Perbedaan Pembelajaran Team Assisted Individualization (Tai) Dan

advertisement
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 82-92
Perbedaan Pembelajaran Team Assisted Individualization (Tai) Dan
Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Pada Peserta
Didik Kelas Viii (Materi Lensa)
Siti Maria Ulva
Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Kaltara
[email protected]
Puardmi Damayanti
Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Kaltara
[email protected]
Abstract
This study aims to find at the differences in learning outcames between learning model
type TAI and CIRC. This research method was quasi experiment. This study use a posttest to determine student learning outcomes after treatment using model given type of
TAI and CIRC. Data analysis proved there is a difference in student learning outcomes
in physics between TAI type of cooperative learning model and the type of CIRC on the
lens material in class VIII SMP Negeri 27 Samarinda. The average value of learning
outcomes for classroom use cooperative learning model type TAI is 77.57 and the
average value of learning outcomes for classroom use cooperative learning model
CIRC is 71.08. The results of this study were tested by statistical tests such as
hypothesis testing using t-test homogeneous. Based on the data analysis of the value
obtained is 2,884 and t table with a confidence level of 5% at a significant level for twotailed test was 1.666. This indicates that the value of t is greater than t table
(2,884≥1,666) then the hypothesis Ho is rejected and Ha accepted, so that it can be
concluded that "There is a difference in student learning outcomes between learning
model type TAI and CIRC on the lens material in class VIII SMP Negeri 27
Samarinda”.
Keywords: Differences in learning outcomes, TAI, CIRC.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar antara model
pembelajaran tipe TAI dan CIRC. Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen.
Penelitian ini menggunakan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran tipe TAI dan CIRC. Dari hasil
analisis data terbukti terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
fisika antara model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan tipe CIRC pada materi lensa
di kelas VIII SMP Negeri 27 Samarinda. Nilai rata-rata hasil belajar untuk kelas yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah 77,57 dan nilai rata-rata
hasil belajar untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
adalah 71,08. Hasil penelitian ini diuji dengan uji statistik berupa pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji-t homogen. Berdasarkan analisis data maka diperoleh harga
82 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 82-92
thitung yaitu 2,884 dan ttabel dengan tingkat kepercayaan 5% pada tingkat signifikan
untuk uji dua ekor adalah 1,666. Hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar
dari ttabel (
maka Hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa “Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara model
pembelajaran tipe TAI dan CIRC pada materi lensa di kelas VIII SMP Negeri 27
Samarinda”.
Kata Kunci: Perbedaan Hasil Belajar, TAI, CIRC.
I.
Pendahuluan
Proses pembelajaran yang baik akan dapat membantu peserta didik mencapai
standar kompetensi lulusan jenjang pendidikan yang sedang ditempuh. Sehingga
diharapkan lembaga pendidikan dapat mencetak lulusan-lulusan yang berkualitas,
berintegrasi, dan berkompeten (Hadiyudin, 2015). Hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar (Dimyati, 2002). Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari segi peserta didik, hasil
belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Ibrahim (2002) menyebutkan bahwa
hasil belajar sebagai salah satu perubahan dalam disposisi atau kapasitas manusia.
Perubahan dalam perilaku yang dapat menunjukkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan
nilai yang diperoleh peserta didik. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran sains yang
didukung sarana laboratorium. Dalam proses pengajaran fisika digunakan metode
pembelajaran sebagai teknik mengajarnya. Hadis (2006) menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik dibagi atas dua faktor utama,
yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik dan faktor yang bersumber dari
luar peserta didik. Faktor yang bersumber dari luar peserta didik diantaranya kurang
tanggapnya guru terhadap proses komunikasi antara guru dan peserta didik, guru kurang
menguasai metode pembelajaran yang digunakan untuk memilih dan menggunakan waktu
untuk konsep yang diajarkannya.
Pembelajaran kooperatif, peserta didik belajar bersama dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 4-6 orang peserta didik yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan,
jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya
kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat
terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam
kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan belajar (Trianto, 2007).
Model-model pembelajaran koooperatif sangat beragam jenisnya, ada yang sederhana dan
ada yang rumit sekalipun. Salah satu jenis model pembelajaran kooperatif yang banyak
digunakan adalah Team Assisted Individualization (TAI) dan Cooperative Integrated
Reading and Compotition (CIRC).
Team Assisted Individualization adalah bantuan individual dalam kelompok
(BIDAK) dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Oleh
karena itu, siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru.
Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-instruksi. Pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini dikembangkan oleh Slavin.
Model pembelajaran ini memiliki 8 komponen yaitu Teams, Placement Test, Curriculum
Materials, Team Study, Team Scorer and Team Recognition, Teaching Group, Fact Test,
and Whole-Class Units (Slavin, 2009). Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
83 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 82-92
Individualization (TAI) ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran individual. Tipe
ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik secara individual. Oleh
karena itu, kegiatan ini dirancang pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk
pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap peserta didik secara
individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk di diskusikan dan saling dibahas oleh
anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan
jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Cooperative Integrated Reading and Compotition (CIRC) adalah satu set materi
kurikulum yang melengkapi soal-soal cerita dan memastikan bahwa pembelajaran
kooperatif telah diterapkan dalam pembelajaran membaca, menulis, mengeja, dan
mekanika bahasa (Johnson, 2010). Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and Compotition (CIRC) ini juga memiliki 8 komponen yaitu Teams, Placement Test,
Sudent creative, Team Study, Team Scorer and Team Recognition, Teaching Group, Fact
Test, and Whole-Class Units (Slavin, 2009). Terdapat satu langkah yang membedakan
antara model Team Assisted Individualization (TAI) dan Cooperative Integrated Reading
and Compotition (CIRC). Pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading
and Compotition (CIRC) ini peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil
yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 peserta didik. Dalam kelompok ini tidak
dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan peserta didik. Jadi,
dalam kelompok ini sebaiknya ada peserta didik yang pandai, sedang atau lemah, dan
masing-masing peserta didik merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran
kooperatif, diharapkan para peserta didik dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif
dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
Adapun beberapa temuan terdahulu yang relevan mengenai penerapan model
pembelajaran tipe TAI dan CIRC yang menjadi dasar pada latar belakang penelitian selain
studi pendahuluan yang dilakukan. Kusumangrum (2011) menyimpulkan bahwa
penggunaan model TAI dengan menguji ketuntasan belajar dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran TAI telah berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik. Kusartika
(2008) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil
belajar dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Puspitasari (2010)
mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat memperbaiki proses
belajar mengajar. Beberapa hasil penelitian yang telah dikemukakan, peneliti berpendapat
bahwa model pembelajaran tipe TAI dan CIRC sudah banyak digunakan. Dengan
mengkaji berbagai hasil temuan-temuan diatas, tampaknya model kelompok belajar
kooperatif (Cooperative Learning) menunjukkan efektifitas yang sangat tinggi bagi
perolehan hasil belajar peserta didik, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap penguasaan
materi pelajaran maupun dari pengembangan dan penelitian sikap serta keterampilan sosial
yang sangat bermanfaat bagi peserta didik dalam kehidupannya di masyarakat
Berdasarkan beberapa alasan dan pertimbangan di atas, maka perlu diadakan
penelitian tentang proses pembelajaran pada sekolah dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif yang bervariatif untuk hasil belajar dan aktifitas belajar peserta
didik. Peneliti bermaksud mengkaji lebih dalam dan menyeluruh melalui penelitian yang
berjudul: “Perbedaan Pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI) Dan
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Pada Pesrta Didik Kelas VIII
(Materi Lensa)”.
84 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 82-92
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil belajar
Fisika pada peserta didik SMP (Materi Lensa) yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran TAI?, (2) Bagaimana hasil belajar Fisika pada peserta didik SMP (Materi
Lensa) yang diajar dengan menggunakan pembelajaran CIRC?, (3) Apakah ada perbedaan
dari hasil belajar Fisika pada peserta didik SMP (Materi Lensa) yang diajar dengan
menggunakan pembelajran TAI dan CIRC?. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui
hasil belajar Fisika pada peserta didik SMP (Materi Lensa) yang diajar dengan
menggunakan pembelajaran TAI, (2) Mengetahui hasil belajar Fisika pada peserta didik
SMP (Materi Lensa) yang diajar dengan menggunakan pembelajaran CIRC, (3)
Mengetahui perbedaan dari hasil belajar Fisika pada peserta didik SMP (Materi Lensa)
yang diajar dengan menggunakan pembelajran TAI dan CIRC. Berdasarkan latar belakang,
dan kajian pustaka, maka dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian ini adalah: “Terdapat
perbedaan yang signifikan dari hasil belajar Fisika yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC).
II. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen.
Penelitian kuasi eksperimen ini dilakukan karena penelitian ini hampir sama dengan
penelitian eksperimen murni. Penelitian yang menggunakan kelas eksperimen dan kelas
kontrol untuk membandingkan model pembelajaran tipe TAI dan CIRC untuk
meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik. Hal yang menyebabkan penelitian ini
bukan sebagai penelitian eksperimen murni terletak pada sampel yang digunakan.
A. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua kelompok yang membandingkan variabel terikat
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Variabel terikat yang peneliti
maksud disini adalah hasil belajar peserta didik, dimana hasil belajar yang dimaksud
adalah hasil belajar pada penggunaan model pembelajaran tipe TAI dan hasil belajar pada
penggunaan model pembelajaran tipe CIRC. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok
peserta didik yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran tipe
TAI dan kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran tipe CIRC.
Penggunaan model pembelajaran TAI dan CIRC ditempatkan sebagai variabel bebas
sedangkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran Fisika mengenai Lensa ditempatkan
sebagai variabel terikat.
B. Rancangan Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian posttest only control
design. Desain penelitian ini terdapat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Desain Penelitian
Kelompok
Perlakuan
Tes Akhir
(Sumber: Sudjana, 2008)
85 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 82-92
Keterangan:
: Kelompok eksperimen dengan pendekatan TAI
: Kelompok eksperimen dengan pendekatan CIRC
X1
: Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran TAI
X2
: Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran CIRC
Y2
: Tes akhir setelah kelompok itu diterapkan pembelajaran
C. Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah pelajar tingkat sekolah menengah
pertama kelas VIII SMP Negeri 27 Samarinda yang mempelajari mata pelajaran Fisika
materi lensa yang terdiri dari 197 orang peserta didik. Pengambilan sampel pada
penelitian ini dilakukan dengan teknik Random Sampling dengan jumlah peserta didik
yang relatif homogen. Dengan demikian, maka diambil peserta didik SMP 27 Samarinda
kelas VIII dengan jumlah total 72 peserta didik, 72 peserta didiik ini dibagi menjadi 37
peserta didik kelas VIII C dan 35 peserta didik kelas VIII E. Karena kedua kelas ini
berkarakteristik homogen.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Tes dan
Teknik Observasi. Teknik Tes untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya
kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes. Tes ini berupa tes akhir untuk mengetahui
bagaimana hasil belajar peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran tipe TAI
dan CIRC yang dilakukan pada pertemuan terakhir. Tes ini dibuat peneliti sesuai dengan
masalah yang diberikan kepada peserta didik secara tertulis dalam bentuk soal pilihan
ganda sebanyak 15 soal dan Essay 5 soal, total soal sebanyak 20 soal. Sedangkan Teknik
Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dengan penilaian
pada aspek yang diamati selama melakukan kegiatan belajar dikelas. Serta mengamati
guru yang melakukan kegiatan pembelajaran tersebut sesuai pada aspek observasi. Hal
ini dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa besar hasil observasi yang dilakukan.
E. Teknik Analisis Data
Teknik pengolahan data yang penulis gunakan adalah teknik statistik dengan hipotesis
komparatif dua sampel uji dua pihak dan untuk hipotesis merupakan rumus t-test.
Adapun langkah-langkah dan uji statistiknya adalah sebagai berikut:
1. Rumus t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis independen tersebut kita harus
mencari homogen atau tidak serta apakah kedua data itu berasal dari dua sampel yang
jumlahnya sama atau tidak.
2. Untuk pengujian kedua sampel homogen atau tidak digunakan uji F (Sugiyono, 2009)
dengan rumus:
3. Harga F dihitung yang di dapat kemudian diolah dengan cara tertentu dan
dibandingkan dengan F tabel.
4. Rumus t-test yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis independen, dengan
syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi:
86 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 82-92
̅
̅
√
5. Hasil dari uji t yang diperoleh, kemudian digunakan untuk menguji hipotesis dengan
membandingkan thitung dengan ttabel pada taraf signifikan 5% dan taraf signifikan 1%.
Ha :Terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar fisika yang diajar
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan CIRC.
H0 :Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar fisika yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan CIRC.
