peningkatan kompetensi guru dalam menggunakan lingkungan

advertisement
Proceeding
International Seminar on Education 2016
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGGUNAKAN
LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI
BIMBINGAN KEPALA SEKOLAH DI SDN 47 PANGIAN
KECAMATAN LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR
Herlina Suryati
[email protected]
SDN 47 Pangian Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar
Abstract
The problem in this research is a lack of the environment utilization as learning
resources for students in learning, it makes them tend to get bored in class. One
reason is the lack of teacher‟s competence in using the environment as a learning
resource. This type of research is a School Action Research. The research procedure
consisted of planning, implementation, observation and reflection. The data were
obtained from the assessment of teacher competence by using the environment as a
learning resource through the guidance of the principal at SDN 47 Pangian Lintau
Buo District of Tanah Datar. The results showes that the competence of teachers
using the environment as a learning resource through the guidance of the Principal
with the average results of the assessment was 95%. The principal activities in
conducting guidance was 100%. The teachers activities was 94%. The results of the
analysis shows that the guidance of the Principal can improve teacher competence in
using the environment as a learning resource in SDN 47 Pangian Lintau Buo District
of Tanah Datar.
Keywords: competence of teachers, the environment, and learning resources
Pendahuluan
profesional pada dasarnya mampu menyampaikan materi pembelajaran secara
G uru
tepat sesuai dengan kebutuhan siswanya. Untuk mencapai hal tersebut seorang
guru harus memiliki kemampuan menciptakan pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan. Guru harus mampu memnggunakan model dan pendekatan
pembelajaran yang tepat sesuai dengan karateristik mata pelajaran dan siswa. Dalam
melaksanakan tugas profesionalnya, guru telah dibekali sejumlah kemampuan dasar.
Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah kemampuan
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Pembelajaran terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai proses, pembelajaran memerlukan
perencanaan yang seksama, yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan
pengajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian.
255
Proceeding
International Seminar on Education 2016
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training
Kemudian pada tahap berikutnya adalah melaksanakan rencana tersebut dalam bentuk
tindakan atau praktek mengajar.
Guru profesional harus bisa memanfaatkan berbagai sumber dalam pembelajaran.
dalam pembelajaran guru profesional mengunakan strategi, metode dan model
pembelajaran yang sesuai dan didukung oleh media yang relevan. Karakteristik siswa
Sekolah Dasar lebih cenderung belajar dengan media nyata. Dalam kegiatan
pembelajaran guru harus bisa menggunakan seluruh komponen yang ada di sekolah
sebagai sumber belajar terutama lingkungan sekolah. Banyak sekali materi yang bisa
diajarkan dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Fenomena di SDN 47 Pangian Kecamatan Lintau Buo dalam pembelajaran, guru
kurang menggunakan strategi pembelajaran dan sumber belajar yang relevan. Sumber
belajar yang umum digunakan oleh guru hanya buku paket atau buku pegangan guru,
sehingga dalam pembelajaran siswa hanya belajar dengan buku paket. Tanpa buku paket
siswa tidak bisa belajar. Dalam kegiatan pembelajaran yang dapat menggunakan media
benda nyata guru hanya menggunakan media gambar, padahal di lingkungan sekolah
media langsung tersebut tersedia. Dalam pembelajaran guru masih jarang menggunakan
media yang bersumber dari lingkungan, siswa hanya belajar di dalam kelas. Hal ini
membuat siswa bosan dalam pembelajaran karena siswa lebih suka belajar di luar dan
lingkungan sekolah. Hal ini disebabkan kurangnya kemampuan guru dalam
menggunakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dan kurangnya minat guru
menggunakan serta memberdayakan lingkungan tersebut menjadi sumber belajar. Hal
ini berdampak terhadap rendahnya mutu dan hasil belajar siswa.
Untuk mengatasi masalah yang terjadi di SDN 47 Pangian Kecamatan Lintau Buo
di atas Kepala Sekolah mencoba memperbaiki cara mengajar guru melalui bimbingan
terhadap penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Kepala Sekolah membimbing
guru dalam menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Banyak sumber belajar di
lingkungan sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran SDN 47
Pangian Kecamatan Lintau Buo. Oleh karena itu, Kepala Sekolah perlu memberikan
bimbingan kepada guru agar pemanfaatn lingkungan sebagai sumber belajar bisa lebih
maksimal.
