Jadwal Rutin DOJCC Bali Gathering pertemuan Doa setiap minggu I,II, dan III di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita diawali makan siang bersama Terbuka Untuk UMUM Sharing Group sebulan 2 x Formation Teaching sebulan sekali Celebration Meal (Makan malam bersama) Setiap Sabtu terakhir dalam bulan pk. 18.30 bergantian di rumah anggota Tugas Koor Misa English Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00 di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll) Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30 Info mengenai DOJCC Hubungi : 0878 6180 5088 [email protected] www.DOJCC.com Misa Peletakan Batu Pertama di Rumah Pelangi Kasih Bali - Pelaga Senin 5 Jan 2015 PROGRES PEMBANGUNAN Rumah Pelangi Photo progres Rumah Doa Terimakasih untuk sumbangan para donatur. Persembahan kasih untuk pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga - Bali dapat disalurkan ke Bank BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Retret Komunitas DOJCC Rumah Khalwat Tegaljaya 1-3 Juni 2015 Kegiatan DOJCC Mei 2015 Kegiatan DOJCC Bulan Mei 2015 Gathering DOJCC Bulan Mei 2015 Tugas Koor Misa English 17 Mei 2015 Doa Taize Rabu 20 Mei 2015 Ziarek ke Palasari Ziarah dan Rekreasi - Sabtu 16 Mei 2015 Ziarek ke Palasari Sabtu 16 Mei 2015 Pemberian Sumbangan ke Panti Asuhan Palasari Foto bersambung ke hal. 39 Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Daniel, Yance, Pras, Iwan Setiawan, Yustina, Rita, Lia, Siska, Br. Martin MGL. Bro Adrian, MGL Distribusi : Anggota DOJ Bali Pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga Sumbangan dapat disalurkan ke : BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Harap sms / telpon 0878 6180 5088 untuk konfirmasi. Fresh JUICE ! managed by : www.DOJCC.com Shaloommm para pembaca Renungan Harian Fresh Juice, Salam sejahtera buat kita semua, puji Tuhan untuk setiap anugrah, berkat dan kasihNya bagi kita semua. Melewati bulan Maria, kita belajar meneladani bunda Maria. Bunda yang setia dan bijaksana. Bunda yang baik dan mendoakan kita semua. Bunda yang layak menjadi panutan bagi setiap ibu-ibu. Semoga kita selalu ingat akan teladan dan kasih Bunda Maria tidak hanya di bulan Mei dan Oktober saja. Tetapi selalu ada dalam hati, pikiran dan tingkah laku kita sehari-hari. Banyak hal yang terjadi dalam hidup kita. Suka dan duka yang kita jalani. Saat suka terkadang kita lupa bersyukur, saat duka terkadang kita marah pada Tuhan. Hidup terus berjalan. Bumi terus berputar. Tetapi yang pasti kita tetap mau belajar setia padaNya. Seperti teladan Bunda Maria. Semoga kita semua diberkati Tuhan Salam Fresh Juice Nathasa (PemRed) Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net Perumpamaan Tentang Penggarap Kebun Anggur Senin 1 Juni 2015 Markus 12:10 “Batu yang Peringatan Wajib. St. Yustinus dibuang oleh tukang-tukang Tob. 1:1a,2a,3;2:1b-8; bangunan telah menjadi batu Mzm. 112:1-2,3-4,5-6; penjuru” Mrk. 12:1-12. Jika kita membaca perikop hari ini, Yesus membuat perumpamaan tentang penggarap kebun anggur. Diceritakan hubungan antara sipenggarap dan pemilik kebun dulunya sangat erat dan sangat baik sehingga pemilik kebun mau memberikan kepercayaan penuh kepada penggarap-penggarap kebun. Tetapi karena keserakahan dan ketamakan sipenggarap kebun tersebut dia tergiur akan hasil kebun hingga dia membunuh anak tunggal pemilik kebun tersebut. Si penggarap kebun tidak tau berbalas budi. Didalam kehidupan kitapun sehari-hari sering terjadi hal demikian. Sudah di kasih yang ini mau yang itu, udah dikasih yang itu mau yang ini. Tidak pernah puas akan pemberian Sang Pencipta. Jelas sekali bahwa perumpamaan ini ditujukan kepada imam-imam kepala, orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat, dan pemimpin-pemimpin. Mereka dilukiskan sebagai penggarap-penggarap kebun anggur yang jahat dan juga sebagai tukang-tukang bangunan yang berat sebelah. Mereka melawan pemilik kebun anggur ( Allah), mereka membunuh anaknya, dan mereka menolak batu penjuru. Mereka memilih bermusuhan dengan Allah dan anak-Nya. Apakah maksud dari perumpamaan ini? Yesus mengajarkan tentang kesabaran Allah yang tidak terbatas, yang diberikan juga kepada mereka yang melawan Dia. Tetapi ketika Anak-Nya ditolak maka kesabaran-Nya berakhir, dan Allah segera menuntut pertanggungjawaban mereka. Bacaan ini memberitakan sebuah pesan tentang jaminan dan kepercayaan kepada pengikut Yesus yang setia. Meskipun gereja mengalami masa-masa perlawanan, Yesus Kristus adalah Raja Abadi yang kemenangannya pasti. Yudi Cutam Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 9 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 Hak Selasa 2 Juni 2015 Mrk 12:17 “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” St. Marselinus dan Petrus, Yohanes Baptista Skalabrini, St. Feliks dr Nikosia Tob. 2:9-14; Mzm. 112:1-2,7bc-8,9; Mrk. 12:13-17. ”Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Inilah pertanyaan yang bermaksud menjerat Yesus. Jika Yesus menjawab ”boleh” tentulah Ia akan ditentang oleh orang-orang Yahudi. Sebaliknya, kalau Yesus menjawab ”tidak boleh”, tentu pula Ia akan dicap pemberontak oleh pemerintah Romawi. Menghadapi jeratan itu, Yesus malah bertanya, gambar siapa yang terdapat pada mata uang untuk membayar pajak. ”Gambar Kaisar” ujar orang-orang itu. Lalu Yesus berujar: ”Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Nah, kalau begitu, kita harus ingat, diri kita memuat gambar Allah karena telah dicipta secitra dengan-Nya. Artinya, hidup manusia adalah hak Allah. Apakah kita juga sudah memberikan hak Allah dari hidup kita? Ada seorang wanita yang sangat begitu mencintai pekerjaan dan menyayangi atasannya, dia sangat mengagumi atasannya karena kepintaran atasannya dan kebaikan atasannya. Begitu kagumnya dengan bossnya, dia rela bekerja sampai tengah malam bahkan sampai pagi dan tidur di kantornya. Bahkan lebih parahnya wanita ini membiarkan pekerjaan-pekerjaannya menguasainya hingga dia jarang ke gereja. Bossnya begitu sangat memuji kejujuran dan loyalitas bekerja wanita ini, bahkan sering diceritakan ke teman-temannya si boss jika dia memiliki karyawan yang begitu luar biasa. Suatu ketika si boss ini menyakiti hati wanita ini dengan ucapan-ucapan yang menyinggung dia, karena si boss kecewa dengan hasil kerja wanita ini. Si wanita ini menangis tersedusedu marah dan kecewa kepada si boss, karena selama ini dia merasa telah bekerja keras dan memberikan semua waktunya untuk pekerjaan-pekerjaan di kantornya. Dan pada akhirnya wanita ini memilih keluar dari pekerjaannya karena kecewa dengan atasannya. Sahabat, melalui perikop ini dan sharing ini marilah kita melihat kedalam hati kita… berikanlah hak Allah dalam hidup kita janganlah kita mengambil semua hak hidup kita, belajar berserah kepada setiap kehendakNya dengan begitu masalah apapun dalam hidup kita terasa ringan jika boleh berjalan bersama Dia dan memberikan hak hidup kita kepada Dia yang menguasai nafas kehidupan kita. Rina Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 10 Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 www.DOJCC.com Mengerti FirmanNYA Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga dkk Tob.3:1-11a,16-17a; Mzm. 25:2-4a,4b-5ab,6-7bc,8-9; Mrk. 12:18-27 Rabu 3 Juni 2015 Mrk 12:24 “Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Beberapa hari lalu di Facebook salah satu teman saya, sebutlah namanya “Lina”, dia menceritakan pengalamannya ketika selesai mengikuti Misa hari Minggu. Pulang misa, Lina tiba-tiba didatangi oleh seorang bapak-bapak dengan pakaian yang sederhana dan tiba-tiba bapak itu memperkenalkan diri sebagai Romo XXX dari Paroki Ganjuran. Beliau langsung berkata kepada Lina, kalau sepertinya dia sedang mengalami masalah berat. Beliau memperkenalkan diri sebagai teman dari Romo Yohanes, dan memiliki karunia penyembuhan. Singkat cerita, Romo XXX ini berkata kepada Lina bahwa Lina memiliki masalah pada bagian kaki-nya. Ketika beliau mencoba mendoakan jempol kaki kanan Lina, dan diberkati dengan air suci (katanya sich, gak tahu betulan atau tidak), tiba-tiba keluar asap dari jempol kaki kanan dari Lina. Beliau bilang bahwa ada kuasa gelap, dan untuk membentengi itu Lina diminta untuk mengumpulkan setiap berkat yang Tuhan berikan, pasang 2 lilin, dan doakan 3x bapa kami dan 3x salam Maria. Menurut beliau, kuasa kegelapan bisa masuk melalui hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah yang pernah Lina lakukan. Lina pun akhirnya tersadar melalui temannya, bahwa itu penipuan semata. Dalam Injil hari ini, Yesus juga mengutuk orang-orang Saduki yang menanyakan tentang kebangkitan. Mereka adalah golongn-golongan sesat yang tidak mengerti akan Kitab Suci dan kuasa Allah Bapa di surga. Seperti cerita di atas tadi, banyak juga umat katolik dan saudara seiman kita yang mencobai dirinya sendiri dengan melakukan perbuatanperbuatan yang menyesatkan orang lain. Kita tidak pernah tahu, bahwa orang yang mungkin rajin misa harian pagi atau aktif melayani, dan selalu berada di sekitar kita, adalah orang-orang yang menafsirkan ajaran agama dan isi Kitab Suci secara tidak benar, dan digunakan untuk kepentingan duniawi sesaat saja. Mari kita belajar untuk menjadi umat Allah yang setia, dan menghayati benar firman Allah yang disampaikan dalam Kitab Suci. Ketika kita bisa belajar dan menghayati setiap firman Allah dengan bijaksana, dan menerapkannya untuk kebaikan serta menjadi berkat orang lain, yakinlah bahwa suatu saat apa yang kita imani dan kita lakukan itu, akan menuai hasil yang indah di mata Tuhan dan di mata sesama