UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN STRUKTUR ATOM

advertisement
Dinamika
Vol. 3, No. 2, Oktober 2012
ISSN 0854-2172
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN STRUKTUR ATOM DENGAN METODE
PEMECAHAN MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER
Darminto
SMA Negeri 3 Slawi Kabupaten Tegal
Abstrak
Rumusan masalah dalam penelitian ini pertama apakah metode problem solving berbantuan
komputer dapat meningkatkan pemahaman siswa pada struktur atom ?. Kedua apakah metode
problem solving berbantuan komputer dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran
struktur atom ?. Ketiga apakah metode problem solving dapat meningkatkan keterampilan
mengajar guru ?. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Slawi Kabupaten Tegal dengan Semester
1 Tahun Pelajaran 2010/2011 . Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas XI. Jumlah
siswa sebanyak 32 orang yang terdiri dari 10 orang laki – laki dan 22 orang perempuan. Hasil belajar
dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, Aktivitas siswa mengalami peningkatan, aktivitas
guru pada siklus akhir mengalami peningkatan. Simpulan pada penelitian ini pertama upaya
untuk meningkatkan hasil belajar Kimia materi struktur atom siswa dapat ditempuh menggunakan
metode pemecahan masalah dengan memadukan media komputer. Kedua bukti-bukti yang
menunjukkan peningkatan hasil belajar kimia dengan menggunakan metode pemecahan masalah
yaitu perolehan nilai rata-rata yang setiap siklusnya mengalami peningkatan.
© 2012 Dinamika
Kata Kunci: Struktur Atom, Metode Pemecahan Masalah Berbantuan Komputer
PENDAHULUAN
Mata pelajaran kimia oleh sebagian siswa masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit
dipahami. Hal ini karena, banyak konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak dan merupakan
mata pelajaran yang secara khusus baru dipelajari pada tingkat SMA. Akibatnya, minat dan
motivasi siswa untuk mempelajari ilmu kimia rendah. Kondisi ini bermuara kepada kualitas
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia cendrung rendah. Beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan siswa dalam belajar kimia secara bermakna,
disebabkan oleh rendahnya kualitas pemahaman terhadap konsep dasar kimia (Pickering, 1990;
Sawrey, 1990; Stavy, 1988; Griļ¬ƒth and Preston, 1989; Friedel dan Maloney, 1992 dalam Kirna,
2002). Kesulitan belajar ini berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap minat dan
motivasi belajar kimia.
Rendahnya kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar kimia juga diakibatkan
adanya anggapan keliru dari sebagian guru bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh
dari pikiran pengajar (guru) kepada pebelajar (siswa). Implikasinya, dalam kegiatan belajar
mengajar, guru mendominasi dengan metode ceramah dan kurang mengaitkan materi pelajaran
yang diberikan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Bahkan, masih banyak ditemukan
adanya guru yang tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi sebagai media
pembelajaran, seperti komputer. Di samping itu, strategi penyajian materi oleh guru yang terlalu
berorientasi kepada materi yang tercantum dalam kurikulum dan kurang dihubungkan dengan
isu-isu sosial dan teknologi maupun permasalahan yang ada di masyarakat yang berkaitan
dengan materi yang dibahas, juga mempengaruhi kualitas proses pembelajaran. Implikasinya,
siswa kurang mampu mengaplikasikan ide atau pengetahuan yang sudah dimiliki pada berbagai
situasi yang dihadapi. Kondisi ini meyebabkan pembelajaran kimia menjadi tidak bermakna bagi
siswa, serta menurunkan minat dan motivasi belajar siswa.
Rumusan masalah dalam penelitian ini pertama apakah metode problem solving
berbantuan komputer dapat meningkatkan pemahaman siswa pada struktur atom ?. Kedua
apakah metode problem solving berbantuan komputer dapat meningkatkan aktivitas siswa pada
pembelajaran struktur atom ?. Ketiga apakah metode problem solving dapat meningkatkan
keterampilan mengajar guru ?
