MANAJEMEN HUMAS DALAM MEWUJUDKAN VISI DAN MISI LEMBAGA DI MA MU’ADALAH PONDOK TREMAS PACITAN Oleh: Ali Mufron Abstraksi Sekolah yang baik adalah sekolah yang bisa mencetak siswa-siswa yang berprestasi tinggi dan dapat memanfaatkan guru-guru yang berkualitas baik serta mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sekitar sehingga visi dan misi yang telah disusun bisa terealisasi dengan baik sesuai dengan yang mereka harapkan. Dengan mengaplikasikan fungsi manajemen planning, organizing, actuating, dan controlling humas, MA Mu’adalah Pondok Tremas sebagai lembaga pendidikan telah berhasil mewujudkan visi dan misinya dengan sangat baik. MA Mu’adalah Pondok Tremas telah mendapatkan kepercayan cukup baik dari masyarakat. Salah satu buktinya adalah siswa yang mendaftar setiap tahunnya melebihi jumlah yang telah ditargetkan. Keyword : Manajemen, Mu’adalah, Pondok Tremas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah salah satu organisasi pendidikan yang mempunyai suatu kekuatan untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang mereka harapkan. Sekolah yang baik adalah sekolah yang bisa mencetak siswa-siswa yang berprestasi tinggi dan dapat memanfaatkan guru-guru yang berkualitas baik serta mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sekitar sehingga visi dan misi yang telah disusun bisa terealisasi dengan baik sesuai dengan yang mereka harapkan. Akan tetapi, apa yang terjadi sekarang. Begitu banyak lembaga yang tidak bisa memfungsikan manajemennya dengan baik. Memang pada awalnya mereka benar-benar berusaha merencanakan manajemennya dengan sangat baik, akan tetapi pada akhirnya hasil yang mereka peroleh tidak sesuai dengan hasil yang mereka harapkan. Bahkan tidak sedikit lembaga yang merasa kesulitan untuk merealisasikan rencana yang sudah mereka buat sendiri. Hal ini merupakan salah satu penyebab sebuah lembaga bisa tertinggal dengan lembaga-lembaga yang lain. Walaupun demikian, tidak sedikit pula lembaga yang berhasil mengatur manajemennya dengan sangat baik dan hasil yang mereka perolehpun sesuai dengan yang mereka harapkan, yang pada akhirnya lembaga tersebut bisa berkembang dengan pesat. Salah satu contohnya adalah MA Mu’adalah Pondok Tremas. MA Mu’adalah Pondok Tremas sebagai lembaga pendidikan telah berhasil mewujudkan visi dan misinya dengan sangat baik. MA Mu’adalah Pondok Tremas telah mendapatkan kepercayan cukup baik dari masyarakat. Salah satu buktinya adalah siswa yang mendaftar setiap tahunnya melebihi jumlah yang telah ditargetkan. Melihat realita tersebut tidak mungkin terlepas dari pengaturan manajemen yang baik dan terarah pada sekolah tersebut. GR. Terry mengungkapkan bahwa Pada hakekatnya manajemen harus bisa memberikan arah/jurusan kepada lembaga yang dikelola. Ia harus bisa memikirkan secara tuntas visi dan misi lembaga itu, menetapkan sasaran-sasaran dan mengorganisasi lembaga. Lebih lanjut Sondang P. Siagian mengungkapkan bahwa, Manajemen adalah kemampuan dan keterampilan untuk mengatur agar memperoleh suatu hasil, dalam rangka untuk mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain.1 Dari dua pendapat tersebut diatas jelas terlihat bahwa manajemen mempunyai peran yang cukup besar bagi perkembangan lembaga di masa yang akan datang. Selain itu, kerjasama antar bagian dan kesadaran akan tanggungjawab masing-masing bagian juga merupakan factor penting dalam mewujudkan visi dan misi lembaga. Salah satu manajemen yang sangat berperan disini adalah Manajemen Humas. Manajemen Humas adalah manejemen yang mengatur hubungan antara lembaga dan masyarakat. Manajemen humas mempunyai peran yang cukup besar bagi perkembangan suatu lembaga, karena bagaimanapun juga suatu lembaga tidak mungkin berkembang dengan baik tanpa adanya hubungan baik dengan masyarakat disekitarnya, apalagi lembaga pendidikan (sekolah). Lembaga pendidikan (sekolah) merupakan suatu sistem yang terbuka. Sebagai sistem terbuka, sekolah pasti akan mengadakan hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya. Sekolah yang maju pasti akan banyak mengadakan hubungan dengan lembaga-lembaga lain di luar sekolah, contohnya dalam hal beasiswa, PHBI, praktek ketenaga-kerjaan dan masih banyak lagi yang lain, inilah yang digalakkan