IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP NILAI

advertisement
IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP NILAINILAI PENDIDIKAN SIKAP SOSIAL MASYARAKAT
(Studi Pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Dusun Babadan
Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang)
Tahun 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
NURLAILI USWATUN CHASANAH
NIM 11111158
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2016
i
ii
iii
iv
v
MOTTO
 Jangan menilai orang dari satu sisi tapi menilailah dari
beberapa sisi.
 Sabar adalah kunci dari kesuksesan
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
1. Keluarga besarku terutama pada ayahku, Rochmad Fadli dan Ibuku Istiqomah
yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do’anya, kasih sayangnya
untukku, Kakak- Kakakku Anis Maulina Ulfa, Nikmatul Istifauziah, yang
telah memberikan nasehat, motivasi, dan dukungannya untukku.
2. Sahabat-sahabatku di IAIN Salatiga terutama M. Arif Rahman yang selalu
menemani di saat suka maupun senang, yang selalu memotivasi dan memberi
banyak dukungan, yang telah membantu memperlancar dalam pembuatan
skripsiku.
3. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku di Kampus yaitu kelas PAI
D angkatan tahun 2011, kelompok PPL, kelompok KKN, dan teman lainnya
di IAIN Salatiga yang selalu memberikanku semangat berjuang dalam hal
apapun serta memberikan banyak pelajaran yang berharga dan ilmu yang
bermanfaat.
vii
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan
kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh
gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.
2. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI).
3. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, Ag sebagai dosen pembimbing skripsi
yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta
pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
4. Sri Suparwi, Dra. M. A selaku pembimbing akademik.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
viii
6. Majlis Dzikir Kalimahsodo yang telah memberikan izin serta
membantu penulis dalam melakukan penelitian di Komunitas tersebut.
7. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku, serta keluarga besarku yang
telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk
membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga
dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang
setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.
Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 14 Maret 2016
Penulis
ix
ABSTRAK
Uswatun Chasanah, Nurlaili. 2016.Implikasi Kegiatan Dzikir Terhadap NilaiNilai Pendidikan Sikap Sosial Masyarakat (Studi Pada Majlis Dzikir
Kalimahsodo Dusun Babadan Desa Duren Kec. Tengaran Kab.
semarang) Tahun 2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Dra. Djami’atul Islamiyah,
Ag
Kata kunci: Implikasi, Kegiatan Dzikir, dan Sikap Sosial.
Penelitian ini didasari oleh pengalaman yang dialami peneliti ketika
melihat banyaknya sekali kegiatan-kegiatan berdzikir yang berkembang di
masyarakat Dusun Babadan. Dari peneliti disini akan meneliti tentang implikasi
kegiatan dzikir di Dusun Babadan. Dzikir adalah mengingat Allah, baik dengan
lisan dan dengan hati. Salah satu cara yang diajarkan Rasulullah saw adalah
dengan membaca asmaul husna. Dzikir kepada Allah merupakan upaya
membersihkan diri dari pengaruh-pengaruh kesenangan keduniaan dan sifat egois,
juga merupakan penetapan ruh dalam kesucian dan kedekatannya dengan Allah
SWT. Kegiatan berdzikir sering di identikkan dengan kegiatan personal yang
berdimensi vertikal. Artinya ritual dzikir dalam padangan umum biasanya
dihubungkan dengan kegiatan orang perorang dan kurang berimplikasi sosial
karena dipandang sebagai aktifitas yang berefek tradisional.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimanakah deskripsi kegiatan dzikir majlis dzikir Kalimahsodo?,
untuk mengetahui bagaimanakah implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai
pendidikan sikap sosial masyarakat majlis dzikir Kalimahsodo?.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,
dan menggunakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan obsevasi,
wawancara dan dokumentasi dan teknik analisis data pengumpulan data, reduksi
data, model data dan penarikan kesimpulan.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Dalam deskripsi kegiatan
dzikir bacaan-bacaan yang dibaca sangat banyak, acaranya selain berdzikir,
bersholawat diiringi rebana, pungutan amal jariyah, serta ahir acara ada kultum .
(2) Dalam Implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan sikap sosial
yang terjadi di majlis dzikir kalimahsodo yaitu; menjenguk orang sakit bersamasama, takziah, gotong royong dalam semua hal.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................
i
LEMBAR BERLOGO .......................................................................
ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................
iii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..........................................
v
MOTTO ..............................................................................................
vi
PERSEMBAHAN...............................................................................
vii
KATA PENGANTAR .......................................................................
viii
ABSTRAK .........................................................................................
x
DAFTAR ISI ......................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ..............................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Fokus Penelitian ...................................................................
4
xi
C. Tujuan Penelitian .................................................................
4
D. Kegunaan Penelitian ............................................................
5
1. Kegunaan Teoritik ...........................................................
5
2. Kegunaan Praktik ............................................................
5
E. Penegasan Istilah ..................................................................
5
1. Implikasi...........................................................................
5
2. Dzikir....... ......................................................................
6
3. Sikap sosial ......................................................................
7
F. Metode Penelitian.................................................................
8
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................
8
2. Kehadiran Peneliti ...........................................................
9
3. Lokasi Penelitian .............................................................
9
4. Sumber Data ....................................................................
10
5. Prosedur Pengumpulan Data ...........................................
11
6. Analisis Data ...................................................................
13
7. Pengecekan Keabsahan Data ...........................................
16
8. Tahap-tahap Penelitian ....................................................
18
G. Sistematika Penulisan Skripsi ..............................................
19
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................
21
A.Majlis Dzikir ........................................................................
21
1. Pengertian Majlis Dzikir ...........................................
21
2. Macam-macam Dzikir ..............................................
23
B.Sikap Sosial .........................................................................
26
1. Pengertian Sikap Sosial .............................................
26
2. Aspek Sosial................................................................
26
3. Ciri-ciri Sikap .............................................................
4. Fungsi Sikap ...............................................................
27
5. Pembentukan dan perubahan Sikap ...........................
6. Akhlak Kepada Sesama Muslim ................................
28
30
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ...........
36
40
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................
40
1. Letak Geografis ...............................................................
40
2. Kondisi Monografi ..........................................................
41
xiii
3. Sejarah Singkat Kalimahsodo .........................................
4. Visi dan Misi Majlis Dzikir Kalimahsodo.......................
44
45
5. Data Kepengurusan Majlis Dzikir Kalimahsodo ............
45
B. Gambaran Informan .............................................................
C. Temuan Penelitian ...............................................................
1. Deskripsi kegiatan Dzikir Masyarakat di Majlis Dzikir
46
49
Kaliamahsodo .................................................................
49
2. Hasil wawancara 7 Orang ...............................................
51
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................
58
A. Kegiatan Dzikir Masyarakat di majlis Dzikir Kalimahsodo
Dusun Babadan ....................................................................
58
B. Implikasi Kegiatan Dzikir terhadap Nilai-Nilai Pendidikan
Sikap Sosial Masyarakat ......................................................
63
BAB V PENUTUP .............................................................................
75
A. Kesimpulan ..........................................................................
75
xiv
B. Saran ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
76
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Usia .................................................. 41
2. Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Agama .............................................. 42
3. Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan ........................................ 42
4. Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan .......................... 42
5. Tabel 3.5 Jumlah Tempat Ibadah .................................................................. 43
xvi
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN 2
LEMBAR KONSULTASI
LAMPIRAN 3
SURAT IZIN PENELITIAN
LAMPIRAN 4
SURAT BALASAN
LAMPIRAN 5
PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 6
TRANSKRIP WAWANCARA
LAMPIRAN 7
CATATAN OBSERVASI
LAMPIRAN 8
ARSIP FOTO PENELITIAN
LAMPIRAN 9
SKK
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian ini didasari oleh pengalaman yang dialami peneliti ketika
melihat banyaknya sekali kegiatan-kegiatan berdzikir yang berkembang di
masyarakat Dusun Babadan. Dari peneliti di sini akan meneliti tentang
implikasi kegiatan dzikir di Dusun Babadan. Dzikir adalah mengingat
Allah, baik dengan lisan dan dengan hati. Salah satu cara yang diajarkan
Rasulullah SAW adalah dengan membaca asmaul husna. Dzikir kepada
Allah merupakan upaya membersihkan diri dari pengaruh-pengaruh
kesenangan keduniaan dan sifat egois,
juga merupakan penetapan ruh
dalam kesucian dan kedekatannya dengan Allah SWT.
Dalam Alquran di sebutkan
‫ا َ اْل ِب ِذ اك ِرهللاِ ت َ ا‬
‫ب‬
ُ ‫ط َمئِ ُّن االقُلُ او‬
Artinya Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram
(Soenarjo, 1971:373)
‫ت قُلُو بُ ُه ام َوإِذَا ت ُ ِليَ ا‬
‫اِنَّ َماا ُ ال ُمؤا ِمنُونَ اُلَّذِينَ إِذَاذُ ِك َراُهللُ َو ِجلَ ا‬
,ُ‫ت َعلَ اي ِه ام َءايَتُه‬
َ‫زَ ادَتا ُه ام ِإيَ َمنًا َو َعلَىل َربِ ِه ام يَت َ َو َّكلُون‬
“sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang
beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah kepadanya,
bertambah iman mereka, dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal’’.
(Syekh, 1998:15)
Ayat tersebut menandakan bahwa perilaku berdzikir jika dilakukan
dengan sugguh-sugguh dan sepenuh hati akan meghasilkan kondisi
1
kejiwaan yang terang damai dan bahagia secara personal yang pada
gilirannya diharapkan mampu mendukung seseorang untuk berperilaku
baik terhadap sesamanya.
Sementara pada ayat di bawahnya dijelaskan kaitan antara itensitas
keimanan seseorang dengan kegiatan berdzikir (megucapkan mampu
mendengarkan) juga dengan kegiatan membaca ayat Alquran.
Kegiatan berdzikir sering diidentikkan dengan kegiatan personal
yang berdimensi vertikal. Artinya ritual dzikir dalam padangan umum
biasanya dihubungkan dengan kegiatan orang perorang dan kurang
berimplikasi sosial karena dipandang sebagai aktifitas yang berefek
tradisional.
Dalam prespektif ajaran islam disebutkan bahwa kedekatan
hubungan secara vertikal dengan Allah sering dikaitkan dengan amalan
yang bersifat sosial. (Aamanu wa ‘amilush sholihati) sebagai misalnya
dalam surat.
Allah SWT berfirman dalam surat AL- Ashr yang berbunyi:
‫ت‬
ِ ‫ص ِل َح‬
‫َو اال َع ا‬
َّ ‫سانَ لَ ِف اي ُخ اس ٍر اِْلَّ الَّ ِذ يانَ ا َ َمنُ او َاو َع ِملُوال‬
ِ ‫ص ِر ا َِّن ا‬
َ ‫اْل ان‬
‫صب ِار‬
َّ ‫ص اوا ِبال‬
َ ‫ق َوت َ َوا‬
َ ‫َوت َ َوا‬
ِ ‫ص اوا ِب اال َح‬
Artiya:”Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada
dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengajarkan
amal saleh dan menasehati supanya menaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menepati kesabaran” (Soenarjo, 1971:1099)
Ayat tersebut megajarkan pada kita bahwa kata aamanuu yang
diikuti dengan kata wa ‘amilush shoolihaati megucapkan tentang
2
pentingnya amalan solih yang berdimensi sosial di samping kata keimanan
yang sangat kuat.
Uraian di atas meyimpulkan bahwa kegiatan berdzikir di samping
memiliki implikasi interal (kedalam diri subyek yang berdzikir) idealnya
juga memiliki implikasi yang bersifat sosial. Hal itu dikarenakan baik
secara ajaran
Al-Quran yang sering mengkaitkan kata-kata aamanuu
dengan kata wa’ amilush shoolihaati juga mengingatnya. Dalam sebuah
hadis disebutkan.
‫سنُ ُه ام ُحلُقًا‬
َ ‫أ َ اك َم ُل ال ُم او ِمنِيانَ أِ اي َمانًا ا َ اح‬
Artinya yang paling sempurna imannya orang-orang mu’min adalah
orang yang paling bagus akhlaknya (At-Tirimidzi).
Dengan demikian dimensi keimanan belum bisa dikatakan
sempurna jika belum disertai dengan akhlak yang bagus.
Majlis dzikir kalimahsodo berada di Dusun Babada Desa Duren
Kec. Tengaran Kab. Semarang. Majlis tersebut berada kurang lebih 12km
dari jalan raya salatiga surakarta tepatya dari desa Klero masuk kurang
lebih 5km menuju Dusun Babadan di Dusun inilah terdapat komunitas
masyarakat yang aktif mengikuti kegiatan dzikir di Majlis Dzikir
Kalimahsodo kegiatan ini dilakukan setiap malam jum’at wage yang
diikuti oleh sekitar 70 orang peserta majlis dzikir ini mayoritas bapakbapak, remaja laki laki, secara intens meskipun ada juga ibu-ibu yang
mengikuti. Selain itu kegiatan dzikir juga ada bersholawat dengan diiringi
rebana oleh jamaah, yang mengiringi para remaja-remaja tersebut.
3
Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis ingin meneliti dalam
implikasinya kegiatan dzikir tersebut tentang sikap sosial mereka. Oleh
karena itu penulis mengambil judul IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR
TERHADAP
NILAI-NILAI
PENDIDIKAN
MASYARAKAT (Studi Pada Majlis Dzikir
SIKAP
SOSIAL
Kalimahsodo Dusun
Babadan Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
)Tahun 2016. Hal ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang implikasi kegiatan dzikir kalimahsodo di Dusun
Babadan.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan
latar
belakang
di
atas,
maka
peneliti
dapat
memfokuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimanakah deskripsi kegiatan dzikir
masyarakat di majlis dzikir
kalimahsodo?
2. Bagaimanakah implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan
sikap sosial masyarakat tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Untuk memberikan gambaran secara konkrit serta arah yang jelas
berdasarkan pokok permasalahan tersebut, dalam pelaksanaan penelitian ini
maka peneliti perlu merumuskan tujuan yang ingin dicapai, adapun tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
4
a.
Mengetahui deskripsi kegiatan
dzikir masyarakat di majlis dzikir
kalimahsodo.
b. Mengetahui implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan
sikap sosial masyarakat tersebut.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat dirumuskan menjadi dua, pertama
kegunaan teoritik dan kedua kegunaan praktik.
1. Kegunaan Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritik sekurangkurangnya dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang hubungan
atara agama dan sikap sosial bagi peneliti, masyarakat, khususnya Majlis
Dzikir Kalimahsodo.
2. Kegunaan Praktik
Secara praktik penelitian ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kegiatan
dzikir pada majlis dzikir kalimahsodo dusun Babadan dan sebagai kegiatan
sosial para jamah dalam kehidupan bersama.
E. Penegasan istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penafsiran judul,
maka penulis perlu adanya penjelasan berkenaan dengan beberapa istilah
pokok dalam penelitian ini.
1. Implikasi
5
Implikasi adalah keterlibatan atau keterkaitan. Pengertian
implikasi dalam bahasa Indonesia adalah efek yang ditimbulkan dimasa
depan atau dampak yang dirasakan ketika melakukan sesuatu. Pengertian
implikasi adalah akibat langsung yang terjadi karena suatu hal misalya
penemuan atau karena hasil penelitian. Kata implikasi memiliki makna
yang cukup luas sehingga maknanya cukup berragam. Implikasi bisa
didefisinikan sebagai suatu akibat yang terjadi karena suatu hal.
Implikasi memiliki makna bahwa suatu yang disimpulkan dalam suatu
penelitian yang lugas dan jelas. Kata-kata ini lebih banyak diartikan
dalam penelitian yang telah jelas.
(http://www.pegertianmengenaiimplikasi.com/.html). diakses 11 Febuari
2016. 23,24,39 pm).
2. Dzikir
Dzikir dalam kamus bahasa Arab berasal dari kata ‫ ذكر‬-‫ ِذ اك ًرا‬yang
berarti “menyebut atau mengucapkan”(Ahmad, 1997:364).Dzikir dalam
arti lain “renungan, pengajaran”(Mawardi, 1992:15). Istilah dzikir sama
halnya dengan menghafal, hanya saja bedanya dalam menghafal
mengandung makna menyimpan, sedangkan dzikir mengandung makna
mengingat. Ditekankan lebih dari seratus kali di dalam Al-Quran. Dzikir
merupakan amalan yang paling utama untuk mendapatkan keridaan
Allah, senjata yang paling ampuh untuk mengalahkan musuh dan
perbuatan yang paling layak untuk memperoleh pahala. Dzikir adalah
6
bendera Islam, pembersih hati, inti ilmu agama, pelindung dari sifat
munafik, ibadah yang paling mulia, dan kunci semua keberhasilan.
“bentuk penglihatan ini diberikan kepada orang yang selalu bermawas
diri (muraqabah), bertafakur (fikr), dan bersiap diri (iqbal) bagi
kehidupan akhirat.”(Syekh, 1998:11).
Dzikir bisa dilakukan dengan lisan, sesuai dengan kalimat yang
diajarkan Nabi
Muhammad SAW,
mengingat Allah di dalam hati,
dengan lisan dan hati, yakni menyebut nama Allah.
Dalam koteks penelitian ini yang dimaksud dengan dzikir adalah
kegiatan dzikir jamaah majlis dzikir kalimahsodo Dusun Babadan Desa
Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
3. Sikap sosial
Dalam kamus bahasa indonesia sikap mempunyai arti perbuatan
dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian. Sedangkan sosial yaitu
berkenaan dengan masyarakat, suka memperhatikan kepentingan umum
(Depdiknas, 2007:1063).
Menurut ilmu psikologi sikap adalah suatu hal yang menentukan
sikap sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang
akan datang. Menurut Zimardo dan Eesen, sikap adalah suatu
predisposisi ( keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau
obyek yang berisi komponen- komponen cognitive, affective dan
bihavior. Sedangkan menurut L.L Thurstone orang dikatakan memiliki
7
sikap positif terhadap suatu obyek psikologi apabila ia suka (like) atau
memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan
memiliki sikap yang negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak suka
(dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap obyek psikologi. Sikap
sosial adalah kesadaran idividu yang menentukan perbuatan yang nyata,
yang berulang-ulang terhadap obyek yang berkaitan dengan sosial
(Ahmadi, 1999:162). Terkait dengan peneliti ini yang dimaksud dengan
sikap sosial adalah Akhlak kepada sesama muslim.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang menghasilkan data-data
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati dari fakta-fakta yang ada saat ini dengan tujuan untuk
menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang
diperoleh dari obyek penelitian (J.Moleong, 2002:3).
