JURNAL HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DAN KEBUTUHAN

advertisement
JURNAL
HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DAN KEBUTUHAN AFILIASI PADA
REMAJA AKHIR YANG SENANG CLUBBING
Sri Yola Tiska
ABSTRAKSI
Kesepian dapat terjadi pada siapa pun baik remaja maupun orang dewasa.
Kesepian merupakan suatu hal yang ingin dihindari oleh setiap remaja. Pada
hakikatnya memang manusia tidak dapat hidup sendiri, karena manusia adalah
makhluk sosial. Pada remaja untuk mengatasi kesepian banyak cara yang mungkin
dilakukan. Sebagian remaja yang memiliki kebiasaan clubbing mungkin melakukan
kegiatan clubbing agar bisa berafiliasi dengan teman sebayanya untuk menghindari
rasa kesepian tersebut. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini mengajukan
hipotesis bahwa terdapat hubungan positif antara kesepian dengan kebutuhan afiliasi.
Pada analisis data yang dilakukan diketahui bahwa koefisien korelasi antara kesepian
dengan kebutuhan afiliasi menghasilkan nilai r sebesar 0.206 dengan taraf signifikan
0,034 (p<0,05), yang berarti terdapat hubungan positif antara kesepian dengan
kebutuhan afiliasi pada remaja akhir yang senang clubbing. Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi tingkat kesepian subjek maka akan semakin tinggi pula tingkat
kebutuhan afiliasinya dan sebaliknya semakin rendah tingkat kesepian subjek maka
akan semakin rendah pula tingkat kebutuhan afiliasi pada subjek penelitian.
Kata kunci : Kesepian, Kebutuhan afiliasi, Clubbing
i
JOURNAL
RELATIONSHIP BETWEEN LONELYNESS AND NEEDS IN AFFILIATION
IN LATE ADOLESCENCE WHO ENJOY CLUBBING
Sri Yola Tiska
ABSTRACT
Loneliness can happen in anyone whetter adolescent or adult. Loneliness is
something to be avoided by every young. In fact indeed human can’t live alone.
Because human is social beings .in adolescent for cope with loneliness many ways
can be done.Some teens for have habits clubbing maybe do that activites that can
affiliate with they peers for avoid lonlinness sense. Based on such venomena, this
research making hypothesis that have a positive relationship between lonlinness and
needs in affiliation. This reaserch data is perfomed note that the coefficient of
correlation between lonlinness and needs in affiliation value r of 0.206 with
significant level 0,034 (p<0,05), its mean there is a positive relationship between
lonlinness and needs in affiliation with on late adolescence who enjoy clubbing. This
means that higher levels of lonlinness subjects then the higher also level of need
affiliation and otherwise then the lower level lonlinness subjects then will be more
lower level of need affliation on subjects research.
Keywords: lonlinness, needs affiliation, clubbing
ii
lompat sebebasnya, meneguk alkohol
PENDAHULUAN
dan narkoba.. Melalui clubbing mereka
A. Latar Belakang Masalah
bias
Dunia clubbing pada awalnya
bergaulnya.
merupakan dunia yang bergerak secara
Perdana
besar. Sejarah dunia clubbing berawal
di
tahun 1987. Sejak saat itu revolusi
adalah
ibukota
Jakarta.
Clubbing
remaja saat ini. Para remaja itu rela
tahun 1900 mulai dikenal juking, yaitu
menghabiskan waktu dengan memadati
berdansa dengan musik yang diatur
diskotik-diskotik ternama hanya untuk
dari sebuah mesin yang dikenal dengan
sekedar menikmati musik, bergoyang
dapat
di lantai disko sambil meminum
mengatur musik yang mereka inginkan
memasukkan
Clubbing,
merupakan salah satu ajang pergaulan
industri rekaman musik dimulai. Pada
dengan
(2004).
telinga para remaja, khususnya remaja
Edison menciptakan phonograph pada
hanya
clubbing
sebuah kata yang cukup akrab di
ketika pertama kali Thomas Alfa
Seseorang
Singkatnya
hura dan membutuhkan banyak uang,
kini telah menjadi sebuah industri
jukebox.
komunitas
adalah just having fun, sekedar hura-
underground (bawah tanah), namun
nama
menemukan
minuman favorit dari non-alkohol
koin.
sampai minuman beralkohol.
Sekitar tahun 1920 mulai tersebar jukepoint, yaitu sebutan bagi tempat-
Di Jakarta hampir semua klub
tempat yang menyediakan jukebox.
laris manis di serbu pengunjung dari
Tempat ini dkatakan sebagai awal dari
remaja sampai
club atau diskotek (Allan, 2006)
online.com).
dewasa (www.haiPada
malam-malam
tertentu seperti malam kamis, ada
Clubbing
juga
merupakan
beberapa
istilah khas anak muda yang berarti
memberikan
suatu dunia malam yang bernuansa
kebebasan,
ekspresif,
klub
malam
penawaran
yang
menarik,
untuk setiap pengunjung perempuan di
modern,
bebaskan biaya tiket masuk dan free
teknologis, hedonis, konsumeristik dan
first drink. Itu merupakan penawaran
metropolis yang menjanjikan segala
yang cukup menarik karena biaya tiket
bentuk kegembiraan saat (Perdana,
masuk ke sebuah klub malam tidak
2004). Melalui clubbing khususnya
cukup murah untuk ukuran remaja
anak muda merasa menemukan jati
yang relatif masih sekolah, yakni
diri, di sana mereka bisa lompatiii
sebesar Rp. 30.000- Rp. 50.000.
terletak
Sedangkan
juga
Townsquare. Kafe tersebut memiliki
lumayan mahal, contohnya satu botol
daya kreatif dalam mengkombinasikan
air mineral harganya bisa mencapai
unsur hiburan malam seperti musik
Rp20.000. Tapi penawaran tersebut
hidup,
tidak berlaku apabila jarum jam sudah
billiard.
harga
minuman
mengarah ke pukul dua belas malam
didefenisikan
pengunjung yang ingin berclubbing
olah
Cilandak
raga
dalam
yaitu
Oxford
sebagai
“activity
of
going night club regulery “. Clubbing
atau para clubbers (sebutan untuk
mengacu pada aktivitas pergi ke klub
orang-orang yang berclubbing).
malam secara regular. Pada penelitian
ini, batasan clubbing adalah berbagai
Menurut Aurudy (2009), ada
hiburan
sekaligus
1
Advanced Dictionary (Schuster, 1996)
klub malam sudah mulai di padati oleh
tempat
lantai
Clubbing
keatas. Karena pada jam tersebut klub-
beberapa
di
aktivitas
malam
seperti
dengan
tersebut seperti bar, diskotek, pub,
diiringi
lounge, maupun kafe yang menyajikan
bersama
musik hidup berdiri beberapa sudut
pertunjukkan, makan atau minum yang
kota. Seperti tempat clubbing bernama
dilakukan di tempat-tempat hiburan
X2 yang terletak di plaza senayan
malam seperti diskotek, klub malam,
Jakarta
yang
bar, pub, lounge, dan kafé. Clubbing
terletak di kemang raya Jakarta, The
dalam penelitian ini hanya mengacu
Green yang terletak di kemang Jakarta
pada aktivitas yang dilakukan para
selatan, Venue yang terletak di kemang
pengunjung saja, bukan kepada orang-
Jakarta selatan, Tipsi yang terletak di
orang yang bekerja di tempat hiburan
kemang Jakarta selatan, millenium
malam seperti bartender, DJ (disc
yang terletak di Plaza gajah mada floor
jockey), dan lainnya.
Selatan,
Barbados
central Jakarta dan masih banyak lagi.
Para
clubber
diberikan
keunggulan
musik,
berkumpul
teman-teman,
menonton
Menurut
berbagai
Perdana
(2004),
mayoritas para clubbers adalah para
alternatif tempat dan konsep hiburan
dengan
alunan
berdansa
generasi muda yang memiliki status
masing-masin,
sosiol-ekonomi yang cukup baik. Ini
misalnya dengan konsep modern sport
bar di kafe bernama Score, yang
iv
terlihat
dari
kebutuhan-kebutuhan
material
yang
menopang
aktivitas
clubbing yang jelas membutuhkan
dari
dana ekstra. Mulai dari pemilihan
melakukan kegiatan clubbing untuk
pakaian
mendapatkan kebutuhan berafiliasi.
yang
bermerek,
properti,
orang
kendaraan, hingga perangkat clubbing
mereka
& Byrne, 2004) kebutuhan afiliasi
(2001), konsumen atau para pelaku
merupakan
clubbing itu tidak hanya para generasi
kebutuhan
untuk
membentuk pertemanan dan untuk
muda yang notabennya sebagai pelajar
bersosialisasi,
dan mahasiswa, para eksekutif muda,
untuk
berinteraksi
secara dekat dengan orang lain, untuk
pengusaha-pengusaha sukses, bahkan
ibu rumah tangga ada juga yang
menjadi para pelaku clubbing.
remaja
sehingga
Menurut Murray (dalam Baron
itu sendiri. Selain itu menurut Susanto
Seorang
tua
bekerja
sama
dan
berkomunikasi
dengan
orang
lain
dengan
cara
bersahabat, dan untuk jatuh cinta.
Wrigthsman
melakukan
(1977)
menyebutkan
besar
bahwa sebenarnya afiliasi merupakan
karena terinspirasi akan kehidupan
kebutuhan manusia yang teramat kuat
para selebritis, orang-orang terkenal,
dan harus dipenuhi sesering mungkin.
orang-orang yang bekerja di bidang
Hal ini karena ia beranggapan bahwa
intertainmen
memperoleh
kebutuhan manusia akan berhubungan
kesenangan. Clubbing dipandang oleh
sosial dengan orang lain bukan hanya
individu sebagai gaya hidup yang
sebatas bertemu saja. Jauh dari pada
modern.
rela
itu, manusia membutuhkan suplay
menghabiskan waktu dan uang hingga
kontak sosial yang jauh lebih besar
berapa pun demi membayar tarif
dari pada sekedar bertemu orang
masuk dan makanan, minuman yang
perorang.
clubbing
ada
kemungkinan
dalam
Mereka
sampai
mengandung alkohol dan non-alkohol
Dorongan
yang mereka nikmati saat clubbing.
Mungkin
juga
mereka
untuk
berafiliasi
muncul disebabkan karena sebagai
melakukan
makhluk
clubbing untuk mendapatkan perhatian
sosial
manusia
memiliki
berbagai macam kebutuhan yang harus
dari orang tua yang tidak memberikan
dipenuhi apabila ingin kehidupannya
perhatian tetapi hanya memberikan
berjalan terus, seseorang menyadari
kebebasan kepada anak, kerena mereka
bahwa dalam sebuah kehidupan sehari-
merasa kesepian dan kurang perhatian
hari, dirinya tak mungkin bisa terlepas
v
dengan orang lain. Dengan adanya
kesepian bukan dikarenakan
hubungan
adanya
satu
manusia
dengan
orang
disekitar
tidak
kehidupan
manusia lainnya akan menumbuhkan
seseorang saja, melainkan kesepian
rasa kebersamaan yang kuat, sehingga
merupakan akibat dari tidak adanya
dapat saling memberikan kepuasan
orang yang tepat yang dapat membantu
satu sama lain.
seseorang untuk memenuhi kebutuhan-
Menurut
Deaux
dkk,
Schachter
1993)
menyebabkan
faktor
individu
kebutuhan tertentu dalam berafiliasi.
(dalam
Individu
yang
yang
mengalami berbagai
berafiliasi
kesepian
perasaan dan
adalah karena bila berada di sekitar
menampilkan yang berbeda dengan
orang lain secara langsung dapat
mereka
mengurangi
kehadiran
kesepian. Berbagai perasaan yang tidak
mengalihkan
menyenangkan dialami oleh orang
orang
kecemasan,
lain
dapat
yang
tidak
mengalami
sendiri
yang kesepian. Menurut Bruno (2000)
sehingga secara tidak langsung akan
orang yang kesepian merasa tidak
mengurangi kesepian, Reaksi orang
dicintai, ditolak dan merasa tidak
lain dapat memberi informasi tentang
dimengerti, dan sulit membuka diri dan
situasi, sehingga memberi kejelasan
menutup atau tertutup. Perilaku orang
terhadap
(kognisi)
yang mengalami kesepian tampak
Orang lain merupakan
kurang memadai dan kurang efektif
perhatian
terhadap
diri
pikiran-pikiran
individu,
pembanding
seorang
mengevaluasi
dirinya
untuk membina dan mengembangkan
dapat
pergaulan yang akrab.
berdasarkan
perilaku orang lain.
Kesepian merupakan suatu hal
yang ingin dihindari oleh setiap orang
Menurut Peplau & Perlman
kebutuhan
termasuk remaja. Pada hakikatnya
berafiliasi dengan mengadakan kontak
memang manusia tidak dapat hidup
sosial
atau
sendiri, karena manusia adalah juga
ternyata
makhluk sosial. Menurut Schachter
merupakan salah satu usaha yang dapat
(dalam Deaux dkk, 1993) bahwa
dilakukan oleh individu yang sedang
kesepian
mengalami kesepian. Menurut Derlega
subjektif, yang tergantung interpretasi
& Margulis (dalam Radikun, 1989)
kita terhadap berbagai situasi. Ada
(1982),
memenuhi
seperti
mengunjungi
menghubungi
teman
vi
merupakan
pengalaman
kalanya seseorang mengalami kesepian
kebutuhan afiliasinya banyak cara
walau
yang mungkin dilakukan sebagian
ia
berada
dalam
suatu
keramaian, sementara yang lain tidak
remaja
mengalami
ia
clubbing mungkin melakukan kegiatan
akan
clubbing agar bisa berafiliasi dengan
orang
teman sebayanya untuk menghindari
seorang
kesepian
diri.
muncul
Jadi
sesuai
mengenai
meskipun
kesepian
persepsi
keadaan
lingkungannya.
diri
Rice
rasa
dan
yang
kesepian
clubbing
(1993)
yang
memiliki
kebiasaan
tersebut.
