68 AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban Vol. 3, No. 1, April 2014 Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang ­Agama dan Diklat Keagamaan, 2003, Cet. III Priyatno, Drs. Ermawanti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT RinekaCipta, 1999), Cet. I Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Ardadizya Jaya, 2000) Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pemeblajaran; untuk Membantu MemecahkanProblematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: CV. Alfabet, 2004) Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV. Alfabet, 2000) Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 1995) Tulus Tu’u, Peran Disiplin terhadap Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2004) Undang-undang RI. No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, (Bandung: Citra Umbara, 2003) Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu Ridhoul Wahidi, M.A. Kaprodi ilmu al-Qur’an & Tafsir Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universtas Islam Indragiri (UNISI) Tembilahan Riau Abstark Pendidikan Islam terpadu merupakan tipe atau model pendidikan yang utuh menyeluruh (syumul), integral, bukan parsial. Konsep-konsep Pendidikan Islam terpadu dibagi menjadi dua aspek besar. Aspek internal meliputi bidang aqidah dan pendidikan hati. Aspek berikutnya adalah eksternal yang meliputi akhlak, jasmani dan rohani, sosial, intelektual, dan seks. Konsep-konsep tersebut menjadi dasar pendidikan Islam terpadu yang kemudian dapat dikembangkan dan dipadukan demi terwujudnya pendidikan yang integral sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan Sunnah Rasul dan tercapainya baldatun tayyibatun ghofur. Key Words: Konsep Dasar, Pendidikan Islam, Terpadu A. Pendahuluan Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang memiliki dua dimensi yaitu dimensi ruhani dan material. Manusia pada sisi materi dituntut agar dapat mempertahankan keberlangsungan hidup di dunia. Pada sisi lain, ia juga dituntut mempertahankan sisi ruhaninya, agar ada keseimbangan, tidak berlebihan pada sisi materi atau sisi ruhaninya.1 Untuk menyeimbangkan dua dimensi di atas manusia berusaha untuk melakukan segala hal yang dianggap penting demi menjaga dua dimensi tersebut agar tidak berubah dari fungsinya. Salah satu caranya adalah melalui pendidikan Islam,2 yang mana pendidikan ini dapat membantu manusia mengembangkan potensi-potensi yang 1 Kholil al Masawi. Bagaimana Membangun Kepribadian Islam Sejati. (Jakarta : lentera. 2002), hlm. 65 2 Pendidikan Islam diartikan sebagai proses membimbing dan mengarahakan pertumbuhan dan perkerbangan anak didik agar menjadi manusia dewasa sesuai tujuan pendidikan Islam;menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentak manusia yang berkepribadian dan berbudi luhur menurut ajaran islam. Baca lebih lanjut, M, Arifin. Ilmu Pendidikan Islam;Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. (Jakarta: Bumi Aksara. 2003), hlm. 29 70 AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban Vol. 3, No. 1, April 2014 dimilikinya terkondisi secara maksimal. Disisi lain, agar pendidikan Islam tidak terjebak pada sikap menutup diri, eksklusif yang berakibat ketinggalan zaman atau membukakan diri dengan resiko dapat kehilangan jati diri atau kepribadian, maka kaum Muslimi harus kembali melihat pada dasar-dasar ajarannya. Pendidikan Islam dengan begitu harus disandarkan pada telaah filosofis antropologis, yang menjadikan al-Qur’an dan al-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas sebagai dasarnya. Pentingnya melihat aspek filosofis antropologis yang berdasar pada sumber hukum Islam ini, dengan pertimbangan karena melihat situasi dan kondisi sosiologis yang sedang mengalami pergeseran nilai pada setiap ruas dan sendi kehidupan manusia, termasuk nilainilai budaya yang mulai tercerabut dari akarnya. Nilai sosial yang banyak terilhami oleh rembesan pergaulan bebas dari dunia Barat lewat berbagai tindakan propagandis, nilai ekonomi yang sudah cenderung pada sistem kapitalis dan bahkan pergeseran nilai-nilai kemanusiaan yang lain. Pada era globalisasi seperti saat ini para peserta didik menghadapi berbagai masalah global yang membentur dunia masa kini dengan dunia masa depan.3 Kehidupan seperti saat ini sangat berpengaruh pada kebiasaan dan sikap peserta didik dalam bidang agama, karena jika sikap peserta didik itu tidak diarahkan dan dikembangkan dalam nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam maka akan sangat mustahil peserta didik dapat menyerap ilmu yang didapat dalam jenjang pendidikan sekolah akan diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya dalam agama Islam telah ada peta konsep dasar pendidikan Islam terpadu, dimana konsep dasar tersebut belum diaplikasikan secara maksimal. Pada tulisan ini, penulis mencoba mengurai konsep-konsep dasar pendidikan Islam terpadu dalam bingkai susunan makalah. Penulis membagi menjadi dua aspek be3 Benturan antara dunia masa kini dengan dunia masa depan sekarang ini membawa dampak kepada : (a) kemajuan IPTEK dalam bidang informasi serta inovasi-inovasi baru didalam teknologi yang mempermudah kehidupan manusia, (b) kehidupan masyarakat yang semakin kompetitif, (c) meningkatnya kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia serta kewajiban dalam kehidupan bersama. Baca lebih lanjut, Fathimah, Psikologi Perkembangan;Perkembangan Peserta Didik. (Bandung : Pustaka Setia, 2006), hlm. 168 Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu Ridhoul Wahidi, M.A. 71 sar. Aspek pertama adalah internal, meliputi aqidah dan pendidikan hati. Aspek kedua adalah eksternal, diantaranya akhlak, pendidikan jasmani, pendidikan sosial, pendidikan akal, dan pendidikan seks. Konsep-konsep tersebut dapat diaplikasikan dan dapat diterapkan dalam dunia pendidikan Indonesia sebagai solusi kongkrit demi terwujudnya baldatun tayyibatun wa rabbul ghafur dan sesuai dengan Undang undang dasar Negara ini.4 B. Pembahasan 1. Pengertian Pendidikan Islam Ada tiga istilah yang umum digunakan dalam pendidikan Islam, yaitu al-tarbiyah, al-ta’lim, dan al-ta’dib. Tarbiyah mengandung arti memelihara, membesarkan dan mendidik yang ke dalamnya sudah termasuk makna mengajar atau ‘allama-yu’allimu.5 Berangkat dari pengertian ini tarbiyah6 didefinisikan sebagai proses bimbingan terhadap potensi manusia (jasmani, ruh dan akal) secara maksimal agar dapat menjadi bekal dalam menghadapi kehidupan dan masa depan. Ta’lim mengandung arti pengajaran yaitu mencerdaskan otak manusia. At-ta’dib mengandung arti pendidikan yang bersifat khusus yaitu memperluas adab kesopanan dan mempertinggi akhlak. Ahmad Tafsir mengartikan pendidikan Islam dengan 4 Bangsa Indonesia telah merdeka 68 tahun yang lalu (1945-2013). Citacita dan tujuan para pendiri bangsa ini tidak hanya merdeka dari penjajahan fisik tapi merdeka dari kebodohan. Untuk merealisasikan hal tersebut, para pendahulu Negara ini mencantumkan tentang pentingnya mencerdaskan bangsa ke dalam Undang undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada alenia ke empat, “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan Kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia…”. 5 Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. (Bandung: Remaja Rosdakarya, cet.5), hlm. 109 6 Tarbiyah dari kata Rabb atau Rabba mengacu kepada Allah sebagai Rabb al alamin. Hal ini dapat mengandung pengertian bahwa terdiri dari empat unsur. Pertama, menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa (baligh); Kedua, mengembangkan seluruh potensi; Ketiga, mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan; dan Keempat, dilaksanakan secara ­bertahap. 72 AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban Vol. 3, No. 1, April 2014 bimbingan­yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai ajaran Islam. Dengan kata lain, pendidikan Islam menurutnya adalah bimbingan terhadap seseorang agar ia menjadi muslim secara maksimal (kaffah).7 2. Pengertian Pendidikan Islam Terpadu Istilah “terpadu” dalam sistem pendidikan dimaksudkan sebagai penguat bagi Islam itu sendiri. Maksudnya, Islam yang utuh menyeluruh (kaffah) integral bukan parsial. Artinya pendidikan tidak hanya berorientasi pada satu aspek saja. Sistem pendidikan yang ada harus memadukan unsur pembentukan sistem pendidikan yang unggul. Islam memandang pendidikan sebagai sesuatu yang identik dan tidak terpisahkan dari asal mula penciptaan manusia. Manusia itu sendiri yaitu jasad, ruh, intelektualitas. Dengan demikian, pendidikan dalam pandangan Islam meliputi tiga aspek yang tidak dapat dipilah-pilah yang meliputi pendidikan jasad, pendidikan ruh, dan pendidikan intelektualitas. Ketiga bentuk pendidikan tersebut tidak mungkin dan tidak akan dibenarkan pemilahannya dalam ajaran Islam. Sebagaimana telah dijelaskan, pendidikan berhubungan langsung dengan komposisi kehidupan manusia. Memilah-milah pendidikan manusia berarti memilah- milah kehidupannya. Secara fundamental, pendidikan Islam terpadu berupaya menginternalisasikan nilai-nilai Islam (ruh Islami, jiwa Islam) melalui proses pendidikan Islam ke dalam seluruh aspek pendidikan. Tujuan utamanya adalah memadukan nilai-nilai sains dan teknologi dengan keyakinan, kesalehan dalam diri peserta didik. 3. Prinsip-Prinsip Umum Pendidikan Islam Melihat pembahasan ini sangat luas, penulis membatasi pada prinsip-prinsip umum yang mendasari tujuan, kurikulum, metode, murid dan guru, lingkungan dan evaluasi pendidikan Islam. Tujuannya adalah mampu mendeskripsikan prinsip-prinsip umum pendidikan Islam tersebut. a. Visi Pendidikan Islam Pendidikan Islam yang dilakukan Rasulullah di Makkah 7 Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. (bandung : Remaja Rosda karya,1994), hlm.32 Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu Ridhoul Wahidi, M.A. 73 kepada para sahabat pada saat itu bertujuan membina pribadi Muslim agar menjadi umat yang berjiwa kuat dan menjadi masyarakat Islami, pendakwah (muballigh), dan pendidik yang baik.8 Kemudian setelah hijrah, pendidikan Islam mengalami perkembangan dan diarahkan, disamping membentuk kader Islam, juga diarahkan membina aspek aspek kemanusiaan dalam menjaga dan mengelola kesejahteraan alam ini.9 Visi dari pendidikan Islam adalah sesuai dengan tujuan hidup manusia,10 sebab pendidikan hanyalah sebagai media yang digunakan oleh manusia untuk memelihara keberlanjutan hidup, baik sebagai individu maupun masyarakat. Ada beberapa prinsip yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam, diantaranya adalah universal,11 keseimbangan dan kesederhanaan, kejelasan, realisme dan realisasi, dan dinamisme.12 b. Kurikulum Pendidikan Islam Kurikulum merupakan bidang kajian ilmiah yang bisa dikatakan baru ada pada awal abad ke 20.13 Pada awalnya kurikulum pendidikan Islam hanya berkisar pada bidang tertentu dan ilmu-ilmu agama mendominasi dilembaga formal. Pada 8 Abudin Nata (ed.). Sejarah Pendidikan Islam, Pada Periode Klasik dan Pertengahan. (Jakarta: Rajawali Press. 2004 ), hlm. 11 9 Ibid, hlm. 11. Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam karya Abudin Nata, beliau menjelaskan visi pendidikan Islam sesungguhnya melekat pada visi ajaran Islam itu sendiri yang terkait dengan visi kerasulan Nabi Adam sampai kerasulan Muhammad Rasulullah Saw, yakni membangun sebuah kehidupan manusia yang patuh dan tunduk kepada Allah serta membawa rahmat bagi seluruh alam. Lebih lanjut baca, Abudin Nata. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Gaya Media Pratama. 2005), hlm. 30 10Hal ini tercermin dalam surat al An’am ayat 162. 162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. 11Prinsip pendidikan Islam bersifat menyeluruh dan tidak kaku (rigid). Baik dalam pandangannya terhadap agama, manusia, masyarakat dan kehidupan. Agama Islam berusaha membina individu sebagaimana ia membina masyarakat dan menghargainya sekaligus. Dengan demikian, pendidikan Islam tidak ­bersifat ekslusif. 12Abudin Nata (ed.). Sejarah Pendidikan Islam, hlm.11 -14 13G. A. Beuchamp. Curriculum Theory. (Wilmeter: The Kagg Press, 1968), hlm. 26 74 AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban Vol. 3, No. 1, April 2014 perkembangannya kurikulum semakin meluas dan dampaknya adalah diperlukannya prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar penyusunan kurikulum pendidikan Islam. Diantaranya adalah ruh Islamiyah, universal, keseimbangan, sesuai dengan perkembangan psikologi, dan memperhatikan lingkungan ­sosial.14 c. Metode Pendidikan Islam Metode merupakan hal terpenting dalam proses ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik. Sehingga terjadi proses internalisasi dan pemilikan ilmu oleh peserta didik. Pentingnya metode mengharuskan pendidik memahami proses belajar mengajar dan metodenya serta memahami syarat-syarat berlakunya proses belajar, juga prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar bagi teori-teori dalam proses belajar mengajar. Setidaknya ada empat prinsip yang harus diketahui dalam metode pendidikan Islam. Diantaranya adalah menjaga tujuan pelajaran, kesesuaian dengan psikologi anak, memelihara tahapan kematangan, dan partisipasi praktikal.15 d. Murid dan Guru dalam Pendidikan Islam Pola hubungan antara murid dan guru bukan sebagai ‘pengajar’, tapi lebih kepada ‘pembimbing’. Sebab seorang pembimbing lebih cenderung berfungsi sebagai fasilitator atau petunjuk jalan ke arah penggalian potensi peserta didik. Pola hubungan tersebut dapat diambil prinsip prinsipnya, yaitu humanistik,16 kesetaraan dan demokratis.17 e. Lingkungan Pendidikan Islam Poin ke lima ini menunjukkan pada situasi dan kondisi yang mengitari dan memiliki pengaruh terhadap perkemban14Abudin Nata (ed.). Sejarah Pendidikan Islam, hlm.16-17 15Abudin Nata (ed.). Sejarah Pendidikan Islam, hlm.18-19 16Dalam proses belajar mengajar dominasi tidak saja pada guru atau siswa, tapi lebih kepada proses keberlangsungan belajar dengan dasar dasar kemanusiaan. Mengajar dnegan kerendahan hati dan mengarahkan sesuai dengan kecenderungan anak didik. 17Dalam prinsip ini bukan guru yang menduduki posisi lebih tinggi dibandingkan murid, tapi antara guru dan murid berada dalam posisi yang sama memiliki kesederajatan dalam proses pembelajaran. Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu Ridhoul Wahidi, M.A. 75 gan pribadi peserta didik. Realitanya dalam lingkungan pendidikan Islam kondisi dan situasi yang digunakan untuk proses belajar mengajar adalah di Masjid, rumah, perpustakaan, kuttab, madrasah, dan Universitas. Lingkungan lingkungan tersebut berfungsi menunjang terjadinya proses belajar mengajar dengan aman, tertib, dan berkesinambungan.18 f. Evaluasi Pendidikan Islam Rangkaian akhir dari proses suatu pendidikan adalah evaluasi. Evaluasi dalam pendidikan Islam menggariskan tolak ukur yang serasi dengan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek dimaksud adalah membimbing manusia agar selamat di dunia dan jangka panjangnya adalah membimbing manusia untuk kesejahteraan di akhirat kelak. Dalam hal ini ada empat prinsip yang ditekan, yakni objektivitas, keadilan, kejujuran, dan keterbukaan.19 4. Konsep-konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu Pendidikan merupakan lembaga utama yang memiliki peranan penting dalam membangun dan menumbuhkembangkan peradaban. Maju mundurnya peradaban ditentukan oleh pendidikan. Bahkan peradaban dan kebudayaan umat ini tidak akan pernah muncul tanpa ada lembaga yang mengarahkan manusia ke arah tersebut. Lebih jauh, pendidikan tidak hanya membangun, tapi juga memberikan pola dan model terhadap peradaban itu sendiri. Alhasil, pola dan model yang berbeda akan menghasilkan bentuk dan model yang berbeda pula. Ketika pola pendidikan menggunakan pola sekuler, mau tidak mau akan menghasilkan dan melahirkan pendidikan sekuler. begitu pula dengan pendidikan Islam akan melahirkan peradaban Islami. Pendidikan Islam memiliki konsep-konsep dasar terpadu yang sebenarnya telah ada, namun belum teraplikasikan secara utuh. Konsep-konsep Pendidikan Islam terpadu yang dimaksud oleh penulis dibagi menjadi dua aspek besar. Aspek internal (aqidah dan pendidikan hati) dan aspek eksternal (akhlak, jasmani dan rohani, sosial, intelektual, dan seks) 18Abudin Nata (ed.). Sejarah Pendidikan Islam, hlm. 22 19Abudin Nata (ed.). Sejarah Pendidikan Islam, hlm. 23-26 76 AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban Vol. No. 1, April 3, 2014 a. Internal عتيدAspek لديه رقيب (قول إالal–Awamil ما يلفظ منal–Dhakhiliyyah) 1)Aqidah Secara etimologis (lughatan), aqidah berasal dari kata ًع ِق ْيدَة َ -ع ْقدًا َ – ُعقَدَ – يَ ْع ِقد َ yang berarti simpulan, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi ‘aqidah maka diartikan sebagai iman, kepercayaan dan keyakinan.20 Relَّ كَانَ النantara سلَّ َم ب َ ُاَّلل َُري َْرةَ قَا َلkata ‘أَبِي هaqdan ع َْنdan ‘aqidah adalah keyakinan itu َّ صلَّى َ بِ ُّيevansi َ علَ ْي ِه َو tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat اَّلل َّ اإلي َمانُ أَ ْن ت ُْم ِمنَ ِب ِ ْ اإلي َمانُ َقا َل ِ ْ َفأَتَاهُ ِجب ِْري ُل َف َقا َل َما dan mengandung perjanjian. Meminjam pendapatnya Hasَس ِل ِه َوت ُْم ِمن ِبا ْلبَعal-Banna ِه َو ُرdikutip ِْثsan َِو ِب ِل َقاك ُ yang Yunahar Ilyas, secara terminologis (isthilahan) yang dimaksud dengan aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.21 Aqidah merupakan pokok ajaran Islam yang berbicara tentang kepercayaan dan keyakinan yang tumbuh dan dibicarakan atas dasar ajaran agama Islam. Bisa dikatakan pula berkaitan dengan kepercayaan yang sesuai dengan kenyataan yang dikuatkan dengan dalil.22 Meminjam sistematika Hassan Al-Banna, ruang lingkup pembahasan aqidah adalah yang berkaitan dengan ilahiyat,23 nubuwat,24 ruhaniyat,25 dan sam’iyyat.26 Kesemua 20Syahminan Zaini. Kuliah Aqidah Islam. (Surabaya: Al-Ikhlas, t.t.h), hlm. 50. Baca juga Yunahar Ilyas. Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2007), hlm. 1 21Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, hlm. 1 22Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, hlm. 50 23Pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilah (Tuhan, Allah)seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, af’al Allah dan lainlain. 24Pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang Kitab-kitab Allah, mu’jizat, karamah dan lainlain. 25Pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti malaikat, jin, iblis, syaitan, roh dan lain sebagainya. 26Pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam’i (dalil naqliberupa al-Qur’an dan sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu يطلق على التوجيه والرقابة و دفع القوى العاملة إنّ ادارة هى اإلصطالحة الذى Ridhoul Wahidi, M.A. 77 الى العمل فى المنشأة kepada yang berkaitan dengan aqidah inibersumber al Qur’an dan sunnah, apa yang tercantum di dalamnya dan apa yang disampaikan Rasulullah wajib diimani, diyakini dan diamalkan. Adapun fungsi akidah adalah sebagai dasar, diibarat kan pondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi bangunan yang akan didirikan, harus semakin kokoh pondasi yang dibuat. Oleh karena itu, akidah merupakan hal yang paling utama sebagai pegangan dalam meyakini sesuatu. Pendidikan iman harus menjadi prioritas dalam لديه رقيب قول إالyang يلفظ من ما pengembangan peserta didik.عتيد Dengan imam benar akan memiliki sikap mental positif dan baik dalam kehidupannya. Nabi Muhammad Saw memberikan pendidikan keًع ِق ْيدَة َ -ع ْقدًا َ – ُعقَدَ – يَ ْع ِقد َ pada para sahabat dengan memberikan penjelasan bagaimana bentuk iman kepada Allah. اس َ ُاَّلل َّ صلَّى َ ع َْن أ َ ِبي ه َُري َْرةَ قَا َل كَانَ النَّ ِب ُّي َ علَ ْي ِه َو ِ َّسلَّ َم بَ ِارزً ا يَ ْو ًما ِللن اَّللِ َو َم َالكِ َتتِ ِه َو ُكت ُ ِب ِه َّ اإلي َمانُ أ َ ْن ت ُْم ِمنَ ِب ِ ْ اإلي َمانُ قَا َل ِ ْ فَأَتَاهُ ِجب ِْري ُل فَقَا َل َما ِس ِل ِه َوت ُْم ِمنَ ِبا ْل َبعْث ُ َو ِب ِل َقا ِك ِه َو ُر Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata, pada suatu hari, Rasulullah saw. muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang Jibril, kemudian bertanya: Apakah Iman itu? Rasulullah saw. menjawab: Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitabkitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya dan kepada hari berbangkit. (Hr. Muslim) Dari hadis tersebut dapat dipahami Nabi mengajarkan tentang tujuan pendidikan Islam. Tujuan pendidikan tersebut dalam bentuk iman kepada Allah, Malaikat, kitab, rasul, dan mempercayai hari kebangkitan. Pentingnya pendidikan iman perspektif Yusuf Qardhawi, iman merupakan benteng yang mampu menjaga seorang mukmin agar tidak berlaku kejahatan. Kehidupan yang lepas dari iman merupakan kehidupan yang tidak mengandung kebaikan, kemuliaan, dan tanda-tanda kiamat, surga neraka danalin sebagainya. 