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
menekankan makna (Sugiyono, 2006:9-10). Menurut sifatnya data
8
kualitatif adalah data yang tak berbentuk bilangan, data kualitatif yaitu
semua bahan, keterangan, dan fakta-fakta yang tidak dapat dihitung dan
diukur secara matematis karena berwujud keterangan verbal (kalimat dan
kata), serta bersifat proses.
2. Kehadiran Peneliti
Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian,
artinya peneliti terjun langsung ke lapangan untuk proses penelitian dan
pengumpulan data, adapun karakteristik dalam penelitian ini adalah:
Pertama, peneliti menggunakan sistem wawancara tidak berstruktur,
dengan pemahaman tentang sikap sosial yang dimiliki oleh peneliti,
sehingga memungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan untuk
wawancara secara mendalam. Kedua, peneliti mengadakan komunikasi
dengan obyek dengan menggunakan bahasa pertemanan agar lebih akrab
dan mudah dipahami, sehingga terjalin suasana yang baik antara peneliti
dan informan Ketiga, peneliti mengumpulkan dan mencatat data secara
terperinci berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan
yang diteliti (Sugiyono, 2006:12).
3.Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Majlis Dzikir Kalimahsodo
Yang berada didusun Babadan, Desa Duren, Kec Tengaran.
9
4. Sumber Data
Data dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh, di antaranya
melalui:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2006:253). Sumber data
primer dapat diperoleh langsung dari lapangan yang dapat
memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi permasalahan, dan
menjawab semua pertanyaan dalam penelitian. Data primer dalam
penelitian ini adalah ketua Majlis dzikir Kaliamahsodo, para pengurus
majlis dzikir kaliamahsodo, dan anggota yang tergabung dalam majlis
dzikir kalimahsodo.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melaui orang lain
atau melalui dokumentasi (Sugiyono, 2006:253). Sumber data
sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet, artikel, majalah
atau koran, serta hasil penelitian lainnya.Sumber data sekunder dalam
penelitian ini yaitu berupa foto, catatan, dan arsip. Catatan dan arsip
yang dimaksud adalah struktur keanggotaan majlis, jadwal kegiatan
majlis, dan aktivitas pada event yang dilakukan majlis.
10
5.Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
data primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh langsung dari
lapangan yang dapat memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi
permasalahan, dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian.
Sedangkan data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet,
artikel, majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya. Data primer
dapat diperoleh melalui:
a. Wawancara
Esterberg (2002) menyatakan bahwa “wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk betukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu” (Sugiyono, 2006:260). Wawancara yang digunakan dalam
penelitian adalah wawancara tak berstruktur atau terbuka, yaitu
wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan
datanya
(Sugiyono,
2006:263).
Wawancara
ini
digunakan dalam mencari data melalui informan tentang implikasi
kegiatan dzikir terhadap sikap sosial masyarakat di majlis dzikir
kalimahsodo yakni ketua majlis, para pengurus, dan jamaah yang
tergabung dalam majlis tersebut, serta peneliti juga dapat mengetahui
lebih mendalam tentang informan mengenai hal-hal terkait dengan
judul, sehingga dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena
11
sesuai dengan yang terjadi. Pengumpulan data pada wawancara dapat
dilengkapi pula melalui observasi.
b. Observasi
Marshall (1995) menyatakan bahwa “melalui observasi peneliti
belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut” (Sugiyono,
2006:254). Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui
pengamatan dan pencatatan langsung sesuai dengan keadaan riil di
lapangan. Observasi ini digunakan dalam mencari data tentang peran
majlis dzikir kalimahsodo terhadap sikap sosial untuk memperoleh
data yang berhubungan dengan gambaran riil dan detail majlis.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu
(Sugiyono, 2006:270). Dokumentasi merupakan materi tertulis yang
didasarkan pada catatan dan dokumen-dokumen yang digunakan
untuk melengkapi sebuah data yang diperlukan dalam penelitian.
Dokumen-dokumen tersebut bisa berupa foto, dokumen milik
informan, dan hasil wawancara yang didapat dari informan.
Dokumentasi digunakan dalam mencari data tentang peran sikap
sosial di majlis dzikir kalimahsodo Dusun Babadan, dan diperlukan
sebagai pelengkap dari penggunaan metode wawancara dan observasi,
sehingga akan lebih kredibel dapat dipercaya jika didukung oleh datadata dokumentasi.
12
6.Analisis Data
Penelitian ini bersifat kualitatif, artinya menggunakan data yang
dinyatakan secara verbal dan kualifikasinya secara teoritis. Sedangkan
pengolahan datanya dilakukan secara rasional dengan menggunakan pola
induktif. Pola induktif yaitu penelitian yang di mulai dengan hal-hal
khusus ke hal-hal yang umum. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian
yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis
atau orang-orang dari pelaku yang dapat diamati dengan tujuan untuk
menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang
diperoleh dari obyek penelitian yang kemudian dilakukan analisis dengan
cara:
a. Mendiskripsikan data dari informan
Analisis hendaknya membaca dan mempelajari secara teliti
seluruh jenis data yang sudah terkumpul. Setelah itu diusahakan agar
satuan-satuan itu dapat diidentifikasi dengan mendiskripsikan atau
menggambarkan keadaan dari obyek penelitian. Data tersebut
diperoleh dari informan ketika melakukan penelitian.
b. Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis
oleh penulis
c. Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
13
d. Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan
tindakan.
e. Disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian
Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi pemikiran kembali yang
melintas dalam pikiran penganalisa selama menulis dan merupakan
suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dan mungkin
begitu seksama dan akan memakan tenaga dengan peninjauan kembali
dalam menjawab tujuan penelitian. Analisis ini sendiri akan dilakukan
melalui beberapa tahap, yaitu:
1) Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, dan sejenisnya, tapi yang paling sering digunakan adalah teks
yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami (Sugiyono, 2006:280).
Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan
sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki
makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan
data, membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang
sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapi
tujuan penelitian.
14
2) Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,
oleh karena itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya
serta mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2006:277-278). Yang
peneliti lakukan dalam mereduksi data diantaranya:
a) Hasil wawancara maupun catatan lapangan yang masih umum dan
acak-acakan yang belum dapat dipahami, dengan reduksi maka
peneliti merangkum, mengambil data yang pokok dan penting,
sedangkan yang tidak penting dibuang.
b) Peneliti dalam mereduksi data akan memfokuskan pada majlis
dzikir Kalimahsodo, Implikasi Kegiatan Dzikir Terhadap Nilainilai pendidikan Sikap Sosial Masyarakat.
c) Jika peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala
sesuatu yang dipandang asing, maka itulah yang harus dijadikan
perhatian dalam mereduksi data.
3) Kesimpulan dan Verifikasi
Data yang sudah dipolakan, difokuskan, dan disusun secara
sistematis melalui reduksi dan penyajian data yang kemudian
15
disimpulkan
sehingga
makna
data
dapat
ditemukan.
Untuk
memperoleh kesimpulan yang lebih mendalam, maka diperlukannya
data baru sebagai penguji terhadap kesimpulan awal. Tahap penarikan
kesimpulan dan verifikasi data diambil dari hasil reduksi dan
panyajian data merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan
sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat
lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi
data dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk
mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh
bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara
yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki keajegan (sama
dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan
yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.
7.Pengecekan Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian ini terdapat beberapa kriteria
yang nantinya akan dirumuskan secara tepat, teknik pemeriksaannya yaitu
adanya kredibilitas yang dibuktikan dengan perpanjang pengamatan,
peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman
sejawat,
analisis
kasus
negatif,
dan
dimintakan
kesepakatan
(membercheck)(Sugiyono, 2006:302). Untuk mengetahui apakah data yang
telah dikumpulkan dalam penelitian memiliki tingkat kebenaran atau tidak,
maka dilakukan pengecekkan data yang disebut validitas data. Untuk
menjamin validitas data maka dilakukan triangulasi, yaitu teknik
16
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
Penelitian ini dalam menguji keabsahan data dilakukan dengan beberapa
bentuk meliputi:
a. Triangulasi Sumber
Menurut
Patton
(1987),
“triangulasi
sumber
berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda”
(Moleong, 2009:330). Dalam penelitian ini yang peneliti lakukan,
diantaranya:
1) membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan,
2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
yang dikatakan secara pribadi,
3) membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi,
4) data yang diperoleh dilakukan pada ketua majlis dzikir dan pengurus
majlis dzikir, data dari sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan tetapi
dideskripsikan, dikategorisasikan mana pandangan yang sama, mana
yang berbeda, dan mana yang spesifik dari sumber-sumber tersebut
sehingga dapat dianalisis oleh peneliti yang kemudian menghasilkan
suatu kesimpulan.
17
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik merupakan pengecekkan data kepada sumber
yang sama namun dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2006:307).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengecekkan terhadap data
yang telah diperoleh melalui wawancara lalu dicek melalui observasi
ataupun dokumentasi. Bila dengan teknik-teknik tersebut menghasilkan
data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut
kepada sumber data atau yang lainnya untuk memastikan data yang
sebenarnya.
8.Tahap-tahap Penelitian
a. Kegiatan administratif yang meliputi pengajuan izin operasional untuk
penelitian dari rektor IAIN Salatiga selaku penanggung jawab, kemudian
menyusun pertanyaan untuk wawancara, serta melakukan administratif
lainnya.
b. Kegiatan lapangan yang meliputi:
1) Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, yaitu
pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Babadan Duren Kec Tengaran.
2) Menemui para pengurus dan anggota Majlis Dzikir Kalimahsodo
yang akan dijadikan objek penelitian.
18
3) Melakukan wawancara kepada para informan sebagai langkah untuk
pengumpulan data, kemudian observasi langsung ke lapangan secara
mendalam berkaitan dengan yang diteliti.
4) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan
untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan.
5) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau
menyimpang.
6) Melakukan ferivikasi data untuk membuat kesimpulan-kesimpulan
sebagai deskriptif temuan penelitian.
7) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan.
G. Sistematika Penulisan
Dalam memahami skripsi ini, maka perlu diketahui urutan-urutan dalam
penulisannya, diantaranya:
BAB I
PENDAHULUAN, berisi
pendahuluan
yang memuat
latar
belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis
penelitian, kehadiran peneliatian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur
pengumpulan data, analisis data, pengecekkan keabsahan data, tahap-tahap
penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
19
BAB II KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang kajian teori yang meliputi;
Pengertian Majlis dzikir, macam-macam dzikir, pengertian sikap sosial, aspek
sosial, ciri-ciri sikap, fugsi sikap, pembentukan dan perubahan sikap, akhlak
kepada sesama muslim.
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, berisi
paparan data dan temuan penelitian yang menjelaskan tentang: gambaran
umum lokasi penelitian, gambaran informan terdiri dari: sejarah singkat, visi
dan misi, data kepengurusan, dan deskripsi hasil temuan penelitian.
BAB IV
PEMBAHASAN, pembahasan memuat tentang, Bagaimanakah
diskripsi kegiatan
dzikir masyarakat di majlis dzikir Kalimahsodo.
Bagaimanakah implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan sikap
sosial masyarakat tersebut.
BAB V
PENUTUP, penutup memuat tentang: kesimpulan dan saran.
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Majlis Dzikir
1. Pengertian Majlis Dzikir
Dalam bahasa Arab, majlis berasal dari kata
‫ومجلسا‬
yang berarti “duduk”(Ahmad, 1997:202).
’‫جلس’ يجلس’ جلوسا‬
Kata majlis merupakan
bentuk isim makan yang mengandung arti “tempat duduk”.Dalam Kamus
Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah “pertemuan atau perkumpulan
orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul”(Kamus Bhs Indonesia,
1999:615).
Dzikir dalam kamus bahasa Arab berasal dari kata
‫ ذكر‬-‫ ِذ اك ًرا‬yang
berarti “menyebut atau mengucapkan”(Ahmad, 1997:448). Dzikir dalam arti
lain “renungan, pengajaran”(Mawardi, 1992:15) Istilah dzikir sama halnya
dengan menghapal, hanya saja bedanya dalam menghapal mengandung makna
menyimpan, sedangkan dzikir mengandung makna mengingat. Ditekankan
lebih dari seratus kali di dalam Al-Quran.
Dzikir merupakan amalan yang paling utama untuk mendapatkan
keridaan Allah, senjata yang paling ampuh untuk mengalahkan musuh dan
perbuatan yang paling layak untuk memperoleh pahala. Dzikir adalah bendera
21
Islam, pembersih hati, inti ilmu agama, pelindung dari sifat munafik, ibadah
yang paling mulia, dan kunci semua keberhasilan. “bentuk penglihatan ini
diberikan kepada orang yang selalu bermawas diri (muraqabah), bertafakur
(fikr), dan bersiap diri (iqbal) bagi kehidupan akhirat” (Syekh, 1998:11)
Dzikir bisa dilakukan dengan lisan, sesuai dengan kalimat yang
diajarkan Nabi Muhammad SAW, mengingat Allah di dalam hati, dengan
lisan dan hati, yakni menyebut nama Allah, sebagaimana firman Allah SWT
dalam Al-Qur’an Al-Anfaal:8/2
‫ت قُلُو بُ ُه ام َو ِإذَا ت ُ ِل َي ا‬
‫اِنَّ َماا ُ ال ُمؤا ِمنُونَ اُلَّذِينَ ِإذَاذُ ِك َراُهللُ َو ِجلَ ا‬
,ُ‫ت َعلَ اي ِه ام َءا َيتُه‬
َ‫زَ ادَتا ُه ام ِإ َي َمنًا َو َع َل َر ِب ِه ام يَت َ َو َّكلُون‬
“sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang beriman itu
adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan
apabila dibacakan ayat-ayat Allah kepadanya, bertambah iman mereka, dan
kepada Tuhanlah mereka bertawakkal’’. (Syekh, 1998:15)
Bedasarkan ayat Al-Qura’an tersebut bahwa dengan dzikir kepada
Allah itu umat manusia akan mendapatkan pembinaan
iman, bisa
memperteguh keyakinan, bisa memperdalam cinta kita kepada Allah SWT bisa
tahan dan tangguh dalam menghadapi godaan iblis dan syaithan, bisa kuat jiwa
dalam menghadapi segala tipu daya hawa nafsu yang angkaramurka, bisa juga
senjata yang paling ampuh dalam menghadapi semua rintangan dan cobaan
dalam berjihad di jalan Allah SWT (Mawardi, 1992:81).
Oleh karena itu, majlis dzikir yang sebenarnya adalah
Al-Qur’an, ilmu-ilmu syar’i (agama), dan masalah
mengajarkan
agama yang lain,
menjelaskan umat tentang sunnah-sunnah Nabi agar mereka mengamalkannya,
22
menjelaskan tentang bid’ah-bid’ah agar umat berhati-hati terhadap bid’ah dan
menjauhkannya. Dengan demikian majlis dzikir adalah suatu tempat
perkumpulan orang-orang yang menyebut dan mengucapkan kalimat Allah,
tempat perkumpulan orang-orang yang mulia atau sholeh.
2. Macam-macam Dzikir
a. Dzikir Sirr (Diam) dan Jahar (Bersuara)
Dzikir kepada Allah disyariatkan baik secara diam-diam maupun
dengan bersuara, Rasulullah SAW telah menganjurkan dzikir dengan kedua
macam ini. Akan tetapi, para ulama syariat menetapkan bahwa dzikir
bersuara lebih utama, jika terbebas dari hasrat pamer dan tidak Nabil Hamid
Al-Mu’adz Bagaimana Mencintai Rasulullah SAW, mengganggu orang
yang sedang shalat, sedang membaca Al-Qur’an atau sedang tidur (Abdul, :
97).
Imam Nawawi telah mengkompromikan antara keduannya dengan
mengatakan bahwa dzikir secara rahasia lebih utama apabila seseorang takut
akan hasrat pamer. Dzikir besuara lebih utama dalam kondisi selain itu.
Sebab, amal dzikir lebih baik faedahnya dapat menular kepada orang yang
mendengarkannya, dapat menghilangkan ngantuk dan dapat menambah
semangat dalam berdzikir (Abdul, : 99).
Oleh karena itu, bahwa mengetahui larangan mengeraskan suara
dalam berdzikir dan berdoa tidaklah mutlak. Nawawi menegaskan bahwa
mengeraskan suara dalam dzikir tidak dilarang dalam syariat, tapi justru di
23
syariatkan dan hukumnuya sunnah. Menurut mazhab syafi, “mengeraskan
suara dalam dzikir lebih utama dari pada melirihkan”(Abdul, :102).
Sebagian
kalangan
memilih
bahwa
yang
dilarang
adalah
mengeraskan suara secara berlebihan atau melampaui kebutuhan. Sementara
berdzikir dengan mengeraskan suara secara seimbang dan sesuai sengan
kebutuhan termasuk yang diperintahkan.
b. Dzikir Lisan dan Dzikir Hati
Para ulama sepakat bahwa dzikir dengan lisan dan hati dibolehkan
bagi orang yang sedang berhadas, orang yang sedang junub, wanita yang
sedang haid dan wanita yang nifas. Dan dzikir yang dimaksud adalah tasbih,
tahmid, takbir, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan lain sebagainya
(Abdul, :105).
Dalam hati orang yang lalai terdapat penutup, sehingga dia tidak
dapat merasakan manisnya buah dzikir dan ibadah lainnya. Oleh karena itu,
sebagian ulama mengatakan tidak ada kebaikan pada dzikir yang dilakukan
dengan hati yang lalai dan lupa.Yang kita maksud adalah bukanlah bahwa
seseorang harus meninggalkan dzikir dikala manusia lalai. Orang yang
memiliki niat yang luhur akan berjuang melawan hawa nafsunya dan
mengawasi hatinya, sehingga dia dapat beralih berdzikir dengan hati yang
penuh konsentrasi (Abdul, :106).
24
c. Dzikir Sendiri dan dzikir Berjama’ah
Ibadah yang dilakukan secara berjama’ah, termasuk di dalamnya
dzikir kepada Allah, lebih utama dari pada ibadah yang dilakukan sendirian.
