abstraksi - Repository Universitas Gunadarma

advertisement
ABSTRAKSI
Boy Ichsan/ 30401275/ 20013137711950016
Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar
Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri.
Universitas Gunadarma, 2010
Kata Kunci : Kelayakan, Budidaya Ikan Hias, Pengembangan usaha
(xvii + 60 + Lampiran)
Budidaya ikan hias merupakan usaha yang prospektif, seiring dengan meningkat
kebutuhan masyarakat. Terkait dengan hal tersebut perlu dilakukan suatu analisis
kelayakan usaha/bisnis budidaya ikan hias, sehingga dapat memberikan gambaran
yang jelas tentang kelayakan usaha/bisnis yang sangat berguna bagi investor.
Penelitian ini melakukan analisis kelayakan usaha/bisnis budidaya ikan hias yaitu
untuk jenis ikan Mas Koki dan ikan Manfish. Penelitian dilakukan didaerah Telaga
Ciseeng Bogor. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan studi kepustakaan,
pengamatan langsung dan wawancara dengan peternak ikan hias, dan metode analisis
data meliputi aspek yang dikaji terbagi 2 bagian yaitu,aspek primer dan aspek
sekunder. Aspek primer ini terdiri atas aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi, aspek keuangan. Sedangkan pada aspek sekunder ialah aspek ekonomi dan
sosial membahas tentang pengaruh dengan adanya budidaya ikan hias air tawar
terhadap lingkungan dan sosial masyarakat sekitar.
Penelitian analisis kelayakan usaha ini menggunakan metode payback period (PP),
yaitu suatu metode yang mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Metode Net
Present Value (NPV), yaitu metode yang menghitung selisih nilai dengan penerimaan
kas bersih dimasa yang akan datang. Metode Internal Rate of Return (IRR), yaitu
untuk mencari tingkat bunga. Metode Profitability Index (PI), yaitu untuk mencari
nilai. untuk penilaian pola investasi menggunakan 3 pola investasi, hasil pola
investasi (1) penilaian investasi menunjukan Payback Period 4 tahun 6 bulan, NPV
positif sebesar 9,411,568, IRR 17,37%, PI 1,5, hasil pola investasi (2) penilaian
investasi menunjukan PP 5 tahun 9 bulan, NPV 5,447,698, IRR 15,88%, PI 1,4, hasil
pola investasi (3) PP 6 tahun, NPV 19,465,138, IRR 14,36, PI 1,7. Maka dapat
disimpulkan penelitian dari berbagai aspek kelayakan investasi proyek ini dapat
dijalankan dan dikembangkan.
Daftar Pustaka (1994 – 2010).
ABSTRACT
Boy Ichsan / 30401275 / 20013137711950016
Business Feasibility Analysis for Freshwater Fish Farming
Final Report. Department of Industrial Engineering, Faculty of Industrial Technology
Gunadarma University, 2010
Keywords: Feasibility, Ornamental Fish, Business Development
(xvii + 60 + Annex)
Ornamental fish culture is a prospective business, along with the increasing needs of
the community. Related to this is need a feasibility analysis of the business are
ornamental fish culture, so as to give a clear picture about the feasibility of the
business are very useful for investors. This study analyzed the feasibility of the
business culture of ornamental fish for species of fish and fish Manfish Mas Koki.
The study was conducted in the area Lake Ciseeng Bogor. Methods of research
conducted using literature study, direct observation and interviews with ornamental
fish breeders, and methods of data analysis includes aspects that were examined are
divided into 2 parts, aspects of primary and secondary aspects. This primary aspect
consists of the market and marketing aspects, technical aspects and technologies and
financial aspects. While in secondary aspect is the economic and social aspects to
discuss about the influence of the presence of freshwater ornamental fish culture to
environment and social community.
This feasibility analysis study using the method of payback period (PP), which is a
method that measures how quickly the investment can be returned. Method of Net
Present Value (NPV), which is the method that calculates the difference in value with
the net cash proceeds in the future. Methods Internal Rate of Return (IRR), namely to
find the interest rate. Methods Profitability Index (PI), which is to seek value. for the
assessment of investment patterns use 3 patterns of investment, the investment pattern
(1) rating indicates investment Payback Period of 4 years 6 months, amounting to
9,411,568 positive NPV, IRR 17.37%, PI 1.5, the pattern of investment (2) rating
indicates investment PP 5 years 9 months, 5,447,698 NPV, IRR 15.88%, PI 1.4, the
pattern of investment (3) PP 6 years, 19,465,138 NPV, IRR 14.36, PI 1.7. So it can be
concluded feasibility study of various aspects of project investments can be run and
developed.
Bibliography (1994-2010).
Latar Belakang
Sektor ikan hias di Indonesia dewasa ini sedang berkembang pesat. Fenomena
ini timbul akibat minat masyarakat lokal terhadap ikan hias semakin meningkat, hal
ini dapat dibuktikan dengan selalu ramainya pusat pembelanjaan ikan hias pada
waktu liburan. Ikan hias adalah suatu jenis ikan yang dipelihara oleh manusia dengan
tujuan sebagai hiasan. Memelihara ikan hias dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai
salah satu alternative untuk menghibur diri. Jenis ikan hias yang ada dialam ini dibagi
menjadi dua jenis kelompok berdasarkan asal perairan hidupnya, yaitu ikan hias air
laut dan ikan hias air tawar. Ikan hias air tawar dapat diperoleh dengan cara
pembudidayaan, tetapi ikan hias air laut belum dapat di budidayakan. Sampai saat ini
ikan hias air laut hanya bisa diperoleh dengan menangkapnya dari alam. Ikan hias air
tawar didunia yang sudah diamati dan diteliti oleh ahli perikanan ada sekitar 110.000
jenis. Ikan hias air tawar yang ada diperairan Indonesia ada sekitar 300 jenis. Ikan
hias merupakan salah satu barang perdagangan yang bisa diekspor atau dijual kepasar
luar negeri. Penjualan ikan hias kepasaran luar negeri tentunya memberikan
keuntungan bagi Negara dalam menambah devisa. Dari 300 jenis ikan hias air tawar
diperairan Indonesia, menurut balai penelitian perikanan air tawar, yang merupakan
ikan hias asli Indonesia hanya ada 55 jenis.
Ikan hias yang dijual ke luar negeri adalah ikan hias yang sudah dapat
dibudidayakan di dalam negeri. Dari berbagai jenis ikan hias yang di ekspor atau
dijual keluar negeri ada juga jenis ikan hias air tawar yang bukan merupakan ikan
hias asli perairan Indonesia. Hal ini terjadi karena jenis ikan hias dari luar tersebut
sudah dapat dibudayakan di Indonesia, contoh jenis ikan hias tersebut adalah ikan
Discus, Ikan Manfish atau angel Fish. Saat ini budidaya ikan hias sangat
menguntungkan karena pasaran ikan hias sudah jelas. Pengembang biakan ikan hias
air tawar akan berhasil dengan baik jika semua kebutuhan ikan yang akan
dibudidayakan dapat terpenuhi. Kebutuhan pengembang biakan ikan hias air tawar
meliputi ruang makanan dan oksigen.
Identifikasi Masalah
Ikan hias air tawar merupakan peluang besar untuk usaha dikarenakan
kebutuhan msyarakat yang semakin meningkat, sedangkan pasokan ikan yang sedikit
sehingga perlu adanya suatu analisis dari berbagai sisi Untuk itu perlu dilakukannya
suatu penelitian tentang studi kelayakan usaha yang akan ditinjau dari berbagai aspek
yang terkait. Studi kelayakan ini untuk mengetahui besarnya dana investasi yang
dibutuhkan, pasar yang ada, teknis dan teknologi.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah untuk
melakukan analisa kelayakan usaha budidaya ikan konsumsi air tawar dan budidaya
ikan hias air tawar ditinjau dari berbagai aspek, tentang aspek pasar dan pemasaran,
aspek teknis dan teknologi dan aspek keuangan.
Ruang Lingkup Penelitian
Dalam melakukan analisis kelayakan ini banyak aspek yang berhubungan
dengan pengaruh dan manfaat yang harus dibahas dalam perencanaan dalam
menganalisis kelayakan usaha, aspek yang dikaji terbagi 2 bagian yaitu, aspek primer
dan aspek sekunder. Aspek primer ini terdiri atas aspek pasar dan pemasaran dilihat
dari permintaan pasar, penawaran, produk, serta strategi pemasaran. Aspek teknis dan
teknologi, memprediksi kelayakan teknis dengan cara melihat lokasi usaha atau
proyek, teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini untuk menilai lokasi yang
sesuai dengan keinginan perusahaan dapat digunakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Paling tidak ada tiga metode yang dapat digunakan dalam
menilai suatu lokasi sebelum diputuskan, yakni metode penilaian hasil, metode
perbandingan biaya, metode analisis ekonomi. Aspek keuangan, membahas tentang
biaya untuk investasi, aliran kas, dan penilaian investasi.
Kriteria kelayakan finansial yang digunakan adalah Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), Profitability Index (PI)
Average Rate of Return (ARR), Sedangkan pada aspek sekunder disini, ialah aspek
ekonomi dan sosial. Aspek ekonomi dan sosial membahas tentang pengaruh dengan
adanya budidaya ikan hias terhadap lingkungan dan sosial masyarakat sekitar.
Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini mengikuti sistematika penulisan terdiri dari 5 bab, yaitu, Bab I
pendahuluan, bab II tinjauan pustaka, bab III metodologi penulisan, bab IV analisis
dan pembahasan, bab V kesimpulan dan saran.
Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Ada beberapa teori yang mengemukakan tentang studi kelayakan (feasibility
study), namun pada dasarnya semua teori tersebut mempunyai tujuan yang sama
tentang layak atau tidak suatu proyek (biasanya proyek investasi) itu dilaksanakan.
Yang dimaksud dengan studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang ilmu
pengetahuan yang dilaksanakannya, suatu proyek biasanya merupakan proyek
investasi,
dilaksanakan
dengan
berhasil
(Husnan,
1994).
Studi
kelayakan
usaha/proyek adalah suatu penyelidikan yang mendalam atas suatu rangkaian
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam waktu yang akan datang, sehingga dapat
diketahui kewajaran dan kemanfaatannya (Icksan, 1997).
