Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia Dini Nuruddin

advertisement
Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia Dini
Nuruddin
Prodi MPI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember
Abstrak
Menciptakan kelas yang nyaman dan mampu untuk menstimulasi kecerdasan anak adalah bagian dari
tujuan manajemen kelas.
Multiple intelligences yang ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, menggolongkan bahwa
kecerdasan yang dimiliki anak setidaknya ada delapan
kecerdasan yaitu Kecerdasan Gerak-Tubuh (Bodily kinesthetic intelligence), Kecerdasan Visual-Spasial (SpatialVisual intelligencen, Kecerdasan Linguistik ( Linguistic intelligence), Kecerdasan Musikal (Musical intelligence),
Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal intelligence),
Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal intelligence) Serta
Kecerdasan Naturalis (Naturalist intelligence).
Kedelapan kecerdasan anak itu, akan mampu
dirangsang dengan system menejem kelas berbasis sentra,
karena didalam sentra, anak diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang mereka inginkan sendiri,
mengembangkan seluruh aspek perkembangannya secara
optimal, diberi kesempatan untuk berintersaksi dengan
anak yang lain.
Kata Kunci : Manajemen Kelas, Sentra dan Multiple Intelegenci
Pendahuluan
Sekolah sebagai organisasi kerja terdiri dari beberapa kelas,
baik yang bersifat paralel maupun yang menunjukkan penjenjangan. Setiap kelas merupakan untuk kerja yang berdiri
sendiri dan berkedudukan sebagai sub sistem yang menjadi
bagian dari sebuah sekolah sebagai total sistem. Pengem-
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
bangan sekolah sebagai total sistem atau satu kesatuan organisasi, sangat tergantung pada penyelenggaraan dan pengelolaan kelas. Baik di lingkungan kelas masing-masing sebagai
unit kerja yang berdiri sendiri maupun dalam hubungan kerja
antara kelas yang satu dengan kelas yang lain.
Menciptakan kelas yang nyaman dan mampu untuk menstimulasi kecerdasan anak adalah bagian dari tujuan manajemen
kelas. Sebab manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam uapayanya menciptakan dan memelihara
kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik untuk belajar
dengan baik, serta memunculkan kecerdasan yang dimilikinya
dengan baik pulu.
Karena itu, dibutuhkan system manajemen kelas yang berbasis
sentra yang tujuannya untuk merangsang multipleintelegensi
anak, dalam menejemen kelas berbasis sentra ini anak diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang mereka
inginkan
sendiri,
mengembangkan
seluruh
aspek perkembangannya secara optimal, diberi kesempatan
untuk berintersaksi dengan anak lainnya”.1
Penataan dan desain ruang kelas dengan cara yang kreatif agar
proses pengembangan lebih optimal. Melalui kegiatan di dalam sentra anak bermain sesuai dengan keinginan mereka
sendiri danguru hanya sebagai fasilitator yang membantu
anak ketika mengalami kesulitan.
A. Pengertian Multiple Intelegensi
Multiple intelligences adalah istilah atau teori dalam
kajian tentang ilmu kecerdasan yang memiliki arti “kecer-
1
Luluk Asmawati. 2009.
Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak
Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Hal 34
Nuruddin
dasan ganda” atau “kecerdasan majemuk”. Teori ini
ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner,
seorang psikolog perkembangan dan profesor pendidikan
dari Graduate School Of Education, Harvad University,
Amerika Serikat. Dia juga adalah penulis Frames of Mind:
The Theory of Multiple Intelligences (Basic Books, 1983/1993),
Multiple Intelligences: The Theory in PracticeIntelligence Reframed: Multiple Intelligences for the 21st Century
(Basic`Books, 1993), dan (Basic Books, 1993).Saat ini dia juga
salah satu direktur Project Zero di Harvard Graduate School
of Education. Project Zero adalah pusat penelitian dan pendidikan yang mengembangkan cara belajar, berpikir, dan
kreativitas dalam mempelajari suatu bidang bagi individu
dan institusi.
Multiple intelligences merupakan sebuah penilaian
yang melihat secara deskriptif bagaimana individu
menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah
dan menghasilkan sesuatu. Pendekatan ini merupakan
alat untuk melihat bagaimana pikiran manusia mengoperasikan dunia, baik itu benda-benda kongkret maupun hal-hal yang absrtak.
Di dalam teorinya Gardner menjelaskan bahwa setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi
dengan kadar pengembangan yang berbeda antara kecerdasan yang satu dengan kecerdasan lainnya.
Pengertian intelligence Gardner ini berbeda dengan
pengertian yang dipahami sebelumnya. Sebelum Gardner,
pengukuran IQ (Intelligence Question) seseorang didasarkan pada tes IQ saja, yang hanya menonjolkan kecerdasan
matematis-logis dan linguistik.Sehingga, mungkin saja
dijumpai orang yang nilai tes IQ-nya tinggi tetapi dalam
kehidupan sehari-harinya tidak sukses dalam menjalin
hubungan dengan orang lain. Menurut Gardner, pen-
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
gukuran intelligensi yang menekankan pada kemampuan
matematis logis dan linguistik ini telah menafikan kecerdasankecerdasan yang lain.2
Penemuan Gardner tentang intelligence seseorang telah mengubah konsep kecerdasan. Menurut Gardner,
kecerdasan seseorang diukur bukan dengan tes tertulis,
tetapi bagaimana seseorang dapat memecahkan problem
nyata dalam kehidupan. Inteligensi seseorang dapat
dikembangkan melalui pendidikan dan jumlahnya banyak, hal ini berbeda dengan konsep lama yang menyatakan bahwa intelligence seseorang tetap mulai sejak
manusia lahir sampai kelak dewasa, dan tidak dapat diubah secara signifikan.
Bagi Gardner, suatu kemampuan disebut intelligence bisa menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang untuk memecahkan masalah dan kesulitan
yang ditemukan dalam hidupnya. Selanjutnya kemahiran
tersebut dapat menciptakan suatu produk baru dan
bahkan dapat menciptakan persoalan berikutnya yang
dapat mengembangkan ilmu pengetahuan baru yang lebih
maju dan canggih. Misalnya, kemampuan interpersonal,
suatu kemampuan untuk menjalin relasi dengan orang
lain. Kemampuan interpersonal akan dapat memecahkan
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan orang lain.
Sekaligus dengan kemampuan tersebut seseorang dapat
mengembangkan kemampuan interpersonal yang lebih
terpola untuk meningkatkan relasi dengan orang lain,
bahkan dapat menjadi penengah terhadap konflik-konflik
masyarakat. Dengan perkembangan tersebut, maka akan
muncul teori-teori tentang relasi antar manusia yang lebih
2 Colin Rose dan Malcom, Cara Cepat Belajar Abad XXI (Bandung : Nuansa,
2002), 57.
