882 pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak gel

advertisement
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK GEL DAUN LIDAH
BUAYA (ALOE VERA L) TERHADAP ZONA HAMBAT PERTUMBUHAN
BAKTERI VIBRIO HARVEYI SECARA IN VITRO
Effect of Different Concentration Gel Leaf Extract, Aloe (Aloe vera L) Against
Bacterial Growth Inhibition Zone Vibrio harveyi In vitro
Imelda Santi Yuarifka*, Lud Waluyo*, Rr Eko Susetyarini*
Prodi Pendidikan Biologi – FKIP
Universitas Muhammadiyah Malang
Jl.Raya Tlogomas No.246 Malang
*Email : [email protected]
Abstrak
Penyakit kunang-kunang (luminescent vibriosis), infeksi bakteri dalam darah (septichemic
vibriosis) dan nekrosis merupakan masalah industri perikanan yang masih terjadi di
wilayah tambak udang di Indonesia. Penyakit ini dapat memusnahkan populasi udang
dalam waktu 1-3 hari sejak gejala awal tampak sehingga penyakit ini bersifat akut dan
ganas. Penanganan yang selama ini dilakukan melalui pengobatan antibiotik namun,
penggunaan antibiotik akan menimbulkan masalah berupa peningkatan resistensi bakteri
terhadap antibiotik tersebut, selain itu dapat mempengaruhi lingkungan sekitar, serta
manusia yang mengkonsumsinya dan menyebabkan penolakan ekspor ke negara lain. Gel
daun lidah buaya (Aloe vera L) merupakan cairan bening berupa gel/lendir yang
mengandung antibakteri alami meliputi polisakarida (glukomanan dan acemanan), tanin,
saponin, fenol dan sterol sebagai bahan alami antibakteri yang aman. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh ekstrak gel daun lidah buaya terhadap zona
hambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi. Penelitian ini dilaksanakan dengan meletakan
kertas disk yang direndam dalam ekstrak gel daun lidah buaya sesuai dengan
konsentrasinya pada media NA yang telah diinokulasi Vibrio harveyi. Perlakuan yang diuji
meliputi: ekstrak gel daun lidah buaya, berbagai konsentrasi yaitu 50%; 70%; 90%, dan
100% dengan masing-masing perlakuan terdiri dari 3 kali pengulangan. Analisis data
menggunakan analisis varians satu arah dan uji beda jarak nyata Duncan dengan taraf
signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak
gel daun lidah buaya terhadap zona hambat Vibrio harveyi secara in vitro. Konsentrasi
yang paling mempengaruhi yaitu pada konsentrasi 100% dengan diameter zona hambat
9,00 mm.
Kata Kunci: Ekstrak gel daun lidah buaya, konsentrasi, dan Vibrio harveyi
Abstract
Disease fireflies (luminescent vibriosis), a bacterial infection in the blood (septicemia
vibriosis) and necrosis of the fishing industry problems that still exist in the area of shrimp
farming in Indonesia. This disease can destroy the shrimp population within 1-3 days after
the initial symptoms that the disease is acute and malignant. Handling has been done
through antibiotic treatment, however, the use of antibiotics will cause problems such as an
increase in bacterial resistance to these antibiotics, but it can affect the environment, and
humans who consume them and cause a denial of export to other countries. Aloe vera gel
(Aloe vera L) is in the form of a clear liquid gel / mucus containing natural antibacterial
includes polysaccharides (glucomannan and acemanan), tannins, saponins, phenols and
sterols as a natural antibacterial material is safe. This study aimed to investigate the effect
of extracts of aloe leaf gel against bacteria growth inhibition zone Vibrio harveyi. This
research was conducted by placing a paper disk soaked in aloe leaf gel extract according to
882
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
its concentration in the media NA inoculated Vibrio harveyi. The treatments were tested
include: aloe leaf gel extract, various concentrations of 50%; 70%; 90%, and 100% with
each treatment consisted of 3 repetitions. Analysis of data using one-way analysis of
variance and Duncan real distance difference test with significance level of 0.05. Results
showed no effect of various concentrations of extracts of aloe leaf gel against Vibrio
harveyi zone of inhibition in vitro. The concentration of the most affecting is at 100%
concentration with inhibition zone diameter of 9.00 mm.