Tujuan Studi Kelayakan usaha
Tujuan studi kelayakan adalah untuk memberikan gambaran serta arahan atas
seperangkat tindakan investasi agar secara ekonomis maupun teknis menguntungkan
sehingga kegagalan investasi seminim mungkin dapat dihindari.Studi kelayakan
usaha/bisnis bertujuan untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu
besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan (Husnan dan Suwarsono,
1994). Intensitas atau kedalaman studi untuk berbagai usaha/bisnis berbeda, tergantung
pada
hal-hal
sebagai
berikut:
besarnya
dana
yang
diinvestasikan,
tingkat
kepastian/ketidakpastian hasil usaha/bisnis, kerumitan unsur-unsur yang mempengaruhi
usaha/bisnis. Suatu studi kelayakan usaha/bisnis biasanya diperlukan oleh: penanam
modal, pemberi pinjaman modal, dan Pemerintah untuk mengkaji manfaat
usaha/bisnis untuk perekonomian nasional/daerah.Studi kelayakan adalah suatu usaha
usulan atau anjuran untuk melakukan suatu investasi proyek yang secara ekonomis
dan teknis adalah memungkinkan untuk dilaksanakan, atau merupakan studi tentang
pendirian suatu proyek dengan memperhatikan aspek-aspek kelayakan suatu proyek
baik komersial, operasional, maupun aspek ekonomisnya.
Format Studi Kelayakan
Didalam menentukan kerangka studi kelayakan dan ketentuan aspek-aspek
dalam menentukan studi kelayakan adalah, merumuskan gagasan yang timbul menjadi
proyek, mengadakan pengkajian aspek pasar, menentukan berapa lama umur unit usaha hasil
proyek, menentukan ruang lingkup proyek dan Analisa finansial dan ekonomi terhadap
rencana proyek. Sebagai contoh berikut adalah kerangka studi kelayakan adalah
sebagai berikut:
Kerangka Studi Kelayakan Proyek
NO
Deskripsi
Keterangan
1 Merumuskan gagasan yang timbul Definisi lingkup kerja yang cukup jelas,
termasuk kriteria dan spesifikasi produk
menjadi proyek.
yang akan dihasilkan.
3
Menentukan berapa lama umur unit untuk memperkirakan jumlah.
usaha hasil proyek.
4
Menentukan ruang lingkup proyek.
6
7
penawaran
dan
permintaan tingkat harga, persaingan,
strategi pemasaran dan lain-lain.
Mengadakan
pasar.
5
pengkajian
aspek Memperkirakan
2
Keterangan dari nomor 1 dan 2 diperlukan
Kapasitas instalasi pemilihan teknologi
produksi, peralatan, material, fasilitas
pendukung
NPV, IRR, Profitabilitas atau rasio benefit
terhadap cost.
Analisa finansial dan ekonomi
terhadap rencana proyek di atas.
Bilamana
Menyiapkan AMDAL.
ada
tanda-tanda
proyek
berpengaruh
terhadap
kelestarian
lingkungan hidup.
Membuat kesimpulan
Menarik tidaknya proyek tersebut untuk
direalisasikan.
Sumber : Iman, (1999)
Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai
aspek. Setiap aspek untuk bisa dikatakan layak harus memiliki suatu standar nilai
tertentu, namun keputusan penilaian tak hanya dilakukan pada salah satu aspek saja.
Penilaian untuk menentukan kelayakan harus didasarkan kepada seluruh aspek yang
akan dinilai nantinya. Ukuran kelayakan masing-masing jenis usaha sangat berbeda,
misalnya antara usaha jasa dan usaha non jasa, seperti pendirian hotel, usaha
pendirian rumah makan, usaha pembukaan perkebunan kelapa sawit atau usaha
peternakan dengan pendidikan. Akan tetapi, aspek-aspek yang digunakan untuk
menyatakan layak atau tidaknya adalah sama apapun itu bidang usahanya berbeda.
Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek pasar dan
pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek keuangan, aspek sosial ekonomi,
aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek hukum, dan aspek dampak
lingkungan (Ibrahim, 2003).
Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran adalah inti dari penyusunan studi kelayakan.
Secara teknis telah menunjukkan hasil yang layak untuk dilaksanakan, tapi tidak ada
artinya apabila tidak dibarengi dengan adanya pemasaran dari produk yang
dihasilkan. Aspek pemasaran harus benar-benar diuraikan secara baik dan realitis
baik mengenai masa lalu maupun prospeknya di masa yang akan datang, serta melihat
bermacam-macam peluang dan kendala yang akan dihadapi. Permintaan pasar dari
produk yang dihasilkan, merupakan dasar dalam penyusunan jumlah produksi,
jumlah produksi itu sendiri merupakan dasar dalam rencana pembelian bahan baku,
jumlah tenaga kerja yang diperlukan, serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan.
Aspek Teknis dan Teknologis
Aspek teknis dan teknologis dibahas setelah usaha atau proyek tersebut dinilai
layak dari aspek pemasaran. Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek
produksi. Penilaian kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum
perusahaan dijalankan. Faktor-faktor yang perlu diuraikan adalah yang menyangkut
lokasi usaha atau proyek yang direncanakan, sumber bahan baku, jenis teknologi
yang digunakan, kapasitas produksi, jenis dan jumlah investasi yang diperlukan di
samping membuat rencana produksi selama umur ekonomis proyek. Pemilihan
terhadap jenis teknologi yang digunakan juga perlu dijelaskan, baik mengenai jenis,
jumlah, dan ukuran, bila diperlukan serta alasan-alasan dalam pemilihan,
dihubungkan dengan masalah yang dihadapi di samping investasi lainnya, dalam
aspek teknis produksi, perlu juga dibuat rencana setiap tahun selama umur ekonomis
proyek yang didasarkan pada peluang pasar, kapasitas produksi, serta penyusunan
keperluan kegiatan secara teknis.
Aspek Keuangan
Besarnya modal untuk investasi yang diperlukan tergantung dari jenis bisnis
(usaha) yang akan digarap. Perhitungan terhadap besarnya kebutuhan investasi perlu
dilakukan sebelum investasi dilaksanakan semua ini tentunya menggunakan asumsiasumsi tertentu yang akhirnya akan dituangkan dalam aliran kas perusahaan selama
periode usaha. Dengan dibuatnya aliaran kas perusahaan, kemudian dinilai kelayakan
investasi tersebut melalui kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk
menilai apakah investasi ini layak atau tidak dijalankan dilihat dari aspek keuangan.
Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi
dapat dilakukan melalui Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Payback Period (PP), Profitability Index (PI) Average Rate of Return (ARR). Aspek
keuangan meliputi hal-hal seperti sumber-sumber dana yang akan diperoleh,
kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa
periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang akan dikeluarkan selama umur
investasi, proyeksi neraca dan laporan laba atau rugi untuk beberapa periode ke
depan, kriteria penilaian investasi, dan rasio keuangan yang digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2003)
Sumber-sumber Dana
Modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasional
perusahaan selama perusahaan beroperasi. Modal kerja digunakan untuk keperluan
membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya pemeliharaan serta biayabiaya lainnya, dalam menyusun studi kelayakan, sumber dana atau modal harus
diperhitungkan secara jelas karena keadaan ini bisa mengganggu aktivitas perusahaan
dan kelancaran usaha, Modal pinjaman adalah jumlahnya yang relatif tidak terbatas,
artinya tersedia dalam jumlah banyak. Disamping itu dengan menggunakan modal
pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk sungguh-sungguh
mengerjakan usaha yang dijalankan, dikarenakan adanya kewajiban untuk
mengembalikan modal tersebut.sumber dana dari modal asing dapat diperoleh antara
lain dari pinjaman dari dunia perbankan, pinjaman dari lembaga keuangan seperti
perusahaan modal ventura asuransi, leasing, dana pensiun atau lembaga keuangan
lainnya dan pinjaman dari perusahaan nonbank.
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik peerusahaan dengan
cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka. Tertutup artinya hanya
dari kalangan internal pemilik saham sebelumnya, sedangkan terbuka dengan menjual
saham kepada masyarakat luas. Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk
membiayai suatu usaha adalah tidak adanya beban biaya bunga seperti modal
pinjaman. Kerugian menggunakan modal sendiri jumlahnya sangat terbatas dan
relatif sulit untuk memperolehnya. Perolehan dana dari modal sendiri biasanya
berasal dari setoran, dari pemegang saham, dari cadangan laba atau dari laba yang
belum dibagi (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Biaya Kebutuhan Investasi
Komponen yang terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya
disesuaikan dengan jenis usaha yang akan dijalankan. Secara garis besar biaya
kebutuhan investasi meliputi sebagai berikut biaya pra-investasi, yang terdiri dari
biaya pembuatan studi, biaya pengurusan izin-izin. Biaya aktiva tetap dibagi menjadi
dua, yaitu aktiva tetap berwujud antara lain tanah, mesin-mesin,bangunan, peralatan,
investasi kantor. Aktiva tetap tidak berwujud antara lain good will, hak cipta, lisensi,
dan merek dagang. Biaya Operasional, yang terdiri dari upah atau gaji karyawan,
biaya listrik, baiya telepon, biaya air, biaya pemeliharaan, pajak, premi asuransi,
biaya pemasaran dan biaya lain-lainnya (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Arus Kas
Arus kas merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam
suatu periode tertentu. Arus kas menggambar berapa uang yang masuk ke perusahaan
dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Arus kas juga menggambarkan berapa uang yang
keluar serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan Dalam arus kas semua data
pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan dikeluarkan baik jenis, maupun
jumlahnya diestimasi sedemikian rupa, sehingga menggambarkan kondisi pemasukan
dan pengeluaran di masa yang akan datang, Estimasi pendapatan dan biaya
merupakan perkiraan berapa pendapatan yang akan diperoleh dan berapa besarnya
biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan
dan biaya apa saja yang dikeluarkan serta berapa besar pendapatan yang diperoleh
dan biaya yang dikeluarkan setiap pos. Pada akhirnya arus kas akan terlihat pada kas
akhir yang diterima perusahaan. Jenis-jenis arus kas yang dikaitkan dengan suatu
usaha terdiri dari kas awal yang merupakan pengeluaran-pengeluaran pada awal
periode untuk investasi.
