IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP NILAINILAI PENDIDIKAN SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (Studi Pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Dusun Babadan Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang) Tahun 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh NURLAILI USWATUN CHASANAH NIM 11111158 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016 i ii iii iv v MOTTO Jangan menilai orang dari satu sisi tapi menilailah dari beberapa sisi. Sabar adalah kunci dari kesuksesan vi PERSEMBAHAN Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1. Keluarga besarku terutama pada ayahku, Rochmad Fadli dan Ibuku Istiqomah yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do’anya, kasih sayangnya untukku, Kakak- Kakakku Anis Maulina Ulfa, Nikmatul Istifauziah, yang telah memberikan nasehat, motivasi, dan dukungannya untukku. 2. Sahabat-sahabatku di IAIN Salatiga terutama M. Arif Rahman yang selalu menemani di saat suka maupun senang, yang selalu memotivasi dan memberi banyak dukungan, yang telah membantu memperlancar dalam pembuatan skripsiku. 3. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku di Kampus yaitu kelas PAI D angkatan tahun 2011, kelompok PPL, kelompok KKN, dan teman lainnya di IAIN Salatiga yang selalu memberikanku semangat berjuang dalam hal apapun serta memberikan banyak pelajaran yang berharga dan ilmu yang bermanfaat. vii KATA PENGANTAR Asslamu’alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga. 2. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). 3. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, Ag sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Sri Suparwi, Dra. M. A selaku pembimbing akademik. 5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. viii 6. Majlis Dzikir Kalimahsodo yang telah memberikan izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di Komunitas tersebut. 7. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku, serta keluarga besarku yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 14 Maret 2016 Penulis ix ABSTRAK Uswatun Chasanah, Nurlaili. 2016.Implikasi Kegiatan Dzikir Terhadap NilaiNilai Pendidikan Sikap Sosial Masyarakat (Studi Pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Dusun Babadan Desa Duren Kec. Tengaran Kab. semarang) Tahun 2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Dra. Djami’atul Islamiyah, Ag Kata kunci: Implikasi, Kegiatan Dzikir, dan Sikap Sosial. Penelitian ini didasari oleh pengalaman yang dialami peneliti ketika melihat banyaknya sekali kegiatan-kegiatan berdzikir yang berkembang di masyarakat Dusun Babadan. Dari peneliti disini akan meneliti tentang implikasi kegiatan dzikir di Dusun Babadan. Dzikir adalah mengingat Allah, baik dengan lisan dan dengan hati. Salah satu cara yang diajarkan Rasulullah saw adalah dengan membaca asmaul husna. Dzikir kepada Allah merupakan upaya membersihkan diri dari pengaruh-pengaruh kesenangan keduniaan dan sifat egois, juga merupakan penetapan ruh dalam kesucian dan kedekatannya dengan Allah SWT. Kegiatan berdzikir sering di identikkan dengan kegiatan personal yang berdimensi vertikal. Artinya ritual dzikir dalam padangan umum biasanya dihubungkan dengan kegiatan orang perorang dan kurang berimplikasi sosial karena dipandang sebagai aktifitas yang berefek tradisional. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah deskripsi kegiatan dzikir majlis dzikir Kalimahsodo?, untuk mengetahui bagaimanakah implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan sikap sosial masyarakat majlis dzikir Kalimahsodo?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dan menggunakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan obsevasi, wawancara dan dokumentasi dan teknik analisis data pengumpulan data, reduksi data, model data dan penarikan kesimpulan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Dalam deskripsi kegiatan dzikir bacaan-bacaan yang dibaca sangat banyak, acaranya selain berdzikir, bersholawat diiringi rebana, pungutan amal jariyah, serta ahir acara ada kultum . (2) Dalam Implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan sikap sosial yang terjadi di majlis dzikir kalimahsodo yaitu; menjenguk orang sakit bersamasama, takziah, gotong royong dalam semua hal. x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................... i LEMBAR BERLOGO ....................................................................... ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................ iii PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................... v MOTTO .............................................................................................. vi PERSEMBAHAN............................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................... viii ABSTRAK ......................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. Fokus Penelitian ................................................................... 4 xi C. Tujuan Penelitian ................................................................. 4 D. Kegunaan Penelitian ............................................................ 5 1. Kegunaan Teoritik ........................................................... 5 2. Kegunaan Praktik ............................................................ 5 E. Penegasan Istilah .................................................................. 5 1. Implikasi........................................................................... 5 2. Dzikir....... ...................................................................... 6 3. Sikap sosial ...................................................................... 7 F. Metode Penelitian................................................................. 8 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...................................... 8 2. Kehadiran Peneliti ........................................................... 9 3. Lokasi Penelitian ............................................................. 9 4. Sumber Data .................................................................... 10 5. Prosedur Pengumpulan Data ........................................... 11 6. Analisis Data ................................................................... 13 7. Pengecekan Keabsahan Data ........................................... 16 8. Tahap-tahap Penelitian .................................................... 18 G. Sistematika Penulisan Skripsi .............................................. 19 xii BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................. 21 A.Majlis Dzikir ........................................................................ 21 1. Pengertian Majlis Dzikir ........................................... 21 2. Macam-macam Dzikir .............................................. 23 B.Sikap Sosial ......................................................................... 26 1. Pengertian Sikap Sosial ............................................. 26 2. Aspek Sosial................................................................ 26 3. Ciri-ciri Sikap ............................................................. 4. Fungsi Sikap ............................................................... 27 5. Pembentukan dan perubahan Sikap ........................... 6. Akhlak Kepada Sesama Muslim ................................ 28 30 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ........... 36 40 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................... 40 1. Letak Geografis ............................................................... 40 2. Kondisi Monografi .......................................................... 41 xiii 3. Sejarah Singkat Kalimahsodo ......................................... 4. Visi dan Misi Majlis Dzikir Kalimahsodo....................... 44 45 5. Data Kepengurusan Majlis Dzikir Kalimahsodo ............ 45 B. Gambaran Informan ............................................................. C. Temuan Penelitian ............................................................... 1. Deskripsi kegiatan Dzikir Masyarakat di Majlis Dzikir 46 49 Kaliamahsodo ................................................................. 49 2. Hasil wawancara 7 Orang ............................................... 51 BAB IV PEMBAHASAN.................................................................. 58 A. Kegiatan Dzikir Masyarakat di majlis Dzikir Kalimahsodo Dusun Babadan .................................................................... 58 B. Implikasi Kegiatan Dzikir terhadap Nilai-Nilai Pendidikan Sikap Sosial Masyarakat ...................................................... 63 BAB V PENUTUP ............................................................................. 75 A. Kesimpulan .......................................................................... 75 xiv B. Saran .................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xv 76 DAFTAR TABEL 1. Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Usia .................................................. 41 2. Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Agama .............................................. 42 3. Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan ........................................ 42 4. Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan .......................... 42 5. Tabel 3.5 Jumlah Tempat Ibadah .................................................................. 43 xvi DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN 2 LEMBAR KONSULTASI LAMPIRAN 3 SURAT IZIN PENELITIAN LAMPIRAN 4 SURAT BALASAN LAMPIRAN 5 PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 6 TRANSKRIP WAWANCARA LAMPIRAN 7 CATATAN OBSERVASI LAMPIRAN 8 ARSIP FOTO PENELITIAN LAMPIRAN 9 SKK xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini didasari oleh pengalaman yang dialami peneliti ketika melihat banyaknya sekali kegiatan-kegiatan berdzikir yang berkembang di masyarakat Dusun Babadan. Dari peneliti di sini akan meneliti tentang implikasi kegiatan dzikir di Dusun Babadan. Dzikir adalah mengingat Allah, baik dengan lisan dan dengan hati. Salah satu cara yang diajarkan Rasulullah SAW adalah dengan membaca asmaul husna. Dzikir kepada Allah merupakan upaya membersihkan diri dari pengaruh-pengaruh kesenangan keduniaan dan sifat egois, juga merupakan penetapan ruh dalam kesucian dan kedekatannya dengan Allah SWT. Dalam Alquran di sebutkan ا َ اْل ِب ِذ اك ِرهللاِ ت َ ا ب ُ ط َمئِ ُّن االقُلُ او Artinya Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram (Soenarjo, 1971:373) ت قُلُو بُ ُه ام َوإِذَا ت ُ ِليَ ا اِنَّ َماا ُ ال ُمؤا ِمنُونَ اُلَّذِينَ إِذَاذُ ِك َراُهللُ َو ِجلَ ا ,ُت َعلَ اي ِه ام َءايَتُه َزَ ادَتا ُه ام ِإيَ َمنًا َو َعلَىل َربِ ِه ام يَت َ َو َّكلُون “sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah kepadanya, bertambah iman mereka, dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal’’. (Syekh, 1998:15) Ayat tersebut menandakan bahwa perilaku berdzikir jika dilakukan dengan sugguh-sugguh dan sepenuh hati akan meghasilkan kondisi 1 kejiwaan yang terang damai dan bahagia secara personal yang pada gilirannya diharapkan mampu mendukung seseorang untuk berperilaku baik terhadap sesamanya. Sementara pada ayat di bawahnya dijelaskan kaitan antara itensitas keimanan seseorang dengan kegiatan berdzikir (megucapkan mampu mendengarkan) juga dengan kegiatan membaca ayat Alquran. Kegiatan berdzikir sering diidentikkan dengan kegiatan personal yang berdimensi vertikal. Artinya ritual dzikir dalam padangan umum biasanya dihubungkan dengan kegiatan orang perorang dan kurang berimplikasi sosial karena dipandang sebagai aktifitas yang berefek tradisional. Dalam prespektif ajaran islam disebutkan bahwa kedekatan hubungan secara vertikal dengan Allah sering dikaitkan dengan amalan yang bersifat sosial. (Aamanu wa ‘amilush sholihati) sebagai misalnya dalam surat. Allah SWT berfirman dalam surat AL- Ashr yang berbunyi: ت ِ ص ِل َح َو اال َع ا َّ سانَ لَ ِف اي ُخ اس ٍر اِْلَّ الَّ ِذ يانَ ا َ َمنُ او َاو َع ِملُوال ِ ص ِر ا َِّن ا َ اْل ان صب ِار َّ ص اوا ِبال َ ق َوت َ َوا َ َوت َ َوا ِ ص اوا ِب اال َح Artiya:”Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengajarkan amal saleh dan menasehati supanya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menepati kesabaran” (Soenarjo, 1971:1099) Ayat tersebut megajarkan pada kita bahwa kata aamanuu yang diikuti dengan kata wa ‘amilush shoolihaati megucapkan tentang 2 pentingnya amalan solih yang berdimensi sosial di samping kata keimanan yang sangat kuat. Uraian di atas meyimpulkan bahwa kegiatan berdzikir di samping memiliki implikasi interal (kedalam diri subyek yang berdzikir) idealnya juga memiliki implikasi yang bersifat sosial. Hal itu dikarenakan baik secara ajaran Al-Quran yang sering mengkaitkan kata-kata aamanuu dengan kata wa’ amilush shoolihaati juga mengingatnya. Dalam sebuah hadis disebutkan. سنُ ُه ام ُحلُقًا َ أ َ اك َم ُل ال ُم او ِمنِيانَ أِ اي َمانًا ا َ اح Artinya yang paling sempurna imannya orang-orang mu’min adalah orang yang paling bagus akhlaknya (At-Tirimidzi). Dengan demikian dimensi keimanan belum bisa dikatakan sempurna jika belum disertai dengan akhlak yang bagus. Majlis dzikir kalimahsodo berada di Dusun Babada Desa Duren Kec. Tengaran Kab. Semarang. Majlis tersebut berada kurang lebih 12km dari jalan raya salatiga surakarta tepatya dari desa Klero masuk kurang lebih 5km menuju Dusun Babadan di Dusun inilah terdapat komunitas masyarakat yang aktif mengikuti kegiatan dzikir di Majlis Dzikir Kalimahsodo kegiatan ini dilakukan setiap malam jum’at wage yang diikuti oleh sekitar 70 orang peserta majlis dzikir ini mayoritas bapakbapak, remaja laki laki, secara intens meskipun ada juga ibu-ibu yang mengikuti. Selain itu kegiatan dzikir juga ada bersholawat dengan diiringi rebana oleh jamaah, yang mengiringi para remaja-remaja tersebut. 3 Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis ingin meneliti dalam implikasinya kegiatan dzikir tersebut tentang sikap sosial mereka. Oleh karena itu penulis mengambil judul IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP NILAI-NILAI PENDIDIKAN MASYARAKAT (Studi Pada Majlis Dzikir SIKAP SOSIAL Kalimahsodo Dusun Babadan Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang )Tahun 2016. Hal ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang implikasi kegiatan dzikir kalimahsodo di Dusun Babadan. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat memfokuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimanakah deskripsi kegiatan dzikir masyarakat di majlis dzikir kalimahsodo? 2. Bagaimanakah implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan sikap sosial masyarakat tersebut? C. Tujuan Penelitian Untuk memberikan gambaran secara konkrit serta arah yang jelas berdasarkan pokok permasalahan tersebut, dalam pelaksanaan penelitian ini maka peneliti perlu merumuskan tujuan yang ingin dicapai, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 4 a. Mengetahui deskripsi kegiatan dzikir masyarakat di majlis dzikir kalimahsodo. b. Mengetahui implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan sikap sosial masyarakat tersebut. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini dapat dirumuskan menjadi dua, pertama kegunaan teoritik dan kedua kegunaan praktik. 1. Kegunaan Teoritik Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritik sekurangkurangnya dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang hubungan atara agama dan sikap sosial bagi peneliti, masyarakat, khususnya Majlis Dzikir Kalimahsodo. 