JURNAL HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DAN KEBUTUHAN AFILIASI PADA REMAJA AKHIR YANG SENANG CLUBBING Sri Yola Tiska ABSTRAKSI Kesepian dapat terjadi pada siapa pun baik remaja maupun orang dewasa. Kesepian merupakan suatu hal yang ingin dihindari oleh setiap remaja. Pada hakikatnya memang manusia tidak dapat hidup sendiri, karena manusia adalah makhluk sosial. Pada remaja untuk mengatasi kesepian banyak cara yang mungkin dilakukan. Sebagian remaja yang memiliki kebiasaan clubbing mungkin melakukan kegiatan clubbing agar bisa berafiliasi dengan teman sebayanya untuk menghindari rasa kesepian tersebut. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis bahwa terdapat hubungan positif antara kesepian dengan kebutuhan afiliasi. Pada analisis data yang dilakukan diketahui bahwa koefisien korelasi antara kesepian dengan kebutuhan afiliasi menghasilkan nilai r sebesar 0.206 dengan taraf signifikan 0,034 (p<0,05), yang berarti terdapat hubungan positif antara kesepian dengan kebutuhan afiliasi pada remaja akhir yang senang clubbing. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat kesepian subjek maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan afiliasinya dan sebaliknya semakin rendah tingkat kesepian subjek maka akan semakin rendah pula tingkat kebutuhan afiliasi pada subjek penelitian. Kata kunci : Kesepian, Kebutuhan afiliasi, Clubbing i JOURNAL RELATIONSHIP BETWEEN LONELYNESS AND NEEDS IN AFFILIATION IN LATE ADOLESCENCE WHO ENJOY CLUBBING Sri Yola Tiska ABSTRACT Loneliness can happen in anyone whetter adolescent or adult. Loneliness is something to be avoided by every young. In fact indeed human can’t live alone. Because human is social beings .in adolescent for cope with loneliness many ways can be done.Some teens for have habits clubbing maybe do that activites that can affiliate with they peers for avoid lonlinness sense. Based on such venomena, this research making hypothesis that have a positive relationship between lonlinness and needs in affiliation. This reaserch data is perfomed note that the coefficient of correlation between lonlinness and needs in affiliation value r of 0.206 with significant level 0,034 (p<0,05), its mean there is a positive relationship between lonlinness and needs in affiliation with on late adolescence who enjoy clubbing. This means that higher levels of lonlinness subjects then the higher also level of need affiliation and otherwise then the lower level lonlinness subjects then will be more lower level of need affliation on subjects research. Keywords: lonlinness, needs affiliation, clubbing ii lompat sebebasnya, meneguk alkohol PENDAHULUAN dan narkoba.. Melalui clubbing mereka A. Latar Belakang Masalah bias Dunia clubbing pada awalnya bergaulnya. merupakan dunia yang bergerak secara Perdana besar. Sejarah dunia clubbing berawal di tahun 1987. Sejak saat itu revolusi adalah ibukota Jakarta. Clubbing remaja saat ini. Para remaja itu rela tahun 1900 mulai dikenal juking, yaitu menghabiskan waktu dengan memadati berdansa dengan musik yang diatur diskotik-diskotik ternama hanya untuk dari sebuah mesin yang dikenal dengan sekedar menikmati musik, bergoyang dapat di lantai disko sambil meminum mengatur musik yang mereka inginkan memasukkan Clubbing, merupakan salah satu ajang pergaulan industri rekaman musik dimulai. Pada dengan (2004). telinga para remaja, khususnya remaja Edison menciptakan phonograph pada hanya clubbing sebuah kata yang cukup akrab di ketika pertama kali Thomas Alfa Seseorang Singkatnya hura dan membutuhkan banyak uang, kini telah menjadi sebuah industri jukebox. komunitas adalah just having fun, sekedar hura- underground (bawah tanah), namun nama menemukan minuman favorit dari non-alkohol koin. sampai minuman beralkohol. Sekitar tahun 1920 mulai tersebar jukepoint, yaitu sebutan bagi tempat- Di Jakarta hampir semua klub tempat yang menyediakan jukebox. laris manis di serbu pengunjung dari Tempat ini dkatakan sebagai awal dari remaja sampai club atau diskotek (Allan, 2006) online.com). dewasa (www.haiPada malam-malam tertentu seperti malam kamis, ada Clubbing juga merupakan beberapa istilah khas anak muda yang berarti memberikan suatu dunia malam yang bernuansa kebebasan, ekspresif, klub malam penawaran yang menarik, untuk setiap pengunjung perempuan di modern, bebaskan biaya tiket masuk dan free teknologis, hedonis, konsumeristik dan first drink. Itu merupakan penawaran metropolis yang menjanjikan segala yang cukup menarik karena biaya tiket bentuk kegembiraan saat (Perdana, masuk ke sebuah klub malam tidak 2004). Melalui clubbing khususnya cukup murah untuk ukuran remaja anak muda merasa menemukan jati yang relatif masih sekolah, yakni diri, di sana mereka bisa lompatiii sebesar Rp. 30.000- Rp. 50.000. terletak Sedangkan juga Townsquare. Kafe tersebut memiliki lumayan mahal, contohnya satu botol daya kreatif dalam mengkombinasikan air mineral harganya bisa mencapai unsur hiburan malam seperti musik Rp20.000. Tapi penawaran tersebut hidup, tidak berlaku apabila jarum jam sudah billiard. harga minuman mengarah ke pukul dua belas malam didefenisikan pengunjung yang ingin berclubbing olah Cilandak raga dalam yaitu Oxford sebagai “activity of going night club regulery “. Clubbing atau para clubbers (sebutan untuk mengacu pada aktivitas pergi ke klub orang-orang yang berclubbing). malam secara regular. Pada penelitian ini, batasan clubbing adalah berbagai Menurut Aurudy (2009), ada hiburan sekaligus 1 Advanced Dictionary (Schuster, 1996) klub malam sudah mulai di padati oleh tempat lantai Clubbing keatas. Karena pada jam tersebut klub- beberapa di aktivitas malam seperti dengan tersebut seperti bar, diskotek, pub, diiringi lounge, maupun kafe yang menyajikan bersama musik hidup berdiri beberapa sudut pertunjukkan, makan atau minum yang kota. Seperti tempat clubbing bernama dilakukan di tempat-tempat hiburan X2 yang terletak di plaza senayan malam seperti diskotek, klub malam, Jakarta yang bar, pub, lounge, dan kafé. Clubbing terletak di kemang raya Jakarta, The dalam penelitian ini hanya mengacu Green yang terletak di kemang Jakarta pada aktivitas yang dilakukan para selatan, Venue yang terletak di kemang pengunjung saja, bukan kepada orang- Jakarta selatan, Tipsi yang terletak di orang yang bekerja di tempat hiburan kemang Jakarta selatan, millenium malam seperti bartender, DJ (disc yang terletak di Plaza gajah mada floor jockey), dan lainnya. Selatan, Barbados central Jakarta dan masih banyak lagi. Para clubber diberikan keunggulan musik, berkumpul teman-teman, menonton Menurut berbagai Perdana (2004), mayoritas para clubbers adalah para alternatif tempat dan konsep hiburan dengan alunan berdansa generasi muda yang memiliki status masing-masin, sosiol-ekonomi yang cukup baik. Ini misalnya dengan konsep modern sport bar di kafe bernama Score, yang iv terlihat dari kebutuhan-kebutuhan material yang menopang aktivitas clubbing yang jelas membutuhkan dari dana ekstra. Mulai dari pemilihan melakukan kegiatan clubbing untuk pakaian mendapatkan kebutuhan berafiliasi. yang bermerek, properti, orang kendaraan, hingga perangkat clubbing mereka & Byrne, 2004) kebutuhan afiliasi (2001), konsumen atau para pelaku merupakan clubbing itu tidak hanya para generasi kebutuhan untuk membentuk pertemanan dan untuk muda yang notabennya sebagai pelajar bersosialisasi, dan mahasiswa, para eksekutif muda, untuk berinteraksi secara dekat dengan orang lain, untuk pengusaha-pengusaha sukses, bahkan ibu rumah tangga ada juga yang menjadi para pelaku clubbing. remaja sehingga Menurut Murray (dalam Baron itu sendiri. Selain itu menurut Susanto Seorang tua bekerja sama dan berkomunikasi dengan orang lain dengan cara bersahabat, dan untuk jatuh cinta. Wrigthsman melakukan (1977) menyebutkan besar bahwa sebenarnya afiliasi merupakan karena terinspirasi akan kehidupan kebutuhan manusia yang teramat kuat para selebritis, orang-orang terkenal, dan harus dipenuhi sesering mungkin. orang-orang yang bekerja di bidang Hal ini karena ia beranggapan bahwa intertainmen memperoleh kebutuhan manusia akan berhubungan kesenangan. Clubbing dipandang oleh sosial dengan orang lain bukan hanya individu sebagai gaya hidup yang sebatas bertemu saja. Jauh dari pada modern. rela itu, manusia membutuhkan suplay menghabiskan waktu dan uang hingga kontak sosial yang jauh lebih besar berapa pun demi membayar tarif dari pada sekedar bertemu orang masuk dan makanan, minuman yang perorang. clubbing ada kemungkinan dalam Mereka sampai mengandung alkohol dan non-alkohol Dorongan yang mereka nikmati saat clubbing. Mungkin juga mereka untuk berafiliasi muncul disebabkan karena sebagai melakukan makhluk clubbing untuk mendapatkan perhatian sosial manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dari orang tua yang tidak memberikan dipenuhi apabila ingin kehidupannya perhatian tetapi hanya memberikan berjalan terus, seseorang menyadari kebebasan kepada anak, kerena mereka bahwa dalam sebuah kehidupan sehari- merasa kesepian dan kurang perhatian hari, dirinya tak mungkin bisa terlepas v dengan orang lain. Dengan adanya kesepian bukan dikarenakan hubungan adanya satu manusia dengan orang disekitar tidak kehidupan manusia lainnya akan menumbuhkan seseorang saja, melainkan kesepian rasa kebersamaan yang kuat, sehingga merupakan akibat dari tidak adanya dapat saling memberikan kepuasan orang yang tepat yang dapat membantu satu sama lain. seseorang untuk memenuhi kebutuhan- Menurut Deaux dkk, Schachter 1993) menyebabkan faktor individu kebutuhan tertentu dalam berafiliasi. (dalam Individu yang yang mengalami berbagai berafiliasi kesepian perasaan dan adalah karena bila berada di sekitar menampilkan yang berbeda dengan orang lain secara langsung dapat mereka mengurangi kehadiran kesepian. Berbagai perasaan yang tidak mengalihkan menyenangkan dialami oleh orang orang kecemasan, lain dapat yang tidak mengalami sendiri yang kesepian. Menurut Bruno (2000) sehingga secara tidak langsung akan orang yang kesepian merasa tidak mengurangi kesepian, Reaksi orang dicintai, ditolak dan merasa tidak lain dapat memberi informasi tentang dimengerti, dan sulit membuka diri dan situasi, sehingga memberi kejelasan menutup atau tertutup. Perilaku orang terhadap (kognisi) yang mengalami kesepian tampak Orang lain merupakan kurang memadai dan kurang efektif perhatian terhadap diri pikiran-pikiran individu, pembanding seorang mengevaluasi dirinya untuk membina dan mengembangkan dapat pergaulan yang akrab. berdasarkan perilaku orang lain. Kesepian merupakan suatu hal yang ingin dihindari oleh setiap orang Menurut Peplau & Perlman kebutuhan termasuk remaja. Pada hakikatnya berafiliasi dengan mengadakan kontak memang manusia tidak dapat hidup sosial atau sendiri, karena manusia adalah juga ternyata makhluk