78 زي َدKonsep-Konsep َحدَّث َ َنا َجPendidikan ير ْبنُ ِهش ٍَام دُ َحدَّث َ َناTerpadu ع ْم ٌرو النَّا ِق َ َحدَّثَنَا ُ ِ َكثIslam ِ َ ْعفَ ُر ْبنُ بُ ْر َقانَ ع َْن يDasar Ridhoul Wahidi, M.A. َ ْن ْاْل79 َ ُاَّلل َّ َّسلَّ َم إِن َّ ص َّلى َ اَّلل َ َ ع َل ْي ِه َو ُ ص ِ ّم ع َْن أ َ ِبي ه َُري َْرةَ َقا َل قَا َل َر ِ َّ سو ُل َاَّلل ِ ب ُ ص َو ِر ُك ْم َوأ َ ْم َوا ِل ُت ْم َو َل ِت ْن يَ ْن ُ َال يَ ْن ظ ُر ِإ َلى ُقلُو ِب ُت ْم َوأ َ ْع َما ِل ُت ْم ُ ظ ُر ِإ َلى AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban Vol. 3, No. 1, April 2014 rasa kemanusiaan. Iman menjadi syarat utama dalam mencapai kesempurnaan (insan kamil), dan menjadi modal awal untuk mewujudkan prilaku yang saleh sesuai ajaran Islam. Iman memberikan ketentraman jiwa dan kedamaian tingkah laku. Karena semakin tinggi iman dan taqwa seseorang semakin tinggi pula sikap intelektual, sosial, dan lembah lembut. Selain itu, manusia yang beriman hatinya akan selalu dibimbing Allah, jiwanya tenang dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari. 2) Pendidikan Hati Pendidikan hati adalah bagian dari pembinaan rohani yang ditekankan pada upaya pengembangan potensi jiwa manusia agar senantiasa dekat dengan Allah, cenderung kepada kebaikan dan menjauhi keburukan.27 Berkaitan de­ ngan hal tersebut, Rasulullah Saw bersabda. ير ْبنُ ِهش ٍَام َحدَّثَ َنا َج ْعفَ ُر ْبنُ بُ ْر َقانَ ع َْن يَ ِزي َد ُ َِحدَّث َ َنا ع َْم ٌرو ال َّنا ِقدُ َحدَّث َ َنا َكث اَّلل َ ُاَّلل َّ ص َّلى َ اَّلل َ َ ب ِْن ْاْل َ ع َل ْي ِه َو ُ ص ِ ّم ع َْن أ َ ِبي ه َُري َْرةَ َقا َل قَا َل َر ِ َّ سو ُل َ َّ َّس َّل َم إِن ُ ص َو ِر ُك ْم َوأ َ ْم َوا ِل ُت ْم َو َل ِت ْن يَ ْن ُ َال يَ ْن ظ ُر ِإ َلى قُلُو ِب ُت ْم َوأ َ ْع َما ِل ُت ْم ُ ظ ُر ِإلَى Artinya: ”Telah menceritakan kepada kami ‘Amru An Naqid; شِير يَقُو ُل َس ِمعْتُ النُّ ْع َمانَ ْبنَ ب ِ َحدَّثَنَا أَبُو نُعَي ٍْم َحدَّثَنَا َزك َِر َّيا ُء ع َْن ع َ َام ٍر قَا َل ٍ Telah menceritakan kepada kami Katsir bin Hisyam; Telah ٌ ِيّنٌ َوا ْلح ََرا ُم بَ ِيّنkepada يَقُو ُلJa’far سلَّ َم ع َل ْي َ Burqan سو ُس ِمعْت َّ صلَّى َّ َلYazid َ dari َ ا ْلح ََال ُل بkami َ ِه َوbin َ Al ُ َرbin menceritakan ِاَّلل ُاَّلل Asham diaال َّنberkata; Rasulullah Sawَ مbersabda: َستَب َْرأ شبَّهَا َ Abu ى ا ْل ُمHurairah اس َف َم ْن اتَّ َق ير ِم ْن ِ dari ْ تا ِ ٌ ِشبَّهَاتٌ َال يَ ْع َل ُمهَا َكث ُ َوبَ ْي َن ُه َما “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, شكُ أ َ ْن ح َمى ُيوmelihat اعٍ َي ْرعhati ت ك ََر شبُهَا ُّ amal ع ِفي الkalian.” ِلدِي ِن ِه َو ِع ْر ِض ِهMuslim ِ dan ِ Allah ِ َى ح َْو َل ا ْل َ َ( َو َم ْن َوقHr. tetapi kepada –َّنNo َُار ُمه َّ يُ َواقِعَهُ أ َ َال َوإِنَّ ِل ُت ِ ّل َملِكٍ ِح ًمى أ َ َال إِنَّ ِح َمى َ اَّللِ فِي أَ ْر ِض ِه ِأ َ َال َوإHadis ِ مح4651) َسدُ ُكلُّهُ َوإِذ ْ س ِد ُم ُسدُ ُكلُّه ْصلَ َحت سدَ ا ْل َج سد ص َل َح ا ْل ضغَةً إِذَا فِي َ Allah َ menegaskan َ Hadis َ َفdiَْتatas َ َا فdipahami َ َجbahwa َ ا ْل َجbahwa Dia lebih menghargai hati yang bersih daripada bentuk ب أ َ َال َو ِه َي ُ ا ْلقَ ْلmuslim tubuh dan harta. Maka sebagai hamba Allah, tiap harus berusaha mendapatkan yang terbaik di mata Allah. » لُ ًقاmemiliki سنَ ُت ْم ُخ م ْن أ َ ْخيَ ِرsentral هللاsebagai صلى- ِاَّلل سو ُل َّ ‘nahkoda’ ِ َّ « إِن- وسلم َ ُْك ْم أَحposisi ُ قَا َل َر Hati dan عليه fungsi bagi tubuh dan pikiran. Rasulullah Saw bersabda. على َ ُ الصَّالة:ََب ِإلى هللاِ قَال َ ُّ ي ا ْل َع َم ِل أَح ُّ َ سأ َ ْلتُ النَّ ِب َّي صلى هللا عليه وسلم أ سبي ِل َ ا ْل ِجهادُ في:َي َقال ّ َ ث ُ َّم أ:َ ث ُ َّم ِب ُّر ا ْلوا ِلدَي ِْن قَال:َي قَال ّ َ ث ُ َّم أ:ََو ْقتِها َقال 27Bukhari Umar. Hadis Tarbawi. (Jakarta: Amzah,2012), hlm. 45 ِهللا َ وق ع َْن َ َحدَّثَنَا َّ ع ْب ِد ْ ع ْبدَانُ ع َْن أ َ ِبي َح ْم َزةَ ع َْن ْاْل َ ْع َم ِش ع َْن أ َ ِبي َوا ِك ٍل ع َْن َم ِاَّلل ٍ س ُر احشًا َو َال َ ُاَّلل َ ُاَّلل َ ب ِْن َّ صلَّى َّ ع ْم ٍرو َر ِض َي َ ع ْن ُه َما َقا َل لَ ْم يَت ُْن النَّ ِب ُّي ِ َسلَّ َم ف َ علَ ْي ِه َو سنَ ُت ْم أَ ْخ َالقًا َ ُْمتَفَ ِ ّحشًا َوكَانَ يَقُو ُل ِإنَّ ِم ْن ِخ َي ِار ُك ْم أَح شِير يَقُو ُل ِ َحدَّثَنَا أَبُو نُعَي ٍْم حَ دَّثَنَا َزك َِر َّيا ُء ع َْن ع َ َام ٍر قَا َل ٍ َس ِمعْتُ النُّ ْع َمانَ ْبنَ ب ٌس َّل َم يَقُو ُل ا ْلح ََال ُل بَ ِيّنٌ َوا ْلح ََرا ُم بَ ِيّن َ ُاَّلل َّ صلَّى َّ سو َل َ ِاَّلل َ ع َل ْي ِه َو َ ُ س ِمعْتُ َر َستَب َْرأ َ اس فَ َم ْن اتَّ َقى ا ْل ُم َ َوبَ ْينَ ُه َما ُم ِ شبَّهَا ْ تا ِ َّير ِم ْن الن ٌ ِشبَّهَاتٌ َال يَ ْعلَ ُمهَا َكث شكُ أ َ ْن ُّ ِلدِي ِن ِه َو ِع ْر ِض ِه َو َم ْن َوقَ َع ِفي ال ِ شبُهَا ِ ت ك ََراعٍ َي ْرعَى ح َْو َل ا ْل ِح َمى ُيو ََّار ُمهُ أ َ َال َوإِن َّ يُ َواقِعَهُ أَ َال َوإِنَّ ِل ُت ِّل َملِكٍ ِح ًمى أ َ َال إِنَّ ِح َمى ِ اَّللِ فِي أ َ ْر ِض ِه َمح ْ س ِد ُم ُسدُ ُكلُّه َ ْصلَ َحت َ ضغَةً إِذَا َ سدَ ا ْل َج َ َسدَتْ ف َ َسدُ ُكلُّهُ َوإِذَا ف َ ص َل َح ا ْل َج َ فِي ا ْل َج ب ُ أ َ َال َو ِه َي ا ْلقَ ْل Artinya: ”Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim Telah » سنَ ُت ْم ُخلُ ًقا َّ سو ُل َ ْ « إِنَّ ِم ْن أ َ ْخيَ ِر ُك ْم أَح- صلى هللا عليه وسلم- ِاَّلل ُ قَا َل َر menceritakan kepada kami Zakaria dari ‘Amir berkata; aku mendengar An Nu’man bin Basyir berkata; aku mendengar Rasulullah على َ ُbersabda: الصَّالة:َ“قَالYang َب ي ا ْل َع َم وسلمdan عليهyang صلى هللا النَّ ِب َّيjuga ُسأ َ ْلت َ ُّ ِل أَحsudah ِ ِإلى هللاhalal ُّ َ أjelas Saw haram suَ ث ُ َّم أ:َ(الsamar) dah سبي ِل دُ فيNamun ا ْل ِجها:َالdiantara ي َق ْلوا ِلدَي ِْن قَالada ِب ُّر اperkara ث ُ َّم:َي قَال َو ْق ِتها َق َ jelas. ّ َ ث ُ َّم أ:َkeduanya ّ syubhat yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka barangsiapa yang ِهللا menjauhi diri dari yang syubhat berarti telah memelihara agamanya dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang sampai jatuh َ وق ع َْن َواكِ ٍل عperkara-perkara ْاْل َ ْع َم ِش ع َْن أ َ ِبيsyubhat, ح َْم َزةَ ع َْنsungguh َانُ ع َْن أ َ ِبيdia ع ْبد َ seperti َحدَّثَنَا َّ ع ْب ِد ْ َْن َمpada ِاَّلل ٍ س ُر (mengerjakan) َّصل َالseorang احشًا َو َ ُاَّلل ْن ُه َما َقا َل لَ ْم يَت ُْن النَّ ِبternaknya ع َ ُاَّلل ٍروpinggir ع ْم َ ب ِْن َّ ىyang َّ َر ِض َيdi َ ُّيmenggembalakan ِ َم فpenggembala َ علَ ْي ِه َو َ َّسل ْم أ َ ْخ َالقًاakan سنَ ُت خ َي ِار ُك ْمke َانَ يَقُو ُل ِإنَّ ِمKetahuilah ُمتَفَ ِ ّحشًا َوك ِ ْنdalamnya. َ ْأَحjatuh jurang yang dikhawatirkan bahwa setiap raja memiliki batasan, dan ketahuilah bahwa baadalah ُ ُم َح َّمدُ ْبنyang َجدِّي ع َْنtasan ي ع َْنlarangan يس َحدَّثَنِي أ َ ِب نُ ِإد ِْرdiاَّلل ْب َ حدَّثَنَا ب َحدَّثَنَا أَبُو َّ ُع ْبد َ ا ْلعَ َال ِءapa-apa ِbumi-Nya َ Allah ٍ ك َُر ْيdiharamَاس ا ْل َجنَّة َّ َما يُد ِْخ ُل النDan سو ُل سئِ َل َر أ َ ْكث َ ِرketahuilah سلَّ َم ع َْن ع َل َ ُاَّلل صلَّى ه َُري َْرةَ قَا َلdarah أَ ِبي َّ setiap َّ tubuh َ ِاَّلل َ ْي ِه َوpada ُ ada ُ segumpal َ kan-Nya. yang apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak اس النَّا َر فَقَا َل ا ْلفَ ُم َوا ْلفَ ْر ُج َّ فَقَا َل ت َ ْق َوى ْ اَّللِ َو ُح ُ ق َو َ سئِ َل ع َْن أ َ ْكثَ ِر َما يُد ِْخ ُل ال َّن ِ ُسنُ ا ْل ُخل maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah َ ِيث ص َِحي ٌح ٌ سى َهذَا َحد ع ْب ِد َ يس ه َُو ا ْبنُ يَ ِزيدَ ب ِْن َ يب َو (أَبُو ِعيHr. قَا َل َّ ُع ْبد َ hati.” ٌ غ ِر َ اَّللِ ْبنُ إِد ِْر Bukhari – No Hadis 50) َ ِي َّ ُّ الرحْ َم ِن ْاْل ْود Informasi yang diperoleh dari hadis di atas adalah keadaan hati seseorang sangat menentukan semua kondisi meliputi perkataan, sikap, dan prilakunya. Dengan kata lain, jika hatinya sehat maka perkataan, sikap, dan prilakunya akan baik. Begitu pula sebaliknya, saat hatinya kotor maka perkataan, sikap, dan prilakunya akan kotor pula. Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu Ridhoul Wahidi, M.A. 81 ير ْبنُ ِهش ٍَام َحدَّثَ َنا َج ْعفَ ُر ْبنُ بُ ْر َقانَ ع َْن يَ ِزي َد َحدَّث َ َنا ع َْم ٌرو ال َّنا ِقدُ َحدَّثَ َنا َكثِ ُ صم ع َْن أ َ بْن ْاْلَ atasى di dapat اَّلل س َّل َم ع َليه اَّلل َ اَّلل ص َّل dipahamiسول bahwaةَ َقال قَال ر ahklakبي هُريْر َ meruَ hadisو َ ِ Dariإنَّ َّ َ ير ْبنُ َ ِهش ٍَامَ ََحدَّثَ ُ َنا َُج ْعفَ ُر َّ ِ ْبنُ َبُ ْر َقانَ َّ ُع َْن يَ ِزْي ِ َد َح ِدَّثَنَا َع ْم ِ ٌّرو النَّا ِقدُ ِ َحدَّثَ َنا َ َكثِ َ ُ pakan suatu sikap yang paling baik. Sikapَ baik mencerminkاَّلل ْن ُ َبالْنيَ ْن ْاْلَ ُ صيَو ِره َ ُكُري ْم َْرة َوأ َقا ْم َل َوقَااِل َلُت ْم َر َ ُ َ اَّللُ قُ َعلُ َل ْيو ِهبِ ُتَو ْم َسلَّ َوَمأَ ِإ ْ اَّلل ُت ْم ص َّل ُرىإِ َل َّى ص ِ ّمإِلَعى َْن أَ ِب ُ ظَ ظ ُر َ سولو ِت ُل ْن َّيَِ عنَّ َما ِل َّ َ ِ an pola hidup sederhana, bermartabat, dan bermoral. Sementara proses pembentukan moralى قُلُو ِب ُت ْم َوأَ ْع َما ِل ُت ْم ْ merupakanن يَ ْن ُظ ُر إِ َل َ upayaو ِر ُك ْم َوأَ ْم َوا ِل ُت ْم َو َل ِت ص َال يَ ْن ُ yangظ ُر إِلَى ُ untukانَ ْبنَ َب dilakukan.عْتُ النُّ ْع َم شِير َيقُو ُل س ِم َ pun,زك َِر َّيا ُء ع َْن ٍْ ditentukanم َحدَّثَنَا َحدَّثَنَا أَبُو نُ َعي Hasilnyaع ِ َام ٍر قَا َل َ ٍ mudah tidak dan َ olehش َ ٍ sekitar.ر َام سح ِدَّمثَنَعاْتُأَبُو َرنُعَ ُي ََ اَّللُع ِ ُ dipengaruhiم بَيِّنٌ ِير يَبَقُيِّونٌ ُل َوا ْلح ََرا َال ٍ ُل lingkunganانَُل ْبانَْل بَح سلَّْتُ َم اليَنُّ ْعقُ َمو صالَّ ُءىع َْن َّ س ٍْمو َ َلحدَّثَنَا َّ اَّللِ َزك َِر َّي َ ع َلقَ ْيا ِهَل َ َسو ِمعَ Amalيّنٌ2) Pendidikan Ibadah سلَّ َم يَقُ نو ُلالنَّا ْلح ََال س ِيمنَعْتُ ر صلَّى َّ سمو َ َل َّ اَّلل َ اَّللُم َعه َلَا ْي ِه َكثِ َو َ اس ُلفَبَ َميِّنٌ ْن َاواتَّ ْلقَح َ ىَرا ُما ْلبَ ُمِ ستَب َْرأَ ير ِم ْ ت َ ibadah شبَّهَا ِ َو َبَ ْ Amalا ْ ِ dan ٌ شبَّه َِاتٌ َال يَ ْعلَ ُ ُ dariه َما َ ُ ُ yang baik saleh merupakan hasil ستَب َْرأَ اس فَ َم ْن اتَّقَى ا ْل ُم َ ير ِم ْن َوبَ ْينَ ُه َما ُم َ شبَّهَا ِ تا ْ Sehinggaالنَّ ِ شبَّهَاتٌ َال يَ ْعلَ ُمهَا َكثِ ٌ iman شكُ أ َ ْن akhlakمى يُو ْ sempurna.رعَى َ pendidikanوقَ َع فِي ال ُّ َ amalو ِع ْر ِض ِه َو َم ْن ِلدِينِ ِه شبُهَا ِ ِ dan ت ك ََراعٍ يَ yangح َْو َل ا ْل ِح َ ِ pentingشكُ أَ ْن َ bagiل ا ْل ِح َمى يُو anakعَى ح َْو didikك ََراعٍ يَ ْر ت menjadiال ُّ َ suatuو َم ْن َوقَ َع فِي َ yangو ِع ْر ِض ِه ِلدِينِ ِه شبُهَا ِ shalehَ sangat َار ُمهُ أ َال َو ِإنَّ اَّللِ ِفي أ َ ْر ِض ِه َمح يُ َوا ِق َعهُ أَ َال َو ِإنَّ ِل ُت ِ ّل َملِكٍ ِح ًمى أَ َال ِإنَّ ِح َمى َّ ِ sangat berharga. يُ َواقِعَهُ أَ َ ُ Karenaمهُ أَ َال َوإِنَّ َار اَّللِ فِي iabdahلِكٍ ِح ًمى mengaال َوإِنَّ ِل ُت ِّل َمamalأَ َال إِنَّ ِح َمى َّ pendidikanأَ ْر ِض ِه َمح ِ ً َ َ َ َ ْ ْ ُّjarkan ُّ َ َ َ ْ سدُ ُكلهُ سدَ ال سد سدُ ُك ص س ِد ُم ْضغة فِي ا yangل َحتْ َ diajarkanإِذا َ َ secaraج َ langsungدَتُْ ُك ُّلف ُه َ amalan-amalanلسدهَُتْ َوإِ َفذا ف َ صل َح ال َج َ ْolehل ْل َج َج َ س س ِد ُم ص َل َحتْ َ ض َغ ًة ِإذَا َ سدَ ا ْل َج َ َ سدُ ُك ُّلهُ َو ِإذَا َف َ ص َل َح ا ْل َج َ فِي ا َ al-Qur’an dan hadis Rasulullah. Banyak jenis amal ibadah ب أَأََ َالال ََوو ِه ِه َي َيا ْلاقَ ْل ْل َق ُ ْلب ُ yang disebutkan dalam hadis Rasulullah Saw, salah satu diantarnya adalah, pertanyaan Ibnu Mas’ud kepada Nabi Saw ْ amalم ُخلُ ًقا » سنَ ُت وسلم ِمْ -ن أَ« عليه صلى هللا اَّللِ - « -Allah.إِنَّ سنَ ْخ ُتيَ ْم ِرخُكلُ ْم ًق عليه وسلم صلى هللا اَّللِ َّ- yangاأَ»حْ َ قَقَاالَل َر ُس ُ سوو ُل ُل َّ ْ dicintaiخإِيَ ِنَّر ُك ْم ِم أَ ْنحْ أ َ َ tentang paling َ َْ َّ لىصَّال َبل ِإَ :ال ح قَ ُّا وسلم أَ ُّي ا ْل يصلى لى أ َهللاِ على هللاِةُ قَ َعاللىَ :الصَّالةُ َ يأَحا ْل َُّب َع إَِم ِل عليهعليه هللا هللا صلى س َسأ َأ ْللتُتُ النالبِنَّ ِب َّي َّ وسلمعَ َمأ َ ِل ُّ ها َقاَقالَ:لَ:ث ُ َّمث ُأَم ّيأ َ قَالَ :ث ُ َّم ِب ُّر ا ْلوا ِلدَي ِْن قَالَ :ث ُ َّم أَي َقالَ :ا ْلج و َو ْق ْقت ِتها سبي ِل يهادُ َقال َ ِ فيََ :سا ْلبي ِ ِجلهادُ في َ ي قَالَ :ث ُ َّم ِب ُّر ا ْلوا ِلدَي ِْن قَا ّلَ :ث ُ َّم أ َ ِ ّ َّ ّ هللاِ هللاِ Artinya: َamalانُ ع َْن أَ َْ bertanyaن َع ْب ِد وق ع )َ Mas’udواكِ ٍل ع َ kepadaم ِش ع َْن أَبِي Nabiةَ ع َْن ْاْلَ ْع Saw,بِي َح ْم َز apaثَنَا َع ْبد َحدَّ َّ Aku َْ (Ibnuن َم ْ اَّللِ س ُر ٍ َ َ َ َ َ ْ َ عشًاْ ْ ْ َ ْ َانُ ْ َ yang palingع َْن وق َن ل ك ا و ي ب أ َن ع ش م ع اْل َن ع ة ز َم ح ي ب أ َن ع د ب ع َ ا ن ث ع ْب ِد َّ ْ َ َ disenangiمو َال ْ ِ Allah, Nabi menjawab, shalat tepat waktu, ِ ْ َ اَّللِ َ َ َ َّ َ َّ َ ٍ ْ ِ ِ َّ ْ س ُر ٍ اح َب صلى َّ ح ِدَّْن َع ْم ٍرو َر ِض َي َّ اَّللُ َعن ُه َما قا َل ل ْم يَتُن النبِ ُّي َ سل َم ف ِ اَّللُ َعل ْي ِه َو َ َ َ َّ َ َّ َ ْ َّ احشًا َوالَ اَّللُ َ اَّللُ ِم ْنَ صلى َّ ضو َي ُل إِنَّ َّ َانَر ِيَقُ عن ِخ ُه َي َم ِارا ُك ْمقاأَ َلحْ ل َس ْنَم ُت ْيَمتأَ ْْخُن َالقًالانبِ ُّي َ سل َم ف ِ عل ْي ِه َو َ ْنَفَ ِ ّحع ْشَمًا ٍر َووك َ ب ُم ِت Hadis selanjutnya: َ سنَ ُت ْم أَ ْخ َالقاً َ ُ ُمتَف ِ ّحشًا َوكَانَ يَقو ُل إِنَّ ِم ْن ِخ َي ِار ُك ْم أحْ َ يس َحدَّثَنِي أَ ِبي ع َْن َجدِّي ع َْن ب ُم َح َّمدُ ْبنُ ا ْلعَ َال ِء َحدَّثَ َنا َع ْبدُ َّ ِ اَّلل ْبنُ ِإد ِْر َ َحدَّثَ َنا أَبُو ك َُر ْي ٍ اس ا ْل َجنَّةَ َ َ َ َ َ َّ َ َّ س صل َالى ِء َّ سمدوُ ُل ْبنُ َّ بئِ َل ُم َرَح َّ ُ يس ُل ال َحنَّدَّث َ َنِي أ ِبي ع َْن َجدِّي ع َْن اَّللُ َحدَّ َعثَل ْينَا ِه َو َ اَّللِا ْل َعَ ع ْب َسلدُ َم ع