35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan desain penelitian survei, yaitu mengambil contoh dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun & Effendi, 2006). Pendekatan kualitatif digunakan untuk melengkapi penelitian dalam mengkaji gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi dan pembentukkan modal sosial dari sudut pemimpin. Pendekatan ini menggunakan metode wawancara mendalam. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Institut Pertanian Bogor pada Organisasi Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa. Penentuan lokasi penelitian secara sengaja karena berdasarkan pertimbangan bahwa organisasi kemahasiswaan BEM IPB merupakan organisasi besar yang mencakup seluruh mahasiswa Institut Pertanian Bogor sehingga diperlukan kepemimpinan yang efektif dan komunikasi organisasi yang baik. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2009. 36 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus organisasi kemahasiswaan BEM IPB. Populasi berjumlah 130 orang yang terbagi kedalam 11 bagian BEM IPB yaitu 10 kementerian dan Badan Pengurus Harian. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 55 orang. Responden dipilih desngan menggunakan teknik pengambilan sampel quota sampling. Teknik quota sampling merupakan teknik yang mengambil sampel dengan adanya quota perbagian. Pengambilan sampel di dalam bagian sesuai jumlah quota dilakukan secara acak. Selain responden dipilih pula beberapa informan untuk melengkapi data penelitian. Informan dipilih secara sengaja dengan mempertimbangkan bahwa informan merupakan pihak yang sering berhubungan intens dengan organisasi kemahasiswaan BEM IPB. 3.4 Data dan Instrumentasi Data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa informasi yang didapat dari responden sedangkan data sekunder berupa data dan informasi mengenai organisasi yang didapat dalam bentuk literatur. Instrumenstasi penelitian terdiri dari kuesioner dan panduan wawancara. Kuesioner digunakan sebagai instrumentasi utama melalui pendekatan kuantitatif sedangkan panduan wawancara sebagai instrumen pelengkap melalui pendekatan kualitatif. 37 3.5 Definisi Operasional 1. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba memengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat kategori yaitu gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan konsultatif, gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya kepemimpinan delegatif. Gaya kepemimpinan organisasi kemahasiswaan BEM IPB yang diukur adalah gaya kepemimpinan dari pimpinan tertinggi BEM IPB yaitu Presiden Mahasiswa IPB. Untuk mengukur gaya kepemimpinan organisasi kemahasiswaan BEM IPB, kuesioner mengenai gaya kepemimpinan dibagi menjadi empat aspek bagian sesuai dengan gaya kepemimpinan yang ada. Dengan demikian bagian gaya kepemimpinan yang memiliki rataan skor tertinggi merupakan gaya kepemimpinan yang selalu diterapkan oleh pemimpin organisasi kemahasiswaan BEM IPB. Masing-masing aspek diukur secara ordinal. 2. Pola Komunikasi Organisasi didefinisikan sebagai bentuk penerimaan dan penyampaian pesan baik antar pengurus organisasi ataupun keluar lingkup organisasi. Terdapat empat macam komunikasi organisasi yaitu komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi diagonal dan komunikasi horizontal. Untuk mengetahui pola komunikasi organisasi kemahasiswaan BEM IPB yang terjadi, kuesioner mengenai pola komunikasi organisasi dibagi menjadi empat bagian sesuai dengan pola komunikasi yang ada. Dengan demikian bagian pola komunikasi organisasi yang memiliki poin tertinggi 38 merupakan pola komunikasi yang dominan dilakukan di organisasi kemahasiswaan BEM IPB. Masing-masing aspek diukur secara ordinal. Pada variabel gaya kepemimpian dan pola komunikasi organisasi responden diberikan empat pilihan jawaban dari pernyataan-pernyataan yang ada. Pilihan tersebut adalah sangat sering, sering, jarang dan sangat jarang. Setiap pilihan mendapatkan skor dari 1 – 4. Semakin besar nilai skor maka menunjukkan bahwa pernyataan semakin positif. Penghitungan nilai skor diatur sebagai berikut: Jumlah skor akhir yang didapat oleh masing-masing variabel kemudian diatur berdasarkan: 3. 0,01 – 25,00 = sangat jarang 50,01 – 75,00 = sering 25,01 – 50,00 = jarang 75,01 – 100,00 = sangat sering Modal sosial merupakan nilai-nilai positif yang dapat mendorong organisasi untuk meningkatkan efektivitas kerjanya. Komponen modal sosial terdiri dari kepercayaan, jaringan sosial dan norma sosial. Untuk mengukur tinggi atau rendahnya modal sosial pada organisasi kemahasiswaan BEM IPB dihitung berdasarkan rataan skor. Data dalam instrumen modal sosial diukur secara ordinal. 3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin 39 diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Perhitungan dengan menggunakan teknik uji korelasi Product Moment Pearson dengan rumus sebagai berikut: N (∑ XY ) − (∑ X ∑ Y ) r= 2 2 2 2 keterangan: [ N ∑ X − (∑ X ][ N ∑ Y − (∑ Y )] keterangan: r = nilai koefisien validitas N = jumlah responden X = skor pertanyaan pertama Y = skor total Setelah dilakukan uji kuesioner kepada 10 responden maka didapat hasil validitas instrumen. Dari 59 pertanyaan yang diujikan, ada lima pertanyaan yang hasil uji validitasnya setelah dibandingkan dengan r tabel nilainya lebih kecil dan dinyatakan tidak valid. Dari lima pertanyaan tersebut, empat pertanyaan diganti dan satu pertanyaan lagi dibuang. Reliabilitas instrumen adalah indeks yang menunjukan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel (Singarimbun & Effendi, 2006). Cara mencari reliabilitas untuk keseluruhan item ialah dengan mengoreksi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukannya ke dalam rumus: r.tot = 2(r.tt ) 1 + r.tt keterangan: r.tot = angka reliabilitas keseluruhan item r.tt = angka korelasi belahan pertama dan kedua 40 Setelah dilakukan uji kuesioner kepada 10 responden maka didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,754 untuk variabel gaya kepemimpinan, 0,801 untuk variabel pola kiomunikasi organisasi dan 0,702 untuk variabel modal sosial. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kuesioner telah valid dan reliabel karena setelah dibandingkan dengan nilai r tabel nilai tersebut berada di atasnya. 3.7 Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dari penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen pengumpulan data yang dipakai adalah melalui kuesioner dan wawancara mendalam. Kuesioner yang digunakan dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama membahas mengenai identitas responden, bagian kedua mengenai gaya kepemimpinan, bagian ketiga mengenai pola komunikasi organisasi sedangkan bagian keempat mengenai modal sosial. Data sekunder yang dikumpulkan berupa dokumen yang terkait dengan aktivitas organisasi yang dilakukan oleh organisasi kemahasiswaan BEM IPB. 3.7 Analisis Data Data kuantitatif yang didapatkan dari hasil penelitian terlebih dahulu melewati proses editing untuk selanjutnya dipindahkan ke dalam tabulasi yang disediakan. Pengolahan data terdiri dari editing, coding, scoring, entering, cleaning serta analizing dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS 14.0 for Windows. Analisis Data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan gaya kepemimpinan dan pola komunikasi 41 organisasi serta pembentukan modal sosial berupa persentase, distribusi frekuensi, jumlah skor, dan rata-rata skor . Untuk melihat hubungan antar variabel digunakan rumus Kendall’s Tau B karena data-data yang tersedia dalam bentuk ordinal.