oleh MA Mu’adalah Pondok Tremas. Dalam hal ini Immegart mengungkapkan bahwa Hanya sistem yang terbuka yang memiliki negentropy, yaitu suatu usaha yang terus menerus untuk menghalangi kemungkinan terjadinya entropy (kepunahan).2 Memang tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat dan sekolah mempunyai keterkaitan dan saling berperan satu sama lain. Apalagi pada zaman sekarang ini, pemerintah telah mensosialisasikan adanya desentralisasi pendidikan dimana sekolah mempunyai hak untuk mengatur sekolahnya sendiri. Oleh sebab itulah MA Mu’adalah Pondok Tremas berusaha memfungsikan dan mengatur manajemen humasnya dengan berusaha menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga lain diluar sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikannya, diantaranya adalah hubungan dengan badan penyalur beasiswa, badan 1 Dyah Amiyah Lindayani, Ahmad Sapari, Dasar-Dasar Manajemen, (Surabaya: SIC, 2000). Hal: 20-21 2 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1988). Hal: 189 penyalur tenaga kerja, badan penyalur dana dalam kegiatan PHBI atau kegiatan lain, dan bukanlah telah terbukti bahwa MA Mu’adalah Pondok Tremas telah berhasil dengan baik. Kaufman berpendapat demikian mungkin karena pemerintah sudah bisa diwakili dengan guru sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Oleh sebab itulah banyak sekali masyarakat yang sadar akan pendidikan ingin terjun ke dunia pendidikan melalui penyaringan dan penerimaan PNS. Apalagi setelah keluarnya peraturan pemerintah yang menyatakan bahwa pendidikan minimal untuk menjadi guru adalah D4. Dengan ini diharapkan masyarakat akan semakin berkompetisi untuk meningkatkan mutu pendidikannya ketingkat yang lebih tinggi. Dari situ jelas bahwa lingkungan pendidikan bukanlah suatu badan yang berdiri sendiri, melainkan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat luas. Ia sebagai sistem terbuka yang selalu mengadakan hubungan (kerja sama) yang baik dengan masyarakat, secara bersama-sama membangun pendidikan. Hal ini sangat mungkin sebab dalam era perkembangan tehnologi modern seperti sekarang ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan menjadi modal utama dalam membangun dan memajukan bangsa termasuk masyarakat itu sendiri. Seperti halnya yang diungkapkan Watt bahwa bila lembaga pendidikan terbuka bagi para siswa/mahasiswa maka begitu pula hendaknya bagi masyarakat.3 Merujuk pada beberapa uraian tersebut diatas, diharapkan keberhasilan MA Mu’adalah Pondok Tremas memfungsikan manajemen humasnya dalam mewujudkan visi dan misi lembaganya dengan menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat, MA Mu’adalah Pondok Tremas tetap dipercaya sebagai sekolah yang berkualitas baik, unggul, mampu menghasilkan out put yang mampu menghadapi tantangan zaman di masa kini dan yang akan datang serta bisa dijadikan pelajaran berharga bagi sekolah-sekolah lain dalam rangka untuk memajukan sekolahnya. Berdasarkan pada fenomena diatas, maka dalam penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian Manajemen Humas Dalam Mewujudkan Visi Dan Misi Lembaga Di MA Mu’adalah Pondok Tremas. Semoga bisa sedikit membantu menyelesaikan permasalahan di dunia pendidikan masa kini dan masa yang akan datang. Amin. 3 Ibid. Hal: 191. B. Fokus Penelitian Berdasarkan judul serta latar belakang tersebut diatas, maka Fokus Penelitian dalam penelitian ini adalah 1. Perencanaan Humas di MA Mu’adalah Pondok Tremas 2. Pengorganisasian Humas di MA Mu’adalah Pondok Tremas 3. Actualisasi Humas di MA Mu’adalah Pondok Tremas 4. Pengawasan Humas di MA Mu’adalah Pondok Tremas Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi sebuah penelitian sehingga data yang diperoleh benar-benar sesuai dengan judul yang ditentukan. Seperti yang diungkapkan oleh Prof Dr Sugiono bahwa dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan dari keempatnya.4 Berdasarkan hal tersebut diatas, agar hasil yang diperoleh dalam penelitian ini benarbenar data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan maka tehnik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah; a. Metode Wawancara Suharsini Arikunto menjelaskan bahwa Wawancara yang sering juga disebut dengan interview atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh wawancara untuk memperoleh informasi dari pewawancara (interviewer).5 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara bebas terpimpin, dimana peneliti membawa sederetan pertanyaan dan juga menanyakan hal-hal lain yang terkait dengan penjelasan yang telah dipaparkan oleh subyek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan Waka Kehumasan MA Mu’adalah Pondok Tremas. 