َّ ِْ َحأبِدَّث َينَاهأَُربُي َْروةكقا َُر َل ْي ٍُ اَّللَن أْب ْكنُث ِرإِ َدما ِْريُد ِْخ َ اس النَّار فَقَا َل ا ْلفَم وا ْلفَر ُج س ِئ َل ع َْن أَ ْكَّثَ ِر َما يُد ِْخل ال َّن سنُ ا ْل ُخلُق اَّلل وح فَقَا َل تَ ْقوى َّ اس ا ْل َجنَّ َة اَّللُ َ صلى َّ س َوو ُل ُ َّ اَّللِ َ ع َُل ْي ِه َو َ َ سئِ َل َر ِ ُ أ َ َبِي َه َ َُري َْرةَ ِقَا َ َل ُ َ ْ ُ سلَّ َم َع َْن أ َ ْكثَ ِ ُر َ َما ْيُد ِْخ ُل النَّ َ سى َهذا َحد ٌ يس ه َُو ا ْبنُ يَ ِزيدَ بْن َع ْب ِد ِيث يب َو َع ْبدُ َّ قا َل أبُو ِعي َ ص َِحي ُ ٌح َغ ِر ٌ اَّللِ ْبنُ إِد ِْر َ اس النَّا ِ َر فَقَا َل ا ْلفَ ُم َوا ْلفَ ْر ُج فَقَا َل ت َ ْق َو ْ َى َّ اَّللِ َو ُح ْ ق َو ُ سئِ َل ع َْن أَ ْكث َ ِر َما يُد ِْخ ُل ال َّن َ سنُ ا ْل ُخل ِ ِي َّ الرحْ َم ِن اْل ْود ُّ َ َ َ ٌ َ ع ْب ِد ِ ”Telahزيدَ ب ِْن َ يس ه َ kami يب َو ٌ Kuraibح غ ِر ِيث ص َِحي سى َهذا َحد Ala`,أبُوِ Alعي قا َل ع ْبدُ َّ َُ menceritakanو ا ْبنُ يَ َ bin ٌ Abu اَّللِ ْ kepadaبنُ إِد ِْر َ Artinya: Muhammad َ ِي الرحْ َم ِن telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris, telah menceritakan َّ ْ kepadakuاْل ْود ُّ bapakku dari kakekku dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, maka beliau pun menjawab: “Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia.” Dan beliau juga ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka, maka beliau menjawab: “Mulut dan kemaluan.” Abu Isa berkata; Ini adalah hadits shahih gharib. Abdullah bin Idris adalah Ibnu Yazid bin Abdurrahman )Al Audi.” (HR. Tirmidzi – No 1927 AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban Vol. 3, No. 1, April 2014 80 )b) Aspek Eksternal (al–Awamil al–Kharijiyyah 1) Pendidikan Akhlak bentukش ٍَام َحدَّثَ َنا َج ْعفَ َْ Kataن يَ ِزي َد َ akhlakقانَ ع ُ merupakanر ْبنُ بُ ْر ير ْبنُ ِه َ dariحدَّث َ َنا َك khuluq.ع َْم ٌرو َحدَّثَنَا kataالنَّا ِقدُ jamakثِ ُ Kata khuluq bermakna pekerti,ولbudi اْل َ perangai, tingkah laku, اَّلل اَّللُ َ ص َّلى َّ اَّلل َ ب ِْن ْ َ ع َل ْي ِه َو َ ص ِ ّم ع َْن أ َ ِبي ه َُري َْرةَ َقا َل َقا َل َر ُ س ُ َّ ِ سلَّ َم ِإنَّ َّ َ atau tabi’at.28 Menurut al-Ghazali akhlak diartikan sebagai ص َو ِر ُك ْم َوأ َ َ jiwaو َل ِت ْن َي ْن ُ ُ yang َ tentangوأ َ ْع َما ِل ُت ْم ِ keadaanإ َلى قُلُو ِب ُت ْم ظ ُر ْ bagianم َوا ِل ُت ْم ظ ُر ِإلَى َال َي ْن ُ dalam suatu ungkapan melahirkan macam-macam tindakan dengan mudah, tanpa ْdanتُ النُّ ْع َمانَ شِير يَقُو ُل س ِمع َام ٍر قَا َل َحدَّثَنَا memerlukan dahuأَبُو نُعَي ٍْم َterlebihحدَّثَنَا َزك َِر َّيا ُء ع َْن ع ِ َ mempertimbangkan ْ pikiranبنَ بَ ٍ 29 lu. Yunus berargumentasi bahwa سلَّ َم يَقُ ُ Sementaraم بَ ِيّنٌ ُ Abdulل بَ ِيّنٌ َوا ْلح ََرا Hamidو ُل ا ْلح ََال اَّللُ َ صلَّى َّ سو َل َّ اَّللِ َ ع َل ْي ِه َو َ َ س ِمعْتُ َر ُ akhlak adalah sifat-sifat manusia yang terdidik.30 ستَب َْرأَ ش َّبهَاتٌ َ ُbeberapaم َ pendapatفَ َم ْن اتَّقَى ا ْل اس dapatال َي ْعلَ ُمهَا َك ِث َ dipahami َو َب ْينَ ُه َما ُم ش َّبهَا ِ تا ْ ير ِم ْن النَّ ِ ٌ tersebut, Dari bahwa شكُ أَ ْن َ bersumberل ا ْل ِح َمى ََ dariراعٍ يَ ْرعَى ح َْو تك anakفِي ال ُّ ْ didikن َوقَ َع danر ِض ِه َو َم aspekهَا ِ akhlakيُو ِ ِلدِينِ شبُ ِ bisaه َو ِع ْ juga dari aspek lingkungan. Jadi, perilaku baik dan buruk َ sangatوإِنَّ ى أ َ َِهالشإِ ٍَامنَّ ْ polaع َّفَ َارَزي ُم َدهُ أ َ َال danدَّثَ َ َنمالِكٍ َكث ِ ُح lingkunganنَّنَّا ِقدُِل ُتحَ ِّل ه ع َم ْ اَّللِ ُر فِ ْبنُ ِير ًم ْبنُ ي أ َبُ ْ ْرر َق ِضانَ ِ َن ال pikir/prilakuحَ ِحدَّث َ َم َناىجَ يُحَ َدوَّاثَنَقِاعَهُع ْأَمَ َ ٌرالو َوإِ حي ِِ itu bergantung َن أَبِي ًه َُري َْرةَ َقا َل َ ْ نَّ اَّلل ع ص َّلى اَّلل َ ل َرسول اَّلل اْل َْصم َNabiل ْي َ ِه َو َ َتْلَّ َم َإِ dimana س ِدع ْ ُم ْ سدُ ُكلُّهُ س ف سد سدُ َ ُك صلَ َح ضغَة إِذَا بفِ ِْني ال Sawقتْا َ َ َ menyatakan سدَiaاَّ َْل َج َ َ tinggal. Muhammadلُّهُ َّ َ ُوإِذَا ف َ ص َل ُ َح ُا ْل َج َّ ِ َ َ pentج َ ِّ ََ barometerو َلتِ ْن يَ ْن ُ meن َُال يَ ْ َ akhlakوأ َ ْ ع َما ِل ُت ْم َ menjadiلى قُلُو ِب ُت ْم ظ ُر ِإ ص َُو ِر ُك ْم َوأ َ ْم َوا ِل ُت ْم ظ ُر ِإلَى ingnya akhlak, sebab dalam أ َ َال َو ِه َي ا ْلقَ ْ ب ل ُ nentukan posisi anak didik dalam lingkungan sosial. ءع ْ ل ير يَقُو ُ حَ دَّثَنَا أَبُو نُعَي ٍْم حَ دَّثَنَا َزك َِريَّا ُ َن عَامِ ٍر قَا َل سَمِ عْتُ النُّ ْع َمانَ ْبنَ بَشِ ٍ ل َ َب ِّينٌ َوا ْلحَ َ َرا ُم نٌ اَّللُ َ َسَمِ عْتُ رسول صلَّى َّ ل ا ْلحَ َال ُ س َّل َم َيقُو ُ اَّللِ َ ع َل ْي ِه َو َ س َن َب ِّي ُت ْم ُخلُ ًقا عليه هللا صلى اَّللِ َّ- س َو ُ ُل َ َّ وسلم « -إِنَّ ِم ْن أ ْخيَ ِر ُك ْم أحْ َ قا َل َر ُ ستَب َْرأَ اس فَ َم ْن اتَّ َقى ا ْل ُم َ ه َما ُم َ شبَّهَا ِ ت ا ْ َوبَ ْينَ ُ ِير مِ ْن النَّ ِ شبَّهَاتٌ َال يَ ْعلَ ُمهَا َكث ٌ » Rasulullahأَ ْنArtinya: sesungguhnyaهَا ِSaw bersabda, yang terbaik ض ِه َو َم ْن َوقَ َع فِي ال ُّ ت ك ََراعٍ ي َْرعَى حَ ْو َ ل ا ْل ِح َمى يُوشِ شبُ ِلدِي َنِ ْ ِه َوعِ ْر ِ وسلم أَ :َadalahكُ الصَّالةُ ي صلى هللا 31 على َ kalian لى هللاِ قَال َب ِإ ahklaknya.ا ْل َع َم ِل أَح ي عليه سألتُ النَّ ِب َ ُّ َّ ُّ dari yang terbaik (HR. )Bukhari ار ُمهُ أ َ َال َو ِإنَّ ل َملِكٍ ِح ًمى أ َ َال ِإنَّ ِح َمى َّ يُ َوا ِق َعهُ أ َ َال َو ِإنَّ ِل ُت ِ ّ اَّللِ فِي أ َ ْر ِ ض ِه َمحَ ِ ف َو ْ سدأ ََتْ ّ َ سدَدُي ُِك َ سبي ِل ساَدِل ُمَْ :ث ِيقتِا ْلهاجَ َق ض ُ َّغَمةًأ َإِ ّذَ سجدُها ُكلُّدُهُفي َ صلَلحََْ : سدَ ص ِب َل ُّر َ ح اا ْل ْلجَ تث ُ َّم َ يا قَا َ لَ:ا ْل اجَ ْل ِ َ ي فَقا َ لذََ:ا ث ُفَ َّم َ وا ِل َ ْنلُّهُقا َوإِ 28Louis Ma’luf. Qamus al Munjid. (Beirut: Al- Maktabah al-Katulukiyah, hlm.وهtth), ب أ َ َال ِي ا ْلقَ ْل ُ هللاِ َ َ 194 َ َ ْ َ ُ سنَ ُت ْم ُ خل ًقا » ُ III.ك ْم أ (Kairo:أخي َِر «al-Masyhadإِنَّ مِ ْن al-Husain,عليه وسلم - - tth),صلى هللا س قا ل َّ َ 56 hlm.و ُ juzحْ َ ل َر ُ اَّللِ 29Al Ghazali. Ihya Ulum al Din, َحدَّثَنَا َ وق ع َْن َ س ُر ع ْب ِد َّ ع ْبدَانُ ع َْن أَبِي َح ْم َزةَ ع َْن ْاْل َ ْع َم ِش ع َْن أَبِي َواكِ ٍل ع َْن َم ْ اَّللِ لى ٍ ي ا ْلعَ َم ِل أ َ وسلم أ َ سأ َ ْلتُ النَّ ع َّDa’irahالةُ َ هللاِalقَالَ :الص ب إِلى tth),عليه صلى هللا 30Abdul Hamid Yunus. Ma’arif. Asy Sya’ba, 56بِ َّيhlm. َ (Kairo:حَ ُّ ُّ احشًا َو َال اَّللُ َ اَّللُ ُ َ ر و ر ب ْ ِْن َ صلَّى ْ َّ ض َي َ َّ ع ْن ُه َما ْ َقا َل لَ ْم َي َت ُْن الُنَّ ِب َ ُّي َ َ سلَّ َم فَ ِ علَ ْي ِه َو َ ِ َ ع ْ َمقاٍ َ ُ ل بي س في د ها ج ل ا َ: ل ا ق ي أ م ث َ: ل ا ق ْن ي َ د ل وا ل ا ر ب م ث َ: ل ا ق ي أ م ث َ: ل ِها ت ق َو ُ ِ َ ُّ َّ ِ ِ َّ ِ ِ َّ ّ 31Sehubungan dengan pentingnya pendidikan سنَ ُت ْم أَّ ْخ َ َSawانَ َيقُو ُل ِإنَّ القًا ِ ini,خ َي ِار ُك ْم ِ Rasulullahم ْن mengeشًا َوكهللاَفَ ِ ّح ُمت akhlakأَحْ َ mukakan dalam beberapa hadis lain. Di antaranya: ِ َن َ وق ع َ ْ َن َ عأْبَ ِبدي َّ اَّللكِ اَّللِع َْن َجدِّي ع َْن يس َ ٍ َحدَّث ِن شث َ َناع ْ َ اْلَ ِء ْع َم َح ِدَّ ب أَ ِب ُمي َح َّحَمدُْم َز ْبةَنُ َعا ْل َْن َعَ َ ْال َححَدَّدَّثثََنََناا أ َ َعبُ ْبدوَانُك َُر عأ ْب ِبدُي َو َّا ِ اَّلل ٍْبلنَُعلَعي ِإ َْنهد ِ َمْروس ُْر َ ض ْيعي َْن ٍ شًاي َو َال ِ ْ َّ ْ اح ب ن ال ُن ت ي م ل ل ا ق ا م ه ن ع َ اَّلل َ َّ ي َ سلَّ َم ف ِ َ ُ ْ ِ َ َ َ صلَّى َّ ُ ْ ُ ب ِ ْن ع َْم ٍرو َر ِ َ ِ ُّ اس ا ْل َجنَّ َة اَّللُ َالقً َ اَّللِأَحْ َ س ِخوي ُ عا َل ْي ِه َو َ س إِئِنَّ َل مِ َر ْن ُ أ َُم ِبتَفَي ِ ّحهشًا َُري َو َْركةََانَقَايَقُ َلو ُل ُ سلَّ َم ع َْن أَ ْكثَ ِر َما يُد ِْخ ُل النَّ َ ى ْم أ َ َّ ْ خ سلَّنَ ُت َار ُك ْ َّم صَ لِ سنُ ا ْل ُخلُ kamiد ِْخ ُل ال َّن سئِ َل ق َو اَّللِ َو َ dariل ت َ ْق َو فَقَا ”Telahفَ ُم َوا ْلفَ ْر ُج berceritaفَقَا َل ا ْل اس النَّا َر ى َّ Al ُdariح ْ ‘Abdanر َما يُ ُ Abu َ kepada dariع َْن أَ ْكثَ ِ Artinya: A’masy ِ Hamzah َن جَ ِّدي ع ْ يس حَ دَّثَنِي أَبِي ع ْ َن ب ُمحَ َّمدُ ْبنُ ا ْلعَ َالءِ حَ دَّثَنَا َ حَ دَّثَنَا أَبُو ك َُر ْي ع ْبدُ َّ ِ اَّلل ْبنُ إِد ِْر َ ٍ ٌ radliallahuح َ bin “Amru ‘anhuسَحود ٌ َ Masruqابنُ ْAbuب ِد ع ِْ Wa’ilن َ dariجَيَنَّ ِزَةيدَ ب يس الهنَّ َُو ْdariر ‘Abdullahنُ إد اَّلل ْب سَ يبه َ َو غر اَّللِص ََحي ِيث سئِ َه َذَا ;berkataى س قَا َل أ علَّ ْب َمدُع ْ َّ َ“Nabiبُو ِعي َ اس ْ ا ْل ل اَّللُ ِ َ ص ِلَّى َّ ل َّ َن ِأ َ ْكث َ ِر ِ َما ِيُد ِْخ َ ُ ل َر ُ ُ ع َل ْي ٌ ِ و َ أ َ ِبي ه َُري َْرةَ قَا َل ُ shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah sekalipun berbicara kotor )(keji dan سنُ ا ْل ُ لع ْ ج َ jugaلحْ تَ َمْق َ ِونى ْاْل َ ْ َّو الر ل ا ْلفَ ُم َوا ْلفَ ْر ُ اس النَّا َر فَقَا َ سئِ َ َن أ َ ْكث َ ِر َما يُد ِْخ ُ ح ْ ِي ُ ق َو ُ ل ال َّن َ فَقَا َّ خلُ ِ اَّللِد َو ُّ tidak pernah berbuat keji dan beliau bersabda: “Sesungguhnya di antara orang yang ح َ هذَا حَ د ٌ سى َ ْن َ يب َو َ عبْدِ َحي ٌ ع ْبدُ َّ قَا َ ِيث ص ِ ل أَبُو عِ ي َ غ ِر ٌ اَّللِ ْبنُ إِد ِْر َ يس ه َُو ا ْبنُ ي َِزيدَ ب ِ terbaik dari kalian adalah orang yang paling baik akhlaqnya.” (HR. Bukhari – No ن ْ ي َّ الرحْ َم ِ اْل َ ْو ِد ُّ )3295 82 AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban Vol. 3, No. 1, April 2014 kemudian Ibnu Mas’ud bertanya, apa lagi?berbakti kepada kedua orang tuan, kemudian apa? Nabi menjawab jihad di jalan Allah. Amal Ibadah yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah shalat, berbakti kepada orang tua, dan jihad di jalan Allah. Masih banyak amal-amal ibadah yang di ajarkan Nabi kepada umatnya. Terakhir, tiga poin di atas kiranya menjadi pedoman bagi pendidik agar memberikan penjelasan tentang tujuan pendidikan yang sebenarnya dalam agama Islam (hadis Nabi Saw), sehingga ke depan anak didik menjadi generasi-generasi yang beriman, berkahlak mulia dan beramal ibadah kepada Allah. Iman selalu ditanamkan dalam jiwanya, ahlak mulia menjadi pakaiannya, dan amal shaleh menjadi kebutuhan dalam setiap langkah kehidupannya. 3. Pendidikan Jasmani Menurut Sukintaka pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari pendidikan yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan ksehatan jasmani, mental, sosial, dan emosional bagi masyarakat dengan media aktivitas jasmani.32 Pengertian tersebut mendeskripsikan bahwa pendidikan jasmani menekankan kepada proses pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani (badaniyah) untuk mendapatkan kesehatan/kebugaran dalam segala hal. Rasulullah Saw mengajarkan konsep-konsep dalam pendidikan jasmani. Di antaranya adalah memanah,33 32Sukintaka. Folosof Pembelajaran dan Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani, (Bandung: Nuansa, 2004), hlm. 16 33Memanah pada dasarnya adalah menggunakan senjata. Pada perkembangannya senjata mengalami perubahan sesuai dengan zamannya. Sebab pada saat ini senjata telah berkembang beranekaragam, maka anjuran memanah itu dapat pula bermakna menggunkan senjata modern. Anjuran Rasulullah Saw untuk melatih ketrampilan diri dengan memanah digambarkan dalam sebda beliau. ث ع َْن أ َ ِبي َ ب أ َ ْخ َب َر ِني َ ور حَ دَّث َ َنا ِ َار َّ ُع ْبد ُ س ِعيدُ ْبنُ َم ْن َ َحدَّثَنَا ٍ اَّللِ ْبنُ َو ْه ٍ ص ِ ع ْم ُرو ْبنُ ا ْلح َ َ َ ْ ْ سو َل َ ُ س ِم َع ُ ع ِل ّي ٍ ث ُ َما َمة ب ِْن ِ ع ْقبَة ْبنَ ع َ َام ٍر ال ُج َهنِ َّي يَقُو ُل َ ُشفَ ّي ٍ اله َْمدَانِ ّي ِ أنَّه ُ س ِمعْتُ َر َ َّ ست َ َط ْعت ُ ْم ِم ْن قُ َّو ٍة َ سلَّ َم َوه َُو و ه ي ل ع َ اَّلل ى ل ص اَّلل ْ َّ َّ َ ْ ع َلى ا ْل ِم ْنبَ ِر يَقُو ُل { َوأ َ ِعدُّوا لَ ُه ْم َما ا ِ َ َ ِ ُ الر ْم ُي َّ َالر ْم ُي أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوة َّ َالر ْم ُي أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوة َّ َ}أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوة Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Manshur, telah