evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI PASIEN DIABETES
MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI STROKE DI INSTALASI RAWAT
INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA
PERIODE TAHUN 2005
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Fransisca Widyastuti
NIM : 028114082
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI PASIEN DIABETES
MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI STROKE DI INSTALASI RAWAT
INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA
PERIODE TAHUN 2005
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Fransisca Widyastuti
NIM : 028114082
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bermimpilah tentang apa yang ingin
kamu impikan, pergilah ke tempattempat kamu ingin pergi.
Jadilah seperti yang kamu inginkan,
kerna kamu hanya memiliki satu
kehidupan dan satu kesempatan untuk
melakukan hal-hal yang ingin kamu
lakukan.
Skripsiku ini kupersembahkan untuk orang-yang
menyayangiku dengan tulus dan selalu memberikan yang
terbaik untukku.
Untuk Bapak, Ibu, Mbak Santi, Mbak Rini yang selalu
memberikan kasih sayang dan perhatian yang luar biasa
Untuk semua sahabatku yang selalu setia mendukung dalam
suka dan duka
Untuk Almamaterku
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan
bimbinganNya yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi yang
berjudul : “Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus dengan
Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Periode tahun 2005”. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam
penyelesaian jenjang studi untuk meraih gelar Sarjana Farmasi di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Keberhasilan penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan perhatian orangorang di sekitar penulis, baik secara materi maupun emosional. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Rita Suhadi, M. Si., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, selaku pembimbing utama dan penguji yang
dengan kesabaran telah memberi semangat, dukungan, gagasan dan kritik
yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. Drs. Mulyono, Apt. selaku penguji yang telah banyak membantu dan
memberi dukungan yang sangat berarti bagi penulis.
3. dr. Luciana Kuswibawati, M. Kes. selaku penguji yang telah banyak
membantu dan memberi dukungan yang sangat berarti bagi penulis.
4. Direktur Rumah Sakit Panti Rapih atas ijin yang diberikan kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Kepala beserta Staf bagian personalia Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta atas segala bantuan dan dukungannya.
6. Kepala dan Staf Bagian Pelayanan Rekam Medik Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis dalam
mengumpulkan data untuk penelitian ini.
7. Seluruh pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Pantai Rapih Yogyakarta
yang secara tidak langsung telah membantu penelitian ini, semoga Anda
selalu dalam rahmat dan berkat Tuhan.
8. Kepada kedua orang tuaku Aloysius Sajiman dan Agustina Ari Prihatini
yang telah memberikan doa, semangat dan semua yang kubutuhkan hingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada keluargaku Edeltruidis Widyarsanti dan Veronica Widyarini,
Indro Yuwono, Fadly Potu dan semua keponakanku yang telah memberi
doa, semangat dan menjadi motivator dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada Astri Meirinawati yang selalu mendukungku, terima kasih atas
perjalanan yang menyenangkan, menyedihkan dan mengharukan selama
ini.
11. Ema Nillafita, Francisca Nurina, Novita Widi atas persahabatan yang tulus
dan bantuannya selama ini.
12. Antonius Heri Kristanto, Kornelius Nicko, dan keluarga atas doa,
semangat,
kasih
sayang
dan
menakjubkan.
vii
pelajaran
pendewasaan
diri
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Seluruh anggota UKM Bola Basket Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta berbagai generasi yang telah memberi warna dalam hidupku.
14. Semua sahabat alumnus SMU Don Bosko Semarang atas doa dan
dukungannya, persahabatan kita takkan terlupakan.
15. Semua teman kelompok praktikum D. Kalian telah membuat praktikum
menjadi sangat menyenangkan.
16. Semua teman-teman angkatan 2002 terima kasih atas bantuan dan
kebersamaannya.
17. Seluruh keluarga besar dan teman-temanku yang namanya tak dapat
disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, oleh karena itu
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala ketidaksempurnaan
tersebut, dan dengan lapang dada penulis akan menerima kritik, koreksi, dan saran
dalam berbagai bentuk dari pihak lain guna menjadikan skripsi ini lebih baik.
Pada akhirnya, penulis berharap semoga keseluruhan isi skripsi ini dapat berguna
bagi banyak pihak.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit endokrin. Penyakit
diabetes mellitus dapat menyebabkan berbagai komplikasi termasuk stroke.
Komplikasi ini berbahaya karena dalam waktu singkat dapat menyebabkan
kematian. Pasien diabetes mellitus komplikasi stroke memerlukan
penetalaksanaan terapi yang rasional untuk keberhasilan terapi.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah non eksperimental
dengan rancangan penelitian deskriptif evaluatif dan pengambilan data secara
retrospektif. Bahan yang digunakan adalah lembar rekam medis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi managemen terapi dan drug
related problems pada 29 pasien diabetes mellitus komplikasi stroke.Hasil
penelitian menunjukkan distribusi pasien adalah 58,62% wanita dan 41,38% lakilaki. Pasien dengan kelompok umur 41-50 tahun 13,79%; 51-60 tahun 27,59%;
61-70 tahun 27,59%; 71-80 tahun 20.69%; dan 81-90 tahun 10,34%. Hipertensi
merupakan komplikasi kedua yang paling banyak.
Pada pasien diabetes mellitus komplikasi stroke kelas terapi obat yang
digunakan adalah 100% obat sistem kardiovaskular; 89,66% obat gizi dan darah;
37,93% obat saluran cerna; 68,97% obat antiinfeksi; 82,76% obat saraf pusat;
27,59% obat saluran pernafasan; 44,83% obat analgesik; 62,07% obat hormonal;
24,14% obat saluran kemih dan 27,59% obat otot dan skelet.
Hasil evaluasi DRP yang terjadi pada penelitian ini sebanyak 11 pasien
dengan obat tidak tepat, 1 pasien butuh tambahan terapi obat, dan 3 pasien
dengan dosis berlebih.
Kata kunci :diabetes mellitus, komplikasi stroke, drug related problems (DRP)
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Diabetes mellitus is one of the endocrine diseases. This disease can cause
various complications including stroke. This complication is very serious
condition leading to death in short period. The diabetes mellitus with stroke
complication patients need a rational therapy procedure to obtain a successful
outcome.
The research was done non experimental method and with description and
evaluation research program and collected the data from medical record sheet
retrospectively.
The research was done to evaluate the therapy management and its drug
related problems (DRP) in 29 diabetes mellitus with stroke complication patient.
The result showed that the patient distribution was 58.62% women and 41.38%
men; 13.79% of 41-50 years; 27.59% of 51-60 years; 27.59% of 61-70 years;
20.69% of 71-80 years; and10.34% of 81-90 years; with hypertension as the
highest second complication.
The drug therapy classes of the diabetes mellitus with stroke patient were
cardiovascular system, 100%. blood and nutrient 89.66%; digestive 37.93%; anti
infection 68.97%; the central nerves system 82.76%; respiratory system 27.59%;
analgesic therapy 44.83%; hormonal therapy 62.07%; urinary system 24.14% and
muscle 27.59%.
The DRP evaluation in this research showed that 11 patients with
inappropriate drug, 1 patient with additional drug therapy, and 3 patients with
overdose.
Key words: diabetes mellitus, stroke complication, drug related problems(DRP)
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………
ii
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………….
iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………..
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………
v
KATA PENGANTAR…………………………………………………… vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………. ix
INTISARI……………………………………………………………….... x
ABSTRACT……………………………………………………………….. xi
DAFTAR ISI……………………………………………………………… xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………… xvi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xviii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xix
BAB I. PENGANTAR…………………………………………………… 1
A. Latar Belakang………………………………………………………… 1
1. Permasalahan……………………………………………………… 3
2. Keaslian Penelitian………………………………………………… 4
3. Manfaat penelitian……………………………………………….... 5
a. Manfaat teoritis……………………………………………….. 5
b. Manfaat praktis……………………………………………….. 5
B. Tujuan Penelitian……………………………………………………... 6
1. Tujuan umum……………………………………………………… 6
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tujuan khusus…………………………………………………….. 6
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………… 7
A. Diabetes Mellitus……………………………………………………… 7
1. Definisi,klasifikasi…………………………………………………. 7
2. Faktor risiko………………………………………………………... 8
3. Patologi…………………………………………………………….. 9
4. Gejala dan tanda…………………………………………………….11
5. Komplikasi diabetes mellitus………………………………………. 11
6. Diagnosis…………………………………………………………
14
B. Stroke………………………………………………………………….. 15
1. Definisi, klasifikasi………………………………………………… 15
2. Faktor risiko……………………………………………………… 16
3. Patologi…………………………………………………………… 18
4. Gejala dan tanda…………………………………………………… 19
5. Diagnosis…………………………………………………………
19
C. PenatalaksanaanTerapi………………………………………………… 20
1. Tujuan terapi……………………………………………………… 20
2. Sasaran terapi……………………………………………………… 20
3. Strategi terapi……………………………………………………… 22
D. Drug Related Problems ……………………………………………… 24
E. Keterangan Empiris…………………………………………………… 26
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……………………………… 27
A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………… 27
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Definisi Operasional…………………………………………………… 27
C. Subjek Penelitian……………………………………………………
28
D. Bahan Penelitian……………………………………………………… 29
E. Tempat Penelitian……………………………………………………
29
F. Tata Cara Penelitian…………………………………………………… 29
1. Tahap penelusuran situasi
2. Tahap pengambilan data
3. Tahap penyelesaian data
G. Kesulitan Penelitian…………………………………………………… 31
H. Analisis Hasil………………………………………………………… 31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………… 33
A. Gambaran Umum Profil Pasien……………………………………….. 33
1. Prosentase kasus berdasarkan kelompok umur……………………. 33
2. Prosentase kasus berdasarkan jenis kelamin……………………….. 34
3. Prosentase kasus berdasarkan komplikasi lain…………………… 35
B. Gambaran Umum Profil Obat………………………………………… 36
1. Obat sistem kardiovaskular………………………………………
37
2. Obat gizi dan darah………………………………………………… 40
3. Obat sistem saluran cerna………………………………………… 41
4. Obat antiinfeksi…………………………………………………… 43
5. Obat Sistem Saraf Pusat…………………………………………… 43
6. Obat sistem saluran nafas………………………………………… 45
7. Obat analgesik……………………………………………………… 46
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Obat hormonal…………………………………………………… 46
9. Obat Saluran Kemih……………………………………………… 47
10. Obat otot skelet dan sendi………………………………………… 48
C. Gambaran Kasus Drug Related Problems……………………………
48
D. Gambaran Dampak Terapi…………………………………………...
53
E. Rangkuman…………………………………………………………..
54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………..
57
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 57
B. Saran…………………………………………………………………..
58
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...
59
LAMPIRAN …………………………………………………………….
61
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I
Lima Komponen Metabolic Syndrome............................................9
Tabel II
Klasifikasi Etiologi pada Diabetes Mellitus……………………..14
Tabel III.
Target Penurunan Kolesterol pada Pasien Stroke…………..........21
Tabel IV
Kriteria Pengendalian Diabetes Mellitus………………………...21
Tabel V
Pilihan Obat untuk Farmakoterapi Stroke Iskemik………………24
Tabel VI
Kategori DRP dan Kemungkinan Penyebabnya…………………25
Tabel VII
Kelas Terapi Obat-obat yang diberikan pada Pasien Diabetes
mellitus dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih tahun 2005............................................37
Tabel VIII
Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat penyakit pada
sistem kardiovaskular yang digunakan oleh pasien diabetes
mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap
RSPR tahun 2005...........................................................................40
Tabel IX
Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat
Mempengaruhi darah dan gizi yang digunakan oleh pasien
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat
inap RSPR tahun 2005...................................................................41
Tabel X
Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat untuk penyakit
pada saluran cerna yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus
dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR
tahun 2005......................................................................................42
Tabel XI
Golongan dan Jenis Obat Antiinfeksi yang digunakan oleh
pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi
rawat inap RSPR tahun 2005.........................................................43
Tabel XII
Jenis obat susunan saraf pusat yang digunakan oleh pasien
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi
rawat inap RSPR tahun 2005.........................................................44
Tabel XIII
Jenis obat saluran pernafasan yang digunakan oleh pasien
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi
rawat inap RSPR tahun 2005.........................................................45
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XIV
Jenis obat analgesik yang digunakan oleh pasien
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi
rawat inap RSPR tahun 2005……………………………… 46
Tabel XV
Jenis obat hormonal yang digunakan oleh pasien diabetes
mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap
RSPR tahun 2005................................................................... 47
Tabel XVI
Jenis obat saluran kemih yang digunakan oleh pasien diabetes
mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap
RSPR tahun 2005................................................................... 47
Tabel XVII.
Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat untuk panyakit
otot skelet dan sendi yang digunakan oleh pasien diabetes
mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap
RSPR tahun 2005................................................................... 48
Tabel XVIII
Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke
di RSPR periode tahun 2005.................................................. 49
Tabel XIX
Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke
di RSPR periode tahun 2005.................................................. 50
Tabel XX
Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke
di RSPR periode tahun 2005.................................................. 51
Tabel XXI
Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke
di RSPR periode tahun 2005.................................................. 52
Tabel XXII
Ringkasan DRP……………………………………………. 56
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Distribusi Pasien Diabetes Mellitus Komplikasi Stroke
Berdasarkan Kelompok Umur………………………...
33
Distribusi Pasien Diabetes Mellitus Komplikasi Stroke
Berdasarkan Jenis Kelamin……………………………
34
Gambar 3
Prosentase terjadinya Komplikasi Lain………………..
35
Gambar 4
Distribusi Pasien Diabetes mellitus berdasarkan Dampak
Terapi...............................................................................
54
Gambar 2
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Stroke di Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005….……………………………61
Lampiran 2. Daftar Obat Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Stroke di
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005…………………76
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme lemak, karbohidrat
dan protein. Gangguan ini disebabkan karena kekurangan sekresi insulin,
penurunan sensitivitas aksi insulin atau keduanya (Triplit, Reasner, dan Isley,
2005). Diabetes mellitus bersifat kronik sehingga membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk menjalani terapi. Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah
mengurangi risiko komplikasi penyakit mikrovaskuler dak makrovaskuler, untuk
memperbaiki gejala, mengurangi angka kematian, dan memperbaiki kualitas
hidup (Triplitt et al., 2005).
Di Indonesia, prevalensi diabetes mellitus sebesar 4,1% pada tahun 1995
dan diproyeksikan menjadi 6,5% pada orang dewasa tahun 2025. Menurut King
dan Rewers, epidemik diabetes mellitus pada orang dewasa di seluruh dunia
terjadi karena gaya hidup dan perubahan sosioekonomi (cit.Moningkey, 2000).
Jumlah penderita diabetes mellitus diperkirakan akan terus meningkat sesuai
dengan gaya hidup masyarakat sekarang ini.
Diabetes mellitus bukanlah suatu penyakit tunggal dengan penyebab
tunggal, akan tetapi terdapat beberapa mekanisme penyebab diabetes mellitus
yang dapat menimbulkan gangguan pada penderitanya. Gangguan tersebut dapat
disebabkan karena gejala maupun pengobatannya, komplikasi yang ditimbulkan,
menurunnya produktivitas, dan angka harapan hidup (Moningkey, 2000).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Penyakit diabetes mellitus dapat menimbulkan beberapa komplikasi antara lain
dislipidemia, neuropati, impotensi seksual, retinopati, manifestasi sendi, katarak,
hipertensi, TBC, nefropati, stroke, dan selulitis-gangren. Timbulnya komplikasi
dapat dipicu oleh gaya hidup seseorang (Mutalib, 2000).
Stroke merupakan salah satu komplikasi yang muncul pada pasien
diabetes mellitus. Stroke adalah kedaruratan medis akibat kerusakan neurologik
oleh karena gangguan akut aliran darah ke otak akibat terjadinya penyumbatan
atau perdarahan pada stroke hemoragik (Wibowo dan Gofir, 2001). Diabetes
mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak yang berukuran besar.
Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan menimbulkan aterosklerosis dan
menghambat
aliran darah ke otak yang pada akhirnya akan menyebabkan
kematian sel-sel otak dan mengakibatkan stroke (Robert, 2002).
Prevalensi diabetes mellitus dengan komplikasi stroke sebesar 4,2% dari
2300 penderita diabetes mellitus yang tercantum dalam data cross sectional pasien
rawat jalan di RSU Tangerang (Mutalib, 2000). Prevalensi diabetes mellitus
komplikasi stroke relatif kecil jika dibandingkan dengan komplikasi yang lain,
akan tetapi diabetes mellitus komplikasi stroke termasuk komplikasi yang
berbahaya. Serangan stroke akut dapat menyebabkan kematian dalam waktu
singkat. Stroke merupakan penyakit ke-3 yang menyebabkan kematian setelah
penyakit kardiovaskular dan kanker. Akibat lain yang dapat muncul adalah
kecacatan fisik dan mental pada penderita.
Pengobatan rawat inap pasien diabetes mellitus di rumah sakit, seringkali
bukan hanya karena penyakit diabetes mellitus melainkan karena komplikasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
ditimbulkannya. Pengobatan diabetes mellitus dengan komplikasi stroke ini akan
memungkinkan terjadinya drug related problems (DRP) atau masalah-masalah
yang berkenaan dengan obat. Drug related problems seringkali terjadi karena
tidak hanya memperhatikan pengobatan satu penyakit saja, akan tetapi dua
penyakit bahkan lebih, oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai evaluasi
penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi pemberian terapi yang tepat dan
rasional pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke.
Penelitian dilakukan pada pasien rawat inap diharapkan kondisi pasien
lebih terkontrol dan waktu untuk menunjukkan perubahan atau hasil terapi relatif
cepat. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih yang berlokasi di jalan
Cik Dik Tiro no. 39 Yogyakarta, mengingat bahwa rumah sakit ini termasuk salah
satu rumah sakit besar yang memiliki pelayanan rawat inap yang dapat
memberikan terapi kepada pasien diabetes mellitus komplikasi stroke dan
memiliki unit rekam medik.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
diperoleh beberapa permasalahan sebagai berikut ini.
a.
Seperti apakah profil pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke
yang meliputi umur, jenis kelamin, jenis diabetes mellitus dan komplikasi
lain di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode
tahun 2005?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
b.
Seperti apakah profil terapi yang diberikan pada pasien diabetes mellitus
dengan komplikasi stroke yang meliputi kelas terapi, jenis obat, dosis obat,
frekuensi pemberian, dan lama pemberian obat di instalasi rawat inap
rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005?
c.
Seperti apakah Drug Related Problems (DRP) yang terjadi pada
penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke
di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun
2005?
d.
Seperti apakah dampak terapi pada pasien diabetes
mellitus dengan
komplikasi stroke setelah menjalani terapi di instalasi rawat inap Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005?
2. Keaslian Penelitian
Berdasarkan informasi yang diperoleh, penelitian mengenai evaluasi
penatalaksanaan terapi pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di
instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih periode tahun 2005 ini belum pernah
dilakukan. Penelitian yang telah dilaksanakan dan terkait dengan penelitian ini
antara lain :
a.
Pola Peresepan Obat Hipoglikemi dan Studi Literatur interaksi obat pada
pasien Diabetes mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
(Periode Januari-Maret 2002) oleh Rivana (2004).
b.
Gambaran Peresepan Obat pada Pasien Diabetes mellitus tipe-2 di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit dr. Sardjito Yogyakarta (Periode 20012002) oleh Endah (2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
c.
Kajian Peresepan dan Biaya Obat Pasien Stroke di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta (periode 1999) oleh Santi (2002).
d.
Pola Pengobatan Penyakit Stroke pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta (periode 1999) oleh Kristanto (2001).
Penelitian ini sangat terkait dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Penelitian yang pernah dilakukan melihat pola peresepan dan biaya obat pasien
hanya dalam satu penyakit yaitu diabetes mellitus atau stroke, sedangkan
penelitian ini melihat penatalaksanaan terapi pada pasien diabetes mellitus dengan
komplikasi stroke, yang meliputi profil pasien, profil peresepan, DRP, dan
dampak terapi pada pasien. Selain itu penelitian ini juga berbeda dalam hal subjek
penelitian, objek penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian.
3. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut ini.
a.
Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi evaluasi
penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke
di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta.
b.
Manfaat praktis
Bagi pihak farmasis rumah sakit penelitian ini dapat bermanfaat untuk
memberikan gambaran pola peresepan dan bahan pertimbangan dalam
pengelolaan obat kepada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi
stroke di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengevaluasi penatalaksanaan terapi pada pasien diabetes mellitus
dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih
Yogyakarta periode tahun 2005.
2. Tujuan Khusus
a.
Mengetahui profil pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang
meliputi umur, jenis kelamin, jenis diabetes mellitus dan komplikasi lain
di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun
2005.
b.
Mengetahui profil terapi yang diberikan pada pasien diabetes mellitus
dengan komplikasi stroke yang meliputi kelas terapi, jenis obat, dosis
obat, frekuensi pemberian dan lama pemberian obat di instalasi rawat inap
rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005.
c.
Mengetahui Drug Related Problems (DRP) atau masalah-masalah yang
berkenaan dengan obat yang terjadi pada penatalaksanaan terapi pasien
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap rumah
sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005.
d.
Mengetahui dampak terapi pada pasien
diabetes mellitus dengan
komplikasi stroke setelah menjalani terapi di instalasi rawat inap rumah
sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diabetes mellitus
1. Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, serta
protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin, sensitivitas insulin, atau
keduanya (Triplitt et al., 2005).