Pada proses pembelajaran, media pengajaran merupakan wadah dan penyalur pesan dari
sumber pesan, dalam hal ini guru, kepada penerima pesan, dalam hal ini siswa. Dalam batasan
yang lebih luas, Miarso (dalam Rahardjo, 1986) memberikan batasan media pengajaran sebagai
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Pembelajaran berbantuan komputer pada mata pelajaran kimia, diimplementasikan pada
pembelajaran materi pokok Struktur Atom. Materi pokok ini disajikan pada mata pelajaran
kimia di kelas XI, program Ilmu Alam pada semeseter ke-1 (gasal). Pemilihan materi ini, karena
Struktur Atom merupakan materi pokok yang cendrung bersifat abstrak. Disamping itu materi
Struktur Atom tidak dapat dilaksanakan dengan kegiatan eksperimen laboratorium. Pembelajaran
untuk materi pokok ini, sering dilaksanakan dalam bentuk ceramah atau informasi. Akibatnya,
pembelajaran kimia kehilangan daya tariknya dan lepas relevansinya dengan dunia nyata yang
seharusnya menjadi objek ilmu pengetahuan tersebut.
Pemecahan masalah ( problem solving ) dide nisikan sebagai suatu proses penghilangan
perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil hasil yang
diinginkan ( Hunsaker, 2005 ). Mu’Qodin ( 2002 ) mengatakan bahwa problem solving adalah
merupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa
situasi, mengidenti kasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan,
kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang dicapai dan
pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat..
Pemanfaatan komputer melalui metode pemecahan masalah untuk meningkatkan
pemahaman struktur atom aspek kognitif siswa dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I adalah
memanfaatkan komputer melalui metode pemecahan masalah dengan kelompok besar (jumlah
siswa perkelompok sebanyak empat orang). Sedangkan siklus II adalah memanfaatkan komputer
melalui metode pemecahan masalah dengan kelompok kecil (jumlah siswa perkelompok
sebanyak dua orang).
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Slawi Kabupaten Tegal dengan Semester 1 Tahun
Pelajaran 2010/2011 . Pengumpulan data atau pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada bulan
Oktober dan November 2011 karena materi pembelajaran yang diteliti dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini disajikan kepada siswa pada bulan Oktober dan November 2011. Subjek Penelitian
Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas XI.IA.2 SMA Negeri 3 Slawi pada semester Gasal Tahun
Pelajaran 2010/2011. Jumlah siswa sebanyak 32 orang yang terdiri dari 10 orang laki – laki dan
22 orang perempuan.
Sumber data berasal dari sumber data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil
nilai tes pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Data ini merupakan data kuantitatif. Data
sekunder berasal dari hasil observasi untuk merekam segala aktivitas peserta didik selama
penelitian berlangsung yang dilakukan oleh teman guru sejawat(guru kolaborasi), hasil observasi
keterlaksanaan pembelajaran oleh guru kolaborasi, catatan pengamatan peneliti, respon peserta
138
Dinamika
Vol. 3. No. 2. (2012)
didik, dan wawancara. Data ini merupakan data kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah tes dan
non tes. Teknik tes dilaksanakan secara tertulis dengan menggunakan soal pilihan ganda untuk
mengukur hasil belajar peserta didik pada materi bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari
setelah dilaksanakan tindakan. eknik non tes dilaksanakan dengan melakukan observasi oleh
guru kolaborasi, catatan pengamatan guru, respon peserta didik, dan wawancara.
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran struktur atom dengan pembelajaran
pemecahan masalah untuk mengetahui antusiasme, keaktifan bertanya, menjawab, diskusi,
kerjasama, dan segala aktivitas peserta didik direkam dalam lembar observasi oleh guru kolaborasi
dan peneliti. Angket respon peserta didik dibagikan kepada peserta didik setelah dilaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah. Hasil lembar observasi dan hasil
respon peserta didik tersebut dianalisis yang hasilnya digunakan untuk mengukur perubahan
tingkah laku peserta didik pada waktu diterapkan pembelajaran pemecahan masalah.
