analisis pengaruh perkembangan pasar modal

advertisement
ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL
TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
OLEH
EDI SUMANTO
H14102021
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
RINGKASAN
EDI SUMANTO. Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal Terhadap
Perekonomian Indonesia (dibimbing oleh SRI HARTOYO).
Investasi merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi
perekonomian di suatu negara. Investasi dapat dikatakan mempengaruhi
perekonomian apabila investasi tersebut digunakan untuk melakukan pembiayaan
pada sektor riil sehingga apabila sektor riil telah berkembang dengan baik maka
output nasional pun akan meningkat. Pembiayaan sektor riil ini dapat dilakukan
melalui sektor perbankan dan sektor keuangan lainnya seperti pasar modal.
Perkembangan pasar modal dapat dilihat dari indikator pasar modal lainnya yaitu
instrumen kapitalisasi saham.
Nilai kapitalisasi saham merupakan jumlah total dari berbagai macam
saham dan obligasi yang berada di pasar modal sesuai dengan harga penutupan
regularnya. Apabila nilai dari kapitalisasi saham ini terus meningkat maka
mengindikasikan terjadinya pertumbuhan yang positif dari pasar modal.
Perkembangan yang positif dari pasar modal tentu saja akan meningkatkan
sumber modal dalam negeri. Apabila sumber modal dalam negeri meningkat maka
diharapkan tersedia dana untuk melakukan pembangunan ekonomi sehingga
perekonomian dapat berkembang ke arah yang positif.
Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, menganalisa faktor-faktor
yang mempengaruhi kapitalisasi saham pasar modal di Indonesia. Kedua,
menganalisa pengaruh kapitalisasi saham pasar modal terhadap perekonomian
Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
kuantitatif dengan menggunakan model ekonometrika. Untuk meramalkan
bagaimana pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel dependen
digunakan metode TSLS (Two Stage Least Square). Dengan menggunakan
metode ini diharapkan dapat menjawab permasalahan dalam penelitian.
Data yang digunakan adalah data time series periode observasi tahun 1996
kuartal satu hingga tahun 2005 kuartal satu. Data diperoleh dari CEIC Data
Company Limited yang penulis peroleh dari Bank Indonesia, Badan Pusat
Statistik (BPS) dan berbagai penerbitan Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Hasil regresi nilai kapitalisasi saham pasar modal menunjukkan bahwa
likuiditas pasar modal dipengaruhi oleh kondisi pasar modal dalam hal ini variabel
nilai saham yang diperdagangkan dan indeks harga saham gabungan serta
dipengaruhi juga oleh kondisi ekonomi secara agregat.
Hasil pengujian empiris pada persamaan Gross Domestic Product (GDP)
menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar modal memiliki korelasi positif terhadap
perekonomian. Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal memiliki peran penting
dalam perekonomian nasional
ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL
TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Oleh
EDI SUMANTO
H14102021
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,
Nama Mahasiswa
: Edi Sumanto
Nomor Registrasi Pokok
: H14102021
Program Studi
: Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi
: Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal
Terhadap Perekonomian Indonesia
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS.
NIP. 131 124 012
Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi
Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS.
NIP. 131 846 872
Tanggal Kelulusan :
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH
BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIGUNAKAN
SEBAGAI
SKRIPSI
ATAU
KARYA
ILMIAH
PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Agustus 2006
Edi Sumanto
H14102021
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Edi Sumanto, lahir pada tanggal 4 September 1983 di
Jakarta. Penulis merupakan anak pertama dari dua orang bersaudara dari pasangan
Djap Sak Kim dan Deviana Sunarjo. Penulis mengenyam pendidikan sekolah
dasar hingga menengah atas di kota Bogor. Pada tahun 1996, penulis
menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN Semplak 1, kemudian
melanjutkan ke SLTPN 6 Bogor dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang
sama penulis diterima di SMUN 5 Bogor dan lulus pada tahun 2002. Penulis
melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi yaitu pada tahun 2002
dimana penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama penulis menjalani perkuliahan, penulis juga pernah bergabung
dalam beberapa organisasi intra kampus diantaranya : Keluarga Mahasiswa
Buddhis Adhitthana (KMBA), Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu-Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA) dan Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM-FEM). Pada tahun 2005, penulis
menjadi juara tiga Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) bidang pendidikan
tingkat IPB dan juara dua Young Economic Icon IPB serta pada tahun 2006
penulis berhasil menjadi juara pertama Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang
diadakan oleh Universitas Sebelas Maret Surakarta dan pada tahun yang sama
menjuarai LKTI yang diadakan Universitas Padjajaran Bandung sebagai
pemenang pertama. Penulis juga berhasil menjadi finalis Program Kreatifitas
Mahasiswa bidang ilmiah dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2006
yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Malang Selain itu, penulis pernah
menjadi Asisten Dosen Praktikum Ekonomi Umum dan Ekonomi Dasar untuk
Tingkat Persiapan Bersama selama empat semester.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi “Analisis Pengaruh
Perkembangan Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia”. Adapun hal
yang melatarbelakangi penulis dalam membuat skripsi ini adalah kondisi
perkembangan investasi yang fluktuatif terutama investasi disektor keuangan,
dalam hal ini pasar modal sehingga mampu mempengaruhi perekonomian suatu
negara. Disamping hal tersebut, skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS
yang telah membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi
ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga penulis
tujukan kepada Bapak Bambang Djuanda, Ph.D, yang telah menguji karya ilmiah
ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fifi Diana
Thamrin, M.Si selaku komisi pendidikan yang memberikan masukan dalam
perbaikan tata cara penulisan skripsi ini. Meskipun demikian, segala kesalahan
yang terjadi dalam penelitian ini, sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis.
Selain itu ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang paling dalam kepada
orang tua penulis, yaitu Bapak Djap Sak Kim dan Ibu Deviana Sunarjo serta
kepada adik penulis, Susanti atas semangat yang diberikan. Kasih sayang dan
dukungan mereka sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga karya
kecil ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan.
Bogor, Agustus 2006
Edi Sumanto
H14102021
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. v
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah............................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Modal ........................................................................................ 6
2.2. Teori Investasi..................................................................................... 7
2.3. Bursa Efek........................................................................................... 7
2.4. Obligasi dan Saham............................................................................. 8
2.5. Kapitalisasi Saham .............................................................................. 8
2.6. Penelitian Sebelumnya ........................................................................ 8
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................................. 10
3.2. Hubungan Antara Perkembangan Pasar Modal
dengan Perekonomian ......................................................................... 12
3.3. Alur Pemikiran Penelitian ................................................................... 13
IV. METODELOGI PENELITIAN
4.1. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 16
4.2. Model Ekonometrika........................................................................... 16
4.3. Metode Pendugaan Model................................................................... 17
V. GAMBARAN UMUM
5.1. Perkembangan Kapitalisasi Saham Pasar Modal ................................ 20
5.2. Perkembangan Pasar Modal................................................................ 21
5.3. Perekonomian Indonesia ..................................................................... 22
VI. PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL
TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
6.1. Hasil Pendugaan Model ...................................................................... 24
6.2. Model Persamaan Kapitalisasi Saham Pasar Modal........................... 25
6.3. Model Persamaan Perekonomian Indonesia ....................................... 28
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ......................................................................................... 31
7.2. Saran.................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 32
LAMPIRAN................................................................................................... 34
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Rank Order.....................................................................................
19
2.
Koefisien Parameter Dugaan Fungsi
Kapitalisasi Pasar Modal................................................................
