ANALISIS BAURAN PEMASARAN TANAMAN HIAS PADA PT BINA USAHA FLORA, KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR VIVIV AFIFAH DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Bauran Pemasaran Tanaman Hias pada PT Bina Usaha Flora Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2013 Viviv Afifah H34114080 *Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait. ABSTRAK VIVIV AFIFAH. Analisis Bauran Pemasaran Tanaman Hias pada PT Bina Usaha Flora Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur. Dibimbing oleh NUNUNG KUSNADI. Studi tentang bauran pemasaran umumnya diterapkan pada usaha manufaktur karena penerapannya relatif lebih mudah, sedangkan pada usaha tanaman hias masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, analisis bauran pemasaran pada tanaman hias yang mempunyai karakteristik khusus menarik untuk diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan bauran pemasaran tanaman hias pada PT Bina Usaha Flora. Proses hirarki analisis yang digunakan berdasarkan sistem hirarki keputusan yang telah disusun. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tujuan pemasaran yang diprioritaskan perusahaan adalah efisiensi pemasaran perusahaan. Prioritas pertama dari bauran pemasaran untuk mencapai efisiensi pemasaran adalah bauran harga. Bauran harga harga dilakukan dengan penetapan harga berdasarkan segmentasi konsumen atau pasar. Prioritas terakhir dari bauran pemasaran adalah tempat atau saluran distribusi dengan kriteria utamanya yaitu memberikan informasi ketersediaan produk kepada konsumen. Kata kunci: Bauran pemasaran, Tanaman hias, Proses Hirarki Analisis (PHA) ABSTRACT VIVIV AFIFAH. Analyze Marketing Mix of Ornamental Plants at PT Bina Usaha Flora Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur. Supervised by NUNUNG KUSNADI. Study of marketing mix is generally applied to a manufacturing business as it’s easier to analyze. However, analyze marketing mix in ornamental plants will also interesting as this study still quite rare in the previous research and also interesting as this business have a specific characteristic compare to other business. Therefore the purpose of this study is to determine the marketing mix of ornamental plants business at PT Bina Usaha Flora. By using analytical hierarchy process based on decision making hierarchical system, the results of this study conclude that marketing efficiency is the first priority of company’s marketing goal. The study also found that the first priority of marketing mix is Pricing which is made based on customer or market segmentation. And the last priority of marketing mix is the Place or distribution channel with the main criteria is as information for consumer on product availability/supply. Keywords: Marketing mix, Ornamental plants, Analytical Hierarchy process (AHP) ANALISIS BAURAN PEMASARAN TANAMAN HIAS PADA PT BINA USAHA FLORA, KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR VIVIV AFIFAH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 Judul Skripsi Nama NIM Analisis Bauran Pemasaran Tanaman Hias pada PT Bina Usaha Flora Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Viviv Afifah H34114080 Disetujui oleh D~ Kusnadi, MS Pembimbing Diketahui oleh Tanggal Lulus: "07 OCT 2013 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Bauran Pemasaran Tanaman Hias pada PT Bina Usaha Flora Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. : Viviv Afifah : H34114080 Disetujui oleh Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS Pembimbing Diketahui oleh Dr. Ir.Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen Agribisnis Tanggal Lulus: PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni sampai Agustus 2013 ini ialah pemasaran, dengan judul Analisis Bauran Pemasaran Tanaman Hias pada PT Bina Usaha Flora, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Nunung Kusnadi, MS selaku pembimbing, Ibu Dr Ir Ratna Winandi Asmarantaka, MS sebagai evaluator, Ibu Dr Ir Netti Tinaprila, MM sebagai dosen penguji utama dan Ibu Eva Yolanda Aviny Sp, MM selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberikan saran. Selain itu penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Ir Ida Widaningsih, Bapak Machmud, Bapak Jajat Sudrajat beserta seluruh staf PT Bina Usaha Flora, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua yaitu Bapak Jaja Musa, Ibu Aisah, saudara saya Teteh Elis, dik Arifal, A’ andi dan seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman alih jenis Agribisnis dan teman-teman kos B11 dan C10 yang selalu memberikan doa dan semangat. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, September 2013 Viviv Afifah DAFTAR ISI DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 5 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 6 TINJAUAN PUSTAKA 6 Bauran Pemasaran pada Berbagai Jenis Usaha 6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Bauran Pemasaran pada Berbagai Jenis Usaha 9 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis 11 11 Definisi Pemasaran 11 Manajemen Pemasaran 12 Strategi Pemasaran 12 Konsep Bauran Pemasaran 13 Karakteristik Usaha Tanaman Hias 16 Kerangka Operasional 17 METODE PENELITIAN 19 Lokasi dan Waktu Penelitian 19 Jenis dan Sumber Data 19 Metode Pengumpulan Data 19 Pengolahan dan Analisis Data 20 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 27 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 27 Visi dan Misi Perusahaan 27 Lokasi dan Kondisi Perusahaan 28 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan 28 Sumberdaya Perusahaan 30 IDENTIFIKASI BAURAN PEMASARAN YANG DIJALANKAN PT BUF 31 Pengembangan Produk 32 Penetapan Harga 33 Tempat/ Saluran Distribusi 34 Promosi 35 Orang/ SDM 36 Proses 36 Bukti Fisik (Fasilitas Pendukung) 36 ANALISIS PRIORITAS BAURAN PEMASARAN PT BUF 37 Analisis Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Prioritas Bauran Pemasaran 37 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan 41 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Pemasaran untuk Mencapai Efisiensi Pemasaran 42 Analisis hasil Pengolahan Horizontal Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan 46 Analisis hasil Pengolahan Horizontal Pemasaran untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing 50 Analisis Hasil Pengolahan Vertikal 53 Analisis Hasil Pengolahan Vertikal untuk Prioritas Tujuan 53 Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Pemasaran 54 SIMPULAN 58 DAFTAR PUSTAKA 60 LAMPIRAN 63 RIWAYAT HIDUP 75 DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Nilai dan skala banding berpasangan Matriks Pendapat Individu Matriks Pendapat Gabungan Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2-10 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Tujuan Pemasaran Tanaman Hias PT BUF. Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Pemasaran Tanaman Hias PT BUF untuk Mencapai Efisiensi Perusahaan. Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Kriteria Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF untuk Mencapai Efisiensi Perusahaan. Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Pemasaran Tanaman Hias PT BUF untuk Meningkatkan Penjualan. Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Kriteria Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF untuk Meningkatkan Penjualan. Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Pemasaran Tanaman Hias PT BUF untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing. Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Kriteria Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing. Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Tujuan Pemasaran Tanaman Hias PT BUF. Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF. Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF. 22 23 23 25 41 42 43 46 47 50 51 53 54 55 DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 Bauran Pemasaran (Kotler, 2004) Diagram Alir Kerangka Pemikiran Model Struktur Hirarki Diagram Alir Analytical Hierarchy Process (AHP) Saluran Distribusi Pemasaran PT BUF Hirarki Strategi Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF 13 18 21 26 34 40 DAFTAR LAMPIRAN Per Kapita Sebulan Menurut 1 Persentase Pengeluaran Rata-Rata Kelompok Barang Indonesia Tahun (2007-2012). 2 Kontribusi Tanaman Bahan Makanan yaitu Tanaman Pangan dan Hortikultura Terhadap PDB Pertanian Tahun (2008-2012). 3 Nilai PDB hortikultura di Indonesia tahun 2008-2012 (milyar). 4 Perkembangan Nilai Ekspor Tanaman Hias Indonesia pada Tahun (20082012). 5 Produksi Tanaman Hias di Indonesia pada Tahun (2008-2012). 6 Jumlah Perusahaan, CV, Pengusaha dan Petani Tanaman Hias yang Tergabung dalam ASBINDO Tahun 2013. 7 Total Penjualan Tanaman Hias PT. Bina Usaha Flora, Tahun ( 20112012) . 8 Daftar Harga Bedding Plants BUF Tahun 2013 9 Daftar Harga Linner PT BUF Tahun 2013 10 Daftar Harga Pot Plants PT BUF Tahun 2013 11 Daftar Harga Plugs/ Bibit PT BUF Tahun 2013 12 Struktur Organisasi PT BUF Tahun 2012. 13 Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF. 14 Kuesioner Penelitian 64 64 65 65 66 67 67 68 69 70 71 72 73 76 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang sangat prospektif bagi Indonesia karena dinilai baik untuk mengisi kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Hortikultura memiliki potensi permintaan pasar yang sangat besar dan nilai ekonomi yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari proyeksi departemen pertanian tentang ekspor hortikultura pada tahun 2011 mencapai 491.304 juta dolar AS atau mengalami peningkatan 8.9 persen dari pencapaian tahun 20101. Permintaan terhadap produk hortikultura yang semakin meningkat didukung oleh kemajuan perekonomian, pendidikan, peningkatan jumlah penduduk untuk pemenuhan kesehatan dan lingkungan. Berdasarkan data BPS 2012, persentase pengeluaran rata-rata per kapita sebulan menurut kelompok barang Indonesia dari tahun 2007 hingga 2012 untuk bukan makanan 50 persen sementara makanan 50 persen (Lampiran 1)2. Pengeluaran untuk makanan sebesar 50 persen dikelompokan menjadi 10 kelompok barang. Hortikultura menduduki peringkat ketiga dengan nilai 6 persen setelah padi di peringkat dua sebesar 9 persen dan makanan jadi menduduki peringkat kesatu dengan nilai 12 persen. Sektor hortikultura yang termasuk kedalam tanaman bahan makanan menempati urutan pertama pada PDB pertanian di atas tanaman perkebunan dan perikanan. Selama kurun waktu lima tahun ke belakang kontribusi tanaman bahan makanan yaitu tanaman pangan dan hortikultura terhadap PDB pertanian sekitar 7 persen kemudian diikuti oleh perikanan sekitar 2-3 persen (Lampiran 2)3. Peranan PDB menjadi salah satu indikator ekonomi makro yang cukup penting untuk mengetahui peranan dan kontribusi yang diberikan komoditas hotikultura terhadap pendapatan nasional. Produk hortikutura terdiri dari jenis tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman hias (florikultura) dan tanaman obat. Masing-masing komoditas tersebut meberikan kontribusi terhadap PDB nasional yang meningkat dari tahun 20082012 (Lampiran 3)4. Rata-rata nilai PDB hortikultura pada tahun 2008 hingga 2012 sebesar 3 persen. Peningkatan kontribusi yang diberikan subsektor hortikultura tersebut mengindikasikan bahwa subsektor hortikultura memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan sehingga dapat berkontribusi positif untuk kemajuan perekonomian Indonesia. Tanaman hias atau florikultura merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki kontribusi yang cukup besar dalam pertanian Indonesia. Kontribusi PDB tanaman hias terhadap PDB hortikultura dalam 1 http://pusdatin.deptan.go.id/admin/satlak/Buku_Saku_Makro_TWIII2012.pdf (diakses 2013). 2 http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=05&notab=7 tanggal 24 Mei 2013). 3 http://pusdatin.deptan.go.id/admin/satlak/Buku_Saku_Makro_TWIII2012.pdf (diakses 2013) 4 http://pusdatin.deptan.go.id/admin/satlak/Buku_Saku_Makro_TWIII2012.pdf (diakses 2013) 19 mei (diakses 19 mei 19 mei 2 beberapa tahun terakhir menunjukan nilai PDB yang cukup besar. Pada tahun 2008 kontribusi ekspor tanaman hias pada PDB Indonesia sebesar 3.258 ton atau senilai 6.726 US$ dan meningkat mencapai volume 4.756 ton atau senilai 10.221 US$ di tahun 2012 (Lampiran 4)5. Peningkatan volume dan nilai ekspor tanaman hias tersebut menunjukan bahwa permintaan dunia akan komoditi tanaman hias masih tinggi. Sebagai salah satu komoditas perdagangan internasional, tanaman hias memiliki peluang pasar luar negeri yang cukup baik. Banyak negara yang memanfaatkan tanaman hias sebagai sumber devisa negara yang dominan. Indonesia menempati urutan ke 51 dunia sebagai pengekspor tanaman hias dengan nilai perdagangan kurang dari USD 10 juta (Estefan, 2011). Negara tujuan ekspor tanaman hias Indonesia adalah Singapura, Taiwan, Hongkong, Amerika Serikat dan Belanda (Direktorat Jenderal Tanaman Hias 2008 dalam Estefan 2011). Peluang agribisnis tanaman hias yang semakin membaik ini banyak dimanfaatkan oleh para pelaku usaha baik skala kecil maupun besar, sehingga tanaman hias telah berkembang di Indonesia. Hal tersebut memberi dampak pada jumlah produksi tanaman hias pada periode 2008-2012 yang di perkirakan mencapai 10-15 persen (Lampiran 5)6. Peningkatan angka produksi tersebut diprediksikan akan terus meningkat disebabkan oleh semakin tingginya permintaan pasar terhadap tanaman hias. Peningkatan permintaan tanaman hias di Indonesia saat ini terkait program pemerintah yang menerapkan kota hijau. Hal tersebut mengindikasikan bisnis tanaman hias dewasa ini cukup potensial dikembangkan di Indonesia. Pengaruh pola konsumsi masyarakat terhadap suatu produk dapat mengakibatkan terciptanya sebuah trend. Tanaman hias termasuk produk yang dipengaruhi oleh faktor trend yang selalu mengalami peningkatan dan penurunan pada tingkat konsumsinya. Hal tersebut dikarenakan juga bahwa tanaman hias merupakan kebutuhan tersier yang pemenuhannya setelah orang bisa memenuhi kebutuhan pokok. Kebutuhan diluar kebutuhan pokok adalah produk-produk yang memiliki sensitifitas tinggi. Suatu saat akan digemari dan harga akan tingi karena permintaan banyak, namun disaat lain akan menurun tajam begitu permintaannya berkurang (Hapsari 2011). Dilihat dari potensi pasar, peluang pengembangan usaha tanaman hias Indonesia yang cukup potensial, akan semakin mendorong minat pengusaha untuk memproduksi tanaman hias, sehingga industri usaha tanaman hias semakin berkembang. Perkembangan usaha tanaman hias di dalam negeri berkaitan erat dengan meningkatnya pendapatan konsumen, tuntutan keindahan lingkungan, pembangunan industri pariwisata serta pembangunan kompleks perumahan, perhotelan dan perkantoran (Puspitasari 2012). Tumbuhnya kesadaran masyarakat akan nilai-nilai estetika atau keindahan lingkungan tersebut mengakibatkan banyak permintaan dari masyarakat akan tanaman hias. Akibat dari meningkatnya permintaan tanaman hias berpeluang terhadap munculnya pasar-pasar baru yang lebih luas dan selektif dalam kualitas. 5 http://hortikultura.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=340.nilaiimpor-dan-ekspor-flori-th2012&catid=57:ekspor-impor&Itemid=473 (diakses 19 Mei 2013). 6 http://hortikultura.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=321:florikultur a-th2008-1012&catid=63:perkembangan&Itemid=453 3 Potensi pasar yang baik mengakibatkan industri baru masuk semakin banyak. Menurut data Asosiasi Bunga Indonesia (ASBINDO)7 tercatat pada tahun 2004 ada 18 produsen bunga skala besar yang menjadi anggotanya, kemudian tahun 2013 meningkat menjadi 48 anggota. Semakin berkembangnya usaha tanaman hias menjadi kendala bagi para produsen untuk memperoleh pangsa pasar tanaman hias di industri tanaman hias, sehingga menimbulkan persaingan yang ketat diantara pengusaha tanaman hias di Indonesia. Salah satu anggotanya adalah PT Bina Usaha Flora (PT BUF) yang berlokasi di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan suatu usaha untuk memperoleh keuntungan. Akhir dari kegiatan pemasaran adalah konsumen merasa puas terhadap produk yang dipasarkan, sehingga kegiatan dalam pemasaran mengusahakan agar produk yang dipasarkan dapat diterima, disukai dan dikonsumsi. Studi tentang bauran pemasaran umumnya dilakukan pada usaha manufaktur karena penerapannya relatif lebih mudah, sedangkan pada usaha tanaman hias masih jarang dilakukan. Sehingga analisis bauran pemasaran pada tanaman hias yang mempunyai karakteristik khusus menarik untuk diteliti, karena ciri khas dari pemasaran tanaman hias yang dipengaruhi oleh preferensi konsumen relatif cepat berubah mengikuti trend, dinilai dari estetika baik keindahan maupun keunikannya. Selain itu produk tanaman hias mudah rusak, dibutuhkan dalam bentuk segar, serta harganya sering berfluktuasi antar waktu dan tempat. Selama ini PT BUF telah menjalankan usahanya dengan memperhatikan beberapa aspek yang menyangkut pemasaran. Pemasaran yang dilakukan PT BUF untuk memberikan kepuasan bagi konsumen yaitu dengan mengelompokkan konsumen ke dalam kelompok yang memiliki ciri/sifat sama (segmentasi pasar), sehingga pada pasar sasaran yang dituju bisa terarah. Adapun segmentasi dan pasar sasaran yang dilakukan oleh PT BUF terdiri dari: 1. Pasar produsen : Grower 2. Pasar Konsumen : Real estate, Landscaper, Decorator, Taman tata kota, hotel, Apartemen, Tempat wisata, Penggemar tanaman hias, Hobiis dan konsumen biasa Adanya trend permintaan pasar yang cenderung dinamis mengakibatkan PT BUF tidak bisa memenuhi permintaan tersebut. Hal ini mengakibatkan penjualan tanaman hias di PT BUF sering tidak menentu. Penjualan yang tidak menentu salah satunya diakibatkan oleh permintaan konsumen yang tidak mengetahui informasi ketersediaan produk. Konsumen sering memesan tanaman hias dalam waktu yang mendesak, padahal proses produksi baik bibit maupun tanaman hias yang siap pakai memerlukan waktu minimal tiga bulan. Selain itu masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah banyaknya jumlah dan karakteristik pesaing, baik yang berupa perusahaan sejenis maupun berbeda jenis yaitu petani-petani atau pengusaha tanaman hias yang berada di wilayah yang berbeda ataupun wilayah setempat (Lampiran 6)8. Pesaing-pesaing tersebut menjadi ancaman serta menimbulkan kompetisi dan persaingan kuat dalam industri tanaman hias. 7 http://www.asbindo.org/keanggotaan/anggota-terkini (diakses 24 Mei 2013). 8 http://www.asbindo.org/keanggotaan/anggota-terkini (dakses 3 Gustus 2013). 4 Banyaknya persaingan tersebut menjadi tantangan bagi PT BUF untuk meningkatkan kemampuan bersaing serta memperluas pangsa pasarnya. Selama ini dalam memperluas dan meningkatkan pangsa pasar ditengah persaingan yang semakin kompetitif PT BUF telah menjalankan usaha dan kegiatan pemasaran diantaranya adalah melakukan pemasaran melalui personal selling atau pemasaran langsung (open house/pameran). Konsep bauran pemasaran sudah dilakukan sejak awal berdirinya PT BUF. Namun bauran pemasaran tersebut selalu mengalami perubahan karena adanya perkembangan zaman, sehingga berbagai usaha pemasaran yang dilakukan PT BUF dirasakan belum efektif dalam melakukan strategi penetrasi yang lebih baik dalam menunjang penjulan produknya (Tinambunan 2005). Perusahaan juga sering mengalami kendala pemasaran yang terkait ketersediaan tanaman hias yang selalu tidak sinkron antara permintaan konsumen dengan tanaman hias yang tersedia di PT BUF. Hal ini mengakibatkan pemasaran yang dilakukan di PT BUF kurang efisien. Seiring dengan peningkatan persaingan diantara perusahaan-perusahaan tanaman hias mengakibatkan PT BUF memerlukan pemasaran yang tepat untuk mempertahankan dan meningkatkan usahanya. Selain itu pemasaran yang dibutuhkan oleh PT BUF harus mampu mengolah sumberdaya yang tersedia untuk bisa menjalankan usahanya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu diperlukan suatu studi yang mampu mempelajari dan menganalisis bauran pemasaran tanaman hias yang paling efektif untuk diterapkan di PT BUF. Bauran pemasaran yang dijalankan perusahaan dengan tepat diharapkan juga dapat lebih memperkenalkan produk-produk yang di produksi oleh PT BUF, sehingga mampu membawa perusahaan pada posisi stabil dalam persaingan yang semakin ketat, agar mampu bertahan dan mampu meningkatkan usahanya sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan dengan menangkap konsumen potensialnya dan mempertahankan pelanggan yang telah ada. Mengingat pentingnya bauran pemasaran dalam mencapai visi dan misi perusahaan maka penelitian terhadap analisis bauran pemasaran tanaman hias menjadi sesuatu yang penting untuk diteliti. Perumusan Masalah PT Bina Usaha Flora (PT BUF) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang agribisnis tanaman hias. Perusahaan ini merupakan perusahaan trendsetter berbagai jenis tanaman hias di Indonesia yang berupaya memproduksi, mengembangkan, dan memperkenalkan produk tanaman hiasnya agar menjadi komoditas yang diminati dipasaran dan mampu bersaing dengan pengusaha tanaman hias lainnya. Perusahaan dituntut untuk melakuka pemasaran yang tepat agar produknya dapat terjual sesuai target yang diharapkan, namun pola permintaan pasar terhadap tanaman hias di PT BUF ini tidak menentu dikarenakan keinginan pasar akan suatu jenis komoditas tanaman hias cenderung berubah-ubah. Perubahan pola selera pasar yang cenderung tajam akibat trend mendorong kinerja pengusaha untuk selalu memantau perkembangan pasar tanaman hias. Perubahan trend akan minat tanaman hias mengakibatkan PT BUF harus tetap mempertahankan minat masyarakat akan tanaman hias yang dihasilkannya. Selain masalah trend, komoditi tanaman hias memiliki kelemahan tidak bisa disimpan dalam waktu 5 yang lama. Hal tersebut mengakibatkan dalam beberapa waktu tertentu belum terpenuhinya target penjualan yang sudah direncanakan sebelumnya oleh PT BUF yang dapat dilihat dari data penjualan pada tahun 2011-2012 yang mengalami fluktuasi atau bahkan pada bulan-bulan tertentu mengalami penurunan (Lampiran 7). Berkembangnya industri tanaman hias di Indonesia memberikan dampak positif bagi peningkatan pendapatan petani dan pengusaha tanaman hias tersebut, namun perkembangan ini menimbulkan semakin ketatnya persaingan dalam merebut pasar konsumen. Pesaing pada industri tanaman hias sejenis atau berbeda jenis baik di dalam maupun di luar wilayah Jawa Barat mulai bermunculan dengan menerapkan sistem yang sama dengan PT BUF untuk menarik perhatian para konsumen. Oleh karena itu pada saat ini PT BUF sebagai bagian dari pebisnis tanaman hias memerlukan penelitian dan pengembangan yang baik tentang bagaimana caranya mengatur bauran pemasaran terbaik untuk mempertahankan dan meningkatkan usahanya dalam iklim persaingan yang semakin tinggi. Perusahaan perlu merancang suatu pemasaran yang fleksibel dan efektif agar konsumen tetap mengingat keberadaan dari produk tanaman hias, dan menciptakan permintaan pasar yang akan meningkatkan volume penjualan dan memperbesar pangsa pasar. Penerapan bauran pemasaran harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati dengan memperhitungkan semua hal yang mempengaruhi serta dampak yang akan timbul karena pemasaran akan berdampak jangka panjang bagi kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana penerapan bauran pemasaran yang telah dilakukan di PT BUF? 2. Bauran pemasaran apa yang menjadi prioritas untuk setiap komponen bauran pemasaran tanaman hias di PT BUF? Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan penerapan bauran pemasaran yang telah dilakukan di PT BUF 2. Menetapkan prioritas bauran pemasaran untuk setiap komponen bauran pemasaran tanaman hias di PT BUF. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat dan kontribusi bagi pihak-pihak terkait, seperti: 1. Bagi perusahaan PT BUF, sebagai masukan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dan penentuan bauran pemasaran yang berkaitan dengan strategi pemasaran, dalam upaya menjalankan fungsinya sebagai perusahaan produk agribisnis. 2. Bagi penulis, berguna untuk menambah pengetahuan dan kemampuan menganalisa wawasan mengenai analisis kemampuan penerapan pemasaran oleh pelaku agribisnis dan menciptakan kemampuan dalam memilih prioritas 6 bauran pemasaran serta sebagai media untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku kuliah. 3. Bagi pembaca, sebagai bahan kajian mengenai pemasaran dan sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1. Perusahaan yang dipilih adalah PT BUF 2. Produk yang dikaji adalah tanaman hias yang diproduksi oleh PT BUF. 3. Lingkup kajian masalah yang diteliti adalah bauran pemasaran perusahaan, faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan. Dari analisis terhadap bauran pemasaran dan lingkungan perusahaan diperoleh faktor-faktor penyusun hirarki yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). TINJAUAN PUSTAKA Bauran Pemasaran pada Berbagai Jenis Usaha Suatu perusahaan akan berusaha memperoleh keuntungan dengan berbagai strategi untuk mencapai kesuksesan pemasaranya. Salah satu konsep pemasaran yang bisa menentukan peningkatan penjualan produk/jasa perusahaan dilakukan dengan bauran pemasaran. Adapun bauran pemasaran yang bisa dilakukan dapat berupa pengembangan produk, dan strategi penetrasi pasar meliputi penetapan harga yang dapat bersaing, kelancaran ditribusi produk, serta promosi yang tepat pada sasaran. Pada perusahaan manufaktur bauran pemasaran sudah sering digunakan. Produk yang dihasilkan setiap perusahaan harus memiliki kualitas yang baik. Kualitas produk tercermin dari kemudahan dalam penggunaan dan perbaikan keandalan, keawetan, variasi produk serta atribut yang lain. Adanya kualitas produk dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan konsumen yang dinyatakan atau tersirat untuk melaksanakan fungsinya. Menurut Herastuti (2006) dan Arrisa (2008) pengembangan produk dapat dilakukan dengan perbaikan-perbaikan dalam proses produksi menuju ke arah yang lebih baik dan menambah variasi produk agar konsumen memiliki pilihan yang beragam sesuai dengan keinginan atau permintaannya. Hal ini dikuatkan juga oleh penelitian yang dilakukan pada produk olahan makanan bahwa produk yang dihasilkan dirancang sebaik mungkin agar dapat dikonsumsi oleh semua golongan konsumen, menjaga konsistensi produk, serta terus melakukan pengembangan produk, menganekaragamkan produk dalam hal ukuran, harga, serta variasi jenis dan rasa (Hutabarat 2006). Selain itu hal penting yang bisa dilihat dari produk adalah citra merek yang kuat akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk (Setiadi 2010). 7 Harga yang digunakan bervariasi tergantung dari jenis produk yang dipesan konsumen, harga bahan baku ditingkat produsen, perantara, pabrik standar karena sesuai dengan kualitas dari bahan baku tersebut (Arrisa 2008) Penentuan harga yang dilakukan oleh suatu perusahaan bisa memperhatikan biaya produksi, kemampuan konsumen sasaran dan harga pesaing. Penentuan harga tersebut dilakukan agar bisa diterima di pasaran. Harga yang diterapkan juga harus mampu menarik pelanggan lebih banyak agar volume penjualan total dari seluruh bauran produk meningkat. Oleh karena itu harga biasanya digunakan sebagai suatu indikator nilai apabila harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas konsumsi barang dan jasa, dan merupakan salah satu unsur penting dalam meraih pangsa pasar serta mempengaruhi tingkat keuntungan yang akan di dapat oleh pengusaha. Distribusi bisa dilakukan dengan menggunakan alternatif transportasi yang mudah terjangkau dan biaya lebih murah. Hal ini dilakukan agar permintaan produk di pasaran dapat terpenuhi serta konsumen bisa memperoleh dan menikmati produk tersebut dengan mudah dan murah, maka kegiatan pendistribusian produk harus dilaksanakan dengan baik dan sistematis agar tidak terjadi kemacetan dalam pendistribusian produk ke konsumen (Herastuti 2006). Proses distribusi terkait dengan bauran tempat yang harus dipilih perusahaan dilakukan untuk memudahkan dalam menangkap konsumen. Menurut Billah (2008) kemudahan lokasi dan transportasi, kecepatan dan ketanggapan pegawai, dan keramahan pelayanan, kejelasan iformasi, lingkungan yang rapih dan bersih akan mempengaruhi dalam proses konsumen untuk meimilih produk/jasa yang akan digunakan. Distribusi bisa dilakukan dengan langsung atau tidak langsung. Menurut Octarina (2006) distribusi langsung dilakukan dengan menjual langsung pada konsumen akhir, sedangkan distribusi tidak langsung perusahaaan bisa menggunakan jasa distributor untuk memudahkan produk sampai dengan cepat dalam kondisi yang baik di tangan konsumen. Kegiatan promosi adalah komunikasi perusahaan dengan konsumen untuk mendorong terciptanya penjualan. Komunikasi pemasaran memiliki beberapa cara komunikasi yang disebut bauran komunikasi pemasaran atau disebut juga dengan bauran promosi (promotional mix). Menurut Ashadi (2011) ada lima variabel yang dilakukan perusahaan dalam bauran promosi, yaitu (1) Periklanan, kegiatan yang paling banyak dilakukan dengan membuat materi promosi atau alat bantu jual; (2) Hubungan masyarakat, kegiatan ini berupa kegiatan sponsor dan konsultasi pelanggan kepada perusahaan; (3) Penjualan personal yaitu mendatangi perusahaan-perusahaan industri, (4) Memberikan potongan harga dan (5) melalui interaktif media yaitu adanya website perusahaan. Pada saat ini iklan yang dilakukan juga bisa berupa media pertelevisian, radio, surat kabar dan majalah. Bentuk iklan tersebut akan mempermudah perusahaan dalam memperkenalkan produknya kepada konsumen. Menurut Octarina (2006) pada perusahaan jasa, konsultan periklanan yang berkaitan dengan jenis, waktu, desain dan potongan harga merupakan hal yang penting dalam menarik konsumen. Berbagai jenis bauran promosi yang dilakukan oleh setiap perusahaan akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Pengaruh promosi penjualan mampu menarik konsumen untuk melakukan pembelian pertama, namun pembelian berulang yang dilakukan konsumen tersebut lebih diutamakan oleh kepuasan yang diperolehnya dari kegiatan mengkonsumsi produk tersebut (Rachmawati 1998). 8 Bauran pemasaran pada perusahaan jasa menambahkan adanya bauran orang/ SDM, proses dan bukti fisik. Menurut Wahyudi (2009) dalam upaya strategi pemasaran agrowisata ketiga bauran pemasaran yang ditambahkan yaitu: 1. Bauran SDM dapat diupayakan dengan mengadakan pelatihan motivasi kepada karyawan agar dapat meningkatkan kompetensi dalam pelayanan kepada pengunjung. 2. Bauran proses diupayakan dengan melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan yang berkaitan dengan pelayanan kepada pengunjung. 3. Bauran bentuk fisik strategi operasonalnya dengan menyediakan memberikan berbagai informasi tentang keberadaan perusahaan serta menyediakan fasilitas yang akan memudahkan pengunjung. Pada usaha yang menyangkut pertanian penerapan bauran pemasaran tidaklah mudah. Mengingat produk pertanian yang mudah rusak, voluminous, bulky serta tidak seragam. Hal tersebut menyebabkan harga yang terjadi pada produk pertanian selalu berfluktuasi karena hasil produknya tidak pernah menentu. Menurut Anantayoga (2002) untuk meningkatkan nilai penjualan pada produk pertanian biasanya produk di grade sesuai kualitas, kemasan di buat dengan khas dan pelayanan tidak hanya diberikan saat terjadi transaksi, tapi pelayanan purna jual tetap terjaga. Bauran produk (product mix) juga dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk dengan cara memperketat proses sortir, meningkatkan frekuensi pemeriksaan, memilih bahan dan cara pengemasan yang tepat (Sulistya 2008). Harga yang diterapkan oleh perusahaan produk pertanian harus memperhatikan beberapa aspek yang bisa menghasilkan keuntungan yang optimal. Hal ini dikuatkan juga oleh hasil penelitian Fatimah (2002) bahwa harga yang diterapkan berorientasi biaya dengan memperhatikan harga pesaing serta memperhitungkan tingkat keuntungan yang wajar. Proses ditribusinya pun harus dilakukan dengan hati-hati dan diperlukan saluran distribusi yang tepat agar penyampaian barang ke konsumen lancar, tepat waktu serta menghindari kerusakan produk yang dipasarkan. Promosi untuk komoditi pertanian sangat ditentukan juga oleh karakteristik/ciri yang terdapat dalam komoditi pertanian tersebut. Bentuk promosi yang paling sering dilakukan hanya berupa melobi dalam misi-misi perdagangan, promosi penjualan dengan mengikuti pameran-pameran perdagangan, publisitas melalui surat kabar dan majalah, periklanan melalui pamflet dan pemberian hadiah serta diskon terutama di berbagai pusat perbelanjaan (Hanif 1998 dalam Ardi 2003). Khusus untuk tanaman hias yang termasuk salah satu produk pertanian memiliki karakteristik khusus dalam penerapan pemasaran. Menurut Nurdiansah (2001) dan Nurmawati (2003) bauran pemasaran pada produk tanaman hias diterapkan dengan pemberian merek, grading sesuai mutu, kemasan yang menarik serta pelayanan yang baik memberikan kesan yang positif bagi penilaian konsumen. Harga yang diterapkan kompetitif sesuai dengan kualitas dari produk yang dihasilkan dan disamakan dengan pesaing. Saluran distribusinya di buat semudah mungkin agar konsumen mudah menjangkaunya serta ketersediaan produk di pasaran selalu diusahakan tersedia. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan sistem kontrak pada beberapa distributor. Promosi yang dilakukan untuk menarik konsumen dapat pula dilakukan sama dengan promosi untuk komoditi manufaktur yaitu dengan iklan melalui media cetak maupun elektronik, 9 promosi penjualan, pemasaran langsung, pemberian diskon, hubungan masyarakat dan mengikuti pameran (Hapsari 2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Bauran Pemasaran pada Berbagai Jenis Usaha Dalam menentukan masing-masing bauran pemasaran dapat dilihat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Faktor penentuan produk ditentukan oleh penggunaan bahan baku, ketersediaan bahan baku secara kualitas dan kuantitas, keunikan produk dari segi rasa, warna bentuk dan pengemasan. Selain itu faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan adalah sikap konsumen. Sikap konsumen ini akan menentukan bagaimana konsumen bereaksi terhadap produk dan bagaimana konsumen memperoleh kepuasan akan nilai yang diharapkan dari produk (Hutabarat 2006). Keputusan konsumen juga merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi elemen bauran pemasaran jasa terhadap brand image/citra merek (Setiadi 2010). Menurut Octarina (2004) faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga antara lain biaya, keuntungan, harga pesaing dan perubahan keinginan pasar. Faktor biaya yang dikeluarkan untuk suatu produk mulai dari harga bahan baku, jenis bahan baku yang dipakai, keuntungan, upah pegawai, transportasi dan pengiriman barang dan keinginan pasar (Herastuti 2006). Segmen pelanggan juga bisa menjadi faktor dalam penetapan harga (Wahyudin 2009). Daya tarik dari poduk dapat menjadi faktor dalam penetapan harga yang kompetitif. Harga yang diterapkan secara kompetitif dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut dapat disesuaikan dengan mutu produk dan kemampuan konsumen, sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan tujuannya. Berbagai macam faktor yang mempengaruhi dalam menentukan kombinasi yang terbaik dari variabel-variabel bauran promosi untuk melaksanakan strategi promosi yang efektif. Adapun faktor-faktor yang akan menjadi dasar dalam menentukan alternatif strategi promosi adalah faktor kendala dan faktor pendukung. Menurut Ashadi (2011) faktor kendala yang yang menjadi penghambat dalam kegiatan promosi adalah: kendala manajemen (data dan info, dana dan pengontrolan) dan kendala pesaing (promosi, merek dan harga), sedangkan faktor pendukungnya adalah: perusahaan (sumberdaya manusia dan sumberdaya pendukung), produk (brand image dan harga) serta saluran distribusi (jaringan distribusi dan hubungan baik). Menurut Wahyudi (2009) dalam upaya strategi pemasaran jasa agrowisata fakotr-faktor yang mempengaruhi tiga bauran pemasaran yang ditambahkan yaitu: 1. Bauran SDM faktor yang mempengaruhinya adalah jumlah pemandu, kompetensi karyawan, kesigapan pelayanan dan keramahan karyawan dalam melayani pengunjung. 2. Bauran proses faktor yang mempengaruhinya adalah tanggapan atas keluhan, kecepatan layanan dan kualitas layanan 3. Bauran bukti fisik faktor yang mempengaruhinya adalah menyediakan penunjuk arah, tempat parkir, toilet, tempat ibadah, fasilitas bermain, gajebo, desain dan layout serta kebun percobaan. 10 Penelitian analisis bauran pemasaran telah banyak dilakukan dengan jenis produk atau komoditi yang berbeda dengan menggunakan AHP. AHP merupakan uji analisis untuk mengetahui penerapan bauran pemasaran yang tepat bagi perusahaan dalam strategi pemasarannya. Setiap perusahaan memiliki prioritas (titik berat) yang berbeda-beda. Metode ini diakukan dengan memperhatikan faktor pendukung dan faktor kendala. Menurut Wahyudi (2009) dari kendala yang ada maka prioritas tujuan utama yang dilakukan adalah meningkatkan jumlah pengunjung dan elemen bauran pemasaran yang utama untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut adalah bauran tempat dengan pemilihan lokasi yang strategis, sedangkan prioritas terakhir adalah bauran orang dengan kompetensi karyawan dan pemandu. Penerapan AHP dalam menentukan bauran pemasaran terlebih dahulu harus diperhatikan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan pemasaran yang dilakukan, sehingga terjadi kesesuaian antara tujuan dengan strategi yang akan diterapkan. Strategi yang diterapkan oleh perusahaan untuk menghadapi persaingan bisa memperhatikan kekuatan untuk memanfaatkan peluangnya melalui pemeliharaan mutu produk, peningkatan kemampuan produksi, pengembangan skala usaha dan peningkatan ketersediaan bahan baku. Menurut Ivan (2009) faktor yang paling berpengaruh dalam alokasi bauran pemasaran adalah perusahaan pesaing, aktor yang memiliki tingkat kepentingan paling besar dalam kajian alokasi bauran pemasaran manajer ekspor, tujuan utama yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kajian alokasi bauran pemasaran, mempertahankan pelanggan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk melalui pengawasan dan pengontrolan yang ketat. Dari hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai bauran pemasaran dengan menggunakan metode AHP harus memperhatikan masalah-masalah yang menjadi faktor pendorong dan penarik bagi seorang pengambil keputusan dalam menentukan bauran pemasaran. Strategi pemasaran yang diterapkan dapat dilakukan dengan menganalisis bauran pemasaran yang terdiri dari produk, tempat, harga promosi, SDM, proses dan bukti fisik. Bauran pemasaran yang dianalisis tesebut akan mempengaruhi kesesuaian antara tujuan dengan strategi yang akan diterapkan oleh perusahaan. Tempat penelitian dilakukan di PT BUF sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tinambunan (2005). Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada metode yang digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Tinambunan menggunakan metode SWOT dan QSPM, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode AHP. Ada beberapa keunggulan Metode AHP dibandingkan dengan metode yang lainnya (Firdaus 2008) yaitu: 1. Teknik AHP menyediakan prosedur yang sudah teruji efektif dalam mengidentifikasi dan menentukan prioritas dalam pengambilan keputusan yang kompleks. 2. Pentingnya teknik ini diaplikasikan karena mencakup penilaian secara sekaligus baik yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif. 3. Teknik ini juga menyediakan prosedur untuk memeriksa kekonsistenan dalam penilaian oleh tim sehingga mengurangi bias dalam penilaian pengambilan keputusan. 11 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Definisi Pemasaran Ada banyak pengertian pemasaran menurut beberapa ahli yang memiliki pandangan yang hampir sama. Pemasaran disebut juga tataniaga karena istilah niaga yang berarti dagang yang biasanya dijalankan melalui pasar untuk menyampaikan suatu produk atau jasa dari produsen ke konsumen. Tataniaga merupakan kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik barang-barang hasil pertanian dari produsen ke konsumen yang termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan tertentu yang menghasilkan perubahan-perubahan bentuk dari barang yang ditujukan untuk mempermudah penyaluran dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen (Limbong dan Sitorus, 1987 dalam Ivan 2009). Lebih lanjut lagi menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya (Kotler 2009). Menurut Asmarantaka (2012) pengertian pemasaran dapat ditinjau dari dua aspek yaitu: 1. Aspek mikro (aspek manajemen), pemasaran dapat diartikan bagaimana perusahaan atau organisasi secara individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk dengan pihak lain sehingga tujuan perusahaan tercapai. 2. Aspek makro (aspek ekonomi), ruang lingkup pemasaran produk agribisnis merupakan keseluruhan aliran produk agribisnis mulai dari petani produsen sampai konsumen akhir yang meliputi seluruh aktifitas bisnis (fungsi-fungsi pemasaran maupun seluruh pelaksanaanya (lembaga-lembaga pemasaran). Berbagai macam pengertian pemasaran diatas pada prinsipnya mempunyai pengertian yang sama begitu pula dengan pemasaran agribisnis yaitu suatu proses apa yang terjadi dengan produk agribisnis, dan bagaimana proses produk agribisnis tersebut mengalir mulai dari produsen (petani) sampai ke konsumen akhir. Sehingga tujuan dari produsen untuk memperoleh keuntungan dan konsumen bisa mencapai kepuasan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Pemasaran/tataniaga mempunyai 3 fungsi (Limbong dan Sitorus 1987) dalam Asmarantaka (2012) yaitu: 1. Fungsi pertukaran, merupakan kegiatan yang memperlancar perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan, yang terdiri dari fungsi penjualan dan fungsi pembelian 2. Fungsi fisik, yaitu semua tindakan yang langsung berhubungan dengan barang dan jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat, bentuk dan waktu. Fungsi fisik meliputi kegiatan penyimpanan, pengolahan dan pengangkutan 3. Fungsi fasilitas, yaitu semua tindakan yang betujuan untuk memperlancar kegiatan pertukaran yang terjadi antara produsen dan konsumen yang terdiri 12 dari empat kegiatan yaitu standarisasi dan grading, penanganan resiko, pembiayaan dan informasi pasar. Pemasaran merupakan suatu cara yang dilakukan suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Kegiatan pemasaran bukan hanya sekedar menjual barang dan jasa, tapi pengertiannya bisa lebih luas karena pemasaran merupakan suatu proses kegiatan sosial dan manajerial yang didalamnya setiap individu dan kelompoknya mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Manajemen Pemasaran Proses pemasaran terjadi atau sudah dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi dengan memperhatikan konsumen potensial dan konsumen pada saat ini. Hal tersebut berarti bahwa pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan serta mendistribusikan produk-produk jasa dan gagasan yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan kepada pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Kotler (2004) manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju untuk mencapai tujuan organisasi. Tugas yang diperlukan untuk manajemen yang sukses antara lain adalah mengembangkan strategi dan rencana pemasaran, menangkap pemahaman pemasaran, berhubungan dengan pelanggan, membangun merek yang kuat, membentuk penawaran pasar, menghantarkan nilai, mengkomunikasikan nilai serta menciptakan pertumbuhan jangka panjang (Kotler 2009). Strategi Pemasaran Pada dasarnya strategi pemasaran merupakan rencana secara keseluruhan yang di rancang, dan terintegrasi di bidang pemasaran yang memberikan panduan kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat memastikan tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Menurut Tjiptono (2008) strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan prroduk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Strategi pemasaran merupakan bagian internal dari strategi bisnis yang akan memberikan arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran positioning, elemen dan biaya bauran pemasaran. Fokus perhatian proses pengembangan strategi pemasaran yaitu pada kualitas atau mutu strategi. Strategi dengan kualitas baik tersebut dapat dibangun dari hasil kajian baik faktor internal maupun eksternal, sehingga mampu mendorong kinerja pemasaran. 13 Konsep Bauran Pemasaran Menurut Kotler (2004) bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran yang diklasifikasikan menjadi empat elemen yaitu : product (produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi). Pemasaran yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya berorientasi untuk melayani dan memenuhi kebutuhan pelanggan atau konsumen tetapi juga perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan lain. Kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi dengan strategi pemasaran yang terintegrasi yang lebih di kenal dengan strategi bauran pemasaran. Bauran pemasaran yang di maksud meliputi perencanaan produk, penetapan harga, saluran distribusi dan promosi. Perusahaan yang telah membuat rencana untuk mencapai sasaran dan tujuan memerlukan bauran pemasaran yang merupakan bentuk strategi penting dalam pemasaran. Unsur-unsur bauran pemasaran yang terdiri dari empat elemen utama yang dapat mempengaruhi dalam pelaksanaan strategi pemasaran dapat dilihat pada Gambar 1. Bauran Pemasaran Produk Ragam produk Kualitas desain Fitur Nama Merek Kemasan Ukuran Layanan Jaminan Pengembalian Tempat Saluran Cakupan Pilihan Lokasi Persediaan Transportasi Harga Harga terdaftar Diskon Potongan pembayaran Periode pembayaran Syarat kredit Promosi Promosi penjualan Periklanan Tenaga penjualan Hubungan masyarakat Pemasaran Langsung Gambar 1 Bauran Pemasaran (Kotler 2009a) 1. Product (Produk) Produk mencakup objek fisik orang, jasa, tempat, organisasi dan gagasan serta termasuk juga kualitas, bentuk, desain, ragam, merek dan kemasan. Menurut Kotler (2009) produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Berdasarkan karakteristik produknya pemasaran mengklasifikasikan produk menjadi tiga jenis berdasarkan wujudnya, yaitu: barang habis pakai, barang tahan lama dan jasa (Kotler 2004). Kualitas produk telihat dari kemudahan dalam penggunaan dan 14 perbaikan keandalan, keawetan, serta atribut bernilai yang lain, sehingga dengan adanya kualitas produk dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat untuk melaksanakan fungsinya. Menurut Asmarantaka (2012) produk agribisnis yang dipadukan dalam bauran produk harus saling melengkapi, baik dalam saluran pemasaran maupun pemenuhan kebutuhan pelanggan, sehingga perusahaan dapat efisien dalam memperoleh keuntungan. Analisis bauran produk perlu di analisis untuk menghasilkan produk yang diinginkan dan dapat memuaskan konsumen. Setelah analisis produk dilakukan perusahaan dapat menentukan segmen dan target pasar dari produk yang dihasilkan tersebut. Aktivitas berikutnya adalah penetapan bauran produk keanekaragaman dalam suatu lini produk, karakteristik produk, macam atau jenis produk, ukuran produk, mutu/kualitas produk, kemasan, pelayanan, garansi, dan desain (Asmarantaka 2012). 