4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumberdaya perikanan Sumberdaya adalah sesuatu yang berguna dan bernilai pada kondisi kita menemukannya. Secara umum sumberdaya alam dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: (1) sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara), (2) sumberdaya alam mengalir contohnya adalah energi matahari dan gelombang laut, dan (3) sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dengan contohnya adalah hutan dan ikan (Randal 1987 in Ruslan 2005). Ikan termasuk kelompok ketiga sebagai sumberdaya alam yang dapat diperbaharui. Sifat kelompok ini apabila telah dipanen masih akan tumbuh kembali dalam waktu dan dengan kecepatan tertentu. Apabila tidak dieksploitasi, jumlahnya tidak akan bertambah di atas batas maksimum. Sifatnya dapat diperbaharui tetapi juga punya batas. Apabila eksploitasi melebihi batas maksimum, perkembangan dan pertumbuhan akan terganggu dan akan mengakibatkan kepunahan. Jadi dalam usaha eksploitasi diperlukan manajemen yang bijaksana (Ruslan 2005). Sumberdaya kelautan dan perikanan sebagai bagian dari sumberdaya alam, dieksploitsi oleh berbagai aktifitas manusia mulai di kawasan darat, pantai dan kawasan pesisir (coastal) serta lautan (oceanic). Kegiatan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan mendominasi sebagian besar masyarakat pesisir sebagai sumber kehidupannya (Muzakir 2008). 2.2 Sistem informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber informasi adalah data. Data yang diolah melalui satu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan. Kualitas informasi tergantung tiga hal yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness), dan relevan (relevance) (Jogiyanto 1995). 4 5 Sumber informasi adalah data yang merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model khusus untuk menghasilkan informasi. Sistem informasi yaitu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang tepat (Andayati 2010). 2.3 Sistem basis data Menurut Fathansyah (2004), komponen-komponen utama sistem basis data adalah sebagai berikut: a. Perangkat keras (hardware) Perangkat keras (hardware) dapat berupa komputer, memori sekunder yang on-line (harddisk), memori sekunder yang off-line (removable disk) untuk menduplikasi data dan media atau perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan). b. Sistem operasi Sistem operasi merupakan program yang mengaktifkan sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya dalam komputer dan melakukan operasioperasi dasar dalam komputer. Sistem operasi yang banyak digunakan misalnya MS-DOS dan MS-Windows 95. c. Basis data Menurut Fathansyah (2004), basis (base) dapat diartikan sebagai markas atau gudang. Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya. Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Prinsip utamanya adalah pengaturan data atau arsip. Tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data atau arsip. Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif) 5 6 seperti kecepatan dan kemudahan, efisiensi ruang penyimpan, keakuratan, ketersediaan, kelengkapan dan keamanan. d. Sistem pengelola basis data (Database Management System/DBMS) Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (software) yang khusus. Perangkat lunak inilah (disebut DBMS) yang akan mementukan bagaimana data diorganisasikan, disimpan, diubah dan diambil kembali. Perangkat lunak (software) yang termasuk DBMS misalnya MS. Access dan Ms. SQL. e. Pemakai (user) Ada beberapa tipe pemakai terhadap suatu sistem basis data yang dibedakan berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem yaitu programmer aplikasi, user mahir, user umum, user khusus. f. Aplikasi perangkat lunak Aplikasi lain ini bersifat opsional tergantung kebutuhan. Program ini ada yang sudah disediakan bersama dengan DBMS nya, ada juga yang harus dibuat sendiri dengan menggunakan aplikasi lain yang khusus (development tools). 2.4 Relasi data Menurut Fathayansah (2004), relasi menunjukan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Entitas (entity) adalah individu yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Pada model relasional, basis data akan disebar (dipilah-pilah) kedalam berbagai tabel dua dimensi. Setiap tabel selalu terdiri atas lajur mendatar yang disebut dengan baris data (row atau record) dan lajur vertikal yang biasa disebut kolom (columm atau field). Bagian-bagian dalam database (Kuswardani 2007) diantaranya adalah: 1.Tabel Tabel merupakan sekumpulan data yang tertentu misalnya tabel yang berisi data tangkapan ikan. Di dalam tabel terdapat record dan field yang merupakan bagian dari tabel. 