Pengertian Investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki
dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di
masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003). Proyek investasi merupakan suatu
rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun
proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang. Pada
umumnya manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedang modal, bisa saja berbentuk
bukan uang, misalnya tanah, mesin, bangunan dan lain-lain (Husnan, 1996), Investasi
merupakan penanaman modal atau dana dalam investasi, piutang dan lainnya dengan
harapan bahwa investas ini akan dapat memperoleh kembali dana yang telah
diinvestasikan dalam aktiva-aktiva tersebut, kriteria penilaian investasi dapat
digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut pertama kriteria yang
didasarkan pada konsep keuntungan pemasukan Average Rate of Return (ARR) dan
kedua kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep aliran kas dapat dirinci
sebagai berikut konsep aliran kas tidak memperhatikan nilai waktu uang dan uang
faktor diskonto yaitu metode Payback Period (PP) dan konsep aliran kas yang
memperhatikan Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), Internal Rate of
Return (IRR) (Riyanto, 1997).
Periode Pengembalian Investasi (PP)
Metode pengembalian investasi (Payback Period) merupakan teknik penilaian
terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha.
Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh
setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah
dengan penyusutan yaitu dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal
sendiri (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Metode ini mengabaikan nilai waktu uang dan tidak mendiskontokan arus kas
ini kembali ke masa sekarang (Husnan dan Pudjiastuti, 1994).
Rumus :
PP =
Jumlah Investasi
x 12 bulan .........................................................
Jumlah Aliran Kas Bersih
Untuk menilai apakah usaha layak diterima atau tidak dari segi Payback
Period (PP), maka hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut Payback Period
(PP) sekarang lebih kecil dari umur investasi, dengan membandingkan rata-rata
industri unit usaha sejenis, sesuai dengan target perusahaan (Kasmir dan Jakfar,
2003).
Tingkat Rata-rata Pengembalian Bunga (ARR)
Tingkat rata-rata pengembalian bunga (Average Rate of Return) merupakan
cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan cara membandingkan
antara rata-rata laba sebelum pajak dengan rata-rata investasi.
Rumus untuk menghitung Average Rate of Return (ARR) adalah sebagai
berikut :
ARR =
Rata − Rata Net Cash Flow
……….…………...…………...…....................
Rata − Rata Investasi
Keuntungan dan kelemahan metode Average Rate of Return (ARR) adalah,
keuntungannya perhitungannya sederhana dan mudah dimengerti, perhitungannya
menggunakan data accounting yang sudah tersedia sehingga tidak memerlukan
perhitungan tambahan. Kemudian kelemahannya adalah tidak memperhatikan nilai
waktu uang, menitik beratkan pada masalah accounting, kurang memperhatikan data
aliran kas dari investasi yang bersangkutan, merupakan pendekatan jangka pendek
dengan menggunakan angka rata-rata yang menyesatkan serta kurang memperhatikan
panjangnya jangka waktu investasi (Riyanto, 1997).
Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan perbandingan antara Present value (PV)
kas bersih dengan Present value (PV) investasi selama umur investasi. Selisih antara
nilai kedua Present value (PV) tersebutlah yang kita kenal dengan nilai bersih
sekarang Net Present Value (NPV).
Menghitung Net Present Value (NPV), terlebih dahulu kita harus tahu berapa
Present value (PV) kas bersihnya. Present value (PV) kas bersih dapat dicari dengan
jalan membuat dan menghitung dari arus kas perusahaan selama umur investasi
tertentu (Kasmir dan Jakfar, 2003). Nilai bersih sekarang menunjukkan berapa nilai
uang pada saat ini untuk nilai tertentu dimasa yang akan datang (Riyanto, 1997).
Rumusan yang biasa digunakan dalam menghitung Net Present Value (NPV)
adalah sebagai berikut :
NPV = PV Aliran Kas Bersih − PV Investasi .................................................
Suatu proyek dinyatakan layak untuk dilaksanakan secara finansial harus
menyatakan hasil perhitungan Net Present Value (NPV)-nya 0. Jika proyek tersebut
Net Present Value (NPV)-nya = nol berarti proyek tersebut mengembalikan dananya
persis sama sebesar tingkat suku bunganya. Jika Net Present Value (NPV) < 0, berarti
proyek tidak layak untuk dilanjutkan karena ada proyek tidak dapat menutupi yang
digunakannya.
Tingkat Pengembalian Hasil Internal (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat
pengembalian hasil internal.Ada dua cara yang digunakan untuk mencari Internal
Rate of Return (IRR), yaitu, cara pertama untuk mencari IRR adalah dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
IRR = i1 +
NPV1
x (i2 − i1 ) …….……………………………………
NPV1 − NPV2
Dimana :
i1
= tingkat suku bunga/discount rate pertama
i2
= tingkat suku bunga/discount rate kedua
NPV1 = Net Present Value pertama
NPV2 = Net Present Value kedua
Cara yang kedua adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
IRR = P1 − C1 x
P2 − P1
………..…………………………………………….
C 2 − C1
Dimana :
P1
= tingkat suku bunga/discount rate pertama
P2
= tingkat suku bunga/discount rate kedua
C1
= Net Present Value pertama
C2
= Net Present Value kedua
Nilai IRR = atau lebih besar dari nilai tingkat suku bunganya maka proyek
tersebut layak untuk dikerjakan. Sedangkan nilai IRR lebih kecil atau kurang dari
tingkat suku bunganya maka proyek tersebut dinyatakan tidak layak untuk dikerjakan.
Profitability Index (PI)
Profitability Index (PI) atau Benefit and Ratio Cost Ratio (B/C Ratio)
merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai
sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.
Rumus yang digunakan untuk mencari PI adalah sebagai berikut :
PI =
∑ PVKasBersih x100 % .......................................................................
∑ PVInvestasi
Keputusan :
Jika Profitability Index (PI) lebih besar (>) dari 1 maka diterima, Jika Profitability
Index (PI) lebih kecil (<) dari 1 maka ditolak (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Metode Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan penulis untuk menyusun tugas akhir
ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Diagram Alir Metolodogi Penelitian
Penelitian tugas akhir ini bertujuan memperoleh gambaran dan studi
kelayakan mengenai usaha budidaya ikan hias, dilihat dari segi aspek-aspek yang
menunjang kegiatan tersebut. Aspek – aspek yang akan dikaji harus dikelola dengan
bijak, yakni aspek pasar, finansial, teknis dan teknologi.
Dalam tahapan studi pendahuluan terdiri dari beberapa tahap, yaitu
permasalahan, tujuan penelitian, tinjauan pustaka serta identifikasi permasalahan.
Permasalahan disini ialah bagaimana prospek kedepan dari usaha budidaya ikan hias
air tawar, menentukan aspek-aspek apa saja yang terkait langsung dengan studi
kelayakan, menganalisa investasi yang harus dikeluarkan untuk memulai usaha
budidaya ikan hias air tawar. Tinjauan pustaka bertujuan sebagai referensi dalam
memperoleh teori-teori ataupun literatur-literatur pendukung dalam melaksanakan
penelitian. Teori maupun literatur pendukung ini dapat diperoleh pada buku-buku
referensi, diktat kuliah yang berupa catatan yang didapat pada saat mengikuti kuliah
analisa kelayakan proyek, penulisan skripsi universitas lain, tesis dan internet.
Kemudian tahap selanjutnya ialah mengidentifikasi permasalahan tersebut.
Pengumpulan data terkait aspek yang dibahas. Pada langkah ini penulis
menyiapkan dan mengumpulkan data-data ini menyangkut aspek yang akan dibahas,
yaitu Aspek Pasar dan Pemasaran meliputi perkiraan permintaan, penawaran, peluang
pasar serta program pemasaran yang tergabung dalam bauran pemasaran. Aspek
Teknis dan Teknologis meliputi penentuan dan pemilihan lokasi usaha, tata letak
bangunan serta peralatan yang digunakan. Aspek finansial/keuangan meliputi
kebutuhan modal atau investasi, aliran kas, pemilihan investasi, Untuk pengumpulan
dan pengolahan data didasarkan dari beberapa aspek yaitu :
Pada aspek pasar hanya membahas tentang prospek usaha budidaya ikan hias
dilihat dari permintaan pasar, penawaran, produk, analisis pesaing serta strategi
pemasaran, apakah usaha/bisnis/proyek ini dapat menentukan salah satu alternatif
strategi generik untuk menghadapi persaingan.
Dalam aspek teknis dan teknologi memprediksi kelayakan teknis dengan cara
melihat lokasi proyek, dan apakah proyek seperti itu secara teknis dapat dilaksanakan
ditempat lain, dalam kelayakan teknologi, pemilihan mesin yang digunakan untuk
usaha budidaya ikan hias.
Dalam aspek finansial dan ekonomi ini membahas tentang biaya untuk
investasi, aliran kas, dan penilaian investasi. Untuk penilaian investasi metode yang
digunakan adalah: Periode Pengembalian (Payback Period), Net Present Value
(NPV), Inetrnal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI).
Menganalisa hasil pengolahan data berdasarkan analisa kelayakan dari aspek
yang dikaji berdasarkan analisis yang dipakai, serta indikator kelayakannya dari
aspek pasar, aspek teknis dan teknologi, aspek finansial.
Pada tahap ini, peneliti sudah menyelesaikan proses pengolahan data. Maka
pada tahap ini akan dilakukan proses penganalisaan berdasarkan masing-masing
aspek yang dikaji.
Langkah terakhir atau langkah penulis menarik kesimpulan dari permasalahan
yang dibahas dengan menjawab tujuan dilakukannya penelitian ini, serta memberi
saran untuk penelitian berikutnya.
Hasil dan Pembahasan
Budidaya Ikan Hias Air Tawar
Ikan hias air tawar memang tak pernah surut dari perhatian para hobiis
maupun pembudidaya. Dari sisi tampilan warna yang elok dan cemerlang menjadi
daya tarik tersendiri bagi hobiis. Sementara dari sisi bisnis, jenisnya yang beragam,
kemudahan dalam pemeliharaan, serta permintaan yang tinggi (baik lokal maupun
ekspor), menjadi daya tarik para pembudidaya.
Keindahan ikan hias, banyak pula orang yang menggantungkan hidupnya dari
membudidayakan dan memasarkan ikan hias yang jenisnya bermacam-macam.
Beberapa petani yang semula menekuni budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele,
ikan nila, gurame dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias. Semua
itu dilakukan karena potensi ekonomis budi daya ikan hias lebih menggiurkan
dibandingkan dengan ikan konsumsi, usaha budidaya ikan hias merupakan salah satu
usaha yang memberikan alternatif sumber penghasilan untuk meningkatkan
pendapatan petani/pengusaha ikan hias. Usaha budidaya ikan hias cukup prospek
dikembangkan
Budidaya Ikan Mas Koki
Ikan Mas Koki Mutiara memiliki sisik membentuk bangunan butiran mutiara
di seluruh tubuhnya. Bentuk badan bulat telur dengan kepala berukuran kecil, sirip
ekornya mekar serta warnanya kebanyakan putih, baik polos maupun campuran
warna lain seperti merah, oranye atau kuningmas. Ikan ini berasal dari daratan China,
namun di Indonesia sudah lama dapat dibudidayakan.
