BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Pilangrejo, Rt 02 / Rw 08, Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah. Lokasi Tugas Akhir termasuk di dataran rendah ketinggian tempat ± 300 m dpl sehingga sangat cocok untuk digunakan budidaya tanaman mentimun. Luas lahan untuk membudidayakan tanaman mentimun (Cucumis Sativus L.) adalah 300 m2 dengan jenis tanah Alfisol. Di dunia pertanian, tanah merupakan alat produksi untuk menghasilkan produksi pertanian. Tanah sebagai alat produksi memiliki peranan sebagai berikut: tempat pertumbuhan tanaman, menyediakan unsur-unsur makanan, sumber air bagi tanaman, tempat peredaran udara untuk bernafasnya akar tanaman. Oleh karena itu, tanaman sayuran membutuhkan tanah yang dalam, gembur, serta banyak mengandung bahan-bahan organis. Tanah Alfisol yaitu tanah-tanah yang menyebar di daerah-daerah semiarid (beriklim kering sedang) sampai daerah tropis (lembap). Tanah ini terbentuk dari proses-proses pelapukan, serta telah mengalami pencucian mineral liat dan unsur-unsur lainnya dari bagian lapisan permukaan ke bagian subsoilnya (lapisan tanah bagian bawah), yang merupakan bagian yang menyuplai air dan unsur hara untuk tanaman. Tanah ini cukup produktif untuk pengembangan berbagai komoditas tanaman pertanian mulai tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Tingkat kesuburannya (secara kimiawi) tergolong baik. PH-nya rata-rata mendekati netral. Tanah Alfisol memiliki lapisan solum tanah yang cukup tebal yaitu antara 90-200 cm, tetapi batas antara horizon tidak begitu jelas. Warna tanah adalah coklat sampai dengan merah. Tekstur agak bervariasi dari lempung sampai liat, dengan struktur gumpal bersusut. Kandungan unsur hara tanaman seperti N, P, K dan Ca umumnya rendah dan reaksi tanahnya (pH) sangat tinggi. 19 20 B. Teknik Budidaya 1. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah untuk budidaya mentimun pada umumnya prinsipnya sama seperti pengolahan tanah pada budidaya tanaman yang lain. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara pencangkulan untuk dihaluskan dan tanah dibalik. Tujuan pengolahan tanah adalah agar strukur tanah dan aerasi lebih baik. Pupuk dasar yang digunakan adalah kompos sebanyak 300 kg untuk luas lahan 300 m2. Apabila tanah sudah gembur dan remah dilakukan pemberian pupuk kompos secara merata ke lahan. Sebelum lahan diolah terlebih dahulu membersihkan gulma yang ada di lahan. Karena tanah sebelumnya udah dibuat bedengan jadi proses pembersihan lahan dan pengolahan lahan lebih mudah. Pembuatan bedengan dilakukan jika tanah sudah benar-benar gembur. Tanah yang gembur berguna saat pembuatan bedengan yang akan lebih mudah. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 1 m, panjang 22 m dan 50 cm x 50 cm untuk ukuran parit. Setelah bedengan dibuat tanah diratakan dan sedikit dipadatkan agar tanah tidak mudah longsor. Pemberiaan mulsa bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan gulma serta hama karena mulsa dapat memancarkan atau memantulkan sinar matahari terutama hama yang berada dibawah permukaan daun seperti kutu. Waktu pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan pada siang hari karena pada siang hari mulsa yang terbuat dari plastik akan lentur terpengaruh panas matahari sehingga akan mempermudah dalam pemasangan. Pemberian mulsa juga dapat berpengaruh pada kondisi tanah yang tidak mudah tergerus air hujan sehingga tidak akan merusak kondisi tanah. Ukuran mulsa yaitu dengan lebar 120 cm sedangkan panjangnya menyesuaikan bedengan terhadap kondisi lahan. Jika kita ingin lebih mudah dan praktis pada saat membeli mulsa kita bisa sekalian memilih mulsa yang sudah dilubangi dengan ukuran lubang sesuai yang kita inginkan, kita dapat membeli di toko pertanian yang ada di wilayah masing-masing. 