INOVASI KELAUTAN DAN PERIKANAN MEMPERKUAT KONSEP EKONOMI BIRU Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan i PEMBINA: Achmad Poernomo PENGARAH: Duto Nugroho, I. Nyoman Adiasmara Giri Budi Sulistyo, Ngurah Nyoman Wiadnyana Hari Eko Irianto, Agus Heri Purnomo REDAKSI: Dewan Redaksi Ketua: Aryo Hanggono Anggota: Wudianto, Estu Nugroho Widodo Setiyo Pranowo, Sri Suryo Sukoraharjo Singgih Wibowo, Armen Zulham Redaksi Pelaksana Ketua: Khairul Amri Anggota: Taufik Dwi Ferindra, Erfind Nurdin Joni Haryadi, Ifan Ridlo Suhelmi Handy Chandra, Dina Fransiska Yayan Hikmayani, Hj. Theresia Lolita N Sekretariat Redaksi Ketua: Hj. Theresia Lolita N Anggota: Hamdan Sarwo Edi, Solichin Muhammad Danial Yusuf, Siti Alkuwati, Irma Yulianti Desain Sampul: Bagus Hendrajana Tata Letak: Winarto Rachmat ii Diterbitkan oleh: Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Jl. Pasir Putih 1, Komplek Bina Samudera, Ancol Timur Jakarta 14430 Telp. : 021 6471 1583 Fax.: 021 6471 1438 Website: www.litbang.kkp.go.id Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan Inovasi Kelautan dan Perikanan Memperkuat Konsep Ekonomi Biru 2013 ISBN 978-979-3692-47-0 xiv + 238 hlm; 24 X 20,5 cm MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN SAMBUTAN Sektor kelautan dan perikanan telah memberikan sumbangan bagi pembangunan di tanah air, baik dalam bentuk pengembangan ekonomi nasional secara umum maupun dalam menyejahterakan masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan. Pembangunan kelautan dan perikanan di masa datang diharapkan menjadi andalan dalam menopang perekonomian negara, khususnya dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat yang bergerak dan menggantungkan hidupnya di sektor ini. Seiring perjalanan waktu, pembangunan kelautan dan perikanan di masa datang akan menghadapi tantangan yang jauh lebih luas dan kompleks. Langkah konkret yang perlu segera diwujudkan adalah berkonsentrasi menata kembali pola pembangunan kelautan dan perikanan dengan mengadopsi konsep pembangunan berkelanjutan yang lebih menekankan pada implementasi konsep “Ekonomi Biru (Blue Economy)”. Konsep ini bertujuan untuk memberikan keuntungan yang berkelanjutan, disamping meningkatkan kesejahteraan kepada perusahaan nasional. Ekonomi biru juga menggambarkan langkah nyata pemerintah menuju pilar pembangunan yang berkelanjutan. Untuk itu, diperlukan melibatkan inovasi dalam melakukan bisnis pengembangan sumber daya laut Indonesia. iii Menyadari hal tersebut, peran ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kelautan dan perikanan, yang dalam hal ini menjadi tugas pokok dan fungsi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, menjadi sangat penting. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan selaku unit pelaksana penelitian dan pengembangan inovasi terbarukan, memegang peran sangat strategis dalam mengedepankan hasil-hasil penelitian, baik berupa data dan informasi, rekomendasi serta teknologi, bagi kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan. Oleh karena itu, saya memandang kehadiran buku “INOVASI KELAUTAN DAN PERIKANAN MEMPERKUAT KONSEP EKONOMI BIRU” ini, sesuai dengan tuntutan dan konsep pembanguan berkelanjutan yang menjadi tantangan kita ke depan. Sebab, prinsip-prinsip yang terkandung dalam ekonomi biru dapat menjadi kunci emas dalam perencanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan, yang dalam buku ini digambarkan secara gamblang. Kiranya buku ini dapat menjadi cermin dan jendela untuk melihat tentang apa saja yang telah dilakukan dan dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan selama ini. Jakarta, Oktober 2013 MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN SHARIF CICIP SUTARDJO iv Plt. KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KATA PENGANTAR Kita menyadari, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam sektor kelautan dan perikanan, baik dari aspek pengelolaan sumberdaya, kehidupan nelayan dan pelaku usaha pembudidaya ikan, maupun sumbangan sektor kelautan dan perikanan dalam pembangunan nasional yang masih perlu terus ditingkatkan. Untuk tujuan itulah, para peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, dipacu untuk terus berkarya menghasilkan kajian-kajian yang sifatnya aplikatif. Buku ini memuat hasil karya para peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang terbaru. Hasil penelitian yang ditampilkan merupakan karya inovatif yang sifatnya menunjang industrialisasi kelautan dan perikanan berbasis konsep ekonomi biru (blue economy). Tema tersebut diangkat mengingat bahwa dalam pendekatan pembangunan kelautan dan perikanan berbasis ekonomi biru, akan bersinergi dengan pelaksanaan quadruple track strategy, yaitu program pro-poor (pengentasan kemiskinan), pro-growth (pertumbuhan), pro-job (penyerapan tenaga kerja) dan pro-environment (melestarikan lingkungan). Artinya, penelitian dan pengembangan yang dilakukan para peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, selain ditujukan untuk mencapai hasil maksimal juga ramah lingkungan. Hasil-hasil penelitian yang disampaikan dalam buku ini mencakup inovasi penelitian dari berbagai aspek, yaitu: aspek ekosistem, sumberdaya, teknologi produksi, teknologi pengolahan dan produk turunannya, bahkan sampai ke v aspek kelembagaannya. Materinya berasal dari satker yang terdapat di Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, yaitu Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan (P4KSI), Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP), Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya (P4B), Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Perikanan dan Kelautan (BBP4BKP), dan Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP). Materi inovatif dari hasil penelitian ini dikemas dalam bahasa yang sederhana. Tujuannya, agar semua pembaca dan peminat hasil penelitian dapat dengan mudah memahaminya. Semoga bermanfaat. Jakarta, Oktober 2013 Plt. KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, ACHMAD POERNOMO vi PENDAHULUAN Kegiatan penelitian dan pengembangan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan diarahkan untuk mengakselerasi penerapan konsep Ekonomi Biru. Konsep ini mencakup upaya terkait mendorong aktivitas meminimumkan limbah (“minimize waste”), memperluas inklusi sosial, penggunaan teknologi inovatif dan adaptif, serta mendorong tercapainya multiplier effect hasil penelitian dan pengembangan. Implementasinya mulai dari penelitian dasar sampai terapan atau pada berbagai tipologi kelautan dan perikanan, maupun berdasarkan sistem bisnis perikanan. Diharapkan dapat meningkatkan produksi, memperkuat daya saing komparatif dan kompetitif, mutu dan jenis produk. Pada akhirnya dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, penggunaan teknologi untuk eksploitasi sumberdaya kelautan dan perikanan memiliki arti penting dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional. Manfaatnya untuk mendorong penyediaan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, serta menumbuhkan berbagai peluang usaha masyarakat. Paradigma Ekonomi Biru menempatkan teknologi sebagai basis penting dari inovasi pembangunan ekonomi, karena dapat mengakselerasi peningkatan dan diversifikasi produksi yang dihasilkan masyarakat, memanfaatkan limbah sebagai sarana produksi untuk menghasilkan produk baru. Peran teknologi hasil litbang, memberi sinyal bahwa teknologi tersebut, dapat mendorong peningkatan produksi, memperluas lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan. Terbukti teknologi hasil litbang dapat mengawal pencapaian pertumbuhan produk domestik bruto sekitar 6,48 % per tahun, produksi perikanan sebesar 15,26 juta ton, produksi garam konsumsi sebesar 2,02 juta ton, tingkat konsumsi ikan domestik sebesar 33,89 kg per kapita, nilai tukar nelayan sebesar 105,37%, persentase wilayah perairan yang bebas IUU fishing dan kegiatan yang merusak sumberdaya kelautan dan perikanan dapat ditekan hingga mencapai 41%. vii Berbagai penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) telah menghasilkan teknologi untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip Ekonomi Biru, yaitu teknologi yang dapat meminalisasi dan memanfaatkan limbah, teknologi yang mendorong peningkatan partisipasi masyarakat (inklusi sosial), teknologi yang adaptif dan inovatif yang mendukung peningkatan produksi dan nilai tambah, teknologi yang dapat mendorong tumbuhnya multiplier effect yang luas dalam masyarakat. Berbagai hasil penelitian di lingkup Balitbang KP selama dasa warsa terakhir ini, telah mengarah pada konsep pemanfaatan sumberdaya yang optimum dengan mempertimbangkan kelestarian sumberdaya. Peran dari penelitian yang inovatif dan adaptif sangat diperlukan untuk menjawab berbagai isu yang terkait dengan: a). kebutuhan data dan informasi potensi kelautan dan perikanan. b). kebutuhan informasi stok ikan dalam menetapkan status pemanfaatan sumberdaya pada suatu perairan. c). kebutuhan informasi untuk menyusun kebijakan pengembangan usaha dan industri kelautan dan perikanan. d). informasi yang terkait antisipasi perubahan iklim serta kelangkaan energi. e). keperluan informasi untuk menyusun kebutuhan infrastruktur, strategi penetrasi pasar dalam mengembangkan berbagai komoditas kelautan dan perikanan pada pasar domestik dan manca negara. Buku ini disusun dalam beberapa bagian, yaitu: Bagian I. Karakteristik Ekosistem, memberi gambaran tentang bagaimana sesungguhnya karakteristik ekosistem perairan Indonesia, berikut pengaruhnya terhadap sumberdaya kelautan dan perikanan. Bagian II. Teknologi Penangkapan dan Produksi, mengedepankan hasil penelitian terkait berbagai rekayasa dan aplikasi teknologi eksplorasi sumberdaya kelautan dan perikanan. Bagian III. Teknologi Pengolahan dan Produk Turunan, memberi pemahaman aneka inovasi terkait hasil olahan produksi kelautan dan perikanan berikut produk turunannya, yang multi manfaat. Dan, Bagian IV. Kelembagaan, membahas inovasi sosial ekonomi hasil litbang yang akan memberi informasi aspek sosial dan ekonomi, terkait upaya peningkatan produksi, penanganan pasca panen, pemasaran dan perdagangan. viii DAFTAR ISI Sambutan Menteri Kelautan dan Perikanan ..................................................................................... Kata Pengantar Kepala Balitbang Kelautan dan Perikanan .................................................................... Pendahuluan .......................................................................................................................... Daftar Isi .............................................................................................................................. iii v vii ix BAB I KARAKTERISTIK EKOSISTEM ................................................................................................ A. Pengantar ........................................................................................................................ B. Ikan Tuna ......................................................................................................................... 1. Dipole Mode: Di Darat Jadi Bencana di Laut Membawa “Berkah” ..................................................... 2. Tuna Samudera Hindia: Jenis, Potensi, dan Peluang Pemanfaatannya ............................................. 3. Status Stok Perikanan Tuna Samudra Pasifik .......................................................................... 4. ROV Mini, “Mata” Observasi Bawah Air ............................................................................... 5. Buoy Pluto Pemantau Air Kolam, Tambak, dan Waduk ............................................................. C. Udang ............................................................................................................................ 1. Udang Windu: Mencari Sumber Induk Baru .......................................................................... D. Rumput Laut .................................................................................................................... 1. Mengenal Lebih Dekat Rumput Laut: Manfaat dan Ekosistemnya ................................................ E. Bandeng .......................................................................................................................... 1. Bandeng, Komoditas dengan Daya Toleran Tinggi ................................................................... F. Ikan Patin, Nila dan Lele ...................................................................................................... 1. Seluk Beluk Ikan Patin, Si Kumis Saudara Lele ....................................................................... 2. Kesesuaian Lahan Ikan Patin di Kawasan Minapolitan Kabupaten Banjar ......................................... 1 3 4 6 8 10 12 14 14 16 16 18 20 22 ix G. Garam ............................................................................................................................ 1. Produksi Garam tanpa Pengaruh Variabilitas Iklim .................................................................. 2. Kesesuaian Lahan untuk Tambak Garam ............................................................................... 3. Mengenal Teknologi Pembuatan Garam ............................................................................... 4. Industri Garam dan Produk Turunannya ............................................................................... BAB II TEKNOLOGI PENANGKAPAN DAN PRODUKSI .................................................................... A. Pengantar ........................................................................................................................ B. Tuna 1. Tangkapan Tuna Melimpah dengan “Mini Loger” ..................................................................... 2. Mengungkap Rahasia, Kapan Tuna Menyambar Umpan? ........................................................... 3. Melacak Keragaman Genetik Tuna ...................................................................................... 4. Tuna SBT Mahal Harganya Langka Stoknya ........................................................................... 5. Rumpon, Alat Bantu Pemikat Ikan ..................................................................................... 6. Si Lambung Kembar Bertenaga Surya ................................................................................. 7. Menangkap Ikan dengan SMS ........................................................................................... C. Udang 1. Mengungkap Stok Udang Laut Arafura ................................................................................ 2. Sinar Gamma sebagai Disinfektan Udang Vanamei ................................................................... 3. “Kompartemen”Praktis untuk Si Lobster Hijau ...................................................................... 4. Cara Cepat dan Akurat Deteksi Bakteri Berpendar (Vibriosis) dengan PCR ..................................... 5. Satu Lagi Cara Budidaya Polikultur ala IMTA ........................................................................ 6. Mendongkrak Sintasan dengan Menggunakan Induk Unggul SPR ) ................ 7. Hemat Pakan dengan Aplikasi Bioflok pada Pemeliharaan Udang Vanamei ...................................... 8. Paket Praktis, Polikultur Udang Galah, Nila dan Nilem dengan Sistem Akuaponik ............................ 9. Memacu Maturasi Udang Windu dengan Pakan Formula ........................................................... 10. GI Macro 2, Varietas Unggul Udang Galah ............................................................................ 11. Ultrasonik Pemantau Pakan Udang “Seberapa Rakus Kamu Makan” .............................................. 12. Probioter Terapung Mandiri (PROTAM) “Makanan Siap Saji Berprotein Tinggi” ............................... x 24 26 28 30 33 35 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 D. Rumput Laut 1. Solusi Tepat: Peningkatan 200% Produksi Rumput Laut G. veruccosa dan K. alvarezii dengan Kebun Bibit Unggul ....................................................................................................... 2. Kantong Rumput Laut (KRL) “Selamat Tinggal Organisme Pengganggu Rumput Laut”....................... E. Bandeng 1. Benih Bandeng Tumbuh Cepat .......................................................................................... 2. Pakan Ekonomis Bandeng Berbasis Fermentasi ....................................................................... F. Patin dan Nila 1. Patin Super Growth, Memecahkan Masalah Lama Pemeliharaan pada Patin .................................... 2. Nila Srikandi, Varietas Ikan Nila untuk Daerah Tambak ............................................................. 3. Nila Best Generasi ke-5, Perbaikan Mutu Genetik .................................................................. 4. Lahan Gambut? No Problem, Ada Ikan Nila Spesifik Lahan Gambut ............................................. 5. Vaksin Streptovac, Pencegah Serangan Bakteri pada Budidaya Ikan Nila ......................................... G. Garam 1. Teknologi Pemurni Garam Sistem Mekanik .......................................................................... 2. Produksi Garam SistemThermal .................................................................................................... BAB III TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PRODUK TURUNAN ..................................................... A. Pengantar .......................................................................................................................... B. TTC 1. Antilin : Alat Penguji cepat Residu Formalin pada Ikan Tongkol dan Cakalang ................................. 2. Menghambat dan Mereduksi Histamin pada Pindang TTC Menggunakan Teh Hijau ........................... 3. Alat Produksi Asap Cair Untuk Pengasapan Ikan Tongkol .......................................................... 4. Gelatin “Halal” dari Limbah Kulit Ikan Tuna .......................................................................... C. Udang 74 76 78 80 82 84 86 88 90 92 94 97 99 100 102 104 106 1. Transportasi Udang Hidup Dengan Sistem Kering Untuk Ekspor ................................................ 108 2. Cara Aman Tranportasi Udang Hidup: Pingsankan Saja dengan Ekstrak Biji Karet ............................. 110 xi D. Rumput Laut & Mikro Alga 1. Pengolahan Agar Kertas dari Glacilaria sp. ............................................................................. 2. Ekstraksi Agar Bakto Rumput Laut Gelidium sp. ...................................................................... 3. Ekstraksi Natrium Alginat ............................................................................................... 4. Teh Herbal Sargassum ...................................................................................................... 5. Alginat sebagai Bahan Pengental dan Pengikat Tinta Batik Ramah Lingkungan ................................ 6. Edible Film Alginat dari Sargassum sp. .................................................................................. 7. Tablet Effervescent Alginat yang Kaya Serat dan Penurunan Kolesterol ............................................ 8. Effervescent Alginat, Serbuk Minuman Berkarbonat dari Rumput Laut ............................................ 9. Fukoidan dari Rumput Laut Coklat Sargassum sp. .................................................................... 10. Karaginan sebagai Pengikat Fruit Leather Mangga ..................................................................... 11. Kemasan Bumbu Mie Instan Ramah Lingkungan dari Rumput Laut .............................................. 12. Daging Kepiting Analog dengan Bahan Pengikat Alginat ............................................................ 13. Sirup Markisa dengan Pengental Karaginan ........................................................................... 14. Pengharum Ruangan dari ATC Rumput Laut ......................................................................... 15. Pudding Instan Alginat .................................................................................................... 16. Tepung Pudding Karaginan .............................................................................................. 17. dari Alginat ................................................................................................. 18. Tablet Ekstrak Turbinaria sebagai Anti Tumor ......................................................................... 19. Tablet Vitamin A Disalut Alginat ........................................................................................ 20. Minuman Sehat Teh Agar ................................................................................................. 21. Fucoxanthin: Anti Tumor dari Rumput Laut ........................................................................... 22. Alat Pengering Kista Artemia untuk Pakan Benur Udang ........................................................... 23. Masker Kecantikan dari Mikro Alga Spirulina dan Chlorella ............................................................... 24. Mie Sehat Spirulina ..................................................................................................................... 25. Minuman Sehat Spirulina Bandrek ...................................................................................... 26. Tablet dan Minuman Kesehatan dari Spirulina ................................................................................. 27. Pengolahan Alkali Treated Cottonii (ATC) dari Rumput Laut Eucheuma ................................................. 28. Pengolahan Karaginan Semi dari Rumput Laut Eucheuma sp ............................................... xii 112 114 116 118 120 122 124 126 128 130 132 134 136 138 140 142 144 146 148 150 152 154 156 158 160 162 164 166 29. Teknologi Pengolahan Karaginan Murni ............................................................................... 30. SAP Liquid: Pupuk Cair dari Eucheuma Cottonii ............................................................................... 31. Pupuk Cair dari Sargassum sp ............................................................................................ E. Bandeng 1. Bandeng Tanpa Duri Siap Saji Aneka Rasa ............................................................................... F. Patin, Lele, Nila, Gurame 1. Produk Baru Olahan Lele dari Induk Afkir: Cirimen Lele ......................................................... 2. Dendeng Surimi Rendah Lemak dari Ikan Patin ..................................................................... 3. Membuat ‘Daging Scallop’ dari Lele ................................................................................... 4. Kolagen Halal dari Kulit Ikan Nila ...................................................................................... 5. Gelatin Halal dari Kulit Patin ............................................................................................ G. Limbah Perikanan 1. Duri Lele Kering Asin .................................................................................................... 2. Biodiesel dari Limbah Minyak Ikan ..................................................................................... 3. Produk Fashion Istimewa dari Kulit Ikan Tersamak ................................................................. 4. Alat Daur Ulang Limbah Cair SRC ..................................................................................... 5. Gelatin Halal dari Limbah Kulit dan Tulang Ikan ..................................................................... 6. Nano Kalsium dari Sisik Ikan Nila ...................................................................................... 7. Alat Pembuat Papan Partikel Limbah Rumput Laut ................................................................. 8. Briket Arang Limbah Rumput Laut .................................................................................... 9. Oligomer Kitosan: Antikapang dari Limbah Krustasea ............................................................. 10. Camilan Berkalsium dari Tulang Ikan Nila ............................................................................ 11. Alat Pengolahan Selulosa dari Limbah Rumput Laut ................................................................ 12. Papan Partikel dari Limbah Rumput Laut ............................................................................. 13. Bioremedian Alami dari Limbah Cair Pengolahan Rajungan dan Surimi ......................................... 14. Kitin dan Kitosan dari Limbah Krustase ............................................................................... 168 170 172 174 176 178 180 182 184 186 188 190 192 194 196 198 200 202 204 206 208 210 212 xiii H. Bioteknologi 1. Emestrin: Produk dari Kapang Laut sebagai Anti Kanker .......................................................... 214 2. Produksi Enzim Protease dari Ikan ..................................................................................... 216 3. Limbah Cair Surimi untuk Produksi Enzim Transglutaminase ..................................................... 218 BAB IV KELEMBAGAAN ................................................................................................................... A. Pengantar ........................................................................................................................ B. Model Kelembagaan Usaha 1. Mengenal Klinik IPTEK MINA BISNIS sebagai pelopor Penyebaran Iptek ....................................... 2. Inovasi Kelembagaan Ko-Manajemen pada Perikanan Tangkap Berbasis Budidaya (Culture-Based Fisheries) di Perairan Waduk.............................................................................. 221 223 224 226 BAB V PENUTUP ............................................................................................................................... 229 LAMPIRAN ........................................................................................................................................ 233 Satuan Kerja Lingkup Balitbang Kelautan dan Perikanan ...................................................................... 235 xiv BAGIAN I Karakteristik Ekosistem 1 2 PENGANTAR KARAKTERISTIK EKOSISTEM Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki pantai sepanjang lebih dari 81.000 km dengan 17.508 pulau dan porsi luasan laut mencapai 2/3 dari total luas keseluruhan wilayah Indonesia.Wilayahnya membentang pada garis khatulistiwa beriklim tropis, dengan panjang dari timur ke barat 5.100 km dan dari utara ke selatan 1.888 km. Dua fenomena anomali iklim regional, yaitu ENSO (El-Nino dan La Nina) di belahan timur (Samudra Pasifik) dan Indian Ocean Dipole Mode (Positif dan Negatif) di belahan barat (Samudra Hindia), mempengaruhi ekosistem perairan Indonesia berikut biota yang hidup di dalamnya. Berbagai jenis sumberdaya ikan ekonomis penting yang menghuni perairan Indonesia, baik perairan laut maupun perairan tawar. Sebagian di antara spesies ekonomis penting tersebut merupakan komoditas andalan dalam industrialisasi perikanan, yaitu: TTC (tuna, tongkol, cakalang), udang (tawar dan laut), bandeng, patin, lele, nila dan rumput laut. Adapun garam, yang merupakan sumberdaya non hayati, banyak diusahakan di wilayah tertentu, juga memegang peran penting bagi perekonomian rakyat. Tidak semua jenis sumberdaya ikan yang terdapat di perairan Indonesia berada dalam kondisi “aman”. Jenis tuna mata besar (big eye) misalnya, di Samudra Hindia (selatan Jawa) stoknya sudah over exploited, sementara albakora dan madidihang (yellow fin) sudah fully exploited, hanya cakalang yang pemanfaatannya masih dalam tingkat moderate. Di Samudra Pasifik, data estimasi hasil tangkapan tahunan (2009-2011) menunjukkan terjadinya penurunan hasil tangkapan dari alat tangkap longline. Di Laut Sulawesi, ikan cakalang yang tertangkap nelayan banyak yang belum matang gonad (ikan muda). Jika dibiarkan terus berlanjut, hal ini akan mengancam kelestarian sumberdaya laut Indonesia. Dari aspek budidaya perikanan air tawar (patin, nila dan lele), analisis spasial kesesuaian lahan untuk budidaya di beberapa lokasi minapolitan menunjukkan angka yang beragam. Untuk lele di Kabupaten Bogor (Jawa Barat) kategori lahan yang sesuai luasnya hanya sekitar 31 % (8.789 ha); untuk patin di Kabupaten Banjar (Kalimantan Selatan) menunjukkan kategori sangat sesuai di 15.330 ha (56%); dan untuk pengembangan nila dalam KJA (karamba jaring apung) di Danau Batur (Bali), hampir seluruh potensi perairan di danau ini masuk dalam kategori sangat sesuai (270 ha). Dari hasil riset dan kegiatan perekayasaan, tersedia berbagai pilihan teknologi untuk eksplorasi maupun eksploitasi sumberdaya kelautan dan perikanan. Peneliti di Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) berhasil merancang “wahana benam bawah laut” berukuran mini, yang disebut mini ROV (Remotely Observation Vehicle), yang dapat digunakan sebagai “mata” observasi bawah laut, serta pelampung (buoy) “PLUTO” untuk pemantauan kualitas perairan pantai, pesisir, waduk/kolam/tambak dan Laut. Temuan ini tentunya dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai tuntutan kebutuhan. 3 DIPOLE MODE : DI DARAT JADI BENCANA, DI LAUT MEMBAWA “BERKAH” Perspektif Indian Ocean Dipole Mode (IOD) merupakan gejala penyimpangan iklim akibat interaksi laut-atmosfer di Samudra Hindia. IOD “positif ” dicirikan dengan adanya anomali suhu permukaan laut (SPL) lebih hangat dari normalnya di bagian barat Samudra Hindia (timur Afrika) dan lebih dingin dari normalnya di bagian timur Samudra Hindia (barat Sumatera). Pada fase “positif ”, di wilayah timur Afrika curah hujan meningkat bahkan terjadi banjir, sedangkan di wilayah kepulauan Indonesia (timur Samudra Hindia/Sumatera) terjadi kekeringan. Pada fase “negatif ” terjadi sebaliknya, SPL di perairan Indonesia menghangat dan terjadi curah hujan tinggi (banjir), sementara di wilayah Afrika terjadi kekeringan. The Indian Ocean Dipole Mode (IOD) is an inter-annual phenomenon in Indian Ocean. IOD is a bipolar structure that characterized by the anomaly of sea surface temperature (SST) to normal. The impact of phenomenon are influence to several oceanographyc parameters, including of upwelling processes with intensive in these waters. The impact of upwelling while the positive IOD event produced higher primary productivity (chlorophyll-a concentration). During this periods there has been observed some significan increase on the catch of fishermen who landed at severals landing places in western Sumatera (Lampulo, Sibolga, Air Bangis, Padang, Bungus, Painan, and Bengkulu). The understanding of this phenomenon, can serve as the basis of forcasting in management of fisheries resources in this region. Dampak Dampak IOD “positif ” di daratan sangat merugikan, yaitu kemarau panjang diikuti kebakaran hutan akibat kekeringan, juga kegagalan panen pertanian. Pada bidang peternakan, hal ini dapat mempengaruhi produksi daging, telur dan susu, akibat sulitnya mendapatkan pakan dan air. Pada fase”negatif ”, selain kegagalan panen akibat terendam banjir, periode musim tanam juga pergeser, berpengaruh kepada ketersediaan dan ketahanan pangan lokal maupun nasional. 