Key words: Extract aloe leaf gel, concentration, and Vibrio harveyi.
PENDAHULUAN
Vibrio harveyi termasuk bakteri gram negatif berbentuk batang panjang yang
melengkung dan bersifat motil karena pergerakannya dikendalikan oleh flagela polar yang
pendek, berbentuk batang yang melengkung (seperti tanda koma) terdapat tunggal atau
kadang-kadang bersatu dalam bentuk S atau spiral (Holt et all, 1994). Menurut Waluyo
(2009), sebagian besar bakteri laut bersifat gram negatif, berflagel, dan tidak membentuk
spora. Vibrio harveyi merupakan salah satu bakteri patogen yang menginfeksi udang yang
berada di perairan. Bakteri Vibrio harveyi dapat ditemukan sebagai jenis bakteri yang
berkemampuan sebagai patogen ketika mekanisme pertahanan inang diperlemah (patogen
oportunistik) diseluruh permukaan air di dunia, baik pada lingkungan air payau, tawar, dan
laut. Beberapa penyakit infeksi Vibrio harveyi yang menyerang udang diantaranya
penyakit kunang-kunang (luminescent vibriosis), infeksi bakteri dalam darah (septichemic
vibriosis) dan nekrosis. Penyakit ini dapat memusnahkan populasi udang dalam waktu 1-3
hari sejak gejala awal tampak sehingga penyakit ini bersifat akut dan ganas. Secara
nasional budidaya udang mulai menyebabkan kerugian ekonomi sejak tahun 1990 sampai
puncaknya pada tahun 1992 yang terus berlanjut hingga saat ini, akibat dari infeksi bakteri
Vibrio harveyi yang menyebakan kematian massal udang. Fenomena tersebut
menyebabkan penurunan produksi yang sebelumnya menghasilkan 10.000 ton/tahun, kini
hanya 70.000ton/tahun. Khusus untuk daerah Jawa Timur penurunan produksi lebih serius
hampir 70% petani tambak mengalami kegagalan produksi dengan terjadinya kematian
masal udang dalam waktu singkat mencapai 90%-100% (Prajitno, 2007).
Penanganan yang biasa dilakukan yaitu melalui penggunaan antibiotik. Namun,
penggunaan antibiotik akan menimbulkan masalah berupa peningkatan resistensi bakteri
terhadap antibiotik tersebut, selain itu dapat mempengaruhi lingkungan sekitar, serta
manusia yang mengkonsumsinya (Sugianti, 2005). Adanya bahan kimia yang dimaksudkan
untuk infeksi bakteri bisa menyebabkan penolakan ekspor ke negara lain (Verschuere et al,
2002). Adanya dampak tersebut maka perlu dikembangkannya alternatif lain dengan
menggunakan bahan alami, misalnya bahan dari tumbuhan sebagai antibakteri yang relatife
lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan udang maupun manusia. Salah satu tumbuhan
yang memiliki daya antibakteri yaitu tanaman lidah buaya (Aloe vera L). Bagian daun
lidah buaya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bagian dalam daun yaitu gel/lendir.
