METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah Kota Tangerang Selatan yang merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Tangerang propinsi Banten. Kota Tangerang Selatan mempunyai luas wilayah 150,78 km2 dengan jumlah penduduk 1.303.569 jiwa (BPS, 2010) yang terdiri dari pria sekitar 658.701 jiwa dan wanita 644.868 jiwa. Kota Tangerang Selatan sebelah utara berbatasan dengan kota Tangerang, sebelah timur berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta, di sebelah selatan berbatasan dengan kota Depok dan kabupaten Bogor dan di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Tangerang. Penelitian dilaksanakan bulan Januari 2011 sampai dengan Mei 2011. Gambar 5 Peta administrasi kota Tangerang Selatan Bahan dan Alat Data yang digunakan terdiri dari (1) data primer, data penggunaan lahan hasil intepretasi citra dan data hasil survey cek di lapangan, (2) data sekunder berupa peta administrasi kota Tangerang Selatan, peta-peta tematik sarana 30 prasarana dari Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan, data atribut seperti data kependudukan, jumlah sarana prasarana wilayah kota. Alat yang digunakan seperangkat komputer yang dilengkapi dengan software Arc GIS 9.3, Microsoft Office serta alat penunjang lainnya yaitu kamera digital, GPS dan alat tulis. Metode Pengumpulan Data Sumber data primer diambil dari pengambilan titik lokasi sarana prasarana dengan GPS (Global Positioning System), hasil survey/cek di lapangan terkait jumlah sebaran, jarak sarana prasarana dan wilayah pelayanan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari lembaga pemerintahan (kantor Pemerintah Kota, Kecamatan), Kota Tangerang Selatan Dalam Angka, Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Pendidikan Nasional Kota Tengerang, RTRW Kota Tangerang Selatan, data dari bahan bacaan, internet dan peta. Hubungan antara tujuan kegiatan penelitian, jenis data, metode analisis dan keluaran/hasil dari penelitian disajikan pada Tabel 1. Penggunaan lahan dapat dipantau dengan menggunakan intepretasi citra Diharapkan dari karakteristik penggunaan lahan dapat membantu proses identifikasi sebaran sarana prasarana wilayah di Kota Tangerang Selatan. Proses identifikasi sarana prasarana didukung data sekunder dari peta-peta tematik sebaran sarana prasarana. Hasil identifikasi sarana prasarana dievaluasi ketersediaannya dengan analisis deskriptif , kemudian dilakukan analisis spasial berkaitan dengan akses pencapaian dari permukiman menuju sarana prasarana. Hasil identifikasi, ketersediaan dan akses pencapaian di formulasikan dengan metode analisis SWOT sehingga didapatkan strategi pengembangan sarana prasarana wilayah sebagai arahan Kota Tangerang Selatan. Kerangaka bagan alir penelitian disajikan Gambar 6. 31 Tabel 1 Jenis data dan Metode Analisis Tujuan Kegiatan 1. Identifikasi sebaran sarana prasarana Jenis Data Metode Analisis Keluaran Penggunaan Lahan Lahan Intepretasi Citra Digital Peta Penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan Peta Tematik Sarana Prasarana Kota Tangerang Selatan Primer Sebaran Sarana Prasarana Analisis Deskriptif Peta Sebaran Sarana Prasarana Kota Tangerang Selatan 2. Evaluasi Kota Tangerang ketersediaan Selatan dalam sarana prasarana Angka 2010 (BPS) Jumlah Sebaran Sarana Prasarana RTRW Kota Tangerang