4 5 132. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: CV Alfabeta, 2005). Hal: 62-63. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. (jakarta: Rineka Cipta, 2002). Hal: b. Metode Dokumentasi Seperti yang diungkapkan oleh Suharsini Arikunto bahwa Metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal yang variabelnya berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan lain sebagainya.6 Dari rujukan diatas, tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisa Arsip tertulis yang dimiliki oleh MA Mu’adalah Pondok Tremas, seperti profil MA Mu’adalah Pondok Tremas, Visi dan Misi MA Mu’adalah Pondok Tremas, Program Kerja humas MA Mu’adalah Pondok Tremas. c. Metode Kepustakaan Dalam hal ini, peneliti akan berusaha mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian. Hal ini bisa dilakukan dengan menelaah bahan-bahan bacaan yang ada dan dihubungkan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, data yang diambil dengan kepustakaan adalah proses Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pemimpinan (Leading), Pengawasan (Controling) sesuai dengan fokus penelitian dalam skripsi ini . d. Teknik Analisa Data Seperti yang diungkapkan oleh Patton Analisis data merupakan suatu proses mengatur urutan data, menggorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan urutan dasar.7 Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa analisa data dilakukan untuk mengetahui mana data yang diperlukan dan mana data yang tidak diperlukan sehingga hasil penelitian benar-benar akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. 6 7 Ibid. Hal 134 Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdsakarya, 1991). Hal: 103. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Pendidikan 1. Definisi Manajemen Pendidikan Manajemen adalah suatu suatu hal yang sangat penting bagi keberhasilan suatu organisasi. Mengapa demikian? Karena pada hakekatnya inti dari pada manajemen adalah bagaimana cara mengatur dan memanfatkan segala sumber yang ada secara efektif dan efisien untuk mencapai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa ahli membuat definisi yang berbeda tentang manajemen. Ada yang menyebutkan bahwa manajemen itu sebagai ilmu, kiat dan profesi. Luther Gulick menyebutkan bahwa manajemen dikatakan sebagai ilmu karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain dalam menjalankan tugas. Dan dikatakan sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para professional dituntun oleh suatu kode etik.8 GR. Terry menyebutkan bahwa pada pokoknya harus memberikan arah/tujuan kepada lembaga yang dikelolanya. Ia harus memikirkan secara tuntas visi dan misi lembaga tersebut, menetapkan sasaran-sasaran dan mengorganisasi lembaga. Selain itu, Dyah Amiyati Lindayani juga menyebutkan bahwa manajemen juga bertanggungjawab terhadap pengarahan visi misi serta sumber-sumber daya kejurusan masing-masing kepada hasil-hasil yang paling besar dan efisien. Jadi manajemen pendidikan pada pokoknya adalah memberikan arah/jurusan pada lembaga yang dikelolanya, sasaransasarannya serta pengarahan visi misi untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Merujuk pada beberapa pengertian tersebut diatas, tampak jelas bahwa pada hakekatnya para ahli masih berbeda pandangan dalam mendefinisikan manajemen dan karenanya belum dapat diterima secara universal. Akan tetapi jika diteliti lebih jauh 8 Nanang Fattah. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004). Hal: 1 sebenarnya definisi manajemen cenderung mengarah pada focus tertentu yaitu upaya mengkover pekerjaan mulai dari perencanaan, walaupun secara bertahap dengan cara memanfaatkan segala aspek yang ada untuk mencapai sasaran tertentu secara efektif dan efisisen. 