68
AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban
Vol. 3, No. 1, April 2014
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang
­Agama dan Diklat Keagamaan, 2003, Cet. III
Priyatno, Drs. Ermawanti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT RinekaCipta, 1999), Cet. I
Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan di Indonesia, (Jakarta:
Ardadizya Jaya, 2000)
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pemeblajaran; untuk Membantu
MemecahkanProblematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: CV.
Alfabet, 2004)
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV.
Alfabet, 2000)
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta:
Bumi Aksara, 1995)
Tulus Tu’u, Peran Disiplin terhadap Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta:
Grasindo, 2004)
Undang-undang RI. No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional
dan Penjelasannya, (Bandung: Citra Umbara, 2003)
Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu
Ridhoul Wahidi, M.A.
Kaprodi ilmu al-Qur’an & Tafsir Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI)
Universtas Islam Indragiri (UNISI) Tembilahan Riau
Abstark
Pendidikan Islam terpadu merupakan tipe atau model pendidikan
yang utuh menyeluruh (syumul), integral, bukan parsial. Konsep-konsep Pendidikan Islam terpadu dibagi menjadi dua aspek besar. Aspek
internal meliputi bidang aqidah dan pendidikan hati. Aspek berikutnya adalah eksternal yang meliputi akhlak, jasmani dan rohani,
sosial, intelektual, dan seks. Konsep-konsep tersebut menjadi dasar
pendidikan Islam terpadu yang kemudian dapat dikembangkan dan
dipadukan demi terwujudnya pendidikan yang integral sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan Sunnah Rasul dan tercapainya baldatun
tayyibatun ghofur.
Key Words: Konsep Dasar, Pendidikan Islam, Terpadu
A. Pendahuluan
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang memiliki
dua dimensi yaitu dimensi ruhani dan material. Manusia pada sisi
materi dituntut agar dapat mempertahankan keberlangsungan hidup di dunia. Pada sisi lain, ia juga dituntut mempertahankan sisi
ruhaninya, agar ada keseimbangan, tidak berlebihan pada sisi materi
atau sisi ruhaninya.1
Untuk menyeimbangkan dua dimensi di atas manusia berusaha untuk melakukan segala hal yang dianggap penting demi menjaga
dua dimensi tersebut agar tidak berubah dari fungsinya. Salah satu
caranya adalah melalui pendidikan Islam,2 yang mana pendidikan
ini dapat membantu manusia mengembangkan potensi-potensi yang
1 Kholil al Masawi. Bagaimana Membangun Kepribadian Islam Sejati. (Jakarta : lentera. 2002), hlm. 65
2 Pendidikan Islam diartikan sebagai proses membimbing dan mengarahakan
pertumbuhan dan perkerbangan anak didik agar menjadi manusia dewasa sesuai tujuan pendidikan Islam;menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentak manusia yang berkepribadian dan
berbudi luhur menurut ajaran islam. Baca lebih lanjut, M, Arifin. Ilmu Pendidikan Islam;Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner.
(Jakarta: Bumi Aksara. 2003), hlm. 29
70
AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban
Vol. 3, No. 1, April 2014
dimilikinya terkondisi secara maksimal.
Disisi lain, agar pendidikan Islam tidak terjebak pada sikap menutup diri, eksklusif yang berakibat ketinggalan zaman atau membukakan diri dengan resiko dapat kehilangan jati diri atau kepribadian,
maka kaum Muslimi harus kembali melihat pada dasar-dasar ajarannya. Pendidikan Islam dengan begitu harus disandarkan pada telaah
filosofis antropologis, yang menjadikan al-Qur’an dan al-Sunnah,
Ijma’ dan Qiyas sebagai dasarnya.
Pentingnya melihat aspek filosofis antropologis yang berdasar
pada sumber hukum Islam ini, dengan pertimbangan karena melihat situasi dan kondisi sosiologis yang sedang mengalami pergeseran
nilai pada setiap ruas dan sendi kehidupan manusia, termasuk nilainilai budaya yang mulai tercerabut dari akarnya. Nilai sosial yang
banyak terilhami oleh rembesan pergaulan bebas dari dunia Barat
lewat berbagai tindakan propagandis, nilai ekonomi yang sudah cenderung pada sistem kapitalis dan bahkan pergeseran nilai-nilai kemanusiaan yang lain.
Pada era globalisasi seperti saat ini para peserta didik menghadapi berbagai masalah global yang membentur dunia masa kini dengan dunia masa depan.3 Kehidupan seperti saat ini sangat berpengaruh pada kebiasaan dan sikap peserta didik dalam bidang agama,
karena jika sikap peserta didik itu tidak diarahkan dan dikembangkan dalam nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam maka akan sangat mustahil peserta didik dapat menyerap ilmu yang didapat dalam
jenjang pendidikan sekolah akan diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebenarnya dalam agama Islam telah ada peta konsep dasar
pendidikan Islam terpadu, dimana konsep dasar tersebut belum
diaplikasikan secara maksimal. Pada tulisan ini, penulis mencoba
mengurai konsep-konsep dasar pendidikan Islam terpadu dalam
bingkai susunan makalah. Penulis membagi menjadi dua aspek be3 Benturan antara dunia masa kini dengan dunia masa depan sekarang ini membawa dampak kepada : (a) kemajuan IPTEK dalam bidang informasi serta inovasi-inovasi baru didalam teknologi yang mempermudah kehidupan manusia,
(b) kehidupan masyarakat yang semakin kompetitif, (c) meningkatnya kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia serta kewajiban dalam kehidupan bersama.
Baca lebih lanjut, Fathimah, Psikologi Perkembangan;Perkembangan Peserta Didik.
(Bandung : Pustaka Setia, 2006), hlm. 168
Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu
Ridhoul Wahidi, M.A.
71
sar. Aspek pertama adalah internal, meliputi aqidah dan pendidikan
hati. Aspek kedua adalah eksternal, diantaranya akhlak, pendidikan
jasmani, pendidikan sosial, pendidikan akal, dan pendidikan seks.
Konsep-konsep tersebut dapat diaplikasikan dan dapat diterapkan
dalam dunia pendidikan Indonesia sebagai solusi kongkrit demi terwujudnya baldatun tayyibatun wa rabbul ghafur dan sesuai dengan Undang undang dasar Negara ini.4
B. Pembahasan
1. Pengertian Pendidikan Islam
Ada tiga istilah yang umum digunakan dalam pendidikan Islam, yaitu al-tarbiyah, al-ta’lim, dan al-ta’dib. Tarbiyah mengandung
arti memelihara, membesarkan dan mendidik yang ke dalamnya
sudah termasuk makna mengajar atau ‘allama-yu’allimu.5 Berangkat
dari pengertian ini tarbiyah6 didefinisikan sebagai proses bimbingan
terhadap potensi manusia (jasmani, ruh dan akal) secara maksimal
agar dapat menjadi bekal dalam menghadapi kehidupan dan masa
depan. Ta’lim mengandung arti pengajaran yaitu mencerdaskan otak
manusia. At-ta’dib mengandung arti pendidikan yang bersifat khusus
yaitu memperluas adab kesopanan dan mempertinggi akhlak.
Ahmad Tafsir mengartikan pendidikan Islam dengan
4 Bangsa Indonesia telah merdeka 68 tahun yang lalu (1945-2013). Citacita dan
tujuan para pendiri bangsa ini tidak hanya merdeka dari penjajahan fisik tapi
merdeka dari kebodohan. Untuk merealisasikan hal tersebut, para pendahulu
Negara ini mencantumkan tentang pentingnya mencerdaskan bangsa ke dalam
Undang undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada alenia ke
empat,
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan Kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia…”.
5 Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. (Bandung: Remaja Rosdakarya, cet.5), hlm. 109
6 Tarbiyah dari kata Rabb atau Rabba mengacu kepada Allah sebagai Rabb al alamin. Hal ini dapat mengandung pengertian bahwa terdiri dari empat unsur.
Pertama, menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa (baligh); Kedua,
mengembangkan seluruh potensi; Ketiga, mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan; dan Keempat, dilaksanakan secara ­bertahap.
72
AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban
Vol. 3, No. 1, April 2014
bimbingan­yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara
maksimal sesuai ajaran Islam. Dengan kata lain, pendidikan Islam
menurutnya adalah bimbingan terhadap seseorang agar ia menjadi
muslim secara maksimal (kaffah).7
2. Pengertian Pendidikan Islam Terpadu
Istilah “terpadu” dalam sistem pendidikan dimaksudkan sebagai penguat bagi Islam itu sendiri. Maksudnya, Islam yang utuh
menyeluruh (kaffah) integral bukan parsial. Artinya pendidikan tidak hanya berorientasi pada satu aspek saja. Sistem pendidikan yang
ada harus memadukan unsur pembentukan sistem pendidikan yang
unggul.
Islam memandang pendidikan sebagai sesuatu yang identik
dan tidak terpisahkan dari asal mula penciptaan manusia. Manusia
itu sendiri yaitu jasad, ruh, intelektualitas. Dengan demikian, pendidikan dalam pandangan Islam meliputi tiga aspek yang tidak dapat
dipilah-pilah yang meliputi pendidikan jasad, pendidikan ruh, dan
pendidikan intelektualitas. Ketiga bentuk pendidikan tersebut tidak
mungkin dan tidak akan dibenarkan pemilahannya dalam ajaran Islam. Sebagaimana telah dijelaskan, pendidikan berhubungan langsung dengan komposisi kehidupan manusia. Memilah-milah pendidikan manusia berarti memilah- milah kehidupannya.
Secara fundamental, pendidikan Islam terpadu berupaya
menginternalisasikan nilai-nilai Islam (ruh Islami, jiwa Islam) melalui proses pendidikan Islam ke dalam seluruh aspek pendidikan.
Tujuan utamanya adalah memadukan nilai-nilai sains dan teknologi
dengan keyakinan, kesalehan dalam diri peserta didik.
3. Prinsip-Prinsip Umum Pendidikan Islam
Melihat pembahasan ini sangat luas, penulis membatasi pada
prinsip-prinsip umum yang mendasari tujuan, kurikulum, metode,
murid dan guru, lingkungan dan evaluasi pendidikan Islam. Tujuannya adalah mampu mendeskripsikan prinsip-prinsip umum pendidikan Islam tersebut.
a. Visi Pendidikan Islam
Pendidikan Islam yang dilakukan Rasulullah di Makkah
7 Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. (bandung : Remaja Rosda
karya,1994), hlm.32
Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu
Ridhoul Wahidi, M.A.
73
kepada para sahabat pada saat itu bertujuan membina pribadi
Muslim agar menjadi umat yang berjiwa kuat dan menjadi
masyarakat Islami, pendakwah (muballigh), dan pendidik yang
baik.8 Kemudian setelah hijrah, pendidikan Islam mengalami
perkembangan dan diarahkan, disamping membentuk kader
Islam, juga diarahkan membina aspek aspek kemanusiaan
dalam menjaga dan mengelola kesejahteraan alam ini.9
Visi dari pendidikan Islam adalah sesuai dengan tujuan
hidup manusia,10 sebab pendidikan hanyalah sebagai media
yang digunakan oleh manusia untuk memelihara keberlanjutan hidup, baik sebagai individu maupun masyarakat. Ada
beberapa prinsip yang terkandung dalam tujuan pendidikan
Islam, diantaranya adalah universal,11 keseimbangan dan kesederhanaan, kejelasan, realisme dan realisasi, dan dinamisme.12
b. Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum merupakan bidang kajian ilmiah yang bisa
dikatakan baru ada pada awal abad ke 20.13 Pada awalnya kurikulum pendidikan Islam hanya berkisar pada bidang tertentu
dan ilmu-ilmu agama mendominasi dilembaga formal. Pada
8 Abudin Nata (ed.). Sejarah Pendidikan Islam, Pada Periode Klasik dan Pertengahan.
(Jakarta: Rajawali Press. 2004 ), hlm. 11
9 Ibid, hlm. 11. Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam karya Abudin Nata, beliau
menjelaskan visi pendidikan Islam sesungguhnya melekat pada visi ajaran Islam itu sendiri yang terkait dengan visi kerasulan Nabi Adam sampai kerasulan
Muhammad Rasulullah Saw, yakni membangun sebuah kehidupan manusia
yang patuh dan tunduk kepada Allah serta membawa rahmat bagi seluruh
alam. Lebih lanjut baca, Abudin Nata. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Gaya
Media Pratama. 2005), hlm. 30
10Hal ini tercermin dalam surat al An’am ayat 162. 162. Katakanlah: Sesungguhnya
sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam.
11Prinsip pendidikan Islam bersifat menyeluruh dan tidak kaku (rigid). Baik
dalam pandangannya terhadap agama, manusia, masyarakat dan kehidupan.
Agama Islam berusaha membina individu sebagaimana ia membina masyarakat dan menghargainya sekaligus. Dengan demikian, pendidikan Islam tidak
­bersifat ekslusif.
12Abudin Nata (ed.). Sejarah Pendidikan Islam, hlm.11 -14
13G. A. Beuchamp. Curriculum Theory. (Wilmeter: The Kagg Press, 1968), hlm. 26
74
AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban
Vol. 3, No. 1, April 2014
perkembangannya kurikulum semakin meluas dan dampaknya adalah diperlukannya prinsip-prinsip umum yang menjadi
dasar penyusunan kurikulum pendidikan Islam. Diantaranya
adalah ruh Islamiyah, universal, keseimbangan, sesuai dengan
perkembangan psikologi, dan memperhatikan lingkungan
­sosial.14
c. Metode Pendidikan Islam
Metode merupakan hal terpenting dalam proses ilmu
pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik. Sehingga
terjadi proses internalisasi dan pemilikan ilmu oleh peserta
didik. Pentingnya metode mengharuskan pendidik memahami proses belajar mengajar dan metodenya serta memahami
syarat-syarat berlakunya proses belajar, juga prinsip-prinsip
umum yang menjadi dasar bagi teori-teori dalam proses belajar
mengajar. Setidaknya ada empat prinsip yang harus diketahui
dalam metode pendidikan Islam. Diantaranya adalah menjaga
tujuan pelajaran, kesesuaian dengan psikologi anak, memelihara tahapan kematangan, dan partisipasi praktikal.15
d. Murid dan Guru dalam Pendidikan Islam
Pola hubungan antara murid dan guru bukan sebagai
‘pengajar’, tapi lebih kepada ‘pembimbing’. Sebab seorang
pembimbing lebih cenderung berfungsi sebagai fasilitator atau
petunjuk jalan ke arah penggalian potensi peserta didik. Pola
hubungan tersebut dapat diambil prinsip prinsipnya, yaitu
humanistik,16 kesetaraan dan demokratis.17
e. Lingkungan Pendidikan Islam
Poin ke lima ini menunjukkan pada situasi dan kondisi
yang mengitari dan memiliki pengaruh terhadap perkemban14Abudin Nata (ed.). Sejarah Pendidikan Islam, hlm.16-17
15Abudin Nata (ed.). Sejarah Pendidikan Islam, hlm.18-19
16Dalam proses belajar mengajar dominasi tidak saja pada guru atau siswa, tapi
lebih kepada proses keberlangsungan belajar dengan dasar dasar kemanusiaan.
Mengajar dnegan kerendahan hati dan mengarahkan sesuai dengan kecenderungan anak didik.
17Dalam prinsip ini bukan guru yang menduduki posisi lebih tinggi dibandingkan murid, tapi antara guru dan murid berada dalam posisi yang sama memiliki
kesederajatan dalam proses pembelajaran.
Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu
Ridhoul Wahidi, M.A.
75
gan pribadi peserta didik. Realitanya dalam lingkungan pendidikan Islam kondisi dan situasi yang digunakan untuk proses
belajar mengajar adalah di Masjid, rumah, perpustakaan, kuttab, madrasah, dan Universitas. Lingkungan lingkungan tersebut berfungsi menunjang terjadinya proses belajar mengajar
dengan aman, tertib, dan berkesinambungan.18
f. Evaluasi Pendidikan Islam
Rangkaian akhir dari proses suatu pendidikan adalah
evaluasi. Evaluasi dalam pendidikan Islam menggariskan tolak ukur yang serasi dengan tujuan jangka pendek dan jangka
panjang. Jangka pendek dimaksud adalah membimbing manusia agar selamat di dunia dan jangka panjangnya adalah membimbing manusia untuk kesejahteraan di akhirat kelak. Dalam
hal ini ada empat prinsip yang ditekan, yakni objektivitas, keadilan, kejujuran, dan keterbukaan.19
4. Konsep-konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu
Pendidikan merupakan lembaga utama yang memiliki peranan
penting dalam membangun dan menumbuhkembangkan peradaban. Maju mundurnya peradaban ditentukan oleh pendidikan. Bahkan peradaban dan kebudayaan umat ini tidak akan pernah muncul
tanpa ada lembaga yang mengarahkan manusia ke arah tersebut. Lebih jauh, pendidikan tidak hanya membangun, tapi juga memberikan
pola dan model terhadap peradaban itu sendiri. Alhasil, pola dan
model yang berbeda akan menghasilkan bentuk dan model yang berbeda pula. Ketika pola pendidikan menggunakan pola sekuler, mau
tidak mau akan menghasilkan dan melahirkan pendidikan sekuler.
begitu pula dengan pendidikan Islam akan melahirkan peradaban
Islami.
Pendidikan Islam memiliki konsep-konsep dasar terpadu yang
sebenarnya telah ada, namun belum teraplikasikan secara utuh. Konsep-konsep Pendidikan Islam terpadu yang dimaksud oleh penulis
dibagi menjadi dua aspek besar. Aspek internal (aqidah dan pendidikan hati) dan aspek eksternal (akhlak, jasmani dan rohani, sosial,
intelektual, dan seks)
18Abudin Nata (ed.). Sejarah Pendidikan Islam, hlm. 22
19Abudin Nata (ed.). Sejarah Pendidikan Islam, hlm. 23-26
76
AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban
Vol.
No.
1, April
3,
2014
a.
Internal
عتيدAspek
لديه رقيب
(قول إالal–Awamil
ما يلفظ منal–Dhakhiliyyah)
1)Aqidah
Secara etimologis (lughatan), aqidah berasal dari kata
ًع ِق ْيدَة
َ -ع ْقدًا
َ – ُعقَدَ – يَ ْع ِقد
َ yang berarti simpulan, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi ‘aqidah maka
diartikan sebagai iman, kepercayaan dan keyakinan.20 Relَّ كَانَ النantara
سلَّ َم ب
َ ُاَّلل
َُري َْرةَ قَا َلkata
‘أَبِي هaqdan
ع َْنdan ‘aqidah adalah keyakinan itu
َّ صلَّى
َ بِ ُّيevansi
َ علَ ْي ِه َو
tersimpul
dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat
اَّلل
َّ اإلي َمانُ أَ ْن ت ُْم ِمنَ ِب
ِ ْ اإلي َمانُ َقا َل
ِ ْ َفأَتَاهُ ِجب ِْري ُل َف َقا َل َما
dan mengandung perjanjian. Meminjam pendapatnya Hasَس ِل ِه َوت ُْم ِمن
ِبا ْلبَعal-Banna
ِه َو ُرdikutip
ِْثsan
َِو ِب ِل َقاك
ُ yang
Yunahar Ilyas, secara terminologis
(isthilahan) yang dimaksud dengan aqidah adalah beberapa
perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak
bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.21
Aqidah merupakan pokok ajaran Islam yang berbicara
tentang kepercayaan dan keyakinan yang tumbuh dan dibicarakan atas dasar ajaran agama Islam. Bisa dikatakan pula
berkaitan dengan kepercayaan yang sesuai dengan kenyataan yang dikuatkan dengan dalil.22
Meminjam sistematika Hassan Al-Banna, ruang lingkup pembahasan aqidah adalah yang berkaitan dengan
ilahiyat,23 nubuwat,24 ruhaniyat,25 dan sam’iyyat.26 Kesemua
20Syahminan Zaini. Kuliah Aqidah Islam. (Surabaya: Al-Ikhlas, t.t.h), hlm. 50. Baca
juga Yunahar Ilyas. Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam, 2007), hlm. 1
21Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, hlm. 1
22Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, hlm. 50
23Pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilah (Tuhan, Allah)seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, af’al Allah dan lainlain.
24Pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul,
termasuk pembahasan tentang Kitab-kitab Allah, mu’jizat, karamah dan lainlain.
25Pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik
seperti malaikat, jin, iblis, syaitan, roh dan lain sebagainya.
26Pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam’i (dalil
naqliberupa al-Qur’an dan sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur,
Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu
يطلق على التوجيه والرقابة و دفع القوى العاملة
إنّ ادارة هى اإلصطالحة الذى
Ridhoul Wahidi, M.A. 77
الى العمل فى المنشأة
kepada
yang
berkaitan
dengan
aqidah
inibersumber
al
Qur’an dan sunnah, apa yang tercantum di dalamnya dan
apa yang disampaikan Rasulullah wajib diimani, diyakini
dan
diamalkan.