menceritakan keَ ارونَ أ َ ْبنُ أAlت ِْرHarits ست َُوا َّشَا ٌم الدtelah ْنبَأَنَا ِهmengabarkan ‘بَةَ َحدَّث َ َنا يَ ِزAmr ش ْي َ بِيbin ََّحد ْكِ ُّي ع َْن يَحbin ْ Wahb, َثَنَا أَبُو بdari pada kamiيَىAbdullah ُ يدُ ْبنُ َهkepadaku َ َ َ ْ ْ َّ Abu Ali Tsumamah Syufi bahwa ia mendengar ‘Uqbah bin ‘Amir ْ ْ َ ا ْل ُج َهنِ ّي ِ ع َْنbin َام ٍر ةَ ب ِْنAlَع ْقب ق ع َْن ر ز اْل ْن ب اَّلل د ب ع َ َن ع م ال س ي ب أ َن ع ير ث ك ي ب أ ب ُ Hamdani, ِ َّ ْ ِ ِ ع َ ِ ٍ َ ٍ ِ ِ ِ ِْنAl ِ َ َ َ َ َّ ْ ْ َ َّ َ َّ َّ َّ َ ُصانِعَه َّن َ ُاَّلل َّ َّ صلى َ اح ِد الثالثة ال َجنة َ ِ النبِ ّي ِ سه ِْم ال َو َّ اَّللَ ليُد ِْخ ُل ِبال َ عل ْي ِه َو ِسل َم قا َل إ علَ ْي ِه َ ُاَّلل َّ ص َّلى َّ سو ُل َ ِاَّلل َ ِب فِي ِ الر ُ ام َي بِ ِه َوا ْل ُم ِمدَّ بِ ِه َوقَا َل َر ُ يَحْ تَس َّ ص ْنعَتِ ِه ا ْل َخي َْر َو َ َ ْ َ َ َب ِإلَ َّي ِم ْن أ َ ْن تَ ْر َكبُوا َو ُك ُّل َما َي ْل ُهو ِب ِه ا ْل َم ْر ُء ح أ وا م ر ت ن أ و وا ب ك ار و وا م ار َ َو ُّ َ ُ ْ َ ُ ْ سلَّ َم ُ ْ ْ َ َ َ َ سهُ َو ُم َال ِ اط ٌل إِ َّال َر ْميَهُ بِقَ ْو ِ َس ِل ُم ب ْ ا ْل ُم َ س ِه َوتَأدِيبَهُ ف َر ْ ُعبَتَه ِ ّام َرأتَهُ ف ِإنَّ ُهنَّ ِم ْن ا ْلحَق Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu Ridhoul Wahidi, M.A. 83 ­ erkuda,34 menjaga pola makan,35 menjaga kebersihan,36 b dan lainnya. Kesemuanya bertujuan untuk menjaga dan Juhani, berkata; mendengar Rasulullah Saw beradaبدdi berkata: “اDan ع َْن أَبِيsaya ث َ ب أ َ ْخبَ َرنِي َ اatas حَ دَّث َ َنmimbar ور ِ َار َّ ُ ْ ع ُ س ِعيدُ ْبنُ َم ْن َ ََحدَّثَن ٍ اَّللِ ْبنُ َو ْه ٍ ص ِ ع ْم ُرو ْبنُ ا ْلح persiapkan untuk mereka apa yang kalian mampu berupa kekuatan. Ketahuilah bahwa َ َ سو َل س ِمعْتُ َر َام ٍر ا ْل ُج َهنِ َّي يَقُو ُل ع ْقبَة شفَ ّي ٍ ا ْله َْمد ع َ ُ م َعkekuatan ُ ِل ّي ٍ ث ُ َما َمة ب ِْنkeِ ْبنَ عbahwa ِس َ memanah, َ َُانِ ّي ِ أَنَّهitu ُ adalah kekuatan itu ketahuilah adalah memanah, َ ُ َ ْ َ َ َّ َ َّ ْ ُ ْ َ ُ ة و ق ن م م ت ع ط ت س ا ا م م ه ل ُّوا د ع أ و { ل و ق ي ر ب ن م ل ا ى ل ع َ ُو ه و م ل س و ه ي ل ع َ اَّلل ى ل ص اَّلل ْ hadis َ 2153) ِ ْ ْ ْ itu ُ ِ memanah! ِ ٍ َّ kekuatan َ ُ َ ِ َ (HR. َ َ َ َ –ِ No َ ْ adalah ِ َّ ُ َّ tahuilah bahwa Abuَ Daud الر ْم ُي َّ َ}أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوة َّ َالر ْم ُي أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوة َّ َالر ْم ُي أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوة 34Rasulullah Saw menganjurkan kepada umatnya untuk belajar berkuda. ست َُواكِ ُّي ع َْن يَحْ َيى َ َحدَّث َ َنا أَبُو بَت ِْر ْبنُ أَبِي ْ َّارونَ أ َ ْنبَأَنَا ِهشَا ٌم الد ُ ش ْيبَةَ َحدَّث َ َنا يَ ِزيدُ ْبنُ َه َام ٍر ا ْل ُج َهنِ ّي ِ ع َْن َ س َّال ٍم ع َْن ُ ق ع َْن َّ ع ْب ِد ِ ع ْقبَةَ ب ِْن ع َ ير ع َْن أ َ ِبي ٍ ِب ِْن أ َ ِبي َكث ِ اَّللِ ب ِْن ْاْل َ ْز َر َ َ َ َ َّ ْ ْ َ َّ َ ُصانِعَه َ ُاَّلل َّ َّسل َم قا َل إِن َّ صلَّى َ اح ِد الث َالثة ال َجنَّة َ ِ النَّبِ ّي ِ سه ِْم ال َو َّ اَّللَ ليُد ِْخ ُل ِبال َ عل ْي ِه َو ْ ْ َ علَ ْي ِه َ ُاَّلل و ْر ي خ ل ا ه ت ع ن ص ي ف ِب َّ ص َّلى َّ سو ُل َ ِاَّلل َ ِ الر ِ ِ ِ َ ُ ام َي ِب ِه َوا ْل ُم ِمدَّ ِب ِه َوقَا َل َر َ ُ يَحْ تَس َّ َ َ َ َ ْ ْ َ َب إِل َّي ِم ْن أ ْن تَ ْر َكبُوا َو ُك ُّل َما يَل ُهو بِ ِه ال َم ْر ُء َ َو ُّ ار َكبُوا َوأ ْن ت َ ْر ُموا أح ْ ار ُموا َو ْ سلَّ َم ْ َ َ َ ْ َ َّ َ َّ ْ ُ َ ُ َ ُ ُ َ ُ َّن ح ل ا ن م ه ن إ ف ه ت أ ر ام ه ت ب ع َ ال م و ه س ر ف ه ب ِي د أ ت و ه س و ق ب ه ي م ر ال إ ل اط ب م ل س َّق ٌ ِ َ ِ ُ َ َ ِ ِ َ ِ ْ َ ْ ْ ْ َ َ ِ َ ُ َ َ ِ ُ ا ْل ُم ِ ِ Artinya: ”Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah; telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun; telah memberitakan kepada kami Hisyam bin Ad Dastuwa`i dari Yahya bin Abu Katsir dari Abu Sallam dari Abdullah bin Azraq dari Uqbah bin Amir Al Juhani dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah akan memasukkan tiga orang ke dalam surga dengan satu anak ْ َ ع َْن أ َ ِبي َمالِكٍ ْاْل ش ْط ُر َ ور َ ُاَّلل شعَ ِر َّ ص َّلى َّ سو ُل َ ِاَّلل َ ع َل ْي ِه َو ُ ي ِ َقا َ َلَ َقا َل َر ُ س َّل ْ َم ال ُّط ُه panah; pertama; berharap ع َْن أَبِيpembuatnya, ث ع ْم َ يmana اَّللِ ْبنُ َو َ اdengan ور ّ حَ دَّثن س ِع ِ َار َّ ُع ْبد ِب أ َ ْخبَ َرن ُ يدُ ْبنُ َم ْنkebaikan, َ َْحدَّثَنَا ٍ ia ْهmembuatnya ٍ ص ِ ُرو ْبنُ الحyang اإلي َمان kedua; yang و َلmembidikkannya, س َام ٍر ع ْقبَةَ ْب س ِم َع ةَ ب ِْنRasulullah ع ِ ِل ّي ٍ ث ُ ِ َما َم َ ُ membentangkannya”. ُ Dan َ ا ْل ُجketiga; ِ نَ عyang َ هنِ َّي يَقُو ُلdan َ ُشفَ ّي ٍ ا ْله َْمدَانِ ّي ِ أَنَّه ُ س ِمعْتُ َر Saw bersabda: ‘Lemparlah dan kendarailah tunggangan, sesungguhnya melemparnya َ ُ ْ َ َ َ َّ َ َّ ْ ُ ستَط ْعت ُ ْم ِم ْن ق َّو ٍة َ سل َم وهُو َ ُاَّلل َّ صلى َّ َ ِاَّلل ْ على ال ِمنبَ ِر يَ َقو ُل { َوأ ِعدُّوا ل ُه ْم َما ا َ عل ْي ِه َو ُ دَّ َثَنَا َ اللَّيdan ِل ًماsukai سا ب ش عق ْي ٍل ع َْن ا ْبنُ بُ َتيْرmainan َحدََّثَنَا يَحْ يى ُ ْث ع َْن ِ ب ِْنmengendarai َ َّأَنdari kalian itu lebih aku ٍ هَاpada ََال إِنَّ ا ْل َقُ َّوةapaَ ُي أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوةtunggangan, َُي ٍ أ َ َالحَإِنَّ ا ْلقُ َّوةsegala م الر أ الر ْم ُي م الر } ْ ْ َّ َّ َّ pun yang dilakukan صلَّى َر ُه أَنَّ َرadalah ع ْن َ ُاَّلل َم َر َر ِض َيmelempar ع ع ْب َ َّأَنpanah, ُ َاَّللِ ْبن َّ oleh َّ سو َل َّ kecuali َّ َدanak َ seorang َ ُه َما أ َ ْخبbathil ُأ َ ْخبَ َره ُ muslim ِاَّلل ُاَّلل merawat kuda danيcanda َ س ِل ُم أ س ِل ِم ُمهُ َو َم ْنisterinya, س ِل َال يَ ْظ ِل ُمsemuanya ( قَا َل اHR. سلَّ َم علَ ْي ِه َ ْ ُخو ا ْل ُمadalah ْ ْل ُمhak.” ِ كَانَ فdengan ْ ُهُ َو َال يsungguh َ َوIbnu ُّي ع َْن2801) َ َحدَّث َ َنا أ َ َبُو بَت ِْر ْبنُ أَبِي َيَحْ يhadis ِست َُواك ْ َّارونَ أ َ ْنبَأ َ َنا ِه ًشَا َ ٌم الد ُْ ش ْيبَةَ َحدَّث َ َنا يَ ِز ْيدُ َ ْبنُ َه Majah – ىNo ُْعنه َ ُاَّلل َ اَّللُ فِي حَا َجتِ ِه َو َمن ف َّر َّ س ِل ٍم ك ُْربَ ْة َف َّر َج َّ َ َحَا َج َ ِة أ ِخي ِه كَان ْ ج ع ََن ُم ِن ّي ِ ع َْنkuda ٍر ا ْل ُج َهuntuk َام عق َبة ق اَّللِ ب ِْن ْاْل ْز َ sebagian س َّال ٍم ع َْن ع َْن أ ِبyang ير ب ِْن أ ً ِب ُ ع َْنsekarang َّ ع ْب ِد ِ ْ ب ِْن عkonteks َ ْ يorang Menunggang hanya ٍ ي ْ َك ِثmemِ س َت َرر ْ َ ة م ا ي ق ل ا م و ي اَّلل ه ا م ل س م ر ت س ن م و ة م ا ي ق ل ا م و ي ت ا ب ُر ك ن م ك ُْربَة ِ َّ ِ َ ِ َ ِ ْ ِ َ ِ َ َ ِ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ُ ً ِ ُ َ َ َ َ َ اح ِد الثَّ َالث pelajarinya ُانِعَهdan َّا َل إِنdipahami ص ة ا ْل َجditafsirkan سه ِْم اَّللَ َليُد ِْخ ُل س َّل َم ق َ sebagai َّ dapat َّ ص َّلى َ َّنةjika َanjuran ِ ا ْل َوsecara َّ ِبالumum, َ ع َل ْي ِه َو ُاَّلل ِ ال َّنبِ ّي menguasai علَ ْي ِه َ penggunaan سو ُل ام َي ِب ِه َوا ْل ُم ِمدَّ ِب ِه َو َّ ص َّلى َّ teknologi َ ِاَّلل َ ِب ِفي ِ الر ُ قَا َل َرtransportasi. ُ َيحْ تَس َّ ص ْن َع ِت ِه ا ْل َخي َْر َو ُاَّلل َسدَّدٌ قَا َل َحدَّث ْع َش ْعبَةَ عَ َْن قَتَا ْدَةَ َ ْع َْن َ أَن َ ْ ُ ه ن َ اَّلل ي ض ر س َن ع ى ي ي ا ن م َوحدَّثَنَا ُ َْح َّ َ ٍ َ ِ َ ُ ُ َ َ َ ْ ْ َ ار َكبُوا َوأ ْن ت ال َم ْر ُءseseorang َما يَل ُهو بِ ِهsangat وا َو ُك ُّلberpengaruh َب ار ُموا َو ُإِل َّي ِمن أن ت ْر َكبterhadap َ Seُّ ْر ُموا أحkesehatan ْ badannya. ْ سلَّ َم َ 35Pola makan َّصل َّْع َْن الن دَ ِةُم ْنعا ْْلَنyang ث َفََنإانَّ ُقَهت َنَّاsehat, َّقَاام َلرأَتََحهُدpola ععَبَِلّتَِم َ ْلال ُمmakannya ْنما سهُي ِيوبَعهُ َْنفَر ُحjuga سولَّت َ َم س َو عبلَقَ ْيو ِه َ baik, اَّلل َّالىyakni ِببَ ّيteratur َّ َ َ َ َ ُ ٍ ِ ْ lain bahan makanan harus ُ ُ ح ه َ و س د أ ه ه ي م ر إ ل اط م ل س م ل َّق ٌ ِ ِ َ ِ ِ ْ َ ْ َ ِ َ ْ ُ َ َ ُ ُ ا ِ ْ َ ِ ِ َعل ب ِْل َ ِخي ِه تَّى يُ ِحberfirman ِمنُ أ َ َحدُ ُك ْم َحdalam قَا َل َال يُ ْمsurat سلَّ َم َ ُاَّلل َّ صلَّى َ ِ أَنَ ٍس ع َْن النَّبِ ّي َ َوalْي ِهA’raf:31. َّAllah dan tidak berlebihan. س ِه ِ ب ِلنَ ْف ُّ َما يُ ِح أَبِيdan ب ِْنminumlah, َ ةَ ب ِْنdan َ بُ ْردjanganlah انُ ع َْن أَبِيberlebih-lebihan. َح ْدَّثَنَا َخ َّالدُ ْبنُ يَحAlَّ ع ْب ِد َس ْفي ُ َيى َقا َل َحدَّث َ َناSesungguhnya ِاَّلل Artinya: ”…Makan َ َ َّ َ َّ َ َّ ْ ْ ْ َّن إ ل ا ق م ل س و ه ي ل ع َ اَّلل ى ل ص ي ب ن ال َن ع ى س و م ي ب أ َن ع ه ّ د َن ع ة َ د ر ب ِ َ َ َ َ ِ yang ْ ُ berlebih-lebihan.” َّ lah tidak menyukai ِ orang-orang َ ِّ ِ ِ َ ْ ِ َج َ ُع ْ َْن أ َي ِ َقُا َل َق ْ ش ُّ سلَّ َم ال َعل َّصل ْ ر ط َ ور ه ط و ه ي َ اَّلل ى اَّلل ل و س ر ل ا ر ع ش اْل ل ا م ي ب ْ َّ َّ َ َ ُ ٍِك ُ ِ َ َ ُ َ ِ َ َ ُ ُ ُ ِ ِ ّ َ Maksudnya adalah janganlah ُهmelampaui ُ دُّ بَ ْعdibutuhkan ش نَ ِل ْل ُم ْمtubuh ا ْل ُم ْم ِم َ ًا َوbatas هُ بَ ْعضyang ض ُ َان ي َشبَّكَ أصَابِع ِ َ ِم ِن كَا ْلبُ ْنيoleh ان ِ اإلي َم ِْ dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan. 36Kebersihan memiliki pengaruh kepada kesehatan danَ keadaan jasmani َ sesُ َحدَّثنَا يَحْ َيى ْبنُ بُ َتي ٍْر حَ دَّثنَا اللَّي َّب أَن سا ِل ًما ْث ُ ع َْنpersoalaan ِ ْنmemperhatikan َ Saw ٍ شهَا ِ عقَ ْي ٍل ع َْن اب eorang. Rasulullah sangat ini. Wujud perhaصلَّى ر ُه أَنَّ َرberikut. َ ُاَّلل َ َّأ َ ْخبَ َرهُ أَن ُ َاَّللِ ْبن َّ dilihat َّ سو َل َّ ع َم َر َر ِض َي َّ َع ْبد َ ِاَّلل ُ hadis َ َع ْن ُه َما أ َ ْخب tian beliau dapatُاَّلل dalam َ َ ْ ْ ْ ُ َ َ ْ ُ ُ ََان س ِل ُمه َو َمن ك فِي َ ْ س ِل ُم أخو ال ُم ْ سلَّ َم قا َل ال ُم ْ ُس ِل ِم ال يَظ ِل ُمه َوال ي َ علَ ْي ِه َو ً ُع ْنه َ ُاَّلل َ اَّللُ فِي حَا َجتِ ِه َو َم ْن فَ َّر َّ س ِل ٍم ك ُْربَة فَ َّر َج َّ َحَا َج ِة أ َ ِخي ِه كَان ْ ج ع َْن ُم اَّللُ َي ْو َم ا ْل ِق َيا َم ِة ِ ك ُْر َبةً ِم ْن ك ُُر َبا َّ ست َ َر ُه ْ ست َ َر ُم َ س ِل ًما َ ت َي ْو ِم ا ْل ِق َيا َم ِة َو َم ْن ُع ْنه َ ُاَّلل ُ سدَّدٌ قَا َل َحدَّثَنَا يَحْ يَى ع َْن َّ ش ْعبَةَ ع َْن قَتَادَةَ ع َْن أَنَ ٍس َر ِض َي َ َحدَّثَنَا ُم سو َل َ س ِم َع ُ ع ِل ّي ٍ ث ُ َما َمةَ ب ِْن ُ ع ْقبَةَ ْبنَ ع ِ َام ٍر ا ْل ُج َهنِ َّي يَقُو ُل َ ش َف ّي ٍ ا ْله َْمدَانِ ّي ِ أَنَّهُ َ س ِمعْتُ َر ُ َ ُ َ ْ َ َ َّ َ َّ ْ ُ ْ َ ُ ستط ْعت ْم ِمن ق َّو ٍة سل َم َوه َُو َ اَّللُ َ صلى َّ َّ اَّللِ َ على ال ِمنبَ ِر يَقو ُل { َوأ ِعدُّوا ل ُه ْم َما ا ْ عل ْي ِه َو َ الر ْم ُي الر ْم ُي أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوةَ َّ الر ْم ُي أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوةَ َّ }أ َ َال إِنَّ ا ْلقُ َّوةَ َّ Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu 85 ش ْيبَةَ ست َُواكِ ُّي ع َْن يَحْ يَى ْ M.A.