‫الر‬
َّ ‫ْلَ َي اقعُد ُ قَ او ٌم يَ اذ ُك ُر اونَ هللا ت َ َعا لَى ِإأل َ َحفَّ ان ُه ام اال َمالَئِ َكةُ َو َخ ِش َيتا ُه ُم‬
‫اح َمةُ َونَزَ لَ ا‬
َّ ‫ت َعلَ اي ِه ام ال‬
ُ‫س اكيشنَةُ َوذَ َك َر هُ ُم هللا ِف اي َم ان ِع اند ه‬
) ‫(رواه مسلم‬
“Tidaklah sekelompok orang berkumpul dan bardzikir menyebut Namanama Allah kecuali mereka dikelilingi oleh para Malaikat, diliputi rahmat,
diturunkan kepada mereka ketenangan, dan Allah sebut mereka di kalangan
para Malaikat yang mulia” (HR. Muslim).
Dzikir yang dilakukan secara berjama’ah dapat mempertemukan
banyak hati, mewujudkan sikap saling tolong-menolong, sehingga yang
lemah mendapat bantuan dari yang kuat, yang berada dalam kegelapan
mendapat bantuan dari yang tersinari, yang kasar mendapat bantuan dari
yang lembut, dan yang bodoh mendapat bantuan yang pintar (Abdul, :107).
Para ulama salaf dan khalaf telah sepakat bahwa dzikir yang
diselenggarakan secara berkelompok di dalam masjid atau lainnya adalah
dianjurkan. Kecuali apabila dzikir jahar mereka itu mengganggu orang
sedang tidur, sedang shalat atau sedang membaca al-Qur’an, sebagaimana
telah ditetapkan dalam kitab-kitab fikih (Abdul, :109).
B.Sikap Sosial
1. Pegertian Sikap sosial
Menurut ilmu psikologi sikap adalah suatu hal yang menentukan sikap
sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang.
25
Menurut Zimardo dan Eesen, sikap adalah suatu predisposisi ( keadaan mudah
terpegaruh) terhadap seseorang, ide atau obyek yang berisi komponenkomponen cognitive, affective danbihavior. Sedangkan menurut L.L Thurstone
orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu obyek psikologi apabila
ia suka(like) atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang
dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak
suka (dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap obyek psikologi. Sikap sosial
adalah kesadaran idividu yang menetukan peruatan yang nyata, yang berulangulang terhadap obyek yang berkaitan dengan sosial (Ahmadi, 1999:162).
Dari pengertian di atas agar tidak tidak terjadi kerancuan dalam
penafsiran, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud sikap sosial dalam
penelitian ini adalah kesadaran individu yang tercermin dalam perbuatan
terhadap sesama muslim.
2. Aspek Sosial
a. Aspek Kognitif, yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal fikiran.
Ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta
harapan-harapan individu tentang obyek atau kelompok obyek tertentu.
b. Aspek Afektif, yaitu berwujud proses yang menyangkut perasaanperasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, dan sebagainya
yang ditunjukan kepada obyek-obyek tertentu.
c. Aspek Konatif, yaitu berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk
berbuat sesuatu obyek, misalnya: kecenderungan memberi pertolongan,
menjauhkan diri dan sebagainya (Ahmadi, 1999:162)
26
3. Ciri- Ciri Sikap
Sikap
menentukan
jenis
atau
tabiat
tingkah
laku
dalam
hubungannya dengan perangsang yang relevan, orang-orang atau kejadiankejadian. Dapatlah dikatakan bahwa sikap merupakan faktor internal, tetapi
tidak semua faktor internal adalah sikap. Adapun ciri-ciri sikap sebagai
berikut:
a. Sikap itu dipelajari ( learnability) Sikap merupakan hasil belajar
ini perlu dibedakan dari motif-motif psikologi lainnya. Beberapa
sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagian
individu. Barang kali yang terjadi adalah mempelajari sikap
dengan sengaja bila individu mengerti bahwa hal itu akan
membawa lebih baik (untuk dirinya sendiri), membantu tujuan
kelompok,
atau
memperoleh
sesuatu
nilai
yang
sifatnya
peorangan.
b. Memiliki kesetabilan (Stability) sikap bermula dan dipelajari,
kemudian menjadi lebih kuat, tetap, dan stabil, melalui
pengalaman.
c. Personal-societal significance. Sikap melibatkan hubungan antara
seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang atau
situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan,
terbuka serta hangat, maka ini sangat berarti bagi dirinya, ia
merasa bebas, dan favorable.
27
d. Berisi cognisi dan affeksi. Komponen cognisi daripada sikap
adalah berisi informasi yang faktual, misalnya: obyek itu
dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.
e. Approach-avoidance directionality. Bila seseorang memiliki sikap
yang favorable terhadap suatu obyek, mereka akan mendekati dan
membantunya, sebalinya bila seseorang memiliki sikap yang
unfavorable, mereka akan menghindarinya (Ahmadi, 1999:178179).
4. Fugsi sikap
Fungsi sikap dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu:
a. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap
adalah sesuatu yang bersifat communicabel, artinya sesuatu yang mudah
menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama. Justru karena itu
sesuatu golongan yang mendasarkan atas kepentingan bersama dan
pengalaman bersama. Biasanya ditandai oleh adanya sikap anggotanya
yang sama terhadap sesuatu obyek. Sehingga dengan demikian sikap bisa
menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelomponya atau
dengan anggota kelompoknya yang lain.
b. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku. Kita atau bahwa
tingkah laku anak kecil dan binatang pada umumnya merupakan aksiaksi yang sepontan terhadap sekitarnya.
c. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman. Dalam
hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia di dalam menerima
28
pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi di
trima secara aktif, artinya semua pengalaman yang berasal dari dunia luar
tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih manamana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua
pengalaman ini diberi penilaian, lalu dipilih.
d. Sikap
berfungsi
sebagai
pernyataan
kepribadian.
Sikap
sering
mencerminkan pribadi seseorang. Ini sebabya karena sikap tidak pernah
terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan
melihat sikap-sikap pada obyek tertentu, sedikit banyak orang bisa
mengetahui pribadi orang tersebut (Ahmadi, 1999:179-181).
5. Pembentukan dan perubahan sikap
Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentunya suatu sikap itu
banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan
misalnya: keluarga, norma golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini
keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putraputranya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan
pengaruh yang paling dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ini
bukan berarti orang tidak bersikap. Ia dapat berkembang manakala
mendapat pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif
dan mengesankan. Antara perbuatan dan sikap ada hubungan yang timbal
balik. Tetapi sikap tidak selalu menjelma dalam bentuk perbuatan atau
tingkah laku. Orang kadang-kadang menampakkan diri dalam keadaan
“diam” saja (Ahmadi, 1999:170).
29
Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu,
misalnya
ekonomi,
politik,
agama
dan
sebagainya.
Di
dalam
perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma
atau grup. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang
sama dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang di
trima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap obyek
tertentu atau suatu obyek (Ahmadi, 1999:171).
Masih menurut Ahmadi (1999:171-172) bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan sikap ada dua yaitu:
a. Faktor interen: yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu
sendiri. Faktor ini berupa selectiv atau daya pilih seseorang untuk
menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.
b. Faktor Eksteren: yaitu faktor yang terdapat di luar pribadimanusia.
Faktor ini berupa interaksi sosial di luar kelompok.
Dalam hal ini Sherif mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah atau
dibentuk apabila:
1) Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia.
2) Adanya komunikasi ( yaitu hubungan langsung) dan satu pihak.
Faktor ini pun masih tergantung pula adanya:
a) Sumber penerangan itu memperoleh kepercayaan orang banyak
atau tidak.
b) Ragu-ragu atau tidaknya menghadapi fakta dan isi sikap baru itu.
Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya.
30
Sikap terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, orang,
kelompok, lembaga, nilai, melalui hubungan antar individu, hubungan di dalam
kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, telivisi dan sebagainya,
terdapat
banyak kemungkinan
yang mempengaruhi timbulnya sikap.
Lingkungan yang terdekat dengan kehidupan sehari-hari baiknya memiliki
peranan. Keluarga yang terdiri dari orang tua, saudara-saudara di rumah
memiliki peranan yang penting.
Sementara orang berpendapat bahwa mengajarkan sikap adalah
merupakan tanggung jawab orang tua atau lembaga-lembaga keagamaan.
Tetapi tidaklah demikian halnya. Lembaga-lembaga sekolah pun memiliki
tugaspula dalam membina sikap ini. Bukanlah tujuan pendidikan baik di
sekolah maupun di
luar sekolah
adalah
mempengaruhi, membawa,
membimbing anak didik agar memiliki sikap seperti yang diharapkan oleh
masing-masing tujuan pendidikan?
Dengan demikian lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah
memiliki tugas untuk membina dan mengembangkan sikap anak didik menuju
kepada sikap yang kita harapkan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan adalah
mengubah sikap anak didik ke arah tujuan pendidikan (Ahmadi, 1999:172173).
Sedangkan sikap sosial di dalam Islam disebut sebagai Akhlak kepada
sesama manusia, dalam penelitian ini difokuskan akhlak kepada sesama
muslim. Berbagai macam penjelasan dan pendapat para ulama tentang akhlak
31
kepada sesama muslim. Dalam riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW
bersabda,
ُّ ‫َح ُّق اال ُم اس ِل ِم َعلَى اال ُم اس ِلم ِس‬
‫ َو ِإذَا‬, ُ‫اك فَأ َ ِج ابه‬
َ ‫ َو ِإذَا دَ َع‬,‫سلَ ام‬
َ َ‫ إِذَا لَ ِقيت َهُ ف‬: ‫ت‬
َ ‫ َوإِذَا َع‬,ُ‫ص احه‬
,ُ‫ض فَعُ اده‬
َ ‫ َوإِذَا َم ِر‬,ُ‫س فَ َح ِمدَ هللاَ فَش َِمتاه‬
َ ‫ص َح َك فَا ان‬
َ ‫ا است َ ان‬
َ ‫ط‬
‫ات فَات َّ ِب اعه‬
َ ‫َو ِإذَا َم‬
“hak seorang muslim atas muslim lainya ada enam: apabila bertemu
mengucapkan salam, apabila diundang memenuhi undangannya, apabila
dimintai nasehat memberikan nasehat, apabila bersin membaca alhamdulillah
dan dijawab dengan yarhamukallah, apabila sakit dijenguk, dan apabila
meninggal jenayahnya diantar” (H.R Muslim).
Dalam hadis ini, Rasulullah saw menerangkan beberapa hal yang
terkait dengan akhlak seseorang muslim dengan muslim lainnya. Enam hal ini
adalah akhlak pokok yang harus dijalankan setiap muslim dalam kehidupan
sehari-sehari ketika berinteraksi dengan muslim lainya. Tujuan digariskannya
interaksi antar muslim ini tiada lainya supaya hubungan mereka semakin
terjalin dengan baik. Dengan begitu, kasih sayang, kedekatan, dan kekerabatan,
diantara mereka, akan semakin terpancar sebagaimana tertuang dalam hadis
Rasulullah SAW,
ُ ‫َمث َ ُل اال ُم او ِمنِيانَ فِي ت َ َو ِاد ِه ام َوت َ َرا ُح ِم ِح ام َوت َ َعا‬
‫س ِد ِإذَا ا اشت َ َكى‬
َ ‫ط ِف ِه ام َمث َ ُل اال َج‬
‫س َه ِر َو اال ُح َّمى‬
َّ ‫س ِد ِبال‬
ُ ُ‫ِم انه‬
َ ‫سا ئِ ُر اال َج‬
َ ُ‫عض ٌاو تَدَا َعى لَه‬
“perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan
dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila
ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam
dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun’Alaih).
Jika tiap-tiap butir akhlak di depan dipenuhi, maka itu sudah
merupakan wujud penunaian terhadap hak-hak muslim lainya. Apabila tidak
menghormati hak-hak muslim lainya, berarti tidak mempunyai kepedulian
32
terhadap urusan mereka. Ia kehilangan sensitivitas terhadap mereka dan
akhirnya menjadi acuh terhadap persolan mereka. Tentu saja, musibah ini tidak
diinginkan oleh Rasulullah SAW. Karenanya, sejak awal beliau mewanti-wanti
mengenai pentingnya akhlak sesama muslim (Salamulloh, 2008:105-106).
6. Akhlak kepada sesama muslim
Dalam bukunya Salamulloh (2008:105-130) disebutkan bahwa akhlak
terdapat sesama muslim antara lain adalah sebagai berikut:
a. Apabila bertemu mengucapkan salam, dan apabila mendapat ucapan
salam, membalasnya.
Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat: 86 yang berbunyi:
‫سنَ ِم ان َها َ أ َ او ُردُّو َها َ قلى ِإ َّن اُهللَ َكانَ َعلَى‬
َ ‫َو ِإذَا ُح ِييتُم ِبت َ ِحيَّ ٍة فَ َحيُّواا ِبأ َ اح‬
‫ُك ِل شَىءٍ َح ِس ايبًا‬
“Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan,
maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah
(penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah
memperhitungkan segala sesuatu”.
Menurut riwayat Abu Hurairah, Rosulullah saw pernah bersabda,
‫ أ َ َوْلَاَدُلُّ ُك ام‬,‫ َوْلَتُؤا ِمنُ اوا َحتَّى ت َ َحأبُ اوا‬,‫ْلَت َ اد ُخلُوا اال َجنَّةَ َحتَّى تُؤا ِمنُ اوا‬
ُ ‫أ َ اف‬,‫َيءٍ ِإذَا فَ َع الت ُ ُم اوهُ ت َ َحابَ ابت ُ ام‬
‫سالَ َم بَ اينَ ُك ام‬
َّ ‫شواال‬
‫َعلَى ش ا‬
“Kamu sekalian tidak akan masuk surga kecuali kamu beriman, dan
kamu sekalian tidak akan beriman kecuali saling menyayangi. Maukah
kamu aku tunjukkan sebuah perbuatan yang bila kamu kerjakan, maka
kamu kan saling menyayangi? Biasakan mengucapkan salam di antara
kamu apabila bertemu”, (HR. Muslim)
33
Begitu agung kedudukan salam dalm Islam, sehingga Rosulullah
saw menegaskan bahwa salam tidak bisa tergantikan oleh isyarat apapun.
Berbeda halnya jika seseorang dalam keadaan uzur, maka ia boleh
menggunakan isyarat, seperti sedang shalat, atau yang bersangkutan bisu.
a. Menjenguk orang sakit
Ada banyak faedah yang terkandung dalam amalan mulia
menjenguk orang sakit. Salah satu faedah yang bisa dipetik adalah
menumbuhkan rasa syukur dalam jiwa penjenguk. Tentu maksudnya
bukan bersyukur karena saudaranya terkena musibah, akan tetapi
bersyukur karena Allah telah menumpahkan karunia kesehatan yang
tiada terkira kepada dirinya.
Jangan ditanya seberapa besar pahala yang disedikan oleh Allah
bagi orang yang melakukan kebajikan ini. Salah satunya bisa kita simak
dari hadis riwayat Ali r.a., bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
ُ ‫ام ان ُم اس ِل ٍم يَعُودُ م اسل ًما‬
‫ف َملَكٍ َحتَّى‬
ِ ‫َم‬
َ ‫صلَّى َعلَ اي ِه‬
َ َّ‫غ اد َوة ً ِإْل‬
َ ‫س ابعُونَ أ َ ال‬
‫ف َملَكٍ َحت َّى‬
َ ‫صلَّى َعلَ اي ِه‬
َ َّ‫ِي َوإِ ان َعادَهُ َع ِشيَّةَ إِْل‬
َ ‫س ابعُونَ ا َ ال‬
َ ‫يُ امس‬
‫اف ِفي اال َجنَّ ِة‬
‫يُ ا‬
ٌ ‫ص ِب َح َو َكانَ لَهُ خ َِري‬
“Tidaklah seorang muslim yang menjenguk muslim lainya dipagi hari
kecuali ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga sore hari. Dan
jika menjenguknya disore hari, ada 70 ribu malaikat yang
mendoakannya hingga pagi, dan baginya satu kebun di surga.” (HR. AlTirmizi)
Mengunjungi orang sakit ternyata mengandung banyak hikmah,
termasuk bagi si sakit. Pembesukan mempunyai daya terapi yang sangat
34
manjur untuk kesembuhan si sakit. Dengan menjenguk orang sakit,
secara tidak langsung kita telah memberikan sugesti kepadanya supaya
cepat sembuh. Desakan psikologis ini akan memompa kondisi fisiknya
sehingga dapat mempercepat kepulihannya seperti sedia kala.
b. Mencintai untuk sesama muslim apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri,
dan membenci untuk mereka apa yang ia benci untuk dirinya sendiri.
Hal ini menggambarkan kemesraan hubungan antara muslim yang satu
dengan yang lainya. Rasulullah SAW Bersabda,
‫صلَّى‬
ُ ‫ خَا ِد ُم َر‬, ُ‫ع انه‬
‫َع ان أَبي َح امزَ ة َ أَن ا‬
َ ُ‫ي هللا‬
ِ ‫َس بِ ان َملِكٍ َر‬
َ ِ‫س او ُْلهلل‬
َ ‫ض‬
‫ ْلَيُؤا ِم ُن أ َ َحدُ ُك ام‬:‫سلَّ َم قَ َل‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعل اي ِه َو‬
َ ‫هللاُ َعلَ اي ِه َو‬
َ ِ ‫سلَّ َم َع ان النَّبِي‬
)‫َحتَّى يُ ِحبُّ أل َ ِخ اي ِه َما يُ ِحبُّ ِلنَ افسِه (رواه البخاري و مسلم‬
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah
Shallallahu`alaihi wasallam, beliau bersabda: tidak beriman salah
seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana
dia mencintai dirinya sendiri. (Riwayat Bukhori dan Muslim).
c. Menolong sesama muslim yang sangat membutuhkan pertolongan
Hal ini ditandaskan secara langsung oleh Rasulullah SAW. Dalam hadist
berikut,
‫اال ُم اس ِل ُم أ َ ُخو اال ُم اس ِل ِم ْلَ يَ ا‬
‫ظ ِل ُمهُ َوْلَ يُ اس ِل ُمهُ َو َم ان َكانَ ِفي َحا َج ِة أ َ ِخي ِه‬
َ‫َكانَ هللاُ فِي َحا َختِ ِه َو َم ان فَ َّر َخ َع ان ُم اس ِل ِم ُك اربَةَ فَ َّر َج هللاُ َع انهُ ُك ار َبة‬
‫ت يَ او ِم اال ِقيَا َم ِة‬
ِ ‫ِم ان ُك ُربَا‬
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh
mendzoliminya dan menyerahkannya kepada musuh. Dan siapa yang
berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi
kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan darinya kesusahan pada hari
kiamat. ”(Riwayat Bukhori)
35
d. Rendah hati dan tidak sombong
Rasulullah SAW adalah potret manusia yang slalu bersikap tawadhu`
kepadanya umatnya. Ia tidak pernah bersikap kasar, tidak malu berteman
dengan orang-orang miskin, dan slalu berusaha memenuhi kebutuhan
mereka. Allah SWT berfirman,
ُّ‫ض َم َر ًحا ِإ َّن اَهللَ ْلَ يُ ِحب‬
ِ ‫اس َوْلَ ت َ ام ِش فِى ا ُ األ َ ار‬
ِ َّ‫ص ِع ار َخد ََّك ِللن‬
َ ُ ‫َوْلَ ت‬
‫ور‬
ٍ ‫ُك َّل ُم انتَا ٍل فَ ُخ‬
“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena
sombong)dan janganlah berjalan dibumi dengan angkuh. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membagakan diri”(Q.S.