Klasifikasi berdasarkan etiologi, perjalanan alamiah dan faktor risiko
diabetes mellitus adalah sebagai berikut ini.
a. Diabetes Mellitus tipe I
Diabetes mellitus tipe I ditandai dengan defisiensi insulin secara absolut.
Penyakit ini biasanya didiagnosa sebelum umur 30 tahun, dan merupakan jenis
diabetes mellitus yang paling sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.
Diabetes mellitus tipe I disebabkan oleh destruksi sel beta pulau Langerhans.
Patogenesis terjadi meliputi predisposisi genetik, faktor lingkungan seperti faktor
gizi pada masa neonatal dan bayi usia dini.
b. Diabetes Mellitus tipe II
Penyebab diabetes mellitus tipe II adalah kegagalan relatif sel beta dan
resistensi insulin. Resistensi insulin berupa menurunnya kemampuan insulin
untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
resistensi insulin sepenuhnya, sehingga terjadi defisiensi relatif insulin (Triplitt et
al, 2005).
c. Diabetes mellitus pada kehamilan
Keadaan ini hanya terbatas pada wanita hamil dan gangguan toleransi
glukosa terjadi pertama kali selama kehamilan. Apabila sebelum hamil sudah
menderita diabetes mellitus maka tidak termasuk kategori ini. Gangguan ini
seringkali adalah diabetes mellitus tidak tergantung insulin (Moningkey, 2000).
d. Diabetes mellitus tipe spesifik lainnya
Salah satu diabetes mellitus spesifik yang lain adalah Maturity Onset
Diabetes of Youth (MODY), yang dikarakterisasi sebagai terganggunya sekresi
insulin. Ketidakmampuan secara genetik untuk mengubah proinsulin menjadi
insulin mengakibatkan hiperglikemia ringan pada usia dini dan hal tersebut akan
diwariskan pada pola autosomal yang dominan (Triplitt et al, 2005).
2. Faktor Risiko
Obesitas merupakan faktor risiko dari diabetes mellitus. Metabolic
syndrom biasanya merupakan penanda dari diabetes mellitus tipe II. Salah satu
hubungan nyata antara keduanya adalah obesitas, yang mana menyebabkan
resistensi terhadap insulin pada diabetes mellitus tipe II. Sebagian besar pasien
diabetes mellitus tipe II memiliki obesitas abdominal dan mungkin memiliki
dislipidemia, hipertensi dan tanda lainnya dari metabolic syndrom. Obesitas
abdominal itu sendiri adalah faktor risiko dari diabetes mellitus tipe II dan
penyakit kardiovaskular. Hubungan ini menerangkan banyak tetapi tidak semua
pasien diabetes mellitus tipe II terserang komplikasi kardiovaskular yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
disebabkan adanya aterosklerosis. Percobaan secara random dengan kontrol
merupakan test yang umum mengenai pengaruh dari perubahan gaya hidup
(menurunkan berat badan dan latihan secara rutin) dan obat metformin dapat
menurunkan risiko kemajuan dari IGT (impaired glucose tolerance) menjadi
diabetes mellitus tipe II (Genauth, 2003).
Tabel I. Lima komponen metabolic syndrome
Faktor Risiko
Tingkatan batas
Obesitas abdominal
Lingkar pinggang
Laki-laki
>102 cm (> 40 in)
Wanita
>88 cm (>35in)
Trigliserida
≥150 mg/dl
High-density-lipoprotein C
Laki-laki
< 40 mg/dl
Wanita
<50 mg/dl
Tekanan darah
≥130/≥85 mmHg
Glukosa Puasa
≥110 mg/dl
(Triplitt et al, 2005).
3. Patologi
a. Diabetes Mellitus Tipe I
Diabetes mellitus tipe I berjumlah kira-kira 10% dari semua kasus diabetes
mellitus. Diabetes mellitus tipe I pada umumnya berkembang pada masa kanakkanak atau sebelum dewasa, dan biasanya disebabkan karena adanya kerusakan
immune mediated dari sel β pankreas, dan menyebabkan kekurangan insulin
mutlak. Disini periode preklinikal panjang (kira-kira 9 sampai 13 tahun) ditandai
oleh adanya immune markers ketika sel β rusak dimungkinkan terjadi.
Hiperglikemia terjadi ketika 80% sampai 90% dari sel β rusak. Disini transient
melemah diikuti timbulnya penyakit bergabung dengan risiko terjadinya
komplikasi dan kematian. Faktor tetap proses autoimun belum diketahui, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
proses tersebut diperantarai oleh makrofag dan limfosit T dengan perubahan
autoantibodies menjadi variasi antigen sel β.
b. Diabetes Mellitus Tipe II
1) Aksi normal insulin
Pada saat puasa, 75% total glukosa tubuh berada di jaringan yang tidak
tergantung insulin seperti otak, liver, dan jaringan gastrointestinal. Pengambilan
glukosa di otak pada saat makan dan puasa sama dan hal ini tidak berubah pada
diabetes tipe II, sedangkan 25% sisanya, metabolisme glukosa berada di otot yang
tergantung dengan hormon insulin. Pada saat puasa, kira-kira 85% produksi
glukosa berasal dari hepar dan sisanya dihasilkan dari ginjal. Pada saat makan,
karbohidrat yang dikonsumsi meningkatkan konsentrasi glukosa plasma dan
merangsang insulin lepas dari sel β pankreas, hingga terjadi hiperinsulinemia.
Akibat hiperinsulinemia dapat menekan produksi glukosa hepar dan merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan sekitar. Pada keadaan normal kadar glukosa
darah dapat terkontrol (Triplitt et al, 2005).
2) Sekresi insulin terganggu
Pankreas yang mempunyai fungsi normal sel β mampu mengatur sekresi
insulin untuk memelihara toleransi glukosa normal. Pada seseorang yang tidak
menderita diabetes, insulin akan meningkat pada resistensi yang tinggi dan
toleransi glukosa normal. Sekresi insulin yang terganggu ditemukan seragam pada
diabetes mellitus tipe II dan perkembangan gangguan sel β mempunyai ciri-ciri
yang berbeda pada tiap populasi etnis (Triplitt et al, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Diabetes mellitus tipe II jumlahnya kira-kira 90% dari semua kasus
diabetes mellitus dan biasanya ditandai dengan resisten terhadap insulin dan
kekurangan
insulin
relatif.
Resisten
terhadap
insulin
ditandai
dengan
meningkatnya lipolisis dan produksi asam lemak bebas. Meningkatnya produksi
glukosa dalam hati, dan menurunnya asupan glukosa pada otot skeletal. Disfungsi
sel β berperan meningkatkan keburukan kontrol glukosa darah dengan waktu.
Diabetes mellitus tipe II terjadi karena gaya hidup seperti kelebihan kalori, kurang
olahraga dan kegemukan (Schwinghammer, 2000).
4. Gejala dan Tanda
Gejala yang khas dari diabetes mellitus adalah rasa haus yang berlebihan,
poliuria, pruritus, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Manifestasi yang lain berhubungan dengan terjadinya komplikasi (Moningkey,
2000). Komplikasi yang dapat timbul pada diabetes mellitus antara lain
dislipidemia, neuropati, impotensi seksual, retinopati, manifestasi sendi, katarak,
hipertensi, TBC, jantung koroner, nefropati, stroke dan selulitis-gangren.
Komplikasi
diabetes
mellitus
pada
umumnya
didasari
oleh
neuropati,
mikroangiopati dan makroangiopati (Muthalib, 2000).
5. Komplikasi Diabetes Mellitus
Komplikasi diabetes mellitus terjadi akibat gangguan metabolik akut
(hipoglikemia atau hiperglikemia) atau pada tahap lanjut, akibat kerusakan
mikrovaskular dan makrovaskular, dimana risikonya tergantung pada kontrol
terhadap kadar glukosa dan faktor risiko vaskular konvensional (Davey, 2002)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a. Komplikasi mikrovaskular
1). Penyakit mata
Satu dari antara tiga orang dengan diabetes mellitus mengalami penyakit
mata dan 5% mengalami kebutaan pada umur 30 tahun. Retinopati terjadi akibat
penebalan membran basal kapiler, yang menyebabkan pembuluh darah mudah
bocor, pembuluh darah tertutup dan edema makula.
2). Nefropati
Keadaan ini terjadi 15-25 tahun setelah diagnosis pada 35-45% pasien
dengan diabetes mellitus tipe I dan <20% pasien dengan diabetes mellitus tipe II.
Lesi awalnya adalah hiperfiltrasi glomerulus (peningkatan laju filtrasi glomerulus)
yang
menyebabkan
penebalan
difus
pada
membran
basal
glomerulus,
bermanifestasi sebagai mikroalbuminuria, merupakan tanda yang sangat akurat
terhadap kerusakan vaskular secara umum dan menjadi prediktor kematian akibat
penyakit kardiovaskular.
3). Neuropati
Keadaan ini terjadi melalui beberapa mekanisme, termasuk kerusakan
pada pembuluh darah kecil yang memberi nutrisi pada saraf perifer, dan
metabolisme gula yang abnormal (Davey, 2002).
b. Komplikasi makrovaskular
Diabetes
mellitus
merupakan
faktor
risiko
mayor
pembentukan
aterosklerosis. Pada pasien diabetes mellitus diawali dengan disfungsi endotel.
Perubahan endotel tersebut akan menginduksi sekresi berbagai khemikine,
meningkatkan ekspresi molekul adesi endothelial untuk leukosit dan trombosit,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
serta meningkatkan permebilitas terhadap lipoprotein dan berbagai konstituen
plasma yang lain. Keadaan tersebut akan menyebabkan monosit dan makrofag
serta infiltrasi lipoprotein lebih tertarik masuknya ke ruang subendotelial. Lebih
lanjut LDL yang ada di rongga subendotel akan berikatan dengan proteoglikan
aterial, mengalami oksidasi dan kemudian dimakan oleh makrofag. Makrofag dan
lekosit lain yang mengalami aktivasi serta trombosit yang beragregasi,
menstimulasi proliferasi otot polos dan mengeluarkan matriks ekstraseluler dan
berpuncak pada pembentukan lesi kompleks yang berisi materi protrombotik yang
dibungkus fibrin. Bungkus fibrin disobek oleh matrix metaloproteinase berakibat
terbentuknya trombus dan dapat menyumbat arteri (Rampengan, 2006).
Aterosklerosis dapat mengakibatkan embolisasi serta oklusi arteri. Stroke
iskemik dapat dianggap sebagai puncak dari serangkaian kejadian kerusakan pada
sel saraf, yang diawali dengan injury pada sel endotel yang kemudian berlanjut
pada terjadinya aterosklerosis, yang dipicu oleh sekumpulan faktor resiko
sehingga terjadi sumbatan aliran darah ke otak, karena plak yang terbentuk
semakin besar (Iskandar, 2004).
c. Pencegahan komplikasi
Kontrol glikemik yang baik menghambat timbul dan berkembangnya
semua penyakit mikrovaskular. Penyakit makrovaskular jarang terjadi pada pasien
dengan tekanan darah yang terkontrol dengan baik (< 140/90 mmHg), dan apabila
semua faktor risiko yang lain telah bisa dikendalikan dengan optimal. Hal ini
merupakan indikasi dilakukannya terapi penurunan kolesterol dan tekanan darah
dengan agresif (Davey, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tabel II. Klasifikasi Etiologi pada Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus tipe I *(destruksi sel β, biasanya dikendalikan oleh
defisiensi insulin absolut)
Imun tak langsung
Idiopatik
b. Diabetes mellitus tipe II (mungkin rentang antara kelebihan resistensi insulin
dengan defisiensi insulin relatif sampai kelebihan sekresi kerusakan insulin
dengan resistensi insulin)
c. Diabetes tipe spesifik lainnya
Kerusakan genetik dari fungsi sel β
Kromosom 12, HNF-1α (pembentukan MODY3)
Kromosom 7, glukokinase (pembentukan MODY2)
Kromosom 20, HNF-4 α (pembentukan MODY2)
Kerusakan genetik pada aksi insulin
Resisten insulin tipe A
Penyakit pada eksokrin pankreas
Pancreatitis
Trauma/pancreatectomy
Neoplasia
Endocrinopathies
Acromegaly
Cushing syndrome
Glucagonoma
Penyebab dari obat atau bahan kimia
Nicotinic acid
Glucocorticoids
Thiazides
a.
Infeksi
Congenital rubella
Cytomegalovirus
Bentuk yang tidak biasa dari immune-mediated diabetes
Stiff-man syndrome
Anti-insulin receptor antibodies
Sindrom genetik lainnya yang bergabung dengan diabetes
Down syndrome
Turner syndrome
Friedreich ataxia
Myotonic dystrophy
d. Gestational diabetes mellitus (GDM)
(Genuth, 2003)
6. Diagnosis
Pemeriksaan secara teliti diabetes mellitus tipe II dapat dilakukan setiap 3
tahun
pada
usia
dewasa
dimulai
usia
45
tahun.
Pemeriksaan
perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dipertimbangkan untuk dilakukan sebelum usia yang ditentukan
dan secara
berulangkali untuk individu yang berisiko terkena diabetes mellitus seperti yang
memiliki riwayat keluarga diabetes mellitus, obesitas, dan kurang melakukan
olahraga (Schwinghammer, 2000).
Secara umum diagnosis untuk penyakit diabetes mellitus terdiri dari 3 uji,
yaitu
a.
Kadar glukosa plasma (Fasting Plasma Glucose = FPG) ≥ 126 mg/dL.
b.
Kadar glukosa 2 jam setelah makan (Oral Glucose Tolerance Test =
OGTT) ≥ 200 mg/dL.
c.
Kadar glukosa pada umumnya ≥ 200mg/dL dengan gejala diabetes
(Triplitt et al., 2005).
B. Stroke
1. Definisi
Stroke merupakan kedaruratan medis akibat kerusakan neurologik oleh
karena gangguan akut aliran darah ke otak akibat terjadinya penyumbatan atau
perdarahan pada stroke hemoragik (Wibowo dan Gofir, 2001). Stroke dapat
berupa stroke iskemik (88%) atau stroke hemoragik (12%) (Triplitt et al., 2005).
Secara garis besar stroke dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Stroke Iskemik
Stroke Iskemik mempunyai berbagai etiologi, tetapi pada prinsipnya
disebabkan oleh aterotrombosis atau emboli, yang masing-masing akan
mengganggu atau memutuskan aliran darah otak atau cerebral blood flow (CBF).
Nilai normal CBF adalah 50-60 ml/100mg/menit. Iskemik terjadi jika CBF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
<30ml/100mg/ menit. Jika CBF turun sampai < 10 ml/mg/menit akan terjadi
kegagalan homeostasis, yang akan menyebabkan influks kalsium secara cepat,
aktivitas protease, yakni suatu proses berantai eksitotoksik dan pada akhirnya
kematian neuron. Reperfusi yang terjadi kemudian dapat menyebabkan pelepasan
radikal bebas yang akan menambah kematian sel. Reperfusi juga menyebabkan
transformasi perdarahan dari jaringan infark yang mati. Jika gangguan CBF masih
antara 15-30 ml/100mg/menit, keadaan iskemik masih dapat dipulihkan jika terapi
dilakukan sejak awal (Wibowo dan Gofir, 2001).
b. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik sering disebut juga stroke perdarahan. Stroke perdarahan
dapat dibagi menjadi 2, yaitu perdarahan intraserebral dan perdarahan
subarakhnoid. Perdarahan intraserebal dapat terjadi akibat komplikasi pemberian
antikoagulan, misalnya warfarin, sedangkan perdarahan subarakhnoid dapat
terjadi karena pecahnya aneurisma (Wibowo dan Gofir, 2001).
2. Faktor Risiko
a. Faktor risiko yang tidak dapat terkontrol
Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol meliputi umur, ras/bangsa, jenis
kelamin dan riwayat keluarga. Semakin tua seseorang maka risiko terkena stroke
semakin tinggi. Pada laki-laki risiko terjadinya stroke lebih tinggi daripada wanita
(Iskandar, 2004).
b. Faktor risiko yang dapat dikontrol
Terjadinya stroke dipicu oleh beberapa faktor mendukung yang dapat
dikendalikan dengan menjalani terapi. Salah satu faktor tersebut adalah diabetes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mellitus, diabetes mellitus didefinisikan kadar gula dalam plasma pada waktu
puasa 126 mg/dL atau diukur lebih lanjut pada dua parameter yang lainnya. Saat
diabetes sudah diterapi, masih dapat meningkatkan risiko seseorang terserang
stroke. Beberapa penderita diabetes mellitus juga memiliki tekanan darah tinggi,
kadar kolesterol dalam darah tinggi, dan kelebihan berat badan, hal ini akan dapat
meningkatkan risiko stroke lebih besar. Faktor lain yang dapat memicu terjadinya
stroke antara lain perokok, carotid atau penyakit arteri lainnya, Atrial fibrillation,
penyakit jantung, transient ischemic attacks (TIAs), tingginya jumlah sel darah
merah, tingginya kadar kolesterol dalam darah, kurang aktivitas dan kelebihan
berat badan, konsumsi alkohol, dan konsumsi obat terlarang (Anonim, 2005).
Diabetes mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak yang
berukuran besar. Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan menimbulkan
aterosklerosis dan menghambat aliran darah ke otak yang pada akhirnya akan
menyebabkan kematian sel-sel otak dan mengakibatkan stroke (Robert, 2002).
Pada orang normal (tidak hipertensi) mempunyai suatu sistem autoregulasi
arteri serebral. Batas tekanan darah yang dapat ditanggulangi oleh autoregulasi
ialah 200mmHg untuk tekanan sistolik dan 110-120 mmHg untuk tekanan
diastolik. Ketika tekanan darah sistemik meningkat, pembuluh serebral akan
berkonstriksi. Akibatnya, diameter lumen pembuluh darah tersebut akan menjadi
tetap. Bila terjadi penurunan darah sistemik maka tekanan perfusi ke jaringan otak
tidak adekuat. Hal ini akan mengakibatkan iskemik serebral. Sebaliknya bila
terjadi kenaikan tekanan darah sistemik maka tekanan perfusi pada dinding
kapiler menjadi tinggi. Akibatnya dapat terjadi perdarahan otak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Pada keadaan normal, endotelial menunjukkan fungsi dualistik. Sifat ini
secara stimultan mengekskresikan dan melepaskan zat-zat vasokonstriktor serta
vasodilator. Faktor-faktor ini menyebabkan dan mencegah proliferasi sel-sel otot
polos pembuluh darah secara seimbang. Keseimbangan antara sistem antagonis ini
dapat mengontrol secara optimal fungsi dinding pembuluh darah. Jika endotelial
mengalami gangguan maka keseimbangan akan terganggu, peningkatan
permeabilitas
untuk
makromolekul,
seperti
lipoprotein,
fibrinogen
dan
imunoglibulin. Kondisi ini akan mempercepat terjadinya aterosklerosis, dimana
aterosklerosis inilah pemegang peranan penting terjadinya stroke.
Peranan hiperlipid pada proses pembentukan plak aterosklerosis sangat
menonjol, kadar kolesterol LDL yang tinggi dan kolesterol HDL yang rendah
serta kadar trigliserida plasma yang tinggi harus diwaspadai. LDL yang
teroksidasi oleh radikal bebas memacu terbentuknya ateroma pada dinding arteri
pada proses aterosklerosis (Iskandar, 2004).
3. Patologi
Patologi pembuluh darah merupakan hal terpenting dari stroke yang
mungkin
dapat
menimbulkan
beberapa
keabnormalan
yang
meliputi
perkembangan kerusakan, arteritis, aneurisma, gangguan hipersensitivitas,
vasokonstriksi, dan aterosklerosis. Aliran darah dapat dipengaruhi oleh vessel
disease dan proses thrombotic atau embolic. Perubahan produksi di otak oleh
keabnormalan ini adalah lebih menurunkan aliran darah (iskemia) atau
pendarahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Ketika stroke terjadi, mengakibatkan manifestasi pada neurologi
tergantung pada lokasi dari gangguan di otak dan luasnya iskemia, infark atau
hemoragi. Iskemia berjumlah 85 % dari semua kasus stroke, 65% dari bagian
tersebut disebabkan oleh atherothrombotic infarction. Cerebral embolism
merupakan penyebab dari 20% sisanya. Hemoragi pada jaringan di otak dan
hemoragi subarachnoid berjumlah sekitar 15% dari seluruh jumlah stroke
(Schwinghammer, 2000).
4. Gejala dan tanda
Gejala yang sering muncul pada penderita stroke antara lain merasa lemah
di salah satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, gangguan pengelihatan, vertigo, atau
terjatuh. Penderita stroke iskemik tidak selalu merasa kesakitan, akan tetapi pada
penderita stroke hemoragik dapat menjadi lebih parah. Penderita stroke biasanya
memiliki banyak tanda tidak berfungsinya sistem saraf, tetapi kurang spesifik
digambarkan oleh daerah sekitar otak (Triplitt et al., 2005).
5. Diagnosis
Diagnosis yang akurat dari bagian yang luka
adalah suatu tantangan
karena keberadaannya yang bervariasi, tetapi pemeriksan klinik dapat membantu
mengetahui lokasi luka dan menggambarkan antara stroke iskemik dan
hemoragik. Studi gambar (computed tomography [CT]scan
dan magnetic
resonance imaging [MRI]) merupakan alat dignosis yang penting. Hasil CT scan
harus diketahui terlebih dahulu sebelum memberikan terapi dengan antikoagulan
dan anti trombosit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
CT scan pada kepala akan memberikan informasi mengenai area dari
hyperintensity (putih) di area hemoragi dan akan menjadi normal atau hypointense
(gelap) di area infark, sedangkan MRI pada kepala akan memberikan informasi
area iskemia dengan resolusi tinggi dan lebih tepat daripada CT scan. Diffusionweighted imaging akan memberikan informasi terjadinya infarct secara perlahanlahan dalam beberapa menit (Triplitt et al., 2005).