sosial. Menurut Schachter merupakan salah satu usaha yang dapat (dalam Deaux dkk, 1993) bahwa dilakukan oleh individu yang sedang kesepian mengalami kesepian. Menurut Derlega subjektif, yang tergantung interpretasi & Margulis (dalam Radikun, 1989) kita terhadap berbagai situasi. Ada (1982), memenuhi seperti mengunjungi menghubungi teman vi merupakan pengalaman kalanya seseorang mengalami kesepian kebutuhan afiliasinya banyak cara walau yang mungkin dilakukan sebagian ia berada dalam suatu keramaian, sementara yang lain tidak remaja mengalami ia clubbing mungkin melakukan kegiatan akan clubbing agar bisa berafiliasi dengan orang teman sebayanya untuk menghindari seorang kesepian diri. muncul Jadi sesuai mengenai meskipun kesepian persepsi keadaan lingkungannya. diri Rice rasa dan yang kesepian clubbing (1993) yang memiliki kebiasaan tersebut. Namun merupakan media menjelaskan bahwa kesepian sebagai afiliasi belum tentu dilakukan karena suatu rasa kehampaan, terisolasi dan kesepian mungkin saja hanya untuk kebosanan. memenuhi kebutuhan afilasi. Sebagian remaja Berdasarkan penjelasan di atas rasa dikarenakan kesepian tidak bahwa terjadinya hubungan antara orang kebutuhan afiliasi dan kesepian pada disekitar kehidupan seseorang saja, remaja melainkan kesepian merupakan akibat yang ingin dikaji adalah apakah ada yang dapat membantu seseorang untuk hubungan kesepian dengan kebutuhan kebutuhan-kebutuhan berafiliasi pada remaja akhir yang dalam afiliasi. Remaja juga memiliki senang clubbing. rasa ketakutan akan dikucilkan yang mengakibatkan perasaan timbulnya kesepian, mengembangkan suatu membina pergaulan A. Pertanyaan Penelitian dan Berdasarkan data-data di atas yang peneliti kemudian ingin mengetahui; akrab. Kesepian juga merupakan suatu 1. Bagaimana hubungan antara hal yang ingin dihindari oleh setiap kesepian dengan kebutuhan orang termasuk remaja. Pada hakikatnya afiliasi pada remaja akhir yang memang senang clubbing? manusia tidak dapat hidup sendiri, 2. Faktor-faktor apa saja yang karena manusia adalah makhluk sosial. Pada remaja untuk yang melakukan clubbing. Dalam penelitian ini, permasalahan dari tidak adanya orang yang tepat memenuhi clubbing Oleh sebab itu penulis berasumsi bukan adanya melakukan didorong oleh rasa bosan dan hampa. dapat disimpulkan bahwa remaja yang memiliki yang mempengaruhi kesepian mengatasi vii dengan kebutuhan afiliasi pada BAB II remaja akhir yang clubbing ? TINJAUAN PUSTAKA A. Kesepian B. Tujuan Penelitian 1. Pengertian Kesepian Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk Kesepian adalah berasal dari mengetahui hubungan antara kesepian kata sepi, yang berarti sunyi atau dengan kebutuhan afiliasi pada remaja lenggang. Sehingga, kesepian berarti akhir yang senang clubbing. merasa sunyi dan tidak berteman (Nugroho & Muchji, 1996). C. Manfaat Penelitian Myers bahwa 1. Manfaat Teoritis (1996) kesepian mengatakan adalah perasaan Hasil penelitian ini diharapkan menyakitkan ketika hubungan sosial memberikan yang memiliki arti yang kurang dari yang di bermanfaat untuk perkembangan ilmu harapkan. Sedangkan Archibald dan psikologi, khususnya Psikologi Sosial, Marx (dalam Baron & Byrne 1997), Psikologi Perkembangan, dan ilmu- mengatakan bahwa kesepian adalah ilmu khususnya mengenai hubungan perasaan seseorang ketika keinginan antara kesepian dan afiliasi. akan kualitas dan kuantitas sebuah 2. Manfaat Praktis hubungan lebih tinggi dibandingkan dapat masukan dengan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kuantitas dan kualitas hubungan aktual. pandangan Kesepian merupakan suatu hal mengenai hubungan kesepian dengan remaja yang ingin dihindari oleh setiap orang akhir yang senang clubbing, sehingga termasuk remaja. Pada hakikatnya dapat kebutuhan berafiliasi pada pertimbangan bagi memang manusia tidak dapat hidup kesepian untuk sendiri, karena manusia adalah juga menemukan alternatif afiliasi, bukan makhluk sosial. Menurut Deaux dkk hanya clubbing. (1993) bahwa kesepian merupakan remaja menjadi yang pengalaman subjektif, yang tergantung interpretasi terhadap berbagai situasi. Ada kalanya seseorang mengalami viii kesepian walau ia berada dalam suatu kebutuhan pada diri seseorang keramaian, sementara yang lain tidak untuk merasakan mengalami ia dalam berhubungan dengan akan orang lain. Weiss (dalam orang Peplau & Perlman, 1982) seorang kesepian diri. muncul Jadi sesuai mengenai meskipun kesepian persepsi keadaan diri kepuasan mengatakan bahwa kesepian dan lingkungannya. Menurut Rice (1993) disebabkan menjelaskan bahwa kesepian sebagai sendirian tetapi tidak adanya suatu hubungan yang diperlukan terbatas atau kumpulan kehampaan, terisolasi dan kebosanan. Santrock (2002) bukan hubungan, juga karena kesepian selalu mengatakan bahwa kesepian adalah terlihat sebagai ketika merasa bahwa tidak seorang pun kepada ketidakhadiran memahami beberapa dengan baik, merasa tanggapan jenis dari hubungan terisolasi, dan tidak memiliki seorang tertentu atau, lebih teliti, suatu pun untuk dijadikan pelarian, saat tanggapan dibutuhkan atau saat stress. terutama ketidakhadiran dari beberapa hubungan tertentu. Berdasarkan beberapa definisi b. Pendekatan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Proses Kognitif kesepian adalah merasa sunyi dan tidak (Cognitive Process). Kesepian berteman, timbul bila seseorang dalam merasa kehampaan, mempersepsikan terisolasi dan kebosanan. dan mengevaluasi hubungan sosialnya menemukan bahwa 2. Komponen Kesepian Menurut Peplau dan Perlman terdapat kesenjangan antara apa (1982), dalam mempelajari kesepian yang diinginkan dengan apa terdapat tiga dimensi kesepian yang yang berhasil ia capai. Sermat dikembangkan oleh para ahli, yaitu : (dalam Peplau dan Perlman, 1982) a. Pendekatan Kebutuhan akan ketika kesepian tidak bahwa adalah suatu kesepian Keintiman (Need for Intimacy). Perasaan menyatakan pertentangan muncul pengalaman antara jenis hubungan antar terpenuhinya pribadi, ix individu merasa dirinya dimiliki pada suatu karena ketika, dan jenis hubungan dipandang pada sebagian orang yang ingin dimilikinya, dalam sebagai kaitan ketiadaan penguatan sosial dengan pengalaman itu kesepian tanggapan status ideal yang tidak pernah diatas, bisa dialaminya. beberapa hal Pendekatan penguatan sosial kesepian kurangnya a. bahwa disebabkan reinforcement, b. maka mengakibatkan merasa sosial dengan hubungan aktual seseorang c. psikologikal oleh gejala distress yang ketiadaan, kurangnya pada diri disekitarnya Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa kesepian tidak sama dengan kesendirian atau dihubungkan dengan fakta atau perasaan timbul seseorang dari lingkungan dalam memuaskan hubungan sosial, diikuti dimilikinya dapat penguatan kesepian sebagai ketiadaan atau yang Kesepian karena 1982) mengemukakan definisi ketiadaan yang atau diyakini dimilikinya. Young (dalam Peplau dan Perlman, merasa seseorang terhadap suatu hubungan akan kesepian. antara kebutuhan dalam interaksi sosial hal itu kurang diperoleh, Kesepian muncul akibat kesenjangan suatu bila dalam hubungan sosial. dari adalah atau kekurangpuasan lingkungan sosial. Hubungan sosial yang Kesepian berkaitan dengan ketiadaan oleh penguatan (reinforcement) penting yaitu : Reinforcement). menekankan disimpulkan berhubungan dengan kesepian, c. Pendekatan Penguatan Sosial lebih kepada Dari beberapa pendekatan masa lalunya atau beberapa (Social dapat isolasi fisik. Seseorang bisa tetap dalam merasa mengusulkan hubungan sosial bahagia meskipun dalam keadaan sendirian, dan sebaliknya itu dapat diperlakukan sebagai kelas penguatan tertentu, oleh x dapat merasa kesepian b. State Loneliness meskipun State berada dalam keramaian. temporer Menurut Weiss (dalam Deaux disebabkan dkk, 1993) terdapat dua tipe kesepian yang yaitu : emosional kesepian yang dalam Loneliness (kesepian berpasangan baru saja pindah ke kota lain dimana mereka tidak mengenal siapapun, mereka dapat mengalami sosial) Kesepian sosial kesepian adalah meskipun mereka sama lain. Sebaliknya, individu yang teman dan family atau jaringan mempunyai jaringan sosial yang luas sosial tempat berbagi minat dan dan aktif, dapat mengalami kesepian aktivitas. emosional bilamana ia tidak memiliki Selain itu Shaver (dalam Deaux 1993) sosial memiliki hubungan yang dekat satu merupakan hasil dari ketiadaan dkk, dalam lain. Contohnya, bila dua orang yang seseorang. b. Social dramatis otomatis mengatasi tipe kesepian yang lekat dengan perubahan kesepian diatas, tidak dapat secara disebabkan hubungan oleh 1992) menghilangkan salah satu tipe adalah intim, seringkali Menurut Weiss (dalam Brehm, emosional) Kesepian yang kehidupan. a. Emotional Loneliness (kesepian dekat, yaitu merupakan kesepian yang lebih 3. Tipe-tipe Kesepian kurang loneliness menegaskan pasangan romantis. perlunya Berdasarkan defenisi diatas membedakan kesepian dalam dua tipe dapat disimpulkan bahwa kesepian yang lain yaitu: emosional dan kesepian situasional berbeda a. Trait Loneliness Trait loneliness merupakan pola hanya sedikit penyebabnya, pemenuhan kebutuhan dari hilangnya perasaan yang stabil, hal namun keduanya merupakan suatu yaitu kesepian dalam hubungan sosial. Gejala-gejala dari yang kesepian dapat dilihat sebagai reaksi berubah dari kurang adanya perhatian yang tergantung situasi. mendalam, hubungan dengan teman xi 2) Faktor kualitas dari hubungan atau terlibatnya orang lain secara sosial yang rendah.Perubahan mendalam dalam 4. Faktor-faktor atau keinginan sosial seseorang juga Penyebab dapat menyebabkan kesepian. Kesepian 3) Lingkungan kehidupan berubah Terdapat dua kondisi yang menyebabkan kebutuhan terjadinya dalam kapasitas seseorang atau kesepian (Peplau & Perlman, 1982). Kondisi keinginan pertama adalah kejadian yang memicu sosial mungkin mempercepat terbentuknya tersebut. munculnya kesepian, jika tidak Kondisi Kedua adalah faktor-faktor dibarengi dengan kemampuan yang untuk menyesuaikan diri dalam perasaan mendahului dan yang dalam mempertahankan perasaan kesepian suatu dalam jangka waktu yang cukup lama. sebenarnya. juga faktor pemicu) b. dalam kejadian pemicu adalah hubungan yang seseorang sebenarnya sehingga hubungan sosial mempertahankan).Faktor- faktor yang mendahului dan mempertahankan adalah faktor yang kepribadian yang dari apa yang diharapkannya, dapat munculnya yaitu: dan situasional meningkatkan kesepian. Factor yang juga dapat mempersulit 1) Berakhirnya suatu hubungan seperti menimbulkan Predisposing and maintaining dan dijalankan seseorang itu jauh dekat dapat (Faktor-faktor yang mendahului dalam sosial yang kesepian. Di bawah ini yang termasuk perubahan hubungan 4) Faktor perubahan situasional a. Precipitating Factors (faktor- adanya hubungan seseorang yang kesepian untuk kematian, membangun kembali hubungan perceraian, putus cinta, serta sosial yang memuaskan. perpisahan secara fisik yang Karakteristik kepribadian yang kadang membawa kita ke arah berperan kesepian. dalam berkembangnya perasaan kesepian pada diri seseorang diantaranya: xii Dalam hal ini, secara umum 1) Harga Diri yang Rendah Konsep harga diri berkaitan orang dengan yaitu terjebak dalam suatu spiral sosial. Ia prestasi, ide, dan sikap individu menolak orang lain, kurang terampil terhadap dirinya sendiri, harga dalam bidang sosial dan dalam kasus- diri bagaimana kasus tertentu juga ditolak oleh orang seseorang menilai dirinya. Bila lain. Tanpa memperhatikan dari mana seseorang merasa pola ini berawal, semua komponen akan tersebut dapat membuat kehidupan konsep diri, adalah selalu kesepian, maka ia yang bersikap sebagai orang yang sosial kesepian. menjadi orang yang lebih tampaknya bersangkutan sulit dan kurang menguntungkan. 