`Tadzkirah itu Bukan Kitab Suci`

advertisement
6
TABLOID REPUBLIKA
WAWANCARA
JUMAT, 15 OKTOBER 2010
Jafrullah Ahmad Pontoh, Juru Bicara Jemaat Ahmadiyah Indonesia
'Tadzkirah itu Bukan Kitab Suci'
esakan dan tuntutan dari mayoritas umat Islam agar Ahmadiyah
segera dibubarkan atau membentuk agama baru di luar Islam
terus bergulir semakin deras. Namun,
Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang
termasuk Ahmadiyah Qadiani tetap menolak untuk dibubarkan serta tak mau
mendirikan agama di luar Islam.
''Nabi kami Muhammad SAW, syariat
yang kami laksanakan dibawa oleh Nabi
Muhammad juga,'' ungkap Jafrullah
Ahmad Pontoh. Juru Bicara Jemaat
Ahmadiyah Indonesia kepada wartawan
Republika, Damanhuri Zuhri.
Berikut petikan wawancara dengan
tokoh JAI itu terkait desakan ormas Islam
dan MUI yang mendesak Ahmadiyah
segera mendirikan agama baru di luar
Islam:
D
Mayoritas umat Islam, termasuk ormas Islam
dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak agar
Ahmadiyah segera membentuk agama baru di luar
Islam. Apa komentar Anda?
Begini. Agama itu kan milik Tuhan, Allah SWT.
Jadi, tidak ada yang bisa menyuruh orang membubarkan atau membuat agama. Kan begitu.
Ahmadiyah kan Nabinya Mirza Ghulam Ahmad,
sedangkan umat Islam Nabinya Muhammad SAW?
Nabi kami Muhammad SAW. Beliau (Mirza
Ghulam Ahmad - red) itu adalah pendiri Jamaat
Ahmadiyah. Tapi syariat yang kami laksanakan, ya,
syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Sebab,
tidak ada syariat setelah Islam. Setelah syariat
Islam, tidak ada lagi syariat yang lain.
Bukankah kitab suci Ahmadiyah itu Tadzkirah,
bukan Alquran seperti umat Islam?
Itu fitnah. Saya kira ulama tidak boleh memfitnah. Tapi kalau ada yang memfitnah, ya, kami
nggak tahu atas dasar apa memfitnah. Itu fitnah.
Kitab suci kami tetap Alquran al-Karim. Tadzkirah
itu bukan kitab suci.
Kalau bukan sebagai kitab suci, lantas
Tadzkirah itu sebagai apa bagi Ahmadiyah?
Ya, itu suatu kumpulan dari berbagai tulisan
jemaat Ahmadiyah dikumpulkan kompilasi jadi satu
buku. Ini bukan kitab suci itu. Lihat saja, waktu pembakaran masjid yang digunakan Ahmadiyah di
Cisalada kan yang dibakar oleh kelompok umat
Islam itu 52 eksemplar Alquran. Kalau kitab suci
kami itu Tadzkirah, pasti yang terbakar itu adalah
Tadzkirah dan bukan Alquran.
Mengapa Ahmadiyah masih tetap merasa
bagian dari Islam?
Karena rukun iman dan rukun Islam yang kami
laksanakan itulah rukun iman dan rukun Islam yang
diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Ahmadiyah kan meyakini ada nabi setelah Nabi
Muhammad SAW?
Jadi begini. Ini satu hal yang perlu didiskusikan,
karena tidak bisa begitu saja. Karena kitab suci kami
Alquran. Nah, jika ada perbedaan, pasti itu penafsiran. Kalau penafsiran, itu perlu didiskusikan dan
didialogkan. Permasalahannya
kita di Indonesia ini, ketika hal yang
perlu didialogkan, kami dibatasi apa
yang perlu kami jelaskan kepada
masyarakat.
Kami kemudian dibatasi tidak
boleh berbicara mengenai itu.
Saya pikir itu terlalu aniaya. Oleh
karena itu kami
berpandangan begini, selama upaya-upaya lahiriyah
kami bisa usahakan sebagai
warga negara, kami hak-hak
konstitusional yang dijamin
oleh konstitusi yaitu kami
tetap akan meminta itu hakhak itu sebagai warga
negara.
Nah, selebihnya jika pintu
semua sudah ditutup, maka
satu-satunya jalan, kami serahkan kepada Allah SWT. Dialah
yang akan memutuskan.
Dialah yang akan memperlakukan siapa pun sesuai
dengan apa yang Dia ingin lakukan. Itu saja. Sebab
kalau semua jalan sudah tertutup, hanya satu jalan
kita serahkan kepada Allah SWT.
Jadi, itu salah satu upaya yang akan dilakukan
untuk tetap bertahan?
Ya, kita serahkan kepada Allah SWT. Dalam
Alquran pun dijelaskan begitu. Bahwa ada doa, ''Ya
Allah, putuskanlah antara kami dengan kaum kami.
Engkaulah sebaik-baik pemutus.'' Itu saja jalan
yang terbaik.
Ormas Islam mendesak pemerintah agar
Ahmadiyah segera dibubarkan. Apa pendapat
Anda?
Bubar itu kan urusan hukum. Dan hukum di
Indonesia ini kalau masalah agama ada di pemerintah pusat dalam hal ini Presiden. Cuma masalahnya,
dasar pembubaran apa? Kalau kita sebagai negara,
tentu harus ada yang berkenaan dengan pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum di antaranya
kriminal. Alhamdulillah kami tidak
pernah melakukan kriminal, tidak pernah
menyerang terlebih dulu kepada siapa pun.
Dasar itu tentu harus dilihat juga. Kita ini
kan negara hukum.
Benarkah Ahmadiyah didukung
oleh Inggris?
Itu juga fitnah besar.
Bagaimana Inggris akan mendukung Ahmadiyah jika setiap hari
yang dijelaskan oleh Ahmadiyah
itu adalah tauhid. Nah, sedangkan
agama-agama resmi Inggris itu
adalah Kristen, trinitas.
Bagaimana mereka akan mendukung penjelasan mengenai
tauhid ke seluruh dunia, sedangkan mereka menjunjung
tinggi trinitas yang selalu
dibantai oleh Ahmadiyah. Itu
fitnah. Jadi, orang harus pintar
jugalah. Itu fitnah sudah jelas.
■ ed; heri ruslan
Penjelasan ini bertentangan pernyataan Kepala
Dakwah JAI, Sayuti Aziz Ahmad yang dimuat dalam
harian Indopos, edisi Kamis, 8 September 2005.
Dalam laporan bertajuk 'Kehidupan sehari-hari
Tokoh Jemaat Ahmadiyah Indonesia', Sayuti
mengatakan, ''Untuk dapat menjalankan
titah Nabi Mirza Ghulam Ahmad, umatnya
harus memahami isi 'kitab suci' Tazkiroh.
Uniknya, umat justru banyak yang rajin
membaca Alquranul Karim.'' (red-)
DOKPRI
Download