2. Kegunaan Praktik Secara praktik penelitian ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kegiatan dzikir pada majlis dzikir kalimahsodo dusun Babadan dan sebagai kegiatan sosial para jamah dalam kehidupan bersama. E. Penegasan istilah Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penafsiran judul, maka penulis perlu adanya penjelasan berkenaan dengan beberapa istilah pokok dalam penelitian ini. 1. Implikasi 5 Implikasi adalah keterlibatan atau keterkaitan. Pengertian implikasi dalam bahasa Indonesia adalah efek yang ditimbulkan dimasa depan atau dampak yang dirasakan ketika melakukan sesuatu. Pengertian implikasi adalah akibat langsung yang terjadi karena suatu hal misalya penemuan atau karena hasil penelitian. Kata implikasi memiliki makna yang cukup luas sehingga maknanya cukup berragam. Implikasi bisa didefisinikan sebagai suatu akibat yang terjadi karena suatu hal. Implikasi memiliki makna bahwa suatu yang disimpulkan dalam suatu penelitian yang lugas dan jelas. Kata-kata ini lebih banyak diartikan dalam penelitian yang telah jelas. (http://www.pegertianmengenaiimplikasi.com/.html). diakses 11 Febuari 2016. 23,24,39 pm). 2. Dzikir Dzikir dalam kamus bahasa Arab berasal dari kata ذكر- ِذ اك ًراyang berarti “menyebut atau mengucapkan”(Ahmad, 1997:364).Dzikir dalam arti lain “renungan, pengajaran”(Mawardi, 1992:15). Istilah dzikir sama halnya dengan menghafal, hanya saja bedanya dalam menghafal mengandung makna menyimpan, sedangkan dzikir mengandung makna mengingat. Ditekankan lebih dari seratus kali di dalam Al-Quran. Dzikir merupakan amalan yang paling utama untuk mendapatkan keridaan Allah, senjata yang paling ampuh untuk mengalahkan musuh dan perbuatan yang paling layak untuk memperoleh pahala. Dzikir adalah 6 bendera Islam, pembersih hati, inti ilmu agama, pelindung dari sifat munafik, ibadah yang paling mulia, dan kunci semua keberhasilan. “bentuk penglihatan ini diberikan kepada orang yang selalu bermawas diri (muraqabah), bertafakur (fikr), dan bersiap diri (iqbal) bagi kehidupan akhirat.”(Syekh, 1998:11). Dzikir bisa dilakukan dengan lisan, sesuai dengan kalimat yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, mengingat Allah di dalam hati, dengan lisan dan hati, yakni menyebut nama Allah. Dalam koteks penelitian ini yang dimaksud dengan dzikir adalah kegiatan dzikir jamaah majlis dzikir kalimahsodo Dusun Babadan Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. 3. Sikap sosial Dalam kamus bahasa indonesia sikap mempunyai arti perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian. Sedangkan sosial yaitu berkenaan dengan masyarakat, suka memperhatikan kepentingan umum (Depdiknas, 2007:1063). Menurut ilmu psikologi sikap adalah suatu hal yang menentukan sikap sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang. Menurut Zimardo dan Eesen, sikap adalah suatu predisposisi ( keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau obyek yang berisi komponen- komponen cognitive, affective dan bihavior. Sedangkan menurut L.L Thurstone orang dikatakan memiliki 7 sikap positif terhadap suatu obyek psikologi apabila ia suka (like) atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak suka (dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap obyek psikologi. Sikap sosial adalah kesadaran idividu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap obyek yang berkaitan dengan sosial (Ahmadi, 1999:162). Terkait dengan peneliti ini yang dimaksud dengan sikap sosial adalah Akhlak kepada sesama muslim. F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang menghasilkan data-data berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dari fakta-fakta yang ada saat ini dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang diperoleh dari obyek penelitian (J.Moleong, 2002:3). Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif menekankan makna (Sugiyono, 2006:9-10). Menurut sifatnya data 8 kualitatif adalah data yang tak berbentuk bilangan, data kualitatif yaitu semua bahan, keterangan, dan fakta-fakta yang tidak dapat dihitung dan diukur secara matematis karena berwujud keterangan verbal (kalimat dan kata), serta bersifat proses. 2. Kehadiran Peneliti Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian, artinya peneliti terjun langsung ke lapangan untuk proses penelitian dan pengumpulan data, adapun karakteristik dalam penelitian ini adalah: Pertama, peneliti menggunakan sistem wawancara tidak berstruktur, dengan pemahaman tentang sikap sosial yang dimiliki oleh peneliti, sehingga memungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan untuk wawancara secara mendalam. Kedua, peneliti mengadakan komunikasi dengan obyek dengan menggunakan bahasa pertemanan agar lebih akrab dan mudah dipahami, sehingga terjalin suasana yang baik antara peneliti dan informan Ketiga, peneliti mengumpulkan dan mencatat data secara terperinci berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti (Sugiyono, 2006:12). 3.Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Majlis Dzikir Kalimahsodo Yang berada didusun Babadan, Desa Duren, Kec Tengaran. 9 4. Sumber Data Data dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh, di antaranya melalui: a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2006:253). Sumber data primer dapat diperoleh langsung dari lapangan yang dapat memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi permasalahan, dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah ketua Majlis dzikir Kaliamahsodo, para pengurus majlis dzikir kaliamahsodo, dan anggota yang tergabung dalam majlis dzikir kalimahsodo. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melaui orang lain atau melalui dokumentasi (Sugiyono, 2006:253). Sumber data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet, artikel, majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya.Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa foto, catatan, dan arsip. Catatan dan arsip yang dimaksud adalah struktur keanggotaan majlis, jadwal kegiatan majlis, dan aktivitas pada event yang dilakukan majlis. 10 5.Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh langsung dari lapangan yang dapat memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi permasalahan, dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian. Sedangkan data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet, artikel, majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya. Data primer dapat diperoleh melalui: a. Wawancara Esterberg (2002) menyatakan bahwa “wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk betukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu” (Sugiyono, 2006:260). Wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara tak berstruktur atau terbuka, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2006:263). Wawancara ini digunakan dalam mencari data melalui informan tentang implikasi kegiatan dzikir terhadap sikap sosial masyarakat di majlis dzikir kalimahsodo yakni ketua majlis, para pengurus, dan jamaah yang tergabung dalam majlis tersebut, serta peneliti juga dapat mengetahui lebih mendalam tentang informan mengenai hal-hal terkait dengan judul, sehingga dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena 11 sesuai dengan yang terjadi. Pengumpulan data pada wawancara dapat dilengkapi pula melalui observasi. b. Observasi Marshall (1995) menyatakan bahwa “melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut” (Sugiyono, 2006:254). Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan langsung sesuai dengan keadaan riil di lapangan. Observasi ini digunakan dalam mencari data tentang peran majlis dzikir kalimahsodo terhadap sikap sosial untuk memperoleh data yang berhubungan dengan gambaran riil dan detail majlis. c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu (Sugiyono, 2006:270). Dokumentasi merupakan materi tertulis yang didasarkan pada catatan dan dokumen-dokumen yang digunakan untuk melengkapi sebuah data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumen-dokumen tersebut bisa berupa foto, dokumen milik informan, dan hasil wawancara yang didapat dari informan. Dokumentasi digunakan dalam mencari data tentang peran sikap sosial di majlis dzikir kalimahsodo Dusun Babadan, dan diperlukan sebagai pelengkap dari penggunaan metode wawancara dan observasi, sehingga akan lebih kredibel dapat dipercaya jika didukung oleh datadata dokumentasi. 12 6.Analisis Data Penelitian ini bersifat kualitatif, artinya menggunakan data yang dinyatakan secara verbal dan kualifikasinya secara teoritis. Sedangkan pengolahan datanya dilakukan secara rasional dengan menggunakan pola induktif. Pola induktif yaitu penelitian yang di mulai dengan hal-hal khusus ke hal-hal yang umum. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau orang-orang dari pelaku yang dapat diamati dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang diperoleh dari obyek penelitian yang kemudian dilakukan analisis dengan cara: a. Mendiskripsikan data dari informan Analisis hendaknya membaca dan mempelajari secara teliti seluruh jenis data yang sudah terkumpul. Setelah itu diusahakan agar satuan-satuan itu dapat diidentifikasi dengan mendiskripsikan atau menggambarkan keadaan dari obyek penelitian. Data tersebut diperoleh dari informan ketika melakukan penelitian. b. Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis oleh penulis c. Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 13 d. Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. e. Disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisa selama menulis dan merupakan suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dan mungkin begitu seksama dan akan memakan tenaga dengan peninjauan kembali dalam menjawab tujuan penelitian. Analisis ini sendiri akan dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: 1) Penyajian Data (Data Display) Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan sejenisnya, tapi yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami (Sugiyono, 2006:280). Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapi tujuan penelitian. 14 2) Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, oleh karena itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2006:277-278). Yang peneliti lakukan dalam mereduksi data diantaranya: a) Hasil wawancara maupun catatan lapangan yang masih umum dan acak-acakan yang belum dapat dipahami, dengan reduksi maka peneliti merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, sedangkan yang tidak penting dibuang. b) Peneliti dalam mereduksi data akan memfokuskan pada majlis dzikir Kalimahsodo, Implikasi Kegiatan Dzikir Terhadap Nilainilai pendidikan Sikap Sosial Masyarakat. c) Jika peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, maka itulah yang harus dijadikan perhatian dalam mereduksi data. 3) Kesimpulan dan Verifikasi Data yang sudah dipolakan, difokuskan, dan disusun secara sistematis melalui reduksi dan penyajian data yang kemudian 15 disimpulkan sehingga makna data dapat ditemukan. Untuk memperoleh kesimpulan yang lebih mendalam, maka diperlukannya data baru sebagai penguji terhadap kesimpulan awal. Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data diambil dari hasil reduksi dan panyajian data merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki keajegan (sama dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian. 7.Pengecekan Keabsahan Data Uji keabsahan data dalam penelitian ini terdapat beberapa kriteria yang nantinya akan dirumuskan secara tepat, teknik pemeriksaannya yaitu adanya kredibilitas yang dibuktikan dengan perpanjang pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan dimintakan kesepakatan (membercheck)(Sugiyono, 2006:302). Untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan dalam penelitian memiliki tingkat kebenaran atau tidak, maka dilakukan pengecekkan data yang disebut validitas data. Untuk menjamin validitas data maka dilakukan triangulasi, yaitu teknik 16 pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Penelitian ini dalam menguji keabsahan data dilakukan dengan beberapa bentuk meliputi: a. Triangulasi Sumber Menurut Patton (1987), “triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda” (Moleong, 2009:330). Dalam penelitian ini yang peneliti lakukan, diantaranya: 1) membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan, 2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan yang dikatakan secara pribadi, 3) membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi, 4) data yang diperoleh dilakukan pada ketua majlis dzikir dan pengurus majlis dzikir, data dari sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan mana pandangan yang sama, mana yang berbeda, dan mana yang spesifik dari sumber-sumber tersebut sehingga dapat dianalisis oleh peneliti yang kemudian menghasilkan suatu kesimpulan. 17 b. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik merupakan pengecekkan data kepada sumber yang sama namun dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2006:307). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengecekkan terhadap data yang telah diperoleh melalui wawancara lalu dicek melalui observasi ataupun dokumentasi. Bila dengan teknik-teknik tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data atau yang lainnya untuk memastikan data yang sebenarnya. 8.Tahap-tahap Penelitian a. Kegiatan administratif yang meliputi pengajuan izin operasional untuk penelitian dari rektor IAIN Salatiga selaku penanggung jawab, kemudian menyusun pertanyaan untuk wawancara, serta melakukan administratif lainnya. b. Kegiatan lapangan yang meliputi: 1) Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, yaitu pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Babadan Duren Kec Tengaran. 2) Menemui para pengurus dan anggota Majlis Dzikir Kalimahsodo yang akan dijadikan objek penelitian. 18 3) Melakukan wawancara kepada para informan sebagai langkah untuk pengumpulan data, kemudian observasi langsung ke lapangan secara mendalam berkaitan dengan yang diteliti. 4) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan. 5) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau menyimpang. 6) Melakukan ferivikasi data untuk membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian. 7) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan. G. Sistematika Penulisan Dalam memahami skripsi ini, maka perlu diketahui urutan-urutan dalam penulisannya, diantaranya: BAB I PENDAHULUAN, berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliatian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekkan keabsahan data, tahap-tahap penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang kajian teori yang meliputi; Pengertian Majlis dzikir, macam-macam dzikir, pengertian sikap sosial, aspek sosial, ciri-ciri sikap, fugsi sikap, pembentukan dan perubahan sikap, akhlak kepada sesama muslim. BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, berisi paparan data dan temuan penelitian yang menjelaskan tentang: gambaran umum lokasi penelitian, gambaran informan terdiri dari: sejarah singkat, visi dan misi, data kepengurusan, dan deskripsi hasil temuan penelitian. BAB IV PEMBAHASAN, pembahasan memuat tentang, Bagaimanakah diskripsi kegiatan dzikir masyarakat di majlis dzikir Kalimahsodo. Bagaimanakah implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan sikap sosial masyarakat tersebut. BAB V PENUTUP, penutup memuat tentang: kesimpulan dan saran. 20 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Majlis Dzikir 1. Pengertian Majlis Dzikir Dalam bahasa Arab, majlis berasal dari kata ومجلسا yang berarti “duduk”(Ahmad, 1997:202). ’جلس’ يجلس’ جلوسا Kata majlis merupakan bentuk isim makan yang mengandung arti “tempat duduk”.Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah “pertemuan atau perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul”(Kamus Bhs Indonesia, 1999:615). Dzikir dalam kamus bahasa Arab berasal dari kata ذكر- ِذ اك ًراyang berarti “menyebut atau mengucapkan”(Ahmad, 1997:448). Dzikir dalam arti lain “renungan, pengajaran”(Mawardi, 1992:15) Istilah dzikir sama halnya dengan menghapal, hanya saja bedanya dalam menghapal mengandung makna menyimpan, sedangkan dzikir mengandung makna mengingat. Ditekankan lebih dari seratus kali di dalam Al-Quran. Dzikir merupakan amalan yang paling utama untuk mendapatkan keridaan Allah, senjata yang paling ampuh untuk mengalahkan musuh dan perbuatan yang paling layak untuk memperoleh pahala. Dzikir adalah bendera 21 Islam, pembersih hati, inti ilmu agama, pelindung dari sifat munafik, ibadah yang paling mulia, dan kunci semua keberhasilan. “bentuk penglihatan ini diberikan kepada orang yang selalu bermawas diri (muraqabah), bertafakur (fikr), dan bersiap diri (iqbal) bagi kehidupan akhirat” (Syekh, 1998:11) Dzikir bisa dilakukan dengan lisan, sesuai dengan kalimat yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, mengingat Allah di dalam hati, dengan lisan dan hati, yakni menyebut nama Allah, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Al-Anfaal:8/2 ت قُلُو بُ ُه ام َو ِإذَا ت ُ ِل َي ا اِنَّ َماا ُ ال ُمؤا ِمنُونَ اُلَّذِينَ ِإذَاذُ ِك َراُهللُ َو ِجلَ ا ,ُت َعلَ اي ِه ام َءا َيتُه َزَ ادَتا ُه ام ِإ َي َمنًا َو َع َل َر ِب ِه ام يَت َ َو َّكلُون “sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah kepadanya, bertambah iman mereka, dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal’’. (Syekh, 1998:15) Bedasarkan ayat Al-Qura’an tersebut bahwa dengan dzikir kepada Allah itu umat manusia akan mendapatkan pembinaan iman, bisa memperteguh keyakinan, bisa memperdalam cinta kita kepada Allah SWT bisa tahan dan tangguh dalam menghadapi godaan iblis dan syaithan, bisa kuat jiwa dalam menghadapi segala tipu daya hawa nafsu yang angkaramurka, bisa juga senjata yang paling ampuh dalam menghadapi semua rintangan dan cobaan dalam berjihad di jalan Allah SWT (Mawardi, 1992:81). Oleh karena itu, majlis dzikir yang sebenarnya adalah Al-Qur’an, ilmu-ilmu syar’i (agama), dan masalah mengajarkan agama yang lain, menjelaskan umat tentang sunnah-sunnah Nabi agar mereka mengamalkannya, 22 menjelaskan tentang bid’ah-bid’ah agar umat berhati-hati terhadap bid’ah dan menjauhkannya. Dengan demikian majlis dzikir adalah suatu tempat perkumpulan orang-orang yang menyebut dan mengucapkan kalimat Allah, tempat perkumpulan orang-orang yang mulia atau sholeh. 2. Macam-macam Dzikir a. Dzikir Sirr (Diam) dan Jahar (Bersuara) Dzikir kepada Allah disyariatkan baik secara diam-diam maupun dengan bersuara, Rasulullah SAW telah menganjurkan dzikir dengan kedua macam ini. Akan tetapi, para ulama syariat menetapkan bahwa dzikir bersuara lebih utama, jika terbebas dari hasrat pamer dan tidak Nabil Hamid Al-Mu’adz Bagaimana Mencintai Rasulullah SAW, mengganggu orang yang sedang shalat, sedang membaca Al-Qur’an atau sedang tidur (Abdul, : 97). Imam Nawawi telah mengkompromikan antara keduannya dengan mengatakan bahwa dzikir secara rahasia lebih utama apabila seseorang takut akan hasrat pamer. Dzikir besuara lebih utama dalam kondisi selain itu. Sebab, amal dzikir lebih baik faedahnya dapat menular kepada orang yang mendengarkannya, dapat menghilangkan ngantuk dan dapat menambah semangat dalam berdzikir (Abdul, : 99). Oleh karena itu, bahwa mengetahui larangan mengeraskan suara dalam berdzikir dan berdoa tidaklah mutlak. Nawawi menegaskan bahwa mengeraskan suara dalam dzikir tidak dilarang dalam syariat, tapi justru di 23 syariatkan dan hukumnuya sunnah. Menurut mazhab syafi, “mengeraskan suara dalam dzikir lebih utama dari pada melirihkan”(Abdul, :102). Sebagian kalangan memilih bahwa yang dilarang adalah mengeraskan suara secara berlebihan atau melampaui kebutuhan. Sementara berdzikir dengan mengeraskan suara secara seimbang dan sesuai sengan kebutuhan termasuk yang diperintahkan. b. Dzikir Lisan dan Dzikir Hati Para ulama sepakat bahwa dzikir dengan lisan dan hati dibolehkan bagi orang yang sedang berhadas, orang yang sedang junub, wanita yang sedang haid dan wanita yang nifas. Dan dzikir yang dimaksud adalah tasbih, tahmid, takbir, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan lain sebagainya (Abdul, :105). Dalam hati orang yang lalai terdapat penutup, sehingga dia tidak dapat merasakan manisnya buah dzikir dan ibadah lainnya. Oleh karena itu, sebagian ulama mengatakan tidak ada kebaikan pada dzikir yang dilakukan dengan hati yang lalai dan lupa.Yang kita maksud adalah bukanlah bahwa seseorang harus meninggalkan dzikir dikala manusia lalai. Orang yang memiliki niat yang luhur akan berjuang melawan hawa nafsunya dan mengawasi hatinya, sehingga dia dapat beralih berdzikir dengan hati yang penuh konsentrasi (Abdul, :106). 24 c. Dzikir Sendiri dan dzikir Berjama’ah Ibadah yang dilakukan secara berjama’ah, termasuk di dalamnya dzikir kepada Allah, lebih utama dari pada ibadah yang dilakukan sendirian. الر َّ ْلَ َي اقعُد ُ قَ او ٌم يَ اذ ُك ُر اونَ هللا ت َ َعا لَى ِإأل َ َحفَّ ان ُه ام اال َمالَئِ َكةُ َو َخ ِش َيتا ُه ُم اح َمةُ َونَزَ لَ ا َّ ت َعلَ اي ِه ام ال ُس اكيشنَةُ َوذَ َك َر هُ ُم هللا ِف اي َم ان ِع اند ه ) (رواه مسلم “Tidaklah sekelompok orang berkumpul dan bardzikir menyebut Namanama Allah kecuali mereka dikelilingi oleh para Malaikat, diliputi rahmat, diturunkan kepada mereka ketenangan, dan Allah sebut mereka di kalangan para Malaikat yang mulia” (HR. Muslim). Dzikir yang dilakukan secara berjama’ah dapat mempertemukan banyak hati, mewujudkan sikap saling tolong-menolong, sehingga yang lemah mendapat bantuan dari yang kuat, yang berada dalam kegelapan mendapat bantuan dari yang tersinari, yang kasar mendapat bantuan dari yang lembut, dan yang bodoh mendapat bantuan yang pintar (Abdul, :107). Para ulama salaf dan khalaf telah sepakat bahwa dzikir yang diselenggarakan secara berkelompok di dalam masjid atau lainnya adalah dianjurkan. Kecuali apabila dzikir jahar mereka itu mengganggu orang sedang tidur, sedang shalat atau sedang membaca al-Qur’an, sebagaimana telah ditetapkan dalam kitab-kitab fikih (Abdul, :109). B.Sikap Sosial 1. Pegertian Sikap sosial Menurut ilmu psikologi sikap adalah suatu hal yang menentukan sikap sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang. 25 Menurut Zimardo dan Eesen, sikap adalah suatu predisposisi ( keadaan mudah terpegaruh) terhadap seseorang, ide atau obyek yang berisi komponenkomponen cognitive, affective danbihavior. Sedangkan menurut L.L Thurstone orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu obyek psikologi apabila ia suka(like) atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak suka (dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap obyek psikologi. Sikap sosial adalah kesadaran idividu yang menetukan peruatan yang nyata, yang berulangulang terhadap obyek yang berkaitan dengan sosial (Ahmadi, 1999:162). Dari pengertian di atas agar tidak tidak terjadi kerancuan dalam penafsiran, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud sikap sosial dalam penelitian ini adalah kesadaran individu yang tercermin dalam perbuatan terhadap sesama muslim. 2. Aspek Sosial a. Aspek Kognitif, yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal fikiran. Ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan-harapan individu tentang obyek atau kelompok obyek tertentu. b. Aspek Afektif, yaitu berwujud proses yang menyangkut perasaanperasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, dan sebagainya yang ditunjukan kepada obyek-obyek tertentu. c. Aspek Konatif, yaitu berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat sesuatu obyek, misalnya: kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri dan sebagainya (Ahmadi, 1999:162) 26 3. Ciri- Ciri Sikap Sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang yang relevan, orang-orang atau kejadiankejadian. Dapatlah dikatakan bahwa sikap merupakan faktor internal, tetapi tidak semua faktor internal adalah sikap. Adapun ciri-ciri sikap sebagai berikut: a. Sikap itu dipelajari ( learnability) Sikap merupakan hasil belajar ini perlu dibedakan dari motif-motif psikologi lainnya. Beberapa sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagian individu. Barang kali yang terjadi adalah mempelajari sikap dengan sengaja bila individu mengerti bahwa hal itu akan membawa lebih baik (untuk dirinya sendiri), membantu tujuan kelompok, atau memperoleh sesuatu nilai yang sifatnya peorangan. b. Memiliki kesetabilan (Stability) sikap bermula dan dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap, dan stabil, melalui pengalaman. c. Personal-societal significance. Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan, terbuka serta hangat, maka ini sangat berarti bagi dirinya, ia merasa bebas, dan favorable. 27 d. Berisi cognisi dan affeksi. Komponen cognisi daripada sikap adalah berisi informasi yang faktual, misalnya: obyek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan. e. Approach-avoidance directionality. Bila seseorang memiliki sikap yang favorable terhadap suatu obyek, mereka akan mendekati dan membantunya, sebalinya bila seseorang memiliki sikap yang unfavorable, mereka akan menghindarinya (Ahmadi, 1999:178179). 4. Fugsi sikap Fungsi sikap dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu: a. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap adalah sesuatu yang bersifat communicabel, artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama. Justru karena itu sesuatu golongan yang mendasarkan atas kepentingan bersama dan pengalaman bersama. Biasanya ditandai oleh adanya sikap anggotanya yang sama terhadap sesuatu obyek. Sehingga dengan demikian sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelomponya atau dengan anggota kelompoknya yang lain. b. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku. Kita atau bahwa tingkah laku anak kecil dan binatang pada umumnya merupakan aksiaksi yang sepontan terhadap sekitarnya. c. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman. Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia di dalam menerima 28 pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi di trima secara aktif, artinya semua pengalaman yang berasal dari dunia luar tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih manamana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian, lalu dipilih. d. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian. Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang. Ini sebabya karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada obyek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut (Ahmadi, 1999:179-181). 5. Pembentukan dan perubahan sikap Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentunya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya: keluarga, norma golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putraputranya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ini bukan berarti orang tidak bersikap. Ia dapat berkembang manakala mendapat pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesankan. Antara perbuatan dan sikap ada hubungan yang timbal balik. Tetapi sikap tidak selalu menjelma dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku. Orang kadang-kadang menampakkan diri dalam keadaan “diam” saja (Ahmadi, 1999:170). 29 Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Di dalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau grup. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang sama dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang di trima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap obyek tertentu atau suatu obyek (Ahmadi, 1999:171). Masih menurut Ahmadi (1999:171-172) bahwa faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap ada dua yaitu: a. Faktor interen: yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa selectiv atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. b. Faktor Eksteren: yaitu faktor yang terdapat di luar pribadimanusia. Faktor ini berupa interaksi sosial di luar kelompok. Dalam hal ini Sherif mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah atau dibentuk apabila: 1) Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia. 2) Adanya komunikasi ( yaitu hubungan langsung) dan satu pihak. Faktor ini pun masih tergantung pula adanya: a) Sumber penerangan itu memperoleh kepercayaan orang banyak atau tidak. b) Ragu-ragu atau tidaknya menghadapi fakta dan isi sikap baru itu. Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. 30 Sikap terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, orang, kelompok, lembaga, nilai, melalui hubungan antar individu, hubungan di dalam kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, telivisi dan sebagainya, terdapat banyak kemungkinan yang mempengaruhi timbulnya sikap. Lingkungan yang terdekat dengan kehidupan sehari-hari baiknya memiliki peranan. Keluarga yang terdiri dari orang tua, saudara-saudara di rumah memiliki peranan yang penting. Sementara orang berpendapat bahwa mengajarkan sikap adalah merupakan tanggung jawab orang tua atau lembaga-lembaga keagamaan. Tetapi tidaklah demikian halnya. Lembaga-lembaga sekolah pun memiliki tugaspula dalam membina sikap ini. Bukanlah tujuan pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah adalah mempengaruhi, membawa, membimbing anak didik agar memiliki sikap seperti yang diharapkan oleh masing-masing tujuan pendidikan? Dengan demikian lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah memiliki tugas untuk membina dan mengembangkan sikap anak didik menuju kepada sikap yang kita harapkan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan adalah mengubah sikap anak didik ke arah tujuan pendidikan (Ahmadi, 1999:172173). Sedangkan sikap sosial di dalam Islam disebut sebagai Akhlak kepada sesama manusia, dalam penelitian ini difokuskan akhlak kepada sesama muslim. Berbagai macam penjelasan dan pendapat para ulama tentang akhlak 31 kepada sesama muslim. Dalam riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, ُّ َح ُّق اال ُم اس ِل ِم َعلَى اال ُم اس ِلم ِس َو ِإذَا, ُاك فَأ َ ِج ابه َ َو ِإذَا دَ َع,سلَ ام َ َ إِذَا لَ ِقيت َهُ ف: ت َ َوإِذَا َع,ُص احه ,ُض فَعُ اده َ َوإِذَا َم ِر,ُس فَ َح ِمدَ هللاَ فَش َِمتاه َ ص َح َك فَا ان َ ا است َ ان َ ط ات فَات َّ ِب اعه َ َو ِإذَا َم “hak seorang muslim atas muslim lainya ada enam: apabila bertemu mengucapkan salam, apabila diundang memenuhi undangannya, apabila dimintai nasehat memberikan nasehat, apabila bersin membaca alhamdulillah dan dijawab dengan yarhamukallah, apabila sakit dijenguk, dan apabila meninggal jenayahnya diantar” (H.R Muslim). Dalam hadis ini, Rasulullah saw menerangkan beberapa hal yang terkait dengan akhlak seseorang muslim dengan muslim lainnya. Enam hal ini adalah akhlak pokok yang harus dijalankan setiap muslim dalam kehidupan sehari-sehari ketika berinteraksi dengan muslim lainya. Tujuan digariskannya interaksi antar muslim ini tiada lainya supaya hubungan mereka semakin terjalin dengan baik. Dengan begitu, kasih sayang, kedekatan, dan kekerabatan, diantara mereka, akan semakin terpancar sebagaimana tertuang dalam hadis Rasulullah SAW, ُ َمث َ ُل اال ُم او ِمنِيانَ فِي ت َ َو ِاد ِه ام َوت َ َرا ُح ِم ِح ام َوت َ َعا س ِد ِإذَا ا اشت َ َكى َ ط ِف ِه ام َمث َ ُل اال َج س َه ِر َو اال ُح َّمى َّ س ِد ِبال ُ ُِم انه َ سا ئِ ُر اال َج َ ُعض ٌاو تَدَا َعى لَه “perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun’Alaih). Jika tiap-tiap butir akhlak di depan dipenuhi, maka itu sudah merupakan wujud penunaian terhadap hak-hak muslim lainya. Apabila tidak menghormati hak-hak muslim lainya, berarti tidak mempunyai kepedulian 32 terhadap urusan mereka. Ia kehilangan sensitivitas terhadap mereka dan akhirnya menjadi acuh terhadap persolan mereka. Tentu saja, musibah ini tidak diinginkan oleh Rasulullah SAW. Karenanya, sejak awal beliau mewanti-wanti mengenai pentingnya akhlak sesama muslim (Salamulloh, 2008:105-106). 