2) Kecemasan sosial Selain Berdasarkan penelitian, orang yang kesepian merasa mengalami bersosialisasi menggambarkan sebagai orang masalah perilaku, dua kondisi yang kesepian dikemukakan oleh Peplau dan Perlman kesulitan (1982) tersebut (precipitating factors dan & predisposing factors), Middlebrook dirinya (1980) menyebutkan bahwa ada dua faktor penyebab kesepian yaitu: memiliki a. Faktor Psikologis seperti merasa terabaikan dan kurang Dari hasil penelitian yang mampu membuka diri pada dilakukan, ditemukan beberapa orang lain. penyebab kesepian secara 3) Perasaan malu psikologis (Sermat, dalam Berdasarkan Middlebrook, 1980). penelitian, seseorang yang malu merasa lebih gugup bila 1) kesepian berada (Existensial Loneliness) ditengah orang dan situasi yang Kesepian ini disebabkan oleh baru dikenalinya, karena sulit kenyataan adanya keterbatasan untuk menilai perkenalan baru. Perasaan akhirnya malu eksistensial keberadaan tersebut disebabkan menimbulkan manusia oleh yang terpisahnya seseorang dengan orang-orang kesepian. lain sehingga tidaklah mungkin xiii baginya berbagi perasaan dan menghilangkan semangat untuk pengalamannya dengan orang bersosialisasi dengan orang lain lain. mengambil dan dia merasa “kosong“ dan keputusan sendiri dan sering menghindar untuk mengadakan menghadapi hubungan Dia akan ketidakpastian dengan lingkungannya. (Sermat, dalam Middlebrook, 5) Kepribadian yang tidak sesuai 1980). 2) Pengalaman dengan lingkungan traumatis hilangnya orang-orang terdekat Orang-orang Hilangnya menjengkelkan seseorang yang yang seperti sangat dekat dengan individu pemarah, terlalu patuh dan secara tiba-tiba dan tidak dapat tidak mempunyai kemampuan dihindari, sekalipun dianggap bersosialiasi akan dihindari dari sebagai lingkungannya penyebab kesepian. Namun derajat kesepian akan mereka menjadi rendah bila individu kesepian. sehingga akan mengalami 6) Ketakutan untuk menanggung sering mengalami kehilangan orang terdekat sehingga dia resiko sosial dapat Individu yang menanggung resiko mentolerir perasaan kesepian itu. 3) Kurangnya dukungan takut seperti takut ditolak oleh orang lain dari lingkungan atau resiko lainnya yang terjadi Kesepian dialami oleh mereka akibat adanya hubungan sosial, yang sesuai juga akan mengalami kesepian. dengan lingkungannya. Hal ini Mereka takut untuk terlalu menyebabkan mereka kurang dekat dengan orang lain, dan mendapat dari bercerita banyak dengan orang lingkungannya (Sermat, dalam lain. Jadi mereka yang kesepian Middlebrook, 1980) ini akan melihat kedekatan merasa 4) Adanya tidak dukungan krisis dalam sebagai sesuatu yang berbahaya diri dan penuh resiko. seseorang dalam kegagalan Bila seseorang marasa harga dirinya terganggu, akan xiv & Marguise, dalam Peplau & Perlman, 7) Kurangnya rasa percaya diri 1982). Meskipun individu dapat melakukan hubungan sosial Menurut Nugroho dan Muchji dengan baik namun ia merasa (1996) menyebutkan ada beberapa hal bahwa lingkungan di sekitarnya yang menyebabkan seseorang dapat kurang mengalami kesepian yaitu: sehingga melibatkannya, menyebabkan a. Frustasi individu merasa kesepian. Hal Dalam hal ini orang yang tidak ini disebabkan ia kurang dapat mau diganggu, mereka lebih mengungkapkan perasaan yang senang dalam keadaan sepi, paling dalam, ia hanya dapat tidak suka bergaul dan lebih berhubungan senang hidup sendiri. sosial secara formal. b. Keterasingan b. Faktor-faktor sosiologis Keterasingan akibat dari sikap Faktor-faktor sosiologis yang sombong, angkuh, keras kepala terjadi meliputi antara lain: sehingga dijauhi oleh teman- a. takut dikenal orang lain temanya. b. nilai-nilai menjauh, akibat yang terjadi yang berlaku Karena mereka pada lingkungan sosial adalah c. kehidupan di dalam rumah terkucilkan dan terpencil dari d. kehidupan di luar rumah keramaian e. perubahan pola-pola dalam menyebabkan keluarga kesepian. f. pindah tempat c. Sikap merasa terasing, hidup, rendah sehingga terjadinya diri, pemalu, Kesepian bukan sekedar karena minder, merasa dirinya kurang tidak adanya orang di sekitarnya berharga dibandingkan dengan melainkan sebagai akibat dari tidak orang lain dan akhirnya lebih adanya orang lain yang secara tepat suka dapat membantu seseorang memenuhi menimbulkan kesepian. kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam Berdasarkan penelitian di atas, menyendiri, sehingga pergaulan (misalnya sebagai tempat maka mengungkapkan keluh kesah) (Derlega kesepian dapat disebabkan oleh faktor xv dapat disimpulkan bahwa psikologis dan Kesepian juga seseorang faktor bisa orang sosiologis. kesepian mengalami berbagai perasaan dan menampilkan menyebabkan mengalami yang pola perilaku yang berbeda dengan frustasi, orang yang tidak kesepian. keterasingan, juga karena adanya sikap rendah diri. 6. Cara-Cara untuk Mengatasi 5. Ciri-ciri Umum Orang yang Kesepian Kesepian Orang yang mengalami berbagai menampilkan pola Menurut kesepian mengatakan perasaan dan perilaku bisa diatasi belajar untuk merasa senang dengan diri sendiri, yaitu dengan cara : kesepian. Berbagai perasaan yang tidak a. Lihat situasi untuk bisa menyenangkan dialami oleh orang- bergabung dengan orang orang yang kesepian. suatu kesepian (1994) dengan cara membangun harga diri dan yang berbeda dengan mereka yang tidak Kesepian Robinson dirasakan pengalaman lain, contohnya, mencoba sebagai yang bertanya dengan seseorang. tidak menyenangkan. Orang yang kesepian b. Belajar untuk tegas. Jika mengungkapkan bahwa dirinya putus merasa malu, belajar untuk asa, merasa panik, kurang bersemangat menyapa dan depresi (Rubenstain & Shaver pembicaraan dalam Deaux dkk, 1993). dengan orang lain. Orang yang kesepian atau memulai singkat c. Belajar untuk menikmati juga merasa tidak dicintai, ditolak dan hidup dengan merasa disalah mengertikan dan malas mengembangkan membuka diri (tertutup) atau bungkam. kemampuan Perilaku mengalami sosial. Jika bertemu seseorang yang kesepian tampaknya kurang memadai disukai, jangan hanya dan kurang efektif untuk membina dan berdiam diri dan berharap mengembangkan pergaulan yang akrab orang tersebut yang akan (Bruno, 2000). datang. Buatlah pergerakan orang yang awal. Berdasarkan beberapa definisi Gunakan isyarat verbal atau nonverbal agar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa xvi orang tersebut tahu dan Jangan berusaha mengenalnya. dengan Contohnya, buat mencemaskan kontak Rook juga dengan mengatakan strategi dalam sekitar, misalnya kampus di atau dalam sukarelawan. orang sebenarnya dirinya baik seperti Belajarlah yang dimiliki, kehangatan, kepandaian, sensitifitas, dan kecakapan diri, dll. menerima perbedaan ini. 5) Mengatakan pada diri g. Ketika sedang sendirian, waktu bahwa 4) Berpikir tentang kualitas mereka. Setiap orang itu gunakan sendiri kenapa merasa kesepian. dan memahami menghormati diri 3) Mencoba mencari tahu lalu. Berilah orang lain untuk untuk baik dengan orang lain. atas dasar pengalaman masa berbeda-beda. bisa memiliki hubungan yang f. Jangan menilai orang-orang berusaha yang 2) Mengingatkan merasa kesempatan, mengenai mengatasi kesepian. akan bangga dengan diri sendiri. suatu untuk dilakukan Menolong membuat (dalam digunakan sesuatu meningkatkan self esteem dan yang 1) Berpikir kegiatan lain Peplau strategies) tempat kerja. e. Ikut dan a. Strategi kognitif (Cognitive sekolah, di masalah- mengatasi kesepian, yaitu : organisasi dan kegiatan di lingkungan terus-terusan Brehm, 1992) mengemukakan dua “hai” dan mengenalkan diri. terlibat waktu masalah yang ada. mata dan senyuman. Bisa d. Ikut melewati sendiri bahwa kesepian untuk yang dirasakan bukan menyenangkan diri sendiri. untuk selamanya, suatu Contohnya, mendengarkan saat musik atau menonton acara keadaan menjadi lebih baik. televisi favorit. xvii akan 6) Berpikir 1) Mencoba keras untuk mengenai kelebihan yang bersikap ramah kepada bisa dilakukan, seperti olah orang lain, raga, seni, memasak, dll. berusaha untuk mengajak 7) Mengatakan pada diri berbicara sendiri bahwa banyak orang orang yang juga merasa lingkungan. kesepian pada yang mental lain. membaca, di aktivitas seperti menonton televisi, 8) Biarkan pikiran berhenti kesepian ada 2) Melakukan suatu waktu dibanding yang memikirkan seperti pergi ke bioskop, dll. rasa 3) Bekerja dengan keras untuk memikirkan hal-hal lain, mencapai hal apa pun selain rasa seperti belajar, latihan kesepian itu. memainkan 9) Berpikir kemungkinan yang bisa sukses, sesuatu, tentang melatih bakat dalam manfaat bidang olah raga, dll. 4) Melakukan sesuatu hal didapatkan dari perasaan kesepian, yang berguna untuk seperti mengatakan pada orang lain, seperti diri sendiri belajar untuk membantu percaya teman, berkembang diri, menjadi sukarelawan, dll. karena 5) Melakukan sesuatu hal pengalaman. 