PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI PASIEN DIABETES MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI STROKE DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Fransisca Widyastuti NIM : 028114082 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI PASIEN DIABETES MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI STROKE DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Fransisca Widyastuti NIM : 028114082 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempattempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, kerna kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan. Skripsiku ini kupersembahkan untuk orang-yang menyayangiku dengan tulus dan selalu memberikan yang terbaik untukku. Untuk Bapak, Ibu, Mbak Santi, Mbak Rini yang selalu memberikan kasih sayang dan perhatian yang luar biasa Untuk semua sahabatku yang selalu setia mendukung dalam suka dan duka Untuk Almamaterku v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan bimbinganNya yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode tahun 2005”. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam penyelesaian jenjang studi untuk meraih gelar Sarjana Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Keberhasilan penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan perhatian orangorang di sekitar penulis, baik secara materi maupun emosional. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Rita Suhadi, M. Si., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, selaku pembimbing utama dan penguji yang dengan kesabaran telah memberi semangat, dukungan, gagasan dan kritik yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. 2. Drs. Mulyono, Apt. selaku penguji yang telah banyak membantu dan memberi dukungan yang sangat berarti bagi penulis. 3. dr. Luciana Kuswibawati, M. Kes. selaku penguji yang telah banyak membantu dan memberi dukungan yang sangat berarti bagi penulis. 4. Direktur Rumah Sakit Panti Rapih atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian. vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Kepala beserta Staf bagian personalia Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta atas segala bantuan dan dukungannya. 6. Kepala dan Staf Bagian Pelayanan Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini. 7. Seluruh pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Pantai Rapih Yogyakarta yang secara tidak langsung telah membantu penelitian ini, semoga Anda selalu dalam rahmat dan berkat Tuhan. 8. Kepada kedua orang tuaku Aloysius Sajiman dan Agustina Ari Prihatini yang telah memberikan doa, semangat dan semua yang kubutuhkan hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Kepada keluargaku Edeltruidis Widyarsanti dan Veronica Widyarini, Indro Yuwono, Fadly Potu dan semua keponakanku yang telah memberi doa, semangat dan menjadi motivator dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Kepada Astri Meirinawati yang selalu mendukungku, terima kasih atas perjalanan yang menyenangkan, menyedihkan dan mengharukan selama ini. 11. Ema Nillafita, Francisca Nurina, Novita Widi atas persahabatan yang tulus dan bantuannya selama ini. 12. Antonius Heri Kristanto, Kornelius Nicko, dan keluarga atas doa, semangat, kasih sayang dan menakjubkan. vii pelajaran pendewasaan diri yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. Seluruh anggota UKM Bola Basket Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berbagai generasi yang telah memberi warna dalam hidupku. 14. Semua sahabat alumnus SMU Don Bosko Semarang atas doa dan dukungannya, persahabatan kita takkan terlupakan. 15. Semua teman kelompok praktikum D. Kalian telah membuat praktikum menjadi sangat menyenangkan. 16. Semua teman-teman angkatan 2002 terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya. 17. Seluruh keluarga besar dan teman-temanku yang namanya tak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa dan dukungannya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, oleh karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala ketidaksempurnaan tersebut, dan dengan lapang dada penulis akan menerima kritik, koreksi, dan saran dalam berbagai bentuk dari pihak lain guna menjadikan skripsi ini lebih baik. Pada akhirnya, penulis berharap semoga keseluruhan isi skripsi ini dapat berguna bagi banyak pihak. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI INTISARI Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit endokrin. Penyakit diabetes mellitus dapat menyebabkan berbagai komplikasi termasuk stroke. Komplikasi ini berbahaya karena dalam waktu singkat dapat menyebabkan kematian. Pasien diabetes mellitus komplikasi stroke memerlukan penetalaksanaan terapi yang rasional untuk keberhasilan terapi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif evaluatif dan pengambilan data secara retrospektif. Bahan yang digunakan adalah lembar rekam medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi managemen terapi dan drug related problems pada 29 pasien diabetes mellitus komplikasi stroke.Hasil penelitian menunjukkan distribusi pasien adalah 58,62% wanita dan 41,38% lakilaki. Pasien dengan kelompok umur 41-50 tahun 13,79%; 51-60 tahun 27,59%; 61-70 tahun 27,59%; 71-80 tahun 20.69%; dan 81-90 tahun 10,34%. Hipertensi merupakan komplikasi kedua yang paling banyak. Pada pasien diabetes mellitus komplikasi stroke kelas terapi obat yang digunakan adalah 100% obat sistem kardiovaskular; 89,66% obat gizi dan darah; 37,93% obat saluran cerna; 68,97% obat antiinfeksi; 82,76% obat saraf pusat; 27,59% obat saluran pernafasan; 44,83% obat analgesik; 62,07% obat hormonal; 24,14% obat saluran kemih dan 27,59% obat otot dan skelet. Hasil evaluasi DRP yang terjadi pada penelitian ini sebanyak 11 pasien dengan obat tidak tepat, 1 pasien butuh tambahan terapi obat, dan 3 pasien dengan dosis berlebih. Kata kunci :diabetes mellitus, komplikasi stroke, drug related problems (DRP) x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Diabetes mellitus is one of the endocrine diseases. This disease can cause various complications including stroke. This complication is very serious condition leading to death in short period. The diabetes mellitus with stroke complication patients need a rational therapy procedure to obtain a successful outcome. The research was done non experimental method and with description and evaluation research program and collected the data from medical record sheet retrospectively. The research was done to evaluate the therapy management and its drug related problems (DRP) in 29 diabetes mellitus with stroke complication patient. The result showed that the patient distribution was 58.62% women and 41.38% men; 13.79% of 41-50 years; 27.59% of 51-60 years; 27.59% of 61-70 years; 20.69% of 71-80 years; and10.34% of 81-90 years; with hypertension as the highest second complication. The drug therapy classes of the diabetes mellitus with stroke patient were cardiovascular system, 100%. blood and nutrient 89.66%; digestive 37.93%; anti infection 68.97%; the central nerves system 82.76%; respiratory system 27.59%; analgesic therapy 44.83%; hormonal therapy 62.07%; urinary system 24.14% and muscle 27.59%. The DRP evaluation in this research showed that 11 patients with inappropriate drug, 1 patient with additional drug therapy, and 3 patients with overdose. Key words: diabetes mellitus, stroke complication, drug related problems(DRP) xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………… ii HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………. iii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….. iv HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………… v KATA PENGANTAR…………………………………………………… vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………. ix INTISARI……………………………………………………………….... x ABSTRACT……………………………………………………………….. xi DAFTAR ISI……………………………………………………………… xii DAFTAR TABEL………………………………………………………… xvi DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xviii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xix BAB I. PENGANTAR…………………………………………………… 1 A. Latar Belakang………………………………………………………… 1 1. Permasalahan……………………………………………………… 3 2. Keaslian Penelitian………………………………………………… 4 3. Manfaat penelitian……………………………………………….... 5 a. Manfaat teoritis……………………………………………….. 5 b. Manfaat praktis……………………………………………….. 5 B. Tujuan Penelitian……………………………………………………... 6 1. Tujuan umum……………………………………………………… 6 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Tujuan khusus…………………………………………………….. 6 BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………… 7 A. Diabetes Mellitus……………………………………………………… 7 1. Definisi,klasifikasi…………………………………………………. 7 2. Faktor risiko………………………………………………………... 8 3. Patologi…………………………………………………………….. 9 4. Gejala dan tanda…………………………………………………….11 5. Komplikasi diabetes mellitus………………………………………. 11 6. Diagnosis………………………………………………………… 14 B. Stroke………………………………………………………………….. 15 1. Definisi, klasifikasi………………………………………………… 15 2. Faktor risiko……………………………………………………… 16 3. Patologi…………………………………………………………… 18 4. Gejala dan tanda…………………………………………………… 19 5. Diagnosis………………………………………………………… 19 C. PenatalaksanaanTerapi………………………………………………… 20 1. Tujuan terapi……………………………………………………… 20 2. Sasaran terapi……………………………………………………… 20 3. Strategi terapi……………………………………………………… 22 D. Drug Related Problems ……………………………………………… 24 E. Keterangan Empiris…………………………………………………… 26 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……………………………… 27 A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………… 27 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. Definisi Operasional…………………………………………………… 27 C. Subjek Penelitian…………………………………………………… 28 D. Bahan Penelitian……………………………………………………… 29 E. Tempat Penelitian…………………………………………………… 29 F. Tata Cara Penelitian…………………………………………………… 29 1. Tahap penelusuran situasi 2. Tahap pengambilan data 3. Tahap penyelesaian data G. Kesulitan Penelitian…………………………………………………… 31 H. Analisis Hasil………………………………………………………… 31 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………… 33 A. Gambaran Umum Profil Pasien……………………………………….. 33 1. Prosentase kasus berdasarkan kelompok umur……………………. 33 2. Prosentase kasus berdasarkan jenis kelamin……………………….. 34 3. Prosentase kasus berdasarkan komplikasi lain…………………… 35 B. Gambaran Umum Profil Obat………………………………………… 36 1. Obat sistem kardiovaskular……………………………………… 37 2. Obat gizi dan darah………………………………………………… 40 3. Obat sistem saluran cerna………………………………………… 41 4. Obat antiinfeksi…………………………………………………… 43 5. Obat Sistem Saraf Pusat…………………………………………… 43 6. Obat sistem saluran nafas………………………………………… 45 7. Obat analgesik……………………………………………………… 46 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. Obat hormonal…………………………………………………… 46 9. Obat Saluran Kemih……………………………………………… 47 10. Obat otot skelet dan sendi………………………………………… 48 C. Gambaran Kasus Drug Related Problems…………………………… 48 D. Gambaran Dampak Terapi…………………………………………... 53 E. Rangkuman………………………………………………………….. 54 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………….. 57 A. Kesimpulan…………………………………………………………… 57 B. Saran………………………………………………………………….. 58 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 59 LAMPIRAN ……………………………………………………………. 61 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel I Lima Komponen Metabolic Syndrome............................................9 Tabel II Klasifikasi Etiologi pada Diabetes Mellitus……………………..14 Tabel III. Target Penurunan Kolesterol pada Pasien Stroke…………..........21 Tabel IV Kriteria Pengendalian Diabetes Mellitus………………………...21 Tabel V Pilihan Obat untuk Farmakoterapi Stroke Iskemik………………24 Tabel VI Kategori DRP dan Kemungkinan Penyebabnya…………………25 Tabel VII Kelas Terapi Obat-obat yang diberikan pada Pasien Diabetes mellitus dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih tahun 2005............................................37 Tabel VIII Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat penyakit pada sistem kardiovaskular yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005...........................................................................40 Tabel IX Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat Mempengaruhi darah dan gizi yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005...................................................................41 Tabel X Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat untuk penyakit pada saluran cerna yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005......................................................................................42 Tabel XI Golongan dan Jenis Obat Antiinfeksi yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005.........................................................43 Tabel XII Jenis obat susunan saraf pusat yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005.........................................................44 Tabel XIII Jenis obat saluran pernafasan yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005.........................................................45 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel XIV Jenis obat analgesik yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005……………………………… 46 Tabel XV Jenis obat hormonal yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005................................................................... 47 Tabel XVI Jenis obat saluran kemih yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005................................................................... 47 Tabel XVII. Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat untuk panyakit otot skelet dan sendi yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005................................................................... 48 Tabel XVIII Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode tahun 2005.................................................. 49 Tabel XIX Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode tahun 2005.................................................. 50 Tabel XX Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode tahun 2005.................................................. 51 Tabel XXI Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode tahun 2005.................................................. 52 Tabel XXII Ringkasan DRP……………………………………………. 56 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Distribusi Pasien Diabetes Mellitus Komplikasi Stroke Berdasarkan Kelompok Umur………………………... 33 Distribusi Pasien Diabetes Mellitus Komplikasi Stroke Berdasarkan Jenis Kelamin…………………………… 34 Gambar 3 Prosentase terjadinya Komplikasi Lain……………….. 35 Gambar 4 Distribusi Pasien Diabetes mellitus berdasarkan Dampak Terapi............................................................................... 54 Gambar 2 xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Stroke di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005….……………………………61 Lampiran 2. Daftar Obat Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Stroke di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005…………………76 xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme lemak, karbohidrat dan protein. Gangguan ini disebabkan karena kekurangan sekresi insulin, penurunan sensitivitas aksi insulin atau keduanya (Triplit, Reasner, dan Isley, 2005). Diabetes mellitus bersifat kronik sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menjalani terapi. Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mengurangi risiko komplikasi penyakit mikrovaskuler dak makrovaskuler, untuk memperbaiki gejala, mengurangi angka kematian, dan memperbaiki kualitas hidup (Triplitt et al., 2005). Di Indonesia, prevalensi diabetes mellitus sebesar 4,1% pada tahun 1995 dan diproyeksikan menjadi 6,5% pada orang dewasa tahun 2025. Menurut King dan Rewers, epidemik diabetes mellitus pada orang dewasa di seluruh dunia terjadi karena gaya hidup dan perubahan sosioekonomi (cit.Moningkey, 2000). Jumlah penderita diabetes mellitus diperkirakan akan terus meningkat sesuai dengan gaya hidup masyarakat sekarang ini. Diabetes mellitus bukanlah suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal, akan tetapi terdapat beberapa mekanisme penyebab diabetes mellitus yang dapat menimbulkan gangguan pada penderitanya. Gangguan tersebut dapat disebabkan karena gejala maupun pengobatannya, komplikasi yang ditimbulkan, menurunnya produktivitas, dan angka harapan hidup (Moningkey, 2000). 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Penyakit diabetes mellitus dapat menimbulkan beberapa komplikasi antara lain dislipidemia, neuropati, impotensi seksual, retinopati, manifestasi sendi, katarak, hipertensi, TBC, nefropati, stroke, dan selulitis-gangren. Timbulnya komplikasi dapat dipicu oleh gaya hidup seseorang (Mutalib, 2000). Stroke merupakan salah satu komplikasi yang muncul pada pasien diabetes mellitus. Stroke adalah kedaruratan medis akibat kerusakan neurologik oleh karena gangguan akut aliran darah ke otak akibat terjadinya penyumbatan atau perdarahan pada stroke hemoragik (Wibowo dan Gofir, 2001). Diabetes mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak yang berukuran besar. Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan menimbulkan aterosklerosis dan menghambat aliran darah ke otak yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian sel-sel otak dan mengakibatkan stroke (Robert, 2002). Prevalensi diabetes mellitus dengan komplikasi stroke sebesar 4,2% dari 2300 penderita diabetes mellitus yang tercantum dalam data cross sectional pasien rawat jalan di RSU Tangerang (Mutalib, 2000). Prevalensi diabetes mellitus komplikasi stroke relatif kecil jika dibandingkan dengan komplikasi yang lain, akan tetapi diabetes mellitus komplikasi stroke termasuk komplikasi yang berbahaya. Serangan stroke akut dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Stroke merupakan penyakit ke-3 yang menyebabkan kematian setelah penyakit kardiovaskular dan kanker. Akibat lain yang dapat muncul adalah kecacatan fisik dan mental pada penderita. Pengobatan rawat inap pasien diabetes mellitus di rumah sakit, seringkali bukan hanya karena penyakit diabetes mellitus melainkan karena komplikasi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 ditimbulkannya. Pengobatan diabetes mellitus dengan komplikasi stroke ini akan memungkinkan terjadinya drug related problems (DRP) atau masalah-masalah yang berkenaan dengan obat. Drug related problems seringkali terjadi karena tidak hanya memperhatikan pengobatan satu penyakit saja, akan tetapi dua penyakit bahkan lebih, oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi pemberian terapi yang tepat dan rasional pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke. Penelitian dilakukan pada pasien rawat inap diharapkan kondisi pasien lebih terkontrol dan waktu untuk menunjukkan perubahan atau hasil terapi relatif cepat. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih yang berlokasi di jalan Cik Dik Tiro no. 39 Yogyakarta, mengingat bahwa rumah sakit ini termasuk salah satu rumah sakit besar yang memiliki pelayanan rawat inap yang dapat memberikan terapi kepada pasien diabetes mellitus komplikasi stroke dan memiliki unit rekam medik. 1. Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka diperoleh beberapa permasalahan sebagai berikut ini. a. Seperti apakah profil pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang meliputi umur, jenis kelamin, jenis diabetes mellitus dan komplikasi lain di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 b. Seperti apakah profil terapi yang diberikan pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang meliputi kelas terapi, jenis obat, dosis obat, frekuensi pemberian, dan lama pemberian obat di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005? c. Seperti apakah Drug Related Problems (DRP) yang terjadi pada penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005? d. Seperti apakah dampak terapi pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke setelah menjalani terapi di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005? 2. Keaslian Penelitian Berdasarkan informasi yang diperoleh, penelitian mengenai evaluasi penatalaksanaan terapi pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih periode tahun 2005 ini belum pernah dilakukan. Penelitian yang telah dilaksanakan dan terkait dengan penelitian ini antara lain : a. Pola Peresepan Obat Hipoglikemi dan Studi Literatur interaksi obat pada pasien Diabetes mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta (Periode Januari-Maret 2002) oleh Rivana (2004). b. Gambaran Peresepan Obat pada Pasien Diabetes mellitus tipe-2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit dr. Sardjito Yogyakarta (Periode 20012002) oleh Endah (2004). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 c. Kajian Peresepan dan Biaya Obat Pasien Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta (periode 1999) oleh Santi (2002). d. Pola Pengobatan Penyakit Stroke pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta (periode 1999) oleh Kristanto (2001). Penelitian ini sangat terkait dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian yang pernah dilakukan melihat pola peresepan dan biaya obat pasien hanya dalam satu penyakit yaitu diabetes mellitus atau stroke, sedangkan penelitian ini melihat penatalaksanaan terapi pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke, yang meliputi profil pasien, profil peresepan, DRP, dan dampak terapi pada pasien. Selain itu penelitian ini juga berbeda dalam hal subjek penelitian, objek penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian. 3. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut ini. a. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta. b. Manfaat praktis Bagi pihak farmasis rumah sakit penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan gambaran pola peresepan dan bahan pertimbangan dalam pengelolaan obat kepada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengevaluasi penatalaksanaan terapi pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui profil pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang meliputi umur, jenis kelamin, jenis diabetes mellitus dan komplikasi lain di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005. b. Mengetahui profil terapi yang diberikan pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang meliputi kelas terapi, jenis obat, dosis obat, frekuensi pemberian dan lama pemberian obat di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005. c. Mengetahui Drug Related Problems (DRP) atau masalah-masalah yang berkenaan dengan obat yang terjadi pada penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005. d. Mengetahui dampak terapi pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke setelah menjalani terapi di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Diabetes mellitus 1. Definisi Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, serta protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin, sensitivitas insulin, atau keduanya (Triplitt et al., 2005). Klasifikasi berdasarkan etiologi, perjalanan alamiah dan faktor risiko diabetes mellitus adalah sebagai berikut ini. a. Diabetes Mellitus tipe I Diabetes mellitus tipe I ditandai dengan defisiensi insulin secara absolut. Penyakit ini biasanya didiagnosa sebelum umur 30 tahun, dan merupakan jenis diabetes mellitus yang paling sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Diabetes mellitus tipe I disebabkan oleh destruksi sel beta pulau Langerhans. Patogenesis terjadi meliputi predisposisi genetik, faktor lingkungan seperti faktor gizi pada masa neonatal dan bayi usia dini. b. Diabetes Mellitus tipe II Penyebab diabetes mellitus tipe II adalah kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin berupa menurunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 resistensi insulin sepenuhnya, sehingga terjadi defisiensi relatif insulin (Triplitt et al, 2005). c. Diabetes mellitus pada kehamilan Keadaan ini hanya terbatas pada wanita hamil dan gangguan toleransi glukosa terjadi pertama kali selama kehamilan. Apabila sebelum hamil sudah menderita diabetes mellitus maka tidak termasuk kategori ini. Gangguan ini seringkali adalah diabetes mellitus tidak tergantung insulin (Moningkey, 2000). d. Diabetes mellitus tipe spesifik lainnya Salah satu diabetes mellitus spesifik yang lain adalah Maturity Onset Diabetes of Youth (MODY), yang dikarakterisasi sebagai terganggunya sekresi insulin. Ketidakmampuan secara genetik untuk mengubah proinsulin menjadi insulin mengakibatkan hiperglikemia ringan pada usia dini dan hal tersebut akan diwariskan pada pola autosomal yang dominan (Triplitt et al, 2005). 2. Faktor Risiko Obesitas merupakan faktor risiko dari diabetes mellitus. Metabolic syndrom biasanya merupakan penanda dari diabetes mellitus tipe II. Salah satu hubungan nyata antara keduanya adalah obesitas, yang mana menyebabkan resistensi terhadap insulin pada diabetes mellitus tipe II. Sebagian besar pasien diabetes mellitus tipe II memiliki obesitas abdominal dan mungkin memiliki dislipidemia, hipertensi dan tanda lainnya dari metabolic syndrom. Obesitas abdominal itu sendiri adalah faktor risiko dari diabetes mellitus tipe II dan penyakit kardiovaskular. Hubungan ini menerangkan banyak tetapi tidak semua pasien diabetes mellitus tipe II terserang komplikasi kardiovaskular yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 disebabkan adanya aterosklerosis. Percobaan secara random dengan kontrol merupakan test yang umum mengenai pengaruh dari perubahan gaya hidup (menurunkan berat badan dan latihan secara rutin) dan obat metformin dapat menurunkan risiko kemajuan dari IGT (impaired glucose tolerance) menjadi diabetes mellitus tipe II (Genauth, 2003). Tabel I. Lima komponen metabolic syndrome Faktor Risiko Tingkatan batas Obesitas abdominal Lingkar pinggang Laki-laki >102 cm (> 40 in) Wanita >88 cm (>35in) Trigliserida ≥150 mg/dl High-density-lipoprotein C Laki-laki < 40 mg/dl Wanita <50 mg/dl Tekanan darah ≥130/≥85 mmHg Glukosa Puasa ≥110 mg/dl (Triplitt et al, 2005). 3. Patologi a. Diabetes Mellitus Tipe I Diabetes mellitus tipe I berjumlah kira-kira 10% dari semua kasus diabetes mellitus. Diabetes mellitus tipe I pada umumnya berkembang pada masa kanakkanak atau sebelum dewasa, dan biasanya disebabkan karena adanya kerusakan immune mediated dari sel β pankreas, dan menyebabkan kekurangan insulin mutlak. Disini periode preklinikal panjang (kira-kira 9 sampai 13 tahun) ditandai oleh adanya immune markers ketika sel β rusak dimungkinkan terjadi. Hiperglikemia terjadi ketika 80% sampai 90% dari sel β rusak. Disini transient melemah diikuti timbulnya penyakit bergabung dengan risiko terjadinya komplikasi dan kematian. Faktor tetap proses autoimun belum diketahui, tetapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 proses tersebut diperantarai oleh makrofag dan limfosit T dengan perubahan autoantibodies menjadi variasi antigen sel β. b. Diabetes Mellitus Tipe II 1) Aksi normal insulin Pada saat puasa, 75% total glukosa tubuh berada di jaringan yang tidak tergantung insulin seperti otak, liver, dan jaringan gastrointestinal. Pengambilan glukosa di otak pada saat makan dan puasa sama dan hal ini tidak berubah pada diabetes tipe II, sedangkan 25% sisanya, metabolisme glukosa berada di otot yang tergantung dengan hormon insulin. Pada saat puasa, kira-kira 85% produksi glukosa berasal dari hepar dan sisanya dihasilkan dari ginjal. Pada saat makan, karbohidrat yang dikonsumsi meningkatkan konsentrasi glukosa plasma dan merangsang insulin lepas dari sel β pankreas, hingga terjadi hiperinsulinemia. Akibat hiperinsulinemia dapat menekan produksi glukosa hepar dan merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan sekitar. Pada keadaan normal kadar glukosa darah dapat terkontrol (Triplitt et al, 2005). 2) Sekresi insulin terganggu Pankreas yang mempunyai fungsi normal sel β mampu mengatur sekresi insulin untuk memelihara toleransi glukosa normal. Pada seseorang yang tidak menderita diabetes, insulin akan meningkat pada resistensi yang tinggi dan toleransi glukosa normal. Sekresi insulin yang terganggu ditemukan seragam pada diabetes mellitus tipe II dan perkembangan gangguan sel β mempunyai ciri-ciri yang berbeda pada tiap populasi etnis (Triplitt et al, 2005). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 Diabetes mellitus tipe II jumlahnya kira-kira 90% dari semua kasus diabetes mellitus dan biasanya ditandai dengan resisten terhadap insulin dan kekurangan insulin relatif. Resisten terhadap insulin ditandai dengan meningkatnya lipolisis dan produksi asam lemak bebas. Meningkatnya produksi glukosa dalam hati, dan menurunnya asupan glukosa pada otot skeletal. Disfungsi sel β berperan meningkatkan keburukan kontrol glukosa darah dengan waktu. Diabetes mellitus tipe II terjadi karena gaya hidup seperti kelebihan kalori, kurang olahraga dan kegemukan (Schwinghammer, 2000). 4. Gejala dan Tanda Gejala yang khas dari diabetes mellitus adalah rasa haus yang berlebihan, poliuria, pruritus, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Manifestasi yang lain berhubungan dengan terjadinya komplikasi (Moningkey, 2000). Komplikasi yang dapat timbul pada diabetes mellitus antara lain dislipidemia, neuropati, impotensi seksual, retinopati, manifestasi sendi, katarak, hipertensi, TBC, jantung koroner, nefropati, stroke dan selulitis-gangren. Komplikasi diabetes mellitus pada umumnya didasari oleh neuropati, mikroangiopati dan makroangiopati (Muthalib, 2000). 5. Komplikasi Diabetes Mellitus Komplikasi diabetes mellitus terjadi akibat gangguan metabolik akut (hipoglikemia atau hiperglikemia) atau pada tahap lanjut, akibat kerusakan mikrovaskular dan makrovaskular, dimana risikonya tergantung pada kontrol terhadap kadar glukosa dan faktor risiko vaskular konvensional (Davey, 2002) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 a. Komplikasi mikrovaskular 1). Penyakit mata Satu dari antara tiga orang dengan diabetes mellitus mengalami penyakit mata dan 5% mengalami kebutaan pada umur 30 tahun. Retinopati terjadi akibat penebalan membran basal kapiler, yang menyebabkan pembuluh darah mudah bocor, pembuluh darah tertutup dan edema makula. 2). Nefropati Keadaan ini terjadi 15-25 tahun setelah diagnosis pada 35-45% pasien dengan diabetes mellitus tipe I dan <20% pasien dengan diabetes mellitus tipe II. Lesi awalnya adalah hiperfiltrasi glomerulus (peningkatan laju filtrasi glomerulus) yang menyebabkan penebalan difus pada membran basal glomerulus, bermanifestasi sebagai mikroalbuminuria, merupakan tanda yang sangat akurat terhadap kerusakan vaskular secara umum dan menjadi prediktor kematian akibat penyakit kardiovaskular. 3). Neuropati Keadaan ini terjadi melalui beberapa mekanisme, termasuk kerusakan pada pembuluh darah kecil yang memberi nutrisi pada saraf perifer, dan metabolisme gula yang abnormal (Davey, 2002). b. Komplikasi makrovaskular Diabetes mellitus merupakan faktor risiko mayor pembentukan aterosklerosis. Pada pasien diabetes mellitus diawali dengan disfungsi endotel. Perubahan endotel tersebut akan menginduksi sekresi berbagai khemikine, meningkatkan ekspresi molekul adesi endothelial untuk leukosit dan trombosit, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 serta meningkatkan permebilitas terhadap lipoprotein dan berbagai konstituen plasma yang lain. Keadaan tersebut akan menyebabkan monosit dan makrofag serta infiltrasi lipoprotein lebih tertarik masuknya ke ruang subendotelial. Lebih lanjut LDL yang ada di rongga subendotel akan berikatan dengan proteoglikan aterial, mengalami oksidasi dan kemudian dimakan oleh makrofag. Makrofag dan lekosit lain yang mengalami aktivasi serta trombosit yang beragregasi, menstimulasi proliferasi otot polos dan mengeluarkan matriks ekstraseluler dan berpuncak pada pembentukan lesi kompleks yang berisi materi protrombotik yang dibungkus fibrin. Bungkus fibrin disobek oleh matrix metaloproteinase berakibat terbentuknya trombus dan dapat menyumbat arteri (Rampengan, 2006). Aterosklerosis dapat mengakibatkan embolisasi serta oklusi arteri. Stroke iskemik dapat dianggap sebagai puncak dari serangkaian kejadian kerusakan pada sel saraf, yang diawali dengan injury pada sel endotel yang kemudian berlanjut pada terjadinya aterosklerosis, yang dipicu oleh sekumpulan faktor resiko sehingga terjadi sumbatan aliran darah ke otak, karena plak yang terbentuk semakin besar (Iskandar, 2004). c. Pencegahan komplikasi Kontrol glikemik yang baik menghambat timbul dan berkembangnya semua penyakit mikrovaskular. Penyakit makrovaskular jarang terjadi pada pasien dengan tekanan darah yang terkontrol dengan baik (< 140/90 mmHg), dan apabila semua faktor risiko yang lain telah bisa dikendalikan dengan optimal. Hal ini merupakan indikasi dilakukannya terapi penurunan kolesterol dan tekanan darah dengan agresif (Davey, 2002). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Tabel II. Klasifikasi Etiologi pada Diabetes Mellitus Diabetes mellitus tipe I *(destruksi sel β, biasanya dikendalikan oleh defisiensi insulin absolut) Imun tak langsung Idiopatik b. Diabetes mellitus tipe II (mungkin rentang antara kelebihan resistensi insulin dengan defisiensi insulin relatif sampai kelebihan sekresi kerusakan insulin dengan resistensi insulin) c. Diabetes tipe spesifik lainnya Kerusakan genetik dari fungsi sel β Kromosom 12, HNF-1α (pembentukan MODY3) Kromosom 7, glukokinase (pembentukan MODY2) Kromosom 20, HNF-4 α (pembentukan MODY2) Kerusakan genetik pada aksi insulin Resisten insulin tipe A Penyakit pada eksokrin pankreas Pancreatitis Trauma/pancreatectomy Neoplasia Endocrinopathies Acromegaly Cushing syndrome Glucagonoma Penyebab dari obat atau bahan kimia Nicotinic acid Glucocorticoids Thiazides a. Infeksi Congenital rubella Cytomegalovirus Bentuk yang tidak biasa dari immune-mediated diabetes Stiff-man syndrome Anti-insulin receptor antibodies Sindrom genetik lainnya yang bergabung dengan diabetes Down syndrome Turner syndrome Friedreich ataxia Myotonic dystrophy d. Gestational diabetes mellitus (GDM) (Genuth, 2003) 6. Diagnosis Pemeriksaan secara teliti diabetes mellitus tipe II dapat dilakukan setiap 3 tahun pada usia dewasa dimulai usia 45 tahun. Pemeriksaan perlu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 dipertimbangkan untuk dilakukan sebelum usia yang ditentukan dan secara berulangkali untuk individu yang berisiko terkena diabetes mellitus seperti yang memiliki riwayat keluarga diabetes mellitus, obesitas, dan kurang melakukan olahraga (Schwinghammer, 2000). Secara umum diagnosis untuk penyakit diabetes mellitus terdiri dari 3 uji, yaitu a. Kadar glukosa plasma (Fasting Plasma Glucose = FPG) ≥ 126 mg/dL. b. Kadar glukosa 2 jam setelah makan (Oral Glucose Tolerance Test = OGTT) ≥ 200 mg/dL. c. Kadar glukosa pada umumnya ≥ 200mg/dL dengan gejala diabetes (Triplitt et al., 2005). B. Stroke 1. Definisi Stroke merupakan kedaruratan medis akibat kerusakan neurologik oleh karena gangguan akut aliran darah ke otak akibat terjadinya penyumbatan atau perdarahan pada stroke hemoragik (Wibowo dan Gofir, 2001). Stroke dapat berupa stroke iskemik (88%) atau stroke hemoragik (12%) (Triplitt et al., 2005). Secara garis besar stroke dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu : a. Stroke Iskemik Stroke Iskemik mempunyai berbagai etiologi, tetapi pada prinsipnya disebabkan oleh aterotrombosis atau emboli, yang masing-masing akan mengganggu atau memutuskan aliran darah otak atau cerebral blood flow (CBF). Nilai normal CBF adalah 50-60 ml/100mg/menit. Iskemik terjadi jika CBF PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 <30ml/100mg/ menit. Jika CBF turun sampai < 10 ml/mg/menit akan terjadi kegagalan homeostasis, yang akan menyebabkan influks kalsium secara cepat, aktivitas protease, yakni suatu proses berantai eksitotoksik dan pada akhirnya kematian neuron. Reperfusi yang terjadi kemudian dapat menyebabkan pelepasan radikal bebas yang akan menambah kematian sel. Reperfusi juga menyebabkan transformasi perdarahan dari jaringan infark yang mati. Jika gangguan CBF masih antara 15-30 ml/100mg/menit, keadaan iskemik masih dapat dipulihkan jika terapi dilakukan sejak awal (Wibowo dan Gofir, 2001). b. Stroke Hemoragik Stroke hemoragik sering disebut juga stroke perdarahan. Stroke perdarahan dapat dibagi menjadi 2, yaitu perdarahan intraserebral dan perdarahan subarakhnoid. Perdarahan intraserebal dapat terjadi akibat komplikasi pemberian antikoagulan, misalnya warfarin, sedangkan perdarahan subarakhnoid dapat terjadi karena pecahnya aneurisma (Wibowo dan Gofir, 2001). 