26
Koefisien Parameter Dugaan Fungsi
Perekonomian.................................................................................
28
3.
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
Perkembangan Investasi Periode 1996-2004 ..............................
1
2.
Perkembangan Pasar Modal Periode 1996-2004 ........................
2
3.
Alur Pemikiran Penelitian ...........................................................
14
4.
Perkembangan Kapitalisasi Saham Pasar Modal ........................
20
5.
Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan .........................
21
6.
Perekonomian Indonesia .............................................................
22
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1
Data-Data Penelitian ................................................................
34
2
Hasil Regresi Persamaan Kapitalisasi Saham dan
Perekonomian...........................................................................
35
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor ekonomi merupakan sektor sentral dalam suatu negara, terjadinya
perubahan dalam perekonomian akan mempengaruhi berbagai sektor dalam
kehidupan masyarakat seperti : sosial, politik, budaya dan sebagainya.
Perekonomian juga mempengaruhi pembangunan yang sedang berlangsung,
karena pembangunan suatu negara dapat dikatakan berhasil apabila tingkat
perekonomian dinegara tersebut menunjukkan perkembangan yang positif.
Investasi merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi
perekonomian di suatu negara. Pertumbuhan investasi pada periode observasi
1996-2004 mengalami fluktuasi yang tinggi, hal ini dapat dilihat pada gambar 1
dibawah ini :
15
Persentase
10
5
0
-5
-10
1996
1997
1998 1999 2000
Tahun
2001 2002 2003 2004
Gambar 1. Perkembangan Investasi Periode 1996-2004
Investasi dapat dikatakan mempengaruhi perekonomian apabila investasi
tersebut digunakan untuk melakukan pembiayaan pada sektor riil sehingga apabila
sektor riil telah berkembang dengan baik maka output nasional pun akan
meningkat. Pembiayaan sektor riil ini dapat dilakukan melalui sektor perbankan
dan sektor keuangan lainnya seperti pasar modal. Sejak dimulainya liberalisasi
pasar modal di Indonesia pada tahun 1989, pasar modal mengalami perkembangan
yang cukup pesat khususnya Bursa Efek Jakarta (BEJ). Berdasarkan Keppres No.
60 tahun 1988, pasar modal merupakan sarana mempertemukan penawar dan
peminta dana jangka panjang dalam bentuk efek, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah (public authorities) maupun perusahaan swasta (private sectors).
Perkembangan transaksi saham di bursa saham terus meningkat dari tahun
ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk menanamkan
investasi di pasar modal semakin besar. Indikator perkembangan pasar modal
dalam periode observasi tahun 1996-2004 menunjukkan perkembangan yang
cukup stabil, antara lain tercermin dari perkembangan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang relatif stabil, dan cenderung meningkat pada akhir
periode observasi. Perkembangan IHSG menunjukkan pergerakan jumlah
pemegang saham, nilai perdagangan saham, dan dana yang dihimpun baik dari
saham maupun obligasi.
Persentase
1000
800
600
400
200
0
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
Tahun
Gambar 2. Perkembangan Pasar Modal Periode 1996-2004
2004
Perkembangan pasar modal dapat dilihat dari indikator pasar modal
lainnya yaitu instrumen kapitalisasi saham. Nilai kapitalisasi saham merupakan
jumlah total dari berbagai macam saham dan obligasi yang berada di pasar modal
sesuai dengan harga penutupan regularnya. Apabila nilai dari kapitalisasi saham
ini terus meningkat maka mengindikasikan terjadinya pertumbuhan yang positif
dari pasar modal. Perkembangan yang positif dari pasar modal tentu saja akan
meningkatkan sumber modal dalam negeri. Apabila sumber modal dalam negeri
meningkat maka diharapkan tersedia dana untuk melakukan pembangunan
ekonomi sehingga perekonomian dapat berkembang ke arah yang positif.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian mengenai “Analisis Pengaruh
Perkembangan Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia” perlu dilakukan
sehingga dapat kita lihat apakah terdapat hubungan antara variabel dalam pasar
modal dengan perekonomian Indonesia.
1.2. Perumusan Masalah
Tingginya minat masyarakat untuk melakukan investasi pada sektor
finansial menyebabkan tingkat modal yang berasal dari dalam negeri meningkat.
Investasi sektor finansial tersebut umumnya dilakukan oleh masyarakat melalui
pembelian saham dan obligasi yang tersedia pada pasar modal. Instrumen yang
dapat digunakan untuk menilai perkembangan dari pasar modal adalah nilai
kapitalisasi
saham
dimana
apabila
nilai
ini
terus
meningkat
berarti
mengindikasikan terjadinya pertumbuhan positif dari pasar modal. Sehingga perlu
untuk diketahui, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai dari kapitalisasi
saham pasar modal tersebut?
Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian
Indonesia, dimana pasar modal berperan sebagai lembaga intermediasi dana dari
pihak pemilik dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Intermediasi lembaga
tersebut dapat meningkatkan produktivitas perekonomian melalui aktivitas
investasi. Aktivitas intermediasi di pasar modal mencakup perdagangan saham
dan peningkatan likuiditas pasar modal. Aktivitas intermediasi dana yang
dilakukan oleh pasar modal dipengaruhi oleh variabel-variabel yang secara
otomatis akan berpengaruh terhadap perekonomian. Variabel pasar modal yang
dimaksud adalah variabel kapitalisasi saham, sehingga perlu diteliti lebih lanjut
mengenai bagaimana variabel kapitalisasi saham pasar modal tersebut dapat
mempengaruhi perekonomian di Indonesia ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan yang diangkat dalam penelitian, tujuan
penelitian ini, adalah:
1. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kapitalisasi saham pasar modal
di Indonesia.
2. Menganalisa pengaruh kapitalisasi saham pasar modal terhadap perekonomian
Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna untuk menganalisis hubungan antara pasar modal
dengan variabel kapitalisasi saham terhadap Gross Domestik Product (GDP)
selaku indikator untuk mengukur perekonomian di Indonesia. Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi para pengambil kebijakan (khususnya
Pemerintah) dan bagi penelitian-penelitian selanjutnya dalam menganalisa pasar
modal di Indonesia. Selain itu, Penelitian ini juga berguna bagi penulis sebagai
penyelarasan teori di perkuliahan dengan kondisi lapangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar atau tempat bertemunya pihak yang menawarkan
dan memerlukan dana jangka panjang lebih dari satu tahun (Usman, Singgih dan
Syahrir, 1997). Husnan (2001) mengemukakan bahwa pasar modal adalah pasar
untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
Tujuan pasar modal adalah mempercepat proses ikut sertanya masyarakat
dalam kepemilikan saham perusahaan swasta menuju pemerataan pendapatan
masyarakat, serta menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pergerakan dana
dan penggunaannya secara produktif untuk pembiayaan pembangunan nasional
(Usman, dkk, 1997). Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi, yaitu
menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki dana
berlebih kepada pihak yang memerlukan dana, sedangkan fungsi keuangan dari
pasar modal yaitu menyediakan sarana bagi pihak yang memerlukan dana dan
pihak yang kelebihan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktual
riil yang diperlukan untuk investasi.
Pasar modal memiliki dua daya tarik, yaitu pertama, pasar modal
diharapkan akan menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan;
dan kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai
pilihan investasi yang sama dengan preferensi resiko mereka (Husnan, 2001).
2.2. Teori Investasi
Investasi adalah penempatan dana dengan harapan dapat memelihara atau
menaikkan nilai dan atau memberikan hasil (return) yang positif (Reilly, 1989).
