1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Proses distribusi merupakan aktivitas perusahaan yang penting untuk dapat
menjangkau konsumennya. Pada proses ini biasanya perusahaan memiliki tradeoff pada responsiveness dan efisiensi. Resposiveness berkaitan dengan kecepatan
perusahaan untuk memenuhi demand dari customer-nya, sedangkan efisiensi
berkaitan
dengan
sumber
daya
yang
dimiliki
perusahaan.
Mencapai
responsiveness yang baik biasanya juga berdampak pada peningkatan biaya yang
ditimbulkan. Demikian sebaliknya pada saat efisiensi yang ditekan dengan
meminimalkan biaya sumber daya perusahaan maka responsiveness akan lebih
sulit dicapai. Oleh karena itu mengendalikan proses distribusi untuk
menyeimbangkan keduanya menjadi penting untuk dilakukan, karena 30% biaya
dari sebuah perusahaan timbul dari proses distribusi (Apte dan Viswanathan,
2000).
Pengiriman atau distribusi akan manghasilkan penurunan biaya dan
peningkatan service level secara bersamaan (Hoadley dan Heyman, 1977;
Karmarkar dan Patel, 1977; Tagaras, 1989). Oleh karena itu proses distribusi
menjadi penting untuk dikelola dengan baik karena memberikan pengaruh
terhadap aktivitas keseluruhan perusahaan. Menyeimbangkan responsiveness dan
efisiensi pada proses distribusi akan meningkatkan performance dari perusahaan,
karena tujuan dari masing-masing pihak baik distribution center maupun
customer dapat terpenuhi. Pada kondisi aktualnya kedua kondisi ideal tersebut
akan sulit tercapai oleh karena itu biasanya masing-masing pelaku proses
distribusi tersebut melakukan trade-off. Pada saat responsiveness yang menjadi
tujuan utama maka biaya yang ditimbulkan juga akan meningkat karena
diperlukan resource yang lebih banyak. Berbeda dengan kondisi dimana efisiensi
menjadi tujuan maka response time dalam memenuhi demand dari customer
1
2
cenderung lebih lama karena adanya keterbatasan resource yang dimiliki (Chopra,
2008).
Permasalahan pada proses distribusi yang ada juga memang sangat terkait
pada kedua hal, yaitu keterbatasan jumlah armada atau resource dan kecepatan
dalam merespon demand dari customer. Jumlah armada yang tidak sesuai
kebutuhan distribusi akan berdampak pada kecepatan perusahaan dalam
memenuhi demand dari customer. Secara umum responsiveness dapat dicapai
dengan menambah jumlah armada, namun kondisi tersebut tidak selalu dapat
diterapkan karena pada saat menambah jumlah armada maka biaya resource akan
meningkat secara bersamaan sehingga akan menurunkan efisiensi.
Upaya penurunan response time dapat dilakukan dengan beberapa cara,
misalnya dengan penambahan jumlah armada yang digunakan. Selain itu
menurunkan response time atau meningkatkan responsiveness juga dapat
dilakukan dengan memilih jalur yang akan menghasilkan waktu pengiriman
paling pendek. Pada saat minimasi waktu pengiriman dapat dilakukan tanpa
menambah jumlah armada maka responsiveness maupun efisiensi dapat dicapai
perusahaan.
Permasalahan distribusi menggunakan jenis armada dan produk yang sama
untuk tujuan efisiensi maupun responsiveness secara umum sudah banyak dibahas
pada penelitian sebelumnya. Namun untuk proses distribusi pada kondisi lain,
yaitu pada saat jenis armada yang digunakan berbeda dan produk yang dikirim
juga beragam, sepanjang pengetahuan penulis belum pernah dilakukan atau
dikembangkan penelitian terkait kondisi tersebut. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, model umum pada proses distribusi multiple products dari single
distribution center ke multiple buyers menggunakan multi-vehicle akan
dikembangkan.
Model tersebut akan digunakan untuk menentukan armada yang digunakan
dan rute distribusi untuk menghasilkan biaya distribusi yang paling rendah. Biaya
distribusi yang dimaksud adalah biaya bahan bakar armada yang dikonversi dari
waktu tempuh. Konversi waktu tempuh menjadi biaya dipilih karena biaya bahan
bakar dapat merepresentasikan jarak lokasi, kepadatan lalu lintas dan jenis armada
3
yang digunakan. Hasil dari penentuan jalur distribusi tersebut diharapkan dapat
meningkatkan responsivenss maupun efisiensi dari proses distribusi perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan research gap yang sudah dipaparkan di atas
dapat diketahui bahwa penelitian mengenai proses distribusi multiple products
menggunakan multi-vehicle sepanjang pengetahuan penulis belum pernah
dilakukan. Tuntutan pengiriman demand dari customer dengan cepat dari
customer dan keterbatasan biaya yang bisa dialokasikan untuk proses distribusi
menjadi constrains utama dari permasalahan distribusi. Dari kondisi tersebut
penentuan jalur distribusi memiliki peranan yang penting karena dapat
menurunkan waktu pengiriman dengan kata lain meningkatkan responsiveness
dan efisiensi perusahaan.
Berdasarkan permasalahan yang ada pada proses distribusi multiple
products menggunakan multi-vehicle maka akan dibangun model umum yang
dapat merepresentasikan kondisi tersebut. Pada penelitian ini model matematis
yang sudah diperoleh dapat digunakan untuk semua proses distribusi yang
memiliki karakteristik sejenis. Model yang dikembangkan bersifat general
sehingga lebih applicable. Dari model yang dibangun akan ditentukan jalur
distribusi yang akan menghasilkan biaya distribusi minimal.
1.3. Asumsi dan Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, asumsi dan batasan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1.
Satu distribution center mengirimkan multiple products kepada multiple
buyers,
2.
Karakteristik demand adalah deterministik,
3.
Semua demand customer tersedia di distribution center,
4.
Setiap pengiriman demand dilakukan dengan metode full supply,
5.
Armada yang digunakan dalam pengiriman produk adalah mobil dan motor,
6.
Satuan produk yang digunakan adalah volume,
4
7.
Biaya distribusi diperoleh dari biaya bahan bakar armada berdasarkan waktu
tempuh yang dilalui,
8.
Jumlah produk yang dikirim sama dengan demand dari customer,
9.
Waktu loading dan unloading produk tidak diperhitungkan karena aktivitas
tetsebut dilakukan pada saat mesin kendaraan berhenti dan tujuan dari
optimasi distribusi ini adalah untuk melakukan minimasi biaya bukan waktu.
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1.
Membangun model matematis untuk merepresentasikan proses distribusi
untuk single distribution center, multiple products, multiple buyers
menggunakan multi-vehicle.
2.
Menentukan jalur distribusi untuk masing-masing jenis armada secara
terintegrasi sehingga diperoleh biaya distiribusi minimal.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini menghasilkan model yang dapat digunakan pada sistem
distribusi terkait beberapa hal-hal berikut:
1.
Penentuan rute distribusi produk dalam satu periode pengiriman untuk
meningkatkan responsiveness dan efisiensi,
2.
Penentuan jenis armada yang digunakan untuk melakukan pengiriman
multiple products.
Pembangunan model proses distribusi yang bersifat general dan dapat
merepresentasikan real system dengan memasukkan parameter yang sesuai
diharapkan dapat menghasilkan solusi optimum berupa waktu pengiriman
terpendek dan biaya distribusi minimal.
Download