Luqman18).
f. Tidak bersikap dengki, berprasangka buruk, atau mencari-cari kesalahan
sesama muslim.
Larangan terhadap hal ini secara jelas disampaikan oleh Rasulullah
SAW. Dalam sabdanya,
‫صلَّى هللاُ َعلَ اي ِه‬
ُ ‫ قَا َل َر‬:‫ي هللاُ َع انهُ قَا َل‬
ِ ‫َع ان أ َ ِبي ُه َري َارة ََر‬
َ ِ‫س او ُل هللا‬
َ ‫ض‬
ُ ‫سدُو َاوْلَتَنَا َج‬
‫واوْلَيَبِ اع‬
ُ ‫شوا َوْلَ ت َبَا َغ‬
َ ‫ ْلَت َ َحا‬: ‫سلَّ َم‬
َ ‫َو‬
َ ‫واوْلَتَدَابَ ُر‬
َ ‫ض‬
‫ اال ُم اس ِل ُم أ َ ُخو‬.ً ‫ض َو ُك اونُوا ِع َبادَ هللاِ إِ اخ َوانا‬
ُ ‫َب اع‬
ٍ ‫ض ُك ام َعلَى بَياعِ َب اع‬
‫ْلَ َي ا‬
‫ َويُ ِشي ُار ِإلَى‬-‫ الت َّ اق َوى َه ُهنَا‬.ُ‫ظ ِل ُمهُ َوْلَ َي اخذُلُهُ َوْلَ َي اك ِذبُهُ َوْلَ َي اح ِق ُره‬
َّ ‫ئ ِمنَ ال‬
َ َ‫ص اد ِر ِه ثَال‬
ٍ ‫ث َم َّر ا‬
ُ‫ش ِر أ َ ان يَ اح ِق َر أَخَاه‬
ِ ‫س‬
ٍ ‫ب اام ِر‬
َ ‫ ِب َح‬-‫ت‬
َ
‫ (رواه‬.ُ‫ضه‬
ُ ‫اال ُم اس ِل ُم’ ُك ُّل اال ُم اس ِل ِم َعلَى اال ُم اس ِل ِم َح َرا ٌم دَ ُمهُ َو َمالُهُ َو ِع ار‬
)‫مسلم‬
36
Dari Abu Hurairah ra dhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah
Shallallahu`alaihi wasallam, bersabda : janganlah kalian saling dengki,
saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan
janganlah menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah
kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah
saudara bagi muslim yang lainnya (dia)tidak menzaliminya dan
mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa
itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah
seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang
muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, dan
kehormatannya. (riwayat Muslim)
g.Menghormati jika ia dewasa (tua) dan menyayanginya jika ia masih kecil.
Hubungan antar manusia yang berbeda usia menjadi titik tekan
dalam poin ini. Rasulullah SAW telah mengingatkan sebagai berikut,
‫اس ِمنَّا‬
‫ص ِغي َارنَا َويَ اع ِر ا‬
َ ‫َم ان لَ ام يَ ار َح ام‬
َ ‫ف َح َّق َكبِي َارنَا فَلَي‬
“Barang siapa tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak mengenal
hak orang tua kami maka bukan termasuk golongan kami.”(HR. AlBukhori).
h.Memafkan kesalahan sesama muslim dan menutupi aibnya
Allah SWT berfirman,
‫ض ِهم ِميثَقَ ُه ام لَعَنَّ ُه ام َو َخعَ النَا قُلُوبَ ُه ام قَ ِسيَةً يُ َح ِرفُونَ ا ُ ال َك ِل َم َع ان‬
ِ ‫فَبَ َما نَ اق‬
َّ َ ‫ظا ِم َّماذُ ِك ُرواا ِب ِه ج َوْلَت َزَ ا ُل ت‬
ًّ ‫سواا َح‬
‫طل ُع َعلَى‬
ُ َ‫َّم َوا ضش ِع ِه ْل َون‬
ُّ‫صفَ اح ِإ َّن اُهللَ يُ ِحب‬
‫اف َع ان ُه ام َوا ُ ا‬
ُ ‫َخاَئِنَ ٍة ِم ان ُه ام ِإْلَّ قَ ِليالً ِم ان ُه ام فَاُع‬
َ‫ا ُ ال ُم اح ِسنِين‬
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan
Kami jadikan hati mereka keras membantu. Mereka suka meroboh
perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja)
melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan
37
dengannya, dan kamu (Muhammad) Senantiasa akan melihat
kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak
berkhianat), maka maafkan merek dan biarkan mereka, Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Rasulullah SAW juga bersabda,
‫ست َ َر هُ هللاُ يَ او َم اال ِقيَا َم ِة‬
َ َّ‫ْلَيَ است ُ ُر َع ابدًا فِي الدُّ انيَا إِْل‬
“Tidaklah seorang hamba menutupi aib hamba lainya di dunia kecuali
Allah menutupi aibnya pada hari kiamat.”(HR.Muslim).
38
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Dusun Babadan adalah dusun yang amat kecil yang warganya
beragama Islam. Sebagian warganya bekerja merantau sebagai sales buku
dan kuli bangunan, yang semua berada di luar kota. Dusun Babadan
merupakan sebuah dusun yang terletak di desa Duren Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang. Dusun ini berada pada jarak sekitar 7km
dari Kecamatan Tengaran, dan sekitar 25km dari Kabupaten Semarang.
Dusun ini memiliki luas 47,8 Ha, yang terbagi mejadi 1 RW 6 RT yaitu
RT 19, RT 20, RT 21, RT 22, RT 23, RT 24, Setiap RT mempunyai
tempat ibadah sendiri –sendiri seperti Mushola dan Masjid 1 yang berada
di RT 24. Dusun Babadan terletak paling barat dari desa Duren. Dengan
batas sebagai berikut :
Utara
: Desa Kenteng
Barat
: Desa Regunung
Selatan
: Dusun Gading
Timur
: Dusun Dukuh
39
2. Kondisi Monografi
Jumlah Penduduk di dusun Babadan ini sendiri pada tahun 2015
sebanyak 954 jiwa, yang terbagi menjadi jumlah penduduk laki-laki 482
orang dan penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 472 orang. Dari
keseluruhan penduduk dusun Babadan tersebut 100% beragama Islam,
dengan kondisi masyarakat religious. Data terahir dusun Babadan tahun
2015 menyebutkan:
Jumlah Penduduk Menurut Usia
NO
LAKI_LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
1
KELOMPOK
UMUR (TAHUN)
0<1
22
17
39
2
1>5
47
58
105
3
6-10
32
42
74
4
11-15
46
43
89
5
16-20
55
37
92
6
21-25
49
58
107
7
26-30
46
48
94
8
31-40
49
35
84
9
41-50
43
42
85
10
51-60
55
57
112
11
60 Keatas
Jumlah
38
482
35
472
73
954
40
Jumlah Penduduk Menurut Agama
NO
1
KELOMPOK
AGAMA
Islam
2
LAKI_LAKI PEREMPUAN
JUMLAH
482
472
954
Khatolik
-
-
-
3
Kristen
-
-
-
4
Hindu
-
-
-
5
Budha
-
-
-
6
Khonghucu
-
-
-
482
472
954
Jumlah
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
NO
JENIS
PENDIDIKAN
LAKI_LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
1
2
3
4
5
6
Tidak Sekolah
Belum Tamat SD
Tidak Tamat SD
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
79
93
87
98
62
25
82
104
96
110
76
30
161
197
183
208
138
55
7
Tamat akademi/
Diploma
Sarjana
Jumlah
5
2
7
3
482
2
472
5
954
8
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
NO
1
2
3
4
5
6
JENIS
PEKERJAAN
PNS
TNI
Polisi
Swasta
Pensiunan
Pengusaha
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
2
1
32
3
-
2
9
-
4
0
1
41
3
0
41
7
8
9
10
11
12
Buruh
Bangunan
Buruh Industri
Buruh Tani
Petani
Peternak
Lain-Lain
Jumlah
106
6
112
48
60
74
9
49
384
88
45
34
52
236
136
105
108
9
101
620
Jumlah Tempat Ibadah
NO
1
2
3
4
5
Nama Tempat Ibadah
Masjid
Mushola
Gereja
Wihara
Pura
Jumlah
1
5
-
Pekerjaan masyarakat di dusun Babadan sebagian besar adalah
sebagai petani dan buruh dengan tingkat penghasilan ekonomi digolongkan
ke dalam kondisi menengah ke bawah. Untuk usia di atas 35 tahun
mayoritas berprofesi sebagai petani dan serabutan dan di bawah usia 35
tahun mayoritas sebagai buruh kontrak kariyawan pabrik.
Dalam segi Pendidikan formal masyarakat di dusun Babadan masih
digolongkan kedalam kelompok sangat rendah. Hal ini dapat dibuktikan
dengan minimnya minat orangtua untuk menyekolahkan anaknya kejenjang
pendidikan menengah ke atas apalagi sampai menyekolahkan anaknya ke
jenjang universitas bisa dihitung dengan hitungan jari. Para jamaah dzikir
Kalimahsodo mayoritas sekolahnya hanya sampai SMP. Adapun usia yang
telah mengikuti kegiatan dzikir ini mulai dari usia 17 tahun ke atas.
42
3. Sejarah Singkat Kalimahsodo
Pemaparan sejarah ini peneliti dapatkan dari Q informan yang
diperoleh dari ketua. Informasi
ini didapatkan dengan cara wawancara
langsung kepada ketua majlis dzikir Kalimahsodo yang merintis berdirinya
majlis di dusun Babadan berikut ini kutipan wawancara yang dilakukan
peneliti kepada ketua tersebut.
Majlis dzikir Kalimahsodo ini berdiri di Dusun Babadan pada 26
April 2012 di Masjid Baitus Salam Babadan yang berada di RT 24. Majlis
dzikir Kalimahsodo ini merupakan kumpulan dari Remaja dan seluruh
warga Babadan dengan tujuan mengadakan dzikir bersama setiap selapan 1x
atau 5 minggu 1x yang dilaksanakan pada malam jumat wage dan dilakukan
disetiap tempat ibadah Rt masing- masing secara bergantian. Dalam dzikir
kalimahsodo ini bertujuan membentuk akhlak masyarakat agar tercapai dan
sebagai peran sikap sosial masyarakat. Serta agar cinta kepada agama islam
dan taat kepada agama islam selalu dijalan Allah SWT. Berdirinya
Kalimahsodo ini dikarenakan saat itu banyak tren sholawat Habib Syeh dan
ahirnya para remaja Babadan mendirikan Majlis dzikir Kalimahsodo ini.
Saat itu mulailah membuat pengurus dan mengumpulkan dana di srambi
Masjid untuk membeli peralatan seperti tajidor dan lain-lainya. Terdiri dari
sesepoh Babadan, kadus, RW,RT, dan remaja Babadan disitulah terbentuk
pengurus dan pengumpulan dana dari para hamba-hamba Allah yang iklas
megeluarkan uangnya. Setelah dana terkumpul dan peralatan sudah terbeli
mulailah
majlis
dzikir
kalimahsodo
43
pertama
dilaksanakan
di
masjid.(Wawancara Ketua Majlis dzikir Kalimahsodo dusun Babadan 1
Febuari 2016)
4. Visi dan Misi Majlis Dzikir Kalimahsodo
Visi dari Kalimahsodo yaitu: Sebagai sarana edukasi bagi remaja dan
masyarakat untuk tampil berahlak baik dan taat kepada agama islam.
Misi dari Kalimahsodo yaitu:
a. Untuk memper dalam dan berbagi ilmu pengetahuan tentang Islam,
b. Menjadi remaja dan masyarakat berakhlak baik itu tidak hanya baik fisik
tetapi juga baik hati melalui berbagai acara positif, dan bersikap sosial.
c. Untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama masyarakat Babadan.
5. Data Kepengurusan Majlis Dzikir Kalimahsodo
Adapun data kepengurusan di Kalimahsodo, sebagai berikut:
a. Penasehat
: Hasyim.
b. Pembina
: Kiyai Dimyati
c. Ketua
: Anis Fasilahhudin, S.Pd.I.
d. Wakil Ketua
: Lutfinul Hakim
e. Sekretaris
: Mupit
f. Bendahara
: Subkhan
g. Humas
: Khoirul Huda
: Ampru Ambodho
44
Dalam kesempatan kali ini penulis mengadakan wawancara dengan
beberapa narasumber yang telah memberikan informasi kepada penulis
berkenaan dengan judul penelitian yang diambil. Para informan tersebut
adalah ketua Kalimahsodo, beberapa pengurus Kalimahsodo, dan beberapa
anggota Kalimahsodo yang turut andil dalam mensukseskan tujuan
Kalimahsodo.
B. Gambaran Informan
1. AK, merupakan pengurus Kalimahsodo sekaligus menjabat sebagai
ketua Kalimahsodo yang bertempat tinggal di Babadan, RT/RW 024/04,
Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. AK lahir di Kab. Semarang pada
27 Juni 1978. Bapak dari dua anak ini dulunya juga lulusan dari STAIN
Salatiga, MAN Tengaran, SMP Sudirman Ampel Dan MI Duren. Ia
berasal dari latar belakang keluarga yang cukup kental dengan
agamanya. Serta ia menjadi guru tambahan mengajar agama di SD
Duren 3 selain itu ia sebagai sales buku keluar kota. (Wawancara
Selasa, 23 Febuari 2016)
2. LD, merupakan salah satu anggota kalimahsodo dia juga menjadi
pengurus yang paling muda dia bertempat tinggal di Babadan RT/RW
024/04, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. LD lahir di Kab.
Semarang pada 21 Mei 1994 dia pernah menempuh jenjang pendidikan
di SD Duren 03, kemudian SMP 2 Tengaran, dilanjutkan di MAN
Tengaran, dan sekarang sedang kuliah di UKSW
45
semester 7. Dia
merupakan salah satu jamaah yang rutin mengikuti kegiatan dzikir.
(Wawancara Selasa, 23 Febuari 2016)
3.
LH, lahir di Kab. Semarang pada 16 September 1990 dan beralamat di
Babadan, RT/RW 019/04 Kec. Tengaran Kab. Semarang. LH
Merupakan Pengasuh Pondok di Ungaran
dia kuliyah di UNDIP
dengan mengambil jurusan Ekonomi. SMA Ungaran SMP 3 Tengaran
dan SD Duren 3 Dia hiduup dikalangan keluarga yang taat dengan
agama Islam dan kental dengan urusan agama Islam namun
keluarganya kurang mampu dan ahirnya dia kuliyah dengan biaya dia
menjadi pengasuh pondok dan mendapat beasiswa. Karena kebaikan dia
mengajar mengaji ada salah satu walimuridnya memberi hadiah dia
Umroh selama 9 hari.(Wawancara Rabu 24 Febuari 2016)
4.
AN Lahir di Kab. Semarang 18 April 1982 dia tinggal di Babadan
RT/RW 023/04, Duren, Kec. Tengaran Kab. Semarang. AN pernah
bersekolah di SD Duren 3, SMP 1 Tengaran dan SMA 3 Salatiga. Dia
hanya sebagai ibu rumah tangga biasa. Dia merupakan ibu dari 1 anak
dan suaminya yang taat agama. Membuat dia juga harus taat pada
agama dan suaminya kerja di Kalimantan 3 bulan sekali pulangnya.
(Wawancara Rabu 24 Febuari 2016)
5.
NK lahir di Kab. Semarang pada 26 Mei 1986, beralamat di RT/RW
021/04, Babadan, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. NK
merupakan anggota Kalimahsodo Ia memulai di jenjang pendidikan MI
Duren MTs N Susukan MAN Salatiga, kemudian ia kuliah D3
46
Kesehatan Lingkungan di SETIKES HAKLI Semarang. Dan Ia
Sekarang menjadi guru TK di TK PGRI Duren 1. Serta dalam kegiatan
rumah Ia menjadi guru les untuk anak-anak SD. NK sesosok orang
yang taat dengan agamanya dan pandai bergaul dengan sesama orang
lain. (Wawancara Rabu 24 Febuari 2016)
6.
SB beralamat di Babadan RT23 RW 04 Duren Kec. Tengaran Kab.
Semarang. Dia merupakan seorang guru ngaji disalah satu mushola di
Babadan yang berada di RT 23 dia mengajar ngaji anak-anak SD
sampai SMP setiap habis sholat magrib dia seorang yang dipandang taat
pada agama islam sehingga ditunjuk menjadi guru ngaji dimushola
tersebut. Dia lahir di Kab.Semarang pada 17 April 1981. Dia
mempunyai seorang anak laki-laki kecil yang berumur 3 Thn dan
seorang Istrinya yang berkerja di Saudiarabia. Kesendiriannya
mendorong
SB
mengikuti
kegiatan
dzikir
di
majlis
dzikir
Kalimahsodo.(Wawancara Senin, 29 Febuari 2016 )
7.
MP, lahir di Kab. Semarang pada 12 November 1988, beralamat di
RT/RW 021/04, Babadan, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. MP
merupakan jamaah yang muda namun dia sangat tekun dalam
mengikuti kegiatan dzikir tersebut. Dia memulai belajar di jenjang
pendidikan Mi Gading SMP 3 Tengaran kemudian Mondok di Tremas
Pacitan, hingga 4 thn. Sekarang dia di rumah dan bekerja sebagai
penjual es keliling. (Wawancara Senin, 29 Febuari 2016 )
47
8.
WS, merupakan salah satu anggota Kalimahsodo yang bertempat
tinggal di Babadan, RT/RW 020/04, Duren, Kec. Tengaran, Kab.