Namun
merupakan
media
menjelaskan bahwa kesepian sebagai
afiliasi belum tentu dilakukan karena
suatu rasa kehampaan, terisolasi dan
kesepian mungkin saja hanya untuk
kebosanan.
memenuhi kebutuhan afilasi. Sebagian
remaja
Berdasarkan penjelasan di atas
rasa
dikarenakan
kesepian
tidak
bahwa terjadinya hubungan antara
orang
kebutuhan afiliasi dan kesepian pada
disekitar kehidupan seseorang saja,
remaja
melainkan kesepian merupakan akibat
yang ingin dikaji adalah apakah ada
yang dapat membantu seseorang untuk
hubungan kesepian dengan kebutuhan
kebutuhan-kebutuhan
berafiliasi pada remaja akhir yang
dalam afiliasi. Remaja juga memiliki
senang clubbing.
rasa ketakutan akan dikucilkan yang
mengakibatkan
perasaan
timbulnya
kesepian,
mengembangkan
suatu
membina
pergaulan
A. Pertanyaan Penelitian
dan
Berdasarkan data-data di atas
yang
peneliti kemudian ingin mengetahui;
akrab. Kesepian juga merupakan suatu
1. Bagaimana hubungan antara
hal yang ingin dihindari oleh setiap
kesepian dengan kebutuhan
orang termasuk remaja.
Pada
hakikatnya
afiliasi pada remaja akhir yang
memang
senang clubbing?
manusia tidak dapat hidup sendiri,
2. Faktor-faktor apa saja yang
karena manusia adalah makhluk sosial.
Pada
remaja
untuk
yang melakukan clubbing.
Dalam penelitian ini, permasalahan
dari tidak adanya orang yang tepat
memenuhi
clubbing
Oleh sebab itu penulis berasumsi
bukan
adanya
melakukan
didorong oleh rasa bosan dan hampa.
dapat disimpulkan bahwa remaja yang
memiliki
yang
mempengaruhi kesepian
mengatasi
vii
dengan kebutuhan afiliasi pada
BAB II
remaja akhir yang clubbing ?
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesepian
B. Tujuan Penelitian
1. Pengertian Kesepian
Berdasarkan permasalahan di
atas, penelitian ini bertujuan untuk
Kesepian adalah berasal dari
mengetahui hubungan antara kesepian
kata sepi, yang berarti sunyi atau
dengan kebutuhan afiliasi pada remaja
lenggang. Sehingga, kesepian berarti
akhir yang senang clubbing.
merasa sunyi dan tidak berteman
(Nugroho & Muchji, 1996).
C. Manfaat Penelitian
Myers
bahwa
1. Manfaat Teoritis
(1996)
kesepian
mengatakan
adalah
perasaan
Hasil penelitian ini diharapkan
menyakitkan ketika hubungan sosial
memberikan
yang
memiliki arti yang kurang dari yang di
bermanfaat untuk perkembangan ilmu
harapkan. Sedangkan Archibald dan
psikologi, khususnya Psikologi Sosial,
Marx (dalam Baron & Byrne 1997),
Psikologi Perkembangan, dan ilmu-
mengatakan bahwa kesepian adalah
ilmu khususnya mengenai hubungan
perasaan seseorang ketika keinginan
antara kesepian dan afiliasi.
akan kualitas dan kuantitas sebuah
2. Manfaat Praktis
hubungan lebih tinggi dibandingkan
dapat
masukan
dengan
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat
memberikan
kuantitas
dan
kualitas
hubungan aktual.
pandangan
Kesepian merupakan suatu hal
mengenai hubungan kesepian dengan
remaja
yang ingin dihindari oleh setiap orang
akhir yang senang clubbing, sehingga
termasuk remaja. Pada hakikatnya
dapat
kebutuhan
berafiliasi
pada
pertimbangan
bagi
memang manusia tidak dapat hidup
kesepian
untuk
sendiri, karena manusia adalah juga
menemukan alternatif afiliasi, bukan
makhluk sosial. Menurut Deaux dkk
hanya clubbing.
(1993) bahwa kesepian merupakan
remaja
menjadi
yang
pengalaman subjektif, yang tergantung
interpretasi terhadap berbagai situasi.
Ada kalanya seseorang mengalami
viii
kesepian walau ia berada dalam suatu
kebutuhan pada diri seseorang
keramaian, sementara yang lain tidak
untuk
merasakan
mengalami
ia
dalam
berhubungan
dengan
akan
orang
lain.
Weiss
(dalam
orang
Peplau
&
Perlman,
1982)
seorang
kesepian
diri.
muncul
Jadi
sesuai
mengenai
meskipun
kesepian
persepsi
keadaan
diri
kepuasan
mengatakan bahwa kesepian
dan
lingkungannya. Menurut Rice (1993)
disebabkan
menjelaskan bahwa kesepian sebagai
sendirian tetapi tidak adanya
suatu
hubungan
yang
diperlukan
terbatas
atau
kumpulan
kehampaan,
terisolasi
dan
kebosanan.
Santrock
(2002)
bukan
hubungan,
juga
karena
kesepian
selalu
mengatakan bahwa kesepian adalah
terlihat
sebagai
ketika merasa bahwa tidak seorang pun
kepada
ketidakhadiran
memahami
beberapa
dengan
baik,
merasa
tanggapan
jenis
dari
hubungan
terisolasi, dan tidak memiliki seorang
tertentu atau, lebih teliti, suatu
pun untuk dijadikan pelarian, saat
tanggapan
dibutuhkan atau saat stress.
terutama
ketidakhadiran
dari
beberapa
hubungan tertentu.
Berdasarkan beberapa definisi
b. Pendekatan
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Proses
Kognitif
kesepian adalah merasa sunyi dan tidak
(Cognitive Process). Kesepian
berteman,
timbul bila seseorang dalam
merasa
kehampaan,
mempersepsikan
terisolasi dan kebosanan.
dan
mengevaluasi
hubungan
sosialnya menemukan bahwa
2. Komponen Kesepian
Menurut Peplau dan Perlman
terdapat kesenjangan antara apa
(1982), dalam mempelajari kesepian
yang diinginkan dengan apa
terdapat tiga dimensi kesepian yang
yang berhasil ia capai. Sermat
dikembangkan oleh para ahli, yaitu :
(dalam Peplau dan Perlman,
1982)
a. Pendekatan Kebutuhan akan
ketika
kesepian
tidak
bahwa
adalah
suatu
kesepian
Keintiman (Need for Intimacy).
Perasaan
menyatakan
pertentangan
muncul
pengalaman
antara jenis hubungan antar
terpenuhinya
pribadi,
ix
individu
merasa
dirinya dimiliki pada suatu
karena
ketika, dan jenis hubungan
dipandang pada sebagian orang
yang ingin dimilikinya, dalam
sebagai
kaitan
ketiadaan penguatan sosial
dengan
pengalaman
itu
kesepian
tanggapan
status ideal yang tidak pernah
diatas,
bisa
dialaminya.
beberapa
hal
Pendekatan penguatan sosial
kesepian
kurangnya
a.
bahwa
disebabkan
reinforcement,
b.
maka
mengakibatkan
merasa
sosial dengan hubungan
aktual
seseorang
c.
psikologikal
oleh
gejala
distress
yang
ketiadaan,
kurangnya
pada
diri
disekitarnya
Berdasarkan
defenisi
diatas
dapat disimpulkan bahwa kesepian
tidak sama dengan kesendirian atau
dihubungkan dengan fakta atau
perasaan
timbul
seseorang dari lingkungan
dalam
memuaskan hubungan sosial,
diikuti
dimilikinya
dapat
penguatan
kesepian sebagai ketiadaan atau
yang
Kesepian
karena
1982) mengemukakan definisi
ketiadaan
yang
atau diyakini dimilikinya.
Young
(dalam Peplau dan Perlman,
merasa
seseorang
terhadap suatu hubungan
akan
kesepian.
antara
kebutuhan
dalam
interaksi sosial hal itu kurang
diperoleh,
Kesepian muncul akibat
kesenjangan
suatu
bila
dalam
hubungan sosial.
dari
adalah
atau
kekurangpuasan
lingkungan sosial. Hubungan
sosial
yang
Kesepian berkaitan dengan
ketiadaan
oleh
penguatan
(reinforcement)
penting
yaitu :
Reinforcement).
menekankan
disimpulkan
berhubungan dengan kesepian,
c. Pendekatan Penguatan Sosial
lebih
kepada
Dari beberapa pendekatan
masa lalunya atau beberapa
(Social
dapat
isolasi fisik. Seseorang bisa tetap
dalam
merasa
mengusulkan hubungan sosial
bahagia
meskipun
dalam
keadaan sendirian, dan sebaliknya
itu dapat diperlakukan sebagai
kelas penguatan tertentu, oleh
x
dapat
merasa
kesepian
b. State Loneliness
meskipun
State
berada dalam keramaian.
temporer
Menurut Weiss (dalam Deaux
disebabkan
dkk, 1993) terdapat dua tipe kesepian
yang
yaitu :
emosional
kesepian
yang
dalam
Loneliness
(kesepian
berpasangan baru saja pindah ke kota
lain dimana mereka tidak mengenal
siapapun, mereka dapat mengalami
sosial)
Kesepian
sosial
kesepian
adalah
meskipun
mereka
sama lain. Sebaliknya, individu yang
teman dan family atau jaringan
mempunyai jaringan sosial yang luas
sosial tempat berbagi minat dan
dan aktif, dapat mengalami kesepian
aktivitas.
emosional bilamana ia tidak memiliki
Selain itu Shaver (dalam Deaux
1993)
sosial
memiliki hubungan yang dekat satu
merupakan hasil dari ketiadaan
dkk,
dalam
lain. Contohnya, bila dua orang yang
seseorang.
b. Social
dramatis
otomatis mengatasi tipe kesepian yang
lekat
dengan
perubahan
kesepian diatas, tidak dapat secara
disebabkan
hubungan
oleh
1992) menghilangkan salah satu tipe
adalah
intim,
seringkali
Menurut Weiss (dalam Brehm,
emosional)
Kesepian
yang
kehidupan.
a. Emotional Loneliness (kesepian
dekat,
yaitu
merupakan kesepian yang lebih
3. Tipe-tipe Kesepian
kurang
loneliness
menegaskan
pasangan romantis.
perlunya
Berdasarkan
defenisi
diatas
membedakan kesepian dalam dua tipe
dapat disimpulkan bahwa kesepian
yang lain yaitu:
emosional dan kesepian situasional
berbeda
a. Trait Loneliness
Trait
loneliness
merupakan
pola
hanya
sedikit
penyebabnya,
pemenuhan kebutuhan dari hilangnya
perasaan
yang stabil,
hal
namun keduanya merupakan suatu
yaitu
kesepian
dalam
hubungan sosial. Gejala-gejala dari
yang
kesepian dapat dilihat sebagai reaksi
berubah
dari kurang adanya perhatian yang
tergantung situasi.
mendalam, hubungan dengan teman
xi
2) Faktor kualitas dari hubungan
atau terlibatnya orang lain secara
sosial yang rendah.Perubahan
mendalam
dalam
4. Faktor-faktor
atau
keinginan sosial seseorang juga
Penyebab
dapat menyebabkan kesepian.
Kesepian
3) Lingkungan kehidupan berubah
Terdapat dua kondisi yang
menyebabkan
kebutuhan
terjadinya
dalam kapasitas seseorang atau
kesepian
(Peplau & Perlman, 1982). Kondisi
keinginan
pertama adalah kejadian yang memicu
sosial mungkin mempercepat
terbentuknya
tersebut.
munculnya kesepian, jika tidak
Kondisi Kedua adalah faktor-faktor
dibarengi dengan kemampuan
yang
untuk menyesuaikan diri dalam
perasaan
mendahului
dan
yang
dalam
mempertahankan perasaan kesepian
suatu
dalam jangka waktu yang cukup lama.
sebenarnya.
juga
faktor pemicu)
b.
dalam kejadian pemicu adalah
hubungan
yang
seseorang
sebenarnya
sehingga
hubungan
sosial
mempertahankan).Faktor-
faktor yang mendahului dan
mempertahankan adalah faktor
yang
kepribadian
yang
dari apa yang diharapkannya,
dapat
munculnya
yaitu:
dan
situasional
meningkatkan
kesepian. Factor
yang juga dapat mempersulit
1) Berakhirnya suatu hubungan
seperti
menimbulkan
Predisposing and maintaining
dan
dijalankan seseorang itu jauh
dekat
dapat
(Faktor-faktor yang mendahului
dalam
sosial
yang
kesepian.
Di bawah ini yang termasuk
perubahan
hubungan
4) Faktor perubahan situasional
a. Precipitating Factors (faktor-
adanya
hubungan
seseorang yang kesepian untuk
kematian,
membangun kembali hubungan
perceraian, putus cinta, serta
sosial yang memuaskan.
perpisahan secara fisik yang
Karakteristik kepribadian yang
kadang membawa kita ke arah
berperan
kesepian.
dalam
berkembangnya
perasaan kesepian pada diri seseorang
diantaranya:
xii
Dalam hal ini, secara umum
1) Harga Diri yang Rendah
Konsep harga diri berkaitan
orang
dengan
yaitu
terjebak dalam suatu spiral sosial. Ia
prestasi, ide, dan sikap individu
menolak orang lain, kurang terampil
terhadap dirinya sendiri, harga
dalam bidang sosial dan dalam kasus-
diri
bagaimana
kasus tertentu juga ditolak oleh orang
seseorang menilai dirinya. Bila
lain. Tanpa memperhatikan dari mana
seseorang
merasa
pola ini berawal, semua komponen
akan
tersebut dapat membuat kehidupan
konsep
diri,
adalah
selalu
kesepian,
maka
ia
yang
bersikap sebagai orang yang
sosial
kesepian.
menjadi
orang
yang
lebih
tampaknya
bersangkutan
sulit
dan
kurang
menguntungkan.
