Elearning Interaktif - upt e

advertisement
1
Interaktivitas eLearning didefinisikan sebagai "dialog" antara peserta didik dan alat
eLearning dimana peserta didik terlibat dan terlibat dalam proses eLearning
Ini adalah elemen kunci dari proses perancangan kursus eLearning yang
sesungguhnya, dan ini terbukti menjadi praktik yang menambahkan nilai luar biasa ke
kursus eLearning Anda.
2
3
Interaksi eLearning dapat mencakup kuis pilihan ganda, tes, skenario eLearning,
simulasi, video animasi dll.
Tujuannya adalah membantu peserta didik untuk memperdalam pemahaman mereka
tentang materi pelajaran melalui eksperimen, menghadapi keadaan yang tidak
terduga, atau bahkan belajar dari kesalahan mereka.
4
Setelah belajar sesuatu, ingatan manusia akan menurun seiring
berjalannya waktu kecuali dengan sering mengulangnya.
Semakin sering mengulang maka ingatan akan semakin kuat. Sehingga
ketika bertemu dengan hal yang sama, waktu yang diperlukan aakan
semakin sedikit untuk mengingat kembali
5
6
Meningkatkan Retensi Pembelajar Dalam Kursus eLearning
Untuk meningkatkan tingkat retensi pelajar di eLearning Anda harus membuat
mereka ketagihan sejak awal. Kursus eLearning Anda harus menarik minat mereka
dan mempertahankannya selama eLearning berlangsung.
1. Sampaikan deskripsi dan tujuan pembelajaran
Biarkan peserta mengetahui pendahuluan atau deskripsi kuliah eLearning, yang
dibutuhkan kuliah eLearning dan apa yang harus mereka lakukan untuk
menyelesaikannya dengan sukses. Demikian juga, tentang manfaat yang dapat
mereka harapkan dari kuliah eLearning.
2. Bangun forum diskusi pada kuliah elearning
Kolaborasi/ diskusi online bisa menjadi alat yang ampuh di dunia eLearning
karena elemen pembelajaran sosial yang sangat penting yang mendorong
interaksi dan keterlibatan. Melalui diskusi online, mereka dapat membagikan
gagasan, umpan balik, dan pengalaman pribadi mereka.
3. Berikan kegiatan belajar mandiri
Berikan peserta tautan ke sumber online, aktivitas belajar yang dapat didownload
dan informasi lain yang dapat mereka gunakan untuk mengikuti pelajaran mereka
guna menambah pendidikan mereka.
7
4. Buatlah materi menjadi “bite size” agar lebih mudah dikelola dan dipahami
7
1. Meningkatkan Refleksi ; ketika sebuah pertanyaan atau aktivitas membuat
mereka berhenti berpikir untuk mempertimbangkan jawaban atau memilih jalan
dalam proses eLearning, mereka dapat mengintegrasikan konten eLearning ke
dalam bahasa mereka sendiri
2. Meningkatkan keterlibatan; Setiap pengalaman menyebabkan reaksi; Cerita yang
kuat dan pertanyaan provokatif menciptakan catatan kognitif dan memungkinkan
kita untuk merendam catatan-catatan ini secara mendalam di dalam pikiran kita.
Kegiatan interaktif melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
mengarahkan perhatian mereka pada konten eLearning, yang menghasilkan hasil
belajar yang lebih baik
3. Retensi pengetahuan; Kegiatan interaktif menciptakan keingintahuan, dan rasa
ingin tahu mengarah pada retensi pengetahuan yang lebih baik. Elemen
multimedia, kasus berbasis skenario, bahkan penghargaan prestasi, memiliki
kekuatan untuk mengubah kursus eLearning paling membosankan menjadi
pengalaman belajar eLearning yang menarik, emosional, dan yang paling penting.
Doronglah peserta untuk menerapkan pembelajaran mereka saat berpikir,
mengeksplorasi dan mengevaluasi hasilnya berdasarkan keputusan mereka dan
Anda akan dapat menawarkan pengalaman yang efektif dan meyakinkan yang
memiliki potensi lebih besar untuk dipertahankan.
