Makna Hidup pada Penderita Kanker Leher Rahim

advertisement
Karangan Asli
Makna Hidup pada Penderita Kanker Leher Rahim
Namora Lumongga Lubis, Dwita Priyanti
Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara
an oleh Victor. E. Frankl dan tahap-tahap
penemuan dan pemenuhan makna hidup dalam penderitaan yang dikembangkan oleh Bastaman.
Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif, karena dengan metode ini dapat dipahami
tingkah laku individu menurut pemahaman dan sudut pandang si pelaku. Untuk pengambilan
data digunakan metode wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien
kanker leher rahim mengalami tiga penyebab penderitaan di dunia yaitu kematian, rasa sakit
(pain), dan rasa bersalah. Kedua informan pada penelitian ini telah menemukan makna hidupnya
dengan sumber makna hidup yang berbeda.
Kata kunci: makna hidup, penderitaan, kanker leher rahim
Abstract: Cervix cancer can cause suffering in all human life aspect. To survive on those
condition, people really have to know their reason to live or meaning of life. Meaning of life can
act as an important motivator for someone, so that they can survive in suffering. The purpose of
this research is to explain the description about the meaning of life among patients, in general
used theory of meaning of life by Victor. E. Frankl and stages in finding and fulfilling meaningful
life in suffering by Bastaman. The methode employed in this research is qualitative method,
because by using this method it can be understood human behaviour according to their
understanding and point of view. To collect information it used indepth interview. The result of
this research shows that cervix cancer patients experience three causes of suffering namely death,
pain, and guilt. Both informan in this research had found their meaning of life from different
resource.
Keywords: meaning of life, suffering, cervix cancer
PENDAHULUAN
Makna hidup adalah hal-hal yang
dianggap sangat penting dan berharga serta
memberikan nilai khusus bagi seseorang
sehingga layak dijadikan tujuan dalam
1
kehidupan . Makna hidup terdapat dalam
kehidupan itu sendiri, dan dapat ditemukan
dalam setiap keadaan, baik menyenangkan
maupun tidak menyenangkan, dalam keadaan
2
karena
bahagia
ataupun
penderitaan ,
kehidupan manusia di dunia tidak selamanya
dipenuhi dengan kesenangan namun juga
3
dengan penderitaan .
Penderitaan adalah proses, perbuatan,
cara menderita, dan penanggungan yang
14
terkait
dengan
sesuatu
yang
tidak
menyenangkan,
seperti
sakit,
cacat,
3
kesengsaraan, dan kesusahan . Penderitaan
dapat ditimbulkan oleh tiga hal ”the three
tragic triads” diantaranya adalah maut (death),
3
salah (guilt), dan sakit (pain) . Hampir seluruh
penyakit menimbulkan penderitaan, tetapi
tidak semua penderitaan yang ditimbulkan
penyakit dapat mendorong seseorang untuk
mencari tahu makna hidupnya. Penyakit
kronis seperti kanker dapat mendorong
seseorang untuk mencari tahu makna
4
hidupnya .
Penyakit kanker adalah penyakit yang
sangat
berbahaya
bahkan
dapat
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009
Karangan Asli
mengakibatkan kematian. Sampai saat ini
kanker masih menjadi momok bagi semua
orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka
kematian yang disebabkan oleh penyakit
5
tersebut . Kanker dikarakteristikkan sebagai
suatu proses pertumbuhan dan penyebaran
yang tidak terkontrol dari sel abnormal, yang
mempunyai kecenderungan menyebar pada
6
bagian tubuh lainnya . Oleh karena itu tidak
mengherankan bila kanker dianggap penyakit
mematikan. Data World Health Organization
(WHO) menunjukkan setiap tahun jumlah
penderita kanker di dunia bertambah 6,25
juta orang. Ironisnya, dua pertiga dari
penderita kanker di dunia berada di negaranegara yang sedang berkembang termasuk
Indonesia. Setiap tahunnya, tercatat 100
penderita kanker dari setiap 100.000
penduduk. Data Depkes menunjukkan jumlah
penderita kanker di Indonesia mencapai enam
persen dari populasi dan menempatkan
penyakit tersebut secara keseluruhan sebagai
pembunuh nomor enam dibanding penyakit
7
Berdasarkan
pendataan
yang
lainnya .
dilakukan oleh Departemen Kesehatan
Republik
Indonesia,
Yayasan
Kanker
Indonesia, dan Ikatan Ahli Patologi Indonesia,
64,4 persen penyakit kanker diderita oleh
kaum perempuan, sementara sisanya 35,6
persen diderita oleh kaum laki-laki.