21 Gambar 1. Pengolahan lahan Gambar 2. Pengolahan lahan Gambar 3. Pencampuran kompos Gambar 4. Pemasangan mulsa 2. Penanaman benih Mentimun adalah salah satu tanaman yang bisa ditanam tanpa melewati proses persemaian. Sebelum ditanan dilakukan pembuatan lubang tanam yaitu dengan menggunakan tugal dan dimasukkan pada lubang mulsa, dengan kedalaman lubang tanam ± 3 cm. Cara penanaman yaitu dengan cara memasukkan benih ke setiap lubang tanam yang sudah dibuat lalu ditutup dengan tanah lagi. Benih yang baik adalah benih yang bermutu. Benih bermutu mempunyai beberapa kriteria syarat seperti daya tumbuh yang tinggi, daya kecambah tinggi, tingkat kemurnian benih, produktivitas benih tinggi dan bebas dari hama dan penyakit. Benih yang akan ditanam adalah varietas Misano F1 yang mempunyai daya tumbuh 98%, daya kecambah 95%, tingkat kemurnian benih 99%, produktivitas benih 10 ton/ha sedangkan pemerintah mematok untuk tingkat daya tumbuh dan kecambah benih hanya sekitar 80% saja. Jadi benih tersebut sangat baik dan layak untu di tanam dalam budidaya mentimun. 22 Penanaman sebaiknya dilakukan pagi hari atau dan hari antara pukul 06.00 sampai pukul 10.00 WIB dan 15.00 WIB sampai 17.00 WIB. Suhu di pagi hari tidak terlalu tinggi sehingga penguapan pada benih mentimun tidak terlalu tinggi sehingga presentase pertumbuhan benih juga tinggi. Penanaman yang dilakukan lebih dari pukul 10.00 WIB kemungkinan keberhasilan akan berkurang karena benih tersebut terkena radiasi sinar matahari atau suhu udara terlalu tinggi sehingga penguapan tinggi dan menyebabkan kematian pada benih tersebut. Terdapat 10 bedeng pada penanaman mentimun ini. Setiap bedeng terdapat 88 lubang tanam dengan jarak tanam 50 cm x 70 cm. Total lubang tanam ada 880 lubang. Benih yang digunakan dalam penanaman kali ini adalah 2 pack benih merk Misano F1 yang diproduksi oleh Panah Merah dengan jumlah 1000 benih dan harganya 70.000,00. Gambar 5. Benih Mentimun Gambar 6. Penanaman benih 3. Pemasangan ajir Tanaman mentimun merupakan tanaman yang memiliki akar serabut, sehingga mudah roboh. Untuk itu tanaman mentimuun perlu diberi ajir untuk menambah kekuatan tanaman dan mencegah buah-buahan bersentuhan dengan permukaan tanah. Sebaiknya pemasangan ajir dilakukan langsung setelah tanam, agar tidak merusak sistem perakaran. Pemasangan ajir dilakukan pada hari minggu 3 April 2016. Pemasangan dilakukan di sore hari pada puku 15.00 WIB. Tanaman mentimun yang tingginya telah mencapai 20 cm biasanya diikat dengan rafia pada ajir. Pengikatan dilakukan dengan model angka 8, agar tidak terjadi gesekan antar batang tanaman tomat dengan ajirnya dan tidak melukai batang. 