C. Penatalaksanaan Terapi
1. Tujuan Terapi
Tujuan utama terapi diabetes mellitus komplikasi stroke adalah
mengurangi luka pada saraf secara terus-menerus, untuk memperbaiki gejala,
mengurangi angka kematian, memperbaiki kualitas hidup, mencegah cacat jangka
panjang, mencegah komplikasi lebih lanjut dan gangguan fungsi saraf, serta
mencegah terjadinya kekambuhan stroke. (Triplitt et al., 2005).
2. Sasaran Terapi
a. Berat badan dan kegemukan
Penderita kegemukan/obesitas terutama obesitas sentral, meningkatkan
risiko kardioserebrovaskular, sehingga harus diturunkan berat badannya dengan
diit dan olah raga. Penurunan berat badan akan membantu penurunan tekanan
darah, kolesterol darah, dan gula darah.
b. Tekanan darah atau hipertensi
Tekanan darah tinggi dapat menipiskan dinding pembuluh darah. Pada
penderita stroke tekanan darah harus diturunkan dan dipertahankan
konsisten pada tekanan darah yang dapat diterima penderita.
secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c. Lemak darah
Kolesterol mencakup kolesterol LDL dan HDL, serta lemak di dalam
darah, kadarnya tidak boleh lebih dari 200. Kolesterol jahat (LDL) sebaiknya
kadarnya 130mg/dl, sedangkan kolesterol baik HDL harus lebih dari 40mg/dl.
Tabel III. Target Penurunan Kolesterol pada Pasien Stroke
Target Penurunan Kolesterol
Pasien dengan ≤ 1 faktor risiko
Pasien dengan ≥ 2 faktor risiko
Pasien dengan penyakit diabetes mellitus
Kolesterol Total
< 240 mg/dl
< 200 mg/dl
< 160 mg/dl
Kolesterol LDL
< 160mg/dl
< 130 mg/dl
< 100 mg/dl
d. Gula darah
Tujuan kontrol gula darah
pada diabetes mellitus komplikasi stroke
adalah: gula darah puasa 91-120mg/dl, post prandial 136-160mg/dl, dan HbA1c
6.2-7.5% (Iskandar, 2004).
Tabel IV. Kriteria Pengendalian Diabetes Mellitus
Baik
80-109
110-159
4-5,9
<200
Sedang
110-139
160-199
6%-8%
200-239
Buruk
>140
>200
>8
>240
<130
<100
<45
130-159
100-129
35-45
>160
>130
>35
200-249
150-199
BMI=IMT, wanita
pria
<200
<150
18,522,9
20-24,9
>250
>200
>25 atau
<18,5
>27 atau <20
Tekanan Darah (mmHG
<140/90
Glukosa darah puasa (mg/dl)
Glukosa darah 2 jam (mg/dl)
HbA1c(%)
Kolesterol total (mg/dl)
Kolesterol LDL (mg/dl)
Tanpa PJK
Dengan PJK
Kolestero HDL (mg/dl)
Trigliserida (mg/dl)
Tanpa PJK
Dengan PJK
23-25
25-27
140-160/9095
>160/95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Strategi Terapi
a. Terapi Non Farmakologi
Terapi non farmakologis dilakukan dengan diet dan olahraga. Terapi
nutrisi direkomendasikan untuk semua pasien diabetes mellitus. Terutama karena
dengan terapi nutrisi dapat mencapai metabolic outcomes yang optimal dan
mengatasi terjadinya komplikasi. Untuk pasien diabetes mellitus tipe I fokus
terhadap pengaturan administrasi insulin dengan diet seimbang dan yang paling
penting memelihara berat badan yang sehat (Triplitt et al., 2005).
b. Terapi Farmakologis
1). Pengaturan diabetes atau kontrol darah
Terapi farmakologis dapat dilakukan dengan pemberian antidiabetika
(insulin) dan antidiabetika oral. Antidiabetika oral diindikasikan untuk digunakan
pada pasien diabetes mellitus tipe II yang tidak dapat mencapai kadar glukosa
terkontrol meskipun sudah diet dan berolahraga. Antidiabetik oral biasanya
dikelompokkan berdasarkan mekanisme aksinya dalam menurunkan kadar
glukosa. Biguanid dan thiazolidinedion biasanya dikategorikan sebagai insulin
sensitizers yang memiliki kemampuan untuk mengurangi resistensi terhadap
insulin. Sulfonilurea biasanya dikategorikan sebagai insulin secretagogeus karena
meningkatkan pelepasan insulin endogenus (Triplitt et al., 2005). Diantara pilihan
terapi farmakologi secara oral yang tersedia untuk diabetes mellitus tipe II, terapi
menggunakan metformin dan thiazolidinedion mempunyai efek yang bermanfaat
pada lipid. Metformin mempunyai kemampuan sedang mengurangi kadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
trigliserida pada pasien hiperlipidemik dan hipertensi ( Solano and Goldberg,
2006).
2). Anti trombosit
Aspirin direkomendasikan sebagai pilihan terapi pertama maupun kedua
untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler pada pasien diabetes maupun
bukan pasien diabetes mellitus. Dosis yang digunakan biasanya antara 75162/hari. Klopidogrel dapat pula digunakan untuk menghambat laju penyakit
kardiovaskuler pada pasien diabetes mellitus.
3). Penurunan tekanan darah
The Joint National Committee (JNC7) merekomendasikan ACE inhibitor
untuk menurunkan tekanan darah pada penderita stroke. Selain itu sebagai
alternatif obat lain Angiotensin II receptor Antagonists (ARBS) dapat
menurunkan tekanan darah dan mencegah terjadinya CVD yang terjadi pada
pasien hipertensi.
4). Statin
Statin menunjukkan dapat mengurangi risiko terjadinya stroke. The
National Cholesterol Education Program (NCEP) pada penderita stroke iskemik
atau TIA direkomendasikan penggunaan statin untuk mencapai konsentrasi low
density lipoprotein (LDL) kurang dari 100 mg/dl. Statin diutamakan
penggunaannya dalam penatalaksanaan dislipidemia terutama untuk terapi
peningkatan LDL kolesterol. Mekanisme kerjanya menghambat HMG-CoA
reductase yang berfungsi sebagai enzim pengkatalis perubahan HMG-CoA
menjadi mevalonat. Golongan obat ini juga penting penggunaannya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
penatalaksanaan terapi dislipidemia dengan diabetes yang keduanya merupakan
faktor resiko stroke.
Tabel V. Pilihan Obat untuk Farmakoterapi Stroke Iskemik
Terapi akut
Pencegahan
pilihan
Noncardioembolic
Cardioembolic
fibrillation)
Semua
(esp.
kedua
atrial
Pilihan Utama
tPA
0.9mg/kg
IV
(maksimum 90kg) diatas 1
jam untuk pasien tertentu
dalam 3 jam onset.
ASA 160-325 mg perhari
dimulai dalam 48 jam onset.
Aspirin 50-325 mg perhari
Klopidogrel 75mg perhari
Aspirin 25mg + dipiridamol
pelepasan jangka panjang
200mg 2 kali sehari.
Warfarin (INR= 2.5)
Pilihan alternatif
tPA
(variasi
dosis)
intraarterially
sampai
dengan 6 jam setelah
onset
pada
pasien
tertentu
Tiklodipin 250 mg 2 kali
sehari
Penghambat ACE + diuretik
or ARB
Menurunkan tekanan darah
Statin
D. Drug Related Problems (DRP)
Drug Related Problems (DRP) didefinisikan sebagai peristiwa tidak
diinginkan yang dialami oleh pasien yang melibatkan atau dicurigai melibatkan
terapi obat dan benar-benar atau berpotensi bertentangan dengan hasil yang
diinginkan pasien. DRP sering juga disebut drug therapy problems atau masalahmasalah yang berhubungan dengan obat. Drug Related Problems (DRP) meliputi
keadaan butuh bahan tambahan terapi obat (need for additional drug therapy),
tidak perlu terapi (unnecessary drug therapy), obat tidak tepat (wrong drug),
dosis kurang (dosage too low), dan kepatuhan (compliance). Berikut ini disajikan
kajian Drug Related Problems (DRP) dan keadaan – keadaan yang meliputinya
(Cipolle, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tabel VI. Kategori DRP dan Kemungkinan Penyebabnya
KAJIAN
Butuh Tambahan Terapi Obat
Tidak Perlu Terapi Obat
MELIPUTI
Kondisi baru membutuhkan obat.
Kondisi Kronis (butuh terapi lebih lanjut).
Kondisi membutuhkan kombinasi obat.
Kondisi dengan risiko dan butuh
mencegahnya
-
terapi
untuk
Tidak ada indikasi untuk keadaan saat itu
Menelan obat dengan jumlah toksik
Kondisi akibat drug abuse
Lebih baik dengan terapi non drug
Pemakaian multiple drug padahal cukup dengan single
drug terapi.
Minum obat untuk mencegah efek samping obat lain yang
seharusnya dapat dihindarkan
Obat Tidak Tepat
-
Kondisi yang menyebabkan obat menjadi tidak efektif
Alergi obat tertentu
Obat yang diberi bukan yang paling efektif untuk indikasi.
Faktor risiko yang kontraindikasi dengan obat.
Efektif tetapi bukan yang paling murah.
Efektif tetapi bukan yang paling aman.
Antibiotika yang diberi resisten terhadap infeksi pasien.
Refractory
Kombinasi yang tidak perlu.
Dosis Kurang
-
Dosis yang terlalu rendah untuk memberikan respon.
Konsentrasi obat yang diberi di bawah therapeutic range.
Obat, dosis, rute atau konversi formulasinya tidak cukup.
Pemberian terlalu awal.
Dosis dan interval tidak cukup.
Adverse Drug Reactions
-
Diberikan terlalu tinggi kecepatannya.
Alergi
Faktor Risiko
Interaksi obat-obat/ obat-makanan.
Hasil laboratorium berubah akibat obat.
Dosis Berlebih
-
Diberikan terlalu tinggi
Kadar serum terlalu tinggi.
Dosis terlalu cepat dinaikkan.
Akumulasi obat karena penyakit kronis.
Obat, dosis, dan rute konversi formula tidak sesuai.
Dosis dan interval tidak cukup.
Kepatuhan
-
Tidak menerima obat yang sesuai dengan regimen karena
medication error.
Tidak taat instruksi.
Tidak menerima obat karena mahal.
Tidak memahami.
(ADRs)
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
D. Keterangan Empiris
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian mengenai evaluasi penatalaksaanaan terapi pada pasien diabetes
mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta tahun 2005 merupakan jenis penelitian non-eksperimental,
karena dalam penelitian ini tidak memberikan perlakuan lebih lanjut pada subjek
uji. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif evaluatif yang hanya
akan menyajikan data dan mengevaluasinya tanpa melihat korelasi antara risiko
dan efek. Rancangan penelitian ini akan mempelajari efek yang timbul terlebih
dahulu, kemudian mempelajari penyebabnya secara retrospektif.
B. Definisi Operasional
1. Diabetes
mellitus
adalah
kelompok
gangguan
metabolisme
lemak,
karbohidrat, dan protein yang dipengaruhi oleh kerusakan dalam sekresi
insulin, aksi insulin atau keduanya.
2. Stroke adalah semua kedaruratan medis akibat kerusakan neurologik oleh
karena gangguan akut aliran darah ke otak akibat terjadinya penyumbatan.
3. Komplikasi penyakit adalah penyakit-penyakit yang muncul bersama-sama
dengan penyakit lain pada pasien yang sama.
4. Pasien rawat inap adalah pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke
yang menjalani perawatan di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih
Yogyakarta tahun 2005.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
5. Dampak terapi adalah kondisi pasien sebagai hasil terapi pada saat keluar dari
rumah sakit, yang dapat dibagi menjadi meninggal, atas permintaan sendiri,
membaik dan sembuh.
6. Lembar rekam medik (MR) adalah lembar catatan dokter, apoteker, dan
perawat yang berisi data klinis pasien di rumah sakit yang meliputi data nomor
rekam medik, umur, jenis kelamin, diagnosis masuk, diagnosis keluar,
komplikasi, lama perawatan, jenis obat, dosis obat, aturan pakai obat yang
diberikan selama terapi.
7. Golongan obat adalah kelompok obat berdasarkan efek terapi dari setiap kelas
terapi yang diberikan untuk pasien diabetes mellitus dengan komplikasi
stroke, misal golongan antihipertensi, golongan antiangina.
8. Jenis obat adalah segala macam obat stroke dan diabetes mellitus yang
diberikan pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi
rawat inap rumah sakit Panti Rapih. Jenis obat yang ditampilkan adalah nama
generik.
9. Drug Related Problems (DRP) adalah suatu keadaan yang tidak dikehendaki
dan muncul pada saat pasien menjalani proses terapi.
10. Terapi yang dibahas dalam penelitian ini adalah terapi farmakologis.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah 29 pasien yang diambil secara random dari
seluruh pasien diabetes mellitus komplikasi stroke yang tercatat di Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
D. Bahan Penelitian
Bahan penelitian berupa lembar rekam medik (Medical Record) pasien
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang menjalani rawat inap di Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta pada tahun 2005.
E. Tempat Penelitian
Penelitian mengenai diabetes mellitus komplikasi stroke dilaksanakan di
unit rekam medik rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta yang terletak di Jalan Cik
Dik Tiro No.39 Yogyakarta.
F. Tata Cara Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu tahap penelusuran
situasi, tahap pengambilan data, dan tahap penyelesaian data.
1. Tahap Penelusuran Situasi
Tahap ini merupakan tahap awal yaitu dengan penelusuran jumlah pasien
diabetes mellitus, kemudian pasien diabetes mellitus dipisahkan berdasarkan
komplikasi yang menyertai. Langkah terakhir dipilih jumlah pasien diabetes
mellitus dengan komplikasi stroke yang menjalani perawatan di instalasi rawat
inap rumah sakit Panti Rapih pada tahun 2005. Informasi ini dapat diperoleh dari
laporan unit rekam medik dalam bentuk catatan distribusi pola penyakit yang
terjadi pada tahun 2005. Berdasarkan proses penelusuran data
diperoleh
informasi bahwa jumlah pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke
berjumlah 62 pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Tahap Pengambilan Data
Data pada penelitian ini diambil dari rekam medik pasien diabetes mellitus
dengan komplikasi stroke yang menjalani rawat inap di rumah sakit Panti Rapih
Yogyakarta pada tahun 2005 disajikan dalam bentuk tabel, yaitu tabel pertama
berisi data umum pasien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, riwayat,
komplikasi lain. Tabel kedua berisi mengenai data obat yang meliputi golongan
obat, jenis obat, jumlah obat, dosis obat. Tabel ketiga berisi data lab pasien
Kemudian ditambahkan data tentang diagnosis masuk dan diagnosis keluar,
tanggal masuk dan tanggal keluar.
Dari 62 pasien diabetes mellitus komplikasi stroke diambil secara random
dengan memberi nomor pada setiap pasien, kemudian dipilih pasien dengan
nomor genap. Setelah pengambilan nomor genap diperoleh 31 pasien, akan tetapi
ada 2 rekam medis pasien yang tidak diperoleh, maka hanya akan diambil data
dari 29 pasien. Jumlah pasien ini sesuai dengan ketentuan menurut Gay yaitu
untuk desain deskriptif populasi kecil dapat diambil 20% dari total populasi (cit.
Danapriatna dan Setiawan, 2005).
3. Tahap Penyelesaian Data
Data yang diperoleh dari pengumpulan dan pencatatan rekam medik
tersebut dibuat tabel
yang berisi mengenai profil pasien, kemudian tabel
berikutnya berisi mengenai jenis dan golongan obat, dosis serta waktu pemberian.
Selanjutnya tabel yang memuat data laboratorium pasien diabetes mellitus
komplikasi stroke, tanda vital dan kondisi klinis. Tabel terakhir berisi mengenai
perkembangan pasien setelah menjalani terapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Kemudian data-data tersebut diolah dengan metode statistika deskriptif
dengan menghitung prosentasenya. Kemudian data yang diperoleh dari tabulasi
tersebut dievaluasi secara deskriptif eksploratif mengenai Drug Related Problemsnya. Data yang telah diperoleh tersebut kemudian dibandingkan dengan standar
referensi.
G. Kesulitan Penelitian
Proses pengambilan data pasien diabetes mellitus dengan komplikasi
stroke periode tahun 2005 di unit rekam medik rumah sakit Panti Rapih
Yogyakarta mengalami beberapa kesulitan. Kesulitan pertama adalah kesulitan
dalam membaca beberapa tulisan yang ada di rekam medik. Usaha yang dilakukan
untuk mengatasi kesulitan tersebut peneliti menanyakan kepada beberapa pihak
yang mengerti. Kesulitan kedua adalah kesulitan dalam mendapatkan dokumen
rekam medik karena seringkali sedang digunakan atau sedang dipinjam oleh pihak
lain. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ini peneliti menunggu
beberapa hari atau beberapa minggu untuk mengambil lagi dokumen rekam medik
yang telah selesai digunakan oleh pihak lain.
H. Analisis Hasil
Analisis hasil ini dilakukan dengan memberikan gambaran mengenai
kondisi pasien diabetes mellitus komplikasi stroke yang meliputi
1. data untuk umur pasien dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu kelompok
umur 41-50tahun, 51-60 tahun, 61-70 tahun, 71-80 tahun, dan 81-90 tahun.
2. komplikasi lain yang menyertai pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3. obat-obat yang digunakan untuk pasien diabetes mellitus komplikasi stroke
dikelompokkan berdasarkan kelas terapi obat, golongan obat dan jenis obat.
Pengelompokan ini didasarkan pada Informatorium Obat Nasional Indonesia
(IONI) 2000 (Anonim, 2000). Setelah dikelompokkan dihitung berdasarkan
jumlah kasus yang menggunakan obat tersebut dan dihitung prosentasenya.
4. analisis Drug Related Problems dilakukan dengan melihat setiap kasusnya
dan kemudian dibandingkan dengan standar yang ada. Standar yang
digunakan disini adalah IONI 2000 (Anonim, 2000) dan American Diabetes
Association (Anonim, 2005b) .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Kasus Diabetes Mellitus dengan Komplikasi Stroke di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Penelitian mengenai kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke ini
dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 29 pasien tersebut, kelompok umur 51-60 tahun dan 6170 tahun paling banyak mengalami kasus diabetes mellitus dengan komplikasi
stroke. Kelompok umur tersebut tidak sesuai dengan referensi yang menyatakan
bahwa usia paling rawan adalah 75 tahun ke atas. Hal ini disebabkan karena
perubahan gaya hidup yang tidak sehat dari waktu ke waktu. Selain itu pada usia
51-70 merupakan masa berkurangnya aktivitas seseorang, dimana seseorang telah
mengalami purnatugas dalam pekerjaannya.
10.34%
13.79%
41-50 tahun
20.69%
51-60 tahun
61-70 tahun
27.59%
71-80 tahun
81-90 tahun
27.59%
Gambar 1. Distribusi Pasien Diabetes Mellitus komplikasi Stroke
berdasarkan Kelompok Umur
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Semua pasien yang mengalami kasus diabetes mellitus komplikasi stroke
pada penelitian ini berusia di atas 40 tahun. Oleh karena itu dapat disimpulkan
diabetes mellitus yang diderita oleh pasien adalah diabetes mellitus tipe II, yaitu
tidak tergantung insulin. Diabetes mellitus tipe I atau tergantung insulin pada
umumnya berkembang pada masa kanak-kanak atau sebelum dewasa.
58.62%
60.00%
50.00%
41.38%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
laki-laki
wanita
Gambar 2. Distribusi Pasien Diabetes mellitus dengan komplikasi stroke
berdasarkan Jenis Kelamin
Penelitian ini menunjukkan bahwa prosentase kejadian kasus diabetes
mellitus dengan komplikasi stroke pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.
Hal ini sesuai dengan referensi yang menyatakan wanita lebih banyak terserang
diabetes mellitus komplikasi stroke. Penyebab dari hasil ini antara lain karena
wanita umumnya memiliki aktivitas lebih rendah daripada laki-laki dan dapat juga
disebabkan karena wanita memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada lakilaki. Selain itu hal ini diduga terkait dengan faktor Umum Harapan Hidup (UHH).
Berdasarkan data statistik dari DepKes RI/BPS UHH Indonesia tahun 2000,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
harapan hidup pada perempuan 69 tahun dan pada laki-laki 65 tahun, atau dengan
kata lain harapan hidup perempuan lebih panjang.
Pada penelitian ini diketahui terdapat beberapa komplikasi selain stroke.
