BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Penulis

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENULISAN
Penulis akan menggunakan dua pihak yang saling berhubungan dalam kehidupan
beragama di Indonesia secara umum dan di Bali secara khusus. Dua pihak yang penulis
maksudkan ialah agama Hindu Bali dan Kristen di Bali. Khusus untuk agama Kristen,
penulis mengambil salah satu lembaga gereja yang ada di Bali yaitu Gereja Kristen
Protestan di Bali (GKPB). digunakannya dua agama ini karena penulis melihat adanya
suatu kesamaan dalam penggunaan nama terhadap Tuhan yang ada di dua agama tersebut.
Nama tersebut adalah “Ida Sang Hyang Widhi Wasa” yang sering di dengar dan dikenal
menunjuk pada Tuhan dalam kehidupan umat beragama Hindu Bali dan GKPB.
Penggunaan nama “Ida Sang Hyang Widhi Wasa” dalam dua agama menurut penulis
memiliki latar belakang yang telah dilalui hingga sekarang. Perkembangan terhadap
konsep “Ida Sang Hyang Widhi Wasa” di dalam dua agama ini menjadi perhatian pertama
dari penulis, terlebih karena terdapatnya beberapa hal yang mempengaruhi digunakannya
nama tersebut dalam agama Hindu Bali dan GKPB. Selain itu, tidak menutup
kemungkinan ditemukan pula persamaan dan perbedaan konsep ketika nama “Ida Sang
Hyang Widhi Wasa” digunakan oleh agama yang hidup dan berkembang di konteks
kehidupan masyarakat Bali. Persamaan dan perbedaan yang ada menurut penulis dapat
memunculkan dampak terhadap kerukunan umat beragama khususnya hubungan antara
agama Hindu Bali dan GKPB.
Apabila persamaan yang ditemukan maka apapun yang berkaitan dengan penggunaan
nama “Ida Sang Hyang Widhi Wasa” akan mendukung tunbuhnya kerukunan umat
beragama di Bali. Sebaliknya ketika terdapat perbedaan maka memungkinkan pula muncul
dampak positif dan negatif. Dampak positif yang penulis maksud ialah dengan adanya
perbedaan justru dapat mendorong masing-masing penganut agama untuk bersama-sama
mendiskusikan perbedaan yang ada dalam rangka mendukung kehidupan kerukunan umat
beragama. Sedangkan hal negatif yang dimaksud adalah dengan adanya perbedaan juga
dapat menimbulkan pertentangan satu dengan yang lainnya dimana mereka saling
1 membenarkan agama masing-masing. Khususnya dalam penggunaan nama “Ida Sang
Hyang Widhi Wasa” oleh agama Hindu Bali dan GKPB, perbedaan yang ada dapat
menimbulkan paham bahwa agama yang satu lebih benar dan baik dalam menggunakan
nama tersebut. Jika perbedaan yang ada memunculkan pertentangan dan tetap dipelihara
untuk membuktikan agama mana yang lebih benar serta baik menggunakan nama “Ida
Sang Hyang Widhi Wasa” maka hal tersebut dapat menghambat terciptanya kerukunan
umat beragama antara Hindu Bali dan GKPB di Bali.
Penggunaan nama “Ida Sang Hyang Widhi Wasa” mengacu kepada Tuhan yang disembah
dalam agama Hindu Bali dan GKPB.1 Dengan demikian penulis melihat konteks agama
berdasarkan pancasila pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa” memilki kaitan dengan
penggunaan “Ida Sang Hyang Widhi Wasa” sebagai nama Tuhan dalam agama Hindu Bali
dan GKPB di Bali. Dalam usaha untuk melihat pemahaman konsep ketuhanan di Hindu
Bali dan GKPB terdapat suatu istilah yang menarik. Dalam agama Hindu mengenal
ketuhanan yang nampak dalam Trimurti sebagai pedoman akan konsep ketuhanan mereka,
sedangkan dalam Kristen terdapat istilah Trinitas sebagai dasar konsep ketuhanan. Hal ini
menurut penulis sangat menarik untuk melihat bagaimana kaitan antara Trimurti dalam
Hindu dan Trinitas dalam Kristen serta konsep “Ketuhanan Yang Maha Esa” dengan
penggunaan nama serta konsep ketuhanan melalui Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang
digunakan dalam dua agama tersebut.
