PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) Nirmela Arisandi, Mulyati, Novi Program studi pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Cucumber is an annual plant that is pervasive belonging to Cucurbitaceae family are widely used as food , cosmetic and drug industry - abatan . Low productivity and quality of cucumber caused less intensive farming techniques , one of which depends on fertilization and treatments performed . The initial step was to produce healthy seedlings with optimal growth is to find a suitable growing media for planting cucumbers . To find the appropriate planting medium with the plant roots need to combine the organic material and adapted to the type of plant . In connection with that have done research that aims to find a suitable planting medium for the growth of cucumber plants . The research was conducted in the village Kajai , Talamau District , West Pasaman . This type of research is experimental , with a completely randomized design ( CRD ) consisting of 5 treatments and 5 replications . The treatments were A ( soil as a control ) , B ( garden soil + sand ) , C ( garden soil + manure ) , D ( cow manure + sand ) , E ( garden soil + sand + cow manure ) . The data were analyzed with analysis of variance and followed by LSD test at 5% level . The results showed that the use of a combination of growing media can increase the percentage of live seeds , number of leaves and plant height . The best growth results found on the treatment E. Key word: planting medium , vegetative growth , cucumber ( Cucumis sativus L. ) mentimun PENDAHULUAN Tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dikonsumsi buah oleh yang banyak masyarakat Indonesia dalam bentuk mentah dan juga sebagai bahan makanan yang dapat diolah sebagai acar, pencapur lotek, asinan serta bahan industri kosmetik dan obat-obatan. Nilai gizi cukup baik karena mengandung mineral dan vitamin (Sumpena, 2002). Mentimun termasuk semusim (annual) menjalar atau perantaraan tanaman yang bersifat memanjat dengan pemegang yang berbentuk pilin (spiral). Tanaman mentimun mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan, selain nilai ekonomisnya tinggi, umur maupun panennya relatif pendek, dan teknik digunakan budidayanya mudah. Dengan adanya tanaman mentimun adalah pupuk perkembangan budidaya mentimun organik dan pupuk anorganik tetapi dapat sumbangan para pendapatan menggunakan pupuk anorganik saja. memberikan terhadap peningkatan petani sayuran (Rukmana, 1994). penting kebutuhan bagi pasar pemenuhan dalam negeri Pupuk dalam petani padahal Peningkatan produksi mentimun sangat pestisida. yang pemupukan dilapangan harga pupuk hanya anorganik tidaklah murah selain itu penggunaan bahan kimia dapat menimbulkan dampak negatif seperti gangguan maupun luar negeri (ekspor). Dengan kesehatan dan pencemaran bertambahnya jumlah penduduk maka lingkungan. Solusi yang tepat untuk kebutuhan pasar akan terus meningkat mengatasi permasalah tersebut yaitu persediaan sayuran terutama dengan mentimun. Meskipun kebanyakan pertanian terutama secara dalam organik pemupukan. masyarakat Indonesia menganggap Pertanian organik boleh dikatakan usaha mentimun sampingan sehingga tidak rata-rata di terhadap lingkungan dan manusia Indonesia masih sangat rendah yaitu sehingga aman dipakai dan mudah 3,5 ton/ha diperoleh. Pemberian pupuk organik (Rukmana, 1994). Padahal produksi pun telah diakui sebagai salah satu mentimun hibrida bisa mencapai 20 untuk mempertahankan ton/ ha. Budidaya tanaman mentimun tanah karena dalam skala produksi