BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karies

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Karies merupakan penyakit pada gigi dan mulut yang tersebar pada
masyarakat.1 Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah karies gigi,
diantaranya adalah dengan menggunakan obat kumur antiseptik. Tujuan berkumur
dengan antiseptik yaitu menurunkan jumlah koloni bakteri patogen dalam rongga
mulut dan mengurangi terjadinya plak dan karies gigi.2 Salah satu bakteri yang
terkait dengan adanya karies gigi yaitu Streptococcus viridans yang juga dapat
menyebabkan endokarditis, septikemi, dan pembentukan abses. Dari beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa 30% dari pasien yang menjalani prosedur
bedah mulut, ekstraksi, bahkan perawatan gigi rutin dapat menimbulkan
perdarahan minor dan mengalami transien bakteri setelahnya.3,4
Masyarakat yang jauh dari pelayanan kesehatan pada umumnya memanfaatkan
tumbuhan sebagai obat kumur, sekitar 75%-80% penduduk pedesaan di dunia
menggunakan bahan obat yang berasal dari tumbuhan dan sekitar 28% dari
tumbuhan yang ada di bumi telah dipakai sebagai bahan obat tradisional. Obatobatan tradisional sebagian besar berasal dari bunga, batang, daun, serta buah dan
biasanya dibuat dalam bentuk bubuk, cairan, dan salep. 2,5,6 Penggunaan obat
tradisional secara umum dinilai lebih aman dibandingkan penggunaan obat
modern karena obat tradisional mudah di dapat, lebih murah, memiliki efek
samping relatif rendah, dalam suatu ramuan dengan komponen berbeda memiliki
1
2
efek saling mendukung, dan pada satu tanaman memiliki lebih dari satu efek
farmakologi. Dalam kehidupan sehari-hari, buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
sering digunakan sebagai bahan obat-obatan tradisional.6,7
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan buah yang berkhasiat sebagai obat
herbal. Air perasan jeruk nipis mengandung asam sitrat 7% dan minyak atsiri
yang memiliki senyawa fenol yang merupakan zat antibakteri yang bersifat
sebagai bakterisidal, yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri.8,9 Banyak
penyakit yang dapat diobati dengan jeruk nipis antara lain batuk, menurunkan
panas pada badan anak, sakit gigi, sakit polip, sakit amandel dll. 8
Dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut, peneliti tertarik untuk
meneliti tentang pengaruh air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap
pertumbuhan Streptococcus viridans.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah penelitian adalah
apakah air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan Streptococcus viridans.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah mengetahui pengaruh air perasan jeruk nipis
(Citrus aurantifolia) dalam berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan
Streptococcus viridans.
3
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya daya hambat pertumbuhan
Streptococcus viridans setelah diberi perlakuan air perasan jeruk nipis (Citrus
aurantifolia).
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Manfaat akademis dari penelitian ini adalah menambah ilmu pengetahuan
mengenai pengaruh air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap
pertumbuhan Streptococcus viridans.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat
mengenai kegunaan air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai obat
herbal dalam peningkatan kesehatan gigi dan mulut.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Penyakit gigi dan mulut, terutama karies gigi menjadi penyakit yang diderita
oleh 90% penduduk di Indonesia. Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan
keras gigi yang ditandai dengan terjadinya demineralisasi jaringan keras gigi yang
kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organik. Akibatnya terjadi invasi bakteri
dan kematian pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal yang dapat
4
menyebabkan nyeri.10 Salah satu bakteri yang terkait dalam pembentukan karies
gigi adalah Streptococcus viridans yang merupakan flora normal pada rongga
mulut.11 Bakteri ini dapat masuk ke aliran darah selama prosedur perawatan gigi
seperti ekstraksi gigi dan skeling terutama jika gingiva mengalami inflamasi. 12
Abses lokal yang disebabkan Streptococcus viridans akan menimbulkan efek pada
rahang, gigi, dan struktur vital seperti mediastinum dan perikardium. 3
Salah satu cara pencegahan karies adalah mencegah pembentukan plak atau
dengan pembersihan plak pada permukaan gigi secara teratur. Saat ini kontrol
plak dilengkapi dengan penambahan jenis bahan aktif yang mengandung bahan
dasar alami ataupun bahan sintetik sebagai bahan antibakteri. Bahan antibakteri
tersebut tersedia dalam bentuk larutan kumur dan pasta gigi. Klorheksidin
merupakan salah satu formula yang paling efektif untuk mengontrol plak, tetapi
penggunaannya dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan efek yang
merugikan. Oleh karena itu bahan alternatif dari bahan minyak essensial dan
ekstrak tumbuh-tumbuhan (herbal) merupakan pilihan sebagai bahan antibakteri
dalam obat kumur.2,13
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu tumbuh-tumbuhan yang
yang memiliki komponen minyak essensial yaitu minyak atsiri (limonen, linalin
asetat, geranil asetat, fellandren, sitral, lemon kamfer, kadinen, aktialdehid, dan
aniladehid) serta senyawa kimia lainnya yang bermanfaat seperti asam sitrat,
asam amino (triptofan dan lisin), vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C. 14 Dari
beberapa penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri dari jeruk nipis memiliki
aktivitas antibakteri terhadap Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, dan
5
Salmonella typhi yang disebabkan oleh adanya senyawa fenol.14,15 Jeruk nipis juga
diakui memiliki efek anti inflamasi, anti rematik, anti koagulan, dan anti
infektif.16
Peneliti berharap agar aktivitas antibakteri pada air perasan jeruk nipis dapat
menurunkan jumlah koloni bakteri Streptococcus viridans yang merupakan
bakteri terbanyak dari total populasi bakteri pada rongga mulut sehingga dapat
mengurangi insidensi karies gigi dan mengurangi terjadinya bakteriemia. Penulis
ingin mengetahui apakah air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) memiliki
efek antibakteri sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan Streptococcus
viridans.
1.5.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini yaitu air perasan jeruk nipis dapat mempengaruhi
pertumbuhan Streptococcus viridans.
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik secara in vitro.
Sampel penelitian berasal dari Streptococcus viridans yang telah isolasi kemudian
dibiakkan dari gigi karies.
Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif.
6
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha pada bulan Desember 2012 – April 2013.
Download