Rekonsiliasi Fiskal

advertisement
MATERI E LEARNING
MATA KULIAH
DOSEN
HARI/TGL
KELAS
: MANAJEMEN PAJAK
: MOMO
: SENIN/ 20 OKTOBER 2014
: MALAM/22
TUGAS
1. CETAK MATERI INI
2. PELAJARI MATERINYA
3. PENDALAMAN MATERI INI AKAN DIBERIKAN
PADA KELAS TATAP MUKA PERTEMUAN
BERIKUTNYA.
1
2
Sistematika
1.
Pajak Perusahaan
2.
Konsep Rekonsiliasi
3.
Rincian Item Rekonsiliasi
4.
Kasus dan Ilustrasi
Pajak Perusahaan (1)
 Pajak atas Penghasilan Perusahaan

Dibayar langsung oleh perusahaan.




Angsuran pajak (PPh 25).
Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/ 29).
Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23).
Diungkapkan di Laporan Laba Rugi sehingga
mempengaruhi jumlah beban pajak; serta di Laporan Posisi
Keuangan (Utang pajak atau Pajak dibayar di muka).
 Kewajiban Memotong Pajak Pihak Lain (Withholding Tax)



Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain (PPh 21, 23,
26).
PPN atas penyerahan Barang atau Jasa Kena Pajak (BKP/
JKP).
Diungkapkan di Laporan Posisi Keuangan sebagai Utang
pajak atau Pajak dibayar di muka; namun tidak
mempengaruhi Laporan Laba Rugi.
4
Pajak Perusahaan (2)
 Pajak Lainnya
PPN
PPnBM.
PBB
Dikenakan atas tanah dan bangunan, dibayar
setiap tahun.
 Bea Pengalihan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB).
Dikenakan pada pembeli saat melakukan
pengalihan hak. menambah harga perolehan
dari tanah dan bangunan yang dibeli.
 Pajak Daerah (misalkan Pajak Reklame).
 Bea Materai.



5
Pajak Perusahaan yang Diangsur (PPh 25)
 Perusahaan setiap bulan harus mengangsur
pajak.
 Angsuran diperhitungkan dari pajak tahun
sebelumnya (untuk perusahaan baru ada cara
perhitungan sendiri)
 Angsuran pajak akan dicatat sebagai
pembayaran pajak dimuka dan akan
diperhitungkan dalam pajak akhir tahun
Pajak dibayar di muka PPh 25
Kas
2.000.000
2.000.000
Pajak Perusahaan Dipotong Pihak Lain
 Pajak Final
 Tidak boleh diperhitungkan sebagai kredit pajak dan
penghasilan tersebut tidak dimasukkan dalam SPT.
 Sering tidak dimasukkan dalam pencatatan sehingga akan
dicatat pendapatan sebesar nilai setelah pajak.
 Misal untuk pendapatan bunga deposito sering langsung
dimasukkan setelah pajak.
 Pajak tidak final
 Potongan pajak dimasukkan sebagai kredit pajak dan
penghasilannya dimasukkan dalam SPT.
 Pajak yang dibayar dicatat sebagai pembayaran pajak dimuka.
Kas
940.000
Pajak dibayar di muka PPh 23
60.000
Pendapatan sewa
1.000.000
Pajak Penghasilan Pihak Ketiga
 Pajak yang dipotong bukan merupakan pajak
perusahaan, melainkan pajak pihak ketiga.
 Pihak ketiga dapat mengkreditkan pajak yang
telah dipotong jika pajak yang dipotong bukan
pajak final.
 Pencatatan yang dibuat saat memotong pajak
Beban gaji
1.000.000
Utang PPh 21 karyawan
50.000
Kas
 Perusahaan harus menyetorkan dan
melaporkan pajak yang dipotong.
950.000
PPN (1)
 PPN dikenakan atas setiap penyerahan barang




kena pajak yang dilakukan oleh Pengusaha Kena
Pajak.
PPN dikenakan pada setiap level distributor
PPN akan ditambahkan dari harga jual, sehingga
jumlah yang dibayar oleh konsumen adalah harga
jual ditambah dengan PPN.