4 Lalu bagaimana di lautan? Pada fase “positif ”, terjadi peningkatan intensitas upwelling (naiknya massa air dari dasar ke permukaan) yang kaya nutrien, sehingga perairan menjadi sangat subur (klorofil-a tinggi). Peningkatan klorofil-a identik dengan melimpahnya fitoplankton, menandakan tingginya produktivitas primer perairan, yang akan diikuti dengan melimpahnya sumberdaya ikan. Temuan Korelasi antara peningkatan produktivitas primer akibat upwelling dengan kelimpahan sumberdaya ikan, dapat dijelaskan bahwa dengan terjadinya peningkatan kesuburan perairan memacu pertumbuhan fitoplankton sebagai pakan zooplankton. Selanjutnya zooplankton menjadi pakan utama bagi jenis-jenis ikan kecil, yang diikuti dengan proses makan memakan (rantai makanan) oleh ikan berukuran sedang, ikan berukuran besar, dan seterusnya. Dibuktikan, pada saat IOD “positif ” hasil tangkapan nelayan yang beroperasi di barat Sumatra, mulai dari Lampulo (Aceh); Sibolga (Sumatera Utara); Air Bangis, Bungus/Padang, Painan (Sumatera Barat) dan Bengkulu meningkat tajam. Peluang Aplikasi Pemahaman terhadap fenomena IOD, dan dampak positifnya terhadap kesuburan perairan serta kelimpahan sumberdaya ikan, sangat dibutuhkan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di perairan barat Sumatera. Untuk jangka panjang, dapat dijadikan dasar forecasting pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap secara berkelanjutan, khususnya di Samudra Hindia. Inovator/ Peneliti Nama : Khairul Amri ([email protected]) Instansi : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Muara Baru Alamat : Jl. Muara Baru Ujung, Kompleks Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru - Jakarta Utara 14440 5 TUNA SAMUDRA HINDIA : JENIS, POTENSI, DAN PELUANG PEMANFAATANNYA Perspektif Perairan Samudra Hindia WPP 572 (barat Sumatra) dan WPP 573 (selatan JawaBali-Nusatenggara) kaya sumber daya ikan pelagis besar kelompok tuna. Pemanfaatannya tidak dibatasi di dalam perairan zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEEI) saja, dapat juga melampaui batas-batas ZEEI, meliputi seluruh kawasan Samudera Hindia. Akan tetapi, pemanfaatan sumber daya ikan tuna di luar perairan ZEEI oleh nelayan Indonesia, hanya dapat dilakukan dan diakui masyarakat internasional bila bergabung dalam organisasi pengolalaan perikanan regional atau Regional Fisheries Management Organization (RFMO). Samudra Hindia merupakan wilayah kompetensi (competent area) bagi 2 (dua) RFMO, yaitu Commission for the Conservation of the Blue Fin Tuna (CCSBT) dan Indian Ocean Tuna Commission (IOTC). Waters of the Indian Ocean has vast potential of tuna resources, ranging from yellowfin (Thunnus albacares), big eye (Thunnus obesus), Albacore (Thunnus allalunga), southern bluefin tuna (Thunnus macoyii), and gray (Thunnus tonggol) and skipjack (Katsuwonus pelamis). In addition, there is also a group of coastal tuna (neritic tuna) in the form of the types of cob: krai (frigate tuna / Auxis thazard), gray (longtail tuna / Thunnus tonggol), Komo (Eastern litle tuna / Euthynnus ), and cigar (Bullet tuna / Auxis rochei). The landing bases of this species spread from western Sumatra, south of Java, Bali and Nusa Tenggara to the south. National Stock Commission study results show over-exploitation on big eye tuna stocks, full-exploitation on albacor and yellowfin while skipjact remains moderately exploited. Jenis-Jenis Sumberdaya Jenis-jenis tuna di Samudra Hindia adalah: madidihang (Thunnus albacares), tuna mata besar (Thunnus obesus), albakora (Thunnus allalunga), tuna sirip biru selatan (Thunnus macoyii), dan tuna abu-abu (Thunnus tonggol) serta cakalang (Katsuwonus pelamis). Selain itu, juga terdapat kelompok neritic tuna atau tuna pantai: tongkol krai (frigate tuna/Auxis 6 thazard), tongkol abu-abu (longtail tuna/Thunnus tonggol), tongkol komo ( Eastern litle tuna/), dan tongkol lisong (Bullet tuna /Auxis rochei). Basis pendaratannya menyebar sepanjang wilayah yang berbatasan dengan perairan tersebut, mulai dari barat Sumatra, selatan Jawa, bahkan sampai selatan Bali dan Nusatenggara. Hasil Kajian Kajian aspek biologi dan tingkat pemanfaatannya bisa digunakan untuk menduga optimasi pemanfaatannya dan mendukung program industrialisasi perikanan di wilayah ini. Di selatan Jawa, jumlah armada perikanan tuna cenderung terus meningkat, terutama kelompok ukuran 10-30 GT yang banyak beroperasi di perairan teritorial. Volume produksi tuna, tongkol dan cakalang mengalami tren produksi berfluktuatif. Hasil kajian Komisi Stok Ikan Nasional menunjukaan bahwa stok tuna mata besar sudah over exploited, albakora dan madidihang sudah fully exploited, hanya cakalang yang pemanfaatannya masih dalam tingkat moderate (KepMen KP nomor 45/Men/2011). Peluang Industrialisasi Perikanan tuna Samudra Hindia dibagi dua,yaitu tuna industri dan artisanal. Tuna industri dieksploitasi menggunakan alat tangkap tuna long line, dengan tujuan menangkap tuna besar untuk ekspor pada kedalaman di atas dan di bawah lapisan termoklin (kedalaman 100 s.d 300 m). Sedangkan perikanan tuna skala rakyat, menggunakan alat tangkap artisanal (gill net, payang, tonda, dan pukat cincin), menangkap tuna berukuran kecil (baby tuna), cakalang dan jenisjenis tongkol. Sampai saat ini, industri perikanan tuna Indonesia masih sangat membutuhkan pasokan bahan baku tuna dari Samudra Hindia. Inovator/ Peneliti Nama : Tim Peneliti BPPL dan P4KSI Instansi : Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan (P4KSI) Alamat : Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur,Jakarta Utara 7 STATUS STOK PERIKANAN TUNA SAMUDRA PASIFIK Perspektif Sumberdaya perikanan pelagis besar yang tertangkap di perairan Samudra Pasifik bagian barat (wilayah Indonesia termasuk Laut Sulawesi) memiliki nilai ekonomis tinggi, terdiri dari kelompok tuna, skipjack tuna, shark, tenggiri, setuhuk, tongkol, Karena lokasinya berbatasan dengan negara lain, pemanfaatannya berpotensi konflik dengan negara tetangga antara lain Philipina dan Malaysia, serta negara-negara Pasifik Barat. Oleh karena itu pengelolaannya dilakukan secara khusus. Pemanfaatan sumber daya ikan di Samudera Pasifik dikelola oleh organiasi regional WCPFC (Western Central !"). 8 Large pelagic fish resources in the western Pacific Ocean (parts of Indonesia including Sulawesi Sea) has a high economic value, consisting of a group of tuna, skipjack tuna, shark, mackerel, setuhuk, tuna, swordfish, fishing voyage, short bill and sperm fish. Due to its location adjacent to other countries (Philippines and Malaysia, and western Pacific countries), its use may raise conflict hence requires comprehensive management under regional organization, WCPFC (Western Central Pacific Fisheries Commission). An estimated annual catches data (2009-2011) shows a decrease in the catches of longline while purse seine catches was relatively stable but the composition of yellowfin tuna (yellowfin) and bigeye tuna declined. Skipjack resources in the Sulawesi Sea (2012) experienced overfishing, thus it urgently requires sustainable management in order to maintain the sustainability of resources. Tingkat Pemanfaatan Data estimasi hasil tangkapan tahunan dari perairan Samudera Pasifik wilayah Indonesia menunjukkan terjadinya penurunan hasil tangkapan dari alat tangkap longline dari tahun 2009 – 2011. Pada periode ini tangkapan purse seine relatif stabil, tetapi komposisi # (madidihang) dan bigeye tuna (tuna mata besar) menurun. Jika dilihat dari kompoisisinya, komposisi hasil tangkapan longline di dominasi # yaitu sebesar 92% dan sisanya bigeye tuna. Sementara komposisi hasil tangkapan purse seine didominasi skipjack (cakalang) 93%, # 6%, dan bigeye 1%. Adapun komposisi hasil tangkapan pole and line didominasi skipjack 94%, # 3%, dan bigeye 3%. Kajian Akustik Hasil survei akustik menunjukkan schooling ikan pelagis besar di Laut Sulawesi banyak ditemukan di bagian utara P. Sangihe dan P. Siauw, dengan persentase terbesar terdapat pada strata kedalaman 200-250 m, sedangkan terkecil pada strata 100-150 m. Dari data oseanografi (suhu dan salinitas) diketahui bahwa perairan di lokasi tersebut memiliki suhu lebih rendah dan salinitas tinggi, mengindikasikan massa airnya merupakan bagian massa air Samudera Pasifik. Indikator Biologi Dari analisis data pendaratan, terlihat kecenderungan ikan cakalang yang tertangkap di Laut Sulawesi memiliki nilai Lc (ukuran panjang pertama kali tertangkap) lebih kecil dari pada Lm (ukuran panjang ikan yang matang gonad), yang berarti bahwa ikan yang tertangkap belum matang gonad dan prosentase tertangkapnya fase juwana lebih tinggi dibanding periode bulan lainnya. Artinya, kondisi sumberdaya cakalang di Laut Sulawesi telah mengalami tekanan penangkapan, sehingga perlu dilakukan pengaturan penangkapan agar keberlangsungan sumberdaya dapat terjaga. Inovator/ Peneliti Nama : Tim Peneliti BPPL dan P4KSI Instansi : Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan (P4KSI) Alamat : Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur,Jakarta Utara 9 ROV MINI, “MATA” OBSERVASI BAWAH LAUT Perspektif Lingkungan laut kita memiliki kekayaan sumberdaya yang potensial. Alam bawah laut, merupakan salah satu ekosistem yang selama ini belum banyak digali dan belum terpetakan secara utuh. Padahal, dari waktu ke waktu aktivitas observasi bawah laut semakin meningkat intensitasnya. Namun keterbatasan fisik manusia dan lingkungan laut yang berbahaya, membuat aktivitas observasi bawah air menjadi terbatas. Bagaimana solusinya? The mini ROV (remotely observation vehicle) has made to operate in specific conditions. Its specifications are 150 depth operation ability, 4 hours working battery, 12 kgs weight only, high definition video camera, and water quality sensors. The ROV can assist activities such as ship’s hull observation, offshore platform observation, fish cage observation, and reefs monitoring, etc. Keunggulan Teknologi Mini ROV (remotely observation vehicle) adalah teknologi yang dapat membantu manusia melakukan aktivitas observasi, inspeksi dan survei bawah laut dengan aman, mudah dan murah. Alat yang prinsip kerjanya mirip kapal selam ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu: 9Dapat beroperasi hingga kedalaman 150 meter 9Memiliki sistem baterai internal yang dapat diisi ulang dan dapat menggerakkan sistem hingga 4 jam pemakaian. 9Bentuk sangat kompak dengan berat hanya 12 kg, sehingga memudahkan proses mobilisasinya 9Dilengkapi dengan kamera yang dapat menghasilkan gambar dan video dengan kualitas HD (High Density). 9Dilengkapi dengan sensor ukur kualitas lingkungan perairan. 10 Peluang Aplikasi Mini ROV adalah wahana observasi dibawah permukaan laut portable yang efektif memiliki fitur yang unik. Digerakkan oleh baterai yang dapat dioperasikan pada area yang sulit dijangkau secara manual. Peralatan ini memiliki bobot yang ringan, hanya 12 kg, dilengkapi kamera dengan kualitas tinggi (high quality color camera/HD) dan HD LED Video Screen. Inovator/ Peneliti Nama : Budhi Gunadharma G. Instansi : Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) Alamat : Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur, Jakarta Utara Email : [email protected] 11 BUOY PLUTO WAHANA PEMANTAU AIR KOLAM, TAMBAK DAN WADUK Perspektif Agar mudah mengamati karakteristik ekosistem perairan baik di laut, pesisir dan danau diperlukan wahana yang bisa dijadikan tempat “menaruh” berbagai komponen pengukur kualitas air. Komponen tersebut bisa berupa sensor pencatat data, batere, pemancar sinyal dan panel solar-cell (sel surya). Menjawab kebutuhan tersebut, Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) merancang dan memproduksi wahana pelampung (buoy) yang dinamakan PLUTO (Perairan selaLU termoniTOr). The water quality monitoring – at sea or lake – require a water-proof slot for devices. The devices are sensors, data logger, solar-cell panel, and radio transmitter. Innovation had been made for water-proof slot, commonly called buoy. The buoy made of aluminum material, load capacity 45 kg and proven to endure for 2 years. It is called PLUTO buoy. Keunggulan Teknologi Pelampung (buoy) PLUTO terbuat dari aluminium dengan kapasitas muatan peralatan sebesar 45 kg. Sudah teruji bertahan di laut mendekati dua (2) tahun tanpa mengalami kebocoran. Beberapa keunggulan buoy PLUTO adalah sbb: dimanapun di Indonesia akan mudah dilakukan. 12 Peluang Aplikasi Buoy PLUTO ini dapat diaplikasikan antara lain untuk: Perikanan laut: pemantauan kualitas perairan budidaya Tuna, Rumput laut, Ikan Kerapu, dan Bandeng. Perikanan darat: pemantauan kualitas air di Waduk (Cirata, Jatiluhur, dan Saguling), danau (Toba, Maninjau, Kerinci). Perikanan pesisir: pemantauan kualitas air di tambak udang (Lampung dan Pantura Jawa) Inovator/ Peneliti Nama : Handy Chandra Instansi : Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) Alamat : Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur,Jakarta Utara Email : [email protected] 13 UDANG WINDU: MENCARI SUMBER INDUK BARU Perspektif Tingginya harga induk membebani biaya operasional industri perbenihan udang di tengah lesunya budidaya udang saat ini. Inventarisasi sumber induk termasuk karakterisasi secara morfologi dan genetika perlu dilakukan untuk memecahkan masalah penyediaan induk udang alami hasil tangkapan di laut, untuk industri perbenihan, dan sekaligus mendorong berkembangnya budidaya udang windu di Indonesia. Udang windu tidak suka mengelompok atau berkumpul (schooling) seperti halnya udang jerbung. Populasi udang ini lebih banyak di perairan yang ada tumbuhannya, misalnya padang lamun (sea grass), menyenangi dasar perairan berpasir atau pasir berlumpur. Pada siang hari lebih banyak membenamkan diri (burrowing) di dasar perairan dan malam hari udang windu bergerak lebih aktif. Udang windu dewasa umumnya berada pada kedalaman 30-40 m. Perairan Kalimantan Timur dan Kep. Aru merupakan salah satu lokasi alternatif sumber induk. Kategori udang windu yang termasuk induk adalah yang berkelamin betina dan sudah matang telur (TKG III dan IV). 14 The high price of brood-stock in shrimp seed industry pose a major hurdle for the development of the industry. Inventory of parent resources including morphological and genetic characterization may become a solution to the deminishing natural stocks of parents from the sea. East Kalimantan waters and Aru Islands are two of the main sources of new alternative locations. Shrimps to be categorized as qualified broodstock parent includes androgynous females with mature eggs (TKG III and IV). Swept area method shows potential yield of shrimp in the waters of East Kalimantan ranges from 1.31 to 11.9 tonnes, about 0.5 to 4.9 tons (3313-32471 shrimps) of which are already mature in gonads and constituting tiger shrimp potential. Aru Islands have an estimated potential of 10.17 tons of shrimp. Based on the estimation of the first term mature individuals, the estimated potential of the parent amounted to 4.24 to 5.8 tons (30.525 shrimps). Hasil Kajian - Kalimantan Timur Laju tangkap udang windu di perairan Timur Kalimantan dengan alat tangkap dogol berkisar 0,1 kg – 0,45 kg/jam dengan kepadatan 1,18 kg – 4,21 kg/km2 pada daerah penangkapan seluas 3.956 km2. Panjang karapas pertama kali tertangkap ($) adalah 52,5 mm. Analisis berdasarkan data frekwensi panjang karapas diperoleh nilai Lm (lenght maturity/panjang pertama kali matang gonad) pada ukuran 45,9 mm. Dengan metode swept area diperoleh potential yield (potensi) udang windu berkisar 1,31 – 11,9 ton. Berdasarkan tingkat kematangan gonad, sekitar 0,5 4,9 ton diantaranya merupakan potensi induk windu. Jika rata-rata berat induk betina berdasarkan matang telur 150,9 gram, maka potensi induk windu yang ditemukan dalam penelitian ini diperkirakan 3.313 – 32.471 ekor. Ditinjau dari nilai Lm, diperoleh estimasi potensi induk berkisar 0,7 – 6,6 ton. Lokasi sebarannya berada di perairan timur Balikpapan dan timur Kabupaten Paser. - Kepulauan Aru Di perairan sebelah barat kep. Aru, usaha penangkapan udang windu umumnya menggunakan alat tangkap mini trawl dengan armada berkukuran 5-10 GT. Daerah penangkapan nelayan Dobo terdapat di sekitar perairan P. Babi, P. Wasir dan P. Ujir. Laju tangkap sebesar 0,12 kg/jam dengan kepadatan 2,34 kg/km2 pada daerah penangkapan seluas 4226,45 km2. Diduga potensi udang windu sebesar 10,17 ton. Panjang karapas pertama kali tertangkap (lengthat $) adalah 46,0 mm. Penghitungan kategori induk udang windu dilakukan melalui dua pendekatan yaitu berdasarkan nilai panjang pertama kali matang gonad (Lm) dan matang gonad (TKG III dan IV). Berdasarkan nilai Lm (45,52 CLmm) pada udang windu diperoleh estimasi potensi induk sebesar 5,8 ton, sementara berdasarkan kematangan gonad diperoleh estimasi potensi induk sebesar 4,24 ton. Jika rata-rata berat induk betina berdasarkan matang telur 138,9 gram, maka potensi induk windu diperkirakan berjumlah 30.525 ekor. Inovator/ Peneliti Nama : Tim Peneliti Udang BPPL ([email protected]) Instansi : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Muara Baru Alamat : Jl. Muara Baru Ujung, Kompleks Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru - Jakarta Utara 14440 15 MENGENAL LEBIH DEKAT RUMPUT LAUT: MANFAAT DAN EKOSISTEMNYA Perspektif Rumput laut l merupakan y hidup ganggang yang termas divisi di laut, termasuk Berbagai jenis rumput laut ada di Indonesia, terbagi berdasarkan sifat tanamannya. Thalus yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras mengandung zat kapur (calcareous), lunak bagaikan tulang rawan (cartilagenous) dan berserabut (spongeous). Bisnis rumput laut mempunyai prospek yang cukup baik, mengingat periode pemeliharaan yang sangat pendek, yaitu sekitar 45 hari. Jika pengolahan terjamin, maka diperkirakan rumput laut adalah komoditas masa datang. Euchema cottonii or known by Kappaphycus alvarezii which widely cultured in Indonesia is caragenan source. Environment condition influences the quality of carrageenan produced. The ideal location for seaweed cultured is covered area from typhoon and big wave with water temperature range of 20-28o C. Water depth level is 2-15 m, with water salinity of 28-35 ppt and rich with micro and macro nutrients. Hasil Kajian Jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan diantaranya adalah Eucheuma cottonii atau dikenal sebagai Kappaphycus alvarezii sebagai sumber karaginan. Keberhasilan budidaya rumput laut tergantung pada lokasi yang tepat, yang mempengaruhi daya hidupnya dan mutu kandungan karaginan. Wilayah pesisir yang terlindung dari angin dan ombak yang kuat (arus < 20-40 m/detik), dengan dasar bebas dari lumpur merupakan lokasi yang cocok bagi . Kedalaman air laut antara 2-15 m pada saat surut terendah. Suhu perairan yang cocok adalah 20-28°C dengan fluktuasi harian maksimum 4°C. Tingkat kecerahan yang tinggi tidak kurang dari 5 meter. Salinitas perairan yang dianjurkan 16 untuk budidaya rumput laut adalah 28- 35 ppt. Mengandung cukup makanan berupa makro dan mikro nutrien. Kandungan fosfat sangat baik bila berada pada kisaran 0,10-0,20 mg/1, sedangkan nitrat dalam kondisi berkecukupan biasanya berada pada kisaran antara 0,01- 0,7 mg/1. Peluang dan Manfaat Dengan diketahui manfaat dan persyaratan ekosistem untuk pertumbuhan rumput laut yang baik, maka budidayanya dapat lebih dikembangkan lebih jauh. Budidaya rumput laut termasuk bisnis yang menjanjikan, mengingat masa tanam rumupt laut yang sangat singkat, yaitu sekitar 45 hari sudah dapat dipanen hasilnya. Inovator/ Peneliti Nama : Petrus Rani P. Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Alamat : Jl. Raya Ragunan No. 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540 Email : [email protected] Hp. : 0852-1620-7601 17 BANDENG, KOMODITAS DENGAN DAYA TOLERAN TINGGI Perspektif Usaha budidaya bandeng sudah banyak dilakukan oleh para pembudidaya. Komoditas ini tidak hanya dikenal di Indonesia, bahkan masyarakat Filipina sangat menyukainya. Pengetahuan ekosistem dan daerah penyebarannya sangat membantu pembudidaya untuk mendapatkan benih alam yang bermutu baik. Milkfish is the only one of Chanidae family which still exist. Distribution area of this fish is all of open wáter in Indonesia. The young fish which just hatched live in sea for 2-3 weeks, and then mígrate to swamp area, brackhis wáter and lake wáter. When become mature fish, this fish come back to the sea for spawning. Milkfish culture is not only conducted in brackhis wáter but also in open fresh wáter such as Jatiluhur and Cirata reservoir by adaptation. Hasil Kajian Ikan bandeng merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam familia Chanidae. Ikan ini hidup bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan koral seperti di Samudera Hindia dan Pasifik. Penyebaran ikan bandeng meliputi seluruh perairan Indonesia utamanya di daerah Jawa, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Jakarta dan Jogjakarta. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut selama 2-3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau, daerah payau dan kadangkala di danau-danau. Bandeng baru kembali ke laut lagi kalau dewasa untuk berkembang biak. Pembudidayaan bandeng dilakukan dengan memanfaatkan perairan payau dan pasang surut. Selain itu, melalui proses adaptasi, ikan bandeng juga banyak dipelihara di perairan tawar seperti di waduk Ir. H. Juanda, Jatiluhur dan waduk Cirata, Jawa Barat. 18 Peluang Manfaat Ikan bandeng dapat dijadikan model bisnis budidaya komoditas yang memanfaatkan hampir seluruh wilayah perairan di Indonesia. Peluang ini akan dapat dimanfaatkan dengan baik jika pasarnya tersedia cukup besar. Inovator/ Peneliti Nama : Usman, Neljte N. Palinggi, Kamaruddin, Noor Bimo Adhiyudanto, Naftali Kabangnga, Asda Laining Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya (P4B) Alamat : Jl. Raya Ragunan No. 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan12540 Email : [email protected] Telp. : 0411-371544/45 19 SELUK BELUK IKAN PATIN, SI KUMIS SAUDARA LELE Perspektif Usaha budidaya ikan patin banyak tersebar di daerah Sumatera dan Kalimantan. Dewasa ini mulai merambah ke pulau Jawa, namun belum banyak berkembang. Kendala utama dari budidaya ikan patin adalah jangka waktu pemeliharaan yang relatif lama, yaitu mencapai 7-8 bulan. Pengenalan terhadap berbagai aspek ikan patin merupakan langkah awal yang penting dalam mendorong kesuksesan budidaya ikan patin. Name of Patin is used for all species members of Pangasidae, one of them is Pangasius jambal or patin jambal which famous in Indonesia. This fish lives in a big river or estuary area. Patin is categoryzed into nocturnal fish, omnívora fish, and it has spesific spawning season i.e. during rain season (November-Maret). Nomurous feed can be used to patin is worm, insect, shrimp and others. Hasil Kajian Ikan patin adalah nama lokal untuk ikan asli Indonesia yang memiki nama ilmiah Pangasius pangasius. Sekarang nama patin digunakan untuk ikan keluarga adalah nama ilmiah patin siam, karena berasal dari Siam (Thailand). Pangasius djambal, adalah nama ilmiah untuk patin jambal, yang merupakan patin asli Indonesia. Ikan ini termasuk jenis ikan demersal atau ikan yang hidup di dasar perairan dengan ciri fisik bentuk mulutnya yang lebar, persis seperti ikan demersal pada umumnya. Habitatnya di sungai-sungai besar dan muaramuara sungai. Ikan patin termasuk hewan nocturnal/aktif di malam hari. Ikan ini kawin secara musiman dan sangat sulit memijah di kolam atau wadah budidaya. Hanya sekali memijah dalam satu tahun, yaitu pada musim hujan (November-Maret). Ikan patin bersifat omnívora (pemakan segala). 20 Malam hari ia akan keluar dari lubangnya dan mencari makanan berupa renik yang terdiri dari cacing, serangga, udang sungai, jenis-jenis siput dan biji-biji-an. Sedangkan untuk larva patin yang dipelihara pada kolam-kolam maupun akuarium dapat diberikan makanan alami seperti artemia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Peluang Manfaat Pengembangan budiaya ikan patin dapat ditingkatkan dengan penyediaan benih yang kontinu sepanjang tahun. Penyediaan pakan alami saat larva, merupakan salah satu kunci sukses dalam budidaya ikan patin Inovator/ Peneliti Nama : Sri Pudji, Sularto, Wahyu Pamungkas dan Ika Nurlaela Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya (P4B) Alamat : Jl. Raya Ragunan No. 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan12540 Email : [email protected] Telp. : 0260-520500 21 KESESUAIAN LAHAN IKAN PATIN DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN BANJAR Perspektif Salah satu kabupaten yang mempunyai prospek untuk budidaya ikan patin adalah daerah Banjar. Kesuksesan dalam budidaya sangat tergantung pada ketepatan dalam memilih lokasi untuk memelihara ikan tersebut, baik secara teknis maupun secara bisnis. Keakuratan dalam memilih lokasi dapat dibantu dengan menggunakan teknologi GIS yang dikombinasikan dengan hasil pengamatan kualitas air pada titik tertentu dengan koordinat yang dipilih. Banjar región is known well as a center of patin production area which obtain about 12,207 ton in 2010. Some district in Banjar region is decided into a Minapolitan area. Wáter condition in Minapolitan area is good to support the development of patin culture with result of spacial analysis of 56% of total area of minapolitan in Banjar región. Hasil Kajian Kabupaten Banjar merupakan salah satu sentra produksi ikan patin di Kalimantan Selatan. Produksinya pada tahun 2010 mencapai 12.207,30 ton atau memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi secara nasional sebesar 23,9 %. Wilayah minapolitan Kabupaten Banjar telah ditetapkan, yaitu di desa Cindai Alus sebagai sentra pengembangan, sedangkan kawasan penyanga meliputi desa Tungkaran, desa Sungai Sipai, desa Sungai Rangas Hambuku, desa Sungai Batang Ilir dan desa Pengagalaman. Kondisi kualitas perairan di wilayah minapolitan masih mendukung untuk pengembangan budidaya ikan patin. Análisis spasial kesesuaian lahan menunjukkan sekitar 56% ( 15.330 ha) dari total 27.070 ha dapat dikategorikan sesuai untuk budidaya ikan patin 22 Peluang Manfaat PETA AKHIR KESESUAIAN LAHAN DI BANJAR Pada daerah yang sudah dilakukan pemetaan ini, selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk usaha budidaya ikan patin Inovator/ Peneliti Nama : Nyoman Radiata Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya (P4B) Alamat : Jl. Raya Ragunan No. 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan12540 Email : [email protected] Hp. : 0813-1902-2210 23 PRODUKSI GARAM TANPA PENGARUH VARIABILITAS IKLIM Perspektif Industri garam g di t Indonesia telah berlangsung sejak jaman pe penjajahan VOC Belanda, dengan se sentra di Pati, Jawa Tengah dan sekitarnya. Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan daerah sentra garam adalah di sepanjang pantai utara Jawa hingga Madura, serta Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Tahun 2013 dilakukan ekstensifikasi ladang garam di Nusa Tenggara Timur yakni di Sumba Timur. Sampai saat ini, petani garam di Indonesia sangat bertumpu kepada sinar matahari dan musim kering yang dibawa oleh monsoon barat. Walaupun di wilayah tropis sinar matahari selalu kontinyu (rerata 12 jam sehari), tetapi kondisi meteorologi lokal seperti evaporasi, curah hujan dan kelembaban udara sangat berpengaruh kepada masa produksi garam. Kondisi salinitas air laut sebagai bahan baku juga penting diperhatikan, selain hal teknis pembuatan ladang garam. 24 Salt industries in Indonesia have flourished in almost northwest Java, Madura and up to Nusa Tenggara. Generally, the production is highly influenced by oceanclimatic variability, such as monsoon in Asia-Australia region, El Nino Southern Oscillation (ENSO) and Indian Ocean Dipole (IOD). In 2010, a strong La Nina occurred in Asia-Australia region brought early wet season causing a massive failure in national salt production. Research and Development Center for Marine and Coastal Resources has conducted extensive studies since 2002 to obtain an effective technology to improve national salt and increase economical added value products upon salt production independent on seasonal variations, among others: locating new areas as solar salt-fields which are less influenced by climatic variations and finding potential salt co-products during the productions. Variabilitas Iklim dan Fenomena Regional Lokasi sentra garam di atas, sangat dipengaruhi oleh monsoon (iklim) regional Asia-Australia dan iklim ini merupakan kebutuhan dasar untuk pembuatan garam. Fenomena regional lain yang menambah keunikan variabilitas iklim-laut adalah El Nino Southern Oscillaction (ENSO) dari Samudera Pasifik dan Indian Ocean Dipole (IOD) dari Samudera Hindia. Awal musim penghujan yang patut diwaspadai berdasarkan prakiraan klimatologis di sentra-sentra garam sepanjang pantai utara Jawa hingga Nusa Tenggara berturut-turut bergerak dari barat ke timur: Cirebon (November), Indramayu (November/Desember), Pati (November), Rembang (Rembang), Gresik (November), Pamekasan (November/ Desember), Sumenep (November/Desember), Lamongan (November), kemudian Bima (Desember) di Nusa Tenggara Barat, dan Nagekeo (November) serta Sumba Timur (November/Desember), di Nusa Tenggara Timur. Dampak Terhadap Produksi Tahun 2010, musim penghujan datang lebih awal dari normalnya, berlangsung mulai April-Mei dan Juli-Desember. Pada kedua periode terjadi adalah kondisi La Nina, akibatnya terjadi kegagalan panen garam secara nasional. Pada kondisi normal, panen garam dilakukan sekitar Juli dan Oktober/November. Solusi Riset Bagaimana menyiasatinya? Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir, sejak tahun 2002 telah melakukan penelitian dan pengembangan terkait upaya intensifikasi dan ekstensifikasi produksi garam. Salah satunya mencari solusi iptek untuk peningkatan produksi garam dan produk turunannya tanpa terpengaruh oleh kondisi variabilitas dan perubahan iklim. Konsep utama yang diusung adalah suatu teknologi yang mampu memanfaatkan air laut menjadi garam dan limbah produksi garam menjadi produk turunannya berupa mineral. Inovator/ Peneliti Nama : Tim Peneliti Garam Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Alamat : Jl. Pasir Putih 1, Komplek Bina Samudera, Ancol Timur Jakarta 14430 Tel.: 021-64711583, Fax.: 021-64711654, Email: [email protected] 25 KESESUAIAN LAHAN UNTUK TAMBAK GARAM Perspektif Dalam proses produksi garam ddiperlukan kondisi lin lingkungan yang optimal untuk dapat menghasilkan pro produk garam berkualitas baik. Parame Parameter lingkungan tersebut berpengaruh terhadap kualitas dan jumlah panen yang dihasilkan. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap produksi garam antara lain aspek ekologi dan lahan. An optimum condition of the environment is important and plays a key role in salt production process in order to get high quality products. Environmental aspects two of which are ecology and land area contribute and determine the final salt products both quantity and quality. Locations recommended for salt production in ponds are locations with stable area and/or free/less affected from natural disaster. Aspek Ekologis Aspek ekologis yang terkait dengan proses produksi garam meliputi: sumberdaya air laut, pasang surut, iklim dan cuaca (angin, kelembaban udara, curah hujan, evaporasi, dan lama penyinaran matahari). Sedangkan aspek lahan meliputi: topografi dan sifat fisis/tekstur tanah. Selain itu, kondisi lahan/tanah untuk penggaraman harus mempertimbangkan: ketinggian lahan dari permukaan laut, kehidupan hewan/tumbuhan di sekitarnya, dan potensi bencana alam. Secara lebih spesifik, 4 aspek ekologis utama yang penting dalam produksi garam seperti sumberdaya air laut, iklim dan cuaca, kondisi tanah dan potensi kebencanaan, lebih lengkapnya adalah sebagai berikut: a. Sumberdaya Air Laut Air laut merupakan bahan baku utama untuk produksi garam memiliki kriteria: 1. Kadar garam rata-rata 3 – 3,5 Be. 2. Tingkat kejernihan air laut dapat menentukan mutu bahan baku: polusi antropogenik, zat kimia, dan lumpur; 26 ! lahan garam sebaiknya terletak jauh dari sumber polutan seperti daerah industri, pelabuhan, pemukiman, pertanian maupun kota besar; Derajat keasaman (pH) air laut yang ideal berkisar 7 – 8 sebagai nilai normal; "asang surut air laut, sebaiknya tidak lebih dari 1 meter, hal ini terkait erat kondisi kelandaian lahan terhadap sumber bahan baku air laut. b. Iklim dan Cuaca Parameter iklim dan cuaca yang menentukan produksi garam: curah hujan dibawah 50 mm/dekade, kecepatan angin minimal 5 mm/detik, kelembaban udara dibawah 70 %, dan lama penyinaran matahari yang optimal menyebabkan tingginya tingkat penguapan. c. Kondisi Tanah Kondisi tanah yang perlu diperhatikan: kelandaian topografi dan sifat fisis/tekstur tanah. Topografi yang landai memungkinkan fenomena pasang surut dapat menjangkau seluruh areal lahan garam untuk memastikan pasokan air laut sebagai bahan baku terpenuhi. Kondisi tekstur yang berpori semakin kecil menjadikan tanah kedap air, sehingga sangat baik untuk proses produksi. Tabel di bawah ini menunjukkan tingkat kesesuaian tekstur tanah untuk produksi garam. d. Bencana Alam Lokasi tambak garam yang direkomendasikan diusahakan di daerah yang terbebas dari bencana alam seperti banjir, gempa dan gelombang pasang. Tabel. Tingkat Kesesuaian Tekstur Tanah Untuk Produksi Garam Tekstur Tanah Permeabilitas Kelayakan Lempung (Clay) Kedap air Sangat baik Lempung pasiran (Sandy clay) Kedap air Baik Liat $% Semi kedap air Sedang Lanau (Silt)y Semi kedap air Jelek Inovator/ Peneliti Nama : Tim Peneliti Garam Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Alamat : Jl. Pasir Putih 1, Komplek Bina Samudera, Ancol Timur Jakarta 14430 Tel.: 021-64711583, Fax.: 021-64711654, Email: [email protected] 27 MENGENAL TEKNOLOGI PEMBUATAN GARAM Perspektif Teknol pembuatan Teknologi garam yyang umum dilakukan petani garam adalah dengan metode penguapan air laut menggunakan tenaga surya, penguapan air laut/ air garam dengan direbus ( memerlukan bahan bakar), elektrodialisis (ionexchange membrane) dan dengan metode penambangan garam dari batuan garam (rock salt). Produksi garam di Indonesia sebagian besar melalui metode penguapan air laut, hanya di beberapa lokasi yang menggunakan sistem perebusan, seperti di Aceh. Metode yang digunakan oleh petani garam saat ini sebenarnya adalah metode warisan dari 3 (tiga) metode klasik yang sangat tergantung pada iklim (musim kering/kemarau) dan penyediaan air. There are several methods commonly used by salt farmers to produce salt from seawater, among others: solar evaporation, boiling evaporation, electro dialysis, and rock salt mining. Solar evaporation is a salt production method by solely using solar energy to evaporate seawater form salt crystals, meanwhile boiling evaporation is a method in which fossil fuel is used as an energy source to evaporate seawater. In electro dialysis method, an ionexchange membrane is used. Solar evaporation is the method predominantly performed in salt production in Indonesia. However, a boiling method is found in only few areas like Aceh and Nusa Tenggara Timur. Indonesian salt farmers conduct three classical existing methods (by solar evaporation), i.e. Portuguese, Maduris, and Tussen (combination of Maduris and Portuguese) methods which highly depends on seasonal and water availability factors. Teknologi Pembuatan Garam - 28 Metode Portugis atau PT. Garam (Persero) Metode ini dapat dilaksanakan apabila penyediaan air (volume dan konsentrasinya) memadai dan iklim (musim kering/kemarau) pada daerah tersebut cukup panjang (di atas 5 bulan), serta relatif tidak ada gangguan hujan. Pada metode ini, garam yang di hasilkan kualitasnya sangat baik. - Metode Maduris Metode ini dapat dilaksanakan sebagai salah satu metode adaptif apabila ketersediaan air (volume dan konsentrasinya) kurang memadai dan iklim (musim kering/kemarau) pada daerah tersebut relatif pendek (kurang dari 5 bulan) atau sering ada gangguan hujan. Pada metode ini, garam yang dihasilkan kualitasnya kurang baik. Desain lahan penggaraman yang cocok untuk metode ini adalah menggunakan sistem bertangga (trap), yaitu lahan peminihan letaknya tepat di atas meja–meja. - Metode Campuran/Tussen Metode ini adalah