kita. HILDA Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 11 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 Rendah hati untuk belajar Kamis 4 Juni 2015 Mrk 12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap Yakobus dr Viterbo hati dan dengan segenap pengertian dan dengan Tob. 6:10-11; 7:1,6,8-13; 8:1,5-9a; segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama Mzm. 128:1-2,3,4-5; manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama Mrk. 12:28b-34. dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” Dari Injil yang kita miliki pada hari ini, kita dapat mengambil beberapa hal sebagai bahan pembelajaran iman kita. Hal pertama, seorang yang menguasai Taurat Musa mau datang kepada Yesus dan bertanya jawab denganNya. Dalam masyarakat Yahudi, seseorang yang menguasai Hukum Taurat secara penuh dipandang sebagai orang yang berpengetahuan. Di dalam strata masyarakat, orang tersebut akan memperoleh tempat yang terhormat. Dia dipandang berpengaruh. Dalam Injil hari ini, kepada kita diceritakan bahwa dia datang dan bertanya kepada Yesus. Bukankah nyata bahwa ini sebuah tanda kerendahan hati? Entah apapun motivasi di hatinya, dia telah menanggalkan kehebatannya sebagai seorang ahli Hukum Taurat dan berkenan bertanya kepada Yesus. Menanggalkan status sebagai seorang ahli dan sikap mau bertanya merupakan dua tanda sederhana kerendahan hati. Apakah kita mau belajar dari ahli Taurat ini? Atau apakah kita menganggap kita telah memiliki banyak pengetahuan dan karena itu tidak perlu belajar lagi? Mungkin juga kita pernah berpikir bahwa dengan posisi kita (di tempat kerja, di komunitas, atau di strata sosial apa saja) adalah sebuah pelecehan jika bertanya kepada orang yang lebih tahu atau berpengalaman dari kita. Tidak sedikit orang demikian yang bisa kita jumpai. Hari ini kita ditantang untuk memiliki kerendahan hati seperti ini, kerendahan hati dalam hal sederhana, mau bertanya. Hal kedua yang bisa kita renungkan dari bacaan Injil hari ini adalah bagaimana tanggapan Yesus terhadap pertanyaan sang ahli Taurat. Yesus menyambut orang itu dengan sepenuh hatiNya. Tidak kita jumpai ada kecurigaan dalam hati Yesus ketika dihampiri ahli Taurat itu. Malah sebaliknya dengan senang hati, Yesus menjawab pertanyaannya dan menjelaskan kepadanya apa isi Hukum Taurat. Sering kita memiliki sikap “curiga” terhadap orang asing ataukah orang yang mendekati kita. Kita sering membangun pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran kita tentang orang lain, teristimewa orang yang tidak sepaham dengan kita. Pikiran kita sering dipenuhi prasanglaprasangka buruk tentang orang lain. Melalui bacaan Injil hari, kita dikembali ditantang untuk melihat bagaimana cara pandang kita terhadap orang teristimewa mereka yang kelihatannya tidak sepaham dengan kita. Apakah kita bisa meneledani sikap Yesus yang menanggapi sang ahli Taurat dengan sepenuh hati? Hal terakhir dan terutama adalah jawaban yang diberikan Yesus kepada sang ahli Taurat, yakni perintah untuk mengasaihi Allah dengan segenap hati dan jiwa, pikiran dan budi. Atau dengan bahasa lain, mengasihi Allah dengan segenap diri, jiwa dan raga. sebagai orangorang yang telah membuat komitmen dalam diri kita untuk mengabdikan diri kita kepada Tuhan, kita ditantang hari ini. Apakah komitmen kita untuk mengabdi Tuhan utuh dan total? Atau apakah kita mencintai Allah sepenuh jiwa dan raga? Hari ini, mari kita merenungkan pertanyaan ini secara lebih mendalam. Apakah kita mencintai Allah sepenuh jiwa dan raga. Frater Yance, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 12 Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 www.DOJCC.com Emas yang Berkarat Jumat 5 Juni 2015 St. Bonifasius Tob 11: 5-17; Mzm 146:2abc.7.8-9a.9bc-10; Mrk 12:35-37 Yak 5:3 “ Emas dan perakmu sudah berkarat” Mana bisa emas berkarat? Itu yang ada dipikiran saya, karena karat itu sendiri adalah korosi atau penurunan kadar logam yang ada. Sedangkan saya sering dengar bahwa emas tidak mungkin bisa terkena korosi. Ternyata apa yang saya pikirkan dari pendapat orang-orang tersebut salah. Dan memang benar Emas bisa juga terkena korosi atau berkarat. Memang membuat emas berkarat itu tidak semudah membuat besi berkarat. Besi dengan mudah berkarat apalagi jika ditempatkan didekat pantai atau terkena angin pantai yang membawa unsur garam, pasti cepat sekali menjadi rusak. Bagaimana emas bisa berkarat, pastinya dengan ‘energi’ yang sangat besar. Karena emas sendiri memiliki energi yang besar. Nasehat-nasehat dari Santo Yakobus ini untuk para orang kaya yang mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar sehingga orang-orang akan berseru kepada Tuhan dan keluhan tersebut akanlah didengar oleh Tuhan sendiri. Setelah adanya keterbukaan demokrasi dinegara Indonesia, mulai banyak terkuak para wakil rakyat, petugas Negara dan yang lain, melakukan korupsi yang luar biasa, dan mereka sudah tidak merasa malu dengan adanya status baru mereka yaitu tersangka. Jika kita lihat ditelevisi, para koruptor tersebut masih bisa cengegesan didepan kamera. Luar biasa sekali!!! Bagaimana dia nanti akan mempertanggung jawabkan kepada Tuhannya akan perbuatannya tersebut? Disaat ada rakyat lain yang masih susah mencari makan untuk sehari, disisi lain mereka cengegesan memakan uang yang bukan haknya. Marilah kita mencari harta kita didunia dengan cara yang baik, Tuhan sendiri tidak melarang kita untuk kaya. Tetapi bagaimana cara kita untuk kaya itu yang harus kita jaga, sehingga apa yang kita miliki bukanlah menginjak hak orang lain, dan kita bisa mempergunakannyapun dengan suka cita. prast Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 13 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 Saya cuma orang biasa yang suka menghakimi Sabtu 6 Juni 2015 St. Norbertus Tob. 12: 1,5-15,20; MT Tb. 13:2,6,7,8; Mrk. 12:38-44 Markus 12 : 43 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Kisah janda miskin rasanya kita sudah baca dan dengar ribuan kali, tetapi tetap berat untuk kita jalankan dan percayainya. Apakah kita sudah dengan suka rela menyumbang dari kekurangan, bukan dari kelebihan , seperti yang janda tua ini lakukan? Ketika saya mulai aktif membantu teman teman dengan keterbatasan fisik (diffable), ada rekan kerja senior menasihati, “Lebih baik kamu urus bisnis dulu, make yourself rich, baru bantu orang lain. Sekarang saya bantu orang juga sih, tapi semampunya saya aja. Kamu jangan habiskan waktu kamu untuk urus hal begitu, padahal usahamu juga sedang butuh perhatian!”, katanya dengan tegas. Saat itu saya cuma termenung, mungkin Ibu itu betul. Bisnis saya juga tidak bertambah baik. Tuhan tidak tiba-tiba menaikan omzet usaha saya,karena kerja keras saya untuk orang susah. But God doesn’t work that way. Tuhan beri saya opsi lain, Tuhan beri saya ketenangan menjalani hidup tanpa beban, tanpa harus menghidupi 25 karyawan, saat akhirnya saya harus menutup toko-toko retail saya. Saya juga akhirnya bisa menikmati perjalanan panjang ke negri-negri jauh, bisa menambah sahabat, ilmu dan menemukan apa yang saya sukai dalam hidup. Saya menemukan saya. Saya merasa Ibu itu salah. Namun beberapa bulan lalu, ketika Tim Pembangunan Rumah Doa DOJCC (Rumah Pelangi Kasih) mengadakan pengalian dana dengan menyebar celengan, ada seorang pembantu rumah tangga yang datang ke meja kami, dan meminta 1 celengan. “Saya mau tabung dan sumbangkan”. Saat itu kita meremehkan niat baiknya. Ah, paling juga ngak balik. Cuma omong kosong aja.Kami tidak berharap banyak. Tiga bulan kemudian, ada SMS masuk ke handphone saya, “Pak, saya mau mengembalikan celengannya, tapi mohon maaf, celengan nya pecah, tapi koinnya sudah saya masukan plastik. Apakah bisa diambil”. Saat itu saya merasa aneh, saya bilang untuk ditransfer saja, atau diantar waktu ke gereja, tapi ternyata dia bukan umat FX, akhirnya saya balas “Baik, bu, Nanti teman saya akan jemput ke sana”, dan dia membalas “Jangan panggil saya Ibu, pak. Saya cuma seorang pembantu”. Hati saya bergetar. Ingatan saya kembali ke pembantu rumah tangga yang mengambil celengan itu. Saya merasa malu. Begitu mudah kita merendahkan niat baik orang lain, hanya karna profesi dan pakaiannya. Saya sama saja dengan rekan kerja senior saya yang meremehkan niat baik saya dulu. Saya sama saja, seperti orang lain, pendosa yang suka menghakimi, Doa : Bapa, ajari dan ingatkan kami selalu untuk tidak menghakimi, tidak memandang rendah, dan tidak merasa lebih baik dari orang lain. Ajari kami untuk bisa hidup dan bekerja lebih tulus. Ampuni kami, orang biasa yang berdosa ini. Jimbaran, 27 Mei 2015 Jeff Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 14 Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 www.DOJCC.com Percaya Saja dan Imani Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus Kel. 24:3-8; Ibr. 9:11-15; Mrk. 14:12-16, 22-26 Minggu 7 Juni 2015 Mrk. 14:22.24 “Ambilah, inilah tubuh-Ku... Inilah darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang.“ Ekaristi adalah perayaan kurban. Kurban Allah lewat rupa manusia yang memberi diri untuk menyelamatkan dan membebaskan semua orang. Selamat dari siapa, atau bebas dari mana? Mungkin ini yang ada di benak kita, pengikut Kristus, dan juga semua orang yang penasaran dengan kekuatan Perayaaan Ekaristi sebagai puncak dan sumber iman kita. Saya mengenal seorang pengusaha yang berhasil. Satu saja kekuatirannya dalam hidup adalah takut menderita. Dia tidak mau jatuh miskin dan susah, karena itu dia bangun usahanya sejak muda, bekerja keras sampai berhasil. Kemudian ia jatuh cinta dan menikah dengan seorang gadis Katholik yang saleh, tiap minggu ke Gereja, ikut kegiatan kerasulan ini itu, dan sebagai suami yang baik ia mendukung isterinya, tetapi ia sendiri tidak menghayati imannya sedalam-dalamnya. Memang tiap minggu dia ke Gereja, tapi itu sekedar untuk menyenangkan isterinya saja. Sampai suatu kali entah mengapa ia jatuh sakit, tanpa sebab yang jelas. Dia tidak lagi bernafsu untuk makan. Kemudian berat badaannya merosot, seiring dengan daya tahan tubuhnya yang menurun karena tidak bisa makan dan tidak bisa tidur. Ia gambarkan situasi dia waktu itu seperti di neraka, memang semuanya ada, harta ada, mau apa saja ada dan jadi, tapi entah mengapa ia tidak bisa menikmati semua itu. Dia frustrasi dan mungkin juga depresi. Kemudian datang seorang misionaris tua datang mengunjungi keluarga ini, ketika sedang mengobrol, tiba-tiba si Imam tua menekan pundaknya dan memintanya untuk berdiri. Tentu saja ia tidak bisa berdiri, karena pundaknya di tekan dari atas. Lalu ia bertanya apa artinya? Si Imam tua itu kemudian berkata, sekuat dan seberhasil apa pun manusia itu dalam hidup ini, tetapi ketika ia dalam tekanan, ia tetap harus memerlukan bantuan Tuhan untuk bangkit. Sejak itu ia mulai mencoba serius untuk menghidupi imannya. Tidak hanya tiap minggu, tetapi setiap hari ia mulai mengikuti Ekaristi, diteruskan dengan Adorasi beberapa saat di depan Sakramen Mahakudus. Dia juga malah mulai ikut kegiatan kerasulan dan doa yang biasa dibuat sang isteri. Teman-teman isterinya heran, sekarang suaminya berubah, lebih ramah, mau ngobrol dengan teman-teman isterinya dan meluangkan waktunya untuk bersosialisasi terutama di lingkungan Gereja. Bahkan dia mulai mengajak teman-temannya sendiri untuk ikut kegiatan doa-doa di rumahnya, isterinya sampai heran dengan perubahan dan kesembuhan ajaib yang dialami suaminya. Teman saya ini telah sembuh dan berubah oleh karena Tubuh dan Darah Yesus yang disambutnya setiap hari dengan penuh iman, itu kesaksiannya. Pesan untuk kita semua pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini adalah jangan lagi ragu pada kekuatan Tubuh dan Darah Kristus. Jangan sekalipun Anda mulai bersoal jawab dengan Tuhan tentang diselamatkan dari siapa? Atau disembuhkan dari apa? Jangan. Percaya saja dan imani saja. Kita tidak perlu harus menderita sakit dan tertimpa nasib sial untuk percaya bahwa Tubuh Kristus adalah benar-benar makanan dan Darah Kristus adalah benar-benar minuman. Rm. Wenz, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 15 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 Sukacita dalam penderitaan Senin 8 Juni 2015 Mat 5:11 “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat” Nikolaus Gesturi, Maria Droste-Fischering 2Kor. 1: 1-7; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Mat. 5:1-12. Meskipun manusia unik dan berbeda satu dengan yang lain, dalam hal mencari kebahagiaan tentunya tidak. Setiap orang berusaha untuk mencapai kebahagiaan dengan cara dan kemampuannya. Bagi pengikut Kristus khususnya jalan dan kriteria kebahagiaan yang tepat telah diajarkan Yesus, namun mungkin sangat berbeda dengan logika manusia pada masa-Nya dan juga pada masa kini. Mengapa demikian? Mereka yang miskin di hadapan Allah, yang berdukacita, yang lemah lembut, yang lapar dan haus akan kebenaran, yang murah hati dan suci hatinya, yang membawa damai, yang dianiaya oleh sebab kebenaran dan yang dicela dan dianiaya oleh karena nama Yesus, merekalah yang pantas disebut berbahagia di tengah dunia dan terutama di surga. Bagaimana menghidupi sabda ini secara nyata dalam hidup keseharian kita? Apakah kriteria dari dua ribu tahun yang lalu masih berlaku hingga kini? Ada baiknya kita berdiam sejenak dan menyadari nilai kebenaran dari sabda Yesus bagi kita hari ini. Ia yang berbicara adalah pribadi yang sama yang telah mengalami sendiri dalam pengalaman hidup-Nya di dunia dan menjadi jaminan kebahagiaan bagi kita. Demikian para rasul dan murid Yesus adalah saksi kebenaran firman ini. St. Paulus dalam bacaan pertama mengajak kita untuk memuji Allah atas penghiburan dalam setiap penderitaan dan ‘penganiayaan’ yang kita alami. Karena dengan penghiburan yang telah kita terima kita dapat menguatkan dan menghibur setiap saudara dalam berbagai penderitaan. Saat kita berbagi penghiburan yang sejati dari Allah, bersama kita menjadi saluran kasih Allah bagi semua orang. Sebagai seorang murid Yesus, tidakkah anda juga menginginkan kebahagiaan yang tak ternilai ini ? Sr.Benedicta, OSB Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 16 Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 www.DOJCC.com Menang Adalah menghormati Tuhan St. Efrem 2Kor. 1:18-22; Mzm. 119:129-133,135; Mat. 5:13-16. Selasa 9 Juni 2015 Mat 5: 16 Demikian hendaknya terangmu bercahaya didepan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang disurga” Ada sebuah film yang cukup bagus judulnya Chariots of Fire. Dalam film ini diceritakan Eric Liddell adalah pelari yang berbakat yang memiliki impian untuk bertanding dalam Olimpiade, tetapi ia merasa terpanggil untuk menjadi seorang misionaris di Cina. Namun ia tahu bahwa Tuhan telah memberikan kepadanya bakat berlari. Saat ia berlari, ia merasa bahwa dia sedang mendedikasikan dirinya sendiri kepada Tuhan. Dalam salah satu kalimat yang klasik dari film itu, Liddell berkata, “Saat aku berlari, aku merasakan kenikmatanNya.”Ia sedang mengatakan, saat saya sedang menggunakan bakat-bakat, talenta-talenta saya, saat saya sedang mengejar tujuan hidup saya, saya dapat merasakan Tuhan tersenyum pada saya. Kalimat favorit lainnya adalah saat Liddell berkata, “Menang adalah menghormati Tuhan”. Saya percaya bahwa kita seharusnya hidup dengan falsafah yang sama, berusaha untuk menjadi yang terbaik, mengejar tujuan hidup kita, menjadi yang terbaik semampu kita, dan saat kita melakukannya, kita akan menghormati Tuhan. Jika kita dipanggil menjadi usahawan, jika dipanggil sebagai seorang penggajar, seorang karyawan atau apapun panggilan kita, jadilah yang terbaik. Seringkali kita mengkotak-kotaknya antara memberikan yang terbaik dalam pelayanan dan pekerjaan. Namun keduanya sama, disana kita bertemu dengan Tuhan, merasakan ada campur tanganNya. Dan seringkali pola pikir kita yang terbatas membatasi ruang gerak kita. Apakah saat ini kita sedang mengerjakan sesuatu yang kita merasa begitu berbakat secara alami didalamnya? Jika tidak, mengapa tidak membuat beberapa perubahan? Waktu memang singkat.Carilah suatu hal yang membuat berminat dan mulai mendedikasikan diri disana. Dan Tuhan akan menuntun setiap langkah kita. Doa: Dengan pertolonganMu ya Bapa, aku akan terus maju menuju impian-impian dan tujuan yang Engkau telah tempatkan didalam diriku. Amin Lulu Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 17 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 Semua karena anugrahNya Rabu 10 Juni 2015 2Kor.3:5 Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri, tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. 2Kor. 3: 4-11; Mzm. 99:5,6,7,8,9; Mat. 5:17-19 Ada sebuah lagu yang katanya katanya seperti ini : Bukan kar’na kebaikanmu, bukan kar’na fasih lidahmu, bukan kar’na kekayaanmu, kau dipilih, kau dipanggil-Nya. Bukan kar’na kecakapanmu, bukan kar’na baik rupamu, bukan kar’na kelebihanmu, kau dipanggil, kau dipakai-Nya. Bila engkau dapat itu karena-Nya, bila engkau punya semua daripada-Nya. Semua karena anugrah-Nya, dib’rikan kepada kita, semua anugrah-Nya bagi kita, bila engkau dipakai-Nya. Sewaktu menyanyikan lagu ini, saya tersadar akan semua yang sudah dicapai sejauh ini dalam perjalanan hidup saya. Kata demi kata dari lagu itu sangat jelas maknanya. Kemampuan berkata kata, kemampuan berpikir, kemampuan melakukan pekerjaan pekerjaan dalam hidup, keberhasilan, kesuksesan, kehebatan, kecerdasan, itu bukan karena saya hebat. Itu bukan karena saya mampu melebihi yang lain. Itu bukan semata karena kerja keras saya saja. Itu semua bukan tanpa campur tangan Tuhan dibaliknya. ADA!! Iya.., ADA campur tangan Tuhan selalu dalam hidup ini. Ada sebuah kisah lucu mengenai seekor keledai, saat memasuki sebuah kota dia kaget banyak orang menyambut dia, ada yang membuka baju dan meletakan di jalan agar bisa dilalui sang keledai tanpa mengotori kakinya, ada yang melambai-lambaikan daun palma mengelu-elukan. Dengan bangganya si keledai masuk, kepala ditengadahkan tinggi tinggi, melangkah dengan gaya. Mulailah terdengar suara suara, Yesus Yesus .. keledai menoleh kekiri kekanan, terlihat semua bersorak memanggil nama Yesus, ahai… siapakah dia itu.. mengapa mereka bersorak kearahku tapi memanggil nama Yesus. Lalu si keledai menengadah keatas, dan.. terlihat seseorang sedang duduk di atasnya. Ooo… itu dia yang disorak soraikan orang banyak ini, kirain sayyyyyaaaa. Kita sebagai manusia cenderung berlagak seperti si keledai. Sombong, belagu, G-R alias gede rasa, berpikir bahwa kita ini hebat, kita ini jago, kita ini punya semua nya, kita ini kerja keras makanya bisa sukses, kita ini bisa sampai saat ini punya banyak toko, punya banyak emas, punya banyak saham, punya banyak perusahaan, punya banyak mobil dan rumah, semua karena kemampuan kita semata. Salah.. teman teman, 100% salah besar. Kita ngga bakal ada di dunia tanpa Tuhan ijinkan. Kita ngga bakal bisa memiliki otak yang cerdas, bila bukan karena anugrah Tuhan. Kita tidak akan bisa mencapai semua ini dalam hidup kalau bukan karena Tuhan menyempurnakan itu semua. Ada campur tangan Tuhan selalu dalam hidup. Semua diberikan kepada kita, sebagai anugrah. Maka hormati dan hargailah Tuhanmu selalu, sudah sepantasnya semua sorak sorai pujian