23 Setelah tanaman mentimun bertambah tinggi lagi dengan pertambahan tinggi ± 20 cm dilakukan pengikatan lagi agar batang tanaman mentimun lebih tegak berdiri. Ajir juga berfungsi untuk merambatkan tanaman, mempermudah pemeliharaan, dan tempat menopang buah. Gambar 7. Pemasangan ajir Gamabar 8. Ajir yang siap dipakai 3. Pemeliharaan a. Penyiraman / pengairan Pengairan atau irigasi yang teratur memungkinkan produksi tanaman mentimun yang tinggi. Air berfungsi sebagai sarana transportasi unsur hara yang digunakan untuk proses fotosintesis. Air berperan melarutkan unsur hara dalam tanah. Selain itu air juga berperan untuk mengatur suhu tubuh tanaman yaitu dalam proses transpirasi. Penyiraman sering dilakukan apabila musim kemarau karena curah hujan yang sedikit memyebabkan tanah cepat kering dan tanaman mengalami kelayuan. Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi lahannya. Pengairan pada umumnya menggunakan sistem leb. Tekniknya dengan membuat parit dengan kedalaman 50 cm dan lebar 50 cm. Pemasukan air ke areal tanam diatur per petak lahan sesuai keadaan lahan. Air dimasukkan dari parit yang letak kemiringannya lebih tinggi. Bagian akhir parit ditutup dulu dengan tanah agar air menggenang dalam parit. Bila air sudah meresap merata, pengaliran air dipindahkan ke parit pada petak lahan berikutnya. Caranya ujung parit dibuka hingga sisa air dari dalam parit berpindah seluruhnya ke parit lainnya. Lakukan demikian seterusnya sampai seluruh petak lahan tergenang air. Pada musim penghujan dengan curah hujan tinggi, jarang atau tidak dilakukan penyiraman. Untuk penyiraman 24 dapat dilakukan dengan selang air atau gembor. Penyiraman sebaiknya dilakukan di pagi hari atau sore hari hal tersebut bertujuan untuk mengurangi penguapan pada tanaman dan supaya tanaman dapat tumbuh maksimal. b. Penyulaman Penyulaman perlu dilakukan apabila tanaman yang ditanam pertumbuhannya tidak baik semisal layu atau tanaman mati. Penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman baru yang baik serta umurnya sama. Penyulaman biasanya dilakukan setelah benih berumur 3 HST apabila ada benih yang tidak tumbuh. Benih yang tidak tumbuh disebabkan karena belum terbiasa dengan lingkungan yang baru. Sinar matahari yang terik dapat mengakibatkan tanaman mudah layu, angin juga berpengaruh pada berdirinya tanaman karena jika batang tanaman yang belum terlalu kuat dapat mengalami patah sehingga tanaman dapat mati. Oleh karena itu penyulaman dilakukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman agar lebih baik serta serempak. Penyulaman juga dapat dilakukan bersamaan penanaman dengan memberi 2 benih untuk satu lubang tanam hal itu untuk mengantisipasi apabila ada benih yang tidak tumbuh. Jumlah benih yang tidak tumbuh semuanya ada 30 lubang tanam. Banyaknya benih yang tidak tumbuh mungkin karena faktor pada saat melakukan pembuatan lubang ke tanah terlalu dalam sehingga benih malah menjadi busuk dan tidak dapat tumbuh. c. Pemupukan Pemupukan dapat dilakukan tetapi juga bisa tidak dilakukan. Pemupukan dilakukan apabila pertumbuhan tanaman terhambat atau kurang baik. Karena dalam proses pra tanam atau pada saat pengolahan tanah dan pembuatan bedengan telah dilakukan pemberian pupuk dasar. Pemupukan lanjutan biasanya hanya dilakukan dengan menggunakan pupuk Phonska, SP-36, dan KCL dengan jumlah masing-masing pupuk 20 kg yang selanjutnya dilarutkan dalam air, kemudian diberikan per lubang tanam dengan cara dikocorkan sehingga mengenai akar tanaman. 