PPN yang dibayar oleh konsumen akan dicatat
sebagai PPN keluaran.
Pencatatan saat penjualan:
Piutang dagang
Penjualan
PPN keluaran
330.000
300.000
30.000
PPN (2)
 Ketika melakukan pembelian barang atau
barang yang yang dipergunakan untuk produksi,
perusahaan harus membayar PPN kepada
supplier.
 PPN yang dibayarkan pada saat pembelian
disebut sebagai PPN masukan.
 Pencatatan yang dilakukan pada saat
melakukan pembelian
Pembelian/ Persediaan 200.000
Pajak masukan
20.000
Utang dagang/ Kas
220.000
PPN (3)
 Tidak semua pajak masukan boleh dikreditkan.
 Jika pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan akan
langsung dicatat menambah harga perolehan aktiva.

Misalnya PPN masukan atas pembelian kendaraan
direksi.
 PPN yang dibayar oleh perusahaan adalah selisih atas
pajak keluaran dengan pajak masukan.


Pajak keluaran > pajak masukan = perusahaan harus
membayar
Pajak keluaran < pajak masukan = perusahaan dapat
meminta restitusi atau kompensasi (diperhitungkan pada
pajak periode berikutnya).
 PPN dibayar dan dilaporkan untuk setiap masa (bulan,
maksimal 3 bulan), yaitu pada tgl 15 dan 20 pada masa
berikutnya.
PPN (4)
 Pencatatan yang dilakukan pada saat
pengakuan utang:
PPN keluaran
PPN masukan
Utang PPN
30.000
20.000
10.000
 Pencatatan yang dilakukan pada saat
pembayaran utang:
Utang PPN
Kas
10.000
10.000
 Jika PPN masukan lebih besar perusahaan
mengajukan permohonan untuk restitusi. Fiskus
akan melakukan pemeriksaan sebelum
mengabulkan permohonan restitusi.
PPnBM
 Dikenakan hanya satu kali yaitu pada :
 Produsen penghasil barang mewah.
 Importir barang mewah.
 PPnBM tidak boleh dikreditkan dengan pajak
yang lain.
 PPnBM akan ditambahkan dari harga jual yang
telah ditetapkan oleh produsen atau importir
 Jumlah pajak yang dibayar oleh pembeli akan
dicatat sebagai utang PPnBM.
 Utang PPnBM dibayarkan ke kas negara dan
dilaporkan kepada fiskus.
Hakikat rekonsiliasi fiskal
Pelaksanaan
pembukuan
berdasar
kebijakan
akuntansi
perusahaan
menyimpang
dari ketentuan
perpajakan.
Perbedaan
timbul terkait
pengakuan
pendapatan
dan beban di
laporan laba
rugi.
Penyesuaian
diperlukan
agar laba
yang
diperhitungka
n secara
akuntansi
dapat
diperlakukan
sebagai laba
atau
penghasilan
kena pajak.
14
Rekonsiliasi
melakukan
pembenaran atas
setiap item
pendapatan dan
beban sehingga
sesuai dengan
ketentuan perpajakan.
Metode ini
memudahkan proses
pengisian SPT.
Pembenaran dilakukan
terhadap laba akuntansi,
dengan melakukan
penambahan atau
(koreksi positif)
pengurangan (koreksi
negatif), hanya berdasar
penyesuaian
penghasilan dan beban
yang tidak sesuai.
Koreksi
Rekonsiliasi
Teknik Rekonsiliasi
Di dunia praktik, teknik rekonsiliasi yang lebih banyak
digunakan. Untuk memenuhi kebutuhan Catatan Atas
Laporan Keuangan, koreksi atas pendapatan dan beban
diklasifikasikan atas koreksi positif dan negatif.
Trade Off Akuntansi - Perpajakan
Di sisi akuntansi bersifat
menguntungkan, sebab akan menarik
minat pemegang saham potensial.
Perusahaan terbuka akan
memprioritaskan kepentingan ini.