Latar belakang penulisan ini penulis jadikan sebagai acuan sistematika penulisan sehingga
dapat menjadi pembahasan dari suatu hal umum kepada hal khusus akan konsep ketuhanan
melalui penggunaan nama Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam agama Hindu Bali dan
GKPB di Bali. Penulisan dengan menggunakan dua agama sebagai pokok pembahasan
dilakukan bukanlah bersifat untuk mengatakan pihak yang satu lebih dari pihak lainnya
terhadap penggunaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Melainkan penulisan dilakukan untuk
melihat bagaimana kerukunan umat beragama di dalam persamaan dan perbedaan yang
terdapat dalam agama Hindu dan Kristen (GKPB), terlebih dalam kehidupan masyarakat
sekarang yang telah berada jauh dari awal penggunaan nama tersebut khususnya terhadap
penggunaan nama “Ida Sang Hyang Widhi Wasa”.
1
Tjatra Puspita, “Riwayat Penggunaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa oleh Agama Kristen dan Hindu di Bali”
Galang Kangin, (juli-agustus 2009) hal 37-39
2 B. RUMUSAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditulis, dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan yang akan dibahas dalam skripsi ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana asal mula dan perkembangan konsep “Ida Sang Hyang Widhi Wasa”
dalam Hindu Bali dan Kristen GKPB (Gereja Kristen Protestan Bali) ?
2. Bagaimana hubungan antara konsep “Ida Sang Hyang Widhi Wasa” dengan konsep
ketuhanan yang maha esa dan Trimurti dalam Hindu Bali serta Trinitas dalam
Kristen?
3. Apakah penggunaan konsep “Ida Sang Hyang Widhi Wasa” menjadi dasar
hubungan yang baik atau justru memunculkan ketegangan antara Hindu Bali dan
Kristen GKPB?
Dengan beberapa pertanyaan diatas yang bertindak sebagai rumusan permasalah, maka
penulis tertarik untuk menggunakan judul dalam skripsi sebagai berikut:
“IDA SANG HYANG WIDHI WASA SEBAGAI KONSEP KETUHANAN BAGI
UMAT HINDU BALI DAN GKPB”
C. BATASAN PENULISAN
Agar dapat lebih fokus kepada apa yang telah diungkapkan dalam rumusan permasalahan,
maka dibutuhkan batasan-batasan permasalahan mengenai apa yang akan dibahas dalam
Skripsi. Batasan-batasan tersebut ialah:
1. Konsep “Ida Sang Hyang Widhi Wasa” dilihat dari perspektif umat Hindu Bali dan
Kristen GKPB,
2. Pengaruh konsep “Ida Sang Hyang Widhi Wasa” bagi hubungan antara umat
Kristen GKPB dan Hindu di Bali,
3. Melihat hubungan antara konsep Tuhan Yang Maha Esa, Trimurti dan Trinitas
dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
3 D. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Seperti halnya telah diungkapkan dalam latar belakang penulisan, dimana dikatakan
penulisan akan dilakukan dengan menggunakan agama Hindu Bali dan GKPB sebagai
pokok pembahasan dalam penggunaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dengan judul “Ida
Sang Hyang Widhi Wasa sebagai konsep ketuhanan bagi umat Hindu Bali dan GKPB”
penulis berusaha untuk menyajikan dan mengajak untuk mengenal konsep ketuhanan yang
ada secara umum dalam agama Hindu dan Kristen (GKPB). Kemudian penulis berusaha
mengajak lebih dalam secara khusus untuk memahami konsep Ida Sang Hyang Widhi
Wasa dengan menghadirkan konsep pemahaman akan Trimurti dan Trinitas serta
“Ketuhanan Yang Maha Esa” yang terkandung dalam nama Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Dengan demikian penulis berharap dengan judul :
“IDA SANG HYANG WIDHI WASA SEBAGAI KONSEP KETUHANAN BAGI
UMAT HINDU BALI DAN GKPB”
dapat mengantar untuk masuk dalam perbandingan penggunaan konsep nama tersebut
dalam agama Hindu dan GKPB.