Selatan BAPPEDA , 2010 Analisis Deskriptif Ketersediaan Sarana Prasarana Kota Tangerang Selatan 3. Menganalisis akses pencapaian menuju sarana prasarana Analisis Spasial Perhitungan Manual Jarak Pencapaian ke Sarana Prasarana Analisis SWOT Strategi Pengembangan Sarana Prasarana wilayah Peta Penggunaan Lahan/Tangerang Selatan Peta Jaringan Jalan 4. Strategi Hasil Wawancara pengembangan dengan responden sarana prasarana Hasil Analisis Sebelumnya 32 Studi Pustaka Interpretasi citra Data BPS Peta Penutupan/ Penggunaan Lahan Identifikasi Sebaran Sarana Prasarana Wawancara Responden Akses Pencapaian Analisis SWOT Analisis Spasial Evaluasi Sebaran dan Ketersediaan Sarana Prasarana Arahan Pengembangan Sarana Prasarana Permukiman Gambar 6 Bagan Alir Penelitian Metode Analisis Data Metode Analisis data diperlukan untuk mengidentifikasi permasalahan, dan kendala yang terjadi berdasarkan data dan hasil survey di lapang. Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Intepretasi Penutupan/Penggunaan Lahan Data peta penutupan dan penggunaan lahan diperoleh dari intepretasi citra satelit dengan menggunakan citra Geo Eye (Maret 2010) yang bertujuan untuk mengetahui penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan. 33 Citra Satelit Intepretasi citra Peta Administrasi Peta Penggunaan Lahan Peta Sebaran Sarana Prasarana Gambar 7 Bagan Alir Peta Identifikasi Sarana Prasarana Identifikasi dan Evaluasi Ketersediaan Sarana Prasarana Analisis Deskriptif Analisis deskriptif menggambarkan dan memperlihatkan fakta-fakta data yang di analisa, digunakan untuk melihat data atribut. Kesimpulan analisis deskriptif dilakukan dengan mengestimasi melalui penjumlahan, perkalian atau pembagian secara matematis (Healey, 1999). Identifikasi dan evaluasi ketersediaan sarana prasarana dengan analisis deskriptif melalui tabulasi, mengacu kepada SNI-03-1733-2004. Jumlah penduduk digunakan sebagai dasar perhitungan ratio jumlah sebaran sarana prasarana di tiap kecamatan. Sarana prasarana yang menjadi obyek penelitian adalah: 1. Sarana prasarana air bersih 2. Sarana prasarana listrik 3. Sarana prasarana jaringan jalan 4. Sarana prasarana pendidikan dasar 5. Sarana prasarana kesehatan masyarakat 6. Sarana prasarana persampahan 7. Sarana prasarana niaga dan perdagangan 34 Sarana Prasarana Air Bersih Data sebaran sumber air bersih Kota Tangerang diambil dengan menggunakan alat Global Positioning System (GPS), wawancara dengan pengelola kantor IPA Serpong. Penggunaan analisis deskriptif untuk melihat jumlah sebaran sarana prasarana air bersih, ketersediaan dan wilayah pelayanan instalasi air bersih Kota Tangerang Selatan. Hasil analisis dibandingkan dengan SNI-03-1733-2004 sebagai bahan acuan. Sarana Prasarana Listrik Ketersediaan sarana prasarana listrik di hitung secara tabulasi berdasarkan jumlah penduduk dan kegiatan rumah tangga yang memerlukan listrik (penerangan, alat-alat rumah tangga, hiburan dan informasi). Perhitungan kegiatan rumah tangga di asumsikan per 1 Kepala Keluarga (1 KK) terdiri dari 4 orang. Kebutuhan listrik per 1 KK adalah 5 Ampere, dan persamaan yang digunakan untuk menghitung daya listrik adalah sebagai berikut: P = V .I dimana P = Daya listrik (Volt Ampere) V = Tegangan I = Arus Listrik (Ampere) (Volt) Distribusi daya listrik disebarkan melalui gardu listrik