ditujukan hanyalah bagi kemuliaan Allah. Kita diciptakan untuk menyenangkan hati Tuhan. Bukan menyenangkan hati kita sendiri. Rita Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 18 Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 www.DOJCC.com Sudahkah anda bebas saat ini? PW St. Barnabas Kis. 11:21b-26; 13:1-3; Mzm. 98:2-6; Mt. 10:7-13 Kamis 11 Juni 2015 2Kor. 3:17 “Tuhan adalah Roh, dan dimana ada Roh Tuhan, di situ ada kebebasan” Pertanyaan di atas membuat saya berpikir atau merefleksikan perjalanan hidupku semenjak dibabtis hingga saat ini. Perjalanan imanku sebagai orang Katholik, kalau mau jujur semenjak dibabtis hingga usia 30-an masih dalam sifat kekanak-kanakan atau suam-suam kuku. Sebagaimana biasanya orang Katholik, saya mengikuti misa atau pergi mengaku dosa kurang-lebih dua kali dalam setahun. Saya berpikir dengan melakukan hal itu, dengan sendirinya ada kebebasan di sana. Ternyata hal itu belum cukup dan sesungguhnya saya belum bebas. Saya melakukannya hanya untuk memenuhi kewajiban sebagai orang Katholik pada umumnya. Dengan kata lain, saya belum sepenuhnya menerima Tuhan Yesus sebagai satu-satunya sumber kebebasanku. Dalam perjalanan waktu yang panjang dan melelahkan akhirnya saya menemukan kebebasanku di dalam Tuhan Yesus. Dengan kata lain, oleh karena rahmat-Nya, saya menemukan kebebasanku yang sejati di dalam Dia. Penemuan itu ibarat, perumpamaan di dalam injil mengenai harta terpendam. Hari ini, Gereja sejagat merayakan peringatan wajib St Barnabas. Dalam ensiklopedi orang kudus, ia diceritakan menjual seluruh tanah miliknya dan hasilnya diserahkan kepada para rasul. St. Baranabas-lah yang meyakinakan para rasul tentang perjumpaan St. Paulus dengan Tuhan Yesus dalam perjalanan ke Damsyik. Barnabas dikirim oleh pemimpin Gereja di Yerusalem untuk mewartakan kabar sukacita Tuhan Yesus di Antiokia. Di sana Barnabas menyaksikan betapa besar kasih karunia Allah, sehingga ia bersukacita. Barnabas minta supaya mereka tetap setia kepada Tuhan. Ia dibimbing oleh Roh Kudus dan kuat imannya, sehingga lebih banyak orang mengikuti Tuhan. Diceritakan, Barnabas menemui ajalnya setelah dirajam oleh orang-orang Yahudi di Salamis. Karena karya dan jasanya, Barnabas di masukkan dalam bilangan para pendiri Gereja dan dianggap sebagai seorang rasul. Bertolak dari kisah hidup St. Barnabas di atas, saya dan anda ditantang untuk terus setia dan berani membiarkan diri kita ditemukan oleh Tuhan Yesus. Semakin saya dan anda menemukan Tuhan Yesus, di sana kebebasan kita menjadi sempurna dan abadi. Sehingga kita menjadi orang bebas bersama dan di dalam Tuhan Yesus kini dan selamanya. Amin. Fr. Anis, MGL Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 19 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 Ayo Memantul !!! Jumat 12 Juni 2015 Yoh 19:37 “Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.” HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS Hos. 11:1,3-4,8c-9; MT Yes. 11:2-3,4-bcd,5-6; Ef. 3:812,14-19; Badai menerjang kota Houston beberapa tahun yang lalu. Badai itu mengamuk dan mengakibatkan Houston kehilangan banyak pohon pohon ek yang sangat besar, beberapa diantaranya mempunyai diameter sampai satu setengah meter. Pohonpohon yang tampak seolah olah sangat kuat, bukan tandingan bagi angin yang berkecepatan 100 mil per jam itu. Pohon-pohon besar, pohon-pohon kecil, pinus, ek, magnolia ditumbangkan, tidak satupun dari semua pohon yang dapat bertahan menghadapi badai itu. Tetapi ada satu jenis pohon yang tampaknya bertahan dengan lebih baik dibanding sebagian besar pohon lainnya dalam badai ini, yaitu pohon palem yang ramping dan rapuh. Ada yang tahu mengapa itu bisa terjadi?? Tuhan merancang pohon palem untuk membengkok, tetapi tidak patah dalam tiupan angin yang sangat kuat. Pohon palem dapat membengkok jauh sampai puncaknya menyentuh tanah dan masih tidak patah. Bahkan yang lebih mengagumkan, para ahli biologi menemukan bahwa, saat pohon palem sedang dibengkokkan dan didorong, sistem akarnya sebenarnya sedang diperkuat oleh tekanan itu yang memberikannya kesempatan-kesempatan baru untuk pertumbuhan. Wafat Yesus di kayu salib, mungkin bagi sebagian orang adalah The End of Story. Tetapi yang terjadi, adalah sebaliknya. Pengajaran Yesus menjadi benar-benar hidup hingga saat ini. Banyak Orang menjadi Percaya, Dibebaskan dan Diselamatkan serta memandang DIA yang telah mereka tikam. So, jika ada badai kehidupan yang saat ini menghampiri Anda, ingatlah bahwa Allah memberikan sebuah daya pantul sama seperti pohon palem itu pada kita, anakanakNya. Mungkin badai itu demikan kerasnya, dan menyebabkan kita jatuh sampai meyentuh tanah, tetapi yang tidak kita lihat yang sedang terjadi adalah sistem akar kita menguat dan badai ini akan membawa pada sebuah pertumbuhan yang baru. Hingga suatu hari nanti, akan menjadi sebuah Kesaksian yang indah untuk KaryaNYA dalam hidup kita. AMIN!!! Ayo Memantul bersama ;-) Siska Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 20 Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 www.DOJCC.com Jujur Peringatan Wajib Hati Tersuci SP Maria Peringatan Wajib dan Peringatan Wajib St. Antonius dari Padua. 2Kor. 5: 14-21; Mzm. 103:1-2,3-4,8-9,11-12; Mat. 5:33-37 Sabtu 13 Juni 2015 Mat 5: 37: “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak , hendaklah kamu katakan : tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat”. Jujur ............ adalah sebuah kata sederhana yang mudah untuk di ucapkan namun ada kalanya sulit untuk dilaksanakan karena menyangkut banyak kepentingan pribadi. Dari anak-anak, orang dewasa bahkan juga yang sudah berusia lanjut, jika terbentur pada sebuah persoalan yang cukup rumit, misalnya takut mengaku pada orang tua/guru/ atasan karena telah melakukan kesalahan yang bisa menyebabkan kehilangan muka/ jabatan atau hal-hal lainnya, maka lebih memilih untuk tidak berkata dan bertindak jujur. Dalam Injil Matius hari ini Yesus mengatakan :” Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari yang jahat”. Jika kita mau jujur terhadap diri kita sendiri, maka hati nurani kita akan membimbing kita, sehingga walaupun sulit dengan bantuan rachmat Tuhan, kita akan selalu berusaha untuk menyenangkan hati Tuhan Yesus dengan berkata dan bertindak jujur. Dalam masyarakat umum sekarang ini, kejujuran sangat mahal dan sulit ditemukan karena yang jujur akan menderita dan dikalahkan, namum sebagai pengikut Kristus kita tetap perlu untuk berbicara dan bertindak jujur agar Allah Bapa , Putra dan Roh Kudus di muliakan. Memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa, mungkin juga memerlukan pengorbanan, tapi inilah yang diinginkan oleh Yesus Kristus, Tuhan dan Penyelamat kita, untuk dilaksanakan oleh para muridnya dalam kehidupan sehari-hari. Kejujuran dan kredibilitas kita sebagai murid Kristus harus dibuktikan, sehingga dapat dilihat dan dirasakan oleh setiap orang yang terhubung dengan orang kristiani, bahwa ada yang berbeda dalam diri dan komunitas kristiani, dan dengan cara ini secara tidak lngsung kita juga telah menyebarkan ajaran Yesus, karena kita akan dinilai dari perkataan dan perbuatan kita. Doa: Bapa Yang Mahabaik, Yesus Kristus Putra-Mu mengajarkan kepadaku tentang nilai kejujuran. Mohon RachmatMu agar aku senantiasa memiliki keberanian untuk mewujudkannya. Amin Betty Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 21 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 Jangan Terlalu Kepo Minggu 14 Juni 2015 Mrk. 4:26-27, “Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.” Yeh. 17:22-24; Mzm. 92:2-3,13-14,15-16; 2Kor. 5:6-10; Mrk. 4:26-34 Karena sudah terlalu lama di Australia, saya udah gak update lagi prokem-prokem atau bahasa-bahasa gaul anak muda jaman sekarang ini. Suatu kali ada anak muda mengatakan, “Kepo banget tuh anak!” Saya hanya melongo ketika mendengar kata “KEPO”. Lalu saya tanya, “kepo” itu apa sih artinya dan akhirnya saya mendapatkan penjelasan bahwa ternyata kepo itu artinya sok tahu atau pengen tau aja. Pada bacaan hari ini kita mendengarkan perumpamaan tentang benih dan dikatakan bahwa bagaimana benih itu bertumbuh dan berkembang, tidak ada yang tahu. Yang orang bisa lihat adalah benih yang sudah bertumbuh, bertunas, berbunga dan berbuah. Bagaimana terjadinya, tidak ada yang tahu kecuali kalau proses pertumbuhan itu direkam dengan kamera dan akhirnya ditonton kembali seperti di dalam channel national geography. Demikian pula kerajaan Allah itu seperti benih. Benih ditaburkan dan akhirnya tumbuh. Orang sering kepo atau pengen tahu bagaimana benih itu tumbuh. Contohnya saja kesaksian hidup seseorang yang bertobat secara mendadak dan bertolak belakang. Kok tiba-tiba orang yang nakal, jahat, jauh dari Tuhan tiba-tiba bertobat bahkan menjadi pewarta firman Tuhan. Orang seringkali terlalu kepo dan tidak melihat buah pertobatan yang telah terjadi pada diri seseorang yang membuat orang terkadang skeptis. Seringkali kita terlalu kepo atau pengen tahu yang berlebihan bagaimana keadaan orang yang kita doakan contohnya dan tidak membiarkan Roh Kudus bekerja. Kita diajak untuk menaburkan benih sebanyak-banyaknya dan biarkan Roh Kudus yang menumbuhkan benih tersebut di dalam hati orang-orang yang kita taburi dengan Firman Tuhan atau doakan. Jika terjadi perubahan di dalam diri seseorang, pertobatan ataupun mukjizat seperti kesembuhan dari dari sakit, kita diajak lebih merendahkan diri karena hal itu terjadi “bukan” karena kita tetapi karena Roh Kudus yang bekerja dan kita hanyalah instrument atau sarana yang dipakai oleh Tuhan. Kalau orang tersebut memberikan