http://jurnal.fk.unand.ac.id Artikel Penelitian Hubungan Kadar FT4 dengan Gejala Klinis yang Terkait Efek Simpatis berdasarkan Indek Wayne pada Nagari Koto Salak Kabupaten Dharmasraya 1 2 Nining Kurniawati , Eva Decroli , Yustini Alioes 3 Abstrak Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada keadaan hipertiroid dan sebaliknya pada hipotiroid. Pengukuran kadar hormon tiroid dilakukan dengan mengukur kadar FT4, FT3, TSH, dll. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan kadar FT4 dengan gejala klinis yang terkait efek simpatis di Nagari Koto Salak Kabupaten Dharmasraya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional study. Hasil penelitian didapatkan subjek dengan peningkatan kadar FT4 12,96%. Subjek dengan gejala klinis palpitasi, penurunan berat badan, nervous, berkeringat lebih dan tremor jari halus dengan persentase berturut-turut adalah 42,59%, 38,89%, 46,30%, 25,93% dan 44,44%. Analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square diperoleh hasil tidak ada hubungan hubungan kadar FT4 dengan 5 gejala klinis yang terkait efek simpatis berdasarkan indeks Wayne (p > 0.05). Penelitian ini masih sederhana dan belum bisa menunjukkan adanya hubungan antara kadar FT4 dengan gejala klinis yang terkait efek simpatis. Sebaiknya untuk penelitian yang akan datang diharapkan dapat memiliki jumlah sampel yang banyak dan cakupan gejala klinis lain yang terlibat dalam aktivitas saraf simpatis yang lebih luas sehingga dapat lebih lengkap dan spesifik. Kata kunci: Kadar FT4, efek simpatis, gejala klinis Abstract Increased sympathetic nerve activity may occur in the state of hyperthyroidism and conversely in hypothyroidism. Measurement of thyroid hormone levels is done by measuring the levels of FT4, FT3, TSH, etc. The objective of this study was to identify the relation between FT4 levels and the clinical symptoms of sympathetic effects in Nagari Koto Salak Kabupaten Dharmasraya. This research used cross sectional study design. According to the research found that subjects with elevated levels of FT4 12.96%. There are subjects with clinical symptoms of palpitations, weight loss, nervousness, sweating more and fine finger tremor by the following percentages is 42.59%, 38.89%, 46.30%, 25.93%, and 44.44%. From the results of the bivariate analysis using Chi-Square test is not obtained the relation between FT4 levels with 5 related clinical symptoms of sympathetic effects on wayne’s index (p> 0.05). This research was simple and could not represent the relation between FT4 levels were associated with clinical symptoms of sympathetic effects. We recommend to have more number of samples for the future research and scope of clinical symptoms that involved in the activity of the sympathetic nervous to be wider so it can be more comprehensive and specific. Keywords: FT4 levels, sympathetic effects, clinical symptom Affiliasi penulis : 1. Pendidikan dokter FK UNAND (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNAND /RS Dr. M.Djamil, 3. Bagian Biokimia FK UNAND Korespondensi : Nining Kurniawati, [email protected], Telp: 085263927021 E-mail : PENDAHULUAN Saraf simpatis merupakan salah satu saraf otonom yang mengatur sebagian besar kerja tubuh. Saraf ini berfungsi untuk menyiapkan tubuh pada kondisi darurat yang dapat menyebabkan peningkatan Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(2) 447 448 http://jurnal.fk.unand.ac.id denyut jantung, meningkatkan tekanan