“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak) Hal. 82-92 Perbedaan Pembelajaran Team Assisted Individualization (Tai) Dan Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Pada Peserta Didik Kelas Viii (Materi Lensa) Siti Maria Ulva Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Kaltara [email protected] Puardmi Damayanti Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Kaltara [email protected] Abstract This study aims to find at the differences in learning outcames between learning model type TAI and CIRC. This research method was quasi experiment. This study use a posttest to determine student learning outcomes after treatment using model given type of TAI and CIRC. Data analysis proved there is a difference in student learning outcomes in physics between TAI type of cooperative learning model and the type of CIRC on the lens material in class VIII SMP Negeri 27 Samarinda. The average value of learning outcomes for classroom use cooperative learning model type TAI is 77.57 and the average value of learning outcomes for classroom use cooperative learning model CIRC is 71.08. The results of this study were tested by statistical tests such as hypothesis testing using t-test homogeneous. Based on the data analysis of the value obtained is 2,884 and t table with a confidence level of 5% at a significant level for twotailed test was 1.666. This indicates that the value of t is greater than t table (2,884≥1,666) then the hypothesis Ho is rejected and Ha accepted, so that it can be concluded that "There is a difference in student learning outcomes between learning model type TAI and CIRC on the lens material in class VIII SMP Negeri 27 Samarinda”. Keywords: Differences in learning outcomes, TAI, CIRC. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran tipe TAI dan CIRC. Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen. Penelitian ini menggunakan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran tipe TAI dan CIRC. Dari hasil analisis data terbukti terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika antara model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan tipe CIRC pada materi lensa di kelas VIII SMP Negeri 27 Samarinda. Nilai rata-rata hasil belajar untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah 77,57 dan nilai rata-rata hasil belajar untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah 71,08. Hasil penelitian ini diuji dengan uji statistik berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t homogen. Berdasarkan analisis data maka diperoleh harga 82 |K E G U R U “KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak) Hal. 82-92 thitung yaitu 2,884 dan ttabel dengan tingkat kepercayaan 5% pada tingkat signifikan untuk uji dua ekor adalah 1,666. Hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel ( maka Hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa “Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara model pembelajaran tipe TAI dan CIRC pada materi lensa di kelas VIII SMP Negeri 27 Samarinda”. Kata Kunci: Perbedaan Hasil Belajar, TAI, CIRC. I. Pendahuluan Proses pembelajaran yang baik akan dapat membantu peserta didik mencapai standar kompetensi lulusan jenjang pendidikan yang sedang ditempuh. Sehingga diharapkan lembaga pendidikan dapat mencetak lulusan-lulusan yang berkualitas, berintegrasi, dan berkompeten (Hadiyudin, 2015). Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar (Dimyati, 2002). Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari segi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Ibrahim (2002) menyebutkan bahwa hasil belajar sebagai salah satu perubahan dalam disposisi atau kapasitas manusia. Perubahan dalam perilaku yang dapat menunjukkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai yang diperoleh peserta didik. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran sains yang didukung sarana laboratorium. Dalam proses pengajaran fisika digunakan metode pembelajaran sebagai teknik mengajarnya. Hadis (2006) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik dibagi atas dua faktor utama, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik dan faktor yang bersumber dari luar peserta didik. Faktor yang bersumber dari luar peserta didik diantaranya kurang tanggapnya guru terhadap proses komunikasi antara guru dan peserta didik, guru kurang menguasai metode pembelajaran yang digunakan untuk memilih dan menggunakan waktu untuk konsep yang diajarkannya. Pembelajaran kooperatif, peserta didik belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang peserta didik yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan belajar (Trianto, 2007). Model-model pembelajaran koooperatif sangat beragam jenisnya, ada yang sederhana dan ada yang rumit sekalipun. Salah satu jenis model pembelajaran kooperatif yang banyak digunakan adalah Team Assisted Individualization (TAI) dan Cooperative Integrated Reading and Compotition (CIRC). Team Assisted Individualization adalah bantuan individual dalam kelompok (BIDAK) dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Oleh karena itu, siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-instruksi. Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini dikembangkan oleh Slavin. Model pembelajaran ini memiliki 8 komponen yaitu Teams, Placement Test, Curriculum Materials, Team Study, Team Scorer and Team Recognition, Teaching Group, Fact Test, and Whole-Class Units (Slavin, 2009). Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted 83 |K E G U R U “KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak) Hal. 82-92 Individualization (TAI) ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik secara individual. Oleh karena itu, kegiatan ini dirancang pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap peserta didik secara individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk di diskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Cooperative Integrated Reading and Compotition (CIRC) adalah satu set materi kurikulum yang melengkapi soal-soal cerita dan memastikan bahwa pembelajaran kooperatif telah diterapkan dalam pembelajaran membaca, menulis, mengeja, dan mekanika bahasa (Johnson, 2010). Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Compotition (CIRC) ini juga memiliki 8 komponen yaitu Teams, Placement Test, Sudent creative, Team Study, Team Scorer and Team Recognition, Teaching Group, Fact Test, and Whole-Class Units (Slavin, 2009). Terdapat satu langkah yang membedakan antara model Team Assisted Individualization (TAI) dan Cooperative Integrated Reading and Compotition (CIRC). Pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Compotition (CIRC) ini peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 peserta didik. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan peserta didik. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada peserta didik yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing peserta didik merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kooperatif, diharapkan para peserta didik dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Adapun beberapa temuan terdahulu yang relevan mengenai penerapan model pembelajaran tipe TAI dan CIRC yang menjadi dasar pada latar belakang penelitian selain studi pendahuluan yang dilakukan. Kusumangrum (2011) menyimpulkan bahwa penggunaan model TAI dengan menguji ketuntasan belajar dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TAI telah berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik. Kusartika (2008) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Puspitasari (2010) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat memperbaiki proses belajar mengajar. Beberapa hasil penelitian yang telah dikemukakan, peneliti berpendapat bahwa model pembelajaran tipe TAI dan CIRC sudah banyak digunakan. Dengan mengkaji berbagai hasil temuan-temuan diatas, tampaknya model kelompok belajar kooperatif (Cooperative Learning) menunjukkan efektifitas yang sangat tinggi bagi perolehan hasil belajar peserta didik, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap penguasaan materi pelajaran maupun dari pengembangan dan penelitian sikap serta keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi peserta didik dalam kehidupannya di masyarakat Berdasarkan beberapa alasan dan pertimbangan di atas, maka perlu diadakan penelitian tentang proses pembelajaran pada sekolah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yang bervariatif untuk hasil belajar dan aktifitas belajar peserta didik. Peneliti bermaksud mengkaji lebih dalam dan menyeluruh melalui penelitian yang berjudul: “Perbedaan Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) Dan Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Pada Pesrta Didik Kelas VIII (Materi Lensa)”. 