kesaksian, beda halnya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita lebih mementingkan perasaan ingin tahu kita atau lebih menyerahkannya kepada Tuhan benih-benih yang kita taburkan di dalam hidup ini? Rm. Vincent Widi MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 22 Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 www.DOJCC.com Lakukan yang Luar Biasa 2Kor. 6: 1-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Mat. 5:38-42. Matius 5: 39. Senin 15 Juni 2015 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Pada bacaan hari ini, Tuhan Yesus ingin mengajarkan kita sesuatu hal yang tidak biasa atau luar biasa. Apa itu luar biasa? Sesuatu yang tidak biasa dilakukan atau di luar dari kebiasaan banyak orang. Inti dari bacaan hari ini adalah Tuhan Yesus ingin mengajarkan kita untuk mengampuni musuh kita atau berbuat baik terhadap siapapun tanpa memandang siapakah orang tersebut. Apakah orang tersebut adalah orang yang berbuat baik terhadap kita atau orang yang pernah berbuat jahat kepada kita. Menjadi bahan perenungan kita, apakah kita telah melakukan hal yang tidak biasa atau luar biasa ini dalam kehidupan kita? Mungkin hal ini mudah untuk diucapkan tetapi sulit untuk dilakukan. Dalam doa yang diajarkan Tuhan Yesus sendiri kepada kita, kita berdoa: “Dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni orang yang bersalah kepada kami”. Janganlah kita membalas dendam terhadap orang yang berbuat salah kepada kita. Jangalah mata ganti mata, janganlah gigi ganti gigi. Karena balas dendam tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Marilah kita belajar untuk mengampuni kesalahan orang. Mohon bantuan Roh Kudus agar kita dapat mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Dengan mengampuni, semoga kita bisa merasakan rasa damai dalam hidup kita. Dan semoga dengan kita mengampuni, orang yang berbuat salah kepada kita juga dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Amin. -Santo- Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 23 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 Kasihilah Musuhmu Selasa 16 Juni 2015 Mat 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. St. Lutgardis, St. Yoh. Fransiskus Regis 2Kor. 8: 1-9; Mzm. 146:2,5-6,7,8-9a; Mat. 5:43-48 Pada Matius 5:43-48, firman ini sungguh sulit kita lakukan sebagai manusia biasa. Walaupun sesungguhnya tiada yang mustahil bagi Tuhan. Inti dari ayat ini adalah mengasihi musuhmu. Kalau mengasihi orang yang dekat dengan kita, tentu hal yang biasa. Tetapi kalau mengasihi musuh? Bukan orang yang sekedar tidak cocok dengan kita, menghina atau sedikit “bergesekan” dengan kita....tetapi orang yang menganiaya kita, orang yang benar-benar melakukan hal jahat kepada kita....mampukah kita? Belum lama ini kita tentu membaca berita tentang Pembunuhan Ade Sara. Juga beredar video kesaksian orangtua Ade Sara setelah hal itu terjadi. Mama Ade Sara bercerita bagaimana ia menjalani hari-harinya dengan kesedihan karena kehilangan anaknya. Pastinya ada kemarahan, kebencian, dan banyak emosi lain yang mereka rasakan terhadap para pembunuh anaknya tersebut. Hingga suatu ketika, Mama Ade Sara memperoleh karunia untuk merasakan Hati Allah Bapa. Hati yang penuh kasih, tanpa penghakiman, hanya kasih yang dalam bahkan kepada orang yang berdosa (para pembunuh Ade Sara). Setelah Mama Ade Sara menerima mukjizat itu, ia jadi mengalami perubahan. Ia bisa merasakan kasih juga pengampunan untuk para pembunuh anaknya. Sesuatu yang diluar logika saya sebagai manusia biasa. Tetapi itulah Kuasa Bapa...Kasih Bapa....yang sering tidak mampu kita pahami dengan pemikiran kita. Hanya dengan pertolongan Allah Bapa dan kuasa Roh Kudus, yang akan memampukan kita meneladani Yesus dalam mempraktekkan ayat ini dalam kehidupan masing-masing. Mengasihi musuh kita. Jesus bless Us Lia Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 24 Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 www.DOJCC.com Kisah Orang Kudus : Emilia de Vialar Rabu 17 Juni 2015 2Kor. 9: 6-11; Mzm. 112:1-2,3-4,9; Mat. 6:1-6,16-18. Emilia de Vialar adalah anak tunggal. Ia dilahirkan di Perancis pada tahun 1797. Orangtuanya yang kaya mengirim gadis kecil ini untuk bersekolah di Paris. Ia pulang kembali ke kota kecilnya, Gaillac, ketika ibunya meninggal dunia. Emilia yang kala itu berusia limabelas tahun akan menjadi teman yang baik bagi ayahnya. Tuan de Vialar berusaha mencarikan seorang suami yang pantas bagi puterinya. Tetapi, ia menjadi marah ketika Emilia menolak mentah-mentah untuk menikah. Ayahnya kerap kali memulai perdebatan dan membentak-bentak Emilia dalam amarah. Emilia tahu bahwa ia rindu menjadi seorang biarawati religius dan mempersembahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. Ketika Emilia berusia duapuluh satu tahun, seorang imam baru tiba di Gaillac. Imam itu adalah Pater Mercier. Ia membimbing Emilia dalam panggilannya. Emilia berniat membantu orang-orang yang miskin dan sakit. P Mercier membantunya membuka sebuah pelayanan umum di serambi rumah de Vialar. Ayah Emilia tidak senang dengan segala gangguan ini. Saling bersitegang antara Emilia dan ayahnya berlangsung hingga limabelas tahun lamanya. Kemudian, kakek Emilia, Baron de Portal, meninggal dunia. Kakeknya meninggalkan warisan untuk Emilia dan pada akhirnya Emilia dapat memiliki kebebasan yang dibutuhkannya untuk memulai karya besar bagi Tuhan. Dengan bantuan P Mercier, Emilia membeli sebuah rumah besar di kota kediamannya. Ia dan tiga perempuan lain memulai suatu ordo religius. Mereka mendesain jubah dan memilih nama. Mereka menyebut diri sebagai Suster-suster St Yosef dari Penampakan. (Dalam Injil Matius, seorang malaikat menampakkan diri kepada Yosef untuk memberitahukan kepadanya bahwa anak dalam rahim Maria adalah dari Tuhan.) Uskup Agung memberkati kongregasi dan pelayanan mereka. Para biarawati ini membaktikan diri dalam pelayanan fakir miskin dan orang-orang sakit, pula dalam pendidikan anak-anak. Dalam waktu tiga bulan, duabelas perempuan muda menggabungkan diri. Sr Emilia mengucapkan kaul pada tahun 1835 bersama dengan tujuhbelas biarawati lainnya. Uskup Agung memberikan persetujuan atas regula para biarawati ini. Suster-suster St Yosef mulai membuka cabang-cabang biara. Pada tahun 1847, para biarawati pergi ke Birma dan pada tahun 1854 ke Australia. Dalam jangka waktu empatpuluh tahun, Moeder Emilia melihat kongregasinya berkembang dari serambi rumahnya di Gaillac, Perancis menjadi empatpuluh biara di segenap penjuru dunia. Moeder Emilia menulis banyak surat yang mengungkapkan kasihnya yang luar biasa kepada Tuhan, kepada Gereja dan kepada sesama. Ia memberikan perhatian kepada semua orang. Ia melihat dalam hatinya orang-orang di mana saja yang membutuhkan kebenaran Injil dan kasih yang didatangkan oleh Kekristenan. Ia memohon kepada Yesus kekuatan yang ia butuhkan untuk terus maju. Kesehatan Moeder Emilia mulai memburuk sekitar tahun 1850. Ia wafat pada tanggal 24 Agustus 1856. Paus Pius XII menyatakannya sebagai santa pada tahun 1951. Apakah aku cenderung untuk cepat menyerah ketika keadaan tampak sulit? Aku dapat berdoa ketika segalanya tampak berat dan memohon kepada Yesus untuk menganugerahiku kekuatan dan kesabaran. (diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media) Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 25 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 Mata buram hati muram, hati bersih berlimpah kasih Kamis 18 Juni 2015 Mat 5:8 “Jadi janganlah kamu 2 Kor. 11:1-11; Mzm. 111:1-2,3-4,7-8; Mat 6:7-15 seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.” Manis di mulut tapi getir di hati…! Dengan kata lain semakin banyak kata-kata yang keluar, semakin tercium borok di dalam hati. Capek kan kalau diladenin! Ngomong aja sama tangan saya deh… males banget dengerinnya…. Muak rasanya! Menurut saya Tuhan juga bisa capek hati dengerin permohonan kita, apalagi kalau jumlahnya tiga kali lipat daripada catatan belanja bulanan. Aduh..memangnya Tuhan itu supermarket ya? Memang ada sedikit kemiripan antara Tuhan dan supermarket, dua-duanya sama sama besar dan memiliki barang yang sangat banyak. Tetapi bedanya supermarket tidak tahu kebutuhan kita, belum ada tekhnologi yang bisa otomatis membaca apa yang kita perlukan. Jadi kalau kita lupa, kita tidak pulang dengan barang yang kita mau. Terus kita musti bayar lagi! Lain halnya dengan Tuhan, Tuhan sudah tahu kebutuhan kita, kita tidak usah self-serve… artinya kita tidak perlu melayani diri sendiri, bahkan kalau ada yang terlupa Tuhan akan membekali kita lewat tanganNya… dan semuanya itu gratis… Jadi untuk Tuhan, kita tidak perlu bermanismanis dengan kata-kata yang muluk. Yang penting adalah sikap hati kita. Lalu sikap hati apakah yang Tuhan inginkan? Tuhan ingin hati kita dipenuhi dengan rasa syukur, bukan dengan hati yang muram. Hati muram itu terbentuk karena kita meminta hal-hal yang bukan kebutuhan kita, sehingga ketika Tuhan tidak kabulkan, kita menjadi sedih dan kecewa tidak karuan. Kalau mata hati kita buram, kita tidak bisa melihat kasih Tuhan, dan hatipun menjadi muram. Tetapi kalau mata hati bersih, kita bisa melihat berkat Tuhan yang belimpah dan hatipun datang dengan luapan rasa syukur. Hati yang bersyukur terbentuk karena kita menyadari bahwa segala yang kita nikmati, misalnya dari udara yang kita hirup, keluarga dan teman-teman kita, baju yang kita pakai, pemandangan yang indah, rumah tempat kita berteduh, iman kita, adalah semuanya pemberian dari Tuhan. Banyak hal-hal besar dan kecil yang tidak kita sadari telah dicukupi oleh Tuhan. Rintangan