Tingginya
Laba
Di sisi perpajakan bersifat tidak
menguntungkan, sebab meningkatkan
beban pajak yang harus dibayar.
Latar Belakang Perbedaan
Akuntansi dan pajak ditetapkan oleh otoritas yang berbeda dan
dengan tujuan yang berbeda. Perbedaan antara akuntansi dan pajak tidak
hanya terjadi di Indonesia namun juga terjadi di negara lain.
Penelitian pajak terkait Book Tax Gap.

Apa penyebab BTG.

Apa akibat terjadinya BTG  Persistensi laba, persistensi return,
nilai informasi dari BTG.

Apakah BTG dapat dianggap sebagai alat untuk melakukan
earning management.
Kerangka Perbedaan
PSAK
UndangUndang
Akuntansi
Pajak
Perbedaan
Permanen
Penelitian:
Book Tax Gap
Effective Tax Rate
Temporer
Pajak Tangguhan:
 Aktiva/ Utang
 Beban/ Pendapatan
Macam Perbedaan
Berdasar Sifat
• Positif, bersifat meningkatkan Penghasilan Kena
Pajak (PKP)
• Negatif, bersifat mengurangi PKP.
Berdasar Jangka Waktu
• Temporer, merupakan akibat berbedanya waktu
pengakuan, namun akan berujung pada hasil akhir
serupa.
• Permanen, merupakan perbedaan yang tidak akan
terserupakan seiring waktu.
Langkah Penyesuaian Perbedaan
Laba
akuntansi
Ditambah
penghasilan
yang belum
diakui.
Dikurangi
penghasilan
yang bukan
objek pajak.
Ditambah
biaya non
deductible.
Penghasilan
Kena Pajak
(PKP)
Ditambah
biaya 3M
penghasilan
final.
Dikurangi
penghasilan
dikenai PPh
final.
Dikurangi
biaya
deductible
yang belum
dibebankan.
Penghasilan Bukan Objek Pajak (1)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
21
Non Deductible Expenses (1)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh
Biaya yang tidak dapat dikurangkan (non deductible) atas penghasilan bruto, meliputi:
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun;
b. Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu,
anggota atau anggota;
c. Pembentukan dana cadangan, kecuali:
Cadangan untuk jenis usaha tertentu yang ditetapkan KMK;
Cadangan untuk usaha asuransi;
Cadangan jaminan sosial dibentuk BPJS;
Cadangan penjaminan yang dibentuk LPS;
Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
Cadangan biaya reforestasi untuk usaha kehutanan;
Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat limbah industri untuk
usaha pengelolaan limbah;
22
Non Deductible Expenses (2)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh
d. Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan asuransi beasiswa yang
dibayar oleh WP orang pribadi;
e. Penggantian/ imbalan atas pekerjaan/jasa yang diberikan dalam bentuk natura
dan kenikmatan, kecuali:
Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai ;
Diberikan di daerah tertentu atau diberikan berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan sebagaimana ditetapkan KMK;
f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau
pihak yang mempunyai hubungan istimewa;
g. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan, selain sumbangan yang
ditetapkan sebagai deductible expense serta selain sumbangan keagamaan yang
bersifat wajib kepada lembaga yang dibentuk atau disahkan pemerintah;
h. Pajak penghasilan;
23
Non Deductible Expenses (3)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh
i.
Biaya yang dibebankan/ dikeluarkan untuk kepentingan pribadi WP atau orang
yang menjadi tanggungan;
j. Gaji anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham;
k. Sanksi administrasi dan pidana di bidang perpajakan.
24
Non Deductible Expenses Lain
Non Deductible Deductible
Pengobatan secara
cuma – cuma bagi
pegawai.
Makan siang bagi
sebagian pegawai.
PPh 21 ditanggung
perusahaan.
Biaya jamuan tanpa
daftar nominatif.
Penggantian biaya
pengobatan.
Makan siang bagi
seluruh pegawai.
Tunjangan PPh 21.
Biaya jamuan
dilengkapi daftar
nominatif.