gabungan/campuran dari 2(dua) metode, yakni Portugis dan Maduris, yang dilaksanakan apabila iklim (musim kering/kemarau) tidak menentu (terkadang cerah, terkadang hujan). Pada metode ini, garam yang dihasilkan kualitasnya kurang baik. Desain penggaraman yang cocok untuk metode ini adalah juga sistem bertangga (trap). Proses pembuatan garam evaporasi (Purbani, 2009) Inovator/ Peneliti Nama : Tim Peneliti Garam Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Alamat : Jl. Pasir Putih 1, Komplek Bina Samudera, Ancol Timur Jakarta 14430 Tel.: 021-64711583, Fax.: 021-64711654, Email: [email protected] 29 INDUSTRI GARAM DAN PRODUK TURUNANNYA Perspektif Garam merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari pengolahan air laut. Contoh lain, air laut dapat diolah menjadi air minum dalam kemasan melalui proses desalinasi dengan menghasilkan produk turunan berupa garam, atau sebaliknya sistem produksi garam menggunakan sistem perebusan dapat menghasilkan produk turunan berupa air minum dalam kemasan. Salt products are classified into two categories based on its sodium quality, i.e. salt for edible and chemical production purposes. In the salt production process, bittern is produced at the final step of the process. However, bittern is rich in minerals such as magnesium, bromium, kalium which are valuable in industrial applications. Bromium, for example, is used as disinfectant, additives in oil rig mud application, sedatives, insecticides, rodent poison and Freon replacement. Magnesium, on the other hand, is potential for fireproof or refractory agent, antacids, fertilizers, and as additives in textile or pulp and paper industries. Produk Garam Tabel. Komposisi Garam Konsumsi Dan Garam Industri Produk garam dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori kualitas, yakni kualitas garam untuk industri dan kualitas garam untuk konsumsi. Tabel berikut menunjukkan perbedaan komposisi garam konsumsi dan garam industri tersebut. Komposisi NaCl Sulfat Magnesium Kalsium Kotoran lain Kadar air Sumber: Susanto (2009) 30 Kadar mineral/unsur dalam garam konsumsi 95 % 2% 2% 2% 1% 7% Kadar mineral/unsur dalam garam industri > 97,5 % < 0,5 % < 0,3 % < 0,2 % 3–5% Produk Turunan Dalam proses produksi garam, selain dihasilkan garam sebagai produk akhir, dihasilkan pula air tua yang mengandung unsur-unsur mineral yang berpotensi memiliki nilai ekonomis tinggi. Produk turunan garam seperti unsur Magnesium, Brom dan Kalium memiliki nilai ekonomis tinggi untuk memenuhi berbagai kebutuhan industri. Contohnya unsur Brom digunakan untuk aplikasi desinfektan, isi lampu halogen, aditif/ bubuhan lumpur pengeboran minyak, obat penenang, zat kimia fotografi, insektisida, racun tikus dan pengganti freon. Contoh lainnya, unsur Magnesium digunakan dalam beta tahan api/refraktor, obat sakit maag, pupuk kieserite, garam epsom (bahan obat/textile). Teknologi Pohon Industri Garam dan Produk Turunan Pusat Penelitian dan pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir telah mengembangkan teknologi pencucian garam mekanik untuk memperoleh kualitas garam yang lebih baik, mesin mekanis ini dilengkapi dengan mesin Iodisasi dan mesin Pengemasan. Inovator/ Peneliti Nama : Tim Peneliti Garam Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Alamat : Jl. Pasir Putih 1, Komplek Bina Samudera, Ancol Timur Jakarta 14430 Tel.: 021-64711583, Fax.: 021-64711654, Email: [email protected] 31 32 BAGIAN II Teknologi Penangkapan dan Produksi 33 34 PENGANTAR TEKNOLOGI PENANGKAPAN DAN PRODUKSI Fokus pembangunan Kelautan dan Perikanan pada industrialisasi kelautan dan perikanan dengan pendekatan blue economy (Ekonomi Biru) adalah melalui peningkatan nilai tambah dan sinergi hulu-hilir, berbasis pada komoditas, dan menuntut dukungan teknologi handal hasil penelitian. Untuk bidang penangkapan, berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan, terbukti mampu memberikan hasil tangkapan yang optimal dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya dan lingkungan. Untuk menangkap tuna, penggunaan “mini loger”, berhasil mengungkap suhu optimum dan kedalaman renang masing-masing jenis tuna di Samudra Hindia, sehingga hasil tangkapan melimpah. Kapan persisnya ikan tuna memakan umpan? Peneliti kita mendeteksinya dengan hooktimer, sehingga dapat diketahui kapan saat yang tepat untuk memancing. Tahukah Anda, ternyata tuna Samudra Hindia yang terdapat di barat Sumatera merupakan kelompok (subpopulasi) yang berbeda dengan di selatan Jawa, dengan dibuktikan nilai keragaman haplotipe-nya. Jika nelayan tuna kita beruntung mendapatkan tuna SBT ( & '), niscaya akan kaya raya, karena harganya dapat mencapai Rp 90 juta/ekor! Namun sayang, populasinya semakin langka. Agar mudah ditangkap, ikan mesti “dibujuk” dulu untuk berkumpul menggunakan rumpon. Tapi sayang, ikan yang tertangkap mayoritas masih muda, sehingga penangkapan di rumpon perlu diatur dan diawasi. Untuk menyiasati harga BBM yang semakin mahal, ada baiknya kita melirik penggunaan kapal bertenaga surya. Tentu yang lebih menggembirakan, nelayan kita sekarang bisa menggunakan “SMS”untuk menangkap ikan. Dalam bidang budidaya, radiasi sinar Gamma mampu menumpas bakteri penyebab Vibriosis pada udang dalam waktu relatif singkat dan bisa digunakan untuk udang vaname. Pembudidaya udang vaname tidak perlu repot menghitung benihnya yang imut-imut, karena peneliti kita berhasil merancang prototype mesin penghitung cepat benih udang. Juga ada banyak cara memacu pertumbuhan ikan dan udang budidaya, misalnya dengan pengaturan kombinasi pakan, serta penerapan IMTA (* +'01), yaitu pola budidaya yang dilakukan secara terintegrasi. Usaha garam rakyat secara tradisional menghasilkan garam dengan kualitas yang kurang baik. Peneliti kita berhasil meningkatkan kualitasnya dengan teknik pencucian secara mekanik. Selanjutnya, dengan rekayasa alat dan teknologi berupa penggunaan sistem panas (thermal) berhasil mempersingkat waktu yang diperlukan untuk produksi, sehingga swasembada garam dapat segera tercapai. 35 Perspektif Untuk mendapatkan hasil tangkapan tuna yang maksimal, selain dengan cara mengetahui lokasi penyebaran secara horizontal (menurut letak geografis) dan vertikal (menurut kedalaman perairan), diperlukan juga alat tangkap yang mampu menjangkau kedalaman renang ikan. Salah satu alat tangkap yang efektif untuk itu adalah tuna long line, karena konstruksinya mampu menjangkau swimming layer (lapisan renang) tuna. Selain efektif, tuna longline juga selektif, disamping cara pengoperasiannya yang bersifat pasif, sehingga tidak merusak sumberdaya hayati perairan. Tuna fishing in the Indian Ocean is getting more competitive. In order to catch abundantly, requires knowledge of the depth and temperature optimum swimming tuna. “Mini logger”, managed to reveal, where albakor tuna (') caught at depths of 86125 m (temperature 21-26 ° C), yellowfin tuna (' albacares) caught at depths of 86-168 m (22-26 ° C) , big eye (Thunnus obesus) is at a depth of 194-470 m (8-15 ° C), and the southern bluefin tuna (') at a depth of 190 -194 m (14-15 ° C). Tatangan Saat ini, penangkapan tuna di Samudera Hindia semakin kompetitif, menuntut teknik-teknik penangkapan yang lebih efisien lagi. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai kedalaman renang dan kondisi lingkungannya, terutama suhu optimum bagi ruaya ikan tuna. 36 Temuan Penelitian menggunakan alat pengukur kedalaman dan suhu perairan menggunakan ”mini logger”, berhasil mengungkap suhu optimum dan kedalaman renang masing-masing jenis tuna di Samudra Hindia. Untuk tuna jenis albakor (') dapat tertangkap pada interval kedalaman 86-125 m dengan suhu 2126 °C, madidihang (') tertangkap pada interval kedalaman 86-168 m dengan suhu 22-26 °C, tuna mata besar (') berada pada interval kedalaman 194-470 m dengan suhu 8-15 °C, dan tuna sirip biru selatan (') pada interval kedalaman 190 -194 m dengan suhu 14-15 °C. Keuntungan bagi nelayan Dengan berpedoman pada hasil penelitian ini, untuk mendapat hasil tangkapan yang berlimpah, nelayan tuna tinggal mengatur kedalaman pancingnya. Jika sesuai dengan suhu optimumnya, akan diketahui jenis tuna yang bakal tertangkap. Dengan kata lain, memancing tuna, kini tak lagi “jauh panggang dari api” ! Inovator/ Peneliti Nama : Dian Novianto, Andi Bahtiar dan Irwan Julianto ([email protected]) Instansi : Loka Penelitian Perikanan Tuna (LPPT) Benoa Alamat : Jl. Raya Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Bali 80223 37 MENGUNGKAP RAHASIA, KAPAN TUNA MENYAMBAR UMPAN? Perspektif Kebanyakan ikan mendeteksi makanan dengan penglihatan, termasuk tuna. Ikan yang mencari makan menggunakan mata, akan mengukur apakah makanan itu cocok atau tidak dengan ukuran mulutnya. Mereka aktif mencari mangsa dengan berenang kian kemari. Tetapi ada juga ikan yang tidak aktif, ikan jenis ini akan menunggu mangsa di suatu tempat yang terlindung. Ikan pemangsa yang berkelompok, jika telah berhasil melokalisir mangsanya, akan mengambil mangsa tersebut secara intensif (cepat). Sehubungan dengan kebiasaan ikan mencari makanannya tersebut, dikenal istilah feeding periodicity, yaitu masa ikan aktif mengambil makanan selama 24 jam. Periodisitas makan ikan ada yang satu atau dua kali, dengan durasi 1 atau 2 jam, bahkan ada yang terus menerus. Pada ikan buas yang memakan mangsa ukuran besar, interval pengambilan makanannya mungkin lebih dari satu hari. Periodisitas makan ikan nocturnal (aktif pada malam hari) dimulai dari matahari terbenam sampai pagi dan untuk ikan diurnal hanya pada siang hari. To know exactly when the tuna take the bait can be detected by hooktimer, chronometer mounted on tuna fishing. From the data obtained from hook timer, the activity of tuna actively consumes food for 24 hours. This knowledge is useful to get the maximum possible catch. The results showed, Big Eye tuna in the Indian Ocean having the habit of taking meals throughout the day. They take more food during the day (13:00 to 14:00 pm) and afternoon early evening (17:00 to 18:00 o’clock). Teknik Penelitian Untuk mengetahui kapan persisnya ikan memakan umpan, peneliti tuna kini bisa mendeteksinya dengan menggunakan hooktimer, pencatat data tentang waktu ikan tertangkap atau waktu ikan memakan umpan pada pancing tuna. Dari data hook timer ini diperoleh informasi mengenai masa ikan aktif mengambil makanan selama 24 jam. 38 Temuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tuna mata besar di Samudra Hindia mempunyai kebiasaan mengambil makanan sepanjang hari. Mereka lebih banyak mengambil makanan pada siang hari (pukul 13.00-14.00) dan sore hari menjelang malam (pukul 17.00-18.00). Aplikasi Dengan diketahuinya kapan ikan tersebut makan, maka diketahui jenis pola makannya, apakah aktif mencari makan di malam hari (nocturnal) atau siang hari (diurnal), sehingga dapat diketahui kapan saat yang tepat untuk memancing atau menangkapnya. Dari data hook timer juga diperoleh informasi mengenai lamanya tuna dapat bertahan hidup setelah menyambar atau memakan umpan pada pancing yang dipasang. Ternyata, tuna mata besar dapat bertahan hidup hingga 13 jam setelah menyambar atau memakan umpan. Inovator/ Peneliti Nama : Irwan Jatmiko, Dian Novianto dan Andi Bahtiar ([email protected]) Instansi : Loka Penelitian Perikanan Tuna (LPPT) Benoa) Alamat : Jl. Raya Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Bali 80223a 39 MELACAK KERAGAMAN GENETIK TUNA Perspektif Ikan tuna dibedakan dalam dua kelompok berdasarkan sebaran geografisnya, yaitu tuna perairan dingin atau beriklim sedang/temperate species (tuna sirip biru utara/'; tuna sirip biru selatan/'. maccoyii); albakora/'. alalunga), dan kelompok tuna yang hidup di perairan tropis/tropical species (tuna sirip kuning atau madidihang/'. albacares). Ikan tuna mata besar ('. obesus) memiliki sifat kedua kelompok tersebut, karena jenis tuna ini dapat hidup di daerah yang sangat luas dari daerah tropis hingga daerah beriklim sedang. Untuk mengetahui keragaman genetiknya, tuna mata besar di Samudera Hindia perlu diketahui supaya dapat dibedakan antara populasi yang berada di perairan barat Sumatera dengan di selatan Jawa. Data/informasi tentang status stok (struktur populasi) ini penting agar dikenali hubungan kekerabatannya dengan stok lainnya. Data and information about the status of tuna fish stocks in the Indian Ocean is important to understand genetic relationship with other stock in other regions and is a contribution of Indonesia in the IOTC (Indian Ocean Tuna Commission). From the study of the genetic basis of the big eye tuna in the Indian Ocean, tuna is understood to be classified into two sub-populations, namely: big eye tuna of south of Java and Nusa Tenggara, thought to have come from the Pacific Ocean; sub-populations west Sumatra is derived populations of the Indian Ocean. From a research on gonad maturity index, it was found that both sub-populations spawning season occurs throughout the year. Data dan Sampel Data utama yang dikumpulkan berupa data basis keragaman genetik (mtDNA) yang diperoleh dari analisis genetik terhadap contoh jaringan (sirip) dan data biologi reproduksi (maturity dan Gonado Somatic Index) yang diperoleh dari hasil preparasi jaringan gonad di laboratorium. Data biologi tiap individu ikan tersebut dilengkapi data karakter biologi individu ikan yang disampling (ukuran panjang/berat), serta catatan tentang operasional penangkapan dari kapal yang diikuti (posisi lintang-bujur) pada waktu ikan tertangkap. 40 Temuan Nilai keragaman haplotipe (genetik) kelompok sampel ikan tuna mata besar di Samudera Hindia berkisar antara 0,7766-0,8267 dengan nilai rata-rata 0,8017. Jarak genetik antar kelompok sampel adalah 0,0038. Dendrogram yang dibentuk berdasarkan jarak genetik menunjukkan bahwa kelompok sampel ikan tuna mata besar yang diamati dapat dibagi menjadi dua kelompok populasi (subpopulasi), yaitu kelompok pertama terdiri dari ikan tuna mata besar yang berasal dari kelompok sampel Samudra Hindia selatan Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan kelompok kedua yang berasal dari kelompok sampel Samudra Hindia barat Sumatera. Subpopulasi Samudera Hindia selatan Jawa dan Nusa Tenggara diduga merupakan populasi yang berasal dari Samudera Pasifik, sedangkan subpopulasi Samudera Hindia barat Sumatera merupakan populasi yang berasal dari Samudera Hindia. Dari hasil analisis gonad (Tingkat Kematangan Gonad/TKG) terlihat bahwa musim pemijahan ikan tuna mata besar di Samudra Hindia (barat Sumatera dan selatan Jawa) diduga terjadi sepanjang tahun. Aplikasi Data/informasi tentang status stok (struktur populasi) ini penting untuk melihat hubungan kekerabatannya dengan stok lain di wilayah lainnya. Informasi ini juga merupakan kontribusi Indonesia kepada IOTC (*'"), sebagai upaya bagi pengelolaan sumberdaya tuna di Samudera Hindia berbasis ‘unit biologi’ (unit stok). Inovator/ Peneliti Nama : Budi Nugraha, Irwan Jatmiko dan Dian Novianto ([email protected]) Instansi : Loka Penelitian Perikanan Tuna (LPPT) Benoa Alamat : Jl. Raya Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Bali 80223 41 TUNA SBT, MAHAL HARGANYA LANGKA STOKNYA Perspektif Ikan tuna sirip biru selatan atau lebih dikenal sebagai Southern Bluefin Tuna/SBT (') adalah jenis tuna beruaya sangat jauh dan hidup di perairan Samudera Hindia. Fenomena yang sangat menarik, SBT memijah di perairan Selatan Jawa dan Bali, kemudian beruaya ke selatan dan barat hingga mencapai selatan Australia pada umur 2-3 tahun. Pada umur 4-5 tahun, mereka menyebar di selatan dan tenggara Australia dan banyak ditangkap nelayan Australia untuk dibesarkan di dalam keramba. Hasil tangkapannya pada tahun 1960-an mencapai 80.000 ton/tahun, kemudian terus menurun hingga saat ini tertangkap tidak lebih dari 10.000 ton/tahun. Dikhawatirkan, jenis ikan 42 ini akan mengalami kepunahan, sehingga pada 1994 dibentuk lembaga regional ""2 &' (CCSBT) yang mengatur pengelolaan secara bersama. The Southern Bluefin Tuna / SBT (') is a highly migratory species of tuna live in the Indian Ocean. Its selling price is very expensive so most hunted by fishermen. As a result, their catch has declined from year to year until nowadays caught no more than 10,000 tons / year. It is deeply concerned this fish species will become extinct so that in 1994 the Commission for Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT) was established to collaboratively govern the management of tuna. Hasil Kajian Di Indonesia SBT tertangkap rawai tuna di perairan selatan Jawa dan Bali pada kedalaman 150-200 m, tepatnya di bawah thermocline dengan suhu air yang rendah. Sebagian besar hasil tangkapan SBT didaratkan di pelabuhan Benoa, Bali dan kadang-kadang di pelabuhan perikanan Cilacap. Tahun 2005 total tangkapan SBT yang didaratkan di Indonesia mencapai 1.831 ton, namun pada tahun 2010 menjadi 496 ton. Indonesia diberikan kuota untuk menangkap ikan ini sebesar 685 ton (2012); 707 ton (2013) dan kuota ini meningkat menjadi 750 ton per tahun pada 2014. Ukuran panjang ikan yang tertangkap 120-205 cm dengan kisaran terbanyak berkisar 160-180 cm (September-April). Hasil penelitian Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan (P4KSI) bekerjasama dengan CSIRO Australia, menunjukkan bahwa pada ukuran 160-180 cm sebagian besar ikan dalam keadaan bertelur. Artinya, jika ditangkap secara berlebihan sangat riskan terhadap kelestariannya. Untuk itu, pemanfaatannya perlu dikontrol. Peluang dan Pemanfaatan SBT merupakan komoditas ekspor dan jarang dijumpai di pasaran lokal/domestik. Pasar utama adalah Jepang sebagai bahan sashimi dan sushi. Untuk bahan sashimi dagingnya sangat lezat terutama di bagian perutnya yang disebut “toroh”. Harga ikan SBT segar kualitas terbaik di pasar Sukiji Jepang (tahun 2006) mencapai 50-60 US dolar/kg. Jika nelayan rawai tuna bisa menangkap satu ekor ikan ini dengan berat 200 kg maka dia akan memperoleh uang sekitar 10.000 US dolar (Rp 90 juta/ekor). Saat ini diperkirakan harga ikan SBT jauh lebih mahal lagi. Inovator/ Peneliti Nama : Wudianto dan Tim Peneliti ([email protected]) Instansi : Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan (P4KSI) Alamat : Jl. Pasir Putih 1, Komplek Bina Samudera, Ancol Timur Jakarta 14430 43 RUMPON, ALAT BANTU PEMIKAT IKAN Perspektif Rumpon adalah alat bantu yang berfungsi memikat ikan agar berkumpul dalam satu lokasi, sehingga mudah ditangkap. Bagi ikan, fungsi rumpon sebagai tempat berteduh, berlindung dari predator dan juga tempat mencari makan. Rumpon dapat meningkatkan efisiensi penangkapan. Intensifikasi penggunaan rumpon diikuti berkembangnya usaha penangkapan tuna skala rakyat (<20 GT), menggunakan berbagai jenis alat tangkap seperti: pancing tonda (troll), pancing ulur (hand line), pancing layang-layang (kite hook and line), pancing tegak (2), dan jaring insang (gillnet). Fish Aggregating Devices (FADs) is a tool that attracts fish to gather in one location to be easily captured. For fish, cages have function as a shelter, refuge from predators and foraging field. FADs can improve capture efficiency. For the long term, the use of uncontrolled FADs in capture fisheries will result in negative impact on the sustainability of fish resources. The dominance of the catch in the tuna close to the cage is generally small size (small tuna). Therefore, the management of which required the application of conservative and cautious (Cautionary) approaches are deemed to be necessary. Temuan Hasil penelitian tahun 2010 di PPN Prigi Jawa Timur, menunjukkan ukuran panjang ikan tuna yang tertangkap di rumpon, untuk jenis tuna mata besar 95 ekor dengan dominasi panjang tubuh (panjang cagak – FL) pada kisaran 40– 44 cm dan tuna sirip kuning 107 ekor pada kisaran 28–32 cm. Hal ini menggambarkan hasil tangkapan berukuran belum dewasa (small tuna). Tingkat kematangan gonad tuna sirip kuning dan tuna mata besar yang tertangkap di rumpon berada pada tingkat belum matang gonad (immature) atau dengan kata lain belum layak tangkap. 44 Potensi Pemanfaatan Pemanfaatan dan pengelolaan secara bersama (community based management), pengendalian upaya penangkapan (effort), batasan ukuran ikan yang tertangkap serta jumlah dan jarak antar rumpon perlu diatur untuk memperbaiki tingkat pemanfaatan sumberdaya yang ada. Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP. 30/MEN/2004, tentang pemasangan dan pemanfaatan rumpon, menyatakan bahwa rumpon dipasang dengan jarak pemasangan 10 mil laut antara rumpon satu dengan rumpon lainnya. Dampak Untuk jangka panjang, penangkapan ikan tuna di rumpon dikhawatirkan berdampak negative terhadap kelestarian sumberdaya yang ada, bila pemanfaatannya tidak terkontrol dengan dominasi hasil tangkapan berukuran kecil. Oleh sebab itu diperlukan penerapan pengelolaan yang bersifat konservatif dan berhati-hati. Inovator/ Peneliti Nama : Erfind Nurdin ([email protected]) Instansi : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Muara Baru Alamat : Jl. Muara Baru Ujung, Kompleks Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru - Jakarta Utara 14440 45 SI LAMBUNG KEMBAR BERTENAGA SURYA Perspektif Kapal lambung kembar (twin hull) atau biasa dikenal katamaran memiliki keistimewaan dibandingkan kapal lambung tunggal (monohull). Kelebihannya adalah tahanan yang lebih kecil dan kapasitas dek yang lebih luas. Kapal multifungsi (penelitian, pemantauan dan perikanan) ini, didesain menggunakan mesin 6 tenaga kuda, berkecepatan 11 km/jam dan berbahan , mampu menjadi solusi kebutuhan masyarakat dan nelayan tanpa khawatir merusak atau mencemari lingkungan. The twin-hull vessel (catamaran) has advantages compared to mono-hull vessel. First it has lower hull resistance, second it has bigger deck capacity. Designed with six horsepower engine (6 HP), speed of 11km/hr, and constructed from fibre glass material, it can serve as multipurpose vessel (research, surveying, and fishing). Also, it can be a solution for green and eco-friendly vessel. Keunggulan Katamaran dipilih karena tipe lambung kembarnya, sangat cocok sebagai sarana angkut dengan geladaknya luas dan lebih besar. Disamping itu, olah geraknya lebih mantap dan stabil, bahkan pada tinggi gelombang hingga 0,8 meter. Pokoknya nyaman untuk sarana transportasi. Pembuatan lambung kapal dari yang ringan telah meningkatkan kapasitas angkut kapal jenis ini. Teknik pembuatan yang sederhana dan material yang banyak tersedia memberikan peluang bagi berkembangnya pembangunan jenis kapal ini di daerah. 46 Potensi Aplikasi Di saat harga BBM melambung, matahari sebagai sumber energi surya yang berlimpah di Indonesia, dapat digunakan sebagai tenaga penggerak motor listrik kapal. Selain ramah lingkungan, kapal katamaran tenaga surya memberikan nilai tambah bagi pelestarian ekosistem perairan. Lagi pula dapat digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain: $' digunakan pembudidaya rumput laut; untuk pengangkut hasil perikanan di perairan sempit (sungai dan danau), dan sebagai kapal pulang hari (). $' pengangkutan sampah padat; pemantauan perairan; pengambilan sampel air. $$' olah raga memancing; selam; wisata danau dan sungai; dan sebagai sarana pengenalan energi alternatif. Inovator/ Peneliti Nama : Donal Daniel Manurung Instansi : Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) Alamat : Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur,Jakarta Utara Email : [email protected] 47 MENANGKAP IKAN DENGAN “SMS” Perspektif Keberadaan ikan di suatu perairan sangat dipengaruhi oleh faktor oseanografi dan ketersediaan makanan. Dengan mengetahui kedua kondisi tersebut selanjutnya dapat diduga keberadaan suatu jenis ikan di suatu perairan. Pengetahuan tentang keberadaan suatu jenis ikan di lokasi tertentu, akan sangat membantu nelayan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang berlimpah. Knowledge on the presence of a species of fish in a particular location will help fishermen to obtain abundant catches. The existence of a species of fish associated with environmental oceanographic conditions. Satellite remote sensing can be used to monitor the characteristics and dynamics of water for the oceanographic conditions. Since the year 2000, Maps of Local Forecast on Fishing Area (PPDPI) has been developed. Currently, PPDPI has contained the information on wave height, wind speed and direction for the safety at sea. With the advancement of technology, the developed PPDPI can be distributed via short message service (SMS). Keunggulan Salah satu data yang dapat digunakan untuk menduga parameter oseanografi (suhu, arus) dan ketersediaan makanan (klorofil-a) adalah data satelit penginderaan jauh. Sistem penginderaan jauh satelit dapat memantau karakteristik dan dinamika lingkungan perairan dengan cakupan area yang luas. Selain itu datanya bersifat kontinu dan memiliki kemampuan memprediksi fenomena di laut dengan cepat dan tepat. Untuk itu dikembangkanlah Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI), dan sudah beroperasi sejak tahun 2000 lalu. 48 Potensi Aplikasi Dalam pengembangannya, PPDPI saat ini sudah dilengkapi pula dengan informasi mengenai tinggi gelombang, arah dan kecepatan angin untuk panduan keselamatan pelayaran. Ke depan diharapkan kita dapat menghasilkan PPDPI per jenis sumber daya ikan. Dengan kemajuan teknologi yang ada, dikembangkan pula penyebaran PPDPI melalui short message 2 atau yang biasa dikenal sebagai SMS. Keunggulannya adalah: *= $* Q=[ Aplikasinya bisa dimanfaatkan untuk: \ $ $ ] Inovator/ Peneliti Nama : Tim peneliti Instansi : Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) Perancak-Bali Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) Alamat : Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur,Jakarta Utara 49 MENGUNGKAP STOK UDANG LAUT ARAFURA Perspektif Penangkapan udang di Laut Arafura sudah dilakukan mulai 1970-an melalui usaha patungan (joint 2) antara Indonesia dengan Jepang. Pada perkembangannya perusahaan tersebut menjadi PMDN. Saat ini basis operasional penangkapan udang yang utama terdapat di Sorong, Ambon, Benjina, Merauke dan Kendari. Dengan perkembangan tersebut, tekanan penangkapan terhadap sumberdaya udang ikut bertambah. Hasil penelitian menunjukkan, periode tahun 1970-1984 produksinya rata-rata sekitar 30% dari total nilai ekspor udang Indonesia per tahun, sekitar 60% diantaranya merupakan udang jerbung (white shrimp). Tahun 2005, stok udang di Laut Arafura diperkirakan menyumbang 45% dari seluruh stok udang Indonesia. Untuk menangkap udang digunakan pukat udang, hasil tangkapannya tidak hanya udang tetapi juga jenis biota laut lainnya sebagai hasil tangkapan sampingan (by-catch). 50 Shrimp fishing effort in the Arafura Sea dates as far back as 1970s through the Indonesian-Japanese joint venture in Ambon and Sorong. Shrimp trawl fishing gear catches not only shrimp but also other types of biota as by-catch. Over years of utilization, this type of gear is proven to be hazardous for the fish resources in the oceans. One study shows, the catch per unit effort (CPUE) and density trends, tend to decline from year to year. Through the application of Schaefer and Fox models, it is known that Maximum Sustainable Yield (MSY) ranges 37250-38550 ton / year with optimum effort between 669-857 using shrimp trawlers (130 GT). In biology, utilization rate (2008) is at optimum level with the smaller size of shrimp caught. Temuan Hasil penelitian menunjukkan, terdapat lebih dari 17 jenis udang penaeid dari 4 kelompok jenis, yaitu kelompok udang windu (Penaeus monodon, P. semisulcatus, P. esculentus); udang jerbung (Penaeus merguiensis); udang dogol (Metapenaeus ensis, +2+); dan udang krosok (Parapenaeopsis stylifera, P. cornuta, P. arafurica, Solenocera australiana). Distribusi geografisnya berbeda menurut sub area. Udang jerbung, dogol dan krosok terkonsentrasi di sebelah barat daya Papua dan sekitar Pulau Dolak. Udang windu banyak tertangkap di Aru. Tren kepadatan stok, menurun dari tahun ke tahun. Berdasarkan lokasi penangkapannya, stok udang di Kaimana dan Dolak relatif lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya. Status Sumberdaya Berdasarkan data hasil tangkapan dan upaya tahun 1986-2008, indeks kelimpahan stok (CPUE) cenderung menurun. Melalui aplikasi model Schaefer dan Fox diperoleh nilai dugaan MSY berkisar 37.250 – 38.550 ton/tahun dengan upaya optimum antara 669 -857 kapal pukat udang (130 GT). Secara biologi, tingkat pemanfaatan udang di Laut Arafura pada tahun 2008 berada pada tingkat optimum disertai dengan meningkatnya udang krosok yang berukuran kecil. Untuk menjaga kelestarian sumber daya dan keaneragaman hayati tetap terpelihara, maka sebaiknya hasil tangakapan sampingan agar diupayakan sesedikit mungkin yang ikut tertangkap. Inovator/ Peneliti Nama : Tim peneliti Udang BPPL Instansi : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Muara Baru Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan (P4KSI) Alamat : Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur,Jakarta Utara 51 SINAR GAMMA SEBAGAI DISINFEKTAN UDANG VANAMEI Perspektif Udang merupakan komoditas utama perikanan Indonesia. Upaya peningkatan produksi udang sering terkendala ancaman penyakit, misalnya vibriosis oleh 32. Penggunaan benih bebas patogen spesifik (SPF/ !) merupakan salah satu strategi pengelolaan penyakit. Pada budidaya udang vaname, benih udang yang ditebar membutuhkan air laut yang bebas mikroorganisme patogen. Efforts to increase shrimp production is often constrained by the threat of disease, such as vibriosis. The use of specific pathogen-free seed (SPF / Specific Pathogen Free) is one of disease management strategies. At the white shrimp farming, shrimp seeds were stocked requiring sea water free of pathogenic microorganisms. The use of conventional disinfectants using chemicals potentially damages to the environment. Alternatively, irradiation with gamma rays Cobalt 60 radiation source, the dose of 20 kGy, proved to be capable of killing pathogenic microorganisms and parasites more effectively. This process is able to kill the bacteria 32 in a relatively short time. Teknologi Selama ini disinfektan dilakukan secara konvensional menggunakan bahan-bahan kimia. Kini penggunaan teknologi radio isotop memungkinkan dilakukan disinfektan tanpa bahan kimia. Irradiasi dengan sinar gamma berpotensi besar sebagai alternatif metode disinfeksi air laut secara praktis dan cepat, karena mampu membunuh mikroorganisme patogen dan parasit lebih efektif. 52 Temuan Berdasarkan hasil penelitian, untuk mematikan 32yang terkandung dalam air laut, dapat dilakukan iradiasi terhadap air laut menggunakan radiasi sinar Gamma dengan sumber radiasi Cobalt 60, dosis 20 kGy. Proses ini membutuhkan waktu singkat dan mampu menumpas bakteri 32 penyebab Vibriosis pada udang dalam waktu relatif singkat. Peluang Aplikasi Teknologi baru ini dapat diaplikasikan dalam budidaya udang vaname, terutama untuk sterilisasi air pada hatchery, dan juga potensial jika diaplikasikan untuk sterilisasi air tambak dan produk perikanan lainnya. Inovator/ Peneliti Nama : Niken F. Gusmawati, Lolita Thesiana, Penny Dyah K Instansi : Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP). Alamat : Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur,Jakarta Utara Email : [email protected] 53 “KOMPARTEMEN” PRAKTIS UNTUK SI LOBSTER HIJAU Perspektif Lobster, selain memiliki rasa daging yang enak harganya juga relatif mahal. Salah satu jenis lobster yang potensial di Indonesia adalah lobster hijau atau dikenal juga lobster hijau pasir. Lobster jenis ini kini banyak dibudidayakan masyarakat. Tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhannya yang pesat, merupakan tujuan dari proses budidaya lobster hijau pasir ini. Namun, selama proses budidaya maupun penyimpanan di bak, banyak sekali gangguan yang datang, baik dari organisme budidaya itu sendiri (seperti kanibalisme), maupun penyakit, serta juga faktor lingkungan perairan yang kurang kondusif. Green sand lobster generally is susceptible to pests and diseases, due to unfavorable environmental factors. That is why there is a need to design a container that can reduce all these disorders, as well as supporting the growth and survival during cultivation. The innovation brings the use of “compartments” made of fiber glass. Cube-shaped compartments can be created and easily applied by fishing communities without fabrication. It can also be applied to systems of marine aquaculture in floating cages (KJA) and allows for application at water locations with extreme waves and currents. Temuan Untuk itu dibutuhkan solusi dengan merancang suatu wadah yang bisa meredam semua gangguan tersebut. Sekaligus diharapkan konstruksi wadah tersebut bisa mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya selama dibudidayakan. Pilihannya jatuh pada penggunakan “kompartemen” berbahan atau bahan jenis lainnya. 