Jupe UNS, Vol 2 No 1 Hal 107 s/d 118 – Roslena Septiana_Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari Agustus 2013 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI WONOSARI Roslena Septiana, Ngadiman, Elvia Ivada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret Email: [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru, (2) pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru, (3) pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri Wonosari. Populasi dalam penelitian ini semua guru SMP Negeri Wonosari yang berjumlah 95 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah sensus. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.Hasil penelitian yaitu (1) Kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, (2) Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, (3) Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri Wonosari. Kata kunci: kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, kinerja guru ABSTRACT The purpose of this study was to determine (1) influence of principal leadership and motivation to work jointly affect the performance of teachers, (2) influence of school leadership on teacher performance, (3) influence motivation to work on teacher performance Wonosari Junior High School. The population in this study all junior high school teacher Wonosari totaling 95 peoples. The sampling technique used is the census. The data analysis technique used is the multiple linear regression. The result of research that (1) School leadership and motivation to work jointly significant effect on teacher performance, (2) School leadership have a significant effect on teacher performance, (3) Work motivation significantly influence the performance of Junior High School teacher Wonosari. Keywords: school leadership, motivation, teacher performance. 107 Jupe UNS, Vol 2 No 1 Hal 107 s/d 118 – Roslena Septiana_Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari Agustus 2013 sekolah mempunyai peran penting dalam PENDAHULUAN Sekolah sebagai lembaga formal pencapaian tujuan sekolah. pendidikan memegang peranan penting Undang-Undang dalam meningkatkan kualitas pendidikan Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan melalui pembelajaran untuk menunjang Dosen, pasal 1, ayat (1) menjelaskan kelancaran bahwa: “Guru adalah pendidik profesional jalannya pembangunan di Indonesia secara keseluruhan. Sumber dengan daya mengajar, manusia Republik Dalam tugas utamanya mendidik, unggul merupakan bagi terwujudnya melatih, menilai dan mengevaluasi peserta bangsa dan negara yang maju. Berapapun didik pada pendidikan anak usia dini, jalur besar sumber daya alam (SDA), modal pendidikan formal, pendidikan dasar, dan sarana prasarana yang tersedia, pada pendidikan menengah”. Sehingga, guru akhirnya di tangan SDM yang handal yang semakin bermutu semakin besar sajalah target pembangunan bangsa dan sumbangannya bagi perkembangan diri negara dapat dicapai. Dalam perspektif siswanya berpikir seperti ini, suatu bangsa tidak masyarakatnya. Tugas utama guru tersebut dapat mencapai kemajuan tanpa adanya merupakan indikator yang akan dijadikan suatu untuk mengukur kinerja guru dalam persyaratan utama sistem pendidikan yang baik. Pendidikan adalah modal dasar untuk membimbing, Indonesia dan mengarahkan, perkembangan melaksanakan tugasnya. menciptakan SDM yang unggul. Dunia Menurut Samana (1994:14), guru pendidikan yang utama adalah sekolah. yang bermutu mampu berperan sebagai Sekolah merupakan salah satu lembaga pemimpin di antara kelompok siswanya alternatif pelayanan pendidikan. Sekolah dan juga di antara sesamanya, ia juga sebagai suatu lembaga tentunya memiliki mampu berperan sebagai pendukung serta visi, misi, tujuan dan fungsi. Untuk penyebar nilai-nilai luhur yang diyakininya mengemban visi, dan sekaligus sebagai teladan bagi siswa menjalankan serta lingkungan sosialnya, dan secara mencapai misi, tujuan, mewujudkan dan fungsinya sekolah