat kumur dan pencegah muntah. Selain itu dapat dimanfaatkan
daunnya sebagai tumbuhan aromatik. Contoh tumbuhan obat yang ditemukan di
areal studi dapat ditampilkan pada Tabel 15. Daftar lengkap tumbuhan obat di
areal studi tersaji pada Lampiran 6.
Areal ijin PT Persada Graha Mandiri tercatat memiliki jumlah jenis
tumbuhan obat sebanyak 38 jenis. Jika dilihat dari jumlah jenisnya, areal ini dapat
dikatakan memiliki jumlah jenis terendah dibandingkan dua areal ijin lainnya.
Namun di areal PT PGM, tumbuhan obat merupakan jenis kelompok kegunaan
paling tinggi dibandingkan kelompok kegunaan lainnya. Beberapa tumbuhan obat
58
yang ditemukan di areal studi dapat dilihat pada Tabel 12. Daftar lengkap
tumbuhan obat di areal studi tersaji pada Lampiran 6.
Tabel 12 Beberapa jenis tumbuhan obat yang terdapat pada areal studi
No.
Bagian yang
Penyakit
dimanfaatkan yang diobati
Nama Ilmiah
Nama Lokal
1
Bambusa vulgaris
Bambu kuning
Rebung
2
Chrysopogon
aciculatus
Cymbopogon
citratus
Rumput jarum
Sereh
Akar
daun
Daun
Imperata
cylindrica
Drynaria
sparsisora
Lalang
Akar
Rejang
Akar
6
Selaginella
doederleinii
Plenjan,
rumput lumut
Batang,
tangkai
7
Eurycoma
longifolia
Pasak bumi
Kulit akar
8
Embelia ribes
Akar
asam,
kacam
Jambu biji
Akar
temperingat
Pinang
3
4
5
9
10
11
Psidium guajava
Buettneria
reinwardtii
Areca catechu
Perusahaan
1
Getah
Sakit kuning,
bengkak
Kanker,
tumor
Demam, obat
kumur,
dan pencegah
muntah.
Peluruh air
seni
Obat
sakit
mata, diare,
maag,
demam,
bengkak
Obat
pemerah,
bengkak
Demam,
borok
di
mulut, dan
cacingan
batuk murus
Daun
Akar
Diare
Sakit kepala
1, 2
1
dan
1
1
1, 2, 3
1, 2
1, 2, 3
2, 3
1
Biji
Obat cacing, 1, 2, 3
luka
baru,
batuk,
peluruh haid,
pelangsing
tubuh,
peluruh air
seni
dan
urus-urus
Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada
Graha Mandiri
Sumber : Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987), IKAPI (1987), Rudjiman et al. (2003), Zuhud et
al. (2003)
Jumlah jenis tumbuhan obat yang berhasil diidentifikasi sebanyak 100 jenis
(39%) pada PT SKK, 60 jenis (29%) pada PT PIP dan 38 jenis (28%) pada PT
PGM. Untuk kategori tumbuhan obat dilakukan identifikasi lebih lanjut mengenai
bagian tumbuhan yang digunakan serta identifikasi kegunaan lanjutannya dalam
menyembuhkan penyakit yang ada. Berdasarkan kelompok penyakit atau
59
penggunaannya, jenis tumbuhan obat pada ketiga perusahaan tersebut dapat
dikelompokkan kedalam 26 kelompok penyakit atau penggunaannya (Tabel 13).
Daftar jenis tumbuhan obat di areal studi beserta kegunaannya disajikan pada
Lampiran 6.
Tabel 13 Rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan obat pada areal studi berdasarkan
kelompok penyakit atau penggunaannya
No
Kelompok Penyakit/Penggunaan
Jumlah Jenis
PT SKK
PT PIP
PT PGM
Gangguan Peredaran Darah
5
3
3
Penawar Racun
7
3
3
Pengobatan Luka
21
19
9
Penyakit Diabetes
2
1
Penyakit Gangguan Urat Syaraf
1
Penyakit Gigi
1
2
Penyakit Ginjal
1
1
Penyakit Jantung
1
Penyakit Kanker
3
2
2
Penyakit Kelamin
17
2
1
Penyakit Khusus Wanita
15
7
5
Penyakit Kulit
5
3
1
Penyakit Kuning
3
3
1
Penyakit Malaria
5
2
1
Penyakit Mata
3
1
1
Penyakit Mulut
10
6
7
Penyakit Otot dan Persendian
12
9
6
Penyakit Tulang
1
Penyakit Saluran Pembuangan
31
25
18
Penyakit Saluran Pencernaan
23
15
8
Penyakit Saluran Pernafasan/THT
20
13
7
Perawatan
kehamilan
dan
7
3
2
persalinan
23 Perawatan Organ Tubuh Wanita
3
2
1
24 Sakit Kepala dan Demam
24
17
14
25 Tonikum
3
2
26 Lain-lain
5
4
8
Sumber: Heyne (1987), IKAPI (1987), Rudjiman et al. (2003), Zuhud et al. (1994), Zuhud et al.
(2003) dan PROSEA (1992)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Kelompok penyakit pada saluran pembuangan memiliki jumlah jenis
tumbuhan obat terbanyak. PT SKK memiliki jumlah jenis tumbuhan obat untuk
kelompok penyakit pada saluran pembuangan sebanyak 31 jenis, Sedangkan
untuk PT PIP dan PT PGM berturut-turut memiliki jumlah jenis sebanyak 25 jenis
dan 18 jenis tumbuhan obat. Kelompok penyakit terbanyak kedua yaitu untuk obat
sakit kepala dan demam di PT SKK sebanyak 24 jenis, PT PGM 14 jenis.
sedangkan di PT PIP terbanyak keduanya yaitu tumbuhan obat untuk pengobatan
luka sebanyak 19 jenis. Jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat untuk
pengobatan luka di PT SKK dan PT PGM merupakan urutan terbanyak ketiga,
60
berturut-turut sebanyak 21 jenis dan 9 jenis tumbuhan obat. Sedangkan untuk PT
PIP, urutan terbanyak ketiga adalah jenis tumbuhan untuk obat sakit kepala dan
demam, yaitu sebanyak 17 jenis, untuk sisanya terbagi kedalam berbagai
kelompok penyakit yang terdapat di Tabel 12.
Jenis tumbuhan tersebut mempunyai manfaat yang banyak bagi dunia
kesehatan manusia. Pada umumnya setiap jenis tumbuhan mempunyai kegunaan
menyembuhkan lebih dari satu penyakit dan kelompok penyakit atau
penggunaannya, namun terdapat jenis yang hanya untuk satu kelompok penyakit
atau penggunaannya.
Terdapatnya jenis yang memiliki lebih dari satu kegunaan dalam
menyembuhkan penyakit merupakan hal yang perlu diutamakan dan mendapat
perhatian. Hal ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk pemilihan jenis potensial
yang dapat dikembangkan oleh masyarakat. Salah satunya yaitu jenis gaharu
(Aquilaria malaccensis) selain digunakan sebagai obat penyembuh penyakit asma,
jenis ini juga dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit stress, liver, ginjal,
radang lambung, radang usus, rhematik, tumor dan kanker. Selain sebagai
tumbuhan obat, gaharu memiliki kegunaan lainnya, yaitu sebagai tumbuhan
aromatik, untuk upacara adat dan bahan baku untuk sabun atau sampo Selain itu
terdapat jenis akar kempas (Ficus ampelas) yang juga memiliki lebih dari satu
kegunaan, yaitu sebagai obat diare dan pelancar air seni. Jenis tumbuhan ini juga
dapat ditemukan di ketiga areal studi. Selain itu, terdapat juga jenis-jenis
tumbuhan yang lain, seperti; Kelapa (Cocos nucifera), pinang (Areca catechu),
pacing (Costus speciosus), rejang (Asplenium nidus), pelai pipit (Alstonia
angustifolia), sembung (Blumea balsamifera) dan lain-lain, yang masing-masing
memiliki lebih dari satu kegunaan.
Terdapat jenis-jenis yang dipilih karena berkhasiat untuk mengobati
penyakit yang sulit untuk disembuhkan atau beresiko tinggi, seperti kelompok
penyakit diabetes, ginjal, jantung, gangguan peredaran darah, kuning dan malaria,
diantaranya yaitu, sirih merah (Piper porphyrophyllum) kayu garu (Aquilaria
malaccensis), pelai (Alstonia scholaris), bungur (Lagerstroemia speciosa), kayu
ambus (Baeckea frutescens) dan akar kuning (Arcangelisia flava).
61
Pada aspek bagian tumbuhan yang dimanfaatkan, biasanya bagian yang
bermanfaat adalah daun, akar, kulit batang, tunas muda, getah, buah, biji, dan
bunga. Masing-masing jenis memiliki kekhasan tersendiri untuk bagian mana
yang bisa dimanfaatkan. Beberapa jenis tumbuhan ada yang memiliki lebih dari
satu bagian yang dimanfaatkan, bahkan ada yang seluruh bagian tumbuhannya
dapat dimanfaatkan sebagai obat. Hal ini merupakan informasi yang cukup
penting dan berharga bagi upaya pengembangan lebih lanjut.
Jenis tumbuhan obat yang telah teridentifikasi pada areal studi dapat
dijadikan sebagai informasi bagi kemandirian kesehatan masyarakat di sekitar
kawasan areal studi, mengingat adanya keterbatasan fasilitas berupa puskesmas
dan dokter atau bidan yang ada di wilayah masing-masing desa di sekitar
perusahaan.
2. Tumbuhan Hias
Secara umum tumbuhan hias didefinisikan sebagai tumbuhan yang memiliki
bagian tumbuhan yang menarik pandangan. Karena tidak ada batasan secara
ilmiah, maka setiap ada tumbuhan yang menarik pandangan bisa dikatakan
tumbuhan hias (Purnawan 2006). Jenis tumbuhan yang ditemukan di areal studi
yang tergolong sebagai tumbuhan hias yaitu sebanyak 25 jenis di PT SKK, 22
jenis di PT PIP dan 9 jenis di PT PGM. Beberapa jenis tumbuhan hias yang
terdapat di areal studi dapat dilihat pada Tabel 14.
Berdasarkan hasil identifikasi tumbuhan hias yang telah ditemukan di areal
studi, jenis terbanyak di PT SKK yaitu dari famili Araceae, Blechnaceae,
Nepenthaceae dan Orchidaceae, yang masing-masing berjumlah 2 jenis tumbuhan.
Jumlah jenis terbanyak di PT PIP yaitu dari famili Nepenthaceae (6 jenis) dan
Polypodiaceae (3 jenis). Sedangkan untuk PT PGM, jumlah jenis terbanyak yaitu
dari suku Nepenthaceae (2 jenis). Dari daftar jenis tumbuhan hias di areal studi
didominasi oleh kelompok famili Nepenthaceae. Daftar jenis tumbuhan hias yang
terdapat di areal studi secara rinci terdapat pada Lampiran 6.
62
Tabel 14 Beberapa jenis tumbuhan hias di areal studi
No
Nama Ilmiah
Nama Lokal
Bagian yang
dimanfaatkan
Herba
Herba
Herba
Herba
Penggunaan
Perusahaan
Alocasia sp.
Tembang
Hias
1
Licuala spinosa
Isang
Hias
1, 2
Blechnum orientale
Paku gajah darat
Hias
1, 2
Blechnum
Paku gunung
Hias
1
vulcanicum
5
Nepenthes alata
Akar entuyut
Herba
Hias
2
6
Nepenthes
Akar entuyut
Herba
Hias
1, 2
ampullaria
7
Nepenthes bracheata Akar entuyut
Herba
Hias
2
8
Nepenthes gracilis
Akar entuyut
Herba
Hias
1, 2, 3
9
Nepenthes rafflesiana Akar entuyut
Herba
Hias
2
10 Nepenthes
Akar entuyut
Herba
Hias
2, 3
reinwardtiana
11 Bromheadia
Anggrek tanah
Herba
Hias
1, 2, 3
finlaysoniana
12 Gleichenia
Demam
Herba
Hias
1, 2, 3
microphylla
13 Platycerium
Paku kijang
Herba
Hias
3
bifurcatum
14 Ixora coccinea
Engkerebae
Herba
Hias
1, 2, 3
Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada
Graha Mandiri
Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987)
1
2
3
4
Famili Nepenthaceae merupakan tumbuhan unik dari hutan yang belakangan
menjadi trend sebagai tanaman khas komersil di Indonesia. Karena bentuknya
yang unik, sehingga tanaman ini mulai diperjualbelikan oleh masyarakat. Namun,
jenis yang diperjualbelikan masih merupakan jenis-jenis yang diambil langsung
dari alam, bukan dari hasil penangkaran atau budidaya. Hal tersebut sangatlah
memprihatinkan mengingat habitat asli mereka juga terancam oleh kebakaran,
pembalakan, pembukaan lahan, dan konversi lahan. Beberapa jenis tumbuhan hias
ini termasuk kedalam appendix II CITES. Agar terhindar dari kepunahan maka
perdagangan untuk jenis-jenis yang masuk appendix II CITES ini diatur oleh
negara. Beberapa contoh jenis yang masuk kedalam appendix II CITES, yaitu;
Nepenthes alata, Nepenthes ampullaria Jack, Nepenthes bracheata, Nepenthes
gracilis, Nepenthes rafflesiana dan Nepenthes reinwardtiana. Kategori famili
selain Nepenthaceae yaitu jenis tumbuhan hias terbanyak kedua yang mudah
dijumpai di semua areal studi, yaitu dari kelompok famili Orchidaceae. Jenis
tumbuhan tersebut adalah anggrek tanah (Bromheadia finlaysoniana).
63
3. Tumbuhan Aromatik
Minyak atsiri merupakan minyak yang diperoleh dengan cara ekstraksi atau
penyulingan dari daun, akar, batang, kulit, getah dan bunga tumbuhan
(Anonimous 1991 dalam Kartikawati 2004). Tumbuhan penghasil minyak atsiri
mempunyai ciri bau dan aroma, karena fungsi minyak atsiri yang paling luas dan
paling umum diminati adalah sebagai pengharum, baik itu parfum, kosmetik,
pengharum ruangan, pengharum sabun, pasta gigi, pemberi rasa pada makanan,
maupun produk rumah tangga lainnya.
Pada areal studi, yaitu PT SKK, PT PIP dan PT PGM ditemukan masingmasing 12 jenis, 12 jenis dan 8 jenis yang termasuk kedalam kelompok tumbuhan
berguna sebagai penghasil aromatik. Berikut merupakan beberapa jenis tumbuhan
penghasil aromatik yang terdapat di areal studi.
Tabel 15 Beberapa jenis tumbuhan aromatik di areal studi
No
Nama Famili
1
Blechnum orientale
2
Cyperus compressus
3
Macaranga conifera
4
5
Knema laurina
Pandanus tectorius
Nama lokal
Paku
gajah
darat
Teki rawa
Purang
serang, tarak
Mendarahan
Pandan
bengkuang
Beruas
Bagian yang
dimanfaatkan
Rimpang
Asam salisil
1, 2
Umbi-umbi
kecil
Batang
Minyak
atsiri
Anti nyamuk
1, 2
Penggunaan Perusahaan
1, 2, 3
Daun
Daun
Minyak pala 1
Pengharum
1
masakan
6
Cinnamomum
Kulit batang
Penyedap
2
macrophyllum
rasa
7
Freycinetia
Ming
Daun
Minyak
1, 2, 3
angustifolia
atsiri
8
Aquilaria malaccensis
Garu,
kayu Kulit batang
Pengharum
2, 3
garu, gaharu
atau parfum
9
Aquilaria sp.
Gaharu tulang Rimpang
Minyak
3
atsiri
10 Amomum coccineum
Tepus
Rimpang
Minyak
2, 3
atsiri
Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada
Graha Mandiri
Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987)
Areal ijin PT SKK memiliki potensi tumbuhan aromatik sebanyak 12 jenis
tumbuhan. Jenis yang paling banyak ditemukan yaitu dari kelompok famili
Pandanaceae sebanyak tiga jenis. Contohnya yaitu pandan bengkuang (Pandanus
tectorius). Jenis tumbuhan
berhabitus herba ini memiliki fungsi sebagai
pengharum ruangan dan bahan pembuat minyak wangi dengan daun sebagai
bagian yang dimanfaatkannya. Bunga majemuknya, terdiri dari beberapa daun
64
putih yang masing-masing mengandung sesuatu yang menyerupai telur ikan,
Apabila daun-daun bunganya telah mekar, maka benda seperti telur ikan itu akan
bertambah panjang hingga 1,5 kali, dan zat yang berbutir itu akan menjadi
benang-benang tebal yang bercabang dan tertutup semacam tepung kering. Bagian
bawah daun pelindung itu sangat harum, dan jika bunga itu diletakkan di suatu
ruangan,
akan
mengharumi
ruangan
tersebut.
Pada
umumnya,
wanita
mempergunakannya untuk mengharumkan pakaian dan pembuatan minyak wangi
(Heyne 1987).
Sama halnya dengan PT SKK, areal ijin PT PIP juga memiliki potensi
tumbuhan aromatik sebanyak 12 jenis. Jenis terbanyak ditemukan pada kelompok
famili Euphorbiaceae, yaitu sebanyak dua jenis tumbuhan. Salah satunya yaitu
jenis kesinduh
(Aleurites moluccana). Jenis tumbuhan berhabitus pohon ini
memiliki kegunaan sebagai tumbuhan penghasil minyak kemiri, dengan biji
sebagai bagian yang dimanfaatkannya. Inti bijinya mengandung 60-66% minyak,
bila diperas secara dingin akan menjadi berwarna kuning dengan bau dan rasa
menyenangkan, namun bila diperas panas maka akan berwarna gelap dan bau
serta rasanya menjadi tidak enak atau memuakkan (Heyne 1987).
Pada areal ijin PT PGM, potensi tumbuhan aromatik yang diidentifikasi
sebanyak delapan jenis. Jenis terbanyak ditemukan pada kelompok famili
Thymelaeaceae (2 jenis). Sebagai contoh yaitu jenis gaharu (Aquilaria
malaccensis), yang memiliki fungsi sebagai pengharum dengan kulit batang
sebagai bagian yang dimanfaatkan.
4. Tumbuhan Penghasil Pangan
Secara umum tumbuhan pangan merupakan tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Sastrapradja et al. (1977) dalam Purnawan
(2006) membagi tumbuhan pangan berdasarkan kandungannya, yaitu (1)
tumbuhan mengandung karbohidrat, (2) tumbuhan mengandung protein, (3)
tumbuhan mengandung vitamin dan (4) tumbuhan mengandung lemak.
Tumbuhan yang memiliki kegunaan sebagai penghasil pangan pada PT
Sawit Kapuas Kencana (PT SKK), PT Paramitra Internusa Pratama (PT PIP) dan
PT Persada Graha Mandiri (PT PGM) berturut-turut yaitu sebanyak 63 jenis, 45
jenis dan 35 jenis tumbuhan, dan ketiganya didomisili oleh famili Anacardiaceae.
65
Untuk habitus cukup bervariasi dari tingkat pohon, perdu, herba dan liana.
Informasi lebih lanjut mengenai beberapa jenis tumbuhan untuk kategori
penghasil pangan ini dapat dilihat di Tabel 16. Sedangkan untuk daftar lengkap
jenis tumbuhan penghasil bahan pangan dapat dilihat di Lampiran 6.
Tabel 16 Beberapa jenis tumbuhan penghasil pangan di areal studi
No
Nama Ilmiah
1
2
Gluta renghas
Mangifera caesia
3
Mangifera foetida
4
Mangifera indica
5
Pentaspadon
motley
Ananas comosus
6
Nama Lokal
Rengeh
Asam
lembawang
Asam
kemantan,
mbacang
Asam pelam
Bagian yang
dimanfaatkan
Buah
Biji Kemang
Makanan
Bahan makanan
1, 2, 3
1, 2
Buah
Bahan makanan
1, 2, 3
Buah
Penghasil
vitamin
Bahan makanan
1, 2
Empelanjau
Biji
Nanas
Buah
Penggunaan
Perusahaan
1, 2, 3
Bahan makanan 1, 2
dan penghasil
vitamin
7
Colocasia
Tales
Buah
Penghasil
2
esculenta
karbohidrat
8
Manihot
Singkong
Daun
dan Penghasil
1, 2
utilissima
umbi
karbohidrat dan
sayur-sayuran
9
Durio zibethinus
Durian
Buah
Penghasil lemak 1, 3
dan vitamin
10 Parkia speciosa
Petai
Biji
Bahan makanan 1, 3
11 Artocarpus
Cempedak
Buah
Bahan makanan 1, 2, 3
integer
dan buahbuahan
12 Cocos nucifera
Kelapa
Buah
Minuman dan
3
dapat dimakan
daging buahnya
Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada
Graha Mandiri
Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987), Zuhud (1994) dan PROSEA (1992)
Aspek pemanfaatan
dari jenis tumbuh-tumbuhan ini bermacam-macam.
Nanas (Ananas comosus) merupakan contoh jenis dengan pemanfaatan pada
bagian buahnya yang dapat dimakan langsung saat matang dan berguna sebagai
penghasil vitamin. Terdapat juga jenis tumbuhan yang dimanfaatkan pada bagian
daun, seperti ketela (Manihot utilisima). Selain itu untuk jenis-jenis yang lain
pemanfaatannya pada bagian umbi dan batang.
5. Tumbuhan Penghasil Pakan Ternak atau Satwaliar
Mannetje dan Jones (1992) dalam Kartikawati (2004) mengemukakan
bahwa tanaman pakan merupakan tanaman yang mempunyai konsentrasi nutrisi
66
rendah dan mudah dicerna yang merupakan penghasil pakan bagi satwa herbivora.
Tanaman pakan dapat diolah dan dibudidayakan, meskipun seringkali dapat
muncul sebagai tumbuhan liar seperti yang terdapat di padang rumput, contohnya
yaitu alang-alang. Terdapat 21 jenis tumbuhan di PT SKK, 14 jenis di PT PIP dan
6 jenis di PT PGM, yang merupakan potensi tumbuhan penghasil pakan ternak
atau satwaliar. Beberapa jenis tumbuhan penghasil pakan ternak atau satwaliar
disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17 Beberapa jenis tumbuhan penghasil pakan ternak atau satwaliar di areal
studi
No
Nama Ilmiah
1
Mangifera indica
2
4
Ageratum
conyzoides
Cyperus
compressus
Cyperus rotundus
5
Manihot utilissima
6
Imperata
cylindrica
3
Nama Lokal
Asam
mempelam
Rumput
mawai
Teki rawa
Bagian yang
Dimanfaatkan
Daun
Herba
Herba
Rumput
empada
Singkong
Herba
Lalang
Herba
Daun
Penggunaan
Perusahaan
Pakan Sapi
1, 2
Pakan sapi,
kerbau, kambing
Pakan sapi,
kerbau, kambing
Pakan sapi,
kerbau, kambing
Pakan Sapi,
domba, kambing
Pakan sapi,
kambing, domba,
kerbau
Pakan Sapi
1, 2
1, 2
1, 2
1, 2
1, 2, 3
Colocasia
Tales
Daun
2
esculenta
8
Zea mays
Jagung
Biji
Pakan unggas
2
9
Monocarpia
Akar rarah
Daun
Pakan ternak
1, 3
euneura
Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada
Graha Mandiri
Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987)
7
Tumbuhan penghasil pakan ternak atau satwaliar yang berhasil diidentifkasi
sebanyak 21 jenis tumbuhan pada PT SKK, 14 jenis pada PT PIP dan 6 jenis pada
PT PGM. Pada ketiga perusahaan, jumlah jenis yang paling banyak berasal dari
kelompok famili Poaceae, dengan jumlah tujuh jenis di PT SKK, enam jenis di PT
PIP dan dua jenis di PT PGM. Sebagian besar jenis ini didominasi oleh habitus
tumbuhan bawah (herba), sedangkan sebagian kecilnya dari habitus pohon dan
perdu.
Kelompok
tumbuhan
bawah
merupakan
kelompok
yang
biasa
dimanfaatkan untuk pakan ternak. Terdapat jenis rumput mawai (Ageratum
conyzoides), teki rawa (Cyperus compressus) dan rumput empada (Cyperus
rotundus). Selain itu juga terdapat jenis singkong, lalang dan rumput paitan yang
67
dimanfaatkan bagian daunnya. Selain rumput-rumputan terdapat pula jenis dari
kelompok ficus, yaitu lengkan (Ficus hirta), yang dimanfaatkan bagian buahnya
sebagai penghasil pakan untuk sapi, kerbau dan kambing.
6. Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati
Secara umum pestisida nabati dapat diartikan sebagai suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan
kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Jenis pestisida ini bersifat mudah
terurai (biodegradable) di alam karena terbuat dari bahan alami atau nabati,
sehingga tidak mencemari lingkungan, dan relatif aman bagi manusia dan ternak
peliharaan karena residu mudah hilang (Anonimous 2005 dalam Frankistoro
2006). Dari hasil verifikasi tumbuhan berguna di areal studi terdapat 4 jenis
tumbuhan di PT SKK, 4 jenis di PT PIP dan 3 jenis di PT PGM yang berpotensi
sebagai penghasil pestisida nabati (Tabel 18).
Tabel 18 Daftar jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati di areal studi
1
Gluta renghas
Rengeh
Bagian yang
Dimanfaatkan
Getah
2
Derris elliptica
Akar tuba
Akar
No
Nama ilmiah
Nama lokal
Penggunaan
Memberi rasa
terbakar
Insektisida
(ulat)
Insektisida
Insektisida
Perusahaan
1, 2, 3
1
Barringtonia sp.
Langkung,
Daun
1, 2, 3
Pleomele
Suji hutan
Daun
1
angustifolia
5 Melanorrhea
Rengas manuk
Getah
Memberi rasa 2
wallichii
terbakar
6 Artocarpus
Pudu
Getah
Memberi rasa 2, 3
kemando
terbakar
Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada
Graha Mandiri
Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987)
3
4
Berdasarkan hasil identifikasi, diperoleh sebanyak empat jenis tumbuhan
penghasil pestisida nabati di PT SKK, empat jenis di PT PIP dan tiga jenis di PT
PGM. Gluta renghas atau rengeh merupakan salah satu jenis tumbuhan yang
memiliki potensi sebagai tumbuhan penghasil pestisida nabati. Jenis ini termasuk
ke dalam kelompok famili Anacardiaceae dengan habitusnya yaitu berupa pohon.
Di daerah Kalimantan, jenis ini sering disebut sebagai raksasa rimba, karena
memiliki postur fisik yang sangat besar dan kuat ketika dewasa. Kayunya
digambarkan berwarna kuning tua, berkurai merah, berat, agak keras dan awet.
68
Pohonnya dapat mengeluarkan uap yang berbahaya dan mengandung getah yang
dapat dimanfaatkan sebagai pemberi rasa terbakar untuk membunuh gulma dan
hama. Namun, mesti berhati-hati dalam mengolahnya karena dapat menyebabkan
gatal dan panas pada kulit.
7. Tumbuhan Penghasil Serat
Menurut Haygreen dan Bowyer (1989), produk-produk serat kayu, meliputi;
kertas, papan isolasi dan papan serat kerapatan sedang. Semua produk- produk ini
dibuat dari kayu yang telah dipecah menjadi serat-serat individual, berkas-berkas
serat kecil atau bagian-bagian serat.
Tumbuhan berguna penghasil serat yang berhasil diidentifikasi terdapat
sebanyak enam jenis tumbuhan di PT SKK, lima jenis di PT PIP dan satu jenis di
PT PGM. Daftar jenis tumbuhan penghasil serat di tiga areal studi dapat dilihat
pada Tabel 19.
Tabel 19 Daftar jenis tumbuhan penghasil serat di areal studi
No
1
2
Nama Ilmiah
Ceiba pentandra
Macaranga gigantea
Nama Lokal
Kabu-kabu
Kubung,
kuwung
Lembak
Pisang
Bagian yang
dimanfaatkan
Buah
Daun
Penggunaan
Perusahaan
Buah kapok
1
Bahan
1, 2, 3
pembungkus
3
Curculigo capitulata
Daun
Bahan atap
1, 2, 3
4
Musa sp.
Daun
Bahan
1, 2
pembungkus
5
Nepenthes ampullaria
Akar entuyut Batang
Bahan
1, 2
pengikat
6
Pandanus tectorius
Pandan
Akar
Bahan
1
bengkuang
pengikat
(sulur
pandan)
7
Endospermum
Sengkubung
Daun
Bahan
2
diadenum
pembungkus
8
Nepenthes alata
Akar entuyut Batang
Bahan
2
pengikat
Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada
Graha Mandiri
Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987)
Areal ijin PT SKK memiliki potensi tumbuhan penghasil serat sebanyak
enam jenis tumbuhan. Salah satu contohnya yaitu kabu-kabu (Ceiba pentandra),
jenis ini termasuk kedalam famili Bombacaceae yang memiliki kegunaan sebagai
bahan kapok pada buahnya. Untuk pengolahannya, diperlukan 15.000 butir buah
untuk memperoleh jumlah satu pikul kapok murni, biasanya dikupas sendiri oleh
pemetik. Jika kulit buahnya yang keras belum merekah sendiri, maka pemecahan
69
buah itu dilakukan dengan cara memukulnya ringan-ringan dengan palu kayu
(Heyne 1987).