yang menghambat hati kita untuk bersyukur adalah saat kita berpikir bahwa segala yang kita nikmati itu adalah hasil kerja tangan kita sendiri. Ini bukan berarti kita tidak perlu bekerja, tetapi hasil kerja kita itu hanya sebagian kecil dari apa yang kita perlukan untuk menjadi manusia yang utuh. Bahkan tubuh dan akal budi kita adalah pemberian Tuhan yang datang lewat Rahim ibu kita kan? Mari kita mulai hari ini dengan mensyukuri segala rahmat Tuhan bagi kita. Frater David Lemewu mgl Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 26 Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 www.DOJCC.com Hidup menderita demi kerajaan Allah Jumat 19 Juni 2015 2Kor: 11: 24-25 “Lima kali aku disesah orang St. Romualdus yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, 2Kor. 11:18,21b-30; tiga kali aku didera. Satu kali aku dilempari dengan Mzm. 34:2-3,4-5,6-7; batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari Mat. 6:19-23. semalam aku terkatung-katung di tengah laut.” Kalau kita lihat kehidupan jaman sekarang ini, kesuksesan hidup seseorang diukur oleh materi dan kekayaan ataupun status dan juga pendidikan yang dimiliki sesorang. Sehingga pola pandang dan cara hidup mereka terarah dalam diri mereka sehingga mereka lebih suka memegahkan diri dan tidak menjadikan Allah sebagai pusat dari seluruh perjalanan hidup mereka. Lain halnya dengan bacaan hari ini dimana St Paulus dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus. St Paulus mengajak kita semua untuk hidup dalam kasih Allah walaupun akan mengalami banyak penderitaan tetapi Allah senantiasa memberikan kekuatan dan kemampuan untuk menghadapinya. St Paulus memiliki orientasi yang utama yaitu melaksanakan apa yang menjadi rencana Allah di dalam hidupnya. St Paulus memusatkan hidupnya untuk memperoleh keselamatan yang telah dijanjikan Allah yaitu harta yang takkan musnah, melainkan harta yang memberikan jaminan kepada hidup yang kekal, walaupun dalam usahanya untuk mendapatkan, St Paulus mengalami banyak penderitaan namun Ia mampu bertahan dalam penderitaannya karena Ia melihat Yesus sebagai pusat dari seluruh pelayanannya. St Paulus senantiasa mengandalkan kuasa Allah yang bekerja dalam hidupnya. Lalu pertanyaan buat kita semua, apakah kita mau seperti St Paulus yang senantiasa melihat Yesus sebagai pusat dari pelayanan kita? Apakah dalam pelayanan itu kita mengandalkan Allah sebagai kekuatan dalam hidup kita ? Bruder Martin Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 27 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 Memegahkan Diri Sabtu 20 Juni 2015 2 Kor. 12:5 Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. 2Kor. 12: 1-10; Mzm. 34:8-9,10-11,12-13; Mat. 6:24-34. Hal yang paling dicemaskan oleh kebanyakan orang adalah bagaimana orang itu bisa tampil di depan orang banyak. Orang itu akan selalu berusaha untuk memenuhi impiannya itu dengan berbagai macam cara. Di dalam bacaan-bacaan hari ini, kita selain diundang untuk merenungkan permasalahan ini. St. Paulus (awalnya bernama Saulus). Dia adalah seorang Farisi dari keturunan seorang Farisi yang sangat taat kepada Hukum Taurat. Dia dikenal sebagai penganiaya umat Kristen. Namun setelah mendapat suatu penampakan dari Yesus. Menurut Kisah Para Rasul, pertobatannya terjadi di perjalanannya menuju Damaskus. Dia mengalami suatu pertemuan dengan Yesus. Kenyataan itu membuat dia buta untuk sementara yang akhirnya disembuhkan oleh Tuhan sendiri lewat NabiNya Ananias. Kejadian ini merupakan suatu pengalaman yang sangat istimewa dan berahmat. Namun demikian dia tidak bermegah-megah karena kejadian itu. Dia tidak bermegah karena dia mendapatkan suatu kunjungan istimewa. Dia tidak bermegah karena kuasa Tuhan lewat penglihatan itu. Namun demikian dia bermegah-megah karena Tuhan telah memperlihatkan kelemahankelemahannya. Lewat pertemuan itu, Yesus ingin mengingatkan dia akan dosa-dosa yan telah diai lakukan. Tuhan ingin mengembalikan dia kepada jalan yang benar. Tuhan ingin meneguhkannya akan rahmat besar yang dia telah memperoleh. Tuhan ingin meneguhkan di agar tidak pernah cemas akan kemegahan dunia dan juga kecemasan akan bagaimana dia harus menampilkan dirinya di hadapan orang lain. Injil hari ini juga mengingatkan kita akan kecemasan itu. Kita harus merefleksikan pengalaman St. Paulus yang diberkati Yesus dengan peretemuan istimewa itu. Kita harus bersyukur dan berterima kasih kepada Yesus yang telah membuka hati kita untuk merenungkan diri kita sendiri. Kita hendaknya bersyukur betapa besar anugerah Tuhan lewat segala sesuatu yang kita peroleh dalam hidup kita. Kita hendaknya tidak pernah cemas untuk memegahkan diri. Namun bergembira atas kebaikan Tuhan yang agung. Doa: Yesus yang Maha setia, terima kasih atas bimbinganMu, terima kasih atas penyertaanMu setiap hari. Aku tidak dapat membayangkan betapa besar dan luhurnya rencanaMu. Semoga Engkau selalu memenuhi aku dengan kelimpahan rahmatMu untuk selalu bersyukur atas kasihMu, Amin Rm. Joseph Neonbasu, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 28 Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 www.DOJCC.com Kekuatan Iman Minggu 21 Juni 2015 Mrk. 4:38 Hari Minggu Biasa XII Ayb. 38:1.8-11; 2Kor. 5:14-17; Mrk. 4:35-40 “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?“ Sebelum Yesus mengajak para muridNya menyeberangi danau Galilea, Ia sebenarnya baru saja menjelaskan perumpamaan tentang Kerejaan Allah yang seumpama dengan biji sesawi yang memang kecil tapi kemudian akan tumbuh besar dan menjadi tempat naungan bagi banyak makhluk hidup. Itu adalah perumpamaan tentang pentingnya iman akan Allah. Dan ketika Yesus mengajak mereka untuk bertolak ke seberang, mereka tidak menyadari bahwa iman mereka akan diuji di tengah danau. Seringkali kita mudah sekali untuk meminta agar iman kita dikuatkan, tetapi kita tidak pernah berpikir tentang konsekuensi dari permintaan itu. Kekuatan iman kita hanya akan terbukti ketika kita mengalami tantangan dan penderitaan dalam hidup. Hidup itu memang seperti ajakan Kristus untuk bertolak ke seberang. Saya tidak tahu dengan Anda, tetapi saya hanya akan pergi bertualang hanya dengan teman yang saya kenal dan saya tahu bisa membantu saya kalau ada kesulitan di jalan. Para murid sudah tahu bahwa yang mengajak mereka ke seberang adalah Yesus yang memilih mereka (Mrk. 3:13-19), tetapi ketika ada badai mengamuk, mereka kemudian cemas juga, padahal mereka sudah tahu orang ini adalah Yesus yang sudah menyembuhkan ibu mertua Petrus dan orang-orang lain (Mrk. 1:29-34), yang menyembuhkan orang yang sakit kusta (Mrk. 1:40-45), yang menyembuhkan orang lumpuh (Mrk. 2:1-12), yang menyembuhkan banyak orang (Mrk. 3:7-12). Sebagai Imam, iman saya itu tidak lantas menjadi lebih di atas rata-rata teman-teman saya yang awam. Bahkan seringkali sebagai Imam kekuatiran saya, ketakutan saya, keraguan saya dan kecemasan saya malah lebih besar dari teman-teman saya yang saya layani. Kalau uang di rumah sudah sedikit berkurang, maka saya mulai cemas, nanti makan apa. Padahal saya tahu saya mengikuti Tuhan yang mengajak saya bertolak ke seberang. Seringkali kali keluhan-keluhan itu terungkap dalam doa-doa, kemudian kalau keluhan-keluhan pada Tuhan itu sudah menumpuk, lantaran banyak keinginan yang tak terpenuhi, maka bukan hanya marah dan kecewa pada Tuhan, tetapi kadang ingin rasanya melompat ke luar dari perahu dan menyelematkan diri sendiri. Ayub dalam bacaan pertama pun demikian. Dia yang sekali waktu pernah kaya, punya segalanya, kemudian harus kehilangan semuanya, isteri-anak-harta hilang dalam satu hari, kemudian di tambah lagi dengan sakit borok yang bau dan bernanah. Ayub tentu mengeluh kepada Tuhan yang Ia sembah. Pikirnya lebih baik mati saja sekalian, karena Tuhan sudah melupakannya dan berlaku tidak adil. Lalu apa jawaban Tuhan? Dia bilang hey Ayub saya ini yang membuat matahari, bulan, bintang dan seluruh jagat raya berfungsi dan seterusnya (Ayb. 38-42), sampai akhirnya Ayub mengakui karena sudah mengeluh dan kecewa pada Tuhan dan menyadari kesalahannya, baru kemudian Tuhan mengembalikan lagi kekayaan dan kebahagiaannya menjadi berlipat ganda. Rm. Wenz, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 29 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 Tengoklah ke dalam, sebelum bicara Senin 22 Juni 2015 Mat 7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” St. Paulinus dr Nola, St. Yohanes Fisher Kej. 12:1-9; Mzm. 33:12-13,18-19,20,22; Mat. 7:1-5. Menjadi seorang komentator, atau orang yang memberikan komentar, sekarang sedang menjadi tren di berbagai acara talent show di televisi. Seorang komentator bola, memberikan analisa pertandingan dan peran aktif setiap pemain dalam bertanding, untuk mencetak gold an meraih kemenangan. Seorang komentator acara dangdut, memberikan masukan dan kritikan kepada kontestan mengenai penampilan mereka di atas panggung. Berkomentar atau membicarakan pendapat kita tentang orang lain memang cukup mudah. Jika sudah ada yang memulai, maka mulut ini serasa ingin berbicara terus mengenai orang tersebut, dan cenderung menuju ke arah yang kurang positif. Dari komentar-komentar tersebut, ada kalanya kita menjadi menghakimi orang lain. Padahal, belum tentu apa yang kita sangka-kan atau kita pikirkan itu benar kenyataannya. Dulu, saya juga sering “menghakimi” secara halus atau mengomentari seseorang, karena orang tersebut tidak pernah hadir dalam suatu kegiatan. Pikiran negatif dan pandangan jelek kepada mereka pun akhirnya muncul di benak saya. Seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa saya tidak