PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM DAN LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAANPERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 20032014 (Saskia Valentine, Sarwo Edy Handoyo) Accounting and Finance Department, Faculty of Economics and Communication, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 [email protected] ABSTRACT In maintaining the average stock price and liquidity of shares, one way that lately many conducted by issuers in Indonesia stock exchange through a stock split (splitting of shares). This research aims to find out whether there is a difference in the average stock return and volume trading activity before and after the stock split. The testing period is 21 days stock, i.e. 10 days Exchange before the stock split (n-1 to n-10) bursa and 10 days after the stock split of every 30 samples. Statistical tests used are paired sample t-test. After a test or paired samples t-test showed that the probability of where its value was 0.684 above 0.05 (p-value of 0.05 >) to return the shares and its probability of 0.840 where its value was above 0.05 (p-value of 0.05 >) for trading volume activity. Then both of them in States there was no significant difference between before and after the stock split. Keyword (S): Stock Split, stock Return, Trading Volume of Activity. ABSTRAK Dalam mempertahankan kenormalan harga saham dan likuiditas saham, salah satu cara yang akhir-akhir ini banyak dilakukan oleh emiten di Bursa Efek Indonesia yaitu melalui stock split ( pemecahan saham). Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata return saham dan trading volume activity sebelum dan sesudah stock split. Periode pengujian yang digunakan adalah 21 hari bursa, yaitu 10 hari bursa sebelum stock split (n-1 sampai n-10) dan 10 hari bursa setelah stock split dari setiap 30 sampel. Uji statistik yang digunakan adalah paired sample t-test. Setelah dilakukan uji-t atau paired sample-test menunjukan bahwa probabilitasnya sebesar 0.684 dimana nilainya adalah di atas 0,05 (p-value > 0,05) untuk return saham dan probabilitas nya sebesar 0.840 dimana nilainya adalah di atas 0,05 (p-value > 0,05) untuk trading volume activity. Maka keduanya di nyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah stock split.(S) Kata Kunci : Stock Split, Return saham, Trading Volume Activity. PENDAHULUAN Di era globalisasi, pasar modal atau bursa menjadi sarana pendanaan yang cukup penting bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sebagai sarana berinvestasi. Dengan adanya pasar modal, perusahaan yang ingin menambah modal harus mendaftarkan sahamnya dan menjadi perusahaan yang tercatat di bursa sehingga sahamnya bisa di perdagangkan di pasar sekunder. Adanya pasar modal memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan perprospek baik, karena tidak hanya dimiliki oleh sejumlah orang tertentu. Penyebaran kepemilikan yang luas akan mendorong perkembangan perusahaan yang transparan. Hal ini akan mendorong menuju terciptanya good corporate governance. Ada berbagai macam yang dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan di pasar modal, di antaranya adalah informasi yang masuk ke pasar modal tersebut. Informasi memegang peranan penting terhadap setiap transaksi perdagangan pasar modal. Salah satu informasi yang harus di ketahui investor adalah informasi mengenai aksi korporasi yang di lakukan oleh perusahaan yakni pengumuman stock split (pemecahan saham). Stock split adalah memecahkan selembar saham menjadi sejumlah lembar saham, pemecahan saham mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang mengubah besarnya modal. Harga per lembar saham adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya . Dalam pandangan teori keuangan tradisional, pemecahan saham hanyalah merupakan cosmetic event karena tidak merubah kekayaan pemegang saham, namun pemecahan saham pada prakteknya seringkali diterima pasar sebagai sinyal positif bagi perbaikan kinerja perusahaan. Pada umumnya stock split dilakukan setelah terjadi