Nuruddin
canggih. Jadi, dalam kemampuan itu ada dua unsur, yaitu
pengetahuan dan keahlian.3
Setiap kecerdasan didasarkan, paling sedikit pada
awalnya, pada potensi biologis, yang kemudian diekpresikan sebagai hasil faktor-faktor genetik dan lingkungan yang saling mempengaruhi. Walaupun seseorang
mungkin memandang suatu kecerdasan dalam isolasi individual luar biasa seperti orang yang amat cerdas dalam
bidang tertentu tetapi nyaris tidak memahami bidang
yang lain (idiot savant). Secara umum, individual menunjukkan beberapa kecerdasan. Memang, setelah bayi yang
masih amat muda, kecerdasan tidak pernah dijumpai dalam bentuk murni. Sebaliknya, kecerdasan tertanam dalam berbagai sistem simbol, seperti bahasa yang dipakai
berbicara dan sistem gambar,sistem membuat catatan,
seperti peta dan musik atau pencatatan dan matematika
dan bidang-bidang pengetahuan, seperti kewartawanan
dan teknik mekanika. Jadi, pendidikan pada suatu saat
mewakili pemeliharaan kecerdasan seperti telah diwakili
sepanjang waktu dalam berbagai sistem mode budaya.4
Secara jelasnya Gardner mengungkapkan bahwa
tidak ada anak bodoh atau pintar. Yang ada, anak yang
menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan
tersebut. Dengan demikian, dalam menilai dan menstimulasi kecerdasan anak, orang tua dan guru selayaknya
dengan jeli dan cermat merancang sebuah metode khusus.
Dalam menstimulasi kecerdasan anak, dapat dikatakan,
kecerdasan tertentu bisa jadi diasah agar terampil. Tetapi,
pada dasarnya, setiap manusia memiliki kecenderungan
3Colin
4
Rose dan Malcom, Cara Cepat Belajar Abad XXI….. 147.
Ibid hal, 133.
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
untuk cerdas di satu bidang tanpa harus bersusah payah
mengasahnya.
Esensi teori multiple intelligences menurut Gardner
adalah menghargai keunikan setiap orang, berbagai variasi
cara belajar, mewujudkan sejumlah model untuk menilai
mereka, dan cara yang hampir tak terbatas untuk
mengaktualisasikan diri didunia ini dalam bidang tertentu
yang akhirnya diakui.
Menurut hasil penelitiannya, Gardner menyatakan
bahwa di dalam diri setiap orang terdapat delapan jenis
kecerdasan dintaranya seperti kecerdasan logikamatematika,linguistik (berbahasa), visual-spasial, kinestetik (gerak
tubuh), musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis..5
Multiple Intelligences membantu orang tua mengenal
kekuatan dan kekurangan anak-anaknya. Tapi janganlah
cepat-cepat mengambil kesimpulan kecerdasan si anak,
misalnya, cocok menjadi atlet, menjadi akuntan, menjadi
musisi atau lainnya tanpa memberikan kesempatan padanya untuk mengeksplorasi dunia, bekerja dengan keterampilan sendiri dan mengembangkan kemampuannya
sendiri. Tentu, keseimbangan adalah salah satu tujuan
Gardner dalam mengupas perihal beberapa tipe kecerdasan. Untuk itu, ia menyarankan orang tua untuk
mengasah satu kecerdsan si anak yang menonjol, misalnya
kecerdasan musiknya, sekaligus menstimulasi kecerdasan
logika-matematika atau linguistiknya.6
Memang bisa jadi anak-anak kita tak lantas menjadi
seperti pemusik cemerlang yang mendunia sekaliber RiHowar Gardner, Multiple Intelligences. The Theory In Practice (New York:
Basic Books, 1993) 38.
6 Imanuella F. Rachmani, Multiple Intelligences Mengenali Dan Merangsang
Potensi Anak
…., 8.
5
Nuruddin
hana dan Beethoven atau dalam skop nasional seperti
Anang, Krisdayanti atau Ungu maupun pencipta musik
kreatif seperti Melly Goeslow. Begitu pula menjadi penulis
besar seperti J.K. Rowling penulis cerita dari Harry Potter
atau novelis nasional seperti Habiburrahman El Shirazy.
Namun, kehidupan anak tetap perlu diperkaya melalui
pengembangan berbagai jenis kecerdasan di tingkat
memungkinkan. Jika si anak memiliki peluang untuk belajar melalui kelebihan-kelebihannya, maka akan muncul
perubahan-perubahan kognitif, emosional, sosisal atau
bahkan perubahan fisik yang positif dan menakjubkan.
Menurut Thomas Amstrong, salah satu cara terbaik
untuk mengenali kecerdasan yang paling berkembang
dari para siswa adalah dengan mengamati kenakalan
mereka di kelas. Siswa yang memiliki kecerdasan linguistik
tinggi akan sering menyela pembicaraan, siswa yang
memiliki kecerdasan spasial tinggi akan suka cora—coret
dan melamun, siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi akan suka mengobrol, dan siswa yang memiliki kecerdasan kinestetis jasmani tidak bisa duduk diam,
sedangkan siswa yang memiliki minat tinggi pada alam
mungkin akan membawa binatang ke dalam kelas tanpa
izin. Melalui kenakalan mereka tersebut, secara metaforis
mereka berkata; “Inilah cara saya belajar Pak/Bu guru, dan
apabila Anda tidak mengajari saya melalui cara belajar
saya yang paling alamiah, apa yang akan terjadi?
Bagainapun juga saya akan tetap melakukannya.” Kenakalan yang berkaitan dengan kecerdasan tertentu
ini,kemudian menjadi semacam seruan minta tolongindikator diagnostik tentang bagaimana seorang siswa
seharusnya mendapatkan pengajaran.7
7
Thomas Amstrong. Sekolah Para Juara (Bandung: Kaifa, 2002), 44.
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
B. Macam-Macam Multiple Intelegensi
1) Kecerdasan Linguistik ( Linguistic intelligence)
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk
menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan
maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan
terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang di ucapkan. Termasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah
kondisi pikiran dan menyampaikan informasi. Kecerdasan ini berkaitan juga dengan penggunaan dan
pengembangan bahasa secara umum seperti yang dimiliki para pencipta lagu, para penulis, editor, jurnalis,
penyair, orator, penceramah maupun pelawak. Contoh
orang yang memiliki kecerdasan linguistik ini adalah;
Sukarno, Martin Luther, J.K. Rowling, Melly Goeslow
dan sebagainya.8
Orang yang berinteligensi linguistik tinggi akan
berbahasa lancar, baik dan lengkap. Ia mudah
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, mudah belajar beberapa bahasa, mudah
mengerti urutan arti kata-kata dalam belajar bahasa.