6. Akhlak kepada sesama muslim Dalam bukunya Salamulloh (2008:105-130) disebutkan bahwa akhlak terdapat sesama muslim antara lain adalah sebagai berikut: a. Apabila bertemu mengucapkan salam, dan apabila mendapat ucapan salam, membalasnya. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat: 86 yang berbunyi: سنَ ِم ان َها َ أ َ او ُردُّو َها َ قلى ِإ َّن اُهللَ َكانَ َعلَى َ َو ِإذَا ُح ِييتُم ِبت َ ِحيَّ ٍة فَ َحيُّواا ِبأ َ اح ُك ِل شَىءٍ َح ِس ايبًا “Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu”. Menurut riwayat Abu Hurairah, Rosulullah saw pernah bersabda, أ َ َوْلَاَدُلُّ ُك ام, َوْلَتُؤا ِمنُ اوا َحتَّى ت َ َحأبُ اوا,ْلَت َ اد ُخلُوا اال َجنَّةَ َحتَّى تُؤا ِمنُ اوا ُ أ َ اف,َيءٍ ِإذَا فَ َع الت ُ ُم اوهُ ت َ َحابَ ابت ُ ام سالَ َم بَ اينَ ُك ام َّ شواال َعلَى ش ا “Kamu sekalian tidak akan masuk surga kecuali kamu beriman, dan kamu sekalian tidak akan beriman kecuali saling menyayangi. Maukah kamu aku tunjukkan sebuah perbuatan yang bila kamu kerjakan, maka kamu kan saling menyayangi? Biasakan mengucapkan salam di antara kamu apabila bertemu”, (HR. Muslim) 33 Begitu agung kedudukan salam dalm Islam, sehingga Rosulullah saw menegaskan bahwa salam tidak bisa tergantikan oleh isyarat apapun. Berbeda halnya jika seseorang dalam keadaan uzur, maka ia boleh menggunakan isyarat, seperti sedang shalat, atau yang bersangkutan bisu. a. Menjenguk orang sakit Ada banyak faedah yang terkandung dalam amalan mulia menjenguk orang sakit. Salah satu faedah yang bisa dipetik adalah menumbuhkan rasa syukur dalam jiwa penjenguk. Tentu maksudnya bukan bersyukur karena saudaranya terkena musibah, akan tetapi bersyukur karena Allah telah menumpahkan karunia kesehatan yang tiada terkira kepada dirinya. Jangan ditanya seberapa besar pahala yang disedikan oleh Allah bagi orang yang melakukan kebajikan ini. Salah satunya bisa kita simak dari hadis riwayat Ali r.a., bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ُ ام ان ُم اس ِل ٍم يَعُودُ م اسل ًما ف َملَكٍ َحتَّى ِ َم َ صلَّى َعلَ اي ِه َ َّغ اد َوة ً ِإْل َ س ابعُونَ أ َ ال ف َملَكٍ َحت َّى َ صلَّى َعلَ اي ِه َ َِّي َوإِ ان َعادَهُ َع ِشيَّةَ إِْل َ س ابعُونَ ا َ ال َ يُ امس اف ِفي اال َجنَّ ِة يُ ا ٌ ص ِب َح َو َكانَ لَهُ خ َِري “Tidaklah seorang muslim yang menjenguk muslim lainya dipagi hari kecuali ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga sore hari. Dan jika menjenguknya disore hari, ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga pagi, dan baginya satu kebun di surga.” (HR. AlTirmizi) Mengunjungi orang sakit ternyata mengandung banyak hikmah, termasuk bagi si sakit. Pembesukan mempunyai daya terapi yang sangat 34 manjur untuk kesembuhan si sakit. Dengan menjenguk orang sakit, secara tidak langsung kita telah memberikan sugesti kepadanya supaya cepat sembuh. Desakan psikologis ini akan memompa kondisi fisiknya sehingga dapat mempercepat kepulihannya seperti sedia kala. b. Mencintai untuk sesama muslim apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri, dan membenci untuk mereka apa yang ia benci untuk dirinya sendiri. Hal ini menggambarkan kemesraan hubungan antara muslim yang satu dengan yang lainya. Rasulullah SAW Bersabda, صلَّى ُ خَا ِد ُم َر, ُع انه َع ان أَبي َح امزَ ة َ أَن ا َ ُي هللا ِ َس بِ ان َملِكٍ َر َ ِس او ُْلهلل َ ض ْلَيُؤا ِم ُن أ َ َحدُ ُك ام:سلَّ َم قَ َل َ صلَّى هللاُ َعل اي ِه َو َ هللاُ َعلَ اي ِه َو َ ِ سلَّ َم َع ان النَّبِي )َحتَّى يُ ِحبُّ أل َ ِخ اي ِه َما يُ ِحبُّ ِلنَ افسِه (رواه البخاري و مسلم Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah Shallallahu`alaihi wasallam, beliau bersabda: tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (Riwayat Bukhori dan Muslim). c. Menolong sesama muslim yang sangat membutuhkan pertolongan Hal ini ditandaskan secara langsung oleh Rasulullah SAW. Dalam hadist berikut, اال ُم اس ِل ُم أ َ ُخو اال ُم اس ِل ِم ْلَ يَ ا ظ ِل ُمهُ َوْلَ يُ اس ِل ُمهُ َو َم ان َكانَ ِفي َحا َج ِة أ َ ِخي ِه ََكانَ هللاُ فِي َحا َختِ ِه َو َم ان فَ َّر َخ َع ان ُم اس ِل ِم ُك اربَةَ فَ َّر َج هللاُ َع انهُ ُك ار َبة ت يَ او ِم اال ِقيَا َم ِة ِ ِم ان ُك ُربَا “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh mendzoliminya dan menyerahkannya kepada musuh. Dan siapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan darinya kesusahan pada hari kiamat. ”(Riwayat Bukhori) 35 d. Rendah hati dan tidak sombong Rasulullah SAW adalah potret manusia yang slalu bersikap tawadhu` kepadanya umatnya. Ia tidak pernah bersikap kasar, tidak malu berteman dengan orang-orang miskin, dan slalu berusaha memenuhi kebutuhan mereka. Allah SWT berfirman, ُّض َم َر ًحا ِإ َّن اَهللَ ْلَ يُ ِحب ِ اس َوْلَ ت َ ام ِش فِى ا ُ األ َ ار ِ َّص ِع ار َخد ََّك ِللن َ ُ َوْلَ ت ور ٍ ُك َّل ُم انتَا ٍل فَ ُخ “Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong)dan janganlah berjalan dibumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membagakan diri”(Q.S. Luqman18). f. Tidak bersikap dengki, berprasangka buruk, atau mencari-cari kesalahan sesama muslim. Larangan terhadap hal ini secara jelas disampaikan oleh Rasulullah SAW. Dalam sabdanya, صلَّى هللاُ َعلَ اي ِه ُ قَا َل َر:ي هللاُ َع انهُ قَا َل ِ َع ان أ َ ِبي ُه َري َارة ََر َ ِس او ُل هللا َ ض ُ سدُو َاوْلَتَنَا َج واوْلَيَبِ اع ُ شوا َوْلَ ت َبَا َغ َ ْلَت َ َحا: سلَّ َم َ َو َ واوْلَتَدَابَ ُر َ ض اال ُم اس ِل ُم أ َ ُخو.ً ض َو ُك اونُوا ِع َبادَ هللاِ إِ اخ َوانا ُ َب اع ٍ ض ُك ام َعلَى بَياعِ َب اع ْلَ َي ا َويُ ِشي ُار ِإلَى- الت َّ اق َوى َه ُهنَا.ُظ ِل ُمهُ َوْلَ َي اخذُلُهُ َوْلَ َي اك ِذبُهُ َوْلَ َي اح ِق ُره َّ ئ ِمنَ ال َ َص اد ِر ِه ثَال ٍ ث َم َّر ا ُش ِر أ َ ان يَ اح ِق َر أَخَاه ِ س ٍ ب اام ِر َ ِب َح-ت َ (رواه.ُضه ُ اال ُم اس ِل ُم’ ُك ُّل اال ُم اس ِل ِم َعلَى اال ُم اس ِل ِم َح َرا ٌم دَ ُمهُ َو َمالُهُ َو ِع ار )مسلم 36 Dari Abu Hurairah ra dhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu`alaihi wasallam, bersabda : janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya (dia)tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, dan kehormatannya. (riwayat Muslim) g.Menghormati jika ia dewasa (tua) dan menyayanginya jika ia masih kecil. Hubungan antar manusia yang berbeda usia menjadi titik tekan dalam poin ini. Rasulullah SAW telah mengingatkan sebagai berikut, اس ِمنَّا ص ِغي َارنَا َويَ اع ِر ا َ َم ان لَ ام يَ ار َح ام َ ف َح َّق َكبِي َارنَا فَلَي “Barang siapa tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak mengenal hak orang tua kami maka bukan termasuk golongan kami.”(HR. AlBukhori). h.Memafkan kesalahan sesama muslim dan menutupi aibnya Allah SWT berfirman, ض ِهم ِميثَقَ ُه ام لَعَنَّ ُه ام َو َخعَ النَا قُلُوبَ ُه ام قَ ِسيَةً يُ َح ِرفُونَ ا ُ ال َك ِل َم َع ان ِ فَبَ َما نَ اق َّ َ ظا ِم َّماذُ ِك ُرواا ِب ِه ج َوْلَت َزَ ا ُل ت ًّ سواا َح طل ُع َعلَى ُ ََّم َوا ضش ِع ِه ْل َون ُّصفَ اح ِإ َّن اُهللَ يُ ِحب اف َع ان ُه ام َوا ُ ا ُ َخاَئِنَ ٍة ِم ان ُه ام ِإْلَّ قَ ِليالً ِم ان ُه ام فَاُع َا ُ ال ُم اح ِسنِين (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membantu. Mereka suka meroboh perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan 37 dengannya, dan kamu (Muhammad) Senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkan merek dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Rasulullah SAW juga bersabda, ست َ َر هُ هللاُ يَ او َم اال ِقيَا َم ِة َ َّْلَيَ است ُ ُر َع ابدًا فِي الدُّ انيَا إِْل “Tidaklah seorang hamba menutupi aib hamba lainya di dunia kecuali Allah menutupi aibnya pada hari kiamat.”(HR.Muslim). 38 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Dusun Babadan adalah dusun yang amat kecil yang warganya beragama Islam. Sebagian warganya bekerja merantau sebagai sales buku dan kuli bangunan, yang semua berada di luar kota. Dusun Babadan merupakan sebuah dusun yang terletak di desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Dusun ini berada pada jarak sekitar 7km dari Kecamatan Tengaran, dan sekitar 25km dari Kabupaten Semarang. Dusun ini memiliki luas 47,8 Ha, yang terbagi mejadi 1 RW 6 RT yaitu RT 19, RT 20, RT 21, RT 22, RT 23, RT 24, Setiap RT mempunyai tempat ibadah sendiri –sendiri seperti Mushola dan Masjid 1 yang berada di RT 24. Dusun Babadan terletak paling barat dari desa Duren. Dengan batas sebagai berikut : Utara : Desa Kenteng Barat : Desa Regunung Selatan : Dusun Gading Timur : Dusun Dukuh 39 2. Kondisi Monografi Jumlah Penduduk di dusun Babadan ini sendiri pada tahun 2015 sebanyak 954 jiwa, yang terbagi menjadi jumlah penduduk laki-laki 482 orang dan penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 472 orang. Dari keseluruhan penduduk dusun Babadan tersebut 100% beragama Islam, dengan kondisi masyarakat religious. Data terahir dusun Babadan tahun 2015 menyebutkan: Jumlah Penduduk Menurut Usia NO LAKI_LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 KELOMPOK UMUR (TAHUN) 0<1 22 17 39 2 1>5 47 58 105 3 6-10 32 42 74 4 11-15 46 43 89 5 16-20 55 37 92 6 21-25 49 58 107 7 26-30 46 48 94 8 31-40 49 35 84 9 41-50 43 42 85 10 51-60 55 57 112 11 60 Keatas Jumlah 38 482 35 472 73 954 40 Jumlah Penduduk Menurut Agama NO 1 KELOMPOK AGAMA Islam 2 LAKI_LAKI PEREMPUAN JUMLAH 482 472 954 Khatolik - - - 3 Kristen - - - 4 Hindu - - - 5 Budha - - - 6 Khonghucu - - - 482 472 954 Jumlah Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan NO JENIS PENDIDIKAN LAKI_LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 2 3 4 5 6 Tidak Sekolah Belum Tamat SD Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA 79 93 87 98 62 25 82 104 96 110 76 30 161 197 183 208 138 55 7 Tamat akademi/ Diploma Sarjana Jumlah 5 2 7 3 482 2 472 5 954 8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan NO 1 2 3 4 5 6 JENIS PEKERJAAN PNS TNI Polisi Swasta Pensiunan Pengusaha LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 2 1 32 3 - 2 9 - 4 0 1 41 3 0 41 7 8 9 10 11 12 Buruh Bangunan Buruh Industri Buruh Tani Petani Peternak Lain-Lain Jumlah 106 6 112 48 60 74 9 49 384 88 45 34 52 236 136 105 108 9 101 620 Jumlah Tempat Ibadah NO 1 2 3 4 5 Nama Tempat Ibadah Masjid Mushola Gereja Wihara Pura Jumlah 1 5 - Pekerjaan masyarakat di dusun Babadan sebagian besar adalah sebagai petani dan buruh dengan tingkat penghasilan ekonomi digolongkan ke dalam kondisi menengah ke bawah. Untuk usia di atas 35 tahun mayoritas berprofesi sebagai petani dan serabutan dan di bawah usia 35 tahun mayoritas sebagai buruh kontrak kariyawan pabrik. Dalam segi Pendidikan formal masyarakat di dusun Babadan masih digolongkan kedalam kelompok sangat rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan minimnya minat orangtua untuk menyekolahkan anaknya kejenjang pendidikan menengah ke atas apalagi sampai menyekolahkan anaknya ke jenjang universitas bisa dihitung dengan hitungan jari. Para jamaah dzikir Kalimahsodo mayoritas sekolahnya hanya sampai SMP. Adapun usia yang telah mengikuti kegiatan dzikir ini mulai dari usia 17 tahun ke atas. 42 3. Sejarah Singkat Kalimahsodo Pemaparan sejarah ini peneliti dapatkan dari Q informan yang diperoleh dari ketua. Informasi ini didapatkan dengan cara wawancara langsung kepada ketua majlis dzikir Kalimahsodo yang merintis berdirinya majlis di dusun Babadan berikut ini kutipan wawancara yang dilakukan peneliti kepada ketua tersebut. Majlis dzikir Kalimahsodo ini berdiri di Dusun Babadan pada 26 April 2012 di Masjid Baitus Salam Babadan yang berada di RT 24. Majlis dzikir Kalimahsodo ini merupakan kumpulan dari Remaja dan seluruh warga Babadan dengan tujuan mengadakan dzikir bersama setiap selapan 1x atau 5 minggu 1x yang dilaksanakan pada malam jumat wage dan dilakukan disetiap tempat ibadah Rt masing- masing secara bergantian. Dalam dzikir kalimahsodo ini bertujuan membentuk akhlak masyarakat agar tercapai dan sebagai peran sikap sosial masyarakat. Serta agar cinta kepada agama islam dan taat kepada agama islam selalu dijalan Allah SWT. Berdirinya Kalimahsodo ini dikarenakan saat itu banyak tren sholawat Habib Syeh dan ahirnya para remaja Babadan mendirikan Majlis dzikir Kalimahsodo ini. Saat itu mulailah membuat pengurus dan mengumpulkan dana di srambi Masjid untuk membeli peralatan seperti tajidor dan lain-lainya. Terdiri dari sesepoh Babadan, kadus, RW,RT, dan remaja Babadan disitulah terbentuk pengurus dan pengumpulan dana dari para hamba-hamba Allah yang iklas megeluarkan uangnya. Setelah dana terkumpul dan peralatan sudah terbeli mulailah majlis dzikir kalimahsodo 43 pertama dilaksanakan di masjid.(Wawancara Ketua Majlis dzikir Kalimahsodo dusun Babadan 1 Febuari 2016) 4. Visi dan Misi Majlis Dzikir Kalimahsodo Visi dari Kalimahsodo yaitu: Sebagai sarana edukasi bagi remaja dan masyarakat untuk tampil berahlak baik dan taat kepada agama islam. Misi dari Kalimahsodo yaitu: a. Untuk memper dalam dan berbagi ilmu pengetahuan tentang Islam, b. Menjadi remaja dan masyarakat berakhlak baik itu tidak hanya baik fisik tetapi juga baik hati melalui berbagai acara positif, dan bersikap sosial. c. Untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama masyarakat Babadan. 5. Data Kepengurusan Majlis Dzikir Kalimahsodo Adapun data kepengurusan di Kalimahsodo, sebagai berikut: a. Penasehat : Hasyim. b. Pembina : Kiyai Dimyati c. Ketua : Anis Fasilahhudin, S.Pd.I. d. Wakil Ketua : Lutfinul Hakim e. Sekretaris : Mupit f. Bendahara : Subkhan g. Humas : Khoirul Huda : Ampru Ambodho 44 Dalam kesempatan kali ini penulis mengadakan wawancara dengan beberapa narasumber yang telah memberikan informasi kepada penulis berkenaan dengan judul penelitian yang diambil. Para informan tersebut adalah ketua Kalimahsodo, beberapa pengurus Kalimahsodo, dan beberapa anggota Kalimahsodo yang turut andil dalam mensukseskan tujuan Kalimahsodo. B. Gambaran Informan 1. AK, merupakan pengurus Kalimahsodo sekaligus menjabat sebagai ketua Kalimahsodo yang bertempat tinggal di Babadan, RT/RW 024/04, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. AK lahir di Kab. Semarang pada 27 Juni 1978. Bapak dari dua anak ini dulunya juga lulusan dari STAIN Salatiga, MAN Tengaran, SMP Sudirman Ampel Dan MI Duren. Ia berasal dari latar belakang keluarga yang cukup kental dengan agamanya. Serta ia menjadi guru tambahan mengajar agama di SD Duren 3 selain itu ia sebagai sales buku keluar kota. (Wawancara Selasa, 23 Febuari 2016) 2. LD, merupakan salah satu anggota kalimahsodo dia juga menjadi pengurus yang paling muda dia bertempat tinggal di Babadan RT/RW 024/04, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. LD lahir di Kab. Semarang pada 21 Mei 1994 dia pernah menempuh jenjang pendidikan di SD Duren 03, kemudian SMP 2 Tengaran, dilanjutkan di MAN Tengaran, dan sekarang sedang kuliah di UKSW 45 semester 7. Dia merupakan salah satu jamaah yang rutin mengikuti kegiatan dzikir. (Wawancara Selasa, 23 Febuari 2016) 3. LH, lahir di Kab. Semarang pada 16 September 1990 dan beralamat di Babadan, RT/RW 019/04 Kec. Tengaran Kab. Semarang. LH Merupakan Pengasuh Pondok di Ungaran dia kuliyah di UNDIP dengan mengambil jurusan Ekonomi. SMA Ungaran SMP 3 Tengaran dan SD Duren 3 Dia hiduup dikalangan keluarga yang taat dengan agama Islam dan kental dengan urusan agama Islam namun keluarganya kurang mampu dan ahirnya dia kuliyah dengan biaya dia menjadi pengasuh pondok dan mendapat beasiswa. Karena kebaikan dia mengajar mengaji ada salah satu walimuridnya memberi hadiah dia Umroh selama 9 hari.