memerlukan tenaga lebih profesional, tata kerja organisasi dan tersebut juga giat mencari kemajuan dalam sumber-sumber yang mendukung baik peningkatan kecakapan diri dalam karya finansial maupun non finansial. dan dalam pengabdian sosialnya. Jelas Guru merupakan salah satu SDM mendasar guru yang bermutu bahwa guru yang bermutu dalam tugas dan yang berada di sekolah. Kinerja guru di kewajibannya 108 yang terkait langsung Roslena Septiana_Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari dengan proses belajar mengajar maupun namun potensi tersebut belum dinyatakan tidak pada aktivitas kegiatan mengajar secara terkait berpengaruh langsung, terhadap sangatlah hasil belajar penuh karena belum memperoleh mengajar. Guru dipandang sebagai faktor rangsangan dan motivasi dari pengawas kunci, karena guru yang berinteraksi selaku secara langsung dengan murid dalam seniornya. Kepemimpinan pembelajaran proses merupakan belajar mengajar di sekolah (Imron,1995). pimpinan sekolah maupun kemampuan dalam mempengaruhi mereka untuk memberi Kinerja guru tidak lepas dari motivasi dan menyadarkan supaya guru- pengaruh kepemimpinan kepala sekolah. guru bekerja dengan sepenuh kapasitas Pengertian kepemimpinan menurut Gary kemampuan. Yulk (1994) dalam Sagala (2011:115) untuk “Kepemimpinan adalah proses bawahannya, dalam hal ini guru. mempengaruhi, memerintah secara dapat Kepala Sekolah dituntut sama dengan bekerja Menurut Wardana persuasif, memberi contoh, dan bimbingan penelitian, kepada orang lain untuk mencapai tujuan mempunyai hubungan yang signifikan yang telah ditetapkan”. Kepemimpinan terhadap kinerja guru. Hal tersebut berarti kepala bahwa sekolah memiliki pengaruh 2008) (Jurnal motivasi motivasi dapat kerja mempengaruhi terhadap kinerja guru. Peran dan fungsi tinggi rendahnya kinerja seorang guru. yang harus dilaksanakan oleh kepala Sebagai tenaga profesional kependidikan sekolah sebagai seorang pemimpin seperti guru memiliki motivasi kerja yang berbeda yang dijelaskan oleh Dinas Pendidikan antara guru yang satu dengan lainnya. Hal dalam Mulyasa (2004 : 97) diantaranya ini kelak akan berakibat adanya perbedaan sebagai edukator, manajer, administrator, kinerja guru dalam meningkatkan mutu supervisor, dan pendidikan. Herzberg (dalam bukunya motivator.Peran atau indikator tersebut Prof. Dr. J. Winardi, SE) menyatakan untuk memperbaiki dan meningkatkan bahwa “Motivasi kerja bukanlah dimensi situasi tunggal, tetapi tersusun dalam dua faktor, leader, belajar utamanya inovator mengajar. yaitu Prioritas memperbaiki meningkatkan mutu memperbaiki kinerja belajar guru dan yaitu: faktor motivator (satisfier) dan dengan faktor hygiene“. Faktor motivator adalah yang faktor yang menyebabkan terjadinya menanganinya. Guru memiliki potensi kepuasan kerja, seperti prestasi kerja, yang besar pada dirinya masing-masing, pengakuan, kemajuan, perasaan bahwa │Jupe UNS, Vol 2, No. 1 Hal 107 s/d 118 yang mereka kerjakan penting dan Inkonsistensi terhadap kesimpulan hasil tanggung jawab. Faktor hygiene adalah penelitian tersebut menjadi salah satu faktor yang bersifat ekstrinsik, seperti alasan bagi penulis untuk mengadakan kebijakan penelitian administrasi, supervisi, hubungan dengan teman kerja, gaji, rasa kemudian mengkaji dan menganalisis data yang diperoleh. aman dalam pekerjaan, kehidupan pribadi, Kepala sekolah SMP Negeri 1 kondisi kerja dan status. Motivasi kerja Wonosari dan SMP Negeri 2 Wonosari, guru merupakan faktor penting dalam bahwa secara kedinasan dalam arti sesuai peningkatan kinerja guru karena sebagai dengan tugasnya sebagai kepala sekolah, pendorong guru para kepala sekolah SMP Negeri Wonosari melaksanakan tugas profesinya sesuai telah melaksanakan tugasnya dengan baik. ketentuan yang berlaku. Supervisi yang dilakukan kepala sekolah utama setiap Menurut Gusti (jurnal penelitian, baru sampai pada tataran pelaksanaan 2012) menyatakan bahwa motivasi kerja tugas saja, misalnya kepala sekolah masih guru