Mereka juga mudah untuk menjelaskan, mengajarkan,
menceritakan pemikirannya kepada orang lain. Mereka
lancar berdebat, mudah ingat dan bahkan dapat
menghafal beberapa surat di dalam Al-Qur’an dengan
waktu singkat.
Keterampilan berbahasa menuntut kemampuan
menyimpan berbagai informasi, yang berarti berkaitan
8 Imanuella F. Rachmani, Multiple Intelligences Mengenali Dan Merangsang
Potensi Anak
, ., 13.
Nuruddin
dengan proses berfikir. Kecerdasan bahasa kerap kali
juga diikuti keterampilan bersosialisasi. Karena dalam
bersosialisasi umumnya anak-anak mengandalkan keterampilan berbicara. Namun, anak yang cerdas berbahasa bukan jaminan bahwa ia akan cerdas di bidang
lain, seperti cerdas logika-matematika, cerdas musik
atau cerdas gerakan tubuh.
Demikian pula sebaliknya, anak yang cerdas di
suatu bidang lain, belum tentu cerdas di bidang linguistik.9 Potensi kecerdasan berbahasa yang dimiliki
seorang anak juga perlu dilatih dan dikembangkan.
Bisa saja anak tampak begitu terampil berbahasa ketika
masih balita, tetapi kemudian menghilang di usia-usia
selanjutnya. Jadi, pola asuh orang tua sangat berpengaruh dalam hal ini. Anak yang tidak diberi kesempatan berbicara atau selalu dikritik saat
mengemukakan pendapatnya, misalnya, ia akan kehilangan kemampuan dan keterampilanya dalam
mengungkapkan ide dan perasaannya. Mengajak anak
berbicara merupakan rangsangan paling sederhana
yang dapat dilakukan orang tua untuk mengasah
kecerdasan linguistik buah hatinya. Seorang ibu atau
ayah dapat berkomunikasi dan menstimulasi anak
dengan banyak cara. Mungkin dengan menyentuh
tubuhnya sambil berkata, sambil bercerita atau bahkan
sambil bernyanyi sekalipun. Meskipun anak kita tidak
bisa memahami dengan apa yang kita bicarakan,
ceritakan atau yang kita nyanyikan, mendengar saja
pun sudah cukup. Karena mendengar merupakan sebuah unsur yang sangat penting dalam memahami sebuah bahasa.
9
Paul Suparno, Teory Intelligensi Ganda Dan Aplikasinya Di Sekolah …., 26.
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
Kecerdasan Linguistik, umumnya memiliki ciri
antara lain : (a) suka menulis kreatif, (b) suka
mengarang kisah khayal atau menceritakan lelucon, (c)
sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil,
(d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja kata
dengan tepat dan mudah, (f) suka mengisi teka-teki silang, (f) menikmati dengan cara mendengarkan, (g)
unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi).
2) Kecerdasan Logika-Matematika. (Logical-mathematical
intelligence)
Kecerdasan logika dan matematika adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia
mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan
keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ia suka
angka, urutan, logika dan keteraturan. Ia mengerti pola
hubungan, ia mampu melakukan proses berpikir
deduktif dan induktif. Proses berpikir deduktif artinya
cara berpikir dari hal-hal yang besar kepada hal-hal
yang kecil. Proses berpikir induktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang kecil kepada hal-hal yang besar.
Ini adalah jenis keterampilan yang sangat dikembangkan pada diri insinyur, ilmuwan, ekonom,
akuntan, detektif, dan para anggota profesi hukum.10
Orang yang mempunyai inteligensi matematislogis sangat mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi dalam pemikiran serta cara mereka bekerja. Dalam menghadapi banyak persoalan, dia akan mencoba
mengelompokkannya sehingga mudah dilihat mana
10 Imanuella F. Rachmani, Multiple Intelligences Mengenali Dan Merangsang
Potensi Anak... 27.
Nuruddin
yang pokok dan yang tidak, mana yang berkaitan antara yang satu dengan yang lain, serta mana juga yang
merupakan persoalan lepas. Maka, dia tidak mudah
bingung. Mereka juga denan mudah membuat abstraksi dan suatu persoalan yang luas dan bermacam macam sehingga dapat melihat inti persoalan yang
dihadapi dengan jelas.
Kecedasan logika matematika juga terkait erat
dengan kecerdasan linguistik, terutama dalam kaitananya dengan penjabaran alasan-alasan logikamatematika. Gardner menjelaskan bahwa Seseorang
dengan kecerdasan logikamatematika menonjol, dapat
mengkonstruksikan sebuah solusi sebelum hal itu diartikulasikan. Gardner mengkategorikan kecerdasan
logika-matematika seseorang kerapkali tak hanya
mengandalkan keterampilan seseorang menganalisis,
melainkan juga sebuah kemampuan intuitif menuju sebuah jawaban atau solusi.11 Dapat dikatakan, kecerdasan tertentu bisa jadi diasah agar terampil, meskipun
pada dasarnya setiap manusia memiliki kecenderungan untuk cerdas di satu bidang tanpa harus bersusah payah mengasahnya.
Orang dengan kemampuan logika-matematika
yang baik, pada dasarnya haus akan pencarian rumus
atau pola. Hal ini biasanya diawali dengan kesukaannya terlibat dalam kegiatan dengan konsep matematis
yang kental. Mengapa matematika? Karena matematika merupakan salah satu bidang yang pada dasarnya
berusaha mencari pola atau rumusan. Namun kemudi-
11 Howar Gardner, Multiple Intelligences. The Theory In Practice (New York:
Basic Books, 1993) 34
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
an, minat anak-anak yang memiliki tingkat kecerdasan
logika-matematika yang tinggi akan merambah, tidak
hanya pada kegiatan unsure strategis dan matematis,
melainkan juga pada kegiatan yang bersifat analitis
dan mengkonsep. Semakin tinggi tingkat usia
seseorang maka kegiatan yang mereka geluti akan semakin bersifat abstrak, sehingga anak-anak yang memiliki kecerdasan logika-matematika yang sangat baik
biasanya memilih profesi yang mengandalkan abstraksi logis-simbolis. Misalnya saja, mereka kelak akan
memilih profesi sebagai seorang filusuf, peneliti, insinyur.
Tokoh-tokoh dunia dengan kecerdasan logikamatematika yang luas biasa antara lain; Archimedes,
tokoh penemu yang dikenal dengan seruan Eureka, Sir
Isaac Newton, pencetus hukum Gravitasi, Galileo,
penemu teleskop, Phytagoras, penemu hukum matematika phytagoras, Einstein, pencetus hokum relativitas, Copernicus, pencetus konsep bumi bulat.12
Kecerdasan Matematika-Logis, cirinya antara
lain: (a) menghitung problem aritmatika dengan cepat
di luar kepala, (b) suka mengajukan pertanyaan yang
sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun?, (c)
ahli dalam permainan catur, halma dsb, (d) mampu
menjelaskan masalah secara logis, (d) suka merancang
eksperimen untuk membuktikan sesuatu, (e) menghabiskan waktu dengan permainan logika seperti tekateki, berprestasi dalam Matematika dan IPA.
