TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM (Tugas Telaah Kurikulum Kimia Sekolah I) Oleh Kelompok 6 Heru Agung Saputra 1013023046 Kenia Mahargyani 1013023048 Rani Yunita Mawarni 1013023054 Wiwit Murdiandari 1013023018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2012 DESKRIPSI PEMBELAJARAN KELAS XI SEMESTER I Mata pelajaran : Kimia Kelas : XI (Sebelas) Semester : I (Satu) Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (Pertemuan 1) Standar Kompetensi 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat-sifat senyawa Kompetensi Dasar 1.1 Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik Indikator 1.1.1 Menjelaskan teori atom yang dikemukakan oleh Neils Bohr 1.1.2 Menjelaskan kelemahan dan kelebihan dari teori atom Neils Bohr setelah mengetahui teori atom Bohr 1.1.3 Menjelaskan teori atom mekanika kuantum 1.1.4 Menghubungkan hipotesis Louis de Broglie dengan azas ketidakpastian Heisenberg dalam teori atom mekanika kuantum 1.1.5 Mengkaitkan elektron sebagai fungsi gelombang 1 1.1.6 Menentukan fungsi gelombang pada setiap elektron 1.1.7 Menentukan tingkat energi, jenis orbital, dan arah orientasi pada elektron Kegiatan Pendahuluan Guru mengucapkan salam kepada siswa Guru memeriksa kehadiran siswa Kegiatan Pembelajaran Guru : “Pada pertemuan ini kita akan mempelajari tentang teori atom Bohr dan teori atom mekanika kuantum. Pernahkan kalian mempelajari tentang teori atom Bohr sebelumnya?” Siswa : “Sudah Bu, saat kelas X semester I” Guru : “Ya, kalian sudah mempelajarinya di kelas X semester I. Jadi, coba kalian ingat-ingat lagi, teori atom seperti apa yang diajukan oleh Bohr? Siapa yang masih ingat?” Siswa : “Saya, Bu. Bohr mengajukan teori atom yaitu: Elektron bergerak mengelilingi inti atom dalam lintasan atau orbit yang berbentuk lingkaran, dengan jari-jari tertentu. Tiap lintasan ditandai dengan satu bilangan bulat yang disebut bilangan kuantum utama (n) mulai dari 1, 2, 3, 4, … dst yang dinyatakan dengan lambang K, L, M, N, … dst Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit yang lain disertai pemancaran atau penyerapan energi. Perpindahan elektron ke kulit terluar disertai penyerapan energi namun perpindahan elektron ke kulit lebih dalam disertai pelepasan energi” Guru : “Benar. Apa keunggulan dari teori atom Bohr?” 2 Siswa : “Ia dapat menjelaskan suatu teori yang menjadi kelemahan model atom sebelumnya, yaitu teori atom Rutherford” Guru : “Pintar sekali. Apa kelemahan teori atom Rutherford?” Siswa : “Ia tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak tertarik dan jatuh ke inti atom. Padahal, menurut hukum fisika klasik, elektron di sekeliling inti atom saling tarik menarik dengan inti atom yang bermuatan positif. Oleh karena itu, elektron akan terus bergerak mengelilingi inti atom seperti planet-planet mengelilingi matahari. Tarik menarik antara elektron dengan inti ini semakin mempercepat pergerakan elektron. Elektron akan memancarkan energi selama pergerakannya. Lambat laun elektron akan terpilin mendekati inti dan akhirnya jatuh ke inti atom” Guru : “Benar sekali. Dalam hal ini Bohr mampu menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke inti atom, hal ini karena lintasan elektron berbentuk lingkaran, bukan berbentuk spiral dan masih banyak lagi keunggulannya. Maka dalam pertemuan ini, kita akan membahas tentang teori atom menurut Bohr dan teori atom setelah Bohr yaitu teori atom mekanika kuantum” Siswa : “Baik, Bu” Guru : “Pada tahun 1900, Max Planck mengajukan gagasan bahwa radiasi elektomagnet bersifat diskret, artinya suatu benda hanya dapat memancarkan atau menyerap radiasi elektromagnetik dalam ukuran atau paket-paket kecil dengan nilai tertentu. Paket energi ini disebut kuantum. Jadi, suatu benda hanya dapat menerima 1, 2. 