http://www.karyailmiah.polnes.ac.id PERILAKU STAF KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA SELAMA PERJALANAN MENUJU PEROLEHAN SERTIFIKASI ISO 9001:2000 Fariyanti, Ratna Wulaningrum, Muhammad Kadafi (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan perilaku staf/karyawan Politeknik Negeri Samarinda (POLNES) dalam perjalanan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000. Metode analisis penelitian ini adalah menggunakan statistik inferensial. Variabel yang digunakan adalah AQP = Kepedulian staf terhadap program penjaminan mutu di Politeknik Negeri Samarinda., BENEFIT = Manfaat yang dipersepsikan staf dari adanya program penjaminan mutu tersebut, QSD = Motivasi staf untuk menyukseskan program mutu tersebut, TN = Kebutuhan pelatihan/training staf, PSF = Faktor sukses yang dipersepsikan oleh staf., PS = Kekuatan lembaga yang dipersepsikan oleh staf, OC = Komitmen organisasi staf, ISO = Dukungan terhadap program mutu (ISO 9001:2000). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 5 variabel yang tidak mempengaruhi dukungan staf terhadap program penjaminan mutu berbasis sertifikasi ISO 9001:2000 yang dilaksanakan Politeknik Negeri Samarinda, yaitu variabel AQP yaitu Kepedulian staf terhadap program mutu di Politeknik Negeri Samarinda, variabel BENEFIT yaitu Manfaat yang dipersepsikan staf dari adanya program mutu tersebut, variabel QSD yaitu Motivasi staf untuk mensukseskan program mutu tersebut, variabel TN yaitu kebutuhan pelatihan/training staf, dan variabel PS yaitu kekuatan lembaga yang dipersepsikan oleh staf. Sedangkan untuk variabel PSF yaitu faktor sukses yang dipersepsikan oleh staf dan variabel OC yaitu komitmen organisasi staf, merupakan variabel yang signifikan mempengaruhi dukungan staf terhadap program penjaminan mutu. Variabel yang paling dominan mempengaruhi dukungan staf terhadap program penjaminan mutu berbasis ISO 9001:2000 yang dilaksanakan POLNES adalah variabel PSF yaitu faktor sukses yang dipersepsikan oleh staf dan variabel OC yaitu komitmen organisasi staf. Kata Kunci : Perilaku, ISO 9001/2000 PENDAHULUAN Politeknik Negeri Samarinda (POLNES) dalam rangka peningkatan kualitas, diwujudkan dengan melaksanakan program penjaminan mutu berbasis sertifikasi ISO 9001:2000. Dengan sertifikasi ISO, diharapkan POLNES dapat diakui sebagai lembaga/institusi pendidikan yang memiliki standar manajemen mutu internasional. Di samping itu, manfaat nyata dari usaha memperoleh sertifikasi, diharapkan POLNES dapat Riset / 1305 meningkatkan kualitasnya dan mencapai sasaran mutunya, serta memuaskan para pelanggannya. Dalam rangka memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 tersebut, POLNES melakukan kerja sama dengan pihak konsultan untuk membimbing dalam proses memperoleh sertifikasi tersebut. Proses ini perlu didukung pula dengan komitmen manajemen serta seluruh staf karyawan untuk berperan aktif dalam menyukseskan program peningkatan kualitas ini. Akan tetapi, meskipun komitmen staf dalam usaha peningkatan kualitas adalah penting, sangat sedikit orang yang peduli untuk mengukur dan mengatur perilaku individu JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266 selama proses pengenalan suatu program kualitas, termasuk sertifikasi ISO 9001:2000. Terlalu sering antara manajemen dan konsultan terburu-buru melakukan pekerjaan dan mungkin mengabaikan perasaan dan perilaku staf/karyawannya. Padahal organisasi seharusnya dapat membuat pencapaian yang lebih baik dalam program kualitas, apabila unsur yang terlibat untuk menyukseskan program ini diperkuat. Sumber daya manusia dalam organisasi (staf karyawan) merupakan salah satu unsur yang seharusnya memperkuat kesuksesan program. Hvam et al. (1997) menyarankan bahwa prasyarat untuk memperoleh sertifikasi ISO secara tepat adalah dengan memperbaiki kinerja para karyawan ke tingkat yang lebih baik, maka tujuan yang diharapkan dapat dicapai. Sedangkan Yung (1997) mengajukan beberapa faktor yang dapat mendukung kesuksesan implementasi dari TQM (Total Quality Management), yaitu Commitment and involment by top management; Teamwork approach to solving problems; Thorough training to promote quality awareness; Improvement of quality control techniques and