Adapun fungsi akidah adalah sebagai dasar, diibarat kan
pondasi
untuk
mendirikan
bangunan.
Semakin
tinggi
bangunan yang akan didirikan, harus semakin kokoh pondasi yang dibuat. Oleh karena itu, akidah merupakan hal
yang paling utama sebagai pegangan dalam meyakini sesuatu.
Pendidikan iman harus menjadi prioritas dalam
لديه رقيب
قول إالyang
يلفظ من
ما
pengembangan peserta didik.عتيد
Dengan
imam
benar
akan memiliki sikap mental positif dan baik dalam kehidupannya. Nabi Muhammad Saw memberikan pendidikan keًع ِق ْيدَة
َ -ع ْقدًا
َ – ُعقَدَ – يَ ْع ِقد
َ
pada para sahabat dengan memberikan penjelasan bagaimana bentuk iman kepada Allah.
اس
َ ُاَّلل
َّ صلَّى
َ ع َْن أ َ ِبي ه َُري َْرةَ قَا َل كَانَ النَّ ِب ُّي
َ علَ ْي ِه َو
ِ َّسلَّ َم بَ ِارزً ا يَ ْو ًما ِللن
اَّللِ َو َم َالكِ َتتِ ِه َو ُكت ُ ِب ِه
َّ اإلي َمانُ أ َ ْن ت ُْم ِمنَ ِب
ِ ْ اإلي َمانُ قَا َل
ِ ْ فَأَتَاهُ ِجب ِْري ُل فَقَا َل َما
ِس ِل ِه َوت ُْم ِمنَ ِبا ْل َبعْث
ُ َو ِب ِل َقا ِك ِه َو ُر
Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata, pada suatu hari, Rasulullah saw. muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang Jibril,
kemudian bertanya: Apakah Iman itu? Rasulullah saw. menjawab: Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitabkitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya dan kepada
hari berbangkit. (Hr. Muslim)
Dari hadis tersebut dapat dipahami Nabi mengajarkan
tentang tujuan pendidikan Islam. Tujuan pendidikan tersebut dalam bentuk iman kepada Allah, Malaikat, kitab, rasul,
dan mempercayai hari kebangkitan. Pentingnya pendidikan
iman perspektif Yusuf Qardhawi, iman merupakan benteng
yang mampu menjaga seorang mukmin agar tidak berlaku
kejahatan. Kehidupan yang lepas dari iman merupakan kehidupan yang tidak mengandung kebaikan, kemuliaan, dan
tanda-tanda kiamat, surga neraka danalin sebagainya.
78
زي َدKonsep-Konsep
َحدَّث َ َنا َجPendidikan
ير ْبنُ ِهش ٍَام
دُ َحدَّث َ َناTerpadu
ع ْم ٌرو النَّا ِق
َ َحدَّثَنَا
ُ ِ َكثIslam
ِ َ ْعفَ ُر ْبنُ بُ ْر َقانَ ع َْن يDasar
Ridhoul Wahidi, M.A. َ ْن ْاْل79
َ ُاَّلل
َّ َّسلَّ َم إِن
َّ ص َّلى
َ اَّلل
َ
َ ع َل ْي ِه َو
ُ ص ِ ّم ع َْن أ َ ِبي ه َُري َْرةَ َقا َل قَا َل َر
ِ َّ سو ُل
َاَّلل
ِ ب
ُ ص َو ِر ُك ْم َوأ َ ْم َوا ِل ُت ْم َو َل ِت ْن يَ ْن
ُ َال يَ ْن
ظ ُر ِإ َلى ُقلُو ِب ُت ْم َوأ َ ْع َما ِل ُت ْم
ُ ظ ُر ِإ َلى
AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban
Vol. 3, No. 1, April 2014
rasa kemanusiaan.
Iman menjadi syarat utama dalam mencapai kesempurnaan (insan kamil), dan menjadi modal awal untuk mewujudkan prilaku yang saleh sesuai ajaran Islam. Iman memberikan ketentraman jiwa dan kedamaian tingkah laku. Karena
semakin tinggi iman dan taqwa seseorang semakin tinggi
pula sikap intelektual, sosial, dan lembah lembut. Selain itu,
manusia yang beriman hatinya akan selalu dibimbing Allah,
jiwanya tenang dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari.
2) Pendidikan Hati
Pendidikan hati adalah bagian dari pembinaan rohani
yang ditekankan pada upaya pengembangan potensi jiwa
manusia agar senantiasa dekat dengan Allah, cenderung
kepada kebaikan dan menjauhi keburukan.27 Berkaitan de­
ngan hal tersebut, Rasulullah Saw bersabda.
ير ْبنُ ِهش ٍَام َحدَّثَ َنا َج ْعفَ ُر ْبنُ بُ ْر َقانَ ع َْن يَ ِزي َد
ُ َِحدَّث َ َنا ع َْم ٌرو ال َّنا ِقدُ َحدَّث َ َنا َكث
اَّلل
َ ُاَّلل
َّ ص َّلى
َ اَّلل
َ َ ب ِْن ْاْل
َ ع َل ْي ِه َو
ُ ص ِ ّم ع َْن أ َ ِبي ه َُري َْرةَ َقا َل قَا َل َر
ِ َّ سو ُل
َ َّ َّس َّل َم إِن
ُ ص َو ِر ُك ْم َوأ َ ْم َوا ِل ُت ْم َو َل ِت ْن يَ ْن
ُ َال يَ ْن
ظ ُر ِإ َلى قُلُو ِب ُت ْم َوأ َ ْع َما ِل ُت ْم
ُ ظ ُر ِإلَى
Artinya:
”Telah menceritakan
kepada kami ‘Amru
An Naqid;
شِير يَقُو ُل
َس ِمعْتُ النُّ ْع َمانَ ْبنَ ب
ِ َحدَّثَنَا أَبُو نُعَي ٍْم َحدَّثَنَا َزك َِر َّيا ُء ع َْن ع
َ َام ٍر قَا َل
ٍ
Telah menceritakan kepada kami Katsir bin Hisyam; Telah
ٌ ِيّنٌ َوا ْلح ََرا ُم بَ ِيّنkepada
يَقُو ُلJa’far
سلَّ َم
ع َل ْي
َ Burqan
سو
ُس ِمعْت
َّ صلَّى
َّ َلYazid
َ dari
َ ا ْلح ََال ُل بkami
َ ِه َوbin
َ Al
ُ َرbin
menceritakan
ِاَّلل
ُاَّلل
Asham
diaال َّنberkata;
Rasulullah Sawَ مbersabda:
َستَب َْرأ
شبَّهَا
َ Abu
ى ا ْل ُمHurairah
اس َف َم ْن اتَّ َق
ير ِم ْن
ِ dari
ْ تا
ِ
ٌ ِشبَّهَاتٌ َال يَ ْع َل ُمهَا َكث
ُ َوبَ ْي َن ُه َما
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian,
شكُ أ َ ْن
ح َمى ُيوmelihat
اعٍ َي ْرعhati
ت ك ََر
شبُهَا
ُّ amal
ع ِفي الkalian.”
ِلدِي ِن ِه َو
ِع ْر ِض ِهMuslim
ِ dan
ِ Allah
ِ َى ح َْو َل ا ْل
َ َ( َو َم ْن َوقHr.
tetapi
kepada
–َّنNo
َُار ُمه
َّ يُ َواقِعَهُ أ َ َال َوإِنَّ ِل ُت ِ ّل َملِكٍ ِح ًمى أ َ َال إِنَّ ِح َمى
َ اَّللِ فِي أَ ْر ِض ِه
ِأ َ َال َوإHadis
ِ مح4651)
َسدُ ُكلُّهُ َوإِذ
ْ س ِد ُم
ُسدُ ُكلُّه
ْصلَ َحت
سدَ ا ْل َج
سد
ص َل َح ا ْل
ضغَةً إِذَا
فِي
َ Allah
َ menegaskan
َ Hadis
َ َفdiَْتatas
َ َا فdipahami
َ َجbahwa
َ ا ْل َجbahwa Dia lebih menghargai hati yang bersih daripada bentuk
ب
أ َ َال َو ِه َي
ُ ا ْلقَ ْلmuslim
tubuh dan harta. Maka sebagai hamba Allah, tiap
harus berusaha mendapatkan yang terbaik di mata Allah.
» لُ ًقاmemiliki
سنَ ُت ْم ُخ
م ْن أ َ ْخيَ ِرsentral
هللاsebagai
صلى- ِاَّلل
سو ُل
َّ ‘nahkoda’
ِ َّ « إِن- وسلم
َ ُْك ْم أَحposisi
ُ قَا َل َر
Hati
dan عليه
fungsi
bagi tubuh dan pikiran. Rasulullah Saw bersabda.
على
َ ُ الصَّالة:ََب ِإلى هللاِ قَال
َ
ُّ ي ا ْل َع َم ِل أَح
ُّ َ سأ َ ْلتُ النَّ ِب َّي صلى هللا عليه وسلم أ
سبي ِل
َ ا ْل ِجهادُ في:َي َقال
ّ َ ث ُ َّم أ:َ ث ُ َّم ِب ُّر ا ْلوا ِلدَي ِْن قَال:َي قَال
ّ َ ث ُ َّم أ:ََو ْقتِها َقال
27Bukhari Umar. Hadis Tarbawi. (Jakarta: Amzah,2012), hlm. 45
ِهللا
َ وق ع َْن
َ َحدَّثَنَا
َّ ع ْب ِد
ْ ع ْبدَانُ ع َْن أ َ ِبي َح ْم َزةَ ع َْن ْاْل َ ْع َم ِش ع َْن أ َ ِبي َوا ِك ٍل ع َْن َم
ِاَّلل
ٍ س ُر
احشًا َو َال
َ ُاَّلل
َ ُاَّلل
َ ب ِْن
َّ صلَّى
َّ ع ْم ٍرو َر ِض َي
َ ع ْن ُه َما َقا َل لَ ْم يَت ُْن النَّ ِب ُّي
ِ َسلَّ َم ف
َ علَ ْي ِه َو
سنَ ُت ْم أَ ْخ َالقًا
َ ُْمتَفَ ِ ّحشًا َوكَانَ يَقُو ُل ِإنَّ ِم ْن ِخ َي ِار ُك ْم أَح
شِير يَقُو ُل
ِ َحدَّثَنَا أَبُو نُعَي ٍْم حَ دَّثَنَا َزك َِر َّيا ُء ع َْن ع
َ َام ٍر قَا َل
ٍ َس ِمعْتُ النُّ ْع َمانَ ْبنَ ب
ٌس َّل َم يَقُو ُل ا ْلح ََال ُل بَ ِيّنٌ َوا ْلح ََرا ُم بَ ِيّن
َ ُاَّلل
َّ صلَّى
َّ سو َل
َ ِاَّلل
َ ع َل ْي ِه َو
َ
ُ س ِمعْتُ َر
َستَب َْرأ
َ اس فَ َم ْن اتَّ َقى ا ْل ُم
َ َوبَ ْينَ ُه َما ُم
ِ شبَّهَا
ْ تا
ِ َّير ِم ْن الن
ٌ ِشبَّهَاتٌ َال يَ ْعلَ ُمهَا َكث
شكُ أ َ ْن
ُّ ِلدِي ِن ِه َو ِع ْر ِض ِه َو َم ْن َوقَ َع ِفي ال
ِ شبُهَا
ِ ت ك ََراعٍ َي ْرعَى ح َْو َل ا ْل ِح َمى ُيو
ََّار ُمهُ أ َ َال َوإِن
َّ يُ َواقِعَهُ أَ َال َوإِنَّ ِل ُت ِّل َملِكٍ ِح ًمى أ َ َال إِنَّ ِح َمى
ِ اَّللِ فِي أ َ ْر ِض ِه َمح
ْ س ِد ُم
ُسدُ ُكلُّه
َ ْصلَ َحت
َ ضغَةً إِذَا
َ سدَ ا ْل َج
َ َسدَتْ ف
َ َسدُ ُكلُّهُ َوإِذَا ف
َ ص َل َح ا ْل َج
َ فِي ا ْل َج
ب
ُ أ َ َال َو ِه َي ا ْلقَ ْل
Artinya:
”Telah
menceritakan kepada kami Abu Nu’aim Telah
» سنَ ُت ْم ُخلُ ًقا
َّ سو ُل
َ ْ « إِنَّ ِم ْن أ َ ْخيَ ِر ُك ْم أَح- صلى هللا عليه وسلم- ِاَّلل
ُ قَا َل َر
menceritakan
kepada kami Zakaria dari ‘Amir berkata; aku mendengar An Nu’man bin Basyir berkata; aku mendengar Rasulullah
على
َ ُbersabda:
الصَّالة:َ“قَالYang
َب
ي ا ْل َع َم
وسلمdan
عليهyang
صلى هللا
النَّ ِب َّيjuga
ُسأ َ ْلت
َ
ُّ ِل أَحsudah
ِ ِإلى هللاhalal
ُّ َ أjelas
Saw
haram
suَ ث ُ َّم أ:َ(الsamar)
dah
سبي ِل
دُ فيNamun
ا ْل ِجها:َالdiantara
ي َق
ْلوا ِلدَي ِْن قَالada
ِب ُّر اperkara
ث ُ َّم:َي قَال
َو ْق ِتها َق
َ jelas.
ّ َ ث ُ َّم أ:َkeduanya
ّ syubhat
yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka barangsiapa yang
ِهللا
menjauhi diri dari yang syubhat berarti telah memelihara agamanya dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang sampai jatuh
َ وق ع َْن
َواكِ ٍل عperkara-perkara
ْاْل َ ْع َم ِش ع َْن أ َ ِبيsyubhat,
ح َْم َزةَ ع َْنsungguh
َانُ ع َْن أ َ ِبيdia
ع ْبد
َ seperti
َحدَّثَنَا
َّ ع ْب ِد
ْ َْن َمpada
ِاَّلل
ٍ س ُر
(mengerjakan)
َّصل
َالseorang
احشًا َو
َ ُاَّلل
ْن ُه َما َقا َل لَ ْم يَت ُْن النَّ ِبternaknya
ع
َ ُاَّلل
ٍروpinggir
ع ْم
َ ب ِْن
َّ ىyang
َّ َر ِض َيdi
َ ُّيmenggembalakan
ِ َم فpenggembala
َ علَ ْي ِه َو
َ َّسل
ْم أ َ ْخ َالقًاakan
سنَ ُت
خ َي ِار ُك ْمke
َانَ يَقُو ُل ِإنَّ ِمKetahuilah
ُمتَفَ ِ ّحشًا َوك
ِ ْنdalamnya.
َ ْأَحjatuh
jurang yang dikhawatirkan
bahwa setiap raja memiliki batasan, dan ketahuilah bahwa baadalah
ُ ُم َح َّمدُ ْبنyang
َجدِّي ع َْنtasan
ي ع َْنlarangan
يس َحدَّثَنِي أ َ ِب
نُ ِإد ِْرdiاَّلل ْب
َ حدَّثَنَا
ب
َحدَّثَنَا أَبُو
َّ ُع ْبد
َ ا ْلعَ َال ِءapa-apa
ِbumi-Nya
َ Allah
ٍ ك َُر ْيdiharamَاس ا ْل َجنَّة
َّ َما يُد ِْخ ُل النDan
سو ُل
سئِ َل َر
أ َ ْكث َ ِرketahuilah
سلَّ َم ع َْن
ع َل
َ ُاَّلل
صلَّى
ه َُري َْرةَ قَا َلdarah
أَ ِبي
َّ setiap
َّ tubuh
َ ِاَّلل
َ ْي ِه َوpada
ُ ada
ُ segumpal
َ kan-Nya.
yang
apabila
baik
maka
baiklah
tubuh
tersebut
dan
apabila
rusak
اس النَّا َر فَقَا َل ا ْلفَ ُم َوا ْلفَ ْر ُج
َّ فَقَا َل ت َ ْق َوى
ْ اَّللِ َو ُح
ُ ق َو
َ سئِ َل ع َْن أ َ ْكثَ ِر َما يُد ِْخ ُل ال َّن
ِ ُسنُ ا ْل ُخل
maka
rusaklah
tubuh
tersebut.
Ketahuilah,
ia
adalah
َ ِيث ص َِحي ٌح
ٌ سى َهذَا َحد
ع ْب ِد
َ يس ه َُو ا ْبنُ يَ ِزيدَ ب ِْن
َ يب َو
(أَبُو ِعيHr.
قَا َل
َّ ُع ْبد
َ hati.”
ٌ غ ِر
َ اَّللِ ْبنُ إِد ِْر
Bukhari – No Hadis 50)
َ
ِي
َّ
ُّ الرحْ َم ِن ْاْل ْود
Informasi yang diperoleh dari hadis di atas adalah keadaan hati seseorang sangat menentukan semua kondisi meliputi perkataan, sikap, dan prilakunya. Dengan kata lain,
jika hatinya sehat maka perkataan, sikap, dan prilakunya
akan baik. Begitu pula sebaliknya, saat hatinya kotor maka
perkataan, sikap, dan prilakunya akan kotor pula.
Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu
Ridhoul Wahidi, M.A.
81
ير ْبنُ ِهش ٍَام َحدَّثَ َنا َج ْعفَ ُر ْبنُ بُ ْر َقانَ ع َْن يَ ِزي َد
َحدَّث َ َنا ع َْم ٌرو ال َّنا ِقدُ َحدَّثَ َنا َكثِ ُ
صم ع َْن أ َ
بْن ْاْلَ
atasى di
dapat
اَّلل
س َّل َم
ع َليه
اَّلل َ
اَّلل ص َّل
dipahamiسول
bahwaةَ َقال قَال ر
ahklakبي هُريْر
َ meruَ hadisو َ
ِ Dariإنَّ َّ َ
ير ْبنُ َ ِهش ٍَامَ ََحدَّثَ ُ َنا َُج ْعفَ ُر َّ ِ ْبنُ َبُ ْر َقانَ َّ ُع َْن يَ ِزْي ِ َد
َح ِدَّثَنَا َع ْم ِ ٌّرو النَّا ِقدُ ِ َحدَّثَ َنا َ َكثِ َ ُ
pakan suatu sikap
yang paling baik. Sikapَ baik mencerminkاَّلل ْن ُ
َبالْنيَ ْن ْاْلَ ُ
صيَو ِره َ ُكُري ْم َْرة َوأ َقا ْم َل َوقَااِل َلُت ْم َر َ ُ َ
اَّللُ قُ َعلُ َل ْيو ِهبِ ُتَو ْم َسلَّ َوَمأَ ِإ ْ
اَّلل ُت ْم
ص َّل ُرىإِ َل َّى
ص ِ ّمإِلَعى َْن أَ ِب ُ
ظَ
ظ ُر َ
سولو ِت ُل ْن َّيَِ
عنَّ َما ِل َّ َ
ِ
an pola hidup
sederhana,
bermartabat,
dan bermoral.