3) Kecerdasan Visual-Spasial (Spatial-Visual intelligence)
12 Imanuella F. Rachmani, Multiple Intelligences Mengenali Dan Merangsang
Potensi Anak,.. 28.
Nuruddin
Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau
tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warana, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan
di antara elemen-elemen tersebut. Kecerdasan ini juga
melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari
berbagai sudut pandang.
Kecerdasan visual-spasial ini memungkinkan
orang membayangkan bentuk-bentuk geometri atau tiga dimensi dengan lebih mudah. Ini karena ia mampu
mengamati dunia spasial secara akurat dan mentransformasi presepsi ini.Termasuk didalamnya adalah kapasitas untuk menvisualisasikan, menghadirkan visual
dengan grafik atau ide spasial, dan untuk
mengarahkan diri sendiri dalam ruang secara cepat.
Visual-spasial bisa diartikan juga sebagai sebuah model
yang melihat secara deskriptif bagaimana seorang individu menggunakan kecerdasan mereka untuk memecahkan masalah dan menghasilkan bentuk. Pendekatan ini merupakan sarana bagaimana pikiran
manusia mengoprasikan isi dunia, baik itu orang, objek
atau suara. Anak-anak dengan kecerdasan visualspasial yang tinggi biasanya berpikir mengunakan
gambar atau image. Mereka juga menyukai kegiatan
yang ada hubungannya dengan visual-spasial, seperti
bermain puzzle, menggambar, bermain balok, membangun bentuk, mendesain, merancang atau menggambar pola.
Anak-anak dengan kecenderungan kecerdasan
ini biasanya mengamati lingkungan secara holistik,
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
menyimpan informasi dalam bentuk nonsekuen. Ini
dikarenakan kekuatan proses belahan otak bagian
kanan. Dan seseorang yang memiliki kecerdasan ini juga punya presepsi yang tepat tentang suatu benda
dengan ruang di sekitarnya, ia dapat memandang dari
segala sudut. Maka, ia dapat menggambarkan
kedudukan ruang dengan baik. Dalam kehidupan
sehari - hari, seoarang yang memiliki kecerdasan ini
dengan mudah akan menemukan jalan dalam ruang
dan suatu tempat, ia meliihat peta kota dengan mudah.
Dan ia tidak mudah bingung apabila berada pada suatu daerah karena ia akan cepat beradaptasi dan dapat
mudah mencari jalan keluar kembali.
Imajinasi orang yang memiliki kecerdasan ini
sungguh aktif, mereka juga dapat mengungkapkan gagasannya dalam grafik yang lebih jelas dan ringkas.
Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini kelak
dimungkinkan akan berprofesi sebagai arsitek, seniman, pemahat, pelaut, fotografer, dan perencana strategis. Beberapa tokoh yang memiliki kecenderungan kecedasan ini diantaranya adalah: Pablo Picasso (pelukis
internasional), Sidharta (seorang pemahat), Affandi
(pelukis di Yogyakarta).13
Kecerdasan Spasial mempunyai ciri – ciri antara
lain: (a) memberikan gambaran visual yang jelas ketika
menjelaskan sesuatu, (b) mudah membaca peta atau
diagram, (c) menggambar sosok orang atau benda persis aslinya, (d) senang melihat film, slide, foto, atau
karya seni lainnya, (e) sangat menikmati kegiatan visu-
13Imanuella F. Rachmani, Multiple Intelligences Mengenali Dan Merangsang
Potensi Anak,.. 42.
Nuruddin
al, seperti teka-teki atau sejenisnya, (f) suka melamun
dan berfantasi, (g) mencoret-coret di atas kertas atau
buku tugas sekolah, (h) lebih memahamai informasi
lewat gambar daripada kata-kata atau uraian, (i) menonjol dalam mata pelajaran seni.
4) Kecerdasan Gerak-Tubuh (Bodily-kinesthetic intelligence)
Kecerdasan gerak tubuh atau ialah kemampuan
dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk
mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Kecerdasan ini juga meliputi keterampilan fisik dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan,
kelenturan dan kecepatan. Kemampuan seperti ini biasanya dimiliki oleh para atlet, aktor, pemahat, ahli bedah atau seniman tari.
Kecerdasan gerakan tubuh yang sering juga
disebut body smart ini, memang penemuan Gardner
yang paling controversial, karena beberapa orang berpendapat control terhadap fisik bukanlah bentuk dari
kecerdasan. Individu dengan kecerdasan gerakan
tubuh, secara alami memilliki tubuh yang atletis dan
memiliki keterampilan fisik. Ia juga meimiliki kemampuan dan merasakan bagaimana seharusnya tubuh
membentuk. Mereka ahli menggunakan seluruh tubuh
untuk mengekspresikan ide dan perasaan, dan dalam
penggunaan tangan untuk manghasilkan atau memindahkan sesuatu. Kecerdasan ini juga termasuk keterampilan koordinasi, keseimbangan, kelenturan,
kekuatan, fleksibilitas dan kecepatan.14
14
Paul Suparno, Teory Intelligensi Ganda Dan Aplikasinya Di Sekolah …., 35.
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
Orang yang mimiliki kecerdasan gerak tubuh
dapat dengan mudah mengungkapkan diri dengan
gerak tubuh mereka. Apa yang mereka pikirkan dan
rasakan dengan mudah diekspresikan dengan gerak
tubuh, dengan tarian dan ekspresi tubuh. Mereka juga
dengan mudah dapt memainkan mimik, drama, dan
peran. Mereka dengan lihai melakukan gerakan tubuh
dalam olahraga dengan segala macam variasinya.
Secara sederhana, mereka dapat menyalurkan apa yang
mereka hidupi dengan gerak tubuh. Orang yang kuat
dalam kecerdasan gerak tubuh juga sangat baik dalam
menjalankan operasi bila ia seorang dokter bedah.
Siswa yang yang mempunyai kecerdasan gerak
tubuh biasanya suka menari, olahraga, dan suka bergerak. Siswa ini biasanya tidak suka diam, ingin selalu
menggerakkan tubuhnya. Bila ada waktu luang dan
tidak ada pelajaran, anak-anak dengan kecerdasan
gerak tubuh ini dengan segara berlari-lari dan bermain
di lapangan sekolah. Seorang pendidik yang melihat
siswa-siswinya berlatih tari atau dansa akan dengan
cepat mengenali siswa mana yang memiliki inteligensi
yang paling menonjol di sini.
