BUKU SAKU BAGI BIDAN/PERAWAT DAN KADER KESEHATAN Untuk Mendukung Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Kementerian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan 2014 Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan, yang salah satunya ditandai dengan meningkatnya akses masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar, termasuk bagi masyarakat di daerah yang sulit dijangkau karena kendala geografis, demografis, geogologis, ekonomi, sarana informasi, dan sosial budaya. Adanya Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di Desa salah satu wujud bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) diharapkan dapat mengatasi permasalahan kesehatan, antara lain masih tingginya angka kematian ibu dan anak, serta masih buruknya status gizi masyarakat, khususnya Balita. Bidan atau Perawat merupakan salah satu pelaksana paling depan pendamping untuk memberdayakan keluarga dan masyarakat iv dengan memberikan edukasi. Sebagai pelaksana terdepan yang bekerja di tengah masyarakat perlu dibekali dengan panduan yang berisi hal-hal yang perlu mereka lakukan untuk membina kader dan juga masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengerti, mengenal dan mampu mengatasi masalah mereka Harapannya, melalui buku saku ini Bidan di Poskesdes dapat secara mandiri melakukan pembelajaran berkelanjutan dalam rangka memberikan edukasi kepada masyarakat guna mendukung tercapainya peningkatan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. v Daftar isi Pengantar......................................................................................................................ii Daftar isi........................................................................................................................iv Apa saja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Poskesdes?..................................1 Apa saja Informasi yang perlu diberikan tentang Kehamilan, Persalinan dan Nifas?................................................................................................7 Apa saja Informasi yang perlu diberikan kepada ibu menyusui?...............................37 Apa Informasi yang Perlu diberikan Tentang Keluarga Berencana Pasca Persalinan?.....................................................................................................62 Hal-Hal Apa yang Penting untuk Kesehatan Anak ?..................................................64 Apa Saja Jenis Imunisasi Bagi Bayi/Anak?...............................................................88 Apa yang Perlu dilakukan dalam Menjaga Kesehatan Lingkungan Keluarga dan Sekitarnya?......................................................................91 Bagaimana Melakukan Kesiapsiagaan Bencana di Keluarga dan Masyarakat?......95 vi Apa Saja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Poskesdes? Kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak bagi masyarakat di Poskesdes adalah: 1. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas a. Pendataan sasaran PUS, ibu hamil, dan ibu bersalin/nifas di wilayah kerja b. Pelayanan antenatal sesuai standar yang disesuaikan dengan trimester kehamilan, yaitu pelayanan yang mencakup: • Timbang berat badan dan ukur tinggi badan; • Ukur tekanan darah; • Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri); 1 c. d. e. f. 2 • Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) untuk mencegah tetanus pada saat proses persalinan • Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan • Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan Haemoglobin (Hb) dan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya) dapat dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit • Pengukuran lingkar lengan atas (LILA), dilakukan pada kontak pertama di trimester pertama untuk skrining ibu hamil berisiko Kurang Energi Kronis Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pen­ cegahan Komplikasi (P4K) Penyelenggaraan kelas ibu hamil; Pelaksanaan program kemitraan bidan dan dukun; Penanganan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK); ukur tinggi badan ukur tinggi puncak rahim timbang berat badan ukur lengan lingkar atas minum tablet tambah darah ukur tekanan darah konsultasi kehamilan imunisasi TT 3 g. h. i. j. Pertolongan persalinan aman, termasuk pencegahan infeksi; Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Kunjungan ibu nifas; Pelayanan kontrasepsi KB dengan metode sederhana (kon­ dom, obat vaginal), pil KB, suntik KB, AKDR/implan (jika bidan sudah terlatih), penanggulangan efek samping, komplikasi ringan, dan upaya rujukan; k. Pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk konseling pada masa pra hamil dan pada masa antara dua kehamilan; l. Deteksi dini dan rujukan ke Puskesmas atau Rumah Sakit untuk kasus risiko tinggi atau komplikasi maternal yang tidak dapat ditangani di Poskesdes; m. Melakukan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA), termasuk surveilans kematian ibu 4 2. Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui a. Penyuluhan tentang cara menyusui dan perawatan bayi yang benar. b. Penyuluhan tentang gizi bagi ibu menyusui dan KB setelah persalinan. c. Penyuluhan tentang penanganan permasalahan kesehatan bayi dan anak balita. 3. Pelayanan kesehatan anak a. Perawatan bayi baru lahir termasuk penatalaksanaan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), penatalaksanaan infeksi pada bayi baru lahir serta pengenalan tanda bahaya bayi baru lahir serta persiapan rujukan. b. Pemeriksaan kesehatan anak termasuk pengenalan tanda bahaya balita serta persiapan rujukan. c. Pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita. 5 d. Pemberian imunisasi dasar lengkap. e. Penyuluhan gizi pada anak. f. Penanganan permasalahan kesehatan pada anak termasuk penatalaksanaan diare, pneumonia dan demam. 6 Apa Saja Informasi yang Perlu Diberikan tentang Kehamilan, Persalinan dan Nifas? 1. Kehamilan a. Tanda kehamilan di antaranya adalah: • Tes kehamilan positif (+) • Tidak mendapat menstruasi/haid sebagaimana biasanya (tidak menstruasi pada siklus haid bulan berikutnya) • Timbul rasa mual, muntah-muntah dan pusing terutama pada pagi hari serta sering buang air kecil • Pada usia kehamilan lebih lanjut dengan alat tertentu dapat terdengar detak jantung janin. b. Perubahan fisik ibu hamil • Perubahan payudara, terkadang payudara terasa membengkak, karena kelenjar air susu membesar dan menyimpan lemak sebagai persiapan menyusui 7 • Peningkatan berat badan karena adanya pembesaran rahim dan beberapa bagian dari tubuh ibu. - Pada kehamilan Trimester-1, berat badan bertambah 1,5-2 kg - Pada Trimester-2, berat badan bertambah 4-6 kg - Pada Trimester-3, berat badan bertambah 6-8 kg - Total kenaikan berat badan selama kehamilan 11,5-16 kg • Perubahan pada kulit Karena adanya kelebihan pigmen pada tempat tertentu, seperti pada kedua pipi, sekitar hidung, sekitar puting susu dan aerola mamae, dan di atas tulang kemaluan sampai pusar. pembesaran rahim sesuai umur kehamilan 8 perubahan kulit perubahan payudara c. Keluhan yang sering dialami ibu hamil secara umum antara lain: • Sensitif (mudah tersinggung, mudah marah, mudah sedih) • Takut dan khawatir (cemas) • Gelisah, sulit tidur dan sebagainya • Hamil muda: Mual, muntah-muntah dan pusing terutama di pagi hari perubahan berat badan 9 • Hamil tua: nyeri pinggang, kaki bengkak Perubahan ini tidak sama pada semua ibu hamil, dalam hal ini diperlukan pengertian serta dukungan