hipertensi - WordPress.com

advertisement
DES 2016
Responiel Halawa (00000003803)
Nursing Student
HIPERTENSI
Apakah hipertensi itu?
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan persisten pada
pembuluh darah arteri, dimana tekanan darah sistolik sama dengan atau di atas 140 mmHg
dan tekanan diastolik sama dengan atau di atas 90 mmHg (LeMone, Burke, & Bauldoff,
2013; World Health Organization [WHO], 2013).
Berapa nilai tekanan darah normal?
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
(mmHg)
(mmHg)
Normal
<120
dan <80
Prehipertensi
120-139
atau 80-89
Hipertensi Stage 1
140-159
atau 90-99
Hipertensi Stage 2
≥160
atau ≥100
Hipertensi Krisis
>180
>110
Klasifikasi Tekanan Darah
Sumber: (American Heart Association [AHA], 2014).
Apa penyebab hipertensi?
Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher (2014), mengklasifikasikan hipertensi
menjadi:
a. Hipertensi primer
Hipertensi primer (esensial atau idiopatik) merupakan peningkatan tekanan darah
tanpa diketahui penyebabnya dan berjumlah 90%-95% dari semua kasus hipertensi.
Meskipun hipertensi primer tidak diketahui penyebabnya, namun beberapa faktor yang
berkontribusi meliputi: peningkatan aktivitas Symphathetic Nervous System (SNS),
produksi sodium-retaining hormones berlebihan dan vasokonstriksi, peningkatan
masukan natrium, berat badan berlebihan, diabetes melitus, dan konsumsi alkohol
berlebihan (Lewis, Heitkemper, Dirksen, O’Brien, & Bucher, 2007).
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder merupakan peningkatan tekanan darah dengan penyebab
yang spesifik dan biasanya dapat diidentifikasi. Hipertensi sekunder diderita oleh 5%10% dari semua penderita hipertensi pada orang dewasa. Ignatavicius, Workman, &
Winkelman (2016) menyatakan bahwa penyebab hipertensi sekunder meliputi penyakit
Page | 1
ginjal, aldosteronisme primer, pheochromocytoma, penyakit Chusing’s, koartasio aorta
(penyempitan pada aorta), tumor otak, ensefalitis, kehamilan, dan obat (estrogen
misalnya, kontrasepsi oral; glukokortikoid, mineralokortikoid, simpatomimetik).
Gejala hipertensi
Hipertensi kadang disebut sebagai “Silent Killer” karena biasanya orang yang
menderita tidak mengetahui gejala sebelumnya dan gejalanya baru muncul setelah sistem
organ tertentu mengalami kerusakan pembuluh darah (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever,
2010). Dalimartha, Purnama, Sutarina, Mahendra, & Darmawan (2008) menyatakan bahwa
gejala hipertensi yang umum dijumpai yaitu pusing, mudah marah, telinga berdenging,
mimisan (jarang), sukar tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata
berkunang-kunang.
WHO (2011) juga menyatakan bahwa hipertensi biasanya tanpa gejala, tapi bisa
menimbulkan sakit kepala di pagi hari, mimisan, denyut jantung yang tidak teratur, dan
berdengung di telinga, sementara gejala hipertensi berat meliputi, kelelahan, mual, muntah,
kebingungan, kecemasan, nyeri dada, dan tremor otot.
Siapa yang berisiko lebih tinggi terkena hipertensi?
AHA (2016b) menyatakan bahwa orang yang berisiko lebih tinggi terkena hipertensi
adalah sebagai berikut:
a) Riwayat keluarga dengan hipertensi.
b) Afrika-Amerika.
c) Orang gemuk atau obesitas.
d) Orang-orang yang tidak beraktivitas fisik.
e) Orang yang mengonsumsi sodium (garam) terlalu banyak.
f) Orang yang mengonsumsi alkohol terlalu banyak.
g) Orang dengan diabetes, asam urat, atau penyakit ginjal.
h) Wanita hamil.
i) Wanita yang mengonsumsi pil KB (Keluarga Berencana), berat badan berlebihan,
memiliki hipertensi selama kehamilan, riwayat keluarga, dan memiliki penyakit ginjal
ringan.
Page | 2
Apa yang terjadi bila tidak terkontrol?