Komplikasi yang terjadi antara lain neuropati, hipertensi, IHD, CHF, ISK,
dislipidemia. Komplikasi yang paling banyak terjadi adalah hipertensi karena
hipertensi sangat berkaitan erat dengan diabetes mellitus dan stroke. Hipertensi
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Stroke dapat dipengaruhi
oleh diabetes mellitus, hipertensi dan dislipidemia. Pemakaian obat antihipertensi
pada penelitian ini, sebanyak 22 pasien menggunakan antihipertensi (75,86%) dan
sisanya sebanyak 7 (24,14%) pasien tidak menggunakan antihipertensi. Prosentase
ini melebihi prosentase pasien yang mengalami komplikasi hipertensi. Hal ini
dikarenakan pada penderita diabetes mellitus komplikasi stroke, pengontrolan
tekanan darah sangat penting, jadi pasien yang
tidak mengalami komplikasi
hipertensi tetapi tekanan darahnya naik, boleh diberikan antihipertensi dalam
dosis awal atau rendah untuk mengontrol tekanan darah agar tetap normal.
3.44% 3.44%
3.44%
3.44%
13.79%
Neuropati
Hipertensi
IHD
CHF
ISK
34.48%
Dislipidemia
Gambar 3. Prosentase terjadinya Komplikasi lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Profil Obat-obat yang Digunakan oleh Pasien Diabetes Mellitus dengan
Komplikasi Stroke di Rumah Sakit Panti Rapih
Pada kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat
inap Rumah Sakit Panti Rapih, diketahui bahwa pasien tidak hanya diberi obatobatan untuk diabetes mellitus dan stroke saja. Akan tetapi diberikan obat-obat
jenis lain yang bertujuan untuk membantu pemulihan kondisi pasien. Dari hasil
penelitian ini telah diketahui sepuluh kelas terapi obat yang digunakan pada kasus
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke. Jumlah kasus yang dihitung
berdasarkan banyaknya pasien yang menggunakan obat dalam kesepuluh kelas
terapi tersebut.
Pada penelitian pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke
diketahui kelas terapi yang paling banyak digunakan adalah kelas terapi obat
untuk sistem kardiovaskular, yaitu sejumlah 29 pasien atau 100%. Kelas terapi ini
digunakan oleh seluruh pasien diabetes mellitus komplikasi stroke. Penyakit
stroke merupakan panyakit yang disebabkan antara lain oleh ketidaknormalan
tekanan darah, kadar gula darah dan kadar lemak dalam tubuh. Oleh karena itu
dalam terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke harus dikontrol
tekanan darah, kadar gula darah dan kadar lemak dalam tubuh, yaitu dengan
menggunakan obat-obat antihipertensi, antidiabetik, dan antilipidemik. Selain obat
kardiovaskuler kelas terapi yang banyak digunakan adalah obat yang
mempengaruhi darah dan gizi. Kelas terapi obat yang mempengaruhi darah dan
gizi banyak digunakan karena untuk pasien diabetes mellitus diperlukan gizi
seimbang dan kadar gula darah terkontrol. Obat-obatan ini digunakan untuk
pemeliharaan kesehatan pasien dan sebagai pendukung terapi obat lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sedang dijalani. Pada urutan ketiga adalah kelas terapi sistem saraf pusat. Kelas
terapi ini juga sangat berperan atau berkaitan dengan pengobatan stroke, oleh
karena itu prosentasenya tinggi.
Tabel VII. Kelas Terapi Obat-obat yang diberikan pada Pasien Diabetes
mellitus dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih tahun 2005
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kelas Terapi
Obat yang bekerja pada sistem
Kardiovaskular
Obat yang bekerja dengan
mempengaruhi darah dan gizi
Obat yang bekerja pada sistem
saluran cerna
Obat yang bekerja sebagai
antiinfeksi
Obat yang bekerja pada sistem
saraf pusat
Obat yang bekerja pada sistem
saluran pernafasan
Obat yang bekerja sebagai
analgesik
Obat-obat hormonal
Obat yang bekerja pada sistem
saluran kemih
Obat untuk penyakit skelet dan
sendi
Jumlah
Kasus(n=29)
29
Prosentase
(%)
100
26
89,66
11
37,93
20
24
68,97
82,76
8
27,59
13
18
7
44,83
62,07
24,14
8
27,59
1. Obat yang bekerja pada sistem kardiovaskular
Obat yang bekerja pada sistem kardiovaskular adalah obat yang bekerja
pada jantung dan pembuluh darah baik arteri maupun vena. Jantung dan pembuluh
darah merupakan alat dalam tubuh yang mengatur peredaran darah sehingga
kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik.
Golongan obat yang digunakan pada kelas terapi ini antara lain
antihipertensi. Tujuan pemberian obat antihipertensi adalah mengurangi
morbiditas atau mortalitas kardiovaskular akibat tekanan darah tinggi dengan
cara-cara seminimal mungkin mengganggu kualitas hidup pasien. Hal ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
diperoleh dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah
140/90mmHg sambil mengendalikan faktor-faktor risiko kardiovaskular lainnya.
Berdasarkan standar antihipertensi yang disarankan untuk pengontrolan tekanan
darah adalah antihipertensi penghambat enzim pengubah angiotensin (ACEI).
Sesuai dengan standar penggunaan obat antihipertensi yang paling banyak
digunakan adalah penghambat enzim pangubah angiotensin (ACEI). Berdasarkan
penelitian prosentase pasien yang mengalami komplikasi hipertensi hanya
34,48%, akan tetapi penggunaan antihipertensi pada penelitian ini sebanyak
79,31%. Hipertensi memegang peranan penting pada terjadinya stroke. Pada
pasien yang tidak mengalami komplikasi hipertensi boleh diberikan antihipertensi
untuk mengontrol tekanan darah, akan tetapi dosis antihipertensi yang diberikan
adalah dosis yang kecil.
Diuretika merupakan golongan obat yang seringkali disarankan untuk
pasien diabetes mellitus, edema dan hipertensi. Pada pasien diabetes mellitus
komplikasi stroke ini obat diuretika yang paling banyak digunakan adalah
furosemid yaitu sebanyak 20,69%. Furosemid merupakan diuretika kuat dan biasa
diindikasikan untuk edema dan oliguria karena gagal ginjal.
Golongan obat anti trombosit bekerja dengan menghambat atau
mengurangi terjadinya penumpukan platelet pada darah. Penumpukan platelet
akan berpindah pada bagian yang luka dari pembuluh darah dan menempel disitu
dan dapat menyumbat. Penyumbatan ini seringkali mengakibatkan tertutupnya
arteri atau mungkin akan pecah dan menutup arteri yang kecil. Dengan mencegah
terjadinya penumpukan platelet, maka dapat mengurangi risiko terjadinya stroke.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Pada penelitian ini anti trombosit yang paling banyak digunakan adalah silostazol
yaitu sebanyak 55,17%. Hal ini kurang sesuai dengan standar karena pilihan
utama anti trombosit adalah aspirin atau klopidogrel.
Antifibrinolitik diindikasikan untuk pasien yang mengalami pendarahan.
Selain itu dapat diberikan pada pasien yang mengalami gangguan pada faktor
pembekuan darah. Pada penelitian ini hanya digunakan satu jenis antifibrinolitik
yaitu asam traneksamat dengan prosentase 24,14%. Asam traneksamat
diindikasikan untuk fibrinolisis lokal dan menoragia.
Antilipidemik adalah obat yang digunakan untuk mengendalikan lemak
dalam tubuh. Unsur utama lemak berperan dalam terbentuknya aterosklerosis,
terutama LDL (low density lipoprotein). Oleh karena itu pada pasien diabetes
mellitus dengan komplikasi stroke membutuhkan pengontrolan lemak dalam
tubuh yaitu dengan penggunaan obat antilipidemik. Pada penelitian ini terdapat 12
pasien yang membutuhkan terapi antilipidemik untuk mengontrol lemak dalam
tubuhnya. Akan tetapi berdasarkan data yang diperoleh baru 6 pasien yang
mendapatkan terapi antilipidemik. Salah satu obat antilipidemik yang banyak
digunakan pada penelitian ini adalah golongan fenofibrat. Berdasarkan standar
obat tersebut sebaiknya diganti dengan golongan statin karena golongan statin
merupakan pilihan utama yang disarankan sebagai antilipidemik.
Obat golongan vasodilator ini mengurangi risiko terjadinya penyumbatan
arteri terutama aterosklerosis dan tromboangitis, sehingga risiko terserang stroke
dapat dikurangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel VIII Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat penyakit pada
sistem kardiovaskular yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan
komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005
No
1
Golongan
Kelompok
Antihipertensi
Antagonis
Reseptor
Angiotensin II
ACEI
ARBS
Calcium
Chanel Blocker
2
Antiangina
3
Diuretika
4
Obat sistem
koagulasi darah
golongan nitrat
Calsium
Chanel Blocker
Diuretik osmotik
diuretika kuat
Anti trombosit
Hemostatik dan
antifibrinolitik
5
6
Obat
Hipolipidemik
Obat gangguan
sirkulasi darah
Klofibrat
Statin
vasodilator
Jenis obat
Candesartan
Losartan
Irbesartan
Kaptopril
Perindopril
Ramipril
Klonidin
Donepezil
Nimodipin
Amlodipin
nifedipin
Isosorbid
dinitrat
Diltiazem
hidroklorida
Manitol
Furosemid
Aspirin
Klopidogrel
Silostasol
Asam
traneksamat
Fenofibrat
Simvastatin
Atorvastatin
Pravastatin
nicergoline
Xantin®
Ko-dergokrin
Sibelium
Sitikolin
Ginko biloba
Jumlah
kasus
(n=29)
Prosentase
(%)
2
1
1
8
2
9
6
3
3
7
4
6,89%
3,45
3,45
27,59
6,89
31,03
20,69
10,34
10,34
24,14
13,79
2
2
6,89
6,89
1
6
2
6
16
7
3,45
20,69
6,89
20,89
55,17
24,14
1
1
2
2
3
1
10
1
20
9
3,45
3,45
6,89
6,89
10,34
3,45
34,48
3,45
68,97
31,03
2. Obat yang bekerja dengan mempengaruhi darah dan gizi
Pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang menjalani rawat
inap sangat memerlukan gizi yang seimbang. Gangguan nutrisi pada pasien dapat
memperparah penyakit yang sedang dideritanya, oleh karena itu asupan gizi perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
diberikan terlebih jika nafsu makan pasien menurun. Pada pasien diabetes mellitus
seringkali menjalani terapi dengan diit, oleh karena itu perlu diperhatikan
pemberian nutrisi dan vitamin supaya tidak terkena malnutrisi dan dehidrasi.
Pemberian mineral dan elektrolit dimaksudkan untuk menyeimbangkan
ion tubuh sehingga organ-organ dalam tubuh dapat bekerja secara optimal.
Diantara 29 pasien yang ada terdapat 1 pasien yang disertai anemia, maka untuk
pasien ini ditambahkan asam folat untuk mengobati anemia yang dideritanya.
Tabel IX. Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat mempengaruhi
darah dan gizi yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan
komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005
No.
1
2
3
4
Golongan
Cairan dan
elektrolit
parenteral
Nutrisi oral
Anemia
megaloblastik
Vitamin
Jenis obat
Jumlah
kasus(n=29)
prosentase
(%)
Natrium laktat
maltosa, glukosa
NaCl 0,9%
Meylon®
Asering®
Triofusin®
Amiparen®
Tutofusin®
Ion Ca, K,Na, C,Cl
asetat, laktat, glukosa
Intralipid®
3
7
8
1
10
1
1
1
1
10,34
24,14
27,59
3,45
34,48
3,45
3,45
3,45
3,45
1
3,45
Asam folat
Alfatokoferol
Vitamin C
Sanotake®
Nikotinamid
Nevramin®
Theragran M®
Tiamina
tetrahidrosulfuril
disulfida basa
1
1
1
1
1
1
1
3,45
3,45
3,45
3,45
3,45
3,45
3,45
1
3,45
3. Obat yang bekerja pada sistem saluran cerna
Obat saluran cerna digunakan didalam terapi meliputi anti tukak dan
pencahar. Penggunaan antitukak lebih banyak daripada pencahar pada pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
diabetes mellitus komplikasi stroke. Hal tersebut disebabkan antitukak terutama
antasida berfungsi didalam mencegah efek samping dari antidiabetik oral, selain
itu pasien diabetes mellitus akibat hiperglikemia mengalami gastroparesis atau
gangguan motilitas lambung yang mengakibatkan mual, dan rasa tidak enak pada
saluran cerna. Antitukak biasa digunakan untuk meringankan gejala- gejala yang
muncul pada penyakit dispepsia tukak maupun bukan tukak, serta pada penyakit
refluks gastresophageal. Golongan sulfonilurea mempunyai efek samping mual,
dapat diatasi dengan pemberian antasida untuk mengurangi produksi asam
lambung yang berlebih, metformin dengan efek sampingnya antara lain mual
muntah, bahkan ada sebagian antidiabetik oral yang menyebabkan gangguan pada
otot pada usus besar dan diare seperti glikazid dan metformin HCl.
Tabel X. Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat untuk penyakit
pada saluran cerna yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan
komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005
No
1
2
3
Golongan obat
Kelompok
Antitukak
Antasida
Pencahar
Antagonis
reseptor H2
Khelator dan
senyawa
komplek
Penghambat
pompa proton
stimulan
Obat untuk
gangguan
empedu
osmotik
enzim
pencernaan
Jenis Obat
Jumlah
kasus
(n=29)
Prosentase
(%)
Mengandung
Al
dan atau Mg
Ranitidin
2
6,89
7
24,14
Sukralfat
1
3,45
Omeprazol
2
6,89
bisakodil
natrium
pikosulfat
lactulosa
4
1
13,79
3,45
2
6,89
Pankreatin
3
10,34
Enzyplek®
1
3,45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
4. Obat yang bekerja sebagai Antiinfeksi
Obat antiinfeksi ini diberikan untuk mencegah dan mengobati terjadinya
infeksi pada pasien diabetes mellitus komplikasi stroke. Infeksi dapat terjadi
karena penggunaan kateter pada pasien, selain itu dapat juga disebabkan karena
adanya luka pada pasien. Pada pasien diabetes mellitus, jika terjadi luka akan sulit
sekali kering. Luka tersebut akan lembab dan karena kadar gula tinggi maka luka
tersebut merupakan media yang baik untuk tumbuh mikroba. Oleh karena itu
diberikan antimikroba untuk mencegah pertumbuhan dan membunuh mikroba.
Antiinfeksi juga diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial yang
diperoleh saat di rumah sakit.
Tabel XI. Golongan dan Jenis Obat Antiinfeksi yang digunakan oleh pasien
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR
tahun 2005
No
1
Golongan obat
Antibiotik
Kelompok
Penisilin
Sefalosporin
Aminoglikosida
Kuinolon
Jenis Obat
Amoksisilin
Seftriakson
Sefradin
Gentamisin
Siprofloksasin
Ofloksasin
Jumlah
kasus
(n=29)
6
15
3
2
2
1
Prosentase
(%)
20,69
51,72
10,34
6,89
6,89
3,45
5. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat
Obat-obat golongan hipnotik dan ansiolitik diberikan pada pasien untuk
menghilangkan rasa cemas dan pasien menjadi tenang. Pasien sangat
membutuhkan istirahat untuk mendukung proses penyembuhan. Pasien seringkali
tidak dapat tidur baik disebabkan oleh rasa cemas, maupun rasa sakit yang
menyerang, oleh karena itu pasien perlu diberikan obat golongan ini supaya dapat
beristirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pemacu sistem saraf pusat dapat meningkatkan aktifitas psikis. Senyawa
ini dapat menghilangkan rasa lelah dan penat, meningkatkan kemampuan
berkonsentrasi. Dalam penelitian ini terdapat 13 pasien yang menggunakan obat
golongan pemacu sistem saraf pusat.
Tabel XII. Jenis obat susunan saraf pusat yang digunakan oleh pasien
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR
tahun 2005
No.
Golongan
1
Psikofarmaka
Kelompok
hipnotik
dan ansiolitik
Obat untuk
psikosis
Antidepresan
2
3
4
5
Jenis Obat
Jumlah
kasus(n=29)
1
2
1
1
Prosentase
(%)
3,45
6,89
3,45
3,45
Amitriptilin
hidroklorida
1
3,45
Methylcobalt®
Piritinol
2
9
6,89
31,03
4
1
4
1
4
1
13,79
3,45
13,79
3,45
13,79
3,45
1
3,45
Alprazolam
Estazolam
Diazepam
Klorpromasin
Pemacu SSP
dan
penekan
nafsu makan
Antiepilepsi
pemacu
sistem
saraf pusat
Obat Antimual
dan vertigo
Antiparkinson
Antiemetik
Pirasetam
Fenitoin
Gabapentin
Karbamazepin
Fordesia®
Domperidon
Antimuskarinik
Trihexyfenidil
Pengobatan
Antiepilepsi
Obat golongan antimual dan vertigo diberikan kepada pasien yang merasa
mual dan ingin muntah. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada
saluran pencernaan. Pada penelitian ini hanya 1 pasien yang mengalami mual
muntah dan menggunakan obat golongan antimual dan vertigo.
Antiepilepsi ini banyak digunakan pada penelitian ini, obat tersebut untuk
mengatasi kejang yeng terjadi pada stroke. Kejang biasanya terjadi dalam 2
minggu dari onset, yang biasanya disebut dengan kejang dini. Pengatasan kejang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dapat dilakukan dengan pemberian diazepam intravena dan bila belum berhenti
dapat diberikan fenitoin atau anti konvulsan.
6. Obat yang bekerja pada sistem saluran pernafasan
Obat-obat ini diberikan pada pasien untuk mengobati penyakit penyerta
berupa batuk dan sesak nafas. Pada penelitian ini terdapat 8 pasien yang
menggunakan obat golongan ini. Golongan obat antiasma dan bronkodilator
digunakan untuk melegakan sesak nafas yang dikeluhkan oleh pasien. Obat
tersebut hanya digunakan dalam 1 pasien. Selain itu golongan antihistamin
digunakan untuk mengobati batuk yang disebabkan oleh alergi. Dalam penelitian
ini hanya 1 pasien yang menggunakan obat ini.
Mukolitik merupakan golongan obat yang bertujuan untuk mengurangi
viskositas dahak sehingga mudah dikeluarkan. Obat ini diberikan kepada pasien
yang mengalami batuk berdahak. Selain itu obat batuk kombinasi diberikan pula
kepada pasien yang batuk, pada penelitian ini terdapat 4 pasien yang
menggunakan obat batuk kombinasi.
Tabel XIII. Jenis obat saluran pernafasan yang digunakan oleh pasien
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR
tahun 2005
No.
1
2
3
4
5
Golongan
Antiasma dan
bronkodilator
Antihistamin dan
obat darurat alergi
Mukolitik
Antitusif dan
Ekspektoran
Stimulan pernafasan
dan surfaktan paru
Kelompok
Jenis Obat
Jumlah
kasus(n=29)
1
Prosentase
(%)
3,45
Teofilin
Aminofilin
Antihistamin
Feniramin
maleat
Bromhexin
OBH®
1
3,45
1
1
3,45
3,45
Sanadryl
exp®
Transbronco
3
1
10,34
3,45
Mukolitik
Obat batuk
kombinasi
Ekspektoran
Stimulan
pernafasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
7. Obat yang bekerja sebagai analgesik
Obat-obat ini digunakan untuk mengatasi penyakit yang menyertai pasien
diabetes mellitus komplikasi stroke. Pasien seringkali mengeluh pusing, nyeri atau
suhu tubuh diatas normal. Pada penelitian ini terdapat 8 pasien yang
menggunakan obat untuk menurunkan suhu tubuh, dan 4 pasien dengan keluhan
pusing.
Tabel XIV. Jenis obat analgesik yang digunakan oleh pasien diabetes
mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005
No
Golongan
1
Analgesik non
opioid
Jenis Obat
Dolana®
Parasetamol
Asam Mefenamat
Kombinasi
parasetamol
dengan bukan
psikoleptik
Jumlah
kasus(n=29)
Prosentase
(%)
1
8
1
3,45
27,59
3,45
1
3,45
8. Obat-obat hormonal
Antidiabetik
merupakan
kelompok
obat
yang
digunakan
dalam
pengobatan diabetes mellitus, dan dibedakan atas insulin dan antidiabetik oral.
Tujuan pengobatan diabetes mellitus adalah menjaga kadar gula darah dalam
batas normal, karena dengan kadar gula darah tidak terkontrol akan
mengakibatkan terjadinya komplikasi antara lain stroke, serta meningkatkan
mortalitas. Dalam penelitian ini antidiabetik yang paling banyak digunakan adalah
insulin yaitu 37.93 %.
Pada pasien diabetes mellitus komplikasi stroke sangat diperlukan kadar
gula darah yang terkontrol, hal tersebut berkaitan pula dengan pengontrolan lemak
darah dan tekanan darah. Antidiabetik oral metformin dan thiazolidinedion
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
mempunyai efek yang bermanfaat pada lipid. Metformin mempunyai kemampuan
sedang mengurangi kadar trigliserida pada pasien hiperlipidemik dan hipertensi,
maka baik untuk pasien diabetes mellitus supaya tidak berkembang penyakit
makrovaskular lebih lanjut.
Tabel XV. Jenis obat hormonal yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus
dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005
No
Golongan
1
Antidiabetik
Parenteral
Antidiabetik
Oral
2
Kelompok
Jenis obat
Jumlah
kasus(n=29)
12
Prosentase
(%)
41,38
Insulin
kerja singkat
Sulfonilurea
Glipisid
Glimepirid
Glikasid
Metformin
HCl
Repaglinid
Glucovance®
3
3
1
10,34
10,34
3,45
2
1
1
6,70
3,45
3,45
Actos®
1
3,45
Biguanid
Miglitinid
Kombinasi
Glibenklamid dan
Metformin
Thiazolidinedione
9. Obat yang bekerja pada sistem saluran kemih
Obat detrusitol ini diberikan kepada pasien yang mengalami aktivitas
berlebihan kandung kemih dengan gejala selalu ingin kencing. Pada penelitian ini
terdapat 7 pasien yang mengalami gangguan pada saluran kemihnya, sedangkan
ketosteril diberikan kepada pasien yang menderita gagal ginjal kronik. Pada
penelitian ini terdapat 1 pasien yang menggunakan obat tersebut karena pernah
mengalami infeksi ginjal.