6 7 2. Field Field adalah kolom dalam tabel, dan merupakan bagian dari record. Pada satu record terdapat bermacam-macam field, dan satu field mewakili satu bagian dari data pada tabel. 3. Record Baris atau record sebuah tabel berisi data-data setiap kolom tabel tersebut. Secara umum, record merupakan bagian dari data. Satu buah record mewakili satu buah data yang utuh. Menurut Kuswardani (2007), relasi tabel merupakan hubungan antara tabeltabel yang berada pada database. Relasi dibangun jika memiliki kesamaan field pada tabel. Sehingga diperlukan primary key untuk mencegah pengisian data yang berulang dan foreign key sebagai field yang menghubungkan ke field yang sama pada tabel lain. Relasi pada tabel mempunyai banyak tipe, diantaranya adalah relasi one to many (relasi ini mempunyai ciri bahwa satu data pada tabel A mengandung banyak data pada tabel B), relasi many to many (relasi ini mempunyai ciri bahwa tabel A mempunyai banyak record yang cocok dengan tabel B, begitu juga sebaliknya), dan relasi one to one (relasi ini mempunyai ciri bahwa pada tabel A memiliki satu record yang cocok dengan satu record pada tabel B). 2.5 MySQL MySQL merupakan sistem software manajemen basis data yang sangat popular di kalangan pemograman web terutama dilingkungan Linux dengan menggunakan kode pemograman PHP dan Perl. MySQL dan Hypertext Preprocessorr (PHP) dianggap sebagai pasangan software pengembangan aplikasi berbasis web yang ideal (Sidik 2003). 2.6 PHP PHP (Hypertext Preprocessorr) adalah bahasa pemrograman scripting sisi server, bahasa pemrograman yang digunakan oleh server web untuk menghasilkan dokumen HTML (Sidik 2003). Kode program PHP menyatu dengan tag-tag HTML 7 8 dalam satu file. Beberapa keuntungan menggunakan PHP adalah waktu eksekusi lebih cepat, akses database yang lebih fleksibel dan tingkat keamanan lebih tinggi. Menurut Aziz (2001), PHP mengenal lima tipe data, yaitu integer, floating point, string, arrays, dan objects. Variabel dinyatakan dengan tanda $ di belakang nama variabel. Nama variabel dapat terdiri atas angka, huruf dan underscore. Penamaan variabel bersifat case sensitive artinya penggunaan huruf kecil dan huruf besar dibedakan. Statement berfungsi sebagai rangka dari badan program. Aliran program diatur dengan statement-statement struktur kontrol. PHP mengenal dua jenis statement kontrol, yaitu statement kondisional dan loop. Fungsi adalah sekumpulan perintah operasi program yang dapat menerima argumen input dan dapat memberikan hasil output yang dapat berupa sebuah nilai ataupun sebuah hasil operasi. Secara umum akses database dalam PHP melalui tiga tahapan yaitu koneksi ke database (persiapan), permintaan data atau kueri (operasi) dan pemutusan koneksi. 2.7 Internet Internet merupakan kependekan dari interconnection networking, biasa diartikan sebagai sebuah jaringan komputer dalam skala global (Febrian 2003). Penyebaran informasi di internet biasanya dalam bentuk halaman website, dan dibuat dengan format HTML (HyperText Markup Language). HTML merupakan tata penulisan yang digunakan dalam dokumen web. Dokumen ini mempunyai kemampuan menampilkan gambar, suara, teks, maupun penyediaan link terhadap halaman web. Software yang bekerja mengolah informasi yang didapatkan dan kemudian menampilkannya di komputer disebut browser. 2.8 Pengembangan sistem Pengembangan sistem berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Jogiyanto 1995). Pada rekayasa perangkat lunak, banyak model yang telah dikembangkan untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak. Model-model ini pada umumnya mengacu pada model proses pengembangan sistem yang disebut System Development Life Cycle (SDLC). Model siklus hidup (life cycle 8 9 model) adalah model utama dan dasar dari banyak model (Mulyanto 2008). Salah satu model yang cukup dikenal dalam dunia rekayasa perangkat lunak adalah The Waterfall Model. Ada lima tahapan utama dalam The Waterfall Model seperti terdapat pada Gambar 2. Disebut waterfall (air terjun) karena diagram tahapan prosesnya mirip dengan air terjun yang bertingkat. Tahap analisis sistem adalah identifikasi masalah, tahap ini yang sangat kritis karena kesalahan tahap ini merupakan proses yang menyebabkan juga kesalahan pada tahap selanjutnya. Tahap rancangan sistem dapat diartikan sebagai tahap setelah analisis