10) Mengubah ikut pekerjaan yang paling dikuasai, keinginan dalam hubungan sosial, seperti bahwa suatu waktu di rumah, olah raga, seni, dalam hidup tidak apa- dll. apa tidak pekerjaan 6) Melakukan memiliki fisik, pasangan. seperti aktivitas berolah raga, belanja, mencuci b. Strategi perilaku (Behavioral strategies) xviii mobil, kesepian membersihkan menikmati rumah, dll. 7) Mencoba cara seperti kegiatan di lingkungan sekitar, ikut dalam dalam 8) Melakukan sendiri secara 1. Pengertian fisik dari pada orang seperti diet, baju baru, Kebutuhan berafilliasi menurut Chaplin (1995) merupakan kebutuhan akan pertalian, perkawinan dengan dll. 9) Melakukan orang lain, pembentukan persahabatan, sesuatu yang ikut serta dalam kelompok tertentu, dapat bercinta, kerjasama serta kooperasi. mengembangkan kemampuan Menurut sosial, seperti belajar tari, belajar agar lebih dan kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan untuk membina hubungan dengan orang lain dan diterima oleh orang lain mengembangkan yang merupakan hal yang mendasar berbicara bagi dengan orang lain, dll. kebutuhan psikologis, sama halnya seperti lapar dan haus bagi 10) Berbicara dengan orang tampilan fisik kita. cara Menurut Murray (dalam Baron untuk mengatasi rasa & Byrne, 2004) kebutuhan afiliasi juga kesepian. merupakan Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat Baumeismer Leary (dalam Baron & Byrne, 2004) asertif, mengenai Kebutuhan Afiliasi mengubah gaya rambut, lain dan B. Kebutuhan Afiliasi menjadi menarik kemampuan sukarelawan, untuk menyenangkan diri sendiri. sesuatu yang dapat membuat membeli kegiatan ketika sedang sendirian gunakan waktu sebuah klub. lain, dengan ikut terlibat dalam organisasi dan baru, lebih hidup untuk bertemu bergabung diri belajar mengembangkan kemampuan sosial, menemukan untuk orang adalah kebutuhan untuk membentuk pertemanan dan untuk disimpulkan bersosialisasi, bagaimana cara-cara untuk mengatasi xix untuk berinteraksi secara dekat dengan orang lain, untuk orang lain. Orang yang memiliki bekerja sama dan berkomunikasi kebutuhan berafiliasi mereka sering dengan orang lain dengan ingin bersama dengan temannya dari cara pada dengan orang yang berafiliasi bersahabat, dan untuk jatuh cinta. Menurut Chaplin, Murray 2000) rendah. (dalam afiliasi Dari adalah uraian diatas dapat kebutuhan akan perkawanan dengan disimpulkan bahwa kebutuhan afiliasi orang lain, pembentukan persahabatan, merupakan kebutuhan untuk membina ikut serta dalam kelompok-kelompok hubungan dengan orang lain dan tertentu, bekerja keras sehingga di diterima oleh orang lain serta untuk dalamnya kepercayaan, berinteraksi secara dekat dengan orang kemauan baik, afeksi, kasih dan empati lain, bekerja sama dan berkomunikasi yang simpatik dimenifestasikan dalam dengan sikap bersahabat, meyenangkan, penuh bersahabat. tergantung kasih sayang dan kepercayaan serta orang lain dengan 2. Alasan-Alasan bersifat baik. cara Terjadinya Kebutuhan Afiliasi Wrigthsman menyebutkan (1977) bahwa Schachter (dalam Deaux dkk, sebenarnya 1993) afiliasi merupakan kebutuhan manusia manusia berhubungan akan setiap tentu saja memiliki alasan tersendiri, sesering mungkin. Hal ini karena ia bahwa bahwa tindakan yang dilakukan seseorang yang teramat kuat dan harus dipenuhi beranggapan menyatakan begitu kebutuhan pula dengan afiliasi. Menyebutkan adanya alasan seseorang sosial untuk melakukan afiliasi adalah: dengan orang lain bukan hanya sebatas a. Berada disekitar orang lain bertemu saja. Jauh dari pada itu, manusia membutuhkan suplai kontak secara sosial yang jauh lebih besar dari pada mengurangi kecemasan. b. Kehadiran orang lain dapat sekedar bertemu orang perorang. Menurut menyatakan Feldman bahwa langsung mengalihkan (1993) perhatian terhadap diri sendiri hingga kebutuhan berafiliasi adalah suatu kebutuhan secara untuk mengurangi kesepian. memantapkan mempertahankan hubungan dan dengan xx tidak langsung Alasan yang diungkapkan di c. Reaksi orang lain dapat memberikan informasi atas senada dengan pendapat dari tentang sehingga Baron kejelasan seseorang berafiliasi karena adanya: situasi, memberikan terhadap pikiran-pikiran lain merupakan pembanding: seorang individu b. Stimulus dapat untuk positif dan membina 1993) menurunkan adalah (dalam afiliasi kecemasan hubungan dengan orang lain. c. Dukungan Schachter adalah kebutuhan akan keterikatan lain Menurut bahwa mengurangi keraguan. berdasarkan perilaku orang dkk, (1994) kebutuhan mengevaluasi diri sendiri Deaux Byrne a. Perbandingan sosial adalah (kognisi) seseorang. d. Orang dan kebutuhan ditemani dapat emosional saat untuk masalah timbul. karena d. Perhatian adalah kebutuhan beberapa alasan: a. Seseorang untuk dipuji dan dihargai. seringkali Wrightsman mencari bantuan orang lain (dalam Deaux ketika menghadapi situasi dkk, 1993) juga menyatakan beberapa yang mengancam. alasan yang menyebabkan seseorang berafiliasi berdasarkan tiga teori: b. Informasi yang diperoleh dari orang lain memungkinkan seseorang memperoleh kejelasan mengenai situasi a. Social untuk yang tujuan dapat dicapai bila berafiliasi dengan orang lain. Disini orang lain memungkinkan afiliasi seseorang menguji respon- yang mencapai tertentu. Tujuan ini hanya c. Dukungan emosional dari terhadap Theory, bahwa seseorang berafiliasi menimbulkan kecemasan. respon Change menjadi tujuan perantara untuk mencapai situasi tujuan lain. menimbulkan kecemasan. xxi b. Reinforcement Theory, 3. Karakteristik menyatakan bahwa, orang Afiliasi lain Menurut diinterpretasikan seperti identitas bila dengan dapat Persahabatan kebutuhan tinggi untuk antar individu dalam Individu menilai kepercayaan dan kemampuan dapat diri sendiri dilakukan dengan membandingkan keadaan orang akan b. Mempertahankan hubungan bahwa dengan tidak adanya objektif cenderung pun mereka berada. menyebutkan patokan yang menghadapi tugas dimana Comparasion Theory, afiliasi berprestasi yang baik dalam mencapai tujuan tertentu. c. Social mempunyai Individu yang mempunyai merupakan berguna kuat situasi yang afiliatif lain. hal penting, yang sekaligus dapat yang a. Berprestasi Lebih baik pada berafiliasi orang (1990) karakteristik sebagai berikut : maupun hanya dicapai berafiliasi akan penghargaan McClelland orang yang mempunyai kebutuhan “hadiah”. Kebutuhan Kebutuhan kebutuhan yang memiliki afiliasi yang tinggi akan belajar untuk berhubungan dengan dunia dengan sosial lebih cepat, lebih lain peka disekitarnya. dan banyak berbincang-bincang dengan orang lain. Berdasarkan beberapa definisi c. Memiliki rasa takut akan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa alasan seseorang untuk melakukan penolakan afiliasi adalah berada disekitar orang Individu yang memiliki rasa lain secara langsung bisa mengurangi afiliasi kecemasan, kehadiran orang lain dapat cenderung mengalihkan perhatian terhadap diri menghindari konflik dan sendiri hingga secara tidak langsung kompetisi, karena mereka mengurangi kesepian. xxii yang tinggi untuk takut mendapat feedback primate berupa persahabatan, strategi yang negatif dari orang lain. pemecahan masalah dan perkawinan. Baron mengatakan memiliki afiliasi, dan Byrne bahwa kebutuhan berlawanan Sedangkan (2002) menurut Taylor individu yang (dalam Baron & Byrne, 1994) kejadian tinggi akan yang tidak terduga seperti bencana dengan yang alam dapat meningkatkan kebutuhan afiliasi. rendah, lebih mungkin terlibat dalam mempertahankan Festinger dkk (dalam Baron & hubungan yang baik dan komunikasi Byrne, 1994) afiliasi dipengaruhi oleh yang lancar dengan dunia luar. beberapa factor: membangun dan a. Faktor kebudayaan Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Kebutuhan berafiliasi juga orang yang memiliki kebutuhan afiliasi tidak luput dari pengaruh mempunyai kebudayaan, karakteristik seperti nilai-nilai berprestasi lebih baik pada situasi yang yang berlaku pada suatu afiliatif, mempertahankan hubungan tempat taupun kebiasaan- antar individu, memiliki rasa takut kebiasaan. akan penolakan. masyarakat yang menilai Dalam tinggi kebutuhan berafiliasi, 4. Factor-Faktor timbul perkembangan dan yang pelestarian Menyebabkan Afiliasi Menurut McKnight & Crook Sutton, tersebut, (dalam kebutuhan sebaliknya bila kebutuhan tersebut tidak 1994) menekankan pentingnya afiliasi untuk dinilai tinggi, bertahannya kelangsungan hidup suatu kebutuhan itu akan menipis kelompok makhluk hidup. Afiliasi dan tidak akan tumbuh yang baik mendukung pertahanan diri, subur. kemudahan mencari makan, efisien b. Faktor situasional maka yang bersifat psikologik pekerjaan dan lain-lain. Dewal Jika seseorang tidak yakin (dalam Baron & Byrne, 1994), bahwa akan kemampuannya atau kebutuhan afiliasi mungkin didasari tidak kebutuhan biologis yang terjadi pada pendapatnya, Ditambahkan oleh xxiii yakin pada ia akan merasa tertekan. e. Faktor pendidikan Rasa tertekan ini akan berkurang Faktor jika berpengaruh dilakukan pendidikan terhadap pembandingan social. afiliasi Kemampuan untuk individu yang mempunyai meningkatkan diri melalui tingkat pendidikan tinggi pembandingan lebih orang dengan lain karena sulit untuk mengadakan akan pada afiliasi meningkatkan afiliasi, dan dibandingkan individu yang orang berpendidikan sedang atau tersebut dalam rendah. pembandingan ini merasa f. Faktor jenis kelamin lebih baik dan akan lebih sehingga Di dalam penelitian yang menghasilkan afiliasi yang dilakukan oleh Wong dan lebih besar Csikszentmihalyi menguatkan c. Faktor perasaan ada keasamaan (1991) terdapat bahwa wanita lebih kaum banyak ada kesamaan menghabiskan berupa kesamaan dengan teman-temannya. dalam pendidikan status, Kaum wanita kelompok banyakmemikirkan teman- Perasaan dapat etnik atau waktu kesamaan bangsa, perasaan temannya takut dan cemas. Pengaruh kondisi sendirian, dan akan factor-faktor dapat mengalami perasaan tidak kehidupan enak yang lebih mendalam diligat dalam ini bila lebih dalam bila dibandingkan dengan sehari-hari. kaum pria. d. Faktor status ekonomi Kesamaan latar belakang Berdasarkan penjelasan di atas status ekonomi seseorang maka dapat disimpulkan bahwa factor- akan memudahkan mereka faktor yang mempengaruhi kebutuhan untuk berafiliasi adalah faktor kebudayaan, tarik menemukan dalam daya situasi berinteraksi perasaan dengan orang lain. xxiv yang ada bersifat psikologis, kesamaan, status ekonomi, pendidikan serta ketakutan, jenis melakukan kelamin. 5. Aspek-Aspek Hill (dalam Baron & Byrne, melakukan kemudian penelitian mengemukakan komponen atau afeksi dengan sendiri terhadap ( diri keterampilan, Potensi untuk meningkatkan harga diri dan citra diri melalui derajat pujian dan pemusatan perhatian orang yang lain pada diri seseorang. muncul dari situasi yang rasa takut atau penuh tekanan Dengan berafiliasi diharapkan seseorang memiliki kesempatan untuk melakukan dikenali oleh orang lain. kontak sosial. Saat seseorang tekanan yang d. Attention b. Emotional Support merasakan lain bakat, sikap dan nilai ) yang lain. cara orang penilaian menyenangkan dari orang dengan dengan dirinya sehingga diperoleh dalam melalui pemenuhan menimbulkan ) secara umum mirip dengan kepuasan negatif untuk membandingkan diri sendiri individu Pengurangan proses evaluation kebutuhan perasaan melalui mencapai evaluasi diri ( self dan afiliasi. Diharapkan melalui dapat dapat Suatu yang diperoleh dari tindakan pengaruh yang relevan dari diri seseorang. kognisi yang menyenangkan dan masukan pemrolehan informasi yang a. Positive Stimulation mendapatkan atau keambiguan dari individu, yaitu: afiliasi, dukungan Kapasitas untuk menurunkan kontak sumber-sumber pemenuhan berafiliasi pemenuhan member c. Social Comparison komunikasi yang menunjukan bahwa Rangsangan social meredakan tekanan tersebut. dan empat aspek kontak diharapkan orang lain dapat Kebutuhan Afiliasi 1996) dengan Selain atau itu, ia juga menunjukan siapa dirinya xxv dan memperoleh perhatian berakhir pada usia akhir belasan tahun dari orang lain. atau awal dua puluhan tahun. Berdasarkan uraian di atas, Pada tahun 1974, WHO (dalam diketahui bahwa terdapat empat aspek Sarwono, 2001) memberikan defenisi dari kebutuhan afiliasi