3, … dst kuanta, tetapi tidak dapat menerima ½ atau ¼ kuanta. Einstein pun membenarkan teori Max Planck ini, dan partikel radiasi ini diberi nama foton. Besarnya energi berbanding lurus dengan frekuensi dan tetapan Planck. Jadi, menurut kalian bagaiman persamaan untuk energinya?” Siswa : “𝐸 = ℎ . 𝑓, Bu” 3 Guru : “Benar. Frekuensi adalah berbanding lurus dengan kecepatan cahaya dan berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Jadi, bagaimana persamaan energinya?” 𝑐 Siswa : “𝐸 = ℎ . (𝜆)” Guru : “Bagus, Coba hitung berapa energi dari 1 mol foton sinar merah dari spektrum gas hidrogen yang memp[unyai panjang gelombang 656 nm?” Siswa menghitung Siswa : “Dengan menggunakan persamaan tadi, maka didapatkan energi radiasinya adalah 3.3 . 10−19 𝐽. Maka, energi 1 mol foton adalah 𝐽 6.02 . 1023 𝑓𝑜𝑡𝑜𝑛 𝑥 3,03 . 10−19 𝑓𝑜𝑡𝑜𝑛 = 1.83 . 105 𝐽” Guru : “ Pintar. Energinya dapat dihitung dengan persamaan tadi. Nah, Bohr juga dapat menjelaskan fenomena bahwa spektrum atom berupa spektrum garis. Ia menjelaskan dengan teori Max Planck. Apa tadi teori Max Planck?” Siswa : “Max Planck mengatakan bahwa radiasi elektomagnetik bersifat diskret, artinya suatu benda hanya dapat memancarkan atau menyerap radiasi elektromagnetik dalam ukuran atau paket-paket kecil dengan nilai tertentu” Guru : “Iya, jadi spektrum garis menunjukkan bahwa elektron dalam atom hanya dapat beredar dalam lintasan dengan tingakat energi tertentu. Pada lintasan itu, elektron dapat beredar tanpa pemancaran atau penyerapan energi. Oleh karena itu juga, Bohr mengatakan bahwa elektron tidak akan jatuh ke inti atom. Coba, mengapa tidak jatuh ke inti atom menurut Bohr?” Siswa : “Karena elektron bila berada dalam lintasan yang diizinkan, maka ia tidak akan memancarkan energi” Guru : “Bagus. Oleh karena itulah lintasan elektron tidak akan berbentuk spiral, melainkan lingkaran. Lintasan elektron ini disebut dengan kulit atom. Setiap kulit 4 atom ditandai dengan bilangan kuantum utama (n), Coba, dimulai dari berapa bilangan kuantum utama? Dan dinyatakan dengan lambang apa?” Siswa : “Bilangan kuantum utama dinyatakan dengan 1, 2, 3, 4, … dst, dan dinyatakan denga lambang K, L, M, N, … dst” Guru : “Benar. Bilangan-bilangan ini dimulai dari kulit yang paling dalam. Bila tidak dipengaruhi oleh energi dari luar maka elektron akan berda pada tingakat dasar atau pada energi terendah. Namun apa yang terjadi bila mendapat energi dari luar? Misalnya dipanaskan” Siswa : “Maka, energi akan diserap oleh elektron, Bu” Guru : “Iya, bagaimana ketentuannya tadi, bila elektron menyerap energi?” Siswa : “Elektron tersebut akan melakukan perpindahan ke kulit luar” Guru : “Benar. Elektron akan melakukan perpindahan dengan menempati tingkat energi yang lebih tinggi. Dan ini disebut dalam keadaan tereksitasi. Menurut kalian apakah keadaan ini adalah keadaan yang stabil?” (Siswa terdiam) Guru : “Coba kalian bayangkan. Mana yang membutukan energi besar antara berdiri dan tidur?” Siswa : “Berdiri, Bu” Guru : “Dalam keadaan tidur atau berdirikah yang menurut kalian lebih nyaman?” Siswa : “Tidur, Bu” Guru : “Jadi, apa hubungan kestabilan dengan energi?” Siswa : “Kestabilan berbanding terbalik denga energi. Bila energi tinggi atau besar maka ia dalam keadaan tidak stabil, dan begitu juga sebaliknya, bila memilki energi yang rendah, maka ia lebih stabil” 5 Guru : “Benar, Jadi bagaimana kestabilan pada keadaan tereksitasi?” Siswa : “Tidak stabil, Bu” Guru : “Karena ketidakstabilannya ini, maka ia akan secepat mungkin menstabilkan keadaan, yaitu dengan cara kembali ke tingkat energi yang rendah yang disertai dengan pelepasan energi berupa gelombang elektromagnetik atau pancaran radiasi. Energi radiasi yang dipancarkan sama dengan selisih tingkat energi