sistem, pendefinisian dari kebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi, dan penggambaran bagaimana suatu sistem dibentuk. Tahap implementasi program termasuk dalam kegiatan menulis kode program dengan menggunakan bahasa pemrograman (Jogiyanto, 1999). Pemasukan data pada tahap implementasi dilakukan pada dua tahap yaitu pertama tahap off-line (tahap komputer tidak tersambung ke internet) dan tahap kedua adalah tahap on-line (tahap komputer langsung terhubung ke internet) (Dinamika 2003). Tahap investigasi dilakukan untuk menentukan apakah terjadi suatu masalah atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Pada tahapan ini studi kelayakan perlu dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang akan dikembangkan merupakan solusi yang layak melakukan pengujian, pelatihan dan perpindahan ke sistem baru. Tahapan perawatan (maintenance) dilakukan ketika sistem informasi sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses, evaluasi dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan (Mulyanto 2008). Gambar 2. The Waterfall Model Sumber: Mulyanto (2008) 9 10 2.9 Peran informasi dalam pengelolaan perikanan Pengelolaan perikanan menurut FAO (1997) in Widodo (2008), merupakan proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya dan implementasi dari aturanaturan main di bidang perikanan dalam rangka menjamin kelangsungan produktivitas sumber, dan pencapaian tujuan perikanan lainnya. Berdasarkan pengertian ini menurut Widodo (2008), bahwa pengelolaan perikanan membutuhkan (1) bukti-bukti ilmiah terbaik, (2) proses diskusi melalui konsultasi dengan pemangku kepentingan (stakeholder) dan (3) penetapan berbagai tujuan dan strategi pengelolaan melalui pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya dan implementasi aturan mainnya. Secara sederhana kebutuhan informasi untuk pengelolaan perikanan menurut Widodo (2008) adalah informasi teknis, informasi biologi, informasi ekonomi, informasi habitat, informasi kelembagaan, informasi sosial. Pengelolaan perikanan ke depan perlu diupayakan ke arah pendekatan yang bersifat multidisiplin dengan mengoptimalkan pemanfaatan ilmu pengetahauan yang ada seperti oseanografi, biologi perikanan, sosial ekonomi, hukum dan teknologi informasi. Menurut Tangke (2010), tantangan dalam pengembangan usaha perikanan di Indonesia adalah lemahnya sistem basisdata dan sistem informasi perikanan yang berpengaruh terhadap akurasi dan ketepatan waktunya, kelemahan ini dapat mengakibatkan salah perencanaan yang berakibat pada kegagalan usaha. Tantangan lain adalah kualitas sumberdaya manusia, karena untuk membangun suatu sistem informasi dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu menguasai teknologi sistem informasi serta mengoperasikannya. Salah satu permasalahan pembangunan perikanan Indonesia adalah keterbatasan data dan informasi yang dapat dijadikan rujukan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Hingga saat ini, belum ada lembaga yang menangani penyediaan data dan informasi secara menyeluruh, melainkan masih dilakukan oleh masing-masing instansi sesuai dengan kebutuhan. Akibatnya sering terjadi perbedaan data dan informasi perikanan. Pengembangan data dan informasi sebagai bahan perencanaan pembangunan perikanan haruslah mengintegrasikan data-data lainnya seperti aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Sehubungan dengan 10 11 sifat yang dinamis dan kompleksitas dari sumberdaya perikanan, maka ketersediaan data yang akurat dan terprecaya menjadi penting (Tangke 2010). Menurut Sari (2000), semakin mudah informasi tersebut dapat diakses, data yang disajikan akurat dan tepat waktu serta relevan terhadap kebutuhan para pengguna maka akan semakin tinggi nilai informasi tersebut. Sistem informasi yang dihasilkan dapat mendukung pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data serta keputusan yang akan dikeluarkan. Selain itu sistem informasi tersebut dapat menggambarkan keadaan mengenai perikanan pada suatu daerah. Dengan demikian dapat memberikan kemudahan bagi pengguna sistem tanpa harus melakukan pengamatan secara langsung. Undang-undang 45 tahun 2009 tentang perikanan, menjelaskan bahwa data dan informasi merupakan dasar dari pengelolaan perikanan. Data dan informasi menjabarkan status perikanan sebelum dan saat ini serta menunjukkan kecenderungan (trend) pengembangan sektor yang dapat digunakan untuk perencanaan, pengambilan kebijakan dan pengelolaan (www.dkp .sulteng.go.id). 11