Investasi adalah penanaman uang dengan harapan mendapat hasil dan nilai
tambah. Menurut Lypsey (1997), investasi adalah pengeluaran barang yang tidak
dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan periode waktunya, investasi dapat terbagi
menjadi tiga diantaranya: investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan
investasi jangka panjang.
Investasi merupakan komitmen sejumlah dana pada suatu periode untuk
mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai
kompensasi unit yang diinvestasikan, mencakup waktu yang digunakan, tingkat
inflasi yang diharapkan dan ketidakpastian masa mendatang (Reilly, 1989).
Sedangkan Husnan (2001) mendefinisikan investasi sebagai penggunaan uang
dengan maksud memperoleh penghasilan. Investasi merupakan penanaman modal
di dalam perusahaan, dengan tujuan agar kekayaan perusahaan bertambah.
2.3. Bursa Efek
Undang-Undang No. 8 tahun 1998 menjelaskan bahwa bursa efek adalah
pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli efek kepada pihak-pihak lain dengan
tujuan memperdagangkan efek diantaranya (Usman, dkk, 1997). Menurut Putra
(2002), bursa efek adalah sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi
untuk mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung atau melalui wakil-
wakilnya. Bursa utama di Indonesia dimana transaksi saham dan obligasi
dilakukan adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).
2.4. Obligasi dan Saham
Obligasi merupakan surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu
bulan dan memiliki tingkat suku bunga yang berubah-ubah. Surat hutang ini
dikeluarkan oleh perusahaan menarik dana dari masyarakat yang dapat digunakan
untuk pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk keperluan anggaran
belanja. Saham adalah bukti kepemilikan bagian modal perseroan yang
memberikan berbagai hak menurut ketentuan undang-undang.
2.5. Kapitalisasi Saham
Kapitalisasi saham merupakan jumlah total dari berbagai macam saham
dan obligasi yang berada di pasar modal dimana nilai dari kapitalisasi saham ini
merupakan nilai saham sesuai dengan harga penutupan regularnya. Kapitalisasi
saham ini dapat menggambarkan pertumbuhan dari pasar modal dimana apabila
nilai dari kapitalisasi saham ini terus meningkat berarti mengindikasikan
terjadinya pertumbuhan yang positif dari pasar modal.
2.6. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Nieuwerburgh, Buelens, dan Cuyvers
(2005), bertujuan untuk melihat hubungan jangka panjang antara pertumbuhan
pasar finansial terhadap perekonomian Belgia. Data yang digunakan merupakan
data indikator perkembangan pasar modal sebagai pendekatan dari pasar finansial
agar dapat melihat dampak dari pasar finansial tersebut terhadap perekonomian.
Mereka menemukan bukti yang kuat
bahwa perkembangan pasar modal
berpengaruh terhadap perekonomian Belgia, khususnya untuk periode antara
tahun 1873 sampai dengan tahun 1914.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Levine, Loayza, dan Beck, bertujuan
untuk melihat kausalitas dan menampilkan fakta mengenai penentu perkembangan
sektor keuangan dan pengaruhnya terhadap perekonomian. Teknik yang
digunakan adalah regresi dengan menggunakan data cross sectional 71 negara
pada periode analisis 1960-1995.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh para ekonom Inggris diantaranya
yaitu Caporale, Owells dan Alaa (2004), dimana mereka meneliti mengenai
hubungan kausalitas antara perkembangan pasar modal terhadap perekonomian.
Dalam penelitiannya mereka menggunakan metode yang dikembangan oleh Toda
dan Yamamoto untuk melihat hubungan kausalitas. Data-data yang digunakan
merupakan data contoh dari tujuh negara yang dipilih berdasarkan tingkat
pertumbuhan pasar modalnya. Dari penelitiannya ternyata dari tujuh negara yang
diteliti, terdapat lima negara yang menunjukkan terdapatnya hubungan kausalitas
antara perkembangan pasar modal dengan perekonomian, hal ini sesuai dengan
penemuan Levine dan Zervos (1995) serta pendapat dari Demirguc dan Kunt
(1994) bahwa pasar modal memberikan kontribusi yang tinggi terhadap
perekonomian.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis dasar menyatakan bahwa output (Y) yang
dihasilkan dalam suatu perekonomian di suatu negara diasumsikan tergantung
pada ketersediaan kapital (K) dan jumlah tenaga kerja (L).
Y = F (K, L)
Model
(3.1)
pertumbuhan
Solow
dirancang
untuk
menunjukkan
bagaimana
pertumbuhan dalam persediaan modal, pertumbuhan dalam angkatan kerja, dan
kemajuan
teknologi
berinteraksi
dalam
perekonomian,
dan
bagaimana
pengaruhnya terhadap output total barang dan jasa suatu negara. Asumsi awal
yang digunakan yaitu bahwa angkatan kerja dan teknologi tetap. Selain itu, model
pertumbuhan output Solow mengasumsikan hasil pengembalian konstan,
sehingga:
zY = F (zK, zL)
(3.2)
Apabila output diukur terhadap jumlah tenaga kerja, maka z = 1/L.
Y/L = F (K/L, 1)
(3.3)
Sehingga persamaan ini memperlihatkan bahwa output per tenaga kerja (Y/L)
adalah fungsi dari jumlah kapital per tenaga kerja (K/L). Dengan menyatakan
y = Y/L dan k = K/L sehingga persamaan output menjadi:
y = f (k)
Peningkatan
output
(3.4)
direfleksikan
dengan
produktivitas
marginal
akibat
penggunaan kapital dapat dinotasikan sebagai:
dy /dk =df(k)/dk
(3.5)
Apabila persamaan diatas dibagi dengan y untuk mendapatkan tingkat
pertumbuhan output sehingga:
dy/y =df(k)/dk . dk. 1/y
(3.6)
Dengan menurunkan persamaan (6) dimana dy/y menyatakan tingkat pertumbuhan
output kemudian dilambangkan sebagai Δt, df(k)/dk sebagai f’(k) adalah sebagai
produktifitas kapital marginal dan dk sebagai perubahan dalam persedian modal.
Δt = dk. I/y. f’ (k)
(3.7)
Menurut Mankiw (2000), perubahan persediaan kapital adalah fungsi dari
investasi (i = s.y) dan penyusutan (δk).
Δt = (s.y - δk) . I/y. f’ (k)
(3.8)
Dengan menambahkan asumsi bahwa tidak terjadi penyusutan, sehingga didapat
persamaan pertumbuhan output:
Δt = s. f’(k)
(3.9)
Persamaan (9) memperlihatkan bahwa tingkat pertumbuhan output memiliki
korelasi positif dengan tingkat akumulasi tabungan (s) dan produktifitas kapital
(f’(k)). Berdasarkan prinsip ekonomi konvensional, dalam keadaan ekuilibrium
tingkat investasi akan sama besar dengan tabungan.
Δt = I. f’(Kt)
(3.10)
Dalam perekonomian terbuka, perekonomian domestik dipengaruhi oleh kondisi
luar negeri, sehingga komponen investasi sendiri terdiri dari 2 komponen, yaitu
investasi domestik (Idn) dan investasi luar negeri (Iln):
Δt = (Idn + Iln). f’(Kt)
(3.11)
Berdasarkan analisis persamaan diatas, perekonomian tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor domestik, tetapi perekonomian juga dipengaruhi oleh
faktor eksternal, yaitu investasi luar negeri sebagai bagian dari investasi.