84 |K E G U R U “KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak) Hal. 82-92 Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil belajar Fisika pada peserta didik SMP (Materi Lensa) yang diajar dengan menggunakan pembelajaran TAI?, (2) Bagaimana hasil belajar Fisika pada peserta didik SMP (Materi Lensa) yang diajar dengan menggunakan pembelajaran CIRC?, (3) Apakah ada perbedaan dari hasil belajar Fisika pada peserta didik SMP (Materi Lensa) yang diajar dengan menggunakan pembelajran TAI dan CIRC?. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui hasil belajar Fisika pada peserta didik SMP (Materi Lensa) yang diajar dengan menggunakan pembelajaran TAI, (2) Mengetahui hasil belajar Fisika pada peserta didik SMP (Materi Lensa) yang diajar dengan menggunakan pembelajaran CIRC, (3) Mengetahui perbedaan dari hasil belajar Fisika pada peserta didik SMP (Materi Lensa) yang diajar dengan menggunakan pembelajran TAI dan CIRC. Berdasarkan latar belakang, dan kajian pustaka, maka dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian ini adalah: “Terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar Fisika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC). II. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen ini dilakukan karena penelitian ini hampir sama dengan penelitian eksperimen murni. Penelitian yang menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk membandingkan model pembelajaran tipe TAI dan CIRC untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik. Hal yang menyebabkan penelitian ini bukan sebagai penelitian eksperimen murni terletak pada sampel yang digunakan. A. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua kelompok yang membandingkan variabel terikat antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Variabel terikat yang peneliti maksud disini adalah hasil belajar peserta didik, dimana hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar pada penggunaan model pembelajaran tipe TAI dan hasil belajar pada penggunaan model pembelajaran tipe CIRC. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok peserta didik yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran tipe TAI dan kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran tipe CIRC. Penggunaan model pembelajaran TAI dan CIRC ditempatkan sebagai variabel bebas sedangkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran Fisika mengenai Lensa ditempatkan sebagai variabel terikat. B. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian posttest only control design. Desain penelitian ini terdapat dalam Tabel 1. Tabel 1. Desain Penelitian Kelompok Perlakuan Tes Akhir (Sumber: Sudjana, 2008) 85 |K E G U R U “KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak) Hal. 82-92 Keterangan: : Kelompok eksperimen dengan pendekatan TAI : Kelompok eksperimen dengan pendekatan CIRC X1 : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran TAI X2 : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran CIRC Y2 : Tes akhir setelah kelompok itu diterapkan pembelajaran C. Populasi dan Sampel Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah pelajar tingkat sekolah menengah pertama kelas VIII SMP Negeri 27 Samarinda yang mempelajari mata pelajaran Fisika materi lensa yang terdiri dari 197 orang peserta didik. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik Random Sampling dengan jumlah peserta didik yang relatif homogen. Dengan demikian, maka diambil peserta didik SMP 27 Samarinda kelas VIII dengan jumlah total 72 peserta didik, 72 peserta didiik ini dibagi menjadi 37 peserta didik kelas VIII C dan 35 peserta didik kelas VIII E. Karena kedua kelas ini berkarakteristik homogen. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Tes dan Teknik Observasi. Teknik Tes untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes. Tes ini berupa tes akhir untuk mengetahui bagaimana hasil belajar peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran tipe TAI dan CIRC yang dilakukan pada pertemuan terakhir. Tes ini dibuat peneliti sesuai dengan masalah yang diberikan kepada peserta didik secara tertulis dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 15 soal dan Essay 5 soal, total soal sebanyak 20 soal. Sedangkan Teknik Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dengan penilaian pada aspek yang diamati selama melakukan kegiatan belajar dikelas. Serta mengamati guru yang melakukan kegiatan pembelajaran tersebut sesuai pada aspek observasi. Hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa besar hasil observasi yang dilakukan. E. Teknik Analisis Data Teknik pengolahan data yang penulis gunakan adalah teknik statistik dengan hipotesis komparatif dua sampel uji dua pihak dan untuk hipotesis merupakan rumus t-test. Adapun langkah-langkah dan uji statistiknya adalah sebagai berikut: 1. Rumus t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis independen tersebut kita harus mencari homogen atau tidak serta apakah kedua data itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama atau tidak. 