2) Kecemasan sosial
Selain
Berdasarkan penelitian, orang
yang
kesepian
merasa
mengalami
bersosialisasi
menggambarkan
sebagai
orang
masalah
perilaku,
dua
kondisi
yang
kesepian
dikemukakan oleh Peplau dan Perlman
kesulitan
(1982) tersebut (precipitating factors
dan
& predisposing factors), Middlebrook
dirinya
(1980) menyebutkan bahwa ada dua
faktor penyebab kesepian yaitu:
memiliki
a. Faktor Psikologis
seperti
merasa terabaikan dan kurang
Dari hasil penelitian yang
mampu membuka diri pada
dilakukan, ditemukan beberapa
orang lain.
penyebab
kesepian
secara
3) Perasaan malu
psikologis
(Sermat,
dalam
Berdasarkan
Middlebrook, 1980).
penelitian,
seseorang yang malu merasa
lebih
gugup
bila
1) kesepian
berada
(Existensial Loneliness)
ditengah orang dan situasi yang
Kesepian ini disebabkan oleh
baru dikenalinya, karena sulit
kenyataan adanya keterbatasan
untuk menilai perkenalan baru.
Perasaan
akhirnya
malu
eksistensial
keberadaan
tersebut
disebabkan
menimbulkan
manusia
oleh
yang
terpisahnya
seseorang dengan orang-orang
kesepian.
lain sehingga tidaklah mungkin
xiii
baginya berbagi perasaan dan
menghilangkan semangat untuk
pengalamannya dengan orang
bersosialisasi dengan orang lain
lain.
mengambil
dan dia merasa “kosong“ dan
keputusan sendiri dan sering
menghindar untuk mengadakan
menghadapi
hubungan
Dia
akan
ketidakpastian
dengan
lingkungannya.
(Sermat, dalam Middlebrook,
5) Kepribadian yang tidak sesuai
1980).
2) Pengalaman
dengan lingkungan
traumatis
hilangnya orang-orang terdekat
Orang-orang
Hilangnya
menjengkelkan
seseorang
yang
yang
seperti
sangat dekat dengan individu
pemarah, terlalu patuh dan
secara tiba-tiba dan tidak dapat
tidak mempunyai kemampuan
dihindari, sekalipun dianggap
bersosialiasi akan dihindari dari
sebagai
lingkungannya
penyebab
kesepian.
Namun derajat kesepian akan
mereka
menjadi rendah bila individu
kesepian.
sehingga
akan
mengalami
6) Ketakutan untuk menanggung
sering mengalami kehilangan
orang terdekat sehingga dia
resiko sosial
dapat
Individu
yang
menanggung
resiko
mentolerir
perasaan
kesepian itu.
3) Kurangnya dukungan
takut
seperti
takut ditolak oleh orang lain
dari
lingkungan
atau resiko lainnya yang terjadi
Kesepian dialami oleh mereka
akibat adanya hubungan sosial,
yang
sesuai
juga akan mengalami kesepian.
dengan lingkungannya. Hal ini
Mereka takut untuk terlalu
menyebabkan mereka kurang
dekat dengan orang lain, dan
mendapat
dari
bercerita banyak dengan orang
lingkungannya (Sermat, dalam
lain. Jadi mereka yang kesepian
Middlebrook, 1980)
ini akan melihat kedekatan
merasa
4) Adanya
tidak
dukungan
krisis
dalam
sebagai sesuatu yang berbahaya
diri
dan penuh resiko.
seseorang dalam kegagalan
Bila seseorang marasa harga
dirinya
terganggu,
akan
xiv
& Marguise, dalam Peplau & Perlman,
7) Kurangnya rasa percaya diri
1982).
Meskipun
individu
dapat
melakukan
hubungan
sosial
Menurut Nugroho dan Muchji
dengan baik namun ia merasa
(1996) menyebutkan ada beberapa hal
bahwa lingkungan di sekitarnya
yang menyebabkan seseorang dapat
kurang
mengalami kesepian yaitu:
sehingga
melibatkannya,
menyebabkan
a. Frustasi
individu merasa kesepian. Hal
Dalam hal ini orang yang tidak
ini disebabkan ia kurang dapat
mau diganggu, mereka lebih
mengungkapkan perasaan yang
senang dalam keadaan sepi,
paling dalam, ia hanya dapat
tidak suka bergaul dan lebih
berhubungan
senang hidup sendiri.
sosial
secara
formal.
b. Keterasingan
b. Faktor-faktor sosiologis
Keterasingan akibat dari sikap
Faktor-faktor sosiologis yang
sombong, angkuh, keras kepala
terjadi meliputi antara lain:
sehingga dijauhi oleh teman-
a.
takut dikenal orang lain
temanya.
b.
nilai-nilai
menjauh, akibat yang terjadi
yang
berlaku
Karena
mereka
pada lingkungan sosial
adalah
c.
kehidupan di dalam rumah
terkucilkan dan terpencil dari
d.
kehidupan di luar rumah
keramaian
e.
perubahan pola-pola dalam
menyebabkan
keluarga
kesepian.
f.
pindah tempat
c. Sikap
merasa
terasing,
hidup,
rendah
sehingga
terjadinya
diri,
pemalu,
Kesepian bukan sekedar karena
minder, merasa dirinya kurang
tidak adanya orang di sekitarnya
berharga dibandingkan dengan
melainkan sebagai akibat dari tidak
orang lain dan akhirnya lebih
adanya orang lain yang secara tepat
suka
dapat membantu seseorang memenuhi
menimbulkan kesepian.
kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam
Berdasarkan penelitian di atas,
menyendiri,
sehingga
pergaulan (misalnya sebagai tempat
maka
mengungkapkan keluh kesah) (Derlega
kesepian dapat disebabkan oleh faktor
xv
dapat
disimpulkan
bahwa
psikologis
dan
Kesepian
juga
seseorang
faktor
bisa
orang
sosiologis.
kesepian
mengalami
berbagai perasaan dan menampilkan
menyebabkan
mengalami
yang
pola perilaku yang berbeda dengan
frustasi,
orang yang tidak kesepian.
keterasingan, juga karena adanya sikap
rendah diri.
6. Cara-Cara untuk Mengatasi
5. Ciri-ciri Umum Orang yang
Kesepian
Kesepian
Orang
yang
mengalami berbagai
menampilkan
pola
Menurut
kesepian
mengatakan
perasaan dan
perilaku
bisa
diatasi
belajar untuk merasa senang dengan
diri sendiri, yaitu dengan cara :
kesepian. Berbagai perasaan yang tidak
a. Lihat situasi untuk bisa
menyenangkan dialami oleh orang-
bergabung dengan orang
orang yang kesepian.
suatu
kesepian
(1994)
dengan cara membangun harga diri dan
yang
berbeda dengan mereka yang tidak
Kesepian
Robinson
dirasakan
pengalaman
lain, contohnya, mencoba
sebagai
yang
bertanya dengan seseorang.
tidak
menyenangkan. Orang yang kesepian
b. Belajar untuk tegas. Jika
mengungkapkan bahwa dirinya putus
merasa malu, belajar untuk
asa, merasa panik, kurang bersemangat
menyapa
dan depresi (Rubenstain & Shaver
pembicaraan
dalam Deaux dkk, 1993).
dengan orang lain.
Orang
yang
kesepian
atau
memulai
singkat
c. Belajar untuk menikmati
juga
merasa tidak dicintai, ditolak dan
hidup
dengan
merasa disalah mengertikan dan malas
mengembangkan
membuka diri (tertutup) atau bungkam.
kemampuan
Perilaku
mengalami
sosial.
Jika
bertemu
seseorang
yang
kesepian tampaknya kurang memadai
disukai,
jangan
hanya
dan kurang efektif untuk membina dan
berdiam diri dan berharap
mengembangkan pergaulan yang akrab
orang tersebut yang akan
(Bruno, 2000).
datang. Buatlah pergerakan
orang
yang
awal.
Berdasarkan beberapa definisi
Gunakan
isyarat
verbal atau nonverbal agar
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
xvi
orang tersebut tahu dan
Jangan
berusaha
mengenalnya.
dengan
Contohnya,
buat
mencemaskan
kontak
Rook
juga dengan mengatakan
strategi
dalam
sekitar,
misalnya
kampus
di
atau
dalam
sukarelawan.
orang
sebenarnya
dirinya
baik
seperti
Belajarlah
yang
dimiliki,
kehangatan,
kepandaian, sensitifitas,
dan
kecakapan diri, dll.
menerima perbedaan ini.
5) Mengatakan pada diri
g. Ketika sedang sendirian,
waktu
bahwa
4) Berpikir tentang kualitas
mereka. Setiap orang itu
gunakan
sendiri
kenapa merasa kesepian.
dan
memahami
menghormati
diri
3) Mencoba mencari tahu
lalu. Berilah orang lain
untuk
untuk
baik dengan orang lain.
atas dasar pengalaman masa
berbeda-beda.
bisa
memiliki hubungan yang
f. Jangan menilai orang-orang
berusaha
yang
2) Mengingatkan
merasa
kesempatan,
mengenai
mengatasi kesepian.
akan
bangga dengan diri sendiri.
suatu
untuk
dilakukan
Menolong
membuat
(dalam
digunakan
sesuatu
meningkatkan self esteem
dan
yang
1) Berpikir
kegiatan
lain
Peplau
strategies)
tempat
kerja.
e. Ikut
dan
a. Strategi kognitif (Cognitive
sekolah,
di
masalah-
mengatasi kesepian, yaitu :
organisasi dan kegiatan di
lingkungan
terus-terusan
Brehm, 1992) mengemukakan dua
“hai” dan mengenalkan diri.
terlibat
waktu
masalah yang ada.
mata dan senyuman. Bisa
d. Ikut
melewati
sendiri bahwa kesepian
untuk
yang dirasakan bukan
menyenangkan diri sendiri.
untuk selamanya, suatu
Contohnya, mendengarkan
saat
musik atau menonton acara
keadaan
menjadi lebih baik.
televisi favorit.
xvii
akan
6) Berpikir
1) Mencoba keras untuk
mengenai
kelebihan
yang
bersikap ramah kepada
bisa
dilakukan, seperti olah
orang
lain,
raga, seni, memasak, dll.
berusaha
untuk
mengajak
7) Mengatakan pada diri
berbicara
sendiri bahwa banyak
orang
orang yang juga merasa
lingkungan.
kesepian
pada
yang
mental
lain.
membaca,
di
aktivitas
seperti
menonton
televisi,
8) Biarkan pikiran berhenti
kesepian
ada
2) Melakukan
suatu
waktu dibanding yang
memikirkan
seperti
pergi
ke
bioskop, dll.
rasa
3) Bekerja
dengan
keras
untuk
memikirkan hal-hal lain,
mencapai
hal apa pun selain rasa
seperti belajar, latihan
kesepian itu.
memainkan
9) Berpikir
kemungkinan
yang
bisa
sukses,
sesuatu,
tentang
melatih
bakat
dalam
manfaat
bidang olah raga, dll.
4) Melakukan sesuatu hal
didapatkan
dari perasaan kesepian,
yang
berguna
untuk
seperti mengatakan pada
orang
lain,
seperti
diri sendiri belajar untuk
membantu
percaya
teman,
berkembang
diri,
menjadi
sukarelawan, dll.
karena
5) Melakukan sesuatu hal
pengalaman.
10) Mengubah
ikut
pekerjaan
yang paling dikuasai,
keinginan
dalam hubungan sosial,
seperti
bahwa suatu waktu di
rumah, olah raga, seni,
dalam hidup tidak apa-
dll.
apa
tidak
pekerjaan
6) Melakukan
memiliki
fisik,
pasangan.
seperti
aktivitas
berolah
raga, belanja, mencuci
b. Strategi perilaku (Behavioral
strategies)
xviii
mobil,
kesepian
membersihkan
menikmati
rumah, dll.
7) Mencoba
cara
seperti
kegiatan di lingkungan sekitar, ikut
dalam
dalam
8) Melakukan
sendiri
secara
1. Pengertian
fisik dari pada orang
seperti
diet,
baju
baru,
Kebutuhan berafilliasi menurut
Chaplin (1995) merupakan kebutuhan
akan pertalian, perkawinan dengan
dll.
9) Melakukan
orang lain, pembentukan persahabatan,
sesuatu
yang
ikut serta dalam kelompok tertentu,
dapat
bercinta, kerjasama serta kooperasi.
mengembangkan
kemampuan
Menurut
sosial,
seperti
belajar
tari,
belajar
agar
lebih
dan
kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan
untuk membina hubungan
dengan
orang lain dan diterima oleh orang lain
mengembangkan
yang merupakan hal yang mendasar
berbicara
bagi
dengan orang lain, dll.
kebutuhan
psikologis,
sama
halnya seperti lapar dan haus bagi
10) Berbicara dengan orang
tampilan fisik kita.
cara
Menurut Murray (dalam Baron
untuk mengatasi rasa
& Byrne, 2004) kebutuhan afiliasi juga
kesepian.
merupakan
Berdasarkan beberapa definisi
di atas, maka dapat
Baumeismer
Leary (dalam Baron & Byrne, 2004)
asertif,
mengenai
Kebutuhan
Afiliasi
mengubah gaya rambut,
lain
dan
B. Kebutuhan Afiliasi
menjadi
menarik
kemampuan
sukarelawan,
untuk menyenangkan diri sendiri.
sesuatu
yang dapat membuat
membeli
kegiatan
ketika sedang sendirian gunakan waktu
sebuah klub.
lain,
dengan
ikut terlibat dalam organisasi dan
baru,
lebih
hidup
untuk
bertemu
bergabung
diri
belajar
mengembangkan kemampuan sosial,
menemukan
untuk
orang
adalah
kebutuhan
untuk
membentuk pertemanan dan untuk
disimpulkan
bersosialisasi,
bagaimana cara-cara untuk mengatasi
xix
untuk
berinteraksi
secara dekat dengan orang lain, untuk
orang lain. Orang yang memiliki
bekerja
sama
dan
berkomunikasi
kebutuhan berafiliasi mereka sering
dengan
orang
lain
dengan
ingin bersama dengan temannya dari
cara
pada dengan orang yang berafiliasi
bersahabat, dan untuk jatuh cinta.
