BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan keuangan Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian informasi keuangan merencanakan, yang mengevaluasi, dibutuhkan dan oleh manajemen mengendalikan operasi untuk sebuah organisasi. Pada akuntansi keuangan, proses akhir yang dihasilkan adalah laporan keuangan yang menyangkut perusahaan secara keseluruhan, yang informasinya ditujukan oleh pihak-pihak internal maupun eksternal. Menurut PSAK No.1 paragraf 7 (2009) laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Sedangkan menurut Fahmi (2012:25) mengemukakan bahwa laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak - pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar 10 kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (PSAK No.1 paragraf 7, 2009). Secara lengkap menurut Lesmana dan Surjanto (2004:11) menyebutkan ada lima yang termasuk ke dalam unsur atau komponen laporan keuangan yakni: 1) Neraca Neraca pada dasarnya menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Munawir (2007:13) menambahkan bahwa neraca merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku di tutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun. 2) Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan yang menyajikan hasil usaha pendapatan, beban, laba atau rugi bersih untuk periode akuntansi tertentu. 3) Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal adalah laporan yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir semua akun yang ada dalam ekuitas pemegang saham. 11 4) Laporan Arus Kas laporan yang memberikan informasi tentang arus kas masuk dan keluar dari kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi selama periode akuntansi. 5) Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Pelaporan keuangan dan laporan keuangan berbeda dalam hal kegunaan masing-masing. Beberapa informasi penting akan lebih baik disajikan dalam laporan keuangan, dan beberapa informasi penting lainnya akan lebih baik bila dilaporkan dalam media laporan lain. Walaupun demikian, terdapat persamaan dalam tujuan laporan keuangan dan pelaporan keuangan karena bagaimanapun juga laporan keuangan merupakan bagian utama dalam pelaporan keuangan. Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1 dalam Ghozali dan Chariri (2007:377), menyebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan tetapi juga media pelaporan lainnya. Dengan kata lain, cakupan pelaporan keuangan adalah lebih luas dibandingkan laporan keuangan. Lebih lanjut FASB menyebutkan bahwa pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan 12 langsung atau tidak langsung, dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi, yaitu informasi tentang sumber-sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain lain. Tujuan pelaporan keuangan yang terdapat dalam SFAC No. 1 dalam Ghozali dan Chariri (2007:382) adalah sebagai berikut : 1) Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit yang serupa secara rasional. Informasi tersebut harus bersifat komprehensif bagi mereka yang memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis dan memiliki kemampuan untuk mempelajari informasi dengan cara yang rasional. 2) Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah, pengakuan, dan ketidakpastian tentang penerimaan kas bersih yang berkaitan dengan perusahaan. 3) Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban suatu perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber para entitas lain atau pemilik modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi yang mengubah sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber-sumber tersebut. 4) Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang hasil usaha (performa keuangan) suatu perusahaan selama suatu periode. 13 5) Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan memperoleh dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman, tentang transaksi modal, termasuk dividen kas dan distribusi lainnya yang mempengaruhi likuiditas dan solvensi. 6) Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik (pemegang saham) atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya. 7) Pelaporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai dengan kepentingan pemilik. Dalam PSAK No. 1 paragraf 5 (2009) dijelaskan mengenai tujuan umum dari laporan keuangan adalah untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai laporan keuangan. Dapat disimpulkan, bahwa pelaporan keuangan dan laporan keuangan sama-sama bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai kondisi perusahaan dan prospek kelangsungan usahanya di masa depan, yang digunakan para pemakai laporan keuangan khususnya external users, dalam membuat keputusankeputusan strategis. Secara umum kalangan pemakai laporan keuangan meliputi internal users (pemakai dari dalam perusahaan) dan exsternal users (pemakai dari luar perusahaan). Internal users terdiri dari manajemen yang terlibat dalam operasi dan pengambilan keputusan 14 strategis perusahaan. Menurut Harahap (2007:120) pengguna laporan keuangan External terdiri dari : 1) Kreditor, menggunakan laporan keuangan untuk menilai kemampuan pinjaman untuk membayar bunga dan membayar kembali pokok pinjaman pada waktunya. 