Terdapat berbagai jenis kanker yang
menyerang kaum perempuan, salah satu yang
paling ditakuti adalah kanker serviks uteri atau
kanker leher rahim. Di negara maju kanker
leher rahim menempati urutan ke empat dari
jenis
kanker
yang
menyerang
kaum
perempuan dan setiap tahunnya terdapat
kurang lebih 400 ribu kasus baru kanker leher
rahim, sebanyak 80 persennya terjadi pada
perempuan yang hidup di negara berkembang,
8
salah satunya di Indonesia .
Banyak dari penderita kanker baru
mengetahui penyakitnya setelah berada di
stadium lanjut. Jika sudah pada stadium
lanjut, maka penyakit kanker akan lebih
banyak menimbulkan komplikasi fisik dan
5
Ancaman
kematian
yang
kematian .
ditimbulkan oleh kanker akan menimbulkan
kecemasan
pada
penderitanya
yaitu
9
kecemasan kematian (death anxiety) , selain
ancaman kematian, diagnosa dan pengobatan
dari penyakit kanker juga akan menimbulkan
penderitaan lainnya. Diagnosa dan pengobatan
penyakit kanker berkaitan dengan dampak
fisik, psikis, sosial, dan ekonomi penderitanya.
Beberapa diantaranya adalah; hilang ingatan,
sindrom sakit, mual, depresi, merasa
kehilangan kontrol, stress keluarga dan
10
keuangan .
Dari hal di atas dapat terlihat bahwa
kanker leher rahim menimbulkan penderitaan
dalam seluruh aspek kehidupan seseorang.
Untuk bertahan dalam kondisi seperti itu,
seseorang harus mengetahui benar apa
alasannya hidup atau makna hidupnya, karena
ketika seseorang mengetahui makna hidupnya
hal tersebut dapat menjadi motivator utama
yang dapat membuatnya bertahan dalam
3
penderitaan yang berat sekalipun . Dengan
ditemukannya makna hidup, seseorang dapat
menjalani hidupnya dengan lebih semangat,
tetapi penemuan makna hidup itu sendiri
tidak segampang membalikkan telapak tangan,
melainkan suatu proses yang panjang.
Seseorang akan mengalami beberapa tahap
sebelum menemukan dan memenuhi makna
hidupnya
yaitu
tahap
derita,
tahap
penerimaan diri, tahap penemuan makna
hidup, tahap realisasi makna, dan tahap
3.
penghayatan hidup bermakna
Dari permasalahan yang dikemukakan di
atas peneliti ingin mengetahui bagaimana
gambaran makna hidup penderita kanker
leher rahim.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif karena peneliti ingin melihat
pengalaman subjektif seorang penderita
kanker leher rahim, bagaimana mereka
memaknai setiap penderitaan yang dialaminya
diakibatkan oleh penyakit kanker leher rahim
dan bagaimana proses penemuan makna di
balik
penderitaan
tersebut.
Dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif kita
dapat melihat lebih jelas tanpa kehilangan
intinya konsep-konsep seperti penderitaan,
kasih sayang, harapan, dan lain-lainnya yang
merupakan bagian penting dalam proses
11
penemuan makna hidup .
Metode
pengumpulan
data
yang
digunakan adalah wawancara mendalam
dengan alat bantu tape recorder (alat
12
perekam) serta pedoman wawancara . Pada
tahap awal dilakukan wawancara untuk
mengetahui seputar penyakit kanker leher
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009
15
Namora Lumongga Lubis dkk.
Makna Hidup pada Penderita Kanker…
rahim yang diderita subjek. Sedangkan
prosedur
pemilihan
informan
dengan
menggunakan metode pengambilan subjek
berdasarkan teori atau berdasarkan konstruk
based/operational
operasional
(theory
construct sampling). Karakteristik informan
dalam penelitian ini antara lain:
1. Wanita dewasa madya (usia 40 – 60
tahun).
2. Hasil diagnosa dokter menderita kanker
leher rahim minimal 2 tahun.
Jumlah informan dalam penelitian ini
adalah 2 orang, hal ini sesuai dengan prinsip
penelitian kualitatif yang menekankan pada
kedalaman dan proses sehingga cenderung
13
dilakukan dengan jumlah sedikit . Lokasi
penelitian dilakukan di Kotamadya Medan.