akhir dan awal. Dalam penjelasannya, Bohr menggunakan hidrogen sebagai model. Bohr berhasil dalam merumuskan jari-jari lintasan dan energi elektron pada atom hidrogen. Namun, Bohr hanya dapat menjelaskan spektrum gas hidogen dan spektum spesi lain yang hanya memilki 1 elektron, seperti He+ atau Li2+” Siswa : “Jadi, kelemahan Bohr adalah ketidakmampuannya untuk menjelaskan spektrum dari spesi lainnya yang memiliki lebih dari 1 elekton ya, Bu?” Guru : “Iya. Namun, Bohr sudah sangat berjasa karena ia telah menemukan teori tentang tingkat-tingkat energi dan kulit dalam atom. Namun, karena kelemahannya, maka dibutuhkan teori baru yang dapat melengkapi tentang teori atom. Apa teori terbaru tentang atom yang masih kita gunakan hingga sekarang?“ Siswa : “Mekanika kuantum, Bu” Guru : “Iya, mekanika kuantum atau mekanika gelombang. Mengapa disebut gelombang?” (Siswa terdiam) Guru : “Karena, ternyata Louis De Broglie dapat menjelaskan tentang kelemahan Bohr yaitu ia dapat menjelaskan bahwa jika cahaya memilki sifat partikel, maka partikel juga memilki sifat gelombang, maka menurutnya gerakan partikel memiliki ciri-ciri gelombang. Dan menurut percobaan yang dilakukan oleh Broglie ternyata elektron mempunyai sifat difraksi seperti sinar X” Siswa : “Jadi elektron itu mempunyai sifat gelombang ya, Bu?” 6 Guru : “Benar. Karena ia mempunyai sifat gelombang, jadi menurut kalian, apakah elektron mempunyai fungsi gelombang?” Siswa : “Punya, Bu” Guru : “Benar. Yang membedakan antara elektron satu dengan elektron lainnya adalah fungsi gelombangnya. Jadi, setiap elektron mepunyai fungsi gelombang yang berbeda. Ini dilihat dari penyelesaian dari persamaan gelombang. Fungsi gelombang itu adalah posisi kebolehjadian ditemukannya elektron. Kemudian, kita juga dihadapkan tentang azas ketidakpastian Heisenberg. Menurutnya, tidaklah mungkin menentukan posisi dan momentum elektron secara bersamaan dengan ketelitian tinggi” Siswa : “Apa maksud dari azas itu, Bu?” Guru : “Menurut kalian bagaimana? Jika Heisenberg mengatakan tidaklah mungkin menentukan posisi elektron?” Siswa : “Berarti elektron tidak dapat dideteksi posisisnya.” Guru : “Benar, jadi elektron itu diketahui ada karena ia menunjukkan keberadaannya. Namun, karena elektron mempunyai sifat gelombang yang terus bergerak, maka akan sulit menetukan posisi pastinya. Tetapi hanya dapat dengan menentukan kebolehjadian menemukan elektron” Siswa : “Bu, siapa yang mengemukakan teori mekanika kuantum, Bu? Guru : “Orang berjasa ini adalah Erwin Schrodinger” Siswa : “Bu, jadi Schrodinger mengemukakan tentang teori atom mekanika kuantum mengacu dari hipotesis Broglie dan azas Heisenberg ya, Bu?” Guru : “Benar sekali. Karena elektron tidak dapat dipastikan posisinya, maka hanya dapat diketahui peluang atau kebolehjadian menemukan elektron pada setiap titik 7 disekitar inti. Daerah dengan peluang terbesar menemukan posisi elektron disebut dengan orbital” Siswa : “Jadi orbital adalah fungsi gelombangnya ya, Bu?” Guru : “Iya. Bilangan kuantum untama (n), bilangan kuantum azimut (l), dan bilangan kuantum magnetik (m) adalah orbital, maka ini adalah fungsi gelombang.” Siswa : “Bu, jadi, karena setiap elektron mempunyai fungsi gelombang yang berbeda, maka setiap elektron mempunyai pasti nilai n, l, m yang berbeda ya, Bu?” Guru : “Tepat sekali nak. Coba ingat kembali tentang nilai n pada teori atom Bohr. Bagaimana menentukan nilai bilangan kuantum utama menurut Bohr?” Siswa : “Menurut Bohr, bilangan kuantum utama (n) menendakan kulit atom atau tingakat energi dan dinyatakan dengan 1, 2, 3, 4, … dst, serta dilambangkan dengan lambang K. L, M, N, … dst” Guru : “Bagus. Jadi, bila bilangan kuantum utama sama dengan 2, apakah artinya?” Siswa : “Itu berarti tingkat energinya