penerapan sanksi administrasi terkait izin lingkungan

advertisement
PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI
TERKAIT IZIN LINGKUNGAN
Oleh
Rr. Nurul Hidayati, SH
Kepala Bidang Penaatan Hukum Administrasi Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup
Disampaikan pada Acara
Rapat Teknis AMDAL Se-Sumatera
Pacific Palace Hotel, Batam, 12 Maret 2014
PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF
Berdasarkan
UU 32/2009 & KepmenLH 02/2013
Penerimaan
Rekomendasi
Sanksi
Adm
Penerimaan
Rekomendasi
Sanksi
Adm
Penerimaan
Penerimaan
Rekomendasi
Sanksi
Adm
Rekomendasi Sanksi Adm
Pengumpulan Data Terkait
Rekomendasi Sanksi Adm
Analisis Yuridis dan Penyusunan
Draft Keputusan Sanksi Adm
Pembahasan Internal
Draft Keputusan Sanksi Adm
Paraf Persetujuan oleh
Pejabat yang Bertanggungjawab
Penandatanganan
oleh Pejabat yang Berwenang
Penomoran dan Pencantuman
Tanggal Penerbitan
Penyampaian Keputusan Sanksi Adm
Kepada Perusahaan (dilampirkan tanda
terima)
Konfirmasi Penerimaan Keputusan
Sanksi Adm
Rekapitulasi
Tanggal Penerimaan Dan
Jangka Waktu Pelaksanaan Sanksi Adm
Pengawasan Penaatan Pelaksanaan
Sanksi Adm
Penyusunan Berita Acara
Pengawasan dan Penyusunan
Laporan Hasil Pengawasan
Penyampaian salinan Keputusan SA
kepada Gubernur, Bupati/Walikota,
Kepala BLH Prov/Kab/Kota
Usulan Tindaklanjut Hasil
Pengawasan
Tidak Taat:
a. Perpanjangan Waktu;
b. Pengawasan ke 2 (dua);
c. Sanksi Adm Lebih Tinggi;
d. Rekomendasi Penegakan
Hukum pidana atau
Penyelesaian Sengketa
Lingkungan.
Taat :
a. Pemberitahuan Tetaatan;
b. Selesai
PASAL 76 UU 32 Tahun 2009
(1) Menteri, gubernur atau bupati/walikota
menerapkan sanksi administratif kepada
penanggung jawab usah dan/atau
kegiatan jika dalam pengawasan
ditemukan pelanggaran terhadap izin
lingkungan.
(2) Sanksi administrasi terdiri atas:
a. Teguran Tertulis;
b. Paksaan Pemerintah;
c. Pembekuan Izin Lingkungan;
d. Pencabutan Izin Lingkungan.
KEWENANGAN
MENTERI :
1. Izin Lingkungan yang diterbitkan oleh Menteri.
2. Izin Lingkungan yang diterbitkan oleh Gubernur/
Bupati/ Walikota tetapi terjadi.
3. Pelanggaran lingkungan yang serius dan/atau
pengawasannya tidak efektif.
GUBERNUR :
1. Izin Lingkungan yang diterbitkan oleh Gubernur
2. Lokasi kegiatan dan dampak pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan berada antar kab/kota
BUPATI / WALIKOTA :
Izin Lingkungan yang diterbitkan oleh Bupati /
Walikota
PASAL 77 UU 32 Tahun 2009
Menteri dapat menerapkan sanksi
administratif terhadap penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan jika Pemerintah
menganggap pemerintah daerah secara
sengaja tidak menerapkan sanksi
administratif terhadap pelanggaran yang
serius di bidang PPLH.
PERBEDAAN DELEGASI & MANDAT
KEWENANGAN DELEGASI
KEWENANGAN MANDAT
1. Penyerahan wewenang yang
sifatnya bersumber dari
wewenang atribusi (dari
undang-undang).
2. Implikasi hukum ketika
wewenang dijalankan menjadi
tanggung jawab dan tanggung
gugat yang menerima delegasi
bukan lagi pada pemberi
delegasi.
3. Bentuk tata naskah: langsung
penerima delegasi.
1.
Pelimpahan wewenang
dimana tanggung jawab dan
tanggung gugat tetap
berada pada pemberi
wewenang mandat.
2. Sedangkan penerima
mandat hanya pelaksana
wewenang.
3. Bentuk tata naskah: atas
nama pemberi mandat.