Menurut
Chaplin,
Murray
2000)
rendah.
(dalam
afiliasi
Dari
adalah
uraian
diatas
dapat
kebutuhan akan perkawanan dengan
disimpulkan bahwa kebutuhan afiliasi
orang lain, pembentukan persahabatan,
merupakan kebutuhan untuk membina
ikut serta dalam kelompok-kelompok
hubungan dengan orang lain dan
tertentu, bekerja keras sehingga di
diterima oleh orang lain serta untuk
dalamnya
kepercayaan,
berinteraksi secara dekat dengan orang
kemauan baik, afeksi, kasih dan empati
lain, bekerja sama dan berkomunikasi
yang simpatik dimenifestasikan dalam
dengan
sikap bersahabat, meyenangkan, penuh
bersahabat.
tergantung
kasih sayang dan kepercayaan serta
orang
lain
dengan
2. Alasan-Alasan
bersifat baik.
cara
Terjadinya
Kebutuhan Afiliasi
Wrigthsman
menyebutkan
(1977)
bahwa
Schachter (dalam Deaux dkk,
sebenarnya
1993)
afiliasi merupakan kebutuhan manusia
manusia
berhubungan
akan
setiap
tentu saja memiliki alasan tersendiri,
sesering mungkin. Hal ini karena ia
bahwa
bahwa
tindakan yang dilakukan seseorang
yang teramat kuat dan harus dipenuhi
beranggapan
menyatakan
begitu
kebutuhan
pula
dengan
afiliasi.
Menyebutkan adanya alasan seseorang
sosial
untuk melakukan afiliasi adalah:
dengan orang lain bukan hanya sebatas
a. Berada disekitar orang lain
bertemu saja. Jauh dari pada itu,
manusia membutuhkan suplai kontak
secara
sosial yang jauh lebih besar dari pada
mengurangi kecemasan.
b. Kehadiran orang lain dapat
sekedar bertemu orang perorang.
Menurut
menyatakan
Feldman
bahwa
langsung
mengalihkan
(1993)
perhatian
terhadap diri sendiri hingga
kebutuhan
berafiliasi adalah suatu kebutuhan
secara
untuk
mengurangi kesepian.
memantapkan
mempertahankan
hubungan
dan
dengan
xx
tidak
langsung
Alasan yang diungkapkan di
c. Reaksi orang lain dapat
memberikan
informasi
atas senada dengan pendapat dari
tentang
sehingga
Baron
kejelasan
seseorang berafiliasi karena adanya:
situasi,
memberikan
terhadap
pikiran-pikiran
lain
merupakan
pembanding:
seorang
individu
b. Stimulus
dapat
untuk
positif
dan
membina
1993)
menurunkan
adalah
(dalam
afiliasi
kecemasan
hubungan
dengan orang lain.
c. Dukungan
Schachter
adalah
kebutuhan akan keterikatan
lain
Menurut
bahwa
mengurangi keraguan.
berdasarkan perilaku orang
dkk,
(1994)
kebutuhan
mengevaluasi diri sendiri
Deaux
Byrne
a. Perbandingan sosial adalah
(kognisi) seseorang.
d. Orang
dan
kebutuhan
ditemani
dapat
emosional
saat
untuk
masalah
timbul.
karena
d. Perhatian adalah kebutuhan
beberapa alasan:
a. Seseorang
untuk dipuji dan dihargai.
seringkali
Wrightsman
mencari bantuan orang lain
(dalam
Deaux
ketika menghadapi situasi
dkk, 1993) juga menyatakan beberapa
yang mengancam.
alasan yang menyebabkan seseorang
berafiliasi berdasarkan tiga teori:
b. Informasi yang diperoleh
dari
orang
lain
memungkinkan
seseorang
memperoleh
kejelasan
mengenai
situasi
a. Social
untuk
yang
tujuan
dapat dicapai bila berafiliasi
dengan orang lain. Disini
orang lain memungkinkan
afiliasi
seseorang menguji respon-
yang
mencapai
tertentu. Tujuan ini hanya
c. Dukungan emosional dari
terhadap
Theory,
bahwa seseorang berafiliasi
menimbulkan kecemasan.
respon
Change
menjadi
tujuan
perantara untuk mencapai
situasi
tujuan lain.
menimbulkan
kecemasan.
xxi
b. Reinforcement
Theory,
3. Karakteristik
menyatakan bahwa, orang
Afiliasi
lain
Menurut
diinterpretasikan
seperti
identitas
bila
dengan
dapat
Persahabatan
kebutuhan
tinggi
untuk
antar individu
dalam
Individu
menilai kepercayaan dan
kemampuan
dapat
diri
sendiri
dilakukan
dengan
membandingkan
keadaan
orang
akan
b. Mempertahankan hubungan
bahwa dengan tidak adanya
objektif
cenderung
pun mereka berada.
menyebutkan
patokan
yang
menghadapi tugas dimana
Comparasion
Theory,
afiliasi
berprestasi yang baik dalam
mencapai tujuan tertentu.
c. Social
mempunyai
Individu yang mempunyai
merupakan
berguna
kuat
situasi yang afiliatif
lain.
hal penting, yang sekaligus
dapat
yang
a. Berprestasi Lebih baik pada
berafiliasi
orang
(1990)
karakteristik sebagai berikut :
maupun
hanya
dicapai
berafiliasi
akan
penghargaan
McClelland
orang yang mempunyai kebutuhan
“hadiah”.
Kebutuhan
Kebutuhan
kebutuhan
yang
memiliki
afiliasi
yang
tinggi akan belajar untuk
berhubungan dengan dunia
dengan
sosial lebih cepat, lebih
lain
peka
disekitarnya.
dan
banyak
berbincang-bincang dengan
orang lain.
Berdasarkan beberapa definisi
c. Memiliki rasa takut akan
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
alasan seseorang untuk melakukan
penolakan
afiliasi adalah berada disekitar orang
Individu yang memiliki rasa
lain secara langsung bisa mengurangi
afiliasi
kecemasan, kehadiran orang lain dapat
cenderung
mengalihkan perhatian terhadap diri
menghindari konflik dan
sendiri hingga secara tidak langsung
kompetisi, karena mereka
mengurangi kesepian.
xxii
yang
tinggi
untuk
takut mendapat feedback
primate berupa persahabatan, strategi
yang negatif dari orang lain.
pemecahan masalah dan perkawinan.
Baron
mengatakan
memiliki
afiliasi,
dan
Byrne
bahwa
kebutuhan
berlawanan
Sedangkan
(2002)
menurut
Taylor
individu
yang
(dalam Baron & Byrne, 1994) kejadian
tinggi
akan
yang tidak terduga seperti bencana
dengan
yang
alam dapat meningkatkan kebutuhan
afiliasi.
rendah, lebih mungkin terlibat dalam
mempertahankan
Festinger dkk (dalam Baron &
hubungan yang baik dan komunikasi
Byrne, 1994) afiliasi dipengaruhi oleh
yang lancar dengan dunia luar.
beberapa factor:
membangun
dan
a. Faktor kebudayaan
Berdasarkan beberapa definisi
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Kebutuhan berafiliasi juga
orang yang memiliki kebutuhan afiliasi
tidak luput dari pengaruh
mempunyai
kebudayaan,
karakteristik
seperti
nilai-nilai
berprestasi lebih baik pada situasi yang
yang berlaku pada suatu
afiliatif, mempertahankan hubungan
tempat taupun kebiasaan-
antar individu, memiliki rasa takut
kebiasaan.
akan penolakan.
masyarakat yang menilai
Dalam
tinggi kebutuhan berafiliasi,
4.
Factor-Faktor
timbul perkembangan dan
yang
pelestarian
Menyebabkan Afiliasi
Menurut
McKnight
&
Crook
Sutton,
tersebut,
(dalam
kebutuhan
sebaliknya
bila
kebutuhan tersebut tidak
1994)
menekankan pentingnya afiliasi untuk
dinilai
tinggi,
bertahannya kelangsungan hidup suatu
kebutuhan itu akan menipis
kelompok makhluk hidup. Afiliasi
dan tidak akan tumbuh
yang baik mendukung pertahanan diri,
subur.
kemudahan mencari makan, efisien
b. Faktor
situasional
maka
yang
bersifat psikologik
pekerjaan dan lain-lain.
Dewal
Jika seseorang tidak yakin
(dalam Baron & Byrne, 1994), bahwa
akan kemampuannya atau
kebutuhan afiliasi mungkin didasari
tidak
kebutuhan biologis yang terjadi pada
pendapatnya,
Ditambahkan
oleh
xxiii
yakin
pada
ia
akan
merasa
tertekan.
e. Faktor pendidikan
Rasa
tertekan ini akan berkurang
Faktor
jika
berpengaruh
dilakukan
pendidikan
terhadap
pembandingan
social.
afiliasi
Kemampuan
untuk
individu yang mempunyai
meningkatkan diri melalui
tingkat pendidikan tinggi
pembandingan
lebih
orang
dengan
lain
karena
sulit
untuk
mengadakan
akan
pada
afiliasi
meningkatkan afiliasi, dan
dibandingkan individu yang
orang
berpendidikan sedang atau
tersebut
dalam
rendah.
pembandingan ini merasa
f. Faktor jenis kelamin
lebih baik dan akan lebih
sehingga
Di dalam penelitian yang
menghasilkan afiliasi yang
dilakukan oleh Wong dan
lebih besar
Csikszentmihalyi
menguatkan
c. Faktor
perasaan
ada
keasamaan
(1991)
terdapat
bahwa
wanita
lebih
kaum
banyak
ada
kesamaan
menghabiskan
berupa
kesamaan
dengan
teman-temannya.
dalam pendidikan status,
Kaum
wanita
kelompok
banyakmemikirkan teman-
Perasaan
dapat
etnik
atau
waktu
kesamaan bangsa, perasaan
temannya
takut dan cemas. Pengaruh
kondisi sendirian, dan akan
factor-faktor
dapat
mengalami perasaan tidak
kehidupan
enak yang lebih mendalam
diligat
dalam
ini
bila
lebih
dalam
bila dibandingkan dengan
sehari-hari.
kaum pria.
d. Faktor status ekonomi
Kesamaan latar belakang
Berdasarkan penjelasan di atas
status ekonomi seseorang
maka dapat disimpulkan bahwa factor-
akan memudahkan mereka
faktor yang mempengaruhi kebutuhan
untuk
berafiliasi adalah faktor kebudayaan,
tarik
menemukan
dalam
daya
situasi
berinteraksi
perasaan
dengan orang lain.
xxiv
yang
ada
bersifat
psikologis,
kesamaan,
status
ekonomi,
pendidikan
serta
ketakutan,
jenis
melakukan
kelamin.
5.
Aspek-Aspek
Hill (dalam Baron & Byrne,
melakukan
kemudian
penelitian
mengemukakan
komponen
atau
afeksi
dengan
sendiri
terhadap
(
diri
keterampilan,
Potensi untuk meningkatkan
harga diri dan citra diri
melalui
derajat
pujian
dan
pemusatan perhatian orang
yang
lain pada diri seseorang.
muncul dari situasi yang
rasa
takut atau penuh tekanan
Dengan
berafiliasi
diharapkan
seseorang
memiliki kesempatan untuk
melakukan
dikenali oleh orang lain.
kontak sosial. Saat seseorang
tekanan
yang
d. Attention
b. Emotional Support
merasakan
lain
bakat, sikap dan nilai )
yang
lain.
cara
orang
penilaian
menyenangkan dari orang
dengan
dengan
dirinya sehingga diperoleh
dalam melalui pemenuhan
menimbulkan
)
secara umum mirip dengan
kepuasan
negatif
untuk
membandingkan diri sendiri
individu
Pengurangan
proses
evaluation
kebutuhan
perasaan
melalui
mencapai evaluasi diri ( self
dan
afiliasi. Diharapkan melalui
dapat
dapat
Suatu
yang diperoleh dari tindakan
pengaruh
yang
relevan dari diri seseorang.
kognisi yang menyenangkan
dan
masukan
pemrolehan informasi yang
a. Positive Stimulation
mendapatkan
atau
keambiguan
dari individu, yaitu:
afiliasi,
dukungan
Kapasitas untuk menurunkan
kontak
sumber-sumber pemenuhan berafiliasi
pemenuhan
member
c. Social Comparison
komunikasi yang menunjukan bahwa
Rangsangan
social
meredakan tekanan tersebut.
dan
empat
aspek
kontak
diharapkan orang lain dapat
Kebutuhan
Afiliasi
1996)
dengan
Selain
atau
itu,
ia
juga
menunjukan siapa dirinya
xxv
dan memperoleh perhatian
berakhir pada usia akhir belasan tahun
dari orang lain.
atau awal dua puluhan tahun.
Berdasarkan uraian di atas,
Pada tahun 1974, WHO (dalam
diketahui bahwa terdapat empat aspek
Sarwono, 2001) memberikan defenisi
dari kebutuhan afiliasi yaitu Positive
tentang remaja yang lebih bersifat
Stimulation, Emotional Support, Social
konseptual, yaitu:
a. Remaja adalah suatu masa
Comparison dan Attention. Banyak
media yang dapat digunakan untuk
dimana
mempermudah seseorang menjaluin
berkembang
suatu
pertama kali dia menunjukan
komunikasi
dan
hubungan
individu
dari
saat
dengan orang lain. Salah satunya
tanda-tanda
seksual
adalah internet yang telah menjadi
sekundernya sampai saat ia
sebuah sarana komunikasi yang efektif
mencapai
bagi dua orang atu lebih dalam
seksual.
kematangan
b. Remaja adalah suatu masa
membentuk suatu hubungan.
dimana individu mengalami
perkembangan
C. Remaja Akhir
psikologik
dan pola identifikasi dari
kanak-kanak
1. Pengertian Remaja
Menurut
Hurlock
dewasa.