2. Price (Harga) Harga merupakan salah satu atribut yang akan menentukan jumlah permintaan konsumen (pelanggan). Jika nilainya meningkat, hal ini berarti juga bahwa manfaat yang dirasakan konsumen meningkat. Volume penjualan ditentukan oleh keputusan pemasaran dalam menentukan harga produk, sehingga perusahaan harus menetapkan suatu harga dengan baik agar harga tersebut mampu menutupi semua biaya produksi serta lebih dari itu untuk mendapatkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan serta penentu bagi keberlangsungan perusahaan dalam pasar. Strategi penetapan harga dapat dijadikan perusahaan untuk bersaing dengan para pesaing dengan melihat mutu atau kualitas dan harga produk. Metode penetapan harga secara umum dapat dibagi menjadi empat kategori utama yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba dan berbasis persaingan. Harga produk-produk tertentu diturunkan sampai dibawah harga pokok (modal), dengan tujuan dapat menarik pelanggan lebih banyak dan juga volume penjualan total dari seluruh bauran produk meningkat (Asmarantaka 2012). Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan penetapan harga, agar sesuai dengan nilai yang ditukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk/jasa. 3. Place (Tempat) atau saluran distribusi Lokasi atau upaya yang dilakukan perusahaan agar pelanggan memperoleh produk yang diinginkan serta tersedianya produk setiap saat sesuai dengan tempat, dan waktu yang diinginkan konsumen merupakan pengertian dari tempat atau saluran distribusi. Saluran pemasaran yang dipilih dapat berupa distribusi langsung, distribusi tidak langsung dan kombinasi keduanya (Kotler 2004). Bauran pemasaran pada jenis tempat ini adalah lembaga pemasaran yang akan digunakan untuk menyalurkan produk, saluran yang akan ditempuh/dilalui, alat transportasi yang akan digunakan, cakupan wilayah, inventaris dan waktu untuk mendistribusikan produk (Asmarantaka 2012). 4. Promotion (Promosi) Perhatian yang diberikan oleh konsumen merupakan hasil dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan melalui promosi dengan cara mengkomunikasikan keunggulan produknya. Menurut Asmarantaka (2012) 15 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. promosi merupakan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk tujuan menginformasikan, membujuk, mempengaruhi konsumen atau pelanggan untuk membeli produk yang dihasilkan perusahaan. Bauran promosi terdiri dari lima cara utama (Kotler 2004) yaitu : Periklanan adalah segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang atau jasa suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Promosi penjualan adalah kumpulan insentif yang beragam, kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telepon dan alat penghubung non-personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu. Penjualan personal adalah interaksi langsung antar satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan pembelian. Hubungan masyarakat melibatkan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau menjaga citra perusahaan atau produk-produknya Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya serta tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Produk yang akan dipasarkan harus dikenal jelas oleh perusahaan secara mendetail, agar dalam memilih media untuk promosi berhasil menetapkan strategi promosi produk yang akan dipasarkannya. Berdasarkan konsep Kotler (2009) dalam upaya strategi pemasaran ada tiga bauran pemasaran yang ditambahkan untuk usaha jasa orang, proses dan bukti fisik. Ketiga bauran pemasaran tersebut dilihat lebih jauh lagi oleh Hurriyati (2005) yaitu: Orang/partisipan adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa, sehingga mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari ‘people’ adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa. Pemasaran produk atau jasa dapat dinilai sukses atau tidaknya oleh keterampilan dan kompetensi karyawannya. Oleh karena itu karyawan perlu dilatih untuk mengembangkan sikap-sikap baru terhadap para pelanggan dengan menekankan bahwa perusahaan akan memusakan pelanggan. Bauran proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa dalam menjalankan dan melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Proses melibatkan prosedur-prosedur, tugas-tugas, jadwaljadwal, mekanisme-mekanisme, aktifitas-aktifitas dan rutinitas-rutinitas dengan apa produk (barang atau jasa) disalurkan ke pelanggan. Proses juga dapat diartikan sebagai bentuk perhatian dari perusahaan kepada pelanggannya. Menurut Umar (2003) dalam Wahyudi (2009) perhatian secara individual yang diberikan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. 16 3. Sarana/bukti fisik merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti tiket, sampul, label dan lain sebagainya. Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas yang diharapkan pelanggan yang akan meningkatkan kenyamanan. Menurut Wahyudi (2009) bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan dan pelanggan berinteraksi yang meliputi keputusan kunci mengenai desain dan layout bangunan, misalnya tempat duduk, toilet, tempat ibadah, parkir dan sebgainya yang dibutuhkan pelanggan. Karakteristik Usaha Tanaman Hias Tanaman hias merupakan tanaman yang mempunyai nilai estetika yang dilihat dari keindahan baik dalam bentuk, tajuk, bunga, maupun warnanya. Menurut Puspitasari (2012) tanaman hias yang dibudidayakan mempunyai tujuan untuk dinikmati keindahanya. Berbagai jenis tanaman hias umumnya selain ditanam untuk menghijaukan serta mempercantik taman juga digunakan sebagai tanaman hias dalam pot yang disimpan dalam ruangan di meja atau areal sekitar rumah, hotel, perkantoran, apartemen dan restoran. Pada umumnya karakteristik dari tanaman hias yang mudah rusak dan dibutuhkan dalam bentuk segar, serta harganya sering berfluktuasi antar waktu dan tempat. Oleh karena itu penanganan yang dilakukan harus benar-benar berkesinambungan antara aspek produksi, distribusi dan konsumsi (Imani 2008). Karakteristik yang dimiliki tanaman hias tersebut menjadikan pengusaha-pengusaha tanaman hias memerlukan strategi dalam penangananya, mulai dari budidaya sampai dengan pemasaran. Pemasaran tanaman hias dipengaruhi oleh preferensi konsumen yang relatif cepat berubah. Konsumen akan cenderung membeli tanaman hias jika kebutuhan primer sudah terpenuhi dan budget untuk membeli tanaman hias ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian konsumen terhadap tanaman hias bisa dipengaruhi pendapatan konsumen, harga tanaman hias, jarak tempat tinggal, usia, informasi, dan jenis kelamin. Oleh sebab itu persepsi konsumen akan membantu perusahaan dalam mengevaluasi strategi pemasaran yang telah diterapkan dan menentukan segmentasi pasar, target pasar dan posisi pasar yang menguntungkan, dimana perusahaan mengidentifikasi dan menciptakan produk yang dapat memenuhi permintaan dan kebutuhan konsumen (Safitri 2006) dalam (Hapsari 2011). Banyaknya permintaan akan tanaman hias membuat para petani dan pengusaha-pengusaha agribisnis menjadikan tanaman hias sebagai alternatif usaha yang layak untuk dijalankan karena memberikan kontribusi pendapatan yang cukup tinggi. Hal ini dikuatkan Lubis (2003) dalam hasil penelitiannya bahwa usaha tanaman hias layak dijalankan karena dapat memberikan keuntungan dengan tingkat pengembalian yang relatif tidak terlalu lama. Menurut Tinambunan (2005) akhir-akhir ini permintaan tanaman hias semakin meningkat yang disebabkan antara lain oleh: 17 1. Pertambahan penduduk kota dengan kecendrungan terjadinya peningkatan pendapatan. 2. Pembangunan komplek-komplek perumahan, perkantoran, perhotelan, restoran, dan apartemen atau kondominimum. 3. Perubahan selera dan gaya hidup masyarakat. Kerangka Operasional Perubahan preferensi konsumen terhadap tanaman hias terus berkembang mengakibatkan meningkatnya permintaan akan tanaman hias tersebut. Kondisi ini menjadi prospek yang bagus bagi perkembangan usaha tanaman hias serta menuntut bisnis tanaman hias tidak hanya mengembangkan produknya saja, namun para pengusaha ini juga harus memberikan pelayanan jasa yang bagus agar tanaman hias yang ditawarkan bisa menarik banyak konsumen atau pelanggan. PT Bina Usaha Flora (PT BUF) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam agribisnis florikultura. Produk yang dihasilkan oleh PT BUF berupa bibit (plug), bedding plants, tanaman hias pot, tanaman hias daun, bunga potong dan tanaman landscape. Semua tanaman yang dihasilkan dibudidaya sendiri mulai dari perencanaan produksi sampai dengan pemasarannya. Adanya persaingan usaha yang semakin kompetitif menuntut PT BUF untuk selalu meningkatkan penjualannya agar dapat mencapai tujuan perusahaan untuk meningkatkan keuntungan agar menjadi perusahaan tanaman hias yang potensial untuk dikembangkan di Jawa Barat. Selain itu Keadaan yang perlu mendapat perhatian PT BUF yaitu adanya penurunan penjualan yang mengakibatkan penurunan pendapatan perusahaan yang disebabkan oleh adanya trend dari permintaan tanaman hias. Belum adanya prioritas bauran pemasaran yang tersusun dan terkonsep dengan jelas di PT BUF menuntut pihak pengelolan PT BUF untuk memperbaiki sistem pemasarannya terutama dari segi prioritas bauran pemasarannya sehingga dapat diperoleh dan dipahami prioritas-prioritas utama dari setiap elemen bauran pemasarannya. Pemasaran yang baik dan tepat harus mencakup semua unsur bauran pemasaran serta disesuaikan dengan karakteristik perusahaan. Konsep bauran pemasaran umumnya terdiri dari produk, harga, tempat/saluran distribusi dan promosi. Seiring perkembangan zaman yang semakin modern, suatu usaha yang diterapkan biasanya tidak hanya menawarkan produk yang dihasilkan akan tetapi dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan konsumennya para pengusaha memadukan bisnisnya dengan menambahkan tiga bauran pemasaran yang mencakup orang, proses dan bukti fisik. Selain produk tanaman hias yang di produksi di PT BUF tersebut, perusahaan ini memberikan pelayanan pelayanan jasa yang akan memudahkan konsumen untuk memperoleh produk yang dihasilkannya. Selain itu pelayanan purna jual kepada konsumen atau pelanggan juga terus diupayakan. Hal ini dilakukan agar konsumen merasa nyaman dan senang melakukan pembelian di PT BUF. Dari informasi yang didapatkan tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam pemasaran tanaman hias di PT BUF tidak hanya menerapkan empat bauran pemasaran saja, namun dengan adanya pelayanan-pelayanan jasa yang diberikan 18 peneliti mengidentifikasikan konsep bauran pemasaran yang diterapkan di PT BUF menjadi tujuh bauran pemasaran. Pada umumnya pihak manajemen perusahaan agak sulit melaksanakan penerapan ketujuh bauran pemasaran secara bersamaan, sehingga diperlukan proses pengambilan keputusan untuk menentukan bauran pemasaran yang menjadi prioritas dalam pelaksanaannya. Penentuan bauran pemasaran yang menjadi prioritas dengan analisis bauran pemasaran yang tepat bagi perusahaan akan dicapai melalui identifikasi faktor-faktor penyusun bauran pemasaran, pemilihan alternatif bauran pemasaran yang tepat dalam menghadapi kendala dan menganalisis kegiatan pemasaran terhadap penjualan. Melalui identifikasi faktorfaktor penyusunan bauran pemasaran yang tepat dalam menghadapi kendala dianalisis dengan metode AHP. Permasalahan yang ingin dipecahkan dalam perusahaan ada dua hal. yaitu pertama mengkaji faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam menyusun bauran pemasaran yang dijalankan oleh PT BUF. Kedua, berdasarkan faktor-faktor yang ada diperusahaan, peneliti menganalisis bauran pemasaran yang tepat untuk perusahaan dengan mempertimbangkan kendala dan pendukung yang terdapat dalam perusahaan, kemudian dilakukan penyusunan hirarki, dilanjutkan dengan penetapan prioritas, selanjutnya ditentukan konsistensi logisnya. Setelah itu AHP dilakukan untuk menganalisis bauran pemasaran PT BUF, sehingga bisa diperoleh bauran pemasaran yang paling efektif bagi pengembangan usaha di PT BUF. Secara keseluruhan bagan kerangka pemikiran penelitian mulai dari kondisi perusahaan yang melatarbelakangi penelitian serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tahap penginputan data, pengolahan data, output yang dihasilkan, sampai kepada kondisi yang diharapkan perusahaan dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 2. Prospek usaha tanaman hias Kendala Pemasaran di PT BUF Kegiatan Pemasaran Produk Harga Alokasi Bauran Tempat Pemasaran Promosi saatSDM ini Proses Bukti Fisik Faktor Penyusun Bauran Pemasaran Tanaman Hias Analytical Hierarchy Process (AHP) Penyusunan Hirarki Penetapan Prioritas Konsistensi Logis Bauran Pemasaran PT BUF Gambar 2 Bagan Kerangka Pemikiran Operasional 19 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Bina Usaha Flora (PT BUF) yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam agribisnis florikultura. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Raya Mariwati Km 5,5 Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan perusahaan ini adalah perusahaan yang sudah lama berdiri dan cukup berpengalaman dalam menghasilkan berbagai jenis tanaman hias yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan teknologi yang digunakan sudah cukup maju dan penggunaan benih unggul standar internasional. Perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan trendsetter atau perintis dalam usaha tanaman hias untuk wilayah Jawa barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2013. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara. Pengamatan langsung di lapangan dan pengisian kuesioner yang dilakukan oleh pihak yang dianggap paling berkompeten di PT BUF sebanyak tiga orang, yaitu: General Manajer, Marketing Manager dan Supervisor. Data sekunder berupa studi literatur dan data-data lain yang berkaitan dengan topik penelitian ini diperoleh dari perpustakaan, dokumen, buku, internet, literatur-literatur atau tulisan-tulisan hasil penelitian serta laporan manajemen PT BUF yang berhubungan langsung dengan pihak-pihak perusahaan yang berkepentingan dan relevan dengan topik penelitian. Data sekunder juga diperoleh dari data Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS), pencatatan laporan perusahaan. Metode Pengumpulan Data Data mengenai analisis bauran pemasaran perusahaan diperoleh melalui : 1. Pengisian kuesioner, yaitu dengan membagikan beberapa daftar pertanyaan yang berkaitan dengan topik penelitian kepada pihak manajemen yang ada di perusahaan. 2. Wawancara, yaitu dengan melakukan kegiatan wawancara kepada pihak-pihak perusahaan yang dianggap paling kompeten sesuai dengan topik penelitian 4. Studi kepustakaan, yaitu dengan cara mencari literatur, penelusuran data kepustakaan, buku serta internet yang relevan dengan penelitian. Pemilihan responden untuk pemilihan alternatif bauran pemasaran tanaman hias pada PT BUF dilakukan dengan menggunakan metode purposive 20 (secara sengaja). Responden dipilih secara sengaja dengan mempertimbangkan faktor tentang pemahaman responden mengenai bauran pemasaran tanaman hias di PT BUF. Jumlah responden terdiri dari tiga orang, karena dalam metode AHP sendiri tidak memiliki perumusan tertentu untuk mengambil jumlah sampel yang tepat, hanya terdapat batas minimum yaitu dua orang responden. Responden yang dipilih dilakukan dengan pertimbangan bahwa mereka benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan, dan mengetahui informasi yang dibutuhkan serta dapat mewakili keseluruhan populasi. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan metode AHP. Berdasarkan kerangka kerja AHP, penelitian diawali dengan pembuatan hirarki yang disusun berdasarkan studi literatur, data dokumenter perusahaan, hasil wawancara dan dengan konfirmasi dengan pihak perusahaan. Struktur hirarki yang telah disusun akan menjadi dasar dalam pembuatan kuesioner hasil wawancara dan dengan konfirmasi dari pihak perusahaan. Struktur hirarki yang telah disusun akan menjadi dasar dalam pembuatan kuesioner yang akan disebarkan kepada respoden. Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap elemen pada seluruh tingkat pada struktur hirarki. Validitas kuesioner untuk pemilihan strategi bauran pemasaran dilihat melalui konsistensi setiap matriks baik itu individu maupun gabungan dan juga konfirmasi yang dilakukan oleh pakar. Hasil pengolahan data primer ini dimulai dengan memeriksa terlebih dahulu kekonsistenan pembobotan yang diberikan kepada responden. Pengolahan kekonsistenan pembobotan dilakukan dengan menggunakan Expert Choice 2000. Dalam penelitian ini batas tingkat inkonsistensi ditetapkan sebesar 10%. Kemudian setelah masing-masing pembobotan per individu terbukti konsisten, keseluruhan pembobotan oleh masing-masing individu akan digabungkan dalam satu matriks gabungan. Setelah itu matriks gabungan inilah yang akan diukur kembali pembobotannya melalui mekanisme perhitungan AHP dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 yang akan menghasilkan pengolahan data vertikal dan pengolahan data horizontal. Hasil pengolahan vertikal yang menjadi dasar pemilihan alternatif prioritas bauran pemasaran, sedangkan hasil pengolahan data horizontal memperlihatkan keterkaitan dan tingkat pengaruh antara satu faktor dengan elemen lain dalam satu tingkat hirarki dengan elemen lain dalam tingkat hirarki di bawahnya. Menurut Saaty (1993), terdapat beberapa langkah dalam penggunaan metode AHP sebagai suatu alat untuk memecahakan masalah. Langkah-langkah yang dimaksud adalah: 1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan yang diinginkan Hal pertama yang harus dilakukan yaitu mengidentifikasi persoalan dengan melakukan analisa atau pemahaman yang mendalam terhadap persoalan yang dihadapi dan ingin dipecahkan. Setelah itu dapat dilakukan pengidentifikasian dan pemilihan elemen-elemen yang akan masuk komponen sistem, seperti focus, forces, actors, objectives, dan scenario dalam struktur AHP nantinya. Dalam AHP sendiri tidak terdapat prosedur yang pasti dalam mengindentifikasi 21 komponen-komponen sistem. Komponen-komponen sistem dapat diidentifikasikan berdasarkan kemampuan pada analisa untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem. 2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajerial secara menyeluruh Hirarki merupakan suatu abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap sistem. Abstraksi ini mempunyai bentuk yang saling berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub-sub tujuan, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi sub-sub sistem tujuan tersebut, pelaku-pelaku yang memberi dorongan, tujuan-tujuan pelaku dan akhirnya ke alternatif strategis, pilihan atau skenario. Tidak ada aturan khusus dalam menyusun model dari suatu sistem, juga tidak terdapat batasan tertentu mengenai jumlah tingkatan struktur keputusan yang terstarifikasi, dan elemen pada setiap tingkat keputusan. Abstraksi dari sebuah struktur hirarki dapat dilihat sebagai berikut: Tingkat1 G Fokus Tingkat 2 Faktor G G G G Tingkat 3 Pelaku G G G G Tingkat 4 Tujuan G G G G Tingkat 5 Skenario G G G G Gambar 3 Model Struktur Hirarki Penyusunan hirarki ini berdasarkan jenis keputusan yang akan diambil. Pada tingkat puncak, hirarki hanya terdiri dari satu elemen yang disebut dengan fokus, yaitu sasaran keseluruhan yang bersifat luas. Pada tingkat berikutnya terdirir dari beberapa elemen yang dibagi dalam kelompok homogen, agar dapat dibandingkan dengan elemen-elemen yang berada pada tingkat sebelumnya. 3. Menyusun matriks banding pasangan Matriks banding berpasangan dimulai dari puncak hirarki, yang merupakan dasar untuk melakukan pembandingan berpasangan antar elemen yang terkait yang ada di bawahnya. Pembandingan berpasangan pertama dilakukan pada elemen tingkat kedua terhadap fokus yang ada di puncak hirarki. Menurut perjanjian, suatu elemen yang ada di sebelah kiri diperiksa perihal dominasi atas yang ada di sebelah kanan suatu elemen di puncak matriks. 22 4. Mendapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan perangakat matriks dilangkah 3 Setelah matriks pembanding berpasangan antar elemen dibuat, dilakukan perbandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap elemen pada baris ke-j. Perbandingan berpasangan antar elemen tersebut dilakukan dengan pertanyaan ”seberapa kuat elemen baris ke-i didominasi atau dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan oleh fokus di puncak hirarki, dibandingkan dengan kolom ke-j”. Apabila elemen-elemen yang dipertimbangkan merupakan sebuah peluang atau waktu, maka pertanyaannya adalah ”seberapa lebih mungkin suatu elemen baris ke-i dibandingkan dengan elemen di puncak hirarki?”. Untuk mengisi matriks banding berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 1. Angka-angka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat kriteria tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dari kiri ke kanan bawah. 5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama. Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat fokus puncak hirarki (x) dibandingkan dengan Fj, namun bila Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X dibandingkan Fj, maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. Contoh, bila elemen F24 memiliki nilai 7 maka nilai elemen F42 adalah 1/7. Tabel 1 Nilai dan skala banding berpasangan Definisi Penjelasan Intensitas pentingnya 1 Kedua elemen sama Dua elemen menyumbang sama pentingnya besar pada sifat itu 3 5 7 9 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya Elemen yang satu sangat penting daripada elemen lainnya Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas elemen lainnya Pengalaman dan pertimbangan kuat menyokong satu elemen atas elemen lainnya Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan Satu elemen mutlak lebih Bukti yang menyokong elemen penting daripada elemen yang satu atas yang lainnya lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan 23 2,4,6,8 Kebalikan Nilai-nilai diantara dua Kompromi diperhatikan di antara pertimbangan yang dua pertimbangan berdekatan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i. Sumber :Saaty, 1993 6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut Pembandingan dilanjutkan untuk semua elemen pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki, berkenaan dengan kriteria elemen di atasnya. Matriks perbandingan dalam AHP dibedakan menjadi dua yaitu : Matriks Pendapat Individu (MPI) dan Matriks Pendapat Gabungan (MPG). 