yaitu Positive tentang remaja yang lebih bersifat Stimulation, Emotional Support, Social konseptual, yaitu: a. Remaja adalah suatu masa Comparison dan Attention. Banyak media yang dapat digunakan untuk dimana mempermudah seseorang menjaluin berkembang suatu pertama kali dia menunjukan komunikasi dan hubungan individu dari saat dengan orang lain. Salah satunya tanda-tanda seksual adalah internet yang telah menjadi sekundernya sampai saat ia sebuah sarana komunikasi yang efektif mencapai bagi dua orang atu lebih dalam seksual. kematangan b. Remaja adalah suatu masa membentuk suatu hubungan. dimana individu mengalami perkembangan C. Remaja Akhir psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak 1. Pengertian Remaja Menurut Hurlock dewasa. (1991), c. Remaja adalah masa dimana remaja dalam bahasa Latin adalah adolescence, yang artinya “tumbuh terjadi atau ketergantungan tumbuh untuk menjadi mencapai peralihan dari social adolescence ekonomi yang penuh kepada sesungguhnya mempunyai arti yang keadaan yang relatif lebih luas, mencakup kematangan mental, mandiri (Muangman dalam emosional, sosial, dan fisik. Menurut Sarwono, 2001) kematangan”. Istilah Papalia dan Olds (2001), masa remaja Menurut Piaget (dalam Hurlock adalah masa transisi perkembangan 1996) memberikan defenisi bahwa antara masa kanak-kanak dan masa masa remaja adalah usia dimana dewasa yang pada umumnya dimulai individu pada usia 12 atau 13 tahun dan masyarakat dewasa, usia dimana anak berintegrasi dengan tidak lagi merasa di bawah tingkat xxvi orang-orang yang lebih tua melainkan Hurlock (1996) menyebutkan berada dalam tingkatan yang sama, beberapa tugas perkembangan pada sekurang-kurangnya dalam masalah masa remaja, antara lain: hak. a. Mencapai Menurut Hurlock (1996), masa dan remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal dan wanita. c. Menerima keadaan fisiknya 17 sampai 18 tahun. dan menggunakan tubuhnya Dari kesimpulan di atas dapat masa secara efektif. remaja d. Mengharapkan merupakan tahap dimana individu mencapai mengalami perubahan fisik, sosial, mereka saling intensif perilaku e. Mencapai dimana membutuhkan dan social yang bertanggung jawab. emosi dan kepribadian. Interaksi sosial semakin matang b. Mencapai peran sosial pria berlangsung kira-kira dari usia 16 atau remaja lebih pria maupun wanita. tahun dan masa remaja akhir yang bahwa yang baru dengan teman sebaya baik yang berlangsung kira-kira dari usia 13-16 dikatakan hubungan kemandirian emosional dari orang tua dan rasa orang-orang dewasa lainnya. penerimaan dalam kelompok sebaya f. Mempersiapkan dan saling membagi perasaan dan karier ekonomi. pengalaman. Jadi masa remaja adalah g. Mempersiapkan perkawinan masa peralihan menuju kedewasaan dan keluarga. yang diawali pada usia belasan dan h. Memperoleh perangkat nilai berakhir pada usia belasan akhir dan ataupun awal dua puluhan. sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi. Menurut Havighurst (dalam Dariyo, 2004) terdapat beberapa tugas perkembangan remaja, yaitu sebagai 2. Tugas Tahap Perkembangan berikut : Masa Remaja akhir xxvii dengan lawan jenis menjadi a. Menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan suatu fisiologis-psikologis. karena Diketahui bahwa perubahan upaya untuk mempersiapkan fisiologis diri yang individu, dialami hal yang penting, dianggap sebagai guna memasuki kehidupan pernikahan nanti. mempengaruhi c. Memperoleh pola perilakunya. Disatu sisi, kebebasan ia harus dapat memenuhi secara emosional dari orang kebutuhan tua dan orang dewasa lain biologis (seksual), namun ketika bila sudah menginjak dipenuhi hal itu pasti akan remaja, individu memiliki melanggar hubungan pergaulan yang sosial, norma-norma padahal penampilan dari fisik, lebih sisi dengan remaja luas, dibandingkan masa anak-anak sudah seperti orang dewasa. sebelumnya yaitu selain dari Oleh karena itulah, remaja teman-teman menghadapi dilema. Dengan teman sekolah, tetapi juga demikian, dirinya dituntut dari orang dewasa lainnya. untuk Hal ini menunjukkan bahwa menyesuaikan diri individu remaja tidak lagi (adjustment). b. Belajar sebagai tetangga, bergantung dengan bersosialisasi seorang orang tua. laki-laki d. Remaja bertugas ataupun wanita. Dalam hal ini remaja diharapkan dapat warga bergaul menjalin bertanggung jawab. Untuk dengan individu lain yang dapat mewujudkan tugas ini berbeda jenis kelamin, yang umumnya remaja berusaha didasarkan mempersiapkan diri dengan dan atas perasaan negara menjadi yang dan menempuh satu formal maupun non formal dengan yang lainnya, tanpa agar memiliki taraf ilmu menimbulkan efek samping pengetahuan, yang atau keahlian profesional. saling menghargai menghormati negatif. antara Pergaulan xxviii pendidikan keterampilan e. Memperoleh dan kepastian ekonomis. kemandirian kemandirian individu 3. Ciri-ciri Reamaja Akhir persiapan dengan menguasai Menurut ilmu pengetahuan tersebut, dengan Soesilowindradini (2005) bahwa ciri-ciri perkembangan ialah untuk dapat bekerja pada remaja akhir terdiri dari: bidang keahlian dan memperoleh penghasilan secara utama melakukan sesuai kepastian ekonomis secara Tujuan dan yang a. Kestabilan bertambah layak Pemuda-pemudi dalam masa sehingga dapat menghidupi ini diri sendiri maupun keluarga kestabilan yang bertambah, nanti. bila Sebab keinginan telah menunjukan dibandingkan dalam terbesar bagi individu masa remaja awal. Hal ini (remaja) adalah menjadi terlihat pada persahabatan orang yang mandiri dan tak dengan lawan jenis maupun bergantung dari orang tua jenis kelamin yang sama secara menjadi lebih stabil. Sikap- psikis maupun ekonomis (keuangan). sikapnya tidak lagi mudah untuk Berdasarkan uraian di atas yang lebih stabil, remaja perkembangan remaja akhir antara lain pada masa kini lebih dapat menyesuaikan diri dengan perubahan- mengadakan perubahan fisiologis-psikologis, belajar sebelumnya, mereka lebih memperoleh well-adjusted. kebebasan secara emosional dari orang b. Lebih matang dalam cara tua dan orang dewasa lain ketika sudah menghadapi masalah menginjak remaja, remaja bertugas menjadi bertanggung warga jawab, negara penyesuaian- penyesuaian daripada masa bersosialisasi sebagai seorang laki-laki wanita, oleh orang lain. Karena keadaan dapat disimpulkan bahwa tugas tahap ataupun dipengaruhi Remaja yang pada masa ini semakin lama makin dapat memperoleh menyelesaikan masalahnya xxix masalahsendiri. Akibatnya mereka adalah bahwa lebih menyesuaikan a. 12-15 tahun adalah masa pandai diri, remaja lebih awal (early adolescence) berbahagia dan lebih mudah Seorang remaja pada tahap ini dan menyenangkan dalam masih terheran-heran akan perubahan- pergaulan. perubahan yang terjadi pada tubuhnya c. Campur tangan dari orang sendiri dan dorongan-dorongan yang dewasa berkurang menyertai perubahan-perubahan itu. Karena remaja pada masa ini Mereka telah lebih matang tingkah pikiran- pikiran baru, cepat tertarik pada lawan lakunya, telah lebih banyak perhatiannya mengembangkan jenis dan mulai terangsang secara perencanaan erotis. Kepekaan yang berlebih-lebihan dan persiapan masa. ini ditambah berkurangnya kendali dapat Berdasarkan uraian di atas terhadap disimpulkan remaja awal ini sulit mengerti dan perkembangan bahwa pada ciri-ciri remaja akhir ‘ego’ menyebabkan para dimengerti orang dewasa. antara lain kestabilan bertambah, lebih menghadapi b. 15-18 tahun adalah masa masalah, campur tangan dari orang remaja pertengahan (midlle dewasa berkurang adolescence) matang dalam cara Pada tahap ini remaja 4. Fase-fase Masa Remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Monks dkk (2002) membagi Ia senang kalau banyak teman yang masa remaja menjadi tiga bagian menyukainya. berdasarkan usia, yaitu masa remaja kecenderungan awal terjadi padausia antara 12-15 Ada ‘narcistic’, yaitu mencintai diri sendiri, tahun, masa remaja pertengahan terjadi dengan pada usia antara 15-18 tahun, dan masa menyukai teman- teman yang punya sifat-sifat remaja akhir terjadi pada usia antara yang sama dengan dirinya. 18-21 tahun. Selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena xxx 4) Egosentrisme ia tidak tahu harus memilih (terlalu yang mana : peka atau tidak memusatkan peduli, pada diri sendiri) diganti ramai-ramai atau perhatian sendiri,optimis atau pesimis, dengan idealis atau materialistis dan antara kepentingan diri sebagainya. sendiri Remaja pria keseimbangan dengan orang lain. harus membebaskan diri dari 5) Tumbuh ‘dingin’ yang Oedipoes complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada memisahkan diri masa kanak-kanak) dengan pribadinya dan mempererat masyarakat umum. hubungan dengan kawan-kawan dari Berdasarkan pendapat diatas lain jenis. dapat c. 18-21 tahun adalah masa remaja akhir remaja anak menuju dewasa yang penuh ini adalah dengan perubahan emosi yang diiringi masa dengan pertumbuhan fisik yang pesat konsolidasi menuju periode dan dewasa dan ditandai dengan yang perkembangan psikis yang bervariasi, dengan rentang usia 12 pencapaian 5 hal, yaitu : 1) Minat bahwa merupakan masa peralihan dari masa (late adolescence) Tahap dikatakan sampai 21 tahun. makin mantap terhadap fingsi- 5. Karakteristik Remaja Akhir fungsi intelek. 2) Egonya kesempatan mencari Menurut Zulkifli (1999) ada untuk beberapa ciri remaja yang diketahui diantaranya adalah : bersatu dengan orangorang lain dan dalam a. Pertumbuhan Fisik pengalaman-pengalaman Mengalami baru. 3) Terbentuk perubahan dengan cepat, lebih cepat identitas dibandingkan masa anak- seksual yang tidak akan anak dan dewasa. berubah lagi. xxxi Dalam kehidupan social Tanda-tanda perkembangan remaja, mereka mulai anak laki-laki adalah alat tertarik pada lawan jenisnya reproduksi dan mulai pacaran. b. Perkembangan Seksual sperma mulai bereproduksi. mengalami mimpi pertama f. Menarik Dia tanpa Perhatian yang Lingkungannya sadar Berusaha mendapatkan sperma, status dan peranan seperti sedangkan anak perempuan kegiatan remaja dikampung- rahimnya sudah bisa untuk kampung diberi peranan. mengeluarkan dibuahi karena ia sudah mendapatkan Menurut Blos (dalam Sarwono, menstruasi 2001) ada 3 tahap perkembangan untuk pertama kalinya. remaja dalam proses penyesuaian diri c. Cara Berpikir Kualitas Menyangkut menuju kedewasaan yaitu: hubungan sebab akibat. Remaja sudah mulai perpikir a. Remaja kritis awal (early adolescence) sehingga ia akan melawan Seorang remaja pada tahap bila guru, ini yang akan orang tua, lingkungan menganggapnya masih masih labil perubahan-perubahan sendiri d. Emosi yang Meluap-luap emosi dan dorongan- dorongan yang menyertai remaja karena terheran-heran yang terjadi pada tubuhnya sebagai anak kecil. Keadaan masih perubahan erat itu. Mereka mengembangkan pikiran- hubungan dengan keadaan pikiran baru, cepat tertarik hormon. Emosi remaja lebih pada lawan jenis dan mudah kuat dan lebih menguasai terangsang diri mereka dari pada pikiran Dengan dipegang bahunya realitas. saja oleh lawan jenis, ia e. Mulai Tertarik pada Lawan sudah Jenis Kepekaan secara berfantasi yang erotis. erotik. berlebih- lebihan ini ditambah dengan xxxii berkurangnya c. Remaja Akhir kendali terhadap Tahap ”ego” ini adalah masa menyebabkan para remaja konsolidasi menuju periode awal ini sulit mengerti dan dewasa dan ditandai dengan dimengerti orang dewasa. pencapaian 5 hal, yaitu: b. Remaja madya 1) Minat (middle yang makin adolescence) mantap terhadap fungsi- Pada tahap ini remaja sangat fungsi intelek. 