25
Penghasilan Dikenai PPh Final
Pasal 4 Ayat (2) UU PPh
a.
b.
c.
d.
e.
Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan
surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi orang pribadi;
Penghasilan berupa hadiah undian;
Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh
perusahaan modal ventura;
Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan,
usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau
bangunan; dan
Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah.
26
27
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (1)
PT. Arkeikum merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang wholesaling dan retailing bagi segmen
konsumen bisnis maupun segmen konsumen akhir. PT.
Arkeikum merupakan perusahaan yang 45% sahamnya
dimiliki oleh publik dan diperdagangkan di bursa efek di
Indonesia. Perusahaan melaksanakan pembukuan terkait
kegiatan akuntansinya. Berikut merupakan data yang
diperoleh atas laporan keuangan PT. Arkeikum di tahun
2012.
28
Ilustrasi 6.1 Perseroan Terbatas (2)
Soal
:
Penjualan bruto
Retur penjualan
Diskon penjualan
Penjualan netto
Harga Pokok Penjualan
Persediaan barang dagangan awal
Pembelian barang dagangan
Persediaan barang dagangan akhir
Laba bruto
Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap
Tunjangan pajak penghasilan
Pembagian sembako
Pendidikan karyawan
Promosi dan iklan
Jamuan makan
Telepon, air, dan listrik
Penyusutan
Biaya bahan bakar dan tol
Total biaya pemasaran
Nominal Akuntansi
74,350,000,000
(1,875,000,000)
(576,500,000)
71,898,500,000
(15,432,500,000)
(56,984,500,000)
36,857,500,000
(35,559,500,000)
36,339,000,000
(1,864,000,000)
(92,740,000)
(364,835,000)
(986,320,000)
(3,876,500,000)
(284,250,000)
(734,250,000)
(50,625,000)
(54,320,000)
(8,307,840,000)
29
Ilustrasi 6.1 Perseroan Terbatas (3)
Soal
:
Biaya umum dan administrasi (G&A)
Gaji dan bonus pegawai tetap
PPh 21 ditanggung perusahaan
Honorarium dan komisi pegawai tidak tetap
Seragam satpam gudang
Telepon, air, dan listrik
Biaya sewa kantor
Penyusutan
Royalti
Biaya pembangunan pabrik baru
Penghapusan piutang
Pemeliharaan kendaraan
Alat tulis kantor
Biaya bahan bakar dan tol
Asuransi kendaraan
PBB gudang
Riset
Pendidikan karyawan
Family gathering
Total biaya umum dan administrasi (G&A)
Laba operasional
(2,465,000,000)
(143,400,000)
(1,486,542,000)
(94,560,000)
(1,055,600,000)
(1,633,500,000)
(1,254,000,000)
(660,000,000)
(4,365,000,000)
(4,763,480,000)
(87,200,000)
(154,380,000)
(328,600,000)
(364,700,000)
(762,300,000)
(3,860,000,000)
(1,340,000,000)
(134,700,000)
(24,952,962,000)
3,078,198,000
30
Ilustrasi 6.1 Perseroan Terbatas (4)
Soal
:
Pendapatan non operasi
Dividen dari PT. Negarakertagama
Dividen dari PT. Sutasoma
Sewa mesin
Bunga deposito (setelah pajak)
Dividen dari Bremen Ag.
Total pendapatan non operasi
Biaya non operasi
Dividen bagi PT. Smaradhahana
Dividen bagi PT. Arjuna Wiwaha
Dividen bagi publik
Bunga pinjaman
Sumbangan
Denda pajak
Rugi selisih kurs
Biaya lain - lain
Total biaya non operasi
Laba sebelum pajak
382,500,000
134,900,000
67,400,000
34,280,000
276,500,000
895,580,000
(28,700,000)
(16,300,000)
(60,000,000)
(76,275,000)
(764,820,000)
(452,300,000)
(124,890,000)
(742,950,000)
(2,266,235,000)
1,707,543,000
31
Ilustrasi 6.1 Perseroan Terbatas (5)
Berikut merupakan keterangan yang menjelaskan perincian berbagai elemen yang terdapat
di laporan keuangan PT. Arkeikum.
