Ida Ratna W : PEMERIKSAAN BAKTERI Salmonella typhi PADA PASIEN DENGAN HASIL TES WIDAL POSITIF DI RSUD CIAMIS PEMERIKSAAN BAKTERI Salmonella typhi PADA PASIEN DENGAN HASIL TES WIDAL POSITIF DI RSUD CIAMIS Ida Ratna Widiati, Dini Tasuruni, Wiwin Yuniah, Galih Trysulastio Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis ABSTRACT Typhoid fever is a disease caused by the bacterium Salmonella enterica especially Salmonella typhi. The disease can be spread through food and drink that has been contaminated by feces. These investigations include the examination of peripheral blood, bacteria culture, serologic testing, and molecular identification. Diagnosis upheld if found Salmonella typhi in the culture samples of blood, urine, feces, bone marrow or duodenal fluid. Typically use widal examination for diagnosis of fever typoid. This study aims to determine whether or not Salmonella typhi in blood paisen widal positive in Ciamis District Hospital. This research is descriptive is a method of research conducted with the ultimate aim of making or descriptive overview of a situation. The results showed a blood sample of 5 widal test results obtained results positive 3 of 5 blood samples tested positive for the bacteria are Salmonella typhi. This shows 60% yield positive widal containing the bacteria Salmonella typhi. Salmonella typhi bacteria widal positive with titer 1/320, and 1/640. Conclusions of this study which has been carried out from 5 blood samples with a positive test result widal titer 1/160, 1/320, 1/640, it can be concluded in Ciamis laboratory blood test results are positive widal 1/320 titer more than positive bacterium Salmonella typhi , whereas in a positive blood test results widal titer of less than 1/320 negative bacterium Salmonella typhi. Keywords : widal, blood, Salmonella typhi INTISARI Demam typhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunanya Salmonella typhi. Penyakit ini dapat disebarkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh tinja. Pemeriksaan penunjang ini meliputi pemeriksaan darah tepi, biakan kuman, uji serologi, dan identifikasi secara molekuler. Diagnosis ditegakan bila ditemukan Salmonella typhi dalam biakan sampel darah, urin, feses, sum-sum tulang atau cairan duodenum. Biasanya menggunakan pemeriksaan widal untuk penegakan diagnosis demam typoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak Salmonella typhi pada darah pasien widal positif di RSUD Ciamis. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan. Hasil penelitian menunjukan dari 5 sampel darah hasil tes widal positf di peroleh hasil 3 dari 5 sampel darah dinyatakan positif terdapat bakteri Salmonella typhi. Hal ini menunjukan 60% hasil widal positif mengandung bakteri Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhi positif pada widal dengan titer 1/320, dan 1/640. Kesimpulan dari penelitian ini yang telah dilakukan dari 5 sampel darah hasil tes widal positif dengan titer 1/160, 1/320, 1/640, dilaboratorium Ciamis dapat disimpulkan pada darah dengan hasi ltes widal positif titer lebihdari 1/320 positif bakteri Salmonella typhi . sedangkan pada darah hasil tes widal positif titer kurang dari 1/320 negatif bakteri Salmonella typhi. Kata Kunci : widal, darah, Salmonella typhi Ida Ratna W : PEMERIKSAAN BAKTERI Salmonella typhi PADA PASIEN DENGAN HASIL TES WIDAL POSITIF DI RSUD CIAMIS Pendahuluan penyakit berupa mikroorganisme yang Demam tifoid masih merupakan dapat menular. Data World Health Organization masalah kesehatan yang penting di negara Indonesia, mulai dari usia balita, anak – anak, sampai dewasa. Demam tifoid atau typhoid adalah penyakit yang di sebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella typhi. Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar (WHO) tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun. Di negara berkembang, dilaporkan kasus sebagai demam penyakit tifoid endemis dimana 95% merupakan kasus rawat jalan sehingga insidensi yang sebenarnya adalah 15-25 kali lebih besar dari laporan rawat oleh tinja (Behrman RE, all 2000). inap di rumah sakit. Pada tahun 2007 di Indonesia kasus ini tersebar secara merata di seluruh propinsi dengan insidensi di “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya), sedangkan ia tidak (dalam keadaan) memberontak dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al- Maksud dari ayat tersebut adalah mikroorganisme atau mikroba dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Larangan bangkai pedesaan 358/100.000 penduduk/tahun dan di daerah perkotaan 760/100.000 penduduk/ tahun atau sekitar 600.000 dan 1.5 juta kasus per tahun. Umur penderita yang terkena di Indonesia dilaporkan antara 3-19 tahun pada 91% kasus, Di Jawa Barat pada tahun 2007 sendiri penderita 21% kasus dan di kabupaten ciamis 10% kasus pada tahun 2007. Gambaran klinis demam tifoid sering Baqarah: 173). memakan daerah adalah alasan higienisnya, pada daging binatang yang mati karena sakit dipastikan adanya bibit kali tidak spesifik, gejala tifus tidak khas seringkali mirip penyakit lain, keluhan dan gejala demam tifoid tidak khas,dan bervariasi dari gejala seperti flu ringan, sakit berat, sampai menyerang sitem organ. Pemeriksaan penunjang ini meliputi pemeriksaan darah tepi, biakan kuman, uji serologi dan identifikasi secara molekuler. Ida Ratna W : PEMERIKSAAN BAKTERI Salmonella typhi PADA PASIEN DENGAN HASIL TES WIDAL POSITIF DI RSUD CIAMIS Uji serologi digunakan untuk mendeteksi sangat akurat dilakukan untuk mendiagnosa antibody spesifik komponen demam tifoid tapi sekitar tahun (1970) tes maupun widal mulai dipertanyakan keakuratanya mendeteksi antigen itu sendiri (Tumbelaka terutama di Negara tropis yang endemik AR, 2001). terdapat Salmonella typhi. (Abraham G, all antigen terhadap Salmonella Diagnosis ditegakkan typhi demam ditemukan dapat 1981). bakteri Uji biakan kuman, dengan hasil Salmonella typhi dalam biakan pada sampel positif memastikan demam tifoid, tetapi darah, urine, feses, sumsum tulang, atau hasil negative tidak menyingkirkan demam cairan dengan tifoid. Hasil tergantung beberapa faktor pathogenesis penyakit, maka bakteri akan yang mempengaruhi hasil biakan meliputi lebih mudah ditemukan dalam darah dan jumlah darah yang di ambil, perbandingan sumsum penyakit volume darah dari media empedu, dan (minggupertama), sedangkanpada stadium waktu pengambilan darah (World Health berikutnya di dalam urine (minggu ke-2) Organization, 2003). dan bila tifoid duodenum. tulang feses menggunakan penegakkan Berkaitan pada (minggu awal ke-3). pemeriksaan diagnosa tifoid. Biasanya widal Uji Pemeriksaan widal slide masih banyak digunakan di rumah sakit dan ini laboratorium klinik di Ciamis. Hasil survey mempunyai sensitifitas dan spesifitas yang menunjukkan dari tiga rumah sakit dan dua rendah karena jika widal positif belum tentu laboratorium klinik masih menggunakan pasien menderita demam tifoid ( Djoko widal slide untuk mendiagnosa demam Widodo DKK 2009). tifoid karena bahan pemeriksaan yang Widal adalah tes serologi untuk lebihmurah. Demam tifoid di Ciamis memeriksa demam saluran cerna yang sendiri masih tinggi