kurang tidak memiliki pengaruh yang dalam melakukan kunjungan signifikan terhadap kinerja guru. Korelasi diberbagai kelas. Kegiatan supervisi ini yang positif namun tidak signifikan ini belum mencapai apa yang diharapkan, menunjukan tinggi rendahnya motivasi yaitu kerja guru tidak berpengaruh terhadap pengawasan terhadap kegiatan akademik kinerja guru. Begitu pula hasil terhadap yang berupa proses belajar mengajar, kepemimpinan kepala sekolah yang tidak pengawasan signifikan berpengaruh terhadap kinerja mengajar, pengawasan terhadap murid guru. Namun di sisi lain, penelitian yang belajar dan pengawasan terhadap Wardana (2008) menyatakan bahwa situasi yang menyebabkannya (Suhardan, motivasi kerja berpengaruh secara 2010:39). Aktivitas tersebut dilakukan bahwa supervisi terhadap merupakan guru signifikan terhadap kinerja guru dan pada dengan penelitian Carudin (2011) menyatakan kelamahan pembelajaran untuk diperbaiki, untuk apa kepemimpinan memiliki pengaruh kepala yang menjadi kelemahan- penyebabnya dan signifikan mengapa guru tidak berhasil melaksanakan terhadap kinerja guru. Dari penelitian tugasnya dengan baik. Berdasarkan hal tersebut terdapat perbedaan akan hasil tersebut kemudian diadakan tindak lanjut yang yang berupa perbaikan dalam bentuk diperoleh. menunjukkan yang sekolah mengidentifikasi dalam Hasil adanya yang ada pengaruh yang pembinaan (Suhardan,2010). signifikan dan yang tidak signifikan. 110 Roslena Septiana_Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari Kunjungan kelas yang dilakukan berpengaruh terhadap kinerja guru SMP kepala sekolah masih belum optimal Negeri Wonosari? (3) Apakah motivasi sehingga kerja berpengaruh terhadap kinerja guru kepala sekolah belum bisa melihat kinerja guru dan masalah yang SMP Negeri Wonosari?. dihadapi di dalam kelas secara lebih Tujuan dalam penelitian ini dalam. Selain itu, hampir di setiap sekolah adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh beberapa Kepemimpinan guru tidak mempersiapkan Kepala Kerja secara Sekolah dan perangkat pengajaran dengan lengkap Motivasi misalnya rencana pelaksanaan harian, berpengaruh terhadap kinerja guru SMP presensi, kisi-kisi soal, program perbaikan, Negeri Wonosari, (2) Untuk mengatahui laporan akhlak, analisis KKM.Pendapat pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Mulyasa (2004:120) “Para pegawai (guru) berpengaruh terhadap kinerja guru SMP akan bekerja dengan sungguh-sungguh Negeri Wonosari, (3) Untuk mengatahui apabila memiliki motivasi yang tinggi. pengaruh Apabila memiliki motivasi yang positif, ia berpengaruh terhadap kinerja guru SMP akan memperlihatkan minat, mempunyai Negeri Wonosari. pengaruh bersama-sama Motivasi Kerja perhatian, dan ingin ikut serta dalam suatu tugas atau kegiatan”. Sesuai dengan pendapat tersebut, guru kurang berhasil METODE PENELITIAN yang masih ini merupakan mengajar penelitian dengan metode kuantitatif yang dikarenakan mereka kurang termotivasi dilaksanakan di SMP Negeri Wonosari untuk dengan populasi semua guruSMP Negeri mengajar dalam Penelitian sehingga berdampak terhadap menurunnya produktivitas/kinerja Wonosari. guru.Untuk itu diperlukan peran kepala Wonosari adalah 95 orangdengan rincian sekolah untuk memotivasi para guru untuk guru di SMP Negeri 1 Wonosari 45 orang meningkatkan kinerjanya. dan guru di SMP Negeri 2 Wonosari 50 Rumusan penelitian ini kepemimpinan masalah adalah: guruSMP Negeri dalam orang. Variabel dalam penelitian ini yaitu Apakah variabel terikat (dependent variabel) dan dan variabel bebas (independent variabel). bersama-sama Variabel terikat dalam penelitian ini adalah berpengaruh terhadap kinerja guru SMP Kinerja Guru (Y) sedangkan variabel Negeri bebas motivasi kerja kepala (1) Jumlah secara Wonosari? kepemimpinan sekolah (2) kepala Apakah sekolah dalam penelitian ini adalah │Jupe UNS, Vol 2, No. 1 Hal 107 s/d 118 Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan menggunakan rumus korelasi product