Atau dapat ditulis dalam bentuk:
maka
diterima,
ditolak
maka
diterima,
ditolak
III. Hasil Dan Pembahasan
Hasil belajar peserta didik diperoleh dari hasil tes akhir (post test). Berdasarkan tes
akhir pada kelas VIII C yang menggunakan penerapan TAI dan kelas VIII E yang
menggunakan penerapan CIRC, ditunjukkan pada Tabel 2. Untuk memperjelas perolehan
hasil tes peserta didik kelas VIII C dan VIII E disajikan dalam grafik pada Gambar 1.
Tabel 2. Hasil Belajar Fisika
Sampel
VIII C
VIII E
Jumlah Siswa Jumlah Nilai Rata-rata
37
2870
77,57
35
2488
71,08
Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 1 yang menunjukkan hasil belajar Fisika, terlihat
bahwa rata-rata nilai peserta didik kelas VIII C dengan menggunakan tipe TAI adalah
77,57 sedangkan nilai rata-rata peserta didik kelas VIII E dengan menggunakan tipe CIRC
adalah 71,08.
78
76
74
72
70
68
66
KELAS VIII C
TIPE TAI
KELAS VIII E
TIPE CIRC
Gambar 1. Grafik Hasil Belajar Fisika
87 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 82-92
Hasil tes akhir berdasarkan kriteria yang diperoleh pada peserta didik kelas VIII C
yang menggunakan Model Pembelajaran Tipe TAI dapat dilihat pada Tabel 3. Untuk
memperjelas perolehan hasil tes peserta didik berdasarkan kriteria pada peserta didik kelas
VIII C disajikan dalam grafik pada Gambar 2.
Tabel 3. Presentase Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII C
No
1
2
3
4
Nilai
80 – 100
70 – 79
60 – 69
0 - 59
Keterangan
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
N = 37
(
12
15
7
3
32,43%
40,54%
18,92%
8,11%
100 %
Hasil belajar peserta didik kelas VIII C yang terihat pada Tabel 3 dapat diterangkan
bahwa dengan jumlah peserta didik 37 orang, 12 orang peserta didik mendapat nilai baik
sekali, 15 orang peserta didik mendapat nilai baik, 7 orang peserta didik mendapat nilai
cukup dan 3 orang mendapat nilai kurang. Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa pada kelas VIII C diperoleh presentase hasil belajar siswa kelas VIII C rata-rata
baik.
45.00%
40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
80-100 (Baik 70-79 (Baik)
Sekali)
60-69
(Cukup)
0-59 (Kurang)
Gambar 2. Grafik Presentase Hasil Fisika Peserta Didik Kelas VIII C
Grafik di atas menggambarkan presentase hasil belajar fisika peserta didik kelas
VIII C yang jumlahnya 37 orang peserta didik. Grafik pertama menggambarkan presentase
peserta didik 32,43% yaitu sebanyak 12 orang peserta didik dengan predikat nilai baik
sekali. Grafik kedua menggambarkan presentase peserta didik 40,54% yaitu sebanyak 15
orang peserta didik dengan predikat nilai baik. Grafik ketiga menggambarkan presentase
peserta didik 18,92% yaitu sebanyak 7 orang peserta didik dengan predikat nilai cukup.
Grafik keempat menggambarkan presentase peserta didik 8,11% yaitu sebanyak 3 orang
peserta didik dengan predikat nilai kurang. Grafik di atas menggambarkan bahwa sebagian
besar peserta didik kelas VIII C memperoleh hasil yang baik.
Hasil tes akhir berdasarkan kriteria yang diperoleh pada peserta didik kelas VIII E
yang menggunakan Model Pembelajaran Tipe CIRC dapat dilihat pada Tabel 4. Untuk
88 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 82-92
memperjelas perolehan hasil tes peserta didik berdasarkan kriteria pada peserta didik kelas
VIII E disajikan dalam grafik pada Gambar 3.
Tabel 4. Presentase Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII E
No
Nilai
1 80 – 100
2
70 – 79
3
60 – 69
4
0 - 59
Keterangan
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
N = 35
(
7
10
14
4
20%
28,57%
40%
11,43%
100 %
Hasil belajar peserta didik kelas VIII E yang terihat pada Tabel 4 dapat diterangkan
bahwa dengan jumlah peserta didik 35 orang, 7 orang peserta didik mendapat nilai baik
sekali, 10 orang peserta didik mendapat nilai baik, 14 orang peserta didik mendapat nilai
cukup dan 4 orang mendapat nilai kurang. Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa pada kelas VIII E diperoleh presentase hasil belajar siswa kelas VIII E rata-rata
cukup.