Kajian Teori
Kompetensi merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsi jabatan sebagai guru. Kompetensi profesional
guru menggambarkan tentang kemampuan yang dituntut kepada seseorang yang
memangku jabatan sebagai guru. Dalam menjalankan tugasnya di dalam kelas guru
sebagai pemegang otonomi kelas yang memiliki wewenang melakukan reformasi kelas
(Clasroom reform) dalam rangka melakukan perubahan prilaku peserta didik secara
berkelanjutan yang sejalan dengan tugas dan perkembangannya dan tuntutan lingkungan
sekitarnya.
Lingkungan merupakan salah satu tempat belajar bagi siswa baik lingkungan
buatan maupun lingkungan yang alami. Menurut Nana Sudjana (2001:21) ada tiga
macam lingkungan yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yaitu lingkungan sosial,
lingkungan alam dan lingkungan buatan. Lingkungan sosial sebagai sumber belajar
berkaitan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bersayrakat. Lingkungan alam
256
Proceeding
International Seminar on Education 2016
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training
berkenaan dengan segala sesuatu yangsifatnya alamiah seperti keadaan geografi, iklim
maupun sumber daya alam. Lingkungan buatan yaitu lingkungan yang
sengajadiciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan tertentu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
Mulyasa (2004:48) mengatakan bahwa ―sumber belajar dapat dirumuskan sebagai
segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh
sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar
mengajar‖.
Begitu banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan sebagai
sumber belajar dalam pendidikan bahkan hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari
dari lingkungan. Namun demikian diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari
para guru untuk dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.Lingkungan
merupakan sumber belajar yang kaya dan menarik untuk siswa. Lingkungan manapun
bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi siswa.
Kepala sekolah merupakan pemimpin sekolah yang sangat berperan untuk
memajukan sekolah. Kepala sekolah melaksanakan program dan tugas utama sebagai
kepala sekolah. Untuk melaksanakan tugas kepala sekolah dengan baik kepala sekolah
mempunyai kompetensi yang harus dikembangkan dan diterapkan dalam meminpin
sekolah, di antaranya adalah menciptakan
inovasi
yang
berguna
bagi
pengembangan sekolah. Peran Kepala Sekolah sangat penting dalam memberikan
bimbingan untuk peningkatan kompetensi guru.
Bimbingan dari Kepala Sekolah meriupakan bantuan kepala sekolah terhadap
guru dalam menggunakan sesuatu. Tohirin (2007: 20) menjelaskan bahwa bimbingan
adalah ―bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang
dibimbing mencapai kemandirian dengan menggunakan berbagai bahan, melalui
interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan
norma yang berlaku‖. Menurut Supriadi (dalam Setiawati dan Chudri, 2007:2)
menyatakan bahwa yang dimaksud bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan
oleh konselor/pembimbing kepada klien agar klien dapat (1) memahami dirinya, (2)
mengarahkan dirinya, (3) memecahkan masalah yang dihadapinya, (4) menyesuaikan
diri dengan lingkungannya, (5) mengambil manfaat dari peluang yang dimilikinya
dalam rangka mengembangkan dirinya sesuai dengan potensinya, sehingga berguna
bagi dirinya dan masyarakat.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS), yaitu jenis penelitian yang dilakukan oleh Kepala Sekolah. Penelitian
Tindakan Sekolah merupakan upaya peningkatan kinerja sistem pendidikan dan
meningkatkan menajemen sekolah agar menjadi produktif, efektif dan efisien.