yaitu: gardu tiang/portal, gardu tembok/beton, gardu cantol dan gardu kios. Pada penelitian ini yang dihitung hanya jumlah gardu listrik beton berdasarkan Peta Sebaran Gardu Listrik Kota Tangerang Selatan tahun 2010. Analisis deskriptif untuk menggambarkan jumlah sebaran gardu listrik dan jumlah kapasitas listrik. Kapasitas gardu listrik beton terdiri dari dua travo dengan besaran 630 kVA (kilo Volt Ampere) atau 630.000 VA per travo. Sarana Prasarana Jaringan Jalan Identifikasi jaringan jalan mengacu ke Pedoman Teknis Prasarana Jalan Perumahan Sistem Jaringan dan Geometri Jalan (Direktorat Jenderal Cipta Karya, 1998). Jaringan jalan berfungsi pergerakan manusia dan kendaraan, sebagai akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. 35 Jenis prasarana dan utilitas jaringan jalan yang harus disediakan ditetapkan menurut klasifikasi jalan perumahan yang disusun berdasarkan hirarki jalan, fungsi jalan dan kelas kawasan/lingkungan perumahan. Standar kriteria jalan di sajikan dalam Tabel 2 berdasarkan SNI- 03-1733-2004. Tabel 2 Kualifikasi Jalan di Lingkungan Perumahan 0.5 10.0 – 12.0 13.0 4.0 10.5 --- 0.5 10.0 – 12.0 12.0 4.0 10.0 --- 0.5 8.0 8.0 3.0 7.0 Khusus pejalan kaki 0.5 1.5 (pejalan kaki, vegetasi, penyandang cacat roda) 1.5 (pejalan kaki, vegetasi, penyandang cacat roda) 1.2 (pejalan kaki, vegetasi, penyandang cacat roda) --- 0.5 3.5 – 4.0 4.0 2.0 4.0 Khusus pejalan kaki 0.5 --- 0.5 3.2 4.0 2.0 4.0 Khusus pejalan kaki 3.0–7.0 (mobilmotor) Lokal Sekunder II 3.0–6.0 (mobilmotor) 1.0-1.5 (darurat parkir) Lokal Sekunder III 3.0 (mobilmotor) 0.5 (darurat parkir) Lingkung an I 1.5–2.0 (pejalan kaki, penjual dorong) Lingkung an II 1.2 (pejalan kaki, penjual dorong) Trotoar Lokal Sekunder I (m) 1.5-2.0 (darurat parkir) Hirarki Jalan Perumah an Perkerasan (m) Pedestrian (m) Dimensi pada Daerah Jalan Bahu Jalan (m) Dimensi dari Elemen-eleman Jalan Damaja (m) Damija (m) Dawasja Min. (m) GSB Min. (m) Ket. Sumber: SNI-03-1733-2004 diolah Evaluasi ketersediaan sarana prasarana jaringan jalan dilakukan melalui pengamatan. Pengamatan kondisi fisik jaringan jalan dan perhitungan panjang jalan dengan bantuan software Arc.GIS 9.3. Hasil data keduanya dianalisis dengan analisis deskriptif untuk memperlihatkan ketersediaan jaringan jalan. Sarana Pendidikan Dasar Ketersediaan sarana prasarana sarana pendidikan adalah untuk melayani setiap unit administrasi pemerintahan baik yang informal (RT, RW) maupun yang formal (Kelurahan, Kecamatan). 36 Dasar penyediaan sarana pendidikan mempertimbangkan: 1. Pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. 2. Memperhatikan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu. 3. Tercapainya tujuan pendidikan: mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Evaluasi ketersediaan sarana prasarana pendidikan dan pembelajaran mengacu pada SNI-03-1733-2004 yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Standard dan Kriteria Sarana Pendidikan dan Pembelajaran No. 1 2 3 Jenis Sarana Taman KanakKanak Sekolah Dasar SLTP Jumlah Penduduk (jiwa) Kebutuhan Sarana Kriteria Luas Lantai (m2) Luas Lahan (m2) Radius (m) Lokasi 1250 216 500 500 di dlm lingkungan 1600 633 2000 1000 bergabung dengan taman 4800 2282 9000 1000 dpt dicapai kendaraan ada lapangan olahraga 4 Taman Bacaan 2500 72 150 1000 Keterangan /60 murid dpt