25 Pemberian pupuk yang pertama yaitu Phonska, KCL dan Za dilakukan apabila tanaman telah berumur 10 Hari Setelah Tanam (HST) dan hanya sekali. Ketika tanaman sudah berumur 20 HST dilakukan pemberian pupuk tambahan yaitu dengan pupuk Mono Kalium Phospate (MKP) yang berfungsi untuk merangsang pembungaan pada tanaman mentimun agar mendapatkan hasil yang maksimal, selain itu pupuk MKP juga mampu mencegah kerontokan bunga sehingga membantu meningkatkan produktivitas mentimun. Pupuk MKP adalah pupuk kalium tunggal yang mempunyai kandungan kalium sebesar 34% dan phospate 56% kandungan tersebut lebih banyak dari pada pupuk NPK biasa yang kandungan hanya 15%, maka dari itu pupuk MKP sangat baik digunakan untuk tanaman. Cara pemberian pupuk MKP dapat dilakukan bersamaan dengan penyemprotan pestisida dan fungisida karena sifatnya yang mudah larut air. d. Penyiangan Gulma yang tumbuh di areal pertanaman mentimun harus dibuang yaitu dengan penyiangan. Penyiangan dilakukan tergantung pertumbuhan gulmanya sehingga harus sering dilakukan atau tidak dilihat bagaimana gulmanya yang banyak akan sangat merugikan bagi tanaman. Gulma akan menyerap kebutuhan unsur tanaman yang harusnya hanya diserap oleh tanaman tomat, sehingga kebutuhan akan unsur hara semakin berkurang dan tanaman akan terganngu pertumbuhannya. Pada tanaman yang ditanam menggunakan mulsa gulma yang tumbuh relatif lebih sedikit dan biasanya gulma berada di parit/aliran air. Oleh karena itu penyiangan perlu dilakukan dengan cara dicabut maupun menggunakan sabit dan untuk penyiangan dilakukan biasanya umur 14 hari sekali (tergantung pertumbuhan gulma). e. Penanggulangan hama dan penyakit 1) Oteng-oteng Hama ini merupakan salah satu hama yang sering menyerang tanaman mentimun. Oteng-oteng sering merusak daun pada tanaman 26 mentimun. Hama ini menyerang beberapa tanaman yang kami budidaya, tanaman yang diserang sekitar 30 tanaman dan yang kebanyakan diserang adalah tanaman yang berada di paling pinggiran. Luasan lahan yang diserang 4 bedeng yang berada di pinggiran atau sekitar 5%. Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara kultur teknik dengan cara menjaga kebersihan dari rumput liar atau sisa-sisa tanaman yang sering menjadi sarang tempat hama ini bertelur. Pengendalian secara kimiawi juga dapat membantu pengendalian hama oteng-oteng dengan cara pemberian pestisida Prevathon dengan cara penyemprotan langsung, dosis yang digunakan 5-10 cc/ 14 liter supaya hama ini dapat mati atau setidaknya pergi. 2) Bercak daun Bercak daun adalah dimana daun pada tanaman mentimun terlihat menguning atau agak kering ada bercaknya pada sebagian pada daun. Penyebabnya adalah Pseudomonas lachrymans. Tanaman mentimun yang terkena bercak daun terdapat 20 tanaman. Penyebaran penyakit ini melalui sisa tanaman yang sakit, angin, air hujan dan bahkan buahnya. Serangan penyakit ini dapat menyebar luas dan cepat jika hujan sering terjadi. Cara penanganan penyakit ini dengan melakukan penyemprotan dengan menggunakan fungisida fujiwan untuk dosis yang digunakan sekitar 5-7 cc/ 14 liter. Hujan sangat mempengaruhi penyebaran penyakit bercak daun ini, apabila hujan sering terjadi maka penyeberan penyakit ini akan semakin cepat. Apabila curah hujan tinggi penyemprotan fungisida dapat dilakukan tiap 1-2 hari sekali sehingga resiko penyebaran penyakit ini lebih terkemdali. 