Komponen investasi lainnya dapat berbentuk investasi penerbitan surat berharga
melalui pasar modal. Aspek-aspek investasi di atas memerlukan lembaga
intermediasi yang dapat menjadi perantara antara pemilik dana dengan pihak
pengguna dana, yaitu sektor keuangan. Berdasarkan pada model yang
dikembangkan oleh Solow tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perekonomian
memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan tingkat investasi, dimana secara
teoritis investasi merupakan komponen yang sangat diperhitungkan dalam
perhitungan
Gross
Domestic
Product
(GDP)
sebagai
indikator
untuk
perekonomian. Secara umum investasi terbagi atas dua jenis yaitu investasi pada
sektor riil dan investasi pada sektor finansial, untuk investasi di sektor finansial
dapat dilakukan pada pasar modal.
3.2. Hubungan Antara Perkembangan Pasar Modal Dengan Perekonomian
Penelitian yang dilakukan oleh King dan Levine dalam Levine dan Zervos
(1998), mengukur peran sektor keuangan dalam perekonomian, menyatakan
bahwa pengaruh sektor keuangan terhadap perekonomian tidak hanya melibatkan
perbankan, tetapi melingkupi peran pasar modal sebagai bagian dari sistem
keuangan. Hal ini berimplikasi bahwa sektor keuangan yang berkembang dengan
baik dapat mendorong perekonomian, akumulasi kapital, dan peningkatan
produktivitas.
Lebih lanjut, Levine et al. (2000) membagi sektor keuangan menjadi dua
kategori, yaitu sektor perbankan dan pasar modal. Perkembangan sektor
perbankan diukur menggunakan empat variabel. Pertama, Liquid liabilities of
financial (LLY), merupakan jumlah uang ditambah permintaan utang dan
bunganya dibagi dengan GDP. Variabel ini mengukur intermediasi institusi
keuangan yang mencakup, bank sentral, bank tabungan dan institusi keuangan
lainnya. Variabel kedua, aset bank komersial-bank sental (BTOT), mengukur
rasio aset bank komersial dibagi aset bank komersial dan bank sentral. Ketiga,
kredit sektor swasta (PRIVCR), merupakan jumlah kredit yang disalurkan
lembaga keuangan kepada sektor swasta. Variabel keempat, bank kredit
(BANKCR), merupakan proporsi tabungan yang disalurkan sebagai kredit kepada
sektor swasta sebagai bagian dari GDP. Variabel pasar modal adalah Pertama,
likuiditas pasar modal yang diukur oleh nilai saham yang diperdagangkan
dibandingkan terhadap ukuran ekonomi, disebut nilai yang diperdagangkan
(SVALT). Kedua, nilai rata-rata saham domestik yang tercatat di bursa dalam
transaksi domestik sebagai bagian dari besaran
ekonomi (GDP), disebut
kapitalisasi (SCAPT).
3.3. Alur Pemikiran Penelitian
Alur pemikiran dari penelitian mengenai “Analisis Hubungan Kausalitas
Antara Kapitalisasi Saham Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia” dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Perekonomian
(Gross Domestic Product)
Konsumsi
Masyarakat
Investasi
Pasar Modal
Pengeluaran
Pemerintah
Ekspor Bersih
(X – M)
Kapitalisasi Saham
Pasar Modal
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak Diteliti
Gambar 3. Alur Pemikiran Penelitian
Berdasarkan gambar alur pemikiran diatas dapat dijelaskan bahwa
perekonomian suatu negara dapat dinilai dengan menggunakan beberapa indikator
salah satunya adalah Gross Domestic Product (GDP), dimana GDP ini
dipengaruhi oleh tingkat konsumsi, tingkat investasi, pengeluaran pemerintah dan
ekspor bersih. Pendapatan yang siap untuk dibelanjakan (dispossible income)
merupakan pendapatan yang telah dikurangi dengan pajak dan ditambah dengan
transfer payment. Pendapatan yang siap dibelanjakan dapat dialokasikan untuk
kebutuhan konsumsi dan untuk tabungan atau melakukan investasi. Apabila
pendapatan tersebut dilakukan untuk melakukan kegiatan investasi maka
pendapatan tersebut dapat dialokasikan untuk berbagai macam jenis investasi
salah satu jenis investasi tersebut yaitu investasi pada pasar modal dengan
melakukan pembelian saham maupun obligasi.
Pembelian saham dan obligasi tersebut akan menyebabkan tersedianya
sumber dana yang berasal dari dalam negeri dimana jumlah total dari transaksi
saham tersebut akan diakumulasikan sesuai dengan harga penutupan regular atau
disebut juga dengan kapitalisasi pasar modal dengan demikian bahwa variabel
kapitalisasi saham merupakan variabel yang tepat untuk mengukur tingkat
investasi nasional yang pada akhirnya investasi nasional tersebut akan
mempengaruhi perekonomian Indonesia. Berdasarkan penjelasan gambar maka
hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa kapitalisasi saham memiliki hubungan
yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
IV. METODELOGI PENELITIAN
4.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari berbagai macam sumber, yaitu beberapa penerbitan Bursa Efek
Jakarta (BEJ). Selain itu, sebagian data juga diperoleh dari berbagai penerbitan
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Model pada penelitian ini
menggunakan delapan variabel yaitu variabel kapitalisasi saham (KS), indeks
harga saham gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (XR),
pertumbuhan ekonomi (GR), nilai saham yang diperdagangkan (NS), ekspor
bersih (NX), konsumsi masyarakat (KONS), dan dummy krisis (DK). Data yang
digunakan merupakan data statistik kuartalan, dari kuartal pertama tahun 1996
sampai dengan kuartal pertama tahun 2005.
4.2. Model Ekonometrika
Model ini merupakan persamaan simultan yang terdiri dari 2 persamaan
diantaranya yaitu :
1. Persamaan kapitalisasi saham (KS)
KSt = β0 + β1 XRt + β2 IHSGt + β3 NSt + β4 KSt-1 + β5 DK + ε
Hipotesis : β1<0, β2>0, β3>0, β4>0, β5<0
2. Persamaan pertumbuhan ekonomi (GR)
GRt = β0 + β1 KSt + β2 KONSt + β3 NXt + β4 GRt-1 + β5 DK + ε
Hipotesis : β1>0, β2>0, β3>0, β4>0, β5<0
dimana :
KS
: Kapitalisasi Saham (Rp Milyar)
XR
: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS (Rp/USD)
IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan
GR
: Gross Domestic Product (Rp Milyar)
KONS : Konsumsi Masyarakat (Rp Milyar)
NS
: Nilai Saham yang Diperdagangkan (Rp Milyar)
NX
: Ekspor Bersih (Rp Milyar)
DK
: Dummy Krisis
t
: Periode Waktu (kuartalan)
Nilai kapitalisasi saham memiliki definisi operasional sebagai jumlah
seluruh saham yang tercatat maupun yang telah diperdagangkan di pasar modal,
hal ini memiliki pengertian yang berbeda dengan definisi nilai saham yang
diperdagangkan dimana pengertian dari nilai saham yang diperdagangkan yaitu
nilai saham yang sedang ditransaksikan tanpa menghitung saham yang belum
diperjualbelikan. Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan merupakan suatu
besaran yang menunjukkan perubahan harga rata-rata saham yang ada di pasar
modal dibandingkan dengan harga saham pada saat penawaran perdananya (Initial
Public Offering).