yang tinggi dan kondisi tanah. Dengan menggunakan intensif belum banyak dilakukan, bahan organik yang dicampur dengan pada umumnya tanaman mentimun tanah dan pasir dengan perbandingan ditanam sebagai tanaman selingan tertentu (Annonimous, 2012). meningkatkan pertumbuhan tanaman produksi ton/ha mentimun sampai 4,8 Dalam dunia pertanian saat ini lekat sekali dengan penggunaan bahan kimia, baik sebagai pupuk memiliki dampak dapat negatif kesuburan memperbaiki diharapkan dapat mentimun. Menurut Agoes (1994), untuk menghasilkan media tanam yang sesuai dengan perakaran tanaman dalam penelitian ini maka tanaman mentimun hibrida, tanah perlu beberapa mengkombinasikan bahan dan adalah biji disesuaikan kebun, pasir, pupuk kandang sapi, dengan jenis tanaman. Penggunaan polybag ukuran 20 X 30 cm, label, media tanam yang baik dan sesuai tali plastik, plastik transparan untuk akan mempengaruhi lama waktu dan naungan dan Sibutox. pertumbuhan tanaman. Penelitian Berdasarkan latar belakang yang menggunakan eksperimen Rancangan ini Acak dikemukakan, maka telah dilakukan Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan penelitian mengenai pengaruh media dan 5 ulangan sehingga terdiri dari tanam 25 terhadap vegetatif pertumbuhan tanaman unit percobaan. Adapun mentimun perlakuannya adalah tanah kebun (Cucumis sativus L.) Penelitian ini (kontrol), tanah kebun + pasir (2:1), bertujuan tanah kebun + pupuk kandang sapi pengaruh untuk: media pertumbuhan Mengetahui tanam vegetatif terhadap (2:1), pasir + pupuk kandang sapi tanaman (1:1), tanah kebun + pasir + pupuk mentimun dan mencari media tanam yang cocok untuk pertumbuhan vegetatif tanaman mentimun. kandang sapi (2:1:1) Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan pada saat munculnya bunga. Parameter pada penelitian ini BAHAN DAN METODA antara lain adalah: persentase bibit Penelitian ini telah dilakukan yang hidup, jumlah daun dan tinggi pada tanggal 5 sampai 30 Agustus tanaman mentimun. Analisa data 2013 di Desa Kajai Kecamatan dilakukan Talamau Kabupaten Pasaman Barat. dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang, ayakan pasir, meteran, kayu, bambu, ember, gunting, kamera digital, hand spayer, handuk, jaring, toples, dan alat-alat tulis. Bahan yang digunakan dengan uji Nyata Terkecil) pada taraf F dan HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1: Rata –rata dan Jumlah bibit Mentimun (Cucumis sativus L.) Yang Hidup Pada Berbagai Media Tanam Perlakuan A B C D E Jumlah Bibit Yang Hidup 90% 85% 80% 80% 95% pertumbuhan tanaman dengan struktur remah keadaan air dan udara yang diperlukan untuk pengambilan unsur hara tersedia dan pernapasan akar dan seimbang. Menurut Sutopo (2002), bahwa media pasir yang dilengkapi dengan bahan-bahan organik mempunyai sifat fisika yang baik, gembur dan mempunyai kemampuan menyerap air. Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan pada masing-masing media tanam. Persentase bibit yang hidup pada perlakuan A adalah 90%, B adalah 85%, C dan D adalah 80% dan E adalah 95%. Dari semua perlakuan bahwa jumlah bibit yang paling banyak hidup adalah perlakuan E yaitu pada media tanam tanah kebun campur pupuk kandang sapi dan pasir. Sedangkan pada perlakuan C dan D adalah yang paling sedikit Tabel 2: Rata –rata Jumlah Daun dan Tinggi Batang Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Pada Berbagai Media Tanam Jumlah daun Tinggi Perlakuan (helaian) batang (cm) E 7,6 a 62,7 a D 6,4 b 47,2 b C 6,2 b 44,3 b B 5,6 bc 41,5 b A 5.0 c 41,6 b Ket: Angka- angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut BNT