methods; Continous improvement programme; Participation of staff at all levels. Grint (1997) mengatakan bahwa salah satu faktor penting dalam TQM adalah keterlibatan dan komitmen dari pekerja di seluruh tingkatan. Dan dari sebuah studi praktik lingkaran kualitas di Hong Kong, Koo (1995) mengemukakan bahwa dukungan serta komitmen manajemen puncak dan menengah merupakan kunci penting yang mendorong praktik manajemen kualitas yang baik. Penelitian yang dilakukan untuk meneliti perilaku staf yang berhubungan dengan sertifikasi ISO antara lain dilakukan oleh Koo et al. (1999), berupa penelitian jangka panjang pada sebuah perusahaan yang melakukan proses sertifikasi ISO. Penelitian ini mengenai perilaku staf/karyawan perusahaan tersebut dalam proses sertifikasi ISO, pada tiga tahapan berbeda yaitu sebelum, saat dan setelah perolehan sertifikasi ISO tersebut. Penelitian ini mnemukan bahwa staf merasa dorongan menyukseskan program kualitas menurun pada hasil uji ke 2 (saat berlangsungnya proses sertifikasi) di bandingkan awal dimulainya program kualitas tersebut. Tetapi saat perusahaan telah memperoleh sertifikasi ISO, pekerja merasa ada selisih kinerja yang signifikan di banding pada saat awal proses atau responden menyimpulkan ada perbaikan kinerja dari perusahaan. Di pertengahan masa proses sertifikasi, pekerja mempersepsikan bahwa dukungan dan komitmen manajemen puncak menurun dan pengakuan atas prestasi yang baik dalam kualitas dihargai secara tidak pantas. Dari penelitian-penelitian tersebut, dan karena Politeknik Negeri Samarinda sedang melaksanakan proses akuisisi sertifikasi ISO JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266 9001:2000, maka penting pula kita mengetahui bagaimana persepsi dan perilaku staf/karyawan POLNES, agar proses ini berjalan dengan baik. Untuk maksud tersebut, penelitian ini dilakukan untuk memetakan persepsi dan perilaku staf/karyawan Politeknik Negeri Samarinda (POLNES) dalam perjalanan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000. Secara umum penelitian ini digunakan untuk mengetahui persepsi dan perilaku staf/karyawan Politeknik Negeri Samarinda (POLNES) dalam perjalanan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000. Sedangkan tujuan penelitian ini secara khusus adalah : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan staf terhadap program penjaminan mutu berbasis sertifikasi ISO 9001:2000 di Politeknik Negeri Samarinda. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap program penjaminan mutu berbasis sertifikasi ISO 9001:2000 di Politeknik Negeri Samarinda. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Dengan mengetahui persepsi dan perilaku staf POLNES, maka lembaga diharapkan dapat mengambil langkah selanjutnya untuk keberhasilan program penjaminan mutu di masa mendatang. 2. Dari sisi peneliti, memberikan bukti empiris faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan staf terhadap program penjaminan mutu POLNES. 3. Untuk memberikan kontribusi dan motivasi terhadap penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan staf/karyawan. TINJAUAN PUSTAKA Pengembangan Hipotesis Pengambilan keputusan individu merupakan bagian penting dari perilaku organisasi. Tetapi cara individu-individu dalam organisasi mengambil keputusan dan kualitas dari pilihan terakhir mereka sebagian besar dipengaruhi oleh persepsi-persepsi mereka. (Robbins;2003). Persepsi para staf/karyawan POLNES diduga akan mempengaruhi keputusan mereka untuk memberikan dukungan atau tidak memberikan dukungan terhadap program penjaminan mutu tersebut. Persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka (Robbins;2003). Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan obyektif. Tidak harus selalu berbeda, namun sering terdapat ketidaksepakatan. Misalnya, dimungkinkan bahwa semua karyawan dalam perusahaan tertentu memandang Riset / 1306 http://www.karyailmiah.polnes.ac.id perusahaan tersebut sebagai tempat yang hebat untuk bekerja—kondisi kerja yang menyenangkan, tugas pekerjaan yang menarik, upah yang baik, manajemen yang bijaksana dan bertanggung jawab—namun, seperti sebagian besar dari kita tahu, sangatlah tidak biasa untuk mendapatkan kesepakatan seperti itu. Beberapa persepsi staf yang diduga berpengaruh, antara lain: persepsi staf dalam hal kepedulian terhadap program, manfaat yang dirasakan, dan motivasi. Untuk mengetahui hal tersebut, maka penelitian ini menduga ”Persepsi staf dalam hal kepedulian terhadap program, manfaat yang dirasakan, dan motivasi mempengaruhi dukungannya terhadap program penjaminan mutu tersebut”. Suatu program yang baru dijalankan, tentunya dapat berhasil dengan pelaksanaan program pelatihan. Program pelatihan dapat mempengaruhi perilaku kerja dalam dua cara (Robbins;2003). Pertama adalah langsung memperbaiki keterampilan yang diperlukan karyawan agar berhasil menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan yang kedua adalah meningkatkan keefektifan diri karyawan. Dalam rangka pelaksanaan program penjaminan mutu berbasis sertifikasi ISO 9001:2000, POLNES juga memprogramkan bermacam-macam pelatihan. Akan tetapi, perlu juga diketahui apakah pelatihan yang diadakan telah sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh staf. Untuk mengetahui hal tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu kebutuhan pelatihan apa saja yang diperlukan oleh staf berdasarkan persepsi mereka. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu diketahui ‖Kebutuhan pelatihan menurut staf mempengaruhi dukungannya terhadap program penjaminan mutu tersebut”. POLNES sebagai salah satu lembaga yang berkecimpung dalam industri pendidikan, memerlukan penilaian terhadap berbagai unsur yang mendukung kesuksesannya dalam menjalankan seluruh kegiatan lembaganya. Berbagai unsur tersebut antara lain adalah kemampuan manajemen, sistem mutu, pengendalian mutu, seleksi penerimaan calon mahasiswa, desain kompetensi mahasiswa, teknologi, bursa kerja, pelayanan, pengendalian biaya/cost, pelatihan karyawan, reputasi lembaga, manajemen sumber daya manusia, investasi mesin/peralatan, investasi sarana dan pra sarana. Untuk itu perlu dilakukan penelitian ‖Unsur kesuksesan menurut staf mempengaruhi dukungannya terhadap program penjaminan mutu tersebut”. Berbagai unsur tersebut tentunya juga telah dimiliki dengan oleh pihak POLNES. Perlu juga kita ketahui ‖Unsur kekuatan yang dimiliki POLNES menurut staf, yang mempengaruhi dukungannya terhadap program penjaminan mutu tersebut”. Komitmen organisasi merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh seluruh Riset / 1307 staf/karyawan, dari manajemen level puncak sampai level terendah dalam suatu organisasi. Komitmen terhadap organisasi dapat diwujudkan dengan rasa bangga, usaha maksimal, mempunyai kinerja yang bagus, dan lain sebagainya. Dengan berkomitmen dalam melaksanakan seluruh penugasan yang diberikan, seorang karyawan dapat mendukung usaha organisasi dalam meraih kesuksesan. Apabila komitmen terhadap organisasi tidak dimiliki oleh para karyawan, tentunya dalam melaksanakan suatu program kegiatan, organisasi akan menghadapi berbagai kendala/halangan. Penelitian ini juga menduga ‖komitmen organisasi yang dimiliki oleh staf mempengaruhi dukungannya terhadap program penjaminan mutu tersebut”. Menurut penelitian Koo et al. (1999), bahwa faktor motivasi memiliki pengaruh yang dominan terhadap program mutu yang dilaksanakan oleh objek penelitiannya. Maka penelitian ini menduga ‖ motivasi yang dirasakan oleh staf merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi dukungannya terhadap program penjaminan mutu POLNES”. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk explanatory research yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena tertentu. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer, berupa hasil jawaban responden yang berasal dari hasil penyebaran kuesioner kepada seluruh staf/karyawan Politeknik Negeri Samarinda. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan survey, yaitu suatu penelitian yang mengambil sejumlah sampel tertentu dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) sebagai alat pengumpulan data. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi kuesioner yang telah digunakan oleh Koo et al. (1997) dengan menggunakan 5-skala Likert. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampel non probabilitas, yang dilakukan secara purposive random sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan tujuan dari penelitian. Mereka yang mengisi dan mengembalikan kuesioner yang telah diisi dengan semestinya menjadi sampel penelitian. Konstruk yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. AQP = Kepedulian staf terhadap program penjaminan mutu di Politeknik Negeri Samarinda. 2. BENEFIT = Manfaat yang dipersepsikan staf dari adanya program penjaminan mutu tersebut. 3. QSD = Motivasi staf untuk menyukseskan program mutu tersebut. 4. TN = Kebutuhan pelatihan/training staf. JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266 5. PSF = Faktor sukses yang dipersepsikan oleh staf. 6. PS = Kekuatan lembaga yang dipersepsikan oleh staf. 7. OC = Komitmen organisasi staf. 8. ISO = Dukungan terhadap program mutu (ISO 9001:2000). Metode analisis penelitian ini adalah menggunakan statistik inferensial. Statistik inferensial dimaksudkan untuk membuat inferensi (prediksi atau keputusan) mengenai sebuah populasi berdasarkan informasi yang terdapat dalam sebuah sampel. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi sampel penelitian adalah sebagai berikut: Sumber data : Hasil Kuisioner Hasil pengukuran uji validitas terhadap item-item pertanyaan mengenai persepsi staf/karyawan POLNES yang mempengaruhi dukungan staf terhadap program penjaminan mutu berbasis sertifikasi ISO 9001:2000 dengan menggunakan 118 sampel, dinyatakan secara empiris oleh koefisien validitas yang disebut corrected item-total correlation (r) per variabel independen (Xn). Apabila nilai r berada di atas nilai r tabel, maka variabel tersebut valid. Nilai r tabel dari df = n – k = 118-7 = 0,1555 pada tabel r one tail. Sehingga karena nilai r untuk X1 sebesar 0,236 ; nilai r untuk X2 sebesar 0,505 ; nilai r untuk X3 sebesar 0,655 ; nilai r untuk X4 sebesar 0,576 ; nilai r untuk X5 sebesar 0,494 ; nilai r untuk X6 sebesar 0,496 ; nilai r untuk X7 sebesar 0,429 ; maka variabel AQP (Kepedulian staf terhadap program mutu di POLNES), variabel BENEFIT (Manfaat yang dipersepsikan staf dari adanya program mutu di POLNES), variabel QSD (Motivasi staf untuk mensukseskan program mutu tersebut), TN (Kebutuhan pelatihan/training staf), variabel PSF (Faktor sukses yang dipersepsikan oleh staf), variabel PS (Kekuatan lembaga yang dipersepsikan oleh staf), variabel OC (Komitmen organisasi staf) dapat dinyatakan valid. Pengujian instrumen penelitian selanjutnya adalah uji reliabilitas terhadap item-item pertanyaan yang digunakan mewakili variabel. Hasil uji reliabilitas menunjukkan Cronbach Alpha (α) sebesar 0,770. Menurut Nunnally (1967), variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60. Jadi variabel-variabel yang diuji dianggap reliabel/konsisten antar konstruk karena lebih besar dari 0,60. JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266 Riset / 1308 http://www.karyailmiah.polnes.ac.id ANALISIS DESKRIPTIF Analisis deskriptif untuk variabel X3 yaitu Motivasi staf untuk mensukseskan program mutu tersebut (QSD), yang diwakili dengan item pertanyaan 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 pada bagian 1 dalam kuisioner, menunjukkan sebanyak 67 responden (57 %) menyatakan agak setuju bahwa mereka belum mendapat motivasi secara maksimal untuk memberikan dukungannya terhadap program penjaminan mutu berbasis ISO 9001:2000 yang dilaksanakan POLNES. Sedangkan 30 responden (25 %) menyatakan setuju, 15 responden ( 13 %) menyatakan netral, dan 6 responden ( 5 %) menyatakan agak tidak setuju. Tabel 9. Indikator Motivasi staf untuk mensukseskan program mutu tersebut (QSD) Analisis deskriptif terhadap variabel X1 yaitu Kepedulian staf terhadap program mutu di Politeknik Negeri Samarinda (AQP), yang diwakili dengan item pertanyaan 1 dan 2 pada bagian 1 dalam kuisioner, menunjukkan bahwa variabel tersebut menentukan kepedulian staf terhadap program penjaminan mutu berbasis ISO 9001:2000 yang dilaksanakan POLNES. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa sebanyak 92 responden (78%) menyatakan setuju, dan ini menunjukkan sebagian besar staf menunjukkan kepeduliannya terhadap program mutu tersebut. Sedangkan sebanyak 22 responden (18,6%) menyatakan agak setuju untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap program mutu tersebut. Sisa responden sebanyak 4 orang (3,4%) menyatakan netral dan tidak setuju, ini menunjukkan kurangnya kepedulian staf terhadap program mutu. Tabel. 