kenaikan harga saham. Bagi perusahaan, stock split tersebut diharapkan memberikan reaksi pasar positif terhadap stock price. Selama stock split, nilai nominal saham menjadi lebih rendah mengikuti split faktornya. Penurunan nilai nominal diharapkan akan diikuti dengan penurunan harga saham sehingga menuju ketingkat perdagangan optimal (optimal trading range). Perusahaan melakukan stock split juga bertujuan untuk meningkatkan likuiditas pemegang saham. Tindakan korporasi seperti stock split seringkali digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang sahamnya diunggulkan (blue chip stock). Saham unggulan memiliki aktivitas transaksi yang tinggi umumnya berkapitalisasi besar. Saham mereka menjadi leader dalam industry sejenis. Tidak mudah emiten masuk dalam kelompok ini, karena harus memenuhi berbagai persyaratan sulit. Perubahan harga saham ditentukan oleh kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham. Stock split akan memberikan informasi tentang peningkatan return masa depan.. Harga saham yang lebih rendah setelah melakukan investasi sehingga akan menunjukan pasar yang semakin likuid. Hal ini akan meningkatkan frekuensi transaksi yang berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Besarnya volume perdagangan dapat dilihat melalui indikator trading volume activity (TVA). Menurut Horne dan Machowitz yang di kutip oleh Fahmi dan dan Hadi (2011) pemecahan saham (stock split) adalah peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham. Sedangkan menurut Jogiyanto (2010) stock split adalah memecahkan selembar saham menjadi banyak lembar saham. Pemecahan saham mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang mengubah besarnya modal. Harga per lembar saham adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Stock split merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh para manager perusahaan dengan melakukan perubahan terhadap jumlah saham yang beredar dan nilai nominal per lembar saham sesuai dengan split factor. Split factor merupakan perbandingan jumlah saham yang beredar sebelum dilakukannya split dengan jumlah saham yang beredah setelah dilakukan split. Stock split biasanya dilakukan pada saat harga saham di nilai terlalu tinggi, sehingga akan mengurangi kemampuan para investor untuk membelinya. Dengan melakukan stock split diharapkan harga saham yang dinilai terlalu tinggi dapat menurun sehingga dapat menarik investor untuk membeli dan meningkatkan volume perdagangan saham tersebut. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi . Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi yang tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Dalam membuat keputusan investasinya, seorang investornya yang rasional akan mempertimbangkan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Untuk itu investor seharusnya melakukan analisis sebelum menentukan saham yang akan mereka beli. Dalam melakukan analisi, investor membutuhkan informasi. Adanya informasi yang dipublikasikan akan merubah keyakinan para investor yang dapat dilihat dari reaksi pasar. Salah satu reaksi pasar tersebut adalah reaksi volume perdagangan saham. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengambil judul : “ Pengaruh stock split terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham pada perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2014” Penelitian yang di lakukan oleh Hernoyo (2013) mengenai Pengaruh stock split announcement terhadap volume perdagangan dan return . Dari hasil tersebut penelitian dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh signifikan stock split announcement terhadap return saham dan tidak ada pengaruh yang signifikan rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split announcement. Berdasarkan penelitian Shinta (2010) mengenai analisis tingkat kemahalan harga saham dan kinerja keuangan perusahaan sebagai faktor pembeda keputusan pemecahan saham. Dari pengujian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kemahalan harga saham yang signifikan yang diukur dengan price earning