Gambar 4.1 Ikan Mas koki
Pemilihan Induk Ikan Mas Koki
Pemilihan induk sebagai berikut, induk yang baik untuk dipijahkan sudah
berumur + 8 bulan, dengan ukuran minimum sebesar telur itik, pilih induk yang
berkepala kecil dengan tubuh bulat, sisik utuh dan tersusun rapih. Jika ikan sedang
bergerak, ekor dan sirip akan kelihatan tegak, untuk mendapatkan keturunan yang
berwarna, maka calon induk yang akan dipijahkan berwarna polos. Gunakan induk
jantan berwarna putih dan betina berwarna hitam atau hijau lumut atau sebaliknya.
Pembesaran Ikan Mas Koki
Pembesaran pada Ikan Mas Koki yaitu, pembesaran ikan dilakukan setelah
benih berumur lebih dari 1 bulan sampai induk, jenis koki mutiara ini memerlukan
banyak sinar matahari, untuk tahap pembesaran dapat ditebar 1.000 ekor ikan, dalam
jaring 5 x 10 m, makanan yang diberikan berupa cacing rambut dan pellet 781-2SP,
makanan diberikan pada pagi dan sore hari secara secukupnya. Setelah berumur 4
bulan ikan sudah merupakan calon induk. Untuk itu jantan dan betina segera
dipisahkan sampai berumur 8 bulan yang telah siap dipijahkan. Untuk induk ikan
sebaiknya makanan yang diberikan yaitu berupa jentik nyamuk, Sepasang induk
dapat menghasilkan telur 2.000 s/d 3.000 butir untuk sekali pemijahan.
Pakan sangat erat dengan pertumbuhan dan kesehatan maupun stamina ikan.
Untuk menjaga kesehatan dan stamina ikan serta untuk memperbaiki penampilan,
terutama warna, pakan tidak perlu diberikan terlalu banyak. Hal harus yang
diperhatikan adalah cukup gizi. Pakan diberikan secara bervariasi seperti, pemberian
suplemen/vitamin, pemberian cacing rambut dan pemberian pellet 781-2SP.
Budidaya Ikan Manfish
Ikan Manfish atau yang dikenal juga dengan istilah Angel fish berasal dari perairan
Amazon, Amerika Selatan. Manfish (Pterophyllum scalare) tergolong ke dalam family
Cichlidae, mempunyai ciri-ciri morfologis dan kebiasaan sebagai berikut, memiliki warna
dan jenis yang bervariasi, bentuk tubuh pipih, dengan tubuh seperti anak panah, dapat dilihat
pada gambar 4.2 dibawah ini.
Gambar 4.2 Ikan Manfish
Pemilihan Induk Ikan Manfish
Pemilihan Induk pada ikan Manfish yaitu, induk yang baik untuk dipijahkan
adalah yang telah berumur lebih dari 6 bulan, dengan panjang induk jantan + 7,5 cm
dan induk betina + 5 cm, untuk penentuan pasangan secara cermat, yaitu dengan cara
menyiapkan induk-induk yang telah matang telur dalam satu bak (2 x 2) meter
persegi dengan ketinggian air + 30 cm. Umumnya Ikan Manfish akan memilih
pasangannya masing-masing. Hal ini dapat terlihat pada malam hari, ikan yang telah
berpasangan akan memisahkan diri dari kelompoknya. Ikan yang telah berpasangan
ini segera diangkat untuk dipijahkan.
Pembesaran Ikan Manfish
Perawatan ikan Manfish, biasa diberi Suplemen/Vitamin, cacing merah dan
diberi pellet 781-2SP Pakan sangat erat dengan pertumbuhan dan kesehatan maupun
stamina ikan, untuk menjaga kesehatan dan stamina ikan, pakan tidak perlu diberikan
terlalu banyak yang diperhatikan adalah cukup gizi untuk memperbaiki penampilan,
terutama warna, tentu akan menaikkan nilai ekonomi. Pembesaran yang dilakukan
pada ikan Manfish yaitu, pembesaran ikan dilakukan setelah benih berumur lebih dari
1 bulan. , untuk tahap pembesaran dapat ditebar bibit 1.000 ekor ikan, dalam jaring 5
x 10 m, makanan yang diberikan berupa cacing rambut dan pellet 781-2SP, makanan
diberikan pada pagi dan sore hari secara secukupnya, dapat dilihat pada Tabel 4.2
perbedaan ikan hias Manfish jantan dan betina dibawah ini.
Tabel 4.2 Perbedaan Ikan Manfish Jantan dan Betina
Jantan
Ukuran relatif lebih besar dari induk
betina pada umur yang sama.
Dilihat dari atas perut pipih atau
ramping
Bentuk kepala agak besar
Antara mulut dan sirip punggung
berbentuk cembung.
Betina
Mempunyai ukuran relatif lebih
kecil dari induk jantan.
Perut terlihat besar dan menonjol
Kepala lebih kecilAntara mulut ke
sirip punggung.
membentuk garis lurus, kadangdang
menonjol sedikit.
Sumber : Pengolahan Data Pembenihan Ikan Mas Koki
Kelompok Tani Ikan Hias.
Prospek Budidaya Ikan Hias Air Tawar
Berdasarkan data produksi Budidaya ikan hias di Ciseeng Bogor, produksi
budidaya ikan hias cenderung meningkat tiap tahun seiring tingginya permintaan ikan
hias Mas Koki dan ikan hias Manfish dari pasar parung. Khusus dengan permintaan
pasar Parung Bogor mencapai 5,000 ekor perhari, untuk melihat perkembangan
produksi budidaya ikan hias Mas Koki dan Ikan Manfish dalam negeri khususnya di
Bogor dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 4. 3 Produksi Ikan Hias Mas Koki Kurun waktu 5 Tahun (2004-2008)
No
Tahun
Populasi
Luas
ikan hias Mas Koki
M2
Produksi/Triwulan
(ekor)
Produksi/tahun
(ekor)
(ekor)
1
2004
5,000
300
4,185
16,740
2
2005
7,000
400
5,534
22,136
3
2006
10,000
600
9,456
37,824
4
2007
11,000
700
10,825
43,300
5
2008
12,000
800
11,346
45,384
Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Bogor, 2009
Produksi ikan hias Mas Koki
pada Tabel mengalami kenaikan setiap
tahunnya, pada tahun 2004 dengan populasi ikan 5,000 ekor dan produksi pertahun
16,740 ekor, kemudian pada tahun 2008 populasi ikan 12,000 ekor dengan produksi
pertahun 45,384 ekor.
Tabel 4. 4 Produksi Ikan Hias Manfish Kurun waktu 5 Tahun (2004-2008)
No
Tahun
Populasi
Luas
ikan hias Manfish
M2
Produksi/Triwulan
Produksi/tahun
(ekor)
(ekor)
(ekor)
1
2004
5,000
300
4,256
17,024
2
2005
7,000
400
6,452
25,808
3
2006
10,000
600
8,786
35,144
4
2007
11,000
700
10,657
42,628
5
2008
12,000
800
11,687
46,748
Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Bogor, 2009
Produksi ikan hias Manfish pada Tabel mengalami kenaikan setiap tahunnya,
pada tahun 2004 dengan populasi ikan 5,000 ekor dan produksi pertahun 17,024 ekor,
kemudian pada tahun 2008 populasi ikan 12,000 ekor dengan produksi pertahun
46,748 ekor.
Analisis Aspek Pasar
Pasar merupakan komponen terpenting dalam suatu pengembangan
komoditas, hal ini disebabkan pasar merupakan lokomotif penarik berkembangnya
suatu komoditas perikanan. Jika tidak ada pasar suatu produk akan sulit sekali
memperoleh keuntungan. Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang
mempunyai potensi pasar domestik dan ke pasar internasional. Indonesia mempunyai
peluang yang besar menyangkut lingkungan, ragam, ikan, dan dumber manusia
namun potensi tersebut belum tergarap secara maksimal, kepercayaan internasional
terhadap Indonesia yang semakin menurun, dan persaingan yang ketat di pasar
internasional menyebabkan petani ikan hias dituntut untuk terus meningkatkan
efisiensi agar mampu bersaing di pasar internasional.
Harga Penawaran
Harga ikan hias Mas Koki dan ikan hias Manfish di pasaran tergantung dari
ukurannya. Sebagai perbandingan harga ikan hias Mas Koki dengan ukuran panjang
4 cm Rp. 2,000/ekor dan ikan hias Manfish ukuran pamjang 3 cm Rp. 500/ekor. Jika
sudah masuk kepedagang perantara harga ikan hias Mas Koki mencapai Rp.
2,500/ekor sedangkan harga ikan hias Manfish mencapai Rp. 750/ekor (pasar Parung
Bogor). Penawaran ikan hias Mas Koki dan ikan Manfish sampai saat ini tidak
tercatat dengan baik dan rinci baik di tingkat Dinas Perikanan Kabupaten Bogor
maupun ditingkat pusat (Departemen Perikanan RI), bahkan BPS komoditas ikan hias
Mas Koki dan ikan hias Manfish tidak ikut di surpei, tetapi menurut pemasaran ikan
hias di pasar Parung Bogor ada potensi penawaran sebanyak 5,000 ekor perhari untuk
ikan hias Mas Koki dan ikan hias Manfish.
Kendala Pemasaran
Masalah pemasaran pada petani ikan hias di pasar Parung Bogor adalah,
banyaknya pedagang-pedagang perantara antara petani ikan hias dan pembeli ikan
hias yang membuat keuntungan petani menjadi kecil, biasanya pedagang perantara
mengantongi keuntungan 10% sampai dengan 20%, mengatasi masalah pemasaran,
pemerintah harus memberikan andil yang lebih besar lagi seperti membuat kebijakan
penertiban para pedagang perantara untuk membantu para petani ikan hias meraup
keuntungan yang lebih besar lagi, dan tidak memberatkan para petani ikan hias.