Semarang. lahir di Kab. Semarang pada 27 Juni 1981. Dia dulunya
lulusan dari SD duren 2 dan SMP Assalafi Susukan. dia seorang ibu
dari dua anak perempuannya dan dia hanya bekerja sebagai ibu rumah
tangga biasa kesehariannya hanya mengurus 1 anak dan suaminya serta
anaknya yang paling besar bersekolah dan mondok di Jombang.
(Wawancara Senin, 29 Febuari 2016 )
C. Temuan Penelitian
1. Deskripsi Kegiatan Dzikir masyarakat di Majlis Dzikir Kalimahsodo
Dalam dzikir majlis dzikir kalimahsodo yang dilakukan yaitu
membaca ayat-ayat Al-quran Allah SWT yang agung. Mula-mula para
jamaah berdatangan ketempat yang sudah disediakan atau tempat yang
sudah mendapat giliran untuk menjadi tuan rumah majlis dzikir
Kalimahsodo. Para jamaah datang sebelum sholat isak dengan pakean
muslim dan putih namun yang mempunyai. Biasanya yang laki-laki
memakai koko, pecis putih dan yang perempuan memakai mekena putihputih. Setelah adzan isak dikumandangkan para jamaah siap-siap untuk
sholat isak bersama-sama. Setelah sholat isak selesai
baru mulailah
kegiatan berdzikir tersebut para pengurus dan ketua berada dibagian barisan
paling depan sedengakan para jamaah dibagian belakang. Dengan bacaan
dzikir yang dijelaskan olek AN
48
1.Alfatihah
2.Sahadat 3x
3.Wabarik kadalika abadan wardoan lihi wasobihi assuadai
waksuna hululal rodho waltufbina bilutfika fil khodo 3x
4.Assalamualaika aiyuhannabiyu warohmatuwallahhi wabarokatuh
3x
5.Ya latif 129x
6.Ya Salam 131x
7.Allahhumma antas salam sampai selesai .......
8.Alhamdulillah 7x
9.Allah hafiduallah latifu khodimun azaliyu haiyu khoyum layanamu
7x
10.Hasbunallah wanikmannakir 45x
11.Fankolabu binikmatin .........
12.Allahhumma sholliala saiyidina muhammad waala ali sayidina
muhammad 3x
13.Ya Allah Ya Rohman Ya Allah Ya Rohim 100x
14.Ya Allah Ya Khodim Ya Allah Ya Halim 100x
15.Ya Samiu Ya Basir 100x
16.Ya mubdiu Ya muidu Ya kholik 100x
17.Ya hafid Ya nasiru Ya wakilu Ya Allah 100x
18.Ya haiyu Ya koyum 100x birohmatika asthahis 100x
19. Nawaitu addakro takoruban ilallahi wahurujan minal maksiyati
afdolu dikri faklam annahu
20.Laila haillallah 100x
21. Innakuntuminat dholimin 10x
22.lahaulawala kuwata illabillahil aliyil adim 10x
23. Lahaulawala maljaa minallahi illailaihi 10x
24. Bismillahi alanafsi .......
25. Subhanallah wabihamdihi subhanaallah hiladim 33x
26.Alhamdulilah 33x
27. Allahhuakbar 33x
28. Waalasaiyidinamuhammad 10x
29.Ayat kursi 7x
30.Al iklas 7x
31.Alfalak 7x
32.Annas 7x
33.Alkoder 7x
34.Alamnasroh 7x
35.Allahhumma sholiwasallim alasaiyidina muhammad 10x
36.Lailahaillallah wahdahu lasarikalah lahumulku walahulhamdu
yuhyi wayumit wahuwa ala kuli saiyii khodir 10x
37.Istifar 100x
38.Waashaduannamuhamadurrosuluallah 3x
39.Illa huwal haiyul koyum watubuilaih 3x
49
Dan diahiri dengan Alfatihah.
Setelah dzikir selesai dilanjutkan membaca tahlil yang biasa dipimpin
oleh Bapak Kiyai Dhimyati sebagai tokoh agama dusun Babadan. Setelah
itu membaca Sholawat dengan diiringi rebana bersama-sama dan
dilanjutkan dengan istirahat sambil pungutan infak, mendapat snek dan
kultum yang biasanya di isi bergantian oleh pengurus dan tokoh-tokoh
agama Dusun Babadan. Diahiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh
ketua majlis dzikir tersebut ataupun sesepuh atau kiyai yang mengisi kultum
tersebut.
2. Hasil Wawancara 7 Orang Jamaah
Dalam hal ini penulis akan memaparkan hasil penelitian wawancara
yang seluruhnya. Hasil wawancara tersebut akan penulis pilah berdasarkan
urutan pertanyaan.
a. Motivasi berdzikir
Motivasi mengikuti dzikir mayoritas akan dekat dengan Allah SWT.
Sebagian hasil wawancara berikut “Karena saya ingin meningkatkan
ketakwaan saya kepada Allah SWT. Biyar hidup ini tenang, tentram”(LD
23 febuari 2016). Jawaban yang sama juga di berikan misalnya, NK “Agar
mendekatkan kita kepada Allah SWT sebagai rasa syukur” (24 febuari
2016). Jawaban yang sama juga diberikan oleh LH “Karena ada
dilingkungan saya dan saya ingin meningkatkan keimanan saya kepada
Allah” (24 febuari 2016), AN “Agar lebih, dan selalu mengingat Allah.”(24
febuari 2016), NK “Agar mendekatkan kita kepada Allah SWT sebagai rasa
50
syukur” (24 febuari 2016), SB “Saya ingin mendekatkan diri dengan Allah
SWT” (29 febuari 2016), MP “Karena saya ingin mendekatkan diri dengan
Allah” (29 febuari 2016). Sementara WS memberi penjelasan yang agak
berbeda “Karena saya orang awam ya ikut begitu saja biyar seperti temanteman lainnya” (29 Febuari 2016). Penjelasan tersebut mengingatkan bahwa
WS belum sepenuhnya memiliki motifasi yang jelas selain hanya ikut
ikutan.
b. Tentang lamanya jamaah mengikuti kegiatan.
Dari hasil wawancara sebagian besar para jamaah mengikuti kegiatan
dzikir sejak terbentuknya majlis dzikir tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh
LD “Saya ikut kegiatan dzikir ini sejak awal dimulai kegiatan dzikir” (23
Febuari 2016). Dan AN “Sejak sering ada majlis dzikir ini”, NK “Sejak
ada kegiatan ini” (24 Febuari 2016), SB “Sejak kegiatan dzikir ini dimulai”
(29 Febuari 2016). MP “Sejak kegiatan dzikir dimulai dari awal” (29
Febuari 2016). Namun disini jamaah ada juga yang memberikan jawaban
yang berbeda seperti yang diungkapkan oleh LH mengikutinya kegiatan
“Sejak Diadakan di Mushola saya”(24 Febuari 2016), dan WS
mengikutinya kegiatan “Sejak berada di Masjid” (29 Febuari 2016).
c. Tentang rutinitas kegiatan
Jamaah secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini dilakukan
seperti yang diungkapkan LD “Alhamdulilah saya mengikuti kegiatan dzikir
ini dengan rutin” (23 Febuari 2016 ). Seperti yang di ungkapkan LH
“Sering, Namun tidak rutin karna saya sering pergi kalau saya dirumah ya
51
slalu mengikuti” (24 Febuari 2016). Seperti yang di ungkapkan NK “iya
rutin” (24 Febuari 2016), SB “Iya alhamdulilah rutin” (29 Febuari 2016),
MP “Iya alhamdulilah rutin” dari 7 orang jamaah yang diwawancarai ada
juga yang memberikan jawaban yang berbeda-beda seperti yang di
ungkapkan AN “Iya, Kecuali kalau ada halangan” (24 Febuari 2016).
Yang diungkapkan WS “Saya jarang mengikutinya kalau kegiatannya di
dekat saya ya berangkat” ( 29 Febuari 2016).
d. Kemampuan menghafal lafadz dzikir
Dalam pembacaan lafadz dzikir para jaamah kebanyakan belum pada
hafal. Namun salah satu jamaah ini LD mengungkapkan “Alhamdulilah
hafal kan tinggal menirukan pemimpinnya”(23 febuari 2016). Berbeda
dengan LD. LH juga mengungkapkan “Belum, Tapi saya membaca
bukunya”(24 Febuari 2016). Selain itu AN mengungkapkan “Belum, kecuali
kalau bareng-bareng sudah”(24 Febuari 2016). NK mengungkapkan
“Sedikit hafal masih lihat tulisan”(24 Febuari 2016). Selain membaca buku
ada juga yang mengatakan tinggal menirukan seperti yang diungkapkan
“Belum hafal saya tapi kan itu tinggal menirukan”(29 Febuari 2016).
Bawasannya seeorang itu manusia yang luput dari kekurangan sehingga
tidak dapat sesempurna mungkin MP mengatakan dalam menghafal Lafadz
dzikr dia “Sebagian hafal sebagian tidak” (29 febuari 2016). WS
mengungkapkan “Tidak hafal namun sedikit-sedikit ya bisa” (29 Febuari
2016).
e. Kegiatan-kegiatan selain dzikir
52
Selain berdzikir dalam kegiatan ini biasanya ada tambahan
kegiatan seperti yang ditegaskan LD “iya ada setelah dzikir selesai
biasanya ada kultum” (23 Febuari 2016) LH “Ada, Ceramah Pak kiyai”
(23 Febuari 2016). AN “Iya ada kultum dan pungutan dana amal jariyah”
(23 Febuari 2016) NK “Biasanya ada ceramah dari kiyai” (23 Febuari
2016) Serta yang diungkapkan SB “iya kultum ada selain itu
bersholawatan juga” (29 Febuari 2016) MP “Kultum pasti ada disetiap
ahir acara” (29 Febuari 2016). Dan WS “iya kultum ada” (29 Febuari
2016). Dari jawaban para jamaah dalam kegiatan majlis dzikir
kalimahsodo setelah kegiatan dzikir selesai itu ada kegiatan pungutan amal
jariyah dan di ahir acara ada kultum dari bapak kiyai.
f. Dampak Berdzikir secara personal
Mayoritas jamaah kegiatan berdzikir Kalimahsodo adanya dampak
berdzikir secara personal LD mengatakan “Dampaknya hati menjadi
tentram, alhamdulilah keimanan saya dengan Allah SWT semakin
meningkat sholat saya jadi teratur dan mulai tepat dengan waktu. Selain
itu komunikasi saya dengan orang lain mudah dan tidak ketinggalan
berita masyarakat sekitar saat tetangga sakit” (23 Febuari 2016).LH
mengungkapkan “Ya apa yang saya inginkan seperti keinginan saya
mengikuti ini. Keimanan saya meningkat, tambah ilmu, tambah
persaudaraan, sosialisasi saya kemasyarakat seluruhnya juga menjadi
baik” (24 Febuari 2016). AN memberi jawaban “ Saya merasa lebih
tenang dan merasa dekat dengan Allah SWT” (24 Febuari 2016). NK
53
berusaha menjelaskan bahwa dengan berdzikir “ Hati lebih tentram, dan
sebagai pengingat agar menjadi baik dalam hal semua kehidupan ini” (24
Febuari 2016). SB mengungkapkan “Dampaknya sesuai dengan keinginan
saya bisa dekat dengan Allah” (29 Febuari 2016).
Selain LD dan AN dampak secara personal yang diraskan MP
memberikan jawaban yang intinya sama dengan LD dan AN tersebut
“Alhamdulillah saya makin dekat dengan Allahdan bisa Istiqomah” (29
Febuari 2016). WS juga mengungkapkan “Ya dampak yang saya rasakan
dekat dengan jamaah masyarakat, keimanan saya juga meningkat saya
pikir-pikir” (29 Febuari 2016).
g. Dampak / Implikasi sosial
Kegiatan dzikir ini memiliki implikasi tidak hanya individual
namun juga mempunyai manfaat secara personal seperti yang diungkapkan
LD.“Ada, manfaatnya contohnya yaa menjenguk orang sakit tadi secara
bersama-sama, selain itu biasanya takziah juga ada, selain itu juga ada
gotong royong pembenahan rumah ditempat orang yang membuat rumah”
semua itu diumumkan dalam kegiatan majlis dzikir (23 Febuari 2016 ).
Selain LD LH juga mengatakan “Tentu ada, Contohnya, mendorong kita
untuk bersodakoh, tolong menolong yang biasanya jarang membantu
tetangga sekarang dengan mengikuti majlis dzikir ini tolong menolongnya
makin erat.” (24 Febuari 2016). Selain LD dan LH, AN mengatakan “Iya
ada, “Kita bisa saling bersilaturohmi satu sama lain, yang jelas tali
silaturohmi ini semakin kuat, dan acara kemanusian lainnya itu bisa lebih
54
lancar, tetangga yang sakit langsung tau dan menjenguk.” (24 Febuari
2016). NK juga memberikan jawaban yang sama “Ada, “Bisa saling
silaturohmi di masyarakat dengan contoh Bila ada kegiatan dimasyarakat
biasanya disampaikan dalam kegiatan majlis ini saling gotong
royong.”(24 Febuari 2016).
Dalam kegiatan majlis dzikir Kalimahsodo mempunyai dampak /
Implikasi seperti yang di ungkapkan SB.“Ada dalam majlis ini,
.contohnya yaa menjenguk orang sakit, tolong menolong sesama
masyarakat sekitar.”( (29 Febuari 2016). MP juga memberi tanggapan
bahwa dalam kegiatan dzikir “Ada manfaatnya sosial, contohnya manfaat
secara sosial yaitu sesama masyarakat lain saling gotong royong,
menjenguk orang sakit, para jamaah yang muda-muda bisa menghormati
orang yang lebih tua”( (29 Febuari 2016). WS juga mengungkapkan.“Ya
ada to manfaatnya sosial, “silaturohmi antar jamaah semakin erat,
menjenguk orang yang sakit bersama-sama” (29 Febuari 2016).
Bawasannya dalam kegiatan dzikir dimajlis dzikir kalimahsodo dusun
Babadan mempunyai dampak/ Implikasi bagi seluruh jamaah dan
masyarakat Khususnya dusun Babadan.
55
BAB IV
PEMBAHASAN
Adapun hal yang sudah didapatkan penulis untuk membahas bab
sebelumnya yang dapat ditangkap oleh penulis dari beberapa hal dari temuantemuan peneliti yang didapatkan dari wawancara ataupun observasi yang
dilakukan di lapangan yang sesuai dengan rumusan masalah yang ditemukan
diantaranya:
A. Deskripsi Kegiatan Dzikir Masyarakat di Majlis Dzikir Kalimahsodo.
Dzikir yaitu merupakan amalan yang paling utama untuk mendapatkan
keridaan Allah, senjata yang paling ampuh untuk mengalahkan musuh dan
perbuatan yang paling layak untuk memperoleh pahala. Dzikir adalah bendera
Islam, pembersih hati, inti ilmu agama, pelindung dari sifat munafik, ibadah
yang paling mulia, dan kunci semua keberhasilan. “bentuk penglihatan ini
diberikan kepada orang yang selalu bermawas diri (muraqabah), bertafakur
(fikr), dan bersiap diri (iqbal) bagi kehidupan akhirat”
Dzikir mengingat Allah sangat besar manfaatnya dalam kehidupan dunia
maupun akhirat antara lain sebagai berikut ini :
1. Mendapat ketenangan hati dan bebas dari perasaan jengkel,kecewa, sedih,
duka, dendam dan stress berkepanjangan ( Ar Raad 28)
2. Dikeluarkan dari kegelapan dan kesempitan hidup kepada cahaya terang
benderang serta mendapat salam penghormatan (sholawat) dari Allah dan
para MalaikatNya (Al Ahzab 43)
56
3. Terpelihara dan terhindar dari melakukan perbuatan keji dan mungkar (Al
Ankabut 45)
4. Terpelihara dari kelicikan dari tipu daya syetan yang berusaha
menyesatkan (An Nahl 99)
5. Selalu mendapat jalan keluar dari berbagai kesulitan yang datang
menghadang dan mendapat rezeki dari tempat yang tidak pernah diduga,
serta selalu dicukupkan semua kebutuhan hidupnya ( At Thalaq 2-3)
6. Dibukakan baginya pintu kemenangan, diampuni dosanya yang lalu dan
yang akan datang, ditambahkan baginya berbagai kenikmatan hidup,
ditunjuki jalan yang lurus , dan diberi pertolongan dengan kekuatan yang
dahsyat. ( Al Fath 1-3)
7. Selalu mendapat perhatian istimewa dari Allah dimanapun ia berada ,
selama ia ingat pada-Nya (Al Baqarah 152)
8. Terhindar dari beban hidup yang berat dan tidak sanggup dipikul serta
terhindar dari siksa dan azab yang melampaui batas ( Al Baqarah 286)
9. Diampuni
segala
dosanya,
dihapuskan
segala
kesalahannya
dan
diwafatkan bersama orang yang berbuat kebaikan ( husnul khotimah) (Ali
Imran 193)
10. Mendapat kehidupan yang baik sampai datang ajal yang telah ditetapkan
(Hud 3, An-Nahl 97)
11. Dibalasi dan dilipat gandakan amal kebaikannya dengan yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan ( An Nahl 96-97)
57
12. Selalu disertai Allah dimanapun mereka berada (Al Baqarah 153, Al Hadit
4)
13. Mendapat pertolongan dari ribuan tentara malaikat dalam menghadapi
berbagai hal dan masalah didunia maupun akhirat ( Ali imran 124-125,
Fushilat 30-31)
14. Dimudahkan semua urusannya dan diberi bimbingan menempuh jalan
yang mudah (Al Lail 7, Al A’la 8)
15. Dibukakan baginya keberkahan dan pintu rahmat dari langit dan bumi (Al
A’raaf 96)
16. Diwafatkan dalam keadaan baik dan disambut oleh para malaikat dengan
salam penghormatan ( An Nahl 32, Ar Raad 23-24, Al Ahzab 44 )
17. Mendapat kehidupan yang baik selama masa menanti dialam barzakh ( Ali
Imran 169)
18. Memiliki wajah yang putih berseri dihari berbangkit ( Ali Imran 106-107)
19. Memiliki wajah dan tubuh yang bercahaya terang dihari berbangkit ( Al
Hadit 12-13 dan At Tahrim 8)
20. Menerima buku catatan amal dari sebelah kanan dan dimudahkan saat
dihisab dan ditimbang semua amalnya (Al Haqqah 19-21 )
21. Memiliki timbangan kebaikan yang lebih banyak dan berat (Al Qori’ah 67,Al A’raaf 8)
22. Diselamatkan Allah dari ganas dan panasnya api neraka (Maryam 72-73,
Al Lail 17)
58
23. Dimasukan kedalam taman syurga dan hidup kekal selamanya disana (Az
zumar 73)
Dalam dzikir majlis dzikir kalimahsodo dari hasil wawancara dengan
ketua majlis dzikir Kalimahsodo yang dilakukan yaitu membaca ayat-ayat AlQuran Allah SWT yang agung yaitu mula-mula membaca Alfatihah,Sahadat
3x, Wabarik kadalika abadan wardoan lihi wasobihi assuadai waksuna hululal
rodho waltufbina bilutfika fil khodo 3x, Assalamualaika aiyuhannabiyu
warohmatuwallahhi wabarokatuh 3x, Ya latif 129x, Ya Salam 131x,
Allahhumma antas salam sampai selesai ......., Alhamdulillah 7x, Allah
hafiduallah latifu khodimun azaliyu haiyu khoyum layanamu 7x, Hasbunallah
wanikmannakir 45x, Fankolabu binikmatin ........., Allahhumma sholliala
saiyidina muhammad waala ali sayidina muhammad 3x, Ya Allah Ya
Rohman Ya Allah Ya Rohim 100x, Ya Allah Ya Khodim Ya Allah Ya Halim
100x, Ya Samiu Ya Basir 100x, Ya mubdiu Ya muidu Ya kholik 100x, Ya
hafid Ya nasiru Ya wakilu Ya Allah 100x, Ya haiyu Ya koyum 100x
birohmatika asthahis 100x, Nawaitu addakro takoruban ilallahi wahurujan
minal maksiyati afdolu dikri faklam annahu, Laila haillallah 100x,
Innakuntuminat dholimin 10x, lahaulawala kuwata illabillahil aliyil adim 10x,
Lahaulawala maljaa minallahi illailaihi 10x, Bismillahi alanafsi .......,
Subhanallah wabihamdihi subhanaallah hiladim 33x, Alhamdulilah 33x,
Allahhuakbar 33x, Waalasaiyidinamuhammad 10x, Ayat kursi 7x, Al iklas
7x, Alfalak 7x, Annas 7x, Alkoder 7x, Alamnasroh 7x, Allahhumma
sholiwasallim
alasaiyidina
muhammad
59
10x,
Lailahaillallah
wahdahu
lasarikalah lahumulku walahulhamdu yuhyi wayumit wahuwa ala kuli saiyii
khodir 10x, Istifar 100x, Waashaduannamuhamadurrosuluallah 3x, Illa huwal
haiyul koyum watubuilaih 3x. Dan diahiri dengan Alfatihah. Setelah
pembacaan dzikir selesai dilanjutkan membaca tahlil bersama-sama dengan
dipimpin bapak kiyai Dimyati dia seorang tokoh agama dusun Babadan.