Pada areal ijin PT PIP, memiliki potensi tumbuhan penghasil serat sebanyak
lima jenis dan tiga kelompok famili. Contohnya yaitu pada jenis sengkubung
(Endospermum diadenum) yang memiliki kegunaan sebagai bahan pembungkus
dengan daun sebagai bagian yang dimanfaatkan.
Sedangkan pada areal ijin PT PGM hanya memiliki satu jenis tumbuhan
yang berpotensi sebagai tumbuhan penghasil serat, yaitu merkubung (Macaranga
gigantea). Jenis ini termasuk kedalam famili Euphorbiaceae dengan pohon
sebagai habitusnya. Merkubung memiliki kegunaan sebagai bahan pembungkus
dengan daun sebagai bagian yang dimanfaatkan.
8. Tumbuhan Penghasil Bahan Pewarna dan Tanin
Di Indonesia orang telah banyak menggunakan tumbuhan sebagai bahan
pewarna nabati dan sudah lama mengenal pewarna alami tetumbuhan untuk
makanan, seperti daun suji untuk warna hijau, rimpang kunir atau kunyit
(Curcuma domestica) untuk warna kuning, dan daun Iresine herbstii untuk
mewarnai merah pada agar-agar, kulit kayu soga sebagai bahan pewarna coklat
yang penting untuk pewarna batik (Heyne 1987). Tanin nabati merupakan bahan
dari tumbuhan, rasanya pahit dan kelat, seringkali berupa ekstrak dari pepagan
atau bagian lain (terutama daun, buah dan puru).
Terdapat 24 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai penghasil bahan
pewarna dan tanin di PT SKK, 17 jenis di PT PIP dan 6 jenis di PT PGM.
Beberapa jenis tumbuhan penghasil pewarna dan tanin di areal studi disajikan
pada Tabel 20. Jenis tumbuhan terbanyak sebagai penghasil pewarna dan tanin
adalah dari kelompok famili Myrtaceae yang banyak memanfaatkan bagian kulit
kayunya sebagai penghasil zat pewarna hitam. Contoh jenis yaitu merpisa
(Rhodamnia cinerea), jenis ini selain memiliki fungsi sebagai bahan bangunan,
juga dapat digunakan sebagai tumbuhan penghasil pewarna, di Jawa dulu kulitnya
dipergunakan untuk mengecat hitam, dan di Sumatera menurut Van Hasselt untuk
mengecat (coklat) jala (Heyne 1987). Jenis-jenis tumbuhan penghasil pewarna dan
nabati yang telah diidentifikasi di areal studi ini dapat dijadikan informasi dan
pengetahuan lebih bagi masyarakat di sekitar kawasan areal studi.
70
Tabel 20 Beberapa jenis tumbuhan penghasil pewarna dan tanin di areal studi
No
1
2
3
Nama Ilmiah
Arcangelisia
flava
Knema cinerea
Rhodamnia
cinerea
Nama lokal
Akar kuning
Kumpang
kemuju
Merpisa,
merkisa
Bagian yang
Dimanfaatkan
Batang
Kulit buah
Penggunaan
Pemberi warna
kuning
Mewarnai kapas
Perusahaan
1, 2
1
Kulit kayu
Untuk mengubar 1, 2
dan
mencat
(hitam dan coklat
pada jala)
4 Myristica iners
Empang kelasi Kulit kayu
Pewarna kapas
2, 3
5 Duabanga
Benuang, sawa Kulit kayu
Pemberi
warna 1, 3
moluccana
hitam pada bahan
anyaman
6 Vitex pubescens
Papak
Kulit kayu
Pemberi
warna 1, 2, 3
hijau
Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada
Graha Mandiri
Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987)
9. Tumbuhan Penghasil Bahan Bangunan
Pada umumnya bagian batang kayu digunakan sebagai bahan tiang, rangka,
atap, rangka lantai dan daun pintu. Bagian lain dari tumbuhan seperti daun dan
ranting juga dapat digunakan sebagai atap rumah. Jenis tumbuhan berguna yang
berpotensi sebagai bahan bangunan di tiga areal studi sebanyak 69 jenis tumbuhan
di PT SKK, 58 jenis di PT PIP dan 35 jenis di PT PGM. Beberapa jenis tumbuhan
penghasil bahan bangunan di areal studi disajikan dalam tabel berikut (Tabel 21).
Daftar lengkap jenis tumbuhan penghasil bahan bangunan dapat dilihat pada
Lampiran 6.
Tabel 21 Beberapa jenis tumbuhan penghasil bahan bangunan di areal studi
No
1
2
3
4
5
Dipterocarpus
warbugii
Hopea sangal
Keladan
Bagian yang
Dimanfaatkan
Batang
Tekam payau
Batang
Antidesma
neurocarpum
Hopea mangerawan
Dryobalanops
aromatic
Berenai
Batang
Emang
Keladan
Batang
Batang
Nama Ilmiah
Nama Lokal
Penggunaan
Perusahaan
Bahan papan
1, 2
Bahan pembuat
perahu lesung
Bahan papan
3
Bahan papan
Bahan papan
dan perabot
rumah tangga
Bahan papan
2, 3
2
1, 3
Cryptocarya
Medang keladi Batang
1, 2, 3
crassinervia
Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada
Graha Mandiri
Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987)
6
71
Areal ijin PT SKK memiliki potensi tumbuhan penghasil bahan bangunan
sebanyak 69 jenis tumbuhan. Jenis yang paling banyak ditemukan yaitu dari
kelompok famili Dipterocarpaceae sebanyak 14 jenis. Salah satu contoh yaitu
jenis tumbuhan keladan (Dipterocarpus warbugii). Jenis ini memiliki kayu yang
mudah dikembangkan untuk papan pada bangunan rumah dan untuk perabot
rumah tangga (Heyne 1987). Jenis tumbuhan yang lain yaitu merkuyung (Hopea
pachycarpa) dan meranti kuning (Shorea brunescens).
Sedangkan pada areal ijin PT PIP, memiliki potensi tumbuhan penghasil
bahan bangunan sebanyak 58 jenis. Sama halnya dengan PT SKK, jenis tumbuhan
yang paling banyak terdapat pada kelompok famili Dipterocarpaceae. Salah satu
contoh yaitu jenis emang (Hopea mengerawan). Bagian yang dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan pada jenis ini adalah batang dan kulit kayunya. Kayunya
memiliki sifat agak keras, padat dan halus, jika baru ditebang, biasanya berurat
sangat lurus tetapi kadang berombak-ombak dengan kilaunya yang indah
membuat menjadi efek bagus. Kayunya pantas dipakai untuk bangunan bagian
luar dan biasa dipakai sebagai bahan pembuat perahu. Sedangkan untuk kulit
kayunya, telah banyak dipakai untuk dinding atau kasau setelah di buat pias-pias
selebar 5-6 cm (Heyne 1987).
Pada PT PGM memiliki potensi tumbuhan penghasil bahan bangunan
sebanyak 35 jenis. Jenis terbanyak juga terdapat dalam kelompok famili
Dipterocarpaceae. Salah satu contohnya yaitu tekam peyau (Hopea sangal).
Menurut heyne (1987), jenis ini cocok digunakan sebagai bahan pembuat perahu
lesung dan penggilingan padi karena kayunya yang awet dan tidak mudah
terbelah.
10. Tumbuhan untuk Upacara Adat
Suku Dayak Iban dan Dayak Tanju yang terdapat di Kabupaten Kapuas
Hulu, Kalimantan Barat mempunyai tradisi dan nilai kebudayaan yang tinggi.
Tumbuhan erat kaitannya dengan upacara adat atau ritual-ritual lainnya. Karena
unsur tumbuhan selalu dipakai dalam hampir seluruh kegiatan tersebut, mengingat
sebagian dari masyarakatnya percaya akan hal-hal ghaib. Jenis tumbuhan berguna
yang berpotensi sebagai tumbuhan untuk upacara adat di tiga areal studi sebanyak
72
13 jenis di PT SKK, 11 jenis di PT PIP dan 10 jenis di PT PGM. Beberapa jenis
tumbuhan untuk upacara adat di areal studi disajikan pada Tabel 22.
Tabel 22 Beberapa jenis tumbuhan untuk upacara adat di areal studi
No
1
Nama Ilmiah
Dracontomelon
mangiferum
Areca catechu
Nama Lokal
Benduo,
penduo
Pinang
Bagian yang
dimanfaatkan
Batang
Penggunaan
Perusahaan
Perlengkapan
1, 2
upacara
2
Daun
Aksesoris saat 1, 2, 3
upacara
3 Arenga pinnata
Enau, daun ijuk Daun
Aksesoris saat 1
upacara
4 Metroxylon sp.
Rambai
Daun
Aksesoris saat 1, 2, 3
upacara
5 Macaranga
Engkawung,
Daun dan kulit Aromatik saat 1, 2
pruinosa
purang
batang
upacara
6 Dracontomelon
Benduo,
Batang
Perlengkapan
1, 2
mangiferum
penduo
upacara
7 Curculigo
Lembak
Batang
Perlengkapan
1, 2, 3
capitulata
upacara
8 Shorea balangeran
Kawi
Batang
Perlengkapan
2, 3
upacara
9 Koompassia
Kempas
Batang
Perlengkapan
2, 3
malaccensis
upacara
10 Aquilaria
Garu,
kayu Daun dan kulit Aromatik saat 2, 3
malaccensis
garu, gaharu
batang
upacara
Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada
Graha Mandiri
Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987)
Areal ijin PT SKK memiliki potensi tumbuhan untuk upacara adat sebanyak
13 jenis tumbuhan. Jenis yang paling banyak ditemukan yaitu dari kelompok
famili Araceae (3 jenis), salah satu contohnya yaitu pinang (Areca catechu). Jenis
ini biasa dimanfaatkan saat upacara adat sebagai pelengkap upacara (aksesoris).
Bagian pada tumbuhan yang dimanfaatkan yaitu daun.
Pada areal ijin PT PIP jenis tumbuhan untuk upacara adat yang paling
banyak ditemukan juga terdapat pada kelompok famili Araceae yaitu sebanyak
dua jenis. Salah satu jenis tumbuhannya yaitu rambai (Metroxylon sp), yang
daunnya juga dimanfaatkan sebagai pelengkap aksesoris saat upacara adat.
Sedangkan pada PT PGM, jenis tumbuhan untuk upacara adat yang paling
banyak ditemukan terdapat pada kelompok famili Thymelaeaceae (2 jenis). Salah
satu contohnya yaitu garu (Aquilaria malaccensis). Jenis ini dimanfaatkan sebagai
salah satu bahan pelengkap aromatik saat upacara adat. Jenis-jenis tumbuhan
untuk upacara adat yang telah diidentifikasi pada areal studi dapat dijadikan
informasi dan pengetahuan lebih bagi masyarakat di sekitar kawasan areal studi.
73
11. Tumbuhan Penghasil Tali, Anyaman dan Kerajinan
Menurut Isdijoso (1992), tanaman yang termasuk dalam kelompok sumber
bahan sandang, tali-temali dan anyaman antara lain kapas (Gossypium hirsutum),
kenaf (Hibiscus sp), rosella (Hibiscus sp), yute (Corchorus sp), rami (Boehmeria
sp), abaca (Musa sp.), dan agave atau sisal (Agave sp.).
Jenis-jenis tersebut dapat menghasilkan serat dengan kualitas bagus. Namun
ada pula jenis lain di tiga areal studi yang berpotensi sebagai penghasil tali,
anyaman dan kerajinan. Jenis tumbuhan berguna yang berpotensi sebagai
penghasil tali, anyaman dan kerajinan di tiga areal studi sebanyak 21 jenis di PT
SKK, 22 jenis di PT PIP dan 16 jenis di PT PGM. Beberapa jenis tumbuhan
penghasil tali, anyaman dan kerajinan di tiga areal studi disajikan pada Tabel 23.
Tabel 23 Beberapa jenis tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan di areal
studi
No
Nama Ilmiah
Nama lokal
1
2
Xylopia sp.
Calamus caesius
Suluh
Rotan duduk
3
Licuala spinosa
Isang
4
Salacca zalacca
Salak
5
Eusideroxylon
zwageri
Pandanus tectorius
Belian
6
Bagian yang
dimanfaatkan
Kulit batang
Kulit batang
Kulit batang dan
daun
Kulit batang dan
daun
Batang
Penggunaan
Perusahaan
Tikar kulit kayu
Kerajinan
perabot rumah
tangga
Teras
1, 2, 3
1, 2
Teras
1
Anyaman
1, 3
1, 2
Pandan
bengkuang
Bambu lecau
Daun
Anyaman
1
Batang
1, 2
Ranting
Ranting
Daun dan kulit
batang
Batang
Kerajinan
perabot rumah
tangga
Tali
Tali
Anyaman dan
tali
Perabot rumah
tangga dari
rotan
Anyaman
7
Dinochloa
scandens
8
9
10
Gluta renghas
Dyera lowii
Cocos nucifera
Rengeh
Jelutung
Kelapa
11
Plectocomiopsis
borneensis
Rotan
bambu
1, 2, 3
2, 3
3
3
Eusideroxylon
Belian
Batang
1, 3
zwageri
Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada
Graha Mandiri
Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987)
12
Areal ijin PT SKK memiliki potensi tumbuhan penghasil penghasil tali,
anyaman dan kerajinan sebanyak 21 jenis. Jenis yang paling banyak ditemukan
yaitu dari kelompok famili Araceae sebanyak 8 jenis. Salah satu contohnya yaitu
74
enau atau daun ijuk (Arenga pinata). Jenis tumbuhan berhabitus pohon ini
memiliki kegunaan sebagai bahan pembuat anyaman, sapu dan tali dengan akar
sebagai bagian yang dimanfaatkan. Akar-akarnya yang direndam dalam air hingga
kulitnya mengelupas menghasilkan suatu material anyaman yang mudah dibelahbelah serta awet.
Pada areal ijin PT PIP memiliki potensi tumbuhan penghasil tali, anyaman
dan kerajinan sebanyak 22 jenis. Sama halnya dengan PT SKK, famili terbanyak
yaitu dari kelompok Arecaceae. Salah satu contoh jenisnya yaitu rotan tunggal
(Calamus retrophyllus). Jenis tumbuhan berhabitus liana ini memiliki kegunaan
sebagai bahan pembuat anyaman yang halus, seperti bakul, serba serkap ikan,
barang-barang rumah tangga dan sebagainya. Rotan jenis ini luar biasa liatnya dan
mudah dipintal menjadi tali, yang digunakan untuk menambat ternak dan sebagai
tali pengekang (Heyne 1987).
Sedangkan untuk areal ijin PT PGM, memiliki potensi tumbuhan penghasil
tali, anyaman dan kerajinan sebanyak 16 jenis. Sama seperti PT SKK dan PT PIP,
famili terbanyak yaitu dari kelompok Arecaceae. Salah satu contoh jenis yang
terdapat pada areal ini adalah kelapa (Cocos nucifera). Daun dan serabutnya
memiliki kegunaan sebagai bahan pembuat berbagai anyaman dan tali. Sirip pada
daun baik muda maupun yang tua, digunakan untuk bermacam anyaman
keperluan rumah tangga yang bersifat sementara saja. Lidi-lidinya dibuat sapu dan
anyaman seperti halnya lidi-lidi arenga dan nipa, bedanya lidi-lidi ini lebih halus
dan lebih pendek. Sedangkan untuk membuat bermacam-macam tali, dibutuhkan
bahan baku berupa serabut tua pada kelapa.
12. Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar
Kayu bakar merupakan bahan yang sangat penting terutama bagi
masyarakat pedesaan, dengan alasan ekonomi. Karena harga minyak tanah atau
sumber bahan bakar lain yang kurang terjangkau dan kemudahan memperoleh
kayu bakar tanpa harus mengeluarkan biaya, merupakan hal termudah yang dapat
mereka lakukan.
Pada umumnya, hampir semua jenis kayu dapat digunakan sebagai bahan
kayu bakar, namun sebenarnya hanya beberapa jenis saja yang berpotensi sebagai
bahan kayu bakar yang baik karena memiliki sifat nyalanya yang bagus, awet dan
75
memberikan bara yang cukup. Jenis tumbuhan berguna yang berpotensi sebagai
penghasil kayu bakar di areal studi sebanyak 23 jenis tumbuhan di PT SKK, 17
jenis di PT PIP dan 16 jenis di PT PGM. Beberapa jenis tumbuhan penghasil kayu
bakar di areal studi disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24 Beberapa jenis tumbuhan penghasil kayu bakar di areal studi
No
Nama Ilmiah
2
Dracontomelon
mangiferum
Mangifera foetida
3
Swintonia glauca
4
Arenga pinnata
5
6
Metroxylon sp.
Durio zibethinus
1
Nama Lokal
Benduo,
penduo
Asam
kemantan,
mbacang
Raba
Enau,
daun
ijuk
Rambai
Durian
Bagian yang
Dimanfaatkan
Batang
dan
ranting
Batang
Batang
ranting
Batang
dan
Penggunaan
Perusahaan
Kayu bakar
1, 2
Kayu bakar
1, 2, 3
Kayu bakar
1
Kayu bakar
1
Batang
Kayu bakar
1, 2, 3
Batang
dan Kayu bakar
1, 3
ranting
7 Artocarpus
Entawa,
Batang
dan Kayu bakar
1, 2, 3
anisophyllus
mentawa
ranting
8 Eugenia ap.
Jambu
Batang
dan Kayu bakar
2, 3
ranting
9 Tristania obovata
Melaban
Batang
dan Kayu bakar
1, 2, 3
merah
ranting
10 Gigantochloa apus
Munti
Batang
dan Kayu bakar
1, 2
ranting
11 Nephelium
Sibao, sibau
Batang
dan Kayu bakar
1, 2, 3
lappaceum
ranting
Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada
Graha Mandiri
Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987)
Jenis-jenis tumbuhan penghasil kayu bakar yang telah diidentifikasi di areal
studi dapat dijadikan informasi dan pengetahuan lebih bagi masyarakat di sekitar
kawasan areal studi.
13. Tumbuhan Penghasil Lain-lain
Dari 12 kategori pengklasifikasian tumbuhan berdasarkan kegunaannya,
terdapat 20 jenis di PT SKK, 18 jenis di PT PIP dan 12 jenis tumbuhan di PT
PGM yang belum masuk dalam klasifikasi kegunaan. Jenis-jenis ini memiliki
spesialisasi kegunaan tersendiri. Ada yang berguna sebagai tumbuhan pencegah
erosi, terdapat pada jenis serang (Cratoxylum glaucum) dari famili Hypericaceae.
Jenis ini terkenal dengan nama lokal serang, ditemukan pada lokasi PT SKK dan
PT PIP. Ada juga yang digunakan sebagai bahan pembuat dayung, yaitu pada
76
jenis melaban putih (Tristania maingayi) dari famili Myrtaceae. Jenis ini
ditemukan di setiap lokasi areal studi. Kemudian terdapat jenis simpur daun besar
(Dillenia grandifolia) dari famili Dilleniaceae yang bermanfaat sebagai bahan
pembuat pentul korek api. Untuk deskripsi lebih lanjut mengenai detail kategori
ini dapat dilihat di Tabel 25.
Tabel 25 Daftar jenis tumbuhan penghasil lain-lain di areal studi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nama Ilmiah
Erechthites
valerianifolia
Dillenia grandifolia
Hevea brasiliensis
Tristania maingayi
Coffea robusta
Trema orientalis
Vitex pubescens
Elaeis guneensis
Calophyllum
pulcherrimum
Combretocarpus
rotundatus
Ficus benjamina
Aquilaria
malaccensis
Nama Lokal
Sentrong,
sintrong
Simpur daun
besar
Getah
Melaban putih
Kopi
Meregang
Papak, kepapa
Sawit
Bintangur
Bagian yang
dimanfaatkan
Pohon
Batang
Pohon
Batang
Biji
Pohon
Pohon
Palem
Pohon
Perepat
Pohon
Kayu ara
Garu,
kayu
garu, gaharu
Pohon
Akar
Penggunaan
Perusahaan
Tanaman Pagar
1
Pentul
korek
api
Pencegah erosi
Dayung
Minuman
Pohon peneduh
Tanaman Pagar
Minyak nabati
Pencegah erosi
tanah
Fungsi ekologi
1, 2, 3
1, 2, 3
1, 2, 3
1
1, 2
1, 2, 3
1, 2
2, 3
2
Pohon peneduh 1, 2, 3
Bahan
baku 2, 3
sabun
dan
shampo
13 Dyera lowii
Jelutung
Getah
Bahan permen 2, 3
karet
Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada
Graha Mandiri
Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987)
Jenis-jenis tumbuhan penghasil lain-lain yang telah diidentifikasi di areal
studi ini dapat dijadikan sebagai informasi dan pengetahuan lebih bagi masyarakat
di sekitar areal studi
5.2.2 Keterkaitan Budaya Masyarakat Dayak terhadap Hutan dan
Pembangunan Kebun Kelapa Sawit
Suku Dayak merupakan suku asli yang menetap dan tinggal di pulau
Kalimantan, salah satu wilayah penyebarannya yaitu di Kabupaten Kapuas Hulu,
Kalimantan Barat. Suku dayak yang ditemukan pada areal studi di Kabupaten
Kapuas Hulu digolongkan kedalam empat suku yaitu: 1) Dayak Iban yang
terdapat di Kecamatan Empanang, Puring Kencana (PT SKK) dan Kecamatan
Silat hilir (PT PGM), 2) Dayak Tanju yang tersebar di Kecamatan Semitau (PT
77
PIP), 3) Dayak Kantuk yang terdapat di Kecamatan Puring Kencana (PT SKK),
Kecamatan Silat hilir dan Semitau (PT PIP), dan 4) Dayak Sebaru yang tersebar di
Kecamatan Silat hilir (PT PGM).
Keberadaan hutan pada masing-masing kawasan dijaga oleh masyarakat,
karena disadari bahwa ketersediaan air pada sungai tersebut sangat dipengaruhi
oleh keutuhan hutan. Selain untuk kebutuhan air, masyarakat suku dayak yang
terdapat di areal studi juga memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan untuk
keperluan kesehatan mereka, karena tempat tinggal yang terletak di bukit-bukit
dan daya beli masyarakat terhadap obat-obat modern yang rendah. Beberapa jenis
tumbuhan obat yang digunakan oleh Etnis Dayak di sekitar areal studi yaitu jenis
tumbuhan rugan (Cassia alata L.), gerunggang (Cratoxylum arborescens (Vahl.)
BI.), kemalai (Leea indica (Burm.f.) Merr.), rumput mawai (Ageratum conyzoides
L.), dan jambu beras (Psidium guajava L.). Jenis tumbuhan rugan (Cassia alata
L.) digunakan untuk mengobati penyakit gatal, kudis dan kurap dengan daun
sebagai bagian yang dimanfaatkan. Kemudian jenis gerunggang (Cratoxylum
arborescens (Vahl.) BI.) digunakan untuk mengobati penyakit koreng dan luka
dengan akar sebagai bagian yang dimanfaatkan (Sangat et al. 2000). Jenis
tumbuhan obat lainnya yang dimanfaatkan oleh masyarakat Dayak di areal studi
secara lengkap disajikan pada Lampiran 11.
Salah satu kegiatan Suku Dayak yang dapat mengganggu kelestarian
tumbuhan berguna adalah budaya kegiatan berladang. Ukur dalam Widjono
(1995) menjelaskan bahwa sistem perladangan merupakan salah satu ciri pokok
kebudayaan Dayak. Ave dan King dalam Arman (1994), mengemukakan bahwa
tradisi berladang (siffing cultivation atau swidden) orang Dayak sudah dilakukan
sejak zaman nenek moyang mereka dan merupakan kegiatan mata pencaharian
utama.
Dalam konteks pengelolaan sumberdaya hutan berwawasan kearifan
tradisional, pada dasarnya di kalangan orang Dayak memiliki cara-cara tertentu
dalam memperlakukan kawasan hutan. Menurut Bamba (1996), orang Dayak
memandang alam tidak sebagai aset atau kekayaan, melainkan sebagai rumah
bersama. Konsep rumah bersama ini terlihat dalam setiap upacara yang
mendahului kegiatan tertentu yang berkaitan dengan memanfaatkan hutan, dimana
78
selalu terdapat unsur permisi atau minta izin dari penghuni hutan yang akan
digarap.
Dalam berladang, Suku Dayak umumnya yang mejadi prioritas utama bukan
produktivitas tetapi adanya keanekaragaman tanaman yang ditanam. Hal ini dapat
dipahami karena suku Dayak bersifat subsisten. Keanekaragaman ini diberlakukan
dalam semua jenis usaha pertanian termasuk juga dalam usaha kebun karet.
Dalam kegiatan berladang yang ditanam tidak hanya tanaman padi, tetapi juga
ditanam berbagai jenis sayur-mayur yang umurnya relatif pendek dibandingkan
dengan umur padi. Jenis tanaman lainnya yang ditanami yaitu tengkawang,
durian, langsat, nangka, rambai, rambutan, kelapa, pinang dan pisang. Pohonpohon itu juga merupakan pertanda bahwa hutan tersebut sudah ada yang
mengolahnya dan jika orang lain ingin membuka ladang di tempat itu, haruslah
minta izin kepada yang pertama kali membuka hutan itu. Setelah seluruh tahapan
dalam kegiatan berladang itu dilakukan hingga selesai panen, sebagian bekas
ladang itu mereka tanam kembali dengan pohon karet, sedangkan bagian lain
dibiarkan tumbuh menjadi hutan kembali agar suatu saat dapat dibuka menjadi
ladang.
Rata-rata masyarakat di sekitar areal studi sangat mengharapkan adanya
pembangunan areal ijin lokasi kelapa sawit, karena terdapat beberapa posisi dusun
di sekitar areal studi yang terisolir (aksesibilitas rendah, sumber pendapatan
terbatas, dan fasilitas sosial sangat minim). Dengan pembangunan areal ijin lokasi
kelapa sawit masyarakat mengharapkan adanya peningkatan dibidang transportasi,
komunikasi, pendidikan, lapangan kerja dan pendapatan.
Terdapat beberapa masalah tentang kepemilikan lahan oleh masyarakat di
sekitar areal studi yang berhubungan dengan lahan lokasi perkebunan kelapa
sawit. Sebagian besar lahan masyarakat yang terdapat di areal studi tidak
dilengkapi dengan surat-surat kepemilikan, karena merupakan lahan adat yang
telah diwariskan secara turun menurun. Batas antar lahan pada umumnya berupa
batas alam seperti sungai atau pohon. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan oleh Tim Terpadu (2010a, 2010b, 2010c), sangat jarang terjadi konflik
batas lahan antar pemilik lahan maupun dengan pihak lain.
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Jumlah jenis tumbuhan berguna yang diidentifikasi pada areal studi sebanyak
355 jenis, yang dikelompokkan kedalam 88 famili, dengan rincian: PT SKK
(255 jenis dan 77 famili), PT PIP (208 jenis dan 65 famili) dan PT PGM (140
jenis dan 46 famili).
2. Jenis
tumbuhan
berguna
yang
ditemukan
pada
areal
studi
dapat
dikelompokkan kedalam 13 kelompok kegunaan, yaitu: tumbuhan obat (PT
SKK: 100 jenis, PT PIP: 60 jenis dan PT PGM: 38 jenis), tumbuhan hias (PT
SKK: 25 jenis, PT PIP: 22 jenis dan PT PGM: 9 jenis), tumbuhan aromatik
(PT SKK: 12 jenis, PT PIP: 12 jenis dan PT PGM: 8 jenis), tumbuhan
penghasil pangan (PT SKK: 62 jenis, PT PIP: 44 jenis dan PT PGM: 35 jenis),
tumbuhan penghasil pakan ternak dan satwaliar (PT SKK: 21 jenis, PT PIP: 14
jenis dan PT PGM: 6 jenis), tumbuhan penghasil pestisida nabati (PT SKK: 4
jenis, PT PIP: 4 jenis dan PT PGM: 3 jenis), tumbuhan penghasil serat (PT
SKK: 6 jenis, PT PIP: 5 jenis dan PT PGM: 1 jenis), tumbuhan penghasil
bahan pewarna dan tanin (PT SKK: 24 jenis, PT PIP: 17 jenis dan PT PGM:
13 jenis), tumbuhan penghasil bahan bangunan (PT SKK: 69 jenis, PT PIP: 58
jenis dan PT PGM: 35 jenis), tumbuhan untuk upacara adat (PT SKK: 13
jenis, PT PIP: 11 jenis dan PT PGM: 10 jenis), tumbuhan penghasil tali,
anyaman dan kerajinan (PT SKK: 21 jenis, PT PIP: 22 jenis dan PT PGM: 16
jenis), tumbuhan penghasil kayu bakar (PT SKK: 23 jenis, PT PIP: 17 jenis
dan PT PGM: 16 jenis) dan tumbuhan penghasil lainnya (PT SKK: 21 jenis,
PT PIP: 18 jenis dan PT PGM: 12 jenis).