(1991),
c. Remaja adalah masa dimana
remaja dalam bahasa Latin adalah
adolescence, yang artinya “tumbuh
terjadi
atau
ketergantungan
tumbuh
untuk
menjadi
mencapai
peralihan
dari
social
adolescence
ekonomi yang penuh kepada
sesungguhnya mempunyai arti yang
keadaan yang relatif lebih
luas, mencakup kematangan mental,
mandiri (Muangman dalam
emosional, sosial, dan fisik. Menurut
Sarwono, 2001)
kematangan”.
Istilah
Papalia dan Olds (2001), masa remaja
Menurut Piaget (dalam Hurlock
adalah masa transisi perkembangan
1996) memberikan defenisi bahwa
antara masa kanak-kanak dan masa
masa remaja adalah usia dimana
dewasa yang pada umumnya dimulai
individu
pada usia 12 atau 13 tahun dan
masyarakat dewasa, usia dimana anak
berintegrasi
dengan
tidak lagi merasa di bawah tingkat
xxvi
orang-orang yang lebih tua melainkan
Hurlock (1996) menyebutkan
berada dalam tingkatan yang sama,
beberapa tugas perkembangan pada
sekurang-kurangnya dalam masalah
masa remaja, antara lain:
hak.
a. Mencapai
Menurut Hurlock (1996), masa
dan
remaja dibagi menjadi dua bagian,
yaitu
masa
remaja
awal
dan wanita.
c. Menerima keadaan fisiknya
17 sampai 18 tahun.
dan menggunakan tubuhnya
Dari kesimpulan di atas dapat
masa
secara efektif.
remaja
d. Mengharapkan
merupakan tahap dimana individu
mencapai
mengalami perubahan fisik, sosial,
mereka
saling
intensif
perilaku
e. Mencapai
dimana
membutuhkan
dan
social
yang bertanggung jawab.
emosi dan kepribadian. Interaksi sosial
semakin
matang
b. Mencapai peran sosial pria
berlangsung kira-kira dari usia 16 atau
remaja
lebih
pria maupun wanita.
tahun dan masa remaja akhir yang
bahwa
yang
baru
dengan teman sebaya baik
yang
berlangsung kira-kira dari usia 13-16
dikatakan
hubungan
kemandirian
emosional dari orang tua dan
rasa
orang-orang dewasa lainnya.
penerimaan dalam kelompok sebaya
f. Mempersiapkan
dan saling membagi perasaan dan
karier
ekonomi.
pengalaman. Jadi masa remaja adalah
g. Mempersiapkan perkawinan
masa peralihan menuju kedewasaan
dan keluarga.
yang diawali pada usia belasan dan
h. Memperoleh perangkat nilai
berakhir pada usia belasan akhir
dan
ataupun awal dua puluhan.
sistem
etis
sebagai
pegangan untuk berperilaku
mengembangkan ideologi.
Menurut Havighurst (dalam
Dariyo, 2004) terdapat beberapa tugas
perkembangan remaja, yaitu sebagai
2. Tugas Tahap Perkembangan
berikut :
Masa Remaja akhir
xxvii
dengan lawan jenis menjadi
a. Menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan
suatu
fisiologis-psikologis.
karena
Diketahui bahwa perubahan
upaya untuk mempersiapkan
fisiologis
diri
yang
individu,
dialami
hal
yang
penting,
dianggap
sebagai
guna
memasuki
kehidupan pernikahan nanti.
mempengaruhi
c. Memperoleh
pola perilakunya. Disatu sisi,
kebebasan
ia harus dapat memenuhi
secara emosional dari orang
kebutuhan
tua dan orang dewasa lain
biologis
(seksual),
namun
ketika
bila
sudah
menginjak
dipenuhi hal itu pasti akan
remaja, individu memiliki
melanggar
hubungan pergaulan yang
sosial,
norma-norma
padahal
penampilan
dari
fisik,
lebih
sisi
dengan
remaja
luas,
dibandingkan
masa
anak-anak
sudah seperti orang dewasa.
sebelumnya yaitu selain dari
Oleh karena itulah, remaja
teman-teman
menghadapi dilema. Dengan
teman sekolah, tetapi juga
demikian, dirinya dituntut
dari orang dewasa lainnya.
untuk
Hal ini menunjukkan bahwa
menyesuaikan
diri
individu remaja tidak lagi
(adjustment).
b. Belajar
sebagai
tetangga,
bergantung dengan
bersosialisasi
seorang
orang
tua.
laki-laki
d. Remaja bertugas
ataupun wanita. Dalam hal
ini remaja diharapkan dapat
warga
bergaul
menjalin
bertanggung jawab. Untuk
dengan individu lain yang
dapat mewujudkan tugas ini
berbeda jenis kelamin, yang
umumnya remaja berusaha
didasarkan
mempersiapkan diri dengan
dan
atas
perasaan
negara
menjadi
yang
dan
menempuh
satu
formal maupun non formal
dengan yang lainnya, tanpa
agar memiliki taraf ilmu
menimbulkan efek samping
pengetahuan,
yang
atau keahlian profesional.
saling
menghargai
menghormati
negatif.
antara
Pergaulan
xxviii
pendidikan
keterampilan
e. Memperoleh
dan
kepastian
ekonomis.
kemandirian
kemandirian
individu
3. Ciri-ciri Reamaja Akhir
persiapan dengan menguasai
Menurut
ilmu pengetahuan tersebut,
dengan
Soesilowindradini
(2005) bahwa ciri-ciri perkembangan
ialah untuk dapat bekerja
pada remaja akhir terdiri dari:
bidang
keahlian dan memperoleh
penghasilan
secara
utama
melakukan
sesuai
kepastian
ekonomis
secara
Tujuan
dan
yang
a. Kestabilan bertambah
layak
Pemuda-pemudi dalam masa
sehingga dapat menghidupi
ini
diri sendiri maupun keluarga
kestabilan yang bertambah,
nanti.
bila
Sebab
keinginan
telah
menunjukan
dibandingkan
dalam
terbesar
bagi
individu
masa remaja awal. Hal ini
(remaja)
adalah
menjadi
terlihat pada persahabatan
orang yang mandiri dan tak
dengan lawan jenis maupun
bergantung dari orang tua
jenis kelamin yang sama
secara
menjadi lebih stabil. Sikap-
psikis
maupun
ekonomis (keuangan).
sikapnya tidak lagi mudah
untuk
Berdasarkan
uraian
di
atas
yang lebih stabil, remaja
perkembangan remaja akhir antara lain
pada masa kini lebih dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-
mengadakan
perubahan fisiologis-psikologis, belajar
sebelumnya, mereka lebih
memperoleh
well-adjusted.
kebebasan secara emosional dari orang
b. Lebih matang dalam cara
tua dan orang dewasa lain ketika sudah
menghadapi masalah
menginjak remaja, remaja bertugas
menjadi
bertanggung
warga
jawab,
negara
penyesuaian-
penyesuaian daripada masa
bersosialisasi sebagai seorang laki-laki
wanita,
oleh
orang lain. Karena keadaan
dapat disimpulkan bahwa tugas tahap
ataupun
dipengaruhi
Remaja
yang
pada
masa
ini
semakin lama makin dapat
memperoleh
menyelesaikan
masalahnya
xxix
masalahsendiri.
Akibatnya
mereka
adalah
bahwa
lebih
menyesuaikan
a. 12-15 tahun adalah masa
pandai
diri,
remaja
lebih
awal
(early
adolescence)
berbahagia dan lebih mudah
Seorang remaja pada tahap ini
dan menyenangkan dalam
masih terheran-heran akan perubahan-
pergaulan.
perubahan yang terjadi pada tubuhnya
c. Campur tangan dari orang
sendiri dan dorongan-dorongan yang
dewasa berkurang
menyertai perubahan-perubahan itu.
Karena remaja pada masa ini
Mereka
telah lebih matang tingkah
pikiran-
pikiran baru, cepat tertarik pada lawan
lakunya, telah lebih banyak
perhatiannya
mengembangkan
jenis dan mulai terangsang secara
perencanaan
erotis. Kepekaan yang berlebih-lebihan
dan persiapan masa.
ini ditambah berkurangnya kendali
dapat
Berdasarkan uraian di atas
terhadap
disimpulkan
remaja awal ini sulit mengerti dan
perkembangan
bahwa
pada
ciri-ciri
remaja
akhir
‘ego’ menyebabkan para
dimengerti orang dewasa.
antara lain kestabilan bertambah, lebih
menghadapi
b. 15-18 tahun adalah masa
masalah, campur tangan dari orang
remaja pertengahan (midlle
dewasa berkurang
adolescence)
matang
dalam
cara
Pada tahap ini remaja
4. Fase-fase Masa Remaja
sangat
membutuhkan
kawan-kawan.
Monks dkk (2002) membagi
Ia
senang
kalau banyak teman yang
masa remaja menjadi tiga bagian
menyukainya.
berdasarkan usia, yaitu masa remaja
kecenderungan
awal terjadi padausia antara 12-15
Ada
‘narcistic’,
yaitu mencintai diri sendiri,
tahun, masa remaja pertengahan terjadi
dengan
pada usia antara 15-18 tahun, dan masa
menyukai
teman-
teman yang punya sifat-sifat
remaja akhir terjadi pada usia antara
yang sama dengan dirinya.
18-21 tahun.
Selain itu ia berada dalam
kondisi kebingungan karena
xxx
4) Egosentrisme
ia tidak tahu harus memilih
(terlalu
yang mana : peka atau tidak
memusatkan
peduli,
pada diri sendiri) diganti
ramai-ramai
atau
perhatian
sendiri,optimis atau pesimis,
dengan
idealis atau materialistis dan
antara kepentingan diri
sebagainya.
sendiri
Remaja
pria
keseimbangan
dengan
orang
lain.
harus membebaskan diri dari
5) Tumbuh ‘dingin’ yang
Oedipoes complex (perasaan
cinta pada ibu sendiri pada
memisahkan
diri
masa kanak-kanak) dengan
pribadinya
dan
mempererat
masyarakat umum.
hubungan
dengan kawan-kawan dari
Berdasarkan pendapat diatas
lain jenis.
dapat
c. 18-21 tahun adalah masa
remaja
akhir
remaja
anak menuju dewasa yang penuh
ini
adalah
dengan perubahan emosi yang diiringi
masa
dengan pertumbuhan fisik yang pesat
konsolidasi menuju periode
dan
dewasa dan ditandai dengan
yang
perkembangan
psikis
yang
bervariasi, dengan rentang usia 12
pencapaian 5 hal, yaitu :
1) Minat
bahwa
merupakan masa peralihan dari masa
(late
adolescence)
Tahap
dikatakan
sampai 21 tahun.
makin
mantap terhadap fingsi-
5. Karakteristik Remaja Akhir
fungsi intelek.
2) Egonya
kesempatan
mencari
Menurut Zulkifli (1999) ada
untuk
beberapa ciri remaja yang diketahui
diantaranya adalah :
bersatu dengan orangorang lain dan dalam
a. Pertumbuhan Fisik
pengalaman-pengalaman
Mengalami
baru.
3) Terbentuk
perubahan
dengan cepat, lebih cepat
identitas
dibandingkan masa anak-
seksual yang tidak akan
anak dan dewasa.
berubah lagi.
xxxi
Dalam
kehidupan
social
Tanda-tanda perkembangan
remaja,
mereka
mulai
anak laki-laki adalah alat
tertarik pada lawan jenisnya
reproduksi
dan mulai pacaran.
b. Perkembangan Seksual
sperma
mulai
bereproduksi.
mengalami
mimpi
pertama
f. Menarik
Dia
tanpa
Perhatian
yang
Lingkungannya
sadar
Berusaha
mendapatkan
sperma,
status dan peranan seperti
sedangkan anak perempuan
kegiatan remaja dikampung-
rahimnya sudah bisa untuk
kampung diberi peranan.
mengeluarkan
dibuahi karena ia sudah
mendapatkan
Menurut Blos (dalam Sarwono,
menstruasi
2001) ada 3 tahap perkembangan
untuk pertama kalinya.
remaja dalam proses penyesuaian diri
c. Cara Berpikir Kualitas
Menyangkut
menuju kedewasaan yaitu:
hubungan
sebab akibat. Remaja sudah
mulai
perpikir
a. Remaja
kritis
awal
(early
adolescence)
sehingga ia akan melawan
Seorang remaja pada tahap
bila
guru,
ini
yang
akan
orang
tua,
lingkungan
menganggapnya
masih
masih
labil
perubahan-perubahan
sendiri
d. Emosi yang Meluap-luap
emosi
dan
dorongan-
dorongan yang menyertai
remaja
karena
terheran-heran
yang terjadi pada tubuhnya
sebagai anak kecil.
Keadaan
masih
perubahan
erat
itu.
Mereka
mengembangkan
pikiran-
hubungan dengan keadaan
pikiran baru, cepat tertarik
hormon. Emosi remaja lebih
pada lawan jenis dan mudah
kuat dan lebih menguasai
terangsang
diri mereka dari pada pikiran
Dengan dipegang bahunya
realitas.
saja oleh lawan jenis, ia
e. Mulai Tertarik pada Lawan
sudah
Jenis
Kepekaan
secara
berfantasi
yang
erotis.
erotik.
berlebih-
lebihan ini ditambah dengan
xxxii
berkurangnya
c. Remaja Akhir
kendali
terhadap
Tahap
”ego”
ini
adalah
masa
menyebabkan para remaja
konsolidasi menuju periode
awal ini sulit mengerti dan
dewasa dan ditandai dengan
dimengerti orang dewasa.
pencapaian 5 hal, yaitu:
b. Remaja
madya
1) Minat
(middle
yang
makin
adolescence)
mantap terhadap fungsi-
Pada tahap ini remaja sangat
fungsi intelek.
