analisis hubungan antara beban pencemaran dan konsentrasi

advertisement
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA BEBAN
PENCEMARAN DAN KONSENTRASI LIMBAH
SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN KUALITAS
LINGKUNGAN PERAIRAN TELUK AMBON DALAM
DEBBY AMELIA JEMIMA SELANNO
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Analisis Hubungan antara
Beban Pencemaran dan Konsentrasi Limbah sebagai Dasar Pengelolaan Kualitas
Lingkungan Perairan Teluk Ambon Dalam adalah karya saya dengan arahan
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Bogor, Oktober 2009
Debby Amelia Jemima Selanno
NIM C261040061
ABSTRACT
DEBBY AMELIA JEMIMA SELANNO. The Analysis Between the Pollution
Load and The Concentration of Pollution as a Basic Management of Aquatic
Environmental Quality of Ambon Bay. Under supervisior of ENAN M.
ADIWILAGA, ROKHMIN DAHURI, ISMUDI MUCHSIN, and HEFNI
EFFENDI.
Population growth and an increasing development intensity have brought
about the changes of space function on land as well as on coastal water, what we
called multiple uses. Inner Ambon Bay (TAD) is one of the place which has such
a problem. In the situation like this we predicted the water quality in the bay tends
to be contaminated by effluent or loading material both from land and sea. The
aim of this study was to analize the pollution load and establish the pollution
status of TAD, the pattern and level of sedimentation, to calculate the assimilation
capacity, to propose the zonation management of TAD, and to make management
strategy of pollution in TAD. Data analysis methods for pollution load were: rapit
assesment, assimilation capacity, flushing time; for pollution status were: storet
method and pollution index; for spatial distribution and zonation were GIS; for
sedimentation pattern were: river debit and sedimentation debit; for estimation of
pollution impact were: the level of biology communities damage (mangrove,
seagrass and macrofauna benthos). The relation between pollution load and
organic matter consentration with indicator parameters of NO3, PO4, BOD, COD,
TSS and TOM showed a significant relation. This means all things (waste) that
came from those rivers might influence the TAD water qualities. According to
pollution index and storet methods, TAD waters were contaminated by organic
matters, especially NO3, PAHs, oil and greese where its values was higher than
their threshold for marine biotas and could be danger for any organisms. The
flushing time was 0.25 hours it means that freshwater flowing from sorrounding
rivers were fastly flushed by sea water. The assimilation capacity also already
pass the capacity level due to NO3 and PO4 indicators. The ecological study from
the biology communities showed that both mangrove and seagrass in rare untill
damage condition. In addition, the education level of the people did not greatly
effect the mainset of people living nearby TAD in environmental management.
Finally, from the multiples uses in the TAD waters showed that they only pay
attention to the utilization without caring their environmental water qualities
caused by the high intensity of their activities in TAD. In order to manage TAD,
this reseaches proposed preservation, utilization and buffer zones.
Keywords: TAD, Pollution load, water quality, management, multiple uses
RINGKASAN
DEBBY AMELIA JEMIMA SELANNO. Analisis Hubungan antara Beban
Pencemaran dan Konsentrasi Limbah sebagai dasar Pengelolaan Kualitas
Lingkungan Perairan Teluk Ambon Dalam. Dibimbing oleh ENAN
M. ADIWILAGA, ROKHMIN DAHURI, ISMUDI MUCHSIN, dan HEFNI
EFFENDI.
Sebelum abad-20 manusia menganggap laut mempunyai kemampuan tak
terbatas dalam menyerap (menetralisir) semua limbah yang masuk ke dalamnya.