Gel merupakan material jernih, semi solid, dan tidak memiliki rasa yang mengandung 96%
air dan 4% padatan. Daun lidah buaya mempunyai kandungan zat gizi seperti vitamin,
mineral, enzim, asam amino (Arifin, 2015). Kandungan gel daun lidah buaya yang
berperan sebagai antibakteri diantaranya polisakarida (glukomannan dan acemannan),
senyawa saponin, sterol, fenol dan tanin. Kesinergisan aktifitas dari seluruh zat aktif inilah
883
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
yang berkontibusi terhadap khasiat daun lidah buaya (Iriano, 2008). Beberapa bukti
sejarah menyebutkan bangsa Arab, Yunani, Romawi, India dan Cina telah menggunakan
sebagai bahan obat aneka penyakit karena sifatnya sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti
bakteri dan proses regenerasi sel (Arifin, 2015). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
peneliti akan mengkaji lebih lanjut mengenai peran gel daun lidah buaya dalam
menghambat bakteri Vibrio harveyi yang menyebabkan kematian biota laut yang menghuni
perairan seperti udang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemberian ekstrak gel daun lidah buaya (Aloe vera L) terhadap zona hambat pertumbuhan
bakteri Vibrio harveyi secara in vitro. Serta untuk mengetahui konsentrasi berapakah yang
paling mempengaruhi zona hambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi secara in vitro.
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam bidang ilmu pengetahuan serta informasi
kepada masyarakat tentang pemanfaatan gel daun lidah buaya sebagai alternatif antibakteri
alami.
METODE PENELITIAN
Pembuatan Ekstrak Gel Daun Lidah Buaya
Menyayat daun Aloe vera, kemudian memisahkan antara gel dan kulit daun. Menimbang
daging daun lidah buaya segar sebanyak 500 g. Melakukan pembasahan daging daun lidah
buaya dengan pelarut etanol 96% secukupnya. Memasukkan daging lidah buaya yang telah
dibasahi ke dalam toples, diratakan dan sambil ditambahkan pelarut sampai bahan
terendam, total yang ditambahkan sebanyak 300 ml. Menutup toples dengan rapat selama
24 jam. Kemudian dishaker diatas shaker digital 50 rpm. Menyaring ekstrak cair dengan
penyaring kain, menampung ekstrak dalam erlenmeyer. Melakukan remaserasi pada ampas
dengan cara dimasukkan kembali ke dalam toples dan ditambahkan pelarut sampai
terendam (minimal 5cm di atas permukaan). Kemudian membiarkan semalam atau 24 jam
dan dishaker. Remaserasi dilakukan dengan pelarut etanol 96% sebanyak 200 ml. Hasil
ekstrak cair pertama sampai terakhir dijadikan satu dan diuapkan dengan menggunakan
rotary evaporator water bath. Diperlukan waktu 4 jam untuk evaporasi.
Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Gel Daun Lidah Buaya
Membagi menjadi 4 kelompok konsentrasi yaitu B1(50%), B2(70%), B3(90%) dan
B4(100%). Larutan konsentrasi ekstrak gel daun lidah buaya, yang dibuat adalah 10 ml
pada tiap – tiap konsentrasi. Rumus dalam pembuatan konsentrasi yaitu N1 .V1 = N2 .V2
Pembuatan Inokulasi Bakteri Vibrio harveyi dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Gel Daun Lidah Buaya
Mengambil suspensi Vibrio harveyi dengan cotton bud, kemudian menginokulasi secara
merata pada permukaan media Natrium Agar secara zig-zag. Mencelupkan paper disx ke
dalam tabung yang berisi ekstrak gel daun lidah buaya (Aloe vera) sesuai dengan
konsentrasi menggunakan pinset steril selama 1 menit. Memasukan paper disk yang telah
dicelupkan ke dalam ekstrak lidah buaya (Aloe vera) pada media NA dan ditanam tepat
ditengah-tengah media. Kemudian di inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Zona
hambat yang terbentuk di ukur dengan jangka sorong.
884
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Analisis Statistik
Analisis statistik dengan uji normalitas menggunakan metode Shapiro-Wilk untuk
menentukan data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Metode Shapiro-Wilk
digunakan pada data dengan jumlah pengamatan besar. Nilai signifikansi hasil pengujian
yang lebih besar dari alpha sebesar 5% menunjukkan bahwa data yang digunakan
berdistribusi normal. Kemudian uji homogenitas ragam, uji ini menggunakan metode
Levene test untuk menentukan data yang digunakan memiliki ragam yang sama antar
perlakuan atau tidak. Nilai signifikansi hasil pengujian yang lebih besar dari alpha sebesar
5% menunjukkan bahwa data yang digunakan memiliki ragam yang sama antar perlakuan.