darah, kulit 1 berkeringat, dilatasi pupil dan lain-lain. Kinerja yodium berat (EkseB). Nagari dengan EkseB tersebut saraf simpatis dikaitkan dengan keberadaan neurotransmitter norepinefrin yang katekolamin berupa antara hormon tiroid dengan Sensitivitas terhadap katekolamin dapat simpatis. Hubungan ini masih banyak diperdebatkan. ditemukan sangat tinggi pada hipertiroidisme, yaitu Belum ada bukti yang jelas yang dapat menerangkan suatu keadaan tiroktosikosis yang diakibatkan oleh hubungan antara keduanya. Dalam suatu penelitian kelenjar tiroid yang hiperaktif. oleh ujung Hubungan 5 sensitivitas katekolamin dapat menimbulkan efek simpatis. pada adalah Nagari Koto Salak Kabupaten Dharmasraya. saraf 1 ditemukan status EksiR dan 1 nagari dengan status ekses 2 disebutkan bahwa sensitivitas katekolamin tidak Dua macam hormon utama yang dihasilkan berubah pada keadaan disfungsi tiroid, terutama kelenjar peningkatan tiroid yaitu Tiroksin (T4) dan 3 sensitivitas atau hipersensitivitas 6 Triiodotironin (T3). Dalam sirkulasi darah, kadar T4 katekolamin tidak terjadi pada hipertiroid spontan. jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kadar T3 Dalam sumber yang berbeda disebutkan bahwa sehingga lebih memudahkan hormon tiroid berhubungan dengan sistem saraf pendeteksian kadar T4 tetapi tetap tidak mengabaikan simpatis melalui perubahan respon pada rangsangan T3. Hal tersebut didasarkan kenyataan bahwa pada saraf simpatis akibat pengaruh hormon tersebut akhirnya hampir semua dari T4 akan diubah menjadi terhadap reseptor adrenergik. T3 di hal perifer tersebut karena akan T3 tersebut 7 mempunyai Berdasarkan kontroversi diatas, maka penting kemampuan untuk berikatan dengan reseptor tiroid di untuk dilakukan penelitian yang mengarah kepada hal inti sel-sel target dengan afinitas 10 kali lebih besar tersebut. Penelitian ini tidak membuktikan secara dibandingkan dengan T4 dan mempunyai aktivitas langsung mengenai mekanisme kerja hormon tiroid yang secara proporsional lebih besar pula. Sebagian besar T3 dan T4 4 terhadap sensitivitas katekolamin, tetapi tetap terikat secara diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat reversible dengan protein plasma dalam sirkulasi mendukung hubungan tersebut. Pada penelitian ini darah seperti Thyroxine-binding-globulin (TBG) untuk akan ditinjau hubungan gejala klinis yang berkaitan diangkut ke jaringan perifer, sedangkan sebagian lagi dengan efek simpatis dengan kadar FT4 terutama beredar bebas tanpa terikat dengan protein sebagai pada masyarakat di daerah yang tergolong ekses freeT4 (FT4) dan FreeT3 (FT3). 4 yodium berat. Mengingat luasnya cakupan efek Berdasarkan peran yodium dalam sintesis simpatis yang dapat mempengaruhi fungsi tubuh, hormon tiroid, maka keadaan ekses yodium akan maka pada penelitian ini, gejala klinis efek simpatis dapat memicu terjadinya hipertiroid. Gejala klinis yang yang ditinjau akan dibatasi berdasarkan lima kriteria ditimbulkan akibat status hipermetabolik dan aktivitas yang terdapat pada Indeks Wayne yaitu palpitasi, sistem saraf simpatis yang berlebihan. Ekses yodium berkeringat lebih, nervous, penurunan berat badan yang dan tremor jari halus. Indeks Wayne adalah salah satu berlangsung lama dapat menimbulkan hipertiroid, sedangkan dalam keadaan akut, ekses indeks diagnostik yang dapat menjadi acuan yodium dapat menekan pelepasan hormon tiroid. menentukan seseorang mengalami hipertiroid secara Ekses yodium yang berlangsung lama menyebabkan klinis. 