dari suami dan keluarga. d. Cara Menghitung Usia Kehamilan dan Menentukan Taksiran Persalinan • Menghitung usia kehamilan Misalnya, tanggal 8 Juni 2013 masih haid, kemudian ketika diperiksa tanggal 14 Juli 2013 dinyatakan positif hamil. Artinya, umur kehamilan adalah antara 8 Juni sampai dengan 14 Juli 2013, yaitu sebanyak 36 hari atau sekitar 5 minggu. • Menentukan taksiran persalinan Taksiran persalinan/melahirkan perlu diketahui harus diketahui haid terakhir (tanggal, bulan, tahun) 10 Rumus: • Tanggal +7 • Bulan -3 • Tahun +1 Contoh: Haid atau datang bulan terakhir tanggal 8 Juni 2009. Maka waktu persalinan diperkirakan: - Tanggal 8+7=15 - Bulan 6-3= 3 - Tahun 2009+1=2010 Jadi, diperkirakan melahirkan pada tanggal 15 Maret 2010. e. Pemeriksaan Kehamilan di Poskesdes Ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur untuk: • Mengetahui keadaan kesehatan dan status gizi ibu dan janin • Mendeteksi adanya risiko kehamilan atau komplikasi 11 • • • Mengatasi permasalahan kehamilan lebih awal, seperti mual dan muntah secara berlebihan Mencegah beberapa masalah seperti anemia dan hipertensi Meningkatkan kesejahteraan janin Pelayanan kesehatan untuk Ibu Hamil, yaitu: • Ukur Tinggi Badan: Tinggi Badan diperiksa hanya pada K1 untuk mengetahui adanya faktor risiko pada ibu hamil. Bila <145 cm adalah faktor risiko untuk panggul sempit. • Timbang Berat Badan: Berat badan ibu hamil harus diperiksa pada tiap kali kunjungan. Sejak bulan ke-4, pertambahan BB min 1 kg/bulan dan maksimal 2 kg/bulan. • Ukur Lingkar Lengan Atas (LiLA): Lingkar Lengan Atas (LiLA) diukur hanya pada saat K1. Pengukuran ini untuk menentukan status gizi ibu hamil. LiLA menunjukkan bahwa ibu Kurang Energi Kronis. 12 • • • • Ukur Tekanan Darah: Pengukuran dilakukan pada tiap kali kunjungan. Bila TD Sistole >140 mmHg atau Diastole > 90 mmHg, maka faktor risiko untuk hipertensi dalam kehamilan. Ukur Tinggi Fundus Uteri: Tinggi fundus uteri harus diukur tiap kali kunjungan sejak kehamilan berusia 4 bulan; pertambahan tinggi fundus harus sesuai dengan usia kehamilan. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ): Presentasi Janin ditentukan mulai trimester ketiga untuk mengetahui adanya kelainan letak janin. Penilaian DJJ dilakukan setiap kali kunjungan mulai akhir trimester I. DJJ kurang dari 120 kali/menit atau DJJ lebih dari 160 kali/menit menunjukkan gawat janin. Tes laboratorium yang wajib dilakukan adalah tes hemoglobin darah (Hb) untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita anemia, golongan darah untuk mempersiapkan donor bila diperlukan kelak, dan proteinuria bila tekanan darah tinggi pada trimester 2. 13 • • • • • 14 Pemberian tablet tambah darah: Tablet tambah darah diberikan minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan yang berguna untuk mencegah kekurangan darah selama kehamilan. Skrining Status Imunisasi Tetanus Toxoid dan berikan bila perlu. Ibu hamil harus dijajaki status imunisasi TT-nya. Jika ibu hamil tidak dalam status terlindungi, maka imunisasi TT harus diberikan. Temu Wicara/konseling termasuk Perencanaan Persalinan dan KB pasca persalinan Tatalaksana kasus: apabila dari pemeriksaan ditemukan faktor risiko segera lakukan penatalaksanaan yang sesuai. Bila melahirkan, lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif. Sejak ibu mengetahui dirinya hamil, segera periksakan diri secara rutin, minimal 4 kali selama kehamilan (1 kali di trimester I, 1 kali di trimester II, dan 2 kali di trimester III). Kunjungan Usia Kehamilan Kunjungan Pertama 0-3 bulan Kunjungan Kedua 4-6bulan Jenis Pemeriksaan Kunjungan pertama , Tinggi Badan, Berat Badan , Tekanan Darah, Tablet Tambah Darah 1, Skrining Status Tetanus (injeksi Tetanus Toxoid bila perlu), Pemeriksaan laboratorium rutin (Hb, golongan darah), pengukuran lingkar Iengan atas, Konseling ibu hamil termasuk KB pasca persalinan, tatalaksana kasus Berat Badan , Tekanan Darah, Tinggi Fundus, Tablet Tambah Darah 1, Injeksi Tetanus Toxoid (bila perlu) Pemeriksaan Laboratorium atas indikasi penentuan presentasi janin dan DJJ, konseling bumil KB pasca persalinan, tatalaksana kasus Hasil Terdeteksinya faktor risiko ibu hamil Adanya penambahan BB dan terpantaunya keadaan komplikasi/ penyulit ibu hamil 15 Kunjungan Usia Kehamilan Kunjungan Ketiga 7-9 bulan Kunjungan Keempat 16 Jenis Pemeriksaan Berat Badan , Tekanan Darah, Tinggi Fundus, Tablet Tambah Darah 1, Injeksi Tetanus Toxoid Bila Perlu, Pemeriksaan Laboratorium atas indikasi, konseling bumil KB pasca persalinan, tatalaksana kasus Berat Badan , Tekanan Darah, Tinggi Fundus, Injeksi Tetanus Toxoid Bila Perlu, Pemeriksaan Laboratorium (Hb2), letak janin-presentasi janin- Denyut Jantung Janin, konseling bumil dan kepastian KB pasca persalinan, tatalaksana kasus Hasil Diperolehnya perlindungan lengkap ibu hamil melalui TTD3 dan TT2 plus Adanya persiapan persalinan dan deteksi komplikasi persalinan f. Menjaga Nutrisi Kehamilan Kekurangan gizi pada ibu hamil akan mengakibatkan ibu hamil cepat lelah dan pusing, muka pucat, mudah terserang penyakit, kekurangan ASI atau ASI tidak keluar pada saat menyusui. Selain itu, dapat berakibat pada keguguran, pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi lahir dengan berat lahir rendah, perkembangan otak janin terhambat hingga dapat menyebabkan kecerdasan berkurang atau cacat, bayi lahir sebelum waktunya dan dapat menyebabkan kematian pada bayi. Sampaikan pada ibu hamil dan keluarganya bahwa: • Tidak ada pantangan makanan selama hamil • Jika mual-mual, muntah, dan tidak berlemak dan menyegarkan. Contohnya roti, ubi, singkong, biskuit dan buah. • Jangan minum jamu, minuman keras, atau merokok karena membahayakan kandungan. Jika minum obat, tanyakan caranya kepada petugas kesehatan. 17 • Makan makanan beraneka ragam, lebih banyak dari biasanya: - Makanan pokok (nasi, jagung, sagu, singkong, ubi, dsb) sesuai kebiasaan. - Banyak makan sayur dan buah. - Lengkapi dengan lauk-pauk (protein hewani atau nabati), seperti tempe, tahu, kacang-kacangan, telur, daging, ikan basah, susu. - Minum lebih banyak. tidak sembarang minum obat 18 tidak konsumsi minuman beralkohol tidak merokok Tabel Pengaturan Makan Ibu hamil Kehamilan 1-3 bulan Makan dalam porsi kecil, tapi sering Kehamilan 4-6 bulan Kehamilan Kurang 9 bulan Makan ditambah kira-kira 1 piring per hari Makan ditambah kira-kira 1 piring per hari Makan makanan yang Makan makanan yang mengandung mengandung protein, Makan makanan yang protein, seperti: ikan, daging, telur, seperti: ikan, daging, mudah dicerna dan telur, tahu, tempe, oncom tahu, tempe, oncom atau kacangmenhindari makanan yang kacangan. Protein dibutuhkan untuk atau kacang-kacangan. merangsang seperti rasa Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan kulit, rambut dan pedas, asam pertumbuhan kulit, rambut kuku dan kuku Makan makanan yang Diperlukan juga zat gizi segar, berserat, sedikit Diperlukan juga zat gizi lain seperti lain seperti mineral dan lemak dan banyak mineral dan vitamin vitamin mengandung cairan maupun karbohidrat 19 Kehamilan 1-3 bulan Minum air putih lebih banyak termasuk 1 gelas susu sehari 20 Kehamilan 4-6 bulan Kehamilan Kurang 9 bulan Tambahkan zat kapur dibutuhkan untuk persediaan pembentukan gigi setelah bayi lahir. Makanan yang mengandung zat kapur misalnya: susu, ikan teri, kacang, dan sayuran hijau Tambahkan zat kapur dibutuhkan untuk persediaan pembentukan gigi setelah bayi lahir. Makanan yang mengandung zat kapur, misalnya: susu, ikan teri, kacang, dan sayuran hijau Minum air putih lebih banyak termasuk 1 gelas susu sehari Minum air putih lebih banyak termasuk 1 gelas susu sehari • Istirahat cukup Tidur malam sedikitnya 6-7 jam, pada siang hari usahakan tidur/ berbaring sedikitnya 1-2 jam. Usahakan kaki lebih tinggi dari perut. • Sebaiknya ibu tidur pakai kelambu, jangan memakai anti nyamuk (bakar atau semprot). • Bersama dengan suami lakukan stimulasi janin dengan cara: - Stimulasi suara: berbicara dengan janin sejak hamil muda dengan kata-kata yang lemah lembut dan positif - Stimulasi raba: lakukan sentuhan dengan cara mengusap perut ibu hamil sesering mungkin • Beraktivitas fisik dengan berjalan kaki selama 30-60 menit tiap hari atau berolahraga ringan seperti senam hamil dilakukan dengan hati-hati dan saksama. • Periksa kehamilan secara teratur ke bidan/dokter, sebaiknya setiap bulan. 