Wawancara dilakukan pada awal persiapan/perencanaan pembelajaran untuk
mengidentikasi permasalahan guna menentukan dan merumuskan alternatif model pembelajaran
yang akan digunakan. Dan wawancara setelah kegiatan pembelajaran digunakan untuk
mengetahui kesan, pesan, atau masalah-masalah yang dihadapi peserta didik selama mengikuti
pembelajan dengan metode pemecahan masalah.
Alat pengumpulan data yang digunakan pada teknik tes adalah naskah soal tes tertulis
berbentuk pilihan ganda yang dilengkapi dengan kisi-kisi soal, kunci jawaban dan pedoman
penilaian berupa norma penilaian. Alat yang digunakan sebagai pengumpul data pada teknik
non tes berupa lembar observasi dalam bentuk chek list untuk merekam segala aktivitas peserta
didik selama penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Penilaian antusiasme, keaktifan bertanya,
menjawab, diskusi, kerjasama peserta didik dan segala aktivitas lainnya selama mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan nilai 4, 3, 2, dan 1.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian ini dilaksanakan melalui empat langkah yaitu Penjelasan alur di atas adalah sebagai
berikut pertama tahap perencanaan penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam
2(dua) siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 x pertemuan (2 x 45 menit) dengan menggunakan metode
pemecahan masalah pada materi Struktur atom kelas XI.IPA 2. Adapun langkah-langkah dalam
perencanaan adalah menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan sasaran dalam tindakan,
merancang RPP, menyusun skenario pembelajaran yang sesuai dengan strategi, metoda, dan
teknik yang ditetapkan, menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan sumber belajar,
menyiapkan format laporan observasi aktivitas guru dan siswa serta tanggapan siswa, menyusun
instrumen pengumpul data, menetapkan indikator pencapaian hasil belajar dan menyiapkan
format evaluasi.Tahap kedua tindakan pada tahap ini guru, mulai melakukan tindakan yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan yaitu materi struktur atom dengan menggunakan metode
pemecahan masalah Guru melaksanakan pembelajaran berbantuan computer, pengamat/
Observer mengamati secara cermat aktivitas guru/ peneliti dan siswa dengan menggunakan
lembar observasi, peneliti mengidenti kasi akti tas pembelajaran dan mencatat dengan cermat
setiap poin yang terlihat sesuai dengan data yang muncul dalam pembelajaran, pengamat/
Observer dan guru memeriksa hasil belajar siswa setelah pembelajaran berakhir.
Tahap ketiga observasi pada tahap ini peneliti mengamati proses pembelajaran materi
struktur atom yang berlangsung di kelas dengan menggunakan pedoman observasi. Aktivitas
guru dan siswa dalam pembelajaran diamati secara cermat, termasuk kelemahan dan
kekurangan yang muncul ketika guru melakukan kegiatan pembelajaran metode pemecahan
masalah berbantuan komputer. Data tentang kekurangan dan kelemahan guru dalam kegiatan
pembelajaran pada siklus I, dijadikan acuan pertimbangan bahan re eksi dan perbaikan pada
kegiatan siklus berikutnya. Tahap keempat re eksi pada kegiatan re eksi, pengamat/ observer
bersama guru/ peneliti berdiskusi kembali tentang hasil yang diperoleh pada tahap observasi,
kemudian berupaya dengan cermat mengkaji aktivitas pembelajaran yang tidak sesuai dan masih
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN STRUKTUR ATOM DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH BERBANTUAN
KOMPUTER
Darminto
139
terdapat kekurangan atau kelemahan untuk diperbaiki pada langkah selanjutnya.
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.
Analisis data kualitatif hasil observasi guru kolaborasi, catatan/hasil observasi peneliti, dan
respon peserta didik menggunakan analisis deskriptif komparatif berdasarkan hasil observasi dan
evaluasi-re eksi dari tiap-tiap siklus. Berdasarkan hasil observasi guru kolaborasi, hasil observasi/
catatan peneliti, maupun respon peserta didik dapat diketahui ada/tidaknya peningkatan aktivitas
belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan metode pemecahan masalah. Analisis data
kuantitatif menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai tes kondisi
awal, nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Berdasarkan perbandingan tersebut
peneliti dapat mengetahui ada/tidaknya peningkatan hasil belajar peserta didik yang sedang
diteliti.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam 2 x pertemuan, yaitu pada hari Selasa, 26 Oktober 2010 dan
pertemuan kedua pada hari Jumat, 29 Oktober 2010. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan sesuai
dengan RPP siklus I yang sudh dibuat sebelum pelaksanaan.