Pendapat ini didasarkan pada asumsi bahwa dengan luas dan volume air laut yang
luar biasa besar, maka laut akan mampu mengencerkan semua jenis limbah
berapapun jumlahnya. Sejalan dengan berkembangnya jumlah penduduk dunia,
meningkat pula kegiatan pembangunan dan kebutuhan masyarakat, demikian juga
dengan tingkat perubahan atau pergeseran fungsi ruang baik darat maupun laut,
maka semakin beragam jenis limbah dengan volume yang semakin besar dibuang
ke laut. Oleh karena tingginya intensitas aktivitas para pengguna (pihak
pemerintah, swasta maupun masyarakat biasa) di perairan teluk selama ini, baik
yang bersumber dari darat maupun dari laut, tentu memiliki keterkaitan yang erat
dengan perubahan kualitas perairan Teluk Ambon Dalam (TAD). Aktivitasaktivitas masyarakat baik di darat maupun di laut tersebut, pengaruhnya perlahan
tapi pasti akan menambah beban pencemaran di perairan TAD. Perubahan kualitas
perairan TAD akibat masuknya beban pencemaran kemungkinan terjadi karena
aktivitas yang dilakukan selama ini tidak terkontrol atau dikendalikan secara baik.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisa beban pencemaran
dan menentukan status pencemaran TAD; 2) menganalisa pola dan tingkat
sedimentasi; 3) menghitung kapasitas asimilasi; 4) membuat zonasi pemanfaatan
TAD dan 5) menyusun strategi pengelolaan pencemaran TAD.
Untuk menjawab tujuan di atas maka beberapa pendekatan dipakai yaitu
sebagai berikut: untuk analisis beban pencemaran dipakai pendekatan rapit
assesment yaitu perhitungan beban pencemaran dari setiap sumber pencemaran;
untuk menganalisis kapasitas asimilasi didasarkan pada metode hubungan antara
konsentrasi limbah dengan beban limbah; untuk menentukan status mutu air
dipakai Pollution Index (PI) atau Indeks Pencemaran dan metode Indeks Storet;
untuk menganalisis pola dan tingkat sedimentasi yang terjadi di teluk dihitung
debit aliran sungai, debit sedimen dan nilai Koefisien air larian (C); untuk
mengestimasi dampak akibat pencemaran diamati pada beberapa indeks ekologi
dari komunitas mangrove, lamun dan fauna bentos ; untuk membuat zona kelola
TAD dianalisis berdasarkan zonasi wilayah yang tercemar, kriteria peruntukan
serta status TAD; untuk sosial ekonomi dan budaya masyarakat dilakukan dengan
sosialisasi, wawancara dan kuesioner; dan untuk data hukum dan kelembagaan
dipakai pendekatan wawancara narasumber serta pengumpulan data sekunder; dan
untuk menyusun strategi pengelolaan pencemaran dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis beban limbah untuk NO3
pada tiap musim tidak terlalu bervariasi nilainya, kecuali pada musim barat variasi
nilainya besar sekali yaitu 0,132–100,655 ton/tahun. Berdasarkan analisis
hubungan antara beban pencemaran dengan konsentrasi limbah indikator NO3
yang ada di perairan laut, ternyata tiap musim menunjukkan keeratan hubungan
yang berbeda-beda. Untuk menjelaskan hubungan ini, hanya musim timurlah yang
menunjukkan hubungan
yang signifikan yaitu Y=0.0049X+0.0383 dengan
R2=0.8286. Hasil analisis beban pencemaran PO4 dari tiap sungai menunjukkan
bahwa untuk musim timur, pancaroba I dan II, tidak terlalu bervariasi kecuali
pada musim barat, sedangkan hasil analisis hubungan beban pencemaran dengan
konsentrasi
fosfat
di
laut
menunjukkan
hubungan signifikan lebih nampak pada musim pancaroba I denganY=0.0051X+0
.019 dan R2= 0.7191. Selanjutnya hasil analisis beban pencemaran bahan organik
dengan indikator BOD tiap musim sangat bervariasi. Beban pencemaran tertinggi
ditemukan pada musim barat berkisar antara 3,903–283,216 ton/tahun.
Berdasarkan analisis hubungan antara beban pencemaran bahan organik dengan
konsentrasi limbah indikator BOD di laut, ternyata hubungan yang signifikan
ditemukan pada musim barat dan pancaroba I yaitu Y=0,002X+1,7522 dengan
R2=0.8215 dan Y=0.0294X+0.8197 dengan R2=0.8545. COD merupakan
komponen kimia yang memiliki sumbangan beban pencemaran dari sungai yang
bervariasi dari beban terkecil 5,563 ton/tahun hingga 8806,287 ton/tahun.
Distribusi beban pencemaran indikator COD di musim timur, pancaroba II, dan
musim barat relatif tinggi, dan nilai tertinggi ditemukan pada musim barat. Hasil
analisis hubungan beban pencemaran dengan konsentrasi limbah organik di laut
dengan indikator COD, dijelaskan oleh Y=-0.0037X+53.209 dengan R2=0.6503.