2) Egonya membutuhkan teman-teman. Ia senang kalau mencari kesempatan untuk bersatu banyak teman yang menyukainya. dengan orang-orang lain Ada dan dalam pengalaman- kecenderungan pengalaman baru. ”narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, 3) Terbentuk dengan identitas menyukai teman-teman yang seksual yang tidak akan punya sifat-sifat yang sama berubah lagi. dengan dirinya. Selain itu ia 4) Egosentrisme berada dalam memusatkan kondisi (terlalu perhatian kebingungan karena ia tidak pada diri sendiri) tahu harus memilih yang diganti mana peka atau tidak peduli, keseimbangan ramai-ramai kepentingan dii sendiri atau sendiri, materialis sebagainya. Remaja dan Berdasarkan uraian di atas pria dapat disimpulkan bahwa karakteristik harus membebaskan diri dari remaja antara lain pertumbuhan fisik, Oedipus Complex (perasaan perkembangan seksual, cara berpikir cinta pada ibu sendiri pada kualitas, emosi yang meluap-luap, masa kanak-kanak) dengan mempererat dengan mulai hubungan teman-teman antara dengan orang lain. optimis atau pesimis, idealis atau dengan tertarik pada lawan jenis, menarik perhatian lingkungannya. dari lain jenis. xxxiii dengan D. Clubbing 1. Pengertian Clubbing kehidupan orang Oetomo (2004) teman-teman irama sambil music yang Solihin (2004) dimana seseorang dapat menghabiskan musik waktu sambil menikmati hiburan music seperti live music atau karaoke dan makan, minum ditempat hiburan tarik utama. Banyak tempat hiburan di malam. Jakarta meninggalkan konsep diskotek Pontoh dan beralih pada konsep Resto and (2004) berpendapat bahwa clubbing adalah kegiatan hang lounge yang ternyata lebih menarik out (menghabiskan waktu) di klub atau konsumen usia 25-35 tahun. Kehadiran kafe yang diiringi musik oleh sang DJ Resto and lounge yang bertebaran di (disc jockey) serta ditembaki lampu- Jakarta tidak berarti gulung tikarnya lampu laser dan aneka lampu yang beberapa tempat yang benar-benar warna-warni disertai dengan musik dirancang bagi yang hobi melantai yang hingar-hingar. diiringi musik seorang DJ atau Disc Lady Jockey. (2004) berpendapat clubbing atau dugem adalah pergi ke Menurut Yan (2004) clubbing diskotik atau tempat-tempat hiburan adalah aktivitas yang identik dengan malam lainnya. Menurut Emka (2003) klub malam yang di dalamnya terdapat dance atau clubbing adalah aktivitas bersosialisasi yang hingar bingar bukan lagi daya hingar-hingar, mengobrol” Menurut semacam itu. Pada hakikatnya suasana musik yang dimainkan oleh sang DJ (disc jockey). clubbing suka teman menikmati membuat mengalami banyak pergeseran karena semua “ bersama orang larut dalam suasana. Seiring tidak minuman di aktivitas sebagai ajang melepas stress selalu diasosiasikan dengan musik zaman, juga ganteng menjelaskan bahwa clubbing adalah melakukan lobi bisnis. Dulu clubbing perkembangan sekeliling, Menurut menjadi sarana bersosialisasi, bahkan dapat pria-pria dan memperluas pergaulan. bagian dari gaya hidup, tapi juga yang “taburan” cari masyarakat metropolitan. Tidak hanya menjadi menghentak berkelap-kelip beralkohol, disana juga tempat ajang Clubbing sudah sangat identik dengan lampu clubbing adalah tempat-tempat hiburan floor malam seperti night club, pub karaoke xxxiv yang berisikan musik-musik disko, pengusaha-pengusaha sukses, bahkan dance floor (arena beransa) dengan ibu rumah tangga ada juga yang aneka menjadi para pelaku clubbing. jenis minuman yang Berdasarkan penjelasan di atas mengandung alcohol berkadar berat dapat disimpulkan bahwa para pelaku maupun non-alkohol. Berdasarkan penjelasan di atas clubbing itu mayoritas berasal dari dapat disimpulkan bahwa clubbing para generasi muda, para eksekutif merupakan untuk muda, pengusaha-pengusaha sukses suasana, dan ibu rumah tangga pun juga ada datang suatu dan suguhan kegiatan menikmati hiburan, makanan yang melakukan clubbing. dan minuman di tempat-tempat hiburan 3. Faktor-Faktor malam yang bernuansa kebebasan, Mempengaruhi Clubbing ekspresif, modern, teknologis, hedonis, Menurut perdana (2004) faktor- konsumeristik dan metropolis yang menjanjikan segala faktor yang mempengaruhi generasi bentuk muda melakukan clubbing. adapun kegembiraan sesaat. faktor-faktornya 2. Pelaku Clubbing a. “Gaul”, para generasi muda yang memiliki berasal status sosiol-ekonomi yang cukup baik. menopang yang bermerek, baku melalui sosial yang melibatkan lebih dari satu orang. Akan tetapi dalam itu sendiri (Perdana.2004). Susanto kata terbentuk kontak properti, kendaraan, hingga perangkat clubbing Menurut dari “gaul” interaksi, komunikasi dan dana ekstra. Mulai dari pemilihan yang istilah yaitu sebuah sistem sosial aktivitas clubbing yang jelas membutuhkan pakaian sebagai “bergaul” atau “pergaulan” Ini terlihat dari kebutuhan-kebutuhan yang adalah berikut: Mayoritas para clubbers adalah material yang komunitas clubbing, istilah (2001), “gaul” bukan lagi menjadi konsumen atau para pelaku clubbing media itu tidak hanya para generasi muda sosialisasi melengkapi yang notabennya sebagai pelajar dan kemanusiaannya, mahasiswa, tetapi para eksekutif muda, xxxv untuk fitrah melainkan telah bahagia. Dengan “bergaul”, kebanyakan menjadi berinteraksi dan membaur :ajang pelampiasan hawa nafsu”. dalam Kebanyakan bentuk “gaul” “bergaul”nya, kaum remaja ini justru menjadi pintu merasa menemukan jati diri gerbang lahirnya yang tepat dengan selera generasi-generasi penganut dan jiwa mudanya daripada seks apa yang didapatkan dari bagi bebas, pecandu warna komunitas narkoba, hingga pelacuran lingkungan dan penjahat sosial. Mereka merasa menemukan istilah funcy kebahagiaan sejati disini aksiologis tanpa yaitu bebas berbuat apa b. “Funcy”, secara memperdebatkan wacana epitemologisnya, istilah funcy selalu dengan Pemaknaan saja, Namun kebahagiaan yang mereka dapatkan dengan adalah kebahagiaan semu. bentuk-bentuk eksperimentasi yang tanpa Piliang landasan argumentasi yang jelas, sekedar sensasi dan emosi-emosi bebas seksualnya. selalu dipertautkan teman, menyalurkan gelora libido “gaul”. funcy banyak termasuk berlekatan istilah dari menyatakan hidup modern dipengaruhi oleh faktor pelampiasan jiwa (2006) bahwa individu dalam mengikuti gaya mencari intern dan faktor ekstern: yang a. Faktor tidak terkendali. Ini bisa dilihat keluarga. intern merupakan faktor yang berasal dari hasil eksperimentasi mereka dalam dalam kostum, berhubungan dengan minat hal diri kendaraan, fisik dan gaya dan hidup. untuk melakukan kegiatan c. “Happy”, istilah dorongan individu yang happy seseorang diinginkan berasal dari bahasa inggris dengan yang berarti bahagia, selalu Selain itu, faktor intern xxxvi perasaan sesuai hati. individu melakukan terpengaruh oleh keadaan clubbing dipengaruhi sikap. lingkungan sosial, di mana Sikap individu lebih cenderung berhubungan melakukan dengan aktivitas kehidupan sehari- kepribadian individu dalam hari. Apabila lingkungan menentukan suatu sosial cenderunng dalam ditemui kehidupan clubbing, maka fenomena yang dalam kehidupannya ada (Piliang, 2006). b. faktor kemungkinan individu tersebut faktor di luar individu yang yang dapat mempengaruhi sikap hidup clubbing. dan perilaku individu dalam ekstern atas faktor keluarga dan faktor yang mempengaruhi generasi muda untuk yang lingkungan keluarga yang berasal dari individu happy). Adapun faktor ekstern berasal mencari dari kesenangan di luar rumah lingkungan lingkungan dan clubbing merupakan keluarga sosial dan (berhubungan dengan pergaulan individu). satu pilihan untuk mencari kesenangan adalah dan sikap (untuk hidup funcy dan berdampak pada anggota untuk clubbing berhubungan dengan minat, motivasi, harmonis keluarga melakukan faktor intern dan ekstern. Faktor intern lingkungan sosial. Faktor kurang gaya dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor ini dibedakan menyenangi Berdasarkan uraian di atas sehari-hari. Faktor juga masuk dalam lingkungan ektern merupakan kehidupan besar 4. Jenis-jenis Tempat Hiburan tersebut. Untuk Clubbing Adapun faktor lingkungan Adapun defenisi dari sosial merupakan faktor sosial individu dalam masing-masing tempat hiburan sehari-hari. malam yang disebutkan diatas kegiatannya Individu yang memiliki sifat tidak tetap adalah sebagai berikut: a. Kafe Webster’s pendiriannya akan mudah xxxvii (cafe) new dalam World College Dictionary show” klub malam adalah 1996) tempat hiburan yang dibuka (Schuster, didefinisikan sebagai pada “ malam hari Small restaurant esp one menyediakan serving alcoholic drink and minuman, tempat sometimes berdansa dan providing entertainment ” kafe adalah menyajikan restoran (floor show). kecil menyajikan yang yang makanan, untuk biasanya pertunjukan d. Lounge dalam Webster’s hidangan biasanya new menyajikan minuman Dictionary (Schuster, 1996) beralkohol, juga didefinisikan sebagai “ a sederhana dan World College room, as in a hotel or the menampilkan musik. ater, b. Diskotik atau discotheque equipped with didefinisikan sebagai “ a comfortable furniture for night club or public place louging” arti dari louge for dancing to recorded adalah music played by a disc sebuah jockey.” Didiskotik, para dilengkapi pengunjung bisa berdansa perabotan mengikuti untuk duduk. sudah music yang direkam dimainkan oleh yang disimpulkan oleh dalam Webster’s new World for 1996) entertainment open at night for eating, dringking, usually dancing, having a yang seperangkat yang nyaman bahwa ada beberapa para clubbers seperti diskotik, club malam dan lounge. Dictionary didefinisikan sebagai “ a Place ruangan tempat hiburan yang sering didatangi c. Klub malam (night club) (Schuster, duduk” Berdasarkan uraian diatas dapat seorang disc jockey. College “kamar and floor xxxviii kafe, E. Hubungan antara Kesepian orang yang tepat yang dapat membantu dengan Kebutuhan Afiliasi seseorang untuk memenuhi kebutuhan- pada remaja akhir yang kebutuhan dalam afiliasi. Remaja juga memiliki Senang Clubbing dikucilkan Kesepian merupakan suatu hal & Byrne, 2004) kebutuhan afiliasi yang mengalami kesepian tampak merupakan kurang memadai dan kurang efektif bersosialisasi, pergaulan yang akrab. (1982) terdapat dua kondisi yang kesepian berkomunikasi dengan orang lain dengan Pada cara hakikatnya memang remaja untuk mengatasi kebutuhan afiliasinya banyak cara yang mungkin dilakukan sebagian