6.2 Saran
1. Dokumen skripsi ini dapat digunakan sebagai acuan penyusunan dan
pengelolaan pada areal HCV yang dikaitkan untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat lokal.
80
2. Perlu adanya pelestarian terhadap jenis-jenis yang memiliki nilai kegunaan
tinggi dan keberadaanya terancam punah, khususnya jenis tumbuhan yang
masuk kedalam status dilindungi, Appendix II CITES dan IUCN (VU, EN dan
CR) serta memiliki kegunaan yang tinggi.
3. Dilakukan penelitian lanjutan tentang teknik pemanenan yang lestari, sehingga
kekayaan tumbuhan berguna yang terdapat di tiga areal studi dapat terjaga.
4. Dilakukan pendampingan kegiatan budidaya jenis tumbuhan berguna bagi
masyarakat dayak di sekitar areal ijin perusahaan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Study Analisis Dampak dan Manfaat Perkebunan Sawit terhadap
Tingkat
Kesejahteraan
Masyarakat
sekitar
Perkebunan.
http://pangean.wordpress.com/2009/11/09/study-analisis-dampak-danmanfaat-perkebunan-sawit-terhadap-tingkat-kesejahteraanmasyarakat-sekitar-perkebunan-kelapa-sawit/. [28 November 2010].
Anonim.
2010.
Komoditas
Tanaman
Rami.
http://ditjenbun.deptan.go.id/budtansim/images/pdf/komoditi%20rami.
pdf . [28 November 2010].
Arafah D. 2005. Studi Potensi Tumbuhan Berguna di Kawasan Taman Nasional
Bali Barat. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. [Tidak Diterbitkan].
Arief A. 1994. Hutan Hakikat dan Pengaruhnya Terhadap lingkungan. Yayasan
Obor Indonesia. Jakarta.
Arman. 1989. Perladangan Berpindah Dan Kedudukannya Dalam Kebudayaan
Suku-Suku Dayak Di Kalimantan Barat, Pontianak: Makalah
disampaikan dalam Dies Natalis XXX dan Lustrum VI Universitas
Tanjungpura.
Arman S. 1994. Analisa Budaya Dayak, dalam Paulus Floruf (Ed), Kebudayaan
Dayak: Aktualisasi dan Transformasi, Jakarta: Grashindo Utama.
Asdyanasari
F.
2009.
Tumbuhan
Penghasil
Pestisida
Nabati.
http://fiksa0926.blogspot.com/2009/12/tumbuhan-penghasil-pestisidanabati.html. [29 November 2010].
Astutik, S. 2010. Pemanfaatan Tanaman Mimba sebagai Alternatif Pestisida
Nabati.
http://ksupointer.com/2010/pemanfaatan-tanaman-mimbasebagai-alternatif-pestisida-nabati. [29 Novenber 2010].
Badrun M. 1996 Perusahaan Inti Rakyar Perkebunan (PIR-BUN) Kemitraan
Usaha Besar dalam Agribisnis Perkebunan, Yayasana Gramedia.
Bamba. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Alam: Menurut Budaya Dayak dan
Tantangan yang Dihadapi, dalam Kalimantan Review, Nomor 15
Tahun V, Maret-April 1996, Pontianak.
[Disbun] Dinas Perkebunan, Provinsi Kalimantan Barat. 2009. Perkembangan
Perizinan Perusahaan Perkebunan Besar di Kalimantan Barat.
Pontianak: Disbun.
Esha F. 2008. Tanaman Obat Indonesia untuk Pengobatan. http://indonesianherbal.blogspot.com/2008/11/tanaman-obat-indonesia-untukpengobatan.html. [25 November 2010].
82
Frankistoro F. 2006. Potensi Kekayaan Jenis Tumbuhan di Taman Nasional
Kerinci Seblat (Studi Kasus di Resort Gunung Tujuh dan Kecamatan
Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi). Skripsi. Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan
IPB. Bogor. [Tidak diterbitkan].
Haeruman H. 1980. Hutan Sebagai Lingkungan Hidup. Jakarta: Kantor Menteri
Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup.
Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I-IV. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan RI, Jakarta.
[IKAPI] Ikatan Penerbit Indonesia. 1990. Mengenal Tanaman Langka Indonesia.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Isdijoso SH. 1992. Tumbuhan sebagai Sumber Bahan Sandang, Tali Temali dan
Anyam-anyaman. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional
Etnobotani I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Departemen Pertanian RI, LIPI, Perpustakaan Nasional RI. Bogor.
Hal: 328-334.
Kartikawati SM. 2004. Pemanfaatan Sumberdaya Tumbuhan oleh Masyarakat
Dayak Meratus di Kawasan Hutan Pegunungan Meratus, Kabupaten
Hulu Sungai Tengah. Tesis pada Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.
[Tidak diterbitkan].
Kartikawati S dan Wahyono. 1992. Hubungan Antara Tumbuhan dan Manusia
dalam Upacara Adat di Indonesia. Prosiding Seminar dan Lokakarya
Nasional Etnobotani I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Departemen Pertanian RI, LIPI, Perpustakaan Nasional RI. Bogor.
Hal: 149-155.
Kissinger. 2002. Kekayaan Jenis Tumbuhan, Struktur tegakan dan Pola Sebaran
Spasial beberapa Jenis Pohon Tertentu di Hutan Kerangas [tesis].
Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Kuswanda W dan Antoko BS. 2008. Kekayaan Jenis Tumbuhan Pada Berbagai
Tipe Hutan Untuk Mendukung Pengelolaan Zona Rimba di Taman
Nasional Batang Gadis. Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 5(4):
337-354.
Lemmens RHMJ dan NW Soetjipto. 1999. Sumberdaya Nabati Asia Tenggara 3.
Tumbuh-tumbuhan Penghasil Pewarna dan Tanin. PROSEA. Balai
Pustaka Bekerjasama dengan PROSEA Indonesia. Bogor.
Nopriadi E. 1997. Pemanfaatan Tradisional Tumbuhan Obat oleh Suku Dayak di
Areal HPH PT Berkat Cahaya Timber Kalimantan Tengah. [Skripsi].
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas
Kehutanan IPB: Bogor. [Tidak dipublikasikan]
83
Odum EHLM. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan oleh Tjahjono Samingan
dari buku Fundamentals of Ecology. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Purnawan BI. 2006. Inventarisasi Kekayaan Jenis Tumbuhan di Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango. Skripsi. Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
[Tidak diterbitkan].
Ramadhany P. 2004. Keragaman Manajemen Pemasaran pada Usaha Sewa Pakai
Tanaman Hias (Studi Kasus di PT PROSIDIA DIVISI Pengembangan
Agribisnis Tribur, JKT). Skripsi pada Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Tidak diterbitkan.
Rostiana O, Endang, dan A Abdullah. 1992. Potensi Bahan Pewarna Alami di
Indonesia. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani I.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Departemen Pertanian
RI, LIPI, Perpustakaan Nasaonal RI. Bogor. Hal: 127-131.
Rudjiman, Andriyanti DT, Indriyanto, Wiyono, Fauzie L, Nuranida I, Saraswati
R. 2003. Buku Acuan Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I-V. Kerjasama
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada dengan Yayasan Sarana
Wanajaya. Jakarta.
Sangat HM, EAM Zuhud, dan EK Damayanti. 2000. Etnofitomedika Indonesia I.
Laboratorium Konservasi Tumbuhan Jurusan Konservasi Sumberdaya
Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Sastrapradja S, JJ Afriastini dan H Sutarno. 1983. Makanan Ternak. Lembaga
Biologi Nasional-LIPI. Bogor.
Sastrapradja S, S Brotonegoro, S Adisoemarto, S Kadarsan, K Kartawinata, MA
Rifai, S Saono, D Sastrapradja dan S Soenarko. 1977. Sumberdaya
Hayati Indonesia. Lembaga Biologi Nasional-LIPI. Bogor.
Soedjito. 1999. Masyarakat Dayak: Peladang Berpindah dan Pelestarian Plasma
Nutfah, dalam Kusnaka Adimihardja (editor), Petani Merajut Tradisi
Era Globalisasi, Pendayagunaan Sistem Pengetahuan Lokal dalam
Pembangunan, Bandung: Humaniora Utama Press.
Sutarno H. 1996. Paket Modul Partisipasif: Pemberdayaan Jenis Pohon dalam
Sistem Wanatani. Prosea Indonesia-Yayasan Prosea. Bogor.
Tim Terpadu. 2010a. Laporan Akhir Identifikasi dan Analisis Keberadaan Nilai
Konservasi Tinggi (NKT) di Areal Ijin PT Paramitra Internusa
Pratama, Provinsi Kalimantan Barat. Kerjasama PT Paramitra
Internusa Pratama dengan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor.
__________. 2010b. Laporan Akhir Identifikasi dan Analisis Keberadaan Nilai
Konservasi Tinggi (NKT) di Areal Ijin PT Persada Graha Mandiri,
84
Provinsi Kalimantan Barat. Kerjasama PT Persada Graha Mandiri
dengan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
__________. 2010c. Laporan Akhir Identifikasi dan Analisis Keberadaan Nilai
Konservasi Tinggi (NKT) di Areal Ijin PT Sawit Kapuas Kencana,
Provinsi Kalimantan Barat. Kerjasama PT Sawit Kapuas Kencana
dengan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Vendy.
2010. Komposit Material Tangguh Berbasis Serat Alam.
http://vendy17.blog.uns.ac.id/2010/05/05/komposit-material-tangguhberbasis-serat-alam/. [28 November 2010].
Verheij EWM, Coronel RE, editor. 1992. PROSEA No. 2 : Edible Fruits and
Nuts. Prosea Foundation. Bogor.
Widjono RH. 1995. Simpakng Munan Dayak Benuang, Suatu Kearifan
Tradisional Pengelolaan Sumberdaya Hutan, Pontianak: dalam
Kalimantan Review, Nomor 13 Tahun IV, Oktober-Desember.
Widjono RH. 1998. Masyarakat Dayak Menatap Hari Esok, Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Zuhud EAM, Siswoyo, Hikmat A, Sandra E, Adhiyanto E. 2003. Buku Acuan
Umum Tumbuhan Obat Indonesia Jilid VI-X. Kerjasama Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor dengan Yayasan Sarana
Wanajaya. Jakarta.
Zuhud EAM, Ekarelawan dan S Riswan. 1994. Hutan Tropika Indonesia sebagai
Sumber Kekayaan Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. dalam Pelestarian
Pemanfaatan Kekayaan Tanaman Obat Hutan Tropika Indonesia.
Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPBLembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). Bogor.
85
LAMPIRAN
86
Lampiran 1 Peta lokasi areal ijin PT Sawit Kapuas Kencana
Sumber : Tim Terpadu (2010a)
87
Lampiran 2 Peta lokasi areal ijin PT Paramitra Internusa Pratama
Sumber : Tim Terpadu (2010b)
88
Lampiran 3 Peta lokasi areal ijin PT Persada Graha Mandiri
Sumber : Tim Terpadu (2010c)
89
Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi
No
Famili/Nama Ilmiah
6
7
8
Acanthaceae
Gandarusa vulgaris Nees.
Alangiaceae
Alangium javanicum (Bl.) Wang.
Anacardiaceae
Campnosperma auriculata Hook.f.
Campnosperma macrophylla Hk.
Campnosperma coriaceum (Jack.)
Hallier ex Steenis
Dracontomelon mangiferum Bl.
Gluta renghas L.
Mangifera caesia Jack.
9
Mangifera foetida Lour.
10
11
Mangifera havilandii
Mangifera indica L.
12
13
14
Mangifera longipes Griffith
Melanorrhea wallichii Hk.f.
Parishia maingayi Hook.f.
15
Pentaspadon motleyi Hook.f.
16
Swintonia glauca Engl.
Anisophylleaceae
Anisophyllea disticha (Jack.) Baill.
Annonaceae
Monocarpia euneura Miq.
Polyathia subcordata (Bl.) Bl.
1
2
3
4
5
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Xylopia sp.
Xylopia sp.
Apocynaceae
Alstonia angustifolia Miq.
Alstonia scholaris (L.) R.Br.
Dyera lowii Hk. F.
Araceae
Alocasia sp.
Pothos sp.
29
30
31
32
33
34
35
36
Colocasia esculenta Schott.
Homalomena alba Hassk.
Arecaceae
Calamus manicatus T. & B.
Calamus schistoacanthus Bl.
Cocos nucifera L.
Daemonorops longipes Mart.
Flagellaria indica Linn.
Areca catechu L.
Arenga pinnata Merr.
Calamus caesius Bl.
37
38
Calamus mattanensis Becc.
Calamus retrophyllus Becc.
39
40
41
Calamus sp.
Elaeis guneensis Jacq.
Licuala spinosa Thunb.
27
28
Nama Lokal
H.
Habitus
1*
Perusahaan
2**
3***
Penabar burung
Perdu
√
Meranti putih
Perdu
√
√
Terentang
Terentang
Terentang kiat
Pohon
Pohon
Pohon
√
√
√
Benduo, penduo
Rengeh
Asam lembawang,
mbawang
Asam
kemantan,
mbacang
Kayu taun
Asam mempelam,
empelam, pelam
Asam pawuh
Rengas manuk
Merampak,
merempak
Empelanjau,
melanjau, empit
Raba
Pohon
Pohon
Pohon
√
√
√
√
√
√
√
√
Pohon
√
Ribu-ribu
Perdu
√
Akar rarah
Merkantung,
mergantung
Suluh
Suluh batu
Liana
Pohon
√
√
√
√
Pohon
Pohon
√
√
√
√
√
√
Pelai pipit
Pelai
Jelutung
Pohon
Pohon
Pohon
√
√
√
√
√
√
√
√
Tembang, keladi
Akar ngamalueng,
muyang
Tales
Kelemunyang
Herba
Epifit
√
Rotan lemak
Rotan danan
Kelapa
Rotan duduk
Rotan tikus
Pinang
Enau, daun ijuk
Rotan duduk, rotan
sega
Duri tibu
Uwe tunggal, rotan
tunggal, rotan irit
Rotan buntak
Sawit
Isang
Liana
Liana
Pohon
Liana
Liana
Pohon
Pohon
Liana
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Herba
Herba
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Liana
Liana
√
√
√
Liana
Pohon
Herba
√
√
√
√
√
Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri
√
√
√
√
90
Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi
No
Famili/Nama Ilmiah
Nama Lokal
Habitus
1*
√
√
Perusahaan
2**
3***
Metroxylon sagu Rottboel
Metroxylon sp.
Plectocomiopsis borneensis Becc.
Plectocomia elongata Bl.
Salacca zalacca (Gaertener) Voss
Zalacca blumeana Mart.
Asclepiadaceae
Hoya sp.
Aspleniaceae
Mulung
Rambai
Rotan bambu
Rotan badak
Salak
Asam masam, ridan
Pohon
Pohon
Liana
Liana
Herba
Herba
Anggrek kancing
Epifit
√
49
Asplenium nidus L.
Rejang, rajang
Epifit
√
√
50
51
52
53
54
55
Asteraceae
Ageratum conyzoides L.
Blumea balsamifera (L.) DC.
Emilia sonchifolia (Linn.) DC.
Eupatorium odoratum L.f.
Mikania scandens Willd.
Vernonia arborea Buch.-Ham.
Rumput mawai
Sembung
Tempuh wiyang
Runai, kirinyuh
Jelitak
Kayu
empetung,
sentepung
Herba
Perdu
Herba
Perdu
Liana
Pohon
√
√
√
√
Begonia
Herba
√
Paku gajah darat
Paku gunung
Herba
Herba
√
√
√
Nanas
Kabu-kabu
Tabut
Pekawai
Merantung
Durian hutan
Durian
Herba
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
√
√
√
√
√
Dabai
Kayu buah
Kemayau
Pohon
Pohon
Pohon
√
Ubah batu
42
43
44
45
46
47
48
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
Begoniaceae
Begonia glabra Kurz. ex Pav.
Blechnaceae
Blechnum orientale L.
Blechnum vulcanicumKuhn.
Bombacaceae
Ananas comosus (L.) Merr.
Ceiba pentandra Gaertn.
Coelostegia kostermansii Soeg.Reksod
Durio kutejensis (Hassk.) Beccari
Durio oxleyanus Griff.
Durio sp
Durio zibethinus Murr.
Burseraceae
Canarium odontophyllum Miq.
Dacryodes costata (A.W.Benn.) H.J.Lam
Dacryodes
rubiginosa
(A.W.Benn.)
H.J.Lam
Dacryodes
microcarpa
(A.W.Benn.)
H.J.Lam
Dacryodes rostrata (Blume) H.J. Lam.
Dacryodes rugosa (Blume) H.J.Lam
Santiria griffithii (Hk.f.) Engl.
Santiria tomentosa Blume
Triomma malaccensis Hook. f.
Campanulaceae
Isotoma longiflora Presl.
Celastraceae
Kokoona ovatolanceolata Ridl.
Lophopethalum beccarianum Pierre
Clusiaceae
Baccaurea stipulate
Calophyllum grandiflorum J.J.Sm.
Calophyllum macrocarpum Hook.f.
Calophyllum rigidum Miq.
Calophyllum pulcherrimum Wallich ex
Choisy
Calophyllum sclerophyllum Vesque
Calophyllum soulatri Burm.f.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pohon
√
√
Kayu buah
Maram
Bumbun
Merambang
Sala
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
√
Kitolod
Herba
Keranji pelawa
Kayu kapas
Pohon
Pohon
Puak
Penaga,
entangur
daun besar
Bunut
Bintangur kunyit
Bintangur
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
√
Entangur
Entangur-1
Pohon
Pohon
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri
91
Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi
No
Famili/Nama Ilmiah
85
Calophyllum sp.
86
87
Cratoxylon arborescens Bl.
Garcinia diocia Bl.
88
89
90
Garcinia mangostana L.
Garcinia parvifolia Miq.
Garcinia sp.
Combretaceae
91
Combretocarpus rotundatus (Miq.)
Compositae
Erechthites valerianifolia Raf.
Vernonia arborea Ham
Convolvulaceae
Merremia umbellata (L.) H. Hallier
Crypteroniaceae
Crypteronia griffithii C.B. Clarke
92
93
94
95
107
108
109
110
111
112
Cyperaceae
Cyperus compressus L.
Cyperus rotundus L.
Kyllinga monocephala Rottb.
Lepironia mucronata L.C. Richard
Scleria laevis Retzius
Datiscaceae
Octomeles sumatrana Miq.
Dilleniaceae
Dillenia excelsa (Jack) Gilg.
Dillenia grandifolia Wall. ex Hook. f. &
Thomson
Dillenia pulchella (Jack.) Gilg.
Dillenia sp.
Tetracera fagifolia Bl.
Dipterocarpaceae
Dipterocarpus warbugii Brandis.
Dryobalanops aromatica Gaertn.
Dryobalanops oblongifolia Dyer.
Hopea mengerawan Miq.
Hopea pachycarpa (F. Heim) Symington
Hopea pachycarpa (Heim) Sym
113
114
115
Hopea sangal Korth.
Hopea sp.
Shorea argentifolia
116
117
118
119
120
121
122
123
124
Shorea balangeran (Korth.) Burck
Shorea brunescens P.S. Ashton
Shorea foxworthyi Sym.
Shorea pallidifolia Ashton
Shorea palembanica Miq.
Shorea parvistipulata Heim.
Shorea pauciflora King
Shorea peltata Sym.
Shorea pinanga Scheff., Nat. Tijd. N.I. 31
(1870)
Shorea scaberrima Burck.
Shorea scabrida Sym.
Shorea seminis (de Vriese) Slooten
Shorea sp.
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
125
126
127
128
Nama Lokal
Habitus
1*
Entangur
kunyit,
mentangur kunyit
Gerunggang
Sikup,
manggis
hutan
Cikup
Kandis, asam kandis
Sikup hutan
Pohon
Perepat
Pohon
Sentrong, sintrong
Entepung
Herba
Pohon
√
√
Akar jelayuk
Liana
√
Rembai, ubah semut
Pohon
√
Teki rawa
Rumput empada
Rumput kenop
Rumput purun
Kejuru, kejuruh
Herba
Herba
Herba
Herba
Herba
√
√
√
Benuang daun besar
Pohon
√
Buan, peru
Simpur daun besar
Pohon
Pohon
√
√
Pudu
Tempurau sengit
Akar kemedu
Pohon
Pohon
Liana
√
Keladan
Keladan
Pelansau
Emang
Merkuyung
Merkayong, kayu
merkuyong
Tekam penyau
Merawan
Sengkajang,
engkajang
Kawi
Meranti kuning
Tekam
Meranti batu
Mengkabang
Meranti merah
Tengkawang rambai
Kayu bubuk
Engkabang
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
√
Engkabang bintang
Pengerawan
Tenggelam
Tengkawang kerapa
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
√
Pohon
Pohon
Pohon
√
√
√
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Perusahaan
2**
3***
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri
√
92
Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi
No
129
130
131
132
133
Famili/Nama Ilmiah
Shorea stenoptera Burck.
Shorea teysmanniana Dyer
Vatica rassak Bl.
Ebenaceae
Diospyros sumatrana Miq.
Elaeocarpaceae
Elaeocarpus floribundus Blume
148
Elaeocarpus stipularis Blume.
Erythroxylaceae
Erythroxylum cuneatum (Miq.) Kurz
Euphorbiaceae
Antidesma ghaesembilla Gaertner
Antidesma neurocarpum Miq.
Aleurites moluccana (L.) Willd.
Chaetocarpus castanocarpus (Roxburgh)
Thwaites
Coccoceras borneense J.J.S.
Croton argyratus Blume.
Baccaurea dulcis Muell. Arg.
Baccaurea racemosa (Reinw.) Muell. Arg.
Elateriospermum tapos Blume.
Endospermum diadenum (Miq.) Airy Shaw
Euphorbia hirta L.
Hevea brasiliensis (Willd. ex A. Jussieu)
Muell. Arg.
Homalanthus populneus (Giesel.) Pax
149
Macaranga conifera Muell. Arg.
150
Macaranga gigantea (Reichb.f. & Zoll.)
Muell. Arg.
151
Macaranga hypoleuca (Reichb.f. & Zoll.)
Muell.Arg.
Macaranga pruinosa (Miq.) Muell. Arg.
Macaranga rhizinoides Muell. Arg.
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
152
153
167
168
169
Macaranga triloba (Bl.) Muell. Arg.
Mallotus macrostachyus (Miquel) Muell.
Arg.
Manihot utilissima Pohl.
Phyllanthus niruri L.
Sauropus androgynus (L.) Merr.
Trigonopleura malayana Hk. f.
Fabaceae
Bauhinia sp.
Cassia alata L.
Derris elliptica (Roxb.) Bth.
Dialium hydnocarpioides De Wit.
Dialium platysepalum Baker.
Koompassia malaccensis Maing. ex Benth.
Parkia intermedia Hassk. Ex Hoeven & de
Vriese
Parkia speciosa Hassk.
Pithecollobium lobatum Benth.
Sindora brugemanii DC.
170
Spatholobus ferrugineus (Zoll.) Benth.
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
Nama Lokal
Habitus
Engkabang tukung
Bangkirai
Resak
Pohon
Pohon
Pohon
Kayu sarang elang
Pohon
Ubah lesung, ubah
lesu, ubah luso
Kesiak
Pohon
Piling
Pohon
Manyam
Berenai
Kesinduh, kesinduh
Kayu asam, kayu
masam, ubah rawa
Belanti
Ngemberasan
Kejirah
Pangkal, pengkal
Kelempai
Sengkubung
Patikan kebo
Getah
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Engkali,
ensali,
entali,
enteli,
kerumai, tangkum
Purang serang, tarak
nanda
Kubung, kuwung,
merkubung,
pengkuwung
Purang semut
1*
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Perusahaan
2**
3***
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pohon
√
√
Pohon
√
√
√
Pohon
√
√
√
Pohon
√
Engkawung, purang
Ketubung,
tutup
waru
Mahang damar
Entupak, mandiang,
manding
Singkong
Gado
Cengkuak mani
Gambir
Pohon
Pohon
√
√
√
√
Pohon
Pohon
√
√
√
Herba
Perdu
Perdu
Pohon
√
√
√
Daun dawut
Rugan
Akar tuba
Keranji
Keranji
Kempas
Petai hutan
Liana
Perdu
Liana
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
√
√
√
√
Petai
Jering
Tampar,
tampar
Kemedu,
√
√
kayu
Pohon
Pohon
Pohon
empedu
Liana
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri
93
Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi
No
Famili/Nama Ilmiah
Nama Lokal
Habitus
1*
Perusahaan
2**
3***
layat
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
Fagaceae
Castanopsis argentea (Blume) A.DC
Castanopsis tunggurrut (Blume) A.DC
Flacourtiaceae
Homalium caryophyllaceum (Z. & M.)
Benth., J. Linn. Soc. 4 (1860)
Hydnocarpus anthelmintica Pierre.
Gleicheniaceae
Dicranopteris dichotoma (Thunb.) Bernh
Gleichenia microphylla R. Br.
Gnetaceae
Gnetum cuspidatum Blume
Hypericaceae
Cratoxylum arborescens (Vahl.) Bl.
Cratoxylum glaucum Korth.
Cratoxylon glaucum Korth
Hypoxidaceae
Curculigo capitulata (L.) O.K.
Icacinaceae
Cantleya corniculata Howard.
Stemonurus secundiflorus Blume
185
186
187
188
189
190
Lamiaceae (Labitae)
Hyptis brevipes Poit.
Lauraceae
Alseodaphne sp.
Cinnamomum macrophyllum Miq.
Cinnamomum culilawan Bl.
Cryptocarya crassinervia Miq.
Eusideroxylon zwageri T. & B.
Litsea tuberculata Boerl.
191
192
Lecythidaceae
Barringtonia acutangulata Cert.
Barringtonia sp.
193
Planchonia grandis Ridley
184
194
195
196
197
198
199
200
Leeaceae
Leea indica (Burm. f.) Merr.
Liliaceae
Cordyline fruticosa (Linn.) A. Cheval
Hanguana malayana Merrill
Pleomele angustifolia (Roxb.) N.E. Brown.
Linnaceae
Ixonanthes petiolaris Blume
Loganiaceae
Fragraea fragrans Roxb.
Fragraea racemosa Jack ex Wall.
Berangan
Berangan pipit
Pohon
Pohon
√
√
Kayu tulang ular
Pohon
Mrica-mricaan
Perdu
√
Lemiding
Demam
Epifit
Herba
√
√
Semabong, melinjo
hutan
Perdu
√
Gerunggang
Serang
Kayu selang
Pohon
Pohon
Pohon
√
Lembak
Herba
√
Bedarau
Saba bubu, sabar
bubu, ensurai
Pohon
Pohon
√
Ayur, ruyung
Herba
√
Medang
Beruas
Lawang
Medang keladi
Belian
Kayu antu, libah,
libas
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
√
√
√
Putat
Langkung,
rangkung
Jenggo, jinggo
Pohon
Pohon
√
√
√
√
√
√
√
√
√
202
203
204
Lycopodium cernuum L.
Lythraceae
Lagerstroemia speciosa L.
Malvaceae
Sida rhombifolia L.
Urena lobata L.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pohon
√
√
√
Kemalai
Perdu
√
Sabang
Bakung
Suji hutan
Herba
Herba
Herba
√
Jengkong, jengkung
Pohon
√
Tembesu
Sukung,
kayu
sukong, dawun
Pohon
Pohon
Remat
Liana
Bungur
Pohon
Rumput panieh
Jelumpang
Perdu
Perdu
√
√
√
√
√
Lycopodiaceae
201
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri
√
√
94
Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi
No
205
206
207
Famili/Nama Ilmiah
Maranthaceae
Donax cannaeformis (G. Forst.) K. Schum.
Amaranthus sp.
Melastomataceae
Bellucia axinanthera Triana
213
214
215
216
217
218
Dissochaeta gracilis Bl.
Melastoma malabathricum Linn.
Meliaceae
Dysoxylum macrocarpum Bl.
Lansium domesticum Corr.
Menispermeaceae
Arcangelisia flava (L.) Merr.
Moraceae
Artocarpus anisophyllus Miq.
Artocarpus elasticus Reinw.
Artocarpus integer (Thund.) Merr.
Artocarpus integra Merr.
Artocarpus kemando Miq.
Artocarpus lanceifolius Roxburgh
219
220
Artocarpus odoratissimus Blanco
Ficus ampelas Burm. f.
221
Ficus benjamina L.