Sementara proses pembentukan
moralى قُلُو ِب ُت ْم َوأَ ْع َما ِل ُت ْم
ْ merupakanن يَ ْن ُظ ُر إِ َل
َ upayaو ِر ُك ْم َوأَ ْم َوا ِل ُت ْم َو َل ِت
ص
َال يَ ْن
ُ yangظ ُر إِلَى ُ
untukانَ ْبنَ َب
dilakukan.عْتُ النُّ ْع َم
شِير َيقُو ُل
س ِم
َ pun,زك َِر َّيا ُء ع َْن
ٍْ ditentukanم َحدَّثَنَا
َحدَّثَنَا أَبُو نُ َعي
Hasilnyaع ِ
َام ٍر قَا َل َ
ٍ mudah
tidak
dan
َ olehش
َ ٍ sekitar.ر
َام
سح ِدَّمثَنَعاْتُأَبُو َرنُعَ ُي
ََ
اَّللُع ِ
ُ dipengaruhiم بَيِّنٌ
ِير يَبَقُيِّونٌ ُل َوا ْلح ََرا
َال ٍ ُل
lingkunganانَُل ْبانَْل بَح
سلَّْتُ َم اليَنُّ ْعقُ َمو
صالَّ ُءىع َْن َّ
س ٍْمو َ َلحدَّثَنَا َّ
اَّللِ َزك َِر َّي َ
ع َلقَ ْيا ِهَل َ َسو ِمعَ
Amalيّنٌ2) Pendidikan
Ibadah
سلَّ َم يَقُ
نو ُلالنَّا ْلح ََال
س ِيمنَعْتُ ر
صلَّى َّ
سمو َ َل َّ
اَّلل َ
اَّللُم َعه َلَا ْي ِه َكثِ َو َ
اس ُلفَبَ َميِّنٌ ْن َاواتَّ ْلقَح َ
ىَرا ُما ْلبَ ُمِ
ستَب َْرأَ
ير ِم ْ
ت
َ ibadah
شبَّهَا ِ
َو َبَ ْ
Amalا ْ
ِ dan
ٌ
شبَّه َِاتٌ َال يَ ْعلَ ُ
ُ dariه َما َ ُ ُ
yang baik
saleh
merupakan
hasil
ستَب َْرأَ
اس فَ َم ْن اتَّقَى ا ْل ُم َ
ير ِم ْن
َوبَ ْينَ ُه َما ُم َ
شبَّهَا ِ
تا ْ
Sehinggaالنَّ ِ
شبَّهَاتٌ َال يَ ْعلَ ُمهَا َكثِ ٌ
iman
شكُ أ َ ْن
akhlakمى يُو
ْ sempurna.رعَى
َ pendidikanوقَ َع فِي ال ُّ
َ amalو ِع ْر ِض ِه َو َم ْن
ِلدِينِ ِه
شبُهَا ِ
ِ dan
ت ك ََراعٍ يَ
yangح َْو َل ا ْل ِح َ
ِ pentingشكُ أَ ْن
َ bagiل ا ْل ِح َمى يُو
anakعَى ح َْو
didikك ََراعٍ يَ ْر
ت
menjadiال ُّ
َ suatuو َم ْن َوقَ َع فِي
َ yangو ِع ْر ِض ِه
ِلدِينِ ِه
شبُهَا ِ
shalehَ sangat
َار ُمهُ أ َال َو ِإنَّ
اَّللِ ِفي أ َ ْر ِض ِه َمح
يُ َوا ِق َعهُ أَ َال َو ِإنَّ ِل ُت ِ ّل َملِكٍ ِح ًمى أَ َال ِإنَّ ِح َمى
َّ
ِ
sangat berharga.
يُ َواقِعَهُ أَ َ
ُ Karenaمهُ أَ َال َوإِنَّ
َار
اَّللِ فِي
iabdahلِكٍ ِح ًمى
mengaال َوإِنَّ ِل ُت ِّل َمamalأَ َال إِنَّ ِح َمى َّ
pendidikanأَ ْر ِض ِه َمح ِ
ً
َ
َ
َ
َ
ْ
ْ
ُّjarkan
ُّ
َ
َ
َ
ْ
سدُ ُكلهُ
سدَ ال
سد
سدُ ُك
ص
س ِد ُم ْضغة
فِي ا
yangل َحتْ َ
diajarkanإِذا َ
َ secaraج َ
langsungدَتُْ ُك ُّلف ُه َ
amalan-amalanلسدهَُتْ َوإِ َفذا ف َ
صل َح ال َج َ
ْolehل ْل َج َج َ
س
س ِد ُم
ص َل َحتْ َ
ض َغ ًة ِإذَا َ
سدَ ا ْل َج َ
َ
سدُ ُك ُّلهُ َو ِإذَا َف َ
ص َل َح ا ْل َج َ
فِي ا َ
al-Qur’an dan hadis Rasulullah. Banyak jenis amal
ibadah
ب
أَأََ َالال ََوو ِه ِه َي َيا ْلاقَ ْل ْل َق ُ ْلب ُ
yang disebutkan dalam hadis Rasulullah Saw, salah
satu diantarnya adalah, pertanyaan Ibnu Mas’ud kepada Nabi Saw
ْ amalم ُخلُ ًقا »
سنَ ُت
وسلم ِمْ -ن أَ«
عليه
صلى هللا
اَّللِ -
« -Allah.إِنَّ
سنَ ْخ ُتيَ ْم ِرخُكلُ ْم ًق
عليه وسلم
صلى هللا
اَّللِ َّ-
yangاأَ»حْ َ
قَقَاالَل َر ُس ُ
سوو ُل ُل َّ
ْ dicintaiخإِيَ ِنَّر ُك ْم ِم أَ ْنحْ أ َ َ
tentang
paling
َ َْ
َّ
لىصَّال
َبل ِإَ :ال
ح قَ ُّا
وسلم أَ ُّي ا ْل
يصلى
لى أ َهللاِ
على
هللاِةُ قَ َعاللىَ :الصَّالةُ َ
يأَحا ْل َُّب َع إَِم ِل
عليهعليه
هللا هللا
صلى
س َسأ َأ ْللتُتُ النالبِنَّ ِب َّي َّ
وسلمعَ َمأ َ ِل ُّ
ها َقاَقالَ:لَ:ث ُ َّمث ُأَم ّيأ َ قَالَ :ث ُ َّم ِب ُّر ا ْلوا ِلدَي ِْن قَالَ :ث ُ َّم أَي َقالَ :ا ْلج
و َو ْق ْقت ِتها
سبي ِل
يهادُ َقال
َ ِ
فيََ :سا ْلبي ِ ِجلهادُ في َ
ي قَالَ :ث ُ َّم ِب ُّر ا ْلوا ِلدَي ِْن قَا ّلَ :ث ُ َّم أ َ ِ ّ
َّ ّ
هللاِ
هللاِ
Artinya:
َamalانُ ع َْن أَ
َْ bertanyaن َع ْب ِد
وق ع
)َ Mas’udواكِ ٍل ع
َ kepadaم ِش ع َْن أَبِي
Nabiةَ ع َْن ْاْلَ ْع
Saw,بِي َح ْم َز
apaثَنَا َع ْبد
َحدَّ
َّ Aku
َْ (Ibnuن َم ْ
اَّللِ
س ُر ٍ
َ
َ
َ
َ
َ
ْ
َ
عشًاْ
ْ
ْ
َ
ْ
َانُ
ْ
َ yang
palingع َْن
وق
َن
ل
ك
ا
و
ي
ب
أ
َن
ع
ش
م
ع
اْل
َن
ع
ة
ز
َم
ح
ي
ب
أ
َن
ع
د
ب
ع
َ
ا
ن
ث
ع ْب ِد َّ
ْ
َ َ disenangiمو َال ْ
ِ
Allah,
Nabi
menjawab,
shalat
tepat
waktu,
ِ
ْ
َ
اَّللِ
َ
َ
َ
َّ
َ
َّ
َ
ٍ
ْ
ِ
ِ
َّ
ْ
س ُر ٍ
اح
َب
صلى َّ
ح ِدَّْن َع ْم ٍرو َر ِض َي َّ
اَّللُ َعن ُه َما قا َل ل ْم يَتُن النبِ ُّي َ
سل َم ف ِ
اَّللُ َعل ْي ِه َو َ
َ
َ
َّ
َ
َّ
َ
ْ
َّ
احشًا َوالَ
اَّللُ َ
اَّللُ ِم ْنَ
صلى َّ
ضو َي ُل إِنَّ َّ
َانَر ِيَقُ
عن ِخ ُه َي َم ِارا ُك ْمقاأَ َلحْ ل َس ْنَم ُت ْيَمتأَ ْْخُن َالقًالانبِ ُّي َ
سل َم ف ِ
عل ْي ِه َو َ
ْنَفَ ِ ّحع ْشَمًا ٍر َووك َ
ب ُم ِت
Hadis selanjutnya:
َ
سنَ ُت ْم أَ ْخ َالقاً
َ
ُ
ُمتَف ِ ّحشًا َوكَانَ يَقو ُل إِنَّ ِم ْن ِخ َي ِار ُك ْم أحْ َ
يس َحدَّثَنِي أَ ِبي ع َْن َجدِّي ع َْن
ب ُم َح َّمدُ ْبنُ ا ْلعَ َال ِء َحدَّثَ َنا َع ْبدُ َّ ِ
اَّلل ْبنُ ِإد ِْر َ
َحدَّثَ َنا أَبُو ك َُر ْي ٍ
اس ا ْل َجنَّةَ
َ
َ
َ َ
َ
َّ
َ
َّ
س
صل َالى ِء َّ
سمدوُ ُل ْبنُ َّ
بئِ َل ُم َرَح َّ ُ
يس ُل ال َحنَّدَّث َ َنِي أ ِبي ع َْن َجدِّي ع َْن
اَّللُ َحدَّ َعثَل ْينَا ِه َو َ
اَّللِا ْل َعَ
ع ْب َسلدُ َم ع َّ ِْ
َحأبِدَّث َينَاهأَُربُي َْروةكقا َُر َل ْي ٍُ
اَّللَن أْب ْكنُث ِرإِ َدما ِْريُد ِْخ َ
اس النَّار فَقَا َل ا ْلفَم وا ْلفَر ُج
س ِئ َل ع َْن أَ ْكَّثَ ِر َما يُد ِْخل ال َّن
سنُ ا ْل ُخلُق
اَّلل وح
فَقَا َل تَ ْقوى َّ
اس ا ْل َجنَّ َة
اَّللُ َ
صلى َّ
س َوو ُل ُ َّ
اَّللِ َ
ع َُل ْي ِه َو َ َ
سئِ َل َر ِ ُ
أ َ َبِي َه َ َُري َْرةَ ِقَا َ َل ُ َ ْ ُ
سلَّ َم َع َْن أ َ ْكثَ ِ ُر َ َما ْيُد ِْخ ُل النَّ َ
سى َهذا َحد ٌ
يس ه َُو ا ْبنُ يَ ِزيدَ بْن َع ْب ِد
ِيث
يب َو َع ْبدُ َّ
قا َل أبُو ِعي َ
ص َِحي ُ ٌح َغ ِر ٌ
اَّللِ ْبنُ إِد ِْر َ
اس النَّا ِ َر فَقَا َل ا ْلفَ ُم َوا ْلفَ ْر ُج
فَقَا َل ت َ ْق َو ْ َى َّ
اَّللِ َو ُح ْ
ق َو ُ
سئِ َل ع َْن أَ ْكث َ ِر َما يُد ِْخ ُل ال َّن َ
سنُ ا ْل ُخل ِ
ِي
َّ
الرحْ َم ِن اْل ْود ُّ
َ
َ
َ
ٌ
َ
ع ْب ِد
ِ ”Telahزيدَ ب ِْن َ
يس ه
َ kami
يب َو
ٌ Kuraibح غ ِر
ِيث ص َِحي
سى َهذا َحد
Ala`,أبُوِ Alعي
قا َل
ع ْبدُ َّ
َُ menceritakanو ا ْبنُ يَ
َ bin
ٌ Abu
اَّللِ
ْ kepadaبنُ إِد ِْر َ
Artinya:
Muhammad
َ
ِي
الرحْ َم ِن
telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris, telah menceritakan
َّ
ْ kepadakuاْل ْود ُّ
bapakku dari kakekku dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan seseorang ke
dalam surga, maka beliau pun menjawab: “Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia.” Dan beliau juga ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan orang
ke dalam neraka, maka beliau menjawab: “Mulut dan kemaluan.” Abu Isa berkata; Ini
adalah hadits shahih gharib. Abdullah bin Idris adalah Ibnu Yazid bin Abdurrahman
)Al Audi.” (HR. Tirmidzi – No 1927
AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban
Vol. 3, No. 1, April 2014
80
)b) Aspek Eksternal (al–Awamil al–Kharijiyyah
1) Pendidikan Akhlak
bentukش ٍَام َحدَّثَ َنا َج ْعفَ
َْ Kataن يَ ِزي َد
َ akhlakقانَ ع
ُ merupakanر ْبنُ بُ ْر
ير ْبنُ ِه
َ dariحدَّث َ َنا َك
khuluq.ع َْم ٌرو
َحدَّثَنَا
kataالنَّا ِقدُ
jamakثِ ُ
Kata
khuluq
bermakna
pekerti,ولbudi
اْل َ perangai, tingkah
laku,
اَّلل
اَّللُ َ
ص َّلى َّ
اَّلل َ
ب ِْن ْ َ
ع َل ْي ِه َو َ
ص ِ ّم ع َْن أ َ ِبي ه َُري َْرةَ َقا َل َقا َل َر ُ
س ُ َّ ِ
سلَّ َم ِإنَّ َّ َ
atau tabi’at.28 Menurut al-Ghazali akhlak diartikan sebagai
ص َو ِر ُك ْم َوأ َ
َ jiwaو َل ِت ْن َي ْن ُ
ُ yang
َ tentangوأ َ ْع َما ِل ُت ْم
ِ keadaanإ َلى قُلُو ِب ُت ْم
ظ ُر
ْ bagianم َوا ِل ُت ْم
ظ ُر ِإلَى
َال َي ْن
ُ dalam
suatu ungkapan
melahirkan macam-macam tindakan dengan mudah, tanpa
ْdanتُ النُّ ْع َمانَ
شِير يَقُو ُل
س ِمع
َام ٍر قَا َل
َحدَّثَنَا
memerlukan
dahuأَبُو نُعَي ٍْم َterlebihحدَّثَنَا َزك َِر َّيا ُء ع َْن ع ِ
َ mempertimbangkan
ْ pikiranبنَ بَ ٍ
29
lu.
Yunus
berargumentasi
bahwa
سلَّ َم يَقُ
ُ Sementaraم بَ ِيّنٌ
ُ Abdulل بَ ِيّنٌ َوا ْلح ََرا
Hamidو ُل ا ْلح ََال
اَّللُ َ
صلَّى َّ
سو َل َّ
اَّللِ َ
ع َل ْي ِه َو َ
َ
س ِمعْتُ َر ُ
akhlak adalah sifat-sifat manusia yang terdidik.30
ستَب َْرأَ
ش َّبهَاتٌ َ
ُbeberapaم َ
pendapatفَ َم ْن اتَّقَى ا ْل
اس
dapatال َي ْعلَ ُمهَا َك ِث
َ dipahami
َو َب ْينَ ُه َما ُم
ش َّبهَا ِ
تا ْ
ير ِم ْن النَّ ِ
ٌ tersebut,
Dari
bahwa
شكُ أَ ْن
َ bersumberل ا ْل ِح َمى
ََ dariراعٍ يَ ْرعَى ح َْو
تك
anakفِي ال ُّ
ْ didikن َوقَ َع
danر ِض ِه َو َم
aspekهَا ِ
akhlakيُو ِ
ِلدِينِ
شبُ
ِ bisaه َو ِع ْ
juga dari aspek lingkungan. Jadi, perilaku baik dan buruk
َ sangatوإِنَّ
ى أ َ َِهالشإِ ٍَامنَّ
ْ polaع َّفَ
َارَزي ُم َدهُ أ َ َال
danدَّثَ َ َنمالِكٍ َكث ِ ُح
lingkunganنَّنَّا ِقدُِل ُتحَ ِّل
ه ع َم ْ
اَّللِ ُر فِ ْبنُ
ِير ًم ْبنُ
ي أ َبُ ْ ْرر َق ِضانَ ِ
َن
ال
pikir/prilakuحَ ِحدَّث َ َم َناىجَ
يُحَ َدوَّاثَنَقِاعَهُع ْأَمَ َ ٌرالو َوإِ
حي ِِ
itu
bergantung
َن أَبِي ًه َُري َْرةَ َقا َل َ
ْ
نَّ اَّلل
ع
ص َّلى اَّلل َ
ل َرسول اَّلل
اْل َْصم
َNabiل ْي َ ِه َو َ
َتْلَّ َم َإِ
dimana
س ِدع ْ ُم ْ
سدُ ُكلُّهُ
س ف
سد
سدُ َ ُك
صلَ َح
ضغَة إِذَا
بفِ ِْني ال
Sawقتْا َ َ
َ menyatakan
سدَiaاَّ َْل َج َ
َ tinggal.
Muhammadلُّهُ َّ َ ُوإِذَا ف َ
ص َل ُ َح ُا ْل َج َّ ِ َ
َ pentج َ ِّ ََ barometerو َلتِ ْن يَ ْن ُ
meن َُال يَ ْ
َ akhlakوأ َ ْ
ع َما ِل ُت ْم
َ menjadiلى قُلُو ِب ُت ْم
ظ ُر ِإ
ص َُو ِر ُك ْم َوأ َ ْم َوا ِل ُت ْم
ظ ُر ِإلَى
ingnya akhlak, sebab
dalam
أ َ َال َو ِه َي ا ْلقَ ْ
ب
ل
ُ
nentukan
posisi
anak didik dalam lingkungan
sosial.
ءع ْ
ل
ير يَقُو ُ
حَ دَّثَنَا أَبُو نُعَي ٍْم حَ دَّثَنَا َزك َِريَّا ُ
َن عَامِ ٍر قَا َل سَمِ عْتُ النُّ ْع َمانَ ْبنَ بَشِ ٍ
ل َ َب ِّينٌ َوا ْلحَ َ َرا ُم نٌ
اَّللُ َ
َسَمِ عْتُ رسول
صلَّى َّ
ل ا ْلحَ َال ُ
س َّل َم َيقُو ُ
اَّللِ َ
ع َل ْي ِه َو َ
س َن َب ِّي ُت ْم ُخلُ ًقا
عليه
هللا
صلى
اَّللِ َّ-
س َو ُ ُل َ َّ
وسلم « -إِنَّ ِم ْن أ ْخيَ ِر ُك ْم أحْ َ
قا َل َر ُ
ستَب َْرأَ
اس فَ َم ْن اتَّ َقى ا ْل ُم َ
ه َما ُم َ
شبَّهَا ِ
ت ا ْ
َوبَ ْينَ ُ
ِير مِ ْن النَّ ِ
شبَّهَاتٌ َال يَ ْعلَ ُمهَا َكث ٌ
»
Rasulullahأَ ْنArtinya:
sesungguhnyaهَا ِSaw bersabda,
yang
terbaik
ض ِه َو َم ْن َوقَ َع فِي ال ُّ
ت ك ََراعٍ ي َْرعَى حَ ْو َ
ل ا ْل ِح َمى يُوشِ
شبُ
ِلدِي َنِ ْ ِه َوعِ ْر ِ
وسلم أَ
:َadalahكُ الصَّالةُ
ي صلى هللا 31
على
َ kalian
لى هللاِ قَال
َب ِإ
ahklaknya.ا ْل َع َم ِل أَح
ي
عليه
سألتُ النَّ ِب
َ
ُّ
َّ
ُّ
dari
yang
terbaik
(HR.
)Bukhari
ار ُمهُ أ َ َال َو ِإنَّ
ل َملِكٍ ِح ًمى أ َ َال ِإنَّ ِح َمى َّ
يُ َوا ِق َعهُ أ َ َال َو ِإنَّ ِل ُت ِ ّ
اَّللِ فِي أ َ ْر ِ
ض ِه َمحَ ِ
ف َو ْ
سدأ ََتْ ّ َ
سدَدُي ُِك َ
سبي ِل
ساَدِل ُمَْ :ث
ِيقتِا ْلهاجَ َق
ض ُ َّغَمةًأ َإِ ّذَ
سجدُها ُكلُّدُهُفي َ
صلَلحََْ :
سدَ
ص ِب َل ُّر َ
ح اا ْل ْلجَ
تث ُ َّم َ
يا قَا َ
لَ:ا ْل اجَ ْل ِ َ
ي فَقا َ
لذََ:ا ث ُفَ َّم َ
وا ِل َ
ْنلُّهُقا َوإِ
28Louis Ma’luf. Qamus al Munjid. (Beirut: Al- Maktabah al-Katulukiyah,
hlm.وهtth),
ب
أ َ َال
ِي ا ْلقَ ْل ُ
هللاِ َ َ
194
َ
َ ْ
َ
ُ
سنَ ُت ْم ُ
خل ًقا »
ُ III.ك ْم أ
(Kairo:أخي َِر
«al-Masyhadإِنَّ مِ ْن
al-Husain,عليه وسلم -
- tth),صلى هللا
س
قا
ل َّ
َ 56
hlm.و ُ
juzحْ َ
ل َر ُ
اَّللِ
29Al Ghazali. Ihya Ulum
al Din,
َحدَّثَنَا َ
وق ع َْن َ
س ُر
ع ْب ِد َّ
ع ْبدَانُ ع َْن أَبِي َح ْم َزةَ ع َْن ْاْل َ ْع َم ِش ع َْن أَبِي َواكِ ٍل ع َْن َم ْ
اَّللِ
لى ٍ
ي ا ْلعَ َم ِل أ َ
وسلم أ َ
سأ َ ْلتُ النَّ
ع
َّDa’irahالةُ َ
هللاِalقَالَ :الص
ب إِلى
tth),عليه
صلى هللا
30Abdul Hamid Yunus.
Ma’arif.
Asy
Sya’ba,
56بِ َّيhlm.