2) Egonya
membutuhkan teman-teman.
Ia
senang
kalau
mencari
kesempatan untuk bersatu
banyak
teman yang menyukainya.
dengan orang-orang lain
Ada
dan dalam pengalaman-
kecenderungan
pengalaman baru.
”narcistic”, yaitu mencintai
diri
sendiri,
3) Terbentuk
dengan
identitas
menyukai teman-teman yang
seksual yang tidak akan
punya sifat-sifat yang sama
berubah lagi.
dengan dirinya. Selain itu ia
4) Egosentrisme
berada
dalam
memusatkan
kondisi
(terlalu
perhatian
kebingungan karena ia tidak
pada diri sendiri)
tahu harus memilih yang
diganti
mana peka atau tidak peduli,
keseimbangan
ramai-ramai
kepentingan dii sendiri
atau
sendiri,
materialis
sebagainya.
Remaja
dan
Berdasarkan uraian di atas
pria
dapat disimpulkan bahwa karakteristik
harus membebaskan diri dari
remaja antara lain pertumbuhan fisik,
Oedipus Complex (perasaan
perkembangan seksual, cara berpikir
cinta pada ibu sendiri pada
kualitas, emosi yang meluap-luap,
masa kanak-kanak) dengan
mempererat
dengan
mulai
hubungan
teman-teman
antara
dengan orang lain.
optimis atau pesimis, idealis
atau
dengan
tertarik
pada
lawan
jenis,
menarik perhatian lingkungannya.
dari
lain jenis.
xxxiii
dengan
D. Clubbing
1. Pengertian Clubbing
kehidupan
orang
Oetomo
(2004)
teman-teman
irama
sambil
music
yang
Solihin
(2004)
dimana seseorang dapat menghabiskan
musik
waktu
sambil
menikmati
hiburan
music seperti live music atau karaoke
dan makan, minum ditempat hiburan
tarik utama. Banyak tempat hiburan di
malam.
Jakarta meninggalkan konsep diskotek
Pontoh
dan beralih pada konsep Resto and
(2004)
berpendapat
bahwa clubbing adalah kegiatan hang
lounge yang ternyata lebih menarik
out (menghabiskan waktu) di klub atau
konsumen usia 25-35 tahun. Kehadiran
kafe yang diiringi musik oleh sang DJ
Resto and lounge yang bertebaran di
(disc jockey) serta ditembaki lampu-
Jakarta tidak berarti gulung tikarnya
lampu laser dan aneka lampu yang
beberapa tempat yang benar-benar
warna-warni disertai dengan musik
dirancang bagi yang hobi melantai
yang hingar-hingar.
diiringi musik seorang DJ atau Disc
Lady
Jockey.
(2004)
berpendapat
clubbing atau dugem adalah pergi ke
Menurut Yan (2004) clubbing
diskotik atau tempat-tempat hiburan
adalah aktivitas yang identik dengan
malam lainnya. Menurut Emka (2003)
klub malam yang di dalamnya terdapat
dance
atau
clubbing adalah aktivitas bersosialisasi
yang hingar bingar bukan lagi daya
hingar-hingar,
mengobrol”
Menurut
semacam itu. Pada hakikatnya suasana
musik
yang
dimainkan oleh sang DJ (disc jockey).
clubbing
suka
teman
menikmati
membuat
mengalami banyak pergeseran karena
semua
“
bersama
orang larut dalam suasana. Seiring
tidak
minuman
di
aktivitas sebagai ajang melepas stress
selalu diasosiasikan dengan musik
zaman,
juga
ganteng
menjelaskan bahwa clubbing adalah
melakukan lobi bisnis. Dulu clubbing
perkembangan
sekeliling,
Menurut
menjadi sarana bersosialisasi, bahkan
dapat
pria-pria
dan
memperluas pergaulan.
bagian dari gaya hidup, tapi juga
yang
“taburan”
cari
masyarakat
metropolitan. Tidak hanya menjadi
menghentak
berkelap-kelip
beralkohol, disana juga tempat ajang
Clubbing sudah sangat identik
dengan
lampu
clubbing adalah tempat-tempat hiburan
floor
malam seperti night club, pub karaoke
xxxiv
yang berisikan musik-musik disko,
pengusaha-pengusaha sukses, bahkan
dance floor (arena beransa) dengan
ibu rumah tangga ada juga yang
aneka
menjadi para pelaku clubbing.
jenis
minuman
yang
Berdasarkan penjelasan di atas
mengandung alcohol berkadar berat
dapat disimpulkan bahwa para pelaku
maupun non-alkohol.
Berdasarkan penjelasan di atas
clubbing itu mayoritas berasal dari
dapat disimpulkan bahwa clubbing
para generasi muda, para eksekutif
merupakan
untuk
muda, pengusaha-pengusaha sukses
suasana,
dan ibu rumah tangga pun juga ada
datang
suatu
dan
suguhan
kegiatan
menikmati
hiburan,
makanan
yang melakukan clubbing.
dan
minuman di tempat-tempat hiburan
3. Faktor-Faktor
malam yang bernuansa kebebasan,
Mempengaruhi Clubbing
ekspresif, modern, teknologis, hedonis,
Menurut perdana (2004) faktor-
konsumeristik dan metropolis yang
menjanjikan
segala
faktor yang mempengaruhi generasi
bentuk
muda melakukan clubbing. adapun
kegembiraan sesaat.
faktor-faktornya
2. Pelaku Clubbing
a. “Gaul”,
para generasi muda yang memiliki
berasal
status sosiol-ekonomi yang cukup baik.
menopang
yang
bermerek,
baku
melalui
sosial
yang
melibatkan lebih dari satu
orang. Akan tetapi dalam
itu sendiri (Perdana.2004).
Susanto
kata
terbentuk
kontak
properti,
kendaraan, hingga perangkat clubbing
Menurut
dari
“gaul”
interaksi, komunikasi dan
dana ekstra. Mulai dari pemilihan
yang
istilah
yaitu sebuah sistem sosial
aktivitas
clubbing yang jelas membutuhkan
pakaian
sebagai
“bergaul” atau “pergaulan”
Ini terlihat dari kebutuhan-kebutuhan
yang
adalah
berikut:
Mayoritas para clubbers adalah
material
yang
komunitas clubbing, istilah
(2001),
“gaul” bukan lagi menjadi
konsumen atau para pelaku clubbing
media
itu tidak hanya para generasi muda
sosialisasi
melengkapi
yang notabennya sebagai pelajar dan
kemanusiaannya,
mahasiswa, tetapi para eksekutif muda,
xxxv
untuk
fitrah
melainkan
telah
bahagia. Dengan “bergaul”,
kebanyakan
menjadi
berinteraksi dan membaur
:ajang
pelampiasan hawa nafsu”.
dalam
Kebanyakan bentuk “gaul”
“bergaul”nya, kaum remaja
ini justru menjadi pintu
merasa menemukan jati diri
gerbang
lahirnya
yang tepat dengan selera
generasi-generasi penganut
dan jiwa mudanya daripada
seks
apa yang didapatkan dari
bagi
bebas,
pecandu
warna
komunitas
narkoba, hingga pelacuran
lingkungan
dan penjahat sosial.
Mereka merasa menemukan
istilah
funcy
kebahagiaan sejati disini
aksiologis
tanpa
yaitu bebas berbuat apa
b. “Funcy”,
secara
memperdebatkan
wacana
epitemologisnya,
istilah
funcy
selalu
dengan
Pemaknaan
saja,
Namun
kebahagiaan yang mereka
dapatkan
dengan
adalah
kebahagiaan semu.
bentuk-bentuk
eksperimentasi yang tanpa
Piliang
landasan argumentasi yang
jelas,
sekedar
sensasi
dan
emosi-emosi
bebas
seksualnya.
selalu
dipertautkan
teman,
menyalurkan gelora libido
“gaul”.
funcy
banyak
termasuk
berlekatan
istilah
dari
menyatakan
hidup modern dipengaruhi oleh faktor
pelampiasan
jiwa
(2006)
bahwa individu dalam mengikuti gaya
mencari
intern dan faktor ekstern:
yang
a. Faktor
tidak terkendali. Ini bisa
dilihat
keluarga.
intern merupakan
faktor yang berasal dari
hasil
eksperimentasi
mereka
dalam
dalam
kostum,
berhubungan dengan minat
hal
diri
kendaraan, fisik dan gaya
dan
hidup.
untuk melakukan kegiatan
c. “Happy”,
istilah
dorongan
individu
yang
happy
seseorang
diinginkan
berasal dari bahasa inggris
dengan
yang berarti bahagia, selalu
Selain itu, faktor intern
xxxvi
perasaan
sesuai
hati.
individu
melakukan
terpengaruh oleh keadaan
clubbing dipengaruhi sikap.
lingkungan sosial, di mana
Sikap
individu
lebih
cenderung
berhubungan
melakukan
dengan
aktivitas kehidupan sehari-
kepribadian individu dalam
hari. Apabila lingkungan
menentukan
suatu
sosial cenderunng dalam
ditemui
kehidupan clubbing, maka
fenomena
yang
dalam
kehidupannya
ada
(Piliang, 2006).
b. faktor
kemungkinan
individu
tersebut
faktor di luar individu yang
yang
dapat mempengaruhi sikap
hidup clubbing.
dan perilaku individu dalam
ekstern
atas
faktor
keluarga
dan
faktor
yang mempengaruhi generasi muda
untuk
yang
lingkungan keluarga yang
berasal
dari
individu
happy). Adapun faktor ekstern berasal
mencari
dari
kesenangan di luar rumah
lingkungan
lingkungan
dan clubbing merupakan
keluarga
sosial
dan
(berhubungan
dengan pergaulan individu).
satu pilihan untuk mencari
kesenangan
adalah
dan sikap (untuk hidup funcy dan
berdampak pada anggota
untuk
clubbing
berhubungan dengan minat, motivasi,
harmonis
keluarga
melakukan
faktor intern dan ekstern. Faktor intern
lingkungan sosial. Faktor
kurang
gaya
dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
ini
dibedakan
menyenangi
Berdasarkan uraian di atas
sehari-hari.
Faktor
juga
masuk dalam lingkungan
ektern merupakan
kehidupan
besar
4. Jenis-jenis Tempat Hiburan
tersebut.
Untuk Clubbing
Adapun faktor lingkungan
Adapun
defenisi
dari
sosial
merupakan
faktor
sosial
individu
dalam
masing-masing tempat hiburan
sehari-hari.
malam yang disebutkan diatas
kegiatannya
Individu
yang
memiliki
sifat
tidak
tetap
adalah sebagai berikut:
a. Kafe
Webster’s
pendiriannya akan mudah
xxxvii
(cafe)
new
dalam
World
College
Dictionary
show” klub malam adalah
1996)
tempat hiburan yang dibuka
(Schuster,
didefinisikan
sebagai
pada
“
malam
hari
Small restaurant esp one
menyediakan
serving alcoholic drink and
minuman,
tempat
sometimes
berdansa
dan
providing
entertainment ” kafe adalah
menyajikan
restoran
(floor show).
kecil
menyajikan
yang
yang
makanan,
untuk
biasanya
pertunjukan
d. Lounge dalam Webster’s
hidangan
biasanya
new
menyajikan
minuman
Dictionary (Schuster, 1996)
beralkohol,
juga
didefinisikan sebagai “ a
sederhana
dan
World
College
room, as in a hotel or the
menampilkan musik.
ater,
b. Diskotik atau discotheque
equipped
with
didefinisikan sebagai “ a
comfortable furniture for
night club or public place
louging” arti dari louge
for dancing to recorded
adalah
music played by a disc
sebuah
jockey.” Didiskotik, para
dilengkapi
pengunjung bisa berdansa
perabotan
mengikuti
untuk duduk.
sudah
music
yang
direkam
dimainkan
oleh
yang
disimpulkan
oleh
dalam Webster’s new World
for
1996)
entertainment
open at night for eating,
dringking,
usually
dancing,
having
a
yang
seperangkat
yang
nyaman
bahwa
ada
beberapa
para
clubbers
seperti
diskotik, club malam dan lounge.
Dictionary
didefinisikan sebagai “ a
Place
ruangan
tempat hiburan yang sering didatangi
c. Klub malam (night club)
(Schuster,
duduk”
Berdasarkan uraian diatas dapat
seorang
disc jockey.
College
“kamar
and
floor
xxxviii
kafe,
E. Hubungan antara Kesepian
orang yang tepat yang dapat membantu
dengan Kebutuhan Afiliasi
seseorang untuk memenuhi kebutuhan-
pada remaja akhir yang
kebutuhan dalam afiliasi. Remaja juga
memiliki
Senang Clubbing
dikucilkan
Kesepian merupakan suatu hal
& Byrne, 2004) kebutuhan afiliasi
yang mengalami kesepian tampak
merupakan
kurang memadai dan kurang efektif
bersosialisasi,
pergaulan yang akrab.