1. Matriks Pendapat Individu (MPI) Matriks Pendapat Individu (MPI) adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan oleh individu. MPI memiliki elemen yang disimbolkan dengan aij, yaitu elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j Matriks MPJ dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Matriks Pendapat Individu X A1 A2 A3 ….. An A1 a11 a12 a13 …. A1n A2 a21 a22 a23 …. A2n A3 a31 a32 a33 …. A3n …. …. …. …. …. …. An an1 an2 an3 …. An4 2. Matriks Pendapat Gabungan (MPG) Matriks Pendapat Gabungan (MPG) adalah susunan matriks baru yang elemen (gij) berasal dari rata-rata geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10% dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. MPG dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Matriks Pendapat Gabungan X G1 G2 G3 ….. Gn G1 G2 G3 …. Gn g11 g21 g31 …. gn1 g12 g22 g32 …. gn2 g13 g23 g33 …. gn3 …. …. …. …. …. g1n g2n g3n …. gn4 Rumus rataan geometrik adalah sebagai berikut : ……………………………………………...(1) √∏ dengan : = elemen MPG baris ke-i kolom ke-j = elemen baris ke-i kolom ke-j dari MPI ke-k 24 n ∏ √ = jumlah MPI yang memenuhi persyaratan = perkalian dari elemen k = 1 sampai k = m = akar pangkat n Persyaratan MPG yang bebas dari konflik adalah: 1) Pendapat masing-masing individu pada baris dan kolom yang samamemiliki selisih kurang dari empat satuan antara nilai pendapat individuyang tertinggi dengan nilai yang terendah. 2) Tidak terdapat angka kebalikan (resiprokal) pada baris dan kolom yang sama. 7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu (1) pengolahan horizontal, dan (2) pengolahan vertikal. Kedua jenis pengolahan tersebut dapat dilakukan untuk MPI dan MPG. Pengolahan vertikal dilakukan setelah MPI dan MPG diolah secara horizontal, dimana MPI dan MPG harus memenuhi persyaratan Rasio Inkonsistensi. a) Pengolahan Horizontal, terdiri dari tiga bagian, yaitu penentuan Vektor Prioritas (Vektor Eigen), uji konsistensi, dan revisi MPI dan MPG yang memiliki Rasio Inkonsistensi tinggi. Tahapan perhitungan yang dilakukan pada pengolahan horizontal adalah: Perkalian Baris Z dengan rumus: ………………………(2) (i,j = 1,2,3,…..n) √∏ Perhitungan Vektor Prioritas (Vektor Eigen) √∏ ∑ Perhitungan Nilai Eigen maks (⋋maks) dengan rumus : VA = (aij) x VP ………………………(4) dengan VA = (vai) ………………………………(5) dengan VB = (vbi) ⋋ ……………(3) VP=VPi, untuk i =1,2,3...n √∏ ∑ …………….......(6) untuk i = 1,2,3,… n Perhitungan Indeks Inkonsistens ⋋ ……………………….... (7) Perhitungan Rasio Inkonsistensi RI = Indeks Acak (Random Indeks) yang dikeluarkan oleh Oak Laboratory (Saaty, 1993) dari matriks berorde 1 sampai dengan 15 yang menggunakan 25 sampel yang berukuran 100 (Tabel 4). Nilai Rasio Inkonsistensi (CR) yang lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan nilai yang mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dikarenakan CR merupakan tolak ukur bagi konsisten atau tidaknya suatu hasil perbandingan berpasangan dalam suatu matriks pendapat. Tabel 4 Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2-10 Orde (n) Indeks Acak (RI) 2 0.00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 Sumber : Saaty, 1993 b) Pengolahan Vertikal, yaitu menyusun prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat hierarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama atau fokus. Apabila CVij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran utama, maka : CVij = Σ CHij (t; i-1) x VWt (i-1).........................................(9) Untuk i = 1, 2, 3, ... n j = 1, 2, 3, ... n t = 1, 2, 3, ... n Dimana : CHij (t; i-1) = nilai prioritas elemen ke-i terhadap elemen ket pada tingkat di atasnya (i-1), yang diperoleh dari hasil pengolahan horizontal. VWt (i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat ke (i-t) terhadap sasaran utama, yang diperoleh dari hasil perhitungan horizontal. 8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki. Pada pengisian judgement pada tahap Matriks Perbandingan Berpasangan (MPB) terdapat kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam membandingkan elemen satu dengan elemen yang lainnya, sehingga diperlukan suatu uji konsistensi. Dalam AHP penyimpangan diperbolehkan dengan toleransi Rasio Inkonsistensi di bawah 10 %. Langkah ini dilakukan dengan mengalihkan setiap indeks konsistensi dengan prioritas-prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Untuk memperoleh hasil yang baik, rasio inkonsistensi harus bernilai kurang dari atau sama dengan 10 persen. Rasio Inkonsistensi diperoleh setelah matriks diolah secara horizontal dengan menggunakan program komputer Expert Choice 2000 Trial Versio. 26 Jika Rasio Inkonsistensi mempunyai nilai yang lebih besar dari 10 persen, maka mutu informasi harus ditinjau kembali dan diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika melakukan pengisian ulang kuesioner dan dengan lebih mengarahkan responden yang mengisi questioner. Diagram alir AHP dapat dilihat pada Gambar 4. Mulai Identifikasi faktorfaktor Internal Identifikasi faktorfaktor Eksternal Penyusunan Hirarki Penyusunan Matriks Pembanding Matriks Pendapat Individu (MPI) Matriks Pendapat Gabungan (MPG) Penilaian MPI dan MPG Pengolahan Horizontal Hitung Vector Prioritas MPI dan MPG TIDAK CI : CR Revisi Pendapat Memenuhi? YA Pengolahan Vertikal Vektor Prioritas Sistem Akhir Gambar 4 Diagram Alir Analytical Hierarchy Process (AHP) 27 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Bina Usaha Flora (BUF) dirintis berkaitan dengan pembukaan Taman Bunga Nusantara (TBN) pada tanggal 10 September 1995. Ide dari pendirian PT BUF diawali oleh kebutuhan TBN akan berbagai jenis tanaman hias untuk menghiasi taman-taman yang ada di taman bunga. Pada saat itu taman bunga membutuhkan sedikitnya 1,5 juta tanaman untuk memenuhi awal penanaman di taman bunga yang disuply PT BUF. Setelah TBN dibuka untuk umum, maka timbul permintaan akan tanaman hias dari berbagai konsumen. Kondisi tersebut menimbulkan ide untuk mengembangkan usaha tanaman hias yang lebih luas dari sekedar kebun-kebun tanaman hias. PT BUF awalnya didanai oleh investor dari Amerika dan beberapa investor dari dalam negeri. Namun pada tahun 1997 investor asing melepaskan diri sehingga tinggal investor dalam negeri yang sekaligus merupakan dewan direksi dalam struktur organisasi dalam PT BUF, mereka adalah Ibu Cut Sjahrain Arifin, Bapak Ning M. Widjaja, dan Ibu Listya Natalia. Sejak bulan Mei 1993 sampai dengan bulan Juli1995, PT BUF telah mencoba 200 jenis tanaman semusim (annual) yang terdiri dari hampir 1.000 varietas hibrida yang berasal dari beberapa negara seperti Amerika, Belanda, Jerman, dan Jepang. Dari uji coba tersebut terdapat 300 varietas yang sesuai untuk ditanam. Awalnya PT BUF hanya memproduksi beddingplant yang disuplai ke TBN. Namun karena banyaknya permintaan di luar TBN, maka PT BUF meningkatkan produksinya baik dari jumlah tanamannya maupun jenis tanamannya. Saat ini jenis produk yang diproduksi oleh PT BUF terdiri dari tanaman pot (potted plants), tanaman hamparan (bedding plant), bunga potong (cut flowers) dan bibit tanaman (plug). Selain itu PT BUF juga bekerjasama dengan petani dan melakukan pembelian dari perusahaan lain untuk jenis potted plant dan bunga potong yang tidak diproduksi perusahaan untuk dijual kembali kepada konsumen (trading). Visi dan Misi Perusahaan Kegiatan usaha yang dijalankan oleh PT BUF memiliki visi yaitu sebagai nursery tempat pembibitan dan produksi tanaman hias yang terbesar se-Indonesia. Sedangkan misi perusahaan adalah melakukan upaya agar menjadi pusat budidaya tanaman. PT BUF berusaha memberikan yang terbaik kepada konsumen sesuai dengan mottonya ‘We Bring Colors to Your Garden’. 28 Lokasi dan Kondisi Perusahaan PT BUF terletak di Jalan Mariwati Km 5,5 Desa Pataruman Kecamatan Sukaresmi, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pada awal berdirinya, luas lahan yang dimiliki oleh PT BUF adalah 1,5 ha dengan luas areal produkti 6400m². Pada tahun 2006, perusahaan ini melakukan perluasan lahan budidaya yang terletak di Desa Ciwalen dengan luas lahan 2,7 ha yang , yang terdiri dari 17 kebun produksi (greenhouse), anak perusahaan PT BUF yaitu PT SAE (Sigma Agri Entitas), dan lahan produksi khusus bekerjasama dengan petani sekitar. Pada lahan ini khusus untuk budidaya tanaman hias pot, tanaman hias hamparan, dan bunga potong dari bibit hingga siap jual. Perluasan lahan dilakukan perusahaan untuk meningkatkan hasil produksi agar perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat. Sedangkan lahan yang berada di Desa Pataruman khusus memproduksi bibit. Pemilihan lokasi perusahaan tersebut tidak terlepas dari pertimbangan berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, tenaga kerja, sosial masyarakat, modal dan bahan baku serta aspek perhubungan. Aspek-aspek tersebut dirasakan telah memberikan keuntungan seperti : (a) Kemudahan untuk transportasi dan pemasaran (b) Mengurangi pengangguran di sekitar lokasi perusahaan (c) Kondisi lingkungan yang sejuk (d) Keadaan iklim dan cuaca yang cocok untuk pengembangan tanaman hias. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan Struktur organisasi perusahaan merupakan bagian dalam mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi PT BUF disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai hubungan antara satu departemen dengan departemen lain, sehingga dapat tercapai kerjasama yang baik dan rasa tanggung jawab terhadap tugas masing-masing. Adapun bagan struktur organisasai PT BUF dapat dilihat pada Lampiran 8. Dalam kegiatan operasional PT BUF dikelola dan dikendalikan oleh seorang General Manager yang bertanggung jawab langsung kepada pemilik sekaligus pimpinan perusahaan (dewan direksi dan dewan komisaris). Sedangkan pemilik perusahaan hanya mengawasi jalannya perusahaan, tidak ikut serta dalam mengatur kegiatan produksi tanaman dan kegiatan pengelolaan lainnya di lapangan. General Manager dibantu oleh supervisor produksi, supervisor pemasaran, serta supervisor administrasi dan keuangan . Berikut merupakan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing bagian di dalam PT BUF: 1. Dewan Direksi Dewan Direksi PT BUF terdiri dari dua orang dan dua orang dewan komisaris. Dewan direksi ini tidak berperan secara langsung dalam kegiatan operasional perusahaan, namun memiliki tugas dan wewenang sebagai pengawas tertinggi yang hanya mengawasi jalannya perusahaan. Selain itu dewan direksi berhak meminta pertanggung-jawaban langsung kepada General Manager. Dewan direksi juga bertindak sebagai penentu kebijakan atau penasehat bagi General Manager dalam menjalankan perusahaan agar dapat mencapai 29 tujuannya. Dewan direksi memiliki hak dan kewenangan langsung untuk menegur General Manager apabila ada penyimpangan dari kebijakan yang telah ditetapkan, karena menerima laporan dari penanggung jawab perusahaan dari general manager terkait dengan semua kegiatan yang dijalankan perusahaan. 2. General Manager General Manager bertugas sebagai pemimpin perusahaan yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan perkembangan perusahaan karena berwenang untuk menetapkan kebijakan seluruh aktivitas perusahaan dan memiliki wewenang penuh dalam seluruh kegiatan operasional perusahaan. Selain itu bertugas untuk mengkoordinir divisi-divisi yang ada, seperti produksi, pemasaran, dan keuangan. 3. Production Manager Manajer produksi bertanggung jawab dalam pengelolaan operasional perusahaan di bidang produksi mulai dari penanaman, pemeliharaan, sampai dengan pemanenan dengan menetapkan jumlah kuantitas dan kualitas produk yang akan dihasilkan perusahaan. Tugas lainnya adalah melakukan monitoring terhadap kesediaan dan kapasitas produksi, melakukan evaluasi dan perencanaan penjualan serta melaporkan pertanggungjawaban langsung kepada General Manager. Dalam melaksanakan tugasnya, manajer produksi dibantu oleh beberapa divisi yaitu: a. Plugs, Departemen pembibitan bertugas menyediakan berbagai jenis bibit yang diperlukan perusahaan untuk kebutuhan produksi tanaman ataupun untuk dijual langsung pada konsumen melalui pemesanan. Kegiatan yang dilaksanakan oleh departemen pembibitan ini adalah melakukan teknik pembibitan dalam sel tanaman berukuran sangat kecil yang diupayakan untuk tumbuh cepat, seagam dan bagus. Dalam melakukan proses produksinya departemen pembibitan dipimpin oleh seorang kepala bagian/ divisi yang selalu berkoordinasi dengan depatemen-departemen lain. Kepala divisi ini bertanggungjawab pada manajer produksi b. Bedding Plants, departemen tanaman hamparan bertugas untuk menghasilkan berbagai macam tanaman hamparan, landscape yang berbunga maupun berdaun. Kegiatan yang dilakukan oleh departemen ini dalam menghasilkan atau membudidayakan tanamanya diperoleh dari departemen pembibitan yang siap tanam untuk dipindahkan dan dibesarkan di menjadi tanaman hamparan. Tanaman hamparan ini bersifat annual dengan kesan instan yang biasa ditanam berkelompok dalam taman di perumahan, halaman hotel, perkantoran, pertamanan kota, lapangan golf dan juga di tempat-tempat rekreasi. Divisi ini juga memberikan pertanggungjawaban penuh kepada manajer produksi dalam setiap kegiatan operasionalnya. c. Potted Plant, bertanggungjawab dalam produksi dan pemeliharaan tanaman pot yang ditujukan konsumen dengan keperluan yang praktis menampilkan keindahan dan kesegaran didalam atau diluar ruangan. Divisi ini sendiri dibantu lagi oleh tiga bagian daintaranya annual pot (fokus untuk jenis tanaman pot tahunan), perennial pot (khusus menghasilkan tanaman pot gantung) dan creative pot (menghasilkan berbagai jenis berbunga dan daun/ campuran). d. Cut flower, bertanggung jawab dalam produksi dan pemeliharaan bunga potong. 30 e. Maintenance, bertanggung jawab dalam pemeliharaan tanaman yang telah dipindahkan dalam media selanjutnya. 4. Marketing Manager Manajer pemasaran memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan pemasaran produk perusahaan untuk sampai ke konsumen, yang dimulai dengan mengatur prosedur pengiriman tanaman jadwal pengiriman, mempromosikan tanaman yang diproduksi oleh perusahaan, serta merencanakan pengemasan untuk pengiriman tanaman dan mengontrol produk sampai ke konsumen. Dalam menjalankan tanggung jawabnya Manajer Pemasaran dibantu oleh tenaga marketing untuk menawarkan produk dan mempromosikan tanaman hasil produksi ke seluruh konsumen potensial yang ada yaitu sales dan logistik. 5. Keuangan dan Administrasi Manajer keuangan memiliki tanggung jawab untuk mengatur kegiatan administrasi dan keuangan, mengelola uang yang masuk dan uang yang keluar dari perusahaan, bertanggung jawab terhadap data-data yang berhubungan dengan keuangan perusahaan, bertanggung jawab untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran perusahaan, serta bertanggung jawab untuk mengurus masalah keuangan di dalam maupun di luar lingkungan perusahaan. Seluruh kegiatan yang dijalankan oleh bagian keuangan dan administrasi ini dipertanggungjawabkan kepada General Manager. 6. Karyawan Karyawan pada PT BUF tidak terfokus pada satu pekerjaan saja, sehingga setiap karyawan diharapkan dapat melakukan semua pekerjaan pada bagian produksi dan pemasaran. Selain itu tugas dari karyawan adalah melaporkan kepada masing-masing kepala divisinya dari setiap pekerjaan yang telah dilaksanakan. Sumberdaya Perusahaan PT BUF memiliki beberapa sumberdaya yang menunjang dalam pelaksanaan usahanya yang berupa sumberdaya fisik, sumberdaya manusia, dan sumberdaya finansial. 1. Sumberdaya Fisik Dalam menjalankan kegiatan produksinya, perusahaan memiliki sumberdaya fisik seperti: a. Lahan PT BUF memiliki luas lahan sebesar 2,7 ha, yang terdiri dari lahan untuk produksi pembibitan, tanaman hias pot dan tanaman hamparan seluas 9000m, lahan untuk kerjasama dengan petani seluas 9000m, dan lahan untuk digunakan sebagai unit pemasaran (PT SAE) seluas 9000m. b. Bangunan PT BUF memiliki beberapa bangunan, seperti: kantor, gudang, pos showroom untuk penjualan dan mushola. c. Greenhouse PT BUF memiliki 17 buah greenhouse yang terdiri dari: dua greenhouse untuk membudidayakan bunga potong, enam greenhouse untuk membudidayakan tanaman pot, 3 greenhouse untuk mother stock, satu 31 greenhouse untuk media, dan empat greenhouse untuk membudidayakan tanaman hamparan. d. Kendaraan PT BUF Ornamental memiliki tiga mobil box yang digunakan untuk mengirimkan tanaman hias kepada konsumen. 2. Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia memegang peranan penting dalam kegiatan operasional perusahaan. Saat ini PT BUF memiliki jumlah karyawan sebanyak 38 orang, yang terdiri dari 24 orang pada bagian Hebit dan 14 orang pada bagian Ornamental. Jenjang pendidikan untuk tingkat manajer adalah Sarjana, sedangkan jenjang pendidikan minimal untuk karyawan adalah SMA. Perusahaan lebih mengutamakan pengalaman dibandingkan pendidikan formal, karena dengan pengalaman para karyawan dapat lebih memahami pekerjaannya tersebut. Karyawan PT BUF direkrut dari lokasi lingkungan sekitar perusahaan sebagai wujud partisipasi perusahaan dalam mengurangi angka pengangguran dan ikut meningkatkan kesejahteraan di lingkungan masyarakat sekitar perusahaan. Penetapan hari kerja di PT BUF yaitu dari hari senin hingga Sabtu dimulai pukul 07.00-15.30 WIB dengan dua kali istirahat. Istirahat pertama pada pukul 08.30-09.00 WIB, sedangkan istirahat kedua pukul 12.00-13.00 WIB. Setiap hari libur tetap dilakukan perawatan tanaman dengan pengaturan jadwal piket secara bergiliran. Perusahaan mewajibkan setiap karyawan untuk mengenakan seragam khusus perusahaan. Penetapan gaji karyawan berdasarkan Upah Minimum Kabupaten Cianjur. 3. Sumberdaya Finansial Sejak awal berdirinya, PT BUF menggunakan modal pribadi dari pemilik perusahaan. Permodalan yang dimiliki perusahaan berupa lahan, bangunan, peralatan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. PT BUF merupakan perusahaan badan hukum dengan bentuk perseroan terbatas (PT). Sebagai suatu usaha yang berbadan hukum dan dalam skala yang sudah cukup besar, segala aktivitas perusahaan telah dilakukan pencatatan dengan baik. IDENTIFIKASI BAURAN PEMASARAN YANG DIJALANKAN PT BUF Sebagai salah satu perusahaan agribisnis tanaman hias yang cukup besar di Indonesia, PT BUF dalam memasarkan produk tanaman hiasnya telah berusaha menjalankan kegiatan pemasaran yang diharapkan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. PT BUF memiliki tiga tujuan dari pemasaran yang dijalankannya yaitu untuk mencapai efisiensi pemasaran perusahaan (dari biaya produksi, HPP dan tingkat keuntungan atas penjualan), meningkatkan penjualan dan menciptakan keunggulan bersaing. Pemasaran yang dijalankan tersebut diharapkan perusahaan bisa mencapai visi dan misinya dan tetap menjadi perusahaan trend setterr untuk semua jenis tanaman hias yang dikembangkan di Indonesia. 32 Pemasaran yang dilakukan PT BUF hanya berkonsentrasi pada produksi tanaman hias untuk pasar lokal saja. Hal tersebut dilakukan PT BUF dengan alasan agar fokus untuk memenuhi pasar konsumen potensial dalam negeri yang belum terpenuhi sebelumnya, karena sebagian besar perusahaan tanaman hias di Indonesia yang ada saat ini hanya berkonsentrasi pada produksi bunga potong untuk di ekspor ke manca negara. Pengembangan Produk PT BUF selalu berusaha untuk menyediakan produk berkualitas mutu yang terjamin. Perusahaan menyadari bahwa mutu merupakan salah satu faktor yang menentukan dan mempengaruhi keunggulan bersaing dalam industri tanaman hias. Tanaman hias yang di jual berasal dari benih import yang diproduksi dengan teknologi yang modern, sehingga memiliki kualitas yang baik. Proses seleksi tanaman hias dan grading juga dilakukan untuk menjamin kualitas tanaman hias yang dijual agar tetap prima. Pengawasan mutu tanaman hias dilakukan mulai dari penyediaan bahan baku sampai dengan proses penerimaan produk ke tangan konsumen. Keberhasilan pemasaran dalam mempertahankan pelanggan dan meningkatkan jumlah konsumen baru dapat terlihat dari adanya kepuasan serta loyalitas konsumen terhadap produk-produk yang ditawarkan PT BUF. Pada awalnya PT BUF hanya memproduksi tanaman hias yang dibutuhkan oleh TBN, namun seiring berjalanya waktu semenjak TBN dibuka untuk umum banyak pengunjung TBN yang menginginkan tanaman hias yang ada di TBN untuk dibawa pulang. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang potensial tersebut PT BUF mengembangkan produknya menjadi beberapa jenis tanaman sesuai kebutuhan konsumen. Mulai dari bibit untuk diperbesar, tanaman hamparan, tanaman pot dan bunga potong. Adapun ragam jenis tanaman hias yang disediakan di PT BUF sangat beragam. Tanaman hias yang diproduksi adalah: 1. Bedding Plants: Angelonia, Begonia, Celosia, Cleome, Dianthus, Gomphrena, Silvedust, Impatiens (New Guinea), Marigold, Pentas, Perunia, Salvia splendens, Torenia, Vinca, Zinnia angustifolia. 2. Liner: Adam Hawa, Asaba, Begonia, Cakar Ayam/Selaginella, Calthea Macan, Clorophythum/Diadinella, Dandang Gendis, Episias, Fitonia, Florida Beauty, Hemigraphis, Hipoestes, Knic Cactus, Kolesom, Monik Lavender, Pakis, Paperomia, Rumput Casablanca, Singonium, Sirihgading dan Zebrina. 3. Pot Plants: Silvedust, Impatiens, Marigold, Pentas, Petunia, Salvia splendens, Torenia, Vinca dan Begonia Dragon Wings. 