Demikian pula Gardner dan peneliti-peneliti lain
dalam bidang multiple intelligences mempertahankan
pendapatnya. Individu dengan kecerdasan gerakan
tubuh, secara alami memilliki tubuh yang atletis dan
memiliki membentuk. Mereka ahli menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan,
dan dalam penggunaan tangan untuk manghasilkan
atau memindahkan sesuatu. Kecerdasan ini juga terma-
Nuruddin
suk keterampilan koordinas keseimbangan, kelenturan,
kekuatan, fleksibilitas dan kecepatan.15
Siswa yang yang mempunyai kecerdasan gerak
tubuh biasanya suka menari, olahraga, dan suka bergerak. Siswa ini biasanya tidak suka diam, ingin selalu
menggerakkan tubuhnya. Bila ada waktu luang dan
tidak ada pelajaran, anak-anak dengan kecerdasan
gerak tubuh ini dengan segara berlari-lari dan bermain
di lapangan sekolah. Seorang pendidik yang melihat
siswa-siswinya berlatih tari atau dansa akan dengan
cepat mengenali siswa mana yang memiliki inteligensi
yang paling menonjol di sini. Demikian pula seorang
pelatih sepak bola dengan cepat akan tahu siswa yang
mana punya kelihaian lebih dalam mengolah bola. Beberapa tokoh berikut ini termasuk orang yang memiliki
kecerdasan gerak tubuh yang sangat luar biasa, diantaranya; Cristian Ronaldo (pemain sepak bola terbaik
dunia), Usain Bolt (pelari tercepat di dunia), Martha
Graham (penari balet), Jaky Chan (aktor film laga ),
Simon Santoso (pemain bulu tangkis nasional)
Kecerdasan Kinestetik-Jasmani, memiliki ciri: (a)
banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan
sesuatu, (b) aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang,
bersepeda, hiking atau skateboard, (c) perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya, (d) menikmati
kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan fisik
lainnya, (e) memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti mengukir, menjahit,
memahat, (f) pandai menirukan gerakan, kebiasaan
15 Imanuella F. Rachmani, Multiple Intelligences Mengenali Dan Merangsang
Potensi Anak,.. 72.
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
atau prilaku orang lain, (g) bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya, (h) suka
membongkar berbagai benda kemudian menyusunnya
lagi, (i) berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan
yang bersifat kompetitif.
5) Kecerdasan Musikal (Musical intelligence)
Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk
menikmati, mengamati, membedakan, mengarang,
membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme,
melodi dan timbre dari musik yang didengar. Musik
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
perkembangan kemampuan matematika dan ilmu
sains dalam diri seseorang. Apabila seorang anak tumbuh dan dididik dalam sebuah setting budaya yang
mengagungkan keterampilan atau kemampuan musik,
besar kemungkinan potensi musik anak terasah dan
berkembang.16
Orang yang menonjol kecerdasan musikalnya
sangat peka terhadap suara dan musik. Mereka dengan
mudah belajar dan bermain musik secara baik.Bahkan,
sejak kecil sering kali mereka dapat menangkap dan
mengerti struktur musik. Itulah yang banyak dialami
oleh para komponis musik. Mereka dengan mudah juga menciptakan melodi dan lagu. Mereka menyenangi
dan tidak mudah bosan dengan apapun yang berbau
musik. Banyak dari mereka mudah menyanyi dan
menjadi hidup dalam pentas-pentas musik. Yang menonjol adalah mereka dapat mengungkapkan perasaan
dan pemikirannya dalam bentuk musik. Mereka
16
Paul Suparno, Teory Intelligensi Ganda Dan Aplikasinya Di Sekolah … .37.
Nuruddin
dengan mudah mempelajari sesuatu bila dikaitkan
dengan musik atau dalam lagu.17
Telah di teiliti di 17 negara terhadap kemampuan
anak didik usia 14 tahun dalam bidang sains. Dalam
penelitian itu ditemukan bahwa anak dari Negara Belanda, Jepang dan Hongaria mempunyai prestasi
tertinggi di dunia. Saat di teliti lebih mendalam ternyata ketiga negara ini memasukkan unsur ini ke dalam
kurikulum mereka. Selain itu musik juga dapat menciptakan suasana yang rileks namun waspada, dapat
membangkitkan semangat, merangsang kreativitas,
kepekaan dan kemampuan berpikir. Belajar dengan
menggunakan musik yang tepat akan sangat membantu kita dalam meningkatkan daya ingat. Kecerdasan
jenis ini adalah bakat yang dimiliki oleh para musisi,
komposer, perekayasa rekaman.
Bagi para pendidik, kecerdasan musikal sering
dilihat sebagai sebuah bakat musik yang bersumber
pada kemampuan alamiah atau karunia yang hanya
dimiliki oleh orang-orang tertentu. Dengan demikian
kecerdasan yang diasosiasikan dengan konsep kemampuan bermusik, selalu dianggap tidak berhubungan dengan tingkat pencapaian atau prestasi tinggi
dalam area ataubidang akademik lain. Padahal
sebenarnya tidaklah demikian, karena kecerdasan
musikal juga berkaitan dengan kecerdasan linguistik
dan kecerdasan logika matematika. Memang seseorang
yang cerdas musik belum tentu dapat menjadi komposer hebat apabila tidak memiliki kemampuan linguistik serta logika matematika yang baik. Untuk itu,
17
Ibid, hal 38.
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
upaya mengasah kecerdasan musik tak hanya ditujukan untuk prestasi musikal, melainkan perlu
diupayakan juga menjaga keseimbangan perkembangan anak.
Tokoh-tokoh dengan kecerdasan musikal yang
tinggi adalah para komponis dan musisi terkenal
dunia, seperti Mozart, Bach, Beethoven, Debussy,
Jhon Lenon, dan Carlos Santana. Selain memiliki
kecerdasan musikal yang tinggi, mereka juga memiliki
kecerdasan lain yang mendukung kecerdasan yang
dimilikinya seperti kecerdasan logika matematika atau
linguistik. Hal ini dibuktikan dengan bagaimana mereka mengatur ritme lagu, merancang program-program
musik dan bahkan menjadi guru musik.18Secara singkat, meskipun kecerdasan musikal tak tampak sebagai
bentuk kecerdasan yang nyata, seperti kecerdasan logika matematika atau linguistik, tetapi apabila dilihat
dari sudut pandang neurologi, pemahaman dan keterampilan musical seseorang berkembang selaras
dengan bentuk kecerdasan lain.
Kecerdasan Musikal memiliki ciri antara lain: (a)
suka memainkan alat musik di rumah atau di sekolah,
(b) mudah mengingat melodi suatu lagu, (c) lebih bisa
belajar dengan iringan musik, (d) bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain, (e) mudah mengikuti irama musik, (f) mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, (g) berprestasi bagus dalam mata
pelajaran music
6) Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal intelligence)
18
Ibid, hal 84.