21 Jika ada keluhan, kelainan atau sakit segera mencari pertolongan bidan/tenaga kesehatan. • Menjaga kebersihan diri seperti: - Mandi, termasuk membersihkan payudara dan daerah kemaluan, sikat gigi dan ganti pakaian setiap hari. - Cuci rambut teratur minimal 2-3 hari sekali - Cuci tangan dengan sabun menggunakan air mengalir sebelum makan, setelah BAK/BAB, setiap setelah memegang uang dan sarana umum - Berpakaian longgar yang menyerap keringat. Memakai kutang yang dapat menahan payudara yang membesar serta memakai alas kaki bertumit rendah g. Yang harus dihindari selama kehamilan • Kerja berat • Merokok dan terpapar asap rokok selama kehamilan karena akan mengganggu pertumbuhan janin 22 • Mengkonsumsi minuman yang mengandung soda, alkohol dan lain lain • Tidur terlentang pada hamil tua • Mengkonsumsi obat tanpa resep dokter apabila ada keluhan h. Kehamilan yang berisiko (4 terlalu) • Terlalu Muda: Usia hamil yang dianjurkan di atas 20 tahun • Terlalu Tua: Usia hamil yang dianjurkan di bawah umur 35 tahun • Terlalu dekat jarak kelahiran: Jarak antara kehamilan yang dianjurkan adalah minimal 2 tahun • Terlalu banyak: Jumlah anak yang dianjurkan tidak lebih dari 2 anak. i. Tanda Bahaya Kehamilan Pada ibu hamil dapat terjadi tanda-tanda yang dapat mengancam jiwa ibu atau janin yang dikandungnya. Beberapa bahaya yang dapat terjadi adalah: 23 • • • • • • • • • 24 Ibu tidak mau makan dan muntah terus Berat badan ibu hamil tidak naik pada trimester 2-3 Perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua Bengkak kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala sampai kejang Gerakan janin berkurang dan atau tidak ada Gerakan janin mulai dirasakan pada kehamilan akhir bulan ke empat. Gerakan janin normal sebanyak 10 kali dalam 12 jam. Bila ibu merasakan gerakan janin berkurang atau tidak bergerak, harus segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan di Poskesdes, Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya. Kelainan letak janin di dalam rahim Ketuban pecah sebelum waktunya Penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan Demam tinggi lebih dari dua hari 2. Persalinan Persalinan normal adalah terjadinya kelahiran cukup bulan dengan proses pervaginam alami dan tanpa komplikasi. Pelayanan persalinan sesuai dengan standar dan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Hal-hal penting dalam persalinan normal adalah adanya kepatuhan terhadap arahan penolong persalinan dan dukungan suami beserta keluarga. a. Persiapan Persalinan • Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Tujuan dari P4K adalah: - Terdatanya sasaran ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di rumah ibu hamil yang memuat informasi tentang: lokasi tempat tinggal ibu hamil, identitas ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, pendamping persalinan, 25 - - - • • 26 fasilitas tempat persalinan, calon donor darah, transportasi yang akan digunakan serta pembiayaan Adanya perencanaan persalinan, termasuk pemakaian metode KB pasca melahirkan yang disepakati ibu hamil, suami, keluarga dan bidan Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, kader dan dukun. Sarana dan prasarana akan digunakan Pastikan fasilitas pelayanan kesehatan yang akan digunakan untuk melahirkan, seperti Poskesdes, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, klinik bersalin atau rumah sakit. Pembiayaan Persiapkan dana untuk persiapan melahirkan dengan mengikuti Dasolin atau Tabulin, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), asuransi kesehatan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), atau Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan. • • • • Donor darah Persiapkan pendonor yang memiliki golongan darah yang sama dengan ibu bersalin, upayakan pendonor berasal dari orang terdekat (keluarga atau tetangga) Menyiapkan Kebutuhan Persalinan - Perlengkapan ibu hamil untuk persalinan adalah sarung, kain panjang, pembalut, handuk, gurita - Perlengkapan bayi adalah baju bayi, topi, popok, dua selimut, waslap dan handuk KB Pasca Persalinan Sejak masa kehamilan ibu sudah merencanakan alat kontrasepsi yang akan digunakan setelah persalinan melalui kesepakatan suami-istri Hati-hati 3 Terlambat - Terlambat mengambil keputusan untuk mencari upaya medis kedaruratan 27 - Terlambat tiba di fasilitas kesehatan - Terlambat mendapat pertolongan medis yang adekuat • Buku KIA Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin dan ifas) dan anak ( bayi baru lahir dan anak balita) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak. Buku KIA tersedia di fasilitas kesehatan (Posyandu, Polindes, Poskesdes, Pustu, Puskesmas, Bidan, Dokter Praktik, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit ) b. Tanda Awal Persalinan • Perut mulas secara teratur, semakin sering dan semakin lama dengan rasa sakit yang semakin kuat • Terasa dorongan janin yang semakin kuat di perut bagian bawah • Tekanan pada anus semakin kuat sehingga ibu semakin ingin mengejan 28 • Keluarnya air ketuban dari jalan lahir sehingga pengeluaran lendir dan darah semakin banyak • Saat diperiksa oleh bidan, sudah ada pembukaan jalan lahir c. Proses Persalinan Kala I : Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan jalan lahir lengkap (10 cm) Kala II : Dimulai dari pembukaan jalan lahir lengkap sampai bayi lahir. Biasanya berlangsung 1-2 jam Kala III : Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta/ari-ari. Biasanya berlangsung 30 menit. • Umumnya, proses persalinan pada anak pertama biasanya 12 jam sejak mulas teratur yang pertama, tetapi untuk anak kedua dan selanjutnya kurang dari 8 jam. • Ibu masih boleh makan, minum, buang air kecil dan berjalan. • Jika terasa sakit, tarik napas panjang lewat hidung, lalu keluarkan lewat mulut. 29 • Jika terasa ingin buang air besar, segera beri tahu bidan. • Bidan akan menuntun ibu mengejan (memfasilitasi perto­ longan persalinan) • Segera setelah bayi lahir diberikan kesempatan menyusu sendiri, letakkan bayi dengan posisi tengkurap dan menempel di dada atau perut ibu (bayi dipasangkan topi), dibiarkan merayap mencari puting dan menyusu sampai puas, proses ini berlangsung minimal satu jam pertama setelah bayi lahir. d. Tanda Bahaya Persalinan • Perdarahan • Tali pusat atau anggota badan bayi keluar dari jalan lahir • Ibu tidak kuat mengejan • Ibu kejang • Air ketuban keruh dan berbau • Ibu gelisah • Ibu merasakan sakit yang hebat pada perut 30 Perdarahan Tali pusat atau anggota badan bayi keluar dari jalan lahir Ibu kejang Air ketuban keruh dan berbau Ibu tidak kuat mengejan Ibu merasakan sakit yang hebat pada perut 31 e. Perawatan Pasca Persalinan • Melakukan perawatan tali pusat dengan kasa bersih, kering dan steril setiap hari sampai tali pusat lepas. Bila kasa berair, akan menimbulkan infeksi pada tali pusat. • Pemberian imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio bagi bayi. • Memeriksa kesehatan ibu dan bayi baru lahir pada tenaga kesehatan minimal 4 kali dalam bulan pertama sesudah melahirkan. • Meminum satu kapsul Vitamin A merah segera setelah melahirkan dan satu lagi setelah 24 jam. • Segera melaporkan kelahiran kepada kader dasa wisma atau Posyandu. • Dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. 