8
4. Mendorong motivasi; Elemen "Menyenangkan" seperti multimedia, skenario dan
permainan interaktif memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi lebih dalam
proses eLearning. Yang lebih menarik adalah cerita atau permainan eLearning,
semakin intensif motivasi peserta didik. Kesempatan untuk refleksi, seperti
pertanyaan provokatif yang membuat peserta didik berhenti dan berpikir,
memotivasi mereka lebih dari sekedar mengklik tombol "berikutnya". Selanjutnya,
ketika interaktivitas eLearning digunakan dalam pembelajaran mobile, yang
memungkinkan audiens Anda untuk berpartisipasi dalam kursus eLearning Anda
kapan saja, dimana saja, peserta didik lebih cenderung dimotivasi agar sesuai
dengan pengalaman belajar eLearning ke dalam jadwal sibuk mereka.
8
Strategi eLearning Interaktif yang Berhasil
1. Keep it relevant dan on-topic!
Menawarkan konten berkualitas tinggi dan bermakna akan membuat peserta didik
terlibat penuh dan termotivasi untuk belajar. Di sisi lain, termasuk informasi yang
bersifat umum dan tidak spesifik tidak akan memberi nilai tambah pada kursus
eLearning, dan bahkan membuat peserta belajar mempertanyakan nilai kursus
eLearning secara keseluruhan
2. Eksplorasi adalah kunci untuk keterlibatan pelajar.
Sertakan tautan yang dapat diikuti peserta didik untuk mempelajari lebih lanjut
tentang topik ini, buat cerita yang mereka butuhkan untuk berinteraksi dengannya,
integrasikan komponen visual yang membuat subjek lebih eye-catching, dan dorong
mereka untuk menjelajahi modul dengan menghubungkan hyperlink ke Halaman lain
yang mungkin menarik
3. Sertakan interaktif, skenario berbasis realitas.
Alat paling ampuh yang Anda miliki saat mengembangkan strategi eLearning interaktif
adalah skenario eLearning berbasis realitas
4. Mengintegrasikan kuis atau penilaian di akhir setiap modul atau pelajaran.
Termasuk kuis dan tes pada akhir setiap modul tidak hanya memungkinkan fasilitator
9
dan pembuat konten untuk menilai keefektifan kursus eLearning, namun juga
memberi peserta didik kesempatan untuk mengukur kemajuan mereka dan
meringkas konten yang telah mereka pelajari. Buatlah kuis interaktif, seperti
memasukkan masalah kehidupan nyata yang harus dipecahkan peserta didik dengan
menggunakan keterampilan yang baru didapat. Sertakan tes yang menampilkan
pertanyaan video dan / atau audio. Tawarkan permainan point-and-click yang menguji
pengetahuan mereka sambil tetap menjaga mereka tetap terlibat.
5. Dorong kolaborasi kelompok.
Mintalah peserta didik berkomunikasi satu sama lain, bahkan jika kursus eLearning
Anda berpusat di seputar pembelajaran asinkron. Mulai diskusi kelompok di forum
online, dorong mereka untuk memecahkan masalah secara kolektif melalui obrolan
kelompok secara online, dan integrasikan situs media sosial ke dalam strategi
eLearning Anda. Kolaborasi kelompok memungkinkan Anda memasukkan unsur
manusia ke dalam kursus eLearning Anda, terlepas dari kenyataan bahwa peserta
didik mungkin tidak bertemu tatap muka. Interaksi manusia memberi mereka
kesempatan untuk belajar dari pengalaman peserta didik lainnya dan untuk
mengeksplorasi topik secara mendalam dalam lingkungan kelompok.
9
Rahasia untuk menciptakan pengalaman eLearning yang sukses adalah
mengembangkan lingkungan yang meniru dunia nyata. eLearning yang baik akan
mendorong peserta untuk membuat pilihan yang mengarah pada konsekuensi atau
menyoroti manfaat nyata dari materi pelajaran, melalui simulasi dan elemen
interaktif lainnya.
1. Pilih alat authoring eLearning yang tepat.
Ada sejumlah alat pengarang eLearning yang dapat membantu profesional
eLearning mengubah presentasi menjadi kursus eLearning dinamis dan interaktif.