Nuruddin
Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen, serta gerakan
tubuh orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara,
isyarat dari orang lain juga termasuk dalam kecerdasan
ini. Secara umum kecerdasan interpersonal berkaitan
dengan kemampuan seseorang untuk menjalin relasi
dan komunikasi dengan berbagai orang. Kecerdasan ini
juga mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain,
mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap
orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok.
Kecerdasan jenis ini biasanya dimiliki oleh para pemimpin, para guru, fasilitator, motivator, polisi, pemuka
agama, dan penggerak massa.19
Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal
tinggi biasanya sangat mudah bekerja sama dengan
orang lain, mudah berkomunikasi dengan orang lain.
Hubungan dengan orang lain bagi mereka yang memiliki kecerdasan ini sungguh serasa sangat menyenangkan. Mereka dengan mudah mengenali dan
membedakan perasaan serta apa yang dialami teman
dan orang lain. Kebanyakan mereka peka terhadap teman, terhadap penderitaan orang lain, dan mudah berempati yakni mampu memahami dan merasakan
perasaan orang lain saat berinteraksi dengan orang tersebut. Banyak diantaranya suka member masukan
kepada teman, saudara atau orang lainnya hal ini bertujuan agar mereka maju.
Maka, tidak jarang sekali dia berperan sebagai
komunikator, sebagai fasilitator dalam pertemuan atau
19
Ibid, hal 103
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
dalam perbincangan masalah penting. Dan mereka juga dengan mudah menjadi penggerak massa karena
kemampuannya mendekati massa itu. Bila menjadi
pemimpin, orang yang memiliki kecerdasan ini biasannya disukai karena pendekatannya yang baik
kepada para anggota, mengerti dan menghargai
perasaan anggota. Kecerdasan ini juga merupakan
faktor utama yang turut mempengaruhi kesuksesan
seorang anak menjalin hubungan sosial di lingkungannya. Karena dengan kecerdasan inilah seorang
anak cenderung lebih baik dan mudah menjalin interaksi sosial. Anak yang memiliki kecenderungan
kecerdasan ini juga menyenangi kegiatan yang
menuntut bekerja sama dengan orang lain, seperti dalam kelompok olahraga atau sebagainya dan anak yang
memiliki kecerdasan ini juga gemar berhumor saat
berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sosialnya. Dalam konteks belajar, anak yang
memiliki kecerdasan interpersonal lebih suka belajar
dengan orang lain, lebih suka mengadakan studi kelompok. Dalam suatu kelas, bila guru memberikan
pekerjaan atau tugas secara bebas, siswa-siswa yang
memiliki kecerdasan interpersonal akan dengan cepat
berdiri dan mencari teman yang mau diajak kerja sama.
Walaupun anak sering mendapatkan kesempatan
untuk mengembangkan kecerdasan interpersonalnya
saat tengah melakukan kegiatan di sekolah, namun tak
ada salahnya apabila orang tuapun turut mendukung
si anak kala berada di rumah. Orang tua dapat memberi rangsangan yang mendukung perkembangan
kecerdasan interpersonal anak dengan memberinya
contoh yang baik dalam bertingkah laku dan berbaha-
Nuruddin
sa, membimbingnya dalam memecahkan suatu masalah, mangajaknya berdiskusi, mengajarkan menghargai
orang lain, dan mengajarkan anak untuk mampu
mendengarkan pendapat dan berempati terhadap
orang lain. Ini semua disebut prilaku prososial, yaitu
latihan kesiapan yang diperlukan anak agar kelak perilakunya dapat diterima di lingkungan sosial.
Kecerdasan Interpersonal memiliki ciri antara
lain: (a) mempunyai banyak teman, (b) suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya,
(c) banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar
jam sekolah, (d) berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik antar temannya, (e) berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain, (f) sangat
menikmati pekerjaan mengajari orang lain, (g) berbakat
menjadi pemimpin dan berperestasi dalam mata pelajaran ilmu sosial.
7) Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal intelligence)
Kecerdasan intrapersonal atau cerdas diri adalah
kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan
pengetahuan tentang diri sendiri serta kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri
itu, dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri
sendiri, mampu memotivasi dirinya sendiri dan
melakukan disiplin diri. Orang yang memilki kecerdasan ini sangat menghargai nilai, etika dan moral, serta memiliki kesadaran tinggi akan gagasangagasannya. Ia sadar akan tujuannya hidupnya sehingga tidak ragu-ragu untuk mengambil keputusan
pribadi. Kecerdasan seperti ini biasanya dimiliki oleh
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
para filosof, penyuluh agama, pembimbing, serta kadang kala pemimpin juga memiliki kecerdasan ini.20
Orang yang memiliki Kecerdasan ini biasanya
mudah berkonsentrasi dengan baik karena dapat
mengatur perasaan dan emosinya sehingga kelihatan
sangat tenang. Pengenalan akan dirinya sungguh sangat mendalam dan seimbang, kesadaran spiritualitasnya juga sangat tinggi. Orang tipe ini kebanyakan
refleksif dan suka bekerja sendirian. Bahkan, kadang
kala mereka suka menyepi sendiri di tempat terasing.
Sehingga tidak heran jika kita melihat seorang siswa
yang memilih untuk mengasingkan diri dan
termenung di suatu empat ketika siswa-siswa lain tengah asyik bermain pada jam istirahat. Atau bahkan tidak tertarik jika gurunya memberikan tugas kelompok.
Guru yang tidak tahu sering mamarahi siswa ini karena dianggap tidak menanggapi perintah. Padahal
dengan mengasingkan diri itu seorang siswa dapat
berpikir dalam.
Lingkungan sekolah dapat diorganisasikan untuk memotivasi para peserta didik dengan menciptakan atmosfer yang hangat dan peduli, menggunakan
prosedur-prosedur yang demokratis, sehingga sekolah
dapat membantu peserta didik merasa diterima dan
diakui. Proses belajar mengajar dapat bergantung pada
emosi yang mempengaruhi semua proses-proses berpikir merupakan komponen dari kecerdasan intrapersonal. Para pendidik dapat membantu peserta
20 Julia Jasmine, Panduan Praktis Mengajar Berbasis MI, (Bandung: Nuansa,
2007), Cet.
I., 27-28.
Nuruddin
didik dalam pencapaian dan penemuan cara-cara yang
positif untuk mengekspresikan emosi mereka.
