SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________ ________________________________________________ _____________________________________________ PENGUKURAN DOSIS SERAP MESIN BERKAS ELEKTRON 300 keV/20 mA Sukaryono, Rany Saptaaji Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN Email: [email protected] ABSTRAK PENGUKURAN DOSIS SERAP MESIN BERKAS ELEKTRON 300 keV/20 mA. Telah dilakukan pengukuran dosis serap pada mesin berkas elektron 300 keV/20 mA. Pengukuran dosis serap dilakukan dengan mengoperasikan mesin berkas elektron pada tegangan pemercepat 200 kV, arus berkas 55 µA dan tingkat kevakuman 6,1 x 10-7 mbar dengan waktu irradiasi selama 5 menit. Untuk mengidentifikasi bahwa berkas elektron sudah dihasilkan, maka pada sistem target dipasang dosimeter go no go sedangkan untuk mengukur dosis serap menggunakan CTA film. Pengukuran distribusi dosis dilakukan pada luasan target dengan luasan (60 x 6) cm. Keseragaman dosis sepanjang jendela pemayar dari sisi utara ke selatan berturutturut adalah sebagai berikut (8,5; 14,8; 11,8) kGy. Besarnya penetrasi maksimum berkas elektron pada tegangan pemercepat 200 kV adalah 0,057 gr/cm2 Kata Kunci: mesin berkas elektron, dosis serap, dosimeter ABSTRACT MEASUREMENT OF ABSORBED DOSE IN THE 300 keV/20 mA ELECTRON BEAM MACHINE. The absorbed dose measurement of the 300 keV/20 mA electron beam machine has been conducted. The measurement of absorbed dose was conducted by operating the electron beam machine at 200 kV of accelerated voltage, 55 µA of current beam, 6.1 x 10-7 mbar of vacuum level and 5 minutes of irradiation time. Go no go dosimeter and CTA film were fitted into target system to identify the existing electron beam and to measure their absorb dose. The measurement of the distributed dose was conducted in (60 x 6) cm target area. The dose uniformity along the scanning window from one side (north) to other side (south) is 8.5 kGy; 14.8 kGy and 11.8 kGy respectively. The maximum penetration of electron beam at 200 kV of the accelerated voltage is 0.057 gr/cm2. Key words: electron beam machine, absorbed dose, dosimetre PENDAHULUAN Mulai tahun 2005 Pusat Sains dan Teknologi Akselerator mempunyai program rancangbangun mesin berkas elektron (MBE) Lateks dengan kapasitas 300 keV/20 mA, program ini diawali dengan pembuatan rancangan dasar dilanjutkan dengan pembuatan rancangan detil serta realisasi pembuatan. Pada tahun 2014 program rancangbangun MBE Lateks memasuki tahap pengujian, keberhasilan dari program rancangbangun dapat terukur apabila elektron yang dibangkitkan oleh sumber elektron bisa dipercepat pada ruang hampa dan diatur mengenai target(1). Berkenaan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan pengukuran dosis serap untuk menentukan distribusi dosis berkas elektron sepanjang window MBE. Untuk mengetahui berkas elektron sudah sampai target atau belum dapat dilakukan dengan cara kualitatif maupun kuantitatif. Yang dimaksud cara kualitatif adalah memastikan sudah terjadi proses radiasi atau belum pada target, yaitu dengan menggunakan indikator radiasi yang biasa disebut dosimeter go no go. Dosimeter ini berupa zat warna yang peka terhadap radiasi dan apabila terkena radiasi akan berubah warna menjadi lebih gelap sebanding dengan dosis radiasi yang mengenainya. Sedangkan cara kuantitatif bertujuan untuk mengetahui besaran dosis serap berkas elektron yang terkena pada target(2). Distribusi dosis serap sepanjang window MBE dapat digunakan untuk menetapkan dosis maksimum dan dosis minimum sebagai parameter keseragaman dosis (dose uniformity). Hal ini perlu dilakukan karena keseragaman dosis merupakan parameter pengendalian dosis dalam melakukan iradiasi suatu bahan agar diperoleh kualitas bahan yang seragam/homogen(3). Dalam pengukuran dosis yang terserap pada bahan diperlukan alat dosimeter. Dosimeter film, seperti Celulosa Triacetat (CTA) sangat tepat digunakan sebagai kendali mutu proses iradiasi berkas elektron. Evaluasi dosis serap _______________________ ________________________________________________ _____________________ 190 SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________ ________________________________________________ _____________________________________________ diiradiasi selama ± 2 jam. dilakukan berdasarkan perubahan rapat optik