(1982) terdapat dua kondisi yang
kesepian
berkomunikasi
dengan
orang
lain
dengan
Pada
cara
hakikatnya
memang
remaja
untuk
mengatasi
kebutuhan afiliasinya banyak cara
yang mungkin dilakukan sebagian
Remaja yang memiliki rasa
disekitar
dan
karena manusia adalah makhluk sosial.
dalam jangka waktu yang cukup lama.
orang
sama
manusia tidak dapat hidup sendiri,
yang
mempertahankan perasaan kesepian
adanya
berinteraksi
bekerja
Pada
yang
kesepian bukan dikarenakan
untuk
bersahabat, dan untuk jatuh cinta.
yang
perasaan
serta
untuk
secara dekat dengan orang lain, untuk
Menurut peplau dan Perlman,
mendahului
kebutuhan
membentuk pertemanan dan untuk
untuk membina dan mengembangkan
faktor-faktor
ingin
Menurut Murray (dalam Baron
menutup atau tertutup. Perilaku orang
dan
yang
mungkin dengan melakukan clubbing.
dimengerti, dan sulit membuka diri dan
tersebut
hal
meningkatkan kebutuhan afiliasinya
dicintai, ditolak dan merasa tidak
terbentuknya
suatu
remaja. Remaja yang kesepian ingin
orang yang kesepian merasa tidak
memicu
mengembangkan
dihindari oleh setiap orang termasuk
makhluk sosial. Menurut Bruno (2000)
kejadian
mengakibatkan
dan
merupakan
sendiri, karena manusia adalah juga
adalah
akan
pergaulan yang akrab. Kesepian juga
memang manusia tidak dapat hidup
diantaranya
yang
membina
termasuk remaja. Pada hakikatnya
terjadinya
ketakutan
timbulnya suatu perasaan kesepian,
yang ingin dihindari oleh setiap orang
menyebabkan
rasa
remaja
tidak
yang
memiliki
kebiasaan
clubbing mungkin melakukan kegiatan
kehidupan
clubbing agar bisa berafiliasi dengan
seseorang saja, melainkan kesepian
teman sebayanya untuk menghindari
merupakan akibat dari tidak adanya
rasa
xxxix
kesepian
tersebut.
Namun
clubbing
yang
merupakan
Sebagian
media
remaja
yang
afiliasi belum tentu dilakukan karena
melakukan clubbing didorong oleh
kesepian mungkin saja hanya untuk
rasa bosan dan hampa. Oleh sebab itu
memenuhi kebutuhan afiliasi.
penulis berasumsi bahwa terjadinya
clubbing
hubungan antara kebutuhan afiliasi dan
banyak di pandang oleh individu
kesepian pada remaja yang melakukan
sebagai gaya hidup yang modern di
clubbing.
mana
rela
permasalahan yang ingin dikaji adalah
menghabiskan waktu dan uang hingga
apakah ada hubungan kesepian dengan
berapa pun demi membayar tarif
kebutuhan afiliasi pada remaja akhir
masuk dan makanan, minuman yang
yang senang clubbing.
Di
dalam
dunia
mereka
sampai
mengandung alkohol dan non-alkohol
Dalam
penelitian
ini,
F. Hipotesis
yang mereka nikmati saat clubbing.
Beberapa tempat clubbing seperti X2
Berdasarkan tinjauan pustaka di
yang terletak di plaza senayan Jakarta
atas, maka dapat ditarik hipotesis
Selatan, Barbados yang terletak di
sebagai berikut:
kemang raya Jakarta, The Green yang
Terdapat
terletak di kemang Jakarta selatan,
afiliasi pada remaja akhir yang senang
selatan, Tipsi yang terletak di kemang
clubbing.
Jakarta selatan, millenium yang terletak
Semakin
di Plaza gajah mada floor central
tinggi
tingkat
kesepian subjek maka semakin tinggi
Jakarta dan masih banyak lagi.
pula tingkat kebutuhan afiliasinya dan
Clubbing juga merupakan salah
sebaliknya semakin rendah tingkat
satu aktivitas yang digandrungi remaja
kesepian subjek maka semakin rendah
dan bahkan menjadi gaya hidup bagi
pula tingkat kebutuhan afiliasinya.
mereka. Melalui clubbing khususnya
anak muda merasa menemukan jati
diri, di sana mereka bisa lompatlompat sebebasnya, meneguk alkohol
dan narkoba. Melalui clubbing mereka
menemukan
positif
antara kesepian dengan kebutuhan
Venue yang terletak di kemang Jakarta
bisa
hubungan
komunitas
bergaulnya.
xl
dikembangkan
BAB III
oleh
berdasarkan tipe-tipe kesepian
METODE PENELITIAN
dari Weiss (dalam Deaux dkk,
A. Identifikasi Variabel-variabel
1993),
Penelitian
yaitu
2.
Kebutuhan
dorongan
variabel yang akan dikaji adalah :
afiliasi
untuk
pertemenan
Variabel Terikat
:
adalah
membentuk
dan
bersosialisasi,
Kesepian
2.
kesepian
emosional dan kesepian sosial
Dalam penelitian ini beberapa
1.
penulis
untuk
berinteraksi
secara dekat dengan orang lain,
Variabel Bebas
:
untuk
Kebutuhan Afiliasi
bekerja
sama
dan
berkomunikasi dengan orang
lain dengan cara bersahabat dan
untuk jatuh cinta. Di dalam
B. Definisi Operasional Variabel
penelitian ini kesepian diukur
Penelitian
dengan
1.
yang
Kesepian
adalah
pengalaman
yang
subjektif
dirasakan
tidak
kebutuhan
afiliasi
dari
yang
McClelland
(1990),
yaitu
tidak
berprestasi lebih baik pada
yang
suatu
skala
menyenangkan,
diakibatkan
karena
terpenuhinya
untuk
dikembangkan
berdasarkan
pengalaman
menjalin
oleh
situasi
hubungan
penulis
karakteristik
yang
afiliatif,
mempertahankan
hubungan
kedekatan dengan orang lain,
antar individu, dan memiliki
atau
rasa takut akan penolakan.
dalam
perasaan
kurang
berhubungan
puas
dengan
C. Subjek Penelitian
orang lain yang disebabkan
oleh faktor dari dalam diri
Subjek dalam penelitian ini
maupun dari luar diri yang akan
adalah remaja akhir baik pria maupun
berpengaruh terhadap
wanita, yang sudah lulus Sekolah
emosi
maupun perilaku individu. Di
Menengah
dalam penelitian ini kesepian
penelitian berjumlah 80 orang yang
diukur
dengan
skala
yang
xli
Atas
(SMA).
Subjek
diambil dari lingkungan kampus, kos-
kembali setiap saat karena data yang
kosan
diperoleh dalam bentuk tertulis (Nazir,
dan
berdomisili
klub
di
malam
daerah
yang
2003).
Depok.
Kuesioner penelitian ini terdiri
Karakteristik subjek dalam penelitian
ini
adalah
berjenis
kelamin
dari lembar identitas subjek dan alat
pria
ukur didalam penelitian ini. Lembar
maupun wanita berusia 18-21 tahun.
identitas yang harus diisi oleh subjek
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan
data
yang antara lain terdiri dari usia, jenis
dalam
kelamin, pendidikan, pekerjaan, anak
penelitian ini menggunakan kuesioner
ke, suku (etnis) dan hobi.
yang
dilengkapi
Untuk
dengan
lembar
mengurangi masalah dalam pengisian
Nazir
(2003),
kuesioner, peneliti berusaha untuk
kuesioner adalah suatu daftar yang
membuat kuesioner alat ukur yang
berisikan suatu rangkaian pertanyaan
singkat, jelas dan mudah diisi oleh
atau pernyataan mengenai suatu hal
responden.
identitas.
Menurut
atau bidang dan dijawab dengan
Alat ukur dalam penelitian ini
menulis atau membuat tanda yang
terdiri dari skala kesepian dan skala
tepat dari pertanyaan atau pernyataan
kebutuhan afiliasi. Kedua alat ukur ini
yang telah disediakan. Selain itu Nazir
dikembangkan oleh penulis dalam
(2003) juga mengungkapkan kuesioner
bentuk skala likert yang terdiri atas
sebagai
yang
pernyataan-pernyataan yang memiliki
disampaikan kepada responden secara
enam alternative jawaban, yaitu yang
tertulis untuk memperoleh data berupa
menunjukan sikap sangat sesuai (SS),
jawaban dari responden. Keuntungan
sesuai (S), agak sesuai (AS), agak
penggunaan
tidak sesuai (ATS), tidak sesuai (TS),
daftar
pertanyaan
kuesioner
pada
suatu
penelitian adalah dapat menghindari
adanya
“interviewer
bias”
sangat tidak sesuai (STS).
karena
PEMBAHASAN
kontak langsung antar responden dan
peneliti tidak ada, mengurangi tekanan
Penelitian ini bertujuan untuk
terhadap responden untuk memberikan
menguji hipotesis : “terdapat hubungan
jawaban langsung atau segera, adanya
positif
jaminan anonimitas responden, dan
kebutuhan afiliasi pada remaja akhir
data yang terkumpul dapat diperiksa
yang senang clubbing”. Hasil analisis
xlii
antara
kesepian
dengan
setelah dilakukan uji product moment
kebutuhan afiliasinya. Hal ini selaras
diketahui bahwa hipotesis diterima,
dengan apa yang dikemukakan dalam
dengan
korelasi
Rice (1993) yang menyatakan bahwa
menghasilkan nilai r sebesar 0.206
untuk mengatasi rasa kesepian, seorang
dengan
remaja akan melakukan suatu tindakan
nilai
taraf
koefisien
signifikansi
sebesar
0.034 (p<0.05), yang berarti terdapat
nyata
hubungan yang positif antara kesepian
afiliasi,
dengan kebutuhan afiliasi pada remaja
hubungan
akhir yang senang clubbing. Hal ini
berkualitas dengan orang lain sehingga
berarti bahwa semakin tinggi tingkat
tidak mengalami kesepian. Hal ini juga
kesepian subjek maka semakin tinggi
dapat
pula
dan
dikatakan oleh Schater (dalam Deaux,
sebaliknya semakin rendah tingkat
dkk, 1993), bahwa dengan berafiliasi,
kesepian subjek maka semakin rendah
individu
pula tingkat kebutuhan afiliasinya.
kecemasan
kebutuhan
afiliasinya,
masa
seorang
remaja
proses
perubahan
pencarian
seperti
kebutuhan
memulai
yang
lebih
diperkuat
intim
oleh
selain
apa
dapat
juga
suatu
dan
yang
mengurangi
dapet
mengatasi
Berdasarkan jenis kelamin hasil
dimana
mengalami
memenuhi
kesepian.
Masa remaja biasa disebut
sebagai
yaitu
perhitungan
suatu
penelitian,
identitas
deskripsi
wanita
subjek
lebih
kesepian
(Sabri,1993). Menurut sarwono (1999),
dibandingkan dengan pria, dikarenakan
dalam
identitas
kebanyakan wanita lebih cenderung
seorang remaja sering terkait dengan
menutup diri dan mempunyai perasaan
rasa
yang tidak stabil atau emosional.
proses
pencarian
kesepian.
Menyadari
bahwa
keadaan
Sebagian
wanita
diinginkan,
kesepian
juga
kesepian
adalah
subjektif
yang
perasaan
hampa,
terisolasi
keadaan
tersebut
akan
seorang
remaja
suatu
tidak
untuk
yang
merasakan
tidak
menaruh
kepercayaan kepada orang sekitarnya.
maka
Padahal
membuat
ada
menyebutkan
melakukan
beberapa
bahwa
pria
teori
lebih
tindakan nyata guna mengatasi rasa
kesepian dibandingkan wanita, sebab
kesepiannya
pria
mungkin
dengan
kebih
tertutup
dibandingkan
melakukan clubbing dan melakukan
wanita. Menurut Borys & Perlman
hubungan sosial dengan orang lain,
(dalam Deaux dkk, 1993 ) salah satu
salah
alasan untuk hal tersebut bahwa pria
satunya
dengan
memenuhi
xliii
yang kesepian kurang dapat diterima
memikirkan
dan lebih sering ditolak secara sosial.
dibandingkan jalan-jalan sama teman-
Sedangkan wanita lebih mudah untuk
temannya, sedangkan subjek yang
membuka diri dan bercerita tentang
masih berusia 18-19 tahun masih
masalah yang lagi dihadapinya kepada
banyak
orang-orang yang terdekat dengan
dengan teman sebayanya.
subjek.
hal
waktu
buat
kedepannya
untuk
berinteraksi
Sedangkan hasil perhitungan
Hasil
perhitungan
deskripsi
deskripsi
subjek
dalam
penelitian
subjek penelitian, kebutuhan afiliasi
berdasarkan usia diketahui rata-rata
wanita lebih tinggi dibandingkan pria
kebutuhan afiliasi lebih tinggi pada
sebab
kesepian
subjek
dari
itu
dibandingkan pada subjek usia 20-21
kebutuhan afiliasi wanita juga lebih
tahun. Hal tersebut dkarenakan bahwa
tinggi. Tingginya tingkat kesepian
subjek yang berusia 18-19 tahun masih
yang di miliki subjek maka tinggi pula
berusaha mencari teman-teman baru
tingkat kebutuhan afiliasinya. Begitu
dan
juga sebaliknya makin rendah tingkat
mendapatkan apa yang diinginkannya,
kesepian makin rendah pula kebutuhan
sedangkan subjek yang berusia 20-21
afiliasinya.
tahun tidak banyak waktu untuk
wanita
dibandingkan
lebih
pria
maka
Mengenai
perbedaan
berusia
masih
18-19
banyak
mencari
yang dikemukakan oleh Ladd Wheels
subjek sudah memikirkan apa yang
dkk,
akan dilakukan untuk kedepannya.