2. Faktor Risiko a. Faktor risiko yang tidak dapat terkontrol Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol meliputi umur, ras/bangsa, jenis kelamin dan riwayat keluarga. Semakin tua seseorang maka risiko terkena stroke semakin tinggi. Pada laki-laki risiko terjadinya stroke lebih tinggi daripada wanita (Iskandar, 2004). b. Faktor risiko yang dapat dikontrol Terjadinya stroke dipicu oleh beberapa faktor mendukung yang dapat dikendalikan dengan menjalani terapi. Salah satu faktor tersebut adalah diabetes PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 mellitus, diabetes mellitus didefinisikan kadar gula dalam plasma pada waktu puasa 126 mg/dL atau diukur lebih lanjut pada dua parameter yang lainnya. Saat diabetes sudah diterapi, masih dapat meningkatkan risiko seseorang terserang stroke. Beberapa penderita diabetes mellitus juga memiliki tekanan darah tinggi, kadar kolesterol dalam darah tinggi, dan kelebihan berat badan, hal ini akan dapat meningkatkan risiko stroke lebih besar. Faktor lain yang dapat memicu terjadinya stroke antara lain perokok, carotid atau penyakit arteri lainnya, Atrial fibrillation, penyakit jantung, transient ischemic attacks (TIAs), tingginya jumlah sel darah merah, tingginya kadar kolesterol dalam darah, kurang aktivitas dan kelebihan berat badan, konsumsi alkohol, dan konsumsi obat terlarang (Anonim, 2005). Diabetes mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak yang berukuran besar. Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan menimbulkan aterosklerosis dan menghambat aliran darah ke otak yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian sel-sel otak dan mengakibatkan stroke (Robert, 2002). Pada orang normal (tidak hipertensi) mempunyai suatu sistem autoregulasi arteri serebral. Batas tekanan darah yang dapat ditanggulangi oleh autoregulasi ialah 200mmHg untuk tekanan sistolik dan 110-120 mmHg untuk tekanan diastolik. Ketika tekanan darah sistemik meningkat, pembuluh serebral akan berkonstriksi. Akibatnya, diameter lumen pembuluh darah tersebut akan menjadi tetap. Bila terjadi penurunan darah sistemik maka tekanan perfusi ke jaringan otak tidak adekuat. Hal ini akan mengakibatkan iskemik serebral. Sebaliknya bila terjadi kenaikan tekanan darah sistemik maka tekanan perfusi pada dinding kapiler menjadi tinggi. Akibatnya dapat terjadi perdarahan otak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Pada keadaan normal, endotelial menunjukkan fungsi dualistik. Sifat ini secara stimultan mengekskresikan dan melepaskan zat-zat vasokonstriktor serta vasodilator. Faktor-faktor ini menyebabkan dan mencegah proliferasi sel-sel otot polos pembuluh darah secara seimbang. Keseimbangan antara sistem antagonis ini dapat mengontrol secara optimal fungsi dinding pembuluh darah. Jika endotelial mengalami gangguan maka keseimbangan akan terganggu, peningkatan permeabilitas untuk makromolekul, seperti lipoprotein, fibrinogen dan imunoglibulin. Kondisi ini akan mempercepat terjadinya aterosklerosis, dimana aterosklerosis inilah pemegang peranan penting terjadinya stroke. Peranan hiperlipid pada proses pembentukan plak aterosklerosis sangat menonjol, kadar kolesterol LDL yang tinggi dan kolesterol HDL yang rendah serta kadar trigliserida plasma yang tinggi harus diwaspadai. LDL yang teroksidasi oleh radikal bebas memacu terbentuknya ateroma pada dinding arteri pada proses aterosklerosis (Iskandar, 2004). 3. Patologi Patologi pembuluh darah merupakan hal terpenting dari stroke yang mungkin dapat menimbulkan beberapa keabnormalan yang meliputi perkembangan kerusakan, arteritis, aneurisma, gangguan hipersensitivitas, vasokonstriksi, dan aterosklerosis. Aliran darah dapat dipengaruhi oleh vessel disease dan proses thrombotic atau embolic. Perubahan produksi di otak oleh keabnormalan ini adalah lebih menurunkan aliran darah (iskemia) atau pendarahan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 Ketika stroke terjadi, mengakibatkan manifestasi pada neurologi tergantung pada lokasi dari gangguan di otak dan luasnya iskemia, infark atau hemoragi. Iskemia berjumlah 85 % dari semua kasus stroke, 65% dari bagian tersebut disebabkan oleh atherothrombotic infarction. Cerebral embolism merupakan penyebab dari 20% sisanya. Hemoragi pada jaringan di otak dan hemoragi subarachnoid berjumlah sekitar 15% dari seluruh jumlah stroke (Schwinghammer, 2000). 4. Gejala dan tanda Gejala yang sering muncul pada penderita stroke antara lain merasa lemah di salah satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, gangguan pengelihatan, vertigo, atau terjatuh. Penderita stroke iskemik tidak selalu merasa kesakitan, akan tetapi pada penderita stroke hemoragik dapat menjadi lebih parah. Penderita stroke biasanya memiliki banyak tanda tidak berfungsinya sistem saraf, tetapi kurang spesifik digambarkan oleh daerah sekitar otak (Triplitt et al., 2005). 5. Diagnosis Diagnosis yang akurat dari bagian yang luka adalah suatu tantangan karena keberadaannya yang bervariasi, tetapi pemeriksan klinik dapat membantu mengetahui lokasi luka dan menggambarkan antara stroke iskemik dan hemoragik. Studi gambar (computed tomography [CT]scan dan magnetic resonance imaging [MRI]) merupakan alat dignosis yang penting. Hasil CT scan harus diketahui terlebih dahulu sebelum memberikan terapi dengan antikoagulan dan anti trombosit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 CT scan pada kepala akan memberikan informasi mengenai area dari hyperintensity (putih) di area hemoragi dan akan menjadi normal atau hypointense (gelap) di area infark, sedangkan MRI pada kepala akan memberikan informasi area iskemia dengan resolusi tinggi dan lebih tepat daripada CT scan. Diffusionweighted imaging akan memberikan informasi terjadinya infarct secara perlahanlahan dalam beberapa menit (Triplitt et al., 2005). C. Penatalaksanaan Terapi 1. Tujuan Terapi Tujuan utama terapi diabetes mellitus komplikasi stroke adalah mengurangi luka pada saraf secara terus-menerus, untuk memperbaiki gejala, mengurangi angka kematian, memperbaiki kualitas hidup, mencegah cacat jangka panjang, mencegah komplikasi lebih lanjut dan gangguan fungsi saraf, serta mencegah terjadinya kekambuhan stroke. (Triplitt et al., 2005). 2. Sasaran Terapi a. Berat badan dan kegemukan Penderita kegemukan/obesitas terutama obesitas sentral, meningkatkan risiko kardioserebrovaskular, sehingga harus diturunkan berat badannya dengan diit dan olah raga. Penurunan berat badan akan membantu penurunan tekanan darah, kolesterol darah, dan gula darah. b. Tekanan darah atau hipertensi Tekanan darah tinggi dapat menipiskan dinding pembuluh darah. Pada penderita stroke tekanan darah harus diturunkan dan dipertahankan konsisten pada tekanan darah yang dapat diterima penderita. secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 c. Lemak darah Kolesterol mencakup kolesterol LDL dan HDL, serta lemak di dalam darah, kadarnya tidak boleh lebih dari 200. Kolesterol jahat (LDL) sebaiknya kadarnya 130mg/dl, sedangkan kolesterol baik HDL harus lebih dari 40mg/dl. Tabel III. Target Penurunan Kolesterol pada Pasien Stroke Target Penurunan Kolesterol Pasien dengan ≤ 1 faktor risiko Pasien dengan ≥ 2 faktor risiko Pasien dengan penyakit diabetes mellitus Kolesterol Total < 240 mg/dl < 200 mg/dl < 160 mg/dl Kolesterol LDL < 160mg/dl < 130 mg/dl < 100 mg/dl d. Gula darah Tujuan kontrol gula darah pada diabetes mellitus komplikasi stroke adalah: gula darah puasa 91-120mg/dl, post prandial 136-160mg/dl, dan HbA1c 6.2-7.5% (Iskandar, 2004). Tabel IV. Kriteria Pengendalian Diabetes Mellitus Baik 80-109 110-159 4-5,9 <200 Sedang 110-139 160-199 6%-8% 200-239 Buruk >140 >200 >8 >240 <130 <100 <45 130-159 100-129 35-45 >160 >130 >35 200-249 150-199 BMI=IMT, wanita pria <200 <150 18,522,9 20-24,9 >250 >200 >25 atau <18,5 >27 atau <20 Tekanan Darah (mmHG <140/90 Glukosa darah puasa (mg/dl) Glukosa darah 2 jam (mg/dl) HbA1c(%) Kolesterol total (mg/dl) Kolesterol LDL (mg/dl) Tanpa PJK Dengan PJK Kolestero HDL (mg/dl) Trigliserida (mg/dl) Tanpa PJK Dengan PJK 23-25 25-27 140-160/9095 >160/95 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 3. Strategi Terapi a. Terapi Non Farmakologi Terapi non farmakologis dilakukan dengan diet dan olahraga. Terapi nutrisi direkomendasikan untuk semua pasien diabetes mellitus. Terutama karena dengan terapi nutrisi dapat mencapai metabolic outcomes yang optimal dan mengatasi terjadinya komplikasi. Untuk pasien diabetes mellitus tipe I fokus terhadap pengaturan administrasi insulin dengan diet seimbang dan yang paling penting memelihara berat badan yang sehat (Triplitt et al., 2005). b. Terapi Farmakologis 1). Pengaturan diabetes atau kontrol darah Terapi farmakologis dapat dilakukan dengan pemberian antidiabetika (insulin) dan antidiabetika oral. Antidiabetika oral diindikasikan untuk digunakan pada pasien diabetes mellitus tipe II yang tidak dapat mencapai kadar glukosa terkontrol meskipun sudah diet dan berolahraga. Antidiabetik oral biasanya dikelompokkan berdasarkan mekanisme aksinya dalam menurunkan kadar glukosa. Biguanid dan thiazolidinedion biasanya dikategorikan sebagai insulin sensitizers yang memiliki kemampuan untuk mengurangi resistensi terhadap insulin. Sulfonilurea biasanya dikategorikan sebagai insulin secretagogeus karena meningkatkan pelepasan insulin endogenus (Triplitt et al., 2005). Diantara pilihan terapi farmakologi secara oral yang tersedia untuk diabetes mellitus tipe II, terapi menggunakan metformin dan thiazolidinedion mempunyai efek yang bermanfaat pada lipid. Metformin mempunyai kemampuan sedang mengurangi kadar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 trigliserida pada pasien hiperlipidemik dan hipertensi ( Solano and Goldberg, 2006). 2). Anti trombosit Aspirin direkomendasikan sebagai pilihan terapi pertama maupun kedua untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler pada pasien diabetes maupun bukan pasien diabetes mellitus. Dosis yang digunakan biasanya antara 75162/hari. Klopidogrel dapat pula digunakan untuk menghambat laju penyakit kardiovaskuler pada pasien diabetes mellitus. 3). Penurunan tekanan darah The Joint National Committee (JNC7) merekomendasikan ACE inhibitor untuk menurunkan tekanan darah pada penderita stroke. Selain itu sebagai alternatif obat lain Angiotensin II receptor Antagonists (ARBS) dapat menurunkan tekanan darah dan mencegah terjadinya CVD yang terjadi pada pasien hipertensi. 4). Statin Statin menunjukkan dapat mengurangi risiko terjadinya stroke. The National Cholesterol Education Program (NCEP) pada penderita stroke iskemik atau TIA direkomendasikan penggunaan statin untuk mencapai konsentrasi low density lipoprotein (LDL) kurang dari 100 mg/dl. Statin diutamakan penggunaannya dalam penatalaksanaan dislipidemia terutama untuk terapi peningkatan LDL kolesterol. Mekanisme kerjanya menghambat HMG-CoA reductase yang berfungsi sebagai enzim pengkatalis perubahan HMG-CoA menjadi mevalonat. Golongan obat ini juga penting penggunaannya dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 penatalaksanaan terapi dislipidemia dengan diabetes yang keduanya merupakan faktor resiko stroke. Tabel V. Pilihan Obat untuk Farmakoterapi Stroke Iskemik Terapi akut Pencegahan pilihan Noncardioembolic Cardioembolic fibrillation) Semua (esp. kedua atrial Pilihan Utama tPA 0.9mg/kg IV (maksimum 90kg) diatas 1 jam untuk pasien tertentu dalam 3 jam onset. ASA 160-325 mg perhari dimulai dalam 48 jam onset. Aspirin 50-325 mg perhari Klopidogrel 75mg perhari Aspirin 25mg + dipiridamol pelepasan jangka panjang 200mg 2 kali sehari. Warfarin (INR= 2.5) Pilihan alternatif tPA (variasi dosis) intraarterially sampai dengan 6 jam setelah onset pada pasien tertentu Tiklodipin 250 mg 2 kali sehari Penghambat ACE + diuretik or ARB Menurunkan tekanan darah Statin D. Drug Related Problems (DRP) Drug Related Problems (DRP) didefinisikan sebagai peristiwa tidak diinginkan yang dialami oleh pasien yang melibatkan atau dicurigai melibatkan terapi obat dan benar-benar atau berpotensi bertentangan dengan hasil yang diinginkan pasien. DRP sering juga disebut drug therapy problems atau masalahmasalah yang berhubungan dengan obat. Drug Related Problems (DRP) meliputi keadaan butuh bahan tambahan terapi obat (need for additional drug therapy), tidak perlu terapi (unnecessary drug therapy), obat tidak tepat (wrong drug), dosis kurang (dosage too low), dan kepatuhan (compliance). Berikut ini disajikan kajian Drug Related Problems (DRP) dan keadaan – keadaan yang meliputinya (Cipolle, 1998). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 Tabel VI. Kategori DRP dan Kemungkinan Penyebabnya KAJIAN Butuh Tambahan Terapi Obat Tidak Perlu Terapi Obat MELIPUTI Kondisi baru membutuhkan obat. Kondisi Kronis (butuh terapi lebih lanjut). Kondisi membutuhkan kombinasi obat. Kondisi dengan risiko dan butuh mencegahnya - terapi untuk Tidak ada indikasi untuk keadaan saat itu Menelan obat dengan jumlah toksik Kondisi akibat drug abuse Lebih baik dengan terapi non drug Pemakaian multiple drug padahal cukup dengan single drug terapi. Minum obat untuk mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dapat dihindarkan Obat Tidak Tepat - Kondisi yang menyebabkan obat menjadi tidak efektif Alergi obat tertentu Obat yang diberi bukan yang paling efektif untuk indikasi. Faktor risiko yang kontraindikasi dengan obat. Efektif tetapi bukan yang paling murah. Efektif tetapi bukan yang paling aman. Antibiotika yang diberi resisten terhadap infeksi pasien. Refractory Kombinasi yang tidak perlu. Dosis Kurang - Dosis yang terlalu rendah untuk memberikan respon. Konsentrasi obat yang diberi di bawah therapeutic range. Obat, dosis, rute atau konversi formulasinya tidak cukup. Pemberian terlalu awal. Dosis dan interval tidak cukup. Adverse Drug Reactions - Diberikan terlalu tinggi kecepatannya. Alergi Faktor Risiko Interaksi obat-obat/ obat-makanan. Hasil laboratorium berubah akibat obat. Dosis Berlebih - Diberikan terlalu tinggi Kadar serum terlalu tinggi. Dosis terlalu cepat dinaikkan. Akumulasi obat karena penyakit kronis. Obat, dosis, dan rute konversi formula tidak sesuai. Dosis dan interval tidak cukup. Kepatuhan - Tidak menerima obat yang sesuai dengan regimen karena medication error. Tidak taat instruksi. Tidak menerima obat karena mahal. Tidak memahami. (ADRs) - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 D. Keterangan Empiris Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian mengenai evaluasi penatalaksaanaan terapi pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005 merupakan jenis penelitian non-eksperimental, karena dalam penelitian ini tidak memberikan perlakuan lebih lanjut pada subjek uji. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif evaluatif yang hanya akan menyajikan data dan mengevaluasinya tanpa melihat korelasi antara risiko dan efek. Rancangan penelitian ini akan mempelajari efek yang timbul terlebih dahulu, kemudian mempelajari penyebabnya secara retrospektif. B. Definisi Operasional 1. Diabetes mellitus adalah kelompok gangguan metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein yang dipengaruhi oleh kerusakan dalam sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya. 2. Stroke adalah semua kedaruratan medis akibat kerusakan neurologik oleh karena gangguan akut aliran darah ke otak akibat terjadinya penyumbatan. 3. Komplikasi penyakit adalah penyakit-penyakit yang muncul bersama-sama dengan penyakit lain pada pasien yang sama. 4. Pasien rawat inap adalah pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang menjalani perawatan di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005. 27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 5. Dampak terapi adalah kondisi pasien sebagai hasil terapi pada saat keluar dari rumah sakit, yang dapat dibagi menjadi meninggal, atas permintaan sendiri, membaik dan sembuh. 6. Lembar rekam medik (MR) adalah lembar catatan dokter, apoteker, dan perawat yang berisi data klinis pasien di rumah sakit yang meliputi data nomor rekam medik, umur, jenis kelamin, diagnosis masuk, diagnosis keluar, komplikasi, lama perawatan, jenis obat, dosis obat, aturan pakai obat yang diberikan selama terapi. 