sekitar 7 pasien menyebabkan demam tifoid. Tes ini perhari, hasil itu masih termasuk tinggi dan menunjukan adanya suatu zat yang di sebut peneliti itu sendiri berdomisili di Ciamis. agglutinin somatic O dan agglutinin flagella Berdasarkan latar belakang diatas H dari kuman Salmonella typhi yang ada di saya tertarik untuk melakukan penelitian dalam darah; artinya setiap 3 orang yang dengan terinfeksi Salmonella typhi dapat memiliki Salmonella typhi dalam darah hasil tes agglutinin dan jika diperiksa hasil tes widal positif di RSUD Ciamis. widalnya akan memberikan hasil positif (Olopoenia LA, all 2000). Pada awal ditemukan (1896) tes widal di anggap judul pemeriksaan bakteri Ida Ratna W : PEMERIKSAAN BAKTERI Salmonella typhi PADA PASIEN DENGAN HASIL TES WIDAL POSITIF DI RSUD CIAMIS 2. Dari media TSB ambil 1 ose kemudian Alat dan Bahan a. Daftar Alat No 1 Nama Alat Oven 2 3 4 5 6 7 8 Autoklaf Inkubator Cawanpetri Ose bulat Ose lurus Mikroskop Tabung reaksi Batang pengaduk Gelas ukur Pipet ukur Lampu spirtus Erlenmeyer Erlenmeyer Rak tabung reaksi Gelas kimiia Hotplate Pipet ukur 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 tanam pada petri disk yang berisi media Spesifikasi Type YNC-OV-80 L YXQ.SG41.280 Mikrobiologi 15 cm Platina Platina Monokuler 20 ml Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah 10 buah 1 buah 1 buah 1 unit 20 buah 3. Inkubasi pada suhu 37⁰C selama 24 jam. 20 cm 1 buah 1000 ml 20 ml 150 ml 1 buah 1 buah 1 buah Tabel 3 Ciri-ciri Salmonella typhi pada media SS 500 ml 250 ml 20 lubang 2 buah 6 buah 1 buah 1000 ml 2 ml 1 buah 1 buah 2 buah selektif SS. 4. Amati koloni yang tumbuh. 5. Hasil positif dengan ciri-ciri Salmonella typhi dapat dilihat pada tabel 3. Warna Koloni Merah Bentuk koloni Batang Elevasi Cembung Diameter (mm) 1-3 c. Hari ketiga 1. Pilih salah satu koloni tersangka Salmonella typhi pada media selektif SS. Hasil pengamatan dapat di lihat pada tabel. b. Daftar Bahan No Nama Bahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pewarnaan gram Aquadest Kapas Media SS Media manitol Media SIM Media TSIA Media TSB Sampel Spesifik asi - 2. Kemudian tanam pada media TSIA, SIM Jumlah dan Manitol. @ 10 ml 2500 ml Secukupnya 9,45 gram 0,6 gram 1,8 gram 3,9 gram 1,8 gram 1 ml Prosedur Penelitian 3. Inkubasi pada suhu 37⁰C selama 24 jam. d. Hari keempat 1. Pengamatan hasil inkubasi pada media TSIA, SIM, Manitol. 2. Catat hasil pengamatan. 3. Hasil positif pada media TSIA, SIM, Manitol a. Hari pertama 1. masukan 1 ml sampel yang telah diambil Hasil Penelitian dari pasien lalu masukan kedalam tabung reaksi yg berisi 5 ml TSB 2. Inkubasi pada suhu 37⁰C selama 24 jam. 3. Hasil positif terjadi kekeruhan yang berarti bakteri telah terjadi pertumbuhan. b. Hari kedua 1. Amati pertumbuhan bakteri pada media Keterangan TSB. + = tes widal positif Sifat LF Ida Ratna W : PEMERIKSAAN BAKTERI Salmonella typhi PADA PASIEN DENGAN HASIL TES WIDAL POSITIF DI RSUD CIAMIS Hari pertama sampel ditanam pada media TSB sebagai media pengaya untuk Tabel 2 Hasil penanaman pada media SIM pertumbuhan bakteri. Media di inkubasi Nomor sampel pada suhu 37˚C selama 24 jam. Hasil 1 H₂s + Indol – Motility + H₂s + Indol – Motility + H₂s + Indol – Motility + pemeriksaan pada media TSB positif. 