1.1. Latar Belakang. Zeolit adalah mineral senyawa

advertisement
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Zeolit adalah mineral senyawa alumina silikat hidrat
dengan logam alkali dan alkali tanah, yang memiliki struktur kerangka yang berbentuk rongga.
Bahan induk yang di-
dominasi oleh mineral zeolit disebut bahan induk zeolitik.
Mineral ini mempunyai sifat yang khas yang penting yaitu:
(1) kapasitas tukar kation yang tinggi, (2) sifat penya-
ring molekuler, serta (3) dehidrasi dan rehidrasi.
Potensi zeolit alam di Indonesia cukup besar yang diperkirakan tersebar pada kurang lebih 47 daerah lokasi di
Jawa maupun luar Jawa.
Di bidang industri zeolit digunakan sebagai bahan
filler pada industri kertas, karet, plastik dan cat, bahan
pembuat tapal gigi dan detergen, bahan kosmetika, bahan
penyerap dan penyaring serta pengawet pada industri makanan, pencampur bahan keramik, bahan pembuatan bata ringan,
dan semen, pengganti perlit untuk bahan isolator dan sebagainya.
Dalam kaitannya dengan limbah industri, zeolit
dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan pencegah pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh pembuangan bahan
radioaktif dari reaktor atom serta pengolahan air limbah.
Di bidang peternakan zeolit dimanfaatkan sebagai
campuran makanan ternak baik unggas ataupun mamalia, penyerap bau dan meningkatkan kualitas pupuk kandang.
Penggunaan zeolit di bidang pertanian antara lain
adalah untuk meningkatkan kualitas air pada tambak udang,
meningkatkan produktifitas tanah ataupun sebagai campuran
media tanam, bahan pembuatan
pupuk
penyedia lambat serta
pembawa insektisida maupun fungisida.
Jepang menggunakan
zeolit alam sejak tahun 1950, terutama untuk memperbaiki
sifat fisik dan kimia tanah serta meningkatkan efisiensi
pemupukan.
Penggunaan zeolit di bidang pertanian pada akhirakhir ini menunjukkan kecenderungan yang meningkat.
Menurut Minato (1968), pemberian zeolit jenis klinoptilotit bersama pupuk urea pada lahan padi sawah dapat meningkatkan ketersediaan nitrogen
sebesar 63 persen, se-
dangkan penelitian Torii (1978), penambahan zeolit akan
meningkatkan produksi tanaman wortel, apel, terung dan
gandum.
MacKown dan Tucker (1985), Fergusson dan Pepper
(1987) dalam penelitiannya pada tanah berpasir menunjukkan
bahwa penambahan zeolit dapat meningkatkan kapasitas tukar
kation tanah serta retensi NH*+
Peningkatan nilai kapa-
sitas tukar kation berarti meningkatkan daya ikat tanah
terhadap pencucian hara.
Affinitas zeolit terhadap kation NH~',
daya adsorpsi
dan kapasitas tukar kation yang tinggi, serta kemampuannya
dalam
melepaskan amonium secara lambat
telah
membuatnya
potensial sebagai pencampur pupuk N, serta memberikan
dampak positif bagi pertumbuhan tanaman (Mumpton, 1984).
Penggunaan zeolit alam dalam bidang pertanian di
Indonesia relatif masih baru, namun dari berbagai hasil
penelitian yang dilakukan oleh beberapa lembaga penelitian, pengusaha dan petani, penggunaan zeolit telah menunjukkan respon yang positif terhadap produksi tanaman dan
efisiensi pemupukan.
PPTM (1991) melaporkan bahwa pemberian zeolit Bayah
pada tanah Podsolik Merah Kuning di Gajrug, Lebak memberikan peningkatan terhadap produksi gabah.
Hasil penelitian
pada tanaman perkebunan untuk tanaman teh pemberian zeolit
memberikan kenaikan hasil, disertai dengan peningkatan
effisiensi serapan N pupuk (Sunarto, Wibowo, Syarif dan
Widodo, 1990).
Sifat pertukaran ion yang dimiliki zeolit
tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai penyerap unsur
hara, akan tetapi dapat dipergunakan untuk mengikat ionion logam berat sehingga dapat mengurangi pengambilannya
dari rantai makanan.
Fugii (1974) mendapatkan bahwa
penambahan zeolit dapat mengurangi pengaruh logam berat
Cu, Cd, Pb dan Zn pada larutan tanah.
Minato (1988) mempergunakan zeolit klinoptilolit sebagai pengganti pasir kuarsa sebagai bahan penyaring dalam
pemurnian air, serta mengurangi jumlah unsur-unsur logam
berat yang terdapat pada air limbah industri.
Kandungan
logam-logam berat di dalam air jauh lebih rendah setelah
diperlakukan dengan zeolit.
Senyawa amoniak nitrogen ti-
dak dapat dihilangkan dengan penyaringan pasir kuarsa,
akan tetapi hampir secara keseluruhan dapat dihilangkan
oleh zeolit.
Manfaat zeolit yang multiguna tersebut disebabkan
oleh sifat dan perilaku mineral tersebut yang spesifik.
Helfferich (1962), Barrer (1982) menyebutkan bahwa tindakan pemanasan, pengasaman dan penambahan basa dapat meningkatkan daya serap dan daya pertukarannya.
Besarnya pe-
ningkatan tersebut tergantung dari jenis mineral dan kadar
zeolitnya.
Percobaan Husaini (1992) pada zeolit Polmas menunjukkan ze~lithasil pemanasan mempunyai kemampuan pertukaran
ion terhadap Zn, Cu, Mn dan Fe, hasil pengasaman meningkatkan pertukaran terhadap Zn, Mn dan Fe, sedangkan penambahan NaOH terhadap Co, Zn, Mn dan Fe.
Walaupun menurut beberapa peneliti, zeolit dapat memperbaiki sifat-sifat tanah, menurut Baldar dan Whittig
(1968) pengaruh zeolit terhadap tanah yang terbentuk dari
bahan induk zeolitik tidak nyata.
Zeolit tidak stabil
pada lingkungan tanah, kecuali apabila keadaan lingkungannya bersifat
alkali. ~enurutMing dan Dixon (1986) zeolit
sangat jarang ditemukan pada tanah masam.
Aplikasi penggunaan zeolit pada saat ini telah berkembang dengan pesat, akan tetapi penelitian yang mengkaji
mengenai perilaku mineral tersebut dalam tanah dan
pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah yang berkembang
dari bahan induk yang didominasi mineral zeolit belum
banyak dilakukan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dilakukan
penelitian untuk mengetahui perilaku mineral zeolit serta
pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah yang berasal dari
bahan induk zeolitik.
1.2. Tujuan Penelitian
1.
Mengkaji perilaku mineral zeolit.
2.
Mempelajari
pengaruh
bahan
induk
zeolitik terhadap
perkembangan tanah dan sifat-sifat tanah yang terbentuk.
1.3. Hipotesis Penelitian
Untuk
mengarahkan penelitian ini, maka diajukan hipo-
tesis sebagai berikut:
1.
Perbedaan
perilaku
batuan
zeolitik
disebabkan oleh
komposisi mineral yang berbeda.
2.
Adanya mineral zeolit di dalam bahan induk akan
hasilkan sifat-sifat tertentu pada tanah.
meng-
Download