32 3. Nifas a. Pelayan kesehatan ibu nifas Pelayanan dan menjaga kesehatan ibu nifas dengan cara menganjurkan: • Makan makanan beraneka ragam dan banyak, seperti: - Makanan pokok (nasi, jagung, sagu, singkong ubi, dst) sesuai kebiasaan - Banyak makanan sayur dan buah - Lengkapi dengan lauk pauk (protein hewan atau nabati) seperti: tempe, tahu, kacang-kacang, telur, daging, ikan basah, susu - Minum lebih banyak - Tambahan makanan 5-6 saji • Istirahat cukup Saat bayi tertidur, ibu juga 33 • Bersama dengan suami lakukan komunikasi dengan baik - Berbicara dengan bayi sejak dini - Lakukan sentuhan dengan cara mengusap/mengelus bayi • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan - Mandi termasuk membersihkan payudara dan daerah kemaluan, sikat gigi dan ganti pakaian setiap hari - Cuci rambut teratur minimal 2-3 hari sekali - Cuci tangan dengan menggunakan air sabun sebelum beraktivitas • Periksa kesehatan selama nifas secara teratur ke bidan/dokter Jika ada keluhan, kelainan atau sakit, segera mencari pertolongan ke bidan/dokter b. Tanda bahaya dan penyakit pada ibu nifas • Perdarahan • Keluar cairan berbau • Demam tinggi 34 • Bengkak di muka, tangan atau kaki disertai sakit kepala dan atau kejang • Nyeri atau panas di daerah tungkai bengkak di tangan sakit kepala payudara bengkak ibu depresi nyeri di tungkai 35 • Payudara bengkak berwarna kemerahan, dan sakit • Ibu mengalami depresi (antara lain menangis tanpa sebab dan tidak peduli pada bayinya) c. Sindroma pasca melahirkan karena adanya perubahan hormonal pada ibu setelah melahirkan Tanda-tandanya: Cemas, merasa bersalah dan merasa tidak berharga, sulit tidur. Lelah walaupun telah tidur, mudah tersinggung, lebih sensitif sehingga mudah menangis tanpa sebab, nafsu makan berkurang atau malah timbul nafsu makan yang berlebihan. Kurang semangat/hilang semangat untuk melakukan kegiatan sehari-hari, terlalu khawatir terhadap kesehatan diri sendiri dan bayinya, berlangsung sementara dan biasanya pada Ibu Baru. Cara mengatasi: istirahat ketika bayi sedang tidur, gizi yang baik, relaksasi, dukungan dari suami dan keluarga. 36 Apa Saja Informasi yang Perlu Diberikan kepada Ibu Menyusui? 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Adalah bayi diberi kesempatan mulai (inisiasi) menyusu sendiri segera setelah lahir(dini) • Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan alamiah, terbaik dan sempurna untuk bayi • ASI mengandung semua zat-zat gizi yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi • Memberikan ASI segera setelah bayi lahir dengan meletakkan bayi menempel di dada atau perut ibu, bayi dibiarkan merayap mencari puting dan menyusu sampai puas. Proses ini berlangsung dalam satu jam pertama sejak bayi lahir. Pada waktu bayi merayap di dada ibu, bayi menjilat jilat kulit ibu 37 Inisiasi Menyusu Dini 38 dan menelan bakteri non patogen dari kulit ibu. Bakteri baik ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi sehingga bayi menjadi lebih kebal dari bakteri patogen. a. Manfaat • Memberikan efek psikologis bagi ibu dan bayi • Membantu proses pengeluaran plasenta • Mengurangi perdarahan saat persalinan, karena pada waktu bayi merayap, kaki bayi menendang-nendang perut ibu secara halus akan merangsang kontraksi rahim, sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan pasca persalinan. Isapan bayi pada puting ibu merangsang hormon prolaktin dan oksitosin yang merangsang produksi ASI dan membuat ibu lebih tenang, rileks, mencintai dan bahagia. • ASI yang keluar pertama berwarna kekuningan (kolostrum) memiliki banyak antibodi (kekebalan) yang berguna bagi bayi 39 • Dapat membantu pertumbuhan gigi dan bentuk rahang bayi secara sempurna • Mudah dicerna dan diserap oleh tubuh bayi • Inisiasi Menyusu Dini menghangatkan bayi Karena pada waktu inisiasi menyusu dini tubuh bayi menempel pada dada ibu. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu otomatis naik dua derajat untuk menghangatkan bayi sehingga dapat mencegah risiko hipotermia. Jika bayi kepanasan, suhu dada ibu otomatis akan turun satu derajat untuk mendinginkan bayi. b. Bagaimana Proses Inisiasi Menyusu Dini? • Sebelum proses persalinan, petugas kesehatan menjelaskan terlebih dahulu kepada ibu dan suami/ keluarga tentang apa yang harus dilakukan. • Suami/keluarga harus mendampingi ibu sampai proses IMD selesai, tidak hanya saat persalinan. 40 • • Dengan mengajak, suami/keluarga dapat membantu ibu secara aktif melakukan IMD, dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu. Bersama ibu, perhatikan bayi merayap di dada ibu, biarkan bayi menjilati kulit ibu dan kenali tanda-tanda bayi siap menyusu, yaitu bayi mengisap tangannya, membuka mulutnya mencari puting dan keluar air liurnya. Segera setelah bayi lahir, menangis, mulai bernapas dan dipotong tali pusatnya, maka: - Secepatnya keringkan seluruh tubuh bayi dengan handuk lembut, kecuali kedua tangannya, karena tangan yang basah oleh cairan ketuban, baunya sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Bau rasa ini yang akan membimbing bayi mulai merayap untuk menemukan payudara dan puting susu ibu. Jangan hilangkan lemak putih di tubuh 41 - - - - 42 bayi karena lemak tersebut mencegah panas tubuh bayi keluar dan juga berfungsi sebagai pelindung bayi agar tetap hangat. Tengkurapkan bayi tanpa pakaian/bedong di dada ibu, kulit bayi melekat pada kulit ibu. Selimuti bayi, bila perlu tutupi kepalanya. Dengan posisi tengkurap di dada ibu, biarkan bayi merayap mencari sendiri puting susu ibu. Ibu dapat membantu bayi dengan sentuhan lembut, tetapi jangan memaksa bayi untuk menuju puting susu. Biarkan bayi menendang-nendang perut ibu karena tendangan lembut ini akan menekan perut ibu dan membantu kontraksi rahim Biarkan tangan bayi meremas puting ibu. Remasan tangan bayi, hentakkan kepala bayi di dada ibu, dan perilaku bayi menoleh ke kiri dan ke kanan - - - - sambil menggesek payudara ibu dapat merangsang pengeluaran ASI lebih cepat dan kontraksi rahim. Ketika bayi di dekat puting susu ibu, bayi akan mengeluarkan air liur, menjilati puting dan membuka mulut secara lebar. Biarkan bayi mengulum puting ibu dan mengisapnya. Isapan bayi pada puting ibu akan merangsang kontraksi rahim, pengeluaran plasenta dan perdarahan pasca persalinan. Biarkan bayi tengkurap menempel pada dada ibu sampai bayi selesai menyusu pertama dan melepas puting ibu. Proses IMD minimal satu jam dan berlangsung segera setelah bayi lahir. Proses IMD ini sebaiknya harus tetap berlangsung walaupun terjadi pemindahan ibu dari kamar bersalin atau kamar operasi. 