َ
(Kairo:حَ ُّ
ُّ
احشًا َو َال
اَّللُ َ
اَّللُ ُ َ
ر
و
ر
ب ْ ِْن َ
صلَّى ْ َّ
ض َي َ َّ
ع ْن ُه َما ْ َقا َل لَ ْم َي َت ُْن الُنَّ ِب َ ُّي َ َ
سلَّ َم فَ ِ
علَ ْي ِه َو َ
ِ
َ
ع ْ َمقاٍ
َ
ُ
ل
بي
س
في
د
ها
ج
ل
ا
َ:
ل
ا
ق
ي
أ
م
ث
َ:
ل
ا
ق
ْن
ي
َ
د
ل
وا
ل
ا
ر
ب
م
ث
َ:
ل
ا
ق
ي
أ
م
ث
َ:
ل
ِها
ت
ق
َو
ُ
ِ
َ
ُّ
َّ
ِ
ِ
َّ ِ
ِ
َّ ّ
31Sehubungan dengan
pentingnya
pendidikan
سنَ ُت ْم أَّ ْخ َ
َSawانَ َيقُو ُل ِإنَّ
القًا
ِ ini,خ َي ِار ُك ْم
ِ Rasulullahم ْن
mengeشًا َوكهللاَفَ ِ ّح
ُمت
akhlakأَحْ
َ
mukakan dalam beberapa hadis lain. Di antaranya:
ِ
َن َ
وق ع َ ْ
َن َ
عأْبَ ِبدي َّ
اَّللكِ
اَّللِع َْن َجدِّي ع َْن
يس َ ٍ َحدَّث ِن
شث َ َناع ْ َ
اْلَ ِء ْع َم َح ِدَّ
ب أَ ِب ُمي َح َّحَمدُْم َز ْبةَنُ َعا ْل َْن َعَ َ ْال
َححَدَّدَّثثََنََناا أ َ َعبُ ْبدوَانُك َُر
عأ ْب ِبدُي َو َّا ِ
اَّلل ٍْبلنَُعلَعي ِإ َْنهد ِ َمْروس ُْر َ
ض ْيعي َْن ٍ
شًاي َو َال ِ
ْ
َّ
ْ
اح
ب
ن
ال
ُن
ت
ي
م
ل
ل
ا
ق
ا
م
ه
ن
ع
َ
اَّلل
َ
َّ
ي َ
سلَّ َم ف ِ
َ
ُ
ْ ِ َ َ
َ
صلَّى َّ ُ
ْ
ُ
ب ِ
ْن ع َْم ٍرو َر ِ َ
ِ ُّ
اس ا ْل َجنَّ َة
اَّللُ َالقً َ
اَّللِأَحْ َ
س ِخوي ُ
عا َل ْي ِه َو َ
س إِئِنَّ َل مِ َر ْن ُ
أ َُم ِبتَفَي ِ ّحهشًا َُري َو َْركةََانَقَايَقُ َلو ُل ُ
سلَّ َم ع َْن أَ ْكثَ ِر َما يُد ِْخ ُل النَّ َ
ى ْم أ َ َّ ْ
خ
سلَّنَ ُت
َار ُك ْ َّم
صَ
لِ
سنُ ا ْل ُخلُ
kamiد ِْخ ُل ال َّن
سئِ َل
ق َو
اَّللِ َو
َ dariل ت َ ْق َو
فَقَا
”Telahفَ ُم َوا ْلفَ ْر ُج
berceritaفَقَا َل ا ْل
اس النَّا َر
ى َّ Al
ُdariح ْ
‘Abdanر َما يُ
ُ Abu
َ kepada
dariع َْن أَ ْكثَ ِ
Artinya:
A’masy
ِ Hamzah
َن جَ ِّدي ع ْ
يس حَ دَّثَنِي أَبِي ع ْ
َن
ب ُمحَ َّمدُ ْبنُ ا ْلعَ َالءِ حَ دَّثَنَا َ
حَ دَّثَنَا أَبُو ك َُر ْي
ع ْبدُ َّ ِ
اَّلل ْبنُ إِد ِْر َ
ٍ
ٌ radliallahuح َ
bin
“Amru
‘anhuسَحود ٌ
َ Masruqابنُ
ْAbuب ِد
ع
ِْ Wa’ilن َ
dariجَيَنَّ ِزَةيدَ ب
يس الهنَّ َُو
ْdariر
‘Abdullahنُ إد
اَّلل ْب
سَ
يبه َ َو
غر
اَّللِص ََحي
ِيث
سئِ َه َذَا
;berkataى
س
قَا َل أ
علَّ ْب َمدُع ْ َّ
َ“Nabiبُو ِعي َ
اس ْ ا ْل
ل
اَّللُ ِ َ
ص ِلَّى َّ
ل َّ
َن ِأ َ ْكث َ ِر ِ َما ِيُد ِْخ َ ُ
ل َر ُ ُ
ع َل ْي ٌ ِ
و َ
أ َ ِبي ه َُري َْرةَ قَا َل ُ
shallallahu ‘alaihi
wasallam
tidak
pernah
sekalipun
berbicara
kotor
)(keji
dan
سنُ ا ْل ُ
لع ْ
ج
َ jugaلحْ تَ َمْق َ ِونى ْاْل َ ْ َّو
الر
ل ا ْلفَ ُم َوا ْلفَ ْر ُ
اس النَّا َر فَقَا َ
سئِ َ
َن أ َ ْكث َ ِر َما يُد ِْخ ُ
ح ْ
ِي ُ
ق َو ُ
ل ال َّن َ
فَقَا َّ
خلُ ِ
اَّللِد َو ُّ
tidak pernah berbuat keji dan beliau bersabda: “Sesungguhnya
di antara
orang yang
ح َ
هذَا حَ د ٌ
سى َ
ْن َ
يب َو َ
عبْدِ
َحي ٌ
ع ْبدُ َّ
قَا َ
ِيث ص ِ
ل أَبُو عِ ي َ
غ ِر ٌ
اَّللِ ْبنُ إِد ِْر َ
يس ه َُو ا ْبنُ ي َِزيدَ ب ِ
terbaik dari kalian adalah orang yang paling baik akhlaqnya.” (HR. Bukhari
– No
ن ْ
ي
َّ
الرحْ َم ِ
اْل َ ْو ِد ُّ
)3295
82
AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban
Vol. 3, No. 1, April 2014
kemudian Ibnu Mas’ud bertanya, apa lagi?berbakti kepada kedua
orang tuan, kemudian apa? Nabi menjawab jihad di jalan Allah.
Amal Ibadah yang dimaksud dalam hadis tersebut
adalah shalat, berbakti kepada orang tua, dan jihad di jalan
Allah. Masih banyak amal-amal ibadah yang di ajarkan Nabi
kepada umatnya. Terakhir, tiga poin di atas kiranya menjadi
pedoman bagi pendidik agar memberikan penjelasan tentang tujuan pendidikan yang sebenarnya dalam agama Islam
(hadis Nabi Saw), sehingga ke depan anak didik menjadi
generasi-generasi yang beriman, berkahlak mulia dan beramal ibadah kepada Allah. Iman selalu ditanamkan dalam
jiwanya, ahlak mulia menjadi pakaiannya, dan amal shaleh
menjadi kebutuhan dalam setiap langkah kehidupannya.
3. Pendidikan Jasmani
Menurut Sukintaka pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari pendidikan yang mencoba mencapai tujuan
untuk mengembangkan ksehatan jasmani, mental, sosial, dan
emosional bagi masyarakat dengan media aktivitas jasmani.32
Pengertian tersebut mendeskripsikan bahwa pendidikan jasmani
menekankan kepada proses pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani (badaniyah) untuk mendapatkan kesehatan/kebugaran dalam segala hal. Rasulullah Saw mengajarkan konsep-konsep dalam pendidikan jasmani. Di antaranya adalah memanah,33
32Sukintaka. Folosof Pembelajaran dan Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani, (Bandung: Nuansa, 2004), hlm. 16
33Memanah pada dasarnya adalah menggunakan senjata. Pada perkembangannya senjata mengalami perubahan sesuai dengan zamannya. Sebab pada saat ini
senjata telah berkembang beranekaragam, maka anjuran memanah itu dapat
pula bermakna menggunkan senjata modern. Anjuran Rasulullah Saw untuk
melatih ketrampilan diri dengan memanah digambarkan dalam sebda beliau.
ث ع َْن أ َ ِبي
َ ب أ َ ْخ َب َر ِني
َ ور حَ دَّث َ َنا
ِ َار
َّ ُع ْبد
ُ س ِعيدُ ْبنُ َم ْن
َ َحدَّثَنَا
ٍ اَّللِ ْبنُ َو ْه
ٍ ص
ِ ع ْم ُرو ْبنُ ا ْلح
َ
َ
َ
ْ
ْ
سو َل
َ
ُ س ِم َع
ُ ع ِل ّي ٍ ث ُ َما َمة ب ِْن
ِ ع ْقبَة ْبنَ ع
َ َام ٍر ال ُج َهنِ َّي يَقُو ُل
َ ُشفَ ّي ٍ اله َْمدَانِ ّي ِ أنَّه
ُ س ِمعْتُ َر
َ
َّ
ست َ َط ْعت ُ ْم ِم ْن قُ َّو ٍة
َ سلَّ َم َوه َُو
و
ه
ي
ل
ع
َ
اَّلل
ى
ل
ص
اَّلل
ْ
َّ
َّ
َ
ْ ع َلى ا ْل ِم ْنبَ ِر يَقُو ُل { َوأ َ ِعدُّوا لَ ُه ْم َما ا
ِ
َ َ
ِ
ُ
الر ْم ُي
َّ َالر ْم ُي أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوة
َّ َالر ْم ُي أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوة
َّ َ}أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوة
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Manshur, telah menceritakan keَ ارونَ أ
َ ْبنُ أAlت ِْرHarits
ست َُوا
َّشَا ٌم الدtelah
ْنبَأَنَا ِهmengabarkan
‘بَةَ َحدَّث َ َنا يَ ِزAmr
ش ْي
َ بِيbin
ََّحد
ْكِ ُّي ع َْن يَحbin
ْ Wahb,
َثَنَا أَبُو بdari
pada kamiيَىAbdullah
ُ يدُ ْبنُ َهkepadaku
َ
َ
َ
ْ
ْ
َّ
Abu Ali Tsumamah
Syufi
bahwa
ia
mendengar
‘Uqbah
bin
‘Amir
ْ
ْ
َ
ا ْل ُج َهنِ ّي ِ ع َْنbin
َام ٍر
ةَ ب ِْنAlَع ْقب
ق ع َْن
ر
ز
اْل
ْن
ب
اَّلل
د
ب
ع
َ
َن
ع
م
ال
س
ي
ب
أ
َن
ع
ير
ث
ك
ي
ب
أ
ب
ُ Hamdani,
ِ
َّ
ْ
ِ
ِ ع
َ
ِ
ٍ
َ
ٍ
ِ
ِ
ِ ِْنAl
ِ
َ
َ
َ
َ
َّ
ْ
ْ
َ
َّ
َ
َّ
َّ
َّ
َ
ُصانِعَه
َّن
َ ُاَّلل
َّ
َّ صلى
َ اح ِد الثالثة ال َجنة
َ ِ النبِ ّي
ِ سه ِْم ال َو
َّ اَّللَ ليُد ِْخ ُل ِبال
َ عل ْي ِه َو
ِسل َم قا َل إ
علَ ْي ِه
َ ُاَّلل
َّ ص َّلى
َّ سو ُل
َ ِاَّلل
َ ِب فِي
ِ الر
ُ ام َي بِ ِه َوا ْل ُم ِمدَّ بِ ِه َوقَا َل َر
ُ يَحْ تَس
َّ ص ْنعَتِ ِه ا ْل َخي َْر َو
َ
َ
ْ
َ
َ
َب ِإلَ َّي ِم ْن أ َ ْن تَ ْر َكبُوا َو ُك ُّل َما َي ْل ُهو ِب ِه ا ْل َم ْر ُء
ح
أ
وا
م
ر
ت
ن
أ
و
وا
ب
ك
ار
و
وا
م
ار
َ َو
ُّ
َ ُ ْ َ ُ ْ سلَّ َم
ُ ْ
ْ
َ
َ
َ
َ سهُ َو ُم َال
ِ اط ٌل إِ َّال َر ْميَهُ بِقَ ْو
ِ َس ِل ُم ب
ْ ا ْل ُم
َ س ِه َوتَأدِيبَهُ ف َر
ْ ُعبَتَه
ِ ّام َرأتَهُ ف ِإنَّ ُهنَّ ِم ْن ا ْلحَق
Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu
Ridhoul Wahidi, M.A.
83
­ erkuda,34 menjaga pola makan,35 menjaga kebersihan,36
b
dan lainnya. Kesemuanya bertujuan untuk menjaga dan
Juhani, berkata;
mendengar Rasulullah
Saw beradaبدdi
berkata: “اDan
ع َْن أَبِيsaya
ث
َ ب أ َ ْخبَ َرنِي
َ اatas
حَ دَّث َ َنmimbar
ور
ِ َار
َّ ُ ْ ع
ُ س ِعيدُ ْبنُ َم ْن
َ ََحدَّثَن
ٍ اَّللِ ْبنُ َو ْه
ٍ ص
ِ ع ْم ُرو ْبنُ ا ْلح
persiapkan untuk mereka apa yang kalian mampu
berupa
kekuatan.
Ketahuilah
bahwa
َ
َ
سو َل
س ِمعْتُ َر
َام ٍر ا ْل ُج َهنِ َّي يَقُو ُل
ع ْقبَة
شفَ ّي ٍ ا ْله َْمد
ع
َ
ُ م َعkekuatan
ُ ِل ّي ٍ ث ُ َما َمة ب ِْنkeِ ْبنَ عbahwa
ِس
َ memanah,
َ َُانِ ّي ِ أَنَّهitu
ُ adalah
kekuatan itu
ketahuilah
adalah memanah,
َ
ُ
َ
ْ
َ
َ
َّ
َ
َّ
ْ
ُ
ْ
َ
ُ
ة
و
ق
ن
م
م
ت
ع
ط
ت
س
ا
ا
م
م
ه
ل
ُّوا
د
ع
أ
و
{
ل
و
ق
ي
ر
ب
ن
م
ل
ا
ى
ل
ع
َ
ُو
ه
و
م
ل
س
و
ه
ي
ل
ع
َ
اَّلل
ى
ل
ص
اَّلل
ْ hadis
َ 2153)
ِ ْ ْ ْ itu
ُ
ِ memanah!
ِ
ٍ َّ kekuatan
َ ُ َ ِ َ (HR.
َ َ َ َ –ِ No
َ ْ adalah
ِ َّ
ُ َّ
tahuilah bahwa
Abuَ Daud
الر ْم ُي
َّ َ}أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوة
َّ َالر ْم ُي أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوة
َّ َالر ْم ُي أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوة
34Rasulullah Saw menganjurkan kepada umatnya untuk belajar berkuda.
ست َُواكِ ُّي ع َْن يَحْ َيى
َ َحدَّث َ َنا أَبُو بَت ِْر ْبنُ أَبِي
ْ َّارونَ أ َ ْنبَأَنَا ِهشَا ٌم الد
ُ ش ْيبَةَ َحدَّث َ َنا يَ ِزيدُ ْبنُ َه
َام ٍر ا ْل ُج َهنِ ّي ِ ع َْن
َ س َّال ٍم ع َْن
ُ ق ع َْن
َّ ع ْب ِد
ِ ع ْقبَةَ ب ِْن ع
َ ير ع َْن أ َ ِبي
ٍ ِب ِْن أ َ ِبي َكث
ِ اَّللِ ب ِْن ْاْل َ ْز َر
َ
َ
َ
َ
َّ
ْ
ْ
َ
َّ
َ
ُصانِعَه
َ ُاَّلل
َّ َّسل َم قا َل إِن
َّ صلَّى
َ اح ِد الث َالثة ال َجنَّة
َ ِ النَّبِ ّي
ِ سه ِْم ال َو
َّ اَّللَ ليُد ِْخ ُل ِبال
َ عل ْي ِه َو
ْ
ْ
َ
علَ ْي ِه
َ ُاَّلل
و
ْر
ي
خ
ل
ا
ه
ت
ع
ن
ص
ي
ف
ِب
َّ ص َّلى
َّ سو ُل
َ ِاَّلل
َ
ِ الر
ِ
ِ
ِ
َ
ُ ام َي ِب ِه َوا ْل ُم ِمدَّ ِب ِه َوقَا َل َر
َ
ُ يَحْ تَس
َّ
َ
َ
َ
َ
ْ
ْ
َ
َب إِل َّي ِم ْن أ ْن تَ ْر َكبُوا َو ُك ُّل َما يَل ُهو بِ ِه ال َم ْر ُء
َ َو
ُّ ار َكبُوا َوأ ْن ت َ ْر ُموا أح
ْ ار ُموا َو
ْ سلَّ َم
ْ
َ
َ
َ
ْ
َ
َّ
َ
َّ
ْ
ُ
َ
ُ
َ
ُ
ُ
َ
ُ
َّن
ح
ل
ا
ن
م
ه
ن
إ
ف
ه
ت
أ
ر
ام
ه
ت
ب
ع
َ
ال
م
و
ه
س
ر
ف
ه
ب
ِي
د
أ
ت
و
ه
س
و
ق
ب
ه
ي
م
ر
ال
إ
ل
اط
ب
م
ل
س
َّق
ٌ
ِ
َ
ِ
ُ
َ
َ
ِ
ِ
َ
ِ
ْ
َ
ْ
ْ
ْ
َ
َ
ِ
َ
ُ
َ
َ
ِ
ُ ا ْل ُم
ِ
ِ
Artinya: ”Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah; telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun;
telah
memberitakan
kepada
kami
Hisyam
bin
Ad
Dastuwa`i dari Yahya bin Abu Katsir dari Abu Sallam dari Abdullah bin Azraq dari
Uqbah bin Amir Al Juhani dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Sesungguhnya
Allah akan memasukkan
tiga orang ke dalam
surga dengan
satu anak
ْ َ ع َْن أ َ ِبي َمالِكٍ ْاْل
ش ْط ُر
َ ور
َ ُاَّلل
شعَ ِر
َّ ص َّلى
َّ سو ُل
َ ِاَّلل
َ ع َل ْي ِه َو
ُ ي ِ َقا َ َلَ َقا َل َر
ُ س َّل ْ َم ال ُّط ُه
panah; pertama;
berharap
ع َْن أَبِيpembuatnya,
ث
ع ْم
َ يmana
اَّللِ ْبنُ َو
َ اdengan
ور ّ حَ دَّثن
س ِع
ِ َار
َّ ُع ْبد
ِب أ َ ْخبَ َرن
ُ يدُ ْبنُ َم ْنkebaikan,
َ َْحدَّثَنَا
ٍ ia ْهmembuatnya
ٍ ص
ِ ُرو ْبنُ الحyang
اإلي َمان
kedua; yang
و َلmembidikkannya,
س
َام ٍر
ع ْقبَةَ ْب
س ِم َع
ةَ ب ِْنRasulullah
ع ِ ِل ّي ٍ ث ُ ِ َما َم
َ
ُ membentangkannya”.
ُ Dan
َ ا ْل ُجketiga;
ِ نَ عyang
َ هنِ َّي يَقُو ُلdan
َ ُشفَ ّي ٍ ا ْله َْمدَانِ ّي ِ أَنَّه
ُ س ِمعْتُ َر
Saw bersabda:
‘Lemparlah
dan
kendarailah
tunggangan,
sesungguhnya
melemparnya
َ
ُ
ْ
َ
َ
َ
َّ
َ
َّ
ْ
ُ
ستَط ْعت ُ ْم ِم ْن ق َّو ٍة
َ سل َم وهُو
َ ُاَّلل
َّ صلى
َّ
َ ِاَّلل
ْ على ال ِمنبَ ِر يَ َقو ُل { َوأ ِعدُّوا ل ُه ْم َما ا
َ عل ْي ِه َو
ُ دَّ َثَنَا َ اللَّيdan
ِل ًماsukai
سا
ب
ش
عق ْي ٍل ع َْن ا
ْبنُ بُ َتيْرmainan
َحدََّثَنَا يَحْ يى
ُ ْث ع َْن
ِ ب ِْنmengendarai
َ َّأَنdari
kalian itu lebih aku
ٍ هَاpada
ََال إِنَّ ا ْل َقُ َّوةapaَ ُي أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوةtunggangan,
َُي ٍ أ َ َالحَإِنَّ ا ْلقُ َّوةsegala
م
الر
أ
الر ْم ُي
م
الر
}
ْ
ْ
َّ
َّ
َّ
pun yang dilakukan
صلَّى
َر ُه أَنَّ َرadalah
ع ْن
َ ُاَّلل
َم َر َر ِض َيmelempar
ع
ع ْب
َ َّأَنpanah,
ُ َاَّللِ ْبن
َّ oleh
َّ سو َل
َّ kecuali
َّ َدanak
َ seorang
َ ُه َما أ َ ْخبbathil
ُأ َ ْخبَ َره
ُ muslim
ِاَّلل
ُاَّلل
merawat kuda danيcanda
َ س ِل ُم أ
س ِل ِم
ُمهُ َو َم ْنisterinya,
س ِل
َال يَ ْظ ِل ُمsemuanya
( قَا َل اHR.