Sumbangan beban limbah bahan organik dari sungai yang bermuara di teluk dapat
dilihat bahwa sungai Waetonahitu masih yang tertinggi dibandingkan dengan
sumbangan sungai lainnya. Perhitungan beban limbah Total Suspended Solid dari
sungai yang masuk laut berkisar antara 0,003–7,628 ton/tahun. Musim yang
memberi kontribusi beban limbah TSS terbesar adalah musim pancaroba I, dikuti
musim barat. Tingginya curah hujan berpotensi menjadi faktor berpengaruh secara
fisik yang mendorong tingginya beban limbah di perairan laut. Analisis hubungan
beban limbah TSS dari sungai dengan konsentrasi TSS di laut, menunjukkan
hubungan yang signifikasi pada musim timur dan pancaroba I yaitu Y=0.0066X+0.0268 dengan R2 = 0.9208, dan Y=0.0002X+0.0342 dengan R2
=0.7339. Hal ini mengindikasikan bahwa konsentrasi TSS di perairan laut
berhubungan dengan masukan beban limbah indikator TSS dari sungai. Hasil
analisis hubungan beban pencemaran bahan organik di sungai dengan konsentrasi
limbah di laut indikator TOM, dijelaskan oleh hubungan yang signifikan pada
musim timur Y=0.0164X+14.311 dengan R2=0.8011 dan Y=-0.0137X+2.9333
dengan R2=0.6027 pada musim pancaroba II. Hal ini menggambarkan kontribusi
beban pencemaran organik dari sungai terhadap konsentrasi limbah organik yang
ada di laut adalah sekitar 60-80%.
Berdasarkan analisis total beban pencemaran indikator COD, diikuti TOM
dan BOD merupakan beban pencemaran yang sangat dominan masuk ke teluk
Ambon. Kontribusi beban pencemaran COD mengindikasikan kehadiran bahanbahan organik yang tidak dapat diuraikan secara biologis. Hasil analisis beban
pencemaran dengan indikator NO3 dan PO4 ternyata lebih besar dari baku mutu
itu berarti bahwa masukan beban limbah organik dari sungai ke laut sudah
melebihi kapasitas asimilasi. Berdasarkan analisis beban limbah padat kota yang
diperkirakan masuk ke Teluk Ambon bahwa dari ±75775 jiwa yang berdiam di
wilayah batas daerah aliran sungai pada TAD seluas 9,16043 km2 atau 916,043
ha, telah menghasilkan sekitar 11366250 kg/thn atau sekitar 11366,25 ton/tahun
(15359,80 m3/tahun).
Selanjutnya hasil penelitian ini menemukan bahwa estimasi kerusakan
berdasarkan nilai kerapatan dan persen penutupan pohon mangrove untuk masingmasing lokasi didapatkan bahwa kondisi hutan mangrovenya dikategorikan
sebagai hutan yang jarang dan rusak. Hal ini bila dikaitkan dengan persen
penutupan pohon mangrove yang berkisar antara 5,28–20,00% itu berarti lebih
kecil dari 50% ketentuan kriteria. Penelitian ini juga memberi gambaran
sementara keadaan komunitas lamun di perairan Teluk Ambon. Dengan
menggunakan pendekatan persen penutupan seperti yang tertuang dalam Kepmen
LH No.200 Tahun 2004, dapat dilihat status padang lamun di perairan TAD yaitu
bahwa semua lokasi berada dalam kondisi rusak. Kenyataan ini membuktikan
bahwa kemungkinan telah terjadinya sedimentasi ataupun berbagai aktivitas di
sekitar perairan ini yang secara langsung berdampak ke ekosistem lamun.
Gambaran kondisi kurang kaya atau kurang sehat sampai miskin mestinya sudah
memberi peringatan tentang apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan
keberadaan ekosistem lamun dalam teluk, bagi keberlanjutan sumberdaya biota
laut yang hidupnya tergantung pada ekosistem lamun. Selanjutnya dengan
pendekatan nilai ekologis yaitu berdasarkan nilai indeks keragaman jenis fauna
bentos yang dihitung dengan Shannon-Wiener, dikatakan bahwa status kualitas air
di perairan TAD berkisar dari tercemar sangat ringan sampai tercemar ringan.