2. Buatlah mindmap
Untuk memudahkan navigasi dan desain kuliah online maka diperlukan mindmap
yang utuh. Dengan ini maka akan lebih mudah ketika memasukkan hyperlink,
integrase video atau media lain yang dapat digunakan sebagai sarana interaktif.
3. Buatlah desain layout
Meski bekerja dengan template lebih mudah, tetapi tentu saja diperlukan
penyesuain agar dapat sesuai dengan konten mata kuliah yang dibuat
10
Tingkat Interaksi: adalah metrik yang digunakan dalam eLearning yang mengacu pada
konsep seperti interaksi pengguna, kompleksitas dan tingkat kecanggihan kursus.
Tingkat 1. Pasif-tidak ada interaksi
Tingkat ini adalah apa yang biasa disebut sebagai ‘page turner”. Ini adalah tingkat
yang tidak terlalu memotivasi peserta didik. Ini hampir tidak dianggap eLearning,
namun bisa efektif untuk mengkomunikasikan konsep sederhana, dan relatif tidak
mahal untuk dikembangkan.
Pada tingkat ini peserta didik tidak berinteraksi dengan sumber daya, mereka hanya
memiliki:
1. Grafik, gambar dan animasi sederhana
2. Rollovers
3. Pertanyaan kuis dasar
Tingkat 2. Interaksi terbatas
Peserta memiliki kemampuan untuk melakukan lebih dari sekedar menonton,
membaca dan bernavigasi. Tingkat ini digunakan untuk pelajaran operasi dan
perawatan yang tidak rumit.
Pada tingkat ini peserta didik berinteraksi dengan sumber daya seperti:
1. Grafik animasi yang dapat diklik
11
2. Navigasi mengembang ke menu, glosarium, dan tautan ke sumber daya eksternal.
3. Sering termasuk latihan sederhana (yaitu komponen drag-and-drop, matching,
dan identifikasi).
4. Audio dan Video
Tingkat 3. Interaksi sedang
Tingkat ini menjadi favorit di industri ini terutama karena dioptimalkan keseimbangan
antara pembelajaran aktif dan waktu pengembangan. Beberapa sumber:
1. Video animasi
2. Rekaman Audio yang Disesuaikan
3. Simulasi kompleks dimana peserta didik memasukkan data ke dalam kolom
4. Kasus berbasis skenario
5. Animasi Flash Khusus di mana peserta didik memiliki kemampuan untuk
melakukan penyelidikan.
11
Beberapa contoh tipe interaksi pada level 1 meliputi:
1. Image Builder
 Mengubah poin inti konten menjadi gambar-gambar yang relevan.
 Interaksi berupa ketika diklik atau hover, gambar akan memunculkan penjelasan
lebih lengkap (dalam bentuk teks, gambar, atau video).
 Cocok untuk konten berupa konsep, proses, prosedur, produk, atau elaborasi
sistem.
2. Flash/Flip Cards
 Interaksi berupa membalikkan kartu untuk menemukan penjelasan, petunjuk, atau
gambar dengan cara diklik.
 Cocok untuk konten berupa konsep, fakta-fakta, dan menambah kosakata.
3. Steps/Ladder Depiction
 Menggambarkan konten ke dalam urutan dan langkah-langkah atau tahapan.
 Interaksi berupa klik atau hover mouse pada salah satu tahapan untuk
memunculkan penjelasan lebih detail.
 Cocok untuk konten berupa proses atau alur kerja.
12
4. Pyramid
 Menyusun konten ke dalam bentuk hirarki.
 Interaksi berupa klik atau hover pada salah satu poin maka akan memunculkan
informasi lebih lanjut.
 Cocok untuk konten berupa konsep atau proses.
5. Panning Cards
 Mengemas konten menjadi sebuah presentasi interaktif seperti slide show.
 Interaksi berupa animasi slide semi 3D yang muncul ketika salah satu gambar/kartu
di klik. Bersamaan dengan itu juga muncul deskripsi serta audio yang mendukung.
 Cocok untuk memaparkan fitur-fitur produk atau konten berupa fakta-fakta.