222
223
224
225
226
227
228
Ficus callosa Willd.
Ficus deltoidea Jack.
Ficus hirta Vahl.
Ficus hispida Linn.
Ficus pumila L.
Ficus sp.
Ficus variegata Bl.
208
209
210
211
212
238
239
240
241
242
Musaceae
Musa sp.
Musa sp.
Myristicaceae
Knema cinerea Warb.
Knema conferta (King) Warb.
Knema laurina (Blume) Warb.
Knema perconacea Sinch.
Myristica iners Blume.
Myrsinaceae
Embelia ribes Burm.f.
Labisia pumila (Bl.) F. Vill.
Myrtaceae
Baeckea frutescens Linn.
Eugenia ap.
Eugenia cerina M.R. Henderson
Eugenia malaccensis L.
Eugenia muellerii
243
244
245
246
Eugenia sp.
Eugenia sp.
Eugenia sp.
Eugenia sp.
229
230
231
232
233
234
235
236
237
Nama Lokal
Habitus
1*
Perusahaan
2**
3***
Bemban
Bayam
Herba
Herba
√
√
Jambu aka, jambu
monyet, jambu tuan
Kemunting sekeli
Kemunting
Pohon
√
√
√
Liana
Perdu
√
√
√
√
√
Mata kucing
Langsat, lengsat
Pohon
Pohon
√
√
√
√
Akar kuning
Liana
√
√
Entawa, mentawa
Pedalai, kupuok
Cempedak
Nangka
Pudu
Kalong,
lumuk,
lumoh
Pingan
Akar kempas, akar
kemplas,
akar
kempelah
Kayu
antu
semlawung,
kayu
ara
Kayu karak
Tabat barito
Lengkan
Luwingan
Daun dolar
Akar ara
Engkeruruh,
kundang, sinsap
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pohon
Liana
√
√
√
√
√
√
Pohon
√
√
√
Pohon
Epifit
Perdu
Pohon
Epifit
Liana
Pohon
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Lengki
Pisang
Herba
Herba
√
√
Kumpang kemuju
Kumpang darah
Mendarahan
Kumpang
Empang kelasi
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
√
√
√
√
Kacam
Sabang antu
Liana
Herba
√
√
√
Kayu ambus
Jambu
Kayu besi
Jambu bol
Gelam
tikus,
entemau, entemo
Ubah
Ubah lingko
Ubah putih
Ubah tebelian
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri
√
√
√
95
Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi
No
Famili/Nama Ilmiah
247
248
249
250
251
252
253
254
255
Eugenia sp.
Eugenia sp.
Knema sp.
Knema sp.
Knema sp.
Melaleuca leucadendron (L.) L.
Rhodamnia cinerea Jack.
Syzygium laxiflorum DC.
Syzygium lineatum (DC.) Merrill & Perry
256
257
258
259
260
261
262
263
Syzygium muelleri Miq.
Tristania maingayi Duthi
Tristania obovata R.Br.
Eugenia sp.
Eugenia sp.
Psidium guajava L.
Syzygium aqueum (Burm.f.) Alst.
Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.
Nepenthaceae
Nepenthes alata Blanco.
Nepenthes ampullaria Jack.
Nepenthes bracheata L.
Nepenthes gracilis Korth.
Nepenthes rafflesiana Jack.
Nepenthes reinwardtiana Miq.
Neprolepidaceae
Nephrolepis exavata (Bory ex Willd.)
Olacaceae
Ochanostachys amentacea Masters
Scorodocarpus
borneensis
(Baillon)
Beccari
Strombosia ceylanica Gardner
Orchidaceae
Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) Miq.
Pholidota chinensis Lindl.
Oxalidaceae
Dapania racemosa Korth.
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
Sarcotheca macrophylla Blume.
Pandanaceae
Freycinetia angustifolia Bl.
Pandanus sp.
Pandanus tectorius Sol.
Passifloraceae
Passiflora foetida L.
Piperaceae
Piper caninum Bl.
Piper nigrum L.
Piper porphyrophyllum N.E. Br.
Poaceae
Axonopus compressus P.B.
Bambusa vulgaris Schard. ex Wendland,
Chrysopogon aciculatus (Retz.) Trin.
Cymbopogon citratus (DC.) Stapf.
Cynodon dactylon Pers.
Digitaria adscendens (Kunth) Henrard.
Dindrocalamus asper (Schult.) Backer ex
Heyne.
Dinochloa scandens (Bl. ex Nees)
Nama Lokal
Habitus
Perusahaan
2**
3***
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1*
√
√
Ubar hitam
Jambu hutan
Kumpang balik
Kumpang dara
Kumpang pulai
Galam
Merpisa, merkisa
Bar
Ubah merah, ubar
merah
Temau, entemau
Melaban putih
Melaban merah
Kubang
Kumbang
Jambu beras
Kubal, kubalik
Bungkang
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Akar entuyut
Akar entuyut
Akar entuyut
Akar entuyut
Akar entuyut
Akar entuyut
Liana
Liana
Liana
Liana
Liana
Liana
Klindang
Herba
√
Ketikal, bakai
Kayu bawang
Pohon
Pohon
√
Lagan
Pohon
√
Anggrek tanah
Anggrek bawang
Herba
Epifit
√
√
Kumpang
batang
Pengau
Pohon
putih
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pohon
√
Ming
Pandan hutan
Pandan bengkuang
Epifit
Herba
Herba
√
√
√
√
√
Letup
Herba
Akar limai hantu
Lada
Sirih merah
Epifit
Liana
Epifit
√
√
√
Rumput laut
Bambu kuning
Rumput jarum
Sereh
Grintingan
Grintingan-2
Bambu petung
Herba
Bambu
Herba
Herba
Herba
Herba
Bambu
√
√
√
√
√
√
√
√
Bambu lecau
Bambu
√
√
√
√
√
√
Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri
√
96
Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi
No
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
Famili/Nama Ilmiah
O.Kuntze.
Gigantochloa apus (J.A. & J.H. Schults.)
Kurz.,
Imperata cylindrica (L.) Beauv.
Oryza sativa L.
Paspalum conjugatum Berg.
Pennisetum purpureum Seumach.
Pogonarherum paniceum (Lamk.) Hack.
Saccharum officinarum L.
Schizostachyum longispiculatum Kurz.
Zea mays L.
Podocarpaceae
Podocarpus motley (Parl.)
Polypodiaceae
Drynaria sparsisora Moore.
Lecanopteris carnosa (Reinw.) Bl.
Stenoclaena palustris Bedd.
309
310
311
Platycerium bifurcatum C. Chr.
Vittaria elongata Sw.
Rosaceae
Parastemon urophyllus (Wallich ex A. DC)
A. DC
Rubiaceae
Borreria latifolia (Aubl.) K. Schum.
Coffea robusta Linden ex de Wildem
Ixora coccinea L.
312
313
314
315
316
Morinda brachteata Roxb.
Myrmecodia sp.
Paederia foetida L.
Psychotria sarmentosa Blume
Tricalysia singularis Korth.
317
Uncaria glabrata (Bl.) DC
306
307
308
318
319
Rutaceae
Citrus aurantifolia (Christm. & Panz.)
Swingle.
Sapindaceae
Nephelium cuspidatum Bl.
329
Nephelium lappaceum L.
Pometia pinnata J.R. & G. Forst.
Sapotaceae
Palaquium cochleariifolium P.Royen
Palaquium hexandrum (Griffith.) Baillon
Palaquium microphyllum King & Gamble
Payena obscura Burck.
Planchonia valida Bl.
Schizaeaceae
Lygodium japonicum (Thunvb.) Sw.
Schizaea digitata (L.) Sw.
Selaginellaceae
Selaginella doederleinii Hieron.
330
Simaroubaceae
Eurycoma longifolia Jack.
320
321
322
323
324
325
326
327
328
Nama Lokal
Habitus
1*
Perusahaan
2**
3***
Munti
Bambu
√
√
Lalang
Padi
Rumput paitan
Kening, lendang
Rumput bambu
Tebu
Engkalak
Jagung
Herba
Herba
Herba
Herba
Herba
Herba
Herba
Herba
√
√
√
√
√
√
√
√
Kayu pagi
Pohon
Rejang
Rejang, rajang
Pakis kerjai, rumput
kerjai, paku kawat
Paku kijang
Pakis laung
Epifit
Epifit
Herba
Milas
Pohon
√
Boreria
Kopi
Engkerebae,
engkerebai, kerebai
Bengkudu hutan
Sarang semut
Mertai
Pakar pohon
Kondung,
kwandong,
kwandung, pudo
Akar engkelait, akar
kelewait
Herba
Perdu
Perdu
√
√
√
Pohon
Epifit
Liana
Epifit
Perdu
√
√
√
√
√
√
Liana
√
√
Jeruk nipis
Perdu
Sibao hutan, sibau
antu
Sibao, sibau
Kasai
Pohon
√
√
√
Pohon
Pohon
√
√
√
√
√
Nyatoh temiang
Nyatoh
Nyatoh darah
Nyatoh engkelit
Ipil
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
√
√
√
√
√
Remat
Paku kucai
Liana
Herba
√
√
Plenjan,
rumput
lumut, selap padi
Herba
√
Pasak bumi
Perdu
√
√
√
√
√
√
√
√
Herba
Epifit
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri
97
Lampiran 4 Daftar jenis tumbuhan berguna di areal studi
No
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
Famili/Nama Ilmiah
Solanaceae
Solanum indicum L.
Sonneratiaceae
Duabanga moluccana Blume
Sterculiaceae
Buettneria reinwardtii Kosterm.
Pterospermum diversifolium Bl.
Sterculia rubiginosa Ventenat
Streblus asper Lour.
Theobroma cacao L.
Symplocaceae
Symplocos celastrifolia Griff.
Symplocos polyandra (Blanco) Brand.
Symplocos sp
Theaceae
Schima wallichii Korth.
Thymelaeaceae
Aquilaria microcarpa Baill.
Aquilaria malaccensis Lamk.
Aquilaria sp.
Gonystylus velutinus Airy Shaw, Kew Bull.
(1950)
Ulmaceae
Trema orientalis (L.) Bl.
Verbenaceae
Peronema canescens Jack.
Vitex glabrata R.Br.
Vitex pubescens Vahl.
Vitaceae
Tetrastigma sp.
Vittariaceae
Vittaria scolopendrina (Borry) Thw.
353
Smilacaceae
Smilax zeylanica L.
Zingiberaceae
Alpinia sp.
354
355
Amomum coccineum (Bl.) K. Schum.
Costus speciosus (Koenig) J.E. Smith
352
Nama Lokal
Habitus
1*
Perusahaan
2**
3***
Terong duri
Perdu
√
Benuang, sawa
Pohon
√
Akar temperingat,
emperingat
Bayur
Kayu gedang
Serut
Kako
Liana
√
Pohon
Pohon
Perdu
Perdu
√
√
√
√
Jirak
Temesuk
Tawi, towi
Pohon
Pohon
Pohon
√
Puspa
Pohon
√
Garu
Garu, kayu garu,
gaharu, engkeras
Gaharu tulang
Medang semak
Pohon
Pohon
√
Meregang, mergang
Pohon
Sungkai
Pohon
Kepepak laut
Papak, kepapa
Pohon
Pohon
√
√
Tetrastigma
Liana
√
Paku ahaka
Herba
√
√
Akar canar
Liana
√
√
Herba
√
√
Herba
Herba
√
Empuyeng,
timbang
Tepus
Pacing
tepuh,
√
√
√
√
√
√
√
√
Pohon
Perdu
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri
Sumber: Tim Terpadu (2010)
√
√
98
Lampiran 5 Rekapitulasi nama famili pada setiap areal studi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
Nama Famili
Acanthaceae
Alangiaceae
Anacardiaceae
Anisophylleaceae
Annonaceae
Apocynaceae
Araceae
Arecaceae
Asclepiadaceae
Aspleniaceae
Asteraceae
Begoniaceae
Blechnaceae
Bombacaceae
Burseraceae
Campanulaceae
Celastraceae
Clusiaceae
Combretaceae
Compositae
Convolvulaceae
Crypteroniaceae
Cyperaceae
Datiscaceae
Dilleniaceae
Dipterocarpaceae
Ebenaceae
Elaeocarpaceae
Erythroxylaceae
Euphorbiaceae
Fabaceae
Fagaceae
Flacourtiaceae
Gleicheniaceae
Gnetaceae
Hypericaceae
Hypoxidaceae
Icacinaceae
Lamiaceae (Labitae)
Lauraceae
Lecythidaceae
Leeaceae
Liliaceae
Linnaceae
Loganiaceae
Lythraceae
Lycopodiaceae
Malvaceae
Maranthaceae
Melastomataceae
Meliaceae
Menispermeaceae
Moraceae
Musaceae
Myristicaceae
Myrsinaceae
Myrtaceae
Jumlah Jenis
1*
1
1
10
1
4
2
3
13
1
1
3
1
2
5
4
1
8
2
1
1
4
1
4
14
1
18
8
2
1
2
1
1
1
1
1
3
2
1
2
1
1
2
2
3
2
1
14
2
4
2
18
2**
1
10
1
3
3
2
9
1
4
1
1
4
1
6
1
4
4
18
1
1
13
6
1
1
2
2
1
1
4
3
1
2
1
1
1
3
1
1
12
3
1
20
3***
5
1
4
3
6
4
3
6
1
6
1
2
11
1
1
1
6
3
1
1
1
1
5
3
2
2
1
8
2
18
Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri
99
Lampiran 5 Rekapitulasi nama famili pada setiap areal studi
No
Nama Famili
58 Nepenthaceae
59 Neprolepidaceae
60 Olacaceae
61 Orchidaceae
62 Oxalidaceae
63 Pandanaceae
64 Passifloraceae
65 Piperaceae
66 Poaceae
67 Podocarpaceae
68 Polypodiaceae
69 Rosaceae
70 Rubiaceae
71 Rutaceae
72 Sapindaceae
73 Sapotaceae
74 Schizaeaceae
75 Selaginellaceae
76 Simaroubaceae
77 Smilacaceae
78 Solanaceae
79 Sonneratiaceae
80 Sterculiaceae
81 Symplocaceae
82 Theaceae
83 Thymelaeaceae
84 Ulmaceae
85 Verbenaceae
86 Vitaceae
87 Vittariaceae
88 Zingiberaceae
Jumlah
Jumlah Spesies
1*
2
1
2
2
3
3
16
2
1
8
3
4
2
1
1
1
1
5
2
1
1
1
2
1
1
2
255
2**
6
1
1
2
1
2
1
8
4
5
1
3
3
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
208
3***
2
1
1
2
3
1
1
3
2
1
1
1
2
2
2
1
140
Keterangan : *= PT Sawit Kapuas Kencana, **= PT Paramitra Internusa Pratama ***= PT Persada Graha Mandiri
Sumber : Hasil Rekapitulasi dari Pustaka Tim Terpadu (2010a, 2010b, 2010c)
√
√
Gluta renghas
Mangifera caesia
8
√
√
7
6
5
Campnosperma
macrophylla
Campnosperma
coriaceum
Dracontomelon
mangiferum
4
√
√
√
SKK
√
√
√
√
√
√
PIP
√
√
PGM
PERUSAHAAN
Campnosperma
auriculata
Anacardiaceae
Alangium javanicum
Alangiaceae
Gandarusa vulgaris
Acanthaceae
FAMILI/NAMA
ILMIAH
3
2
1
NO
4
4, 6, 9, 11
10, 12
9
9
9
9
1
KELOMPOK
KEGUNAAN
Memberi
rasa
terbakar, buahnya
dimakan setelah
dibakar di atas
api,
bahan
bangunan
dan
untuk tali
Sayuran
dan
buah-buahan
Aksesoris upacara
adat dan kayu
bakar
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Obat
(memar,
patah
tulang,
reumatik,
bisul
dan koreng)
MANFAAT
Daun, buah dan biji
Getah, buah dan batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Daun
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Diperbanyak
dengan benih
Benih
Diperbanyak
dengan benih
Diperbanyak
dengan benih
Diperbanyak
dengan benih
Diperbanyak
dengan benih
Biji, stek
Stek pucuk dan
stek akar
BUDIDAYA
Tumbuh terbatas pada dataran rendah
tropik basah, umumnya di bawah 400
mdpl
Tersebar di seluruh nusantara, pada
ketinggian tempat dari 300 mdpl
Tumbuh baik di hutan rawa-rawa
gambut
Tumbuh di dataran rendah hingga
ketinggian tempat 900 mdpl
Tumbuh baik di hutan rawa gambut
Tumbuh baik di hutan rawa-rawa
gambut
Tumbuh di hutan primer maupun
sekunder
Hidup liar di halaman dan di ladangladang yang tanahnya tidak lembab
atau ditanam sebagai pagar hidup, di
hutan-hutan dan di tepi sungai
EKOLOGI
101
100
√
√
Melanorrhea
wallichii
Parishia maingayi
Pentaspadon motleyi
Swintonia glauca
13
14
15
16
Anisophylleaceae
√
Mangifera longipes
12
√
√
√
Mangifera indica
11
√
√
Mangifera
havilandii
PIP
√
10
SKK
√
√
√
PGM
√
PERUSAHAAN
Mangifera foetida
FAMILI/NAMA
ILMIAH
9
NO
12
4
9
6, 9
4
1, 4, 5, 8, 12
9
1, 4, 12
KELOMPOK
KEGUNAAN
Kayu bakar
Dimakan mentah
atau dapat direbus
sebagai makanan
kecil
Memberi
rasa
terbakar
dan
bahan bangunan
Bahan bangunan
Obat
(obat
cacing), pangan,
pakan
ternak,
bahan
pewarna
coklat,
lilin
serangga dan kayu
bakar
Buah-buahan
Bahan bangunan
Obat
(obat
cacing), pangan
dan kayu bakar
MANFAAT
Batang,
ranting
Biji
Batang
cabang
Getah dan batang
buah
dan
Biji, buah, daun dan
batang
Batang
Biji, buah dan batang
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Benih
Benih
Benih
_
Diperbanyak
dengan benih
Cangkok,
okulasi,
dan
melalui bijinya
Diperbanyak
dengan benih
Cangkok,
okulasi,
dan
melalui bijinya
BUDIDAYA
Tumbuh baik di daerah tropis dengan
ketinggian tempat sampai 1.300 mdpl,
dengan curah hujan 2.500-3.500
mm/th
Tumbuh pada tanah yang selama
musim hujan terendam air, tetapi
tidak terjadi pembentukan gambut
_
Tumbuh di hutan rawa-rawa gambut
yang tidak asin
Tumbuh terbatas pada dataran rendah
tropik basah, umumnya di bawah 400
mdpl
Tumbuh terbatas pada dataran rendah
tropik basah, umumnya di bawah 400
mdpl
Tumbuh baik di daerah tropis dengan
ketinggian tempat sampai 1.300 mdpl,
dengan curah hujan 2.500-3.500
mm/th
Tumbuh baik di daerah tropis dengan
ketinggian tempat sampai 1.500 mdpl,
dengan curah hujan 2.500-3.500
mm/th
EKOLOGI
102
101
√
√
Alstonia angustifolia
Alstonia scholaris
Dyera lowii
22
23
24
25
Alocasia sp.
Araceae
√
Xylopia sp.
Apocynaceae
21
√
√
√
Polyathia
subcordata
Xylopia sp.
19
20
√
SKK
√
√
√
√
√
√
√
PIP
√
√
√
√
√
√
√
√
PGM
√
PERUSAHAAN
Monocarpia euneura
Annonaceae
Anisophyllea
disticha
FAMILI/NAMA
ILMIAH
18
17
NO
1, 2
11, 13
1
1
11
11
9
5, 13
4,13
KELOMPOK
KEGUNAAN
demam,
darah
Obat (obat cacing,
luka baru, batuk,
peluruh
haid,
pelangsing tubuh,
peluruh air seni,
urus-urus)
dan
hias
Bahan kerajinan
dan bahan permen
karet
Obat
tekanan
tinggi
Obat demam dan
beri-beri
Tikar kulit kayu
Tikar kulit kayu
Pakan ternak dan
tempat
tinggal
orang utan
Bahan bangunan
Bahan makanan,
rabun padi dan
jerat kancil
MANFAAT
Daun, biji dan herba
Getah, batang
Kulit batang
Daun, kulit batang
Batang
Batang
Batang
Batang dan pohon
Daun
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Stek batang
Biji
Biji
Biji
−
−
−
_
Stek batang atau
anakan
BUDIDAYA
Tumbuh liar di tempat bersemak
dengan ketinggian tempat 5-1.300 m
dpl
Tumbuh di hutan tropis dengan
ketinggian tempat 20-80 m dpl
Tumbuh di daerah terbuka pada
ketinggian tempat 50 - 1.500 m dpl
Tumbuh di daerah terbuka di hutan
tropis
−
Tumbuh pada ketinggian tempat 40700 m dpl
−
_
Tumbuhan liar di hutan, tepi-tepi
jalan dan di kebun dengan ketinggian
tempat 1.500 m dpl
EKOLOGI
103
102
Colocasia esculenta
Homalomena alba
27
28
33
Daemonorops
longipes
Flagellaria indica
32
√
√
Cocos nucifera
31
√
√
Calamus
schistoacanthus
30
PGM
√
√
√
PIP
√
Calamus manicatus
√
SKK
√
PERUSAHAAN
29
Arecaceae
Pothos sp.
FAMILI/NAMA
ILMIAH
26
NO
11
11
1, 4, 11, 10, 13
11
11
1
4, 5
1
KELOMPOK
KEGUNAAN
seni,
haid,
urusparu-
rumah
rumah
Obat
(obat
demam, mencret
dan
penambah
kekuatan), bahan
makanan, bahan
pembuat
anyaman,
aksesoris upacara
adat dan bahan
minuman
Perabot
rumah
tangga
Perabot
rumah
tangga
Perabot
tangga
Perabot
tangga
Perangsang nafsu
seks lelaki
Bahan makanan
dan Pakan sapi
Peluruh air
peluruh
sariawan,
urus, radang
paru.
MANFAAT
sadapan
Batang rotan
Batang rotan
Buah, batang, daun,
akar dan air buah
Batang rotan
Batang rotan
Biji dan umbi
Daun
Akar, getah
dan batang
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
_
_
Buah
Stek
rhizoma
dan pemisahan
batang muda
Stek
rhizoma
dan pemisahan
batang muda
Biji, umbi
_
BUDIDAYA
_
_
Tumbuh di dataran rendah sampai
tinggi dengan ketinggian tempat
1.800 m dpl,
Tumbuh di dataran rendah sampai
tinggi dengan ketinggian tempat
1.800 m dpl, tumbuh dengan baik di
pinggir
Tumbuh di daerah pantai sampai
dengan ketinggian tempat 1.300 m
dpl
Tumbuh di pinggiran air sungai,
rawa, tanah tandus, dengan ketinggian
tempat 250-2.000 m dpl
Tumbuh liar di tebing-tebing tanah
EKOLOGI
104
103
√
√
√
√
√
Arenga pinnata
Calamus caesius
Calamus
mattanensis
Calamus
retrophyllus
Calamus sp.
35
36
37
38
39
SKK
√
√
√
PIP
√
PGM
√
PERUSAHAAN
Areca catechu
FAMILI/NAMA
ILMIAH
34
NO
11
11
11
11
1, 4, 5, 10, 11, 12,
13
1, 4, 9, 10
KELOMPOK
KEGUNAAN
rumah
rumah
Kerajinan
dan
perabot
rumah
tangga
Perabot
tangga
Perabot
tangga
Obat (obat cacing,
luka baru, batuk,
peluruh
haid,
pelangsing tubuh,
peluruh air seni,
urus-urus), bahan
makanan bahan
bangunan
dan
aksesoris upacara
adat
Obat (peluruh air
seni, peluruh haid,
Sariawan, urusurus,
radang
paru),
bahan
makanan, pakan
ternak, tali dan
anyaman, untuk
upacara
adat,
kayu bakar dan
pupuk
Perabot
rumah
tangga
MANFAAT
Akar
Batang
Batang
Batang
Akar, batang, getah
sadapan, daun dan buah
Biji, daun dan batang
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Stek
rhizoma
dan pemisahan
batang muda
Stek
rhizoma
dan pemisahan
batang muda
Biji
Stek
rhizoma
dan pemisahan
batang muda
Biji
Biji
BUDIDAYA
Tumbuh di dataran rendah sampai
tinggi dengan ketinggian tempat
1.800 m dpl
Tumbuh di hutan tropis di tempat
terlindungi matahari
Tumbuh di dataran rendah sampai
tinggi dengan ketinggian tempat
1.800 m dpl, tumbuh dengan baik di
pinggir-pinggir sungai
Tumbuh pada ketinggian tempat 50600 m dpl di pinggir-pinggir sungai
Di daerah yang tanahnya subur pada
ketinggian tempat 500-800 m dpl,di
daerah beriklim sedang sampai agak
basah
Hidup di dataran rendah sampai
daerah tinggi dengan ketinggian
tempat mencapai 1.500 mdpl
EKOLOGI
105
104
√
√
√
Plectocomiopsis
borneensis
Plectocomia
elongate
Salacca zalacca
Zalacca blumeana
44
45
46
47
Aspleniaceae
Hoya sp.
√
√
Metroxylon sp.