a. Perusahaan mencatat penjualan berdasar prinsip akrual. Atas jumlah tercantum, terdapat
nilai pendapatan sebesar Rp 650.000.000,00 atas penjualan merchandise Olimpiade
2012 yang diharapkan hanya akan terjadi di tahun penyelenggaraan event olahraga
tersebut.
b. Retur dan diskon penjualan dicatat ketika serah terima barang telah dilakukan.
c. Persediaan barang dagangan dicatat dengan metode FIFO.
d. Atas gaji dan bonus pegawai tetap bidang pemasaran, Rp 1.300.000.000,00 diberikan
dalam bentuk gaji bulanan dan sisanya dalam bentuk bonus tahunan.
e. Atas tunjangan pajak penghasilan, Rp 32.500.000,00 diberikan bagi pegawai dengan
level supervisor, sedangkan sisanya diberikan bagi pegawai dengan level manajer dan
direktur.
f. Atas biaya pendidikan karyawan bidang pemasaran, Rp 175.000.000,00 diberikan
sebagai tunjangan cuti pengganti gaji bulanan.
g. Atas biaya promosi dan iklan, 25% di antaranya diwujudkan melalui sampling produk
secara cuma – cuma kepada konsumen akhir.
32
Ilustrasi 6.1Perseroan Terbatas (6)
h. Atas biaya jamuan makan, Rp 180.000.000 telah dilengkapi daftar nominatif
penerima secara lengkap.
i. Atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran, meliputi Rp 334.250.000,00
untuk biaya air dan listrik. Seperempat dari biaya telepon dianggarkan dalam bentuk
penyediaan pulsa bagi Direktur Pemasaran, seperempat lain dianggarkan atas
pembelian perangkat PDA baru bagi salesperson.
j. Atas biaya penyusutan bidang pemasaran, meliputi penyusutan dengan metode garis
lurus atas:
i. Telepon genggam direktur, dibeli tahun 2011 dengan nilai tercatat Rp 25.000.000,
disusutkan selama 5 tahun. Sesuai peraturan pajak termasuk aset kelompok 1.
ii. Smartphone bagi salesperson yang berdinas di luar lapangan, dibeli tahun 2009
dan disusutkan selama 4 tahun dan sesuai peraturan pajak termasuk aset
kelompok 1.
iii. PDA baru bagi salesperson yang dibeli di akhir Juni tahun 2012, disusutkan
dengan masa manfaat 2 tahun, dan sesuai peraturan pajak termasuk aset
kelompok 1.
k. Atas biaya bahan bakar dan tol bidang pemasaran, separuh di antaranya dialokasikan
bagi Direktur Pemasaran.
33
Ilustrasi 6.1 Perseroan Terbatas (7)
l. Atas honorarium dan komisi pegawai tidak tetap, termasuk pembayaran senilai Rp
786.542.000,00 kepada mantan pegawai yang masih dimanfaatkan jasanya secara
lepas.
m. Atas biaya sewa kantor, meliputi pembayaran bagi kurun 30 bulan dan dibayarkan di
bulan Januari 2012.
n. Biaya penyusutan bidang G&A meliputi penyusutan dengan metode garis lurus atas:
i. Gedung pabrik lama dengan nilai kapitalisasi awal Rp 13.850.000.000,00 yang
diperoleh tahun 1990 dan disusutkan dengan masa manfaat 25 tahun.
ii. Kendaraan niaga bagi keperluan distribusi dengan nilai kapitalisasi awal Rp
6.000.000.000,00 yang diperoleh tahun 2008 dan disusutkan dengan masa
manfaat 10 tahun. Peraturan perpajakan menggolongkan aset ke dalam kelompok
2.
iii. Kendaraan dinas bagi Direktur Utama dengan nilai kapitalisasi awal Rp
2.400.000.000,00 yang diperoleh akhir September 2012 dan disusutkan dengan
masa manfaat 6 tahun. Peraturan perpajakan menggolongkan aset ke dalam
kelompok 2.
o. Atas royalti, merupakan pembayaran bagi suatu perusahaan di luar negeri. Di
dalamnya termasuk beban PPh 26 yang ditanggung PT. Arkeikum.