بنُ أَبِي َ َحدَّثَنَا أَبُو بَت ِْر َ Wahidi,حدَّث َ َنا يَ ِزيدُ ارونَ أ َ ْنبَأَنَا ِهشَا ٌم الدَّ ْ ْRidhoulبنُ َه ُ َام ٍر ا ْل ُج َهنِ ّي ِ ع َْن س َّال ٍم ع َْن َ ق ع َْن ُ ع ْب ِد َّ ع ْقبَةَ ب ِْن ع ِ ير ع َْن أ َ ِبي َ ب ِْن أ َ ِبي َكثِ ٍ اَّللِ ب ِْن ْاْل َ ْز َر ِ َ َ َ َ َّ ْ ْ َ َّ َ صانِعَهُ اَّللُ َ سل َم قا َل إِنَّ َّ صلَّى َّ اح ِد الث َالثة ال َجنَّة َ النَّبِ ّي ِ َ سه ِْم ال َو ِ اَّللَ ليُد ِْخ ُل ِبال َّ عل ْي ِه َو َ َ ْ ْ َ َّ ْ 40 َ ه ي ل ع َ اَّلل ى ل ص اَّلل ل و س ر ل ا ق و ه ب َّ د م م ل ا و ه ب ي ام الر و ْر ي خ ل ا ه ت ع ن ص ي ف ِب ْ َّ َّ َ َ ُ َ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ ُ َ َ َ يَحْ تَس ُ ِ َ َ ُ ُ ِ َّ َ ِ jaga persatuan. َ َ َ ْ ْ َ َ َ وام ُر َوو ُك ْب ُّلنُ َمااْ ي ُء ث بِع ِه َْنالأبِ َم ْر َار ُه ِو َ َوحدَّ َ اَّللِ ُّ سْ ب ْنأ أ ْخ ْبَن َرنِتَ ْري َكبُ َ َب ْبنُإِل َ َّو ع ْب ور َوأحَ ْندَّث َت َن ْار ُم َ ار ِع ُميدُوا ْب َنُو ْ َم وادُ أحَّ ار ْن َكبُ ُ سث َلَّنَ َام َ عْ ي ْه ِم ٍ صوا ٍ Intelektualلحيَل ِ 5. Pendidikan ْ َ َ َ ْ َ َ َ َّ َ َ َّ ْ ُ ُ َ ُ َ ُ ُ َ ُ ْ ْ نَّ ْ َ ح ل ا ن م ه ن إ ف ه ت أ ر ام ه ت ب ع َ ال م و ه س ر ف ه ب ِي د أ ت و ه س و ق ب ه ي م ر ال إ ل اط ب م ل س َّ َقّ ٌ ِ ُ َ َ ِ ِ َ ِ َ ِ ْ ُ نَ َ ْ ْ ْ َ َ سو َل ر ع م س ل و ق ي ي ن ه ج ل ا ر َام ع ب ة ب ق ع ع م س ه ن أ ي ن َا د َم ه ل ا ي ف ش ْن ب ة م ا م ث ي ا ْل َ ِ َ ُ َ َ ِ ْتُ ُ ُ ْ ِ َ ُ َ َّ ِ intelektual ٍِ ُ َ adalah ِ ٍ ّproses َ meninَِ َ ُ َ Pendidikan ع ِلُم ّ ٍ ُ َ ِ ِ ِّ sebuah َ ُ َ ْ ِ dalamر يَقُو ُل { َوأ ِعدُّوا لَ kualitasت ُ ْم ِم ْن ق َّو ٍة ستَط ْع َ berbagai سلَّ َم َوه َُو علَ ْي اَّللُ َ صلَّى َّ َّ َ ilmu ُ kemampuanه ْم َما ا ْ ع َلى ال ِم ْنبَ ِ bidangه َو َ اَّللِ gkatkan َ َ َ ْ ْ ْ َ َ َ ُ ُ ُ َ َ َ نَّ نَّ نَّ ي م الر ة و ق ل ا إ ال أ ي م الر ة و ق } ل ا إ ال أ ي م الر ة و ق ل ا إ ال أ ْ َّ َّ ِ ُ pengetahuan sehingga den ْ َّ mampu َّ ِ ُ menyesuaikan ُ ْ َّ dirinya َّ ِ gan kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankش ْيبَةَ َحدَّث َ َنا يَ ِزيدُ ْبنُ ست َُواكِ ُّي ع َْن يَحْ يَى ارونَ أ َ ْنبَأَنَا ِهشَا ٌم الدَّ َحدَّثَنَا أَبُو بَت ِْر ْبنُ أ َ ِبي َ an fungsinyaْ sebagai َ Allahه ُhamba dan khalifah-Nya, untuk َ َ ْ ْ ْ ْ َّ ي ِال َقٍما َلع ْقََنا َل َ س قى ع ََّْن اَّللِاْلز اَّللُ ُ سلَّع َم ِ شعَي ِر ّ َ يرِكٍع ْ َdengan بع ِ ْ َناْل َأَبِْ شع ْط َُْنر ورنِ ّي ِ َ عقلَبَ ْية ِه ب َ ِو عَ س َّو ع ْب َ ِدر ْنَن أ َأ َبِ ِبيي َكثِ َما ٍل اَّللِ ُلب ِْن َّ صرلَّ ِ ْن َ ُ konsep َام ٍرال ا ُّطل ُه ُج َه ُ membangun dunia ini yang ditetapkanصانِعَهُ اَّللُ َ ي ب سلَّ َم َقا َل إِنَّ َّ صلَّى َّ اح ِد الثَّ َالث َ َة ا ْل َجنَّ َة َ 41 ان َ سه ِْم ا ْل َو ِ اَّللَ لَيُد ِْخ ُل ِبال َّ علَ ْي ِه َو َ اإلنَّيِ َم ّ ِ ِ ْال ِ Nya. َ ْ ْ َ َّ ْ َ َ عل ْي ِه اَّللُ َ صلى َّ سو ُل َّ اَّللِ َ ِب فِي َ الر ِ ام َي بِ ِه َوال ُم ِمدَّ بِ ِه َوقا َل َر ُ يَحْ تس ُ صنعَتِ ِه الخي َْر َو َّ Pendidikan intelektual mengajarkan kepada anakَّ diَ َ َ َ ْ ْ ْ َ َ َ َ َ سا ُهِل ًموا بِ ِه ا ْل َم ْر ُء ب ُّل أَ َنَّما يَ َْل واه ََاو ُ ٍك ب ك ر ت ن أ ن م ي ل إ َب ح أ وا م ر ت ن أ و وا ب ك ار و وا م ار َّ َ ِ ُ ُ ُ َ َ َوحدَّ َ ُّ ْ ْ َ ْ َ ْ ْ ْ ِ ُ ُ نُ َ ش ْن ب ا َن ع ل ي ق ع َن ع ْث ي ل ال ا ن ث َّ د ْر ي ت ب ب ى ي ي سث َلنَ َام َحْ َ ْ ُ ٍ حَ ِ ِ ٍ ْ َّ ُ tidak taklid pendidik.ا ْلحdik dan Maksudnya, buta terhadap عب َتَهُ امرأَتَهُ فَإنَّهنَّ م ْن ا َ ْلمسلم َ باطل إ َّال رميهُ بقَوسه وتَأْدِيبهُ فَرسهُ َوم َال َ ع َمْ َر ِ َر ِ ِ َ ع ٌ ْبدَ ِ َّ َ اَّللُ َ أ ْخ ُبَ َ ْر ِهُ ُأ َنَّ ِ َ اَّللِ ْ ْب َنَ ِ ُ صلَّ ِى َّ سو َل ِ َّ ض َي َ َّ اَّللِ ُ َ اَّللُ َقّ ِ ع َ ْن ُه َ َما أَ ْخُبَ َر ُه َأنَّ َر ْ َ ُ َ َ ْ ْ ْ ُ َ َ ُ م ل س م ل ا و خ أ م ل س م س ِل ُمهُ َو َم ْن كَانَ ِفي ي ال و ه م ل ظ ي ال ل ا ل ا ق سلَّ َم َ َ َ ُِ َ ُ ْ علَ ْي ِه َو َ ُ ِِْ ُ ِْ ُ hadis tersebut menggambarkan kecintaan seorang guru kepada murid dalam ً َ َ َ ع ْنهُ اَّللُ َ م ج ع يحَاَ جتِ ِ ه َ وَ مْ ن ف ِة أِخيِ ه ك حَا َج بَة ف َّر َج َّ َانََّ َْ نُ مْ س ِل ٍ اَّللُ metodeكُْ ر َّ ر َ danفِ proses belajar mengajar. yang lemah lembut ك ُْربَةً Artinya,ا َم ِة ِ perhaم ْن ك ُُربَاِ penuh ست َ َرهُ َّ اَّللُ يَ ْو َم ا ْل ِقيَ ست َ َر ُم ْ س ِل ًما َ ت يَ ْو ِم ا ْل ِق َيا َم ِة َو َم ْن َ tian dalam mentransfer ilmu kepada muridnya. Rasulullah Saw bersabda. صةَ َّلىع َْن َّأ َ س َمدَّادٌلِكٍقَا َل ْاْل َ َح ْ ش ْط ُر ور َ اَّللُنَ ٍ َ ي َِحْ َقيَاى َل َق سةَو ُلع َْن َّ اَّللِقَتَادَ َ ع َل ْي َر ِه ِض َو َي َ شر ْعبَ ُ ع ْنُّط ُه ُ اَّللُ ال َ س شدَّعثَ ِنَرا ّي َنثَنَأ َا ِب ُم ع َح ْدَّ عا َْن َل َُ س َّل َم َّ ي َ اإل ْيَن َمال ِنَّ سي ٍْن ا ْل ُمعَ ِلّ ِم قَا َل َحدَّث َ َنا قَتَادَةُ ع َْن اَّللُ َ صلَّى َّ ان ِب ّي ِ َ ْع ِ سلَّ َم َوع َْن ُح َ علَ ْي ِه َو َ َ َ َ َّ َ َّ َّ َ ب ِْل ِخي ِه اَّللُ َ صلى َّ أَنَ ٍس ع َْن النبِ ّي ِ َ عل ْي ِه َو َ سل َم قا َل ال يُ ْم ِمنُ أ َحدُ ُك ْم َحتَّى يُ ِح َّ َ َ َّ َ س ْبِهنُ بُ َتي ٍْر حَ دَّثنَا اللي ُ سا ِل ًما مَحادَّث َيُنَ ِاح ُّي ْث ع َْن ُ عق ْي ٍل ع َْن اب ِْن ِ ب أنَّ َ شهَا ٍ بَحْ ِلنَي ْفى ِ س Musaddadا أ َ ْخبَ َر ع ْن ُه َم اَّللُ َ اَّللِ ْب ع ْبدَ أ َ ْخبَ َرهُ أَنَّ َ telahنَ ُ صلَّى َّ kepadaو َل َّ ض َي َّ َّ menceritakan اَّللِ َ ُ kamiه أَنَّ َر ُ ع َم َر َر ِ اَّللُ Artinya: ”Telah menceritakan berkata, َ َ ْ ْ ْ س ْف ِليَ ِمانُ َ َانَ خحدَّوث َ َناال ُم س ِلقَا ُم َلأ ع ْب َ ِدو َم ْن dariالعيَ َْنظ ِلأ َ ُمبِهُي َبُو ساللَّدُ َم ْبقنُا َ علَدَّ ْ dariيث َ ِنَها َو َخ َّ سْ ْ Nabi ْdari َDan dariأ َفِبِي ْن س ِل ِْن ُمهُ َ َْ Qotadahرالدَةَيُ ب َ Sawليَحْال َي ُمى ح َّSyu’bah َ ُ dari ُ Anas اَّللِ كب ِ kepada kami Yahya َ ع ْلَُر ْيبَ ِهةً َفَ َ َ ْ ع ِإ ْننَّهُ َانَ س َلَّ َ َ berkata, ر اَّللُم ع ج ر ف ن م و ه ت ج َا ح ي ف اَّلل ك ه ي خ أ ة ج َا ح َّ َ َّ َ َ ص َْنلَّى ُم ْ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ْ ْ ْ َ َ telahو ََّ س ِل َّ ٍ َّ اَّللُ َل ج َم قَ َّا menceritakanك َ ي ب ن ال َن ع ى س و م ب أ َن ع ه ّ د َن ع ة َ د ر ُ Husain Al Mu’alim kepada kami Qotadah dari Anas dari ِ ِّ َ جَ ِ ِ ِ ُ َ بُ ْ ً ْ ْ َ ْ ْ َ َ ِ wasallam,ة Nabi shallallahu ‘alaihi beliau bersabda: “Tidaklah beriman seseorang dari اَّللُعَ يَهُ ْو َم ال ِقيَا َم ستبَ َر ْع ُم اك ْل ُْرُمبَ ْمة ِم ِمنَن ِل ْلك ُم ُُرْمبَ ِام ِ ِ سكَت َأرهُصَابِ َّ ضًا ْ شبَّ َ ضه ُ َ شدُّ َوبَ َم ْعن ُ ن س ِل َو ًما َ ان َياي َم ِةُ ت يَكَاْوْل ِبُم ْن ايَل ِق ِ kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari – No )Hadis 12 ع ْنهُ اَّللُ َ سدَّدٌ َقا َل َحدَّثَنَا يَحْ يَى ع َْن ُ ش ْعبَةَ ع َْن َقتَادَةَ ع َْن أَنَ ٍس َر ِض َي َّ َحدَّثَنَا ُم َ َْ memberikanن 40Rasulullah Saw perumpamaan persatuan dengan sebuah َ َ َ ْ ّ َّ َ َّ ُ َ ْ َ سي ٍْن ال ُمعَ ِل ِم قا َل َحدَّثنا قتادَة ع اَّللُ َ ع َْن صلى َّ banالنَّبِ ّي ِ َسل َم َوعَن ُح َ عل ْي ِه َو َ gunan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lain. Perumpamaan َ َ ب ِْل ِخي ِه اَّللُ َ صلَّى َّ أَنَ ٍس ع َْن النَّبِ ّي ِ َ علَ ْي ِه َو َ سلَّ َم قَا َل َال يُ ْم ِمنُ أ َحدُ ُك ْم َحتَّى يُ ِح َّ persatuan ini mudah sekali dipahami oleh kalangan akademik maupun orang س ِه ب ِلنَ ْف ِ َما يُ ِح ُّ awam. Berikut hadis rasulullah Saw. س ْفيَانُ ع َْن أ َ ِبي بُ ْردَةَ ب ِْن َ ع ْب ِد َّ َحدَّث َ َنا َخ َّالدُ ْبنُ يَحْ َيى َقا َل َحدَّث َ َنا ُ اَّللِ سل َمَّ َ َّ اَّللُ َ صلى َّ سى ع َْن النَّبِ ّي ِ َ عل ْي ِه َو َ بُ ْردَةَ ع َْن جَ ِدّ ِه ع َْن أَبِي ُمو َ شبَّكَ أَصَا ِبعَهُ شدُّ بَ ْع ُ ضهُ بَ ْعضًا َو َ ان يَ ُ ا ْل ُم ْم ِمنَ ِل ْل ُم ْم ِم ِن كَا ْلبُ ْنيَ ِ ب ِْن أ َ ِبي قَا َل إِنَّ Artinya: ”Telah menceritakan kepada kami Khallad bin Yahya berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Burdah bin ‘Abdullah bin Abu Burdah dari Kakeknya dari Abu Musa dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama )lain.” kemudian beliau menganyam jari jemarinya.” (HR. Bukhari – No Hadis 459 41Bukhari Umar. Hadis Tarbawi (Jakarta: Amzah,2012), hlm. 57 AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban Vol. 3, No. 1, April 2014 َ 84 َ ث ع َْن أبِي ع ْم ُرو ْبنُ ا َ anggotaرنِي َ اَّللِ ْب َ dan lainحَ دَّث َ َنا ور س ِعيدُ ْبنُ َم َار ِ ع ْبدُ َّ ب أ ْخبَ ْ sebagainya.ن ُ َحدَّثَنَا َ tubuhنُ َو ْه ٍ ص ٍ ْ kesehatanلح ِ memelihara َ َ َ ْ ْ ْ َ ُ َّ ُ نَ ل و س ر ع م س ل و ق ي ي ن ه ج ل ا ر َام ع ب ة ب ق ع ع م س ه ن أ ي ن َا د َم ه ل ا ي ف ش ْن ب ة م ا َ ْتُ ُ ُ َ ُ َ َِ َ َ ْ ِ َ ُ Sosial ِ ٍ ُ َ ِ َّ َ ع ِل ّي ٍ ث ُ َم َ ِ ٍّ ْ ِ ِّ 4. Pendidikan َ ُ َ ْ ستَط ْعت ُ ْم ِم ْن ق َّو ٍة ع َلى ال ِم ْنبَ ِر يَقُو ُل { َوأ ِعدُّوا لَ ُه ْم َم سلَّ َم َوه َُو علَ ْي ِه اَّللُ َ صلَّى َّ bisa َّ َ hidadalahا ا ْ َ tidakو َ اَّللِ Manusia mahkluk sosial.َ Mereka َ َ َ ْ ْ ْ َ َ َ ُ ُ ُ َ َ َ نَّ نَّ نَّ الر ْم ُي ة و ق ل ا إ ال أ ي م الر ة و ق } ل ا إ ال أ ي م الر ة و ق ل ا إ ال أ َّ َّ َّ ِ ِ hidup ِ dan ُ ْ َّ harus ُ ْ َّ sosial up tanpa orang lain, َّ maka manusia tidakَ mementingkan pribadi masing-masing. Rasulullah Saw ب أَ ث عع ْ ْ َنَن يأ ِبَحْ يَيى ش ْيحَبَدَّ َةث َ َنا َحدَّعث َ ْبَنادُ يَ ِز َّي ور َ ونَ ْخبَأ َ َ ْنربَنِأَنَيا َ َار ُّي ِ س ْلت َحُوا ِكِ ع ِه ْمش ُرَا ٌمو ْبالنُدَّ ا ْ س ِوعيبَدُت ِْبْرنُ ْب َنُم ْن أ َ ِب ُ َحدَّثَنَا أَبُ َ اَّللِدُ ْب ْبنُنُ َو َ ْه ُ ار ٍ صي ٍ mendidik umatnya agar memiliki sifat sosialis yang َ tinggi. ْن ّأ َ سوع َل َْن َام ٍ َر ع ِْقْنبَةَ ْاْل َ ْب ْزنَ َر سه َّ َْمال ٍدمَانِعّي ِ َْنأَنَّهُ َ ع س ِم ََّع ع ِل بَ اَّللِ ب ُ يرب ِْنع َْن ُ َامع ٍر َْنا ْلعُج ْقهبَنِةَ َّيب يَ ِْنقُوع ُل ِ ق ِ ش أفَبِ ّي ٍيا ْل َ ع ْب ِد َ س ِما ْلع ُجْتُ َهنِ َر ّي ِ ُ ي ٍبِث ُي َما َك َمثِة ٍ ِ Pendidikan sosial yang dimaksud dalam poin ini adalah ج َّن ِم َة ْن َقُ صا َّونِ ٍةعَهُ سأ َه ِعِْمد ا ْل اَّللُ َل ْي َِ ص ال َّن سث َت َ َة َط ا ْع ْلت ُ َْم ع َلإِىنَّ ا ْل ِم َّ ْن س َ َّلو َمه َُوَقا َل َ ع اَّللُ َّ َ ى َّلى َّ ص َّل َ اَّللِب ّي ِ َ ُّوا َو َل ُهِ اح ْم ِد َماالثَّا َال ْ اَّللَبَ ِ َلريُ يَدقُ ِْخو ُل ُل ِب{ال َو َّ س ََّلو َم َ عه َل ْي َو ِه َ proses pembinaan pembelajaranةَوقَاdan kesadaran sosial, sikap يَ}حْأ َت َالسإِ ُنَّ علَ ْي ِه اَّللُ َ ص َّلى َّ سو ُل َّ اَّللِ َ ِب افِ ْلقُي َّوةَ َ الروةَ ِ الر َل ْم َ ُري ُ الرعَتِ ْم ِه ُي اأَْل َ َالخيإِ َْرنَّ َاو ْلقُ َّ الر ْبِم ِه ُي َأ َو َاال ْل ُإِم ِنَّمدَّا ْلبِقُ ِه َّو َ َّ ام َي َّ ص ْن َّ sosial, keterampilan sosial agar anak hidup dengan baik ِ danه ا ْل َم ْر ُء َو َ ار َكبُوا َوأ َ ْن ت َ ْر ُموا أَح ُّ ار ُموا َو ْ سلَّ َم ْ َب إِلَ َّي ِم ْن أ َ ْن تَ ْر َكبُوا َو ُك ُّل َما يَ ْل ُهو بِ serta wajar ditengah-tengah lingkungan dimana hidup/tingَ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َّ َ َ َ َ َّ ْ ُ َ ُ َ ُ ُ َ ُ ْ نَّ َ ونَ نُ نُ ح ل ا ن م ه ن إ ف ه ت أ ر ام ه ت ب ع َ ال م و ه س ر ف ه ب ِي د أ ت و ه س و ق ب ه ي م ر ال إ ل اط ب م ل س ست َُِواكِ ُّي عَقّ َِن يَحْ يَى ار ُ َأنبَأنا ْ َ ِهشَا ٌم ِالدَّ ُ ْ ا َْلح ُدمَّثنْا ِ ُأبُ َو ِبَتٌ ِْر ِ ْب َ أْبِ َي ِش ْيبَ ِة ِ َح َدَّثنا ي َ ِزيدُ َ ْب َ ه َ ُ 37 gal. Ada beberapa pendidikan yang Nabi, َ َام ٍر ا ْل ُج َهنِ ّي ِ ع َْن ع ْب ِد ع َْن َ س َّال ٍم ير ع َْن أَبِي ق ع َْن ُ َّ sosial ع ْقبَة ب ِْن ع ِ َ diajarkan ب ِْن أَبِي َكثِ ٍ اَّللِ ب ِْن ْاْل َ ْز َر ِ yang umum الثَةَ ا ْل َجنَّةَ اَّللَ لَ اح ِد الثَّ َ صا ِن َعهُ سهْم علَ ْي ِه َو اَّللُ َ ص سلَّ َم قَا َل إنَّ َّ ­antaraلَّىَّ Di َ secara النَّ ِب ّي ِ َ mewakiliا ْل َو ِ pendidikanيُد ِْخ ُل بال َّ َ sosial. ِ ِ 38 saling ِ mencintai, 39 dan men nya adalah saling menolong, َ ْ ْ علَ ْي ِه اَّللُ َ ص َّلى َّ سو ُل َّ اَّللِ َ ِب فِي َ الر ِ ام َي بِ ِه َوال ُم ِمدَّ بِ ِه َوقا َل َر ُ يَحْ تَس ُ ص ْنعَتِ ِه ال َخي َْر َو َّ َب ِإ َل َّي ِم ْن أ َ ْن تَ ْر َكبُوا َو ُك ُّل َما يَ ْل ُهو ِب ِه ا ْل َم ْر ُء َو َ ار َكبُوا َوأ َ ْن ت َ ْر ُموا أَح ُّ ار ُموا َو ْ س َّل َم ْ ْ َ َ َ ْ َ اطال ٌلِكٍإِ َّال ْاْل َر ْمْ ُ ام َر َأ اللَّ َ اع ْل ْ ُم يق ِ ْو َقا ِ سأ َ ِل ِب ُميبَ َمِ َن ْ سفو َر ُل َ اَّللُ ْ َقّ ِ ش ْط ُر ور َ ص عىبَتَهُ َّ سهُ َّ اَّللِ َو ُم َ َ علت َ ْيهُ ِهف ِإ َنَّو ُه َ س َل ِه قَواتَأ َلدِي َبَرهُ ُ سنَّلَّ َم ِم ْالن ُّطال ُهح ُ شيَ َع ِهر بِ ّ ان اإلي َم ِ ِْ “Rasulullah Saw bersabda: “KebersiArtinya: Dari Abu Malik al-Asy’ari diaberkata, ب أَ َ َّ َ ُ َ ْ ْ نَّ نُ َ ا م ل ا س َا ه ش ْن ب ا َن ع ل ي ق ع َن ع ْث ي ل ال ا ن ث َّ د ْر ي ت ب ب ى ي َحدَّثَنَا ي ُ َحْ ْ ْ حَ ِ ِ َ ُ َ ٍ ً ٍ ٍ ِ han adalah setengah dari iman.” (HR. Muslim – No hadis 328). اَّللُ َ أ َ ْخبَ َرهُ أَنَّ َ اَّللِ ْبنَ ُ صلَّى َّ سو َل َّ ع َم َر َر ِض َي َّ ع ْبدَ َّ اَّللِ َ ع ْن ُه َما أ َ ْخبَ َر ُه أَنَّ َر ُ اَّللُ 37Bukhari Umar. Hadis