2. Aspek-Aspek Manajemen Pendidikan Supaya manajemen pendidikan dapat terarah dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan, dalam menjalankan aktifitasnya seorang manajer harus bisa menampilkan fungsi-fungsi pokok manajemen, yaitu: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pemimpinan (Leading), Pengawasan (Controling). Perencanaan. Perencanaan adalah Suatu keaktifan pimpinan untuk meramalkan keadaan yang akan datang dalam mencapai harapan, kondisi dan hasil yang akan datang.9 Pengorganisasian Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi tersebut dapat tercapai secara efektif.10 Kepemimpinan Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarhkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya.11 Pengawasan Tak dapat disangkal bahwa pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang sangat penting demi tercapainya tujuan organisasi. Supaya pengawasan yang 9 Piet A Sahertian. Dimensi Administrasi Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional, 1985). Hal: 301. 10 11 Nanang Fattah. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004). Hal: 71 ibid. Hal: 88. dilakukan dapat efektif, maka haruslah terkumpul data-data dan fakta-fakta yang bersangkutan 3. Prinsip-Prinsip Manajemen Prinsip utama dari manajemen ialah efisiensi (daya guna) dan efektifitas (hasil guna) dalam mencapai hasil atau tujuan yang direncanakan. Untuk mencapai hasil yang efektif dan evisien maka dalam prosaes manajemen mengenal beberapa prinsip. Manajemen Hubungan Masyarakat B. Hubungan Masyarakat dan Madrasah Hubungan atau komunication secara sederhana dapat diartikan sebagai proses penyampaian berita dari seseorang ke orang lain. Sedangkan mengenai Humas (Hubungan Masyarakat) sampai sekarang masih banyak orang mempunyai penafsiran yang berbeda, kebanyakan dari mereka mendefinisikannya sesuai dengan cara mereka mempraktekkannya. Lembaga Hubungan Masyarakat Malaysia (IPRM) menjelaskan bahwa hubungan masyarakat adalah suatu usaha yang disengaja, direncanakan dan diteruskan untuk menjalin dan membina saling pengertian diantara organisasi dan masyarakatnya. 12 Memang tidak dapat dipungkiri bahwa keterlibatan masyarakat mempunyai peran yang cukup besar bagi perkembangan organisasi di masa yang akan datang. Begitu juga dengan madrasah, suatu sekolah bisa dikatakan sukses jika mampu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Karena bagaimanapun juga pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara orang tua, madrasah dan masyarakat. Muhammad Noor Syam dalam bukunya Filsafat Pendidikan Pancasila mengungkapkan bahwa; Hubungan masyarakat dengan penddidikan sangat bersifat korelatif, bahkan seperti ayam dengan telurnya. Masyarakat maju karena pendidikan, dan pendidikan yang maju hanya akan di temukan dalam masyarakat yang maju pula. 12 Surabaya. Adnan, Hamdan dan Hafied Cangara, 1996. Prinsip-Prinsip Hubungan Masyarakat. Usaha Nasional, Dari uraian tersebut diatas, jelas bahwa pada hakekatnya keterlibatan masyarakat mempunyai peran yang cukup besar bagi kesuksesan suatu organisasi. Untuk itulah bagi setiap organisasi perlu meningkatkan kerja sama yang baik dengan masyarakatnya sehingga keberhasilan akan diraih sesuai dengan harapan. C. Peran Sekolah Terhadap Masyarakat Organisasi pendidikan merupakan suatu sistem yang terbuka. Sebagai sistem terbuka, sekolah pasti akan mengadakan hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya. Madrasah yang maju pasti akan banyak mengadakan hubungan dengan lembaga-lembaga lain di luar madrasah, contohnya dalam hal beasiswa, PHBI, praktek ketenaga-kerjaan dan masih banyak lagi yang lain. Dalam hal ini Immegart mengungkapkan bahwa Hanya sistem yang terbuka yang memiliki negentropy, yaitu suatu usaha yang terus menerus untuk menghalangi kemungkinan terjadinya entropy (kepunahan).13 Memang tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat dan sekolah mempunyai keterkaitan dan saling berpengaruh satu sama lain. Lembaga yang berkualitas baik akan terus berusaha memfungsikan dan mengatur manajemen humasnya dengan melakukan hubungan dengan lembaga-lembaga lain diluar sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikannya. Dari uraian tersebut diatas, jelas terlihat bahwa lembaga pendidikan mempunyai peran cukup besar terhadap masyarakat dan juga sebaliknya masyarakat juga mempunyai peran cukup besar bagi penyelenggaraan pendidikan. Mengenai peran sekolah terhadap masyarakat beberapa ahli berbeda bendapat sebagai berikut; D. Peran Masyarakat Terhadap Madrasah Masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga setelah keluarga dan madrasah mempunyai peran cukup besar terhadap berlangsungnya aktivitas yang menyangkut masalah pendidikan. suatu kenyataan bahwa masyarakat dikatakan maju karena pendidikan yang maju, dan sebaliknya masyarakat yang kurang kurang memperhatikan pembinaan 13 Made Pidarta. Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1988). Hal: 189 pendidikannya, akan tetap terbelakang. oleh sebab itulah, dengan segala komponen yang ada di dalamnya, sudah seharusnyalah masyarakat terlibat dalam dunia pendidikan. Muhammad Noor Syam dalam bukunya Filsafat Pendidikan dan Dasar Pendidikan Pancasila mengungkapkan bahwa Masyarakat sebagai totalitas memiliki physical environmen (lingkungan alamiah, benda-benda, iklim, kekayaan material) dan social environment (manusia, kebudayaan, dan nilai-nilai agama), sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya. Dari situ jelas bahwa masyarakat dengan segala atribut dan identitas yang dimilikinya secara langsung pasti akan berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan. Beberapa ahli berpendapat berbeda sebagai berikut; E. Manfaat Hubungan Timbal Balik Antara Masyarakat Dan Madrasah Manajemen humas adalah manejemen yang mengatur hubungan antara orgaanisasi dan masyarakat. Manajemen humas mempunyai peran yang cukup besar bagi perkembangan suatu organisasi, karena bagaimanapun juga suatu organisasi tidak mungkin bisa berkembang dengan baik tanpa adanya hubungan baik dengan masyarakat disekitarnya. Fuad Ihsan dalam bukunya Dasar-Dasar Kependidikan menyebutkan bahwa manfaat hubungan timbal balik antara sekolah (madrasah) dan masyarakat adalah sebagai berikut ; a. Bagi Masyarakat 1) Adanya bantuan tenaga terdidik pada bidangnya, ini ikut memperlancar pembangunan di lingkungan masyarakat yang bersangkuta. 2) Masyarakat akan dapat secara terbuka menyatakan realita di masyarakat tersebut kepada para terdidik yang dating/ada di lingkungan masyarakat tersebut. 3) Meningkatkan cara berfikir, bersikap dan bertindak yang lebih maju terhadap program pemerintah di lingkungan masyarakat tersebut. 4) Masyarakat akan lebioh mengenal fungsi sekolah untuk pembangunan bagi mereka sehingga mereka ikut memiliki sekolah tersebut. 5) Masyarakat terdorong untuk makin maju dalam berbagai bidang kehidupannya, berkat kerjasama antara masyarakat dan sekolah. b. Bagi Sekolah 1) Sekolah mendapat masukan dalam penyempurnaan pendidikan/pengajaran/PBM, akibat interaksi sekolah dengan masyarakat. 2) Memberikan pengalaman langsung dan praktis bagi siswa dalam berbagai hal. 3) Mendekati masalah secara interdisipliner. 4) Mengerti dan harus tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dalam masa pembangunan ini. 5) Terdorong untuk mengerti lebih banyak dalam berbagai segi masyarakat. 6) Memanfaatkan nara sumber dari masyarakat. 7) Sekolah banyak menerima bantuan dari masyarakat antara lain pemikiran, dana, sarana dan lain-alin. 8) Memanfaatkan masyarakat sebagai laboratorium yang sesuai dengan keperluan siswa/mata pelajaran tertentu. Dari beberapa uraian tesebut diatas, jelas terlihat bahwa pada hakekatnya hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat sangatlah bersifat korelatif, saling mendukung satu sama lain. Lembaga maju karena adanya dukungan dari masyarakat dan masyarakat bisa maju karena adanya pendidikan yang memadai. Karena bagaimanapun juga setiap peserta didik pasti akan terjun ke masyarakat. Oleh sebab itulah, peran aktif masyarakat dalam memajukan pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikanmasa depan. Dengan demikian, tujuan nasional yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa dan memeratakan pendidikan dengan sistem Wajar (wajib belajar 9 Tahun) akan berhasil dan menghasilkan out put yang bermutu dan siap terjun di masyarakat dengan berbagai tantangan yang ada di dalamnya. BAB III HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Manajemen Humas Beishline (1957) mengungkapkan bahwa ….Planning (Perencanaan) menentukan apa yang harus dicapai (menentukan waktu secara kualitatif), dan bila hal itu harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggungjawab, mengapa hal itu harus dicapai. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa dalam suatu perencanaan yang baik pasti terdapat 5 W+I H (What, Who, Why, When, Where dan How). Terutama yang menyangkut humas (hubungan antara madrasah dan masyarakat). Bagaimanapun keberhasilan madrasah tidak mungkin terlepas dari keterlibatan masyarakat. Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat kita adalah masyarakat yang kompleks, terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras golongan. Oleh sebab itulah perlu adanya perencanaan yang baik dan matang untuk bisa ber-adaptasi dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat, sehingga masyarakat merasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan pendidikan bagi kelangsungan hidup putra-putrinya di masa yang akan datang. Seperti halnya yang telah dilakukan di MA Mu’adalah Pondok Tremas, mereka selalu berusaha melibatkan masyarakat (orang tua) terutama menyangkut perkembangan dan keberhasilan siswa-siswinya. Dibuktikan bahwa setiap menjelang ujian semester dan akhir semester pihak sekolah selalu mengundang wali murid untuk membicarakan beberapa hal terkait dengan berbagai permasalahan putra-putrinya, baik secara bersama-sama atau dengan cara personal (bagi anak-anak bermasalah di sekolah), yang mana hal tersebut selalu mereka rencanakan dalam program sekolah setiap tahunnya.. Hal tersebut mereka lakukan karena mereka mempunyai anggapan bahwa keberhasilan anak tidak semata-mata tanggungjawab madraash akan tetapi orang tua juga mempunyai andil cukup besar bagi perkembangan putra-putrinya. Dan nyatanya sampai sekarang tetap mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat. B. Pengorganisasian Manajemen Humas Setelah proses perencanaan dilakukan langkah selanjutnya adalah mengorganisasikan hasil dari proses perencanaan tersebut sehingga bisa direalisasikan dengan baik. Organizing (Pengorganisasian) pada intinya merupakan proses pembagian kerja kedalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikan-nya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi. Setelah terbentuk pengorganisasian, tugas-tugas dan tanggung jawab dibagi sesuai dengan kemampuan masing-masing tinggal bagaimana merealisasikannya dengan sebaik mungkin. Demi sukses-nya realisasi program, setiap bidang bisa menggunakan haknya dengan sebaik mungkin. Disini, tipe kepemimpinan yang diterapkan oleh setiap koordinator bidang akan sangat mempengaruhi model realisasi setiap programnya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Setelah membuat perencanaan yang mereka tuangkan dalam program sekolah, langkah selanjutnya adalah membagi tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing orang. Dalam hal ini mereka melibatkan beberapa komponen diantaranya, Kepala Sekolah sebagai figure sentral, waka kehumasan dengan semua stafnya, wali kelas dan guru mata pelajaran. C. Actualisasi Manajemen Humas Actualizing/leading (Kepemimpinan manajerial) menurut Stoner merupakan suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh kepada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Disinilah peran pemimpin sangatlah besar dalam mempengaruhi bawahannya. Pemberian motivasi dari seorang pemimpin akan menjadi salah satu alat penting dalam mempengaruhi bawahan supaya mereka bisa bekerja dengan giat, tekun dan penuh tanggung jawab sesuai dengan tugasnya masing-masing sehingga hasil yang diinginkan benar-benar tercapai sesuai dengan harapan. Langkah selanjutnya yang dilakukan MA Mu’adalah Pondok Tremas setelah proses pembagian tugas adalah mengadakan pertemuan antar komponen tadi untuk membahas proses realisasi dari program tersebut, sehingga hasilnya benar-benar sesuai dengan harapan. Setelah dirasa cukup dan persiapan benar-benar matang, setiap komponen bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. D. Pengawasan Manajemen Humas Sedangkan pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang sangat penting demi tercapainya tujuan organisasi. Supaya pengawasan yang dilakukan dapat efektif, maka haruslah