Ada beberapa cara untuk mendorong dan
mengembangkan ekspresi emosional yang sehat dalam
pendidikan, yaitu membangun lingkungan kelas yang
positif, mengenali pengalaman perasaan peserta didik,
mengajarkan metode-metode ekspresi emosional yang
tepat dan menawarkan umpan balik pada perilaku
emosional.21 Pusat kecerdasan terletak pada lobus depan, lobus pariental.22
Tokoh-tokoh seperti Neil Amstrong, Helen Keller, Columbus, atau pun Sir Edmond Hilarry merupakan beberapa contoh orang yang memiliki kehidupan
sukses dengan kecerdsan intrapersonal luar biasa yang
mereka miliki. Jika seorang anak mampu mengembangkan kecerdasan intrapersonalnya dengan baik,
maka dia akan memiliki kesuksesan yang baik pula di
masa datang. Dengan demikian ada baiknya apabila
orang tua tak terburu-buru mengira buah hatinya bermasalah dalam hal hubungan sosial karena sikap diam
dan pemalunya. Justru orang tua harus lebih memiliki
kepekaan dalam melihat kelebihan salah satu aspek
kecerdasan yang dimiliki anaknya.
Kecerdasan Intrapersonal memiliki ciri antara
lain: (a) memperlihatkan sikap independen dan
kemauan kuat, (b) bekerja atau belajar dengan baik
21Linda Campbell, Bruce Campbell dan Dee Dickinson, Metode Praktis Pembelajaran
Berbasis Multiple Intelligence, (Jakarta: Intuisi Press, 2006), 201-217.
22 Thomas Armstrong, “ Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligence di Dunia
Pendidikan,. 13.
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
seorang diri, (c) memiliki rasa percaya diri yang tinggi,
(d) banyak belajar dari kesalahan masa lalu, (e) berpikir
fokus dan terarah pada pencapaian tujuan, (f) banyak
terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan
sendiri.
8) Kecerdasan Naturalis ( Naturalist intelligence)
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk
mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam
maupun lingkungan. Intinya adalah kemampuan
manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian
lain dari alam semesta, melakukan pemilahanpemilahan
runtut
dalam
dunia
kealaman,
dan
menggunakan kemampuan ini secara produktif- misalnya berburu, bertani, atau melakukan penelitian biologi.
Siswa yang memiliki kecerdasan naturalis tinggi
biasanya dapat dilihat dari kemampuannya mengenal,
mengklafikasi, dan menggolongkan tanaman-tanaman,
binatang serta alam mini yang ada di sekolah.
Mengenali anak dengan kecerdasan naturalis sama
seperti mangenali kecerdasan di bidang lainnya. Bila
anak dengan mudah menandai pola dan benda-benda
alam, dapat mengingat benda-benda alam yang ada di
lingkungannya, serta gemar mengamati, menyukai binatang-binatang dan menandai hal-hal yang khas pada
binatang itu, maka ia dapat dikatakan memiliki kecerdasan naturalis yang tinggi. Selain itu, anak dengan kecenderungan kecerdasan ini juga sangat menikmati aktivitas berkemah, serta duduk diam mengamati perbedaan dan perubahan alam.
Nuruddin
Gardner mengatakan, kecerdasan naturalis adalah kecerdasan yang dimiliki semua orang sejak lahir
sampai awal-awal kehidupannya. Anak-anak kecil
menunujukkan kecerdasan ini lebih baik dibandingkann orang dewasa. Mengapa? Karena anak-anak
menikmati lingkungan alam secara mandalam dan tidak menganggap lingkungan sekitarnya hanyalah lartar
belakang dari setiap peristiwa yang ia alami. Mungkin
yang dimaksud adalah, anak-anak kecil tidak mangambil jarak dengan lingkungan sekitarnya. Ia dan
alam masih menyatu.23
Salah satu contoh tokoh terkenal dunia yang
memiliki kecenderungan kecerdasan naturalis tinggi
adalah Charles Darwin. Kemampuan Darwin untuk
mengidentifikasi dan mengklasifikasi serangga, burung, ikan, mamalia, membantu mengembangkan teori
evolusi.
Kecerdasan Naturalis, memiliki ciri antara lain:
(a) suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan, (b)
sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka, (c)
suka berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang, (d) menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam, (e) suka membawa
pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya,
(f) berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan
lingkungan hidup.
Menurut Gardner, dalam diri seseorang terdapat
delapan kecerdasan ersebut. Delapan kecerdasan yang
dimiliki oleh manusia ini mengungkapkan kepada kita
bahwa ada banyak jendela menuju satu ruangan yang
23
Howar Gardner, Multiple Intelligences,…27
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
sama di mana subjek-subjek pelajaran dapat didekati
dari berbagai perspektif. Dan ketika siswa mampu
menggunakan bentuk-bentuk kecerdasan mereka yang
paling kuat, mereka akan menemukan bahwa belajar
itu mudah dan menyenangkan.
Kedelapan kecerdasan dalam diri seseorang ini
dapat dikembangkandan ditingkatkan secara memadahi sehingga dapat berfungsi bagi orang tersebut.
Ini menunjukkan bahwa kedelapan kecerdasan itu
bukan hal yang sudah mati tidak terkembangkan,
melainkan masih dapat ditingkatkan. Disinilah pendidikan mempunyai fungsi, yaitu membantu agar setiap kecerdasan pada diri seseorang berkembang optimal. Gardner juga mengungkapkan bahwa seorang
siswa akan mudah menangkap materi yang disampaikan guru, bila materi itu disampaikan dengan
menggunakan pendekatan kecerdasan yang dimiliki
oleh siswa tersebut.24 Maka, seorang siswa yang memiliki kecerdasan kinestetik-tubuh dapat juga mempelajari fisika dengan mudah bila pelajaran itu disajikan
dengan tari atau gerak. Di sinilah tantangan bagi guru
untuk merencanakan pengajarannya yang sesuai
dengan kecerdasan siswa.
C. Model Pembelajaran Berbasis Sentra, Upaya Mengakomodir Multiple Intelegensi
Model pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu
model dan pembelajaran. Model adalah suatu objek atau
24
Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Jakarta, Kaifa Mizan, 2012 ) 134-135
Nuruddin
konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu
hal.25
Istilah model dapat diartikan sebagai tampilan
grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis, serta
mengandung pemikiran bersifat uraian atau penjelasan
berikut saran. Uraian atau penjelasan yang menunjukkan
bahwa suatu model desain pembelajaran menyajikan
bagaimana suatu pembelajaran dibangun atas dasar teoriteori seperti belajar, pembelajaran, psikologi, komunikasi,
sistem dan sebagainya. Tentu sajasemua mengacu pada
bagaimana penyelenggaraan proses belajar yang baik.
Sebagai saran, desain pembelajaran mengandung
aspek bagaimana sebaiknya prosedur serta penciptaan
lingkungan belajar. Selain itu, desain pembelajaran terdiri
atas kegiatan - kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk
suatu proses belajar.26
Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan
yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi
dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar,
karakteristik siswa, karakteristik bidang studi serta
berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian,
pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran.27
Menurut Undang- Undang No. 20/2003, Bab I Pasal
Ayat 20 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Ja karta:
Kencana Perdana
Media Group, 2010, cet. 4), hlm. 21.