2) Investor, membutuhkan informasi yang terdapat pada laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan untuk mempertahankan, menjual atau menambah saham yang dimilikinya. 3) Pemerintah, menggunakan laporan keuangan untuk melakukan fungsi pengawasan. 4) Karyawan, menggunakan informasi laporan keuangan untuk menilai kewajaran gaji, bonus dan kondisi kerja. 5) Pemasok, membutuhkan laporan keuangan dalam penentuan kewajaran kredit pelanggan. 6) Konsumen, berkepentingan dengan informasi tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo. Badan-badan atau pihak-pihak yang peduli lingkungan, akademisi, masyarakat umum dan kelompok-kelompok khusus yang mencoba untuk mempengaruhi perusahaan yang berkaitan dengan keuangannya atau kepentingan-kepentingan lain. Para pemakai laporan keuangan dapat menilai kinerja perusahaan dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, terutama bagi investor dan kreditor. Indikator kinerja merupakan sesuatu yang akan 15 dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun setelah kegiatan selesai. Laporan laba rugi dan arus kas adalah indikator yang menjadi perhatian utama bagi investor dan kreditor. 2.1.2 Laporan laba rugi dan kegunaannya Menurut Kieso (2005:149) laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu, menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan kreditor untuk memprediksikan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Laporan laba rugi merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menyajikan unsur-unsur pendapatan dan biaya perusahaan sehingga menghasilkan laba atau rugi bersih. Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Informasi tentang kinerja suatu perusahaan terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut juga seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang. Menurut Reskino (2011:2) penyusunan laporan laba rugi ada dua bentuk, yaitu : 16 1) Bentuk single step, atau biasa disebut dengan bentuk langsung. Dalam bentuk single step, pendapatan dikurangkan dengan biaya untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih. Jadi, hanya ada dua pengelompokkan, yaitu pendapatan dan biaya. 2) Bentuk multiple step, atau biasa disebut dengan bentuk bertahap. Dalam bentuk multiple step, unsur-unsur pendapatan dan biaya diklasifikasikan menurut sumbernya, dalam kaitannya dengan kegiatan atau usaha pokok perusahaan. Laporan laba rugi dapat digunakan untuk membantu pemakai laporan keuangan memprediksi arus kas masa depan. Seperti yang dijelaskan oleh Kieso (2005:149), informasi laba rugi dapat digunakan oleh investor dan kreditor untuk : 1) Mengevaluasi kinerja masa lampau perusahaan. Dengan memeriksa pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya, maka pemakai laporan laba rugi dapat menilai kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan perusahaan pesaing. 2) Menyediakan basis untuk memprediksi kinerja di masa yang akan datang Informasi kinerja masa lampau dapat digunakan dalam menentukan trend penting yang menyediakan informasi kinerja masa mendatang. 3) Membantu menilai risiko atau ketidakpastian dari arus kas masa mendatang. Komponen-komponen dalam informasi laba, seperti pendapatan, biaya, laba, dan rugi menggambarkan hubungan diantara 17 komponen tersebut dan dapat digunakan untuk menilai risiko pada tingkat tertentu suatu arus kas di masa mendatang. Para pemakai laporan laba rugi perlu menyadari keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi yang akan mengurangi manfaat dari laporan ini untuk meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan. Beberapa keterbatasan tersebut diantaranya adalah (Kieso, 2005:127) : 1) Laporan laba rugi tidak memuat banyak pos yang memberi kontribusi terhadap pertumbuhan dan kesehatan perusahaan secara umum. 2) Angka laba seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan. 3) Ukuran laba merupakan subjek estimasi. 2.1.3 Laba akuntansi Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya (Ghozali dan Chariri, 2007:213). Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat tergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. PSAK No. 23 paragraf 6 (2009) mengemukakan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode dan tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Menurut Oliver Kim, et al (2005) pendapatan diakui saat diperoleh dan dapat direalisasi. Para akuntan 18 mendefinisikan laba dari sudut pandang perusahaan sebagai satu kesatuan. Laba akuntansi (accounting income) secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Laba akuntansi memiliki lima karakteristik sebagai berikut (Belkaoui, 2007:217) : 1) Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang berasal dari penjualan barang atau jasa. 2) Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodeisasi dan mengacu pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. 3) Laba akuntansi didasarkan prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan. 4) Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam bentuk biaya historis. 5) Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. Kelima karakteristik laba akuntansi di atas memungkinkan untuk menganalisis keunggulan dan kelemahan laba akuntansi. Keunggulan laba akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut (Belkaoui, 2007:230) : 1) Laba akuntansi bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi. 19 2) Laba akuntansi diukur dan dilaporkan secara objektif, dapat diuji kebenarannya karena didasarkan pada transaksi atau fakta aktual, yang didukung bukti objektif. 3) Laba akuntansi memenuhi kriteria konservatisme, dalam arti akuntansi tidak mengakui perubahan nilai tetapi hanya mengakui untung yang direalisasi. 4) Laba akuntansi dipandang bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama pertanggungjawaban manajemen. Sementara itu, kelemahan mendasar dari laba akuntansi terletak pada relevansinya dalam proses pengambilan keputusan. Kelemahan laba akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut (Belkaoui, 2007:231) : 1) Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan aktiva yang belum direalisasi dalam satu periode karena prinsip cost histories dan prinsip realisasi. 2) Laba akuntansi yang didasarkan pada cost histories mempersulit perbandingan laporan keuangan karena adanya perbedaan metode perhitungan cost dan metode alokasi. 3) Laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost histories, dan konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak relevan. Tanpa memperhatikan masalah-masalah yang muncul atas keunggulan dan kelemahan laba akuntansi, informasi laba sebenarnya dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan. Tujuan pelaporan laba 20 adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan untuk (Ghozali dan Chariri, 2007:214) : 1) Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital). 2) Sebagai pengukur prestasi manajemen. 3) Sebagai dasar penentu besarnya pengenaan pajak 4) Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara. 5) Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus. 6) Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 7) Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran. 8) Sebagai dasar pembagian dividen. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran kinerja yang diutamakan dalam penilaian kinerja perusahaan adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan di masa mendatang dengan lebih baik. Penilaian kinerja perusahaan ini didasarkan melalui informasi pada laporan laba rugi yang menyajikan informasi laba kotor, laba operasi dan laba bersih. Menurut Wild (2005:120) laba kotor merupakan pendapatan dikurangi harga pokok penjualan. Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa 21 tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk bertahan. Stice (2004:243) menjelaskan laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan di dapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. Laba operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasinya. Laba bersih menurut Stice (2004:258) adalah laba operasi berkelanjutan dikombinasikan dengan hasil operasi yang dihentikan, pos luar biasa dan pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi, memberi pemakai laporan ikhtisar pengukuran kinerja perusahaan untuk periode berjalan. 2.1.4 Laporan arus kas dan kegunaannya Pada awalnya laporan keuangan hanya terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Laporan arus kas pertama kali ditetapkan sebagai bagian dari laporan keuangan pada tahun 1987 melalui Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 95 paragraf 3 yang menghendaki laporan arus kas menjadi satu kesatuan dalam laporan keuangan. Alasan utamanya adalah keinginan untuk membantu para investor dan kreditor agar dapat memprediksi arus kas masa depan dengan lebih baik. Jordan dan Waldron (2011) menambahkan bahwa studi tentang arus kas memberikan informasi mengenai prediksi nilai sekuritas dan keadaan bisnis suatu entitas. 