Sebelum guru menyampaikan materi pembelajaran, terlebih dahulu guru menjelaskan
metode pembelajaran yang akan diterapkan, yaitu dengan metode pemecahan masalah, kemudian
menyampaikan tata cara siswa melakukan kegiatan dalam pembelajaran tersebut. Kemudian
guru menjelaskan materi tentang struktur aktom, yaitu dengan mengambil sub materi tentang
kon gurasi elektron. Dalam menyampaikan materi guru menggunakan media komputer dan
LCD proyektor.
Setelah menyampaikan materi, Guru mengarahkan siswa dalam pembentukan kelompok.
Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Kemudian
guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk mencari solusi dari permasalahan yang
telah dipaparkan oleh guru. Siswa dengan anggota kelompoknya bekerja sesuai dengan aturan
pembelajaran metode pemecahan masalah. Setiap kelompok yang sudah selesai lalu maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
Pada akhir pertemuan siklus I diadakan tes untuk mengetahui sejauh mana peranan
metode pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa. Di bawah ini terdapat hasil tes siswa
pada siklus I.
Tabel 1. Skor tes kelas XI.IA.2 pada siklus I
Skor (x)
100
90
80
70
60
50
40
Jumlah
140
Dinamika
Vol. 3. No. 2. (2012)
f
2
3
10
8
2
5
2
32
%
6.25
9.38
31.25
25.00
6.25
15.63
6.25
100
fx
200
270
800
560
120
250
80
2280
Tabel 2. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I
Aspek yang diamati
1. Mengajukan pertanyaan
2. Menanggapi respon siswa lain
3. Menjawab pertanyaan guru
4. Memperhatikan penjelasan guru
5. Diskusi kelompok
6. Diskusi kelas
Pertemuan
Rata-rata
1
2
(%)
( %)
(%)
12,5 18,75
15,63
18,75 21,88
20,31
18,75 12,5
15,63
65,63 68,75
67,19
43,75 81,25
62,50
59,37 93,75
76,56
Pada pertemuan pertama ini guru belum melakukan apersepsi. Guru sudah menjelaskan
materi pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan. Selain itu guru menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Guru terlihat belum dapat mengelola diskusi dengan baik,
sehingga masih banyak siswa yang asyik ngobrol dengan temannya. Guru selalu menganjurkan
agar siswa bekerjasama dalam diskusi, tetapi pada kenyataanya siswa cenderung bekerja sendirisendiri. Pada pertemuan pertama ini guru belum merangkum dan menyimpulkan masalah
karena waktu yang diberikan untuk diskusi melebihi dari waktu yang telah direncakan.
Aktivitas siswa pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan yang signi kan, hal ini
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus II
Aspek yang diamati
1. Mengajukan pertanyaan
2. Menanggapi respon siswa lain
3. Menjawab pertanyaan guru
4. Memperhatikan penjelasan guru
5. Diskusi kelompok
6. Diskusi kelas
Pertemuan
1
2
(%)
(%)
18,75 28,13
9,38
25
78,13 68,75
81,25
87,5
87,5
100
93,75
100
Rata-rata
(%)
23,44
17,19
73,44
84,38
93,75
96,88
Pada pertemuan pertama siklus II ini guru sudah berusaha melakukan apersepsi. Selain itu
guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa mengenai permasalahan yang mereka hadapi
selama diskusi berlangsung. Guru telah mengelola kelas dengan baik sehingga suasana diskusi
kelompok lebih kondusif. Guru terlihat lebih aktif mengawasi setiap kelompok siswa dalam
belajar. Guru selalu memberikan dorongan/ motivasi kepada siswa untuk lebih giat bekerja
dalam memberikan sumbangsih pemikiran kepada kelompoknya. Pada akhir pembelajaran guru
mengevaluasi dan menyimpulkan hasil diskusi.