سلَّ َم
علَ ْي ِه
َ
ْ ُخو ا ْل ُمadalah
ْ ْل ُمhak.”
ِ كَانَ فdengan
ْ ُهُ َو َال يsungguh
َ َوIbnu
ُّي ع َْن2801)
َ َحدَّث َ َنا أ َ َبُو بَت ِْر ْبنُ أَبِي
َيَحْ يhadis
ِست َُواك
ْ َّارونَ أ َ ْنبَأ َ َنا ِه ًشَا َ ٌم الد
ُْ ش ْيبَةَ َحدَّث َ َنا يَ ِز ْيدُ َ ْبنُ َه
Majah – ىNo
ُْعنه
َ ُاَّلل
َ اَّللُ فِي حَا َجتِ ِه َو َمن ف َّر
َّ س ِل ٍم ك ُْربَ ْة َف َّر َج
َّ َ َحَا َج َ ِة أ ِخي ِه كَان
ْ ج ع ََن ُم
ِن ّي ِ ع َْنkuda
ٍر ا ْل ُج َهuntuk
َام
عق َبة
ق
اَّللِ ب ِْن ْاْل ْز
َ sebagian
س َّال ٍم ع َْن
ع َْن أ ِبyang
ير
ب ِْن أ ً ِب
ُ ع َْنsekarang
َّ ع ْب ِد
ِ ْ ب ِْن عkonteks
َ ْ يorang
Menunggang
hanya
ٍ ي ْ َك ِثmemِ س َت َرر
ْ
َ
ة
م
ا
ي
ق
ل
ا
م
و
ي
اَّلل
ه
ا
م
ل
س
م
ر
ت
س
ن
م
و
ة
م
ا
ي
ق
ل
ا
م
و
ي
ت
ا
ب
ُر
ك
ن
م
ك ُْربَة
ِ
َّ
ِ
َ
ِ
َ
ِ
ْ
ِ
َ
ِ
َ
َ
ِ
ُ
ْ
َ
َ
ْ
َ
َ
َ
َ
َ
ُ
َ
ُ
ً
ِ
ُ
َ
َ
َ
َ
َ اح ِد الثَّ َالث
pelajarinya
ُانِعَهdan
َّا َل إِنdipahami
ص
ة ا ْل َجditafsirkan
سه ِْم
اَّللَ َليُد ِْخ ُل
س َّل َم ق
َ sebagai
َّ dapat
َّ ص َّلى
َ َّنةjika
َanjuran
ِ ا ْل َوsecara
َّ ِبالumum,
َ ع َل ْي ِه َو
ُاَّلل
ِ ال َّنبِ ّي
menguasai
علَ ْي ِه
َ penggunaan
سو ُل
ام َي ِب ِه َوا ْل ُم ِمدَّ ِب ِه َو
َّ ص َّلى
َّ teknologi
َ ِاَّلل
َ ِب ِفي
ِ الر
ُ قَا َل َرtransportasi.
ُ َيحْ تَس
َّ ص ْن َع ِت ِه ا ْل َخي َْر َو
ُاَّلل
َسدَّدٌ قَا َل َحدَّث
ْع
َش ْعبَةَ عَ َْن قَتَا ْدَةَ َ ْع َْن َ أَن
َ
ْ
ُ
ه
ن
َ
اَّلل
ي
ض
ر
س
َن
ع
ى
ي
ي
ا
ن
م
َوحدَّثَنَا
ُ
َْح
َّ
َ
ٍ
َ
ِ
َ
ُ
ُ
َ
َ
َ
ْ
ْ
َ ار َكبُوا َوأ ْن ت
ال َم ْر ُءseseorang
َما يَل ُهو بِ ِهsangat
وا َو ُك ُّلberpengaruh
َب
ار ُموا َو
ُإِل َّي ِمن أن ت ْر َكبterhadap
َ Seُّ ْر ُموا أحkesehatan
ْ badannya.
ْ سلَّ َم
َ
35Pola makan
َّصل
َّْع َْن الن
دَ ِةُم ْنعا ْْلَنyang
ث َفََنإانَّ ُقَهت َنَّاsehat,
َّقَاام َلرأَتََحهُدpola
ععَبَِلّتَِم
َ ْلال ُمmakannya
ْنما
سهُي
ِيوبَعهُ َْنفَر ُحjuga
سولَّت َ َم
س َو
عبلَقَ ْيو ِه
َ baik,
اَّلل
َّالىyakni
ِببَ ّيteratur
َّ
َ
َ
َ
َ
ُ
ٍ
ِ
ْ
lain bahan makanan
harus
ُ
ُ
ح
ه
َ
و
س
د
أ
ه
ه
ي
م
ر
إ
ل
اط
م
ل
س
م
ل
َّق
ٌ
ِ
ِ
َ
ِ
ِ
ْ
َ
ْ
َ
ِ
َ ْ
ُ َ
َ
ُ ُ ا
ِ ْ َ ِ
ِ
َعل
ب ِْل َ ِخي ِه
تَّى يُ ِحberfirman
ِمنُ أ َ َحدُ ُك ْم َحdalam
قَا َل َال يُ ْمsurat
سلَّ َم
َ ُاَّلل
َّ صلَّى
َ ِ أَنَ ٍس ع َْن النَّبِ ّي
َ َوalْي ِهA’raf:31.
َّAllah
dan tidak berlebihan.
س ِه
ِ ب ِلنَ ْف
ُّ َما يُ ِح
أَبِيdan
ب ِْنminumlah,
َ ةَ ب ِْنdan
َ بُ ْردjanganlah
انُ ع َْن أَبِيberlebih-lebihan.
َح
ْدَّثَنَا َخ َّالدُ ْبنُ يَحAlَّ ع ْب ِد
َس ْفي
ُ َيى َقا َل َحدَّث َ َناSesungguhnya
ِاَّلل
Artinya: ”…Makan
َ
َ
َّ
َ
َّ
َ
َّ
ْ
ْ
ْ
َّن
إ
ل
ا
ق
م
ل
س
و
ه
ي
ل
ع
َ
اَّلل
ى
ل
ص
ي
ب
ن
ال
َن
ع
ى
س
و
م
ي
ب
أ
َن
ع
ه
ّ
د
َن
ع
ة
َ
د
ر
ب
ِ
َ َ َ َ ِ yang
ْ ُ berlebih-lebihan.”
َّ
lah tidak menyukai ِ orang-orang
َ ِّ ِ
ِ َ ْ ِ َج
َ ُع ْ َْن أ
َي ِ َقُا َل َق
ْ ش
ُّ سلَّ َم ال
َعل
َّصل
ْ
ر
ط
َ
ور
ه
ط
و
ه
ي
َ
اَّلل
ى
اَّلل
ل
و
س
ر
ل
ا
ر
ع
ش
اْل
ل
ا
م
ي
ب
ْ
َّ
َّ
َ
َ
ُ
ٍِك
ُ
ِ
َ
َ
ُ
َ
ِ
َ
َ
ُ
ُ
ُ
ِ
ِ
ّ
َ
Maksudnya adalah janganlah ُهmelampaui
ُ دُّ بَ ْعdibutuhkan
ش
نَ ِل ْل ُم ْمtubuh
ا ْل ُم ْم ِم
َ ًا َوbatas
هُ بَ ْعضyang
ض
ُ َان ي
َشبَّكَ أصَابِع
ِ َ ِم ِن كَا ْلبُ ْنيoleh
ان
ِ اإلي َم
ِْ
dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
36Kebersihan memiliki pengaruh
kepada kesehatan danَ keadaan jasmani َ sesُ َحدَّثنَا يَحْ َيى ْبنُ بُ َتي ٍْر حَ دَّثنَا اللَّي
َّب أَن
سا ِل ًما
ْث
ُ ع َْنpersoalaan
ِ ْنmemperhatikan
َ Saw
ٍ شهَا
ِ عقَ ْي ٍل ع َْن اب
eorang. Rasulullah
sangat
ini. Wujud perhaصلَّى
ر ُه أَنَّ َرberikut.
َ ُاَّلل
َ َّأ َ ْخبَ َرهُ أَن
ُ َاَّللِ ْبن
َّ dilihat
َّ سو َل
َّ ع َم َر َر ِض َي
َّ َع ْبد
َ ِاَّلل
ُ hadis
َ َع ْن ُه َما أ َ ْخب
tian beliau dapatُاَّلل
dalam
َ
َ
ْ
ْ
ْ
ُ
َ
َ
ْ
ُ
ُ
ََان
س ِل ُمه َو َمن ك فِي
َ
ْ س ِل ُم أخو ال ُم
ْ سلَّ َم قا َل ال ُم
ْ ُس ِل ِم ال يَظ ِل ُمه َوال ي
َ علَ ْي ِه َو
ً
ُع ْنه
َ ُاَّلل
َ اَّللُ فِي حَا َجتِ ِه َو َم ْن فَ َّر
َّ س ِل ٍم ك ُْربَة فَ َّر َج
َّ َحَا َج ِة أ َ ِخي ِه كَان
ْ ج ع َْن ُم
اَّللُ َي ْو َم ا ْل ِق َيا َم ِة
ِ ك ُْر َبةً ِم ْن ك ُُر َبا
َّ ست َ َر ُه
ْ ست َ َر ُم
َ س ِل ًما
َ ت َي ْو ِم ا ْل ِق َيا َم ِة َو َم ْن
ُع ْنه
َ ُاَّلل
ُ سدَّدٌ قَا َل َحدَّثَنَا يَحْ يَى ع َْن
َّ ش ْعبَةَ ع َْن قَتَادَةَ ع َْن أَنَ ٍس َر ِض َي
َ َحدَّثَنَا ُم
سو َل
َ
س ِم َع ُ
ع ِل ّي ٍ ث ُ َما َمةَ ب ِْن ُ
ع ْقبَةَ ْبنَ ع ِ
َام ٍر ا ْل ُج َهنِ َّي يَقُو ُل َ
ش َف ّي ٍ ا ْله َْمدَانِ ّي ِ أَنَّهُ َ
س ِمعْتُ َر ُ
َ
ُ
َ
ْ
َ
َ
َّ
َ
َّ
ْ
ُ
ْ
َ
ُ
ستط ْعت ْم ِمن ق َّو ٍة
سل َم َوه َُو َ
اَّللُ َ
صلى َّ
َّ
اَّللِ َ
على ال ِمنبَ ِر يَقو ُل { َوأ ِعدُّوا ل ُه ْم َما ا ْ
عل ْي ِه َو َ
الر ْم ُي
الر ْم ُي أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوةَ َّ
الر ْم ُي أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوةَ َّ
}أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوةَ َّ
Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu
85
ش ْيبَةَ
ست َُواكِ ُّي ع َْن يَحْ يَى
ْ M.A.بنُ أَبِي َ
َحدَّثَنَا أَبُو بَت ِْر
َ Wahidi,حدَّث َ َنا يَ ِزيدُ
ارونَ أ َ ْنبَأَنَا ِهشَا ٌم الدَّ ْ
ْRidhoulبنُ َه ُ
َام ٍر ا ْل ُج َهنِ ّي ِ ع َْن
س َّال ٍم ع َْن َ
ق ع َْن ُ
ع ْب ِد َّ
ع ْقبَةَ ب ِْن ع ِ
ير ع َْن أ َ ِبي َ
ب ِْن أ َ ِبي َكثِ ٍ
اَّللِ ب ِْن ْاْل َ ْز َر ِ
َ
َ
َ
َ
َّ
ْ
ْ
َ
َّ
َ
صانِعَهُ
اَّللُ َ
سل َم قا َل إِنَّ َّ
صلَّى َّ
اح ِد الث َالثة ال َجنَّة َ
النَّبِ ّي ِ َ
سه ِْم ال َو ِ
اَّللَ ليُد ِْخ ُل ِبال َّ
عل ْي ِه َو َ
َ
ْ
ْ
َ
َّ
ْ
40
َ
ه
ي
ل
ع
َ
اَّلل
ى
ل
ص
اَّلل
ل
و
س
ر
ل
ا
ق
و
ه
ب
َّ
د
م
م
ل
ا
و
ه
ب
ي
ام
الر
و
ْر
ي
خ
ل
ا
ه
ت
ع
ن
ص
ي
ف
ِب
ْ
َّ
َّ
َ
َ
ُ
َ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
َ
ُ
َ
َ
َ
يَحْ تَس ُ
ِ
َ
َ
ُ
ُ ِ
َّ َ ِ
jaga persatuan.
َ
َ
َ
ْ
ْ
َ
َ
َ
وام ُر َوو ُك ْب ُّلنُ َمااْ
ي ُء
ث بِع ِه َْنالأبِ َم ْر
َار ُه ِو
َ َوحدَّ َ
اَّللِ ُّ
سْ
ب ْنأ أ ْخ ْبَن َرنِتَ ْري َكبُ َ
َب ْبنُإِل َ َّو
ع ْب
ور َوأحَ ْندَّث َت َن ْار ُم َ
ار ِع ُميدُوا ْب َنُو ْ َم
وادُ أحَّ
ار ْن َكبُ ُ
سث َلَّنَ َام َ
عْ
ي ْه ِم ٍ
صوا ٍ
Intelektualلحيَل ِ
5. Pendidikan
ْ
َ
َ
َ
ْ
َ
َ
َ
َّ
َ
َ
َّ
ْ
ُ
ُ
َ
ُ
َ
ُ
ُ
َ
ُ
ْ
ْ
نَّ
ْ
َ
ح
ل
ا
ن
م
ه
ن
إ
ف
ه
ت
أ
ر
ام
ه
ت
ب
ع
َ
ال
م
و
ه
س
ر
ف
ه
ب
ِي
د
أ
ت
و
ه
س
و
ق
ب
ه
ي
م
ر
ال
إ
ل
اط
ب
م
ل
س
َّ
َقّ
ٌ
ِ
ُ
َ
َ
ِ
ِ
َ
ِ
َ
ِ
ْ
ُ
نَ
َ
ْ
ْ
ْ
َ
َ
سو َل
ر
ع
م
س
ل
و
ق
ي
ي
ن
ه
ج
ل
ا
ر
َام
ع
ب
ة
ب
ق
ع
ع
م
س
ه
ن
أ
ي
ن
َا
د
َم
ه
ل
ا
ي
ف
ش
ْن
ب
ة
م
ا
م
ث
ي
ا ْل َ
ِ
َ
ُ
َ
َ
ِ
ْتُ
ُ
ُ
ْ
ِ َ ُ َ َّ ِ intelektual
ٍِ ُ
َ adalah
ِ ٍ ّproses َ meninَِ َ
ُ َ Pendidikan
ع ِلُم ّ ٍ ُ َ
ِ
ِ ِّ
sebuah
َ
ُ
َ
ْ
ِ dalamر يَقُو ُل { َوأ ِعدُّوا لَ
kualitasت ُ ْم ِم ْن ق َّو ٍة
ستَط ْع
َ berbagai
سلَّ َم َوه َُو
علَ ْي
اَّللُ َ
صلَّى َّ
َّ
َ ilmu
ُ kemampuanه ْم َما ا ْ
ع َلى ال ِم ْنبَ
ِ bidangه َو َ
اَّللِ
gkatkan
َ
َ
َ
ْ
ْ
ْ
َ
َ
َ
ُ
ُ
ُ
َ
َ
َ
نَّ
نَّ
نَّ
ي
م
الر
ة
و
ق
ل
ا
إ
ال
أ
ي
م
الر
ة
و
ق
}
ل
ا
إ
ال
أ
ي
م
الر
ة
و
ق
ل
ا
إ
ال
أ
ْ َّ َّ ِ
ُ
pengetahuan sehingga
den ْ َّ mampu
َّ ِ ُ menyesuaikan
ُ ْ َّ dirinya
َّ ِ
gan kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankش ْيبَةَ َحدَّث َ َنا يَ ِزيدُ ْبنُ
ست َُواكِ ُّي ع َْن يَحْ يَى
ارونَ أ َ ْنبَأَنَا ِهشَا ٌم الدَّ
َحدَّثَنَا أَبُو بَت ِْر ْبنُ أ َ ِبي َ
an
fungsinyaْ sebagai
َ Allahه ُhamba
dan khalifah-Nya,
untuk
َ
َ
ْ
ْ
ْ
ْ
َّ
ي ِال َقٍما َلع ْقََنا َل َ
س
قى ع ََّْن
اَّللِاْلز
اَّللُ ُ
سلَّع َم ِ
شعَي ِر ّ َ
يرِكٍع ْ
َdengan
بع ِ ْ
َناْل َأَبِْ
شع ْط َُْنر
ورنِ ّي ِ َ
عقلَبَ ْية ِه ب َ ِو
عَ
س َّو
ع ْب َ ِدر
ْنَن أ َأ َبِ ِبيي َكثِ َما ٍل
اَّللِ ُلب ِْن َّ
صرلَّ ِ
ْن َ
ُ konsep
َام ٍرال ا ُّطل ُه ُج َه ُ
membangun
dunia
ini
yang
ditetapkanصانِعَهُ
اَّللُ َ
ي
ب
سلَّ َم َقا َل إِنَّ َّ
صلَّى َّ
اح ِد الثَّ َالث َ َة ا ْل َجنَّ َة َ 41
ان َ
سه ِْم ا ْل َو ِ
اَّللَ لَيُد ِْخ ُل ِبال َّ
علَ ْي ِه َو َ
اإلنَّيِ َم ّ ِ ِ
ْال ِ
Nya.
َ
ْ
ْ
َ
َّ
ْ
َ
َ
عل ْي ِه
اَّللُ َ
صلى َّ
سو ُل َّ
اَّللِ َ
ِب فِي َ
الر ِ
ام َي بِ ِه َوال ُم ِمدَّ بِ ِه َوقا َل َر ُ
يَحْ تس ُ
صنعَتِ ِه الخي َْر َو َّ
Pendidikan
intelektual
mengajarkan
kepada anakَّ diَ
َ
َ
َ
ْ
ْ
ْ
َ
َ
َ
َ
َ
سا ُهِل ًموا بِ ِه ا ْل َم ْر ُء
ب ُّل أَ َنَّما يَ َْل
واه ََاو ُ ٍك
ب
ك
ر
ت
ن
أ
ن
م
ي
ل
إ
َب
ح
أ
وا
م
ر
ت
ن
أ
و
وا
ب
ك
ار
و
وا
م
ار
َّ
َ
ِ
ُ
ُ
ُ
َ
َ َوحدَّ َ
ُّ
ْ
ْ
َ
ْ
َ
ْ
ْ
ْ
ِ
ُ
ُ
نُ
َ
ش
ْن
ب
ا
َن
ع
ل
ي
ق
ع
َن
ع
ْث
ي
ل
ال
ا
ن
ث
َّ
د
ْر
ي
ت
ب
ب
ى
ي
ي
سث َلنَ َام َحْ َ ْ ُ ٍ حَ
ِ ِ
ٍ ْ َّ ُ tidak taklid
pendidik.ا ْلحdik dan
Maksudnya,
buta terhadap
عب َتَهُ امرأَتَهُ فَإنَّهنَّ م ْن
ا َ ْلمسلم َ باطل إ َّال رميهُ بقَوسه وتَأْدِيبهُ فَرسهُ َوم َال َ
ع َمْ َر ِ َر ِ ِ َ
ع ٌ ْبدَ ِ َّ َ
اَّللُ َ
أ ْخ ُبَ َ ْر ِهُ ُأ َنَّ ِ َ
اَّللِ ْ ْب َنَ ِ ُ
صلَّ ِى َّ
سو َل ِ َّ
ض َي َ َّ
اَّللِ ُ َ
اَّللُ َقّ ِ
ع َ ْن ُه َ َما أَ ْخُبَ َر ُه َأنَّ َر ْ َ ُ
َ
َ
ْ
ْ
ْ
ُ
َ
َ
ُ
م
ل
س
م
ل
ا
و
خ
أ
م
ل
س
م
س ِل ُمهُ َو َم ْن كَانَ ِفي
ي
ال
و
ه
م
ل
ظ
ي
ال
ل
ا
ل
ا
ق
سلَّ َم
َ
َ
َ ُِ َ ُ ْ
علَ ْي ِه َو َ
ُ ِِْ
ُ ِْ ُ
hadis tersebut menggambarkan
kecintaan
seorang
guru
kepada
murid
dalam
ً
َ
َ
َ
ع ْنهُ
اَّللُ َ
م
ج ع
يحَاَ جتِ ِ ه َ وَ مْ ن ف
ِة أِخيِ ه ك
حَا َج
بَة ف َّر َج َّ
َانََّ
َْ نُ مْ
س ِل ٍ
اَّللُ
metodeكُْ ر
َّ ر َ
danفِ
proses belajar mengajar.
yang
lemah
lembut
ك ُْربَةً
Artinya,ا َم ِة
ِ perhaم ْن ك ُُربَاِ penuh
ست َ َرهُ َّ
اَّللُ يَ ْو َم ا ْل ِقيَ
ست َ َر ُم ْ
س ِل ًما َ
ت يَ ْو ِم ا ْل ِق َيا َم ِة َو َم ْن َ
tian dalam mentransfer ilmu kepada muridnya. Rasulullah Saw bersabda.
