GENTA MULIA Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 27-40 ISSN: 2301-6671 PENGARUH LATAR BELAKANG BIDANG STUDI, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU PADA SMA KARTIKA XIV 1 BANDA ACEH Iswadi 1) Richardo 2) 1) STKIP kusumanegara jakarta, Jl. Raya Bogor KM 24, Komplek Pendidikan Yasma PB. Soedirman, Cijantung, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13770, Email: [email protected] 2) Dinas Pendidikan Aceh, Jl. Tgk Daud Beureuh, Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Aceh 24415 Phone: (0651) 22620 Abstrak : Latar belakang tingkat pendidikandan pengalaman mengajar seorang guru dapat mempengaruhi kemampuan profesional guru dalam interaksi pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruhtingkat pendidikandan pengalaman mengajar terhadap kemampuan profesional guru pada SMA Kartika XIV 1 Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dengan skala likert dan dokumentasi. Teknik pengolahan/analisis data untuk variabel X1, X2, dan Y adalah statistik regresi linear ganda menggunakan SPSS 16.0. Hipotesis yang diuji adalah (1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antarat ingkat pendidikan terhadap kemampuan profesional guru, (2) Terhadap pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman mengajar terhadap kemampuan profesional guru, (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara tingkat pendidikan dan pengalaman mengajar secara bersama-sama terhadap kemampuan profesional guru. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SMA Kartika XIV 1 Banda Aceh. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 40 orang guru dan semuanya diambil sebagai sampel atau total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan terhadap kemampuan profesional guru sebesar12,52%.Kedua terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman mengajar terhadap kemampuan profesional guru sebesar 10,71%. Ketiga terdapat pengaruh yang positif tingkat pendidikan dan pengalaman mengajar secara bersama-sama terhadap kemampuan profesional guru sebesar 23, 23%. Kata kunci: Pendidikan, pengalaman mengajar, dan profesional guru. 27 GENTA MULIA Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 27-40 ISSN: 2301-6671 Hal PENDAHULUAN tersebut lebih terfokus setelah Pembangunan Nasional bidang pendidikan diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional memiliki makna strategis guna meningkatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada kualitas sumber daya manusia untuk menguasai setiap jenis dan jenjang pendidikan. Sebagaimana Ilmu diungkapkan Pengetahuan dan Teknologi. Makna Depdiknas (2011:1), bahwa: strategis tersebut menjadi sangat penting jika “Berbagai indikator mutu pendidikan belum dikaitkan dengan kebutuhan sumber daya masa menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian depan. kualitas sekolah terutama di kota-kota menunjukkan pendidikan menjadi keharusan yang tidak dapat peningkatan mutu pendidikan yang cukup ditawar. Upaya peningkatan kualitas pendidikan menggembirakan, namun sebagian besar lainnya khususnya pada sekolah sesungguhnya bukan masih memprihatinkan”. Untuk itu, peningkatan merupakan persoalan yang sederhana. Upaya tersebut memerlukan secara kaitannya dengan kualitas dan mutu pendidikan multidimensional dengan melibatkan berbagai adalah guru. Dikatakan demikian karena disadari pihak yang terkait. Dalam konteks ini, kualitas bahwa dalam pelaksanaan pendidikan nasional, pendidikan yang diharapkan bukan hanya pada guru memiliki peran dan kedudukan yang sangat pencapaian target kurikulum semata, akan tetapi penting, sebagai pelaku dalam mencapai tujuan menyangkut semua aspek yang secara langsung pendidikan nasional. Kualitas dan kompetensi maupun guru secara umum, semakin membuat laju tidak terciptanya penanganan Salah satu faktor yang sangat erat langsung manusia turut menunjang pembangunan yang seutuhnya. Guru dianggap belum memiliki kemampuan Kemerosotan diakibatkan perkembangan pendidikan belum maksimal. oleh pendidikan yang baik untuk kemajuan pendidikan secara global. Salah satu yang kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan dijadikan penyebab semua ini adalah rendahnya keengganan Profesionalisme kesejahteraan guru. Tetapi apakah hal tersebut sebagai penunjang kelancaran guru dalam memiliki hubungan korelasional yang signifikan. melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh Terkait dengan