Data yang diperoleh dari wawancara
dianalisis dengan menggunakan pendekatan
constant comparative14. Prosedur analisis data
adalah sebagai berikut:
1. Organisasi data secara sistematis.
2. Koding dan analisis.
3. Pengujian terhadap dugaan.
4. Strategi analisis.
5. Interpretasi.
HASIL
Gambaran makna hidup pada penderita
kanker leher rahim
a) Gambaran
penderitaan
yang
disebabkan oleh kanker leher rahim
Penderitaan
adalah
proses,
perbuatan,
cara
menderita,
dan
penanggungan yang terkait dengan sesuatu
yang tidak menyenangkan, seperti sakit,
3
cacat, kesengsaraan, dan kesusahan .
Setiap informan mengakui bahwa penyakit
kanker
leher
rahim
menimbulkan
penderitaan baik fisik maupun mental.
Penderitaan fisik yang dialami oleh
informan dalam penelitian ini adalah
keputihan,
pendarahan,
pusing,
pembengkakan pada beberapa bagian
tubuh, dan rasa sakit pada bagian
kewanitaan. Keluhan-keluhan tersebut
menimbulkan suatu ketidakmampuan
untuk melakukan kegiatan dan aktivitas
sehari-hari secara normal (disability).
Pengobatan berupa histerektomi juga
mengakibatkan impairment pada salah
satu informan. Pengobatan yang harus
16
dijalani oleh kedua informan juga
membuat
mereka
terbatas
dalam
kehidupannya (restricted life). Mereka
terpaksa harus tinggal di rumah atau di
rumah sakit. Penderitaan mental yang
dialami oleh informan diantaranya adalah
yang adalah ketakutan, trauma, shock,
stres, tertekan, kesepian, kesedihan, dan
kecemasan kematian. Penyakit kanker
leher rahim yang mengakibatkan penderita
tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari
secara normal juga menimbulkan perasaan
menjadi beban bagi orang lain (becoming
burden on others) dan menilai diri sendiri
negatif (discrediting definition of self).
Rasa cemas akibat penyakit kanker juga
membuat informan menarik diri dari
isolation).
pergaulan
(social
Ketidakmampuan yang dialami oleh
penderita kanker juga akan menimbulkan
pada
perasaan
bersalah
(guilt)
penderitanya.
b) Gambaran tahap-tahap penemuan dan
pemenuhan makna hidup dalam
penderitaan
1. Tahap derita
Tahap derita yaitu pengalaman tragis
dan penghayatan hidup tanpa makna.
Suatu peristiwa tragis dalam hidup
seseorang dapat menimbulkan penghayatan
hidup tanpa makna yang ditandai dengan
perasaan hampa, gersang, apatis, dan
merasa tidak lagi memiliki tujuan hidup
serba bosan dan apatis. Kebosanan adalah
ketidakmampuan
seseorang
untuk
membangkitkan minat, sedangkan apatis
adalah ketidakmampuan seseorang untuk
3.
mengambil prakarsa Kedua informan
melaluI tahap ini dengan perasaan hampa
dimana ancaman kematian dan rasa
bersalah (guilt) adalah penyebabnya.
Ancaman kematian dan rasa bersalah
(guilt) membuat informan enggan untuk
membayangkan masa depan dan memilih
untuk melepaskan cita-citanya sementara.
2. Tahap penerimaan diri
Tahap penerimaan diri, dimana
individu mulai menerima apa yang terjadi
pada hidupnya, pemahaman diri, dan
terjadinya perubahan sikap. Biasanya,
munculnya kesadaran ini didorong oleh
aneka ragam sebab. Misalnya, karena
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009
Karangan Asli
perenungan diri, konsultasi dengan para
ahli, mendapat pandangan dari seseorang,
hasil do’a dan ibadah, belajar dari orang
3
lain, dan lain-lain . Penerimaan kedua
informan didorong oleh alasan yang
berbeda-beda.
Alasan-alasan
tersebut
diantaranya keluarga terutama anak-anak,
konsultasi dengan ahli dan kepasrahan
kepada Tuhan YME.
3. Tahap penemuan makna hidup
Tahap penemuan makna hidup
(penemuan makna hidup dan penentuan
tujuan). Tahap ini ditandai dengan
penyadaran individu akan nilai-nilai
berharga yang sangat penting dalam
hidupnya. Hal-hal-hal yang dianggap
berharga, dan penting itu mungkin saja
berupa nilai-nilai kreatif, nilai-nilai
3
penghayatan, dan nilai-nilai bersikap .