7. Indikator Kepedulian staf terhadap program mutu (AQP) Analisis deskriptif untuk variabel X2 yaitu Manfaat yang dipersepsikan staf dari adanya program mutu tersebut (BENEFIT), yang diwakili dengan item pertanyaan 3a sampai dengan 3f pada bagian 1 dalam kuisioner, menunjukkan sebanyak 65 responden (55 %) menyatakan agak setuju, hal ini menunjukkan bahwa mereka masih merasa manfaat dari adanya program mutu tersebut belum maksimal, tetapi sebanyak 38 responden (32 %) menyatakan setuju dan menunjukkan mereka merasakan benar manfaat dari adanya program mutu tersebut. Sisanya sebanyak 15 responden ( 13 %) menyatakan netral dan agak tidak setuju, hal ini menunjukkan bahwa mereka belum merasakan manfaat dari adanya program mutu. Analisis deskriptif untuk variabel X4 yaitu Kebutuhan pelatihan/training staf (TN), yang diwakili dengan item pertanyaan 10a sampai dengan 10i pada bagian 1 dalam kuisioner, menunjukkan sebanyak 32 responden (27 %) menyatakan setuju, dan ini menunjukkan pelatihan staf merupakan hal penting untuk mempengaruhi dukungannya terhadap program mutu tersebut. Sedangkan sebanyak 68 responden ( 58 %) menyatakan agak setuju, ini menunjukkan pelatihan staf belum maksimal, sehingga dukungan mereka belum maksimal terhadap program mutu tersebut. Sisa responden sebanyak 17 orang ( 14 %) menyatakan netral. ini menunjukkan staf tidak memberikan pendapat. Dan 1 responden (1 %) menyatakan agak tidak setuju. Tabel 10. Indikator Kebutuhan training staf (TN) pelatihan/ Tabel 8. Indikator Manfaat yang dipersepsikan staf dari adanya program mutu tersebut (BENEFIT). Analisis deskriptif untuk variabel X5 yaitu Faktor sukses yang dipersepsikan oleh staf (PSF), yang diwakili dengan item pertanyaan 11a sampai Riset / 1309 JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266 dengan 11m pada bagian 1 dalam kuisioner, menunjukkan sebanyak 43 responden (37 %) menyatakan setuju bahwa banyak faktor sukses yang harus dimiliki oleh POLNES, agar memperoleh dukungan staf terhadap program mutu POLNES. 64 responden ( 54 %) menyatakan agak setuju, dan 11 responden ( 11 %) menyatakan netral, atau tidak memberikan pendapatnya. Tabel 11. Indikator Faktor sukses dipersepsikan oleh staf (PSF) yang Analisis deskriptif untuk variabel X6 yaitu Kekuatan lembaga yang dipersepsikan oleh staf (PS), yang diwakili dengan item pertanyaan 12a sampai dengan 12m pada bagian 1 dalam kuisioner, menunjukkan sebanyak 23 responden (19 %) menyatakan setuju bahwa kekuatan lembaga yang telah dimiliki cukup besar mempengaruhi dukungan staf terhadap program mutu POLNES. 37 responden ( 31 %) menyatakan agak setuju, 40 responden ( 34 %) menyatakan netral, 14 responden (12 %) menyatakan agak tidak setuju dan 4 responden (4 %) menyatakan tidak setuju dan tidak memberi pendapat. Tabel 12. Tabel 13. Indikator komitmen organisasi staf (OC) Analisis deskriptif untuk variabel Y yaitu Dukungan staf terhadap program penjaminan mutu berbasis ISO 9001:2000 yang dilaksanakan POLNES (ISO), yang diwakili dengan item pertanyaan 1 sampai dengan 4 pada bagian 2 dalam kuisioner, menunjukkan sebanyak 105 responden ( 89 %) menyatakan netral, atau tidak memberi pendapat mengenai dukungannya terhadap program mutu tersebut. 13 orang (11 %) menyatakan agak tidak setuju untuk memberikan dukungannya. Tabel 14. Indikator dukungan staf terhadap program mutu (ISO) Indikator Kekuatan lembaga yang dipersepsikan oleh staf (PS) ANALISIS STATISTIK Analisis statistik dari model dilakukan mengikuti uji parsial (uji t), uji simultan (uji F). Hasil model regresi ditampilkan sebagai berikut: Tabel 15. HASIL REGRESI Analisis deskriptif untuk variabel X7 yaitu Komitmen organisasi staf (OC), yang diwakili dengan item pertanyaan 13 sampai dengan 21 pada bagian 1 dalam kuisioner, menunjukkan sebanyak 31 responden (26 %) menyatakan setuju untuk memberikan komitmen organisasinya agar dapat menunjukkan dukungannya terhadap program mutu POLNES. 