Tarbawi (Jakarta: Amzah,2012), hlm. 55 -57 َ َ ْ َ َ شط ُرْ ْ ْ ُّ َّ َ َّ س َلَّما َملِكٍقا َل ْاْلال ْ س َوال ُل يَظ َّ ِل ع ْلََن ْي ِهأَبِ َو عَ ور َ س ِل ُم َ يم ِ أقا ُخ َلو قاال َُلم ْ ش ُمعَ ِرْ ص َلو َىال يُ َّ ْ اَّللِ ُمهُ َ ي َ عهُل ْي َ ِهو َم َوْن َ س َرِل ِم ُ سلك َمَانَ الفِطي ُه ُ اَّللُ س ِل ّ ُ 38Anjuran Rasulullah Saw untuk saling tolong menolong tergambar dalam hadis ع ْنهُ اَّللُ َ ة ح اَّللُ فِي حَا َجتِ ِه َو َم ْن فَ َّر َ س ِل ٍم ك ُْربَةً فَ َّر َج َّ انأ َ ِخي ِه كَانَ َّ ج ع َْن ُم ْ اإلَاي َج َم ِِ ِْ berikut. ً ْ ْ ْ ْ َ َ اَّللُ يَ ْو َم ال ِقيَا َم ِة ك ُْربَة ِمن ك ُُربَا ِ ست َرهُ َّ ست َر ُم ْ س ِل ًما َ ت يَ ْو ِم ال ِق َيا َم ِة َو َمن َ َحدَّثَنَا يَحْ َيى ْبنُ بُ َتي ٍْر حَ دَّثَنَا اللَّي ُ سا ِل ًما ْث ع َْن ُ عقَ ْي ٍل ع َْن اب ِْن ِ ب أَنَّ َ شهَا ٍ خبدَةَر ُهعأ َ ْنَّ س اَّللعُبَةَع ْن ُه سدَّ َ اَّللِ َح ْبدَّثنََ َنا ُ سو ََلر ِض َّ عدٌ ْب قدَا َل َّ اَّللِ َي َ َن أ َ َرَن ٍ ُ عي َمَحْ َريَ َ اَّللُ ض َْ ع ْن َّه اَّللُى َ ع َ ْمَنا َقأ َت َ ْا َن ىر ِع ي ُ صلََّّ ش َّ ْ أ َ َح ْخدَّبَث َ َنراهُ أَُمنَّ َ َ ي صقَلَّا َل س علَ ْي ع َ سالَّ ْل َم ُم َو ْ اَّللمُ ْ َانَ فِ َن ِهالنََّوبِ َّ س ِل َل ُمهُ َحدَّ َثوَن َما ْنقَتَاكدَةُ ى ا ْل َّ ُ س ْظي ِل ٍ ُ ع َْن ْنمهُا ْل ُ َمو َعَ ِلّال ِم يُقَ ْا س ِلَ ي ِلَّ َم َ س ِلعِم َْن َال ُحيَ َ علَ ُم ْي ِهأ ُخ َوو َ ً َ َ َ ْ ْ خ ْني ِههُ َانَ ع اَّللُ ِْل َ ِ َ ج ر ف ة ب ُر ك م ل س م َن ع ج ر ف ن م و ه ت ج َا ح ي ف اَّلل ك ه ي خ أ ة ج َا ح َ ب َّ أ َ َن ٍ َ اَّللُ َ صل َّ ُى ِ َّ س ِ ع َِْن ِال َّنبِ ّي ِ َ ع َل َْي ِ ِه ِ َو َ َ س َ َّل َم َقا َّ َل َ َال يُ ْم ِم ُنُ ْأ ِ َ ٍحدُ ُك ْم ْ َ َحتَّى َّ يُ َ ِح َّ ً اَّللُ يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة سا ِه ِ ست َ َرهُ َّ ست َ َر ُم ْ ب ْن ِلنَك ْف ُُر ِبَ س ِل ًما َ ت يَ ْو ِم ا ْل ِق َيا َم ِة َو َم ْن َ َكماُْربَيُة ِح ِم ُّ Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan Ibnuةَبُ ْرعدَ َْنةَ يُ ع َ ْبر ِد dariأ َبنَ ِْن ٍس َ ي شْفيَ ْع َبانُةَ ع Salimلَحْ َي َحىدَّث َ َن سال َّدُدٌ ْبقَنُا َلي ع ِب ْنه اَّللُْن أ َ َ ي َْ Syihabن قأ َت َِبادَ عا َْن سُ ِ ‘Uqailض َ َّ َmengabarkannyaحْ َح َيدَّثَىنَاقَاي َ kepada kami Al Laits ُ bahwa َحدَّثَنَا ُم َخ َّ َ اَّللِ dariب َّ ِ َ َ َ َ َ ْ َّ َ َّ َن bahwa ‘Abdullah bin ‘anhuma mengabarkannya سلق َمتَاقداةُ صّلَّ ِهىع ْ ع ْ َ ‘Umarل عإِ ْنَّ اَّللُ قا َ سلَّى َم َعو َْن Rasulullahجَ َِد بُعْر ْدَ ى ُمعَ ِلّ ِ َّم صلال اَّللُ أبِ َ سي ٍْن َ َbahwaنَّ radliallahuثو َنا َ علَي ْي ِه ُم َوو َ َنالنَّ ُبِح ّي َِ سَ علل ْي ِه َحدَّ َ َنةَ النَّعبِ َْن ّي ِ ِ wasallamهshallallahu ‘alaihi bersabda: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim َ َ َ ْ ْ َّ َ َّ ْ َّ َ ْ ْ ْ ُ ُ َّ ْ نَ كَ ُ نُ ُ ُّ د ش ي ان ي ن ب َا ك ن م م م ل ل م م ه ع ب َا ص أ ب ش َ و ًا ض ع ب ه ض ع ب ب ِْل َ ِخي ح ي ى ت ح م ك د ح أ م م ي ال ل ا ق م ل س و ه ي ل ع َ اَّلل ى ل ص ي ب ن ال َن ع س ُ ُ َ ْ َّ َ َ َ َ َ ِ ِ ِ َّ ْ َ ْ َ ِ ِ ِ ُ ُ ُ َ َ أاَ ْل َن ُم ٍ َّ َ ِ ْ ُِ َ َ ُ ِ ِّ lainnya, dia tidak menzhaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang ْ س ِه ب ِل َنف ِ َما يُ ِح ُّ membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu َحدَّثَنَا َخ َّ menutupiالدُ ْبنُ hariأَبِي بُ ْردَةَ ب ِْن َ انُ ع َْن yangيَحْ َيى ع ْب ِد َّ siapaقَا َل َ س ْفيَ Danحدَّث َ َنا ُ اَّللِ kesusahan-kesusahanب ِْن أَبِ dariيkesusahan baginya qiyamat. صلَّ بُ ْردَةَ َ makaل إِنَّ سلَّ َم قَا علَ ْي ِه َو َ akan سى ع َْن hariي ُمو ”qiyamat.ع َْن أ َ ِب (HR.ع َْن جَ ِدّ ِه menutupى َّ aibnyaالنَّ ِب ّي ِ َ َ Allah َ pada اَّللُ (aib) seorang muslim َ ْ ْ ْ ْ ُ ُ نَ كَ ُ )Bukhari –No hadis 2262 شبَّ أصَابِعَه شدُّ بَ ْعضه بَ ْعضًا َو َ ان يَ ُ ا ْل ُم ْم ِم ِلل ُمم ِم ِن كَالبُنيَ ِ 39Rasulullah memberikan motivasi sangat besar kepada umatnya agar mereka memiliki rasa dan prilkau yang baik. Dalam konsep pendidikan Islam terpadu, 86 َ ُالر َفا ِع ُّي ُم َح َّمدُ ْبنُ يَ ِزيدَ َحدَّث َ َنا ُم َح َّمدُ ْبنُ ف ض ْي ٍل ع َْن ا ْل َو ِلي ِد ّ ِ َحدَّث َ َنا أَبُو ِهش ٍَام صلَّى َ ب ِْن َّ سو ُل َّ ع ْب ِد َ ِاَّلل ُ اَّللِ ب ِْن ُج َمي ٍْع ع َْن أ َ ِبي ال ُّطفَ ْي ِل ع َْن ُحذَ ْيفَ َة قَا َل قَا َل َر َسنَّا َوإِ ْن َظل ْ ِإِ َّمعَةً تَقُولُونَ إIslam َسن ُمواKonsep-Konsep تَتُونُواTerpadu سلَّ َم َال َ ُاَّلل َّ َ ْاس أَح َ ْن أَحPendidikan َ علَ ْي ِه َو ُ َّالنDasar 87 ُ َو ِ ّطنُوا أ َ ْنفM.A. َظلَ ْمنَا َولَ ِت ْن سا ُءوا َف َال ِ ْاس أ َ ْن تُح ْس ُت ْم إِ ْن أَح َ َسنُوا َوإِ ْن أ َ Ridhoul َ Wahidi, ُ َّسنَ الن AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban Vol. 3, No. 1, April 2014 َ ٌسن ٌ سى َهذَا َحد يب َال نَ ْع ِرفُهُ إِ َّال ِم ْن َهذَا ا ْل َوجْ ِه َ ِيث َح َ ت َ ْظ ِل ُموا قَا َل أَبُو ِعي ٌ غ ِر informasi atau pendapat orang lain tanpa adanya komentar atau setidaknya memberikan tanggapan atas informasi yang datang. Rasulullah Saw mengajarkan agar umatnya tidak taklid buta, didasarkan sebuah hadis beliau. َ ُالر َفا ِع ُّي ُم َح َّمدُ ْبنُ يَ ِزيدَ َحدَّثَ َنا ُم َح َّمدُ ْبنُ ف ض ْي ٍل ع َْن ا ْل َو ِلي ِد ّ ِ َحدَّثَنَا أَبُو ِهش ٍَام صلَّى َ ب ِْن َّ سو ُل َّ ع ْب ِد َ ِاَّلل ُ اَّللِ ب ِْن ُج َمي ٍْع ع َْن أَبِي ال ُّطفَ ْي ِل ع َْن ُحذَ ْيفَةَ قَا َل قَا َل َر سنَّا َوإِ ْن َظلَ ُموا َ ُاَّلل َّ َ ْاس أَح َ ْسلَّ َم َال تَتُونُوا إِ َّمعَةً تَقُولُونَ إِ ْن أَح َ علَ ْي ِه َو ُ َّسنَ الن سا ُءوا َف َال ِ ْاس أَ ْن تُح َ َ سنُوا َو ِإ ْن أ َ ْس ُت ْم ِإ ْن أَح َ َُظلَ ْمنَا َولَ ِت ْن َو ِ ّطنُوا أَ ْنف ُ َّسنَ الن َ ٌسن ٌ سى َهذَا َحد يب َال نَ ْع ِرفُهُ ِإ َّال ِم ْن َهذَا ا ْل َوجْ ِه َ ِيث َح َ ت َ ْظ ِل ُموا قَا َل أَبُو ِعي ٌ غ ِر Artinya: ”Telah menceritakan kepada Abu Hisyam Ar Rifa’i ُ يَى ْبنMuham ِعي ُل ع َْن ا ْلعَ َال ِءbin س َم َحدَّث َ َناtelah ر قَالُواmenceritakan َْحدَّثَنَا يَح ْ ِإYazid, َ ُّ أَيkami َ وب ٍ ْوقُت َ ْيبَةُ َوا ْبنُ حُجkepada Muhammad mad َا َل أَتFudlail َد ُْرونbin سلَّ َم َق علَ ْي ِه َ Al صلَّى س ه َُريJumai’ ع َْن أَ ِبيdari أ َ ِبي ِهAbu ع َْن َّ Walid َّ binو َلAbdullah َ ِاَّلل َ َوdari ُ َْرةَ أَنَّ َرbin ُاَّلل Thufail dari Hudzaifah ia berkata; Rasulullah Saw bersabda: َسولُهُ أَ ْعلَ ُم ق ََما ا ْل ِغيبَةُ ق ي َل أ َ َف َرأَيْتَ إِ ْنkalian كَ أ َ َخاكَ بِ َمorang ا َل ِذك ُْرyang اَّللُ َو َر َّ الُواorang ِا يَت َْرهُ قmenjadi “Janganlah sukaُ mengekor lain. َ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ Jika manusia menjadi baik, maka kami juga akan berbuat baik. ْ ْ ْ كَانَ فِي أ ِخي َما أقو ُل قا َل إِن كَانَ فِي ِه َما تَقو ُل فق ْد اغتَ ْبتَهُ َوإِن ل ْم يَتُن فِي ِه Dan jika mereka berbuat zhalim, maka kami juga akan berbuat ُفَقَ ْد بَ َهتَّه zhalim.’ Akan tetapi mantapkanlah hati kalian, jika manusia berbuat baik kalian juga berbuat baik, namun jika mereka berlaku َس َّو ٍار أ َ ِبي َح ْم َزة ْ َ ْعنِي ا ْليBerkata س َم ِعي ُل ي َحدَّثَنَا َح ْ م َم َّم ُلIsa: ْ ِإberbuat َبنُ ِهش ٍَام يAbu َ ع َْنkalian ُ دَّثَنَاIni ِ شت َّ ُرzhalim.” buruk, janganlah ََاودَ أ merupakan hasan ُار ْبن فِ ُّي ع َْن ع َْم ِروhadits صي َْر بُو َح ْم َزtidak س َاو قَا َّ ي ال َ د َوه َُوkecuali ُ دkami ُ َل أَبُو دmeُ َّوketahui ُّ ِةَ ا ْل ُم َزنgharib lalui jalur ini.” (HR. Tirmidzi – No hadis 1930) ب ع َْن أَبِي ِه ع َْن َج ِدّ ِه قَا َل قَا َل َر سلَّ َم ُم ُروا علَ ْي ِه َو َ ُاَّلل شعَ ْي ُ ب ِْن َّ صلَّى َّ سو ُل َ ِاَّلل َPelajaran ُ yang dapat dipetik dari hadis di atasٍ adalah ْ َواakal/intelektual َسنِين َو ُه ْمmenggunakan علَ ْيهَا َ ض ِربُو ُه ْم عش ٍْر َ أ َ ْب َنا ُءagar ِبالص ََّال ِةmembeأَ ْو َالدَ ُك ْم anjuran ِ سب ِْع َ َو ُه ْم أ َ ْبنَا ُءdalam dakan antara yang benar dan yang salah atau yang baik dan َاجع ِ َو َف ِ ّرقُوا بَ ْي َن ُه ْم فِي ا ْل َمض yang buruk. Pelajaran lainnya adalah ِagar meyakini dengan keyakinan yang benar jika memang yang diyakini tersebut َسلَ ْي َمان َ س ٍار ع َْن َّ ع ْب ِد ِ َحدَّثَنَا ا ْلقَ ْعنَبِ ُّي ع َْن َمالِكٍ ع َْن اب ِْن َ َب ِْن يdan ُ ب ع َْن ِاَّلل ٍ شهَا benar dan baik larangan mengikuti pendapat orang ْ َ ا ْلفkebenarannya. َاس قَا َل كَان ُض ُل ْبن اَّلل اس علَ ْي ِه َ apalagi َ cross-check َ ب ِْن lain, َّ ص َّلى َ mengikutinya ٍ َّعب ٍ َّعب ُ ِيف َر َ َردtanpa ِ َّ سو ِل ُاَّلل kepada pencerahan dan ُ Untuk ُ ض ُل يَ ْن ْ ا ْل َفintelektual ظ ُر ِإ َل ْي ِه ِإ َل ْيهَا َوتَ ْنmengasah ظ ُر ستَ ْفتِي ِه َف َجعَ َل ْ َ س َّل َم َفجَا َءتْهُ ا ْم َرأَةٌ ِم ْن َخثْعَ ٍم ت َ َو hal yang baik. Jauh-jauh Rasulullah Saw telah mengajarْ َفdiskusi/dialog. ّ ِ الmetode ض ِل ِإ َلى ف َوجْ هَ ا ْل علَ ْي ِه َو َ ُاَّلل اَّلل فَ َج َع َل َّ ص َّلى َ tergambar َ Sebagaimana ُ َرdalam ُ سلَّ َم َيص ِْر ِ َّ سو ُل kan ِ ّشق ­sيebuah hadis. َ ِاَّلل َّ َاَّللِ إِنَّ فَ ِريضَة َّ سو َل ُ ْاْل َخ ِر فَقَالَتْ يَا َر ِعلَى ِعبَا ِد ِه فِي ا ْل َح ّجِ أَد َْركَتْ أَب ع ْنهُ قَا َل نَعَ ْم َوذَ ِلكَ فِي َ احلَ ِة أ َ َفأ َ ُح ُّج َ َست َ ِطي ُع أ َ ْن يَثْبُت َ ِ الر ْ َيرا َال ي َّ علَى ً ش ْي ًخا َك ِب َاع ِ َح َّج ِة ا ْل َود س َم ِعي ُل ع َْن ا ْلعَ َال ِء ْ ِوب َوقُت َ ْيبَةُ َوا ْبنُ حُجْ ٍر قَالُوا َحدَّث َ َنا إ َ َُّحدَّثَنَا يَحْ يَى ْبنُ أَي َسلَّ َم َقا َل أَتَد ُْرون َ ُاَّلل َّ صلَّى َّ سو َل َ ِاَّلل َ علَ ْي ِه َو ُ ع َْن أَبِي ِه ع َْن أَبِي ه َُري َْرةَ أَنَّ َر سولُهُ أ َ ْعلَ ُم قَا َل ِذك ُْركَ أَ َخاكَ بِ َما يَت َْرهُ قِي َل أ َ َف َرأَيْتَ إِ ْن َّ َما ا ْل ِغيبَةُ قَالُوا ُ اَّللُ َو َر كَانَ فِي أ َ ِخي َما أَقُو ُل قَا َل إِ ْن كَانَ فِي ِه َما تَقُو ُل فَقَ ْد ا ْغتَ ْبتَهُ َوإِ ْن َل ْم يَت ُْن فِي ِه َُفقَ ْد بَ َهتَّه Artinya: ”Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan ٍَار أَ ِبي ح َْم َزةdan ْ َنِي ا ْليTelah س َّو ُل ع َْنHujr س َم ِعي ي َحدَّثَنَا شت ُِر ش ٍَام يَ ْعmenceritakan دَّثَنَا ُم َم َّم ُل ْبنُ ِهkeَح ْ ِإmereka َ Ibnu Qutaibah َّ berkata; pada َ َح ْم َزةdari ع َْم ِروkami ُّي ع َْنIsma’il م َزنِ ُّيAl دَ أَبُوBapaknya َاو ه َُوAbu َاود َو قَا َل أَبُو د َّ الdari ِصي َْرف َ dari ُ ار ْبنُ د ُ Hurairah ُ ا ْلA’laa ُ س َّو bahwa Rasulullah Saw pernah bertanya: “Tahukah kamu, apakَب ع َْن أ ُرواghibah سلَّ َم ُم علَ ْي َ ُاَّلل صلَّى ‘ َج ِدّ ِه قَا َل قَا َل َرAllah ِبي ِه ع َْنdan ُ ب ِْن َّ Para َّ سو ُل َ sahabat َ ِه َوitu?” ُ menjawab; ِاَّلل ٍ شعَ ْي ah Rasul-Nya lebih ْ س ِنينَ َوا سب ِْع عش ٍْر َ tahu.’ ُه ْم أ َ ْب َنا ُءKemudian ع َل ْيهَا َو َ و ُه ْمRasulullah ‘ َو ُه ْم أَ ْب َنا ُءGhibah ْم ِبالص ََّال ِةadalah أ َ ْو َالدَ ُك ِ Saw ُض ِرب َ bersabda: kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia َُوفَ ِ ّرق َاج ِع وا بَ ْينَ ُه ْم فِي ا ْل َمضmenuِ bagaimanakah sukai.’ Seseorang bertanya; ‘Ya Rasulullah, rut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai ََحدَّثَنَا ا ْلق ْ س ٍار ع َسلَ ْي َمان َ َنyang شهَا ‘ ْعنَ ِب ُّي ع َْنApabila َّ ع ْب ِد ٍ َمالِكberkata: َب ِْن يucapkan? ِ ع َْن اب ِْنSaw َsaya ُ ب ‘ع َْن ِاَّلل ٍRasulullah dengan benar padanya, ْ َ َل كَانَ ا ْلفmaka ُض ُل ْبن علَ ْي ِه َ ُاَّلل ص سو ِل ِيف ع َّب َ ada اس قَا ع َ ب ِْن َّ apa َّلىyang َ اَّلل ٍ itu ٍ َّبberarti ُ َرbicarakan َ اس َرد ِ َّ kamu kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan ُ ظ ُر إِلَ ْيهَا َوتَ ْن ُ ض ُل يَ ْن ْ َست َ ْفتِي ِه فَ َجعَ َل ا ْلف ُسلَّ َم فَجَا َءتْه إِلَ ْي ِهtidak ظ ُر ْن َخثْعَ ٍمtelah ام َرأَةٌ ِم ْ َ تkamu َ َو ْ membuat-buat itu ada padanya, maka berarti َف َوجْ هَ ا ْلف kebohongan ْ terhadapnya.” ّ ِ ض ِل إِ َلى ال علَ ْي ِه َ ُاَّلل ص َّل اَّلل س َّ – ىNo َ hadis َسلَّ َم ي َ َوMuslim ُ فَ َجعَ َل َر ُ (ص ِْرHR. ِ َّ و ُل4690) ِ ّشق Hadis tersebut di atas menggambarkan dialog antara علَى ِعبَا ِد ِه فِي ا ْل َح ّجِ أَد َْركَتْ أ َ ِبي َ ِاَّلل َّ َاَّللِ إِنَّ فَ ِريضَة َّ سو َل ُ ْاْل َخ ِر فَقَالَتْ يَا َر Rasulullah Saw dengan para sahabat. Dalam dialog terseَنَعَ ْم َوذsahabat ِلكَ فِيpara ع ْنهُ قَا َل َ ُّجmemang احلَ ِة أ َ َفأ َ ُح علَى َ ََ ِطي ُع أ َ ْن يَثْبُتjawabannya ست ش َ ِ الر ْ َيرا َال ي but, َّ menyandarkan ً ْي ًخا َك ِبkepada Allah dan Rasulullah. Ringkasnya, dari dialog َاع دtersebut َح َّج ِة ا ْل َو ِ setidaknya membuka cakrawala berpikir para sahabat. Hal ini berbeda jika beliau langsung menjelaskan materi yang diinginkannya tanpa adanya pertanyaan. 