صةَ َّلىع َْن َّأ َ
س َمدَّادٌلِكٍقَا َل ْاْل َ َح ْ
ش ْط ُر
ور َ
اَّللُنَ ٍ َ
ي َِحْ َقيَاى َل َق
سةَو ُلع َْن َّ
اَّللِقَتَادَ َ
ع َل ْي َر ِه ِض َو َي َ
شر ْعبَ ُ
ع ْنُّط ُه ُ
اَّللُ ال َ
س
شدَّعثَ ِنَرا ّي
َنثَنَأ َا ِب ُم
ع َح ْدَّ
عا َْن َل َُ
س َّل َم َّ
ي َ
اإل ْيَن َمال ِنَّ
سي ٍْن ا ْل ُمعَ ِلّ ِم قَا َل َحدَّث َ َنا قَتَادَةُ ع َْن
اَّللُ َ
صلَّى َّ
ان ِب ّي ِ َ
ْع ِ
سلَّ َم َوع َْن ُح َ
علَ ْي ِه َو َ
َ
َ
َ
َّ
َ
َّ
َّ
َ
ب ِْل ِخي ِه
اَّللُ َ
صلى َّ
أَنَ ٍس ع َْن النبِ ّي ِ َ
عل ْي ِه َو َ
سل َم قا َل ال يُ ْم ِمنُ أ َحدُ ُك ْم َحتَّى يُ ِح َّ
َ
َ
َّ
َ
س ْبِهنُ بُ َتي ٍْر حَ دَّثنَا اللي ُ
سا ِل ًما
مَحادَّث َيُنَ ِاح ُّي
ْث ع َْن ُ
عق ْي ٍل ع َْن اب ِْن ِ
ب أنَّ َ
شهَا ٍ
بَحْ ِلنَي ْفى ِ
س
Musaddadا أ َ ْخبَ َر
ع ْن ُه َم
اَّللُ َ
اَّللِ ْب
ع ْبدَ
أ َ ْخبَ َرهُ أَنَّ َ
telahنَ ُ
صلَّى َّ
kepadaو َل َّ
ض َي َّ
َّ menceritakan
اَّللِ َ
ُ kamiه أَنَّ َر ُ
ع َم َر َر ِ
اَّللُ
Artinya: ”Telah menceritakan
berkata,
َ
َ
ْ
ْ
ْ
س ْف ِليَ ِمانُ َ
َانَ
خحدَّوث َ َناال ُم
س ِلقَا ُم َلأ
ع ْب َ ِدو َم ْن
dariالعيَ َْنظ ِلأ َ ُمبِهُي َبُو
ساللَّدُ َم ْبقنُا
َ
علَدَّ ْ
dariيث َ ِنَها َو َخ َّ
سْ
ْ Nabi
ْdari
َDan
dariأ َفِبِي
ْن
س ِل ِْن ُمهُ َ
َْ Qotadahرالدَةَيُ ب
َ Sawليَحْال َي ُمى
ح
َّSyu’bah
َ ُ dari
ُ Anas
اَّللِ كب ِ
kepada kami Yahya
َ
ع ْلَُر ْيبَ ِهةً َفَ
َ
َ
ْ
ع ِإ ْننَّهُ
َانَ
س َلَّ
َ
َ berkata,
ر
اَّللُم
ع
ج
ر
ف
ن
م
و
ه
ت
ج
َا
ح
ي
ف
اَّلل
ك
ه
ي
خ
أ
ة
ج
َا
ح
َّ
َ
َّ
َ
َ
ص َْنلَّى ُم ْ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ْ
ْ
ْ
َ
َ
telahو ََّ
س ِل َّ ٍ
َّ
اَّللُ َل
ج َم قَ َّا
menceritakanك َ
ي
ب
ن
ال
َن
ع
ى
س
و
م
ب
أ
َن
ع
ه
ّ
د
َن
ع
ة
َ
د
ر
ُ
Husain Al Mu’alim
kepada
kami
Qotadah
dari
Anas
dari
ِ ِّ َ
جَ ِ ِ
ِ ُ َ
بُ ْ
ً
ْ
ْ
َ
ْ
ْ
َ
َ
ِ wasallam,ة Nabi shallallahu ‘alaihi
beliau
bersabda:
“Tidaklah
beriman
seseorang
dari
اَّللُعَ يَهُ ْو َم ال ِقيَا َم
ستبَ َر ْع ُم
اك ْل ُْرُمبَ ْمة ِم ِمنَن ِل ْلك ُم ُُرْمبَ ِام ِ ِ
سكَت َأرهُصَابِ َّ
ضًا ْ
شبَّ َ
ضه ُ َ
شدُّ َوبَ َم ْعن ُ
ن
س ِل َو ًما َ
ان َياي َم ِةُ
ت يَكَاْوْل ِبُم ْن ايَل ِق ِ
kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk
dirinya sendiri.” (HR. Bukhari – No
)Hadis 12
ع ْنهُ
اَّللُ َ
سدَّدٌ َقا َل َحدَّثَنَا يَحْ يَى ع َْن ُ
ش ْعبَةَ ع َْن َقتَادَةَ ع َْن أَنَ ٍس َر ِض َي َّ
َحدَّثَنَا ُم َ
َْ memberikanن 40Rasulullah Saw
perumpamaan
persatuan
dengan
sebuah
َ
َ
َ
ْ
ّ
َّ
َ
َّ
ُ
َ
ْ
َ
سي ٍْن ال ُمعَ ِل ِم قا َل َحدَّثنا قتادَة ع
اَّللُ َ
ع َْن
صلى َّ
banالنَّبِ ّي ِ َسل َم َوعَن ُح َ
عل ْي ِه َو َ
gunan yang saling
menguatkan
antara
satu
dengan
yang
lain.
Perumpamaan
َ
َ
ب ِْل ِخي ِه
اَّللُ َ
صلَّى َّ
أَنَ ٍس ع َْن النَّبِ ّي ِ َ
علَ ْي ِه َو َ
سلَّ َم قَا َل َال يُ ْم ِمنُ أ َحدُ ُك ْم َحتَّى يُ ِح َّ
persatuan ini mudah sekali dipahami oleh kalangan akademik maupun
orang
س ِه
ب ِلنَ ْف ِ
َما يُ ِح ُّ
awam. Berikut hadis rasulullah Saw.
س ْفيَانُ ع َْن أ َ ِبي بُ ْردَةَ ب ِْن َ
ع ْب ِد َّ
َحدَّث َ َنا َخ َّالدُ ْبنُ يَحْ َيى َقا َل َحدَّث َ َنا ُ
اَّللِ
سل َمَّ
َ
َّ
اَّللُ َ
صلى َّ
سى ع َْن النَّبِ ّي ِ َ
عل ْي ِه َو َ
بُ ْردَةَ ع َْن جَ ِدّ ِه ع َْن أَبِي ُمو َ
شبَّكَ أَصَا ِبعَهُ
شدُّ بَ ْع ُ
ضهُ بَ ْعضًا َو َ
ان يَ ُ
ا ْل ُم ْم ِمنَ ِل ْل ُم ْم ِم ِن كَا ْلبُ ْنيَ ِ
ب ِْن أ َ ِبي
قَا َل إِنَّ
Artinya: ”Telah menceritakan kepada kami Khallad bin Yahya berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Burdah bin ‘Abdullah bin Abu Burdah dari Kakeknya dari Abu Musa dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama
)lain.” kemudian beliau menganyam jari jemarinya.” (HR. Bukhari – No Hadis 459
41Bukhari Umar. Hadis Tarbawi (Jakarta: Amzah,2012), hlm. 57
AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban
Vol. 3, No. 1, April 2014
َ
84
َ
ث ع َْن أبِي
ع ْم ُرو ْبنُ ا
َ anggotaرنِي َ
اَّللِ ْب
َ dan
lainحَ دَّث َ َنا
ور
س ِعيدُ ْبنُ َم
َار ِ
ع ْبدُ َّ
ب أ ْخبَ
ْ sebagainya.ن ُ
َحدَّثَنَا َ
tubuhنُ َو ْه ٍ
ص ٍ
ْ kesehatanلح ِ
memelihara
َ
َ
َ
ْ
ْ
ْ
َ
ُ
َّ
ُ
نَ
ل
و
س
ر
ع
م
س
ل
و
ق
ي
ي
ن
ه
ج
ل
ا
ر
َام
ع
ب
ة
ب
ق
ع
ع
م
س
ه
ن
أ
ي
ن
َا
د
َم
ه
ل
ا
ي
ف
ش
ْن
ب
ة
م
ا
َ
ْتُ
ُ
ُ
َ ُ َ
َِ َ َ ْ
ِ َ ُ Sosial
ِ ٍ ُ َ ِ َّ َ
ع ِل ّي ٍ ث ُ َم َ ِ
ٍّ ْ ِ ِّ
4. Pendidikan
َ
ُ
َ
ْ
ستَط ْعت ُ ْم ِم ْن ق َّو ٍة
ع َلى ال ِم ْنبَ ِر يَقُو ُل { َوأ ِعدُّوا لَ ُه ْم َم
سلَّ َم َوه َُو
علَ ْي ِه
اَّللُ َ
صلَّى
َّ bisa
َّ
َ hidadalahا ا ْ
َ tidakو َ
اَّللِ
Manusia
mahkluk sosial.َ Mereka
َ
َ
َ
ْ
ْ
ْ
َ
َ
َ
ُ
ُ
ُ
َ
َ
َ
نَّ
نَّ
نَّ
الر ْم ُي
ة
و
ق
ل
ا
إ
ال
أ
ي
م
الر
ة
و
ق
}
ل
ا
إ
ال
أ
ي
م
الر
ة
و
ق
ل
ا
إ
ال
أ
َّ
َّ
َّ
ِ
ِ hidup
ِ dan
ُ ْ َّ harus
ُ ْ َّ sosial
up tanpa orang lain, َّ maka
manusia
tidakَ mementingkan
pribadi
masing-masing.
Rasulullah
Saw
ب أَ
ث عع ْ ْ
َنَن يأ ِبَحْ يَيى
ش ْيحَبَدَّ َةث َ َنا َحدَّعث َ ْبَنادُ يَ ِز َّي
ور َ
ونَ ْخبَأ َ َ ْنربَنِأَنَيا َ
َار ُّي ِ
س ْلت َحُوا ِكِ
ع ِه ْمش ُرَا ٌمو ْبالنُدَّ ا ْ
س ِوعيبَدُت ِْبْرنُ ْب َنُم ْن أ َ ِب ُ
َحدَّثَنَا أَبُ َ
اَّللِدُ ْب ْبنُنُ َو َ ْه ُ
ار ٍ
صي ٍ
mendidik
umatnya
agar memiliki
sifat
sosialis
yang َ tinggi.
ْن ّأ َ
سوع َل َْن
َام ٍ َر
ع ِْقْنبَةَ ْاْل َ ْب ْزنَ َر
سه َّ َْمال ٍدمَانِعّي ِ َْنأَنَّهُ َ
ع
س ِم ََّع
ع ِل
بَ
اَّللِ ب ُ
يرب ِْنع َْن ُ
َامع ٍر َْنا ْلعُج ْقهبَنِةَ َّيب يَ ِْنقُوع ُل ِ
ق ِ
ش أفَبِ ّي ٍيا ْل َ
ع ْب ِد َ
س ِما ْلع ُجْتُ َهنِ َر ّي ِ ُ
ي ٍبِث ُي َما َك َمثِة ٍ
ِ
Pendidikan
sosial
yang
dimaksud
dalam
poin
ini
adalah
ج َّن ِم َة ْن َقُ
صا َّونِ ٍةعَهُ
سأ َه ِعِْمد ا ْل
اَّللُ َل ْي َِ
ص
ال َّن
سث َت َ َة َط ا ْع ْلت ُ َْم
ع َلإِىنَّ ا ْل ِم َّ ْن
س َ َّلو َمه َُوَقا َل َ
ع
اَّللُ َّ َ
ى َّلى َّ
ص َّل َ
اَّللِب ّي ِ َ
ُّوا َو َل ُهِ
اح ْم ِد َماالثَّا َال ْ
اَّللَبَ ِ َلريُ يَدقُ ِْخو ُل ُل ِب{ال َو َّ
س ََّلو َم َ
عه َل ْي َو ِه َ
proses
pembinaan
pembelajaranةَوقَاdan
kesadaran
sosial,
sikap
يَ}حْأ َت َالسإِ ُنَّ
علَ ْي ِه
اَّللُ َ
ص َّلى َّ
سو ُل َّ
اَّللِ َ
ِب افِ ْلقُي َّوةَ َ
الروةَ ِ
الر َل ْم َ ُري ُ
الرعَتِ ْم ِه ُي اأَْل َ َالخيإِ َْرنَّ َاو ْلقُ َّ
الر ْبِم ِه ُي َأ َو َاال ْل ُإِم ِنَّمدَّا ْلبِقُ ِه َّو َ َّ
ام َي َّ
ص ْن َّ
sosial,
keterampilan sosial agar
anak hidup dengan
baik
ِ danه ا ْل َم ْر ُء
َو َ
ار َكبُوا َوأ َ ْن ت َ ْر ُموا أَح ُّ
ار ُموا َو ْ
سلَّ َم ْ
َب إِلَ َّي ِم ْن أ َ ْن تَ ْر َكبُوا َو ُك ُّل َما يَ ْل ُهو بِ
serta
wajar
ditengah-tengah
lingkungan
dimana
hidup/tingَ
ْ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
ْ
َ
ْ
َّ
َ
َ
َ
َ
َّ
ْ
ُ
َ
ُ
َ
ُ
ُ
َ
ُ
ْ
نَّ
َ
ونَ
نُ
نُ
ح
ل
ا
ن
م
ه
ن
إ
ف
ه
ت
أ
ر
ام
ه
ت
ب
ع
َ
ال
م
و
ه
س
ر
ف
ه
ب
ِي
د
أ
ت
و
ه
س
و
ق
ب
ه
ي
م
ر
ال
إ
ل
اط
ب
م
ل
س
ست َُِواكِ ُّي عَقّ َِن يَحْ يَى
ار ُ َأنبَأنا ْ َ ِهشَا ٌم ِالدَّ ُ ْ
ا َْلح ُدمَّثنْا ِ ُأبُ َو ِبَتٌ ِْر ِ ْب َ أْبِ َي ِش ْيبَ ِة ِ َح َدَّثنا ي َ ِزيدُ َ ْب َ ه َ ُ
37
gal.
Ada
beberapa
pendidikan
yang
Nabi,
َ
َام ٍر ا ْل ُج َهنِ ّي ِ ع َْن
ع ْب ِد
ع َْن َ
س َّال ٍم
ير ع َْن أَبِي
ق ع َْن ُ
َّ sosial
ع ْقبَة ب ِْن ع ِ
َ diajarkan
ب ِْن أَبِي َكثِ ٍ
اَّللِ ب ِْن ْاْل َ ْز َر ِ
yang
umum
الثَةَ ا ْل َجنَّةَ
اَّللَ لَ
اح ِد الثَّ َ
صا ِن َعهُ
سهْم
علَ ْي ِه َو
اَّللُ َ
ص
سلَّ َم قَا َل إنَّ َّ
­antaraلَّىَّ Di
َ secara
النَّ ِب ّي ِ َ
mewakiliا ْل َو ِ
pendidikanيُد ِْخ ُل بال َّ
َ sosial.
ِ ِ 38
saling
ِ mencintai,
39
dan
men
nya
adalah
saling
menolong,
َ
ْ
ْ
علَ ْي ِه
اَّللُ َ
ص َّلى َّ
سو ُل َّ
اَّللِ َ
ِب فِي َ
الر ِ
ام َي بِ ِه َوال ُم ِمدَّ بِ ِه َوقا َل َر ُ
يَحْ تَس ُ
ص ْنعَتِ ِه ال َخي َْر َو َّ
َب ِإ َل َّي ِم ْن أ َ ْن تَ ْر َكبُوا َو ُك ُّل َما يَ ْل ُهو ِب ِه ا ْل َم ْر ُء
َو َ
ار َكبُوا َوأ َ ْن ت َ ْر ُموا أَح ُّ
ار ُموا َو ْ
س َّل َم ْ
ْ
َ
َ
َ
ْ
َ
اطال ٌلِكٍإِ َّال ْاْل َر ْمْ ُ
ام َر َأ
اللَّ َ
اع ْل ْ ُم
يق ِ ْو َقا ِ
سأ َ ِل ِب ُميبَ َمِ
َن ْ
سفو َر ُل َ
اَّللُ ْ
َقّ ِ
ش ْط ُر
ور َ
ص
عىبَتَهُ َّ
سهُ َّ
اَّللِ َو ُم َ َ
علت َ ْيهُ ِهف ِإ َنَّو ُه َ
س َل ِه قَواتَأ َلدِي َبَرهُ ُ
سنَّلَّ َم ِم ْالن ُّطال ُهح ُ
شيَ َع ِهر بِ ّ
ان
اإلي َم ِ
ِْ
“Rasulullah
Saw
bersabda:
“KebersiArtinya: Dari Abu Malik al-Asy’ari
diaberkata,
ب أَ
َ
َّ
َ
ُ
َ
ْ
ْ
نَّ
نُ
َ
ا
م
ل
ا
س
َا
ه
ش
ْن
ب
ا
َن
ع
ل
ي
ق
ع
َن
ع
ْث
ي
ل
ال
ا
ن
ث
َّ
د
ْر
ي
ت
ب
ب
ى
ي
َحدَّثَنَا ي
ُ
َحْ
ْ
ْ
حَ
ِ
ِ
َ
ُ
َ
ٍ
ً
ٍ
ٍ
ِ
han adalah setengah dari iman.” (HR. Muslim – No hadis 328).
اَّللُ َ
أ َ ْخبَ َرهُ أَنَّ َ
اَّللِ ْبنَ ُ
صلَّى َّ
سو َل َّ
ع َم َر َر ِض َي َّ
ع ْبدَ َّ
اَّللِ َ
ع ْن ُه َما أ َ ْخبَ َر ُه أَنَّ َر ُ
اَّللُ
37Bukhari Umar. Hadis Tarbawi (Jakarta: Amzah,2012),
hlm. 55 -57
َ
َ
ْ
َ
َ
شط ُرْ
ْ
ْ
ُّ
َّ
َ
َّ
س َلَّما َملِكٍقا َل ْاْلال ْ
س َوال ُل يَظ َّ ِل
ع ْلََن ْي ِهأَبِ َو
عَ
ور َ
س ِل ُم َ
يم ِ أقا ُخ َلو قاال َُلم ْ
ش ُمعَ ِرْ
ص َلو َىال يُ َّ ْ
اَّللِ ُمهُ َ
ي َ
عهُل ْي َ ِهو َم َوْن َ
س َرِل ِم ُ
سلك َمَانَ الفِطي ُه ُ
اَّللُ
س ِل ّ ُ
38Anjuran Rasulullah
Saw
untuk
saling
tolong
menolong
tergambar
dalam
hadis
ع ْنهُ
اَّللُ َ
ة
ح
اَّللُ فِي حَا َجتِ ِه َو َم ْن فَ َّر َ
س ِل ٍم ك ُْربَةً فَ َّر َج َّ
انأ َ ِخي ِه كَانَ َّ
ج ع َْن ُم ْ
اإلَاي َج َم ِِ
ِْ
berikut.