Dilanjutkan dengan analisa data one-way digunakan untuk menguji ada tidaknya
perbedaan antar perlakuan dengan membandingkan rata-rata dari masing-masing perlakuan
pada setiap parameter dengan menggunakan ragam sebagai dasar pengujian. Uji dengan
menggunakan nilai F hitung dan F tabel, dimana nilai F hitung yang lebih besar dari nilai F
tabel menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar masing masing
perlakuan. Terakhir menggunakan uji Duncan untuk mengetahui perlakuan mana yang
berbeda dengan perlakuan yang lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak gel daun
lidah buaya terhadap zona hambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi secara in vitro
diperoleh data rerata diameter zona hambat Vibrio harveyi dengan pemberian berbagai
konsentrasi ekstrak gel daun lidah buaya disajikan pada Tabel 1. berikut:
Tabel 1.Diameter Rerata & Standar Deviasi Zona Hambat Bakteri Vibrio harveyi (mm)
yang dipengaruhi oleh ekstrak gel daun Aloe vera L
Perlakuan Rerata
Standart Deviasi Notasi
50%
3,200
0,265
a
70%
4,833
0,651
b
90%
6,933
0,513
c
100%
9,000
0,557
d
Berdasarkan hasil uji Analisis one way dapat diketahui bahwa ekstrak gel daun
lidah buaya dalam berbagai konsentrasi memiliki pengaruh yang nyata (P< 5%) terhadap
zona hambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi. Uji lanjut untuk mengetahui perlakuan
mana yang berbeda dengan perlakuan yang lain, maka dilakukan uji Duncan. Hasil
analisisnya menunjukkan setiap perlakuan berbagai konsentrasi ekstrak gel daun lidah
buaya memiliki perbedaan yang nyata terhadap zona hambat pertumbuhan bateri Vibrio
harveyi. Perlakuan yang memiliki zona hambat paling besar yaitu pada perlakuan ekstrak
gel daun lidah buaya 100%.
PEMBAHASAN
Terbentuknya zona hambat dapat dipengaruhi oleh jumlah konsentrasi ekstrak yang
digunakan. Menurut Pelczar (2008) semakin tinggi konsentrasi suatu zat antimikroba
885
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
semakin tinggi daya antimikrobanya, artinya banyak bakteri akan terbunuh lebih cepat bila
konsentrasi zat tersebut lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
perlakuan ekstrak gel daun lidah buaya (Aloe vera L) yang paling efektif terdapat pada
perlakuan perlakuan ekstrak gel daun lidah buaya (Aloe vera L) dengan konsentrasi 100%.
Hal ini berarti semakin tinggi konsentrasi ekstrak gel daun lidah buaya maka semakin
besar pula kandungan senyawa aktif yang ada di dalamnya sehingga semakin besar
pengaruhnya dalam membentuk zona hambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi.