43 - Selesai proses IMD lanjutkan dengan prosedur perawatan bayi baru lahir sesuai standar. Lakukan Rawat Gabung bayi dan ibu, bayi harus berada dalam jangkauan ibu sepanjang hari 24 jam, agar setiap saat bayi dapat menyusu pada ibunya. Dengan menyusu dini, ASI akan keluar lebih cepat dan banyak Proses IMD hanya dilakukan pada kondisi ibu dan bayi yang stabil. Kondisi bayi yang tidak stabil, misalnya bayi dengan gangguan napas (sesak) atau gangguan sirkulasi (syok), sedangkan kondisi ibu yang tidak stabil adalah kejang, perdarahan pasca persalinan, gangguan kesadaran, syok, dan sesak. 2. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif a. Air Susu Ibu Merupakan cairan hidup yang diciptakan Tuhan khusus bagi bayi, karena mengandung sel darah putih, zat kekebalan, 44 enzim, hormon dan protein yang cocok untuk bayi. Ibu yang melahirkan bayi lahir prematur (kurang bulan) akan memproduksi ASI dengan kandungan gizi berbeda dibandingkan dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan cukup bulan. Selain hal tersebut, produksi ASI juga disesuaikan dengan umur bayi. Secara bertahap seiring dengan bertambahnya umur bayi, ASI berubah dari kolostrom menjadi susu matang. ASI yang keluar di menit-menit pertama penyusuan banyak yang mengandung cairan dan protein. Di akhir penyusuan, kandungan lemak dalam ASI menjadi lebih banyak sehingga bayi akan merasa lebih kenyang. • ASI merupakan cairan hidup yang tidak bisa ditiru manusia. ASI mengandung zat-zat gizi yang tidak ditemukan dalam makanan/minuman olahan manusia apa pun. ASI mengandung asam amino dan DHA alamiah yang dapat diserap bayi berkat adanya kandungan enzim 45 ASI eksklusif 46 • lipase dalam ASI. ASI juga mengandung karbohidrat, protein, multivitamin dan mineral secara lengkap yang mudah diserap dengan sempurna dan sama sekali tidak mengganggu fungsi ginjal bayi yang masih sangat lemah. ASI, susu sapi, dan susu kambing, ketiganya mengandung gula susu (laktosa) sebagai sumber energi. Hewan tumbuh lebih cepat daripada manusia sehingga hewan memerlukan susu dengan kandungan protein lebih tinggi, sehingga apabila bayi diberi susu hewan maka protein sulit dicerna karena bayi memiliki organ ginjal yang belum sempurna. Pada ASI, kandungan protein lebih sedikit dan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi sesuai dengan usianya. ASI memberikan kekebalan bagi bayi sehingga tidak mudah sakit 47 • 48 Mengandung zat yang memberikan kekebalan bayi terhadap infeksi bakteri dan virus. Bayi yang diberi ASI terbukti lebih kebal terhadap berbagai penyakit infeksi, seperti diare, pneumonia (radang paru), infeksi salran pernapasan akut (ISPA) dan infeksi telinga. ASI saja dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi sejak baru lahir sampai umur 6 bulan. Kapasitas lambung bayi baru lahir, sangat terbatas, hanya dapat menampung cairan sebanyak 10-20ml (204 sendok teh). ASI adalah cairan yang mempunyai kandungan zat gizi sempurna dan lengkap serta volumenya paling tepat dan sesuai kapasitas lambung bayi yang masih terbatas. Selama 6 bulan bayi tidak memerlukan cairan lain selaian ASI. Cairan lain justru meningktkan risiko terjadinya infeksi. b. Upaya agar berhasil memberikan ASI Ekslusif • Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam satu jam pertama sejak bayi lahir • Menyusui sesering mungkin paling sedikit 8-12 kali sehari • Memerah ASI dengan tangan lebih dianjurkan. ASI dapat juga diperah dengan menggunakan pompa • Tidak menggunakan botol susu ketika memberikan ASI perah • Bila memungkinkan membawa bayi ke tempat ibu bekerja sehingga ibu tetap dapat menyusui • Tidak memberikan makanan atau minuman lain kepada bayi hingga berumur 6 bulan c. Pesan untuk ibu menyusui • Makan makanan beraneka ragam dengan jumlah porsi lebih banyak dari sebelum hamil. • Minum lebih banyak dari biasanya 49 • Menyusui bayi sesering mungkin agar produksi ASI semakin banyak d. Manfaat • Memberikan efek piskologis bagi bayi dan ibu, karena bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. • Memiliki banyak zat gizi yang berguna bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi serta mempengaruhi kecerdasan bayi • Membuat berat badan bayi lebih ideal. Fakta membuktikan bahwa ASI mengurangi angka obesitas (kegemukan) pada bayi sebesar 13%. Ini terjadi karena kandungan gizi pada ASI tepat memenuhi kebutuhan si bayi, tidak berlebihan atau kurang. Pemberian hanya ASI saja sampai umur 6 bulan membuat perkembangan motorik dan kognitif bayi lebih cepat. Bayi 50 • • • • • • • yang mendapat ASI lebih cepat bisa tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan dan berbicara. Mereka lebih cepat memiliki kemampuan menggenggam atau memindahkan benda (motorik halus) Sehat, praktis, tidak butuh biaya (menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu dan perlengkapannya) Menjalin kasih sayang ibu dan bayi. Mencegah perdarahan pada ibu nifas Mengurangi risiko terkena kanker payudara atau kanker indung telur pada ibu Merupakan cara KB alami yang cukup efektif Mengurangi stress dan kegelisahan pada ibu dan bayi Mengurangi biaya untuk berobat karena anak jarang sakit 51 e. Cara pemberian ASI kepada bayi • Posisi yang benar dalam memberikan ASI • Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika akan menyusui bayi adalah: - Ibu duduk dengan nyaman, santai, terlihat tanda ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi (Ibu menatap bayi). Punggung ibu bersandar dan kaki tidak menggantung, bila perlu kaki diatas penyangga. - Hadapkan ke seluruh tubuh bayi menghadap ke perut ibu. Perut bayi menempel pada badan ibu, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. - Kepala dan badan bayi dalam garis lurus, bayi dipeluk dekat badan ibu, seluruh badan bayi ditopang, bayi mendekat ke payudara hidung berhadapan dengan puting. 52 - Untuk bayi yang lebih tua, letakkan kepala bayi pada lengan tangan ibu dan bokong bayi di atas pangkuan ibu. - Bila ibu memiliki bayi kembar, maka kedua bayi dapat disusui secara bersamaan dengan posisi menyilang atau menyangga di bawah ketiak ibu. - Bila ibu menyusui sambil berbaring dengan nyaman dan santai, punggung disanggah dengan bantal, terlihat tanda bonding. Posisi badan ibu miring menghadap bayi. 53 54 f. Manfaat pelekatan yang baik • Menjamin bahwa bayi akan mengisap dengan baik dan membantu Ibu untuk bisa memproduksi banyak ASI • Mencegah puting susu sakit dan retak • Membuat proses menyusui lebih nyaman 55 g. Manfaat isapan bayi yang baik • Isapan yang efektif dapat membantu Ibu menghasilkan lebih banyak air susu • Menjamin bahwa bayi anda merangsang produksi air susu pada kedua payudara • Mendapatkan susu yang paling bergizi dan bayi merasa puas h. Pemberian ASI bagi bayi Sebelum menyusui, ibu cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir • Bayi disusui sesering mungkin atau semau bayi dimulai pagi, siang, dan malam hari 8-12 kali sehari. • Susui dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian • Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi lainnya • Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan dan disusui 56 Tanda-tanda isapan bayi yang baik, yaitu: • Bayi mengisap dalam-dalam dan perlahan, kadangkadang berhenti (Anda mungkin akan bisa mendengar bayi menelan setelah satu-dua isapan, isapan itu terlihat nyaman dan anda tidak kesakitan) • Pipi bayi membulat waktu mengisap • Bayi anda selesai menyusu, melepaskan puting susu dan terlihat puas dan rileks (payudara anda terasa lembut setelah menyusui) • Ibu merasakan tanda-tanda refleks oksitosin (payudara yang tidak diisap terasa keluar ASInya) Peran suami/keluarga • Memberikan dukungan psikologis kepada ibu untuk dapat memberikan ASI eksklusif • Membantu istri dalam proses memberikan ASI (menyusui) 57 • 58 Menjadi orang terdekat yang membantu mengingatkan untuk selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi bagi ibu Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) Terdapat kelompok masyarakat yang peduli terhadap kesehatan Ibu dan anak, salah satunya adalah Kelompok Pendukung Air Susu Ibu (KP-ASI), yaitu kelompok ibu yang peduli terhadap pemberian ASI yang baik dan benar, berpengalaman atau mempunyai pengetahuan yang memadai untuk memberikan nasihat dan petunjuk langsung kepada Ibu-Ibu menyusui dan calon Ibu ataupun secara tidak langsung melalui para suami, anggota keluarga lainnya dan pemuka masyarakat. Tujuan dari KP-ASI • Mendorong Ibu, keluarga dan masyarakat untuk memberikan ASI kepada bayi • Mengawasi meluasnya promosi penggunaan susu formula • Meingkatkan kepedulian dan bantuan lingkungan/masyarakat agar memberikan dukungan pada keberhasilan peningkatan pemberian ASI, utamanya pemberian ASI eksklusif. • Pada saat bencana, pemberian susu formula tidak dianjurkan kecuali, ada pendampingnya. 