(Wawancara Rabu 24 Febuari 2016) 4. AN Lahir di Kab. Semarang 18 April 1982 dia tinggal di Babadan RT/RW 023/04, Duren, Kec. Tengaran Kab. Semarang. AN pernah bersekolah di SD Duren 3, SMP 1 Tengaran dan SMA 3 Salatiga. Dia hanya sebagai ibu rumah tangga biasa. Dia merupakan ibu dari 1 anak dan suaminya yang taat agama. Membuat dia juga harus taat pada agama dan suaminya kerja di Kalimantan 3 bulan sekali pulangnya. (Wawancara Rabu 24 Febuari 2016) 5. NK lahir di Kab. Semarang pada 26 Mei 1986, beralamat di RT/RW 021/04, Babadan, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. NK merupakan anggota Kalimahsodo Ia memulai di jenjang pendidikan MI Duren MTs N Susukan MAN Salatiga, kemudian ia kuliah D3 46 Kesehatan Lingkungan di SETIKES HAKLI Semarang. Dan Ia Sekarang menjadi guru TK di TK PGRI Duren 1. Serta dalam kegiatan rumah Ia menjadi guru les untuk anak-anak SD. NK sesosok orang yang taat dengan agamanya dan pandai bergaul dengan sesama orang lain. (Wawancara Rabu 24 Febuari 2016) 6. SB beralamat di Babadan RT23 RW 04 Duren Kec. Tengaran Kab. Semarang. Dia merupakan seorang guru ngaji disalah satu mushola di Babadan yang berada di RT 23 dia mengajar ngaji anak-anak SD sampai SMP setiap habis sholat magrib dia seorang yang dipandang taat pada agama islam sehingga ditunjuk menjadi guru ngaji dimushola tersebut. Dia lahir di Kab.Semarang pada 17 April 1981. Dia mempunyai seorang anak laki-laki kecil yang berumur 3 Thn dan seorang Istrinya yang berkerja di Saudiarabia. Kesendiriannya mendorong SB mengikuti kegiatan dzikir di majlis dzikir Kalimahsodo.(Wawancara Senin, 29 Febuari 2016 ) 7. MP, lahir di Kab. Semarang pada 12 November 1988, beralamat di RT/RW 021/04, Babadan, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. MP merupakan jamaah yang muda namun dia sangat tekun dalam mengikuti kegiatan dzikir tersebut. Dia memulai belajar di jenjang pendidikan Mi Gading SMP 3 Tengaran kemudian Mondok di Tremas Pacitan, hingga 4 thn. Sekarang dia di rumah dan bekerja sebagai penjual es keliling. (Wawancara Senin, 29 Febuari 2016 ) 47 8. WS, merupakan salah satu anggota Kalimahsodo yang bertempat tinggal di Babadan, RT/RW 020/04, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. lahir di Kab. Semarang pada 27 Juni 1981. Dia dulunya lulusan dari SD duren 2 dan SMP Assalafi Susukan. dia seorang ibu dari dua anak perempuannya dan dia hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga biasa kesehariannya hanya mengurus 1 anak dan suaminya serta anaknya yang paling besar bersekolah dan mondok di Jombang. (Wawancara Senin, 29 Febuari 2016 ) C. Temuan Penelitian 1. Deskripsi Kegiatan Dzikir masyarakat di Majlis Dzikir Kalimahsodo Dalam dzikir majlis dzikir kalimahsodo yang dilakukan yaitu membaca ayat-ayat Al-quran Allah SWT yang agung. Mula-mula para jamaah berdatangan ketempat yang sudah disediakan atau tempat yang sudah mendapat giliran untuk menjadi tuan rumah majlis dzikir Kalimahsodo. Para jamaah datang sebelum sholat isak dengan pakean muslim dan putih namun yang mempunyai. Biasanya yang laki-laki memakai koko, pecis putih dan yang perempuan memakai mekena putihputih. Setelah adzan isak dikumandangkan para jamaah siap-siap untuk sholat isak bersama-sama. Setelah sholat isak selesai baru mulailah kegiatan berdzikir tersebut para pengurus dan ketua berada dibagian barisan paling depan sedengakan para jamaah dibagian belakang. Dengan bacaan dzikir yang dijelaskan olek AN 48 1.Alfatihah 2.Sahadat 3x 3.Wabarik kadalika abadan wardoan lihi wasobihi assuadai waksuna hululal rodho waltufbina bilutfika fil khodo 3x 4.Assalamualaika aiyuhannabiyu warohmatuwallahhi wabarokatuh 3x 5.Ya latif 129x 6.Ya Salam 131x 7.Allahhumma antas salam sampai selesai ....... 8.Alhamdulillah 7x 9.Allah hafiduallah latifu khodimun azaliyu haiyu khoyum layanamu 7x 10.Hasbunallah wanikmannakir 45x 11.Fankolabu binikmatin ......... 12.Allahhumma sholliala saiyidina muhammad waala ali sayidina muhammad 3x 13.Ya Allah Ya Rohman Ya Allah Ya Rohim 100x 14.Ya Allah Ya Khodim Ya Allah Ya Halim 100x 15.Ya Samiu Ya Basir 100x 16.Ya mubdiu Ya muidu Ya kholik 100x 17.Ya hafid Ya nasiru Ya wakilu Ya Allah 100x 18.Ya haiyu Ya koyum 100x birohmatika asthahis 100x 19. Nawaitu addakro takoruban ilallahi wahurujan minal maksiyati afdolu dikri faklam annahu 20.Laila haillallah 100x 21. Innakuntuminat dholimin 10x 22.lahaulawala kuwata illabillahil aliyil adim 10x 23. Lahaulawala maljaa minallahi illailaihi 10x 24. Bismillahi alanafsi ....... 25. Subhanallah wabihamdihi subhanaallah hiladim 33x 26.Alhamdulilah 33x 27. Allahhuakbar 33x 28. Waalasaiyidinamuhammad 10x 29.Ayat kursi 7x 30.Al iklas 7x 31.Alfalak 7x 32.Annas 7x 33.Alkoder 7x 34.Alamnasroh 7x 35.Allahhumma sholiwasallim alasaiyidina muhammad 10x 36.Lailahaillallah wahdahu lasarikalah lahumulku walahulhamdu yuhyi wayumit wahuwa ala kuli saiyii khodir 10x 37.Istifar 100x 38.Waashaduannamuhamadurrosuluallah 3x 39.Illa huwal haiyul koyum watubuilaih 3x 49 Dan diahiri dengan Alfatihah. Setelah dzikir selesai dilanjutkan membaca tahlil yang biasa dipimpin oleh Bapak Kiyai Dhimyati sebagai tokoh agama dusun Babadan. Setelah itu membaca Sholawat dengan diiringi rebana bersama-sama dan dilanjutkan dengan istirahat sambil pungutan infak, mendapat snek dan kultum yang biasanya di isi bergantian oleh pengurus dan tokoh-tokoh agama Dusun Babadan. Diahiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh ketua majlis dzikir tersebut ataupun sesepuh atau kiyai yang mengisi kultum tersebut. 2. Hasil Wawancara 7 Orang Jamaah Dalam hal ini penulis akan memaparkan hasil penelitian wawancara yang seluruhnya. Hasil wawancara tersebut akan penulis pilah berdasarkan urutan pertanyaan. a. Motivasi berdzikir Motivasi mengikuti dzikir mayoritas akan dekat dengan Allah SWT. Sebagian hasil wawancara berikut “Karena saya ingin meningkatkan ketakwaan saya kepada Allah SWT. Biyar hidup ini tenang, tentram”(LD 23 febuari 2016). Jawaban yang sama juga di berikan misalnya, NK “Agar mendekatkan kita kepada Allah SWT sebagai rasa syukur” (24 febuari 2016). Jawaban yang sama juga diberikan oleh LH “Karena ada dilingkungan saya dan saya ingin meningkatkan keimanan saya kepada Allah” (24 febuari 2016), AN “Agar lebih, dan selalu mengingat Allah.”(24 febuari 2016), NK “Agar mendekatkan kita kepada Allah SWT sebagai rasa 50 syukur” (24 febuari 2016), SB “Saya ingin mendekatkan diri dengan Allah SWT” (29 febuari 2016), MP “Karena saya ingin mendekatkan diri dengan Allah” (29 febuari 2016). Sementara WS memberi penjelasan yang agak berbeda “Karena saya orang awam ya ikut begitu saja biyar seperti temanteman lainnya” (29 Febuari 2016). Penjelasan tersebut mengingatkan bahwa WS belum sepenuhnya memiliki motifasi yang jelas selain hanya ikut ikutan. b. Tentang lamanya jamaah mengikuti kegiatan. Dari hasil wawancara sebagian besar para jamaah mengikuti kegiatan dzikir sejak terbentuknya majlis dzikir tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh LD “Saya ikut kegiatan dzikir ini sejak awal dimulai kegiatan dzikir” (23 Febuari 2016). Dan AN “Sejak sering ada majlis dzikir ini”, NK “Sejak ada kegiatan ini” (24 Febuari 2016), SB “Sejak kegiatan dzikir ini dimulai” (29 Febuari 2016). MP “Sejak kegiatan dzikir dimulai dari awal” (29 Febuari 2016). Namun disini jamaah ada juga yang memberikan jawaban yang berbeda seperti yang diungkapkan oleh LH mengikutinya kegiatan “Sejak Diadakan di Mushola saya”(24 Febuari 2016), dan WS mengikutinya kegiatan “Sejak berada di Masjid” (29 Febuari 2016). c. Tentang rutinitas kegiatan Jamaah secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini dilakukan seperti yang diungkapkan LD “Alhamdulilah saya mengikuti kegiatan dzikir ini dengan rutin” (23 Febuari 2016 ). Seperti yang di ungkapkan LH “Sering, Namun tidak rutin karna saya sering pergi kalau saya dirumah ya 51 slalu mengikuti” (24 Febuari 2016). Seperti yang di ungkapkan NK “iya rutin” (24 Febuari 2016), SB “Iya alhamdulilah rutin” (29 Febuari 2016), MP “Iya alhamdulilah rutin” dari 7 orang jamaah yang diwawancarai ada juga yang memberikan jawaban yang berbeda-beda seperti yang di ungkapkan AN “Iya, Kecuali kalau ada halangan” (24 Febuari 2016). Yang diungkapkan WS “Saya jarang mengikutinya kalau kegiatannya di dekat saya ya berangkat” ( 29 Febuari 2016). d. Kemampuan menghafal lafadz dzikir Dalam pembacaan lafadz dzikir para jaamah kebanyakan belum pada hafal. Namun salah satu jamaah ini LD mengungkapkan “Alhamdulilah hafal kan tinggal menirukan pemimpinnya”(23 febuari 2016). Berbeda dengan LD. LH juga mengungkapkan “Belum, Tapi saya membaca bukunya”(24 Febuari 2016). Selain itu AN mengungkapkan “Belum, kecuali kalau bareng-bareng sudah”(24 Febuari 2016). NK mengungkapkan “Sedikit hafal masih lihat tulisan”(24 Febuari 2016). Selain membaca buku ada juga yang mengatakan tinggal menirukan seperti yang diungkapkan “Belum hafal saya tapi kan itu tinggal menirukan”(29 Febuari 2016). Bawasannya seeorang itu manusia yang luput dari kekurangan sehingga tidak dapat sesempurna mungkin MP mengatakan dalam menghafal Lafadz dzikr dia “Sebagian hafal sebagian tidak” (29 febuari 2016). WS mengungkapkan “Tidak hafal namun sedikit-sedikit ya bisa” (29 Febuari 2016). e. Kegiatan-kegiatan selain dzikir 52 Selain berdzikir dalam kegiatan ini biasanya ada tambahan kegiatan seperti yang ditegaskan LD “iya ada setelah dzikir selesai biasanya ada kultum” (23 Febuari 2016) LH “Ada, Ceramah Pak kiyai” (23 Febuari 2016). AN “Iya ada kultum dan pungutan dana amal jariyah” (23 Febuari 2016) NK “Biasanya ada ceramah dari kiyai” (23 Febuari 2016) Serta yang diungkapkan SB “iya kultum ada selain itu bersholawatan juga” (29 Febuari 2016) MP “Kultum pasti ada disetiap ahir acara” (29 Febuari 2016). Dan WS “iya kultum ada” (29 Febuari 2016). Dari jawaban para jamaah dalam kegiatan majlis dzikir kalimahsodo setelah kegiatan dzikir selesai itu ada kegiatan pungutan amal jariyah dan di ahir acara ada kultum dari bapak kiyai. f. Dampak Berdzikir secara personal Mayoritas jamaah kegiatan berdzikir Kalimahsodo adanya dampak berdzikir secara personal LD mengatakan “Dampaknya hati menjadi tentram, alhamdulilah keimanan saya dengan Allah SWT semakin meningkat sholat saya jadi teratur dan mulai tepat dengan waktu. Selain itu komunikasi saya dengan orang lain mudah dan tidak ketinggalan berita masyarakat sekitar saat tetangga sakit” (23 Febuari 2016).LH mengungkapkan “Ya apa yang saya inginkan seperti keinginan saya mengikuti ini. Keimanan saya meningkat, tambah ilmu, tambah persaudaraan, sosialisasi saya kemasyarakat seluruhnya juga menjadi baik” (24 Febuari 2016). AN memberi jawaban “ Saya merasa lebih tenang dan merasa dekat dengan Allah SWT” (24 Febuari 2016). NK 53 berusaha menjelaskan bahwa dengan berdzikir “ Hati lebih tentram, dan sebagai pengingat agar menjadi baik dalam hal semua kehidupan ini” (24 Febuari 2016). SB mengungkapkan “Dampaknya sesuai dengan keinginan saya bisa dekat dengan Allah” (29 Febuari 2016). Selain LD dan AN dampak secara personal yang diraskan MP memberikan jawaban yang intinya sama dengan LD dan AN tersebut “Alhamdulillah saya makin dekat dengan Allahdan bisa Istiqomah” (29 Febuari 2016). WS juga mengungkapkan “Ya dampak yang saya rasakan dekat dengan jamaah masyarakat, keimanan saya juga meningkat saya pikir-pikir” (29 Febuari 2016). g. Dampak / Implikasi sosial Kegiatan dzikir ini memiliki implikasi tidak hanya individual namun juga mempunyai manfaat secara personal seperti yang diungkapkan LD.“Ada, manfaatnya contohnya yaa menjenguk orang sakit tadi secara bersama-sama, selain itu biasanya takziah juga ada, selain itu juga ada gotong royong pembenahan rumah ditempat orang yang membuat rumah” semua itu diumumkan dalam kegiatan majlis dzikir (23 Febuari 2016 ). Selain LD LH juga mengatakan “Tentu ada, Contohnya, mendorong kita untuk bersodakoh, tolong menolong yang biasanya jarang membantu tetangga sekarang dengan mengikuti majlis dzikir ini tolong menolongnya makin erat.” (24 Febuari 2016). Selain LD dan LH, AN mengatakan “Iya ada, “Kita bisa saling bersilaturohmi satu sama lain, yang jelas tali silaturohmi ini semakin kuat, dan acara kemanusian lainnya itu bisa lebih 54 lancar, tetangga yang sakit langsung tau dan menjenguk.” (24 Febuari 2016). NK juga memberikan jawaban yang sama “Ada, “Bisa saling silaturohmi di masyarakat dengan contoh Bila ada kegiatan dimasyarakat biasanya disampaikan dalam kegiatan majlis ini saling gotong royong.”(24 Febuari 2016). Dalam kegiatan majlis dzikir Kalimahsodo mempunyai dampak / Implikasi seperti yang di ungkapkan SB.“Ada dalam majlis ini, .contohnya yaa menjenguk orang sakit, tolong menolong sesama masyarakat sekitar.”( (29 Febuari 2016). MP juga memberi tanggapan bahwa dalam kegiatan dzikir “Ada manfaatnya sosial, contohnya manfaat secara sosial yaitu sesama masyarakat lain saling gotong royong, menjenguk orang sakit, para jamaah yang muda-muda bisa menghormati orang yang lebih tua”( (29 Febuari 2016). WS juga mengungkapkan.“Ya ada to manfaatnya sosial, “silaturohmi antar jamaah semakin erat, menjenguk orang yang sakit bersama-sama” (29 Febuari 2016). Bawasannya dalam kegiatan dzikir dimajlis dzikir kalimahsodo dusun Babadan mempunyai dampak/ Implikasi bagi seluruh jamaah dan masyarakat Khususnya dusun Babadan. 