Tabel XVI. Jenis obat saluran kemih yang digunakan oleh pasien diabetes
mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005
No
1
Golongan
Gangguan
Saluran
kemih
Jenis Obat
Tolterodin
Asam amino
esensial
Jumlah
kasus(n=29)
7
Prosentase
(%)
24,14
1
3,45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
10. Obat untuk panyakit otot skelet dan sendi
Obat-obat ini diberikan kepada pasien yang disertai penyakit penyerta
berupa nyeri otot dan nyeri sendi. Pada penelitian ini terdapat 8 pasien yang
menggunakan obat-obat ini.
Tabel XVII. Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat untuk
panyakit otot skelet dan sendi yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus
dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005
No
1
Golongan
Obat untuk
reumatik
dan gout
2
Obat yang
digunakan
dalam gangguan
neuromuskuler
Kelompok
Obat
penekan
proses
penyakit
reumatik
Anti inflamasi
non steroid
Kortikosteroid
Pelemas
otot rangka
Jenis Obat
Jumlah
kasus(n=29)
Prosentase
(%)
Allupurinol
3
10,34
Ketoprofen
Selekosib
Deksametason
5
1
2
17,24
3,45
6,70
Esperison HCl
2
6,70
C. Gambaran Kasus Drug Related Problems yang Terjadi Pada
Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus dengan Komplikasi Stroke
di Instalasi Rawat Inap RSPR periode tahun 2005
Sebanyak 29 pasien diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode
2005 dievaluasi mengenai Drug Related Problems (DRP) atau masalah-masalah
mengenai obat. Evaluasi ini dikhususkan untuk kejadian yang terkait stroke yang
dialami pasien diabetes mellitus. Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan
terapi obat setiap kasus dengan standar acuan dari American Diabetes Association
dan IONI 2000. Dari 29 pasien ditemukan 15 pasien yang mengalami DRP.
Berikut merupakan ringkasan mengenai DRP yang disajikan dalam bentuk tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel XVII. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di
RSPR periode tahun 2005
Subjektif:
No MR : 052189
Umur : 68 tahun
Diagnosis : DM , Neuropati stroke
Dirawat tanggal 15-22 Desember 2005.
Keluhan perut sakit terutama sebelah kanan, susah BAB tapi bisa fluktus
Diberi Dulcolax 1x1 tab, Lactulac 3x5cc.
Objektif :
Parameter
Pemeriksaan tanggal
Nilai normal
11 Juli 2005
Ureum
39mg/dl
10-50 mg/dl
Kreatinin
0.9 mg/dl
0.5-0.9 mg/dl
Kolesterol total
336mg/dl
≤200 mg/dl
LDL
251mg/dl
≤100 mg/dl
HDL
44 mg/dl
≤40 mg/dl
Trigliserida
225 mg/dl
≤150 mg/dl
SGOT
25.1 U/L
0.0-32.0 U/L
SGPT
26.2 U/L
0.0-31.0 U/L
Suhu tubuh
Berkisar antara 36.5 oC sampai 37.2oC
Tekanan darah
Berkisar antara 130/80 mmHg sampai 150/90mmHg
Nadi
Berkisar antara 80-102x per menit
Penatalaksanaan:
Diberikan silostazol 1x100mg untuk mengobati strokenya. Pada saat pulang juga diresepkan silostazol 1x1
tablet
Penilaian :
1. Silostazol diresepkan 1x100mg perhari. Panggunaan ini kurang dosis karena menurut standar dosis
yang digunakan adalah 2x100mg perhari
2. Dulcilax merupakan obat pencahar yang diindikasikan untuk pasien yang mengalami sembelit dan
nyeri saat BAB. Dosis dulcolax kurang karena menurut standar dosis yang digunakan adalah 1x2
tablet
Rekomendasi:
1. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalamin stroke diresepkan aspirin atau
klopidogrel. Jadi sebaiknya silostazol diganti dengan aspirin 1x75mg, atau sebagai alternatif lain
dapat diberikan Klopidogrel bagi pasien yang aspirin-intolerant. Jika digunakan silostazol maka dosis
yang diberikan adalah 2x100mg perhari
2. Dulcolax ditambah dosisnya hingga 1x2 tablet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel XVIII. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di
RSPR periode tahun 2005
Subjektif:
No MR : 066196
Umur : 85 tahun
Diagnosis : DM , Hipertensi, stroke
Dirawat tanggal 15-22 Desember 2005. Keluhan badan panas dan bicara kurang jelas dan pusing
Objektif :
Parameter
Pemeriksaan tanggal
Nilai normal
15 Desember 2005
Ureum
25mg/dl
10-50 mg/dl
Kreatinin
0.8 mg/dl
0.5-0.9 mg/dl
Kolesterol total
186mg/dl
≤200 mg/dl
LDL
119mg/dl
≤100 mg/dl
HDL
37 mg/dl
≤40 mg/dl
Trigliserida
214 mg/dl
≤150 mg/dl
SGOT
14.0 U/L
0.0-32.0 U/L
SGPT
12.1 U/L
0.0-31.0 U/L
Asam Urat
4.9 mg/dl
2.4-5.7 mg/dl
Suhu tubuh
Berkisar antara 36.0 oC sampai 37.1oC
Tekanan darah
Berkisar antara 120/80 mmHg sampai 190/100mmHg
Nadi
Berkisar antara 76-92x per menit
Penatalaksanaan:
Diberikan Pletaal 1x100mg, Plavix 1x1tab untuk mengobati stroknya. Pada saat pulang juga diresepkan pletaal
1x1 tablet, Plavix 1x1tab
Penilaian :
3. Pletaal merupakan golongan anti trombosit dengan zat aktif cilostazol. Biasa diresepkan 2x50mg.
Plavix juga merupakan golongan anti trombosit dengan zat aktif klopidogrel. Obat golongan anti
trombosit ini kelebihan dosis.
4. Pasien mengeluh pusing dan badan terasa panas, maka perlu ditambahkan terapi obat analgesik dan
antipiretik
Rekomendasi:
3. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalami stroke diresepkan aspirin atau
klopidogrel. Jadi sebaiknya Pletaal tidak perlu diberikan, cukup diberikan Plavix 1x1tb terlebih dahulu.
4. Ditambahkan terapi obat analgesik dan antipiretik seperti misalnya Sanmol 3x1-2 tab perhari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel XIX. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di
RSPR periode tahun 2005
Subjektif:
No MR : 152685
Umur : 48 tahun
Diagnosis : DM , Neuropati, stroke
Dirawat tanggal 22-30 September 2005. Keluhan badan bengkak, sesak nafas, sulit bicara.
Objektif :
Parameter
Pemeriksaan tanggal
Nilai normal
22 September 2005
Ureum
23mg/dl
10-50 mg/dl
Kreatinin
1.29 mg/dl
0.5-0.9 mg/dl
Kolesterol total
143mg/dl
≤200 mg/dl
LDL
134mg/dl
≤100 mg/dl
HDL
44 mg/dl
≤40 mg/dl
Trigliserida
134mg/dl
≤150 mg/dl
SGOT
14.6 U/L
0.0-32.0 U/L
SGPT
11.5U/L
0.0-31.0 U/L
Asam Urat
10.9 mg/dl
2.4-5.7 mg/dl
Suhu tubuh
Berkisar antara 36.0 oC sampai 39.4oC
Tekanan darah
Berkisar antara 140/70mmHg sampai 180/90mmHg
Nadi
Berkisar antara 80-120x per menit
Penatalaksanaan:
Diberikan Pletaal 1x100mg. Pada saat pulang juga diresepkan pletaal 1x1 tablet.
Penilaian :
1. Pletaal merupakan golongan anti trombosit dengan zat aktif cilostazol. Biasa diresepkan 1x100mg.
Penggunaan pletaal ini kurang dosis karena cilostazol menurut standar dosisnya 2x100mg.
Rekomendasi:
1. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalami stroke diresepkan aspirin atau
klopidogrel. Jadi sebaiknya Pletaal diganti dengan aspirin 1x75mg. Atau sebagai alternatif lain dapat
diberikan Klopidogrel bagi pasien yang aspirin-intolerant. . Jika digunakan Pletaal maka dosis
ditambah menjadi 2x100mg perhari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel XXV. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di
RSPR periode tahun 2005
Subjektif:
No MR : 503997
Umur : 72 tahun
Diagnosis : DM , hipertensi, parese dex, stroke
Dirawat tanggal 17-23 Desember 2005. Mengeluh nyeri tenggorokan, perut kembung, dan pusing. Diberi
Ranitidin 2x1 ampul dan obat yang mengandung Aldan atau Mg 3x10mg
Objektif :
Parameter
Pemeriksaan tanggal
Nilai normal
17 Desember 2005
Ureum
28 mg/dl
10-50 mg/dl
Kreatinin
0.8 mg/dl
0.5-0.9 mg/dl
Kolesterol total
241 mg/dl
≤200 mg/dl
LDL
170 mg/dl
≤100 mg/dl
HDL
41 mg/dl
≤40 mg/dl
Trigliserida
164 mg/dl
≤150 mg/dl
Suhu tubuh
Berkisar antara 36.0 oC sampai36.5oC
Tekanan darah
Berkisar antara 120/70mmHg sampai160/100mmHg
Nadi
Berkisar antara 80-102x per menit
Penatalaksanaan:
Diresepkan obat silostazol 50mg sebanyak 2 kali sehari. Selain itu diresepkan juga Clonidin 0.15 sebanyak 2 kali
sehari
Penilaian :
1. Jika digunakan silostazol maka penggunaannya kurang dosis.
2. Ranitidin merupakan antitukak lambung dan tukak duodenum dan kondisi lain dimana diperlukan
pengurangan asam lambung.
3. Obat yang mengandung Al dan atau Mg merupakan anti tukak yang diindikasikan untuk mengurangi
gejala kelebihan asam lambung, tukak lambung, tukak duodenum, kembung, perasaan penuh di
lambung. Obat golongan tukak kelebihan dosis
Rekomendasi:
1. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalami stroke diresepkan aspirin atau
klopidogrel. Jadi sebaiknya silostazol diganti dengan aspirin 1x75mg per hari. Jika digunakan
silostazol diberikan dosis 2x100mg per hari
2. Ranitidin dan obat yang mengandung Al dan atau Mg sama-sama obat untuk tukak lambung. Pasien
mengeluh perut kembung. Sebaiknya obat antitukak tersebut tidak perlu dua, cukup dipilih salah satu
saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Dari penelitian 29 Pasien diketahui 15 Pasien mengalami DRP. Kasus
yang mengalami DRPs obat kurang tepat adalah kasus I, II, IV, V, IX, XIX, XVII,
XVIII, XXI, XXII, XXIII, dan XXV, sedangkan pasien yang mengalami DRP
dosis kurang adalah pasien I. Selain itu terdapat satu pasien yaitu Pasien II yang
mengalami DRP membutuhkan tambahan terapi obat. Kasus XII, XXIV, dan
XXIX mengalami kasus DRP dosis berlebih. Tabel DRP yang disajikan hanya 3
karena pasien yang lain mengalami DRP yang sama.
D. Gambaran Dampak Terapi Pasien Diabetes Mellitus dengan Komplikasi
Stroke di Instalasi Rawat Inap di RSPR periode tahun 2005
Dampak terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di
instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta sangat beragam. Pada
penelitian ini terdapat 7 pasien dengan dampak terapi meninggal, hal ini tidak
diketahui pasti penyebabnya. Kemungkinan dipicu oleh faktor usia, komplikasi
lain, kekurangan biaya, ketidakpatuhan pasien, dan sebagainya. Selain itu dampak
terapi terbanyak adalah membaik yaitu 10 pasien dari 29 pasien yang ada.
Dampak terapi membaik ini tidak dapat dipastikan apakah pasien sembuh total,
karena hal tersebut tidak terkontrol oleh rumah sakit. Jumlah dampak terapi
sembuh sebanyak 4 pasien, jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dampak
terapi yang lain. Pasien yang sembuh pada umumnya telah menjalani terapi di
rumah sakit selama 10-17 hari. Dampak terapi atas permintaan sendiri sebanyak 8
pasien, pada umumnya disebabkan oleh faktor biaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
34.48%
35.00%
27.59%
30.00%
25.00%
24.14%
20.00%
13.79%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
Meninggal
APS
Membaik
Sembuh
Gambar 4. Distribusi Pasien Diabetes mellitus berdasarkan Dampak Terapi
Lama pasien menjalani perawatan di RSPR sangat beragam. Satu hari
merupakan waktu tercepat keluar dari rumah sakit, akan tetapi hal tersebut
disebabkan pasien meninggal. Lama perawatan 4 hari, 7hari, 9 hari, 14 hari, 16
hari 19 hari, 23 hari masing-masing dialami oleh satu pasien, sedangkan lama
perawatan 8 hari, 11 hari, 5 hari, 12 hari, dan 15 hari masing- masing untuk 2
pasien. Tiga pasien yang lain menjalani perawatan selama 17 hari, dan sisanya
menjalani perawatan selama 6 hari dan 10 hari dengan masing-masing untuk 4
pasien.
D. Rangkuman Pembahasan
Selama periode 2005 di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih
Yogyakarta ditemukan kasus diabetes mellitus komplikasi stroke sebanyak 62
pasien. Setelah diambil secara acak dilakukan penelitian sebanyak 29 pasien. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
29 pasien yang diteliti, diketahui kasus diabetes mellitus komplikasi stroke paling
banyak terjadi pada kelompok umur 51-60 tahun dan 61-70 tahun, yaitu masingmasing 27,59%. Kasus ini lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki,
yaitu dengan perbandingan 41,38 %pada laki-laki dan 58,62% pada wanita.
Selain komplikasi stroke, diketahui juga adanya komplikasi lain yang
terjadi. Komplikasi yang paling banyak adalah hipertensi yaitu 34,48%.
Kemudian komplikasi paling banyak kedua adalah neuropati dengan prosentase
13,79%. Komplikasi lain yang terjadi adalah IHD, CHF, ISK, dislipidemia yang
masing-masing terjadi pada satu kasus atau dengan prosentase 3,44%.
Obat-obat yang digunakan dalam kasus diabetes mellitus komplikasi
stroke tidak hanya stroke, melainkan ada beberapa golongan obat lain. Kelas
terapi obat yang paling banyak dipakai adalah kelas terapi obat yang bekerja pada
sistem kardiovaskular. Semua kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke
menggunakan obat dengan kelas terapi tersebut atau dengan prosentase 100%,
karena diabetes mellitus komplikasi stroke disebabkan adanya gangguan sistem
kardiovaskular. Kelas terapi lain
yang banyak digunakan adalah obat yang
bekerja dengan mempengaruhi darah dan gizi. Kelas terapi digunakan oleh 26
pasien atau dengan prosentase 89,66%. Selain itu kelas terapi obat yang bekerja
pada sistem saraf pusat juga banyak, yaitu 24 pasien atau dengan prosentase
82,76%. Hal ini disebabkan karena stroke berkaitan dengan kerusakan atau
gangguan sistem saraf pusat, sedangkan kelas terapi lain yang digunakan adalah
obat yang bekerja pada saluran cerna sebanyak 11 pasien, antiinfeksi 20 pasien,
obat yang bekerja pada saluran pernafasan dan obat untuk penyakit otot skelet dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
sendi masing-masing 8 pasien, obat yang bekerja analgesik 13 pasien dan obat
hormonal 18 pasien serta 7 pasien menggunakan obat yang bekerja pada sistem
saluran kemih.
Dalam tabel XXVI di bawah ini disajikan ringkasan DRPs yang terjadi
pada kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke
Tabel XXI. Ringkasan DRPs
Nomor kasus
I
Jenis DRP
Obat tidak tepat
II
Butuh tambahan terapi obat
IV
Obat tidak tepat
V
Obat tidak tepat
IX
Obat tidak tepat
XII
Dosis berlebih
XIX
Obat tidak tepat
XVII
Obat tidak tepat
XVIII
Obat tidak tepat
XXI
Obat tidak tepat
XXII
Obat tidak tepat
XXIII
Obat tidak tepat
XXIV
Dosis berlebih
XXV
Obat tidak tepat
XXIX
Dosis berlebih
Pada 29 pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke, 34,48% dari
jumlah kasus membaik, dampak terapi terbanyak kedua adalah atas permintaan
sendiri (APS) yaitu sebanyak 27,59%, sedangkan 24,14 % dampak terapi pasien
meninggal dan pasien dengan dampak terapi sembuh hanya sebesar 13,79%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pada penelitian evaluasi penatalaksanaan terapi diabetes mellitus komplikasi
stroke di anstalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta dapat diperoleh
kesimpulan berikut ini.
1.
Kasus diabetes mellitus komplikasi stroke banyak terjadi pada kelompok
umur 51-60 tahun dan 61-70tahun. Pada wanita 58,6% dan laki-laki 41,4%.
Jenis diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe II. Komplikasi selain
stroke yang paling banyak adalah hipertensi.
2.
Terdapat 10 kelas terapi yang digunakan adalah kelas terapi obat yang
bekerja pada sistem kardiovaskular yaitu sebanyak 29 pasien atau 100%.
3.
Kasus DRP
yang ditemukan ada 4 kelompok, yaitu 1 pasien butuh
tambahan terapi obat, 12 pasien obat tidak tepat, 1 pasien dosis kurang dan 3
pasien dosis berlebih.
4.
Dampak terapi paling banyak pada kasus diabetes mellitus dengan
komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR adalah membaik 34,5%,
meninggal 24,1%, dan APS 27,6%, serta dampak terapi sembuh 13,8%.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
B.
SARAN
Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini yaitu perlu :
1.
dilakukan penelitian mengenai kasus diabetes mellitus komplikasi stroke
pada periode yang berbeda, sehingga dasar evaluasi yang diberikan dapat
lebih mendalam.
2.
dilakukan penelitian perbandingan antara kasus diabetes mellitus komplikasi
stroke dengan kasus stroke tunggal, sehingga dapat diketahui seberapa besar
pengaruh diabetes mellitus terhadap stroke.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005a, Risk Factor Stroke, http ://www.stroke association.
Org/presenter.jthml?Identifier.4716.Diakses pada 10 November 2005.
Anonim, 2005b, Standards of Medical Care in Diabetes, dari http ://care.diabetes
journals org/ cgi/content/ full/ 28/suppl. Diakses tanggal 24 Maret 2006.
Davey, P., 2002, At Glance Medecine, Blackwell Science. Ltd.68138-141, 266273, 350-353.
Fagan, S.C., dan Hess, D.C, 2005, Stroke, dalam Pharmacotherapy: A
PathoPhysiologic Approach, Sixth Edition, edited by J.T. Dipiro,
McGraw-Hill Companie, Inc., 415-427.
Genauth, S.M.D, 2003, Diabetes Mellitus, dalam Scientific American Medicine,
Second Edition, edited by Dale C. Federman and Federman D.Daniel,
WebMD, Inc., 578-606.
Iskandar, J, 2004, Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobatan Stroke, PT
Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, Jakarta.
Kristanto, P.H., 1999, Pola Pengobatan Penyakit Stroke pada Pasien Rawat Inap
di Rumah Sakit Panti Rapih Yoyakarta Periode 1999, Skripsi, Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Moningkey, S.I., 2000, Epidemologi Diabetes Melitus dan Pengendaliannya,
Medika, 26(3), 187-188.
Morgenstern,L.B.M.D and Kasner,S.E.M.D. 2003, Cerebrovascular Disorder,
dalam Scientific American Medicine, Second Edition, edited by Dale C.
Federman and Federman D.Daniel, WebMD, Inc., 2093-2105.
Muthalib, A., 2000, Komplikasi Diabetes Melitus, Medika, 26(1), 26-30.
Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, edisi 3, diterjemahkan oleh Malthilda B.
Widiarto dan Anna Setiadi Ranti, ITB, Bandung.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 10-14.
Rampengan, S., 2006, Why Mortality in Diabetic Patient With Acute Myocardial
Infarction Is Higher Than in Non-Diabetic, http://www.kardiologiUI.com/newsread.php?id=136. Diakses tanggal 20 Desember 2006.
Robert, H. Eckel et al, 2002, Pathogenesis of Atherosclerosis in Diabetes,
http://arc.ahajournals.org/cgi/content/full/105/18/e138.
Diakses
pada
tanggal 21 November 2005.
Schwinghammer, L.T., 2000, Pharmacotherapy Handbook, 5th edition, The
McGraw-Hill companies Inc, United State of America. 135-141, 171-183
Solano, M. P., and Goldberg, R.B., 2006, Lipid Management in Type 2 Diabetes,
dari http://clinical.diabetesjournal.org/misc/terms.html. Diakses tanggal 10
Oktober 2006.
Triastuti, F.E., 2004, Gambaran Peresepan Obat pada Pasien DM Tipe-2 di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 20012002, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Triplitt, C.L., Reasner, C.A., dan Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus, dalam
Pharmacotherapy A PathoPhysiologic Approach, Sixth Edition, edited by
J.T. Dipiro, McGraw-Hill Companie, Inc., 1333-1363.