7. Golongan obat adalah kelompok obat berdasarkan efek terapi dari setiap kelas terapi yang diberikan untuk pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke, misal golongan antihipertensi, golongan antiangina. 8. Jenis obat adalah segala macam obat stroke dan diabetes mellitus yang diberikan pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih. Jenis obat yang ditampilkan adalah nama generik. 9. Drug Related Problems (DRP) adalah suatu keadaan yang tidak dikehendaki dan muncul pada saat pasien menjalani proses terapi. 10. Terapi yang dibahas dalam penelitian ini adalah terapi farmakologis. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah 29 pasien yang diambil secara random dari seluruh pasien diabetes mellitus komplikasi stroke yang tercatat di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 D. Bahan Penelitian Bahan penelitian berupa lembar rekam medik (Medical Record) pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta pada tahun 2005. E. Tempat Penelitian Penelitian mengenai diabetes mellitus komplikasi stroke dilaksanakan di unit rekam medik rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta yang terletak di Jalan Cik Dik Tiro No.39 Yogyakarta. F. Tata Cara Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu tahap penelusuran situasi, tahap pengambilan data, dan tahap penyelesaian data. 1. Tahap Penelusuran Situasi Tahap ini merupakan tahap awal yaitu dengan penelusuran jumlah pasien diabetes mellitus, kemudian pasien diabetes mellitus dipisahkan berdasarkan komplikasi yang menyertai. Langkah terakhir dipilih jumlah pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang menjalani perawatan di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih pada tahun 2005. Informasi ini dapat diperoleh dari laporan unit rekam medik dalam bentuk catatan distribusi pola penyakit yang terjadi pada tahun 2005. Berdasarkan proses penelusuran data diperoleh informasi bahwa jumlah pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke berjumlah 62 pasien. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 2. Tahap Pengambilan Data Data pada penelitian ini diambil dari rekam medik pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang menjalani rawat inap di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta pada tahun 2005 disajikan dalam bentuk tabel, yaitu tabel pertama berisi data umum pasien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, riwayat, komplikasi lain. Tabel kedua berisi mengenai data obat yang meliputi golongan obat, jenis obat, jumlah obat, dosis obat. Tabel ketiga berisi data lab pasien Kemudian ditambahkan data tentang diagnosis masuk dan diagnosis keluar, tanggal masuk dan tanggal keluar. Dari 62 pasien diabetes mellitus komplikasi stroke diambil secara random dengan memberi nomor pada setiap pasien, kemudian dipilih pasien dengan nomor genap. Setelah pengambilan nomor genap diperoleh 31 pasien, akan tetapi ada 2 rekam medis pasien yang tidak diperoleh, maka hanya akan diambil data dari 29 pasien. Jumlah pasien ini sesuai dengan ketentuan menurut Gay yaitu untuk desain deskriptif populasi kecil dapat diambil 20% dari total populasi (cit. Danapriatna dan Setiawan, 2005). 3. Tahap Penyelesaian Data Data yang diperoleh dari pengumpulan dan pencatatan rekam medik tersebut dibuat tabel yang berisi mengenai profil pasien, kemudian tabel berikutnya berisi mengenai jenis dan golongan obat, dosis serta waktu pemberian. Selanjutnya tabel yang memuat data laboratorium pasien diabetes mellitus komplikasi stroke, tanda vital dan kondisi klinis. Tabel terakhir berisi mengenai perkembangan pasien setelah menjalani terapi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Kemudian data-data tersebut diolah dengan metode statistika deskriptif dengan menghitung prosentasenya. Kemudian data yang diperoleh dari tabulasi tersebut dievaluasi secara deskriptif eksploratif mengenai Drug Related Problemsnya. Data yang telah diperoleh tersebut kemudian dibandingkan dengan standar referensi. G. Kesulitan Penelitian Proses pengambilan data pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke periode tahun 2005 di unit rekam medik rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta mengalami beberapa kesulitan. Kesulitan pertama adalah kesulitan dalam membaca beberapa tulisan yang ada di rekam medik. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut peneliti menanyakan kepada beberapa pihak yang mengerti. Kesulitan kedua adalah kesulitan dalam mendapatkan dokumen rekam medik karena seringkali sedang digunakan atau sedang dipinjam oleh pihak lain. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ini peneliti menunggu beberapa hari atau beberapa minggu untuk mengambil lagi dokumen rekam medik yang telah selesai digunakan oleh pihak lain. H. Analisis Hasil Analisis hasil ini dilakukan dengan memberikan gambaran mengenai kondisi pasien diabetes mellitus komplikasi stroke yang meliputi 1. data untuk umur pasien dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu kelompok umur 41-50tahun, 51-60 tahun, 61-70 tahun, 71-80 tahun, dan 81-90 tahun. 2. komplikasi lain yang menyertai pasien PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 3. obat-obat yang digunakan untuk pasien diabetes mellitus komplikasi stroke dikelompokkan berdasarkan kelas terapi obat, golongan obat dan jenis obat. Pengelompokan ini didasarkan pada Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI) 2000 (Anonim, 2000). Setelah dikelompokkan dihitung berdasarkan jumlah kasus yang menggunakan obat tersebut dan dihitung prosentasenya. 4. analisis Drug Related Problems dilakukan dengan melihat setiap kasusnya dan kemudian dibandingkan dengan standar yang ada. Standar yang digunakan disini adalah IONI 2000 (Anonim, 2000) dan American Diabetes Association (Anonim, 2005b) . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Kasus Diabetes Mellitus dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Penelitian mengenai kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 29 pasien tersebut, kelompok umur 51-60 tahun dan 6170 tahun paling banyak mengalami kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke. Kelompok umur tersebut tidak sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa usia paling rawan adalah 75 tahun ke atas. Hal ini disebabkan karena perubahan gaya hidup yang tidak sehat dari waktu ke waktu. Selain itu pada usia 51-70 merupakan masa berkurangnya aktivitas seseorang, dimana seseorang telah mengalami purnatugas dalam pekerjaannya. 10.34% 13.79% 41-50 tahun 20.69% 51-60 tahun 61-70 tahun 27.59% 71-80 tahun 81-90 tahun 27.59% Gambar 1. Distribusi Pasien Diabetes Mellitus komplikasi Stroke berdasarkan Kelompok Umur 33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 Semua pasien yang mengalami kasus diabetes mellitus komplikasi stroke pada penelitian ini berusia di atas 40 tahun. Oleh karena itu dapat disimpulkan diabetes mellitus yang diderita oleh pasien adalah diabetes mellitus tipe II, yaitu tidak tergantung insulin. Diabetes mellitus tipe I atau tergantung insulin pada umumnya berkembang pada masa kanak-kanak atau sebelum dewasa. 58.62% 60.00% 50.00% 41.38% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% laki-laki wanita Gambar 2. Distribusi Pasien Diabetes mellitus dengan komplikasi stroke berdasarkan Jenis Kelamin Penelitian ini menunjukkan bahwa prosentase kejadian kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini sesuai dengan referensi yang menyatakan wanita lebih banyak terserang diabetes mellitus komplikasi stroke. Penyebab dari hasil ini antara lain karena wanita umumnya memiliki aktivitas lebih rendah daripada laki-laki dan dapat juga disebabkan karena wanita memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada lakilaki. Selain itu hal ini diduga terkait dengan faktor Umum Harapan Hidup (UHH). Berdasarkan data statistik dari DepKes RI/BPS UHH Indonesia tahun 2000, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 harapan hidup pada perempuan 69 tahun dan pada laki-laki 65 tahun, atau dengan kata lain harapan hidup perempuan lebih panjang. Pada penelitian ini diketahui terdapat beberapa komplikasi selain stroke. Komplikasi yang terjadi antara lain neuropati, hipertensi, IHD, CHF, ISK, dislipidemia. Komplikasi yang paling banyak terjadi adalah hipertensi karena hipertensi sangat berkaitan erat dengan diabetes mellitus dan stroke. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Stroke dapat dipengaruhi oleh diabetes mellitus, hipertensi dan dislipidemia. Pemakaian obat antihipertensi pada penelitian ini, sebanyak 22 pasien menggunakan antihipertensi (75,86%) dan sisanya sebanyak 7 (24,14%) pasien tidak menggunakan antihipertensi. Prosentase ini melebihi prosentase pasien yang mengalami komplikasi hipertensi. Hal ini dikarenakan pada penderita diabetes mellitus komplikasi stroke, pengontrolan tekanan darah sangat penting, jadi pasien yang tidak mengalami komplikasi hipertensi tetapi tekanan darahnya naik, boleh diberikan antihipertensi dalam dosis awal atau rendah untuk mengontrol tekanan darah agar tetap normal. 3.44% 3.44% 3.44% 3.44% 13.79% Neuropati Hipertensi IHD CHF ISK 34.48% Dislipidemia Gambar 3. Prosentase terjadinya Komplikasi lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 B. Profil Obat-obat yang Digunakan oleh Pasien Diabetes Mellitus dengan Komplikasi Stroke di Rumah Sakit Panti Rapih Pada kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih, diketahui bahwa pasien tidak hanya diberi obatobatan untuk diabetes mellitus dan stroke saja. Akan tetapi diberikan obat-obat jenis lain yang bertujuan untuk membantu pemulihan kondisi pasien. Dari hasil penelitian ini telah diketahui sepuluh kelas terapi obat yang digunakan pada kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke. Jumlah kasus yang dihitung berdasarkan banyaknya pasien yang menggunakan obat dalam kesepuluh kelas terapi tersebut. Pada penelitian pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke diketahui kelas terapi yang paling banyak digunakan adalah kelas terapi obat untuk sistem kardiovaskular, yaitu sejumlah 29 pasien atau 100%. Kelas terapi ini digunakan oleh seluruh pasien diabetes mellitus komplikasi stroke. Penyakit stroke merupakan panyakit yang disebabkan antara lain oleh ketidaknormalan tekanan darah, kadar gula darah dan kadar lemak dalam tubuh. Oleh karena itu dalam terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke harus dikontrol tekanan darah, kadar gula darah dan kadar lemak dalam tubuh, yaitu dengan menggunakan obat-obat antihipertensi, antidiabetik, dan antilipidemik. Selain obat kardiovaskuler kelas terapi yang banyak digunakan adalah obat yang mempengaruhi darah dan gizi. Kelas terapi obat yang mempengaruhi darah dan gizi banyak digunakan karena untuk pasien diabetes mellitus diperlukan gizi seimbang dan kadar gula darah terkontrol. Obat-obatan ini digunakan untuk pemeliharaan kesehatan pasien dan sebagai pendukung terapi obat lain yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 sedang dijalani. Pada urutan ketiga adalah kelas terapi sistem saraf pusat. Kelas terapi ini juga sangat berperan atau berkaitan dengan pengobatan stroke, oleh karena itu prosentasenya tinggi. Tabel VII. Kelas Terapi Obat-obat yang diberikan pada Pasien Diabetes mellitus dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih tahun 2005 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kelas Terapi Obat yang bekerja pada sistem Kardiovaskular Obat yang bekerja dengan mempengaruhi darah dan gizi Obat yang bekerja pada sistem saluran cerna Obat yang bekerja sebagai antiinfeksi Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat Obat yang bekerja pada sistem saluran pernafasan Obat yang bekerja sebagai analgesik Obat-obat hormonal Obat yang bekerja pada sistem saluran kemih Obat untuk penyakit skelet dan sendi Jumlah Kasus(n=29) 29 Prosentase (%) 100 26 89,66 11 37,93 20 24 68,97 82,76 8 27,59 13 18 7 44,83 62,07 24,14 8 27,59 1. Obat yang bekerja pada sistem kardiovaskular Obat yang bekerja pada sistem kardiovaskular adalah obat yang bekerja pada jantung dan pembuluh darah baik arteri maupun vena. Jantung dan pembuluh darah merupakan alat dalam tubuh yang mengatur peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik. Golongan obat yang digunakan pada kelas terapi ini antara lain antihipertensi. Tujuan pemberian obat antihipertensi adalah mengurangi morbiditas atau mortalitas kardiovaskular akibat tekanan darah tinggi dengan cara-cara seminimal mungkin mengganggu kualitas hidup pasien. Hal ini dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 diperoleh dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90mmHg sambil mengendalikan faktor-faktor risiko kardiovaskular lainnya. Berdasarkan standar antihipertensi yang disarankan untuk pengontrolan tekanan darah adalah antihipertensi penghambat enzim pengubah angiotensin (ACEI). Sesuai dengan standar penggunaan obat antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah penghambat enzim pangubah angiotensin (ACEI). Berdasarkan penelitian prosentase pasien yang mengalami komplikasi hipertensi hanya 34,48%, akan tetapi penggunaan antihipertensi pada penelitian ini sebanyak 79,31%. Hipertensi memegang peranan penting pada terjadinya stroke. Pada pasien yang tidak mengalami komplikasi hipertensi boleh diberikan antihipertensi untuk mengontrol tekanan darah, akan tetapi dosis antihipertensi yang diberikan adalah dosis yang kecil. Diuretika merupakan golongan obat yang seringkali disarankan untuk pasien diabetes mellitus, edema dan hipertensi. Pada pasien diabetes mellitus komplikasi stroke ini obat diuretika yang paling banyak digunakan adalah furosemid yaitu sebanyak 20,69%. Furosemid merupakan diuretika kuat dan biasa diindikasikan untuk edema dan oliguria karena gagal ginjal. Golongan obat anti trombosit bekerja dengan menghambat atau mengurangi terjadinya penumpukan platelet pada darah. Penumpukan platelet akan berpindah pada bagian yang luka dari pembuluh darah dan menempel disitu dan dapat menyumbat. Penyumbatan ini seringkali mengakibatkan tertutupnya arteri atau mungkin akan pecah dan menutup arteri yang kecil. Dengan mencegah terjadinya penumpukan platelet, maka dapat mengurangi risiko terjadinya stroke. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Pada penelitian ini anti trombosit yang paling banyak digunakan adalah silostazol yaitu sebanyak 55,17%. Hal ini kurang sesuai dengan standar karena pilihan utama anti trombosit adalah aspirin atau klopidogrel. Antifibrinolitik diindikasikan untuk pasien yang mengalami pendarahan. Selain itu dapat diberikan pada pasien yang mengalami gangguan pada faktor pembekuan darah. Pada penelitian ini hanya digunakan satu jenis antifibrinolitik yaitu asam traneksamat dengan prosentase 24,14%. Asam traneksamat diindikasikan untuk fibrinolisis lokal dan menoragia. Antilipidemik adalah obat yang digunakan untuk mengendalikan lemak dalam tubuh. Unsur utama lemak berperan dalam terbentuknya aterosklerosis, terutama LDL (low density lipoprotein). Oleh karena itu pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke membutuhkan pengontrolan lemak dalam tubuh yaitu dengan penggunaan obat antilipidemik. Pada penelitian ini terdapat 12 pasien yang membutuhkan terapi antilipidemik untuk mengontrol lemak dalam tubuhnya. Akan tetapi berdasarkan data yang diperoleh baru 6 pasien yang mendapatkan terapi antilipidemik. Salah satu obat antilipidemik yang banyak digunakan pada penelitian ini adalah golongan fenofibrat. Berdasarkan standar obat tersebut sebaiknya diganti dengan golongan statin karena golongan statin merupakan pilihan utama yang disarankan sebagai antilipidemik. Obat golongan vasodilator ini mengurangi risiko terjadinya penyumbatan arteri terutama aterosklerosis dan tromboangitis, sehingga risiko terserang stroke dapat dikurangi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 Tabel VIII Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat penyakit pada sistem kardiovaskular yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005 No 1 Golongan Kelompok Antihipertensi Antagonis Reseptor Angiotensin II ACEI ARBS Calcium Chanel Blocker 2 Antiangina 3 Diuretika 4 Obat sistem koagulasi darah golongan nitrat Calsium Chanel Blocker Diuretik osmotik diuretika kuat Anti trombosit Hemostatik dan antifibrinolitik 5 6 Obat Hipolipidemik Obat gangguan sirkulasi darah Klofibrat Statin vasodilator Jenis obat Candesartan Losartan Irbesartan Kaptopril Perindopril Ramipril Klonidin Donepezil Nimodipin Amlodipin nifedipin Isosorbid dinitrat Diltiazem hidroklorida Manitol Furosemid Aspirin Klopidogrel Silostasol Asam traneksamat Fenofibrat Simvastatin Atorvastatin Pravastatin nicergoline Xantin® Ko-dergokrin Sibelium Sitikolin Ginko biloba Jumlah kasus (n=29) Prosentase (%) 2 1 1 8 2 9 6 3 3 7 4 6,89% 3,45 3,45 27,59 6,89 31,03 20,69 10,34 10,34 24,14 13,79 2 2 6,89 6,89 1 6 2 6 16 7 3,45 20,69 6,89 20,89 55,17 24,14 1 1 2 2 3 1 10 1 20 9 3,45 3,45 6,89 6,89 10,34 3,45 34,48 3,45 68,97 31,03 2. Obat yang bekerja dengan mempengaruhi darah dan gizi Pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang menjalani rawat inap sangat memerlukan gizi yang seimbang. Gangguan nutrisi pada pasien dapat memperparah penyakit yang sedang dideritanya, oleh karena itu asupan gizi perlu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 diberikan terlebih jika nafsu makan pasien menurun. Pada pasien diabetes mellitus seringkali menjalani terapi dengan diit, oleh karena itu perlu diperhatikan pemberian nutrisi dan vitamin supaya tidak terkena malnutrisi dan dehidrasi. Pemberian mineral dan elektrolit dimaksudkan untuk menyeimbangkan ion tubuh sehingga organ-organ dalam tubuh dapat bekerja secara optimal. Diantara 29 pasien yang ada terdapat 1 pasien yang disertai anemia, maka untuk pasien ini ditambahkan asam folat untuk mengobati anemia yang dideritanya. Tabel IX. Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat mempengaruhi darah dan gizi yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005 No. 1 2 3 4 Golongan Cairan dan elektrolit parenteral Nutrisi oral Anemia megaloblastik Vitamin Jenis obat Jumlah kasus(n=29) prosentase (%) Natrium laktat maltosa, glukosa NaCl 0,9% Meylon® Asering® Triofusin® Amiparen® Tutofusin® Ion Ca, K,Na, C,Cl asetat, laktat, glukosa Intralipid® 3 7 8 1 10 1 1 1 1 10,34 24,14 27,59 3,45 34,48 3,45 3,45 3,45 3,45 1 3,45 Asam folat Alfatokoferol Vitamin C Sanotake® Nikotinamid Nevramin® Theragran M® Tiamina tetrahidrosulfuril disulfida basa 1 1 1 1 1 1 1 3,45 3,45 3,45 3,45 3,45 3,45 3,45 1 3,45 3. Obat yang bekerja pada sistem saluran cerna Obat saluran cerna digunakan didalam terapi meliputi anti tukak dan pencahar. Penggunaan antitukak lebih banyak daripada pencahar pada pasien PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 diabetes mellitus komplikasi stroke. Hal tersebut disebabkan antitukak terutama antasida berfungsi didalam mencegah efek samping dari antidiabetik oral, selain itu pasien diabetes mellitus akibat hiperglikemia mengalami gastroparesis atau gangguan motilitas lambung yang mengakibatkan mual, dan rasa tidak enak pada saluran cerna. Antitukak biasa digunakan untuk meringankan gejala- gejala yang muncul pada penyakit dispepsia tukak maupun bukan tukak, serta pada penyakit refluks gastresophageal. Golongan sulfonilurea mempunyai efek samping mual, dapat diatasi dengan pemberian antasida untuk mengurangi produksi asam lambung yang berlebih, metformin dengan efek sampingnya antara lain mual muntah, bahkan ada sebagian antidiabetik oral yang menyebabkan gangguan pada otot pada usus besar dan diare seperti glikazid dan metformin HCl. Tabel X. Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat untuk penyakit pada saluran cerna yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005 No 1 2 3 Golongan obat Kelompok Antitukak Antasida Pencahar Antagonis reseptor H2 Khelator dan senyawa komplek Penghambat pompa proton stimulan Obat untuk gangguan empedu osmotik enzim pencernaan Jenis Obat Jumlah kasus (n=29) Prosentase (%) Mengandung Al dan atau Mg Ranitidin 2 6,89 7 24,14 Sukralfat 1 3,45 Omeprazol 2 6,89 bisakodil natrium pikosulfat lactulosa 4 1 13,79 3,45 2 6,89 Pankreatin 3 10,34 Enzyplek® 1 3,45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 4. Obat yang bekerja sebagai Antiinfeksi Obat antiinfeksi ini diberikan untuk mencegah dan mengobati terjadinya infeksi pada pasien diabetes mellitus komplikasi stroke. Infeksi dapat terjadi karena penggunaan kateter pada pasien, selain itu dapat juga disebabkan karena adanya luka pada pasien. Pada pasien diabetes mellitus, jika terjadi luka akan sulit sekali kering. Luka tersebut akan lembab dan karena kadar gula tinggi maka luka tersebut merupakan media yang baik untuk tumbuh mikroba. Oleh karena itu diberikan antimikroba untuk mencegah pertumbuhan dan membunuh mikroba. Antiinfeksi juga diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial yang diperoleh saat di rumah sakit. Tabel XI. Golongan dan Jenis Obat Antiinfeksi yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005 No 1 Golongan obat Antibiotik Kelompok Penisilin Sefalosporin Aminoglikosida Kuinolon Jenis Obat Amoksisilin Seftriakson Sefradin Gentamisin Siprofloksasin Ofloksasin Jumlah kasus (n=29) 6 15 3 2 2 1 Prosentase (%) 20,69 51,72 10,34 6,89 6,89 3,45 5. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat Obat-obat golongan hipnotik dan ansiolitik diberikan pada pasien untuk menghilangkan rasa cemas dan pasien menjadi tenang. Pasien sangat membutuhkan istirahat untuk mendukung proses penyembuhan. Pasien seringkali tidak dapat tidur baik disebabkan oleh rasa cemas, maupun rasa sakit yang menyerang, oleh karena itu pasien perlu diberikan obat golongan ini supaya dapat beristirahat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 Pemacu sistem saraf pusat dapat meningkatkan aktifitas psikis. Senyawa ini dapat menghilangkan rasa lelah dan penat, meningkatkan kemampuan berkonsentrasi. Dalam penelitian ini terdapat 13 pasien yang menggunakan obat golongan pemacu sistem saraf pusat. Tabel XII. Jenis obat susunan saraf pusat yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005 No. Golongan 1 Psikofarmaka Kelompok hipnotik dan ansiolitik Obat untuk psikosis Antidepresan 2 3 4 5 Jenis Obat Jumlah kasus(n=29) 1 2 1 1 Prosentase (%) 3,45 6,89 3,45 3,45 Amitriptilin hidroklorida 1 3,45 Methylcobalt® Piritinol 2 9 6,89 31,03 4 1 4 1 4 1 13,79 3,45 13,79 3,45 13,79 3,45 1 3,45 Alprazolam Estazolam Diazepam Klorpromasin Pemacu SSP dan penekan nafsu makan Antiepilepsi pemacu sistem saraf pusat Obat Antimual dan vertigo Antiparkinson Antiemetik Pirasetam Fenitoin Gabapentin Karbamazepin Fordesia® Domperidon Antimuskarinik Trihexyfenidil Pengobatan Antiepilepsi Obat golongan antimual dan vertigo diberikan kepada pasien yang merasa mual dan ingin muntah. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada saluran pencernaan. Pada penelitian ini hanya 1 pasien yang mengalami mual muntah dan menggunakan obat golongan antimual dan vertigo. Antiepilepsi ini banyak digunakan pada penelitian ini, obat tersebut untuk mengatasi kejang yeng terjadi pada stroke. Kejang biasanya terjadi dalam 2 minggu dari onset, yang biasanya disebut dengan kejang dini. Pengatasan kejang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 dapat dilakukan dengan pemberian diazepam intravena dan bila belum berhenti dapat diberikan fenitoin atau anti konvulsan. 6. Obat yang bekerja pada sistem saluran pernafasan Obat-obat ini diberikan pada pasien untuk mengobati penyakit penyerta berupa batuk dan sesak nafas. Pada penelitian ini terdapat 8 pasien yang menggunakan obat golongan ini. Golongan obat antiasma dan bronkodilator digunakan untuk melegakan sesak nafas yang dikeluhkan oleh pasien. Obat tersebut hanya digunakan dalam 1 pasien. Selain itu golongan antihistamin digunakan untuk mengobati batuk yang disebabkan oleh alergi. Dalam penelitian ini hanya 1 pasien yang menggunakan obat ini. Mukolitik merupakan golongan obat yang bertujuan untuk mengurangi viskositas dahak sehingga mudah dikeluarkan. Obat ini diberikan kepada pasien yang mengalami batuk berdahak. Selain itu obat batuk kombinasi diberikan pula kepada pasien yang batuk, pada penelitian ini terdapat 4 pasien yang menggunakan obat batuk kombinasi. Tabel XIII. Jenis obat saluran pernafasan yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005 No. 1 2 3 4 5 Golongan Antiasma dan bronkodilator Antihistamin dan obat darurat alergi Mukolitik Antitusif dan Ekspektoran Stimulan pernafasan dan surfaktan paru Kelompok Jenis Obat Jumlah kasus(n=29) 1 Prosentase (%) 3,45 Teofilin Aminofilin Antihistamin Feniramin maleat Bromhexin OBH® 1 3,45 1 1 3,45 3,45 Sanadryl exp® Transbronco 3 1 10,34 3,45 Mukolitik Obat batuk kombinasi Ekspektoran Stimulan pernafasan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 7. Obat yang bekerja sebagai analgesik Obat-obat ini digunakan untuk mengatasi penyakit yang menyertai pasien diabetes mellitus komplikasi stroke. Pasien seringkali mengeluh pusing, nyeri atau suhu tubuh diatas normal. Pada penelitian ini terdapat 8 pasien yang menggunakan obat untuk menurunkan suhu tubuh, dan 4 pasien dengan keluhan pusing. Tabel XIV. Jenis obat analgesik yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005 No Golongan 1 Analgesik non opioid Jenis Obat Dolana® Parasetamol Asam Mefenamat Kombinasi parasetamol dengan bukan psikoleptik Jumlah kasus(n=29) Prosentase (%) 1 8 1 3,45 27,59 3,45 1 3,45 8. Obat-obat hormonal Antidiabetik merupakan kelompok obat yang digunakan dalam pengobatan diabetes mellitus, dan dibedakan atas insulin dan antidiabetik oral. Tujuan pengobatan diabetes mellitus adalah menjaga kadar gula darah dalam batas normal, karena dengan kadar gula darah tidak terkontrol akan mengakibatkan terjadinya komplikasi antara lain stroke, serta meningkatkan mortalitas. Dalam penelitian ini antidiabetik yang paling banyak digunakan adalah insulin yaitu 37.93 %. Pada pasien diabetes mellitus komplikasi stroke sangat diperlukan kadar gula darah yang terkontrol, hal tersebut berkaitan pula dengan pengontrolan lemak darah dan tekanan darah. Antidiabetik oral metformin dan thiazolidinedion PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 mempunyai efek yang bermanfaat pada lipid. Metformin mempunyai kemampuan sedang mengurangi kadar trigliserida pada pasien hiperlipidemik dan hipertensi, maka baik untuk pasien diabetes mellitus supaya tidak berkembang penyakit makrovaskular lebih lanjut. Tabel XV. Jenis obat hormonal yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005 No Golongan 1 Antidiabetik Parenteral Antidiabetik Oral 2 Kelompok Jenis obat Jumlah kasus(n=29) 12 Prosentase (%) 41,38 Insulin kerja singkat Sulfonilurea Glipisid Glimepirid Glikasid Metformin HCl Repaglinid Glucovance® 3 3 1 10,34 10,34 3,45 2 1 1 6,70 3,45 3,45 Actos® 1 3,45 Biguanid Miglitinid Kombinasi Glibenklamid dan Metformin Thiazolidinedione 9. Obat yang bekerja pada sistem saluran kemih Obat detrusitol ini diberikan kepada pasien yang mengalami aktivitas berlebihan kandung kemih dengan gejala selalu ingin kencing. Pada penelitian ini terdapat 7 pasien yang mengalami gangguan pada saluran kemihnya, sedangkan ketosteril diberikan kepada pasien yang menderita gagal ginjal kronik. Pada penelitian ini terdapat 1 pasien yang menggunakan obat tersebut karena pernah mengalami infeksi ginjal. Tabel XVI. Jenis obat saluran kemih yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005 No 1 Golongan Gangguan Saluran kemih Jenis Obat Tolterodin Asam amino esensial Jumlah kasus(n=29) 7 Prosentase (%) 24,14 1 3,45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 10. Obat untuk panyakit otot skelet dan sendi Obat-obat ini diberikan kepada pasien yang disertai penyakit penyerta berupa nyeri otot dan nyeri sendi. Pada penelitian ini terdapat 8 pasien yang menggunakan obat-obat ini. Tabel XVII. Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat untuk panyakit otot skelet dan sendi yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005 No 1 Golongan Obat untuk reumatik dan gout 2 Obat yang digunakan dalam gangguan neuromuskuler Kelompok Obat penekan proses penyakit reumatik Anti inflamasi non steroid Kortikosteroid Pelemas otot rangka Jenis Obat Jumlah kasus(n=29) Prosentase (%) Allupurinol 3 10,34 Ketoprofen Selekosib Deksametason 5 1 2 17,24 3,45 6,70 Esperison HCl 2 6,70 C. Gambaran Kasus Drug Related Problems yang Terjadi Pada Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap RSPR periode tahun 2005 Sebanyak 29 pasien diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode 2005 dievaluasi mengenai Drug Related Problems (DRP) atau masalah-masalah mengenai obat. Evaluasi ini dikhususkan untuk kejadian yang terkait stroke yang dialami pasien diabetes mellitus. Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan terapi obat setiap kasus dengan standar acuan dari American Diabetes Association dan IONI 2000. Dari 29 pasien ditemukan 15 pasien yang mengalami DRP. Berikut merupakan ringkasan mengenai DRP yang disajikan dalam bentuk tabel. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Tabel XVII. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode tahun 2005 Subjektif: No MR : 052189 Umur : 68 tahun Diagnosis : DM , Neuropati stroke Dirawat tanggal 15-22 Desember 2005. Keluhan perut sakit terutama sebelah kanan, susah BAB tapi bisa fluktus Diberi Dulcolax 1x1 tab, Lactulac 3x5cc. Objektif : Parameter Pemeriksaan tanggal Nilai normal 11 Juli 2005 Ureum 39mg/dl 10-50 mg/dl Kreatinin 0.9 mg/dl 0.5-0.9 mg/dl Kolesterol total 336mg/dl ≤200 mg/dl LDL 251mg/dl ≤100 mg/dl HDL 44 mg/dl ≤40 mg/dl Trigliserida 225 mg/dl ≤150 mg/dl SGOT 25.1 U/L 0.0-32.0 U/L SGPT 26.2 U/L 0.0-31.0 U/L Suhu tubuh Berkisar antara 36.5 oC sampai 37.2oC Tekanan darah Berkisar antara 130/80 mmHg sampai 150/90mmHg Nadi Berkisar antara 80-102x per menit Penatalaksanaan: Diberikan silostazol 1x100mg untuk mengobati strokenya. Pada saat pulang juga diresepkan silostazol 1x1 tablet Penilaian : 1. Silostazol diresepkan 1x100mg perhari. Panggunaan ini kurang dosis karena menurut standar dosis yang digunakan adalah 2x100mg perhari 2. Dulcilax merupakan obat pencahar yang diindikasikan untuk pasien yang mengalami sembelit dan nyeri saat BAB. Dosis dulcolax kurang karena menurut standar dosis yang digunakan adalah 1x2 tablet Rekomendasi: 1. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalamin stroke diresepkan aspirin atau klopidogrel. Jadi sebaiknya silostazol diganti dengan aspirin 1x75mg, atau sebagai alternatif lain dapat diberikan Klopidogrel bagi pasien yang aspirin-intolerant. Jika digunakan silostazol maka dosis yang diberikan adalah 2x100mg perhari 2. Dulcolax ditambah dosisnya hingga 1x2 tablet PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 Tabel XVIII. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode tahun 2005 Subjektif: No MR : 066196 Umur : 85 tahun Diagnosis : DM , Hipertensi, stroke Dirawat tanggal 15-22 Desember 2005. Keluhan badan panas dan bicara kurang jelas dan pusing Objektif : Parameter Pemeriksaan tanggal Nilai normal 15 Desember 2005 Ureum 25mg/dl 10-50 mg/dl Kreatinin 0.8 mg/dl 0.5-0.9 mg/dl Kolesterol total 186mg/dl ≤200 mg/dl LDL 119mg/dl ≤100 mg/dl HDL 37 mg/dl ≤40 mg/dl Trigliserida 214 mg/dl ≤150 mg/dl SGOT 14.0 U/L 0.0-32.0 U/L SGPT 12.1 U/L 0.0-31.0 U/L Asam Urat 4.9 mg/dl 2.4-5.7 mg/dl Suhu tubuh Berkisar antara 36.0 oC sampai 37.1oC Tekanan darah Berkisar antara 120/80 mmHg sampai 190/100mmHg Nadi Berkisar antara 76-92x per menit Penatalaksanaan: Diberikan Pletaal 1x100mg, Plavix 1x1tab untuk mengobati stroknya. Pada saat pulang juga diresepkan pletaal 1x1 tablet, Plavix 1x1tab Penilaian : 3. Pletaal merupakan golongan anti trombosit dengan zat aktif cilostazol. Biasa diresepkan 2x50mg. Plavix juga merupakan golongan anti trombosit dengan zat aktif klopidogrel. Obat golongan anti trombosit ini kelebihan dosis. 4. Pasien mengeluh pusing dan badan terasa panas, maka perlu ditambahkan terapi obat analgesik dan antipiretik Rekomendasi: 3. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalami stroke diresepkan aspirin atau klopidogrel. Jadi sebaiknya Pletaal tidak perlu diberikan, cukup diberikan Plavix 1x1tb terlebih dahulu. 4. Ditambahkan terapi obat analgesik dan antipiretik seperti misalnya Sanmol 3x1-2 tab perhari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Tabel XIX. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode tahun 2005 Subjektif: No MR : 152685 Umur : 48 tahun Diagnosis : DM , Neuropati, stroke Dirawat tanggal 22-30 September 2005. Keluhan badan bengkak, sesak nafas, sulit bicara. Objektif : Parameter Pemeriksaan tanggal Nilai normal 22 September 2005 Ureum 23mg/dl 10-50 mg/dl Kreatinin 1.29 mg/dl 0.5-0.9 mg/dl Kolesterol total 143mg/dl ≤200 mg/dl LDL 134mg/dl ≤100 mg/dl HDL 44 mg/dl ≤40 mg/dl Trigliserida 134mg/dl ≤150 mg/dl SGOT 14.6 U/L 0.0-32.0 U/L SGPT 11.5U/L 0.0-31.0 U/L Asam Urat 10.9 mg/dl 2.4-5.7 mg/dl Suhu tubuh Berkisar antara 36.0 oC sampai 39.4oC Tekanan darah Berkisar antara 140/70mmHg sampai 180/90mmHg Nadi Berkisar antara 80-120x per menit Penatalaksanaan: Diberikan Pletaal 1x100mg. Pada saat pulang juga diresepkan pletaal 1x1 tablet. Penilaian : 1. Pletaal merupakan golongan anti trombosit dengan zat aktif cilostazol. Biasa diresepkan 1x100mg. Penggunaan pletaal ini kurang dosis karena cilostazol menurut standar dosisnya 2x100mg. Rekomendasi: 1. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalami stroke diresepkan aspirin atau klopidogrel. Jadi sebaiknya Pletaal diganti dengan aspirin 1x75mg. Atau sebagai alternatif lain dapat diberikan Klopidogrel bagi pasien yang aspirin-intolerant. . Jika digunakan Pletaal maka dosis ditambah menjadi 2x100mg perhari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 Tabel XXV. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode tahun 2005 Subjektif: No MR : 503997 Umur : 72 tahun Diagnosis : DM , hipertensi, parese dex, stroke Dirawat tanggal 17-23 Desember 2005. Mengeluh nyeri tenggorokan, perut kembung, dan pusing. Diberi Ranitidin 2x1 ampul dan obat yang mengandung Aldan atau Mg 3x10mg Objektif : Parameter Pemeriksaan tanggal Nilai normal 17 Desember 2005 Ureum 28 mg/dl 10-50 mg/dl Kreatinin 0.8 mg/dl 0.5-0.9 mg/dl Kolesterol total 241 mg/dl ≤200 mg/dl LDL 170 mg/dl ≤100 mg/dl HDL 41 mg/dl ≤40 mg/dl Trigliserida 164 mg/dl ≤150 mg/dl Suhu tubuh Berkisar antara 36.0 oC sampai36.5oC Tekanan darah Berkisar antara 120/70mmHg sampai160/100mmHg Nadi Berkisar antara 80-102x per menit Penatalaksanaan: Diresepkan obat silostazol 50mg sebanyak 2 kali sehari. Selain itu diresepkan juga Clonidin 0.15 sebanyak 2 kali sehari Penilaian : 1. Jika digunakan silostazol maka penggunaannya kurang dosis. 2. Ranitidin merupakan antitukak lambung dan tukak duodenum dan kondisi lain dimana diperlukan pengurangan asam lambung. 