Aspek Teknis dan Teknologi
Ada beberapa pilihan teknologi pengelolan perikananikan hias khususnya
untuk pembesaran ikan hias, diantaranya yaitu dengan menggunakan kolam, dan
menggunakan jaring apung (KJA). Pembesaran menggunakan kolam dilakukan
dengan cara menggunakan beton atau plastic. Sedangankan dengan menggunakan
jaring apung (KJA) membutuhkan lahan yang sangat besar dan memanfaatkan lahan
perairan seperti telaga/setu. Dalam aspek teknologi ini membahas penentuan lokasi
perikanan, pemilihan budidaya yang tepat, teknik pembudidayaan ikan hias yang
baik, dan peralatan-peralatan budidaya yang dibutuhkan dengan tujuan menghasilkan
ikan yang bermutu dan diterima oleh pasar.
Proses Budidaya Ikan Hias
Proses pembudidayaan, petani ikan membudidayakan ikan hias dengan
memanfaatkan lahan seluas 600 M2, dengan menggunakan jaring berukuran 5 x 10
M2 yang ditancapkan kedasar air dengan menggunakan bambu. Pada pemeliharaan
budidaya ikan hias ini tidak begitu sulit yang diperlukan hanya keseriusan/telaten,
untuk meluangkan waktunya petani ikan membersikan jaring dari lumut-lumut dan
sampah untuk mencegah terjadinya penyakit pada bibit ikan. Benih/bibit ikan yang
sudah makan cacing rambut dengan umur ikan 1 sampai 1,5 bulan sebanyak 1000
ekor benih ikan hias ditebar pada jaring dengan ukuran 5 x 10 M2 dengan jarak kolam
jaring 1/2 meter, untuk pemberian pakan ikan petani mengunakan rakit dengan
membawa cacing rambut dan pellet 781-2SP dan diberikan pada pagi dan sore hari
dengan secukupnya, selama 1 minggu pertama ikan menghabiskan pakan sebanyak 2
kilogram untuk cacing rambut dan pellet, pada minggu kedua pakan ikan terus
bertambah hingga mencapai 3 bulan menghabiskan pakan cacing rambut sebanyak 96
kilogram dan pada pellet menghabiskan pakan sebanyak 136 kilogram, untuk lebih
rincinya dapat dilihat Tabel kebutuhan pakan ikan perjaring selama 3 bulan.
Tabel 4.5 Biaya Pakan Ikan Selama Masa Produksi
No
Jenis kebutuhan
Harga/
unit
Jumlah
Satuan
Total
A
Ikan Mas Koki
1
Cacing Rambut
6000
56
Kg
336,000
2
Pellet 781-2SP
7500
70
Kg
525,000
3
Vitamin
20,000
1
buah
20,000
Total biaya ikan mas koki
881,000
B
Ikan Manfish
1
Cacing Rambut
6000
40
Kg
240,000
2
Pellet 781-2SP
7500
66
Kg
495,000
3
Vitamin
20,000
1
buah
20,000
Total biaya ikan manfish
755,000
Sumber : Data Pengolahan Pakan Proses Budidaya
Petani memindahkan ikan dari jaring kedalam bak plastik dengan
mengunakan seser/serokan untuk memudahkan penghitungan dan memilih ikan yang
bermutu baik, setelah itu di lanjutkan kepen gepakan, ikan dimasukan kedalam plastik
ikan sebanyak 250 ekor perplastik, dan di beri oksigen dan siap untuk di pasarkan.
Perkiraan perolehan jumlah ikan hias yang produktif pertahun, dengan asumsi ikan
hias Mas Koki dengan rata-rata perpanen 4,185 ekor (17,620 ekor x 0,95) / 4,
sedangkan dengan ikan hias Manfish rata-rata perpanen 4,351 ekor (18,320 ekor x
0,95) / 4 demikian dengan produsi tahun-tahun berikutnya.
Penentuan lokasi
Ikan hias air tawar pada umumnya dapat tumbuh di air tawar dimana saja,
tetapi tergantung pada pada keadaan air dan daya tahan tubuh ikan. Agar ikan hias air
tawar dapat menghasilkan warna yang menarik dan tubuh yang sehat, maka lokasi
pembudidayaan ikan hias harus memenuhi kreteria sebagai berikut, kondisi PH 7 air
yang stabil, terhindar dari hama atau penyakit, pemberian pakan dengan asupan gizi
yang baik dan memberikan suplemen atau vitamin pada ikan.
Pemilihan lokasi juga harus berdasarkan harga sewa/beli lahan, letak pasar
yang dituju, ketersediaan bahan baku, sarana transportasi, kesediaan tenaga kerja,
iklim/cuaca, lingkungan sosial dan fasilitas pendukungan lain. Berdasarkan kriteria
pemilihan lokasi diatas didapatlah pemilihan lokasi usaha diantaranya, Telaga
Ciseeng Bogor, Telaga Lio Depok, Telaga Pamulang. Penentuan lokasi dari beberapa
alternatif lokasi yang tersedia, dengan menggunakan metode kualitatif berdasarkan
pada pertimbangan, sewa lahan, letak pasar yang dituju, ketersediaan bahan baku,
sarana transportasi, ketersediaan tenaga kerja, faktor iklim/cuaca dan lingkungan,
penulis memberi bobot tertinggi pada faktor harga sewa lahan yaitu sebesar 30% (tiga
puluh persen) karena faktor ini merupakan penilaian harga pada lahan dan
menentukan prospek usaha budidaya ikan. Bobot tertinggi kedua adalah pada faktor
letak pasar yang dituju yaitu 20% (dua puluh persen), faktor ini sangat penting karena
penentu pemasaran pada produk. Sedangkan pada faktor lain seperti, ketersediaan
bahan baku, sarana transfortasi, ketersediaan tenaga kerja, iklim/cuaca, dan
lingkungan sosial diberi bobot 10% (sepuluh persen). Untuk memilih alternatif
wilayah dalam penentuan lokasi dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 4.6 Dasar Pemilihan Alternatif
No
1
Faktor-Faktor yang
Telaga
Telaga Lio
Telaga
Diperhatikan
Ciseeng
Depok
Pamulang
600 M2
800 M2
1000 M2
8
7
6
2 Km
7 Km
8 Km
9
7
6
10000 ekor
6000 ekor
7000 ekor
8
6
7
Angkot
Angkot
Angkot
8
8
8
tersedia
Tersedia
Tersedia
8
8
7
(suhu 24-28 derajat)
33
35
36
Skor
8
7
6
Sewa Lahan
( 100 M2)
Skor
2
Pasar yang Dituju
(0 Km)
Skor
3
Bahan Baku
(10000 ekor bibit)
Skor
4
Sarana Tranfortasi
(Angkutan Umum)
Skor
5
Ketersediaan TK
Tersedia Tk
Skor
6
7
Iklim/Cuaca
Lingkungan Sekitar
Keamanan sekitar
Petani ikan
Skor
6
Petani ikan
8
7
Petani ikan
8
8
8
9
Keterangan : = sangat tidak sesuai, = tidak sesuai, = cukup sesuai, =sesuai, 10= sangat sesuai
(penilaian berdasarkan referensi)
Sumber : Pengolahan data aspek teknik dan teknologis, 2010
Pemilihan alternatif yang pertama pada sewa lahan dengan skor tertinggi 8
yaitu telaga Ciseeng, kedua pasar yang dituju dengan skor 9 yaitu telaga Ciseeng,
ketiga bahan baku dengan skor 8 yaitu telaga Ciseeng, keempat lokasi mempunyai
skor yang sama yaitu 8, kelima ketersediaan tenaga kerja telaga Ciseeng dan telaga
Lio mempunyai skor yang sama yaitu 8, keenam iklim/cuaca dengan skor tertinggi 8
yaitu telaga Ciseeng, ketujuh ketiga lokasi mempunyai skor yang sama yaitu 8.
Tabel 4.7 Pemilihan Alternatif Lokasi
Telaga Lio
Telaga
Depok
Ciseeng
Faktor-Faktor yang
Bobot
Diperhatikan
%
Skor Nilai Skor Nilai
1. Sewa Lahan
30
8
2,40
6
1,80
2. Letak Pasar yang Dituju
20
9
1,80
7
1,40
3. Ketersediaan Bahan Baku
10
8
0,80
6
0,60
4. Sarana Tranfortasi
10
8
0,80
8
0,80
5. Ketersediaan Tenaga Kerja
10
8
0,80
8
0,80
6.Faktor iklim/cuaca
10
8
0,80
7
0,70
7. Faktor Lingkungan sosial
10
8
0,80
8
0,80
Total
100
8,20
6,60
Telaga
Pamulang
Skor
7
6
7
8
7
6
8
Nilai
2,40
1,20
0,70
0,80
0,70
0,60
0,80
7,20
Keterangan : 6= sangat tidak sesuai, 7= tidak sesuai, 8= cukup sesuai, 9=sesuai, 10= sangat sesuai
(penilaian berdasarkan referensi)
Sumber : Pengolahan data aspek teknik dan teknologis, 2010
Tabel 4.8 Lokasi dan Rangking
Lokasi
Nilai
Rangking
Telaga Ciseeng
8,20
1
Telaga Pamulang
7,20
2
Telaga Lio Depok
6,60
3
Sumber: Pengolahan Data Aspek Teknis dan Teknologis
Berdasarkan
Tabel
perhitungan
pemililihan
alternatif
lokasi,
mengindentifikasi wilayah Telaga Ciseeng adalah wilayah yang tepat untuk lokasi
pembudidayaan ikan hias, karena di perkirakan sewa lokasi yang terjangkau, dan
letak pasar yang dituju dekat dengan pembudidayaan ikan dan memudahkan dalam
pemasaran ikan. Selain itu juga terdapat bahan baku, sehingga daerah ini dapat
menjamin pasokan bahan baku secara berkesinambungan. Lokasi pembudidayaan
dekat dengan sarana dan prasarana yang menunjang antara lain dekat dengan jalan,
sarana tranfortasi, ketersediaan tenaga kerja, iklim/cuaca yang mendukung untuk
pembudidayaan ikan dan faktor lingkungan.