8 perubahan berupa mutasi sel tiroid sehingga kelenjar ini menjadi otonom dalam menghasilkan hormon tiroid. 2 METODE Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh Berdasarkan data status EYU (Eksresi Yodium warga Nagari Koto Salak Kabupaten Dharmasraya Urin) masyarakat di Propinsi Sumatera Barat tahun yang datang untuk melakukan pemeriksaan dan 2008, pengisian kuesioner. Metode pengambilan sampelnya Kabupaten Dharmasraya merupakan satu- satunya kabupaten di Sumatera Barat yang termasuk adalah dengan cara total ekses yodium ringan (EksiR), sedangkan jika ditinjau terhadap kadar FT4 dalam serum darah dilakukan di berdasarkan nagari, maka terdapat 10 nagari dengan Balai Laboratorium Kesehatan Sumatera Barat. sampling. Pemeriksaan Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(2) http://jurnal.fk.unand.ac.id Tabel Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dari Indeks Wayne dan alat Immuno Auto Distribusi frekuensi subjek penelitian berdasarkan FT4 Kadar FT4 (ng/dl) Frekuensi (%) Normal (0,93-1,7) 46 86,79 Tinggi (> 1,7) 7 13,21 54 100 Analyzer (Cobas e 411, spesifikasi full automatic). Data yang diperoleh diolah dengan software computer dan analisis data mengggunakan uji Fisher. Total HASIL a) 1. Kadar Free T4 (FT4) Untuk melihat distribusi frekuensi b) subjek Efek simpatis berdasarkan indeks Wayne Terdapat beberapa efek simpatis dalam indeks penelitian berdasarkan kadar Free T4 (FT4) di Nagari Wayne yang dimasukkan kedalam penelitian yaitu Koto Salak Kabupaten Dharmasraya dapat dilihat palpitasi, keringat lebih, nervous, penurunan berat pada tabel di bawah ini. badan dan tremor jari halus dapat dilihat pada tabel di Berdasarkan Tabel 1, terdapat gambaran bawah ini: mayoritas subjek penelitian (86,79%) mempunyai Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa kadar FT4 dalam rentang normal, namun sebagian sebagian besar subjek penelitian tidak menunjukkan memiliki kadar FT4 yang tinggi. Hal ini dapat dijadikan gejala palpitasi, keringat yang berlebihan. Penurunan pertimbangan dalam menganalisis munculan gejala berat badan, dan tanda tremor jari halus. klinis efek simpatis pada pembahasan berikutnya. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Gejala Klinis Palpitasi Kategori Keringat Lebih Berat Badan Nervous Tremor Jari Halus Turun Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Ya 23 43,39 21 39,62 29 54,71 14 26,42 24 45,28 Tidak 30 56,61 32 60,38 24 45,29 39 73,58 29 54,72 Total 53 100 53 100 53 100 53 100 53 100 Sebagian besar subjek penelitian menunjukkan Untuk melihat hubungan antara kadar FT4 gejala nervous. Dari 53 subjek penelitian yang dengan munculan lima gejala klinis efek simpatis diperoleh, frekuensi subjek penelitian berdasarkan berdasarkan indeks Wayne tersebut, maka dilakukan kadar analisis bivariat dengan menggunakan uji korelasi FT4 beserta beberapa efek simpatis berdasarkan indeks Wayne di Nagari Koto Salak Fisher dengan hasil sebagai tersebut. Kabupaten Dharmasraya. Tabel 3. Distribusi frekuensi subjek penelitian berdasarkan kadar FT4 dan beberapa efek simpatis yang terdapat dalam Indeks Wayne Beberapa Efek Simpatis Berdasarkan Indeks Wayne No FT4 Palpitasi Keringat Lebih Nervous Berat badan Tremor Turun Jari Halus Total 1 Normal 21 20 26 13 21 101 2 Tinggi 2 1 3 1 3 10 23 21 29 14 24 111 Total Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(2) 449 450 http://jurnal.fk.unand.ac.id Tabel 4. Hasil