ratio dan price to book value antara perusahaan yang melakukan stock split dengan perusahaan yang tidak melakukan stock split. Berdasarkan Ellen (2010) mengenai pemecahan saham terhadap likuiditas dan return Saham menunjukan bid-ask menyebar sebelum dan sesudah berbagi perpecahan berbeda, yang berarti bahwa pangsa perpecahan mempengaruhi likuiditas saham, namun tujuan untuk meningkatkan likuiditas saham tidak tercapai. Menurut Heriyanto (2012) berdasarkan jurnal nya yang berjudul analisis pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah stock split , menunjukkan bahwa apabila diuji pada total sampel secara keseluruhan stock split tidak membawa pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Namun khusus harga saham yang naik maka pemecahan saham menaikkan harga saham. Sedang untuk harga saham yang turun pemecahan saham menurunkan harga saham. METODE PENELITIAN JENIS DAN SUMBER DATA Penelitian ini menggunakan data sekuder. Data meliputi data perusahaan yang hanya melakukan stock split pada tahun 2003 sampai dengan 2014. Data diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) dari website (www.idx.co.id) dan (www.yahoofinance.com). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. POPULASI DAN METODE PENENTUAN SAMPEL Variabel Independent adalah stock split. Sedangkan variabel dependen adalah return saham dan trading volume activity. Variabel-variabel ini dipilih karena terdapat perbedaan hasil penelitian dari para peneliti sebelumnya. Hasil penelitian sebelumnya ada yang menjelaskan bahwa variabel independen yaitu stock split memiliki pengaruh terhadap return saham dan trading volume activity. Ada pula yang menjelaskan secara signifikan tidak berpengaruh. METODE ANALISIS DATA Pertama melakukan uji Statistik deskriptif, digunakan untuk menganalisis data dengan cara menceritakan/menjabarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan untuk berlaku umum/generalisasi. Dalam penelitian ini menjabarkan statistik deskriptif berupa mean dan standar deviasi. Kemudian uji normalitas dikarenakan data yang di teliti harus di ketahui terlebih dahulu apakah terdistribusi normal atau tidak nomal. Fungsi pengujian suatu data di kategorikan sebagai distribusi normal atau tidak adalah sebagai alat untuk membuat kesimpulan populasi berdasarkan data sampel. Pengujian normalitas ini akan dapat menentukan alat uji selanjutnya yang digunakan dalam penelitian. Untuk menguji data berdistribusi normal atau tidak normal apabila dilihat dari grafik plot linera dan histogram. Grafik histogram menunjukan pola yang mendekati bentuk bell dan plot linear memperlihatkan data yang bergerak mengikuti garis linear diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas. Kemudian yang terpenting ada melakukan uji hipotesis. Jika data berdistribusi normal, maka uji statistik parametrik yang digunakan adalah paired sample t-test. Jika distribusi tidak normal maka dilakukan transformasi log sehingga data berdistribusi normal. Dan jika data tetap tidak normal maka digunakan alat uji statistic non parametrik dengan Wilcoxon Signed Rank-Test. • Langkah-langkah uji paired sample t-test sebagai berikut : a. Menentukan level of significance (α = 5 %) dengan derajat kebebasan (degree of freedom) n-1. b. Menentukan t table berdasarkan derajat keyakinan sebesar 5%. c. Membandingkan probabilitas (p) t-hitung dan α= 5%. • Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada : a. Jika t hitung > t tabel, atau nilai probabilitas pada kolom sig.(2-tailed)< 0,05, maka Ha diterima. b. Jika t hitung < t tabel, atau nilai probabilitas pada kolom sig.(2-tailed)>0,05 maka Ha di tolak. • Langkah-langkah uji wilcoxon signed rank test sebagai berikut : a. Menentukan level of significance (α = 5%) dengan derajat kebebasan (degree of freedom) n-1. b. Membandingkan Probabilitas (p) z-hitung dan α = 5 % c. Menentukan t table berdasarkan derajatkeyakinan sebesar 5 %. d. Penarikan Kesimpulan pada uji ini didasarkan pada : e. Jika z hitung > z tabel, atau nilai probabilitas pada kolom sig.