3. Obat yang mengandung Al dan atau Mg merupakan anti tukak yang diindikasikan untuk mengurangi gejala kelebihan asam lambung, tukak lambung, tukak duodenum, kembung, perasaan penuh di lambung. Obat golongan tukak kelebihan dosis Rekomendasi: 1. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalami stroke diresepkan aspirin atau klopidogrel. Jadi sebaiknya silostazol diganti dengan aspirin 1x75mg per hari. Jika digunakan silostazol diberikan dosis 2x100mg per hari 2. Ranitidin dan obat yang mengandung Al dan atau Mg sama-sama obat untuk tukak lambung. Pasien mengeluh perut kembung. Sebaiknya obat antitukak tersebut tidak perlu dua, cukup dipilih salah satu saja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 Dari penelitian 29 Pasien diketahui 15 Pasien mengalami DRP. Kasus yang mengalami DRPs obat kurang tepat adalah kasus I, II, IV, V, IX, XIX, XVII, XVIII, XXI, XXII, XXIII, dan XXV, sedangkan pasien yang mengalami DRP dosis kurang adalah pasien I. Selain itu terdapat satu pasien yaitu Pasien II yang mengalami DRP membutuhkan tambahan terapi obat. Kasus XII, XXIV, dan XXIX mengalami kasus DRP dosis berlebih. Tabel DRP yang disajikan hanya 3 karena pasien yang lain mengalami DRP yang sama. D. Gambaran Dampak Terapi Pasien Diabetes Mellitus dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap di RSPR periode tahun 2005 Dampak terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta sangat beragam. Pada penelitian ini terdapat 7 pasien dengan dampak terapi meninggal, hal ini tidak diketahui pasti penyebabnya. Kemungkinan dipicu oleh faktor usia, komplikasi lain, kekurangan biaya, ketidakpatuhan pasien, dan sebagainya. Selain itu dampak terapi terbanyak adalah membaik yaitu 10 pasien dari 29 pasien yang ada. Dampak terapi membaik ini tidak dapat dipastikan apakah pasien sembuh total, karena hal tersebut tidak terkontrol oleh rumah sakit. Jumlah dampak terapi sembuh sebanyak 4 pasien, jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dampak terapi yang lain. Pasien yang sembuh pada umumnya telah menjalani terapi di rumah sakit selama 10-17 hari. Dampak terapi atas permintaan sendiri sebanyak 8 pasien, pada umumnya disebabkan oleh faktor biaya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 34.48% 35.00% 27.59% 30.00% 25.00% 24.14% 20.00% 13.79% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% Meninggal APS Membaik Sembuh Gambar 4. Distribusi Pasien Diabetes mellitus berdasarkan Dampak Terapi Lama pasien menjalani perawatan di RSPR sangat beragam. Satu hari merupakan waktu tercepat keluar dari rumah sakit, akan tetapi hal tersebut disebabkan pasien meninggal. Lama perawatan 4 hari, 7hari, 9 hari, 14 hari, 16 hari 19 hari, 23 hari masing-masing dialami oleh satu pasien, sedangkan lama perawatan 8 hari, 11 hari, 5 hari, 12 hari, dan 15 hari masing- masing untuk 2 pasien. Tiga pasien yang lain menjalani perawatan selama 17 hari, dan sisanya menjalani perawatan selama 6 hari dan 10 hari dengan masing-masing untuk 4 pasien. D. Rangkuman Pembahasan Selama periode 2005 di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta ditemukan kasus diabetes mellitus komplikasi stroke sebanyak 62 pasien. Setelah diambil secara acak dilakukan penelitian sebanyak 29 pasien. Dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 29 pasien yang diteliti, diketahui kasus diabetes mellitus komplikasi stroke paling banyak terjadi pada kelompok umur 51-60 tahun dan 61-70 tahun, yaitu masingmasing 27,59%. Kasus ini lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki, yaitu dengan perbandingan 41,38 %pada laki-laki dan 58,62% pada wanita. Selain komplikasi stroke, diketahui juga adanya komplikasi lain yang terjadi. Komplikasi yang paling banyak adalah hipertensi yaitu 34,48%. Kemudian komplikasi paling banyak kedua adalah neuropati dengan prosentase 13,79%. Komplikasi lain yang terjadi adalah IHD, CHF, ISK, dislipidemia yang masing-masing terjadi pada satu kasus atau dengan prosentase 3,44%. Obat-obat yang digunakan dalam kasus diabetes mellitus komplikasi stroke tidak hanya stroke, melainkan ada beberapa golongan obat lain. Kelas terapi obat yang paling banyak dipakai adalah kelas terapi obat yang bekerja pada sistem kardiovaskular. Semua kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke menggunakan obat dengan kelas terapi tersebut atau dengan prosentase 100%, karena diabetes mellitus komplikasi stroke disebabkan adanya gangguan sistem kardiovaskular. Kelas terapi lain yang banyak digunakan adalah obat yang bekerja dengan mempengaruhi darah dan gizi. Kelas terapi digunakan oleh 26 pasien atau dengan prosentase 89,66%. Selain itu kelas terapi obat yang bekerja pada sistem saraf pusat juga banyak, yaitu 24 pasien atau dengan prosentase 82,76%. Hal ini disebabkan karena stroke berkaitan dengan kerusakan atau gangguan sistem saraf pusat, sedangkan kelas terapi lain yang digunakan adalah obat yang bekerja pada saluran cerna sebanyak 11 pasien, antiinfeksi 20 pasien, obat yang bekerja pada saluran pernafasan dan obat untuk penyakit otot skelet dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 sendi masing-masing 8 pasien, obat yang bekerja analgesik 13 pasien dan obat hormonal 18 pasien serta 7 pasien menggunakan obat yang bekerja pada sistem saluran kemih. Dalam tabel XXVI di bawah ini disajikan ringkasan DRPs yang terjadi pada kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke Tabel XXI. Ringkasan DRPs Nomor kasus I Jenis DRP Obat tidak tepat II Butuh tambahan terapi obat IV Obat tidak tepat V Obat tidak tepat IX Obat tidak tepat XII Dosis berlebih XIX Obat tidak tepat XVII Obat tidak tepat XVIII Obat tidak tepat XXI Obat tidak tepat XXII Obat tidak tepat XXIII Obat tidak tepat XXIV Dosis berlebih XXV Obat tidak tepat XXIX Dosis berlebih Pada 29 pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke, 34,48% dari jumlah kasus membaik, dampak terapi terbanyak kedua adalah atas permintaan sendiri (APS) yaitu sebanyak 27,59%, sedangkan 24,14 % dampak terapi pasien meninggal dan pasien dengan dampak terapi sembuh hanya sebesar 13,79%. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Pada penelitian evaluasi penatalaksanaan terapi diabetes mellitus komplikasi stroke di anstalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta dapat diperoleh kesimpulan berikut ini. 1. Kasus diabetes mellitus komplikasi stroke banyak terjadi pada kelompok umur 51-60 tahun dan 61-70tahun. Pada wanita 58,6% dan laki-laki 41,4%. Jenis diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe II. Komplikasi selain stroke yang paling banyak adalah hipertensi. 2. Terdapat 10 kelas terapi yang digunakan adalah kelas terapi obat yang bekerja pada sistem kardiovaskular yaitu sebanyak 29 pasien atau 100%. 3. Kasus DRP yang ditemukan ada 4 kelompok, yaitu 1 pasien butuh tambahan terapi obat, 12 pasien obat tidak tepat, 1 pasien dosis kurang dan 3 pasien dosis berlebih. 4. Dampak terapi paling banyak pada kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR adalah membaik 34,5%, meninggal 24,1%, dan APS 27,6%, serta dampak terapi sembuh 13,8%. 57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 B. SARAN Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini yaitu perlu : 1. dilakukan penelitian mengenai kasus diabetes mellitus komplikasi stroke pada periode yang berbeda, sehingga dasar evaluasi yang diberikan dapat lebih mendalam. 2. dilakukan penelitian perbandingan antara kasus diabetes mellitus komplikasi stroke dengan kasus stroke tunggal, sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh diabetes mellitus terhadap stroke. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2005a, Risk Factor Stroke, http ://www.stroke association. Org/presenter.jthml?Identifier.4716.Diakses pada 10 November 2005. Anonim, 2005b, Standards of Medical Care in Diabetes, dari http ://care.diabetes journals org/ cgi/content/ full/ 28/suppl. Diakses tanggal 24 Maret 2006. Davey, P., 2002, At Glance Medecine, Blackwell Science. Ltd.68138-141, 266273, 350-353. Fagan, S.C., dan Hess, D.C, 2005, Stroke, dalam Pharmacotherapy: A PathoPhysiologic Approach, Sixth Edition, edited by J.T. Dipiro, McGraw-Hill Companie, Inc., 415-427. Genauth, S.M.D, 2003, Diabetes Mellitus, dalam Scientific American Medicine, Second Edition, edited by Dale C. Federman and Federman D.Daniel, WebMD, Inc., 578-606. Iskandar, J, 2004, Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobatan Stroke, PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, Jakarta. Kristanto, P.H., 1999, Pola Pengobatan Penyakit Stroke pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yoyakarta Periode 1999, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Moningkey, S.I., 2000, Epidemologi Diabetes Melitus dan Pengendaliannya, Medika, 26(3), 187-188. Morgenstern,L.B.M.D and Kasner,S.E.M.D. 2003, Cerebrovascular Disorder, dalam Scientific American Medicine, Second Edition, edited by Dale C. Federman and Federman D.Daniel, WebMD, Inc., 2093-2105. Muthalib, A., 2000, Komplikasi Diabetes Melitus, Medika, 26(1), 26-30. Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, edisi 3, diterjemahkan oleh Malthilda B. Widiarto dan Anna Setiadi Ranti, ITB, Bandung. 59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 10-14. Rampengan, S., 2006, Why Mortality in Diabetic Patient With Acute Myocardial Infarction Is Higher Than in Non-Diabetic, http://www.kardiologiUI.com/newsread.php?id=136. Diakses tanggal 20 Desember 2006. Robert, H. Eckel et al, 2002, Pathogenesis of Atherosclerosis in Diabetes, http://arc.ahajournals.org/cgi/content/full/105/18/e138. Diakses pada tanggal 21 November 2005. Schwinghammer, L.T., 2000, Pharmacotherapy Handbook, 5th edition, The McGraw-Hill companies Inc, United State of America. 135-141, 171-183 Solano, M. P., and Goldberg, R.B., 2006, Lipid Management in Type 2 Diabetes, dari http://clinical.diabetesjournal.org/misc/terms.html. Diakses tanggal 10 Oktober 2006. Triastuti, F.E., 2004, Gambaran Peresepan Obat pada Pasien DM Tipe-2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 20012002, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Triplitt, C.L., Reasner, C.A., dan Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus, dalam Pharmacotherapy A PathoPhysiologic Approach, Sixth Edition, edited by J.T. Dipiro, McGraw-Hill Companie, Inc., 1333-1363. Ule, Y., 2000, Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral untuk Penderita Diabetes Melitus Usia Lanjut di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Juni 1997, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Wibowo, S., dan Gofir, A., 2001, Farmakoterapi dalam Neurologi, edisi 1, Salemba Medika, Jakarta, 53-73. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 LAMPIRAN 1 Data Pasien Diabetes Mellitus Komplikasi Stroke di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode tahun 2005 No. 1. Identitas Pasien Diagnosis No.MR : 052189 JK : P Umur : 68 th Tgl Msk : 11/07/2005 Tgl Kel : 03/08/2005 Lama Perawatan : 23 hr TB/BB : 155cm/60kg Diit : 1700 cal Outcome : Membaik Kelas : 2A Masuk : DM,Post stroke, Neuropati diabetik Keluar : DM Komplikasi : Stroke, Neuropati Penyakit yang pernah diderita : Th.2002 DM +febris Th. 2002 Stroke Th.2004 DM+ Stroke Riwayat : Pasien 3 hari perut terasa sakit terutama sebelah kanan tidak bisa BAB tapi bisa fluktus Tanda Vital Masuk: TD : 140/90, N : 80x S : 36,6oC RR : 18x Keluar: TD: 130/80150/90 N: 80102x S: 36,537,2 oC RR : 1618 Nama Obat OMZ Ceftum Vit C Kalnex Neurotam Profenid Insulin Enzyplex Triatec Theragram M Profenid sup Triatec Pletaal Neurantin Hydergin Neurotam Adalat Oros OBH Insulin RI Detrusitol Velosef Glucotrol Ceradalan Glucotrol Insulin RI Neurobion Amaryl Actos Velosef Dolana Frekuensi Pemberian 1x40mg 2x1gr 2x400mg 3x250mg 4x3gr 2x100mg 3x1 2.5mg/mlm 1x1tb 1tube/8jam 1x5mg 1x100mg 2x300mg 1x1 2x1200mg 1x1 3x10cc 3x6u 2x1tb 2x500mg 1x1mg 2x1tb 1x10mg 3x10u 1x5000 1x4mg 1x1 3x1 2x50mg Cara Pemberian Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Oral Oral Injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Oral Injeksi Oral Injeksi Injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Lama Pemberian 3 hari 3 hari 3 hari 2 hari 3 hari 13 hari 4 hari 10 hari 1 hari 9 hari 2 hari 10 hari 20 hari 18 hari 17 hari 9 hari 9 hari 8 hari 4 hari 6 hari 2hari 2 hari 4 hari 3 hari 1 hari 6 hari 9 hari 9 hari 10 hari 10 hari Obat Pulang Data Lab Glucotrol 10mg 1x1 Triatec 1x1 Ceradolan 1x1 Pletaal 1x1 Neurontin 1x1 Aricef 1x1 Detrositol 1x1 Enzimplex 3x1 Pronalgus 2x1 K/P Lactulac 11/07/2005 SGOT : 25,1 U/L SGPT : 26,2 U/L Ureum : 39 mg/dl Kreatinin : 0,9mg/dl Asam Urat : 5,5 mg/dl Glukosa Darah Puasa : 265 mg/dl Glukosa Darah PP : 296 mg/dl Kolesterol total : 336 mg/dl LDL : 251 mg/dl HDL : 44 mg/dl Trigliserida : 225 mg/dl 19/07/2005 SGOT : 22,0 U/L SGPT : 15,7 U/L PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 2. No.MR : 066196 JK : P Umur : 85 th Tgl Msk : 15/12/2005 Tgl Kel : 22/12/2005 Lama Perawatan : 8 hr TB/BB : tidak terkaji Diit : 1700cal Outcome : APS Kelas : Utama Masuk : DM + Stroke ulang Keluar : DM + hipertensi Komplikasi : Stroke, Penyakit yang pernah diderita : Tahun 1998 stroke ringan 1999 Stroke Himiparese dextra 2003 Stroke ulang dan Ulcus DM Keluhan : Bicara Pelo Riwayat Penyakit: Pasien tiba-tiba tidak bisa bicara, pelo, tidak bisa dimengerti bahasanya, malam hari tidak bisa tidur Masuk: TD : 180/80, N : 88x S : 33oC RR : 22x Keluar: TD: 130/80150/90 N: 80102x S: 36,537,2 oC RR : 1618 Celebrex Lipantil Claforan Dulcolax Novonorm Aprovil Novonorm Lactulac Nifedipin Insulin Adalat oros Detrusitol Neurobion Claforan Triofusin Amiparen Intralipid Tutofusin Kaen 3 2x200mg 1x200 2x1 gr 1x1 3x0,5 mg 1x300 mg 3x1mg 3x5cc 1x10mg 3x7u 1x5mg 1tts/mlm 1x5000 Oral Injeksi Injeksi Oral Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Oral Oral Injeksi Infus Infus Infus Infus Infus Infus 10 hari 7 hari 2 hari 2 hari 4 hari 6 hari 6 hari 4 hari 1 hari 1 hari 1 hari 8 hari 3 hari 9 hari 1 hari 1 hari 1 hari 3 hari 2 hari Nicholin Pletaal Plavix Diabex Semax Drop K/P Esilgan Tanakan NaCl 2x250g 1x100g 1x1tb 3x1/2tb 4x2tts 1x1mg 3x1 Injeksi Oral Oral Oral 5 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 1 hari 7 hari Oral Oral Infus Pletaal 1x1 Plavix 1x1 Semax 4x2tts Tanakan 3x1 Diabex 3x1/2 Triatec 1x21/2 15/12/2005 Total Protein : 8,19 mg/dl Albumin : 4,08 mg/dl Globulin : 4,11 mg/dl SGOT : 14,0 U/L SGPT : 12,1 U/L Ureum ; 25 mg/dl Kreatinin : 0,8 mg/dl Asam urat : 4,9 mg/dl Kolesterol total : 186 mg/dl LDL : 119 mg/dl HDL : 37 mg/dl Trigliserida : 214 mg/dl PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 3. No.MR : 141111 JK : L Umur : 52 th Tgl Msk : 09/09/2005 Tgl Kel : 22/09/2005 Lama Perawatan : 14 hr TB/BB : 165cm Diit : 1900cal Outcome : APS Kelas : 3 Masuk : parese ext sin susp stroke Keluar : DM Komplikasi : Stroke, Neuropati Penyakit yang pernah diderita : Th2001 opname stroke, 2003 opname kecelakaan,2004 jatuh kakikiri lemas. Riwayat : Pasien jatuh kepala kena tembok tetapi masih sadar lalu hari berikutnya badan tidak enak, kepala tidak bisa menoleh dan kepala pusing. Masuk: TD : 220/90, N : 88x S : 32oC RR : 29x Keluar: TD: 130/80150/90 N: 60-84x S: 36,536,6 oC RR : 1618x Oral Sermion Rantin Inj Kalnex Pronalges Aspar K Simvastatin Zumafen Kaptopril Primperan Inj Seftriakson Klonidin Enerbol Ergotika K/P Sanmol Adalat Oros Klonidin OMZ Myonal Velosef Asering RL 3x1tb 2x1amp 4x500mg 1x1amp 3x1 1x1 2x1 3x12,5 1x1amp 1x1gr 2x75gr 3x1tb 1x1tb(4,5) 1x1tb 1x1 3x150mg 1x1amp 3x1tb 3x500mg Oral Injeksi Injeksi Oral Oral Oral Injeksi Oral Injeksi Injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Infus Infus 13 hari 6 hari 12 hari 1 hari 13 hari 13 hari 13 hari 12 hari 3 hari 10 hari 4 hari 10 hari 10 hari 2 hari 9 hari 7 hari 6 hari 2 hari 2 hari 1 hari 12 hari 4. No.MR : 152685 JK : P Umur : 48th Tgl Msk : 22/09/2005 Tgl Kel : 30/09/2005 Lama Perawatan : 9 hr TB/BB : 60kg Diit : sonde DM1700cal Outcome : Meninggal Kelas : 2A Masuk : Obs oedem anasarka Keluar : DM Komplikasi : Stroke,CAF, Neuropati Penyakit yang pernah diderita : Sering opname Riwayat penyakit : Badan terlihat membengkak sudah 6 hari. Malam mulai sulit bicara.Pagi BAB tidak terasa, tampak sesak nafas, dibawa ke RSPR advise opname. Masuk: TD : 140/70, N: 80x/mnt S : 36oC RR : 20x/mnt Keluar: TD: 160/90180/90 N: 100120x/mnt S: 36,539,4 oC RR : 2024x Aprovel Asam.Folat Norvask Pletaal Neurontin Lasix Kalitake Neurontin Excelon Amuxsam K/P Sanmol Broadced Kalmethason Zantac Kalnex Inpepsa Neurontin Asering 1x300mg 3x1 1x5mg 2x50mg 1x300mg 3x1amp 3x1sachet 2x300mg 2x1,5mg 3x500mg 1x1 1x1gr 2x1amp 2x1amp 3x1amp 3x10cc 1x300mg/2hr Oral Oral Oral Oral Oral Injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Oral Oral Infus 9 hari 9 hari 8 hari 9 hari 2 hari 9 hari 8 hari 6 hari 7 hari 3 hari 6 hari 5 hari 4 hari 2 hari 2 hari 2 hari 1 hari 7 hari Sermion 3x1 Ergotika 1x1 Enerbol 3x1 Myonal 3x1tb Adalat Oros 1x1 Simvastatin 1x1 Capoten 3x12,5mg SGOT : 12,6 U/L SGPT : 9,7 U/L Ureum : 22 mg/dl Kreatinin : 1,4 mg/dl Kolesterol Total ; 282 mg/dl LDL : 213 mg/dl HDL : 50 mg/dl0 22/09/2005 SGOT : 14.6U/L SGPT : 11.5U/L Ureum : 23.8H Kreatinin :1.29 H Asam Urat : 10.9H Cholesterol Total : 143mg/dl LDL : 134mg/dl HDL : 44 mg/dl Trigliserida : 134mg/dl 28/09/2005 Glukosa Darah Puasa : 155 H PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 5. No.MR : 160974 JK : P Umur : 67th Tgl Msk : 19/09/2005 Tgl Kel : 23/09/2005 Lama Perawatan : 5 hr TB/BB : Diit : 1900cal Outcome : Meninggal Kelas : 2A Masuk : Anemia, Dispnoe, DM, Hipertensi, Post stroke Keluar : DM Komplikasi : Stroke, Neuropati Penyakit