Motivasi Kerja (X2). moment Penelitian ini merupakan dari pearsondengan bantuan program SPSS. Uji reliabilitas digunakan penelitian populasi. menurut Arikunto untuk (2006:134) “Untuk sekedar ancer-ancer Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila apabila subjek kurang dari 100, lebih baik dapat memberikan hasil yang relatif sama diambil semua sehingga penelitiannya pada saat dilakukan pengukuran kembali merupakan penelitian populasi”. Guru di pada subjek yang berlainan dan dalam SMP Negeri Wonosari berjumlah kurang waktu yang berlainan. Untuk mengetahui dari 100 sehingga penelitian ini merupakan reliabilitas penelitian digunakan rumus alphadengan bantuan populasisehingga teknik sampling yang digunakan adalah dengan mengukur suatu Teknik pengumpulan instrumen. instrumen dapat program SPSS.. metode sensus. Teknik keajegan data analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan faktor penting yang harus analisis diperhatikan signifikansi dengan uji t digunakan untuk demi penelitian serta informasi yang keberhasilan untuk suatu memperoleh mengetahui linier pengaruh berganda. Uji kepemimpinan untuk kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap mencapai tujuan penelitian. Metode yang kinerja guru SMP Negeri Wonosari secara digunakan data parsial. Uji signifikansi dengan uji F dalam penelitian ini terdiri dari metode digunakan untuk mengetahui pengaruh angket atau kuesioner dan observasi. Skala kepemimpinan pengukuran untuk motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP mengukur skor pada angket adalah skala Negeri Wonosari secara simultan.Sebelum Likert 1-4. melakukan analisis data dilakukan uji Uji dibutuhkan regresi untuk mengumpulkan yang validitas digunakan sekolah dan dilakukan prasyarat analisis terlebih dahulu yaitu uji untuk mengetahui valid atau tidaknya normalitas, uji multikolinearitas dan uji instrumen angket dalam mengukur dan heteroskedastisitas. mengungkapkan dilakukan menggunakan bantuan computer data angket kepala responden yang sebenarnya secara tepat (Singarimbun, Analisis dengan program SPSS for windows. 1989). Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur pernyataan dari suatu data yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen dapat 112 data Roslena Septiana_Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari Besarnya pengaruh kepemimpinan kepala HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data diperoleh persamaan regresi Y = 13.108+0.313X1+ 0.581X2. Dari analisis sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri Wonosari adalah 34 %. terlihat nilai konstanta a bernilai positif Tenaga pendidik atau guru sebesar 13.108dengan konstanta sebesar merupakan ujuk tombak bagi sekolah 13.108 menyatakan bahwa, jika tidak ada dalam X1dan X2maka besarnya kinerja terjadi pembelajaran (Imron, 1995). Oleh karena kenaikan sebesar 13.108 satuan. Nilai itu tinggi rendahnya prestasi siswa tidak koefisien sebesar terlepas dari kinerja gurunya. Kinerja guru setiap dapat diukur dari cara guru tersebut b1 bernilai 0.313menyatakan positif bahwa menjalankan proses penambahan faktor kepemimpinan kepala mendidik, sekolah sebesar 1 satuan, maka terjadi mengarahkan, kenaikan kinerja sebesar 0.313 satuan ,mengevaluasi siswa (UU guru dan dosen). dengan asumsi bahwa motivasi kerja (X2) Selain itu kinerja gurupun diakibatkan oleh konstan. Nilai koefisien b2 bernilai positif faktor lain diantaranya kepemimpinan sebesar 0.581 menyatakan bahwa setiap kepala sekolah dan motivasi kerja.Guru penambahan faktor motivasi kerja sebesar hendaknya selalu berusaha mencari cara 1 satuan, maka terjadi kenaikan kinerja untuk meningkatkan prestasi siswa. Guru sebesar 0.581 satuan dengan asumsi bahwa dapat kepemimpinan pengetahuannya kepala sekolah (X1) mengajar, kegiatan melatih, membimbing, menilai meningkatkan wawasan dengan membaca konstan. Nilai positif menunjukkan adanya beberapa pengaruh positif, artinya semakin baik meningkatkan