sama dengan 2 atau berada di kulit kedua” Guru : “Iya, ini juga yang digunakan oleh Schrodinger dalam menetukan bilangan kuantum utama. Lalu, fungsi gelombang berikutnya adalah bilangan kuantum azimut. Bilangan kuantum azimut menyatakan jenis orbilal. Coba sebutkan jenis orbital yang kalian baca dibuku.” Siswa : “s, p, d, f, Bu” Guru : “Maka, ada berapa jenis orbital dalam bilangan kuantum azimut?” Siswa : “Ada empat, Bu” Guru : “Benar, jenis orbital s memiliki nilai bilangan kuantum azimut 0. Menurut kalian, berapa nilai bilangan kuantum azimut untuk p, d, dan f?’ Siswa : “Bilangan kuatum azimut untuk p adalah 1, d adalah 2. f adalah 3” 8 Guru : “Bagus sekali. Bila pada energi ketiga atau n=3, maka memiliki 3 jenis orbital, yaitu s, p, d” Siswa : “Jadi, bila berada pada n=3, maka l=0, 1, 2 ya, Bu? Sehingga jenis orbitalnya adalah s, p, dan d. Begitu bukan. Bu?” Guru : “Pintar sekali anak-anak. Jadi, jenis orbital apa bila n=1, n=2, dan n=4? Siswa : “Bila berada pada energi ke-1, maka memikili 1 jenis orbital yaitu s (l=0), namun bila berada pada energi ke-2, maka memiliki 2 jenis orbital yaitu s dan p (l=0 ; 1). Dan jika berada pada energi ke-4, maka memiliki 4 jenis orbital yaitu s, p, d, dan f (l=0 ; 1 ; 2 ; 3)” Guru : “Benar sekali. Jika dilihat dari nilai-nilainya, bagaimana hubungan nilai kuantum azimut dengan nilai pada bilangan kuantum utama?” Siswa : ”Nilai kuantum azimut adalah 0 sampai n-1” Guru : “Tepat. Jadi bagaimana bila n=4?” Siswa : “Berarti, berada pada tingkat energi ke 4, sehingga memiliki jenis orbital s, p, d, dan f, Bu” Guru : “Benar nak. Fungsi gelombang selanjutnya adalah bilangan kuantum magnetik yang menyatakan arah orientasi orbital dalam ruang. Ini adalah kebolehjadian menemukannya elektron dalam ruang. Pada jenis orbital p yang memiliki nilai bilangan kuantum azimut = 1, maka memiliki nilai magnetik yaitu -1, 0, +1. Maka ada berapa orientasi orbital pada jenis orbital p?” Siswa : “Ada 3, Bu” Guru : Pada jenis orbital d yang memiliki nilai bilangan kuantum azimut = 2, maka memiliki nilai magnetic yaitu -2, -1, 0, +1, +2. Maka ada berapa orientasi orbital pada jenis orbital d?” Siswa : “Ada 5, Bu” 9 Guru : “Maka, dapatkah kalian menyebutkan ada betapa orientasi orbital pada jenis orbital s dan f?” Siswa : “Pada jenis orbital s yang memiliki nilai bilangan kuantum azimut = 0, maka memiliki nilai magnetik yaitu 0. Maka hanya ada 1 arah orientasi orbital. Pada jenis orbital f yang memiliki nilai bilangan kuantum azimut = 3, maka memiliki nilai magnetic yaitu -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3. Maka ada 7 arah orientasi orbital” Guru : “Jadi dapatkah kalian menentukan persamaan untuk nilai bilangan kuantum magnetik?” Siswa : “Jadi nilai m = -l hingga +l” Guru : “Bagus” (Waktu pembelajaran sudah habis, sebelum mengakhiri pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa, sebagai berikut) 1. Tulislah bilangan-bilangan kuantum dari semua fungsi gelombang pada kulit M! 2. Tentukan apakah kombinasi nilai bilangan kuantum berikut benar untuk menyatakan satu orbital. Jika tidak, jelaskan kesalahannya! n L m a 3 2 +1 b 4 4 0 c 2 1 +2 d 1 0 0 10 DESKRIPSI PEMBELAJARAN KELAS XI SEMESTER I Mata pelajaran : Kimia Kelas : XI (Sebelas) Semester : I (Satu) Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (Pertemuan 2) Standar Kompetensi 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul dan sifat-sifat senyawa Kompetensi Dasar 1.1 Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik Indikator 1.1.8 Mampu menjelaskan teori atom mekanika kuantum 1.1.9 Mampu menjelaskan pengertian bilangan kuantum dan bentuk-bentuk orbital 1.1.10 Mampu menuliskan konfigurasi elektron dengan diagram orbital 1.1.11 Mampu menggunakan prinsip Aufbau, aturan