yang pernah diderita : Th.2003 Terkilir Th.2005 Infeksi Ginjal Th.2005 Hipoglikemia Riwayat : 3 minggu pasien sesak nafas, minum obat teratur. Masuk: TD : 180/100, N: 86x/mnt S : 41oC RR : 42x/mnt Keluar: TD: 180/110190/100 N: 89100x/mnt S: 40,941 oC RR : 3840x/mnt Lasix Cedocard Farmasal Trihexyphenidil Klonidin Neoramin Neurotam Ketosteril Actrapid siprofloksasin Insulin 8u Meylon 12,5cc Meylon 50cc Martos+Meylon 50 Martos 2x1amp 1x5mg 1x3tb 2x1 2x0,15 2x1 2x1200mg 3x1 3x4u 2x1 1x1 1x1 1x1 Injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Injeksi Injeksi Injeksi Infus 5 hari 1 hari 1 hari 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 3 hari 3 hari 1 hari 1 hari 2 hari 2 hari Infus 3 hari 19/09/2005 SGOT : 17,5 U/L SGPT : 23,9 U/l Ureum ; 114 mg/dl Kreatinin : 7,4 mg/dl Asam urat ; 8,2 mg/dl Kolesterol total ; 171 mg/dl LDL : 98 mg/dl HDL : 51 mg/dl Trigliserida ; 112 mg/dl 23/09/2005 Ureum : 396 mg/dl Kreatinin 10,6 mg/dl 6. No.MR : 184901 JK : L Umur : 80th Tgl Msk : 15/11/2005 Tgl Kel : 24/11/2005 Lama Perawatan : 10 hr TB/BB : 160cm/60kg Diit : 1700cal Outcome : Sembuh Kelas : 2B Masuk : Hemiparese dextra susp stroke Keluar : DM Komplikasi : Stroke, Penyakit yang pernah diderita : DM dan Hipertensi ±3 tahun. Riwayat : bangun tidur langsung lemas, pusing, tangan dan kaki kanan lemas, tidak kuat digerakkan, bicara pelo kurang jelas. Masuk: TD : 180/100, N : 82x S : 37,2oC RR : 18x Keluar: TD: 130/90140/85 N: 80-88x S: 36,638,4 oC RR : 20x Inj Nicholin Tanakan Encephabol Insulin RI Insulin Duloclax sup Triatec Detrusitol Diamicron 2x1amp 3x1 1x1tb 3x8u 3x6u 1x1 1x2,5mg 2x1tb 1x1 Injeksi Oral Oral Injeksi Injeksi Oral Oral Oral Oral 4 hari 9 hari 10 hari 1 hari 9 hari 1 hari 2 hari 1 hari 1 hari Diamicron 1x1 X Triatec 1x21/2 X Tanakan 3x1 XXX Encephabol 1x1 X Detrositol 2x1 (5hari) SGOT : 13,1 U/L SGPT : 11,4 U/L Ureum : 31 mg/dl Kreatinin : 1,2 mg/dl Asam Urat : 5,2 mg/dl Kolesterol total : 177 mg/dl LDL : 130 mg/dl HDL : 33 mg/dl Trigliserida : 73 mg/dl Glukosa Drah Puasa : 125 mg/dl Glukosa Darah PP : 258 mg/dl 7. No.MR : 265188 JK : P Umur : 48 th Tgl Msk : 10/11/2005 Tgl Kel : 17/11/2005 Lama Perawatan : 8 hr TB/BB : tidak terkaji Masuk : susp stroke ulang Keluar : DM Komplikasi : Stroke, Penyakit yang pernah diderita : Th.1992 hepatitis B Masuk: TD : 174/113, N : 100x S : 37,5oC RR : Keluar: Neurotam Pletaal Sermion Kaptopril Tromboaspilet Amoksisilin Metformin 3x1200mg 2x50mg 3x1tb 2x12,5 2x1 3x500mg 2x50mg Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral 8 hari 6 hari 8 hari 8 hari 8 hari 7 hari 7 hari Kaptopril 1x1 Bolpres 1x1 Diabex 3x1 Citaz 10/11/2005 SGOT : 12,2U/L SGPT : 27,5U/L Ureum : 18 mg/dl Creatinin : 0.4mg/dl CKMB : 26.0 U/L LDH : 371.5 U/L PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 Keluhan :badan lemas, terasa pusing,berat Riwayat: 10 hari pasien merasa badan lemah dan berat. Pasien periksa ke RS Panti rapih oleh dokter advise opname TD: 140/80150/90 N: 80100x S: 36,337,0 oC RR : - Blopresss Frisium Laxoberon Asering No.MR : 279646 JK : L Umur : 72 th Tgl Msk : 05/06/2005 Tgl Kel : 16/06/2005 Lama Perawatan : 11 hr TB/BB : 160cm/55kg Diit : RG. DM Outcome : Membaik Kelas : 3 Masuk : Hemiparese Sinistra Keluar : DM, IHD Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : Tahun 2002 pernah sakit jantung. Riwayat : Pasien tiba-tiba merasa kaki dang tangan kiri lemas, tidak pusing. Masuk: TD : 150/90, N : 72x S : 36,3oC RR : 18x Keluar: TD: 130/80170/90 N: 76-88x S: 36,537,2 oC RR : 1824x Furosimid Aspar K Cedocard Allupurinol Angioten Amaryl 1mg Largactil Inj Brain Act Fordesia Lactulac Extra Dulcolax Asering 1x1tb 1x1tb 3x5mg 1x100mg 1x1tb 1x1 1x12,5mg 2x1 1x1 1x1 1x1 Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Injeksi Oral Aral Oral Infus No.MR : 318559 JK : P Umur : 66 th Tgl Msk : 18/08/2005 Tgl Kel : 23/08/2005 Lama Perawatan : 6 hr TB/BB : Diit : 1700cal Outcome : APS (membaik) Kelas : 3 Masuk : DM,Stroke Keluar : DM Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : DM sejak usia 50 th, pernah opname karena DM Masuk: TD : 110/70, N : 68x S : 36oC RR : 24x Keluar: TD: 120/70150/100 N: 80-84x S: 37,037,7 oC RR : 1824x Citaz Inj Brain Act Enerbol Ergotika Siprofloksasin Detrusitol Asering 2x50mg 2x1amp 3x1 1x4,5 3x1tb 1x1 Oral Injeksi Oral Oral Oral Oral Infus Diit : 1700cal Outcome : tidak ada biaya Kelas : 3 8. 9. 1x8mg 3x10mg 1x10tts/min Oral Oral Oral Infus 6 hari 6 hari 1 hari 6 hari 2x50mg Tanakan 2x1 Detrositol 2x1 1/11/2005 Glukosa Puasa : 166mg/dl Diethyra 2x10 11 hari 11 hari 11 hari 11 hari 10 hari 10 hari 2 hari 5 hari 11 hari 6 hari 1 hari 7 hari 5 hari 4 hari 4 hari 5 hari 3 hari 1 hari 4 hari Fordesia 1x1 XV Furosemid 1x1 XV Cedocard 3x5mg XIV Allopurinol 1x100mg XV Angioten 1x1 XV Amaryl 1x1mg XV Aspar K 1x1 XV 07/06/05 Glukosa Puasa : 88mg/dl Glukosa darah PP : 148mg/dl SGOT : 13,3 U/L SGPT : 9,0 U/L Ureum : 51 mg/dl Kreatinin : 2.0mg/dl Asam Urat : 8.3mg/dl Kolesterol Total : 216 mg/dl LDL : 143 mg/dl HDL : 38 mg/dl Citaz 2x50mg Enerbol 3x1tb Siprofloksasine 1x1tb(250mg) Detrusitol 2x2mg 18/08/2005 Kreatinin : 1,7 mg/dl Asam Urat : 13,5 Total Protein : 39 mg/dl Albumin : 4,27 mg/dl Globulin : 3,12 mg/dl Glukosa darah sewaktu : 185 mg/dl LDL : 149 mg/dl Trigliserida : 160 mg/dl PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 10. No.MR : 341893 JK : P Umur : 56 th Tgl Msk : 28/11/2005 Tgl Kel : 13/12/2005 Lama Perawatan : 16 hr TB/BB : 160cm/65kg Diit : 1700cal Outcome : Membaik Kelas : 3 Masuk : Stroke serangan ulang+DM Keluar : DM+hipertensi Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : Th. 1980 Operasi payudara, Th. 1990 Operasi pendarahan otak, Th.2000 Stroke ringan Keluhan ; Nyeri di bagian perut, tangan dan kaki kiri lemas, urine keruh, lemah, pusing, mual, muntah Masuk: TD : 140/80, N : 76x S : 36,7oC RR : 22x Keluar: TD: 140/90180/100 N: 80-88x S: 36,537,1oC RR : - Nimotop Kalnex Neurotam Sibelium Inj Brain Act Inj Ceftum Inj Profenid Sermion Insulin RI Tensivask Brain Act Asering 3x1 3x1 2x1 2x1 2x2amp 2x1gr 1x1amp 3x1 3x4u 1x5mg 3x1 Oral Oral Oral Oral Injeksi Injeksi Injeksi Oral Injeksi Oral Injeksi Infus 14 hari 14 hari 14 hari 4 hari 16 hari 14 hari 4 hari 7 hari 7 hari 7 hari 8 hari 8 hari 11. No.MR : 349130 JK : P Umur : 62 th Tgl Msk : 07/05/2005 Tgl Kel : 18/05/2005 Lama Perawatan : 12 hr TB/BB : Diit : 1700cal Outcome : Meninggal Kelas : 2A Masuk : DM, Hipertensi, Keluar : DM Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : Hipertensi ±10 tahun, riwayat DM ± 2 tahun. Riwayat : Mulai tadi sore kaki dan tangan kiri terasa lemas tapi bisa digerakkan. Pasien tidak pusing tidak pelo. Periksa ke RSPR advise opname Masuk: TD : 180/110, N : 84x S : 36,7oC RR : 28x Keluar: TD: 120/60130/70 N: 6880x/mnt S: 40,540,9 oC RR : 1013x/mnt Nicholin Plavix Norvask Triatec Tanakan Eloves Evion Extra Lasix Norvask Catapres Ciproxin Dulkolax Catapres Lasix Extra Lasix Amoksisilin Garamisin Sanmol Neurotin Sanadryl exp Ceftum RL 2x250mg 1x1 1x5mg 1x1 3x1 2x1 1x1 20mg/iv 1x10mg 2x75mcg 2x250mg 1tube 3x75mcg 1x1/2tb 1amp 2x1gr 2x60mg 2x1 2x300mg 3x10mg 2x1gr Injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Injeksi Oral Oral Injeksi Oral Oral Oral Injeksi Injeksi Injeksi Oral Oral Injeksi Injeksi Infus 8 hari 9 hari 4 hari 9 hari 9 hari 9 hari 9 hari 1 hari 5 hari 1 hari 6 hari 1 hari 5 hari 7 hari 2 hari 2 hari 1 hari 2 hari 4 hari 4 hari 3 hari 8 hari Kalnex 500 3x1 XXX Neurotam 1200 2x1 IX Nimotop 3x1 XXX Norvask 1x1 X Catapres 75 4x1 XL Triatec 5mg 2x1/2 X Pravachol 1x1 X Glucovance 1,25 X 13/12/2005 Glukosa darah Puasa : 110 mg/dl Glukosa darah PP : 150 mg/dl 16/05/2005 Ureum 105mg/dl Kreatinin 4.4 mg/dl 08/05/2005 Glukosa darah puasa : 134mg/dl Glukosa darah PP: 141mg/dl 14/05/2005 Glukosa darah puasa : 105mg/dl Glukosa darah PP : 141mg/dl. 07/05/2005 Ureum : 4.9mg/dl Kreatinin 1.6mg/dl Asam Urat : 8.0mg/dl Kolesterol total : 182 mg/dl HDL : 49mg/dl PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 12. No.MR : 370268 JK : P Umur : 87 th Tgl Msk : 09/12/2005 Tgl Kel : 19/12/2005 Lama Perawatan : 11 hr TB/BB : tidak terkaji Diit : 1700cal Outcome : Membaik Kelas : I A Masuk : DM, Stroke Keluar : DM Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : Juni 2003 mengalami Hipertensi dan Hemiparese Sinistra Keluhan : Batuk, panas, badan lemas Riwayat: 1 minggu badan lemas, kaki dan tangan kiri lemas, badan padas. Pagi jalan ke kamar mandi jatuh dan tidak bisa bangun, jalan lagi lemas. Masuk: TD : 190/90, N : 80x S : 39oC RR : 24x Keluar: TD: 120/80150/80 N: 80-84x S: 36,036,7oC RR : 2026x Pletaal 100 Plavix Tanakan Encephabol Nicholin Sanmol Tequin Transbronco Semax Capoten Norvask Asering 1x1tb 1x1 tb 3x1 tb 1x1tb 2x250 1x1tb 1x400mg 3x5cc 4x4tb 2x12,5mg 5mg Oral Oral Oral Oral Injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Infus 11 hari 11 hari 11 hari 11 hari 11 hari 3 hari 10 hari 10 hari 2 hari 6 hari 1 hari 10 hari 13. No.MR : 392153 JK : P Umur : 73 th Tgl Msk : 08/10/2005 Tgl Kel : 13/10/2005 Lama Perawatan : 6 hr TB/BB : 150cm/62kg Diit : Sonde Outcome : Meninggal Kelas : 3 Masuk : Stroke ulang pd penderita DM Keluar : DM Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : Th 2002 stroke pertama, Th 2003 stroke kedua. Punya riwayat DM, kontrol teratur tetapi tidak diit. Riwayat : Tiba-tiba tidak bisa bicara kaki dan tangan kaku, dibawa ke RSPR advise opname. Masuk: TD : 180/90, N : 112x S : 38oC RR : 18x Keluar: TD:37/14 -76/48 N: 108x S: RR : 24x Pletaal Hydergin Enchepabol Nicholin Insulin Seftriakson K/P Sanmol Insulin Martos 1x100mg 1x1 1x1 2x250 3x6u 2x1 4x1 3x8u Oral Oral Oral Injeksi Injeksi Injeksi Oral Injeksi Infus 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 3 hari 3 hari 2 hari 1 hari 5 hari 14. No.MR : 458864 JK : L Umur : 47th Tgl Msk : 04/01/2005 Tgl Kel : 22/01/2005 Masuk : Susp stroke dengan hemiplegi dextra Keluar : DM Komplikasi : Stroke, Masuk: TD : 200/120, N : 80x S : 36,7oC Kalnex Rantin Nimotop Amoksisilin Triatec 4x500mg 2x1amp 3x1tb 1x2,5gr 1x2,5mg Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Oral 11 hari 11 hari 17 hari 6 hari 13 hari Tranbronco 3x5cc Tanakan 3x1 Plavix 1x1 Encephabol 1x1 Pletaal 1x1 Kaptopril 12,5 2x1 09/12/2005 Glukosa Darah Puasa ; 181 mg/dl Glukosa Darah Puasa ; 112 mg/dl SGOT : 22,8 U/L SGPT : 40,2 U/L Ureum : 36 mg/dl Kreatinin : 0,4 mg/dl Kolesterol Total : 220 mg/dl LDL : 165 mg/dl HDL : 41 mg/dl Trigliserida : 111mg/dl 08/10/05 SGOT : 22,7 U/L SGPT : 14,1 U/L Ureum : 15 mg/dl Kreatinin : 0.6 mg/dl Asam Urat : 3.7 mg/dl Total kolesterol :224 mg/dl LDL : 147 mg/dl HDL : 63 mg/dl Trigliserida 115 mg/dl Triatec 1x5mg (1x1tb) Catapres 4x75mg (4x1tb) Nimotop Ureum : 83mg/dl Kretinin 2.4mg/dl Total Protein 6.08mg/dl Albumin 3.03mg/dl Globulin 3.05mg/dl PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 Lama Perawatan : 19 hr TB/BB : tidak terkaji Diit : 1900 cal Outcome : tidak ada biaya Kelas : 3 15. No.MR : 466180 JK : P Umur : 69 th Tgl Msk : 01/03/2005 Tgl Kel : 10/03/2005 Lama Perawatan : 10 hr TB/BB : Diit : 1700 cal Outcome : Sembuh Kelas : 2B hipertensi Penyakit yang pernah diderita : 2 tahun Hipertensi, tidak pernah dikontrol Riwayat : Pasien habis minum susu jahe lalu pulang tidur, tiba-tiba pasien keluar keringat banyak, tidak bisa bicara, muntahmuntah, badan lemas, pasien dibawa ke RS Panti Rini. Oleh dokter dianjurkan ke RR Panti Rapih. Masuk : Stroke Keluar : DM Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : Hipertensi sejak muda Riwayat : Lemas ekstrimitas kiri, wajah perot, bicara pelo setelah dari kamar mandi Keluar: TD: 150/90170/100 N: 7984x/mnt S: 35,535,6 oC RR : 2830x/mnt Masuk: TD : 200/100, N : 72x S : 36oC Keluar: TD: 130/80160/90 N: 76-80x S: 35,535,6 oC Catapres Nimotop Ekstra Sanmol Inj Xantin Inj Amoksisilin Catapres Sanmol Inj NaCl + 100cc Garamisin Insulin RI Alinamin Triatec Tarivid Seftriakson Kalnex Asering Asering + Herbeser 50mg NaCl 2x75mg 3x1tb 1x1 2x1amp 2x1amp 4x75mg 1x500mg 2x60mg Oral Oral Oral Injeksi Injeksi Oral Oral Injeksi 6 hari 8 hari 1 hari 9 hari 7 hari 7 hari 11 hari 4 hari 3x6u 1x1amp 1x5mg 2x400mg 2x1gr 4x500mg Injeksi Oral Oral Oral Injeksi Injeksi Infus Infus 4 hari 3 hari 5 hari 5 hari 3 hari 1 hari 17 hari 2 hari Infus 15 hari Nicholin Plavix Hydergin FAS Aricept Capoten 25 Sanadryl exp Pravachol Insulin RI Glucovan 2,5 Insulin Insulin Norvask Martos 2x250 1x1tb 1x1 1x1 3x1 4x5 1x1 3x7u 1x1 3x6u 3x10u 1x1 Injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Injeksi Oral Injeksi Injeksi Oral Infus 3 hari 9 hari 9 hari 9 hari 9 hari 10 hari 7 hari 2 hari 3 hari 2 hari 6 hari 6 hari 3hari 3x1 Tarivid 2x400mg (2x1tb) Glucotrol 5 mg 1x1 (pagi) Sanmol 2x1 Glukosa 201mg/dl Glukosa PP 195mg/dl Capoten 25mg 3x1 XXX Pravachol 1x1 X Glucovance 1x1 X Plavix 1x1 X Hidergin FAS 1x1 X Aricef 1x1 X 02/03/2005 SGOT : 17.6 U/L SGPT : 21.1 U/L Ureum : 40 mg/dl Kreatinin : 1.1mg/dl Asam Urat : 3.9 mg/dl Kolesterol total : 231mg/dl LDL : 153mg/dl HDL : 56mg/dl Trigliserida : 191 mg/ml Glukosa darah Puasa : 230mg/dl Glukosa darah PP : 379mg/dl 06/03/2005 Glukosa darah Puasa: 196mg/dl Glukosa darah PP : 296mg/dl 09/03/2005 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Gl;ukosa darah puasa : 85mg/dl Glukosa darah PP : 296mg/dl 01/03/2005 Glukosa darah sewaktu : 342mg/dl 03/03/2005 Glukosa darah sewaktu : 120mg/dl 16. 17. No.MR : 467285 JK : L Umur : 59 th Tgl Msk : 08/03/2005 Tgl Kel : 08/03/2005 Lama Perawatan : 1 hr TB/BB : Diit : 1700cal Outcome : Meninggal Kelas : 2A Masuk : Obs Stroke Keluar: DM,hipertensi Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah dide rita : - Masuk: TD : 160/110, N : 74x S : 37,5oC RR : 18x Keluar: TD: 160/110183/113 N: S: 37,5-oC RR : 18x Kaptopril 12,5mg Plavix Tanakan Hydergin FAS Nicholin 250mg 2x1 Oral 1 hari 1x1 3x1 1x1 2x1 Oral Oral Oral Injeksi 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari No.MR : 473263 JK : L Umur : 66 th Tgl Msk : 23/04/2005 Tgl Kel : 09/05/2005 Lama Perawatan : 17 hr TB/BB : 170cm/65kg Diit : 1700cal Outcome : APS Kelas : 2B Masuk : Stroke recurent, DM Ulcus Keluar: DM Ulcus Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : tahun 1998 DM, tahun 2004 Stroke Keluhan : badan lemas Masuk: TD : 130/70 N : 104x S : 38,5oC RR : 20x Keluar: TD: 160/110183/113 N: S: 37,5-oC RR : 18x Pletaal Rantin RL Nicholin Methylcobalt Enchephabol Eloves Seftriakson Methycobalt K/P Mucohexin Sanmol K/P Tarivid 400mg Sanmol Inpepsa RI Glucotrol Kaen IB 2x50 mg 2x1amp 3x6u 2x250mg 2harix1amp 3x1tb 3x1tb 2x1gr 3x500mg 3x5cc 1x1 2x400mg 3x1 3x10cc 3x 10u 1x5mg Oral Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Oral Oral Injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Injeksi Oral Infus 17 hari 17 hari 11 hari 7 hari 14 hari 16 hari 16 hari 13 hari 2 hari 1 hari 1 hari 14 hari 14 hari 12 hari 6 hari 1 hari 15 hari 08/03/05 SGOT : 24.4 U/L SGPT : 23,4 U/L Ureum : 22 mg/dl Kreatinin : 1,5mg/dl Asam Urat : 8,1 mg/dl Kolesterol total : 225 mg/dl Trigliserida : 136mg/dl Eloves 3x1 XIII Encephabol 3x1 61 tb Pletaal 2x1 41tb Tarivid 2x1 VI Glucotrol 1x1 1x1 23/04/2005 SGOT : 19,8 U/L SGPT : 13,8 U/L Ureum : 53 mg/dl Kreatinin : 1,6 mg/dl Asam Urat 6,5 mg/dl Kolesterol total : 124 mg/dl LDL : 78 mg/dl HDL : 37 mg/dl Trigliserida : 45 mg/dl 24/04/2005 Glukosa darah Puasa : 148 mg/dl Glukosa Darah PP : 216 mg/dl 03/05 2005 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 Glukosa darah Puasa : 267 mg/dl Glukosa darah PP : 243 mg/dl 08/05/2005 Ureum : 59 mg/dl Kreatinin 1,9 mg/dl Glukosa darah Puasa : 203 mg/dl Glukosa Darah PP : 227 mg/dl 18. No.MR : 474387 JK : L Umur : 85 th Tgl Msk : 02/05/2005 Tgl Kel : 11/05/2005 Lama Perawatan : 10 hr TB/BB : 165cm/65kg Diit : 1700cal Outcome : tidak ada biaya Kelas : 3 Masuk : DM,ISK Keluar: DM,ISK Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : DM selama 2 tahun berobat teratur. Riwayat : Malam buang air kecil terusmenerus. Hari berikutnya pagi tidak bisa buang air kecil sama sekali. Periksa ke RSPR advise opname Masuk: TD : 145/85 N : 30x S : 37,5oC RR : Keluar: TD: 110/70160/80 N: 8084x/mnt S: 37oC RR : - Ceftum Kaptopril Esilgan Kaptopril Velosef Citaz RL 2x1 (12jam) 2x12,5 1x1mg 2x25mg 3x500mg 2x50mg Injeksi Oral Orl Oral Oral Oral Infus 8 hari 4 hari 6 hari 4 hari 4 hari 1 hari 8 hari Kaptopril 2x25mg Esilgan 1x1mg Velosef 3x500mg Citaz 2x50mg R/Enerbol 3x1tb R/Ergotika 1x4,5mg 02/05/2005 Glukosa darah sewaktu : 84mg/dl Ureum : 32mg/dl Kreatinin : 0.7mg/dl Albumin : 2.78 mg/dl Globulin 3.40 mg/dl Protein Total : 6.18mg/dl 19. No.MR : 470581 JK : L Umur : 59 th Tgl Msk : 04/04/2005 Tgl Kel : 13/04/2005 Lama Perawatan : 10 hr TB/BB : 160cm/ 70kg Diit : 1700cal Outcome : membaik Kelas : 3 Masuk : DM,Stroke hemiparese kanan Keluar: DM Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : DM selama 2 tahun berobat teratur Riwayat : Pasien mengeluh kaki kanan sakit untuk jalan diberi neoremacyl tidak berkurang. Bicara jadi tidak Masuk: TD : 130/80 N : 85x S : 37,0oC RR : 20x Keluar: TD: 110/80150/80 N: 64-80 S: 3636,4oC RR : - Citaz Zyloric Cyproxin Tanakan Sanotake Hydergin Fas Triatec Inj Brain Act Diazepam Nicholin Zoloft NaCl 2x50mg 1x300mg 3x125mg 3x1 2x1 1x1 1x2,5 2x1 1x10mg 2x250 1x1 (mlm) Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Injeksi Injeksi Injeksi Oral Infus 7 hari 9 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 2 hari 5 hari 1 hari 2 hari 5 hari 5 hari Citaz 50 2x1 XX Tanakan 3x1 XXX Sanotake 2x1 XX Hydergin Fas 1x1 X Zoloft 1x1 X 13/04/2005 Glukosa darah puasa : 139 mg/dl Glukosa darah PP :184mg/dl Urinalisa Protein/Albumin (+) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 jelas, tidak nafsu makan dan lemas. Hari berikutnya tidak bisa bangun, ekstrimitas kanan lemas. Periksa RS Panti Rapih advise opname 20. No.MR : 475295 JK : L Umur : 55 th Tgl Msk : 10/05/2005 Tgl Kel : 15/05/2005 Lama Perawatan : 6 hr TB/BB : 68kg Diit : Sonde DM1700cal Outcome : Meninggal Kelas : 2B Masuk : Suspect Stroke, hipertensi, DM Keluar: DM, Hipertensi Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : DM sejak 8 tahun yang lalu, dan 6 tahun yang lalu operasi batu ginjal Riwayat : 5 hari sebelumnya Pasien mengeluh pusing badan terasa lemas. 