54 Peluang Aplikasi Kompartemen yang berbentuk kubus ini berfungsi sebagai pelindung sekaligus wadah budidaya. Dapat dibuat dengan mudah dan diaplikasikan oleh masyarakat nelayan tanpa perlu fabrikasi. Menggunakan material lebih awet dari pada menggunakan jaring. Mudah dalam sistem pemberian pakan dan pengontrolan kondisi lobster, serta mudah dalam perawatan. Komparteman ini juga dapat diaplikasikan pada sistem budidaya laut (marikultur) di keramba jaring apung (KJA). Karena bentuknya yang kompak, memungkinkan pula untuk diaplikasikan pada lokasi perairan dengan gelombang dan arus yang ekstrem. Inovator/ Peneliti Nama : Nur Azmi Ratna Setyawidati Instansi : Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) Alamat : Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur,Jakarta Utara Email : [email protected] 55 Perspektif Upaya pencegahan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, utamanya oleh bakteri berpendar (vibriosis) pada budidaya udang windu saat ini dapat dilakukan melalui diagnosis cepat menggunakan metode molekuler dengan teknik PCR "%. Preventive efforts toward bacteria- caused diseases particularly luminous bacteria (vibriosis) in tiger shrimp culture, nowadays can be done through quick diagnosis using PCR technique. Compared to commercial kit, the primer output is more specific and sensitive in detecting the presence of pathogenic luminous bacteria directly from shrimp organ sample. Hasil Kajian Pengujian spesifisitas dilakukan untuk pasangan primer haemolysin (IAVhF1 dan IAVhR1), serta pasangan primer gyrase (IAGyrF1 dan IAGyr2). Suhu annealing yang optimal adalah kisaran 59C- 60C. Gen haemolysin dan gyrase yang dimiliki oleh bakteri Vibrio berpendar patogenik dapat dijadikan sebagai penanda spesifik. Penanda haemolysin dapat mendeteksi Vibrio berpendar patogenik pada tingkat sensitivitas 100 CFU/mL dan konsentrasi DNA 10 pg/mL. Hasil primer lebih spesifik dan lebih sensitif mendeteksi keberadaan bakteri Vibrio berpendar patogenik langsung dari sampel organ udang yang sakit dibandingkan kit komersial. 56 Peluang dan Manfaat Dapat dijadikan alat deteksi yang akurat di lapangan dalam rangka mencegah perluasan serangan bakteri berpendar. Inovator/ Peneliti Nama : Ince Ayu Khairana Kadriah dan Muharijadi Atmowiloto Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Alamat : Jl. Ragunan No 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540 Email : [email protected] Telp. : 0411-371544/45 57 SATU LAGI CARA BUDIDAYA POLIKULTUR ALA IMTA Perspektif Prinsip dasar IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) adalah aliran nutrient dan enerji dari limbah pakan dari udang/ ikan sebagai trophic pertama mengalir ke komoditas lainnya yang lebih rendah tingkatannya, yaitu teripang atau kekerangan (tropic menengah) dan terendah adalah rumput laut. IMTA selain memanfaatkan enerji juga nutrien sekaligus sebagai diversifikasi komoditas yang ramah lingkungan. The basic principle of IMTA is the flow of nutrient and energy generated from fish/shrimp food waste as the first tropic level flowing to other subordinate commodities such as sea cucumber and shellfish (medium tropic level) and being the lowest is seaweed. Survival rate of tiger shrimp increases from 50,68 % (monoculture) to 71,26 % by IMTA System. Hasil Kajian Komoditas budidaya yang digunakan adalah udang windu (Penaeus monodon), udang vaname (Lithopenaeus 2), nila merah (Oreochromis niliticus), kekerangan (" dan Saccostrea cucullata) dan rumput laut (52) dipelihara secara bersama di tambak.. Sintasan udang windu meningkat dari 50,68% (monokultur) menjadi 71,26% dengan sistem IMTA. Produksi udang windu pada budidaya sistem IMTA mencapai 1.488 kg/petak (3.720 kg/ha). 58 Peluang/Manfaat Sistem IMTA dapat meningkatkan keuntungan tidak hanya dari udang, namun juga dari produksi komoditas lainnya. Inovator/ Peneliti Nama : Tim Peneliti BPPBAP, Maros Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Alamat : Jl. Ragunan No 20, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12540. Email : [email protected] Telp. : 0411-371544/46 59 Perspektif Pasokan induk udang alam sudah tidak bisa lagi dijamin untuk menghasilkan benur bermutu dan aman untuk dibudidayakan, karena uji laboratorium menunjukkan bahwa induk alampun sudah terinfeksi virus. Produksi induk unggul yang mempunyai sifat Specific Pathogen Resistant (SPR) merupakan salah satu solusinya. Supply of natural broodstock can no longer be guaranteed to produce quality and safe larva cultivated, because laboratory testing showed that the natural broodstock already infected with the virus. Production excellent broodstock that have superior properties of SPR could be one solution. Tape number 317 of mikrosatellite results can be used as a marker that the shrimp have resistance to bacterial attack V. 62, whereas the tape number 520 bp is WSSV-resistant marker. 3963 numbers of PL obtained from F1 are used as broodstock for the next breeding activities. Survival rate increased from 6.67% to 66.67% when challenged with bacterial attack Hasil Kajian Pemeliharaan induk dengan menggunakan sistem resirkulasi berdasar pasir, kemudian dilanjutkan di tambak. Kegiatan pemuliaan dilakukan dengan menerapkan MAS (+0) . Selain kecepatan tumbuh dan tahan virus penyebab WSSV, parameter lainnya adalah tingkat kematangan gonad, waktu pematangan gonad, pemijahan dan penetasan telur, serta kualitas larva. Pita no 317 hasil mikrosatelit dapat dijadikan penanda bahwa udang tersebut mempunyai ketahanan terhadap serangan bakteri 362, sedangkan pita 520 bp adalah penanda tahan WSSV. Didapatkan 3.963 PL dari F1 yang dijadikan sebagai calon induk untuk kegiatan pemuliaan berikutnya. Sintasan meningkat dari 6,67% menjadi 66,67% pada saat ditantang dengan serangan bakteri. 60 Peluang dan Manfaat Peningkatan sintasan sebesar 60% dapat meningkatkan keuntungan pembudidaya secara nyata. Inovator/ Peneliti Nama Instansi Alamat Email Hp. : : : : : Syarifuddin Tone, Andi Parenrengi, Andi Tenriulo Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Jl. Ragunan No 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540 [email protected] 0812-4255-792 61 HEMAT PAKAN DENGAN APLIKASI BIOFLOK PADA PEMELIHARAAN UDANG VANAMEI Perspektif Biaya produksi terbesar pada budidaya udang adalah biaya pakan yang mencapai 70% dari total biaya produksi. Penerapan Bioflok merupakan salah satu alternatif dalam efisiensi biaya, karena teknologi bioflok dapat memanfaatkan cemaran dari limbah organik, terutama amoniak yang dapat dikonversi menjadi protein bioflok, dan selanjutnya bioflok tersebut dapat dimanfaatkan sebagai subsitusi pakan bagi udang yang dibudidayakan. In shrimp culture, the feed cost takes up to 70% of total production costs. The application of Biofloc is economically efficient as this technology enables the utilization of organic waste particularly ammonia into biofloc protein which can be subsequently used as substitute feed for the cultured shrimp. Biofloc cultivation can serve as a replacement to commercial feeding with 50% higher level of protein resulting in equal yields with FCR 1,89 compared to 1,61. Hasil Kajian Penumbuhan bioflok dilakukan dengan penambahan molase sebanyak 40-60% dari total pakan yang diberikan dengan kadar protein yang lebih rendah, C: N di air tambak dipertahankan pada > 10 : 1 pada pemeliharaan udang vanamei dengan kepadatan 125 ekor/m2 selama 120 hari. Penumbuhan bioflok dapat menggantikan 50% pemberian pakan komersial dengan kadar protein yang tinggi dengan hasil yang setara, yaitu nilai konversi pakannya 1,89 dibandingkan 1,61. 62 Peluang dan Manfaat Penghematan biaya akibat mahalnya pakan dengan kadar protein yang tinggi dapat disiasati dengan penumbuhan bioflok dengan pemberian molase. Inovator/ Peneliti Nama : Instansi Alamat Email Hp. : : : : Gunarto, Usman, Abdul Mansyur, Nur Ansari Angka dan Brata Pantjara Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Jl. Ragunan No 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540 [email protected] 0813-4278-8509 63 PAKET PRAKTIS, POLIKULTUR UDANG GALAH, NILA DAN NILEM DENGAN SISTEM AKUAPONIK Perspektif Ketersediaan air di alam semakin terbatas, sehingga diperlukan suatu terobosan dalam teknologi budidaya ikan yang hemat air. Akuaponik merupakan salah satu alternatif pemecahannya. Penggunaan biofilter yang dikombinasikan dengan pemeliharaan dengan jenis ikan lain yang berbeda posisi dalam rantai pakan merupakan suatu teknologi praktis yang layak untuk usaha skala rumah tangga. As the availability of natural fresh water becomes scarce, aquaponic is a ground breaking alternative in aquaculture technology as it is water efficient. This method uses biofilter combined with various species of fish cultured in one tank. Harvest of giant freshwater shrimp along with tilapia and carp as well as snails and assorted kinds vegetable is made possible by applying this system. Hasil Kajian Pemeliharaan udang galah yang air limbahnya dimanfaatkan untuk pemeliharaan ikan nila dan nilem, serta dilengkapi dengan sistem resirkulasi-biofilter dengan menggunakan keong air, tanaman kangkung dan tanaman hias air, telah sukses diuji coba pada skala rumah tangga. Panen udang galah di ikuti dengan panen ikan nila dan nilem; keong dan sayuran kangkung; dan tanaman hias sebagai bonus, merupakan kelebihan dari sistem ini. 64 Peluang / Manfaat Pengembangan secara masal teknologi aplikatif ini akan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan atau setidaknya sumber protein bagi keluarga/rumah tangga. Inovator/ Peneliti Nama : Sutrisno dan Heri Setiadi Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Alamat : Jl. Ragunan No 20, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12540 Email : [email protected] Hp. : 0812-9560-461 65 MEMACU MATURASI UDANG WINDU DENGAN PAKAN FORMULA Perspektif Rendahnya performansi reproduksi induk asal tambak diduga berhubungan dengan tidak lengkapnya komposisi nutrisi yang esensial dalam pakan yang diberikan selama masa perkembangan gonad (fase prematurasi dan maturasi). Pengembangan pakan buatan untuk induk udang windu menjadi salah satu aspek yang perlu diprioritaskan dalam mendukung suksesnya usaha budidaya udang windu. The low reproductive performance of parent of origin ponds were related to incomplete composition of essential nutrients in the feed during gonadal development (phase pre maturation and maturation). The use of formula feeding with flour worms as much as 10% on a dry pellet combined fresh feed (squid) with a proportion of 60%: 40% can increase the number of broodstock maturation of up to 80% compared to fresh feed used by farmers. Hasil Kajian Penggunaan formula pakan dengan tepung cacing sebanyak 10% pada pellet kering yang dikombinasikan pakan segar (cumi-cumi) dengan proporsi 60%:40%, diberikan pada induk udang windu dengan berat > 90g (betina) dan >70g (jantan). Formulasi ini dapat meningkatan jumlah induk yang maturasi hingga sebesar 80%, dibandingkan pakan segar yang biasa digunakan oleh pembudidaya. Sedangkan jumlah naupli yang dihasilkan tidak berbeda antara keduanya. 66 Peluang/Manfaat Peningkatan jumlah induk yang sudah mencapai maturasi, dapat mengurangi besarnya biaya produksi per satuan larva, karena jumlah larva total yang semakin banyak. Inovator/ Peneliti Nama : Asda Laning Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Alamat : Jl. Ragunan No 20, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12540 Email : [email protected] Hp. : 0813-8913-3535 67 GI Macro 2, VARIETAS UNGGUL UDANG GALAH Perspektif GI Macro adalah varietas udang galah hasil pemuliaan yang sudah dirilis pada tahun 2001. Perbaikan mutu genetis terus dilakukan untuk memperbaiki keragaan udang galah GIMacro. GI Macro is a giant fresh water shrimp strain resulted from genetic improvement which has been released in 2001. Genetic improvement is continuously conducted to enhance the performance of Gi Macro giant fresh water shrimp. Growth rate of this strain is 100% higher than that of control towards brackish water shrimp culture in ponds in Karawang region Hasil Kajian Seleksi family diterapkan pada populasi udang galah Gi Macro untuk perbaikannya. Hasil turunan pada generasi 4 atau F3, telah di ujicoba di sejumlah sentra udang galah di Indonesia. Kegiatan seleksi meningkatkan pertumbuhan panjang standar sebesar 4,43%, dengan panjang standar rata-rata pada betina 76,49±9,28 mm dan pada pejantan 65,36±16,18mm. Percepatan pertumbuhan naik sebesar 100% dibandingkan kontrol pada pemeliharaan udang di lahan bersalinitas misalnya di Karawang. 68 Peluang dan Manfaat Peningkatan keragaan udang galah Gi Macro 2 dapat digunakan untuk meningkatkan produkstifitas budidaya udang galah di Indonesisa. Inovator/ Peneliti Nama : Hary Kretiawan, Asep Sopian dan Fajar Angraeni Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Alamat : Jl. Ragunan No 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540 Email : [email protected] Telp. : 0260-520500 69 ULTRASONIK PEMANTAU PAKAN UDANG “SEBERAPA RAKUS KAMU MAKAN” Perspektif Kebera Keberadaan jumlah da pelet dalam ancho tamb udang pada tambak meru intensif merupakan indikator terpenting untuk mengetahui m seberapa lama udang memakan pelet d areall tambak. b k Inovasinya I i diarahkan di hk untuk memantau pada tingkah laku udang di ancho melalui teknologi ultrasonik secara terkendali. Tingkah laku populasi udang saat makan di ancho terpantau selama 1 jam pada area tambak seluas 5000 m2. Rata-rata sinyal akustik yang terekam mempunyai nilai intensitas diantara 3 dB sampai 4 dB. Semakin tinggi nilai intensitasnya maka adanya gerakan udang mendekati sumber makanan. Dengan demikian jumlah sisa pelet dapat diketahui untuk terhindar dari perubahan kualitas air tambak yang mempengaruhi nilai FCR !"2 % dan produktivitas udang. There are amount the shrimp pellet in ancho which is important indicator to detect the shrimp feeding time in they ponds. Its invention is to monitor some shirmps by an intergrated acoustic technology. The shrimps behaviour feed in ancho to be monitored for one hour that those ponds 5000 m2 wide. The acoustic signal recorded have intensity between 3 to 4 dB. More high intensity shown the shrimps behavior by they antena wriggle when the feeding time. Therefore amount of pellet residu can known to minimize of water quality change that influence a FCR (Feed Conversation Ratio) value and the shrimps productivity. Hasil Kajian Meningkatnya produksi udang dikarenakan oleh beberapa hal, antara lain: hama penyakit udang, permintaan pasar sangat besar, dan tidak adanya kuota yang ditetapkan oleh negara pengimpor udang sehingga peluang ekspornya masih sangat besar. Departemen Perdagangan telah menetapkan komoditas udang pada urutan keenam sebagai komoditas ekspor non migas. Pemberian makanan berupa pelet, baik yang ditebar maupun yang disimpan dalam ancho merupakan prosedur standar tambak. Selain sebagai tempat menyimpan pelet, ancho juga dapat menjadi indikator terhadap pengujian pelet dan nafsu makan udang. 70 Keunggulan Teknologi 1. Waktu pemberian pelet pada ancho udang terkendali. Waktu makan udang disesuaikan dengan fisiologi udang di dalam tambak. 2. FCR !"2% merupakan nilai kemampuan udang untuk mengetahui seberapa efektif udang memakan sejumlah pelet berdasarkan umur udang. Dengan demikian efesiensi pemberian pelet berkorelasi mengurangi biaya pembelian pakan/pelet dalan jumlah besar. 3. Memanfaatkan bahan lokal yang ada di Indonesia 4. Membuka wawasan baru kepada petambak udang dalam menerima teknologi baru Potensi Aplikasi Ada 3 (tiga) potensi aplikasi dari inovasi alat ultrasonik pemantau pakan udang yang harus diperhatikan, yaitu: 1.Potensi Habitat 2. Potensi sumberdaya udang 3. Potensi pasar Inovator/ Peneliti Nama : Agus Cahyadi Instansi : Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan-Wakatobi Alamat : Jl. Soekarno KM 2 Wangi-wangi 93791 Wakatobi-Sulawesi Tenggara 71 PROBIOTER TERAPUNG MANDIRI (PROTAM) “MAKANAN SIAP SAJI BERPROTEIN TINGGI” Perspektif Probioter Terapung Mandiri disingkat PROTAM adalah wahana yang difungsikan memfasilitasi bakteri pengurai dan bahan probiotik lainnnya yang terurai menjadi nutrien sebagai bahan makanan bagi pertumbuhan plankton secara mandiri dan ditempatkan terapung di permukaan air tambak. PROTAM mampu menstabilkan kualitas air tambak, sintasan (survival rate) udang di atas 65 %, berat udang rata-rata sekitar 27 gram, dan kestabilan kelimpahan plankton di atas 8.000 sel/cc. Probioter Terapung Mandiri is Indonesian term or PROTAM is the automatic floating container on the shirimp or fish pond that used to facilate the microorganism and other probiotik materials which are decomposed to become the nutrien for the phytoplankton growth. PROTAM ability stabilize the water quality for the shrimp pond whereas survival rate of shrimp is more 65% and stabilizing the phytoplankton abundant is 8000 cel/cc average. Hasil Kajian 501 s (GAP) atau cara budidaya udang yang baik merupakan tuntutan dan keharusan untuk dilaksanakan oleh para pembudidaya skala tradisional, semintensif maupun pembudidaya intensif guna menjamin hasil produksi yang berkualitas, ramah lingkungan dan aman dikonsumsi %. Tantangan untuk melaksanakan GAP ini cukup besar yang datang dari beberapa permasalahan yang belum dapat teratasi bagi petambak udang. Permasalahannya seperti penurunan daya dukung lahan tambak, penurunan pencemaran lingkungan, dan timbulnya serangan penyakit seperti White Spot/WSSV pada udang umur 1-3 bulan yang mematikan dalam waktu singkat. 72 Keunggulan Teknologi 1. PROTAM memfasilitasi bakteri bacillus sp sebagai organisme pengurai bahan organic dalam probiotik secara mandiri tanpa bantuan operator. Bakteri ini mempunyai fungsi memecah atau menguraikan protein sebagai bahan makanan plankton sehingga jumlah mikroorganisme dalam tambak udang stabil. 2. Meningkatkan sintasan 22% udang yang berkorelasi terhadap produktivitas udang pun meningkat. Disamping itu juga flok yang terbentuk menjadi suplemen tambahan sebagai pakan alternative meningkatan produktivitas udang. 3. PROTAM bekerja secara mekanik, mandiri, terapung dan tidak membutuhkan banyak tempat di dalam tambak. 4. Mudah pengoperasiannya dikarenakan energi untuk mensuplai oksigen kebutuhan bakteri pengurai (probiotik) digerakan oleh angin secara otomatis. 5. Menjaga kualitas air lebih baik, sehingga stabilitas air tambak terjaga. Sebelumnya pemberian probiotik diberikan secara manual, mengandalkan tenaga operator tambak sehingga fluktuatif kualitas air tambak tidak mampu diatasi dengan cepat. 6. Menjaga pemberian pakan berlebih dengan menerapkan konsep tambak terbebas polusi organik yang berlebihan. Inovator/ Peneliti Nama : Agus Cahyadi Instansi : Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan-Wakatobi Alamat : Jl. Soekarno KM 2 Wangi-wangi 93791 Wakatobi-Sulawesi Tenggara 73 Perspektif Target produksi rumput laut meningkat dari 2,6 juta ton per tahun (2012) menjadi 10 juta ton per tahun pada 2014. Dukungan teknologi budidaya sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan budidaya rumput laut. Salah satu kendala pada proses budidaya rumput laut saat ini adalah kurang tersedianya bibit yang berkualitas. Production target of seaweed increases from 2.6 million ton per year in 2012 to 10 million per year in 2014. Utilization of genetic improved strain is an alternative to support the success of seaweed culture. Selection program to seaweed seed of 52 and 728are being used. Genetic Improved quality seed are taken from the seaweed with the highest Daily Growth Rate. Selected seed has higher daily growth rate (DGR) than internal and external controls, and increase about 200% of seaweed production using local variety. Hasil Kajian Bibit rumput laut 52dan K28 digunakan sebagai bahan untuk seleksi varietas. Bibit diambil dari rumpun yang memiliki “laju pertumbuhan harian (LPH)” tertinggi secara cut off. Dilakukan selama 3 siklus secara bertahap, masing-masing siklus memerlukan waktu 30 hari. Pemeliharaan dengan metode long-line. Telah diperoleh produk 52sebanyak ± 3.600 kg setelah melalui seleksi dari parent stock, dan Generasi 1-3. Laju pertubuhan harian (LPH) bibit hasil seleksi varietas lebih tinggi dengan nilai kisaran 4,9 %-8,1 % dibandingkan dengan kontrol internal (LPH 2,5 %-4,8 %) dan kontrol eksternal (LPH 2,4 %-4,3 %) . 74 Peluang/Manfaat Produksi rumput laut meningkat sebesar 200% jika menggunakan bibit unggul hasil seleksi. Inovator/ Peneliti Nama : Petrus Rani P. Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Alamat : Jl. Ragunan No 20, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12540. Email : [email protected] Hp. : 0852-1620-7601 75 KANTONG RUMPUT LAUT (KRL) “SELAMAT TINGGAL ORGANISME PENGGANGGU RUMPUT LAUT” Perspektif Kantong Rumput Laut disingkat (KRL) adalah wadah untuk melindungi rumput laut dari lumut, terhindar dari tali rapia, benang pancing hanyut, serta hama pemangsaan oleh ikan baronang, dan ikan pelagis kecil lainnya.Terbelitnya sampah laut hanyut dapat menyulitkan pemisahan dan penanganan hasil panen rumput laut. Dengan memfalitasi dengan wadah KRL ini memperbaiki mutu kualitas rumput laut dan berkorelasi terhadap harga rumput laut di pasaran meningkat secara signigfinikan. The seaweed cage which abbrieved KRL or Kantong Rumput Laut (Indonesian term) is the cage to protect the seaweed from gulmae, avoid from sea rubbish, a drift handline and keeping from fishes as predator which eat some young seaweed. Mixed same rubbish that drift on sea surface can trouble to separate and handling a cropping seaweed. By KRL can improve the seaweed quality and significantly correlated that its high prizing of seaweed in the market. Hasil Kajian Banyaknya gulma atau lumut yang menempel pada batang rumput laut menyebabkan pertumbuhan rumput laut menjadi terhambat atau pertumbuhan kerdil. Sampah laut sering dijumpai seperti tali plastik (tali rapia, benang pancing), jaring ikan hanyut dan sampah lainnya menyatu dan terbelit bersama rumput laut. Terbelitnya sampah tersebut bersama rumput laut mempunyai 2 (dua) masalah, yaitu masalah penanganan hasil 2% menjadi lebih lama dikarenakan harus dibersihkan terlebih dahulu dan masalah proses pemisahan/penyortiran. Tidak sedikit sejumlah batang rumput laut terputus %akibat sampah laut yang tercampur merata dengan sesama rumput laut lainnya. 76 Keunggulan 1. Dapat menjaga kebersihan rumput laut, sehingga kualitas rumput laut tetap terjaga. 2. Teratasinya gulma atau lumut yang menempel pada batang rumput laut dikarenakan terdapat karbon yang mengeliminir lumut. 3. Rumput laut terhindar dari pemangsaan ikan baronang, ikan julung-julung dan lainnya. Ikan ini memakan pucuk rumput laut muda. Oleh karenanya pertumbuhan menjadi terhambat bahkan kerdil, 4. Pengontrolan stok rumput laut dalam kantong terjaga. 5. Mempertahankan batang rumput laut karena terputus oleh sesuatu sebab secara non teknis, misalnya tercabut dengan tidak sengaja saat pemanenan. 6. Produktivitas rumput laut meningkat karena batangnya menjadi besar-besar, 7. Mudah dioperasikan sehingga nelayan atau petani rumput laut tidak akan mengalami kesulitan dalam mengoperasikan alat ini. 8. Terbuat dari bahan lokal Indonesia. Inovator/ Peneliti Nama : Agus Cahyadi Instansi : Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan-Wakatob Alamat : Jl. Soekarno KM 2 Wangi-wangi 93791 Wakatobi-Sulawesi Tenggara 77 BENIH BANDENG TUMBUH CEPAT Perspektif Benih bandeng dari hatchery sekitar pantai Utara di Bali sepuluh tahun terakhir ini mendominasi pasar lokal dan ekspor, terutama ke Philipina karena kualitasnya. Peningkatan kualitas benih melalui program seleksi adalah salah satu cara untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Improvement of milkfish seed quality through selection program is an alternative to support milk fish seed trading. Genetic improvement program can raise the weight of milkfish seed about 23% from catch milkfish. Hasil Kajian Seleksi individu terhadap populasi benih-benih bandeng yang berasal dari daerah yang mempunyai kualitas atau mutu genetik yang baik dilakukan untuk mendapatkan calon induk bandeng dengan kualitas yang baik. Terdapat kenaikan bobot benih bandeng dari induk hasil program seleksi sebesar 23% dibandingkan benih control. 78 Peluang dan Manfaat Penggunaan benih-benih unggul dari induk-induk unggul hasil pemuliaan dapat meningkatkan produktifitas budiaya bandeng, disamping peluang ekspor yang semakin besar. Inovator/ Peneliti Nama Instansi Alamat Email Telp. : Irwan Setyadi, Agus Priyono, Ketut Mahardika, Hirmawan Tirta Yudha,Gigih Setia Wibawa : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya : Jl. Ragunan No 20, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12540 : [email protected] : 0362-92272/71 79 PAKAN EKONOMIS BANDENG BERBASIS FERMENTASI Perspektif Pemanfaatan bungkil kopra dapat dijadikan sebagai alternatif dalam penyusunan formulasi pakan untuk pembesaran ikan bandeng di tambak. Dengan penggunaan bahan pakan ini, maka biaya operasional budidaya bandeng menjadi lebih murah. Residue of copra can be used as alternative feed formulation for fishpond milkfish. By using copra residue can reduce operational cost of milkfish culture so the price of milkfish will be lower and support the environment cleanliness. Substitution of this feed about 55 - 65% of total feed will obtain normal growth. Hasil Kajian Penggunaan bungkil kopra yang telah difermentasi dalam pakan ikan bandeng adalah sebanyak 55-65%. Bandeng dipelihara di tambak dengan kepadatan 6.000 ekor/ha. Pakan diberikan setelah pakan alami berkurang secara drastis. Bandeng dapat tumbuh dengan normal dengan pemberian pakan ekonomis ini selama pemeliharaan 120 hari. 80 Peluang dan Manfaat Pemanfaatan limbah pengolahan kopra dapat menghemat biaya opersional budidaya bandeng, serta mendukung kebersihan lingkungan. Inovator/ Peneliti Nama Instansi Alamat Email Hp. : Usman, Neljte N. Palinggi, Kamaruddin, Noor Bimo Adhiyudanto, Naftali Kabangnga, Asda Laining : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya : Jl. Ragunan No 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540. : [email protected] : 0852-8178-651 81 PATIN SUPER GROWTH, MEMECAHKAN MASALAH LAMA PEMELIHARAAN PADA PATIN Perspektif Perkemban budidaya Perkembangan sia terkendala ikan patin siam oleh lama pemel pemeliharaan yang mencapai 7-8 bulan dalam dal satu i d PPenemuan ddan penggunaan ik periode. ikan patin yang cepat tumbuh akan dapat memangkas lama pemeliharaan, serta menekan biaya produksi sehingga bisnis budidaya ikan patin siam menjadi lebih menarik The innovation and usage of grow fast catfish can make cultivation faster and reduce cost production. Catfish super growth is produced with trans genesis technique by using catfish hormone growth. The growth rate of catfish super growth is 20% higher than normal catfish. Hasil Kajian Ikan patin super growth diproduksi dengan teknik trans genesis dengan menggunakan hormon pertumbuhan 5#% dari ikan patin sendiri. 82 Peluang / Manfaat Terjadi kenaikan pertumbuhan sebesar 20% pada patin super growth dibandingkan ikan patin normal Inovator/ Peneliti Nama : RR. Sri Pudji, Sularto, Wahyu Pamungkas dan Ika Nurlaela Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Alamat : Jl. Ragunan No 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540 Email : [email protected] Telp. : 0260-520500 SG = Super Growth 83 NILA SRIKANDI, VARIETAS IKAN NILA UNTUK DAERAH TAMBAK Perspektif Banyak areal tambak udang windu yang terbengkalai akibat adanya wabah pada budidaya udang windu. Pemanfaatan tambak-tambak ini untuk budidaya ikan nila merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan pendapatan pembudidaya. Produksi varietas ikan nila yang tahan salinitas tertentu akan dapat membantu keberhasilan budidaya ikan nila tersebut. The utilization of unused shrimp pond for tilapia is one of the alternatives to increase income of Aquaculture farmer. Srikandi tilapia produced by genetic improvement of tilapia by family selection with salinity tolerance level. Srikandi tilapia can grow faster on salinity until 30 ppt. Hasil Kajian Ikan nila Srikandi didapatkan melalui program pemuliaan, yaitu seleksi family terhadap toleransi tingkat salinitas. Selain itu perbaikan pertumbuhan juga merupakan aspek yang ikut diperbaiki. Ikan nila Srikandi dapat tumbuh cepat pada salinitas hingga 30 ppt. 84 Peluang/Manfaat Produksi benih nila Srikandi secara masal akan dapat membantu para pembudidaya untuk dapat kembali berusaha dengan areal tambak yang terbengkalai sebelumnya. Inovator/ Peneliti Nama Instansi Alamat Email Telp. : Devi Dwiyanti,Bambang Gunadi,Dewi, Priadi Setyawan,Adam Robisalmi dan Rita Febrianti : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya : Jl. Ragunan No 20, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12540 : [email protected] : 0251-313200 85 Nila BEST Generasi Ke-5, Perbaikan Mutu Genetik Perspektif Nila Bogor Enhanced Strain ' (BEST) telah dirilis pada tahun 2010 dengan keunggulan pertumbuhan yang mencapai 200% dibandingkan ikan nila lokal. Perbaikan pertumbuhan terus dilakukan sampai mencapai pertumbuhan seperti ikan nila 5*2! '(GIFT) diawal perkembangannya, yaitu mencapai 5-6 gram per hari. BEST Tilapia has been released in 2010 with prominence growth 200% compare with local tilapia. Family selection of BEST Tilapia population from 3rd generation until 5th generation has been conducted. The average of weight daily growth rate of BEST Tilapia F5 on 3 months old 33.8% higher than BEST F4. Hasil Kajian Seleksi familia terhadap populasi ikan nila BEST generasi ke-3 terus dilakukan hingga mencapai generasi ke-5. Rata-rata laju pertumbuhan harian bobot benih Ikan Nila BEST F5 pada umur 3 bulan lebih tinggi 33,8% di bandingkan kontrol (BEST F-4). Terdapat kenaikan percepatan pertumbuhan harian sekitar 32% dibandingkan ikan nila lokal di daerah Banten. 86 Peluang dan Manfaat Nila BEST tahap ke dua ini, diharapkan dapat menjadi benih sebar pada setiap pembudidaya untuk dapat meningkatkan produktifitasnya. Inovator/ Peneliti Nama : Irin Iriana Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Alamat : Jl. Ragunan No 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540 Email : [email protected] Telp. : 0251-313200 87 LAHAN GAMBUT ? NO PROBLEM, ADA IKAN NILA SPESIFIK LAHAN GAMBUT Perspektif Lahan gambut di wilayah Sumatera dan Kalimantan meliputi jutaan hektar luasnya, namun hanya sedikit yang termanfaatkan. Nila &' (BEST) telah dirilis pada tahun 2010 dengan keunggulan pertumbuhan yang mencapai 200% dibandingkan ikan nila lokal, di arahkan untuk mempunyai toleransi yang cukup pada kondisi gambut. BEST Tilapia has enough tolerance to peatland area. Adaptation to peatland area has been done since on hatchery stadium 2. After becoming prime fish, fish is being spawned in the same area so the larva can put up with the condition. Next step is tilapia selection to get fast grow seed, and repeatedly to the next generation. BEST Tilapia on peatland area has 1.6 times growth than local tilapia. Hasil Kajian Adaptasi terhadap lahan gambut telah dilakukan saat benih ikan BEST masih pada stadia pendederan 2. Setelah menjadi induk, ikan dipijahkan di area yang sama, sehingga mendapat larva yang relatif tahan terhadap kondisi setempat. Kegiatan selanjutnya adalah seleksi secara individu untuk mendapatkan benih yang tumbuh cepat, dan diulang pada generasi berikutnya. Ikan nila BEST F-2 pada lahan gambut mempunyai pertumbuhan yang lebih baik sebesar 1,6 kali dibandingkan ikan nila lokal. 88 Peluang/Manfaat Kemampuan ikan nila BEST ini diharapkan menjadi stimulator untuk pengembangan budidaya ikan di daerah rawa gambut. Inovator/ Peneliti Nama : Rudhy Gustiano Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Alamat : Jl. Ragunan No 20, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12540 Email : [email protected] Hp. : 0812-900-1363 89 VAKSIN STREPTOVAC, PENCEGAH SERANGAN BAKTERI PADA BUDIDAYA IKAN NILA Perspektif Bakteri Streptococcus sp. adalah bakteri yang sering menggagalkan hasil budidaya ikan nila. Penggunaan vaksin untuk membuat kekebalan pada tubuh ikan terhadap serangan bakteri tersebut merupakan suatu alternatif yang menguntungkan dibandingkan dengan pengobatan. Streptococcus sp. is bacteria which often attack tilapia fish farming. One alternative efforts to make the body’s immune fish against bacterial attack is to use Streptovac vaccine which produced by the Institute of Freshwater Aquaculture Research and Development. The use of the vaccine could increase 20% the survival rate of tilapia seed compared to unvaccinated fish seed. Hasil Kajian Vaksin Streptovac yang diproduksi oleh Balai Litbang Perikanan Budidaya Air Tawar terbuat dari bakteri Streptococcus sp. yang sudah dilemahkan. Penggunaan vaksin secara perendaman dan dicampur lewat pakan, telah diuji cobakan pada benih ikan nila untuk budidaya. Terdapat kenaikan sintasan sebesar 20% dengan penggunaan vaksin Streptovac dibandingkan benih ikan yang tanpa vaksin setelah diuji tantang. 90 Peluang dan Manfaat Kegiatan vaksinasi sebagai keharusan dalam suatu budidaya ikan nila dapat dilaksanakan dengan pengembangan vaksin Streptovac ini. Inovator/ Peneliti Nama : Taukhid Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Alamat : Jl. Ragunan No 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540 Email : [email protected] Hp. : 0812-964-3379 91 TEKNOLOGI PEMURNI GARAM SISTEM MEKANIK Perspektif Usaha garam ga rakyat secara tra tradisional menghasilkan garam dengan kualitas yang kur kurang baik dengan kadar NaCl di bawah 990%. Untuk i k k kkualitas li garam kkrosokk petani, i diperlukan meningkatkan teknik perlakuan dengan cara pencucian hingga dihasilkan garam dengan kualitas yang lebih baik. Salt quality produced by traditional salt farmers is relatively poor with NaCl level <90%. This makes their product could not meet the market demand and have lower price. A way to improve its quality, a washing technique (mechanically) is necessary to be performed on the raw salt. The mechanical washing technology could increase NaCl content up to 95%, resulting to an increase in economical values. The technology is also equipped with iodizing and packaging machines. The technology has been applied in most salt centers in Indonesia. Hasil Kajian Teknologi pencucian garam dengan sistem mekanis dapat meningkatkan kualitas garam sekaligus memberikan nilai tambah kepada petani garam, karena akan diperoleh nilai jual garam yang lebih tinggi. Teknologi ini dapat diaplikasikan di seluruh sentra garam nasional untuk memperoleh nilai tambah bagi petani garam. Proses pencucian garam dengan sistem mekanis mempunyai keunggulan dalam hal: Meningkatkan kualitas garam (kristal lebih lembut dan berwarna putih cerah). Meningkatkan nilai jual garam. Teknologi yang digunakan relatif sederhana, mudah untuk diaplikasikan oleh petani garam. Paket teknologi sudah dilengkapi dengan mesin iodisasi (penambahan kadar iodium) dan mesin pengemasan sehingga produk garam siap untuk pemasaran. 