(2-tailed)< 0,05 maka Ha diterima. f. Jika z hitung < z tabel, atau nilai probabilitas pada kolom sig.(2-tailed) > 0,05 maka Ha ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS DATA DESKRIPTIF Dari hasilnya dapat diketahui bahwa nilai pergerakan return saham pada periode sebelum pengumuman pemecahan saham cenderung sama dengan pergerakan return saham pada periode sesudah pengumuman pemecahan saham. Lonjakan return saham terjadi pada saat t-0 dengan rata-rata mencapai -0,565681. Secara teori return saham yang dihasilkan pada saat pengumuman adalah bernilai negatif. Dengan adanya stock split, saham emiten di pasar akan lebih murah dengan jumlah saham yang lebih banyak. Dengan kondisi seperti ini, maka perdagangan saham pelaku stock split diharapkan lebih likuid dan kemampuan dalam menggalang dana untuk perusahaan menjadi lebih baik. Berdasarkan hasilnya secara keseluruhan pergerakan rata-rata TVA cenderung mengalami peningkatan pada hari disekitar event date yaitu pada t-10 sampai t+10. Pergerakan TVA mengalami puncaknya pada t-4 yaitu dengan nilai 0,002392. Selanjutnya grafik TVA mengalami penyesuaian yaitu menurun hingga t+10. Berdasarkan hasil tersebut, menunjukan bahwa transaksi perdagangan saham yang terjadi di Bursa Efek akan menjadi lebih bergairah merespon adaanya stock split yang dilakukan perusahaan. Respons pasar mulai tampak pada waktu t-7 hingga t-4, yang menunjukan adanya peningkatan yang cukup tajam pada Trading Volume Activity (TVA). Tabel 1 Uji hipotesis uji t- Return Saham Periode Tahun 2003-2014 Periode Return Saham Sebelum -0,0051809 Sesudah -0,0018840 t statistik p-value Keterangan -0.420 0.684 Ho Diterima • Periode Berdasarkan tabel di atas, nilai t-hitung untuk uji statistik return saham periode sebelum pengumuman terhadap rata-rata return saham sesudah pengumuman adalah sebesar -0.420 dan probabilitas sebesar 0.684 dimana nilainya adalah di atas 0,05 (p-value > 0,05). Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara return saham sebelum pengumuman dengan rata-rata return saham sesudah pengumuman stock split. Hal ini diperkuat dengan bukti berdasarkan tabel tersebut bahwa rata-rata return saham baik pada periode sebelum pengumuman maupun periode sesudah pengumuman adalah sama-sama bernilai negatif, yaitu untuk sebelum pengumuman adalah sebesar -0,0051809 dan untuk sesudah pengumuman adalah sebesar -0,0018840. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa “Terdapat perbedaan rata-rata return saham antara sebelum dan sesudah stock split”, tidak dapat diterima. TVA Sebelum 0,0010499 Sesudah 0,0010917 • t statistik p-value Keterangan -0.207 0.840 Ho Diterima Berdasarkan tabel di atas, nilai t-hitung untuk uji statistik TVA periode sebelum pengumuman terhadap rata-rata TVA sesudah pengumuman adalah sebesar -0.207 dan probabilitas sebesar 0.840 dimana nilainya adalah diatas 0,05 (p-value > 0,05). Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara TVA sebelum pengumuman dengan rata-rata TVA sesudah pengumuman stock split. Hal ini diperkuat dengan bukti berdasarkan tabel tersebut bahwa rata-rata TVA baik pada periode sebelum pengumuman maupun periode sesudah pengumuman adalah sama-sama bernilai positif, yaitu untuk sebelum pengumuman adalah sebesar 0,0010499 dan untuk sesudah pengumuman adalah sebesar 0,0010917. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa “Terdapat perbedaan rata-rata TVA antara sebelum dan sesudah stock split”, tidak dapat diterima. SIMPULAN DAN SARAN 1. 2. Hipetesis pertama menyatakan bahwa “ Terdapat perbedaan rata-rata return saham antara sebelum dan sesudah stock split”, tidak dapat diterima. Setelah dilakukan uji-t atau paired sample-test dinyatakan bahwa probabilitasnya sebesar 0.684 dimana nilainya adalah diatas 0,05 (p-value > 0,05). Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara return saham sebelum pengumuman dengan rata-rata return saham sesudah pengumuman stock split. Hipotesis kedua menyatakan bahwa “ Terdapat perbedaan TVA antara sebelum dan sesudah stock split”, tidak dapat di terima. Setelah melakukan uji-t atau paired sample-test dinyatakan bahwa probabilitas nya sebesar 0.840 dimana nilainya adalah di atas 0,05 (p-value > 0,05). Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara TVA sebelum pengumuman dengan rata-rata TVA sesudah pengumuman stock split. Kesimpulan dari seluruhnya bahwa Tidak terdapat perbedaan yang signifikan ratarata return antara sebelum dan sesudah stock split. Artinya pengumuman stock split tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Kemudian Tidak terdapat perbedaan yang signifikan likuiditas saham ( trading volume activity) antara sebelum dan sesudah stock split. Hal ini berarti pengumuman stock split tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas saham.. REFERENSI Darmadji, T,. Fakhrudin, M, H (2011). Pasar Modal di Indonesia (edisi 3). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Hartono, Jogiyanto, 2010, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE UGM, Yogyakarta Hernoyo, Muhammad Ade. 2013. Pengaruh Stock Split Announcement Terhadap Volume Perdagangan dan Return. Management Analysis Journal, 2 (1), h: 20:34 Herlianto, D (2010). Seluk Beluk Investasi di Pasar Modal Indonesia. Yogyakarta: Penerbit , Goysen Publishing. Iguh Wijarnako, Prasetyo, 2012, Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Likuiditas Saham dan Return Saham, Diponegoro : Jurnal Of Management, Vol. 1, No. 2, Hal : 189199. Indarti, Iin dan Desti Mulyani Br.Purba. 2011. Analisis Perbandingan Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split. Aset, 13(1), h:57-63. Jain, Ajeet and Mohammad G. Robbani, 2013, “The effect of stock split announcements on abnormal returns during a financial crisis”, Journal of Finance and Accountancy, Page 1- 10, A and M University, Alabama Khoirul H, Shinta HS. 2010, Analisis Tingkat Kemahalan Harga Saham dan Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai Faktor Pembeda Keputusan Pemecahan Saham (Stock Split) : Pengujian Terhadap Trading Range Hypothesis dan Signaling Hypothesis. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Lubis, Wenda Sari. 2010. Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Skripsi Universitas Sumatera Utara Mulyana, Denden, 2011, Analisis Likuiditas Saham Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Berada Pada Indek LQ45 di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Magister Manajemen, Vol. 4, No. 1, Hal : 77- 96. Rudnicki, Jozef. 2012. Stock Splits And Liquidity For Two Major Capital Markets From Central Eastern Europebusiness. Management And Education, 10 (2), pp: 145-158 Rusliati, Ellen. 2010, Pemecahan Saham terhadap Likuiditas dan Return Saham. Jurnal Ekonomi. Bisnis – dan Susilo, Bambang. 2009. Pasar Modal ( Mekanisme Perdagangan Saham , Analisis Sekuritas, Dan Strategi Investasi Di Bursa Efek Indonesia). Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Sadikin, Ali, 2013, Analisis Abnormal Return saham dan Volume Perdagangan Saham, Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham, Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat, Vol. 12, No. 1, Hal:25-34. Salim, Joko, 2010. Cara Gampang Bermain Saham, Jakarta : Visimedia Susanti, Nining, (2009), Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Stock Split Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ekonomi. Stock Split dan Reverse Stock 2010. From http://www.sahamok.com/emiten/saham reverse/split reverse 2010 stock-split- Stock Split dan Reverse Stock 2011. From http://www.sahamok.com/emiten/saham reverse/splitreverse- 2011/ stock-split- Stock Split dan Reverse Stock 2012. From http://www.sahamok.com/emiten/saham reverse/splitreverse- 2012/ stock-split- Stock Split dan Reverse Stock 2013. From http://www.sahamok.com/emiten/saham reverse/splitreverse-2013/ stock-split- Stock Split dan Reverse Stock 2014. From http://www.sahamok.com/emiten/saham reverse/splitreverse- 2014/ stock-split- RIWAYAT HIDUP Nama Penulis : Saskia Valentine Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 February 1993 Pendidikan : S1 Akuntansi Bidang : Pasar Modal (2015)