GKM DINAR – W KRA 1. Daftar Isi - ii 2. Profile GKM -1 3. Visi & Misi PT KIEC -1 4. Budaya Perusahaan PT KIEC -1 Tata Nilai -1 KIEC Fokus -1 Divisi Properti Industri -1 5. Struktur Organisasi -2 6. Jadwal Kegiatan -2 7. Langkah 1. Identifikasi Masalah -3 1.1. Brainstorming Permasalahan -3 1.2. Prioritas Masalah -3 1.3. Penetapan Tema -5 1.4. Penetapan Target -5 8. Langkah 2. Analisa sebab Akibat -5 9. Langkah 3. Mencari Penyebab Masalah Yang Dominan (Analisa & Hipotesa) -6 3.1. Tabel Penyebab Masalah Yang Dominan (Analisa & Hipotesa -6 3.2. Pareto Penyebab Masalah Yang Dominan (Analisa & Hipotesa -6 10. Langkah 4. Rencana Perbaikan -7 11. Langkah 5. Melaksanakan Perbaikan -8 12. Langkah 6. Meneliti Hasil Perbaikan - 11 6.1. Perbandingan Sebelum & Sesudah Perbaikan - 11 6.2. Perbandingan Sebelum & Sesudah Terhadap Aspek Mutu - 12 13. 14. Langkah 7. Membuat Standarisasi - 12 7.1. Membuat Standarisasi - 12 7.2. Standarisasi Hasil - 13 Langkah 8. Penetapan Perbaikan Selanjutnya ii - 13 15. Lampiran Photo - Photo 16. Lampiran RKAP Tahun 2013 17. Lampiran Gbr. Ruangan Lantai 2 18. Lampiran Stiker Save Energi 19. Lampiran Jadwal Rutin Perawatan 20. Lampiran Surat Himbauan Kiat Berhemat & Ramah Lingkungan 21. Lampiran Evaluasi Standar Penggantian Alat Hemat Energy 22. Lampiran Efisiensi Listrik AC & Lampu iii Divisi Nama Kelompok : Properti Industri : DINAR – W KRA (Delivery Investment to a New Arrival Result – Wisma Krakatau) Tema Terbentuk : : 10 April 2013 Fasilitator Ketua Kelompok Sekretaris Anggota : Djebat Kadarusman : Riza Pahlevi : Yani Priyani : Andi Azis : Suwalyudi : Agus Widiatmoko : Syech Hasan : M. Rifki Zamani : Samsul Nandar Jumlah Pertemuan Lama Pertemuan Persentase Kehadiran : 19 x pertemuan : 1 – 2 jam : 94% Dasar Pembentukan GKM DINAR W-KRA “Menciptakan Gagasan – Gagasan Baru Sehingga Dapat Meningkatkan Investasi Dan Goal Untuk Perusahaan” VISI PT KIEC Pemain Properti Nasional yang terkemuka MISI PT KIEC Menyediakan Properti Industri, Komersial, Hunian Dan Infrastruktur terkait yang memberikan solusi bagi Investor, Pelanggan dan pihak-pihak terkait lainnya. TATA NILAI PT KIEC Fokus Pada Pelanggan, Profesional, Aksi, Sinergi, Terbuka, Inovasi, Integritas KIEC FOKUS : Pasti2 DIVISI PROPERTI INDUSTRI Divisi Properti Industri merupakan divisi di bawah Sub Direktorat Operasi Dan Pemasaran yang membawahi dua dinas yaitu dinas Kawasan Industri dan Dinas Perkantoran & Perudangan. 1 JADWAL KEGIATAN 2 LANGKAH 1. IDENTIFIKASI MASALAH 1.1. Brainstorming Permasalahan Dari hasil brainstorming GKM DINAR W – KRA didapatkan beberapa permasalahan yang terkait dengan aktifitas rutin pada Divisi Properti Industri (Dinas Perkantoran &Pergudangan) antara lain sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pemakaian energi listrik masih boros Sistem prevetive maintenance kurang optimal Pemakaian energi air masih boros Dinding gudang rawan jebol Sistem pengamanan area gudang CM 1 belum optimal Sistem pengamanan Wisma Krakatau masih longgar Sistem Pelayanan housekeeping & respon terhadap komplain tenant kurang baik. 8. Keluhan di gudang masih tinggi 9. Sarana & prasarana gedung tidak memenuhi standar gedung 10. Jembatan timbang sering rusak 11. Atap gudang sering bocor 12. Jalan area gudang rusak 13. Lokasi gudang jauh 14. Pengendalian dokumen Divisi masih kurang (manual) 1.2. Prioritas Masalah 3 Gbr.2 Diagram Balok untuk Tabel Prioritas Masalah Berdasarkan diagram balok diatas maka yang dijadikan Tema dalam GKM ini adalah : “Pemakaian Energi Listrik di Gedung Wisma Krakatau Boros” Cilegon, 6 Desember 2013 Djebat Kadarusman Kadiv Properti Industri Riza Pahlevi Ketua GKM DINAR 4 1.3. Penetapan Tema Terkait dengan sasaran rencana kerja Divisi Properti Industri (Dinas Perkantoran & Pergudangan), kami sepakat untuk memberikan JUDUL : “Efisiensi Listrik untuk Menekan Biaya Operasional” 1.4. Penetapan Target Pelaksanaan IQ Day di periode awal tahun 2014 sudah menggunakan alat – alat listrik yang hemat energi . LANGKAH 2. ANALISA SEBAB AKIBAT Fish Bone Diagram 5 LANGKAH 3. MENCARI PENYEBAB MASALAH YANG DOMINAN (ANALISA & HIPOTESA) 3.1. Tabel Penyebab Masalah Yang Dominan (Analisa & Hipotesa) 3.2. Pareto Penyebab Masalah Yang Dominan (Analisa & Hipotesa) - Dari diagram pareto diatas, Tim