59 Kegiatan KP-ASI • Memberikan pelayanan/bantuan baik secara perorangan maupun secara kelompok bagi ibu hamil, bersalin/menyusui/calon ibu • Memberikan penyuluhan kepada para ibu tentang cara menyusui yang baik dan benar, manfaat ASI dan menyusui untuk bayi, ibu dan keluarga, tatalaksana menyusui (manajemen laktasi) termasuk pemberian ASI ekslusif, cara mengatasi masalah ASI/laktasi, bahaya pemberian susu botol dan kempeng, dll) • Membantu para Ibu menyusui dalam mengatasi/keluhan dan bila perlu merujuk pada ibu ke Puskesmas, Posyandu, Polindes atau Pelayanan Kesehatan (RS, RB, RSB) terdekat • Melakukan kunjungan rumah kepada ibu melahirkan/menyusui • Mengikuti penyegaran secara berkala • Bekerjasama dengan lembaga/kelompok terkait di wilayahnya • Menerima rujukan kembali dari rumah sakit/rumah bersalin dan sarana pelayanan kesehatan untuk mendukung ibu tetap memberikan ASI pada bayinya 60 • Melakukan kegiatan pelatihan dan peningkatan pengalaman melalui lomba atau studi banding antara KP-ASI di wilayahnya maupun di luar wilayahnya • Memberikan pelayanan informasi dan konsultasi • Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi sederhan Catatan: KP-ASI dapat dibentuk di lingkungan masyarakat dan tempat kerja oleh instansi pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan atau organisasi profesi. KP-ASI dapat dibentuk terpisah atau terintegrasi dengan Dasawisma, KPKIA, SATGAS terkait, dan menjalin kerjasama yang baik dengan Posyandu dan Puskesmas sebagai Pembina KP-ASI. Keanggotaan KP-ASI: jumlah anggota KP-ASI disesuaikan dengan potensi setempat, terdiri dari kader, ibu menyusui, calon ibu, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda dan remaja. 61 Apa Informasi yang Perlu diberikan Tentang Keluarga Berencana Pasca Persalinan? 1. Keluarga Berencana • KB pasca melahirkan sampai dengan 42 hari persalinan • Penggunaan alat kontrasepsi langsung sejak setelah melahirkan. • Sebaiknya dipilih cara yang tidak mengganggu pemberian ASI 2. Metode ber-KB • Jangka panjang: Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)/Intra Uterine Device (IUD). 62 • Jika tidak mau mempunyai anak lagi, untuk wanita dengan tubectomy (saluran istri diikat, dijepit atau dipotong) dan untuk laki laki dengan vasectomy (saluran sperma diikat atau dipotong) • Jangka pendek: pil KB yang menngandung hormon progestin, suntik KB yang mengandung hormon progestin, kondom, Metode Amenore Laktasi (MAL) yaitu kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara ekslusif. • Pada saat bencana, perlu diperhatikan kesehatan reproduksi darurat. 63 Hal-Hal Apa yang Penting untuk Kesehatan Anak ? 1. Perawatan bayi baru lahir Bayi baru lahir sangat rentan sakit dan risiko kematian bayi terbesar pada hari-hari pertama bayi lahir. Untuk itu, bayi harus diperiksakan ke petugas kesehatan minimal 3 kali (hari 1-2 atau setelah 6-48 jam, kemudian pada hari ke-3 sampai hari ke-7 dan pada hari ke-8 sampai hari ke-28) untuk mengetahui sedini mungkin adanya kelainan pada bayi, atau bayi sakit karena gejala sakit pada bayi baru lahir sulit dikenali dan cepat menjadi parah sehingga bisa menyebabkan kematian. Dalam perawatan bayi, yang perlu diketahui oleh ibu adalah tanda-tanda bayi lahir sehat, perawatan bayi baru lahir, tanda 64 bahaya pada bayi baru lahir dan cacat bawaan yang mungkin diderita oleh bayi baru lahir. Selain itu, pelayanan kesehatan yang harus diberikan pada bayi baru lahir seperti pemberian ASI eksklusif, imunisasi bayi, perawatan metode kanguru untuk BBLR, serta apa yang harus dilakukan agar bayi sehat dan tumbuh kembangnya optimal. Setiap bayi yang dilahirkan harus mendapat pengakuan resmi dari orang tua dan negara. Oleh karena itu, informasi mengenai akte kelahiran perlu diketahui dengan baik oleh ibu dan keluarga. Catatan: Petugas harus menggunakan (Manajemen Terpadu Bayi Muda) formulir MTBM a. Tanda bayi lahir sehat, antara lain bayi lahir langsung menangis, tubuhnya kemerahan, bergerak aktif, warna kulit 65 seluruh tubuh kemerahan, menyusu dari payudara ibu dengan kuat, dan berat lahir 2.500 sampai 4.000 gram. b. Perawatan tali pusat dengan menjaga tali pusat tetap bersih dan kering dan tidak memberikan/membubuhkan zat apapun (seperti bedak, kunyit, ramuan, iodine, dsb) ke tali pusat untuk mencegah timbulnya infeksi (tetanus neonatorum) c. Pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir • Jaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan memakaikan pakaian yang bersih dan kering • Mandikan bayi setelah 6 jam kelahiran • Mintalah suntikan vitamin K1 setelah bayi lahir • Berikan ASI sesering mungkin untuk mencegah timbulnya kuning pada bayi • Biasakan memberikan sinar matahari pagi (pukul 07.00 – 08.30) yang cukup kepada bayi untuk pemenuhan kebutuhan vitamin D 66 67 • Pemberian salep mata antibiotika pada kedua belah mata untuk mencegah dan mengobati infeksi pada mata setelah melewati jalan lahir. • Pemberian imunisasi hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B d. Tanda bahaya pada bayi baru lahir • Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum, timbul kejang • Demam (suhu tubuh lebih dari 37,5 C) atau • Kulit bayi terlihat kuning. Kuning pada bayi berbahaya jika: muncul pada hari pertama (kurang dari 24 jam) setelah lahir, ditemukan pada umur lebih dari 14 hari, kuning sampai telapak tangan atau kaki • Bayi lemah, bergerak hanya jika dipegang • Sesak napas (napas > 60 kali/menit) • Bayi merintih 68 • Tali pusat/pusar kemerahan sampai dinding perut. Jika kemerahan sudah sampai ke dinding perut, ini tandanya sudah infeksi berat • Mata bayi bernanah banyak. Ini dapat menyebabkan bayi menjadi buta • Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan kembali lambat. Ini tandanya bayi kekurangan cairan berat, bisa menyebabkan kematian • Tinja bayi berwarna pucat. e. Cacat bawaan Cacat bawaan adalah kelainan yang terlihat saat lahir. Keadaan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya kelainan genetik dan kekurangan zat gizi (asam folat). Cacat bawaan ada yang bisa menyebabkan kematian, seperti bayi tanpa anus (atresia ani), bayi tidak mempunyai batok kepala (anencephali). Contoh cacat bawaan lainnya: Hidrocephalus, 69 benjolan belakang kepala, organ dalam keluar, bibir sumbing, kaki pengkor. f. Perawatan Metode Kanguru Perawatan Metode Kanguru adalah kontak kulit bayi dengan kulit pendekapannya untuk mempertahankan dan mencegah bayi kehilangan panas (kedinginan). Metode ini digunakan untuk BBLR (bayi berat lahir rendah: kurang dari 2500 gram) karena BBLR mudah sekali mengalami kehilangan panas tubuh yang dapat dilakukan oleh ibu, bapak, atau anggota keluarga lainya yang sehat dan tidak merokok. Metode kanguru dapat mempererat hubungan kasih sayang ibu dan anak. Perawatan metode kanguru dilakukan sampai berat minimal 2500 gram atau bayi sudah tidak nyaman. 