4.3. Metode Pendugaan Model
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menganalisa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kapitalisasi saham pasar modal di Indonesia dan menganalisa
pengaruh kapitalisasi saham pasar modal terhadap perekonomian terutama
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Model dalam penelitian ini memiliki 2 (dua)
persamaan, yang terdiri dari 2 (dua) variabel dependen dan 5 (enam) variabel
independen.
Sebelum pendugaan parameter fungsi-fungsi persamaan simultan, maka
perlu dilakukan identifikasi persamaan-persamaan dalam model. Menurut
Koutsoyanis (1977), suatu persamaan dapat diidentifikasi jika jumlah variabel
yang tidak tercakup dalam persamaan tersebut tapi tercakup dalam persamaan lain
dalam sistem persamaan simultan harus sama dengan atau lebih besar dari jumlah
persamaan dalam sistem persamaan simultan dikurangi satu.
Dalam identifikasi dan pengujian model digunakan persamaan struktural
berdasarkan order condition:
(K-M) ≥ (G-1)
dimana:
K
: Total variabel dalam model (variabel endogen dan variabel eksogen),
M
: Jumlah variabel eksogen dan variabel endogen yang dimasukkan dalam
suatu persamaan,
G
: Total persamaan (jumlah variabel endogen).
Jika (K-M) = (G-1), maka persamaan tersebut dikatakan teridentifikasi secara
tepat (exactly identified). Jika (K-M) > (G-1), maka persamaan teridentifikasi
berlebih (over identified), dan jika (K-M) < (G-1), maka persamaan tidak
teridentifikasi (under identified).
Tabel 1. Rank Order
Persamaan
K-M
1
2
8-6
8-6
G-1
<, =, >
Identified
2-1
2-1
>
>
Over identified
Over identified
Sumber: Koutsoyanis (1977).
Berdasarkan rumus identifikasi model diatas, kedua persamaan simultan
dalam penelitian adalah teridentifikasi berlebih (over identified) seperti yang
ditampilkan Tabel 1. Oleh karena masing-masing over identified, maka metode
pendugaan yang dapat
digunakan adalah metode TSLS (Two Stage Least
Square), untuk mendapatkan nilai parameter yang dapat menjelaskan model.
Metode TSLS yang digunakan diolah dengan menggunakan software Eviews 4.1.
Diharapkan model persamaan yang digunakan dapat memperlihatkan pengaruh
sektor keuangan terhadap perekonomian di Indonesia selama periode observasi.
Korelasi antar variabel diuji berdasarkan karakteristik dan sifat model
yang digunakan. Pengujian yang dilakukan meliputi uji serial correlation, dan uji
heteroskedastisitas. Sedangkan untuk melihat pengaruh peubah-peubah penjelas
secara bersama-sama dalam mempengaruhi variabel endogen pada masing-masing
persamaan digunakan uji nilai harapan dari rata-rata kesalahan (nilai probabilitas
keseluruhan) atau melalui uji F statistik. Kemudian untuk melihat apakah masingmasing variabel yang digunakan dalam mempengaruhi persamaan, digunakan uji
taraf nyata atau uji t statistik.
V. GAMBARAN UMUM
5.1. Perkembangan Kapitalisasi Saham Pasar Modal
Kapitalisasi saham merupakan jumlah total dari berbagai macam saham
dan obligasi yang berada di pasar modal dimana nilai dari kapitalisasi saham ini
merupakan nilai saham sesuai dengan harga penutupan regularnya. Nilai dari
kapitalisasi saham ini dapat menggambarkan pertumbuhan atau perkembangan
dari pasar modal. Pada pertengahan tahun 1998 hingga pertengahan tahun 1999,
nilai kapitalisasi saham menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dimana
nilainya meningkat drastis hingga menyentuh titik 15 persen kemudian
mengalami penurunan pada tahun berikutnya, tetapi nilainya kembali meningkat
pada tahun 2002 hingga tahun 2004, hal ini disebabkan kondisi perekonomian
yang lebih stabil dan kondusif bagi dunia usaha sehingga pada akhir tahun 2004
nilai kapitalisasi saham mencapai titik 24 persen.
Pe rse nta se
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Tahun
Gambar 4. Perkembangan Kapitalisasi Saham Pasar Modal
5.2. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan
Indikator perkembangan pasar modal dalam periode observasi tahun 19962004 menunjukkan perkembangan yang cukup stabil, antara lain tercermin dari
perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang relatif stabil, dan
cenderung meningkat pada akhir periode observasi. Perkembangan IHSG
menunjukkan pergerakan jumlah pemegang saham, nilai perdagangan saham, dan
dana yang dihimpun baik dari saham maupun obligasi.
Persentase
1000
800
600
400
200
0
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Tahun
Gambar 5. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan
Kegiatan pembiayaan melalui pasar modal pada periode observasi aktif
dilakukan. Hal ini tercermin dari masih tingginya jumlah pemegang saham yang
melakukan pencarian dana melalui pasar saham serta pasar obligasi.
Perkembangan positif pasar saham domestik tidak terlepas dari terus membaiknya
faktor fundamental, baik dalam konteks makro maupun mikro, serta berlanjutnya
optimisme pasar akan kinerja pemerintahan.
5.3. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pertumbuhan ekonomi mencerminkan perubahan output yang dihasilkan
oleh suatu perekonomian pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun 1996 mencapai 7.8 persen. Perkembangan ekonomi yang cukup tinggi
tersebut berkaitan dengan upaya pemerintah dalam menjalankan kebijakan
ekonomi makro yang berhati-hati dan ditunjang oleh kebijakan sektoral yang
konsisten, serta upaya menciptakan iklim dunia usaha yang mendorong
kelancaran produksi dan kemudahan perizinan baik bagi perusahaan dalam negeri
maupun asing.
10
Persentase
5
0
-5
-10
-15
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Tahun
Gambar 6. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Periode 1997-1998,
perekonomian nasional mengalami krisis yang
menyebabkan kinerja perekonomian Indonesia menurun tajam, dan berdampak
menjadi krisis yang berkepanjangan di berbagai bidang. Kegiatan ekonomi
mengalami kontraksi sehingga secara keseluruhan pertumbuhan Produk Domestik
Bruto (PDB) merosot 13.9 persen pada tahun 1998.
Bersamaan dengan membaiknya indikator makro moneter seperti inflasi,
nilai tukar, dan suku bunga, perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2000
hingga tahun 2004, secara umum masih mengindikasikan proses pemulihan
ekonomi. Pertumbuhan pada periode ini tidak diikuti oleh membaiknya struktur
perekonomian.
VI. PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP
PEREKONOMIAN INDONESIA
6.1. Hasil Pendugaan Model
Berdasarkan hasil pengujian model secara keseluruhan, dan pendugaan
model dengan kriteria statistik menunjukkan hasil yang sesuai dengan teori yang
ada. Pengujian korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi gejala adanya korelasi
antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan berdasarkan deret waktu
(time-series). Adanya gejala ini pada semua persamaan akan menyebabkan suatu
persamaan yang memiliki selang kepercayaan yang semakin melebar dan
pengujiannya menjadi kurang akurat akibatnya, hasil uji-t dan uji-F menjadi tidak
sah dan penafsirannya menjadi sensitif terhadap fluktuasi percontohan (Gujarati,
1995).