Pada pertemuan 6 ini guru sudah berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
rancangan yang telah ditetapkan. Guru sudah mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif. Disamping itu pada siklus II ini guru terlibat menarik siswa untuk mengikuti pelajaran
dibanding dengan siklus sebelumnya. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa yang semakin lebih
baik dari setiap pertemuan. Guru lebih aktif dalam memantau setiap kelompok dalam kegiatan
pembelajaran. Guru selalu mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama antar siswa. Pada
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN STRUKTUR ATOM DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH BERBANTUAN
KOMPUTER
Darminto
141
kegiatan penutup guru terlihat bersemangat dalam mengevaluasi dan menyimpulkan hasil
diskusi. Dan guru terlihat telah dapat memahami dan menguasai penerapan metode pemecahan
masalah dengan baik.
Pada akhir pertemuan setiap siklus dilakukan tes untuk mengetahui sejauh mana metode
pemecahan masalah dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Yang kemudian dicari nilai ratarata tes per siklus.
Hasil belajar dari siklus I ke siklus II mangalami peningkatan. Nilai rerata yang dicapai
siswa pada siklus I 71,25 dan meningkat menjadi 81,33 pada siklus II. Dengan demikian dari
siklus I ke siklus II peningkatan nilai rerata. Jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai
KKM pada siklus I 23 siswa atau sebesar 71,88 % pada siklus I dan meningkat menjadi 29 siswa
atau 90,63% pada siklus II. Dengan demikian dari kondisi awal ke kondisi akhir peningkatan
jumlah siswa yang mencapai KKM.
Agar lebih jelas dalam melihat peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II dapat
dilihat dari tabel dan gra k berikut ini.
Tabel 4. Perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II
Keterangan
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Nilai Rerata
Ketuntasan Belajar
Siklus I
100
40
71,25
71,88%
Siklus II
100
60
81,33
90,63%
Guru telah berusaha menciptakan suasana pelajaran yang kondusif. Hal ini terlihat adanya
peningkatan peran guru pada setiap pertemuan, bahkan pada pertemuan 1 dan 2 siklus II peran
guru dalam kelas dapat dikatakan sempurna. Hanya saja pada pertemuan siklus I ada aktivitas
guru yang belum muncul (belum dilakukan) yaitu mengajukan pertanyaan siswa. Hal ini terjadi
karena guru baru pertama kali menggunakan metode tersebut sehingga masih ada yang lupa.
Selain itu aktivitas guru memberi kesimpulan tidak mencukupi. Dapat diketahui bahwa setiap
aktivitas guru pada siklus akhir mengalami peningkatan.
Siswa mempelajari sendiri materi pelajaran dengan metode pemecahan masalah dalam
kelompok masing-masing. Tujuannya agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajar sendiri
tanpa diberikan terlebih dahulu oleh guru, disini guru hanya mengarahkan dan membimbing saja.
Sedangkan pada siklus II metode yang digunakan adalah problem solving dan dipadukan dengan
penggunaan media komputer dan LCD proyektor, sehingga hasilnya mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya.
PENUTUP
Simpulan pada penelitian ini pertama upaya untuk meningkatkan hasil belajar Kimia
materi struktur atom siswa SMA N 3 Slawi dapat ditempuh menggunakan metode pemecahan
masalah dengan memadukan media komputer. Metode pemecahan masalah dapat dilaksanakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut: adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan, mencari
data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, menetapkan
jawaban sementara dari masalah tersebut, menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
142
Dinamika
Vol. 3. No. 2. (2012)
Darminto. 2010. Upaya Peningkatan Pemahaman Struktur Atom Dengan Metode Pemecahan Masalah Berbantuan Komputer Siswa Kelas XI.IA.2 Tahun 2010/2011. Tegal.(Laporan Penelitian).
Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Semarang Press.
Gulo W. 2004. Strategi Belajar-Mengajar. PT Grasindo: Jakarta. Riyanto, Y. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.
Muhibbin Syah. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta. Logos Wacana Ilmu.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Suherman, E dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN STRUKTUR ATOM DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH BERBANTUAN
KOMPUTER
Darminto
143
Download