ً
ْ
ْ
ْ
ْ
َ
َ
اَّللُ يَ ْو َم ال ِقيَا َم ِة
ك ُْربَة ِمن ك ُُربَا ِ
ست َرهُ َّ
ست َر ُم ْ
س ِل ًما َ
ت يَ ْو ِم ال ِق َيا َم ِة َو َمن َ
َحدَّثَنَا يَحْ َيى ْبنُ بُ َتي ٍْر حَ دَّثَنَا اللَّي ُ
سا ِل ًما
ْث ع َْن ُ
عقَ ْي ٍل ع َْن اب ِْن ِ
ب أَنَّ َ
شهَا ٍ
خبدَةَر ُهعأ َ ْنَّ
س
اَّللعُبَةَع ْن ُه
سدَّ َ
اَّللِ َح ْبدَّثنََ َنا ُ
سو ََلر ِض َّ
عدٌ ْب قدَا َل َّ
اَّللِ َي َ
َن أ َ َرَن ٍ ُ
عي َمَحْ َريَ َ
اَّللُ
ض َْ
ع ْن َّه
اَّللُى َ
ع َ ْمَنا َقأ َت َ ْا
َن
ىر ِع
ي ُ
صلََّّ
ش َّ ْ
أ َ َح ْخدَّبَث َ َنراهُ أَُمنَّ َ
َ
ي
صقَلَّا َل
س
علَ ْي
ع
َ
سالَّ ْل َم ُم َو ْ
اَّللمُ ْ
َانَ فِ
َن ِهالنََّوبِ َّ
س ِل َل ُمهُ َحدَّ َثوَن َما ْنقَتَاكدَةُ
ى ا ْل َّ ُ
س ْظي ِل ٍ ُ
ع َْن
ْنمهُا ْل ُ َمو َعَ ِلّال ِم يُقَ ْا
س ِلَ
ي ِلَّ َم َ
س ِلعِم َْن َال ُحيَ َ
علَ ُم ْي ِهأ ُخ َوو َ
ً
َ
َ
َ
ْ
ْ
خ ْني ِههُ
َانَ
ع
اَّللُ ِْل َ ِ َ
ج
ر
ف
ة
ب
ُر
ك
م
ل
س
م
َن
ع
ج
ر
ف
ن
م
و
ه
ت
ج
َا
ح
ي
ف
اَّلل
ك
ه
ي
خ
أ
ة
ج
َا
ح
َ
ب َّ
أ َ َن ٍ َ
اَّللُ َ
صل َّ ُى ِ َّ
س ِ ع َِْن ِال َّنبِ ّي ِ َ
ع َل َْي ِ ِه ِ َو َ َ
س َ َّل َم َقا َّ َل َ َال يُ ْم ِم ُنُ ْأ ِ َ ٍحدُ ُك ْم ْ َ َحتَّى َّ يُ َ ِح َّ
ً
اَّللُ يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة
سا ِه ِ
ست َ َرهُ َّ
ست َ َر ُم ْ
ب ْن ِلنَك ْف ُُر ِبَ
س ِل ًما َ
ت يَ ْو ِم ا ْل ِق َيا َم ِة َو َم ْن َ
َكماُْربَيُة ِح ِم ُّ
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan
Ibnuةَبُ ْرعدَ َْنةَ
يُ
ع َ ْبر ِد
dariأ َبنَ ِْن ٍس َ
ي
شْفيَ ْع َبانُةَ ع
Salimلَحْ َي َحىدَّث َ َن
سال َّدُدٌ ْبقَنُا َلي
ع ِب ْنه
اَّللُْن أ َ َ
ي
َْ Syihabن قأ َت َِبادَ
عا َْن
سُ
ِ ‘Uqailض َ َّ
َmengabarkannyaحْ َح َيدَّثَىنَاقَاي َ
kepada kami Al Laits
ُ bahwa
َحدَّثَنَا ُم َخ َّ َ
اَّللِ
dariب َّ ِ
َ
َ
َ
َ
َ
ْ
َّ
َ
َّ
َن bahwa ‘Abdullah
bin
‘anhuma
mengabarkannya
سلق َمتَاقداةُ
صّلَّ ِهىع ْ
ع ْ
َ ‘Umarل عإِ ْنَّ
اَّللُ قا َ
سلَّى َم َعو َْن
Rasulullahجَ َِد
بُعْر ْدَ
ى ُمعَ ِلّ ِ َّم
صلال
اَّللُ أبِ َ
سي ٍْن َ
َbahwaنَّ
radliallahuثو َنا َ
علَي ْي ِه ُم َوو َ
َنالنَّ ُبِح ّي َِ
سَ
علل ْي ِه َحدَّ َ
َنةَ النَّعبِ َْن ّي ِ
ِ wasallamهshallallahu ‘alaihi
bersabda:
“Seorang
muslim
adalah
saudara
bagi
muslim
َ
َ
َ
ْ
ْ
َّ
َ
َّ
ْ
َّ
َ
ْ
ْ
ْ
ُ
ُ
َّ
ْ
نَ
كَ
ُ
نُ
ُ
ُّ
د
ش
ي
ان
ي
ن
ب
َا
ك
ن
م
م
م
ل
ل
م
م
ه
ع
ب
َا
ص
أ
ب
ش
َ
و
ًا
ض
ع
ب
ه
ض
ع
ب
ب ِْل َ ِخي
ح
ي
ى
ت
ح
م
ك
د
ح
أ
م
م
ي
ال
ل
ا
ق
م
ل
س
و
ه
ي
ل
ع
َ
اَّلل
ى
ل
ص
ي
ب
ن
ال
َن
ع
س
ُ
ُ
َ
ْ
َّ
َ
َ
َ
َ
َ
ِ
ِ
ِ
َّ
ْ
َ
ْ
َ
ِ
ِ
ِ
ُ
ُ
ُ
َ
َ
أاَ ْل َن ُم ٍ
َّ
َ
ِ ْ
ُِ
َ َ
ُ ِ ِّ
lainnya, dia tidak menzhaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti.
Siapa
yang
ْ
س ِه
ب ِل َنف ِ
َما يُ ِح ُّ
membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Siapa
yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu
َحدَّثَنَا َخ َّ
menutupiالدُ ْبنُ
hariأَبِي بُ ْردَةَ ب ِْن َ
انُ ع َْن
yangيَحْ َيى
ع ْب ِد َّ
siapaقَا َل َ
س ْفيَ
Danحدَّث َ َنا ُ
اَّللِ
kesusahan-kesusahanب ِْن أَبِ
dariيkesusahan baginya
qiyamat.
صلَّ
بُ ْردَةَ
َ makaل إِنَّ
سلَّ َم قَا
علَ ْي ِه َو
َ akan
سى ع َْن
hariي ُمو
”qiyamat.ع َْن أ َ ِب
(HR.ع َْن جَ ِدّ ِه
menutupى َّ
aibnyaالنَّ ِب ّي ِ َ
َ Allah
َ pada
اَّللُ
(aib) seorang muslim
َ
ْ
ْ
ْ
ْ
ُ
ُ
نَ
كَ
ُ
)Bukhari –No hadis 2262
شبَّ أصَابِعَه
شدُّ بَ ْعضه بَ ْعضًا َو َ
ان يَ ُ
ا ْل ُم ْم ِم ِلل ُمم ِم ِن كَالبُنيَ ِ
39Rasulullah memberikan motivasi sangat besar kepada umatnya agar mereka
memiliki rasa dan prilkau yang baik. Dalam konsep pendidikan Islam terpadu,
86
َ ُالر َفا ِع ُّي ُم َح َّمدُ ْبنُ يَ ِزيدَ َحدَّث َ َنا ُم َح َّمدُ ْبنُ ف
ض ْي ٍل ع َْن ا ْل َو ِلي ِد
ّ ِ َحدَّث َ َنا أَبُو ِهش ٍَام
صلَّى
َ ب ِْن
َّ سو ُل
َّ ع ْب ِد
َ ِاَّلل
ُ اَّللِ ب ِْن ُج َمي ٍْع ع َْن أ َ ِبي ال ُّطفَ ْي ِل ع َْن ُحذَ ْيفَ َة قَا َل قَا َل َر
َسنَّا َوإِ ْن َظل
ْ ِإِ َّمعَةً تَقُولُونَ إIslam
َسن
ُمواKonsep-Konsep
تَتُونُواTerpadu
سلَّ َم َال
َ ُاَّلل
َّ
َ ْاس أَح
َ ْن أَحPendidikan
َ علَ ْي ِه َو
ُ َّالنDasar
87
ُ َو ِ ّطنُوا أ َ ْنفM.A.
َظلَ ْمنَا َولَ ِت ْن
سا ُءوا َف َال
ِ ْاس أ َ ْن تُح
ْس ُت ْم إِ ْن أَح
َ َسنُوا َوإِ ْن أ
َ Ridhoul
َ Wahidi,
ُ َّسنَ الن
AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban
Vol. 3, No. 1, April 2014
َ ٌسن
ٌ سى َهذَا َحد
يب َال نَ ْع ِرفُهُ إِ َّال ِم ْن َهذَا ا ْل َوجْ ِه
َ ِيث َح
َ ت َ ْظ ِل ُموا قَا َل أَبُو ِعي
ٌ غ ِر
informasi atau pendapat orang lain tanpa adanya komentar
atau setidaknya memberikan tanggapan atas informasi yang
datang. Rasulullah Saw mengajarkan agar umatnya tidak
taklid buta, didasarkan sebuah hadis beliau.
َ ُالر َفا ِع ُّي ُم َح َّمدُ ْبنُ يَ ِزيدَ َحدَّثَ َنا ُم َح َّمدُ ْبنُ ف
ض ْي ٍل ع َْن ا ْل َو ِلي ِد
ّ ِ َحدَّثَنَا أَبُو ِهش ٍَام
صلَّى
َ ب ِْن
َّ سو ُل
َّ ع ْب ِد
َ ِاَّلل
ُ اَّللِ ب ِْن ُج َمي ٍْع ع َْن أَبِي ال ُّطفَ ْي ِل ع َْن ُحذَ ْيفَةَ قَا َل قَا َل َر
سنَّا َوإِ ْن َظلَ ُموا
َ ُاَّلل
َّ
َ ْاس أَح
َ ْسلَّ َم َال تَتُونُوا إِ َّمعَةً تَقُولُونَ إِ ْن أَح
َ علَ ْي ِه َو
ُ َّسنَ الن
سا ُءوا َف َال
ِ ْاس أَ ْن تُح
َ َ سنُوا َو ِإ ْن أ
َ ْس ُت ْم ِإ ْن أَح
َ َُظلَ ْمنَا َولَ ِت ْن َو ِ ّطنُوا أَ ْنف
ُ َّسنَ الن
َ ٌسن
ٌ سى َهذَا َحد
يب َال نَ ْع ِرفُهُ ِإ َّال ِم ْن َهذَا ا ْل َوجْ ِه
َ ِيث َح
َ ت َ ْظ ِل ُموا قَا َل أَبُو ِعي
ٌ غ ِر
Artinya: ”Telah menceritakan kepada Abu Hisyam Ar Rifa’i
ُ يَى ْبنMuham ِعي ُل ع َْن ا ْلعَ َال ِءbin
س َم
َحدَّث َ َناtelah
ر قَالُواmenceritakan
َْحدَّثَنَا يَح
ْ ِإYazid,
َ ُّ أَيkami
َ وب
ٍ ْوقُت َ ْيبَةُ َوا ْبنُ حُجkepada
Muhammad
mad
َا َل أَتFudlail
َد ُْرونbin
سلَّ َم َق
علَ ْي ِه
َ Al
صلَّى
س
ه َُريJumai’
ع َْن أَ ِبيdari
أ َ ِبي ِهAbu
ع َْن
َّ Walid
َّ binو َلAbdullah
َ ِاَّلل
َ َوdari
ُ َْرةَ أَنَّ َرbin
ُاَّلل
Thufail dari Hudzaifah ia berkata; Rasulullah Saw bersabda:
َسولُهُ أَ ْعلَ ُم ق
ََما ا ْل ِغيبَةُ ق
ي َل أ َ َف َرأَيْتَ إِ ْنkalian
كَ أ َ َخاكَ بِ َمorang
ا َل ِذك ُْرyang
اَّللُ َو َر
َّ الُواorang
ِا يَت َْرهُ قmenjadi
“Janganlah
sukaُ mengekor
lain.
َ
َ
َ
َ
ُ
ْ
َ
َ
ُ
Jika
manusia
menjadi
baik,
maka
kami
juga
akan
berbuat
baik.
ْ
ْ
ْ
كَانَ فِي أ ِخي َما أقو ُل قا َل إِن كَانَ فِي ِه َما تَقو ُل فق ْد اغتَ ْبتَهُ َوإِن ل ْم يَتُن فِي ِه
Dan jika mereka berbuat zhalim, maka kami juga akan berbuat
ُفَقَ ْد بَ َهتَّه
zhalim.’ Akan tetapi mantapkanlah hati kalian, jika manusia berbuat baik kalian juga berbuat baik, namun jika mereka berlaku
َس َّو ٍار أ َ ِبي َح ْم َزة
ْ َ ْعنِي ا ْليBerkata
س َم ِعي ُل
ي َحدَّثَنَا
َح
ْ م َم َّم ُلIsa:
ْ ِإberbuat
َبنُ ِهش ٍَام يAbu
َ ع َْنkalian
ُ دَّثَنَاIni
ِ شت
َّ ُرzhalim.”
buruk,
janganlah
ََاودَ أ
merupakan
hasan
ُار ْبن
فِ ُّي ع َْن ع َْم ِروhadits
صي َْر
بُو َح ْم َزtidak
س
َاو
قَا
َّ ي ال
َ د َوه َُوkecuali
ُ دkami
ُ َل أَبُو دmeُ َّوketahui
ُّ ِةَ ا ْل ُم َزنgharib
lalui jalur ini.” (HR. Tirmidzi – No
hadis 1930)
ب ع َْن أَبِي ِه ع َْن َج ِدّ ِه قَا َل قَا َل َر
سلَّ َم ُم ُروا
علَ ْي ِه َو
َ ُاَّلل
شعَ ْي
ُ ب ِْن
َّ صلَّى
َّ سو ُل
َ ِاَّلل
َPelajaran
ُ
yang dapat dipetik dari hadis di atasٍ adalah
ْ َواakal/intelektual
َسنِين
َو ُه ْمmenggunakan
علَ ْيهَا
َ ض ِربُو ُه ْم
عش ٍْر
َ أ َ ْب َنا ُءagar
ِبالص ََّال ِةmembeأَ ْو َالدَ ُك ْم
anjuran
ِ سب ِْع
َ َو ُه ْم أ َ ْبنَا ُءdalam
dakan antara yang benar dan yang salah
atau yang baik dan
َاجع
ِ َو َف ِ ّرقُوا بَ ْي َن ُه ْم فِي ا ْل َمض
yang buruk. Pelajaran lainnya adalah ِagar meyakini dengan
keyakinan yang benar jika memang yang diyakini tersebut
َسلَ ْي َمان
َ س ٍار ع َْن
َّ ع ْب ِد
ِ َحدَّثَنَا ا ْلقَ ْعنَبِ ُّي ع َْن َمالِكٍ ع َْن اب ِْن
َ َب ِْن يdan
ُ ب ع َْن
ِاَّلل
ٍ شهَا
benar
dan baik
larangan
mengikuti pendapat orang
ْ َ ا ْلفkebenarannya.
َاس قَا َل كَان
ُض ُل ْبن
اَّلل
اس
علَ ْي ِه
َ apalagi
َ cross-check
َ ب ِْن
lain,
َّ ص َّلى
َ mengikutinya
ٍ َّعب
ٍ َّعب
ُ ِيف َر
َ َردtanpa
ِ َّ سو ِل
ُاَّلل
kepada pencerahan dan
ُ Untuk
ُ ض ُل يَ ْن
ْ ا ْل َفintelektual
ظ ُر ِإ َل ْي ِه
ِإ َل ْيهَا َوتَ ْنmengasah
ظ ُر
ستَ ْفتِي ِه َف َجعَ َل
ْ َ س َّل َم َفجَا َءتْهُ ا ْم َرأَةٌ ِم ْن َخثْعَ ٍم ت
َ َو
hal yang baik. Jauh-jauh Rasulullah Saw telah mengajarْ َفdiskusi/dialog.
ّ ِ الmetode
ض ِل ِإ َلى
ف َوجْ هَ ا ْل
علَ ْي ِه َو
َ ُاَّلل
اَّلل
فَ َج َع َل
َّ ص َّلى
َ tergambar
َ Sebagaimana
ُ َرdalam
ُ سلَّ َم َيص ِْر
ِ َّ سو ُل
kan
ِ ّشق
­sيebuah
hadis.
َ ِاَّلل
َّ َاَّللِ إِنَّ فَ ِريضَة
َّ سو َل
ُ ْاْل َخ ِر فَقَالَتْ يَا َر
ِعلَى ِعبَا ِد ِه فِي ا ْل َح ّجِ أَد َْركَتْ أَب
ع ْنهُ قَا َل نَعَ ْم َوذَ ِلكَ فِي
َ احلَ ِة أ َ َفأ َ ُح ُّج
َ َست َ ِطي ُع أ َ ْن يَثْبُت
َ
ِ الر
ْ َيرا َال ي
َّ علَى
ً ش ْي ًخا َك ِب
َاع
ِ َح َّج ِة ا ْل َود
س َم ِعي ُل ع َْن ا ْلعَ َال ِء
ْ ِوب َوقُت َ ْيبَةُ َوا ْبنُ حُجْ ٍر قَالُوا َحدَّث َ َنا إ
َ َُّحدَّثَنَا يَحْ يَى ْبنُ أَي
َسلَّ َم َقا َل أَتَد ُْرون
َ ُاَّلل
َّ صلَّى
َّ سو َل
َ ِاَّلل
َ علَ ْي ِه َو
ُ ع َْن أَبِي ِه ع َْن أَبِي ه َُري َْرةَ أَنَّ َر
سولُهُ أ َ ْعلَ ُم قَا َل ِذك ُْركَ أَ َخاكَ بِ َما يَت َْرهُ قِي َل أ َ َف َرأَيْتَ إِ ْن
َّ َما ا ْل ِغيبَةُ قَالُوا
ُ اَّللُ َو َر
كَانَ فِي أ َ ِخي َما أَقُو ُل قَا َل إِ ْن كَانَ فِي ِه َما تَقُو ُل فَقَ ْد ا ْغتَ ْبتَهُ َوإِ ْن َل ْم يَت ُْن فِي ِه
َُفقَ ْد بَ َهتَّه
Artinya: ”Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan
ٍَار أَ ِبي ح َْم َزةdan
ْ َنِي ا ْليTelah
س َّو
ُل ع َْنHujr
س َم ِعي
ي َحدَّثَنَا
شت ُِر
ش ٍَام يَ ْعmenceritakan
دَّثَنَا ُم َم َّم ُل ْبنُ ِهkeَح
ْ ِإmereka
َ Ibnu
Qutaibah
َّ berkata;
pada
َ َح ْم َزةdari
ع َْم ِروkami
ُّي ع َْنIsma’il
م َزنِ ُّيAl
دَ أَبُوBapaknya
َاو
ه َُوAbu
َاود َو
قَا َل أَبُو د
َّ الdari
ِصي َْرف
َ dari
ُ ار ْبنُ د
ُ Hurairah
ُ ا ْلA’laa
ُ س َّو
bahwa Rasulullah Saw pernah bertanya: “Tahukah kamu, apakَب ع َْن أ
ُرواghibah
سلَّ َم ُم
علَ ْي
َ ُاَّلل
صلَّى
‘ َج ِدّ ِه قَا َل قَا َل َرAllah
ِبي ِه ع َْنdan
ُ ب ِْن
َّ Para
َّ سو ُل
َ sahabat
َ ِه َوitu?”
ُ menjawab;
ِاَّلل
ٍ شعَ ْي
ah
Rasul-Nya
lebih
ْ س ِنينَ َوا
سب ِْع
عش ٍْر
َ tahu.’
ُه ْم أ َ ْب َنا ُءKemudian
ع َل ْيهَا َو
َ و ُه ْمRasulullah
‘ َو ُه ْم أَ ْب َنا ُءGhibah
ْم ِبالص ََّال ِةadalah
أ َ ْو َالدَ ُك
ِ Saw
ُض ِرب
َ bersabda:
kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia
َُوفَ ِ ّرق
َاج ِع
وا بَ ْينَ ُه ْم فِي ا ْل َمضmenuِ bagaimanakah
sukai.’ Seseorang bertanya; ‘Ya Rasulullah,
rut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai
ََحدَّثَنَا ا ْلق
ْ س ٍار ع
َسلَ ْي َمان
َ َنyang
شهَا
‘ ْعنَ ِب ُّي ع َْنApabila
َّ ع ْب ِد
ٍ َمالِكberkata:
َب ِْن يucapkan?