55 BAB IV PEMBAHASAN Adapun hal yang sudah didapatkan penulis untuk membahas bab sebelumnya yang dapat ditangkap oleh penulis dari beberapa hal dari temuantemuan peneliti yang didapatkan dari wawancara ataupun observasi yang dilakukan di lapangan yang sesuai dengan rumusan masalah yang ditemukan diantaranya: A. Deskripsi Kegiatan Dzikir Masyarakat di Majlis Dzikir Kalimahsodo. Dzikir yaitu merupakan amalan yang paling utama untuk mendapatkan keridaan Allah, senjata yang paling ampuh untuk mengalahkan musuh dan perbuatan yang paling layak untuk memperoleh pahala. Dzikir adalah bendera Islam, pembersih hati, inti ilmu agama, pelindung dari sifat munafik, ibadah yang paling mulia, dan kunci semua keberhasilan. “bentuk penglihatan ini diberikan kepada orang yang selalu bermawas diri (muraqabah), bertafakur (fikr), dan bersiap diri (iqbal) bagi kehidupan akhirat” Dzikir mengingat Allah sangat besar manfaatnya dalam kehidupan dunia maupun akhirat antara lain sebagai berikut ini : 1. Mendapat ketenangan hati dan bebas dari perasaan jengkel,kecewa, sedih, duka, dendam dan stress berkepanjangan ( Ar Raad 28) 2. Dikeluarkan dari kegelapan dan kesempitan hidup kepada cahaya terang benderang serta mendapat salam penghormatan (sholawat) dari Allah dan para MalaikatNya (Al Ahzab 43) 56 3. Terpelihara dan terhindar dari melakukan perbuatan keji dan mungkar (Al Ankabut 45) 4. Terpelihara dari kelicikan dari tipu daya syetan yang berusaha menyesatkan (An Nahl 99) 5. Selalu mendapat jalan keluar dari berbagai kesulitan yang datang menghadang dan mendapat rezeki dari tempat yang tidak pernah diduga, serta selalu dicukupkan semua kebutuhan hidupnya ( At Thalaq 2-3) 6. Dibukakan baginya pintu kemenangan, diampuni dosanya yang lalu dan yang akan datang, ditambahkan baginya berbagai kenikmatan hidup, ditunjuki jalan yang lurus , dan diberi pertolongan dengan kekuatan yang dahsyat. ( Al Fath 1-3) 7. Selalu mendapat perhatian istimewa dari Allah dimanapun ia berada , selama ia ingat pada-Nya (Al Baqarah 152) 8. Terhindar dari beban hidup yang berat dan tidak sanggup dipikul serta terhindar dari siksa dan azab yang melampaui batas ( Al Baqarah 286) 9. Diampuni segala dosanya, dihapuskan segala kesalahannya dan diwafatkan bersama orang yang berbuat kebaikan ( husnul khotimah) (Ali Imran 193) 10. Mendapat kehidupan yang baik sampai datang ajal yang telah ditetapkan (Hud 3, An-Nahl 97) 11. Dibalasi dan dilipat gandakan amal kebaikannya dengan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan ( An Nahl 96-97) 57 12. Selalu disertai Allah dimanapun mereka berada (Al Baqarah 153, Al Hadit 4) 13. Mendapat pertolongan dari ribuan tentara malaikat dalam menghadapi berbagai hal dan masalah didunia maupun akhirat ( Ali imran 124-125, Fushilat 30-31) 14. Dimudahkan semua urusannya dan diberi bimbingan menempuh jalan yang mudah (Al Lail 7, Al A’la 8) 15. Dibukakan baginya keberkahan dan pintu rahmat dari langit dan bumi (Al A’raaf 96) 16. Diwafatkan dalam keadaan baik dan disambut oleh para malaikat dengan salam penghormatan ( An Nahl 32, Ar Raad 23-24, Al Ahzab 44 ) 17. Mendapat kehidupan yang baik selama masa menanti dialam barzakh ( Ali Imran 169) 18. Memiliki wajah yang putih berseri dihari berbangkit ( Ali Imran 106-107) 19. Memiliki wajah dan tubuh yang bercahaya terang dihari berbangkit ( Al Hadit 12-13 dan At Tahrim 8) 20. Menerima buku catatan amal dari sebelah kanan dan dimudahkan saat dihisab dan ditimbang semua amalnya (Al Haqqah 19-21 ) 21. Memiliki timbangan kebaikan yang lebih banyak dan berat (Al Qori’ah 67,Al A’raaf 8) 22. Diselamatkan Allah dari ganas dan panasnya api neraka (Maryam 72-73, Al Lail 17) 58 23. Dimasukan kedalam taman syurga dan hidup kekal selamanya disana (Az zumar 73) Dalam dzikir majlis dzikir kalimahsodo dari hasil wawancara dengan ketua majlis dzikir Kalimahsodo yang dilakukan yaitu membaca ayat-ayat AlQuran Allah SWT yang agung yaitu mula-mula membaca Alfatihah,Sahadat 3x, Wabarik kadalika abadan wardoan lihi wasobihi assuadai waksuna hululal rodho waltufbina bilutfika fil khodo 3x, Assalamualaika aiyuhannabiyu warohmatuwallahhi wabarokatuh 3x, Ya latif 129x, Ya Salam 131x, Allahhumma antas salam sampai selesai ......., Alhamdulillah 7x, Allah hafiduallah latifu khodimun azaliyu haiyu khoyum layanamu 7x, Hasbunallah wanikmannakir 45x, Fankolabu binikmatin ........., Allahhumma sholliala saiyidina muhammad waala ali sayidina muhammad 3x, Ya Allah Ya Rohman Ya Allah Ya Rohim 100x, Ya Allah Ya Khodim Ya Allah Ya Halim 100x, Ya Samiu Ya Basir 100x, Ya mubdiu Ya muidu Ya kholik 100x, Ya hafid Ya nasiru Ya wakilu Ya Allah 100x, Ya haiyu Ya koyum 100x birohmatika asthahis 100x, Nawaitu addakro takoruban ilallahi wahurujan minal maksiyati afdolu dikri faklam annahu, Laila haillallah 100x, Innakuntuminat dholimin 10x, lahaulawala kuwata illabillahil aliyil adim 10x, Lahaulawala maljaa minallahi illailaihi 10x, Bismillahi alanafsi ......., Subhanallah wabihamdihi subhanaallah hiladim 33x, Alhamdulilah 33x, Allahhuakbar 33x, Waalasaiyidinamuhammad 10x, Ayat kursi 7x, Al iklas 7x, Alfalak 7x, Annas 7x, Alkoder 7x, Alamnasroh 7x, Allahhumma sholiwasallim alasaiyidina muhammad 59 10x, Lailahaillallah wahdahu lasarikalah lahumulku walahulhamdu yuhyi wayumit wahuwa ala kuli saiyii khodir 10x, Istifar 100x, Waashaduannamuhamadurrosuluallah 3x, Illa huwal haiyul koyum watubuilaih 3x. Dan diahiri dengan Alfatihah. Setelah pembacaan dzikir selesai dilanjutkan membaca tahlil bersama-sama dengan dipimpin bapak kiyai Dimyati dia seorang tokoh agama dusun Babadan. Selain itu dalam kegiatan dzikir majlis dzikir Kalimahsodo selain berdzikir dalam kegiatannya itu ada bersholawat yang diiringi dengan rebana yang diisi oleh para jamaah yang remaja laki-laki, setelah itu pungutan amal jariyah dengan seiklasnya, seperti yang diungkapkan oleh AN bawasannhya setelah kegitan dzikir selesai ada pungutan amal jariyah. Selain itu diahir acara ada kegiatan kultum yang diisi oleh kyai ataupun tokoh agama dusun Babadan. Seperti yang diungkapkan oleh para jamaah LH, AN, NK, SB,WS bawasannya ahir acara ada Kultum atau ceramah dari kiyai. Uraian tersebut di atas kiranya dapat menguatkan penjelasan bahwa deskripsi kegiatan dzikir itu benar-benar berjalan dengan sebaik-bainya dan mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk para jamaah dan para masyarakat sekitarnya. Selain itu kegiatan dzikir mempunyai manfaat keagamaan yang sangat luar biasa dan bagus. B. Implikasi Kegiatan Dzikir Terhadap Nilai-Nilai Pendidikan Sikap Sosial Masyarakat Implikasi kegiatan dzikir terhadap sikap nilai-nilai pendidikan sosial masyarakat. Tujuan utama mempelajari dan berdzikir adalah mengetahui 60 perihal nafsu dan sifat-sifatnya, baik nafsu yang tercela maupun nafsu yang terpuji. Sifat nafsu yang tercela harus dijauhi dan yang terpuji setelah diketahui harus dilaksanakan. Para jamah berdzikir ini mengalami dua hal terkait keikut sertaannya mengikuti kegiatan dzikir di majlis dzikir Kalimahsodo yaitu dalam hal ibadah kepada Allah dan perihal hubungannya dengan sesama manusia. Implikasi yaitu efek yang ditimbulkan dimasa depan atau dampak yang dirasakan ketika melakukan sesuatu. Implikasi kegiatan dzikir terhadap sikap sosial masyarakat bermacam-macam anatara lain; a. Apabila bertemu mengucapkan salam, dan apabila mendapat ucapan salam, membalasnya. b. Menjenguk orang sakit c. Mencintai untuk sesama muslim apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri, dan membenci untuk mereka apa yang ia benci untuk dirinya sendiri. d. Menolong sesama muslim yang sangat membutuhkan pertolongan. e. Rendah hati dan tidak sombong. f. Tidak bersifat dengki, berprasangka buruk, atau mencari kesalahan sesama muslim. g. Menghormati jika ia dewasa (tua) dan menyayanginya jika ia masih kecil. Pada beberapa informan yang telah dimintai keterangan melalui wawancara, ada yang mengatakan bahwa Implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan sikap sosial masyarakat hati menjadi tentram, keimanan dengan Allah SWT semakin meningkat, Selain itu komunikasi dengan orang lain mudah dan tolong menolong sesama masyarakat lain. sehingga Sikap 61 sosial adalah kesadaran individu yang tercermin dalam perbuatan terhadap sesama muslim. Melalui Kegiatan dzikir akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan agar tingkah laku seseorang dapat terarah kepadahal-hal yang positif. Selain pada keimanan yang majlis dzikir tempuh dalam membentuk dan mengembangkan sikap sosial masyarakat, ternyata lingkunganpun memiliki pengaruh terhadap perkembangan sikap sosial. Seperti halnya majlis dzikir Kalimahsodo ini juga memiliki andil dalam pembentukan dan pengembangan sikap sosial masyarakat di majlis dzikir Kalimahsodo. Pembentukan dan pengembangan sikap sosial yang dilakukan oleh majlis dzikir kalimahsodo lebih ditekankan pada penguatan agama dan penguatan akhlak kepada sesama muslim antar majlis dzikir Kalimahsodo khususnya maupun masyarakat Babadan pada umumnya. Masyarakat Dusun Babadan bisa dikatakan sebagai masyarakat yang tingkat sosial kemasyarakatannya cukup tinggi, hal ini terlihat ketika dalam sebuah kegiatan yang melibatkan penduduk setempat ternyata banyak yang berpatisipasi dan terlihat kesadaran masyarakat akan gotong royong cukup tinggi. Selain itu terlihat juga dalam kepedulian sesama, ketika salah satu penduduk yang mempunyai hajatan (acara), banyak dari tetangga, kerabat, dan sanak famili yang datang untuk membantu tanpa adanya pamrih. Hal ini membuktikan bahwa rasa solidaritas antar masyarakat terjalin baik. Banyak hal yang melatar belakangi seseorang untuk ikut dalam kegiatan berdzikir di majlis dzikir Kalimahsodo ini contohnya; Bapak LD, LH, SB, MP beliau adalah jamaah Majlis dzikir Kalimahsodo. Beliau beranggapan bahwa 62 kegiatan ini adalah suatu hal yang sangat positip karena selain kita dituntut untuk lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan berdo’a juga mengurangi kebiasaan warga yang banyak menghabiskan waktu malam mereka di depan HP dan Telivisi dan juga habis waktu mereka untuk nongkrong di Jalan pos ronda. Salah satu alasan ini bisa menunjukkan bahwa memang mereka mengikuti kegiatan ini sepenuhnya atas kesadaran mereka sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak-pihak tertentu, meskipun kita memandang kegiatan ini menyita sebagian waktu malam mereka untuk berkumpul bersama dan melakukan ritual tertentu, tetapi hal tersebut justru membuat mereka merasa lebih baik dan hidup mereka lebih bermakna dan tentram. Selain itu kata beliau kegiatan semacam demikian akan selalu dijaga dan dilestarikan demi mengurangi hal-hal negatif yang disebabkan oleh perkembangan zaman yang menjauhkan kita secara tidak langsung dari kegiatan-kegiatan keagamaan seperti dzikir di majlis dzikir Kalimahsodo. Lain halnya dengan ibu AN dan NK. Beliau menilai hal tersebut malah menunjukkan bentuk keinginan warga untuk bertemu satu sama lain yang dimanfaatkan untuk tukar informasi. Serta agar kegiatan masyarakat lainnya tercapai seperti gotong royong, menjenguk orang sakit, takziah. Memang sebagian masyarakat yang tingkat keilmuan keagamaan yang tinggi mereka bisa memahami makna diadakannya kegiatan dzikir di Majlis dzikir Kalimahsodo, namun bagi mereka yang hanya mengikuti keputusan bersama, mereka hanya memanfaatkan hal ini untuk menunjukkan sikap kebersamaan 63 antar warga masyarakat, supaya tidak menyebabkan perpecahan hanya karena tidak mengikuti keputusan bersama. Begitu juga dengan Ibu WS dia mengikuti kegiatan dzikir Karena dia orang awam motivasi dia mengikuti kegiatan dzikir dia cuman ikut-ikutan biyar seperti teman-teman lainnya, seperti masyarakat yang mengikuti kegiatan dzikir tersebut. Bahwa wawasan ibu WS kurang luas dan hanya semata-mata ikut-ikutan belum menyentuh hatinya mengapa tujuan berdzikir yang sesungguhnya. Kegiatan Dzikir yang ada di Dusun Babadan melibatkan hampir seluruh masyarakat khusunya kaum adam dan remaja. Maka banyak mucul berbagai motivasi mereka dalam mengikuti kegiatan tersebut, sehingga secara tidak langsung muncul juga berbagai tanggapan masyarakat akan adanya kegiatan tersebut. Para jamaah mengikuti kegiatan dzikir itu kebanyakan dari sejak awal dibentuknya majlis dzikir Kalimahsodo. Seperti yang dikatakan Bapak LD, SB, MP dia mengikuti kegiatan dzikir sejak awal dibentuk kegiatan. Selain itu Ibu NK dan ibu AN juga mengikuti kegiatan dzikir sejak ada kegiatan itu merupakan bahwa antusias masyarakat Babadan untuk mengikuti kegiatan dzikir sangatlah baik dan sangat mempunyai motivasi yang tinggi untuk dekat dengan Allah SWT. Walaupun Bapak LH dan Ibu WS mengatakan bahwa mereka mengikuti kegiatan sejak di musholaya masing-masing. Selain antusias para jamaah yang sangat tinggi dan baik mengikuti kegiatan dzikir. Dalam rutinitas kegiatanpun para jamaah juga sangat baik 64 dalam menjalankan kegiatan dan rutin mengikutinya seperti yang diungkapkan oleh Bapak LD, SB, MP mengikuti kegiatan selalu berangkat saat ada kegiatan tersebut selain itu Ibu NK juga mengatakan bahwa ia mengikuti kegiatan dengan rutin dan sungguh-sungguh. Namun dalam hal lain Ibu AN mengatakan dia rutin namun kalau ada halangan tidak berangkat. Seperti yang diungkapkan Ibu WS Saya jarang mengikutinya kalau kegiatannya di dekat saya ya berangkat. Namun dalam kemampuan menghafal dzikir para jamah majlis dzikir kebanyakan belum pada menghafal ayat-ayat tersebut dikarenakan dalam pembacaan ayat-ayat dzikir para jamaah mengikuti pemimpin atau imam berdzikir dan membaca bukunya sehingga motivasi menghafal ayat-ayat dzikir berkurang. Namun itu semua sudah menunjukkan bahwa para jamaah mau mengikuti kegiatan dzikir. Selain berdzikir dalam kegiatan majlis dzikir kalimahsodo ada kegiatan lainnya seperti bersholawat diiringi rebana, infak, dan yang terahir itu kultum atau siraman rohani disitulah para jamaah mendapat tambahan wawasan tentang info sosial beragama dan disitulah para jamaah mengembangkan sikap sebagaimana mestinya. Dalam berdzikir di majlis dzikir kalimahsodo para jamaah mempunyai dampak dzikir secara personal atau dampak pribadi setelah para jamaah mengikuti kegiatan dzikir para jamaah mempunyai dampak pribadi yaitu hati menjadi tentram, keimanan meningkat, solidaritas atau sikap sosialnya menjadi lebih baik. Seperti yang diuangkapkan oleh Bapak LD hati menjadi tentram, 65 alhamdulilah keimanan Bapak LD dengan Allah SWT semakin meningkat sholat Bapak LD juga menjadi teratur dan mulai tepat dengan waktu. Selain itu komunikasi Bapak LD dengan orang lain mudah dan tidak ketinggalan berita masyarakat sekitar. Selain itu Bapak LH, SB dan MP mengatakan dengan inti yang sama yaitu keimanan meningkat, sholidaritas sesama masyarakat lain juga meningkat dan menjadi baik. Selain itu para jamaah ibu-ibu seperti ibu AN, NK, dan WS juga mengatakan bahwa keimanan mereka juga meningkat dengan baik. Semua itu merupakan para jamaah yang mengikuti kegiatan berdzikir mempunyai dampak individual yang sangat baik dan bermanfaat. Kegiatan berdzikir selain memiliki dampak personal juga mempunyai dampak sosial. Informasi tentang adanya warga yang sakit mudah diketahui sehingga masyarakat atau jamaah bisa secara bersama-sama menjenguk demikian juga dengan takziah. Seperti yang diungkapkan LD Ada, bermanfaatnya contohnya yaa menjenguk orang sakit tadi secara bersamasama, selain itu biasanya takziah juga ada, selain itu juga ada gotong royong pembenahan rumah di tempat orang yang membuat rumah. Selain LD dan LH juga mengatakan Tentu ada, Contohnya, mendorong kita untuk bersodakoh, tolong menolong yang biasanya jarang membantu tetangga sekarang dengan mengikuti majlis dzikir ini tolong menolongnya makin erat. Selain LD dan LH, AN mengatakan Iya ada, Kita bisa saling bersilaturohmi satu sama lain, yang jelas tali silaturohmi ini semakin kuat, dan acara kemanusian lainnya itu bisa lebih lancar, tetangga yang sakit langsung tau dan menjenguk. NK juga memberikan jawaban yang sama Ada, Bisa saling silaturohmi di masyarakat 66 dengan contoh Bila ada kegiatan dimasyarakat biasanya disampaikan dalam kegiatan majlis ini saling gotong royong. Dalam kegiatan majlis dzikir Kalimahsodo mempunyai dampak atau Implikasi seperti yang di ungkapkan SB Ada dalam majlis ini, contohnya yaa menjenguk orang sakit, tolong menolong sesama masyarakat sekitar. MP juga memberi tanggapan bahwa dalam kegiatan dzikir Ada manfaatnya sosial, contohnya manfaat secara sosial yaitu sesama masyarakat lain saling gotong royong, menjenguk orang sakit, para jamaah yang muda-muda bisa menghormati orang yang lebih tua. WS juga mengungkapkan. Ya ada to manfaatnya sosial, silaturohmi antar jamaah semakin erat, menjenguk orang yang sakit bersama-sama. Bawasannya dalam kegiatan dzikir dimajlis dzikir kalimahsodo dusun Babadan mempunyai dampak atau Implikasi bagi seluruh jamaah dan masyarakat Khususnya dusun Babadan. Uraian tersebut di atas kiranya dapat menguatkan penjelasan bahwa kegiatan dzikir tidak hanya memiliki efek atau implikasi secara personal namun juga bersifat sosial. Hal tersebut sebagaimana diajarkan dalam al Quran pentingnya amalamal sholeh disamping keimanan seperti dalam surat Al Ashr ت ِ ص ِل َح َو اال َع ا َّ سانَ لَ ِف اي ُخ اس ٍر اِْلَّ الَّ ِذ يانَ ا َ َمنُ او َاو َع ِملُوال ِ ص ِر ا َِّن ا َ اْل ان صب ِار َّ ص اوا ِبال َ ق َوت َ َوا َ َوت َ َوا ِ ص اوا ِب اال َح Artiya:”Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengajarkan amal saleh dan menasehati supanya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menepati kesabaran.” 