Ule, Y., 2000, Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral untuk Penderita Diabetes
Melitus Usia Lanjut di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode Januari-Juni 1997, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Wibowo, S., dan Gofir, A., 2001, Farmakoterapi dalam Neurologi, edisi 1,
Salemba Medika, Jakarta, 53-73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
LAMPIRAN 1
Data Pasien Diabetes Mellitus Komplikasi Stroke di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Periode tahun 2005
No.
1.
Identitas Pasien
Diagnosis
No.MR : 052189
JK : P
Umur : 68 th
Tgl Msk : 11/07/2005
Tgl Kel : 03/08/2005
Lama Perawatan : 23 hr
TB/BB : 155cm/60kg
Diit : 1700 cal
Outcome : Membaik
Kelas : 2A
Masuk : DM,Post
stroke,
Neuropati
diabetik
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke,
Neuropati
Penyakit yang pernah
diderita :
Th.2002 DM +febris
Th. 2002 Stroke
Th.2004 DM+ Stroke
Riwayat : Pasien 3
hari perut terasa sakit
terutama
sebelah
kanan tidak bisa
BAB tapi bisa fluktus
Tanda
Vital
Masuk:
TD :
140/90,
N : 80x
S : 36,6oC
RR : 18x
Keluar:
TD:
130/80150/90
N: 80102x
S: 36,537,2 oC
RR : 1618
Nama Obat
OMZ
Ceftum
Vit C
Kalnex
Neurotam
Profenid
Insulin
Enzyplex
Triatec
Theragram M
Profenid sup
Triatec
Pletaal
Neurantin
Hydergin
Neurotam
Adalat Oros
OBH
Insulin RI
Detrusitol
Velosef
Glucotrol
Ceradalan
Glucotrol
Insulin RI
Neurobion
Amaryl
Actos
Velosef
Dolana
Frekuensi
Pemberian
1x40mg
2x1gr
2x400mg
3x250mg
4x3gr
2x100mg
3x1
2.5mg/mlm
1x1tb
1tube/8jam
1x5mg
1x100mg
2x300mg
1x1
2x1200mg
1x1
3x10cc
3x6u
2x1tb
2x500mg
1x1mg
2x1tb
1x10mg
3x10u
1x5000
1x4mg
1x1
3x1
2x50mg
Cara
Pemberian
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Oral
Oral
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Oral
Injeksi
Oral
Injeksi
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Lama
Pemberian
3 hari
3 hari
3 hari
2 hari
3 hari
13 hari
4 hari
10 hari
1 hari
9 hari
2 hari
10 hari
20 hari
18 hari
17 hari
9 hari
9 hari
8 hari
4 hari
6 hari
2hari
2 hari
4 hari
3 hari
1 hari
6 hari
9 hari
9 hari
10 hari
10 hari
Obat Pulang
Data Lab
Glucotrol 10mg
1x1
Triatec
1x1
Ceradolan 1x1
Pletaal
1x1
Neurontin 1x1
Aricef
1x1
Detrositol 1x1
Enzimplex 3x1
Pronalgus 2x1
K/P Lactulac
11/07/2005
SGOT : 25,1 U/L
SGPT : 26,2 U/L
Ureum : 39 mg/dl
Kreatinin : 0,9mg/dl
Asam Urat : 5,5 mg/dl
Glukosa Darah Puasa :
265 mg/dl
Glukosa Darah PP :
296 mg/dl
Kolesterol total : 336
mg/dl
LDL : 251 mg/dl
HDL : 44 mg/dl
Trigliserida : 225 mg/dl
19/07/2005
SGOT : 22,0 U/L
SGPT : 15,7 U/L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2.
No.MR : 066196
JK : P
Umur : 85 th
Tgl Msk : 15/12/2005
Tgl Kel : 22/12/2005
Lama Perawatan : 8 hr
TB/BB : tidak terkaji
Diit : 1700cal
Outcome : APS
Kelas : Utama
Masuk : DM +
Stroke ulang
Keluar : DM +
hipertensi
Komplikasi : Stroke,
Penyakit yang pernah
diderita : Tahun
1998 stroke ringan
1999
Stroke
Himiparese dextra
2003 Stroke ulang
dan Ulcus DM
Keluhan : Bicara
Pelo
Riwayat
Penyakit:
Pasien tiba-tiba tidak
bisa bicara, pelo,
tidak bisa dimengerti
bahasanya,
malam
hari tidak bisa tidur
Masuk:
TD :
180/80,
N : 88x
S : 33oC
RR : 22x
Keluar:
TD:
130/80150/90
N: 80102x
S: 36,537,2 oC
RR : 1618
Celebrex
Lipantil
Claforan
Dulcolax
Novonorm
Aprovil
Novonorm
Lactulac
Nifedipin
Insulin
Adalat oros
Detrusitol
Neurobion
Claforan
Triofusin
Amiparen
Intralipid
Tutofusin
Kaen 3
2x200mg
1x200
2x1 gr
1x1
3x0,5 mg
1x300 mg
3x1mg
3x5cc
1x10mg
3x7u
1x5mg
1tts/mlm
1x5000
Oral
Injeksi
Injeksi
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Oral
Oral
Injeksi
Infus
Infus
Infus
Infus
Infus
Infus
10 hari
7 hari
2 hari
2 hari
4 hari
6 hari
6 hari
4 hari
1 hari
1 hari
1 hari
8 hari
3 hari
9 hari
1 hari
1 hari
1 hari
3 hari
2 hari
Nicholin
Pletaal
Plavix
Diabex
Semax Drop
K/P Esilgan
Tanakan
NaCl
2x250g
1x100g
1x1tb
3x1/2tb
4x2tts
1x1mg
3x1
Injeksi
Oral
Oral
Oral
5 hari
7 hari
7 hari
7 hari
7 hari
1 hari
7 hari
Oral
Oral
Infus
Pletaal
1x1
Plavix
1x1
Semax
4x2tts
Tanakan
3x1
Diabex
3x1/2
Triatec
1x21/2
15/12/2005
Total Protein : 8,19
mg/dl
Albumin : 4,08 mg/dl
Globulin : 4,11 mg/dl
SGOT : 14,0 U/L
SGPT : 12,1 U/L
Ureum ; 25 mg/dl
Kreatinin : 0,8 mg/dl
Asam urat : 4,9 mg/dl
Kolesterol total : 186
mg/dl
LDL : 119 mg/dl
HDL : 37 mg/dl
Trigliserida : 214 mg/dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
3.
No.MR : 141111
JK : L
Umur : 52 th
Tgl Msk : 09/09/2005
Tgl Kel : 22/09/2005
Lama Perawatan : 14 hr
TB/BB : 165cm
Diit : 1900cal
Outcome : APS
Kelas : 3
Masuk : parese ext
sin susp stroke
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke,
Neuropati
Penyakit yang pernah
diderita :
Th2001
opname
stroke, 2003 opname
kecelakaan,2004
jatuh kakikiri lemas.
Riwayat : Pasien
jatuh kepala kena
tembok tetapi masih
sadar
lalu
hari
berikutnya
badan
tidak enak, kepala
tidak bisa menoleh
dan kepala pusing.
Masuk:
TD :
220/90,
N : 88x
S : 32oC
RR : 29x
Keluar:
TD:
130/80150/90
N: 60-84x
S: 36,536,6 oC
RR : 1618x
Oral Sermion
Rantin Inj
Kalnex
Pronalges
Aspar K
Simvastatin
Zumafen
Kaptopril
Primperan Inj
Seftriakson
Klonidin
Enerbol
Ergotika
K/P Sanmol
Adalat Oros
Klonidin
OMZ
Myonal
Velosef
Asering
RL
3x1tb
2x1amp
4x500mg
1x1amp
3x1
1x1
2x1
3x12,5
1x1amp
1x1gr
2x75gr
3x1tb
1x1tb(4,5)
1x1tb
1x1
3x150mg
1x1amp
3x1tb
3x500mg
Oral
Injeksi
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Oral
Injeksi
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Infus
Infus
13 hari
6 hari
12 hari
1 hari
13 hari
13 hari
13 hari
12 hari
3 hari
10 hari
4 hari
10 hari
10 hari
2 hari
9 hari
7 hari
6 hari
2 hari
2 hari
1 hari
12 hari
4.
No.MR : 152685
JK : P
Umur : 48th
Tgl Msk : 22/09/2005
Tgl Kel : 30/09/2005
Lama Perawatan : 9 hr
TB/BB : 60kg
Diit : sonde DM1700cal
Outcome : Meninggal
Kelas : 2A
Masuk : Obs oedem
anasarka
Keluar : DM
Komplikasi
:
Stroke,CAF,
Neuropati
Penyakit yang pernah
diderita :
Sering opname
Riwayat penyakit :
Badan
terlihat
membengkak sudah 6
hari. Malam mulai
sulit bicara.Pagi BAB
tidak terasa, tampak
sesak nafas, dibawa
ke RSPR advise
opname.
Masuk:
TD :
140/70,
N:
80x/mnt
S : 36oC
RR :
20x/mnt
Keluar:
TD:
160/90180/90
N: 100120x/mnt
S: 36,539,4 oC
RR : 2024x
Aprovel
Asam.Folat
Norvask
Pletaal
Neurontin
Lasix
Kalitake
Neurontin
Excelon
Amuxsam
K/P Sanmol
Broadced
Kalmethason
Zantac
Kalnex
Inpepsa
Neurontin
Asering
1x300mg
3x1
1x5mg
2x50mg
1x300mg
3x1amp
3x1sachet
2x300mg
2x1,5mg
3x500mg
1x1
1x1gr
2x1amp
2x1amp
3x1amp
3x10cc
1x300mg/2hr
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Oral
Oral
Infus
9 hari
9 hari
8 hari
9 hari
2 hari
9 hari
8 hari
6 hari
7 hari
3 hari
6 hari
5 hari
4 hari
2 hari
2 hari
2 hari
1 hari
7 hari
Sermion
3x1
Ergotika
1x1
Enerbol
3x1
Myonal
3x1tb
Adalat Oros
1x1
Simvastatin
1x1
Capoten
3x12,5mg
SGOT : 12,6 U/L
SGPT : 9,7 U/L
Ureum : 22 mg/dl
Kreatinin : 1,4 mg/dl
Kolesterol Total ; 282
mg/dl
LDL : 213 mg/dl
HDL : 50 mg/dl0
22/09/2005
SGOT : 14.6U/L
SGPT : 11.5U/L
Ureum : 23.8H
Kreatinin :1.29 H
Asam Urat : 10.9H
Cholesterol Total :
143mg/dl
LDL : 134mg/dl
HDL : 44 mg/dl
Trigliserida : 134mg/dl
28/09/2005
Glukosa Darah Puasa :
155 H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
5.
No.MR : 160974
JK : P
Umur : 67th
Tgl Msk : 19/09/2005
Tgl Kel : 23/09/2005
Lama Perawatan : 5 hr
TB/BB :
Diit : 1900cal
Outcome : Meninggal
Kelas : 2A
Masuk : Anemia,
Dispnoe,
DM,
Hipertensi,
Post
stroke
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke,
Neuropati
Penyakit yang pernah
diderita :
Th.2003 Terkilir
Th.2005
Infeksi Ginjal
Th.2005
Hipoglikemia
Riwayat : 3 minggu
pasien sesak nafas,
minum obat teratur.
Masuk:
TD :
180/100,
N:
86x/mnt
S : 41oC
RR :
42x/mnt
Keluar:
TD:
180/110190/100
N: 89100x/mnt
S: 40,941 oC
RR : 3840x/mnt
Lasix
Cedocard
Farmasal
Trihexyphenidil
Klonidin
Neoramin
Neurotam
Ketosteril
Actrapid
siprofloksasin
Insulin 8u
Meylon 12,5cc
Meylon 50cc
Martos+Meylon
50
Martos
2x1amp
1x5mg
1x3tb
2x1
2x0,15
2x1
2x1200mg
3x1
3x4u
2x1
1x1
1x1
1x1
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Infus
5 hari
1 hari
1 hari
4 hari
4 hari
4 hari
4 hari
4 hari
3 hari
3 hari
1 hari
1 hari
2 hari
2 hari
Infus
3 hari
19/09/2005
SGOT : 17,5 U/L
SGPT : 23,9 U/l
Ureum ; 114 mg/dl
Kreatinin : 7,4 mg/dl
Asam urat ; 8,2 mg/dl
Kolesterol total ; 171
mg/dl
LDL : 98 mg/dl
HDL : 51 mg/dl
Trigliserida ; 112 mg/dl
23/09/2005
Ureum : 396 mg/dl
Kreatinin 10,6 mg/dl
6.
No.MR : 184901
JK : L
Umur : 80th
Tgl Msk : 15/11/2005
Tgl Kel : 24/11/2005
Lama Perawatan : 10 hr
TB/BB : 160cm/60kg
Diit : 1700cal
Outcome : Sembuh
Kelas : 2B
Masuk : Hemiparese
dextra susp stroke
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke,
Penyakit yang pernah
diderita :
DM dan Hipertensi
±3 tahun.
Riwayat : bangun
tidur langsung lemas,
pusing, tangan dan
kaki kanan lemas,
tidak
kuat
digerakkan,
bicara
pelo kurang jelas.
Masuk:
TD :
180/100,
N : 82x
S : 37,2oC
RR : 18x
Keluar:
TD:
130/90140/85
N: 80-88x
S: 36,638,4 oC
RR : 20x
Inj Nicholin
Tanakan
Encephabol
Insulin RI
Insulin
Duloclax sup
Triatec
Detrusitol
Diamicron
2x1amp
3x1
1x1tb
3x8u
3x6u
1x1
1x2,5mg
2x1tb
1x1
Injeksi
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
4 hari
9 hari
10 hari
1 hari
9 hari
1 hari
2 hari
1 hari
1 hari
Diamicron
1x1
X
Triatec
1x21/2 X
Tanakan
3x1 XXX
Encephabol
1x1
X
Detrositol
2x1 (5hari)
SGOT : 13,1 U/L
SGPT : 11,4 U/L
Ureum : 31 mg/dl
Kreatinin : 1,2 mg/dl
Asam Urat : 5,2 mg/dl
Kolesterol total : 177
mg/dl
LDL : 130 mg/dl
HDL : 33 mg/dl
Trigliserida : 73 mg/dl
Glukosa Drah Puasa :
125 mg/dl
Glukosa Darah PP : 258
mg/dl
7.
No.MR : 265188
JK : P
Umur : 48 th
Tgl Msk : 10/11/2005
Tgl Kel : 17/11/2005
Lama Perawatan : 8 hr
TB/BB : tidak terkaji
Masuk : susp stroke
ulang
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke,
Penyakit yang pernah
diderita :
Th.1992 hepatitis B
Masuk:
TD :
174/113,
N : 100x
S : 37,5oC
RR : Keluar:
Neurotam
Pletaal
Sermion
Kaptopril
Tromboaspilet
Amoksisilin
Metformin
3x1200mg
2x50mg
3x1tb
2x12,5
2x1
3x500mg
2x50mg
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
8 hari
6 hari
8 hari
8 hari
8 hari
7 hari
7 hari
Kaptopril
1x1
Bolpres
1x1
Diabex
3x1
Citaz
10/11/2005
SGOT : 12,2U/L
SGPT : 27,5U/L
Ureum : 18 mg/dl
Creatinin : 0.4mg/dl
CKMB : 26.0 U/L
LDH : 371.5 U/L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Keluhan
:badan
lemas,
terasa
pusing,berat
Riwayat: 10 hari
pasien merasa badan
lemah dan berat.
Pasien periksa ke RS
Panti rapih oleh
dokter advise opname
TD:
140/80150/90
N: 80100x
S: 36,337,0 oC
RR : -
Blopresss
Frisium
Laxoberon
Asering
No.MR : 279646
JK : L
Umur : 72 th
Tgl Msk : 05/06/2005
Tgl Kel : 16/06/2005
Lama Perawatan : 11 hr
TB/BB : 160cm/55kg
Diit : RG. DM
Outcome : Membaik
Kelas : 3
Masuk : Hemiparese
Sinistra
Keluar : DM, IHD
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : Tahun 2002
pernah sakit jantung.
Riwayat : Pasien
tiba-tiba merasa kaki
dang tangan kiri
lemas, tidak pusing.
Masuk:
TD :
150/90,
N : 72x
S : 36,3oC
RR : 18x
Keluar:
TD:
130/80170/90
N: 76-88x
S: 36,537,2 oC
RR : 1824x
Furosimid
Aspar K
Cedocard
Allupurinol
Angioten
Amaryl 1mg
Largactil Inj
Brain Act
Fordesia
Lactulac
Extra Dulcolax
Asering
1x1tb
1x1tb
3x5mg
1x100mg
1x1tb
1x1
1x12,5mg
2x1
1x1
1x1
1x1
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Oral
Aral
Oral
Infus
No.MR : 318559
JK : P
Umur : 66 th
Tgl Msk : 18/08/2005
Tgl Kel : 23/08/2005
Lama Perawatan : 6 hr
TB/BB : Diit : 1700cal
Outcome
:
APS
(membaik)
Kelas : 3
Masuk : DM,Stroke
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : DM sejak
usia 50 th, pernah
opname karena DM
Masuk:
TD :
110/70,
N : 68x
S : 36oC
RR : 24x
Keluar:
TD:
120/70150/100
N: 80-84x
S: 37,037,7 oC
RR : 1824x
Citaz
Inj Brain Act
Enerbol
Ergotika
Siprofloksasin
Detrusitol
Asering
2x50mg
2x1amp
3x1
1x4,5
3x1tb
1x1
Oral
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
Infus
Diit : 1700cal
Outcome : tidak ada
biaya
Kelas : 3
8.
9.
1x8mg
3x10mg
1x10tts/min
Oral
Oral
Oral
Infus
6 hari
6 hari
1 hari
6 hari
2x50mg
Tanakan
2x1
Detrositol
2x1
1/11/2005
Glukosa Puasa :
166mg/dl
Diethyra
2x10
11 hari
11 hari
11 hari
11 hari
10 hari
10 hari
2 hari
5 hari
11 hari
6 hari
1 hari
7 hari
5 hari
4 hari
4 hari
5 hari
3 hari
1 hari
4 hari
Fordesia
1x1
XV
Furosemid
1x1
XV
Cedocard
3x5mg
XIV
Allopurinol
1x100mg XV
Angioten
1x1
XV
Amaryl
1x1mg
XV
Aspar K
1x1
XV
07/06/05
Glukosa Puasa :
88mg/dl
Glukosa darah PP :
148mg/dl
SGOT : 13,3 U/L
SGPT : 9,0 U/L
Ureum : 51 mg/dl
Kreatinin : 2.0mg/dl
Asam Urat : 8.3mg/dl
Kolesterol Total : 216
mg/dl
LDL : 143 mg/dl
HDL : 38 mg/dl
Citaz
2x50mg
Enerbol
3x1tb
Siprofloksasine
1x1tb(250mg)
Detrusitol
2x2mg
18/08/2005
Kreatinin : 1,7 mg/dl
Asam Urat : 13,5
Total Protein : 39 mg/dl
Albumin : 4,27 mg/dl
Globulin : 3,12 mg/dl
Glukosa darah sewaktu :
185 mg/dl
LDL : 149 mg/dl
Trigliserida : 160 mg/dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
10.
No.MR : 341893
JK : P
Umur : 56 th
Tgl Msk : 28/11/2005
Tgl Kel : 13/12/2005
Lama Perawatan : 16 hr
TB/BB : 160cm/65kg
Diit : 1700cal
Outcome : Membaik
Kelas : 3
Masuk :
Stroke
serangan ulang+DM
Keluar
:
DM+hipertensi
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : Th. 1980
Operasi payudara,
Th. 1990 Operasi
pendarahan otak,
Th.2000 Stroke
ringan
Keluhan ;
Nyeri di bagian
perut, tangan dan
kaki kiri lemas, urine
keruh, lemah, pusing,
mual, muntah
Masuk:
TD :
140/80,
N : 76x
S : 36,7oC
RR : 22x
Keluar:
TD:
140/90180/100
N: 80-88x
S: 36,537,1oC
RR : -
Nimotop
Kalnex
Neurotam
Sibelium
Inj Brain Act
Inj Ceftum
Inj Profenid
Sermion
Insulin RI
Tensivask
Brain Act
Asering
3x1
3x1
2x1
2x1
2x2amp
2x1gr
1x1amp
3x1
3x4u
1x5mg
3x1
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Oral
Injeksi
Oral
Injeksi
Infus
14 hari
14 hari
14 hari
4 hari
16 hari
14 hari
4 hari
7 hari
7 hari
7 hari
8 hari
8 hari
11.
No.MR : 349130
JK : P
Umur : 62 th
Tgl Msk : 07/05/2005
Tgl Kel : 18/05/2005
Lama Perawatan : 12 hr
TB/BB : Diit : 1700cal
Outcome : Meninggal
Kelas : 2A
Masuk :
DM,
Hipertensi,
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : Hipertensi
±10 tahun, riwayat
DM ± 2 tahun.
Riwayat : Mulai tadi
sore kaki dan tangan
kiri terasa lemas tapi
bisa digerakkan.