92 Peluang dan Manfaat Teknologi ini dapat diaplikasikan di seluruh sentra garam nasional untuk memperoleh nilai tambah bagi petani garam. Inovator/ Peneliti Nama : Tim IPTEKMAS: Tukul Rameyo Adi, Erish Widjanarko, Hariyanto Triwibowo, Aris Wahyu Widodo, Hari Prihatno, Ahmad Najid, Ifan R. Suhelmi, Bagus Hendrajana, dan Bagiyo Suwasono. Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir bekerjasama dengan Universitas Hang Tuah Surabaya Alamat : Jl. Pasir Putih 1, Komplek Bina Samudera, Ancol Timur Jakarta 14430. Tel. 021-64711583, Fax. 64711654, http://p3sdlp.litbang.kkp.go.id, Email : [email protected], [email protected] 93 Perspektif Usaha untuk menuju swasembada garam dilakukan dengan meningkatkan produksi garam nasional. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas lahan garam adalah dengan merekayasa alat dan teknologi. 94 An alternative way to increase the salt-field production can be achieved by tool designing and technology improvement. A technology to improve salt production studied by Research and Development Center for Marine and Coastal Resources is thermal system technique. In this system, salt produced from boiling the sea brine resulted from solar evaporation. The solar evaporation was carried out on blackceramic ponds as black color could absorb heat faster and retain it longer. By applying the technology, time needed in salt crystallization and production will be shortened with better quality. Keunggulan Inovasi Rekayasa alat dan teknologi yang terkait dengan produksi garam dalam inovasi ini adalah penggunaan sistem panas (thermal) melalui proses perebusan setelah, melalui proses evaporasi alami (pemanasan dengan cahaya matahari). Proses evaporasi dilakukan pada petak kristalisasi garam yang berkeramik hitam. Warna hitam adalah warna yang dapat menyerap panas lebih cepat dan menyimpan panas lebih lama. Penerapan teknologi ini dapat mempersingkat waktu yang diperlukan untuk produksi garam, dengan menghasilkan kualitas garam yang lebih baik dibandingkan sistem konvensional. Beberapa keunggulan dari teknologi ini antara lain: " { Inovator/ Peneliti Nama : Tim IPTEKMAS: Tukul Rameyo Adi, Erish Widjanarko, Hariyanto Triwibowo, Aris Wahyu Widodo, Hari Prihatno, Ahmad Najid, Ifan R. Suhelmi, Bagus Hendrajana, dan Bagiyo Suwasono Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir bekerjasama dengan Universitas Hang Tuah Surabaya Alamat : Jl. Pasir Putih 1, Komplek Bina Samudera, Ancol Timur Jakarta 14430 Email Tel. 021-64711583, Fax. 64711654,http://p3sdlp.litbang.kkp.go.id , : [email protected], [email protected] 95 96 BAGIAN III Teknologi Pengolahan dan Produk Turunan T 97 98 PENGANTAR TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PRODUK TURUNAN Seribu satu manfaat bisa dipetik dari rumput laut. Mulai dari bahan pangan, kosmetik dan obat-obatan. Tahukah anda, rumput laut hijau Ulva fasciata ternyata berpotensi sebagai obat kanker. Rumput laut yang tergolong jenis non ekonomis ini ternyata mengandung senyawa aktif antitumor fucoxanthin, yang secara in vitro telah teruji khasiatnya sebagai antitumor serviks dan payudara, serta secara in vivo teruji mampu menghambat pertumbuhan tumor kelenjar susu pada hewan uji. Kedepan kita tentu bisa manfaatkan untuk manusia. Produk turunan alginat hasil ekstraksi dari rumput laut Sargassum sp. ternyata berfungsi sebagai polimer tunggal dan dapat digunakan sebagai penyalut tipis pada tablet Vitamin A. Melindungi obat dari pengaruh–pengaruh yang dapat mengganggu kestabilan produk, sekaligus menutupi rasa dan bau yang tidak enak suatu obat pada tablet. Juga jangan heran, jika suatu waktu karaginan digunakan sebagai sebagai gel pengharum ruangan, menggantikan bahan pengharum ruangan dalam bentuk cair dari bahan sintetis yang mengandung hidrokarbon yang berbahaya bagi kesehatan, karena diduga sebagai salah satu pemicu kanker. Gel pengharum ruangan yang menggunakan karaginan, akan mudah terurai dan limbahnya tidak membahayakan, serta aman untuk kesehatan. Manfaat alginat lainnya: dapat dibuat sebagai serbuk minuman berkarbonat dengan rasa sensasi effervescent (efek soda), diolah dari jenis rumput laut coklat Sargasum sp. Rumput laut Sargasum sp. juga dapat seperti teh hijau yang disajikan dalam kemasan kertas permeabel, seperti halnya teh celup dengan berbagai flavor tambahan. Adapun rumput laut Gracilaria sp. dapat diolah menjadi produk baru minuman fungsional “teh-agar” yang berpeluang dipasarkan secara komersial. Jika ingin sensasi lainnya, cobalah “ rulina bandrek”, minuman kesehatan yang dibuat dari serbuk ganggang laut Spirulina dan difortifikasi dengan rempah-rempah alami seperti jahe,pala,lada, kayu manis,cabe jawa dan gula aren. Dikemas menggunakan aluminium foil, sehingga tahan lama, diproses secara modern dan sangat cocok menjadi oleh-oleh khas Indonesia yang dapat menghangatkan tubuh dan menjaga stamina. Semua produk di atas, adalah sebagian dari inovasi pengolahan hasil perikanan yang dilakukan para peneliti di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Perikanan dan Kelautan (BBP4BKP). Sebagian besar dari produk inovatif tersebut sedang dalam proses pendaftaran dan perolehan hak patennya. 99 ANTILIN: ALAT PENGUJI CEPAT RESIDU FORMALIN A PADA IKAN TONGKOL DAN CAKALANG Penggunaan b bahan berbahaya pada makanan dirasakan men makin mengkhawatirkan, pen termasuk penggunaan pe formalin untuk pengawetan da produk makanan, sayuran, ikan dan olahan ikan. Tersedianya alat penguji cepat (test kit) untuk mengetahui penggunaan bahan berbahaya tersebut akan sangat bermanfaat, terutama dalam rangka pengawasan oleh pemerintah. Tersedianya test kit ini juga memberikan kesempatan bagi siapa pun, termasuk konsumen, untuk menyeleksi ikan yang dikonsumsinya. Inovasi ini adalah test kit “ANTILIN” berupa alat penguji cepat (test kit) untuk menguji residu formalin pada bahan (ikan) secara kualitatif menggunakan larutan campuran pararosanilin dengan sulfit jenuh pada suasana asam. Test kit ini dibuat praktis dan mudah digunakan untuk menguji residu formalin pada bahan padat maupun cair dengan batas deteksi minimal 2 ppm hanya dengan mengamati perubahan warna pada larutan pengujinya. A test kit for formalin residue is now available. ANTILIN is a test kit that qualitatively detects formalin residue on fish or other food products. This test kit is practical, easy to use, and capable to detect as low as 2 ppm of formalin. Perspektif Antilin dengan cepat dan mudah mampu mendeteksi adanya bahan berbahaya formalin pada makanan, sehingga memungkinkan bagi peningkatan kinerja pengawasan. Tidak hanya fungsi pengawasan yang berjalan dengan baik, tetapi juga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen, melindungi masyarakat dari paparan bahan berbahaya dan sekaligus membatasi penggunaan bahan berbahaya tersebut pada makanan. 100 Keunggulan Inovasi Dapat digunakan untuk mendeteksi adanya formalin pada ikan dan produk olahannya, serta jenis makanan lain dalam bentuk padat maupun cair. Sensitif, batas deteksi minimal rendah . Praktis dan mudah digunakan. Hasil deteksi cepat didapat. Hasil deteksi dengan mudah dapat dilihat. Murah, sehingga biaya pengujian tidak membebani harga produk. Potensi Aplikasi Industri makanan tradisional/modern atau pihak-pihak yang membutuhkan alat yang praktis, murah dan cepat untuk mendeteksi kandungan formalin pada bahan padat ataupun cair, terutama pada makanan mentah ataupun matang. Inovator/ Peneliti Inovator : Endang Sri Heruwati; Farida Ariyani; J. Tri Murtini; Ikna Suyatna Djalil, Ninoek Indriati; Rudi Riyanto Institusi : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Telah dipatenkan Email : [email protected], [email protected] 101 MENGHAMBAT DAN MEREDUKSI HISTAMIN PADA PINDANG TTC MENGGUNAKAN TEH HIJAU Tuna, Tuna tongkol dan cakala merupakan cakalang ika dari kelompok jenis ikan skomb ikan skombroid yang sering mengandung histamin tinggi, terutama jika pen penanganan dan pengolahannya kurang aatau tidak baik. K t i ddapatt mengakibatkan kib tk alergi l Keracunan hi histamin seperti gatal, pusing dan mual. Mencegah terbentuknya histamin dapat dilakukan dengan penanganan dan pengolahan yang baik, namun mereduksi histamin yang telah terbentuk tidak mudah dilakukan. Teh hijau ternyata terbukti dapat menghambat pembentukan histamin selama pengolahan bahkan dapat mereduksi kandungan histamin setelah pindang ikan selesai diolah. Untuk daerah di sentra-sentra pengolahan yang sulit mendapatkan es, teh hijau dapat digunakan sebagai alternatif pengawet alami yang aman melalui perendaman ikan sebelum dilakukan pengolahan. Green tea is found to be effective to inhibit the formation of histamine during processing as well as reducing histamine contents in salted fish (pindang). This benefit can be an alternative to the usage of ice cubes as fish preservative in the area where ice cubes are scarce. Perspektif Kekhawatiran konsumen akibat keracunan histamin karena mengkonsumsi pindang TTC dapat dikurangi dengan cara sederhana, yaitu dengan menggunakan teh hijau. Pengawet makanan alami yang menghambat pembentukan histamin yang merupakan zat berbahaya pada ikan sebelum diolah, saat diolah, bahkan setelahnya mempunyai nilai tambah yang sangat besar bagi konsumen, industri dan sentra penangkapan ikan. 102 Keunggulan Inovasi Pembentukan histamin dapat dihambat atau bahkan dicegah. Histamin yang telah terbentuk dapat direduksi dengan cara yang mudah dan sederhana, yaitu dengan menggunakan teh hijau. Teh hijau merupakan produk pangan yang sudah banyak dikenal masyarakat untuk meningkatkan kesehatan, mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau. Memanfaatkan teh hijau kualitas rendah (ranting dan daun tua), sehingga tidak mengganggu produksi teh hijau kualitas tinggi. Penggunaan teh hijau dalam pindang dapat mengawetkan ikan. Potensi Aplikasi baik di lingkungan keluarga, usaha pengolahan skala kecil hingga menengah dan bahkan industri besar. Inovator/ Peneliti Inovator : Institusi : Alamat : Status paten : Email : Endang Sri Heruwati; Farida Ariyani; Novalia Rachmawati; Radestya Triwibowo; Irma Hermana Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 103 ALAT PRODUKSI ASAP CAIR UNTUK PENGASAPAN IKAN TONGKOL Ikan asap merupakan salah satu jenis olahan yang digemari sebagian masyarakat yang sejauh ini cara pengolahannya masih tradisional, yaitu pengasapan dengan menggunakan asap langsung. Akibatnya, produk berwarna gelap atau coklat gelap dan seringkali kotor, akibat terkontaminasi oleh abu dan kotoran lain. Asap cair dapat digunakan untuk menggantikan cara pengasapan yang masih tradisional tersebut dan dapat menghasilkan produk yang lebih cerah, cemerlang dan bersih serta seragam. Inovasi ini berupa rancang bangun alat untuk memproduksi asap cair mutu pangan, dengan kandungan senyawa penyebab kankernya (polyaromatic hydrocarbon atau PAH) yang rendah. Asap cair ini dapat digunakan untuk memproduksi ikan asap, misalnya ikan tongkol asap. Alat produksi asap cair ini dapat disesuaikan skalanya sesuai kebutuhan. The liquid smoke processing device produces food-grade liquid smoke which is safe to give the fish smoke flavor. This device is more environment-friendly than conventional smoking process since it reduces CO2 and ash. Perspektif Pengasapan yang semula menggunakan pengasapan langsung dan dilakukan secara tradisional dapat diperbaiki dengan menggunakan asap cair untuk menghasilkan produk yang lebih cemerlang, bersih dan seragam. Alat yang digunakan untuk memproduksi asap cair dapat dirakit oleh bengkel setempat dan dapat menghasilkan asap cair mutu pangan yang rendah kandungan senyawa PAH nya. 104 Keunggulan Inovasi Alat pengolahan asap cair ini dapat digunakan untuk memproduksi asap cair mutu pangan dengan beberapa tingkatan mutu asap cair yang bebas senyawa PAH atau kandungan PAH rendah. Asap cair yang diproduksi bermutu pangan dan dapat digunakan untuk pengolahan ikan tongkol asap dan ikan lainnya dengan cara yang praktis, lebih efisien, lebih higienis, dan tidak menimbulkan polusi ligkungan. Potensi Aplikasi Dapat dimanfaatkan untuk memproduksi asap cair mutu pangan yang bebas atau rendah kandungan PAHnya pada skala UKM hingga industri. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Bagus Sediadi Bandol Utomo; Rodiah NS; Tri Nugroho W Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 tlp (021) 53650157, fax(021) 53650158 Belum dipatenkan [email protected] 105 GELATIN “HALAL” DARI LIMBAH KULIT IKAN TUNA Gelatin merupakan polimer protein yang banyak dimanfaatkan oleh industri, makanan dan farmasi karena sifatnya yang unik dan mempunyai fungsi yang beragam. Biasanya gelatin diperoleh dari kulit dan tulang babi atau sapi, yang menimbulkan masalah bagi umat Islam dan Hindu. Gelatin dari ikan merupakan jawaban tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Di dunia farmasi, gelatin digunakan sebagai bahan pengikat pengisi tablet dan gelatin dari kulit tuna mampu menghasilkan performa yang tidak kalah mutunya dibanding bahan pengikat yang lazim digunakan. Selain itu, jumlah penggunaannya lebih kecil dibandingkan bahan yang ada. Di sisi lain, ketersediaan kulit tuna sebagai bahan baku gelatin cukup melimpah sebagai limbah di unit pengolahan tuna yang membuka peluang untuk memanfaatkan limbahnya (zero waste concept). Gelatin, a polymer of protein which is widely used by the food and pharmaceutical industries, is usually extracted from either pork or beef skin and bone that cause religious problem for Muslims and Hindus. This innovation produces a high quality of halal gelatin product from a cheap tuna skin waste. With its comparable quality performance with commonly used binders, the utilization of gelatin made from tuna skin waste in the cosmetics and pharmaceutical industries is widely open. Perspektif Limbah kulit tuna merupakan sumber potensial untuk pembuatan gelatin halal yang selama ini belum termanfaatkan dengan baik. Dengan performa yang baik sebagai pengikat, maka peluang gelatin dari kulit ikan untuk masuk ke industri kosmetik dan farmasi dapat terbuka lebar. 106 Keunggulan Inovasi Inovasi ini menghasilkan produk halal bermutu tinggi dengan menggunakan bahan murah (limbah kulit ikan tuna). Produk yang dihasilkan (gelatin) lebih ekonomis, dengan penggunaan bahan yang lebih sedikit menghasilkan performa yang sama dengan bahan pengikat komersial. Potensi Aplikasi [`= banyak menghasilkan limbah kulit untuk menghasilkan gelatin halal. Inovator/ Peneliti Inovator : Institusi : Alamat : Status paten : Email : Fera Roswita Dewi; Widodo Farid Ma’ruf; Effionora Anwar; Rosmawaty Peranginangin Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 107 TRANSPORTASI UDANG HIDUP DENGAN SISTEM KERING UNTUK EKSPOR Harga Harg udang hidup untuk konsumsi nilainya dapat mencapai h 5 kali dari harga udang mat Peluang ini yang telah mati. dim potensial untuk dimanfaatkan, upay diversifikasi sekaligus merupakan upaya produk, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya, peningkatan nilai tambah, meningkatkan devisa, dan merupakan usaha baru yang juga menawarkan lapangan kerja baru. Teknologi yang disediakan adalah teknologi penanganan dan transportasi yang lengkap mulai dari pemanenan/ penangkapan, penanganan dan transportasi dari tambak atau dari tempat penangkapan ke tempat penampungan, hingga penanganan dan transportasi untuk ekspor. Transportasi sistem basah menggunakan media air cocok untuk pengangkutan udang hidup domestik, sedangkan untuk ekspor digunakan transportasi dengan sistem kering menggunakan media bukan air. The dry system transportation for live shrimp that uses nonwater media is capable of delivering live shrimp up to 16 hours with shelf life of about 100%. The system is capable of increasing volume capacity up to twice than that of wet system. This system can be modified for other Crustasea such as lobster. Perspektif Transportasi udang hidup untuk konsumsi menjadi sangat mungkin dilakukan secara komersial dan dapat meningkatkan jaminan keamanan selama transportasi udara untuk ekspor dengan sistim kering menggunakan media bukan air. Inovasi ini terdiri atas metode penanganan, penampungan, pemingsanan, dan pengemasan dalam media kering bukan air. Pemingsanan udang dapat dilakukan dengan menggunakan suhu rendah (shock langsung atau bertahap) atau dengan ekstrak biji karet. 108 Keunggulan Inovasi Teknologi penanganan dan penampungan mampu meningkatkan tingkat kelulusan hidup udang dan dapat mempertahankan tingkat kebugaran udang tanpa kehilangan bobot hingga 20 hari. Transportasi udang hidup sistem kering menggunakan media bukan air mampu menghantarkan udang hidup hingga 16 jam dengan tingkat kelulusan hidup 100%. Transportasi udang hidup sistem kering menggunakan media tanpa air mampu meningkatkan kapasitas angkut hingga 2X dari sistem basah menggunakan media air. Potensi Aplikasi Teknologi ini dapat digunakan untuk penanganan, penampungan dan transportasi udang hidup untuk konsumsi, baik untuk ekspor maupun domestik, dan dengan modifikasi dapat dimanfaatkan untuk krustase lain seperti lobster Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Singgih Wibowo; Theresia Dwi Suryaningrum Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 109 CARA AMAN TRANSPORTASI UDANG HIDUP: PINGSANKAN SAJA DENGAN EKSTRAK BIJI KARET Kini ada cara baru untuk mengirim udang dengan aman dalam kondisi hidup untuk konsumsi. Dalam transportasi sistem kering menggunakan media bukan air, udang diimotilisasi atau dibius, sehingga metabolisme, respirasi, dan aktivitasnya rendah. Dengan kondisi tersebut, kemampuan untuk bertahan hidup di luar kondisi habitat hidupnya tinggi. Pembiusan dapat dilakukan menggunakan suhu rendah atau bahan pembius seperti MS-222. Risikonya, MS-222 mempunyai efek negatif dari residu obat bius tersebut terhadap manusia yang mengkonsumsinya. Ekstrak biji karet yang mengandung linamarin (glikosidik sianogen) dapat digunakan sebagai bahan pembius alami dalam transportasi udang hidup untuk konsumsi. Inovasi dari teknologi ini adalah penggunaan ekstrak biji karet untuk membius udang dalam transportasi udang hidup. Setelah dibius dengan esktrak biji karet, udang ditransportasikan dengan sistem kering menggunakan media bukan air. The use of rubber seed extract to hibernate shrimp for live shrimp transportation is now applicable. This innovation is capable of delivering live shrimp for consumption up to 13 hours with shelf life of about 70%. The extract has the potential to be used as tranquilizer for other fish. Perspektif $ menjadikan teknologi ini sangat ramah lingkungan dan aman bagi manusia. "]* meningkatkan jaminan keamanan selama transportasi udara untuk ekspor dengan sistim kering menggunakan media bukan air. Inovasi ini terdiri atas metode penanganan, penampungan, pemingsanan, dan pengemasan dalam media kering bukan air. Pemingsanan udang dapat dilakukan dengan menggunakan suhu rendah (shock langsung atau bertahap) atau dengan ekstrak biji karet. 110 Keunggulan Inovasi Pemingsanan udang menggunakan ekstrak biji karet dalam transportasi udang hidup sistem kering menggunakan media tanpa air mampu menghantarkan udang hidup hingga 13 jam dengan tingkat kelulusan hidup 70%. Potensi Aplikasi Ekstrak biji karet dapat digunakan untuk memingsankan udang hidup dalam transportasi udang hidup untuk konsumsi, baik untuk ekspor maupun domestik, dan berpotensi untuk membius ikan lain untuk tujuan lain. Teknologi ini dapat digunakan untuk penanganan, penampungan dan transportasi udang hidup untuk konsumsi, baik untuk ekspor maupun domestik, dan dengan modifikasi dapat dimanfaatkan untuk krustase lain seperti lobster. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Singgih Wibowo; Th Dwi Suryaningrum Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 111 Salah satu sumber agar yang banyak dijumpai di Indonesia adalah rumput laut Gracilaria, baik yang tumbuh secara alami di laut, maupun yang dibudidayakan di tambak. Gracilaria alami di laut memiliki karakteristik berbeda dengan Gracilaria budidaya di tambak, sehingga memerlukan cara ekstraksi yang berbeda meskipun secara garis besar serupa. Cara sederhana yang paling mudah untuk dilakukan oleh pengolah, baik skala UKM maupun skala besar adalah dengan mengolahnya menjadi agar kertas. Inovasi pengolahan agar kertas dari Gracilaria meliput tahap ekstraksi, penjendalan, penipisan dengan pengirisan, pengurangan kandungan air dengan pengepresan, dan pengeringan. Caranya sangat sederhana dan mudah, sehingga cocok bagi pengolah kecil atau skala rumah tangga, meskipun tidak tertutup untuk dilakukan pengolah skala besar. Gracilaria sp. seaweed, either naturally grown or cultivated, is abundant in Indonesia. The species can be handily processed into agar paper by both SMEs and large scale enterprises processing. The resulting agar paper can be conveniently applied by various segments of society, especially in the rural areas. Perspektif Teknik pengolahan Gracillaria sp. menjadi agar kertas adalah salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah rumput laut Gracilaria sp. yang selama ini lebih banyak dijual dalam bentuk kering dan dapat dilakukan oleh pengolah kecil di pedesaan. Agar kertas yang dihasilkan dapat digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat, terutama di daerah dan pedesaan. 112 Keunggulan Inovasi | kering maupun segar. Potensi Aplikasi "Gracilaria spp menjadi agar kertas dapat dengan mudah diterapkan oleh pengolah kecil, menengah, hingga industri kecil maupun menengah. Inovator/ Peneliti Inovator : Bagus Sediadi Bandol Utomo; Th Dwi Suryaningrum; Murdinah; Jamal Basmal; Bakti Berlyanto Sedayu Institusi : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 113 Agar bakto adalah agar-agar khusus yang digunakan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme di laboratorium, biasanya digunakan di bidang mikrobiologi dan bioteknologi. Sayangnya, kebutuhan agar bakto selama ini masih diimpor dari luar negeri, karena ekstraksi yang sulit, sehingga mahal harganya. Agar bakto ini dapat diekstrak dari rumput laut Gelidium sp, yang tersedia melimpah di Indonesia. Invensi ini menawarkan proses ekstraksi agar bakto dari rumput laut Gelidium sp., dengan memanfaatkan proses bertekanan tinggi pada suhu tinggi. Cara ini dapat menghasilkan agar bakto dengan kekuatan gel dan rendemen yang tinggi, selisih antara titik leleh dan titik jendal (hysteresis) cukup besar, sehingga bagus untuk digunakan di laboratorium, terutama karena memudahkan pengamatan Angka Lempeng Total (ALT) untuk uji jumlah total bakteri di laboratorium. Bacto agar is used as a growth medium for microorganisms in the field of microbiology and biotechnology. It is made from seaweed Gellidium sp. raw material, is available in abundance in Indonesia. This innovation offers bacto agar extraction process from seaweed Gellidium sp., by utilizing high pressure at high temperatures. Perspektif Inovasi ini memungkinkan diproduksinya agar bakto dalam negeri yang selama ini diimpor. Selain menjadi pilihan untuk substitusi impor, juga meningkatkan nilai tambah rumput laut Gelidium sp. yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal di dalam negeri. 114 Keunggulan Inovasi gel strength 1.019 g/cm². *]Gelidium sp., yaitu 15,03%. ]hysteresis), sehingga memudahkan pengamatan Angka Lempeng Total (ALT) di laboratorium. Potensi Aplikasi Agar Bakto Rumput Laut Gelidium Sp. | ] Angka Lempeng Total (ALT), isolasi bakteri, maupun uji mikrobiologi atau bioteknologi yang memerlukan bakto agar lainnya. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Subaryono; Murdinah; M. Darmawan; Dina Fransiska Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Sedang dalam proses mendapatkan paten [email protected] 115 EKSTRAKSI NATRIUM ALGINAT Alginat merupakan pikokoloid yang diekstrak dari rumput laut cokelat (Phaedophyceae) penghasil alginat (alginofit). Jenis-jenis rumput laut coklat yang tumbuh di perairan tropis Indonesia terutama adalah dari marga Macrocytis, Laminari, Aschophyllum, Necrocytis, Ecklonia, Fucus dan Sargassum dan Turbinaria. Salah satu sumber alginat penting di Indonesia adalah Sargassum dan Turbinaria yang banyak ditemukan di berbagai pantai berkarang di Indonesia. Kegunaan jenis pikokoloid ini sangat luas, mulai dari makanan, minuman, bahan industri, hingga bahan farmasi atau nutrasetikal. Cara ekstraksi alginat ini cukup mudah dikerjakan dan dapat dilakukan oleh pengolah kecil, UKM hingga industri. Alginat yang diekstraksi dari rumput laut, di dunia perdagangan dan industri dikenal dalam bentuk asam alginat atau garam alginat, tergantung cara ekstraksi yang digunakan. Alginate is a phycocolloid extracted from alginophyt brown seaweed (Phaedophyceace) that grows abundantly in Indonesian tropical waters. This innovation provides a simple yet applicable technology to extract a high yield alginate from Sargassum and Turbinaria brown seaweeds. The alginate extraction technology can be used by smallmedium enterprises (SMEs) to industrial-scale processing. Perspektif Ekstraksi alginat masih belum banyak dilakukan, karena keterbatasan teknologi. Inovasi ini menyediakan teknologi yang mudah diaplikasikan untuk mengekstrak alginat dari rumput laut coklat jenis Sargassum dan Turbinaria. 116 Keunggulan Inovasi Teknologi yang digunakan untuk ekstraksi alginat mudah diaplikasikan dan menghasilkan rendemen yang tinggi, yaitu hingga 20 – 30%. Potensi Aplikasi Teknologi ekstraksi alginat dapat digunakan oleh pengolah skala UKM hingga industri. Alginat yang dihasilkan banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, kertas, deterjen, cat, tekstil, vernis, fotografi, kulit buatan, dan lain-lain, sebagai bahan pembentuk gel (gelling agent), pengemulsi dan penstabil emulsi (emulsifying and stabilizing agent), pensuspensi (suspending agent), pengikat (binding agent), penghalus (), pembentuk struktur (sizing agent), penjernih (clarifying agent), dan sebagainya. Inovator/ Peneliti Nama Instansi : : Alamat : Status Paten : Email : Yunizal; Jamal Basmal; Murdinah; Tazwir Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 117 Sargassum merupakan salah satu jenis rumput laut yang banyak dijumpai tumbuh secara alami di Indonesia. Selama ini jenis rumput laut coklat ini dimanfaatkan sebagai sumber alginat. Jenis rumput laut ini banyak mengandung polifenol yang memiliki aktifitas sebagai anti oksidan, anti kanker dan sebagainya. Teh herbal Sargassum, merupakan produk teh yang dibuat dari daun rumput laut Sargassum yang diproses seperti teh hijau. Dengan kemasan kertas permeabel untuk sekali hidangan (teh celup) dan dengan berbagai flavor tambahan, menjadikan teh rumput laut ini sangat menarik untuk dikomersialkan. Teh ini merupakan inovasi ragam produk teh yang bermanfaat sebagai minuman kesehatan atau minuman fungsional. Sargassum brown seaweed is not only a rich source of alginate but also is a source of polifenol which has bioactivity as antioxidant, anticancer and so on. Sargassum herbal tea is a beverage product made from the leaves of Sargassum seaweed. The Sargassum herbal tea is a practical and easy to serve product conveniently consumed as a healthy drink. Perspektif Teh herbal Sargassum dari laut merupakan terobosan baru dalam inovasi minuman kesehatan/ fungsional. Inovasi ini berpeluang besar untuk dikomersialkan dalam bentuk minuman teh sehat. 118 Keunggulan Inovasi Mengandung polifenol seperti teh hijau dan pigmen karotenoid, berfungsi sebagai antioksidan, serta mengandung fukiodan yang memiliki banyak khasiat. Dapat dikonsumsi sebagai minuman kesehatan. Produk dengan sensasi aroma flavor dalam kemasan kertas permeabel praktis, mudah penyajiannya, diseduh dengan air panas untuk sekali hidang. Bahan alami Sargassum mudah di dapat, melimpah di perairan Indonesia dan belum dimanfaatkan optimal. Potensi Aplikasi Sargassum dapat dikembangkan menjadi minuman seperti teh pada umumnya, maupun minuman kesehatan/fungsional. Inovasi ini berpeluang untuk dikomersialkan melalui kerjasama usaha dengan industri minuman maupun farmasi. Inovasi ini juga cocok untuk usaha skala UKM. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Murdinah; Ijah Muljanah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 119 ALGINAT SEBAGAI BAHAN PENGENTAL DAN PENGIKAT TINTA BATIK RAMAH LINGKUNGAN Dalam proses pewarnaan batik digunakan bahan pengental dan pengikat warna yang biasanya menggunakan bahan yang diimpor. Bahan serupa dapat diproduksi dari alginat yang sumber bahan bakunya terdapat melimpah di Indonesia, yaitu rumput laut coklat seperti Sargassum dan Turbinaria. Pemanfaatan alginat dari rumput laut untuk bahan pengental dan pengikat warna batik ini sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah komoditas rumput laut dan nilai tambah tersebut dapat dinikmati di dalam negeri. Selain itu, penggunaan produk inovasi ini juga dapat dijadikan upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk impor. Thickeners and colours binding used in the dyeing process of batik are predominantly imported materials while similar material can be made from alginate such as anionic polysaccharide extracted from brown Sargassum and Turbinaria which abundantly grow in Indonesia. The use of alginate from seaweed as a thickener and binder of batik inks not only increases the seaweeds value-added but also reduces the dependence on imported product of thickeners and colors binding for batik. Perspektif Alginat sebagai pengental pencapan tekstil menggunakan bahan baku rumput laut coklat yang tersedia melimpah di Indonesia. Peluang pemakaian alginat ini sangat tinggi, selain itu bahan baku murah dan melimpah. 120 Keunggulan Inovasi Dapat diproduksi di dalam negeri. Mampu mengikat warna lebih kuat. Kemampuannya sebagai bahan pengental dan pengikat tinta tidak kalah dengan produk komersial. Potensi Aplikasi |[ ] maupun negeri, sehingga industri pembuatan batik akan semakin bertambah. Selama ini bahan atau media pewarna batik masih diimpor, karena belum bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Inovator/ Peneliti Nama : Instansi : Alamat : Status Paten : Email : Ellya Sinurat; Rosmawaty Peranginangin; Murdinah; Dina Fransiska Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 121 Salah satu produk turunan yang dapat dihasilkan dari alginat yang diekstrak dari Sargassum sp. adalah lapis film tipis atau . ini merupakan lapisan film tipis yang dibuat dari alginat, sehingga dapat dimakan dan dapat digunakan sebagai bahan pengemas ramah lingkungan, karena tidak menyisakan limbah. Edible juga dapat didegradasi oleh bakteri, sehingga jika dibuang tidak menyebabkan masalah bagi lingkungan. Selain dapat dimakan dan ramah lingkungan, bahan ini dibuat dari sumberdaya yang dapat diperbaharui. Karakter ini menyebabkan produk lebih unggul jika dibandingkan dengan bahan kemasan sintetis (misalnya plastik). Edible film is a thin film coating made from alginate that is edible and can be used as an environmental-friendly packaging material. Made from brown seaweed-alginate, this eco- friendly and safe product can be used to replace the synthetic pacakaging materials (plastic) which is environmentally hazardous. In addition this product contains healthy food fiber thus potential for further development as food supplement. Perspektif Produk inovasi dari ekstrak rumput laut coklat dapat dijadikan bahan untuk menggantikan pengemas sintetik (plastik), sehingga ramah lingkungan, dapat dimakan dan aman bagi manusia. 122 Keunggulan Inovasi Bersifat ramah lingkungan (degradable). Aman dikonsumsi dan bahkan mengandung serat pangan yang menyehatkan tubuh. Rumput laut Sargassum mudah di dapat dan melimpah di perairan Indonesia. Mencetak Edible Film Potensi Aplikasi |= ramah lingkungan, yang dapat dimakan dan baik untuk kesehatan. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Murdinah; Dina Fransiska; M. Darmawan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] Edible Film 123 Alginat yang diekstrak dari rumput laut coklat memiliki banyak khasiat, di antaranya adalah kemampuannya dalam mereduksi kandungan kolesterol dan gula dalam darah, menyembuhkan tukak lambung, serta dapat digunakan sebagai suplemen pelangsing tubuh (dietetic food) berkalori rendah. Formulasi alginat dengan bahan lain dapat dijadikan tablet effervescent. Tablet ini jika dimasukkan ke dalam air akan larut dan menghasilkan gelembung-gelembung udara dan memberikan sensasi yang menyenangkan jika diminum. Tablet ini dapat diperkaya dengan vitamin C, sehingga terasa lebih menyegarkan. Produk inovasi ini tahan lama dan mudah disimpan, serta mudah digunakan/disajikan. Cholesterol-reducing high fiber effervescent tablet is an innovation that introduces alginate, a bioactive compound from brown seaweed. This compound is found to be an effective agent for lowering the level of cholesterol and sugar in blood. The product is easy to be stored, has a long shelf life, and can be developed by any level of food or nutraceutical industry. Perspektif Produk inovasi ini menambah ragam produk dari rumput laut (terutama alginat) sebagai upaya penganekaragaman pemanfaatan rumput laut yang mampu meningkatkan nilai tambah, sekaligus menjadikan minuman ini sebagai minuman fungsional yang berkhasiat bagi kesehatan. 