upaya pembaharuan untuk dua faktor besar yaitu faktor internal yang meningkatkan sumber daya manusia Indonesia, meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal sebenarnya telah banyak usaha yang dilakukan yaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar oleh Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting berupaya bagi setiap manusia kelompok masyarakat atau profesional guru di antaranya meningkatkan bangsa. kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan siswa tetapi profesional oleh belajar kurikulum bukan pihak pemerintah. untuk Pemerintah meningkatkan telah kemampuan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai 28 GENTA MULIA Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 27-40 ISSN: 2301-6671 tingkat usia dini sampai perguruan tinggi. Selain “Pendidikan sertifikasi upaya lain yang telah dilakukan di mengembangkan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa profesional guru, misalnya Pusat Kegiatan Guru yang (PKG), dan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan memungkinkan berbagi untuk berkembangnya potensi peserta didik masalah- agar menjadi manusia yang beriman dan masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengajarnya. Peningkatan kualitas pendidikan di berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif SMA juga sangat tergantung pada kegiatan dan mandiri, dan menjadi warga Negara yang proses demokratis serta bertanggung jawab”. pengalaman para dalam guru untuk memecahkan pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran ini harus berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. nasional berfungsi kemampuan bermartabat dalam dan rangka Undang-undang di atas menunjukkan bahwasanya pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk TINJAUAN LITERATUR manusia yang baik. Pendidikan harus mampu Latar Belakang Pendidikan Pendidikan merupakan mempersiapkan warga negara yang tangguh dan usaha sadar sistematis terencana serta terukur yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan yakni menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Salah satu program peningkatan mutu dan relevansi pendidikan adalah program peningkatan mutu guru, dalam hal ini perlu adanya pengembangan- pengembangan karena guru adalah komponen utama dalam pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003 : 7) Pasal 3 yang berbunyi : siap untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Pada sebuah organisasi pendidikan, sumber daya manusia merupakan menentukan unsur tercapainya yang tujuan sangat organisasi. Perilaku dari setiap anggota organisasi dalam melaksanakan berbagai tugas merupakan pencerminan keefektifan suatu organisasi, dan setiap organisasi pendidikan akan mencurahkan segenap kemampuannya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Keberhasilan pengelolaan sumber daya manusia dalam jangka panjang, organisasi perlu mengintegrasikan antara strategi organisasi, strategi sumber daya manusia, dan perencanaan sumber daya manusia. Ditinjau dari sejarah perjalanannya, integrasi ketiga hal diatas mengalami evolusi, yaitu dimulai dari keterkaitan 29 GENTA MULIA Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 27-40 ISSN: 2301-6671 secara administratif, pertalian satu arah, pertalian mencakup tentang perencanaan, pelaksanaan dan dua arah, dan pertalian integratif. evaluasi serta tindak lanjut hasil penerapan Perencanaan merupakan proses pembelajaran di sekolah. memperoleh sumber daya manusia yang tepat Meningkatkan mutu guru bukan hanya dari baik jumlah maupun kualitas pada jabatan dan segi waktu yang tepat. Agar memperoleh perencanaan profesionalitasnya. UU No. 14 tahun 2005 pasal sumber daya manusia (SDM) 1 ayat (1) “menyatakan bahwa guru adalah secara efektif, kesejahteraannya, pendidik empat tahapan, yaitu mempelajari lingkungan mendidik, atau analisa situasi, meramalkan permintaan mengarahkan, sumber daya manusia, analisa pasokan sumber mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak daya manusia, pengembangan rencana tindakan. usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan sebagian besar aktivitas manajemen sumber daya dengan juga suatu rencana sumber daya manusia mencakup Analisa jabatan merupakan dasar bagi profesional tetapi mengajar, melatih, tugas utama membimbing, menilai, dan dasar, dan pendidikan menengah. Guru yang bermutu niscaya mampu manusia, karena informasi yang diperoleh dari