2 Hari kedua dilakukan pewarnaan gram dari media TSB. Setelah 3 dilakukan pewarnaan gram, dilakukan penanaman pada media SS Agar sebagai media selektif Tersangka Salmonella SIM + + + Keterangan : + : positif - : negatif untuk menyeleksi Salmonella typhi. Dari Hasil pemeriksaan pada media manitol media TSB diambil satu ose goreskan pada dapat dilihat pada tabel 3. media SS lalu di inkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam. Hasil pemeriksaan pada Tabel 3 Hasil penanaman pada media Manitol Nomor sampel 1 2 3 media SS Agar dapat di lihat pada tabel 4 Salah satu sifat dari Salmonella typhi pada media SS Agar adalah tidak memfermentasikan laktosa atau NLF (Non laktosa fermenter). Sampel nomer 1,2, dan 3 menunjukan NLF positif. Tabel 4.7 Hasil penanaman pada media TSIA Nomor sampel 1 uji penegasan terhadap sampel yang menunjukan NLF (Non laktosa fermenter) 2 positif. Uji biokimia yang dipilih adalah; 1. Media SIM (Sufur Indol Motility). 3 2. Media Manitol. Ketiga media di inkubasi pada suhu 37˚C + Gas + Gas + Gas Hasil pemeriksaan pada media TSIA dapat dilihat pada tabel 4.7 Hari ketiga dilakukan uji biokimia sebagai 3. Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar). Manitol Keterangan : K : Kuning M : Merah TSIA K/M H₂S – Gas + K/M H₂S – Gas + K/M H₂S – Gas + - : Negatif + : Positif ggas selama 24 jam. Hasil pemeriksaan pada media SIM dapat dilihat pada tabel 4.5. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 5 sampel dengan hasil tes widal positif, diperoleh hasil 3 dari 5 Ida Ratna W : PEMERIKSAAN BAKTERI Salmonella typhi PADA PASIEN DENGAN HASIL TES WIDAL POSITIF DI RSUD CIAMIS sampel darah dinyatakan positif terdapat negativ batang. Setelah itu sampel ditanam bakteri ini pada SS Agar sebagai media selektif untuk menunjukan 60 % hasil tes widal positif pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. mengandung bakteri Salmonella typhi. Media SS Bakteri Salmonella typhi positif pada widal empedu, Na sitrat dan Briliian Green yang dengan titer 1/320 dan 1/640. Hal ini menghambat pertumbuhan gram positif, disebabkan sampel media SS Agar juga mengandung laktosa pasien sedang mengalami demam tinggi yang merupakan sumber karbohidrat dan yaitu pada saat bacteremia berlangsung. menggunakan indikator netral red, dan Salmonella saat typhi. Hal pengambilan Agar mengandung garam Bakteri Salmonella typhi negative mengandung Na tiosulfit sebagai sumber pada widal dengan titer 1/160. Hal ini sulfur untuk produksi H₂S. Hasilnya positif mungkin disebabkan karena jumlah bakteri karena bakteri tidak memfermentasikan belum banyak. Vaksinasi di masalampau laktosa dan menghasilkan asam serta dapat menimbulkan antibody dalam darah. mengubah indikator netral red menjadi pink Antibody ini dapat bakteri merah dan membentuk H₂S. H₂S positif sehingga biakan dalam darah berkurang, menunjukan H₂S bereaksi dengan FeCl₃ Hal berupa presipitat hitam ditengah-tengah ini menekan menyebabkan penghambatan pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. koloni. Pada hari pertama sampel ditanam pada Pada hari ketiga, sampel yang media TSB sebagai media pengaya untuk menunjukan hasil tidak memfermentasikan memperbanyak TSB Laktosa atau NLF Non laktosa fermenter) phytone adalah tersangka Slamonella typhi sehingga sebagai sumber protein, NaCl untuk sampel nomer 1,2,3 dilanjutkan denagn uji stabilitas penegasan mengandung bakteri. trypticase osmotik, Media dan glukosa sebagai berupa uji biokimia. Uji karbohidrat yang di fermentasikan dan biokimia yang di gunakan media TSIA K₂HPO₄ Agar, media SIM, dan media Manitol. sebagai penyangga buffer. Hasilnya positif terjadi kekeruhan berarti bakteri telah cukup banyak. Pada laktosa fermenter dan untuk menguji pewarnaan Gram untuk mengetahui sifat laktosa atau sukrosa. TSIA mengandung Gram glukosa, sukrosa, laktosa (karbohidrat yang bakteri kedua menentukan