disatukan dengan sarana lain dapat digabung dengan sarana pendidikan lain SD, SMP di tengah kelompok warga tidak menyeberang jalan lingkungan. Sumber: SNI-03-1733-2004 diolah Data sebaran sarana prasarana pendidikan dasar di tingkat kecamatan di analisis menggunakan analisis deskriptif meliputi tabulasi, perhitungan dan penyajian dalam bentuk angka. Sarana Kesehatan Masyarakat Identifikasi sarana prasarana kesehatan dianalisis berdasarkan data sebaran sarana prasarana kesehatan masyarakat per kecamatan dan peta tematik sarana prasarana kesehatan masyarakat tahun 2010 dari BAPPEDA Kota Tangerang Selatan. Standar perhitungan pelayanan kesehatan masyarakat mengacu kepada SNI-03-1733-2004. Standard kebutuhan dan pelayanan kesehatan masyarakat disajikan dalam Tabel 4. 37 Tabel 4 Standard Kebutuhan dan Pelayanan Sarana Kesehatan Masyarakat No . Jenis Sarana Jumlah Penduduk pendukung (jiwa) Kebutuhan Per Satuan Sarana Luas Luas Lantai Lahan Min. Min. (m2) (m2) Kriteria Standard (m2/jiwa) Radius pencapaian Lokasi dan Penyelesaian 1. Posyandu 1.250 36 60 0,048 500 2. Balai Pengobatan Warga 2.500 150 300 0,12 1.000 m’ 3. BKIA / Klinik Bersalin 30.000 1.500 3.000 0,1 4.000 m’ 4. Puskesmas Pembantu dan Balai Pengobatan Lingkungan Puskesmas dan Balai Pengobatan 30.000 150 300 0,006 1.500 m’ Di tengah kelompok tetangga tidak menyeberang jalan raya. Di tengah kelompok tetangga tidak menyeberang jalan raya. Dapat dijangkau dengan kendaraan umum -idem- 120.000 420 1.000 0,008 3.000 m’ -idem- 5.000 18 - - 1.500 m’ -idem- 30.000 120 250 0,025 1.500 m’ -idem- 5. 6. 7. Tempat Praktek Dokter Apotik / Rumah Obat Keterangan Dapat bergabung dengan balai warga atau sarana hunian/rumah Dapat bergabung dalam lokasi balai warga Dapat bergabung dalam lokasi kantor kelurahan Dapat bergabung dalam lokasi kantor kecamatan Dapat bersatu dengan rumah tinggal/tempat usaha/apotik Sumber: SNI-03-1733-2004 diolah Data sarana prasarana kesehatan masyarakat di tingkat kecamatan dianalisis menggunakan analisis deskriptif meliputi tabulasi, perhitungan dan penyajian dalam bentuk angka untuk evaluasi ketersediaan sarana prasarana kesehatan masyarakat. Sarana Prasarana Persampahan Pengertian sampah adalah limbah yang bersifat padat yang terdiri bahan organik dan anorganik yang tidak berguna harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi lingkungan mengacu kepada (SNI-19-2454-2002). Data sebaran Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) per kecamatan, peta tematik sebaran sarana prasarana 38 persampahan tahun 2010 dari BAPPEDA Kota Tangerang Selatan digunakan untuk identifikasi sebaran sarana prasarana persampahan. Standard kebutuhan sarana prasarana persampahan berdasarkan (SNI-03-1733-2004) disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5 Standard Kebutuhan Sarana Persampahan Lingkup Prasarana Rumah (5 jiwa) RW (2500 jiwa) Kelurahan (30.000 jiwa) Kecamatan (120.000 jiwa) Kota (> 480.000 jiwa) Prasarana Sarana pelengkap Status Tong sampah Pribadi Mobil sampah Bak sampah besar Bak sampah akhir Tempat daur ulang sampah -- 2m TPS 3 6m 3 Gerobak sampah Bak sampah besar 3 Gerobak sampah Bak sampah kecil Keterangan Dimensi 2m TPS TPS/TPA lokal 12 m3 - Gerobak mengangkut 3x seminggu Gerobak mengangkut 3x seminggu Mobil mengangkut 3x seminggu Jarak bebas TPS dengan lingkungan