67 Dalam hasil wawancara di atas tersebut bahwa dalam kegiatan dzikir di majlis dzikir Kalimahsodo, sikap sosial yang dikembangkan yaitu menjenguk orang sakit bersama-sama. Ada banyak faedah yang terkandung dalam amalan mulia menjenguk orang sakit. Salah satu faedah yang bisa dipetik adalah menumbuhkan rasa syukur dalam jiwa penjenguk. Tentu maksudnya bukan bersyukur karena saudaranya terkena musibah, akan tetapi bersyukur karena Allah telah menumpahkan karunia kesehatan yang tiada terkira kepada dirinya. Jangan ditanya seberapa besar pahala yang disedikan oleh Allah bagi orang yang melakukan kebajikan ini. Salah satunya bisa kita simak dari hadis riwayat Ali r.a., bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ُ ام ان ُم اس ِل ٍم يَعُودُ م اسل ًما ف َملَكٍ َحتَّى ِ َم َ صلَّى َعلَ اي ِه َ َّغ اد َوة ً ِإْل َ س ابعُونَ أ َ ال صبِ َح ف َملَكٍ َحتَّى يُ ا َ صلَّى َعلَ اي ِه َ َِّي َو ِإ ان َعادَهُ َع ِشيَّةَ ِإْل َ س ابعُونَ ا َ ال َ يُ امس اف ِفي اال َجنَّ ِة ٌ َو َكانَ لَهُ خ َِري “Tidaklah seorang muslim yang menjenguk muslim lainya dipagi hari kecuali ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga sore hari. Dan jika menjenguknya disore hari, ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga pagi, dan baginya satu kebun di surga.” (HR. Al-Tirmizi) Mengunjungi orang sakit ternyata mengandung banyak hikmah, termasuk bagi si sakit. Pembesukan mempunyai daya terapi yang sangat manjur untuk kesembuhan si sakit. Dengan menjenguk orang sakit, secara tidak langsung kita telah memberikan sugesti kepadanya supaya cepat sembuh. Desakan psikologis ini akan memompa kondisi fisiknya sehingga dapat mempercepat kepulihannya seperti sedia kala. 68 Selain menjenguk orang sakit sikap sosial yang diterapkan dalam kegiatan dzikir para jamaahnya yaitu tolong menolong. Menolong sesama muslim yang sangat membutuhkan pertolongan. Hal ini ditandaskan secara langsung oleh Rasulullah SAW. Dalam hadist berikut, اال ُم اس ِل ُم أَ ُخو اال ُم اس ِل ِم ْلَ يَ ا ظ ِل ُمهُ َوْلَ يُ اس ِل ُمهُ َو َم ان َكانَ فِي َحا َج ِة ُع انه َ ُع ان ُم اس ِل ِم ُك اربَةَ فَ َّر َج هللا َ أَ ِخي ِه َكانَ هللاُ فِي َحا َختِ ِه َو َم ان فَ َّر َخ ت َي او ِم اال ِق َيا َم ِة ِ ُك اربَةَ ِم ان ُك ُر َبا “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh mendzoliminya dan menyerahkannya kepada musuh. Dan siapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan darinya kesusahan pada hari kiamat. ”(Riwayat Bukhori). Gotong royong terhadap masyarakat sekitarnya hal itu menunjukkan bahwa kegiatan dzikir di majlis dzikir kalimahsodo mempunyai manfaat yang sangat banyak selain manfaat individual juga mempunyai manfaat kemasyarakat lain. Sikap sosial masyarakat yang ada di Majlis dzikir Kalimahsodo Dusun Babadan, menggunakan dua penguatan, yaitu: 1. Penguatan Agama Majlis dzikir Kalimahsodo yang diterapkan dalam penguatan agama Dzikir yaitu dakwah melalui dzikir dan kultum. Dzikir sudah dijelaskan dalam QS. Sesuai dengan ayat tersebut, maka Majlis dzikir berusaha untuk mengajak masyarakat lainnya untuk berdzikir bersama dan bersikap sosial masyarakat dengan baik. Majlis dzikir dalam mengajak masyarakat untuk 69 bersikap sosial yang baik yaitu dengan memberikan contoh-contoh yang baik yang sudah mengikutinya. Melalui penguatan agama inilah akan terbentuk sikap sosial yang religius. Seseorang yang religius pasti akan selalu berusaha untuk mentaati segala perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya sebagai bentuk ketaatan terhadap agamanya. 2. Penguatan Solidaritas Penguatan solidaritas merupakan cara agar silaturahmi tetap selalu terjaga, dan melatih seseorang untuk bersosialisasi dengan baik antar sesama jamaah khususnya maupun dengan masyarakat luas umumnya. Penguatan solidaritas ini dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan yang positif tentunya, seperti silaturomi antar jamaah, menjenguk orang sakit bersama-sama, tolong menolong sesama masyarakat, seperti gotong royong membenahi rumah, dan lain sebagainya. Dengan adanya sikap sosial jamaah, secara tidak langsung melatih jamaah untuk berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang sopan, akrab yang disesuaikan dengan lawan bicaranya, menjadikan para jamaah menghargai orang lain, dan lain sebagainya. Melalui penguatan solidaritas ini akan terbentuk karakter bersahabat / komunikatif, peduli sosial, tanggung jawab, disiplin. (Sumber: data hasil observasi) Dari beberapa pernyataan informan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap sosial mempunyai faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap ada dua yaitu: 70 c. Faktor interen: yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. d. Faktor Eksteren: yaitu faktor yang terdapat di luar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Dalam hal ini Sherif mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah atau dibentuk apabila: 3) Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia. 4) Adanya komunikasi ( yaitu hubungan langsung) dan satu pihak. Faktor inipun masih tergantung pula adanya: c) Sumber penerangan itu memperoleh kepercayaan orang banyak atau tidak. d) Ragu-ragu atau tidaknya menghadapi fakta dan isi sikap baru itu. Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, orang, kelompok, lembaga, nilai, melalui hubungan antar individu, hubungan di dalam kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, telivisi dan sebagainya, terdapat banyak kemungkinan yang mempengaruhi timbulnya sikap. Lingkungan yang terdekat dengan kehidupan sehari-hari bainya memiliki peranan. Keluarga yang terdiri dari orang tua, saudara-saudara dirumah memiliki peranan yang penting. 71 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa: Deskripsi kegiatan dzikir kalimahsodo di Dusun Babadan Desa Duren Kec. Tengaran yaitu kegiatannya yang pertama membaca sahadat 3x, lafat-lafat dzikir, setelah itu membaca tahlil setelah pembacaan tahlil selesai istirahat dan ada amal jariyah yang dikumpulkan bendahara dengan seiklasnya, ahir acara ada kultum dari Bapak kiyai. Hal lain yang bisa disimpulkan dari penelitian ini adalah bahwa kegiatan dzikir di majlis dzikir kalimahsodo memiliki baik implikasi secara personal maupun implikasi sosial. Implikasi personal misalnya keimanan kepada Allah SWT menjadi semakin meningkat karena dalam majlis tersebut tidak hanya berdzikir saja tetapi juga ada ceramah keagamaan. Sementara itu menyangkut implikasi sosial kegiatan dzikir di majlis tersebut mampu menggiatkan kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan misalnya semakin mudahnya diketahui informasi tentang warga, sebagai contoh jika ada yang sakit maka jamaah akan secara bersama menjenguk anggota ( warga ) yang sakit, demikian juga kegiatan takziah, amalan shodaqoh juga gotong royong, seperti kerja bakti kebersihan kampung, pembenahan rumah warga yang kurang mampu dan lain-lain. Dalam kaitan ini fungsi majlis dzikir kalimahsodo bisa berperan sebagai penggerak bagi aktivitas sosial, 72 maupun sebagai pemberi informasi tentang kemasyarakatan yang pada ahirnya mampu menjadi motivasi warga. B. Saran Berdasarkan hasil yang telah diperoleh selama melakukan penelitian, sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka penulis kemudian memberikan saran kepada para jamaah dan masyarakat yang tergabung dalam majlis dzikir Kalimahsodo, sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada pengurus untuk lebih meningkatkan kegiatan dzikir 2. Kegiatan dzikir harus lebih ditingkatkan dengan mencoba membuat acara yang lebih bisa menggali kreativitas jamaah maupun orang lain di luar majlis dzikir agar menginspirasi banyak orang bahwa majlis dzikir Kalimahsodo bukan sekedar Majlis dzikir yang hanya tahu tentang berdzikir saja, tapi masyarakat bisa memandang mereka dari sisi positif lainnya. 3. Hubungan yang baik antar jamaah harus tetap terjaga agar semua visi dan misi majlis dzikir dapat tercapai. Majlis dzikir diharapkan dapat memelihara jamaah dan mempertahankan sikap sosial yang terjadi di majlis dzikir Kalimahsodo serta interaksi yang baik dalam majlis dzikir sehingga tidak terjadi pertikaian yang dapat mempengaruhi pribadi diri jamaah dzikir ke arah yang lebih negatif. 73 DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto. 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial: Dasar-dasar Pemikiran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Ahmad, Munawir, Warson Kamus Al-Munawir, (Surabaya, Pustaka Progressif, 1997) Ahmadi. Psikologi Sosial. (Jakarta: Renika Cipta, 1999) Ani Cahyadi, Mubin, Psikologi perkembangan, (Jakarta:PT CIPUTAT PRESS GRUP, 2006) Agustiani, Hendrianti. Psikologi Perkembangan, (Bandung:PT Refika Aditama, 2006) Cokroaminoto. 2011. Jenis dan Pendekatan Penelitian Kualitatif, (Online), (http://www.menulisproposalpenelitian.com/2011/01/jenis-jenispenelitian-kualitatif.html, diakses 1 Oktober 2015). Depdiknas, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka. El sulthani, Mawardi, Labay Zikir dan Doa Dalam Kesibukan, (Departemen Penerangan RI 1992), Handayani, Sri. 2012. Kepedulian Lingkungan, (Online), (http://mamagilang.blogspot.com/2012/11/kepedulian-lingkungan.html, diakses 13 Agustus 2015). Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. (http://www.pengertianmengenaiimplikasi.com/.html) diakses 11 Febuari 2016. 23,24,39 pm). (http://www.manfaatberdzikirbagikehidupan.com/.html). Diakses 1 Maret 2016. 21,04 pm) Kabbani, Syekh M.Hisyam energi zikir dan salawat,(Jakarta: PT SERAMBI ILMU SEMESTA cet 1. 2007) . Qadir Isa, Abdul, Hakekat tasawuf, (Jakarta: Qisthi Press), Cet. ke-12, Salamulloh. 2008. Akhlak hubungan Vertikal. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Sulthani, Mawardi, Labay El-“Zikir dan Doa Dalam Kesibukan’’ (Departemen Penerangan RI 1992), Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Triatmini. 2011. Kepedulian Sosial, (Online), (http://pembelpai.blogspot.com/2011/01/bab-iii-kepedulian-sosial.html, diakses 13 Febuari 2015). RIWAYAT HIDUP 1. Nama : Nurlaili Uswatun Chasanah 2. Tempat dan Tanggal lahir : Kab. Semarang, 20 Juli 1990 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Warga Negara : Indonesia 5. Agama : Islam 6. Alamat :Babadan Duren RT 19 RW 04, Kec. Tengaran, Kab. Semarang 7. Kontak Person : 089662629218 8. Riwayat Pendidikan : a. TK Miftahul Ulum Duren Tahun 1996-1997 b. SD Negeri 3 Duren Tahun 1997-2003 c. SMP Negeri 2 Tengaran Tahun 2003-2006 d. SMA Negeri 1 Tengaran Tahun 2006-2009 e. LPK AMIKA Salatiga Tahun 2009-2010 Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benamya. Salatiga, 14 Maret 2016 Penulis Nurlaili Uswatun Chasanah. Nim: 111 11 158 PEDOMAN WAWANCARA PENGURUS IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2016 A. Identitas informan Kode Informan : Umur : Hari/Tanggal : Waktu : B. Komponen Makna Dzikir dan sikap sosial, deskripsi kegiatan dzikir masyarakat di majlis dzikir kalimahsodo, implikasi kegiatan dzikir terhadap sikap sosial, akhlak kepada sesama muslim. C. Butir-butir Pertanyaan 1. Sejak kapan Majlis Dzikir Kalimahsodo dimulai? 2. Sejak kapan Bapak menjadi pengurus? 3. Berapa peserta jamaah majlis dzikir di sini? Dan ada berapa pengurusnya? 4. Berapa minggu sekali diadakannya majlis dzikir? 5. Apa saja kegiatan majlis dzikir ini selain berdzikir? 6. Bacaan dzikir yang dibaca selama kegiatan berlangsung? 7. Berapa lama kegiatan ini dilakukan? 8. Selain berdimensi vertikal apakah kegiatan berdzikir ini memiliki Implikasi sosial bagi sesama jamaahya? 9. Jika iya, misalya apa saja Implikasi sosial tersebut? 10. Apa yang dilakukan Bapak sebagai ketua penyelenggara majlis dzikir dalam rangka mengembangkan aspek sosial kemasyarakatan para jamaahya? PEDOMAN WAWANCARA PESERTA ATAU JAMAAH IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2016 A.Identitas informan Kode Informan : Umur : Hari/Tanggal : Waktu : B. Komponen Makna Dzikir dan sikap sosial, deskripsi kegiatan dzikir masyarakat di majlis dzikir kalimahsodo, implikasi kegiatan dzikir terhadap sikap sosial, akhlak kepada sesama muslim. C.Butir-butir Pertanyaan 1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir? 2. Sejak kapan mengikutinya? 3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini dilakukan? 4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir ajarkan di majlis dzikir ini? 5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini? 6. Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan dzikir ini? 7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki Implikasi yang bersifat sosial? 8. Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan melalui kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini? PEDOMAN WAWANCARA PENGURUS IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2016 A.Identitas informan Kode Informan : AK Umur : 38 Thn Hari/Tanggal : Selasa, 23 Febuari 2016 Waktu : 14.00 WIB 1.Sejak kapan Majlis Dzikir Kalimahsodo dimulai? Jawab : Sejak 26 April 2012 saat itu didirikannya di masjid karna adanya tren Sholawat Habib Syeh. 2.Sejak kapan Bapak menjadi pengurus? Jawab : Ya dari Awal di bentuk Majlis ini saya ditunjuk menjadi ketua. 3.Berapa peserta jamaah majlis dzikir di sini? Dan ada berapa pengurusnya? Jawab : Ya sekitar 70an orang. Kalau pengurusnya itu ada sekitar 10an orang. 4.Berapa minggu sekali diadakannya majlis dzikir? Jawab : 5 Minggu sekali atau 35 hari kalu dalam jawa selapan sekali setiap malam Jum’at wage 5.Apa saja kegiatan majlis dzikir ini selain berdzikir? Jawab : Ya disini ada kultum tapi sesudah berdzikir selain itu ada sholawatan juga diiringi dengan rebana selain itu pungutan infak saat istirahat. 6.Bacaan dzikir yang dibaca selama kegiatan berlangsung? Jawab : Banyak sekali bacaannya itu, terdiri dari 1.Alfatihah 2.Sahadat 3x 3.Wabarik kadalika abadan wardoan lihi wasobihi assuadai waksuna hululal rodho waltufbina bilutfika fil khodo 3x 4.Assalamualaika aiyuhannabiyu warohmatuwallahhi wabarokatuh 3x 5.Ya latif 129x 6.Ya Salam 131x 7.Allahhumma antas salam sampai selesai ....... 8.Alhamdulillah 7x 9.Allah hafiduallah latifu khodimun azaliyu haiyu khoyum layanamu 7x 10.Hasbunallah wanikmannakir 45x 11.Fankolabu binikmatin ......... 12.Allahhumma sholliala saiyidina muhammad waala ali sayidina muhammad 3x 13.Ya Allah Ya Rohman Ya Allah Ya Rohim 100x 14.Ya Allah Ya Khodim Ya Allah Ya Halim 100x 15.Ya Samiku Ya Basir 100x 16.Ya mubdiu Ya mungidu Ya kholik 100x 17.Ya hafid Ya nasiru Ya wakilu Ya Allah 100x 18.Ya haiyu Ya khoyum 100x birohmatika asthahis 100x 19. Nawaitu addakro takoruban ilallahi wahurujan minal maksiyati afdolu dikri faklam annahu 20.Laila haillallah 100x 21. Innakuntuminat dholimin 10x 22.lahaulawala kuwata illabillahil aliyil adim 10x 23. Lahaulawala maljaa minallahi illailaihi 10x 24. Bismillahi alanafsi ....... 25. Subhanallah wabihamdihi subhanaallah hiladim 33x 26.Alhamdulilah 33x 27. Allahhuakbar 33x 28. Waalasaiyidinamuhammad 10x 29.Ayat kursi 7x 30.Al iklas 7x 31.Alfalak 7x 32.Annas 7x 33.Alkoder 7x 34.Alamnasroh 7x 35.Allahhumma sholiwasallim alasaiyidina muhammad 10x 36.Lailahaillallah wahdahu lasarikalah lahumulku walahulhamdu yuhyi wayumit wahuwa ala kuli saiyii khodir 10x 37.Istifar 100x 38.Waashaduannamuhamadurrosuluallah 3x 39.Illa huwal haiyul koyum watubuilaih 3x Dan diahiri dengan alfatihah 7.Berapa lama kegiatan ini dilakukan? Jawab : Kegiatan Dzikir ini dilakukan dari Habis Isyak sampai jam 11an malam ya jadi sekitar 4 jam seluruhnya. 8.Selain berdimensi vertikal, apakah kegiatan berdzikir ini memiliki Implikasi sosial bagi sesama jamaahya? Jawab : Apatohhh implikasi itu saya kurang paham ix. Implikasi itu keterkaitan / manfaat Ohhh ada, hubungan komunikasi mudah untuk para jamaahnya,saling menyayangi sesama jamaah, saling tolong menolong biasanya. 9.Jika iya, misalya apa saja Implikasi sosial tersebut? Jawab :Komunikasi antar jamaah mudah, tolong menolong sesama jamaah selain itu tolong menolong kemasyarakat, menjenguk orang sakit rombongan,remaja menghormati yang lebih tua setelah mengikuti majlis dzikir ini yang remaja sekarang sopan santunnya terkontrol. 