WHO (2011) menyatakan bahwa hipertensi dapat menyebabkan kerusakan serius
pada kesehatan. Hal ini dapat mengeraskan arteri, mengurangi aliran oksigen darah ke
jantung yang dapat menyebabkan nyeri dada (angina), gagal jantung (jantung tidak dapat
memompa darah dan oksigen ke organ lain), serangan jantung (terjadi ketika pasokan darah
ke jantung tersumbat dan menyebabkan kematian otot jantung karena oksigen yang tidak
adekuat, semakin lama aliran darah tersumbat, semakin besar kerusakan pada jantung), dan
stroke (terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan memblok arteri yang mengalirkan
darah dan oksigen ke otak).
Menurut AHA (2016a) menyatakan bahwa hipertensi yang tidak terkontrol atau tidak
terdeteksi akan menyebabkan serangan jantung, stroke, gagal jantung, penyakit ginjal atau
gagal ginjal, kehilangan penglihatan, disfungsi seksual, angina, dan penyakit arteri perifer
(Peripheral Artery Disease/PAD).
Bagaimana cara mengetahui adanya hipertensi?
Hipertensi jika dapat dideteksi sejak dini akan meminimalkan kemungkinan
terjadinya risiko serangan jantung, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia [Kemenkes RI], 2014). Satu-satunya cara untuk mendeteksi
tekanan darah tinggi adalah tekanan darah harus diukur oleh dokter atau tenaga kesehatan
profesional lainnya (WHO, 2011).
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi
Kemenkes RI (2014) menyatakan bahwa adapun makanan yang harus dihindari atau
dibatasi oleh penderita hipertensi adalah:
a) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
b) Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, crackers, keripik
dan makanan kering yang asin).
c) Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan
dalam kaleng, soft drink).
d) Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang
kering, telur asin, selai kacang).
Page | 3
e) Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani
yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
f) Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu
penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
g) Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
Page | 4
REFERENSI
American Heart Association. (2014). Understand blood pressure readings. Diakses
pada 28 Desember 2016, dari http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/
HighBloodPressure/AboutHighBloodPressure/Understanding-Blood-PressureReadings_UCM_30176 4_Article.jsp#.V1WSXvlTLIU.
American Heart Association. (2016a). Health Threats From High Blood Pressure.
Diakses pada 30 Desember 2016, dari https://www.heart.org/HEARTORG/
Conditions/HighBloodPressure/WhyBloodPressureMatters/Health-ThreatsFrom-High-Blood-Pressure_UCM_002051_Article.jsp.
American Heart Association. (2016b). Lifestyle and Risk Reduction High Blood
Pressure: Answer by Heart. Diakses pada 30 Desember 2016, dari
http://www.heart.org/idc/groups/heart-public/@wcm/@hcm/documents/downl
oadable/ucm_300310.pdf.
Dalimartha, S., Purnama, B. T., Sutarina, N., Mahendra, B., & Darmawan, R. (2008).
Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus.
Ignatavicius, D. D., Workman, M. L., & Winkelman, C. (2016). Medical-Surgical
Nursing: Patient-Centered Collaborative Care (8th Ed.). St. Louis, Missouri:
Elsevier.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Pusat Data dan Informasi:
Hipertensi. Diakses pada 30 Desember 2016, dari http://www.depkes.go.id/
resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-hipertensi.pdf.
LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2013). Medical Surgical Nursing:
Critical thinking in patient care. United Kingdom: Pearson Education.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., & Bucher, L. (2014). MedicalSurgical: Assessment and management of clinical problems. St. Louis,
Missouri: Elsevier/Mosby.
Lewis, S. L., Heitkemper, M. M., Dirksen, S. R., O’Brien, P. G., & Bucher, L. (2007).
Medical-Surgical Nursing: Assessment and management of clinical problems
(7th ed.). Philadelphia: Mosby Elsevier.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Brunner &
Suddarth’s: Textbook of medical-surgical nursing. Philadelphia: Wolters
Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
Page | 5
World Health Organization. (2011). Hypertension. Diakses pada 30 Desember 2016,
dari http://www.searo.who.int/entity/noncommunicable_diseases/media/non_
communicable_diseases_hypertension_fs.pdf.
World Health Organization. (2013). High blood pressure: A public health problem:
world health day 2013. Diakses pada 28 Desember 2016, dari
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/113242/1/Fact_Sheet_WHD_2013_E
N_14870.pdf?ua=1.
Page | 6
Download