Rabu, 09 Maret 2016 | Admin | 350 kali Interaktif dan Donor Darah RRI Singaraja Interaktif di RRI Singaraja tema "mengangkat beban dalam Kebersamaan" dikaitkan dengan program "Indonesia Berdonor" dihadiri oleh Narasumber dari Direktur Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Kabupaten Buleleng (dr. Rizani), Kepala RRI Singaraja dan DR Gede Sandiasa, S.Sos, M.Si dari Pengamat Sosial tentang Penyiaran Publik. Peran RRI dalam memberikan pengetahuan dan sosialisasi pada masyarakat secara lugas, bahasa mudah dimengerti, uptodate menjadi ketertarikan tersendiri bagi masyarakat luas, serta daya jangkau RRI yang sangat luas. Acara ini dilanjutkan dengan donor darah di wantilan RRI Singaraja. Keadaan masyarakat secara luas ke depan banyak tantangan, baik dari sisi perubahan perilaku hidup, gaya hidup dan pola makan yang banyak berpengaruh terhadap kesehatan, yang nantinya banyak menimbulkan derita sakit yang memerlukan darah, seperti perilaku membuant sampah sembarangan dapat menimbulkan wabah penyakit demam berdarah, perilaku kebut-kebutan dijalan menimbulkan kecelakaan yang dapat menimbulkan gejala pendarahan hebat. Pola makan dengan menkonsumsi makanan dan minuman yang berlebih, atau mengandung sat penyedap, pewarna atau campuran lainnya yang mengandung sat kimia bias menyebabkan penyakit gagal ginjal, kanker darah, yang juga dipengaruhi oleh dampak perubahan iklim dll. Dengan demikian diperlukan daya tahan masyarakat baik secara fisik, moral yang dapat berperan besar dalam upaya mencegah penyebaran penyakit, dan kerusakan lingkungan. Peran RRI dapat masuk dalam upaya memberikan penyuluhan, sosialisasi program-program kesehatan dan keselamatan lingkungan melalui rancangan siaran menarik misalnya siaran pedesaan, jumpa pen, jalan sehat, gerakan kepedulian sosial dan lingkungan, menampilkan berita yang uptodate serta upaya propokasi positif, untuk mendorong daya tarik dan motivasi masyarakat dalam mendukung program pemerintah, kesehatan masyarakat dan lingkungan. Dari hasil penyampaian pihak UTD bahwa dengan donor darah, masyarakat memperoleh manfaat antara lain; terjadi regenerasi sel darah, memperlancar sirkulasi darah, menurunkan tingkat kekentalan darah yang dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan yang bias menyebabkan gejala struk. Untuk di Buleleng kebutuhan darah perhari adalah 30 kantong namun yang bias terpenuhi secara mandiri 85 %, sisanya berasal dari donor darah pengganti dan pengambilan darah dari UTD Pembina. Dalam penanganan kasus DB (demam berdarah) yang memerlukan darah trombosit UTD Buleleng masih mendatangkan trombosit dari UTD Pembina, kendala jarak, tranportasi dan waktu akan menjadi persoalan dalam menangani kasus DB yang sudah memerlukan darah. UTD Buleleng belum bisa memproduksi darah trombosit karena alat produksi berupa mesin produksi, belum bias disediakan oleh PMI maupun pemerintah Buleleng. Kalau alat ini ada yang harganya mencapai 1-2 M, maka penanganan darah trobosit bias di selenggarakan di Buleleng, dan penggunaan darah bias lebih efisien. Upaya sosialisasi terhadap masyarakat harus terus menerus dilakukan, baik oleh lembaga UTD tentang tranfusi darah, berkaitan dengan syarat transfusi, manfaat donor darah, berbagai penyakit yang memerlukan darah, serta peran dan daya dukung apa yang diperlukan dari masyarakat harus dilakukan secara terus menerus. Mengingat darah sampai saat ini belum dapat digantikan dengan obat-obatan.