62 responden ( 52 %) menyatakan agak setuju, 16 responden ( 14 %) menyatakan netral, 7 responden ( 6 %) menyatakan agak tidak setuju dan 2 responden (2 %) menyatakan tidak memberi pendapat. JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266 Riset / 1310 http://www.karyailmiah.polnes.ac.id UJI PARSIAL Uji parsial (uji t) menunjukkan nilai probabilitas dari tabel 15 dengan asumsi bahwa error regresi terdistribusi secara normal, yang ditunjukkan dengan nilai < = 5%. Maka variabel kepedulian, manfaat, motivasi, pelatihan dan kekuatan memiliki nilai probabilitas > dari 5%, hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dukungan staf dalam program penjaminan mutu POLNES. Sedangkan variabel sukses dan komitmen memiliki nilai probabilitas <= 5%, berarti variabel-variabel ini memiliki pengaruh yang signifikan untuk mempengaruhi dukungan staf terhadap program penjaminan mutu berbasis sertifikasi ISO 9001:2000 yang dilaksanakan POLNES. UJI SIMULTAN Uji F statistik merupakan uji ketepatan model atau yang biasa kita kenal dengan goodness of fit di bawah hipotesis Ho: semua parameter yang kita duga adalah nol (namun tidak melibatkan konstantan). Nilai F statistik yang besar lebih baik dibandingkan nilai F statistik yang rendah. Sedangkan nilai probabilitas F merupakan tingkat signifikan marjinal dari F statistik. Dengan nilai probabilitas F maka kita dapat melakukan penolakan hipotesis Ho jika nilai probabilitas F kurang dari nilai alpha (α). Nilai alpha (α) yang digunakan di sini adalah 5 %. Dari hasil regresi pada tabel 15 memperlihatkan bahwa nilai F statistik adalah 0,000 yang berarti jauh di bawah dari nilai alpha (α). Dengan demikian dapat disimpulkan variabel indenpenden/bebas secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel terikat/dijelaskan. PENGUJIAN HIPOTESIS Berdasarkan hipotesis yang diajukan dan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa hipotesis pertama yaitu ‖Persepsi staf dalam hal kepedulian terhadap program, manfaat yang dirasakan, dan motivasi mempengaruhi dukungannya terhadap program penjaminan mutu tersebut”, hipotesis kedua yaitu ‖Kebutuhan pelatihan menurut staf mempengaruhi dukungannya terhadap program penjaminan mutu tersebut”, hipotesis keempat yaitu ‖Unsur kekuatan yang dimiliki POLNES menurut staf, yang mempengaruhi dukungannya terhadap program penjaminan mutu tersebut”, ditolak karena hasil regresi menunjukkan nilai di atas 5 %. Sedangkan hipotesis ketiga yaitu ‖Unsur kesuksesan menurut staf mempengaruhi dukungannya terhadap program penjaminan mutu tersebut” dan hipotesis kelima yaitu ‖komitmen organisasi yang dimiliki oleh staf mempengaruhi dukungannya terhadap program penjaminan mutu Riset / 1311 tersebut”, dapat diterima, karena hasil regresi menunjukkan nilai 0,000 atau di bawah 5%. Untuk hipotesis terakhir yaitu ‖Motivasi yang dirasakan oleh staf merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi dukungannya terhadap program penjaminan mutu POLNES”, hasil regresi menunjukkan bukan variabel ini yang paling dominan, tetapi variabel PSF (sukses) dan OC (komitmen organisasi) yang merupakan variabel paling dominan mempengaruhi dukungan staf terhadap program penjaminan mutu berbasis ISO 9001:2000 yang dilaksanakan POLNES, maka hipotesis terakhir ini dapat ditolak. PEMBAHASAN Dari hasil pengujian hipotesis, maka terdapat beberapa variabel yang tidak signifikan mempengaruhi dukungan staf terhadap program penjaminan mutu berbasis ISO 9001:2000 yang dilaksanakan POLNES. Variabel AQP yaitu Kepedulian staf terhadap program mutu di Politeknik Negeri Samarinda, variabel BENEFIT yaitu Manfaat yang dipersepsikan staf dari adanya program mutu tersebut, dan variabel QSD yaitu Motivasi staf untuk mensukseskan program mutu tersebut menjadi tidak signifikan, hal ini mungkin dikarenakan masih belum intensifnya sosialisasi program mutu kepada seluruh staf atau sosialisasi program mutu belum menyentuh seluruh lapisan karyawan, serta belum maksimalnya unsur-unsur yang memotivasi staf untuk memberikan dukungannya, sehingga staf menjadi terlihat kurang peduli terhadap program penjaminan mutu yang sedang dilaksankan. Seperti dijelaskan dalam teori, bahwa apabila suatu organisasi menginginkan seluruh karyawan memberikan dukungannya, dan semua karyawan dalam organisasi memandang perusahaan tersebut sebagai tempat yang hebat untuk bekerja, tentunya organisasi harus mendorong terciptanya