Dalam menemukan makna hidupnya
kedua informan menerapkan salah satu
dari tiga nilai yaitu nilai kreatif, nilai
penghayatan, dan nilai bersikap. Informan
pertama menerapkan nilai kreatif untuk
menemukan makna hidupnya yaitu
dengan melakukan segala kegiatan yang
dapat mengatasi rasa bersalah (guilt) yang
ia alami seperti: berusaha menjadi ibu
yang baik dan tidak melakukan hal yang
dapat merugikan dirinya dan keluarga.
Informan
kedua
menerapkan
nilai
penghayatan terlebih dahulu yaitu dengan
menemukan arti dari agama yang
diyakininya
dan
kemudian
diikuti
penerapan nilai kreatif yaitu melakukan
segala kegiatan yang menambah amalnya
di dunia seperti rajin beribadah dan ikut
dalam kebaktian.
4. Tahap realisasi makna
Tahap realisasi (keikatan diri, kegiatan
terarah dan pemenuhan makna hidup)
dimana
individu
akan
mengalami
semangat dan gairah dalam hidupnya,
kemudian
secara
sadar
melakukan
keikatan diri (self commitment) untuk
melakukan berbagai kegiatan nyata yang
lebih terarah guna memenuhi makna
3
hidupnya . Tahap ini dilalui salah satu
informan dengan menyadari bahwa nilai
kreatif yang ia terapkan membawa
dampak positif bagi hidupnya sehingga
terus ia terapkan sampai saat ini.
DISKUSI
Penyakit kanker leher rahim adalah
penyakit yang memiliki risiko besar dalam hal
kematian.
Ancaman
kematian
yang
ditimbulkan oleh kanker akan menimbulkan
kecemasan
pada
penderitanya
yaitu
8
kecemasan kematian (death anxiety) . Peneliti
melihat kaitan besar antara kecemasan
kematian ini dengan tahap derita yang harus
dilalui penderita kanker leher rahim dalam
menemukan
makna
hidupnya.
Seperti
diketahui tahap derita yaitu pengalaman tragis
3
dan penghayatan hidup tanpa makna . Disini
dapat dilihat bahwa kesadaran akan kematian
menjelang merupakan hal utama penyebab
timbulnya perasaan hampa pada penderita
kanker leher rahim. Menyadari bahwa ia bisa
saja meninggal membuat seorang penderita
kanker leher rahim merasa tidak perlu lagi
memperjuangkan hidupnya.
Peneliti juga melihat suatu kekhasan
dalam penemuan makna hidup penderita
kanker leher rahim terutama dalam tahap
penerimaan diri. Tahap penerimaan diri
adalah suatu tahap dimana individu mulai
menerima apa yang terjadi pada hidupnya,
pemahaman diri, dan terjadinya perubahan
sikap. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
terlihat bahwa kepasrahan kepada Tuhan
adalah salah satu hal yang selalu mendorong
penderita kanker leher rahim dalam menerima
penyakitnya. Bahaya yang ditimbulkan oleh
kanker leher rahim membuat penderitanya
sadar bahwa hal tersebut merupakan cobaan
yang diberikan oleh Tuhan dan disaat itu juga
penderita mendapatkan kesadaran akan
kebesaran Tuhan. Para penderita menyadari
bahwa hanya Tuhanlah yang dapat menolong
mereka untuk bebas dari segala penderitaan.
Dari hasil penelitian dapat dilihat
walaupun masing-masing informan mengalami
penderitaan yang sama, tetapi mereka
memiliki sumber makna hidup yang berbeda,
dimana sumber makna hidup informan
pertama didominasi oleh nilai kreatif
sementara informan kedua didominasi oleh
nilai penghayatan dan nilai kreatif. Penemuan
ini semakin memperkuat pendapat yang
mengatakan bahwa makna hidup itu bersifat
unik dan pribadi artinya apa yang dianggap
berarti oleh seseorang belum tentu pula
2
berarti pula bagi orang lain .
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009
17
Namora Lumongga Lubis dkk.
Makna Hidup pada Penderita Kanker…
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi
data dapat dilihat bahwa informan
pertama mengalami tiga hal yang
menimbulkan penderitaan di dunia yang
disebut ”the three tragic triads” yaitu rasa
sakit (pain), rasa bersalah (guilt), dan
kematian. Rasa bersalah (guilt) adalah
penderitaan yang paling banyak dirasakan
oleh informan pertama. Di sisi lain,
informan kedua hanya mengalami rasa
sakit (pain) dan kematian (death) akibat
penyakit kanker yang dideritanya.
2. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi
data dapat dilihat bahwa kedua informan
telah menemukan makna hidupnya.
dengan sumber makna hidup yang
berbeda. Sumber makna hidup informan
pertama didominasi oleh penerapan nilai
kreatif sementara sumber makna hidup
informan
kedua
didominasi
oleh
penerapan nilai penghayatan diikuti
penerapan
nilai
kreatif.