Kenaikan zona hambat ekstrak gel daun lidah buaya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut
ini:
Gambar 1. Grafik Kenaikan Rata-rata Diameter Zona hambat Ekstrak Gel Daun Lidah
Buaya Terhadap Pertumbuhan Bakteri Vibrio harveyi
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak gel
daun lidah buaya maka semakin besar zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan
Vibrio harveyi. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak gel daun lidah
buaya maka semakin banyak senyawa antibakteri yang terkandung. Terbentuknya zona
hambat bakteri Vibrio harveyi dipengaruhi oleh beberapa senyawa aktif antibakteri dalam
ekstrak gel daun lidah buaya seperti saponin, fenol, tannin, sterol dan polisakarida
(acemannan dan glukomanan). Mekanisme kerja senyawa saponin bersifat antibakteri
dengan merusak membran sel. Rusaknya membran menyebabkan substansi penting keluar
sel dan juga dapat mencegah masuknya bahan-bahan penting ke dalam sel, jika fungsi
membran sel dirusak maka akan mengakibatkan kematian sel (Monalisa dkk.,2011 dalam
Dedi, 2014). Aktivitas antimikroba senyawa fenolik adalah dengan merusak lipid pada
membran plasma mikroorganisme sehingga menyebabkan isi sel keluar (Pratiwi, 2008
dalam Dedi, 2014). Senyawa fenol dalam konsentrasi rendah (2%-4%) daya bunuhnya
disebabkan karena fenol merusak membran sel dengan cara menurunkan tegangan
permukaannya (Waluyo, 2012). Menurut Dwijoseputro (2005) toksisitas tanin dapat
mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga mampu mengganggu permeabilitas
sel bakteri, akibatnya sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya
terhambat. Streol yang terkandung dalam gel lidah buaya yaitu lupeol yang bersifat
antiseptik aktif dalam melawan Staphylococcus aureus (Iriano, 2008). Apabila keseluruhan
senyawa aktif bekerja secara bersamaan maka bakteri Vibrio harveyi akan terhambat
pertumbuhannya dengan terbentuknya zona hambat. Polisakarida pada gel daun lidah
buaya berperan dalam membentuk barier pelindung melawan infeksi mikroba (Prathita,
886
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
2008). Pada tahun 1977 dilaporkan oleh Drugs and Cosmetic Journal dalam Furnawanthi
(2007) bahwa rahasia keampuhan lidah buaya terletak pada kandungan zat nutrisinya
(terutama glukomannan) yang bekerjasama dengan asam-asam amino esensial dan
sekunder, enzim oksidase, katalase dan lipase terutama enzim- enzim pemecah protein
(protease). Lidah buaya mengandung gugus glikosida yang merupakan gugus
aminoglikosida yang bersifat antibiotik. Senyawa ini akan berdifusi pada dinding sel
bakteri dan proses ini berlangsung lama dan terus menerus dalam suasana aerob. Setelah
masuk ke dalam sel, kemudian diteruskan pada ribosom yang menghasilkan protein,
sehingga akan menimbulkan gangguan pada proses sintesa protein dan selanjutnya akan
menyebabkan terjadinya pemecahan ikatan protein sel bakteri. Acemannan merupakan
senyawa karbohidrat yang akan mengaktifkan makrofag sehingga menyebabkan terjadinya
fagositosis (Hayati, 2011).
Berdasarkan data pengamatan kemampuan ekstrak gel daun Aloe vera L dalam
menghambat pertumbuhan Vibrio harveyi menggunakan konsentrasi 50%, 70%, 90% dan
100% dapat dilihat pada tabel 1 rerata diameter zona hambat dan hasilnya berturut-turut
yaitu 3,20mm; 4,83mm; 6,93mm; 9,00mm. Menurut Davis and Stout (1971), kriteria
kekuatan daya antibakteri sebagai berikut : diameter zona hambat 5 mm atau kurang
dikategorikan lemah, zona hambat 5-10 mm dikategorikan sedang, zona hambat 10-20 mm
dikategorikan kuat dan zona hambat 20 mm atau lebih dikategorikan sangat kuat.
Berdasarkan kriteria daya antibakteri tersebut maka ekstrak gel daun Aloe vera L,.termasuk
dalam kategori lemah dan sedang sehingga masih belum mencapai kategori sangat kuat.
Faktor yang diduga mengurangi daya antibakteri ekstrak Aloe vera L. yaitu adanya
resistensi bakteri Vibrio harveyi yang termasuk bakteri gram negatif dimana terdapat
mekanisme resistensi terhadap antibakteri. Bakteri gram negatif memiliki cara untuk
melindungi membran selnya dari penetrasi bahan antibakteri, karena bakteri tersebut
mempunyai membran luar yang unik. Struktur dinding sel gram negatif terdiri dari tiga
lapis dan lebih kompleks, yaitu terdiri dari lapisan luar yang berupa lipoprotein, lapisan
tengah yang berupa lipopolisakarida dan lapisan dalam berupa peptidoglikan (Pelczar dan
Chan, 2008).