2. Untuk pengujian kedua sampel homogen atau tidak digunakan uji F (Sugiyono, 2009) dengan rumus: 3. Harga F dihitung yang di dapat kemudian diolah dengan cara tertentu dan dibandingkan dengan F tabel. 4. Rumus t-test yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis independen, dengan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi: 86 |K E G U R U “KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak) Hal. 82-92 ̅ ̅ √ 5. Hasil dari uji t yang diperoleh, kemudian digunakan untuk menguji hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel pada taraf signifikan 5% dan taraf signifikan 1%. Ha :Terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan CIRC. H0 :Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan CIRC. Atau dapat ditulis dalam bentuk: maka diterima, ditolak maka diterima, ditolak III. Hasil Dan Pembahasan Hasil belajar peserta didik diperoleh dari hasil tes akhir (post test). Berdasarkan tes akhir pada kelas VIII C yang menggunakan penerapan TAI dan kelas VIII E yang menggunakan penerapan CIRC, ditunjukkan pada Tabel 2. Untuk memperjelas perolehan hasil tes peserta didik kelas VIII C dan VIII E disajikan dalam grafik pada Gambar 1. Tabel 2. Hasil Belajar Fisika Sampel VIII C VIII E Jumlah Siswa Jumlah Nilai Rata-rata 37 2870 77,57 35 2488 71,08 Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 1 yang menunjukkan hasil belajar Fisika, terlihat bahwa rata-rata nilai peserta didik kelas VIII C dengan menggunakan tipe TAI adalah 77,57 sedangkan nilai rata-rata peserta didik kelas VIII E dengan menggunakan tipe CIRC adalah 71,08. 78 76 74 72 70 68 66 KELAS VIII C TIPE TAI KELAS VIII E TIPE CIRC Gambar 1. Grafik Hasil Belajar Fisika 87 |K E G U R U “KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak) Hal. 82-92 Hasil tes akhir berdasarkan kriteria yang diperoleh pada peserta didik kelas VIII C yang menggunakan Model Pembelajaran Tipe TAI dapat dilihat pada Tabel 3. Untuk memperjelas perolehan hasil tes peserta didik berdasarkan kriteria pada peserta didik kelas VIII C disajikan dalam grafik pada Gambar 2. Tabel 3. Presentase Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII C No 1 2 3 4 Nilai 80 – 100 70 – 79 60 – 69 0 - 59 Keterangan Baik Sekali Baik Cukup Kurang N = 37 ( 12 15 7 3 32,43% 40,54% 18,92% 8,11% 100 % Hasil belajar peserta didik kelas VIII C yang terihat pada Tabel 3 dapat diterangkan bahwa dengan jumlah peserta didik 37 orang, 12 orang peserta didik mendapat nilai baik sekali, 15 orang peserta didik mendapat nilai baik, 7 orang peserta didik mendapat nilai cukup dan 3 orang mendapat nilai kurang. Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada kelas VIII C diperoleh presentase hasil belajar siswa kelas VIII C rata-rata baik. 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 80-100 (Baik 70-79 (Baik) Sekali) 60-69 (Cukup) 0-59 (Kurang) Gambar 2. Grafik Presentase Hasil Fisika Peserta Didik Kelas VIII C Grafik di atas menggambarkan presentase hasil belajar fisika peserta didik kelas VIII C yang jumlahnya 37 orang peserta didik. Grafik pertama menggambarkan presentase peserta didik 32,43% yaitu sebanyak 12 orang peserta didik dengan predikat nilai baik sekali. Grafik kedua menggambarkan presentase peserta didik 40,54% yaitu sebanyak 15 orang peserta didik dengan predikat nilai baik. Grafik ketiga menggambarkan presentase peserta didik 18,92% yaitu sebanyak 7 orang peserta didik dengan predikat nilai cukup. Grafik keempat menggambarkan presentase peserta didik 8,11% yaitu sebanyak 3 orang peserta didik dengan predikat nilai kurang. Grafik di atas menggambarkan bahwa sebagian besar peserta didik kelas VIII C memperoleh hasil yang baik. Hasil tes akhir berdasarkan kriteria yang diperoleh pada peserta didik kelas VIII E yang menggunakan Model Pembelajaran Tipe CIRC dapat dilihat pada Tabel 4. Untuk 88 |K E G U R U “KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak) Hal. 82-92 memperjelas perolehan hasil tes peserta didik berdasarkan kriteria pada peserta didik kelas VIII E disajikan dalam grafik pada Gambar 3. Tabel 4. Presentase Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII E No Nilai 1 80 – 100 2 70 – 79 3 60 – 69 4 0 - 59 Keterangan Baik Sekali Baik Cukup Kurang N = 35 ( 7 10 14 4 20% 28,57% 40% 11,43% 100 % Hasil belajar peserta didik kelas VIII E yang terihat pada Tabel 4 dapat diterangkan bahwa dengan jumlah peserta didik 35 orang, 7 orang peserta didik mendapat nilai baik sekali, 10 orang peserta didik mendapat nilai baik, 14 orang peserta didik mendapat nilai cukup dan 4 orang mendapat nilai kurang. Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada kelas VIII E diperoleh presentase hasil belajar siswa kelas VIII E rata-rata cukup. Grafik pada Gambar 3 menggambarkan presentase hasil belajar fisika peserta didik kelas VIII E yang jumlahnya 35 orang peserta didik. Grafik pertama menggambarkan presentase peserta didik 20% yaitu sebanyak 7 orang peserta didik dengan predikat nilai baik sekali. Grafik kedua menggambarkan presentase peserta didik 28,75% yaitu sebanyak 10 orang peserta didik dengan predikat nilai baik. Grafik ketiga menggambarkan presentase peserta didik 40% yaitu sebanyak 14 orang peserta didik dengan predikat nilai cukup. Grafik keempat menggambarkan presentase peserta didik 11,43% yaitu sebanyak 4 orang peserta didik dengan predikat nilai kurang. Grafik tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar peserta didik kelas VIII E memperoleh hasil yang cukup. 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 80-100 (Baik 70-79 (Baik) 60-69 (Cukup) 0-59 (Kurang) Sekali) Gambar 3. Grafik Presentase Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas VIII E Berdasarkan dari hasil dan analisis data yang dilakukan pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua sampel yaitu kelas VIII C sebagai kelas yang menggunakan model 89 |K E G U R U “KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak) Hal. 82-92 pembelajaran tipe TAI dan kelas VIII E sebagai kelas yang menggunakan model pembelajaran tipe CIRC. Pada saat mengajar kedua kelas ini diberikan materi pembelajaran, soal-soal latihan dan tes akhir (post test) yang sama, yang berbeda adalah perlakuan dari kedua tersebut dilihat dari cara pengelompokkan dan langkah-langkah pembelajaran kedua tipe tersebut. Hasil belajar peserta didik kelas VIII C dengan menggunakan model pembelajaran tipe TAI lebih tinggi dari hasil belajar peserta didik kelas VIII E yang menggunakan model pembelajaran tipe CIRC. Hal ini disebabkan karena kelas yang menggunakan model pembelajaran tipe TAI peserta didiknya lebih aktif sehingga nilainya lebih baik dibandingkan dengan nilai yang menggunakan model pembelajaran tipe CIRC. Nilai ratarata kelas VIII C adalah 77,57 sedangkan nilai rata-rata VIII E adalah 71,08. Berdasarkan hasil perhitungan, pada persamaan uji-t sebesar 2,884 dengan ttabel pada taraf kesalahan 5% sebesar 1,671 dan ttabel pada taraf kesalahan 1% sebesar 2,390. Karena harga thitung lebih besar dari ttabel ( dan ( sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar Fisika antara model pembelajaran tipe TAI dan CIRC di kelas VIII pada materi lensa. Temuan dari hasil penelitian model pembelajaran tipe TAI dan CIRC ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada pembelajaran TAI ini memiliki kelebihan diantaranya peserta didik yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah, karena masing-masing kelompok terdapat peserta didik yang memilki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, sehingga peserta didik yang memiliki kemampuan rendah sangat terbantu karena teman sekelompoknya. Dalam pembelajaran tipe TAI ini peserta didik diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok sehingga dalam menyelesaikan masalah menjadi lebih ringan dan lebih cepat karena adanya kerja sama yang tinggi dalam suatu kelompok, sehingga timbul rasa tanggung jawab yang tinggi dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah. Pembelajaran ini juga menghemat presentasi guru sehingga waktu pembelajaran pun lebih efektif. Dari kelebihan yang dimiliki oleh pembelajaran tipe TAI ini peneliti membuktikan bahwa pembelajaran ini sangat cocok digunakan untuk mata pelajaran yang mengutamakan hitungan yaitu mata pelajaran Fisika, karena penerapan pada model ini terlihat banyak peserta didik yang mendapatkan nilai diatas KKM. Selain kelebihan yang ditemukan pada pembelajaran tipe TAI ini, adapun kelemahan yang ditemukan diantaranya, peserta didik yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantung pada peserta didik yang pandai. Tidak semua materi dapat diterapkan pada metode ini. Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses pembelajarannya juga berjalan kurang baik. Jadi semua bergantung dan kembali pada guru bagaimana cara mengajarkan dan menyampaikan materi agar peserta didik tidak merasa bosan sehingga proses belajar mengajar tetap berjalan dengan lancar. Pada pembelajaran tipe CIRC ini pun juga memiliki kelebihan diantaranya, dapat menumbuh-kembangkan keterampilan berpikir peserta didik. Pada kegiatan belajar ini lebih bermakna sehingga hasil belajar peserta didik akan dapat bertahan lebih lama. Serta menumbuh-kembangkan interaksi sosial peserta didik seperti kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan teman lainnya. Selain itu dapat membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam mengajar. Selain kelebihan yang ditemukan pada pembelajaran tipe CIRC ini, adapun kelemahan dari model pembelajaran ini yaitu tidak dapat dipakai untuk mata pelajaran 90 |K E G U R U “KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak) Hal. 82-92 seperti matematika dan mata pelajaran lain yang menggunakan prinsip menghitung. Dari kelemahan yang dimiliki oleh model pembelajaran tipe CIRC ini peneliti menerapkan model ini pada pelajaran Fisika. Ternyata peneliti membuktikan bahwa pembelajaran tipe CIRC ini tidak cocok untuk dipakai pada mata pelajaran Fisika, karena penerapan pada model ini banyak peserta didik yang nilainya masih kurang dari KKM. Pembelajaran tipe CIRC lebih cocok untuk pelajaran yang menuntut peserta didik banyak membaca seperti mata pelajaran bahasa Indonesia, bahasa inggris, PKN, dan IPS. IV. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data perbedaan hasil belajar siswa antara model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan CIRC pada peserta didik kelas VIII, menyimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran tipe TAI, memiliki nilai rata-rata hasil belajar sebesar 77,57. Sedangkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran tipe CIRC, memiliki nilai rata-rata hasil belajar sebesar 71,08. Sehingga terdapat perbedaan antara model pembelajaran tipe TAI dan CIRC yang signifikan dengan thitung = 2,884 dan ttabel pada taraf kesalahan 5% sebesar 1,671 dan ttabel pada taraf kesalahan 1% sebesar 2,390, karena harga thitung lebih besar dari ttabel ( dan ( sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara model pembelajaran tipe TAI dan CIRC di kelas VIII (materi lensa). Dari Penelitian yang telah dilakukan maka penulis memberikan saran demi peningkatan hasil belajar fisika. Sebaiknya dalam penelitian selanjutnya dipilih sampel yang jumlah peserta didiknya sedikit agar pembelajaran dikelas lebih optimal, dan diharapkan bagi guru menerapkan atau memperkenalkan kepada peserta didik setiap model pembelajaran yang baru dan berbeda untuk mendapatkan hasil belajar yang diterapkan dan menjadikan situasi belajar yang menyenangkan agar peserta didik tersebut tertarik dalam menerima materi-materi fisika. Daftar Pustaka Dimyanti & Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hadis, Abdul. (2006). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hadiyudin, M.S., & Joko. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Ditinjau Dari Self Efficacy Pada Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 4(2), 349-357. Ibrahim, dkk. (2002). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA: Universitas Press. Johnson,dkk. (2010). Colaborative Learning Strategi Pembelajaran Untuk Sukses Bersama. Bandung: Nusa Media. Kusartika, Flutisa. (2008). Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa kelas X SMA pada pokok bahasan trigonometri. Diakses 25 Februari 2016 dari http://library.um.ac.id. Kusumaningrum, Retna. (2006). Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Melalui Pemanfaatan Lks (Lembar Kerja Siswa) Terhadap Hasil Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Jajargenjang Dan Belah ketupat Kelas VII Pada Siswa SMP Tahun 2006/2007 Semarang. Diakses 23 Februari 2016 http://www.pustakaskr ipsi.com. 91 |K E G U R U “KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak) Hal. 82-92 Puspitasari, Rara. (2010) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circ (Coope Rative Integrated Reading And Composition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII A Pokok Bahasan Ekosistem SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun 2009/2010. Diakses 19 Februari 2016 http://etd.eprints.ums. ac.id. Slavin. Robert. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sudjana, Djudju. (2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Pestasi Pustaka Publisher. 92 |K E G U R U