melaksanakan analisis jabatan dapat dipergunakan untuk pelatihan yang efektif dan efesien. Guru yang penarikan, seleksi, pengupahan, pelatihan dan profesional menurut Sagala (2009:41) adalah; sebagainya. pendidikan, a. Penguasaan pengajaran, terhadap dan landasan Pendidikan dalam pengertian luas adalah kependidikan, dalam kompetensi ini meliputi semua perbuatan atau semua usaha dari termasuk memahami tujuan pendidikan, generasi untuk mengalihkan pengetahuannya, mengetahui fungsi dan mengenal prinsip- pengalamannya, prinsip psikologi pendidikan. kecakapan serta ketrampilannya, dalam usaha meningkatkan sumber daya pendidikan. b. Menguasai bahan pengajaran, artinya guru harus memahami dengan baik guru merupakan komponen sumber daya materi pelajaran yang diajarkan, yang dikembangkan terus menerus. kita sadari penguasaan terhadap materi pokok yang bahwa didalam dunia pendidikan salah satu ada pada kurikulum maupun bahan tenaga profesional adalah guru, kita ketahui pengayaan. sebagian guru ada yang tidak layak mengajar c. Kemampuan karena kurang mampu dalam menguasai materi pengajaran, pelajaran. menetapkan Pelaksananan pembelajaran secara profesional, guru harus memahami manajemen pembelajaran. Manajemen menyusun mencakup kompetensi program kemampuan belajar, mengembangkan bahan pelajaran dan mengembangkan strategi pembelajaran. pembelajaran 30 GENTA MULIA Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 27-40 ISSN: 2301-6671 d. Kemampuan menyusun penilaian belajar hasil perangkat dan proses pembelajaran. Kompetensi pribadi saja tanpa mengkaji secara kritis apakah yang dikerjakan sudah tepat sasaran. Seorang guru harus terbuka untuk menerima kritikan atas adalah tindakannya yang mungkin kurang tepat dalam kependidikan. melaksanakan tugas. Apabila terjadi kesalahan Kompetensi profesional mengacu pada perbuatan secepat mungkin berusaha untuk memperbaiki yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi dan berusaha untuk melepaskan diri dari tertentu pengalaman tersebut, karena pengalaman yang kompetensi yang dimaksud profesional dalam kependidikan. melaksanakan Perangkat tugas-tugas kompetensi yang demikian tidak cocok diangap baik. dimiliki oleh korps tenaga kependidikan yang dibutuhkan untuk mengoperasi dan mengembangkan sistem pendidikan. Pada hakikatnya pengalaman mengajar yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah lamanya guru bersangkutan telah mengajar sebagai guru dengan menggunakan metode Pengalaman Mengajar mengajar tertentu. Ditinjau dari sudut teori Pengalaman merupakan suatu proses untuk memperoleh suatu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dari pengalaman, seseorang banyak belajar dan menimpa pengetahuan yang diperolehnya. Setiap individu membutuhkan adanya penyesuaian dengan lingkungan guna mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut indinvidu itu akan mengalami dalam dirinya, yaitu ia harus aktif mengelolahnya sehingga pengalaman tersebut benar-benar tersebut pengalaman mengajar guru SMA sebagai hal yang lama akan terjadi transfer of training manakala menjumpai hal-hal yang baru untuk betapa pentingnya pengalaman dalam kehidupan seseorang merupakan suatu hal yang tidak dapat disangkal lagi, pengalaman menjadi sebuah pengetahuan. pengalaman mengajar diperoleh dari hasil karya orang lain. Seorang guru tidak bisa mengandalkan pengalaman identik dengan bertahun-tahun akan datang memperbaiki ketrampilan mengajar .Guru telah memiliki pengalaman mengajar yang lama akan semakin tinggi kemampuan guru dalam melakukan tugas keguruannya. Dalam proses pembelajaran, pengalaman merupakan suatu faktor yang penting bagi siswa dan guru. Menurut tinjauan psikologi, belajar pada dasarnya adalah proses ulangan. Dengan diulang-ulang maka bahan pelajaran semakin diingat atau dikuasai. Pengalaman dari seseorang itu sangat bervariasi yaitu ada pengalaman pribadi yang yang pengalaman mengajar guru SMA. Guru yang menjadi suatu pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Menyadari dipecahkan Untuk dapat memantapkan profesional guru mata pelajaran dalam melaksanakan pembelajaran, guru mata pelajaran tentunya perlu mendapatkan pengalaman untuk mendalami dan 31 GENTA MULIA Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 27-40 ISSN: 2301-6671 menguasai materi yang menjadi tanggung jawab jabatan seseorang”. Berdasarkan uraian tentang serta untuk meningkatkan keterampilan. beberapa pengertian profesional