12
Beberapa contoh tipe interaksi pada level 2 meliputi:
1. Tabs
 Menyediakan navigasi menuju informasi lebih lanjut mengenai poin-poin inti
konten yang ditampilkan dpada beberapa tab.
 Interaksi berupa klik pada salah satu tombol navigasi yang tersusun di salah satu
sisi untuk menampilkan informasi detail.
 Cocok untuk konten berupa konsep yang tidak perlu dibaca secara berurutan.
2. Interactive e-Book
 Menyajikan konten ke dalam bentuk buku digital.
 Interaksi berupa klik pada halaman, topik dalam daftar isi, atau mengetik nomor
halaman untuk berpindah halaman.
 Cocok untuk konten berupa informasi-informasi yang terbagi ke dalam beberapa
sub-topik.
3. Character Dialog/Conversation
 Menggambarkan konten ke dalam bentuk percakapan yang diwakilkan oleh suatu
karakter ilustrasi.
13
 Interaksi berupa sentuhan kemanusiaan yang dikemas dalam bentuk percakapan.
4. Interactive Video
 Menyusun konten ke dalam bentuk video yang dapat berhenti secara otomatis
pada interval waktu tertentu.
 Interaksi berupa klik pada tombol yang muncul ketika video berhenti sejenak.
 Cocok untuk pembelajaran yang bertujuan mengetes pengetahuan.
5. Labeled Images/Graphics
 Mengemas konten menjadi satu gambar utuh yang dilengkapi dengan tanda
berupa nama, angka atau lainnya.
 Interaksi berupa klik pada tanda untuk memunculkan informasi berupa teks atau
video.
13
Beberapa contoh tipe interaksi pada level 3 meliputi:
1. Exercise Scenario atau Mini Scenario
 Menyusun konten menjadi sebuah skenario yang menempatkan peserta didik
pada situasi yang multi arah atau menunjukkan akhir yang berbeda.
 Interaksi berupa keharusan peserta didik untuk menganalisis skenario dan
memilih jalur atau arah dari skenario.
 Cocok untuk pembelajaran yang bertujuan melatih peserta didik untuk
menghadapi tantangan dan konsekuensi dari keputusannya.
2. Role Playing
 Menyajikan konten menjadi sebuah cerita dengan menempatkan peserta didik
sebagai karakter tertentu.
 Interaksi berupa keharusan peserta didik untuk membaca situasi dan memproses
solusi yang terdapat dalam masalah yang ada dalam cerita.
 Cocok untuk pembelajaran yang bertujuan melatih daya analisis peserta didik
terhadap situasi dari sudut pandang tertentu.
3. Visual Assessment
14
 Menyajikan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan cerita visual atau skenario yang
telah dipelajari.
 Interaksi berupa kuis.
4. Mind Map
 Menyusun konten ke dalam bentuk mind map.
 Interaksi berupa klik pada salah satu cabang mind map untuk menampilkan sub
cabang selanjutnya.
 Cocok untuk menyusun konten pembelajaran menjadi potongan-potongan kecil
yang saling berkaitan satu sama lainnya agar lebih mudah dipahami oleh peserta
didik.
5. Classification atau Sorting
 Mengklasifikasikan konten yang dikemas oleh gambar dan teks sebagai bahan
latihan.
 Interaksi berupa drag and drop pada gambar atau teks.
14
Beberapa contoh tipe interaksi pada level 4 meliputi:
1. Complex Simulation
 Menyajikan konten seperti imitasi dari proses kehidupan nyata.
 Interaksi berupa kegiatan “learning by doing” yang dilakukan peserta didik untuk
mengenal lebih dekat situasi di dunia nyata.
 Cocok untuk pembelajaran yang bertujuan mengembangkan keahlian dalam
memecahkan kasus yang berhubungan dengan pekerjaan atau situasi nyata
sehari-hari.
2. Serious Game
 Menyajikan konten menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan dengan elemen
meliputi tujuan, tantangan, peraturan, hambatan, karakter, penghargaan, objek,
kompetisi, dan papan skor.
 Cocok untuk pembelajaran yang bertujuan menambah keahlian baru melalui
praktik seolah-olah di kehidupan nyata.
15
16
Download