Remaja yang memiliki rasa disekitar dan karena manusia adalah makhluk sosial. dalam jangka waktu yang cukup lama. orang sama manusia tidak dapat hidup sendiri, yang mempertahankan perasaan kesepian adanya berinteraksi bekerja Pada yang kesepian bukan dikarenakan untuk bersahabat, dan untuk jatuh cinta. yang perasaan serta untuk secara dekat dengan orang lain, untuk Menurut peplau dan Perlman, mendahului kebutuhan membentuk pertemanan dan untuk untuk membina dan mengembangkan faktor-faktor ingin Menurut Murray (dalam Baron menutup atau tertutup. Perilaku orang dan yang mungkin dengan melakukan clubbing. dimengerti, dan sulit membuka diri dan tersebut hal meningkatkan kebutuhan afiliasinya dicintai, ditolak dan merasa tidak terbentuknya suatu remaja. Remaja yang kesepian ingin orang yang kesepian merasa tidak memicu mengembangkan dihindari oleh setiap orang termasuk makhluk sosial. Menurut Bruno (2000) kejadian mengakibatkan dan merupakan sendiri, karena manusia adalah juga adalah akan pergaulan yang akrab. Kesepian juga memang manusia tidak dapat hidup diantaranya yang membina termasuk remaja. Pada hakikatnya terjadinya ketakutan timbulnya suatu perasaan kesepian, yang ingin dihindari oleh setiap orang menyebabkan rasa remaja tidak yang memiliki kebiasaan clubbing mungkin melakukan kegiatan kehidupan clubbing agar bisa berafiliasi dengan seseorang saja, melainkan kesepian teman sebayanya untuk menghindari merupakan akibat dari tidak adanya rasa xxxix kesepian tersebut. Namun clubbing yang merupakan Sebagian media remaja yang afiliasi belum tentu dilakukan karena melakukan clubbing didorong oleh kesepian mungkin saja hanya untuk rasa bosan dan hampa. Oleh sebab itu memenuhi kebutuhan afiliasi. penulis berasumsi bahwa terjadinya clubbing hubungan antara kebutuhan afiliasi dan banyak di pandang oleh individu kesepian pada remaja yang melakukan sebagai gaya hidup yang modern di clubbing. mana rela permasalahan yang ingin dikaji adalah menghabiskan waktu dan uang hingga apakah ada hubungan kesepian dengan berapa pun demi membayar tarif kebutuhan afiliasi pada remaja akhir masuk dan makanan, minuman yang yang senang clubbing. Di dalam dunia mereka sampai mengandung alkohol dan non-alkohol Dalam penelitian ini, F. Hipotesis yang mereka nikmati saat clubbing. Beberapa tempat clubbing seperti X2 Berdasarkan tinjauan pustaka di yang terletak di plaza senayan Jakarta atas, maka dapat ditarik hipotesis Selatan, Barbados yang terletak di sebagai berikut: kemang raya Jakarta, The Green yang Terdapat terletak di kemang Jakarta selatan, afiliasi pada remaja akhir yang senang selatan, Tipsi yang terletak di kemang clubbing. Jakarta selatan, millenium yang terletak Semakin di Plaza gajah mada floor central tinggi tingkat kesepian subjek maka semakin tinggi Jakarta dan masih banyak lagi. pula tingkat kebutuhan afiliasinya dan Clubbing juga merupakan salah sebaliknya semakin rendah tingkat satu aktivitas yang digandrungi remaja kesepian subjek maka semakin rendah dan bahkan menjadi gaya hidup bagi pula tingkat kebutuhan afiliasinya. mereka. Melalui clubbing khususnya anak muda merasa menemukan jati diri, di sana mereka bisa lompatlompat sebebasnya, meneguk alkohol dan narkoba. Melalui clubbing mereka menemukan positif antara kesepian dengan kebutuhan Venue yang terletak di kemang Jakarta bisa hubungan komunitas bergaulnya. xl dikembangkan BAB III oleh berdasarkan tipe-tipe kesepian METODE PENELITIAN dari Weiss (dalam Deaux dkk, A. Identifikasi Variabel-variabel 1993), Penelitian yaitu 2. Kebutuhan dorongan variabel yang akan dikaji adalah : afiliasi untuk pertemenan Variabel Terikat : adalah membentuk dan bersosialisasi, Kesepian 2. kesepian emosional dan kesepian sosial Dalam penelitian ini beberapa 1. penulis untuk berinteraksi secara dekat dengan orang lain, Variabel Bebas : untuk Kebutuhan Afiliasi bekerja sama dan berkomunikasi dengan orang lain dengan cara bersahabat dan untuk jatuh cinta. Di dalam B. Definisi Operasional Variabel penelitian ini kesepian diukur Penelitian dengan 1. yang Kesepian adalah pengalaman yang subjektif dirasakan tidak kebutuhan afiliasi dari yang McClelland (1990), yaitu tidak berprestasi lebih baik pada yang suatu skala menyenangkan, diakibatkan karena terpenuhinya untuk dikembangkan berdasarkan pengalaman menjalin oleh situasi hubungan penulis karakteristik yang afiliatif, mempertahankan hubungan kedekatan dengan orang lain, antar individu, dan memiliki atau rasa takut akan penolakan. dalam perasaan kurang berhubungan puas dengan C. Subjek Penelitian orang lain yang disebabkan oleh faktor dari dalam diri Subjek dalam penelitian ini maupun dari luar diri yang akan adalah remaja akhir baik pria maupun berpengaruh terhadap wanita, yang sudah lulus Sekolah emosi maupun perilaku individu. Di Menengah dalam penelitian ini kesepian penelitian berjumlah 80 orang yang diukur dengan skala yang xli Atas (SMA). Subjek diambil dari lingkungan kampus, kos- kembali setiap saat karena data yang kosan diperoleh dalam bentuk tertulis (Nazir, dan berdomisili klub di malam daerah yang 2003). Depok. Kuesioner penelitian ini terdiri Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin dari lembar identitas subjek dan alat pria ukur didalam penelitian ini. Lembar maupun wanita berusia 18-21 tahun. identitas yang harus diisi oleh subjek D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang antara lain terdiri dari usia, jenis dalam kelamin, pendidikan, pekerjaan, anak penelitian ini menggunakan kuesioner ke, suku (etnis) dan hobi. yang dilengkapi Untuk dengan lembar mengurangi masalah dalam pengisian Nazir (2003), kuesioner, peneliti berusaha untuk kuesioner adalah suatu daftar yang membuat kuesioner alat ukur yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan singkat, jelas dan mudah diisi oleh atau pernyataan mengenai suatu hal responden. identitas. Menurut atau bidang dan dijawab dengan Alat ukur dalam penelitian ini menulis atau membuat tanda yang terdiri dari skala kesepian dan skala tepat dari pertanyaan atau pernyataan kebutuhan afiliasi. Kedua alat ukur ini yang telah disediakan. Selain itu Nazir dikembangkan oleh penulis dalam (2003) juga mengungkapkan kuesioner bentuk skala likert yang terdiri atas sebagai yang pernyataan-pernyataan yang memiliki disampaikan kepada responden secara enam alternative jawaban, yaitu yang tertulis untuk memperoleh data berupa menunjukan sikap sangat sesuai (SS), jawaban dari responden. Keuntungan sesuai (S), agak sesuai (AS), agak penggunaan tidak sesuai (ATS), tidak sesuai (TS), daftar pertanyaan kuesioner pada suatu penelitian adalah dapat menghindari adanya “interviewer bias” sangat tidak sesuai (STS). karena PEMBAHASAN kontak langsung antar responden dan peneliti tidak ada, mengurangi tekanan Penelitian ini bertujuan untuk terhadap responden untuk memberikan menguji hipotesis : “terdapat hubungan jawaban langsung atau segera, adanya positif jaminan anonimitas responden, dan kebutuhan afiliasi pada remaja akhir data yang terkumpul dapat diperiksa yang senang clubbing”. Hasil analisis xlii antara kesepian dengan setelah dilakukan uji product moment kebutuhan afiliasinya. Hal ini selaras diketahui bahwa hipotesis diterima, dengan apa yang dikemukakan dalam dengan korelasi Rice (1993) yang menyatakan bahwa menghasilkan nilai r sebesar 0.206 untuk mengatasi rasa kesepian, seorang dengan remaja akan melakukan suatu tindakan nilai taraf koefisien signifikansi sebesar 0.034 (p<0.05), yang berarti terdapat nyata hubungan yang positif antara kesepian afiliasi, dengan kebutuhan afiliasi pada remaja hubungan akhir yang senang clubbing. Hal ini berkualitas dengan orang lain sehingga berarti bahwa semakin tinggi tingkat tidak mengalami kesepian. Hal ini juga kesepian subjek maka semakin tinggi dapat pula dan dikatakan oleh Schater (dalam Deaux, sebaliknya semakin rendah tingkat dkk, 1993), bahwa dengan berafiliasi, kesepian subjek maka semakin rendah individu pula tingkat kebutuhan afiliasinya. kecemasan kebutuhan afiliasinya, masa seorang remaja proses perubahan pencarian seperti kebutuhan memulai yang lebih diperkuat intim oleh selain apa dapat juga suatu dan yang mengurangi dapet mengatasi Berdasarkan jenis kelamin hasil dimana mengalami memenuhi kesepian. Masa remaja biasa disebut sebagai yaitu perhitungan suatu penelitian, identitas deskripsi wanita subjek lebih kesepian (Sabri,1993). Menurut sarwono (1999), dibandingkan dengan pria, dikarenakan dalam identitas kebanyakan wanita lebih cenderung seorang remaja sering terkait dengan menutup diri dan mempunyai perasaan rasa yang tidak stabil atau emosional. proses pencarian kesepian. Menyadari bahwa keadaan Sebagian wanita diinginkan, kesepian juga kesepian adalah subjektif yang perasaan hampa, terisolasi keadaan tersebut akan seorang remaja suatu tidak untuk yang merasakan tidak menaruh kepercayaan kepada orang sekitarnya. maka Padahal membuat ada menyebutkan melakukan beberapa bahwa pria teori lebih tindakan nyata guna mengatasi rasa kesepian dibandingkan wanita, sebab kesepiannya pria mungkin dengan kebih tertutup dibandingkan melakukan clubbing dan melakukan wanita. Menurut Borys & Perlman hubungan sosial dengan orang lain, (dalam Deaux dkk, 1993 ) salah satu salah alasan untuk hal tersebut bahwa pria satunya dengan memenuhi xliii yang kesepian kurang dapat diterima memikirkan dan lebih sering ditolak secara sosial. dibandingkan jalan-jalan sama teman- Sedangkan wanita lebih mudah untuk temannya, sedangkan subjek yang membuka diri dan bercerita tentang masih berusia 18-19 tahun masih masalah yang lagi dihadapinya kepada banyak orang-orang yang terdekat dengan dengan teman sebayanya. subjek. hal waktu buat kedepannya untuk berinteraksi Sedangkan hasil perhitungan Hasil perhitungan deskripsi deskripsi subjek dalam penelitian subjek penelitian, kebutuhan afiliasi berdasarkan usia diketahui rata-rata wanita lebih tinggi dibandingkan pria kebutuhan afiliasi lebih tinggi pada sebab kesepian subjek dari itu dibandingkan pada subjek usia 20-21 kebutuhan afiliasi wanita juga lebih tahun. Hal tersebut dkarenakan bahwa tinggi. Tingginya tingkat kesepian subjek yang berusia 18-19 tahun masih yang di miliki subjek maka tinggi pula berusaha mencari teman-teman baru tingkat kebutuhan afiliasinya. Begitu dan juga sebaliknya makin rendah tingkat mendapatkan apa yang diinginkannya, kesepian makin rendah pula kebutuhan sedangkan subjek yang berusia 20-21 afiliasinya. tahun tidak banyak waktu untuk wanita dibandingkan lebih pria maka Mengenai perbedaan berusia masih 18-19 banyak mencari yang dikemukakan oleh Ladd Wheels subjek sudah memikirkan apa yang dkk, akan dilakukan untuk kedepannya. Deaux, 1993), baru untuk jaringan sosial antara pria dan wanita (dalam teman waktu tahun dikarenakan Berdasarkan hasil perhitungan memberikan