27 Gambar 9. Pupuk MKP Gambar 10. Bercak daun f. Pembungaan Tanaman mentimun akan berbunga ketika sudah berumur 20 hari. Munculnya kuncup bunga hingga bunga mekar membutuhkan waktu sekitar 5-8 hari. Setelah itu dari porses dari bunga muncul hingga buah utuh memerlukan waktu 14-16 hari, baru setelah itu menjadi buah yang utuh. Apabila buah sudah mencapai ukuran maksimal dan sesuai kriteria panen maka mentimun siap dilaksanakan pemanenan. g. Panen Tanaman mentimun dapat dipanen pada saat tanaman telah berumur sekitar 30-35 HST. Tanaman mentimun dipanen 2-3 hari sekali dengan frekuensi panen 8 kali dengan masa pemanenan 1 bulan. Cara pemetikan dilakukan dengan tangan langsung atau secara manual dan tangkai buah ikut dipetik. Biasanya pemetikan dilakukan pada pagi hari untuk menjaga kesegaran buah. Mentimun yang selesai dipetik ditempatkan pada keranjang. Selesai dilakukan pemetikan selanjutnya dilakukan sortasi buah. Buah yang dipilih harus buah yang sehat, warnanya bagus tanpa ada bekas hama dan penyakit, ukurannya sesuai dengan ukuran pasar. Sortasi hanya dilakukan hanya memilih buah yang baik. Tidak dilakukan gradding tertentu karena hasil panen dijual ke pasar. Untuk pemasarannya mentimun dijual ke tengkulak sayur yang bernama Ibu Sumiarti di dukuh Padasan, Mranggen, Polokarto, Sukoharjo dengan harga Rp 3000/kg. 28 Gambar 11. Panen Gambar 12. Mentimun Gambar 13. Mentimun siap dijual Gambar 14. Persiapan penyemprotan Gambar 15. Penyemprotan Gambar 17. Bunga Gambar 16. Pengocoran pupuk Gambar 18. Buah mentiun 29 Gambar 19. Penimbangan mentimun Gambar 20. Ibu Sumiarti tengkulak Hasil Panen Budidaya Tanaman Mentimun Dari penanaman tanaman mentimun yang telah dilaksanakan mengenai pengaruh pemberian pupuk MKP pada budidaya mentimun dapat dikemukakan hasil dalam tabel 1. sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Panen Mentimun dengan Pengaruh Pemberian Pupuk MKP Panen Ke Tanpa Pupuk MKP (kg) Pakai Pupuk MKP (kg) Total Hasil Panen (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 25 29 38 47 35 25 18 9 35 41 53 60 50 39 29 15 60 70 91 107 85 64 47 24 Jumlah 226 322 548 Sumber : Hasil Pengamatan Berdasarkan tabel 1 hasil pemanenan pada mentimun perlakuan pemberian pupuk MKP menunjukkan hasil yang lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak memakai. Pupuk MKP adalah pupuk kalium tunggal yang mempunyai kandungan kalium sebesar 34% dan phospate 56% kandungan tersebut lebih banyak dari pada pupuk NPK biasa yang kandungan hanya 15%, maka dari itu pupuk MKP sangat baik digunakan untuk merangsang pembungaan pada tanaman mentimun. Pemanenan pertama menhasilkan 25 30 kg untuk yang tanpa pupuk MKP dan dengan menggunakan pupuk MKP menghasilkan 35 kg. Hasil panen mentimun mengalami kenaikan setiap panen sampe panen keempat, pemanenan keempat menunjukkan hasil paling tinggi dengan hasil yang tanpa perlakuan pupuk MKP 47 kg sedang yang diberi perlakuan pupuk MKP panen mencapai 60 kg. Total keseluruhan panen budidaya mentimun pada lahan 300 yaitu 548 kg. Hasil panen dengan perlakuan tanpa pemberian pupukk MKP totalnya adalah 226 kg, sedangkan hasil panen yang menggunakan perlakuan diberikan pupuk MKP adalah 332 kg. Berdasarkan hasil tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk MKP mempengaruhi produktivitas hasil panen, dari 10 bedeng dengan 5 bedeng menggunakan pupuk MKP dan 5 bedeng tanpa perlakuan pupuk MKP. Tanaman yang diberikan perlakuan pemberian pupuk MKP dengan cara disemprotkan. Pemberian pupuk MKP berfungsi untuk merangsang proses pembungaan sehingga tanaman mampu berbunga yang banyak karena mempunyai bunga yang banyak tanaman pun