Selain itu dalam kegiatan dzikir majlis dzikir Kalimahsodo selain
berdzikir dalam kegiatannya itu ada bersholawat yang diiringi dengan rebana
yang diisi oleh para jamaah yang remaja laki-laki, setelah itu pungutan amal
jariyah dengan seiklasnya, seperti yang diungkapkan oleh AN bawasannhya
setelah kegitan dzikir selesai ada pungutan amal jariyah. Selain itu diahir
acara ada kegiatan kultum yang diisi oleh kyai ataupun tokoh agama dusun
Babadan. Seperti yang diungkapkan oleh para jamaah LH, AN, NK, SB,WS
bawasannya ahir acara ada Kultum atau ceramah dari kiyai.
Uraian tersebut di atas kiranya dapat menguatkan penjelasan bahwa
deskripsi kegiatan dzikir itu benar-benar berjalan dengan sebaik-bainya dan
mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk para jamaah dan para
masyarakat sekitarnya. Selain itu kegiatan dzikir mempunyai manfaat
keagamaan yang sangat luar biasa dan bagus.
B. Implikasi Kegiatan Dzikir Terhadap Nilai-Nilai Pendidikan Sikap Sosial
Masyarakat
Implikasi kegiatan dzikir terhadap sikap nilai-nilai pendidikan sosial
masyarakat. Tujuan utama mempelajari dan berdzikir adalah mengetahui
60
perihal nafsu dan sifat-sifatnya, baik nafsu yang tercela maupun nafsu yang
terpuji. Sifat nafsu yang tercela harus dijauhi dan yang terpuji setelah diketahui
harus dilaksanakan. Para jamah berdzikir ini mengalami dua hal terkait keikut
sertaannya mengikuti kegiatan dzikir di majlis dzikir Kalimahsodo yaitu dalam
hal ibadah kepada Allah dan perihal hubungannya dengan sesama manusia.
Implikasi yaitu efek yang ditimbulkan dimasa depan atau dampak yang
dirasakan ketika melakukan sesuatu. Implikasi kegiatan dzikir terhadap sikap
sosial masyarakat bermacam-macam anatara lain;
a. Apabila bertemu mengucapkan salam, dan apabila mendapat ucapan
salam, membalasnya.
b. Menjenguk orang sakit
c. Mencintai untuk sesama muslim apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri,
dan membenci untuk mereka apa yang ia benci untuk dirinya sendiri.
d. Menolong sesama muslim yang sangat membutuhkan pertolongan.
e. Rendah hati dan tidak sombong.
f. Tidak bersifat dengki, berprasangka buruk, atau mencari kesalahan
sesama muslim.
g. Menghormati jika ia dewasa (tua) dan menyayanginya jika ia masih kecil.
Pada beberapa informan yang telah dimintai keterangan melalui
wawancara, ada yang mengatakan bahwa Implikasi kegiatan dzikir terhadap
nilai-nilai pendidikan sikap sosial masyarakat hati menjadi tentram, keimanan
dengan Allah SWT semakin meningkat, Selain itu komunikasi dengan orang
lain mudah dan tolong menolong sesama masyarakat lain. sehingga Sikap
61
sosial adalah kesadaran individu yang tercermin dalam perbuatan terhadap
sesama muslim. Melalui Kegiatan dzikir akan mendapatkan ilmu pengetahuan
yang bermanfaat dan agar tingkah laku seseorang dapat terarah kepadahal-hal
yang positif. Selain pada keimanan yang majlis dzikir tempuh dalam
membentuk
dan
mengembangkan
sikap
sosial
masyarakat,
ternyata
lingkunganpun memiliki pengaruh terhadap perkembangan sikap sosial. Seperti
halnya majlis dzikir Kalimahsodo ini juga memiliki andil dalam pembentukan
dan pengembangan sikap sosial masyarakat di majlis dzikir Kalimahsodo.
Pembentukan dan pengembangan sikap sosial
yang dilakukan oleh majlis
dzikir kalimahsodo lebih ditekankan pada penguatan agama dan penguatan
akhlak kepada sesama muslim antar majlis dzikir Kalimahsodo khususnya
maupun masyarakat Babadan pada umumnya.
Masyarakat Dusun Babadan bisa dikatakan sebagai masyarakat yang
tingkat sosial kemasyarakatannya cukup tinggi, hal ini terlihat ketika dalam
sebuah kegiatan yang melibatkan penduduk setempat ternyata banyak yang
berpatisipasi dan terlihat kesadaran masyarakat akan gotong royong cukup
tinggi. Selain itu terlihat juga dalam kepedulian sesama, ketika salah satu
penduduk yang mempunyai hajatan (acara), banyak dari tetangga, kerabat, dan
sanak famili yang datang untuk membantu tanpa adanya pamrih. Hal ini
membuktikan bahwa rasa solidaritas antar masyarakat terjalin baik.
Banyak hal yang melatar belakangi seseorang untuk ikut dalam kegiatan
berdzikir di majlis dzikir Kalimahsodo ini contohnya; Bapak LD, LH, SB, MP
beliau adalah jamaah Majlis dzikir Kalimahsodo. Beliau beranggapan bahwa
62
kegiatan ini adalah suatu hal yang sangat positip karena selain kita dituntut
untuk lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan berdo’a juga
mengurangi kebiasaan warga yang banyak menghabiskan waktu malam mereka
di depan HP dan Telivisi dan juga habis waktu mereka untuk nongkrong di
Jalan pos ronda. Salah satu alasan ini bisa menunjukkan bahwa memang
mereka mengikuti kegiatan ini sepenuhnya atas kesadaran mereka sendiri tanpa
adanya paksaan dari pihak-pihak tertentu, meskipun kita memandang kegiatan
ini menyita sebagian waktu malam mereka untuk berkumpul bersama dan
melakukan ritual tertentu, tetapi hal tersebut justru membuat mereka merasa
lebih baik dan hidup mereka lebih bermakna dan tentram. Selain itu kata beliau
kegiatan semacam demikian akan selalu dijaga dan dilestarikan demi
mengurangi hal-hal negatif yang disebabkan oleh perkembangan zaman yang
menjauhkan kita secara tidak langsung dari kegiatan-kegiatan keagamaan
seperti dzikir di majlis dzikir Kalimahsodo.
Lain halnya dengan ibu AN dan NK. Beliau menilai hal tersebut malah
menunjukkan bentuk keinginan warga untuk bertemu satu sama lain yang
dimanfaatkan untuk tukar informasi. Serta agar kegiatan masyarakat lainnya
tercapai seperti gotong royong, menjenguk orang sakit, takziah. Memang
sebagian masyarakat yang tingkat keilmuan keagamaan yang tinggi mereka
bisa memahami makna diadakannya kegiatan dzikir di Majlis dzikir
Kalimahsodo, namun bagi mereka yang hanya mengikuti keputusan bersama,
mereka hanya memanfaatkan hal ini untuk menunjukkan sikap kebersamaan
63
antar warga masyarakat, supaya tidak menyebabkan perpecahan hanya karena
tidak mengikuti keputusan bersama.
Begitu juga dengan Ibu WS dia mengikuti kegiatan dzikir Karena dia
orang awam motivasi dia mengikuti kegiatan dzikir dia cuman ikut-ikutan
biyar seperti teman-teman lainnya, seperti masyarakat yang mengikuti kegiatan
dzikir tersebut. Bahwa wawasan ibu WS kurang luas dan hanya semata-mata
ikut-ikutan belum menyentuh hatinya mengapa tujuan berdzikir yang
sesungguhnya.
Kegiatan Dzikir yang ada di Dusun Babadan melibatkan hampir seluruh
masyarakat khusunya kaum adam dan remaja. Maka banyak mucul berbagai
motivasi mereka dalam mengikuti kegiatan tersebut, sehingga secara tidak
langsung muncul juga berbagai tanggapan masyarakat akan adanya kegiatan
tersebut.
Para jamaah mengikuti kegiatan dzikir itu kebanyakan dari sejak awal
dibentuknya majlis dzikir Kalimahsodo. Seperti yang dikatakan Bapak LD, SB,
MP dia mengikuti kegiatan dzikir sejak awal dibentuk kegiatan. Selain itu Ibu
NK dan ibu AN juga mengikuti kegiatan dzikir sejak ada kegiatan itu
merupakan bahwa antusias masyarakat Babadan untuk mengikuti kegiatan
dzikir sangatlah baik dan sangat mempunyai motivasi yang tinggi untuk dekat
dengan Allah SWT. Walaupun Bapak LH dan Ibu WS mengatakan bahwa
mereka mengikuti kegiatan sejak di musholaya masing-masing.
Selain antusias para jamaah yang sangat tinggi dan baik mengikuti
kegiatan dzikir. Dalam rutinitas kegiatanpun para jamaah juga sangat baik
64
dalam menjalankan kegiatan dan rutin mengikutinya seperti yang diungkapkan
oleh Bapak LD, SB, MP mengikuti kegiatan selalu berangkat saat ada kegiatan
tersebut selain itu Ibu NK juga mengatakan bahwa ia mengikuti kegiatan
dengan rutin dan sungguh-sungguh. Namun dalam hal lain Ibu AN mengatakan
dia rutin namun kalau ada halangan tidak berangkat. Seperti yang diungkapkan
Ibu WS Saya jarang mengikutinya kalau kegiatannya di dekat saya ya
berangkat.
Namun dalam kemampuan menghafal dzikir para jamah majlis dzikir
kebanyakan belum pada menghafal ayat-ayat tersebut dikarenakan dalam
pembacaan ayat-ayat dzikir para jamaah mengikuti pemimpin atau imam
berdzikir dan membaca bukunya sehingga motivasi menghafal ayat-ayat dzikir
berkurang. Namun itu semua sudah menunjukkan bahwa para jamaah mau
mengikuti kegiatan dzikir.
Selain berdzikir dalam kegiatan majlis dzikir kalimahsodo ada kegiatan
lainnya seperti bersholawat diiringi rebana, infak, dan yang terahir itu kultum
atau siraman rohani disitulah para jamaah mendapat tambahan wawasan
tentang info sosial beragama dan disitulah para jamaah mengembangkan sikap
sebagaimana mestinya.
Dalam berdzikir di majlis dzikir kalimahsodo para jamaah mempunyai
dampak dzikir secara personal atau dampak pribadi setelah para jamaah
mengikuti kegiatan dzikir para jamaah mempunyai dampak pribadi yaitu hati
menjadi tentram, keimanan meningkat, solidaritas atau sikap sosialnya menjadi
lebih baik. Seperti yang diuangkapkan oleh Bapak LD hati menjadi tentram,
65
alhamdulilah keimanan Bapak LD dengan Allah SWT semakin meningkat
sholat Bapak LD juga menjadi teratur dan mulai tepat dengan waktu. Selain itu
komunikasi Bapak LD dengan orang lain mudah dan tidak ketinggalan berita
masyarakat sekitar. Selain itu Bapak LH, SB dan MP mengatakan dengan inti
yang sama yaitu keimanan meningkat, sholidaritas sesama masyarakat lain juga
meningkat dan menjadi baik. Selain itu para jamaah ibu-ibu seperti ibu AN,
NK, dan WS juga mengatakan bahwa keimanan mereka juga meningkat
dengan baik. Semua itu merupakan para jamaah yang mengikuti kegiatan
berdzikir mempunyai dampak individual yang sangat baik dan bermanfaat.
Kegiatan berdzikir selain memiliki dampak personal juga mempunyai
dampak sosial. Informasi tentang adanya warga yang sakit mudah diketahui
sehingga masyarakat atau jamaah bisa secara bersama-sama menjenguk
demikian juga dengan takziah. Seperti yang diungkapkan LD Ada,
bermanfaatnya contohnya yaa menjenguk orang sakit tadi secara bersamasama, selain itu biasanya takziah juga ada, selain itu juga ada gotong royong
pembenahan rumah di tempat orang yang membuat rumah. Selain LD dan LH
juga mengatakan Tentu ada, Contohnya, mendorong kita untuk bersodakoh,
tolong menolong yang biasanya jarang membantu tetangga sekarang dengan
mengikuti majlis dzikir ini tolong menolongnya makin erat. Selain LD dan LH,
AN mengatakan Iya ada, Kita bisa saling bersilaturohmi satu sama lain, yang
jelas tali silaturohmi ini semakin kuat, dan acara kemanusian lainnya itu bisa
lebih lancar, tetangga yang sakit langsung tau dan menjenguk. NK juga
memberikan jawaban yang sama Ada, Bisa saling silaturohmi di masyarakat
66
dengan contoh Bila ada kegiatan dimasyarakat biasanya disampaikan dalam
kegiatan majlis ini saling gotong royong. Dalam kegiatan majlis dzikir
Kalimahsodo mempunyai dampak atau Implikasi seperti yang di ungkapkan
SB Ada dalam majlis ini, contohnya yaa menjenguk orang sakit, tolong
menolong sesama masyarakat sekitar. MP juga memberi tanggapan bahwa
dalam kegiatan dzikir Ada manfaatnya sosial, contohnya manfaat secara sosial
yaitu sesama masyarakat lain saling gotong royong, menjenguk orang sakit,
para jamaah yang muda-muda bisa menghormati orang yang lebih tua. WS
juga mengungkapkan. Ya ada to manfaatnya sosial, silaturohmi antar jamaah
semakin erat, menjenguk orang yang sakit bersama-sama. Bawasannya dalam
kegiatan dzikir dimajlis dzikir kalimahsodo dusun Babadan mempunyai
dampak atau Implikasi bagi seluruh jamaah dan masyarakat Khususnya dusun
Babadan.
Uraian tersebut di atas kiranya dapat menguatkan penjelasan bahwa
kegiatan dzikir tidak hanya memiliki efek atau implikasi secara personal
namun juga bersifat sosial.
Hal tersebut sebagaimana diajarkan dalam al Quran pentingnya amalamal sholeh disamping keimanan seperti dalam surat Al Ashr
‫ت‬
ِ ‫ص ِل َح‬
‫َو اال َع ا‬
َّ ‫سانَ لَ ِف اي ُخ اس ٍر اِْلَّ الَّ ِذ يانَ ا َ َمنُ او َاو َع ِملُوال‬
ِ ‫ص ِر ا َِّن ا‬
َ ‫اْل ان‬
‫صب ِار‬
َّ ‫ص اوا ِبال‬
َ ‫ق َوت َ َوا‬
َ ‫َوت َ َوا‬
ِ ‫ص اوا ِب اال َح‬
Artiya:”Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam
kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengajarkan amal saleh
dan menasehati supanya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menepati kesabaran.”
67
Dalam hasil wawancara di atas tersebut bahwa dalam kegiatan dzikir di
majlis dzikir Kalimahsodo, sikap sosial yang dikembangkan yaitu menjenguk
orang sakit bersama-sama.
Ada banyak faedah yang terkandung dalam amalan mulia menjenguk
orang sakit. Salah satu faedah yang bisa dipetik adalah menumbuhkan rasa
syukur dalam jiwa penjenguk. Tentu maksudnya bukan bersyukur karena
saudaranya terkena musibah, akan tetapi bersyukur karena Allah telah
menumpahkan karunia kesehatan yang tiada terkira kepada dirinya.