e. Mengukur rapat optik / absorban dosimeter (optical density) atau absorban pada CTA CTA setelah diiradiasi menggunakan sebelum dan sesudah diradiasi. Perubahan Spectrophotometer Genesys 5. rapat optik/absorban diukur menggunakan f. Menentukan dosis terserap menggunakan Spectrophotometer Genesys 5 pada panjang kurva kalibrasi dosis vs respon dosimeter. gelombang 280 nm(4). Diharapkan dengan g. Membuat kurva hubungan antara dosis pengukuran dosis serap pada MBE Lateks relatif vs posisi dosimeter CTA. dapat diketahui distribusi berkas elektron, keseragaman dosis sepanjang jendela pemayar Penentuan Penetrasi Berkas Elektron dan penetrasi berkas elektron, sehingga dengan data dosis tersebut memberikan informasi a. Memotong dosimeter CTA sepanjang ± 7 penting untuk aplikasi irradiasi dengan MBE cm sebanyak 5 sampai 7 potong dan diberi Lateks. nomor. b. Mengukur rapat optik/absorban dosimeter TATA KERJA CTA dengan menggunakan CTA reader Pengukuran dosis serap mesin berkas elektron atau UV-Vis Spectrophotometer. dilakukan dengan mengoperasikan MBE c. Menyusun bertumpuk dosimeter CTA pada Lateks pada tegangan pemercepat tertentu wadah yang sudah disediakan. sehingga dihasilkan arus berkas elektron d. Mengiradiasi dosimeter CTA yang telah Bahan dan Peralatan disusun dengan tegangan dan arus berkas a. Dosimeter CTA tertentu. Dosimeter CTA yang digunakan adalah tipe e. Mengkondisikan dosimeter CTA yang telah FUJI FTR-125 buatan Jepang, berupa diiradiasi selama ± 2 jam. panjang, warna bening dengan dimensi f. Mengukur rapat optik/absorban dosimeter lebar 8 mm, tebal sekitar 0,125 mm, CTA setelah diiradiasi dengan menggunadensitas 1,298 gr/cm3 dan dapat dibaca pada kan CTA reader atau UV-Vis panjang gelombang 280 nm. Spectrophotometer. b. Spectrophotometer Genesys 5. g. Menentukan dosis terserap dengan Spectrophotometer Genesys 5 yang menggunakan kurva kalibrasi. digunakan buatan Amerika. Alat ini h. Membuat grafik hubungan antara bersarnya digunakan untuk mengukur (membaca) nilai dosis serap relatif (Dmin/Dmax) dengan rapat optik / absorban dosimeter sebelum penetrasi berkas. dan sesudah diiradiasi. c. Mesin Berkas Elektron 300 keV/20 mA DATA DAN PEMBAHASAN sebagai sumber berkas elektron. Pada kegiatan ini MBE lateks d. Selotip, spidol permanen, tisue, sarung dioperasikan pada tegangan pemercepat 200 tangan, pinset, gunting, amplop. kV sehingga dihasilkan arus berkas elektron 55 e. Pakaian kerja, survey meter, film badge. µA pada kondisi vakum 6,1.10-7 mbar. Berkas elektron diiradiasikan ke target yang sudah Penentuan Keseragaman Dosis Sepanjang dipasang dosimeter go no go dan dosimeter Jendela Pemayar CTA. Dari hasil iradiasi terlihat pada dosimeter a. Memotong dosimeter CTA sepanjang ± 7 go no go ada perubahan warna dari kuning cm sebanyak 6 potong dan diberi nomor. menjadi merah kecoklatan, hal ini menandakan b. Memasang dosimeter CTA pada bahan yang ada berkas elektron yang sampai ke target. akan diiradiasi sepanjang jendela pemayar Sedangkan untuk mengukur besarnya dosis di yaitu 60 cm, dengan jarak 10 cm untuk target menggunakan dosimeter CTA. setiap dosimeter CTA, dan jarak jendela Dosimeter CTA yang digunakan pemayar dengan dosimeter 15 cm. adalah tipe FUJI FTR 125 buatan Jepang c. Mengiradiasi bahan yang sudah ditempeli berupa pita panjang warna bening dengan dosimeter CTA dengan tegangan pemercedimensi lebar 8 mm, tebal 0,125 mm, densitas pat dan arus berkas dengan besaran yang 1,298 gr/cm3 dan dapat dibaca pada panjang bisa diatur. gelombang 280 nm(4). Sebelum melakukan d. Mengkondisikan dosimeter CTA yang telah _______________________ ________________________________________________ _____________________ 191 Dosis (kG y) SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________ ________________________________________________ _____________________________________________ pengukuran dosis serap menggunakan pemercepat 200 kV adalah 0,057 gr/cm2. dosimeter CTA tipe FUJI FTR 125 ada Apabila dilihat pada Gambar 2, besar dosis beberapa hal yang harus diperhatikan agar efektif yang dapat digunakan agar dapat tidak merubah kondisi dosimeter CTA, yaitu memenuhi keseragaman dosis serap (≥ 70 % pada kedua permukaan tidak boleh kotor, dosis relatif ), maka besar penetrasi berkas terkena minyak/lemak, debu, tidak boleh efektif adalah 0,018 gr/cm2. dipegang langsung tangan dan tidak boleh terlipat, karena kondisi tersebut akan 24 mempengaruhi data hasil pengukuran rapat optik/absorban. Alat yang digunakan untuk 19 membaca nilai rapat optik/absorban sebelum 14 dan sesudah dilakukan iradiasi adalah Spectrophotometer Genesys 5 buatan Amerika. 