6. Pendidikan Seks Agama Islam sangat memperhatikan persoalan seks yang tujuannya adalah menyeimbangkan pertumbuhan sehingga pembentukannya sesuai dengan tabiat yang telah diciptakan Allah dan fitrah yang telah ditakdirkannya.42 Dengan kata lain, keseimbangan dalam segala hal merupakan salah satu bagian dari karakter Islam yang istimewa. 42Ibid, hlm. 61 88 َ ُالر َفا ِع ُّي ُم َح َّمدُ ْبنُ يَ ِزيدَ َحدَّث َ َنا ُم َح َّمدُ ْبنُ ف ض ْي ٍل ع َْن ا ْل َو ِلي ِد ّ ِ َحدَّثَنَا أَبُو ِهش ٍَام صلَّى َ ب ِْن َّ سو ُل َّ ع ْب ِد َ ِاَّلل ُ اَّللِ ب ِْن ُج َمي ٍْع ع َْن أَبِي ال ُّطفَ ْي ِل ع َْن ُحذَ ْيفَةَ قَا َل قَا َل َر AL-AFKAR, ُسلَّ َم َال تَتُونُوا إِ َّمعَةً تَق َّسنَ الن َولُونPeradaban وإِ ْن َظلَ ُمواJurnal َ ُاَّلل َّ َ ْاس أَح َ ْإِ ْن أَحdan َ علَ ْي ِه َو َ سنَّا ُKeislaman Vol. 3, No. 1, April 2014 سا ُءوا َف َال ِ ْاس أ َ ْن تُح َ َ سنُوا َوإِ ْن أ َ ْس ُت ْم إِ ْن أَح َ َُظلَ ْمنَا َولَ ِت ْن َو ِ ّطنُوا أ َ ْنف ُ َّسنَ الن َ ٌسن ٌ سى َهذَا َحد يب َال نَ ْع ِرفُهُ إِ َّال ِم ْن َهذَا ا ْل َوجْ ِه َ ِيث َح َ ت َ ْظ ِل ُموا قَا َل أَبُو ِعي ٌ غ ِر ­Dorongan seksual yang telah diciptakan Allah dalam diri َ َحدَّث ُبَةُ َوا ْبنُ حُجْ ٍر قَالseluruh ُنَا يَحْ يَى ْبنhid َْن ا ْلعَ َال ِءmenjadi س َم ِعي ُل ع وا َحدَّث َ َنا وب َوقُت َ ْي ْ ِإsebab َ ُّأَيmakhluk manusia kelangsungan up. َون Allah َّه َُري َْرةَ أَنmelakukan َل أَتَد ُْرmenjadikan س َّل َم َقا َ ُاَّلل ص َّلى أ َ ِبي ِه ع َْن أ َ ِبيhal ع َْن َّ masa َّ سو َل َ tertentu َ ع َل ْي ِه َو ُ َرuntuk ِاَّلل ini agar manusia dapat melanjutkan generasi/keturunan. َُما ا ْل ِغيبَةُ قَال قَا َل ِذك ُْركَ أ َ َخاكَ ِبkaidah-kaidah سولُهُ أ َ ْعلَ ُم إِ ْنAgama َقِي َل أ َ َف َرأَيْتIslam َّ واagar ُ َما يَت َْرهmemberikan ُ اَّللُ َو َر orang َ كَانَ فِي أ َتَقُو ُل فpenyimpangan tua ِهmenjaga إِ ْن َل ْم يَت ُْن فِيanaknya قَ ْد ا ْغتَ ْبتَهُ َوdari ُل قَا َل إِ ْن كَانَ فِي ِه َماseksual. ِخي َما أَقُوDiantaranya adalah: َُف َق ْد بَ َهتَّه a. Memisahkan tidur anak َس َّو ٍار أ َ ِبي ح َْم َزة ْ َحدَّثَنَا ُم َم َّم ُل ْبنُ ِهش ٍَام َي ْع ِني ا ْل َي ْ ي َحدَّثَنَا ِإ َ س َم ِعي ُل ع َْن َّ شت ُِر صي َْر ِف ُّي ع َْن ع َْم ِرو َّ َاودَ أَبُو ح َْم َزةَ ا ْل ُم َز ِن ُّي ال َ َاود َوه َُو ُ ار ْبنُ د ُ قَا َل أَبُو د ُ س َّو سلَّ َم ُم ُروا َ ُاَّلل ُ ب ِْن َّ صلَّى َّ سو ُل َ ِاَّلل َ علَ ْي ِه َو ُ ب ع َْن أ َ ِبي ِه ع َْن َج ِدّ ِه قَا َل قَا َل َر ٍ ش َع ْي ْ س ِنينَ َوا عش ٍْر َ علَ ْيهَا َو ُه ْم أ َ ْب َنا ُء َ ض ِربُو ُه ْم ِ سب ِْع َ أ َ ْو َالدَ ُك ْم ِبالص ََّال ِة َو ُه ْم أ َ ْبنَا ُء َاج ِع ِ َوفَ ِ ّرقُوا بَ ْينَ ُه ْم فِي ا ْل َمض Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Mu`ammal bin ْ َحدَّثَنَا ا َ َْنAl-Yasykuri س ٍار ع بع لقَ ْعنَبِ ُّيIsma’il َّ ع ْب ِد ٍع َْن َمالِكkami ِ ع َْن اب ِْنkepada َ َمانَ ب ِْن يtelah ُ َْنmenceritakan ِاَّلل َ سلَ ْي ٍ شهَا Hisyam َ َل كَانَ ا ْلفDia dari ْ Dawud; اس علَ ْي ِه َ Sawwar اَّلل س َ ُنAbu ض ُل ْب اس قَا َ ب ِْن َّ ص َّلى َ Abu َّعب ٍ َّعب ٍ adalah ُ ِيف َر َ َردberkata ِ َّ و ِلHamzah ُاَّلل Sawwar bin Dawud Abu Hamzah Al-Muzani Ash-Shairafi ُ ظ ُر إِلَ ْيهَا َوتَ ْن ُ ض ُل يَ ْن ْ َست َ ْفتِي ِه فَ َجعَ َل ا ْلف ظ ُر إِلَ ْي ِه ْ َ ام َرأَةٌ ِم ْن َخثْعَ ٍم ت َ َو ْ ُسلَّ َم فَجَا َءتْه dari Amru bin Syu’aib dari Ayahnya dari Kakeknya dia berَعل ْ َوجْ هَ ا ْلفSaw ّ ِ ى الRasulullah ض ِل إِ َل َ ُاَّلل سو َّ ص َّلى َ اَّلل َسلَّ َم ي َ ْي ِه َوPerintahkanlah ُ فَ َجعَ َل َر َ ف ُ ص ِْر ِ َّ ُلanak-anak kata; bersabda: ِ ّشق kalian َ فَ ِريضَةapabila َْاْل َخ ِر فَقَال َّاَّللِ إِن َْركَتْ أَبِيuntuk ا ْل َح ّجِ أَدmelaksanakan علَى ِعبَا ِد ِه فِي َ ِاَّلل س َّ shalat َّ و َلsudah ُ تْ يَا َرmencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuع ْنهُ قَا َل نَعَ ْم َوذَ ِلكَ فِي َ احلَ ِة أ َ َفأ َ ُح ُّج علَى َ َستَ ِطي ُع أ َ ْن يَثْبُت َ ِ الر ْ َيرا َال ي َّ apabila ً ش ْي ًخا َك ِب luh tahun maka pukullah dia tidak melaksanakannya, َح َّج ِة dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya.” (HR. ِ ا ْل َودَاعAbu Daud – No Hadis 418) Mengutip pendapat Suwaid, anak berumur 10 tahun harus dipisahkan, antara anak laki-laki dan perempuan. Menurutnya anak laki-laki dan perempuan harus dipisahkan dan tidak boleh tidur dalam satu selimut. Jika tidur dalam satu ranjang yang sama, maka harus dengan selimut yang berbeda. Lebih utama adalah dijauhkan/ dipisahkan antara keduanya.43 Tidur dalam satu selimut atau ranjang menyebab43Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Mendidik Anak Bersama Nabi, Panduan Lengkap Pendidikan Anak Disertai Teladan Kehidupan Para Salaf, terj. (Solo: Pustaka Arafah, 2004), hlm. 387 صلَّى َّ سو ُل َّ ب ِْن َع ْب ِد َ ِاَّلل ُ اَّللِ ب ِْن ُج َمي ٍْع ع َْن أ ِبي ال ُّطفَ ْي ِل ع َْن ُحذَ ْيفَة قَا َل قَا َل َر سنَّا َو ِإ ْن َظلَ ُموا َّ َ ْاس أَح َ ْسلَّ َم َال تَتُونُوا ِإ َّمعَةً تَقُولُونَ ِإ ْن أَح َ اَّللُ َعلَ ْي ِه َو ُ َّسنَ الن سا ُءوا َف َال َ َاس أَ ْن تُحْ ِسنُوا َو ِإ ْن أ َ ْس ُت ْم ِإ ْن أَح َ َُظلَ ْمنَا َولَ ِت ْن َو ِ ّطنُوا أَ ْنف ُ َّسنَ الن Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu َسى َهذ ٌ ا َحدWahidi, يب َال نَ ْع ِرفُهُ إِ َّال ِم ْن َهذَا ا ْل َوجْ ِه س تَ ْظ ُ ِل ُموا قَا َل أَب89 َ ِيث َح َ و ِعيM.A. ٌ نٌ َغ ِرRidhoul س َم ِعي ُل ع َْن ا ْلعَ َال ِء ْ ِوب َوقُتَ ْيبَةُ َوا ْبنُ حُجْ ٍر قَالُوا َحدَّثَ َنا إ َ َُّحدَّثَنَا يَحْ يَى ْبنُ أَي kan seksual َّ anak dan tumbuh cepat seَسلَّ َم َقا َل أ َتَد ُْرونnaluri صلَّى َّ سو َل َ timbul َ اَّللُ َعلَ ْي ِه َو ُ ع َْن أَ ِبي ِه ع َْن أَ ِبي ه َُري َْرةَ أَنَّ َر ِاَّلل hingga menimbulkan berbagai indikasi penyimpangan سولُهُ أَ ْعلَ ُم قَا َل ِذك ُْركَ أَ َخاكَ ِب َما َيت َْر ُه ِقي َل أَ َف َرأَيْتَ ِإ ْن َّ َما ا ْل ِغي َبةُ قَالُوا ُ اَّللُ َو َر seksual. b. Menundukkan تَ ْبتَهُ َوإِ ْن َل ْم يَت ُْن فِي ِهpandangan َما تَقُو ُل فَقَ ْد ا ْغdan َانَ فِي ِهmemelihara ا أَقُو ُل قَا َل إِ ْن كaurat كَانَ فِي أَ ِخي َم Pandangan merupakan pintu bagi anak untuk meَفَقَ ْد ب lihat dunia luar. Apa yang dilihat dan disaksikanُ َهتَّهakan tertanam dalam jiwa dan benak anak. Rasulullah Saw َس َّو ٍار أَ ِبي َح ْم َزة ََّي َحدَّثَنanak ْ ْل َيdibiasakan ي ُل ع َْنsejak س َم ِع شت ُِر نُ ِهش ٍَام َي ْع ِني اmenundukَحدَّثَنَا ُم َم َّم ُل ْب ْ ا ِإdini َ agar mengajarkan kan َع ْم ِروpandangan صي َْرفِ ُّي ع َْن ُم َزنِ ُّيmenutup أَبُو َح ْم َزةَ ا ْلaurat. َ ْبنُ د َُاودMemberikan ار قَا َل أَبُو َّ الdan َ د َُاود َوه َُوpemaُ س َّو haman kepada mereka bahwa Allah selalu mengawasi seَاَّللُ َعل ُم ُرواgerak سلَّ َم صلَّى سو ُل أَبِي ِه ع َْن َج ِدّ ِه قَاSaw ب ع َْن شعَ ْي ُ ب ِْن َّ yang َّ dilakukan. َ ِاَّلل َ ْي ِه َوgerik ُ َل قَا َل َرRasulullah ٍ pernah gala memalingkan ْ َواmelihat َسب ِْع ِسنِين هَا َو ُه ْم أَ ْب َنا ُء َعش ٍْرwajah و ُه ْم َعلَ ْيsebab ُه ْم أَ ْبنَا ُءbin ََّال ِة َوAbbas دَ ُك ْم بِالصberأَ ْو َال ُض ِرب َ Fadhl tatapan dengan gadis dari Khats’am saat meminta fatwa َاج ِع َوفَ ِ ّرقُوا بَ ْي َن ُه ْم فِي ا ْل َمض ِ kepada beliau. َّ س ٍار ع َْن َع ْب ِد َ َسلَ ْي َمانَ ب ِْن ي ُ ب ع َْن ِاَّلل ٍ َحدَّثَنَا ا ْلقَ ْعنَبِ ُّي ع َْن َمالِكٍ ع َْن اب ِْن ِشهَا ْ َاس قَا َل كَانَ ا ْلف اَّللُ َعلَ ْي ِه َّ ص َّلى َ اَّلل ٍ َّض ُل ْبنُ َعب ٍ َّب ِْن َعب ُ ِيف َر َ اس َرد ِ َّ سو ِل ْ َستَ ْفتِي ِه فَ َجعَ َل ا ْلف ض ُل يَ ْن ُظ ُر إِلَ ْيهَا َوتَ ْن ُظ ُر إِلَ ْي ِه ْ َسلَّ َم فَجَا َءتْهُ ا ْم َرأَةٌ ِم ْن َخثْعَ ٍم ت َ َو ْ َف َوجْ هَ ا ْلف ّ ِ ض ِل إِ َلى ال َّ ص َّلى َ اَّلل َ اَّللُ َعلَ ْي ِه َو ُ َف َجعَ َل َر ُ سلَّ َم يَص ِْر ِ َّ سو ُل ِ ّشق اَّللِ َعلَى ِعبَا ِد ِه فِي ا ْل َح ّجِ أَد َْركَتْ أَ ِبي َّ سو َل َّ َاَّللِ ِإنَّ فَ ِريضَة ُ ْاْل َخ ِر َف َقا َلتْ يَا َر احلَ ِة أَ َفأ َ ُح ُّج َع ْنهُ قَا َل نَ َع ْم َوذَ ِلكَ ِفي َ ِ الر ْ يرا َال َي َّ ستَ ِطي ُع أَ ْن َيثْبُتَ َعلَى ً ش ْي ًخا َك ِب َاع ِ َح َّج ِة ا ْل َود Artinya: “Telah menceritakan kepada Kami Al Qa’nabi, dari Malik dari Ibnu Syihab dari Sulaiman bin Yasar dari Abdullah bin Abbas, ia berkata; Al Fadhl bin Abbas pernah membonceng Rasulullah Saw, kemudian datang seorang wanita dari Khats’am yang bertanya kepada beliau; dan Al Fadhl melihat kepadanya, dan wanita tersebut melihat kepadanya. Kemudian Rasulullah Saw memalingkan wajah Al Fadhl ke sisi yang lain. Wanita tersebut berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya kewajiban yang Allah bebankan kepada para hambaNya untuk melakukan haji telah menjumpai ayahku yang tua renta, dan tidak mampu untuk duduk di atas kendaraan. Apakah aku boleh berhaji untuknya? Beliau mengatakan: “Ya.” Dan 90 AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban Vol. 3, No. 1, April 2014 hal tersebut di saat terjadinya haji wada.” (HR. Abu Daud – No Hadis 1544) Menundukkan pandangan terhadap aurat lawan jenis merupakan pengamalan perintah Allah Swt. Artinya: ”Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu Ridhoul Wahidi, M.A. 91 putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau puteraputera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Qs. al Baqarah: 30-31) C. Analisis Konsep-konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu Konsep-konsep dasar pendidikan Islam terpadu merupakan konsep utuh dan terintegral untuk membangun peradaban masa mendatang yang cerah sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan sunnah. Sehingga Islam menjadi barometer pendidikan di Dunia Islam Khususnya dan manusia umumnya. Aspek internal dalam konsep pendidikan Islam terpadu dalam bidang aqidah menekankan pada aspek keyakinan kepada Allah. Ketika keyakinan ini ditanamkan pada peserta didik sejak dini maka keyakinan tersebut akan mengakar dan berdampak pada kedekatakan/taqarrub kepada Allah dalam segala kondisi. Sebaliknya, ketika keyakinan ini tidak dikenalkan bahkan tidak ditanamkan sejak dini, maka dampaknya adalah adanya sikap dangkal terhadap tuhan, selain itu munculnya kurang keyakinan siapa sebenarnya Tuhan yang menciptakannya. Aspek kedua adalah pendidikan hati. Pendidikan hati penekanannya pada potensi jiwa agar peserta didik senantiasa dekan dengan penciptanya, cenderung kepada yang baik dan tidak cenderung kepada hal buruk. Sebaliknya jika peserta didik tidak ditekankan kepada pendidikan hati ini, maka dampaknya adalah perkataan, sikap, dan prilakunya akan kotor bahkan berkarat. Pada Aspek eksternal pendidikan akhlak memiliki peran sentral karena akhlak menjadi simbol dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Saat anak dididik dengan akhlakul karimah, maka akhlak tersebut akan terus dilaksanakan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik kepada, teman sejawat, orang tua, bahkan dalam ke-