tersebut dapat dikemukakan bahwa profesional guru dalam mengajar adalah kemampuan dan kecakapan Kemampuan Profesional Guru Menurut merupakan Danim proses menyatakan (2002:20) mengakui, mampu seseorang dalam mengajar dan mendidik, mampu pengakuan, mendemontrasikan pengetahuan yang didapat dalam serta memiliki sikap dan keterampilan yang dapat melaksanakan pekerjaannya. Pengakuan disertai diterapkan dalam melaksanakan tugas mengajar bukti riil yang menyatakannya mampu, yang sesuai dengan bidangnya dalam mencapai suatu diakui oleh masyarakat dan profesinya. Secara tujuan. Guru yang profesional adalah guru yang terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu siap dengan sejumlah bahan pengajaran guna pekerjaan suatu membantu peserta didik menuju penguasaan yang pengetahuan, yang pendidikan tinggi atau profesi ahli mempersyaratkan bagi pelakunya sikap dan keterampilan. ditekankan pada pekerjaan yang membutuhkan Kemampuan profesional dapat diperoleh melalui pengetahuan dibidang profesinya. pendidikan, pelatihan, dan pengalaman lain yang Sedangkan menurut Sutisna (1987:303) yang mengutip “Webster’s New World sesuai dengan tingkat kualifikasi yang ingin dicapai sebagai tujuannya. dictionary”, profesi merupakan suatu pekerjaan Profesional merupakan kata benda dari yang menurut pendidikan tinggi dalam lineral profesi. Sholikhul (2002:34) berpendapat bahwa art’s atau science dan biasanya meliputi peningkatan mutu proses pembelajaran ditandai pekerjaan dengan adanya kualitas interaksi antara guru dan mental yang ditunjang oleh kepribadian dan sikap profesional. siswa. Untuk mencapai interaksi antara guru dan Dengan demikian tidak semua pekerjaan siswa dalam proses pembelajaran, dilihat dari dapat disebut suatu profesi. Hanya pekerjaan faktor guru, kompetensi guru sangat menentukan yang memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat kinerja guru. Untuk itu guru diharapkan mampu dikatakan profesi. Dalam dunia pendidikan dari meningkatkan kemampuan dan keterampilan beberapa uraian-uraian guru dalam proses pembelajaran yang inovatif tentang sifat-sifat atau ciri-ciri profesi yang dapat dan profesional. Inovatif artinya guru selalu digunakan memiliki gagasan, perbuatan, keterampilan, atau referensi dalam diperoleh mengungkapkan profesi kependidikan. Roediyah sesuatu yang baru dalam konteks sosial tertentu (1982:12) menyebutkan dan pada jangka waktu tertentu untuk “profesional diartikan sebagai suatu tugas yang menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi memadai terutama atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh yang berkaitan dengan kontek pendidikan. 32 GENTA MULIA Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 27-40 ISSN: 2301-6671 Macam-macam profesional yang harus dimiliki seorang profesional, guru: artinya (1) guru kompetensi harus memiliki profesional merupakan kompetensi yang paling dominan dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 1991:38). pengetahuan yang luas serta mendalam mata pelajaran yang akan diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki konsep teoretik serta mampu memilih dan menggunakan berbagai metode dalam proses pembelajaran, (2) kompetensi personal yaitu sikap kepribadian yang mantap sehingga mampu menjadi sumber identifikasi bagi subyek. Hal ini mengandung pengertian memiliki kepribadian yang pantas diteladani, dan (3) kompetensi sosial, artinya guru harus menunjukkan interaksi sosial yang baik dengan murid maupun dengan sesama guru, kepala sekolah bahkan dengan masyarakat luas Satu dari tiga kompetensi tersebut, yaitu kompetensi profesional dipandang penting dan bukan hanya harus dipahami, tetapi juga harus diraih oleh seorang guru. Supaya proses pembelajaran berlangsung dengan baik, guru harus memiliki kualifikasi kompetensi tertentu, sehingga menghasilkan lulusan yang bermutu. Ketiga jenis kompetensi tersebut dapat dipisah-pisahkan satu dengan yang lainnya, tetapi sesungguhnya secara praktis ketiga kompetensi itu saling menjalin secara terpadu dalam diri guru. Seorang guru yang terampil mengajar tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu pula melakukan dalam masyarakat. Ketiga kompetensi tersebut terpadu dalam karakteristik tingkah laku guru, dalam Penelitian ini termasuk jenis penelitian ex post facto. Menurut Margono (2005:10) bahwa “penelitian ex post facto yaitu pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan sebab akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi”. Arikunto (2005:51) bahwa “model ex post facto, yaitu model penelitian yang data pokoknya dikumpulkan setelah terjadinya sesuatu”. Sugiyono (2006:7) bahwa “penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan (Susilo, 2001:7). demikian METODE kenyataannya meskipun kompetensi kemudian mengetahui merunut ke faktor-faktor belakang yang untuk dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut“. Selain itu data penelitian yang dikumpulkan merupakan data yang sudah ada pada subyek penelitian. Metode penelitian adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini digunakan untuk mendeskripsikan kondisi sebenarnya dari subyek penelitian berdasarkan obyek yang menjadi perhatian dalam penelitian. Generalisasi populasi dibuat berdasarkan data keseluruhan populasi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket serta menggunakan teknik dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada SMA Kartika XIV 1 Kota Banda Aceh. Pertimbangan dilakukannya penelitian ini di pada SMA Kartika 33 GENTA MULIA Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 27-40 ISSN: 2301-6671 XIV 1 Kota Banda karena peneliti berdomisili yang dikota Banda Aceh sehingga secara praktis bersangkutan melaksanakan tugas mengajar dilihat dari segi pelaksanaan memungkinkan bidang studi tertentu. Sedangkan kemampuan untuk dilakukan. Dari segi manfaat, cukup berarti profesional diperoleh dari hasil angket yang apabila penelitian ini dilaksanakan di wilayah disebarkan oleh peneliti kepada responden sesuai sendiri yaitu hasil penelitian dapat digunakan dengan kisi-kisi guru profesional yang menjadi sebagai dalam ukuran seorang guru disebut profesional. Dalam meningkatkan kompetensi pembelajaran guru- usaha untuk memperoleh data yang valid, guru di SMA Kartika XIV 1 Kota Banda Aceh instrumen yang digunakan harus benar-benar . Penelitian dilaksanakan pada Bulan Mei sampai mampu mengukur apa yang harus diukur. Dalam Juli instrumen, penyusunan instrumen diperlukan pertimbangan pengumpulan data dan penulisan laporan hasil dan saran-saran serta kritikan dari berbagai pihak penelitian. dan yang lebih penting adalah mengukur validitas bahan 2014 pertimbangan meliputi uji coba Populasi adalah seluruh guru pada SMA ada di sekolah sejak guru yang item. Kartika XIV 1 Kota Banda Aceh yang akan Butir-butir pertanyaan dari angket terdiri dikenai sasaran tindakan yang jumlahnya 40 dari satu macam tipe yaitu pilihan dengan bentuk orang. Agar penelitian memperoleh data sesuai tanda chek (√), responden diminta untuk memilih yang diinginkan tentang pengaruh latar belakang salah satu jawaban yang tersedia. Arikunto bidang studi, tingkat pendidikan dan pengalaman (2005:107) menyebutkan bahwa “skala yang mengajar terhadap kemampuan profesional guru, berasal dari ide yang dikemukakan oleh Likert maka dan dikenal dengan skala Likert ini biasanya penelitian memerlukan instrumen. Instrumen merupakan alat bantu bagi penelitian menggunakan untuk mengungkapkan tentang variabel-variabel (2005:173) juga menyebutkan “sekor untuk yang diteliti. Instrumen alat pengumpul data angket atau skala biasanya bukan 0 dan 1 tetapi dalam bertingkat dari 0 atau 1 sampai 3, 5, atau berapa penelitian ini adalah menggunakan menurut lima tingkatan”. kemauan dan Arikunto angket/kuesioner. Penyusunan instrumen ini saja pertimbangan untuk memperoleh data yang didasarkan pada peneliti”. Jawaban setiap item instrumen yang variabel yang ada dalam penelitian. Item yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi disusun pada kuesioner berskala. dari sangat positif sampai sangat negatif, yang Dalam penelitian ini latar belakang bidang berupa kata-kata antara lain: selalu, sering sekali, studi dan tingkat pendidikan, data diperoleh sering, jarang, dan tidak pernah. Untuk keperluan dengan melihat dokumen guru yang berupa ijazah analisis secara kuantitatif, maka jawaban itu yang tinggi. dapat diberi sekor sesuai tingkatnya, misalnya: Pengalaman mengajar diperoleh dari dokumen selalu diberi sekor 5, sering sekali diberi sekor 4, dikeluarkan oleh perguruan 34 GENTA MULIA Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 27-40 ISSN: 2301-6671 sering diberi sekor 3, jarang diberi sekor 2, dan Kompetensi profesional berkaitan dengan tidak pernah diberi sekor 1. bidang studi terdiri dari Sub-Kopetensi (1) memahami HASIL DAN PEMBAHASAN kesesuaian bidang studi atau jurusan