Pasien tidak pusing
tidak pelo. Periksa ke
RSPR advise opname
Masuk:
TD :
180/110,
N : 84x
S : 36,7oC
RR : 28x
Keluar:
TD:
120/60130/70
N: 6880x/mnt
S: 40,540,9 oC
RR : 1013x/mnt
Nicholin
Plavix
Norvask
Triatec
Tanakan
Eloves
Evion
Extra Lasix
Norvask
Catapres
Ciproxin
Dulkolax
Catapres
Lasix
Extra Lasix
Amoksisilin
Garamisin
Sanmol
Neurotin
Sanadryl exp
Ceftum
RL
2x250mg
1x1
1x5mg
1x1
3x1
2x1
1x1
20mg/iv
1x10mg
2x75mcg
2x250mg
1tube
3x75mcg
1x1/2tb
1amp
2x1gr
2x60mg
2x1
2x300mg
3x10mg
2x1gr
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Oral
Oral
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Infus
8 hari
9 hari
4 hari
9 hari
9 hari
9 hari
9 hari
1 hari
5 hari
1 hari
6 hari
1 hari
5 hari
7 hari
2 hari
2 hari
1 hari
2 hari
4 hari
4 hari
3 hari
8 hari
Kalnex 500
3x1
XXX
Neurotam 1200
2x1
IX
Nimotop
3x1
XXX
Norvask
1x1
X
Catapres 75
4x1
XL
Triatec 5mg
2x1/2
X
Pravachol
1x1
X
Glucovance
1,25
X
13/12/2005
Glukosa darah Puasa :
110 mg/dl
Glukosa darah PP : 150
mg/dl
16/05/2005
Ureum 105mg/dl
Kreatinin 4.4 mg/dl
08/05/2005
Glukosa darah puasa :
134mg/dl
Glukosa darah PP:
141mg/dl
14/05/2005
Glukosa darah puasa :
105mg/dl
Glukosa darah PP :
141mg/dl.
07/05/2005
Ureum : 4.9mg/dl
Kreatinin 1.6mg/dl
Asam Urat : 8.0mg/dl
Kolesterol total : 182
mg/dl
HDL : 49mg/dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
12.
No.MR : 370268
JK : P
Umur : 87 th
Tgl Msk : 09/12/2005
Tgl Kel : 19/12/2005
Lama Perawatan : 11 hr
TB/BB : tidak terkaji
Diit : 1700cal
Outcome : Membaik
Kelas : I A
Masuk : DM, Stroke
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : Juni 2003
mengalami
Hipertensi dan
Hemiparese Sinistra
Keluhan : Batuk,
panas, badan lemas
Riwayat: 1 minggu
badan lemas, kaki
dan tangan kiri
lemas, badan padas.
Pagi jalan ke kamar
mandi jatuh dan tidak
bisa bangun, jalan
lagi lemas.
Masuk:
TD :
190/90,
N : 80x
S : 39oC
RR : 24x
Keluar:
TD:
120/80150/80
N: 80-84x
S: 36,036,7oC
RR : 2026x
Pletaal 100
Plavix
Tanakan
Encephabol
Nicholin
Sanmol
Tequin
Transbronco
Semax
Capoten
Norvask
Asering
1x1tb
1x1 tb
3x1 tb
1x1tb
2x250
1x1tb
1x400mg
3x5cc
4x4tb
2x12,5mg
5mg
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Infus
11 hari
11 hari
11 hari
11 hari
11 hari
3 hari
10 hari
10 hari
2 hari
6 hari
1 hari
10 hari
13.
No.MR : 392153
JK : P
Umur : 73 th
Tgl Msk : 08/10/2005
Tgl Kel : 13/10/2005
Lama Perawatan : 6 hr
TB/BB : 150cm/62kg
Diit : Sonde
Outcome : Meninggal
Kelas : 3
Masuk :
Stroke
ulang pd penderita
DM
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : Th 2002
stroke pertama, Th
2003 stroke kedua.
Punya riwayat DM,
kontrol teratur tetapi
tidak diit.
Riwayat : Tiba-tiba
tidak bisa bicara kaki
dan tangan kaku,
dibawa ke RSPR
advise opname.
Masuk:
TD :
180/90,
N : 112x
S : 38oC
RR : 18x
Keluar:
TD:37/14
-76/48
N: 108x
S: RR : 24x
Pletaal
Hydergin
Enchepabol
Nicholin
Insulin
Seftriakson
K/P Sanmol
Insulin
Martos
1x100mg
1x1
1x1
2x250
3x6u
2x1
4x1
3x8u
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Oral
Injeksi
Infus
4 hari
4 hari
4 hari
4 hari
3 hari
3 hari
2 hari
1 hari
5 hari
14.
No.MR : 458864
JK : L
Umur : 47th
Tgl Msk : 04/01/2005
Tgl Kel : 22/01/2005
Masuk : Susp stroke
dengan
hemiplegi
dextra
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke,
Masuk:
TD :
200/120,
N : 80x
S : 36,7oC
Kalnex
Rantin
Nimotop
Amoksisilin
Triatec
4x500mg
2x1amp
3x1tb
1x2,5gr
1x2,5mg
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Oral
11 hari
11 hari
17 hari
6 hari
13 hari
Tranbronco
3x5cc
Tanakan
3x1
Plavix
1x1
Encephabol
1x1
Pletaal
1x1
Kaptopril 12,5
2x1
09/12/2005
Glukosa Darah Puasa ;
181 mg/dl
Glukosa Darah Puasa ;
112 mg/dl
SGOT : 22,8 U/L
SGPT : 40,2 U/L
Ureum : 36 mg/dl
Kreatinin : 0,4 mg/dl
Kolesterol Total : 220
mg/dl
LDL : 165 mg/dl
HDL : 41 mg/dl
Trigliserida : 111mg/dl
08/10/05
SGOT : 22,7 U/L
SGPT : 14,1 U/L
Ureum : 15 mg/dl
Kreatinin : 0.6 mg/dl
Asam Urat : 3.7 mg/dl
Total kolesterol :224
mg/dl
LDL : 147 mg/dl
HDL : 63 mg/dl
Trigliserida 115 mg/dl
Triatec
1x5mg (1x1tb)
Catapres
4x75mg (4x1tb)
Nimotop
Ureum : 83mg/dl
Kretinin 2.4mg/dl
Total Protein 6.08mg/dl
Albumin 3.03mg/dl
Globulin 3.05mg/dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lama Perawatan : 19 hr
TB/BB : tidak terkaji
Diit : 1900 cal
Outcome : tidak ada
biaya
Kelas : 3
15.
No.MR : 466180
JK : P
Umur : 69 th
Tgl Msk : 01/03/2005
Tgl Kel : 10/03/2005
Lama Perawatan : 10 hr
TB/BB :
Diit : 1700 cal
Outcome : Sembuh
Kelas : 2B
hipertensi
Penyakit yang pernah
diderita : 2 tahun
Hipertensi,
tidak
pernah dikontrol
Riwayat : Pasien
habis minum susu
jahe lalu pulang
tidur, tiba-tiba pasien
keluar
keringat
banyak, tidak bisa
bicara,
muntahmuntah, badan lemas,
pasien dibawa ke RS
Panti Rini. Oleh
dokter dianjurkan ke
RR Panti Rapih.
Masuk : Stroke
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : Hipertensi
sejak muda
Riwayat : Lemas
ekstrimitas
kiri,
wajah perot, bicara
pelo setelah dari
kamar mandi
Keluar:
TD:
150/90170/100
N: 7984x/mnt
S: 35,535,6 oC
RR : 2830x/mnt
Masuk:
TD :
200/100,
N : 72x
S : 36oC
Keluar:
TD:
130/80160/90
N: 76-80x
S: 35,535,6 oC
Catapres
Nimotop
Ekstra Sanmol
Inj Xantin
Inj Amoksisilin
Catapres
Sanmol
Inj NaCl +
100cc
Garamisin
Insulin RI
Alinamin
Triatec
Tarivid
Seftriakson
Kalnex
Asering
Asering +
Herbeser 50mg
NaCl
2x75mg
3x1tb
1x1
2x1amp
2x1amp
4x75mg
1x500mg
2x60mg
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Oral
Oral
Injeksi
6 hari
8 hari
1 hari
9 hari
7 hari
7 hari
11 hari
4 hari
3x6u
1x1amp
1x5mg
2x400mg
2x1gr
4x500mg
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Infus
Infus
4 hari
3 hari
5 hari
5 hari
3 hari
1 hari
17 hari
2 hari
Infus
15 hari
Nicholin
Plavix
Hydergin FAS
Aricept
Capoten 25
Sanadryl exp
Pravachol
Insulin RI
Glucovan 2,5
Insulin
Insulin
Norvask
Martos
2x250
1x1tb
1x1
1x1
3x1
4x5
1x1
3x7u
1x1
3x6u
3x10u
1x1
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Oral
Injeksi
Injeksi
Oral
Infus
3 hari
9 hari
9 hari
9 hari
9 hari
10 hari
7 hari
2 hari
3 hari
2 hari
6 hari
6 hari
3hari
3x1
Tarivid
2x400mg
(2x1tb)
Glucotrol 5 mg
1x1 (pagi)
Sanmol
2x1
Glukosa 201mg/dl
Glukosa PP 195mg/dl
Capoten 25mg
3x1
XXX
Pravachol
1x1
X
Glucovance
1x1
X
Plavix
1x1
X
Hidergin FAS
1x1
X
Aricef
1x1
X
02/03/2005
SGOT : 17.6 U/L
SGPT : 21.1 U/L
Ureum : 40 mg/dl
Kreatinin : 1.1mg/dl
Asam Urat : 3.9 mg/dl
Kolesterol total :
231mg/dl
LDL : 153mg/dl
HDL : 56mg/dl
Trigliserida : 191 mg/ml
Glukosa darah Puasa :
230mg/dl
Glukosa darah PP :
379mg/dl
06/03/2005
Glukosa darah Puasa:
196mg/dl
Glukosa darah PP :
296mg/dl
09/03/2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gl;ukosa darah puasa :
85mg/dl
Glukosa darah PP :
296mg/dl
01/03/2005
Glukosa darah sewaktu :
342mg/dl
03/03/2005
Glukosa darah sewaktu :
120mg/dl
16.
17.
No.MR : 467285
JK : L
Umur : 59 th
Tgl Msk : 08/03/2005
Tgl Kel : 08/03/2005
Lama Perawatan : 1 hr
TB/BB : Diit : 1700cal
Outcome : Meninggal
Kelas : 2A
Masuk : Obs Stroke
Keluar:
DM,hipertensi
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
dide
rita : -
Masuk:
TD :
160/110,
N : 74x
S : 37,5oC
RR : 18x
Keluar:
TD:
160/110183/113
N: S: 37,5-oC
RR : 18x
Kaptopril
12,5mg
Plavix
Tanakan
Hydergin FAS
Nicholin
250mg
2x1
Oral
1 hari
1x1
3x1
1x1
2x1
Oral
Oral
Oral
Injeksi
1 hari
1 hari
1 hari
1 hari
No.MR : 473263
JK : L
Umur : 66 th
Tgl Msk : 23/04/2005
Tgl Kel : 09/05/2005
Lama Perawatan : 17 hr
TB/BB : 170cm/65kg
Diit : 1700cal
Outcome : APS
Kelas : 2B
Masuk :
Stroke
recurent, DM Ulcus
Keluar: DM Ulcus
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : tahun 1998
DM, tahun 2004
Stroke
Keluhan : badan
lemas
Masuk:
TD :
130/70
N : 104x
S : 38,5oC
RR : 20x
Keluar:
TD:
160/110183/113
N: S: 37,5-oC
RR : 18x
Pletaal
Rantin
RL
Nicholin
Methylcobalt
Enchephabol
Eloves
Seftriakson
Methycobalt
K/P Mucohexin
Sanmol K/P
Tarivid 400mg
Sanmol
Inpepsa
RI
Glucotrol
Kaen IB
2x50 mg
2x1amp
3x6u
2x250mg
2harix1amp
3x1tb
3x1tb
2x1gr
3x500mg
3x5cc
1x1
2x400mg
3x1
3x10cc
3x 10u
1x5mg
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Oral
Oral
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Oral
Infus
17 hari
17 hari
11 hari
7 hari
14 hari
16 hari
16 hari
13 hari
2 hari
1 hari
1 hari
14 hari
14 hari
12 hari
6 hari
1 hari
15 hari
08/03/05
SGOT : 24.4 U/L
SGPT : 23,4 U/L
Ureum : 22 mg/dl
Kreatinin : 1,5mg/dl
Asam Urat : 8,1 mg/dl
Kolesterol total : 225
mg/dl
Trigliserida : 136mg/dl
Eloves
3x1 XIII
Encephabol
3x1 61 tb
Pletaal
2x1 41tb
Tarivid
2x1 VI
Glucotrol
1x1 1x1
23/04/2005
SGOT : 19,8 U/L
SGPT : 13,8 U/L
Ureum : 53 mg/dl
Kreatinin : 1,6 mg/dl
Asam Urat 6,5 mg/dl
Kolesterol total : 124
mg/dl
LDL : 78 mg/dl
HDL : 37 mg/dl
Trigliserida : 45 mg/dl
24/04/2005
Glukosa darah Puasa :
148 mg/dl
Glukosa Darah PP : 216
mg/dl
03/05 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Glukosa darah Puasa :
267 mg/dl
Glukosa darah PP : 243
mg/dl
08/05/2005
Ureum : 59 mg/dl
Kreatinin 1,9 mg/dl
Glukosa darah Puasa :
203 mg/dl
Glukosa Darah PP : 227
mg/dl
18.
No.MR : 474387
JK : L
Umur : 85 th
Tgl Msk : 02/05/2005
Tgl Kel : 11/05/2005
Lama Perawatan : 10 hr
TB/BB : 165cm/65kg
Diit : 1700cal
Outcome : tidak ada
biaya
Kelas : 3
Masuk : DM,ISK
Keluar:
DM,ISK
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : DM selama
2
tahun
berobat
teratur.
Riwayat : Malam
buang air kecil terusmenerus.
Hari
berikutnya pagi tidak
bisa buang air kecil
sama sekali. Periksa
ke RSPR advise
opname
Masuk:
TD :
145/85
N : 30x
S : 37,5oC
RR : Keluar:
TD:
110/70160/80
N: 8084x/mnt
S: 37oC
RR : -
Ceftum
Kaptopril
Esilgan
Kaptopril
Velosef
Citaz
RL
2x1 (12jam)
2x12,5
1x1mg
2x25mg
3x500mg
2x50mg
Injeksi
Oral
Orl
Oral
Oral
Oral
Infus
8 hari
4 hari
6 hari
4 hari
4 hari
1 hari
8 hari
Kaptopril
2x25mg
Esilgan
1x1mg
Velosef
3x500mg
Citaz
2x50mg
R/Enerbol
3x1tb
R/Ergotika
1x4,5mg
02/05/2005
Glukosa darah sewaktu :
84mg/dl
Ureum : 32mg/dl
Kreatinin : 0.7mg/dl
Albumin : 2.78 mg/dl
Globulin 3.40 mg/dl
Protein Total :
6.18mg/dl
19.
No.MR : 470581
JK : L
Umur : 59 th
Tgl Msk : 04/04/2005
Tgl Kel : 13/04/2005
Lama Perawatan : 10 hr
TB/BB : 160cm/ 70kg
Diit : 1700cal
Outcome : membaik
Kelas : 3
Masuk : DM,Stroke
hemiparese kanan
Keluar:
DM
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : DM selama
2
tahun
berobat
teratur
Riwayat : Pasien
mengeluh kaki kanan
sakit untuk jalan
diberi
neoremacyl
tidak
berkurang.
Bicara jadi tidak
Masuk:
TD :
130/80
N : 85x
S : 37,0oC
RR : 20x
Keluar:
TD:
110/80150/80
N: 64-80
S: 3636,4oC
RR : -
Citaz
Zyloric
Cyproxin
Tanakan
Sanotake
Hydergin Fas
Triatec
Inj Brain Act
Diazepam
Nicholin
Zoloft
NaCl
2x50mg
1x300mg
3x125mg
3x1
2x1
1x1
1x2,5
2x1
1x10mg
2x250
1x1 (mlm)
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Oral
Infus
7 hari
9 hari
7 hari
7 hari
7 hari
7 hari
2 hari
5 hari
1 hari
2 hari
5 hari
5 hari
Citaz 50
2x1
XX
Tanakan
3x1
XXX
Sanotake
2x1
XX
Hydergin Fas
1x1
X
Zoloft
1x1
X
13/04/2005
Glukosa darah puasa :
139 mg/dl
Glukosa darah PP
:184mg/dl
Urinalisa
Protein/Albumin (+)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
jelas, tidak nafsu
makan dan lemas.
Hari berikutnya tidak
bisa
bangun,
ekstrimitas
kanan
lemas. Periksa RS
Panti Rapih advise
opname
20.
No.MR : 475295
JK : L
Umur : 55 th
Tgl Msk : 10/05/2005
Tgl Kel : 15/05/2005
Lama Perawatan : 6 hr
TB/BB : 68kg
Diit : Sonde DM1700cal
Outcome : Meninggal
Kelas : 2B
Masuk :
Suspect
Stroke,
hipertensi,
DM
Keluar:
DM,
Hipertensi
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : DM sejak 8
tahun yang lalu, dan
6 tahun yang lalu
operasi batu ginjal
Riwayat : 5 hari
sebelumnya Pasien
mengeluh
pusing
badan terasa lemas.
9/05/05 Pasien tibatiba pingsan dan di
bawa ke rumah sakit
Masuk:
TD :
140/100
N : 100x
S : 38oC
RR : Keluar:
TD:
138/105142/94
N: 69142x
S: 39,9oC
RR : 36x
Nicholin
Plantacid
Insulin
Seftriakson
Xyloric
Lipitor
Sanmol
Insulin RI
Rantin
Martos
NaCl + 25u RI
RD + RI
2x250mg
3x10cc
3x10u
2x1gr
2x1tb
1x1
1x1
3x30 u
1x1
Injeksi
Oral
Injeksi
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Infus
Infus
Infus
5 hari
5 hari
1 hari
4 hari
4 hari
4 hari
3 hari
2 hari
1 hari
2 hari
1 hari
4 hari
21.
No.MR : 476165
JK : L
Umur : 78 th
Tgl Msk : 15/05/2005
Tgl Kel : 19/05/2005
Lama Perawatan : 5 hr
TB/BB : tidak terkaji
Diit : tidak diit
Outcome : APS
Kelas : 2B
Masuk : obs retensio
urine, susp BPH HT
post stroke
Keluar:
DM,
Hipertensi
Komplikasi : post
stroke
Penyakit yang pernah
diderita : Hipertensi
dan DM
Riwayat : Pasien
stroke dirawat di RS
Purworejo,
BAK
tidak lancar, Cateter
Masuk:
TD :
160/90
N : 82x
S : 36,5oC
RR : 16x
Keluar:
TD:
160/100190/100
N: 8088x/mnt
S: 36,437,6 oC
Pletaal 100
Detrusitol
Capoten
Sanadryl
Seftriakson
Amaryl
siprofloksasin
Pronalges
1x1tb
2x1
2x12,5
3x10cc
1x1gr
1x1mg
2x500
3x1
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Oral
Oral
Oral
4 hari
4 hari
4 hari
4 hari
3 hari
2 hari
1 hari
1 hari
10/05/2005
SGOT : 16.3 U/L
SGPT : 25.2 U/L
Ureum : 75 mg/dl
Kreatinin : 3.1 mg/dl
Asam Urat : 13.1 mg/dl
Kolesterol total : 319
mg/dl
LDL : 243 mg/dl
Trigliserida : 281 mg/dl
14/05/05
Glukosa puasa : 273
mg/dl
Glukosa Puasa : 476
mg/dl.
Capoten
12,5x 2
Amaryl
1x1
Sanadryl
3x10cc
Pletaal 100mg
1x1
Ciprofloksasin
2x500
Pronalges
3x1
15/05/2005
SGOT : 25.4U/L
SGPT : 14.2 U/L
Ureum : 34mg/dl
Kreatinin: 1.1 mg/dl
Asam Urat 3.2 mg/dl
Cholesterol total : 156
mg/dl
LDL : 94 mg/dl
HDL : 51 mg/dl
Trigliserida 46 mg/dl
Glukosa Puasa :
143mg/dl
Glukosa sewaktu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
22.
Sumiyati
Sasmito
No.MR : 482896
JK : P
Umur : 64 th
Tgl Msk : 10/07/2005
Tgl Kel : 24/07/2005
Lama Perawatan : 15 hr
TB/BB : Diit : 1700cal
Outcome : Sembuh
Kelas : Utama/IA
tidak bisa masuk
maka pakai pempers.