kepemimpinan dan selalu berusaha tepat waktu, menggunakan semakin tingginya motivasi kerja, maka metode dan strategi pembelajaran dengan semakin baik pula kinerja guru dalam tepat, mengikutipelatihan dan sebagainya menjalankan tugasnya. sehingga dapat meningkatkan kualitas kepala sekolah Hasil penelitian menunjukkan ada buku dan pegangan. kinerjanya, Untuk guru harus kegiatan pembelajaran. pengaruh kepemimpinan kepala sekolah Hasil penelitian pengaruh menunjukkan dan motivasi kerja terhadap kinerja guru terdapat signifikan SMP Negeri Wonosari dengan nilai Fhitung kepemimpinan kepala sekolah terhadap sebesar (20.574) lebih besar dari nilai Ftabel kinerja guru. Melalui hasil perhitungan sebesar (3.120) dengan probabilitas 0.000. yang telah dilakukan diperoleh nilai t │Jupe UNS, Vol 2, No. 1 Hal 107 s/d 118 hitung sebesar 2.468 dengan taraf pengaruh yang signifikan terhadap kinerja signifikansi hasil sebesar 0.016.Sedangkan guru. ttabel pada taraf signifikan 5% adalah 1.993. dikarenakan nilai tabel(2.468>1.993) t hitung> Hasil penelitian menunjukkan ada t pengaruh secara signifikan motivasi kerja dengan P<0.05, maka terhadap kinerja guru SMP Negeri hipotesis dalam penelitian ini menolak Ho Wonosari.Melalui hasil perhitungan yang dan menerima Ha. telah dilakukan diperoleh nilai thitung Pengujian membuktikan kepala ini secara bahwa sekolah statistik sebesar 3.294 dengan taraf signifikansi kepemimpinan hasil sebesar 0.002.Sedangkan ttabel pada berpengaruh positif taraf signifikan terhadap kinerja guru. Artinya bahwa ada dikarenakan pengaruh antara variabel tabel(3.294>1.993) kepemimpinan 5% nilai adalah t 1.993. hitung> t dengan P<0.05, maka kepala sekolah terhadap kinerja guru di hipotesis dalam penelitian ini menerima SMP Negeri Wonosari kabupaten Klaten. Ha dan menolak Ho. Dengan demikian Hal ini berarti pola kepemimpinan kepala dapat berarti bahwa hipotesis H2 motivasi sekolah yang ditampilkan sudah baik dan berpengaruh positif terhadap kinerja guru pemahaman diterima. terhadap tugas dan peranannya sebagai seorang pemimpin cukup memadai. ini secara statistik adanya membuktikan bahwa motivasi berpengaruh pemahaman tentang kepemimpinan maka positif terhadap kinerja guru. Artinya tujuan yang diharapkan sulit dicapai. Peran bahwa ada pengaruh antara variabel dan fungsi yang harus dilaksanakan oleh motivasi terhadap kinerja guru di SMP kepala sekolah sebagai seorang pemimpin Negeri seperti Dinas Klaten.Motivasi kerja guru merupakan Pendidikan dalam Mulyasa (2004 : 97) daya penggerak yang ada dalam diri diantaranya sebagai edukator, manajer, seorang guru yang menimbulkan suatu administrator, supervisor, leader, inovator dorongan kepada guru untuk bekerja guna dan mendukung mencapai tujuan pekerjaannya (Purwanto, (Carudin, 2011). Motivasi kerja guru erat kaitannya pengaruh dengan produktivitas kerja mereka, baik yang dijelaskan motivator.Hasil penelitian 2011) Tanpa Pengujian sebelumnya yang oleh ini oleh menguji Wonosari yang berkaitan kabupaten kepemimpinan kepala sekolah terhadap kerja dengan bidang kinerja guru dengan hasil analisis yaitu akademik maupun yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah mempunyai bidang administratif dan layanan terhadap para peserta didiknya. Oleh karena itu, 114 Roslena Septiana_Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari seorang guru harus memiliki motivasi signifikan terhadap kinerja guru (Y) di yang tinggi untuk dapat menjalankan SMP tugasnya dengan baik. Motivasi tersebut ditunjukkan dari hasil analisis regresi linier bisa berasal dari dalam diri individu berganda maupun diluar diri individu seperti yang didapatkan dikemukaka Herzberg bahwa baik faktor Ftabel(20.574>3.120) pada taraf signifikan motivasional <0.05 yang bersifat intrinsik Negeri Wonosari. dengan Hal menggunakan nilai yaitu 0.000. ini uji-f Fhitung> Semakin baik sekolah dan maupun faktor pemeliharaan yang bersifat kepemimpinan ekstrinsik dapat mempengaruhi