kondisi kerja yang menyenangkan, memberikan tugas pekerjaan yang menarik, upah yang baik, manajemen yang bijaksana dan bertanggung jawab. Untuk variabel TN yaitu kebutuhan pelatihan/training staf juga menunjukkan nilai tidak signifikan mempengaruhi dukungan staf terhadap program tersebut, hal ini dikarenakan belum maksimalnya pelatihan/training yang diselenggarakan oleh POLNES dalam rangka program penjaminan mutu tersebut, dan juga walaupun tersedia, tetapi belum menyentuh seluruh lapisan karyawan POLNES. Dalam teori disebutkan suatu program yang baru dijalankan, tentunya dapat berhasil dengan pelaksanaan program pelatihan yang intensif. Demikian juga untuk variabel PS yaitu kekuatan lembaga yang dipersepsikan oleh staf, juga tidak signifikan, karena staf menilai POLNES belum siap untuk melaksanakan program penjaminan mutu tersebut. JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266 Karena POLNES dinilai stafnya belum memiliki berbagai unsur yang mendukung kesuksesannya dalam menjalankan seluruh kegiatan lembaganya. Sedangkan untuk variabel PSF yaitu faktor sukses yang dipersepsikan oleh staf dan variabel OC yaitu komitmen organisasi staf, merupakan variabel yang signifikan mempengaruhi dukungan staf terhadap program penjaminan mutu, hal ini dikarenakan staf mengetahui bahwa faktor-faktor yang menjadi pendorong kesuksesan haruslah dimiliki oleh POLNES agar program dapat berjalan dengan baik dan maksimal, serta didukung oleh komitmen dari seluruh pihak dalam mensukseskan program tersebut. Hal ini karena komitmen organisasi merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh seluruh staf/karyawan, dari manajemen level puncak sampai level terrendah dalam suatu organisasi. Dengan berkomitmen dalam melaksanakan seluruh penugasan yang diberikan, seorang karyawan dapat mendukung usaha organisasi dalam meraih kesuksesan. Apabila komitmen terhadap organisasi tidak dimiliki oleh para karyawan, tentunya dalam melaksanakan suatu program kegiatan, organisasi akan menghadapi berbagai kendala/halangan. Kedua variabel, yaitu PSF dan OC juga merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi dukungan staf terhadap program penjaminan mutu berbasis ISO 9001:2000 yang dilaksanakan POLNES, hal ini dikarenakan sebagian besar staf telah mengetahui unsur-unsur yang mendukung kesuksesan perlu dimiliki oleh POLNES, dan dengan harapan tersebut banyak staf yang memberikan komitmen organisasinya dalam mendukung kesuksesan program penjaminan mutu berbasis ISO 9001:2000 yang dilaksanakan POLNES. SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang dikumpulkan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan berikut ini: 1. Berdasarkan uji hipotesis terdapat 5 variabel yang tidak mempengaruhi dukungan staf terhadap program penjaminan mutu berbasis sertifikasi ISO 9001:2000 yang dilaksanakan Politeknik Negeri Samarinda, yaitu variabel AQP yaitu Kepedulian staf terhadap program mutu di Politeknik Negeri Samarinda, variabel BENEFIT yaitu Manfaat yang dipersepsikan staf dari adanya program mutu tersebut, variabel QSD yaitu Motivasi staf untuk mensukseskan program mutu tersebut, variabel TN yaitu kebutuhan pelatihan/training staf, dan variabel PS yaitu kekuatan lembaga yang dipersepsikan oleh staf. 2. Sedangkan untuk variabel PSF yaitu faktor sukses yang dipersepsikan oleh staf dan JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266 variabel OC yaitu komitmen organisasi staf, merupakan variabel yang signifikan mempengaruhi dukungan staf terhadap program penjaminan mutu. 3. Variabel yang paling dominan mempengaruhi dukungan staf terhadap program penjaminan mutu berbasis ISO 9001:2000 yang dilaksanakan POLNES adalah variabel PSF yaitu faktor sukses yang dipersepsikan oleh staf dan variabel OC yaitu komitmen organisasi staf. SARAN Setelah melakukan penelitian ini dan berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, peneliti menyarankan beberapa hal: 1. Hendaknya POLNES lebih mengintensifkan sosialisasi program penjaminan mutu berbasis sertifikasi ISO 9001:2000 di seluruh lapisan staf/karyawan POLNES, dan lebih meningkatkan unsur-unsur yang menjadi motivasi agar seluruh staf memberikan dukungan maksimal seperti pemberian reward kepada staf yang berprestasi, serta tetap berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh karyawan. 