Pemilihan Teknologi dan peralatan
Pemilihan teknologi pada budidaya ikan hias mudah diserap dan diterapkan,
karena teknologi yang digunakan cukup sederhana dan tidak membutuhkan lahan
yang luas. Untuk menjamin kelancaran produksi pembudidayaan ikan hias maka,
dalam pembudidayaan memerlukan alat-alat pendukung produksi seperti, jala, waring
(anco) dengan ukuran 5 x 10 M2, untuk menampung sementara induk maupun benih,
sebanyak 10 buah, bambu 60 batang, guna untuk menancapkan ke dalam air dan
memberi pegangan jala, waring (anco), tambang sebanyak 360 meter untuk mengikat
jala, waring (anco) kebambu, 5 buah bak, 8 buah serokan/seser digunakan untuk
memanen dan menangkap ikan, 5 buah sikat untuk membersihkan lumut/kotoran
yang menempel pada jaring, waring (anco), 5 buah ember tempat untuk pellet dan
cacing rambut pada saat memberi pakan ikan, 1 buah tabung gas oksigen untuk
pengepakan ikan pada saat panen, 400 kantong plastik untuk tempat ikan saat panen,
1 buah motor niaga untuk sarana tranfortasi.
Analisis Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan ini kebutuhan biaya investasi, penentuan nilai bersih
sekarang (NPV), tingkat pengembalian internal (IRR), periode pengembalian (PP),
indeks keuntungan (PI), analisis rugi-laba, aliran kas. Untuk memperoleh nilai itu
semua terlebih dahulu harus menentukan asumsi kebutuhan biaya investasi dan biaya
modal kerja.
Asumsi-asumsi yang dipakai dalam menentukan perhitungan adalah,
perhitungan harga jual ikan dipasar Parung Bogor, dengan harga ikan Mas Koki
dengan ukuran 4 cm sebesar Rp. 2,000/ekor, dan harga ikan Manfish dengan ukuran 3
cm sebesar Rp. 500/ekor, untuk menentukan
pendapatan pada petani ikan hias
penulis memberi asumsi jumlah bibit perkolom/jaring yang hidup/produktif dikalikan
dengan harga pasar Parung Bogor, dan untuk asumsi selanjutnya penulis menaikan
10% pendapatan tahun pertama dan tahun kelima dan biaya variabel.
Penentuan Kebutuhan Biaya Investasi
Biaya investasi untuk memulai usaha budidaya ikan ini dapat dilihat pada
Table 4.10, dengan total biaya investasi sebesar Rp 17,980,000 yang rencananya akan
menggunakan 3 pola dalam pembiayaan investasi. Berikut penjelasan dari 3 pola
pembiayaan investasi adalah: Pola investasi 1, menggunakan modal pinjaman sebesar
50% dan modal sendiri 50%, pola ini dianggap memungkinkan oleh pihak bank. Pola
investasi 2, yaitu modal pinjaman sebesar 25% dan modal sendiri sebesar 75%, pola
investasi ini untuk mengantisipasi apabila pihak bank tidak sanggup memberi
pinjaman yang lebih besar. Pola investasi 3, yaitu investasi dengan menggunakan
100% modal pribadi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel biaya investasi
budidaya ikan hias dibawah ini:
Tabel 4.9 Biaya Investasi Budidaya Ikan Hias Air Tawar
No
Nama Alat
Jumlah
Satuan
Umur
Harga/Unit
Nilai
Susut/thn
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
Jaring ukuran (5 x10) meter
10
Buah
5
450,000
4,500,000
-
2
Bambu
60
Batang
-
10,000
600,000
-
3
Tambang
360
Meter
-
3,000
1,080,000
-
4
Motor Niaga
1
Unit
5
11,800,000
11,800,000
1,000,000
5
Tabung Oksigen
1
Unit
5
1.000.000
1.000.000
200,000
17,980,000
1,200,000
Total biaya investasi (Rp)
Pola Investasi 1 (50% : 50%)
Modal pinjaman 50% (Rp)
8,990,000
Modal pribadi 50% (Rp)
8,990,000
Pola Investasi 2 (25% : 75%)
Modal pinjaman 25% (Rp)
4,495,000
Modal pribadi 75% (Rp)
13,485,000
Pola Investasi 3 (0% : 100%)
Modal pinjaman 0% (Rp)
-
Modal pribadi 100% (Rp)
17,980,000
Sumber : Pengolahan Data Keuangan, 2010
Total biaya modal kerja pada Tabel diatas diperoleh dari total biaya tetap
tahun 0 ditambah total biaya variabel tahun 0. Untuk menentukan besarnya pinjaman
dalam membayar modal kerja juga digunakan 3 pola investasi dengan alasan yang
sama. Peminjaman biaya tetap dan modal kerja kepada bank hanya dilakukan pada
tahun 0 saja, tujuannya untuk mengurangi biaya bunga yang tinggi dan untuk modal
kerja tahun – tahun berikutnya diperoleh dari keuntungan penjualan ikan hias.
Dikarnakan proyek ini adalah usaha budidaya ikan yang pastinya harga dipasar tak
menentu sehingga penulis membuat asumsi pasar biaya variabel tahun sampai dengan
tahun ke 5 mengalami kenaikan sebesar 10%. Perkiraan perolehan jumlah ikan hias
yang produktif pertahun, dengan asumsi ikan hias Mas Koki dengan rata-rata
perpanen 4,185 ekor (17,620 ekor x 0,95 / 4), sedangkan dengan ikan hias Manfish
rata-rata perpanen 4,351 ekor (18,320 ekor x 0,95 / 4) demikian dengan produsi
tahun-tahun berikutnya.
Penentuan Aliran Kas Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar
Aliran Kas Pola Investasi 1, Bunga 14%
Mengetahui aliran kas dari pendirian usaha budidaya ikan hias ini
menggunakan rumus yang terdapat pada lampiran 1. Setiap pola investasi dan
bunganya harus diketahui aliran kasnya agar dapat menghitung NPV, IRR, periode
pengembalian, indeks keuntungan dan tingkat pengembalian rata-rata bunga
menggunakan rumus pada lampiran 2. Dari perhitungan alirankas awal pola investasi
1 dengan bunga 14% pada lampiran 3. Hasil perhitungan pada Tabel dibawah ini :
Perhitungan aliran kas pola investasi 1, bunga 14%, 18%, 20% rugi laba
(pendapatan bersih) mengalami kenaikan tiap tahunnya, untuk bunga 14% sebesar
Rp. 6,572,065 tahun pertama dengan profit sales 10,34%, bunga 18% sebesar Rp.
5,646,455 tahun pertama dengan profit sales 8,88%, dan bunga 20% sebesar Rp.
5,183,650 tahun pertama dengan profit sales 8,15%. Perhitungan mengenai aliran kas
pola investasi 1, bunga 14%, 18% dan 20% rugi laba (pendapatan bersih) dapat
dilihat pada lampiran 5, 11 dan 17.
Tabel 4.11 Aliran kas Pola Investasi 1, Bunga 14%, 18%, 20%
Tahun
3
Keterangan Analisis
1
2
4
5
Bunga 14%
Aliran kas bersih awal (Rp)
1,160,565
3,885,217
5,142,162
9,096,306
12,243,894
Rugi laba (pendapatan bersih (Rp)
6,572,065
9,296,717
11,347,042
14,507,806
17,919,854
10,34
13,30
14,75
17,15
19,25
234,955
3,144,729
5,380,176
8,726,062
12,323,232
5,646,455
8,556,229
10,791,676
14,137,562
17,734,732
8,88
12,24
14,03
16,71
19,05
Profit on sales (%)
Bunga 18%
Aliran kas bersih awal (Rp)
Rugi laba (pendapatan bersih (Rp)
Profit on sales (%)
Bunga 20%
Aliran kas bersih awal (Rp)
- 227,850
2,774,485
4,983,486
8,461,602
12,230,671
Rugi laba (pendapatan bersih (Rp)
5,183,650
8,185,985
10,394,986
13,873,102
17,642,171
8,15
11,71
13,51
16,40
18,96
Profit on sales (%)
Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan
Aliran Kas Operasional Pola Investasi 1, Bunga 14%, 18% dan 20%
Perhitungan aliran kas operasional pola investasi 1, bunga 14%, 18%, 20%,
rugi laba (pendapatan bersih) mengalami kenaikan tiap tahunnya dengan aliran kas
akhir yang sama sebesar Rp. 48,135,000, untuk bunga 14% sebesar Rp. 11,705,908
tahun 1, bunga 18% sebesar Rp. 11,904,253 tahun 1 dan bunga 20% sebesar Rp.
12,003,425. Perhitungan mengenai aliran kas operasional pola investasi 1, bunga
14%, 18% dan 20% rugi laba (pendapatan bersih) dapat dilihat pada lampiran 5, 11
dan 17.
Tabel 4.12 Aliran kas Operasional Pola Investasi 1, Bunga 14%, 18% dan 20%
Tahun
Keterangan Analisis
Awal
Bunga 14%
Aliran kas bersih awal (Rp)
1
2
3
4
5
Akhir
66,115,000
-
-
-
-
-
-
Rugi laba (pendapatan bersih)
-
11,705,908
13,088,425
14,490,823
17,003,660
19,906,622
-
Profit on sales (%)
-
-
-
-
-
-
48,135,000
66,115,000
-
-
-
-
-
-
-
11,904,253
13,088,425
13,657,774
17,003,660
19,946,291
-
Bunga 18%
Aliran kas bersih awal (Rp)
Rugi laba (pendapatan bersih)
Profit on sales (%)
-
-
-
-
-
-
48,135,000
Bunga 20%
Aliran kas bersih awal (Rp)
66,115,000
-
-
-
-
-
-
Rugi laba (pendapatan bersih)
-
12,003,425
13,088,425
13,466,206
16,924,322
19,966,126
-
Profit on sales (%)
-
-
-
-
-
-
48,135,000
Aliran Kas Pola Investasi 2, Bunga 14%, 18%, 20%
Perhitungan aliran kas pola investasi 2, bunga 14%, 18%, 20% rugi laba
(pendapatan bersih) mengalami kenaikan pada setiap tahunnya, untuk bunga 14%
sebesar Rp. 5,094,408 dan bunga 18% sebesar Rp. 4,631,603 sedangkan bunga 20%
sebesar Rp. 4,400,200, rugi laba (pendapatan bersih) mengalami kenaikan tiap
tahunnya, untuk bunga 14% sebesar Rp. 7,200,158 dengan profit sales 11,33%, bunga
18% sebesar Rp. 6,737,353 dengan profit sales 10,23% dan bunga 20% sebesar Rp.
6,505,950 dengan profit sales 10.23%, Perhitungan mengenai aliran kas pola investasi
2, bunga 14%, 18% dan 20% rugi laba (pendapatan bersih) dapat dilihat pada
lampiran 23, 29 dan 35.