seseorang motivasi kerja semakin baik pula kinerja dalam guru dalam menjalankan tugasnya. (2) bekerja. Termasuk faktor kepala motivasional yang bersifat intrinsik adalah Kepemimpinan keberhasilan, pengakuan, sifat pekerjaan berpengaruh secara signifikan terhadap yang menjadi tanggung jawab seseorang, kinerja guru (Y) di SMP Negeri Wonosari. kesempatan Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis meraih kemajuan, pertumbuhan.Termasuk pemeliharaan adalah yang kedalam bersifat kebijaksanaan dan faktor ekstrinsik perusahaan, regresi kepala linier sekolah berganda (X1) dengan menggunakan uji-t didapatkan nilai thitung > ttabel (2.468>1.993) pada taraf signifikan < supervisi, kondisi pekerjaan, upah dan gaji, 0.05 hubungan dengan rekan kerja, kehidupan kepemimpinan kepala sekolah semakin pribadi, hubungan dengan para bawahan, baik pula kinerja guru dalam menjalankan status, tugasnya. dan keamanan. Hasil ini yaitu 0,016. (3) Semakin Motivasi kerja baik (X2) mendukung penelitian sebelumnya oleh berpengaruh secara signifikan terhadap (Wardana, 2008) yang menyatakan bahwa kinerja guru (Y) di SMP Negeri Wonosari. ada pengaruh positif antara motivasi Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis terhadap kinerja guru. regresi linier berganda dengan menggunakan uji-t didapatkan nilai thitung > ttabel (3.294>1.993) pada taraf signifikan SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan <0.05 yaitu 0.002. Semakin baik motivasi pembahasan yang telah dilakukan pada kerja semakin baik pula kinerja guru dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan menjalankan tugasnya. (4) Motivasi kerja sebagai berikut: (1) Kepemimpinan kepala berpengaruh dominan terhadap kinerja sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2) guru. Hal ini ditunjukkan dari hasil regresi secara linier berganda didapatkan nilai signifikan bersama-sama berpengaruh │Jupe UNS, Vol 2, No. 1 Hal 107 s/d 118 mendekati 0.000 yaitu 0.002. Semakin lain: dalam menjalankan tugas masih tinggi motivasi kerja semakin baik pula tergantung kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. sekolah, dalam memasuki kelas untuk Ada berbagai pengawasan kepala yang mengajar masih ada yang terlambat, belum dihadapi dalam meningkatkan kinerja guru sesuai waktu yang ditentukan, pada saat antara lain yaitu: (1) Kepentingan pribadi guru tidak dapat mengajar, guru hanya bawahan (guru) terkadang luput dari memberikan catatan kepada anak didik. pengawasan kepala kendala pada sekolah. Hal ini menjadi kendala kinerja guru, guru yang SARAN selalu Bagi Kepala sekolah: mengutamakan kepentingan pribadinya saat menjalankan tugasnya mengajar akan menjadikan Kepala tidak sekolah SMP Negeri Wonosari disarankan lebih meningkatkan optimalnya proses pelajar mengajar. (2) pengawasan terhadap Pembinaan oleh kepala sekolah belum sehubungan mencapai sasaran secara tepat. Pembinaan kekuasaan yang dibarengi dengan adanya yang tidak tepat sasaran ini misalnya kepentingan pribadi bawahan. dengan bawahan, pendelegasian masih ada guru yang belum mengerti akan Kepala sekolah sebagai supervisor tugas dan kewajibannya secara penuh. harus lebih dalam membaca situasi saat Pembinaan yang dilakukan kepala sekolah melakukan sangat memecahkan sehingga pembinaan yang dilakukan dapat guru mencapai sasaran dan membantu guru masalah penting yang untuk dihadapi dalam menjalankan tugasnya. Pembinaan yang dilakukan harus berkelanjutan kontinyu terhadap guru dalam menjalankan tugasnya. dan Kepala sekolah SMP Negeri membantu Wonosari dalam menjalankan fungsinya kelancaran tugas guru yang akan berakibat sebagai innovator disarankan untuk dapat pada meningkatnya kinerja guru. (3) meningkatkan Kepala innovator misalnya dengan memberikan sekolah sehingga pembinaan telah menjalankan fungsinya sebagai kepala sekolah dengan gagasan baik, tetapi fungsi kepala sekolah sebagai pembelajaran. lagi baru fungsinya dalam Kepala terlihat dari hasil angket. (4) Motivasi