Jangan ditanya seberapa besar pahala yang disedikan oleh Allah bagi
orang yang melakukan kebajikan ini. Salah satunya bisa kita simak dari hadis
riwayat Ali r.a., bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
ُ ‫ام ان ُم اس ِل ٍم يَعُودُ م اسل ًما‬
‫ف َملَكٍ َحتَّى‬
ِ ‫َم‬
َ ‫صلَّى َعلَ اي ِه‬
َ َّ‫غ اد َوة ً ِإْل‬
َ ‫س ابعُونَ أ َ ال‬
‫صبِ َح‬
‫ف َملَكٍ َحتَّى يُ ا‬
َ ‫صلَّى َعلَ اي ِه‬
َ َّ‫ِي َو ِإ ان َعادَهُ َع ِشيَّةَ ِإْل‬
َ ‫س ابعُونَ ا َ ال‬
َ ‫يُ امس‬
‫اف ِفي اال َجنَّ ِة‬
ٌ ‫َو َكانَ لَهُ خ َِري‬
“Tidaklah seorang muslim yang menjenguk muslim lainya dipagi hari kecuali
ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga sore hari. Dan jika
menjenguknya disore hari, ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga
pagi, dan baginya satu kebun di surga.” (HR. Al-Tirmizi)
Mengunjungi orang sakit ternyata mengandung banyak hikmah, termasuk
bagi si sakit. Pembesukan mempunyai daya terapi yang sangat manjur untuk
kesembuhan si sakit. Dengan menjenguk orang sakit, secara tidak langsung kita
telah memberikan sugesti kepadanya supaya cepat sembuh. Desakan psikologis
ini akan memompa kondisi fisiknya sehingga dapat mempercepat kepulihannya
seperti sedia kala.
68
Selain menjenguk orang sakit sikap sosial yang diterapkan dalam
kegiatan dzikir para jamaahnya yaitu tolong menolong. Menolong sesama
muslim yang sangat membutuhkan pertolongan.
Hal ini ditandaskan secara langsung oleh Rasulullah SAW. Dalam hadist
berikut,
‫اال ُم اس ِل ُم أَ ُخو اال ُم اس ِل ِم ْلَ يَ ا‬
‫ظ ِل ُمهُ َوْلَ يُ اس ِل ُمهُ َو َم ان َكانَ فِي َحا َج ِة‬
ُ‫ع انه‬
َ ُ‫ع ان ُم اس ِل ِم ُك اربَةَ فَ َّر َج هللا‬
َ ‫أَ ِخي ِه َكانَ هللاُ فِي َحا َختِ ِه َو َم ان فَ َّر َخ‬
‫ت َي او ِم اال ِق َيا َم ِة‬
ِ ‫ُك اربَةَ ِم ان ُك ُر َبا‬
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh
mendzoliminya dan menyerahkannya kepada musuh. Dan siapa yang berusaha
memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya.
Siapa yang menghilangkan darinya kesusahan pada hari kiamat. ”(Riwayat
Bukhori).
Gotong royong terhadap masyarakat sekitarnya hal itu menunjukkan
bahwa kegiatan dzikir di majlis dzikir kalimahsodo mempunyai manfaat yang
sangat
banyak
selain
manfaat
individual
juga
mempunyai
manfaat
kemasyarakat lain.
Sikap sosial masyarakat yang ada di Majlis dzikir Kalimahsodo Dusun
Babadan, menggunakan dua penguatan, yaitu:
1. Penguatan Agama
Majlis dzikir Kalimahsodo yang diterapkan dalam penguatan agama
Dzikir yaitu dakwah melalui dzikir dan kultum. Dzikir sudah dijelaskan
dalam QS. Sesuai dengan ayat tersebut, maka Majlis dzikir berusaha untuk
mengajak masyarakat lainnya untuk berdzikir bersama dan bersikap sosial
masyarakat dengan baik. Majlis dzikir dalam mengajak masyarakat untuk
69
bersikap sosial yang baik yaitu dengan memberikan contoh-contoh yang
baik yang sudah mengikutinya. Melalui penguatan agama inilah akan
terbentuk sikap sosial yang religius. Seseorang yang religius pasti akan
selalu berusaha untuk mentaati segala perintah Allah dan menjauhi segala
yang dilarang-Nya sebagai bentuk ketaatan terhadap agamanya.
2. Penguatan Solidaritas
Penguatan solidaritas merupakan cara agar silaturahmi tetap selalu
terjaga, dan melatih seseorang untuk bersosialisasi dengan baik antar
sesama jamaah khususnya maupun dengan masyarakat luas umumnya.
Penguatan solidaritas ini dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan yang
positif tentunya, seperti silaturomi antar jamaah, menjenguk orang sakit
bersama-sama, tolong menolong sesama masyarakat, seperti gotong royong
membenahi rumah, dan lain sebagainya. Dengan adanya sikap sosial
jamaah, secara tidak langsung melatih jamaah untuk berinteraksi dengan
orang lain dengan cara yang sopan, akrab yang disesuaikan dengan lawan
bicaranya, menjadikan para jamaah menghargai orang lain, dan lain
sebagainya. Melalui penguatan solidaritas ini akan terbentuk karakter
bersahabat / komunikatif, peduli sosial, tanggung jawab, disiplin.
(Sumber: data hasil observasi)
Dari beberapa pernyataan informan di atas dapat disimpulkan bahwa
sikap sosial mempunyai faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap
ada dua yaitu:
70
c. Faktor interen: yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu
sendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang
untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang
dari luar.
d. Faktor Eksteren: yaitu faktor yang terdapat di luar pribadi manusia.
Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok.
Dalam hal ini Sherif mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah
atau dibentuk apabila:
3) Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia.
4) Adanya komunikasi ( yaitu hubungan langsung) dan satu pihak.
Faktor inipun masih tergantung pula adanya:
c) Sumber penerangan itu memperoleh kepercayaan orang banyak
atau tidak.
d) Ragu-ragu atau tidaknya menghadapi fakta dan isi sikap baru
itu.
Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap
terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, orang, kelompok, lembaga,
nilai, melalui hubungan antar individu, hubungan di dalam kelompok,
komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, telivisi dan sebagainya, terdapat
banyak kemungkinan yang mempengaruhi timbulnya sikap. Lingkungan yang
terdekat dengan kehidupan sehari-hari bainya memiliki peranan. Keluarga yang
terdiri dari orang tua, saudara-saudara dirumah memiliki peranan yang penting.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan
bahwa: Deskripsi kegiatan dzikir kalimahsodo di Dusun Babadan Desa Duren
Kec. Tengaran yaitu kegiatannya yang pertama membaca sahadat 3x, lafat-lafat
dzikir, setelah itu membaca tahlil setelah pembacaan tahlil selesai istirahat dan
ada amal jariyah yang dikumpulkan bendahara dengan seiklasnya, ahir acara
ada kultum dari Bapak kiyai.
Hal lain yang bisa disimpulkan dari penelitian ini adalah bahwa
kegiatan dzikir di majlis dzikir kalimahsodo memiliki baik implikasi secara
personal maupun implikasi sosial. Implikasi personal misalnya keimanan
kepada Allah SWT menjadi semakin meningkat karena dalam majlis tersebut
tidak hanya berdzikir saja tetapi juga ada ceramah keagamaan.
Sementara itu menyangkut implikasi sosial kegiatan dzikir di majlis
tersebut mampu menggiatkan kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan
misalnya semakin mudahnya diketahui informasi tentang warga, sebagai
contoh jika ada yang sakit maka jamaah akan secara bersama menjenguk
anggota ( warga ) yang sakit, demikian juga kegiatan takziah, amalan shodaqoh
juga gotong royong, seperti kerja bakti kebersihan kampung, pembenahan
rumah warga yang kurang mampu dan lain-lain. Dalam kaitan ini fungsi majlis
dzikir kalimahsodo bisa berperan sebagai penggerak bagi aktivitas sosial,
72
maupun sebagai pemberi informasi tentang kemasyarakatan yang pada ahirnya
mampu menjadi motivasi warga.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh selama melakukan penelitian,
sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka penulis kemudian
memberikan saran kepada para jamaah dan masyarakat yang tergabung dalam
majlis dzikir Kalimahsodo, sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada pengurus untuk lebih meningkatkan kegiatan dzikir
2. Kegiatan dzikir harus lebih ditingkatkan dengan mencoba membuat acara
yang lebih bisa menggali kreativitas jamaah maupun orang lain di luar
majlis dzikir agar menginspirasi banyak orang bahwa majlis dzikir
Kalimahsodo bukan sekedar Majlis dzikir yang hanya tahu tentang berdzikir
saja, tapi masyarakat bisa memandang mereka dari sisi positif lainnya.
3. Hubungan yang baik antar jamaah harus tetap terjaga agar semua visi dan
misi majlis dzikir dapat tercapai. Majlis dzikir diharapkan dapat memelihara
jamaah dan mempertahankan sikap sosial yang terjadi di majlis dzikir
Kalimahsodo serta interaksi yang baik dalam majlis dzikir sehingga tidak
terjadi pertikaian yang dapat mempengaruhi pribadi diri jamaah dzikir ke
arah yang lebih negatif.
73
DAFTAR PUSTAKA
Adi,
Isbandi Rukminto. 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu
Kesejahteraan Sosial: Dasar-dasar Pemikiran. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Ahmad, Munawir, Warson Kamus Al-Munawir, (Surabaya, Pustaka
Progressif, 1997)
Ahmadi. Psikologi Sosial. (Jakarta: Renika Cipta, 1999)
Ani Cahyadi, Mubin, Psikologi perkembangan, (Jakarta:PT CIPUTAT
PRESS GRUP, 2006)
Agustiani, Hendrianti. Psikologi Perkembangan, (Bandung:PT Refika
Aditama, 2006)
Cokroaminoto. 2011. Jenis dan Pendekatan Penelitian Kualitatif, (Online),
(http://www.menulisproposalpenelitian.com/2011/01/jenis-jenispenelitian-kualitatif.html, diakses 1 Oktober 2015).
Depdiknas, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai
Pustaka.
Depdiknas, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai
Pustaka.
El sulthani, Mawardi, Labay Zikir dan Doa Dalam Kesibukan,
(Departemen Penerangan RI 1992),
Handayani,
Sri.
2012.
Kepedulian
Lingkungan,
(Online),
(http://mamagilang.blogspot.com/2012/11/kepedulian-lingkungan.html,
diakses 13 Agustus 2015).
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
(http://www.pengertianmengenaiimplikasi.com/.html) diakses 11 Febuari
2016. 23,24,39 pm).
(http://www.manfaatberdzikirbagikehidupan.com/.html). Diakses 1 Maret
2016. 21,04 pm)
Kabbani, Syekh M.Hisyam energi zikir dan salawat,(Jakarta: PT
SERAMBI ILMU SEMESTA cet 1. 2007)
.
Qadir Isa, Abdul, Hakekat tasawuf, (Jakarta: Qisthi Press), Cet. ke-12,
Salamulloh. 2008. Akhlak hubungan Vertikal. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Sulthani, Mawardi, Labay El-“Zikir dan Doa Dalam Kesibukan’’
(Departemen Penerangan RI 1992),
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Triatmini.
2011.
Kepedulian
Sosial,
(Online),
(http://pembelpai.blogspot.com/2011/01/bab-iii-kepedulian-sosial.html,
diakses 13 Febuari 2015).
RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: Nurlaili Uswatun Chasanah
2. Tempat dan Tanggal lahir
: Kab. Semarang, 20 Juli 1990
3. Jenis kelamin
: Perempuan
4. Warga Negara
: Indonesia
5. Agama
: Islam
6. Alamat
:Babadan Duren RT 19 RW 04, Kec.
Tengaran, Kab. Semarang
7. Kontak Person
: 089662629218
8. Riwayat Pendidikan
:
a. TK Miftahul Ulum Duren
Tahun 1996-1997
b. SD Negeri 3 Duren
Tahun 1997-2003
c. SMP Negeri 2 Tengaran
Tahun 2003-2006
d. SMA Negeri 1 Tengaran
Tahun 2006-2009
e. LPK AMIKA Salatiga
Tahun 2009-2010
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benamya.
Salatiga, 14 Maret 2016
Penulis
Nurlaili Uswatun Chasanah.
Nim: 111 11 158
PEDOMAN WAWANCARA
PENGURUS
IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL
MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO
DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG)
TAHUN 2016
A. Identitas informan
Kode Informan
:
Umur
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
B. Komponen
Makna Dzikir dan sikap sosial, deskripsi kegiatan dzikir masyarakat di majlis
dzikir kalimahsodo, implikasi kegiatan dzikir terhadap sikap sosial, akhlak
kepada sesama muslim.
C. Butir-butir Pertanyaan
1. Sejak kapan Majlis Dzikir Kalimahsodo dimulai?
2. Sejak kapan Bapak menjadi pengurus?
3. Berapa peserta jamaah majlis dzikir di sini? Dan ada berapa pengurusnya?
4. Berapa minggu sekali diadakannya majlis dzikir?
5. Apa saja kegiatan majlis dzikir ini selain berdzikir?
6. Bacaan dzikir yang dibaca selama kegiatan berlangsung?
7. Berapa lama kegiatan ini dilakukan?
8. Selain berdimensi vertikal apakah kegiatan berdzikir ini memiliki Implikasi
sosial bagi sesama jamaahya?
9. Jika iya, misalya apa saja Implikasi sosial tersebut?
10. Apa yang dilakukan Bapak sebagai ketua penyelenggara majlis dzikir dalam
rangka mengembangkan aspek sosial kemasyarakatan para jamaahya?
PEDOMAN WAWANCARA
PESERTA ATAU JAMAAH
IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL
MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO
DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG)
TAHUN 2016
A.Identitas informan
Kode Informan
:
Umur
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
B. Komponen
Makna Dzikir dan sikap sosial, deskripsi kegiatan dzikir masyarakat di majlis
dzikir kalimahsodo, implikasi kegiatan dzikir terhadap sikap sosial, akhlak
kepada sesama muslim.
C.Butir-butir Pertanyaan
1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir?
2. Sejak kapan mengikutinya?
3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini
dilakukan?
4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir ajarkan di majlis dzikir ini?
5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini?
6. Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan dzikir
ini?
7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki Implikasi
yang bersifat sosial?
8. Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan melalui
kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini?
PEDOMAN WAWANCARA
PENGURUS
IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL
MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO
DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG)
TAHUN 2016
A.Identitas informan
Kode Informan
: AK
Umur
: 38 Thn
Hari/Tanggal
: Selasa, 23 Febuari 2016
Waktu
: 14.00 WIB
1.Sejak kapan Majlis Dzikir Kalimahsodo dimulai?
Jawab : Sejak 26 April 2012 saat itu didirikannya di masjid karna adanya tren
Sholawat Habib Syeh.
2.Sejak kapan Bapak menjadi pengurus?
Jawab : Ya dari Awal di bentuk Majlis ini saya ditunjuk menjadi ketua.
3.Berapa peserta jamaah majlis dzikir di sini? Dan ada berapa pengurusnya?
Jawab : Ya sekitar 70an orang. Kalau pengurusnya itu ada sekitar 10an orang.
4.Berapa minggu sekali diadakannya majlis dzikir?
Jawab : 5 Minggu sekali atau 35 hari kalu dalam jawa selapan sekali setiap
malam Jum’at wage
5.Apa saja kegiatan majlis dzikir ini selain berdzikir?
Jawab : Ya disini ada kultum tapi sesudah berdzikir selain itu ada sholawatan
juga diiringi dengan rebana selain itu pungutan infak saat istirahat.
6.Bacaan dzikir yang dibaca selama kegiatan berlangsung?
Jawab : Banyak sekali bacaannya itu, terdiri dari
1.Alfatihah
2.Sahadat 3x
3.Wabarik kadalika abadan wardoan lihi wasobihi assuadai waksuna
hululal rodho waltufbina bilutfika fil khodo 3x
4.Assalamualaika aiyuhannabiyu warohmatuwallahhi wabarokatuh
3x
5.Ya latif 129x
6.Ya Salam 131x
7.Allahhumma antas salam sampai selesai .......
8.Alhamdulillah 7x
9.Allah hafiduallah latifu khodimun azaliyu haiyu khoyum layanamu
7x
10.Hasbunallah wanikmannakir 45x
11.Fankolabu binikmatin .........
12.Allahhumma sholliala saiyidina muhammad waala ali sayidina
muhammad 3x
13.Ya Allah Ya Rohman Ya Allah Ya Rohim 100x
14.Ya Allah Ya Khodim Ya Allah Ya Halim 100x
15.Ya Samiku Ya Basir 100x
16.Ya mubdiu Ya mungidu Ya kholik 100x
17.Ya hafid Ya nasiru Ya wakilu Ya Allah 100x
18.Ya haiyu Ya khoyum 100x birohmatika asthahis 100x
19. Nawaitu addakro takoruban ilallahi wahurujan minal maksiyati
afdolu dikri faklam annahu
20.Laila haillallah 100x
21. Innakuntuminat dholimin 10x
22.lahaulawala kuwata illabillahil aliyil adim 10x
23. Lahaulawala maljaa minallahi illailaihi 10x
24. Bismillahi alanafsi .......
25. Subhanallah wabihamdihi subhanaallah hiladim 33x
26.Alhamdulilah 33x
27. Allahhuakbar 33x
28. Waalasaiyidinamuhammad 10x
29.Ayat kursi 7x
30.Al iklas 7x
31.Alfalak 7x
32.Annas 7x
33.Alkoder 7x
34.Alamnasroh 7x
35.Allahhumma sholiwasallim alasaiyidina muhammad 10x
36.Lailahaillallah wahdahu lasarikalah lahumulku walahulhamdu
yuhyi wayumit wahuwa ala kuli saiyii khodir 10x
37.Istifar 100x
38.Waashaduannamuhamadurrosuluallah 3x
39.Illa huwal haiyul koyum watubuilaih 3x
Dan diahiri dengan alfatihah
7.Berapa lama kegiatan ini dilakukan?
Jawab : Kegiatan Dzikir ini dilakukan dari Habis Isyak sampai jam 11an
malam ya jadi sekitar 4 jam seluruhnya.
8.Selain berdimensi vertikal, apakah kegiatan berdzikir ini memiliki Implikasi
sosial bagi sesama jamaahya?
Jawab : Apatohhh implikasi itu saya kurang paham ix.
Implikasi itu keterkaitan / manfaat
Ohhh ada,
hubungan
komunikasi
mudah
untuk
para
jamaahnya,saling
menyayangi sesama jamaah, saling tolong menolong biasanya.
9.Jika iya, misalya apa saja Implikasi sosial tersebut?
Jawab :Komunikasi antar jamaah mudah, tolong menolong sesama jamaah
selain itu tolong menolong kemasyarakat, menjenguk orang sakit
rombongan,remaja menghormati yang lebih tua setelah mengikuti
majlis dzikir ini yang remaja sekarang sopan santunnya terkontrol.
10.Apa yang dilakukan Bapak sebagai ketua penyelenggara majlis dzikir dalam
rangka mengembangkan aspek sosial kemasyarakatan para jamaahya?