4. Plugs / bibit: Begonia sempeflorens, Celosia plumosa, Celosia Cristata-cut, Cleome, Cosmos, Dahlia, Dianthus, Gloxinia, Gomphrena, Impatient Waleriana, Lisianthus, Marigold, Pentas mix, Petunia, Salvia, Snapdragon, Torenia, Vinca, Zinnia Angustifolia dan Zinia Elegant Jenis-jenis tanaman hias tersebut biasanya dijual untuk kosumen langsung, hobiis ataupun para grower yang ingin mengembangkan atau memasarkanlebih lanjut lagi. Tanaman hamparan biasanya dijual ke real estate, perumahan, landscaper, decorator, taman tata kota, apartemen, hotel, florist, tempat wisata dan pedagang bunga eceran atau pinggir jalan. Bibit biasanya dijual ke para 33 grower, untuk bunga potong segar konsumennya adalah hotel, florist dan flowershop. Sedangkan untuk tanaman pot konsumennya adalah florist, hotel, decorator dan pedagang bunga eceran atau pinggir jalan pedagang bunga eceran atau pedagang pinggir jalan. Pengembangan produk yang dilakukan oleh PT BUF dikarenakan oleh beralihnya selera konsumen ke jenis tanaman hias lain sesuai dengan trend yang sedang berkembang. Secara alamiah produk tanaman hias tidak bisa tergantikan keberadaanya karena nilai kesegaran, keharuman dan estetika. Upaya yang terus dilakukan sampai saat ini oleh PT BUF agar menghasilkan produk yang berkualitas dan mampu bersaing dengan produk tanaman hias pesaing lainnya adalah melakukan berbagai penelitian/percobaan yang akan memberikan kesan terbaik untuk konsumen potensialnya. Hasil dari pengembangan produk yang selalu diupayakan oleh PT BUF menjadikan produk tanaman hias yang dihasilkan oleh PT BUF tersebut memiliki ciri, keunikan dan kualitas yang sangat bagus daripada produk pesaing, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk membeli tanaman hias yang dihasilkan oleh PT BUF. Jumlah tanaman hias yang tersedia di PT BUF cukup banyak. Kecukupan jumlah tanaman hias selain didukung dari kebun produksi sendiri, juga bekerjasama dengan pemasok tanaman hias yang berasal dari kebun-kebun petani di wilayah sekitar. Selain menyediakan tanaman hias yang meniliki ragam yang banyak dan kualitas yang terjamin, kemasan juga sangat diperhatikan dan didesain sebaik mungkin selain untuk menarik perhatian konsumen juga bisa tetap menjaga kualitas tanaman hias tersebut. Penetapan Harga Harga yang ditetapkan oleh PT BUF rata-rata diatas harga pesaing. Penetapan harga tersebut dikarenakan kualitas dan pelayanan dari tanaman hias yang diberikan perusahaan lebih unggul dibanding pesaing. Alasan lain dari tingginya penetapan harga dari produk pesaing adalah biaya input yang dikeluarkan lebih mahal dalam produksinya, karena bahan baku benihnya masih impor. Segmentasi konsumen juga menjadi pertimbangan dalam penetapan harga. Hal ini dikarenakan segmentasi yang dilakukan oleh PT BUF terdiri dari pasar konsumen dan pasar produsen yang membeli tanaman hias dalam jumlah yang berbeda, sehingga perhitungan penetapan harganya pun berbeda. Harga akhir dari produk tanaman hias dipengaruhi oleh faktor utama yaitu penetapan harga psikologis melalui persepsi, citra produk dan kebijakan penetapan harga perusahaan selain melihat perubahan nilai kurs dolar dan juga kondisi pasar. Berdasarkan pengamatan di lapang, penetapan harga dihitung dari biaya operasional didapatkan bahwa rasio keuntungan bersih penjualan perusahaaan berkisar antara 5-10% dan rasio keuntungan kotor berkisar 20-25%. Penetapan harga yang dilakukan perusahaan tersebut untuk kelangsungan hidup perusahaan yang akan memaksimumkan keuntungan dan juga meningkatkan pangsa pasar. Berdasarkan estimasi dari Manager Marketing laba potensial terbesar PT BUF berasal dari pasar produsen yaitu sekitar 85% dan pasar konsumen hanya memberikan kontribusi laba perusahaan sebesar 15%. Begitu 34 juga untuk kesempatan dan keberhasilan pasar terbesarnya ada pada pasar produsen yaitu 80% untuk keberhasilan pasar dan 60% untuk kesempatan pasar. Sisanya untuk pasar konsumen. Adapun daftar harga dari setiap jenis tanaman hias yang dijual dapat dilihat pada Lampiran 9-11. Tempat/ Saluran Distribusi Strategi tempat atau saluran distribusi merupakan faktor yang sangat penting dalam pemasaran tanaman hias. Lokasi yang strategis akan memudahkan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, baik untuk mendapatkan bahan baku dan juga memudahkan dalam proses menyampaikan produk untuk sampai ke tangan konsumen. PT BUF memiliki keuntungan dalam pemilihan tempat usaha yang dijalankanya baik dari lokasi maupun sarana transportasinya, karena selain arealnya yang luas dan kondisi lingkungannya juga cuaca yang mendukung untuk budidaya tanaman hias, tempat usaha PT BUF dekat dengan tempat wisata, vilavila dan instansi pemerintahan yang merupakan salah satu pasar potensial untuk pemasaran tanaman hias. Tempat usaha PT BUF yang dipilih sampai sekarang memudahkan konsumen dalam memperoleh tanaman hias yang dibutuhkan karena aksesnya yang strategis. Informasi ketersediaan tanaman hias pun sering diberikan oleh PT BUF di tempat usahanya sehingga konsumen dengan mudah memperoleh tanaman hias yang dibutuhkan, meskipun tidak harus datang ke tempat penjualan PT BUF. Kondisi tempat yang bersih dan nyaman dibuat oleh PT BUF agar konsumen merasa senang untuk selalu datang dan membeli tanaman hias yang disediakan oleh PT BUF. Dalam mendistribusikan produknya, PT BUF melakukannya melalui PT SAE (Sigma Agri Entitas) ataupun langsung kepada konsumen. PT SAE merupakan anak perusahaan PT BUF yang khusus melakukan pemasaran tanaman hias yang diproduksi oleh PT BUF. Selain itu, PT BUF juga melakukan sendiri pemasaran produknya melalui divisi pemasaran langsung ke konsumen. PT BUF menyediakan jasa pengiriman untuk konsumen yang membeli dalam jumlah besar yang bekerjasama dengan beberapa jasa trasnportasi. Tarif ongkos pengiriman setiap daerah berbeda-beda sesuai dengan jarak tempuh. Misalnya Untuk wilayah Sukabumi biaya pengiriman Rp 150.000, Bogor dan Bandung Rp 200.000, Jakarta Rp 300.000 dan Kuningan Rp 700.000. Jika pembelian di atas harga Rp 3.000.000 maka tidak dikenakan biaya pengiriman. Adapun saluran distribusi pemasaran pada PT BUF dapat dilihat pada Gambar 5. PT. SAE Konsumen PT. BUF Konsumen Sumber PT BUF (2012) Gambar 5 Saluran Distribusi Pemasaran PT BUF 35 Promosi Apabila dilihat dari market share yang dimiliki PT BUF masih tergolong kecil. Lingkup pasar untuk Jawa Barat saja masih sekitar 10-20 persen sedangkan untuk Jakarta kurang dari 0,5 persen. Upaya yang dilakukan PT BUF untuk meningkatkan pangsa pasarnya ditengah persaingan yang kompetitif dengan cara promosi. Beberapa bentuk promosi yang dilakukan PT BUF diantaranya adalah: 1. Periklanan, yaitu bentuk promosi yang dilakukan baik melalui media cetak maupun media elektronik, dengan meyeleksi media terbaik sebagai sarana untuk mengiklankan tanaman hias yang dihasilkan oleh PT BUF agar tanaman hias yang dihasilkan lebih dikenal secara lebih luas. Adapun jenis periklanan yang dilakukan PT BUF adalah melalui melalui internet, brosur atau leaflet. Biasanya perusahaan juga melakukan pameran tanaman hias untuk memperkenalkan produknya lebih luas. 2. Promosi Penjualan, dilakukan PT BUF dengan menyelenggarakan open house yang mengundang berbagai kalangan seperti instansi pemerintahan, direksi perusahaan tanaman hias, pengusaha, petani hobiis, pelanggan tetap dan masyarakat umum. Tujuan dari open house ini agar perusahaan bisa memperkenalkan produk-produk dan inovasi yang telah dihasilkan, mempertahankan pelanggan yangsudah ada, menarik pelanggan baru, dan bisa menghadapi persaingan. Promosi ini dilakukan dengan cara pemberian bonus tanaman bila konsumen membeli dalam jumlah banyak dan bebas ongkos kirim, namun tanpa mengurangi harga yang telah ditetapkan, sehingga akan meningkatkan jumlah penjualan baik yang bersifat langsung, jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Penjualan Pribadi, dilakukan PT BUF dengan penjualan langsung atau penawaran atau datang langsung kepada institusi seperti taman bunga, developer, real estate dan pengelola lapangan golf. Hal tersebut dilakukan agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan memperkirakan dan mengantisipasi kebutuhan konsumen atau pelanggan yang bisa dilayani langsung oleh PT BUF. Hal ini dilakukan juga agar bisa mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen dengan menciptakan komunikasi dua jalur antar penjual dan pembeli, meyakinkan bahwa kualitas produk PT BUF lebih baik dari pesaing. Penjualan pribadi juga biasanya dilakukan dengan cara konsumen yang langsung datang ke PT BUF, memilih produk yang ingin dibeli dan melakukan pembayaran langsung. Pemasaran juga dilakukan dengan cara kanvasing (berjualan keliling). Cara ini dilakukan setiap seminggu dua kali kepada para pedagang tanaman hias di wilayah Jakarta, dan seminggu sekali kepada para pedagang tanaman hias di Cipanas, Puncak, Cianjur dan Sukabumi. Selain itu untuk pembelian dalam jumlah besar bisa dilakukan dengan pemesanan. 4. Hubungan Masyarkat, dilakukan PT BUF dengan melaksanakan kegiatan sponsor dan konsultasi pelanggan kepada perusahaan menjadi bagian dari promosi hubungan masyarakat yang dilakukan oleh PT BUF selain citra perusahaan bisa tetap terjaga tujuan dari hubungan masyarakat ini adalah untuk lebih memperkenalkan produk yang dihasilkan kepada masyarakat yang lebih luas lagi. 36 Orang/ SDM Aspek dari orang / SDM ini sangat penting diperhatikan bagi suatu usaha. Efektifitas usaha selain dilihat dari keahlian karyawan dalam memproduksi produk juga keterampilan SDM atau karyawan dalam menjalankan pemasaran yang mampu menyampaikan produk yang ditawarkan kepada konsumen. PT BUF mengupayakan SDM nya dengan sangat selektif agar karyawan yang ada bisa menunjang keberhasilan usaha dari PT BUF tersebut. Selain membutuhkan banyak karyawan mulai dari proses produksi sampai tanaman hias sampai ke tangan konsumen, PT BUF membutuhkan karyawan yang memiliki skill, sikap, komitmen dan kemampuan membina hubungan baik dengan konsumen. Dalam meningkatkan kualitas karyawanya PT BUF melakukan perekrutan dengan penyeleksian karyawan yang sangat ketat, mengadakan pelatihan-pelatihan kepada karyawan yang sudah ada guna meningkatkan kualitas kinerjanya. Hal ini dilakukan agar konsumen merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan dan menimbulkan kepercayaan dengan kualitas SDM yang bagus, sehingga produk yang dipasarkan bisa sampai ke tangan konsumen dengan baik dan juga tujuan perusahaan dapat dengan mudah tercapai. Proses Bauran yang tidak kalah pentingnya dalam pemasaran adalah proses. Proses yang dilakukan PT BUF sebagai upaya dalam menjalankan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. PT BUF memfasilitasi transaksi pembayaran dengan menerapkan kemudahan administrasi mulai dari pemesanan produk sampai produk ke tangan konsumen dengan sistem pembayaran bisa tunai ataupun kredit, memberikan layanan purna jual untuk tetap mempertahankan konsumen atau pelanggan dan tanggapan atas keluhan yang disampaikan konsumen baik yang menyampaikan komplain atas tanaman hias yang telah sampai ataupun saran-saran yang menjadikan PT BUF lebih baik lagi. Hal ini dilakukan agar hubungan konsumen atau pelanggan dengan perusahaan dapat tetap terjaga dan memastikan bahwa dengan pelayanan tersebut konsumen merasa puas dan dihargai, sehingga dapat melakukan pembelian berulang. Bukti Fisik (Fasilitas Pendukung) Bukti fisik merupakan fasilitas yang mendukung keberadaan PT BUF. Fasilitas tersebut disediakan dan diperhatikan oleh manajemen PT BUF dalam upaya memberikan kejelasan, kenyamanan dan kepuasan konsumen. Beberapa bukti fisik yang mendukung keberadaan PT BUF adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan fasilitas lengkap perusahaan. PT BUF membuat fasilitas semenarik mungkin untuk bisa menarik pelanggan sebanyak mungkin dengan membuat areal parkir yang luas, tersedianya mushola dan toilet yang lengkap agar konsumen bisa menikmati fasilitas yang ada dan menimbulkan minat untuk mengunjungi PT BUF dan melakukan pembelian yang lebih banyak. 37 2. 3. Membuat desain dan layout perusahaan, untuk memberikan isyarat pada para pelanggan mengenai kualitas dan kekhususan produk tanaman hias yang ditawarkan dan juga mempermudah konsumen untuk mengetahui keberadaan tanaman hias yang dihasilkan serta manfaat yang diberikannya. Membuat baju seragam untuk karyawan yang lain daripada perusahaan lain untuk menciptakan suasana yang berbeda dan menjadi penarik perhatian untuk konsumen mau mengunjungi tempat penjualan tanaman hias di PT BUF serta melakukan pembelian. ANALISIS PRIORITAS BAURAN PEMASARAN PT BUF Analisis Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Prioritas Bauran Pemasaran Bagi setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, perdagangan, jasa maupun bidang lainnya, pemasaran sangat penting dan dibutuhkan untuk kelangsungan usahanya. PT BUF sebagai sebuah usaha agrbisnis yang menawarkan tanaman hias memerlukan rancangan dan menerapkan konsep bauran pemasaran yang tepat sehingga tujuan dari kegiatan pemasaran yang diinginkan dapat tercapai. Keberhasilan suatu pemasaran yang diterapkan dan tepat sasaran dapat dilakukan dengan cara yang tepat dan juga dilaksanakan pada waktu yang tepat. Salah satu cara agar PT BUF mendapatkan tingkat prioritas terbaik untuk pelaksanaan strategi bauran pemasarannya dapat di analisis dengan menerapkan Proses Hirarki Analitik (PHA). Penyusunan hirarki prioritas bauran pemasaran yang disesuaikan pengamatan di lapangan dibagi menjadi tiga tingkatan. Tingkat satu sebagai fokus prioritas bauran pemasaran tanaman hias PT BUF, tingkat dua prioritas tujuan pemasaran dan tingkat tiga prioritas bauran pemasaran yang akan diterapkan. Adapun tingkat dua yang menjadi tujuan dari pemasaran yang diterapkan di PT BUF yaitu: 1. Mencapai Efisiensi Pemasaran Perusahaan Tujuan mengefisiensikan pemasaran perusahaan diperhitungkan oleh PT BUF di lihat dari sumber daya yang dimiliki serta biaya produksi, HPP (Harga Pokok Produksi) dan tingkat keuntungan atas penjualan guna mencapai keuntungan yang lebih maksimal. 2. Meningkatkan Penjualan Tujuan dari meningkatkan penjualan merupakan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang ingin dicapai perusahaan. Hal tersebut dikarenakan PT BUF merasakan adanya penurunan penjualan di tahun 2012 (Lampiran 4), sehingga perlu di upayakan peningkatan penjualan guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahan dan secara tidak langsung akan meningkatkan keuntungan. 38 3. Menciptakan Keunggulan Bersaing Suatu usaha bisnis di bidang apapun termasuk tanaman hias persaingan yang semakin tajam bukanlah hal yang aneh. Semakin unggul dalam bersaing maka PT BUF akan semakin mudah meningkatkan pangsa pasar. Selama ini PT BUF hanya memiliki pangsa pasar yang sangat kecil yaitu 10-20% untuk Jawa Barat dan untuk Jakarta, Surabaya, Semarang dan Bali masing-masing hanya kurang dari 10%, sehingga PT BUF harus lebih teliti lagi dalam melaksanakan pemasaran yang tepat agar dapat menciptakan keunggulan bersaing untuk mempertahankan usahanya. Tingkat tiga sebagai prioritas bauran pemasaran, yaitu 1. Produk yaitu segala sesuatu yang ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen. Untuk menjaga agar produk dapat memuaskan keinginan atau sesuai dengan kebutuhan konsumen, perusahaan harus dapat mengembangkan produknya menjadi lebih baik. 2. Harga yaitu sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Strategi perusahaan mengembangkan kebijakan dan menentukan harga produk yang tepat agar bisa mempertahankan usahanya. 3. Tempat/saluran distribusi yaitu berhubungan dengan penyediaan produk/jasa yang tepat pada transportasi yang nyaman, aman dan mudah dijangkau, serta menyediakan produk dalam jumlah yang diinginkan konsumen. 4. Promosi yaitu aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima dan membeli pada produk yang ditawarkan perusahaan. 5. Orang/SDM yaitu kesan dari suatu usaha yang diukur dari orang-orang yang memberikan pelayanan kepada konsumen dengan mengarahkan minat yang lebih besar dalam menarik, memotivasi, melatih dan mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaanpekerjaan untuk memuaskan konsumen. 6. Proses yaitu seluruh kegiatan kerja yang berhubungan dengan pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen, perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. 7. Bukti Fisik (Fasilitas Pendukung) yaitu lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan dan konsumen berinteraksi. 39 Setiap prioritas bauran pemasaran terdapat beberapa kriteria atau elemen bauran pemasaran yang dipertimbangkan oleh PT BUF yaitu: 1. Kriteria yang diperhatikan dalam produk adalah a. Kualitas produk b. Kuantitas dan variasi produk c. Kemasan produk yang digunakan 2. Kriteria yang diperhatikan dalam penetapan harga adalah: a. Harga berdasarkan biaya operasional b. Harga berdasarkan produk pesaing c. Harga berdasarkan segmentasi konsumen/pelanggan 3. Kriteria yang diperhatikan dalam Tempat adalah a. Kemudahan mendapatkan produk b. Informasi ketersedian produk c. Kemudahan dan keamanan transportasi 4. Kriteria yang diperhatikan dalam promosi adalah: a. Periklanan b. Promosi penjualan c. Pemasaran langsung d. Hubungan masyarakat 5. Kriteria yang diperhatikan dalam SDM adalah: a. Meningkatkan kualitas SDM b. Meningkatkan kuantitas SDM 6. Kriteria yang diperhatikan dalam proses adalah: a. Menfasilitasi kemudahan transaksi pembayaran b. Memberikan layanan purna jual c. Tanggapan atas keluhan konsumen 7. Kriteria yang diperhatikan dalam bukti fisik adalah: a. Meningkatkan fasilitas lengkap perusahaan b. Membuat desain dan layout perusahaan c. Membuat seragam karyawan Hirarki prioritas bauran pemasaran tanaman hias PT BUF dapat dilihat pada Gambar 6. 40 Prioritas Bauran Pemasaran PT. BUF Mencapai Efisiensi Pemasaran Produk Kualitas Kuantitas Kemasan b Harga Tempat Kemudahan Mendapatkan Produk Biaya Operasional Harga Produk Pesaing Segmentasi Konsumen Informasi Ketersediaan Produk Kemudahan dan Keamanan Transportasi Menciptakan Keunggulan Bersaing Meningkatkan Penjualan Promosi Periklanan Promosi Penjualan Orang/SDM Proses Meningkatkan Kualitas SDM Memfasilitasi Kemudahan Transaksi Pembayaran Meningkatkan Jumlah SDM Pemasaran Langsung Memberikan Layanan Purna Jual Hubungan Masyarakat Tanggapan atas Keluhan Gambar 6 Hirarki Strategi Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF Bukti Fisik Meningkatkan Fasilitas Lengkap Perusahaan Membuat desain dan Layout Perusahaan Membuat Baju Seragam Karyawan 41 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan Tujuan dari pengolahan horizontal yaitu untuk melihat prioritas suatu elemen terhadap tingkat yang berada satu tingkat di atas elemen tersebut dalam suatu struktur hirarki keputusan. Melalui identifikasi, hasil wawancara dan pengisian kuesioner yang diberikan kepada pihak manajemen PT BUF, didapatkan struktur hirarki beserta data yang digunakan untuk memudahkan proses pengambilan keputusan. Data hasil pengisian kuesioner kemudian diolah dengan menggunakan software expert choice Version 2000. Pada pengolahan horizontal ini merupakan pengolahan hirarki di tingkat dua untuk mengetahui tujuan yang diprioritaskan dalam bauran pemasaran yang dilakukan di PT BUF. Adapun hasil pengolahan horizontal tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Tujuan Pemasaran Tanaman Hias PT BUF. Tujuan Bobot Prioritas Rasio Inkonsistensi Mencapai Efisiensi Pemasaran 0.668 1 Meningkatkan Penjualan 0.208 2 0.02 Menciptakan Keunggulan Bersaing 0.124 3 Hasil pengolahan horizontal prioritas tujuan memiliki rasio inkonsistensi 0.02 (2%), artinya sudah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi di bawah 10%. Berdasarkan pengolahan tersebut diketahui bahwa tujuan untuk mencapai efisiensi pemasaran perusahaan menjadi prioritas pertama dengan bobot 0.668. Tujuan mencapai efisiensi pemasaran perusahaan menjadi prioritas pertama dikarenakan tujuan ini memperhitungkan biaya produksi, HPP (Harga Pokok Penjualan) dan tingkat keuntungan atas penjualan. Semakin efisien dalam usaha yang dijalankan maka akan meminimalisir risiko besarnya biaya yang dikeluarkan yang akan menimbulkan kerugian, sehingga akan lebih mudah PT BUF untuk menjalankan keberlangsungan usahanya dengan keuntungan yang maksimal. Tujuan perusahaan yang menjadi prioritas kedua adalah meningkatkan penjualan dengan bobot 0.208. Tujuan ini juga menjadi salah satu tujuan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Pihak perusahaan berpendapat bahwa ada penurunan penjualan yang diakibatkan adanya selera konsumen yang selalu berubah-ubah sehingga menciptakan trend yang baru untuk jenis tanaman hias yang diinginkan. Selain itu penurunan penjualan juga disebabkan oleh banyaknya jenis karakteristik pesaing dan pendatang baru di bisnis tanaman hias. Semakin meningkatnya penjualan, maka pendapatan perusahaan juga meningkat. Pendapatan yang meningkat akan memperkuat modal perusahaan, dan dengan modal perusahaan yang semakin bertambah akan membuat perusahaan lebih leluasa dalam mengembangkan usahanya. Tujuan ketiga adalah menciptakan keunggulan bersaing dengan bobot 0.124, karena dalam perkembangannya bermunculan pesaing-pesaing yang dihadapi oleh PT BUF tidak hanya datang dari pihak perusahaan sejenis tetapi juga dari petani-petani dan pengusaha tanaman hias di wilayah setempat ataupun di tempat berbeda yang menawarkan produk sejenis ataupun produk penggantinya. Selain itu adanya kekuatan tawar menawar pemasok dan juga 42 konsumen menjadikan PT BUF harus mempertahankan produknya dengan kualitas yang tinggi agar bisa menghadapi persaingan. Setelah ditentukan prioritas tujuan pemasaran perusahaan, selanjutnya adalah penentuan prioritas bauran pemasaran (tingkat tiga) dan kriteria yang mendukung bauran pemasaran dilakukan penyusunan hirarki lagi untuk masingmasing bauran pemasaran. Penentuan prioritas bauran pemasaran dilakukan pada masing-masing tujuan pemasaran yang telah ditentukan. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Pemasaran untuk Mencapai Efisiensi Pemasaran Pada Pengolahan tingkat tiga untuk tujuan mencapai efisiensi pemasaran perusahaan memiliki rasio inkonsistensi yang sudah memenuhi persyaratan yaitu dengan nilai 0.04 (4%). Pencapaian nilai rasio ikonsistensi ini dilakukan dua kali pengisian kuesioner, karena pada saat hasil wawancara pertama ternyata ada dari satu orang responden yang tidak memenuhi syarat konsistensi pada bauran tempat dan promosi yang mengakibatkan hasil kosnsistensinya melebihi 10 %. Adapun hasil pengolahan yang sudah mencapai syarat konsistensi dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Pemasaran Tanaman Hias PT BUF untuk Mencapai Efisiensi Pemasaran. Bauran Rasio Tujuan Pemasaran Bobot Prioritas Inkonsistensi Produk 0.154 4 Harga 0.164 2 Tempat 0.085 7 Mencapai Efisiensi 0.04 Promosi 0.110 6 Pemasaran SDM 0.149 5 Proses 0.177 1 Bukti Fisik 0.162 3 Hasil pengolahan horizontal pemasaran untuk masing-masing bauran pemasaran dalam tujuan mencapai efisiensi pemasaran perusahaan juga telah memenuhi syarat inkonsistensi dengan nilai 0.00 (0%) untuk produk, 0.02 (2%) untuk harga, 0.04 (4%) untuk tempat, 0.01 (1%) untuk promosi, 0.00 (0%) untuk SDM, 0.00 (0%) untuk proses dan 0.00 (0%) untuk bukti fisik. Hasil pengolahan horizontal prioritas bauran pemasaran untuk tujuan mencapai efisiensi pemasaran perusahaan yang menjadi prioritas pertama adalah bauran proses dengan bobot 1.77. Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 7. 43 Tabel 7 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Kriteria Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF untuk Mencapai Efisiensi Pemasaran. Kriteria Bauran Rasio Bauran Pemasaran Pemasaran Bobot Prioritas Inkonsistensi Kualitas 0.495 1 Produk 0.00 Kuantitas 0.410 2 Kemasan 0.095 3 Biaya Opersional 0.330 2 Harga 0.02 Harga Produk Pesaing 0.184 3 Segmentasi Pelanggan 0.486 1 Kemudahan Mendapatkan produk 0.381 2 Informasi Tempat Ketersediaan Produk 0.538 1 0.04 Kemudahan dan Keamanan Transportasi 0.081 3 Periklanan 0.107 4 Promosi Penjualan 0.301 2 Promosi 0.01 Pemasaran Langsung 0.500 1 Hubungan Masyarakat 0.093 3 Meningkatkan Kualitas SDM 0.852 1 Orang/ SDM 0.00 Meningkatkan Kuantitas SDM 0.148 2 Memfasilitasi KemudahanTransaksi Pembayaran 0.109 3 Proses Memberikan Layanan 0.00 Purna Jual 0.299 2 Tanggapan atas keluhan 0.591 1 Meningkatkan Fasilitas Lengkap Perusahaan 0.612 1 Bukti Fisik Membuat Desain dan 0.00 Layout Perusahaan 0.154 3 Membuat Seragam Karyawan 0.234 2 Proses menjadi salah satu hal yang penting bagi PT BUF karena sebaik apapun kualitas yang dihasilkan jika dalam kegiatan pemasaran mulai dari tanaman hias di produksi sampai penyaluran produk tanaman hias yang dihasilkan oleh PT BUF tidak baik, maka tanaman hias tersebut tidak akan sampai ke tangan konsumen sesuai dengan yang diharapkannya. Dilihat dari hasil pengolahan horizontal untuk bauran proses maka didapatkan nilai inkonsitensi 0.00 (0%). 