analisis hubungan kadar FT4 dengan palpitasi masyarakat mempunyai kadar FT4 normal, tetapi hal Uji Fisher itu belum dapat menyingkirkan dugaan terdapatnya Palpitasi 0,685 hipertiroid Keringat Lebih 0,223 didasarkan Nervous 0,688 tersebut adalah masyarakat dengan kategori ekses Berat Badan Turun 0,660 yodium berat dan juga terdapat klasifikasi hipertiroid Tremor Jari Halus 1 dengan klinis yang tidak jelas yang disebut hipertiroid Variabel FT4 Hasil pemeriksaan menunjukkan mayoritas pada masyarakat pada tersebut. kenyataan bahwa Hal ini masyarakat subklinis. Pada keadaan hipertiroid subklinis, kadar Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa uji FT4 justru didapatkan normal. Hipertiroid subklinis Fisher pada semua gejala klinis menunjukkan nilai biasanya terjadi pada pengobatan levothyroxine (obat p>0,05. Hal tersebut memiliki makna bahwa tidak pengganti hormon tiroid), penyakit Grave’s ringan, dan terdapat hubungan antara kadar FT4 dengan palpitasi, pada goiter multinodular toksik yang ringan. 10 keringat yang berlebihan, nervous, penurunan berat badan dan tremor jari halus. b) Gejala klinis efek simpatis berdasarkan Indeks Wayne PEMBAHASAN Aktivitas karena a) Kadar FT4 Ekses yodium yang bersifat akut dapat stres saraf fisik simpatis maupun dapat mental dicetuskan serta dapat 3 dipengaruhi oleh pemakaian obat tertentu. Selain itu, menyebabkan hipotiroid karena terjadi hambatan peningkatan aktivitas pelepasan hormon tiroid oleh kadar yodium yang ditemukan pada keadaan hipertiroid. saraf simpatis juga dapat 3 tinggi, sedangkan jika keadaan ini berlangsung lama Terdapat banyak efek yang diakibatkan oleh (kronik) dapat meningkatkan aktivitas kelenjar tiroid aktivasi saraf simpatis. Pada penelitian ini, efek dan dikenal simpatis dibatasi hanya berdasarkan indeks Wayne 3 dan kemudian dipilih 5 dari 11 gejala dan 11 tanda Pada umumnya, IIH hanya terjadi pada mereka yang yang terdapat pada indeks tersebut meliputi palpitasi, memiliki resiko tinggi kelainan tiroid seperti pada berkeringat lebih, nervous, penurunan berat badan, mereka yang fungsi tiroidnya independen terhadap dan tremor jari halus. Kenyataan bahwa munculan 5 stimulasi TSH atau mereka yang kelenjar tiroidnya gejala secara parsial bersifat otonom, walaupun demikian diakibatkan tidak menutup kemungkinan IIH ditemukan pada orang mengaktivasi dengan fungsi tiroid normal, tetapi keadaan tersebut dipertimbangkan. dapat ditekan apabila asupan yodium dihentikan penyakit tertentu dapat memberikan gambaran klinis menyebabkan hipertiroidisme yang sebagai iodine-induced hyperthyroidism atau IIH. sehingga akan kembali pada status eutiroid. 9 klinis tersebut karena dapat saja keadaan saraf tidak murni hipertiroid yang simpatis Faktor juga perlu lain seperti penyebab yang sama. Tetapi apabila gejala klinis tersebut Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui ditinjau secara universal pada masyarakat dengan fungsi tiroid salah satunya adalah dengan memeriksa ekses yodium berat, maka faktor hipertiroid sebagai kadar FT4 serum. Tabel 1 memperlihatkan gambaran penyebab munculan gejala klinis tersebut perlu bahwa kadar FT4 pada masyarakat Nagari Koto Salak mendapat perhatian khusus. Kabupaten Dharmasraya cukup bervariasi. Sebagian Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat lebih besar masyarakat yang berpartisipasi dalam penelitian banyak subjek tanpa gejala klinis tersebut daripada ini memperlihatkan hasil kadar normal FT4 yaitu pada subjek dengan gejala. Hasil yang diperoleh adalah kisaran kadar 0,93-1,7 ng/dl. Peningkatan kadar FT4 subjek tanpa gejala palpitasi sebanyak 56,61%, tanpa terjadi pada sebagian kecil masyarakat dan hanya gejala keringat lebih sebanyak 60,38%, tanpa gejala terdapat satu orang yang mempunyai kadar FT4 penurunan berat badan sebanyak 73,28%, dan tanpa rendah. tanda tremor jari halus sebanyak 54,72%. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(2) 451 http://jurnal.fk.unand.ac.id Subjek tanpa gejala nervous lebih sedikit dari antara tim dan masyarakat. subjek dengan nervous yaitu sebanyak 45,29%. Penelitian mengenai hubungan kadar hormon Perbedaan distribusi persentase yang terjadi dapat tiroid dengan gejala klinisnya juga pernah dilakukan disebabkan oleh nervous yang merupakan keadaan sebelumnya oleh Liza pada tahun 2001. Penelitian yang berkaitan dengan mental atau psikis seseorang, tersebut menggunakan indeks Wayne sebagai kriteria sehingga penilaian penilaian. Hasil penelitian tersebut didapatkan pada terhadap gejala nervous lebih subjektif dari 4 gejala gejala tertentu seperti gejala kulit, hipersekresi air lainnya. ludah, kelelahan, dan tidak tahan udara panas biasnya lebih besar akibat menunjukkan c) Hubungan kadar FT4 dengan gejala klinis yang terkait efek simpatis berdasarkan Indeks Wayne tidak terdapat hubungan yang bermakna, tetapi pada gejala lain selain yang tersebut diatas menunjukkan ada hubungan yang bermakna. 12 pada Toshiyoshi et al yang meninjau berdasarkan keadaan hipertiroid dapat meningkatkan aktivitas sarat aktivitas saraf simpatis pada otot pada keadaan Peningkatan sensitivitas katekolamin 2 simpatis. Dalam penelitian ini dilihat hubungan antara hipertiroid dan hipotiroid dan dibandingkan dengan kadar FT4 dengan masing-masing gejala klinis berupa kontrol (eutiroid). Pada subjek dengan hipertiroid palpitasi, berkeringat lebih, nervous, penurunan berat ditemukan aktivitas saraf simpatis otot yang lebih badan, dan tremor jari halus. Berdasarkan hasil uji sedikit dari pada kontrol, sedangkan pada subjek Fisher diperoleh nilai p berturut-turut sebesar 0,685, dengan hipotiroid ditemukan aktivitas saraf simpatis 0,223, 0,688, 0,660, dan 1 (Tabel 4). Hasil tersebut otot yang lebih banyak dari pada kontrol. Berdasarkan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara hal tersebut, berarti terdapatnya hubungan terbalik kadar FT4 dengan gejala klinis tersebut dikarenakan antara fungsi tiroid dengan aktivitas saraf simpatis. 13 Penelitian lain dilakukan oleh Burggraaf et al nilai p>0,05. hasil mengenai keseimbangan sympathovagal terhadap pemeriksaan kadar FT4 dalam batas normal dan tidak penderita Grave’s yang diteliti sebelum dan setelah menampilkan 5 gejala klinis tersebut. Tetapi seperti pengobatan dengan propanolol. Hasil yang diperoleh yang telah dibahas sebelumnya bahwa hasil normal adalah pada keadaan dengan kadar hormon tiroid pada berlebih Mayoritas sebagian masyarakat besar mempunyai pemeriksaan kadar FT4 masyarakat dengan ekses yodium berat dapat menjadi simpatis. indikasi keadaan subklinis. aktivitas terdapat menunjukkan belum lain. hormon tiroid dengan aktivitas saraf simpatis. subklinis adalah saraf Berdasarkan berbagai penelitian tersebut diperkirakan hipertiroid Untuk peningkatan membuktikannya diperlukan pemeriksaan tambahan Diagnosis hipertiroid ditemukan 14 perbedaan jelasnya hasil hubungan yang antara berdasarkan pada hasil