buahnya juga banyak sehingga mampu meningkatkan prodiktivitas tanaman, selain itu dapat mencegah kerontokan bunga sehingga buah yang dipanen juga dapat meningkat. Jadi pemberian pupuk MKP mampu merangsang pembungaan dan meningkatkan produktivitas panen. h. Analisis Usaha Tani Budidaya Mentimun (Cucumis sativus L.) dengan Perlakuan Pemberian Pupuk Mono Kalium Phospate Penanaman mentimun dilakukan dengan luasan lahan sebesar 300 meter2. Analisis dilakukan untuk mengetahui layak / tidaknya usaha tersebut dilakukan. Berikut adalah analisis usaha tani budidaya mentimun (Cucumis Sativus L.) : a) Biaya Tetap Biaya tetap yang diperlukan untuk melakukan budidaya tanaman mentimun dengan luas lahan 300 m2 sebagai berikut : Tabel 2. Biaya Tetap Budidaya Mentimun luas lahan 300 m2 31 No 1 2 Keterangan Sewa Lahan Penyusutan Peralatan : a. Gembor b. Ajir c. Ember d. Pengikat mulsa e. Mulsa Volume Satuan 300 m2 Meter 1 500 2 1 Buah Buah Buah Buah 10 Kg Jumlah Harga (Rp) Umur Ekonomis (Bulan) Biaya Penyusutan Setiap Panen/ 3 Bulan (Rp) - 3 - 35.000 300 15.000 50.000 35.000 150.000 30.000 50.000 60 12 48 24 1.500 25.000 1.875 6.500 50.000 500.000 24 50.000 Harga Satuan (Rp) TOTAL BIAYA TETAP 84.875 b) Biaya Variabel Biaya variabel yang diperlukan untuk melakukan budidaya tanaman mentimun dengan luas lahan 300 m2 sebagai berikut : Tabel 3. Biaya Variabel Budidaya Mentimun luas lahan 300 m2 Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) No Keterangan Volume Satuan 1 2. Bibit Pemupukan a. Kompos b. ZA c. Ponska d. Kcl e. MKP Tenaga Kerja a. Pengolahan Lahan b. Pembuatan Bedengan dan Pemberian Pupuk c. Pemasangan Mulsa 2 pack 35.000 70.000 300 20 20 10 1 Kg Kg Kg Kg Kg 500 2.000 2.000 7.000 35.000 150.000 40.000 20.000 70.000 35.000 2 HKO 30.000 60.000 2 HKO 30.000 60.000 1 HKO 30.000 30.000 3 32 4 5 Lain- lain a. Prevathon b. Fujiwan Transportasi a. Bensin 1 1 Botol Botol 40.000 45.000 40.000 45.000 10 liter 7.000 70.000 TOTAL BIAYA VARIABEL 690.000 c) Biaya Produksi Biaya produksi yang diperlukan untuk melakukan budidaya tanaman mentimun dengan luas lahan 300 m2 sebagai berikut : Tabel 4. Biaya Produksi Budidaya Mentimun Luas Lahan 300 m2 Jenis Biaya Jumlah Biaya Tetap Biaya Variabel Hasil Penjualan/Penerimaan Total Pendapatan (Hasil Penjualan – Biaya Produksi) Rp 84.875 Rp 690.000 Rp1.644.000 Rp 869.125 Sumber : Data Primer Tahun 2016 c) Analisis Perhitungan 1) Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp 84.875 + Rp 690.000 = Rp 774.875 2) Penerimaan = Harga x Jumlah = Rp 3000 x 548 = Rp 1.644.000 Jadi, Total Penerimaan Rp 1.644.000 3) Keuntungan = Penerimaan – Biaya Total = Rp 1.644.000 – Rp 774.875 = Rp 869.000 4) R/C Ratio = Penerimaan Total biaya = 1.644.000 774.875 = 2,12 (R/C Ratio >1 = layak) 33 Dari perhitungan diatas menunjukan hasil 2,12. Nilai tersebut memiliki pengertian bahwa setiap mengeluarkan modal Rp 1,- untuk budidaya mentimun akan mampu menghasilkan pendapatan Rp 2,12-. Dengan demikian kegiatan usaha tani budidaya mentimun layak karena pendapatan yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan (R/C > 1). Jika nilai R/C=1 maka usaha tersebut akan mengalami BEP. Apabila R/C<1 maka usaha tidak efisien atau merugikan (tidak layak dijalankan). 