bisa berbuat seperti itu. Sebelum menghakimi atau berkata mengenai perbuatan orang lain, saya harus melihat ke dalam diri saya terlebih dahulu, apakah saya juga pernah berbuat seperti yang orang itu lakukan. Melalui suatu proses, saya juga menyadari bahwa mereka mungkin saja memiliki hal/urusan lain yang tidak dapat ditinggalkan, sehingga tidak bisa hadir dalam suatu acara. Semenjak itu, positive thinking selalu saya kedepankan dalam menyikapi permasalahan di atas. Perkataan Yesus dalam Injil hari ini cukup tegas. Ia menganggap kita layaknya seorang yang munafik, jika kita menghakimi orang lain tanpa melihat ke dalam diri kita terlebih dahulu. Berani menghakimi orang lain, tanpa melihat apakah diri kita sebenarnya apakah sudah lebih baik dari orang tersebut. Seperti dalam lirik lagu Ebiet G Ade yang berjudul “untuk kita renungkan”, “tengoklah ke dalam, sebelum bicara – singkirkan debu yang masih melekat,” kita pun hendaknya introspeksi (melihat ke diri kita) terlebih dahulu, sebelum menghakimi atau berkomentar terhadap orang lain. Dengan mengurus persoalan pribadi kita sendiri, tanpa bermaksud untuk ikut campur dengan persoalan orang lain, kita sudah belajar untuk mencapai kerendahan hati, seperti apa yang telah dikatakan oleh Ibu Teresa dari Calcuta. KRIS Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 30 Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 www.DOJCC.com Petunjuk untuk Memilih St. Yosephus Cafasso Kej.13:2.5-18; Mzm. 15:2-3ab.3cd-4ab.5; Mat. 7:6.12-14. Selasa 23 Juni 2015 Matius 7:13-14, “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan..” Manusia diciptakan dengan kebebasan untuk memilih. Walau pun begitu, Tuhan tetap mengawasi setiap ciptaan-Nya agar tidak salah memilih. Dan Ia selalu memberikan penjelasan tentang hal yang baik dan hal yang buruk dari setiap pilihan, lalu menganjurkan umat-Nya untuk memilih yang baik. Semua itu ada dalam Kitab Suci. Yang hampir mirip dengan ayat yang saya pilih di atas ada dalam Kitab Ulangan 30, khususnya ayat 19-20. Di sana Tuhan, melalui hamba-Nya Musa, memberikan pilihan kepada bangsa Israel, sebelum Ia memilih Joshua menggantikan Musa mengantar bangsa Israel memasuki Tanah Terjanji. Ia memberikan pilihan antara kehidupan karena mengikuti Firman-Nya dan kematian akibat hidup dalam dosa dan kejahatan. Setelah perintah yang bikin hati ciut pada ayat 19abc, kita sampai pada kata-kata yang menyejukkan dan saya amat menyukainya; ayat 19de20,’Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya….” Marilah kita minta bimbingan Tuhan lewat Roh Kudus-Nya setiap hari, karena setiap hari tentunya kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan. (narita). Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 31 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 You Are Special Rabu 24 Juni 2015 Lukas 1:66 “…Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia. HARI RAYA KELAHIRAN St. YOHANES PEMBAPTIS Yes. 49:1-6; Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15; Kis. 13:22-26; Luk. 1:57-66,80 Seluruh bacaan hari ini, baik bacaan pertama, Mazmur, maupun Injil berbicara tentang panggilan dan perutusan Tuhan. Yesaya menuliskan pada bab 49 ayat ke-5 “Maka sekarang firman Tuhan yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hambaNya” Sementara pada ayat yang ke-6 , tertera firman Tuhan kepada Yesaya “TERLALU SEDIKIT bagimu untuk menjadi hambaKu..” … menunjukan bahwa Tuhan bisa berbuat lebih dan lebih lagi atas diri Yesaya. Lanjutan ayat tersebut.. “Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa” Mazmur juga menuliskan tentang Allah yang menenun kita di dalam kandungan Ibu mengenal kita. Senada dengan Yesaya yang menerakan Tuhan yang membentuknya sejak dari kandungan. Injil menceritakan kelahiran Yohanes Pembaptis yang hari ini kita peringati. Sejak dikandung, ia telah ditentukan untuk menyiapkan kedatangan Yesus. Ada kekaguman, harapan besar terhadap Yohanes yang kisah kelahirannya begitu dahsyat. Yohanes dalam panggilannya adalah sosok yang berani mewartakan iman dan rendah hati. Ia adalah “suara yang berseru LANTANG di padang gurun”. Sekaligus yang dalam kerendahan hatinya memandang berkata “Membuka tali kasutNya pun aku tak layak” Pribadi yang luar biasa. Mari merefleksikan kelahiran kita masing-masing, lalu mengisi titik titik pada ayat berikut dengan nama kita masing-masing. “Akan jadi apakah ……. nanti, karena tangan Tuhan menyertainya.” Setiap kelahiran kita pun tidak kurang special dan dahsyatnya dari St Yohanes Pembaptis Kita tahu bahwa kita berharga di mata Tuhan, namun sering kali kita lupa bagian yang terpenting ini.. “TANGAN TUHAN MENYERTAI”mu, menyertaiku, menyertai kita – MEMAMPUKAN kita. Kita ingat kita dikasihi tapi kita lupa TERLALU SEDIKIT bagi kita untuk menjadi umat yang biasa-biasa saja, karena Tuhan akan menjadikan setiap kita terang bagi keluarga, teman, komunitas, gereja dan bangsa-bangsa. Yuk bangkit mendobrak setiap keraguan kita dalam apapun, dalam rumah tangga, dalam pekerjaan, pelayanan, masa depan… kita terlahir untuk menjadi BESAR, menjadi PEMENANG dalam kehidupan .. Karena apa? Karena Tangan Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Kasih menyertai kita. Yustina Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 32 Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 www.DOJCC.com Hal Kecil Kej. 16:1-12,15-16; Mzm. 106:1-2,3-4a,4b-5; Mat. 7:21-29 Mat 7: 21 Kamis 25 Juni 2015 ”Bukan setiap orang yang mengatakan kepadaku, ’Tuan, Tuan’, akan masuk ke dalam kerajaan surga, melainkan orang yang melakukan kehendak Bapakku yang di surga. Saya yakin kita semua pasti pernah melakukan ini. Suatu hari kamu baru saja mengkonsumi sebuah minuman kemasan di tempat umum dan setelah minuman itu habis kamu mencari tempat sampah untuk membuang kemasan minuman yg sudah kosong itu tetapi di saat kamu mencari tempat sampah di sekitarmu, kamu tidak menemukan tmpat sampah itu. Akhirnya karena malas mencarinya lagi atau membawa pulang kemasan kosong itu adalah hal yg konyol kamu memutuskan untuk membuang kemasan minuman itu di situ saja. Di sisi lain kamu tahu bahwa membuang sampah tidak pada tempatnya itu tidak baik dan melanggar aturan karena bisa mengakibatkan hal yg buruk terjadi dan menyangkut kepentingan bersama, namun kamu tetap membuang sampah sembarangan. Di beberapa negara bahkan memberikan sanksi tegas dengan denda yg sangat tinggi jika tidak membuang sampah pada tempatnya. Terkadang banyak hal kecil yg kita tahu bahwa itu baik untuk dilakukan dan berkibat buruk kalau tidak dikakukan tetapi kita tetap mengikuti kehendak kita untuk tidak melakukan hal tersebut. Bahkan karena keegoisan kita, kita juga tahu bahwa efek dari tidak melakukan hal kecil itu buruk tetapi kita masih tetap melakukannya sekalipun itu menyangkut kepentingan bersama. Melakukan hal kecil yang baik seperti membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan aturan pemerintah saja terkadang sangat berat bagi kita, bagaimanakah dengan melakukan hal besar sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita? Tuhan Yesus memang tidak secara nyata menulis hukuman dan sanksi jika kita tidak mengikuti kehendaknya atau perintahnya tapi jangan sampai karena hal kecil yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita, malah kita malas melakukannya dan pada akhirnya malah menciptakan banyak dosa yang harus kita pertanggung jawabkan di dunia akhirat. Tuhan mempunyai rencana besar yang indah yang ada dalam hidup kita. Di dalam rencana-rencana yang la buat ada aturan-aturan dan kehendak yang Ia tetapkan dalam hidup kita untuk kita jalani. Tugas kita bagaimana caranya untuk bisa melakukan dan menaati hal-hal kecil yang yang telah la kehendaki untuk mendekatkan kita pada hal-hal besar yang telah la rancang dalam hidup kita. FLO Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 33 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 Yesus yang Memulihkan Jumat 26 Juni 2015 Mat 8:2 Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” Maria Magdalena Fontaine, Marguerite Rutan Kej. 17:1,9-10,15-22; Mzm. 128:1-2,3,4-5; Mat. 8:1-4. Selama saya bertemu dengan klien-klien hipnoterapi, ada tiga tipe klien yaitu : Pertama : yang benar – benar datang atas kemauannya sendiri, dan benar – benar ingin berubah Kedua : klien yang ingin mencoba seperti apa sih hipnoterapi itu Ketiga : klien yang datang karena diminta oleh orang lain, entah orangtua maupun pasangan. Dari ketiga tipe klien tersebut, yang paling merasakan manfaat dari hipnoterapi, sudah jelas adalah yang pertama. Klien tipe kedua belum tentu efektif, dan klien tipe ketiga sama sekali tidak efektif bagi dia. Mengapa bisa demikian? Karena ada semangat, kemauan dan keyakinan di dalam diri orang tipe pertama. Dia melihat harapan. Sama seperti penderita Kusta dalam bacaan hari ini. Anda pasti tahu kan, kalau penderita kusta pada jaman Yesus itu dikucilkan. Namun, saat yesus baru turun dengan diikuti oleh orang banyak, dia nekad untuk bertemu dengan Yesus. Ada semangat dan harapan untuk bisa kembali tahir. Dan bila kita cermati, orang kusta ini 100% yakin bahwa Yesus dapat menyembuhkannya. Dia tidak bertanya “Bisakah engkau mentahirkan aku?” namun langsung main todong “Kalau Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku”. Dan keyakinannya ini tepat, karena Yesus memang sanggup mentahirkannya. Hubungan dengan hidup kita : Di dalam perjalanan hidup, pastinya kita beberapa kali mengalami suatu persoalan. Dan seringkali karena persoalan ini, hidup kita menjadi terkucilkan. Dari luar mungkin kita tampak biasa – biasa