pemeriksaan kombinasi antara kadar serum TSH yang rendah yaitu kurang dari 0,5 mU/L dan kadar serum T3 dan T4 yang normal. KESIMPULAN 11 Sebagian besar subjek penelitian pada daerah Pada penelitian ini juga ditemukan masyarakat ekses yodium memiliki kadar FT4 normal. Sebagian dengan peningkatan kadar FT4 sebanyak 7 orang. besar subjek penelitian tidak menunjukkan gejala klinis Skor terkait efek simpatis berdasarkan indeks Wayne indeks Wayne pada 7 orang tersebut menunjukkan kurang dari 10 yang artinya tidak seperti terdapat hipertiroid klinis pada orang tersebut. Hal penurunan berat badan, dan tremor jari halus baik tersebut dapat terjadi karena kemungkinan kesalahan pada yang memiliki kadar FT4 tinggi maupun normal. dalam komunikasi dari tim kepada palpitasi, berkeringat lebih, nervous, masyarakat Tidak ditemukan adanya hubungan kadar FT4 sehingga menjadi salah satu faktor bias dalam dengan timbulnya gejala klinis yang terkait efek penelitian ini. Wawancara yang dilakukan bersifat simpatis berdasarkan indeks Wayne di Nagari Koto subjektif sehingga diperlukan pemahaman yang sama Salak Kabupaten Dharmasraya. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(2) http://jurnal.fk.unand.ac.id disease. Brit med J. 1960;1:78. DAFTAR PUSTAKA 1. Snell RS. Clinical neuroanatomy for medical th 9. Kronenberg, Henry M, Shlomo Melmed, Khenneth students, 5 Edisi ke-5. Neuroanatomi Klinik untuk S Polonsky, P Reed Larsen. William textbook of Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC; 2007. endocrinology. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2. Djokomoeljanto R. Kelenjar tiroid, hipotiroidisme, 2008. et al, 10. Gardner, David G, Dolores Shoback. Greenspan’s editor (penyunting). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam basic & clinical endocrinology. San Francisco: Mc Jilid III. Edisi ke-5. Jakarta Pusat: Pusat Penerbitan Graw Hill; 2007. dan hipertiroidisme, Dalam: Sudoyo AW, 11. Tjokroprawiro A, Hendromartono, Ari Sutjahjo, Ilmu Penyakit Dalam; 2009. medical Agung Pranoto, Sri Murtiwi, Soebagijo Andi, et al. kedoktean. Seri-1 endokrin-metabolik kapita selekta tiroidologi. 4. Mitchel R, Vinay K, Abul KA, Nelson F. Robbins 12. Liza W. Hubungan peningkatan kadar T3 dan T4 basic parhology.Edisi ke-7. Robbins Buku Ajar dengan gejala klinis yang dirasakan oleh penderita Patologi. Jakarta: EGC; 2009. penyakit Grave’s (skripsi). Fakultas Kedokteran 3. Guyton AC, physiologi. Hall JE. Edisi ke-11. Textbook Fisiologi of Surabaya: Airlangga University Press; 2010. Jakarta: EGC; 2008. 5. Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat. Universitas Andalas: Padang; 2002. 13. Toshiyoshi M, Tadaaki M, Eiji G, Kohsuke M, Evaluasi program gondok. 2009. 6. Mcdevitt DG,Riddell JG, Hadden DR, Montgomery Masao I. Altered muscle sympathetic nerve activity DAD. Catecholamine sensitivity in hyperthyroidism in hyperthyroidism and hypothyroidism. Elsevier. and hypothyroidism. Br.J.clin. Pharmac. 1978; Journal of the Autonomic Nervous System. 1993; 6:297-301. 42:171-5. 7. Polikar AG Burger, Scherrer U, Nicod P. Thyroid and the heart. Circulation. American Heart Association. 1993;87(5):1435–41. 8. Wayne EJ. Clinical and metabolic studies in thyroid 14. Burggraaf J, Tulen JHM, Lalezari S, Schoemaker RC, De Meyer PHEM, Meinders AE, et al. Sympathovagal imbalance in hyperthyroidism. American Journal of Physiology. 2001; 44:190-5. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(2) 452