Hund dan azas larangan Pauli untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital 1.1.12 Menghubungkan konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya dalam sistem periodik 11 Kegiatan Pendahuluan Guru memberi salam kepada siswa Guru mengecek kehadiran siswa Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan motivasi Guru : “Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari teori mekanika kuantum. Sudahkah kalian membaca materi tentang ini semalam?” Siswa : “Sudah, Bu” Guru : “Apakah yang kalian ketahui tentang teori atom Bohr anak-anak?” Siswa : “Saya tahu, Bu” Guru : “Ya Nak, apa yang kamu ketahui tentang teori atom Bohr?” Siswa : “Teori atom Bohr menyerupai sistem tata surya, yaitu matahari sebagai inti atom dan planet-planet sebagai elektron yang mengelilingi inti” Guru : “Betul sekali anak-anak. Menurut Bohr, spektrum garis menunjukkan bahwa elektron dalam atom hanya dapat beredar pada lintasan-lintasan energi tertentu. Pada lintasan itu, elektron dapat beredar tanpa pemancaran atau penyerapan energi. Disebut apakah lintasan tersebut, ada yang tahu?” Siswa : “Saya Bu” Guru : “Ya silakan nak” Kegiatan Pembelajaran Siswa : “Lintasan itu disebut kulit atom Bu” 12 Guru : “Yah bener anak-anak, lintasan elektron disebut dengan kulit atom. Lintasan ini berupa lingkaran dengan jari-jari atom tertentu.” Siswa : “Ooo…” Guru : “Setiap kulit atom ditandai dengan suatu bilangan yang disebut bilangan kuantum. Bilangan kuantum ini dibedakan menjadi 4. Tahukah kalian dibedakan menjadi bilangan apa saja bilangan kuantum itu?” Siswa : “Bilangan kuantum utama, bilangan kuantum azimut, bilangan kuantum magnetik, dan bilangan kuantum spin Bu” Guru : “Yang kalian jawab itu benar sekali nak. Tahukah kalian apakah bilanganbilangan kuantum yang telah disebutkan oleh teman-teman kalian?” Siswa : (Semua siswa diam) Guru : “Baiklah ibu akan menjelaskannya, bilangan kuantum utama dilambangkan dengan (n), bilangan kuantum ini menyatakan tingkat energi utama atau kulit atom. Yang dimulai dari kulit paling dalam, n = 1, 2, 3, 4, … dst, dinyatakan dengan lambang K, L, M, N, … dst. Semakin besar nilai n, berarti makin besar orbital yang di huni oleh dua elektron itu” Bilangan Kuantum (n) Lambang Kulit 1 2 3 4 dan seterusnya K L M N dan seterusnya Siswa : “Bu, apakah setiap kulit atom itu memiliki energi yang sama ?” Guru : “Tidak anak-anak, setiap kulit atom memiliki tingkat energi yang berbeda. Karena bilangan kuantum utama berhubungan dengan jarak rata-rata elektron dari inti, dalam orbital tertentu. Semakin besar n, maka semakin besar jarak rata-rata elektron dalam orbital tersebut dari inti, dan energinya semakin besar. Begitu pula sebaliknya.” 13 Siswa : “Ooo, begitu yah Bu” Guru : “Lalu apakah bilangan kuantum azimut itu anak-anak?” Siswa : “Bilangan kuantum azimut itu menyatakan subtingkat energi atau juga menyatakan bentuk/jenis orbital, Bu” Guru : “Benar sekali. Nilai-nilai bilangan kuantum azimut dikaitkan dengan nilai bilangan kuantum utamanya, yaitu semua bilangan bulat dari 0 (nol) hingga (n-1). Bilangan kuantum ini sering disebut juga dengan bilangan kuantum momentum sudut, bilangan ini dilambangkan dengan (l). Contohnya yaitu bila n = 1, hanya ada satu nilai yang memungkinkan yakni 0, bila n = 2 maka hanya ada dua nilai l yang memungkinkan yakni 0 dan 1. Bilan n = 3 maka ada tiga nilai l yaitu 0, 1 dan 2. Dari nilai-nilai yang diperoleh, biasanya ditandai dengan huruf s, p, d, … dst, seperti berikut: Nilai l Lambang subkulit 0 1 2 3 4 dan seterusnya s P d f g dan seterusnya Lambang yang dipakai berasal dari klasifikasi empiris spektrum deret sharp (tajam), principal (utama), diffuse (kabur) dan fundamental (pokok)” Siswa : “Jadi Bu, bila l = 0, kita mempunyai