Grafik pada Gambar 3 menggambarkan presentase hasil belajar fisika peserta didik
kelas VIII E yang jumlahnya 35 orang peserta didik. Grafik pertama menggambarkan
presentase peserta didik 20% yaitu sebanyak 7 orang peserta didik dengan predikat nilai
baik sekali. Grafik kedua menggambarkan presentase peserta
didik 28,75% yaitu sebanyak 10 orang peserta didik dengan predikat nilai baik. Grafik
ketiga menggambarkan presentase peserta didik 40% yaitu sebanyak 14 orang peserta
didik dengan predikat nilai cukup. Grafik keempat menggambarkan presentase peserta
didik 11,43% yaitu sebanyak 4 orang peserta didik dengan predikat nilai kurang. Grafik
tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar peserta didik kelas VIII E memperoleh
hasil yang cukup.
40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
80-100 (Baik 70-79 (Baik) 60-69 (Cukup) 0-59 (Kurang)
Sekali)
Gambar 3. Grafik Presentase Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas VIII E
Berdasarkan dari hasil dan analisis data yang dilakukan pada penelitian ini, peneliti
menggunakan dua sampel yaitu kelas VIII C sebagai kelas yang menggunakan model
89 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 82-92
pembelajaran tipe TAI dan kelas VIII E sebagai kelas yang menggunakan model
pembelajaran tipe CIRC. Pada saat mengajar kedua kelas ini diberikan materi
pembelajaran, soal-soal latihan dan tes akhir (post test) yang sama, yang berbeda adalah
perlakuan dari kedua tersebut dilihat dari cara pengelompokkan dan langkah-langkah
pembelajaran kedua tipe tersebut.
Hasil belajar peserta didik kelas VIII C dengan menggunakan model pembelajaran
tipe TAI lebih tinggi dari hasil belajar peserta didik kelas VIII E yang menggunakan model
pembelajaran tipe CIRC. Hal ini disebabkan karena kelas yang menggunakan model
pembelajaran tipe TAI peserta didiknya lebih aktif sehingga nilainya lebih baik
dibandingkan dengan nilai yang menggunakan model pembelajaran tipe CIRC. Nilai ratarata kelas VIII C adalah 77,57 sedangkan nilai rata-rata VIII E adalah 71,08.
Berdasarkan hasil perhitungan, pada persamaan uji-t sebesar 2,884 dengan ttabel pada
taraf kesalahan 5% sebesar 1,671 dan ttabel pada taraf kesalahan 1% sebesar 2,390. Karena
harga thitung lebih besar dari ttabel (
dan (
sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar Fisika antara model
pembelajaran tipe TAI dan CIRC di kelas VIII pada materi lensa.
Temuan dari hasil penelitian model pembelajaran tipe TAI dan CIRC ini memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada pembelajaran TAI ini memiliki kelebihan
diantaranya peserta didik yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah, karena
masing-masing kelompok terdapat peserta didik yang memilki kemampuan tinggi, sedang,
dan rendah, sehingga peserta didik yang memiliki kemampuan rendah sangat terbantu
karena teman sekelompoknya. Dalam pembelajaran tipe TAI ini peserta didik diajarkan
bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok sehingga dalam menyelesaikan masalah
menjadi lebih ringan dan lebih cepat karena adanya kerja sama yang tinggi dalam suatu
kelompok, sehingga timbul rasa tanggung jawab yang tinggi dalam kelompok untuk
menyelesaikan suatu masalah. Pembelajaran ini juga menghemat presentasi guru sehingga
waktu pembelajaran pun lebih efektif. Dari kelebihan yang dimiliki oleh pembelajaran tipe
TAI ini peneliti membuktikan bahwa pembelajaran ini sangat cocok digunakan untuk mata
pelajaran yang mengutamakan hitungan yaitu mata pelajaran Fisika, karena penerapan
pada model ini terlihat banyak peserta didik yang mendapatkan nilai diatas KKM.
Selain kelebihan yang ditemukan pada pembelajaran tipe TAI ini, adapun
kelemahan yang ditemukan diantaranya, peserta didik yang kurang pandai secara tidak
langsung akan menggantung pada peserta didik yang pandai. Tidak semua materi dapat
diterapkan pada metode ini. Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka
proses pembelajarannya juga berjalan kurang baik. Jadi semua bergantung dan kembali
pada guru bagaimana cara mengajarkan dan menyampaikan materi agar peserta didik tidak
merasa bosan sehingga proses belajar mengajar tetap berjalan dengan lancar.