34
Ilustrasi 6.1 Perseroan Terbatas (8)
p. Atas biaya penghapusan piutang, senilai Rp 3.763.480.000,00 telah
diberitahukan kepada Ditjen Pajak, namun Rp 500.000.000,00 di antara jumlah
terlapor tersebut belum didaftarkan ke BUPLN.
q. Atas biaya pemeliharaan kendaraan, Rp 10.000.000,00 merupakan biaya
pemasangan sistem keamanan di kendaraan Direktur Utama.
r. Atas biaya bahan bakar dan tol bidang G&A, 15% di antaranya dialokasikan
bagi Direktur Utama.
s. Atas biaya riset, 50% di antaranya ditenderkan dan dilaksanakan di luar
Indonesia.
t. Atas dividen PT. Negarakertagama, separuhnya berasal dari laba ditahan. PT.
Arkeikum memiliki proporsi kepemilikan 35%.
u. Atas dividen PT. Sutasoma, seluruhnya diberikan dalam bentuk instrumen
investasi. PT. Arkeikum memiliki proporsi kepemilikan 15%.
v. Atas dividen dari Bremen Ag., PT. Arkeikum telah mencatatnya secara netto
terhadap pajak di luar negeri dengan tarif 30%.
w. Bunga sebesar 8% p.a. atas deposito PT. Arkeikum dibayarkan di akhir tahun.
Pokok deposito bernilai tetap sepanjang tahun.
35
Ilustrasi 6.1 Perseroan Terbatas (9)
x. Bunga pinjaman sebesar 12% p.a. dibayarkan di akhir tahun, dengan
nilai pokok pinjaman bernilai tetap sepanjang tahun.
y. Sumbangan diberikan untuk pembangunan panti asuhan rubuh di
sekitar perusahaan dan pengadaan sarana bermain di dalamnya.
z. Biaya lain – lain tidak memenuhi ketentuan perpajakan sebagai
deductible expense.
aa.Kredit pajak yang telah dipotong pihak lain meliputi:
i. PPh 22 atas impor dengan DPP PPN Rp 21.750.000.000,00.
Perusahaan telah memiliki API atas impor tersebut.
ii. PPh 23 yang dipotong pihak lain, sebesar Rp 631.250.000,00.
iii.Angsuran PPh 25 yang telah dibayar, sebesar Rp 855.750.000,00.
iv.STP PPh 25 sebesar Rp 451.500.000,00 termasuk denda Rp
35.500.000,00.
36
Ilustrasi 6.1 Perseroan Terbatas (10)
Pertanyaan :
a.Bagaimanakah rekonsiliasi fiskal ditetapkan atas PT.
Arkeikum?
b.Berapakah besar PPh terutang dan kredit pajak di
periode berjalan?
c.Berapakah pajak kurang (lebih) bayar di periode
berjalan?
d.Berapakah angsuran PPh 25 per bulan yang
seharusnya dibayarkan di periode mendatang?
37
Ilustrasi 6.Perseroan Terbatas (11)
Jawaban
a.