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan uji d
(Durbin Watson Statistic). Namun dikarenakan di dalam persamaan yang diamati
terdapat lagged endogenous variabel maka uji d menjadi tidak valid. Sehingga
untuk mengujinya digunakan uji Durbin h Statistik, dengan rumus (Pindyck and
Rubinfield, 1979) :
Uji h = [ 1-0.5 DW ][ T / { 1- T. Var. (b hat) } ]0.5
Dimana:
Uji h
: Nilai statistik durbin h
T
: Jumlah pengamatan contoh
Var.(b hat)
: Kuadrat dari standar error koefisien lagged endogenous
variabel
DW
: Nilai statistik Durbin Watson
(5.1)
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai statistik uji h lebih kecil dari
nilai kritis distribusi normal (tabel z) maka dalam persamaan tidak terdapat
autokorelasi.
Pengujian heteroskedastisitas ditujukan untuk melihat apakah model
regresi memenuhi asumsi bahwa model memiliki gangguan yang variannya sama.
Pengujian asumsi ini dilakukan dengan menggunakan White Heteroskedasticity
Test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa masing-masing model memiliki asumsi
homoskedastisitas. Kondisi ini ditunjukkan dengan Obs*R-squared lebih besar
dari taraf nyata yang digunakan. Baik pengujian autokorelasi maupun
heteroskedastisitas menggunakan software Eviews 4.1 sebagai alat analisis
(Lampiran 2).
6.2. Model Persamaan Kapitalisasi Saham Pasar Modal
Nilai kapitalisasi saham merupakan jumlah total dari berbagai macam
saham dan obligasi yang berada di pasar modal sesuai dengan harga penutupan
regularnya. Apabila nilai dari kapitalisasi saham ini terus meningkat maka
mengindikasikan terjadinya pertumbuhan yang positif dari pasar modal.
Berdasarkan hasil pengujian model kapitalisasi pasar modal, didapat nilai
koefisien determinasi sebesar 98 persen. Artinya model mampu dijelaskan oleh
variabel-variabel independen sebesar 98 persen. Secara keseluruhan variabelvariabel independen mampu menerangkan variabel dependen, yang ditunjukkan
nilai P-value = 0.000.
Tabel 2. Koefisien Parameter Dugaan Fungsi Kapitalisasi Pasar Modal
Variabel
Koefisien
Probabilitas
XR
-6.983027
0.0015
IHSG
348.0702
0.0000
NS
1.527016
0.1002
DK
116074.0
0.0003
KS (-1)
0.527416
0.0000
C
-93349.03
0.0041
R-squared
Adjusted R-squared
0.985078
0.982591
F-statistic
Pr > F
256.7998
0.000000
Sumber: Lampiran 2.
Secara uji parsial masing-masing indikator kapitalisasi pasar modal
menunjukkan nilai yang signifikan pada taraf nyata 5 persen. Tetapi terdapat satu
variabel pembentuk persamaan kapitalisasi saham pasar modal yang tidak
siginifikan pada taraf nyata 5 persen yaitu variabel nilai saham yang
diperdagangkan, hal ini dikarenakan nilai saham yang diperdagangkan ternyata
tidak menunjukkan nilai atau harga saham yang sebenarnya terjadi, dimana nilai
saham yang diperdagangkan tersebut telah mengalami berbagai macam
penyesuaian sehingga tidak dimasukan dalam perhitungan kapitalisasi saham.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS memiliki koefisien -6.983027 artinya
depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika sebesar 1 rupiah per dollar akan
menyebabkan tingkat kapitalisasi turun sebesar 6.983027 milyar rupiah. Hal ini
disebabkan saham yang tercatat di pasar modal Indonesia didenominasi dalam
mata uang rupiah, dan perdagangan saham dapat menggunakan mata uang asing.
Ketika rupiah terdepresiasi para pemegang saham akan melakukan penawaran
saham dalam jumlah yang tinggi atau dengan kata lain transaksi yang terjadi di
pasar modal didonimasi oleh transaksi penjualan saham sehingga jumlah saham
yang ditawarkan di pasar modal banyak akibatnya harga saham akan turun, hal ini
sesuai dengan hukum penawaran dan permintaan sehingga pada akhirnya hal ini
akan berdampak negatif terhadap nilai kapitalisasi saham.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki koefisien 348.0702
artinya peningkatan 1 satuan Indeks Harga Saham Gabungan akan meningkatkan
kapitalisasi saham pasar modal sebesar 348.0702 milyar rupiah. Kenaikan 1
satuan Indeks Harga Saham Gabungan berarti secara rata-rata harga saham
meningkatkan 1 satuan dari harga penawaran saham perdana (Initial Public
Offering). Indeks Harga Saham Gabungan yang menunjukkan perkembangan
positif akan meningkatkan nilai kapitalisasi saham pasar modal karena hal ini
sesuai dengan definisi operasional dari nilai kapitalisasi saham.
Dummy krisis memiliki koefisien 116074.0 artinya terjadinya krisis justru
meningkatkan nilai kapitalisasi saham pasar modal sebesar 116074.0 milyar
rupiah. Kondisi ini dapat dijelaskan karena ketika terjadi krisis, sektor-sektor yang
bersifat jangka pendek akan mengalami kehancuran terlebih dahulu karena dalam
jangka pendek tidak terdapat antisipasi apapun untuk menghadapi krisis, sebagai
contohnya adalah sektor perbankan yang melakukan kegiatan pembiayaan jangka
pendek. Berbeda halnya dengan pasar modal dimana pembiayaan yang dilakukan
oleh pasar modal adalah pembiayaan dalam jangka panjang. Sehingga ketika
terjadi krisis, pasar modal hanya mengalami sedikit guncangan dan pasar modal
memperoleh “keuntungan” karena terjadi pengalihan investasi dari sektor
perbankan ke pasar modal.
Tingkat kapitalisasi pasar modal periode sebelumnya memiliki koefisien
0.527416 artinya peningkatan 1 milyar rupiah lag kapitalisasi pasar modal akan
menjadi determinan bagi kapitalisasi pada periode selanjutnya sebesar 0.527416
milyar rupiah. Hal ini sesuai dengan kerangka hipotesis dimana kapitalisasi di
pasar modal ditentukan oleh tingkat kapitalisasi pada periode sebelumnya.
Perkembangan positif kapitalisasi pada satu periode merupakan indikator bagi
perkembangan kapitalisasi periode selanjutnya.
6.3. Model Persamaan Perekonomian Indonesia
Berdasarkan hasil pengujian model persamaan perekonomian Indonesia
didapat nilai koefisien determinasi sebesar 99 persen. Artinya model mampu
dijelaskan oleh variabel-variabel independen sebesar 99 persen. Secara
keseluruhan
variabel-variabel
independen
mampu
menerangkan
variabel
dependen, yang ditunjukkan nilai P-value = 0.000.
Tabel 3. Koefisien Parameter Dugaan Fungsi Perekonomian
Variabel
Koefisien
Probabilitas
KS
0.016195
0.0004
KONS
0.085126
0.0000
NX
0.000355
0.0018
DK
-26066.28
0.0000
GR(-1)
0.113269
0.2291
C
83208.93
0.0000
R-squared
Adjusted R-squared
0.997772
0.997400
F-statistic
Pr > F
93.77555
0.000000
Sumber: Lampiran 2.
Secara uji parsial menunjukkan bahwa masing-masing variabel endogen
berpengaruh nyata terhadap perekonomian pada taraf nyata 1 persen, kecuali
variabel lag dari perekonomian dimana variabel tersebut tidak siginifikan pada
taraf nyata 1 persen, hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian saat ini tidak
ditentukan oleh perekonomian tahun sebelumnya Fenomena ini umumnya terjadi
di negara-negara berkembang dimana faktor yang dominan mempengaruhi
perekonomian adalah faktor eksternal seperti kondisi politik, sosial dan kebijakankebijakan pemerintah.