sebuah orbital s, bila l = 1 kita mempunyai sebuah jenis orbital p” Guru : “Tepat sekali nak. Ibu akan memberikan contoh yaitu, subkulit s dari kulit pertama (K) dinyatakan dengan 1s (n = 1, l = 0), subkulit p dari kulit ketiga (M) dinyatkan dengan 3p (n = 3, l = 1). Lambang dari semua subkulit pada kulit K sampai dengan N yaitu sebagai berikut: Kulit Nilai n Nilai l yang Subkulit atau diizinkan jenis orbital 14 K 1 0 1s L 2 0,1 2s, 2p M 3 0,1,2 3s, 3p, 3d N 4 0,1,2,3 4s, 4p, 4d, 4f : “Lalu apa yang dimaksud dengan bilangan kuantum magnetik anak-anak ?” Siswa : “Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital khusus mana yang ditempati elektron pada suatu subkulit” Guru : “Betul sekali. Bilangan kuantum magnetik juga menyatakan orientasi khusus dari orbital itu dalam ruang relatif terhadap inti. Nilai bilangan kuantum magnetik bergantung pada nilai bilangan kuantum azimuth, yaitu semua bilangan bulat mulai dai –l sampai dengan +l, termasuk 0. Siapa yang dapat memberikan contohnya?” Jumlah dan Jenis Orbital pada Subkulit Jenis Orbital L Jumlah orbital (2 l + 1) Nilai m s 0 1 0 p 1 3 -1, 0, +1 d 2 5 -2, -1, 0, +1, +2 f 3 7 -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 Siswa : “Saya Bu, jika bilangan kuantum azimuth l = 0, maka nilai bilangan kuantum magnetiknya yaitu m = 0, berarti hanya terdapat 1 orbital” Guru : “Bagus sekali, siapa lagi yang dapat memberikan contohnya?” Siswa : “Jika bilangan kuantum azimuth l = 1, maka nilai bilangan magnetiknya yaitu m = -1, 0, +1, berarti terdapat 3 orbital” Guru : “Ya benar sekali anak-anak. Sebagai kesimpulan pembahasan kita tentang ketiga bilangan kuantum ini, perhatikan situasi dimana n = 2 dan l = 1. Apa yang bisa kalian jelaskan dari situasi ini anak-anak?” 15 Siswa : “Nilai n dan l menandakan bahwa kita mempunyai subkulit 2p, dan dalam sub kulit ini kita mempunyai tiga orbital 2p (sebab ada tiga nilai m, yaitu -1, 0, dan 1)” Guru : “Baiklah anak-anak, apakah kalian semua sudah mengerti?” Siswa : “Sudah, Bu” Guru : “Baiklah, Ibu ingin bertanya, tahukah kalian untuk setiap tingkat energi terdapat banyak orbital?” Siswa : “Untuk setiap tingkat energi terdapat n2 orbital Bu” Guru : “Memang benar, tapi dapatkah kalian buktikan bahwa untuk setiap tingkat energi terdapat n2 orbital?” Siswa : “Tidak tahu Bu” Guru : “Ibu akan menjelaskannya dengan tabel. (sambil menulis tabel di papan tulis)” Tingkat Energi (n) Jenis Orbital (l) Jumlah Orbital K (n = 1) 1s (l = 0) 1 ........ 12 2s (l = 0) 1 4 ........ 22 2p (l = 1) 3 3s (l = 0) 1 3p (l = 1) 3 3d (l = 2) 5 4s (l = 0) 1 4p (l = 1) 3 4d (l = 2) 5 4f (l = 3) 7 L (n = 2) M (n = 3) N (n = 4) 9 ....... 32 16 ...... 42 Guru : “Jadi, apa yang dapat kalian simpulkan dari tabel ini anak-anak?” 16 Siswa : “Setiap tingkat energi (n) terdapat n2 orbital Bu” Guru : “Good, seperti yang sudah dijelaskan di atas, elektron berada dalam orbital. Bentuk dan orientasi orbital ditentukan oleh bilangan kuantum. Nilai bilangan kuantum l menentukan bentuk geometris dari awan elektron atau penyebaran peluang ditemukannya elektron. Oleh karen itu, bilangan kuantum l menentukan bentuk orbital sedangkan bilangan kuantum m menunjukkan arah ruang orientasi orbital. Lalu bentuk orbital apa saja yang telah kalian ketahui sebelumnya nak?” Siswa : “Orbital s, orbital p, orbital d, dan orbital f Bu” Guru : “Pada orbital s, telah dijelaskan bahwa de Broglie menyatakan elektron bersifat gelombang. Jika fungsi gelombang dilambangkan dengan ψ (psi), maka ψ 2 dikenal sebagai kerapatan peluang ditemukannya elektron. Perhatikan gambar orbital s berikut ini: Dari gambar di atas, apa yang dapat kalian simpulkan anak-anak ?” Siswa : “ Pada gambar terlihat bahwa peluang terbesar ditemukannya elektron adalah di sekitar