hunian minimal 30m 25 m3 - TPA - -- Sumber: SNI-03-1733-2004 diolah Data sarana prasarana persampahan di tingkat kecamatan dianalisis menggunakan analisis deskriptif meliputi tabulasi, perhitungan dan penyajian dalam bentuk angka untuk mengevaluasi ketersediaan sarana prasarana persampahan. Sarana Prasarana Niaga dan Perdagangan Dasar penyediaan sarana adalah jumlah penduduk terlayani, radius area layanan terkait dengan kebutuhan pelayanan yang harus dipenuhi. Identifikasi sebaran sarana prasarana niaga dan dianalisis berdasarkan data sebaran sarana prasarana niaga dan perdagangan per kecamatan dan peta tematik sarana prasarana niaga dan perdagangan. Standar kebutuhan dan pelayanan sarana prasarana niaga dan perdagangan mengacu kepada (SNI-03-1733-2004) disajikan dalam Tabel 6. Analisis deskriptif digunakan untuk evaluasi ketersediaan sarana prasarana niaga dan perdagangan meliputi tabulasi, perhitungan dan penyajian dalam bentuk angka. 39 Tabel 6 Standard Kebutuhan Sarana Perdagangan dan Niaga No Jenis Sarana Kebutuhan per Satuan Sarana Luas Luas Lantai Lahan Min. Min. (m2) (m2) 50 100 (termasu (bila k berdiri gudang) sendiri) Jumlah Penduduk pendukung (jiwa) Standard (m2/jiwa) Radius pencapaian Lokasi dan Penyelesaian 0,4 300 m 2.000 m Di tengah kelompok tetangga. Dapat merupakan bagian dari sarana lain Di pusat kegiatan sub lingkungan. KDB 40% Dapat berbentuk P&D Dapat dijangkau dengan kendaraan umum 1. Toko / Warung 2. Pertokoan 6.000 1.200 3.000 0,5 3. Pusat Pertokoan + Pasar Lingkungan Pusat Perbelanjaan dan Niaga (toko + pasar + bank + kantor) 30.000 13.500 10.000 0,33 120.000 36.000 36.000 0,3 4. 250 Kriteria Terletak di jalan utama. Termasuk sarana parkir sesuai ketentuan setempat Sumber: SNI-03-1733-2004 diolah Analisis Akses Pencapaian Skenario aksess pencapaian dengan metode analisis perhitungan jarak dan kerapatan jalan menggunakan software ArcGIS 9.3 sebagai alat bantu. Kerapatan jalan diukur dengan menghitung luas wilayah di banding dengan panjang jalan dengan persamaan sebagai berikut: R= dimana L d R : Kerapatan Jalan (km) L : Luas Wilayah (km2) d : Panjang Jalan (km) Hasil kerapatan jalan menggambarkan akses pencapaian masing-masing sarana prasarana di tiap wilayah. Besaran kerapatan jalan menjadi standar jarak pencapaian menuju sarana prasarana 40 Analisis SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis menggunakan kerangka kerja kekuatan (strength) dan meminimalkan kelemahan (weakness) mempergunakan kesempatan eksternal (opportunity) dan memperhatikan ancaman (threats). Instrumen ini merupakan metode sederhana memprediksi hasil terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi (Frieshner, 2010). Kerangka pemikiran SWOT berbentuk matriks dua kali dua melalui tahapan identifikasi faktor-faktor internal terkait dengan sarana prasarana wilayah yang menjadi kekuatan (S) dan kelemahan (W). Kemungkinan perluasan wilayah pelayanan menjadi salahsatu peluang (O) dan memprediksi ancaman (T) terkait pengembangan sarana dan prasarana wilayah menjadi faktor eksternal. Dalam setiap tahapan diberi penilaian dengan menggunakan matriks SWOT disajikan Tabel 7. Tabel 7 Matriks SWOT Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) Peluang (Opportunity) Strategi SO Strategi WO Ancaman (Threat) Strategi ST Strategi WT Internal Eksternal