Kapitalisasi pasar modal memiliki koefisien 0.016195 artinya peningkatan
1 milyar rupiah nilai kapitalisasi saham pasar modal akan mengakibatkan
peningkatan perekonomian sebesar 0.016195 milyar rupiah. Hal ini sesuai dengan
kerangka hipotesis dimana peningkatan aktivitas perdagangan di pasar modal akan
berpengaruh positif terhadap perekonomian. Peningkatan perdagangan saham di
pasar modal dapat diartikan sebagai akumulasi dana masyarakat yang kemudian
dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan ekspansi perusahaan emiten. Hal ini
terkait dengan fungsi dasar pasar modal sebagai lembaga intermediasi pembiayaan
alternatif.
Dua variabel ekonomi makro yaitu konsumsi masyarakat dan ekspor
bersih berpengaruh signifikan terhadap perekonomian. Kerangka hipotesis umum
menyatakan bahwa kedua komponen ekonomi makro yang digunakan akan
memberikan pengaruh yang positif terhadap perekonomian. Variabel konsumsi
masyarakat memiliki koefisien 0.085126 artinya peningkatan konsumsi
masyarakat sebesar 1 milyar rupiah akan menyebabkan perekonomian meningkat
sebesar 0.085126 milyar rupiah. Ekspor bersih memiliki koefisien
0.000355
artinya peningkatan ekspor bersih sebesar 1 milyar rupiah akan menyebabkan
meningkatnya perekonomian sebesar 0.000355 milyar rupiah.
Terjadinya krisis berdampak negatif terhadap perekonomian, hal ini
ditunjukan oleh koefisien dummy krisis yang bernilai negatif yaitu sebesar
-
26066.28. Krisis yang terjadi sangat mempengaruhi perekonomian terutama
pengaruhnya terhadap investasi di sektor riil dimana pada saat terjadinya krisis
yaitu periode kuartal ke empat tahun 1997, banyak terjadi pelarian modal asing
(capital flight) ke luar negeri akibatnya total investasi menurun sehingga
perekonomian juga ikut menurun.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
1.
Kapitalisasi pasar modal merupakan indikator pasar modal yang dapat
menggambarkan kondisi pasar modal di Indonesia. Kapitalisasi pasar modal
dipengaruhi oleh kondisi pasar modal dalam hal ini variabel indeks harga
saham gabungan serta dipengaruhi juga oleh kondisi ekonomi secara
agregat.
2.
Kapitalisasi saham pasar modal merupakan salah satu sumber pembiayaan
yang dapat memacu produktivitas investasi dalam perekonomian dan
berpengaruh positif terhadap perekonomian nasional.
7.2. Saran
1.
Kebijakan pemerintah diharapkan mampu memberi dampak positif terhadap
kondisi moneter dan perekonomian agregat, dalam hal ini diperlukan
konsistensi dan kejelasan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
2.
Untuk meningkatkan perekonomian nasional, pemerintah dan otoritas terkait
dapat mengambil kebijakan untuk meningkatkan aktivitas perdagangan di
pasar modal. Karena perdagangan saham memberikan kontribusi positif
terhadap kegiatan investasi dan perekonomian nasional.
3.
Peningkatan aktivitas pasar modal dapat didorong dengan kebijakan
pemerintah dan otoritas terkait melalui kebijakan yang memberikan insentif
bagi investor untuk melakukan transaksi yang lebih aktif di pasar modal.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad L. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : STIE Yayasan Keluarga
Pahlawan.
Asty, V. 2005. Analisis Hubungan Antara Variabel Makroekonomi dengan Harga
Saham di Indonesia [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Butar, R. 2003. Granger Causality Antara Suku Bunga, Kurs, Inflasi dan IHSG
Periode Sebelum dan Sesudah Krisis Ekonomi [skripsi]. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.
Hamberg, D. 1971. Models Of Economic Growth. United States of America:
Harper & Row Publishers
Husnan, S. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisa Sekuritas. AMP
YKPN. Yogyakarta.
Irawan dan Suparmoko M. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : BPFE.
Jones, H.G. 1971. An Introduction to Modern Theories of Economic Growth.
United States of America : McGraw Hill Book Company
Kurniadi, W. 2005. Analisis Investasi Saham Industri Barang Konsumsi di Bursa
Efek Jakarta Pada Periode 2002-2003 [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Lypsey R.G, P.N. Courant, D.D. Purvis dan P.O. Steiner. 1997. Pengantar
Makroekonomi. Bina Rupa Akasara, Jakarta.
Nieuwerburgh, S.V, Buelens F, Cuyvers L. 2005. Stock Market Development and
Economic Growth in Belgium. Stern School of Business. New York
Peliyana, Y.Y. 2005. Pengaruh Intermediasi Perbankan dan Pasar Modal
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia [skripsi]. Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Putra, D.E. 2002. Berburu Uang di Pasar Modal. Effhar dan Dahara Prize.
Semarang.
Reilly, F.K. 1989. Investment Analysis and Portofolio Management. The Dryden
Press. New York
Sanjoyo. 2000. Currency Crisis On Stock Market : A Case Study in Indonesia.
Bulletin Of Indonesian Economics Studies.
Usman, M, Singgih dan Syahrir. 1997. Pengetahuan Dasar Pasar Modal. Institut
Bankir Indonesia. Jakarta
Walpole, R.E. 1995. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama
Lampiran 1. Data-Data Penelitian
GR
(Rp
Milyar)
97874.8
100634.6
106562.1
108726.2
105260.9
105867.1
112212.7
109904.9
100535.7
91742
94258.2
89839.2
94371.1
93387.7
96940.4
94654
98244.5
98191.9
100862.9
100717.6
102226.9
102456.3
104685
102386.2
104833.3
107037.3
110804
106512.9
109661.4
111995.8
115795.3
111504.7
114625.6
116754.4
120877.5
118538.2
128272.4
KONS
(Rp
Milyar)
80944
80687.7
82996.5
87466.2
89816.4
91296.1
95983.7
110074.5
124053.6
146277.8
183312.6
194179.6
205461.1
203899.7
199257.6
204564.9
203573
210782.3
213454.7
228988.3
236495.7
251148.1
261725.6
290285.6
291698.9
301406.2
307413.1
331446.3
336223.1
331552.9
347296.2
357005.8
364276.9
377281.3
386892.3
403937.8
416468.7
KS
(Rp
Milyar)
173785.2
186486.8
176782.6
201553.2
235351.3
244669.5
216585.6
167682
207189.5
185105.9
154817.9
155672.9
170804.7
353951.6
382458.5
418087
382462.6
317302.6
310045.2
262570.8
246251.3
242907.5
265950.6
235394.5
291385.2
330999.4
273982.1
249896.4
247009.7
314911.7
366097
426449
500997.7
506292.7
529184.5
644432.9
725846.8
NX
XR
(Rp Milyar) (Rp/US$)
IHSG
2323.67
2346
2352
2367.67
2407
2441
2969.67
3989.33
9150
11131.67
11591.67
7625
8788.33
7697
7608.67
7141.67
7506.67
8433.33
8691
9506.67
9895
11391
9355
10421.67
10054.67
8943.67
8996.67
9049.67
8896.33
8413
8476.33
8499
8491.67
9095.33
9222
9132.67
9301.67
585.7
594.3
573.9
637.4
662.2
724.6
546.7
401.7
541.4
445.9
276.2
398.0
393.6
662.0
547.9