ِ ع َْن اب ِْنSaw
َsaya
ُ ب ‘ع َْن
ِاَّلل
ٍRasulullah
dengan
benar
padanya,
ْ َ َل كَانَ ا ْلفmaka
ُض ُل ْبن
علَ ْي ِه
َ ُاَّلل
ص
سو ِل
ِيف
ع َّب
َ ada
اس قَا
ع
َ ب ِْن
َّ apa َّلىyang
َ اَّلل
ٍ itu
ٍ َّبberarti
ُ َرbicarakan
َ اس َرد
ِ َّ kamu
kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan
ُ ظ ُر إِلَ ْيهَا َوتَ ْن
ُ ض ُل يَ ْن
ْ َست َ ْفتِي ِه فَ َجعَ َل ا ْلف
ُسلَّ َم فَجَا َءتْه
إِلَ ْي ِهtidak
ظ ُر
ْن َخثْعَ ٍمtelah
ام َرأَةٌ ِم
ْ َ تkamu
َ َو
ْ membuat-buat
itu
ada padanya,
maka berarti
َف َوجْ هَ ا ْلف
kebohongan
ْ terhadapnya.”
ّ ِ ض ِل إِ َلى ال
علَ ْي ِه
َ ُاَّلل
ص َّل
اَّلل
س
َّ – ىNo
َ hadis
َسلَّ َم ي
َ َوMuslim
ُ فَ َجعَ َل َر
ُ (ص ِْرHR.
ِ َّ و ُل4690)
ِ ّشق
Hadis tersebut di atas menggambarkan
dialog antara
علَى ِعبَا ِد ِه فِي ا ْل َح ّجِ أَد َْركَتْ أ َ ِبي
َ ِاَّلل
َّ َاَّللِ إِنَّ فَ ِريضَة
َّ سو َل
ُ ْاْل َخ ِر فَقَالَتْ يَا َر
Rasulullah Saw dengan para sahabat. Dalam dialog terseَنَعَ ْم َوذsahabat
ِلكَ فِيpara
ع ْنهُ قَا َل
َ ُّجmemang
احلَ ِة أ َ َفأ َ ُح
علَى
َ ََ ِطي ُع أ َ ْن يَثْبُتjawabannya
ست
ش
َ
ِ الر
ْ َيرا َال ي
but,
َّ menyandarkan
ً ْي ًخا َك ِبkepada Allah dan Rasulullah. Ringkasnya, dari dialog
َاع
دtersebut
َح َّج ِة ا ْل َو
ِ
setidaknya membuka cakrawala berpikir para sahabat. Hal
ini berbeda jika beliau langsung menjelaskan materi yang
diinginkannya tanpa adanya pertanyaan.
6. Pendidikan Seks
Agama Islam sangat memperhatikan persoalan seks
yang tujuannya adalah menyeimbangkan pertumbuhan sehingga pembentukannya sesuai dengan tabiat yang telah
diciptakan Allah dan fitrah yang telah ditakdirkannya.42
Dengan kata lain, keseimbangan dalam segala hal merupakan salah satu bagian dari karakter Islam yang istimewa.
42Ibid, hlm. 61
88
َ ُالر َفا ِع ُّي ُم َح َّمدُ ْبنُ يَ ِزيدَ َحدَّث َ َنا ُم َح َّمدُ ْبنُ ف
ض ْي ٍل ع َْن ا ْل َو ِلي ِد
ّ ِ َحدَّثَنَا أَبُو ِهش ٍَام
صلَّى
َ ب ِْن
َّ سو ُل
َّ ع ْب ِد
َ ِاَّلل
ُ اَّللِ ب ِْن ُج َمي ٍْع ع َْن أَبِي ال ُّطفَ ْي ِل ع َْن ُحذَ ْيفَةَ قَا َل قَا َل َر
AL-AFKAR,
ُسلَّ َم َال تَتُونُوا إِ َّمعَةً تَق
َّسنَ الن
َولُونPeradaban
وإِ ْن َظلَ ُمواJurnal
َ ُاَّلل
َّ
َ ْاس أَح
َ ْإِ ْن أَحdan
َ علَ ْي ِه َو
َ سنَّا
ُKeislaman
Vol. 3, No. 1, April 2014
سا ُءوا َف َال
ِ ْاس أ َ ْن تُح
َ َ سنُوا َوإِ ْن أ
َ ْس ُت ْم إِ ْن أَح
َ َُظلَ ْمنَا َولَ ِت ْن َو ِ ّطنُوا أ َ ْنف
ُ َّسنَ الن
َ ٌسن
ٌ سى َهذَا َحد
يب َال نَ ْع ِرفُهُ إِ َّال ِم ْن َهذَا ا ْل َوجْ ِه
َ ِيث َح
َ ت َ ْظ ِل ُموا قَا َل أَبُو ِعي
ٌ غ ِر
­Dorongan seksual yang telah diciptakan Allah dalam diri
َ َحدَّث
ُبَةُ َوا ْبنُ حُجْ ٍر قَالseluruh
ُنَا يَحْ يَى ْبنhid َْن ا ْلعَ َال ِءmenjadi
س َم ِعي ُل ع
وا َحدَّث َ َنا
وب َوقُت َ ْي
ْ ِإsebab
َ ُّأَيmakhluk
manusia
kelangsungan
up. َون
Allah
َّه َُري َْرةَ أَنmelakukan
َل أَتَد ُْرmenjadikan
س َّل َم َقا
َ ُاَّلل
ص َّلى
أ َ ِبي ِه ع َْن أ َ ِبيhal
ع َْن
َّ masa
َّ سو َل
َ tertentu
َ ع َل ْي ِه َو
ُ َرuntuk
ِاَّلل
ini agar manusia dapat melanjutkan generasi/keturunan.
َُما ا ْل ِغيبَةُ قَال
قَا َل ِذك ُْركَ أ َ َخاكَ ِبkaidah-kaidah
سولُهُ أ َ ْعلَ ُم
إِ ْنAgama
َقِي َل أ َ َف َرأَيْتIslam
َّ واagar
ُ َما يَت َْرهmemberikan
ُ اَّللُ َو َر
orang
َ كَانَ فِي أ
َتَقُو ُل فpenyimpangan
tua ِهmenjaga
إِ ْن َل ْم يَت ُْن فِيanaknya
قَ ْد ا ْغتَ ْبتَهُ َوdari
ُل قَا َل إِ ْن كَانَ فِي ِه َماseksual.
ِخي َما أَقُوDiantaranya adalah:
َُف َق ْد بَ َهتَّه
a. Memisahkan tidur anak
َس َّو ٍار أ َ ِبي ح َْم َزة
ْ َحدَّثَنَا ُم َم َّم ُل ْبنُ ِهش ٍَام َي ْع ِني ا ْل َي
ْ ي َحدَّثَنَا ِإ
َ س َم ِعي ُل ع َْن
َّ شت ُِر
صي َْر ِف ُّي ع َْن ع َْم ِرو
َّ َاودَ أَبُو ح َْم َزةَ ا ْل ُم َز ِن ُّي ال
َ َاود َوه َُو
ُ ار ْبنُ د
ُ قَا َل أَبُو د
ُ س َّو
سلَّ َم ُم ُروا
َ ُاَّلل
ُ ب ِْن
َّ صلَّى
َّ سو ُل
َ ِاَّلل
َ علَ ْي ِه َو
ُ ب ع َْن أ َ ِبي ِه ع َْن َج ِدّ ِه قَا َل قَا َل َر
ٍ ش َع ْي
ْ س ِنينَ َوا
عش ٍْر
َ علَ ْيهَا َو ُه ْم أ َ ْب َنا ُء
َ ض ِربُو ُه ْم
ِ سب ِْع
َ أ َ ْو َالدَ ُك ْم ِبالص ََّال ِة َو ُه ْم أ َ ْبنَا ُء
َاج ِع
ِ َوفَ ِ ّرقُوا بَ ْينَ ُه ْم فِي ا ْل َمض
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Mu`ammal bin
ْ َحدَّثَنَا ا
َ َْنAl-Yasykuri
س ٍار ع
بع
لقَ ْعنَبِ ُّيIsma’il
َّ ع ْب ِد
ٍع َْن َمالِكkami
ِ ع َْن اب ِْنkepada
َ َمانَ ب ِْن يtelah
ُ َْنmenceritakan
ِاَّلل
َ سلَ ْي
ٍ شهَا
Hisyam
َ َل كَانَ ا ْلفDia
dari
ْ Dawud;
اس
علَ ْي ِه
َ Sawwar
اَّلل
س
َ ُنAbu
ض ُل ْب
اس قَا
َ ب ِْن
َّ ص َّلى
َ Abu
َّعب
ٍ َّعب
ٍ adalah
ُ ِيف َر
َ َردberkata
ِ َّ و ِلHamzah
ُاَّلل
Sawwar
bin
Dawud
Abu
Hamzah
Al-Muzani
Ash-Shairafi
ُ ظ ُر إِلَ ْيهَا َوتَ ْن
ُ ض ُل يَ ْن
ْ َست َ ْفتِي ِه فَ َجعَ َل ا ْلف
ظ ُر إِلَ ْي ِه
ْ َ ام َرأَةٌ ِم ْن َخثْعَ ٍم ت
َ َو
ْ ُسلَّ َم فَجَا َءتْه
dari Amru bin Syu’aib dari Ayahnya dari Kakeknya dia berَعل
ْ َوجْ هَ ا ْلفSaw
ّ ِ ى الRasulullah
ض ِل إِ َل
َ ُاَّلل
سو
َّ ص َّلى
َ اَّلل
َسلَّ َم ي
َ ْي ِه َوPerintahkanlah
ُ فَ َجعَ َل َر
َ ف
ُ ص ِْر
ِ َّ ُلanak-anak
kata;
bersabda:
ِ ّشق
kalian
َ فَ ِريضَةapabila
َْاْل َخ ِر فَقَال
َّاَّللِ إِن
َْركَتْ أَبِيuntuk
ا ْل َح ّجِ أَدmelaksanakan
علَى ِعبَا ِد ِه فِي
َ ِاَّلل
س
َّ shalat
َّ و َلsudah
ُ تْ يَا َرmencapai
umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuع ْنهُ قَا َل نَعَ ْم َوذَ ِلكَ فِي
َ احلَ ِة أ َ َفأ َ ُح ُّج
علَى
َ َستَ ِطي ُع أ َ ْن يَثْبُت
َ
ِ الر
ْ َيرا َال ي
َّ apabila
ً ش ْي ًخا َك ِب
luh
tahun maka pukullah
dia
tidak melaksanakannya,
َح َّج ِة
dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya.” (HR.
ِ ا ْل َودَاعAbu
Daud – No Hadis 418)
Mengutip pendapat Suwaid, anak berumur 10 tahun harus dipisahkan, antara anak laki-laki dan perempuan. Menurutnya anak laki-laki dan perempuan harus
dipisahkan dan tidak boleh tidur dalam satu selimut. Jika
tidur dalam satu ranjang yang sama, maka harus dengan
selimut yang berbeda. Lebih utama adalah dijauhkan/
dipisahkan antara keduanya.43
Tidur dalam satu selimut atau ranjang menyebab43Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Mendidik Anak Bersama Nabi, Panduan
Lengkap Pendidikan Anak Disertai Teladan Kehidupan Para Salaf, terj. (Solo: Pustaka Arafah, 2004), hlm. 387
صلَّى
َّ سو ُل
َّ ب ِْن َع ْب ِد
َ ِاَّلل
ُ اَّللِ ب ِْن ُج َمي ٍْع ع َْن أ ِبي ال ُّطفَ ْي ِل ع َْن ُحذَ ْيفَة قَا َل قَا َل َر
سنَّا َو ِإ ْن َظلَ ُموا
َّ
َ ْاس أَح
َ ْسلَّ َم َال تَتُونُوا ِإ َّمعَةً تَقُولُونَ ِإ ْن أَح
َ اَّللُ َعلَ ْي ِه َو
ُ َّسنَ الن
سا ُءوا َف َال
َ َاس أَ ْن تُحْ ِسنُوا َو ِإ ْن أ
َ ْس ُت ْم ِإ ْن أَح
َ َُظلَ ْمنَا َولَ ِت ْن َو ِ ّطنُوا أَ ْنف
ُ َّسنَ الن
Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu
َسى َهذ
ٌ ا َحدWahidi,
يب َال نَ ْع ِرفُهُ إِ َّال ِم ْن َهذَا ا ْل َوجْ ِه
س
تَ ْظ
ُ ِل ُموا قَا َل أَب89
َ ِيث َح
َ و ِعيM.A.
ٌ نٌ َغ ِرRidhoul
س َم ِعي ُل ع َْن ا ْلعَ َال ِء
ْ ِوب َوقُتَ ْيبَةُ َوا ْبنُ حُجْ ٍر قَالُوا َحدَّثَ َنا إ
َ َُّحدَّثَنَا يَحْ يَى ْبنُ أَي
kan
seksual َّ anak
dan tumbuh cepat seَسلَّ َم َقا َل أ
َتَد ُْرونnaluri
صلَّى
َّ سو َل
َ timbul
َ اَّللُ َعلَ ْي ِه َو
ُ ع َْن أَ ِبي ِه ع َْن أَ ِبي ه َُري َْرةَ أَنَّ َر
ِاَّلل
hingga menimbulkan berbagai indikasi penyimpangan
سولُهُ أَ ْعلَ ُم قَا َل ِذك ُْركَ أَ َخاكَ ِب َما َيت َْر ُه ِقي َل أَ َف َرأَيْتَ ِإ ْن
َّ َما ا ْل ِغي َبةُ قَالُوا
ُ اَّللُ َو َر
seksual.
b. Menundukkan
تَ ْبتَهُ َوإِ ْن َل ْم يَت ُْن فِي ِهpandangan
َما تَقُو ُل فَقَ ْد ا ْغdan
َانَ فِي ِهmemelihara
ا أَقُو ُل قَا َل إِ ْن كaurat
كَانَ فِي أَ ِخي َم
Pandangan merupakan pintu bagi anak untuk meَفَقَ ْد ب
lihat dunia luar. Apa yang dilihat dan disaksikanُ َهتَّهakan
tertanam dalam jiwa dan benak anak. Rasulullah Saw
َس َّو ٍار أَ ِبي َح ْم َزة
ََّي َحدَّثَنanak
ْ ْل َيdibiasakan
ي ُل ع َْنsejak
س َم ِع
شت ُِر
نُ ِهش ٍَام َي ْع ِني اmenundukَحدَّثَنَا ُم َم َّم ُل ْب
ْ ا ِإdini
َ agar
mengajarkan
kan
َع ْم ِروpandangan
صي َْرفِ ُّي ع َْن
ُم َزنِ ُّيmenutup
أَبُو َح ْم َزةَ ا ْلaurat.
َ ْبنُ د َُاودMemberikan
ار
قَا َل أَبُو
َّ الdan
َ د َُاود َوه َُوpemaُ س َّو
haman kepada mereka bahwa Allah selalu mengawasi seَاَّللُ َعل
ُم ُرواgerak
سلَّ َم
صلَّى
سو ُل
أَبِي ِه ع َْن َج ِدّ ِه قَاSaw
ب ع َْن
شعَ ْي
ُ ب ِْن
َّ yang
َّ dilakukan.
َ ِاَّلل
َ ْي ِه َوgerik
ُ َل قَا َل َرRasulullah
ٍ pernah
gala
memalingkan
ْ َواmelihat
َسب ِْع ِسنِين
هَا َو ُه ْم أَ ْب َنا ُء َعش ٍْرwajah
و ُه ْم َعلَ ْيsebab
ُه ْم أَ ْبنَا ُءbin
ََّال ِة َوAbbas
دَ ُك ْم بِالصberأَ ْو َال
ُض ِرب
َ Fadhl
tatapan dengan gadis dari Khats’am saat meminta
fatwa
َاج ِع
َوفَ ِ ّرقُوا بَ ْي َن ُه ْم فِي ا ْل َمض
ِ
kepada beliau.
َّ س ٍار ع َْن َع ْب ِد
َ َسلَ ْي َمانَ ب ِْن ي
ُ ب ع َْن
ِاَّلل
ٍ َحدَّثَنَا ا ْلقَ ْعنَبِ ُّي ع َْن َمالِكٍ ع َْن اب ِْن ِشهَا
ْ َاس قَا َل كَانَ ا ْلف
اَّللُ َعلَ ْي ِه
َّ ص َّلى
َ اَّلل
ٍ َّض ُل ْبنُ َعب
ٍ َّب ِْن َعب
ُ ِيف َر
َ اس َرد
ِ َّ سو ِل
ْ َستَ ْفتِي ِه فَ َجعَ َل ا ْلف
ض ُل يَ ْن ُظ ُر إِلَ ْيهَا َوتَ ْن ُظ ُر إِلَ ْي ِه
ْ َسلَّ َم فَجَا َءتْهُ ا ْم َرأَةٌ ِم ْن َخثْعَ ٍم ت
َ َو
ْ َف َوجْ هَ ا ْلف
ّ ِ ض ِل إِ َلى ال
َّ ص َّلى
َ اَّلل
َ اَّللُ َعلَ ْي ِه َو
ُ َف َجعَ َل َر
ُ سلَّ َم يَص ِْر
ِ َّ سو ُل
ِ ّشق
اَّللِ َعلَى ِعبَا ِد ِه فِي ا ْل َح ّجِ أَد َْركَتْ أَ ِبي
َّ سو َل
َّ َاَّللِ ِإنَّ فَ ِريضَة
ُ ْاْل َخ ِر َف َقا َلتْ يَا َر
احلَ ِة أَ َفأ َ ُح ُّج َع ْنهُ قَا َل نَ َع ْم َوذَ ِلكَ ِفي
َ
ِ الر
ْ يرا َال َي
َّ ستَ ِطي ُع أَ ْن َيثْبُتَ َعلَى
ً ش ْي ًخا َك ِب
َاع
ِ َح َّج ِة ا ْل َود
Artinya: “Telah menceritakan kepada Kami Al Qa’nabi, dari
Malik dari Ibnu Syihab dari Sulaiman bin Yasar dari Abdullah
bin Abbas, ia berkata; Al Fadhl bin Abbas pernah membonceng Rasulullah Saw, kemudian datang seorang wanita dari
Khats’am yang bertanya kepada beliau; dan Al Fadhl melihat
kepadanya, dan wanita tersebut melihat kepadanya. Kemudian Rasulullah Saw memalingkan wajah Al Fadhl ke sisi yang
lain. Wanita tersebut berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya
kewajiban yang Allah bebankan kepada para hambaNya untuk melakukan haji telah menjumpai ayahku yang tua renta,
dan tidak mampu untuk duduk di atas kendaraan. Apakah
aku boleh berhaji untuknya? Beliau mengatakan: “Ya.” Dan
90
AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban
Vol. 3, No. 1, April 2014
hal tersebut di saat terjadinya haji wada.” (HR. Abu Daud –
No Hadis 1544)
Menundukkan pandangan terhadap aurat lawan jenis merupakan pengamalan perintah Allah Swt.
Artinya: ”Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
“Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka
perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau
Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu
Ridhoul Wahidi, M.A.
91
putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki
mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau puteraputera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam,
atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)
atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung.” (Qs. al Baqarah: 30-31)
C. Analisis Konsep-konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu
Konsep-konsep dasar pendidikan Islam terpadu merupakan
konsep utuh dan terintegral untuk membangun peradaban masa
mendatang yang cerah sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan sunnah. Sehingga Islam menjadi barometer pendidikan di Dunia Islam
Khususnya dan manusia umumnya.
Aspek internal dalam konsep pendidikan Islam terpadu dalam
bidang aqidah menekankan pada aspek keyakinan kepada Allah.
Ketika keyakinan ini ditanamkan pada peserta didik sejak dini
maka keyakinan tersebut akan mengakar dan berdampak pada kedekatakan/taqarrub kepada Allah dalam segala kondisi. Sebaliknya,
ketika keyakinan ini tidak dikenalkan bahkan tidak ditanamkan
sejak dini, maka dampaknya adalah adanya sikap dangkal terhadap
tuhan, selain itu munculnya kurang keyakinan siapa sebenarnya Tuhan yang menciptakannya.
Aspek kedua adalah pendidikan hati. Pendidikan hati
penekanannya pada potensi jiwa agar peserta didik senantiasa dekan
dengan penciptanya, cenderung kepada yang baik dan tidak cenderung kepada hal buruk. Sebaliknya jika peserta didik tidak ditekankan kepada pendidikan hati ini, maka dampaknya adalah perkataan,
sikap, dan prilakunya akan kotor bahkan berkarat.
Pada Aspek eksternal pendidikan akhlak memiliki peran sentral karena akhlak menjadi simbol dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Saat anak dididik dengan akhlakul karimah, maka akhlak
tersebut akan terus dilaksanakan dan diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari baik kepada, teman sejawat, orang tua, bahkan dalam ke-