Jenis sanksi administratif yang sebagian dapat
dilimpahkan kewenangannya :
1. Teguran tertulis;
2. Paksaan pemerintah dan/atau;
3. Denda administratif.
Jenis sanksi administratif yang sebagian tidak bisa
dilimpahkan adalah
1. Pembekuan Izin;
2. Pencabutan izin.
Delegasi atau Mandat Dapat ditarik kembali apabila:
1. Telah melanggar PUU;
2. Tidak efektif dan efisien;
3. Terjadinya perubahan kebijakan.
PASAL 78 UU 32 Tahun 2009
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 76 tidak membebaskan
penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan dari tanggung jawab pemulihan
dan pidana.
MEKANISME PENERAPAN SA
Bertahap :
Didahului dengan sanksi administratif yang ringan hingga yang berat (ex :
teguran tertulis – paksaan pemerintah – pembekuan izin-pencabutan izin)
Bebas :
Keleluasaan pejabat yang berwenang untuk menentukan jenis sanksi
didasarkan pada tinggak pelanggaran (ex : paksaan pemerintahpencabuatan izin tanpa didahului teguran tertulis)
Kumulatif :
Internal (penggabungan beberapa jenis sanksi admnistratif, ex : paksaan
pemerintah dengan pembekuan izin).
Ekternal (penggabungan salah satu jenis sanksi administratif dengan
penegakan hukum lainnya, ex : paksaan pemerintah dengan pidana).
KAPAN
DITERAPKAN TEGURAN TERTULIS ?
Apabila penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan :
 Melakukan pelanggaran terhadap persyaratan
dan kewajiban yang tercantum dalam izin
lingkungan dan/atau izin perlindungan dan
pengelolaan LH;
 Tetapi belum menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan;
 Secara teknis masih dapat dilakukan perbaikan.
Contoh : terjadi kerusakan mesin produksi,
terjadi kerusakan IPAL, TPS belum sesuai
persyaratan teknis.
KRITERIA TEGURAN TERTULIS
1. Bersifat administratif;
2. Bersifat teknis tetapi perbaikannya
bersifat ringan (dapat dilakukan secara
langsung atau tidak membutuhkan
waktu yang lama).
PASAL 79 UU 32 Tahun 2009
Pengenaan sanksi administratif berupa
pembekuan atau pencabutan izin
lingkungan sebagaimana dimaksud Pasal
76 ayat (2) huruf c dan huruf d dilakukan
apabila penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan tidak melaksanakan paksaan
pemerintah.
KAPAN
DITERAPKAN PEMBEKUAN IZIN ?
 Tidak melaksanakan paksaan pemerintah;
 Melakukan kegiatan selain kegiatan yang
tercantum dalam izin lingkungan dan/atau
izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan;
 Belum melaksanakan secara teknis kewajiban
yang tercantum dalam izin.
KAPAN
DITERAPKAN PENCABUTAN IZIN ?
Apabila penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan :
 Memindahtangankan izin usahanya kepada pihak
lain tanpa persetujuan tertulis dari pemberi izin
usaha;
 Tidak melaksanakan sebagian besar atau seluruh SA
yang telah diterapkan dalam waktu tertentu;
 Telah menyebabkan terjadinya pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan yabahayakan
keselamatan dan kesehatan manusia.
KRITERIA PENCABUTAN IZIN
 Tidak melaksanakan sanksi adm paksaan pemerintah;
 Memindahtangankan izin usahanya kepada pihak lain
tanpa persetujuan tertulis dari pemberi izin usaha;
 Tidak melaksanakan sebagian besar atau seluruhnya
sanksi adm yang telah diterapkan dalam waktu
tertentu;
 Terjadi pelanggaran serius dan mengakibatkan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan dan
menimbulkan keresahan masyarakat;
 Menyalahgunakan izin yaitu tidak sesuai yang
tercantum dalam izin.
PASAL 80 UU 32 Tahun 2009
(1) Paksaan pemerintah berupa:
a. Penghentian sementara kegiatan produksi;
b. Pemindahan sarana produksi;
c. Penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi;
d. Pembongkaran;
e. Penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan
pelanggaran;
f. Penghentian sementara seluruh kegiatan; atau
g. Tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan
tindakan memulihkan fungsi lingkungan hidup.
(2) Paksaan pemerintah dapat dijatuhkan tanpa didahului teguran
apabila pelanggaran yang dilakukan menimbulkan:
a. Ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup;
b. Dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera
dihentikan pencemaran dan/atau perusakannya;
c. Kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup jika tidak segera
dihentikan pencemaran dan/atau perusakannya.
KAPAN
DITERAPKAN PAKSAAN PEMERINTAH ?
1. Melakukan pelanggaran terhadapa persyaratan
dan kewajiban yang tercantum dalan izin
lingkungan dan/atau izin perlindungan dan
pengelolaan LH;
2. Menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan
LH.