22 Laporan arus kas wajib untuk dilaporkan di Indonesia pada tahun 1994 melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 paragraf 1, disebutkan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Kebijakan ini tentu saja berkaitan dengan manfaat yang dapat diambil para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menginformasikan jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaan. Investor dan kreditor dapat memanfaatkan informasi arus kas untuk mengetahui pengelolaan dan penggunaan kas dalam perusahaan tersebut, seperti yang dinyatakan dalam PSAK No. 2 paragraf 3 (2009). Kieso (2005:373) menyatakan bahwa, informasi dalam laporan arus kas dapat membantu para investor, kreditor, dan pihak lainnya menilai halhal berikut : 1) Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan. 2) Kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi kewajibannya. 3) Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi. 4) Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan non kas selama suatu periode. 23 Laporan arus kas dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu : 1) Arus kas dari kegiatan operasi Arus kas operasi merupakan arus kas yang berasal dari kegiatan operasi yang dihasilkan akibat transaksi dan kejadian yang mempengaruhi laba operasional baik dari produksi dan penjualan barang maupun persediaan. Menurut Mirza et al (2013) arus kas operasi merupakan kas bersih masuk dan keluar berkaitan dengan aktivitas utama kegiatan operasional perusahaan. 2) Arus kas dari kegiatan investasi Merupakan arus kas dari kegiatan seperti pembelian dan penjualan surat-surat berharga, pembelian dan penghentian berbagai aset seperti peralatan, tanah dan aset lain. 3) Arus kas dari kegiatan pendanaan Arus kas pendanaan merupakan arus kas yang dihasilkan dari penerbitan saham atau obligasi baru, pembayaran dividen, pembelian kembali saham perusahaan, peminjaman utang maupun pelunasan utang. Tidak seperti laporan keuangan utama lainnya, laporan arus kas tidak disiapkan dari neraca saldo yang telah disesuaikan. Informasi untuk menyiapkan laporan ini biasanya berasal dari tiga sumber : 1) Neraca komparatif, menyajikan jumlah perubahan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari awal hingga akhir periode. 24 2) Laporan laba rugi periode berjalan, berisi data yang membantu penentuan jumlah kas yang diterima atau digunakan oleh operasi selama periode berjalan. 3) Data transaksi tertentu, memberikan informasi tambahan terinci yang dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas diterima dan digunakan selama periode berjalan. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam menggunakan kas dan setara kas. Oleh karena itu, dalam proses pengambilan keputusan ekonomi suatu perusahaan perlu dilakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian yang diperolehnya. 2.2 Hipotesis Penelitian 2.2.1 Pengaruh laba kotor dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan Menurut Soemarso (2004:226) laba kotor merupakan selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Sebagian penjualan yang dilakukan suatu entitas merupakan penjualan yang bersifat kredit. Penjualan kredit adalah penjualan barang dagangan dengan kesepakatan antara pembeli dan penjual pada saat transaksi, dimana pembayaran akan dilakukan pada waktu akan datang (Wibowo, 2002:53). Hal ini menunjukan bahwa kas inflow akan diterima pada periode jatuh tempo piutang atau pada masa depan. Sehingga nilai laba kotor yang dihasilkan 25 dari selisih penjualan dan HPP memberikan informasi berapa volume kas yang akan diterima perusahaan pada periode mendatang. Menurut Francois (2008) akrual lebih cenderung untuk meningkatkan kemampuan arus kas saat ini dalam memprediksi arus kas masa depan. Penelitian mengenai pengaruh laba kotor terhadap prediksi arus kas masa depan dilakukan oleh Narsa (2008), dimana penelitian dilakukan dengan membandingkan antara US dan Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa laba kotor memiliki kemampuan prediksi paling kuat menjelaskan dan memprediksi arus kas masa depan dibandingkan dengan laba yang lainnya untuk konteks di Indonesia. Ariani (2010) menunjukkan bahwa laba kotor memiliki kemampuan yang paling baik dibandingkan dengan laba operasi dan laba bersih dalam memprediksi arus kas masa depan. Secara parsial hanya variabel laba kotor yang terbukti signifikan mempengaruhi variabel dependen (arus kas). Berdasarkan penjelasan dan penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H1 : Laba kotor berpengaruh dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan 2.2.2 Pengaruh laba operasi dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan Menurut Stice (2004: 243) laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. Informasi laba operasi memperlihatkan kinerja perusahaan selama beraktivitas dengan sumber 26 daya yang dimiliki perusahaan. Biaya operasional yang terjadi mengindikasikan bahwa perusahaan mengeluarkan kas untuk memperoleh manfaat yang lebih baik di masa depan. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Mulyadi (2012:3) bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau mungkin terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Penelitian mengenai prediksi arus kas operasi di masa depan dilakukan oleh Meliana dan Indrawati (2012) menyatakan bahwa laba operasi tahun berjalan memiliki kemampuan prediksi yang tinggi terhadap arus kas dari aktivitas operasi masa depan. Hasil penelitian ini didukung oleh Diana dan Kusuma (2004), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh faktor kontekstual terhadap kegunaan earnings dan arus kas operasi dalam menjelaskan return saham” menyatakan bahwa laba operasi lebih mampu menggambarkan operasi perusahaan dan laba operasi juga diasumsi memiliki hubungan langsung dengan proses penciptaan laba karena kendali manajemen terhadap penciptaan laba operasi lebih sedikit dibandingkan dengan laba bersih. Berdasarkan penjelasan dan penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H2 : Laba operasi berpengaruh dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan 27 2.2.3 Pengaruh laba bersih dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan Laba bersih menurut Stice (2004:258) adalah laba operasi berkelanjutan dikombinasikan dengan hasil operasi yang dihentikan, pos luar biasa dan pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi. Laba bersih menunjukan bagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan dibagikan sebagai dividen (Ghozali dan Chariri, 2007). Sehingga cash outflow yang nantinya digunakan untuk pembayaran dividen akan ditentukan dari informasi historis dan besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan direspon oleh pasar. Menurut Nurhidayati (2006), pengumuman dividen dan pengumuman laba pada periode sebelumnya adalah dua jenis pengumuman yang paling sering digunakan oleh para manajer untuk menginformasikan prestasi dan prospek perusahaan. Prospek laba yang baik akan meningkatkan penanaman modal yang dilakukan investor. Sehingga kenaikan modal akan mempengaruhi pemasukan atau kas inflow yang nantinya akan digunakan perusahaan untuk meningkatkan kinerja nya di masa depan. Hasil penelitian Prayoga (2012) menunjukkan bahwa laba bersih berpengaruh signifikan terhadap arus kas aktivitas operasi dimasa mendatang. Selain itu menurut Triyono (2011) menunjukkan beda (t-test) masing-masing MAPE menunjukkan bahwa model prediksi yang terbaik untuk memprediksi arus kas operasi masa depan adalah model 5, yaitu dengan laba bersih dan arus 28 kas operasi saat ini dengan mempertimbangkan variabel kualitas laba. Penelitian dengan menggunakan variabel laba bersih juga dilakukan oleh Karimi (2013). Hasil penelitian menunjukan bahwa laba bersih lebih baik dari arus kas operasi dalam memprediksi arus kas di masa depan. Berdasarkan penjelasan dan penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H3 : Laba bersih berpengaruh dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan 2.2.4 Pengaruh arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan Kas yang dihasilkan dari operasi perusahaan dianggap sebagai ukuran terbaik atas kemampuan perusahaan menghasilkan cukup uang dalam rangka terus going concern (Kieso, 2005:305). Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar (PSAK No. 2 paragraf 5, 2009). Sehingga informasi historis laporan arus kas operasi mampu memberikan prediksi seberapa besar kas yang akan digunakan untuk melunasi pinjaman dan melakukan investasi untuk memperoleh keuntungan atau cash inflow yang lebih baik pada periode mendatang. 29 Penelitian yang dilakukan Chotkunakitti (2005) menyebutkan bahwa arus kas merupakan prediktor yang lebih baik dibandingkan laba dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan, hal yang sama diungkapkan oleh Mohammad (2013) hasil menunjukkan bahwa arus kas operasi tahun sebelumnya memiliki kemampuan utama untuk memprediksi arus kas masa depan. Hal ini dipertegas oleh Steven (2007) mengemukakan bahwa aliran individu arus kas metode langsung (direct method) estimasi komponen ke dalam model prediksi secara signifikan meningkatkan perkiraan arus kas masa depan. Penelitian Yuwana dan Christiawan (2014) menyimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan arus kas operasi secara parsial pada arus kas operasi masa depan. Berdasarkan penjelasan dan penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H4 : Arus kas operasi tahun berjalan berpengaruh dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan. 30