9 Posisi dosimeter celulosa triacetat (CTA) 4 diletakkan pada tiga posisi target (selatan, tengah dan utara). Data hasil pengukuran -1 0 10 20 30 40 50 60 70 dosimeter celulosa triacetat (CTA) ditunjukkan Posisi (cm) pada Tabel 1. Gambar 1. Kurva hubungan antara dosis vs Tabel 1. Hasil Pengukuran Dosimeter CTA posisi dosimeter Posisi Selatan Tengah Utara Absor ban Dosis (kGy) 0,218 13,4 0,199 10,6 0,221 13,8 0,203 11,2 0,193 9,7 0,237 16,2 0,218 13,4 0,222 14,0 0,226 14,6 0,236 16,0 0,176 7,2 0,172 8,8 0,192 6,6 0,187 9,6 0,198 10,5 Dosis rerata (kGy) Dmaks /Dmin Tabel 2. Data hasil pengukuran kedalaman penetrasi pada dosimeter CTA No 11,8 14,8 8,5 14,8/11 ,8 = 1,25 14,8/14 ,8 = 1 14,8/8, 5= 1,74 Selanjutnya berdasarkan hasil pengukuran dosis serap dapat dibuat Gambar 1, kurva hubungan antara posisi dosimeter CTA versus besar dosis, sehingga bisa dilihat distribusi berkas elektron yang mengenai target sepanjang window MBE. Berdasarkan data dan Gambar 1, dapat dilihat bahwa distribusi arus berkas elektron belum merata di sepanjang window MBE, dosis tertinggi terdapat pada posisi tengah dengan dosis 14,8 kGy, kemudian pada posisi selatan 11,8 kGy dan posisi utara 8,5 kGy. Besarnya penetrasi maksimum berkas elektron pada tegangan Lembar CTA film 1. 1 2. 2 3. 3 4. 4 5. 5 6. 6 Penetrasi (gr/cm2) 0,5 x ρ x t = 0,008 1,5 x ρ x t = 0,024 2,5 x ρ x t = 0,041 3,5 x ρ x t = 0,057 4,5 x ρ x t = 0,073 - HV = 200 kV Dosis relatif (%) 100 48 8,5 2 0 ρ = densitas CTA (1,298 gr/cm3) Gambar 2. Kurva hubungan antara dosis relatif vs penetrasi berkas _______________________ ________________________________________________ _____________________ 192 SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________ ________________________________________________ _____________________________________________ Pelatihan - Badan Tenaga Nuklir Nasional Yogyakarta (2009). 3. Sukaryono, Identifikasi Arus Berkas Elektron Pada Pra Komisioning Mesin Berkas Elektron (MBE) Lateks”. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir. Yogyakarta (2012) 4. .................., ”Sertifikat CTA FTR-125”, Fuji Film, Jepang. TANYA JAWAB Gambar 3. Perangkat Spectrophotometer Genesys 5 KESIMPULAN Pengukuran dosis serap dilakukan dengan mengoperasikan MBE Lateks pada tegangan pemercepat 200 kV, arus berkas 55 µA dan tingkat kevakuman 6,1 x 10-7 m bar dengan waktu irradiasi selama 5 menit. Pengukuran distribusi dosis dilakukan pada luasan target dengan luasan (60 x 6) cm. Keseragaman dosis sepanjang jendela pemayar dari sisi utara ke selatan berturut-turut adalah sebagai berikut (8,5; 14,8; 11,8) kGy. Besarnya penetrasi maksimum berkas elektron pada tegangan pemercepat 200 kV adalah 0,057 gr/cm2 Pertanyaan 1. Bagian Manakah dari MBE yang berasal dari lokal dan impor? 2. Berapa efisiensi MBE tersebut? Jawaban 1. Komponen MBE yang berasal dari lokal meliputi: sumber elektron, corong pemanyar, sistem optik. Sedangkan komponen MBE yang di impor adalah pelipat tegangan, pompa vakum, valve. 2. Efisiensi MBE belum dapat diukur karena masih dalam tahap penelitian dan pengembangan UCAPAN TERIMA KASIH Dengan telah tersusunnya makalah ini tiada kata yang lebih indah untuk diucapkan selain terima kasih, untuk itu penulis haturkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak Kepala Pusat Sains dan Teknologi Akselerator dan seluruh jajarannya. Penelitian ini terselenggara dengan dana DIPA tahun 2014. Semoga Allah SWT selalu memberikan imbalan yang setimpal atas jasa baik tersebut dan selalu memberi kekuatan kepada kita semua untuk berkarya dan beramal lebih baik lagi dalam setiap kesempatan. Amin. DAFTAR PUSTAKA 1. ”Laporan Analisis Keselamatan Konstruksi Mesin Berkas Elektron untuk Industri Lateks”, Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan – BATAN Yogyakarta (2012) 2. Rany Saptaaji, ”Petunjuk Praktikum Dosimetri Akselerator Pelatihan Pekerja Akselerator”, Pusat Pendidikan dan _______________________ ________________________________________________ _____________________ 193