KRITERIA PAKSAAN PEMERINTAH
1. Perbuatan nyata (tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum);
2. Menghentikan pelanggaran dan memulihkan
pada keadaan semula (reparatoir);
3. Dapat diterapkan langsung oleh pemerintah
atau oleh pihak ketiga atas perintah pemerintah
dan dengan beban biaya penanggung jawab
usaha/kegiatan;
4. Ukuran kelayakannya/keabsahannya bersifat
teknis bukan hukum.
PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF
Berdasarkan
SURAT EDARAN MENLH
Nomor : B-14134/MENLH/KP/12/ 2013
tanggal 27 Desember 2013 tentang
Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009
DASAR PENERAPAN SA
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2. Peraturan Menteri Lingungan Hidup No. 02 Tahun
2013 tentang Pedoman Penerapan Sanksi
Administratif Di Bidang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. Pasal 71 – Pasal 72 Peraturan Pemerintah No. 27
Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
4. Surat Edaran MENLH Nomor: B-14134/MENLH/KP/12/
2013 tanggal 27 Desember 2013 tentang Pelaksanaan
Pasal 121 UU 32/2009.
KRITERIA USAHA dan/atau KEGIATAN
1. Telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan
sebelum diundangkan UU No. 32 Tahun 2009
tanggal 3 Oktober 2009;
2. Telah melakukan usaha dan/atau kegiatan tahap
konstruksi sebelum 3 Oktober 2009;
3. Lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuai rencana
tata ruang;
4. Tidak memiliki dokumen lingkungan hidup
(memiliki tetapi tidak sesuai peraturan puu).
SIAPA YANG BERWENANG
MENERAPKAN SA ?
1.
2.
3.
4.
Gubernur;
Bupati;
Walikota;
Atau memberikan Delegasi kepada
Kepala Instansi Lingkungan Hidup
sesuai kewenangannya.
KAPAN DITERAPKAN SA ?
Paling lama 18 bulan setelah Surat Edaran
( 27 Desember 2013 s.d 27 Juni 2015).
APA ISI SA ?
1. Perintah kepada penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan untuk membuat dokumen
lingkungan hidup berupa Dokumen Evaluasi
Lingkungan Hidup (DELH) atau Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) dengan
format sebagaimana diatur dalam PermenLH No. 14
Tahun 2010 tentang Dokumen Lingkungan Hidup
Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah Memiliki
Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki
Dokumen Lingkungan;
2. Jangka waktu pelaksanaan paling lama 6 bulan
(untuk menyusun, menilai , persetujuan dan izin
lingkungan).
SANKSI ADMINISTRATIF TIDAK
BERLAKU UNTUK
1. Usaha dan/atau kegiatan yang sudah
memiliki izin usaha setelah 3 Oktober
2009.
2. Tidak memiliki dokumen lingkungan
setelah 3 Oktober 2009.
BAGAIMANA JIKA SA TIDAK DITAATI ?
dikenakan ketentuan Pasal 109 UU 32/2009
(setiap orang yang melakukan usaha dan/
atau kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan
meka dipidana penjara paling singkat 1 tahun
dan paling lama 3 tahun dan denda paling
sedikit 1 miliar dan paling banyak 3 miliar.
KEWAJIBAN MEMILIKI
DOKUMEN LINGKUNGAN &
IZIN LINGKUNGAN
DOKUMEN LINGKUNGAN/
IZIN LINGKUNGAN/IZIN PPLH
 Apakah memiliki dok lingk/izin
lingk/izin PPLH ?
 Melaksanakan kewajibannya
 Melaporkan pelaksanaannya kepada
pemerintah.
UU No.32 Th 2009 ttg PPLH
Pasal 22 ayat (1)
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak
penting terhadap lingkungan hidup wajib
memiliki amdal --- ditetapkan Menteri LH
Pasal 34 ayat (1)
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
termasuk dalam kriteria wajib amdal wajib
memiliki UKL-UPL --- ditetapkan gubernur atau
bupati/walikota.
PP No.27 Th 2012 tentang Izin Lingkungan
Pasal 2 ayat (1)
Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki
Amdal atau UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan.
Pasal 3 ayat (1)
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak
penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki
amdal.
Pasal 3 ayat (2)
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk
dalam kriteria wajib amdal wajib memiliki UKL-UPL.
PP No 27/2012 tentang Izin Lingkungan
Pasal 53 ayat (1)
Pemegang izin berkewajiban :
a. Menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam
izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
b. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan
terhadap persyaratan dan kewajiban dalam izin
lingkungan kepada menteri, gubernur atau bupati/walikota.
c. Menyediakan dana penjaminan untuk pemulihan fungsi
lingkungan hidup sesuai dengan peruu.