Pada pembelajaran tipe CIRC ini pun juga memiliki kelebihan diantaranya, dapat
menumbuh-kembangkan keterampilan berpikir peserta didik. Pada kegiatan belajar ini
lebih bermakna sehingga hasil belajar peserta didik akan dapat bertahan lebih lama. Serta
menumbuh-kembangkan interaksi sosial peserta didik seperti kerjasama, toleransi,
komunikasi dan respek terhadap gagasan teman lainnya. Selain itu dapat membangkitkan
motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam mengajar.
Selain kelebihan yang ditemukan pada pembelajaran tipe CIRC ini, adapun
kelemahan dari model pembelajaran ini yaitu tidak dapat dipakai untuk mata pelajaran
90 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 82-92
seperti matematika dan mata pelajaran lain yang menggunakan prinsip menghitung. Dari
kelemahan yang dimiliki oleh model pembelajaran tipe CIRC ini peneliti menerapkan
model ini pada pelajaran Fisika. Ternyata peneliti membuktikan bahwa pembelajaran tipe
CIRC ini tidak cocok untuk dipakai pada mata pelajaran Fisika, karena penerapan pada
model ini banyak peserta didik yang nilainya masih kurang dari KKM. Pembelajaran tipe
CIRC lebih cocok untuk pelajaran yang menuntut peserta didik banyak membaca seperti
mata pelajaran bahasa Indonesia, bahasa inggris, PKN, dan IPS.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data perbedaan hasil belajar siswa antara
model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan CIRC pada peserta didik kelas VIII,
menyimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran tipe TAI, memiliki nilai rata-rata hasil belajar sebesar 77,57. Sedangkan
hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran tipe CIRC, memiliki
nilai rata-rata hasil belajar sebesar 71,08. Sehingga terdapat perbedaan antara model
pembelajaran tipe TAI dan CIRC yang signifikan dengan thitung = 2,884 dan ttabel pada taraf
kesalahan 5% sebesar 1,671 dan ttabel pada taraf kesalahan 1% sebesar 2,390, karena harga
thitung lebih besar dari ttabel (
dan (
sehingga Ha diterima
dan Ho ditolak. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara model pembelajaran
tipe TAI dan CIRC di kelas VIII (materi lensa).
Dari Penelitian yang telah dilakukan maka penulis memberikan saran demi
peningkatan hasil belajar fisika. Sebaiknya dalam penelitian selanjutnya dipilih sampel
yang jumlah peserta didiknya sedikit agar pembelajaran dikelas lebih optimal, dan
diharapkan bagi guru menerapkan atau memperkenalkan kepada peserta didik setiap
model pembelajaran yang baru dan berbeda untuk mendapatkan hasil belajar yang
diterapkan dan menjadikan situasi belajar yang menyenangkan agar peserta didik tersebut
tertarik dalam menerima materi-materi fisika.
Daftar Pustaka
Dimyanti & Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hadis, Abdul. (2006). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hadiyudin, M.S., & Joko. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa
Ditinjau Dari Self Efficacy Pada Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik. Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro, 4(2), 349-357.
Ibrahim, dkk. (2002). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA: Universitas Press.
Johnson,dkk. (2010). Colaborative Learning Strategi Pembelajaran Untuk Sukses Bersama.
Bandung: Nusa Media.
Kusartika, Flutisa. (2008). Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk meningkatkan hasil
belajar dan motivasi siswa kelas X SMA pada pokok bahasan trigonometri. Diakses 25
Februari 2016 dari http://library.um.ac.id.
Kusumaningrum, Retna. (2006). Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team
Assisted Individualization) Melalui Pemanfaatan Lks (Lembar Kerja Siswa) Terhadap
Hasil Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Jajargenjang Dan Belah ketupat Kelas VII
Pada Siswa SMP Tahun 2006/2007 Semarang. Diakses 23 Februari 2016
http://www.pustakaskr ipsi.com.
91 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 82-92
Puspitasari, Rara. (2010) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circ (Coope Rative
Integrated Reading And Composition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas VII A Pokok Bahasan Ekosistem SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun
2009/2010. Diakses 19 Februari 2016 http://etd.eprints.ums. ac.id.
Slavin. Robert. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, Djudju. (2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Pestasi Pustaka
Publisher.
92 |K E G U R U
Download