:
Penjualan bruto
Retur penjualan
Diskon penjualan
Penjualan netto
Harga Pokok Penjualan
Persediaan barang dagangan awal
Pembelian barang dagangan
Persediaan barang dagangan akhir
Laba bruto
Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap
Tunjangan pajak penghasilan
Pembagian sembako
Pendidikan karyawan
Promosi dan iklan
Jamuan makan
Telepon, air, dan listrik
Penyusutan
Biaya bahan bakar dan tol
Total biaya pemasaran
Nominal Akuntansi Koreksi Positif Koreksi Negatif
74,350,000,000
(1,875,000,000)
(576,500,000)
71,898,500,000
Nominal Fiskal
74,350,000,000
(1,875,000,000)
(576,500,000)
71,898,500,000
(15,432,500,000)
(56,984,500,000)
36,857,500,000
(35,559,500,000)
36,339,000,000
(15,432,500,000)
(56,984,500,000)
36,857,500,000
(35,559,500,000)
36,339,000,000
(1,864,000,000)
(92,740,000)
(364,835,000)
(986,320,000)
(3,876,500,000)
(284,250,000)
(734,250,000)
(50,625,000)
(54,320,000)
(8,307,840,000)
(1,864,000,000)
(92,740,000)
0
(986,320,000)
(3,876,500,000)
(180,000,000)
(584,250,000)
(36,250,000)
(40,740,000)
38
(8,307,840,000)
364,835,000
104,250,000
150,000,000
14,375,000
13,580,000
Ilustrasi 6.1Perseroan Terbatas (12)
Keterangan
:
• Koreksi positif atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran
= 50% Biaya pulsa direktur+ Pembelian PDA yang seharusnya dikapitalisasi
= 50% * ¼ * 400.000.000 + ¼ * 400.000.000
= 50.000.000 + 100.000.000
= 150.000.000
• Penyusutan bidang pemasaran menurut akuntansi
= 20% * 25.000.000 + Penyusutan smartphone + 6/12 * 50% * 100.000.000
= 5.000.000 + Penyusutan smartphone + 25.000.000
= 30.000.000 + Penyusutan smartphone
39
Ilustrasi 6.1 Perseroan Terbatas (13)
Keterangan
:
Penyusutan bidang pemasaran menurut fiskal
= 50% * 25% * 25.000.000+ Penyusutan smartphone+6/12 * 25% * 100.000.000
= 3.125.000 + Penyusutan smartphone + 12.500.000
= 15.625.000 + Penyusutan smartphone
Koreksi positif atas penyusutan bidang pemasaran
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal
= (30.000.000 + Penyusutan smartphone)- (15.625.000 + Penyusutan smartphone)
= 14.375.000
40
Jawaban A
Biaya umum dan administrasi (G&A)
Gaji dan bonus pegawai tetap
PPh 21 ditanggung perusahaan
Honorarium dan komisi pegawai tidak tetap
Seragam satpam gudang
Telepon, air, dan listrik
Biaya sewa kantor
Penyusutan
Royalti
Biaya pembangunan pabrik baru
Penghapusan piutang
Pemeliharaan kendaraan
Alat tulis kantor
Biaya bahan bakar dan tol
Asuransi kendaraan
PBB gudang
Riset
Pendidikan karyawan
Family gathering
Total biaya umum dan administrasi (G&A)
Laba operasional
(2,465,000,000)
(143,400,000)
143,400,000
(1,486,542,000)
(94,560,000)
(1,055,600,000)
(1,633,500,000)
980,100,000
(1,254,000,000)
466,500,000
(660,000,000)
110,000,000
(4,365,000,000) 4,365,000,000
(4,763,480,000) 1,500,000,000
(87,200,000)
5,000,000
(154,380,000)
(328,600,000)
24,645,000
(364,700,000)
(762,300,000)
(3,860,000,000) 1,930,000,000
(1,340,000,000)
(134,700,000)
(24,952,962,000)
3,078,198,000
(2,465,000,000)
0
(1,486,542,000)
(94,560,000)
(1,055,600,000)
(653,400,000)
(787,500,000)
(550,000,000)
0
(3,263,480,000)
(82,200,000)
(154,380,000)
(303,955,000)
(364,700,000)
(762,300,000)
(1,930,000,000)
(1,340,000,000)
(134,700,000)
(24,952,962,000)
41
3,078,198,000
Ilustrasi 6.1Perseroan Terbatas (15)
Keterangan
:
Koreksi positif atas biaya sewa kantor
= Proporsi biaya sewa dibayar di mukan
= 18/30 * 1.633.500.000
= 980.100.000
Penyusutan bidang G&A menurut fiskal
= Penyusutan kendaraan niaga + Penyusutan kendaraan direktur
= 12,5% *6.000.000.000 + 50% * 3/12 * 12,5% * 2.400.000.000
= 750.000.000 + 37.500.000
= 787.500.000
Gedung pabrik lama tidak disusutkan menurut fiskal, sebab telah melewati
batas masa manfaat fiskal selama 20 tahun.