Jawab : yaa kalau saya sebagai ketua bisanya cuman memberi tahu,
meningkatkan aspek sosial tersebut lebih baik dan berguna bagi
jamaahnya dan masyarakat seluruhnya. Serta memberi semangat dan
melancarkan, memberi jalan agar sikap sosial masyarakat slalu
berjalan baik.
PEDOMAN WAWANCARA
PESERTA ATAU JAMAAH
IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL
MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO
DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG)
TAHUN 2016
A.Identitas informan
Kode Informan
: LD
Umur
: 22 Thn
Hari/Tanggal
: Selasa, 23 Febuari 2016
Waktu
: 19.30 WIB
1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir?
Jawab : Karna saya ingin meningkatkan ketakwaan saya kepada Allah SWT.
Biyar hidup ini tenang, tentram.
2. Sejak kapan mengikutinya?
Jawab : Saya ikut kegiatan dzikir ini sejak awal dimulai kegiatan dzikir.
3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini
dilakukan?
Jawab : Alhamdulilah saya mengikuti kegiatan dzikir ini dengan rutin.
4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir yang di ajarkan di majlis
dzikir ini?
Jawab : Alhamdulilah hafal kan tinggal menirukan pemimpinnya.
5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini?
Jawab : iya ada setelah dzikir selesai biasanya ada kultum
6. Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan dzikir
ini?
Jawab : Dampaknya hati menjadi tentram, alhamdulilah keimanan saya dengan
Allah SWT semakin meningkat sholat saya jadi teratur dan mulai tepat
dengan waktu. Selain itu komunikasi saya dengan orang lain mudah
dan tidak ketinggalan berita masyarakat sekitar saat tetangga sakit.
7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki Implikasi
(manfaat) yang bersifat sosial?
Jawab : Ada kox.
8. Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan melalui
kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini?
Jawab : contohnya yaa menjenguk orang sakit tadi secara bersama-sama, selain
itu biasanya takyiah juga ada, selain itu juga ada gotong royong
pembenahan rumah ditempat orang yang membuat rumah.
PEDOMAN WAWANCARA
PESERTA ATAU JAMAAH
IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL
MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO
DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG)
TAHUN 2016
A.Identitas informan
Kode Informan
: LH
Umur
: 27 Thn
Hari/Tanggal
: Rabu, 24 Febuari 2016
Waktu
: 14.00 WIB
1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir?
Jawab:Karna ada dilingkungan saya dan saya ingin meningkatkan
keimanan saya kepada Allah.
2. Sejak kapan mengikutinya?
Jawab: Sejak Diadakan di Mushola saya.
3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini
dilakukan?
Jawab: Sering, Namun tidak rutin karna saya sering pergi kalau saya
dirumah ya slalu mengikuti.
4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir ajarkan di majlis dzikir
ini?
Jawab: Belum, Tapi saya membaca bukunya.
5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini?
Jawab: Ada, Ceramah Pak kiyai
6. Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan
dzikir ini?
Jawab: Ya apa yang saya inginkan seperti keinginan saya mengikuti ini.
Keimanan saya meningkat, tambah ilmu, tambah persaudaraan,
sosialisasi saya kemasyarakat seluruhnya juga menjadi baik.
7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki
Implikasi (manfaat) yang bersifat sosial?
Jawab: Tentu ada,
8. Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan
melalui kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini?
Jawab:Contohnya, mendorong kita untuk bersodakoh, tolong menolong
yang biasanya jarang membantu tetangga sekarang dengan
mengikuti majlis dzikir ini tolong menolongnya makin erat.
PEDOMAN WAWANCARA
PESERTA ATAU JAMAAH
IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL
MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO
DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG)
TAHUN 2016
A.Identitas informan
Kode Informan
: AN
Umur
: 34 Thn
Hari/Tanggal
: Rabu, 24 Febuari 2016
Waktu
: 16.00 WIB
1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir?
Jawab: Agar lebih dan selalu mengingat Allah.
2. Sejak kapan mengikutinya?
Jawab: Sejak sering ada majlis dzikir ini
3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini
dilakukan?
Jawab: Iya, Kecuali kalau ada halangan
4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir ajarkan di majlis dzikir
ini?
Jawab: Belum, kecuali kalau bareng-bareng sudah.
5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini?
Jawab: Iya ada kultum dan pungutan dana amal jariyah.
6. Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan
dzikir ini? Jawab: Saya merasa lebih tenang dan merasa dekat dengan
Allah SWT.
7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki
Implikasi (manfaat) yang bersifat sosial?
Jawab: Iya ada.
8. Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan
melalui kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini?
Jawab: Kita bisa saling bersilaturohmi satu sama lain, yang jelas
tali silaturohmi ini semakin kuat, dan acara kemanusian lainnya itu
bisa lebih lancar, tetangga yang sakit langsung tau dan menjenguk.
PEDOMAN WAWANCARA
PESERTA ATAU JAMAAH
IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL
MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO
DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG)
TAHUN 2016
A.Identitas informan
Kode Informan
: NK
Umur
: 30 Thn
Hari/Tanggal
: Rabu, 24 Febuari 2016
Waktu
: 17.20 WIB
1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir?
Jawab: Agar mendekatkan kita kepada Allah SWT sebagai rasa syukur.
2. Sejak kapan mengikutinya?
Jawab: Sejak ada kegiatan ini.
3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini
dilakukan?
Jawab: iya rutin.
4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir ajarkan di majlis dzikir
ini?
Jawab: Sedikit hafal masih lihat tulisan.
5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini?
Jawab: Biasanya ada ceramah dari kiyai.
6.
Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan
dzikir ini?
Jawab: Hati lebih tentram, dan sebagai pengingat agar menjadi baik dalam
hal semua kehidupan ini.
7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki
Implikasi (manfaat) yang bersifat sosial?
Jawab: Ada,
8.
Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan
melalui kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini?
Jawab:Bisa saling silaturohmi di masyarakat dengan contoh Bila ada
kegiatan dimasyarakat biasanya disampaikan dalam kegiatan majlis
ini saling gotong royong.
PEDOMAN WAWANCARA
PESERTA ATAU JAMAAH
IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL
MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO
DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG)
TAHUN 2016
A.Identitas informan
Kode Informan
: SB
Umur
: 35 Thn
Hari/Tanggal
: Senin, 29 Febuari 2016
Waktu
: 14.30 WIB
1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir?
Jawab :Saya ingin mendekatkan diri dengan Allah SWT.
2. Sejak kapan mengikutinya?
Jawab : Sejak kegiatan dzikir ini dimulai.
3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini
dilakukan?
Jawab :Iya alhamdulilah rutin.
4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir yang di ajarkan di majlis
dzikir ini?
Jawab : Belum hafal saya tapi kan itu tinggal menirukan
5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini?
Jawab : iya kultum ada selain itu bersholawatan juga.
6. Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan dzikir
ini?
Jawab :Dampaknya sesuai dengan keinginan saya bisa dekat dengan Allah .
7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki Implikasi
(manfaat) yang bersifat sosial?
Jawab :Ada dalam majlis ini.
8. Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan melalui
kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini?
Jawab :contohnya yaa menjenguk orang sakit, tolong menolong sesama
masyarakat sekitar.
PEDOMAN WAWANCARA
PESERTA ATAU JAMAAH
IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL
MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO
DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG)
TAHUN 2016
A.Identitas informan
Kode Informan
: MP
Umur
: 28 Thn
Hari/Tanggal
: Senin, 29 Febuari 2016
Waktu
: 16.00 WIB
1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir?
Jawab :Karna saya ingin mendekatkan diri dengan Allah.
2. Sejak kapan mengikutinya?
Jawab :Sejak kegiatan dzikir dimulai dari awal.
3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini
dilakukan?
Jawab :Rutin setiap ada kegiatan selalu ikut.
4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir yang di ajarkan di majlis
dzikir ini?
Jawab : Sebagian hafal sebagian tidak
5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini?
Jawab : Kultum pasti ada disetiap ahir acara
6. Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan dzikir
ini?
Jawab :Alhamdulillah saya makin dekat dengan Allah dan bisa Istiqomah.
7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki Implikasi
(manfaat) yang bersifat sosial?
Jawab :Ada manfaatnya sosial.
8. Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan melalui
kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini?
Jawab :contohnya manfaat secara sosial yaitu sesama masyarakat lain saling
gotong royong, menjenguk orang sakit, para jamaah yang muda-muda
bisa menghormati orang yang lebih tua.
PEDOMAN WAWANCARA
PESERTA ATAU JAMAAH
IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL
MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO
DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG)
TAHUN 2016
A.Identitas informan
Kode Informan
: WS
Umur
: 35 Thn
Hari/Tanggal
: Senin, 29 Febuari 2016
Waktu
: 18.40 WIB
1. Mengapa Bapak / Ibuk mengikuti kegiatan dzikir?
Jawab : Karna saya orang awam ya ikut begitu saja biayar seperti teman-teman
lainnya.
2. Sejak kapan mengikutinya?
Jawab : Sejak berada di Masjid.
3. Apakah Bapak / Ibuk secara rutin mengikuti setiap kegiatan dzikir ini
dilakukan?
Jawab :Saya jarang mengikutinya kalu kegiatannya didekat saya ya berangkat.
4. Apakah Bapak / Ibuk telah menghafal lafal dzikir yang di ajarkan di majlis
dzikir ini?
Jawab : Tidak hafal namun sedikit-sedikit ya bisa.
5. Selain berdzikir adakah kegiatan lain yang diadakan di majlis ini?
Jawab : iya kultum ada
6. Apakah dampak yang Bapak / Ibuk rasakan setelah mengikuti kegiatan dzikir
ini?
Jawab : Ya dampak yang saya rasakan dekat dengan jamaah masyarakat,
keimanan saya juga meningkat saya pikir-pikir.
7. Selain manfaat secara individual adakah kegiatan dzikir ini memiliki Implikasi
(manfaat) yang bersifat sosial?
Jawab :Ya ada to manfaatnya sosial.
8.Jika ada sebutkan contoh-contoh sikap sosial yang bisa dikembangkan
melalui kegiatan bersosialisasi majlis dzikir ini?
Jawab :silaturohmi antar jamaah semakin erat, menjenguk orang yang
sakit bersama-sama.
ARSIP FOTO PENELITIAN
Wawancara dengan Ketua Majlis Dzikir Kalimahsodo
Wawancara dengan Jamah Majlis Dzikir Kalimahsodo
Kegiatan Majlis Dzikir Kalimahsodo
CATATAN OBSERVASI
IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP SIKAP SOSIAL
MASYARAKAT (STUDI PADA MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO
DUSUN BABADAN DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG)
TAHUN 2016
Dalam kegiatan dzikir terhadap sikap sosial masyarakat di Majlis
Dzikir Kalimahsodo dusun Babadan desa Duren Kec. Tengaran Kab.
Semarang. Begitu pula temuan observasi yang dilakukan peneliti yaitu
para jamaah dzikir kalimahsodo yang sebelumnya diadakan majlis dzikir
kaliamhsodo yang dulunya keagamaanya kurang namun setelah mengikuti
majlis dzikir mereka sekarang tingkat keimanannya bertambah dan yang
dulunya bersosialisasinya kurang atau tidak pernah sekarangpun menjadi
sering ikut bersosialisasi dengan baik dan slalu mengikutinya. Selain itu
juga para remaja yang dulu sopan santunya kurang dan dengan orang tua
kurang menghormati atau kalu berbicara dengan orang tua tidak bhoso
setelah mengikuti mjlis dzikir mereka sekarang sopan santunya bisa
dikontrol dan dengan orang tua menghormati kalu berbicara sudah bhoso.
Jadi majlis dzikir ini mempunyai manfaat yang sangat baik bagi
masyarakat meningkatkan keimanan dan meningkatkan bersosialisasi.
ARSIP MAJLIS DZIKIR KALIMAHSODO
Visi & Misi
Visi dari Kalimahsodo yaitu: Sebagai sarana edukasi bagi remaja dan
masyarakat untuk tampil berahlak baik dan taat kepada agama islam.
Misi dari Kalimahsodo yaitu:
d. Untuk memper dalam dan berbagi ilmu pengetahuan tentang Islam,
e. Menjadi remaja dan masyarakat berakhlak baik itu tidak hanya baik fisik
tetapi juga baik hati melalui berbagai acara positif, dan bersikap sosial.
f. Untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama masyarakat Babadan.
PENGURUS
Adapun data kepengurusan di Kalimahsodo, sebagai berikut:
h. Penasehat
: Hasyim.
i. Pembina
: Kiyai Dimyati
j. Ketua
: Anis Fasilahhudin, S.Pdi.
k. Wakil Ketua
: Lutfinul Hakim
l. Sekretaris
: Mupit
m. Bendahara
: Subkhan
n. Humas
: Khoirul Huda
: Ampru Ambodho
DAFAR NILAI SKK
Nama: Nurlaili Uswatun Chasanah
Keguruan/PAI
Fakultas/Jurusan: Tarbiyah dan Ilmu
Nim: 111-11-158
Dosen P.A.:Sri Suparwi, Dra. M. A
No.
Jenis Kegiatan
Pelaksanaan
Jabatan
1.
Orientasi Pengenalan
Akademik dan Kemahasiswaan
(OPAK) oleh Dewan
Mahasiswa (DEMA) STAIN
Salatiga
20-22 Agustus 2011
Peserta
Achievement Motivation
Training (AMT) oleh Ittaqo
dan CEC STAIN Salatiga
23 Agustus 2011
Peserta
Orientasi Dasar Keislaman
(ODK) oleh STAIN Salatiga
24 Agustus 2011
Peserta
Seminar Entrepreneurship dan
Koprasi oleh Kopma dan KSEI
STAIN Salatiga
25 Agustus 2011
Peserta
19 September 2011
Peserta
6.
Seminar Regional
Kejurnalistikan dengan tema”
Rearintasi Peran Jurnalistik
dalam Prespektif Sosial &
Budaya pada Era Post Modera”
oleh (LPM) Dinamika STAIN
Salatiga
6 Oktober 2011
Peserta
4
7.
Sertifikat Masa Penerimaan
Anggota Baru (MAPABA)
oleh PMII
23 Oktober 2011
Peserta
2
2.
3.
4.
5.
USER EDUCATION oleh
UPT PERPUSTAKAAN
STAIN
Nilai
3
2
2
2
2
8.
Seminar Regional
“Meningkatkan Nasionalsisme
Ditengah Goncangan
Disentegrasi dan Pengikisan
Idiologi Nasional” oleh Menwa
9.
Sertifikat Pendidikan Dasar
(PEDAS) Musik XII dan
Workshop Paduan Suara
Mahasiswa (PSM) VI 2011
10.
Piagam PEDAS XII DAN
WORKSHOP PSM VI STAIN
MUSIC CLUB (SMC) Salatiga
11.
Piagam Public Hearing
“Meningkatkan Kepekaan dan
Transparasi Kinerja Lembaga
Menuju Kampus yang
Amanah” Oleh SEMA STAIN
Salatiga
12.
Sertifikat Konser Perdana
Angkatan “CAMBIOSO” Oleh
SMC Salatiga
13.
Piagam Masa Penerimaan
Anggota Baru( MAPABA)
Oleh PMII
26 Oktober 2011
Peserta
4
15 November 2011
Peserta
2
Panitia
2
27 Maret 2012
Peserta
2
13 Maret 2012
Peserta
2
23-25 Maret 2012
Peserta
2
14.
Sertifikat “COMPARSION OF
ENGLISH AND ARABIC”
Oleh CEC& ITTAQO STAIN
Salatiga
13 April 2012
Peserta
2
15.
Seminar Regional “Urgensi
Media dalam Mencerahkan
Umat” Oleh LDK STAIN
Salatiga
30 April 2012
Peserta
4
16.
Seminar Nasional Ekonomi
Syariah “Penerapan Nilai Nilai
Syariah Dalam Praktik
2 Juni 2012
Peserta
8
13-16 Desember
2011
Perekonomian” Oleh KSEI
17.
Sertifikat “PENDIDIKAN
DASAR PERKOPRASIAN”
Oleh KOPERASI
MAHASISWA (FATAWA)
STAIN Salatiga
12-14 Febuari 2013
Peserta
2
18.
Sertifikat Konser Perdana “
EXTENDER” Oleh SMC
Salatiaga
20 Maret 2013
Panitia
3
19.
Seminar Nasional “Ahlusunah
Waljamah dalam perspektif
Islam Indonesia ” Oleh DEMA
26 Maret 2013
Peserta
8
20.
Sertifikat TAFSIR TEMATIK
“Sihir dalam Al-Quran dan
Hukum Negara” Oleh JQH
STAIN Salatiga
4 Mei 2013
Peserta
2
21.
Piagam MILAD LDK XI
dalam Daurah Mar’atus
Shalihah (DMS) Oleh LDK
DA STAIN Salatiga
13 juni 2013
Peserta
2
27 Juni 2013
Peserta
8
23.
Seminar Nasional
“Perlindungan Hukum
terhadap Usaha Mikro
Menghadapi Pasar Bebas
Asean” Oleh HMPS STAIN
Salatiga
13 Maret 2014
peserta
8
24.
Piagam “Sarasehan Akbar
Bersama Tokoh Nasional”
Oleh LDMI & PB HMI
15 Maret 2014
Peserta
2
22.
Seminar Nasional & Dialog
Publik “Penyesuaian Harga
BBM Bersubsidi” Oleh HMJ
Syariah STAIN Salatiga
25.
Sertifikat “Konser perdana
FEDELIO” Oleh SMC Salatiga
26.
Sertifikat Talk Show” Oleh
KOPMA “FATAWA”
20 Maret 2014
Panitia
3
7 April 2014
Peserta
2
28.
Seminar Nasional
Entrepreneurship Oleh Racana
STAIN Salatiga
16 November 2014
Peserta
8
29.
Sertifikat “Fenomena Islam di
Salatiga” Oleh LDK DA
STAIN Salatiga.
28 November 2014
Peserta
2
30.
Piagam “Meraih Kesuksesan
dengan Berwirausaha”
21 Desember 2014
Peserta
2
31.
Seminar Nasional “Pemuda,
peradaban Islam, dan
Kemandirian” Oleh KARIMA
Learning & Training Center
2 September 2015
Peserta
8
Jumlah
105
Salatiga, 23 Febuari 2016
Megetahui
Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag
NIP.19700010 199803 11003
Download