saja, namun di dalam.. hm.. mungkin ada bagian diri kita yang menangis disana.. Untungnya, sampai saat ini pun Yesus masih sama dengan Yesus yang dahulu. Yesus yang sanggup mentahirkan kita. Langkah pertama yaitu kita memiliki semangat dan keyakinan bahwa Yesus bisa memulihkan kita kembali menjadi manusia yang seturut rupaNya. Dan ambillah langkah kedua, yaitu : Melangkah menemuinya dan berkata “Tuhan, bila Engkau mau, Engkau dapat memulihkan Aku” Langkah ketiga : Pergi dan persembahkan diri kepada Tuhan, salah satunya melalui pelayanan. Salam Hangat, Daniel Anugroho, S.E, C.Ht Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 34 Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 www.DOJCC.com Iman Sabtu 27 Juni 2015 St. Sirillus dr Aleksandria Kej.18:1-15; Mzm. MT Luk.1:46-47,48-49,50,53, Mat 8:5-17, Mat 8:10, 13 “Sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.” Apakah Iman itu ? Mengutip dari Ibrani 11:1:” Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Pada suatu ketika saya diberitahu bahwa perusahaan dimana saya bekerja akan tutup karena rugi. Saya diberi waktu setahun untuk mencari pekerjaan, dan dapat berhenti kapan saja karena tidak mendapat pesangon. Maka saya mulai menghubungi teman-teman dan mencari diiklan lowongan untuk mendapatkan pekerjaan. Setelah lewat beberapa bulan, saya mendapat kabar dari seorang teman bahwa ada sebuah lowongan pada sebuah perusahaan Representative dari Jerman yang berkantor di Jakarta Selatan. Saya senang tapi juga khawatir karena saya belum punya pengalaman untuk lowongan yang ditawarkan. Sehari sebelum wawancara saya pergi ke gereja Kathedral , memasang lilin dekat patung Pieta dan berdoa:” Tuhan Yesus, Engkau tahu saya harus bekerja untuk membiayai hidup saya . Perusahaan tempat saya bekerja sekarang akan di tutup, tapi saya sudah mendapatkan sebuah penawaran kerja. Kalau pekerjaan ini cocok buat saya dan berasal dari pada Mu maka perusahaan ini akan memberikan saya idr X/bulan. Terimakasih Tuhan Yesus untuk BerkatMu sepanjang hidup saya. Keesokan harinya ketika wawancara ditanya gaji saya pada perusahaan yang lama, saya bilang apa adanya yaitu sebesar 70% dari idr X, saya juga bilang saya berhenti karena perusahaan tutup, kalau diterima saya akan bekerja dengan baik, jujur, rajin dan sepenuh hati, hanya saya tidak tahu apakah pendidikan dan pengalaman saya dapat memenuhi syarat untuk mengisi lowongan yang tersedia. Bos nya bilang, dia yakin saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, dan akan memberi petunjuk kalau ada yang saya tidak mengerti dan saya akan menerima gaji idr X/bulan. Mendengar itu rasanya seperti mimpi, tapi Tuhan kita Yesus Kristus memang Maha besar dan ajaib. Terpujilah Tuhan Yesus selamalamanya. Amin. Betty Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 35 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 Lebih dari yang diharapkan Minggu 28 Juni 2015 Mrk. 5:41, Lalu Yesus memegang tangan anak itu, “Talita Kum” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” Hari Minggu Biasa XIII Keb. 1:13-15; 2:23-24; Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b; 2Kor. 8:7,9,13-15; Mrk. 5:21-43 (Mrk. 5:21-24,35-43) Iman adalah mengharapkan sesuatu dari Tuhan akan terjadi sesuai yang kita minta atau bahkan lebih daripada yang kita bayangkan. Dengan kata lain, mukjizat terjadi karena adanya campur tangan dari Tuhan dalam hidup kita. Bacaan Injil hari ini menjadi contohnya. Terjadi dua mukjizat penyembuhan sekaligus walaupun pada awal mulanya Yesus berencana menyembuhkan sang anak yang “katanya” mati. Di luar dugaan ada “kekuatan” yang keluar dari Yesus yang mempunyai efek terjadi penyembuhan dalam diri seorang wanita yang sudah bertahun-tahun mengalami penyakit pendarahan. Yesus tidak berencana untuk menyembuhkan sang wanita, tetapi adanya iman dari wanita itu yang dengan beraninya menyentuh ujung jubah Yesus, maka terjadilah mukjizat. Tidak ada yang menyangka bahwa mukjizat penyembuhan itu terjadi di antara kerumunan orang banyak. Tetapi yang mau kita lihat adalah bahwa Tuhan memberi lebih dari apa yang kita harapkan. Selanjutnya Yesus masuk ke dalam rumah untuk melihat kondisi sang anak yang katanya “mati” karena terdengar isak tangis ratapan kematian, tetapi Yesus hanya mengatakan bahwa sang anak tidak mati, tetapi hanya “tertidur”. Semua orang tertawa dan menyuruh tuan rumah untuk mengusir orang yang tertawa itu keluar. Dan pada saat Yesus tinggal bersama orang tua dan anak itu saja, Yesus berkata, “Talita Kum” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” Mukjizat terjadi karena sabda Yesus adalah sabda Kehidupan dan memberikan hidup kepada sang anak. Yesus bukan saja menyembuhkan tetapi membangkitkan sang anak dan memberikan hidup yang baru kepada sang anak. Sungguh di luar dugaan orangorang di sekitarnya. Setelah membaca dan merenungkan perikop ini, kita semua diajak untuk berharap. Ingat akan tiga keutamaan kristiani: iman-harap-kasih. Inilah bentuk harapan kita akan Tuhan. Mukjizat terjadi setiap hari dalam hidup kita, tapi apakah kita menyadarinya? Apakah mukjizat hidup anda hari ini? Marilah kita menaruh harapan kita kepada Tuhan Yesus saja. Amin Rm. Vincent Widi MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 36 Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 www.DOJCC.com Tugas Mulia Senin 29 Juni 2015 HARI RAYA ST. PETRUS DAN ST. PAULUS “Apa yang kau ikat di dunia Kis. 12:1-11; ini akan terikat di sorga dan apa yang kau Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; 2Tim. 4:6-8,17-18; lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga” Mat. 16:13-19 Mat 16:19 Pengalaman hidup St. Petrus, Rasul Yesus selalu menarik untuk direnungkan. Keterbukaan hatinya pada kebenaran yang dinyatakan Allah Bapa dan dengan gamblang disampaikannya pada Yesus sungguh perlu kita teladani. Tidak setiap kebenaran dapat kita pahami dalam waktu singkat, tetapi hanya pada saat yang ditentukan Allah dalam terang iman akan Kristus. Demikian juga St. Petrus. Identitas Yesus sebagai Putra Allah yang hidup barulah ia ‘pahami’ dengan jelas saat bertemu dengan Yesus yang bangkit. Begitu pula ketika Yesus mempercayakan Gereja kudus-Nya dan kunci kerajaan surga kepadanya. Tugas yang tidak ringan ini ia pahami sepenuhnya setelah Pentekosta saat ia membimbing komunitas umat perdana di Yerusalem. Dengan wewenang sebagai wakil Kristus di tengah Gereja-Nya St. Petrus dan para penerusnya menjadi saksi kasih Allah yang nyata yang menghendaki dan memanggil semua orang untuk memperoleh keselamatan. Bila setiap anggota Gereja menyadari tugas mulia yang dipercayakan Yesus kepada St. Petrus dan penerusnya, maukah kita mengingat Bapa Paus dan mendukung beliau dalam doa-doa kita setiap hari? Sr. M. Benedicta, OSB. Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 37 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 Membangunkan Dia Selasa 30 Juni 2015 Matius 8:23-27 “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.” Para Martir Pertama di Roma Kej. 19:15-29; Mzm. 26:2-3,9-10,11-12; Mat. 8:23-27. Peristiwa ketika Yesus dan murid-muridNya menyeberangi danau dan pada saat diperjalanan itu Yesus tertidur diperahu sementara datang angin ribut jelas membuat murid-murid Yesus dipenuhi ketakutan yang luar biasa. Yang ada dibenak mereka adalah “celaka” Pikiran tersebut membuat mereka lupa bahwa ada Tuhan didalam Perahu tersebut. Ketika mereka membangunkan Yesus maka Yesus menunjukkan kuasaNya dengan menenangkan angin ribut tersebut. Melalui peristiwa ini kita kembali diingatkan bahwa sering sekali didalam perjalan hidup ini kita seperti murid-murid Yesus. Kelemahan murid-murid terlihat dari ketidak mampuan mereka melihat dan mengenal kemahakuasaan Yesus. Ketika diperhadapkan dengan masalah (angin ribut) maka yang muncul adalah ungkapan “celakalah kita” . Sampai di dalam kehidupan jaman sekarang ini banyak juga orang yang tidak mampu melihat / menghadapi masalah dengan mengandalkan iman percayanya kepada Yesus. Justru yang ada adalah dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri menghadapi masalah tersebut sampai akhirnya yang ada di dalam benak pikiran kita adalah “bahaya, celaka” yang justru membuat kita tidak dapat hidup dengan tenang. Mengapa hal ini terjadi....? Jelas semuanya itu karena kita senantiasa “membiarkan Yesus Tidur” di dalam kehidupan kita. Artinya karena kita tidak lagi berseru, berserah bahkan memanggil, berhubungan dengannya, kita hanya sibuk dengan urusan, perjuangan, pekerjaan atau setiap aktivitas kita, maka sama saja menidurkan Yesus didalam diri kita. Akibatnya akan selalu merasa takut bahkan menganggap persoalan yang kita hadapi begitu beratnya bahkan sampai tidak ada jalan keluar. Ingat Ada Yesus yang akan tetap setia menolong kita. Mari kita selalu “membangunkan Dia” didalam kehidupan kita dengan cara selalu berseru kepadaNya melalui doa kita, ibadah kita dengan kata lain jagalah hubungan yang harmonis dengan Tuhan, maka ketika kita berhadapan dengan masalah kehidupan ini tidak takut karena ada Tuhan yang akan menolong kita. Cutam Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 38 Fresh Juice ! Vol. 67 / 2015 www.DOJCC.com Novena Doa Rosario Bulan Mei 2015 bergantiaan di rumah Doa Rosario di rumah Jeff Doa Rosario di rumah Bu Daisy Doa Rosario di rumah Om Bambang Doa Rosario di rumah Ibu Igna Doa Rosario di Gereja FX Doa di rumah baru Keluarga Eros 25 Mei 2015 Doa Rosario di rumah Yovisasa Ultah Ilinca 10 Mei 2015 Pemberkatan Bakmi Dempo 91 15 -05-‘15 Mengunjungi Anas di RS Prima Medika Syukuran Penny Ketua Sharing Group yang baru