44 Kriteria yang paling pertama untuk bauran proses adalah dengan memberikan tangapan atas keluhan, kriteria kedua memberikan layanan purna jual dan kriteria memfasilitasi kemudahan dalam transaksi pembayaran. Memberikan tanggapan atas keluhan konsumen dari setiap tanaman hias yang kurang sesuai atau masukan-masukan dari konsumen yang selalu ditanggapi positif menjadikan PT BUF lebih dipercaya oleh konsumen. Kemudian PT BUF akan terus memberikan layanan purna jual dengan menjaga hubungan dengan konsumen atau pelanggan dan mencarikan alternatif pilihan untuk kemudahan dalam proses administrasi atau transaksi pembayaran. Hal ini akan mempermudah PT BUF untuk mencapai efisiensi pemasaran, karena konsumen merasa puas mendapatkan produk dan pelayanan yang diinginkannya. Prioritas kedua untuk mencapai tujuan mencapai efisiensi pemasaran perusahaan adalah bauran harga dengan bobot 0.164. Dari hasil pengolahan horizontal untuk bauran harga kriteria yang pertama adalah penentuan harga berdasarkan segmentasi pelanggan, kedua berdasarkan biaya operasional dan ketiga berdasarkan harga produk pesaing. Prioritas ketiga dalam mencapai tujuan mencapai efisiensi pemasaran perusahaan adalah bauran bukti fisik dengan bobot 0.162. Prioritas ini menjadi penting karena dengan adanya bukti fisik yang mendukung keberadaan PT BUF merupakan upaya memberikan kejelasan untuk menciptakan keyakinan, kenyamanan dan kepuasan konsumen. Hasil pengolahan horizontal untuk bauran bukti fisik, kriteria yang pertama adalah meningkatkan fasilitas lengkap perusahaan. PT BUF membuat fasilitas semenarik mungkin untuk bisa menarik pelanggan sebanyak mungkin dengan membuat areal parkir yang luas, tersedianya mushola dan toilet yang lengkap agar konsumen bisa menikmati fasilitas yang ada dan menimbulkan minat untuk melakukan kunjungan ke PT BUF dan melakukan pembelian. Kemudian kriteria kedua dalam bauran bukti fisik adalah membuat baju seragam untuk karyawan yang lain daripada perusahaan lain untuk menciptakan suasana yang berbeda dan menjadi penarik perhatian untuk konsumen mau mengunjungi tempat penjualan tanaman hias di PT BUF dan kemudian melakukan pembelian. Membuat Desain dan layout perusahaan merupakan kriteria ketiga dalam bauran bentuk fisik, Hal ini dilakukan untuk memberikan isyarat pada para pelanggan mengenai kualitas dan kekhususan produk tanaman hias yang ditawarkan. Prioritas bauran yang dilakukan tersebut akan mempermudah perusahaan dalam mencapai efisiensi pemasaran perusahaan untuk mencapai keuntungan maksimal, meskipun biaya investasi di awal lebih besar namun untuk kedepannya tidak harus mengeluarkan biaya yang lebih besar lagi karena fasilitas yang disediakan sudah merupakan investasi jangka panjang. Prioritas keempat dalam tujuan mencapai efisiensi pemasaran perusahaan adalah bauran produk dengan bobot 0.154. Dari hasil pengolahan horizontal untuk bauran produk kriteria yang pertama adalah meningkatkan kualitas produk. Pencapaian efisiensi suatu penjualan produk juga dapat diperoleh dari kualitas produk yang dilihat dari ketahanan kesegaran, keharuman, keunikan dan tahan terhadap hama dan penyakit tanaman. Kualitas yang baik akan menjadikan konsumen lebih loyal untuk tetap membeli tanaman hias yang dihasilkan di PT BUF tersebut. Kriteria kedua adalah meningkatkan kuantitas produk. Penyesuaian kuantitas yang meliputi berbagai macam variasi bentuk dan warna yang unik, artinya sedikit saja perusahaan mengurangi kuantitas dari produk, maka biaya 45 produksi yang digunakan dapat diturunkan. Penurunan biaya produksi mengakibatkan lebih leluasa dalam penentuan harga pokok penjualan. Penentuan harga pokok produk yang lebih tinggi dari harga pokok produksi akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Kemasan menjadi kriteria ketiga yang harus dipertimbangkan karena dengan penggunaan kemasan tidak hanya dilihat dari keunikan dan dibuat semenarik mungkin, namun bagaimana kemasan yang digunakan dapat menjadikan tanaman hias tetap segar dan harum dalam waktu yang relatif lama. Produk yang unggul dari kualitas, kuantitas, dan kemasan tanaman hias yang dijual PT BUF tersebut akan memberikan kepuasan konsumen dan menyebabkan efisiensi pemasaran dapat tercapai. Bauran SDM menempati prioritas kelima dari prioritas bauran pemasaran untuk tujuan mencapai efisiensi pemasaran perusahaan dengan bobot 0.149. Dari hasil pengolahan horizontal untuk strategi bauran SDM kriteria yang pertama adalah meningkatkan kualitas SDM atau karyawan dan kedua dengan meningkatkan kuantitas SDM. Kulaitas SDM yang terus ditingkatkan tentunya akan menjadikan usaha yang dijalankan PT BUF lebih efisien, karena jaminan dari kualitas tanaman hias yang dihasilkan ditunjang dari kualitas SDM yang sangat bagus. Bauran Promosi menempati prioritas keenam dari prioritas bauran pemasaran untuk tujuan mencapai efisiensi pemasaran dengan bobot 0.110. Dari hasil pengolahan horizontal untuk bauran promosi kriteria yang pertama adalah pemasaran lagsung, kedua promosi penjualan, ketiga periklanan dan keempat hubungan masyarakat. Pemasaran langsung menjadi prioritas utama karena PT BUF akan mudah memperkirakan dan mengantisipasi kebutuhan konsumen atau pelanggan. Kriteria kedua promosi penjualan dilakukan untuk mencapai efisiensi pemasaran perusahaan baik yang bersifat langsung/jangka pendek maupun jangka panjang. Kriteria ketiga adalah kriteria periklanan guna memperkenalkan tanaman hias yang dihasilkan PT BUF dapat terkenal lebih luas. Keempat adalah hubungan masyarakat yang terjalin dengan baik akan mampu membantu perusahaan untuk tetap menjalankan usahanya dengan nyaman dan aman. Bauran promosi yang diterapkan ini akan lebih mempermudah perusahaan mencapai efisiensi, karena tanaman hias yang ditawarkan langsung akan tepat pada konsumen yang membutuhkan sesuai dengan perhitungan dan target perusahaan. Bauran tempat atau saluran distribusi menempati prioritas ketujuh dari prioritas bauran pemasaran untuk tujuan mencapai efisiensi pemasaran perusahaan dengan bobot 0.085. Dari hasil pengolahan horizontal untuk bauran tempat kriteria pertama yang dilakukan PT BUF adalah memberikan informasi ketersediaan produk agar konsumen atau pelanggan bisa memperoleh tanaman hias yang dibutuhkan sesuai dengan yang diinginkan. Kriteria kedua adalah kemudahan dalam mendapatkan produk. Prioritas bauran ini dilakukan PT BUF dengan memilih tempat yang strategis dan akses jalan yang mudah dilalui, selain itu kemudahan yang diberikan adalah dengan mengantarkan langsung tanaman hias dengan alat transportasi yang tersedia agar konsumen atau pelanggan dapat memperoleh tanaman hiasnya pada waktu yang tepat. Kemudahan dan keamanan trasportasi menjadi kriteria ketiga, karena sebagus apapun fasilitas dan kualitas tanaman hias yang dihasilkan PT BUF, konsumen akan merasa lebih percaya jika transportasi yang disediakan dalam menjalankan usahanya menunjukan kemudahan dan keamanan bagi konsumen atau pelanggan dengan jaminan 46 keselamatan tanaman hias yang sampai ke tangan konsumen. Tempat/saluran distribusi harus menjamin adanya ketersediaan produk pada saat adanya permintaan dari konsumen. Apabila adanya permintaan yang tinggi dan perusahaan dapat memenuhi permintaan tersebut, maka akan memberikan kepercayaan bagi konsumen. Efisiensi pemasaran perusahaan dapat juga tercapai dari adanya kepercayaan konsumen yang merupakan keuntungan jangka panjang perusahaan. Analisis hasil Pengolahan Horizontal Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan Pengolahan tingkat tiga untuk tujuan meningkatkan penjualan memiliki rasio inkonsistensi yang sudah memenuhi persyaratan yaitu dengan nilai 0.02 (2%). Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Pemasaran Tanaman Hias PT BUF untuk Meningkatkan Penjualan. Bauran Rasio Tujuan Pemasaran Bobot Prioritas Inkonsistensi Produk 0.134 4 Harga 0.177 2 Tempat 0.081 7 Meningkatkan 0.02 Promosi 0.205 1 Penjualan SDM 0.133 5 Proses 0.173 3 Bukti Fisik 0.096 6 Hasil pengolahan horizontal pemasaran untuk masing-masing bauran pemasaran dalam tujuan meningkatkan penjuaalan pada awalnya tidak memenuhi syarat konsistensi, karena hasil dari bauran harga, tempat dan promosi melebihi 10 %. Namun setelah dilakukan pengisian kuesioner ulang dan diolah kembali sudah memenuhi syarat inkonsistensi dengan nilai 0.03 (3%) untuk bauran promosi di prioritas pertama dengan bobot 0.205, 0.03 (3%) untuk bauran harga di prioritas kedua dengan bobot 0.177, 0.02 (2%) untuk bauran proses di prioritas ketiga dengan bobot 0.173, 0.01 (1%) untuk bauran produk di prioritas ke empat dengan bobot 0.134, prioritas kelima 0.00 (0%) untuk bauran SDM dengan bobot 0.133, prioritas keenam dengan bobot 0.096 yaitu bauran bukti fisik dengan nilai inkonsistensi untuk 0.01 (1%) dan prioritas ketujuh dengan bobot 0.081 adalah bauran tempat/saluran distribusi dengan nilai inkonsistensi 0.00 (0%). Adapun Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. 47 Tabel 9 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Kriteria Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF untuk Meningkatkan Penjualan. Bauran Kriteria Bauran Rasio Pemasaran Pemasaran Bobot Prioritas Inkonsistensi Kualitas 0.473 1 Produk 0.01 Kuantitas 0.434 2 Kemasan 0.092 3 Biaya Opersional 0.214 3 Harga 0.03 Harga Produk Pesaing 0.409 1 Segmentasi Pelanggan 0.376 2 Kemudahan Mendapatkan produk 0.524 1 Informasi Ketersediaan Tempat 0.00 Produk 0.388 2 Kemudahan dan Keamanan Transportasi 0.088 3 Periklanan 0.108 4 Promosi Penjualan 0.273 2 Promosi 0.03 Pemasaran Langsung 0.480 1 Hubungan Masyarakat 0.130 3 Meningkatkan Kualitas SDM 0.734 1 Orang/ SDM 0.00 Meningkatkan Kuantitas SDM 0.266 2 Memfasilitasi KemudahanTransaksi Pembayaran 0.141 3 Proses 0.02 Memberikan Layanan Purna Jual 0.365 2 Tanggapan atas keluhan 0.493 1 Meningkatkan Fasilitas Lengkap Perusahaan 0.327 2 Membuat Desain dan Bukti Fisik 0.01 layout Perusahaan 0.256 3 Membuat Seragam Karyawan 0.417 1 Prioritas kriteria yang pertama dalam bauran promosi adalah pemasaran langsung, kedua promosi penjualan, ketiga hubungan masyarakat dan keempat periklanan. Sama halnya pada tujuan efisiensi pemasaran perusahaan, pemasaran langsung juga menjadi prioritas utama dalam meningkatkan penjualan karena PT BUF akan mudah memperkirakan dan mengantisipasi kebutuhan konsumen atau langganan sehingga jumlah penjualan akan lebih meningkat dari pemasaran atau penawaran langsung kepada konsumen karena dalam menawarkan tanaman hiasnya PT BUF akan menjelaskan lebih mendetail tentang kualitas dari tanaman hias yang diproduksi dengan harga yang sesuai dengan kualitas yang ditawarkan 48 tersebut yang akan menimbulkan minat dan kepercayaan konsumen yang menjadi sasaran untuk penjualan. Kriteria kedua promosi penjualan dilakukan untuk meningkatkan jumlah penjualan baik yang bersifat langsung, jangka pendek maupun jangka panjang. Kriteria ketiga adalah hubungan masyrakat yang terjalin dengan baik akan mampu membantu perusahaan untuk tetap menjalankan usahanya dengan nyaman dan aman dan juga bisa secara tidak langsung masyrakat setempat mempromosikan tanaman hias yang ada di PT BUF kepada banyak orang, sehingga penjulan akan cenderung meningkat. Keempat adalah kriteria periklanan yang dilakukan guna memperkenalkan tanaman hias yang dihasilkan PT BUF dapat terkenal lebih luas agar konsumen dan pelanggan potensialnya menjadi banyak dan penjualan pun akan meningkat. Prioritas yang kedua untuk tujuan meningkatkan penjualan adalah bauran harga. Sedangkan yang menjadi prioritas kriteria pertama dalam bauran harga tersebut adalah harga produk pesaing, kedua segmentasi pelanggan dan ketiga harga berdasarkan biaya operasional. Penetapan harga yang tepat akan menarik konsumen untuk membeli tanaman hias yang di produksi PT BUF. Harga produk pesaing di prioritas pertama dalam penetapan harga di PT BUF karena berapapun harga yang ditawarkan pesaing PT BUF menerapkan harga diatas rata-rata pesaing. Harga diatas pesaing tersebut dilakukan untuk menunjukan bahwa harga tinggi dijamin dengan kualitas yang bagus. Prioritas yang ketiga untuk tujuan meningkatkan penjualan adalah bauran proses. Dilihat dari hasil pengolahan horizontal untuk bauran proses maka kriteria yang paling pertama untuk bauran proses adalah dengan memberikan tangapan atas keluhan, kriteria kedua memberikan layanan purna jual dan kriteria ketiga adalah dengan memfasilitasi kemudahan dalam transaksi pembayaran. Bauran proses ini penting dilakukan untuk menciptakan pembelian berulang oleh konsumen agar dapat meningkatkan penjualan tanaman hias di PT BUF. Prioritas yang keempat untuk meningkatkan penjualan adalah bauran produk. Hasil pengolahan horizontal untuk kriteria bauran produk, kriteria yang pertama adalah kualitas produk, kedua kuantitas produk dan ketiga adalah kemasan produk. Tanaman hias yang dihasilkan PT BUF harus menjadi icon perusahaan tersebut. Produk yang unggul dari kualitas akan memuaskan konsumen, dan menyebabkan konsumen melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut, maka penjualan akan terus meningkat. Kualitas yang dimaksud adalah yang bisa memuaskan konsumen baik secara kesegaran, keunikan, tahan terhadap hama dan penyakit tanaman serta keharuman yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kuantitas menjadi kriteria kedua agar konsumen bebas memilih variasi tanaman hias yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya. Kemasan menjadi kriteria ketiga yang harus dipertimbangkan karena dengan penggunaan kemasan tidak hanya dilihat dari keunikan dan dibuat semenarik mungkin, namun bagaimana kemasan yang digunakan dapat menjadikan tanaman hias tetap segar dan harum dalam waktu yang relatif lama. Produk yang unggul dari kualitas, kuantitas dan kemasan tanaman hias yang dijual PT BUF tersebut akan memberikan kepuasan konsumen dan menyebabkan konsumen melakukan pembelian berulang terhadap tanaman hias yang dihasilkan PT BUF, sehingga tujuan meningkatkan penjualan akan tercapai. Bauran SDM menempati prioritas kelima dari prioritas bauran pemasaran untuk tujuan meningkatkan penjualan. Dari hasil pengolahan horizontal untuk 49 bauran SDM kriteria yang pertama adalah meningkatkan kualitas SDM atau karyawan PT BUF. Hal ini dilakukan agar karyawan memiliki kinerja yang bagus baik dalam memproduksi tanaman hias maupun memberikan pelayanan kepada para konsumen atau pelanggan. Setelah kualitas karyawan bagus PT BUF akan meningkatkan kuantitas SDM dengan merekrut SDM sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi kriteria yang dibutuhkan, sehingga dengan pelayanan yang baik dan jumah karyawan yang memadai akan mempermudah konsumen atau pelanggan dalam mendapatkan tanaman hias yang diharapkan. Selain itu konsumen akan merasa nyaman untuk melakukan pembelian berulang. Hal ini akan berimplikasi pada peningkatan penjualan tanaman hias di PT BUF. Bauran bukti fisik menempati prioritas keenam dari prioritas bauran pemasaran untuk tujuan meningkatkan penjualan. Prioritas ini menjadi penting karena dengan adanya bukti fisik yang mendukung keberadaan PT BUF merupakan upaya memberikan kejelasan untuk menciptakan keyakinan, kenyamanan dan kepuasan konsumen. Hasil pengolahan horizontal untuk bauran bukti fisik, kriteria yang pertama adalah membuat baju seragam untuk karyawan yang lain daripada perusahaan lain untuk menciptakan suasana yang berbeda dan menjadi penarik perhatian untuk konsumen mau mengunjungi tempat penjualan tanaman hias di PT BUF dan melakukan pembelian. Kriteria kedua dalam bauran bukti fisik untuk tujuan meningkatkan penjualan adalah dengan meningkatkan fasilitas lengkap di perusahaan. PT BUF membuat fasilitas semenarik mungkin untuk bisa menarik pelanggan sebanyak mungkin dengan membuat areal parkir yang luas, tersedianya mushola dan toilet yang lengkap agar konsumen bisa menikmati fasilitas yang ada dan menimbulkan minat untuk melakukan kunjungan ke PT BUF dan melakukan pembelian yang lebih banyak. Membuat desain dan layout perusahaan merupakan kriteria ketiga dalam bauran bukti fisik. Hal ini dilakukan untuk memberikan isyarat pada para pelanggan mengenai kualitas dan kekhususan produk tanaman hias yang ditawarkan secara lebih jelas. Bauran tempat menempati prioritas ketujuh dari prioritas bauran pemasaran untuk tujuan meningkatkan penjualan. Dari hasil pengolahan horizontal untuk bauran tempat kriteria pertama yang dilakukan PT BUF adalah kemudahan konsumen dalam memperoleh produk, kedua memberikan informasi ketersediaan produk dan ketiga kemudahan dan keamanan transportasi. Prioritas bauran ini dilakukan PT BUF dengan memilih tempat yang strategis dan akses jalan yang mudah dilalui, selain itu kemudahan yang diberikan adalah dengan mengantarkan langsung tanaman hias dengan alat transportasi yang tersedia agar konsumen atau pelanggan dapat memperoleh tanaman hiasnya pada waktu yang tepat. Kemudahan dan keamanan menjadi kriteria ketiga, karena sebagus apapun fasilitas dan kualitas tanaman hias yang dihasilkan PT BUF, konsumen akan merasa lebih percaya jika transportasi yang disediakan dalam menjalankan usahanya menunjukan keamanan dan kenyamanan bagi konsumen atau pelanggan yang ingin memperoleh tanaman hiasnya dengan baik, sehingga konsumen akan melakukan pembelian ke PT BUF secara berulang dan tujuan meningkatkan penjualan akan tercapai. 50 Analisis hasil Pengolahan Horizontal Pemasaran untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing Pengolahan tingkat tiga untuk tujuan menciptakan keunggulan bersaing memiliki rasio inkonsistensi yang sudah memenuhi persyaratan yaitu dengan nilai 0.04 (4%). Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Pemasaran Tanaman Hias PT BUF untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing. Bauran Rasio Tujuan Pemasaran Bobot Prioritas Inkonsistensi Produk 0.148 3 Harga 0.285 1 0.048 7 Menciptakan Tempat Keunggulan Promosi 0.04 0.141 5 Bersaing SDM 0.158 2 Proses 0.147 4 Bukti Fisik 0.074 6 Hasil pengolahan horizontal pemasaran untuk masing-masing bauran pemasaran dalam tujuan menciptakan keunggulan bersaing juga telah memenuhi syarat inkonsistensi dengan nilai 0.01 (1%) untuk bauran harga diprioritas pertama dengan bobot 0.285, 0.00 (0%) untuk bauran SDM diprioritas kedua dengan bobot 0.158, 0.01 (1%) untuk bauran produk dengan bobot 0.148 ada diprioritas ketiga, 0.02 (2%) untuk bauran proses diprioritas keempat dengan bobot 0.147, 0.05 (5%) untuk bauran promosi diprioritas kelima dengan bobot 0.141, 0.00 (0%) untuk bauran bukti fisik diprioritas keenam dengan bobot 0.074 dan 0.01 (1%) untuk bauran tempat/saluran distribusi berada pada prioritas ketujuh dengan bobot 0.048. Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 11. 51 Tabel 11 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Kriteria Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing. Bauran Kriteria Bauran Rasio Pemasaran Pemasaran Bobot Prioritas Inkonsistensi Kualitas 0.688 1 Produk 0.01 Kuantitas 0.178 2 Kemasan 0.134 3 Biaya Opersional 0.189 3 Harga 0.01 Harga Produk Pesaing 0.526 1 Segmentasi Pelanggan 0.286 2 Kemudahan Mendapatkan produk 0.550 1 Informasi Ketersediaan Tempat 0.01 Produk 0.357 2 Kemudahan dan Keamanan Transportasi 0.94 3 Periklanan 0.108 3 Promosi Penjualan 0.234 2 Promosi 0.05 Pemasaran Langsung 0.554 1 Hubungan Masyarakat 0.104 4 Meningkatkan Kualitas SDM 0.848 1 Orang/ 0.00 SDM Meningkatkan Kuantitas SDM 0.152 2 Memfasilitasi KemudahanTransaksi Pembayaran 0.141 3 Proses 0.02 Memberikan Layanan Purna Jual 0.365 2 Tanggapan atas keluhan 0.493 1 Meningkatkan Fasilitas Lengkap Perusahaan 0.612 1 Bukti Membuat Desain dan 0.00 Fisik lay out Perusahaan 0.154 3 Membuat Seragam Karyawan 0.234 2 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kriteria pertama dalam bauran harga adalah harga produk pesaing, kedua harga berdasarkan segmentasi pelanggan dan ketiga harga berdasarkan biaya operasional. Dalam persaingan harga dapat dijadikan indikator. Harga produk yang bersaing adalah harga yang sesuai dengan kemampuan konsumen yang menjadi sasaran. Konsumen sebagai pengguna selain mempertimbangkan faktor kualitas produk, juga akan membandingkan harga antar produk yang satu dengan produk yang lain. Pada saat penentuan harga tanaman hias, tentunya PT BUF harus lebih jeli dalam melihat perkembangan harga produk pesaingnya. Hal ini penting diperhatikan untuk bisa 52 menciptakan keunggulan bersaing, karena jika menurut persepsi konsumen kualitas tanaman hias yang dihasilkan PT BUF sama saja dengan tanaman hias pesaingnya, maka setinggi apapun harga yang ditentukan PT BUF tidak akan pernah laku di pasaran. Prioritas yang kedua untuk menciptakan keunggulan bersaing adalah bauran SDM. Sedangkan yang menjadi prioritas kriteria pertama dalam bauran SDM tersebut adalah meningkatkan kualitas SDM dan kedua dengan meningkatkan kuantitas SDM. Kulaitas SDM yang terus ditingkatkan tentunya akan menjadikan usaha yang dijalankan PT BUF unggul dalam persaingan, karena jaminan dari kualitas tanaman hias yang dihasilkan ditunjang dari kualitas SDM yang sangat baik yang akan mempengaruhi keunggulan bersaing dalam industri bisnis tanaman hias yang semakin ketat. Prioritas yang ketiga untuk menciptakan keunggulan bersaing adalah bauran produk. Sedangkan yang menjadi prioritas kriteria pertama dalam bauran bauran produk tersebut yang pertama adalah dengan meningkatkan kualitas, kedua memberikan kemasan yang menarik dan tahan lama dan ketiga dengan meningkatkan kuantitas tanaman hias dengan variasi yang beragam. Persaingan produk tanaman hias di pasaran yang juga mencolok adalah adanya produkproduk tanaman hias dari pesaing yang menawarkan kualitas dengan berbagai keunggulannya masing-masing. Keunggulan yang membedakan tanaman hias satu dengan yang lain akan menyebabkan tanaman hias tersebut mempunyai daya saing yang cukup tinggi Prioritas yang keempat untuk menciptakan keunggulan bersaing adalah bauran proses. Hasil pengolahan horizontal untuk bauran proses untuk kriteria yang pertama adalah tanggapan atas keluhan, kedua memberikan layanan purna jual dan ketiga adalah memberikan kemudahan dalam transaksi pembayaran. Bauran pemasaran ini diterapkan agar hubungan antar perusahaan dengan konsumen atau pelanggan dapat tetap terjaga dan memastikan bahwa dengan pelayanan tersebut konsumen merasa puas dan dihargai atas keluhan dan saran yang ditanggapi oleh PT BUF, sehingga keunggulan bersaing dalam suatu usaha tanaman hias dapat diperoleh dari pengusaha-pengusaha tanaman hias lainnya Bauran promosi untuk menciptakan keunggulan bersaing menduduki prioritas kelima dan hasil pengolahan horizontal untuk bauran promosi tersebut kriteria pertama adaah dengan pemasaran langsung, kedua promosi penjualan, ketiga periklanan dan keempat hubungan masyarakat. Persaingan yang semakin ketat salah satunya ditunjukan dengan adanya promosi besar-besaran yang dilakukan oleh setiap perusahaan, sehingga PT BUF lebih memprioritaskan pemasaran langsung atau penawaran langsung kepada konsumen dan pelanggan yang potensial agar tercipta keunggulan bersaing bagi perusahaan. Bauran bukti fisik untuk mencipakan keunggulan bersaing menduduki prioritas keenam dan hasil pengolahan horizontal untuk bauran bukti fisik tersebut kriteria pertama adalah meningkatkan fasilitas lengkap perusahaan, kedua membuat seragam untuk seluruh karyawan dan ketiga membuat desain layout perusahaan. Bauran bukti fisik ini bisa menciptakan keunggulan bersaing karena PT BUF mementingkan adanya fasilitas yang lengkap yang berbeda dari pesaing lainnya untuk menunjang konsumen merasa nyaman dan senang melakukan pembelian tanaman hias yang disediakan di PT BUF tersebut. 