Menurut Direktorat Tendik (2008) langkah–langkah PTS terdiri atas empat tahap,
yaitu planning (rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection
(refleksi). Siklus spiral dari tahapan PTS adalah sebagai berikut:
257
Proceeding
International Seminar on Education 2016
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training
a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya
instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran
b. Tindakan dilakukan setelah rancangan disusun. Tindakan merupakan bagian yang
akan dilakukan dalam Penelitian Tindakan Sekolah dalam penelitian
c. Pengamatan dilakukan waktu guru mengajar di kelas. Data yang dikumpulkan dapat
berupa data pengelolaan sekolah/madrasah. Instrumen yang umum dipakai adalah
lembar observasi,dan cacatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara
objektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, misalnya aktivitas
siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk lain
yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untukkeperluan refleksi
d. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model siklus yang dikembangkan
oleh Kemmis dan Mc Taggar. Proses penelitian merupakan proses daur ulang atau
siklus yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi terhadap
tindakan dan melakukan refleksi. Pada setiap pertemuan dilakukan pengamatan
terhadap kompetensi guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Setiap akhir tindakan dinilai dengan menggunakan instrumen bimbingan berkelanjutan
yang telah disiapkan.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 47 Pangian Kecamatan Lintau Buo. Pemilihan
tempat didasarkan kepada tempat bertugas peneliti mengabdikan diri serta memberikan
bimbingan terhadap guru dalam menggunakan sumber belajar. Penelitian ini dilakukan
pada siswa dan guru SDN 47 Pangian Kecamatan Lintau Buo yang terdiri dari 10 orang.
Semua guru dijadikan sebagai subyek dalam penelitian ini.
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data perencanaan,
pelaksanaan maupun data evaluasi. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai
informasi yang spesifik dan terfokus pada berbagai informasi yang mendukung dan
menghambat guru dalam penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dengan baik.
Dengan demikian pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat
dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan. Hasil penelitian ini, selain berbentuk
narasi juga berbentuk angka dan bilangan. Jadi, dalam pengolahan datanya juga
digunakan analisis data kuantitatif. Indikator keberhasilan penelitian tindakan sekolah
adalah apabila nilai kompetensi guru mencapai 85% atau >85% dan aktivitas Kepala
Sekolah dalam melakukan bimbingan memperoleh nilai 85% atau >85%
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 47 Pangian Kecamatan Lintau Buo dengan tujuan
untuk meningkatkan kemampuan kompetensi guru dalam memanfatkan lingkungan
sebagai sumber belajar melalui bimbingan Kepala Sekolah. Setelah dilakukan
penelitian, diperoleh data tentang kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar. Data terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
hasil observasi dan refleksi tindakan yang telah diperoleh dari dua siklus tindakan yang
telah dilaksanakan.
258
Proceeding
International Seminar on Education 2016
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training
Data dari setiap siklus diuraikan secara terpisah, agar terlihat perbedaan,
persamaan, dan perubahan dari setiap siklus yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian
diuraikan berdasarkan siklus tindakan yang dilakukan, hal tersebut meliputi: 1)
kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar setelah
dilakukan dengan bimbingan Kepala Sekolah, 2) kemampuan guru dalam
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar setelah dilakukan bimbingan dan
keaktifan guru dalam mengikuti bimbingan. 3) refleksi hasil tindakan siklus I dan siklus
II. Hasil penelitian dibahas pada pembahasan. Pembahasan difokuskan pada
pelaksanaan bimbingan berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan keaktifan guru dalam
pelaksanaan bimbingan SDN 47 Pangian Kecamatan Lintau Buo. Pembahasan
didasarkan pada teori yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan guru dalam
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan pelaksanaan bimbingan.
Hasil penelitian tentang peningkatan kompetensi guru dalam memanfaatkan
sumber belajar melalui bimbingan dari kepala sekolah diperoleh nilai 64% pada siklus I
pertemuan I dan 74% pada siklus I pertemuan II. Setelah direfleksi kelemahan pada
siklus I, maka pada siklus II pertemuan I kompetensi guru menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar meningkat menjadi 86% dan pada siklus II pertemuan II
kompetensi guru menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar terus meningkat
menjadi 95%. Jika dilihat dari indikator keberhasilan penelitian ini yaitu 85% atau
>85% nilai yang diperoleh penelitian ini, maka penelitian ini sudah berhasil. Pada setiap
pertemuan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar,
Aktivitas Kepala Sekolah dalam melakukan bimbingan terhadap guru dalam
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar pada siklus I masih belum begitu
terlaksana dengan baik oleh kepala sekolah. Dalam kegiatan ini peranan kepala sekolah
dalam membimbing guru menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar masih ada
beberapa aspek yang perlu perbaikan. Hal ini terbukti dengan nilai rata–rata pengamatan
terhadap aktivitas Kepala Sekolah dalam melakukan bimbingan siklus I pertemuan I
adalah 66%. Pada siklus I pertemuan II rata–rata aktivitas Kepala Sekolah adalah 77%.