5) BEP (Rupiah) Total Biaya Tetap 1 - Biaya Variabel Total Penjualan 84.875 = 1 - 690.000 1.644.000 = = = = 84.875 1.644.000 - 690.000 1.644.000 84.875 954.000 1.644.000 84.875 0,58 =Rp 146.336 Jadi titik impas terjadi pada saat tingkat penjualan Rp 146.336. Maka dari itu untuk memperoleh keuntungan harus melampui nilai penjualan tersebut. 6) BEP (Unit) = Total biaya Harga jual = 774.875 3000 = 258,3kg Artinya perlu menjual 258,3 kg mentimun agar terjadi break event point. Pada penjualan mentimun 258,3 kg, maka usaha tersebut mulai mendapatkan keuntungan. 34 i. Analisis Usaha Tani Budidaya Mentimun (Cucumis sativus L.) tanpa Perlakuan Pemberian Pupuk Mono Kalium Phospate Penanaman mentimun dilakukan dengan luasan lahan sebesar 300 meter2. Analisis dilakukan untuk mengetahui layak / tidaknya usaha tersebut dilakukan. Berikut adalah analisis usaha tani budidaya mentimun (Cucumis Sativus L.) : a) Biaya Tetap Biaya tetap yang diperlukan untuk melakukan budidaya tanaman mentimun dengan luas lahan 300 m2 sebagai berikut : Tabel 5. Biaya Tetap Budidaya Mentimun luas lahan 300 m2 No 1 2 Keterangan Sewa Lahan Penyusutan Peralatan : f. Gembor g. Ajir h. Ember i. Pengikat mulsa j. Mulsa Volume Satuan 300 m2 Meter 1 500 2 1 Buah Buah Buah Buah 10 Kg Jumlah Harga (Rp) Umur Ekonomis (Bulan) Biaya Penyusutan Setiap Panen/ 3 Bulan (Rp) - 3 - 35.000 300 15.000 50.000 35.000 150.000 30.000 50.000 60 12 48 24 1.500 25.000 1.875 6.500 50.000 500.000 24 50.000 Harga Satuan (Rp) TOTAL BIAYA TETAP 84.875 b) Biaya Variabel Biaya variabel yang diperlukan untuk melakukan budidaya tanaman mentimun dengan luas lahan 300 m2 sebagai berikut : Tabel 6. Biaya Variabel Budidaya Mentimun luas lahan 300 m2 No 1 2. Keterangan Bibit Pemupukan f. Kompos Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Volume Satuan 2 Pack 35.000 70.000 300 Kg 500 150.000 35 3 4 5 g. ZA h. Ponska i. Kcl Tenaga Kerja d. Pengolahan Lahan e. Pembuatan Bedengan dan Pemberian Pupuk f. Pemasangan Mulsa Lain- lain c. Prevathon d. Fujiwan Transportasi b. Bensin 20 20 10 Kg Kg Kg 2.000 2.000 7.000 40.000 20.000 70.000 2 HKO 30.000 60.000 2 HKO 30.000 60.000 1 HKO 30.000 30.000 1 1 Botol Botol 40.000 45.000 40.000 45.000 10 Liter 7.000 70.000 TOTAL BIAYA VARIABEL 655.000 c) Biaya Produksi Biaya produksi yang diperlukan untuk melakukan budidaya tanaman mentimun dengan luas lahan 300 m2 sebagai berikut : Tabel 7. Biaya Produksi Budidaya Mentimun Luas Lahan 300 m2 Jenis Biaya Jumlah Biaya Tetap Biaya Variabel Hasil Penjualan/Penerimaan Total Pendapatan (Hasil Penjualan – Biaya Produksi) Rp 84.875 Rp 655.000 Rp1.644.000 Rp 869.125 Sumber : Data Primer Tahun 2016 d) Analisis Perhitungan 1) Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp 84.875 + Rp 655.000 = Rp 739.875 2) Penerimaan = Harga x Jumlah = Rp 3000 x 226 = Rp 678.000 Jadi, Total Penerimaan Rp 678.000 36 3) Keuntungan = Penerimaan – Biaya Total = Rp 678.000 – Rp 739.875 = Rp – 61.875 4) R/C Ratio = Penerimaan Total biaya = 678.000 774.875 = 0,8 (R/C Ratio >1 = layak) Dari perhitungan diatas menunjukan hasil 0,8. Nilai tersebut memiliki pengertian bahwa setiap mengeluarkan modal Rp 1,- untuk budidaya mentimun akan mampu menghasilkan pendapatan Rp 0,8-. Dengan demikian kegiatan usaha tani budidaya mentimun layak karena pendapatan yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan (R/C > 1). Jika nilai R/C=1 maka usaha tersebut tidak akan mengalami BEP. Apabila R/C<1 maka usaha tidak efisien atau merugikan (tidak layak dijalankan). Karena R/C 0,8<1 maka tidak mengalami BEP.