70 2. Pemberian makan bayi Pada usia 6-12 bulan, ASI hanya menyediakan setengah atau lebih kebutuhan gizi bayi, dan pada usia 12-24 bulan ASI menyediakan sepertiga dari kebutuhan gizinya sehingga MP-ASI harus segera diberikan mulai bayi berusia 6 bulan. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan dan minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI berupa makanan padat atau cair yang diberikan secara bertahap sesuai dengan usia dan kemampuan pencernaan bayi/anak. Tanda-tanda bayi sudah siap menerima MP-ASI adalah jika bayi didudukkan kepalanya sudah tegak, bayi mulai meraih makanan dan memasukkannya ke dalam mulut. Jika diberikan makanan lumat, bayi tidak mengeluarkan makanan dengan lidahnya. 71 Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) diberikan setelah bayi berusia 6 bulan yang diberikan secara bertahap Usia 72 Jenis Makanan 6 - 8 bulan Makanan lumat - - 9 - 11 bulan Makanan lembik atau cincang yang mudah ditelan - - 1 – 2 tahun Makanan keluarga atau - makanan yang dicincang - 2-3 tahun - Lanjutkan beri makan makanan orang dewasa - Pemberian Pemberian MP-ASI ASI 2-3 kali sehari Beri makanan selingan Sesering mungkin 2 kali sehari. 3-4 kali sehari Beri makanan selingan Sesering mungkin 2 kali sehari. 3-4 kali sehari Beri makanan selingan Sesering mungkin 2 kali sehari. Tambahkan porsinya menjadi ½ piring Beri makanan selingan 2 kali sehari. a. Bentuk MP-ASI • Makanan lumat, yaitu sayuran, daging/ikan/telur, tahu/ tempe dan buah yang dilumatkan/disaring, seperti tomat saring, pisang lumat halus, pepaya lumat, air jeruk manis, bubur susu dan bubur ASI. • Makanan lembik atau dicincang yang mudah ditelan anak, seperti bubur nasi campur, nasi tim halus, bubur kacang hijau. • Makanan keluarga, seperti nasi dengan lauk pauk, sayur dan buah. b. Yang perlu diperhatikan • MP-ASI yang diberikan pertama sebaiknya adalah makanan lumat berbahan dasar beras/tepung beras, karena beras bebas gluten yang dapat menyebabkan alergi. • Bila bayi sudah mulai makan MP-ASI, bayi memerlukan waktu untuk membiasakan diri pada rasa maupun bentuk makan baru tersebut. 73 • Ketika anak bertambah besar, jumlah yang diberikan juga bertambah. Pada usia 12 bulan, anak dapat menghabiskan satu mangkok kecil penuh makanan yang bervariasi setiap kali makan, ditambah dengan dua kali makanan selingan diantara waktu makan. • Berikan makanan selingan lebih sering dengan porsi kecil, seperti roti atau biskuit yang dioles dengan mentega/selai kacang/mesyes, buah dan kue kering. • Makanan selingan yang tidak baik adalah yang banyak mengandung gula tetapi kurang zat gizi lainnya, seperti minuman bersoda, minuman buah yang manis, permen, es lilin, dan kue-kue yang terlalu manis. • Bila memberi MP-ASI terlalu awal/dini akan menggantikan asupan ASI membuat sulit memenuhi kebutuhan gizinya, makanan tersebut mengandung zat gizi rendah bila berbentuk cair, serta meningkatkan risiko kesakitan 74 (kurangnya faktor perlindungan, MP-ASI tidak sebersih ASI, tidak mudah dicerna seperti ASI dan meningkatkan risiko alergi) serta meningkatkan risiko kehamilan ibu bila frekuensi pemberian ASI kurang. • Bila memberi MP-ASI terlambat, maka kebutuhan gizi anak tidak dapat terpenuhi, pertumbuhan dan perkembangan lebih lambat, serta risiko kekurangan gizi seperti anemia karena kekurangan zat besi. c. Cara Pemberian MP-ASI Seorang anak perlu belajar bagaimana cara makan, mencoba rasa dan tekstur makanan baru. Anak perlu belajar mengunyah makanan, memindah-mindahkan makanan dalam mulut dan menelannya dengan cara: • Memberi perhatian disertai senyum dan kasih sayang • Tatap mata anak dan ucapkan kata kata yang mendorong anak untuk makan 75 • Beri makan anak dengan sabar dan tidak tergesa-gesa • Tunggu bila anak sedang berhenti makan dan suapi lagi setelah beberapa saat, jangan dipaksa • Cobakan berbagai campuran bahan makanan, rasa dan tekstur agar anak suka makan • Beri makanan yang dipotong kecil, sehingga anak dapat belajar memegang dan makan sendiri. 3. Pemantauan tumbuh kembang a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan bayi dan balita ke Posyandu/Poskesdes/Puskesmas untuk diketahui pertumbuhan dan perkembangannya melalui pemantauan Buku KIA/KMS b. Mengamati perkembangan kemampuan bayi (misalnya berguling, tengkurap, mengangkat kepala, duduk, mengoceh, dsb) sesuai dengan usianya 76 c. Rangsang pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita dengan mengajaknya bermain atau bercakap-cakap d. Bawa anak ke petugas kesehatan untuk mendapatkan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 4. Tanda Anak Sehat a. Berat badan naik sesuai garis pertumbuhan mengikuti pita hijau pada KMS atau naik ke pita warna di atasnya b. Anak bertambah tinggi c. Kemampuannya bertambah sesuai umur d. Jarang sakit e. Ceria, aktif dan lincah 5. Tanda Anak Tumbuh Kurang Sehat a. Berat badan tidak naik atau turun b. Garis di KMS turun, datar, atau pindah ke pita warna di bawahnya 77 c. Garis di KMS di bawah garis merah d. Jika anak tumbuh kurang sehat, mintalah nasihat kepada petugas kesehatan 6. Vitamin A Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar, berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit a. Manfaat Vitamin A • Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi seperti campak dan diare • Membantu proses penglihatan dalam adaptasi dari tempat yang terang ke tempat yang gelap 78 • • • • Mencegah kelainan pada sel-sel epitel termasuk pada selaput lendir mata Mencegah terjadinya proses metapalsi sel-sel epitel sehingga kelenjar tidak memproduksi cairan yang dapat menyebabkan terjadinya kekeringan pada mata Mencegah terjadinya kerusakan mata berlanjut yang akan menjadi bercak bitot bahkan kebutaan Vitamin A essensial untuk membantu proses pertumbuhan b. Sumber Vitamin A • Air Susu Ibu • Bahan makanan hewani, seperti hati, kuning telur, ikan, daging, ayam dan bebek • Buah-buahan berwarna kuning dan jingga, seperti pepaya, mangga masak, alpukat, jambu biji merah, pisang 79 • • Sayuran yang berwarna hijau tua dan berwarna jingga seperti bayam, daun singkong, kangkung, katuk, daun mangkokan, daun kelor, daun bluntas, kecipir, labu kuning, daun ubi jalar, tomat, wortel Bahan makanan yang difortifikasi (diperkaya) dengan vitamin A, seperti margarine, susu. c. Kekurangan Vitamin A (KVA) KVA adalah suatu keadaan simpanan vitamin A dalam tubuh berkurang. Pada tahap awal, ditandai dengan gejala rabun senja atau kurang dapat melihat pada malam hari. Pada tahap selanjutnya, terjadi kelainan jaringan epitel dari organ tubuh seperti paru paru, usus, kulit dan mata, serta kulit tampak kering dan bersisik seperti ikan terutama pada tungkai bawah depan dan lengan atas bagian belakang. 