124 Keunggulan Inovasi Produk inovasi ini mengandung alginat yang dapat mereduksi kandungan kolesterol dan gula dalam darah dengan sensasi effervescent (efek soda). Produk berupa tablet yang tahan lama, mudah disimpan, praktis, siap saji dan mudah cara penyajiannya. Menggunakan bahan alami yang mudah di dapat dan tersedia melimpah di Indonesia. Potensi Aplikasi Teknik pembuatan produk ini tidak sulit dan dapat diperkaya dengan vitamin C, sehingga menyegarkan dan cocok untuk dikembangkan oleh usaha skala UKM hingga industri dan bahkan farmasi. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Dina Fransiska; Murdinah; Muhammad Darmawan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 125 Minat masyarakat terhadap minuman bercarbonat cenderung meningkat, karena minuman ini mampu memberikan sensasi effervescent (efek soda) yang menyenangkan. Alginat yang diekstrak dari rumput laut coklat Sargassum sp juga dapat dimanfaatkan menjadi serbuk minuman berkarbonat yang dapat diperkaya dengan vitamin C. Serbuk minuman berkarbonat dari alginat ini merupakan produk inovasi yang dapat meningkatkan nilai tambah dari alginat yang diekstrak dari rumput laut coklat Sargassum sp. Mengingat alginat mengandung serat pangan yang terbukti dapat mereduksi kolesterol dalam darah dan menurunkan kadar gula darah, maka serbuk minuman berkarbonat alginat ini tidak hanya menyegarkan, tetapi juga dapat dijadikan minuman yang berkhasiat bagi kesehatan atau minuman sehat. Extracted alginate from brown seaweed Sargassum sp can be formulated as carbonate beverage that can give effervescent sensation and can enriched with vitamin C. Alginat contains food fiber which can reduce cholesterol and sugar level in the blood. The product is easy to be stored, has a long expired time, and can be developed by any level of food or nutraceutical industry. Perspektif Produk inovasi ini menambah ragam produk dari rumput laut sebagai upaya penganekaragaman pemanfaatan rumput laut yang mampu meningkatkan nilai tambah, sekaligus menjadikan minuman ini sebagai minuman fungsional yang berkhasiat bagi kesehatan. 126 Keunggulan Inovasi Produk inovasi ini mengandung alginat yang dapat mereduksi kandungan kolesterol dan gula dalam darah dengan sensasi effervescent (efek soda). Produk berupa serbuk, praktis, siap saji dan mudah cara penjajiannya. Menggunakan bahan alami yang mudah di dapat dan tersedia melimpah di Indonesia. Potensi Aplikasi Teknik pembuatan produk ini tidak sulit dan dapat diperkaya dengan vitamin C, sehingga menyegarkan dan cocok untuk dikembangkan oleh usaha skala UKM hingga industri dan bahkan farmasi. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : Murdinah; Ranti Dwijayanti; Joko Santosa : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 127 Senyawa penting lain selain alginat yang dapat diekstrak dari rumput laut coklat Sargassum sp (terutama Sargassum crassifolium yang banyak ditemukan di Indonesia) adalah fukoidan, yaitu senyawa polisakarida yang mengandung fukosa dan sulfat yang hanya ditemukan di rumput laut coklat yang tidak ditemukan pada rumput laut lain. Senyawa fukoidan diketahui memiliki bioaktivitas yang tinggi sebagai antikoagulan, anti oksidan, antitukak lambung, dan bahkan sebagai anti kanker. Di Indonesia, sumberdaya rumput laut sumber fukoidan ini dapat ditemukan tumbuh secara alami hampir di seluruh pantai yang berkarang, yang hingga kini belum banyak dimanfaatkan kecuali diekspor dalam bentuk kering, terutama ke China untuk dijadikan bahan baku industri farmasi. This innovation explains about the effective method to produce fucoidant from brown seaweed Sargassum sp. Fucoidant known a polysaccharide compound and contains of fucosa as well as sulfate which extracted from brown seaweed Sargassum sp. Fucoidant has high bioactive as anti-coagulant, anti-oxidant, anti-ulcer even anti-cancer. This innovative extraction method is not complicated, high throughput result, and can be applied by any level of industry. Perspektif Inovasi ini membuka peluang untuk memanfaatkan bahan obat dari rumput laut coklat di dalam negeri. Selain membuka peluang usaha dan kerja, juga dapat mengurangi ketergantungan bahan obat yang diimpor dari luar negeri dengan harga yang tinggi. 128 Keunggulan Inovasi melimpah. $ ` antikoagulan, anti oksidan, anti kanker, antitukak lambung. Potensi Aplikasi [`=}{ dengan cara yang tidak sulit dan tidak mahal. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Ellya Sinurat; Rosmawaty Peranginangin Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 129 Diversifikasi pemanfaatan rumput laut pada makanan merupakan upaya untuk meningkatkan nilai tambah rumput laut, sekaligus meningkatkan nilai nutrisi makan itu sendiri. Salah satunya adalah paduan rumput laut dengan buah mangga, menjadi produk baru yang inovatif. Produk ini berupa camilan berbasis buah berbentuk lembaran tipis, yang memiliki konsistensi dan citarasa khas buah manga yang dikenal dengan fruit leather, yaitu manisan kering manga. Produk ini dapat dijadikan produk olahan komersial dan dapat diusahakan dalam skala UKM hingga industri. Fruit leather yang diperkaya dengan rumput laut ini merupakan manisan kering yang kaya vitamin A (karoten), vitamin C dan serat, sehingga dapat dijadikan makanan fungsional berbasis rumput laut dan buah lokal. This innovation introduces a new functional food product by fusing carageenan from seaweed and mango named mango fruit leather. Mango fruit leather which enriched with seaweed is a snack with vitamin A, C and fiber. This snack can be served as functional food made of seaweed and local fruit. Carageenan may serve as fruits binder and the seaweed overall will enhance the nutritional value in the product. This innovative product prospects to be developed by any level of food industry. Perspektif Meningkatkan nilai tambah rumput laut dengan memberikan sentuhan inovatif pada produk lain yang telah ada sekaligus meningkatkan nilai nutrisi produknya. 130 Keunggulan Inovasi Meningkatkan nilai tambah rumput laut dan ragam produk dari rumput laut Karaginan merupakan bahan tambahan alami yang berasal dari laut, halal, sehat dan aman dikonsumsi. Alternatif bagi konsumen yang tidak suka mengkonsumsi buah dalam bentuk aslinya. Bentuk produk menarik dengan cita rasa khas buah, kaya akan vitamin A ( karoten), Fruit Leather Mangga vitamin C dan serat pangan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Potensi Aplikasi Inovasi produk baru ini memiliki prospek diaplikasikan oleh industri makanan dalam skala rumah tangga, UKM hingga industri. Inovator/ Peneliti Nama Instansi : : Alamat : Status Paten : Email : Murdinah; Dina Fransiska; Siti Nurbaity Kartika Apriani Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 131 KEMASAN BUMBU MIE INSTAN RAMAH LINGKUNGAN DARI RUMPUT LAUT Mie instan merupakan makanan yang banyak digemari dan dikonsumi oleh masyarakat Indonesia, diantaranya karena mudah disajikan. Mie instan akan makin banyak digemari jika kemasan bumbunya dapat langsung dimakan, sehingga ketika disajikan tidak perlu lagi dibuang. Selain sangat praktis, kemasan semacam ini menjadi ramah lingkungan, tidak seperti kemasan seperti sekarang yang menjadi sampah bagi lingkungan. Hal ini dapat terjadi dengan menggunakan kemasan bumbu mie instan yang dibuat dari karaginan. Karaginan yang diekstrak dari rumput laut, dapat dibuat menjadi kemasan setelah diformulasikan dengan tepung tapioka dan dibuat lapis tipis film yang transparan dan dapat dimakan. Dengan kemasan semacam ini, bumbu mie instan tidak perlu dibuka dan dibuang kemasannya, tetapi dapat langsung dicelupkan bersama kemasannya ketika mie instan disiapkan untuk disajikan. Instant noodles as one of the favorite food will be more popular if the seasoning package can be eaten. This practical and environmental friendly seasoning package can be made from carrageenan, which extracted from seaweed, after being formulated with tapioca flour. This package is directly immersed when instant noodles prepared to be served, and safe to be consumed. Perspektif Kemasan bumbu mie instan dari ekstrak rumput laut dapat ikut membantu mengatasi pencemaran akibat kemasan sintetik (plastik), sehingga ramah lingkungan, dapat dimakan dan aman bagi manusia. 132 Keunggulan Inovasi Produk inovasi ini bersifat ramah lingkungan (biodegradable), dapat dimakan, aman dikonsumsi dan bahkan mengandung serat pangan yang menyehatkan untuk tubuh. Tidak mengubah rasa dan aroma produk makanan. Lebih praktis digunakan, karena seluruh kantong bumbu bisa langsung dicelupkan ke masakan. Potensi Aplikasi |= lingkungan yang dapat dimakan dan baik untuk kesehatan, tidak hanya sebagai kemasan bumbu mie instan, tetapi juga kemasan lain pengganti kemasan plastik di industri makanan maupun obat-obatan. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : Muhamad Darmawan; Hari Eko Irianto; Endang Mindarwati. : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 133 DAGING KEPITING ANALOG DENGAN BAHAN PENGIKAT ALGINAT Daging kepiting merupakan salah satu produk seafood yang bernilai tinggi dan disukai konsumen. Kesukaan konsumen menjadi terganggu akibat kandungan kolesterol pada kepiting yang cukup tinggi. Selain itu, sebagian penggemar daging ini tidak mudah mendapatkannya, karena harganya yang cukup mahal. Membuat daging kepiting analog (crab meat analog) menggunakan surimi ikan dari ikan rucah merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut, sekaligus merupakan diversifikasi produk olahan ikan. Untuk itu diperlukan bahan pengikat yang sesuai, yaitu dengan menggunakan alginat yang diekstrak dari rumput laut coklat Sargassum sp. Penambahan alginat tidak hanya berfungsi sebagai pengikat, tetapi juga berfungsi untuk membentuk tekstur kenyal khas daging kepiting sekaligus meningkatkan kandungan serat. Rasa kepiting dapat diperoleh dengan menambahkan flavor kepiting, sedangkan warna kemerahan kepiting dapat diperoleh dengan menambahkan pewarna makanan. Produk ini tidak hanya merupakan upaya diversifikasi produk, tetapi juga meningkatkan nilai tambah rumput laut dan ikan rucah. Crab meat analogue using surimi fish from small trash fish can be a potential alternative from the real crab meat which is expensive and high cholesterol. Adding extracted alginate from brown seaweed Sargassum sp as binder into surimi fish increases meat fiber, resulting in distinctive crab texture yet having low prices, low level of cholesterol, and high level of healthy fiber. Perspektif Produk inovasi ini merupakan pilihan ideal untuk menyediakan daging kepiting (analog) murah yang rendah kolesterol. Rasa, tekstur dan warnanya tidak berbeda jauh dengan daging kepiting aslinya. 134 Keunggulan Inovasi $* tekstur) dengan harga murah dan rendah kolesterol, serta mengandung serat tinggi. Potensi Aplikasi $* sulit, sehingga dapat diproduksi pada skala rumah tangga, UKM hingga industri. Inovator/ Peneliti Inovator : Institusi : Alamat : Status paten : Email : Ellya Sinurat; Rosmawaty Peranginangin; Singgih Wibowo; Tyas Hermala Anindita Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 135 SIRUP MARKISA DENGAN PENGENTAL KARAGINAN Penambahan karaginan ke dalam sirup markisa, produk asli Indonesia yang dibuat dari buah markisa, merupakan bentuk diversifikasi pemanfaatan rumput laut Eucheuma cottonii ke dalam berbagai produk makanan dan minuman. Fungsi karaginan dalam sirup markisa adalah sebagai pengental, sekaligus menambahkan serat ke dalamnya. Dengan penambahan karaginan sirup markisa menjadi lebih kental dan memberikan sensasi tekstur yang khas. Selain itu, sifat bioaktif karaginan juga akan terbawa, sehingga sirup markisa menjadi lebih menyehatkan. Adding carrageenan, extracted from Eucheuma cottonii, into passion fruit syrup not only functions as thickener but also raises fiber. In addition, the bioactivity of carrageenan can made passion fruit healthier. Perspektif Sirup markisa yang diperkaya dengan karaginan akan memberikan sensasi yang khas dan meningkatkan nilai sirup markisa. 136 Keunggulan Inovasi $` *]] Potensi Aplikasi [`*] tangga, UKM hingga industri kecil minuman. Inovator/ Peneliti Nama Instansi : : Alamat : Status Paten : Email : Rosmawaty Peranginangin, Fifi Arfini Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 137 PENGHARUM RUANGAN DARI ATC RUMPUT LAUT Produk turunan lain dari rumput laut adalah gel pengharum ruangan, yaitu dengan memanfaatkan karaginan dari ATC. Jika selama ini bahan sintetis yang mengandung hidrokarbon sangat berbahaya bagi kesehatan dan diduga menjadi salah satu pemicu kanker banyak digunakan untuk pengharum ruangan (dalam bentuk cair), maka penggunaan bahan dari karaginan alami akan menghindari masalah tersebut. Karaginan dari ATC merupakan bahan biologis alami yang akan mudah terurai dan limbahnya tidak membahayakan, sehingga aman untuk kesehatan. This innovation introduces the use of carrageenan from ATC as a gel air freshener. As its biodegradable properties, this product will be more safer for human health and environmental friendly and have more unique texture and fiber content. This innovative product prospects to be developed by any level of industry. Perspektif Produk inovasi berupa pengharum ruangan yang gelnya dibuat dari ATC hasil olahan rumput laut Eucheuma cottonii yang alami, biodegradable sehingga ramah lingkungan, dan aman bagi kesehatan. 138 Keunggulan Inovasi $` biodegradable, ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan. `== untuk meningkatkan nilai tambah. Potensi Aplikasi $ * ~ bahan lokal dan tidak mahal, sehingga cocok untuk diproduksi pada skala UKM hingga industri. Inovator/ Peneliti Nama : Instansi : Alamat : Status Paten : Email : Ellya Sinurat; Rosmawaty Peranginangin; Murdinah; Dina Fransiska Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 139 PUDDING INSTAN ALGINAT Puding merupakan makanan yang banyak digemari dan disajikan sebagai dessert. Untuk menyiapkan puding biasanya diperlukan waktu dan energi, karena penyiapan puding memerlukan pemanasan agar bahan-bahan yang digunakan tidak mudah larut dalam air. Dengan menjadikan bahan-bahan tersebut siap pakai atau instan, penyiapan puding menjadi lebih mudah, praktis dan cepat, serta tidak memerlukan pemanasan. Puding instan ini buat dari alginat yang mudah larut dalam air dingin sehingga dapat disiapkan dalam sekejap. This innovation introduces a new innovative practical pudding product made from alginate. The use of water soluble substance in this product makes cooking pudding very easy, practical, and less time-consuming. This innovative product is prospective to be developed by any level of food industry. Perspektif Meningkatnya aktifitas manusia makin menuntut penyiapan makanan yang mudah, praktis dan cepat, sehingga tidak banyak menyita waktu. Puding instan alginat merupakan salah satu jawaban yang tepat untuk produk puding, yang sekaligus hemat energi. 140 Keunggulan Inovasi Penyiapan puding menggunakan puding instan alginat sangat mudah, praktis, cepat dan tidak memerlukan proses pemanasan. Potensi Aplikasi Produk inovasi dapat digunakan untuk membuat puding oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga manula. Produk ini dapat dihasilkan dengan cara yang tidak sulit dan tidak mahal, sehingga dapat diaplikasikan oleh usaha skala UKM hingga industri kecil. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Subaryono; Rosmawaty Peranginangin; Murdinah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 141 TEPUNG PUDDING KARAGINAN Menyiapkan puding untuk disajikan setelah makan memerlukan waktu karena harus mencampurkan bahanbahannya. Proses pembuatan akan lebih mudah, praktis, jika sudah siap olah, sehingga puding dapat disiapkan dalam sekejap atau instan. Dengan mencampurkan bahan-bahan puding dalam bentuk tepung menjadikan bahan-bahan tersebut siap pakai atau instan. Puding instan terbuat dari karaginan yang diekstrak dari rumput laut Eucheuma cottonii, sehingga menghasilkan puding dengan tekstur lembut namun kenyal. This innovation introduces new innovative mixed pudding flour made from carageenan. Extracted carrageenan from seaweed Eucheuma cottoni can be made as instant pudding flour. The form of flour make this product is very practical and requires no process of ingredients mixing. The prevalent of this product are easier in making, serving and can be made into several tastes. Additionally this product has a soft and chewy texture. Perspektif Inovasi tepung puding instan ini mudah dibuat, waktu penyajian singkat dan dapat dibuat dalam beberapa rasa dan menghasilkan puding yang kenyal tetapi lembut. 142 Keunggulan Inovasi Inovasi ini menghasilkan puding yang kenyal, tidak mudah pecah namun lembut. Potensi Aplikasi Penyiapan puding menggunakan tepung puding instan mudah lakukan dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Formulasi produk inovasi ini tidak sulit, sehingga sesuai untuk usaha skala UKM maupun industri kecil. Inovator/ Peneliti Nama : Instansi : Alamat : Status Paten : Email : Rosmawaty Peranginangin; Indah Kusumaningrum; Ellya Sinurat; M. Darmawan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 143 Produk pulpy orange atau bulir jeruk akhir-akhir ini menjadi produk yang sangat disukai karena menghadirkan sensasi keaslian jeruk. Masalahnya, sebagian bulir jeruk tersebut mudah pecah, sehingga sensasi keaslian bulir jeruk tidak dapat diperoleh sepenuhnya. Bulir serupa dapat dibuat analognya dengan menggunakan formulasi yang menggunakan alginat dari rumput laut coklat. Bulir jeruk analog atau pulpy orange analog ini disiapkan dengan teknik difusi alginat ke dalam larutan beraroma jeruk, dengan proses penjendalam menggunakan larutan kalsium. Hasilnya adalah butirbutir atau bulir-bulir yang menyerupai bulir jeruk dengan rasa jeruk asli. Karena mengandung alginat, maka sifat bioaktifitas alginat pun akan terbawa ke dalam bulir analog ini, sehingga menghasilkan produk yang berkhasiat bagi kesehatan. Pulpy orange or orange grain is a favorable product because it can give a sensation of real orange. This innovation introduces a new innovative pulpy orange made from alginate. The pulpy orange has grainy texture, orange like taste, and additionally the bioactivity of alginate in this product is beneficial for human health. Perspektif Produk inovasi ini dapat menghadirkan sensasi bulir jeruk asli dengan keistimewaan alginat di dalamnya. Bulirnya utuh dan menghadirkan sensasi lebih bertekstur. 144 Keunggulan Inovasi Produk inovasi dapat menghadirkan sensasi bulir jeruk asli dengan keistimewaan alginat di dalamnya. Bulirnya utuh dan menghadirkan sensasi lebih bertekstur. Potensi Aplikasi Teknik pembuatan pulpy orange alginate analog tidak terlalu sulit dan dapat dilakukan oleh usaha skala UKM hingga industri. Inovator/ Peneliti Nama : Instansi : Alamat : Status Paten : Email : Ellya Sinurat; Rosmawaty Peranginangin; Singgih Wibowo; Muhammad Darmawan; Helen Koe Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 145 Salah satu jenis rumput laut coklat potensial yang banyak dijumpai di Indonesia adalah Turbinaria decurrens. Rumput laut ini praktis belum banyak dimanfaatkan, padahal banyak mengandung senyawa bioaktif fukosantin. Senyawa karotenoid diketahui memiliki khasiat sebagai antioksidan, antitumor serviks, hepatoprotektor dan anti diabetes. Melihat potensi bioaktivitasnya tersebut, ekstrak Turbinaria decurrens sangat potensial untuk dikembangkan sebagai produk nutrasetikal berkhasiat obat. Turbinaria sp. is brown seaweed that has not been optimally used In Indonesia. This seaweed contains fucoxanthin which has many biological active properties. This innovation introduces a nutraceutical tablet made from Turbinaria sp. Extract that can be served as antitumor, antioxidant, heptoprotector, and antidiabetes properties. Perspektif Banyak jenis rumput laut di Indonesia yang belum dimanfaatkan dengan baik, seperti misalnya rumput laut coklat Turbinaria decurrens yang banyak mengandung senyawa bioaktif focoxanthin. Ekstrak senyawa ini memiliki peluang besar untuk dijadikan produk nutrasetikal dengan teknologi formulasi. 146 Keunggulan Inovasi Produk inovasi ini potensial untuk dijadikan bahan nutrasetikal maupun bahan farmasi. Produk ini dapat diformulasikan ke berbagai jenis produk formulasi, mulai dari tablet hingga produk makanan maupun minuman yang berkhasiat sebagai anti oksidan, anti tumor serviks, hepatoprotektor dan anti diabetes. Potensi Aplikasi Teknologi ekstraksi senyawa bioaktif dari T. decurrencs ini dapat diaplikasikan oleh usaha skala UKM hingga industri dan produk hasil ekstraksinya dapat diformulasikan menjadi berbagai jenis produk nutrasetikal maupun makanan atau minuman sehat. Inovator/ Peneliti Nama : Instansi : Alamat : Status Paten : Email : Thamrin Wikanta; Ekowati Chasanah; Muhammad Nursid; Hedi Indra Januar; Nurahmi Dewi Fajarningsih Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 147 TABLET VITAMIN A DISALUT ALGINAT Vitamin A merupakan senyawa yang sensitif terhadap kondisi lingkungan, terutama udara, cahaya dan kelembaban yang dapat menyebabkan terjadinya oksidasi, terutama apabila terdapat besi dan tembaga. Perlindungan terhadap vitamin A perlu diberikan, diantaranya dengan memberikan lapisan yang dapat melindunginya dari pengaruh lingkungan tersebut. Penyalutan atau pemberian lapisan dapat dilakukan dengan menggunakan alginat yang diekstrak dari rumput laut coklat pada tablet vitamin A. Pemanfaatan alginat sebagai bahan penyalut tablet vitamin A merupakan upaya diversifikasi pemanfaatan alginat yang mampu meningkatkan nilai tambah rumput laut. This innovation introduces a process to enhance the stability of vitamin A tablet using a coating film made by alginate extracted from brown seaweed. This coating of alginate will induce the reservation, block the taste/odor in the tablets, and enhance the added value of tablet as alginate is a bioactive compound. This innovative process may be applied to any level of nutraceuticals industry. Perspektif Penyalutan vitamin A dengan alginat merupakan cara untuk memberikan stabilitas pada vitamin A, sekaligus memberikan penampakan yang menarik, membantu memudahkan penyerapan atau menutup rasa dan bau yang kurang enak atau tidak enak pada tablet. Penyalutan dengan alginat juga memberikan nilai tambah tersendiri, karena alginat merupakan senyawa yang memiliki nilai bioaktifitas yang menguntungkan. 148 Keunggulan Inovasi Melindungi obat dari pengaruh-pengaruh yang dapat mengganggu kestabilan produk sekaligus memberikan nilai tambah tersendiri akibat bioaktifitas alginat. Potensi Aplikasi Produk inovasi ini dapat dimanfaatkan oleh industri farmasi. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Murdinah; Dina Fransiska Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 149 MINUMAN SEHAT TEH AGAR Teh-agar merupakan produk yang akan menghasilkan teh dengan citarasa dan sensasi tersendiri, terutama karena teh-agar ini memiliki mouth feels yang khas. Produk teh-agar dikemas dengan cup plastik, sehingga menjadi minuman siap konsumsi dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Selain memberikan citarasa dan mouth feels yang khas, teh-agar juga dapat menghasilkan sensasi rasa kenyang tanpa memberikan asupan kalori, sehingga dapat dijadikan minuman diet. Pemanfaatan agar dalam produk ini merupakan upaya diversifikasi produk rumput laut yang dapat meningkatkan nilai tambah. This innovation introduce a new innovative formula between tea and agar to serve as healty beverage, are packaged in a plastic cup so be prepared beverage consumption and can be stored in the long term. This formulation can be used as diet beverage as it can give satisfied sensation without any addition of calorie. Perspektif Diversifikasi pemanfaatan agar dari rumput laut Gracilaria sp. menjadi produk baru minuman fungsional teh-agar diharapkan dapat dipasarkan secara komersial. 150 Keunggulan Inovasi Produk inovasi memberikan citarasa dan sensasi tersendiri dan memiliki mouth feels yang menarik. Produk ini dapat menimbulkan sensasi rasa kenyang tanpa memberikan asupan kalori sehingga cocok untuk dijadikan minuman diet. Potensi Aplikasi Cara pembuatan minuman fungsional teh-agar cukup sederhana, sehingga memungkinkan untuk diaplikasikan di tingkat rumah tangga, usaha skala UKM hingga industri minuman. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Murdinah; Siti Nurbaity K. Apriani; Dina Fransiska Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 151 Rumput laut tidak hanya menghasilkan makromolekul yang biasa digunakan seperti karaginan, agar dan alginat, tetapi juga mengandung senyawa tertentu yang memiliki bioaktivitas yang tinggi, di antaranya adalah sebagai anti kanker atau anti tumor. Salah satu rumput laut sumber kekayaan hayati laut Indonesia yang potensial untuk dikembangkan adalah rumput laut hijau Ulva fasciata yang mengandung fucoxanthin, senyawa antikanker. Fucoxanthin yang diekstrak dari U. fasciata telah diuji secara in vitro, memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan tumor serviks dan payudara. Fucoxanthin is well known to be anti-cancer compounds, surprisingly this compound can be extracted from sea weed Ulva fasciata. Fucoxanthin extracted from Ulva fasciata has been clinically tested in vitro to be capable of inhibiting the growth of cervix and breast cancers. Perspektif Hasil ekstraksi U. fasciata yang mengandung senyawa fucoxanthin dapat membantu mengatasi salah satu penyebab kematian yang ditakuti, yaitu kanker, terutama kanker serviks dan payudara. Pemanfaatan senyawa dari rumput laut akan meningkatkan nilai tambah rumput laut. 152 Keunggulan Inovasi Inovasi ini dapat menghasilkan senyawa bioaktif potensial sebagai produk nutrasetikal yang berkhasiat sebagai antitumor serviks dan payudara. Inovasi ini dapat meningkatkan nilai tambah rumput laut hijau Ulva fasciata yang selama ini di Indonesia dikenal sebagai rumput laut non ekonomis. Ketersediaan bahan baku U. fasciata cukup melimpah. Potensi Aplikasi Dapat dikembangkan sebagai produk nutrasetikal dari bahan alam laut dalam bentuk sediaan obat tradisional maupun modern. Inovator/ Peneliti Nama : Instansi : Alamat : Status Paten : Email : Thamrin Wikanta; Ekowati Chasanah; Muhammad Nursid; Hedi Indra Januar; Endar Marraskuranto; Nurrahmi Dewi Fajarningsih Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 153 ALAT PENGERING KISTA ARTEMIA UNTUK PAKAN BENUR UDANG Keunggulan kista artemia sebagai pakan larva udang dan ikan yang mampu menghasilkan tingkat kelangsungan hidup (survival rate) tinggi masih belum dapat tergantikan oleh jenis pakan lainnya. Sayangnya, kebutuhan kista artemia dalam negeri sebagian besar masih dipenuhi dari impor yang harganya mahal. Kendala utama dalam budidaya kista artemia terletak pada penanganan pascapanen, di antaranya disebabkan belum tersedianya teknologi dan tetas kista artemia kering masih belum tinggi. Inovasi ini tidak hanya menawarkan alat pengering kista artemia, tetapi juga teknologinya. Alat pengering kista artemia tipe drum berputar (rotary drum dryer) dapat meningkatkan daya tetas kista artemia kering, sehingga lebih dari 70% melalui proses pengeringan dalam waktu kurang dari 8 jam, hingga mencapai kadar air kurang dari 10%. Artemia Cysts as a shrimp and fish larvae feed is able to produce higher survival rate of shrimp and fish during culture which cannot be reached by other type of feeds. The artemia cysts production is still very low due to bad post harvest handling. The innovation offers not only the artemia cysts dryer but also post harvest technology of artemia, and hence improve the shrimp and fish larvae feed. Perspektif Kemampuan mengolah jasad renik yang kecil dapat memberikan kontribusi besar bagi perekonomian bangsa, karena meletakkan dasar kokoh bagi industri perikanan nasional. 154 Keunggulan Inovasi Tingkat daya tetas kista artemia yang dikeringkan lebih dari 70%. Tingkat pengeringan mencapai 10% kandungan air dan tidak tergantung sinar matahari. Kista artemia kering yang dihasilkan sangat homogen. Potensi Aplikasi Inovasi dapat diaplikasikan di daerah-daerah pertambakan, khususnya tambak garam yang juga membudidayakan artemia, baik skala kecil maupun besar. Inovator/ Peneliti Nama : Instansi : Alamat : Status Paten : Email : Bagus Sediadi Bandol Utomo; Singgih Wibowo; Th Dwi Suryaningrum Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 155 Laut dan perikanan memiliki sumber daya yang sangat besar, di antaranya bagi sumber daya industri kosmetika. Spirulina dan Chlorella merupakan mikro alga serbaguna, termasuk untuk masker kosmetika. Polisakarida dari mikroalga ini dapat dimanfaatkan sebagai masker dalam perawatan kecantikan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, sesuai dengan sifat fisika dan kimia yang diinginkan, terutama dikaitkan dengan pembentukan gel, viscous, serta kemampuan mengikat air dan mengikat ion, sehingga dapat mempertahankan kelembaban pada kulit. Polysaccharides from micro algae such as Alga Spirulina dan Chlorella can be used as a mask for beauty treatment. This innovation produces beauty mask products which is similar to or even better than any other commercial products. This beauty mask is capable to retain elasticity, smoothen and brighten the skin. Perspektif Mikroalga merupakan bahan alami kosmetik yang mudah dikembangkan dan cukup menjanjikan. 156 Keunggulan Inovasi Inovasi ini menghasilkan produk masker untuk perawatan kecantikan yang tidak kalah dibanding produk komersial lainnya. Produk yang dihasilkan mampu mempertahankan kekenyalan atau elatisitas kulit, mengencangkan, memperhalus dan mencerahkan tekstur kulit wajah. Potensi Aplikasi Inovasi ini dapat dimanfaatkan oleh produsen kosmetik dan salon-salon kecantikan. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Sri Amini ; Emma Hastarini; Syamdidi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 157 Salah satu makanan yang banyak digemari konsumen di berbagai tingkatan adalah mie. Penambahan bahan spirulina diharapkan untuk memperkaya kandungan nutrisi pada mie. fortifikasi Spirulina pada mie tidak hanya menambahkan kandungan nutrisi pada mie, tetapi juga menambahkan manfaat lain bagi kesehatan karena kandungan senyawa yang ada pada Spirulina. Penambahan Spirulina juga berpotensi bagi pemeliharaan kesehatan dan kebugaran tubuh, dan bahkan berpeluang untuk menyembuhkan atau menghilangkan efek negatif dari penyakit tertentu. The addition of spirulina in noodles doesn’t only enrich the nutrients but also provides the healthy food for consumers due to its healthy compounds beneficial to overcome health issue. This innovation has a potential opportunity as a source of healthy functional compounds needed by the human body to fight against certain diseases. Perspektif Inovasi ini berpotensi sebagai sumber senyawa fungsional yang dibutuhkan tubuh dan sekaligus dapat digunakan sebagai pencegah efek negatif dari penyakit tertentu, serta aman dikonsumsi. 158 Keunggulan Inovasi Inovasi menghasilkan produk yang mempunyai kandungan nutrisi tinggi dan mengandung senyawa fungsional yang dibutuhkan tubuh. Potensi Aplikasi Inovasi ini dapat dimanfaatkan oleh pengolah skala rumah tangga, UKM hingga industri. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Sugiyono; Thamrin Wikanta; Umi Rahayu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 159 Spirulina, sebagaimana diketahui, memiliki khasiat yang menguntungkan bagi kesehatan, karena mengandung senyawa fungsional didalamnya. Pemanfaataan Spirulina untuk ditambahkan pada produk makanan atau minuman menawarkan peluang bisnis yang menarik, di antaranya, yaitu dengan menambahkan Spirulina pada minuman tradisional yang digemari masyarakat, seperti misalnya ’bandrek’. Bandrek yang diperkaya dengan Spirulina telah mulai beredar di pasaran dengan nama ’Rulina Bandrek’, yang merupakan produk diversifikasi minuman yang menyehatkan. The utilization of Spirulina for Bandrek, a local popular beverage, is potential opportunity for beverage industry. Bandrek enriched with Spirulina named ’Rulina Bandrek’ has currently been distributed to the local and regional market which is known as a healthy beverage. Perspektif Menawarkan produk tradisional yang disukai masyarakat dan lebih menguntungkan bagi kesehatan, sehingga selain melestarikan kearifan lokal juga meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. 160 Keunggulan Inovasi Produk inovasi ini sangat unik dan menarik, karena memiliki khasiat yang menguntungkan bagi kesehatan akibat bahan-bahan yang digunakan. Potensi Aplikasi Dapat diproduksi dan dikerjasamakan dengan perusahaan-perusahaan herbal. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Sri Amini; Rini Susilowati; PT Lisa Herbal Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Ijin Kemenkes [email protected] 161 Spirulina merupakan ganggang halus laut yang mudah diisolasi diperairan Indonesia. Khasiat Spirulina cukup memenuhi kebutuhan gizi dan merupakan suplemen yang tidak bisa diabaikan. Selain memiliki kandungan klorofil dan karotenoid sebagai anti oksidan, juga mempunyai enzim superdi sebagai pencegah kanker. Spirulina, a bundantly found in Indonesian waters, has been considered a reliable source of chlorophyll, carotenoids (act as anti-oxidant) and enzyme Superoxide dismutase (act as cancer prevention). Spirulina is sufficiently able to meet the need of nutrition as a food supplement. Perspektif Di era global ini, masyarakat membutuhkan suplemen yang digunakan untuk mendukung aktivitas yang sangat padat. Suplemen dari laut sangat potensial untuk dikonsumsi dan memberikan kesehatan kepada pengkonsumsi. 162 Keunggulan Inovasi Produk inovasi ini menggunakan bahan baku Spirulina yang mengandung enzim Superoxide dismutase (SOD) yang dapat mencegah terbentuknya kanker, mengandung fikosianin yang berperan dalam pembentukan sel darah putih di dalam tubuh manusia, mengandung klorofil yang berperan sebagai darah hijau (green blood) yang membantu meningkatkan dan kestabilan hemoglobin dan mengandung karoten yang berperan sebagai antioksidan. Bahan baku Spirulina yang digunakan mengandung glikolipid dan fosfolipid yang dapat melawan virus AIDS. Potensi Aplikasi Teknologi untuk menghasilkan produk inovasi ini dapat dimanfaatkan oleh pengusaha skala kecil, UKM hingga skala besar. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Sri Amini; M. Darmawan; Syamdidi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Dalam proses dipatenkan [email protected] 163 Selama ini rumput laut Eucheuma cottonii lebih banyak diekspor dalam bentuk kering sehingga nilai tambah yang dapat dihasilkan dari komoditi tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan baik di dalam negeriuntuk meningkatkan nilai tambah. Cara paling sederhana adalah dengan mengolahnya menjadi alkali treated cottonii (ATC) yang sebenarnya adalah rumput laut Eucheuma cottonii yang diawetkan dengan alkali panas. Dengan mengolahnya menjadi ATC, dapat terjadi peningkatan harga hingga 8-10 X dibandingkan rumput laut kering. Produk ATC dapat langsung dimanfaatkan sebahai bahan untuk berbagai industri dan dapat ditepungkan menjadi carrageenan (SRC). Seaweed Eucheuma cottonii are more widely exported in dried form but it has low price. The simplest way is to alternatively process it into alkali treated cottonii (ATC), which is actually a preserved Eucheuma cottonii in hot alkali. This preservation process increases its price up to 8 – 10 times compared to the dried form. This product can be directly used as ingredient for various industries. Perspektif Teknologi pengolahan rumput laut Eucheuma menjadi ATC merupakan teknologi sederhana yang melibatkan proses pemanasan rumput laut Eucheuma cottonii dalam larutan alkali panas. Karena teknologinya yang sederhana, proses pengolahan dapat diaplikasikan oleh usaha skala UKM. 164 Keunggulan Inovasi Inovasi ini dapat menggunakan peralatan yang dirancangbangun di dalam negeri, karena peralatan yang digunakan cukup sederhana. Potensi Aplikasi Inovasi dapat digunakan oleh usaha kecil skala menengah. Produk yang dihasilkan merupakan bahan dasar untuk industri lain, baik di dalam maupun di luar negeri. Inovator/ Peneliti Inovator : Institusi : Alamat : Status paten : Email : Bagus Sediadi Bandol Utomo; Singgih Wibowo; Th Dwi Suryaningrum; Jamal Basmal; M Darmawan; Ellya Sinurat; Rosmawaty Peranginangin Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 165 PENGOLAHAN KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT Eucheuma Keberhasilan budidaya rumput laut di beberapa daerah di Indonesia, telah mendorong tumbuhnya agribisnis rumput laut di bidang budidaya, pengumpul, eksportir dan industri pengolah rumput laut. Berdasarkan peruntukannya, rumput laut Euchema dapat diolah menjadi beberapa produk, yaitu carrageenan (SRC) dan karaginan murni (RC). Kedua produk ini merupakan produk setengah jadi yang digunakan di berbagai bidang, mulai dari industri makanan, minuman, farmasi, tekstil, kimia, pengeboran minyak, dan sebagainya. Pengolahan rumput laut menjadi produk ini merupakan tindakan untuk meningkatkan nilai tambah dengan teknologi yang tidak terlalu sulit untuk diaplikasikan. Semi Refined Carrageenan (SRC) and Refined carrageenan (RC) are semi-finished products from Euchema Seaweed that are used in various industries ranging from food, beverage, pharmaceutical, textile, chemical, oil drilling. Seaweed processing into these products enhances seaweed value-added using simple applied technology. Perspektif Teknologi pengolahan rumput laut Eucheuma menjadi karaginan merupakan teknologi yang dapat diterapkan pada usaha skala UKM hingga industri sehingga meningkatkan nilai tambah rumput laut. 166 Keunggulan Inovasi Inovasi menggunakan teknologi yang tidak terlalu sulit diaplikasikan dan dapat menggunakan peralatan yang dirancangbangun di dalam negeri. Potensi Aplikasi Inovasi dapat digunakan oleh usaha kecil skala menengah. Produk yang dihasilkan merupakan bahan dasar untuk industri lain, baik di dalam maupun di luar negeri. Inovator/ Peneliti Inovator : Institusi : Alamat Status paten Email : : : Bagus Sediadi Bandol Utomo; Singgih Wibowo; Th Dwi Suryaningrum; Jamal Basmal; M Darmawan; Ellya Sinurat; Rosmawaty Peranginangin Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 167 TEKNOLOGI PENGOLAHAN KARAGINAN MURNI Salah satu produk bernilai tambah tinggi yang dihasilkan dari rumput laut Eucheuma cottonii adalah karaginan murni yang nilainya dapat mencapai 20X dari nilai rumput laut kering. Karaginan murni ini merupakan produk hasil olahan rumput laut yang bermutu tinggi. Peluang pengembangan pengolahan karaginan murni di Indonesia sangat besar, mengingat permintaan akan produk ini tinggi sementara produsen dalam negeri jumlahnya masih terbatas, yaitu sekitar 14 perusahaan. One of high value-added products produced from Eucheuma cottonii seaweed is refine carrageenan whose value can reach 20 times higher than dried seaweed. Pure carrageenan is a high quality processed seaweed product. The opportunity to develop pure carrageenan processing in Indonesia is enormous considering high demand for these products while domestic producers are still limited. Perspektif Rumput laut yang ada di Indonesia umumnya masih diekspor dalam bentuk rumput laut kering. Pengolahan rumput laut menjadi karaginan murni mampu meningkatkan nilai rumput laut hingga 20 kali lipat. 168 Keunggulan Inovasi Mampu menghasilkan karaginan murni dengan gel strength yang tinggi, lebih dari 1.000 g/cm2. Potensi Aplikasi Inovasi ini sesuai untuk industri skala menengah. Inovator/ Peneliti Inovator : Institusi : Alamat : Status paten : Email : Rosmawaty Peranginangin; M. Darmawan; Ellya Sinurat; Arif Rahman Hakim Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 169 Rumput laut Eucheuma cottonii banyak mengandung senyawa pemacu tumbuh (giberelin, sitokinin, auksin) dan mineral (Fe, B, Ca, Cu, C1, K, Mg, Mn, dan Mo) yang selain bermanfaat sebagai pupuk juga dapat memperbaiki struktur tanah. Senyawa pemacu tumbuh ini ditemukan dalam thallus rumput laut dan dapat dikeluarkan dari thallus bersama dengan cairan (SAP) thallus yang jumlahnya mencapai 50% dari berat thallus atau rumput laut segar. Jumlah ini sangat besar sekali mengingat Indonesia memproduksi tidak kurang dari 700.000 ton rumput laut segar atau tidak kurang dari 350.000 ton SAP dapat diproduksi secara nasional untuk dijadikan pupuk cair. Inovasi ini dapat menghasilkan pupuk cair dari rumput laut Eucheuma cottonii yang berguna untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Eucheuma cottonii seaweed contains many compounds which is very useful as a raw material for plant fertilizer and for improving soil structure. This innovation shows how to develop the seaweed into a plant fertilizer product. The liquid fertilizer from this innovation is a high value fertilizer applicable by any industry, including fishery and the fertilizer industry. Perspektif Rumput laut Eucheuma cottonii banyak mengandung unsur hara yang banyak dibutuhkan oleh tumbuhan dalam pertumbuhannya, selama ini terbuang karena tidak dimanfaatkan. Pemanfaatan cairan rumput laut untuk pupuk dapat dilakukan sebelum rumput laut dikeringkan atau setelah pengeringan, namun dengan risiko menghasilkan rendemen SAP yang rendah. 170 Keunggulan Inovasi Produk hasil inovasi ini kaya akan senyawa pengatur pertumbuhan tanaman dan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair untuk tanaman hortikultura. Potensi Aplikasi Inovasi disusun cukup sederhana, sehingga dapat diaplikasikan oleh petani rumput laut tanpa harus memiliki keahlian khusus dan dapat juga dimanfaatkan oleh industri pengolahan rumput laut. Inovator/ Peneliti Nama Instansi : : Alamat : Status Paten : Email : Jamal Basmal; Bakti Berlyanto Sedayu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 171 Salah satu jenis rumput laut yang banyak ditemukan di Indonesia adalah Sargassum sp., meskipun belum dibudidayakan, namun banyak ditemukan di daerah pantai berkarang dan berombak di Indonesia seperti di pantai selatan Jawa. Selain alginat, Sargassum juga banyak mengandung unsur hara makro (N-P-K) dan mikro seperti Fe, B, Mn, Zn, Mo, Cu, C1 dan Ca. Selain itu, Sargassum sp. juga mengandung senyawa pemacu tumbuh seperti sitokinin (kinetin dan zeatin), auksin (IAA) dan giberelin (GA3). Inovasi ini dapat menghasilkan pupuk cair dari rumput laut Sargassum sp. yang berguna untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Sargassum sp. seaweed contains many compounds which is very useful as a raw material for plant fertilizer and for improving soil structure. This innovation shows how to develop the seaweed into a plant fertilizer product. The liquid fertilizer from this innovation is a high value fertilizer applicable by any industry, including fishery and the fertilizer industry. Perspektif Rumput laut Sargassum mengandung unsur hara makro dan mikro, serta senyawa pemacu tumbuh yang banyak dibutuhkan oleh tumbuhan dalam pertumbuhannya. Unsur hara dan senyawa pemacu tumbuh dapat diambil bersama cairan thallus rumput laut dan dijadikan pupuk cair yang bernilai tinggi. 172 Keunggulan Inovasi Produk hasil inovasi ini kaya akan senyawa pengatur pertumbuhan tanaman dan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair untuk tanaman hortikultura dengan cara yang sederhana. Potensi Aplikasi Inovasi ini disusun cukup sederhana, sehingga dapat diaplikasikan oleh siapapun termasuk nelayan hingga industri pupuk. Inovator/ Peneliti Nama Instansi : : Alamat : Status Paten : Email : Jamal Basmal Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 173 BANDENG TANPA DURI SIAP SAJI ANEKA RASA Untuk anda yang super sibuk dan kesulitan menyiapkan makanan dalam waktu yang singkat, kini ada solusinya: bandeng tanpa duri ‘siap saji’ aneka rasa. Selama ini penggemar bandeng seringkali terganggu dengan banyaknya duri halus dalam daging. Penyediaan bandeng tanpa duri akan makin meningkatkan apresiasi konsumen terhadap bandeng. Bandeng tanpa duri dapat divariasikan citarasanya maupun bentuk akhirnya dan dapat diolah dengan cara yang mudah, yaitu menggunakan microwave atau alat masak lain. Produk ini merupakan diversifikasi olahan bandeng yang diolah tanpa duri dan dibuat setengah kering, serta memiliki aneka citarasa seperti pedas, manis, asin, asap atau lainnya sesuai selera. Assorted flavor ready-to-serve boneless milkfish is diversified processed food based on milkfish. This process involves taking off the bones and dry cooking the milkfish and mix it with certain ingredients to deliver a supreme taste of hot, sweet, smoked and piquant. This is practical to those who enjoy eating milkfish but are daunted by its bones. Perspektif Menghasilkan bandeng tanpa duri dengan citarasa yang beraneka, serta dapat diolah dengan mudah dan cepat menggunakan microwave merupakan pilihan cerdas bagi mereka yang memiliki tingkat kesibukan tinggi, terutama bagi kaum perempuan karir. 174 Keunggulan Inovasi **` disajikan. " * (juicy). $] Potensi Aplikasi Diversifikasi produk bandeng tanpa duri ini dapat diolah oleh Usaha Kecil Menengah (UKM). Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : Th Dwi Suryaningrum; Ijah Muljanah : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] Bandeng Tanpa Duri Siap Saji Aneka Rasa 175 PRODUK BARU OLAHAN LELE DARI INDUK AFKIR : CIRIMEN LELE Ki in Kini indukan afkir lele tid produktif lagi yang tidak bisa meng menghasilkan uang. Indukan afki afkir tersebut dapat dimanfaatkan un untuk berbagai produk olahan. Salah satunya menjadi nila tambah. Inovasi ‘cirimen lele’ yang dapat meningkatkan nilai ini merupakan cara pengolahan baru berupa irisan tipis dan memanjang daging lele yang dikeringkan dan diperkaya dengan rumput laut, sehingga menghasilkan produk mengkilap. Non-productive brood-stock of catfish can still make money by processing it into ‘catfish cirimen’, lean sliced enriched with seaweed. Cirimen is simply made from non-productive catfish flesh mixed with various spices and ingredient commonly found in your kitchen. Perspektif Sisa lele indukan cukup besar, sejalan dengan usaha pembenihan lele untuk mendukung budidaya lele yang berkembang dan meningkat pesat. Daging lele diiris tipis-tipis memanjang dan dikeringkan. Setelah dibumbui dengan garam dan rumput laut, produknya mengkilat. Produk ini dapat dijadikan upaya diversifikasi olahan lele, dan meningkatkan nilai tambah lele sekaligus dapat dijadikan upaya penyediaan gizi masyarakat. 176 Keunggulan Inovasi Caranya sangat sederhana dengan menggunakan daging lele dari sisa indukan dan bahan -bahan lain yang biasa digunakan untuk memasak sehari-hari. Menghasilkan produk baru siap olah yang belum ada di pasaran dengan penampilan yang mengkilap menarik. Cirimen Lele Potensi Aplikasi Inovasi dapat dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat untuk memenuhi keperluan rumah tangga, maupun untuk usaha skala UKM. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : Th Dwi Suryaningrum : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 tlp (021) 53650157, fax (021) 53650158 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 177 DENDENG SURIMI RENDAH LEMAK DARI IKAN PATIN Dendeng surimi patin merupakan produk diversifikasi yang dapat diolah dengan cara yang sangat mudah dan murah, sehingga dapat diaplikasikan oleh semua lapisan masyarakat, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun usaha skala UKM. Produk ini tidak hanya menjadi diversifikasi olahan patin, tetapi juga dapat digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, yang pada gilirannya ikut membantu program ketahanan pangan. Karena dendeng dibuat dari surimi yang telah dikurangi lemaknya, maka dendeng ini berkadar lemak rendah sehingga tidak mudah tengik. Catfish flesh contains high fat content which is easily decomposed by oxidation process. It produces unwanted odor and taste. However, processing catfish into surimi will reduce its fat content thus extending the shelf life. Perspektif Daging patin dikenal mempunyai kandungan lemak yang tinggi, sehingga sering menjadi sumber kerusakan produk olahan patin karena oksidasi lemak yang menyebabkan timbulnya bau dan rasa tengik. Dengan dibuat menjadi surimi lebih dahulu, maka kandungan lemaknya dikurangi, sehingga menghasilkan produk yang lebih awet dan tidak mudah tengik. 178 Keunggulan Inovasi Cara memproduksinya sangat sederhana, mudah diaplikasikan dan murah. Menghasilkan produk berlemak rendah sehingga tidak mudah tengik. Potensi Aplikasi Karena caranya sangat sederhana dan murah, sehingga dapat diaplikasikan oleh semua lapisan masyarakat baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun usaha skala UKM. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Suryanti; Hari Eko Irianto Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 tlp (021) 53650157, fax (021) 53650158 Belum dipatenkan [email protected] 179 MEMBUAT ‘DAGING SCALLOP’ DARI LELE Bentuk olahan lain dari lele sisa indukan adalah scallop lele. Scallop merupakan jenis kerang, termasuk makanan mahal dan disukai masyarakat Eropa maupun Amerika. Di Indonesia, scallop kini bisa dibuat dari daging indukan lele afkir. Inovasi ini merupakan cara pengolahan scallop analog dengan menggunakan daging lele, sebagai bahan baku yang menghasilkan produk dengan kharakteristik mirip aslinya. Produk yang dihasilkan merupakan produk baru olahan lele dalam bentuk kering sehingga tahan lama. Scallop is member of mollusk with high value and good taste, making it a favorite culinary among European and American, yet it is very expensive seafood. Non-productive brood stock of catfish can be processed into scallop-like texture which is similar to the original scallop. Dried scallop made from catfish has a long shelf life. Perspektif Sisa lele indukan jumlahnya cukup besar, selaras dengan usaha pembenihan lele untuk mendukung budidaya lele yang berkembang dan meningkat pesat. Daging lele dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi scallop lele kering yang tahan lama dan dapat dijadikan alternatif (scallop analog), bagi mereka yang ingin mengkonsumsi scallop kering (asli yang menggunakan bahan dari scallop) namun tidak dapat menjangkau harganya. Di sisi lain, scallop lele kering dapat dijadikan upaya diversifikasi olahan lele dan meningkatkan nilai tambah lele. 180 Keunggulan Inovasi Cara pembuatannya sangat sederhana, dengan menggunakan daging lele dari sisa indukan dan bumbu sosis yang ada dipasaran. Menghasilkan produk baru siap olah yang belum ada di pasaran, mirip dengan scallop aslinya dengan penampilan dan warna yang menarik. Potensi Aplikasi Inovasi ini dapat dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat, mulai dari tingkat rumah tangga hingga usaha skala UKM. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : Th Dwi Suryaningrum : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 tlp (021) 53650157, fax (021) 53650158 Status Paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 181 KOLAGEN HALAL DARI KULIT IKAN NILA Selama ini kolagen kulit umumnya diolah dari babi atau sapi. Kolagen merupakan protein yang terdapat pada hewan dan digunakan untuk industri makanan, farmasi, kosmetik dan lainnya. Jumlahnya mencapai sekitar 30% dari seluruh protein yang terdapat dalam tubuh hewan tersebut. Sumber alternatif lain dapat digunakan kulit nila. Hampir seluruh protein pada kulit ikan nila adalah kolagen. Inovasi ini adalah teknologi pengolahan kolagen halal dengan menggunakan kulit ikan nila sebagai bahan baku. Collagen that is widely used by industry was generally derived from either pig or cow skin that causes some religious problem for Muslims and Hindus to consume it. The nile tilapia skin, a waste product of nile tilapia fillet processing, is a ‘halal’ material that is potential to be utilized into ‘halal’ collagen. The innovation to produce ‘halal’ collagen from nile tilapia skin raw material will increase the value-added of tilapia waste. Perspektif Kolagen yang beredar dan banyak digunakan oleh industri umumnya berasal dari kulit babi dan sapi yang menimbulkan masalah bagi umat Islam dan Hindu untuk mengkonsumsi dan menggunakannya. Kulit nila yang merupakan produk samping yang belum banyak termanfaatkan dari pengolahan filet nila merupakan bahan protensial dan halal untuk diolah menjadi kolagen, sehingga diharapkan dapat menyediakan kolagen yang halal dan meningkatkan nilai tambah perikanan. 182 Keunggulan Inovasi Menghasilkan produk halal bagi umat Islam dan umat Hindu, dengan menggantikan kolagen babi atau sapi. Membantu mengatasi masalah produk samping yang belum banyak termanfaatkan di unit pengolahan filet nila, sekaligus meningkatkan nilai tambah ikan nila. Potensi Aplikasi Inovasi ini dapat dimanfaatkan oleh unit pengolahan fillet nila yang banyak menghasilkan produk samping seperti kulit, untuk menghasilkan kolagen halal. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : Murniyati : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan. Email : [email protected] 183 GELATIN HALAL DARI KULIT PATIN Gelatin merupakan polimer protein yang banyak dimanfaatkan oleh industri makanan dan farmasi, karena sifatnya yang unik dan mempunyai fungsi yang beragam. Biasanya gelatin diperoleh dari kulit dan tulang babi atau sapi, yang menimbulkan masalah bagi umat Islam dan Hindu. Gelatin dari ikan merupakan jawaban tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Di dunia farmasi, gelatin digunakan sebagai bahan pengikat pengisi tablet dan gelatin dari kulit patin mampu menghasilkan performa yang tidak kalah mutunya, dibanding bahan pengikat yang lazim digunakan. Gelatin, a polymer of protein which is widely used by the food and pharmaceutical industries, is usually extracted from either pork or beef skin and bone that cause religious problem for Muslims and Hindus. This innovation produces a high quality of halal gelatin product from a cheap catfish (patin) skin waste. With its comparable quality performance with commonly used binders, the utilization of gelatin made from catfish (patin) skin waste in the cosmetics and pharmaceutical industries is widely open. Perspektif Pemanfaatan limbah kulit patin memiliki multi fungsi, yaitu meningkatkan nilai tambah, mengimplementasikan konsep ‘nir limbah’ dan blue economy, serta menyediakan gelatin halal terutama bagi umat Islam dan Hindu. 184 Keunggulan Inovasi Gelatin kulit patin memiliki sifat-sifat fisik dan kimia yang tidak kalah dengan gelatin komersial dari kulit babi, bahkan memiliki nilai sensori yang sangat baik. Menghasilkan produk halal bagi umat Islam dan umat Hindu yang menggantikan gelatin dari babi atau sapi. Membantu mengatasi masalah limbah di unit pengolahan fillet patin. Potensi Aplikasi Inovasi ini dapat dimanfaatkan oleh unit pengolahan fillet patin yang banyak menghasilkan limbah kulit patin, untuk menghasilkan gelatin halal. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : Rosmawati Peranginangin; Arham Rusli : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 185 DURI LELE KERING ASIN Pemanfaatan daging lele untuk berbagai olahan mulai dari abon, bakso, nugget dan sebagainya menyisakan tulang dan duri yang jumlahnya cukup besar dan menjadi limbah. Di antara duriduri tersebut masih terdapat dagingnya, sehingga duri ini masih dapat dimanfaatkan sebagai makanan dengan cara dikering-asinkan. Duri lele kering asin cocok untuk lelelele ukuran kecil yang tulangnya masih belum terlalu keras, sehingga setelah kering dan digoreng akan sangat renyah. Lebih dari itu, mengingat tulang dan duri lele banyak mengandung kalsium, maka olahan duri lele kering asin ini dapat menjadi pilihan untuk memasuk kalsium bagi tubuh. All parts of catfish including its bones can be processed all the way to make zero waste products. Processing catfish normally produces mounted piles of bones and spines, causing waste issues. The bones and spines from catfish of small to medium sizes can be further processed by using dried and salted method which eventually creates crispy crackers. Perspektif Inovasi ini melengkapi upaya untuk memanfatkan lele secara total. Semua bagian tubuh lele dapat dimanfaatkan termasuk tulang dan duri lele sehingga pengolahan lele, menjadi nir limbah (zero waste). Dengan konsep seperti ini, usaha pengolahan lele secara total merupakan implementasi dari konsep blue economy. 186 Keunggulan Inovasi ] yang kaya akan kalsium. Potensi Aplikasi [`= oleh siapa pun juga mulai dari tingkat rumah tangga hingga usaha pengolahan skala UKM. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : Th Dwi Suryaningrum : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 187 BIODIESEL DARI LIMBAH MINYAK IKAN Minyak ikan yang banyak ditemukan di daerah pengalengan ikan, pengolahan pindang dan sebagainya, umumnya mencemari lingkungan meskipun sudah mulai dimanfaatkan. Menggunakan minyak ikan tersebut untuk diproses menjadi biodiesel akan membuka peluang besar terutama karena ketersediaan cadangan minyak bumi makin menipis. Inovasi ini menawarkan peluang bagi penyediaan alternatif pengganti bahan bakar fosil dan juga memberikan peluang bagi daerah industri perikanan untuk memanfaatkan limbahnya menjadi produk yang bernilai tinggi. Fish oil waste can be found abundantly in fish canning and ‘pindang’ processing area and usually poses environmental problems. Fish oil waste that can be used as a material for biodiesel production offers an alternative solution to replace the fossil fuels. It provides an opportunity for the local fishing industry to utilize their fish oil waste into high value products of biodiesel. Perspektif Penggunaan energi dari fosil masih dominan, sementara tidak dapat diperbaharui, dan menimbulkan masalah lingkungan. Sumberdaya hayati perikanan dapat dimanfaatkan untuk bioenergi, seperti minyak ikan yang merupakan limbah pengolahan dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan biodiesel. 188 Keunggulan Inovasi alternative menggunakan bahan yang belum banyak dimanfaatkan dan bukan merupakan saingan sumber pangan. Potensi Aplikasi | = sisa/limbah olahan perikanan, terutama mendukung program pemanfaatan limbah ikan patin yang mengandung banyak minyak. Inovator/ Peneliti Inovator : Bagus Sediadi Bandol Utomo; Sugiyono; Tri Nugroho Widianto Institusi : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 189 PRODUK FASHION ISTIMEWA DARI KULIT IKAN TERSAMAK Kulit ikan setelah disamak dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi produk kerajinan yang sangat khas, menawan, bernilai estetika tinggi dan mahal. Kulit ikan tersamak sangat bagus untuk dijadikan produk kerajinan seperti dompet, tas, sepatu, sandal, dan sebagainya. Cara penyamakannya tidak sulit dan dapat dilakukan oleh usaha penyamakan skala rumah tangga hingga UKM. Berbagai jenis ikan kulitnya dapat disamak seperti ikan hiu, pari, kerapu, nila, remang, dan sebagainya. Tanned fish skin can be utilized to various fashion products such as wallet, bag, shoes and slippers. Fish skin tanning process can easily be done by house hold and small scale industry. Almost all fish skin such as from shark, stingray, grouper, Tilapia etc. can be tanned into high value as fish leather products. Perspektif Kulit ikan yang biasanya merupakan hasil samping dapat diolah menjadi kulit tersamak yang sangat khas, menawan, bernilai estetika tinggi dan berharga mahal. Usaha untuk memanfaatkan kulit ikan menjadi kulit tersamak ini dapat memanfaatkan hasil samping menjadi produk bernilai tambah tinggi (zero waste concept). 190 Keunggulan Inovasi [` memanfaatkan hasil samping menjadi produk khas bernilai tinggi. $*\[ kulit tersamak sapi, kambing) dan mempunyai corak permukaan kulit yang unik, serta berbeda dari kulit lainnya, sehingga sangat bagus untuk dijadikan produk kerajinan kulit. Potensi Aplikasi [`= industri pengolahan ikan yang menghasilkan kulit yang cocok untuk disamak, misalnya industri fillet nila, pengolahan ikan pari, dan sebagainya. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : Nurul Haq : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 tlp (021) 53650157, fax (021) 53650158 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 191 ALAT DAUR ULANG LIMBAH CAIR SRC I n d u s t r i pengolahan carrageenan (SRC) dari rumput laut Eucheuma cottonii menyisakan sejumlah besar limbah cair yang kaya akan mineral organik, maupun anorganik utamanya ion K+. Pemanfaatan kembali air limbah yang kaya akan ion K+ ini akan menguntungkan, yaitu menghemat air dan sekaligus meningkatkan mutu produk yang dihasilkan. Inovasi ini berupa rancang bangun alat daur ulang air limbah dari pengolahan rumput laut menjadi SRC, untuk dimanfaatkan kembali dalam proses pengolahan karaginan. Industrial processing of semi refined carrageenan (SRC) from seaweed Eucheuma cottonii produces large amount of liquid waste which is rich in organic and inorganic content, especially K+ ion. The use of ion K+ from this component will improve the quality of the products and also save water during the process of SRC. Perspektif Air dari limbah cair hasil pengolahan SRC yang menggunakan penambahan KOH, dapat di daur ulang dan digunakan kembali dalam proses pengolahan SRC. Air limbah ini kaya akan ion K+ yang dapat dimanfaatkan kembali sehingga menghemat air dan sekaligus bermanfaat untuk pengolahan serta dapat meningkatkan rendemen, kekentalan dan kekuatan gel produk. 192 Keunggulan Inovasi Sederhana, mudah dikonstruksi dan dioperasikan. Mampu menangani limbah pengolahan SRC, menghasilkan air yang dapat dimanfaatkan kembali untuk pengolahan. Air daur ulang yang dihasilkan mengandung ion K+ yang tinggi, bermanfaat untuk meningkatkan rendemen, kekentalan, dan kekuatan gel. Potensi Aplikasi | limbah cair yang airnya dapat dimanfaatkan kembali untuk pengolahan. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : Jamal Basmal; Bakti Berlyanto Sedayu; Diini Fithriani; Rodiah N : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 193 GELATIN HALAL DARI LIMBAH KULIT DAN TULANG IKAN Gelatin merupakan polimer protein yang banyak dimanfaatkan oleh industri makanan dan farmasi, karena sifatnya yang unik dan mempunyai fungsi yang beragam. Biasanya gelatin diperoleh dari kulit dan tulang babi atau sapi yang menimbulkan masalah bagi umat Islam dan Hindu. Gelatin dari ikan merupakan jawaban tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Mengingat kulit dan tulang ikan masih sering menjadi limbah yang menimbulkan masalah bagi lingkungan, maka pemanfaatan gelatin dari kulit dan tulang ikan memberikan peluang untuk meningkatkan nilai tambah, sekaligus menjadi pilihan untuk menerapkan konsep nir limbah (zero waste concept), sertamerupakan implementasi nyata dari blue economy. Usually, gelatin is extracted from either pork or beef skins or bones that cause some religious problem for Muslims and Hindus who consume it. On the other hand, halal gelatin can be extracted either from fish skins or bones using an easy acid extraction method. Moreover, the halal gelatin product from fish waste is comparable with gelatin product extracted from beef or pork. The utilization of fish skins and bones into halal gelatin provides an opportunity to increase the value added of the fish waste as well as an option to apply the zero waste concept Perspektif Pemanfaatan limbah kulit dan tulang ikan memiliki multi fungsi, yaitu meningkatkan nilai tambah, mengimplementasikan konsep ‘nir limbah’ dan blue economy, serta menyediakan gelatin halal terutama bagi umat Islam dan Hindu. 194 Keunggulan Inovasi [ menggantikan gelatin dari babi atau sapi. ` dan memenuhi persyaratan untuk memenuhi gelatin di industri farmasi. banyak menghasilkan limbah kulit dan tulang ikan. *~ Potensi Aplikasi [`= menghasilkan limbah kulit dan tulang ikan untuk menghasilkan gelatin halal. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : Rosmawaty Peranginangin : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 195 NANO KALSIUM DARI SISIK IKAN NILA Salah satu limbah dari pengolahan fillet nila yang masih terabaikan adalah sisiknya, banyak mengandung kalsium organik yang dapat dimanfaatkan. Selama ini, kalsium biasanya diperoleh dari sumber anorganik, dapat digantikan dengan kalsium organik yang lebih disukai, karena lebih mudah beradaptasi atau diserap oleh tubuh. Inovasi ini merupakan teknologi untuk memanfaatkan kalsium dan mengolahnya menjadi nano-kalsium yang bernilai tinggi. Upaya ini tidak hanya ikut mengatasi masalah limbah yang sering mengganggu lingkungan, tetapi juga menghasilkan produk bernilai tinggi, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah nila. One of tilapia fillet processing neglected waste products is the fish scales that are rich in organic calcium. This innovative technology utilizes the calcium from tilapia fish scales into a high value nano-calcium. This effort will not only solve the waste problem that impair our environment but also produce a high value products of nano calcium which will improve the value-added of tilapia fish. Perspektif Kalsium yang banyak beredar biasanya berasal dari bahan anorganik. Pemanfaatan kalsium dari sisik ikan nila menghasilkan kalsium organik (biologis) yang lebih mudah diserap. Pemanfaatan kalisum ini dapat meningkatkan nilai tambah ikan nila, mengatasi masalah lingkungan, mengimplemetasikan konsep nir limbah dan blue economy. 196 Keunggulan Inovasi [` ~ kalsium yang bernilai tinggi. = sekaligus meningkatkan nilai tambah ikan nila. Potensi Aplikasi [`== banyak menghasilkan limbah sisik untuk menghasilkan kalsium organik dalam ukuran nano yang bernilai tinggi atau oleh usaha lain dari skala UKM hingga industri. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : Fera Roswita Dewi; Murniyati; Rosmawaty Peranginangin : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 197 ALAT PEMBUAT PAPAN PARTIKEL LIMBAH RUMPUT LAUT Industri pengolahan agar,dari Gracillaria maupun Gellidium, menyisakan limbah padat, mencapai 70-85% dari rumput laut yang diolah dan berpotensi mencemari lingkungan. Limbah ini masih banyak mengandung selulosa dan dapat dimanfaatkan untuk dijadikan produk lain, yaitu papan partikel atau papan komposit. Kekuatan, kekompakan dan ketahanan papan partikel tersebut akan menjadi lebih baik jika dicampur bahan pengikat atau binder. Untuk itu diperlukan peralatan khusus untuk menghasilkan lembaran komposityang kompak dan kuat. Alat tersebut dirancang dapat menghantarkan panas (hingga 2000 C) ke campuran limbah rumput laut dengan binder, sehingga terjadi percampuran sempurna. Binder mencair kemudian dicetak dengan hydraulic press. The seaweed Gracillaria or Gelidium processing industry may generate high amount of wastes which mainly composed by cellulose and lignin. By applying high temperature and hydraulic pressure, this innovative device converts those wastes into a high value product i.e. particle or composite board. This deviceis easily assembled, operated, and used by small or high scale industries. Perspektif Limbah pengolahan agar yang sering mengganggu dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai tambah dan berdayaguna tinggi dengan menggunakan alat yang sederhana. Inovasi ini ikut mendorong kegiatan yang ramah lingkungan dan sekaligus mengimplementasikan konsep nir limbah (zero waste concept) yang merupakan inti dari konsep ekonomi biru (blue economy). 