53 Bauran tempat atau saluran distribusi untuk menciptakan keunggulan bersaing menduduki prioritas ketujuh dan hasil pengolahan horizontal untuk bauran tempat/saluran ditribusi tersebut kriteria pertama adalah kemudahan konsumen dalam mendapatkan produk, kedua adanya informasi mengenai ketersediaan produk dan ketiga kemudahan dan keamanan dari transportasi yang dipilih oleh PT BUF. Persaingan produk tanaman hias di pasaran bisa dihadapi dengan adanya pendistribusian yang lebih tepat sasaran, sehingga lebih memudahkan konsumen atau pelanggan mendapatkan produk tanaman hias yang ditawarkan tersebut. Produk yang mudah didapatkan akan menjadi pilihan terakhir walaupun terkesan sebagai produk pengganti, namun apabila kondisi tersebut berlangsung lama, maka akan memberikan citra baik bagi produk pengganti tersebut, kemudian pada akhirnya keunggulan bersaing bisa didapatkan dengan memperbaiki citra atau pelayanan yang diberikan. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Analisis Hasil Pengolahan Vertikal untuk Prioritas Tujuan Selain pengolahan horizontal, penentuan prioritas tujuan dari pemasaran yang ingin dicapai perusahaan dilakukan juga dengan pengolahan vertikal. Hasil pengolahan vertikal digunakan untuk memperoleh suatu prioritas pengaruh setiap elemen pada level tertentu dalam suatu hirarki keputusan terhadap fokus atau sasaran utamanya pada tingkat satu. Pengolahan vertikal dilakukan setelah matriks pendapat diolah secara horizontal dan setelah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi. Adapun persyaratan rasio inkonsistensi untuk hasil pengolahan vertikal tingkat duasudah terpenuhi, nilainya 0,04 (4%). Hasil pengolahan vertikal ini menunjukan hasil yang sama dengan pengolahan tingkat dua secara horizontal. Hasil pengolahan tersebut dapat diliha pada Tabel 12. Tabel 12 Hasil Pengolahan Vertikal PT BUF. Tujuan Mencapai Efisiensi Pemasaran Meningkatkan Penjualan Menciptakan Keunggulan Bersaing Prioritas Tujuan Pemasaran Tanaman Hias Bobot 0.668 0.208 0.124 Prioritas 1 2 3 Rasio Inkonsistensi 0.04 Berdasarkan pengolahan tersebut diketahui bahwa tujuan mencapai efisiensi pemasaran perusahaan dalam pemasaran menjadi prioritas pertama dengan bobot 0.668, tujuan perusahaan yang menjadi prioritas kedua adalah meningkatkan penjualan dengan bobot 0.208 dan prioritas ketiga adalah menciptakan keunggulan bersaing dengan bobot 0.124. Hasil pengolahan tersebut menunjukan bahwa prioritas menyeluruh yang ingin dicapai pemasaran adalah mencapai efisiensi pemasaran perusahaan. Tercapainya efisiensi pemasaran perusahaan akan bisa mendorong pengembangan usaha PT BUF karena tanaman hias yang diproduksi PT BUF sudah hampir banyak ditiru oleh pesaing baik petani skala kecil maupun pengusaha skala besar. Efisiensi pemasaran perusahaan yang ingin dicapai yang selama beberapa tahun belakangan ini dirasakan kurang efisien dalam memasarkan tanaman hias, karena 54 seringnya terjadi ketidak tahuan konsumen mengenai informasi ketersediaan tanaman hias mengakibatkan permintaan konsumen tidak terpenuhi. Selain itu perusahaan juga sering mengalami stok tanaman hias yang melimpah diakibatkan tanaman hias tersebut sudah tidak diminati lagi akibat pengaruh trend. Dari kondisi tersebut produk tanaman hias tidak bisa tahan lama maka sering kali di jual dengan harga rendah atau bahkan dibuang. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Pemasaran Hasil pengolahan vertikal tingkat tiga menunjukan prioritas setiap bauran pemasaran dari keseluruhan tujuan yang ingin dicapai perusahaan terhadap fokus atau sasaran utamanya pada tingkat satu, yaitu prioritas pemasaran tanaman hias PT BUF. Hasil pengolahan ini mempunyai nilai inkonsistensi 0.03 (3%). Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 13 dan Lampiran 9. Tabel 13 Hasil Pengolahan PT BUF. Bauran Pemasaran Produk Harga Tempat Promosi SDM Proses Bukti Fisik Vertikal Prioritas Bauran Pemasaran Tanaman Hias Bobot 0.150 0.176 0.062 0.131 0.146 0.174 0.136 Prioritas 3 1 7 6 4 2 5 Rasio Inkonsistensi 0.03 Hasil pengolahan vertikal strategi bauran pemasaran untuk menunjukan prioritas masing-masing strategi bauran pemasaran terhadap fokus sasaran utamanya yaitu strategi pemasaran tanaman hias PT BUF juga telah memenuhi syarat inkonsistensi dengan nilainya 0.02 (2%) untuk bauran harga berada pada prioritas pertama dengan bobot 0.176,0.01 (1%) untuk bauran proses berada pada prioritas kedua dengan bobot 0.174, 0.01 (1%) untuk bauran produk berada pada prioritas ketiga dengan bobot 0.150, 0.02 (2%) untuk bauran SDM berada pada prioritas keempat dengan bobot 0.146,0.01 (1%) untuk bauran bukti fisik berada pada prioritas kelima dengan bobot 0.136, untuk bauran promosi berada pada prioritas keenam dengan bobot 0.131 dengan nilai 0.02 (2%) dan 0.01 (1%) untuk bauran tempat berada pada prioritas ketujuh dengan bobot 0.062. Hasil Pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. 55 Tabel 14 Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF. Bauran Kriteria Bauran Rasio Pemasaran Pemasaran Bobot Prioritas Inkonsistensi Kualitas 0.508 1 Produk 0.01 Kuantitas 0.394 2 Kemasan 0.098 3 Biaya Opersional 0.286 2 Harga 0.02 Harga Produk Pesaing 0.276 3 Segmentasi Pelanggan 0.347 1 Kemudahan Mendapatkan produk 0.432 2 Informasi Ketersediaan Tempat 0.01 Produk 0.484 1 Kesediaan dan Keamanan Trasportasi 0.084 3 Periklanan 0.107 3 Promosi Penjualan 0.287 2 Promosi 0.02 Pemasaran Langsung 0.503 1 Hubungan Masyarakat 0.102 4 Meningkatkan Kualitas SDM 0.824 1 Orang/ 0.02 SDM Meningkatkan Kuantitas SDM 0.176 2 Memfasilitasi KemudahanTransaksi Pembayaran 0.121 3 Proses 0.01 Memberikan Layanan Purna Jual 0.324 2 Tanggapan atas keluhan 0.555 1 Meningkatkan Fasilitas Lengkap Perusahaan 0.533 1 Bukti Membuat Desain dan 0.01 Fisik lay out Perusahaan 0.165 3 Membuat Seragam Karyawan 0.285 2 Prioritas pertama yang menyeluruh dari semua strategi adalah bauran harga. Dari hasil pengolahan vertikal untuk bauran harga prioritas kriteria yang pertama adalah penentuan harga berdasarkan segmentasi pelanggan atau pasar dengan bobot 0.347, prioritas kedua dengan bobot 0.286 adalah harga berdasarkan biaya operasional dan prioritas ketiga dengan bobot 0.276 yaitu harga berdasarkan produk pesaing. Penentuan hargaproduk harus mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk salah satunya adalah dengan segmentasi pelanggan atau pasar. Pada saat ini banyak pengusaha-pengusaha tanaman hias yang menawarkan harga dibawah harga yang ditawrkan PT BUF, karena tidak mempertimbangkan 56 segmentasi pelanggan, sehingga tanaman hias yang dijual oleh pengusahapengusaha lain disamaratakan. Untuk itu PT BUF menyadari dengan harga yang ditetapkan lebih tinggi dari harga pesaing, maka PT BUF melakukan segmentasi pelanggan sesuai jumlah tanaman hias yang dibeli agar penjualan bisa lebih terarah. Segmentasi pelanggan yang dilakukan oleh PT BUF untuk memudahkan dalam mengelola sumber daya yang terbatas secara optimal untuk menghasilkan tanaman hias yang dapat memenuhi permintaan pasar, dapat mengalokasikannya kepada konsumen potensial yang saling menguntungkan, dapat bersaing pada segmen pasar tertentu serta bisa menentukan cara promosi yang lebih efektif. Adapun segmentasi pasar PT BUF berdasarkan pembeli/ jenis pasar adalah sebagai berikut: a. Pasar Konsumen Pasar konsumen ini terdiri dari perorangan, rumah tangga, hobiis dan perusahaan yang membeli tanaman hias di PT BUF tidak untuk diperdagangkan kembali atau tanaman hias yang dibeli di konsumsi atau dipakai sendiri. Para konsumen ini hanya akan membeli tanaman hias secara rasional dilihat dari kualitas yaitu dapat dipakai atau dinikmati dengan baik dengan harga yang murah. Khusus untuk hobiis yang memiliki loyalitas terhadap tanaman hias tertentu yang gemar mengoleksi tanaman jenis tertenu siap mengeluarkan harga berapapun untuk memperolehnya. b. Pasar produsen Pasar produsen merupakan konsumen yang terdiri dari perorangan atau perusahaan. Para konsumen ini akan membeli tanaman hias secara rasional dengan motif pembelian dari sebagian produsen untuk memperoleh laba karena pembelian dalam jumlah volume rupiah yang besar. Hal ini dilakukan karena konsumen-konsumen yang biasa disebut grower ini akan membeli tanaman hias untuk digunakan dalam proses produksi lebih lanjut, kemudian hasilnya dijual atau disewakan kembali pada pihak lain. Segmentasi pelanggan dalam kegiatan pemasaran yang dilakukan PT BUF ini diharapkan dapat lebih terarah serta dapat mempergunakan sumberdaya perusahaan khususnya di bidang pemasaran yang digunakan secara efektif dan efisien. Selain itu manfaat dari segmentasi yang dilakukan PT BUF yaitu untuk mengkaji dan mencari kesempatan segmen pasar untuk bisa dilayani. Efisiensi dan efektifitas PT BUF dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan juga ditentukan dari pasar sasaran yang dilakukan setelah penentuan segmentasi pelanggan dengan melihat laba potensial dari berbagai segmen pasar/ pelanggan, menganalisis kemampuan yang dapat diperoleh dari segmen pasar tersebut serta mengkaji keberhasilan perusahaan dalam melayani, menguasai dan mencapai pasar sasaran. Prioritas kedua adalah strategi proses dengan prioritas utamanya pada kriteria memberikan tanggapan atas keluhan dengan bobot 0.555, prioritas kedua dengan bobot 0.324 adalah dengan memberikan layanan purna jual dan prioritas ketiga adalah dengan memfasilitasi kemudahan transaksi pembayaran yang mempunyai bobot 0.121. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, proses menjadi salah satu hal yang penting bagi PT BUF karena sebaik apapun kualitas yang dihasilkan jika dalam kegiatan pemasaran yang di mulai dari produksi sampai dengan penyaluran produk, maka produk tanaman hias yang dihasilkan oleh PT BUF tidak akan sampai ke tangan konsumen sesuai dengan yang 57 diharapkannya. Bauran proses dengan memberikan tanggapan atas keluhan yang diberikan kepada konsumen akan menentukan baik untuk efisiensi pemasaran menigkatkan penjualan dan juga untuk menciptakan keunggulan bersaing. Prioritas ketiga adalah bauran produk. Dari hasil pengolahan vertikal untuk bauran produk kriteria yang pertama dengan bobot 0.508 adalah meningkatkan kualitas produk, kriteria kedua dengan bobot 0.394 adalah dengan meningkatkan kuantitas produk dan menggunakan kemasan yang baik dan menarik menjadi kriteria ketiga dengan bobot 0.098. Kualitas yang ditunjukan dari macam variasi bentuk dan warna yang unik, kesegaran yang tahan lama serta bebas dari hama dan penyakit tanaman akan memberikan kepercayaan dan kepuasan konsumen yang loyal untuk melakukan pembelian, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Prioritas keempat adalah bauran SDM. Dari hasil pengolahan vertikal untuk bauran SDM kriteria yang pertama dengan bobot 0.824 adalah meningkatkan kualitas SDM atau karyawan dan kriteria yang kedua dengan bobot 0.176 adalah dengan meningkatkan kuantitas SDM. Kulaitas SDM yang terus ditingkatkan tentunya akan menjadikan usaha yang dijalankan PT BUF lebih efisien, karena jaminan dari kualitas tanaman hias yang dihasilkan ditunjang dari kualitas SDM yang sangat baik dalam hal memproduksi tanaman hias dan juga dalam pelayanan terhadap konsumen, sehingga konsumen merasa puas dengan membeli tanaman hias di PT BUF. Promosi menempati prioritas kelima dari prioritas bauran pemasaran. Dari hasil pengolahan vertikal untuk strategi promosi kriteria yang pertama dengan bobot 0.503 adalah pemasaran lagsung, kriteria kedua adalah promosi penjulan dengan bobot 0.287, kriteria ketiga adalah periklanan dengan bobot 0.107 dan kriteria hubungan masyarakat menjadi kriteria keempat dengan bobot 0.102. Bauran pemasaran yang diterapkan dengan pemasaran langsung ini akan lebih mempermudah perusahaan mencapai efisiensi, karena tanaman hias yang ditawarkan langsung akan tepat pada konsumen yang membutuhkan sesuai dengan perhitungan dan target perusahaan. Bukti fisik menempati prioritas keenam dari prioritas bauran pemasaran. Hasil pengolahan vertikal untuk bauran bukti fisik, kriteria yang pertama dengan bobot 0.533 adalah meningkatkan fasilitas lengkap dengan sumber daya yang ada agar konsumen bisa menikmati fasilitas yang disediakan dan akan menimbulkan minat untuk melakukan kunjungan ke PT BUF dan melakukan pembelian, kriteria kedua dengan bobot 0.285 adalah membuat seragam karyawan dan kriteria ketiga dengan bobot 0.165 yaitu dengan membuat desain dan layout perusahaan. Tempat atau saluran distribusi menempati prioritas ketujuh dari prioritas bauran pemasaran. Dari hasil pengolahan verikal untuk bauran tempat kriteria pertama yang dilakukan PT BUF dengan bobot 0.484 adalah memberikan informasi ketersediaan produk agar konsumen atau pelanggan bisa memperoleh tanaman hias yang dibutuhkan sesuai dengan yang diinginkan. Kriteria kedua adalah kemudahan mendapatkan produk dengan bobot 0.432 dan ketiga adalah kriteria kemudahan dan keamanan transportasi dengan bobot 0.084. Tempat/saluran distribusi menjadi prioritas terakhir karena meskipun PT BUF sudah mengusahakan tempat/saluran distribusi yang baik, namun dalam sistem pendistribusian yang terkait jenis transportasi yang digunakan belum memenuhi standar untuk tanaman hias. Hal ini dikarenakan belum adanya jenis transportasi 58 khusus untuk tanaman hias, sehingga untuk mensuply tanaman hias ke tempat yang relatif jauh masih menggunakan jasa penitipan barang dan jenis transportasi untuk orang. Hal ini mengakibatkan tidak ada jaminan penuh tanaman hias sampai ke tangan konsumen dengan selamat. Namun PT BUF tetap menjamin adanya ketersediaan produk pada saat adanya permintaan dari konsumen dan juga memberikan kebijakan sendiri untuk mengganti tanaman hias yang sampai jika tidak sesuai dengan permintaan baik karena rusak ataupun mati. Apabila adanya permintaan yang tinggi dan perusahaan dapat memenuhi dan menjamin permintaan tersebut, maka efisiensi perusahaan dapat juga tercapai dari adanya kepercayaan konsumen yang merupakan keuntungan jangka panjang perusahaan. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis bauran pemasaran yang dilakukan di PT BUF dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya PT BUF sudah menjalankan kegiatan bauran pemasaran sejak awal berdirinya usaha tersebut. Bauran pemasaran yang diterapkan di PT BUF awalnya hanya terdiri dari empat, namun dengan tingginya permintaan yang diikuti oleh tingginya persaingan mengakibatkan PT BUF menerapkan bauran pemasaran tidak hanya sekedar menjual produk, namun juga dengan meningkatkan pelayanan yang terkait dengan jasa, sehingga dengan melihat kondisi lapang dan dikuatkan dengan literatur yang ada, dapat disimpulkan bahwa PT BUF sudah menerapkan tujuh bauran pemasaran. namun bauran pemasaran yang sudah berjalan tersebut belum terkonsep secara lebih baik, sehingga masih terdapat ketidakseimbangan antara target yang ingin dicapai dengan realita yang terjadi. Hal ini dapat dilihat dari data penjulan yang terjadi fluktuasi bahkan mengalami penurunan pada beberapa bulan tertentu. Hasil pengolahan data dengan menggunakan AHP yang telah dilakukan berdasarkan sistem hirarki keputusan yang telah disusun, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran yang diprioritaskan pertama adalah dengan tujuan mencapai efisiensi pemasaran perusahaan, kedua meningkatkan penjualan dan ketiga menciptakan keunggulan bersaing. Berdasarkan bobot tertinggi untuk bauran pemasaran diprioritaskan pada bauran harga dengan kriteria yang utama adalah penetapan harga berdasarkan segmentasi konsumen atau pasar. Prioritas kedua adalah bauran proses dengan kriteria utama adalah memberikan tanggapan atas keluhan. Ketiga adalah prioritas produk dengan kriteria utamanya meningkatkan kualitas dari tanaman hias yang dihasilkan. Keempat adalah prioritas SDM dengan kriteria utamanya meningkatkan kualitas SDM. Kelima adalah prioritas promosi dengan kriteria utamanya pemasaran langsung kepada konsumen atau pelanggan. Keenam adalah prioritas bukti fisik dengan kriteria utamanya meningkatkan fasilitas lengkap perusahaan. Prioritas yang ketujuh adalah tempat dengan kriteria utamanya adalah memberikan informasi ketersediaan produk agar konsumen mudah memperoleh tanaman hias yang dibutuhkan sesuai harapanya. Efisiensi pemasaran perusahaan menjadi prioritas petama karena selama ini perusahaan menyadari sering tidak tercapainya target yang telah direncanakan. 59 Penetapan harga dengan segmentasi pelanggan menjadi kriteria utama dalam strategi bauran pemasaran, karena perusahaan menyadari dengan harga yang ditetapkan lebih tinggi dari harga pesaing, maka PT BUF melakukan segmentasi pelanggan sesuai jumlah tanaman hias yang dibeli agar penjualan bisa lebih terarah dengan harga yang telah ditentukan. Tempat/saluran distribusi menjadi prioritas terakhir karena PT BUF masih belum menemukan jenis transportasi yang baik khusus untuk distribusi tanaman hias ke tempat yang lebih jauh, namun tetap menjamin adanya ketersediaan produk pada saat adanya permintaan dari konsumen dan memberikan kebijakan untuk penggantian tanaman hias jika terjadi kerusakan atau mati. Beberapa implementasi yang dapat dijadikan masukan pada PT BUF dalam pemasaran tanaman hiasnya adalah sebagai berikut: 1. PT BUF sebaiknya memberikan informasi lebih jelas kepada konsumen mengenai jenis tanaman hias yang tersedia melalui iklan yang lebih luas. 2. Pengadaan dan persediaan bahan baku harus lebih efektif dan efisien. 3. Membuka jaringan lebih luas lagi agar dalam proses saluran distribusi tanaman hias bisa mudah dan lancar. 4. Adanya komitmen semua bagian di perusahaan terhadap jaminan kualitas tanaman hias yang dihasilkan. 60 DAFTAR PUSTAKA Anantayoga IGW. 2002. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Buah Segar (Studi Kasus : Fress-e, Kodya Depok). [Skripsi]. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ardi YBW. 2003. Analisis Bauran Pemasaran Teh pada C.V Teh Cibinong, Jawa Barat. [Skripsi]. Program Studi Manajemen Agribisnis. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ashadi CA. 2011. Analisis Strategi Promosi Teh Botol Sosro di PT Sinar Sosro Kantor Perwakilan Wilayah Banten. [Skripsi]. Departemen Agribisnis. Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Arrisa V. 2008 .Analisis Kelayakan dan Bauran Pemasaran Mebel Kayu (Studi Kasus di CV Anditya Furniture, Bogor, Jawa Barat. [Skripsi]. Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Asmarantaka, R.W. 2012 Pemasaran Agribisnis. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.Institut Pertanian Bogor. Billah A. 2008. Analisis Bauran Pemasaran dan Kualitas Jasa pada Perum Pegadaian (Studi Kasus Perum Pegadaian Cabang Syariah Dewi Sartika Jakarta). [Skripsi]. Depatemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Estefan DA. 2011. Analisis Usahatani dan Pemasaran Bunga Potong Anggrek Dendrobium (Kasus Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor). [Skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Fatimah. 2002. Analisis Bauran Pemasaran Telur Asin Brebes (Studi Kasus di Kelurahan Brebes dan Limbangan Wetan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah). [Skripsi]. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Firdaus, M dkk.2008. Apikasi Metode Kuantitatif Terpilih untuk Manajemen dan Bisnis.IPB Press. Bogor. Hapsari TD. 2011. Analisis Strategi Pemasaran Tanaman Hias Pada PT Godong Ijo Nursery, Sawangan Depok, Jawa Barat. [Skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.Institut Pertanian Bogor. Bogor. Herastuti R. 2006. Analisis Bauran Pemasaran Perusahaan Tas pada PT. Graha Mandiri Sejahtera Jakarta. [Skripsi]. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hurriyati R. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen.Alfabeta. Bandung. Hutabarat LM. 2006. Analisis Bauran Pemasaran Restoran Pizza (Studi Kasus di Pizza Hut, Padjajaran 29, Bogor). [Skripsi]. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajmen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 61 Ivan. 2009. Kajian Alokasi Bauran Pemasaran Manggis (Gracinia mangostana Linn) pada PT. Agroindo Usaha Jaya, Jakarta. [Skripsi]. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen . Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kotler P. 2004. Manajemen Pemasaran : Edisi Milenium (Jilid Satu). PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. _______. 2009. Manajemen Pemasaran : Edisi Ketiga Belas (Jilid Satu)Sabran B, penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Marketing Management. Jakarta. _______. 2009. Manajemen Pemasaran : Edisi Ketiga Belas (Jilid Dua).Sabran B, penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Marketing Management. Jakarta. Lubis, M. B. 2003. Potensi Pengembangan Anggrek Dendrobium sp. dari Sisi Analisis KelayakanFinansial pada Kebun Anggrek Parung. [Skripsi]. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Nurdiansah A. 2001. Analisis Efisiensi dan Bauran Pemasaran dalam Perumusan Strategi Pemasaran Bunga Potong (Studi Kasus pada Kopersi Hortibumi Sukabumi). [Skripsi]. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Nurmawati BS. 2003. Analisis Strategi Pengembangan Pasar Produk Bunga Potong (Kasus pada PT Bina Usaha Flora, Cipanas, Cianjur. [Skripsi]. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Octarina E. 2006. Kajian Sistem Distribusi Roti Unyil (Sudy Kasus Venus Bakery). [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Piansyah Y. 2007. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Pupuk Organik Tumaritis Galuga Bogor. [Skripsi]. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Puspitasari, R. 2012. Analisis Risiko Pemasaran Tanaman Hias Pot di PT Bina Usaha Flora. Kecamatan sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat. [Skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rachmawati RN. 1998. Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Perilaku Konsumen. [Skripsi]. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Saaty TL. 1993. Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. PT Pustaka Binamen Pressindo. Jakarta. Setiadi D. 2010. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Brand Image pada Lembaga Kursus Bahasa Inggris ILP (International Language Programs) Cabang Bogor. [Skripsi]. Depatemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sulistiya I. 2008. Analisis Bauran Pemasaran Produk Ikan Segar di Giant Hypermarket Cabang Baranangsiang, Bogor. [Skripsi]. Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 62 Tinambunan, A. 2005. Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias pada PT Bina Usaha Flora (BUF) di Cipanas-Cianjur. [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tjiptono F. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset. Wahyudi, I. 2009. Strategi Bauran Pemasaran dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers Lembang, Bandung. [Skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.Institut Pertanian Bogor. Bogor. 