sepakat untuk menyelesaikan semua masalah dengan presentasi 100% 6 LANGKAH 4. RENCANA PERBAIKAN Dibuat oleh, Cilegon, 6 Desember 2013 Disetujui oleh Fasilitator, Riza Pahlevi Ketua GKM DINAR Djebat Kadarusman Kadiv Properti Industri 7 LANGKAH 5. MELAKSANAKAN PERBAIKAN 8 9 10 LANGKAH 6. MENELITI HASIL PERBAIKAN 6.1 Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Perbaikan No 1 Akar Penyebab Belum beralih ke produk innovative (hemat energy) 2 Kurang pemahaman petugas tentang penghematan 3 Belum dilakukan peremajaan pada alat 4 5 6 7 8 9 Sebelum Perbaikan - Pemakaian listrik tinggi - - Masih menggunakan alat yang boros energy Pemakaian listrik lebih rendah - Menggunakan produk hemat energy - Alat banyak yang rusak - Alat baru Alat siap pakai - Petugas kurang peduli Banyak alat yang rusak - Rasa memiliki tinggi Alat menjadi awet - Alat korosi - - Masih menggunakan alat yang tua Alat tahan terhadap korosi - Menggunakan alat baru/inovatif Jadwal perawatan menjadi pasti Perencanaan anggaran kurang detail Tidak ada standar PK AC terhadap luas ruangan Belum ada kampanye hemat energi Sesudah Perbaikan Banyak perawatan dan penggantian alat diluar program - Penggunaan AC tinggi - PK AC tidak sesuai - Belum dilakukan pengukuran Kurang peduli - - - Memudahkan untuk penggantian alat baru Energy penggunaan AC menjadi rendah Kebutuhan PK AC terukur Standar suhu 24 – 26 °C - Karyawan lebih peduli - - Menganggap tidak penting - Menghargai upaya penghematan - Kesadaran kurang - Jadwal tidak mengcover seluruh kegiatan perbaikan (ME, sipil, jumlah personal) - Perawatan tidak teratur dan proses rotasi lama - Hemat energy menjadi budaya Perawatan teratur dan lebih cepat - - Adanya kebutuhan pekerjaan tambahan Divisi lain diluar jam kerja - Tidak mengcover seluruh alat Banyak alat yang tidak terpakai menyala terus - Boros energy - Alat dipakai sesuai kebutuhan Tidak ada standar spesifikasi pada alat - Banyak alat yang rusak - Lebih hemat energy Alat menjadi awet - Spesifikasi masih beragam - Adanya penyeragaman alat - Seluruh alat tercover perawatan Kesadaran karyawan meningkat 11 6.2 Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Terhadap Aspek Mutu No Item Sebelum 1 PRODUCTIVITY - 2 QUALITY 3 COST Sesudah - Menggunakan poduk hemat energy - Masih menggunakna peralatan yang boros energy Peralatan tua - Innovative - Peralatan kualitas rendah - Kualitas tinggi - Boros energy Banyak perawatan tak terduga - Biaya perawatan tinggi - Waktu perawatan tidak teratur Peralatan beresiko tinggi terhadap petugas Tingkat kesadaran dan rasa memiliki kurang Merusak /polusi lingkungan - Hemat energy Perawatan sedikit Biaya perawatan berkurang Penghematan biaya listrik sebesar Rp. 1.673.142,-/bulan Perawatan terjadwal - Peralatan menjadi aman - Kesadaran dan rasa memilik tinggi Ramah lingkungan - Lingkungan bersih dan nyaman 4 DELIVERY - 5 SAFETY - 6 MORAL - 7 ENVIRONMENT - Banyak sampah LANGKAH 7. MEMBUAT STANDARISASI 7.1 Membuat Standarisasi No 1 2 3 4 5 Standarisasi Lokasi Menggunakan alat elektronika (lampu, Wisma AC, PC/laptop, exhause fan dll) yang Krakatau hemat energy Mematikan alat elekronika (lampu, AC, Wisma PC/laptop, charger, stop kontak dll) Krakatau saat tidak di pakai Menutup pintu ruangan pada saat AC Wisma menyala Krakatau 0 0 Suhu ruangan di atur pada 24 – 26 C Wisma Krakatau Melaksanakan perawatan (ME & Sipil) Wisma sesuai jadwal Krakatau PIC Dinas Perkantoran & Pergudangan Seksi Perawatan P & P Seksi Operasional P & P Seksi Perawatan P & P Seksi Perawatan P & P 12 7.2 Standar Hasil Karyawan mempunyai rasa memiliki perusahaan yang tinggi dan perilaku hemat energy menjadi budaya, sehingga akan mendapatkan penghematan biaya energy listrik sebesar Rp. 1.673.142,-/bulan LANGKAH 8. PENETAPAN PERBAIKAN SELANJUTNYA Berdasarkan diagram yang telah dibuat diatas pada permasalahan prioritas yang akan diperbaiki/hadapi selanjutnya adalah system preventive maintenance kurang optimal . Maka untuk tema pada GKM selanjutnya yang akan kita gunakan adalah “system preventive maintenance kurang optimal” Dibuat oleh, Cilegon, 6 Desember 2013 Disetujui oleh Fasilitator, Riza Pahlevi Ketua GKM DINAR Djebat Kadarusman Kadiv Properti Industri 13 In House Training : House Keeping 17 18 19 20 21 22 23 24