inti. Makin jauh dari inti, maka peluang ditemukannya elektron makin kecil” Guru : “Ya benar sekali. Pada orbital s ini, elektron dapat bergerak ke segala arah, oleh karena itu orbital s digambarkan berbentuk bola” 17 Siswa : “Lalu bagaimana bentuk orbital p dan orbital d itu Bu?” Guru : “Pada jenis orbital p (l =1), terdapat 3 harga m, yaitu -1, 0, dan +1, maka terdapat 3 orbital p. Masing-masing orbital bersumbukan koordinat x, y, dan z. Oleh karena itu, orbital-orbital ini disebut orbital Px, Py, dan Pz. Sedangkan pada jenis orbital d (l =2) terdapat 5 harga m yaitu, -2, -1, 0, +1, dan +2. Oleh karena itu terdapat 5 orbital sebagai berikut: 18 Berikut ini merupakan gambar bentuk orbital secar geometris dengan orientasi masing-masing: 19 Siswa : “Jadi, bentuk orbital itu bergantung oleh arah orientasinya yah Bu?” Guru : “Benar sekali, lalu kita akan melanjutkan bahasan kita tentang bilangan kuantum spin. Bila elektron berputar mengelilingi sumbunya sendiri, seperti rotasi bumi, maka sifat magnetiknya dapat dijelaskan. Menurut teori elektromagnetik, muatan yang berputar pada sumbunya akan menghasilkan medan magnet, dan gerakannya itulah yang menyebabkan elektron berprilaku seperti magnet. Tahukah kalian, ada berapa kemungkinan gerak spin pada elektron?” Siswa : “Terdapat dua kemungkinan gerak spin elektron Bu” Guru : “Betul sekali anak-anak, lalu apa saja kemungkinannya?” Siswa : “Yang satu searah jarum jam dan yang satunya lagi berlawan arah jarum jam” Guru : “Good, untuk menjelaskan spin elektron, penting untuk memperkenalkan bilangan kuantum keempat, yang disebut bilangan kuantum spin elektron, yang bernilai +½ (dinyatakan dengan tanda ↑) atau -½.(dinyatakan dengan tanda ↓). Tidak seperti bilangan kuantum n, l, dan m yang saling berhubungan, bilangan kuantum spin tidak bergantung pada ketiga bilangan kuantum tersebut. Baiklah Ibu akan memberikan satu soal, siapa yang akan menjawabnya akan mendapatkan nilai (+), apa sudah siap semua?” Siswa : “Siap, Bu” Guru : “Cobalah berikan nilai-nilai n, l, dan m untuk orbital-orbital pada subkulit 4d!, siapa yang mau menjawabnya?” Siswa : “Saya, Bu” Guru : “Baiklah coba jelaskan apa jawaban mu!” Siswa : “Baik Bu, seperti yang kita bahas sebelumnya, bilangan yang digunakan untuk menandakan subkulit adalah bilangan kuantum utama, sehingga dalam situasi 20 ini n bernilai 4 (n = 4). Lalu karena kita berhadapan dengan orbital d, maka l bernilai 2 (l = 2). Sedangkan untuk nilai m bervariasi dari –l, 0, dan +l. Sehingga m bernilai 2, -1, 0, +1, dan +2, yang berkaitan dengan kelima orbital d” Guru : “Jawabanmu benar sekali nak. Selanjutnya keempat bilangan kuantum ini memungkinkan kita untuk menandai elektron dalam orbital atom manapun secara lengkap. Dalam hal ini, kita dapat menganggap keempat bilangan kuantum ini sebagai ‘alamat’ elektron dalam atom, semacam alam jalan, kota, propinsi, dan kode pos yang digunakan untukmengetahui alamat seseorang. Adakah dari kalian yang dapat memberikan contohnya anak-anak?” Siswa : (Semua diam) Guru : “Baiklah Ibu akan memberikan contohnya, keempat bilangan kuantum untuk elektron pada orbital 2s adalah n = 2, l = 0, m = 0, dan s = -½ atau +½. Namun untuk menuliskan secara lengkap semua bilangan kuantum tidaklah praktis, sehingga kita menggunakan notasi singkat (n, l, m, dan s). Sebagai contoh, bilangan kuantumnya dapat berupa (2, 0, 0, -½) atau (2, 0, 0, +½). Nilai m tidak mempengaruhi energi, ukuran, bentuk, dan orientasi orbital, tetapi nilai ini menentukan bagaimana elektron tersusun dalam suatu orbital. Untuk atom yang memiliki elektron lebih banyak, kita perlu mengetahui konfigurasi elektronnya, tahukah kalian konfigurasi elektron itu apa?” Siswa : “Konfigurasi elektron yaitu bagaimana elektron tersebar