2. Hendaknya pihak manajemen lebih memperhatikan dan mendengarkan serta cepat merespons aspirasi dari bawahannya, sehingga komitmen staf dapat dipertahankan dalam menjalan seluruh kegiatan lembaga. Untuk maksud tersebut, semestinya manajemen POLNES menyediakan waktu lebih banyak untuk memantau secara langsung kondisi di lapangan dan menyediakan sarana agar bawahan dapat menyampaikan aspirasinya secara baik dan lebih objektif, selain wadah yang sudah tersedia saat ini (Senat POLNES). 3. POLNES dapat menjalankan program-program kegiatan lembaganya secara lebih transparan dan terbuka, agar tidak menimbulkan dugaan/prasangka negatif dari berbagai pihak, khususnya bawahan. Apabila transparansi/keterbukaan di segala bidang dapat diwujudkan, niscaya para pelaku kegiatan menjadi lebih bersemangat untuk bekerja dan mendukung seluruh program yang ingin dilaksanakan. KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Evaluasi atas hasil penelitian ini harus mempertimbangkan beberapa keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil. Oleh karena itu keterbatasan ini perlu lebih diperhatikan untuk penelitian berikutnya. Penelitian apapun dan dengan desain yang sempurna apapun pasti mempunyai kelemahan, tak terkecuali penelitian ini. Riset / 1312 http://www.karyailmiah.polnes.ac.id Kelemahan yang sekaligus merupakan keterbatasan dari penelitian ini antara lain adalah bahwa dalam penelitian ini tidak dilakukan second and third mailling, sehingga peneliti tidak mampu mengukur kemungkinan pengaruh non respons bias terhadap hasil penelitian. Jawaban non responden mungkin berbeda dengan jawaban responden dalam penelitian ini. Uji respons bias sulit dilakukan karena tidak semua identitas responden dapat diketahui peneliti. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar identitas responden dapat lebih digali, dan dapat dilakukan second and third mailling agar pengaruh non respons bias dapat diketahui. Keterbatasan lain dalam penelitian ini adalah belum seluruhnya faktor-faktor yang mempengaruhi variabel dependen, yaitu dukungan staf terhadap program penjaminan mutu POLNES diteliti. Masih banyak faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel dependen tersebut. Penelitian selanjutnya dapat memasukkan faktor-faktor lain tersebut. Penelitian ini juga hanya melakukan uji hipotesis yang mengangkat permasalahan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan staf terhadap program penjaminan mutu POLNES, ini dikarenakan keterbatasan waktu penelitian. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan untuk jangka waktu lebih lama, sehingga pemetaan persepsi dan perilaku staf/karyawan Politeknik Negeri Samarinda (POLNES) dalam perjalanan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 dapat lebih digambarkan secara jelas dan dapat memberikan masukan kepada manajemen POLNES secara lebih terperinci. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis untuk melihat perbedaan antar unit dalam lembaga. penerjemah A. M. Henderson dan T. Parsons (New York: Free Press). Robbins, Stephen P. (2003), Organizational Behavior, 10 th , Pearson Education Inc. Suardi, Rudi (2004), Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, penerapannya untuk mencapai TQM, Penerbit PPM. Yung, W.K.C. (1997), ‖The Values of TQM in revised ISO 9000 quality system‖, International Journal of Operation And Production Management, Vol. 17 No. 2. DAFTAR PUSTAKA Grint, K. (1997), ―TQM, BPR, JIT, BSCs and TLAs managerial waves or drownings?‖, Management Decision, Vol. 35, No. 10. Hvam, L., Nielsen. A.P. dan Bjarno, O.C. (1997), ―Re-engineering caused by ISO certification‖, Business Process Management Journal. Vol. 3. Koo, L. C. (1995), ―The Practice of quality circles in Hong Kong‖, Asia Pasicif Journal of Quality Management, Vol. 4. Koo, L.C., Frederick K. C. Tao, dan Hannah Koo. (1999), ―Charting staff attitude along the journey towards getting ISO certification‖, Management Auditing Journal, MCB University Press. M. Weber. (1947), The Theory of Social and Economic Organizations, Ed. T. Parsons, Riset / 1313 JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266