63 LAMPIRAN 64 Lampiran 1 Persentase Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang Indonesia Tahun (2007-2012). Bukan Makanan 1% Padi-padian 12% Umbi-umbian 5% 2% 2% 2% Hortikultura 50% 1% 4% Peternakan dan Hasilnya 5% Perikanan 6% 1% Kacang-kacangan 9% Minyak dan Lemak Sumber : Departemen Pertanian 2013 Lampiran 2 Kontribusi Tanaman Bahan Makanan yaitu Tanaman Pangan dan Hortikultura Terhadap PDB Pertanian Tahun (2008-2012). Peresentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) Total Rata-rata Laju Pertumbuhan Ditribusi PDB Pertanian / Tahun (%) 14,72 15,01 74,76 14,952 7,82 37,05 7,41 Lapangan Usaha 2008 Pertanian Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan dan Hasil-hasilnya Kehutanan perikanan 2009 2010 2011* 14,43 15,29 15,31 7,12 7,48 7,49 7,14 1,76 1,99 2,11 2,07 1,83 0,9 2,93 1,87 0,8 3,15 1,85 0,75 3,1 1,74 0,7 3,07 Sumber: Ditjen Hortikultura *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 2012** 1,6 9,53 1,906 1,75 9,04 0,62 3,77 3,03 15,28 1,808 0,754 3,056 65 Lampiran 3 Nilai PDB hortikultura di Indonesia tahun 2008-2012 (milyar). Nilai PDB (Rp) Rata-rata (*) Komoditas pertumbuhan 2008 2009 2010 2011 2012 (%) Buah 47 060 48 437 45 482 46 846 48 217 1 Sayuran 28 205 30 506 31 244 32 181 34 807 6 Florikultura 5 085 5 494 3 665 3 775 4 079 -4 Biofarmaka 3 853 3 897 6 174 6 359 6 432 17 Total 84 203 88 334 86 565 89 162 93 534 3 Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, 2012 (diolah) Keterangan : (*) Angka sementara Lampiran 4 Perkembangan Nilai Ekspor Tanaman Hias Indonesia pada Tahun (2008-2012). Tahun Nilai Ekspor (000 US $) Perkembangan Volume Ekspor (Ton) 2008 6.726 3.258 2009 7.718 5.111 2010 9.042 4.293 2011 13.160 4.889 2012*) 10.221 4.756 Sumber : BPS diolah pusdatin (2013) *) Angka sementara 66 Lampiran 5 Produksi Tanaman Hias di Indonesia pada Tahun (2008-2012). N O 1 2 Anggrek Anthurium 3 Anyelir Gerbera 4 2008 2009 2010 2011 2012**** Pertum buhan 20072011 15.309.964 2.627.498 16.205.949 3.833.100 14.050.445 7.655.542 15.490.256 4.724.730 16.689.363 1.607.848 7,74% -65,97% 3.024.558 5.320.824 7.607.588 5.130.332 4.026.756 -21,51% 4.101.631 5.185.586 9.693.487 10.543.445 14.226.375 34,93% 8.581.395 9.775.500 10.064.082 5.448.740 3.623.113 -33,51% Produksi (Tangkai) KOMODITA S ( Herbras ) 5 Gladiol 6 Heliconia 5.278.477 4.124.174 2.961.385 2.791.257 2.961.385 6,10% 7 Krisan 101.777.126 107.847.072 185.232.970 305.867.882 384.215.341 25,61% 8 Mawar 9 Sedap Malam Total Bunga Potong 10 Dracaena *) 39.265.696 25.598.314 60.191.362 51.047.807 82.351.332 59.298.954 74.319.773 62.535.465 86.879.343 67.088.267 16,90% 7,28% 205.564.659 1.863.764 263.531.374 2.262.505 378.915.785 4.625.925 486.851.880 2.447.314 581.317.792 2.368.852 19,40% -3,21% 11 Melati**) 20.388.119 28.307.326 21.600.442 22.541.485 22.721.149 0,80% 12 Palem*) 1.149.420 1.260.408 1.098.197 1.261.445 1.296.123 2,75% 13 Aglaonema *) Adenium (Kamboja Jepang) Euphorbia *) Phylodendron *) 1.454.290 1.609.709 1.759.953 1.553.429 1.618.047 4,16% 3.129.259 3.471.605 3.362.736 1.452.423 3.362.736 131,53 % 2.217.666 2.465.668 3.979.417 1.601.503 2.524.595 57,64% 1.166.472 2.889.756 5.259.980 14.906.151 15.204.240 2,00% Pakis *) Monstera *) Soka (Ixora) *) Cordylene *) Dieffenbahia *) Sansevieria (Pedangpedangan)*** ) 4.286.625 41.243 4.653.332 128.874 4.652.838 90.394 4.747.829 107.911 5.312.678 111.458 11,90% 3,29% 812.834 110.126 1.127.044 1.659.119 1.066.126 2.154.822 1.936.024 1.995.326 1.966.953 2.256.949 1,60% 13,11% 135.304 1.022.278 300.718 319.990 345.299 7,91% 1.392.820 2.471.857 2.454.373 4.553.674 4.810.131 5,63% 4.550.564 2.501.337 1.800.716 1.321.385 1.321.385 0,00% 24 Caladium *) 867.759 899.259 Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura 2013 Ket : *) Satuan Produksi dalam Pohon 540.084 312.270 330.656 5,89% 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Anthurium Daun *) **) Satuan dalam kg ***) Satuan dalam rumpun ****) Angka Prognosa 67 Lampiran 6 Jumlah Perusahaan, CV, Pengusaha dan Petani Tanaman Hias yang Tergabung dalam ASBINDO Tahun 2013. Perusahaan CV, Floris, Wilayah/ Daerah (PT) Pengusaha & Petani Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi 14 21 Cianjur 3 3 Garut & Karawang 1 1 Purwakarta 1 Sukoharjo 1 Surabaya & Malang 2 1 Total 21 27 Lampiran 7 Total Penjualan Tanaman Hias PT. Bina Usaha Flora, Tahun ( 20112012) . 2011 2012 Bulan Volume Harga Volume Harga (per tanaman) (Rp) (per tanaman) (Rp) Januari 3.757 22.032.750 2.872 16.843.000 Februari 5.611 34.596.250 3.669 22.621.000 Maret 5.605 25.508.500 7.612 34.640.500 April 5.452 23.539.750 4.303 18.580.000 Mei 15.974 45.986.250 6.596 18.989.000 Juni 7.374 29.042.000 8.520 33.554.500 Juli 7.002 31.407.750 4.026 18.060.000 Agustus 7.788 31.505.000 8.386 33.923.500 September 5.095 20.300.500 5.646 22.494.500 Oktober 7.552 29.717.250 6.618 26.043.500 Nopember 8.874 30.242.500 6.420 21.878.500 Desember 6.361 26.900.500 10.074 42.600.500 86.445 350.779.000 74.742 310.228.500 Total Sumber : Data Penjualan PT. Bina Usaha Flora Tahun 2012. 68 Lampiran 8 Daftar Harga Bedding Plants BUF Tahun 2013 NO DESCRIPTION PRICE/PLANT (Rp.) Polybag 15 cm - 17 Cm 1 Angelonia 2.500 2 Begonia 3.500 3 Celosia 2.500 4 Cleome 2.500 5 Dianthus 3.000 6 Gomphrena 2.500 7 Silvedust Impatiens (New 8 Guinea) 3.500 9 Marigold Kecil 2.500 10 Marigold Besar 3.500 11 Pentas 3.500 12 Petunia 3.500 13 Salvia splendens 2.500 14 Torenia 3.500 15 Vinca 3.500 16 Zinnia angustifolia 2.500 3.500 Sumber : Daftar Harga PT Bina Usaha Flora Tahun 2013. 69 Lampiran 9 Daftar Harga Linner PT BUF Tahun 2013 NO DESCRIPTION 1 Adam Hawa 2 Asaba Begonia 3 4 Cakar Ayam / Selaginella 5 Calathea Macan 6 Clorophythum / Diadinella 7 Dandang Gendis 8 Episias 9 Fitonia 10 Florida Beauty 11 Hemigraphis 12 Hipoestes 13 Knic Cactus 14 Kolesom 15 Monik Lavender 16 PAKIS 17 Peperomia 18 Rumput Casablanca 19 Singonium 20 Sirihgading 21 Zebrina 1 CELLPACK = 4 TANAMAN Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Rp. 2000 / tanaman= Rp 8000/ Cellpack Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Rp. 2000 / tanaman= Rp 8000/ Cellpack Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Rp. 2000 / tanaman= Rp 8000/ Cellpack Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Rp. 2000 / tanaman= Rp 8000/ Cellpack Rp. 2000 / tanaman= Rp 8000/ Cellpack Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/ Cellpack Sumber : Daftar Harga PT Bina Usaha Flora Tahun 2013. 70 Lampiran 10 Daftar Harga Pot Plants PT BUF Tahun 2013 NO DESCRIPTION PRICE/PLANT (Rp.) POT 15 CM 1 Silvedust POT GANTUNG 8.000 2 Impatiens 12.500 3 Marigold Kecil 8.000 4 Marigold Besar 8.000 5 Pentas 8.000 6 Petunia 8.000 7 Salvia splendens 8.000 8 Torenia 8.000 9 Vinca 8.000 10 Begonia Dragon Wings 12.500 12.500 Sumber : Daftar Harga PT Bina Usaha Flora Tahun 2013. 71 Lampiran 11 Lampiran 12 Daftar Harga Plugs/ Bibit PT BUF Tahun 2013 NAMA TANAMAN Begonia 1 semperflorens HARGA/ TAN ( Rp ) HARGA/TRAY 288 ( Rp ) 800 220.000 2 Celosia plumosa 600 165.000 3 Celosia Cristata - cut 800 220.000 4 Cleome 700 192.500 5 Cosmos 1.000 275.000 6 Dahlia 1.000 275.000 7 Dianthus 1.000 275.000 9 Gloxinia 1.600 440.000 10 Gomphrena 850 233.750 11 Impatient Waleriana 800 220.000 13 Lisianthus 1.200 330.000 14 Marigold besar 1.000 275.000 15 Marigold kecil 650 178.750 16 Pentas mix 850 233.750 17 Petunia 1.000 275.000 18 Salvia 700 192.500 19 Snapdragon 800 220.000 20 Torenia 1.000 275.000 21 Vinca 800 220.000 22 Zinnia Angustifolia 700 192.500 23 Zinnia Elegant 1.250 343.750 NO Sumber : Daftar Harga PT Bina Usaha Flora Tahun 2013 72 72 Lampiran 12 Struktur Organisasi PT BUF Tahun 2012. Dewan Direksi General Manager Hebit Supervisor Produksi Supervisor Pemasaran Karyawan Karyawan Sumber : Struktur Organisasi PT Bina Usaha Flora Tahun 2013. Ornamental Supervisor Keuangan & Administrasi Supervisor Produksi Karyawan Supervisor Pemasaran Karyawan Supervisor Keuangan & Administrasi 73 Lampiran 13 Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF. 74 75 RIWAYAT HIDUP Viviv Afifah dilahirkan di Jakarta pada tanggal 04 Agustus 1983. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Jaja Musa dan Ibu Aisyah. Penulis memiliki satu orang kakak perempuan yang bernama Elis Fauziah dan satuadik laki-laki yang bernama Arifal Fauzi Jaelani. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Cikanyere pada tahun 1989 dan lulus pada tahun 1994. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Sukaresmi pada tahun 1994 dan lulus pada tahun 1997. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di MAN 1 Pacet dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2001 penulis diterima menjadi mahasiswi pada Program Pertanian Terpadu di Ma’had Al-Zaytun, Kemudian tahun 2008 melanjutkan ke study Program Keahlian Teknologi Industri Benih Program Diploma Institut Pertanian Bogor melalui jalur ujian seeksi IPB. Penulis aktif dalam kepanitian di beberapa kegiatan di lingkungan kampus diantaranya anggota rohis IPB diploma, anggota development unit agribisnis IPB, bendahara Field Trip Program Keahlian Teknologi Industri Benih angkatan 45 pada semester tiga dan empat dan bendahara pada Malam Keakraban Program Keahlian Teknologi Industri Benih angkatan 46.Tahun 2011 penulis melanjutkan studi ke jenjang strata satu dan diterima sebagai mahasiswi Alih Jenis Agribisnis IPB. Selain jadi mahasiswa penulis juga aktif di organisasi Faster dengan menjadi staf kominfo pada tahun 2011, kemudian bendahara faster pada tahun 2012-2013, Selama kuliah penulis juga bekerja sebagai guru privat SD, SMP dan SMA di bogor dan bekerja di Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan di Cimanggis Bogor pada tahun 20102011 sebagai tenaga ahli penelitian di laboratorium kultur jaringan. Tahun 2013 penulis pindah bekerja di salah satu perusahaan advertising di Cibinong sebagai staf sdministrasi keuangan. 76 Lampiran 14 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN ANALISIS BAURAN PEMASARAN TANAMAN HIAS PADA PT BINA USAHA FLORA KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN CISNJUR IDENTITAS RESPONDEN Nama Jabatan Tugas dan Wewenang :......................................... :......................................... : ......................................... Kuesioner ini dibuat untuk mendukung proses pengolahan data dalam rangka penyelesaian masalah dan menentukan sejauhmana pengaruh dan tingkat faktor,aktor, tujuan dan komponen lain dalam memperoleh altematif pengembangan perusahaan. Landasan utama pengisian kuesioner iniadalah sebuah hirarki (AHP) dengan komponen-komponen lengkapyang disusun sesuai literatur, hasil observasi dan pendapat pihak yangterkait. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini. KejujuranBapak/Ibu/Saudara dalam mengisi kuesioner ini sangat berarti bagipenelitian ini.Terima kasih atas bantuan dan kesediaannya dalam mengisikuesioner ini. PETUNJUK PENGISIAN : 1. Pada bagian ini Anda diminta untuk membandingkan antar elemen A dan elemen B, lalu memberi tanda X atau v nilai perbandingannya. 2. Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh respondenberdasarkan tingkat kepentingan dari elemen-elemen yangdibandingkan secara bersamaan. 3. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1 – 9. Definisi dari skala yang digunakan untuk nilai komparasi ditentukansebagai berikut : Nilai Keterangan 1 Kriteria alternatif A sama penting dengan kriteria/alternatif B 3 A sedikit penting dari B 5 A jelas lebih penting dari B 7 A sangat jelas lebih penting dari B 9 A mutlak lebih penting dari B 2, 4, 6, 8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan 77 Contoh : Anda diminta membandingkan tingkat kepentingan antara produk dengan harga : 1. Jika Anda menganggap produk sama penting dengan harga, maka : A Nilai skala banding B Produk 98765432123456789 Harga 2. Jika Anda menganggap produk sedikit lebih penting dari harga, maka : A Nilai skala banding B Produk 98765432123456789 Harga 3. Jika Anda ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan produk dengan harga, maka : A Nilai skala banding B Produk 98765432123456789 Harga 78 I. KUESIONER TINGKAT 1 (TUJUAN) Keterangan : Tujuan PT BUF yang mempengaruhi pemasaran yang tepat adalah : 1. Mencapai Efisiensi Pemasaran Perusahaan 2. Meningkatkan Penjualan 3. Menghadapi Persaingan Pertanyaan: Menurut Anda, manakah tujuan dibawah ini yang paling menentukan dalam upaya pemilihan bauran pemasaran tanaman hias di PT BUF Yang dibandingkan Nilai Skala Banding Pembanding Mencapai Efisiensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Meningkatkan Pemasaran Perusahaan Penjualan Mencapai Efisiensi Pemasaran Perusahaan 98765432123456789 Menghadapi Persaingan Meningkatkan Penjualan 98765432123456789 Menghadapi Persaingan II. KUESIONER TINGKAT II (FAKTOR) Keterangan : Dari tujuan yang mempengaruhi bauran pemasaran yang tepat, maka perlu diperhatikan faktor-faktor bauran pemasaran yang akan dipilih, yaitu : 1. Produk yaitu segala sesuatu yang ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen. Untuk menjaga agar produk dapat memuaskan keinginan atau sesuai dengan kebutuhan konsumen, perusahaan harus dapat mengembangkan produknya. 2. Harga yaitu sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. perusahaan mengembangkan kebijakan dan menentukan harga produk 3. Tempat didefinisikan yaitu berhubungan dengan penyediaan produk/jasa yang tepat pada lokasi yang nyaman dan dapat dijangkau, serta menyediakan produk dalam jumlah yang diinginkan konsumen. 4. Promosi yaitu aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima dan membeli pada produk yang ditawarkan perusahaan. 5. Orang yaitu kesan dari suatu usaha yang diukur dari orang-orang yang memberikan pelayanan kepada konsumen dengan mengarahkan minat yang lebih besar dalam menarik, memotivasi, melatih dan mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan untuk memuaskan konsumen. 79 6. Proses yaitu seluruh kegiatan kerja yang berhubungan dengan pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen, perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. 7. Bukti Fisik yaitu lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan dan konsumen berinteraksi. Pertanyaan: Menurut anda, dari ketujuh faktor bauran pemasaran (Produk, Harga, Tempat, Promosi, Orang, Proses dan Bukti Fisik) manakah yang lebih penting jika dikaitkan dengan tujuan perusahaan (meningkatkan penjualan dan menghadapi persaingan). 1) Untuk Tujuan Mencapai Efisiensi Pemasaran Perusahaan Yang dibandingkan Produk Produk Produk Produk Produk Produk Harga Harga Harga Harga Harga Tempat Tempat Tempat Tempat Promosi Promosi Promosi Orang / SDM Orang / SDM Proses Nilai Skala Banding 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 Pembanding Harga Tempat Promosi Orang / SDM Proses Bukti Fisik Tempat Promosi Orang / SDM Proses Bukti Fisik Promosi Orang / SDM Proses Bukti Fisik Orang / SDM Proses Bukti Fisik Proses Bukti Fisik BuktiFisik 80 2) Untuk Tujuan Meningkatkan Penjualan Yang dibandingkan Produk Produk Produk Produk Produk Produk Harga Harga Harga Harga Harga Tempat Tempat Tempat Tempat Promosi Promosi Promosi Orang / SDM Orang / SDM Proses Nilai Skala Banding 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 Pembanding Harga Tempat Promosi Orang / SDM Proses Bukti Fisik Tempat Promosi Orang / SDM Proses Bukti Fisik Promosi Orang / SDM Proses Bukti Fisik Orang / SDM Proses Bukti Fisik Proses Bukti Fisik Bukti Fisik 81 3) Untuk Tujuan Menghadapi Persaingan Yang dibandingkan Produk Produk Produk Produk Produk Produk Harga Harga Harga Harga Harga Tempat Tempat Tempat Tempat Promosi Promosi Promosi Orang / SDM Orang / SDM Proses Nilai Skala Banding 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 Pembanding Harga Tempat Promosi Orang / SDM Proses Bukti Fisik Tempat Promosi Orang / SDM Proses BentukFisik Promosi Orang / SDM Proses BentukFisik Orang / SDM Proses BentukFisik Proses BentukFisik BentukFisik III. KUISIONER TINGKAT 3 ( SUB FAKTOR) Keterangan : Dari faktor-faktor bauran pemasaran yang akan dipilih, dijabarkan menjadi subsub faktor yaitu : 1. Produk terdiri dari sub faktor: Kualitas, Kuantitas (Jumlah dan variasi jenis) dan Kemasan 2. Harga terdiri dari sub faktor: Berdasarkan Biaya Operasional, Harga Produk Pesaing dan Segmentasi Konsumen 3. Tempat terdiri dari sub faktor: Kemudahan Mendapatkan Produk, Informasi Ketersediaan Produk dan Kemudahan dan keamanan transportasi 4. Promosi terdiri dari sub faktor : Periklanan, Promosi Penjualan, Pemasaran Langsung dan Hubungan Masyarakat 5. Orang/ SDM terdiri dari sub faktor: 82 Meningkatkan Kualitas SDM (Karyawan) dan Meningkatkan Jumlah SDM (Karyawan) 6. Proses terdiri dari sub faktor: Memfasilitasi Kemudahan Transaksi Pembayaran, Memberikan Layanan Purna Jual dan Memberikan Tanggapan atas Keluhan Konsumen 7. Bukti Fisik terdiri dari sub faktor: Meningkatkan Fasilitas Lengkap di Perusahaan, Membuat desai ndan Layout, dan Membuat Seragam Karyawan Pertanyaan : Menurut anda, manakah yang lebih penting dari sub faktor bauran pemasaran jika dikaitkan dengan tujuan perusahaan (Meningkatkan penjualan dan menghadapi persaingan) 3.1 Untuk Tujuan Memaksimalkan Keuntungan 3.1.1 Sub Faktor Produk Yang dibandingkan Nilai Skala Banding Pembanding 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kuantitas Produk Kualitas Produk 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemasan Kualitas Produk 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemasan Kuantitas Produk 3.1.2 Sub Faktor Harga Yang dibandingkan Nilai Skala Banding 9 8 7 65432123456789 Berdasarkan Biaya Operasional Berdasarkan Operasional Biaya 98765432123456789 Berdasarkan dibandingkan Pesaing Harga Produk 98765432123456789 3.1.3 Sub Faktor Tempat Yang dibandingkan Nilai Skala Banding 9 8 7 65432123456789 Kemudahan Mendapatkan Produk 98765432123456789 Kemudahan Mendapatkan Produk Informasi Ketersediaan Produk 98765432123456789 Pembanding Berdasarkan Harga dibandingkan Produk Pesaing Berdasarkan Segmentasi Konsumen Berdasarkan Segmentasi Konsumen Pembanding Informasi Ketersediaan Produk Kemudahan dan keamanan Transportasi Kemudahan dan keamanan Transportasi 83 3.1.4 Sub Faktor Promosi Yang dibandingkan Nilai Skala Banding 98765432123456789 Periklanan 98765432123456789 Periklanan 98765432123456789 Periklanan 98765432123456789 Promosi Penjualan 98765432123456789 Promosi Penjualan 98765432123456789 Pemasaran Langsung 3.1.5 Sub Faktor Orang/ SDM Yang dibandingkan Nilai Skala Banding Meningkatkan Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SDM / Karyawan 3.1.6 Sub Faktor Proses Yang dibandingkan Nilai Skala Banding 9 8 7 65432123456789 Memfasilitasi Kemudahan Transaksi Pembayaran Pembanding Promosi Penjualan Pemasaran Langsung Hubungan Masyarakat Pemasaran Langsung Hubungan Masyarakat Hubungan Masyarakat Pembanding Meningkatkan Jumlah SDM Karyawan / Pembanding Memberikan Layanan Purna Jual Memfasilitasi Kemudahan Transaksi Pembayaran 98765432123456789 Tanggapan atas keluhan Konsumen Memberikan Purna Jual 98765432123456789 Tanggapan atas keluhan Konsumen Layanan 3.1.7 Sub Faktor Bukti Fisik Yang dibandingkan Nilai Skala Banding Meningkatkan Fasilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lengkap Perusahaan Meningkatkan Fasilitas Lengkap Perusahaan 98765432123456789 Membuat Desain dan Layout Perusahaan 98765432123456789 Pembanding Membuat Desain dan Layout Perusahaan Membuat Seragam Karyawan Membuat Seragam Karyawan 84 3.2 Untuk Tujuan Meningkatkan Penjualan 3.2.1 Sub Faktor Produk Yang dibandingkan Nilai Skala Banding 98765432123456789 Kualitas Produk 98765432123456789 Kualitas Produk 98765432123456789 Kuantitas Produk 3.2.2 Sub Faktor Harga Yang dibandingkan Nilai Skala Banding Berdasarkan Biaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Operasional Berdasarkan Operasional Biaya 98765432123456789 Berdasarkan dibandingkan Pesaing Harga Produk 98765432123456789 3.2.3 Sub Faktor Tempat Yang dibandingkan Nilai Skala Banding 98765432123456789 Kemudahan Mendapatkan Produk 98765432123456789 Kemudahan Mendapatkan Produk Informasi Ketersediaan Produk 98765432123456789 1.2.4 Sub Faktor Promosi Yang dibandingkan Nilai Skala Banding 98765432123456789 Periklanan 98765432123456789 Periklanan 98765432123456789 Periklanan Promosi Penjualan Promosi Penjualan 98765432123456789 98765432123456789 Pemasaran Langsung 98765432123456789 Pembanding Kuantitas Produk Kemasan Kemasan Pembanding Berdasarkan Harga dibandingkan Produk Pesaing Berdasarkan Segmentasi Konsumen Berdasarkan Segmentasi Konsumen Pembanding Informasi Ketersediaan Produk Kemudahan dan keamanan Transportasi Kemudahan dan keamanan Transportasi Pembanding Promosi Penjualan Pemasaran Langsung Hubungan Masyarakat Pemasaran Langsung Hubungan Masyarakat Hubungan Masyarakat 85 1.2.5 Sub Faktor Orang/ SDM Yang dibandingkan Nilai Skala Banding Meningkatkan Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SDM / Karyawan 1.2.6 Sub Faktor Proses Yang dibandingkan Nilai Skala Banding 9 8 7 65432123456789 Memfasilitasi Kemudahan Transaksi Pembayaran Pembanding Meningkatkan Jumlah SDM Karyawan / Pembanding Memberikan Layanan Purna Jual Memfasilitasi Kemudahan Transaksi Pembayaran 98765432123456789 Tanggapan atas keluhan Konsumen Memberikan Purna Jual 98765432123456789 Tanggapan atas keluhan Konsumen Layanan 1.2.7 Sub Faktor Bukti Fisik Yang dibandingkan Nilai Skala Banding Meningkatkan Fasilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lengkap Perusahaan Meningkatkan Fasilitas Lengkap Perusahaan 98765432123456789 Membuat Desain dan Layout Perusahaan 98765432123456789 Pembanding Membuat Desain dan Layout Perusahaan Membuat Seragam Karyawan Membuat Seragam Karyawan 86 3.3 Untuk Tujuan Menghadapi Persaingan 3.3.1 Sub Faktor Produk Yang dibandingkan Nilai Skala Banding 9 8 7 65432123456789 Kualitas Produk 98765432123456789 Kualitas Produk 98765432123456789 Kuantitas Produk 3.3.2 Sub Faktor Harga Yang dibandingkan Nilai Skala Banding Berdasarkan Biaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Operasional Berdasarkan Operasional Biaya 98765432123456789 Berdasarkan dibandingkan Pesaing Harga Produk 98765432123456789 3.3.3 Sub Faktor Tempat Yang dibandingkan Nilai Skala Banding 98765432123456789 Kemudahan Mendapatkan Produk 98765432123456789 Kemudahan Mendapatkan Produk Informasi Ketersediaan Produk 98765432123456789 3.3.4 Sub Faktor Promosi Yang dibandingkan Nilai Skala Banding 9 8 7 65432123456789 Periklanan 98765432123456789 Periklanan Periklanan 98765432123456789 Promosi Penjualan 98765432123456789 Promosi Penjualan 98765432123456789 Pemasaran Langsung 98765432123456789 Pembanding Kuantitas Produk Kemasan Kemasan Pembanding Berdasarkan Harga dibandingkan Produk Pesaing Berdasarkan Segmentasi Konsumen Berdasarkan Segmentasi Konsumen Pembanding Informasi Ketersediaan Produk Kemudahan dan keamanan Transportasi Kemudahan dan keamanan Transportasi Pembanding Promosi Penjualan Pemasaran Langsung Hubungan Masyarakat Pemasaran Langsung Hubungan Masyarakat Hubungan Masyarakat 87 3.3.5 Sub Faktor Orang/ SDM Yang dibandingkan Nilai Skala Banding Meningkatkan Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SDM / Karyawan 3.3.6 Sub Faktor Proses Yang dibandingkan Nilai Skala Banding 9 8 7 65432123456789 Memfasilitasi Kemudahan Transaksi Pembayaran Pembanding Meningkatkan Jumlah SDM Karyawan / Pembanding Memberikan Layanan Purna Jual Memfasilitasi Kemudahan Transaksi Pembayaran 98765432123456789 Tanggapan atas keluhan Konsumen Memberikan Purna Jual 98765432123456789 Tanggapan atas keluhan Konsumen Layanan 3.3.7 Sub Faktor Bukti Fisik Yang dibandingkan Nilai Skala Banding Meningkatkan Fasilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lengkap Perusahaan Meningkatkan Fasilitas Lengkap Perusahaan 98765432123456789 Membuat Desain dan Layout Perusahaan 98765432123456789 ☺Terima Kasih Atas Perhatiannya ☺ Pembanding Membuat Desain dan Layout Perusahaan Membuat Seragam Karyawan Membuat Seragam Karyawan