di antara berbagai orbital atom, agar kita bisa mengetahui perilaku elektronnya Bu” Guru : “Ada lagi yang ingin memberikan pendapat lain?” Siswa : “Gambaran penyebaran elektron yang paling mungkin ke dalam orbitalorbital kulit elektron dinamakan konfigurasi elektron suatu atom” 21 Guru : “Benar sekali anak-anak, di dalam penulisan konfigurasi elektron, terdapat tiga aturan atau prinsip yang harus dipertimbangkan dalam penentuan konfigurasi elektron, coba kalian sebutkan apa saja ketiga aturan itu!” Siswa : “Prinsip pengisian elektron atau yang sering disebut dengan prinsip Aufbau, asas larangan Pauli, dan aturan Hund” Guru : “Benar sekali anak-anak, pertama kita akan membahas tentang prinsip Aunfbau. Menurut prinsip Aufbau pengisian elektron dimulai dari jenis orbital yang berenergi rendah sampai penuh, kemudian pada jenis orbital yang tingkat energinya lebih tinggi. Agar lebih mudah mengingat, perhatikan untuk pengisian elektron pada jenis-jenis orbital sebagai berikut: Berdasarkan urutan tersebut apa yang dapat kalian simpulkan anak-anak?” Siswa : “Yang dapat kita simpulkan bahwa pengisian elektron pada tiap jenis orbital yaitu: 22 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d dst. Guru : “Tepat sekali anak-anak,, itu merupakan prinsip pengisian elektron. Selanjutnnya, perhatikan tabel berikut ini: n l m Jumlah e- K (n = 0) 1s (l = 0) 0 2 L (n = 1) 2s (l = 0) 0 2 2p (l = 1) -1 2 0 2 +1 2 3s (l = 0) 0 2 3p (l = 1) -1 2 0 2 +1 2 -2 2 -1 2 0 2 +1 2 +2 2 m Jumlah e M (n = 2) 3d (l = 2) n l Pada tabel di atas, jika n = 1, l = 0, dan m = 0, karena dalam satu orbital terdapat maksimum 2 elektron, bilangan kuantum n, l, dan m kedua elektron itu pasti sama, tetapi sesuai dengan asas larangan Pauli yang menyebutkan bahwa lalu berapakah jumlah maksimum elektron dalam kulit atom atau setiap tingkat entidak ada dua buah elektron yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama, maka kedua elektron tersebut harus mempunyai bilangan kuantum yang berbeda, yaitu +½ dan – ½. Jadi, ada yang bisa menuliskan keempat bilangan kuantum dari situasi ini?” Siswa : “Saya, Bu” 23 Guru : “Coba kamu tuliskan di papan tulis” Siswa : (Salah seorang siswa menulis di papan tulis) n=1 l=1 m=0 s = +½ n=1 l=1 m=0 s = –½ Guru : “Tepat sekali anak-anak. Selanjutnya, apakah bunyi dari aturan Hund?” Siswa : “Jika terdapat orbital-orbital dengan energi yang sama, yaitu orbital dari satu bentuk orbital, maka elektron akan menempati orbital itu sendiri-sendiri dengan spin yang sama (sejajar), kemudian baru berpasangan (spin berlawanan)” Guru : “Benar sekali nak, akibatnya dari aturan Hund ini, atom cenderung mempunyai sebanyak mungkin elektron tak berpasangan. Hal tersebut dapat diterima karena semua elektron membawa muatan listrik yang sama sehingga elektronelektron tersebut mencari orbital kosong terlebih dahulu sebelum berpasangan. Contohnya adalah sebagai berikut: Atom 7N Konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p3 Diagram orbital ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑ Kegiatan Penutup Guru memberikan evaluasi belajar sesuai dengan materi, seperti berikut: 1. Jelaskanlah prinsip Aufbau, asas larangan Pauli dan aturan Hund! 2. Tentukanlah konfigurasi elektron dari unsur-unsur 4Be, 9F, 34Se, 41Nb, dan 25Mn 3. Tentukanlah nomor atom dan unsur apakah itu, dengan konfigurasi sebagai berikut! X = 1s2 2s2 2p4 24 Y = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 Z = 1s2 2s2 2p 3s2 3p6 3d5 4s2 4. Tentukanlah bilangan kuantum elektron terakhir dari 7N, 19K, 24Cr, dan 33As 5. Tentukanlah nomor atom, jika diketahui bilangan kuantum elektron terakhirnya sebagai berikut! n=2 l=1 m=0 s=-½ n=3 l=2 m = +1 s=-½ n=4 l=1 m = -1 s=+½ Guru mengucapkan salam lalu meninggalkan kelas 25