676.9
583.3
515.1
421.3
416.3
381.1
437.6
392.5
392.0
481.8
505.0
419.3
424.9
398.0
505.5
597.7
691.9
735.7
732.4
820.1
1000.2
1080.2
915888.12
289916.18
1605357
2039990.98
629254.47
1946255.5
4109699.25
7096504.5
18228087
34732049
19034016
12073452
17166336.75
11425725.24
19977296.92
16557555
20389017
25093209.2
20428513.8
18177055.85
22294688
24520953.6
21450636
22170512
21166173.75
23187054.6
20573131.5
17124659.4
20883558.88
23599242.55
19433286.28
19894527.65
13886552.92
20233211.6
27460023.5
15360829.2
20738448
NS
(Rp
Milyar)
4928.04
5854.91
6146.29
8314.06
9396.92
10198.4
11035.4
8912.83
13470.7
7013.72
6505.33
6238.45
3884.38
15673.5
13564.7
16170.4
18447.6
9235.8
6449.42
6792.1
7638.9
7612.95
10554.6
7067.59
10094.8
13994.6
7808.45
8356.45
4353.21
9586.02
12916.8
14956.5
21409.3
17821.7
15604
27500.7
45378.2
Lampiran 2. Hasil Regresi Persamaan Kapitalisasi Saham dan Pertumbuhan
Ekonomi
a. Kapitalisasi Saham (KS)
¾ Koefisien
Dependent Variable: KS
Method: Two-Stage Least Squares
Date: 01/18/80 Time: 01:31
Sample(adjusted): 1996:2 2005:1
Included observations: 36 after adjusting endpoints
Weighting series: XR
Instrument list: XR IHSG NS DK KS(-1) KONS NX GR(-1)
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
XR
IHSG
NS
DK
KS(-1)
C
-6.983027
348.0702
1.527016
116074.0
0.527416
-93349.03
2.166241
57.01353
1.166515
30148.99
0.065772
32994.18
-3.223569
6.105046
1.309042
3.850012
8.018849
-2.829258
0.0030
0.0000
0.2005
0.0006
0.0000
0.0082
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.985078
0.982591
24900.27
256.7998
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
319905.3
188718.5
1.86E+10
1.778802
0.971398
0.966631
24964.99
1.776271
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
309099.1
136665.4
1.87E+10
Unweighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Durbin-Watson stat
¾ Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
Obs*R-squared
4.217537
Probability
0.377365
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Two-Stage Least Squares
Date: 01/18/80 Time: 01:34
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
XR
IHSG
NS
DK
KS(-1)
C
RESID(-1)
RESID(-2)
RESID(-3)
RESID(-4)
2.803426
2.876444
0.077687
-7558.958
-0.015959
-15911.10
0.144797
-0.205291
0.172073
0.042693
3.530005
60.12413
1.325939
24516.09
0.073062
31556.56
0.211530
0.210790
0.204720
0.211472
0.794171
0.047842
0.058590
-0.308326
-0.218423
-0.504209
0.684520
-0.973908
0.840528
0.201884
0.4343
0.9622
0.9537
0.7603
0.8288
0.6184
0.4997
0.3391
0.4083
0.8416
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.117154
-0.188447
25083.00
1.64E+10
-409.9022
2.009558
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
-2164.974
23008.57
23.32790
23.76777
0.383356
0.932466
¾ Uji Heteroskedastisitas
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic
Obs*R-squared
2.052991
14.95538
Probability
Probability
0.073521
0.092169
Test Equation:
Dependent Variable: STD_RESID^2
Method: Least Squares
Date: 01/18/80 Time: 01:33
Sample: 1996:2 2005:1
Included observations: 36
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
XR
XR^2
IHSG
IHSG^2
NS
NS^2
DK
KS(-1)
KS(-1)^2
6.22E+08
52323.60
-7.277783
5274384.
-6360.039
123164.3
-1.548500
8.78E+08
-16226.24
0.021300
3.18E+09
539172.8
24.63300
7008600.
5265.832
82270.87
1.773407
1.32E+09
8221.564
0.013783
0.195593
0.097044
-0.295448
0.752559
-1.207794
1.497059
-0.873178
0.664193
-1.973620
1.545403
0.8464
0.9234
0.7700
0.4585
0.2380
0.1464
0.3906
0.5124
0.0591
0.1343
0.415427
0.213075
6.19E+08
9.97E+18
-774.0152
1.800746
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
5.17E+08
6.98E+08
43.55640
43.99627
2.052991
0.073521
b. PEREKONOMIAN (GR)
¾ Koefisien
Dependent Variable: GR
Method: Two-Stage Least Squares
Date: 01/18/80 Time: 01:46
Sample(adjusted): 1996:2 2005:1
Included observations: 36 after adjusting endpoints
Weighting series: KONS
Instrument list: KONS NX DK GR(-1) XR IHSG NS KS(-1)
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
KS
KONS
NX
DK
GR(-1)
C
0.016195
0.085126
0.000355
-26066.28
0.113269
83208.93
0.004356
0.016891
0.000113
4944.427
0.150716
14641.49
3.717513
5.039659
3.147780
-5.271850
0.751539
5.683093
0.0008
0.0000
0.0037
0.0000
0.4582
0.0000
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.997772
0.997400
2742.379
93.77555
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
107456.8
53784.63
2.26E+08
2.576168
0.895078
0.877592
3070.161
2.618498
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
105330.0
8775.168
2.83E+08
Unweighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Durbin-Watson stat
¾ Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
Obs*R-squared
23.28221
Probability
0.000111
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Two-Stage Least Squares
Date: 01/18/80 Time: 01:48
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
KS
KONS
NX
DK
GR(-1)
C
RESID(-1)
RESID(-2)
RESID(-3)
RESID(-4)
-0.012254
-0.040793
-8.60E-05
11412.79
0.523438
-48879.52
-0.774859
-0.188645
-0.085055
0.236765
0.004448
0.009619
9.10E-05
2681.765
0.091969
8790.073
0.175742
0.150038
0.141659
0.146892
-2.754812
-4.241028
-0.944937
4.255701
5.691438
-5.560764
-4.409082
-1.257315
-0.600422
1.611827
0.0106
0.0002
0.3534
0.0002
0.0000
0.0000
0.0002
0.2198
0.5534
0.1191
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.646728
0.524442
1959.144
99794403
-318.1137
1.764215
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
89.83973
2840.956
18.22854
18.66840
5.288631
0.000395
¾ Uji Heteroskedastisitas
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic
Obs*R-squared
3.526907
19.79001
Probability
Probability
0.005625
0.019253
Test Equation:
Dependent Variable: STD_RESID^2
Method: Least Squares
Date: 01/18/80 Time: 01:48
Sample: 1996:2 2005:1
Included observations: 36
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
KS
KS^2
KONS
KONS^2
NX
NX^2
DK
GR(-1)
GR(-1)^2
-2.92E+08
-49.67744
6.86E-05
-312.2678
0.000475
0.880581
-3.06E-08
28653159
5384.024
-0.021978
3.03E+08
56.04996
7.86E-05
255.7958
0.000526
1.469179
3.41E-08
12025852
6063.410
0.029766
-0.963844
-0.886306
0.872234
-1.220770
0.901639
0.599369
-0.898413
2.382630
0.887953
-0.738364
0.3440
0.3836
0.3911
0.2331
0.3755
0.5541
0.3772
0.0248
0.3827
0.4669
0.549722
0.393857
7131397.
1.32E+15
-613.3048
1.718819
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
6267200.
9159824.
34.62805
35.06791
3.526907
0.005625
Download