terkumpul data-data dan fakta-fakta yang bersangkutan. pengawasan juga diperlukan untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Dalam masa realisasi program, mereka bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dalam hal ini mereka tetap mendapatkan pengawasan dari koordinator kegiatan dan kepala sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung. Di satu sisi, koordinator tidak segan- segan membantu jika benar-benar dibutuhkan. Disisi yang lain, koordinator dan kepala sekolah selalu menerima laporan tertulis setelah kegiatan usai. Sehingga setiap kegiatan benar-benar terencana dengan baik dan hasilnya benar-benar sesuai dengan harapan. Seperti itulah hasil penelitian yang peneliti lakukan di MA Mu’adalah Pondok Tremas dan diketahui bahwa betapa pentingnya penerapan empat fungsi manajemen tersebut bagi keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Hal tersebut terbukti bahwa dengan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan yang baik MA Mu’adalah Pondok Tremas. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Perencanaan Manajemen Humas di MA Mu’adalah Pondok Tremas Perencanaan Manajemen Humas di MA Mu’adalah Pondok Tremas disusun secara bersama-sama yang biasa mereka sebut dengan “Rapat Penyusunan Program Bersama” bersamaan dengan penyusunan program bidang-bidang yang lain seperti program sarana-prasarana, kurikulum dan kesiswaan. Program kerja yang dihasilkan dalam rapat bersama dapat dilihat di lampiran. Walaupun demikian ada beberapa hal yang menurut peneliti perlu dilakukan pembenahan diantaranya; a. Bagi siswa berprestasi yang tidak mampu madrasah hanya menggalakkan program orang tua asuh belum dikembangkan dengan cara yang lain. b. Dalam hal wirausaha, sampai saat ini madrasah hanya melibatkan orang dalam saja, yang sebenarnya bisa dikembangkan lebih luas lagi. c. Hampir semua kegiatan MA Mu’adalah Pondok Tremas di lakukan di madrasah sehingga masyarakat kurang merasa dilibatkan. 2. Pengorganisasian Manajemen Humas di MA Mu’adalah Pondok Tremas Pengorganisasian di MA Mu’adalah Pondok Tremas diatur dan dilaksanakan sesuai dengan struktur organisasi yang ada. (Struktur Organisasi terlampir). Sedangkan dalam merealisasikan program kerja di MA Mu’adalah Pondok Tremas, mereka menggunakan proses pengorganisasian sebagai berikut; a. Memperinci program apa saja yang perlu ada sesuai dengan visi dan misi lembaga. b. Membagi pekerjaan sesuai dengan kemampuan masing-masing orang, yang diwujudkan dalam sebuah kepanitiaan. c. Setiap sie dalam kepanitiaan menyusun rencana kerja. d. Mengkoordinasikan hasil kerja dari masing-masing sie untuk meminimalisir hambatan-hambatan yang mungkin terjadi. e. Setelah hasil kerja dikoordinasikan dalam forum bersama, langkah selanjutnya menentukan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan efektivitas kerja. 3. Kepemimpinan Manajemen Humas di MA Mu’adalah Pondok Tremas Usaha yang dilakukan oleh kepala madrasah MA Mu’adalah Pondok Tremas untuk menjaga hubungan baik dengan bawahannya dengan adalah membuka pintu kantornya setiap saat bertujuan untuk membuat suatu anggapan bahwa; a. Kepala madrasah adalah bagian yang tak terpisahkan dari bawahan-bawahannya. b. Kepala madrasah selalu menerima dan menyambut baik semua laporan, keluhankeluhan dan usulan dari bawahannya dan siswa-siswinya. c. Kepala madrasah menerima dan menyambut baik semua tamu yang datang ke madrasah contohnya wali murid, mahasiswa yang mengajukan penelitian, peminta sumbangan dana, bahkan penjual. (dengan catatan tidak mengganggu kegiatan madrasah). Sedangkan yang dilakukan oleh Waka kehumasan untuk menjaga hubungan baik dengan bawahannya maupun masyarakat madrasah adalah selalu mengadakan berbagai pendekatan baik itu pendekatan personal (Silaturrahmi ke rumah bawahannya, silaturrahmi ke wali murid, menengok siswanya yang sakit dll) maupun pendekatan organizational (Mengambil jalur musyawarah berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi). Dari beberapa hal tersebut dapatlah dikatakan bahwa Waka Kehumasan selalu berusaha untuk menyatu dengan semua komponen yang ada baik itu masyarakat dalam madrasah maupun masyarakat luar madrasah dengan harapan benar-benar tercipta suasana kekeluargaan yang baik yang nantinya akan berpengaruh pada keberhasilan realisasi program madrasah. 