Pasal 53 ayat (2)
Laporan disampaikan secara berkala setiap 6 (enam) bulan.
DASAR HUKUM PENGAWASAN
BERDASARKAN UUPPLH DAN
PERMENLH NO.2 Th 2013
Pasal 72 UUPPLH
Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya wajib melakukan
pengawasan ketaatan penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan terhadap izin
lingkungan.
Pasal 72 UUPPLH
Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya wajib melakukan
pengawasan ketaatan penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan terhadap izin
lingkungan.
Pasal 73 UUPLH
Menteri dapat melakukan pengawasan
terhadap ketaatan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan yang izin lingkungannya
diterbitkan oleh pemerintah daerah jika
Pemerintah menganggap terjadi pelanggaran
yang serius di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Pasal 3 PermenLH 02/2013
(1) Menteri, gubernur atau bupati/walikota
menerapkan sanksi administratif kepada
penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan jika dalam pengawasan
ditemukan pelanggaran terhadap:
a. Izin lingkungan;
b. Izin PPLH; dan/atau
c. PUU di bidang PPLH.
Pasal 3
(2) Pengawasan oleh PPLH/PPLHD
berdasarkan:
a. Laporan pelaksanaan izin
lingkungan dan /atau izin PPLH;
dan/atau
b. Pengaduan masyarakat.
Pasal 3
(3) Pengawasan oleh PPLH/PPLHD
dilaksanakan sesuai PUU yang
mengatur PPLH dan PPLHD.
APA
DAMPAK HUKUM TERHADAP
PELANGGARAN IZIN ?
Pasal 109 UU 32 th 2009
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau
kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga)
tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling sedikit Rp. 3.000.000.000,- (tiga
milyar rupiah) dan paling banyak
Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah)
Pasal 110 UU 32 th 2009
Setiap orang yang menyusun amdal tanpa
memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan denda paling banyak Rp.
3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah)
Pasal 111 ayat (1) dan (2) UU 32 th 2009
(1) Pejabat pemberi izin lingkungan yang
menerbitkan izin lingkungan tanpa dilengkapi
dengan amdal atau UKL-UPL dipidana
penjara paling lama 3 tahun dan denda paling
banyak tiga milyar rupiah.
(2)Pejabat pemberi izin usaha dan/atau kegiatan
yang menerbitkan izin usaha dan/atau
kegiatan tanpa dilengkapi dengan izin
lingkungan dipidana penjara paling lama tiga
tahun dan denda paling banyak tiga milyar
rupiah.
Pasal 112 UU PPLH
Setiap pejabat berwenang yang dengan sengaja tidak
melakukan pengawasan terhadap ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap
peraturan perundang-undangan dan izin lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 dan Pasal 72,
yang mengakibatkan terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan yang mengakibatkan
hilangnya nyawa manusia, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling
banyak Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
Pasal 113 UU PPLH
Setiap orang yang memberikan informasi palsu,
menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak
informasi atau memberikan keterangan yang tidak
benar yang diperlukan dalam kaitannya dengan
pengawasan dan penegakan hukum yang berkaitan
dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 Ayat
(1) huruf J dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp.1.000.000.000 (satu milyar).
Pasal 115
Setiap orang yang dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau menggagalkan
pelaksanaan tugas pejabat pengawas lingkungan
hidup dan/atau pejabat penyidik pengawai
negeri sipil dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
banyak Rp.500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah).
BAGAIMANA
JIKA SA TIDAK DITAATI ?
1. Pasal 79 UU PPLH
Pembekuan izin atau Pencabutan izin
apabila tidak melaksanakan paksaan
pemerintah.
2. Pasal 81 UU PPLH
Denda apabila tidak melaksanakan
paksaan pemerintah.
3. Pasal 82 (1) UU PPLH:
Pemulihan lingkungan dg biaya oleh pencemar/
perusak (dipaksa pejabat yg berwenang).
4. Pasal 82 (2) UU PPLH:
Pemulihan lingkungan oleh pihak ketiga
(ditunjuk pejabat yg berwenang).
5. Pasal 100 (2) UU PPLH:
Pidana dikenakan apabila sanksi administratif
tidak dipatuhi atau pelanggaran baku mutu air
limbah dilakukan lebih dari satu kali.
6. Pasal 114 UU PPLH:
Pidana penjara paling lama 1 tahun dan denda
paling banyak 1 milyar, apabila tidak
melaksanakan paksaan pemerintah.
SEKIAN
DAN TERIMA KASIH
Download