9/05/05 Pasien tibatiba pingsan dan di bawa ke rumah sakit Masuk: TD : 140/100 N : 100x S : 38oC RR : Keluar: TD: 138/105142/94 N: 69142x S: 39,9oC RR : 36x Nicholin Plantacid Insulin Seftriakson Xyloric Lipitor Sanmol Insulin RI Rantin Martos NaCl + 25u RI RD + RI 2x250mg 3x10cc 3x10u 2x1gr 2x1tb 1x1 1x1 3x30 u 1x1 Injeksi Oral Injeksi Injeksi Oral Oral Oral Injeksi Injeksi Infus Infus Infus 5 hari 5 hari 1 hari 4 hari 4 hari 4 hari 3 hari 2 hari 1 hari 2 hari 1 hari 4 hari 21. No.MR : 476165 JK : L Umur : 78 th Tgl Msk : 15/05/2005 Tgl Kel : 19/05/2005 Lama Perawatan : 5 hr TB/BB : tidak terkaji Diit : tidak diit Outcome : APS Kelas : 2B Masuk : obs retensio urine, susp BPH HT post stroke Keluar: DM, Hipertensi Komplikasi : post stroke Penyakit yang pernah diderita : Hipertensi dan DM Riwayat : Pasien stroke dirawat di RS Purworejo, BAK tidak lancar, Cateter Masuk: TD : 160/90 N : 82x S : 36,5oC RR : 16x Keluar: TD: 160/100190/100 N: 8088x/mnt S: 36,437,6 oC Pletaal 100 Detrusitol Capoten Sanadryl Seftriakson Amaryl siprofloksasin Pronalges 1x1tb 2x1 2x12,5 3x10cc 1x1gr 1x1mg 2x500 3x1 Oral Oral Oral Oral Injeksi Oral Oral Oral 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 3 hari 2 hari 1 hari 1 hari 10/05/2005 SGOT : 16.3 U/L SGPT : 25.2 U/L Ureum : 75 mg/dl Kreatinin : 3.1 mg/dl Asam Urat : 13.1 mg/dl Kolesterol total : 319 mg/dl LDL : 243 mg/dl Trigliserida : 281 mg/dl 14/05/05 Glukosa puasa : 273 mg/dl Glukosa Puasa : 476 mg/dl. Capoten 12,5x 2 Amaryl 1x1 Sanadryl 3x10cc Pletaal 100mg 1x1 Ciprofloksasin 2x500 Pronalges 3x1 15/05/2005 SGOT : 25.4U/L SGPT : 14.2 U/L Ureum : 34mg/dl Kreatinin: 1.1 mg/dl Asam Urat 3.2 mg/dl Cholesterol total : 156 mg/dl LDL : 94 mg/dl HDL : 51 mg/dl Trigliserida 46 mg/dl Glukosa Puasa : 143mg/dl Glukosa sewaktu : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 22. Sumiyati Sasmito No.MR : 482896 JK : P Umur : 64 th Tgl Msk : 10/07/2005 Tgl Kel : 24/07/2005 Lama Perawatan : 15 hr TB/BB : Diit : 1700cal Outcome : Sembuh Kelas : Utama/IA tidak bisa masuk maka pakai pempers. Dibawa ke IGD RSPR bisa terpasang cateter n0.16. Advise opname RR : 2028x/mnt Masuk : hemiparese dextra susp stroke, Hipertensi Keluar: DM, Komplikasi : stroke Penyakit yang pernah diderita : DM ±1 tahun, 2 bulan terakhir tidak kontrol Keluhan : Tangan kanan lemas, tidak pusing Masuk: TD : 190/100 N : 92x S : 37,1oC RR : 19x Keluar: TD: 120/80130/80 N: 76-88x S: 36,036,4oC RR : - 299mg/dl Inj Nicholin Pletaal Neurontin Triatec Aricef Tanakan Lipitor R/Zalf R/Talk Glucotrol Detrusitol Asering 2x250mg 1x100mg 1x300mg 1x2,5mg 1x1tb 3x1 1x1 habis mandi 1x siang 1x10mg 2x1 Injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Topikal Topikal Oral Oral infus 4 hari 15 hari 15 hari 13 hari 14 hari 14 hari 13 hari 12 hari 7 hari 10 hari 8 hari 5 hari Pletaal 1x100 Neurontin 1x300mg Aricef 1x1 Tanakan 3x1 Triatec 1x10mg Lipitor 1x1 Glucotrol 1x10mg Glucopac 2x1 10/07/2005 SGOT : 33,6 U/L SGPT : 24,7 U/L Ureum : 21 mg/dl Kreatinin : 0,6 mg/dl Glukosa Darah sewwaktu : 83 mg/dl Kolesterol total : 344 mg/dl LDL : 263 mg/dl HDL : 41 mg/dl Trigliserida : 188 mg/dl 11/07/2005 Glukosa Drah Puasa : 104 mg/dl Glukosa Darah PP : 218 mg/dl 12/07/2005 Glukosa Darah Sewaktu : 215 mg/dl Glukosa Drah Puasa : 192 mg/dl Glukosa Darah PP : 214 mg/dl 14/07/2005 Glukosa Darah Puasa ; 221 mg/dl Glukosa darah PP : 305 mg/dl 17/01/2005 Glukosa Darah Puasa : 141 mg/dl Glukosa Drah PP : 223 mg/dl PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 23. 24. 25. No.MR : 485398 JK : P Umur : 65th Tgl Msk : 29/07/2005 Tgl Kel : 14/08/2005 Lama Perawatan : 17 hr TB/BB : tidak terkaji Diit : Lunak Outcome : Sembuh Kelas : 2B Masuk : Hipertensi berat Keluar: DM, Komplikasi : post stroke Penyakit yang pernah diderita : Hipertensi Riwayat : Pusing, nggliyer, bagian leher kaku, sudah periksa puskesmas tidak berkurang. Periksa ke RSPR dengan keluhan pusing dr Djoko advise opname Masuk: TD : 185/100 N : 85x S : 36,8oC RR : 18x Keluar: TD: 120/70160/100 N: 80-88x S: 36,737oC RR : 2024x Inj Nicholin Pletaal Enchephabol Forte Hidergin FAS Norvask Tanakan Myonal Methycobalt Exelon Detrusitol Triatec Mefinal Ciproxin Asering 2x250mg 1x100mg 1x1 Injeksi Oral Oral 5 hari 17 hari 17 hari 1x1 1x1(pagi) 3x1 3x1tb 3x500mg 2x3gr 2x1tb 1x1(mlm) 1x500mg 3x250mg Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Infus 17 hari 17 hari 17 hari 9 hari 16 hari 13 hari 5 hari 6 hari 1 hari 4 hari 8 hari No.MR : 485702 JK : L Umur : 50 th Tgl Msk : 01/08/2005 Tgl Kel : 06/08/2005 Lama Perawatan : 6 hr TB/BB : Diit : Sonde 1900cal Outcome : Membaik Kelas : 2B Masuk : Stroke Himiparese Sinistra Keluar: DM, Komplikasi : Stroke, Dislipidemia Penyakit yang pernah diderita : Riwayat : Pasien bangun belum merasakan apa-apa, saat akan buang air kecil tiba-tiba tubuh lemas pada bagian kiri dan sulit bangun dari tempat tidur Masuk: TD : 150/100 N : 64x S : 36oC RR : 20x Keluar: TD: 100/70130/80 N: 76-88x S: 36,036,4oC RR : - Silostazol Klopidogrel Sitikolina Pravastatin Natrium Piritinol Glibenklamida +Metformin 1,25 NaCl 0,9% 1x100mg 1x75mg 2x250mg 1x1tb Oral Oral Injeksi Oral 5 hari 6 hari 5 hari 4 hari 1x1tb 1x1tb Oral Oral 6 hari 4 hari infus 5 hari No.MR : 488763 JK : P Umur : 60th Tgl Msk : 24/08/2005 Tgl Kel : 04/09/2005 Lama Perawatan : 12 hr TB/BB : 155cm/60kg Diit : 1700 cal Outcome : Membaik Kelas : 3 Masuk : Vertigo dg DM dan hipertensi Keluar : DM Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : sakit gula den reumatik Riwayat : 2 hari sebelum opname badan terasa sakit Masuk: TD : 110/70, N : 80x S : 37oC RR : 22x Keluar: TD: 110/70160/90 Inj Brain Act Citaz 50mg Enerbol Ergotika Triatec 4,1 mg Seftriaksone Insulin RI Fordesia Sistenol Lasix 2x1 2x1 3x1tb 1x1 1x1 2x1gr 3x7u 1x1tb 1x1 1x1/2 Injeksi Oral Oral Oral Oral Injeksi Injeksi Oral Oral Oral 6 hari 12 hari 11 hari 11 hari 10 hari 7 hari 1 hari 11 hari 10 hari Triatec 1x50mg Ciproxin 3x25mg Tanakan 3x1 Exelon 2x3mg Pletaal 1x100 Encephabol F 1x1 Hidergin FAS 1x1 08/08/2005 SGOT : 16,7 U/L SGPT : 11,3 U/L Ureum : 19 mg/dl Kreatinin : 0,8 mg/dl Trigliserida : 66 mg/dl Glukosa Darah Sewaktu : 85 mg/dl Kolesterol Total : 53 mg/dl Trigliserida : 76 mg/dl Pravastin Natrium 1x1 Glibenklamida +Metformin 1,25 1x1 Silostazol 100mg 1x1 Klopidogrel 75mg 1x1 Piritinol 1x1 01/08/2005 Kreatinin : 0,8 mg/dl Asam urat : 4,6 mg/dl SGOT : 17,7 U/L SGPT : 18,6 U/l 02/08/2005 Glukosa Darah puasa : 280 mmol/ml 06/08/2005 Glukosa Darah puasa; 179 mmol/ml Citaz 50mg 2x1tb Enerbol 3x1tb Ergotika 1x4,5mg Triatec 2,5mg 1x1 Fordesia 1x1 tb Glucovance 2,5 1x1 24/08/2005 SGOT : 49,9 U/L SGPT : 37,9 U/L Ureum :27 mg/dl Kreatinin : 0,7 mg/dl Asam Urat : 2,4 mg/dl Kolesterol total : 206 mg/dl LDL : 144 mg/dl HDL : 54 mg/dl PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 26. 27. No.MR : 492147 JK : P Umur : 53 th Tgl Msk : 19/09/2005 Tgl Kel : 03/10/2005 Lama Perawatan : 15 hr TB/BB : 155cm/96kg Diit : 1700 cal Outcome : Membaik Kelas : 3 No.MR : 495044 JK : P Umur : 55th Tgl Msk : 10/10/2005 Tgl Kel : 13/10/2005 Lama Perawatan : 4 hr TB/BB : Diit : 1700cal Outcome : Meninggal Kelas : 2 Iso semua tidak bisa tidur. Tgl 24/08/05 tiba-tiba pasien tdk sadar dibawa ke rumah sakit N: 80-84x S: 37-37,7 o C RR : 2022x Avil Glucovance 2,5 Vometa Asering 1x1/2 1x1 3x1 Oral Oral Oral Infus 7 hari 4 hari 5 hari 6 hari Vometa 3x1tb Lasix 1x1/2 Glucovance 1x1,25mg Trigliserida : 151 mg/dl 25/08/05 Glukosa puasa : 144mg/dl Glukosa PP : 191 mg/dl 30/08/05 Glukosa Puasa ; 280 mg/dl 02/09/05 Glukosa puasa : 214 mg/dl Glukosa PP : 255 mg/dl Masuk : DM Keluar : DM Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : Hipertensi sejak 1997,control rutin Masuk: TD : 170/100, N : 88x S : 36,5oC RR : 20x Keluar: TD: 110/80150/90 N: 76-84x S: 36,237,8 oC RR : 2124x Inj Kalnex 2 amp Nimotop 4x500 Injeksi 15 hari 2.5cc/ jam 1x1 1x1 1x1gr 2x1gr 1x1 4x1tb 2x1 1x1 Oral 15 hari Oral Oral Injeksi Injeksi Oral Oral Oral Oral 9 hari 14 hari tidak tahan 12 hari 12 hari 12 hari 5 hari 5 hari Fordesia 1x1 tb X Prexum 1x1 tb(pagi) X 1x1 tb(mlm) X Catapres 3x150mcgXXX Glucovance 1x25mg X 1x2 Oral 1 hari Infus Infus 2 hari 15 hari 01/10/2005 Glukosa darah : 170 mg/dl Glukosa darah PP : 272 mg/dl 03/10/05 Glukosa darah : 150 mg/dl Glukosa darah PP : 269 mg/dl SGOT : 25,1 U/L SGPT : 25,3 U/L Ureum : 20 mg/dl Kreatinin : 0,7 mg/dl Asam Urat : 4,3 mg/dl Kolesterol total : 106 mg/dl Trigliserida : 158 mg/dl Infus Infus Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Oral Oral 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 1 hari Masuk : Stroke Keluar : DM Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : Hipertensi ±10 tahun, control jika terasa pusing Masuk: TD : 207/135, N : 96x S : 39,8oC RR : 30x Keluar: TD: 110/80150/90 Prexum 4mg Fordesia Inj Seftriakson Inj Aminofilin Adalat Oros Catapres 75mg Detrusitol Glucovance 1,25mg Glucovance 1,25mg NaCl 100 Asering Manitol 200cc Manitol 125cc Penitoin Dexamethason Seftriakson 1gr Pronalges Primperan Zantac Sanmol Blopress 8mg 1x1 4x1 3x1amp 4x2amp 3x1 3x1amp 2x1amp 3x1amp 3x1 1x1 11/10/2005 Glukosa Darah Sewaktu : 548 mg/dl SGOT : 29,5 U/L SGPT : 28,1 U/L Ureum : 88 mg/dl Kreatinin : 1.2 mg/dl Asam Urat : 10,3 mg/dl Kolesterol Total : 341 mg/dl PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 28. N: 76-84x S: 36,237,8 oC RR : 2124x Insuln RI Blopress 8 mg NaCl NaCL + RI RD + RI 124 NaCl + Herbeser sblm makan 2x1 Injeksi Oral Infus Infus Infus infus 2 hari 4 hari 1 hari 4 hari Trigliserida : 105 mg/dl No.MR : 495801 JK : L Umur : 72 th Tgl Msk : 16/10/2005 Tgl Kel : 01/11/2005 Lama Perawatan : 17 hr TB/BB : Diit : 1700cal Outcome : APS Kelas : 2A Masuk : Stroke+DM Keluar : DM Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : setengah tahun lalu operasi perut Riwayat : Pasien hingga siang belum bangun tidur oleh anaknya ditengok ternyata sudah tudak sadar langsung dibawa ke rumah sakit Masuk: TD : 160/100, N : 80x S : 36,4oC RR : 14x Keluar: TD: 120/70130/80 N: 84102x S: 36,036,5oC RR : 1820x Nicholin Tanakan Aricef Triatec Siprofloksasin Tregetol Xanax Lasix NaCl 2x1amp 3x1 1x1 (pagi) 2x2,5mg 3x250mg 1x1(mlm) 0,25/mlm 1x1amp Injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Infus 11 hari 16 hari 16 hari 16 hari 15 hari 7 hari 5 hari 1 hari 11 hari Tanakan 3x1 Aricef 1x1 17/10/05 Total Protein : 5.57 L Albumin 3.08 L Globulin 2.49 L 31/10/05 Total Protein : 6.14 L Albumin : 3.74 L Globulin 2.40 L No.MR : 503997 JK : P Umur : 72th Tgl Msk : 17/12/2005 Tgl Kel : 23/12/2005 Lama Perawatan : 7 hr TB/BB : tdk terkaji Diit : 1700cal Outcome : Membaik Kelas : 3 Masuk : DM+Hipertensi+pare se dex Keluar : DM Komplikasi : Stroke Penyakit yang pernah diderita : DM dan Hipertensi Riwayat : tidak ada Masuk: TD : 160/100, N : 80x S : 36,4oC RR : 14x Keluar: TD: 120/70130/80 N: 84102x S: 36,036,5oC RR : - Citaz Klonidin Prexum Primperan Siprofloksasin Kalnex Prexum Zantac Plantacid Fordesia seftriakson Norvask Kaptopril Siprofloksasin Amoxan Asering Martos 2x50mg 2x0,5 1x1/2 2x1amp 3x250mg 3x1amp 1x1 2x1amp 3x10mg 1x1 2x1gr 1x1 4x25mg 3x250mg 2x1 Oral Oral Oral Injeksi Oral Injeksi Oral Injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Infus Infus 5 hari 5 hari 5 hari 4 hari 5 hari 4 hari 5 hari 6 hari 3 hari 2 hari 1 hari 1 hari 1 hari 6 hari Citaz Ureum : 28mg/dl Kreatinin : 0,8 mg/dl Trigliserida 5,6 mg/dl Kolesterol Total : 241mg/dl LDL : 170 mg/dl HDL : 41 mg/dl Trigliserida : 164 mg/dl 1x1 Klonidin 2x1 Prexum 1x1/2 Siprofloksasin 3x1 Fordesia 1x1 Plantacid 3x10cc Kaptopril 4x25mg PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 LAMPIRAN 2 Golongan dan Jenis Obat yang Digunakan Pasien Diabetes Mellitus dengan Komplikasi Stroke di Rumah Sakit panti rapih Periode tahun 2005 Obat Sistem Kardiovaskular No 1 Golongan Antihipertensi Kelompok Antagonis Reseptor Angiotensin II ACEI ARBS Calcium Chanel Blocker 2 Antiangina 3 Diuretika 4 Obat sistem koagulasi darah 5 Obat Hipolipidemik 6 Obat gangguan sirkulasi darah golongan nitrat Calsium Chanel Blocker Diuretik osmotik diuretika kuat Anti trombosit Hemostatik dan antifibrinolitik Klofibrat Statin vasodilator Jenis obat Candesartan Losartan Irbesartan Kaptopril Perindopril Ramipril Klonidin Donepezil Nimodipin Amlodipin nifedipin Isosorbid dinitrat Diltiazem hidroklorida Manitol Furosemid Aspirin Klopidogrel Silostasol Asam traneksamat Fenofibrat Simvastatin Atorvastatin Pravastatin nikergolina Ko-dergokrin Sibelium Sitikolin Ginko biloba Nama Dagang Blopress Angioten Aprovel Capoten Prexum Triatec Klonidin Aricept nimotop Tensivask, Norvask Adalat Oros Cedocard Herbeserr Manitol Lasix Tromboaspilet Plavix Citaz, Pletaal Kalnex Lipantil Simvastatin Atorvastatin Pravachol Sermion Hydergin, Ergotika Sibelium Nicholin, Brain Act Tanakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 Obat yang Bekerja mempengaruhi Darah dan Gizi No. Golongan 1 Cairan dan elektrolit parenteral 4 Vitamin Jenis obat Nama Dagang Natrium laktat maltosa, glukosa NaCl 0,9% Ion Ca, K,Na, C,Cl asetat, laktat, glukosa Alfatokoferol Nikotinamid Tiamina tetrahidrosulfuril disulfida basa RL Martos,RD Infus NaCl 0,9% Kaen 3B Alinamin Neurobion Sanotake Obat yang Bekerja sebagai Analgesik No Golongan 1 Analgesik non opioid Jenis Obat Nama Dagang Parasetamol Asam Mefenamat Kombinasi parasetamol dengan bukan psikoleptik Sanmol Mefinal Sistenol Obat Sistem Susunan Saraf Pusat No. 1 Golongan Psikofarmaka Kelompok hipnotik dan ansiolitik Obat untuk psikosis Antidepresan 2 3 4 5 Jenis Obat Nama Dagang Alprazolam Estazolam Diazepam Klorpromasin Xanax Esilgan Diazepam Largactil Amitriptilin hidroklorida Pemacu SSP dan penekan nafsu makan Antiepilepsi pemacu sistem saraf pusat Obat Antimual dan vertigo Antiparkinson Antiemetik Pirasetam Fenitoin Gabapentin Karbamazepin Fordesia® Domperidon Antimuskarinik Trihexyfenidil Pengobatan Antiepilepsi Methylcobalt® Piritinol Sertralin Methylcobalt® Enchepabol Enerbol Neurotam Fenitoin Gabapentin Tegretol Fordesia® Vometa Trihexyfenidil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 Obat Antiinfeksi No 1 Golongan obat Antibiotik Kelompok Jenis Obat Penisilin Amoksisilin Sefalosporin Seftriakson Aminoglikosida Kuinolon Sefradin Gentamisin Siprofloksasin Ofloksasin Nama Dagang Amoxan, Amoxillin Zumafen Ceftum,Ceradolan, Claforan, Broadcef Velosef Tarivid Ciproxin tequin Obat yang Bekerja pada Sistem Saluran Pernafasan No. 1 2 3 4 Golongan Kelompok Antiasma dan bronkodilator Antihistamin dan obat darurat alergi Mukolitik Antitusif dan Ekspektoran Teofilin Aminofilin Aminofilin Antihistamin Feniramin maleat Bromhexin OBH® Avil Mucohexin OBH® Sanadryl exp® Sanadryl exp® Mukolitik Obat batuk kombinasi Ekspektoran 5 Stimulan pernafasan dan surfaktan paru Nama Dagang Jenis Obat Stimulan pernafasan Transbronco Ambroxol Obat Hormonal No Golongan 1 Antidiabetik Parenteral Antidiabetik Oral 2 Kelompok Jenis obat Nama Dagang Insulin kerja singkat Insulin Sulfonilurea Glipisid Glimepirid Glikasid Metformin HCl Repaglinid Glucovance® Glucotrol Amaryl Diamicron Actos® Actos® Biguanid Miglitinid Kombinasi Glibenklamid dan Metformin Thiazolidinedione Diabex Novonorm Glucovance® PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 Obat Otot Skelet dan Sendi No 1 Golongan Kelompok Obat untuk reumatik Obat penekan proses penyakit reumatik Anti inflamasi dan gout 2 Obat yang digunakan dalam gangguan neuromuskuler Jenis Obat Nama Dagang Allupurinol Zyloric Ketoprofen non steroid Kortikosteroid Selekosib Deksametason Pronalges Profenid Celebrex Kalmethasone Pelemas otot rangka Eperison HCl Myonal Obat yang Bekerja pada Sistem Saluran Cerna No 1 2 3 Golongan obat Kelompok Jenis Obat Mengandung Al dan atau Mg Antitukak Antasida Pencahar Antagonis reseptor H2 Khelator dan senyawa komplek Penghambat pompa proton stimulan osmotik enzim pencernaan Obat untuk gangguan empedu 1 Golongan Gangguan Saluran kemih Jenis Obat Tolterodin Asam amino esensial Plantacid Ranitidin Zantac, Rantin Sukralfat Inpepsa Omeprazol Omeprazol bisakodil natrium pikosulfat lactulosa Dulcolax Laxoberon Pankreatin Primperan Obat Saluran Kemih No Nama Generik Nama Dagang Detrusitol Ketosteril Lactulac PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 BIOGRAFI PENULIS Penulis skripsi yang berjudul “Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode tahun 2005” ini memiliki nama lengkap Fransisca Widyastuti. Penulis adalah anak bungsu dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan Aloysius Sajiman dan Agustina Ari Prihatini. Penulis lahir pada tanggal 9 Maret 1984 di Ambarawa. Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Virgo Maria I Ambarawa pada tahun 1990. Pendidikan sekolah dasar ditempuh di SD Virgo Maria I Ambarawa dan tamat pada tahun 1996. Pada tahun 1999, penulis menyelesaikan pendidikan di SLTP Pangudi Luhur Ambarawa dan pada tahun 2002 tamat dari SMU Don Bosko Semarang. Penulis memasuki jenjang perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2002.