Perbedaan utama dinding sel bakteri gram negatif yang lebih kompleks adalah lapisan
membran luar yang meliputi peptidoglikan, kehadiran membran ini menyebabkan dinding
sel bakteri gram negatif kaya akan lipid (11-22%). Lapisan membran luar (outer wall
layer) pada bakteri gram negatif mempunyai struktur sebagai unit membran. Perbedaannya
adalah lapisan ini tidak hanya terdiri dari fosfolipid saja seperti membran plasma, tetapi
juga mengandung lipid lainnya polisakarida, dan protein. Lipid dan polisakarida
berhubungan erat dan membentuk struktur khas yang dinamakan lipopolisakarida atau LPS
(Waluyo, 2012).
KESIMPULAN
a. Terdapat pengaruh pemberian berbagai konsentrasi ekstrak gel daun lidah buaya (Aloe
vera L) terhadap zona hambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi.
b. Pada konsentrasi 100% ekstrak gel daun lidah buaya yang paling berpengaruh
terhadap zona hambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi.
887
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
SARAN
a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk pemanfaatan senyawa antibakteri
tanaman lidah buaya (Aloe vera L) dalam bentuk sediaan lain seperti filtrat, sari,
ataupun dekok yang digunakan sebagai penghambat pertumbuhan bakteri uji maupun
jamur yang berbeda.
b. Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk menganalisis kadar atau jumlah senyawa
antibakteri yang terkandung dalam ekstrak gel daun lidah buaya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, J. 2015. Intensif Budidaya Lidah Buaya. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Davis and Stout. 1971. Davis, W.W and Stout, T.R. 1971. Disc Plate Methods of
Microbiological Antibiotic Assay. Microbiology
Dedi. 2014. Uji Daya Hambat Ekstrak Kulit Batang Rhizophora Mucronata Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Aeromonas Hydrophila. Streptococcus agalactiae dan
Jamur Saprolegnia sp. Secara In vitro.Skripsi di terbitkan. Sumatera Utara:
Fakultas Pertanian USU.
Dwijoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
Furnawanthi, Irni. 2007. Khasiat dan Mnafaat Lidah Buaya si Tanaman Ajaib. Jakarta :
Agromedia Pustaka.
Hayati,K. 2009. Efek Antibakteri Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap
Staphylococcus aureus yang Diisolasi dari Denture Stomatitis (Penelitian In
Vitro). Skripsi di terbitkan. Sumatera Utara:FKG Universitas Sumatera Utara
Holt, et all. 1994. Bergey‘s Manual of Determinative Bacteriology 9th Edition. Online
Book. USA: Williams and Wilkins Baltimore
Iriano Armalia, 2008. Efek Antibakteri Infusum Aloe vera Terhadap Porphyromonas
gingivalis In vitro. Skripsi diterbitkan.Jakarta : FKG Universitas Indonesia.
Pelczar dan Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Alih bahasa Oleh : Hadi oetomo et
al. Jakarta : UI Press
Prajitno, A. 2007. Penyakit Ikan –Udang Bakteri. Malang : UM Press
Prathita tara. 2008. Efek Antibakteri Infusum Daging Aloe vera Terhadap Porphyromonas
gingivalis in vitro. Skripsi diterbitkan. Jakarta: Universitas Indonesia
Sugianti, Budi. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Dalam Pengendalian
Penyakit Ikan. Bogor :IPB
Verschuere. L. 2002. Probiotic bacteria as biological control agents in aquacuture.
Microbiology and Molecular Biology
Waluyo Lud. 2012. Mikrobiologi Umum. Malang.UMM Press
Waluyo Lud. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press
888
Download