E. TUJUAN PENULISAN
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui sejarah dari penggunaan nama “Ida Sang Hyang Widhi Wasa” dalam
tubuh GKPB dan umat Hindu
2. Mengetahui hubungan antara konsep “Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan Tuhan
Yang Maha Esa, Trimurti dan Trinitas
3. Melihat unsur masih relevan atau tidaknya penggunaan kata tersebut dalam
kehidupan bergereja dan bermasyarakat sekarang,
4. Mengetahui apakah terjadi dialog atau diskusi lebih lanjut tentang penggunaan
nama “Ida Sang Hyang Widhi Wasa” antara pihak GKPB dan Hindu, serta secara
intern di GKPB,
5. Melihat hubungan penggunaan nama yang sama dalam Hindu dan GKPB terhadap
kerukunan umat beragama di Bali.
4 F. METODE PENELITIAN
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Studi literatur/kepustakaan yang relevan dan sesuai dengan topik bahasan yang
penulis buat, baik itu tentang GKPB, Konteks Bali yang penuh dengan budaya
daerah antara lain bahasa Bali yang masih kental dan tetap dipegang dan dilakukan
oleh masyarakat Hindu Bali.
b. Penelitian di lapangan, dengan menggunakan pendekatan Kualitatif : pendekatan ini
dilakukan dengan cara wawancara.2 Subyek yang diteliti ialah :
• Pendeta GKPB (pendeta jemaat dan emiritus)
• Jemaat dan beberapa anggota tokoh gereja
• Anggota Sinode GKPB (mantan dan sekarang)
• Masyarakat Hindu (tokoh Hindu, serta masyarakat Hindu secara umum)
• Ketua forum kerukunan umat beragama di Bali
Pendekatan ini penting dilakukan guna mengetahui penjelasan mengenai topik bahasan
secara lebih mendalam dan terbuka. Pendekatan kualitatif memungkinkan penulis untuk
menangkap makna dan nuansa yang lebih khas, luas dan detil serta terarah, tentang
penggunaan ungkapan “Ida Sang Hyang Widhi Wasa” dalam gereja dan Hindu. Dengan
interaksi langsung, penelitian ini dapat menghindarkan bahaya salah memahami jawaban
sebab bisa langsung dikonfirmasi ulang.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi Pendahuluan yang berupa latar belakang, rumusan permasalahan, batasan
masalah, alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, kerangka teoritis, manfaat penulisan,
metode pengumpulan data dan penulisan, dan juga sistematika penulisan.
2
Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004) 5 BAB II KONSEP IDA SANG HYANG WIDHI WASA DALAM HINDU DAN
KRISTEN DI BALI
Sejarah perkembangan agama Hindu dan Kristen ketika masuk ke tanah Bali menjadi
pembuka dalam uraian bab ini. Titik temu dari kedua agama tersebut ialah ketika samasama menggunakan nama Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam konteks kehidupan
masyarakat di pulau Bali. Uraian juga akan melihat adanya istilah yang menjadi unsur
penting dalam konsep ketuhanan ketika nama Ida Sang Hyang Widhi Wasa digunakan,
yaitu istilah Trimurti dan Trinitas.
BAB III TITIK TEMU DALAM PENGGUNAAN ISHWW
Pembahasan akan konsep ketuhanan melalui penggunaan nama Ida Sang Hyang Widhi
Wasa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, kemudian akan dilihat dalam kehidupan
nyata masyarakat di Bali yang menjadi uraian dalam bab III. Begitu pula halnya dengan
hubungan antara Trimurti dan Trinitas serta “Ketuhanan Yang Maha Esa” dalam Ida Sang
Hyang Widhi Wasa.
BAB IV TINJAUN TERHADAP PENGGUNAAN ISHWW DALAM GKPB
Penulis akan melihat penggunaan nama Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam GKPB serta
mencoba untuk mengambil relevansi yang ada penggunaan nama yang sama terhadap
kerukunan umat beragama di pulau Bali, khususnya antara Hindu dan GKPB. Bagaimana
hasil yang diperoleh dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kerukunan umat
beragama terlebih ketika dilihat dalam masa sekarang yang ada jauh setelah nama tersebut
digunakan pertama kali.
BAB V PENUTUP
Pada bab V penulis akan memasukkan uaraian yang dapat dikatakan sebagai kesimpulan
dari penulisan yang dilakukan dan beberapa saran yang berkaitan dengan kerukunan umat
beragama pada masa sekarang.
6 
Download