80 Makanan sumber vitamin A Pemberian kapsul vitamin A 81 d. Penyebab KVA • Vitamin A dalam makanan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan tubuh dalam jangka waktu lama • Proses penyerapan makanan dalam tubuh terganggu karena investasi cacing, diare, rendahnya konsumsi lemak, protein dan seng • Adanya penyakit ISPA, campak dan diare e. Faktor Risiko Kekurangan Vitamin A • Faktor sosial ekonomi, budaya dan pelayanan kesehatan yang tidak mendukung seperti: - Kurang ketersediaan pangan sumber vitamin A - Kemampuan daya beli yang rendah - Kurangnya pengetahuan - Pola dan cara makan tidak seimbang - Adanya tabu atau pantangan terhadap makanan sumber vitamin A 82 - Cakupan imunisasi dan cakupan distribusi kapsul vitamin A rendah, angka kesakitan tinggi karena penyakit campak dan diare - Kurangnya ketersediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang sehat • Faktor individu (biologis) - Anak dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) - Anak yang tidak mendapat ASI Eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun - Anak yang tidak mendapat MP-ASI yang cukup baik mutu maupun jumlahnya - Anak kurang gizi atau di bawah garis merah (BGM) pada KMS - Anak yang menderita penyakit dan infeksi (campak, diare, TBC, pneumonia, malaria, kecacingan dan HIV dan AIDS) 83 - Anak yang tidak pernah mendapatkan kapsul vitamin A dan imunisasi • Faktor geografis - Sulitnya akses ke sarana pelayanan kesehatan - Daerah tandus, sering paceklik atau rawan pangan - Keadaan darurat karena bencana alam, perang dan kerusuhan f. Pencegahan Kekurangan Vitamin A • Berikan ASI-Eksklusif kepada bayi sampai berumur 6 bulan dan dilanjutkan pemberian ASI hingga berumur 2 tahun dan MP-ASI cukup berkualitas • Konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan kaya vitamin A dalam menu makanan sehari-hari • Cegah kecacingan dengan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) 84 g. Bila kelebihan Vitamin A Hentikan pemberian suplementasi vitamin A untuk sementara sampai gejala kelebihan vitamin A hilang dengan sendirinya. Apabila gejala tidak hilang, maka segera rujuk ke Puskesmas Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi dikhususkan bagi bayi, balita, bayi dan anak balita sakit dan ibu nifas h. Pemberian vitamin A kapsul biru (100.000 IU) 1x setahun untuk bayi usia 6-11 bulan. Pemberian vitamin A kapsul merah (200.000 IU) 2x setahun untuk anak usia 1 - 5 tahun Catatan: Vitamin A dapat diperoleh di Posyandu/Poskesdes/ Puskesmas pada bulan Februari dan Agustus 85 7. Kebersihan Bayi dan Balita Kebersihan Anak • Mandikan dengan sabun dua kali sehari • Cuci rambut dengan shampo 3 kali seminggu • Cuci tangannya dengan sabun sebelum makan, setelah buang air besar, buang air kecil, dan setelah bermain • Jaga kebersihan telinga anak • Gunting kuku tangan dan kakinya jika panjang • Ajari buang air besar dan kecil di WC • Jaga kebersihan pakaian, mainan, dan tempat tidur • Jaga kebersihan perlengkapan makan minum Perawatan Gigi • Jika gigi belum tumbuh, bersihkan gusi dan lidah bayi setiap selesai menyusu dengan kain lembut yang dibasahi air matang 86 • • • • • Jika sudah tumbuh gigi, gosok gigi dengan sikat gigi kecil yang lembut khusus anak Tanyakan petugas cara menggosok gigi Ajari anak menggosok gigi sendiri Jangan biasakan makan yang manis dan lengket Periksakan tiap 6 bulan sekali ke Puskesmas atau dokter gigi 87 Apa Saja Jenis Imunisasi Bagi Bayi/Anak? Imunisasi merupakan pemberian zat kekebalan kepada bayi agar bayi memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu, dengan tujuan untuk melindungi anak dari penyakit dan mencegah timbulnya kecacatan Jenis Imunisasi Penyakit yang Bisa Dicegah Hepatitis (infeksi di hati) Hepatitis B Diberikan 4 kali Tuberkulosis (TB Paru) BCG Diberikan 1 kali - Diphteri (penyumbatan jalan napas) Diphteri Pertusis Tetanus - Pertusis (batuk rejan atau batuk 100 hari) - Tetanus (DPT) Diberikan 4 kali Polio (lumpuh layu pada tungkai-kaki dan lengan-tangan) Polio Diberikan 3 kali Radang paru, radang otak, dan kebutaan. Campak Diberikan 1 kali 88 1. Jadwal imunisasi dasar lengkap Usia 0-7 hari 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan 18 bulan 24 bulan Jenis Imunisasi Hepatitis 0 BCG, Polio 1 DPT-HB-Hib 1, Polio 2 DPT-HB-Hib 2, Polio 3 DPT-HB-Hib 3, Polio 4 Campak DPT-HB-Hib 4 Campak Imunisasi lanjutan diberikan saat anak berusia 1,5 tahun (18 bulan). 2. Di manakah ibu dapat memperoleh pelayanan imunisasi? Imunisasi dapat diperoleh di Posyandu, Poskesdes, Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya seperti Rumah Sakit, Dokter Praktek atau Bidan Praktek Swasta, klinik, dan lainnya. 89 3. Informasi Tambahan tentang Imunisasi • Bayi yang sakit ringan seperti batuk, pilek, dan diare ringan tetap dapat diimunisasi. - Jika bayi sakit berat pada saat jadwal imunisasi, maka imunisasi dapat diberikan pada saat sembuh - Demam ringan setelah imunisasi biasa terjadi. Anak yang diimunisasi tidak selalu menderita demam, namun demam ringan biasa terjadi setelah imunisasi diberikan dan merupakan reaksi normal tubuh terhadap imunisasi yang diberikan - Jika panasnya demam tinggi, melebihi 38,5 derajat, maka bawalah segera ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat 4. Pada Saat Bencana 90 - Perlu diperhatikan cakupan Imunisasi. - Apabila ada satu kasus campak maka semua Balita harus di Imunisasi (termasuk balita yang sebelumnya sudah mendapat Imunisasi) Apa yang Perlu dilakukan dalam Menjaga Kesehatan Lingkungan Keluarga dan Sekitarnya? 1. Jauhkan anak dari asap rokok, asap dapur, asap sampah, dan polusi kendaraan bermotor. 2. Buang air besar dan kecil di WC. 3. Bersihkan rumah dan lingkungan. 4. Hindari anak bermain di area yang kotor (berdebu atau banyak sampah). 5. Semua balita sebaiknya tidur di dalam kelambu. Untuk daerah endemis malaria, balita harus tidur di dalam kelambu anti nyamuk (mengandung insektisida). 6. Pada situasi darurat, perhatikan upaya pencegahan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB). 91 Tidur di dalam kelambu 92 Memasak air hingga mendidih 7. Cuci tangan pakai sabun saat akan makan, sesudah makan, sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, sebelum menyiapkan makanan dan sesudah membersihkan kotoran bayi/anak. 8. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum. 9. Menggunakan air bersih untuk keperluan rumah tangga. 10.Membuang sampah pada tempat sampah. 11. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk. 12.Membuat saluran pembuangan air limbah rumah tangga untuk mencegah timbulnya penularan penyakit seperti Demam Berdarah, Malaria, dsb. 13.Membuat ventilasi dan jendela yang cukup dalam rumah agar cahaya matahari dapat masuk dan sirkulasi udara lebih baik. 14.Pastikan bahan makanan yang dibeli bebas dari pewarna maupun pengawet yang membahayakan. 93 Cuci tangan pakai sabun 94 Bagaimana Melakukan Kesiapsiagaan Bencana di Keluarga dan Masyarakat? 1. Kenali jenis-jenis dan potensi bencana yang mungkin terjadi di lingkungan rumah. Misalnya: banjir, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, longsor, kebakaran, kecelakaan lalu lintas, dll. 2. Kenali jalur penyelamatan diri, keluarga dan masyarakat. 3. Kenali lokasi titik kumpul yang aman bila terjadi bencana misalnya balai desa, lapangan, sekolah, tempat ibadah, dsb 4. Kenali potensi risiko bila terjadi bencana dari dalam rumah dan lingkungan sekitar. 5. Siapkan persediaan P3K dan obat-obatan 6. Siapkan persediaan kebutuhan hidup darurat (makanan, minuman dan pakaian) 95 7. Siapkan alat penyelamatan sesuai dengan ancaman bencana yang ada (masker, ban dalam, senter) 8. Catat nomor-nomor telepon penting ( Kepala Desa, Camat, Kepala Puskesmas, Polisi, Dinas Kesehatan kab/kota, rumah sakit) 9. Bersikap tenang, jangan cepat percaya dengan isu dan mengikuti informasi resmi. 96