memotivasi kerja yang dimiliki para guru dalam pemberian penghargaan terhadap guru menjalankan tugasnya kurang optimal. yang berprestasi atau menciptakan kondisi Beberapa hal yang dapat diketahui antara di lingkungan kerja yang menyenangkan, guru perlu kegiatan innovator masih belum optimal. Hal ini 116 sekolah sebagai misalnya lebih dengan Roslena Septiana_Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari melakukan kunjungan kelas sesering mungkin dan lebih mengapresiasi prestasi satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis. yang dilakukan sesama guru. Bagi Penelitian Selanjutnya DAFTAR PUSTAKA Hasil Uji R2 menunjukkan masih ada variabel-variabel lain yang harus diperhatikan dalam Penelitian-penelitian penelitian lebih ini. lanjut, hendaknya menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja guru, karena dengan semakin baik kinerja dari guru maka akan berpengaruh baik juga bagi sekolah. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih penulis sampaikan kepada: 1) Pembimbing I dan pembimbing II yang telah sabar Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam penelitian ini, 2)Tim Redaksi JUPE yang telah memberikan bantuan dan pengarahan sehingga jurnal ini dapat dimuat, 3) Kepala sekolah SMP Negeri 1 Wonosari dan SMP Negeri 2 Wonosari telah memberikan ijin penelitian, 4) Semua guru SMP Negeri 1 Wonosari dan SMP Negeri 2 Wonosari yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian, 5) Prodi Pendidikan Ekonomi, khususnya BKK Pendidikan Akuntansi, dan 6) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan Carudin (2011) Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru SMK N se-Kabupaten Indramayu. Jurnal Penelitian Pascasarjana UPI. Diakses pada tanggal 22 januari 2013 dari http://jurnal.upi.edu/penelitianpendidikan/view/654/pengaruhkepemimpinan-kepala-sekolahdan-iklim-kerja-sekolah-terhadapkinerja-guru.html Imron, Ali. 1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya. Media Gusti, Messa (2012) Pengaruh kedisiplinan, motivasi kerja dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi. Jurnal Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses pada tanggal 22 Januari 2013, dari http://eprints.uny.ac.id/6119/1/PE NGARUH%20KEDISIPLINAN, %20MOTIVASI%20KERJA,%20 DAN%20PERSEPSI%20GURU %20TENTANG%20KEPEMIMP INAN%20KEPALA%20SEKOL AH%20TERHADAP%20KINER JA%20GURU%20SMKN%201% 20PURWOREJO%20PASCA%2 0SERTIFIKASI.pdfs. │Jupe UNS, Vol 2, No. 1 Hal 107 s/d 118 Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sutama. Pendidikan. _______. 2004. Menjadi Kepala Sekolah profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Tim Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta : Kanisius. Singarimbun, Masri, Sofian Efendi. 1995. Metode Penelitian Survai Edisi Revisi. Jakarta: PT. Pustaka LP 3 ES Suhardan, Dadang. Profesional Fairuz J. 2001. Motivasi dan pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Wisnu Wardana, Ludi (2008) Analisis pengaruh motivasi kerja, disiplin kerja, pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru sekolah dasar negeri di kecamatan Gayungan kota Surabaya. Jurnal penelitian Universitas Negeri Malang. Diakses pada tanggal 22 Januari 2013, dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jur nal/21081931.pdf. Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta 1994. Surakarta: Dosen Administrasi pendidikan Universitas pendidikan Indonesia. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta Winardi, ________________. 1990. Administrasi dan Supervisi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. A. Penelitian Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 edisi 2009, Tentang Guru danDosen, Bandung, Depdiknas, Citra Umbara. Norlander-Case, Kay A. Dkk. 2009. Guru Profesional. Jakarta : PT Indeks. Samana, Metode Media _______. 2012. Manajemen dan Kepemimpinan kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Sagala, 2011. 2010. Supervisi Layanan dalam 118