198 Keunggulan Inovasi | Potensi Aplikasi [` limbah rumput laut baik skala UKM maupun industri. Inovator/ Peneliti Inovator : Jamal Basmal; Bakti Berlyanto Sedayu; Tri Nugroho Widiyanto, Diini Fithriani Institusi : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 199 BRIKET ARANG LIMBAH RUMPUT LAUT Limbah padat pengolahan agaragar dari rumput laut, terutama Gracillaria sp., dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan dan juga bagi pabrik pengolahan bila tidak tersedia tempat penampungan atau teknologi untuk pemanfaatannya. Padahal, limbah padat rumput laut (jumlahnya mencapai 70% dari rumput laut yang diolah) banyak mengandung selulosa yang potensial untuk dimanfaatkan. Diantaranya adalah dengan diolah menjadi briket arang untuk bahan bakar berbagai keperluan, sebagai pengganti bahan bakar fosil. The seaweed Gracillaria or Gelidium processing industry may generate high amount of wastes which mainly composed by cellulose and lignin. By applying high pressure, this innovative device converts those wastes into a high value product i.e. charchoal briquette. This device is easily assembled, operated, and used by small or high scale industries. Perspektif Pemanfaatan limbah padat pengolahan agar menjadi briket arang merupakan langkah pasti untuk menyediakan alternatif energi terbarukan, untuk mengantisipasi semakin menipisnya persediaan bahan bakar fosil di Indonesia. 200 Keunggulan Inovasi [`* yang canggih dan produk yang dihasilkan tidak kalah dengan briket arang yang telah ada. Potensi Aplikasi Limbah Rumput Laut [` dapat dimanfaatkan oleh siapa saja yang berminat dalam skala kecil atau UKM, hingga skala industri. Inovator/ Peneliti Inovator : Hari Eko Irianto; Muhammad Darmawan; Murdinah; Kokom Komariyah (UIN Jakarta) Institusi : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum patentkan Email : [email protected] Briket Arang 201 OLIGOMER KITOSAN: ANTIKAPANG DARI LIMBAH KRUSTASEA Cangkang krustase (udang, rajungan), selama ini menjadi limbah potensial untuk diolah menjadi kitin dan kitosan dan sangat diperlukan oleh berbagai industri, mulai dari industri pangan, kimia, medis, farmasi, lingkungan, hingga bioteknologi. Produk turunan kitosan yang memiliki manfaat lebih besar adalah oligomer kitosan, karena memiliki struktur yang lebih pendek dan ukuran molekul yang lebih kecil. Oligomer kitosan larut sempurna dalam air dan mudah berinteraksi dengan dinding sel dan mikroorganisme target. Produk turunan kitosan ini dibuat dari kitosan dengan menggunakan enzim kitosanase yang dihasilkan oleh bakteri dan memiliki biofungsional yang tinggi, salah satunya sebagai antikapang 0:2 penghasil aflatoksin yang menjadi ancaman pada bidang pangan. The low value of crustacea waste that are abundantly available in Indonesia can be utilized to produce an economical high value product of chitosan oligomers. This chitosan derivative can be made using chitosanase enzyme which produced by bacteria. The product of chitosan oligomers has a high biofunction, one of its function is as antifungi of aflatoxin-producing 0:2that is a threat in food sector. This utilization will increase the valueadded of shrimp as well as will implement the zero waste and the blue economy concept. Perspektif Limbah krustase yang tersedia berlimpah di Indonesia dengan nilai rendah dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis tinggi (harganya 5 kali lipat dari kitosan), yang memiliki bioaktivitas tinggi. Pemanfaatan ini akan meningkatkan nilai tambah udang sekaligus mengimplementasikan konsep nir limbah dan blue economy. 202 Keunggulan Inovasi "* = ramah lingkungan. $ rentang pemanfaatan yang sangat luas, mulai dari industri pangan, kimia, medis, farmasi, lingkungan, hingga bioteknologi. Potensi Aplikasi [`== kimia yang menghasilkan produk bernilai tinggi. Inovator/ Peneliti Inovator : Ekowati Chasanah;Yusro Nuri Fawzya; Gintung Patantis; Asri Pratitis Institusi : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 203 CAMILAN BERKALSIUM DARI TULANG IKAN NILA Pengolahan filet nila menghasilkan limbah tulang ikan yang cukup besar jumlahnya dan belum banyak dimanfaatkan. Salah satu bentuk pemanfaatannya adalah dengan mengolahnya menjadi camilan tik-tik (stik) tulang ikan berkalsium tinggi. Cara pengolahannya sangat sederhana dan mudah, sehingga dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Produk yang dihasilkan merupakan makanan camilan yang banyak mengandung kalsium dengan tekstur yang renyah dan rasa yang gurih. Selain itu, tik-tik memiliki kandungan protein yang tinggi pula, sehingga cocok untuk camilan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Tilapia fillet processing industry leaves large amounts of fishbone waste that is still underutilized. One approach to utilize the fishbone waste is to process them into tik-tik fishbone snack which rich in calcium. The tik tik processing step is very simple and easily done by anyone. The resulting product is a snack that contains lots of calcium with a crunchy texture and a savory flavor, with a high content of protein. Perspektif Tulang ikan nila selama ini belum dimanfaatkan dan praktis menjadi masalah bagi lingkungan. Memanfaatkan tulang ikan nila untuk diolah menjadi makanan camilan yang berkalsium dan berprotein tinggi akan meningkatkan nilai tambah. Produk ini cocok untuk camilan sehat anak-anak usia sekolah. 204 Keunggulan Inovasi semua lapisan masyarakat. Produk yang dihasilkan berkalsium dan berprotein tinggi. Potensi Aplikasi [`= mulai dari skala rumah tangga hingga usaha kecil skala UKM. Tulang Ikan Nila Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : Murniyati; Fera Roswita Dewi : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 205 ALAT PENGOLAHAN SELULOSA DARI LIMBAH RUMPUT LAUT Limbah padat yang dihasilkan dari industri pengolahan agar, (Gracillaria maupun Gellidium), banyak mengandung selulosa, hemi selulosa dan lignin, yang jumlahnya dapat mencapai 45% dari berat rumput laut yang diolah. Selulosa dari limbah ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk, diantaranya adalah karboksimetil selulosa (CMC) yang berfungsi sebagai bahan pengental makanan dan minuman. Inovasi ini berupa rancang bangun alat untuk memurnikan selulosa. Alat ini dirancang cukup sederhana, sehingga dapat dirakit oleh bengkel lokal. Solid waste from agar processing industry contains cellulose, hemi cellulose and lignin amounting to 45% of the weight of the processed-seaweed. Cellulose contained in the seaweed waste can be utilized into various products, such as carboxymethyl cellulose (CMC). This innovation is a device specifically designed to purify the cellulose. The design of the device is simple that it can be assembled by local garage. Perspektif Hasil pengolahan agar dari rumput laut masih menyisakan limbah yang banyak mengandung selulosa. Selulosa ini dapat dimanfaatkan dan dimurnikan dengan alat yang sederhana dan dapat dikonstruksi oleh bengkel lokal. Pemanfaatan selulosa dari limbah ini melengkapi usaha pengolahan yang nir limbah (zero waste) dan meningkatkan nilai tambah rumput laut. 206 Keunggulan Inovasi Dapat dirangkai dan dioperasikan dengan mudah. Potensi Aplikasi Inovasi dapat digunakan oleh usaha atau industri pengolahan limbah rumput laut, baik skala UKM maupun industri. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : : Alamat : Status paten : Email : Abdul Sari; Jamal Basmal; Bakti Berlyanto Sedayu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belum dipatenkan [email protected] 207 PAPAN PARTIKEL LIMBAH RUMPUT LAUT Industri pengolahan rumput laut, terutama pengolahan agar dari rumput laut Gracillaria atau Gellidium, merupakan salah satu industri penghasil limbah padat yang cukup besar, mencapai 70 – 85 % dari berat rumput laut yang diolah. Limbah tersebut hingga kini menjadi masalah besar, karena tidak saja menjadi masalah bagi lingkungan, tetapi juga membutuhkan lahan yang luas untuk membuangnya dan seringkali lebih besar dari lahan untuk pabrik pengolahannya. Limbah padat tersebut terutama terdiri atas selulosa dan lignin yang cukup besar (45,9%), filter air diatom (3%) dan sisanya adalah air dan mineral. Dengan kandungan selulosa yang tinggi tersebut, limbah padat ini dapat dimanfaatkan untuk dijadikan produk lain, misalnya papan partikel atau papan komposit yang kuat dan kompak namun ringan. Kekuatan, kekompakan dan ketahanan papan partikel akan menjadi lebih baik jika dicampur bahan pengikat atau binder. Produk inovasi ini merupakan produk baru berupa papan partikel dari limbah padat indfustri pengolahan rumput laut. The seaweed Gracillaria or Gelidium processing industry may generate high amount of waste which are mainly composed by cellulose and lignin. This waste can be converted into particle or composite board. This innovative product is resulted through the application of high temperature and hydraulic pressure process. The products can be manufactured at any scale of industry, as substitute of particle board made from wood or being used as an insulator. Perspektif Limbah sering diartikan sebagai barang yang merugikan dan harus dibuang. Namun, banyak limbah yang memiliki nilai tinggi jika dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk lain. Contohnya, limbah padat dari pengolahan agar yang banyak mengandung selulosa dapat dimanfaatkan menjadi papan partikel yang lebih bermanfaat dan bernilai tinggi. Inovasi ini ikut mendorong kegiatan yang ramah lingkungan dan sekaligus mengimplementasikan konsep nir limbah (zero waste concept) yang merupakan inti konsep ekonomi biru (blue economy). 208 Keunggulan Inovasi $` rayap dan tahan air, sehingga tidak mudah lepas atau terurai. Produk inovasi dapat diolah dari bahan limbah dengan cara yang tidak sulit. Potensi Aplikasi $` limbah rumput laut baik skala UKM, maupun industri pengolahan rumput laut untuk memanfaatkan limbahnya, agar tidak mencemari lingkungan. Produknya dapat dijadikan substitusi papan partikel kayu atau digunakan sebagai insulator. Inovator/ Peneliti Nama : Instansi : Alamat : Status Paten : Email : Jamal Basmal; Bakti Berlyanto Sedayu; Tri Nugroho W; Diini Fithriani Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Telah diajukan untuk mendapatkan paten [email protected] 209 BIOREMEDIAN ALAMI DARI LIMBAH CAIR RAJUNGAN DAN SURIMI Bakteri dari limbah cair pengolahan rajungan dan surimi (Serratia marcescens Strain PN1400, Staphylococcus sciuri, Exigiobacterium sp., Bacillus thuringiensis Strain) dapat digunakan sebagai bioremedian alami. Penanganan limbah cair secara biologis menggunakan sumberdaya lokal di kawasan industri, memberikan nilai tambah yang tinggi dan ramah lingkungan. Bakteri ini mereduksi cemaran dalam limbah cair seperti protein, lemak, ammonia, dan sulfida, serta tidak meningkatkan pH, menurunkan kadar BOD5 limbah sebesar 50% dan COD sebesar 25%. Konsentrasi 5% dari volume limbah sudah menurunkan polutan yang ada pada limbah cair perikanan. Liquid waste from fish processing industry may contain high level of pollutant which is a problem for the environment. This innovation shows how to reduce the pollutant level in the wastewater by using natural bio-remediant which is composed by local bacteria (Serratia marcescens Strain PN1400, Staphylococcus sciuri, Exigiobacterium sp., Bacillus thringiensis Strain). Perspektif Bioremedian alami dari limbah cair industri surimi dan rajungan dimanfaatkan untuk mengatasi limbah cair itu sendiri, merupakan inovasi untuk mengatasi permasalahan limbah yang cukup besar di industri perikanan. 210 Keunggulan Inovasi Dapat mereduksi kandungan cemaran dalam limbah cair, seperti protein, lemak, ammonia, dan sulfida serta tidak meningkatkan pH limbah cair. Dapat menurunkan kadar BOD5 limbah sebesar 50% dan COD sebesar 25%. Konsentrasi 5% dari volume limbah sudah menurunkan polutan yang ada pada limbah cair perikanan. Diisolasi dari bahan lokal Indonesia asal limbah cair rajungan dan surimi. Potensi Aplikasi |] *! apabila limbah cair ditampung sebelum dibuang ke saluran pembuangan atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : Devi Ambarwaty Oktavia; Singgih Wibowo : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 211 KITIN DAN KITOSAN DARI LIMBAH KRUSTASE Industri pengolahan ikan banyak menghasilkan limbah yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk lain yang bernilai tinggi, bahkan sering kali lebih tinggi dari daging ikannya sendiri. Limbah tersebut diantaranya adalah cangkang atau kulit krustase, terutama udang atau rajungan/kepiting, yang dapat diolah menjadi kitin dan kitosan. Kitin merupakan polimer hidrokarbon yang mengandung nitrogen yang banyak diperlukan oleh industri makanan dan industri lainnya. Kitosan merupakan senyawa turunan kitin yang diperoleh dari proses deasetilasi menjadi senyawa yang lebih mudah larut air. Kedua senyawa ini memiliki karakteristik yang lebih baik daripada selulosa, sehingga pemanfaatannya lebih luas. Pemanfaatan cangkang krustase selain dapat mengatasi masalah limbah, juga sekaligus menghasilkan senyawa yang bernilai tambah dan bernilai guna tinggi. This innovation is a technology to produce chitin and chitosan from shrimp or crab shell as an implementation of zero waste concept and blue economy. Perspektif Limbah krustase sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan. Harga kitin di pasar Internasional berkisar antara USD 5-15 per kg, sedangkan kitosan mencapai USD 20-100 per kg, tergantung karakteristik mutu dan peruntukannya. Bahan baku untuk produksi kitin dan kitosan yang berupa cangkang krustase tersedia dalam jumlah melimpah di pabrik pengolahan udang dan unit pengolahan rajungan dengan harga yang murah. Inovasi ini merupakan teknologi untuk memproduksi kitin dan kitosan dari cangkang udang atau rajungan yang merupakan implementasi dari zero waste concept dan blue economy. 212 Keunggulan Inovasi "* dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. $ rentang pemanfaatan yang sangat luas, mulai dari industri pangan, kimia, medis, farmasi, lingkungan, hingga bioteknologi. Potensi Aplikasi "* kecil, UKM hingga industri dalam skema satelit sesuai dengan karakteristik teknologinya. Teknologi untuk mengawetkan cangkang, yang menghasilkan Cangkang Awet (CA) dan tidak berbau, dapat dimanfaatkan oleh nelayan atau pengolah kecil. Teknologi pengolahan kitin atau Cangkang Lemas (CA) dapat dimanfaatkan oleh usaha skala UKM, sedangkan pengolahan kitosan dapat dimanfaatkan oleh industri yang lebih besar. Inovator/ Peneliti Inovator Institusi : Singgih Wibowo; Syamdidi : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 213 EMESTRIN: PRODUK DARI KAPANG LAUT SEBAGAI ANTI KANKER Salah satu senyawa yan sudah berhasil obat yang da diproduksi diisolasi dan oleh Balitbang KP adalah dipr emestrin yang diproduksi oleh kapang laut Emericella nidu nidulans. Kapang laut dapat menghasilkan senyawa obat secara kontinyu. Jika ditumbuhkan dalam kondisi yang sesuai, dapat menjadi “pabrik” berbagai macam senyawa obat yang mampu menghambat perkembangan sel kanker dan bakteri patogen. Senyawa ini dapat dikembangkan dalam skala industri kimia dan farmasi. Marine fungi is a biological factory which may produce high amount of compounds for pharmaceutical use. This innovation reveals the method to produce emestrin, one of the valuable pharmaceutical compounds from marine fungi to inhibit the development of cancer cells and pathogenic bacteria. This innovation can be applied in pharmaceutical or chemical industry. Perspektif 214 dalam pencarian obat-obatan dari kapang laut. | =~ obat dari bahan alami laut, baik secara kimia maupun biologi. Keunggulan Inovasi {[ { sehingga produksi senyawa obat dapat dilakukan secara menerus. ] karena selama ini belum dimanfaatkan. Potensi Aplikasi kapang laut Emericella nidulans | Inovator/ Peneliti Inovator : Muhamamad Nursid; Nurrahmi Dewi Fajarningsih; Asri Pratitis; Ekowati Chasanah Institusi : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 215 PRODUKSI ENZIM PROTEASE DARI IKAN Enzim protease (proteinase dan peptidase) berperan sebagai biokatalisator bagi berlangsungnya reaksi pemecahan protein. Protease dapat diisolasi dan diproduksi dengan bantuan mikroba yang tumbuh di ikan. Mikroba ini dapat didorong untuk memproduksi protease dalam jumlah besar, dengan bioaktifitas tinggi, untuk kemudian diisolasi menjadi ekstrak skala industri. Protease hasil ekstraksi ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri yang kebutuhanya sangat tinggi, mulai dari industri makanan, minuman, detergen, pasta gigi dan sebagainya. Fish is a good medium for the growth of various microbes which can produce useful enzyme, such as protease. This innovation introduces protease from microbes which grow in fish. Microbial protease of fish has high activity level and very suitable for fish processing industry. Perspektif Ikan merupakan media yang baik bagi tumbuhnya berbagai mikroba penghasil protease dan menghasilkan protease yang tinggi bioaktifitasnya, yang selanjutnya menyebabkan kerusakan atau pembusukan ikan. Memanfaatkan mikroba yang tumbuh dari ikan untuk dimanfaatkan proteasenya untuk keperluan pengolahan ikan merupakan cara yang cerdas dan produktif, karena protease tersebut sudah terinduksi oleh protein ikan, sehingga kinerja protease pada protein ikan akan lebih baik. Inovasi ini meliputi seleksi mikroba penghasil protease potensial, isolasi dan propogasi mikroba, produksi dan ekstraksi protease. 216 Keunggulan Inovasi $ =** kembali pada industri pengolahan ikan. Potensi Aplikasi |= $= untuk industri pengolahan ikan, seperti misalnya untuk mengurangi rasa pahit pada produksi hidrolisat ikan, produksi bumbu penyedap, mempercepat pembuatan kecap ikan, silase, penghilangan sisik, dsb. Inovator/ Peneliti Inovator : Rosmawaty Peranginangin; Singgih Wibowo; Bagus Sediadi Bandol Utomo; Mono Hartono Institusi : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 217 LIMBAH CAIR SURIMI UNTUK PRODUKSI ENZIM TRANSGLUTAMINASE Di industri pangan, Transglutaminase mikroba (MTGase) antara lain digunakan untuk meningkatkan mutu tekstur daging, mengurangi kerusakan daging ketika dipotong tipistipis, dan dengan penambahan kaseinat dapat membentuk struktur (restrukturisasi) potongan kecil daging menjadi satu kesatuan yang utuh. Enzim ini umumnya diproduksi dari mikroba menggunakan medium yang mengandung bahan-bahan yang masih diimpor dan relatif mahal, sehingga harga enzimnya pun mahal. Bahan-bahan lokal seperti dan tapioka limbah cair surimi dapat dimanfaatkan sebagai medium pertumbuhan mikroba untuk menghasilkan enzim MTGase. Inovasi ini meliputi cara produksi MTGase menggunakan mikroba Streptoverticillium ladakanum dengan memanfaatkan bahan lokal, terutama limbah cair surimi. The medium used to produce microbial transglutaminase, is expensive. This innovation introduces the process to produce microbial transglutaminase using inexpensive surimi liquid waste and cassava flours hydrolysates. This process results in high activity of transglutaminase enzyme which is potential to be directly used by food industries. Perspektif Enzim TGase merupakan enzim yang sangat penting dalam industri makanan yang dapat diproduksi oleh mikroba. Namun, biaya produksinya relatif tinggi akibat medium yang digunakan umumnya dari bahan impor yang mahal. Menggantikan bahan-bahan medium tersebut dengan bahan lokal yang murah, seperti tepung tapioka sebagai sumber karbon dan limbah cair surimi sebagai sumber protein, dapat menekan biaya produksi. Pemanfaatan limbah untuk medium ini sekaligus membantu mengatasi masalah lingkungan dan mengimplemetasikan zero waste concept dan blue economy. 218 Keunggulan Inovasi " medium lokal yang murah. Potensi Aplikasi |= meningkatkan nilai tambah produk berbasis protein. Inovator/ Peneliti Inovator : Yusro Nuri Fawzya; Ekowati Chasanah; Pujoyowono M; Dewi Seswita Zilda; Gintung Patantis; Achmad Poernomo; Asri Pratitis; Singgih Wibowo Institusi : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Alamat : Jl. KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Status paten : Belum dipatenkan Email : [email protected] 219 220 BAGIAN IV Kelembagaan 221 222 PENGANTAR KELEMBAGAAN Inovasi sosial ekonomi hasil balitbang dalam bentuk kebijakan dan kelembagaan merupakan strategi yang dibangun untuk mengawal tercapainya Indikator Kinerja Utama dan tujuan pembangunan kelautan dan perikanan. Implementasi kebijakan sangat dipengaruhi oleh aspek sosial ekonomi masyarakat. Kebijakan sosial ekonomi kelautan dan perikanan sangat dinamis dan banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal. Oleh sebab itu, hasil penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan akan menjelaskan pengaruh dari dinamika faktor eksternal, yang diikuti dengan usulan kebijakan atau pendekatan kelembagaan untuk mengawal pencapaian tujuan pembangunan kelautan dan perikanan. Secara umum, usulan kebijakan untuk mengawal pencapaian tujuan pembangunan kelautan dan perikanan dapat dikategorikan menjadi: a. Kebijakan untuk mengadvokasi kebijakan yang sedang dilaksanakan. b. Kebijakan untuk merenovasi kebijakan yang telah ada. c. Kebijakan untuk mengkoreksi dan memperkuat kebijakan yang sedang berjalan. Kategori kebijakan pembangunan tersebut dapat dilaksanakan untuk memacu pembangunan sektor kelautan dan perikanan, melalui intervensi kebijakan fiskal, kebijakan moneter ataupun dalam bentuk kegiatan aksi yang dilaksanakan melalui berbagai bentuk kelembagaan. 223 MENGENAL KLINIK IPTEK MINA BISNIS SEBAGAI PELOPOR PENYEBARAN IPTEK Perspektif Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) merupakan lembaga masayarakat kelautan dan perikanan yang dibentuk secara partisipatif oleh berbagai pemangku kepentingan, untuk mengembangkan berbagai peluang dalam rangka mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan ini dikembangkan dengan pendekatan bottom-up. Pemangku kepentingan yang berperan adalah : instansi pemerintah pusat dan daerah, kelompok masyarakat, swasta, LSM, peneliti dan penyuluh. Potensi yang dimiliki pemangku kepentingan adalah : teknologi, program perbantuan, jaringan pasar dan lain sebagainya. Keberadaan KIMBis diharapkan membantu tercapainya tujuan dari setiap pemangku kepentingan. Pembentukan KIMBis terkait dengan kebijakan pemerintah tentang program pengentas kemiskinan dan program-program pro rakyat. Tahun 2011 dibentuk 5 KIMBis, yaitu : di Desa Langensari Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, Desa Eretan Wetan Kec. Kandanghaur Kab. Indramayu, Desa Sidharjo Kec. Pacitan Kab. Pacitan, Desa Weru Komplek, Kecamatan Paciran, Kab. Lamongan, Desa Kampuh Bunga dan Desa Muara Tinobu, Kecamatan Lasolo, Kab. Konawe Utara. Tahun 2012 dibentuk KIMBis di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, 224 Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Desa Gringsing, Kecamatan Bulakamba, Kab. Brebes, Desa Deah Baro, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Desa Ponjong, Kecamatan Genjahan, Kab. Gunung Kidul, Desa Wiring, Kecamatan Suppa, Kab. Pinrang, Desa Wuryantoro, Kecamatan Wuryantoro, Kab. Wonogiri. Pada tahun 2013 akan dibentuk KIMBis baru di Kabupaten Sukabumi, Kab. Lombok Timur, dan kawasan Danau Toba. Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) or Clinic of Marine and Fisheries Science Technology Business developed by bottomup approach and established by the participation of marine and fisheries communities such as government, private sector, NGO, researcher and extension officer, in order to enhance the people’s welfare by using the research and development result from The Agency of Marine and fisheries Research and Development. In order to empower the community, KIMBis carries out these following activities: Assisting on accelerating technology from IPTEKMAS program. Implementing the principles of blue economy in the fisheries industry. Developing network with local government. Helping on achieving aid program and optimize the utilization of aid for the community. Tujuan Tujuan jangka panjang KIMBis adalah untuk mewujudkan tumbuh dan berkembangnya kelembagaan yang mampu mewujudkan kewirausahaan masyarakat yang memanfaatkan IPTEK dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Adapun tujuan jangka pendeknya adalah : Mendorong percepatan peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan. Mempercepat dan mengkaji proses penerapan teknologi hasil penelitian dari satker lingkup Balitbang Kelautan dan perikanan. Mendorong data dan informasi, serta menganalisis perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebagai dampak dari penerapan IPTEK. Implementasi Operasional KIMBis pada setiap lokasi dilaksanakan oleh Manajer KIMBis yang dibantu oleh 3 asisten manajer KIMBis. Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer KIMBis berkoordinasi dengan dan unsur dari Dinas Kelautan dan Perikanan. Oleh sebab itu, dalam rangka pemberdayaan masyarakat KIMBis tersebut melakukan empat hal, yaitu : Membantu percepatan penyebaran teknologi hasil introduksi dari program IPTEKMAS. Mengimplementasikan prinsip-prinsip & usaha perikanan. Membangun jaringan kerja dengan SKPD dalam rangka memperoleh kegiatan pemberdayaan masyarakat dan penerapan IPTEK. Membantu pencapaian program perbantuan dan mengoptimalkan pemanfaatannya untuk masyarakat banyak. Kondisi KIMBis dalam penerapan IPTEK, bermitra dengan satker lingkup Balitbang KP yang memiliki teknologi tersebut. Sedangkan dalam pemberdayaan masyarakat, bermitra dengan berbagai tenaga professional : peneliti, penyuluh, maupun tenaga dari universitas dan LSM. donasi untuk melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan penerapan IPTEK, diharapkan berasal dari institusi pemerintah pusat, SKPD-SKPD, dan program "(CSR) dari perusahaan swasta nasional dan asing. Inovator/ Peneliti Nama Instansi Alamat Email : : : : Armen Zulham Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jl. KS. Tubun, Petamburan IV, Jakarta Pusat 10260 [email protected] 225 Perspektif Perikanan Tangkap berbasis Budidaya ("; !, "&!) adalah kegiatan perikanan tangkap dimana ikan hasil tangkapan berasal dari benih ikan hasil budidaya yang ditebarkan ke badan air dan benih ikan yang ditebarkan tumbuh dengan memanfaatkan makanan alami yang tersedia. Pengembangan CBF ikan patin siam ( ) di waduk Gajahmungkur, Wonogiri telah meningkatkan produksi ikan sebesar 200% dari total produksi ikan sebelumnya dan di Waduk Malahayu, Brebes telah meningkatkan produksi ikan sebesar 60% dari total produksi sebelumnya. Peningkatan hasil tangkapan tersebut telah berdampak terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Salah satu kunci keberhasilan dalam pengembangan CBF di perairan waduk tersebut adalah terbentuknya kelembagaan pengelola secara lokal yang handal (dalam perspektif perberdayaan masyarakat lokal) yang berperan sebagai ujung tombak dalam pengelolaan perikanan di perairan waduk tersebut, baik pada tahap perencanaan, penebaran ikan maupun pemanfaatan serta pendayagunaannya. Pada tahun 2002, di Waduk Gajahmungkur terbentuk sebanyak 15 kelompok nelayan dan berkembang menjadi 34 kelompok nelayan pada tahun 2012 dengan total anggota sebanyak 1320 orang, sedangkan di waduk Malahayu telah terbentuk kelompok Nelayan Nila Jaya yang mempunyai multi-fungsi dan beranggotakan 120 orang. 226 Rejim pengelolaan yang dikembangkan di ke dua perairan waduk tersebut dikenal sebagai rejim “ ;” atau pengelolaan perikanan secara bersama dimana terjadi pembagian peran dan wewenang antara pemerintah dan masyarakat (kelompok pemanfaat perikanan) dalam pengambilan keputusan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya. ";# "; 2## <2 ; " % 5=2>%+2 &%"?2 2@JJQXJQ 2 2' 2 20"&!2# 2 ;*@JJ@5= 2YZ5[2 \]5[@JY@#Y\@J# +25[^_ ?`#Y@J0 2;5[ # 2 8 8 ; Permasalahan Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan kelembagaan ko-manajemen CBF di perairan waduk adalah sebagai berikut: $ [ didasarkan pada hasil kajian ilmiah yang memadai sehingga banyak yang hanya bersifat seremonial dan politis. $ = diperlukan, yakni (1) pemberdayaan masyarakat lokal, (2) penebaran benih ikan, (3) penetapan daerah dengan pemanfaatan terbatas, (4) pembenihan ikan yang sesuai untuk ditebar, (5) pengelolaan lingkungan dan (6) pengaturan perikanan. { * pemanfaat (nelayan, pembudidaya, pedagang dan pengolah) belum banyak terlibat dalam proses pengelolaan perikanan. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat lokal melalui penguatan kelembagaan pengelola perikanan secara bersama menjadi kunci keberhasilan pengembangan CBF di perairan waduk yang biasanya tidak pernah diperhatikan dan menjadi fokus serta persyaratan utama. Implikasi $] pengembangan CBF. Untuk itu, identifikasi produktivitas dan potensi produksi ikan di perairan waduk Indonesia yang mencapai luas lebih dari 55.000 hektar perlu dilakukan. $ lokal, (2) penebaran benih ikan, (3) penetapan daerah dengan pemanfaatan terbatas, (4) pembenihan ikan yang sesuai untuk ditebar, (5) pengelolaan lingkungan dan (6) pengaturan perikanan. $ ]= ] tombak dan pelaku utama dalam pengelolaan perikanan. Penguatan kapasitas tersebut sekaligus mendorong rasa kepedulian, memiliki dan memanfaatkan sumberdaya perikanan yang dikelola secara berkelanjutan. ]]~] Inovator/ Peneliti Nama : Instansi : Alamat : Email : Endi Setiadi Kartamihardja dan Sonny Koeshendrajana Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumbedaya Ikan Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur, Jakarta [email protected] 227 228 P enutup 229 230 PENUTUP Menjadi jelas bagi kita, bahwa hasil-hasil penelitian dan pengembangan (litbang) di Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sesungguhnya sudah mengarah pada akselerasi penerapan konsep “Blue Economy”. Hal ini terlihat dari berbagai temuan dan produk hasil litbang yang ditampilkan dalam buku ini, mengarah pada pencapaian keseimbangan ekologi, meminimalkan limbah (“minimize waste”), memperluas inklusi sosial, serta mendorong tercapainya multiplier effect menggunakan pendekatan teknologi inovatif dan adaptif. Sesuai dengan judul buku ini, pendekatan inovatif adalah pendekatan yang mengedepankan suatu gagasan baru untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa penelitian. Pendekatan inovatif dilengkapi dengan upaya perbaikan yaitu usaha sistematis untuk melakukan penyempurnaan dan “improvement” yang terus menerus sehingga buah inovasi itu dapat dirasakan manfaatnya. Semua ini, tentunya bermuara pada suatu harapan besar yakni dapat meningkatkan produksi, memperkuat daya saing komparatif dan kompetitif, menghasilkan mutu produk yang tinggi dan jenis produk yang beragam. Pada akhirnya, semua ini diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kiranya, hasil litbang yang tertuang dalam buku ini menginspirasi stake holders di bidang kelautan dan perikanan untuk terus menerus melakukan perbaikan dan perubahan yang diperlukan untuk peningkatan kemanfaatan sumberdaya kelautan perikanan yang maksimal bagi masyarakat. Semoga. 231 232 LAMPIRAN 233 Satuan Kerja Lingkup Balitbang Kelautan dan Perikanan 234 DAFTAR ALAMAT UPT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN No Unit Kerja Alamat PUSAT PENELITIAN PENGELOLAAN PERIKANAN DAN KSDI Jl. Pasir Putih I, Ancol, Jakarta Utara Telp 021-6414686 Fax 021-6414640 2 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA Jl. Raya Ragunan No. 20 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540 – DKI Jakarta Telp (021) 7805052 Fax (021) 7815101 3 PUSAT PEREKAYASAAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur Jakarta 14430 Telp 021- 64711583 Fax 021- 64711438 4 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SDLP Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur Jakarta 14430 Telp 021- 64711583 Fax 021- 64711438 5 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA LAUT – GONDOL Dusun Gondol Desa Penyabangan PO BOX 140 Singaraja 81101 Telp. (0362) 92278 Faks. (0362) 92272 6 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENGOLAHAN PRODUK DAN BIOTEKNOLOGI KELAUTAN DAN PERIKANAN 7 BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN 1 Jl. KS. Tubun Petamburan VI Jakarta 10260 Telp. (021) 53650157 Faks. (021) 53650158 Jl. KS. Tubun Petamburan VI Jakarta 10260 Telp. (021) 53650162 Faks. (021) 53650159 235 8 BALAI PENELITIAN PERIKANAN LAUT Jl. Muara baru Ujung, Kompleks Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara 14440 – DKI Jakarta Telp. (021) 6602044 Faks. (021) 6605912 9 BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM Jl. Beringin No. 08 Mariana Palembang Telp. (0711) 7537194 Faks. (0711) 7537205 10 BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU Jl. Makmur Dg. Sittaka No.129 Maros 90512 – Sulawesi Selatan Telp. (0411) 371544 Faks. (0411) 371545 11 BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR Jl. Sempur No.1 Po Box 150, Kelurahan Sempu, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor 16154 – Jawa Barat Telp. (0251) 8313200 Faks. (0251) 8327890 BALAI PENELITIAN OBSERVASI LAUT Banjar Dangin Berawah, Desa Perancak, Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana 82251 – Bali Telp. (0365) 44266 Faks. (0365) 44277 / 44278 BALAI PENELITIAN PEMULIHAN DAN SUMBER DAYA IKAN JATILUHUR Jl. Cilalawi No. 01 Jatiluhur, Purwakarta – Jawa Barat Telp. (0264) 231836 Faks. (0264) 208768 12 13 236 BALAI PENELITIAN PEMULIAAN IKAN Jl. Raya 2 Sukamandi, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang 41256 – Jawa Barat Telp. (0260) 520500 Faks. (0260) 520663 15 BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS Jl. Perikanan No.13 RT/RW.01/02 Kelurahan Pancoran Mas Depok 16436 – Jawa Barat Telp/Faks . (021) 7520482 17 LOKA PENELITIAN SUMBERDAYA DAN KERENTANAN PESISIR Jl. Raya Padang Painan Km. 16,Bungus Padang SUMBAR 25245 Telp/Faks 0751-751458 18 LOKA PENELITIAN PERIKANAN TUNA Jl. Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Benoa Bali Telp. (0361) 726201 19 LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN Jl. Imogiri Barat km. 11,5 Jetis – Bantul DI Yogyakarta 55781 Telp (0274) 6600022 Faks : (0274) 6600028 20 LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Jl. Etalase Perikanan, Ds. Tabulo Selatan Kec. Mananggu, Boalemo, Gorontalo Telp (-) 21 LOKA PEREKAYASAAN TEKNOLOGI KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Poros Longa, Ds. Wangi-Wangi, Kec. Patuno, Wakatobi, Sulawesi Tenggara Telp (-) 14 237 238