43
48
√
Metroxylon sagu
42
Asclepiadaceae
√
Licuala spinosa
41
SKK
√
√
√
PIP
√
√
√
PGM
PERUSAHAAN
Elaeis guneensis
FAMILI/NAMA
ILMIAH
40
NO
2
4
1, 4, 11
11
11
4, 5, 10. 12
4
2, 11
13
KELOMPOK
KEGUNAAN
rumah
rumah
Tumbuhan hias
Obat
mencret,
buah-buahan dan
bahan anyaman
dan kerajinan
Bahan makanan
Perabot
tangga
Perabot
tangga
Bahan makanan,
pakan
ternak,
aksesoris upacara
adat dan kayu
bakar
Bahan makanan
Hias dan teras
Minyak nabati
MANFAAT
Bunga
Buah
Daging buah, daun dan
kulit kayu
Batang rotan
Batang rotan
Batang, buah, pelepah,
dan daun
Batang dan buah
Daun
Buah
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji dan spora
Biji
Biji
dan
cangkokan
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
BUDIDAYA
Tumbuh baik di tempat terlindung
dan lembab, pada ketinggian tempat
800-2.300 m dpl
Tumbuh di dataran rendah tropik
basah (<500 mdpl)
tumbuh liar di seluruh Indonesia
-
Tumbuh pada ketinggian tempat 0500 m dpl dengan curah hujan 2.0002.500 mm/tahun
Tumbuh di dataran rendah dekat
pantai
Tumbuh di daerah rawa yang berair
tawar atau daerah rawa yang
bergambut dan di daerah sepanjang
aliran sungai, sekitar sumber air
Tumbuh di daerah rawa yang berair
tawar atau daerah rawa yang
bergambut dan di daerah sepanjang
aliran sungai, sekitar sumber air, atau
di hutan rawa yang kadar garamnya
tidak terlalu tinggi
-
EKOLOGI
106
105
√
√
Eupatorium
odoratum
Mikania scandens
Vernonia arborea
53
54
55
Begoniaceae
√
Emilia sonchifolia
52
√
√
Blumea balsamifera
√
PIP
√
51
√
SKK
√
√
√
√
√
PGM
PERUSAHAAN
Ageratum
conyzoides
Asteraceae
Asplenium nidus
FAMILI/NAMA
ILMIAH
50
49
NO
1
2
1
1, 4
1
1, 5
1, 2
KELOMPOK
KEGUNAAN
Obat
luka,
bisul
luar pada
terpukul,
Tumbuhan hias
Obat (Peluruh air
seni,
sariawan,
batuk,
demam,
obat mencret) dan
bahan makanan
Peluruh air seni
Obat
(demam,
batuk,
melancarkan
keluarnya
keringat,
anti
nyamuk)
Obat (luka baru,
wasir) dan bahan
makanan
Obat
(bengkak,
obat luka memar)
dan hias
MANFAAT
Daun, akar
Seluruh bagian
Daun
Daun, akar
Daun
Daun
Daun
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji
Stek batang, biji
Biji atau stek
akar
Biji
Biji
Biji
ditanam sebagai
tumbuhan hias
BUDIDAYA
Tumbuh merambat pada pohon,
dengan ketinggian tempat hingga 700
m dpl
Tumbuh di hutan primer dan belukar,
di tanah rendah sampai ke
pegunungan
dengan
ketinggian
tempat sampai kurang lebih 2.500
mdpl
Dataran rendah sampai ketinggian
tempat 1.600 m dpl
Tumbuh di tempat yang cukup
mendapat sinar matahari mulai
dataran rendah sampai ketinggian
tempat 1.700 m dpl
Dapat ditemukan di pekarangan
rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar
saluran air, pada ketinggian tempat 12.100 m dpl
Tumbuh di ketinggian tempat 1-220
m dpl. Tumbuh di tempat terbuka
sampai tempat yang agak terlindungi
Banyak ditemukan di akar tunjang,
tunggang atau di batang pohon hutan
rawa gambut/di daerah basah, sampai
ketinggian tempat 2.000 m pdl
EKOLOGI
107
106
√
Blechnum
vulcanicum
58
√
Coelostegia
kostermansii
Durio kutejensis
61
√
√
Ceiba pentandra
60
62
√
Ananas comosus
59
Bombacaceae
√
SKK
√
√
√
PIP
PGM
PERUSAHAAN
Blechnum orientale
Blechnaceae
Begonia glabra
FAMILI/NAMA
ILMIAH
57
56
NO
4
4
4, 7
1, 4
2
1, 2, 3, 4
1, 2
KELOMPOK
KEGUNAAN
Bahan makanan
Bahan makanan
Obat (obat cacing,
demam, pelancar
air
seni,
memperbaiki
pencernaan) dan
bahan makanan
Bahan makanan
dan buah kapok
Obat (bisul dan
gangguan saluran
kencing),
hias,
pengharum
(aromatik)
dan
bahan makanan
Tumbuhan hias
Obat (luka baru)
dan hias
MANFAAT
Daun, buah
Daun
Kulit batang, buah
Buah
Herba
Akar Rimpang, herba
dan daun
Daun
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji, cangkokan,
okulasi
−
Biji atau stek
batang
Stek batang
−
−
Belum
dibudidayakan
secara intensif,
hanya ditanam
di pekaranganpekarangan
sebagi tanaman
hias
BUDIDAYA
Tumbuh di dataran rendah dengan
ketinggian tempat 230- 500 m dpl
−
Tumbuh dengan baik pada ketinggian
tempat di bawah 500 m dpl
Tumbuh dimana-mana, di tanah datar
dan pegunungan yang berhawa
dingin, di semua jenis tanah
Di temukan di daerah yang tidak
terlalu kering, pada ketinggian tempat
20 - 1.800 m dpl
Di temukan di daerah yang tidak
terlalu kering, pada ketinggian tempat
20 - 1.800 m dpl
Tumbuh di hutan primer, hutan
sekunder dan di bawah tegakan hutan
jati, dengan curah hujan 1.500-3.000
mm/th dan ketinggian tempat 1-1.500
mdpl
EKOLOGI
108
107
√
√
Santiria griffithii
Santiria tomentosa
73
√
√
√
72
√
√
√
√
√
Dacryodes rugosa
√
71
√
Dacryodes rostrata
69
67
68
70
√
Canarium
odontophyllum
Dacryodes costata
Dacryodes
rubiginosa
Dacryodes
microcarpa
66
Burseraceae
√
Durio zibethinus
65
√
√
PGM
√
Durio sp
PIP
64
SKK
PERUSAHAAN
Durio oxleyanus
FAMILI/NAMA
ILMIAH
63
NO
4
4, 11
4, 11
9
9
9
12
4, 5
1, 4, 12
1, 4
1, 4, 5
KELOMPOK
KEGUNAAN
Bahan makanan
Bahan makanan
dan
bahan
anyaman
Bahan makanan
dan kerajinan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan makanan
dan pakan sapi
Bahan bangunan
Bahan bakar
Obat (obat sakit
demam,
sakit
kulit, penghangat
badan),
bahan
makanan
dan
kayu bakar
Obat (obat sakit
demam),
bahan
makanan, buahbuahan dan pakan
ternak
Obat (obat sakit
demam)
dan
bahan makanan
MANFAAT
cabang
Buah, batang
Buah, batang
Buah
Batang
Batang
Batang,
ranting
Batang
Daun
dan
Akar dan daging buah
akar
Daun, buah
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji
Biji
Benih
−
−
−
−
−
Biji, okulasi
Biji, okulasi
Biji
BUDIDAYA
Tumbuh dengan baik mulai dataran
rendah sampai dengan ketinggian
tempat 800 m dpl
Tumbuh dengan baik pada dataran
rendah kering, ketinggian tempat
mencapai 700 m dpl
Tumbuh di hutan dataran rendah
−
Tumbuh di dataran rendah sampai
ketinggian tempat 400 m dpl
Tumbuh baik dari mulai ketinggian
tempat 0-400 m dpl
−
−
Tumbuh di dataran rendah sampai
dataran tinggi dengan ketinggian
tempat 1.000 m dpl, curah hujan ideal
1.500-2.500 mm/tahun
Tumbuh di dataran rendah sampai
dataran tinggi dengan ketinggian
tempat 1.000 m dpl, curah hujan ideal
1500-2500 mm/tahun
Tumbuh liar di tempat terbuka
dengan ketinggian tempat 200-500 m
dpl
EKOLOGI
109
108
Lopopethalum
beccarianum
77
√
√
√
√
Calophyllum
macrocarpum
Calophyllum
rigidum
Calophyllum
pulcherrimum
Calophyllum
sclerophyllum
Calophyllum
soulatri
80
81
82
83
84
√
√
√
√
Calophyllum
grandiflorum
79
√
√
PGM
√
√
PIP
Baccaurea stipulate
√
SKK
√
PERUSAHAAN
78
Clusiaceae
Kokoona
ovatolanceolata
Celastraceae
Isotoma longiflora
Campanulaceae
Triomma
malaccensis
FAMILI/NAMA
ILMIAH
76
75
74
NO
8
8
13
1, 9
4
12, 13
4
9
10, 12
1
8
KELOMPOK
KEGUNAAN
Pewarna hitam
Pewarna hitam
Obat (urus-urus,
rematik)
dan
bahan makanan
Pencegah
erosi
tanah
Bahan makanan
Kayu bakar dan
dan
pohon
peneduh
Bahan makanan
Aksesoris untuk
upacara adat dan
bahan kayu bakar
Bahan bangunan
Anti
bakteri,
tonikum, batuk
Harsa untuk obor
MANFAAT
Biji
Biji
Batang
Biji
Daun
Daun, batang dan pohon
Daun
Batang
Daun dan batang
Daun
Batang
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
stek
tergolong liar
dan
belum
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
−
Biji dan
batang
−
BUDIDAYA
Hutan hujan dataran rendah atau
hutan hujan pegunungan bawah, pada
Tumbuh di daerah pantai sampai
dataran rendah dengan ketinggian
tempat 200 m dpl
−
−
−
Tumbuh di hutan dataran rendah
sampai hutan dataran tinggi dengan
ketinggian tempat 1.300 m dpl
−
Tumbuh di tepi-tepi sungai, tanah
berawa, dengan ketinggian tempat 0-5
m dpl
−
Tumbuh di tempat-tempat yang
lembab dan terbuka, ditemukan pada
ketinggian tempat 1 - 110 m dpl
−
EKOLOGI
110
109
√
Garcinia parvifolia
Garcinia sp.
89
90
94
Merremia umbellate
√
√
Vernonia arborea
93
Convolvulaceae
√
Erechthites
valerianifolia
92
Compositae
Combretocarpus
rotundatus
Combretaceae
√
Garcinia
mangostana
88
91
√
Garcinia diocia
87
√
SKK
√
√
√
√
PIP
√
√
√
PGM
PERUSAHAAN
Calophyllum sp.
Cratoxylon
arborescens
FAMILI/NAMA
ILMIAH
85
86
NO
1
9
2, 13
13
4
4
4
9
8
8
KELOMPOK
KEGUNAAN
Bisul, bengkak
Bahan bangunan
Hias dan tanaman
pagar
Fungsi ekologi
Bahan makanan
Bahan makanan
Bahan makanan
Bahan bangunan
Pewarna hitam
Pewarna
MANFAAT
Daun
Batang
Bunga dan seluruh
bagian tumbuhan
Pohon
Buah
Buah
Buah
Batang
Biji
Batang
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
_
−
Stek batang atau
stek umbi
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
dibudidayakan
BUDIDAYA
Jenis ini tumbuh baik di daerah dari
dataran rendah sampai ketinggian
Tumbuh di tempat terbuka sampai
agak terlindung di tepi sungai
_
_
Tumbuh di dataran rendah sampai
ketinggian tempat 700 m dpl dengan
kelembaban yang tinggi
Tumbuh dengan baik pada tanah yang
beraerasi baik, tumbuh di dataran
rendah sampai ketinggian tempat
dibawah 1.000 m dpl
Tumbuh di dataran rendah sampai
ketinggian tempat 700 m dpl dengan
kelembaban yang tinggi
Tumbuh di dataran rendah sampai
dengan ketinggian tempat di bawah
1.200 m dpl
−
−
ketinggian tempat 1.700 m dpl
EKOLOGI
111
110
Dilleniaceae
Octomeles
sumatrana
Datiscaceae
Scleria laevis
100
101
√
Lepironia
mucronata
99
√
√
√
√
Kyllinga
monocephala
98
√
√
Cyperus rotundus
97
√
PIP
√
√
SKK
√
PGM
PERUSAHAAN
Cyperus compressus
Cyperaceae
Crypteronia griffithii
Crypteroniaceae
FAMILI/NAMA
ILMIAH
96
95
NO
8, 9
1
11
1, 5
1, 2, 5
3, 5
4
KELOMPOK
KEGUNAAN
Pemberi
warna
merah pada rotan
dan
bahan
bangunan
Demam, penyakit
mulut
Minyak atsiri dan
pakan unggas
Obat (obat kejang
perut, peluruh air
seni, bahan), hias
dan pakan unggas
kosmetika
Obat (anti radang,
anti
nyeri,
pembersih darah,
obat sakit kepala,
obat bronchitis)
dan pakan ternak
Bahan anyaman
untuk tikar
Bahan makanan
MANFAAT
dan
seluruh
Kulit kayu dan batang
Herba
Batang
Herba
Umbi
bagian
Hertba
Buah
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
atau
Biji
_
Rimpang,
rumpun
Pemisahan
individu yang
baru
Rimpang
biji
Biji
Biji
BUDIDAYA
Hidup di Iklim basah hingga agak
kering pada ketinggian tempat sampai
600 m dpl, merupakan komponen
aluvial sepanjang sungai
Tumbuh di lokasi rawa terbuka,
padang lumut terbuka, terdapat pada
ketinggian tempat 1.000 m dpl
_
Tumbuh di pinggir jalan, kebun atau
hutan terutama di tempat yang
lembab
Tumbuh di tempat terbuka dari
ketinggian tempat 1 - 1.000 m dpl
Tempat terbuka
Tumbuh di dataran rendah hingga
ketinggian tempat 750 m dpl, tanah
liat kuning berpasir
tempat 250 m dpl
EKOLOGI
112
111
Tetracera fagifolia
106
√
√
Dryobalanops
oblongifolia
Hopea mengerawan
Hopea pachycarpa
Hopea pachycarpa
Hopea sangal
109
110
111
112
113
√
√
Dryobalanops
aromatica
√
108
√
Dipterocarpus
warbugii
107
Dipterocarpaceae
√
Dillenia sp.
105
√
√
√
Dillenia pulchella
104
√
√
Dillenia grandifolia
PIP
√
103
SKK
√
√
√
√
√
PGM
√
PERUSAHAAN
Dillenia excelsa
FAMILI/NAMA
ILMIAH
102
NO
9
9
9
9
9
3, 9
9
1
13
9
13
1, 9
KELOMPOK
KEGUNAAN
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Minyak atsiri dan
bahan bangunan
Bahan bangunan
Malaria
Konservasi
Bahan bangunan
Obat (malaria dan
sakit gigi, demam
dan sakit kepala,
mengobati mata)
dan
bahan
bangunan
Pentul korek api
MANFAAT
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Pohon
Daun
Pohon
Batang
Batang
Kulit batang, daun, dan
getah
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
_
−
_
BUDIDAYA
memanjat
pada
batang
Tumbuh pada tempat dengan
ketinggian tempat sampai 700 m dpl,
ditemukan
pada
tanah
yang
berdrainase baik
_
_
_
Tumbuh pada tanah-tanah dataran
rendah dan daerah pegunungan
rendah dengan ketinggian tempat
sampai 400 m dpl
_
_
Tumbuh
pohon
Tumbuh liar di hutan primer dan
sekunder
_
Tumbuh pada lahan datar hingga
bergelombang di hutan dataran
rendah
Hidup pada ketinggian tempat di
bawah 400 m dpl
EKOLOGI
113
112
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Shorea brunescens
Shorea foxworthyi
Shorea pallidifolia
Shorea palembanica
Shorea
parvistipulata
Shorea pauciflora
Shorea peltata
Shorea pinanga
Shorea scaberrima
Shorea scabrida
Shorea seminis
Shorea sp.
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
√
√
√
√
√
Shorea balangeran
116
√
√
Shorea argentifolia
PIP
115
SKK
√
√
√
√
√
√
√
PGM
PERUSAHAAN
Hopea sp.
FAMILI/NAMA
ILMIAH
114
NO
9
9
9
9
9, 13
9
9
9
9
12
9
9, 12
9, 10
9
9
KELOMPOK
KEGUNAAN
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
dan ijuk untuk
resapan air
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan kayu bakar
Bahan bangunan
dan
aksesoris
untuk
upacara
adat
Bahan bangunan
dan bahan kayu
bakar
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
MANFAAT
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji dan anakan
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
BUDIDAYA
Tumbuh pada hutan dipterocarpaceae
campuran dengan ketinggian tempat
sampai 700 m dpl
_
_
Tumbuh pada hutan dataran rendah
dengan ketinggian tempat sampai 500
m dpl
_
_
Tumbuh pada hutan dipterocarpaceae
campuran dengan ketinggian tempat
sampai 700 m dpl
_
Tumbuh pada tanah-tanah yang
berdrainase baik atau tanah berawarawa di hutan dataran rendah
Tumbuh di hutan dipterocarpaceae
campuran dan hutan dataran rendah
Tumbuh di tanah berawa pada tanah
lempung, di hutan dipterocarpaceae
campuran
_
Tumbuh pada hutan dipterocarpaceae
campuran dengan ketinggian tempat
sampai 700 m dpl
_
_
EKOLOGI
114
113
√
√
Antidesma
ghaesembilla
Antidesma
neurocarpum
Aleurites moluccana
137
138
Euphorbiaceae
Erythroxylum
cuneatum
Erythroxylaceae
136
135
134
Elaeocarpus
floribundus
Elaeocarpus
stipularis
√
Ebenaceae
Diospyros
sumatrana
132
133
√
Vatica rassak
131
Elaeocarpaceae
√
Shorea
teysmanniana
130
SKK
√
√
√
√
√
PIP
√
√
√
√
√
√
√
PGM
√
PERUSAHAAN
Shorea stenoptera
FAMILI/NAMA
ILMIAH
129
NO
1, 3, 4
9
1, 4
1
12
1
9
9
9
9
KELOMPOK
KEGUNAAN
Obat (urus-urus
anti
nyamuk),
aromatik dan
bahan makanan
Obat (Tonikum,
diare) dan bahan
makanan
Bahan bangunan
Tendon,
sakit
otot,
beriberi,
neuropati
Bahan kayu bakar
Tonik, sariawan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
MANFAAT
Daging biji, batang
bagian dalam, Kulit
batang
Batang
kulit kayu, daun
kulit batang
Daun, batang
Kulit batang, daun
Batang
Batang
Batang
Biji, batang
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
−
−
−
−
Biji dan
batang
stek
BUDIDAYA
tempat
Ditemukan di bawah tegakan hutan
primer atau sekunder, dataran rendah
dan hutan hujan pegunungan sampai
ketinggian tempat 1.800 m dpl
Tumbuh di ketinggian tempat 150 –
1.000 m dpl di hutan campuran
Tumbuh pada ketinggian
kurang dari 1.000 m dpl
−
Jenis ini tumbuh pada ketinggian
tempat 500-1.000 mdpl
Tumbuh di hutan primer dan
sekunder pada ketinggian tempat
rendah sampai menengah
_
Tumbuh sampai ketinggian tempat
350 m dpl
Terdapat di hutan dipterocarpaceae
dan dataran rendah
Ditemukan di hutan kerangas pada
tanah berpasir yang kering
EKOLOGI
115
114
√
√
√
√
√
√
Croton argyratus
Baccaurea dulcis
Baccaurea racemosa
Elateriospermum
tapos
Endospermum
diadenum
Euphorbia hirta
Hevea brasiliensis
Homalanthus
populneus
142
143
144
145
146
147
148
140
141
SKK
√
√
√
√
PIP
√
√
√
PGM
PERUSAHAAN
Chaetocarpus
castanocarpus
Coccoceras
borneense
FAMILI/NAMA
ILMIAH
139
NO
9
4, 12, 13
1, 4
7, 11
4, 9
8, 9
9, 13
1
9
9
KELOMPOK
KEGUNAAN
Bahan bangunan
dan
pohon
peneduh
Lembayung pada
kapas dan bahan
bangunan
Bahan makanan
dan
bahan
bangunan
Bahan
pembungkus dan
anyaman
Obat
(penyakit
mata,
diuretik,
anti
inflamasi,
bronkitis, asma)
dan
bahan
makanan
Bahan makanan,
bahan kayu bakar
dan
pencegah
erosi
Bahan bangunan
Obat
demam.
Urus-urus
Bahan bangunan
Bahan bangunan
MANFAAT
Batang
Getah, buah, daun
Daun dan getah daun
Akar, kulit batang
Buah dan batang
Daun, batang
Batang dan tajuk yang
bagus
Akar, daun
Batang
Batang
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
−
−
Biji dan
batang
−
−
stek
BUDIDAYA
Tumbuh dengan baik pada ketinggian
tempat 30-750 m dpl dengan curah
hujan tahunan rata-rata 1.250-2.500
mm
Tumbuh di dataran rendah dengan
ketinggian tempat 1-600 m dpl
Tumbuh di hutan sekunder tua atau di
tempat terbuka di hutan primer, pada
tanah berpasir atau kering
Tumbuh di lahan- lahan atau tanah
yang terganggu
−
Tumbuh liar dan kadang-kadang
dibudidayakan di pekarangan untuk
keperluan pribadi
Tumbuh pada tempat yang tergenang
dengan ketinggian tempat 1.0001.800 m dpl
Hutan dataran rendah sampai
pegunungan rendah
−
−
EKOLOGI
116
115
√
√
√
√
√
√
√
Macaranga gigantea
Macaranga
hypoleuca
Macaranga pruinosa
Macaranga
rhizinoides
Macaranga triloba
Mallotus
macrostachyus
Manihot utilissima
Phyllanthus niruri
Sauropus
androgynus
150
151
153
154
155
156
157
158
√
√
Macaranga conifera
149
152
SKK
√
FAMILI/NAMA
ILMIAH
NO
√
√
√
√
√
PIP
√
√
√
PGM
√
PERUSAHAAN
1
1
1, 4, 5
1
9
9
10
9
7, 8
3
KELOMPOK
KEGUNAAN
Memperbanyak
air susu, demam,
bisul
Tumbuhan obat
(obat borok, beriberi,
penurun
panas),
bahan
makanan
dan
pakan ternak
Peluruh air seni,
demam
Batuk, demam
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Aksesoris upacara
adat
Bahan bangunan
Cat dan bahan
pembungkus
Anti nyamuk
MANFAAT
Daun
Herba
Umbi dan daun
Daun
Kulit batang, batang
Batang
Ranting
Ranting
Kulit batang dan daun
Batang
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Stek batang
Biji
Stek batang
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
BUDIDAYA
Ditemukan di sepanjang jalan pada
pagar-pagar dan sering ditanam
Tumbuh liar di lahan atau tanah yang
terganggu
Tumbuh di hutan sekunder tua,
padang terbuka, dan hutan primer
terbuka dengan ketinggian tempat
sampai 100 m dpl
Tumbuh pada tanah datar dengan
iklim panas
dan
di
daerah
pegunungan, pada ketinggian tempat
50-1.800 m dpl
Dapat tumbuh pada ketinggian tempat
5-1.300 m dpl
Tumbuh dengan baik pada ketinggian
tempat sampai 2.400 m dpl
Tumbuh di tempat-tempat terbuka
dalam hutan primer dan hutan
sekunder
Tumbuh di hutan-hutan sekunder dan
di dataran rendah sebagai jenis pionir
Tumbuh di hutan-hutan sekunder dan
di dataran rendah sebagai jenis pionir
Tumbuh di padang terbuka di pada
hutan sekunder
EKOLOGI
117
116
√
√
√
√
√
√
√
Derris elliptica
Dialium
hydnocarpioides
Dialium
platysepalum
Koompassia
malaccensis
Parkia intermedia
Parkia speciosa
Pithecollobium
lobatum
162
163
164
165
166
167
168
√
√
Cassia alata
161
√
PIP
√
√
SKK
√
√
√
PGM
PERUSAHAAN
Bauhinia sp.
Fabaceae
Trigonopleura
malayana
FAMILI/NAMA
ILMIAH
160
159
NO
9, 13
1, 4, 12
4, 12
10
4, 11
11
1, 6
1, 4
4
2
KELOMPOK
KEGUNAAN
upacara
Bahan makanan
dan bakan kayu
bakar
Obat (obat cacing
kremi, peluruh air
seni,
kencing
manis),
bahan
makanan
dan
kayu bakar
Campuran
penghitam rotan
Untuk
adat
Bahan makanan
dan anyaman
Obat
(kudis,
malaria)
dan
bahan makanan
Digigit serangga
dan
pestisida
nabati
Anyaman
Bahan makanan
Tumbuhan hias
MANFAAT
Daun, buah
Daun dan biji
Buah
Batang, buah
Buah dan Kulit batang
Kulit batang, daun
Akar
Daun
Daun
Bunga
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji dan
batang
Biji
_
stek
BUDIDAYA
Tumbuh di tempat dengan musim
kemarau yang sedang sampai keras
Tumbuh di tanah berlempung dengan
drainase yang baik pada ketinggian
tempat sampai 1.000 m dpl
Tumbuh pada tanah rawa, sering pula
tumbuh di tanah kering pada kaki
bukit, tanah liat maupun berpasir,
pada ketinggian tempat 0-600 m dpl
Tumbuh pada dataran rendah yang
memiliki kemarau panjang
_
Tumbuh di tempat yang mendapat
sinar matahari penuh atau agak
terlindungi
Tumbuhan liar yang dapat ditemukan
di tepi sungai, selokan, dan hutan
terbuka
Tumbuh di tempati curah hujan
tinggi, dengan ketinggian tampat
sampai 1.000 m dpl
Tumbuh di ketinggian tempat di
bawah 400 m dpl
_
EKOLOGI
118
117
Sindora brugemanii
Spatholobus
ferrugineus
169
170
Hydnocarpus
anthelmintica
174
177
Gnetum cuspidatum
√
√
Gleichenia
microphylla
176
Gnetaceae
√
Dicranopteris
dichotoma
175
Gleicheniaceae
Homalium
caryophyllaceum
173
√
√
Castanopsis
tunggurrut
172
Flacourtiaceae
√
Castanopsis
argentea
√
SKK
√
√
√
√
√
PIP
√
√
√
PGM
PERUSAHAAN
171
Fagaceae
FAMILI/NAMA
ILMIAH
NO
4
2
1
1
10, 11
9
9
11
9
KELOMPOK
KEGUNAAN
Bahan makanan
Tumbuhan hias
Obat
infeksi
salurang kencing,
batuk,
luka
memar, pemecah
bisul
Anti
malaria,
penurun panas
Kayu bakar dan
anyaman
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Anyaman
Bahan bangunan
MANFAAT
Buah dan daun
Bunga
Akar dan batang
Daun dan biji
Ranting
Batang
Batang
Seluruh bagian
Kulit batang
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
−
−
−
Benih
atau
cangkokan dan
stek
atau
sambungan
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
BUDIDAYA
Tumbuh liar di hutan hujan, pada
ketinggian tempat sampai 1.200 m dpl
−
Tumbuh di ketinggian tempat 5002.500 m dpl
Tumbuh liar di hutan primer dengan
ketinggian tempat 10-200 m dpl
−
_
_
Tumbuh di tepi hutan dan di semak
belukar pada ketinggian tempat 1501.200 m dpl
Hutan primer pada tanah berpasir dan
berliat
EKOLOGI
119
118
Cratoxylon glaucum
180
Cinnamomum
macrophyllum
185
186
Lauraceae
Alseodaphne sp.
184
Stemonurus
secundiflorus
183
Lamiaceae
(Labitae)
Hyptis brevipes
Cantleya corniculata
Icacinaceae
Curculigo capitulata
182
181
Cratoxylum glaucum
179
Hypoxidaceae
Cratoxylum
arborescens
Hypericaceae
FAMILI/NAMA
ILMIAH
178
NO
√
√
√
√
SKK
√
√
√
√
√
√
PIP
√
√
√
PGM
PERUSAHAAN
3
9
1
1
4
2, 4, 7
13
13
1, 9
KELOMPOK
KEGUNAAN
erosi
erosi
Penyedap rasa
Bahan bangunan
Penyakit dalam
Sakit perut
Bahan makanan
Tumbuhan hias,
bahan makanan
dan bahan atap
Pencegah
tanah
Pencegah
tanah
Obat
(obat
koreng, luka) dan
bahan bangunan
MANFAAT
Getah
Batang
Daun
Daun
Daun dan buah
Seluruh bagian
Akar dan pohon
Akar dan pohon
Akar
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji
Biji
Biji
−
−
−
−
−
Biji dan anakan
BUDIDAYA
Tumbuh pada hutan-hutan basah, baik
dataran rendah maupun dataran tinggi
pada ketinggian tempat 300-1.500 m
dpl
−
Tumbuh dengan ketinggian tempat di
bawah 900 m dpl
Tumbuh di hutan tropis di tempat
terlindungi matahari
−
Tumbuh pada ketinggian tempat 51.300 m dpl. di tempat bersemak
Tumbuh di dataran rendah dengan
ketinggian tempat dibawah 140 m dpl
Di temui di hutan rawa gambut dan
hutan daratan, seperti hutan primer
campuran, hutan kerangas, dan
belukar, pada ketinggian tempat
sampai 1.700 m dpl
_
EKOLOGI
120
119
√
√
Eusideroxylon
zwageri
Litsea tuberculata
189
190
Cordyline fruticosa
Hanguana malayana
195
196
Liliaceae
Leea indica
Leeaceae
√
√
√
Planchonia grandis
193
194
√
√
Barringtonia sp.
192
√
√
√
Barringtonia
acutangulata
√
√
PIP
191
Lecythidaceae
√
Cryptocarya
crassinervia
188
SKK
√
√
√
√
√
√
PGM
√
PERUSAHAAN
Cinnamomum
culilawan
FAMILI/NAMA
ILMIAH
187
NO
2
1, 2
9
9
2, 6
9
1
9, 10, 11
9
9, 13
KELOMPOK
KEGUNAAN
Tumbuhan hias
Obat (obat luka,
wasir) dan hias
Bahann bangunan
Bahan bangunan
Tumbuhan
hias
dan Insektisida
Bahan bangunan
Penawar racun
Bahan bangunan,
untuk
upacara
adat dan anyaman
Bahan bangunan
dan
pencegah
erosi tanah
Bahan bangunan
MANFAAT
dan
Seluruh bagian
Daun
bagian
Daun
Batang
Bunga dan daun
Batang
Daun
Biji, batang
Batang
Daun, getah
seluruh
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
−
−
Biji
Stek batang dan
biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
BUDIDAYA
Tumbuh di dataran rendah sampai
dataran tinggi dengan ketinggian
tempat 1.900 m dpl
Tumbuh di hutan hujan tropis
Tumbuh di dataran rendah sampai
ketinggian tempat 1.700 m dpl
−
−
Tumbuh pada dataran rendah
Tumbuh dihutan primer, hutan
sekunder pada dataran rendah dengan
ketinggian tempat di bawah 800 m
dpl
Hidup memencar di hutan primer tua
dan
hutan
dipterocarpaceae
campuran, tumbuh baik di lahan datar
maupun miring dengan ketinggian
tempat 20-600 m dpl
Tumbuh di ketinggian tempat 700 2.300 m dpl
Tumbuh di hutan-hutan dengan
ketinggian tempat 700-1.700 m dpl
EKOLOGI
121
120
202
201
199
200
198
197
NO
Malvaceae
Lagerstroemia
speciosa
Lythraceae
Lycopodium
cernuum
Lycopodiaceae
Fragraea fragrans
Fragraea racemosa
Loganiaceae
Ixonanthes petiolaris
Linnaceae
Pleomele
angustifolia
FAMILI/NAMA
ILMIAH
√
√
SKK
√
√
√
√
√
PIP
√
√
PGM
PERUSAHAAN
1
1
9
9
9
1, 4, 6, 8
KELOMPOK
KEGUNAAN
Obat (obat eksim,
penurun tekanan
darah tinggi)
Obat batuk, kulit,
bisul
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Obat (obat beriberi,
kencing
nanah),
bahan
makanan,
pestisida
nabati
dan
pemberi
warna hijau pada
bahan makanan
dan minyak
MANFAAT
Biji
Daun
bagian
Batang
Batang
Batang
dan
Daun dan akar
seluruh
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji
Spora
−
−
Stek batang
BUDIDAYA
Dapat ditemukan di hutan jati, baik di
tanah gersang maupun di tanah subur
hutan heterogen
Dapat ditemukan di tebing-tebing
atau semak yang basah dan tersebar
pada ketinggian tempat 1.000-2.000
m dpl
−
−
−
Tumbuh liar pada ketinggian tempat
500 - 1.000 m dpl
EKOLOGI
122
121
Urena lobata
204
√
Amaranthus sp.