26 Dewi Sa lma Pra wiradilaga, Prinsip Desain pembelajaran, (Jaka rta:
Kencana Prenada
Media group, 2009), hlm. 33.
27 Ha mzah Uno, Model Pembelajaran: Menciptak an Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efek tif, (Jakarta : PT Bu mi Aksara, 2009), h lm.
25
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Menurut Gagne, dalam pembelajaran
peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana
merancang dan mengaransemen berbagai sumber dan
fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.28
Pengertian ini mengisyaratkan bahwa pembelajaran
merupakan proses yang sengaja direncanakan dan
dirancang sedemikian rupa dalam rangka memberikan
bantuan bagi terjadinya proses belajar.
Ada banyak model pembelajaran, dan tiap tiap
model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan
dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Adapun
model pembelajaran yang mampu untuk mengakomoder
multiple intelegensi pada anak adalah model pembelajaran berbasis sentra atau yang biasa dikenal dengan model
pembelajaran seling (BCCT).
Pada model pembelajaran ini, didasarkan pada desain pembelajaran untuk memunculkan multiple intelegensi anak yang dikemas dalam bentuk bentuk sentra,
berikut terdapat beberapa sentra yang lazim diterapkan
dalam model pembelajaran ini.29
1. Sentra Bermain Peran
Tempat bermain sambil belajar, dimana anak dapat
mengembangkan daya ingat, berimajinasi, berekspresi,
dan bereksplorasi. Penekanan pada sentra ini adalah
terletak pada bagaimana anak mengeksplorasikan diri
28 Wina Sanjaya, Kajian Kurik ulum dan Pembelajaran , (Bandung: Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007) h lm. 274
29 A. Martuti, Mendirikan dan Mengelola PAUD Manajemen Administrasidan
Strategi Pembelajaran, hlm. 82- 84
Nuruddin
sebaik- baiknya. Tujuan pada sentra ini adalah agar
anak dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan temannya.
2. Sentra Balok
Di sentra ini anak dapat memilih balok- balok yang telah disediakan sesuai keinginannya. Penekanan pada
sentra ini adalah bagaimana anak berimajinasi dan
berkreasi dalam menata bal ok- balok sehingga membentuk seperti bangunan asli. Tujuan pada sentra ini
adalah agar anak dapat mengenal tipologi, bentuk dan
ruang.
3. Sentra Ibadah
Pada sentra ini difasilitasi dengan kegiatan bermain
yang difokuskan pada kegiatan keagamaan, seperti tata
cara shalat, tata cara wudlu, dan menghafal surat- surat
pendek. Penekanan pada sentra ini adalah penanaman
nilai- nilai agama Islam pada anak. Tujuan pada sentra
ini adalah agar anak terbiasa dalam melaksanakan ibadah dengan baik dan berakhlak mulia.
4. Sentra Persiapan
Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan
pengalaman keaksaraan. Penekanan pada sentra ini
adalah bagaimana supaya anak dapat membaca, menulis, dan berhitung. Tujuannya adalah agar anak dapat
berpikir teratur, senang membaca, menulis dan berhitung.
5. Sentra Seni dan Kreativitas
Pada sentra ini difasilitasi alat- alat musik dan alat- alat
seni lainnya. Penekanan pada sentra ini adalah menstimulasi sensor motorik anak, yaitu dapat dilihat
Manajemen Kelas Berbasis Sentra Upaya Pemanfaatan Multiple Intelegnci Anak Usia
Dini
bagaimana anak dapat mengekspresikan dirinya melalui irama, tarian, nyanyian dan gerak lagu. Tujuannya
agar anak dapat berpikir secara kreatif dan sensor motorik berkembang dengan baik.
6. Sentra Olah Tubuh
Sentra ini untuk merangsang kecerdasan badankinestetik anak melalui gerakan, tarian, dan olahraga.
7. Sentra Bahan Alam
Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan
kecerdasan penelitian anak dengan melalui pemanfaatan bahan- bahan yang ada di lingkungan sekitar, seperti daun - daunan, pasir, tanah, air dan tanaman.
Tujuan pada sentra ini adalah anak dapat menemukan
konsep sendiri dan bersosialisasi terhadap lingkungannya.
Penutup
Multiple intelligences adalah istilah atau teori dalam kajian
tentang ilmu kecerdasan yang memiliki arti “kecerdasan ganda”
atau “kecerdasan majemuk”. Teori ini ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan
dan profesor pendidikan dari Graduate School Of Education, Harvad
University, Amerika Serikat.
Ada delapan kecerdasan majmuk yaitu Kecerdasan
Gerak-Tubuh (Bodily kinesthetic intelligence), Kecerdasan VisualSpasial (Spatial-Visual intelligencen, Kecerdasan Linguistik ( Linguistic intelligence), Kecerdasan Musikal (Musical intelligence),
Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal intelligence), Kecerdasan
Intrapersonal (Intrapersonal intelligence) dan Kecerdasan Naturalis
( Naturalist intelligence).
Untuk mengeluarkan delapan kecerdasan yang dimiliki
oleh anak, dibutuhkan model menejamen pembelajaran, salah
Nuruddin
satunya adalah model pembelajaran berbasis sentra, yaitu terdiri
dari Sentra Balok, Sentra Ibadah, Sentra Persiapan, Sentra Seni
dan Kreativitas, Sentra Olah Tubuh, Sentra Bahan Alam.
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Thomas, 2002. Sekolah Para Juara. Bandung: Kaifa.
Campbell, Linda, Bruce Campbell dan Dee Dickinson. 2006.
Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence.
Jakarta: Intuisi Press.
Chatib, Munif. 2012. Sekolahnya Manusia. Jakarta : Kaifa Mizan.
Gardner, Howar. 1993. Multiple Intelligences The Theory In Practice.
New York: Basic Books.
Jasmine, Julia. 2007. Panduan Praktis Mengajar Berbasis MI. Bandung: Nuansa.
Luluk, Asmawati. 2009. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak
Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Martuti. 2009. Mendirikan dan Mengelola PAUD Manajemen Administrasidan Strategi Pembelajaran. Jokjakarta; Kreasi Wacana
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2009. Prinsip Desain pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media group.
Rachmani, Imanuella F. 2003. Multiple Intelligences Mengenali Dan
Merangsang Potensi Anak. Jakarta : Aspirasi Pemuda
Rose , Colin dan Malcom. 2002, Cara Cepat Belajar Abad XXI . Bandung : Nuansa.
Suparno, Paul. 2004. Teory Intelligensi Ganda Dan Aplikasinya Di
Sekolah. Kansius
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Perdana
Download