alasan bahwa wanita lebih untuk perbandingan rerata empirik (RE) dan mengekspresikan emosinya daripada rerata hipotetik (RH) pada penelitian pria. ini juga diketahui bahwa secara umum disosialisasikan Hasil perhitungan subjek deskripsi penelitian masuk dalam subjek penelitian berdasarkan usia kategori sedang, dikarenakan subjek diketahui lebih yang berusia 18-19 tahun lebih banyak tinggi pada subjek berusia 20-21 tahun meluangkan waktu dan berinteraksi dibandingkan pada subjek usia 18-19 dengan teman-temannya. Ini dapat tahun. yang dilihat dari analisis kategori subjek berusia 20-21 tahun lebih banyak dalam kesepian (lihat gambar 1, hal rata-rata Dikarenakan kesepian subjek xliv 45). Hal ini dapat disebabkan karena terfokus untuk masa depan dan tidak usia subjek, yaitu antara 18-21 tahun banyak berkumpul dengan teman- yang tergolong remaja akhir. kesepian temannya. Ini dapat dilihat dari analisis berdasarkan kategori usia diketahui bahwa subjek dalam kebutuhan lebih afiliasi (lihat gambar 2, hal 47) pada kesepian dibanding usia 18-19 tahun skor kebutuhan afiliasi diperoleh mean memiliki mean sebesar 48.20 lebih empirik yaitu 43.44 selanjutnya skor Selanjutnya, skor rerata empirik yaitu rerata empirik yaitu 62.93 berada pada 47.36 berada pada posisi sedang yang posisi sedang yang berarti secara berarti secara umum subjek penelitian umum memiliki sedang. tingkat kebutuhan afiliasi yang sedang. Individu yang kesepian mengalami Menurut Wrigthsman (1977) afiliasi berbagai perasaan dan menampilkan merupakan kebutuhan manusia yang yang berbeda dengan mereka yang teramat kuat dan tidak mengalami kesepian. Berbagai sesering mungkin. Hal ini karena ia perasaan yang tidak menyenangkan beranggapan bahwa dialami oleh orang yang kesepian. manusia berhubungan Menurut Bruno (2000) orang yang dengan orang lain bukan hanya sebatas kesepian merasa tidak dicintai, ditolak bertemu saja. Jauh dari pada itu, dan merasa tidak dimengerti, dan sulit manusia membutuhkan suplai kontak membuka diri dan menutup atau sosial yang jauh lebih besar dari pada tertutup. sekedar bertemu orang perorang. remaja dengan usia 20-21 kesepian yang Perilaku orang yang subjek akan Dorongan mengalami kesepian tampak kurang penelitian memiliki harus dipenuhi untuk kebutuhan sosial berafiliasi memadai dan kurang efektif untuk muncul disebabkan karena sebagai membina makhluk dan mengembangkan sosial manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus pergaulan yang akrab. Sedangkan hasil perhitungan dipenuhi apabila ingin kehidupannya perbandingan rerata empirik (RE) dan berjalan terus, seseorang menyadari rerata hipotetik (RH) pada penelitian bahwa dalam sebuah kehidupan sehari- ini juga diketahui bahwa secara umum hari, dirinya tak mungkin bisa terlepas subjek dengan orang lain. Dengan adanya penelitian masuk dalam kategori sedang, dikarenakan subjek hubungan yang manusia lainnya akan menumbuhkan berusia 20-21 tahun lebih xlv satu manusia dengan rasa kebersamaan yang kuat, sehingga uji korelasi diperoleh dapat saling memberikan kepuasan signifikansi satu sama lain. (p<0.05). Hal ini berarti bahwa sebesar 0.034 semakin tinggi tingkat kesepian yang dimiliki maka semakin KETERBATASAN PENELITIAN tinggi afiliasinya, Penelitian ini meneliti remaja yang senang clubbing. pula sebaliknya semakin Namun kebutuhan rendah jika tingkat demekian dalam penentuan subjek kesepian yang dimiliki subjek peneliti hanya melangsungkan diri maka semakin rendah pula pada observasi atau pertanyaan lisan kebutuhan afiliasinya kepada calon pertanyaan subjek, tunggal 2. Tingkat berdasarkan apakah kesamaan penelitian kesepian termasuk sering clubbing, peneliti tidak menentukan sedang, batasan “ sering clubbing´. Hal ini kebutuhan menjadi termasuk sedang. kelemahan karena subjek tidak begitupun 3. Gambaran jelasnya kriteria subjek penelitian. dengan afiliasi juga kesepian pada remaja akhir berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil bahwa BAB V remaja dengan jenis kelamin PENUTUP wanita lebih tinggi kebutuhan afiliasinya A. Kesimpulan dibandingkan dengan pria. 4. Gambaran Berdasarkan hasil yang berdasarkan kesepian usia diperoleh diperoleh dalam penelitian ini, maka hasil bahwa remaja dengan usia dapat dibuat beberapa kesimpulan, 20-21 yaitu : kesepiannya 1. Ada hubungan positif yang signifikan antar remaja kesepian tahun. dengan kebutuhan afiliasi bagi remaja akhir yang senang clubbing dengan hasil analisis xlvi tahun dengan lebih tinggi dibandingkan usia 18-19 memahami B. Saran pikiran serta perasaannya Dari dilakukan hasil penelitian yang maka peneliti akan 3. Bagi peneliti selanjutnya a. Lebih memperhatikan faktor- memberikan saran-saran untuk peneliti faktor yang diperkirakan selanjutnya. mempengaruhi kesepian, Adapun saran-saran seperti faktor internal maupun tersebut adalah : eksternal. 1. Bagi subjek penelitian b. Penulis Penulis menyarankan agar tetap mempertahankan teman-temannya dengan cara faktor-faktor kebutuhan afiliasi bagi lebih yang kerja lingkungan maupun rumah, di dengan dijadikan mengingat yang peran seorang c. Sebaiknya jumlah sampel yang usia, jenis kelamin maupun pendidikan agar lebih merata masalah, untuk dapat mengerti menggunakan proporsional, baik dari segi dapat diajak untuk berbagi menghadapi untuk kuantitatif. sahabat sebagai seorang yang dalam keinginan baik secara kualitatif maupun dapat sahabat, sabaya, lainnya (khususnya orang tua), yang seorang teman emosional dari orang dewasa membina hubungan yang baik sebaya dengan baru memperoleh kebebasan secara Penulis menyarankan agar tetap relatif hubungan penolakan, masa remaja akhir lain menjalin menghilangkan rasa takut akan 2. Bagi individu yang berada pada individu kegiatan berkelompok, keinginan untuk harapan agar tidak kesepian. dengan akhir kelompok, mengikuti dekat maupun dengan teman-teman kuliah, remaja membentuk berbagai aktivitas sosial, baik teman seorang seperti kecenderungan untuk menyesuaikan diri lagi dalam dengan untuk mencoba menggali lebih lanjut hubungan dengan menyarankan dan serta memperoleh penelitian representatif. xlvii yang hasil lebih kesulitan- Brehm. (1992). Intimate Relationship kesulitan yang dihadapi oleh (2nd ed). New York: McGraw remaja Hill. Inc. d. Dapat meneliti akhir yang senang clubbing. Bruno, DAFTAR PUSTAKA Allan. (2006). Ngamen: Let the music play, hey dee jay!. Loma the highlights of bandung (A. Ramadhan & Nusyirwan, eds), 38-40. Jakarta: Indonesia Printer. Chaplin, C.P. (1995). Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah: Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Pers. Chaplin, J.P. (2000). Kamus lengkap psikologi. Alih bahasa: kartini kartono. Jakarta: Rajawali Pers. Anastasi, A., & Urbina, S. (2003). Tes psikologi. Alih bahasa: Robertus, H. Imam. Jakarta: PT Indeks Gramedia Grup. Aurudy, Azwar, Dariyo, Deddy. (2009). Tempattempat hiburan malam: Jakarta. http://my.opera.com/entrance d/blog/show.dml/2875076%20 - S. (1999). Tes (2004). Psikologi Ghalia Indonesia. Deaux, prestasi. Baron, R & Byrne, D. (1994). Social psychology. 7 A. perkembangan remaja. Bogor : Yogyakarta: Pustaka Belajar. th F.J. (2000). Congver Loneliness: melakukan kesepian. Alih bahasa: Sitanggang. A.R.H. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. K., Dane, F. C., Wrightsman.L.S., & Sigelman, C.K. (1993). Social psychology in the 90’s. pacific grove, California: Brooke/Cole Publishing Co. Emka, M. (2003). Jakarta Under Cover, Jakarta: Gramedia Indonesia. Ed. Boston: Allyn Bacon. Feldman, R.S. (1993). Understanding Baron, R & Byrne, D. (1997). Psikologi sosial. Alih bahasa: Djuwita, R. Jakarta: Erlangga. Psychology. McGraw-Hill inc. New York. Baron, R & Byrne,D. (2004). Psikologi Galahue sosial. Jakarta: Erlangga xlviii & Ozmund. (1998). Understanding motor development inflants children adolencense adult. Edition 4th. New York: Mc.Grouth hill. Hurlock, Nugroho, W., & Muchji, A. (1996). Ilmu budaya dasar. Jakarta: Universitas Gunadarma E.B. (1991). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi V. Alih Bahasa: Istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta : Erlangga. Oetomo, I. Juli (2004). Cosmopolitan It’s The Queen Of The Night Club (158-160). Jakarta: Indonesia Printer. Papalia, Olds, & Feldman. (2001). Human development. (8th ed). New York : McGrawhill, inc. Hurlock, E. B. (1996). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga. Peplau, L. A & Perlman, D. (1982). Loneliness: A Sourcebook of Current Theory, Reaserch, and Therapy. New york: John Wiley & Sons. Lady, S. (2004). It’s The Queen of The Night Club. Cosmopolitan (158-160). Jakarta: Indonesia Printer. Perdana, D. (2004). Dugem:Ekspresi Cinta, McClelland, D. C. (1990). Human Motivation. New York: Cmabridge university press Seks, dan Jati diri.Yogyakarta. Piliang, Middlebrook & Patricia. N. (1980), Social Psychology & Modern life. (5th ed), New York: Alfred & Knopt. Inc. Y.A.(2005). Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan. Yogyakarta : Jalasutra. Pontoh, Y. (2004). Dunia kawula muda. Monks, F.J; A.M.P. Knoers, & S.R. Haditono.(2002). Psikologi Perkembangan : pengantar dalam berbagai bagiannya. Jakarta: Gramedia Indonesia. Prabowo, H. & Suhendra, E.S. (2008). Diktat kursus SPSS. Jakarta: Myers,. G. (1996). Social Psychologycal (5th ed). Michigan: The McGraw-Hill Companies Inc. Universitas Gunadarma. Radikun, T. B. (1989). Hubungan antara kesepian dengan perilaku asertif dan berpikir rasional. Nazir, M. (2003). Metode penelitian. Jakarta: Graha indonesia. xlix Rice, F. P. (1993). The Adolescent: Developmental, Relationship, and Culture. Ninth edition. Boston: Allyn and Bacon. Wong, M. M & Csikszentmihalyi, M. (1991). Affiliation motivation and daily experience: Some issues on gender differences. Journal of Personality and Social Psychology. 60, 154164. Riyanti, B. P. D., Prabowo, H & Puspitawati, I. (1996). Seri diktat kuliah: Psikologi umum 1. Jakarta: Universitas gunadarma Robinson, K. (1994). Wringhtsman, L. S. (1977). Social edition: psychology. 2nd Wadswordh publishing company. Loneliness. http//:ubYan, M. (2004). It’s The Queen of The Night Club. Cosmopolitan (158-160). Jakarta: Indonesia Printer. counseling.buffalo.edu.shtml. Ruz, (2003). Dugem Apa Perlu. Jakarta. //www.google.com. Zulkifli, Santrock, J. W. (2002). Live span L. (1999). Psikologi perkembangan. Bandung : PT. development. Jakarta: Erlangga Remaja Rosdakarya. Sarwono, S. W. (2001). Psikologi remaja. Jakarta: P.T . Raja grafindo persada. Schuster, D.S. (1996). Webster’s New World College Dictionary (3er ed). Jakarta: gramedia Indonesia. Solihin, O. (2004). Andai kamu tahu. Jakarta: Gema Insani Press. Susanto,A.B. (2001). Potret-Potret Gaya Hidup Metropolis. Jakarta. Penerbit Buku Kompas. Soesilowindradini. (2005). Psikologi perkembangan masa remaja. Surabaya: Usaha nasional l