206
√
√
Bellucia axinanthera
Dissochaeta gracilis
207
208
Melastomataceae
√
Donax cannaeformis
√
SKK
√
√
√
√
PIP
√
PGM
PERUSAHAAN
205
Maranthaceae
Sida rhombifolia
FAMILI/NAMA
ILMIAH
203
NO
9
4
1, 4
11
1
1, 5
KELOMPOK
KEGUNAAN
Bahan bangunan
Bahan makanan
Obat
(Memperbaiki
pencernaan,
mengurangi
pendarahan waktu
haid) dan bahan
makanan
Bahan anyaman
untuk tikar
Peluruh
dahak,
mencret, obat luka
baru, sakit kuning
obat
demam,
perut nyeri. bisul
dan borok
Obat (kulit gatal,
bisul,
borok,
kudis,
cacing,
eksim. sariawan,
bengkak, sengatan
serangga berbisa)
dan pakan ternak
MANFAAT
Batang
Buah
Daun, bunga dan akar
Daun dan batang
Daun, akar dan bunga
Daun, akar
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
−
−
Biji, cangkok,
okulasi
Biji
Biji
Biji
BUDIDAYA
Tumbuh di hutan dataran rendah
dengan ketinggian tempat di bawah
1.200 m dpl
−
Dataran rendah dengan ketinggian
tempat sampai 1.400 mdpl
Banyak tumbuh di hutan dan tepi
jalan
Tumbuh liar di tanah datar dan
pegunungan hingga ketinggian tempat
750 m dpl
Tumbuh liar di tanah datar hingga
ketinggian tempat 1.500 m dpl
EKOLOGI
123
122
√
√
√
√
Artocarpus
anisophyllus
Artocarpus elasticus
Artocarpus integer
Artocarpus integra
214
215
216
√
213
Moraceae
Arcangelisia flava
Menispermeaceae
√
Lansium domesticum
211
212
√
SKK
√
√
√
√
√
PIP
√
√
√
√
PGM
√
PERUSAHAAN
Dysoxylum
macrocarpum
Meliaceae
Melastoma
malabathricum
FAMILI/NAMA
ILMIAH
210
209
NO
1, 4, 12
1, 4
1, 9
10, 12
1, 8
1, 4
5
1
KELOMPOK
KEGUNAAN
obat
Untuk
upacara
adat dan kayu
bakar
Obat (Obat sakit
perut,
sakit
mencret)
dan
bahan bangunan
Obat
(Melancarkan
ASI, obat koreng)
dan
bahan
makanan
Obat
(melancarkan
ASI, obat koreng),
Obat
(Penyakit
kuning, hati) dan
pemberi
warna
kuning
Obat (obat cacing,
demam, mencret)
dan
bahan
makanan
Pakan ternak
Disentri,
kumur
MANFAAT
Kulit batang, daun buah
dan biji
Buah, kulit batang dan
getah
Kulit batang, getah
Batang
Rimpang
Biji
Daun
Daun
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
−
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji dan
batang
stek
Biji yang telah
dikeringkan
Biji
BUDIDAYA
Tumbuh di ketinggian tempat 400 1.200 m dpl dengan curah hujan
1.500 mm atau lebih
Tumbuh liar di hutan dengan
ketinggian tempat di bawah 1.200 m
dpl
Tumbuh di daerah tropika basah,
tumbuh baik pada tanah aluvial yang
kaya humus dan berdrainase baik
Tumbuh di hutan dengan ketinggian
tempat di bawah 1.200 m dpl
Dapat ditemukan pada daerah pantai
berbatu atau hutan primer atau
sekunder dengan ketinggian tempat
100-1.000 m dpl
Dapat tumbuh di ketinggian tempat di
bawah 1.200 m dpl, tetapi
kebanyakan pada ketinggian tempat
antara 1-600 m dpl
−
Tumbuh di tempat-tempat yang
terkena banyak sinar matahari sampai
dengan ketinggian tempat 1.650 m
dpl
EKOLOGI
124
123
√
√
√
√
√
√
√
√
Artocarpus
lanceifolius
Artocarpus
odoratissimus
Ficus ampelas
Ficus benjamina
Ficus callosa
Ficus deltoidea
Ficus hirta
Ficus hispida
Ficus pumila
218
220
221
222
223
224
225
226
219
√
Artocarpus kemando
√
√
√
√
√
√
√
√
√
PIP
217
SKK
FAMILI/NAMA
ILMIAH
NO
√
√
√
√
√
√
PGM
PERUSAHAAN
1, 2, 13
1
4, 5
1
1
13
1
1
4
4, 6
KELOMPOK
KEGUNAAN
Obat
(diare),
tumbuhan
hias
dan
pelembab
kulit
Bahan makanan
dan pakan ternak
Obat demam
Keputihan
Obat bisul
Melancarkan air
seni, obat sakit
mencret
Pencegah erosi
Melancarkan ASI,
obat koreng
Bahan makanan
Bahan makanan
dan
insektisida
(memberi
rasa
terbakar)
bahan makanan
dan kayu bakar
MANFAAT
Batang, daun
Kulit batang
Daun
Daun
Getah batang
Akar
Daun, getah
Kulit batang, getah
Buah
Buah dan getah
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
−
Stek batang
−
−
Biji atau stek
batang
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
BUDIDAYA
tempat
Epifit yang hidupnya menempel di
pohon-pohon atau sengaja ditanam
sebagai tanaman hias atau tanaman
pot dan biasanya dirambatkan di
−
Tumbuh terbatas pada tempat-tempat
tertentu, seperti pada tanah liat, tanah
karang, tanah yang mengandung
kapur dan bekas endapan lava tua
−
Banyak ditemukan di dataran rendah
Banyak ditemukan di tepi jalan,
pinggiran kota atau tumbuh di tepi
jurang
Banyak ditemukan di dataran rendah
Tumbuh pada tanah aluvial yang
berdrainase baik
−
Tumbuh di ketinggian
dibawah 1.200 mdpl
EKOLOGI
125
124
Ficus variegata
228
√
Musa sp.
230
√
√
√
√
Knema cinerea
Knema conferta
Knema laurina
Knema perconacea
Myrustica iners
Myrsinaceae
231
232
233
234
235
Myristicaceae
√
Musa sp.
√
SKK
√
√
√
√
PIP
√
√
PGM
PERUSAHAAN
229
Musaceae
Ficus sp.
FAMILI/NAMA
ILMIAH
227
NO
8
3
9
9
1, 8
1, 4, 7
1, 4
1, 9
1, 2
KELOMPOK
KEGUNAAN
Pewarna kapas
Minyak pala
Bahan bangunan
Obat
(rematik)
dan
mewarnai
kapas
Bahan bangunan
Obat
(peluruh
ASI),
buahbuahan dan bahan
pembungkus
Obat
(Peluruh
ASI) dan bahan
makanan
Obat
(Obat
mencret
dan
eksim) dan bahan
bangunan
Obat (obat sakit
sawanan
pada
anak)
dan
tumbuhan hias
MANFAAT
dan
seluruh
Kulit kayu
Daun
Batang
Batang
Kulit batang
Buah, daun dan batang
Buah dan batang
Buah
Daun
bagian
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji
Biji
Biji
_
_
Anakan, batang
bawah
tanah
yang bertunas
Anakan, batang
bawah
tanah
yang bertunas
−
Stek batang
BUDIDAYA
_
_
Tumbuh di hutan, bukit-bukit
Tumbuh di dataran rendah pada tanah
yang berdrainase baik
_
Tumbuh di daerah tropik basah pada
dataran rendah hingga dataran tinggi,
dengan ketinggian tempat 2.200 m
dpl
Tumbuh di daerah tropik basah pada
dataran rendah hingga dataran tinggi,
dengan ketinggian tempat 2.200 m
dpl
Epifit yang hidupnya menempel di
pohon-pohon atau sengaja ditanam
sebagai tanaman hias atau tanaman
pot dan biasanya dirambatkan di
tembok pagar rumah
Tumbuh di hutan, semak, pada
ketinggian tempat 1-1.200 m dpl
tembok pagar rumah
EKOLOGI
126
125
Labisia pumila
237
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Eugenia ap.
Eugenia cerina
Eugenia malaccensis
Eugenia muellerii
Eugenia sp.
Eugenia sp.
Eugenia sp.
Eugenia sp.
239
240
241
242
243
244
245
246
√
√
√
√
√
√
PIP
Baeckea frutescens
√
SKK
√
√
√
√
√
√
√
√
√
PGM
PERUSAHAAN
238
Myrtaceae
Embelia ribes
FAMILI/NAMA
ILMIAH
236
NO
8
8
8
8
4
4
9
4, 8, 12
1
1
1
KELOMPOK
KEGUNAAN
darah
Pewarna hitam
Pewarna hitam
Pewarna hitam
Pewarna hitam
Bahan makanan
Bahan makanan
Bahan makanan,
pewarna
hitam
dan kayu bakar
Bahan bangunan
Tekanan
tinggi
Penyakit sabun
Batuk murus
MANFAAT
Kulit kayu
Kulit kayu
Kulit kayu
Kulit kayu
Buah
Buah
Batang
Buah, daun dan batang
Daun
Akar
Getah
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
−
−
−
Biji, cangkok,
okulasi
Biji, cangkok,
okulasi
Biji, cangkok,
okulasi
Biji, cangkok,
okulasi
Biji dan okulasi
Biji
Biji, cangkok,
okulasi
Biji
BUDIDAYA
Tumbuh di hutan dataran
dengan ketinggian tempat di
1.200 m dpl
Tumbuh di hutan dataran
dengan ketinggian tempat di
1.200 m dpl
Tumbuh di hutan dataran
dengan ketinggian tempat di
1.200 m dpl
Tumbuh di hutan dataran
dengan ketinggian tempat di
1.200 m dpl
rendah
bawah
rendah
bawah
rendah
bawah
rendah
bawah
Tumbuh di daerah tropik lembab,
dengan ketinggian tempat 1-1.200 m
dpl
Tumbuh baik di dataran rendah
hingga ketinggian tempat 500 m dpl
−
Tumbuh di padang alang-alang pada
ketinggian tempat lebih dari 3.000
kaki
−
Tumbuh di daerah pantai sampai
dengan pegunungan (1.500 m dpl)
Banyak ditemukan di gunung berapi
EKOLOGI
127
126
√
√
√
√
√
√
√
√
Knema sp.
Knema sp.
Knema sp.
Melaleuca
leucadendron
Rhodamnia cinerea
Syzygium laxiflorum
Syzygium lineatum
Syzygium muelleri
Tristania maingayi
250
251
252
253
254
255
256
257
√
√
√
249
√
Eugenia sp.
PIP
√
248
SKK
√
√
√
√
√
√
√
PGM
√
PERUSAHAAN
Eugenia sp.
FAMILI/NAMA
ILMIAH
247
NO
13
8
8
8, 9
4, 8, 9
3
11
11
11
8
8
KELOMPOK
KEGUNAAN
kayu
Dayung
Untuk mengubar
dan mencat
Bahan makanan,
Cat dan bahan
bangunan
Untuk mengubar
dan mencat
Untuk mengubar
dan mencat
Minyak
putih
Bahan penyamak
Bahan penyamak
Bahan penyamak
Pewarna hitam
Pewarna hitam
MANFAAT
Batang
Kulit kayu
Ranting dan kulit kayu
Kulit kayu
Kulit kayu dan batang
Daun, getah
Kulit kayu
Kulit kayu
Kulit kayu
Kulit kayu
Kulit kayu
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji
Biji dan tunas
akar
Biji dan tunas
akar
Biji dan stek
batang
−
Biji dan tunas
akar
Biji, cangkok,
okulasi
Biji, cangkok,
okulasi
Biji, cangkok,
okulasi
Biji, cangkok,
okulasi
Biji, cangkok,
okulasi
BUDIDAYA
Tumbuh di dataran rendah sampai
ketinggian tempat di bawah 900 m
dpl
−
Tumbuh di daerah yang banyak hujan
maupun daerah beriklim kering dan
berbagai
macam
tanah,
pada
ketinggian tempat 5-1.800 m dpl
−
Tumbuh di hutan dataran rendah
dengan ketinggian tempat di bawah
1.200 m dpl
Tumbuh di hutan dataran rendah
dengan ketinggian tempat di bawah
1.200 m dpl
Tumbuh di hutan dataran rendah
dengan ketinggian tempat di bawah
1.200 m dpl
Tumbuh di hutan dataran rendah
dengan ketinggian tempat di bawah
1.200 m dpl
Tumbuh di hutan dataran rendah
dengan ketinggianb tempat di bawah
1.200 m dpl
Tumbuh mulai dari dataran rendah
sampai dataran tinggi pada ketinggian
tempat 0-1.000 m dpl
Tumbuh di hutan tropik lembab
dengan ketinggian tempat 500 m dpl
EKOLOGI
128
127
√
√
√
Psidium guajava
Syzygium aqueum
Syzygium
polyanthum
261
262
263
√
√
Nepenthes bracheata
Nepenthes gracilis
Nepenthes
rafflesiana
266
267
268
√
√
Nepenthes
ampullaria Jack.
265
√
√
Nepenthes alata
√
√
√
PIP
√
264
√
√
Eugenia sp.
260
Nepenthaceae
√
Eugenia sp.
259
SKK
√
√
√
√
PGM
√
PERUSAHAAN
Tristania obovata
FAMILI/NAMA
ILMIAH
258
NO
2
2
2
2, 7
2, 7
1, 3
1, 4
1, 4
8
8
12
KELOMPOK
KEGUNAAN
Tumbuhan hias
Tumbuhan hias
Tumbuhan
hias
dan
bahan
pengikat
Tumbuhan
hias
dan
bahan
pengikat
Tumbuhan hias
Obat (Kolesterol,
diare) dan minyak
atsiri
Obat (Sakit perut)
dan
bahan
makanan
Obat
(Tipes,
demam berdarah)
dan
bahan
makanan
Pewarna hitam
Pewarna hitam
Kayu bakar
MANFAAT
Umbi
Umbi
Umbi
Seluruh bagian
Bunga dan batang
Daun
Daun
Daun, buah
Kulit kayu
Kulit kayu
Batang
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji
Biji
Biji
Biji
−
Biji, cangkokan,
stek batang
Biji,
okulasi,
sambung pucuk,
cangkok, stek
batang dan stek
akar
Biji,
okulasi,
dan cangkok
Biji, cangkok,
okulasi
Biji, cangkok,
okulasi
Biji
BUDIDAYA
Tumbuh di dataran tinggi dan di
lereng-lereng bukit
Tumbuh di dataran tinggi dan di
lereng-lereng bukit
Tumbuh di dataran tinggi dan di
lereng-lereng bukit
Tumbuh di dataran tinggi dan di
lereng-lereng bukit
Tumbuh di dataran tinggi dan di
lereng-lereng bukit
Tumbuh pada daerah tropik lembab
dengan ketinggian tempat 1-700 m
dpl. Tanah lempung dan bersolum
tebal
Tumbuh di tempat dengan ketinggian
tempat 5-1.800 m dpl
Tumbuh di hutan dataran rendah
dengan ketinggian tempat di bawah
1.200 m dpl
Tumbuh di hutan dataran rendah
dengan ketinggian tempat di bawah
1.200 m dpl
Tumbuh pada daerah tropik dengan
ketinggian tempat 1.500 m dpl, tahan
terhadap kekeringan
Tumbuh pada tanah yang berdrainase
baik
EKOLOGI
129
128
Nephrolepis exavata
270
√
Scorodocarpus
borneensis
Strombosia
ceylanica
272
273
√
Pholidota chinensis
275
√
Freycinetia
angustifolia
Pandanus sp.
278
279
√
√
√
√
Sartotheca
macrophylla
Pandanaceae
√
√
Dapania racemosa
√
PGM
√
277
√
√
√
√
√
PIP
√
276
Oxalidaceae
√
Bromheadia
finlaysoniana
274
Orchidaceae
√
Ochanostachys
amentacea
√
SKK
PERUSAHAAN
271
Olacaceae
Nepenthes
reinwardtiana
Neprolepidaceae
FAMILI/NAMA
ILMIAH
269
NO
1, 3, 4
3
4
9
2
2
9
4, 9
9
2
2
KELOMPOK
KEGUNAAN
Obat
(Pusing),
pengharus
masakan
dan
Minyak atsiri
Bahan makanan
Bahan bangunan
Tumbuhan hias
Tumbuhan hias
Bahan makanan
dan
bahan
bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Tumbuhan hias
Tumbuhan hias
MANFAAT
Daun muda
Daun
Daun
Batang
Seluruh bagian
Seluruh bagian
Batang
Buah, daun
Batang
Daun
Bunga
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
−
Stek akar dan
anakan
Stek batang dan
anakan
Biji
Biji dan spora
Biji
−
Biji dan anakan
−
Anakan
Biji
BUDIDAYA
Tumbuh baik di kondisi tanah yang
gembur dan arasi tanah yang baik,
ketinggian tempat hingga 1.700 m dpl
Tumbuh dengan baik di ketinggian
tempat hingga 500 m dpl
−
−
Tumbuh baik di tempat terlindung
dan lembab, pada ketinggian tempat
800-2.300 m dpl
Tumbuh di ketinggian tempat sampai
500 m dpl
Tumbuh di hutan hujan tropis primer,
pada tanah kering liat atau berpasir
pada ketinggian tempat 300 m dpl
−
−
Tumbuh di hutan pegunungan bawah
baik di hutan primer maupun hutan
yang telah terganggu
Tumbuh di dataran tinggi dan di
lereng-lereng bukit
EKOLOGI
130
129
√
√
Piper nigrum
Piper
porphyrophyllum
283
284
√
√
√
Axonopus
compressus
Bambusa vulgaris
Chrysopogon
aciculatus
285
286
287
Poaceae
√
Piper caninum
282
Piperaceae
Passiflora foetida
Passifloraceae
√
Pandanus tectorius
280
281
SKK
FAMILI/NAMA
ILMIAH
NO
√
√
PIP
√
PGM
PERUSAHAAN
1
1, 9
5
1
4
1, 13
1
1, 3, 7, 11
KELOMPOK
KEGUNAAN
Obat
(sakit
kuning, bengkak)
dan
bahan
bangunan
Kanker, tumor
Pakan ternak
Kanker, diabetes
Bahan makanan
Obat
(diabetes)
dan penguat gigi
Obat luka
Obat
(Pusing),
pengharum
masakan,
penyamak
dan
bahan tali
bahan makanan
MANFAAT
bagian
Akar dan daun
Rebung
Seluruh bagian
Daun
Biji
Daun
Seluruh
daun
Daun muda
dan
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Rimpang akar
Stek
batang
maupun anakan
Stek akar
Biji dan stek
−
Biji dan stek
Biji,
stek
batang, cangkok
Stek akar dan
anakan.
BUDIDAYA
ketinggian
Hidup pada tempat yang ternaungi
hingga
sedikit
terbuka
pada
ketinggian tempat 1 – 1.650 m dpl
Banyak tumbuh liar di hutan, di tepitepi jalan dan di kebun dengan
ketinggian tempat hingga 1.500 mdpl
Tumbuh di tempat terbuka yang tidak
ternaungi
Iklim panas, lembab, curah hujan
tinggi dengan ketinggian tempat lebih
dari 500 m dpl
−
Iklim lembab dengan
tempat 300 m dpl
Tumbuh di daerah terbuka dengan
penyinaran
matahari
penuh,
ketinggian tempat mencapai 1.000 m
dpl
Tumbuh di daerah tropik basah dan
menghendaki tempat yang terbuka,
cukup air dan subur
EKOLOGI
131
130
√
√
√
√
√
√
√
√
Cynodon dactylon
Digitaria
adscendens
Dindrocalamus
asper
Dinochloa scandens
Gigantochloa apus
Imperata cylindrica
Oryza sativa
Paspalum
conjugatum
289
290
291
292
293
294
295
296
SKK
√
√
√
√
√
√
PIP
√
PGM
PERUSAHAAN
Cymbopogon
citratus
FAMILI/NAMA
ILMIAH
288
NO
5
4, 5, 11
1, 5, 10
9, 11, 12
9, 11
9
5
5, 13
1, 3
KELOMPOK
KEGUNAAN
Obat
(obat
demam, peluruh
air
seni),
kerajinan
dan
kayu bakar
Obat (Peluruh air
seni),
pakan
ternak dan untuk
aksesoris upacara
adat
Bahan makanan,
pakan ternak dan
kerajinan
Pakan ternak
Bahan bangunan
dan kerajinan
Bahan bangunan
Pakan ternak
Obat
(demam,
obat
kumur,
dan pencegah
muntah)
dan
bahan
pewangi
maskaan
Pakan
ternak,
mengendalikan
erosi dan sebagai
rumput tanah
MANFAAT
Seluruh bagian
Batang dan gabah
Akar
Batang dan rebung
Tunas muda
Tunas muda
Seluruh bagian
Rimpang
daun
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
atau
Biji
−
Biji
rimpang
dan
Stek batang atau
anakan
Biji
rimpang
Stek batang atau
anakan
−
−
Tunas
dan
potongan
rhizoma/akar
BUDIDAYA
Tumbuh di dataran rendah dengan
ketinggian tempat 230- 500 m dpl
−
Tumbuh pada tempat-tempat terbuka
atau sedikit ternaungi, dengan
ketinggian tempat 1 - 2.700 m dpl
Tumbuh di tepi-tepi sungai dengan
ketinggian tempat hingga 1.500 m dpl
Tumbuh liar di hutan-hutan tepi
sungai dan kebun dengan ketinggian
tempat hingga 1.500 mdpl
Tumbuh di hutan-hutan pada
ketinggian tempat 200-1.200 m dpl
Tumbuh di tempat terbuka yang tidak
ternaungi
Dapat ditemukan di padang rumput
savana dan hutan musim pada
ketinggian tempat 1-2.100 m dpl
Tumbuh di daerah tropis, dataran
rendah hingga dataran tinggi atau
pegunungan,
dengan
ketinggian
tempat mencapai 200 m dpl
EKOLOGI
132
131
√
Schizostachyum
longispiculatum
Zea mays
300
301
√
√
Drynaria sparsisora
Lecanopteris
carnosa
Stenoclaena
palustris
303
304
305
Polypodiaceae
Podocarpus motleyi
Podocarpaceae
√
Saccharum
officinarum
299
302
√
Pogonarherum
paniceum
298
SKK
√
√
√
√
√
PIP
√
√
√
PGM
PERUSAHAAN
Pennisetum
purpureum
FAMILI/NAMA
ILMIAH
297
NO
11
2
1
9
4, 5
11
1, 3, 4
1
5
KELOMPOK
KEGUNAAN
Kerajinan
Obat sakit mata,
diare,
maag,
demam, bengkak
Tumbuhan hias
Bahan bangunan
Bahan makanan
dan pakan ternak
Obat (batuk, pegal
linu, obat kuat),
bahan
pewangi
masakan
Kerajinan
Pelancar air seni,
obat demam anakanak
Pakan ternak
MANFAAT
bagian
Batang
Daun
Akar
Batang
Daun dan buah
Batang
Akar dan batang
Seluruh
daun
Seluruh bagian
dan
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
dan
Spora dan akar
Rimpang
Anakan
spora
Biji
Biji
Stek batang
Anakan dan stek
batang
−
Stek batang
BUDIDAYA
Tumbuh di pohon dan di cabang
pohon, pada ketinggian tempat 12.000 m dpl
Tumbuh dengan baik pada segala
jenis tanah dengan ketinggian tempat
1-1.500 m dpl
Tumbuh pada hutan primer maupun
sekunder dengan ketinggian tempat
sampai 800 m dpl
−
Tumbuh liar di hutan dan tepi sungai
dengan ketinggian tempat sampai
1.500 m dpl
−
Tumbuh di daerah tropik basah
dengan curah hujan minimum 1.0002.000 mm/th
Tumbuh pada daerah tropik basah
hingga iklim sedang dengan sinar
matahari yang cukup, banyak
ditemukan di tepi sungai dengan
ketinggian tempat hingga 1.500 m dpl
Tumbuh di dataran rendah sampai
pegunungan
dengan
ketinggian
tempat 1.500 m dpl
EKOLOGI
133
132
√
√
√
√
√
√
√
Vittaria elongata
Rosaceae
Parastemon
urophyllus
Rubiaceae
Borreria latifolia
Coffea robusta
Ixora coccinea
Morinda brachteata
Myrmecodia sp.
Paederia foetida
Psychotria
sarmentosa
307
308
309
310
311
312
313
314
315
SKK
√
√
√
√
PIP
√
√
PGM
√
PERUSAHAAN
Platycerium
bifurcatum
FAMILI/NAMA
ILMIAH
306
NO
1
1
1
1
2
1, 12, 13
1, 5
2
2
1, 2
KELOMPOK
KEGUNAAN
Demam, batuk
Diare, Lambung,
usus
Obat
pencahar
dan menormalkan
tekanan darah
Keluhan rematik
dan asam urat
Obat (Sakit gigi)
dan pakan ternak
Obat
(malaria,
tipes),
bahan
bakar dan bahan
minuman
Tumbuhan hias
Tumbuhan hias
Obat (antibiotik,
anti
radang,
penurun
panas,
peluruh air seni)
dan
tumbuhan
hias
Tumbuhan hias
MANFAAT
Daun
Daun
Daging umbi
Buah
Seluruh bagian
Biji dan daun
Daun
Bunga
Seluruh bagian
Daun
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji
Biji
Biji
−
Biji,
sambungan, di
tempel, atau di
cangkok
Stek
batang,
cangkok, biji
Biji
−
−
−
BUDIDAYA
Tumbuh di dataran tinggi sampai
dataran rendah dengan iklim tropik,
ketinggian tempat maksimum 7001.200 m dpl
Tumbuh liar di dataran rendah sampai
dataran tinggi dengan ketinggian
tempat 1.800 mdpl
−
−
Tumbuh dengan baik di berbagai
jenis tanah, pada ketinggian tempat
500-1.700 m dpl
Tumbuh di dinding pantai pada
ketinggian tempat sampai 500 m dpl
Iklim tropis dengan suhu 20-22° dan
ketinggian tempat 500-1.300 m dpl
−
−
Tumbuh baik pada daerah iklim yang
panas dan curah hujan yang cukup
tinggi.
EKOLOGI
134
133
Uncaria glabrata
317
√
√
Nephelium
lappaceum
Pometia pinnata
320
321
√
√
Palaquium
cochleariifolium
Palaquium
hexandrum
322
323
Sapotaceae
√
Nephelium
cuspidatum
Sapindaceae
Citrus aurantifolia
√
SKK
√
√
√
√
√
√
√
√
PIP
√
√
√
√
PGM
PERUSAHAAN
319
318
Tricalysia singularis
316
Rutaceae
FAMILI/NAMA
ILMIAH
NO
9
9
1, 4, 9
4, 12
4
1, 4
1
13
KELOMPOK
KEGUNAAN
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Obat (Tonikum),
bahan makanan
dan
bahan
bangunan
Bahan makanan
dan bahan kayu
bakar
Bahan makanan
Obat
(batuk,
penurun
panas,
pegal linu), bahan
makanan
Penangkal racun
Minuman
MANFAAT
Batang
Batang
Biji dan batang
Buah dan batang
Buah
Buah
Seluruh bagian
Biji
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
−
−
Biji
cangkok
dan
Biji, cangkok
Biji,
okulasi,
dan cangkok
Cangkokan atau
okulasi dan biji
Biji,
sambungan, di
tempel, atau di
cangkok
Biji
BUDIDAYA
−
−
Tumbuh dengan baik pada berbagai
kondisi
tanah
tropik,
dengan
ketinggian tempat hingga 1.000 m dpl
Tumbuh di berbagai pada berbagai
kondisi tanah tropik, memerlukan
iklim lembab dengan curah hujan
tahunan 2.000 mm/tahun
Tumbuh di hutan sekunder pada
berbagai
jenis
tanah
dengan
ketinggian tempat 1-1.200 m dpl
Hidup dalam berbentuk semak, tinggi
beberapa meter saja, tumbuh dengan
baik di tempat yang panas dengan
kondisi tanah yang gembur dan aerasi
tanah
yang
baik,
dengan
ketinggiantempat tumbuh hingga
1.000 mdpl
Tumbuhan liar di dataran rendah
sampai dataran tinggi dengan
ketinggian tempat 1.800 m dpl
iklim tropis dengan suhu 20-22° dan
ketinggian tempat 500-1.300 m dpl
EKOLOGI
135
134
√
Selaginella
doederleinii
329
331
Sonneratiaceae
Solanum indicum
Solanaceae
Eurycoma longifolia
√
√
Schizaea digitata
Selaginellaceae
328
Simaroubaceae
√
Lygodium japonicum
327
330
√
√
Payena obscura
Planchonia valida
Schizaeaceae
325
326
SKK
√
√
PIP
√
√
√
PGM
PERUSAHAAN
Palaquium
microphyllum
FAMILI/NAMA
ILMIAH
324
NO
4
1
1
2
1
9
9
8, 9
KELOMPOK
KEGUNAAN
Bahan makanan
Demam, borok di
mulut,
dan
cacingan
Obat
pemerah,
bengkak
Obat luka digigit
ular, obat infeksi
saluran kencing.