dengan mata pelajaran yang diajarkan oleh guru pada SMA Kartika XIV 1 Banda Aceh adalah 90 % sesuai dengan bidang atau jurusannya, 7,5% masih serumpun dengan jurusannya, dan hanya 2,5% yang mengajar tidak sesuai dengan jurusannya. Variabel Latar Belakang Bidang Studi memberi kontribusi yang masih sangat lemah sekali terhadap variabel Kemampuan Profesional Guru. Alma (2009:137) menyebutkan bahwa: yang telah suatu profesi selalu terbentur oleh kenyataan beragamnya latar belakang pendidikan orang-orang yang bergerak dalam profesi ini, belum ada perilaku profesional tenaga kependidikan yang disepakati bersama. Tidak ada perbedaan performans antara guru yang berasal dari lembaga atau sekolah yang standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam Peraturan Menteri serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP); (3) memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar; (4) memahami hubungan konsep antar matapelajaran terkait; dan (5) menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Guru yang mengajar sesuai dengan bidang Niat menjadikan pendidikan ini sebagai dengan pelajaran dipersiapkan untuk mengajar; (2) memahami Hasil penelitian menggambarkan bahwa pendidikan mata tidak berlatarbelakang pendidikan guru. studinya lebih banyak memiliki pengalaman teoretis di bidangnya sedangkan guru yang mengajar bukan bidang studinya hanya sedikit memperoleh pengalaman di bidang tersebut. Syaefudin (2009:18) menyebutkan bahwa: Banyak guru di sekolah menengah diperkirakan mengajar di luar bidang ilmu yang cocok dengan ijazahnya; misalnya banyak guru mendapatkan matematika mayor dalam yang tidak matematika Dalam pekerjaan seseorang sering faktor sewaktu dia belajar pada lembaga pendidikan bidang keahlian merupakan syarat yang penting guru, ataupun mereka tidak disiapkan untuk untuk memegang jabatan tertentu. Hal ini mengajar matematika. Masalah ini sangat disebabkan latar belakang bidang studi juga menonjol dalam bidang matematika dan ilmu mencerminkan kecerdasan dari keterampilan pengetahuan alam, walaupun sudah agak seseorang. Sagala (2009:39-40) menyebutkan berkurang dengan adanya persediaan guru bahwa: yang cukup sekarang ini. Tingkat pendidikan Guru di SMA Kartika XIV 1 Banda Aceh adalah 92,5% berpendidikan 35 GENTA MULIA Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 27-40 S1, 5% ISSN: 2301-6671 berpendidikan D3, dan 2,5% Banda Aceh adalah 17,5% kurang dari lima berpendidikan D2. Karena umumnya sudah tahun, 22,5% antara 5 – 9 tahun, 35% antara 10 – berpendidikan S1, hal ini merupakan faktor 14 tahun, 22,5% antara 15 – 19 tahun, dan 2,5% pendukung terhadap kelancaran tugas yang di atas 19 tahun. Variabel Pengalaman Mengajar diemban oleh seorang guru. Para guru telah memberikan kontribusi yang masih sangat lemah memenuhi syarat minimal yang diharuskan untuk sekali terhadap variabel Kemampuan Profesional mengajar pada jenjang pendidikan tingkat SMA. Guru. Alma (2009:138) menyebutkan bahwa: Terpenuhinya syarat minimal jenjang pendidikan Selama ini pekerjaan guru masih belum ini secara teoritis sangat membantu terwujudnya diterima sepenuhnya sebagai profesi. Hal ini keberhasilan pendidikan yang selama ini menjadi disebabkan adanya kenyataan, ada orang harapan banyak pihak. Kualifikasi pendidikan yang menjadi guru bukan berasal dari guru di SMA Kartika XIV 1 Banda Aceh adalah sekolah pendidikan guru, atau ada yang SMA yang sudah memenuhi syarat minimal menjadi guru setelah beberapa tahun kursus, sebanyak 92,5% menunjukkan bahwa program atau program pendidikan guru jangka pemerintah untuk meningkatkan mutu guru pendek. Sebenarnya ini kembali kepada melalui pendidikannya sudah menunjukkan hasil. organisasi Syaefudin (2009:18) menyebutkan bahwa: seseorang dapat diterima sebagai anggota profesi guru, apa kriteria Sampai saat ini pendidikan guru banyak profesi organisasi mereka. Mungkin perlu yang ditentukan “dari atas”, ada yang waktu ditetapkan kriteria secara tegas sampai di pendidikannya cukup dua tahun saja, ada mana pendidikan dan pelatihan harus yang perlu tiga tahun atau harus empat ditempuh oleh seorang guru sehingga ia tahun. Untuk melangkah kepada jabatan dapat diterima sebagai anggota profesi profesional, tersebut. guru harus mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam membuat keputusan tentang Organisasi guru kekuasaan dan jabatannya harus Terdapat hubungan yang positif antara sendiri. pengalaman mengajar