Berdasarkan Tabel 2 di atas hidup. Adanya perbedaan ini diduga terlihat bahwa pada perlakuan akibat kandungan dan struktur dari memberikan hasil yang paling tinggi setiap media tanam tersebut, selain itu terhadap jumlah daun dan tinggi tergantung pada vigor dan viablilitas tanaman. Hal ini karena kandungan benih mentimun. unsur hara pada perlakuan E lebih Menurut (1994), tinggi dari pada perlakuan yang kotoran sapi memiliki struktur yang lainnya. Pada perlakuan E merupakan remah media tanam campuran tanah kebun, yang Sutedjo E paling baik untuk pupuk kandang dan pasir. Dimana Menurut Agoes (1994), untuk dalam pupuk kandang sapi terdapat menghasilkan media tanam unsur Nitrogen, Posfor dan Kalium. sesuai dengan perakaran tanaman Menurut maka Lingga Nitrogen (2001) mampu unsur merangsang perlu beberapa yang mengkombinasikan bahan dan disesuaikan pertumbuhan tinggi batang, cabang dengan jenis tanaman. Penggunaan dan media tanam yang baik dan sesuai daun, Posfor mempercepat pembungaan dan Kalium berperan akan memperkuat pertumbuhan tanaman. tubuh tanaman dan kekuatan bagi tanaman menghadapi kekeringan dan penyakit. Rata-rata mempengaruhi lama Perbedaan jumlah daun erat kaitannya dengan pertumbuhan tinggi pertumbuhan batang tanaman mentimun itu sendiri. tanaman mentimun dari media A dan Dimana pada tanaman yang tinggi B (tanah dan pasir) merupakan rata- akan rata yang terendah dari rata-rata jumlah yang banyak dan sebaliknya perlakuan karena bibit lainnya, pada menghasilkan yang lebih daun rendah dalam akan perlakuan A hanya terdiri dari tanah mempunyai jumlah daun yang lebih saja. Hal ini di duga struktur tanah sedikit. yang mudah memadat karena tersusun Penambahan pupuk organik atas partikel-partikel yang sangat kedalam kecil dan pertukaran oksigen cukup pengaruhnya kearah perbaikan sifat- lambat sehingga akar tidak mampu sifat tanah, akan tetapi penggunaan menembus pupuk pertumbuhan lapisan tanah tanaman maka menjadi tanah lebih anorganik mengakibatkan struktur kuat dapat tanah lambat (Lingga, 1990). Sedangkan menjadi padat, berkurangnya mikroba tanah pasir kurang baik menyekat air. yang terdapat di dalam tanah, dan Air yang diberikan pada media jenis dapat ini tidak mampu disekat sehingga sifat tanah sehingga menurunkan mengalir begitu saja dan mudah produktivitas terkikis angin (Yandianto, 2003). mempengaruhi produksi. Oleh karena mengganggu keseimbangan lahan dan itu, dianjurkan kepada para petani untuk menggunakan pupuk organik Rukmana, R. 1994. Mentimun. Yogyakarta. Sumpena, V. 2002. Budidaya Mentimun Intensif Dengan Mulsa Secara Tumpang Gilir. Penebar Swadaya, Jakarta dan mengkombinasikannya dengan bahan anorganik yang lainnya dalam membudidayakan tanaman mentimun. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan Budidaya Kanisius, Sutedjo, M.M. 1994. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta bahwa Penggunaan kombinasi media tanam dapat meningkatkan persentase bibit yang hidup, jumlah daun dan tinggi tanaman mentimun. Hasil pertumbuhan yang terbaik adalah pada perlakuan E yaitu pada media tanam tanah kebun campur pupuk kandang sapi dan pasir. DAFTAR PUSTAKA Agoes, D. 1994. Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaannya. Penebar Swadaya, Jakarta Annonimus. 2012. Budidaya Mentimun. http://teknisbudi.blogspot.com/2012/05/ budidaya-mentimun.html. Diakses tanggal 12 juli 2012. Lingga, P.2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia, Jakarta. Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Yadianto, 2003. Keterampilan Bercocok Tanam Hortikultural. M2s, Bandung