Tumbuhan hias
Bahan bangunan
dan
pewarna
merah
Bahan bangunan
Bahan bangunan
MANFAAT
Buah
Kulit akar
Batang, tangkai
Herba
Herba
Batang
Batang
Batang
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji
Biji
Biji,
ditanam
secara vegetatif
dengan stek
−
Spora dan biji
−
−
−
BUDIDAYA
Tumbuh di tempat yang mendapatkan
cahaya matahari penuh, tumbuh pada
dataran rendah hingga pegunungan
dengan ketinggian tempat 1.200 m
dpl
Banyak ditemui di hutan dataran
rendah, di hutan primer, hutan
sekunder, hutan pantai, hutan
kerangas dan hutan dipterocarpaceae
campuran dengan ketinggian tempat
dari 0-700 m dpl
Tumbuh di tebing-tebing yang basah,
di tepi sungai, batu-batu basah dan
tempat-tempat teduh yang berhawa
dingin, dari ketinggian tempat 400750 m dpl
−
Tumbuh liar di hutan-hutan pada
ketinggian tempat 300-2.300 m dpl
−
−
−
EKOLOGI
136
135
√
√
√
Sterculia rubiginosa
Streblus asper
Theobroma cacao
335
336
337
Theaceae
Symplocos
polyandra
Symplocos sp
339
340
Symplocos
celastrifolia
338
√
√
√
Pterospermum
diversifolium
334
Symplocaceae
√
SKK
√
√
√
PIP
√
√
PGM
√
PERUSAHAAN
Buettneria
reinwardtii
Sterculiaceae
Duabanga
moluccana
FAMILI/NAMA
ILMIAH
333
332
NO
9
9
9
1, 4
1, 9
9
8
1
8
KELOMPOK
KEGUNAAN
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Bahan bangunan
Obat
(memperbanyak
ASI) dan bahan
bangunan
Obat (obat pusing,
wasir,
tekanan
darah rendah, obat
cacing,
perangsang
syaraf) dan bahan
makanan
Bahan bangunan
Pewarna kuning
Sakit kepala
Pewarna hitam
MANFAAT
Batang
Batang
Batang
Akar dan biji
Daun
Batang
Daun dan kulit kayu
Akar
Batang dan kulit kayu
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji,
batang,
cabang
Biji
Biji
Biji
−
−
−
−
−
stek
stek
BUDIDAYA
Tumbuh liar di hutan pada ketinggian
tempat 700-1.200 m dpl
Tumbuh liar di hutan pada ketinggian
tempat 700-1.200 m dpl
Tumbuh liar di hutan pada ketinggian
tempat 700-1.200 m dpl
Tumbuh di ketinggian tempat 500 m
dpl
Tumbuh dengan baik pada segala
macam jenis tanah dengan ketinggian
tempat mencapai 1.500 m dpl
−
Tumbuh liar di hutan-hutan, di ladang
dengan ketinggiian tempat hingga 500
m dpl
Tumbuh di ketinggian tempat 5-900
m dpl
Tumbuh pada dataran tinggi lembab
pada ketinggian tempat 300-1.200 m
dpl
EKOLOGI
137
136
Aquilaria sp.
Gonystylus velutinus
344
345
Verbenaceae
Trema orientalis
Ulmaceae
Aquilaria
malaccensis
343
346
Aquilaria
microcarpa
Thymelaeaceae
Schima wallichii
FAMILI/NAMA
ILMIAH
342
341
NO
√
√
SKK
√
√
√
√
PIP
√
√
PGM
PERUSAHAAN
8, 11, 12, 13
9
3, 10
1, 3, 10, 13
3, 10
9
KELOMPOK
KEGUNAAN
Tali,
pewarna
coklat, kayu bakar
dan
pohon
peneduh
Pengharum atau
parfum dan untuk
aksesoris upacara
adat
Obat
(penyakit
stress, asma, liver,
ginjal,
radang
lambung,
rhematik, tumor,
dan
kanker),
pengharum, untuk
upacara adat dan
bahan sabun atau
sampo
Pengharum atau
parfum dan untuk
aksesoris upacara
adat
Bahan bangunan
Bahan bangunan
MANFAAT
Daun, batang
Batang
Kulit kayu
Kulit batang dan akar
Kulit kayu
Batang
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Biji
Biji
Biji
Biji
Biji
−
BUDIDAYA
Tumbuh di hutan sekunder, hutan
primer, hutan jati, di dataran rendah
sampai
pegunungan,
dengan
ketinggian tempat sampai 2.400 m dpl
Tumbuh di hutan primer pada tanah
berpasir atau tanah liat dengan
ketinggian tempat rendah sampai 500
m dpl
−
Tumbuh di hutan primer pada tanah
berpasir atau tanah liat dengan
ketinggian tempat rendah sampai 500
m dpl
Tumbuh di hutan primer pada tanah
berpasir atau tanah liat dengan
ketinggian tempat rendah sampai 500
m dpl
Tumbuh baik di daerah rawa dan
tepian sungai, bisa hidup di
ketinggian tempat mencapai 3.900 m
dpl
EKOLOGI
138
137
Vitex pubescens
349
Alpinia sp.
Amomum coccineum
354
Zingiberaceae
Smilax zeylanica
Smilacaceae
Vittaria
scolopendrina
353
352
351
Vittariaceae
Tetrastigma sp.
Vitaceae
√
Vitex glabrata
348
350
√
Peronema canescens
347
√
√
√
√
SKK
FAMILI/NAMA
ILMIAH
NO
√
√
√
√
√
PIP
√
√
PGM
√
PERUSAHAAN
1, 3
3, 4
1, 13
2
10
1, 4, 8, 12, 13
9
1, 9
KELOMPOK
KEGUNAAN
Obat (obat batuk,
perut kembung)
dan minyak
Minyak dan bahan
makanan
Obat
(obat
rematik, kencing
nanah
dan
disentri)
dan
tanaman pagar
Tumbuhan hias
Kayu bakar
Obat
(luka),
bahan makanan,
pemberi
warna
hijau pada kapas,
bahan kayu bakar
dan
sebagai
tanaman pagar
Obat (obat kumur,
sakit gigi) dan
bahan bangunan
Bahan bangunan
MANFAAT
Rimpang dan buah
Rimpang
Akar
Daun
Seluruh bagian
Kulit batang,
daun,
batang
seluruh bagian
Batang
Daun
buah,
dan
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
−
Rimpang
anakan
Rimpang
anakan
Biji dan
batang
Biji
Biji
−
Stek batang
dan
dan
stek
BUDIDAYA
Tumbuh dengan baik pada tanahtanah kering, di dataran yang
ditumbuhi rumput dengan ketinggian
tempat 1.500 m dpl
Banyak ditanam di tanah lempung
berdebu, lempung liat berpasir,
ketinggian tempat 400-750 m dpl
Tumbuh di hutan sekunder, di hutan
bambu, dan di hutan jati
Tumbuh di dataran rendah sampai
dataran tinggi dengan ketinggian
tempat sampai 650 m dpl
Tumbuh dengan baik pada ketinggian
tempat di bawah 1.600 m dpl
Tumbuh di daerah bukit, pantai, di
batu-batu gunung berapi dan di batu
kapur
Tumbuh di hutan jati, hutan sekunder,
kebun, ladang, dan di hutan rakyat.
Pada ketinggian tempat 25-300 m dpl
−
EKOLOGI
139
138
Costus speciosus
FAMILI/NAMA
ILMIAH
SKK
√
PIP
PGM
PERUSAHAAN
KELOMPOK
KEGUNAAN
1, 2, 4, 10
Obat (urus-urus,
kencing
nanah,
sipilis),
hias,
bahan makanan
dan
aksesoris
untuk
upacara
adat
MANFAAT
Batang dan rimpang
BAGIAN YANG
DIMANFAATKAN
Biji
rimpang
dan
BUDIDAYA
EKOLOGI
Tumbuh dengan baik pada jenis tanah
latosol dan menyukai tempat terbuka,
pada ketinggian tempat 1-1.000 m dpl
Sumber : Hasil Rekapitulasi dari Pustaka Heyne (1987), Zuhud et al. (1994), Zuhud et al. (2003), Rudjiman et al. (2003) dan PROSEA (1992)
Keterangan :
1 : Tumbuhan penghasil obat
2 : Tumbuhan hias
3 : Tumbuhan aromatik
4 : Tumbuhan penghasil pangan
5 : Tumbuhan penghasil pakan ternak dan satwaliar
6 : Tumbuhan penghasil pestisida nabati
7 : Tumbuhan penghasil serat
8 : Tumbuhan penghasil bahan pewarna dan tanin
9 : Tumbuhan penghasil bahan bangunan
10 : Tumbuhan untuk upacara adat
11 : Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan
12 : Tumbuhan penghasil kayu bakar
13 : Tumbuhan penghasil lainnya
355
NO
Lampiran 6 Daftar potensi jenis tumbuhan berguna pada areal studi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
140
139
1
No
Areal studi
PT Sawit Kapuas Kencana
Hutan Dataran Rendah
Ekosistem
Lampiran 7 Lokasi pengamatan pada areal studi
Areal Lainnya
Bufeer Zone Hutan
Lindung (HL)
Kawasan Sekitar
Mata Air (KSMA)
Sempadan Sungai
(SS)
Habitat
Hutan Kerangas (BRW) (bukit Besar) Blok I, Areal Lereng > 40% Blok-21, Areal
Lereng > 40% Blok-22, Areal Lereng > 40% Blok-23, Areal Lereng > 40% Blok24, Areal Lereng > 40% Blok-25, Areal Lereng > 40% Blok-26, Areal Lereng >
40% Blok-27, Areal Lereng > 40% Blok-33, Areal Lereng > 40% Blok-34, Areal
Lereng > 40% Blok-35, Areal Lereng > 40% Blok-36, Areal Lereng > 40% Blok37, Areal Lereng > 40% Blok-58, Areal Lereng > 40% Blok-59, Areal Lereng >
40% Blok-75, Areal Lereng > 40% Blok-76, Areal Lereng > 40% Blok-77, Areal
Lereng > 40% Blok-78, Areal Lereng > 40% Blok-79, Tembawai Empran
(Kedumbik), Tembawai Kiding (kedumbik), Tembawai Tingting (Kedumbik),
Tembawai Garung I (Merakai Pendek), Tembawai Garung II (Merakai Pendek),
Tembawai Tetak Tangga (Kantuk Balau), Tembawai Melebo (Kantuk Balau),
Tembawai Anji (Kantuk Bunut), Tembawai Kunang (Kantuk Bunut), Tembawai
Begedat (Kantuk Bunut), Tembawai Lumuk (Kantuk Bunut), Tembawai Bunut
(Kantuk Bunut), Tembawai Kenjalang (Kantuk Bunut), Tembawai Ijok (Kantuk
Bunut), Tembawai Sungai Tai (Kantuk Asam), Tembawai Nanga Pecah Pril
(Telutuk), Tembawai Empanang, Kerapararong (hutan kerangas Kantuk Asam),
Kubur Tunggal (Desa Kantuk Asam)
Hutan Kerangas (BRW) (bukit Besar) Blok II
Lokasi
SS Empanang, SS Empanang Deras, SS Jerangau, SS Anak Empanang Deras, SS
Serunti, SS Titi Urat (Bagian Barat), SS Nih, SS Seridan, SS Anak Empanang -1,
SS Selindung, SS Anak Selindung-1, SS Anak Selindung-2, SS Anak Empanang-2,
SS Merayu, SS Riyan, SS Lengsat, SS Jangkang, SS Asam, SS Sekumpang, SS
Kantuk Antu, SS Kopi, SS Tai, SS Kersik Bungai, SS Mumban, SS Sebungau, SS
Titi Urat (Bagian Timur), SS Anak Titi Urat (Bagian Timur), SS Curir, SS Anak
Curir, SS Lencat, SS Kedondong, SS Kebiyah, SS Aping, SS Tapang Layang, SS
Kantuk Balau, SS Gerenjang, SS Empurung, SS Tapang Sembung, SS Daun
KSMA S. Empanang, KSMA S. Jerangau, KSMA S. Anak Empanang Deras,
KSMA S. Serunti, KSMA S. Titi Urat (Bagian Barat), KSMA S. Anak Empanang2, KSMA S. Riyan, KSMA S. Lengsat, KSMA S. Tai, KSMA S. Curir, KSMA S.
Anak Curir, KSMA S. Kebiyah, KSMA S. Kantuk Balau
Bufer Zone HL Bukit Tugar Blok I, Bufer Zone HL Bukit Tugar Blok II, Bufer
Zone HL Bukit Patek, Bufer Zone HL Bukit Patau Blok I, Bufer Zone HL Bukit
Patau Blok II
141
140
No
Areal studi
Hutan Kerangas
Ekosistem
Lampiran 7 Lokasi pengamatan pada areal studi
Areal Lainnya
Buffer Zone Hutan
Lindung (HL)
Kawasan Sekitar
Mata Air (KSMA)
Sempadan Sungai
(SS)
Habitat
Lokasi
SS Empanang, SS Empanang Deras , SS Jerangau, SS Anak Empanang Deras, SS
Serunti, SS Titi Urat (Bagian Barat), SS Nih, SS Seridan, SS Anak Empanang -1,
SS Selindung, SS Anak Selindung-1, SS Anak Selindung-2, SS Anak Empanang-2,
SS Merayu, SS Riyan, SS Lengsat, SS Jangkang, SS Asam, SS Sekumpang, SS
Kantuk Antu, SS Kopi, SS Tai, SS Kersik Bungai, SS Mumban, SS Sebungau, SS
Titi Urat (Bagian Timur), SS Anak Titi Urat (Bagian Timur), SS Curir, SS Anak
Curir, SS Lencat, SS Kedondong, SS Kebiyah, SS Aping, SS Tapang Layang, SS
Kantuk Balau, SS Gerenjang, SS Empurung, SS Tapang Sembung, SS Daun
KSMA S. Empanang, KSMA S. Jerangau, KSMA S. Anak Empanang Deras,
KSMA S. Serunti, KSMA S. Titi Urat (Bagian Barat), KSMA S. Anak Empanang2, KSMA S. Riyan, KSMA S. Lengsat, KSMA S. Tai, KSMA S. Curir, KSMA S.
Anak Curir, KSMA S. Kebiyah, KSMA S. Kantuk Balau
Bufer Zone HL Bukit Tugar Blok I, Bufer Zone HL Bukit Tugar Blok II, Bufer
Zone HL Bukit Patek, Bufer Zone HL Bukit Patau Blok I, Bufer Zone HL Bukit
Patau Blok II
Hutan Kerangas (BRW) (bukit Besar) Blok I, Areal Lereng > 40% Blok-21, Areal
Lereng > 40% Blok-22, Areal Lereng > 40% Blok-23, Areal Lereng > 40% Blok24, Areal Lereng > 40% Blok-25, Areal Lereng > 40% Blok-26, Areal Lereng >
40% Blok-27, Areal Lereng > 40% Blok-33, Areal Lereng > 40% Blok-34, Areal
Lereng > 40% Blok-35, Areal Lereng > 40% Blok-36, Areal Lereng > 40% Blok37, Areal Lereng > 40% Blok-58, Areal Lereng > 40% Blok-59, Areal Lereng >
40% Blok-75, Areal Lereng > 40% Blok-76, Areal Lereng > 40% Blok-77, Areal
Lereng > 40% Blok-78, Areal Lereng > 40% Blok-79, Tembawai Empran
(Kedumbik), Tembawai Kiding (kedumbik), Tembawai Tingting (Kedumbik),
Tembawai Garung I (Merakai Pendek), Tembawai Garung II (Merakai Pendek),
Tembawai Tetak Tangga (Kantuk Balau), Tembawai Melebo (Kantuk Balau),
Tembawai Anji (Kantuk Bunut), Tembawai Kunang (Kantuk Bunut), Tembawai
Begedat (Kantuk Bunut), Tembawai Lumuk (Kantuk Bunut), Tembawai Bunut
(Kantuk Bunut), Tembawai Kenjalang (Kantuk Bunut), Tembawai Ijok (Kantuk
Bunut), Tembawai Sungai Tai (Kantuk Asam), Tembawai Nanga Pecah Pril
(Telutuk), Tembawai Empanang, Kerapararong (hutan kerangas Kantuk Asam),
Kubur Tunggal (Desa Kantuk Asam), Hutan Kerangas (BRW) (bukit Besar) Blok
II
142
141
2
No
Areal studi
PT Paramitra Internusa
Pratama
Hutan Rawa Gambut
Hutan Dataran Rendah
Ekosistem
Lampiran 7 Lokasi pengamatan pada areal studi
KSMA S. Jentu, KSMA S. Lemedak, KSMA S. JalangKSMA S. Penyengat-1,
KSMA S. Penyengat-2, KSMA S. Tawang Biyu, KSMA S. Anggar Nyala
Bukit Kenepai (Desa Sekedau), Bukit Sekedau (Desa Sekedau), Bukit Lebur Api
(Desa Sekedau), Bukit Kedang (Desa Sentabai)
Rawa Dusun Lemedak, Areal Perlindungan Nepenthes, Habitat Orang Hutan,
Hutan Adat Mungguk Linsum, Hutan Adat Mungguk Tanah Nyala, Hutan
Cadangan Simpang Kedang, Tembawai Langko, Areal Lebah Madu, Tembawai
Tanah Burak, Tembawang Sungai Entimut, Gupung Langai Lalong, Gupung dan
Tembawang Sungai Tepuak, Gupung Kerintak, Gupung Nanga Bungo, Gupung
Bukit
Areal Lainnya
Rawa Dusun Lemedak, Areal Perlindungan Nepenthes, Habitat Orang Hutan,
Hutan Adat Mungguk Linsum, Hutan,
Adat Mungguk Tanah Nyala, Hutan Cadangan Simpang Kedang, Tembawai
Langko, Areal Lebah Madu, Tembawai Tanah Burak, Tembawang Sungai
Entimut, Gupung Langai Lalong, Gupung dan Tembawang Sungai Tepuak,
Gupung Kerintak, Gupung Nanga Bungo, Gupung Dampak Temunik, Gupung
Temunik Sungai Bungo, Gupung Puyau Samboi, Gupung Mawang, Gupung Lalau
Putat, Kuburan Jentu
SS Jentu, SS Lebak Tembawai, SS Pinta Sawa, SS Semelanga, SS Rusa, SS
Melaban, SS Rampui, SS Besar, SS Bujun, SS Pagung, SS Liut, SS Rukam Hilir,
SS Rukam Hulu, SS Lebak Kera, SS Atin, SS Ribut, SS Anyang, SS Lemedak, SS
Peniti Tayan, SS Balai Boyan, SS Ketau, SS Lantang Nanga, SS Bakul Hilir, SS
Bakul Hulu, SS Penumpang, SS Jalang, SS Tawang Biyu, SS Tekalong, SS
Tekedan, SS Linsum, SS Sentabai, SS Penyengat, SS Angar Nyala, SS Antu
Bukit Kenepai (Desa Sekedau), Bukit Sekedau (Desa Sekedau), Bukit Lebur Api
(Desa Sekedau), Bukit Kedang (Desa Sentabai)
Lokasi
SS Jentu, SS Lebak Tembawai, SS Pinta Sawa, SS Semelanga, SS Rusa, SS
Melaban, SS Rampui, SS Besar, SS Bujun, SS Pagung, SS Liut, SS Rukam Hilir,
SS Rukam Hulu, SS Lebak Kera, SS Atin, SS Ribut, SS Anyang, SS Lemedak, SS
Peniti Tayan, SS Balai Boyan, SS Ketau, SS Lantang Nanga, SS Bakul Hilir, SS
Bakul Hulu, SS Penumpang, SS Jalang, SS Tawang Biyu, SS Tekalong, SS
Tekedan, SS Linsum, SS Sentabai, SS Penyengat, SS Angar Nyala, SS Antu
KSMA S. Jentu, KSMA S. Lemedak, KSMA S. Jalang, KSMA S. Penyengat-1,
KSMA S. Penyengat-2, KSMA S. Tawang Biyu, KSMA S. Anggar Nyala
Kawasan Sekitar
Mata Air (KSMA)
Sempadan Sungai
(SS)
Areal Lainnya
Bukit
Kawasan Sekitar
Mata Air (KSMA)
Sempadan Sungai
(SS)
Habitat
143
142
Areal studi
PT Persada Graha Mandiri
No
3
Hutan Dataran Rendah
Hutan Kerangas
Ekosistem
Lampiran 7 Lokasi pengamatan pada areal studi
Gupung
Rawa dan Kawasan
Sekitar Rawa
Kawasan Sekitar
Mata Air (KSMA)
Sempadan Sungai
(SS)
Areal Lainnya
Gupung Sepan perahu (Hutan Kerangas), Gupung Pendam Besar, Gupung
Pepanjalih, Gupung Engkuni, Gupung Kripit (Dusun Penai), Gupung Sibau,
Gupung Rasit, Gupung Kertung, Gupung Tembawang Kota, Gupung Mentawak,
Gupung Tinting Kajang, Gupung Pendam Titipudu, Gupung Cempedak, Gupung
Tembawai, Gupung Tengkawang, Gupung Atap Jawung, Gupung Ketugan,
Gupung Terindak, Gupung Telur, Gupung Kenoleng, Gupung Danau Landuk,
Gupung dan Tembawang Buaya, Gupung Pendam Pangkal Pentek, Gupung Tekam
Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Sentabai, Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa
Penyengat
KSMA S. Berandanan-1, KSMA S. Berandanan-2, KSMA S. Penyengat Bawah
Rawa Dusun Lemedak, Areal Perlindungan Nepenthes, Habitat Orang Hutan,
Hutan Adat Mungguk Linsum, Hutan Adat Mungguk Tanah Nyala, Hutan
Cadangan Simpang Kedang, Tembawai Langko, Areal Lebah Madu, Tembawai
Tanah Burak, Tembawang Sungai Entimut, Gupung Langai Lalong, Gupung dan
Tembawang Sungai Tepuak, Gupung Kerintak, Gupung Nanga Bungo, Gupung
Dampak Temunik, Gupung Temunik Sungai Bungo, Gupung Puyau Samboi,
Gupung Mawang, Gupung Lalau Putat, Kuburan Jentu
SS Berandanan, SS Bungo, SS Burak Air, SS Entimut, SS Keladan, SS Penyengat,
SS Putat, SS Sentabai, SS Tepuak
Bukit Kenepai (Desa Sekedau), Bukit Sekedau (Desa Sekedau), Bukit Lebur Api
(Desa Sekedau), Bukit Kedang (Desa Sentabai)
Kawasan Sekitar
Mata Air (KSMA)
Bukit
KSMA S. Jentu, KSMA S. Lemedak, KSMA S. Jalang, KSMA S. Penyengat-1,
KSMA S. Penyengat-2, KSMA S. Tawang Biyu, KSMA S. Anggar Nyala
Sempadan Sungai
(SS)
Dampak Temunik, Gupung Temunik Sungai Bungo, Gupung Puyau Samboi,
Gupung Mawang, Gupung Lalau Putat, Kuburan Jentu
Lokasi
SS Jentu, SS Lebak Tembawai, SS Pinta Sawa, SS Semelanga, SS Rusa, SS
Melaban, SS Rampui, SS Besar, SS Bujun, SS Pagung, SS Liut, SS Rukam Hilir,
SS Rukam Hulu, SS Lebak Kera, SS Atin, SS Ribut, SS Anyang, SS Lemedak, SS
Peniti Tayan, SS Balai Boyan, SS Ketau, SS Lantang Nanga, SS Bakul Hilir, SS
Bakul Hulu, SS Penumpang, SS Jalang, SS Tawang Biyu, SS Tekalong, SS
Tekedan, SS Linsum, SS Sentabai, SS Penyengat, SS Angar Nyala, SS Antu
Habitat
144
143
No
Areal studi
Hutan Rawa Air Tawar
Hutan Rawa Gambut
Ekosistem
Lampiran 7 Lokasi pengamatan pada areal studi
Gupung
Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Sentabai, Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa
Penyengat
Rawa dan Kawasan
Sekitar Rawa
Gupung Sepan perahu (Hutan Kerangas), Gupung Pendam Besar, Gupung
Pepanjalih, Gupung Engkuni, Gupung Kripit (Dusun Penai), Gupung Sibau,
Gupung Rasit, Gupung Kertung, Gupung Tembawang Kota, Gupung Mentawak,
Gupung Tinting Kajang, Gupung Pendam Titipudu, Gupung Cempedak, Gupung
Tembawai, Gupung Tengkawang, Gupung Atap Jawung, Gupung Ketugan,
Gupung Terindak, Gupung Telur, Gupung Kenoleng, Gupung Danau Landuk,
Gupung dan Tembawang Buaya, Gupung Pendam Pangkal Pentek, Gupung Tekam
KSMA S. Berandanan-1, KSMA S. Berandanan-2, KSMA S. Penyengat Bawah
SS Berandanan, SS Bungo, SS Burak Air, SS Entimut, SS Keladan, SS Penyengat,
SS Putat, SS Sentabai, SS Tepuak
Kawasan Sekitar
Mata Air (KSMA)
Sempadan Sungai
(SS)
Areal lainnya
Gupung
Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa Sentabai, Rawa dan Kawasan Sekitar Rawa
Penyengat
Rawa dan Kawasan
Sekitar Rawa
Gupung Sepan perahu (Hutan Kerangas), Gupung Pendam Besar, Gupung
Pepanjalih, Gupung Engkuni, Gupung Kripit (Dusun Penai), Gupung Sibau,
Gupung Rasit, Gupung Kertung, Gupung Tembawang Kota, Gupung Mentawak,
Gupung Tinting Kajang, Gupung Pendam Titipudu, Gupung Cempedak, Gupung
Tembawai, Gupung Tengkawang, Gupung Atap Jawung, Gupung Ketugan,
Gupung Terindak, Gupung Telur, Gupung Kenoleng, Gupung Danau Landuk,
Gupung dan Tembawang Buaya, Gupung Pendam Pangkal Pentek, Gupung Tekam
Pendam Titi Urat, Tembawang Lubuk Pun Tengkawang, Gupung Menyatuk,
Tembawang Buah Blok 35, Mungguk Kawah, Mungguk Kapit, Mungguk Keladan
KSMA S. Berandanan-1, KSMA S. Berandanan-2, KSMA S. Penyengat Bawah
SS Berandanan, SS Bungo, SS Burak Air, SS Entimut, SS Keladan, SS Penyengat,
SS Putat, SS Sentabai, SS Tepuak
Lokasi
Pendam Titi Urat, Tembawang Lubuk Pun Tengkawang, Gupung Menyatuk,
Tembawang Buah Blok 35, Mungguk Kawah, Mungguk Kapit, Mungguk Keladan
Kawasan Sekitar
Mata Air (KSMA)
Sempadan Sungai
(SS)
Areal Lainnya
Habitat
145
144
No
Areal studi
Ekosistem
Lampiran 7 Lokasi pengamatan pada areal studi
Areal lainnya
Habitat
Lokasi
Pendam Titi Urat, Tembawang Lubuk Pun Tengkawang, Gupung Menyatuk,
Tembawang Buah Blok 35, Mungguk Kawah, Mungguk Kapit, Mungguk Keladan
146
145
146
Lampiran 8 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Sawit Kapuas Kencana
Hutan Dataran Rendah
Hutan Kerangas
Nama Ilmiah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Alangium javanicum
Alocasia sp.
Alpinia sp.
Alstonia angustifolia
Alstonia scholaris
Amaranthus sp.
Ananas comosus
Anisophyllea disticha
Antidesma ghaesembilla
Antidesma neurocarpum
Aquilaria microcarpa
Arcangelisia flava
Areca catechu
Arenga pinnata
Artocarpus anisophyllus
Artocarpus elasticus
Artocarpus integer
Artocarpus integra
Artocarpus lanceifolius
Artocarpus odoratissimus
Asplenium nidus
Axonopus compressus
Baccaurea dulcis
Baccaurea racemosa
Bambusa vulgaris
Barringtonia sp.
Bauhinia sp.