Tabel 4.13 Aliran kas Pola Investasi 2, Bunga 14%, 18%, 20%
Keterangan Analisis
Bunga 14%
Aliran kas bersih awal (Rp)
Rugi laba (pendapatan bersih (Rp)
Profit on sales (%)
Bunga 18%
Aliran kas bersih awal (Rp)
Rugi laba (pendapatan bersih (Rp)
Profit on sales (%)
Bunga 20%
Aliran kas bersih awal (Rp)
Rugi laba (pendapatan bersih (Rp)
Profit on sales (%)
1
2
5,094,408
7,200,158
11,33
7,495,096
9,600,846
13,73
4,631,603
6,737,353
10,60
4,400,200
6,505,950
10,23
Tahun
3
4
5
9,221,457
11,327,207
14,73
12,058,258
14,164,008
16,74
15,146,342
17,252,092
18,54
7,124,852
9,230,602
13,20
8,943,774
11,049,524
14,37
11,780,575
13,978,886
16,52
15,053,781
17,159531
18,44
6,939,730
9,045,480
12,94
8,804,933
10,910,683
14,18
11,780,575
13,886,325
16,41
6,431,786
17,113,251
18,39
Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan
Aliran Kas Operasional Pola Investasi 2, Bunga 14%, 18% dan 20%
Perhitungan aliran kas operasional pola investasi 2, bunga 14%, 18%, 20%,
rugi laba (pendapatan bersih) mengalami kenaikan tiap tahunnya dengan aliran kas
akhir yang sama sebesar Rp. 66,115,000, untuk bunga 14%, sebesar Rp.10,367,079
bunga 18% sebesar Rp. 10,466,251 dan bunga 20% sebesar Rp. 10,515,838 untuk
tahun ke-1, sedangkan untukn tahun ke-2, 3, 4, 5 dapat dilihat pada tabel 4.13,
Perhitungan mengenai aliran kas operasional pola investasi 1, bunga 14%, 18% dan
20% rugi laba (pendapatan bersih) dapat dilihat pada lampiran 23, 29 dan 35.
Tabel 4.13 Aliran kas Operasional Pola Investasi 2, Bunga 14%, 18% dan 20%
Keterangan Analisis
Tahun
Awal
Bunga 14%
Aliran kas bersih awal (Rp)
1
2
3
4
5
Akhir
66,115,000
-
-
-
-
-
-
Rugi laba (pendapatan bersih)
-
10,367,079
12,096,700
13,175,134
16,011,935
18,845,476
-
Profit on sales (%)
-
-
-
-
-
-
48,135,000
Bunga 18%
Aliran kas bersih awal (Rp)
66,115,000
-
-
-
-
-
-
Rugi laba (pendapatan bersih)
-
5,898,500
6,652,784
8,792,266
11,457,225
14,716,311
-
Profit on sales (%)
-
-
-
-
-
-
48,135,000
66,115,000
-
-
-
-
-
-
Rugi laba (pendapatan bersih)
-
10,515,838
12,096,700
13,036,293
16,011,935
18,875,228
-
Profit on sales (%)
-
-
-
-
-
-
48,135,000
Bunga 20%
Aliran kas bersih awal (Rp)
Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan
Aliran Kas Operasional Pola Investasi 3, Bunga 0%
Tabel 4.14 Aliran kas Pola Investasi 3, Bunga 0%
Tahun
Keterangan Analisis
Aliran kas bersih awal (Rp)
Rugi laba (pendapatan bersih (Rp)
Profit on sales (%)
1
2
3
4
5
9,028,250
7,828,250
11,104,975
9,904,975
12,507,373
11,307,373
15,020,210
13,820,210
17,784,331
16,584,331
12,31
14,16
14,70
16,33
17,82
Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan
Perhitungan aliran kas pola investasi 3, bunga 0% rugi laba (pendapatan
bersih) mengalami kenaikan tiap tahunnya Rp. 7,828,250 tahun pertama dengan profit
on sales 12,31%, dan tahun kelima Rp. 16,584,331 dengan profit sales 17,82%,
Perhitungan mengenai aliran kas pola investasi 3, bunga 0% rugi laba (pendapatan
bersih) dapat dilihat pada lampiran 41.
Tabel 4.15 Aliran kas Operasional 3, Bunga 0%
Keterangan Analisis
Tahun
Awal
Aliran kas bersih awal (Rp)
Rugi laba (pendapatan
bersih)
1
66,115,000
Profit on sales (%)
2
3
4
5z
Akhir
-
-
-
-
-
-
-
9,028,250
11,104,975
12,507,373
15,020,210
17,784,331
-
-
-
-
-
-
-
48,135,000
Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan
Perhitungan aliran kas bersih awal Rp. 66,115,000, dengan pendapatan bersih
tahun pertama Rp. 9,028,250 dan tahun kelima Rp. 17,784,331 dan aliran kas akhir
Rp. 48,135,000, Perhitungan mengenai aliran kas pola investasi 3, bunga 0% rugi
laba (pendapatan bersih) dapat dilihat pada lampiran 41.
Penilaian Pola Investasi
Berdasarkan Pada tabel 4.9 dan tabel 4.10 bisa dilihat pilihan pola investasi,
bunga, serta nilai penjualan mana yang paling menguntungkan untuk usaha budidaya
ikan hias ini. Periode pengembalian dikatakan layak jika pengembalian modal berada
dalam masa proyek, nilai bersih sekarang (NPV) dikatakan layak jika bernilai positif.
Untuk tingkat pengembalian internal (IRR) jika nilainya lebih besar dari tingkat suku
bunganya, maka investasinya dapat dikatakan layak dan untuk indeks keuntungan
biasanya mengikuti nilai NPV, jika nilai NPV negatif
maka nilai indeks
keuntungannya di bawah satu sebaliknya jika nilai indeks keuntungannya bernilai di
atas satu maka nilai NPV akan bernilai positif.
Penilaian Pola Investasi 1
Tabel 4.17 Penilaian Pola Investasi 1 (50% : 50%)
Keterangan Analisis
Bunga
14%
18%
20%
Perkiraan modal kembali (tahun & bulan)
5,5
5,6
5,6
NPV (Rp)
9,411,568
215,05 -3,711,471
17,37
17,85
IRR (%)
44,534
Index keuntungan (%)
Sumber : Pengolahan data Aspek Keuangan
1,5
1,3
1,1
Perkiraan modal kembali pada semua tingkat bunga dalam pola 1 bunga 14%
yaitu sekitar 5 tahun 5 bulan, (lampiran 5, 10 & 14). Pada Pola investasi 1 (50 %
modal sendiri dan 50 % modal pinjaman) memberikan nilai NPV negative pada s
tingkat bunga 20% seperti terlihat pada lampiran 6, 11 & 15, ini berarti investasi
dapat dikatakan tidak layak. Nilai NPV terbesar dihasilkan dengan bunga 14 %
dengan nilai Rp. 9,411,568 Besarnya tingkat bunga mempengaruhi nilai NPV,
semakin besar tingkat bunga semakin kecil nilai NPV-nya. Nilai IRR terbesar
dihasilkan dengan bunga 20 % yaitu sebesar 44,534 % (lampiran 6, 11 & 15) hal ini
berarti investasi dapat dikatakan tidak layak karena nilai IRR lebih besar dari tingkat
bunga yang disyaratkan. Nilai IRR 44,534 % berarti peternak ikan hias dalam
meminjam bank tidak boleh menerima bunga melebihi 44,534 % jika tidak ingin
merugi. Dilihat dari indeks keuntungan PI, nilai PI terbesar dihasilkan oleh bunga
14% dan semua tingkat bunga dalam pola investasi ini memberikan hasil yang layak,
karena nilai indeks keuntungan di atas satu pada semua tingkat bunga. Untuk lebih
jelas mengenai perhitungan PI dapat dilihat pada lampiran 7, 11 dan 15.
Penilaian Pola Investasi 2
Tabel 4.18 Penilaian Pola Investasi 2 (25% : 75%)
Bunga
Keterangan Analisis
14%
18%
Perkiraan modal kembali (tahun & bulan)
5,9
5,9
NPV (Rp)
5,447,698
-3,049,945
IRR (%)
15,88
15,91
Index keuntungan (%)
1,4
1,2
Sumber : Pengolahan data Aspek Keuangan
20%
5,9
-6,755,452
15,97
1,1
Perkiraan modal kembali pada semua tingkat bunga dalam pola investasi 2
sama, yaitu sekitar 5 tahun 9 bulan (lampiran 18, 23 dan 27), dikarenakan nilai kas
operasional dari tahun 1 sampai dengan tahun ke-5 sama pada semua tingkat semua
tingkat bunga (lampiran 18, 23 dan 27). Nilai NPV negatif pada tingkat bunga 18%
dan 20% seperti terlihat pada (lampiran 19, 24 dan 28), maka investasi ini dapat
dikatakan tidak layak. Nilai IRR terbesar dihasilkan pada bunga 20% yaitu sebesar
38,528% berarti peternak ikan hias dalam meminjam bank tidak boleh menerima
bunga melebihi 38.528 % jika tidak ingin merugi. Dilihat dari indeks keuntungan
(PI), semua tingkat bunga dalam pola investasi ini memberikan hasil yang layak dan
PI yang terbesar terdapat pada bunga 14%, karena nilai indeks keuntungan di atas
satu pada semua tingkat bunga. Untuk lebih jelas mengenai perhitungan PI dapat
dilihat pada lampiran 20, 24 dan 29.
Penilaian Pola Investasi 3
Tabel 4.19 Penilaian Pola Investasi 3 (0%)
Keterangan Analisis
Bunga 0%
Perkiraan modal kembali (tahun & bulan)
6
NPV (Rp)
19,465,138
IRR (%)
Index keuntungan (%)
Sumber : Pengolahan data Aspek Keuangan
14,36
1,7
Pola investasi 3 (menggunakan 100% modal sendiri), yaitu sekitar 5 tahunan
1 bulan (lampiran 32). Nilai NPV sebesar Rp. 19,465,138 (lampiran 33), IRR yang
dihasilkan, yaitu sebesar 14,36 % (lampiran 33), nilai indeks keuntungannya (PI)
sebesar 1,7 (lampiran 34). Pada pola investasi ini semua parameter penilaian investasi
memberikan hasil yang menyatakan bahwa investasi layak.