42
Ilustrasi 6.1 Perseroan Terbatas (16)
Keterangan
:
Koreksi positif atas penyusutan bidang G&A
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal
= 1.254.000.000 - 787.500.000
= 466.500.000
Koreksi positif atas biaya royalti
= Beban PPh 26 yang tidak boleh dibebankan
= 20% / 120% * 660.000.000
= 110.000.000
43
Jawaban a
Pendapatan non operasi
Dividen dari PT. Negarakertagama
Dividen dari PT. Sutasoma
Sewa mesin
Bunga deposito (setelah pajak)
Dividen dari Bremen Ag.
Total pendapatan non operasi
Biaya non operasi
Dividen bagi PT. Smaradhahana
Dividen bagi PT. Arjuna Wiwaha
Dividen bagi publik
Bunga pinjaman
Sumbangan
Denda pajak
Rugi selisih kurs
Biaya lain - lain
Total biaya non operasi
Laba sebelum pajak
382,500,000
134,900,000
67,400,000
34,280,000
276,500,000
895,580,000
(191,250,000)
(34,280,000)
118,500,000
(28,700,000)
28,700,000
(16,300,000)
16,300,000
(60,000,000)
60,000,000
(76,275,000)
64,275,000
(764,820,000)
764,820,000
(452,300,000)
452,300,000
(124,890,000)
(742,950,000)
742,950,000
(2,266,235,000)
44
1,707,543,000 12,419,530,000 (225,530,000)
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (18)
Keterangan :
Koreksi positif atas dividen dari Bremen Ag.
= Beban pajak luar negeri yang seharusnya tidak di-netto-kan
= 30% / 70% * 276.500.000
= 118.500.000
Pokok deposito
= 100% / 80% * 34.280.000 / 8%
= 535.625.000
Pokok pinjaman
= 100% / 12% * 76.275.000
= 635.625.000
45
Ilustrasi 6.1Perseroan Terbatas (19)
Keterangan
:
Bunga pinjaman yang boleh dibebankan
= Selisih pokok pinjaman dan pokok deposito
= (635.625.000 - 535.625.000) * 12%
= 12.000.000
* Tingkat bunga pinjaman
Koreksi positif atas bunga pinjaman
= Bunga pinjaman menurut akuntansi - Bunga pinjaman menurut fiskal
= 76.275.000 – 12.000.000
= 64.275.000
46
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (20)
Jawaban
b.
c.
Pajak yang dibayar di luar negeri
: : 0.3/ 0.7 * 274,500,000
Batas maksimum Kredit PPh 24
: 395,000,000/ 13,901,543,000 * 2,780,308,600
Kredit PPh 24
118,500,000
79,000,000
79,000,000
Laba sebelum pajak
13,901,543,000
PPh terutang (20%)
2,780,308,600
Tarif 20% berlaku bagi perusahaan yang minimal 40% sahamnya dikuasai publik
dan diperdagangkan di bursa efek, sesuai ketentuan Pasal 17 Ayat (2b).
Kredit pajak
Kredit PPh 22
: 2,5% * 21,750,000,000
Kredit PPh 23
Kredit PPh 24
Kredit PPh 25
STP PPh 25
Pajak kurang (lebih) bayar
(543,750,000)
(631,250,000)
(79,000,000)
(855,750,000)
(416,000,000) (2,525,750,000)
47
254,558,600
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (21)
Jawaban
:
d.
Laba sebelum pajak
Pendapatan tidak berkesinambungan
Estimasi pendapatan tahun mendatang
PPh terutang (20%)
Kredit pajak
Kredit PPh 22
: 2,5% * 21,750,000,000
Kredit PPh 23
Kredit PPh 24
Total PPh 25 setahun
Angsuran PPh 25 per bulan
13,901,543,000
(650,000,000)
13,251,543,000
2,650,308,600
(543,750,000)
(631,250,000)
(79,000,000) (1,254,000,000)
1,396,308,600
116,359,050
48
Download