Setelah direfleksi dan diperbaiki kelemahan pada siklus I terjadi peningkatan pada
siklus II pertemuan I memperoleh nilai rata–rata 89% dan siklus II pertemuan II
meningkat menjadi 100%. Setiap siklus terjadi peningkatan aktivitas kepala sekolah.
Jika dilihat dari indikator keberhasilan penelitian ini yaitu 85% atau >85% nilai yang
diperoleh penelitian ini,
Aktivitas guru dalam kegiatan bimbingan menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar pada siklus I masih belum begitu terlaksana dengan baik oleh guru.
Aktifitas guru dalam menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar masih ada
beberapa aspek yang perlu perbaikan. Hal ini terbukti dengan nilai rata–rata pengamatan
aktivitas Kepala Sekolah dalam kegiatan bimbingan siklus I pertemuan I adalah 63%,
pada siklus I pertemuan II rata–rata aktivitas guru dalam kegiatan bimbingan adalah
73%. Setelah direfleksi dan diperbaiki kelemahan guru pada siklus I terjadi peningkatan
pada siklus II pertemuan I memperoleh nilai rata–rata 88% dan siklus II pertemuan II
meningkat menjadi 94% pada aktivitas guru. Setiap siklus terjadi peningkatan aktivitas
guru. Jika dilihat dari indikator keberhasilan penelitian ini yaitu 85% atau >85, maka
penelitian ini sudah berhasil. Setiap pertemuan terjadi peningkatan aktivitas guru.
259
Proceeding
International Seminar on Education 2016
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training
Secara umum penelitian tindakan sekolah yang dilakukan untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar melalui
bimbingan dari Kepala Sekolah di SDN 47 Pangian Kecamatan Lintau Buo Kabupaten
Tanah Datar sudah berhasil. Halini terbukti dengan terjadinya peningkatan pada seluruh
aspek yang diamati dan dinilai. Berdasarkan data diatas maka penelitian tindakan
sekolah ini sudah berhasil karena kompetensi guru dalam menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar sudah sangat baik, aktivitas Kepala Sekolah dalam melakukan
bimbingan dan aktivitas guru saat dibimbing Kepala Sekolah sudah berada diatas
indiktor keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu >85%.
Penutup
Berdasarkan penelitian tindakan sekolah yang telah dilakukan, diketahui bahwa
melalui bimbingan Kepala Sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru dalam
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar di SDN 47 Pangian Kecamatan Lintau
Buo. Hal ini terbukti dengan kompetensi guru dalam menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar setelah penelitian meningkat menjadi 95%.Aktivitas Kepala Sekolah
dalam melaksanakan bimbingan untuk meningkatkan kompentensi guru dalam
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar di SDN 47 Pangian Kecamatan Lintau
Buo sangat baik dan meningkat setelah penelitian menjadi 100% terlaksana.Aktivitas
guru dalam kegiatan bimbingan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar di
SDN 47 Pangian Kecamatan Lintau Buosangat baik dan meningkat setelah penelitian
menjadi 94%.
Referensi
Ade Rusliana. 2007. Konsep Dasar Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta. Bumi Aksara
Nanang, Hanfiah dan Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:
Refika Aditama
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali
Pers.
Setiawati dan Chudari, I.N.. (2007). Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI PRESS
Suparlan. 2006. Guru sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat
Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah : PT Grafindo Persada. Jakarta.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Warsita,B., (2008) Teknologi Pembelajaran, Landasan dan aplikasinya. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta
260
Download