guru dan manajemen mempunyai pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam yang mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan potensial untuk bekerja sama, dan bukan bahwa guru-guru yang memiliki pengalaman didikte yang mengajar yang lama akan memiliki kemampuan berkepentingan, misalnya oleh lembaga mengajar yang lebih baik daripada guru-guru pendidikan dengan pengalaman mengajar yang baru. Usman dengan guru kepemimpinan kelompok atau kantor wilayah pendidikan beserta jajarannya. (2007:13) menyebutkan bahwa: Pengalaman mengajar guru SMA Kartika Pendidikan dan pelatihan bagi para guru XIV 1 Banda Aceh adalah SMA Kartika XIV 1 setelah mereka bertugas mempunyai peranan 36 GENTA MULIA Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 27-40 ISSN: 2301-6671 yang sangat penting dalam pengembangan dilakukan oleh mereka yang secara khusus telah profesi mereka. Hal ini makin dirasakan dipersiapkan untuk itu, bukan pekerjaan yang pentingnya dengan tuntutan perkembangan dilakukan oleh sembarang orang. Syaefudin ilmu yang (2009:25) menyebutkan bahwa “tinggi rendah berlangsung dengan cepat. Para guru harus pengakuan profesionalisme terutama keguruan dibantu secara terprogram agar meningkatkan sangat tergantung kepada keahlian dan tingkat kualitas profesionalnya sehingga mendorong pendidikan kinerja yang efektif. (2009:31) menyebutkan bahwa: pengetahuan dan teknologi Pelaksanaan pendidikan guru profesional harus ditunjang oleh manajemen yang ditempuhnya”. Sagala Pengembangan dan peningkatan kualitas yang kompetensi guru selama ini diserahkan profesional pula. Manajemen harus peduli kepada guru itu sendiri, maka guru itu akan terhadap mutu, efisiensi, inovatif, dan responsif berkualitas, karena ia senantiasa mencari terhadap tuntutan dan perkembangan profesi. peluang untuk meningkatkan kualitasnya Melalui sendiri. pendekatan berkelanjutan perbaikan diharapkan Idealnya pemerintah, pendidikan dan masalah rendahnya mutu pendidikan yang tidak pendidikan memfasilitasi hanya mengandalkan pendekatan yang bersifat mengembangkan konvensional, suatu kognitif berupa pengertian dan pengetahuan, pendekatan dalam rangka optimalisasi sumber afektif berupa sikap dan nilai, maupun daya dan sumber dana. Sagala (2009:40) performansi berupa perbuatan-perbuatan menyebutkan bahwa: yang Peranan guru dibutuhkan sangat guru, serta asosiasi mengatasi melainkan dapat mutu guru kemampuan mencerminkan satuan untuk bersifat pemahaman menentukan keterampilan dan sikap. Dukungan yang keberhasilan proses pembelajaran, guru demikian itu penting, karena dengan cara itu yang digugu dan ditiru adalah suatu profesi akan meningkatkan kemampuan pedagogik yang bagi guru. mengutamakan kepandaian, intelektualitas, keahlian Dari hasil penelitian juga dapat dilihat dan 26,4% Kemampuan Profesioanl bisa dijelaskan kesabaran tinggi. Tidak semua orang dapat oleh variabel Latar Belakang Bidang Studi, menekuni profesi guru dengan baik. Karena Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman Mengajar. berkomunikasi, kecerdasan, kebijaksanaan jika seseorang tampak pandai dan cerdas bukan penentu keberhasilan orang tersebut menjadi guru. Secara sederhana pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat SIMPULAN, REKOMENDASI DAN SARAN 1. Simpulan Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah 37 GENTA MULIA Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 27-40 ISSN: 2301-6671 diuraikan pada bab sebelumnya, kesimpulan penelitian sebagai berikut: 2. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, 1. Terdapat pengaruh latar belakang bidang studi berikut ini penulis sampaikan rekomendasi bagi terhadap variabel kemampuan profesional penelitian selanjutnya. guru SMA Kartika XIV 1 Banda Aceh secara 1. Variabel latar belakang bidang studi positif dan signifikan. kemampuan variabel memberikan kontribusi sangat lemah sekali latar belakang bidang studi memberikan terhadap variabel kemampuan profesional kontribusi guru, untuk itu perlu ditingkatkan misalnya pada variabel kemampuan profesional guru adalah sebesar 8,82%. 2. Terdapat pengaruh tingkat pendidikan guru yang mengajar bidang studi betul-betul yang sesuai dengan jurusannya. terhadap variabel kemampuan profesional 2. Variabel tingkat pendidikan memberikan guru SMA Kartika XIV 1 Banda Aceh secara kontribusi sangat lemah sekali terhadap positif dan signifikan. kemampuan variabel variabel kemampuan profesional guru, untuk tingkat pendidikan memberikan kontribusi itu perlu ditingkatkan agar kemampuan pada variabel kemampuan profesional guru profesional lebih meningkat lagi. adalah sebesar 12,46%. 