Dibawa ke IGD
RSPR bisa terpasang
cateter n0.16. Advise
opname
RR : 2028x/mnt
Masuk : hemiparese
dextra susp stroke,
Hipertensi
Keluar:
DM,
Komplikasi : stroke
Penyakit yang pernah
diderita : DM ±1
tahun,
2
bulan
terakhir tidak kontrol
Keluhan : Tangan
kanan lemas, tidak
pusing
Masuk:
TD :
190/100
N : 92x
S : 37,1oC
RR : 19x
Keluar:
TD:
120/80130/80
N: 76-88x
S: 36,036,4oC
RR : -
299mg/dl
Inj Nicholin
Pletaal
Neurontin
Triatec
Aricef
Tanakan
Lipitor
R/Zalf
R/Talk
Glucotrol
Detrusitol
Asering
2x250mg
1x100mg
1x300mg
1x2,5mg
1x1tb
3x1
1x1
habis mandi
1x siang
1x10mg
2x1
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Topikal
Topikal
Oral
Oral
infus
4 hari
15 hari
15 hari
13 hari
14 hari
14 hari
13 hari
12 hari
7 hari
10 hari
8 hari
5 hari
Pletaal
1x100
Neurontin
1x300mg
Aricef
1x1
Tanakan
3x1
Triatec
1x10mg
Lipitor
1x1
Glucotrol
1x10mg
Glucopac
2x1
10/07/2005
SGOT : 33,6 U/L
SGPT : 24,7 U/L
Ureum : 21 mg/dl
Kreatinin : 0,6 mg/dl
Glukosa Darah
sewwaktu : 83 mg/dl
Kolesterol total : 344
mg/dl
LDL : 263 mg/dl
HDL : 41 mg/dl
Trigliserida : 188 mg/dl
11/07/2005 Glukosa
Drah Puasa : 104 mg/dl
Glukosa Darah PP : 218
mg/dl
12/07/2005
Glukosa Darah Sewaktu
: 215 mg/dl
Glukosa Drah Puasa :
192 mg/dl
Glukosa Darah PP : 214
mg/dl
14/07/2005 Glukosa
Darah Puasa ; 221 mg/dl
Glukosa darah PP : 305
mg/dl
17/01/2005
Glukosa Darah Puasa :
141 mg/dl
Glukosa Drah PP : 223
mg/dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
23.
24.
25.
No.MR : 485398
JK : P
Umur : 65th
Tgl Msk : 29/07/2005
Tgl Kel : 14/08/2005
Lama Perawatan : 17 hr
TB/BB : tidak terkaji
Diit : Lunak
Outcome : Sembuh
Kelas : 2B
Masuk : Hipertensi
berat
Keluar:
DM,
Komplikasi : post
stroke
Penyakit yang pernah
diderita : Hipertensi
Riwayat : Pusing,
nggliyer, bagian leher
kaku, sudah periksa
puskesmas
tidak
berkurang. Periksa ke
RSPR
dengan
keluhan pusing dr
Djoko advise opname
Masuk:
TD :
185/100
N : 85x
S : 36,8oC
RR : 18x
Keluar:
TD:
120/70160/100
N: 80-88x
S: 36,737oC
RR : 2024x
Inj Nicholin
Pletaal
Enchephabol
Forte
Hidergin FAS
Norvask
Tanakan
Myonal
Methycobalt
Exelon
Detrusitol
Triatec
Mefinal
Ciproxin
Asering
2x250mg
1x100mg
1x1
Injeksi
Oral
Oral
5 hari
17 hari
17 hari
1x1
1x1(pagi)
3x1
3x1tb
3x500mg
2x3gr
2x1tb
1x1(mlm)
1x500mg
3x250mg
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Infus
17 hari
17 hari
17 hari
9 hari
16 hari
13 hari
5 hari
6 hari
1 hari
4 hari
8 hari
No.MR : 485702
JK : L
Umur : 50 th
Tgl Msk : 01/08/2005
Tgl Kel : 06/08/2005
Lama Perawatan : 6 hr
TB/BB : Diit : Sonde 1900cal
Outcome : Membaik
Kelas : 2B
Masuk :
Stroke
Himiparese Sinistra
Keluar:
DM,
Komplikasi : Stroke,
Dislipidemia
Penyakit yang pernah
diderita : Riwayat :
Pasien
bangun
belum
merasakan apa-apa,
saat akan buang air
kecil tiba-tiba tubuh
lemas pada bagian
kiri dan sulit bangun
dari tempat tidur
Masuk:
TD :
150/100
N : 64x
S : 36oC
RR : 20x
Keluar:
TD:
100/70130/80
N: 76-88x
S: 36,036,4oC
RR : -
Silostazol
Klopidogrel
Sitikolina
Pravastatin
Natrium
Piritinol
Glibenklamida
+Metformin
1,25
NaCl 0,9%
1x100mg
1x75mg
2x250mg
1x1tb
Oral
Oral
Injeksi
Oral
5 hari
6 hari
5 hari
4 hari
1x1tb
1x1tb
Oral
Oral
6 hari
4 hari
infus
5 hari
No.MR : 488763
JK : P
Umur : 60th
Tgl Msk : 24/08/2005
Tgl Kel : 04/09/2005
Lama Perawatan : 12 hr
TB/BB : 155cm/60kg
Diit : 1700 cal
Outcome : Membaik
Kelas : 3
Masuk : Vertigo dg
DM dan hipertensi
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : sakit gula
den reumatik
Riwayat : 2 hari
sebelum
opname
badan terasa sakit
Masuk:
TD :
110/70,
N : 80x
S : 37oC
RR : 22x
Keluar:
TD:
110/70160/90
Inj Brain Act
Citaz 50mg
Enerbol
Ergotika
Triatec 4,1 mg
Seftriaksone
Insulin RI
Fordesia
Sistenol
Lasix
2x1
2x1
3x1tb
1x1
1x1
2x1gr
3x7u
1x1tb
1x1
1x1/2
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Oral
Oral
Oral
6 hari
12 hari
11 hari
11 hari
10 hari
7 hari
1 hari
11 hari
10 hari
Triatec
1x50mg
Ciproxin
3x25mg
Tanakan
3x1
Exelon
2x3mg
Pletaal
1x100
Encephabol F
1x1
Hidergin FAS
1x1
08/08/2005
SGOT : 16,7 U/L
SGPT : 11,3 U/L
Ureum : 19 mg/dl
Kreatinin : 0,8 mg/dl
Trigliserida : 66 mg/dl
Glukosa Darah Sewaktu
: 85 mg/dl
Kolesterol Total : 53
mg/dl
Trigliserida : 76 mg/dl
Pravastin
Natrium 1x1
Glibenklamida
+Metformin
1,25
1x1
Silostazol
100mg
1x1
Klopidogrel
75mg
1x1
Piritinol 1x1
01/08/2005
Kreatinin : 0,8 mg/dl
Asam urat : 4,6 mg/dl
SGOT : 17,7 U/L
SGPT : 18,6 U/l
02/08/2005
Glukosa Darah puasa :
280 mmol/ml
06/08/2005
Glukosa Darah puasa;
179 mmol/ml
Citaz 50mg
2x1tb
Enerbol 3x1tb
Ergotika
1x4,5mg
Triatec 2,5mg
1x1
Fordesia 1x1 tb
Glucovance 2,5
1x1
24/08/2005
SGOT : 49,9 U/L
SGPT : 37,9 U/L
Ureum :27 mg/dl
Kreatinin : 0,7 mg/dl
Asam Urat : 2,4 mg/dl
Kolesterol total : 206
mg/dl
LDL : 144 mg/dl
HDL : 54 mg/dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
26.
27.
No.MR : 492147
JK : P
Umur : 53 th
Tgl Msk : 19/09/2005
Tgl Kel : 03/10/2005
Lama Perawatan : 15 hr
TB/BB : 155cm/96kg
Diit : 1700 cal
Outcome : Membaik
Kelas : 3
No.MR : 495044
JK : P
Umur : 55th
Tgl Msk : 10/10/2005
Tgl Kel : 13/10/2005
Lama Perawatan : 4 hr
TB/BB : Diit : 1700cal
Outcome : Meninggal
Kelas : 2 Iso
semua tidak bisa
tidur. Tgl 24/08/05
tiba-tiba pasien tdk
sadar dibawa ke
rumah sakit
N: 80-84x
S: 37-37,7
o
C
RR : 2022x
Avil
Glucovance 2,5
Vometa
Asering
1x1/2
1x1
3x1
Oral
Oral
Oral
Infus
7 hari
4 hari
5 hari
6 hari
Vometa 3x1tb
Lasix 1x1/2
Glucovance
1x1,25mg
Trigliserida : 151 mg/dl
25/08/05
Glukosa puasa :
144mg/dl
Glukosa PP : 191 mg/dl
30/08/05
Glukosa Puasa ; 280
mg/dl
02/09/05
Glukosa puasa : 214
mg/dl
Glukosa PP : 255 mg/dl
Masuk : DM
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : Hipertensi
sejak
1997,control
rutin
Masuk:
TD :
170/100,
N : 88x
S : 36,5oC
RR : 20x
Keluar:
TD:
110/80150/90
N: 76-84x
S: 36,237,8 oC
RR : 2124x
Inj Kalnex
2 amp
Nimotop
4x500
Injeksi
15 hari
2.5cc/
jam
1x1
1x1
1x1gr
2x1gr
1x1
4x1tb
2x1
1x1
Oral
15 hari
Oral
Oral
Injeksi
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
9 hari
14 hari
tidak tahan
12 hari
12 hari
12 hari
5 hari
5 hari
Fordesia
1x1 tb
X
Prexum
1x1 tb(pagi) X
1x1 tb(mlm) X
Catapres
3x150mcgXXX
Glucovance
1x25mg
X
1x2
Oral
1 hari
Infus
Infus
2 hari
15 hari
01/10/2005
Glukosa darah : 170
mg/dl
Glukosa darah PP : 272
mg/dl
03/10/05
Glukosa darah : 150
mg/dl
Glukosa darah PP : 269
mg/dl
SGOT : 25,1 U/L
SGPT : 25,3 U/L
Ureum : 20 mg/dl
Kreatinin : 0,7 mg/dl
Asam Urat : 4,3 mg/dl
Kolesterol total : 106
mg/dl
Trigliserida : 158 mg/dl
Infus
Infus
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Oral
Oral
4 hari
4 hari
4 hari
4 hari
4 hari
4 hari
4 hari
4 hari
4 hari
1 hari
Masuk : Stroke
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : Hipertensi
±10 tahun, control
jika terasa pusing
Masuk:
TD :
207/135,
N : 96x
S : 39,8oC
RR : 30x
Keluar:
TD:
110/80150/90
Prexum 4mg
Fordesia
Inj Seftriakson
Inj Aminofilin
Adalat Oros
Catapres 75mg
Detrusitol
Glucovance
1,25mg
Glucovance
1,25mg
NaCl 100
Asering
Manitol 200cc
Manitol 125cc
Penitoin
Dexamethason
Seftriakson 1gr
Pronalges
Primperan
Zantac
Sanmol
Blopress 8mg
1x1
4x1
3x1amp
4x2amp
3x1
3x1amp
2x1amp
3x1amp
3x1
1x1
11/10/2005
Glukosa Darah Sewaktu
: 548 mg/dl
SGOT : 29,5 U/L
SGPT : 28,1 U/L
Ureum : 88 mg/dl
Kreatinin : 1.2 mg/dl
Asam Urat : 10,3 mg/dl
Kolesterol Total : 341
mg/dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
28.
N: 76-84x
S: 36,237,8 oC
RR : 2124x
Insuln RI
Blopress 8 mg
NaCl
NaCL + RI
RD + RI 124
NaCl +
Herbeser
sblm makan
2x1
Injeksi
Oral
Infus
Infus
Infus
infus
2 hari
4 hari
1 hari
4 hari
Trigliserida : 105 mg/dl
No.MR : 495801
JK : L
Umur : 72 th
Tgl Msk : 16/10/2005
Tgl Kel : 01/11/2005
Lama Perawatan : 17 hr
TB/BB : Diit : 1700cal
Outcome : APS
Kelas : 2A
Masuk : Stroke+DM
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : setengah
tahun lalu operasi
perut
Riwayat
: Pasien
hingga siang belum
bangun tidur oleh
anaknya
ditengok
ternyata sudah tudak
sadar
langsung
dibawa ke rumah
sakit
Masuk:
TD :
160/100,
N : 80x
S : 36,4oC
RR : 14x
Keluar:
TD:
120/70130/80
N: 84102x
S: 36,036,5oC
RR : 1820x
Nicholin
Tanakan
Aricef
Triatec
Siprofloksasin
Tregetol
Xanax
Lasix
NaCl
2x1amp
3x1
1x1 (pagi)
2x2,5mg
3x250mg
1x1(mlm)
0,25/mlm
1x1amp
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Infus
11 hari
16 hari
16 hari
16 hari
15 hari
7 hari
5 hari
1 hari
11 hari
Tanakan 3x1
Aricef 1x1
17/10/05
Total Protein : 5.57 L
Albumin 3.08 L
Globulin 2.49 L
31/10/05
Total Protein : 6.14 L
Albumin : 3.74 L
Globulin 2.40 L
No.MR : 503997
JK : P
Umur : 72th
Tgl Msk : 17/12/2005
Tgl Kel : 23/12/2005
Lama Perawatan : 7 hr
TB/BB : tdk terkaji
Diit : 1700cal
Outcome : Membaik
Kelas : 3
Masuk
:
DM+Hipertensi+pare
se dex
Keluar : DM
Komplikasi : Stroke
Penyakit yang pernah
diderita : DM dan
Hipertensi
Riwayat : tidak ada
Masuk:
TD :
160/100,
N : 80x
S : 36,4oC
RR : 14x
Keluar:
TD:
120/70130/80
N: 84102x
S: 36,036,5oC
RR : -
Citaz
Klonidin
Prexum
Primperan
Siprofloksasin
Kalnex
Prexum
Zantac
Plantacid
Fordesia
seftriakson
Norvask
Kaptopril
Siprofloksasin
Amoxan
Asering
Martos
2x50mg
2x0,5
1x1/2
2x1amp
3x250mg
3x1amp
1x1
2x1amp
3x10mg
1x1
2x1gr
1x1
4x25mg
3x250mg
2x1
Oral
Oral
Oral
Injeksi
Oral
Injeksi
Oral
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Infus
Infus
5 hari
5 hari
5 hari
4 hari
5 hari
4 hari
5 hari
6 hari
3 hari
2 hari
1 hari
1 hari
1 hari
6 hari
Citaz
Ureum : 28mg/dl
Kreatinin : 0,8 mg/dl
Trigliserida 5,6 mg/dl
Kolesterol Total :
241mg/dl
LDL : 170 mg/dl
HDL : 41 mg/dl
Trigliserida : 164 mg/dl
1x1
Klonidin
2x1
Prexum
1x1/2
Siprofloksasin
3x1
Fordesia
1x1
Plantacid
3x10cc
Kaptopril
4x25mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 2
Golongan dan Jenis Obat yang Digunakan Pasien Diabetes Mellitus dengan
Komplikasi Stroke di Rumah Sakit panti rapih Periode tahun 2005
Obat Sistem Kardiovaskular
No
1
Golongan
Antihipertensi
Kelompok
Antagonis
Reseptor
Angiotensin II
ACEI
ARBS
Calcium
Chanel Blocker
2
Antiangina
3
Diuretika
4
Obat sistem
koagulasi darah
5
Obat Hipolipidemik
6
Obat gangguan
sirkulasi darah
golongan nitrat
Calsium
Chanel Blocker
Diuretik osmotik
diuretika kuat
Anti trombosit
Hemostatik dan
antifibrinolitik
Klofibrat
Statin
vasodilator
Jenis obat
Candesartan
Losartan
Irbesartan
Kaptopril
Perindopril
Ramipril
Klonidin
Donepezil
Nimodipin
Amlodipin
nifedipin
Isosorbid
dinitrat
Diltiazem
hidroklorida
Manitol
Furosemid
Aspirin
Klopidogrel
Silostasol
Asam
traneksamat
Fenofibrat
Simvastatin
Atorvastatin
Pravastatin
nikergolina
Ko-dergokrin
Sibelium
Sitikolin
Ginko biloba
Nama Dagang
Blopress
Angioten
Aprovel
Capoten
Prexum
Triatec
Klonidin
Aricept
nimotop
Tensivask,
Norvask
Adalat Oros
Cedocard
Herbeserr
Manitol
Lasix
Tromboaspilet
Plavix
Citaz, Pletaal
Kalnex
Lipantil
Simvastatin
Atorvastatin
Pravachol
Sermion
Hydergin,
Ergotika
Sibelium
Nicholin, Brain
Act
Tanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Obat yang Bekerja mempengaruhi Darah dan Gizi
No.
Golongan
1
Cairan dan
elektrolit
parenteral
4
Vitamin
Jenis obat
Nama Dagang
Natrium laktat
maltosa, glukosa
NaCl 0,9%
Ion Ca, K,Na, C,Cl
asetat, laktat, glukosa
Alfatokoferol
Nikotinamid
Tiamina
tetrahidrosulfuril
disulfida basa
RL
Martos,RD
Infus NaCl 0,9%
Kaen 3B
Alinamin
Neurobion
Sanotake
Obat yang Bekerja sebagai Analgesik
No
Golongan
1
Analgesik non
opioid
Jenis Obat
Nama Dagang
Parasetamol
Asam Mefenamat
Kombinasi parasetamol
dengan bukan
psikoleptik
Sanmol
Mefinal
Sistenol
Obat Sistem Susunan Saraf Pusat
No.
1
Golongan
Psikofarmaka
Kelompok
hipnotik
dan ansiolitik
Obat untuk
psikosis
Antidepresan
2
3
4
5
Jenis Obat
Nama Dagang
Alprazolam
Estazolam
Diazepam
Klorpromasin
Xanax
Esilgan
Diazepam
Largactil
Amitriptilin
hidroklorida
Pemacu SSP
dan
penekan
nafsu makan
Antiepilepsi
pemacu
sistem
saraf pusat
Obat Antimual
dan vertigo
Antiparkinson
Antiemetik
Pirasetam
Fenitoin
Gabapentin
Karbamazepin
Fordesia®
Domperidon
Antimuskarinik
Trihexyfenidil
Pengobatan
Antiepilepsi
Methylcobalt®
Piritinol
Sertralin
Methylcobalt®
Enchepabol
Enerbol
Neurotam
Fenitoin
Gabapentin
Tegretol
Fordesia®
Vometa
Trihexyfenidil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Obat Antiinfeksi
No
1
Golongan
obat
Antibiotik
Kelompok
Jenis Obat
Penisilin
Amoksisilin
Sefalosporin
Seftriakson
Aminoglikosida
Kuinolon
Sefradin
Gentamisin
Siprofloksasin
Ofloksasin
Nama Dagang
Amoxan, Amoxillin
Zumafen
Ceftum,Ceradolan,
Claforan, Broadcef
Velosef
Tarivid
Ciproxin
tequin
Obat yang Bekerja pada Sistem Saluran Pernafasan
No.
1
2
3
4
Golongan
Kelompok
Antiasma dan
bronkodilator
Antihistamin dan
obat darurat alergi
Mukolitik
Antitusif dan
Ekspektoran
Teofilin
Aminofilin
Aminofilin
Antihistamin
Feniramin
maleat
Bromhexin
OBH®
Avil
Mucohexin
OBH®
Sanadryl
exp®
Sanadryl
exp®
Mukolitik
Obat batuk
kombinasi
Ekspektoran
5
Stimulan
pernafasan
dan surfaktan paru
Nama
Dagang
Jenis Obat
Stimulan
pernafasan
Transbronco
Ambroxol
Obat Hormonal
No
Golongan
1
Antidiabetik
Parenteral
Antidiabetik
Oral
2
Kelompok
Jenis obat
Nama
Dagang
Insulin
kerja singkat
Insulin
Sulfonilurea
Glipisid
Glimepirid
Glikasid
Metformin
HCl
Repaglinid
Glucovance®
Glucotrol
Amaryl
Diamicron
Actos®
Actos®
Biguanid
Miglitinid
Kombinasi
Glibenklamid dan
Metformin
Thiazolidinedione
Diabex
Novonorm
Glucovance®
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Obat Otot Skelet dan Sendi
No
1
Golongan
Kelompok
Obat untuk
reumatik
Obat
penekan
proses
penyakit
reumatik
Anti inflamasi
dan gout
2
Obat yang
digunakan
dalam gangguan
neuromuskuler
Jenis Obat
Nama
Dagang
Allupurinol
Zyloric
Ketoprofen
non steroid
Kortikosteroid
Selekosib
Deksametason
Pronalges
Profenid
Celebrex
Kalmethasone
Pelemas
otot rangka
Eperison HCl
Myonal
Obat yang Bekerja pada Sistem Saluran Cerna
No
1
2
3
Golongan obat
Kelompok
Jenis Obat
Mengandung
Al
dan atau Mg
Antitukak
Antasida
Pencahar
Antagonis
reseptor H2
Khelator dan
senyawa
komplek
Penghambat
pompa proton
stimulan
osmotik
enzim
pencernaan
Obat untuk
gangguan
empedu
1
Golongan
Gangguan
Saluran kemih
Jenis Obat
Tolterodin
Asam
amino
esensial
Plantacid
Ranitidin
Zantac,
Rantin
Sukralfat
Inpepsa
Omeprazol
Omeprazol
bisakodil
natrium
pikosulfat
lactulosa
Dulcolax
Laxoberon
Pankreatin
Primperan
Obat Saluran Kemih
No
Nama
Generik
Nama
Dagang
Detrusitol
Ketosteril
Lactulac
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi yang berjudul “Evaluasi
Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus
Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta Periode tahun 2005” ini
memiliki nama lengkap Fransisca Widyastuti. Penulis
adalah anak bungsu dari tiga bersaudara yang lahir dari
pasangan Aloysius Sajiman dan Agustina Ari Prihatini.
Penulis lahir pada tanggal 9 Maret 1984 di Ambarawa.
Penulis menyelesaikan pendidikan taman
kanak-kanak di TK Virgo Maria I Ambarawa pada tahun 1990. Pendidikan
sekolah dasar ditempuh di SD Virgo Maria I Ambarawa dan tamat pada tahun
1996. Pada tahun 1999, penulis menyelesaikan pendidikan di SLTP Pangudi
Luhur Ambarawa dan pada tahun 2002 tamat dari SMU Don Bosko Semarang.
Penulis memasuki jenjang perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2002.
Download