Begonia glabra
Bellucia axinanthera
Blechnum orientale
Blechnum vulcanicum
Borreria latifolia
Bromheadia
finlaysoniana
Buettneria reinwardtii
Calamus caesius
Calamus mattanensis
Calamus retrophyllus
Calamus sp.
Calophyllum
grandiflorum
Calophyllum
macrocarpum
Calophyllum
sclerophyllum
Calophyllum soulatri
Campnosperma
auriculata
Campnosperma
coriaceum
Canarium odontophyllum
Cassia alata
Castanopsis argentea
Buffer Zone
AL
HL
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
SS
KSMA
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
KSMA
√
√
Buffer
Zone HL
AL
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
SS
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, Buffer Zone HL = Buffer Zone Hutan Lindung, AL =
Areal lainnya
147
Lampiran 8 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Sawit Kapuas Kencana
Hutan Dataran Rendah
Hutan Kerangas
Nama Ilmiah
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
Castanopsis tunggurrut
Ceiba pentandra
Chrysopogon aciculatus
Coelostegia kostermansii
Coffea robusta
Cordyline fruticosa
Costus speciosus
Cratoxylon arborescens
Cratoxylum glaucum
Crypteronia griffithii
Cryptocarya crassinervia
Curculigo capitulata
Cymbopogon citratus
Cynodon dactylon
Cyperus compressus
Cyperus rotundus
Dacryodes rubiginosa
Derris elliptica
Dialium hydnocarpioides
Dicranopteris dichotoma
Digitaria adscendens
Dillenia excelsa
Dillenia grandifolia
Dillenia pulchella
Dindrocalamus asper
Dinochloa scandens
Dipterocarpus warbugii
Dissochaeta gracilis
Donax cannaeformis
Dracontomelon
mangiferum
Drynaria sparsisora
Duabanga moluccana
Durio kutejensis
Durio zibethinus
Dysoxylum macrocarpum
Elaeis guneensis
Elaeocarpus floribundus
Elateriospermum tapos
Embelia ribes
Erechthites valerianifolia
Erythroxylum cuneatum
Eugenia muellerii
Eugenia sp.
Eugenia sp.
Eugenia sp.
Eugenia sp.
Eugenia sp.
Eugenia sp.
Eugenia sp.
Eugenia sp.
Eupatorium odoratum
SS
KSMA
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Buffer Zone
AL
HL
√
√
√
√
√
√
√
SS
KSMA
√
√
Buffer
Zone HL
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
AL
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, Buffer Zone HL = Buffer Zone Hutan Lindung, AL =
Areal lainnya
148
Lampiran 8 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Sawit Kapuas Kencana
Hutan Dataran Rendah
Hutan Kerangas
Nama Ilmiah
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
Euphorbia hirta
Eusideroxylon zwageri
Ficus ampelas
Ficus benjamina
Ficus callosa
Ficus deltoidea
Ficus hirta
Ficus hispida
Ficus pumila
Ficus variegate
Freycinetia angustifolia
Gandarusa vulgaris
Garcinia mangostana
Garcinia parvifolia
Garcinia sp.
Gigantochloa apus
Gleichenia microphylla
Gluta renghas
Gnetum cuspidatum
Hevea brasiliensis
Homalanthus populneus
Homalomena alba
Hopea pachycarpa
Hopea sp.
Hoya sp.
Hydnocarpus
anthelmintica
Hyptis brevipes
Imperata cylindrica
Ixonanthes petiolaris
Ixora coccinea
Knema cinerea
Knema conferta
Knema laurina
Knema perconacea
Kokoona ovatolanceolata
Kyllinga monocephala
Labisia pumila
Lansium domesticum
Lecanopteris carnosa
Leea indica
Licuala spinosa
Litsea tuberculata
Lycopodium cernuum
Lygodium japonicum
Macaranga conifera
Macaranga gigantea
Macaranga hypoleuca
Macaranga pruinosa
Macaranga rhizinoides
Macaranga triloba
Mallotus macrostachyus
Buffer Zone
AL
HL
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
SS
KSMA
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
SS
KSMA
√
√
√
√
√
√
Buffer
Zone HL
√
√
√
√
√
AL
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, Buffer Zone HL = Buffer Zone Hutan Lindung, AL =
Areal lainnya
149
Lampiran 8 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Sawit Kapuas Kencana
Hutan Dataran Rendah
Hutan Kerangas
Nama Ilmiah
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
Mangifera caesia
Mangifera foetida
Mangifera indica
Manihot utilissima
Melastoma
malabathricum
Merremia umbellate
Metroxylon sagu
Metroxylon sp.
Mikania scandens
Monocarpia euneura
Morinda brachteata
Musa sp.
Musa sp.
Nepenthes ampullaria
Nepenthes gracilis
Nephelium cuspidatum
Nephelium lappaceum
Nephrolepis exavata
Octomeles sumatrana
Oryza sativa
Paederia foetida
Palaquium
cochleariifolium
Palaquium hexandrum
Pandanus sp.
Pandanus tectorius
Parastemon urophyllus
Parishia maingayi
Parkia intermedia
Parkia speciosa
Paspalum conjugatum
Passiflora foetida
Payena obscura
Pennisetum purpureum
Pentaspadon motleyi
Pholidota chinensis
Phyllanthus niruri
Piper caninum
Piper nigrum
Piper porphyrophyllum
Pithecollobium lobatum
Planchonia grandis
Planchonia valida
Plectocomia elongata
Pleomele angustifolia
Pogonarherum paniceum
Polyathia subcordata
Pometia pinnata
Pothos sp.
Psidium guajava
Psychotria sarmentosa
SS
KSMA
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Buffer Zone
AL
HL
√
√
√
√
SS
KSMA
√
√
√
√
√
Buffer
Zone HL
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
AL
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, Buffer Zone HL = Buffer Zone Hutan Lindung, AL =
Areal lainnya
150
Lampiran 8 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Sawit Kapuas Kencana
Hutan Dataran Rendah
Hutan Kerangas
Nama Ilmiah
SS
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
Pterospermum
diversifolium
Rhodamnia cinerea
Saccharum officinarum
Salacca zalacca
Santiria tomentosa
Sauropus androgynus
Schima wallichii
Schizaea digitata
Schizostachyum
longispiculatum
Scleria laevis
Scorodocarpus borneensi
Selaginella doederleinii
Shorea brunescens
Shorea palembanica
Shorea pauciflora
Shorea peltata
Shorea pinanga
Shorea scabrida
Shorea seminis
Shorea sp.
Shorea stenoptera
Shorea teysmanniana
Sida rhombifolia
Smilax zeylanica
Solanum indicum
Spatholobus ferrugineus
Stemonurus secundiflorus
Sterculia rubiginosa
Streblus asper
Strombosia ceylanica
Swintonia glauca
Symplocos celastrifolia
Symplocos sp
Syzygium aqueum
Syzygium laxiflorum
Syzygium lineatum
Syzygium muelleri
Syzygium polyanthum
Tetracera fagifolia
Tetrastigma sp.
Theobroma cacao
Trema orientalis
Tricalysia singularis
Triomma malaccensis
Tristania maingayi
Tristania obovata
Uncaria glabrata
Urena lobata
Vatica rassak
Vernonia arborea
KSMA
Buffer Zone
AL
HL
SS
KSMA
Buffer
Zone HL
AL
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, Buffer Zone HL = Buffer Zone Hutan Lindung, AL =
Areal lainnya
151
Lampiran 8 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Sawit Kapuas Kencana
Hutan Dataran Rendah
Hutan Kerangas
Nama Ilmiah
250
251
252
253
254
255
Jumlah
Vitex glabrata
Vitex pubescens
Vittaria scolopendrina
Xylopia sp.
Xylopia sp.
Zalacca blumeana
SS
KSMA
√
√
√
√
√
√
203
√
√
√
148
Buffer Zone
AL
HL
√
√
√
√
√
√
√
√
√
153
209
√
Buffer
Zone HL
√
√
√
√
√
√
100
85
SS
90
KSMA
43
AL
Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, Buffer Zone HL = Buffer
Zone Hutan Lindung, AL = Areal lainnya
Sumber : Hasil Rekapitulasi dari Pustaka Tim Terpadu (2010a)
152
Lampiran 9 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Paramitra Internusa Pratama
Hutan Dataran Rendah
No
Hutan Rawa Gambut
Nama Ilmiah
SS
KSMA
1
Ageratum conyzoides
Bukit
AL
√
√
2
Alangium javanicum
√
3
Aleurites moluccana
√
√
√
4
Alpinia sp.
√
√
√
5
Alseodaphne sp.
√
√
6
Alstonia angustifolia
√
√
7
Alstonia scholaris
√
√
8
Amomum coccineum
√
√
SS
Bukit
AL
√
Hutan
Kerangas
SS
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9
Ananas comosus
√
√
10
Anisophyllea disticha
√
√
11
Aquilaria malaccensis
12
Arcangelisia flava
√
13
14
Areca catechu
Artocarpus anisophyllus
√
√
√
√
√
√
√
15
Artocarpus integer
√
√
√
16
Artocarpus kemando
√
√
17
Artocarpus lanceifolius
18
Artocarpus odoratissimus
√
√
19
Asplenium nidus
√
√
20
Axonopus compressus
√
√
21
Baccaurea stipulate
√
22
Baeckea frutescens
23
Barringtonia acutangulata
24
25
Barringtonia sp.
Bauhinia sp.
√
√
26
Bellucia axinanthera
√
√
√
27
Blechnum orientale
√
√
√
28
Blumea balsamifera
√
√
29
Bromheadia finlaysoniana
√
√
√
√
30
Calamus caesius
√
√
√
√
31
Calamus retrophyllus
√
√
32
Calamus schistoacanthus
√
√
33
Calophyllum grandiflorum
√
√
34
Calophyllum pulcherrimum
√
√
√
35
Calophyllum sp.
√
√
√
36
Campnosperma auriculata
37
Campnosperma macrophylla
38
Cantleya corniculata
√
39
Castanopsis argentea
√
40
Chaetocarpus castanocarpus
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, AL = Areal lainnya
√
√
153
Lampiran 9 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Paramitra Internusa Pratama
Hutan Dataran Rendah
No
Hutan Rawa Gambut
Nama Ilmiah
SS
KSMA
41
Cinnamomum macrophyllum
Bukit
AL
SS
Bukit
AL
√
√
√
42
Citrus aurantifolia
√
√
√
43
Coccoceras borneense
√
√
√
44
Colocasia esculenta
√
45
Combretocarpus rotundatus
√
46
Cratoxylon glaucum
47
Cratoxylum arborescens
48
Cryptocarya crassinervia
49
Curculigo capitulata
√
√
50
Cynodon dactylon
√
51
Cyperus compressus
√
52
Cyperus rotundus
53
Dacryodes microcarpa
54
Dacryodes rostrata
55
Dacryodes rubiginosa
56
Daemonorops longipes
57
58
Dapania racemosa
Dialium platysepalum
59
Dicranopteris dichotoma
√
√
√
√
√
√
60
Dillenia excelsa
√
√
√
√
√
√
61
Dillenia grandifolia
√
√
√
62
Dillenia sp.
63
Dinochloa scandens
64
Diospyros sumatrana
65
Dipterocarpus warbugii
66
Dissochaeta gracilis
√
67
Dracontomelon mangiferum
√
√
68
Drynaria sparsisora
√
√
69
Dryobalanops aromatica
√
√
70
Dryobalanops oblongifolia
√
√
71
Dyera lowii
√
√
72
Elaeis guneensis
73
Elaeocarpus stipularis
√
√
74
Emilia sonchifolia
√
√
75
Endospermum diadenum
76
Eugenia ap.
77
Eugenia cerina
78
Eugenia malaccensis
79
Eugenia muellerii
√
√
80
Eugenia sp.
√
√
Hutan
Kerangas
SS
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, AL = Areal lainnya
√
154
Lampiran 9 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Paramitra Internusa Pratama
Hutan Dataran Rendah
No
Hutan Rawa Gambut
Nama Ilmiah
SS
KSMA
81
Eugenia sp.
√
82
Eugenia sp.
83
Eugenia sp.
84
Bukit
AL
SS
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Eugenia sp.
√
√
√
√
85
Eugenia sp.
√
√
√
√
86
Eugenia sp.
√
√
√
√
87
Eugenia sp.
√
√
√
√
88
Eurycoma longifolia
√
89
Ficus ampelas
90
Ficus benjamina
√
91
Ficus callosa
√
92
Ficus deltoidea
93
Ficus hirta
√
94
Ficus hispida
√
95
Ficus sp.
√
√
96
Flagellaria indica
97
Fragraea fragrans
√
√
98
99
Fragraea racemosa
Freycinetia angustifolia
√
100
Garcinia diocia
√
101
Garcinia parvifolia
√
√
102
Gigantochloa apus
√
√
√
√
√
103
Gleichenia microphylla
√
√
√
√
√
√
104
Gluta renghas
√
√
√
√
√
105
Gonystylus velutinus
√
√
106
Hanguana malayana
√
√
107
Hevea brasiliensis.
√
√
108
Homalanthus populneus
√
√
109
Homalium caryophyllaceum
√
110
Hopea mengerawan
√
√
111
Imperata cylindrica
√
√
112
Isotoma longiflora
113
Ixora coccinea
√
√
√
114
Knema perconacea
√
√
√
115
Knema sp.
√
√
116
Knema sp.
√
√
117
Knema sp.
√
√
118
Koompassia malaccensis
119
Labisia pumila
120
Lagerstroemia speciosa
√
Bukit
AL
Hutan
Kerangas
SS
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, AL = Areal lainnya
155
Lampiran 9 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Paramitra Internusa Pratama
Hutan Dataran Rendah
No
Hutan Rawa Gambut
Nama Ilmiah
SS
KSMA
Bukit
AL
SS
Bukit
AL
Hutan
Kerangas
SS
121
Lansium domesticum
122
Lecanopteris carnosa
√
123
Lepironia mucronata
√
124
Licuala spinosa
√
125
Litsea tuberculata
√
126
Lycopodium cernuum
√
√
127
Lygodium japonicum
√
√
128
Macaranga conifera
√
√
√
129
Macaranga gigantea
√
√
√
130
Macaranga pruinosa
131
Macaranga rhizinoides
√
√
132
Mallotus macrostachyus
√
√
133
Mangifera caesia
√
√
134
Mangifera foetida
√
√
135
Mangifera havilandii
√
√
136
Mangifera indica
√
√
137
Manihot utilissima
√
√
√
138
Melanorrhea wallichii
√
√
√
139
Melastoma malabathricum
√
√
140
Metroxylon sp.
141
Musa sp.
142
Myrmecodia sp.
143
Myrustica iners
144
Nepenthes alata
145
Nepenthes ampullaria
146
Nepenthes bracheata
147
Nepenthes gracilis
148
Nepenthes rafflesiana
149
Nepenthes reinwardtiana
√
√
√
150
Nephelium cuspidatum
√
√
√
151
Nephelium lappaceum
152
Nephrolepis exavata
√
153
Ochanostachys amentacea
√
154
Palaquium cochleariifolium
√
155
Palaquium hexandrum
√
156
Palaquium microphyllum
157
Pandanus sp.
√
√
158
Paspalum conjugatum
√
√
√
√
159
Passiflora foetida
√
√
√
√
√
160
Pennisetum purpureum
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, AL = Areal lainnya
√
156
Lampiran 9 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Paramitra Internusa Pratama
Hutan Dataran Rendah
No
Hutan Rawa Gambut
Nama Ilmiah
SS
KSMA
Bukit
AL
SS
Bukit
AL
√
√
161
Pentaspadon motleyi
162
Pholidota chinensis
√
√
163
Planchonia grandis
√
√
√
√
√
164
Polyathia subcordata
√
√
√
√
√
165
Pometia pinnata
√
√
√
√
166
Pothos sp.
√
√
√
167
Psidium guajava.
√
√
√
168
Psychotria sarmentosa
√
169
Rhodamnia cinerea
√
√
170
Santiria tomentosa
√
√
171
Scleria laevis
√
√
√
√
√
√
172
Selaginella doederleinii
√
√
√
√
√
√
173
Shorea argentifolia
√
√
√
√
√
174
Shorea balangeran
√
√
175
Shorea foxworthyi
√
√
176
Shorea palembanica
√
√
177
Shorea pallidifolia
178
Shorea parvistipulata
√
179
Shorea pauciflora
√
180
Shorea peltata
√
181
Shorea pinanga
√
182
Shorea scaberrima
√
183
Shorea scabrida
184
Shorea sp.
185
Shorea stenoptera
186
Sindora brugemanii
√
√
187
Smilax zeylanica
√
√
188
Spatholobus ferrugineus
√
√
189
Stenoclaena palustris
√
√
190
Sterculia rubiginosa
191
Symplocos celastrifolia
√
192
Tetracera fagifolia
√
√
193
Trema orientalis
√
√
194
Tricalysia singularis
√
√
195
Trigonopleura malayana
√
√
196
Triomma malaccensis
197
Tristania maingayi
√
√
198
Tristania obovata
√
√
√
√
√
199
Uncaria glabrata
√
√
√
√
√
Hutan
Kerangas
SS
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, AL = Areal lainnya
√
√
√
√
157
Lampiran 9 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Paramitra Internusa Pratama
Hutan Dataran Rendah
No
Hutan Rawa Gambut
Nama Ilmiah
SS
KSMA
Bukit
AL
SS
200
Urena lobata
201
Vatica rassak
√
√
202
Vernonia arborea
√
√
203
Vitex pubescens
√
√
204
Vittaria elongata
√
√
√
205
Vittaria scolopendrina
√
√
√
206
Xylopia sp.
√
207
Xylopia sp.
√
208
Zea mays
Jumlah
√
130
AL
√
√
√
154
Bukit
128
√
√
√
√
136
√
27
35
Keterangan : SS = Sempadan Sungai, KSMA = Kawasan Sekitar Mata Air, AL = Areal lainnya
Sumber : Hasil Rekapitulasi dari Pustaka Tim Terpadu (2010b)
SS
√
√
47
Hutan
Kerangas
22
158
Lampiran 10 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Persada Graha Mandiri
No
Hutan Dataran Rendah
Nama Ilmiah
SS
KSMA Rawa Gupung
1
Aleurites moluccana
√
√
2
Alseodaphne sp.
√
√
3
Alstonia angustifolia
4
Alstonia scholaris
√
5
Amomum coccineum
√
6
Anisophyllea disticha
7
Antidesma neurocarpum
√
8
Aquilaria malaccensis
√
9
Aquilaria sp.
10
Areca catechu
11
Arenga pinnata
12
Artocarpus anisophyllus
√
13
Artocarpus integer
√
14
Artocarpus kemando
15
Artocarpus lanceifolius
16
Artocarpus odoratissimus
√
17
Axonopus compressus
√
18
Baeckea frutescens
19
Barringtonia acutangulata
√
20
Barringtonia sp.
√
21
Bellucia axinanthera
√
22
Blumea balsamifera
√
23
Bromheadia finlaysoniana
√
24
Calamus manicatus
25
Calamus schistoacanthus
√
26
Calophyllum grandiflorum
√
27
Calophyllum pulcherrimum
√
28
Calophyllum rigidum
√
29
Calophyllum sp.
30
Campnosperma auriculata
31
Castanopsis argentea
32
Chaetocarpus castanocarpus
33
Cinnamomum culilawan
34
Cocos nucifera
√
35
Cratoxylum arborescens
√
36
Croton argyratus
37
Cryptocarya crassinervia
√
38
Curculigo capitulata
√
39
Dacryodes costata
√
40
Dacryodes microcarpa
√
AL
Hutan Rawa
Air Tawar
SS
SS
KSMA
√
√
KSMA
√
√
√
√
√
Hutan Rawa
Gambut
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : SS : Sempadan Sungai, KSMA : Kawasan Sekitar Mata Air, AL : Areal lainnya
√
√
159
Lampiran 10 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Persada Graha Mandiri
No
Hutan Dataran Rendah
Nama Ilmiah
SS
KSMA Rawa Gupung
AL
Hutan Rawa
Gambut
Hutan Rawa
Air Tawar
SS
SS
KSMA
KSMA
41
Dacryodes rubiginosa
42
Dacryodes rugosa
√
43
Dialium platysepalum
√
44
Dillenia excelsa
√
45
Dillenia grandifolia
√
46
Diospyros sumatrana
√
47
Duabanga moluccana
√
48
Durio oxleyanus
√
49
Durio sp
√
50
Durio zibethinus
51
Dyera lowii
52
Elaeocarpus stipularis
53
Erythroxylum cuneatum
54
Eugenia ap.
55
Eugenia cerina
56
Eugenia muellerii
√
√
√
√
57
Eugenia sp.
√
√
√
√
√
√
58
Eugenia sp.
√
√
√
√
√
√
59
Eugenia sp.
√
√
√
√
√
√
60
Eugenia sp.
√
√
√
√
√
√
61
Eugenia sp.
√
√
√
√
√
√
62
Eugenia sp.
√
√
√
√
√
√
63
Eugenia sp.
√
√
√
√
√
√
64
Eugenia sp.
√
√
√
√
√
√
65
Eurycoma longifolia
√
√
√
66
Eusideroxylon zwageri
√
√
67
Ficus ampelas
√
68
Ficus benjamina
√
69
Ficus hirta
70
Fragraea fragrans
√
√
71
Fragraea racemosa
√
√
72
Freycinetia angustifolia
73
Garcinia diocia
74
Garcinia mangostana
75
Garcinia parvifolia
76
Gleichenia microphylla
√
√
√
√
77
Gluta renghas
√
√
√
√
78
Hevea brasiliensis
√
79
Hopea mengerawan
√
√
√
80
Hopea pachycarpa
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : SS : Sempadan Sungai, KSMA : Kawasan Sekitar Mata Air, AL : Areal lainnya
√
160
Lampiran 10 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Persada Graha Mandiri
No
Hutan Dataran Rendah
Nama Ilmiah
SS
KSMA Rawa Gupung
81
Hopea sangal
82
83
84
Imperata cylindrica
Ixora coccinea
Knema perconacea
√
85
Knema sp.
86
Knema sp.
87
Knema sp.
√
88
Koompassia malaccensis
89
Lansium domesticum
90
Lepironia mucronata
√
91
Litsea tuberculata
√
92
Lopopethalum beccarianum
√
93
Macaranga conifera
√
94
Macaranga gigantea
√
95
Macaranga hypoleuca
√
96
Mangifera foetida
97
Mangifera longipes
√
98
Melaleuca leucadendron
√
AL
Hutan Rawa
Gambut
Hutan Rawa
Air Tawar
SS
SS
KSMA
KSMA
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
99
Melastoma malabathricum
100
Metroxylon sp.
101
Mikania scandens
102
Monocarpia euneura
√
√
103
Myrmecodia sp.
√
√
104
Myrustica iners
√
√
105
Nepenthes gracilis
√
√
106
Nepenthes reinwardtiana
107
Nephelium cuspidatum
√
108
Nephelium lappaceum
√
109
Pandanus sp.
110
Parkia intermedia
√
111
Parkia speciosa
√
√
112
Pentaspadon motleyi
√
√
√
113
Peronema canescens
114
Planchonia grandis
√
√
√
115
Platycerium bifurcatum
116
Plectocomiopsis borneensis
√
117
Podocarpus motleyi
√
118
Polyathia subcordata
√
119
Santiria griffithii
√
120
Santiria tomentosa
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : SS : Sempadan Sungai, KSMA : Kawasan Sekitar Mata Air, AL : Areal lainnya
√
161
Lampiran 10 Kekayaan jenis tumbuhan berguna berdasarkan tipe ekosistem di PT Persada Graha Mandiri
No
Hutan Dataran Rendah
Nama Ilmiah
SS
KSMA Rawa Gupung
121
Sartotheca macrophylla
122
123
124
Schizostachyum longispiculatum
125
Shorea foxworthyi
126
Shorea pallidifolia
√
127
Shorea pauciflora
√
128
Shorea pinanga
√
129
Shorea sp.
130
Shorea stenoptera
√
131
Symplocos celastrifolia
√
132
Symplocos polyandra
133
Tristania maingayi
134
Tristania obovata
√
135
Uncaria glabrata
√
136
Vatica rassak
137
Vernonia arborea
138
Vitex pubescens
139
Xylopia sp.
√
140
Xylopia sp.
√
Hutan Rawa
Air Tawar
SS
SS
KSMA
KSMA
√
Selaginella doederleinii
Shorea balangeran
Jumlah
AL
Hutan Rawa
Gambut
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
70
36
33
100
57
15
4
Keterangan : SS : Sempadan Sungai, KSMA : Kawasan Sekitar Mata Air, AL : Areal lainnya
Sumber : Hasil Rekapitulasi dari Pustaka Tim Terpadu (2010c)
17
17
162
Lampiran 11
Rekapitulasi jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh Etnis Dayak di
Kalimantan Barat
Jenis Tumbuhan
No
Penyakit
Nama Lokal
1
2
Gatal
Kencing Batu
Rugan
Kapuk
3
Koreng
Gerunggang
4
5
6
Kudis
Kurap
Luka
Rugan
Rugan
- Gerunggang
- Kemalai
7
Luka Baru
- Rumput mawai
- Runai
- Nangka
8
Mencret
- Jambu beras
- Cikup
9
Mual
Kemunting
10
Panas
- Akar engkelait
- Kemunting
- Kepapak
11
Panu
Petai
12
Sakit Gigi
Akar tuba
13
14
15
Sakit Kuning
Jelumpang
Sariawan
Lada
Tekanan Darah Bengkudu
Tinggi
Hitam
- Bayam
16
17
Menyegarkan
Sabang antu
Badan
Setelah
Melahirkan
Terkena
Ulat Akar ara
Bulu
Sumber : Sangat et al. (2000)
Cassia alata L.
Ceiba
pentandra
(L.) Gaertn.
Cratoxylum
arborescens (Vahl.)
BI.)
Cassia alata L.
Cassia alata L.
Cratoxylum
arborescens (Vahl.)
BI.)
Leea
indica
(Burm.f.) Merr.)
Ageratum
conyzoides L.
Eupatorium
odoratum L.f.
Artocarpus integra
Psidium guajava
Garcinia
mangostana L.
Melastoma
malabathricum L.
Uncaria glabrata
Fabaceae
Bombacaceae
Bagian yang
dimanfaatkan
Daun (tunggal)
Kulit batang
Hypericaceae
Getah
Fabaceae
Fabaceae
Hypericaceae
Daun (ramuan)
Daun (ramuan)
Getah
Vitaceae
Daun (tunggal)
Asteraceae
Asteraceae
Daun (tunggal)
Daun (tunggal)
Getah
Moraceae
Myrtaceae
Daun
Clusiaceae
Melastomataceae
Kulit batang
Buah
Rubiaceae
Daun (tunggal)
Buah
Melastoma
malabathricum L.
Vitex
pubescens
Vahl.
Parkia
speciosa
Hassk.
Derris
eliptica
(Roxb.) Bth.
Urena lobata L.
Piper nigrum L.
Morinda brachteata
Roxb,
Amaranthus sp.
Melastomataceae
Labisia pumila (BI.)
F. Vill.)
Ficus sp.
Nama Ilmiah
Famili
Daun
Verbenaceae
Fabaceae
Kulit batang
Fabaceae
Akar
Malvaceae
Piperaceae
Rubiaceae
Daun (tunggal)
Daun (tunggal)
Akar
Amaranthaceae
Myrsinaceae
Batang
dan
daun (tunggal)
Daun (tunggal)
Moraceae
Daun (tunggal)
163
Lampiran 12 Beberapa dokumentasi gambar jenis tumbuhan berguna
(a)
(e)
(i)
(m)
(b)
(c)
(f)
(d)
(h)
(g)
(j)
(k)
(n)
Sumber: Dokumentasi oleh Nayunda Pradma W
(o)
(l)
(p)
164
Lampiran 12 Beberapa dokumentasi gambar jenis tumbuhan berguna (Lanjutan)
(q)
(r)
(t)
(w)
(s)
(u)
(x)
Keterangan :
(a) Ageratum conyzoides
(b) Alangium javanicum
(c) Bromheadia finlaysoniana
(d) Artocarpus elasticus
(e) Bambusa vulgaris
(f) Dacryodes costata
(g) Cocos nucifera
(h) Ficus deltoidea
(i) Gluta renghas
(j) Eugenia sp.
(k) Selaginella doederleinii
(l) Zea mays
(m) Imperata cylindrica
Sumber: Dokumentasi oleh Nayunda Pradma W
(v)
(y)
(n) Mangifera foetida Lour.
(o) Mangifera indica
(p) Musa sp.
(q) Manihot utilissima
(r) Artocarpus integra
(s) Pandanus tectorius
(t) Eurycoma longifolia
(u) Pentaspadon motleyi
(v) Psidium guajava
(w) Licuala spinosa
(x) Salacca zalacca
(y) Blechnum orientale
(z) Citrus aurantifoli
(z)
165
Download