3. Variabel pengalaman mengajar memberikan 3. Terdapat pengaruh pengalaman mengajar kontribusi sangat lemah sekali terhadap terhadap variabel kemampuan profesional variabel kemampuan profesional guru, untuk guru SMA Kartika XIV 1 Banda Aceh secara itu perlu ditingkatkan agar kemampuan positif dan signifikan. kemampuan variabel profesional lebih meningkat lagi. pengalaman mengajar memberikan kontribusi 4. Variabel latar belakang bidang studi, tingat pada variabel kemampuan profesional guru pendidikan, adalah sebesar 10,69%. memberikan kontribusi yang masih lemah 4. Terdapat pengaruh latar belakang bidang sekali dan terhadap pengalaman variabel mengajar kemampuan studi, tingkat pendidikan, dan pengalaman profesional guru untuk itu perlu ditingkatkan mengajar sehingga terhadap variabel kemampuan profesional guru SMA Kartika XIV 1 Banda Aceh secara positif dan studi, tingkat pendidikan dan pengalaman mengajar secara bersama-sama memberikan pada variabel benar-benar berkompeten. signifikan. Kemampuan variabel latar belakang bidang kontribusi guru-guru kemampuan profesional guru adalah sebesar 26,40%. 3. Saran Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan yang telah diuraikan di atas maka diajukan beberapa saran bagi para guru pihak-pihak terkait dalam bidang pendidikan sebagai berikut: 38 GENTA MULIA Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 27-40 1. Dilihat dari ISSN: 2301-6671 kemampuan variabel latar belakang bidang studi memberikan kontribusi pada variabel kemampuan profesional guru kemampuan profesional guru benar-benar dapat ditingkatkan. 4. Dilihat dari kemampuan variabel latar yang masih sangat lemah sekali, disarankan belakang bidang studi, tingkat pendidikan dan agar pemberian tugas mengajar kepada guru pengalaman mengajar secara bersama-sama mengacu kepada latar belakang bidang memberikan studinya. Untuk itu kepala sekolah melakukan kemampuan profesional guru yang masih pembinaan dan pengembangan bakat dan lemah, disarankan bagi peneliti yang akan minat personil secara terus menerus dan datang untuk mempertimbangkan faktor- memberikan pelimpahan wewenang yang faktor lain selain dari variabel latar belakang sesuai bidang dengan bidang keahlian dan studi, kontribusi tingkat pada variabel pendidikan, dan keterampilan yang dimiliki oleh guru, agar pengalaman mengajar yang dianggap lebih dapat meningkatkan kemampuan profesional dominan pengaruhnya terhadap kemampuan guru yang lebih besar lagi. profesional guru SMA Kartika XIV 1 Banda 2. Dilihat dari kemampuan variabel tingkat Aceh yang belum terungkap dalam penelitian pendidikan memberikan kontribusi pada ini sehingga kemampuan profesional guru variabel kemampuan profesional guru yang betul-betul dapat meningkat lagi. masih sangat lemah sekali, disarankan agar diberikan kesempatan kepada guru-guru untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, meningkatkan jenjang karena pendidikan dengan DAFTAR PUSTAKA Alma, B., dkk, (2009). Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta. dapat meningkatkan kemampuan profesional guru- Arikunto, S., (2005). Manajemen Penelitian, Edisis Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. guru. pemda agar memberikan tugas belajar kepada guru-guru terutama yang belum sarjana. 3. Dilihat dari kemampuan variabel pengalaman mengajar memberikan kontribusi pada variabel kemampuan profesional guru yang amsih sangat lemah sekali, disarankan bagi guru-guru yang lebih berpengalaman harus dapat memberikan bimbingan, saran, petunjuk, dan dorongan pada guru-guru yang lebih muda pengalamannya, Danim, S., (2002). Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, (1991). Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru. Margono, S., (2005). Metodologi Penelitian pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Roediyah, (1982). Masalah-masalah Keguruan, Jakarta: Bina Aksara. Ilmu Sagala, S., (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta. sehinga 39 GENTA MULIA Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 27-40 ISSN: 2301-6671 Susilo, (2001). Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar pada Siswa Sekolah Menegah Atas. Jakarta: UNS. Syaefudin-Saud, U., (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta. 40