Deaux,
1993),
baru
untuk
jaringan sosial antara pria dan wanita
(dalam
teman
waktu
tahun
dikarenakan
Berdasarkan hasil perhitungan
memberikan alasan bahwa wanita lebih
untuk
perbandingan rerata empirik (RE) dan
mengekspresikan emosinya daripada
rerata hipotetik (RH) pada penelitian
pria.
ini juga diketahui bahwa secara umum
disosialisasikan
Hasil
perhitungan
subjek
deskripsi
penelitian
masuk
dalam
subjek penelitian berdasarkan usia
kategori sedang, dikarenakan subjek
diketahui
lebih
yang berusia 18-19 tahun lebih banyak
tinggi pada subjek berusia 20-21 tahun
meluangkan waktu dan berinteraksi
dibandingkan pada subjek usia 18-19
dengan teman-temannya. Ini dapat
tahun.
yang
dilihat dari analisis kategori subjek
berusia 20-21 tahun lebih banyak
dalam kesepian (lihat gambar 1, hal
rata-rata
Dikarenakan
kesepian
subjek
xliv
45). Hal ini dapat disebabkan karena
terfokus untuk masa depan dan tidak
usia subjek, yaitu antara 18-21 tahun
banyak berkumpul dengan teman-
yang tergolong remaja akhir. kesepian
temannya. Ini dapat dilihat dari analisis
berdasarkan
kategori
usia
diketahui
bahwa
subjek
dalam
kebutuhan
lebih
afiliasi (lihat gambar 2, hal 47) pada
kesepian dibanding usia 18-19 tahun
skor kebutuhan afiliasi diperoleh mean
memiliki mean sebesar 48.20 lebih
empirik yaitu 43.44 selanjutnya skor
Selanjutnya, skor rerata empirik yaitu
rerata empirik yaitu 62.93 berada pada
47.36 berada pada posisi sedang yang
posisi sedang yang berarti secara
berarti secara umum subjek penelitian
umum
memiliki
sedang.
tingkat kebutuhan afiliasi yang sedang.
Individu yang kesepian mengalami
Menurut Wrigthsman (1977) afiliasi
berbagai perasaan dan menampilkan
merupakan kebutuhan manusia yang
yang berbeda dengan mereka yang
teramat kuat dan
tidak mengalami kesepian. Berbagai
sesering mungkin. Hal ini karena ia
perasaan yang tidak menyenangkan
beranggapan
bahwa
dialami oleh orang yang kesepian.
manusia
berhubungan
Menurut Bruno (2000) orang yang
dengan orang lain bukan hanya sebatas
kesepian merasa tidak dicintai, ditolak
bertemu saja. Jauh dari pada itu,
dan merasa tidak dimengerti, dan sulit
manusia membutuhkan suplai kontak
membuka diri dan menutup atau
sosial yang jauh lebih besar dari pada
tertutup.
sekedar bertemu orang perorang.
remaja
dengan
usia
20-21
kesepian
yang
Perilaku
orang
yang
subjek
akan
Dorongan
mengalami kesepian tampak kurang
penelitian
memiliki
harus dipenuhi
untuk
kebutuhan
sosial
berafiliasi
memadai dan kurang efektif untuk
muncul disebabkan karena sebagai
membina
makhluk
dan
mengembangkan
sosial
manusia
memiliki
berbagai macam kebutuhan yang harus
pergaulan yang akrab.
Sedangkan hasil perhitungan
dipenuhi apabila ingin kehidupannya
perbandingan rerata empirik (RE) dan
berjalan terus, seseorang menyadari
rerata hipotetik (RH) pada penelitian
bahwa dalam sebuah kehidupan sehari-
ini juga diketahui bahwa secara umum
hari, dirinya tak mungkin bisa terlepas
subjek
dengan orang lain. Dengan adanya
penelitian
masuk
dalam
kategori sedang, dikarenakan subjek
hubungan
yang
manusia lainnya akan menumbuhkan
berusia
20-21
tahun
lebih
xlv
satu
manusia
dengan
rasa kebersamaan yang kuat, sehingga
uji
korelasi
diperoleh
dapat saling memberikan kepuasan
signifikansi
satu sama lain.
(p<0.05). Hal ini berarti bahwa
sebesar
0.034
semakin tinggi tingkat kesepian
yang dimiliki maka semakin
KETERBATASAN PENELITIAN
tinggi
afiliasinya,
Penelitian ini meneliti remaja
yang
senang
clubbing.
pula
sebaliknya
semakin
Namun
kebutuhan
rendah
jika
tingkat
demekian dalam penentuan subjek
kesepian yang dimiliki subjek
peneliti hanya melangsungkan diri
maka semakin rendah pula
pada observasi atau pertanyaan lisan
kebutuhan afiliasinya
kepada
calon
pertanyaan
subjek,
tunggal
2. Tingkat
berdasarkan
apakah
kesamaan
penelitian kesepian termasuk
sering
clubbing, peneliti tidak menentukan
sedang,
batasan “ sering clubbing´. Hal ini
kebutuhan
menjadi
termasuk sedang.
kelemahan
karena
subjek
tidak
begitupun
3. Gambaran
jelasnya kriteria subjek penelitian.
dengan
afiliasi
juga
kesepian
pada
remaja akhir berdasarkan jenis
kelamin diperoleh hasil bahwa
BAB V
remaja dengan jenis kelamin
PENUTUP
wanita lebih tinggi kebutuhan
afiliasinya
A. Kesimpulan
dibandingkan
dengan pria.
4. Gambaran
Berdasarkan
hasil
yang
berdasarkan
kesepian
usia
diperoleh
diperoleh dalam penelitian ini, maka
hasil bahwa remaja dengan usia
dapat dibuat beberapa kesimpulan,
20-21
yaitu :
kesepiannya
1. Ada hubungan positif yang
signifikan
antar
remaja
kesepian
tahun.
dengan kebutuhan afiliasi bagi
remaja
akhir
yang
senang
clubbing dengan hasil analisis
xlvi
tahun
dengan
lebih
tinggi
dibandingkan
usia
18-19
memahami
B. Saran
pikiran
serta
perasaannya
Dari
dilakukan
hasil
penelitian
yang
maka
peneliti
akan
3.
Bagi peneliti selanjutnya
a. Lebih memperhatikan faktor-
memberikan saran-saran untuk peneliti
faktor
yang
diperkirakan
selanjutnya.
mempengaruhi
kesepian,
Adapun
saran-saran
seperti faktor internal maupun
tersebut adalah :
eksternal.
1. Bagi subjek penelitian
b. Penulis
Penulis menyarankan agar tetap
mempertahankan
teman-temannya
dengan
cara
faktor-faktor kebutuhan afiliasi
bagi
lebih
yang
kerja
lingkungan
maupun
rumah,
di
dengan
dijadikan
mengingat
yang
peran
seorang
c. Sebaiknya
jumlah
sampel
yang
usia, jenis kelamin maupun
pendidikan agar lebih merata
masalah,
untuk dapat mengerti
menggunakan
proporsional, baik dari segi
dapat diajak untuk berbagi
menghadapi
untuk
kuantitatif.
sahabat sebagai seorang yang
dalam
keinginan
baik secara kualitatif maupun
dapat
sahabat,
sabaya,
lainnya (khususnya orang tua),
yang
seorang
teman
emosional dari orang dewasa
membina hubungan yang baik
sebaya
dengan
baru
memperoleh kebebasan secara
Penulis menyarankan agar tetap
relatif
hubungan
penolakan,
masa remaja akhir
lain
menjalin
menghilangkan rasa takut akan
2. Bagi individu yang berada pada
individu
kegiatan
berkelompok, keinginan untuk
harapan agar tidak kesepian.
dengan
akhir
kelompok,
mengikuti
dekat
maupun dengan teman-teman
kuliah,
remaja
membentuk
berbagai aktivitas sosial, baik
teman
seorang
seperti kecenderungan untuk
menyesuaikan diri lagi dalam
dengan
untuk
mencoba menggali lebih lanjut
hubungan
dengan
menyarankan
dan
serta
memperoleh
penelitian
representatif.
xlvii
yang
hasil
lebih
kesulitan-
Brehm. (1992). Intimate Relationship
kesulitan yang dihadapi oleh
(2nd ed). New York: McGraw
remaja
Hill. Inc.
d. Dapat
meneliti
akhir
yang
senang
clubbing.
Bruno,
DAFTAR PUSTAKA
Allan. (2006). Ngamen: Let the music
play, hey dee jay!. Loma the
highlights of bandung (A.
Ramadhan & Nusyirwan,
eds), 38-40. Jakarta: Indonesia
Printer.
Chaplin, C.P. (1995). Kamus Lengkap
Psikologi.
Penerjemah:
Kartini Kartono. Jakarta:
Rajawali Pers.
Chaplin, J.P. (2000). Kamus lengkap
psikologi. Alih bahasa: kartini
kartono. Jakarta: Rajawali
Pers.
Anastasi, A., & Urbina, S. (2003). Tes
psikologi.
Alih
bahasa:
Robertus, H. Imam. Jakarta:
PT Indeks Gramedia Grup.
Aurudy,
Azwar,
Dariyo,
Deddy. (2009). Tempattempat
hiburan
malam:
Jakarta.
http://my.opera.com/entrance
d/blog/show.dml/2875076%20
-
S.
(1999).
Tes
(2004).
Psikologi
Ghalia Indonesia.
Deaux,
prestasi.
Baron, R & Byrne, D. (1994). Social
psychology. 7
A.
perkembangan remaja. Bogor :
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
th
F.J.
(2000).
Congver
Loneliness:
melakukan
kesepian.
Alih
bahasa:
Sitanggang. A.R.H. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
K.,
Dane,
F.
C.,
Wrightsman.L.S.,
&
Sigelman, C.K. (1993). Social
psychology in the 90’s. pacific
grove,
California:
Brooke/Cole Publishing Co.
Emka, M. (2003). Jakarta Under
Cover,
Jakarta:
Gramedia
Indonesia.
Ed. Boston:
Allyn Bacon.
Feldman, R.S. (1993). Understanding
Baron,
R & Byrne, D. (1997).
Psikologi sosial. Alih bahasa:
Djuwita, R. Jakarta: Erlangga.
Psychology. McGraw-Hill inc.
New York.
Baron, R & Byrne,D. (2004). Psikologi
Galahue
sosial. Jakarta: Erlangga
xlviii
&
Ozmund.
(1998).
Understanding
motor
development inflants children
adolencense adult. Edition 4th.
New York: Mc.Grouth hill.
Hurlock,
Nugroho, W., & Muchji, A. (1996).
Ilmu budaya dasar. Jakarta:
Universitas Gunadarma
E.B. (1991). Psikologi
perkembangan:
Suatu
pendekatan
sepanjang
rentang kehidupan. Edisi V.
Alih Bahasa: Istiwidayanti &
Soedjarwo. Jakarta : Erlangga.
Oetomo, I. Juli (2004). Cosmopolitan
It’s The Queen Of The Night
Club (158-160). Jakarta:
Indonesia Printer.
Papalia, Olds, & Feldman. (2001).
Human development. (8th ed).
New York : McGrawhill, inc.
Hurlock, E. B. (1996). Psikologi
Perkembangan
:
Suatu
Pendekatan
Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta :
Erlangga.
Peplau, L. A & Perlman, D. (1982).
Loneliness: A Sourcebook of
Current Theory, Reaserch,
and Therapy. New york: John
Wiley & Sons.
Lady, S. (2004). It’s The Queen of The
Night Club. Cosmopolitan
(158-160). Jakarta: Indonesia
Printer.
Perdana, D. (2004). Dugem:Ekspresi
Cinta,
McClelland, D. C. (1990). Human
Motivation.
New
York:
Cmabridge university press
Seks,
dan
Jati
diri.Yogyakarta.
Piliang,
Middlebrook & Patricia. N. (1980),
Social Psychology & Modern
life.
(5th
ed),
New York: Alfred & Knopt.
Inc.
Y.A.(2005). Dunia yang
Dilipat: Tamasya Melampaui
Batas-batas
Kebudayaan.
Yogyakarta : Jalasutra.
Pontoh, Y. (2004). Dunia kawula
muda.
Monks, F.J; A.M.P. Knoers, & S.R.
Haditono.(2002).
Psikologi
Perkembangan : pengantar
dalam berbagai bagiannya.
Jakarta:
Gramedia
Indonesia.
Prabowo, H. & Suhendra, E.S. (2008).
Diktat kursus SPSS. Jakarta:
Myers,.
G.
(1996).
Social
Psychologycal
(5th
ed).
Michigan: The McGraw-Hill
Companies Inc.
Universitas Gunadarma.
Radikun, T. B. (1989). Hubungan
antara
kesepian
dengan
perilaku asertif dan berpikir
rasional.
Nazir, M. (2003). Metode penelitian.
Jakarta: Graha indonesia.
xlix
Rice, F. P. (1993). The Adolescent:
Developmental, Relationship,
and Culture. Ninth edition.
Boston: Allyn and Bacon.
Wong, M. M & Csikszentmihalyi, M.
(1991). Affiliation motivation
and daily experience: Some
issues on gender differences.
Journal of Personality and
Social Psychology. 60, 154164.
Riyanti, B. P. D., Prabowo, H &
Puspitawati, I. (1996). Seri
diktat kuliah: Psikologi umum
1.
Jakarta:
Universitas
gunadarma
Robinson,
K.
(1994).
Wringhtsman, L. S. (1977). Social
edition:
psychology.
2nd
Wadswordh
publishing
company.
Loneliness.
http//:ubYan, M. (2004). It’s The Queen of The
Night Club. Cosmopolitan
(158-160). Jakarta: Indonesia
Printer.
counseling.buffalo.edu.shtml.
Ruz,
(2003).
Dugem
Apa
Perlu.
Jakarta. //www.google.com.
Zulkifli,
Santrock, J. W. (2002). Live span
L.
(1999).
Psikologi
perkembangan. Bandung : PT.
development. Jakarta: Erlangga
Remaja Rosdakarya.
Sarwono, S. W. (2001). Psikologi
remaja. Jakarta: P.T . Raja
grafindo persada.
Schuster, D.S. (1996). Webster’s New
World College Dictionary (3er
ed).
Jakarta:
gramedia
Indonesia.
Solihin, O. (2004). Andai kamu tahu.
Jakarta: Gema Insani Press.
Susanto,A.B. (2001). Potret-Potret
Gaya Hidup Metropolis.
Jakarta.
Penerbit
Buku
Kompas.
Soesilowindradini. (2005). Psikologi
perkembangan masa remaja.
Surabaya: Usaha nasional
l
Download