Berdasarkan hasil analisis, nilai waktu dirus dari ke empat sungai yang ada di
teluk adalah 1.02 jam, sedangkan rata-ratanya adalah 0.25 jam. Dengan demikian
dalam waktu ¼ jam massa air laut dapat membilas massa air tawar dari sungaisungai tersebut. Nilai waktu dirus sungai Air Besar Halong ditemukan sangat
kecil (0,03 jam) dibanding sungai-sungai lainnya, diikuti sungai Waeheru (0,11
jam). Dengan waktu dirus atau bilas yang kecil tersebut, maka penyebaran bahanbahan buangan yang berasal dari setiap muara sungai ke laut akan cepat sekali.
Hal ini dapat dilihat dari penyebaran nilai tertinggi maupun terendah parameter
yang diukur ternyata menyebar pada beberapa tempat yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil analisis terhadap parameter NO3 dan PO4 kapasitas asimilasinya
lebih besar itu berarti bahwa masukan beban limbah dari sungai ke laut sudah
melebihi kapasitas TAD. Selain itu baku mutu NO3 untuk biota laut lebih kecil
dari konsentrasi sebenarnya parameter terukur. Grafik analisis kapasitas asimilasi
dengan pendekatan beban limbah BOD, COD, dan TSS, menggambarkan bahwa
dengan garis prediksi baku mutu menunjukkan ketiga parameter ini kapasitas
asimilasinya masih dibawah. Hal ini berarti proses fisik, kimia dan biologi juga
turut mempengaruhi kondisi ini.
Hasil analisis metode indeks Storet terhadap parameter air di perairan laut
menunjukkan bahwa berdasarkan skor yang didapatkan jumlah skor nilai adalah
sebesar -106. Hal ini berarti kualitas air di perairan TAD sudah termasuk kelas D,
dengan kategori buruk atau telah tercemar berat, karena skornya telah >-31. Hasil
analisis terhadap beberapa parameter air laut yang dikategorikan ke dalam
ketentuan evaluasi nilai PI, secara keseluruhan parameter-parameter tersebut
mengindikasikan bahwa perairan TAD kondisinya berkisar dari baik hingga cemar
berat. Sedangkan berdasarkan evaluasi nilai rata-rata keseluruhan parameter
tersebut maka perairan TAD dikondisikan telah tercemar sedang. Parameter yang
sudah termasuk kategori cemar berat adalah NO3, minyak dan lemak, serta PAH
karena nilai PI-nya sudah melampaui 10. Luas area tercemar berdasarkan
indikator beberapa parameter serta status kualitas perairan yang dikaitkan dengan
kriteria peruntukan maka agar kedepan perairan TAD tetap dapat dipergunakan
secara baik, maka diusulkan dua kawasan lindung dengan enam kawasan
pemanfaatan dan kawasan penyangga.
Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa perairan TAD baik
dari analisis pendekatan secara kimia maupun biologi menunjukkan bahwa
perairan ini telah tercemar. Demikian juga dengan analisis hubungan beban
pencemaran dengan konsentrasi limbah organik semua indikator menunjukkan
hubungan yang signifikan dan status perairan TAD yang tercemar.
Kata kunci:TAD, Beban pencemaran, kapasitas asimilasi, pengelolaan, kualitas air
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan
pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak
merugikan kepentingan yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya
tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA BEBAN
PENCEMARAN DAN KONSENTRASI LIMBAH
SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN KUALITAS
LINGKUNGAN PERAIRAN TELUK AMBON DALAM
DEBBY AMELIA JEMIMA SELANNO
Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
Judul Tesis
Nama
NRP
: Struktur Tegakan dan Sebaran Spasial Jenis Pohon Torem
(Manilkara kanosiensis, H.J. Lam & B.J.D. Meeuse) di Pulau
Yamdena Kabupaten Maluku Tenggara Barat
: Aryanto Boreel
: E151070041
Disetujui
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Endang Suhendang, M.S.
Ketua
Dr. Ir. Istomo, M.S.
Anggota
Diketahui
Koordinator Mayor
Ilmu Pengelolaan Hutan
Dr. Ir. Hariadi Kartodiharjo, M.S.
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.
Download