Hasil perhitungan ketiga pola investasi dengan tingkat bunga yang berbeda
pada setiap pola investasi, kecuali pada pola investasi 3 diketahui bahwa semakin
besar tingkat bunga semakin kecil nilai NPV dan nilai indeks keuntungannya. Untuk
nilai IRR semakin besar tingkat pinjaman ke bank, nilai IRR-nya semakin besar pula.
Tabel 4.20 Penilaian Investasi
Kreteria
Penilaian
1 ( 50 % : 50 % )
i=
18%
i = 14%
i = 20%
PP (bulan)
65
66
NPV (Rp)
9,411,568
17,37
1,1
IRR (%)
PI
2 ( 25 % : 75 % )
3 (0 %)
i = 18%
i = 20%
i=0%
69
6,755,452
47,465,138
i = 14%
215,05
66
3,711,471
69
5,447,698
69
3,049,945
72
17,85
44,534
15,88
15,91
38,528
14,36
1,0
1,3
1,1
0,90
0,56
1,7
Sumber : Pengolahan data Aspek Keuangan
Tabel 4.20 dapat diketahui nilai NPV terbesar dihasilkan oleh skenario
investasi 3. dengan indeks keuntungannya sebesar 1,7 dan lama modal investasi
kembali sekitar 72 bulan. Pemilihan pola investasi bukan berdasarkan nilai NPV,
tetapi berdasarkan total aliran kas yang masuk dalam 5 tahun, (Husnan, 2000).
Berdasarkan total kas yang masuk maka investasi yang sebaiknya dipilih yaitu pola
investasi 1. karena skenario ini memberikan operasional kas-kas masuk yang terbesar
selama 5 tahun, yaitu sebesar Rp. 76,195,437 (lampiran 5, 10, & 14). Jika dilihat dari
total keuntungan bersih juga sebaiknya memilih skenario investasi 1, bunga 14 %,
yang menghasilkan total keuntungan sebesar Rp. 59,643,483 (lampiran 4).
Analisis Sensitivitas Kelayakan Budidaya Ikan Hias Jarak Pagar
Dalam analisis kelayakan suatu proyek, biaya produksi dan pendapatan
biasanya akan dijadikan patokan dalam mengukur kelayakan usaha karena kedua hal
tersebut merupakan komponen utama dalam suatu kegiatan usaha, terlebih lagi bahwa
komponen biaya produksi dan pendapatan produksi juga didasarkan asumsi dan
proyeksi sehingga memiliki tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi. Untuk
mengetahui dan mengurangi resiko ini diperlukan analisis sensitivitas untuk menguji
tingkat sensitivitas pada biaya produksi terhadap perubahan bahan baku jika margin
keuntungan dibuat tetap serta harga jual ikan yang mempengaruhi pendapatan.
Analisis ini mencoba mengestimasi pengaruh penurunan harga jual dan kenaikan
harga bahan baku dari asumsi yang dikemukakan. Besar pengaruh terhadap kelayakan
proyek diukur dengan perubahan NPV, Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back
Period. Dalam pola pembiayaan ini digunakan tiga skenario sensitivitas, yaitu :
Pertama, kenaikan harga baku bahan baku sebesar 5,8% dengan harga jual tetap;
Kedua, penurunan harga jual biodiesel sebesar 12,5% tanpa perubahan harga bahan
baku; Ketiga, kenaikan harga bahan baku sebesar 4,75% dan penurunan harga jual
sebesar 8,6%. Kriteria kelayakan dan analisis sensitivitas industri biodiesel jarak
pagar disajikan pada Tabel 4.20 berikut ini.
Tabel 4.21 Kriteria Kelayakan dan Analisis Sensitivitas Budidaya Ikan Hias
Variabel yang Berubah
¤ Harga Bahan Baku
¤ Harga Jual ikan hias
¤ Harga ikan hias (Rp. 150 x 40,000 ekor)
¤ Harga Jual ikan hias 40,000 ekor
Kriteria Kelayakan
IRR
NPV
Payback Period
Dasar
0%
0%
6,000,000
17,729,000
5,8%
0%
6,348,000
17,729,000
Perubahan
0%
-12,5%
6,000,000
15,512,875
4,75%
-8,6%
6,285,000
5,484,000
17%
9,411,568
5,5
16%
8,287,706
5,6
15%
5,542,635
5,7
14%
6,192.720
5,8
Dari hasil analisis sensitivitas dapat terlihat untuk setiap skenario memiliki
kriteria kelayakan yang layak. Pada skenario pertama, dengan kenaikan harga bahan
baku sebesar 5,8% dan harga jual tetap, usaha budidaya ikan hias jarak pagar ini
masih layak dilaksanakan. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria
kelayakan investasi sebagai berikut : NPV sebesar Rp 9,411,568- lebih besar dari
pada nol, nilai IRR 17%, dan Payback Period 5 tahun 5 bulan. Dalam skenario
kedua, dengan penurunan harga jual ikan hias sebesar 12.5% tanpa perubahan harga
bahan baku, usaha budidaya ikan hias jarak pagar ini masih layak. Hal ini
berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan investasi, sebagai berikut :
NPV sebesar Rp 8,287,706- lebih besar dari nol, nilai IRR 16%, dan Payback Period
5 tahun 6 bulan. Pada skenario ketiga, pada saat terjadi kenaikan harga bahan baku
sebesar 4,75% serta penurunan harga jual sebesar 8,6%, usaha ini masih layak
dilaksanakan. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan
sebagai berikut : NPV sebesar Rp 6,192.720- lebih besar dari nol, nilai IRR 14%, dan
Payback Period 5 tahun 7 bulan.
Hasil analisis sensitivitas tersebut diatas memperlihatkan bahwa usaha
budidaya ikan hias jarak pagar lebih sensitif terhadap kenaikan harga bahan baku
dibandingkan penurunan harga jual ikan hias. Berdasarkan ketiga skenario yang
dibuat tersebut maka antisipasi keadaan untuk masing-masing skenario dengan
memperhatikan kriteria NPV, ialah pada skenario pertama, proyek ini sensitif pada
kenaikan harga bahan baku hingga 5,8%, (dengan asumsi harga jual tetap dan
investasi tetap), artinya jika kenaikan harga bahan baku sama dengan atau lebih dari
5,8% tiap tahunnya, proyek ini menjadi tidak layak atau merugi. Pada skenario kedua,
proyek ini sensitif pada penurunan harga jual hingga 12,5%, (dengan asumsi harga
bahan baku tetap dan biaya investasi tetap), artinya jika penurunan harga jual ikan
hias sama dengan atau lebih dari 12,5% tiap tahunnya, proyek ini menjadi tidak layak
atau merugi. Analisis sensitivitas gabungan menunjukkan bahwa proyek ini sensitif
pada kondisi terjadi kenaikan harga bahan baku sebesar 4,75% dan penurunan harga
jual sebesar 8.6%. Hasil analisis aspek keuangan diatas menujukkan bahwa usaha
budidaya ikan hias jarak pagar memberikan pendapatan tinggi sehingga proyek ini
layak dilaksanakan dan dibiayai oleh bank.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil analisis terhadap kelayakan usaha budidaya ikan hias maka
penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut Aspek pasar dan pemasaran, dilihat
dari lokasi usaha cukup strategis mengingat di sepanjang jalan Parigi Mekar, Ciseeng,
Parung, Bogor dekat dengan pasar tradisional. Aspek teknis dan teknologis,
dipertimbangkan dari harga sewa lahan, bahan baku, sarana transportasi, ketersediaan
tenaga kerja, sarana dan pra sarana serta fasilitas pendukung lainnya telah memenuhi
syarat yang telah ditentukan. Aspek Keuangan, dari semua perhitungan dapat
diketahui bahwa nilai NPV terbesar dihasilkan oleh pola investasi 3, yaitu Rp.
19,465,138. Dengan indeks keuntungan sebesar 1,7 dan lama modal kembali sekitar
72 bulan. Pemilihan pola investasi bukan berdasarkan nilai NPV tetapi berdasarkan
total aliran kas yang masuk dalam waktu 5 tahun. Berdasarkan total kas yang masuk,
maka investasi yang sebaiknya dipilih adalah pola investasi 1. Karena pola investasi
ini memberikan hasil operasional kas atau kas masuk yang terbesar selama 5 tahun,
yaitu sebesar Rp. 76,195,437. Jika dilihat dari total keuntungan juga sebaiknya
memilih pola investasi 1 (bunga 14%), yang menghasilkan total keuntungan sebesar
Rp. 59,643,483.
Saran
Dari beberapa saran yang penulis ajukan ini semoga dapat memberikan
manfaat
bagi
kelompok
tani
ikan
hias
maupun
bagi
pihak
lain
yang
membutuhkannya, yaitu sebagai berikut :
Karena usaha ini budidaya ikan ini dengan mengunakan jaring, maka
sebaiknya petani ikan membersihkan jaring secara rutin untuk mencegah hama dan
penyakit pada ikan.
Untuk menjual ikan sebaiknya petani langgsung ke pengepul ikan atau ke
pembeli, tidak melalui perantara lain, untuk mencegah harga ikan menjadi murah.
Sebaiknya dilakukan pembibitan ikan yang beraneka ragam, untuk
menambah kentungan yang lebih besar
Sebaiknya kelompok tani ikan mengikuti penyuluhan-penyuluhan ikan, agar
dapat pelatihan pembuatan pakan organik berupa pelet untuk ikan dan agar mendapat
pembinaan dalam mengelola usaha budidaya ikan hias yang baik dan benar.
Penelitian ini masih memerlukan penyempurnaan lebih lanjut, karena itu
disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan, penelitian ini dapat dilanjutkan
dengan melakukan penelitian mengenai usaha budidaya ikan hias.
Daftar Pustaka
Ibrahim, Yacob, Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi, Rineka Cipta, 2003.
Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Studi Kelayakan Proyek, 1994.
Husnan, Suad dan Suwarsono, Studi Kelayakan Proyek : Konsep, Teknik dan
Penyusunan Laporan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2000.
Kasmir dan Jafar, Studi dan Kelayakan Bisnis Edisi Kedua, Cetakan ke-4, Kencana
Prenada Media Group, 2003.
Riyanto, Bambang, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4, Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta, 1997.
Kelompok Peternak Ikan Hias Telaga Ciseeng
Pasar Tradisional Parung Bogor
Dinas Peternakan Kota Bogor
Dinas Peternakan Kota Bandung
http://www.bi.go.id/Suku+Bunga+SBL.html, 2009
http://library.gunadarma.ac.id.html, 2009
http://forum.o-fish.com
http://www.google.com
Download