Dalam
menemukan dan memenuhi makna
hidupnya,
informan
pertama
telah
mencapai tahap realisasi makna sementara
informan kedua hanya mencapai tahap
penemuan makna hidup.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan diskusi yang
telah
dipaparkan
sebelumnya,
peneliti
mencoba memberikan beberapa saran. Saransaran ini diharapkan dapat berguna bagi
perkembangan kelanjutan studi ilmiah
mengenai makna hidup pada penderita kanker
leher rahim.
Bagi penderita kanker leher rahim agar
lebih tegar dalam menghadapi penderitaan
dan yakin bahwa di balik semua penderitaan
yang dijalani terdapat makna penting yang
akan
memberikan
suatu
kebahagiaan.
Diharapkan penderita kanker leher rahim
untuk bangkit dan lebih semangat dalam
menjalani pengobatan walaupun pengobatan
tersebut tidak menjamin kesembuhan 100%.
Tidak ada hal yang tidak mungkin terjadi di
dunia termasuk kesembuhan penyakit kanker
leher rahim. Bagi dokter, suster, dan pihakpihak kesehatan lainnya beserta keluarga
hendaknya memberikan dukungan yang lebih
kepada penderita kanker leher rahim karena
hal itu sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan penderita.
18
Dari penelitian yang telah dilakukan dan
kesimpulan yang dikemukakan, maka peneliti
mengemukakan beberapa saran:
1. Untuk menyempurnakan penelitian ini,
sebaiknya dilakukan penelitian dengan
topik yang masih berhubungan dengan
makna hidup dan kanker leher rahim dan
dilakukan denggan subjek penelitian yang
berbeda.
2. Disarankan pada penelitian berikutnya
hal-hal yang berkaitan dengan bahan
diskusi di atas dapat diperhatikan lebih
mendalam lagi.
3. Peneliti selanjutnya perlu memiliki
kemampuan wawancara yang baik,
sehingga data lebih akurat dan mendalam
bisa tergali.
DAFTAR PUSTAKA
1. Frankl, EV. Mencari Makna Hidup: Man
Search For Meaning. Bandung: Yayasan
Nuansa Cendekia. 2004.
2. Bastaman, HD. Logoterapi: Psikologi
Untuk Menemukan Makna hidup dan
Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada. 2007
3. Bastaman, HD. Meraih Hidup Bermakna.
Jakarta: Paramadina. 1996.
4. Greenstein M, Breitbat W. ”Cancer and
the experience of meaning: A group
psychotherapy program for people with
cancer”,
American
Journal
of
Psychoterapy, 2000, 54(4): 486-501.
5. White C A and Macleod U. ”ABC of
psychological medicine: Cancer”. British
Medical Journal 17 Agustus 2002, 325:
377-380.
6. Sarafino
EP.
Health
Psychology:
Biopsychosocial Interactions. Amerika:
John Willey & Sons, Inc. 2006.
7. Antara. ”Tiap Hari 22 Orang di Indonesia
Meninggal karena Kanker Leher Rahim”.
Analisa, 8 Desember 2007: 1.
8. Pusat Data & Informasi – Perhimpunan
Rumah Sakit Seluruh Indonesia (2006).
Bias wanita. [on-line] http://www.
Pdpersi.co.id/Pusat Data & Informasi
PERSI.htm, diakses 2 September 2007.
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009
Karangan Asli
9. Sharma Y, Mattoo S K, Kulhara P,
Sharma S C dan Sharan P. “Stress and
Coping in Women with Cervical and
Breast Cancer in India”, German J
Psychiatry, 2003: 2: 40-48
10. Sugerman, D. “I Am More than My
Cancer:” An Exploratory Examination of
Adventure Programming and Cancer
Survivors.
Journal
of
Experiential
Education, 2005: 25(1), 72-83.
11. Furchan A. Pengantar Metoda Penelitian
Kualitatif. Surabaya: Usana Offset
Printing. 1992.
12. Moleong.
Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya. 2006.
13. Poerwandari. Pendekatan Kualitatif dan
Penelitian Psikologi. Jakarta: Lembaga
Pengembangan Sarana Pengukuran dan
Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI 2001.
14. Everall, R.D., Bostik, K.E., & Paulson, B.L.
“I'm Sick of Being Me: Developmental
Themes in a Suicidal Adolescent”,
Adolescence, 2005, 40: 693-708.
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009
19
Download