gram negatif batang non dilakukan dari hari Media TSIA Agar digunakan untuk yang diperiksa, Salmonella typhi merupakan bakteri gram akan negatif dan berbentuk batang langsing. Ke (indikator pH) pepton (sumber karbon – 5 sampel yang di periksa hasilnya gram difermentasikan), phenol red Ida Ratna W : PEMERIKSAAN BAKTERI Salmonella typhi PADA PASIEN DENGAN HASIL TES WIDAL POSITIF DI RSUD CIAMIS nitrogen), dan garam besi plus Na tiosulfat (sumber sulfur dan indikator H₂S). Pada media mengetahui manitol untuk typhi adalah Salmonella Hasilnya positif lereng berwarna merah dan glukosa fermenter ditandai dengan adanya dasar berwarna kuning karena bakteri pembentukan memfermentasikan untuk fermentasi H₂CO₂. Manitol mengandung yang peptonesebagai sumber protein, NaCl untuk menghasilkan glukosa asam organik gas hasil satabilitas merah menjadi kuning. Saat mengkonsumsi karbohidrat glukosa, pepton K₂HPO₄ sebagai penyangga buffer. Serta menyebabkan indikator phenol red yang mengubah pH kenaikan pH dan lereng kembali merah dan dari warna merah menjadi warna kuning . terdapat terjadinya perubahan warna pada media menghasilkan memecah amonia presipitat hitam menunjukan menghasilkan H₂S. glukosa dari mengubah pH indikator phenol red dari bakteri osmotik, karena sebagai yang difermentasikan dan Manitol menunjukan bahwa Salmonella Media SIM adalah media untuk typhi memfermentasikan glukosa dan membedakan tiga parameter yaitu Reduksi Salmonella typhi menunjukan reaksi positif Sulfur untuk membedakan bakteri enterik, pada manitol. uji Indol untuk membedakan family enterobacteriacea, uji motilitas untuk membedakan jenis bakteri secara umum. Media SIM mengandung Nutrisi (salah satunya pepton yang mengandung asam amino termasuk triptofan). Iron, dan natrium thiosulfat. Pada media SIM hasil sulfur positif karena Bakteri dapat mereduksi sulfur menjadi hydrogen sulfide maka hydrogen sulfide akan bereaksi dengan zat besi (iron) menjadi ferri sulfida yang mengendap berwarna hitam . Indol Simpulan Hasil penelitian menunjukan terdapat 5 sampel darah yang telah di periksa widalnya dengan titer 1/160, 1/320 dan 1/640 di laboratorium RSUD Ciamis, dapat di simpulkan bahwa pada darah dengan hasil tes widal positif titer lebih dari 1/320 positif bakteri Salmonella typhi. Sedangkan pada darah dengan hasil tes widal positif titer kurang dari 1/320 negatif bakteri Salmonella typhi. negatif karena bakteri tidak menghasilkan enzim tryptophase yang dapat menghidrolisis tryptophan. Motilitas positif karena adanya penyebaran pertumbuhan bakteri yang yang ditandai dengan adanya warna putih seperti akar disekitar inokulasi. Ucapan Terima Kasih Sumber dana penelitian ini menggunakan dana hibah dari LPPM STIKes Muhammadiyah Ciamis. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada Ida Ratna W : PEMERIKSAAN BAKTERI Salmonella typhi PADA PASIEN DENGAN HASIL TES WIDAL POSITIF DI RSUD CIAMIS Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis, Ketua LPPM STIKes Muhammadiyah Ciamis dan Ketua Program Studi D3 Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis. Daftar Pustaka Al- Quran, surat al – Baqoroh ayat 173 Tumbelaka AR, 2001 : 65-73 retnosari S. Imunodiagnosis Demam Tifoid. Dalam : Kumpulan naskah pendidikan kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XLIV. Jakarta : BP FKUI. Brooks,G,F., Carrol,K,C., Butel,J,S., Morse,S,A., Mietzner,A.,T.(2010) Jawetz, Melnick, and Adelberg’s Medical Microbiology: McGraw-Hill. WHO,The diagnosis, treatment and prevention of typhoid fever. 2003, Geneva: Departemen of Vaccines and Biologicals.