10.Apa yang dilakukan Bapak sebagai ketua penyelenggara majlis dzikir dalam rangka mengembangkan aspek sosial kemasyarakatan para jamaahya? Jawab : yaa kalau saya sebagai ketua bisanya cuman memberi tahu, meningkatkan aspek sosial tersebut lebih baik dan berguna bagi jamaahnya dan masyarakat seluruhnya. Serta memberi semangat dan melancarkan, memberi jalan agar sikap sosial masyarakat slalu berjalan baik. PEDOMAN WAWANCARA PESERTA ATAU JAMAAH IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2016 A.Identitas informan Kode Informan : LD Umur : 22 Thn Hari/Tanggal : Selasa, 23 Febuari 2016 Waktu : 19.30 WIB 1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir? Jawab : Karna saya ingin meningkatkan ketakwaan saya kepada Allah SWT. Biyar hidup ini tenang, tentram. 2. Sejak kapan mengikutinya? Jawab : Saya ikut kegiatan dzikir ini sejak awal dimulai kegiatan dzikir. 3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini dilakukan? Jawab : Alhamdulilah saya mengikuti kegiatan dzikir ini dengan rutin. 4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir yang di ajarkan di majlis dzikir ini? Jawab : Alhamdulilah hafal kan tinggal menirukan pemimpinnya. 5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini? Jawab : iya ada setelah dzikir selesai biasanya ada kultum 6. Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan dzikir ini? Jawab : Dampaknya hati menjadi tentram, alhamdulilah keimanan saya dengan Allah SWT semakin meningkat sholat saya jadi teratur dan mulai tepat dengan waktu. Selain itu komunikasi saya dengan orang lain mudah dan tidak ketinggalan berita masyarakat sekitar saat tetangga sakit. 7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki Implikasi (manfaat) yang bersifat sosial? Jawab : Ada kox. 8. Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan melalui kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini? Jawab : contohnya yaa menjenguk orang sakit tadi secara bersama-sama, selain itu biasanya takyiah juga ada, selain itu juga ada gotong royong pembenahan rumah ditempat orang yang membuat rumah. PEDOMAN WAWANCARA PESERTA ATAU JAMAAH IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2016 A.Identitas informan Kode Informan : LH Umur : 27 Thn Hari/Tanggal : Rabu, 24 Febuari 2016 Waktu : 14.00 WIB 1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir? Jawab:Karna ada dilingkungan saya dan saya ingin meningkatkan keimanan saya kepada Allah. 2. Sejak kapan mengikutinya? Jawab: Sejak Diadakan di Mushola saya. 3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini dilakukan? Jawab: Sering, Namun tidak rutin karna saya sering pergi kalau saya dirumah ya slalu mengikuti. 4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir ajarkan di majlis dzikir ini? Jawab: Belum, Tapi saya membaca bukunya. 5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini? Jawab: Ada, Ceramah Pak kiyai 6. Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan dzikir ini? Jawab: Ya apa yang saya inginkan seperti keinginan saya mengikuti ini. Keimanan saya meningkat, tambah ilmu, tambah persaudaraan, sosialisasi saya kemasyarakat seluruhnya juga menjadi baik. 7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki Implikasi (manfaat) yang bersifat sosial? Jawab: Tentu ada, 8. Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan melalui kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini? Jawab:Contohnya, mendorong kita untuk bersodakoh, tolong menolong yang biasanya jarang membantu tetangga sekarang dengan mengikuti majlis dzikir ini tolong menolongnya makin erat. PEDOMAN WAWANCARA PESERTA ATAU JAMAAH IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2016 A.Identitas informan Kode Informan : AN Umur : 34 Thn Hari/Tanggal : Rabu, 24 Febuari 2016 Waktu : 16.00 WIB 1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir? Jawab: Agar lebih dan selalu mengingat Allah. 2. Sejak kapan mengikutinya? Jawab: Sejak sering ada majlis dzikir ini 3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini dilakukan? Jawab: Iya, Kecuali kalau ada halangan 4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir ajarkan di majlis dzikir ini? Jawab: Belum, kecuali kalau bareng-bareng sudah. 5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini? Jawab: Iya ada kultum dan pungutan dana amal jariyah. 6. Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan dzikir ini? Jawab: Saya merasa lebih tenang dan merasa dekat dengan Allah SWT. 7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki Implikasi (manfaat) yang bersifat sosial? Jawab: Iya ada. 8. Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan melalui kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini? Jawab: Kita bisa saling bersilaturohmi satu sama lain, yang jelas tali silaturohmi ini semakin kuat, dan acara kemanusian lainnya itu bisa lebih lancar, tetangga yang sakit langsung tau dan menjenguk. PEDOMAN WAWANCARA PESERTA ATAU JAMAAH IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2016 A.Identitas informan Kode Informan : NK Umur : 30 Thn Hari/Tanggal : Rabu, 24 Febuari 2016 Waktu : 17.20 WIB 1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir? Jawab: Agar mendekatkan kita kepada Allah SWT sebagai rasa syukur. 2. Sejak kapan mengikutinya? Jawab: Sejak ada kegiatan ini. 3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini dilakukan? Jawab: iya rutin. 4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir ajarkan di majlis dzikir ini? Jawab: Sedikit hafal masih lihat tulisan. 5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini? Jawab: Biasanya ada ceramah dari kiyai. 6. Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan dzikir ini? Jawab: Hati lebih tentram, dan sebagai pengingat agar menjadi baik dalam hal semua kehidupan ini. 7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki Implikasi (manfaat) yang bersifat sosial? Jawab: Ada, 8. Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan melalui kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini? Jawab:Bisa saling silaturohmi di masyarakat dengan contoh Bila ada kegiatan dimasyarakat biasanya disampaikan dalam kegiatan majlis ini saling gotong royong. PEDOMAN WAWANCARA PESERTA ATAU JAMAAH IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2016 A.Identitas informan Kode Informan : SB Umur : 35 Thn Hari/Tanggal : Senin, 29 Febuari 2016 Waktu : 14.30 WIB 1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir? Jawab :Saya ingin mendekatkan diri dengan Allah SWT. 2. Sejak kapan mengikutinya? Jawab : Sejak kegiatan dzikir ini dimulai. 3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini dilakukan? Jawab :Iya alhamdulilah rutin. 4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir yang di ajarkan di majlis dzikir ini? Jawab : Belum hafal saya tapi kan itu tinggal menirukan 5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini? Jawab : iya kultum ada selain itu bersholawatan juga. 6. Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan dzikir ini? Jawab :Dampaknya sesuai dengan keinginan saya bisa dekat dengan Allah . 7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki Implikasi (manfaat) yang bersifat sosial? Jawab :Ada dalam majlis ini. 8. Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan melalui kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini? Jawab :contohnya yaa menjenguk orang sakit, tolong menolong sesama masyarakat sekitar. PEDOMAN WAWANCARA PESERTA ATAU JAMAAH IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2016 A.Identitas informan Kode Informan : MP Umur : 28 Thn Hari/Tanggal : Senin, 29 Febuari 2016 Waktu : 16.00 WIB 1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir? Jawab :Karna saya ingin mendekatkan diri dengan Allah. 2. Sejak kapan mengikutinya? Jawab :Sejak kegiatan dzikir dimulai dari awal. 3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini dilakukan? Jawab :Rutin setiap ada kegiatan selalu ikut. 4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir yang di ajarkan di majlis dzikir ini? Jawab : Sebagian hafal sebagian tidak 5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini? Jawab : Kultum pasti ada disetiap ahir acara 6. Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan dzikir ini? Jawab :Alhamdulillah saya makin dekat dengan Allah dan bisa Istiqomah. 7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki Implikasi (manfaat) yang bersifat sosial? Jawab :Ada manfaatnya sosial. 8. Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan melalui kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini? Jawab :contohnya manfaat secara sosial yaitu sesama masyarakat lain saling gotong royong, menjenguk orang sakit, para jamaah yang muda-muda bisa menghormati orang yang lebih tua. PEDOMAN WAWANCARA PESERTA ATAU JAMAAH IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2016 A.Identitas informan Kode Informan : WS Umur : 35 Thn Hari/Tanggal : Senin, 29 Febuari 2016 Waktu : 18.40 WIB 1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir? Jawab : Karna saya orang awam ya ikut begitu saja biayar seperti teman-teman lainnya. 2. Sejak kapan mengikutinya? Jawab : Sejak berada di Masjid. 3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini dilakukan? Jawab :Saya jarang mengikutinya kalu kegiatannya didekat saya ya berangkat. 4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir yang di ajarkan di majlis dzikir ini? Jawab : Tidak hafal namun sedikit-sedikit ya bisa. 5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini? Jawab : iya kultum ada 6. Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan dzikir ini? Jawab : Ya dampak yang saya rasakan dekat dengan jamaah masyarakat, keimanan saya juga meningkat saya pikir-pikir. 7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki Implikasi (manfaat) yang bersifat sosial? Jawab :Ya ada to manfaatnya sosial. 8.Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan melalui kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini? Jawab :silaturohmi antar jamaah semakin erat, menjenguk orang yang sakit bersama-sama. ARSIP FOTO PENELITIAN Wawancara dengan Ketua Majlis Dzikir Kalimahsodo Wawancara dengan Jamah Majlis Dzikir Kalimahsodo Kegiatan Majlis Dzikir Kalimahsodo CATATAN OBSERVASI IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2016 Dalam kegiatan dzikir terhadap sikap sosial masyarakat di Majlis Dzikir Kalimahsodo dusun Babadan desa Duren Kec. Tengaran Kab. Semarang. Begitu pula temuan observasi yang dilakukan peneliti yaitu para jamaah dzikir kalimahsodo yang sebelumnya diadakan majlis dzikir kaliamhsodo yang dulunya keagamaanya kurang namun setelah mengikuti majlis dzikir mereka sekarang tingkat keimanannya bertambah dan yang dulunya bersosialisasinya kurang atau tidak pernah sekarangpun menjadi sering ikut bersosialisasi dengan baik dan slalu mengikutinya. Selain itu juga para remaja yang dulu sopan santunya kurang dan dengan orang tua kurang menghormati atau kalu berbicara dengan orang tua tidak bhoso setelah mengikuti mjlis dzikir mereka sekarang sopan santunya bisa dikontrol dan dengan orang tua menghormati kalu berbicara sudah bhoso. Jadi majlis dzikir ini mempunyai manfaat yang sangat baik bagi masyarakat meningkatkan keimanan dan meningkatkan bersosialisasi. ARSIP MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO Visi & Misi Visi dari Kalimahsodo yaitu: Sebagai sarana edukasi bagi remaja dan masyarakat untuk tampil berahlak baik dan taat kepada agama islam. Misi dari Kalimahsodo yaitu: d. Untuk memper dalam dan berbagi ilmu pengetahuan tentang Islam, e. Menjadi remaja dan masyarakat berakhlak baik itu tidak hanya baik fisik tetapi juga baik hati melalui berbagai acara positif, dan bersikap sosial. f. Untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama masyarakat Babadan. PENGURUS Adapun data kepengurusan di Kalimahsodo, sebagai berikut: h. Penasehat : Hasyim. i. Pembina : Kiyai Dimyati j. Ketua : Anis Fasilahhudin, S.Pdi. k. Wakil Ketua : Lutfinul Hakim l. Sekretaris : Mupit m. Bendahara : Subkhan n. Humas : Khoirul Huda : Ampru Ambodho DAFAR NILAI SKK Nama: Nurlaili Uswatun Chasanah Keguruan/PAI Fakultas/Jurusan: Tarbiyah dan Ilmu Nim: 111-11-158 Dosen P.A.:Sri Suparwi, Dra. M. A No. Jenis Kegiatan Pelaksanaan Jabatan 1. Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) oleh Dewan Mahasiswa (DEMA) STAIN Salatiga 20-22 Agustus 2011 Peserta Achievement Motivation Training (AMT) oleh Ittaqo dan CEC STAIN Salatiga 23 Agustus 2011 Peserta Orientasi Dasar Keislaman (ODK) oleh STAIN Salatiga 24 Agustus 2011 Peserta Seminar Entrepreneurship dan Koprasi oleh Kopma dan KSEI STAIN Salatiga 25 Agustus 2011 Peserta 19 September 2011 Peserta 6. Seminar Regional Kejurnalistikan dengan tema” Rearintasi Peran Jurnalistik dalam Prespektif Sosial & Budaya pada Era Post Modera” oleh (LPM) Dinamika STAIN Salatiga 6 Oktober 2011 Peserta 4 7. Sertifikat Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) oleh PMII 23 Oktober 2011 Peserta 2 2. 3. 4. 5. USER EDUCATION oleh UPT PERPUSTAKAAN STAIN Nilai 3 2 2 2 2 8. Seminar Regional “Meningkatkan Nasionalsisme Ditengah Goncangan Disentegrasi dan Pengikisan Idiologi Nasional” oleh Menwa 9. Sertifikat Pendidikan Dasar (PEDAS) Musik XII dan Workshop Paduan Suara Mahasiswa (PSM) VI 2011 10. Piagam PEDAS XII DAN WORKSHOP PSM VI STAIN MUSIC CLUB (SMC) Salatiga 11. Piagam Public Hearing “Meningkatkan Kepekaan dan Transparasi Kinerja Lembaga Menuju Kampus yang Amanah” Oleh SEMA STAIN Salatiga 12. Sertifikat Konser Perdana Angkatan “CAMBIOSO” Oleh SMC Salatiga 13. Piagam Masa Penerimaan Anggota Baru( MAPABA) Oleh PMII 26 Oktober 2011 Peserta 4 15 November 2011 Peserta 2 Panitia 2 27 Maret 2012 Peserta 2 13 Maret 2012 Peserta 2 23-25 Maret 2012 Peserta 2 14. Sertifikat “COMPARSION OF ENGLISH AND ARABIC” Oleh CEC& ITTAQO STAIN Salatiga 13 April 2012 Peserta 2 15. Seminar Regional “Urgensi Media dalam Mencerahkan Umat” Oleh LDK STAIN Salatiga 30 April 2012 Peserta 4 16. Seminar Nasional Ekonomi Syariah “Penerapan Nilai Nilai Syariah Dalam Praktik 2 Juni 2012 Peserta 8 13-16 Desember 2011 Perekonomian” Oleh KSEI 17. Sertifikat “PENDIDIKAN DASAR PERKOPRASIAN” Oleh KOPERASI MAHASISWA (FATAWA) STAIN Salatiga 12-14 Febuari 2013 Peserta 2 18. Sertifikat Konser Perdana “ EXTENDER” Oleh SMC Salatiaga 20 Maret 2013 Panitia 3 19. Seminar Nasional “Ahlusunah Waljamah dalam perspektif Islam Indonesia ” Oleh DEMA 26 Maret 2013 Peserta 8 20. Sertifikat TAFSIR TEMATIK “Sihir dalam Al-Quran dan Hukum Negara” Oleh JQH STAIN Salatiga 4 Mei 2013 Peserta 2 21. Piagam MILAD LDK XI dalam Daurah Mar’atus Shalihah (DMS) Oleh LDK DA STAIN Salatiga 13 juni 2013 Peserta 2 27 Juni 2013 Peserta 8 23. Seminar Nasional “Perlindungan Hukum terhadap Usaha Mikro Menghadapi Pasar Bebas Asean” Oleh HMPS STAIN Salatiga 13 Maret 2014 peserta 8 24. Piagam “Sarasehan Akbar Bersama Tokoh Nasional” Oleh LDMI & PB HMI 15 Maret 2014 Peserta 2 22. Seminar Nasional & Dialog Publik “Penyesuaian Harga BBM Bersubsidi” Oleh HMJ Syariah STAIN Salatiga 25. Sertifikat “Konser perdana FEDELIO” Oleh SMC Salatiga 26. Sertifikat Talk Show” Oleh KOPMA “FATAWA” 20 Maret 2014 Panitia 3 7 April 2014 Peserta 2 28. Seminar Nasional Entrepreneurship Oleh Racana STAIN Salatiga 16 November 2014 Peserta 8 29. Sertifikat “Fenomena Islam di Salatiga” Oleh LDK DA STAIN Salatiga. 28 November 2014 Peserta 2 30. Piagam “Meraih Kesuksesan dengan Berwirausaha” 21 Desember 2014 Peserta 2 31. Seminar Nasional “Pemuda, peradaban Islam, dan Kemandirian” Oleh KARIMA Learning & Training Center 2 September 2015 Peserta 8 Jumlah 105 Salatiga, 23 Febuari 2016 Megetahui Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Achmad Maimun, M.Ag NIP.19700010 199803 11003