4. Pengawasan Manajemen Humas di MA Mu’adalah Pondok Tremas Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam keberhasilan suatu kegiatan. Untuk melakukan pengawasan yang baik dibutuhkan data dan informasi terkait dengan kegiatan tersebut. Pengawasan yang diterapkan oleh Kepala madrasah dan Waka Kehumasan MA Mu’adalah Pondok Tremas dalam realisasi program kerja kehumasan madrasah adalah sebagai berikut; a. Pengawasan oleh Kepala Madrasah Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Madrasah dalam realisasi program kehumasan dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut; a. Menerima Laporan melalui rapat terprogram seperti rapat dinas (sebulan sekali). b. Menerima Laporan melalui Rapat Rutin setiap 2 bulan sekali. c. Menerima Laporan melalui rapat Insidentil. d. Memantau langsung realisasi program kehumasan madrasah. b. Pengawasan oleh Waka Kehumasan Pengawasan yang dilakukan oleh Waka Humas dalam realisasi program kehumasan dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut; 1. Memantau langsung realisasi program kehumasan madrasah. 2. Berupaya menanyakan kepada pihak-pihak terkait dalam kegiatan tersebut untuk memperoleh data yang lebih konkret. 3. B. Melalui laporan tertulis hasil realisasi program kehumasan dari panitia. Saran Merujuk pada beberapa hal dalam kesimpulan diatas jelas diketahui bahwa pada hakikatnya MA Mu’adalah Pondok Tremas sudah mempunyai pengaturan manajemen yang cukup baik sehingga hasilnya benar-benar sesuai harapan tanpa ada hambatan yang berarti. Akan tetapi tidak ada sesuatu apapun yang sempurna di dunia ini. Walaupun hasilnya sudah terlihat cukup baik, menurut peneliti ada beberapa hal yang perlu untuk diperbaiki Diantaranya sebagai berikut; 1. Melihat prestasi yang dimiliki oleh MA Mu’adalah Pondok Tremas, hal tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperluas jaringan kerja sama. Misalnya untuk membantu anak-anak dari keluarga tidak mampu tidak hanya lewat Gerakan Orang Tua asuh tetapi juga bisa memperluas jaringan kerja sama dengan badan penyalur beasiswa. Sehingga anak yang berprestasi dan kurang mampu tetap bisa meneruskan usahanya dalam mencapai cita-cita yang mereka harapkan. 2. Dalam hal wirausaha (keterampilan) seperti koperasi, warned, dll. alangkah baiknya jika tidak hanya memanfaatkan orang dalam saja akan tetapi bisa juga memperluas kerja sama dengan instansi lain seperti pengusaha salon, pengusaha sablon dll sehingga pengetahuan siswa lebih luas dengan dunia kerja yang ada di masyarakat. 3. Karena prinsip dari humas adalah menjalin kerjasama yang baik antara madrasah dengan masyarakat alangkah baiknya jika masyarakat lebih banyak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan madrasah seperti PHBI, Hari Ulang tahun madrasah dll sehingga masyarakat akan merasa lebih dihargai dan merasa punya andil dalam rangka memajukan madrasah. 4. Untuk meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat alangkah baiknya jika kegiatan madrasah tidak hanya terpusat di madrasah saja. Tetapi juga diadakan di luar madrasah seperti pembentukan amil zakat, peringatan Hari Besar Islam dimana panitia-nya berasal dari kedua belah pihak yaitu madrasah dan masyarakat. Sehingga akan terbangun suatu anggapan bahwa masyarakat dan madrasah adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. DAFTAR PUSTAKA Dyah Amiyah Lindayani, Ahmad Sapari, Dasar-Dasar Manajemen, (Surabaya: SIC, 2000). Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1988). Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: CV Alfabeta, 2005). Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. (jakarta: Rineka Cipta, 2002). Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdsakarya, 1991). Nanang Fattah. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004). Piet A Sahertian. Dimensi Administrasi Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional, 1985). Nanang Fattah. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004). Adnan, Hamdan dan Hafied Cangara, 1996. Prinsip-Prinsip Hubungan Masyarakat. Usaha Nasional, Surabaya. Made Pidarta. Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1988).